143
ANALISIS PRODUKSI KONTEN MR. KECE DI OPINI.ID Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Hanif Dzikri Juniawan NIM 11160510000045 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

analisis produksi konten mr. kece di opini.id

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS PRODUKSI KONTEN MR. KECE DI OPINI.ID

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh

Hanif Dzikri Juniawan

NIM 11160510000045

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2020 M

i

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS PRODUKSI KONTEN MR. KECE DI OPINI.ID

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh

Hanif Dzikri Juniawan

NIM 11160510000045

Pembimbing

Thalitha Sacharissa Rosyiidiani, M.I.Kom

NIP. 199102172018012004

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H / 2020 M

iii

iv

ABSTRACT

Hanif Dzikri Juniawan, 11160510000045

Mr. Kece Production Analityc by Opini.id

The ever-developing information and communication

technology has led to media convergence, from conventional

media (television and radio) to digital (online) media. This

change also certainly affects the content presented, both in terms

of the type of content and the content creation process being

carried out. Opini.id is one of the emerging digital media.

Based on the above background, Mr. Kece, which was

popularized by Opini.id, appears with a concept that is quite

unique and differen like wearing a mask and show with black and

white concept. From this, the researcher formulated a question,

namely: what are the stages of the Mr. Kece production process?

and what are the supporting and inhibiting factors during the

production?

The theory used is the television production theory by

Andi Fachruddin regarding television production theories. This

theory is used to see the production process carried out by digital

media both in terms of pre-production, production and post

production, which is the same as that carried out by conventional

media so far.

The methodology used in this research is a descriptive

qualitative analysis method. The data obtained in Mr. Kece who

puts the content on Youtube, as well as with reference books and

interviews.

So the conclusion is Mr. Kece carries out the pre-

production, production, and post-production processes with short

and fairly simple stages. However, with relatively concise stages,

this content still has a quality comparable to the standard content

circulating on television.

Keywords: Production Analysis, Digital Media, Opini.id,

Content, Mr. Kece.

v

ABSTRAK

Hanif Dzikri Juniawan, 11160510000045

Analisis Produksi Konten Mr. Kece di Opini.Id

Teknologi informasi dan komunikasi yang terus

berkembang menyebabkan terjadinya konvergensi media, yaitu

dari media konvensional (televisi dan radio) menjadi media

digital (online). Perubahan ini juga tentu berpengaruh terhadap

konten baik dari segi jenis konten maupun proses pembuatan

konten yang dilakukan. Opini.id termasuk salah satu media

digital yang muncul.

Berdasarkan latar belakang di atas, konten Mr. Kece yang

dipopulerkan oleh Opini.id tampil dengan konsep yang cukup

unik dan berbeda seperti mengenakan topeng dan tampil dengan

warna hitam putih. Dari hal tersebut peneliti merumuskan

pertanyaan yakni: apa saja tahapan dari proses produksi konten

Mr. Kece yang tampil di Opini.id? dan apa saja faktor pendukung

dan penghambat proses produksinya?

Teori yang digunakan adalah teori produksi televisi oleh

Andi Fachruddin mengenai teori-teori produksi televisi. Teori ini

digunakan untuk melihat proses produksi yang dijalankan oleh

media digital baik dari segi pra produksi, produksi hingga pasca

produksi sama dengan yang dijalankan oleh media konvensional

selama ini.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis yang bersifat kualitatif model deskriptif. Data

yang didapatkan dalam konten Mr. Kece yang meletakkan

kontennya pada Youtube, serta dengan buku-buku referensi dan

wawancara.

Maka kesimpulannya konten Mr. Kece ini melakukan

proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi dengan

tahapan yang ringkas dan cukup sederhana. Namun dengan

tahapan yang terbilang ringkas, konten ini tetap memiliki kualitas

yang sebanding dengan standar konten yang beredar di televisi.

Kata kunci: Analisis Produksi, Media Digital, Opini.id,

Konten, Mr. Kece.

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil „alamiin, puji serta syukur kehadirat

Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat sehat secara lahir

maupun batin sehingga peneliti dapat memulai dan

menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat

seiring salam senantiasa terhaturkan kepada Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga dan sahabatnya atas perjuangan beliau

islam rahmatal lil „alamin masih terhirup dibumi ini.

Dengan penuh kerendahan hati dan kesadaran diri, dalam

melaksanakan penelitian yang berjudul “ANALISIS

PRODUKSI KONTEN MR. KECE DI OPINI.ID”. Peneliti

sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh

karenanya peneliti memohon maaf manakala setiap bagian dari

penelitian ini masih jauh dari kata sempurna serta peneliti

membuka kritik serta saran yang membangun untuk panggung

akademisi akan akan datang.

Peneliti sadar bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini,

dipastikan tidak lepas dari dukungan dari banyak pihak Dengan

ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar ubis, Lc.,

M.A, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

vii

Hidayatullah Jakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Suparto, M.Ed, Ph.D, Wakil Dekan 1 Bidang

Akademik, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, BSW. MSW,

Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dr.

Sihabbudin Noor, M.Ag, serta Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan, Drs. Cecep Castrawijaya,

M.A.

3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr.

Armawati, M.Si, serta Sekretaris Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam Dr. H. Edi Amin, S.Ag., M.A.

4. Kalsum Minangsih, M.A, selaku Dosen Penasihat

Akademik yang telah memberikan nasihat serta arahan

kepada penulis.

5. Thalitha Sacharissa Rosyiidiani, M.I.Kom, selaku

Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan

waktu serta pikirannya dalam mengarahkan,

membimbing serta memberi masukan kepada penulis

selama penulisan skripsi ini berlangsung.

6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi. Terimakasih telah mengajarkan dan

memberikan ilmunya kepada seluruh mahasiswa

khususnya penulis.

viii

7. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi serta seluruh pengelola Perpustakaan

Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih

atas pelayanannya selama penulis kuliah dan sampai

menyusun skripsi ini.

8. Teruntuk keluarga saya yang telah menyemangati,

terus memberikan doa dan juga berbagai macam

dukungan baik moral maupun materil guna

memperlancar penulisan skripsi saya.

9. Teman-teman KPI angkatan 2016, terkhusus KPI A.

Terutama kepada teman dekat penulis, yaitu Faqih,

Fariz dan Aji. Terimakasih sudah menjadi teman

pertama penulis di masa perkuliahan. Kelas yang

dipenuhi dengan orang-orang hebat dan kritis.

10. Kepada pihak Opini.id, mba Winny, mas Falih, mas

Gun Gun, dan bang Raymond yang telah memberikan

memberikan kesempatan bagi penulis untuk

memperoleh data dan wawancara untuk penulisan

skripsi penulis.

11. Sahabat terdekat saya, 6 orang yang terus memotivasi

saya untuk segera menyelesaikan karya tulis ini dan

juga membantu menghibur dikala jenuhnya menjalani

rutinitas.

x

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................ vi

DAFTAR ISI ................................................................................ x

DAFTAR TABEL ..................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................ xiii

BAB I ............................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 8

D. Metodologi Penelitan ................................................................. 9

E. Kerangka Berpikir .................................................................... 13

F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 13

H. Sistematika Penulisan .............................................................. 15

BAB II ........................................................................................ 17

LANDASAN TEORI DAN KONSEP ..................................... 17

A. Produksi Konten Media ........................................................... 17

B. Pengertian Konten di Media Online ......................................... 23

C. Ruang Publik ............................................................................ 25

BAB III ....................................................................................... 29

GAMBARAN UMUM .............................................................. 29

A. Sejarah Singkat Opini.id .......................................................... 29

B. Susunan Kepengurusan ............................................................ 33

xi

C. Konten Opini.id ........................................................................ 35

D. Logo Opini.id ........................................................................... 42

E. Tampilan Sosial Media Opini.id (Facebook, Twitter, Instagram,

Youtube Dan Website) ..................................................................... 42

BAB IV ....................................................................................... 44

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................................... 44

A. Proses Produksi ........................................................................ 44

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Produksi Konten Mr.

Kece. ................................................................................................ 72

BAB V ......................................................................................... 74

PEMBAHASAN ........................................................................ 74

A. Proses Produksi ........................................................................ 74

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Produksi .............. 96

BAB VI ..................................................................................... 101

PENUTUP ................................................................................ 101

A. Simpulan ................................................................................ 101

B. Saran ...................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 104

LAMPIRAN ............................................................................. 108

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Susunan Kepengurusan Opini.id ................................ 34 Tabel 4.2. Merk dan Jenis Peralatan yang Digunakan Konten Mr.

Kece............................................................................................. 51 Tabel 4.3. Judul Konten Mr. Kece Bulan April 2018 Hingga

Agustus 2020 ............................................................................... 57

Tabel 5.1 Temuan Penelitian…………………………………...98

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.Tampilan Halaman Website Konten Mr. Kece ....... 35

Gambar 3.2. Tampilan Halaman Website Konten Streetwalker . 36

Gambar 3.3. Tampilan Halaman Website Konten Begini

Ceritanya ..................................................................................... 36

Gambar 3.4. Tampilan Halaman Website Konten Opini Aha .... 37

Gambar 3.5. Tampilan Halaman Website Konten 1 Menit ........ 38

Gambar 3.6. Tampilan Halaman Website Konten Bimbel Netijen

..................................................................................................... 38

Gambar 3.7. Tampilan Halaman Website Konten Speak Up! .. 39

Gambar 3.8. Tampilan Halaman Website Konten Indepth ......... 40

Gambar 3.9. Tampilan Halaman Website Konten Lebih Dekat 40

Gambar 3.10. Tampilan Halaman Website Konten Perspektif ... 41

Gambar 3.11. Logo Opini.id ....................................................... 42

Gambar 3.12. Tampilan website Opini.id ................................... 42

Gambar 3.13. Tampilan Facebook Opini.id ................................ 42

Gambar 3.14. Tampilan Instagram Opini.id ............................... 43

Gambar 3.15. Tampilan Twitter Opini.id.................................... 43

Gambar 4.1. Karakter Mr. Kece .................................................. 46

Gambar 4.2. Tampilan Promosi Taggar Bersama UMKM dalam

Website Opini.id ......................................................................... 49

Gambar 4.3. Tampilan Penempatan Iklan Dalam Video Berita

Buru-Buru ................................................................................... 49

Gambar 4.4. Tampilan Close Up Shot Iklan Dalam Video Berita

Buru-Buru ................................................................................... 50

Gambar 4.5. Respon Positif Netizen ........................................... 61

Gambar 4.6. Netizen Mengutip Apa yang Dikatakan Mr. Kece

dalam Video ................................................................................ 62

Gambar 4.7. Komentar Positif Netizen ....................................... 62

Gambar 4.8. Netizen yang mengutip apa yang dikatakan Mr.

Kece dalam Video ....................................................................... 63

Gambar 4.9. Mantan Menteri yang Memposting Ulang Konten

xiv

Mr. Kece Di Akun Pribadinya .................................................... 64

Gambar 4.10. Postingan Joko Anwar yang Menyatakan Diri

Sebagai Fans Mr. Kece ............................................................... 65

Gambar 4.11. Netizen yang Turut Menyampaikan Opininya Pada

Kolom Komentar ......................................................................... 66

Gambar 4.12. Netizen yang Turut Menyampaikan Opininya Pada

Kolom Komentar ......................................................................... 66

Gambar 4.13. Netizen yang Turut Menyampaikan Opininya Pada

Kolom Komentar ......................................................................... 67

Gambar 4.14. Opini Netizen yang Menganggap Ada Sesuatu

yang Berbeda Dengan Konten Mr. Kece .................................... 68

Gambar 4.15. Permintaan Netizen pada Kolom Komentar ........ 69

Gambar 4.16. Konten Mr. Kece yang Membahas Apa yang

Diminta Netizen .......................................................................... 69

Gambar 4.17. Permintaan Netizen pada Kolom Komentar ........ 70

Gambar 4.18. Konten Mr. Kece yang Membahas Apa yang

Diminta Netizen .......................................................................... 70

Gambar 4.19. Permintaan Netizen pada Kolom Komentar ........ 71

Gambar 4.20. Konten Mr. Kece yang Membahas Apa yang

Diminta Netizen .......................................................................... 71

Gambar 5.1. Set Mr. Kece ........................................................... 79

Gambar 5.2. Analogi set Mr. Kece saat Proses Pengambilan

Gambar ........................................................................................ 79

Gambar 5.3. Tampilan Pilihan Kualitas Gambar Video Mr. Kece

..................................................................................................... 84

Gambar 5.4. Tampilan Subtitle Pada Video Mr. Kece ............... 89

Gambar 5.5. Tampilan Waktu Dalam Video Mr. Kece .............. 90

Gambar 5.6. Tampilan Tambahan Visual Dalam Video Mr. Kece

..................................................................................................... 90

Gambar 5.7. Tampilan Tambahan Visual Saat Menyajikan Data

Dalam Video Mr. Kece ............................................................... 90

Gambar 5.8. Tampilan Bumper Video Mr. Kece ........................ 91

Gambar 5.9. Komentar Positif Netizen ....................................... 93

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah

mendorong terjadinya konvergensi media.1 Batasan satu jenis

media lain semakin samar. Televisi, radio, surat kabar dan media

online dapat diakses melalui internet dengan telepon pintar

(smartphone), begitu juga sebaliknya. Informasi bisa melintasi,

melengkapi, bahkan saling bertukar melalui berbagai media.

Ketergantungan pada informasi dan media semakin tinggi.

Sebagai salah satu perusahaan media terbesar di

Indonesia, Tempo Media Group adalah salah satu contoh nyata

dari konvergensi media. Berawal memproduksi Majalah Tempo,

dan Koran Tempo, kini Tempo Media Group memproduksi berita

dalam bentuk online yaitu Tempo.co. Pengunjung situs Tempo.co

mencapai 40 juta per bulan pada 2014, melonjak 62,5 persen

dibanding tahun 2013. Jumlah halaman yang dibuka (page view)

meningkat dari 99,5 juta per bulan pada 2013 menjadi 137 juta

per bulan pada 2014. Data diatas adalah gambaran bahwa Tempo

1 Konvergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian

media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik

tujuan. Konvergensi media biasanya merujuk pada perkembangan teknologi

komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan.

2

Media Group berhasil megembangkan bisnis yang mengikuti

perkembangan teknologi dan tuntutan pembaca.2

Media online tidak hanya dikenal dengan kecepatan

penyebaran informasi, namun juga dikenal dengan media yang

tidak menghabiskan biaya produksi yang besar. Media cetak tentu

membutuhkan banyak mesin cetak guna memperbanyak cetakan

dan memperluas jangkauan penjualan mereka. Media elektronik

juga membutuhkan saluran frekuensi yang tidak didapat cuma-

cuma. Sedangkan media online, hanya dengan memiliki kuota

internet siapapun bisa menyebarkan informasi maupun berita dan

siapapun bisa menjadi komunikator multi media seperti yang

dijelaskan di atas. Karena perputaran aktivitas media yang beralih

menjadi media online, banyak juga perusahaan media baru yang

bermunculan

Media online tidak hanya menjamah website sebagai

platform, namun media sosial juga menjadi targetnya. Beberapa

media sosial yang sering kali dijadikan platform untuk media

informasi adalah Instagram dan Youtube. Dua media sosial

tersebut memang sedang marak di kalangan masyarakat

Indonesia saat ini. Industri media pun melihat dan mengambil

peluang tersebut. Pada saat ini ada ratusan media online di

Indonesia baik yang terverifikasi oleh dewan pers maupun yang

2 Media Sucahya, Manajemen Media Digital, diakses melalui

https://media.neliti.com/media/publications/256484-manajemen-media-digital-

d5f524cb.pdf, diakses pada 20 Maret 2020 pukul 06.30 WIB

3

tidak. Diantara media online tersebut adalah Kumparan, Tirto.id,

Asumsi, dan Opini.id dan masih banyak lagi.

Membangun perusahaan media online dinilai lebih mudah

dan lebih praktis dibanding membangun perusahaan media cetak

maupun elektronik. Menurut Nendra Rengganis (CEO

Boombastis.com) berpendapat bahwa kebanyakan orang berfikir,

bahwa media digital adalah industri yang sangat punya barrier

entery yang sangat rendah, karena semua orang bisa bikin.3

Nendra juga berfikir bahwa media online dituntut agar memenuhi

keinginan dan kebutuhan informasi konsumen. Konsumen

menjadi titik fokus media online dalam mengangkat topik

pembahasan. Tidak hanya mengetahui kenginan konsumen,

media juga harus bisa mempengaruhi konsumen dengan konten

yang kita sajikan.

Dari sekian banyak perusahaan media online yang

bermunculan, muncul sebuah media yang bernama Opini.id.

Melalui pengamatan peneliti, Opini.id memfokuskan

membagikan informasi-informasi maupun berita yang aktual.

Opini.id mulai masuk ke industry media online pada tahun 2012

dengan nama Opini.co.id. Kemudian karena berkembangnya

industry media online dan juga mulai timbulnya persaingan,

3 Dilansir dalam wawancara Youtube dengan Nendra Rengganis

https://youtu.be/9gzOacOWcbk Dikases pada 14 Oktober 2020 Pukul 16.19

WIB

4

maka Opini.co.id berganti nama menjadi Opini.id.4 Opini.id

bergerak di beberapa platform di internet, diantaranya yaitu

dalam sosial media seperti Website, Instagram, Youtube dan lain

lainnya. Opini.id menyasar target konsumen pemakai sosial

media terutama khalayak muda yang sangat aktif di sosial media.

Hingga saat ini, Opini.id kurang lebih memiliki 11

segmentasi berita (konten). Diantara banyaknya konten yang

dimiliki oleh Opini.id, mereka juga menyajikan konten yang

bernama Mr. Kece. Mr. Kece merupakan singkatan dari Ketahuan

Cerdasnya. Mr Kece adalah sebuah konten yang berisi kritik

terhadap pemerintah maupun masyarakat yang dinilai

menyimpang. Awalnya konten ini memiliki nama Mr. Ngehek.

Namun, pada awal Februari tahun 2020 Mr. Ngehek berubah

nama menjadi Mr. Kece.

Dari sisi produksi, konten Mr. Kece ini menggunakan

konsep yang tidak biasa. Pemeran yang mengisi tokoh Mr. Kece

menggunakan topeng badut selama video berlangsung. Belum

pernah sekalipun pemeran Mr. Kece ini menunjukan wajah

aslinya. Selain itu video yang ditayangkan juga hanya

menggunakan 2 jenis warna (hitam dan putih). Hal ini juga belum

pernah dijelaskan alasannya. Berbeda dengan beberapa program

yang berisi konten kritik dan investigatif pada media lainnya

seperti Mata Najwa ataupun ILC.

