25
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di Indonesia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, terlihat dari bertambahnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke beberapa tempat wisata di Indonesia. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang penting dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional. Pariwisata yang diyakini sebagai sumber penggerak ekonomi, menciptaan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, media dalam menciptakan keharmonisan sosial menjadi prioritas pembangunan. Untuk mewujudkan keyakinan tersebut pariwisata harus dibangun dan dikembangkan secara terencana, terpadu dan terintegrasi serta berkelanjutan. Pariwisata yang merupakan kegiatan wisata harusnya didukung oleh berbagai fasilitas layanan yang disediakan masyarakat yang mengelola, pengusaha sebagai investor dan pemerintah daerah. Pariwisata merupakan hal yang sangat penting dari sektor ekonomi dalam hal penerimaan devisa negara, sehingga dengan memiliki potensi yang beragam dari potensi wisata maka menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung. 1 1 Gamal Suwantoro, Dasar-dasar Pariwisata, ( Yogyakarta: Kencana, 2004), hlm 3.

BAB I - Repository Unja

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan pariwisata di

Indonesia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, terlihat dari

bertambahnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke beberapa tempat wisata di

Indonesia. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang penting dan

memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional. Pariwisata yang

diyakini sebagai sumber penggerak ekonomi, menciptaan lapangan kerja,

mengurangi kemiskinan, media dalam menciptakan keharmonisan sosial

menjadi prioritas pembangunan. Untuk mewujudkan keyakinan tersebut

pariwisata harus dibangun dan dikembangkan secara terencana, terpadu dan

terintegrasi serta berkelanjutan.

Pariwisata yang merupakan kegiatan wisata

harusnya didukung oleh berbagai fasilitas layanan yang disediakan masyarakat

yang mengelola, pengusaha sebagai investor dan pemerintah daerah. Pariwisata

merupakan hal yang sangat penting dari sektor ekonomi dalam hal penerimaan

devisa negara, sehingga dengan memiliki potensi yang beragam dari potensi

wisata maka menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk

berkunjung.1

1

Gamal Suwantoro, Dasar-dasar Pariwisata, ( Yogyakarta: Kencana, 2004), hlm 3.

2

Otonomi daearah sangat berimbas kepada keuangan daerah, hal inilah

yan mendorong pemerintah daerah untuk menggali, mencari dan memanfaatkan

potensi yang ada didaerah. Semakin banyak potensi yang dimiliki suatu daerah

maka semakin besar peluang untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.2

Potensi pariwisata Indonesia yang begitu menjanjikan harus dikelola

dengan baik oleh pemerintah agar dapat bersaing dengan negara lain yang juga

mengandalkan sektor pariwisata. Hal terpenting yang dapat mendorong

peningkatan pariwisata di setiap daerah saat ini yaitu dengan berlakunya

otonomi daerah, dengan itu daerah diberi kebebasan untuk mengembangkan

potensi yang ada di daerah tersebut.3

Pariwisata dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan :

“Keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat

multidimensiserta multidisiplin yang muncul sebagai wujud

kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan

dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah

Daerah, dan pengusaha.”4

Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang

begitu besar adalah Sumatera Barat. Kekayaan alam Sumatera Barat seperti

misalnya laut, pantai, keindahan gunung, lembah, danau, pulau, dan sebagainya.

Dari banyaknya keindahan alam pantai menjadi tempat wisata yang selalu

menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Jika kekayaan alam dan budaya yang

2 Jurnal Gunaning Garjito, Strategi Promosi Wisata Pada Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Gunung Kidul “Universitas Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial, 2005.

3 Nyoman Pendit , Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, (Jakarta: Pradnya, 2002),

hlm.12.

4 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

3

dimiliki Sumatera Barat dapat dikembangkan dengan baik, maka sektor pariwisata

ini dapat menunjang dan meningkatkan pendapatan daerah Sumatera Barat.

