Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PRODUKSI KONTEN MR. KECE DI OPINI.ID
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh
Hanif Dzikri Juniawan
NIM 11160510000045
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ANALISIS PRODUKSI KONTEN MR. KECE DI OPINI.ID
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh
Hanif Dzikri Juniawan
NIM 11160510000045
Pembimbing
Thalitha Sacharissa Rosyiidiani, M.I.Kom
NIP. 199102172018012004
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H / 2020 M
iv
ABSTRACT
Hanif Dzikri Juniawan, 11160510000045
Mr. Kece Production Analityc by Opini.id
The ever-developing information and communication
technology has led to media convergence, from conventional
media (television and radio) to digital (online) media. This
change also certainly affects the content presented, both in terms
of the type of content and the content creation process being
carried out. Opini.id is one of the emerging digital media.
Based on the above background, Mr. Kece, which was
popularized by Opini.id, appears with a concept that is quite
unique and differen like wearing a mask and show with black and
white concept. From this, the researcher formulated a question,
namely: what are the stages of the Mr. Kece production process?
and what are the supporting and inhibiting factors during the
production?
The theory used is the television production theory by
Andi Fachruddin regarding television production theories. This
theory is used to see the production process carried out by digital
media both in terms of pre-production, production and post
production, which is the same as that carried out by conventional
media so far.
The methodology used in this research is a descriptive
qualitative analysis method. The data obtained in Mr. Kece who
puts the content on Youtube, as well as with reference books and
interviews.
So the conclusion is Mr. Kece carries out the pre-
production, production, and post-production processes with short
and fairly simple stages. However, with relatively concise stages,
this content still has a quality comparable to the standard content
circulating on television.
Keywords: Production Analysis, Digital Media, Opini.id,
Content, Mr. Kece.
v
ABSTRAK
Hanif Dzikri Juniawan, 11160510000045
Analisis Produksi Konten Mr. Kece di Opini.Id
Teknologi informasi dan komunikasi yang terus
berkembang menyebabkan terjadinya konvergensi media, yaitu
dari media konvensional (televisi dan radio) menjadi media
digital (online). Perubahan ini juga tentu berpengaruh terhadap
konten baik dari segi jenis konten maupun proses pembuatan
konten yang dilakukan. Opini.id termasuk salah satu media
digital yang muncul.
Berdasarkan latar belakang di atas, konten Mr. Kece yang
dipopulerkan oleh Opini.id tampil dengan konsep yang cukup
unik dan berbeda seperti mengenakan topeng dan tampil dengan
warna hitam putih. Dari hal tersebut peneliti merumuskan
pertanyaan yakni: apa saja tahapan dari proses produksi konten
Mr. Kece yang tampil di Opini.id? dan apa saja faktor pendukung
dan penghambat proses produksinya?
Teori yang digunakan adalah teori produksi televisi oleh
Andi Fachruddin mengenai teori-teori produksi televisi. Teori ini
digunakan untuk melihat proses produksi yang dijalankan oleh
media digital baik dari segi pra produksi, produksi hingga pasca
produksi sama dengan yang dijalankan oleh media konvensional
selama ini.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis yang bersifat kualitatif model deskriptif. Data
yang didapatkan dalam konten Mr. Kece yang meletakkan
kontennya pada Youtube, serta dengan buku-buku referensi dan
wawancara.
Maka kesimpulannya konten Mr. Kece ini melakukan
proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi dengan
tahapan yang ringkas dan cukup sederhana. Namun dengan
tahapan yang terbilang ringkas, konten ini tetap memiliki kualitas
yang sebanding dengan standar konten yang beredar di televisi.
Kata kunci: Analisis Produksi, Media Digital, Opini.id,
Konten, Mr. Kece.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirobbil „alamiin, puji serta syukur kehadirat
Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat sehat secara lahir
maupun batin sehingga peneliti dapat memulai dan
menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat
seiring salam senantiasa terhaturkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabatnya atas perjuangan beliau
islam rahmatal lil „alamin masih terhirup dibumi ini.
Dengan penuh kerendahan hati dan kesadaran diri, dalam
melaksanakan penelitian yang berjudul “ANALISIS
PRODUKSI KONTEN MR. KECE DI OPINI.ID”. Peneliti
sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh
karenanya peneliti memohon maaf manakala setiap bagian dari
penelitian ini masih jauh dari kata sempurna serta peneliti
membuka kritik serta saran yang membangun untuk panggung
akademisi akan akan datang.
Peneliti sadar bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini,
dipastikan tidak lepas dari dukungan dari banyak pihak Dengan
ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar ubis, Lc.,
M.A, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
vii
Hidayatullah Jakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Suparto, M.Ed, Ph.D, Wakil Dekan 1 Bidang
Akademik, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, BSW. MSW,
Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dr.
Sihabbudin Noor, M.Ag, serta Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan, Drs. Cecep Castrawijaya,
M.A.
3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr.
Armawati, M.Si, serta Sekretaris Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam Dr. H. Edi Amin, S.Ag., M.A.
4. Kalsum Minangsih, M.A, selaku Dosen Penasihat
Akademik yang telah memberikan nasihat serta arahan
kepada penulis.
5. Thalitha Sacharissa Rosyiidiani, M.I.Kom, selaku
Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan
waktu serta pikirannya dalam mengarahkan,
membimbing serta memberi masukan kepada penulis
selama penulisan skripsi ini berlangsung.
6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi. Terimakasih telah mengajarkan dan
memberikan ilmunya kepada seluruh mahasiswa
khususnya penulis.
viii
7. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi serta seluruh pengelola Perpustakaan
Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih
atas pelayanannya selama penulis kuliah dan sampai
menyusun skripsi ini.
8. Teruntuk keluarga saya yang telah menyemangati,
terus memberikan doa dan juga berbagai macam
dukungan baik moral maupun materil guna
memperlancar penulisan skripsi saya.
9. Teman-teman KPI angkatan 2016, terkhusus KPI A.
Terutama kepada teman dekat penulis, yaitu Faqih,
Fariz dan Aji. Terimakasih sudah menjadi teman
pertama penulis di masa perkuliahan. Kelas yang
dipenuhi dengan orang-orang hebat dan kritis.
10. Kepada pihak Opini.id, mba Winny, mas Falih, mas
Gun Gun, dan bang Raymond yang telah memberikan
memberikan kesempatan bagi penulis untuk
memperoleh data dan wawancara untuk penulisan
skripsi penulis.
11. Sahabat terdekat saya, 6 orang yang terus memotivasi
saya untuk segera menyelesaikan karya tulis ini dan
juga membantu menghibur dikala jenuhnya menjalani
rutinitas.
x
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................ vi
DAFTAR ISI ................................................................................ x
DAFTAR TABEL ..................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................ xiii
BAB I ............................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 8
D. Metodologi Penelitan ................................................................. 9
E. Kerangka Berpikir .................................................................... 13
F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 13
H. Sistematika Penulisan .............................................................. 15
BAB II ........................................................................................ 17
LANDASAN TEORI DAN KONSEP ..................................... 17
A. Produksi Konten Media ........................................................... 17
B. Pengertian Konten di Media Online ......................................... 23
C. Ruang Publik ............................................................................ 25
BAB III ....................................................................................... 29
GAMBARAN UMUM .............................................................. 29
A. Sejarah Singkat Opini.id .......................................................... 29
B. Susunan Kepengurusan ............................................................ 33
xi
C. Konten Opini.id ........................................................................ 35
D. Logo Opini.id ........................................................................... 42
E. Tampilan Sosial Media Opini.id (Facebook, Twitter, Instagram,
Youtube Dan Website) ..................................................................... 42
BAB IV ....................................................................................... 44
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................................... 44
A. Proses Produksi ........................................................................ 44
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Produksi Konten Mr.
Kece. ................................................................................................ 72
BAB V ......................................................................................... 74
PEMBAHASAN ........................................................................ 74
A. Proses Produksi ........................................................................ 74
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Produksi .............. 96
BAB VI ..................................................................................... 101
PENUTUP ................................................................................ 101
A. Simpulan ................................................................................ 101
B. Saran ...................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 104
LAMPIRAN ............................................................................. 108
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Susunan Kepengurusan Opini.id ................................ 34 Tabel 4.2. Merk dan Jenis Peralatan yang Digunakan Konten Mr.
Kece............................................................................................. 51 Tabel 4.3. Judul Konten Mr. Kece Bulan April 2018 Hingga
Agustus 2020 ............................................................................... 57
Tabel 5.1 Temuan Penelitian…………………………………...98
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.Tampilan Halaman Website Konten Mr. Kece ....... 35
Gambar 3.2. Tampilan Halaman Website Konten Streetwalker . 36
Gambar 3.3. Tampilan Halaman Website Konten Begini
Ceritanya ..................................................................................... 36
Gambar 3.4. Tampilan Halaman Website Konten Opini Aha .... 37
Gambar 3.5. Tampilan Halaman Website Konten 1 Menit ........ 38
Gambar 3.6. Tampilan Halaman Website Konten Bimbel Netijen
..................................................................................................... 38
Gambar 3.7. Tampilan Halaman Website Konten Speak Up! .. 39
Gambar 3.8. Tampilan Halaman Website Konten Indepth ......... 40
Gambar 3.9. Tampilan Halaman Website Konten Lebih Dekat 40
Gambar 3.10. Tampilan Halaman Website Konten Perspektif ... 41
Gambar 3.11. Logo Opini.id ....................................................... 42
Gambar 3.12. Tampilan website Opini.id ................................... 42
Gambar 3.13. Tampilan Facebook Opini.id ................................ 42
Gambar 3.14. Tampilan Instagram Opini.id ............................... 43
Gambar 3.15. Tampilan Twitter Opini.id.................................... 43
Gambar 4.1. Karakter Mr. Kece .................................................. 46
Gambar 4.2. Tampilan Promosi Taggar Bersama UMKM dalam
Website Opini.id ......................................................................... 49
Gambar 4.3. Tampilan Penempatan Iklan Dalam Video Berita
Buru-Buru ................................................................................... 49
Gambar 4.4. Tampilan Close Up Shot Iklan Dalam Video Berita
Buru-Buru ................................................................................... 50
Gambar 4.5. Respon Positif Netizen ........................................... 61
Gambar 4.6. Netizen Mengutip Apa yang Dikatakan Mr. Kece
dalam Video ................................................................................ 62
Gambar 4.7. Komentar Positif Netizen ....................................... 62
Gambar 4.8. Netizen yang mengutip apa yang dikatakan Mr.
Kece dalam Video ....................................................................... 63
Gambar 4.9. Mantan Menteri yang Memposting Ulang Konten
xiv
Mr. Kece Di Akun Pribadinya .................................................... 64
Gambar 4.10. Postingan Joko Anwar yang Menyatakan Diri
Sebagai Fans Mr. Kece ............................................................... 65
Gambar 4.11. Netizen yang Turut Menyampaikan Opininya Pada
Kolom Komentar ......................................................................... 66
Gambar 4.12. Netizen yang Turut Menyampaikan Opininya Pada
Kolom Komentar ......................................................................... 66
Gambar 4.13. Netizen yang Turut Menyampaikan Opininya Pada
Kolom Komentar ......................................................................... 67
Gambar 4.14. Opini Netizen yang Menganggap Ada Sesuatu
yang Berbeda Dengan Konten Mr. Kece .................................... 68
Gambar 4.15. Permintaan Netizen pada Kolom Komentar ........ 69
Gambar 4.16. Konten Mr. Kece yang Membahas Apa yang
Diminta Netizen .......................................................................... 69
Gambar 4.17. Permintaan Netizen pada Kolom Komentar ........ 70
Gambar 4.18. Konten Mr. Kece yang Membahas Apa yang
Diminta Netizen .......................................................................... 70
Gambar 4.19. Permintaan Netizen pada Kolom Komentar ........ 71
Gambar 4.20. Konten Mr. Kece yang Membahas Apa yang
Diminta Netizen .......................................................................... 71
Gambar 5.1. Set Mr. Kece ........................................................... 79
Gambar 5.2. Analogi set Mr. Kece saat Proses Pengambilan
Gambar ........................................................................................ 79
Gambar 5.3. Tampilan Pilihan Kualitas Gambar Video Mr. Kece
..................................................................................................... 84
Gambar 5.4. Tampilan Subtitle Pada Video Mr. Kece ............... 89
Gambar 5.5. Tampilan Waktu Dalam Video Mr. Kece .............. 90
Gambar 5.6. Tampilan Tambahan Visual Dalam Video Mr. Kece
..................................................................................................... 90
Gambar 5.7. Tampilan Tambahan Visual Saat Menyajikan Data
Dalam Video Mr. Kece ............................................................... 90
Gambar 5.8. Tampilan Bumper Video Mr. Kece ........................ 91
Gambar 5.9. Komentar Positif Netizen ....................................... 93
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
mendorong terjadinya konvergensi media.1 Batasan satu jenis
media lain semakin samar. Televisi, radio, surat kabar dan media
online dapat diakses melalui internet dengan telepon pintar
(smartphone), begitu juga sebaliknya. Informasi bisa melintasi,
melengkapi, bahkan saling bertukar melalui berbagai media.
Ketergantungan pada informasi dan media semakin tinggi.
Sebagai salah satu perusahaan media terbesar di
Indonesia, Tempo Media Group adalah salah satu contoh nyata
dari konvergensi media. Berawal memproduksi Majalah Tempo,
dan Koran Tempo, kini Tempo Media Group memproduksi berita
dalam bentuk online yaitu Tempo.co. Pengunjung situs Tempo.co
mencapai 40 juta per bulan pada 2014, melonjak 62,5 persen
dibanding tahun 2013. Jumlah halaman yang dibuka (page view)
meningkat dari 99,5 juta per bulan pada 2013 menjadi 137 juta
per bulan pada 2014. Data diatas adalah gambaran bahwa Tempo
1 Konvergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian
media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik
tujuan. Konvergensi media biasanya merujuk pada perkembangan teknologi
komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan.
2
Media Group berhasil megembangkan bisnis yang mengikuti
perkembangan teknologi dan tuntutan pembaca.2
Media online tidak hanya dikenal dengan kecepatan
penyebaran informasi, namun juga dikenal dengan media yang
tidak menghabiskan biaya produksi yang besar. Media cetak tentu
membutuhkan banyak mesin cetak guna memperbanyak cetakan
dan memperluas jangkauan penjualan mereka. Media elektronik
juga membutuhkan saluran frekuensi yang tidak didapat cuma-
cuma. Sedangkan media online, hanya dengan memiliki kuota
internet siapapun bisa menyebarkan informasi maupun berita dan
siapapun bisa menjadi komunikator multi media seperti yang
dijelaskan di atas. Karena perputaran aktivitas media yang beralih
menjadi media online, banyak juga perusahaan media baru yang
bermunculan
Media online tidak hanya menjamah website sebagai
platform, namun media sosial juga menjadi targetnya. Beberapa
media sosial yang sering kali dijadikan platform untuk media
informasi adalah Instagram dan Youtube. Dua media sosial
tersebut memang sedang marak di kalangan masyarakat
Indonesia saat ini. Industri media pun melihat dan mengambil
peluang tersebut. Pada saat ini ada ratusan media online di
Indonesia baik yang terverifikasi oleh dewan pers maupun yang
2 Media Sucahya, Manajemen Media Digital, diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/256484-manajemen-media-digital-
d5f524cb.pdf, diakses pada 20 Maret 2020 pukul 06.30 WIB
3
tidak. Diantara media online tersebut adalah Kumparan, Tirto.id,
Asumsi, dan Opini.id dan masih banyak lagi.
Membangun perusahaan media online dinilai lebih mudah
dan lebih praktis dibanding membangun perusahaan media cetak
maupun elektronik. Menurut Nendra Rengganis (CEO
Boombastis.com) berpendapat bahwa kebanyakan orang berfikir,
bahwa media digital adalah industri yang sangat punya barrier
entery yang sangat rendah, karena semua orang bisa bikin.3
Nendra juga berfikir bahwa media online dituntut agar memenuhi
keinginan dan kebutuhan informasi konsumen. Konsumen
menjadi titik fokus media online dalam mengangkat topik
pembahasan. Tidak hanya mengetahui kenginan konsumen,
media juga harus bisa mempengaruhi konsumen dengan konten
yang kita sajikan.
Dari sekian banyak perusahaan media online yang
bermunculan, muncul sebuah media yang bernama Opini.id.
Melalui pengamatan peneliti, Opini.id memfokuskan
membagikan informasi-informasi maupun berita yang aktual.
Opini.id mulai masuk ke industry media online pada tahun 2012
dengan nama Opini.co.id. Kemudian karena berkembangnya
industry media online dan juga mulai timbulnya persaingan,
3 Dilansir dalam wawancara Youtube dengan Nendra Rengganis
https://youtu.be/9gzOacOWcbk Dikases pada 14 Oktober 2020 Pukul 16.19
WIB
4
maka Opini.co.id berganti nama menjadi Opini.id.4 Opini.id
bergerak di beberapa platform di internet, diantaranya yaitu
dalam sosial media seperti Website, Instagram, Youtube dan lain
lainnya. Opini.id menyasar target konsumen pemakai sosial
media terutama khalayak muda yang sangat aktif di sosial media.
Hingga saat ini, Opini.id kurang lebih memiliki 11
segmentasi berita (konten). Diantara banyaknya konten yang
dimiliki oleh Opini.id, mereka juga menyajikan konten yang
bernama Mr. Kece. Mr. Kece merupakan singkatan dari Ketahuan
Cerdasnya. Mr Kece adalah sebuah konten yang berisi kritik
terhadap pemerintah maupun masyarakat yang dinilai
menyimpang. Awalnya konten ini memiliki nama Mr. Ngehek.
Namun, pada awal Februari tahun 2020 Mr. Ngehek berubah
nama menjadi Mr. Kece.
Dari sisi produksi, konten Mr. Kece ini menggunakan
konsep yang tidak biasa. Pemeran yang mengisi tokoh Mr. Kece
menggunakan topeng badut selama video berlangsung. Belum
pernah sekalipun pemeran Mr. Kece ini menunjukan wajah
aslinya. Selain itu video yang ditayangkan juga hanya
menggunakan 2 jenis warna (hitam dan putih). Hal ini juga belum
pernah dijelaskan alasannya. Berbeda dengan beberapa program
yang berisi konten kritik dan investigatif pada media lainnya
seperti Mata Najwa ataupun ILC.
