12
LAPORAN PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE SETEK 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman merupakan mahluk hidup yang dapat menghasilkan banyak manfaat bagi manusia seperti batang, buah dan bagian lain dari tanaman untuk di manfaatkan untuk kehidupan sehari-hari baik dalam segi penyediaan gizi, vitamin serta leindahan (estetika). Yang terkandung dalam morffologi tanaman tersebut. Tanaman dapat di kembangbiakan dari biji yang terdapat pada buah tetapi tanaman yang berasal dari buah ini dapat menimbulkan banyak variasi yang akan tidak sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah adalah perbanyakan tanaman tanpa perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induknya yang terjadi atau campur tangan manusia. Perbanyakan secara alami akan menimbulkan variasi yang berbeda-beda untuk di jadikan tanaman baru. Perkembangbiakan secara vegetatif biasanya berasal dari salah satu bagian tanaman tertentu saja misalnya berasal dari akar, batang, daun dan masih banyak lainya yang bisa digunakan atau biasanya dikenal dengan sebutan bibit, sedangkan perkembangbiakan secara generatif berasal dari biji. Stek batang sebagai material sangat menguntungkan, sebab batang mempunyai persediaan makanan yang cukup terhadap tunas-tunas batang dan akar. Salah satu aternatif yang dapat menghasilkan tanaman yang sifat genetik sama dengan induknya yaitu menggunakan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Perbanyakan vegetatif buatan merupakan perkembangbiakan tanaman tanpa melalui perkawinan. Proses perbanyakan secara vegetatif buatan melibatkan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Stek atau cutting merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Tanaman yang disetek, dipotong disalah satu bagiannya. Stek batang merupakan perbanyakan tanaman yang menggunakan potongan batang, cabang, atau ranting tanaman induknya. Untuk dapat meningkatkan keberhasilan dalam memperbanyak tanaman secara vegetatif seperti cangkok dan stek, dikembangkan

contoh laporan praktikum

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE SETEK 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman merupakan mahluk hidup yang dapat menghasilkan banyak

manfaat bagi manusia seperti batang, buah dan bagian lain dari tanaman untuk di

manfaatkan untuk kehidupan sehari-hari baik dalam segi penyediaan gizi, vitamin

serta leindahan (estetika). Yang terkandung dalam morffologi tanaman tersebut.

Tanaman dapat di kembangbiakan dari biji yang terdapat pada buah tetapi

tanaman yang berasal dari buah ini dapat menimbulkan banyak variasi yang akan

tidak sama dengan induknya.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah adalah perbanyakan

tanaman tanpa perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induknya yang

terjadi atau campur tangan manusia. Perbanyakan secara alami akan menimbulkan

variasi yang berbeda-beda untuk di jadikan tanaman baru. Perkembangbiakan

secara vegetatif biasanya berasal dari salah satu bagian tanaman tertentu saja

misalnya berasal dari akar, batang, daun dan masih banyak lainya yang bisa

digunakan atau biasanya dikenal dengan sebutan bibit, sedangkan

perkembangbiakan secara generatif berasal dari biji. Stek batang sebagai material

sangat menguntungkan, sebab batang mempunyai persediaan makanan yang

cukup terhadap tunas-tunas batang dan akar.

Salah satu aternatif yang dapat menghasilkan tanaman yang sifat genetik

sama dengan induknya yaitu menggunakan perbanyakan tanaman secara vegetatif.

Perbanyakan vegetatif buatan merupakan perkembangbiakan tanaman tanpa

melalui perkawinan. Proses perbanyakan secara vegetatif buatan melibatkan

campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetatif

buatan adalah tanaman yang memiliki kambium.

Stek atau cutting merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara

vegetatif. Tanaman yang disetek, dipotong disalah satu bagiannya. Stek batang

merupakan perbanyakan tanaman yang menggunakan potongan batang, cabang,

atau ranting tanaman induknya. Untuk dapat meningkatkan keberhasilan dalam

memperbanyak tanaman secara vegetatif seperti cangkok dan stek, dikembangkan

LAPORAN PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE SETEK 2

hormone yang dapat mempercepat pertumbuhan akar tanaman. Stek batang yang

digunakan dapat diberikan hormon tumbuh yang sering digunakan untuk

mempercepat pertumbuhan akar baru yaitu ZPT yang diberikan dalam bentuk

pasta (auksin pasta) maupun dalam bentuk larutan (Rootone F) yang banyak

tersedia secara komersial. ZPT memiliki fungsi untuk merangsang pertumbuhan

akar pada perbanyakan vegetatif.

