30
KEBIJAKAN MOBILITAS PENDUDUK UNTUK MERESPON BONUS DEMOGRAFI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Dr. Sukamdi, MSc Dosen Fakultas Geografi, UGM Peneliti PSKK UGM, Ketua IPADI DIY Yogyakarta, 12 Desember 2018

Bonus Demografi - bkkbn diy

Embed Size (px)

Citation preview

KEBIJAKAN MOBILITAS PENDUDUK UNTUK MERESPON BONUS DEMOGRAFI

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Dr. Sukamdi, MScDosen Fakultas Geografi, UGMPeneliti PSKK UGM,Ketua IPADI DIYYogyakarta, 12 Desember 2018

Mengapa yang didiskusikan adalah kebijakan mobilitas penduduk/migrasi ?• Dalam rangka merespon bonus demografi, kebijakan fertilitas telah

banyak dibahas

• Demikian juga halnya tentang kebijakan terkait dengan lansia (DIY sudah masuk ke tahap ke dua bonus demografi)

• Sejauh ini belum banyak dibahas tentang membengkaknya kelompok penduduk produktif akibat dari besarnya migrasi risen neto (lihat Gambar berikut)

• Implikasi besarnya migrasi neto positif di DIY harus diantisipasi untuk meminimalisir dampak negative dan mengoptimalkan keuntungan yang ada

Piramida Penduduk DIY 2015-2045

DIY :1. DR naik dalam

periode 2020-20252. TFR turun di bawah

replacement level3. AHH meningkat4. Migrasi neto positif

meningkat5. Proporsi lansia

meningkat dengan drastis

0

50 000

100 000

150 000

200 000

250 000

300 000

350 000

1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045

Migrasi Neto DIY, 1980-2045

Hasil SUPAS 2015

Asumsi migrasi neto

proyeksi

Perlu ada kajian yang mendalam mengenai karakteristik

migran menurut kabupaten/kota, untuk menyusun

kebijakan yang tepat, yaitu optimalisasi manfaat migran

0

100000

200000

300000

1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015

Migrasi Risen Masuk, Keluar, dan Neto di DIY, 1980-2015

Migrasi Risen Masuk Migrasi Risen keluar

Migrasi Risen Neto

PRIORITAS :

Proses Demografi Struktur DemografiSosial, ekonomi,

politik dll

Investasi demografi Investasi EkonomiInvestasi sosial

kesehatan

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Pengelolaan kuantitaspenduduk dan migrasi

Penciptaankesempatan kerja

Social security

Angka

ketergantungan di

atas 50%

Angka

ketergantungan di

bawah 50%

Angka

ketergantungan

meningkat

KULON PROGO DAN GUNUNG KIDUL

SLEMAN, BANTUL, YOGYAKARTA

PengembanganKualitas Pddk

Dasar Regulasi

1. UU No 52 tahun 2009 tentang perkembangan Penduduk dan

Pembangunan Keluarga

2. Perpres No 153 tahun 2014 : Grand Design Pembangunan

Kependudukan

3. PP 57 Tahun 2009 ttg Perubahan atas peraturan pemerintah nomor 27

tahun 1994 tentang pengelolaan perkembangan kependudukan

4. PP 87 tahun 2009 tentang Perkembangan Penduduk dan

Pembangunan Keluarga

Kualitas penduduk

Pengembangan sistim informasi data kependudukan yang berkualitas dan terintegrasi

Manusia yang berkualitas dan berdaya saing

Pengelolaan Kuantitas Penduduk

Pengarahan Mobilitas Penduduk

Pembangunan Keluarga

Cluster 1

Cluster 2

Cluster 3

Perpres No 153 tahun 2014 : Grand Design

Pembangunan Kependudukan

MobilitasPenduduk

MOBILITAS PENDUDUK

Pasal 33

kebijakan pengarahan mobilitaspenduduk dan/atau penyebaranpddk utk mencapai persebaranpddk yg optimal, didasarkan pada keseimbangan antara jumlah pddkdgn daduling.

meliputi mobilitas pendudukinternal dan internasional tingkatnasional dan daerah sertaditetapkan secara berkelanjutan.