4 Dilansir dalam artikel yang ditulis oleh Vena Riana Dewi pada
https://www.kompasiana.com/venarianadewi0718/5f954aafd541df459261e712
/humor-kritis-yang-tajam-ala-mr-kece-opini-id diakses pada 14 Oktober 2020
Pukul 16.25 WIB
5
Mr. Kece mengangkat topik utama yaitu mengkritik
kebijakan tokoh public yang dirasa aneh dan tidak sesuai. Dalam
ajaran islam, kita juga diperintah agar berbuat baik dan melawan
kemungkaran. Kritik yang dibawakan oleh Mr. Kece kepada
tokoh public yang memiliki kebijakan yang aneh dan tidak sesuai
ini merujuk kepada perintah Allah SWT yang menyerukan agar
manusia melawan kemungkaran-kemungkaran, seperti yang
disebutkan dalam firman-Nya yang berbunyi:
ة يدعىن إلى الخير ويأمرون ببلمعروف وينهىن ولتكه منكم أم
عه المنكروأولئك هم المفلحىن
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh untuk berbuat yang makruf dan mencegah
dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
– (Q.S Ali Imran: 104).
Dibalik berjalannya proses produksi konten Mr. Kece ini,
tentu didukung oleh kelompok kerja yang biasa disebut dengan
tim produksi. Secara umum pada media konvensional, tim
produksi biasanya terdiri dari produser, sutradara, tim kreatif,
penulis naskah, cameramen, sound man, lighting man dan editor.
Hal ini lumrah ditemukan di berbagai tim produksi. Namun,
penulis ingin mengetahui apakah hal ini juga ditemukan dalam
proses produksi di media online khususnya pada proses produksi
konten Mr. Kece.
Beberapa kasus yang diangkat oleh Mr. Kece untuk
masuk di dalam konten diantaranya adalah kasus Dirut TVRI
6
Helmy Yahya yang diturunkan oleh Dewan Pengawas. Selain itu
perkara omnibus law juga diangkat oleh konten Mr. Kece. Video
ini berhasil mencapai sekitar 100.000 ribu penonton sejak awal
video ditayangkan. Pada tahun 2020 ini pentonton konten Mr.
Kece ini meningkat dari tahun sebelumnya. Rata-rata 1 video
ditonton oleh sekitar 100.000 s.d. 250.000 penonton. Sedangkan
pada tahun 2019 jumlah seluruh penonton Mr. Kece ini belum
mencapai 100.000.
Karena ini merupakan konten yang berisi kritik, tentu
kritik yang dilakukan harus didasari dengan fakta. Begitupula
dengan konten Mr. Kece ini. Penulis juga ingin menganalisis dan
melakukan penelitian lebih lanjut proses dibalik terbentuknya
script dari konten ini. Selain masih sedikitnya penelitian
mengenai proses produksi dalam media online maupun teori
produksi dalam media online, banyak juga yang bertanya apakah
proses produksi konten di media online memiliki perbedaan
dengan proses produksi di media cetak atau elektronik?
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memiliki
ketertarikan untuk melakukan penelitian dengan judul
“ANALISIS PRODUKSI KONTEN MR. KECE DI
OPINI.ID”.
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan
mempermudah dalam penyusunan, penelitian ini dibatasi
dengan tahapan proses produksi konten Mr. Kece di
Opini.id dan faktor pendukung dan penghambat proses
produksi. Penelitian ini dimulai dari proses sebelum
produksi, proses produksi, pasca produksi dan juga faktor
pendukung dan penghambat dari rangkaian proses
produksi tersebut. Dalam penelitian ini, proses produksi
konten Mr. Kece di Opini.id menjadi objek utama
penelitian. Penelitian ini berlaku pada episode Mr. Kece
yang telah tayang di website maupun media sosial
Opini.id hingga bulan Agustus 2020.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana proses produksi konten Mr. Kece di
Opini.id mulai dari pra, produksi hingga pasca
produksi?
b. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat
proses pra, produksi dan post produksi?
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui proses produksi konten Mr. Kece di media
Opini.id.
b. Penelitian ini juga memiliki tujuan untuk mengetahui
faktor pendukung dan faktor penghambat dari proses
produksi yang dilakukan oleh Opini.id.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
bagi para pelaku produksi khususnya media. Secara
khusus penelitian ini diharapkan mampu memperkaya
literature-literatur kajian literasi produksi.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat
bagi praktisi produksi, terutama mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam agar dapat memahami berbagai proses produksi
yang terjadi dalam sebuah media, khususnya media
online.
9
D. Metodologi Penelitan
1. Pendekatan penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif yang dilakukan dalam situasi yang
wajar. Menurut Bodgan dan Taylor, penelitian
kualitatif adalah prosedur sebuah penelitian yang
menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati.5
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Opini.id sebagai institusi
media yang diteliti dan objek dari penelitian ini adalah
proses produksi konten Mr. Kece yang dimiliki oleh
Opini.id.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maskud
tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.6
5 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002) Cet. Ke-3, h. 4
6 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 135
10
Wawancara dilakukan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab dengan informan, dengan
atau tanpa pedoman wawancara. Dalam wawancara,
pewawancara bermaksud memperoleh persepsi,
sikap, dan pola piker dari yang diwawancarai yang
relevan dengan maslah yang diteliti.7 Dalam
penelitian ini penulis mewawancarai beberapa
stakeholder Opini.id, yakni Produser konten Mr.
Kece yaitu M. Noor Falih, Tim kreatif konten Mr.
Kece yaitu Gun Gun Gunawan dan Managing Editor
Opini.id yaitu Ignatus Raymond Reynaldi. Peneliti
menyanyakan mengenai apa saja proses produksi
yang dilakukan oleh tim Mr. Kece dan apa saja
faktor pendukung dan faktor penghambat pada saat
proses produksi konten Mr. Kece.
b. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan penginderaan.8 Penelitian
ini menggunakan metode observasi dengan langsung
terjun ke lapangan dan mengamati fenomena yang
terjadi di lapangan. Dalam penelitian ini penulis
7 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. Ke-1, h. 162
8 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-
3, h. 135
11
melakukan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan
dalam produksi konten Mr. Kece mulai dari pra,
produksi, post produksi hingga cara distribusi
konten tersebut. Observasi dilakukan mulai dari
bulan Februari 2020 hingga bulan Agustus 2020
yang dilakukan secara digital.
c. Dokumentasi
Tehnik ini digunakan untuk menelusuri data historis,
sejumlah besar fakta dan data sosial tersimpan
dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.9 Dalam
penelitian ini, penulis menelusuri dokumen-
dokumen yang terkait produksi konten Mr. Kece
yang dilaksanakan. Penulis melakukan tahap ini
dengan menelusuri dan mengumpulkan data
dokumen melalui beberapa jejaring sosial media
Opini.id yaitu instagram, youtube, dan website, juga
meminta langsung dokumen proses produksi yang
dimiliki oleh Opini.id.
d. Literatur
Literatur adalah bahan bacaan yang digunakan
dalam berbagai aktifitas baik secara intelektual
maupun rekreasi.10
Literatur terbagi menjadi
9 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, h.121
10
American Library Association, ALA Glossary of Library and
Information Science, (Chicago: ALA, 1983)
12
beberapa jenis, yaitu jurnal ilmiah, buku, literature
kelabu (grey literature), karya tulis lepas dalam
situs web. Dalam penelitian ini penulis juga
menggunakan literature sebagai salah satu tehnik
untuk mengumpulkan dokumen penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Bodgan adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dapat dilakukan dengan mengorganisasikan
data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan
sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan
setelah melakukan pengumpulan data diantaranya:
a. Reduksi data yaitu merangkum, mengumpulkan hal-
hal pokok yang menjadi data penting penelitian
memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari
tema maupun polanya.
b. Penyajian data yaitu menyajikan data dapat
dilakukan dalam uraian 25 singkat, bagan, hubungan
antar kategori dan teks yang bersifat naratif yang
13
digunakan untuk memudahkan memahami apa yang
terjadi, pengambilan tindakan selanjutnya dan
kesimpulan.
c. Penarikan kesimpulan yaitu menghimpun data
penemuan baru. Kesimpulan disajikan dalam bentuk
deskriptif.11
E. Kerangka Berpikir
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan penelitian ini, penulis mengambil
beberapa skripsi untuk dijadikan refrensi agar penelitian ini
berbeda dari yang sudah ada. Selain itu penelitian ini juga
11 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung; Alfabeta,
2010), h. 91- 99
Dakwah Ramzi
melalui profesi Konten di New Media
Pra Produksi
Produksi
Pasca Produksi
14
diharap bisa melengkapi dan menambahkan penelitian-
penelitian yang sudah ada, diantaranya yaitu:
1. ―Analisis Produksi Program Berita Indonesia Morning
Show di News and Entertainment Television‖ yang ditulis
oleh Kemal Aqeam Maulana dan Fatmawati Fatmawati.
Penelitian ini terbit pada Oktober 2018. Perbedaan
penelitian ini dengan yang penulis lakukan adalah
penelitian ini menggunakan teori hirarki pengaruh,
sedangkan persamaannya adalah mengenai analisis
produksi.
2. ―Analisis Produksi Program ―Negeri Indonesia‖ Produksi
TVRI Lampung (Studi Kasus TVRI Lampung)‖ karya
Selly Tri Damayanti Azril, mahasiswa Universitas Negeri
Lampung tahun 2016. Persamaan penelitian ini adalah
sama-sama penelitian mengenai analisis produksi,
sedangkan perbedaan penelitian ini dengan yang penulis
lakukan adalah penelitian ini dilakukan di media
konvensional.
3. ―Manajemen Media Online Pada Website Pasoepati.Net
(Studi Deskriptif Kualitatif Penerapan Manajemen
Redaksional dan Jurnalime Online pada Website
Pasoepati.Net)‖ oleh Rizki Ramadhani, mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini
lebih mengarah kepada bagaimana manajemen media
online itu dikelola
15
G. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di kantor Opini.id yang
beralamatkan di Jl. Ks Tubun no. 85a, lantai 5, Slipi, Jakarta
Barat. Email: [email protected]. Sedangkan waktu penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Maret hingga Oktober 2020.
H. Sistematika Penulisan
Bab I : PENDAHULUAN. Bab ini terdiri dari latar
belakang masalah, rumusan dan tujuan penelitian
manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka dan sistematika penulisan.
Bab II : LANDASAN TEORI DAN KONSEP. Pada bab
ini menjelaskan dan mengurai kerangka pemikiran
yang terkait dengan isi penelitian yaitu pengertian
analisis, pengertian produksi (pra, produksi dan
post produksi), pengertian konten dan jenis-jenis
tahapan pelaksanaan produksi.
Bab III : GAMBARAN UMUM. Pada bab ini
menjelaskan secara umum apa itu Opini.id, sejarah
berdirinya, logo, strukur kepengurusan, profil
konten Mr. Kece hingga struktur program.
Bab IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. Pada bab
ini menjelaskan dan memaparkan berbagai data
yang menyangkut mengenai penelitian yang
ditemui di lapangan.
16
Bab V : ANALISIS PRODUKSI KONTEN MR. KECE.
Pada bab ini menjelaskan dan menguraikan hasil
analisis penulis mengenai proses produksi yang
dilakukan.
Bab VI : PENUTUP. Bab ini merupakan bab akhir sebagai
penutup dari penelitian. Berisi kesimpulan dan
saran dari penulis atas hasil penelitian yang
dilakukan pada proses produksi konten Mr. Kece.
17
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KONSEP
A. Produksi Konten Media
Kata ―produksi‖ telah menjadi kata Indonesia, setelah
diserap di dalam pemikiran ekonomi bersamaan dengan kata
―distribusi‖. Dalam kamus Inggris-Indonesia kata
―production‖ secara linguistik mengandung arti penghasilan.1
Secara umum, produksi adalah kegiatan yang dilakukan
manusia dalam menghasilkan suatu produk, baik barang atau
jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Pada saat
kebutuhan manusia masih sedikit dan masih sederhana,
kegiatan produksi dan konsumsi sering kali dilakukan
sendiri, yaitu seseorang memproduksi untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Namun, seiring dengan semakin
beragamnya kebutuhan dan keterbatasannya sumber daya,
maka seseorang tidak dapat lagi memproduksi apa yang
menjadi kebutuhannya tersebut.2
Secara etimologis, kata program berasal dari bahasa
inggris ―programme‖ yang berarti acara atau rencana.3
1 Mawardi, Ekonomi Islam, (Pekanbaru: AlafRiau, 2007), h. 64.
2 Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi,
(Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-1, h. 148.
3 Morissan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
(Jakarta: Ramdina Prakarsa, 2005), h
18
Program adalah segala hal yang ditayangkan media
penyiaraan untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan
demikian program memiliki pengertian yang sangat luas,
program atau acara yang disajikan adalah faktor yang
membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang
dipancarkan oleh media penyiaran.4
Suatu proses produksi program siaran akan melibatkan
banyak alat dan orang. Selain memerlukan suatu organisasi
yang rapi perlu juga suatu tahap pelaksanaan yang jelas dan
efisien. Satiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan
dengan tahap sebelumnya. Secara umum tahap produksi
terdiri dari tiga bagian yang lazim standart operational
procedure.5 Proses produksi sendiri terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Pra Produksi
Pra produksi adalah proses persiapan sebelum
melakukan sebuah produksi. Dalam pra produksi
biasanya dilakukan proses pemilihan topik, pembuatan
naskah, dan juga persiapan segala alat yang digunakan
dalam proses produksi. Millerson memulai tehapan pra
produksi dengan production planning meeting (konsep
4 Rizki Widiyawati, Manajemen Produksi Program Siaran
“Kampung Radio” Radio Republik Indonesia Pro 1 Pekanbaru Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Kota Pekanbaru, h. 4, diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/183295-ID-manajemen-produksi-
program-siaran-kampun.pdf diakses pada 14 Oktober 2020 Pukul 16.19 WIB
5 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2012), h. 10-11
19
program, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai). Pada
tahapan praproduksi dibutuhkan sebuah ide,
merumuskan model produksi, target audiensi, estimasi
biaya, casting, dan set design.6
Biasanya dalam setiap proses tersebut memiliki
beberapa pembagian tugas untuk masing-masing divisi
kerja dalam sebuah tim produksi. Dalam hal menentukan
topik pembahasan biasanya diserahtugaskan pada divisi
kreatif. Tim kreatif bertanggung jawab pada pemilihan
topik, narasumber yang sesuai dengan topik hingga
bertanggung jawab pada isi acara tersebut.
Untuk pembuatan naskah wajarnya diserahkan
kepada divisi copywriter atau scriptwriter. Divisi ini
bertugas menulis segala ide yang dituangkan oleh tim
kreatif. Tim kreatif biasanya hanya menyerahkan draft
ide dalam bentuk kasar. Kemudian tugas tim copywriter
menyusun dan menulis kembali ide yang diberikan oleh
tim kreatif menjadi bentuk naskah.
Selanjutnya tim produksi selayaknya menyiapkan
peralatan yang akan digunakan saat produksi, seperti
persiapan untuk produksi gambar yaitu kamera, lighting,
mikrofon untuk audio dll. Seluruh persiapan ini
dilakukan guna memperlancar dan mempersingkat
proses produksi nantinya.
6 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, h. 10
20
Selain adanya produser, tim kreatif, dan tim
produksi, tentu tim redaksi dan tim editor juga turut
berperan dalam proses pra-produksi hingga verifikasi
layak tayang. Tugas ini dipegang langsung oleh
Managing Editor Opini.id. Nantinya, ia lah yang
bertanggung jawab atas segala isi konten yang
ditampilkan Opini.id.
2. Produksi
Menurut Andi Fachruddin dalam bukunya dasar-
dasar produksi televisi yaitu, tahap produksi
dilaksanakan apabila seluruh persiapan studio sudah
selesai.Proses produksi dipimpin oleh seorang pengarah
acara, secara umum persiapan yang dilakukan antara
lain: melakukan persiapan studio, camera blocking, gladi
resik, video tapping.7
Sedangkan menurut Morissan, proses produksi
terbagi menjadi beberapa tahapan, antara lain:8
a. Organizing: Proses penentuan penyusun dari
struktur organisasi yang berlandaskan pada
ketersediaan sumber daya dan lingkungan tempat
organisasi tersebut, yang disesuaikan juga dengan
tujuan dari adanya komunukasi tersebut
7 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, h. 15
8 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: KencanaPrenada
Media Group, 2008), h. 142
21
b. Actuating: Tindakan pengorganisasian terhadap
anggota dari struktur organisasi yang bertujuan
untuk memberikan motivasi serta arahan agar
tercapainya kinerja yang optimal. Dengan adanya
proses ini diharapkan kinerja dari sebuah tim dapat
terjali dengan baik dan sesuai dengan tujuan da
target yang ingin dicapai oleh organisasi.
c. Controlling: Proses pengawasan terhada kinerja
yang telah dihasiklan oleh organisasi tersebut,
kinerja dinilai berdasarkan pencapaian terhadap
tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi atau
perusahaan.9
Pada tahap ini, seluruh hasil kerja tim di langkah
sebelumnya diaplikasikan. Ide-ide tim kreatif
digarap pada tahap ini. Umumnya, proses produksi
ini hanya melaksanakan hasil pra produksi. Pada
tahap sebelumnya juga sudah digambarkan secara
umum bagaimana proses produksi nantinya.
Namun, tidak sedikit juga pada proses ini tidak
sesuai dengan apa yang sudah direncanakan pada
tahap pra produksi. Hal ini lazim terjadi karena
seluruh perencanaan awal bisa berubah karena
dipengaruhi berbagai macam faktor. Biasanya,
faktor cuaca adalah faktor utama berubahnya
9 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, h. 159
22
perencanaan bila melakukan produksi di luar
ruangan.
Tidak hanya merubah jadwal, bahkan rencana
awalpun bisa berubah total. Hal ini biasanya karena
kesalahan pada pra produksi yang tidak
memperhitungkan rencana dengan matang, sehingga
hal yang direncanakan tidak bisa dilaksanakan.
3. Pasca produksi
Menurut Andi Fachruddin pasca produksi dilakukan
melalui beberapa tahapan diantaranya:10
a. Capturing, adalah mentransfer audio visual dari
kaset digital ke dalam hard disk computer,
sehingga materi editing sudah dalam berbentuk
file.
b. Logging, adalah membuat susunan daftar gambar
dari kaset hasil shooting secara detail disertai
dengan mencatat time codenya.
c. Editing Pictures, disusun dan diragkai mejadi
produk final (final product).
d. Editing Sound, penyuntingan suara yang
disingkronkan pada gambar serta menghidupkan
suasana melalui ilustrasi music
10 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: PT.
Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 15-16
23
e. Final Cut, mengerjakan bauran suara final dengan
gambar.