1.2 Tujuan

1. Untuk menghasilkan produksi yang berkualitas tinggi

2. Mengetahui teknik perbanyakan secara vegetatif

LAPORAN PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE SETEK 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Peranyakan tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan tanaman

dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu

bisa berupa pucuk tanaman, akar, atu cabang. Proses penyetekan tanaman itu

sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih dengan

menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang

halus. Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milliliter dari

mata tunas. Sedangkan pemotongan stek bagian pangkal harus meruncing. Ketika

membuat potongan meruncing. Hendaknya kita usahakan potongan itu sedikit

menyentuh again mata tunas, dengan demikian nantinya stek yang diharapkan

akan berhasil ( Aak, 1991 ).

Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan

menumbuhkan potongan/bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk sehingga

menjadi tanaman baru. Stek pucuk umum dilakukan untuk perbanyakan tanaman

buah-buahan. Dengan kata lain setek atau potongan adalah menumbuhkan bagian

atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru (Yustina, 1994).

1. Keuntungan bibit dari setek adalah:

a. Tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama

dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan

rasanya. Tanaman asal setek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan

air tanahnya dangkal, karena tanaman asal setek tidak mempunyai akar

tunggang.

b. Perbanyakan tanaman buah dengan setek merupakan cara perbanyakan

yang praktis dan mudah dilakukan.

c. Setek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak

memerlukan teknik

d. khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.

2. Kerugian bibit dari setek adalah:

LAPORAN PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE SETEK 4

a. Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang

tanaman menjadi mudah roboh.

b. Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan

(Frasiskus, 2006).

Penyetekan adalah suatu perlakuan atau pemotongan beberapa bagian dari

tanaman seperti akar, batang, daun, dan tunas dengan maksud agar organ-organ

tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna

dalam waktu yang relative cepat dan sifat-sifatnya serupa dengan induknya.

Pembiakan dengan cara stek ini pada umumnya dipergunakan mengekalkan klon

tanaman unggul dan juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan

tanaman (Anonim, 1985).

Hal semacam ini biasanya banyak dilakukan oleh orang perkebunan buah-

buahan dan tanaman hias. Alasannya, karena bahan untuk membuat setek ini

hanya sedikit, tetapi dapat diperoleh jumlah bibit tanaman dalam jumlah banyak.

Tanaman yang dihasilkan dari setek biasanya mempunyai dalam ukur, ukuran

tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan sifat-sifat lainnya. Selain itu juga

diperoleh tanaman yang sempurna yaitu tanaman yang telah mampunyai akar,

batang , dan daun dalam waktu yang relatif singkat. Setek sangat sederhana, tidak

memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja (Erry,

2006).

Ada beberapa perlakuan untuk mempercepat pertumbuhan akar pada setek

antara lain:

1. Pengeratan (girdling) pada batang

Penimbunan karbohidrat pada cabang pohon induk yang akan

dijadikan setek dapat dilakukan dengan cara pengeratan kulit kayu sekeliling

cabang dibuang secara melingkar. Lebar lingkaran sekitar 2 cm. Jarak dari

ujung cabang ke batas keratan kirakira 40 cm. Biarkan cabang yang sudah

dikerat selama 2-4 minggu. Pada dasar keratan akan tampak benjolan atau

kalus. Pada benjolan inilah terjadi penumpukan karbohidrat yang berfungsi

sebagai sumber tenaga pada saat pembentukan akar dan hormon auksin yang

dibuat di daun. Setelah terlihat benjolan barulah cabang bisa dipotong dari

LAPORAN PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE SETEK 5

induknya. Bagian pangkal cabang sepanjang 20 cm bisa dijadikan sebagai

setek.

2. Penggunaan hormon tumbuh

Hormon auksin bertindak sebagai pendorong awal proses inisiasi atau

terjadinya akar. Sesungguhnya tanaman sendiri menghasilkan hormon, yaitu

auksin endogen.Akan tetapi banyaknya auksin yang dihasilkan belum cukup

memadai untuk mendorong pembentukan akar.Tambahan auksin dari luar

diperlukan untuk memacu perakaran setek.

3. Persemaian setek

Setek yang sudah diberi perlakuan hormon penumbuh akar siap untuk

disemaikan. Untuk itu kita perlu menyediakan tempat yang kondisinya sesuai.

Usaha untuk menumbuhkan setek perlu dilakukan pada lingkungan yang

mempunyai cahaya baur atau terpencar (diffuse light). Kelembaban udara

sebaiknya tinggi, sekitar 70-90%, Suhu mendekati suhu kamar, 25-27oC.

Selain itu dalam pembentukan akar setek diperlukan juga oksigen yang cukup.

Oleh karena itu media yang digunakan harus cukup gembur, sehingga

aerasinya baik.

LAPORAN PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE SETEK 6

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Perbanyakan Tanaman dengan Metode Vegetatif menggunakan

teknik Stek (Cuttage) dilaksanakan pada hari tanggal 15 januari 2016 pukul 15.00

WIB, di Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan.

