Upload
independent
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARAPERUSAHAAN PERTAMBANGAN MILIK PEMERINTAH (BUMN)
DENGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN SWASTA YANG TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA
oleh:
Rr. Yoppy Palupi Purbaningsih
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan kinerjakeuangan antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) denganPerusahaan Tambang Swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Datapenelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupaLaporan Keuangan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 pada PerusahaanTambang di Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah 8perusahaan yang terdiri dari satu Perusahaan Tambang Milik Pemerintah dantujuh Perusahaan Tambang Milik Swasta. Metode analisis ini adalah IndependentSample Test . Variabel yang digunakan adalah gross profit margin (GPM),operatingprofit margin (OPM),net profit margin(NPM),return on asset (ROA),return oninvestment(ROI) dan return on equity (ROE).
Variabel return on asset (ROA), Return On Investment (ROI), dan Gross ProfitMargin (GPM) menghasilkan nilai probabilitas lebih kecil dari nilai α = 0.05, berartiada perbedaan antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) denganPerusahaan Tambang Milik Swasta. Sedangkan Variabel operating profit margin(OPM), net profit margin (NPM), dan return on equity (ROE) menghasilkan nilaiprobabilitas lebih besar dari nilai α = 0.05, berarti tidak ada perbedaan Return onequity antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan PerusahaanTambang Milik Swasta. Perbedaan disebabkan Perusahaan Tambang Pemerintah(BUMN) sebagai pemasok batubara terbesar bagi perusahaan milik negara.
Rata-rata rasio GPM,OPM,NPM,ROA,ROE dan ROI Perusahaan Tambang MilikPemerintah (BUMN) lebih besar dibandingkan Perusahaan Tambang Swasta, Iniberarti bahwa rasio rasio GPM,OPM,NPM,ROA,ROE dan ROI Perusahaan TambangMilik Pemerintah (BUMN) lebih baik dibandingkan Perusahaan Tambang MilikSwasta.
Kata Kunci : Laporan Keuangan, Rasio Profitabilitas,GPM,OPM,NPM,ROA,ROE,dan ROI
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Industri pertambangan di Tanah Air mengalami pertumbuhan
yang pesat, oleh karena itu menimbulkan persaingan antar
perusahaan. Persaingan yang semakin kompetitif menuntut
perusahaan untuk menciptakan inovasi serta mengembangkan konsep
atau metode-metode baru dalam perusahaan, selanjutnya yang akan
digunakan oleh pihak manajemen dalam perhitungan matematisnya
agar mampu bertahan dalam persaingan serta meningkatkan nilai
perusahaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu kinerja
keuangan adalah salah satu hal yang penting dalam meningkatkan
nilai perusahaan.
Industri pertambangan di Indonesia merupakan industri yang
menarik karena pertumbuhannya sangat signifikan dalam 10 tahun
terakhir, seperti terlihat dari perkembangan perusahaan
pertambangan batubara, emas, ferronikel, Hal ini akan mendorong
meningkatnya investasi asing di sektor tersebut. Agar menarik
investor pihak perusahaan harus memberikan rincian laporan
keuangan sebagai penilaian kinerja keuangan yang selama ini telah
dijalankan. Kondisi keuangan perusahaan akan dapat diketahui dari
laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca,laporan laba
rugi serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan mengadakan
analisis terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui atau
diperoleh gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Sedangkan
analisis terhadap laporan laba rugi memberikan gambaran tentag
hasil usaha perusahaan yang bersangkutan.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diperoleh dari
informasi yang disajikan melalui suatu laporan keuangan pada
satu periode. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar
untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan ,laporan
keuangan juga sangat diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan
perkembangan perusahaan dari ke waktu untuk mengetahui sejauhmana
perusahaan mencapai tujuannya serta dapat digunakan untuk
menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-
kewajibannya, struktur modal usaha, keefektifan penggunaan
aktiva, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan keadaan
finansial perusahaan (Subramanyam, 2005). Kinerja sebuah
perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio selama
satu periode tertentu (Munawir,2005)
Salah satu rasio untuk menilai prestasi perusahaan atau
kinerja keuangan perusahaan adalah rasio profitabilitas yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan lainnya. Rasio
profitabilitas mengukur perushaan menghasilkan keuntungan
( profitabilitas ) pada tingkat penjualan ,asset, dan modal saham
(Hanafi 2005). Rasio profitabilitas ini akan memberikan jawaban
tentang efektivitas manajemen perusahaan dan tentang efektivitas
pengelolaaan keuangan perusahaan. Oleh karena itu perlu dilakukan
analisis rasio profitabilitas pada perusahaan Pertambangan untuk
melihat sejauh mana perusahaan melakukan efektivitas pengelolaan
manajemen dan keuangan. Oleh karena Perusahaan Pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dibedakan menjadi perusahaan
Pertambangan Milik Pemerintash (BUMN) dan perusahaan Pertambangan
Swasta di Bursa Efek Indonesia maka penulis tertarik untuk untuk
menilai keefektifan penggunaaan sumber daya yang dimiliki dan
pengaruhnya terhadap kinerja keuangan yang dihasilkan. Aktivitas
yang dijalankan perusahaan dilihat dari rasio-rasio yang dimiliki
seperti gross profit margin (GPM), operating margin (OPM), net
profit margin (NPM),return on assets (ROA).return on investments
(ROI) dan return on equity (ROE). Maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul ”ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA
KEUANGAN ANTARA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MILIK PEMERINTAH (BUMN)
DENGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah terdapat
perbedaan kinerja keuangan antara Perusahaan Pertambangan milik
Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Pertambangan milik Swasta di
Bursa Efek Indonesia.
