Upload
kkp
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ABSTRAK
Masalah utama yang dihadapi oleh nelayan kita saat ini adalah harga BBM yang semakin mahal, harga sulit dijangkau, pasokan BBM tidak stabil dan bahkan di beberapa tempat BBM semakin langka, sementara hasil tangkapan ikan semakin menurun yang berimbas kepada pendapatan nelayan menipis. Di sisi lain, harga bahan pokok dan biaya pendidikan, kesehatan dan jasa semakin meningkat ditambah dengan biaya operasional yang melonjak tajam.
Hal ini erat kaitannya dengan penggunaan teknologi motor diesel sebagai penggerak utama kapal, dimana motor diesel merupakan salah satu jenis motor bakar dalam yang paling banyak digunakan dalam berbagai area karena memiliki efisiensi yang tinggi, ketahanan (durability) dan kepercayaan (reability) yang lebih bagus. Motor diesel ini sangat baik bila digunakan sebagai motor untuk kapal atau motor stasioner lainnya seperti penggerak generator listrik (genset), bus, truk dan lain-lain.
Penggunaan motor diesel atau motor bakar pada umumnyaselama ini juga memiliki kelemahan yaitu tingkat efisiensi yang sangat rendah (26-30 %) dan menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas buang dan menyebakan cadangan minyak bumi dunia semakin menipis.
Berkaitan dengan hal tersebut, penulis lewat makalah ini menawarkan beberapa solusi alternatif dan teknologi penghemat BBM dan pereduksi emisi gas buang yang dapat diaplikasikan oleh nelayan atau stackholder terkait serta diperlukan riset pembuktian dan pengembangan dari berbagai teknologi tersebut. Diantara metode tersebut adalah magnet, heater, cyclone, vibrasi, kombinasi, penambahan aditif, penambahan pasokan udara, penggunaan biofuel dan lain-lain.
Keywords : Penghemat BBM, Emisi Gas Buang, Motor Diesel.
1. Pendahuluan
Motor bakar adalah pesawat kalor yang mengubah tenaga panas dari
pembakaran bahan bakar di ruang bakar menjadi tenaga mekanis dengan prinsip
kerja tertentu. Motor bakar sendiri terbagi dua, yaitu motor bakar dalam dan motor
bakar luar. Sementara motor diesel merupakan salah satu jenis motor bakar dalam
yang paling banyak digunakan dalam berbagai area karena memiliki efisiensi yang
tinggi, ketahanan (durability) dan kepercayaan (reability) yang lebih bagus. Motor
ini ditemukan oleh seorang insinyur berkebangsaan Jerman yang bernama Rudolf
Diesel pada tahun 1894. Motor diesel sangat baik bila digunakan sebagai motor
untuk kapal atau motor stasioner lainnya seperti penggerak generator listrik
(genset), bus, truk dan lain-lain.
TEKNOLOGI PENGHEMAT BBM DAN PEREDUKSI EMISI GAS BUANG MOTOR DIESEL KAPAL PERIKANAN
Oleh : Ismunandar, S.ST.Pi *)
2
Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi
Proses pembakaran adalah reaksi antara bahan bakar dengan oksigen di dalam
ruang bakar yang diikuti nyala api dan menimbulkan kalor. Motor bakar jenis
apapun diharapkan dapat terjadi pembakaran yang sempurna, walupun ini mustahil
terjadi, tetapi selalu diupayakan cara bagaimana pembakaran yang terjadi
mendekati sempurna, bahan bakar lebih efisien namun dapat menghasilkan kalor
yang maksimal dengan emisi gas buang yang seminimal mungkin.
2. Analisa dan Solusi Meghadapi Permasalahan
Pada motor diesel, permasalahan akan muncul jika proses pembakaran
tersebut tidak berlangsung dengan sempurna karena beberapa hal sebagai berikut :
kuantitas dan kualitas bahan bakar tidak sesuai dengan kebutuhan, proses penginjeksian
bahan bakar yang kurang sempurna, kurangnya udara yang akan digunakan untuk proses
pembakaran serta antara udara dan bahan bakar tidak bercampur secara homogen.
Dampak yang ditimbulkan dari permasalahan di atas adalah kinerja dari motor secara
keseluruhan kurang optimal, dan dampak yang kasat mata terhadap lingkungan adalah
adanya asap hitam yang keluar dari saluran gas buang.
