14
ABSTRAK Masalah utama yang dihadapi oleh nelayan kita saat ini adalah harga BBM yang semakin mahal, harga sulit dijangkau, pasokan BBM tidak stabil dan bahkan di beberapa tempat BBM semakin langka, sementara hasil tangkapan ikan semakin menurun yang berimbas kepada pendapatan nelayan menipis. Di sisi lain, harga bahan pokok dan biaya pendidikan, kesehatan dan jasa semakin meningkat ditambah dengan biaya operasional yang melonjak tajam. Hal ini erat kaitannya dengan penggunaan teknologi motor diesel sebagai penggerak utama kapal, dimana motor diesel merupakan salah satu jenis motor bakar dalam yang paling banyak digunakan dalam berbagai area karena memiliki efisiensi yang tinggi, ketahanan (durability) dan kepercayaan (reability) yang lebih bagus. Motor diesel ini sangat baik bila digunakan sebagai motor untuk kapal atau motor stasioner lainnya seperti penggerak generator listrik (genset), bus, truk dan lain-lain. Penggunaan motor diesel atau motor bakar pada umumnyaselama ini juga memiliki kelemahan yaitu tingkat efisiensi yang sangat rendah (26-30 %) dan menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas buang dan menyebakan cadangan minyak bumi dunia semakin menipis. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis lewat makalah ini menawarkan beberapa solusi alternatif dan teknologi penghemat BBM dan pereduksi emisi gas buang yang dapat diaplikasikan oleh nelayan atau stackholder terkait serta diperlukan riset pembuktian dan pengembangan dari berbagai teknologi tersebut. Diantara metode tersebut adalah magnet, heater, cyclone, vibrasi, kombinasi, penambahan aditif, penambahan pasokan udara, penggunaan biofuel dan lain- lain. Keywords : Penghemat BBM, Emisi Gas Buang, Motor Diesel. 1. Pendahuluan Motor bakar adalah pesawat kalor yang mengubah tenaga panas dari pembakaran bahan bakar di ruang bakar menjadi tenaga mekanis dengan prinsip kerja tertentu. Motor bakar sendiri terbagi dua, yaitu motor bakar dalam dan motor bakar luar. Sementara motor diesel merupakan salah satu jenis motor bakar dalam yang paling banyak digunakan dalam berbagai area karena memiliki efisiensi yang tinggi, ketahanan (durability) dan kepercayaan (reability) yang lebih bagus. Motor ini ditemukan oleh seorang insinyur berkebangsaan Jerman yang bernama Rudolf Diesel pada tahun 1894. Motor diesel sangat baik bila digunakan sebagai motor untuk kapal atau motor stasioner lainnya seperti penggerak generator listrik (genset), bus, truk dan lain-lain. TEKNOLOGI PENGHEMAT BBM DAN PEREDUKSI EMISI GAS BUANG MOTOR DIESEL KAPAL PERIKANAN Oleh : Ismunandar, S.ST.Pi *)

Aplikasi Tek Penghemat BBM dan Reduksi Emisi Makalah Konfrensi Kelautan UGM 2010

  • Upload
    kkp

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

ABSTRAK

Masalah utama yang dihadapi oleh nelayan kita saat ini adalah harga BBM yang semakin mahal, harga sulit dijangkau, pasokan BBM tidak stabil dan bahkan di beberapa tempat BBM semakin langka, sementara hasil tangkapan ikan semakin menurun yang berimbas kepada pendapatan nelayan menipis. Di sisi lain, harga bahan pokok dan biaya pendidikan, kesehatan dan jasa semakin meningkat ditambah dengan biaya operasional yang melonjak tajam.

Hal ini erat kaitannya dengan penggunaan teknologi motor diesel sebagai penggerak utama kapal, dimana motor diesel merupakan salah satu jenis motor bakar dalam yang paling banyak digunakan dalam berbagai area karena memiliki efisiensi yang tinggi, ketahanan (durability) dan kepercayaan (reability) yang lebih bagus. Motor diesel ini sangat baik bila digunakan sebagai motor untuk kapal atau motor stasioner lainnya seperti penggerak generator listrik (genset), bus, truk dan lain-lain.