4 Dilansir dalam artikel yang ditulis oleh Vena Riana Dewi pada

https://www.kompasiana.com/venarianadewi0718/5f954aafd541df459261e712

/humor-kritis-yang-tajam-ala-mr-kece-opini-id diakses pada 14 Oktober 2020

Pukul 16.25 WIB

5

Mr. Kece mengangkat topik utama yaitu mengkritik

kebijakan tokoh public yang dirasa aneh dan tidak sesuai. Dalam

ajaran islam, kita juga diperintah agar berbuat baik dan melawan

kemungkaran. Kritik yang dibawakan oleh Mr. Kece kepada

tokoh public yang memiliki kebijakan yang aneh dan tidak sesuai

ini merujuk kepada perintah Allah SWT yang menyerukan agar

manusia melawan kemungkaran-kemungkaran, seperti yang

disebutkan dalam firman-Nya yang berbunyi:

ة يدعىن إلى الخير ويأمرون ببلمعروف وينهىن ولتكه منكم أم

عه المنكروأولئك هم المفلحىن

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh untuk berbuat yang makruf dan mencegah

dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.

– (Q.S Ali Imran: 104).

Dibalik berjalannya proses produksi konten Mr. Kece ini,

tentu didukung oleh kelompok kerja yang biasa disebut dengan

tim produksi. Secara umum pada media konvensional, tim

produksi biasanya terdiri dari produser, sutradara, tim kreatif,

penulis naskah, cameramen, sound man, lighting man dan editor.

Hal ini lumrah ditemukan di berbagai tim produksi. Namun,

penulis ingin mengetahui apakah hal ini juga ditemukan dalam

proses produksi di media online khususnya pada proses produksi

konten Mr. Kece.

Beberapa kasus yang diangkat oleh Mr. Kece untuk

masuk di dalam konten diantaranya adalah kasus Dirut TVRI

6

Helmy Yahya yang diturunkan oleh Dewan Pengawas. Selain itu

perkara omnibus law juga diangkat oleh konten Mr. Kece. Video

ini berhasil mencapai sekitar 100.000 ribu penonton sejak awal

video ditayangkan. Pada tahun 2020 ini pentonton konten Mr.

Kece ini meningkat dari tahun sebelumnya. Rata-rata 1 video

ditonton oleh sekitar 100.000 s.d. 250.000 penonton. Sedangkan

pada tahun 2019 jumlah seluruh penonton Mr. Kece ini belum

mencapai 100.000.

Karena ini merupakan konten yang berisi kritik, tentu

kritik yang dilakukan harus didasari dengan fakta. Begitupula

dengan konten Mr. Kece ini. Penulis juga ingin menganalisis dan

melakukan penelitian lebih lanjut proses dibalik terbentuknya

script dari konten ini. Selain masih sedikitnya penelitian

mengenai proses produksi dalam media online maupun teori

produksi dalam media online, banyak juga yang bertanya apakah

proses produksi konten di media online memiliki perbedaan

dengan proses produksi di media cetak atau elektronik?

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memiliki

ketertarikan untuk melakukan penelitian dengan judul

“ANALISIS PRODUKSI KONTEN MR. KECE DI

OPINI.ID”.

7

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan

mempermudah dalam penyusunan, penelitian ini dibatasi

dengan tahapan proses produksi konten Mr. Kece di

Opini.id dan faktor pendukung dan penghambat proses

produksi. Penelitian ini dimulai dari proses sebelum

produksi, proses produksi, pasca produksi dan juga faktor

pendukung dan penghambat dari rangkaian proses

produksi tersebut. Dalam penelitian ini, proses produksi

konten Mr. Kece di Opini.id menjadi objek utama

penelitian. Penelitian ini berlaku pada episode Mr. Kece

yang telah tayang di website maupun media sosial

Opini.id hingga bulan Agustus 2020.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana proses produksi konten Mr. Kece di

Opini.id mulai dari pra, produksi hingga pasca

produksi?

b. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat

proses pra, produksi dan post produksi?

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui proses produksi konten Mr. Kece di media

Opini.id.

b. Penelitian ini juga memiliki tujuan untuk mengetahui

faktor pendukung dan faktor penghambat dari proses

produksi yang dilakukan oleh Opini.id.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

bagi para pelaku produksi khususnya media. Secara

khusus penelitian ini diharapkan mampu memperkaya

literature-literatur kajian literasi produksi.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat

bagi praktisi produksi, terutama mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam agar dapat memahami berbagai proses produksi

yang terjadi dalam sebuah media, khususnya media

online.

9

D. Metodologi Penelitan

1. Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif yang dilakukan dalam situasi yang

wajar. Menurut Bodgan dan Taylor, penelitian

kualitatif adalah prosedur sebuah penelitian yang

menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati.5

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Opini.id sebagai institusi

media yang diteliti dan objek dari penelitian ini adalah

proses produksi konten Mr. Kece yang dimiliki oleh

Opini.id.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maskud

tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.6

5 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2002) Cet. Ke-3, h. 4

6 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 135

10

Wawancara dilakukan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab dengan informan, dengan

atau tanpa pedoman wawancara. Dalam wawancara,

pewawancara bermaksud memperoleh persepsi,

sikap, dan pola piker dari yang diwawancarai yang

relevan dengan maslah yang diteliti.7 Dalam

penelitian ini penulis mewawancarai beberapa

stakeholder Opini.id, yakni Produser konten Mr.

Kece yaitu M. Noor Falih, Tim kreatif konten Mr.

Kece yaitu Gun Gun Gunawan dan Managing Editor

Opini.id yaitu Ignatus Raymond Reynaldi. Peneliti

menyanyakan mengenai apa saja proses produksi

yang dilakukan oleh tim Mr. Kece dan apa saja

faktor pendukung dan faktor penghambat pada saat

proses produksi konten Mr. Kece.

b. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan penginderaan.8 Penelitian

ini menggunakan metode observasi dengan langsung

terjun ke lapangan dan mengamati fenomena yang

terjadi di lapangan. Dalam penelitian ini penulis

7 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. Ke-1, h. 162

8 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-

3, h. 135

11

melakukan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan

dalam produksi konten Mr. Kece mulai dari pra,

produksi, post produksi hingga cara distribusi

konten tersebut. Observasi dilakukan mulai dari

bulan Februari 2020 hingga bulan Agustus 2020

yang dilakukan secara digital.

c. Dokumentasi

Tehnik ini digunakan untuk menelusuri data historis,

sejumlah besar fakta dan data sosial tersimpan

dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.9 Dalam

penelitian ini, penulis menelusuri dokumen-

dokumen yang terkait produksi konten Mr. Kece

yang dilaksanakan. Penulis melakukan tahap ini

dengan menelusuri dan mengumpulkan data

dokumen melalui beberapa jejaring sosial media

Opini.id yaitu instagram, youtube, dan website, juga

meminta langsung dokumen proses produksi yang

dimiliki oleh Opini.id.

d. Literatur

Literatur adalah bahan bacaan yang digunakan

dalam berbagai aktifitas baik secara intelektual

maupun rekreasi.10

Literatur terbagi menjadi

9 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, h.121

10

American Library Association, ALA Glossary of Library and

Information Science, (Chicago: ALA, 1983)

12

beberapa jenis, yaitu jurnal ilmiah, buku, literature

kelabu (grey literature), karya tulis lepas dalam

situs web. Dalam penelitian ini penulis juga

menggunakan literature sebagai salah satu tehnik

untuk mengumpulkan dokumen penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Bodgan adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data dapat dilakukan dengan mengorganisasikan

data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan

sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan

setelah melakukan pengumpulan data diantaranya:

a. Reduksi data yaitu merangkum, mengumpulkan hal-

hal pokok yang menjadi data penting penelitian

memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari

tema maupun polanya.

b. Penyajian data yaitu menyajikan data dapat

dilakukan dalam uraian 25 singkat, bagan, hubungan

antar kategori dan teks yang bersifat naratif yang

13

digunakan untuk memudahkan memahami apa yang

terjadi, pengambilan tindakan selanjutnya dan

kesimpulan.

c. Penarikan kesimpulan yaitu menghimpun data

penemuan baru. Kesimpulan disajikan dalam bentuk

deskriptif.11

E. Kerangka Berpikir

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan penelitian ini, penulis mengambil

beberapa skripsi untuk dijadikan refrensi agar penelitian ini

berbeda dari yang sudah ada. Selain itu penelitian ini juga

11 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung; Alfabeta,

2010), h. 91- 99

Dakwah Ramzi

melalui profesi Konten di New Media

Pra Produksi

Produksi

Pasca Produksi

14

diharap bisa melengkapi dan menambahkan penelitian-

penelitian yang sudah ada, diantaranya yaitu:

1. ―Analisis Produksi Program Berita Indonesia Morning

Show di News and Entertainment Television‖ yang ditulis

oleh Kemal Aqeam Maulana dan Fatmawati Fatmawati.

Penelitian ini terbit pada Oktober 2018. Perbedaan

penelitian ini dengan yang penulis lakukan adalah

penelitian ini menggunakan teori hirarki pengaruh,

sedangkan persamaannya adalah mengenai analisis

produksi.

2. ―Analisis Produksi Program ―Negeri Indonesia‖ Produksi

TVRI Lampung (Studi Kasus TVRI Lampung)‖ karya

Selly Tri Damayanti Azril, mahasiswa Universitas Negeri

Lampung tahun 2016. Persamaan penelitian ini adalah

sama-sama penelitian mengenai analisis produksi,

sedangkan perbedaan penelitian ini dengan yang penulis

lakukan adalah penelitian ini dilakukan di media

konvensional.

3. ―Manajemen Media Online Pada Website Pasoepati.Net

(Studi Deskriptif Kualitatif Penerapan Manajemen

Redaksional dan Jurnalime Online pada Website

Pasoepati.Net)‖ oleh Rizki Ramadhani, mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini

lebih mengarah kepada bagaimana manajemen media

online itu dikelola

15

G. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di kantor Opini.id yang

beralamatkan di Jl. Ks Tubun no. 85a, lantai 5, Slipi, Jakarta

Barat. Email: [email protected]. Sedangkan waktu penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Maret hingga Oktober 2020.

H. Sistematika Penulisan

Bab I : PENDAHULUAN. Bab ini terdiri dari latar

belakang masalah, rumusan dan tujuan penelitian

manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka dan sistematika penulisan.

Bab II : LANDASAN TEORI DAN KONSEP. Pada bab

ini menjelaskan dan mengurai kerangka pemikiran

yang terkait dengan isi penelitian yaitu pengertian

analisis, pengertian produksi (pra, produksi dan

post produksi), pengertian konten dan jenis-jenis

tahapan pelaksanaan produksi.

Bab III : GAMBARAN UMUM. Pada bab ini

menjelaskan secara umum apa itu Opini.id, sejarah

berdirinya, logo, strukur kepengurusan, profil

konten Mr. Kece hingga struktur program.

Bab IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. Pada bab

ini menjelaskan dan memaparkan berbagai data

yang menyangkut mengenai penelitian yang

ditemui di lapangan.

16

Bab V : ANALISIS PRODUKSI KONTEN MR. KECE.

Pada bab ini menjelaskan dan menguraikan hasil

analisis penulis mengenai proses produksi yang

dilakukan.

Bab VI : PENUTUP. Bab ini merupakan bab akhir sebagai

penutup dari penelitian. Berisi kesimpulan dan

saran dari penulis atas hasil penelitian yang

dilakukan pada proses produksi konten Mr. Kece.

17

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KONSEP

A. Produksi Konten Media

Kata ―produksi‖ telah menjadi kata Indonesia, setelah

diserap di dalam pemikiran ekonomi bersamaan dengan kata

―distribusi‖. Dalam kamus Inggris-Indonesia kata

―production‖ secara linguistik mengandung arti penghasilan.1

Secara umum, produksi adalah kegiatan yang dilakukan

manusia dalam menghasilkan suatu produk, baik barang atau

jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Pada saat

kebutuhan manusia masih sedikit dan masih sederhana,

kegiatan produksi dan konsumsi sering kali dilakukan

sendiri, yaitu seseorang memproduksi untuk memenuhi

kebutuhannya sendiri. Namun, seiring dengan semakin

beragamnya kebutuhan dan keterbatasannya sumber daya,

maka seseorang tidak dapat lagi memproduksi apa yang

menjadi kebutuhannya tersebut.2

Secara etimologis, kata program berasal dari bahasa

inggris ―programme‖ yang berarti acara atau rencana.3

1 Mawardi, Ekonomi Islam, (Pekanbaru: AlafRiau, 2007), h. 64.

2 Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi,

(Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-1, h. 148.

3 Morissan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,

(Jakarta: Ramdina Prakarsa, 2005), h

18

Program adalah segala hal yang ditayangkan media

penyiaraan untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan

demikian program memiliki pengertian yang sangat luas,

program atau acara yang disajikan adalah faktor yang

membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang

dipancarkan oleh media penyiaran.4

Suatu proses produksi program siaran akan melibatkan

banyak alat dan orang. Selain memerlukan suatu organisasi

yang rapi perlu juga suatu tahap pelaksanaan yang jelas dan

efisien. Satiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan

dengan tahap sebelumnya. Secara umum tahap produksi

terdiri dari tiga bagian yang lazim standart operational

procedure.5 Proses produksi sendiri terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Pra Produksi

Pra produksi adalah proses persiapan sebelum

melakukan sebuah produksi. Dalam pra produksi

biasanya dilakukan proses pemilihan topik, pembuatan

naskah, dan juga persiapan segala alat yang digunakan

dalam proses produksi. Millerson memulai tehapan pra

produksi dengan production planning meeting (konsep

4 Rizki Widiyawati, Manajemen Produksi Program Siaran

“Kampung Radio” Radio Republik Indonesia Pro 1 Pekanbaru Dalam

Pemberdayaan Masyarakat Kota Pekanbaru, h. 4, diakses melalui

https://media.neliti.com/media/publications/183295-ID-manajemen-produksi-

program-siaran-kampun.pdf diakses pada 14 Oktober 2020 Pukul 16.19 WIB

5 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2012), h. 10-11

19

program, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai). Pada

tahapan praproduksi dibutuhkan sebuah ide,

merumuskan model produksi, target audiensi, estimasi

biaya, casting, dan set design.6

Biasanya dalam setiap proses tersebut memiliki

beberapa pembagian tugas untuk masing-masing divisi

kerja dalam sebuah tim produksi. Dalam hal menentukan

topik pembahasan biasanya diserahtugaskan pada divisi

kreatif. Tim kreatif bertanggung jawab pada pemilihan

topik, narasumber yang sesuai dengan topik hingga

bertanggung jawab pada isi acara tersebut.

Untuk pembuatan naskah wajarnya diserahkan

kepada divisi copywriter atau scriptwriter. Divisi ini

bertugas menulis segala ide yang dituangkan oleh tim

kreatif. Tim kreatif biasanya hanya menyerahkan draft

ide dalam bentuk kasar. Kemudian tugas tim copywriter

menyusun dan menulis kembali ide yang diberikan oleh

tim kreatif menjadi bentuk naskah.

Selanjutnya tim produksi selayaknya menyiapkan

peralatan yang akan digunakan saat produksi, seperti

persiapan untuk produksi gambar yaitu kamera, lighting,

mikrofon untuk audio dll. Seluruh persiapan ini

dilakukan guna memperlancar dan mempersingkat

proses produksi nantinya.

6 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, h. 10

20

Selain adanya produser, tim kreatif, dan tim

produksi, tentu tim redaksi dan tim editor juga turut

berperan dalam proses pra-produksi hingga verifikasi

layak tayang. Tugas ini dipegang langsung oleh

Managing Editor Opini.id. Nantinya, ia lah yang

bertanggung jawab atas segala isi konten yang

ditampilkan Opini.id.

2. Produksi

Menurut Andi Fachruddin dalam bukunya dasar-

dasar produksi televisi yaitu, tahap produksi

dilaksanakan apabila seluruh persiapan studio sudah

selesai.Proses produksi dipimpin oleh seorang pengarah

acara, secara umum persiapan yang dilakukan antara

lain: melakukan persiapan studio, camera blocking, gladi

resik, video tapping.7

Sedangkan menurut Morissan, proses produksi

terbagi menjadi beberapa tahapan, antara lain:8

a. Organizing: Proses penentuan penyusun dari

struktur organisasi yang berlandaskan pada

ketersediaan sumber daya dan lingkungan tempat

organisasi tersebut, yang disesuaikan juga dengan

tujuan dari adanya komunukasi tersebut

7 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, h. 15

8 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: KencanaPrenada

Media Group, 2008), h. 142

21

b. Actuating: Tindakan pengorganisasian terhadap

anggota dari struktur organisasi yang bertujuan

untuk memberikan motivasi serta arahan agar

tercapainya kinerja yang optimal. Dengan adanya

proses ini diharapkan kinerja dari sebuah tim dapat

terjali dengan baik dan sesuai dengan tujuan da

target yang ingin dicapai oleh organisasi.

c. Controlling: Proses pengawasan terhada kinerja

yang telah dihasiklan oleh organisasi tersebut,

kinerja dinilai berdasarkan pencapaian terhadap

tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi atau

perusahaan.9

Pada tahap ini, seluruh hasil kerja tim di langkah

sebelumnya diaplikasikan. Ide-ide tim kreatif

digarap pada tahap ini. Umumnya, proses produksi

ini hanya melaksanakan hasil pra produksi. Pada

tahap sebelumnya juga sudah digambarkan secara

umum bagaimana proses produksi nantinya.

Namun, tidak sedikit juga pada proses ini tidak

sesuai dengan apa yang sudah direncanakan pada

tahap pra produksi. Hal ini lazim terjadi karena

seluruh perencanaan awal bisa berubah karena

dipengaruhi berbagai macam faktor. Biasanya,

faktor cuaca adalah faktor utama berubahnya

9 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, h. 159

22

perencanaan bila melakukan produksi di luar

ruangan.

Tidak hanya merubah jadwal, bahkan rencana

awalpun bisa berubah total. Hal ini biasanya karena

kesalahan pada pra produksi yang tidak

memperhitungkan rencana dengan matang, sehingga

hal yang direncanakan tidak bisa dilaksanakan.

3. Pasca produksi

Menurut Andi Fachruddin pasca produksi dilakukan

melalui beberapa tahapan diantaranya:10

a. Capturing, adalah mentransfer audio visual dari

kaset digital ke dalam hard disk computer,

sehingga materi editing sudah dalam berbentuk

file.

b. Logging, adalah membuat susunan daftar gambar

dari kaset hasil shooting secara detail disertai

dengan mencatat time codenya.

c. Editing Pictures, disusun dan diragkai mejadi

produk final (final product).

d. Editing Sound, penyuntingan suara yang

disingkronkan pada gambar serta menghidupkan

suasana melalui ilustrasi music

10 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: PT.

Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 15-16

23

e. Final Cut, mengerjakan bauran suara final dengan

gambar.