MOBILITAS PENDUDUK

Pasal 33

pengarahan mobilitas penduduk internal :

a. bersifat permanen dan non-permanen.

b. pengarahan mobduk dan persebaran pddkke daerah penyangga, ke pusatpertumbuhan ekonomi baru -> pemerataanpembangunan antarprovinsi.

c. penataan persebaran pddk melaluikerjasama antardaerah.

d. pengelolaan urbanisasi di perkotaan.

e. penyebaran pddk ke daerah perbatasanantarnegara, daerah tertinggal, pulau- pulaukecil terluar.

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC-ND

MOBILITAS PENDUDUK

Pasal 33

1. pengarahan mobilitas pendudukinternasional, dilakukan melalui kerjasamainternasional dengan negara pengirim dan penerima migran internasional ke dan dariindonesia sesuai dgn perjanjianinternasional yg telah diterima dan disepakati oleh pemerintah.

2. diatur dalam pp

MOBILITAS PENDUDUK

Pasal 34

1. kebijakan mobilitas penduduk dilaksanakan dgnmenghormati hak penduduk untuk bebasbergerak, berpindah, dan bertempat tinggal dlmwilayah nkri sesuai dgn ketentuan peraturanperundang- undangan.

Pasal 35

1. pemerintah daerah menetapkan kebijakanmobduk sepanjang tdk bertentangan dgnkebijakan nasional.

MOBILITAS PENDUDUK

Pasal 36

perencanaan pengarahan mobilitaspenduduk dan/atau penyebaran pddkdilakukan dgn menggunakan data dan informasi , persebaran pddk dgnmemperhatikan rtrw.

pengembangan sistem informasikesempatan kerja yg memungkinkanpddk utk melakukan mobilitas kedaerah tujuan sesuai dgn kemampuanyg dimilikinya.

MOBILITAS PENDUDUK

pasal 37

pemerintah dan pemerintah daerah melakukanpengumpulan data, analisis, serta proyeksi angkamobilitas dan persebaran pddk sbg bagian daripengelolaan kependudukan dan pembangunankeluarga.

pemerintah wajib melakukan penyusunan pedomandan pelaporan pemantauan kegiatan pengumpulandata, analisis, serta proyeksi angka mobilitas dan persebaran pddk

tata cara pengumpulan data, analisis, serta proyeksiangka mobilitas dan persebaran pddk diatur dalam pp.

PROFIL MIGRAN

Sumber : BPS, 2016 : 9, Tabel 5

10,4

2,6

8,2

5,6

15,7

Karakteristik migran risen

• Usia produktif

• Alasan : terbesar ikut suami/istri/orang tua/anak (35,7 %); disusulPendidikan (34,5 %) dan pekerjaan (15,2 %)

• 52,1 % belum menikah

• 54,3 berpendidikan SMA dan 21,0 % diploma ke atas

Secara ringkas : migran di DIY adalah berusia produktif, berpendidikantinggi, belum menikah dan alasannya adalah keluarga dan pendidikan

PENDUDUK PINDAH/PINDAH DATANG DARI DAN KE DIY 2014-2016

KAB/KOTA

TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016

PINDAH DATANG PINDAH DATANG PINDAH DATANG

KLAS 4 KLAS 5 KLAS 4 KLAS 5 KLAS 4 KLAS 5 KLAS 4 KLAS 5 KLAS 4 KLAS 5 KLAS 4 KLAS 5

Kulon Progo 1.152 2.022 858 2.748 1.123 2.442 970 3.277 1.085 3.172 941 3.748

Bantul 3.703 3.642 3.972 5.521 3.769 4.235 3.896 5.981 3.901 5.008 3.781 6.754

Gunungkidul 2.013 3.889 830 3.554 1.865 4.370 1.095 4.713 1.917 5.214 1.185 5.868

Sleman 4.082 5.635 3.991 8.725 4.115 7.152 4.898 12.314 4.257 8.318 5.286 14.836

Kota Yogyakarta 4.183 2.789 3.351 2.817 7.767 5.374 6.377 8.414 4.940 3.638 4.606 5.412