Penggunaan motor diesel atau motor bakar pada umumnyaselama ini juga memiliki kelemahan yaitu tingkat efisiensi yang sangat rendah (26-30 %) dan menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas buang dan menyebakan cadangan minyak bumi dunia semakin menipis.

Berkaitan dengan hal tersebut, penulis lewat makalah ini menawarkan beberapa solusi alternatif dan teknologi penghemat BBM dan pereduksi emisi gas buang yang dapat diaplikasikan oleh nelayan atau stackholder terkait serta diperlukan riset pembuktian dan pengembangan dari berbagai teknologi tersebut. Diantara metode tersebut adalah magnet, heater, cyclone, vibrasi, kombinasi, penambahan aditif, penambahan pasokan udara, penggunaan biofuel dan lain-lain.

Keywords : Penghemat BBM, Emisi Gas Buang, Motor Diesel.

1. Pendahuluan

Motor bakar adalah pesawat kalor yang mengubah tenaga panas dari

pembakaran bahan bakar di ruang bakar menjadi tenaga mekanis dengan prinsip

kerja tertentu. Motor bakar sendiri terbagi dua, yaitu motor bakar dalam dan motor

bakar luar. Sementara motor diesel merupakan salah satu jenis motor bakar dalam

yang paling banyak digunakan dalam berbagai area karena memiliki efisiensi yang

tinggi, ketahanan (durability) dan kepercayaan (reability) yang lebih bagus. Motor

ini ditemukan oleh seorang insinyur berkebangsaan Jerman yang bernama Rudolf

Diesel pada tahun 1894. Motor diesel sangat baik bila digunakan sebagai motor

untuk kapal atau motor stasioner lainnya seperti penggerak generator listrik

(genset), bus, truk dan lain-lain.

TEKNOLOGI PENGHEMAT BBM DAN PEREDUKSI EMISI GAS BUANG MOTOR DIESEL KAPAL PERIKANAN

Oleh : Ismunandar, S.ST.Pi *)

2

Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi

Proses pembakaran adalah reaksi antara bahan bakar dengan oksigen di dalam

ruang bakar yang diikuti nyala api dan menimbulkan kalor. Motor bakar jenis

apapun diharapkan dapat terjadi pembakaran yang sempurna, walupun ini mustahil

terjadi, tetapi selalu diupayakan cara bagaimana pembakaran yang terjadi

mendekati sempurna, bahan bakar lebih efisien namun dapat menghasilkan kalor

yang maksimal dengan emisi gas buang yang seminimal mungkin.

2. Analisa dan Solusi Meghadapi Permasalahan

Pada motor diesel, permasalahan akan muncul jika proses pembakaran

tersebut tidak berlangsung dengan sempurna karena beberapa hal sebagai berikut :

kuantitas dan kualitas bahan bakar tidak sesuai dengan kebutuhan, proses penginjeksian

bahan bakar yang kurang sempurna, kurangnya udara yang akan digunakan untuk proses

pembakaran serta antara udara dan bahan bakar tidak bercampur secara homogen.

Dampak yang ditimbulkan dari permasalahan di atas adalah kinerja dari motor secara

keseluruhan kurang optimal, dan dampak yang kasat mata terhadap lingkungan adalah

adanya asap hitam yang keluar dari saluran gas buang.

Pada cuaca dingin banyak problem yang timbul pada motor diesel, yaitu

pengumpalan parafin yang dapat menyumbat saringan bahan bakar dan viskositasnya

meningkat sehingga menyulitkan nozel dalam mengabutkan bahan bakar, akibatnya

pembakaran menjadi kurang sempurna.

Menurut Trommelmans (1993), ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu pemanasan

listrik (electric heater) dan penukar kalor (heat exchanger). Cara penukar kalor (heat

exchanger) memiliki kelemahan, yaitu sistem baru akan bekerja setelah motor bekerja

beberapa saat. Cara lainnya adalah dengan mencampur bahan bakar dengan minyak tanah

(5%) atau dengan bensin (maksimal 30%), tetapi hal ini tidak dianjurkan dan cepat

menimbulkan kerak pada ruang bakar.