B. Pengertian Konten di Media Online

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring, konten

berarti informasi yang tersedia melalui media atau produk

elektronik.11

Secara harfiah konten diadaptasi dari bahasa

inggris yaitu ―content‖. Dalam kamus bahasa Inggris, content

memiliki arti yaitu isi, daya, muatan, kandungan, kadar.12

Pengertian Konten (content) diartikan sebagai "isi",

merupakan struktur dan desain dari informasi yang terdapat

pada halaman situs atau informasi yang tersedia melalui

media atau produk elektronik. Penyampaian konten dapat

dilakukan melalui berbagai medium seperti internet, media

cetak, televisi, CD audio, bahkan acara langsung seperti

konferensi dan pertunjukan panggung. Istilah ini digunakan

untuk mengidentifikasi dan menguantifikasi beragam format

dan genre informasi sebagai komponen nilai tambah media.13

11 Refrensi: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/konten, diakses pada

30 Januari 2020 pukul 16.03 WIB

12

Adi Gunawan, Kamus Lengkap. Inggris-Indonesia. Indonesia-

Inggris, (Surabaya: Penerbit Kartika, 2008), h. 81

13

Anggota IKAPI. 2009. Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional. Bandung: Fokus Media, diakses melalui

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ca

d=rja&uact=8&ved=2ahUKEwilos6n7qrnAhXbbX0KHekaCugQFjAEegQIB

BAB&url=https%3A%2F%2Fzenodo.org%2Frecord%2F1313422%2Ffiles%2

FPEMBUATAN%2520KONTEN%2520VISUAL%2520KREATIF%2520HA

24

Konten media ini merupakan berbagai bentuk konten atau

isi dalam sebuah media di dunia teknologi yang ada pada saat

ini seperti blog, wiki, forum, gambar digital, video, file

audio, iklan hingga berbagai bentuk konten media lainnya

yang terbentuk melalui buatan dari para pengguna sistem

atau layanan online yang seringkali dilakukan lewat sebuah

situs media online.14

Akan tetapi konten yang penulis maksud adalah kata yang

digunakan untuk sebuah program dalam sebuah acara atau

segmen informasi di new media. Hal ini dikarenakan new

media menggunakan platform website, aplikasi atau

sebagainya. Kata konten popular sejak youtube mulai

booming sekitar tahun 2014. Akhirnya kini media-media

online menggunakan kata tersebut.

Penyebaran konten biasanya dilakukan melalui beberapa

medium, diantaranya adalah melalui perangkat elektronik

seperti televisi, radio dll. Pada penelitian ini, konten

disebarkan ke berbagai macam aplikasi maupun website

melalui jaringan internet.

RIAN%2520UNTUK%2520MEDIA%2520SOSIAL%2520PRODUK%2520P

T.%2520SINAR%2520SOSRO%2520MENGGUNAKAN%2520ADOBE%25

20CREATIVE%2520CLOUD%25202017.pdf&usg=AOvVaw22Qq1Aghkhrp

zjEKa-FbIW, Pada 30 Januari 2020 pukul 15.17 WIB.

14

Yelli Agesti, Pengaruh Konten Video Dance K-Pop Di Youtube

Terhadap Komunitas Cover Dance Di Bandar Lampung Untuk Melakukan

Cover Dance K-Pop Semarang, (Universitas Lampung: 2018), h.25.

25

C. Ruang Publik

Ruang publik merupakan bagian terpenting negara

demokrasi. Demokrasi dapat berjalan dengan baik jika dalam

suatu negara terdapat ruang publik yang setara (egaliter),

dimana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk

berpartisipasi dan menyampaikan idenya.15

Ruang publik adalah konsep yang disampaikan oleh

Habermas pada tahun 1989 dalam bukunya „The Structural

Transformation of the Public Sphere: An Iquiry into a

Categry of Bourgeois Society‟. Ruang publik itu merupakan

ruang yang tercipta dari kumpulan orang-orang tertentu

(private people) – dalam konteks kalangan borjuis – yang

diciptakan untuk me wacanakan sesuatu dan sebagai bentuk

penyikapan terhadap otoritas publik (Habermas,

1962/1989:27).16

Habermas membagi ruang publik menjadi beberapa

bagian yaitu sebagai tempat masyarakat warga membangun

ruang publik, pluralitas, publisitas, keprivatan dan legalitas.17

Di era teknologi informasi dan komunikasi kontemporer ini

15 Littlejohn, S. W. & Foss, K.A. (Ed), Encyclopedia of

Communication Theory, (California: Sage Publications, 2009).

16

Nurul Hasfi, Ruang Publik Virtual: Ruang Yang Diperebutkan, h.

361.

17 F. Budi Hardiman, Demokrasi Deliberatif: Menimbang Negara

Hukum dan Ruang Publik dalam Teori Diskursus Jurgen Habermas

(Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 137

26

cyberspace juga dapat menjadi salah satu jenis ruang

publik18

.

Habermas mendefinisikan ruang publik sebagai ruang

yang terdapat di antara komunitas ekonomi dan negara,

tempat warga melakukan perbincangan dan diskusi rasional,

tempat masyarakat mengungkapkan pendapat serta

melakukan berbagai kontrol terhadap posisi birokrasi. Secara

garis besar, Habermas mendiskripsikan ruang publik dalam

tiga ranah penting yakni19

:

1. Ruang publik sebagai arena. Artinya bahwa ruang publik

menyediakan basis atau tempat bagi antarmasyarakat

untuk berkomunikasi di dalamnya.

2. Ruang publik adalah publik itu sendiri. Makna tersebut

mengindikasikan bahwa publik memiliki peran penting

dalam turut serta mewujudkan demokrasi dari tingkatan

akar rumput.

3. Ruang publik adalah agen. Maksudnya ruang publik

merupakan agen/alat penting dalam menyampaikan

aspirasi dari akar rumput menuju bawah.

18 F. Budi Hardiman, Komersialisasi Ruang Publik Menurut Hannah

Arendt dan Jurgen Habermas, dalam Ruang Publik: Melacak Partisipasi

Demokratis dari Polis sampai Cyberspace, (Yogyakarta: Kanisius, 2010), h.

198

19

Wasisto Raharjo Jati, Cyberspace, Internet dan Ruang Publik Baru:

Aktivisme Online Politik Kelas Menengah Indonesia, Jurnal Pemikiran

Sosiologi Universitas Gadjah Mada Vol. 3 No. 1 Januari 2016.

http://jurnal.ugm.ac.id>jps>download Diakses pada 03 September 2020

27

Keberadaan ruang publik kemudian semakin

berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan media

massa. Media massa semakin memungkinkan setiap anggota

masyarakat untuk menyampaikan ide maupun gagasannya

untuk dibicarakan di forum-forum public.20

Studi komunikasi massa melihat hubungan antara

media dan audiensnya, baik secara kelompok maupun

individual. Teori-teori mengenai hubungan antara media

audiens terutama menekankan pada efek-efek individu dan

kelompok sebagai hasil interaksi dengan media21

.

Adanya ruang siber (cyberspace) ini menyebabkan

munculnya ―Ruang Publik Baru‖. Rulli Nasrullah

menyebutkan ruang publik virtual dengan ruang publik yang

dimaksud Habermas tidak serta merta sama dan dapat

dibedakan. Ia menyebutkan bahwa internet hanya bisa

menjadi alat untuk pertukaran ide baik itu untuk diskusi

maupun debat politik hingga membangun wacana sebagai

jawaban terhadap realitas politik. Karena itu, Papacharissi

(2002:11) menegaskan bahwa ―A virtual space enhances

discussion; a virtual sphere enhances democracy‖.22

20 Salman, Media Sosial Sebagai Ruang Publik, h. 128, diakses

melaluihttp://research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/6YEFID0ROPW

XP7QWTCKJJVSNZ.pdf diakses pada: 14 Oktober 2020 pukul: 14:55 WIB

21

Andi Fachruddin, Hadrjanto Jamal, Dasar-Dasar Penyiaran,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), h. 64 22

Rulli Nasrullah, Internet dan Ruang Publik Virtual, Sebuah Refleksi

atas Teori Ruang Publik Habermas, h. 30, diakses melalui

28

Konteks virtual public space bisa dilihat dari

bagaimana pengguna internet memanfaatkan fasilitas seperti

situs jejaring sosial Facebook atau Twitter. Keberadaan wall

atau dinding sebagai tempat pengguna untuk menyampaikan

ide, mempublikasikan pendapatnya, atau menginformasikan

suatu realitas politik tidak serta-merta dikatakan sebagai

upaya pengguna dalam debat kritis sebagaimana yang terjadi

di ruang publik. Hal itu hanya sekadar refleksi pengguna saja

atas sebuah realitas; meski dalam dinding tersebut tersedia

kolom untuk bisa dikomentari atau bisa juga ditanggapi

(retweet) oleh pengguna lain, akan tetapi interaksi yang

terjadi merupakan tanggapan biasa sebagaimana ketika

antarpengguna berinteraksi dalam komunikasi tatap muka23

.

https://journal.umy.ac.id/index.php/jkm/article/view/188/150, pada 14 Oktober

2020 pukul 15.45 WIB

23

Rulli Nasrullah, Internet dan Ruang Publik Virtual, Sebuah Refleksi

atas Teori Ruang Publik Habermas, h. 30, diakses melalui https://journal.umy.ac.id/index.php/jkm/article/view/188/150 pada 14 Oktober

2020 pukul 15.45 WIB

29

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Opini.id

Opini.id mengawali perjalanan pada tahun 2011 dipimpin

oleh Frandy Wirajaya sebagai CEO (Chief Executif Officer) dari

PT. Opini Visi Media. Selain Frandy, Indra Bigwanto juga masuk

kedalam kepengurusan Opini.id selaku Co-Founder. Frandy dan

Indra mendirikan perusahaan ini dengan tujuan ingin membangun

perusahaan media yang lebih bisa bersaing pada era dimana

digitalisasi sedang marak dan berkembang. PT. Opini Visi Media

merupakan anak perusahaan dari PT. Global Visi Media. PT.

GVM menaungi beberapa media online seperti Opini.id,

Bolalob.com dan Womentalk.com. PT. GVM ini juga termasuk

dalam Djarum Group.

Bermula dari sebuah media online pada tahun 2012 yang

memiliki nama Opini.co.id. Karena dinilai kalah bersaing dan

mulai keluar dari tujuan awal dibuatnya perusahaan ini, maka

pada tahun 2014 Opini.co.id. berubah nama maupun alamat

domain menjadi Opini.id. Opini.id sendiri merupakan platform

yang menggabungkan media sosial yang berbasis konten dari

pengguna dengan konsep media berita.

Selanjutnya Opini.id menawarkan inovasi baru yaitu

Homeless Media. Homeless Media adalah sebuah konsep

pemajangan konten di berbagai platform media termasuk media

30

sosial. Hal ini dikemukakan oleh Risang B. Dhananto sebagai

User Acquisition Manager dari Opini.id. Seluruh konten yang

disebar di berbagai platform ini disesuaikan dengan karakter

media dan karakter konsumen media yang dipakai.

Konsep Homeless Media ini lebih kepada memajang

konten yang berbeda-beda di banyak kanal meskipun

informasinya sama. Sebagai contonya di Instagram Opini.id akan

lebih menyajikan video singkat berdurasi tidak lebih dari satu

menit dan grafis gambar yang menarik karena Instagram dinilai

lebih mengarah pasar anak muda. Jika di Facebook, Opini.id

lebih menyajikan berita dalam bentuk teks singkat sebagai

sinopsis dari berita yang disajikan dan juga ditambah dengan link

yang menghubungkan ke website sebagai berita lengkapnya. Hal

ini juga berlaku sesuai karakter di berbagai platform media yang

dijalani oleh Opini.id lainnya.

Alasan Opini.id menjalankan konsep Homeless Media ini

adalah agar konten yang disajikan tepat sasaran dengan target

konsumen yang dituju. Hal ini juga tentu bisa menambah jumlah

pengikut di berbagai media. Risang juga sudah memprediksi

penyedia konten kedepannya tidak akan lagi mengandalkan satu

aplikasi atau laman situs sebagai media penyebaran konten.

Penyebaran konten melalui sosial media juga dinilai lebih efektif

karena bisa menjangkau konsumen dan membuka ruang diskusi

baik dari penyedia konten maupun konsumennya.

31

Mudhita Dharmasaputra, Content Builder Opini.id

menjelaskan tiga komponen utama menjalankan Homeless

Media1. Yang pertama yakni dari perspektif konten. Tim editorial

mengalami perubahan yang cukup adaptif dan mengenal karakter

dan tipe dari platform yang akan digunakan sebagai kanal. Kedua

dari perspektif bisnis. Sisi konten pemasaran dianggap Opini.id

sebagai keunggulan kompetitif untuk mencari pemasukan.

Mudhita mengatakan komponen terakhir adalah dari perspektif

pemasaran. Opini.id akan menyesuaikan pemahaman terhadap

massa masing-masing platform, dan juga akan menyesuaikan cara

melakukan aktivitas pemasaran.

Dari karakteristik bahasa yang digunakan dalam kolom

tentang dalam laman Opini.id bisa diasumsikan media ini benar-

benar mengincar kalangan muda untuk menjadi konsumennya.

Dalam penjabaran komitmen Opini.id berbunyi ―Opini.id

berkomitmen untuk menghadirkan semua konten dalam bungkus

yang menarik, kreatif dan modern, karena sekedar tulisan saja

adalah hal yang ngebosenin‖.

Opini.id melakukan rebranding pada awal tahun 2020

kemarin. Beberapa hal yang baru yaitu mulai dari susunan

kepengurusan internal, konten-konten yang hadir lebih

bervariatif, website yang semakin rapi, perubahan logo Opini.id,

hingga perubahan gaya design dari Opini.id.

1 Dilansir melalui: https://gdpventure.com/good-news/opiniid-

perkenalkan-konsep-homeless-media diakses pada Kamis (09/04/2020)

pukul 12:44 WIB

32

Konten Mr. Kece ini muncul pada bulan Juni tahun 2018.

Berawal dari cetusan salah seorang produser Opini.id yang

berfikir bahwa Opini.id seharusnya terdapat konten pendidikan

politik. Ditambah suasana hangatnya isu politik yang berkembang

di masyarakat khususnya pada menjelang pemilihan presiden

Indonesia yang dilaksanakan tahun 2019, maka muncullah konten

Mr. Kece tersebut.

Konten ini tayang setiap kamis dengan berbagai topik.

Rata-rata, konten ini berisikan kritik terhadap suatu kebijakan

yang dianggap janggal atau tidak biasa di kalangan masyarakat.

Saat awal terbentuknya konten ini, masyarakat tengah terbagi

menjadi dua kubu yaitu cebong dan kampret saat masa kampanye

pilpres, Mr. Kece hadir untuk membelah dua stigma tersebut

yang menyatakan bahwa pasangan A selalu benar dan pasangan

B selalu benar dengan mengahdirkan informasi serta fakta di

lapangan.

Setelah mengumpulkan seluruh judul yang pernah

dibawakan oleh Mr. Kece, hampir seluruh konten memang

berisikan krikitan kepada tokoh public. Kritikan itu sebagian

besar ditujukan kepada pemerintah yang menjabat. Kehadiran

konten ini juga diharap dapat menyajikan pendidikan politik yang

lebih mudah diterima oleh public. Opini.id menargetkan konten

ini akan dikonsumsi oleh masyarakat yang menyukai hal-hal yang

ringan. Karena itulah konten ini dibawakan dengan bahasa yang

umumnya digunakan sehari-hari.

33

Mr. Kece adalah panggilan setelah pergantian nama.

Nama awal konten ini adalah Mr. Ngehek. Opini.id melakukan

perubahan itu pada awal tahun 2020. Walaupun nama awal

konten ini cukup unik, namun terciptanya nama ini tanpa

pertimbangan apapun. Kemudian berubah menjadi Mr. Kece

dengan alasan kece adalah singkatan dari ketahuan cerdasnya

yang merupakan tagline yang digunakan oleh konten ini.

B. Susunan Kepengurusan

CEO Hendra Lesmono

Co-Founder Indra Bigwanto

Chief Editor Ninin Damayanti

Managing Editor Raymond Reynaldi

Executive Producer Fanny Febiana, Whery E. Prayogi

Cinematographer Clara Prima

Producer

M. Noor Falih, Arief S Rinaldy, Gun Gun

Gunawan, Indra Dahfaldi Nasution,

Wayan Ayu Angelina Arnaty

Content Creator M. Reza Rizaldy, Adrianus Seto, Rezqi

Azhalie, Edo Juvano

Motion Graphic

Specialist Clara Jesslyn Handoko, M. Indra Yuriko

Visual Designer Dhanang W. Soetopo

34

Content & Digital

Strategist Aswin Gumilar

Marekting &

Campaign Manager Christiana Joan

Product Manager William Lim

IT & Platform

Development Andrei Dharma, Ricky Kurniawan

Revenue Strategist Verry Widyatmoko, Mufidhatul Azmi

Partnership Strategist Puspita Yuniastuti

Talent Coordinatot

& Activation Mario Andrey

SEO & Data Analyst Muhammad Reza

HR & Partner

Energizer Winny Carianty

Finance &

Administration Reini S. Wahyudin, Levioni

Procurement Vinny Sisthaviani, Felicia S. Larasputri

Tabel 3.1. Susunan Kepengurusan Opini.id

35

C. Konten Opini.id

Hingga saat ini Opini.id memiliki kurang lebih 10 konten

yang disajikan. Opini.id membagi format konten menjadi dua

jenis yaitu konten dengan foto atau grafis gambar dan video

singkat. Opini.id juga memakai taggar (hastag) yang mencirikan

dan membandingkan diantara kontennya. Berikut adalah contoh

dan penjelasan singkat mengenai konten Opini.id.

1. Mr. Kece

Gambar 3.1.Tampilan Halaman Website Konten Mr.

Kece

Saat ini, Mr. Kece menjadi salah satu program unggulan

yang dimiliki Opini.id karena menjadi ciri khas media

yang diletakan di sebuah program. Mr. Kece merupakan

konten kritik yang membahas dan menyindir logika-

logika miring yang dilakukan pejabat public kita.

36

2. Streetwalker

Gambar 3. C2. Tampilan Halaman Website Konten

Streetwalker

Merupakan konten yang bersifat sosial yang mengangkat

kisah inspiratif dari kehidupan seseorang. Konten ini

berisi baik dengan format tulisan (artikel) maupun video.

3. Begini Ceritanya

Gambar 3.3. Tampilan Halaman Website Konten

Begini Ceritanya

37

Ini merupakan konten yang mengupas hal-hal yang

terupdate, namun banyak yang belum mengerti ataupun

belum paham. Opini.id menyajikan dengan bahasa yang

mudah dimengerti.

4. Opini Aha

Gambar 3.4. Tampilan Halaman Website Konten

Opini Aha

Merupakan konten talkshow yang mengundang

narasumber dari berbagai kalangan maupun berbagai

bidang. Konten ini melakukan talkshow baik secara daring

maupun secara langsung.