Pada cuaca dingin banyak problem yang timbul pada motor diesel, yaitu
pengumpalan parafin yang dapat menyumbat saringan bahan bakar dan viskositasnya
meningkat sehingga menyulitkan nozel dalam mengabutkan bahan bakar, akibatnya
pembakaran menjadi kurang sempurna.
Menurut Trommelmans (1993), ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu pemanasan
listrik (electric heater) dan penukar kalor (heat exchanger). Cara penukar kalor (heat
exchanger) memiliki kelemahan, yaitu sistem baru akan bekerja setelah motor bekerja
beberapa saat. Cara lainnya adalah dengan mencampur bahan bakar dengan minyak tanah
(5%) atau dengan bensin (maksimal 30%), tetapi hal ini tidak dianjurkan dan cepat
menimbulkan kerak pada ruang bakar.
Gambar 1. Pemanas pada saringan bahan bakar tipe 30RT (sumber : Trommelmans, 1993)
3
Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi
Saringan bahan bakar yang terlihat pada gambar 1 adalah sebuah saringan bahan
bakar pada kenderaan pribadi yang dilengkapi dengan unit pemanas tipe 30RT dari Texas
Instrument yang dirakit sebagai standar seperti pada BMW 324d dan 524td. Sistem ini
sudah diperdagangkan oleh Bosch.
Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar, atau dicampur
dengan solar dengan prosentase tertentu dapat membantu menyelesaikan beberapa
permasalahan yang dihadapi dunia bahkan Indonesia yang sedang mengalami krisis
energi fosil, disamping lebih ramah terhadap lingkungan, biodiesel juga merupakan bahan
bakar yang dapat diperbaharui (renewable energy). Karakteristik biodiesel menyerupai
karakteristik bahan bakar solar, bahkan secara umum angka setana dari biodiesel lebih
tinggi, walaupun torsi dan daya yang dihasilkan masih sedikit lebih rendah dari solar.
Pada penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar juga mengalami hal yang sama,
yaitu cuaca dingin dapat menyebabkan biodiesel membeku atau berubah menjadi gel.
Penggunaan 20% campuran akan menurunkan sifat aliran seperti cloud point, pour point
dan plugging point. Solusi yang dapat ditawarkan adalah penggunaan pemanas (heater)
untuk meningkatkan suhu biodiesel. Penggunaan heater pada biodiesel jauh lebih aman
karena biodiesel mempunyai titik bakar (fire point) relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan diesel oil (Zuhdi, 2003).
Pemakaian bahan bakar yang tidak sesuai dengan spesifikasi akan mengakibatkan
turunnya unjuk kerja motor diesel. Masalah utama bahan bakar biodiesel adalah
viskositas yang tinggi. Bahan bakar dengan viskositas tinggi akan cenderung
menimbulkan masalah pada fuel injection line (Baranescu, Lusco, 1997). Selain itu
viskositas yang tinggi juga berpengaruh pada tekanan injeksi bahan bakar (Masjuki,
Abdul Muin, Sii, 1996). Untuk menjamin bahan bakar dapat bercampur baik dengan
udara dan selanjutnya siap terbakar, maka diperlukan proses atomisasi yang baik pula
(Feldman, Peterson, 1997).
Sementara itu nelayan kita, saat ini banyak menggunakan motor diesel sebagai
tenaga penggerak kapal/perahu mereka. Permasalahan yang dihadapi nelayanpun semakin
kompleks. Hal ini terlihat dari jumlah hasil tangkapan yang cenderung turun tetapi harga
jual ikan hasil tangkapan yang relatif konstan, sementara itu harga bahan bakar solar
semakin mahal. Keadaan tersebut mengakibatkan biaya operasional/eksploitasi yang
digunakan menjadi besar tetapi tidak diimbangi dengan hasil penjualan yang mencukupi
sehingga penghasilan nelayan semakin menurun dan terlihat adanya indikasi terhentinya
kegiatan melaut (BPPI, 2006).
4
Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi
Guna mengatasi berbagai permasalahan di atas perlu dilakukan perubahan perlakuan
suhu dan magnetisasi terhadap bahan bakar yang akan disemprotkan masuk ke ruang
bakar yang selanjutnya akan terbakar bersama udara yang bersuhu dan bertekanan tinggi.
Peningkatan suhu bahan bakar yang masuk ke ruang bakar akan membantu mempersingkat
waktu bagi campuran udara dan bahan bakar untuk mencapai titik nyalanya. Demikian
pula peningkatan reaktifitas molekul bahan bakar yang masuk akan membantu
mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan ledakan di ruang bakar.