Demikian juga hal nya yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat sebagai

salah satu Kabupaten di Sumatera Barat yang memiliki peluang

pengembangan destinasi wisata yang potensial dan menarik perhatian

wisatawan . Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu Kabupaten yang

mempunyai potensi yang sangat bagus untuk destinasi wisata. Banyak terdapat

destinasi wisata yang ada di Pasaman Barat antara lain Pantai Sasak, Pantai Air

Bangis, Pantai Sikabau, Pantai Maligi, Gunung Tamalau, Pulau Pigago, Air

Terjun Sipagogo dan masih banyak lagi. Namun yang sangat sering dikunjungi

oleh para wisatawan yaitu Pantai Air Bangis.

Berdasarkan jumlah data banyak masyarakat berkunjung ke Pantai Air

Bangis karena pantai ini dianggap lebih menarik untuk menjadi tempat berlibur

dibandingkan dengan tempat wisata lain.

Tabel 3.1

Jumlah Kunjungan Wisata Pasaman Barat 2019

No Tempat Wisata Jumlah Wisatawan

1 Gunung Talamau 103

2 Air Terjun Botung 122

3 Pantai Air Bangis 150.735

4 Pulau Panjang 10.102

5 Pantai Sikabau 965

6 Pantai Sikilang 638

Sumber : BPS Pasaman Barat 2019

4

Pantai Air Bangis salah satu potensi wisata yang dapat dikembangkan dan

dipasarkan secara cepat pada sektor pariwisata air. Potensi yang dimiliki oleh

daerah ini harus dikelola dengan maksimal agar mendapat hasil yang maksimal

pula. Menggalakkan perekonomian daerah sebagai pendekatan pembangunan

yang berwawasan lingkungan dan penyeimbang ekonomi daerah, pariwisata juga

memiliki peranan yang sangat potensial dan strategi dalam pembangunan daerah.

Seperti yang telah tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Pasaman Barat Nomor 2 Tahun 2016 tentang Kepariwisata Kabupaten

Pasaman Barat, yang terdapat pada pasal 5 ayat 2 poin b tentang destinasi

wisata yaitu melakukan pembangunan prasarana, penyediaan fasilitas umum,

pembangunan fasilitas pariwisata dan pembangunan daya tarik wisata.5

Pantai Air Bangis merupakan potensi pantai yang indah dan pemandangan

yang sangat bagus. Pasir yang bewarna cokelat keputih-putihan yang terhampar

luas dan landai di sepanjang bibir pantai sehingga cocok untuk tempat piknik

dan kemping, tidak hanya itu banyak spot yang bisa nikmati karena sudah adanya

fasilitas yang diberikan di tempat wisata ini. Saat kita berkunjung ke pantai Air

Bangis maka akan disuguhkan dengan pemandangan laut yang indah yang

memanjakan mata. Hamparan pasir dan juga panorama alam sekitar yang

mempesona menjadikan kita akan semakin betah dan berlama lama untuk berada

di sana. Selain itu di sana juga terdapat tebing tebing yang cukup tinggi yang

dapat kita naiki untuk menikmati pemandangan laut dari atas tebing. Ditambah

5 Peraturan daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 2 Tahun 2016

5

pantai ini memiliki ombak yang tidak terlalu besar dan tinggi sehingga

pengunjung merasa aman dalam menikmati potensi pantai.

Tabel 1.1 Potensi Pantai Air Bangis

NO Potensi Pantai Air Bangis

1 Pantai dan pemandangan laut yang sangat indah.

2 Mempunyai beberapa pulau yang menarik untuk dikunjungi.

3 Kemudahan akses dari Ibukota Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten

Mandailing Natal,Sumatera Utara.

4 Hasil laut yang kaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar

pantai yang didukung dengan adanya TPI (Tempat Pelelangan Ikan).

5 Ombak pantai yang tidak terlalu besar sehingga pengunjung merasa aman.

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat 2019

Namun dari data yang diperoleh peneliti, masih terlihat sarana dan

prasarana menuju ataupun di tempat wisata Pantai Air Bangis terlihat tidak terlalu

baik. Potensi wisata Air Bangis sudah seharusnya mendapatkan perhatian lebih

dari Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat agar dapat lebih diminati oleh

wisatawan. Kunjungan wisatawan yang lebih dominan ke Air Bangis

dibandingkan dengan objek wisata lain di Kabupaten Pasaman Barat dapat

disimpulkan bahwa objek wisata Air Bangis, merupakan tempat yang lebih favorit

bagi wisatawan di Kabupaten Pasaman Barat. Potensi pariwisata ini sudah

selayaknya di maksimalkan agar dapat peningkatan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat serta peningkatan pendapatan asli daerah Kabupaten Pasaman Barat.