38

5. 1 menit

Gambar 3.5. Tampilan Halaman Website Konten 1

Menit

Adalah konten yang berisi video yang mengangkat

permasalahan keseharaina yang memiliki dampak besar.

Konten ini sangat cocok jika di publish di Instagram.

Banyak yang mengambil hal positif di Instagram dari

konten ini.

6. Bimbel Netijen

Gambar 3.6. Tampilan Halaman Website Konten

Bimbel Netijen

39

Konten yang membahas isu-isu yang rumit, namun

dijelaskan dengan cara yang mudah dimengerti dalam

format video yang bisa di konsumsi melalui beberapa

platform yang dimiliki Opini.id.

7. Speak Up!

Gambar 3.7. Tampilan Halaman Website Konten

Speak Up!

Adalah konten yang menyuarakan hal-hal yang jarang

didengarkan oleh masyarakat kita. Disajikan dengan

menarik dan berbagai visual yang bisa disajikan agar bisa

menarik pembaca.

40

8. Indepth

Gambar 3.8. Tampilan Halaman Website Konten

Indepth

Adalah konten yang menyajikan hal-hal yang dalam dan

jarang dijamah orang. Tujuan konten ini adalah

menyampaikan peristiwa-peristiwa sosial yang terjadi di

Indonesia, bahkan Internasional.

9. Lebih Dekat

Gambar 3.9. Tampilan Halaman Website Konten

Lebih Dekat

41

Adalah konten yang mempererat perkenalan dengan

seorang sosok ataupun figure yang ada.

10. Perspektif

Gambar 3.10. Tampilan Halaman Website Konten

Perspektif

Adalah konten yang mengangkat perspektif-perspektif

yang pernah muncul untuk suatu isu. Konten ini bukan

menyajikan hasil akhir dari sebuah pembahasan,

melainkan mengajak pembaca dan konsumen Opini.id

agar turut membahas.

Dari beberapa konten yang tersedia di atas, sebagian besar

berita tersebut adalah soft news dan features news. Itu artinya

Opini.id ini mengedepankan konten-konten yang menyangkut

kemanusiaan dan berita yang mendalam. Walaupun ada berita

yang bersifat hard news, Opini.id selalu mencoba mengangkat

berita dari angle (sudut pandang) yang berbeda.

42

D. Logo Opini.id

Gambar 3.11. Logo Opini.id

E. Tampilan Sosial Media Opini.id (Facebook, Twitter,

Instagram, Youtube Dan Website)

Gambar 3.12. Tampilan website Opini.id

Gambar 3.13. Tampilan Facebook Opini.id

43

Gambar 3.14. Tampilan Instagram Opini.id

Gambar 3.15. Tampilan Twitter Opini.id

44

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Proses Produksi

1. Pra Produksi

Proses kreatif dibalik kehadiran konten ini adalah

adanya seorang produser dan seorang tim kreatif. Segala

proses produksi dari pemilihan topik yang akan diangkat

hingga proses pembuatan naskah dikerjakan oleh mereka.

Beberapa kriteria topik yang diangkat adalah objek yang

dibicarakan merupakan tokoh public dan memiliki

kebijakan yang dirasa kurang cocok dengan masyarakat.

“Yaa ada dua sih umumnya kriterianya yang

bakal diangkat. Pertama yaitu objek yang kita

angkat pasti tokoh publik. Tokoh publik tuh ya

pemerintah, pejabat gitu. Trus kriteria yang

kedua itu yang logikanya bengkok, kaya yang

disebutin terus sama Mr. Kece. Logika

bengkok tuh maksudnya ya punya pemikiran

atau kebijakan yang aneh di mata masyarakat.

Itu sih dua itu yang utama”.

Topik yang diangkat oleh tim Mr. Kece bisa

berasal dari fenomena yang ramai terjadi di media sosial.

Sering kali juga konten ini mengangkat topik yang ramai

diminta oleh masyarakat. Permintaan-permintaan tersebut

45

kerap kali disampaikan pada kolom komentar baik itu

Instagram maupun Youtube.

Mr. Kece tampil sebagai karakter yang mengenakan

topeng badut disetiap videonya. Dari awal terciptanya

konten ini hingga kini pun belum pernah menampilkan

wajahnya. Opini.id menjelaskan munculnya Mr. Kece

dengan menggunakan topeng dengan maksud agar para

penonton konten ini fokus hanya pada isi konten yang

dibawakan, bukan siapa yang membawakan. Opini.id

tidak ingin membawa kesan jika wajah dari Mr. Kece ini

terlihat, maka dianggap merepresentasikan suatu kaum

atau suatu golongan.

“Oiya sama itu juga tuh yang jadi alesan

kan kenapa Mr. Kece pake topeng. Kalo

Mata Najwa kan jelas Mba Nana yang jadi

hostnya, jadi pasti ada aja pandangan public

yang mikir wah keren nih cewe, atau di ILC

bang Karni pasti ada aja kan tuh yang nilai

ini mah forum bapak-bapak. Gitu nif.”

46

Gambar 4.16. Karakter Mr. Kece

Karena Opini.id menggunakan platform Youtube,

durasi konten ini sekitar 4-5 menit per-videonya. Angka

tersebut didapat dari data analisa idealnya sebuah video di

platform Youtube. Mr. Kece memiliki acuan ideal durasi

sebuah video melalui tim Opini.id yang melakukan riset

pada channel Youtube dari Opini.id melalui Youtube

analytic audience retention.

“Hmm, kalo panduan pastinya gaada nif.

Tapi selama ini kan Mr. Kece tayangnya di

youtube, jadi pake durasi ideal buat di

youtube sih nif. Kalo di youtube kan orang

jarang yang nonton video diatas 5 menit. Ya

jadi sekitar segitu nif, paling 4-5 menit. Biar

ga kelamaan juga. Ada risetnya juga sih

itu”.

Pada saat produksi, tim produksi lebih focus

kepada konten yang dibawakan saat produksi, mengawasi

talent agar tidak melakukan improvisasi keluar dari garis

besar konten yang dibawakan. Talent yang membawakan

47

Mr. Kece diperbolehkan melakukan improvisasi dari

naskah yang dibuat.

“Hahaha, sering nif. Emang dibolehin sih

buat improve, asal ga keluar dari benang

merah isi konten yang diangkat. Kaya

gimmick-gimmick itu improve dari talentnya.

Tapi kalo udah kelewat batas gue batesin

gitu. Kacau deh kalo diliat file mentahnya

mah nif hahaha”.

Selain tim redaksi dan tim produksi, dalam segi

pengawasan isi konten terdapat Managing Editor yang

bertugas mengawasi isi konten yang dibawakan dalam

Opini.id memastikan kembali setiap kalimat yang

dibawakan tidak melampaui batasan yaitu SARA.

“Memastikan setiap kalimat dalam naskah

sesuai dengan fakta dan tidak melampaui

batas SARA”.

Panduan layak tayang dari Opini.id sendiri pun

tidak ada aturan tertulis, biasanya panduannya hanya

didasarkan oleh moral masyarakat Indonesia khususnya

moral warganet yang terus berkembang.

“Selama ini sih gaada nif, paling ya ngikutin

moral yang berlaku di masyarakat yang

terus berkembang nif”.

48

2. Produksi

Pada saat produksi, seluruh jajaran tim yaitu

produser, tim kreatif, videographer, talent dan video editor

ikut serta pada saat proses pengambilan gambar. Proses

pengambilan gambar untuk sebuah video yang berdurasi

3-5 menit, tim Mr. Kece rata-rata membutuhkan waktu 4

jam.1

Konten Mr. Kece awalnya tidak menerima iklan

dari sebuah brand maupun produk apapun yang diletakkan

di dalam video. Namun, semenjak pandemic COVID-19

yang terjadi, Opini.id sebagai media yang menaungi

konten Mr. Kece mengadakan sebuah program untuk

membantu perekonomian UMKM (usaha menengah kecil

masyarakat) dalam hal mempromosikan produk dengan

nama program #BERSAMAUMKM. Program ini

dikhususkan untuk para pemilik UMKM mempromosikan

dengan harga yang special. Harga juga tidak dipasang

terang-terangan di website maupun akun sosal media

Opini.id.

1 Dilansir dari wawancara kedua kepada produser Mr. Kece melalui

aplikasi Whatsapp pada 8 Oktober 2020

49

Gambar 4.17. Tampilan Promosi Taggar Bersama

UMKM dalam Website Opini.id

Gambar 4.18. Tampilan Penempatan Iklan Dalam

Video Berita Buru-Buru

50

Gambar 4.19. Tampilan Close Up Shot Iklan Dalam

Video Berita Buru-Buru

Namun, iklan tersebut hanya diltakkan pada

konten Mr. Kece dengan judul ―Berita Buru-Buru‖. Ini

adalah konten baru yang dimuat oleh Opini.id. Selain dari

program #BERSAMAUMKM yang dijalankan Opini.id,

konten Mr. Kece mengaktifkan monotize di Youtube yaitu

suatu langkah atau strategi yang diterapkan pada blog

maupun akun youtube untuk dapat menghasilkan uang.

Peralatan shooting yang digunakan oleh tim Mr.

Kece adalah sebagai berikut:

51

No. Nama Merk Gambar

1. Kamera Sony A7s

Mark II

2. Mikrofon Sennheiser

3. Lighting Godox

LED 500 -

w

Tabel 4.2. Merk dan Jenis Peralatan yang Digunakan Konten

Mr. Kece.

52

Proses pengambilan gambar dilakukan di studio

yang terletak di kantor GVM Networks (kantor Opini.id).

Proses pengambilan gambar dilakukan pada hari Selasa

karena konten ini tayang setiap hari Kamis. Jadi waktu

editing yang dimiliki hanya satu hari.

Konten ini tampil dengan konsep hitam dan putih

(BW Video). Konsep ini menurut tim Mr. Kece dibawakan

tanpa arti tertentu. Pihak Opini.id menjelaskan hal ini

dikarenakan soal rasa yang dimiliki tim Mr. Kece. Konsep

suara yang sedikit berubah pun juga demikian. Tanpa ada

rasa untuk menghindar atau menyembunyikan suara asli

talent. Standarisasi kualitas gambar konten Mr. Kece pada

saat produksi yaitu menggunakan kualitas full HD 1080p.

Hal ini berati konten ini sudah menggunakan standar

kualitas gambar tertinggi kedua dibawah 4K.

“Ya paling gitu aja sih nif, gambarnya item

putih. Nah item putih itu gaada maksud apa-

apa sebenernya. Cuma masalah rasa dari

tim pas pertama kali buat aja. Terus juga

suara di pitching-pitching dikit. Ya itu aja

sihh, bener bener karena keliatannya keren

aja gitu buat tim. Trus juga keliatannya kan

beda, yaudah deh sekalian ciri khas”.

Sampai saat ini Mr. Kece sudah memproduksi

lebih dari 80 video sejak awal mengudara di dunia digital.

Berikut adalah tabel daftar judul konten Mr. Kece sejak

awal mengudara dari Bulan April 2018 - Agustus 2020.

53

No Judul Konten

1 Postingan Cerdas Admin Gerindra

2 Mudik Kok Pake Asset Negara

3 Blunder Menag Soal Pendakwah

4 Twit Bang Fahri Gemesin Deh

5 Prabowo-Fahri Ahli Lrt

6 Hore! Kita Dipimpin Koruptor

7 Bu Rini Doyan ―Gantungin‖ Orang

8 Pelinitran Oposisi Kayak Nitijen Baper

9 Rakyat Disuruh Makan Aspal

10 Bang Ngabalin Curiga Ada Makar

11 Ini Fakta Mengejutkan Mr. Ngehek Pake Topeng

12 Ketum Pssi Manusia Super

13 Drama Kilat Ratna Sarumpaet

14 Akyu Tutup Channel (Ya Clickbait Lah!)

15 Woy Ngehek, Ke Ideafest Yuk

16 Bpjs Rugi, Akyu Jadi Sakit

17 ―Rindu‖ Orba

18 Mr. Ngehek Adalah Kamu. Kamu.. Iya Kamu..

19 Wartawan Emang Gak Beres

54

20 Ngehek Rewind 2018

21 Mr. Ngehek Angkat Bicara Soal Dildo

22 Tni Sita Buku (Yang Katanya) Komunias. Dibaca Dulu Gak

Tuh?

23 Unboxing Debat Capres

24 Kntl Ruu Permusikan

25 Debat Awkward Tsamara Amany Vs Faldo Maldini Soal

Pilpres

26 Review Debat Cawapres Yang Ngawang

27 Cebong & Kampret Debat Soal Putting Sapi

28 Petugas Kpps Bukan #Pahlawandemokrasi

29 Rezim Jokowi Rindu Orba?

30 Polisi Cegah Makar, Tapi Kok Takut Sama Wartawan

31 Sponsored By Pt Illuminati Tbk

32 Sulap Anies Di Pulai Reklamasi

33 Sedih, Baiq Nuril Diputus Bersalah

34 Walikota Depok Banyak Gimmick

35 Earth Hour Paling Sukses Di Dunia

36 Udah Merdeka Kok Masih Rasis?!

37 Pak Moeldoko Enteng Rahang!

38 Ngeri Gampang Masuk Penjara

55

39 Pakde Jokowi, Jangan Kebiri Kpk Dong!

40 Unboxing Pimpinan Kpk

41 ―Kami Rakyang Indonesia Minta Keadilan‖ –Anak Stm

42 Tanda Cintaku Untuk Dpr

43 Sobat Missqueen Dilarang Demo

44 Sanksi Bpjs Unfaedah

45 Kabinet Semua Tenang

46 Novel Baswedan Pake Softlens?

47 First Travel: Negara Untung, Korban Bunting

48 Pengangguran Menang Banyak

49 Bulog Jangan Buang-Buang Beras

50 Dirut Garuda Dipecat Kang Bakso!

51 Ekspor Benih Lobster Ide Visioner

52 Ngehek Rewind 2019

53 Percaya Polisi Soal Novel Baswedan

54 Banjir Dan Omongan Pak Anies

55 Cicak Vs Banteng ―Eh Kok Versus…

56 Ham Berat? Sudah Lupa Tuh

57 Dewan Pengawas Tvri Haters Liverpool

58 Menteri Rasa Kader

56

59 Andre Rosiade Orang Bermoral

60 Anies Baswedan Kekeuh Pengen Formula E

61 Koruptor Titip Anies Pas Sidang

62 Pemerintah Gagap

63 Anggota Dpr Akhirnya Mewakili Rakyat

64 Aku Percaya Pemerintah Pusat

65 Pak Yasss Lagi ~ Pak Yasss Lageee~

66 Pesan Buat Lord Luhut *Ngeri2 Sedan Aku Bikin Video Ini

Guys

67 Stafsus Milenial Rasa Orang Dalem

68 Kasus Ravio Patra, Bikin Curigesyen Adalah Jalan Ninja

Negaraku

69 Yang Korup Yang Sebentar Di Penjara

70 Mana Perlindungan Buat Abk?!

71 Klarifikasi Terakbar Abad Ini (Soal Interview Pak Yasss~)

72 Gak Tau Malu Maun New Normal

73 Pak Mahfudku Dulu~ Tak Begini~

74 Gaji Lu Bakal Dipotong Lagi Sama Pemerintah

75 Bang Novel, Kan Emang Gak Sengaja Bang

76 Gimana Mau Bebas Dari Pandemi Kalo Gini…

77 Siapa Yang Harus Kena Reshuffle?

57

78 Orang Cabul Makin Jaya

79 Haloo Pak Edgy Prabowo….

80 Mas Gibran Pake Cheat Ya?!

81 Nadiem, Kebijakan Buatanmu, Numero Uno!

82 Duniammanji & Bli Jrx Dilarang Nonton

Tabel 4.3. Judul Konten Mr. Kece Bulan April 2018 Hingga

Agustus 2020

3. Pasca Produksi

Dalam proses editing, tim Mr. Kece menggunakan

dua software yang lazim digunakan oleh editor yaitu

Adobe Premiere Pro dan Adobe After Effect. Dua software

tersebut sudah meliputi editing visual maupun audio.

Setelah proses editing selesai, masuklah pada tahap

verifikasi layak tayang.

Pada tahap publishing ini, Mr. Kece memfokuskan

distribusi konten hanya di Youtube dan website. Dalam

website Opini.id pun konten Mr. Kece dialihkan ke

Youtube. Hal ini dikarenakan agar mempermudah tim

analis data mengumpulkan data penonton. Platform

lainnya hanya sebagai media pendukung penyebaran

konten yang bersifat memposting ulang.

“.. kalo selama ini kan Mr. Kece fokusnya di

Youtube sama website ya nif. Jadi yang

58

utama disitu sih, jadi yang lainnya Cuma

apa yanamanya.. Cuma ngebantuin aja gitu

sih nif”.

Tim Mr. Kece membumbui penggunaan judul

yang clickbait dalam proses publishing di Youtube.

Menurut tim Mr. Kece, pembuatan judul untuk video yang

diunggah mempengaruhi insight baik itu jumlah likes

maupun views dari sebuah video.

―ya, Mr. Kece memakai judul yang clickbait

selama judul itu tidak bohong‖.

―judul juga berpengaruh terhadap jumlah

likes dan views terhadap video‖.

Tim Mr. Kece mengadakan rapat evaluasi setiap

minggunya2. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian

pada saat evaluasi, diantaranya yaitu seberapa lengkap

data yang disajikan oleh konten ini, seberapa kritis dan

juga seberapa menghibur. Dalam hal ini, tim Mr. Kece

mengacu kepada Youtube Data Analytic.

“Seberapa lengkap data, kritis dan

menghibur”.

“Data analytics youtube: views, impression,

impression CTR, audience retention”.

Dari hasil observasi digital dan laporan dari tim

Mr. Kece, penulis tidak menemukan feedback secara

2 Berdasarkan wawancara penulis dengan produser konten Mr. Kece

melalui aplikasi Whatsapp pada 14 Juli 2020.

59

terbuka yang datang dari objek yang dibicarakan dalam

konten Mr. Kece. Tim Mr. Kece pun mengkonfirmasi hal

tersebut, bahwa belum ada respon secara langsung ke

pihak Opini.id baik positif maupun negatif dari objek

yang dibicarakan.

“Iya nif, kalo sampe email sih belom ada. Ya

gimana ya.. mungkin mereka emang ngerasa

kali, jadinya mau ngomel juga gabisa

hahaha”.

Tim Mr. Kece pun belum pernah menghapus

postingannya baik itu karena laporan maupun secara

paksa oleh penonton atau objek yang dibicarakan.

Sekalipun pernah menghapus postingan, itu karena

kesalahan teknis dari system pengunggahan konten video.

“Iya gak ada nif kalo yang sampe direport

gtiu. Paling pernah gara-gara gue salah

ngedit aja sih paling”.