Gambar 1. Pemanas pada saringan bahan bakar tipe 30RT (sumber : Trommelmans, 1993)

3

Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi

Saringan bahan bakar yang terlihat pada gambar 1 adalah sebuah saringan bahan

bakar pada kenderaan pribadi yang dilengkapi dengan unit pemanas tipe 30RT dari Texas

Instrument yang dirakit sebagai standar seperti pada BMW 324d dan 524td. Sistem ini

sudah diperdagangkan oleh Bosch.

Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar, atau dicampur

dengan solar dengan prosentase tertentu dapat membantu menyelesaikan beberapa

permasalahan yang dihadapi dunia bahkan Indonesia yang sedang mengalami krisis

energi fosil, disamping lebih ramah terhadap lingkungan, biodiesel juga merupakan bahan

bakar yang dapat diperbaharui (renewable energy). Karakteristik biodiesel menyerupai

karakteristik bahan bakar solar, bahkan secara umum angka setana dari biodiesel lebih

tinggi, walaupun torsi dan daya yang dihasilkan masih sedikit lebih rendah dari solar.

Pada penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar juga mengalami hal yang sama,

yaitu cuaca dingin dapat menyebabkan biodiesel membeku atau berubah menjadi gel.

Penggunaan 20% campuran akan menurunkan sifat aliran seperti cloud point, pour point

dan plugging point. Solusi yang dapat ditawarkan adalah penggunaan pemanas (heater)

untuk meningkatkan suhu biodiesel. Penggunaan heater pada biodiesel jauh lebih aman

karena biodiesel mempunyai titik bakar (fire point) relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan diesel oil (Zuhdi, 2003).

Pemakaian bahan bakar yang tidak sesuai dengan spesifikasi akan mengakibatkan

turunnya unjuk kerja motor diesel. Masalah utama bahan bakar biodiesel adalah

viskositas yang tinggi. Bahan bakar dengan viskositas tinggi akan cenderung

menimbulkan masalah pada fuel injection line (Baranescu, Lusco, 1997). Selain itu

viskositas yang tinggi juga berpengaruh pada tekanan injeksi bahan bakar (Masjuki,

Abdul Muin, Sii, 1996). Untuk menjamin bahan bakar dapat bercampur baik dengan

udara dan selanjutnya siap terbakar, maka diperlukan proses atomisasi yang baik pula

(Feldman, Peterson, 1997).

Sementara itu nelayan kita, saat ini banyak menggunakan motor diesel sebagai

tenaga penggerak kapal/perahu mereka. Permasalahan yang dihadapi nelayanpun semakin

kompleks. Hal ini terlihat dari jumlah hasil tangkapan yang cenderung turun tetapi harga

jual ikan hasil tangkapan yang relatif konstan, sementara itu harga bahan bakar solar

semakin mahal. Keadaan tersebut mengakibatkan biaya operasional/eksploitasi yang

digunakan menjadi besar tetapi tidak diimbangi dengan hasil penjualan yang mencukupi

sehingga penghasilan nelayan semakin menurun dan terlihat adanya indikasi terhentinya

kegiatan melaut (BPPI, 2006).

4

Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi

Guna mengatasi berbagai permasalahan di atas perlu dilakukan perubahan perlakuan

suhu dan magnetisasi terhadap bahan bakar yang akan disemprotkan masuk ke ruang

bakar yang selanjutnya akan terbakar bersama udara yang bersuhu dan bertekanan tinggi.

Peningkatan suhu bahan bakar yang masuk ke ruang bakar akan membantu mempersingkat

waktu bagi campuran udara dan bahan bakar untuk mencapai titik nyalanya. Demikian

pula peningkatan reaktifitas molekul bahan bakar yang masuk akan membantu

mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan ledakan di ruang bakar.

Solusi lain untuk menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) adalah

dilakukan dengan cara menyempurnakan proses pembakaran BBM melalui perlakuan

tertentu (treatment) dan penambahan bahan aditif atau penambahan jumlah pemasukan

udara, membuat pusaran pada udara yang masuk ke ruang bakar atau dengan memberikan

magnetisasi pada bahan bakar sehingga mempengaruhi molekul bahan bakar hidrokarbon

sehingga menjadi lebih reaktif, baik secara reaksi fisika maupun kimia. Hal tersebut

membuat molekul hidrokarbon mudah bereaksi dengan oksigen sehingga proses

pembakaran menjadi sempurna. Metode kombinasi juga dapat dilakukan sejauh metode-

metode tersebut tidak saling berseberangan.