3.2 Bahan dan Alat

1. Batang Gmelina arborea

2. Top soil

3. ZPT

4. Bawang Merah

5. Air biasa

6. polybag 15 buah

7. Pisau/golok

3.3 Prosedur Praktikum

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Di potong bagian tanaman yang akan disetek dengan arah miring 45º

3. Di pangkas daun yang melekat hingga tersisa sepasang. Untuk mengurangi

penguapan, potong lagi sepasang daun tersebut sehingga menjadi 1/3-1/2

bagian.

4. Rendam menggunakan ketiga cairan (air biasa, bawang merah dan ZPT)

5. Ditanam bagian bagian tanaman kedalam polybag yang sudah di beri

mediatanam.

6. Disiram tanaman 2 kali sehari pagi dan sore

7. Diletakan tanaman dibawah naungan jangan ampai terkena sinar matahari

secara langsung.

8. Tanaman hasil setek siap untuk ditanam setelah pertumbuhan sempurna.

LAPORAN PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE SETEK 7

3.4 Teknik Perolehan Data

1. Parameter yang di amati adalah pertumbuhan tanaman tersebut di lihat dari

jumlah yang tumbuh.

2. Menggunakan tiga ulangan yang pertama menggunakan rendaman air

biasa, rendaman air bawang merah, dan rendaman ZPT.

3. Mengamati perbandingan ketiga rendaman tersebut selama satu minggu.

LAPORAN PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE SETEK 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Setelah melakukan pengamatan selama satu minggu di dapat hasil sebagai

berikut :

Tabel 1. Hasil Pengamatan

Hari ke

Perlakuan

Tanpa Perlakuan

(Jumlah) Bawang (Jumlah) Growtone (Jumlah)

1 - - -

2 - - -

3 - - -

4 - - -

5 - - 1

6 - - 3

7 - - -

8 - - -

4.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah gmelina arborea yang

menggunakan perlakuan ZPT saja yang tumbuh berjumlah 4. 1 gmelina tumbuh

pada hari ke 5 dengan jumlah mata daun 1 lalu pada hari selanjutnya menyusul 3

tumbuh masih dengan menggunakan perlakuan ZPT. 2 gemelina tumbuh dengan 2

mata daun dan 1 dengan 3 mata daun.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Stek:

Terbentuknya akar pada stek merupakan indikasi keberhasilan dari stek. Adapun

hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek adalah faktor

lingkungan dan faktor dari dalam tanaman.

1. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan

stek yaitu: media perakaran, suhu, kelembaban, dan cahaya. Media

perakaran berfungsi sebagai pendukung stek selama pembentukan akar,

LAPORAN PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE SETEK 9

memberi kelembaban pada stek, dan memudahkan penetrasi udara pada

pangkal stek. Media perakaran yang baik menurut Hartman (1983) adalah

yang dapat memberikan aerasi dan kelembaban yang cukup, berdrainase

baik, serta bebas dari patogen yang dapat merusak stek. Media perakaran

stek yang biasa dipergunakan adalah tanah, pasir, campuran gambut dan

pasir, perlite dan Vermikulit. Suhu perakaran optimal untuk perakaran stek

berkisar antara 21oC sampai 27oC pada pagi dan siang hari dan 15oC pada

malam hari. Suhu yang terlampau tinggi dapat mendorong perkembangan

tunas melampaui perkembangan perakaran dan meningkatkan laju

transpirasi.

2. Faktor Dari Dalam Tanaman

Kondisi fisiologis tanamn mempengaruhi penyetekan adalah umur bahan

stek, jenis tanaman, adanya tunas dan daun muda pada stek, persediaan

bahan makanan, dan zat pengatur tumbuh.

a. Umur Bahan Stek

Stek yang berasal dari tanaman muda akan lebih mudah berakar dari

pada yang berasal dari tanaman tua, hal ini disebabkan apabila umur

tanaman semakin tua maka terjadi peningkatan produksi zat-zat

penghambat perakaran dan penurunan senyawa fenolik yang berperan

sebagai auksin kofaktor yang mendukung inisiasi akar pada stek.

b. Jenis Tanaman

Tidak semua jenis tanaman dapat dibiakkan dengan stek. Keberhasilan

dengan cara stek bergantung pada kesanggupan jenis tersebut untuk

berakar. Ada jenis yang mudah berakar dan ada yang sulit. Kandungan

lignin yang tinggi dan kehadiran cincin sklerenkim yang kontinyu

merupakan penghambat anatomi pada jenis-jenis sulit berakar, dengan

cara menghalangi tempat munculnya adventif.

c. Adanya Tunas dan Daun Pada Stek

Adanya tunas dan daun pada stek berperan penting bagi perakaran.