6

Kebersihan pantai pun juga menjadi perhatian karena akan berdampak pada

peningkatan wisatawan. Masalah sampah juga menjadi perioritas utama karena

akan membuat area pantai kotor.

Pengembangan pariwisata yang ada di Kabupaten Pasaman Barat, Dinas

Pariwisata mengalami berbagai kendala yang menghambat proses pengembangan

pariwisata. Seperti rendahnya mutu pelayanan dari para penyelenggara pariwisata,

serta kurangnya pemahaman terhadap pentingnya perlindungan konsumen.

Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengembangan pariwisata

merupakan kendala sebab banyak rencana pengembangan yang gagal karena

kurang mendapat dukungan dari masyarakat.

Untuk melanjutkan penelitian ini penulis merujuk pada beberapa penelitian

terdahulu. Yang pertama adalah skripsi milik Fima Rosida Mahasiswa program

studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Sumatera Utara yang berjudul “pengaruh harga dan fasilitas terhadap

kunjungan wisata di Pantai Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.”6

Persamaan antara penelitian Fima Rosida dengan penelitian ini adalah

sama-sama meneliti mengenai pariwisata di Pantai Air Bangis. Perbedaannya

terletak pada fokus penelitiannya, peneliti lebih fokus meneliti kepada strategi

Dinas Pariwisata terhadap pengembangan pariwisata, sedangkan Fima Rosida

lebih kepada pengaruh sarana dan prasarana terhadap keputusan berkunjung.

Skripsi kedua adalah milik Khairunisa Afsari Nurfadilah program studi

Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

6 Skripsi Fima Rosida, “Pengaruh harga dan fasilitas terhadap kunjungan wisata di pantai

Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat”.FEB UINSU (Medan, November 2018)

7

Lampung yang berjudul “ Strategi pengembangan pariwisata pantai Pangandaran

(Studi kasus di Kabupaten Pangandaran).”7

Persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang strategi

pengembangan pariwisata pantai. Sedangkan perbedaan ini terletak pada fokus

penelitian yang menjelaskan kemanfaatan pariwisata dengan gambaran strategi

pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat dan komunitas. Sedangkan

peneliti lebih kepada strategi Dinas pariwisata terhadap pengembangan pantai.

Berdasarkan penelitian terdahulu ini peneliti dapat membedakan penelitian

sebelumnya dengan penelitian ini yaitu waktu penelitian, tempat penelitian,

informan, dan fokus penelitian yang akan membahas bagaimana strategi Dinas

pariwisata dalam pengembangan pariwisata pantai dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pengembangan pariwisata oleh Dinas Pariwisata di pantai Air

Bangis.

Namun berdasarkan fenomena-fenomena dilapangan masih banyak

kendala dan kekurangan-kekurangan yang ditemui. Dalam melakukan

pengembangan oleh Dinas Pariwisata masih banyak terdapat permasalahan yang

harus diatasi agar dapat terlaksana dengan maksimal, maka penulis tertarik ingin

melakukan penelitian ilmiah dengan judul “Strategi Dinas Pariwisata dalam

Pengembangan Wisata Pantai Air Bangis di Kabupaten Pasaman Barat Sumatera

Barat.”

1.2 Rumusan Masalah

7 Skripsi Khairunisa Afsari Nurfadilah, “Strategi pengembangan pariwisata pantai

Pangandaran (Studi kasus di Kabupaten Pangandaran)”.FISIPOL UNILA (Lampung, Juli 2017)

8

Dari uraian latar belakang diatas,maka dapat diajukan beberapa rumusan

masalah dalam proposal penelitian ini,yaitu sebagai berikut :

a. Apa kendala yang dihadapi Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat

dalam mengembangkan Pantai Air Bangis ?

b. Bagaimana strategi Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat dalam

mengembangkan objek wisata Pantai di Air Bangis ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Dinas Pariwisata Kabupaten

Pasaman Barat dalam mengembangkan wisata Pantai Air Bangis.