Setelah konten tersebut tayang dan menghasilkan

berbagai jenis topik yang diangkat dalam berbagai

episode, respon masyarakat cukup baik karena merasa

terwakilkan dengan konten ini atas suara yang tidak bisa

dikeluarkan. Banyak juga masyarakat yang merespon di

media sosial dengan wujud memposting ulang atau

membagikan (share) di sosial media mereka. Berikut

beberapa temuan peneliti mengenai respon masyarakat

yang tersebar di berbagai platform.

60

“Iya nif, kalo sampe email sih belom ada. Ya

gimana ya.. mungkin mereka emang ngerasa

kali, jadinya mau ngomel juga gabisa

hahaha”.

“Paling ada bu Susi kemaren tuh bang

kemaren ngshare Mr. Kece”.

Selain respon yang merasa terwakilkan oleh

konten Mr. Kece ini, banyak juga ditemukan respon

masyarakat yang menjadikan kolom komentar sebagai

ruang diskusi.

61

Gambar 4.20. Respon Positif Netizen

Gambar diatas adalah salah satu respon

masyarakat yang setuju dengan apa yang disampaikan

oleh Mr. Kece. Akun @PresidenRepubl4 membagikan

link video Mr. Kece episode 82 dengan judul

―Duniamanjji & Bli JRX Dilarang Nonton‖ di platform

Twitter dalam akun pribadinya. Ia juga menunjukan

62

bahwa ia setuju dengan apa yang disampaikan dalam

video tersebut.

Gambar 4.21. Netizen Mengutip Apa yang Dikatakan

Mr. Kece dalam Video

Gambar diatas menunjukan respon masyarakat

yang mengutip salah satu adegan dimana Mr. Kece

seakan-akan mengalihkan perhatian dari topik yang

sedang dibawakan.

Gambar 4.22. Komentar Positif Netizen

63

Gambar diatas juga respon salah satu yang

menunjukan sikap setuju dengan isi video Mr. Kece yang

berjudul ―Lagi Pandemi kaya gini Enaknya Kita Dateng

ke CFD‖. Ini adalah video yang berisikan mengenai

kritikan Mr. Kece terhadap Pemerintah DKI Jakarta yang

menggelar CFD (Car Free Day) disaat pandemic.

Gambar 4.23. Netizen yang mengutip apa yang

dikatakan Mr. Kece dalam Video

Ini merupakan respon yang juga setuju dengan Mr.

Kece dalam video yang berjudul ―Duniamanji & Bli JRX

Dilarang Nonton‖. Ia mengutip salah satu kalimat Mr.

Kece yang dirasa unik yang berasal dari salah satu

campaign brand ternama.

64

Gambar 4.24. Mantan Menteri yang Memposting

Ulang Konten Mr. Kece Di Akun Pribadinya

Selain mendapat respon dari masyarakat, konten

Mr. Kece juga mendapatkan respon dari beberapa tokoh

public. Salah satunya adalah Ibu Susi Pudjiastuti, mantan

Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-

2019 Ibu Susi membagikan video Mr. Kece dalam akun

65

pribadi Twitternya mengenai ekspor benih lobster yang

menjadi konsentrasi dia sejak ia menjabat.

Topik tersebut diangkat oleh Mr. Kece bulan Juli

2020 pada saat topik tersebut ramai di masyarakat. Proses

produksi konten tersebut kurang lebih sama dengan proses

produksi konten Mr. Kece lainnya. Kali ini, Mr. Kece

mendapatkan timing yang tepat sehingga konten tersebut

lumayan meledak dan ramai.

Gambar 4.25. Postingan Joko Anwar yang

Menyatakan Diri Sebagai Fans Mr. Kece

Joko Anwar, salah satu Sutradara ternama

Indonesia juga memberikan respon positif terhadap konten

ini. Ia mengaku fans dengan Mr. Kece karena menyajikan

konten politik yang informative sekaligus menggelitik.

Selain mengirim feedback berupa memposting

ulang dan membagikan konten ini di halaman sosial media

masing-masing, respon masyarakat juga ditemukan di

kolom komentar sosial media Opini.id.

66

Gambar 4.26. Netizen yang Turut Menyampaikan

Opininya Pada Kolom Komentar

Ini merupakan komentar di Youtube netizen mengenai

salah satu konten video Mr. Kece yang berjudul ―Nadiem,

Kebijakan Buatanmu, Numero Uno!‖.

Gambar 4.27. Netizen yang Turut Menyampaikan

Opininya Pada Kolom Komentar

67

Gambar 4.28. Netizen yang Turut Menyampaikan

Opininya Pada Kolom Komentar

Gambar diatas adalah potongan beberapa

pembahasan dan diskusi publik yang timbul dalam kolom

komentar Youtube video konten Mr. Kece yang berjudul

―Nadiem, Kebijakan Buatanmu, Numero Uno!‖.

Komentar tersebut mendapatkan 25 balasan.

Jika gambar-gambar diatas merupakan respon

positif dan juga diskusi yang terbuka dalam kolom

komentar konten Mr. Kece, gambar berikut adalah salah

satu respon negative yang diterima oleh Mr. Kece. Respon

ini berasal dari halaman komentar sosial media Facebook

Opini.id. Mereka merasa Mr. Kece tidak tampil seperti

biasanya dan merasa seperti ada yang ditutup-tutupi.

68

Namun, pihak Opini.id maupun tim Mr. Kece tidak

memberikan respon apapun atas komentar tersebut.

Gambar 4.29. Opini Netizen yang Menganggap Ada

Sesuatu yang Berbeda Dengan Konten Mr. Kece

Selain terbukanya forum-forum diskusi antar

masyarakat dan juga terbukanya kritik dan saran terhadap

penyedia berita, kolom komentar juga biasanya

dimanfaatkan masyarakat untuk meminta pihak Opini.id

dalam membahas suatu hal. Tim Mr. Kece juga mengakui

pemilihan topik yang dilakukan terkadang berdasarkan

permintaan masyarakat yang tertuang di kolom komentar.

―Proses pemilihan topik bisa dilihat

berdasarkan fenomena yang terjadi di sosial

media, usulan dari komentar netizen atau

juga isu yang tim redaksi anggap isu

tersebut pengting untuk dibahas‖

69

Berikut adalah beberapa contoh komentar usulan netizen

yang direalisasikan.

Gambar 4.30. Permintaan Netizen pada Kolom

Komentar

Gambar 4.31. Konten Mr. Kece yang Membahas Apa

yang Diminta Netizen

70

Gambar 4.32. Permintaan Netizen pada Kolom

Komentar

Gambar 4.33. Konten Mr. Kece yang Membahas Apa

yang Diminta Netizen

71

Gambar 4.34. Permintaan Netizen pada Kolom

Komentar

Gambar 4.35. Konten Mr. Kece yang Membahas Apa

yang Diminta Netizen

72

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Produksi

Konten Mr. Kece.

Kemudian dalam setiap proses pasti terdapat kendala yang

menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat. Opini.id

mendapat kendala pada proses pengumpulan data dan

wawancara narasumber yang kompeten untuk suatu topik. Ini

merupakan hal yang wajib dilakukan oleh seluruh produk

jurnalistik, yaitu pengecekan fakta. Karena jika hal ini tidak

dilakukan, maka produk yang dihasilkan lemah dalam hal

fakta dan dapat dibantah. Jika dalam proses shooting, tim

menjelaskan tidak ada kendala yang begitu berarti.

“kita kan biasanya shooting hari selasa tayang

hari kamis. Paling kalo nyari kontennya belom

ketemu jadi agak buru-buru gitu, minimal kan

selasa harus siap berarti itu konten sama

skripnya”.

“kalo dari produksinya gak ada sih rata-rata.

Sampe saat ini belom ada kendala yang berarti

gitu kalo dari produksinya. Paling ya itu, kendala

nyari konten. Sama ini biasanya, validasi data gitu

nif, sama wawancara-wawancara anarasumber

paling nif”.

Kendala yang dialami oleh Mr. Kece dalam hal validasi

data dengan narasumber yaitu respon narasumber yang tidak

cepat. Selain itu, perbedaan data yang dimiliki dan diunggah

oleh pemerintah yang berbeda juga cukup menyulitkan tim

ketika mencari data.

73

―Narasumber merespon setelah produksi dan/atau

ada beberapa perbedaan data dari beberapa

lembaga pemerintahan‖.

74

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas mengenai masalah pokok yang

diambil untuk bahan penelitian. Proses produksi konten ini meliputi

3 hal utama yang dijelaskan oleh Andi Fachruddin yaitu Pra

produksi, produksi, dan Post produksi.1 Tiga hal ini dinilai hal yang

paling umum yang terdapat dalam proses produksi apapun.

A. Proses Produksi

1. Proses Pemilihan Topik yang Sedang Ramai dan Melibatkan

Masyarakat dalam Pra Produksi

Millerson memulai tahapan pra produksi dengan

production planning meeting (konsep program, tujuan, dan

sasaran yang ingin dicapai). Pada tahapan praproduksi

dibutuhkan sebuah ide, merumuskan model produksi, target

audiensi, estimasi biaya, casting, dan set design.2 Opini.id

sebagai media yang menaungi konten Mr. Kece yang

menunjuk seorang produser yang khusus menangani konten

ini dan menunjuk seorang tim kreatif. Dilansir dari

wawancara yang dilakukan kepada tim dari Opini.id, dua

orang tersebutlah yang bertanggung jawab atas seluruh

proses produksi yang dilakukan, dari mulai pra produksi

hingga pasca produksi.3

1 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2012), h. 10

2 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, h. 10

3 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara

pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020.

75

Dilihat dari jumlah tim yang terdapat dalam proses produksi

konten Mr. Kece yang tayang setiap minggunya, dua orang

dirasa cukup terbatas. Namun hal tersebut ternyata dapat

dimaksimalkan dengan kerjasama yang baik.

Pada proses produksi yang dijalani tim dari Mr. Kece

ini, proses pra produksi terdiri dari perumusan sebuah ide

untuk menentukan topik yang akan diangkat, pematangan ide

dan proses riset data, kemudian pembuatan naskah (script).

Pada proses penentuan topik, produser memiliki beberapa

kriteria yang menjadi patokan dasar. Produser menjelaskan

pemilihan topik tersebut dilakukan oleh tim kreatif dari

Opini.id4. Kriteria utama yang diangkat adalah adanya nalar

bengkok yang dikemukakan oleh tokoh public di Indonesia.

Nalar bengkok yang dimaksud adalah logika-logika serta

kebijakan yang dirasa tidak seharusnya dilakukan.

Setelah topik sudah disepakati, langkah selanjutnya

yang dilakukan oleh tim adalah pengembangan ide hingga

pengumpulan data. Menurut tim produksi Mr. Kece, pada

proses inilah yang cukup memakan waktu5.

Proses ini butuh mendapatkan data yang valid dari

sumber yang bersangkutan dengan topik. Pengumpulan data

tidak hanya dilakukan dengan metode wawancara.

Terkadang Mr. Kece juga mengutip dari tweet atau postingan

media sosial narasumber. Hal ini dinilai dapat mempermudah

proses pengumpulan data ini. Namun, jika sumber terkait

4 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara

pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020

5 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara

pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020

76

tidak memposting apapun di sosial medianya, tim Mr. Kece

tetap harus melakukan wawancara. Mendapatkan data secara

langsung dari sumber yang terkait merupakan hal yang wajib

dilakukan demi menjaga validitas data yang disampaikan.

Dalam proses pra-produksi, proses pengumpulan data

menjadi penting mengingat aturan jurnalistik yang berbunyi

―Format dan perlindungan atas hak warga Negara akan

informasi dan sarana-sarana yang perlu untuk

mendapatkanya. Masuk dalam kategori ini adalah

perlindungan atas sumber berita, pemberitaan informasi yang

benar dan tepat, jujur dan lengkap, pembedaan antara fakta

dan komentar, informasi dan opini, sedangkan mengenai

metode untuk mendapatkan informasi harus jujur dan pantas

(harus ditolak jika hasil curian, menyembunyikan,

menyalahgunakan kepercayaan, dengan menyamar,

pelenggar kepada terhadap rahasia profesi atau intruksi yang

harus dirahasiakan‖. Hal ini tertuang dalam Deontology

Jurnalisme6.

Setelah pematangan ide dan pengumpulan data selesai

dilakukan, tim Mr. Kece membuat naskah. Dalam proses ini,

naskah dibuat dalamk dua versi. Versi pertama adalah naskah

yang masih menggunakan bahasa yang formal dan berita.

Versi kedua yaitu naskah yang menggunakan bahasa sehari-

hari. Menurut produser Mr. Kece dalam wawancara yang

dilakukan, pembuatan dua jenis naskah yang berbeda

6 Haryatmoko, Etika Komunikasi (Manipulasi Media, Kekerasan, dan

Pornografi), (Yogyakarta: Kanisius, 2007), h. 45-46

77

dilakukan agar mempermudah membuat naskah versi kedua7.

Kemudian naskah versi kedua dibuat agar konten ini sesuai

dengan target pasar yang diinginkan oleh Opini.id, yaitu

masyarakat yang tidak mudah mencerna bahasa yang

cenderung berat. Pembuatan dua versi naskah ini juga dinilai

dapat membantu tim dalam menjaga kualitas data yang

masuk dalam naskah.

Dalam menentukan budget yang dibutuhkan dalam

proses pengambilan gambar dilakukan satu kali setiap

tahunnya. Kemudian pengajuan baru dilakukan jika dirasa

ada episode yang membutuhkan budget. Hal ini karena

seluruh sumber daya baik sumber daya manusia maupun

peralatan yang digunakan sudah milik Opini.id. Menurut

Millerson casting juga termasuk dalam proses pra-produksi.

Talent yang memerankan Mr. Kece pernah mengalami

pergantian. Hal ini diutarakan oleh produser konten Mr.

Kece. Namun, system pergantian pemeran yang dilakukan

Mr. Kece ini bersifat rahasia.

2. Proses yang Sangat Sederhana dan Ringkas dalam Produksi

Morissan menjelaskan proses produksi terbagi

menjadi beberapa tahapan8, yaitu:

a. Organizing. Tahapan ini adalah proses penentuan

penyusun dari struktur organisasi yang berlandaskan pada

ketersediaan sumber daya dan lingkungan tempat

organisasi tersebut, yang disesuaikan juga dengan tujuan

7 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara

pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020.

8 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2008), h. 142

78

dari adanya komunukasi tersebut. Dalam kondisi yang

dijalankan konten Mr. Kece proses organizing ini

dilakukan tidak dilakukan setiap produksi melainkan

hanya sekali. Proses organizing dilakukan oleh Opini.id

yaitu ketika menunjuk produser konten dan satu orang tim

creative sejak 2019 lalu.

b. Actuating yaitu tindakan pengorganisasian terhadap

anggota dari struktur organisasi yang bertujuan untuk

memberikan motivasi serta arahan agar tercapainya

kinerja yang optimal. Dengan adanya proses ini

diharapkan kinerja dari sebuah tim dapat terjalin dengan

baik dan sesuai dengan tujuan da target yang ingin dicapai

oleh organisasi. Pada tahap ini Opini.id menargetkan

konten Mr. Kece ini tayang seminggu sekali, yaitu setiap

hari Kamis. Dengan jadwal tersebut, tim Mr. Kece

mengambil jadwal hari selasa untuk melakukan proses

pengambilan gambar9.

Proses shooting dilakukan di studio yang berletak di

kantor pusat GVM Networks (kantor Opini.id), Jl. Ks

Tubun, Slipi. Set dan teknik pengambilan gambar yang

digunakan Mr. Kece dalam video terbilang cukup

sederhana. Hanya latar kosong, talent Mr. Kece dengan

wajah yang ditutupi topeng badut dan menggunakan

hoodie/sweater dengan frame yang digunakan yaitu

medium shot, dan satu lampu sorot yang mengarah

langsung ke talent. Jika melihat proses pengambilan

9 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara

pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020

79

gambar konten ini, siapapun dirasa bisa melakukannya

karena cenderung mudah dan murah.

Gambar 5.36. Set Mr. Kece

Gambar 5.37. Analogi set Mr. Kece saat Proses

Pengambilan Gambar

Mr. Kece tampil ke permukaan sedikit berbeda

dengan beberapa konten yang ada saat ini. Ia muncul

dengan muka yang tertutup dengan topeng badut yang

khas dan video yang tidak berwarna (black and white).

Produser mengemukakan topeng badut yang dikenakan

beralasan agar para penonton konten ini fakus dengan isi

80

dari topik yang dibawakan, bukan fokus kepada siapa

yang membawakan10

.

Hal ini sejalan dengan maqalah (pepatah arab) yang

yang berbunyi:

ق ال ن م ن ظ ر ل و اق ال م ا ن ظ ر

―lihatlah apa yang dikatakan, jangan kamu lihat siapa

yang mengatakan”.

Dalam sudut pandang komunikasi interpersonal, jika

ada komunikator yang tidak menangkap maksud dan isi

pesan yang dibawakan, maka terdapat gangguan-

gangguan yang dialami komunikator. Gangguan ini

mencakup tiga hal:

a) Gangguan fisik, biasanya berasal dari luar dan

menganggu transmisi fisik seperti kegaduhan intruksi

dan lain-lain. Kondisi tersebut akan menimbulkan

kekacauan dalam informasi.

b) Gangguan psikologis, yaitu timbul karena perbedaan

gagasan dan penilaian subjektif diantara orang-orang

yang terlibat dalam komunikasi seperti emosi,

perbedaan nilai-nilai, sikap dan status.

c) Gangguan semantik, terjadi karena kata –kata atau

simbol yang digunakan dalam komunikasi memiliki

arti ganda sehingga penerima gagal menagkap

maksud dari pengirim pesan.11

10 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam

wawancara pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020

11 Abizar, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Depdikbud Dirjen

Pendidikan Tinggi P2LPTK, 1988)

81

Status gangguan yang cocok dengan apa yang

dihindari dengan tujuan Mr. Kece yang membawakan

sebuah konten dengan menggunakan topeng penutup

wajah adalah gangguan psikologis. Tim Mr. Kece ingin

menghindari emosi, perbedaan nilai, dan status penonton

dengan Mr. Kece dalam pembawaan sebuah isu.

Kemudian konsep video hitam putih tersebut

dirumuskan oleh tim produksi konten Mr. Kece.

Dijelaskan oleh produser hal tersebut hanya semata-mata

karena keindahan semata tanpa maksud dan tujuan

tertentu12

.

Konsep yang video dengan warna hitam dan putih

yang dibawa oleh Mr. Kece ini dirasa mengandung makna

ingin menampilkan sesuatu yang bersifat misterius. Dalam

hal ini tokoh Mr. Kece lah yang ingin disampaikan

sebagai sosok yang misterius dan tidak ingin dikenal latar

belakangnya oleh orang. Hal tersebut diperkuat dengan

wajah asli Mr. Kece yang tidak pernah diperlihatkan di

depan khalayak

Penggunaan topeng dalam sebuah karya audio visual

(video) juga relevan dengan sebuah serial film yang

berjudul ―Money Heist‖. Serial Spanyol tersebut bercerita

mengenai sekelompok geng perampok yang melakukan

sebuah bentuk perlawanan (gerakan Surealisme) di

Spanyol. Dalam serial tersebut, seluruh anggota geng

12 M. Noor Falih, Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara

pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020

82

perampok mengenakan topeng Salvador Dali atau yang

biasa dikenal dengan topeng Dali.