Solusi lain untuk menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) adalah
dilakukan dengan cara menyempurnakan proses pembakaran BBM melalui perlakuan
tertentu (treatment) dan penambahan bahan aditif atau penambahan jumlah pemasukan
udara, membuat pusaran pada udara yang masuk ke ruang bakar atau dengan memberikan
magnetisasi pada bahan bakar sehingga mempengaruhi molekul bahan bakar hidrokarbon
sehingga menjadi lebih reaktif, baik secara reaksi fisika maupun kimia. Hal tersebut
membuat molekul hidrokarbon mudah bereaksi dengan oksigen sehingga proses
pembakaran menjadi sempurna. Metode kombinasi juga dapat dilakukan sejauh metode-
metode tersebut tidak saling berseberangan.
3. Arti Penting Teknologi Penghemat Bahan Bakar
BPPI Semarang (2006), melaporkan bahwa dengan menggunakan alat penghemat
BBM yang beredar di pasaran yaitu electronic gas booster (EGB) dapat menghemat
BBM kapal nelayan pada saat berlayar rata-rata sebesar 10,43% dan pada saat melakukan
operasi penangkapan rata-rata sebesar 17,6%. Namun data ini masih perlu diteliti lebih
lanjut, karena pada penelitian yang dilakukan BPPI tersebut parameter yang diukur hanya
konsumsi bahan bakar saja tanpa mengukur parameter unjuk kerja motor diesel lainnya
seperti : daya, torsi, tekanan efektif rata-rata, rendemen thermis dan emisi gas buang.
Tabel 1. Hasil uji tingkat penghematan BBM pada kapal nelayan dalam kondisi kapal
sedang berlayar
Sumber : Tim BPPI Semarang (2006)
5
Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi
Sementara pada saat kapal sedang melakukan operasi penangkapan penghematan
rata-ratanya adalah sebagimana terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Hasil uji tingkat penghematan BBM pada kapal nelayan dalam kondisi kapal
sedang melakukan operasi penangkapan ikan
Sumber : Tim BPPI Semarang (2006)
Dari tabel 1 dan 2 di atas dengan jelas dapat terlihat bahwa saat kapal sedang
melakukan pelayaran terjadi penghematan mulai dari 4,1% sampai dengan 20% atau rata-
rata 10,43%, sedangkan pada saat kapal sedang melakukan operasi penangkapan terjadi
penghematan sebesar 7,0% sampai dengan 28,2% atau rata-rata 17,6%. Penghematan
sebesar itu apabila dirupiahkan, maka akan sangat menguntungkan bagi nelayan dan
semua pihak yang terkait dengan enerrgi bahan bakar tersebut.
Sebenarnya aplikasi dari berbagai teknologi alat penghemat bahan bakar ini sudah
sering kita jumpai pada industri otomotif kelas dunia sekelas BMW. Berikut sebagai
contoh aplikasi yang mereka sudah gunakan pada mesin kenderaan roda 4 keluaran
BMW.
Gambar 2. Saringan magnet (sumber : Trommelmans, 1993).
6
Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi
Pada gambar 2 di atas merupakan sebuah contoh aplikasi nyata saringan yang
menggunakan magnet yang diterapkan pada mesin mobil Ford. Alat ini berfungsi untuk
menangkap partikel-partikel logam yang ada dalam bahan bakar sehingga tidak ikut
terbawa ke ruang pembakaran.
Aminuddin (2009), melaporkan pada hasil penelitian yang dilakukannya bahwa
pemanasan bahan bakar biodiesel B20 minyak jarak berpengaruh terhadap kandungan gas
buang mesin diesel. Pada saat bahan bakar diberi pemanas, kadar emisi CO dan O2 lebih
rendah jika dibandingkan dengan tidak menggunakan pemanas. Sedangkan kadar CO2
lebih tinggi jika dibandingkan dengan tidak menggunakan pemanas.
Sudrajat (2005), menuliskan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi
dan menanggulangi pencemaran yang diakibatkan oleh emisi gas buang adalah
penggunaan katalis magnet yang dipasang pada pipa bahan bakar, penggunaan katalis
pada pipa gas buang, penggunanaan bahan bakar yang rendah nitrogen dan sulfur
termasuk penggunaan bahan bakar non fosil, penggunaan bahan bakar yang memiliki
angka cetan yang tinggi dan lain-lain.
Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Umaternate dkk (2007) adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Data hasil pengukuran BBM menggunakan alat flow meter dan kWh meter
No Kondisi
Flowmeter (faktor kali=10) kWhmeter (faktor kali=25.000)
Stand Awal Stand Akhir Stand Awal Stand Akhir 1 Tanpa Magnet 404.428,00 404.483,00 586,17 586,25
2 Dengan Magnet 404.483,00 404.535,00 586,25 586,33
Sumber : Umaternate, dkk (2007)
Dari data pengukuran tersebut dengan menggunakan magnet, setelah dilakukan
perhitungan diperoleh penghematan atau penurunan konsumsi bahan bakar sebesar 30
liter/jam atau 5,45%. Apabila dirupiahkan jumlah solar yang mampu dihemat dalam
waktu 1 bulan adalah sebesar 14.047,5 liter/bulan atau sebesar Rp. 84.285.000,-/bulan.
7
Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi
4. Metode Penghematan Bahan Bakar
Ketika pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM, semua pihak terutama para
pemilik kenderaan bermotor dan kalangan industri bahkan masyarakat kecil sekalipun
yang menggunakan BBM sebagai bahan bakar dibuat menjadi pusing tujuh
keliling.kenaikan harga BB mini dipicu oleh semakin menipisnya cadangan minyak dunia
yang berakibat melambungnya harga BBM dunia, mau tidak mau pemerintah juga harus
menyesuaikannya. Kenaikan harga BBM adalah sesuatu yang tidak bisa dicegah, tetapi
kita dapat menyiasatinya dengan melakukan upaya preventif (pencegahan) dengan
menghemat penggunaan BBM tanpa mengurangi daya yang dihasilkan dan mengganggu
proses produksi/operasional suatu motor.
Saat ini sudah banyak beredar di pasaran, yaitu berupa produk alat penghemat BB
mulai dari paket teknologi sederhana sampai dengan teknologi canggih, dari harga
ratusan ratusan ribu hingga juataan rupiah.
4.1. Metode Pemanasan Bahan Bakar (Fuel Heater)
Dengan melakukan pemanasan terhadap bahan bakar sampai temperatur tertentu
sebelum masuk ke pompa tekanan tinggi akan mengakibatkan penurunan berat jenis
(density) dan viskositas bahan bakar, sehingga bila diinjeksikan ke dalam ruang bakar
akan membentuk butiran kabut bahan bakar yang lebih halus dan akan menyebabkan
proses pencampuran bahan bakar dengan udara menjadi lebih homogeny.
Disamping itu, dengan temperatur yang lebih tinggi akan membuat bahan bakar
menjadi lebih mudah terbakar karena mendekatkan temperatur bahan bakar dengan
temperatur titik nyala (fire point) sehingga dapat mengimbangi singkatnya waktu yang
tersedia untuk pembakaran pada putaran tinggi.
4.2. Metode Magnet dan Pengaruh Ionisasi (Magnetism)
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata
magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet.
Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang
sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada sitem internasional adalah
Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah weber. Dimana 1 weber/m2=1 tesla,
yang mempengaruhi satu meter persegi.
8
Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/N) dan kutub selatan
(south/S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan
tetap memiliki dua kutub. Pada keadaan tidak termagnetisasi, molekul kecil magnet
berada dalam bentuk yang tidak beraturan. Dan jika dipengaruhi oleh medan magnet pada
partikelnya, maka molekul tersebut mempunyai gaya magnet untuk bergerak dan
menyesuaikan kutub magnet dengan induksi magnet yang diberikan.
Gambar 3. Molekul termagnetisasi (sumber : Umaternate., dkk, 2007)
Sulit menjelaskan tentang fenomena pengaruh magnetisasi pada sejumlah material
berdasarkan kuat tidaknya dipengaruhi oleh medan magnet, seperti halnya besi, baja,
nikel (ferromagnetic) dan oksigen, aluminium (paramagnetic). Akan tetapi dengan teori
atom dapat membantu menggambarkan fenomena tersebut. Disebutkan bahwa negatif
elektron yang berputar mengelilingi inti atom mempengaruhi kuat atau tidaknya suatu zat
dapat dipengaruhi medan magnet. Seperti unsur-unsur yang terkandung dalam bahan
bakar hidrokarbon mempunyai juga kecenderungan sifat antara positif (H+) dan negatif
(C-) dimana jumlahnya tidak sama, sehingga dengan jumlah positif dan negatif yang
tidak sama maka zat tersebut dapat dipengaruhi medan magnet (Umaternate., dkk, 2007).
