52
BUKU SAKU PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KOTA SINGKAWANG BIDANG ASET 2012 SEKSI INVENTARISASI,PELAPORAN DAN PERENCANAAN BIDANG ASET DPPKA 3/1/2012

BUKU SAKU PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

Embed Size (px)

Citation preview

BUKU SAKU PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KOTA SINGKAWANG BIDANG ASET

2012

SEKSI INVENTARISASI,PELAPORAN DAN PERENCANAAN BIDANG ASET

DPPKA 3/1/2012

2

PENGERTIAN BARANG MILIK DAERAH

3

BARANG MILIK DAERAH (BMD)

Dasar :

1. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 Jo. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2008 tentang Perubahan Atas PP Nomor 6 Tahun 2006;

3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang

Milik Daerah; 5. Peraturan Daerah Kota Singkawang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang

Milik Daerah; 6. Peraturan Walikota Singkawang Nomor 66 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Perda Kota Singkawang Nomor 6 Tahun 2009.

Barang Milik Daerah adalah :

Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD; dan

Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah ; yang meliputi : o Barang yang diperoleh dari hibah / sumbangan atau yang sejenis; o Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian / Kontrak; o Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan UU; o Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap.

Dilengkapi dengan dokumen pengadaan, BAST (disertai bukti kepemilikan sah).

ASAS PENGELOLAAN BMD

Fungsional : sesuai fungsi & tanggung jawab

Kepastian Hukum

: berdasarkan hukum dan peraturan per- UU

Transparansi : terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi

4

Efisiensi : sesuai standar kebutuhan untuk menyelenggarakan tupoksi secara optimal

Akuntabilitas : dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat

Kepastian Nilai : diperoleh jumlah dan nilai yang pasti (Neraca)

PENGELOLAAN BMD MELIPUTI :

a. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran ;

b. Pengadaaan ;

c. Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran ;

d. Penggunaan ;

e. Penatausahaan ;

f. Pemanfaatan ;

g. Pengamanan dan pemeliharaan ;

h. Penilaian ;

i. Penghapusan ;

j. Pemindahtanganan ;

k. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian ;

l. Pembiayaan ; dan

m. Tuntutan ganti rugi.

5

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN

a. PERENCANAAN KEBUTUHAN

Kegiatan merumuskan rincian kebutuhan barang milik daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan yang akan datang.

PERTIMBANGAN PERENCANAAN KEBUTUHAN BMD

Untuk mengisi kebutuhan barang pada masing-masing SKPD sesuai besaran organisasi / jumlah pegawai dalam satu organisasi;

Adanya barang yang rusak, dihapus, dijual, hilang, mati atau sebab lain yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga memerlukan penggantian;

Untuk menjaga tingkat ketersediaan barang milik daerah bagi setiap tahun anggaran agar efisien dan efektif.

b. PENGANGGARAN

disusun dalam RKA-SKPD

PERMENDAGRI NO.7 / 2006

Standarisasi sarana dan prasarana kerja

JO PERMENDAGRI NO.11 / 2007

Standarisasi Harga Keputusan Walikota Skw

Memperhatikan :

- Ketersediaan barang - Jumlah pegawai

- Barang yang rusak, dihapus - Persediaan / stok

- Barang yang akan diperbaiki (pemeliharaan)

6

TIM PENYUSUNAN RAPBD

Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset, sesuai tugas dan fungsinya

duduk sebagai Tim Anggaran Pemerintah Daerah dalam Penyusunan Rancangan APBD

(Pasal 14 Perda Kota Singkawang No. 6 Tahun 2009)

TAHAP KEGIATAN

TELITI

Berpedoman pada :

1. Standar Barang Permendagri

2. Standar Kebutuhan No. 7 Tahun 2006 JO

3. Standar Harga No. 11 Tahun 2007

Pengguna /

Kuasa Pengguna

Disusun dalam RKA SKPD

setelah memperhatikan

barang daerah yang ada

PMD No. 7/2006

RKBD dan RKPBMD

(Himpun)

Ke Pengelola / Pembantu Pengelola

Pengelola Barang

dan Pengguna

Barang

DKBD

SK KDH

Ditetapkan

DKPBD

7

PENGADAAN

8

PENGADAAN

Prinsip :

Efisien;

Efektif;

Transparan dan Terbuka;

Bersaing / Adil / Tidak Diskriminatif dan;

Akuntabel.

Pelaksana :

Panitia Pengadaan yang dilengkapi dengan SK. Kepala SKPD

Acuan :

Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah

Panitia Penerima ditetapkan dengan SK. Kepala SKPD

Tata cara :

Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah

PENGADAAN TANAH

Dikoordinasikan Pengelola :

Memperhatikan asal usul tanah (Negara, masyarakat);

Memperhatikan HGU, HGB, Hak Pakai, HPL;

Jelas landasan Haknya yang ditetapkan oleh Walikota.

Prosedur penguasaan tanah :

Pemberian tanah Negara;

Pembebasan tanah;

9

Penerimaan / sumbangan (hibah).

TATA CARA PEMBEBASAN TANAH

1. Landasan :

Perpres No. 36 Tahun 2005 Jo. Perpres No. 65 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

Peraturan Kepala BPN No. 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perpres No. 36 Tahun 2005 Jo. Perpres 65 Tahun 2005;

==> SKPD usul ==> kepada Walikota

2. SKPD mengajukan pembebasan kepada Walikota;

3. Walikota -> SKPD Pengelola -> Panitia Pembebasan Tanah -> Penelitian Data / keterangan tanah;

4. Tugas Panitia Pembebasan Tanah :

Mengadakan penelitian;

Mengadakan perundingan;

Menaksir untuk ganti rugi;

Membuat Berita Acara pembebasan;

Menyaksikan pembayaran.

5. Pembayaran ganti rugi kepada pemegang hak atas tanah.

10

PENGGUNAAN, PENATAUSAHAAN, PEMANFAATAN,

PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN BARANG MILIK DAERAH

11

PENGGUNAAN

BMD ditetapkan status penggunaannya untuk penyelenggaraan tupoksi SKPD dan dapat dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka mendukung pelayanan umum sesuai tupoksi SKPD yang bersangkutan.

1. Status Penggunaan BMD ditetapkan oleh :

Walikota kepada pengguna / kuasa pengguna barang

o Tertib; o Kepastian Hak; o Wewenang dan tanggung jawab Kepala SKPD.