Selain topeng yang digunakan tersebut untuk

menutupi identitas dari masing-masing anggota perampok,

ada alasan lain kenapa topeng Dali lah yang digunakan

dalam serial film tersebut. Dali adalah seorang pelukis

yang terkenal dengan karya seni surealisnya. Surealisme

merupakan salah satu bentuk perlawanan di bidang seni

rupa.13

Namun hal tersebut tidak sepenuhnya dapat dikaitkan

dengan konsep yang digunakan oleh Mr. Kece. Serial film

tersebut memang dikonsepkan bercerita mengenai gerakan

perlawanan terhadap system yang berlaku, termasuk pada

pemilihan topeng yang digunakan dalam film. Mr. Kece

menggunakan topeng badut hingga saat ini.

Pembangunan karakter Mr. Kece yang kuat dengan

seluruh identitas yang dibawa dirasa juga mendapat nilai

tambah dalam segi pemasaran konten ini. Hal ini karena

konten Mr. Kece sudah unggul dalam USP (unique selling

point)14

yaitu dengan tampil beda dari yang sudah ada

sebelumnya. Hal ini tentu juga menjadikan Mr. Kece

mudah diingat oleh masyarakat.

Dengan penjelasan diatas, alasan produser

menggunakan teknik pengambilan gambar dan karakter

13

Aniruddha Hossen, diakses melalui https://www.quora.com/Why-did-

they-choose-to-use-Dali-masks-in-La-Casa-de-Papel-The-Heist pada 14 Oktober

2020 pukul 22.00 WIB

14

USP (unique selling point) adalah faktor pembeda pada suatu

produk/layanan yang tidak dimiliki oleh pesaing/kompetitor, produk maupun

bisnis.

83

yang dikeluarkan oleh Mr. Kece ini seolah-olah tidak

mengandung maksud apapun mendapatkan satu

keuntungan tersendiri dalam segi persaingan terutama

dalam hal penjualan konten.

Pada proses pengambilan gambar dibutuhkan waktu

selama kurang lebih empat jam untuk menghasilkan

sebuah video berdurasi kurang lebih tiga sampai lima

menit. Hal ini dirasa wajar, karena talent menggunakan

metode menghafal naskah. Pasti banyak cut yang terjadi

baik pada proses pengambilan gambar maupun editing

agar talent tetap menyampaikan isu yang dibawakan

secara utuh.

Standart kualitas gambar yang digunakan konten ini

sudah menggunakan kualitas gambar yang cukup tinggi,

yaitu 1080p (full HD). Jika dibandingkan dengan standar

kualitas gambar yang digunakan televisi, konten ini sudah

bisa masuk kategori layak siar di televisi. Menurut Herry

dalam jurnalnya yang berjudul Sistem Broadcasting

Televisi (Teori dan Perangkat pendukung TV

Broadcasting) menjelaskan beberapa standar kualitas

gambar yang digunakan saat penyiaran (TV).15

a) NTSC (National Televition Standards Committee)

Frame video terdiri dari 525 garis horisontal yang

ditampilkan setiap 1/30 detik. Penggambaran

15 Sumber: Herry Satria Utama, Sistem Broadcasting TV (Teori dan

Perangkat pendukung TV Briadcasting) diakses melalui

https://repository.unpak.ac.id/tukangna/repo/file/files-20180215143925.pdf pada

Selasa 8 September 2020 pukul 20.00 WIB

84

dilakukan 2 kali penggambaran pertama adalah garis-

garis yang bernomor ganjil dan penggambaran yang

ke dua adalah garis-garis bernomor genap. Semuanya

dilakukan dalam waktu 1/60 detik (60Hz).

b) PAL (Phase Alternate Lines) Frame Video terdiri dari

625 garis, memiliki frame rate 25 fps (frame rate

persecond), penggambaran dilakukan dalam waktu

1/50 detik (30Hz).

c) SECAM (Sequential Color And Memory) Memiliki

spesifikasi sama dengan PAL, hanya dalam hal

teknologi dasar dan metode broadcasting sangat

berbeda jauh dengan PAL.

d) HDTV (High Definition Televition) Format ini

memiliki 1200 garis horisontal dan memiliki aspect

ratio 16:9 sedangkan yang lain memiliki aspect ratio

4:3.

Gambar 5.38. Tampilan Pilihan Kualitas Gambar Video

Mr. Kece

Dari pengkategorian serta penjelasan diatas, konten

Mr. Kece sudah menduduki standar yang tertinggi pada

85

penyiaran televisi yaitu HDTV. Berikut adalah gambar

kualitas yang dimiliki konten Mr. Kece. Itu berarti produksi

konten Mr. Kece ini sudah memiliki standar sebuah video

dengan kualitas televisi.

Dengan proses yang bisa dibilang jauh lebih mudah

dan simple dibandingkan dengan proses yang digunakan

televisi, konten Mr. Kece seharusnya sudah layak tayang

dalam kualitas gambar televisi. Hal ini tentu mempermudah

bagi media-media baru untuk memproduksi sebuah video

dengan kualitas tinggi tanpa harus repot dan menelan

banyak biaya.

c. Controlling yaitu Proses pengawasan terhadap kinerja yang

telah dihasiklan oleh organisasi tersebut, kinerja dinilai

berdasarkan pencapaian terhadap tujuan yang ingin dicapai

oleh organisasi atau perusahaan. Controlling yang dilakukan

Mr. Kece pada saat produksi adalah pengawasan yang

dilakukan saat proses pengambilan gambar.

Dalam proses pengambilan gambar Mr. Kece, talent

Mr. Kece tidak harus 100% sama dengan naskah yang

ditulis. Walaupun naskah versi kedua sudah dibuat dengan

bahasa yang sesuai dengan target dari konten ini, talent tetap

diperbolehkan melakukan improvisasi baik dari segi pilihan

diksi yang digunakan maupun gimmick yang dilakukan demi

berkembangnya karakter Mr. Kece yang dinilai nyeleneh.16

16 Nyeleneh: aneh, tidak biasa, tidak umum, unik, menyeleneh

86

Namun tentu improvisasi yang dilakukan tidak boleh keluar

garis merah isi dari naskah17

.

3. Adanya Penambahan dan Pengurangan Proses yang terjadi

dalam Pasca Produksi

Tahap ini adalah tahap akhir dari berlangsungnya

sebuah proses produksi. Proses menyunting gambar, quality

control, hingga publishing dilakukan pada tahap ini. Menurut

Andi Fachruddin paska produksi dilakukan melalui beberapa

tahapan.18

a. Capturing, adalah mentransfer audio visual dari kaset

digital ke dalam hard disk computer, sehingga materi

editing sudah dalam berbentuk file. Dalam tahap ini, tim

Mr. Kece sudah menggunakan kamera berbasis digital,

sehingga proses transfer file cenderung sudah lebih mudah

dan cepat.

b. Logging, adalah membuat susunan daftar gambar dari

kaset hasil shooting secara detail disertai dengan mencatat

time codenya. Tim Mr. Kece tidak menjalani proses ini.

Hal tersebut dikarenakan pada proses pengambilan

gambar, terdapat naskah yang menjadi panduan utama.

Proses pengambilan gambar dilakukan sesuai urutan

naskah yang ada. Oleh karena itu, tim Mr. Kece tidak

perlu lagi menyusun daftar gambar yang diambil.

c. Editing Pictures, disusun dan diragkai menjadi produk

final (final product). Tahap ini adalah proses dimana hasil

17 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara

pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020

18 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: PT.

Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 15-16

87

pengambilan gambar yang sudah dilakukan dipilih yang

digunakan dan dijahit menjadi satu. Naskah kembali

menjadi panduan dalam pemilihan gambar yang

digunakan. Itu sebabnya naskah sangatlah penting dalam

proses produksi. Editor konten Mr. Kece menggunakan

software Adobe Premiere Pro Cc 2020. Software ini lazim

digunakan oleh para editor yang ada di Indonesia.

Pemilihan software ini banyak digunakan oleh kalangan

editor video dikarenakan mudah digunakan dan memiliki

fitur yang cukup lengkap.

d. Editing Sound, penyuntingan suara yang disingkronkan

pada gambar serta menghidupkan suasana melalui ilustrasi

musik. Mr. Kece melakukan sedikit modifikasi pada

karakter suara yang dipakai. Pitch suara Mr. Kece sedikit

dimainkan dalam proses penyuntingan ini. Karakter suara

dibuat berbeda dengan suara asli talent dan cenderung

bernada tinggi. Dilansir dari wawancara dengan produser

konten Mr. Kece, perubahan suara yang dilakukan juga

tanpa ada tujuan tertentu19

. Perubahan suara ini juga

dilakukan di dalam Adobe Premiere Pro Cc 2020.

Voice changer merupakan proses modifikasi/merubah

suara laki-laki (male) dengan teknik tertentu sehingga

terdengar seperti suara perempuan (female) dan begitu

juga sebaliknya Lawlor, dkk (1999). Pada praktiknya

kemampuan merubah suara menjadi berbagai macam juga

bisa dilakukan oleh seorang dubber. Kemampuan dubber

19 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara

pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020

88

ini adalah kemampuan alami tanpa melibatkan suatu

aplikasi perubah suara. Seiring dengan perkembangan

teknologi multimedia dikenal sebuah teknik pitch shifting

yang digunakan untuk mengubah suara manusia di bagian

timbre dan pitch. Input suara manusia diolah dan

dikomputasi dengan metode pitch shifting yaitu dengan

melakukan perubahan input suara manusia (frekuensi

suara) dengan memanfaatkan pergeseran pitch suara,

sehingga output yang dihasilkan adalah suara manusia

(frekuensi suara) yang berbeda tanpa mengubah kata yang

diucapkan Anandha, (2014)20

.

Di dalam jurnal yang membahas mengenai Analisis

Rekaman Suara Voice Changer dan Rekaman Suara Asli

Menggunakan Metode Audio Forensik yang ditulis oleh

Bambang dkk, jika voice changer menggunakan teknik

high pitch atau menggunakan pitch yang tinggi, maka

kemungkinan suara tersebut teridentifikasi juga semakin

kecil. Hal tersebut dikarenakan jika menggunakan teknik

high pitch maka tingkat non identik muncul dengan angka

yang tinggi. Analisis yang dilakukan ini merujuk pada

Audio forensics: Theory and Analisys yaitu Analisis

Satistik Pitch, Analisis Statistik Formant dan Bandwith,

20 Sumber: Bambang Sugiantoro dkk, Analisis Rekaman Suara Voice

Changer dan Rekaman Suara Asli Menggunakan Metode Audio Forensik, diakses

melaluihttps://www.researchgate.net/publication/322036859_Analisis_Rekaman_

Suara_Voice_Changer_dan_Rekaman_Suara_Asli_Menggunakan_Metode_Audio

_Forensik, diakses pada Selasa 2 September pukul 18.45 WIB

89

Analisis Graphical Disatribution dan Analisis Spectogram

Al-Azhar Nuh, (2011)21

.

e. Final Cut, mengerjakan bauran suara final dengan

gambar. Selain membaurkan suara final dengan gambar,

tim Mr. Kece juga menambahkan teks dan visual pada

hasil video. Teks ini berisikan narasi yang disampaikan

oleh Mr. Kece. Teks ini bersifat membantu penonton

dalam mengetahui isi konten yang dibawakan terutama

mengenai data yang harus tertuang dalam bentuk tulisan

dalam video.

Gambar 5.39. Tampilan Subtitle Pada Video Mr. Kece

Dapat kita lihat, selain teks yang berisikan narasi

yang disampaikan, konten ini juga menambahkan timer

yang berjalan sesuai durasi video tersebut. Hal ini

dilakukan agar tidak ada yang memotong dan

menyalahgunakan video ini untuk kepentingan yang tidak

sesuai. Selain teks dan timer, Mr. Kece juga

menambahkan gambar yang disesuaikan dengan data yang

disajikan dan juga gimmick yang dibawakan. Gambar dan

21 Sumber: Bambang Sugiantoro dkk, diakses pada Selasa 2 September

pukul 18.45 WIB

90

teks dinilai dapat menambah daya tarik dan menjadikan

video lebih hidup.

Gambar 5.40. Tampilan Waktu Dalam Video Mr. Kece

Gambar 5.41. Tampilan Tambahan Visual Dalam Video

Mr. Kece

Gambar 5.42. Tampilan Tambahan Visual Saat

Menyajikan Data Dalam Video Mr. Kece

91

Dalam proses penyuntingan gambar, setiap video

yang diproduksi memiliki beberapa ciri khas yang juga

menampilkan identitas dari konten Mr. Kece maupun

identias media Opini.id itu sendiri. Beberapa hal yang

menjadi ciri khas yaitu di pojok sebelah kanan bagian atas

terdapat logo Opini.id yang menjadi identitas media yang

menaungi konten Mr. Kece ini. Sedangkan di pojok sebelah

kiri atas terdapat logo Mr. Kece.

Karena Mr. Kece menggunakan bahasa sehari-hari yang

dinilai tidak baku, Mr. Kece menambahkan peringatan yang

diletakkan pada awal video seperti gambar di bawah.

Peringatan ini dimaksudkan agar orang-orang yang mudah

tersinggung (baper)22

diharap tidak masuk dan menonton

video ini. Produser Mr. Kece menjelaskan kritik dan bahasa

yang dibawakan oleh Mr. Kece bermain di area abu-abu.

Gambar 5.43. Tampilan Bumper Video Mr. Kece

Setelah lima tahap pasca produksi tersebut dijalani,

sebagai rangkaian dari proses hingga tahap publishing,

Opini.id menambahkan beberapa tahapan yang dilakukan.

22 Baper adalah singkatan dari bawa perasaan

92

Tahap selanjutnya adalah tahap quality control yang

dilakukan oleh Managing Editor Opini.id. Pada tahap ini

Managing Editor berhak untuk melakukan pengecekan data,

isi konten hingga segi bahasa yang digunakan di dalam

video. Managing Editor bertugas memastikan video yang

siap ditayangkan tidak memiliki resiko-resiko yang

merugikan perusahaan dan merugikan orang lain. Hal

tersebut dilakukan karena Opini.id sebagai media masih

dinaungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999

tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik23

. Dalam pedoman

media siber yang terdapat dalam website Opini.id sudah

tertera dengan jelas hak dan kewajiban yang harus dipatuhi

oleh Opini.id.

Point yang diperhatikan oleh Managing Editor yaitu

memastikan setiap kalimat yang digunakan dalam naskah

konten Mr. Kece ini tidak melampaui batas dan sesuai fakta.

Hal ini penting untuk dilakukan agar konten yang dibawakan

tidak mengandung hoax dan sesuai dengan kaidah jurnalistik

yang harus menyampaikan fakta. Bahkan, salah satu

masyarakat di kolom komentar Youtube menilai bahwa tim

Mr. Kece tidak hanya sekedar mengikuti traffic (arus

pemberitaan yang sedang ramai).

23 Diakses melalui https://opini.id/pedoman-media-siber, pada 3

September 2020 pukul 16.23 WIB

93

Gambar 5.44. Komentar Positif Netizen

Setelah melewati tahap quality control dan sudah

mendapat verifikasi layak tayang, langkah selanjutnya yang

dilakukan adalah publishing. Pada tahap ini, konten Mr.

Kece disebar ke berbagai platform yang digunakan Opini.id

terutama di Youtube dan di Website. Dua platform tersebut

adalah platform induk dalam meletakan konten Mr. Kece ini.

Dilansir dari wawancara terhadap pihak Opini.id, dua

platform tersebut dijadikan platform induk agar

mempermudah mengumpulkan data analisis video yang

sudah diunggah. Kemudian data tersebut yang diolah agar

konten ini tetap berinovasi. Platform lain yang dimiliki

Opini.id dijadikan sebagai platform pendukung dalam hal

penyebaran konten ini24

.

Opini.id menetapkan starndart kualitas gambar untuk

konten ini, yaitu dengan resolusi high bitrate minimal 1080p.

Pilihan ini dipilih karena platform utama yang digunakan

oleh Opini.id dalam penyebaran konten adalah Youtube.

Untuk strandart kualitas yang berlaku di youtube, kualitas

high bitrate dengan 1080p sudah mencapai kualitas yang

tinggi saat ini.

24 M. Noor Falih. Produser Konten Mr. Kece Opini.id. Dalam wawancara

pribadi pertama pada Tanggal 20 Juli 2020

94

Untuk mengambil hati dan menjangkau pasar lebih

jauh, layaknya pada umumnya content creator berlomba-

lomba menyajikan konten yang bermanfaat. Selain isi konten

yang menjadi perhatian, para content creator juga biasanya

membuat judul yang unik dan menarik atau biasa dikenal

dengan istilah ―judul yang clickbait‖. Menggunakan judul

yang clickbait diakui oleh produser konten Mr. Kece

menambah jumlah likes dan views sebuah video. Namun,

judul clickbait ini memiliki batasan, yakni boleh

menggunakan judul yang clickbait asalkan hal tersebut bukan

merupakan sebuah kebohongan.

Dalam ilmu komunikasi, Effendi menjelaskan salah

satu dari unsurnya adalah adanya feedback atau umpan balik

dari komunikan. Feedback sendiri artinya adalah respon yang

diterima oleh komunikator dari komunikan25

. Dalam hal ini,

konten Mr. Kece sebagai komunikator dapat menerima

feedback melalui kolom komentar yang tersedia di berbagai

platform yang digunakan.

Dalam berbagai feedback yang diterima oleh tim Mr.

Kece, tanpa disadari konten yang disajikan menimbulkan

ruang diskusi bersama dan terwujudnya bentuk demokrasi

seperti yang dimaksud oleh Habermas.26

25 Effendy, Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Prakteknya,

(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011), h. 18

26

Sumber: Siti Hudayatur Rabi’ah

http://digilib.uinsby.ac.id/31601/3/Siti%20Nur%20Hidayatur%20Robi%27ah_I73

215043.pdf h. 93 diakses pada Kamis (03/092020) pukul 16.30 WIB.