B. Pengertian Konten di Media Online
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring, konten
berarti informasi yang tersedia melalui media atau produk
elektronik.11
Secara harfiah konten diadaptasi dari bahasa
inggris yaitu ―content‖. Dalam kamus bahasa Inggris, content
memiliki arti yaitu isi, daya, muatan, kandungan, kadar.12
Pengertian Konten (content) diartikan sebagai "isi",
merupakan struktur dan desain dari informasi yang terdapat
pada halaman situs atau informasi yang tersedia melalui
media atau produk elektronik. Penyampaian konten dapat
dilakukan melalui berbagai medium seperti internet, media
cetak, televisi, CD audio, bahkan acara langsung seperti
konferensi dan pertunjukan panggung. Istilah ini digunakan
untuk mengidentifikasi dan menguantifikasi beragam format
dan genre informasi sebagai komponen nilai tambah media.13
11 Refrensi: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/konten, diakses pada
30 Januari 2020 pukul 16.03 WIB
12
Adi Gunawan, Kamus Lengkap. Inggris-Indonesia. Indonesia-
Inggris, (Surabaya: Penerbit Kartika, 2008), h. 81
13
Anggota IKAPI. 2009. Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional. Bandung: Fokus Media, diakses melalui
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ca
d=rja&uact=8&ved=2ahUKEwilos6n7qrnAhXbbX0KHekaCugQFjAEegQIB
BAB&url=https%3A%2F%2Fzenodo.org%2Frecord%2F1313422%2Ffiles%2
FPEMBUATAN%2520KONTEN%2520VISUAL%2520KREATIF%2520HA
24
Konten media ini merupakan berbagai bentuk konten atau
isi dalam sebuah media di dunia teknologi yang ada pada saat
ini seperti blog, wiki, forum, gambar digital, video, file
audio, iklan hingga berbagai bentuk konten media lainnya
yang terbentuk melalui buatan dari para pengguna sistem
atau layanan online yang seringkali dilakukan lewat sebuah
situs media online.14
Akan tetapi konten yang penulis maksud adalah kata yang
digunakan untuk sebuah program dalam sebuah acara atau
segmen informasi di new media. Hal ini dikarenakan new
media menggunakan platform website, aplikasi atau
sebagainya. Kata konten popular sejak youtube mulai
booming sekitar tahun 2014. Akhirnya kini media-media
online menggunakan kata tersebut.
Penyebaran konten biasanya dilakukan melalui beberapa
medium, diantaranya adalah melalui perangkat elektronik
seperti televisi, radio dll. Pada penelitian ini, konten
disebarkan ke berbagai macam aplikasi maupun website
melalui jaringan internet.
RIAN%2520UNTUK%2520MEDIA%2520SOSIAL%2520PRODUK%2520P
T.%2520SINAR%2520SOSRO%2520MENGGUNAKAN%2520ADOBE%25
20CREATIVE%2520CLOUD%25202017.pdf&usg=AOvVaw22Qq1Aghkhrp
zjEKa-FbIW, Pada 30 Januari 2020 pukul 15.17 WIB.
14
Yelli Agesti, Pengaruh Konten Video Dance K-Pop Di Youtube
Terhadap Komunitas Cover Dance Di Bandar Lampung Untuk Melakukan
Cover Dance K-Pop Semarang, (Universitas Lampung: 2018), h.25.
25
C. Ruang Publik
Ruang publik merupakan bagian terpenting negara
demokrasi. Demokrasi dapat berjalan dengan baik jika dalam
suatu negara terdapat ruang publik yang setara (egaliter),
dimana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi dan menyampaikan idenya.15
Ruang publik adalah konsep yang disampaikan oleh
Habermas pada tahun 1989 dalam bukunya „The Structural
Transformation of the Public Sphere: An Iquiry into a
Categry of Bourgeois Society‟. Ruang publik itu merupakan
ruang yang tercipta dari kumpulan orang-orang tertentu
(private people) – dalam konteks kalangan borjuis – yang
diciptakan untuk me wacanakan sesuatu dan sebagai bentuk
penyikapan terhadap otoritas publik (Habermas,
1962/1989:27).16
Habermas membagi ruang publik menjadi beberapa
bagian yaitu sebagai tempat masyarakat warga membangun
ruang publik, pluralitas, publisitas, keprivatan dan legalitas.17
Di era teknologi informasi dan komunikasi kontemporer ini
15 Littlejohn, S. W. & Foss, K.A. (Ed), Encyclopedia of
Communication Theory, (California: Sage Publications, 2009).
16
Nurul Hasfi, Ruang Publik Virtual: Ruang Yang Diperebutkan, h.
361.
17 F. Budi Hardiman, Demokrasi Deliberatif: Menimbang Negara
Hukum dan Ruang Publik dalam Teori Diskursus Jurgen Habermas
(Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 137
26
cyberspace juga dapat menjadi salah satu jenis ruang
publik18
.
Habermas mendefinisikan ruang publik sebagai ruang
yang terdapat di antara komunitas ekonomi dan negara,
tempat warga melakukan perbincangan dan diskusi rasional,
tempat masyarakat mengungkapkan pendapat serta
melakukan berbagai kontrol terhadap posisi birokrasi. Secara
garis besar, Habermas mendiskripsikan ruang publik dalam
tiga ranah penting yakni19
:
1. Ruang publik sebagai arena. Artinya bahwa ruang publik
menyediakan basis atau tempat bagi antarmasyarakat
untuk berkomunikasi di dalamnya.
2. Ruang publik adalah publik itu sendiri. Makna tersebut
mengindikasikan bahwa publik memiliki peran penting
dalam turut serta mewujudkan demokrasi dari tingkatan
akar rumput.
3. Ruang publik adalah agen. Maksudnya ruang publik
merupakan agen/alat penting dalam menyampaikan
aspirasi dari akar rumput menuju bawah.
18 F. Budi Hardiman, Komersialisasi Ruang Publik Menurut Hannah
Arendt dan Jurgen Habermas, dalam Ruang Publik: Melacak Partisipasi
Demokratis dari Polis sampai Cyberspace, (Yogyakarta: Kanisius, 2010), h.
198
19
Wasisto Raharjo Jati, Cyberspace, Internet dan Ruang Publik Baru:
Aktivisme Online Politik Kelas Menengah Indonesia, Jurnal Pemikiran
Sosiologi Universitas Gadjah Mada Vol. 3 No. 1 Januari 2016.
http://jurnal.ugm.ac.id>jps>download Diakses pada 03 September 2020
27
Keberadaan ruang publik kemudian semakin
berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan media
massa. Media massa semakin memungkinkan setiap anggota
masyarakat untuk menyampaikan ide maupun gagasannya
untuk dibicarakan di forum-forum public.20
Studi komunikasi massa melihat hubungan antara
media dan audiensnya, baik secara kelompok maupun
individual. Teori-teori mengenai hubungan antara media
audiens terutama menekankan pada efek-efek individu dan
kelompok sebagai hasil interaksi dengan media21
.
Adanya ruang siber (cyberspace) ini menyebabkan
munculnya ―Ruang Publik Baru‖. Rulli Nasrullah
menyebutkan ruang publik virtual dengan ruang publik yang
dimaksud Habermas tidak serta merta sama dan dapat
dibedakan. Ia menyebutkan bahwa internet hanya bisa
menjadi alat untuk pertukaran ide baik itu untuk diskusi
maupun debat politik hingga membangun wacana sebagai
jawaban terhadap realitas politik. Karena itu, Papacharissi
(2002:11) menegaskan bahwa ―A virtual space enhances
discussion; a virtual sphere enhances democracy‖.22
20 Salman, Media Sosial Sebagai Ruang Publik, h. 128, diakses
melaluihttp://research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/6YEFID0ROPW
XP7QWTCKJJVSNZ.pdf diakses pada: 14 Oktober 2020 pukul: 14:55 WIB
21
Andi Fachruddin, Hadrjanto Jamal, Dasar-Dasar Penyiaran,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), h. 64 22
Rulli Nasrullah, Internet dan Ruang Publik Virtual, Sebuah Refleksi
atas Teori Ruang Publik Habermas, h. 30, diakses melalui
28
Konteks virtual public space bisa dilihat dari
bagaimana pengguna internet memanfaatkan fasilitas seperti
situs jejaring sosial Facebook atau Twitter. Keberadaan wall
atau dinding sebagai tempat pengguna untuk menyampaikan
ide, mempublikasikan pendapatnya, atau menginformasikan
suatu realitas politik tidak serta-merta dikatakan sebagai
upaya pengguna dalam debat kritis sebagaimana yang terjadi
di ruang publik. Hal itu hanya sekadar refleksi pengguna saja
atas sebuah realitas; meski dalam dinding tersebut tersedia
kolom untuk bisa dikomentari atau bisa juga ditanggapi
(retweet) oleh pengguna lain, akan tetapi interaksi yang
terjadi merupakan tanggapan biasa sebagaimana ketika
antarpengguna berinteraksi dalam komunikasi tatap muka23
.
https://journal.umy.ac.id/index.php/jkm/article/view/188/150, pada 14 Oktober
2020 pukul 15.45 WIB
23
Rulli Nasrullah, Internet dan Ruang Publik Virtual, Sebuah Refleksi
atas Teori Ruang Publik Habermas, h. 30, diakses melalui https://journal.umy.ac.id/index.php/jkm/article/view/188/150 pada 14 Oktober
2020 pukul 15.45 WIB
29
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat Opini.id
Opini.id mengawali perjalanan pada tahun 2011 dipimpin
oleh Frandy Wirajaya sebagai CEO (Chief Executif Officer) dari
PT. Opini Visi Media. Selain Frandy, Indra Bigwanto juga masuk
kedalam kepengurusan Opini.id selaku Co-Founder. Frandy dan
Indra mendirikan perusahaan ini dengan tujuan ingin membangun
perusahaan media yang lebih bisa bersaing pada era dimana
digitalisasi sedang marak dan berkembang. PT. Opini Visi Media
merupakan anak perusahaan dari PT. Global Visi Media. PT.
GVM menaungi beberapa media online seperti Opini.id,
Bolalob.com dan Womentalk.com. PT. GVM ini juga termasuk
dalam Djarum Group.
Bermula dari sebuah media online pada tahun 2012 yang
memiliki nama Opini.co.id. Karena dinilai kalah bersaing dan
mulai keluar dari tujuan awal dibuatnya perusahaan ini, maka
pada tahun 2014 Opini.co.id. berubah nama maupun alamat
domain menjadi Opini.id. Opini.id sendiri merupakan platform
yang menggabungkan media sosial yang berbasis konten dari
pengguna dengan konsep media berita.
Selanjutnya Opini.id menawarkan inovasi baru yaitu
Homeless Media. Homeless Media adalah sebuah konsep
pemajangan konten di berbagai platform media termasuk media
30
sosial. Hal ini dikemukakan oleh Risang B. Dhananto sebagai
User Acquisition Manager dari Opini.id. Seluruh konten yang
disebar di berbagai platform ini disesuaikan dengan karakter
media dan karakter konsumen media yang dipakai.
Konsep Homeless Media ini lebih kepada memajang
konten yang berbeda-beda di banyak kanal meskipun
informasinya sama. Sebagai contonya di Instagram Opini.id akan
lebih menyajikan video singkat berdurasi tidak lebih dari satu
menit dan grafis gambar yang menarik karena Instagram dinilai
lebih mengarah pasar anak muda. Jika di Facebook, Opini.id
lebih menyajikan berita dalam bentuk teks singkat sebagai
sinopsis dari berita yang disajikan dan juga ditambah dengan link
yang menghubungkan ke website sebagai berita lengkapnya. Hal
ini juga berlaku sesuai karakter di berbagai platform media yang
dijalani oleh Opini.id lainnya.
Alasan Opini.id menjalankan konsep Homeless Media ini
adalah agar konten yang disajikan tepat sasaran dengan target
konsumen yang dituju. Hal ini juga tentu bisa menambah jumlah
pengikut di berbagai media. Risang juga sudah memprediksi
penyedia konten kedepannya tidak akan lagi mengandalkan satu
aplikasi atau laman situs sebagai media penyebaran konten.
Penyebaran konten melalui sosial media juga dinilai lebih efektif
karena bisa menjangkau konsumen dan membuka ruang diskusi
baik dari penyedia konten maupun konsumennya.
31
Mudhita Dharmasaputra, Content Builder Opini.id
menjelaskan tiga komponen utama menjalankan Homeless
Media1. Yang pertama yakni dari perspektif konten. Tim editorial
mengalami perubahan yang cukup adaptif dan mengenal karakter
dan tipe dari platform yang akan digunakan sebagai kanal. Kedua
dari perspektif bisnis. Sisi konten pemasaran dianggap Opini.id
sebagai keunggulan kompetitif untuk mencari pemasukan.
Mudhita mengatakan komponen terakhir adalah dari perspektif
pemasaran. Opini.id akan menyesuaikan pemahaman terhadap
massa masing-masing platform, dan juga akan menyesuaikan cara
melakukan aktivitas pemasaran.
Dari karakteristik bahasa yang digunakan dalam kolom
tentang dalam laman Opini.id bisa diasumsikan media ini benar-
benar mengincar kalangan muda untuk menjadi konsumennya.
Dalam penjabaran komitmen Opini.id berbunyi ―Opini.id
berkomitmen untuk menghadirkan semua konten dalam bungkus
yang menarik, kreatif dan modern, karena sekedar tulisan saja
adalah hal yang ngebosenin‖.
Opini.id melakukan rebranding pada awal tahun 2020
kemarin. Beberapa hal yang baru yaitu mulai dari susunan
kepengurusan internal, konten-konten yang hadir lebih
bervariatif, website yang semakin rapi, perubahan logo Opini.id,
hingga perubahan gaya design dari Opini.id.
1 Dilansir melalui: https://gdpventure.com/good-news/opiniid-
perkenalkan-konsep-homeless-media diakses pada Kamis (09/04/2020)
pukul 12:44 WIB
32
Konten Mr. Kece ini muncul pada bulan Juni tahun 2018.
Berawal dari cetusan salah seorang produser Opini.id yang
berfikir bahwa Opini.id seharusnya terdapat konten pendidikan
politik. Ditambah suasana hangatnya isu politik yang berkembang
di masyarakat khususnya pada menjelang pemilihan presiden
Indonesia yang dilaksanakan tahun 2019, maka muncullah konten
Mr. Kece tersebut.
Konten ini tayang setiap kamis dengan berbagai topik.
Rata-rata, konten ini berisikan kritik terhadap suatu kebijakan
yang dianggap janggal atau tidak biasa di kalangan masyarakat.
Saat awal terbentuknya konten ini, masyarakat tengah terbagi
menjadi dua kubu yaitu cebong dan kampret saat masa kampanye
pilpres, Mr. Kece hadir untuk membelah dua stigma tersebut
yang menyatakan bahwa pasangan A selalu benar dan pasangan
B selalu benar dengan mengahdirkan informasi serta fakta di
lapangan.
Setelah mengumpulkan seluruh judul yang pernah
dibawakan oleh Mr. Kece, hampir seluruh konten memang
berisikan krikitan kepada tokoh public. Kritikan itu sebagian
besar ditujukan kepada pemerintah yang menjabat. Kehadiran
konten ini juga diharap dapat menyajikan pendidikan politik yang
lebih mudah diterima oleh public. Opini.id menargetkan konten
ini akan dikonsumsi oleh masyarakat yang menyukai hal-hal yang
ringan. Karena itulah konten ini dibawakan dengan bahasa yang
umumnya digunakan sehari-hari.
33
Mr. Kece adalah panggilan setelah pergantian nama.
Nama awal konten ini adalah Mr. Ngehek. Opini.id melakukan
perubahan itu pada awal tahun 2020. Walaupun nama awal
konten ini cukup unik, namun terciptanya nama ini tanpa
pertimbangan apapun. Kemudian berubah menjadi Mr. Kece
dengan alasan kece adalah singkatan dari ketahuan cerdasnya
yang merupakan tagline yang digunakan oleh konten ini.
B. Susunan Kepengurusan
CEO Hendra Lesmono
Co-Founder Indra Bigwanto
Chief Editor Ninin Damayanti
Managing Editor Raymond Reynaldi
Executive Producer Fanny Febiana, Whery E. Prayogi
Cinematographer Clara Prima
Producer
M. Noor Falih, Arief S Rinaldy, Gun Gun
Gunawan, Indra Dahfaldi Nasution,
Wayan Ayu Angelina Arnaty
Content Creator M. Reza Rizaldy, Adrianus Seto, Rezqi
Azhalie, Edo Juvano
Motion Graphic
Specialist Clara Jesslyn Handoko, M. Indra Yuriko
Visual Designer Dhanang W. Soetopo
34
Content & Digital
Strategist Aswin Gumilar
Marekting &
Campaign Manager Christiana Joan
Product Manager William Lim
IT & Platform
Development Andrei Dharma, Ricky Kurniawan
Revenue Strategist Verry Widyatmoko, Mufidhatul Azmi
Partnership Strategist Puspita Yuniastuti
Talent Coordinatot
& Activation Mario Andrey
SEO & Data Analyst Muhammad Reza
HR & Partner
Energizer Winny Carianty
Finance &
Administration Reini S. Wahyudin, Levioni
Procurement Vinny Sisthaviani, Felicia S. Larasputri
Tabel 3.1. Susunan Kepengurusan Opini.id
35
C. Konten Opini.id
Hingga saat ini Opini.id memiliki kurang lebih 10 konten
yang disajikan. Opini.id membagi format konten menjadi dua
jenis yaitu konten dengan foto atau grafis gambar dan video
singkat. Opini.id juga memakai taggar (hastag) yang mencirikan
dan membandingkan diantara kontennya. Berikut adalah contoh
dan penjelasan singkat mengenai konten Opini.id.
1. Mr. Kece
Gambar 3.1.Tampilan Halaman Website Konten Mr.
Kece
Saat ini, Mr. Kece menjadi salah satu program unggulan
yang dimiliki Opini.id karena menjadi ciri khas media
yang diletakan di sebuah program. Mr. Kece merupakan
konten kritik yang membahas dan menyindir logika-
logika miring yang dilakukan pejabat public kita.
36
2. Streetwalker
Gambar 3. C2. Tampilan Halaman Website Konten
Streetwalker
Merupakan konten yang bersifat sosial yang mengangkat
kisah inspiratif dari kehidupan seseorang. Konten ini
berisi baik dengan format tulisan (artikel) maupun video.
3. Begini Ceritanya
Gambar 3.3. Tampilan Halaman Website Konten
Begini Ceritanya
37
Ini merupakan konten yang mengupas hal-hal yang
terupdate, namun banyak yang belum mengerti ataupun
belum paham. Opini.id menyajikan dengan bahasa yang
mudah dimengerti.
4. Opini Aha
Gambar 3.4. Tampilan Halaman Website Konten
Opini Aha
Merupakan konten talkshow yang mengundang
narasumber dari berbagai kalangan maupun berbagai
bidang. Konten ini melakukan talkshow baik secara daring
maupun secara langsung.