2. Penetapan status penggunaan tanah dan / atau bangunan dilakukan dengan memperhatikan :

Digunakan untuk menyelenggarakan tupoksi SKPD dan/atau dioperasikan pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum;

Menunjang penyelenggaraan tupoksi.

3. Aset tidak digunakan sesuai tupoksi harus diserahkan kepada Walikota

4. Tindak lanjut pengelolaan atas penyerahan tanah dan / atau bangunan :

Tanah dan bangunan yang tidak dipergunakan SKPD wajib diserahkan kepada Walikota melalui Pengelola

Walikota menetapkan BMD berupa tanah dan/atau bangunan yang harus diserahkan Pengguna karena tidak dipergunakan untuk penyelenggaraan tupoksi

Pengguna dikenakan sangsi apabila : o Tidak menyerahkan tanah dan atau bangunan; o Pembekuan dana pemeliharaan tanah dan/atau bangunan. o

PERTIMBANGAN PENETAPAN STATUS

Jumlah pegawai di SKPD;

Standar kebutuhan tanah dan atau bangunan selain tanah dan/atau bangunan;

Beban tugas dan tanggungjawab SKPD;

Jelas : jumlah, jenis dan luas, perincian nilainya.

12

TATA CARA PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN

PENATAUSAHAAN BMD

Rangkaian kegiatan pengelolaan BMD yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

RUANG LINGKUP

Melakukan pendaftaran dan pencatatan BMD dalam daftar barang (DBP/DBKP) Pengguna & Kuasa Pengguna;

Menyimpan dokumen kepemilikan BMD berupa tanah dan/atau bangunan Pengelola;

Menyimpan dokumen kepemilikan BMD selain tanah dan/atau bangunan Pengguna;

Melakukan koordinasi dalam penatausahaan yang dilakukan SKPD ke dalam Daftar BMD Kota Singkawang Pembantu Pengelola.

PEMBUKUAN

Pengguna / Kuasa Pengguna wajib melakukan pendaftaran dan pencatatan BMD ke dalam Daftar Barang Pengguna (DBP) / Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) menurut penggolongan dan kodefikasi barang;

SK Walikota Tentang

status penggunaannya

Pengguna

BMD lapor

Pengelola

- Teliti dan mengajukan

usul status penggunaan

TIM

13

Pencatatan barang dicatat dalam Kartu Inventaris Barang (KIB) A,B,C,D,E ,F dan KIR;

Pembukuan dilaksanakan oleh penyimpan barang terhadap hasil pengadaan barang pakai habis, barang inventaris maupun yang berasal dari sumbangan Pihak Ketiga, selama belum ditetapkan status penggunaanya dengan SK Walikota;

Setelah barang inventaris hasil pengadaan APBD TA berjalan dan dari Pihak Ketiga ditetapkan Walikota, pencatatan selanjutnya dilaksanakan oleh Pengurus Barang ke dalam Kartu Inventaris Barang (KIB A,B,C,D,E dan F), KIR dan Daftar Barang Pengguna (Buku Inventaris SKPD).

INVENTARISASI

Kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan BMD oleh

Pengurus Barang Buku Inventaris

FUNGSI DAN PERAN INVENTARISASI

Pengendalian, pemanfaatan, pengamanan, pengawasan;

Usaha memanfaatkan BMD optimal dan maksimal sesuai tujuan dan fungsinya;

Menunjang tugas pemerintahan. PELAPORAN

Kuasa Pengguna Barang Laporan Semesteran, Tahunan, 5 Tahunan Pengguna;

Pengguna Laporan Semesteran, Tahunan, 5 Tahunan Walikota;

Pembantu Pengelola Merekap laporan dari SKPD penyusunan Neraca Pemerintah Daerah;

Hasil Sensus BMD dari Pengguna/Kuasa Pengguna direkap dalam Buku Inventaris disampaikan ke Pengelola;

Pembantu Pengelola Rekap Buku Inventaris Buku Induk Inventaris;

Buku Induk Inventaris saldo awal Daftar Mutasi Barang tahun berikutnya;

14

Untuk tahun selanjutnya Pengguna/Kuasa Pengguna dan Pengelola hanya membuat Laporan Semesteran, Tahunan, 5 Tahunan Rekapitulasi BMD dari Daftar Mutasi Barang (bertambah/berkurang);

Mutasi barang SKPD tiap Semester dicatat : o Laporan Mutasi Barang (per- Semester); o Daftar Mutasi Barang ( per- 1 Tahun).

Kepala SKPD Laporan Mutasi Barang Walikota melalui Pengelola;

Daftar Mutasi Barang 1 tahun adalah Laporan Mutasi Barang Semester I dan II dibuatkan Daftar Rekapitulasi Mutasi Barang disampaikan ke Menteri Dalam Negeri;

Daftar Mutasi Barang 1 tahun disimpan oleh Pembantu Pengelola.

Inventarisasi dan Pelaporan terhadap BMD yang telah ditetapkan status penggunaannya oleh Walikota, dilaksanakan oleh Pengurus Barang sesuai tupoksinya

15

PENATAUSAHAAN

ASET TETAP ==> PP No. 24 Th. 2005 TENTANG SAP

PENGGOLONGAN BMD:

1. Tanah =========================> KIB A 2. Peralatan dan Mesin ==============> KIB B a. Alat-alat besar; b. Alat-alat angkutan; c. Alat-alat bengkel dan alat ukur; d. Alat-alat pertanian / peternakan; e. Alat-alat kantor dan rumah tangga; f. Alat-alat studio dan komunikasi; g. Alat-alat kedokteran; h. Alat-alat laboratorium; i. Alat-alat Keamanan.

3. Gedung dan Bangunan =============> KIB C a. Bangunan gedung;

PENGURUS

BARANG

Dari APBD

Perolehan lain yang

sah: Sumbangan/hibah

Tukar-menukar

Penyerahan Pem

Penyimpan

Barang

SKPD

Pengurus

Barang SK

KDH

KIB

A,B,C,D,E,F

BAHAN

NERACA

BI

REKAP

LMB

DMB

REKAP

16

b. Bangunan Nomumen. 4. Jalan, Irigasi dan Jaringan ==========> KIB D a. Jalan dan Jembatan; b. Bangunan air / irigasi; c. Instalasi; d. Jaringan.

5. Aset Tetap Lainnya ================> KIB E a. Buku dan Perpustakaan; b. Barang bercorak kesenian / kebudayaan; c. Hewan / ternak dan tumbuhan.