3. Arti Penting Teknologi Penghemat Bahan Bakar

BPPI Semarang (2006), melaporkan bahwa dengan menggunakan alat penghemat

BBM yang beredar di pasaran yaitu electronic gas booster (EGB) dapat menghemat

BBM kapal nelayan pada saat berlayar rata-rata sebesar 10,43% dan pada saat melakukan

operasi penangkapan rata-rata sebesar 17,6%. Namun data ini masih perlu diteliti lebih

lanjut, karena pada penelitian yang dilakukan BPPI tersebut parameter yang diukur hanya

konsumsi bahan bakar saja tanpa mengukur parameter unjuk kerja motor diesel lainnya

seperti : daya, torsi, tekanan efektif rata-rata, rendemen thermis dan emisi gas buang.

Tabel 1. Hasil uji tingkat penghematan BBM pada kapal nelayan dalam kondisi kapal

sedang berlayar

Sumber : Tim BPPI Semarang (2006)

5

Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi

Sementara pada saat kapal sedang melakukan operasi penangkapan penghematan

rata-ratanya adalah sebagimana terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Hasil uji tingkat penghematan BBM pada kapal nelayan dalam kondisi kapal

sedang melakukan operasi penangkapan ikan

Sumber : Tim BPPI Semarang (2006)

Dari tabel 1 dan 2 di atas dengan jelas dapat terlihat bahwa saat kapal sedang

melakukan pelayaran terjadi penghematan mulai dari 4,1% sampai dengan 20% atau rata-

rata 10,43%, sedangkan pada saat kapal sedang melakukan operasi penangkapan terjadi

penghematan sebesar 7,0% sampai dengan 28,2% atau rata-rata 17,6%. Penghematan

sebesar itu apabila dirupiahkan, maka akan sangat menguntungkan bagi nelayan dan

semua pihak yang terkait dengan enerrgi bahan bakar tersebut.

Sebenarnya aplikasi dari berbagai teknologi alat penghemat bahan bakar ini sudah

sering kita jumpai pada industri otomotif kelas dunia sekelas BMW. Berikut sebagai

contoh aplikasi yang mereka sudah gunakan pada mesin kenderaan roda 4 keluaran

BMW.

Gambar 2. Saringan magnet (sumber : Trommelmans, 1993).

6

Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi

Pada gambar 2 di atas merupakan sebuah contoh aplikasi nyata saringan yang

menggunakan magnet yang diterapkan pada mesin mobil Ford. Alat ini berfungsi untuk

menangkap partikel-partikel logam yang ada dalam bahan bakar sehingga tidak ikut

terbawa ke ruang pembakaran.

Aminuddin (2009), melaporkan pada hasil penelitian yang dilakukannya bahwa

pemanasan bahan bakar biodiesel B20 minyak jarak berpengaruh terhadap kandungan gas

buang mesin diesel. Pada saat bahan bakar diberi pemanas, kadar emisi CO dan O2 lebih

rendah jika dibandingkan dengan tidak menggunakan pemanas. Sedangkan kadar CO2

lebih tinggi jika dibandingkan dengan tidak menggunakan pemanas.

Sudrajat (2005), menuliskan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi

dan menanggulangi pencemaran yang diakibatkan oleh emisi gas buang adalah

penggunaan katalis magnet yang dipasang pada pipa bahan bakar, penggunaan katalis

pada pipa gas buang, penggunanaan bahan bakar yang rendah nitrogen dan sulfur

termasuk penggunaan bahan bakar non fosil, penggunaan bahan bakar yang memiliki

angka cetan yang tinggi dan lain-lain.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Umaternate dkk (2007) adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Data hasil pengukuran BBM menggunakan alat flow meter dan kWh meter

No Kondisi

Flowmeter (faktor kali=10) kWhmeter (faktor kali=25.000)

Stand Awal Stand Akhir Stand Awal Stand Akhir 1 Tanpa Magnet 404.428,00 404.483,00 586,17 586,25

2 Dengan Magnet 404.483,00 404.535,00 586,25 586,33

Sumber : Umaternate, dkk (2007)

Dari data pengukuran tersebut dengan menggunakan magnet, setelah dilakukan

perhitungan diperoleh penghematan atau penurunan konsumsi bahan bakar sebesar 30

liter/jam atau 5,45%. Apabila dirupiahkan jumlah solar yang mampu dihemat dalam

waktu 1 bulan adalah sebesar 14.047,5 liter/bulan atau sebesar Rp. 84.285.000,-/bulan.