38
5. 1 menit
Gambar 3.5. Tampilan Halaman Website Konten 1
Menit
Adalah konten yang berisi video yang mengangkat
permasalahan keseharaina yang memiliki dampak besar.
Konten ini sangat cocok jika di publish di Instagram.
Banyak yang mengambil hal positif di Instagram dari
konten ini.
6. Bimbel Netijen
Gambar 3.6. Tampilan Halaman Website Konten
Bimbel Netijen
39
Konten yang membahas isu-isu yang rumit, namun
dijelaskan dengan cara yang mudah dimengerti dalam
format video yang bisa di konsumsi melalui beberapa
platform yang dimiliki Opini.id.
7. Speak Up!
Gambar 3.7. Tampilan Halaman Website Konten
Speak Up!
Adalah konten yang menyuarakan hal-hal yang jarang
didengarkan oleh masyarakat kita. Disajikan dengan
menarik dan berbagai visual yang bisa disajikan agar bisa
menarik pembaca.
40
8. Indepth
Gambar 3.8. Tampilan Halaman Website Konten
Indepth
Adalah konten yang menyajikan hal-hal yang dalam dan
jarang dijamah orang. Tujuan konten ini adalah
menyampaikan peristiwa-peristiwa sosial yang terjadi di
Indonesia, bahkan Internasional.
9. Lebih Dekat
Gambar 3.9. Tampilan Halaman Website Konten
Lebih Dekat
41
Adalah konten yang mempererat perkenalan dengan
seorang sosok ataupun figure yang ada.
10. Perspektif
Gambar 3.10. Tampilan Halaman Website Konten
Perspektif
Adalah konten yang mengangkat perspektif-perspektif
yang pernah muncul untuk suatu isu. Konten ini bukan
menyajikan hasil akhir dari sebuah pembahasan,
melainkan mengajak pembaca dan konsumen Opini.id
agar turut membahas.
Dari beberapa konten yang tersedia di atas, sebagian besar
berita tersebut adalah soft news dan features news. Itu artinya
Opini.id ini mengedepankan konten-konten yang menyangkut
kemanusiaan dan berita yang mendalam. Walaupun ada berita
yang bersifat hard news, Opini.id selalu mencoba mengangkat
berita dari angle (sudut pandang) yang berbeda.
42
D. Logo Opini.id
Gambar 3.11. Logo Opini.id
E. Tampilan Sosial Media Opini.id (Facebook, Twitter,
Instagram, Youtube Dan Website)
Gambar 3.12. Tampilan website Opini.id
Gambar 3.13. Tampilan Facebook Opini.id
44
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Proses Produksi
1. Pra Produksi
Proses kreatif dibalik kehadiran konten ini adalah
adanya seorang produser dan seorang tim kreatif. Segala
proses produksi dari pemilihan topik yang akan diangkat
hingga proses pembuatan naskah dikerjakan oleh mereka.
Beberapa kriteria topik yang diangkat adalah objek yang
dibicarakan merupakan tokoh public dan memiliki
kebijakan yang dirasa kurang cocok dengan masyarakat.
“Yaa ada dua sih umumnya kriterianya yang
bakal diangkat. Pertama yaitu objek yang kita
angkat pasti tokoh publik. Tokoh publik tuh ya
pemerintah, pejabat gitu. Trus kriteria yang
kedua itu yang logikanya bengkok, kaya yang
disebutin terus sama Mr. Kece. Logika
bengkok tuh maksudnya ya punya pemikiran
atau kebijakan yang aneh di mata masyarakat.
Itu sih dua itu yang utama”.
Topik yang diangkat oleh tim Mr. Kece bisa
berasal dari fenomena yang ramai terjadi di media sosial.
Sering kali juga konten ini mengangkat topik yang ramai
diminta oleh masyarakat. Permintaan-permintaan tersebut
45
kerap kali disampaikan pada kolom komentar baik itu
Instagram maupun Youtube.
Mr. Kece tampil sebagai karakter yang mengenakan
topeng badut disetiap videonya. Dari awal terciptanya
konten ini hingga kini pun belum pernah menampilkan
wajahnya. Opini.id menjelaskan munculnya Mr. Kece
dengan menggunakan topeng dengan maksud agar para
penonton konten ini fokus hanya pada isi konten yang
dibawakan, bukan siapa yang membawakan. Opini.id
tidak ingin membawa kesan jika wajah dari Mr. Kece ini
terlihat, maka dianggap merepresentasikan suatu kaum
atau suatu golongan.
“Oiya sama itu juga tuh yang jadi alesan
kan kenapa Mr. Kece pake topeng. Kalo
Mata Najwa kan jelas Mba Nana yang jadi
hostnya, jadi pasti ada aja pandangan public
yang mikir wah keren nih cewe, atau di ILC
bang Karni pasti ada aja kan tuh yang nilai
ini mah forum bapak-bapak. Gitu nif.”
46
Gambar 4.16. Karakter Mr. Kece
Karena Opini.id menggunakan platform Youtube,
durasi konten ini sekitar 4-5 menit per-videonya. Angka
tersebut didapat dari data analisa idealnya sebuah video di
platform Youtube. Mr. Kece memiliki acuan ideal durasi
sebuah video melalui tim Opini.id yang melakukan riset
pada channel Youtube dari Opini.id melalui Youtube
analytic audience retention.
“Hmm, kalo panduan pastinya gaada nif.
Tapi selama ini kan Mr. Kece tayangnya di
youtube, jadi pake durasi ideal buat di
youtube sih nif. Kalo di youtube kan orang
jarang yang nonton video diatas 5 menit. Ya
jadi sekitar segitu nif, paling 4-5 menit. Biar
ga kelamaan juga. Ada risetnya juga sih
itu”.
Pada saat produksi, tim produksi lebih focus
kepada konten yang dibawakan saat produksi, mengawasi
talent agar tidak melakukan improvisasi keluar dari garis
besar konten yang dibawakan. Talent yang membawakan
47
Mr. Kece diperbolehkan melakukan improvisasi dari
naskah yang dibuat.
“Hahaha, sering nif. Emang dibolehin sih
buat improve, asal ga keluar dari benang
merah isi konten yang diangkat. Kaya
gimmick-gimmick itu improve dari talentnya.
Tapi kalo udah kelewat batas gue batesin
gitu. Kacau deh kalo diliat file mentahnya
mah nif hahaha”.
Selain tim redaksi dan tim produksi, dalam segi
pengawasan isi konten terdapat Managing Editor yang
bertugas mengawasi isi konten yang dibawakan dalam
Opini.id memastikan kembali setiap kalimat yang
dibawakan tidak melampaui batasan yaitu SARA.
“Memastikan setiap kalimat dalam naskah
sesuai dengan fakta dan tidak melampaui
batas SARA”.
Panduan layak tayang dari Opini.id sendiri pun
tidak ada aturan tertulis, biasanya panduannya hanya
didasarkan oleh moral masyarakat Indonesia khususnya
moral warganet yang terus berkembang.
“Selama ini sih gaada nif, paling ya ngikutin
moral yang berlaku di masyarakat yang
terus berkembang nif”.
48
2. Produksi
Pada saat produksi, seluruh jajaran tim yaitu
produser, tim kreatif, videographer, talent dan video editor
ikut serta pada saat proses pengambilan gambar. Proses
pengambilan gambar untuk sebuah video yang berdurasi
3-5 menit, tim Mr. Kece rata-rata membutuhkan waktu 4
jam.1
Konten Mr. Kece awalnya tidak menerima iklan
dari sebuah brand maupun produk apapun yang diletakkan
di dalam video. Namun, semenjak pandemic COVID-19
yang terjadi, Opini.id sebagai media yang menaungi
konten Mr. Kece mengadakan sebuah program untuk
membantu perekonomian UMKM (usaha menengah kecil
masyarakat) dalam hal mempromosikan produk dengan
nama program #BERSAMAUMKM. Program ini
dikhususkan untuk para pemilik UMKM mempromosikan
dengan harga yang special. Harga juga tidak dipasang
terang-terangan di website maupun akun sosal media
Opini.id.
1 Dilansir dari wawancara kedua kepada produser Mr. Kece melalui
aplikasi Whatsapp pada 8 Oktober 2020
49
Gambar 4.17. Tampilan Promosi Taggar Bersama
UMKM dalam Website Opini.id
Gambar 4.18. Tampilan Penempatan Iklan Dalam
Video Berita Buru-Buru
50
Gambar 4.19. Tampilan Close Up Shot Iklan Dalam
Video Berita Buru-Buru
Namun, iklan tersebut hanya diltakkan pada
konten Mr. Kece dengan judul ―Berita Buru-Buru‖. Ini
adalah konten baru yang dimuat oleh Opini.id. Selain dari
program #BERSAMAUMKM yang dijalankan Opini.id,
konten Mr. Kece mengaktifkan monotize di Youtube yaitu
suatu langkah atau strategi yang diterapkan pada blog
maupun akun youtube untuk dapat menghasilkan uang.
Peralatan shooting yang digunakan oleh tim Mr.
Kece adalah sebagai berikut:
51
No. Nama Merk Gambar
1. Kamera Sony A7s
Mark II
2. Mikrofon Sennheiser
3. Lighting Godox
LED 500 -
w
Tabel 4.2. Merk dan Jenis Peralatan yang Digunakan Konten
Mr. Kece.
52
Proses pengambilan gambar dilakukan di studio
yang terletak di kantor GVM Networks (kantor Opini.id).
Proses pengambilan gambar dilakukan pada hari Selasa
karena konten ini tayang setiap hari Kamis. Jadi waktu
editing yang dimiliki hanya satu hari.
Konten ini tampil dengan konsep hitam dan putih
(BW Video). Konsep ini menurut tim Mr. Kece dibawakan
tanpa arti tertentu. Pihak Opini.id menjelaskan hal ini
dikarenakan soal rasa yang dimiliki tim Mr. Kece. Konsep
suara yang sedikit berubah pun juga demikian. Tanpa ada
rasa untuk menghindar atau menyembunyikan suara asli
talent. Standarisasi kualitas gambar konten Mr. Kece pada
saat produksi yaitu menggunakan kualitas full HD 1080p.
Hal ini berati konten ini sudah menggunakan standar
kualitas gambar tertinggi kedua dibawah 4K.
“Ya paling gitu aja sih nif, gambarnya item
putih. Nah item putih itu gaada maksud apa-
apa sebenernya. Cuma masalah rasa dari
tim pas pertama kali buat aja. Terus juga
suara di pitching-pitching dikit. Ya itu aja
sihh, bener bener karena keliatannya keren
aja gitu buat tim. Trus juga keliatannya kan
beda, yaudah deh sekalian ciri khas”.
Sampai saat ini Mr. Kece sudah memproduksi
lebih dari 80 video sejak awal mengudara di dunia digital.
Berikut adalah tabel daftar judul konten Mr. Kece sejak
awal mengudara dari Bulan April 2018 - Agustus 2020.
53
No Judul Konten
1 Postingan Cerdas Admin Gerindra
2 Mudik Kok Pake Asset Negara
3 Blunder Menag Soal Pendakwah
4 Twit Bang Fahri Gemesin Deh
5 Prabowo-Fahri Ahli Lrt
6 Hore! Kita Dipimpin Koruptor
7 Bu Rini Doyan ―Gantungin‖ Orang
8 Pelinitran Oposisi Kayak Nitijen Baper
9 Rakyat Disuruh Makan Aspal
10 Bang Ngabalin Curiga Ada Makar
11 Ini Fakta Mengejutkan Mr. Ngehek Pake Topeng
12 Ketum Pssi Manusia Super
13 Drama Kilat Ratna Sarumpaet
14 Akyu Tutup Channel (Ya Clickbait Lah!)
15 Woy Ngehek, Ke Ideafest Yuk
16 Bpjs Rugi, Akyu Jadi Sakit
17 ―Rindu‖ Orba
18 Mr. Ngehek Adalah Kamu. Kamu.. Iya Kamu..
19 Wartawan Emang Gak Beres
54
20 Ngehek Rewind 2018
21 Mr. Ngehek Angkat Bicara Soal Dildo
22 Tni Sita Buku (Yang Katanya) Komunias. Dibaca Dulu Gak
Tuh?
23 Unboxing Debat Capres
24 Kntl Ruu Permusikan
25 Debat Awkward Tsamara Amany Vs Faldo Maldini Soal
Pilpres
26 Review Debat Cawapres Yang Ngawang
27 Cebong & Kampret Debat Soal Putting Sapi
28 Petugas Kpps Bukan #Pahlawandemokrasi
29 Rezim Jokowi Rindu Orba?
30 Polisi Cegah Makar, Tapi Kok Takut Sama Wartawan
31 Sponsored By Pt Illuminati Tbk
32 Sulap Anies Di Pulai Reklamasi
33 Sedih, Baiq Nuril Diputus Bersalah
34 Walikota Depok Banyak Gimmick
35 Earth Hour Paling Sukses Di Dunia
36 Udah Merdeka Kok Masih Rasis?!
37 Pak Moeldoko Enteng Rahang!
38 Ngeri Gampang Masuk Penjara
55
39 Pakde Jokowi, Jangan Kebiri Kpk Dong!
40 Unboxing Pimpinan Kpk
41 ―Kami Rakyang Indonesia Minta Keadilan‖ –Anak Stm
42 Tanda Cintaku Untuk Dpr
43 Sobat Missqueen Dilarang Demo
44 Sanksi Bpjs Unfaedah
45 Kabinet Semua Tenang
46 Novel Baswedan Pake Softlens?
47 First Travel: Negara Untung, Korban Bunting
48 Pengangguran Menang Banyak
49 Bulog Jangan Buang-Buang Beras
50 Dirut Garuda Dipecat Kang Bakso!
51 Ekspor Benih Lobster Ide Visioner
52 Ngehek Rewind 2019
53 Percaya Polisi Soal Novel Baswedan
54 Banjir Dan Omongan Pak Anies
55 Cicak Vs Banteng ―Eh Kok Versus…
56 Ham Berat? Sudah Lupa Tuh
57 Dewan Pengawas Tvri Haters Liverpool
58 Menteri Rasa Kader
56
59 Andre Rosiade Orang Bermoral
60 Anies Baswedan Kekeuh Pengen Formula E
61 Koruptor Titip Anies Pas Sidang
62 Pemerintah Gagap
63 Anggota Dpr Akhirnya Mewakili Rakyat
64 Aku Percaya Pemerintah Pusat
65 Pak Yasss Lagi ~ Pak Yasss Lageee~
66 Pesan Buat Lord Luhut *Ngeri2 Sedan Aku Bikin Video Ini
Guys
67 Stafsus Milenial Rasa Orang Dalem
68 Kasus Ravio Patra, Bikin Curigesyen Adalah Jalan Ninja
Negaraku
69 Yang Korup Yang Sebentar Di Penjara
70 Mana Perlindungan Buat Abk?!
71 Klarifikasi Terakbar Abad Ini (Soal Interview Pak Yasss~)
72 Gak Tau Malu Maun New Normal
73 Pak Mahfudku Dulu~ Tak Begini~
74 Gaji Lu Bakal Dipotong Lagi Sama Pemerintah
75 Bang Novel, Kan Emang Gak Sengaja Bang
76 Gimana Mau Bebas Dari Pandemi Kalo Gini…
77 Siapa Yang Harus Kena Reshuffle?
57
78 Orang Cabul Makin Jaya
79 Haloo Pak Edgy Prabowo….
80 Mas Gibran Pake Cheat Ya?!
81 Nadiem, Kebijakan Buatanmu, Numero Uno!
82 Duniammanji & Bli Jrx Dilarang Nonton
Tabel 4.3. Judul Konten Mr. Kece Bulan April 2018 Hingga
Agustus 2020
3. Pasca Produksi
Dalam proses editing, tim Mr. Kece menggunakan
dua software yang lazim digunakan oleh editor yaitu
Adobe Premiere Pro dan Adobe After Effect. Dua software
tersebut sudah meliputi editing visual maupun audio.
Setelah proses editing selesai, masuklah pada tahap
verifikasi layak tayang.
Pada tahap publishing ini, Mr. Kece memfokuskan
distribusi konten hanya di Youtube dan website. Dalam
website Opini.id pun konten Mr. Kece dialihkan ke
Youtube. Hal ini dikarenakan agar mempermudah tim
analis data mengumpulkan data penonton. Platform
lainnya hanya sebagai media pendukung penyebaran
konten yang bersifat memposting ulang.
“.. kalo selama ini kan Mr. Kece fokusnya di
Youtube sama website ya nif. Jadi yang
58
utama disitu sih, jadi yang lainnya Cuma
apa yanamanya.. Cuma ngebantuin aja gitu
sih nif”.
Tim Mr. Kece membumbui penggunaan judul
yang clickbait dalam proses publishing di Youtube.
Menurut tim Mr. Kece, pembuatan judul untuk video yang
diunggah mempengaruhi insight baik itu jumlah likes
maupun views dari sebuah video.
―ya, Mr. Kece memakai judul yang clickbait
selama judul itu tidak bohong‖.
―judul juga berpengaruh terhadap jumlah
likes dan views terhadap video‖.
Tim Mr. Kece mengadakan rapat evaluasi setiap
minggunya2. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian
pada saat evaluasi, diantaranya yaitu seberapa lengkap
data yang disajikan oleh konten ini, seberapa kritis dan
juga seberapa menghibur. Dalam hal ini, tim Mr. Kece
mengacu kepada Youtube Data Analytic.
“Seberapa lengkap data, kritis dan
menghibur”.
“Data analytics youtube: views, impression,
impression CTR, audience retention”.
Dari hasil observasi digital dan laporan dari tim
Mr. Kece, penulis tidak menemukan feedback secara
2 Berdasarkan wawancara penulis dengan produser konten Mr. Kece
melalui aplikasi Whatsapp pada 14 Juli 2020.
59
terbuka yang datang dari objek yang dibicarakan dalam
konten Mr. Kece. Tim Mr. Kece pun mengkonfirmasi hal
tersebut, bahwa belum ada respon secara langsung ke
pihak Opini.id baik positif maupun negatif dari objek
yang dibicarakan.
“Iya nif, kalo sampe email sih belom ada. Ya
gimana ya.. mungkin mereka emang ngerasa
kali, jadinya mau ngomel juga gabisa
hahaha”.
Tim Mr. Kece pun belum pernah menghapus
postingannya baik itu karena laporan maupun secara
paksa oleh penonton atau objek yang dibicarakan.
Sekalipun pernah menghapus postingan, itu karena
kesalahan teknis dari system pengunggahan konten video.
“Iya gak ada nif kalo yang sampe direport
gtiu. Paling pernah gara-gara gue salah
ngedit aja sih paling”.