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Lpaoran Keuangan
Laporan keuangan menurut Sofyan (2008) adalah :
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil
dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi
antar data keuangan /aktivitas perusahaan dengan pihak –pihak
yang berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut.
2.2 Analisis Rasio
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan
(mathematical Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain dan menggunakan alat analisa berupa rasio maka
akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa
tentang baik atau buruknya keadaan dan posisi keuangan suatu
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan
dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar
Munawir (2005)
2.2.1 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dan mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal
ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini
menunjukan efisiensi perusahaan.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara berbagi komponen yang ada
dilaporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran
dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya
adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang
waktu tertentu,baik penurunan atau kenaikan sekaligus
mencari penyebab perubahan tersebut.
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas,maupun bagi pihak luar
perusahaan,yaitu:
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh
perusahaan dalam satu periode tertentu;
2) Untuk menilai posisi laba perusahan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang;
3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri;
5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri;
6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan
yang digunakan baik modal sendiri;
Sementara itu manfaat yang diperoleh adalah untuk;
Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode;
1) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang;
2) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu;
3) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri;
4) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Menurut Kashmir (2008) jenis-jenis rasio profitabilitas yang
dapat digunakan adalah:
1) Operating Profit Margin
Laba bersih sebelum bunga dan pajak yang dicapai
dibandingkan dengan penjualan
Operating Profit Margin = EBIT x 100%
Sales Revenue
2) Net Profit Margin
Mengukur laba bersih setelah pajak yang dicapai
dibandingan dengan penjualan.
Net Profit Margin = Earning after interest and Tax (EAIT) x
100%
Sales
3) Gross profit margin
Margin laba kotor menunjukan laba relative terhadap
perusahaan,dengan cara penjualan bersih dikurangi harga
pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan
harga pokok penjualan.
Gross profit margin = Penjualan bersih – Harga pokok
Penjualan
Sales
4) Return on Assets
Rasio ini adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak
terhadap jumlah asset secara keseluruhan. Rasio ini
merupakan suatu ukuran untuk menilai seberapa besar
tingkat pengembalian (%) dari asset yang dimiliki
Return on Assets (ROA)= laba setelah pajak x 100%
Total asset
5) Return On Equity
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau
rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur
laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini
menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin
tinggi rasio ini semakin baik.
Return On Equity (ROE) = Earning After Interest and Tax
Equity
6) Return on Investment
Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan netto.
Return on investment = EAT x 100%
Total Aktiva
III.Metodologi Penelitian
3. 1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
pertambangan berjumla 8 Teknik pengambilan sampel (sampling) yang
digunakan secara purposive sampling,yaitu kelompok objek yang
diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Pertimbangan-pertimbangan objek yang dijadikan sampel adalah
perusahaan pertambangn yang terdiri dari 1 (satu) perusahaan
milik pemerintah (BUMN) dan 7 (tujuh) perusahaan swasta yang
terdaftar di BEI selama periode (2008-2011),memperoleh laba
(2008-2011) mempublikasikan laporan keuangan selama periode
amatan (2008-2011), dan tidak ada data yang kosong yang digunakan
dalam penelitian. Berdasarkan criteria tersebut maka sampel dala
penelitian ini berjumlah 8 atau seluruh populasi.