Penggunaan magnet pada saluran bahan bakar ditujukan untuk menimbulkan ionisasi
pada bahan bakar. Proses ionisasi diperlukan agar bahan bakar lebih mudah mengikat
oksigen selama proses pembakaran dan mengurangi produk unburned hydrocarbon hasil
proses pembakaran bahan bakar. Hal ini disebabkan ukuran struktur molekul bahan bakar
akan berubah menjadi ikatan yang lebih kecil akibat magnetisasi (gambar 2.8). Ukuran
molekul yang lebih kecil ini secara langsung akan berakibat pada semakin mudahnya
proses pembakaran dalam ruang bakar. Dengan kata lain proses magnetisasi bahan
bakarakan membuat pembakaran lebih sempurna.
Gambar 4. Proses ionisasi gaya magnet (sumber : Umaternate., dkk, 2007)
9
Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi
4.3. Metode Gabungan (Vibrasi, Pemanasan dan Elektromagnet)
Metode gabungan adalah metode yang menyatukan beberapa metode sehingga
diperoleh sebuah metode yang lengkap. Metode ini memiliki prinsip yang serupa dengan
metode-metode di atas. Bedanya aliran bahan bakar diatur sedemikian rupa sehingga
melewati beberapa tahapan proses, yaitu getaran (vibration), pemanasan (heater) dan
magnetisasi (magnetism).
4.4. Metode Cyclon
Metode cyclone adalah metode yang memuntirkan arah udara yang masuk ke lubang
ventury sehingga membentuk angin puting beliung. Untuk memuntirkan arah aliran udara
yang masuk digunakan sebuah alat berupa win tunnel atau lorong udara, sedangkan pada
sisi dalamnya terdapat alur yang berbentuk spiral atau menggunakan alat semacam kipas
yang memiliki baling-baling yang dapat berputar.
4.5. Metode Penambahan Additive
Metode ini adalah penambahan bahan additive pada bahan bakar, dengan
penambahan tersebut diharapkan dapat menaikkan kadar octane (pada bensin) atau
cetana (pada solar), atau dengan kata lain dengan meningkatkan kualitas dan kalori bahan
bakar. Zat additive ada dua jenis yaitu berbentuk cair dan berbentuk padat (berupa pil).
Biasanya penambahan zat additive dilakukan setelah melakukan pengisian bahan bakar
yang dicampur ke dalam bahan bakar dengan takaran tertentu.
4.6. Metode Penambahan Pasokan Udara
Metode penambahan pasokan udara adalah metode memasukkan udara tambahan
pada intake manifold secara by pass. Pasokan udara tambahan ini tidak masuk melalui
filter udara dan komponen-komponen lainnya tetapi udara tersebut langsung menuju
intake manifold.
5. Kegunaan Teknologi Penghemat Bahan Bakar
Adapun kegunaan dari teknologi penghemat bahan bakar ini adalah dalam rangka :
− Menghemat konsumsi BBM hingga 35%
− Mengurangi emisi gas buang, antara lain : emisi carbon monoksida (CO),
nitrogen oksida (NOx), sulfur oksida (SOx) dan emisi hydro carbon (HC) serta
particulate matter (PM).
10
Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi
− Meningkatkan performa motor diesel (diesel engine performance) seperti daya,
torsi, tekanan efektif rata-rata dan rendemen thermis.
− Memperhalus getaran/suara mesin serta mengurangi efek knocking (ketukan
diesel)
− Menyempurnakan proses pembakaran bahan bakar di dalam silinder, sehingga
ruang bakar menjadi lebih bersih dari kerak sisa karbon akibat bahan bakar yang
tidak terbakar dengan sempurna.
6. Beberapa Alat Penghemat yang Beredar di Pasaran
Beberapa alat yang dapat mengaktifkan/men-treatment molekul hidrokarbon pada
BBM sehingga hemat konsumsi BBM yang saat ini sudah beredar di pasaran antara lain :
6.1. EGB (Electronic Gas Booster)
EGB adalah peralatan yang dirancang berdasarkan rekayasa atas reaksi fisika
terhadap perlakuan molekul kimia BBM, sehingga struktur molekul berbagai jenis BBM
(baik bensin maupun solar) akan menjadi lebih reaktif dengan cara vibrasi (menambah
kecepatan perputaran elektron kimia BBM), pemanasan dan ionisasi sehingga
meningkatkan energi hasil pembakaran (yang berarti pula meningkatnya kinerja dari
mesin), serta menurunnya kadar polusi gas buang. Namun alat ini memerlukan catu daya
listrik / aki.