TOTAL 15.133 17.977 13.002 23.365 18.639 23.573 17.236 34.699 16.100 25.350 15.799 36.618

Sumber: SIAK Kab/Kota se-DIY, diolah Biro Tapem Setda DIY

Keterangan:

Klasifikasi 4: Pindah/datang antar kab/kota dalam satu provinsi

Klasifikasi 5: Pindah/datang antar provinsi

Selama 5 tahun terakhir jumlah penduduk pindah dari Gunungkidul ke kab/kota lain di DIY lebih

banyak dari pada yang datang dari kab/kota ke Gunungkidul. Bahkan perbandingan pendududuk

pindah dan pindah datang klasiifikasi 4 di sana hampir mencapai 2:1. Besar kemungkinan, mereka

yang pindah dari Gunungkidul ke kab/kota lain di DIY dengan alasan fasilitas pendidikan atau

pekerjaan yang lebih baik.

Hal yang sama juga terjadi di Kulon Progo. Selama 5 tahun terakhir, penduduk pindah klasiifkasi 4

selalu lebih banyak daripada penduduk datang, meskipun jumlahnya tidak terpaut jauh.

Sedangkan di Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta, perbandingan jumlah penduduk pindah dan

pindah datang klasfikasi 4 lebih dinamis. Kadang lebih banyak yang pindah, tapi satu tahun

kemudian lebih banyak yang pindah datang.

Sumber : bahan presentasi Biro Tapem

Polanya mirip denganhasil SUPAS khususnyamigrasi antar kab/kota

di dalam DIY

PENDUDUK PINDAH/PINDAH DATANG DARI DAN KE DIY 2017-2018

KAB/KOTA

TAHUN 2017 TAHUN 2018

PINDAH DATANG PINDAH DATANG

KLAS 4 KLAS 5 KLAS 4 KLAS 5 KLAS 4 KLAS 5 KLAS 4 KLAS 5

Kulon Progo 922 2.360 905 3.402 1.172 2.780 1.007 3.738

Bantul 3.383 4.482 4.594 7.544 3.809 4.649 4.230 6.987

Gunungkidul 1.935 4.662 1.062 6.098 2.287 4.830 1.177 6.057

Sleman 3.544 7.067 4.585 12.595 4.094 7.873 5.113 13.608

Kota Yogyakarta 4.491 3.532 3.097 5.039 4.848 3.679 3.716 5.111

TOTAL 14.275 22.103 14.243 34.678 16.210 23.811 15.243 35.501

Sumber: SIAK Kab/Kota se-DIY, diolah Biro Tapem Setda DIY

Keterangan:

Klasifikasi 4: Pindah/datang antar kab/kota dalam satu provinsi

Klasifikasi 5: Pindah/datang antar provinsi

Yang menarik di Gunungkidul, jumlah pindah ke luar provinsi justru lebih sedikit ketimbang yang

pindah datang dari provinsi lain ke Gunungkidul. Hal yang sama juga terjadi di Kulon Progo.

Sedangkan di Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta, tentu tidak mengherankan bila jumlah

penduduk pindah datang dari provinsi lain jauh lebih banyak ketimbang yang pindah dari sana.

Karena di ketiga daerah tersebut ada pusat pendidikan, bisnis/jasa, dan permukiman.

Sumber : bahan presentasi Biro Tapem

Untuk migrasi antarprovinsi, angkanya positif

semua, artinya lebihbanyak yang datang

dibaingkan yang pindah

ISU STRATEGIS

Masalah dan Isu Strategis

Bonus demografi

Fertilitas dan KB

Migrasi

Ketenagakerjaan

Penduduk lanjut usia

Diperlukan untuk menjaga keberlangsunganbonus demografi agar dimanfaatkan secaraoptimal

- Beberapa kabupaten migrasi netto negatif(Gunungkidul dan Yogyakarta) : lebih banyakmigran keluar

- Di kabupaten/kota lain migrasi netto positif

- Optimalisasi migran untuk pencapaian bonus demografi

Jumlah pengangguran relatif tinggi. TPT Sleman dan Yogyakarta tahun 2015 sekitar 5, lebih tinggi daripada kabupaten lainnya