Nama-nama perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia
sebagai berikut:
Nama Perusahaan Pertambangan Milik PemerinNama-nama Perusahaan Pertambangan(BUMN) Swasta1. Tambang Batubara Bukit Asam Persero tbk1. PT Adaro energy Tbk(BUMN) 2. PT. ATPK resources Tbk
3. PT Bumi Resources tbk3. PT Bayan Resources Tbk4. PT Indo Tambangraya Megah tbk5. PT Resource Alam Indonesia Tbk6. PT Perdana Karya Perkasa tbk7. PT Petrosea Tbk,
III.2 Sumber Data
Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang berupa laporan keungn dari tahun 2007
sampai dengan tahu 2011 pada perusahaan Pertambangan di Bursa
Efek Indonesia.
3. 4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan cara dokumentasi ,yaitu pengumpulan
data dengan cara mencatat laporan keuangan perusahaan
Pertambangan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiataan
penelitian ini melalui internet dengan situs
http;//www.idx.co.id.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dengan berpedoma pada data yang
diperoleh dari data sekunder berupa laporan keuangan (Neraca
dan Laba Rugi)dan selanjutnya akan dianalisis dengan uji beda
melalul program SPSS for windows versi… dengan model yang
digunakan adalah statistic non parametric dengan menggunakan
model independent sample test. Variabel-variabel yang
digunakan adalah : gross profit margin,operating profit
margin,net profit margin,return on assets ,return on
investment dan return on equity. Tingkat signifikan yang
diambil dalam penelitian ini adalah 5% atau tingkat
kepercayaan sebesar 95%. Uji hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji t,jika signifikan t (2 tailed) <
dari ? = 0,05 maka Ha diterima atau Ho ditolak.
Hipotesis
Ha : terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan
Pertambangan milik pemerintah (BUMN) dengan peusahaan
Pertambangan Swasta di Bursa Efek Indonesia.
Ho : tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara
perusahaan Pertambangan milik pemerintah (BUMN) dengan
peusahaan Pertambangan Swasta di Bursa Efek Indonesia.
3. 6 Model Penelitian
Model yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambarkan 1.
UJI BEDA
IV. Pembahasan 4.1 Analisis Deskriptif
Rata-rata Rasio Profitabilitas Perusahaan Tambang Milik Swasta pada tahun 2008-2011
TabelRata-rata Rasio Profitabilitas Perusahaan Tambang Milik Swastapada tahun 2008-2011
Rasio
Rata-rata RasioProfitabilitas
Perusahaaan TambangMilik Swasta
Tahun 2008Return on Equity 16.52Return on Assets 6.72Return on Investment 10.46Gross ProfitMargin 24.08Operating Margin -75.64Net Profit Margin -83.74Tahun 2009Return on Equity 11.57Return on Assets 5.17Return on Investment 11.70Gross Profit Margin 26.53
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN (BUMN)
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN SWASTA
KINERJA KEUANGAN (RASIOPROFITABILITAS)
Operating Margin 2.24Net Profit Margin 5.91Tahun 2010Return on Equity 21.65Return on Assets 10.26Return on Investment 15.93Gross Profit Margin 28.69Operating Margin 17.63Net Profit Margin 4.66Tahun 2011Return on Equity 30.70Return on Assets 15.92Return on Investment 21.17Gross Profit Margin 29.49Operating Margin 20.05Net Profit Margin 9.63
Tabel diatas menggambarkan rata-rata rasio Profitabilitas
Perusahaan Tambang Milik Swasta pada tahun 2008-2011. Pada
tahun 2008, Return on equity memiliki rata-rata sebesar 16.52,
rata-rata Return on Assets sebesar 6.72, rata-rata Return on
investment sebesar 10.46, rata-rata Gross profit margin sebesar
24.08, rata-rata Operating Margin sebesar -75.64 dan rata-rata
Net profit margin sebesar -83.74.
Pada tahun 2009, Return on equity memiliki rata-rata sebesar
11.57, rata-rata Return on Assets sebesar 5.17, rata-rata Return on
investment sebesar 11.70, rata-rata Gross profit margin sebesar
26.53, rata-rata Operating Margin sebesar 2.24 dan rata-rata Net
profit margin sebesar 5.91.
Pada tahun 2010, Return on equity memiliki rata-rata sebesar
21.65, rata-rata Return on Assets sebesar 10.26, rata-rata Return on
investment sebesar 15.93, rata-rata Gross profit margin sebesar
28.69, rata-rata Operating Margin sebesar 17.63 dan rata-rata Net
profit margin sebesar 4.66.
Pada tahun 2011, Return on equity memiliki rata-rata sebesar
30.70, rata-rata Return on Assets sebesar 15.92, rata-rata Return on
investment sebesar 21.17, rata-rata Gross profit margin sebesar
29.49, rata-rata Operating Margin sebesar 20.05 dan rata-rata Net
profit margin sebesar 9.63.