Bila seluruh tunas dihilangkan maka pembentukan akar tidak terjadi

sebab tunas berfungsi sebagai auksin. Selain itu, tunas menghasilkan

LAPORAN PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE SETEK 10

suatu zat berupa auksin yang berperan dalam mendorong pembentukan

akar yang dinamakan Rhizokalin.

d. Persediaan Bahan Makanan

Persediaan bahan makanan sering dinyatakan dengan perbandingan

antara persediaan karbohidrat dan nitrogen (C/N ratio). Ratio C/N yang

tinggi sangat diperlukan untuk pembentukan akar stek yang diambil

dari tanaman dengan C/N ratio yang tinggi akan berakar lebih cepat

dan banyak dari pada tanaman dengan C/N ratio rendah.

e. Zat pengatur Tumbuh

Hormon berasal dari bahasa Yunani yang artinya menggiatkan.

Hormon pada tanaman menurut batasan adalah zat yang hanya

dihasilkan oleh tanaman itu sendiri yang disebut fitohormon dan zat

kimia sintetik yang dibuat oleh ahli kimia. Hormon tanaman

(fitohormon) adalah “regulators” yang dihasilkan oleh tanaman sendiri

dan pada kadar rendah mengatur proses fisiologis tanaman. Hormon

biasanya mengalir di dalam tanaman dari tempat dihasilkannya ke

tempat keaktifannya. Salah satu hormon tumbuh yang tidak lepas dari

proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah auksin. Dalam

hubungan antara pertumbuhan dan kadar auksin adalah sama pada

akar, batang dan tunas yaitu auksin merangsang pertumbuhan pada

kadar rendah, sebaliknya menghambat pertumbuhan pada kadar tinggi.

Kadar optimum hormon untuk pertumbuhan akar jauh lebih rendah

kira-kira 1.100.000 dari kadar optimum untuk pertumbuhan batang.

Zat pengatur tumbuh Rootone-F termasuk dalam kelompok auksin.

Secara teknis Rootone-F sangat aktif mempercepat dan memperbanyak

keluarnya akar sehingga penyerapan air dan unsur hara tanaman akan

banyak dan dapat mengimbangi penguapan air pada bagian tanaman

yang berada di atas tanah dan secara ekonomis penggunaan Rootone-F

dapat menghemat tenaga, waktu, dan biaya. Cara pemberian hormon

pada stek batang dapat dilakukan dengan cara pemberian dengan

perendaman, pencelupan dan tepung. Untuk metode perendaman,

konsentrasi zat pengatur tumbuh bervariasi antara 20 ppm sampai 200

LAPORAN PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE SETEK 11

ppm tergantung kemampuan jenis tersebut berakar. Dalam

mengaplikasikan hormon perlu diperhatikan ketepatan dosis, karena

jikalau dosis terlampau tinggi bukannya memacu pertumbuhan

tanaman tetapi malah menghambat pertumbuhan tanaman dan

menyebabkan keracunan pada seluruh jaringan tanaman.

Selain itu Rooton F merupakan salah satu contoh hormon tumbuh yang

mengandung indole 3 – butyric acid termasuk dalam contoh auksin. Menurut

Rismunandar (dalam Erviyanti) rotoon f merupakan hormon tumbuh sintetis yang

lajim digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dalam penyetekan. Rooton

f mengandung Naftalenasetamida (0,067 %), Metil – 1 Neftalenasetamida (0,013

%), Metil – 1 Neftalen Asetat (0,033 %), Indole 3 – Butirat (0,057 %) dan

Fungisida tiram (4%). Fungsi rooton f dalam tanaman adalah untuk merangsang

meningkatnya dan terbentuknya dan meningkatkan aktifitas dari hormon tumbuh-

tumbuhan, jadi bukan inhibitor yang dapat menyebabkan kekerdilan pada

tanaman. Rooton f juga berguna merangsang dan meningkatkan pertumbuhan

tanaman mulai dari perkembangan sel, pertumbuhan bibit, akar, tunas, batang, dan

bunga sampai menjadi buah. Zat perangsang tumbuh ini juga tersedia dalam

bentuk tepung berwarna putih dengan konsentrasi anjuran 5 gr / 10 liter air. Dan

pada tanaman sansivieria sendiri penanaman yang baik adalah penanaman dengan

cara miring karena permukaannya lebih luas dan pertumbuhan akarnya lebih

mudah.

LAPORAN PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE SETEK 12

BAB 5

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum dapat disimpulan bahwa gmelina arborea yang

menggunakan cairan ZPT dapat tumbuh dikarenakan si batang terangsang oleh

larutan kimia tersebut, tumbuh pada hari ke 5 berjumlah 1 dan pada hari ke 6

berjumlah 3. Larutan kimia berpengaruh terhadap tanaman di bandingkan dengan

cairan bawang merah dan air biasa walau dengan perlakuan yang sama.