6. Konstruksi dalam pengerjaan =========> KIB F

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 09 TENTANG AKUNTANSI ASET

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh oleh pemerintah daerah, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya

Aset Lancar Klasifikasi Aset Aset Non Lancar (Investasi jangka panjang, aset tetap, aset donasi, aset tetap lainnya) Aset Tetap

1. Tanah; 2. Peralatan dan Mesin; 3. Gedung dan Bangunan; 4. Jalan, Jaringan dan Instalasi; 5. Aset tetap lainnya; 6. Konstruksi dalam pengerjaan.

Dalam penyusunan Neraca Pemerintah Daerah maka data aset tetaplah yang harus disajikan, dengan bentuk :

Rekapitulasi inventarisasi dan penilaian aset daerah Pemerintah Kota Singkawang;

Rekapitulasi nilai per - instansi pengelola/pengguna asset;

Sesuai dengan KIB A, B, C, D, E dan F.

17

KODEFIKASI

KEPEMILIKAN BARANG

BAGAIMANA DENGAN BARANG MILIK PUSAT

DAN BARANG MILIK PROPINSI

Barang Milik Pusat dan Propinsi yang dipergunakan oleh Pemerintah Kab / Kota, dicatat oleh

Pengguna dalam Buku Inventaris tersendiri dan dilaporkan kepada Pengelola

BARANG MILIK

PEMERINTAH KAB / KOTA

BARANG MILIK

PEMERINTAH PROPINSI

BARANG MILIK

PEMERINTAH PUSAT (BM/KN)

(k.a)

12

11

00

18

CONTOH KODE LOKASI DAN

KODE BMD

00.00.00.00.00.00.00 00.00.00.00.00.0000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

LOGO

PEMDA

KODE

LOKAS

I

KODE

KOMPONE

N

PEMILIKA

N BRG

KODE

PROPINS

I

KODE

KAB/KOT

A

KEL.

BIDANG

KODE

UNIT

BID

(DINAS)

KODE THN PEMBELIAN

KODE SUB

UNIT /

SATUAN

KERJA

DIBAKUKAN

KDH

19

KODEFIKASI

KODE LOKASI

14 Digit

KODE BARANG

14 Digit

Pemilik barang

Propinsi

Kab / Kota

Bidang

Dns/Bdn/Kntr

Thn Pembelian

Sub. Dinas/S/UPT

Golongan

Bidang Barang

Kel. Barang

Sub. Kel. Barang

Sub.Sub. Kel Brg

No. Register

20

KODE

BARANG

GOLONGAN

BID.

BARANG

KELOMPOK

BARANG

SUB. KEL

BARANG

SUB-SUB KEL

BARANG

NO. REGISTER

PENCATATAN

BARANG

PENYIMPANAN DOKUMEN KEPEMILIKAN

Dokumen kepemilikan BMD berupa tanah dan / atau bangunan disimpan oleh Pengelola ;

Sedangkan dokumen kepemilikan selain tanah dan / atau bangunan disimpan oleh Pengguna.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

21

PEMANFAATAN

Pendayagunaan BMD yang tidak dipergunakan sesuai tupoksi SKPD dalam bentuk Sewa, Pinjam Pakai, Kerjasama Pemanfaatan, BGS dan BSG dengan tidak mengubah status kepemilikan.

KRITERIA PEMANFAATAN

Pemanfaatan tanah dan atau bangunan dan selain tanah dan atau bangunan untuk menunjang tupoksi SKPD, dilaksanakan oleh Pengguna dengan persetujuan Pengelola;

Pemanfaatan tanah dan atau bangunan yang tidak dipergunakan untuk menunjang tupoksi SKPD, dilaksanakan oleh Pengelola dengan persetujuan Walikota;

Pemanfaatan BMD, dilaksanakan berdasarkan : o Pertimbangan teknis; o Kepentingan Negara / Daerah; o Kepentingan umum.

BENTUK PEMANFAATAN

Sewa;

Pinjam Pakai;

Kerjasama Pemanfaatan ;

Bangun Guna Serah (BGS) dan Bangun Serah Guna (BSG).

SEWA

BMD baik barang bergerak maupun tidak bergerak yang belum dimafaatkan pemerintah daerah, dapat disewakan kepada Pihak Ketiga sepanjang menguntungkan daerah.

KETENTUAN PENYEWAAN

1. Mengoptimalkan Daya Guna dan Hasil Guna BMD; 2. BMD belum dimanfaatkan SKPD; 3. BMD dapat disewakan kepada Pihak Ketiga; 4. Jenis BMD ditetapkan oleh Walikota; 5. Besaran sewa ditetapkan Tim Penaksir; 6. Hasil sewa disetor ke Kas Daerah; 7. Diatur dalam Surat Perjanjian sewa-menyewa; 8. Jangka waktu paling lama maksimal 5 tahun dan dapat diperpanjang; 9. Diatur dalam Surat Perjanjian; 10. Selain sewa, dapat dikenakan retribusi dan ditetapkan dengan PERDA.

22

JENIS BMD YANG DISEWAKAN

Mess/Wisma/ Bioskop dan sejenisnya;

Tanah;

Gedung;

Gudang;

Toko / kios;

Kendaraan;

Alat-alat Berat.

PINJAM PAKAI

Penyerahan penggunaan barang antara Pemerintah Pusat dengan Pemda dan antar Pemda dalam jangka waktu tertentu tanpa mendapatkan imbalan dan setelah jangka waktu berakhir diserahkan kembali kepada Pengelola

SYARAT PINJAM PAKAI

1. Antara Pemerintah Pusat – Daerah, Daerah – Pusat, Antar Daerah; 2. Pinjam Pakai dapat diberikan kepada alat kelengkapan DPR; 3. Jangka waktu 2 (dua) tahun dapat diperpanjang; 4. Tanpa menerima imbalan; 5. Tidak merubah status kepemilikan; 6. Sementara belum dipergunakan; 7. Penggunaan sesuai peruntukan; 8. Tidak mengganggu kelancaran tupoksi SKPD; 9. Bukan merupakan barang habis pakai; 10. Peminjam wajib memelihara dan menanggung biaya peminjaman; 11. Peminjam wajib menjaga keutuhan dan keamanan BMD; 12. Peminjam wajib mengembalikan dalam keadaan baik dan lengkap; 13. Ditetapkan dgn Surat Perjanjian & dituangkan dalam BA.