7

Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi

4. Metode Penghematan Bahan Bakar

Ketika pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM, semua pihak terutama para

pemilik kenderaan bermotor dan kalangan industri bahkan masyarakat kecil sekalipun

yang menggunakan BBM sebagai bahan bakar dibuat menjadi pusing tujuh

keliling.kenaikan harga BB mini dipicu oleh semakin menipisnya cadangan minyak dunia

yang berakibat melambungnya harga BBM dunia, mau tidak mau pemerintah juga harus

menyesuaikannya. Kenaikan harga BBM adalah sesuatu yang tidak bisa dicegah, tetapi

kita dapat menyiasatinya dengan melakukan upaya preventif (pencegahan) dengan

menghemat penggunaan BBM tanpa mengurangi daya yang dihasilkan dan mengganggu

proses produksi/operasional suatu motor.

Saat ini sudah banyak beredar di pasaran, yaitu berupa produk alat penghemat BB

mulai dari paket teknologi sederhana sampai dengan teknologi canggih, dari harga

ratusan ratusan ribu hingga juataan rupiah.

4.1. Metode Pemanasan Bahan Bakar (Fuel Heater)

Dengan melakukan pemanasan terhadap bahan bakar sampai temperatur tertentu

sebelum masuk ke pompa tekanan tinggi akan mengakibatkan penurunan berat jenis

(density) dan viskositas bahan bakar, sehingga bila diinjeksikan ke dalam ruang bakar

akan membentuk butiran kabut bahan bakar yang lebih halus dan akan menyebabkan

proses pencampuran bahan bakar dengan udara menjadi lebih homogeny.

Disamping itu, dengan temperatur yang lebih tinggi akan membuat bahan bakar

menjadi lebih mudah terbakar karena mendekatkan temperatur bahan bakar dengan

temperatur titik nyala (fire point) sehingga dapat mengimbangi singkatnya waktu yang

tersedia untuk pembakaran pada putaran tinggi.

4.2. Metode Magnet dan Pengaruh Ionisasi (Magnetism)

Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata

magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian.

Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet.

Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang

sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.

Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada sitem internasional adalah

Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah weber. Dimana 1 weber/m2=1 tesla,

yang mempengaruhi satu meter persegi.

8

Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi

Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/N) dan kutub selatan

(south/S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan

tetap memiliki dua kutub. Pada keadaan tidak termagnetisasi, molekul kecil magnet

berada dalam bentuk yang tidak beraturan. Dan jika dipengaruhi oleh medan magnet pada

partikelnya, maka molekul tersebut mempunyai gaya magnet untuk bergerak dan

menyesuaikan kutub magnet dengan induksi magnet yang diberikan.

Gambar 3. Molekul termagnetisasi (sumber : Umaternate., dkk, 2007)

Sulit menjelaskan tentang fenomena pengaruh magnetisasi pada sejumlah material

berdasarkan kuat tidaknya dipengaruhi oleh medan magnet, seperti halnya besi, baja,

nikel (ferromagnetic) dan oksigen, aluminium (paramagnetic). Akan tetapi dengan teori

atom dapat membantu menggambarkan fenomena tersebut. Disebutkan bahwa negatif

elektron yang berputar mengelilingi inti atom mempengaruhi kuat atau tidaknya suatu zat

dapat dipengaruhi medan magnet. Seperti unsur-unsur yang terkandung dalam bahan

bakar hidrokarbon mempunyai juga kecenderungan sifat antara positif (H+) dan negatif

(C-) dimana jumlahnya tidak sama, sehingga dengan jumlah positif dan negatif yang

tidak sama maka zat tersebut dapat dipengaruhi medan magnet (Umaternate., dkk, 2007).