Setelah konten tersebut tayang dan menghasilkan
berbagai jenis topik yang diangkat dalam berbagai
episode, respon masyarakat cukup baik karena merasa
terwakilkan dengan konten ini atas suara yang tidak bisa
dikeluarkan. Banyak juga masyarakat yang merespon di
media sosial dengan wujud memposting ulang atau
membagikan (share) di sosial media mereka. Berikut
beberapa temuan peneliti mengenai respon masyarakat
yang tersebar di berbagai platform.
60
“Iya nif, kalo sampe email sih belom ada. Ya
gimana ya.. mungkin mereka emang ngerasa
kali, jadinya mau ngomel juga gabisa
hahaha”.
“Paling ada bu Susi kemaren tuh bang
kemaren ngshare Mr. Kece”.
Selain respon yang merasa terwakilkan oleh
konten Mr. Kece ini, banyak juga ditemukan respon
masyarakat yang menjadikan kolom komentar sebagai
ruang diskusi.
61
Gambar 4.20. Respon Positif Netizen
Gambar diatas adalah salah satu respon
masyarakat yang setuju dengan apa yang disampaikan
oleh Mr. Kece. Akun @PresidenRepubl4 membagikan
link video Mr. Kece episode 82 dengan judul
―Duniamanjji & Bli JRX Dilarang Nonton‖ di platform
Twitter dalam akun pribadinya. Ia juga menunjukan
62
bahwa ia setuju dengan apa yang disampaikan dalam
video tersebut.
Gambar 4.21. Netizen Mengutip Apa yang Dikatakan
Mr. Kece dalam Video
Gambar diatas menunjukan respon masyarakat
yang mengutip salah satu adegan dimana Mr. Kece
seakan-akan mengalihkan perhatian dari topik yang
sedang dibawakan.
Gambar 4.22. Komentar Positif Netizen
63
Gambar diatas juga respon salah satu yang
menunjukan sikap setuju dengan isi video Mr. Kece yang
berjudul ―Lagi Pandemi kaya gini Enaknya Kita Dateng
ke CFD‖. Ini adalah video yang berisikan mengenai
kritikan Mr. Kece terhadap Pemerintah DKI Jakarta yang
menggelar CFD (Car Free Day) disaat pandemic.
Gambar 4.23. Netizen yang mengutip apa yang
dikatakan Mr. Kece dalam Video
Ini merupakan respon yang juga setuju dengan Mr.
Kece dalam video yang berjudul ―Duniamanji & Bli JRX
Dilarang Nonton‖. Ia mengutip salah satu kalimat Mr.
Kece yang dirasa unik yang berasal dari salah satu
campaign brand ternama.
64
Gambar 4.24. Mantan Menteri yang Memposting
Ulang Konten Mr. Kece Di Akun Pribadinya
Selain mendapat respon dari masyarakat, konten
Mr. Kece juga mendapatkan respon dari beberapa tokoh
public. Salah satunya adalah Ibu Susi Pudjiastuti, mantan
Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-
2019 Ibu Susi membagikan video Mr. Kece dalam akun
65
pribadi Twitternya mengenai ekspor benih lobster yang
menjadi konsentrasi dia sejak ia menjabat.
Topik tersebut diangkat oleh Mr. Kece bulan Juli
2020 pada saat topik tersebut ramai di masyarakat. Proses
produksi konten tersebut kurang lebih sama dengan proses
produksi konten Mr. Kece lainnya. Kali ini, Mr. Kece
mendapatkan timing yang tepat sehingga konten tersebut
lumayan meledak dan ramai.
Gambar 4.25. Postingan Joko Anwar yang
Menyatakan Diri Sebagai Fans Mr. Kece
Joko Anwar, salah satu Sutradara ternama
Indonesia juga memberikan respon positif terhadap konten
ini. Ia mengaku fans dengan Mr. Kece karena menyajikan
konten politik yang informative sekaligus menggelitik.
Selain mengirim feedback berupa memposting
ulang dan membagikan konten ini di halaman sosial media
masing-masing, respon masyarakat juga ditemukan di
kolom komentar sosial media Opini.id.
66
Gambar 4.26. Netizen yang Turut Menyampaikan
Opininya Pada Kolom Komentar
Ini merupakan komentar di Youtube netizen mengenai
salah satu konten video Mr. Kece yang berjudul ―Nadiem,
Kebijakan Buatanmu, Numero Uno!‖.
Gambar 4.27. Netizen yang Turut Menyampaikan
Opininya Pada Kolom Komentar
67
Gambar 4.28. Netizen yang Turut Menyampaikan
Opininya Pada Kolom Komentar
Gambar diatas adalah potongan beberapa
pembahasan dan diskusi publik yang timbul dalam kolom
komentar Youtube video konten Mr. Kece yang berjudul
―Nadiem, Kebijakan Buatanmu, Numero Uno!‖.
Komentar tersebut mendapatkan 25 balasan.
Jika gambar-gambar diatas merupakan respon
positif dan juga diskusi yang terbuka dalam kolom
komentar konten Mr. Kece, gambar berikut adalah salah
satu respon negative yang diterima oleh Mr. Kece. Respon
ini berasal dari halaman komentar sosial media Facebook
Opini.id. Mereka merasa Mr. Kece tidak tampil seperti
biasanya dan merasa seperti ada yang ditutup-tutupi.
68
Namun, pihak Opini.id maupun tim Mr. Kece tidak
memberikan respon apapun atas komentar tersebut.
Gambar 4.29. Opini Netizen yang Menganggap Ada
Sesuatu yang Berbeda Dengan Konten Mr. Kece
Selain terbukanya forum-forum diskusi antar
masyarakat dan juga terbukanya kritik dan saran terhadap
penyedia berita, kolom komentar juga biasanya
dimanfaatkan masyarakat untuk meminta pihak Opini.id
dalam membahas suatu hal. Tim Mr. Kece juga mengakui
pemilihan topik yang dilakukan terkadang berdasarkan
permintaan masyarakat yang tertuang di kolom komentar.
―Proses pemilihan topik bisa dilihat
berdasarkan fenomena yang terjadi di sosial
media, usulan dari komentar netizen atau
juga isu yang tim redaksi anggap isu
tersebut pengting untuk dibahas‖
69
Berikut adalah beberapa contoh komentar usulan netizen
yang direalisasikan.
Gambar 4.30. Permintaan Netizen pada Kolom
Komentar
Gambar 4.31. Konten Mr. Kece yang Membahas Apa
yang Diminta Netizen
70
Gambar 4.32. Permintaan Netizen pada Kolom
Komentar
Gambar 4.33. Konten Mr. Kece yang Membahas Apa
yang Diminta Netizen
71
Gambar 4.34. Permintaan Netizen pada Kolom
Komentar
Gambar 4.35. Konten Mr. Kece yang Membahas Apa
yang Diminta Netizen
72
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Produksi
Konten Mr. Kece.
Kemudian dalam setiap proses pasti terdapat kendala yang
menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat. Opini.id
mendapat kendala pada proses pengumpulan data dan
wawancara narasumber yang kompeten untuk suatu topik. Ini
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh seluruh produk
jurnalistik, yaitu pengecekan fakta. Karena jika hal ini tidak
dilakukan, maka produk yang dihasilkan lemah dalam hal
fakta dan dapat dibantah. Jika dalam proses shooting, tim
menjelaskan tidak ada kendala yang begitu berarti.
“kita kan biasanya shooting hari selasa tayang
hari kamis. Paling kalo nyari kontennya belom
ketemu jadi agak buru-buru gitu, minimal kan
selasa harus siap berarti itu konten sama
skripnya”.
“kalo dari produksinya gak ada sih rata-rata.
Sampe saat ini belom ada kendala yang berarti
gitu kalo dari produksinya. Paling ya itu, kendala
nyari konten. Sama ini biasanya, validasi data gitu
nif, sama wawancara-wawancara anarasumber
paling nif”.
Kendala yang dialami oleh Mr. Kece dalam hal validasi
data dengan narasumber yaitu respon narasumber yang tidak
cepat. Selain itu, perbedaan data yang dimiliki dan diunggah
oleh pemerintah yang berbeda juga cukup menyulitkan tim
ketika mencari data.
73
―Narasumber merespon setelah produksi dan/atau
ada beberapa perbedaan data dari beberapa
lembaga pemerintahan‖.
74
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas mengenai masalah pokok yang
diambil untuk bahan penelitian. Proses produksi konten ini meliputi
3 hal utama yang dijelaskan oleh Andi Fachruddin yaitu Pra
produksi, produksi, dan Post produksi.1 Tiga hal ini dinilai hal yang
paling umum yang terdapat dalam proses produksi apapun.
A. Proses Produksi
1. Proses Pemilihan Topik yang Sedang Ramai dan Melibatkan
Masyarakat dalam Pra Produksi
Millerson memulai tahapan pra produksi dengan
production planning meeting (konsep program, tujuan, dan
sasaran yang ingin dicapai). Pada tahapan praproduksi
dibutuhkan sebuah ide, merumuskan model produksi, target
audiensi, estimasi biaya, casting, dan set design.2 Opini.id
sebagai media yang menaungi konten Mr. Kece yang
menunjuk seorang produser yang khusus menangani konten
ini dan menunjuk seorang tim kreatif. Dilansir dari
wawancara yang dilakukan kepada tim dari Opini.id, dua
orang tersebutlah yang bertanggung jawab atas seluruh
proses produksi yang dilakukan, dari mulai pra produksi
hingga pasca produksi.3
1 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2012), h. 10
2 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, h. 10
3 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara
pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020.
75
Dilihat dari jumlah tim yang terdapat dalam proses produksi
konten Mr. Kece yang tayang setiap minggunya, dua orang
dirasa cukup terbatas. Namun hal tersebut ternyata dapat
dimaksimalkan dengan kerjasama yang baik.
Pada proses produksi yang dijalani tim dari Mr. Kece
ini, proses pra produksi terdiri dari perumusan sebuah ide
untuk menentukan topik yang akan diangkat, pematangan ide
dan proses riset data, kemudian pembuatan naskah (script).
Pada proses penentuan topik, produser memiliki beberapa
kriteria yang menjadi patokan dasar. Produser menjelaskan
pemilihan topik tersebut dilakukan oleh tim kreatif dari
Opini.id4. Kriteria utama yang diangkat adalah adanya nalar
bengkok yang dikemukakan oleh tokoh public di Indonesia.
Nalar bengkok yang dimaksud adalah logika-logika serta
kebijakan yang dirasa tidak seharusnya dilakukan.
Setelah topik sudah disepakati, langkah selanjutnya
yang dilakukan oleh tim adalah pengembangan ide hingga
pengumpulan data. Menurut tim produksi Mr. Kece, pada
proses inilah yang cukup memakan waktu5.
Proses ini butuh mendapatkan data yang valid dari
sumber yang bersangkutan dengan topik. Pengumpulan data
tidak hanya dilakukan dengan metode wawancara.
Terkadang Mr. Kece juga mengutip dari tweet atau postingan
media sosial narasumber. Hal ini dinilai dapat mempermudah
proses pengumpulan data ini. Namun, jika sumber terkait
4 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara
pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020
5 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara
pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020
76
tidak memposting apapun di sosial medianya, tim Mr. Kece
tetap harus melakukan wawancara. Mendapatkan data secara
langsung dari sumber yang terkait merupakan hal yang wajib
dilakukan demi menjaga validitas data yang disampaikan.
Dalam proses pra-produksi, proses pengumpulan data
menjadi penting mengingat aturan jurnalistik yang berbunyi
―Format dan perlindungan atas hak warga Negara akan
informasi dan sarana-sarana yang perlu untuk
mendapatkanya. Masuk dalam kategori ini adalah
perlindungan atas sumber berita, pemberitaan informasi yang
benar dan tepat, jujur dan lengkap, pembedaan antara fakta
dan komentar, informasi dan opini, sedangkan mengenai
metode untuk mendapatkan informasi harus jujur dan pantas
(harus ditolak jika hasil curian, menyembunyikan,
menyalahgunakan kepercayaan, dengan menyamar,
pelenggar kepada terhadap rahasia profesi atau intruksi yang
harus dirahasiakan‖. Hal ini tertuang dalam Deontology
Jurnalisme6.
Setelah pematangan ide dan pengumpulan data selesai
dilakukan, tim Mr. Kece membuat naskah. Dalam proses ini,
naskah dibuat dalamk dua versi. Versi pertama adalah naskah
yang masih menggunakan bahasa yang formal dan berita.
Versi kedua yaitu naskah yang menggunakan bahasa sehari-
hari. Menurut produser Mr. Kece dalam wawancara yang
dilakukan, pembuatan dua jenis naskah yang berbeda
6 Haryatmoko, Etika Komunikasi (Manipulasi Media, Kekerasan, dan
Pornografi), (Yogyakarta: Kanisius, 2007), h. 45-46
77
dilakukan agar mempermudah membuat naskah versi kedua7.
Kemudian naskah versi kedua dibuat agar konten ini sesuai
dengan target pasar yang diinginkan oleh Opini.id, yaitu
masyarakat yang tidak mudah mencerna bahasa yang
cenderung berat. Pembuatan dua versi naskah ini juga dinilai
dapat membantu tim dalam menjaga kualitas data yang
masuk dalam naskah.
Dalam menentukan budget yang dibutuhkan dalam
proses pengambilan gambar dilakukan satu kali setiap
tahunnya. Kemudian pengajuan baru dilakukan jika dirasa
ada episode yang membutuhkan budget. Hal ini karena
seluruh sumber daya baik sumber daya manusia maupun
peralatan yang digunakan sudah milik Opini.id. Menurut
Millerson casting juga termasuk dalam proses pra-produksi.
Talent yang memerankan Mr. Kece pernah mengalami
pergantian. Hal ini diutarakan oleh produser konten Mr.
Kece. Namun, system pergantian pemeran yang dilakukan
Mr. Kece ini bersifat rahasia.
2. Proses yang Sangat Sederhana dan Ringkas dalam Produksi
Morissan menjelaskan proses produksi terbagi
menjadi beberapa tahapan8, yaitu:
a. Organizing. Tahapan ini adalah proses penentuan
penyusun dari struktur organisasi yang berlandaskan pada
ketersediaan sumber daya dan lingkungan tempat
organisasi tersebut, yang disesuaikan juga dengan tujuan
7 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara
pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020.
8 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008), h. 142
78
dari adanya komunukasi tersebut. Dalam kondisi yang
dijalankan konten Mr. Kece proses organizing ini
dilakukan tidak dilakukan setiap produksi melainkan
hanya sekali. Proses organizing dilakukan oleh Opini.id
yaitu ketika menunjuk produser konten dan satu orang tim
creative sejak 2019 lalu.
b. Actuating yaitu tindakan pengorganisasian terhadap
anggota dari struktur organisasi yang bertujuan untuk
memberikan motivasi serta arahan agar tercapainya
kinerja yang optimal. Dengan adanya proses ini
diharapkan kinerja dari sebuah tim dapat terjalin dengan
baik dan sesuai dengan tujuan da target yang ingin dicapai
oleh organisasi. Pada tahap ini Opini.id menargetkan
konten Mr. Kece ini tayang seminggu sekali, yaitu setiap
hari Kamis. Dengan jadwal tersebut, tim Mr. Kece
mengambil jadwal hari selasa untuk melakukan proses
pengambilan gambar9.
Proses shooting dilakukan di studio yang berletak di
kantor pusat GVM Networks (kantor Opini.id), Jl. Ks
Tubun, Slipi. Set dan teknik pengambilan gambar yang
digunakan Mr. Kece dalam video terbilang cukup
sederhana. Hanya latar kosong, talent Mr. Kece dengan
wajah yang ditutupi topeng badut dan menggunakan
hoodie/sweater dengan frame yang digunakan yaitu
medium shot, dan satu lampu sorot yang mengarah
langsung ke talent. Jika melihat proses pengambilan
9 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara
pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020
79
gambar konten ini, siapapun dirasa bisa melakukannya
karena cenderung mudah dan murah.
Gambar 5.36. Set Mr. Kece
Gambar 5.37. Analogi set Mr. Kece saat Proses
Pengambilan Gambar
Mr. Kece tampil ke permukaan sedikit berbeda
dengan beberapa konten yang ada saat ini. Ia muncul
dengan muka yang tertutup dengan topeng badut yang
khas dan video yang tidak berwarna (black and white).
Produser mengemukakan topeng badut yang dikenakan
beralasan agar para penonton konten ini fakus dengan isi
80
dari topik yang dibawakan, bukan fokus kepada siapa
yang membawakan10
.
Hal ini sejalan dengan maqalah (pepatah arab) yang
yang berbunyi:
ق ال ن م ن ظ ر ل و اق ال م ا ن ظ ر
―lihatlah apa yang dikatakan, jangan kamu lihat siapa
yang mengatakan”.
Dalam sudut pandang komunikasi interpersonal, jika
ada komunikator yang tidak menangkap maksud dan isi
pesan yang dibawakan, maka terdapat gangguan-
gangguan yang dialami komunikator. Gangguan ini
mencakup tiga hal:
a) Gangguan fisik, biasanya berasal dari luar dan
menganggu transmisi fisik seperti kegaduhan intruksi
dan lain-lain. Kondisi tersebut akan menimbulkan
kekacauan dalam informasi.
b) Gangguan psikologis, yaitu timbul karena perbedaan
gagasan dan penilaian subjektif diantara orang-orang
yang terlibat dalam komunikasi seperti emosi,
perbedaan nilai-nilai, sikap dan status.
c) Gangguan semantik, terjadi karena kata –kata atau
simbol yang digunakan dalam komunikasi memiliki
arti ganda sehingga penerima gagal menagkap
maksud dari pengirim pesan.11
10 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam
wawancara pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020
11 Abizar, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Depdikbud Dirjen
Pendidikan Tinggi P2LPTK, 1988)
81
Status gangguan yang cocok dengan apa yang
dihindari dengan tujuan Mr. Kece yang membawakan
sebuah konten dengan menggunakan topeng penutup
wajah adalah gangguan psikologis. Tim Mr. Kece ingin
menghindari emosi, perbedaan nilai, dan status penonton
dengan Mr. Kece dalam pembawaan sebuah isu.
Kemudian konsep video hitam putih tersebut
dirumuskan oleh tim produksi konten Mr. Kece.
Dijelaskan oleh produser hal tersebut hanya semata-mata
karena keindahan semata tanpa maksud dan tujuan
tertentu12
.
