45

BAB I - OSF

Embed Size (px)

Citation preview

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 1

BAB I

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

A. PASSAGE

Jalan lahir sangat berperan penting pada proses

persalinan, jalan lahir ada 2, jalan lahir keras dan jalan

lahir lunak, jalan lahir keras adalah bentuk dan ukuran

tulang panggul, sedangkan yang jalan lahir lunak adalah

segmen bawah uterus yang dapat meregang , jalan lahir

ada 2 :

1. Jalan lahir lunak

Dengan meningkatnya usia kehamilan uterus

akan membentuk bagian segmen bawah rahim dan

segmen atas rahim yang terbentuk oleh korpus uteri

dan segmen bawah rahim yang terjadi dari isthmus

uteri. Memberikan ruang kepada bayi untuk

memasuki atau turun ke pintu atas panggul

(Lightening). Dengan berkembangnya segmen bawah

rahim yang terbentuk dengan baik Dalam persalinan

lebih jelas peran antara keduannya. Segmen atas

berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan

majunya persalinan. Sebaliknya, segmen bawah rahim

dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi

menjadi saluran tipis dan teregang yang akan dilalui

bayi. Segmen atas makin lama makin mengecil,

sedangkan segmen bawah makin diregang dan makin

tipis dan isi rahim sedikit demi sedikit pindah ke

segmen bawah. Karena segmen atas makin tebal dan

segmen bawah makin tipis, maka batas antara

segmen atas dan segmen bawah menjadi jelas. Batas

ini disebut lingkaran retraksi yang fisiologis. Kalau

segmen bawah sangat diregang maka lingkaran

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 2

retraksi lebih jelas lagi dan naik mendekati pusat dan

disebut lingkaran retraksi yang patologis (Lingkaran

Bandl). Lingkaran Bandl adalah tanda ancaman

robekan rahim dan terjadi jika bagian depan tidak

dapat maju misalnya panggul sempit. Adanya

interaksi yang baik antara fungsi fundus dan servik

akan memungkinkan proses persalinan berjalan baik,

kegagalan interaksi fundus dan servik akan

menghasilkan kehamilan dan persalinan yang kurang

baik pula.

Gambar : Retriction ring bandl abnormal

Gambar : Segmen atas rahim dan segmen bawah rahim

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 3

a. Perubahan bentuk rahim

Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim memanjang

sedangkan ukuran melintang maupun ukuran muka

belakang berkurang.

b. Perubahan ligamen

Ligamentum rotundum mengandung otot–otot polos

dan kalau uterus berkontraksi, otot–otot ligamentum

rotundum ikut berkontraksi hingga lamentum rotundum

menjadi pendek.

c. Serviks :

Serviks atau dikenal dengan mulut rahim akan

matang menjelang persalinan. Selama kehamilan serviks

dalam keadaan menutup, panjang, serta lunak dan pada

saat mendekati persalinan serviks masih lunak

mengalami sedikit penipisan dan kemungkinan sedikit

dilatasi. Pada saat persalinan servik mengalami

pendataran atau pemendekan saluran serviks dari

panjang sekitar 2 cm menjadi hanya berupa muara

melingkar dengan tepi hampir setipis kertas proses ini

disebut sebagai pendataran (effacement) dan terjadi dari

atas kebawah, serabut-serabut otot setinggi os serviks

ditarik keatas atau dipendekkan menuju segmen bawah

uterus, sementara kondisi os ekternum untuk sementara

tidak berubah. Ada 3 komponen struktural utama pada

serviks yaitu kolagen, otot polos, dan jaringan ikat

1) Penipisan/pendataran serviks ( Effacement)

Semakin kuat dan efektifnya kontraksi maka

meningkatkan penipisan dan pendataran serviks menjadi

lebih tipis, kontraksi uterus yang bersifat profundal yang

mengakibatkan seolah-olah serviks tertarik keatas dan

menjadi tipis, batas antara segmen atas dan segmen

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 4

bawah rahim (retriction ring) mengikuti arah tarikan

keatas sehingga batas ini seolah bergeser keatas.

2) Pelebaran serviks ( Dilatasi )

Setelah serviks menipis seluruhnya selanjutnya akan

terjadi pembukaan atau pelebaran serviks yang disebut

dilatasi yang disebabkan karena daya tarikan uterus

keatas terus menerus ke atas saat uterus berkontraksi.

Gambar : Uterus tidak hamil, Uterus kehamilan ater,m,

Uterus persalinan kala I, Uterus persalinan

kala II dan Uterus Abnormal dengan lingkaran

Bandl

d. Vagina :

Vagina bersifat elastis dan berfungsi sebagai jalan

lahir normal

e. Otot rahim :

Otot rahim tersusun dari tiga lapis yang berasal dari

kedua tanduk rahim yang longitudinal (memanjang),

melingkar, dan miring. Lapisan luar seperti kap (tudung)

melengkuknh melalui fundus menuju kearah ligamen,

lapisan dalam merupakan serabut otot yang berfungsi

sebagai sfinchter terletak pada ostium internum tuba dan

orifisium uteri internum, lapisan tengah terletak antara

kedua lapisan diatas yang terbentuk dari anyaman

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 5

serabut otot tebal yang berisi pembuluh darah dinding

uterus terbentuk dari didnding tengah ini. Masing-masin

serabut memiliki lengkungan yang keseluruhannya

berkontraksi dan menekan pembuluh darah. Setelah

persalinan susunan otot rahim akan mengkondisikan

pembuluh darah menutup untuk menghindari terjadinya

perdarahan dari tempat implementasi plasenta. Selain

menyebabkan mulut rahim membuka secar pasif,

kontraksi dominan yang terjadi pada bagian fundus

(bagian atas rahim) pada kala I persalinan juga

mendorong bagian terendah janin maju menuju jalan

lahir sehingga aktif dalam membuka mulut rahim. Bila

terdapat keadaan panggul dan janin yang normal serta

kerja sama antara tiga kekuatan his dan mengejan,

pasengger, dan passage normal inilah yang dapat

mendorong terjadinya persalinan normal.

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 6

f. Otot dasar panggul

Otot dasar panggul terdiri dari 3 lapisan ( fascia

endopelvik, otot levator ani dan sfingter ani ekternal yang

berfungsi menompang kandung kemih. Sesuai dengan

fungsinya otot ini harus dapat berkontraksi secara

volunter. Otot dasar panggul berkontraksi untuk

menahan urin dan feses dan relaksasi untuk

pengosongan urin dan feses. Dasar panggul juga berperan

dalam respon wanita normal. Otot ini akan meregang saat

proses kelahiran bayi, tetapi akan kembali berkontraksi

saat postpartum. Pintu bawah panggul terdiri atas

diafragma pelvis, diafragma urogenital, dan lapisan-

lapisan otot yang berada di luarnya. Pada persalinan

lapisan-lapisan otot dan fasia mengalami tekanan dan

dorongan sehingga dapat timbul prolapsus genitalis.

Diafragma pelvis terbentuk oleh otot levator ani dan

otot koksigeus dan menyerupai sebuah mangkok.

Menahan Di garis tengah bagian depan mangkok ini

terbuka (hiatus genitalis). Di sana uretra, vagina dan

rektum keluar dari pelvis minor. Diafragma urogenitalis

yang menutup arkus pubis dibentuk oleh aponeurosis

otot transversus perinei profundus dan otot transversus

superfisialis. Di dalam sarung aponeurosis itu terdapat

otot rhabdosfingter uretra. Fungsi dari otot-otot tersebut

adalah untuk menahan rectum dan vagina turun

kebawah.

1) Struktur dinding pelvis

Dinding pelvis dibentuk oleh tulang dan ligamen

dilapisi oleh otot, fascia dan peritoneum parietale.

Pelvis terdiri dari dinding anterior, posterior dan

lateral juga memiliki dinding inferior atau dasar

panggul

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 7

2) Dinding anterior pelvis dibentuk oleh permukaan

posterior corpus ossa pubis, rami pubicum dan

simfisis pubis paling dangkal dan tipis

3) Dinding posterior pelvis dibentuk oleh os sacrum dan

os coccygis serta musculus piriformis dan fascia

pelvis parietalis yang berasal dari permukaan depan

pars lateralis os sacrum dan meninggalkan pelvis

masuk ke regio glutealis menuju lateral melalui

foramen ischiadicum majus.

4) Dinding lateral pelvis dibentuk oleh os coxae dibawah

apertura pelvis superior, membrana obturatorium,

ligamen sacrotuberale, ligamen sacrospinale serta

musculus obturatorius internus beserta fascia yang

meliputinya.

5) Dinding inferior (dasar pelvis)

Dasar pelvis menyokong viscera pelvis dan dibentuk

oleh diafragma pelvis yang dibentuk oleh musculus

levator ani, musculus coccygis serta fascia. Musculus

levator ani merupakan lembaran otot yang lebar dan

tipis Musculus coccygis adalah otot kecil yang

berbentuk segitiga yang berasal dari spina ischiadica

dan berinsersi pada ujung bawah sacrum. Kedua

musculus coccygis membantu musculus levator ani

menyangga viscera pelvis.

2. Jalan lahir keras

a. Panggul

Panggul adalah salah satu jalan lahir keras yang

memiliki dominan daripada jalan lahir lunak, karena

janin harus menyesuaikann terhadap jalan lahir yang

cukup kaku.

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 8

Tulang panggul terdiri dari 3 buah tulang

1) Os coxae

a) Os Illium 2 buah kiri dan kanan (tulang

usus) :

1) Merupakan tulang terbesar dari panggul,

membentuk bagian atas dan belakang

panggul

2) Bagian atas yang tebal di sebut crista iliaca

3) Pada ujung depan belakang crista iliaca

menonjol disebut : spina iliaca anterior

superior dan posterior superior

4) Terdapat tonjolan memanjang dibagian

dalam tulang usus (os illium) yang membagi

pelvis mayor dan pelvis minor disebut linea

innominata (line terminalis)

5) Linea terminalis merupakan bagian PAP

b) Os Ischium ( tulang duduk )

1) Terdapat dibagian bawah tulang usus,

2) Bagian pinggir belakang yang menonjol

disebut spina ischiadica

3) Bagian tulang duduk yang sangat tebal yang

mendukung badan pada saat duduk disebut

tuber ischiadicum

c) Os Pubis ( tulang kemaluan )

1) Terdapat di sebelah bawah dan depan tulang

usus

2) Antara tulang kemaluan dan tulang duduk

dibatasi oleh Foramen obturatorium

3) Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan

dengan tulang usus dinamakan Ramus

superior oss pubis

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 9

2) Os sacrum

Berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan

mengecil ke bagian bawahnya terletak diantara

kedua tulang pangkal paha

a) Terdiri dari 5 (lima) tulang ruas yang

berhubungan erat

b) Permukaan depan licin dengan lekungan dari

atas kebawah dari kanan maupun dari kiri

c) Pada sisi kanan dan kiri terdapat lubang yang

dilalui syaraf foramen sacralia anterior

d) Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang

pinggang ruas ke 5 ( lima)

e) Tulang kelangkang yang paling atas mempunyai

tonjolan yang besar kedepan yang disebut

promontorium

f) Bagian sampin tulang kelangkang berhubungan

tulang pangkal paha melalui artikulasio sacro

iliaca

g) Kebawah tulang kelangkang berhubungan

dengan tulang tungging (os coccygis)

3) Os coccygis

a) Berbentuk segitiga dengan ruas 3-5 buah yang

menyatu

b) Terdapat hubungan antara tulang sacrum

dengan tulang coccygis disebut artikulasio sacro

coccygis

c) Pada persalinan artikulasio menglami

pergeseran yang cukup besar sehingga tulang

coccygis dapat bergerak kebelakang sekitar 2,5

cm kebelakang dan dapat memperluas jalan

lahir.

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 10

Bentuk dan ukuran panggul

Ukuran panggul dapat diperoleh melalui beberapa cara

yaitu pengukuran secara klinis, pemeriksaan rontgen pelvis

dan ultrasonografi

Secara fungsinya diketahui ada dua bagian besar panggul :

1) Panggul besar ( pelvis mayor )

Panggul besar adalah bagian yang terletak diatas

linea terminalis disebut juga panggul palsu ( false pelvic )

2) Panggul kecil ( pelvis minor )

Panggul kecil adalah bagian pelvis yang terletak

disebelah bawah linea terminalis yang disebut panggul

asli ( True pelvic ), bagian ini adalah bagian yang memiliki

peran penting dalam obstetrik dan harus diketahui dan

dinilai sebaik-baiknya untuk dapat menggambarkan

proses persalinan. Bentuk pelvis minor menyerupai suatu

saluran yang mempunyai sumbu melengkung kedepan

(sumbu karus).

Bagian atas saluran ini jika berbentuk normal

berbentuk bulat disebut PAP ( pintu atas panggul )

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 11

Bagian bawah saluran disebut pintu bawah panggul

(PBP) diantara pintu atas dan pintu bawah panggul

terdapat bidang terluas dan bidang tersempit

panggul. Bidang-bidang inilah yang disebut dengan

jalan lahir.

Dilihat dari ciri khas jalan lahir panggul memiliki :

1) Pintu atas panggul (PAP) :

Berbentuk bulat oval panjang kesamping yang

dibatasi oleh : Promontorium, sayap os sacrum, linea

terminalis kanan dan kiri, ramus superior os pubis

dan pinggir atas simfisis pubis. Pada pintu atas

panggul terdapat 3 ukuran penting :

Conjungata vera (CV) :

Ukuran jarak antara pinggir atas symphisis ke

promonorium kurang lebih 11 cm pengukurannya

tidak bisa secara langsung tetapi melalui

pengukuran conjungata diagonalis CV= CD -1,5

Conjungata diagonalis (CD):

Ukuran jarak antara pinggir bawah symphisis

ke promontorim, conjugata diagonalis dapat

diukur secara klinis dengan melakukan

pemeriksaan dalam, apabila ukuran conjungata

vera kurang dari 11 cm maka dianggap kurang

normal. Conjungata obstetrika Ukuran antara

tonjolan sympisis pubis ke promontorium

Ukuran melintang :

Jarak antara kedua linea terminalis

Ukuran oblig :

Jarak antara articulatio sacroiliaca menuju

tuberculum pubicum yang bertentangan. Kedua

ukuran ini tidak dapat diukur pada wanita yang

masih hidup.

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 12

Gambar : Garis imajiner conjungata diagonalis ( Manuaba, 2002) 2) Bidang terluas panggul :

Ukuran bidang terluas panggul muka

belakangnya 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.

Dengan batasan titik tengah permukaan belakang

tulang pubis, seperti bagian atas dan tengah foramen

obturatorium, hubungan antara vetebra sakralis

kedua dan ketiga.

3) Bidang tersempit panggul :

Bidang terpenting dalam panggul, memiliki

ruang yang paling sempit, bidang antara apeks

sampai arkus sub pubis melalui spina ischiadika ke

sacrum, ke vetebrae sakralis ke 4 dan ke 5, batasan-

batasanya yaitu tepi bawah simfisis, garis putih pada

fasia yang menutupi foramen obturatorium, spina

ischiadika, ligamen sacrospinosum dan tulang

sacrum.

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 13

4) Pintu bawah panggul (PBP) :

Membentuk dua bidang segitiga bidang pertama

yang dibentuk dari tuber ischia dengan ujung tulang

sacrum, bidang segitiga kedua dibentuk oleh garis

antara kedua os ischia dengan bagian bawah

smphisis. Pinggir bawah simfisis membentuk

lengkung ke bawah dan merupakan sudut ( arcus

pubis ) yang memiliki sudut normal 90 derajat.

Bidang hodge

Bidang-bidang hodge inidipelajari untuk menentukan

seberapa jauh terjadinya penurunan bagian terendah janin ke

panggul

1) Hodge I : Dibentuk lingkaran PAP sejajar dengan bagian

atas simfisis, dan promontorium

2) Hodge II : Sejajar dengan hodge satu setinggi pinggir

bawah simfisis

3) Hodge III : Sejajar dengan hodge satu, dua sejajar spina

ischiadika

4) Hodge IV : Sejajar dengan hodge satu, dua, tiga setinggi

os coccygis

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 14

Stasiun

Desensus yang dimaksud dengan desensus adalah

turunnya kepala di jalan lahir. Untuk menggambarkan tingkat

desensus digunakan istilah “station”( level spina ischiadica )

"0 Station" ("Zero Station") berarti bahwa puncak kepala

telah mengalami desensus setinggi spina ischiadica. Selain

dengan bidang hodge penurunan kepala bisa disingkronisasi

dengan stasiun, stasiun merupakan hubungan antara bagian

paling bawah presentasi dan garis imajiner yang ditarik

diantara spina ichiadika. Bagian paling bawah presentasi

janin yang sejajar dengan spina ichiadika disebut stasiun 0.

Stasiun diukur diatas atau dibawah spina ischiadika ( dalam

sentimeter) jika diatas ditulis -1,-2,-3,-4,-5, dan dibawah

ditulis +1.+2,+3,+4,+5. Pada posisi stasiun -5 menunjukan

kepala masing mengapung dan stasiun +5 kepala berada di

dasar panggul di orifisum vagina

Bila disingkronisasi bidang imajiner hodge dengan stasiun :

1) Hodge 1 terletak pada stasiun -5,-4,-3

2) Hodge II terletak pada stasiun -2,-1

3) Hodge III terletak pada stasiun 0, kepala yang berada

diatas 1 cm = -1, kepala yang berada di bawah 1 cm = +1

4) Hodge IV terletak pada stasiun +4,+5 ( kepala yang berada

didasar panggul berjarak 4,5 cm dari spina ichiadika )

Gambaran stasiun digunakan secara tidak akurat untuk

menyatakan bahwa kepala sudah menancap ( engagement

) kesalahan ini karena kepala sudah menancap bagian

bawah presentasi janin berada sejajar dengan spina

ichiadika karena jarak dari pintu atas panggul ke spina

ischiadika biasanya 5 cm, dan jarak dari diameter parietal

kepala janin cukup bulan ke oksiput adalah 4 ½ cm.

Ukuran ini tidak selalu benar mengingat struktur pelvik

bervariasi masing-masing wanita dan ukuran besar kepala

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 15

janin yang berbeda mempengaruhi juga. Stasiun sulit

dipastikan apabila sudah moulage (molding) dan caput

succedeniumsudah terbentuk, ini juga harus menjadi

pertimbangan.

Melihat penurunan kepala dengan perlimaan (5/5)

Gambar : Penurunan kepala pada permeriksaan abdomen di

perlimaan

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 16

Perabaan Periksa dalam

Stasiun Keterangan

5/5 - - Kepala diatas PAP mudah digerakan

4/5 H 1- H II -3,-4,-5 Kepala sudah engagment, namun bagian terbesar kepala belum masuk panggul

3/5 H II- H III -2,-1, Bagian terbesar kepala belum masuk panggul

2/5 H III + 0, +1,+2 Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul

1/5 H III-H IV +3, +4 Kepala didasar panggul

0/5 H IV +5 Kepala di perinium

Gambar : Tangan pada perlimaan

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 17

Ukuran panggul luar

Ukuran luar panggul tidak dapat dijadikan

patokan untuk persalinan

1. Distantia spinarum :

a) Ukuran kurang lebih 24-26 cm

b) Jarak antara spina iliaca kiri dan kanan

2. Distantia cristarum

a) Ukuran kurang lebih 28-30 cm

b) Jarak antara crista iliaca kiri dan kanan

3. Distantia intertrochantorica

a) Jarak antara kedua trochantor mayor

4. Conjungata externa ( bondeloque )

a) Ukuran kuran lebih 18 cm

b) Jarak antara pinggir atas simfisis dan ujung prosessus

spinosus ruas tulang lumbal ke V

5. Distantia tuberum

a) Ukuran 10,5 cm

b) Jarak antara tuber ichiadicum kanan dan kiri

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 18

6. Distantia obliqua

a) Jarak antara spina iliaca posterior sinistra dan spina

iliaca superior dextra dan dari spina iliaca posterior

dextra ke spina iliaca anteror superior sinitra

Bentuk-bentuk panggul

1. Jenis gynecoid

Jenis panggul ini merupakan jenis panggul yang

paling baik bentuk panggul hampir bulat

memungkinkan kepala bayi mengadakan penyesuaian

dengan bentuk panggul ditemukan pada 45 % wanita

2. Jenis Android

Ciri jenis ini bentuk pintu atas panggul hampir

seperti segitiga umumnya dimiliki oleh pria tapi

ditemukan sekitar 15 % pada wanita

3. Jenis platipeloid

Memiliki jenis seperti gynecoid tapi menyempit pada

arah muka belakang, ukuran melintang jauh lebih besar

dari pada ukuran muka belakang. Jenis ini ditemukan

pada 5 % wanita.

4. Jenis antropoid

Memiliki bentuk pintu atas panggul lonjong seperti

bentuk telur, panjangnya lebih besar daripada diameter

transversa, bentuk atas runcing dan sempit. Jenis ini

ditemukan pada 35 % wanita.

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 19

B. POWER

Kekuatan yang berasal dari ibu berupa kontraksi otot

rahim (his) yang berkontraksi secara alamiah (involuter)

kontraksi yang dimulai kornua ( profundal) dan berlanjut

dalam bentuk gelombang ke arah bawah dan dalam,

intensitas kerja uteri lebih besar disegmen atas,

koordinasi antara segmen atas dan bawah secara

berlangsung secara seimbang, harmonis dan ritmis.

Segmen atas berkontraksi secara lebih kuat dan segmen

bawah berkontraksi secara lebih lemah dan berdilatasi.

Pada saat kontraksi aliran darah terganggu sehingga

pertukaran oksigen dan karbondioksida didalam ruang

intervillus berkurang. Tonus istirahat Pada fase relaksasi

untuk memompkan aliran darah secara normal untuk

memastikan oksigenisasi adekuat. Kekuatan otot perut

dan diagfragma ibu membantu kontraksi dan mendorong

keluar isi kejalan lahir, tekanan ini membantu tekanan

pada semua sisi walau tidak membantu untuk dilatasi

servik, tetapi kekuatan ini sangat penting setelah dilatasi

servik lengkap untuk mendorong janin keluar dari uterus

dan vagina

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 20

Power adalah tenaga yang dikeluarkan untuk

melahirkan janin yaitu kontraksi uterus atau his dari

tenaga mengejan ibu, tenaga mengedan ibu yang timbul

dari dorongan ingin mengeluarkan janin pada saat

terjadinya kontraksi. Setelah servik terbuka penuh 10 cm

kekuatan yang sangat penting untuk ekspulsi janin adalah

kekuatan mengedan.

HIS

His pendahuluan atau his palsu :

Merupakan peningkatan dari braxton hicks dengan

frekuensi tidak teratur, nyeri dibagian bawah dan lipat

paha. Tapi tidak nyeri memancar dari pinggang ke perut

bagian bawah, durasi yang pendek dan tidak bertambah

kuat, dibawa aktifitas dapat berkurang, intensitas dan

intervalnya tidak bertambah maju dengan berjalannya

waktu dan tidak memberikan pengaruh pada servik

His persalinan :

Timbulnya his secara perlahan namun teratur makin

lama makin bertambah kuat, kemudian berangsur-angsur

menurun, semakin lama semakin cepat, durasinya

semakin memanjang, intervalnya semakin memendek

dengan frekuensi semakin sering sampai bayi dilahirkan.

Nyeri kala I persalinan disebabkan oleh 2 peristiwa :

1. Nyeri karena konraksi rahim yang dihantarkan oleh

serabut saraf torakal 11 dan 12. Otot rahim

mempunyai kemampuan meregang selama kehamilan

dalam batas tertentu, setelah melewati batas tersebut

maka otot rahim akan berkontraksi atau disebut

dengan his pertanda dimulainya persalinan.

Kontraksi rahim terjadi selain karena tegangan otot

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 21

polos juga pengaruh dari esterogen dan progesteron,

sistim kontraktilitas miometrium sendiri dan Pada

fase latin kala I persalinan kontraksi rahim terjadi

setiap 15 sampai 20 menit dan bisa berlangsung kira-

kira 30 detik. Kontraksi-kontraksi ini sedikit lemah

dan bahkan tidak terasa oleh ibu yang bersangkutan.

Konraksi-kontraksi ini biasanya terjadi dengan

keteraturan yang berirama dan interval (selang antar

waktu) diantara kontraksi secara berangsur menjadi

lebih pendek, sementara lamanya kontraksi semakin

panjang. Pada fase aktif kali I persalinan kontraksi

rahim bisa terjadi setiap 2 sampai 3 menit dan

berlangsung selama 50 sampai 60 detik.

Kontraksi rahim pada fase ini sangat kuat.

Selama kontraksi akan terjadi kontriksi pembuluh

darah yang menyebabkan anoksia serabut otot, hal

inilah yang menyebabkan timbulnya rangsang nyeri,

selain itu rangsang nyeri timbul karena tertekannya

ujung saraf sewaktu rahim berkontraksi. Selama

kontraksi rahim selalu diikuti pengerasan abdomen

dan rasa tidak nyaman (rasa nyeri). Rasa nyeri yang

dirasakan sebagai rasa sakit punggung. Dalam

perkembangannya kontraksi akan menjadi lebih lama

dan kuat yang mengakibatkan intensias nyeri yang

dirasakan semakin bertambah.

2. Nyeri karena peregangan atau pembukaan leher

rahim yang dihantarkan oleh serabut saraf sacrum 2,3

dan 4 pembukaan leher rahim adalah proses

pembesaran lubang luar leher rahim dari keadaan

yang tertutup rapat menjadi satu lubang yang cukup

besar yang memungkinkan lewatnya kepala janin.

Pembukaan diukur dalam centimeter dan pembukaan

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 22

lengkap pada bulan penuh sama dengan kira-kira 10

cm.

Pembukaan akan terjadi sebagai akibat dari

kerja rahim serta tekanan yang berlawanan yang

dikenakan oleh kantung membran dan bagian janin

yang menyodor. Kepala janin berada dalam keadaan

fleksi penuh dan dengan ketat dikenakan pada leher

rahim akan membantu permukaan yang efisien.

Tekanan yang dikenakan secara merata ke leher

rahim akan menyebabkan fundus rahim bereaksi

dengan jalan berkontraksi, hal inilah yang

menimbulkan rasa nyeri.

3. Penyebaran rasa nyeri pada kala I persalinan

Rasa nyeri pada suatu alat atau tubuh tidak

selalu berarti bahwa daerah tubuh tersebut sakit,

tetapi bisa berasal dari alat tubuh lain. Misalnya rasa

nyeri di punggung pada awal persalinan dapat berasal

dari uterus dan bukan dari otot punggung sendiri, hal

demikian dinamakan refered pain (penyebaran rasa

nyeri). Daerah penyebaran rasa nyeri berubah-ubah

selama proses persalinan. Pada kala I persalinan (kala

pembukaan) daerah nyeri yang dirasakan sedikit di

bawah umbilicus (perut bagian bawah) dan banyak

dirasa4kan pada punggung bawah hal ini

berhubungan dengan kontraksi rahim dan

peregangan leher rahim di mana rasa nyeri

dihantarkan melalui serabut saraf torakal 11, 12 dan

serabut saraf sacral 2,3 dan 4.

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 23

His pembukaan pembukaan :

His yang menimbulkan pembukaan dari servik sampai

terjadi pembukaan lengkap 10 cm.

Sifat spesifik dari kontraksi :

1. Intervalnya semakin memendek

2. Kekuatannya semakin kuat pada kala II (pengeluaran)

diikuti dengan reflek mengejan.

3. Diikuti dengan retraksi otot rahim dengan

terbentuknya segmen bawah rahim

4. Setiap kontraksi dimulai dari fundus (profundal) dari

pacemaker pusat koordinasi his pada uterus disudut

tuba.

5. Gelombang kontraksi simetris dan terkoordinasi

6. Adanya relaksasi diantara his

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 24

Gambar : serabut otot dan his dari profundal dan his

paling kuat difundus uteri serabut otot yang paling tebal

His pengeluaran :

His yang mendorong bayi keluar. His ini biasanya

disertai keinginan untuk mengedan dari ibu, sangat kuat,

teratur, simetris dan terkoordinasi antara his kontraksi dan

perut, kontraksi diafragma serta ligamen

His pelepasan :

His dengan kontraksi sedang untuk melahirkan plasenta

His pengiring :

Kontraksi akan melemah masih sedikit nyeri pengecilan

rahim akan terjadi dalam beberapa jam atau hari

Amplitudo

Kekuatan his dapat diukur dengan perkalian antara

amplitude dengan frekuensi yang ditetapkan dengan satuan

unit montevideo

Kekuatan his diukur dengan mm Hg dan menimbulkan

naiknya tekanan intrauterus sampai dengan 35 mmHg, cepat

mencapai puncak kekuatan dan diikuti relaksasi yang tidak

lengkap sehingga kekuatannya tidak mencapai 0 mmHg.

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 25

Contoh : frekuensi his 3 x per 10 menit dan amplitudonya 50

mmHg maka aktivitas rahim= 3 x 50 = 150 Montevideo

Ciri his pada setiap fase :

1. Saat kehamilan : akibat adanya gangguan keseimbangan

hormon estrogen dan progesteron terjadi kontraksi otot

rahim dengan sifat yang tidak teratur dan tidak nyeri.

Kekuatan dari kontraksi ini masih rendah sekitar 5

mmHg muncul mulai kehamilan trimester ke dua

tepatnya minggu ke 30 kontraksi ini disebut braxton

hikcs dan dapat menjadi his dalam persalinan pada

kehamilan yang tua

2. Saat persalinan kala I

Distribusi susunan otot rahim makin berkurang

kearah servik menyebakan servik bersifat pasif sehingga

terjadi peregangan ( penipisan) seolah-olah janin

terdorong keluar, pada kala I amplitudo dengan kekuatan

sebesar 40 mmHg menyebabkan pembukaan servik

dengan interval 3-4 menit dan lamanya durasi sekitar 40-

60 detik.

Karakteristik his pada kala I

a. Kontraksi bersifat simetris

b. Profundal ( dominasi fundus )

c. Involuter ( alamiah ) tidak dalam kendali tubuh ibu

d. Kotraksi terkoordinasi antara otot rahim bagian atas,

tengah dan bawah.

e. Interval makin lama makin pendek

f. Kekuatan his semakin lama semakin kuat dan diikuti

dengan keinginan inigin meneren pada kala II

g. Intervalnya makin lama makin pendek

h. Diikuti dengan retraksi otot rahim

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 26

i. Setiap kontraksi dimulai dari pacemaker yang terletak

di sekitar tuba, pemicu kanan lebih dominan daripada

pemicu sebelah kiri.

j. Kontraksi rahim menimbulkan rasa sakit pada

pinggang, daerah perut dan dapat menjalar ke paha.

3. Saat persalinan kala II

Kekuatan his pada akhir kala I memasuki kala II

mempunyai kekuatan 60 mmHg berarti lebih dari

kekuatan sebelumnya dengan durasi berkisar 60-90

detik. Kekuatan his dan keinginan meneren mendorong

janin kebawah dan menimbulkan kereganganyang

bersifat pasif. Kekuatan his mengakibatkan terjadinya

putaran paksi dalam, penurunan bagian terendah janin,

dan akan menekan servik dimana terdapat fleksus

frekenhauser yang menyebabkan reflek untuk meneren .

kedua kekuatan ini mampu mendorong janin kebawah

sehingga terjadi dilatasi atau pembukaan servik,

penipisan perinium, dorongan pada vulva, tekanan pada

anus sehingga terbuka dan akhirnya terjadilah ekspulsi

janin.

4. Saat persalinan kala III

Setelah fase persalinan terjadi relaksasi 8-10 menit

dan kemudian rahim berkontraksi kembali untuk

melepaskan plasenta dari dinding rahim ( lapisan

nitabusch) . Pelepasan plasenta dapat dimulai dari

pinggir, tengah atau kombinasi keduanya.

5. Saat persalinan kala IV

Setelah plasenta lahir kontraksi tetap kuat, dengan

kontraksi yang kuat dapat membentuk trombus di dalam

uterus untuk menghentikan pengeluaran darah pasca

persalinan. Untuk meningkatkan kinerja kontraksi uterus

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 27

diberikan obat-obatan uterus tonikasesaat setelah bayi

lahir

Yang perlu diperhatikan pada kontraksi rahim adalah :

1. Frekuensi : Adalah jumlah his dalam waktu tertentu

biasanya per 10 menit

2. Durasi: Lamanya kontraksi berlangsung antara 20-60

detik

3. Intensitas (Amplitudo) : Kekuatan kontraksi dinding

perut dapat menaikan tekanan dinding perut sampai 35

mmHg. Dapat ditentukan dengan menekankan jari pada

dinding uterus pada saat terjadi kontraksi, pengukuran

kekuatan his dengan menggunakan Montevideo

4. Interval : Adalah jarak antara his yang satu dengan

yang lain, diukur dengan waktu, dalam berapa menit

terjadinya his, pada kala pengeluaran his terjadi tiap 2

menit sekali.

5. Interminten: Adalah keteraturan datangnya his, apakah

his teratur atau tidak dan ada jeda his atau relaksasi

6. Frekuensi: Adalah banyaknya terjadinya his dalam 10

menit

Perubahan yang terjadi akibat his :

1. Pada uterus dan servik : Uterus teraba keras atau padat

karena kontraksi tekanan hidrostatis intrauterin akan

mengalami peningkatan dan menyebabkan servik

menjadi datar (effacement) dan terbuka (dilatasi).

2. Pada ibu : ibu merasa nyeri karena otot rahim yang

mengalami iskemia dan kontraksi serta terjadi kenaikan

tekanan darah dan nadi. Penekanan ganglia servikale, dan

berkas otot yang saling bertaut, serta peregangan otot

peritonium

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 28

3. Pada janin : Pertukaran oksigen pada sirkulasi

uteroplasenta berkurang sehingga dapat menimbulkan

hipoksia pada janin, his yang terlampau kuat (hipertonik)

atau tetania uteri pada otot rahim dapat membahayakan

janin karena suplai oksigen yang terganggu, denyut janin

melambat dan kurang jelas didengan karena adanya

iskemia fisiologis

KELAINAN-KELAINAN HIS

1. Inersia uteri (Hipotonik) :

Inersia uteri atau his hipotonik adalah his yang tidak

normal, kontraksinya singkat dan jarang, fundus

berkontraksi lebih kuat namun dimulai dari bagian lain

Inersia uteri di bagi 2 :

a. Inersia uteri primer : pada inersia uteri primer

kelemahan his timbul dari awal permulaan

persalinan. Jika pemantauan pada kala I berlangsung

lama, maka terjadi pada fase laten

b. Inersia uteri sekunder : pada inersia uteri sekunder

timbulnya setelah terjadi his yang kuat dan teratur

dan dalam waktu yang lama, terjadi pada fase aktif

2. Tetania uteri (Hipertonik) :

Hipertonik atau tetani uteri adalah intensitas his yang

terlampau kuat dengan frekuensi yang terlalu sering

sehingga tidak ada relaksasi dari rahim. Kelainan his ini

terletak pada kekuatan dan frekuensi his yang sering,

keadaan ini dapat membahayakan ibu dan janin, dapat

mengakibatkan persalinan precipitatus ataupun ruptur

uteri. Sebaiknya apabila menemukan his yang demikian

untuk melakukan kolaboratif dengan dokter kandungan

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 29

C. PASSANGER

1. Janin

Janin sebagai penumpang dalam kehamilan

adalah mengenai ukuran kepala janin, karena janin

merupakan penumpang yang paling mmpengaruhi

jalannya persalinan, dan bagian yang paling penting

adalah bagian kepala janin karena memiliki ukuran

yang paling besar dan 90 % bayi dilahirkan dengan

letak kepala. Kelaianan yang mungkin bisa terjadi

adalah kelainana ukuran dan letak, seperti

hydrocehalus, anenchepalus dan bayi dengan

presentasi muka, dan dahi

a. Tulang penyusun kepala :

1) 2 Buah os parietal

2) 1 Buah os oksipital

3) 2 Buah os frontalis

b. Sutura :

Diantara kedua tulang terdapat membran yang

berkembang menjadi tulang yang disebut

sutura

1) Sutura frontalis : Menghubungkan antara

kedua frontalis kanan dan kiri

2) Sutura sagitalis superior : Batas antara

parietal kiri dan kanan

3) Sutura Lamboida : Menghubungkan antara

parietal dengan os oksipital

4) Sutura Koronaria : Menghubungkan os parietal

dengan os frontalis

c. Fontanel :

Ada dua fontanel ( ubun-ubun)

1) Fontanel minor :

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 30

Berbentuk segitiga, Terdapat disutura sagitalis

superior bersilang dengan sutura lamboida

2) Fontanel Mayor :

Berbentuk segiempat, terletak disutura

sagitalis superior dan sututra frontalis

bersilang antara sutura koronaria.

d. Daerah-daerah pada kepala janin :

1) Oksiput : Ubun-ubun kecil

2) Verteks : Puncak kepala, ubun-ubun

besar, os parietalis

3) Bregmatika: Ubun-ubun besar

4) Sinsiput : Depan ubun-ubun besar

terdiri atas dahi dan pinggir orbita

e. Ukuran-ukuran kepala :

1) Diameter Suboccipito bregmatica :

Ukuran ini dan posisi yang paling

menguntungkan dalam persalinan ukuran

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 31

ini menjadikan belakang kepala sebagai

presentasi pada saat persalinan (10 cm)

2) Diameter Biparietal : Ukuran antara

parietal kiri dan kanan ukuran terbesar

melintang dari kepala (9,5 cm)

3) Diameter Bitemporalis : Ukuran antara

temporalis kiri dan kanan (8 cm)

4) Diameter Oksipitofrontalis : Ukuran

dari sub oksipito ke frontalis (11 cm)

5) Diameter oksipito mento vertikal :

Ukuran ini menjadikan dahi sebagai

presentasi pada saat persalinan dengan

diameter terbesar (13 cm)

6) Diameter submento bregmatica :

Ukuran ini menjadikan muka sebagai

presentasi pada saat persalinan dan

mengalami kesulitan melakukan molase

seperti pada presentasi normal belakang

kepala.

f. Moulage (Molase) kepala janin :

Penyisipan antar bagian tulang

(penumpukan/over laping) sehingga kepala

janin dapat mengalami perubahan bentuk dan

ukuran

g. Ukuran diameter penting kepala janin dan

presentasi :

No Presentasi Diameter Indikator Ukuran

1 Suboksipito

maksimal

Suboksipito

bregmatica

Ubun-

ubun

kecil

10 cm

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 32

No Presentasi Diameter Indikator Ukuran

2 Oksiput

(fleksi tdk

maksimal)

Suboksipito

frontalis

Ubun-

ubun

kecil

11 cm

3 Puncak

dahi

Oksipito

frontalis

Teraba

dahi dan

Ubun-

ubun

besar

12 cm

4 Dahi Mento

vertikalis

Teraba

dahi dan

orbita

13 cm

5 Muka

(defleksi

maksimal

Submento

bregmatica

Teraba

dagu atau

mento

10 cm

h.

i. Janin dan jalan lahir :

No Janin Keterangan

1 Letak (situs ) Sumbu janin dengan sumbu ibu

(sumbu jalan lahir)

2 Posisi Hubungan badan janin dengan

bagian kiri dan kanan ibu

3 Sikap Hubungan bagian-bagian janin

dengan sumbu janin

penyesuaian terhadap tulang

punggunya penyesuaian dengan

rongga rahim, biasanya sikap,

fleksi, hyperfleksi, dengan dagu

dekat dada, lengan bersilang

didepan dada, lutut yang rapat

dengan badan

4 Presentasi Bagian janin yang terdapat di

bagian terendah dan bagian

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 33

No Janin Keterangan

yang paling bawah jalan lahir.

Gambar : Penampang kepala dengan bagian-bagiannya

j.

k. Kelainan-kelainan janin :

Kelainana bentuk kepala :

1) Anenchepalus : Suatu keadaan dimana sebagian besar

tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk.

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 34

2) Hydrochepalus : Terjadinya penimbunan cairan

serebrospinal dalam ventrikel otak sehingga kepala

membesar

3) Makrosomia : Kelainan besar janin yaitu berat janin

lebih dari 4000 gram

4) Doble master : Kelainan janin kembar yang melekat

antara dua kehamilan kembar

Kelainan presentasi dan letak dan posisi :

1) Presentasi dahi : Kepala dalam keadaan defleksi

sedang, dengan dahi sebagai presentasi terendah atau

frontal

2) Presentasi muka : Kepala dalam defleksi maksimal

dengan dagu sebagai presentasi terendah atau mentum

3) Presentasi puncak kepala : Kepala dalam keadaan

fleksi dan Ubun-ubun besar menjadi presentasi

4) Letak sungsang :

a) Presentasi bokong sempurna :

Kedua tungkai berada di samping bokong

b) Presentasi bokong murni :

Kedua tungkai lurus keatas

c) Presentasi bokong kaki :

Tungkai terlipat pada lipat paha dan lengkung lutut

d) Presentasi bokong kaki sempurna :

Dibawah bokong teraba dua kaki

e) Presentasi bokong kaki tidak sempurna :

Dibawah bokong teraba satu kaki

f) Presentasi kaki :

Satu kaki menjadi presentasi terbawah lebih rendah

dari bokong

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 35

g) Presentasi kaki sempurna :

Dua kaki menjadi presentasi terbawah lebih rendah

dari bokong

h) Presentasi lutut :

Lutut menjadi presentasi terendah lebih rendah dari

bokong

i) Presentasi lutut sempurna :

Kedua lutut menjadi presentasi terendah

j) Presentasi lutut tidak sempurna :

salah satu lutut menjadi presentasi terendah lebih

rendah dari bokong

5) Letak lintang :

Kelainan letak sumbu panjang janin tegak lurus atau

hampir tegak lurus pada sumbu panjang ibu

6) Letak majemuk :

Di samping presentasi janin teraba bagian-bagian lain

janin, tidak termasuk letak menumbung

7) Kelainan Posisi :

Presentasi belakang kepala UUK akan memutar

dengan sendirinya, namun apabila UUK tidak melakukan

defleksi maka ini yang disebut posisi Oksipitalis

Posterior Persistens

2. Plasenta

Plasenta adalah organ yang dapat berfungsi sebagai paru-

paru, hati dan ginjal selama kehamilan, plasenta

melaksanakan fungsi-fungsi tersebut sampai janin cukup

matang dan dapat hidup diluar rahim.

a. Struktur Plasenta

1) Berbentuk bulat dengan diameter 15-20 cm

dengan tebal kurang lebih 2-2,5 cm (23 mm)

2) Dengan berat rata-rata 500-508 gram

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 36

3) Letak plasenta umumnya di daerah fundus uteri

di muka atau belakang dinding uterus

b. Bagian Plasenta

1) Pars Maternal (sisi Ibu ) :

Bagian ini menghubungan antara ibu dan janin

dengan Trofoblas villus dan ekstravilus sebagai

jaringan penghubung sebagi tempat pertukaran

darah ibu dan janin ( Kateledon), darah ibu yang

berasal dari pembuluh darah uteroplasenta

membasahi sinsintiotrapoblas, permukaan luar

vilus trofoblastik , darah janin terdapat didalam

kapiler diantara ruang antar vilus dan vili.

Gambar : Pertukaran darah intervilus dan vilus

antara ibu dan janin

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 37

2) Pars Fetal ( sisi janin ) :

Sisi ini menghubungan ibu dan janin melalui

pertemuan anatomis dan biokimiawi antara

korion leave dan desidua Jumlah katiledon

bervariasi 10-38 buah ( Rata-rata 20 buah)

Gambar: Plasenta sisi maternal dan sisi janin

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 38

c. Fungsi plasenta

1) Transfer nutrisi untuk janin

2) Ekskresi hormon (Estrogen, progesteron, HCG,

TSH, FSH dan LH)

3) Sistim metabolik

4) Imunitas

5) Tempat pertukaran O2 dan CO2

6) Sebagai barrier ( penapis ) kemungkinan

masuknya bakteri.

7) Sebagai penghasil enzim (Alkalin Fosfate,

oksitosin, Protein spesifik kehamilan)

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 39

d. Sirkulasi darah pada plasenta :

1) Darah janin yang terdeosigenasi atau menyerupai

darah vena mengalir ke plasenta melalui dua

arteri umbilikalis bercabang di bawah amnion dan

bercabang kembali di dalam vilus yang terpecah-

pecah dan akhirnya membentuk jaringan kapiler

pada percabangan terakhir. Darah yang kandungan

oksigen lebih tinggi kembali ke plasenta janin

melalui sebuah vena umbilikalis.

2) Darah ibu masuk melalui lempeng basal dan

terdorong ke atas ke lempeng korion oleh puncak

tekanan arteri (70-80 mmhg), setelah membasahi

semua mikrovilus ekterna, vilus korion darah ibu

masuk kembali melalui lubang-lubang vena di

lempeng basal dan masuk ke vena-vena uterus.

Darah ibu masuk ke ruang antarvilus dalam

semprotan-semprotan yang disebabkan oleh

tekanan darah ibu

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 40

3. Tali Pusat

Tali pusat merupakan bagian yang sangat penting untuk

kelangsungan hidup janin

a. Struktur tali pusat :

1) Garis tengah tali pusat 0,8 – 2.0 cm

2) Berbentuk spiral

3) Panjang rata-rata 55 cm dengan rentang 30 – 100

cm, tali pusat yang yang panjangnya kurang 30

cm dianggap tali pusat pendek

4) Terdiri dari 2 arteri umbilicus dan 1 vena

umbilicus yang terletak dibagian tengah dan

diameter arteri yang lebih kecil dibandingkan

diameter vena dan dilindungi oleh jely warthon

5) Bagian luarnya dilapisi atau ditutup amnion

6) Bentuk yang normal bulat namun ada kelainan

yang ditemukan bentuk simpul, ada yang

merupakan simpul palsu, ada yang simpul

sungguhan yang dapat menyebabkan gangguan

transportasi nutrisi dan oksigen sehingga dapat

mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin

bahkan dapat mengakibatkan kematian

b. Fungsi tali pusat :

1) Sebagai membran juga sebagai alat sarana

traspotasi pertukaran dari plasenta ke tubuh

janin

2) Sebagai sarana pengeluaran sisa metabolisme

janin ke tubuh ibu

3) Sarana pertukaran zat immunitas ibu.

c. Insersio tali pusat :

1) Insersio Sentralis (penanaman tali pusat tepat

ditengah plasenta)

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 41

2) Insersio Parasentralis (penanaman tali pusat

diantara garis tengah plasenta dan marginal

plasenta

Gambar : insersio tali pusat pada daerah antara

tengah dan pinggir plasenta

3) Insersio Marginalis ( penanaman tali pusat

dipinggir plasenta)

Gambar : insersio tali pusat pada daerah pinggi

plasenta

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 42

4) Insersio Velamentosa ( penanaman tali pusat

pada selaput amnion)

Gambar : Insersio tali pusat pada velamentosa

4. Selaput ketuban (Amnion)

Amnion plasenta menutupi seluruh permukaaan

plasenta kontak lamgsung dengan permukaan pembuluh

korion yang berjalan melintasi lempeng korion dan

bercabang-cabang ke dalam kotiledon. Amnion

umbilicalis menutupi tali pusat. Daya regang amnion

cukup elastis dan dapat mengembang dua kali lipat

daripada ukuran normal selama kehamilan. amnion

merupakan penentu utama daya regang membran.

Kolagen interstisial yang menjaga elsatisitas membran

agar tidak mudah pecah

Fungsi membran amnion yang menampung cairan

amnion, yang berperan aktif dalam transfor air dan zat

terlarut untuk mempertahankan homeastatis cairan

amnion yang menghasilkan berbagai senyawa bioaktif

peptida vasoaktif, faktor pertumbuhan dan sitokin.

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 43

5. Air ketuban ( Liquor Omnii )

Liquor Omnii adalah cairan yang mengisi ruangan

yang dilapisi oleh selaput janin (amnion dan korion),

Cairan amnion akan meningkat seiring dengan

meningkatnya umur kehamilan. pada kehamilan 10-20

minggu jumlahnya berkisar 50-250 ml, pada minggu 30-

40 minggu pada kehamilan aterm volume cairan ketuban

rata-rata 1000-1500 ml, walaupun jumlah ini sangat

bervariasi dari beberapa mililiter sampai beberapa liter

pada keadaan abnormal (oligohidramnion,

polihidramnion, hidramnion).

Serta memiliki ciri berwarna putih keruh, berbau

amis dan berasa amis, warna air ketuban yang lain, hijau,

atau bercampur meconium serta darah mengindikasikan

sesuatu yang bisa mengancam kesejahteraan janin. Air

ketuban juga dapat dipergunakan sebaga penegakan

diagnosa untuk mendeteksi kelainan-kelainan pada janin

ataupun untuk menentukan jenis kelamin, umur janin,

Rhesus janin yaitu dengan melakukan amniosintesis pada

kompartemen kantong depan dengan jarum langsung

atau dari kompartemen atas dengan amniositesis trans

uteri. Pecahnya selaput ketuban membuat air ketuban

keluar, KPD (ketuban pecah dini) atau KPSW( ketuban

pecah sebelum waktunya dan dapat mengakibatkan

kekeringan pada janin, apabila terjadi pecahnya selaput

ketuban agar dapat segera mendapatkan tindakan,

pemecahan selaput ketuban (amniotomi) pada proses

persalinan dilakukan pada saat pembukaan hampir

lengkap atau lengkap dan kepala berada didasar panggul

untuk memulai pimpinan persalinan.

Asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir | 44

a. Komposisi

1) 98% air sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin,

sel-sel efitel, lanugo, vernik kaseosa, natrium dan

protein

2) Mengandung Prostaglandin PGE2 juga PGF2a, PGFM

b. Asal air ketuban

1) Ekskresi urine janin

2) Kulit janin

3) Tali pusat

4) Transudasi darah ibu

5) Sekresi dari sel epitel amnion

c. Fungsi air ketuban

1) Mencegah janin dari trauma ektra abdomen

2) Untuk mempermudah pergerakan janin

3) Thermoregulasi janin

4) Menahan dari tekanan uterus

5) Pada saat air ketuban pecah dapat menjadi pembersih

jalan lahir

6) Membantu pengeluaran janin pada saat persalinan

7) Perlindungan jani pada saat terjadinya proses

persalinan

d. Kelainan air ketuban

1) Oligohydramnion : cairan ketuban kurang dari 500 cc

2) Polihydramnion/ hydramnion : cairan ketuban lebih

dari 2 liter (2000 ml)