4.2 Rekapitulasi Hasil Uji T Dua Sampel Bebas Rasio
Profitabilitaas Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN)
dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta
TabelRekapitulasi Hasil Uji T Dua Sampel Bebas Rasio Profitabilitaas Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta
Variabel RasioProfitabilitaas
Perusahaaan TambangMilik Pemerintah
(BUMN)
PerusahaanTambang
MilikSwasta
2-tailsig
Rata-rata SD Rata-rata SD
Return on Equity 45.8525 10.0671 20.1119 29.2697 0.093
Return on Assets 31.6850 6.1227 9.5169 17.6017 0.019
Return on Investement 44.1400 8.8089 14.8141 22.0678 0.014
Gross Profit Margin 49.7725 3.3091 27.1966 13.3379 0.002
Operating Margin 34.4925 4.3348 -8.9331 134.7916 0.529
Net Profit Margin 27.1775 3.1780 -15.8858
129.8746 0.517
Tabel diatas menjelaskan Hasil Uji T dua sampel bebas Rasio
Profitabilitaas Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN)
dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Dari tabel diatas
dapat dilihat bahwa Variabel Return on equity menghasilkan nilai
probabilitas sebesar 0.093 lebih besar dari nilai α = 0.05,
berarti tidak ada perbedaan Return on equity antara Perusahaan
Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang
Milik Swasta. Sedangkan nilai rata-rata Return on equity
Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) sebesar 45.8525
lebih besar dari rata-rata Return on equity Perusahaan Tambang
Milik Swasta yaitu sebesar 20.1119, hal ini berarti Return on
equity Perusahaan Tambang Milik Swasta kurang baik dibandingkan
dengan Return on equity Perusahaan Tambang Milik Pemerintah
(BUMN).
Variabel Return on Assets menghasilkan nilai probabilitas sebesar
0.019 lebih kecil dari nilai α = 0.05, berarti ada perbedaan
Return on Assets antara Perusahaan Tambang Milik Pemerintah
(BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta. Sedangkan nilai
rata-rata Return on Assets Perusahaan Tambang Milik Pemerintah
(BUMN) sebesar 31.6850 lebih besar dari rata-rata Return on Assets
Perusahaan Tambang Milik Swasta yaitu sebesar 9.5169, hal ini
berarti Return on Assets Perusahaan Tambang Milik Swasta kurang
baik dibandingkan dengan Return on Assets Perusahaan Tambang Milik
Pemerintah (BUMN).
Variabel Return on investment menghasilkan nilai probabilitas
sebesar 0.014 lebih kecil dari nilai α = 0.05, berarti ada
perbedaan Return on investment antara Perusahaan Tambang Milik
Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta.
Sedangkan nilai rata-rata Return on investment Perusahaan Tambang
Milik Pemerintah (BUMN) sebesar 44.1400 lebih besar dari rata-
rata Return on investment Perusahaan Tambang Milik Swasta yaitu
sebesar 14.8141, hal ini berarti Return on investment Perusahaan
Tambang Milik Swasta kurang baik dibandingkan dengan Return on
investment Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN).
Variabel Gross profit margin menghasilkan nilai probabilitas
sebesar 0.002 lebih kecil dari nilai α = 0.05, berarti ada
perbedaan Gross profit margin antara Perusahaan Tambang Milik
Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta.
Sedangkan nilai rata-rata Gross profit margin Perusahaan Tambang
Milik Pemerintah (BUMN) sebesar 49.7725 lebih besar dari rata-
rata Gross profit margin Perusahaan Tambang Milik Swasta yaitu
sebesar 27.1966, hal ini berarti Gross profit margin Perusahaan
Tambang Milik Swasta kurang baik dibandingkan dengan Gross profit
margin Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN).
Variabel Operating Margin menghasilkan nilai probabilitas sebesar
0.529 lebih besar dari nilai α = 0.05, berarti tidak ada
perbedaan Operating Margin antara Perusahaan Tambang Milik
Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta.
Sedangkan nilai rata-rata Operating Margin Perusahaan Tambang
Milik Pemerintah (BUMN) sebesar 34.4925 lebih besar dari rata-
rata Operating Margin Perusahaan Tambang Milik Swasta yaitu
sebesar -8.9331, hal ini berarti Operating Margin Perusahaan
Tambang Milik Swasta kurang baik dibandingkan dengan Operating
Margin Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN).
Variabel Net profit margin menghasilkan nilai probabilitas sebesar
0.517 lebih besar dari nilai α = 0.05, berarti tidak ada
perbedaan Net profit margin antara Perusahaan Tambang Milik
Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik Swasta.