Konsep yang video dengan warna hitam dan putih
yang dibawa oleh Mr. Kece ini dirasa mengandung makna
ingin menampilkan sesuatu yang bersifat misterius. Dalam
hal ini tokoh Mr. Kece lah yang ingin disampaikan
sebagai sosok yang misterius dan tidak ingin dikenal latar
belakangnya oleh orang. Hal tersebut diperkuat dengan
wajah asli Mr. Kece yang tidak pernah diperlihatkan di
depan khalayak
Penggunaan topeng dalam sebuah karya audio visual
(video) juga relevan dengan sebuah serial film yang
berjudul ―Money Heist‖. Serial Spanyol tersebut bercerita
mengenai sekelompok geng perampok yang melakukan
sebuah bentuk perlawanan (gerakan Surealisme) di
Spanyol. Dalam serial tersebut, seluruh anggota geng
12 M. Noor Falih, Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara
pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020
82
perampok mengenakan topeng Salvador Dali atau yang
biasa dikenal dengan topeng Dali.
Selain topeng yang digunakan tersebut untuk
menutupi identitas dari masing-masing anggota perampok,
ada alasan lain kenapa topeng Dali lah yang digunakan
dalam serial film tersebut. Dali adalah seorang pelukis
yang terkenal dengan karya seni surealisnya. Surealisme
merupakan salah satu bentuk perlawanan di bidang seni
rupa.13
Namun hal tersebut tidak sepenuhnya dapat dikaitkan
dengan konsep yang digunakan oleh Mr. Kece. Serial film
tersebut memang dikonsepkan bercerita mengenai gerakan
perlawanan terhadap system yang berlaku, termasuk pada
pemilihan topeng yang digunakan dalam film. Mr. Kece
menggunakan topeng badut hingga saat ini.
Pembangunan karakter Mr. Kece yang kuat dengan
seluruh identitas yang dibawa dirasa juga mendapat nilai
tambah dalam segi pemasaran konten ini. Hal ini karena
konten Mr. Kece sudah unggul dalam USP (unique selling
point)14
yaitu dengan tampil beda dari yang sudah ada
sebelumnya. Hal ini tentu juga menjadikan Mr. Kece
mudah diingat oleh masyarakat.
Dengan penjelasan diatas, alasan produser
menggunakan teknik pengambilan gambar dan karakter
13
Aniruddha Hossen, diakses melalui https://www.quora.com/Why-did-
they-choose-to-use-Dali-masks-in-La-Casa-de-Papel-The-Heist pada 14 Oktober
2020 pukul 22.00 WIB
14
USP (unique selling point) adalah faktor pembeda pada suatu
produk/layanan yang tidak dimiliki oleh pesaing/kompetitor, produk maupun
bisnis.
83
yang dikeluarkan oleh Mr. Kece ini seolah-olah tidak
mengandung maksud apapun mendapatkan satu
keuntungan tersendiri dalam segi persaingan terutama
dalam hal penjualan konten.
Pada proses pengambilan gambar dibutuhkan waktu
selama kurang lebih empat jam untuk menghasilkan
sebuah video berdurasi kurang lebih tiga sampai lima
menit. Hal ini dirasa wajar, karena talent menggunakan
metode menghafal naskah. Pasti banyak cut yang terjadi
baik pada proses pengambilan gambar maupun editing
agar talent tetap menyampaikan isu yang dibawakan
secara utuh.
Standart kualitas gambar yang digunakan konten ini
sudah menggunakan kualitas gambar yang cukup tinggi,
yaitu 1080p (full HD). Jika dibandingkan dengan standar
kualitas gambar yang digunakan televisi, konten ini sudah
bisa masuk kategori layak siar di televisi. Menurut Herry
dalam jurnalnya yang berjudul Sistem Broadcasting
Televisi (Teori dan Perangkat pendukung TV
Broadcasting) menjelaskan beberapa standar kualitas
gambar yang digunakan saat penyiaran (TV).15
a) NTSC (National Televition Standards Committee)
Frame video terdiri dari 525 garis horisontal yang
ditampilkan setiap 1/30 detik. Penggambaran
15 Sumber: Herry Satria Utama, Sistem Broadcasting TV (Teori dan
Perangkat pendukung TV Briadcasting) diakses melalui
https://repository.unpak.ac.id/tukangna/repo/file/files-20180215143925.pdf pada
Selasa 8 September 2020 pukul 20.00 WIB
84
dilakukan 2 kali penggambaran pertama adalah garis-
garis yang bernomor ganjil dan penggambaran yang
ke dua adalah garis-garis bernomor genap. Semuanya
dilakukan dalam waktu 1/60 detik (60Hz).
b) PAL (Phase Alternate Lines) Frame Video terdiri dari
625 garis, memiliki frame rate 25 fps (frame rate
persecond), penggambaran dilakukan dalam waktu
1/50 detik (30Hz).
c) SECAM (Sequential Color And Memory) Memiliki
spesifikasi sama dengan PAL, hanya dalam hal
teknologi dasar dan metode broadcasting sangat
berbeda jauh dengan PAL.
d) HDTV (High Definition Televition) Format ini
memiliki 1200 garis horisontal dan memiliki aspect
ratio 16:9 sedangkan yang lain memiliki aspect ratio
4:3.
Gambar 5.38. Tampilan Pilihan Kualitas Gambar Video
Mr. Kece
Dari pengkategorian serta penjelasan diatas, konten
Mr. Kece sudah menduduki standar yang tertinggi pada
85
penyiaran televisi yaitu HDTV. Berikut adalah gambar
kualitas yang dimiliki konten Mr. Kece. Itu berarti produksi
konten Mr. Kece ini sudah memiliki standar sebuah video
dengan kualitas televisi.
Dengan proses yang bisa dibilang jauh lebih mudah
dan simple dibandingkan dengan proses yang digunakan
televisi, konten Mr. Kece seharusnya sudah layak tayang
dalam kualitas gambar televisi. Hal ini tentu mempermudah
bagi media-media baru untuk memproduksi sebuah video
dengan kualitas tinggi tanpa harus repot dan menelan
banyak biaya.
c. Controlling yaitu Proses pengawasan terhadap kinerja yang
telah dihasiklan oleh organisasi tersebut, kinerja dinilai
berdasarkan pencapaian terhadap tujuan yang ingin dicapai
oleh organisasi atau perusahaan. Controlling yang dilakukan
Mr. Kece pada saat produksi adalah pengawasan yang
dilakukan saat proses pengambilan gambar.
Dalam proses pengambilan gambar Mr. Kece, talent
Mr. Kece tidak harus 100% sama dengan naskah yang
ditulis. Walaupun naskah versi kedua sudah dibuat dengan
bahasa yang sesuai dengan target dari konten ini, talent tetap
diperbolehkan melakukan improvisasi baik dari segi pilihan
diksi yang digunakan maupun gimmick yang dilakukan demi
berkembangnya karakter Mr. Kece yang dinilai nyeleneh.16
16 Nyeleneh: aneh, tidak biasa, tidak umum, unik, menyeleneh
86
Namun tentu improvisasi yang dilakukan tidak boleh keluar
garis merah isi dari naskah17
.
3. Adanya Penambahan dan Pengurangan Proses yang terjadi
dalam Pasca Produksi
Tahap ini adalah tahap akhir dari berlangsungnya
sebuah proses produksi. Proses menyunting gambar, quality
control, hingga publishing dilakukan pada tahap ini. Menurut
Andi Fachruddin paska produksi dilakukan melalui beberapa
tahapan.18
a. Capturing, adalah mentransfer audio visual dari kaset
digital ke dalam hard disk computer, sehingga materi
editing sudah dalam berbentuk file. Dalam tahap ini, tim
Mr. Kece sudah menggunakan kamera berbasis digital,
sehingga proses transfer file cenderung sudah lebih mudah
dan cepat.
b. Logging, adalah membuat susunan daftar gambar dari
kaset hasil shooting secara detail disertai dengan mencatat
time codenya. Tim Mr. Kece tidak menjalani proses ini.
Hal tersebut dikarenakan pada proses pengambilan
gambar, terdapat naskah yang menjadi panduan utama.
Proses pengambilan gambar dilakukan sesuai urutan
naskah yang ada. Oleh karena itu, tim Mr. Kece tidak
perlu lagi menyusun daftar gambar yang diambil.
c. Editing Pictures, disusun dan diragkai menjadi produk
final (final product). Tahap ini adalah proses dimana hasil
17 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara
pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020
18 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: PT.
Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 15-16
87
pengambilan gambar yang sudah dilakukan dipilih yang
digunakan dan dijahit menjadi satu. Naskah kembali
menjadi panduan dalam pemilihan gambar yang
digunakan. Itu sebabnya naskah sangatlah penting dalam
proses produksi. Editor konten Mr. Kece menggunakan
software Adobe Premiere Pro Cc 2020. Software ini lazim
digunakan oleh para editor yang ada di Indonesia.
Pemilihan software ini banyak digunakan oleh kalangan
editor video dikarenakan mudah digunakan dan memiliki
fitur yang cukup lengkap.
d. Editing Sound, penyuntingan suara yang disingkronkan
pada gambar serta menghidupkan suasana melalui ilustrasi
musik. Mr. Kece melakukan sedikit modifikasi pada
karakter suara yang dipakai. Pitch suara Mr. Kece sedikit
dimainkan dalam proses penyuntingan ini. Karakter suara
dibuat berbeda dengan suara asli talent dan cenderung
bernada tinggi. Dilansir dari wawancara dengan produser
konten Mr. Kece, perubahan suara yang dilakukan juga
tanpa ada tujuan tertentu19
. Perubahan suara ini juga
dilakukan di dalam Adobe Premiere Pro Cc 2020.
Voice changer merupakan proses modifikasi/merubah
suara laki-laki (male) dengan teknik tertentu sehingga
terdengar seperti suara perempuan (female) dan begitu
juga sebaliknya Lawlor, dkk (1999). Pada praktiknya
kemampuan merubah suara menjadi berbagai macam juga
bisa dilakukan oleh seorang dubber. Kemampuan dubber
19 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara
pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020
88
ini adalah kemampuan alami tanpa melibatkan suatu
aplikasi perubah suara. Seiring dengan perkembangan
teknologi multimedia dikenal sebuah teknik pitch shifting
yang digunakan untuk mengubah suara manusia di bagian
timbre dan pitch. Input suara manusia diolah dan
dikomputasi dengan metode pitch shifting yaitu dengan
melakukan perubahan input suara manusia (frekuensi
suara) dengan memanfaatkan pergeseran pitch suara,
sehingga output yang dihasilkan adalah suara manusia
(frekuensi suara) yang berbeda tanpa mengubah kata yang
diucapkan Anandha, (2014)20
.
Di dalam jurnal yang membahas mengenai Analisis
Rekaman Suara Voice Changer dan Rekaman Suara Asli
Menggunakan Metode Audio Forensik yang ditulis oleh
Bambang dkk, jika voice changer menggunakan teknik
high pitch atau menggunakan pitch yang tinggi, maka
kemungkinan suara tersebut teridentifikasi juga semakin
kecil. Hal tersebut dikarenakan jika menggunakan teknik
high pitch maka tingkat non identik muncul dengan angka
yang tinggi. Analisis yang dilakukan ini merujuk pada
Audio forensics: Theory and Analisys yaitu Analisis
Satistik Pitch, Analisis Statistik Formant dan Bandwith,
20 Sumber: Bambang Sugiantoro dkk, Analisis Rekaman Suara Voice
Changer dan Rekaman Suara Asli Menggunakan Metode Audio Forensik, diakses
melaluihttps://www.researchgate.net/publication/322036859_Analisis_Rekaman_
Suara_Voice_Changer_dan_Rekaman_Suara_Asli_Menggunakan_Metode_Audio
_Forensik, diakses pada Selasa 2 September pukul 18.45 WIB
89
Analisis Graphical Disatribution dan Analisis Spectogram
Al-Azhar Nuh, (2011)21
.
e. Final Cut, mengerjakan bauran suara final dengan
gambar. Selain membaurkan suara final dengan gambar,
tim Mr. Kece juga menambahkan teks dan visual pada
hasil video. Teks ini berisikan narasi yang disampaikan
oleh Mr. Kece. Teks ini bersifat membantu penonton
dalam mengetahui isi konten yang dibawakan terutama
mengenai data yang harus tertuang dalam bentuk tulisan
dalam video.
Gambar 5.39. Tampilan Subtitle Pada Video Mr. Kece
Dapat kita lihat, selain teks yang berisikan narasi
yang disampaikan, konten ini juga menambahkan timer
yang berjalan sesuai durasi video tersebut. Hal ini
dilakukan agar tidak ada yang memotong dan
menyalahgunakan video ini untuk kepentingan yang tidak
sesuai. Selain teks dan timer, Mr. Kece juga
menambahkan gambar yang disesuaikan dengan data yang
disajikan dan juga gimmick yang dibawakan. Gambar dan
21 Sumber: Bambang Sugiantoro dkk, diakses pada Selasa 2 September
pukul 18.45 WIB
90
teks dinilai dapat menambah daya tarik dan menjadikan
video lebih hidup.
Gambar 5.40. Tampilan Waktu Dalam Video Mr. Kece
Gambar 5.41. Tampilan Tambahan Visual Dalam Video
Mr. Kece
Gambar 5.42. Tampilan Tambahan Visual Saat
Menyajikan Data Dalam Video Mr. Kece
91
Dalam proses penyuntingan gambar, setiap video
yang diproduksi memiliki beberapa ciri khas yang juga
menampilkan identitas dari konten Mr. Kece maupun
identias media Opini.id itu sendiri. Beberapa hal yang
menjadi ciri khas yaitu di pojok sebelah kanan bagian atas
terdapat logo Opini.id yang menjadi identitas media yang
menaungi konten Mr. Kece ini. Sedangkan di pojok sebelah
kiri atas terdapat logo Mr. Kece.
Karena Mr. Kece menggunakan bahasa sehari-hari yang
dinilai tidak baku, Mr. Kece menambahkan peringatan yang
diletakkan pada awal video seperti gambar di bawah.
Peringatan ini dimaksudkan agar orang-orang yang mudah
tersinggung (baper)22
diharap tidak masuk dan menonton
video ini. Produser Mr. Kece menjelaskan kritik dan bahasa
yang dibawakan oleh Mr. Kece bermain di area abu-abu.
Gambar 5.43. Tampilan Bumper Video Mr. Kece
Setelah lima tahap pasca produksi tersebut dijalani,
sebagai rangkaian dari proses hingga tahap publishing,
Opini.id menambahkan beberapa tahapan yang dilakukan.
22 Baper adalah singkatan dari bawa perasaan
92
Tahap selanjutnya adalah tahap quality control yang
dilakukan oleh Managing Editor Opini.id. Pada tahap ini
Managing Editor berhak untuk melakukan pengecekan data,
isi konten hingga segi bahasa yang digunakan di dalam
video. Managing Editor bertugas memastikan video yang
siap ditayangkan tidak memiliki resiko-resiko yang
merugikan perusahaan dan merugikan orang lain. Hal
tersebut dilakukan karena Opini.id sebagai media masih
dinaungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999
tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik23
. Dalam pedoman
media siber yang terdapat dalam website Opini.id sudah
tertera dengan jelas hak dan kewajiban yang harus dipatuhi
oleh Opini.id.
Point yang diperhatikan oleh Managing Editor yaitu
memastikan setiap kalimat yang digunakan dalam naskah
konten Mr. Kece ini tidak melampaui batas dan sesuai fakta.
Hal ini penting untuk dilakukan agar konten yang dibawakan
tidak mengandung hoax dan sesuai dengan kaidah jurnalistik
yang harus menyampaikan fakta. Bahkan, salah satu
masyarakat di kolom komentar Youtube menilai bahwa tim
Mr. Kece tidak hanya sekedar mengikuti traffic (arus
pemberitaan yang sedang ramai).
23 Diakses melalui https://opini.id/pedoman-media-siber, pada 3
September 2020 pukul 16.23 WIB
93
Gambar 5.44. Komentar Positif Netizen
Setelah melewati tahap quality control dan sudah
mendapat verifikasi layak tayang, langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah publishing. Pada tahap ini, konten Mr.
Kece disebar ke berbagai platform yang digunakan Opini.id
terutama di Youtube dan di Website. Dua platform tersebut
adalah platform induk dalam meletakan konten Mr. Kece ini.
Dilansir dari wawancara terhadap pihak Opini.id, dua
platform tersebut dijadikan platform induk agar
mempermudah mengumpulkan data analisis video yang
sudah diunggah. Kemudian data tersebut yang diolah agar
konten ini tetap berinovasi. Platform lain yang dimiliki
Opini.id dijadikan sebagai platform pendukung dalam hal
penyebaran konten ini24
.
Opini.id menetapkan starndart kualitas gambar untuk
konten ini, yaitu dengan resolusi high bitrate minimal 1080p.
Pilihan ini dipilih karena platform utama yang digunakan
oleh Opini.id dalam penyebaran konten adalah Youtube.
Untuk strandart kualitas yang berlaku di youtube, kualitas
high bitrate dengan 1080p sudah mencapai kualitas yang
tinggi saat ini.
24 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara
pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020
94
Untuk mengambil hati dan menjangkau pasar lebih
jauh, layaknya pada umumnya content creator berlomba-
lomba menyajikan konten yang bermanfaat. Selain isi konten
yang menjadi perhatian, para content creator juga biasanya
membuat judul yang unik dan menarik atau biasa dikenal
dengan istilah ―judul yang clickbait‖. Menggunakan judul
yang clickbait diakui oleh produser konten Mr. Kece
menambah jumlah likes dan views sebuah video. Namun,
judul clickbait ini memiliki batasan, yakni boleh
menggunakan judul yang clickbait asalkan hal tersebut bukan
merupakan sebuah kebohongan.
Dalam ilmu komunikasi, Effendi menjelaskan salah
satu dari unsurnya adalah adanya feedback atau umpan balik
dari komunikan. Feedback sendiri artinya adalah respon yang
diterima oleh komunikator dari komunikan25
. Dalam hal ini,
konten Mr. Kece sebagai komunikator dapat menerima
feedback melalui kolom komentar yang tersedia di berbagai
platform yang digunakan.
Dalam berbagai feedback yang diterima oleh tim Mr.
Kece, tanpa disadari konten yang disajikan menimbulkan
ruang diskusi bersama dan terwujudnya bentuk demokrasi
seperti yang dimaksud oleh Habermas.26
25 Effendy, Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Prakteknya,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011), h. 18
26
Sumber: Siti Hudayatur Rabi’ah
http://digilib.uinsby.ac.id/31601/3/Siti%20Nur%20Hidayatur%20Robi%27ah_I73
215043.pdf h. 93 diakses pada Kamis (03/092020) pukul 16.30 WIB.
