17
AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION

Auditing 2 :: Chapter 2

Embed Size (px)

Citation preview

AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF

TEST OF TRANSACTION

AU 350.01 mendefinisikan sampling audit (audit sampling) sebagai penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari 100% dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.

Sampling audit diterapkan baik untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Namun demikian, hal tersebut bukan berarti dapat diterapkan untuk seluruh prosedur audit yang dapat digunakan dalam pengujian-pengujian tersebut. Contoh, sampling audit secara luas digunakan dalam pemeriksaan (vouching), konfirmasi (confirming), dan penelusuran (tracing), tetapi hal tersebut tidak biasa digunakan dalam pengajuan pertanyaan, observasi, dan prosedur analitis.

SIFAT DAN TUJUAN SAMPLING AUDIT

Ketidakpastian yang melekat dalam audit sering disebut sebagai risiko audit. Sampling audit menerapkan dua komponen risiko audit: (1) risiko pengendalian (control risk) dan (2) pengujian rincian risiko. Risiko pengendalian adalah risiko bahwa pengendalian intern tidak dapat mendeteksi atau menghindari salah saji material dalam asersi laporan keuangan. Pengujian rincian risiko merupakan risiko bahwa salah saji material tidak akan diungkapkan dengan pengujian rincian oleh auditor. Sampling audit dalam pengujian pengendalian memberikan informasi yang secara langsung berhubungan dengan penilaian auditor atas risiko pengendalian, dan sampling audit dalam pengujian substantif membantu auditor mengkuantifikasi dan mengendalikan pengujian rincian atas risiko.

KETIDAK PASTIAN DARI SAMPLING AUDIT

Risiko SamplingRisiko sampling (sampling risk) berkaitan dengan kemungkinan sampel yang diambil tidak menggambarkan secara benar populasi tersebut. Dengan demikian, kesimpulan auditor tentang pengendalian intern atau rincian atas transaksi dan saldo yang didasarkan pada sample tersebut mungkin berbeda dengan kesimpulan yang akan dihasi1kan dari pengujian populasi. Dalam melakukan pengujian pengendalia dan pengujian substantif, jenis risiko sampling berikut dapat terjadi

RISIKO SAMPLING DAN RISIKO NON SAMPLING AUDIT

Risiko atas penilaian tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah (the risk of assersing control risk too low) adalah risiko bahwa penilain tingkat risiko

pengendalian berdasarkan sampel mendukung penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncanakan pada saat efektivitas operasi actual dari prosedur atau kebijakan struktur pengendalian, jika diketahui, dianggap tidak cukup mendukung tingkat penilaian

yang direncanakan.

PENGUJIAN PENGENDALIAN

Risiko kesalahan penerimaan (risk of incorrect acceptance) adalah risiko bahwa sampel mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji

secara material, padahal saldo akun tersebut tidak salah saji secara material.

PENGUJIAN SUBSTANTIF

Risiko nonsampling (nonsampling risk) menunjukkan bagian risiko audit yang tidak disebabkan oleh

pengujian hanya pada sebagian data. Sumber-sumber risiko nonsampling meliputi (1) kesalahan manusia (human mistakes), seperti kegagalan untuk mengenali kesalahan-kesalahan dokumen, (2) penerapan prosedur

audit yang tidak sesuai dengan audit, (3) salah menginterpretasikan hasil sampel, dan (4)

kepercayaan pada informasi yang salah yang diterima dan pihak lain, seperti jawaban konfirmasi yang salah. Risiko nonsampling tidak pernah diukur

matematis.

RISIKO NONSAMPLING

Dalam melakukan pengujian audit yang sesuai dengan GAAS, auditor dapat menggunakan sampling

nonstatistik (nonstatistical sampling) atau sampling statistik (statistical sampling) atau keduanya. Kedua jenis sampling memerlukan pertimbangan dalam

perencanaan dan pelaksanaan rencana sampling serta pengevaluasian hasil-hasilnya. Lebih dari itu, kedua jenis sampling tersebut dapat memberikan

bahan bukti yang cukuup sebagaimana dipersyaratkan dalam standar pekerjaan ketiga. Kedua jenis

sampling audit ini juga diperuntukkan pada beberapa risiko sampling dan nonsampling. Perbedaan penting antara kedua jenis sampling ini adalah bahwa hukum

probabilitas (laws of probability) digunakan untak mengendalikan risiko sampling dalam sampling

statistic.

SAMPLING STATISTIK DAN NON STATISTIK

Auditor dapat menggunakan sampling untuk memperoleh informasi tentang beberapa perbedaan karakteristik populasi. Namu demikian kebanyakan sampel audit mengarah pada estimasi (1) tingkat penyimpangan (deviation rate) atau (2) jumlah uang. Pada saat

sampling statistic digunakan, teknik sampel ini masing-masing ditunjukkan sebagai sampling atribut (atribute sampling) dan sampling variabel (variabeles

sampling).

TEKNIK SAMPLING AUDIT

Sampel nonstatistik tepat digunakan ketika auditor menginspeksi ringkasan laporan yang dapat memberikan bukti tentang efektivitas

pengendalian umum, prosedur tindak lanjut manual, atau pengendalian manajemen.

Langkah-langkah yang tercakup dalam rencana sampling meliputi hal-hal berikut ini:

1. Menentukan tujuan audit dan prosedur untuk memenuhi tujuan tersebut.2. Menentukan populasi dan unit sampling.

3. Menspesifikasi pengendalian yang dikehendaki dan bukti bahwa pengendalian tersebut efektif atau tidak efektif.

4. Menggunakan pertimbangan profesional untuk menentukan ukuran sampel.5. Menggunakan pertimbangan profesional untuk menentukan metode

pemilihan sampel.6. Menerapkan prosedur audit untuk pengujian pengendalian.

7. Mengevaluasi hasil sampel.

LANGKAH-LANGKAH DALAM SAMPLING NON AUDIT

Langkah-langkah dalam rencana sampling statistik untuk pengujian pengendalian adalah sebagai

berikut:1. Menentukan tujuan audit.

2. Menentukan populasi dan unit sampling.3. Menspesifikasi atribut-atribut yang dikehendaki.

4.Menentukan ukuran sampel.5.Menentukan metode pemilihan sampel.

6.Melaksanakan rencana sampling.7.Mengevaluasi hasil sampel.

MERANCANG ATRIBUT SAMPEL STATISTIK UNTUK PEGUJIAN PENGENDALIAN

Tujuan menyeluruh dan pengujian pengendalian adalah untuk mengavaluasi efektivitas rancangan dan operasi pengendalian intern. Satu atau lebih

rencana sampling atribut dapat dirancang untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian yang

berkaitan dengan kelompok transaksi tertentu.

MENENTUKAN TUJUAN AUDIT

Populasi (population) merupakan kelompok transaksi yang diuji. Auditor harus menentukan bahwa

penyajian secara fisik atas populasi tersebut adalah sesuai tujuan rencananya.

Unit sampling (sampling unit) merupakan elemen individual dalam populasi. Unit sampling dapat berupa dokumen, item-item dalam dokumen, ayat jurnal atau register atau catatan dalam arsip

komputer. Untuk asersi kelengkapan di atas, unit sampling dapat berupa voucher. Jika tujuannya

adalah menentukan eksistensi atau keterjadian pada transaksi fiktif dalam daftar voucher, unit sampling berupa ayat jurnal dalam register

tersebut.

MENENTUKAN POPULASI DAN UNIT SAMPLING

Atribut (attribute) harus ditunjukkan untuk setiap pengendalian yang diperlukan untuk mengurangi risiko pengendalian atas sebuah asersi. Jika pengendalian tersebut mensyaratkan departemen

kredit untuk menyetujui kredit sebelum pengiriman, atributnya dapat disajikan sebagai: “Persetujuan

kredit oleh personel departemen kredit yang diotorisasi.” Pada saat pengendalian tersebut

memerlukan tindakan oleh seseorang, atribut yang dikehendaki adalah “persetujuan voucher oleh

Jones”. Perhatian harus diberikan dalam pengujian atribut spesifik, karena hal tersebut memberikan

dasar untuk penentuan jumlah berikutnya atas penyimpangan dan pengendalian.

MENSPESIFIKASI ATRIBUT-ATRIBUT YANG DIKEHENDAKI

Dalam menentukan ukuran sampel untuk setiap atribut atau pengendalian

yang diuji, auditor harus menspesifikasi pengurutan nilai setiap factor-faktor berikut:

• Risiko atas perkiraan risiko pengendalian yang terlalu rendah

• Tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi• Tingkat penyimpangan populasi yang diharapkan

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL

Sampling Nomor Acak (Random Number Sampling)Sampling nomor acak (biasa disebut sampling acak sederhana/ simple random sampling),

auditor harus mempunyai dasar untuk menghubungkan nomor-nomor tertentu dengan setiap – item dalam populasi. Kemudian, dengan merujuk ke tabel nomor-nomor acak atau

program komputer yang menghasilkan nomor-nomor acak, pemilihan nomor tersebut dapat dilakukan dengan memilih item-item yang akan menjadi sampel secara individual.

Auditor juga dapat menggunakan perangkat lunak komputer untuk mengakses catatan klien dan acak memilih transaksi untuk audit.

 Sampling Sistematis (Systematic Sampling)

Sampling sistematis (systematic sampling) terdiri dari pemilihan setiap item ke- dalam populasi dari satu atau lebih item awal yang dipilih secara acak. Interval antara item-item biasanya dianggap sebagai interval lompatan (skip interval). Pada saat item

tunggal yang dipilih sebagai permulaan secara acak digunakan, interval tersebut dapat dihitung dengan membagi ukuran populasi dengan ukuran sampel. Apabila sampel sebesar 40 diperoleh dari populasi sebesar 2.000, interval lompatannya adalah 50 (2.000 40). Titik awal dalam metode pemilihan ini harus diberi nomor dari tabel nomor acak yang ada dalam interval 1 sampai 50. Keuntungan utama dari metode pemilihan sistematis adalah kecepatannya dibandingkan dengan metode pemilihan lainnya. Setelah interval

dan titik awal ditentukan, pemilihan sampel dapat segera dimulai.

MENENTUKAN METODE PEMILIHAN SAMPEL

Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Amir Abadi Jusuf, Jasa Audit da Assuranca

(Pendekatan Terpadu Aplikasi Indonesia) Salemba Empat buku 2, 2011 .

DAFTAR PUSTAKA