Sedangkan nilai rata-rata Net profit margin Perusahaan Tambang
Milik Pemerintah (BUMN) sebesar 27.1775 lebih besar dari rata-
rata Net profit margin Perusahaan Tambang Milik Swasta yaitu
sebesar -15.8858, hal ini berarti Net profit margin Perusahaan
Tambang Milik Swasta kurang baik dibandingkan dengan Net profit
margin Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN). Dari hasil
uji beda terlihat Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN)
memiliki rasio profitabilitas yang lebih besar dibandingkan
Perusahaan Tambang Milik Swasta hal ini dikarenakan Perusahaan
Tambang Milik Pemerintah (BUMN) merupakan penyuplai batubara
terbesar bagi proyek PLN -PLTU milik Pemerintah , PT Pupuk
Indonesia selain itu juga hasil dari Penjualan di luar negeri.
V. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan independent
sample t test bahwa dari enam variabel pengukur kinerja
keuangan terlihat variabel GPM,OPM,NPM,ROA,ROE,dan ROI
menunjukan perbedaan nyata antara Perusahaan Tambang Milik
Pemerintah (BUMN) dengan perusahaan Tambang Miilik Swasta yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaaan ini disebabkan
Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN) merupakan penyuplai
Batubara bagi perusahaan milik pemerintah terutama PLN –PLTU
dan PT Pupuk Indonesia sesuai dengan tujuan dari Perusahaan
Tambang Milik Pemerintah (BUMN) meningkatkan peran dalam
pembangunan bangsa dan negara. Sedangkan Perusahaan Tambang
Milik Swasta terkendala oleh pangsa pasar dalam negeri yang
telah dikuasai oleh Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN)
sedangkan pangsa pasar diluar negeri tidak terlalu besar.
Rata-rata rasio GPM,OPM,NPM,ROA,ROE dan ROI Perusahaan Tambang
Milik Pemerintah (BUMN) lebih besar dibandingkan Perusahaan
Tambang Swasta, Ini berarti bahwa rasio rasio
GPM,OPM,NPM,ROA,ROE dan ROI Perusahaan Tambang Milik
Pemerintah (BUMN) lebih baik dibandingkan Perusahaan Tambang
Milik Swasta.
Variabel rasio GPM,OPM,NPM,ROA,ROE dan ROI terpilih sebagai
variabel yang mempunyai kontribusi bermakna bagi pembeda
kinerja keuangan Perusahaan Tambang Milik Pemerintah (BUMN)
dengan Perusahaan Tambang Swasta yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. . Variabel Return on Assets menghasilkan nilai
probabilitas sebesar 0.019 lebih kecil dari nilai α = 0.05,
berarti ada perbedaan Return on Assets antara Perusahaan Tambang
Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang Milik
Swasta. Variabel Return on investment menghasilkan nilai
probabilitas sebesar 0.014 lebih kecil dari nilai α = 0.05,
berarti ada perbedaan Return on investment antara Perusahaan
Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang
Milik Swasta. Variabel Gross profit margin menghasilkan nilai
probabilitas sebesar 0.002 lebih kecil dari nilai α = 0.05,
berarti ada perbedaan Gross profit margin antara Perusahaan
Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang
Milik Swasta. Variabel Operating Margin menghasilkan nilai
probabilitas sebesar 0.529 lebih besar dari nilai α = 0.05,
berarti tidak ada perbedaan Operating Margin antara Perusahaan
Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang
Milik Swasta. Variabel Net profit margin menghasilkan nilai
probabilitas sebesar 0.517 lebih besar dari nilai α = 0.05,
berarti tidak ada perbedaan Net profit margin antara Perusahaan
Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang
Milik Swasta. Variabel Return on equity menghasilkan nilai
probabilitas sebesar 0.093 lebih besar dari nilai α = 0.05,
berarti tidak ada perbedaan Return on equity antara Perusahaan
Tambang Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Tambang
Milik Swasta. Karena Perusahaan Tambang Milik Pemerintah
(BUMN) dan sebagai pemasok batubar paling besar bagi proyek
pemerintah, maka sebaiknya Perusahaan Tambang Milik Swasta
meningkatkan sales bukan hanya dari dalam negeri tapi juga
diluar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi,Mamduh M,2005,Manajemen Keuangan, Edisi 2005/2006 Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi- UGM ,Yogyakarta
John,Wild,J.,K.,R., Subramanyam,Robert F.,Halsey,2005. Financial
Statement Analysis. Salemba Empat,Jakarta.
Munawir,S., 2005. Analisa Laporan Keuangan. Liberty,Yogyakarta.
http//www.idx.co.id
ptba.co.id