Gambar 5. Penghemat BBM tipe Electronic Gas Booster (EGB)
6.2. EFT (Electric Fuel Treatment)
EFT adalah alat untuk meningkatkan sifat BBM (Bahan Bakar Minyak) menjadi
lebih efisien pada berbagai kendaraan bermotor (darat maupun laut) dengan
menggunakan prinsip Electrical Magnetic Resonance. Dengan menggunakan EFT maka
BBM (baik solar maupun bensin) yang menuju ke sistem saluran karburator/injeksi
diresonansikan secara elektris (memerlukan catu daya listrik / aki), sehingga terbentuklah
11
Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi
molekul-molekul BBM yang tingkat energinya lebih besar dibanding sebelumnya (EFT
dapat menghasilkan kalor BBM yang lebih sempurna).
Gambar 6. Penghemat BBM tipe Electric Fuel Treatment (EFT)
6.3. Power Booster dan X-Power
Power Booster dan X-Power adalah Ionizer, yaitu peralatan pengolah BBM (bahan
bakar minyak) dan atau BBG (bahan bakar gas) yang prinsip kerjanya memakai
gelombang Active Ultra Neodyne Magnetics (tanapa memerlukan catu daya listrik / aki)
dengan sistem Induction Energy Close Circuit Positive Micro Frequentie (IECCPMF).
Alat (ionizer) ini dapat menyempurnakan komposisi bahan bakar sekaligus
mengubahnya dari molekul menjadi ion sehingga mampu mengikat oksigen untuk
pembakaran sempurna. Kesempurnaan pembakaran dapat meningkatkan kinerja
(performance) dari mesin (motor penggerak) yang diikuti adanya penghematan konsumsi
BBM dan pengurangan polusi gas buang.
Gambar 7. Penghemat BBM tipe X-Power
6.4. FFC (Fitch Fuel Catalist)
FFC adalah katalisator, tanpa memerlukan catu daya listrik / aki dapat menciptakan
reaksi molekuler antara 13 jenis logam yang dikandungnya dengan BBM yang
ditreatment. Ketiga belas jenis logam yang berbeda tersebut disatukan/dibuat sedemikian
rupa sehingga terlihat seperti tablet-tablet, yang kemudian dikemas dalam bungkus
berpori (tipe drop-in) maupun silinder (tipe in-line).
12
Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi
Gambar 8. Penghemat BBM tipe Fitch Fuel Catalist (FFC)
6.5. Femax
Femax adalah hasil penelitian dan pengembangan penghematan terhadap bahan
bakar hidrokarbon dengan teknologi fuel saver (magnetism dan electric heater). Melalui
mekanisme kombinasi ini sistem resonansi magnetis dan electric preheater (DC Accu)
mampu menghemat pemakaian BBM hingga 35%.
Didasari atas penemuan konsep “Pengaruh medan magnet terhadap molekul
hidrokarbon”, dirancanglah alat peningkat kualitas BBM/Qualitifier Fuel, FEMAX
Fuel Saver. FEMAX Fuel Saver men”treatment” BBM secara fisika yaitu, dengan
melewatkan BBM dengan medan induksi magnet, tanpa memberi aditif, mencampur
BBM dengan bahan kimia, sehingga aman untuk mesin. Dengan demikian FEMAX Fuel
Saver mendukung program Gerakan Hemat Energi Nasional dan Gerakan Sadar
Lingkungan demi kebaikan anak cucu kita.
Gambar 9. Penghemat BBM tipe Femax
13
Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi
7. Penutup
Melihat kenyataan akan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang semakin hari
semakin meningkat, sementara produksi dan ketersediaan bahan bakar berbasis fosil yang
semakin menipis, sudah merupakan suatu kewajaran bahwa kenaikan harga bahan bakar
merupak sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Salah satu solusi yang dapat kita lakukan
untuk mengatasi berbagai persoalan BBM ini adalah dengan menghemat penggunaan
bahan bakar. Teknologi dan berbagai metode yang penulis sajikan dalam tulisan ini
kiranya menjadi suatu alternatif atau solusi untuk mengurangi dan meringankan
permasalahan yang dihadapi baik untuk diterapkan untuk keperluan individu, kalangan
industri maupun kebijakan dalam pemakaian energi nasional sutu bangsa.