23

KERJASAMA PEMANFAATAN (KP)

Pendayagunaan BMD oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka meningkatkan penerimaan daerah bukan pajak/ pendapatan daerah dan sumber pembiayaan lainnya

POKOK POKOK PENGATURAN :

1. KP BMD dengan pihak lain dilaksanakan untuk mengoptimalkan daya guna dan hasil guna BMD dan meningkatkan PAD;

2. Kewenangan KP BMD atas tanah dan/bangunan yang telah diserahkan Pengguna kepada Walikota dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan Walikota;

3. Kewenangan KP sebagian tanah dan/ atau bangunan dan barang daerah selain tanah dan atau bangunan yang masih digunakan oleh Pengguna dilaksanakan Pengguna setelah mendapat persetujuan Pengelola.

KETENTUAN KERJASAMA

1. Mitra KP ditetapkan melalui tender/lelang, Peminat < 5, apabila 2 x diumumkan, peminat < 5 maka dilakukan pemilihan /PL => Nego teknis / harga;

2. Mitra KP dapat dilakukan PL untuk pelabuhan, keperluan kebun binatang, pengolahan limbah, dan OR; 3. Jangka waktu maksimal 30 tahun & dapat diperpanjang; 4. Mitra KP harus membayar kontribusi tetap; 5. Besaran Kontribusi ditetapkan Tim; 6. Hasil KP disetor ke Kas Daerah; 7. Biaya pengkajian, penelitian, penaksir, pengumuman lelang/tender dibebankan pada APBD; 8. Biaya persiapan (MOU, Surat Perjanjian) dan pelaksanaan tidak dibebankan pada Pihak Ketiga; 9. Dituangkan dalam Perjanjian KP; 10. Mitra KP dilarang menjaminkan objek kerjasama; 11. Selesai KP => Aset masih mempunyai Nilai Ekonomi.

BANGUN GUNA SERAH (BGS)

Pemanfaatan BMD berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu

KETENTUAN PELAKSANAAN BGS

Pemanfaatan tanah Pemda oleh Pihak Ketiga;

Bangunan dimanfaatkan secara langsung oleh Pihak Ketiga;

24

BGS dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah;

IMB atas nama Pemda;

Penetapan mitra BGS dilaksanakan melalui tender/lelang, Peminat < 5, apabila 2 x diumumkan peminat <5 maka dilaksanakan PL untuk negosiasi teknis maupun harga;

Jangka waktu maksimal 30 tahun sejak perjanjian ditandatangani;

Pelaksanaan BGS ditetapkan penggunaannya oleh Pengelola;

Biaya penelitian, pengkajian, penaksiran dan pengumuman lelang oleh Tim dibebankan pada APBD;

Selama pengoperasian, tanah dan atau bangunan tetap milik Pemerintah Kota Singkawang;

Penggunaan tanah yang dibangun sesuai RUTRW;

Dana pembangunan berikut penyelesaian fasilitas bukan APBD;

Biaya Persiapan dan pelaksanaan BGS (MOU, Surat Perjanjian, Konsultan Perencana, pembangunan dll) atas beban investor / Pihak Ketiga;

Kewajiban Mitra BGS :

o Membayar kontribusi selama pengoperasian, besaran ditetapkan oleh Tim; o Tidak menjaminkan, menggadaikan atau memindahtangankan objek BGS berupa

setifikat HPL; o Memelihara objek BGS.

Memperoleh HGB diatas HPL dan dapat dijaminkan;

BGS dituangkan dalam perjanjian;

BGS tidak merubah status kepemilikan;

Kerjasama berakhir, seluruh aset diserahkan kepada Pemerintah Kota Singkawang.

25

BANGUN SERAH GUNA (BSG)

Pemanfaatan BMD berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati

KETENTUAN PELAKSANAAN BSG

Pemanfaatan tanah dan/ atau bangunan oleh Pihak Ketiga;

IMB atas nama Pemerintah Daerah;

Penetapan mitra dengan tender, peminat < 5, apabila 2x diumumkan peserta < 5 maka dilakukan PL;

Jangka waktu maksimal 30 tahun sejak perjanjian ditandatangani;

Selesai dibangun diserahkan kepada Pemda;

Pemanfaatan ditetapkan oleh Pengelola;

OBJEK BGS

HAK

PEMDA

PIHAK

KETIGA

- Tanah milik Pemda (HPL)

- HPL tidak boleh dijaminkan

- HGB diatas HPL milik

Pemda

- HGB dapat digadaikan

26

Biaya penelitian, pengkajian, penggunaan, lelang dari APBD;

Biaya persiapan MOU, Surat Perjanjian, Konsultan Perencana dari Pihak Ketiga;

Objek BSG (Sertifikat HPL) tidak dijaminkan, digadaikan dan dipindahtangankan;

HGB diatas HPL dapat dijaminkan, dijual;

Mitra BGS membayar kontribusi setiap tahun yang ditetapkan Tim;

BSG dituangkan dalam Surat Perjanjian.

PENGAMANAN DOKUMEN KSP, BGS & BSG

Aset yang digunausahakan dicatat dalam Daftar Inventaris Tersendiri;

Sertifikat HPL disimpan di Pengelola; MOU dan Surat Perjanjian disimpan di Pengelola.

PROSES PEMANFAATAN BMD

Dokumen Tersendiri

Tanah dan atau

bangunan dan selain tanah dan atau

bangunan yang tidak

digunakan tupoksi (telah diserahkan

SKPD)

KDH/

Pengelola

membentuk

Panitia

Kajian

Penilaian

Telaahan ke

Kepala Daerah

Tim Lelang :

Rencana Kerja

dan Syarat-

syarat

Pengumuman

di media massa Penyaringan

MOU

Perjanjian

Lapor :

DPRD

DDN

Setuju

27

PENGAMANAN BMD

Kegiatan tindakan pengendalian dalam pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif

dan tindakan upaya hukum

1. PELAKSANAAN PENGAMANAN BMD

Administrasi o Pencatatan; o Inventarisasi; o Pemasangan kode lokasi dan kode barang; o Bukti Kepemilikan (IMB, BPKB/tanda pembelian, dll); o Pencatatan dan Penyimpanan tertib.

Fisik o Pemanfaatan sesuai tujuan; o Pemagaran; o Pemasangan tanda kepemilikan; o Penyimpanan.

Tidakan Hukum o Penerapan Hukum; o Negosiasi.

2. APARAT PELAKSANA PENGAMANAN Pengelola, Pembantu Pengelola, Pengguna,

Kuasa Pengguna

3. PEMBIAYAAN PENGAMANAN Biaya pengamanan dibebankan pada APBD dan/atau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat

PEMELIHARAAN BMD

Kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna

Penyelenggaraaan Pemeliharaan : o P. Ringan : Tanpa membebani anggaran;

28

o P. Sedang : Beban anggaran, berkala dan tenaga terdidik; o P. Berat : Beban anggaran, sewaktu-waktu, tenaga ahli; o Tanpa merubah; o Menambah; o Mengurangi.