Penggunaan magnet pada saluran bahan bakar ditujukan untuk menimbulkan ionisasi

pada bahan bakar. Proses ionisasi diperlukan agar bahan bakar lebih mudah mengikat

oksigen selama proses pembakaran dan mengurangi produk unburned hydrocarbon hasil

proses pembakaran bahan bakar. Hal ini disebabkan ukuran struktur molekul bahan bakar

akan berubah menjadi ikatan yang lebih kecil akibat magnetisasi (gambar 2.8). Ukuran

molekul yang lebih kecil ini secara langsung akan berakibat pada semakin mudahnya

proses pembakaran dalam ruang bakar. Dengan kata lain proses magnetisasi bahan

bakarakan membuat pembakaran lebih sempurna.

Gambar 4. Proses ionisasi gaya magnet (sumber : Umaternate., dkk, 2007)

9

Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi

4.3. Metode Gabungan (Vibrasi, Pemanasan dan Elektromagnet)

Metode gabungan adalah metode yang menyatukan beberapa metode sehingga

diperoleh sebuah metode yang lengkap. Metode ini memiliki prinsip yang serupa dengan

metode-metode di atas. Bedanya aliran bahan bakar diatur sedemikian rupa sehingga

melewati beberapa tahapan proses, yaitu getaran (vibration), pemanasan (heater) dan

magnetisasi (magnetism).

4.4. Metode Cyclon

Metode cyclone adalah metode yang memuntirkan arah udara yang masuk ke lubang

ventury sehingga membentuk angin puting beliung. Untuk memuntirkan arah aliran udara

yang masuk digunakan sebuah alat berupa win tunnel atau lorong udara, sedangkan pada

sisi dalamnya terdapat alur yang berbentuk spiral atau menggunakan alat semacam kipas

yang memiliki baling-baling yang dapat berputar.

4.5. Metode Penambahan Additive

Metode ini adalah penambahan bahan additive pada bahan bakar, dengan

penambahan tersebut diharapkan dapat menaikkan kadar octane (pada bensin) atau

cetana (pada solar), atau dengan kata lain dengan meningkatkan kualitas dan kalori bahan

bakar. Zat additive ada dua jenis yaitu berbentuk cair dan berbentuk padat (berupa pil).

Biasanya penambahan zat additive dilakukan setelah melakukan pengisian bahan bakar

yang dicampur ke dalam bahan bakar dengan takaran tertentu.

4.6. Metode Penambahan Pasokan Udara

Metode penambahan pasokan udara adalah metode memasukkan udara tambahan

pada intake manifold secara by pass. Pasokan udara tambahan ini tidak masuk melalui

filter udara dan komponen-komponen lainnya tetapi udara tersebut langsung menuju

intake manifold.

5. Kegunaan Teknologi Penghemat Bahan Bakar

Adapun kegunaan dari teknologi penghemat bahan bakar ini adalah dalam rangka :

− Menghemat konsumsi BBM hingga 35%

− Mengurangi emisi gas buang, antara lain : emisi carbon monoksida (CO),

nitrogen oksida (NOx), sulfur oksida (SOx) dan emisi hydro carbon (HC) serta

particulate matter (PM).

10

Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi

− Meningkatkan performa motor diesel (diesel engine performance) seperti daya,

torsi, tekanan efektif rata-rata dan rendemen thermis.

− Memperhalus getaran/suara mesin serta mengurangi efek knocking (ketukan

diesel)

− Menyempurnakan proses pembakaran bahan bakar di dalam silinder, sehingga

ruang bakar menjadi lebih bersih dari kerak sisa karbon akibat bahan bakar yang

tidak terbakar dengan sempurna.

6. Beberapa Alat Penghemat yang Beredar di Pasaran

Beberapa alat yang dapat mengaktifkan/men-treatment molekul hidrokarbon pada

BBM sehingga hemat konsumsi BBM yang saat ini sudah beredar di pasaran antara lain :

6.1. EGB (Electronic Gas Booster)

EGB adalah peralatan yang dirancang berdasarkan rekayasa atas reaksi fisika

terhadap perlakuan molekul kimia BBM, sehingga struktur molekul berbagai jenis BBM

(baik bensin maupun solar) akan menjadi lebih reaktif dengan cara vibrasi (menambah

kecepatan perputaran elektron kimia BBM), pemanasan dan ionisasi sehingga

meningkatkan energi hasil pembakaran (yang berarti pula meningkatnya kinerja dari

mesin), serta menurunnya kadar polusi gas buang. Namun alat ini memerlukan catu daya

listrik / aki.

Gambar 5. Penghemat BBM tipe Electronic Gas Booster (EGB)

6.2. EFT (Electric Fuel Treatment)

EFT adalah alat untuk meningkatkan sifat BBM (Bahan Bakar Minyak) menjadi

lebih efisien pada berbagai kendaraan bermotor (darat maupun laut) dengan

menggunakan prinsip Electrical Magnetic Resonance. Dengan menggunakan EFT maka

BBM (baik solar maupun bensin) yang menuju ke sistem saluran karburator/injeksi

diresonansikan secara elektris (memerlukan catu daya listrik / aki), sehingga terbentuklah

11

Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi

molekul-molekul BBM yang tingkat energinya lebih besar dibanding sebelumnya (EFT

dapat menghasilkan kalor BBM yang lebih sempurna).

Gambar 6. Penghemat BBM tipe Electric Fuel Treatment (EFT)

6.3. Power Booster dan X-Power

Power Booster dan X-Power adalah Ionizer, yaitu peralatan pengolah BBM (bahan

bakar minyak) dan atau BBG (bahan bakar gas) yang prinsip kerjanya memakai

gelombang Active Ultra Neodyne Magnetics (tanapa memerlukan catu daya listrik / aki)

dengan sistem Induction Energy Close Circuit Positive Micro Frequentie (IECCPMF).

Alat (ionizer) ini dapat menyempurnakan komposisi bahan bakar sekaligus

mengubahnya dari molekul menjadi ion sehingga mampu mengikat oksigen untuk

pembakaran sempurna. Kesempurnaan pembakaran dapat meningkatkan kinerja

(performance) dari mesin (motor penggerak) yang diikuti adanya penghematan konsumsi

BBM dan pengurangan polusi gas buang.

Gambar 7. Penghemat BBM tipe X-Power

6.4. FFC (Fitch Fuel Catalist)

FFC adalah katalisator, tanpa memerlukan catu daya listrik / aki dapat menciptakan

reaksi molekuler antara 13 jenis logam yang dikandungnya dengan BBM yang

ditreatment. Ketiga belas jenis logam yang berbeda tersebut disatukan/dibuat sedemikian

rupa sehingga terlihat seperti tablet-tablet, yang kemudian dikemas dalam bungkus

berpori (tipe drop-in) maupun silinder (tipe in-line).

12

Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi

Gambar 8. Penghemat BBM tipe Fitch Fuel Catalist (FFC)

6.5. Femax

Femax adalah hasil penelitian dan pengembangan penghematan terhadap bahan

bakar hidrokarbon dengan teknologi fuel saver (magnetism dan electric heater). Melalui

mekanisme kombinasi ini sistem resonansi magnetis dan electric preheater (DC Accu)

mampu menghemat pemakaian BBM hingga 35%.

Didasari atas penemuan konsep “Pengaruh medan magnet terhadap molekul

hidrokarbon”, dirancanglah alat peningkat kualitas BBM/Qualitifier Fuel, FEMAX

Fuel Saver. FEMAX Fuel Saver men”treatment” BBM secara fisika yaitu, dengan

melewatkan BBM dengan medan induksi magnet, tanpa memberi aditif, mencampur

BBM dengan bahan kimia, sehingga aman untuk mesin. Dengan demikian FEMAX Fuel

Saver mendukung program Gerakan Hemat Energi Nasional dan Gerakan Sadar

Lingkungan demi kebaikan anak cucu kita.

Gambar 9. Penghemat BBM tipe Femax

13

Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi

7. Penutup

Melihat kenyataan akan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang semakin hari

semakin meningkat, sementara produksi dan ketersediaan bahan bakar berbasis fosil yang

semakin menipis, sudah merupakan suatu kewajaran bahwa kenaikan harga bahan bakar

merupak sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Salah satu solusi yang dapat kita lakukan

untuk mengatasi berbagai persoalan BBM ini adalah dengan menghemat penggunaan

bahan bakar. Teknologi dan berbagai metode yang penulis sajikan dalam tulisan ini

kiranya menjadi suatu alternatif atau solusi untuk mengurangi dan meringankan

permasalahan yang dihadapi baik untuk diterapkan untuk keperluan individu, kalangan

industri maupun kebijakan dalam pemakaian energi nasional sutu bangsa.