Sekarang saatnya para ilmuan Indonesia dapat berfikir dan melahirkan tindakan
nyata bagaimana upaya kita menyelamatkan nelayan kita dari jeritan masalah yang
mereka hadapi, kiranya ini menjadi pekerjaan rumah (PR) kita ke depan. Dapatkah kita
membuktikan dan meyakinkan para pengambil kebijakan di negeri ini untuk
mensosialisasikan dan menerapkan penggunaan teknologi penghemat BBM dan
pereduksi emisi gas buang ini?!! Wallahua’lam bish-shawab.
*) Penulis adalah Pegawai pada Kementerian Kelautan dan Perikana n/ Dosen pada Akademi Perikanan
Bitung, Sulawesi Utara , saat ini sedang menyelesaikan Program S2 pada Magister Sistem Teknik
Fakultas Teknik- UGM Yogyakarta.
14
Teknologi Penghemat BBM dan Pereduksi Emisi Gas Buang Motor Diesel Kapal Perikanan By. Ismunandar, S.ST.Pi
REFERENSI
Aminuddin.,A.2009. Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar Biodiesel (Minyak Jarak-Solar)
Terhadap Kandungan Emisi Gas Buang Mesin Diesel. Universitas Negeri Malang.
Arismunandar., W. 2002, Penggerak Mula Motor Bakar Torak (Edisi Kelima), Penerbit ITB Bandung.
Arismunandar., W. 1997, Motor Diesel Putaran Tinggi (Cetakan Kedelapan), PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Baranescu., R.A. dan Lusco J.J. 1997. Performance, Durability, and Low Temperature Evaluation of Sun Flower Oil As Diesel Fuel Extender, American Society of Agricultural Engineer Publication, pp.312-328.
Feldman dan Peterson. 1997. Fuel Injectot Timing and Pressure Optimization on A DI Diesel Engine, American Society of Agricultural Engineer Publication, pp.111-123.
Krisdianto.,D. 2009. Pengaruh Variasi Kuat Medan Magnet Dan Putaran Mesin Terhadap Daya Mesin Diesel Berbahan Bakar Campuran Minyak Jarak dan solar. Universitas Negeri Malang.
Masjuki., H.H, Muin., MZ, dan Sii., HS. 1996. Investigation on Preheat Palm Oil Methyl Ester in The Diesel Engine. Proch Instn Mech Engines. Vol.210.
Rahardjo., O. 2006. Pengetahuan Dasar Prinsip Kerja Motor Penggerak Kapal Perikanan (Presentasi Pelatihan Teknisi Mesin Kapal Perikanan), BPPI Semarang.
Setiawan T.R. 2005. Studi pengaruh medan magnet pada aliran bahan bakar terhadap unjuk kerja motor bensin (Skripsi). Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Sudrajat., A. 2005. Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan. Jurnal Inovasi IPTEK, Jakarta. Vol.5/XVII/Nopember 2005.
Taylor.,CF. 1989. The Internal Combustion Engine in Theory and Practice (Volume II, Revised Edition, Fourth Printing), MIT Press. USA.
Tim BPPI. 2006. Hasil Uji Coba Alat Penghemat BBM (Presentasi). Balai Pengembangan Penangkapan Ikan, Semarang.
Trommelmans., J. 1993. Mesin Diesel : Prinsip-prinsip Mesin Diesel untuk Otomotif (Edisi Terjemahan), Penerbit PT. Rosda Jayaputra, Jakarta.
Umaternate.,dkk. 2007. Penghematan Bahan Bakar Dengan Penggunaan Magnet (Lomba Karya Inovasi X). PT.PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara.
Willyanto., F. 1999. Analisis Pengaruh Pemanasan Solar Terhadap Unjuk Kerja Motor Diesel Isuzu 2500 cc Tipe 4JA1 (Skripsi). Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Zuhdi, A.,dkk. 2003, Biodiesel Sebagai Alternatif Pengganti Bahan Bakar Fosil pada Motor Diesel (Laporan Riset Unggulan Terpadu VIII Bidang Energi), Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan LIPI, Jakarta.