Dilaksanakan Pembantu Pengelola/ Pengguna/ Kuasa Pengguna sesuai DKPBMD di SKPD;

Pengguna wajib membuat pencatatan dalam kartu pemeliharaan/perawatan yang dilaksanakan oleh Pengurus Barang.

29

PENILAIAN, PENGHAPUSAN,

PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK DAERAH

30

PENILAIAN

Suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai barang milik daerah

DASAR PERTIMBANGAN PENILAIAN

Pengamanan BMD;

Mengetahui nilai seluruh BMD (nilai aktiva tetap);

Dalam rangka pencatatan inventarisasi, pemanfaatan dan pemindahtanganan;

Bahan masukan dalam penyusunan Nearaca Daerah.

OBJEK PENILAIAN

Seluruh barang daerah yang dimiliki dan dikuasai;

Barang Milik Daerah mempunyai nilai ekonomis.

PELAKSANAAN PENILAIAN

1. Dalam rangka penyusunan Neraca Pemerintah Daerah, pemanfaatan dan pemindahtanganan BMD;

2. Dalam rangka penyusunan Neraca berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintah Daerah;

3. Dilakukan Tim & dapat melibatkan Penilai independen bersertifikat;

4. Selain tanah dan/atau bangunan, berdasarkan nilai perolehan dikurangi penyusutan dengan memperhatikan kondisi fisik asset;

5. Oleh Tim Independen berdasarkan pendekatan salah satu kombinasi data pasar, kalkulasi biaya dan kapitalisasi pendapatan sesuai standar penilaian BMD;

6. Oleh Panitia Penilai untuk tanah dan/atau bangunan dilakukan dengan estimasi terendah menggunakan NJOP untuk mendapatkan nilai wajar.

KRITERIA PENILAIAN

Tanah menggunakan harga pasar dan NJOP;

Bangunan menggunakan umur ekonomis, faktor fisik, bahan material dan konstruksi;

31

Kendaraan dan mesin menggunakan faktor fisik, umur ekonomis, merk, type, tahun pembuatan, spesifikasi teknis (harga pasaran umum, Permendagri No 72 Tahun 2009 tentang penetapan NJKB > PKB dan BBNKB.

PELAKSANAAN PENILAIAN

Dilakukan oleh Tim => SK Walikota atau Penilai independen yang bersertifikat dalam penilaian aset;

Untuk tanah / bangunan, menggunakan estimasi terendah (NJOP) sehingga diperoleh nilai wajar => SK Walikota;

BMD selain tanah / bangunan berdasarkan nilai perolehan dan dikurangi penyusutan serta memperhatikan kondsi fisik aset tersebut.

PENDEKATAN PENILAIAN Mekanisme Standar Penilaian Indonesia (SPI) PP 6/2006

Pendekatan Perbandingan Data Pasar dilakukan berdasarkan kepada estimasi harga pasar pada saat ini atas barang yang sejenis;

Pendekatan Kalkulasi Biaya dilakukan berdasarkan kepada etimasi biaya pengganti atau biaya reproduksi barang saat ini dikurangi biaya penyusutan;

Pendekatan Kapitalisasi Pendapatan dilakukan khusus untuk barang daerah yang memiliki karakteristik yang menghasilkan pendapatan.

PENETAPAN HASIL PENILAIAN

Hasil penilaian BMD berupa tanah dan bangunan ditetapkan oleh Walikota; Hasil penilaian BMD selain tanah dan bangunan ditetapkan oleh Pengelola.

PENGHAPUSAN

Tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengguna dan/atau pengelola barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya

32

PELAKSANAAN PENGHAPUSAN

Penghapusan BMD meliputi : o Penghapusan dari daftar yang tidak berada di Pengguna / Kuasa Pengguna; o Penghapusan dari Daftar BMD.

Penghapusan dari daftar BMN / BMD pada Pengelola; o Sudah beralih kepemilikan atau sebab lain; o Penghapusan dengan SK Walikota.

Penghapusan dengan pemusnahan karena tidak memiliki nilai ekonomis/tidak dapat dimanfaatkan atau alasan lain;

Pemusnahan oleh Pengguna dengan SK Pengelola ==> persetujuan Walikota;

Pemusnahan ==> BA Pemusnahan ==> Lapor kepada Walikota.

PEMINDAHTANGANAN

Pengalihan kepemilikan barang milik daerah sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal pemerintah daerah

BENTUK PEMINDAHTANGANAN

1. Penjualan;

2. Tukar-menukar;

3. Hibah;

4. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah.

PELAKSANAAN PEMINDAHTANGANAN

Pemindahtanganan tanah &/ atau bangunan dan selain tanah &/ atau bangunan > Rp.5 M ditetapkan SK Walikota ==> persetujuan DPRD;

Pemindahtangan tanah dan bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD : o Sudah tidak sesuai dengan tata ruang o Harus dihapuskan karena dana untuk pembangunan pengganti sudah ada; o Untuk pegawai negeri; o Untuk kepentingan umum.

Pemindahtanganan selain tanah dan bangunan ≤ Rp.5 M dilakukan oleh Pengelola => persetujuan Walikota

PENJUALAN

33

1. PELAKSANAAN PENJUALAN

Optimalisasi BMD yang berlebih;

Menguntungkan daerah;

Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Penjualan dilakukan lelang kecuali : o Kendaraan perorangan dinas pejabat; o Rumah dinas golongan III; o BMD yang ditetapkan oleh Pengelola.

2. PENJUALAN BARANG

Penjualan kendaraan perorangan dinas (KDH/Wakil);

Penjualan Rumah Dinas Gol. III.

3. PELEPASAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

Pelepasan dengan ganti rugi => pertimbangan menguntungkan daerah => dilakukan pelaksanaan lelang

34

PROSES PEMINDAHTANGANAN TANAH DAN BANGUNAN

Unit

SKPD

KDH/Pengelola

Pembentukan

Panitia

Penghapusan dgn SK KDH

KDH

Permohonan

Persetujuan dilampiri B.A

Persetujuan DPRD

Lelang Umum

Disumbangkan

/ dihibahkan

Setor

Kas

Daerah

SK KDH

tentang

Pengahapusn

BA Serah Terima

Teliti dengan baik

dari segi kepemilikan,

administrasi,

penggunaan,

pembiayaan,

pemeliharaan, dll.