95
Habermas mendiskripsikan ruang publik dalam tiga
ranah penting yakni27
:
a) Ruang publik sebagai arena. Artinya bahwa ruang publik
menyediakan basis atau tempat bagi antarmasyarakat
untuk berkomunikasi di dalamnya. Dalam hal ini, kolom
komentar bisa menjadi tempat masyarakat untuk
menuangkan opini, maupun komentar. Diskusi juga kerap
kali terjadi pada kolom komentar. Hingga saat ini, belum
pernah ditemukan bahwa pihak Opini.id sebagai media
yang menaungi konten Mr. Kece didapat menutup kolom
komentar, yang berarti Opini.id juga membuka ruang itu
untuk diisi oleh masyarakat yang ingin menggunakan
kesempatan tersebut.
b) Ruang publik adalah publik itu sendiri. Makna tersebut
mengindikasikan bahwa publik memiliki peran penting
dalam turut serta mewujudkan demokrasi dari tingkatan
akar rumput.
c) Ruang publik adalah agen. Maksudnya ruang publik
merupakan agen/alat penting dalam menyampaikan
aspirasi dari akar rumput menuju bawah. Mr. Kece kerap
kali mengangkat isu-isu yang berdekatan dengan
masyarakat. Hal ini juga disambut baik oleh masyarakat
yang suaranya merasa terwakilkan oleh Mr. Kece.
27 Wasisto Raharjo Jati, Cyberspace, Internet dan Ruang Publik Baru:
Aktivisme Online Politik Kelas Menengah Indonesia, Jurnal Pemikiran Sosiologi
Universitas Gadjah Mada Vol. 3 No. 1 Januari 2016.
http://jurnal.ugm.ac.id>jps>download Diakses pada Kamis 3 September 2020
pukul 16.00 WIB.
96
Permintaan-permintaan topik tertentu pada kolom
komentar untuk dibawakan juga sering terjadi.
Namun, menurut Rulli, ruang publik yang terdapat
pada ruang siber (cyberspace) atau internet berbeda dengan
ruang publik yang dimaksud oleh Habermas. Hal ini karena
internet dinilai hanya bisa menjadi alat dari terjadinya
pertukaran ide melalui diskusi maupun debat sehingga
membangun wacana sebagai jawaban atas realitas politik.28
Diskusi-diskusi yang terjadi pada kolom komentar
konten Mr. Kece yang diunggah melalu platform media
Youtube pun kerap kali terjadi. Masyarakat bisa sangat
leluasa mengemukakan pendapatnya mengenai topik yang
dibahas melalui kolom komentar tersebut. Konten Mr. Kece
ini rata-rata mendapatkan feedback di kolom komentar
dengan jumlah diatas 100 komentar baik itu melakukan
diskusi mengenai topik yang dibahas maupun hanya sekedar
mengapresiasi atau memberi kritik dan saran kepada Mr.
Kece
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Produksi
Dari faktor penghambat yang dijelaskan oleh produser
konten Mr. Kece diatas, timbullah sebuah alternative yang
dilaksnakan oleh konten ini. Faktor penghambat yang dimaksud
disini adalah kesulitan tim redaksi Mr. Kece dalam proses
28 Rulli Nasrullah, Internet dan Ruang Publik Virtual, Sebuah Refleksi
atas Teori Ruang Publik Habermas, h. 30, diakses melalui file:///C:/Users/User/Downloads/188-498-1-PB.pdf, pada 14 Oktober 2020 pukul
15.45 WIB
97
pengumpulan dan validasi data kepada narasumber atau sumber-
sumber yang terkait.29
Alternatif yang dijalankan oleh pihak Mr. Kece adalah
membuat sebuah segmen baru yang berjudul #beritaburuburu.
Segmen ini memiliki slogan ―Terdepan dalam mengobarkan.
Membahas kejadian terkini dengan buru-buru, sehingga anda harus
mencari refrensi lain‖. Ini adalah segmen yang berbeda dengan
konten Mr. Kece walaupun yang membawakan segmen ini masih
tokoh Mr. Kece.
Ada beberapa perbedaan yang mendasar antara konten Mr.
Kece dengan segmen Mr. Kece Berita Buru-Buru, diantaranya yaitu
dalam proses pra-produksi. Dalam proses mengumpulkan dan
validasi datanya, segmen ini cenderung lebih ringkas dan tidak
mendalam. Hal ini diungkapkan dengan slogan segmen ini yang
tertera diatas. Pada segmen ini pembahasan juga jadi lebih luas,
yang sebelumnya hanya kritik kepada pemerintah, pada konten ini
bisa membahas hal lainnya di luar itu.
Perbedaan kedua adalah set pengambilan gambar yang
berbeda. Set konten Mr. Kece hanya set kosong dengan satu lampu
yang menyorot langsung ke objek (Mr. Kece), sedangkan segmen
berita buru-buru dilengkapi dengan property tambahan yaitu meja
dan kursi. Ditambah lagi, dalam konten tersebut terdapat skrip yang
berjalan di pojok kiri bawah layar. Hal ini lah yang menjadi
perbedaan mendasar ketika menonton segmen berita buru-buru ini.
Selain itu, segmen ini juga menerima build-in atau iklan di dalam
video.
29 Dilansir dari wawancara kedua melalui aplikasi Whatsapp pada 8
Oktober 2020
98
Untuk faktor pendorong atau pendukung dari proses produksi
Mr. Kece ini adalah kebijakan-kebijakan pemerintah yang dirasa
kurang sesuai dengan masyarakat. Hal ini adalah salah satu alasan
awal mula terbentuknya konten Mr. Kece ini. Konten ini yang dirasa
juga mewakilkan kegelisahan masyarakat yang tidak memiliki media
untuk bersuara.
Selain itu, peminat konten ini juga terbilang cukup banyak.
Sebuah konten bisa bertahan lama pasti karena memiliki
penikmatnya tersendiri. Mr. Kece juga selalu ditunggu untuk
membahas suatu topik oleh penikmatnya. Hal ini tentu menjadi
dorongan tim agar terus memproduksi konten Mr. Kece ini. Belum
lagi konten ini menjadi konten unggulan yang dimiliki oleh media
induknya yaitu Opini.id. Tentu Mr. Kece menjadi konten unggulan
dari Opini.id.
Temuan Dakwah Ramzi melalui
Profesi
Konten di New
Media
Pra-produksi
1. Penentuan
topik.
Dilakukan
oleh tim
redaksi
konten Mr.
Kece yang
dilakukan
melalui rapat
redaksi.
2. Pencarian
data. Bisa
melalui
wawancara
Dakwah dilakukan oleh
setiap tim produksi
melalui bakatnya masing-
masing pada bidang
kreatif khususnya yang
dilakukan oleh tim
produksi konten Mr.
Kece. Mr. Kece juga
mengajarkan agar kita
semua nahi munkar atau
melawan kemungkaran
dengan bentuk
memberikan kritik
terhadap kebijakan atau
pemikirian tokoh public
Proses pra,
produksi hingga
pasca produksi di
new media terdapat
beberapa perbedaan
yang signifikan
dengan proses yang
terjadi pada media
konvensional.
Terjadi beberapa
tahap yang lebih
ringkas dan
sederhana pada
proses produksi di
new media.
99
maupun
statement
narasumber
yang terdapat
di media
sosial.
3. Pembuatan
naskah.
Dilakukan
oleh tim
kreatif dalam
2 bentuk
naskah, yaitu
dalam bentuk
editorial dan
naskah untuk
pengambilan
gambar.
Produksi
1. Pengambilan
gambar yang
dilakukan
oleh tim
produksi
Pasca produksi
1. Editing yang
dilakukan
oleh editor
konten Mr.
Kece.
Dilakukan
dengan jarak
waktu 2 hari.
2. Quality
Control
dilakukan
yang dirasa janggal.
100
oleh
managing
editor
Opini.id
sebagai
bentuk
pengawasan
konten yang
beredar di
Opini.id
3. Publishing
dilakukan
setiap hari
Kamis oleh
admin
Opini.id
Tabel 5.1. Temuan Penelitian
101
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan
beberapa hal terkait proses produksi konten Mr. Kece yang
dipopulerkan oleh Opini.id.
1. Tahapan proses produksi konten Mr. Kece yang
dipopulerkan oleh media Opini.id diantaranya, pertama,
proses pra-produksi, yaitu proses penentuan topik, pencarian
data dan pembuatan naskah. Kedua, proses produksi, yaitu
pengambilan gambar. Ketiga, proses pasca produksi, yaitu
proses editing dan publishing konten yang sudah dibuat.
Konten di media digital sudah melalui tahapan yang kurang
lebih sama dengan media konvensional. Namun, proses
produksi konten pada media digital melalui tahapan yang
lebih ringkas dan sederhana, tetapi tidak mengurangi kualitas
baik dari segi isi maupun hasil gambar.
2. Faktor yang mendukung konten ini adalah adanya kebijakan-
kebijakan pemerintah yang dirasa aneh oleh masyarakat dan
tim redaksi dan dukungan dari netizen yang selalu mengikuti
dan menonton konten Mr. Kece. Kekurangan pada saat
proses produksi konten Mr. Kece ini adalah pada saat
validasi data yang kerap kali direspon lambat oleh
narasumber. Hal ini diatasi dengan mencari kutipan-kutipan
lain melalui media sosial maupun kutipan yang didapat
melalui media mainstream lainnya.
102
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, penulis
menyertakan saran untuk kemudian dijadikan sebagai bahan acuan
dan evaluasi baik secara akademik ataupun secara praktis.
1. Bagi Opini.id dan Mr. Kece
Penulis berharap dalam proses produksi konten Mr.
Kece khususnya pada saat pra produksi dapat ditambah lagi
tim redaksi yang bertugas mencari dan mengejar data-data
untuk ditampilkan pada video. Hal ini ditutjukan agar tingkat
validitas isi konten yang dibawakan bisa sangat tinggi dan
juga tidak terlambat mendapatkan data ketika proses
pengambilan gambar ingin dilakukan.
Susunan kepengurusan dari tim produksi Mr. Kece
juga sebaiknya dijelaskan dalam bentuk tertulis. Hal ini agar
jika ada pergantian formasi maupun pergantian salah satu
dari personil tim Mr. Kece ini sudah jelas dan sesuai dengan
ruang gerak masing-masing.
2. Bagi akademisi
Diharapkan agar bisa mencontoh hal-hal yang sudah
dilakukan oleh Opini.id dalam proses menciptakan sebuah
konten pada media digital. Proses produksi konten pada
media digital ini dirasa makin mudah karena teknologi yang
sebenarnya digunakan sudah begitu dekat dengan kita,
sehingga konten yang disajikan bisa lebih variatif sesuai
dengan kapasitas masing—masing.
Penelitian mengenai proses produksi khususnya di
103
media digital juga harus lebih dikembangkan. Hal ini
dikarenakan media digital bergerak begitu cepat, sehingga
konten yang disebarkan melalui media digital terus
berkembang dan juga lebih inovatif.
104
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Abizar. (1998). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Depdikbud Dirjen
Pendidikan Tinggi P2LPTK.
Amalia, N. R. (2010). Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Kencana.
Andi Fachruddin, H. J. (2011). Dasar-Dasar Penyiaran. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Teori dan Praktik .
Jakarta: Kencana.
Effendi, O. U. (2011). Ilmu Komunikasi:Teori dan Prakteknya.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Fachruddin, A. (2012). Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta :
Prenadamedia Group.
Gunawan, A. (2008). Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Indonesia-
Inggris. Surabaya: Penerbit Kartika.
Gunawan, I. (2013). Metodologi Penelitian Kulaitatif. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hardiman, F. B. (2009). Demokrasi DeliberatiMenimbang Negara
Hukum dan Ruang Publik dalam Teori Diskursus Jurgen
Habermas . Yogyakarta: Kanisius.
Hardiman, F. B. (2010). Komersialisasi Ruang Publik Menurut
Hannah Arendt dan Jurgen Habermas, dalam Ruang Publik:
Melacak Partisipasi Demokratis dari Polis sampai
Cyberspace. Yogyakarta: Kanisius.
Haryatmoko. (2007). Etika Komunikasi (Manipulasi Media,
Kekerasan, dan Pornografi. Yogyakarta: Kanisius.
Lexy, J. M. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
105
Littlejohn, S. W. (2009). Encyclopedia of Communication Theory.
California: Sage Publications.
Mawardi. (2007). Ekonomi Islam . Pekanbaru: AlafRiau.
Morissan. (2005). Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan
Televisi. Jakarta: Ramdina Prakarsa.
Morissan. (2008). Manajemen Media Penyiaran. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Abizar. (1998). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Depdikbud Dirjen
Pendidikan Tinggi P2LPTK.
Amalia, N. R. (2010). Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Kencana.
Andi Fachruddin, H. J. (2011). Dasar-Dasar Penyiaran. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Teori dan Praktik .
Jakarta: Kencana.
Effendi, O. U. (2011). Ilmu Komunikasi:Teori dan Prakteknya.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Fachruddin, A. (2012). Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta :
Prenadamedia Group.
Gunawan, A. (2008). Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Indonesia-
Inggris. Surabaya: Penerbit Kartika.
Gunawan, I. (2013). Metodologi Penelitian Kulaitatif. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hardiman, F. B. (2009). Demokrasi DeliberatiMenimbang Negara
Hukum dan Ruang Publik dalam Teori Diskursus Jurgen
Habermas . Yogyakarta: Kanisius.
Hardiman, F. B. (2010). Komersialisasi Ruang Publik Menurut
Hannah Arendt dan Jurgen Habermas, dalam Ruang Publik:
Melacak Partisipasi Demokratis dari Polis sampai
Cyberspace. Yogyakarta: Kanisius.
Haryatmoko. (2007). Etika Komunikasi (Manipulasi Media,
106
Kekerasan, dan Pornografi. Yogyakarta: Kanisius.
Lexy, J. M. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, S. W. (2009). Encyclopedia of Communication Theory.
California: Sage Publications.
Mawardi. (2007). Ekonomi Islam . Pekanbaru: AlafRiau.
Morissan. (2005). Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan
Televisi. Jakarta: Ramdina Prakarsa.
Morissan. (2008). Manajemen Media Penyiaran. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Jurnal dan Website
Hasfi, Nurul. Ruang Publik Virtual: Ruang Yang Diperebutkan.
diakses melalui
https://www.academia.edu/11196090/RUANG_PUBLIK_VI
RTUAL_RUANG_YANG_DIPEREBUTKAN pada 30
Januari 2020 Pukul 15.00 WIB
Hidayatur, Siti Nur. Media Sosial Sebagai Ruang Publik Virtual
bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya diakses melalui http://digilib.uinsby.ac.id/31601/
pada 3 September 2020 Pukul 16.30 WIB
Jati, Wasito Raharjo. Cyberspace, Internet dan Ruang Publik Baru:
Aktivisme Online Politik Kelas Menengah
Indonesia, Jurnal Pemikiran Sosiologi Universitas Gajah
Mada Vol. 3 No. 1, 2016 diakses melalui
http://jurnal.ugm.ac.id>jps>download pada 3 September
2020 Pukul 16.00 WIB
Nasrullah, Rulli. Internet dan Ruang Publik Virtual, Sebuah Refleksi
atas Teori Ruang Publik Habermas. Jurnal Komunikator,
Vol 4 No. 1 Tahun 2012 diakses melalui
https://journal.umy.ac.id/index.php/jkm/article/view/188/150
pada 14 Oktober 2020 Pukul 15. 45 WIB
Salman. Media Sosial Sebagai Ruang Publik, Jurnal Bisnis dan
107
Komunikasi, diakses melalui
http://research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/6YEFI
D0ROPWXP7QWTCKJJVSNZ.pdf pada 14 Oktober 2020
Pukul 14.55 WIB
Sucahya, Media. Manajemen Media Digital, Vol. 3. No. 01, 2017
diakses melalui,
https://media.neliti.com/media/publications/256484-
manajemen-media-digital-d5f524cb.pdf Pada 20 Maret 2020
Pukul 06.30 WIB
Sugiantoro, Bambang dkk. Analisis Rekaman Suara Voice Changer
dan Rekaman Suara Asli Menggunakan Metode Audio
Forensik. Jurnal Jaringan dan Keamanan, Vol. 7 No. 1 tahun
2018. diakses melalui
https://www.researchgate.net/publication/322036859_Analisi
s_Rekaman_Suara_Voice_Changer_dan_Rekaman_Suara_A
sli_Menggunakan_Metode_Audio_Forensik pada 2
September Pukul 18.45 WIB
Widiyawati, Rizki. Manajemen Produksi Program Siaran
“Kampung Radio” Radio Republik Indonesia Pro 1
Pekanbaru Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kota
Pekanbaru. Jurnal Komunikasi, Vol. 4 No 2 Tahun 2017
diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/183295-ID-
manajemen-produksi-program-siaran-kampun.pdf pada 14
Oktober 2020 Pukul 16.19 WIB.
"Bagaimana Cara Ex-Editor in Chief Hipwee Membangun Media
Digital Yang Sukses?" diakses pada 14 Oktober 2020 di
https://www.youtube.com/watch?v=9gzOacOWcbk&feature
=youtu.be
"Opini.id Perkenalkan Konsep Homeless Media" diakses pada 9
April 2020 di https://gdpventure.com/good-news/opiniid-
perkenalkan-konsep-homeless-media
112
Lampiran 4.
TRANSKRIP WAWANCARA 1 OPINI.ID
Via Google Meet
Mahasiswa : Hanif Dzikri Juniawan
Tanggal Wawancara : Senin, 20 Juli 2020
Tempat : Rumah/Kantor
Pukul : 13:00 WIB
Narasumber/Jabatan :
1. M. Noor Falih (Produser Mr, Kece)
2. Gun Gun Gunawan (Tim Kreatif Mr. Kece)
3. Ignatus Raymond Reynaldi (Managing Editor Opini.id)
Falih Ya selamat datang Hanif, kenalin saya Falih
producer dari konten Mr. Kece. Ini ada temen
gue Gun gun sebagai tim kreatif dari Mr. Kece,
dan ada bang Raymond juga selaku managing
editor dari Opini.id. Yaudah langsung aja nif
gimana gimana?
Hanif Baik, selamat siang semuanya
Raymond ya selamat siang Hanif
Hanif Nama saya Hanif Dzikri mahasiswa UIN Jakarta
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Terimakasih waktunya mas Falih dan temen-
temen sekalian. Wawancara ini ditujukan buat
ngambil data yang dibutuhkan untuk skripsi saya
yang berjudul “Analisis Produksi Konten Mr.
Kece di Opini.Id”.
Nah sebelum ngomongin proses produksinya,
mau Tanya dulu sebenernya gimana sih sejarah
Mr. Kece ini waktu awal dibuat?
Falih Nah siapa nih gun yang mau jawab? Bang
113
Raymond?
Raymond Ya lu lah lih berdua sama Gun gun yang megang
langsung hahaha
Gun Gun Yaudah lu dulu lih, nanti gue tambahin
Falih Okeoke, jadi tahun berapa ya Gun waktu itu?
Gun Gun 2018 kalogasalah deh, apa 2019 ya?
Falih Ohiya tahun 2018 pas lagi jaman-jamannya
cebong-kampret nif
Hanif Ohh berarti jamannya pilpres ya mas?
Falih Nah iya jadi dulu inisiatornya salah satu
producer Opini.id. Awalnya dia mikir harus ada
konten istilahnya pendidikan politik gitu ya gun?
Yang masuk ke semua kalangan. Jadi kita
ngerasa semua kalangan tuh sebenernya butuh
yang namanya pendidikan poltik.
Gun Gun Dulu pas lagi panas banget tuh sama cebong
kampret..
Falih Nah waktu itu kan lagi pada butuh apa ya gun
istilahnya gun? Ini ada banyak yang gak bener
nih
Gun Gun Untuk pencerahan lah gitu haha
Falih Nah cuman kan orang kalo konsumsi dengan
cara yang berat kaya Mata Najwa, ILC kaya gitu-
gitu kaya gitu kan ga semua orang ngerti ya. Jadi
kita pake pendekatan lain. Kita pake bahasa
sehari-hari si orang-orang yang kita target ini.
Nah kita tuh menspesifikasikan orang-orang yang
nonton Mr. Kece itu orang-orang yang follownya
@awreceh, @kegoblokan.unfaedah gitu.
Masalahnya orang orang kaya gitu kan mereka
butuh pendidikan politik tapi gaada media yang
bisa mereka pahami kan gitu. Gun Gun ada yang
114
mau ditambahin Gun?
Gun Gun Ya itulah. Intinya pengen ada konten pendidikan
politik tapi yang sesuai sama audience Opini.id
saat itu. Anak muda yang progresif lah gitu,
berpikiran terbuka. Soalnya waktu itu kita gak
hanya mengkritik cebong doang atau kampret
doang, jadi kita kritik dua-duanya. Ohiya satu
lagi, emang dari internal Opini.id juga ada
keresahan pribadi lah sama logika-logika yang
bengkok yang muncul di public. Oiya sama itu
juga tuh yang jadi alesan kan kenapa Mr. Kece
pake topeng. Kalo Mata Najwa kan jelas Mba
Nana yang jadi hostnya, jadi pasti ada aja
pandangan public yang mikir wah keren nih
cewe, atau di ILC bang Karni pasti ada aja kan
tuh yang nilai ini mah forum bapak-bapak. Gitu
nif.
Raymond Sebenernya dari konten yang ditampilin juga
udah ngegambarin positioning Opini.id nif
Hanif Ohh oke, oiya Mr. Kece ini awalnya kan Mr.
Ngehek ya mas? Nah baru ganti nama
kalogasalah awal tahun 2020 kemarin. Nah itu
kalo boleh tau kenapa ya mas?
Raymond Disuruh pemerintah nif, hahaha
Gun Gun Hahaha
Hanif Wah emang iya bang?
Falih Nggak nif bercanda haha, sebenernya gaada apa-
apa sih nif. Dulu kan waktu awal dibuat namanya
Mr. Ngehek karena kelakuannya yang ngehek.nah
kalo sekarang biar ngeheknya emang jadi
sifatnya aja gausah jadi nama. Kalo Mr. Kece ini
kan singkatan dari tagline nya konten ini.
Ketahuan Cerdasnya.
Hanif Ohh jadi gaada pihak yang intervensi atau
disuruh nitizen gitu ya mas? Haha
115
Falih Nggak nif..
Hanif Ohh okedeh, nah kalo bagan/susunan dari tim
produksi Mr. Kece ini ada gak ya mas?
Falih Hmmm.. Kalo susunan bakunya gaada sih nif
kaya secara tertulis gitu. Jadi kita kita udah pada
tau aja tugasnya ngapain. Kaya work flow yang
bakunya gaada, paling kita udah sadar masing-
masing abis dari sini kemana gitu sih nif, iya kan
gun?
Gun Gun Iya kaya gitu lih, jadi udah pada tau aja tugasnya
ngapain
Hanif Ohh okee mas, jadi lebih kaya ngalir aja gitu ya
mas?
Falih Nah iya nif..
Gun Gun Iya nif..
Hanif Kalo pra-produksinya gimana ya mas prosesnya?
Kaya misalnya pemilihan topik gitu siapa yang
berhak mas?
Falih Gimana gun?
Gun Gun Ya jawab aja dulu lih hahaha
Falih Haha okee, kalo pemilihan topik biasanya kita
berdua sih nif yang nyari topiknya, biasanya dari
gue sih nif
Gun Gun Nah gue bagian bikin skrip yang versi apa ya
namanya, versi rapihnya lah versi beritanya gitu,
abis itu baru dikasih ke Falih lagi
Falih Iya abis jadi skrip beritanya, ibaratnya gue yang
bikin skrip yang ngeheknya nif, abis itu baru deh
siap buat take video
116
Hanif Ohh jadi gaada yang cek lagi ya mas skripnya?
Falih Gak ada nif, biasanya ngeceknya kalo mau
tayang, jadi pas video udah jadi baru di cek
sama bang Raymond
Raymond Nah bener tuh nif, jadi gue ngeceknya pas udah
mateng, biar gak dua kali kerja
Hanif Ohh iya bener juga sih, okedehh. Lanjut ya nih
mas
Falih Lanjut nif
Gun Gun Lanjuut
Hanif Kalo kriteria topik yang bakal diangkat sama Mr.
Kece ini ada gak mas?
Falih Nah ini urusan lu gun..
Gun Gun Okeoke, yaa ada dua sih umumnya kriterianya
yang bakal diangkat. Pertama yaitu objek yang
kita angkat pasti tokoh public.tokoh public tuh ya
pemerintah, pejabat gitu. Trus kriteria yang
kedua itu yang logikanya bengkok, kaya yang
disebutin terus sama Mr. Kece. Logika bengkok
tuh maksudnya ya punya pemikiran atau
kebijakan yang aneh di mata masyarakat. Itu sih
dua itu yang utama.
Hanif Nah kan naskah tadi udah dibuat dua versi
mas,berarti yang dipake naskah yang dari mas
falih ya? Nah waktu shooting, talent boleh gak
sih mas improve sendiri gitu?
Gun Gun Nah Falih nih yang ngawasin produksi yang
jawab
Falih Hahaha, sering nif. Emang dibolehin sih buat
improve, asal ga keluar dari benang merah isi
konten yang diangkat. Kaya gimmick-gimmick itu
117
improve dari talentnya. Tapi kalo udah kelewat
batas gue batesin gitu. Kacau deh kalo diliat file
mentahnya mah nif hahaha.
Hanif Hahaha, ketolong banget di editing berati ya mas
Falih Iya nif, banget
Hanif Oiya mas, kalo panduan durasi yang dipake Mr.
Kece ini ada gak sih mas?
Falih Hmm, kalo panduan pastinya gaada nif. Tapi
selama ini kan Mr. Kece tayangnya di youtube,
jadi pake durasi ideal buat di youtube sih nif.
Kalo di youtube kan orang jarang yang nonton
video diatas 5 menit. Ya jadi sekitar segitu nif,
paling 4-5 menit. Biar ga kelamaan juga. Ada
risetnya juga sih itu.
Hanif Kalo standar kualitas gambar buat konten ini
gimana mas?
Falih Ya paling gitu aja sih nif, gambarnya item putih.
Nah item putih itu gaada maksud apa-apa
sebenernya. Cuma masalah rasa dari tim pas
pertama kali buat aja. Terus juga suara di
pitching-pitching dikit. Ya itu aja sihh, bener
bener karena keliatannya keren aja gitu buat tim.
Trus juga keliatannya kan beda, yaudah deh
sekalian ciri khas.
Hanif Ohh, kirain filosofis gitu mas dibikin item putih
gitu ada maknanya haha
Falih Hahaha, gak ada filosofisnya nif itu mah haha.
Emang pengennya gitu aja dari tim
Hanif Ohahaha, okeoke mas. Kalo standart buat
resolusi gambarnya gitu ada gak mas?
Falih Selama ini sih rendernya pake yang high bitrate
nif soalnya kan buat youtube aja tayangnya
118
Hanif Ohh jadi pake render yang buat platform youtube
ya?
Falih Bukan nif, kalo di (adobe) premiere kan ada yang
khusus buat youtube tuh.
Hanif Ohh, iyaiya mas
Falih Nah gue bukan pake yang itu, pake yang high
bitrate 1080p nif, bukan yang buat youtube
rendernya.
Hanif Ohh iyaiya. Berarti udah pake render yang
paling tinggi ya mas.
Falih Ya kalo dibilang paling tinggi sih belom nif, kan
masih ada 4K, 8K gitu gitu. Tapi kalo buat di
upload di platform yang kita pake udah cukup sih
segitu.
Hanif Hahaha, oiya. Kalo buat panduan kata-kata
yang perlu disensor ada gak sih mas dari
Opini.idnya sendiri? Apa misalnya ngikutin KBBI
atau gimana mas?
Falih Bang Raymond gimana bang?
Raymond Gak ada sih ya
Falih Selama ini sih gaada nif, paling ya ngikutin
moral yang berlaku di masyarakat yang terus
berkembang nif.
Raymond Nah iya bener, kan gapasti ya haha
Hanif Nah kalo kata-kata yang disensor di video yang
udah jadi itu udah ada dari naskah apa sesuai
editor aja mas?
Falih Udah ada dari naskah sih nif. Sebenernya itu kan
penontonnya pasti udah tau kan kata-katanya apa
yang disensor
119
Hanif Iya sih mas
Falih Nah kita sengaja sensor biar ga kena ujaran
kebencian aja paling, tapi kan penonton udah tau
apa yang diomongin. Jadi daripada kena kasus
macem-macem mending kita main di grey area.
Gitu sih paling nif
Hanif Ohh gitu, okedehh mas
Falih Iya nif
Hanif Kalo proses distribusi konten ini gimana mas di
Opini.id khususnya konten Mr. kece ini? Kan
Opini.id punya banyak platform nih kaya
Facebook, Twitter, Instagram, Website sama
Youtube
Falih Hmm.. kalo selama ini kan Mr. Kece fokusnya di
youtube sama website ya nif. Jadi yang utama
disitu sih, jadi yang lainnya Cuma apa ya
namanya.. cuma ngebantuin aja gitu sih nif
Hanif Ohh, kalo yang di website nge-link ke youtube ya
mas?
Falih Iya nif, itu biar gampang liat data analiticnya aja
sih nif
Hanif Ohh, kalo kendalanya untuk proses pengerjaan
konten ini ada gak ya mas kira kira?
Falih Kendala ya.. apa ya? Bang Raymond apa bang?
Gun gimana Gun?
Gun Gun Apa ya kendalanya..
Falih Hmm apa ya..
Gun Gun Kalo dari gue sih gak ada ya.. paling itu lih,
nyari konten kali ya
120
Falih Ohh iya itu paling sih nif, kita kan biasanya
shooting hari selasa tayang hari kamis. Paling
kalo nyari kontennya belom ketemu jadi agak
buru-buru gitu, minimal kan selasa harus siap
berarti itu konten sama skripnya.
Hanif Ohh gitu ya mas
Falih Iya nif, kalo dari produksinya gak ada sih rata-
rata. Sampe saat ini belom ada kendala yang
berarti gitu kalo dari produksinya. Paling ya itu,
kendala nyari konten. Sama ini biasanya, validasi
data gitu nif, sama wawancara-wawancara
narasumber paling nif.
Raymond Tapi selama ini pemerintah ga ngecewain sih nif,
ada aja pasti kelakuannya hahaha
Hanif Ohh haha oke oke mas. Kalo selama ini pernah
ga ada feedback dari objek yang diangkat mas?
kalo misalnya ada, Opini.id nanggepinnya
gimana?
Falih Gimana nif maksudnya?
Hanif Kan Mr. Kece kontennya kritik ke tokoh public
nih mas, pernah gak sih ada feedback dari
mereka yang diangkat jadi objek? Atau feedback
dari penontonnya gitu mas?
Falih Nah bang Raymond gimana nih bang?
Raymond Haha. Hmmm, gaada sih nif. Eh ada gak ya?
Hahaha. Kalo feedback sih pasti ada nif. Baik
positif maupun negatif
Hanif Ohh kalo feedback gitu biasanya lewat apa bang?
lewat email apa gimana bang?
Raymond Biasanya lewat komen sih nif, kalo yang lewat
email sampe sekarang sih gaada ya.
121
Hanif Berarti selama ini kurang lebih dari komentar aja
ya bang? Dari objek yang diangkat gapernah
ngasih feedback apa-apa ya?
Raymond Iya nif, kalo sampe email sih belom ada. Ya
gimana ya.. mungkin mereka emang ngerasa kali,
jadinya mau ngomel juga gabisa hahaha.
Falih Paling ada bu Susi kemaren tuh bang kemaren
ngshare Mr. Kece
Raymond Ohh nah iya itu bu Susi sampe nge-share di
Hanif Ohh yang masalah lobster itu ya bang?
Raymond Nah iya
Gun Gun Joko Anwar juga pernah tuh
Raymond Nah Joko anwar juga ngikutin banget Mr. Kece
tuh. Banyak sih nif sebenernya yang lainnya juga
yang nge-share.
Hanif Ohh oke bang.
Falih Oke lanjut nif
Hanif Oke mas, ini mungkin pertanyaan terakhir ya..
Falih Oke nif
Gun Gun Oke nif
Hanif Oke, pernah ada gak sih mas video yang di take
down? Baik itu dari platformnya yang dipake
atau dari Opini.id nya sendiri gitu?
Falih Hmm maksudnya gimana ya nif?
Hanif Iya mas kaya di takedown misalnya banyak yang
report, atau dari Opini.id nya sendiri gitu
122
Falih Ohh, hmmm… pernah gak ya?
Raymond Gak ada sih kayanya
Gun Gun Iya kayanya gak ada sih
Falih Iya gak ada nif kalo yang sampe direport gtiu.
Paling pernah gara-gara gue salah ngedit aja sih
paling
Hanif Ohh oke, berarti gak ada ya.. nah yang salah edit
itu di upload lagi gak mas?
Falih Iya di upload lagi nif
Hanif Oalahh oke deh mas. Untuk saat ini cukup mas,
terimakasih banyak atas waktunya. Mungkin
nanti kalo ada yang kurang mungkin lanjut via
WA aja kali ya mas
Gun Gun Oke niff sama-sama
Raymond Siap niff, tenang aja
Falih Okedeh niff, iya sama-sama. Iya nif, nanti japri
aja kalo ada apa-apa
Hanif Okedeh mas, terimakasih mas
Falih Iya nif, sama sama
Raymond Sukses nif buat skripsinya
Hanif Iya bang, makasih bang
124
Lampiran 6.
TRANSKRIP WAWANCARA 2 OPINI.ID
Via Whatsapp
Pada 8 Oktober 2020
Pra produksi
1. Pra produksi identic dengan budgeting, bagaimana system
budgeting konten ini?
Budget ditentukan setiap 1 tahun sekali. Baru diajukan
realisasinya jika ada episode yang membutuhkan budget.
2. Boleh jelasin lebih terperinci mengenai proses pemilihan
topic? Dilihatnya dari fenomena social media sajakah? Atau
ada usulan dari komentar netizen yang akhirnya diangkat
menjadi topic?
Bisa dari dua-duanya. Atau isu yang tidak begitu
diperbincangkan namun redaksi menganggap isu tsb penting
untuk dibahas.
3. Kemarin sempat membahas faktor penghambat produksi ini
dari kendala mengumpulkan data, biasanya kendala yang
didapat ketika pengumpulan data apa saja?
Narasumber merespon setelah produksi dan/atau ada
beberapa perbedaan data dari beberapa lembaga
pemerintahan.
4. Pada saat validasi data/wawancara, pernahkah menggunakan
statement yang dikeluarkan orang yang bersangkutan melalui
status/tweet?
Pernah.
5. Pernahkah ganti pemeran (talent) yang memerankan Mr.
Kece?
Pernah.
6. Kemaren kan sempet nyinggung durasi youtube idealnya 3-
5mnt, riset atau artikel mana yang dijadikan pegangan oleh
Opini.id?
Berdasarkan data analytic youtube Opini.id audience
retention.
125
7. Apakah judul yang diupload sudah dibuat sejak naskah
dibuat?
Bisa ya, bisa tidak. Judul bisa berubah setelah mendapat
masukan dari teman-teman redaksi.
8. Bolehkah minta contoh file dua jenis script yang sudah jadi?
Script dengan teks berita dengan yang menjadi patokan saat
shooting
Classified.
Produksi
1. Ada siapa saja yang terlibat dalam proses pengambilan
(shooting) gambar?
Produser, tim kreatif, videografer & video editor, talent.
2. Dimana proses pengambilan gambar (shooting) dilakukan?
Kantor GVM Networks.
3. Bagaimana proses pengambilan gambar (shooting) dikala
pandemic kemarin?
Talent melakukan shooting mandiri di rumahnya.
4. Apa jenis kamera yang digunakan?
Sony a7sII
5. Apa jenis lighting yang digunakan?
Godox
6. Apa jenis microphone yang digunakan?
Sennheiser
7. Bolehkah minta dokumentasi behind the scene set studio Mr.
Kece saat proses shooting?
Classified
8. Bagaimana cara talent membaca naskah? Apakah
menggunakan prompter?
Menghapal naskah.
9. Biasanya berapa lama proses pengambilan gambar (shooting)
nya?
Kurang lebih 4 jam.
Pasca produksi
1. Selain Adobe Premiere Pro, adakah software lain yang
digunakan dalam proses editing?
126
Adobe after effect.
2. Sebagai Managing Editor, apa saja point tinjauan yang
dilakukan bang Raymond?
Memastikan setiap kalimat dalam naskah sesuai dengan fakta
dan tidak melampaui batas SARA.
3. Apakah Opini.id membuat judul clickbait?
Ya. Selama judul clickbait tidak bohong.
4. Apa saja yang mempengaruhi jumlah likes/insight video?
Banyak faktor. Seberapa kritis, lengkap dan menghibur
dalam satu episode.
5. Apakah judul berpengaruh kepada jumlah likes/insight
video?
Berpengaruh.
6. Biasanya, apa saja point yang menjadi evaluasi konten Mr.
Kece ini?
Seberapa lengkap data, kritis dan menghibur.
7. Kemarin kan sempat dibahas mengenai video yang di upload
di website itu link ke youtube untuk mempermudah tim
analisis Opini.id mendapatkan data, lalu hal apa yang diolah
melalui data tersebut?
Data analytics youtube: views, impression, impression CTR,
audience retention.