95

Habermas mendiskripsikan ruang publik dalam tiga

ranah penting yakni27

:

a) Ruang publik sebagai arena. Artinya bahwa ruang publik

menyediakan basis atau tempat bagi antarmasyarakat

untuk berkomunikasi di dalamnya. Dalam hal ini, kolom

komentar bisa menjadi tempat masyarakat untuk

menuangkan opini, maupun komentar. Diskusi juga kerap

kali terjadi pada kolom komentar. Hingga saat ini, belum

pernah ditemukan bahwa pihak Opini.id sebagai media

yang menaungi konten Mr. Kece didapat menutup kolom

komentar, yang berarti Opini.id juga membuka ruang itu

untuk diisi oleh masyarakat yang ingin menggunakan

kesempatan tersebut.

b) Ruang publik adalah publik itu sendiri. Makna tersebut

mengindikasikan bahwa publik memiliki peran penting

dalam turut serta mewujudkan demokrasi dari tingkatan

akar rumput.

c) Ruang publik adalah agen. Maksudnya ruang publik

merupakan agen/alat penting dalam menyampaikan

aspirasi dari akar rumput menuju bawah. Mr. Kece kerap

kali mengangkat isu-isu yang berdekatan dengan

masyarakat. Hal ini juga disambut baik oleh masyarakat

yang suaranya merasa terwakilkan oleh Mr. Kece.

27 Wasisto Raharjo Jati, Cyberspace, Internet dan Ruang Publik Baru:

Aktivisme Online Politik Kelas Menengah Indonesia, Jurnal Pemikiran Sosiologi

Universitas Gadjah Mada Vol. 3 No. 1 Januari 2016.

http://jurnal.ugm.ac.id>jps>download Diakses pada Kamis 3 September 2020

pukul 16.00 WIB.

96

Permintaan-permintaan topik tertentu pada kolom

komentar untuk dibawakan juga sering terjadi.

Namun, menurut Rulli, ruang publik yang terdapat

pada ruang siber (cyberspace) atau internet berbeda dengan

ruang publik yang dimaksud oleh Habermas. Hal ini karena

internet dinilai hanya bisa menjadi alat dari terjadinya

pertukaran ide melalui diskusi maupun debat sehingga

membangun wacana sebagai jawaban atas realitas politik.28

Diskusi-diskusi yang terjadi pada kolom komentar

konten Mr. Kece yang diunggah melalu platform media

Youtube pun kerap kali terjadi. Masyarakat bisa sangat

leluasa mengemukakan pendapatnya mengenai topik yang

dibahas melalui kolom komentar tersebut. Konten Mr. Kece

ini rata-rata mendapatkan feedback di kolom komentar

dengan jumlah diatas 100 komentar baik itu melakukan

diskusi mengenai topik yang dibahas maupun hanya sekedar

mengapresiasi atau memberi kritik dan saran kepada Mr.

Kece

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Produksi

Dari faktor penghambat yang dijelaskan oleh produser

konten Mr. Kece diatas, timbullah sebuah alternative yang

dilaksnakan oleh konten ini. Faktor penghambat yang dimaksud

disini adalah kesulitan tim redaksi Mr. Kece dalam proses

28 Rulli Nasrullah, Internet dan Ruang Publik Virtual, Sebuah Refleksi

atas Teori Ruang Publik Habermas, h. 30, diakses melalui file:///C:/Users/User/Downloads/188-498-1-PB.pdf, pada 14 Oktober 2020 pukul

15.45 WIB

97

pengumpulan dan validasi data kepada narasumber atau sumber-

sumber yang terkait.29

Alternatif yang dijalankan oleh pihak Mr. Kece adalah

membuat sebuah segmen baru yang berjudul #beritaburuburu.

Segmen ini memiliki slogan ―Terdepan dalam mengobarkan.

Membahas kejadian terkini dengan buru-buru, sehingga anda harus

mencari refrensi lain‖. Ini adalah segmen yang berbeda dengan

konten Mr. Kece walaupun yang membawakan segmen ini masih

tokoh Mr. Kece.

Ada beberapa perbedaan yang mendasar antara konten Mr.

Kece dengan segmen Mr. Kece Berita Buru-Buru, diantaranya yaitu

dalam proses pra-produksi. Dalam proses mengumpulkan dan

validasi datanya, segmen ini cenderung lebih ringkas dan tidak

mendalam. Hal ini diungkapkan dengan slogan segmen ini yang

tertera diatas. Pada segmen ini pembahasan juga jadi lebih luas,

yang sebelumnya hanya kritik kepada pemerintah, pada konten ini

bisa membahas hal lainnya di luar itu.

Perbedaan kedua adalah set pengambilan gambar yang

berbeda. Set konten Mr. Kece hanya set kosong dengan satu lampu

yang menyorot langsung ke objek (Mr. Kece), sedangkan segmen

berita buru-buru dilengkapi dengan property tambahan yaitu meja

dan kursi. Ditambah lagi, dalam konten tersebut terdapat skrip yang

berjalan di pojok kiri bawah layar. Hal ini lah yang menjadi

perbedaan mendasar ketika menonton segmen berita buru-buru ini.

Selain itu, segmen ini juga menerima build-in atau iklan di dalam

video.

29 Dilansir dari wawancara kedua melalui aplikasi Whatsapp pada 8

Oktober 2020

98

Untuk faktor pendorong atau pendukung dari proses produksi

Mr. Kece ini adalah kebijakan-kebijakan pemerintah yang dirasa

kurang sesuai dengan masyarakat. Hal ini adalah salah satu alasan

awal mula terbentuknya konten Mr. Kece ini. Konten ini yang dirasa

juga mewakilkan kegelisahan masyarakat yang tidak memiliki media

untuk bersuara.

Selain itu, peminat konten ini juga terbilang cukup banyak.

Sebuah konten bisa bertahan lama pasti karena memiliki

penikmatnya tersendiri. Mr. Kece juga selalu ditunggu untuk

membahas suatu topik oleh penikmatnya. Hal ini tentu menjadi

dorongan tim agar terus memproduksi konten Mr. Kece ini. Belum

lagi konten ini menjadi konten unggulan yang dimiliki oleh media

induknya yaitu Opini.id. Tentu Mr. Kece menjadi konten unggulan

dari Opini.id.

Temuan Dakwah Ramzi melalui

Profesi

Konten di New

Media

Pra-produksi

1. Penentuan

topik.

Dilakukan

oleh tim

redaksi

konten Mr.

Kece yang

dilakukan

melalui rapat

redaksi.

2. Pencarian

data. Bisa

melalui

wawancara

Dakwah dilakukan oleh

setiap tim produksi

melalui bakatnya masing-

masing pada bidang

kreatif khususnya yang

dilakukan oleh tim

produksi konten Mr.

Kece. Mr. Kece juga

mengajarkan agar kita

semua nahi munkar atau

melawan kemungkaran

dengan bentuk

memberikan kritik

terhadap kebijakan atau

pemikirian tokoh public

Proses pra,

produksi hingga

pasca produksi di

new media terdapat

beberapa perbedaan

yang signifikan

dengan proses yang

terjadi pada media

konvensional.

Terjadi beberapa

tahap yang lebih

ringkas dan

sederhana pada

proses produksi di

new media.

99

maupun

statement

narasumber

yang terdapat

di media

sosial.

3. Pembuatan

naskah.

Dilakukan

oleh tim

kreatif dalam

2 bentuk

naskah, yaitu

dalam bentuk

editorial dan

naskah untuk

pengambilan

gambar.

Produksi

1. Pengambilan

gambar yang

dilakukan

oleh tim

produksi

Pasca produksi

1. Editing yang

dilakukan

oleh editor

konten Mr.

Kece.

Dilakukan

dengan jarak

waktu 2 hari.

2. Quality

Control

dilakukan

yang dirasa janggal.

100

oleh

managing

editor

Opini.id

sebagai

bentuk

pengawasan

konten yang

beredar di

Opini.id

3. Publishing

dilakukan

setiap hari

Kamis oleh

admin

Opini.id

Tabel 5.1. Temuan Penelitian

101

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan

beberapa hal terkait proses produksi konten Mr. Kece yang

dipopulerkan oleh Opini.id.

1. Tahapan proses produksi konten Mr. Kece yang

dipopulerkan oleh media Opini.id diantaranya, pertama,

proses pra-produksi, yaitu proses penentuan topik, pencarian

data dan pembuatan naskah. Kedua, proses produksi, yaitu

pengambilan gambar. Ketiga, proses pasca produksi, yaitu

proses editing dan publishing konten yang sudah dibuat.

Konten di media digital sudah melalui tahapan yang kurang

lebih sama dengan media konvensional. Namun, proses

produksi konten pada media digital melalui tahapan yang

lebih ringkas dan sederhana, tetapi tidak mengurangi kualitas

baik dari segi isi maupun hasil gambar.

2. Faktor yang mendukung konten ini adalah adanya kebijakan-

kebijakan pemerintah yang dirasa aneh oleh masyarakat dan

tim redaksi dan dukungan dari netizen yang selalu mengikuti

dan menonton konten Mr. Kece. Kekurangan pada saat

proses produksi konten Mr. Kece ini adalah pada saat

validasi data yang kerap kali direspon lambat oleh

narasumber. Hal ini diatasi dengan mencari kutipan-kutipan

lain melalui media sosial maupun kutipan yang didapat

melalui media mainstream lainnya.

102

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, penulis

menyertakan saran untuk kemudian dijadikan sebagai bahan acuan

dan evaluasi baik secara akademik ataupun secara praktis.

1. Bagi Opini.id dan Mr. Kece

Penulis berharap dalam proses produksi konten Mr.

Kece khususnya pada saat pra produksi dapat ditambah lagi

tim redaksi yang bertugas mencari dan mengejar data-data

untuk ditampilkan pada video. Hal ini ditutjukan agar tingkat

validitas isi konten yang dibawakan bisa sangat tinggi dan

juga tidak terlambat mendapatkan data ketika proses

pengambilan gambar ingin dilakukan.

Susunan kepengurusan dari tim produksi Mr. Kece

juga sebaiknya dijelaskan dalam bentuk tertulis. Hal ini agar

jika ada pergantian formasi maupun pergantian salah satu

dari personil tim Mr. Kece ini sudah jelas dan sesuai dengan

ruang gerak masing-masing.

2. Bagi akademisi

Diharapkan agar bisa mencontoh hal-hal yang sudah

dilakukan oleh Opini.id dalam proses menciptakan sebuah

konten pada media digital. Proses produksi konten pada

media digital ini dirasa makin mudah karena teknologi yang

sebenarnya digunakan sudah begitu dekat dengan kita,

sehingga konten yang disajikan bisa lebih variatif sesuai

dengan kapasitas masing—masing.

Penelitian mengenai proses produksi khususnya di

103

media digital juga harus lebih dikembangkan. Hal ini

dikarenakan media digital bergerak begitu cepat, sehingga

konten yang disebarkan melalui media digital terus

berkembang dan juga lebih inovatif.

104

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abizar. (1998). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Depdikbud Dirjen

Pendidikan Tinggi P2LPTK.

Amalia, N. R. (2010). Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Kencana.

Andi Fachruddin, H. J. (2011). Dasar-Dasar Penyiaran. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Teori dan Praktik .

Jakarta: Kencana.

Effendi, O. U. (2011). Ilmu Komunikasi:Teori dan Prakteknya.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Fachruddin, A. (2012). Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta :

Prenadamedia Group.

Gunawan, A. (2008). Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Indonesia-

Inggris. Surabaya: Penerbit Kartika.

Gunawan, I. (2013). Metodologi Penelitian Kulaitatif. Jakarta: Bumi

Aksara.

Hardiman, F. B. (2009). Demokrasi DeliberatiMenimbang Negara

Hukum dan Ruang Publik dalam Teori Diskursus Jurgen

Habermas . Yogyakarta: Kanisius.

Hardiman, F. B. (2010). Komersialisasi Ruang Publik Menurut

Hannah Arendt dan Jurgen Habermas, dalam Ruang Publik:

Melacak Partisipasi Demokratis dari Polis sampai

Cyberspace. Yogyakarta: Kanisius.

Haryatmoko. (2007). Etika Komunikasi (Manipulasi Media,

Kekerasan, dan Pornografi. Yogyakarta: Kanisius.

Lexy, J. M. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

105

Littlejohn, S. W. (2009). Encyclopedia of Communication Theory.

California: Sage Publications.

Mawardi. (2007). Ekonomi Islam . Pekanbaru: AlafRiau.

Morissan. (2005). Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan

Televisi. Jakarta: Ramdina Prakarsa.

Morissan. (2008). Manajemen Media Penyiaran. Jakarta : Kencana

Prenada Media Group.

Abizar. (1998). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Depdikbud Dirjen

Pendidikan Tinggi P2LPTK.

Amalia, N. R. (2010). Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Kencana.

Andi Fachruddin, H. J. (2011). Dasar-Dasar Penyiaran. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Teori dan Praktik .

Jakarta: Kencana.

Effendi, O. U. (2011). Ilmu Komunikasi:Teori dan Prakteknya.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Fachruddin, A. (2012). Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta :

Prenadamedia Group.

Gunawan, A. (2008). Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Indonesia-

Inggris. Surabaya: Penerbit Kartika.

Gunawan, I. (2013). Metodologi Penelitian Kulaitatif. Jakarta: Bumi

Aksara.

Hardiman, F. B. (2009). Demokrasi DeliberatiMenimbang Negara

Hukum dan Ruang Publik dalam Teori Diskursus Jurgen

Habermas . Yogyakarta: Kanisius.

Hardiman, F. B. (2010). Komersialisasi Ruang Publik Menurut

Hannah Arendt dan Jurgen Habermas, dalam Ruang Publik:

Melacak Partisipasi Demokratis dari Polis sampai

Cyberspace. Yogyakarta: Kanisius.

Haryatmoko. (2007). Etika Komunikasi (Manipulasi Media,

106

Kekerasan, dan Pornografi. Yogyakarta: Kanisius.

Lexy, J. M. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Littlejohn, S. W. (2009). Encyclopedia of Communication Theory.

California: Sage Publications.

Mawardi. (2007). Ekonomi Islam . Pekanbaru: AlafRiau.

Morissan. (2005). Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan

Televisi. Jakarta: Ramdina Prakarsa.

Morissan. (2008). Manajemen Media Penyiaran. Jakarta : Kencana

Prenada Media Group.

Jurnal dan Website

Hasfi, Nurul. Ruang Publik Virtual: Ruang Yang Diperebutkan.

diakses melalui

https://www.academia.edu/11196090/RUANG_PUBLIK_VI

RTUAL_RUANG_YANG_DIPEREBUTKAN pada 30

Januari 2020 Pukul 15.00 WIB

Hidayatur, Siti Nur. Media Sosial Sebagai Ruang Publik Virtual

bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya diakses melalui http://digilib.uinsby.ac.id/31601/

pada 3 September 2020 Pukul 16.30 WIB

Jati, Wasito Raharjo. Cyberspace, Internet dan Ruang Publik Baru:

Aktivisme Online Politik Kelas Menengah

Indonesia, Jurnal Pemikiran Sosiologi Universitas Gajah

Mada Vol. 3 No. 1, 2016 diakses melalui

http://jurnal.ugm.ac.id>jps>download pada 3 September

2020 Pukul 16.00 WIB

Nasrullah, Rulli. Internet dan Ruang Publik Virtual, Sebuah Refleksi

atas Teori Ruang Publik Habermas. Jurnal Komunikator,

Vol 4 No. 1 Tahun 2012 diakses melalui

https://journal.umy.ac.id/index.php/jkm/article/view/188/150

pada 14 Oktober 2020 Pukul 15. 45 WIB

Salman. Media Sosial Sebagai Ruang Publik, Jurnal Bisnis dan

107

Komunikasi, diakses melalui

http://research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/6YEFI

D0ROPWXP7QWTCKJJVSNZ.pdf pada 14 Oktober 2020

Pukul 14.55 WIB

Sucahya, Media. Manajemen Media Digital, Vol. 3. No. 01, 2017

diakses melalui,

https://media.neliti.com/media/publications/256484-

manajemen-media-digital-d5f524cb.pdf Pada 20 Maret 2020

Pukul 06.30 WIB

Sugiantoro, Bambang dkk. Analisis Rekaman Suara Voice Changer

dan Rekaman Suara Asli Menggunakan Metode Audio

Forensik. Jurnal Jaringan dan Keamanan, Vol. 7 No. 1 tahun

2018. diakses melalui

https://www.researchgate.net/publication/322036859_Analisi

s_Rekaman_Suara_Voice_Changer_dan_Rekaman_Suara_A

sli_Menggunakan_Metode_Audio_Forensik pada 2

September Pukul 18.45 WIB

Widiyawati, Rizki. Manajemen Produksi Program Siaran

“Kampung Radio” Radio Republik Indonesia Pro 1

Pekanbaru Dalam Pemberdayaan Masyarakat Kota

Pekanbaru. Jurnal Komunikasi, Vol. 4 No 2 Tahun 2017

diakses melalui

https://media.neliti.com/media/publications/183295-ID-

manajemen-produksi-program-siaran-kampun.pdf pada 14

Oktober 2020 Pukul 16.19 WIB.

"Bagaimana Cara Ex-Editor in Chief Hipwee Membangun Media

Digital Yang Sukses?" diakses pada 14 Oktober 2020 di

https://www.youtube.com/watch?v=9gzOacOWcbk&feature

=youtu.be

"Opini.id Perkenalkan Konsep Homeless Media" diakses pada 9

April 2020 di https://gdpventure.com/good-news/opiniid-

perkenalkan-konsep-homeless-media

108

LAMPIRAN

109

Lampiran 1.

110

Lampiran 2.

111

Lampiran 3.

112

Lampiran 4.

TRANSKRIP WAWANCARA 1 OPINI.ID

Via Google Meet

Mahasiswa : Hanif Dzikri Juniawan

Tanggal Wawancara : Senin, 20 Juli 2020

Tempat : Rumah/Kantor

Pukul : 13:00 WIB

Narasumber/Jabatan :

1. M. Noor Falih (Produser Mr, Kece)

2. Gun Gun Gunawan (Tim Kreatif Mr. Kece)

3. Ignatus Raymond Reynaldi (Managing Editor Opini.id)

Falih Ya selamat datang Hanif, kenalin saya Falih

producer dari konten Mr. Kece. Ini ada temen

gue Gun gun sebagai tim kreatif dari Mr. Kece,

dan ada bang Raymond juga selaku managing

editor dari Opini.id. Yaudah langsung aja nif

gimana gimana?

Hanif Baik, selamat siang semuanya

Raymond ya selamat siang Hanif

Hanif Nama saya Hanif Dzikri mahasiswa UIN Jakarta

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Terimakasih waktunya mas Falih dan temen-

temen sekalian. Wawancara ini ditujukan buat

ngambil data yang dibutuhkan untuk skripsi saya

yang berjudul “Analisis Produksi Konten Mr.

Kece di Opini.Id”.

Nah sebelum ngomongin proses produksinya,

mau Tanya dulu sebenernya gimana sih sejarah

Mr. Kece ini waktu awal dibuat?

Falih Nah siapa nih gun yang mau jawab? Bang

113

Raymond?

Raymond Ya lu lah lih berdua sama Gun gun yang megang

langsung hahaha

Gun Gun Yaudah lu dulu lih, nanti gue tambahin

Falih Okeoke, jadi tahun berapa ya Gun waktu itu?

Gun Gun 2018 kalogasalah deh, apa 2019 ya?

Falih Ohiya tahun 2018 pas lagi jaman-jamannya

cebong-kampret nif

Hanif Ohh berarti jamannya pilpres ya mas?

Falih Nah iya jadi dulu inisiatornya salah satu

producer Opini.id. Awalnya dia mikir harus ada

konten istilahnya pendidikan politik gitu ya gun?

Yang masuk ke semua kalangan. Jadi kita

ngerasa semua kalangan tuh sebenernya butuh

yang namanya pendidikan poltik.

Gun Gun Dulu pas lagi panas banget tuh sama cebong

kampret..

Falih Nah waktu itu kan lagi pada butuh apa ya gun

istilahnya gun? Ini ada banyak yang gak bener

nih

Gun Gun Untuk pencerahan lah gitu haha

Falih Nah cuman kan orang kalo konsumsi dengan

cara yang berat kaya Mata Najwa, ILC kaya gitu-

gitu kaya gitu kan ga semua orang ngerti ya. Jadi

kita pake pendekatan lain. Kita pake bahasa

sehari-hari si orang-orang yang kita target ini.

Nah kita tuh menspesifikasikan orang-orang yang

nonton Mr. Kece itu orang-orang yang follownya

@awreceh, @kegoblokan.unfaedah gitu.

Masalahnya orang orang kaya gitu kan mereka

butuh pendidikan politik tapi gaada media yang

bisa mereka pahami kan gitu. Gun Gun ada yang

114

mau ditambahin Gun?

Gun Gun Ya itulah. Intinya pengen ada konten pendidikan

politik tapi yang sesuai sama audience Opini.id

saat itu. Anak muda yang progresif lah gitu,

berpikiran terbuka. Soalnya waktu itu kita gak

hanya mengkritik cebong doang atau kampret

doang, jadi kita kritik dua-duanya. Ohiya satu

lagi, emang dari internal Opini.id juga ada

keresahan pribadi lah sama logika-logika yang

bengkok yang muncul di public. Oiya sama itu

juga tuh yang jadi alesan kan kenapa Mr. Kece

pake topeng. Kalo Mata Najwa kan jelas Mba

Nana yang jadi hostnya, jadi pasti ada aja

pandangan public yang mikir wah keren nih

cewe, atau di ILC bang Karni pasti ada aja kan

tuh yang nilai ini mah forum bapak-bapak. Gitu

nif.

Raymond Sebenernya dari konten yang ditampilin juga

udah ngegambarin positioning Opini.id nif

Hanif Ohh oke, oiya Mr. Kece ini awalnya kan Mr.

Ngehek ya mas? Nah baru ganti nama

kalogasalah awal tahun 2020 kemarin. Nah itu

kalo boleh tau kenapa ya mas?

Raymond Disuruh pemerintah nif, hahaha

Gun Gun Hahaha

Hanif Wah emang iya bang?

Falih Nggak nif bercanda haha, sebenernya gaada apa-

apa sih nif. Dulu kan waktu awal dibuat namanya

Mr. Ngehek karena kelakuannya yang ngehek.nah

kalo sekarang biar ngeheknya emang jadi

sifatnya aja gausah jadi nama. Kalo Mr. Kece ini

kan singkatan dari tagline nya konten ini.

Ketahuan Cerdasnya.

Hanif Ohh jadi gaada pihak yang intervensi atau

disuruh nitizen gitu ya mas? Haha

115

Falih Nggak nif..

Hanif Ohh okedeh, nah kalo bagan/susunan dari tim

produksi Mr. Kece ini ada gak ya mas?

Falih Hmmm.. Kalo susunan bakunya gaada sih nif

kaya secara tertulis gitu. Jadi kita kita udah pada

tau aja tugasnya ngapain. Kaya work flow yang

bakunya gaada, paling kita udah sadar masing-

masing abis dari sini kemana gitu sih nif, iya kan

gun?

Gun Gun Iya kaya gitu lih, jadi udah pada tau aja tugasnya

ngapain

Hanif Ohh okee mas, jadi lebih kaya ngalir aja gitu ya

mas?

Falih Nah iya nif..

Gun Gun Iya nif..

Hanif Kalo pra-produksinya gimana ya mas prosesnya?

Kaya misalnya pemilihan topik gitu siapa yang

berhak mas?

Falih Gimana gun?

Gun Gun Ya jawab aja dulu lih hahaha

Falih Haha okee, kalo pemilihan topik biasanya kita

berdua sih nif yang nyari topiknya, biasanya dari

gue sih nif

Gun Gun Nah gue bagian bikin skrip yang versi apa ya

namanya, versi rapihnya lah versi beritanya gitu,

abis itu baru dikasih ke Falih lagi

Falih Iya abis jadi skrip beritanya, ibaratnya gue yang

bikin skrip yang ngeheknya nif, abis itu baru deh

siap buat take video

116

Hanif Ohh jadi gaada yang cek lagi ya mas skripnya?

Falih Gak ada nif, biasanya ngeceknya kalo mau

tayang, jadi pas video udah jadi baru di cek

sama bang Raymond

Raymond Nah bener tuh nif, jadi gue ngeceknya pas udah

mateng, biar gak dua kali kerja

Hanif Ohh iya bener juga sih, okedehh. Lanjut ya nih

mas

Falih Lanjut nif

Gun Gun Lanjuut

Hanif Kalo kriteria topik yang bakal diangkat sama Mr.

Kece ini ada gak mas?

Falih Nah ini urusan lu gun..

Gun Gun Okeoke, yaa ada dua sih umumnya kriterianya

yang bakal diangkat. Pertama yaitu objek yang

kita angkat pasti tokoh public.tokoh public tuh ya

pemerintah, pejabat gitu. Trus kriteria yang

kedua itu yang logikanya bengkok, kaya yang

disebutin terus sama Mr. Kece. Logika bengkok

tuh maksudnya ya punya pemikiran atau

kebijakan yang aneh di mata masyarakat. Itu sih

dua itu yang utama.

Hanif Nah kan naskah tadi udah dibuat dua versi

mas,berarti yang dipake naskah yang dari mas

falih ya? Nah waktu shooting, talent boleh gak

sih mas improve sendiri gitu?

Gun Gun Nah Falih nih yang ngawasin produksi yang

jawab

Falih Hahaha, sering nif. Emang dibolehin sih buat

improve, asal ga keluar dari benang merah isi

konten yang diangkat. Kaya gimmick-gimmick itu

117

improve dari talentnya. Tapi kalo udah kelewat

batas gue batesin gitu. Kacau deh kalo diliat file

mentahnya mah nif hahaha.

Hanif Hahaha, ketolong banget di editing berati ya mas

Falih Iya nif, banget

Hanif Oiya mas, kalo panduan durasi yang dipake Mr.

Kece ini ada gak sih mas?

Falih Hmm, kalo panduan pastinya gaada nif. Tapi

selama ini kan Mr. Kece tayangnya di youtube,

jadi pake durasi ideal buat di youtube sih nif.

Kalo di youtube kan orang jarang yang nonton

video diatas 5 menit. Ya jadi sekitar segitu nif,

paling 4-5 menit. Biar ga kelamaan juga. Ada

risetnya juga sih itu.

Hanif Kalo standar kualitas gambar buat konten ini

gimana mas?

Falih Ya paling gitu aja sih nif, gambarnya item putih.

Nah item putih itu gaada maksud apa-apa

sebenernya. Cuma masalah rasa dari tim pas

pertama kali buat aja. Terus juga suara di

pitching-pitching dikit. Ya itu aja sihh, bener

bener karena keliatannya keren aja gitu buat tim.

Trus juga keliatannya kan beda, yaudah deh

sekalian ciri khas.

Hanif Ohh, kirain filosofis gitu mas dibikin item putih

gitu ada maknanya haha

Falih Hahaha, gak ada filosofisnya nif itu mah haha.

Emang pengennya gitu aja dari tim

Hanif Ohahaha, okeoke mas. Kalo standart buat

resolusi gambarnya gitu ada gak mas?

Falih Selama ini sih rendernya pake yang high bitrate

nif soalnya kan buat youtube aja tayangnya

118

Hanif Ohh jadi pake render yang buat platform youtube

ya?

Falih Bukan nif, kalo di (adobe) premiere kan ada yang

khusus buat youtube tuh.

Hanif Ohh, iyaiya mas

Falih Nah gue bukan pake yang itu, pake yang high

bitrate 1080p nif, bukan yang buat youtube

rendernya.

Hanif Ohh iyaiya. Berarti udah pake render yang

paling tinggi ya mas.

Falih Ya kalo dibilang paling tinggi sih belom nif, kan

masih ada 4K, 8K gitu gitu. Tapi kalo buat di

upload di platform yang kita pake udah cukup sih

segitu.

Hanif Hahaha, oiya. Kalo buat panduan kata-kata

yang perlu disensor ada gak sih mas dari

Opini.idnya sendiri? Apa misalnya ngikutin KBBI

atau gimana mas?

Falih Bang Raymond gimana bang?

Raymond Gak ada sih ya

Falih Selama ini sih gaada nif, paling ya ngikutin

moral yang berlaku di masyarakat yang terus

berkembang nif.

Raymond Nah iya bener, kan gapasti ya haha

Hanif Nah kalo kata-kata yang disensor di video yang

udah jadi itu udah ada dari naskah apa sesuai

editor aja mas?

Falih Udah ada dari naskah sih nif. Sebenernya itu kan

penontonnya pasti udah tau kan kata-katanya apa

yang disensor

119

Hanif Iya sih mas

Falih Nah kita sengaja sensor biar ga kena ujaran

kebencian aja paling, tapi kan penonton udah tau

apa yang diomongin. Jadi daripada kena kasus

macem-macem mending kita main di grey area.

Gitu sih paling nif

Hanif Ohh gitu, okedehh mas

Falih Iya nif

Hanif Kalo proses distribusi konten ini gimana mas di

Opini.id khususnya konten Mr. kece ini? Kan

Opini.id punya banyak platform nih kaya

Facebook, Twitter, Instagram, Website sama

Youtube

Falih Hmm.. kalo selama ini kan Mr. Kece fokusnya di

youtube sama website ya nif. Jadi yang utama

disitu sih, jadi yang lainnya Cuma apa ya

namanya.. cuma ngebantuin aja gitu sih nif

Hanif Ohh, kalo yang di website nge-link ke youtube ya

mas?

Falih Iya nif, itu biar gampang liat data analiticnya aja

sih nif

Hanif Ohh, kalo kendalanya untuk proses pengerjaan

konten ini ada gak ya mas kira kira?

Falih Kendala ya.. apa ya? Bang Raymond apa bang?

Gun gimana Gun?

Gun Gun Apa ya kendalanya..

Falih Hmm apa ya..

Gun Gun Kalo dari gue sih gak ada ya.. paling itu lih,

nyari konten kali ya

120

Falih Ohh iya itu paling sih nif, kita kan biasanya

shooting hari selasa tayang hari kamis. Paling

kalo nyari kontennya belom ketemu jadi agak

buru-buru gitu, minimal kan selasa harus siap

berarti itu konten sama skripnya.

Hanif Ohh gitu ya mas

Falih Iya nif, kalo dari produksinya gak ada sih rata-

rata. Sampe saat ini belom ada kendala yang

berarti gitu kalo dari produksinya. Paling ya itu,

kendala nyari konten. Sama ini biasanya, validasi

data gitu nif, sama wawancara-wawancara

narasumber paling nif.

Raymond Tapi selama ini pemerintah ga ngecewain sih nif,

ada aja pasti kelakuannya hahaha

Hanif Ohh haha oke oke mas. Kalo selama ini pernah

ga ada feedback dari objek yang diangkat mas?

kalo misalnya ada, Opini.id nanggepinnya

gimana?

Falih Gimana nif maksudnya?

Hanif Kan Mr. Kece kontennya kritik ke tokoh public

nih mas, pernah gak sih ada feedback dari

mereka yang diangkat jadi objek? Atau feedback

dari penontonnya gitu mas?

Falih Nah bang Raymond gimana nih bang?

Raymond Haha. Hmmm, gaada sih nif. Eh ada gak ya?

Hahaha. Kalo feedback sih pasti ada nif. Baik

positif maupun negatif

Hanif Ohh kalo feedback gitu biasanya lewat apa bang?

lewat email apa gimana bang?

Raymond Biasanya lewat komen sih nif, kalo yang lewat

email sampe sekarang sih gaada ya.

121

Hanif Berarti selama ini kurang lebih dari komentar aja

ya bang? Dari objek yang diangkat gapernah

ngasih feedback apa-apa ya?

Raymond Iya nif, kalo sampe email sih belom ada. Ya

gimana ya.. mungkin mereka emang ngerasa kali,

jadinya mau ngomel juga gabisa hahaha.

Falih Paling ada bu Susi kemaren tuh bang kemaren

ngshare Mr. Kece

Raymond Ohh nah iya itu bu Susi sampe nge-share di

twitter

Hanif Ohh yang masalah lobster itu ya bang?

Raymond Nah iya

Gun Gun Joko Anwar juga pernah tuh

Raymond Nah Joko anwar juga ngikutin banget Mr. Kece

tuh. Banyak sih nif sebenernya yang lainnya juga

yang nge-share.

Hanif Ohh oke bang.

Falih Oke lanjut nif

Hanif Oke mas, ini mungkin pertanyaan terakhir ya..

Falih Oke nif

Gun Gun Oke nif

Hanif Oke, pernah ada gak sih mas video yang di take

down? Baik itu dari platformnya yang dipake

atau dari Opini.id nya sendiri gitu?

Falih Hmm maksudnya gimana ya nif?

Hanif Iya mas kaya di takedown misalnya banyak yang

report, atau dari Opini.id nya sendiri gitu

122

Falih Ohh, hmmm… pernah gak ya?

Raymond Gak ada sih kayanya

Gun Gun Iya kayanya gak ada sih

Falih Iya gak ada nif kalo yang sampe direport gtiu.

Paling pernah gara-gara gue salah ngedit aja sih

paling

Hanif Ohh oke, berarti gak ada ya.. nah yang salah edit

itu di upload lagi gak mas?

Falih Iya di upload lagi nif

Hanif Oalahh oke deh mas. Untuk saat ini cukup mas,

terimakasih banyak atas waktunya. Mungkin

nanti kalo ada yang kurang mungkin lanjut via

WA aja kali ya mas

Gun Gun Oke niff sama-sama

Raymond Siap niff, tenang aja

Falih Okedeh niff, iya sama-sama. Iya nif, nanti japri

aja kalo ada apa-apa

Hanif Okedeh mas, terimakasih mas

Falih Iya nif, sama sama

Raymond Sukses nif buat skripsinya

Hanif Iya bang, makasih bang

123

Lampiran 5.

Gambar Wawancara Online dengan Produser, Tim Kreatif dan

Managing Editor Opini.id

124

Lampiran 6.

TRANSKRIP WAWANCARA 2 OPINI.ID

Via Whatsapp

Pada 8 Oktober 2020

Pra produksi

1. Pra produksi identic dengan budgeting, bagaimana system

budgeting konten ini?

Budget ditentukan setiap 1 tahun sekali. Baru diajukan

realisasinya jika ada episode yang membutuhkan budget.

2. Boleh jelasin lebih terperinci mengenai proses pemilihan

topic? Dilihatnya dari fenomena social media sajakah? Atau

ada usulan dari komentar netizen yang akhirnya diangkat

menjadi topic?

Bisa dari dua-duanya. Atau isu yang tidak begitu

diperbincangkan namun redaksi menganggap isu tsb penting

untuk dibahas.

3. Kemarin sempat membahas faktor penghambat produksi ini

dari kendala mengumpulkan data, biasanya kendala yang

didapat ketika pengumpulan data apa saja?

Narasumber merespon setelah produksi dan/atau ada

beberapa perbedaan data dari beberapa lembaga

pemerintahan.

4. Pada saat validasi data/wawancara, pernahkah menggunakan

statement yang dikeluarkan orang yang bersangkutan melalui

status/tweet?

Pernah.

5. Pernahkah ganti pemeran (talent) yang memerankan Mr.

Kece?

Pernah.

6. Kemaren kan sempet nyinggung durasi youtube idealnya 3-

5mnt, riset atau artikel mana yang dijadikan pegangan oleh

Opini.id?

Berdasarkan data analytic youtube Opini.id audience

retention.

125

7. Apakah judul yang diupload sudah dibuat sejak naskah

dibuat?

Bisa ya, bisa tidak. Judul bisa berubah setelah mendapat

masukan dari teman-teman redaksi.

8. Bolehkah minta contoh file dua jenis script yang sudah jadi?

Script dengan teks berita dengan yang menjadi patokan saat

shooting

Classified.

Produksi

1. Ada siapa saja yang terlibat dalam proses pengambilan

(shooting) gambar?

Produser, tim kreatif, videografer & video editor, talent.

2. Dimana proses pengambilan gambar (shooting) dilakukan?

Kantor GVM Networks.

3. Bagaimana proses pengambilan gambar (shooting) dikala

pandemic kemarin?

Talent melakukan shooting mandiri di rumahnya.

4. Apa jenis kamera yang digunakan?

Sony a7sII

5. Apa jenis lighting yang digunakan?

Godox

6. Apa jenis microphone yang digunakan?

Sennheiser

7. Bolehkah minta dokumentasi behind the scene set studio Mr.

Kece saat proses shooting?

Classified

8. Bagaimana cara talent membaca naskah? Apakah

menggunakan prompter?

Menghapal naskah.

9. Biasanya berapa lama proses pengambilan gambar (shooting)

nya?

Kurang lebih 4 jam.

Pasca produksi

1. Selain Adobe Premiere Pro, adakah software lain yang

digunakan dalam proses editing?

126

Adobe after effect.

2. Sebagai Managing Editor, apa saja point tinjauan yang

dilakukan bang Raymond?

Memastikan setiap kalimat dalam naskah sesuai dengan fakta

dan tidak melampaui batas SARA.

3. Apakah Opini.id membuat judul clickbait?

Ya. Selama judul clickbait tidak bohong.

4. Apa saja yang mempengaruhi jumlah likes/insight video?

Banyak faktor. Seberapa kritis, lengkap dan menghibur

dalam satu episode.

5. Apakah judul berpengaruh kepada jumlah likes/insight

video?

Berpengaruh.

6. Biasanya, apa saja point yang menjadi evaluasi konten Mr.

Kece ini?

Seberapa lengkap data, kritis dan menghibur.

7. Kemarin kan sempat dibahas mengenai video yang di upload

di website itu link ke youtube untuk mempermudah tim

analisis Opini.id mendapatkan data, lalu hal apa yang diolah

melalui data tersebut?

Data analytics youtube: views, impression, impression CTR,

audience retention.

127

Lampiran 7.

Wawancara lanjutan via aplikasi Whatsapp

128

Lampiran 8.

Wawancara lanjutan via aplikasi Whatsapp