BA Hasil Penelitian

Dengan lampiran : data kerusakan, laporan

hilang kepolisian, surat keterangan sebab

kematian, hasil pengujian dari instansi

teknis, dll

35

PROSES PENGHAPUSAN / PEMINDAHTANGANAN BMD SELAIN TANAH DAN BANGUNAN

Unit

SKPD KDH/Pengelola

Pembentukan

Panitia

Penghapusan

dgn SK KDH

Pengelola

Permohonan

Persetujuan

Kepala Daerah

Persetujua

n KDH

SK Kepala

Daerah tentang

penghapusan

Lelang Umum

Lelang terbatas, SK

KDH tentang Panitia

lelang terbatas

Disumbangkan/

dihibahkan

Dimusnahkan

Setor

Kas

Daera

h

BA Serah Terima

Teliti dengan baik dari segi

kepemilikan, administrasi,

penggunaan, pembiayaan,

pemeliharaan, dll.

BA Hasil Penelitian

Dengan lampiran : data kerusakan, laporan hilang

kepolisian, surat keterangan sebab kematian, hasil

pengujian dari instansi teknis, dll

36

PELAKSANAAN

PENGHAPUSAN

Barang yang

mempunyai

nilai ekonomis

Penjualan > Pelelangan

Lelang Umum > Langsung Kln

Lelang Terbatas > SK KDH >

Panitia lelang terbatas

Disumbangkan/dihibahkan > SK

KDH

Guna Susun > Dicata dalam

daftar Inventaris

Barang yang

tidak

mempunyai

nilai ekonomis

Dimusnahkan BA Pemusnahan

Disumbangkan/ hibah

Untuk kepentingan

sosial, agama,

kemanusiaan dan

penyelenggaraan

permerintahan negara/

daerah

Syarat :

Bukan Rahasia Negara /

Daerah

Bukan barang vital bagi daerah

Bukan barang yang

menguasai hajat hidup

orang banyak

Tidak bermanfaat & tidak

dibutuhkan lagi oleh

Pemda

Tidak mengganggu

kelancaran tugas yang

umum pemerintah

37

PROSES PELEPASAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

GANTI RUGI

KDH

membentuk

panitia penaksir

Persetujuan DPRD

Lelang/

Tender

Laporan

MDN

HPU

NJOP

Kalau Peminat

hanya 1 > PL

BA

Setor Kas Daerah

SK KDH tentang

penghapusan

BA Penyerahan

Surat Pernyataan

Kesediaan

Pihak

Ketiga

untuk

membayar

Catatan :

Penilaian dapat dilakukan oleh konsultan penilai

38

PROSES PELEPASAN

HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN TUKAR-MENUKAR / RUISLAG

KDH membentuk

panitia penaksir

Persetujuan

DPRD

Surat Perjanjian

Tukar-menukar

Laporan

MDN

Menaksir

Tanah dan atau

Bangunan

Pemda

HPU

NJOP

Menaksir Tanah dan

atau Bangunan

Pengganti

HPU

NJOP

BA BA

Catatan :

HPU / NJOP harus menguntungkan Pemda

SK KDH tentang

penghapusan

dengan tukar

menukar

BA Serah Terima

Setelah Bangunan

pengganti selesai

39

Kendaraan

Perorangan Dinas

(5 tahun/lebih)

Disediakan &

Dipergunakan untuk

Pejabat Negara

Diperuntukan bagi

Pemangku Jabatan

KDH dan Wakil

KDH Standar Maksimal

Jumlah dan

Kapasitas CC serta

Jenis

Kendaraan Dinas

Operasional/Dinas

Jabatan (5

tahun/lebih)

Standar Maksimal

Jumlah dan Kapasitas

CC serta Jenis

Disediakan &

Dipergunakan

untuk Kegiatan

Operasional

Perkantoran

Diperuntukan bagi

Pimpinan DPRD

Dapat

Diperuntukan bagi

Pejabat Eselon

I,II,III,IV

Kendaraan Dinas

Operasional Khusus /

Lapangan

(10 tahun lebih)

Disediakan &

Dipergunakan

untuk Pelayanan

Operasional

Khusus /

Lapangan dan

Pelayanan Umum

Untuk

Menunjang

Tugas Khusus /

Lapangan Standar Sesuai

Kebutuhan &

Kemampuan

Keuangan Daerah

40

Pasal 2 Kepres No. 5 Tahun 1983 Tentang Penghapusan Penyediaan Kendaraan Perorangan

Dinas

(1) Pemerintah tidak lagi menyediakan kendaraan perorangan dinas bagi Pejabat Pemerintah dan tidak menyediakan anggaran untuk pemeliharaan kendaraan tersebut.

(2) Penyediaan kendaraan perorangan dinas oleh Pemerintah hanya untuk Pejabat Negara : Presiden/Wapres, Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Menteri, Jaksa Agung, Gubernur Bi, Gubernur/Wagub, Bupati/Kdh Dan Duta Besar

PENJUALAN KENDARAAN DINAS

Tidak mengganggu kelancaran tugas

Sudah ada kendaraan pengganti

Kendaraan

Dinas

Operasional

KENDARAAN

DINAS YANG

DAPAT

DIJUAL

Kendaraan

Perorangan

Dinas

Melalui Penjualan

Melalui Penghapusan

Walikota dan Wakil

Jenis Sedan, Jeep dan

Station Wagon

Jenis Sedan, Jeep dan

Station Wagon

Kendaraan Roda Dua

Mini Bus & Pick Up, kecuali

Kendaraan Lapangan seperti :

Mobil Pengangkut Jenazah

Mobil Pemadam

Bus, truk, dan

Alat Besar

Pesawat

41

Surat Menteri Keuangan No. S-657/Mk.011/1986

Alinea Kedua : Kendaraan perorangan dinas yang ada sekarang adalah yang disediakan bagi Pejabat Negara (Kepres 5/1983 Pasal 2 Ayat (2). Bagi jenis ini mempergunakan Pp No. 46 Tahun 1971 Alinea Ketiga : Untuk kendaraan operasional pelaksanaan penjualannya dilaksanakan secara lelang

KENDARAAN PERORANGAN DINAS

NO

Jabatan Jumlh Jenis

Kendrn

Kapasitas/Isi Silnder (maks)