Jumlah penduduk lanjut usia yang semakin meningkat trennyaIn

vest

asid

em

ogr

afid

an n

on

de

mo

graf

i

Kabupaten/Kota Masalah Strategi

Kulon Progo - Angka kelahiran masih tinggi- Angka kematian bayi tinggi- Migrasi netto positif

- Meningkatkan pengendalian penduduk dan KB- Meningkatkan kualitas dan akses layanan kesehatan persalinan dan pasca persalinan- Mengelola migrasi terutama untuk mengantisipasi pembangunan NYIA yang akan menarik

migran masuk

Bantul - Angka kelahiran mengalamipenurunan tetapi relatif masih tinggi

- Migrasi keluar kelompok 15-19 tahun- Migrasi netto positif

- Meningkatkan program KKBPK- Mengelola dan meningkatkan sarana prasarana pendidikan lanjut- Mengoptimalisasikan penduduk usia produktif (akibat migran masuk) melalui pengembangan

UMKM system bapak angkat, pengembangan jiwa kewirausahaan, inovatif berbasis kemajuanteknologi dan informasi

Gunungkidul - Angka kelahiran tinggi- Angka kematian tinggi- Migrasi netto negatif

- Meningkatkan program KKBPK- Meningkatkan kualitas dan akses layanan kesehatan persalinan dan pasca persalinan- Pengelolaan migrasi

Sleman - Migran neto positif tinggi- Fertilitas rendah- Lansia

- Mengoptimalisasikan penduduk usia produktif (akibat migran masuk) melalui pengembanganUMKM system bapak angkat, pengembangan jiwa kewirausahaan, inovatif berbasis kemajuanteknologi dan informasi

- mendorong munculnya kewirausahaan, pengembangan jaringan dan pemasaran hasil-hasilnya- Peningkatan kerjasama antar daerah dalam mengatur migrasi internal- Menyelaraskan dan menyeimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan peduduk

lokal dan pendatang- Mempertahankan fertilitas agar tidak mengalami penurunan

Yogyakarta - Migrasi netto negatif- Fertilitas rendah- Lansia

- Penyelarasan dan harmonisasi rencana tata ruang dengan mempertimbangkan aspekkenyamanan penghuni dan keberlanjutan

- Mengembangkan sistem pencatatan kasus kematian yang terintegrasi antar wilayah di semuatingkatan. Hal ini penting untuk mendeteksi penyumbang angka kematian apakah berasal daridalam atau luar wilayah

- Mempertahankan fertilitas agar tidak mengalami penurunan- Meningkatkan peran pemerintah, komunitas dengan mengembalikan fungsi keluarga inti- Meningkatkan kemandirian lansia melalui lansia sehat, produktif- Memberikan jaminan kesejahteraan bagi lansia

Masalah dan Isu Strategis

Kulon Progo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta

DR : 2015-2025 53-55Mig : Positif (+)Mor : 2016 10F : 2010 307

DR : 2015-2025 44-46Mig : Positif (+)Mor : 2016 8F : 2010 292

DR : 2015-2025 50-53Mig : Negatif (-)Mor : 2016 8F : 2010 282

DR : 2015-2025 40-42Mig : Positif (+)Mor : 2016 3F : 2010 274

DR : 2015-2025 34-36Mig : Negatif (-)Mor : 2016 8F : 2010 225

Variasi isu

DR DR DR DRMig Mig MigMig MigDR

F F F F FM MM MM

Kulonprogo akan mengalami peningkatan jumlah migrasi masuksetalah NYIA beroperasi secara full.

Kulonprogo

Migrasi neto negatif

pada kelompok usia

produktif (15-34

tahun)

Kondisi ini akan

berubah sejalan

dengan meningkatnya

migrasi masuk pasca

NYIA beroperasi

Penutup

• Diperlukan kajian secara mendalam tentang perubahan migrasi di DIY, khususnya kemungkinan terjadinya perubahan arus migrasi dg locus di Kabupaten Kulonprogo

• Menyusun blue print kebijakan mobilitas penduduk yang komprehensif, untuk menghindarkan atau mengantisipasi permasalahan yang muncul akibat migrasi masuk yang diperkirakan cukup besar.

• Tujuan : optimalisasi potensi migrasi

Terima kasih