b. Untuk mengetahui strategi Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat

dalam mengembangkan wisata Pantai Air Bangis.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk

mempelajari fenomena sosial yang ada dalam masyarakat dan dapat

bermanfaat bagi peneliti,selain itu juga dapat melahirkan peneliti-peneliti

berikutnya agar dapat menyempurnakan penelitian ini nantinya. Penelitian

ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,pengalaman dan

wawasan,serta bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian,khususnya

mengenai yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Pasamn Barat

dalam mengembangkan wisata Pantai Air Bangis.

b. Manfaat Praktis

9

Untuk mengetahui strategi Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman

Barat dalam mengembangkan wisata Pantai Air Bangis.

1.5 Landasan Teori

1.5.1. Strategi

Strategi merupakan hal penting dalam mencapai tujuan, dalam

pengembangannya konsep mengenai strategi harus terus memiliki

perkembangan dan setiap orang mempunyai pendapat atau definisi yang

berbeda mengenai strategi. Strategi dalam suatu dunia bisnis atau usaha

sangatlah di butuhkanuntuk pencapaian visi dan misi yang sudah di

terapkan untuk pencapaian sasaran atau tujuan, baik tujuan jangka pendek

maupun tujuan jangka panjang.

Menurut Siagian strategis adalah serangkaian keputusan dan

tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan di

implementasi oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangkai tujuan

organisasi tersebut.8

Menurut Hubies dan Najib Manajemen strategis adalah :

“seperangkat keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan

kinerja organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategis

di definisikan sebagai kumpulan keputusan dan tindakan yang

merupakan hasil dari rumusan dan implementasi pada rencana

yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan serta

bagaimana mengevaluasi dan melaksanakan tindakan tersebut

demi tercapainya tujuan organisasi, yang mencakup perumusan,

implementasi dan evaluasi rencana strategi.”9

8 Warsono Muhammad, Strategi Pemerintahan Manajemen Organisasi Publik, Jakarta,

Erlangga, 2012, hlm 86 9Ibid, hlm 87

10

Strategi pengembangan adalah usaha yang terencana dan

berkelanjutan untuk menerapkan ilmu perilaku guna pengembangan

sistem dengan menggunakan metode–metode refleksi dan analisis

diri10

.Strategi pengembangan adalah cara atau srategi yang digunakan

oleh wadah atau tempat guna proses suatu perubahan berencana yang

memerlukan dukungan semua pihak, antara lain pengelola dan karyawan

dengan perubahan–perubahan itu diharapkan dapat mengembangkan dan

meningkatkan suatu perusahaan, yang memerlukan usaha jangka pendek,

menengah, dan panjang guna menghadapi perubahan yang akan terjadi

pada masa mendatang.11

Perumusan strategi sangat diperlukan setelah mengetahui sesuatu

ancaman yang dihadapi perusahaan, peluang atau kesempatan yang

dimiliki serta kekuatan dan kelemahan yang ada di perusahaan. Perumusan

strategi meliputi menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan -tujuan

yang dicapai, pengembangan strategi, dan penetapan pedoman kebijakan.

a. Misi

Misi organisasi adalah tujuan atau alasan berdirinya suatu

organisasi. Pernyataan misi organisasi yang disusun dengan baik,

10

Ibid, hlm 87 11

Ibid, hlm 88

11

mengidentifikasikan tujuan mendasar dan yang membedakan antara

suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain, dan mengidentifikasi

jangkauan operasi perusahaan dalam produk yang ditawarkan dan

pasar yang dilayani.

b. Tujuan

Tujuan merupakan hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan

merumuskan hal-hal yang akan diselesaikan, dan sebaiknya diukur jika

memungkinkan. Pencapaian tujuan perusahaan merupakan hasil dari

penyelesaian misi.

c. Strategi

Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan

komprehensif tentang cara perusahaan akan mencapai misi dan

tujuannya. Strategi memaksimalkan keunggulan kompetitif dan

meminimalkan keterbatasan kemampuan bersaing.

d. Kebijakan

Kebijakan menyediakan pedoman luas untuk pengambilan

keputusan organisasi secara keseluruhan. Kebijakan juga

merupakanpedoman luas yang menghubungkan perumusan strategi

dan implementasi. Kebijakan-kebijakan tersebut diinterpretasi dan

diimplementasi melalui strategi dan tujuan divisi masing -masing.

