6
LAPORAN PENELITIAN METODE PEMBELAJARAN SEJARAH SMA NEGERI 4 SIDOARJO Disusun Oleh : 1. Arwinda Jaka Pratama (15040284033) 2. Andika (150402840 3. Della Inka R.A. (15040284039) 4. Iin Ikah (150402840 5. Novie Kusuma Dewi (15040284026) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH 2015

Analisis video teori belajar by della inka

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PENELITIANMETODE PEMBELAJARAN SEJARAH

SMA NEGERI 4 SIDOARJO

Disusun Oleh :1. Arwinda Jaka Pratama (15040284033)2. Andika (1504028403. Della Inka R.A. (15040284039)4. Iin Ikah (1504028405. Novie Kusuma Dewi (15040284026)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYAFAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH2015

A. Latar Belakang

Setiap guru memiliki cara mengajar yang berbeda-beda dan setiap cara

tersebut memiliki metode pembelajaran. Termasuk disini adalah guru mata pelajaran

sejarah. Kegiatan kami ini bertujuan agar mengetahui secara nyata proses belajar

mengajar khususnya untuk mata pelajaran sejarah. Serta mempelajari beberapa

metode pembelajaran dalam mengajar siswa siswi sesuai dengan prodi yang kami

pilih yaitu S1 Pendidikan Sejarah.

B. Data Penelitian

Tempat : SMA NEGERI 4 Sidoarjo

Waktu : Kamis, 17 Oktober 2015

Pemateri : Ferry Firmansyah, S.Pd.

Metode : Behavioristik dengan metode presentasi

C. Maksud dan Tujuan Kegiatan

1) Menemukan metode yang digunakan dalam pembelajaran sejarah di SMA

NEGERI 4 SIDOARJO

2) Menganalisis ciri-ciri metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

sejarah di SMA NEGERI 4 SIDOARJO

D. Manfaat Kegiatan

1) Mengetahui secara nyata proses pembelajaran sejarah

2) Mengetahui metode-metode dalam pembelajaran sejarah khususnya di SMA

NEGERI 4 SIDOARJO

E. Analisis Hasil Kegiatan

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh kelompok kami, bahwasannya teori

yang digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran sejarah di SMAN 4 SIDOARJO

oleh Bapak Ferry, menggunakan teori belajar behavioristik. Terbukti dengan

keaktifan guru dalam menerangkan. Selain itu guru juga memberlakukan “reward”

dan “punishment”.

Proses belajar mengajar pada saat itu menggunakan metode presentasi. Materi

yang diterangkan adalah tentang kerajaan Gowa Tallo. Disela-sela presentasi, guru

melakukan diskusi dengan siswa dengan cara tanya jawab. Jika terdapat pengertian

atau istilah yang kurang dimengerti maka guru akan menjelaskan dengan detail.

Namun sebelumnya, guru akan bertanya terlebih dahulu kepada siswa, kemudian

siswa akan melakukan respon dengan cara menjawab pertanyaan guru tersebut sesuai

pengetahuan yang dimiliki. Siswa tetap dapat mengeksplor pengetahuan mereka dan

mengembangkan imajinasi mereka. Namun, bukan berarti guru melepaskan dan

membebaskan siswa untuk berimajinasi dan mengeksplor pengetahuan siswa tetapi

disini, guru tetap mengarahkan siswa sesuai dengan materi yang dibahas yaitu

kerajaan Gowa Tallo.

Di dalam sesi tanya jawab tersebut terdapat penguatan respon pada siswa.

Penguatan respon yang diberikan oleh Bapak Ferry berupa nilai. Jika dari siswa dapat

menjawab setiap pertanyaan, maka akan diberikan nilai tambah dengan menyebutkan

nomor absen dari siswa tersebut. Dengan demikian, siswa akan merasa termotivasi

atas dirinya sehingga menimbulkan rangsangan untuk bisa menjawab semua

pertanyaan guru agar mendapatkan reward berupa nilai tambah tersebut.

Selain itu terdapat beberapa manfaat dalam pembelajaran yang menggunakan

metode presentasi yaitu:

1) Siswa tidak terbatas pada pengetahuannya individu saja

Artinya bahwa dengan adanya pembelajaran dengan tema presentasi yang

terdiri atas beberapa siswa, siswa-siswi tersebut dapat saling berbagi ilmu

pengetahuan yang dimilikinya. Transfer ilmu antar siswa inilah yang akan mengisi

pengetahuan siswa satu dengan yang lain sehingga menciptakan kesimpulan yang

dapat disepakati bersama.

2) Menumbuhkan rasa solidaritas antar siswa

Merasa senasib seperjuangan, siswa satu dengan yang lain akan saling

membantu dalam hal mengerjakan tugas persiapan presentasi tersebut. Akibatnya

siswa-siswi akan merasa saling membutuhkan antar sesama sehingga timbul rasa

solidaritas antar siswa dalam kelompok tersebut.

3) Guru akan lebih mudah dalam menerangkan

Karena dibantu dengan adanya kelompok siswa yang presentasi dan

menggunakan media power point, maka seorang guru akan lebih mudah dalam

menerangkan tentang materi yang akan di sampaikan. Penggambaran dalam bentuk

visual akan memudahkan siswa untuk mengingat. Misalnya di contohkan dalam

powerpoint gambar candi Borobudur. Siswa tidak hanya bisa membanyangkan

melainkan dapat secara langsung melihat candi Borobudur secara dua dimensi.

Kesimpulan :

Sehingga menurut kelompok kami metode pembelajaran yang diterapkan oleh

Bapak Ferry cukup efektif. Karena memungkinkan untuk siswa dapat memotivasi diri

sendiri dengan adanya reward tersebut serta menumbuh kembangkan solidaritas antar

siswa. Jadi bukan hanya pengetahuan saja melainkan rasa sosial dan kebersamaan

dapat ditanamkan.

F. Lampiran