1 Gubernur

1 Unit Sedan Jeep

3.000 cc 4.200 cc

2 Wakil Gubernur

1 Unit Sedan Jeep

2.500 cc 3.200 cc

3 Bupati / Wako

1 Unit Sedan Jeep

2.500 cc 3.200 cc

4 Wabup/ Wawako

1 Unit Sedan Jeep

2.000 cc 2.500 cc

Surat Menkeu. No.SE-187/MK.2/2003 memperingatkan

kembali hal tsb diatas

42

KENDARAAN DINAS OPERASIONAL (Permendagri No. 11 Tahun 2007)

No

Jabatan Juml Jenis Kendaraan Kapsts / Isi Slndr (maks)

1 Ketua DPRD Prop.

1 unit Sedan atau Jeep 2.700 cc

2 Wa.Ketua DPRD Prop.

1 unit Sedan atau Minibus 2.500 cc

3 Ketua DPRD Kab/Kota

1 unit Sedan atau Minibus 2.500 cc

4 Wa.Ketua DPRD Kab/Kota

1 unit Sedan atau Minibus 2.200 cc

5 Pejabat Eselon I 1 unit Sedan atau Jeep 2.700 cc

6 Pejabat Eselon II 1 unit Sedan atau Minibus (bensn) Minibus (solar)

2.200 cc 2.500 cc

7 Pejabat Eselon III

1 unit Minibus (bnsn) Minibus (solr)

1.600 cc 2.500 cc

8 Pejabat Eselon IV dan Eselon V

1 unit Sepeda Motor 200 cc

Kendaraan operasional khusus/lapangan,seperti ; mobil ambulans, pemadam kebakaran, bus/mikro bus, truk, patroli dan pengawalan,alat-alar berat/besar, pesawat terbang, dan kendaraan di atas air, disediakan sesuai kebutuhan.

PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS

SEWA BELI

PP NO. 46 TAHUN 1971,

KEPRES NO. 5 TAHUN 1983

WALIKOTA & WAKIL

HARGA JUAL :

*UMUR KENDARAAN 5-7 TAHUN > 40%

*UMUR KENDARAAN 8 TAHUN KE ATAS > 20%

43

Masa kerja 10 tahun Tenggang waktu 10 tahun DPRD 5 tahun

KENDARAAN DINAS OPERASIONAL

HAPUS DARI

DAFTAR

INVENTARIS

PENJUALANNYA DILAKUKAN DENGAN CARA PELELANGAN

(LELANG UMUM/TERBATAS)

SEKDA, KARO, KA. UNIT, KABAG, DSB

NILAI JUAL TERGANTUNG UMUR DAN FISIK KENDARAAN

44

PROSES PENJUALAN

(KENDARAAN PERORANGAN DINAS)

Permohonan

Ybs

(Wlkt/Wakil)

KDH

Pengelola

SK KDH Panitia

Penjualan

Kendaraan

KDH

Permohonan

Persetujuan

dilampiri :

Permohonan

Pejabat Ybs,

BA, Daftar

Kendaraan yang

akan dijual

Teliti admn//kepemilikan,

keadaan fisik, kemungkinan

ganggu kelancaran tugas/ dinas, efisiensi penggunaan,

dihubungkan dengan biaya

ekploitasi, NJKB, persyaratan, pemohon, umur

kendaraan, dll

SK KDH

ttg

Penjualan

Surat

Perjanjian

Sewa Beli

SK Penghapusan

BA

LUNAS

45

PROSES PENGHAPUSAN

(KENDARAAN DINAS OPERASIONAL)

Usul

dari

SKPD

SK KDH Pengelola Penghapusan

Persetujuan

Kepala Daerah

SK

Penghapusan

Teliti administrasi/kepemilikan,

keadaan fisik, kemungkinan

ganggu kelancaran tugas/dinas,

efisiensi penggunaan,

dihubungkan dengan biaya

ekploitasi, NJKB, persyaratan,

pemohon, umur kendaraan, dll

Lelang umum

Lelang terbatas

Hibah

Musnahkan

SK KDH

Panitia Lelang Terbatas

46

RUMAH DAERAH

1. RUMAH DAERAH GOLONGAN I Rumah yang disediakan untuk ditempati oleh pemegang jabatan yang berhubungan

dengan sifat dinas dan jabatannya, harus tinggal di rumah tsb (rumah jabatan);

2. RUMAH DAERAH GOLONGAN II Rumah yang tidak boleh dipindahtangankan dari satu dinas dinas ke dinas lain dan

hanya disediakan untuk ditempati oleh pegawai dinas ybs (rumah instansi);

3. RUMAH DAERAH GOLONGAN III Rumah yang disediakan untuk ditempati oleh PN.

RUMAH DINAS GOLONGAN I

Rumah Jabatan (Standar maks, luas tanah, bangunan, pendopo);

Diperuntukan bagi pemangku jabatan Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, Sekda, Pimpinan DPRD;

Dilengkapi perlengkapan dan perabot rumah tangga;

Masa penghunian terbatas selama memangku jabatan.

RUMAH DINAS GOLONGAN II

Rumah Instansi/Rumah Dinas (Standar maksimal, luas tanah dan bangunan);

Diperuntukan bagi pegawai instansi dan anggota DPRD;

Dapat disediakan pelengkapan;

Masa penghunian terbatas selama melaksanakan tugas pada instansinya.

RUMAH DINAS GOLONGAN III

Rumah Pegawai (Standar maksimal luas tanah dan bangunan;

Dapat disediakan oleh Pemda

Diperuntukan bagi PNS, TNI, POLRI. Catt : *Sudahkah Pemda menetapkan Gol.Rumah Daerah *Penetapan Rumah Daerah ditetapkan dengan SK Wako *Surat Izin Pemanfaatan (SIP)

47

RUMAH DINAS YANG DAPAT DIPERJUALBELIKAN

1. Rumah Daerah golongan II yang telah dirubah ke golongan III; 2. Rumah Daerah golongan III yang sudah berumur 10 tahun atau lebih.

PERSYARATAN PEMBELI

Masa kerja PN 10 tahun lebih;

Penghuni pemegang SIP;

Belum pernah memperoleh/membeli rumah dari Pemda;

Pensiunan PN;

Janda/Duda PN yang masih menerima tunjangan Pemda dan masa kerja min. 10 tahun;

Janda/Duda pahlawan;

Pejabat Negara/Daerah atau Janda/Duda Pejabat Negara/Daerah.

RUMAH DINAS YANG TIDAK DAPAT DIJUAL

1. Rumah Daerah Golongan I; 2. Rumah Daerah golongan II (kecuali yang sudah dialihkan menjadi golongan IIII; 3. Rumah Daerah golongan III yang masih sengketa; 4. Rumah Daerah golongan III yang belum berumur 10 tahun.