Divisi-divisi kemudian akan mengembangkan kebijakannya, yang kan

menjadi pedoman bagi wilayah fungsional yang diikutiya.12

12

Ricky W. Griffin, Manajemen Jilid, (Jakarta: Erlangga, 2004) hlm. 226.

12

1.5.2. Pariwisata

Pariwisata merupakan faktor yang penting dalam

pengembangan ekonomi karena mendorong perkembangan sektor ekonomi

nasional, diantaranya menggugah industri baru berkaitan dengan jasa wisata.

Dapat diartikan bahwa pariwisata dapat menunjang perekonomian obyek

wisata yang dituju oleh para wisatawan. Dalam penelitian kali ini adalah

pariwisata dapat mengembangkan potensi yang ada pada daerah wisata,

seperti potensi kerajinan, pertanian, budaya, agro dan pemandangan alam

yang terdapat di masing-masing daerah wisata. Sehingga dengan

berkunjungnya wisatawan ke daerah wisata, hal ini secara tidak langsung

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

Menurut Undang-undang 10 Tahun 2009 Tentang pariwisata adalah

berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan

pemerintah daerah.13

Menurut Murphy dalam Pitana dan Gayatri pariwisata adalah :

“keseluruhan dari elemen-elemen terkait (wisatawan, daerah tujuan

wisata, perjalanan, industri, dan lain-lain) yang merupakan akibat

dari perjalan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan

tersebut dilakukan secara tidak permanen.”

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ketempat yang lain,

dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat

yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup

13

Undang-undang 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata

13

guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka

ragam.14

Indikator dalam Pengembangan Pariwisata Menurut World Tourism

Organization (WTO) mengembangkan indikator untuk pembangunan atau

pengembangan pariwisata berkelanjutan yang merupakan bukti komitmennya

untuk mendukung pengembangan pariwisata. Indikator yang dapat dipakai

untuk mengukur tingkat keberlanjutan suatu destinasi wisata adalah :

a. Kesejahteraan masyarakat tuan rumah.

b. Terlindunginya asset-aset budaya.

c. Partisipasi masyarakat.

d. Jaminan kesehatan dan keselamatan.

e. Manfaat ekonomi.

f. Perlindungan terhadap aset alami.

g. Pengelolaan sumber daya alam yang langka.

h. Pembatasan dampak.

i. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.15

Menurut Hadinoto ada beberapa hal yang menentukan dalam

pengembangan suatu obyek wisata diantaranya adalah :

1. Atraksi Wisata

Atraksi merupakan daya tarik wisatawan untuk berlibur. Atraksi yang

diidentifikasi yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya, dan

kerajinan masyarakat.

2. Promosi dan Pemasaran

Promosi merupakan suatu rancangan untuk memperkenalkan atraksi

wisata yang ditawarkan dan cara bagaimana atraksi dapat dikunjungi.

3. Pasar wisata.

14

Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung: Angkasa,1996 ), hlm108

15

Menurut World Tourism Organization (WTO)

14

Pasar wisata merupakan bagian penting, walaupun untuk perencanaan

belum diperlukan suatu riset, namuninformasi mengenai trend pelaku,

keinginan, kebutuhan, asal, motivasi dan sebagainya perlu dikumpulkan dari

mereka yang berlibur.

4. Transportasi

Transportasi mempunyai dampak besar terhadap volume dan lokasi

pengembangan pariwisata.

5. Masyarakat

Penerima wisatawan yang menyediakan akomodasi dan pelayanan

jasa pendukung wisata (fasilitas dan pelayaan).16

1.5.3. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika

yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang

(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Tujuan dari analisis SWOT adalah

untuk menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan peluang

dan hambatan yang dihadapi perusahaan. Adapun penjabaran dari SWOT

tersebut yaitu, kekuatan (Strenghts) adalah kemampuan yang khas yang

16 Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung: Angkasa,1996 ) hlm 206

15

dimiliki oleh suatu organisasi agar mendapatkan keunggulan bersaing di

dalam pasar.17

Kelemahan (Weaknesses) adalah hambatan atau kekurangan sumber

daya, keahlian atau kemampuan lain yang secara serius menghambat prestasi.

Peluang (Opportunity) adalah situasi yang paling menguntungkan dalam

lingkungan yang dihadapi oleh suatu organisasi. Jika suatu peluang tidak

sampai dimanfaatkan dan kemudian dimanfaatkan oleh pesaing, maka

pekuang akan berubah menjadi hambatan suatu organisasi. Ancaman

(Threats) adalah situasi yang paling tidak menguntungkan dalam lingkungan

yang dihadapi oleh suatu organisasi.18

Tabel 1.2 Analisis SWOT

NO KEKUATAN

(STRENGHT)

NO KELEMAHAN

(WEAKNESS)

17

Frederick Reginald Andries, “Perumusan Strategi Pemasaran Berdasarkan Analisis

SWOT”, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, (Yogyakarta, 2007), hlm 33 18

Ibid, hlm 34

16

1. Telah terbentuknya

kelembagaan

kepariwisataan seperti

ASITA, PHRI, HPU Dan

Asosiasi Pelaku Pariwisata

1. Belum maksimalnya

koordinasi dan komitmen

antar lintas sektoral dalam

pengembangan

kepariwisataan

2. Tersedianya jaringan

Internet (ITC) untuk

keperluan akses komunikasi

dan informasi

2. Belum optimalnya penerapan

teknologi informasi dalam

pengelolaan data

kepariwisataan dan olahraga

PELUANG

(OPPORTUNITIES)

TANTANGAN

(THREAT)

1 Mengembangkan Pariwisata

MICE (Meetings,

Incentives, Converence,

Exhibitions) dan ekowisata

berbasis kearifan budaya

Minang

1 Pariwisata merupakan salah

satu potensi unggulan,

Pasaman Barat merupakan

Kawasan Utama Pariwisata

Provinsi (KUPP) dan

berpotensi sebagai kawasan

Strategi Pariwisata Nasional

2 Optimalisasi pemasaran

pariwisata yang kreatif,

efektif, dan terpadu

2 Pertumbuhan dan

perkembangan yang terjadi

secara regional dan

internasional merupakan

peluang yang potensial

terhadap produk industri

masyarakat khususnya

pariwisata

Berdasarkan analisis diatas, dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Strategis ST, pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi secara

regional dan internasional merupakan peluang pasar yang potensial

terhadap industri ekonomi masyarakat.

17

2. Strategis SO, terbentuknya kelembagaan kepariwisataan seperti ASITA,

PHRI, HPI, dan Asosiasi Pelaku Pariwisata kerjasama terjalin dengan

stekholder akan membangun pariwisata ini semakin maju. Dengan

tersedianya jaringan internet untuk mengakses semua kebutuhan

masyarakat akan kebutuhan informasi tentang kepariwisataan.

3. Strategis WT, pariwisata merupakan salah satu potensi unggulan

Kabupaten Pasaman Barat sebagai kawasan strategis pariwisata nasional

dengan mengembangkan MICE yang berbasis kearifan budaya minang.

4. Strategis WO, penguatan dan pengembangan destinasi pariwisata

hospitality dan Sapta Pesona serta Standarisasi usaha Pariwisata.19

1.6. Kerangka Berpikir

Selanjutnya penulis menyusun kerangka berfikir yang

berkenaan dengan masalah penelitian. Strategi Pengembangan Wisata

19

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat 2016-2021

18

Pantai Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Untuk lebih jelasnya dapat

kita lihat pada kerangka berfikir dibawah ini

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

Dari kerangka berpikir di atas, dapat diketahui bahwa Dinas

Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat adalah suatu badan yang bertugas di

bidang kepariwisataan untuk mengembangkan hal – hal yang berhubungan

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun

2014 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014-2025

Pantai Air Bangis

Kabupaten Pasaman Barat

Kondisi Pantai

Air Bangis

Pengelolaan

Pantai Air

Bangis

Strategi Pengembangan Pantai Air Bangis SWOT

1. Strategi Comparative Advantage

2. Strategi Investment/Divestment

3. Strategi Mobilization

4. Damage Control

Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2009 Tentang Kepariwisatan

Peraturan Bupati Nomor 31 Tahun 2019 Tentang

Pariwisata

Kabupaten Pasaman Barat

19

dengan pariwisata. Dasar hukum yang mengatur Dinas Pariwisata yaitu

Undang - undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan,

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2014 -2025, Peraturan Bupati Pasaman Barat Nomor 31

Tahun 2019 Tentang Kabupaten Pasaman Barat. Peraturan tersebut mengatur

seluruh bagian yang terkait dengan Dinas Pariwisata Kabupaten

Pasaman Barat.

Untuk mengembangkan wisata, tentunya ada strategi-strategi yang

telah disusun secara otomatis oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman

Barat sesuai dengan kebijakan dari lembaga tersebut. Dari strategi tersebut

akan terlihat dampak atau implementasi yang telah dilakukan terhadap objek

wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

1.7 Metode Penelitian

1.7.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam metode ini metode penelitian yang akan digunakan peneliti

dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian

kualitatif mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya

terdapatupaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterprestasikan

kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

20

apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalkan perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan dan lain-lain.20

1.7.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti akan melakukan

penelitian. Penetapan lokasi penelitian merupakan tahap yang sangat

penting dalam penelitian kualitatif, karena dengan ditetapkannya lokasi

penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga

mempermudah peneliti melakukan penelitian. Lokasi ini bisa di wilayah

tertentu ataupun suatu lembaga tertentu dalam masyarakat. Untuk

memperoleh data primer, lokasi tempat peneliti melakukan penelitian di

Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat yang mana instansi ini memiliki

kewenangan dan data, serta instansi tersebut terlibat dalam mengembangkan

pariwisata di Kabupaten Pasaman Barat.21

1.7.3. Fokus dan Dimensi Penelitian

Untuk mempermudah penulis dalam menganalisis hasil penelitian,

maka peneliti ini difokuskan pada kendala yang dihadapi Dinas Pariwisata

Kabupaten Pasaman Barat dalam mengembangkan Pantai Air Bangis dan

strategi Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat dalam mengembangkan

objek wisata Pantai di Air Bangis

20

Ibid, hlm 3 21

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta,2014) hlm 2

21

1.7.4 Informan Penelitian

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah

pihak-pihak yang memiliki pengetahuan, data, dan informasi terkait

pelayanan Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat :

Tabel 1.4 Informan Penelitian

Sumber : Data Dinas Pariwisata

Penentuan informan dilakukan berdasarkan keterlibatan (keterkaitan)

seseorang (informan) dengan objek penelitian yang akan diteliti. Teknik

penentuan informan yang digunakan adalah teknik purposive sampling yaitu

No. Nama Jabatan Jumlah

1 Tantri Desniwarti Kepala Dinas

Pariwisata

1

2 Defi Irawan Sekretaris Dinas

Pariwisata Pasaman

Barat

1

3 Wisatawan Pantai Air

Bangis Pasaman

Barat

Wisatawan/

pengunjung

9

4 Masyarakat Pantai

Air Bangis Pasaman

Barat

Masyarakat/

pedagang

9

22

teknik yang didasarkan pada tujuan tertentu atau orang yang memahami

suatu masalah yang akan diteliti.22

1.7.5. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara

adalah teknik pegumpulan data yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui percakapan dan tatap

muka dengan kepala bidang Dinas Pariwisata, kasi-kasi Dinas Pariwisata,

wisatawan, serta masyarakat Pantai Air Bangis.23

2. Observasi

Obsevasi adalah pengamatan yang dilakukan di lapangan untuk

melihat masalah. Sumber data yang digunakan sumber data primer dan

sekunder24

. Data primer diperoleh dari wawancara dan penelitian

dilapangan untuk gambaran awal, sedangkan data sekunder diperoleh

dari data primer yang telah diolah dan disajikan oleh Dinas Pariwisata.

Sumber data yang digunakan sumber data primer dan sekunder. Data

primer diperoleh dari wawancara dan penelitian dilapangan untuk

gambaran awal, sedangkan data sekunder diperoleh dari data primer yang

22

Pahrudin, Makmun Wahid, Rio Yusri Maulana, Sutri Destemi Elsi, Moh. Arief

Rakhman, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, (Jambi : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Jambi, 2017), hlm. 14. 23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta,2014) hlm. 4 24

Ibid, hlm, 4

23

telah diolah dan disajikan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman

Barat.

3. Dokumentasi

Dokumentasi, berupa foto, rekaman suara, menelusuri literatur

buku, dan lain-lain. Keuntungan menggunakan dokumentasi ialah

biayanya relatif murah, waktu dan tenaga lebih efesien. Sedangkan

kelemahannya ialah data yang diambil dari dokumen cenderung sudah

lama, dan kalau ada yang salah cetak, maka peneliti maka akan ikut salah

pula mengambil datanya.

Data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung

merupakan data sekunder, sedangkan data - data yang dikumpulkan

dengan teknik observasi, wawancara, dan angket cenderung merupakan

data primer atau data langsung didapat dari pihak pertama.

1.7.6. Teknik Analisis Data

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal hal-hal yang

penting, kemudian dicari tema dan polanya. Melakukan pengumpulan

data dan membuat pertanyaan untuk wawancara, peneliti observasi ke

lapangan mewawancarai dengan kepala bidang Dinas Pariwisata, kasi-

kasi Dinas Pariwisata, wisatawan, serta masyarakat Pantai Air Bangis.25

2. Penyajian Data

Penyajian data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun

sebagai pengambilan tindakan, dengan melihat penyajian-penyajian

peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang

25

Ibid, hlm, 4

24

harus dilakukan dalam penelitian. Dalam hal ini berupa tabel, bagan dan

data yang diperoleh dan diolah oleh Dinas Pariwisata Kabupaten

Pasaman Barat.26

3. Penarikan Kesimpulan

Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi

dengan mencari makna setiap gejala yang diperoleh dari lapangan,

mencatat keteraturan dan konsigurasi yang mungkin ada. Kesimpulan

yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah ketika

ditemukan dan di dukung oleh bukti yang kuat dilapangan.27

1.7.7 Keabsahan data atau Triangulasi

Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata

mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap

dunia sekitarnya. Dalam memahami dunia sekitarnya mungkin apa yang

dikemukakan subyek salah, karena tidak sesuai dengan teori atau tidak

sesuai dengan hukum. Nilai dari Teknik pengumpulan data dengan

triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh meluas, tidak

konsisten, atau kontradiksi28

.

Dibutuhkannya mekanisme triangulasi yaitu kombinasi beragam

sumber data, tenaga peneliti, teori, teknik metodologis dalam suatu

penelitian atau gejala sosial. Triangulasi diperlukan karena setiap teknik

memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri. Dengan demikian,

triangulasi memungkinkan tangkapan realitas secara lebih valid.

Terdapat empat tipe triangulasi yaitu triangulasi data yaitu penggunaan

beragam sumber data dalam suatu penelitian, triangulasi peneliti yaitu

penggunaan beberapa peneliti yang berbeda disiplin ilmunya dalam

suatu penelitian, triangulasi teori yaitu penggunaan sejumlah perspektif

dalam menafsir satu set data, dan triangulasi teknik metodologis yaitu

26

Ibid, hlm 4 27

Ibid, hlm 4 28

Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, (Jambi : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Jambi, 2017), hlm. 14.

25

penggunaan sejumlah perspektif dalam menafsir satu set data29

.

Rencana penelitian ini menggunakan beragam triangulasi bertujuan

menangkap realitas atau fakta dilapangan secara valid. Didukung

dengan sumber data yang akurat agar rencana penelitian ini lebih

terukur, kemudian didukung oleh penelitian yang berbeda disiplin

ilmunya tetapi sama dalam hal permasalahannya, setelah itu

penggunaan sejumlah perspektif teori dan perspektif metodologis untuk

menguji tentang permasalahan yang akan diteliti. Penggunaan

triangulasi ini bertujuan untuk mempertegas dan memperjelas data yang

diperoleh guna mendukung rencana penelitian.

29

Pahrudin, Makmun Wahid, Rio Yusri Maulana, Sutri Destemi Elsi, Moh Arief

Rakhman, Op.Cit, hlm 18-19.