Sekarang saatnya para ilmuan Indonesia dapat berfikir dan melahirkan tindakan

nyata bagaimana upaya kita menyelamatkan nelayan kita dari jeritan masalah yang

mereka hadapi, kiranya ini menjadi pekerjaan rumah (PR) kita ke depan. Dapatkah kita

membuktikan dan meyakinkan para pengambil kebijakan di negeri ini untuk

mensosialisasikan dan menerapkan penggunaan teknologi penghemat BBM dan

pereduksi emisi gas buang ini?!! Wallahua’lam bish-shawab.

*) Penulis adalah Pegawai pada Kementerian Kelautan dan Perikana n/ Dosen pada Akademi Perikanan

Bitung, Sulawesi Utara , saat ini sedang menyelesaikan Program S2 pada Magister Sistem Teknik

Fakultas Teknik- UGM Yogyakarta.

14

Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi

REFERENSI

Aminuddin.,A.2009. Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar Biodiesel (Minyak Jarak-Solar)

Terhadap Kandungan Emisi Gas Buang Mesin Diesel. Universitas Negeri Malang.

Arismunandar., W. 2002, Penggerak Mula Motor Bakar Torak (Edisi Kelima), Penerbit ITB Bandung.

Arismunandar., W. 1997, Motor Diesel Putaran Tinggi (Cetakan Kedelapan), PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Baranescu., R.A. dan Lusco J.J. 1997. Performance, Durability, and Low Temperature Evaluation of Sun Flower Oil As Diesel Fuel Extender, American Society of Agricultural Engineer Publication, pp.312-328.

Feldman dan Peterson. 1997. Fuel Injectot Timing and Pressure Optimization on A DI Diesel Engine, American Society of Agricultural Engineer Publication, pp.111-123.

Krisdianto.,D. 2009. Pengaruh Variasi Kuat Medan Magnet Dan Putaran Mesin Terhadap Daya Mesin Diesel Berbahan Bakar Campuran Minyak Jarak dan solar. Universitas Negeri Malang.

Masjuki., H.H, Muin., MZ, dan Sii., HS. 1996. Investigation on Preheat Palm Oil Methyl Ester in The Diesel Engine. Proch Instn Mech Engines. Vol.210.

Rahardjo., O. 2006. Pengetahuan Dasar Prinsip Kerja Motor Penggerak Kapal Perikanan (Presentasi Pelatihan Teknisi Mesin Kapal Perikanan), BPPI Semarang.

Setiawan T.R. 2005. Studi pengaruh medan magnet pada aliran bahan bakar terhadap unjuk kerja motor bensin (Skripsi). Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Sudrajat., A. 2005. Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan. Jurnal Inovasi IPTEK, Jakarta. Vol.5/XVII/Nopember 2005.

Taylor.,CF. 1989. The Internal Combustion Engine in Theory and Practice (Volume II, Revised Edition, Fourth Printing), MIT Press. USA.

Tim BPPI. 2006. Hasil Uji Coba Alat Penghemat BBM (Presentasi). Balai Pengembangan Penangkapan Ikan, Semarang.

Trommelmans., J. 1993. Mesin Diesel : Prinsip-prinsip Mesin Diesel untuk Otomotif (Edisi Terjemahan), Penerbit PT. Rosda Jayaputra, Jakarta.

Umaternate.,dkk. 2007. Penghematan Bahan Bakar Dengan Penggunaan Magnet (Lomba Karya Inovasi X). PT.PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara.

Willyanto., F. 1999. Analisis Pengaruh Pemanasan Solar Terhadap Unjuk Kerja Motor Diesel Isuzu 2500 cc Tipe 4JA1 (Skripsi). Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Zuhdi, A.,dkk. 2003, Biodiesel Sebagai Alternatif Pengganti Bahan Bakar Fosil pada Motor Diesel (Laporan Riset Unggulan Terpadu VIII Bidang Energi), Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan LIPI, Jakarta.