PENILAIAN PANITIA

o Panitia menentukan harga berdasar hasil penaksiran harga pembangunan dikurangi penyusutan :

Permanen 2%/tahun

Semi Permanen 4%/tahun

Darurat 10%/tahun

Max Penyusutan 80% o Harga yang dibayar pembeli 50%

(Pasal 21 PP 40 Tahun 1994 Tentang Rumah Negara)

HIBAH

Pokok-Pokok Pengaturan 1. Pengertian

Pengalihan kepemilikan barang dari : Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah; Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat;

48

Antar Pemerintah Daerah, atau; Pemerintah Pusat/Daerah kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian.

2. Pertimbangan Untuk kepentingan sosial, keagamaan, kemanusiaan, dan penyeleggaraan pemerintah negara/pusat

3. Syarat-syarat hibah

Bukan merupakan barang rahasia Negara;

Bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup orang banyak;

Tidak digunakan lagi dalam penyelenggaraan tupoksi dan penyelenggaraan pemerintah negara/daerah;

Tanah dan atau Bangunan Pelepasan dengan ganti rugi; Tukar-menukar > tidak lelang; SK KDH setelah persetujuan DPRD selain tanah diatas Rp.5 Milyar; S/d Rp.5 Milyar dilaksanakan setelah mendapat persetujuan KDH.

4. BMD yang dapat dihibahkan

Tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan

Tanah dan/atau bangunan yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dihibahkan sesuai yang tercantum dalam dokumen penganggaran

Barang Milik Daerah selain tanah dan atau bangunan.

5. Kewenangan pelaksanaan hibah

BMD

Tanah dan/atau Bangunan yang sudah diserahkan

Tanah dan atau Bangunan yang dari

awal untuk dihibahkan

Selain Tanah dan atau

Bangunan

Pengelola Barang dengan persetujuan Gub/Bup/Wlkt

Pengelola Barang dengan persetujuan

Gub/Bup/Wlkt

Pengguna setelah

persetujuan Pengelola

49

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH

Pokok-pokok Pengaturan

1. Pengertian

Pengalihan kepemilikan BMD;

Dari kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan;

Diperhitungkan sebagai modal/saham daerah pada BUMN, BUMD, atau Badan Hukum lainnya yang dimiliki negara/daerah.

2. Pertimbangan

BMD yang dari awal pengadaannya diperuntukan bagi penyertaan modal;

BMD lebih optimal apabila dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah atau Badan hukum lainnya yang dimiliki daerah baik yang sudah ada maupun yang akan dibentuk.

3. BMD yang dapat di-PMPD-kan :

Tanah dan atau bangunan yang telah diserahkan;

Tanah dan atau bangunan yang dari awal pengadaanya direncanakan untuk di-PMPD-kan sesuai yang tercantum dalam dokumen penganggaran ;

BMD selain tanah dan atau bangunan.

4. Kewenangan pelaksanaan di PMPD

Barang Milik Daerah

Tanah dan atau Bangunan yang

sudah diserahkan

Tanah dan atau Bangunan yang dari

awal untuk dihibahkan

Selain Tanah dan atau Bangunan

Pengelola Barang dengan

persetujuan Gub/Bup/Wlkt

Pengelola Barang dengan persetujuan

Gub/Bup/Wlkt

Pengguna Barang setelah dapat persetujuan Pengelola Barang

5. Penyertaan modal Pemda ditetapkan dengan Perda

50

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

PEMBIAYAAN

TUNTUTAN GANTI RUGI

51

MAKSUD DAN TUJUAN PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

Untuk menjamin tertib administrasi pengelolaan BMD sehingga dapat berdayaguna dan berhasilguna, perlu dilakukan pembinaan, pengendalian dan pengawasan.

PEMBINAAN

Merupakan usaha atau kegiatan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, dan supervisi.

PENGENDALIAN

Merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahakan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

PENGAWASAN

Merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan atau kegiatan, apakah dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan.

PEMBIAYAAN

Dalam rangka tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah diperlukan pembiayaan untuk kegiatan seperti penyediaan blanko/buku inventaris, tanda kodefikasi/kepemilikan, pemeliharaan, penerapan aplikasi sistim informasi barang daerah (simbada) dengan komputerisasi, tunjangan/insentif penyimpan dan/atau pengurus barang dan lain sebagainya.

Pembiayaan untuk keperluan pengelolaan barang daerah agar direncanakan dan diajukan setiap tahun melalui APBD sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.

TUNTUTAN GANTI RUGI (TGR)

UPAYA PENGAMANAN BMD

Dalam rangka pengamanan dan penyelamatan terhadap BMD, perlu diberikan sanksi kepada pengelola, pembantu pengelola, pengguna/kuasa pengguna, dan penyimpan dan atau pengurus barang dan Pegawai

52

Daerah lainnya berupa Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang karena perbuatannya dan atau kelalaiannya dalam pengelolaan/penggunaan BMD merugikan daerah.

PELAKSANAAN TGR

Dalam melaksanakan Tuntutan Ganti Rugi, Kepala Daerah dibantu oleh Majelis Pertimbangan TGR, yang bertugas memberikan pendapat dan pertimbangan apabila ada pemasalahan yang menyangkut kerugian daerah.

KEANGGOTAAN MAJELIS TGR

1. Sekda, selaku Ketua merangkap Anggota; 2. Inspektur, selaku Wa. Ketua 1merangkap Anggota; 3. Ass.Sekda yang membidangi selaku Wakil Ketua 2 merangkap Anggota; 4. Kepala Bagian Keuangan/Badan Pengelola Keuangan, selaku Sekretaris; 5. Kepala Biro/Bagian Perlengkapan/Umum/Unit Pengelola Barang, selaku Anggota; 6. Kepala Biro /Bagian Hukum , selaku Anggota; 7. Kepala Biro/Bagian Kepegawaian. Selaku Anggota. 8.

TUGAS MAJELIS TGR 1. Mengumpulkan, menatausahakan, menganalisis serta mengevaluasi kasus TGR yang

diterima; 2. Memproses dan melaksanakan penyelesaian TGR; 3. Memberikan saran /pertimbangan TGR kepada Walikota atas kasus yang menyangkut

TGR; 4. Menyiapkan laporan Walikota mengenai perkembangan penyelesaian kasus kerugian

Daerah secara periodik kepada Mendagri cq. Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah.