166
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM PADA PEMBELAJARAN GELOMBANG MEKANIK SISWA KELAS XI IPA 1 SMAS KATOLIK ST. JOHN PAUL II MAUMERE SKRIPSI Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun oleh: Magdalena Ferlina Rere Djogo NIM: 171424041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Embed Size (px)

Citation preview

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED

CLASSROOM PADA PEMBELAJARAN GELOMBANG MEKANIK

SISWA KELAS XI IPA 1 SMAS KATOLIK ST. JOHN PAUL II

MAUMERE

SKRIPSI

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun oleh:

Magdalena Ferlina Rere Djogo

NIM: 171424041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED

CLASSROOM PADA PEMBELAJARAN GELOMBANG MEKANIK

SISWA KELAS XI IPA 1 SMAS KATOLIK ST. JOHN PAUL II

MAUMERE

SKRIPSI

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun oleh:

Magdalena Ferlina Rere Djogo

NIM: 171424041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED

CLASSROOM PADA PEMBELAJARAN GELOMBANG MEKANIK

SISWA KELAS XI IPA 1 SMAS KATOLIK ST. JOHN PAUL II

MAUMERE

Oleh :

Magdalena Ferlina Rere Djogo

NIM : 171424041

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. Tanggal : 25 Juli 2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED

CLASSROOM PADA PEMBELAJARAN GELOMBANG MEKANIK

SISWA KELAS XI IPA 1 SMAS KATOLIK ST. JOHN PAUL II

MAUMERE

Oleh:

Magdalena Ferlina Rere Djogo

NIM: 171424041

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 28 Juli 2021

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd ……………………..

Sekretaris : Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S ……………………..

Anggota : Drs. Tarsisius Sarkim, M. Ed, Ph.D ……………………..

Anggota : Drs. Domi Severinus, M.Si ……………………..

Anggota : Albertus Hariwangsa Panuluh, M.Sc ……………………..

Yogyakarta, 28 Juli 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN

β€œDream, Write, Believe and Make It Happen”

Dengan penuh syukur, karya tulis ini saya persembahkan untuk:

Tuhan yang tak hentinya memberikan saya pelajaran hingga saya lulus dan tak

hentinya ada untuk saya.

Magdalena Ferlina Rere Djogo yang sudah mau berjuang, belajar, semangat dan

bersedia menikmati setiap prosesnya.

Ibu Laurensiana Elvi Balu dan Maria Rasdiana Femilia Nggumba yang selalu

menyayangi, mendoakan dan setia bersama saya dalam setiap proses demi proses

penyelesaian karya tulis ini.

Adik saya tercinta Martha Clearetha Cellena Sare yang selalu memberikan saya

dukungan tanpa henti dan menjadi salah satu sumber sukacita saya.

Dengi saya dan Ene saya tercinta yang senantiasa mendoakan dan memotivasi

saya untuk selalu berjuang, belajar, menyayangi dan bekerja keras.

Bapak Y. G Kori yang selalu ada untuk menyayangi dan menuntun saya sejak

awal hingga saat ini.

Keluarga saya di Magekoba, Lekebai, Maumere dan Kupang.

Malaikat pelindung, nenek moyang dan leluhur saya.

Sahabat saya terkasih Chita da Silva, Sulis Siga Juang, Mariska Moy, Echa Upa,

Ana Komplex, Pelangi Cinta dan Rakat PFIS 17 serta teman – teman PFIS 17.

RD. Fidelis Dua, M.Th yang selalu mendoakan dan mendukung saya.

Pater Antonius Janga, C.P yang selalu mendoakan dan mendukung saya.

Dosen Pembimbing skripsi saya Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M. Ed., Ph.D yang

sudah membimbing, mendoakan dan mendukung saya.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atas bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 28 Juli 2021

Penulis

Magdalena Ferlina Rere Djogo

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Magdalena Ferlina Rere Djogo

NIM : 171424041

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED

CLASSROOM PADA PEMBELAJARAN GELOMBANG MEKANIK

SISWA KELAS XI IPA 1 SMAS KATOLIK ST. JOHN PAUL II

MAUMERE

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,

dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama

tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 28 Juli 2021

Yang menyatakan

Magdalena Ferlina Rere Djogo

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED

CLASSROOM PADA PEMBELAJARAN GELOMBANG MEKANIK

SISWA KELAS XI IPA 1 SMAS KATOLIK ST. JOHN PAUL II

MAUMERE

Magdalena Ferlina Rere Djogo

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2021

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) penerapan model

pembelajaran flipped classroom yang efektif pada siswa kelas XI IPA 1 SMAS

Katolik St. John Paul II Maumere, (2) efektivitas penerapan model pembelajaran

flipped classroom dilihat dari motivasi belajar pada siswa kelas XI IPA 1 SMAS

Katolik St. John Paul II Maumere, dan (3) efektivitas penerapan model

pembelajaran flipped classroom dilihat dari hasil belajar pada siswa kelas XI IPA 1

SMAS Katolik St. John Paul II Maumere.

Penelitian pada 26 Februari – 22 Mei 2021 dengan subyek penelitian adalah

siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere tahun pelajaran

2020/2021. Metode penelitian yang digunakan adalah design research dengan

treatment model pembelajaran flipped classroom untuk mengajarkan materi

gelombang mekanik. Instrumen pengumpulan data adalah angket, wawancara dan

pretest - posttest. Data berupa skor diolah menggunakan statistik nonparametrik uji

Wilcoxon dengan bantuan software SPSS 22.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran flipped

classroom pada siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere

secara tatap muka atau daring efektif diterapkan ketika siswa melaksanakan

aktivitas pra pembelajaran sesuai tugas yang diberikan dan terjadi interaksi yang

baik antara siswa dengan guru pada aktivitas dalam pembelajaran. (2) Penerapan

model pembelajaran flipped classroom dilihat dari motivasi belajar siswa kelas XI

IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere adalah tidak efektif karena tidak

terdapat perbedaan motivasi belajar sebelum dan setelah diterapkan model

pembelajaran flipped classroom. (3) Penerapan model pembelajaran flipped

classroom dilihat dari hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John

Paul II Maumere adalah efektif karena terdapat perbedaan hasil belajar sebelum dan

setelah diterapkan model pembelajaran flipped classroom.

Kata kunci: Flipped Classroom, Hasil Belajar, Motivasi Belajar, Gelombang

Mekanik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF THE APPLICATION OF THE FLIPPED

CLASSROOM LEARNING MODEL ON THE LEARNING OF

MECHANICAL WAVES IN STUDENTS OF CLASS XI IPA 1 SMAS

CATHOLIC ST. JOHN PAUL II MAUMERE

Magdalena Ferlina Rere Djogo

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2021

The aims of this study were to determine: (1) the effective application of the

flipped classroom learning model to the students of class XI IPA 1 SMAS Catholic

St. John Paul II Maumere, (2) the effectiveness of the application of the flipped

classroom learning model is seen from the motivation to learn in class XI IPA 1

SMAS Catholic St. John Paul II Maumere, and (3) the effectiveness of the

application of the flipped classroom learning model is seen from the learning

outcomes of students in class XI IPA 1 SMAS Catholic St. John Paul II Maumere.

The study was conducted on February 26 - May 22, 2021 with the research

subjects being students of class XI IPA 1 SMAS Catholic St. John Paul II Maumere

for the 2020/2021 school year. The research method used is design research with

the treatment of flipped classroom learning model to teach the material of

mechanical waves. The data collection instruments were questionnaires, interviews

and pretest - posttest. Data in the form of scores were processed using Wilcoxon

test nonparametric statistics with the help of SPSS 22.0 software for windows.

The results showed that: (1) the application of the flipped classroom learning

model to students of class XI IPA 1 SMAS Catholic St. John Paul II Maumere face-

to-face or online is effectively applied when students carry out pre-learning

activities according to the assigned tasks and there is good interaction between

students and teachers in-learning activites. (2) The application of the flipped

classroom learning model is seen from the learning motivation of class XI IPA 1

SMAS Catholic St. John Paul II Maumere is ineffective because there is no

difference in learning motivation before and after the flipped classroom learning

model is applied. (3) The application of the flipped classroom learning model is

seen from the learning outcomes of class XI IPA 1 SMAS Catholic St. John Paul II

Maumere is effective because there are differences in learning outcomes before and

after the flipped classroom learning model is applied.

Keywords: Flipped Classroom, Learning Outcomes, Learning Motivation,

Mechanical Waves.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas

kehendak dan penyertaan-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul β€œEfektivitas Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom pada

Pembelajaran Gelombang Mekanik Siswa Kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John

Paul II Maumere”. Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa terdapat berbagai kendala yang ditemui namun berkat

doa, dukungan, bantuan, kerja keras, motivasi serta bimbingan dari banyak pihak

penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Peneliti mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Kasih yang selalu ada untuk peneliti dalam keadaan

apapun,

2. Ibu Laurensiana Elvi Balu dan Maria Rasdiana Femilia Nggumba, Adik

Martha Clearetha Cellena Sare, Kakek Yohanes Paga, Nenek Alm. Karolina

Ere, Bapak Y. G Kori, Bapak Edi Dore, Bapak Yosep Wara, Ibu Onci Mite,

Kakak Yohan dan adik – adik saya terkasih serta segenap keluarga di

Magekoba, Lekebai dan Kupang yang selalu mendukung peneliti dalam

doa, cinta, energi dan pemberian semangat yang luar biasa,

3. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku dosen pembimbing yang

sudah bersedia membimbing penulis sehingga penulisan skripsi dapat

terselesaikan,

4. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Fisika yang sudah memberikan bimbingan terkait penulisan

skripsi,

5. Bapak Albertus Hariwangsa Panuluh, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang selalu memberikan saran dan bimbingan kepada penulis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

6. RD. Fidelis Dua, M.Th, selaku Kepala SMAS Katolik St. John Paul II

Maumere yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan

memberikan dukungan moril kepada peneliti,

7. Bapak Dion Paskalis Kopong Belolo, S.Pd., selaku wali kelas XI IPA 1 dan

guru fisika SMAS Katolik St. John Paul II Maumere yang sudah bersedia

memberikan tenaga, pikiran dan dukungan moril kepada peneliti yang

membantu pelaksanaan penelitian,

8. Siswa – siswi kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere yang

telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian, bersedia belajar

bersama penulis dan memberikan dukungan moril kepada peneliti,

9. Bapak Bayu Aji Wibowo, S. Fil., selaku kepala Tata Usaha SMAS Katolik

St. John Paul II Maumere yang sudah membantu pelaksanaan penelitian,

10. Sahabat terkasih Chita da Silva, Rista Lake dan Santi Sao yang sudah

memberikan dukungan moril dan membantu meminjamkan laptop untuk

digunakan peneliti dalam penyelesaian skripsi,

11. Sahabat terkasih Angela Rose dan Trisnawati Hawu yang bersama peneliti

menyelesaikan skripsi di perpustakaan,

12. Sahabat terkasih Echa Upa, Mariska Moy, Enya Novia, Inta Inviolata, Elsa

Anggelina, Gek Aik, Eci Djapa, Reni Patabang dan Indah Wangga yang

selalu memberikan semangat pada peneliti untuk menyelesaikan skripsi,

13. Teman – teman PFIS angkatan 2017 yang sudah sama – sama berjuang dan

selalu mendukung dan menyemangati peneliti,

14. Buku, laptop, handphone, segala jenis aplikasi yang dimanfaatkan selama

penelitian dan teknologi internet.

Penulis,

Magdalena Ferlina Rere Djogo

Yogyakarta, 28 Juli 2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................... iii

........................................ iv

v

vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Batasan Masalah................................................................................. 3

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 3

1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................ 4

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Model Pembelajaran Flipped Classroom ........................................... 5

2.2 Manfaat Model Pembelajaran Flipped Classroom ............................ 5

2.3 Tipe Model Pembelajaran Flipped Classroom .................................. 7

2.4 Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom ......................... 7

2.5 Efektivitas ........................................................................................ 10

2.6 Pengertian Motivasi ......................................................................... 11

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ............

HALAMAN PENYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

2.7 Macam – Macam Motivasi .............................................................. 11

2.8 Motivasi Belajar ............................................................................... 12

2.9 Indikator Motivasi Belajar ............................................................... 13

2.10 Hasil Belajar ................................................................................... 14

2.11 Pemahaman Tentang Gelombang .................................................. 15

2.12 Karateristik Gelombang ................................................................. 21

2.13 Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner ............................ 31

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 42

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 43

3.3 Sampel Penelitian ............................................................................. 43

3.4 Treatmen .......................................................................................... 43

3.5 Instrumen ......................................................................................... 46

3.5.1 Pretest dan Posttest ................................................................ 46

3.5.2 Angket .................................................................................... 47

3.5.3 Wawancara ............................................................................. 48

3.6 Analisis Data .................................................................................... 48

3.6.1 Analisis Data Motivasi Belajar Siswa .................................... 48

3.6.2 Analisis Data Hasil Belajar Siswa ......................................... 49

3.7 Validitas .......................................................................................... 55

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 57

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 57

4.1.2 Analisis Data Kuantitatif ......................................................... 77

4.1.3 Analisis Data Kualitatif ........................................................... 94

4.2 Pembahasan ...................................................................................... 99

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 103

5.2 Saran ............................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 105

LAMPIRAN .................................................................................................... 107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

3.1 Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom .............................. 43

3.2 Kisi – Kisi Soal Pretest .......................................................................... 46

3.3 Kisi – Kisi Soal Posttest ......................................................................... 47

3.4 Indikator Motivasi Belajar Siswa ........................................................... 47

3.5 Skor Angket Motivasi Belajar Siswa ..................................................... 48

3.6 Kategori Motivasi Belajar Siswa ........................................................... 49

3.7 Rubrik Penilaian Soal Pretest ................................................................ 49

3.8 Rubrik Penilaian Soal Posttest ................................................................ 51

3.9 Kualitas Hasil Belajar Siswa .................................................................. 55

4.1 Skor Angket Motivasi Belajar Awal dan Motivasi Belajar Akhir pada

Pertemuan Pertama ................................................................................. 77

4.2 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama dengan

Uji Wilcoxon ........................................................................................... 78

4.3 Skor Angket Motivasi Belajar Awal dan Motivasi Belajar Akhir pada

Pertemuan Kedua .................................................................................... 79

4.4 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Kedua dengan

Uji Wilcoxon .......................................................................................... 80

4.5 Skor Angket Motivasi Belajar Awal dan Motivasi Belajar Akhir pada

Pertemuan Ketiga .................................................................................... 81

4.6 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Ketiga dengan

Uji Wilcoxon ........................................................................................... 82

4.7 Skor Angket Motivasi Belajar Awal dan Motivasi Belajar Akhir pada

Pertemuan Keempat ............................................................................... 83

4.8 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa pada Pertemuan Keempat dengan

Uji Wilcoxon ........................................................................................... 85

4.9 Nilai Pretest dan Posttest Pertemuan Pertama ....................................... 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

4.10 Hasil Analisis Pretest dan Posttest untuk Pertemuan Pertama dengan Uji

Wilcoxon .................................................................................................. 87

4.11 Nilai Pretest dan Posttest Pertemuan Kedua .......................................... 88

4.12 Hasil Analisis Pretest dan Posttest untuk Pertemuan Kedua dengan Uji

Wilcoxon .................................................................................................. 89

4.13 Nilai Pretest dan Posttest Pertemuan Ketiga .......................................... 90

4.14 Hasil Analisis Pretest dan Posttest untuk Pertemuan Ketiga dengan Uji

Wilcoxon .................................................................................................. 91

4.15 Nilai Pretest dan Posttest Pertemuan Keempat ..................................... 92

4.16 Hasil Analisis Pretest dan Posttest untuk Pertemuan Keempat dengan

Uji Wilcoxon ........................................................................................... 93

4.17 Rubrik Pengamatan Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Flipped

Classroom ............................................................................................... 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Contoh gelombang transversal pada tali ..................................................... 16

2.2 Contoh gelombang longitudinal pada pegas .............................................. 16

2.3 Grafik hubungan simpangan gelombang terhadap posisi ........................... 18

2.4 Grafik hubungan simpangan gelombang terhadap waktu ......................... 18

2.5 Dorongan dan tarikan pada slinki .............................................................. 20

2.6 Grafik hubungan simpangan terhadap waktu untuk mempelajari fase

gelombang ................................................................................................. 21

2.7 Tangki Riak ............................................................................................... 22

2.8 Gelombang – gelombang lurus dan lingkaran yang terbentuk pada

permukaan air ............................................................................................. 22

2.9 Muka gelombang dan sinar gelombang pada gelombang lurus dan

gelombang lingkaran .................................................................................. 23

2.10 Pemantulan gelombang pada permukaan air dengan penghalang diletakan

sejajar ......................................................................................................... 23

2.11 Pemantulan gelombang pada permukaan air dengan penghalang diletakan

miring ........................................................................................................ 24

2.12 Rancangan percobaan pembiasan gelombang air ...................................... 25

2.13 Pembiasan gelombang air .......................................................................... 26

2.14 Sudut datang dan sudut bias pada pembiasan gelombang air .................... 27

2.15 Peristiwa difraksi pada celah sempit dan celah lebar ................................ 28

2.16 Dua gelombang yang mengalami interferensi ........................................... 29

2.17 Grafik hubungan simpangan terhadap posisi pada dua gelombang yang

mengalami interferensi .............................................................................. 29

2.18 Grafik hubungan simpangan terhadap posisi untuk beberapa interferensi

gelombang ................................................................................................. 30

2.19 Interferensi gelombang air yang diamati menggunakan tangki riak .......... 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

2.20 Grafik hubungan simpangan terhadap waktu untuk mempelajari gelombang

berjalan ...................................................................................................... 31

2.21

2.22

Pemantulan gelombang tali pada ujung bebas dan ujung tetap .................. 36

Pemantulan gelombang stasioner pada ujung tetap ................................... 37

2.23 Letak simpul dan perut pada ujung tetap gelombang stasioner ................. 38

2.24

2.25

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

Pemantulan gelombang stasioner pada ujung bebas ................................. 39

Letak simpul dan perut pada ujung bebas gelombang stasioner ............... 40

Diagram Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 58

Cuplikan layar video pembelajaran pertemuan pertama ........................... 62

Cuplikan layar video pembelajaran pertemuan kedua ................................ 63

Cuplikan layar PPT untuk pertemuan pertama ........................................... 64

Cuplikan layar PPT untuk pertemuan kedua ............................................. 64

Cuplikan layar percakapan bersama siswa melalui whatssapp

group ........................................................................................................... 65

Cuplikan layar percakapan pribadi bersama siswa melalui

whatsapp ..................................................................................................... 65

Cuplikan layar ruang kelas virtual dalam microsoft teams ....................... 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian ......................................... 108

Lampiran 2. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ............................. 109

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 110

Lampiran 4. Daftar Rekapan Catatan Pra Pembelajaran Siswa ................ 116

Lampiran 5. Catatan Siswa pada Aktivitas Pra Pembelajaran ................... 117

Lampiran 6. Daftar Hadir Siswa ............................................................... 121

Lampiran 7. Daftar Hadir Pertemuan Online Melalui Microsoft Teams .. 122

Lampiran 8. Jawaban Angket Motivasi Belajar Siswa ............................. 124

Lampiran 9. Pengisian Kuesioner Pembelajaran Fisika (Survey Awal)

melalui Google Formulir ...................................................... 126

Lampiran 10. Pengisisan Angket Motivasi Belajar Siswa Melalui Google

Formulir ................................................................................ 127

Lampiran 11. Angket Motivasi Belajar Siswa ............................................ 129

Lampiran 12. Lembaran Pretest Siswa ...................................................... 131

Lampiran 13. Lembaran Posttest Siswa ..................................................... 132

Lampiran 14. Hasil Wawancara Pertemuan Pertama dan Kedua ............... 134

Lampiran 15. Dokumentasi Pembelajaran Tatap Muka ............................. 136

Lampiran 16. Dokumentasi Pembelajaran Melalui Video Conference

Microsoft Teams .................................................................... 137

Lampiran 17. Validasi Angket Menggunakan Uji Korelasi ........................ 138

Lampiran 18. Soal – Soal Pretest I, Pretest II, Pretest III dan Pretest IV ... 140

Lampiran 19. Soal – Soal Posttest I, Posttest II, Posttest III dan

Posttest IV ............................................................................. 143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran yang efektif dapat terjadi apabila siswa dapat belajar dengan

mudah, menyenangkan dan dapat mencapai tujuan dari pembelajaran.

Pembelajaran yang efektif terjadi ketika diterapkan model pembelajaran yang

sesuai. Penerapan model pembelajaran yang merupakan suatu kerangka

konseptual dalam pembelajaran pada kondisi yang sesuai, dapat menciptakan

pengalaman belajar yang baik bagi siswa sehingga siswa memperoleh manfaat

dari aktivitas belajar.

Siswa dapat belajar dengan menyenangkan apabila siswa memiliki motivasi

belajar yang baik. Menurut Aunurrahman (2016), melalui penggunaan model

pembelajaran yang tepat, motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan. Motivasi

belajar yang baik dapat menumbuhkan rasa senang siswa terhadap

pembelajaran, rasa senang siswa dalam mengerjakan tugas dan memudahkan

siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa untuk

mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Model pembelajaran yang menjadi suatu kerangka konseptual dalam

pembelajaran tentu menjadi hal yang penting bagi hasil belajar siswa yang

merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa dari proses belajar. Dengan

berpedoman pada model pembelajaran yang diterapkan pada keadaan yang

sesuai, dapat direncanakan proses pembelajaran yang tepat. Dari proses

pembelajaran yang tepat, akan diukur melalui hasil belajar yang diperoleh.

Hasil belajar yang diperoleh akan menunjukan kefektifan penerapan suatu

model pembelajaran.

Saat ini banyak model pembelajaran yang tersedia yang dapat digunakan

oleh guru untuk menciptakan proses belajar sehingga siswa mampu mencapai

tujuan belajar, salah satunya adalah model pembelajaran flipped classroom.

Prinsip dari penerapan model pembelajaran ini adalah siswa sudah mempelajari

materi terlebih dahulu sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Melalui aktivitas ini, proses belajar siswa di kelas lebih menghemat waktu dan

dapat diisi dengan kegiatan seperti penekanan materi pembelajaran. Siswa

menjadi lebih mandiri dalam aktivitas belajar dengan kegiatan – kegiatan yang

dilakukan sebelum pembelajaran di kelas.

Dalam penerapannya, model pembelajaran flipped classroom memerlukan

teknologi internet. Berdasarkan data survey awal pembelajaran fisika yang

dilakukan pada siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere,

perangkat yang biasa digunakan oleh siswa dalam pembelajaran adalah

smartphone. Smartphone dimiliki oleh 32 siswa secara pribadi dan 2 siswa

milik keluarga atau kenalan. Sehingga menurut peneliti model pembelajaran

flipped classroom dapat diterapkan pada siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolik

St. John Paul II Maumere.

Berangkat dari hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitan dengan

menerapkan model pembelajaran flipped classroom dan ingin melihat

efektivitas penerapan model pembelajaran flipped classroom pada siswa SMAS

Katolik St. John Paul II Maumere kelas XI IPA. Oleh karena itu, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul β€œEfektivitas Penerapan Model

Pembelajaran Flipped Classroom Pada Gelombang Mekanik Siswa Kelas XI

IPA SMAS Katolik St. John Paul II Maumere.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran flipped classroom yang efektif

pada siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere?

2. Bagaimana efektivitas penerapan model pembelajaran flipped classroom

dilihat dari motivasi belajar pada siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St.

John Paul II Maumere?

3. Bagaimana efektivitas penerapan model pembelajaran flipped classroom

dilihat dari hasil belajar pada siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John

Paul II Maumere?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas

XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere tahun ajaran 2020/2021.

2. Kompetensi dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah KD 3.8:

menganalisis karateristik gelombang mekanik.

3. Penelitian dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran flipped

classroom.

4. Penelitian dilakukan untuk melihat efektivitas penerapan model

pembelajaran flipped classroom.

5. Penelitian dilakukan untuk melihat efektivitas penerapan model

pembelajaran flipped classroom dilihat dari motivasi belajar dan hasil

belajar siswa.

6. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menerapkan model pembelajaran flipped classroom yang efektif pada siswa

kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere.

2. Efektivitas penerapan model pembelajaran flipped classroom dilihat dari

motivasi belajar pada siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II

Maumere.

3. Efektivitas penerapan model pembelajaran flipped classroom dilihat dari

hasil belajar pada siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II

Maumere.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi siswa

Penelitian ini membantu siswa mempelajari karaktersitik gelombang

mekanik dengan pengalaman penerapan model pembelajaran flipped

classroom.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi guru dalam penerapan

model pembelajaran flipped classroom.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini memberikan bekal pengalaman bagi peneliti dalam

menerapkan model pembelajaran flipped classroom.

1.6 Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan sistematika penulisan sebagai

berikut,

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini terdiri dari model pembelajaran flipped classroom, manfaat model

pembelajaran flipped classroom, tipe model pembelajaran flipped classroom,

penerapan model pembelajaran flipped classroom, efektivitas, pengertian

motivasi, macam – macam motivasi, motivasi belajar, indikator motivasi

belajar, hasil belajar, pemahaman tentang gelombang, karateristik gelombang,

gelombang berjalan dan gelombang stasioner.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, sampel

penelitian, treatment yang digunakan, instrumen berupa angket, pretest –

posttest dan wawancara, analisis data pada angket dan pretest – posttest dan

validitas.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian berisi

pelaksanaan penelitian, analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Model Pembelajaran Flipped Classroom

Model pembelajaran flipped classroom diperkenalkan pada tahun 2000 oleh

Wesley Baker dalam bukunya yang berjudul β€œthe classroom flip: using web

course management tools to become the guide by the side”. Kemudian, model

pembelajaran flipped classroom diterapkan pada tahun 2006-2007 oleh guru

Kimia di Wooland Park High School di Wooland Park, Colorado, Amerika

Serikat yakni Jonathan Bergmann dan Aaron Sams.

Menurut Bergmann dan Sams (2012) konsep dasar model pembelajaran

flipped classroom adalah pembelajaran yang biasanya dilakukan di kelas akan

dilakukan di rumah dan pembelajaran yang dilakukan di rumah akan dilakukan

di kelas. Model pembelajaran ini diawali dengan pemberian materi belajar

kepada siswa dan siswa diberikan waktu untuk mempelajari materi belajar

tersebut di rumah, kemudian ketika di sekolah siswa dan guru akan membahas

dan melakukan penekanan kembali materi yang dipelajari. Pembelajaran yang

dilakukan di kelas diawali dengan diskusi tentang materi/video yang sudah

dipelajari sebelumnya. Di rumah, siswa dapat mencatat poin – poin penting dari

materi yang dipelajari, mencatat setiap pertanyaan yang mereka pikirkan ketika

mempelajari materi dan meringkas pembelajarannya. Setelah pertanyaan –

pertanyaan yang siswa ajukan terjawab di kelas, selanjutnya siswa akan

diarahkan untuk beberapa kegiatan misalnya, pemberian tugas, eksperimen di

laboratorium, aktivitas pemecahan masalah atau dilakukan tes.

2.2 Manfaat Model Pembelajaran Flipped Classroom

Model pembelajaran flipped classroom menjadikan pembelajaran berpusat

pada siswa (student centered learning). Siswa dapat mempelajari materi sendiri

dengan menonton video pembelajaran kemudian mengajukan pertanyaan yang

sesuai dan guru memiliki peranan untuk memberi jawaban dan pemahaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

pada siswa. Selain itu, siswa dapat belajar bertanggung jawab untuk

menyelesaikan pekerjaan. Dari berbagai aktivitas dalam pembelajaran, siswa

dapat termotivasi untuk belajar sehingga menjadikan belajar bukan hanya

sebagai proses untuk menyelesaikan tugas dan menghafal tetapi juga proses

untuk memahami konsep, menumbuhkan kemandirian di dalam diri siswa,

kemampuan mengatur diri, berpikir kritis dan mencari lebih banyak

pengetahuan.

Dengan model pembelajaran flipped classroom guru mendedikasikan lebih

banyak waktu di kelas untuk kegiatan pembelajaran yang menarik dan interaktif

atau proyek yang lebih menekankan pada praktik. Peranan guru juga berubah

dari yang sebelumnya sebagai pemberi informasi menjadi tutor yang membantu

siswa dengan memberikan umpan balik yang membantu siswa memahami

konsep.

Model pembelajaran flipped classroom menjadikan kegiatan pembelajaran

dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing – masing siswa dan kecepatan

belajar masing – masing siswa. Menurut Bergmann dan Sams (2012), pada

model pembelajaran tradisional guru akan lebih banyak berinteraksi dengan

siswa yang pandai dan siswa yang lebih pasif hanya akan melihat dan

mendengarkan interaksi yang mereka lakukan. Tapi dengan menggunakan

model pembelajaran flipped classroom, peranan guru berubah. Guru akan lebih

fokus pada siswa yang mengalami kesulitan dan siswa yang dapat memahami

materi dengan baik diminta bekerja sama secara mandiri dan membantu siswa

lain yang mengalami kesulitan dalam memahami materi.

Model pembelajaran flipped classroom juga dapat meningkatkan hubungan

antara guru dengan siswa dan hubungan antara siswa dengan siswa. Dalam

proses pembelajaran, siswa memiliki banyak interaksi dengan guru sebagai

tutornya untuk mempelajari materi. Siswa juga mengalami banyak proses

bersama siswa lain karena tersedianya kelompok – kelompok kecil untuk

melaksanakan eksperimen lab atau kegiatan lainnya, yang menimbulkan

interaksi yang intens antar siswa contohnya siswa dapat saling membantu satu

sama lain dalam belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Model pembelajaran flipped classroom juga membantu siswa berkebutuhan

khusus. Mereka sangat terbantu karena dapat belajar secara mandiri dengan

menonton materi pembelajaran sebanyak yang mereka butuhkan, menjeda,

mengulang video dan memastikan bahwa mereka benar – benar mempelajari

materi pelajaran.

2.3 Tipe Model Pembelajaran Flipped Classroom

Menurut Steele (dalam Utami 2017) terdapat beberapa tipe model

pembelajaran flipped classroom:

1. Tipe traditional flipped

Tipe traditional flipped merupakan tipe yang paling sederhana dan biasanya

digunakan oleh guru pemula. Tipe ini memiliki langkah – langkah seperti, siswa

menonton video pembelajaran di rumah dan siswa melakukan kegiatan dan

mengerjakan tugas di kelas dan diakhir pembelajaran siswa menyelesaikan kuis.

2. Tipe mastery flipped

Tipe ini memiliki kesamaan dengan tipe traditional flipped namun yang

membedakannya yaitu pada awal pembelajaran diberikan pengulangan pada

pertemuan sebelumnya.

3. Tipe problem based learning flipped

Pada tipe ini, siswa diberikan video tontonan yang berisi petunjuk untuk

menyelesaikan masalah yang akan muncul ketika di kelas. Di kelas, siswa

melalukan eksperimen dan evaluasi.

2.4 Penerapan Model Membelajaran Flipped Classroom

Menurut Bergmann dan Sams (2012) penerapan flipped classroom dilakukan

sebagai berikut:

1. Homework: The Videos

Model pembelajaran flipped classroom memerlukan media pembelajaran

berupa video. Sebelum membuat video, guru perlu memiliki keyakinan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

video benar – benar dibutuhkan dalam pembelajaran. Setelah yakin

menggunakan video, guru perlu mempersiapkan pembuatan video dengan

kualitas yang baik. Selain memproduksi sendiri, guru dapat menggunakan video

berkualitas baik yang diproduksi oleh orang lain yang sesuai dengan materi

yang diajarkan.

Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan video yakni screencasting

software, komputer, tablet pena, mikrofon dan webcam. Screencasting video

digunakan untuk merekam segala sesuatu yang nampak di layar komputer

maupun tablet. Tahap – tahap dalam pembuatan video, yakni:

β€’ Merencanakan pembelajaran.

Awalanya, guru menentukan tujuan pembelajaran dam memutuskan apakah

video pembelajaran merupakan alat yang tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Guru bisa menggunakan serangkaian file Power Point

Presentatation (PPT) kemudian merekam video dari slide yang ada dalam PPT.

β€’ Merekam video

Merekam pelajaran dapat dilakukan di depan komputer dengan peralatan –

peralatan seperti screencasting software, komputer, tablet pena, mikrofon dan

webcam. Dalam proses perekaman, guru dapat berhenti dan mengulang kembali

perekaman. Dalam proses perekaman sebaiknya dituliskan saja poin – poin

pentingnya kemudian dikembangkan ketika rekaman berlangsung.

β€’ Mengedit video

Proses pengeditan merupakan salah satu proses penting dalam

mempersiapkan video. Dalam proses ini guru dapat menghapus kesalahan,

menyoroti dan memperkuat apa yang dikatakan dalam rekaman dengan

memunculkan gambar yang dapat memperjelas materi. Selama proses

pengeditan, guru dapat memasukan video, mengubah dan menambahkan

gambar, menambahkan keterangan teks dan pengeditan lainnya.

β€’ Mempublikasi video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Proses terakhir yakni publikasi video untuk dilihat siswa. Ruang publikasi

video dapat berbeda – beda tergantung dari kebijakan sekolah atau guru yang

mempertimbangkan keadaan siswa. Publikasi video dapat dilakukan melalui

situs online (youtube). Semakin banyak ruang untuk mempublikasi video, maka

semakin bagus agar dapat diakses oleh semua siswa.

2. Class time

Class time adalah waktu siswa di dalam kelas. Di dalam kelas peranan guru

adalah memperjelas atau menekankan kembali materi yang telah dipelajari

siswa sebelumnya. Di dalam kelas, guru dapat menyusun berbagai aktivitas

dengan bebas.

Menurut Hamid dan Efendi (2019) tahap - tahap dalam melaksanakan

pembelajaran flipped classroom yaitu :

1. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan meliputi penentuan materi, media pembelajaran

dengan melihat kemampuan siswa dan topik yang dipelajari, desain rencana

pembelajaran dan desain video dan audio pembelajaran serta pengecekan

teknologi penunjang pembelajaran.

2. Tahap produksi

Tahap produksi meliputi proses pembuatan video dan audio sebagai

media pembelajaran. Video dan audio yang dapat dibuat sendiri atau

diperoleh dari internet.

3. Tahap distribusi

Tahap distribusi merupakan tahap membagikan video dan audio

pembelajaran yang dibuat sebagai sumber belajar siswa di rumah. Proses

pendistribusian dapat dilakukan di kelas maupun di rumah.

Menurut Nurpianti, dkk (2018) pendekatan flipped classroom terdiri dari 3 fase

yakni:

1. Fase 1 (Preclass)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Pada fase ini, sebelum masuk kelas, siswa diharapkan menonton video

pembelajaran, atau membaca buku, dan beberapa hal yang guru berikan.

Kemudian, siswa mencatat hal – hal penting, kesulitan maupun pertanyaan

yang akan diajukan di dalam kelas.

2. Fase 2 (In class)

Pada fase ini, siswa berkolaborasi, diskusi, dan bertanya pada guru

mengenai hal yang sulit terkait materi. Siswa dibebaskan untuk melakukan

apapun sesuai dengan keinginannya. Namun pada tahap ini guru dapat

melakukan pendekatan agar seluruh siswa terlibat dalam kegiatan

pembelajaran.

3. Fase 3 (Outclass)

Pada fase ini, siswa diharapkan mampu menerapkan hasil belajar dalam

kehidupan sehari- hari.

Menurut Bergmann dan Sams (2012), dalam penerapan flipped classroom

di dalam kelas, pada awal pelajaran guru perlu untuk memeriksa catatan siswa

untuk memastikan bahwa mereka telah menonton video sebelumnya. Catatan

berisi rangkuman materi atau hal – hal yang ingin ditanyakan oleh siswa. Siswa

juga dapat mengirimkan pertanyaan – pertanyaan melalui email kepada guru

untuk hal – hal yang belum mereka pahami.

Pada aktivitas tanya jawab di kelas, siswa diwajibkan untuk memiliki

pertanyaan sehingga guru dapat berinteraksi dengan seluruh siswa. Jika dalam

penerapan pembelajaran flipped classroom siswa tidak menonton video maka

siswa diharuskan untuk menonton video di dalam kelas saat siswa lainnya

sedang berinteraksi bersama guru.

2.5 Efektivitas

Menurut Etzioni dalam Simamora (2008), efektivitas adalah tingkat

keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran. Menurut Afifatu Rohmawati

dalam (Kusumah: 2020,11) efektivitas pembelajaran adalah ukuran

keberhasilan yang dilihat dari proses interaksi antar siswa dengan siswa atau

siswa dengan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam Sumarsono,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

dkk (2020), Saparudin menyatakan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan

suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu

pembelajaran. Menurut Sembiring (2008), efektivitas pembelajaran dapat

tercapai apabila guru memiliki peranan untuk menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan, memotivasi dan menginspirasi siswa untuk

mengkontestualisasikan pelajaran yang diperoleh dengan kehidupan nyata.

Efektivitas pembelajaran dapat tercapai apabila diberikan model pembelajaran

yang sesuai dengan aktivitas belajar.

Berdasarkan uraian diatas efektivitas pembelajaran ialah suatu ukuran

tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Efektivitas penerapan pembelajaran dari penelitian ini dilihat

dari motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

2.6 Pengertian Motivasi

Dalam Lestari (2020) Purwanto menyatakan bahwa motivasi adalah segala

sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak. Menurut Susanti (2019)

motivasi adalah sesuatu yang tidak nampak berupa dorongan dasar atau

kekuatan atau daya penggerak yang menggerakkan seseorang untuk berproses

dan mampu mempertahankan tingkah lakunya hingga tercapai tujuannya.

Menurut Mc. Donald dalam Sadirman (2014), motivasi adalah tanggapan

terhadap adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan berupa perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling. Berdasarkan

beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan

segala sesuatu yang merupakan daya penggerak yang mendorong atau

mengarahkan tingkah laku manusia untuk mencapai tujuan, kebutuhan dan

keinginannya.

2.7 Macam – Macam Motivasi

Menurut Djamarah dalam Lestari (2020) dikenal dua macam motivasi yakni

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik menurut Sadirman (2011) ialah motivasi yang tidak

memerlukankan rangsangan dari luar karena dorongan untuk melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

sesuatu sudah ada dalam diri tiap individu. Jika dikaitkan dengan kegiatan

belajar, motivasi intrinsik memiliki peran saat seseorang melakukan aktivitas

belajar atas kesadaran pribadi karena minat belajar dan keinginan untuk

berprestasi atau mencapai tujuan belajar.

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik menurut Sadirman (2011), adalah motif – motif yang

aktif dan berfungsi apabila ada perangsang dari luar. Motivasi ini tidak datang

dari dalam diri pribadi seseorang tetapi datang dari luar diri. Motivasi ini dapat

timbul jika terdapat dorongan, rangsangan atau stimulus dari luar. Jika dikaitkan

dengan kegiatan belajar, menurut Susanti (2019), motivasi ini timbul dan

diteruskan apabila terdapat stimulus seperti reward yang diberikan, lingkungan

pembelajaran yang menyenangkan, guru yang menginspirasi, tantangan yang

berhubungan dengan harga diri, topik yang menarik, adanya pujian dan yang

lainnya.

2.8 Motivasi Belajar

Menurut Susanti (2019) motivasi belajar adalah suatu dorongan untuk

menggerakan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang untuk

bertindak melakukan sesuatu ketika belajar sampai mencapai tujuan belajar.

Menurut Lestari (2020) motivasi belajar ialah dorongan yang timbul dari dalam

maupun luar diri siswa yang akan memengaruhi keinginan belajarnya dan suatu

usaha yang disadari untuk menggerakan, mengarahkan dan menjaga tingkah

laku siswa agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu kegiatan

belajar sehingga mencapai hasil belajar dan tujuan pembelajaran. Menurut

Sadirman (2011), motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan

yang diinginkan oleh subyek dapat tercapai. Berdasarkan beberapa pengertian

tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan dari

dalam dan luar diri siswa yang menjadi daya penggerak dalam diri siswa untuk

menggerakan, mengarahkan, menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

kelangsungan kegiatan belajar sehingga hasil belajar dan tujuan belajar dapat

tercapai.

Menurut Hakim (2005) manfaat motivasi di dalam belajar di antaranya

sebagai berikut.

1. Memberikan dorongan berupa semangat kepada siswa atau mahasiswa

untuk mengatasi kesulitan belajar dan rajin belajar

2. Mengarahkan kegiatan belajar siswa atau mahasiswa untuk tujuan yang

berkaitan dan cita – cita dan masa depannya.

3. Membantu siswa dan mahasiswa untuk mencari dan menemukan suatu

metode belajar yang tepat untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

2.9 Indikator Motivasi Belajar

Pada penelitian Hsiao-Lin Tuan (2005) dalam (Susanti, 2019:94) enam

indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa dalam

pelajaran sains adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan diri (Self efficacy)

Siswa percaya pada kemampuan diri untuk belajar dengan baik.

2. Strategi pembelajaran aktif (Actice learning strategies).

Siswa aktif menggunakan strategi untuk membangun pengetahuan baru

berdasarkan pemahaman sebelumnya.

3. Nilai pembelajaran (Learning value).

Siswa memperoleh kompetensi penyelesaian masalah, mengalami aktivitas

penyelidikan, merangsang pemikiran sendiri dan menemukan relevansi

dengan kehidupan sehari – hari.

4. Tujuan kinerja (Performance goal).

Tujuan siswa dalam belajar adalah bersaing dengan siswa lain dan

mendapatkan perhatian guru.

5. Tujuan pencapaian (Achievement goal).

Siswa merasa puas akan peningkatan kompetensi dan prestasi.

6. Stimulus Lingkungan Belajar (Learning environment stimulation)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Lingkungan belajar siswa seperti kurikulum, pengajaran guru dan interaksi

siswa.

Menurut Worrel dan Stilwell (1981), dikutip oleh Soekamto dan Winata

Putra (1998) dalam Efendi (2008) ciri – ciri manifestasi mahasiswa yang

mempunyai motivasi positif yakni:

1. Memperlihatkan minat, mempunyai perhatian dan ingin ikut serta

dalam belajar dan pembelajaran.

2. Bekerja keras dan meluangkan waktu untuk usaha tersebut.

3. Terus bekerja dengan total hingga tugas terselesaikan memberikan

waktu kepada usaha tersebut.

Menurut Aunurrahman (2016) siswa yang memiliki motivasi belajar akan

terlihat dalam kesungguhan untuk terlibat dalam proses belajar seperti, terlihat

aktif bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan pelajaran, mencatat,

membuat resume, mempraktekan sesuatu, mengerjakan latihan – latihan dan

evaluasi sesuai dengan tuntutan pelajaran. Motivasi individu dapat dilihat dalam

bentuk ketahanan atau ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak

isi pelajaran dan kesungguhan dan ketelatenan dalam mengerjakan tugas.

2.10 Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (dalam Sutrisno 2020) hasil belajar merupakan

akibat dari proses belajar yang diukur dengan alat ukurnya berupa tes yang

disusun terencana seperti tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Menurut

Sutrisno (2020) hasil belajar adalah data kuantitatif ataupun kualitatif yang

merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti materi dari suatu mata

pelajaran. Menurut Wahyuningsih (2020:65), hasil belajar adalah hasil yang

telah dicapai oleh seseorang yang telah menjalani aktivitas belajar yang terdiri

dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dinyatakan dengan simbol,

angka, huruf ataupun kalimat yang mencerimnkan kualitas kegiatan individu

dalam proses tertentu.Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dari proses belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

(meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada materi tertentu yang

diukur menggunakan tes, seperti tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan

yang dinyatakan dalam simbol, angka, huruf maupun kalimat. Hasil belajar

siswa dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan

tengah semester (subsumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif). Dalam

penelitian ini, hasil belajar akan diukur untuk materi pada KD 3.8 menganalisis

karateristik gelombang mekanik. Hasil belajar diukur melalui alat ukur test yang

terdiri dari pretest dan posttest yang mengukur aspek kognitif siswa.

2.11 Pemahaman Tentang Gelombang

A. Pengertian gelombang

Menurut Surya (2009), gelombang didefenisikan sebagai peristiwa

perambatan energi dari satu tempat ke tempat lain. Menurut Young dan

Freedman (2003), gelombang bisa terjadi ketika suatu sistem diganggu dari

posisi kesetimbangannya dan bila gangguan itu dapat berjalan atau merambat

(propagate) dari satu daerah pada sistem itu ke daerah lainnya

Berdasarkan dua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa gelombang

adalah perambatan atau pemindahan energi dari suatu tempat ke tempat yang

lain yang terjadi apabila suatu sistem pada tempat awal diganggu dari posisi

kesetimbangannya. Contoh – contoh dari fenomena adanya gelombang yakni,

cahaya, bunyi, gelombang laut, transmisi radio dan televisi serta gempa bumi.

B. Jenis – jenis gelombang

Berdasarkan arah getarannya, gelombang dikelompokkan menjadi:

1. Gelombang transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak

lurus terhadap arah perambatannya. Contoh pada gelombang transversal

seperti gelombang pada tali, gelombang pada permukaan air dan gelombang

cahaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Gambar 2.1 Contoh gelombang transversal pada tali.

2. Gelombang longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar

dengan arah perambatannya. Contoh dari gelombang longitudinal adalah

gelombang bunyi dan getaran pada pegas.

Gambar 2.2 Contoh gelombang longitudinal pada pegas.

Berdasarkan amplitudo dan fasenya, gelombang dikelompokkan menjadi:

1. Gelombang berjalan

Gelombang berjalan adalah gelombang yang mempunyai amplitudo

yang sama di setiap titik. Misalnya gelombang yang merambat pada tali

yang sangat panjang dan gelombang pada pegas

2. Gelombang stasioner atau gelombang diam

Gelombang stasioner adalah gelombang yang amplitudonya tidak sama

pada setiap titik. Misalnya gelombang pada senar gitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Berdasarkan medium perambatan, gelombang dikelompokan menjadi:

1. Gelombang mekanik

Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium

dalam perambatannya. Contohnya seperti gelombang bunyi, gelombang tali

atau dawai dan gelombang pada pegas

2. Gelombang elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan

medium perambatan. Contohnya seperti sinar gamma, sinar X, cahaya,

gelombang radio, TV, dan radar.

Berdasarkan dimensi perambatan, gelombang dikelompokan menjadi :

1. Gelombang satu dimensi

Gelombang satu dimensi adalah gelombang yang merambat dalam 1

arah, contohnya gelombang tali.

2. Gelombang dua dimensi

Gelombang dua dimensi adalah gelombang yang merambat dalam

bidang, contohnya gelombang air.

3. Gelombang tiga dimensi

Gelombang tiga dimensi adalah gelombang yang merambat dalam

ruang, misalnya gelombang bunyi.

C. Besaran pada gelombang

Besaran pada gelombang transversal dapat dipelajari melalui grafik

simpangan gelombang sebagai fungsi posisi gelombang dan grafik

simpangan gelombang sebagai fungsi waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Gambar 2.3 Grafik hubungan simpangan gelombang terhadap posisi.

Gambar 2.4 Grafik hubungan simpangan gelombang terhadap waktu.

Istilah – istilah berdasarkan kedua grafik yakni :

β€’ Puncak gelombang adalah titik tertinggi gelombang (titik A dan titik C).

β€’ Dasar gelombang adalah titik terendah gelombang (titik B dan titik D).

β€’ Bukit gelombang merupakan lengkungan EAF dan GCH.

β€’ Lembah gelombang merupakan lengkungan FBG dan HDI.

β€’ Amplitudo gelombang 𝐴 adalah tinggi puncak gelombang atau

simpangan terjauh gelombang.

β€’ Panjang gelombang πœ† adalah jarak terdekat antara dua puncak

gelombang (AC) atau jarak antara dua dasar gelombang (BD). Panjang

gelombang merupakan panjang satu gelombang penuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

β€’ Periode gelombang T adalah selang waktu yang diperlukan untuk

menempuh dua puncak yang berurutan atau dua dasar yang berurutan

atau selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang

penuh.

β€’ Frekuensi gelombang 𝑓 adalah banyaknya gelombang yang ditempuh

dalam 1 detik. Satuan dari frekuensi adalah hertz (Hz). Rumus dari

frekuensi gelombang yakni,

𝑓 =1

𝑇. (2.1)

β€’ Kecepatan gelombang atau cepat rambat gelombang 𝑣 , merupakan

kecepatan lewatnya dua puncak gelombang berturut – turut pada suatu

titik tertentu. Karena jarak dua puncak gelombang didefinisikan sebagai

πœ† dan waktu munculnya dua puncak gelombang berturut – turut adalah

𝑇 maka menurut rumus gerak, 𝑣 =𝑠

𝑑=

πœ†

𝑑. Karena 𝑇 =

1

𝑓 maka rumus

kecepatan gelombang dapat juga ditulis sebagai

𝑣 = πœ†π‘“. (2.2)

Pada gelombang longitudinal, satu gelombang terdiri dari satu regangan

dan satu rapatan. Sebagai contoh, apabila sebuah slinki (pegas panjang)

diberi gangguan searah panjang pegas dengan mendorong lalu menarik

pegas itu kembali, maka gangguan ini akan merambat dengan satu

gelombang terdiri dari satu rapatan dan satu renggangan. Rapatan adalah

daerah di mana gulungan pegas pada daerah itu lebih lebih rapat

dibandingkan jarak antara gulungan pada keadaan normal, sedangkan

renggangan adalah daerah yang jarak antar gulungan pegasnya lebih

renggang. Jika dorongan dan tarikan ini terjadi berulang – ulang secara

periodik maka pada slinki akan terjadi gelombang longitudinal yang terdiri

atas rapatan dan regangan, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Gambar 2.5 Dorongan dan tarikan pada slinki.

Rapatan terjadi ketika partikel yang terletak di sebelah kanan dan di

sebelah kiri pusat rapatan bergerak saling mendekati, sedangkan

renggangan terjadi ketika partikel – partikel saling menjauhi. Pada

gelombang longitudinal, panjang gelombang πœ† adalah jarak terdekat antara

dua pusat rapatan atau jarak terdekat antara dua pusat renggangan.

Frekuensi gelombang, 𝑓 adalah banyaknya gelombang yang melewati suatu

titik tiap detik. Rumus cepat rambat gelombang longitudinal 𝑣, sama dengan

rumus kecepatan gelombang transversal yaitu 𝑣 = πœ†π‘“.

D. Fase gelombang

Fase gelombang adalah keadaan getaran suatu gelombang yang

berkaitan dengan simpangan dan arah geraknya atau arah kecepatannya.

Suatu gelombang dikatakan sefase apabila simpangan dan arah geraknya

sama. Sebaliknya suatu gelombang berlawanan fase apabila simpangan dan

arah geraknya tidak sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Gambar 2.6 Grafik hubungan simpangan terhadap waktu untuk

mempelajari fase gelombang

Pada gambar 2.6, titik A dan titik B berjarak satu panjang gelombang

(πœ†), kedua titik memiliki simpangan yang sama dan bergerak pada arah

yang sama. Sehingga, A dan B memiliki fase yang sama. Begitu juga dengan

titik C yang berjarak (2πœ†) dari titik A juga memiliki fase yang sama dengan

titik A dan B. Jadi, titik – titik yang berjarak (1πœ†, 2πœ†, 3πœ†, 4πœ†, … . , π‘›πœ†)

memiliki fase yang sama. Titik A dan D memiliki simpangan yang sama

tetapi bergerak berlawanan arah serta tidak memiliki panjang gelombang

sebesar π‘›πœ†, maka A dan D tidak sefase. Titik A dan G berjarak 1

2πœ†, dengan

nilai mutlak simpangan A sama dengan nilai mutlak simpangan G, dan

keduanya bergerak berlawanan arah. Oleh karena itu, A dan G memiliki fase

yang berbeda atau berlawanan fase. Jadi, titik – titik yang berjarak

3

2πœ†,

5

2πœ†,

7

2πœ†, … (2𝑛 βˆ’ 1)

1

2πœ† memiliki fase yang berlawanan.

2.12 Karateristik Gelombang

Berikut merupakan beberapa karateristik dari gelombang mekanik;

A. Pemantulan gelombang

β€’ Pengertian muka gelombang dan sinar gelombang

Menurut Surya (2009), muka gelombang merupakan suatu garis khayal

yang menghubungkan sekelompok partikel yang bersebelahan dan

mempuyai fase sama (arah kecepatan dan simpangannya sama) yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

terdapat pada gelombang permukaan air. Untuk mengamati gelombang

pada permukaan air, digunakan tangki riak atau tangki gelombang. Pola –

pola yang dihasilkan dan terlihat pada tangki riak dapat diamati melalui

hasil proyeksi pada layar putih di bawah tangki. Getaran pembangkit pada

tangki riak akan menghasilkan sekumpulan garis terang dan gelap.

Sekumpulan garis – garis ini merupakan muka gelombang.

Gambar 2.7 Tangki riak.

Pusat garis terang melukiskan semua titik yang terletak pada puncak

gelombang (fasenya semua sama) sedangkan pusat garis gelap melukiskan

semua titik yang terletak pada dasar gelombang. Muka gelombang

menunjukan posisi gangguan pada waktu tertentu dan arah gerak maju muka

gelombang menunjukan arah perambatan gelombang yang disebut sebagai

sinar gelombang.

Gambar 2.8 Gelombang – gelombang lurus dan lingkaran yang terbentuk pada

permukaan air.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Muka gelombang dan sinar gelombang saling tegak lurus. Sinar

gelombang pada muka gelombang lurus berbentuk garis lurus yang tegak

lurus muka gelombangnya sedangkan pada muka gelombang lingkaran

garis lurus yang berarah radial keluar dari sumber gelombang

Gambar 2.9 Muka gelombang dan sinar gelombang pada gelombang

lurus dan gelombang lingkaran.

β€’ Pemantulan gelombang permukaan air

Pemantulan gelombang pada permukaan air akan terjadi jika terdapat

suatu penghalang. Jika suatu penghalang diletakan sejajar seperti pada

gambar di bawah ini, maka gelombang datang akan memantul kembali.

Gambar 2.10 Pemantulan gelombang pada permukaan air dengan

penghalang diletakan sejajar.

Jika dinding penghalang dimiringkan maka muka gelombang yang

datang tiba di A akan dipantulkan lebih dahulu kemudian disusul B,C,D dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

E. Muka gelombang yang dipantulkan di A akan berpapasan dengan muka

gelombang datang yang menuju B, C, D dan E.

Gambar 2.11 Pemantulan gelombang pada permukaan air dengan penghalang diletakan miring.

Istilah – istilah pada peristiwa pemantulan gelombang air seperti,

β€’ Garis normal merupakan garis yang tegak lurus bidang pantul

(penghalang)

β€’ Sudut datang, 𝑖 adalah sudut antara sinar gelombang datang dengan

garis normal. Sudut 𝑖 dapat diperoleh melalui pengukuran sudut antara

muka gelombang datang dengan bidang pemantul, 𝑖′

β€’ Sudut pantul, π‘Ÿ ialah sudut antara sinar gelombang pantul dengan garis

normal. Sudut π‘Ÿ diperoleh dengan mengukur sudut antara muka

gelombang pantul dengan bidang pemantul, π‘Ÿβ€²

Karena 𝑖 = 𝑖′ dan dan π‘Ÿ = π‘Ÿβ€² (lihat gambar 2.10) dan percobaan

membuktikan bahwa maka 𝑖′ = π‘Ÿβ€² maka

𝑖 = π‘Ÿ (2.3)

B. Pembiasan gelombang

Percobaan pembiasan gelombang air dapat dengan menggunakan tangki

riak atau tangki gelombang. Tangki dirancang agar terdapat dua daerah dengan

kedalaman yang berbeda dengan meletakan keping kaca berukuran tidak terlalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

besar dan diberi ganjalan. Daerah dalam merupakan daerah yang terletak di luar

keping kaca sedangkan yang terletak di atas keping kaca sebagai daerah

dangkal, seperti pada gambar 2.11

Gambar 2.12 Rancangan percobaan pembiasan gelombang air.

Pada gambar 2.11 tampak bahwa panjang gelombang air di tempat yang

dangkal lebih pendek dari panjang gelombang di tempat yang lebih dalam. Oleh

karena 𝑣 = πœ†π‘“, dengan frekuensi yang tetap, maka cepat rambat gelombang di

tempat yang dangkal juga lebih rendah dari cepat rambat gelombang air di

tempat yang lebih dalam.

Jika keping kaca diletakan miring membentuk sudut dengan arah gerak

gelombang datang, maka gelombang lurus dalam suatu tangka riak dapat

dilukiskan seperti gambar 2.12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Gambar 2.13 Pembiasan gelombang air

Gelombang air bergerak dari tempat yang dalam (medium 1) ke tempat yang

dangkal (medium 2). Gelombang datang dengan sudut datang 𝑖 terhadap garis

normal, mengalami perubahan arah sehingga membentuk sudut bias π‘Ÿ terhadap

garis normal akibat perbedaan kecepatan di kedua medium. Peristiwa

perubahan arah ketika gelombang merambat dari satu medium ke medium lain

dinamakan pembiasan. Tampak bahwa sudut bias lebih kecil daripada sudut

datang (π‘Ÿ < 𝑖). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sinar datang dari tempat

yang dalam ke tempat yang dangkal dibiaskan mendekati garis normal.

Sebaliknya, sinar datang dari tempat yang dangkal ke tempat yang dalam

dibiaskan menjauhi garis normal. Ini merupakan hukum II Snellius untuk

gelombang permukaan air pada tangki riak. Sudut bias π‘Ÿ dapat dihitung dengan

bantuan gambar 2.14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Gambar 2.14 Sudut datang dan sudut bias pada pembiasan gelombang air.

sin 𝑖 =πœ†1

𝐴𝐡

(2.4)

sin π‘Ÿ =πœ†2

𝐴𝐡

(2.5) sin 𝑖

sin π‘Ÿ=

πœ†1

𝐴𝐡:

πœ†2

𝐴𝐡=

πœ†1

πœ†2

(2.6)

Dari kedua persamaan itu kita peroleh :

sin 𝑖

sin π‘Ÿ=

πœ†1

𝐴𝐡:

πœ†2

𝐴𝐡=

πœ†1

πœ†2

(2.7)

Karena 𝑣 = π‘“πœ† atau πœ† =𝑣

𝑓 maka:

sin 𝑖

sin π‘Ÿ=

𝑣1/𝑓

𝑣2/𝑓=

𝑣1

𝑣2

(2.8)

Perbandingan 𝑣1

𝑣2 didefenisikan sebagai indeks bias relative medium 2 terhadap

medium 1,

𝑛2

𝑛1= 𝑛21

(2.9)

Rumus pembiasan gelombang menjadi :

sin 𝑖

sin π‘Ÿ= 𝑛21

(2.10)

Persamaan di atas dikenal dengan Hukum Snellius, dengan :

𝑖 = sudut datang

π‘Ÿ = sudut bias

𝑣1 = cepat rambat gelombang dalam medium 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

𝑣2 = cepat rambat gelombang dalam medium 2

𝑛21 = indeks bias medium 2 relatif terhadap medium 1.

C. Difraksi gelombang

Peristiwa difraksi gelombang adalah peristiwa di mana gelombang

dibelokkan. Pembelokkan yang terjadi pada gelombang dapat disebabkan oleh

penghalang yang dapat berupa celah. Untuk ukuran celah yang tepat gelombang

yang datang dapat melentur atau membelok setelah melewati celah tersebut.

Ketika celah lebar, (lebih besar dari panjang gelombang) pembelokan atau

difraksi hanya terjadi sedikit sekali. Sebaliknya ketika celah kecil atau sempit,

efek pembelokan sangat terlihat. Setelah mengalami difraksi, gelombang lurus

dapat menjadi gelombang lingkaran. Gelombang bunyi dan gelombang cahaya

dapat mengalami difraksi.

Gambar 2.15. Peristiwa difraksi peda celah sempit dan celah lebar

D. Interferensi gelombang

Apabila terdapat dua gelombang atau lebih yang merambat pada suatu

medium yang sama, maka gelombang yang tampak merupakan jumlah atau

superposisi dari gelombang – gelombang itu. Pengaruh yang ditimbulkan oleh

gelombang – gelombang yang berpadu inilah disebut sebagai interferensi

gelombang.

β€’ Interferensi Gelombang Tali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Terdapat dua pulsa yang bergerak saling berhadapan. Ketika kedua

pulsa bertemu di titik – titik petemuan, maka akan terbentuk gelombang

baru sebagai hasil dari simpangan kedua pulsa yang saling menambahkan.

Peristiwa penggabungan dua gelombang (atau lebih) ini dinamakan

interferensi gelombang. Setelah melewati titik pertemuan, kedua

gelombang akan berpisah, kembali ke bentuk semula dan bergerak dengan

kecepatan dan frekuensi awal.

Gambar 2.16 Dua gelombang yang mengalami interferensi.

Gambar 2.17 Grafik hubungan simpangan terhadap posisi pada dua gelombang yang

mengalami interferensi.

Pada gambar 2.14, gelombang I dan II yang saling berinterferensi. Hasil

interferensinya diperoleh dengan menjumlahkan simpangan I dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

simpangan II pada titik yang bersamaan. Jika panjang gelombang dan

frekuensi gelombang – gelombang yang berinterferensi adalah sama,

terdapat dua kasus istimewa yakni:

1. Jika kedua gelombang yang berinterferensi sefase, maka terjadi

interferensi yang saling menguatkan yang disebut interferensi

konstruktif, dengan gelombang hasil interferensinya lebih besar dari

gelombang asal seperti pada gambar 2.18 a.

2. Jika kedua gelombang yang berinterferensi memiliki fase yang

berlawananan, maka terjadi interferensi yang saling melemahkan atau

yang disebut interferensi destruktif, dengan gelombang hasil

interferensinya sama dengan nol, seperti pada gambar 2.18 b.

Jika kedua gelombang yang berinterferensi tidak sefase, maka

amplitudo hasil interferensi bernilai antara 0 – 2A tergantung dari beda fase

tersebut, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.18 c.

Gambar 2.18 Grafik hubungan simpangan terhadap posisi untuk beberapa

interferensi gelombang. (sumber gambar : Buku Yohanes Surya)

β€’ Interferensi Gelombang Air.

Interfererensi juga terjadi jika terdapat dua gelombang permukaan air

yang berpadu pada suatu tempat. Interferensi ini dapat diamati dengan

menggunakan tangki air dengan pembangkit gelombang lingkaran yang

menghasilkan 2 gelombang lingkaran dengan frekuensi yang sama. Hasil

interferensi ditunjukan oleh Gambar 2.17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Gambar 2.19 Interferensi gelombang air yang diamati menggunakan tangki riak. (sumber gambar :

https://commons.wikimedia.org)

2.13 Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

1. Gelombang Berjalan

Gelombang berjalan adalah getaran/gangguan yang merambat dari satu

tempat ke tempat lain di mana setiap titik yang dilewatinya akan begetar dengan

amplitudo dan frekuensi yang sama (Surya,2009).

a. Formulasi gelombang berjalan

Pada gambar gelombang berjalan transversal di bawah ini, amplitudo

di titik O, S, dan T sama besar.

Gambar 2.20 Grafik hubungan simpangan terhadap posisi untuk mempelajari

gelombang berjalan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Berdasarkan gambar 2.20, waktu yang diperlukan gelombang untuk

merambat dari titik O ke titik P adalah 𝑑𝑂𝑃 =π‘₯

𝑣 dengan v adalah cepat

rambat gelombang. Jika titik O telah bergetar selama 𝑑 detik maka titik P

telah bergetar selama 𝑑𝑃 = 𝑑 βˆ’ 𝑑𝑂𝑃 = 𝑑 βˆ’π‘₯

𝑣 . Karena titik O digerakan

dengan teratur (gerak harmonis sederhana), maka simpangan di titik O

adalah :

𝑦𝑂 = 𝐴 sin (2πœ‹

𝑇𝑑)

(2.11)

Dari persamaan di atas 𝐴 merupakan amplitudo dan 𝑇 merupakan

periode getaran pada titik O dan pada titik – titik lain yang dilewatinya.

Simpangan di titik P dapat diperoleh dengan dengan mensubstitusi 𝑑 = 𝑑𝑃.

Simpangan di titik P dapat diperoleh sebagai berikut:

𝑦𝑃 = 𝐴 sin (2πœ‹

𝑇(𝑑 βˆ’

π‘₯

𝑣))

(2.12)

𝑦𝑃 = 𝐴 sin (2πœ‹ (𝑑

π‘‡βˆ’

π‘₯

𝑣𝑇))

(2.13)

Dengan πœ† =𝑣

𝑓= 𝑣𝑇, maka diperoleh :

𝑦𝑃 = 𝐴 sin (2πœ‹ (𝑑

π‘‡βˆ’

π‘₯

πœ†))

(2.14)

𝑦𝑃 = 𝐴 sin (2πœ‹

𝑇𝑑 βˆ’

2πœ‹

πœ†π‘₯)

(2.15)

𝑦𝑃 = 𝐴 sin(2πœ‹πœ‘) (2.16)

Persamaan simpangan juga dapat ditulis dalam bentuk

𝑦𝑃 = 𝐴𝑠𝑖𝑛(πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘₯) (2.17)

dengan π‘˜ =2πœ‹

πœ† dan tetapan π‘˜ merupakan bilangan gelombang dan πœ” =

2πœ‹

𝑇

disebut sebagai frekuensi sudut.

Persamaan di atas merupakan persamaan simpangan gelombang pada

titik berjarak π‘₯ dari sumber gelombang setelah t detik sumber getar bergetar

dengan πœ‘ adalah simbol dari besaran fase gelombang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

πœ‘ =𝑑

π‘‡βˆ’

π‘₯

πœ†

(2.18)

Pada persamaan di atas, simpangan dari titik – titik yang terletak di jarak

π‘₯, π‘₯ + πœ†, π‘₯ + 2πœ† … π‘₯ + π‘›πœ† adalah sama. Simpangan pada satu titik tertentu

setelah waktu 𝑑, 𝑑 + 𝑇, 𝑑 + 2𝑇 … 𝑑 + 𝑛𝑇 adalah sama. Hal ini dikarenakan

sin 2πœ‹ = (πœ‘ + 𝑛) = 𝑠𝑖𝑛2πœ‹(πœ‘) dengan 𝑛 menyatakan bilangan bulat. Jika

gelombang merambat ke kiri atau ke arah sumbu π‘₯ negative, maka:

𝑑𝑃 = 𝑑 + 𝑑𝑂𝑃 = 𝑑 +π‘₯

𝑣 (2.19)

Sehingga persamaan simpangan di titik P menjadi,

𝑦𝑃 = 𝐴 sin (2πœ‹

𝑇(𝑑 +

π‘₯

𝑣))

(2.20)

𝑦𝑃 = 𝐴 sin (2πœ‹ (𝑑

𝑇+

π‘₯

𝑣𝑇))

(2.21)

𝑦𝑃 = 𝐴 sin (2πœ‹ (𝑑

𝑇+

π‘₯

πœ†))

(2.22)

𝑦𝑃 = 𝐴𝑠𝑖𝑛2πœ‹(πœ”π‘‘ + π‘˜π‘₯) (2.23)

Fase gelombanya yakni,

πœ‘ =𝑑

𝑇+

π‘₯

πœ†

(2.24)

dengan

𝐴 = amplitudo getaran di titik O (π‘š)

𝑑 = lamanya titik O telah bergetar (𝑠)

𝑇 = periode getaran (𝑠)

πœ† = panjang gelombang (π‘š)

π‘˜ = bilangan gelombang (π‘šβˆ’1)

πœ” = frekuensi sudut (π‘ βˆ’1 atau π‘Ÿπ‘Žπ‘‘βˆ’1)

π‘₯ = jarak dari titik P ke titik asal O (π‘š)

𝑦𝑃 = simpangan getaran di titik P (π‘š)

b. Kecepatan dan percepatan partikel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Dari persamaan simpangan gelombang, dapat dicari kecepatan dan

percepatan partikel pada gelombang berjalan. Jika simpangan diketahui

maka kecepatan dan percepatan partikel dapat dihitung dengan

menggunakan turunan (diferensial). Simpangan partikel di titik P

dinyatakan dengan persamaan 2.17. Kecepatan partikel di titik P merupakan

turunan pertama dari fungsi simpangan terhadap waktu, sehingga diperoleh

persamaan:

𝑣𝑃 =𝑑𝑦𝑝

𝑑𝑑=

𝑑

𝑑𝑑[𝐴 sin(πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘₯)]

(2.26)

𝑣𝑃 = πœ”π΄π‘π‘œπ‘  (πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘₯) (2.27)

Percepatan partikel di titik P merupakan turunan pertama dari fungsi

kecepatan terhadap waktu

π‘Žπ‘ƒ =𝑑𝑣𝑝

𝑑𝑑=

𝑑

𝑑𝑑[πœ”π΄π‘π‘œπ‘  (πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘₯)]

(2.28)

π‘Žπ‘ƒ =𝑑𝑣𝑝

𝑑𝑑= βˆ’πœ”2𝐴𝑠𝑖𝑛(πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘₯) = βˆ’πœ”2𝑦𝑝

(2.29)

c. Sudut fase, fase, dan beda fase gelombang berjalan

Persamaan simpangan gelombang berjalan untuk gelombang merambat ke

kanan yakni

𝑦𝑃 = 𝐴𝑠𝑖𝑛(πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘₯) = 2πœ‹ (𝑑

π‘‡βˆ’

π‘₯

πœ†)

(2.30)

Besar sudut dalam fungsi sinus (dinyatakan dalam radian) merupakan sudut

fase. Persamaan sudut fase yakni,

πœƒπ‘ƒ = πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘₯ = 2πœ‹ (𝑑

π‘‡βˆ’

π‘₯

πœ†)

(2.31)

Persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk,

πœƒπ‘ƒ = 2πœ‹πœ‘π‘ƒ (2.32)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Dengan πœ‘π‘ƒ merupakan fase gelombang di titik P yang dinyatakan dalam

persamaan,

πœ‘π‘ƒ =𝑑

π‘‡βˆ’

π‘₯

πœ†

(2.33)

πœ‘π‘ƒ =πœƒπ‘ƒ

2πœ‹

(2.34)

Jika suatu gelombang merambat dari titik O ke titik P, seperti pada

gambar 2.20, fase pada titik A yang berjarak π‘₯𝐴 dari titik O yang telah

bergetar selama 𝑑 sekon adalah πœ‘π΄ =𝑑

π‘‡βˆ’

π‘₯𝐴

πœ†. Pada saat yang sama, titik B

yang berjarak π‘₯𝐡 dari titik asal getaran O memiliki fase,

πœ‘π΅ =𝑑

π‘‡βˆ’

π‘₯𝐡

πœ†

(2.35)

Beda fase antara titik A dan B adalah sebagai berikut,

Ξ”πœ‘ = πœ‘π΅ βˆ’ πœ‘π΄ (2.36)

Ξ”πœ‘ = (𝑑

π‘‡βˆ’

π‘₯𝐡

πœ†) βˆ’ (

𝑑

π‘‡βˆ’

π‘₯𝐴

πœ†)

(2.37)

Ξ”πœ‘ =βˆ’(π‘₯𝐡 βˆ’ π‘₯𝐴)

πœ†=

βˆ’Ξ”π‘₯

πœ†

(2.38)

2. Gelombang stasioner

Jika sebuah tali pada salah satu ujungnya digetarkan secara harmonis naik dan

turun, gelombang sinusoidal akan merambat sepanjang tali. Ketika sampai pada

ujung tali, gelombang datang ini akan dipantulkan sehingga terdapat gelombang

pantul. Gelombang pantul terjadi karena gaya reaksi tiang saat gelombang

menumbuk tiang. Oleh karena itu, dapat terjadi pertemuan gelombang datang

dan gelombang pantul pada setiap titik sepanjang tali dengan amplitudo dan

frekuensi yang sama.

Gelombang stasioner atau gelombang diam atau gelombang berdiri dihasilkan

dari superposisi dari kedua gelombang yang berlawanan arah ini. Jika ujung tali

yang tak digetarkan diikat kuat pada tiang sehingga tidak dapat bergerak ketika

ujung lain digerakan, maka ujung tali ini disebut sebagai ujung tetap. Ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

menumbuk pada tiang dengan ujung tetap pulsa mengerjakan gaya ke atas pada

tiang dan tiang mengerjakan gaya yang sama namun berlawanan arah pada tali

sehingga pulsa terbalikan. Sedangkan ujung tali yang tak digetarkan diikatkan

pada suatu gelang tak bermassa yang bergerak secara vertikal pada tiang tanpa

gesekan, ujung ini disebut ujung bebas. Ketika menumbuk pada tiang dengan

ujung bebas, pulsa mengerjakan gaya ke atas pada gelang dan gelang bergerak

secara vertikal. Gelang melampaui tinggi pulsa sehingga pulsa yang dibalikkan

tidak terbalik. Perlu diketahui bahwa yang dipindahkan dalam gerak gelombang

bukanlah elemen massa tali melainkan gangguan terhadap bentuk tali yang

disebabkan oleh sentakan pada salah satu ujung tali.

Gambar. 2.21 Pemantulan gelombang tali pada ujung bebas dan ujung tetap.

a. Formulasi gelombang stasioner pada ujung tetap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Gambar 2.22 Pemantulan gelombang stasioner pada ujung tetap

Persamaan simpangan gelombang ialah persamaan 2.17. Jika

gelombang datang dari sumber getar menuju ke tiang maka persamaan

simpangan gelombang datang pada titik P ialah

𝑦1 = 𝐴 sin[πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜(𝑙 βˆ’ π‘₯)] (2.39)

Sedangkan persamaan simpangan gelombang pantul pada titik P menjadi

𝑦2 = 𝐴 sin[πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜(𝑙 + π‘₯) + 180Β°]. (2.40)

Hasil superposisi antara gelombang datang 𝑦1 dan gelombang pantul 𝑦2

menghasilkan gelombang stasioner. Persamaan simpangan gelombang

stasioner pada titik sembarang P yang terletak sejauh π‘₯ dari tiang dapat

diperoleh sesuai dengan prinsip superposisi yang diberi notasi 𝑦.

𝑦 = 𝑦1 + 𝑦2 (2.41)

𝑦 = 𝐴 sin[πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜(𝑙 βˆ’ π‘₯)] βˆ’ 𝐴 sin[πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜(𝑙 + π‘₯)] (2.42)

𝑦 = 𝐴 sin[πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™ + π‘˜π‘₯] βˆ’ 𝐴 sin[πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™ βˆ’ π‘˜π‘₯] (2.43)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

𝑦 = 2𝐴 sin [1

2(πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™ + π‘˜π‘₯) βˆ’ (πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™ βˆ’ π‘˜π‘₯)] cos [

1

2(πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™ + π‘˜π‘₯)

+ (πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™ βˆ’ π‘˜π‘₯)]

(2.44)

𝑦 = 2𝐴 sin [1

2(2π‘˜π‘₯)] cos [

1

2(2πœ”π‘‘)(βˆ’2π‘˜π‘™)]

(2.45)

𝑦 = 2𝐴 sin(π‘˜π‘₯) cos( πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™) (2.46)

𝐴𝑠𝑑 = 2𝐴 sin π‘˜π‘₯ (2.47)

Dengan 𝐴𝑠𝑑 merupakan amplitudo gelombang stasioner pada ujung tetap.

b. Letak simpul dan perut pada ujung tetap (diukur dari titik pantul)

Letak simpul dan perut diukur dari titik pantul seperti pada gambar di

bawah ini.

Gambar 2.23 Letak simpul dan perut pada ujung tetap gelombang stasioner

Jarak dari simpul ke simpul = 1

2πœ†

Jarak dari perut ke perut = 1

2πœ†

Jarak dari simpul ke perut = 1

4πœ†

Letak simpul

π‘₯𝑠𝑛 = 0,1

2πœ†, πœ†,

3

4πœ†, …

π‘₯𝑠𝑛 = (𝑛 βˆ’ 1)1

2πœ†

(2.48)

Letak perut

π‘₯𝑝𝑛 =1

4πœ†,

3

4πœ†

5

4πœ†, …

π‘₯𝑝𝑛 = (2𝑛 βˆ’ 1)1

4πœ†

(2.49)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

c. Formulasi gelombang stasioner pada ujung bebas

Gambar 2.24 Pemantulan gelombang stasioner pada ujung bebas.

Persamaan simpangan gelombang ialah 𝑦 = 𝐴 sin(πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘₯). Jika

gelombang datang dari sumber getar menuju ke tiang maka persamaan

simpangan gelombang datang pada titik P ialah

𝑦1 = 𝐴 sin[πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜(𝑙 βˆ’ π‘₯)] (2.50)

Sedangkan persamaan simpangan gelombang pantul pada titik P menjadi

𝑦2 = 𝐴 sin[πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜(𝑙 + π‘₯)] (2.51)

Hasil superposisi antara gelombang datang 𝑦1 dan gelombang pantul 𝑦2

menghasilkan gelombang stasioner.

Persamaan simpangan gelombang pada titik sembarang T yang terletak

sejauh π‘₯ dari tiang dapat diperoleh sesuai dengan prinsip superposisi yang

diberi notasi 𝑦.

𝑦 = 𝑦1 + 𝑦2 (2.52)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

𝑦 = 𝐴 sin[πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜(𝑙 βˆ’ π‘₯)] + 𝐴 sin[πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜(𝑙 + π‘₯)] (2.53)

𝑦 = 𝐴 sin[πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™ + π‘˜π‘₯] + 𝐴 sin[πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™ βˆ’ π‘˜π‘₯] (2.54)

𝑦 = 2𝐴 sin [1

2(πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™ + π‘˜π‘₯) + (πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™

βˆ’ π‘˜π‘₯)] cos [1

2(πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™ + π‘˜π‘₯) βˆ’ (πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™ βˆ’ π‘˜π‘₯)]

(2.55)

𝑦 = 2𝐴 sin [1

2(2πœ”π‘‘ βˆ’ 2π‘˜π‘™)] cos [

1

2(2π‘˜π‘₯)]

(2.56)

𝑦 = 2𝐴 cos(π‘˜π‘₯) sin( πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘™) (2.57)

𝐴𝑠𝑏 = 2𝐴 cos π‘˜π‘₯ (2.58)

Dengan 𝐴𝑠𝑏 merupakan amplitudo gelombang stasioner pada ujung bebas.

d. Letak simpul dan perut pada ujung bebas (diukur dari titik pantul)

Gambar 2.25 Letak simpul dan perut pada ujung bebas gelombang stasioner

Jarak dari simpul ke simpul = 1

2πœ†

Jarak dari perut ke perut = 1

2πœ†

Jarak dari simpul ke perut = 1

4πœ†

Letak simpul

π‘₯𝑠𝑛 =1

4πœ†,

3

4πœ†,

5

4πœ†, …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

π‘₯𝑠𝑛 = (2𝑛 βˆ’ 1)1

4πœ†

(2.59)

Letak perut

π‘₯𝑝𝑛 = 0,1

2πœ†, πœ†,

3

4πœ†, …

π‘₯𝑝𝑛 = (𝑛 βˆ’ 1)1

2πœ†

(2.60)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian pengembangan dengan

metode penelitian yaitu design research. Menurut Prahmana (2017:13), design

research adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk

mengembangkan solusi (penyelesaian) berdasarkan penelitian untuk suatu

masalah yang kompleks dalam praktik pendidikan dan atau untuk

mengembangkan atau memvalidasi suatu teori tentang proses belajar,

lingkungan belajar dan sejenisnya. Tahap yang dilalui dalam penelitian design

research meliputi:

1. Tahap I: Preliminary Design (Desain Pendahuluan)

Tahap ini memiliki tujuan untuk mengembangkan aktivitas pembelajaran

dan mendesain instrumen untuk mengevaluasi proses pembelajaran. Dalam

tahap ini, terdapat Hypothetical Learning Trajectory (HLT) yang merupakan

hipotesis atau prediksi tentang bagaimana pemikiran dan pemahaman siswa

berkembang dalam aktivitas pembelajaran. Tiga komponen utama dari HLT

adalah tujuan belajar, aktivitas belajar dan perangkat/media dan hipotesis proses

pembelajaran.

2. Tahap II: Design Experiment (Percobaan Desain)

Tahap ini merupakan tahapan peneliti mengujicobakan kegiatan

pembelajaran yang telah didesain pada tahap I yang diterapkan dalam empat

pertemuan.

3. Tahap III: Retrospective Analysis (Analisis Retrospektif)

Tahap III memiliki tujuan secara umum adalah mengembangkan Local

Instruction Theory (LIT) untuk mengevaluasi keberhasilan kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan, mengamati dan menginformasikan

kemajuan penerapan model pembelajaran flipped classroom dan merumuskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. LIT merupakan produk akhir dari

HLT yang telah dirancang, diimplementasikan dan dianalisis hasil

pembelajarannya.

Jenis penelitian kuantitatif juga diterapkan dalam penelitian ini dengan

metode komparatif. Menurut Rusmini (2017), metode komparatif adalah

metode yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara dua

variabel dalam suatu aspek yang diteliti.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada 26 Februari 2021 hingga 22 Mei 2021. Penelitian

dilaksanakan di secara online melalui microsoft teams dan tatap muka di SMAS

Katolik St. John Paul II Maumere.

3.3 Sampel Penelitian

Menurut Suparno (2014:43) sampel menunjuk pada suatu kelompok dimana

informasi atau data didapatkan. Sampel yang digunakan ialah 36 siswa kelas XI

IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere.

3.4 Treatmen

Menurut Suparno (2014:49) treatmen adalah perlakukan khusus peneliti

kepada subyek atau sampel yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data

yang diinginkan. Treatmen yang diberikan dalam penelitian ini yakni model

pembelajaran flipped classroom untuk mengajarkan KD. 3.8 yang berbunyi

menganalisis karakteristik gelombang mekanik. Treatmen diberikan dengan

proses sebagai berikut .

Tabel 3.1 Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom

Pertemuan Tahap Aktivitas guru Aktivitas siswa

I Pra

Pembelajaran

Mempersiapkan sumber belajar

dan perangkat pembelajaran.

Mempersiapkan sumber

belajar dan perangkat

pembelajaran.

Menyebarkan kuesioner motivasi

belajar siswa dan soal pretest

melalui microsoft teams.

Mengisi kuesioner

motivasi belajar

siswa dan menyelesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Pertemuan Tahap Aktivitas guru Aktivitas siswa

soal pretest dalam

microsoft teams.

Mendistribusikan materi I

"pemahaman tentang

gelombang" dalam bentuk video

pembelajaran melalui microsoft

teams yang akan mengarahkan

siswa pada kegiatan

pembelajaran pertemuan I.

Mengakses materi I

β€œpemahaman tentang

gelombang” melalui

microsoft teams,

membuat ringkasan

materi, menyelesaikan

latihan soal, menyusun

pertanyaan pribadi dan

mengumpulkannya pada

microsoft teams.

Dalam

Pembelajaran

Mengecek ringkasan materi

siswa untuk materi I.

Mengajukan pertanyaan.

Membahas dan mendiskusikan

pertanyaan akhir video dan

pertanyaan yang diajukan siswa .

Memberikan

jawaban/pendapat.

Menyebarkan kuesioner

motivasi belajar siswa dan soal

posttest.

Mengisi kuesioner

motivasi belajar siswa

dan menyelesaikan soal

posttest.

Memberikan arahan untuk

pertemuan selanjutnya.

Mendengarkan arahan.

II

Pra

Pembelajaran

Menganalisis hasil angket, hasil

posttest dan mempersiapkan

sumber belajar serta perangkat

pembelajaran.

Mempersiapkan sumber

belajar dan perangkat

pembelajaran.

Mendistribusikan materi II

"karateristik gelombang" dalam

bentuk video pembelajaran

melalui microsoft teams yang

akan mengarahkan siswa pada

kegiatan pembelajaran

pertemuan II.

Mengakses materi II

β€œkarateristik

gelombang” melalui

microsoft teams,

membuat ringkasan

materi, menyelesaikan

latihan soal, menyusun

pertanyaan pribadi dan

mengumpulkannya pada

microsoft teams.

Dalam

Pembelajaran

Mengecek ringkasan materi

siswa untuk materi II

Mengajukan pertanyaan

Membahas dan mendiskusikan

pertanyaan akhir video dan

pertanyaan yang diajukan siswa

Memberikan

jawaban/pendapat

Menyebarkan kuesioner

motivasi belajar siswa dan soal

posttest

Mengisi kuesioner

motivasi belajar siswa

dan menyelesaikan soal

posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Pertemuan Tahap Aktivitas guru Aktivitas siswa

Memberikan arahan untuk

pertemuan selanjutnya

Mendengarkan arahan.

III

Pra

Pembelajaran

Menganalisis hasil angket, hasil

posttest dan mempersiapkan

sumber belajar serta perangkat

pembelajaran.

Mengakses materi

III"gelombang berjalan"

melalui microsoft teams,

membuat ringkasan

materi, menyelesaikan

latihan soal, menyusun

pertanyaan pribadi dan

mengumpulkannya pada

microsoft teams.

Mendistribusikan materi

III"gelombang berjalan" dalam

bentuk video pembelajaran

melalui microsoft teams yang

akan mengarahkan siswa pada

kegiatan pembelajaran

pertemuan III.

Dalam

Pembelajaran

Mengecek ringkasan materi

siswa untuk materi III.

Mengajukan pertanyaan.

Membahas dan mendiskusikan

pertanyaan penuntun video dan

pertanyaan yang diajukan siswa.

Memberikan

jawaban/pendapat.

Menyebarkan kuesioner

motivasi belajar siswa dan soal

posttest.

Mengisi kuesioner

motivasi belajar siswa

dan menyelesaikan soal

posttest.

Memberikan arahan untuk

pertemuan selanjutnya.

Mendengarkan arahan.

IV

Pra

Pembelajaran

Menganalisis angket, hasil

posttest dan mempersiapkan

sumber belajar serta perangkat

pembelajaran.

Mengakses materi

III"gelombang stasioner"

melalui microsoft teams,

membuat ringkasan

materi, menyelesaikan

latihan soal, menyusun

pertanyaan pribadi dan

mengumpulkannya pada

microsoft teams.

Mendistribusikan materi

III"gelombang stasioner" dalam

bentuk video pembelajaran

melalui microsoft teams yang

akan mengarahkan siswa pada

kegiatan pembelajaran

pertemuan IV.

Dalam

Pembelajaran

Mengecek ringkasan materi

siswa untuk materi pertemuan

IV.

Mengajukan pertanyaan

Membahas dan mendiskusikan

pertanyaan penuntun video dan

pertanyaan yang diajukan siswa

Memberikan

jawaban/pendapat

Menyebarkan kuesioner

motivasi belajar siswa dan soal

posttest.

Mengisi kuesioner

motivasi belajar siswa

dan menyelesaikan soal

posttest.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

3.5 Instrumen

Menurut Suparno (2014:53) instrumen merupakan alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuk instrumen pengumpulan

data yang digunakan yakni tes yang terdiri atas pretest dan posttest dan non tes

yang terdiri atas angket dan wawancara. Sedangkan instrument pembelajaran

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

3.5.1 Pretest dan posttest

Pretest diberikan kepada sampel sebelum treatmen diterapkan. Sedangkan

posttest diberikan kepada sampel setelah treatmen diterapkan. Pretest dan

posttest diberikan untuk melihat hasil belajar siswa. Berikut ini merupakan kisi

– kisi pretest dan posttest.

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Soal Pretest

Jenjang Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : XI/II

Bentuk soal : Uraian

Materi Indikator Soal Level

Kognitif No. Soal

Jenis – jenis

gelombang

Siswa mampu memilih contoh gelombang

mekanik.

C4 1

Besaran pada

gelombang

Siswa mampu memilih pernyataan yang tepat

mengenai besaran pada gelombang.

C4 2

Pemantulan

gelombang

Siswa mampu memilih pernyataan yang tepat

berdasarkan gambar tentang pemantulan

gelombang.

C4 1

Pembiasan

gelombang

Siswa mampu menganalisis peristiwa

pembiasan yang ditunjukan pada gambar.

C4 2

Difraksi

gelombang

Siswa mampu menguraikan pengertian

difraksi gelombang.

C4 3

Gelombang

berjalan

Siswa mampu menganalisis persamaan

simpangan gelombang yang sesuai.

C4 1

Gelombang

berjalan

Siswa mampu menganalisis nilai kecepatan

yang sesuai

C4 2

Gelombang

stasioner

Siswa mampu menganalisis nilai amplitudo

yang sesuai pada titik tertentu.

C4 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Soal Posttest

Jenjang Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : XI/II

Bentuk soal : Uraian

Materi Indikator Soal Level

Kognitif No. Soal

Jenis – jenis

gelombang

Siswa mampu menganalisis jenis gelombang

yang sesuai dengan gambar.

C4 1

Besaran

pada

gelombang

Siswa mampu menganalisis nilai panjang

gelombang dan cepat rambat gelombang yang

sesuai untuk suatu kasus.

C4 2

Pemantulan

gelombang

air.

Siswa mampu menguraikan pengertian sudut 𝑖 dan sudut π‘Ÿ dan cara mengukur besar

sudutnya.

C4 1

Pembiasan

gelombang

air.

Siswa mampu menganalisis nilai indeks bias

relatif medium dan panjang gelombang yang

sesuai.

C4 2

Difraksi

gelombang

Siswa mampu menguraikan peristiwa difraksi

gelombang berdasarkan gambar.

C4 3

Gelombang

berjalan

Siswa mampu menganalisis nilai persamaan

simpangan gelombang, simpangan partikel

pada titik tertentu dan beda fase yang sesuai.

C4 1

Gelombang

berjalan

Siswa mampu menganalisis nilai kecepatan

dan percepatan yang sesuai.

C4 2

Gelombang

stasioner

Siswa mampu menganalisis nilai amplitudo

yang sesuai pada titik tertentu.

C4 1

3.5.2 Angket

Menurut Suparno (2014:59) angket merupakan sejumlah pernyataan tertulis

untuk memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui. Kriteria

jawaban dalam lembar angket menggunakan skala Likert dengan empat pilihan

jawaban yang tersedia, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS),

Sangat Tidak Sesuai (STS). Berikut ini merupakan tabel indikator angket

motivasi belajar siswa.

Tabel 3.4 Indikator Motivasi Belajar Siswa

Indikator Nomor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Kepercayaan diri 1,3,4 2,6

Strategi pembelajaran aktif 8,11 9,10

Nilai pembelajaran 14,15,17,18 13,16,19,20

Tujuan kinerja - 21,26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Tujuan pencapaian 29,31 28,30,32

Lingkungan belajar 34,37 33,35

3.5.3 Wawancara

Menurut Suparno (2014:61), wawancara adalah suatu dialog lisan yang

dilakukan oleh peneliti terhadap responden untuk memperoleh informasi yang

diperlukan. Wawancara dilakukan oleh peneliti dalam pelaksanaan tahap II

design research untuk memperoleh solusi dari permasalahan yang ditemukan.

3.6 Analisis Data

3.6.1 Analisis Data Motivasi Belajar Siswa

Data motivasi belajar diperoleh dari pengisian angket motivasi belajar

yang dilakukan oleh siswa dengan 28 item. Tabel skor angket motivasi belajar

siswa adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5 Skor Angket Motivasi Belajar Siswa

Pernyataan Kategori

SS S TS STS

Pernyataan Positif 4 3 2 1

Pernyataan Negatif 1 2 3 4

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Dari data yang diperoleh melalui angket, akan dicari rentang skor untuk

menentukan kategori tingkat motivasi belajar siswa dengan,

skor minimal = 1 Γ— 28 = 28

skor maksimal = 4 Γ— 28 = 112

range = 112 βˆ’ 28 = 84

Nilai range kemudian dibagi dalam 5 interval untuk menentukan lebar

interval, sehingga diperoleh lebar interval = 114

5= 16,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Maka dapat dibuat interval untuk kategori motivasi belajar siswa adalah

seperti berikut:

Tabel 3.6 Kategori Motivasi Belajar Siswa

No Interval Keterangan

1. 96,2 - 112 Sangat Tinggi

2. 79,4 - 95,2 Tinggi

3. 62,6 – 78,4 Sedang

4. 45,8 – 61,6 Rendah

5. 28 – 44,8 Sangat Rendah

Data kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan mencari nilai rata – rata

motivasi belajar awal dan akhir siswa pada setiap pertemuan untuk

mengkategorikan motivasi belajar awal dan akhir siswa pada setiap pertemuan.

Selanjutnya, dilakukan analisis data menggunakan IBM Statistic 25 untuk

melihat apakah terdapat perbedaan motivasi belajar awal dan motivasi belajar

akhir pada setiap pertemuan.

3.6.2 Analisis Data Hasil Belajar Siswa (pretest/posttest)

Materi untuk tes dalam penelitian ini yaitu materi dari KD 3.8

menganalisis karakteristik gelombang mekanik. Berikut ini merupakan rubrik

penilaian dari soal pretest dan posttest.

Tabel 3.7 Rubrik Penilaian Soal Pretest

Pertemuan Materi No

Soal

Aspek Skor

I

Pemahaman

Tentang

Gelombang

1.

Siswa mampu memilih 1 contoh

gelombang dengan tepat. 5

Siswa mampu memilih 2 contoh

gelombang dengan tepat. 10

Siswa mampu memilih 3 contoh

gelombang dengan tepat. 15

Siswa mampu menjelaskan

alasan memilih 1 contoh

gelombang dengan tepat.

10

Siswa mampu menjelaskan

alasan memilih 2 contoh

gelombang dengan tepat.

20

Siswa mampu menjelaskan

alasan memilih 3 contoh

gelombang dengan tepat.

30

Siswa mampu menjelaskan

alasan memilih contoh 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Pertemuan Materi No

Soal

Aspek Skor

gelombang mekanik dengan

menghubungkan pada pengertian

gelombang mekanik.

2.

Siswa mampu memilih 1

pernyataan dengan benar terkait

grafik hubungan simpangan

gelombang terhadap posisi.

10

Siswa mampu memilih 2

pernyataan dengan benar terkait

grafik hubungan simpangan

gelombang terhadap posisi.

20

Siswa mampu menjelaskan 1

alasan pemilihan pernyataan

dengan tepat terkait grafik

hubungan simpangan gelombang

terhadap posisi.

15

Siswa mampu menjelaskan 2

alasan pemilihan pernyataan

dengan tepat terkait grafik

hubungan simpangan gelombang

terhadap posisi.

30

Skor Total 100

II Karateristik

Gelombang

1.

Siswa mampu memilih 1

pernyataan terkait gambar

pemantulan dengan tepat

5

Siswa mampu memilih 2

pernyataan terkait gambar

pemantulan dengan tepat

10

2.

Siswa mampu menentukan

peristiwa yang terjadi pada

gambar terkait pemantulan

dengan tepat

5

Siswa mampu menjelaskan

bayangan ikan yang kelihatan

pada gambar terkait pemantulan

dengan tepat

5

Siswa mampu menjelaskan

peristiwa pembiasan yang terjadi

di dalam kolam

5

3.

Siswa mampu menjelaskan

pengertian difraksi gelombang

dengan sesuai

10

Skor Total 35

III Gelombang

Berjalan 1.

Siswa mampu menuliskan

diketahui dan ditanya dengan

tepat

3

Siswa mampu menentukan nilai

kecepatan sudut dengan tepat 2

Siswa mampu menentukan nilai

bilangan gelombang dengan tepat 2

Siswa mampu menentukan

persamaan gelombang akhir

dengan tepat

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Pertemuan Materi No

Soal

Aspek Skor

2.

Siswa mampu menuliskan

diketahui dan ditanya dengan

tepat

3

Siswa mampu menentukan

persamaan simpangan gelombang

dengan tepat

2

Siswa mampu melakukan

substitusi nilai ke persamaan

simpangan gelombang dengan

tepat

3

Siswa mampu menentukan nilai

kecepatan dengan tepat 3

Skor Total 20

IV Gelombang

Stasioner 1.

Siswa mampu menuliskan

diketahui dan ditanya dengan

tepat

3

Siswa mampu menuliskan

persamaan penjumlahan kedua

simpangan dengan tepat

2

Siswa mampu menuliskan

persamaan substitusi dengan

tepat

1

Siswa mampu menghitung hasil

substitusi persamaan dengan

tepat

4

Skor Total 10

Tabel 3.8 Rubrik Penilaian Soal Posttest

Pertemuan Materi No Soal Aspek Skor

I

Pemahaman

Tentang

Gelombang

1.

Siswa mampu menentukan jenis

gelombang yang tepat 10

Siswa mampu mengemukakan

alasan terkait arah getar dan arah

rambatnya

20

Siswa mampu mengemukakan

alasan terkait arah getar dan

arah rambat yang tegak lurus

20

2.

Siswa mampu menuliskan

diketahui dan ditanya dengan

tepat

10

Siswa mampu menentukan nilai

panjang gelombang dengan tepat 20

Siswa mampu menentukan nilai

kecepatan dengan tepat 20

Skor Total 100

II

Karateristik

Gelombang 1.

Siswa mampu menjelaskan

pengertian sudut 𝑖 dalam

pemantulan gelombang dengan

tepat.

3

Siswa mampu menjelaskan

pengertian sudut π‘Ÿ dalam 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Pertemuan Materi No Soal Aspek Skor

pemantulan gelombang dengan

tepat.

Siswa mampu menjelaskan cara

mengukur sudut 𝑖 dalam

pemantulan gelombang dengan

tepat.

3

Siswa mampu menjelaskan cara

mengukur sudut π‘Ÿ dalam

pemantulan gelombang dengan

tepat.

3

2.

Siswa mampu menuliskan

diketahui dan ditanya dengan

tepat

5

Siswa tidak mampu menuliskan

diketahui dan ditanya dengan

tepat

1

Siswa mampu menuliskan

persamaan indeks bias relative

medium 1 terhadap medium 2

dengan tepat

3

Siswa mampu menghitung nilai

indeks bias relative medium 1

terhadap medium 2 dengan tepat

5

Siswa tidak mampu menghitung

nilai indeks bias relative medium

1 terhadap medium 2 dengan

tepat

1

Siswa mampu menuliskan rumus

untuk menghitung panjang

gelombang dengan tepat

3

Siswa mampu menghitung nilai

panjang gelombang dengan tepat 5

Siswa tidak mampu menghitung

nilai panjang gelombang dengan

tepat

1

3.

Siswa mampu menjelaskan

peristiwa difraksi pada celah

sempit dengan tepat

5

Siswa tidak mampu menjelaskan

peristiwa difrkasi pada celah

sempit dengan tepat

1

Siswa mampu menjelaskan

peristiwa difraksi pada celah

lebar dengan tepat

5

Siswa tidak mampu menjelaskan

peristiwa difraksi pada celah

lebar dengan tepat.

1

Skor Total 43

III Gelombang

Berjalan 1.

Siswa mampu menulis diketahui

dan ditanya dengan tepat 3

Siswa tidak mampu menulis

diketahui dan ditanya dengan

tepat

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pertemuan Materi No Soal Aspek Skor

Siswa mampu menulis

persamaan simpangan

gelombang dengan tepat

1

Siswa mampu menulis rumus

dan menghitung nilai panjang

gelombang dengan tepat

1

Siswa mampu menulis rumus

dan menghitung nilai bilangan

gelombang dengan tepat

1

Siswa mampu menulis rumus

dan menghitung nilai kecepatan

sudut dengan tepat

1

Siswa mampu menentukan

persamaan simpangan

gelombang dengan tepat

1

Siswa mampu menulis

persamaan simpangan partikel

dengan tepat.

1

Siswa mampu melakukan

substitusi variable dengan tepat 1

Siswa mampu menghitung nilai

yang disubstitusikan dengan

tepat.

3

Siswa tidak mampu menghitung

nilai yang disubstitusikan

dengan tepat.

1

Siswa mampu memperoleh nilai

simpangan dengan tepat 1

Siswa mampu menuliskan

persamaan beda fase dengan

tepat

1

Siswa mampu melakukan

substitusi variable dengan tepat 1

Siswa mampu menghitung nilai

yang disubstitusikan dengan

tepat

3

Siswa tidak mampu menghitung

nilai yang disubstitusikan

dengan tepat

1

Siswa mampu memperoleh nilai

beda fase dengan tepat. 1

2.

Siswa mampu menuliskan

diketahui dan ditanya dengan

tepat.

3

Siswa tidak mampu menuliskan

diketahui dan ditanya dengan

tepat.

1

Siswa mampu menuliskan rumus

kecepatan dengan tepat 1

Siswa mampu melakukan

substitusi variable dengan tepat 1

Siswa mampu menghitung hasil

substitusi variable dengan tepat 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Pertemuan Materi No Soal Aspek Skor

Siswa tidak mampu menghitung

hasil substitusi variabel dengan

tepat

1

Siswa mampu memperoleh nilai

kecepatan dengan tepat. 1

Siswa mampu menulis rumus

percepatan dengan tepat 1

Siswa mampu melakukan

substitusi variabel dengan tepat 1

Siswa mampu menghitung hasil

substitusi variabel dengan tepat 3

Siswa tidak mampu menghitung

hasil substitusi variabel dengan

tepat

1

Siswa mampu memperoleh nilai

kecepatan dengan tepat 1

Skor Total 35

IV Gelombang

Stasioner 1.

Siswa mampu menulis diketahui

dan ditanya dengan tepat 3

Siswa tidak mampu menulis

diketahui dan ditanya dengan

tepat

1

Siswa mampu menulis kedua

simpangan yang dijumlahkan

dengan tepat

1

Siswa mampu melakukan

subtitusi penjumlahan kedua

simpangan

1

Siswa mampu menghitung hasil

substitusi persamaan dengan

tepat

5

Siswa tidak mampu menghitung

hasil substitusi persamaan

dengan tepat

1

Siswa mampu menulis rumus

amplitudo gelombang stasioner 1

Siswa mampu menulis rumus

amplituo gelombang stasioner

pada titik tertentu

1

Siswa mampu melakukan

substitusi untuk mencari nilai

amplitudo gelombang pada titik

tertentu.

1

Siswa mampu menghitung nilai

amplitudo gelombang pada titik

tertentu.

2

Skor Total 15

Dari skor yang diperoleh siswa, peneliti kemudian mencari nilai akhir

(nilai pretest atau posttest) masing – masing siswa pada setiap pertemuan

dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Nilai akhir =π‘†π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘π‘’π‘Ÿπ‘œπ‘™π‘’β„Žπ‘Žπ‘›

π‘†π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™Γ— 100

Nilai akhir yang diperoleh kemudian dicari rentang skor untuk menentukan

kategori kualitas belajar siswa dengan,

skor minimal = 0

skor maksimal = 100

range = 100 βˆ’ 0 = 100

Nilai range kemudian dibagi dalam 5 interval untuk menentukan lebar

interval, sehingga diperoleh lebar interval = 100

5= 20

Maka dapat dibuat interval untuk kualitas hasil belajar siswa seperti tabel

berikut.

Tabel 3.9 Kualitas Hasil Belajar Siswa

No Interval Keterangan

1. 81 – 100 Sangat Baik

2. 61 – 80 Baik

3. 41 – 60 Cukup Baik

4. 21 – 40 Kurang Baik

5. 0 – 20 Sangat Kurang Baik

Data kemudian dianalisis secara kuantitatif, dengan mencari nilai rata – rata

hasil belajar awal dan akhir siswa pada setiap pertemuan untuk mengategorikan

kualitas hasil belajar awal dan hasil belajar akhir siswa pada setiap pertemuan.

Selanjutnya, dilakukan analisis data menggunakan IBM Statistic 25 untuk

melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar awal dan hasil belajar akhir

pada setiap pertemuan.

3.7 Validitas

Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang digunakan ialah validitas

internal. Menurut Widoyoko (2012:142), validitas internal untuk sebuah

instrumen menunjukan pada kondisi instrumen yang dikatakan valid apabila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

memenuhi syarat yakni valid berdasarkan hasil penalaran atau rasional.

Instrumen yang memiliki validitas internal apabila isi instrumen secara rasional

sudah mencerminkan apa yang ingin diukur. Validitas konstruk dilakukan pada

instrumen angket dan validitas tampang dilakukan pada instrumen tes. Proses

validitas internal dibantu oleh salah satu dosen Pendidikan Fisika yakni Bapak

Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D.

Peneliti melakukan uji validitas konstruk terhadap instrument angket

menggunakan aplikasi IBM Statistic SPSS 25 dengan uji korelasi Pearson.

Analisis validitas instrumen didasarkan pada korelasi antara skor butir dengan

skor total. Suatu butir instrument diakatakan valid apabila skor pada butir

mempunyai kesejajaran dengan skor total. Rumus korelasi yang digunakan

sebagai berikut,

π‘Ÿπ‘₯𝑦 =𝑁 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)

√{𝑁 βˆ‘ 𝑋2 βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2}{𝑁 βˆ‘ π‘Œ2 βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2}

(3.1)

Keterangan:

𝑋 = skor butir

π‘Œ = skor total

π‘Ÿπ‘₯𝑦 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

Penafsiran nilai koefisien korelas dilakukan dengan membandingkan nilai

π‘Ÿπ‘₯𝑦 dengan nilai kritik. Nilai kritik untuk validitas butir instrumen adalah 0,349.

Artinya apabila π‘Ÿπ‘₯𝑦 lebih besar atau sama dengan 0,349 (π‘Ÿπ‘₯𝑦 β‰₯ 0,349), nomor

butir dapat dikatakan valid dan sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis validitas

konstruk, terdapat beberapa butir pernyataan angket yang ditiadakan. Dari 38

butir pernyataan angket tersisa 28 butir pernyataan angket.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pelaksanaan penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John

Paul II Maumere sejak Senin, 27 April 2021 hingga Sabtu 22, Mei 2021. SMAS

Katolik St. John Paul II Maumere merupakan sekolah tempat peneliti melaksanakan

PLP – PP. Untuk melaksanakan penelitian, peneliti menyerahkan surat ijin

penelitian kepada kepala sekolah dan kepala tata usaha. Selanjutnya peneliti

melakukan koordinasi dengan guru fisika terkait pelaksanaan penelitian seperti

revisi materi ajar dan penentuan waktu pelaksanaan penelitian. Peneliti juga

berkoordinasi dengan kepala tata usaha untuk didaftarkan akun guru pada microsoft

teams. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolis St. John

Paul II Maumere dengan total 36 siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan treatment berupa model pembelajaran flipped

classroom dengan materi dari Kompetensi Dasar 3.8 yang berbunyi menganalisis

karateristik gelombang mekanik. Model pembelajaran flipped classroom yang

diterapkan dibagi dalam 2 aktivitas yakni aktivitas pra pembelajaran dan aktivitas

dalam pembelajaran. Berikut merupakan diagram pelaksanaan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Gambar 4.1 Diagram pelaksanaan penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode design research. Proses penelitian dibagi

menjadi tiga tahap dalam empat pertemuan. Tiga tahap tersebut yaitu desain

pendahuluan, percobaan desain dan analisis retrospektif.

1. Tahap I : Desain pendahuluan (preliminary design)

Pada tahap ini, peneliti melakukan survey awal, menyusun rancangan

penerapan model pembelajaran flipped classroom, Menyusun bahan ajar yang

terdiri dari video pembelajaran dan PPT, membuat group whatsapp bersama

siswa, membuat akun guru pada microsoft teams dan menyiapkan instrumen

penelitian berupa angket dan test.

a. Survey awal

Survey awal pembelajaran dilakukan pada tanggal 26 Februari 2021 hingga

9 Maret 2021 pada siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Maumere melalui google formulir. Survey ini merupakan bagian dari penelitian

skripsi dengan metode penelitian design research. Survey ini dilakukan pada

34 siswa dari 36 siswa kelas XI IPA 1.

Dalam pembelajaran fisika yang dilakukan di sekolah, perangkat yang biasa

digunakan oleh siswa kelas XI IPA 1 adalah smartphone. Smartphone dimiliki

oleh 32 siswa secara pribadi dan 2 siswa milik keluarga atau kenalan. Tiga puluh

satu siswa menyatakan smartphone sangat membantu kegiatan pembelajaran

online yang diikuti. Dua siswa lainnya tidak mengganggap smartphone

membantu karena sinyal internet yang susah diterima oleh perangkatnya dan

satu siswa merasa smartphone kurang membantu karena memiliki memori

penyimpanan yang kecil. Sedangkan siswa lainnya tidak memiliki alasan.

Selain smartphone, kuota internet juga merupakan hal yang penting yang

membantu siswa untuk melaksanakan pembelajaran. Sebanyak 55,88% siswa

memiliki kuota internet yang cukup untuk pembelajaran daring dan 44,12%

siswa tidak memiliki kuota internet yang cukup untuk pembelajaran daring.

Dari 34 siswa, 2,94% selalu menerima bantuan kuota internet dari pemerintah,

76,47% hanya menerima kuota internet kadang – kadang dan 20,59% siswa

tidak pernah menerima kuota internet. Kualitas sinyal internet di masing –

masing tempat tinggal siswa juga bervariasi. Terdapat 14,70% siswa memiliki

kualitas sinyal internet di tempat tinggal yang sangat stabil dan lancar.

Sedangkan 67,65% menjawab cukup stabil dan terkadang masih terputus dan

14,70% tidak stabil dan 2,94% sangat tidak stabil. Selama pembelajaran online

dilaksanakan, 76,47% siswa selalu memperoleh dukungan dari orang sekitar

dan 23,53% kadang - kadang mendapat dukungan dari orang sekitar.

Pembelajaran fisika secara online dilakukan bersama guru seminggu sekali.

Sebanyak 20,59% siswa pernah dengan sengaja tidak menghadiri pembelajaran

fisika secara online. Aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran fisika secara

online yakni microsoft teams dan whatssapp. Peranan aplikasi whatsapp dalam

pembelajaran fisika secara online ialah sebagai media presensi atau pendata

kehadiran, media diskusi guru dan murid dan media penyaluran tugas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Sedangkan microsoft teams berperan sebagai ruang kelas virtual bagi guru dan

siswa.

Saat pembelajaran fisika secara online melalui video conference, 44,12%

siswa merasa kurang fokus karena terkendala sinyal internet, 17,65% tidak

fokus tanpa alasan, 11,76% terkadang kurang fokus dan 26,47% yang merasa

fokus. Di kelas XI IPA 1, terdapat 5,88% siswa yang selalu mengantuk dan

merasa bosan saat pembelajaran fisika berlangsung secara online, 47,06%

lainnya menjawab kadang -kadang, 20,59% menjawab jarang dan 26,37%

menjawab tidak pernah. Ketika pembelajaran online sedang berlangsung,

70,59% siswa kadang – kadang membuat catatan pribadi, 26,47% siswa selalu

membuat catatan pribadi dan 2,94% siswa tidak pernah membuat catatan

pribadi. Selain itu, dalam pembelajaran online 14,71% merasa sangat paham,

82,35% cukup paham dan 2,94% sangat tidak paham. Biasanya saat

pembelajaran online, 76,47% siswa menyimak pembelajaran melalui video

conference dan 76,47% juga menyelesaikan soal fisika bersama guru.

Setelah pembelajaran online, 8,82% siswa selalu belajar fisika dengan

mandiri dan tertaur di rumah , 58,82% kadang – kadang belajar dengan mandiri

dan teratur, 23,53% jarang belajar fisika dengan teratur dan 8,82% tidak pernah

belajar fisika dengan teratur di rumah. Meskipun 100% siswa menjawab belajar

fisika merupakan sesuatu yang penting, terdapat 20,59% siswa yang kadang –

kadang menyelesaikan tugas fisika dengan sungguh dan 79,41% selalu

menyelesaikan tugas fisika dengan sungguh. Sumber belajar yang biasanya

dipakai siswa ialah 76,47% menggunakan buku pelajaran, 79,41%

menggunakan google, 79,41% menggunakan modul pembelajaran, 35,29%

menggunakan youtube dan 52,94% menggunakan video pembelajaran. Setelah

pembelajaran online, siswa biasanya menerima tugas fisika seminggu sekali

dari guru dengan tugas berupa penyelesaian soal fisika. Setelah pengumpulan

tugas, 85,29% siswa berpendapat bahwa guru melakukan pembahasan setelah

tugas fisika dikumpulkan.

Peran guru dalam pembelajaran online fisika sangat dirasakan oleh siswa

kelas XI IPA 1. Siswa mengakui mereka menerima semangat dan motivasi dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

guru fisika. 53,5% siswa mengakui bahwa guru merupakan satu hal yang

disukainya selama pembelajaran online, dengan 23,3% adalah suasana

pembelajaran online, 16,6% proses memahami fisika, 3,3% keaktifan siswa dan

3,3% merasa tidak ada hal yang disukai selama pembelajaran fisika. Sedangkan

hal yang tidak disukai selama pembalajaran fisika yakni 48,48% terkait

lemahnya jaringan internet dan kurangnya kuota yang tersedia, 12,12% merasa

susah fokus, 27,27% merasa fisika sulit dipelajari dan 12,12% merasa tidak ada

yang tidak disukai dari pembelajaran fisika.

Berdasarkan survey awal yang hasilnya dideskripsikan di atas,

permasalahan yang ditemukan oleh peneliti dalam pembelajaran fisika di kelas

XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere:

1. Siswa tidak belajar secara teratur setelah pembelajaran online dengan

informasi bahwa 8,82% siswa selalu belajar fisika dengan mandiri dan

teratur di rumah , 58,82% kadang – kadang belajar dengan mandiri dan

teratur, 23,53% jarang belajar fisika dengan teratur dan 8,82% tidak pernah

belajar fisika dengan teratur di rumah.

2. Sumber belajar yang paling sedikit digunakan ialah video pembelajaran dan

youtube. Dengan informasi bahwa sumber belajar yang biasanya dipakai

siswa ialah 76,47% menggunakan buku pelajaran, 79,41% menggunakan

google, 79,41% menggunakan modul pembelajaran, 35,29% menggunakan

youtube dan 52,94% menggunakan video pembelajaran

3. Saat pembelajaran online berlangsung, biasanya siswa hanya menyimak

dan menyelesaikan soal. Dengan informasi bahwa saat pembelajaran online,

76,47% siswa menyimak pembelajaran melalui video conference dan

76,47% juga menyelesaikan soal fisika bersama guru.

Dari permasalahan yang dipaparkan, maka peneliti mengajukan solusi yaitu

melakukan pembelajaran dengan model flipped classroom agar dalam proses

pra pembelajaran siswa dapat belajar secara mandiri, diberikan bahan ajar

berupa video pembelajaran dan saat aktivitas dalam pembelajaran siswa tidak

hanya menyimak dan melakukan latihan soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

b. Rancangan penerapan model pembelajaran flipped classroom

Rancangan penerapan model pembelajaran flipped classroom dirancang

untuk 4 kali pertemuan dalam 2 tahap yang terdiri atas tahap pra

pembelajaran dan tahap dalam pembelajaran yang memuat aktivitas guru

dan aktivitas siswa seperti yang telah jabarkan di tabel 3.1 pada bab 3.

c. Bahan ajar

1. Video pembelajaran

Video pembelajaran yang dirancang merupakan video pembelajaran

yang dibuat sendiri oleh peneliti dan link video pembelajaran yang

terdapat pada youtube yang kemudian dikonsultasikan dan disetujui oleh

dosen pembimbing.

a. Video pembelajaran yang dibuat sendiri

Video ini dibuat menggunakan aplikasi microsoft power point

dengan membuat rekaman suara pada tiap slide dan disimpan dalam

format video. Video pembelajaran buatan sendiri digunakan peneliti

sebagai media pembelajaran bagi siswa untuk pertemuan pertama

dan kedua. Berikut ini merupakan hasil cuplikan layar pada video

pembelajaran.

Gambar 4.2 Cuplikan layar video pembelajaran pertemuan pertama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Gambar 4.3 Cuplikan layar video pembelajaran pertemuan kedua.

b. Video pembelajaran dari youtube

Video pembelajaran dari youtube digunakan peneliti untuk

aktivitas pembelajaran pada pertemuan ketiga dan keempat. Alasan

penggunaan video pembelajaran ini ialah karena siswa lebih mudah

mengakses video pembelajaran yang terdapat di youtube daripada

video pembelajaran yang terdapat di microsoft teams. Link video

pembelajaran pertemuan ketiga yaitu

https://youtu.be/roUPnG2RNTA dan link video pembelajaran

pertemuan keempat yaitu https://youtu.be/oj9oMoUFGc4. Kedua

video pembelajaran bersumber dari akun youtube MT Channel

Fisika.

2. Power Point Presentation (PPT)

Power point presentation (PPT) diperlukan untuk

mempresentasikan bahan ajar pada aktivitas pembelajaran secara daring

melalui kelas virtual microsoft teams. Pada pembelajaran secara tatap

muka PPT tidak digunakan karena LCD proyektor yang ada di kelas

mengalami kerusakan. Berikut ini merupakan cuplikan layar PPT.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Gambar 4.4 Cuplikan layar PPT untuk pertemuan pertama.

Gambar 4.5 Cuplikan layar PPT untuk pertemuan kedua. d. Aplikasi pembelajaran dalam jaringan

1. Whatsapp

Aplikasi whatsapp digunakan sebagai media komunikasi bersama

siswa. Guru dapat memberikan pengumuman, mendistribusikan bahan

ajar, mengirimkan pretest atau posttest yang tidak bisa diakses siswa

melalui microsoft teams. Komunikasi bersama siswa dapat dilakukan

melalui percakapan pribadi maupun percakapan dalam grup. Berikut ini

merupakan cuplikan layar whatssapp grup bersama siswa dan

percapakan pribadi yang dilakukan peneliti dengan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Gambar 4.6 Cuplikan layar percakapan bersama siswa melalui

whatsapp group.

Gambar 4.7 Cuplikan layar percakapan pribadi bersama siswa melalui

whatsapp.

2. Microsoft Teams

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Microsoft teams digunakan sebagai sarana pembelajaran daring

bersama siswa. Di dalamnya terdapat fitur untuk membuat kelas yang

menghubungkan guru dengan siswa. Siswa dan guru yang terhubung di

kelas dapat melakukan aktivitas pembelajaran seperti pembelajaran

jarak jauh melalui ruang kelas virtual, pemberian dan pengumpulan

tugas, pemberian bahan ajar, pemberian pengumuman melalui

postingan dan obrolan pribadi bersama siswa.

Peneliti menggunakan microsoft teams untuk membuat kelas dalam

pembelajaran daring dengan menggunakan model pembelajaran flipped

classroom seperti pemberian video pembelajaran dan pengumpulan

catatan siswa pada aktivitas pra pembelajaran serta pemberian

pengumuman, obrolan pribadi, dan unggahan jawaban pretest maupun

posttest serta melakukan video conference bersama siswa pada aktivitas

dalam pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua.

Gambar 4.8 Cuplikan layar ruang kelas virtual dalam microsoft teams.

e. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang disiapkan dalam tahap ini akan dianalisis

untuk melihat efektivitas penerapan model pembelajaran flipped classroom

dilihat dari motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Instrumen – instrumen

penelitian yang disiapkan diantaranya:

1) Angket

Penggunaan angket sebagai instrumen penelitian ditujukan untuk

melihat keadaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

model pembelajaran flipped classroom. Angket awal digunakan untuk

melihat keadaan motivasi belajar siswa sebelum diterapkan treatment

dan angket akhir digunakan untuk melihat keadaan motivasi belajar

siswa setelah diterapkan treatment. Angket akan diberikan sebanyak

lima kali yakni di awal pertemuan pertama, diakhir pertemuan pertama,

diakhir pertemuan kedua, diakhir pertemuan ketiga dan diakhir

pertemuan keempat secara online melalui google form. Angket

kemudian dianalisis menggunakan uji Wilcoxon untuk melihat ada

tidaknya perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah

diterapkan treatment berupa model pembelajaran flipped classroom.

Indikator angket motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.4.

2) Test

Instrumen test yang disiapkan terdiri dari pretest dan posttest.

Pretest digunakan untuk melihat hasil belajar siswa sebelum treatment

diterapkan. Sedangkan posttest digunakan untuk melihat hasil belajar

siswa setelah treatment diterapkan. Pretest dan posttest diberikan pada

setiap pertemuan kemudian dianalisis dengan menggunakan uji

wilcoxon untuk melihat ada tidaknya perbedaan hasil belajar sebelum

dan setelah diterapkan model pembelajaran flipped classroom pada

setiap pertemuan. Kisi – kisi soal pretest dapat dilihat pada tabel 3.2 dan

kisi – kisi soal posttest dapat dilihat di tabel 3.3.

3) Wawancara

Wawancara dilakukan kepada siswa dengan tujuan untuk

mendapatkan informasi tambahan mengenai permasalahan yang

ditemukan oleh peneliti selama penerapan model pembelajaran flipped

classroom. Sehingga pertanyaan wawancara disesuaikan dengan

permasalahan yang ditemui oleh peneliti selama penerapan model

pembelajaran flipped classroom.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

2. Tahap II percobaan desain (design experiment)

a. Percobaan desain pertemuan pertama

Percobaan desain pertemuan pertama dilaksanakan pada Senin, 26 April

2021 hingga Kamis, 29 April 2021 dari rumah masing – masing siswa dan

peneliti. Percobaan dimulai dengan kegiatan pra pembelajaran menggunakan

video pembelajaran yang diupload di microsoft teams. Materi yang ajarkan pada

pertemuan ini adalah pemahaman tentang gelombang dari KD 3. 8 menganalisis

karateristik gelombang mekanik. Pada kegiatan pra pembelajaran, siswa

menyelesaikan soal pretest yang diupload di microsoft teams, mengisi angket

awal pembelajaran melalui google form dan menonton video pembelajaran yang

diupload di microsoft teams. Angket awal digunakan untuk melihat keadaan

awal motivasi belajar siswa sebelum diberikan treatment berupa model

pembelajaran flipped classroom.

Dalam pelaksanaanya, angket ini diisi oleh 18 siswa dengan 8 siswa mengisi

angket tepat waktu dan 13 siswa lainnya mengisi angket di luar ketentuan waktu

sehingga terdapat 8 responden yang dapat digunakan informasinya dalam

analisis angket awal.Untuk melihat pemahaman awal siswa terkait materi

pembelajaran, diberikan soal pretest yang dalam pelaksanaannya diselesaikan

oleh 23 siswa dan dikumpulkan melalui microsoft teams pada bagian

assignment atau tugas.

Siswa juga diminta untuk menonton video pembelajaran, membuat

ringkasan dan menulis pertanyaan yang ingin diajukan serta menjawab

beberapa pertanyaan di akhir video pembelajaran yang diupload pada bagian

assignment atau tugas di Microsoft teams. Dalam pelaksanaannya, video

pembelajaran ditonton dan dicatat oleh 2 dari 36 siswa di kelas XI IPA 1.

Aktivitas pembelajaran berlanjut dengan kegiatan dalam pembelajaran.

Kegiatan ini dilakukan pada Kamis, 29 April 2021 dari pukul 08.00 – 09.30 dari

rumah masing – masing siswa dan peneliti yang dihubungkan melalui video

conference menggunakan microsoft teams. Total siswa yang hadir pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

pertemuan ini adalah 26 siswa dengan 10 siswa tidak hadir. Dalam proses

pembelajaran ini, peneliti menggunakan PPT untuk mengajarkan materi kepada

siswa.

Aktivitas tanya jawab dari siswa kepada peneliti sangat minim terjadi di

awal pembelajaran karena hamper seluruh siswa tidak menonton video

pembelajaran sehingga belum memiliki bekal pengetahuan terkait materi yang

dipelajari. Dalam prosesnya, siswa menerima penjelasan materi pembelajaran

secara keseluruhan dari peneliti. Setelah menerima pembelajaran, siswa diminta

untuk menyelesaikan posttest yang digunakan untuk mengukur hasil belajar

siswa setelah pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya, posttest ini dikumpulkan oleh 23 dari 36 siswa

melalui microsoft teams atau whatsapp atau diberikan langsung kepada peneliti.

Siswa juga mengisi angket akhir pembelajaran yang digunakan peneliti untuk

melihat keadaan motivasi belajar siswa setelah diberikan treatment, angket ini

diisi oleh 21 siswa. Berikut merupakan analisis motivasi belajar dan hasil

belajar siswa.

Berdasarakan aktivitas yang dilakukan pada pertemuan pertama, model

pembelajaran flipped classroom tidak dapat diterapkan karena rendahnya

keterlibatan dari siswa dalam mempelajari materi pada aktivitas pra

pembelajaran. Untuk mengatasi persoalan kurang terlibatnya siswa, peneliti

melakukan wawancara terhadap 5 siswa untuk mencari solusi agar siswa terlibat

aktif dalam aktivitas pra pembelajaran yakni menonton video pembelajaran dan

membuat catatan. Setelah melakukan wawancara, peneliti menemukan solusi

dengan lebih sering mengingatkan siswa melalui whatssapp dan microsoft

teams untuk mempelajari video pembelajaran dan membuat catatan. Ini

dikarenakan siswa belum terbiasa dengan aktivitas pra pembelajaran sehingga

siswa cenderung mengabaikan pengumuman yang diberikan oleh peneliti.

b. Percobaan desain pertemuan kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Percobaan desain pertemuan kedua dilaksanakan pada Sabtu, 1 Mei 2021

hingga Kamis, 6 Mei 2021 dari rumah masing – masing siswa dan peneliti.

Percobaan dimulai dengan kegiatan pra pembelajaran menggunakan video

pembelajaran yang diupload di microsoft teams. Materi yang ajarkan pada

pertemuan ini adalah karateristik gelombang dari KD 3. 8 menganalisis

karaterisrik gelombang mekanik.

Pada kegiatan pra pembelajaran, siswa menyelesaikan soal pretest,

menonton video pembelajaran di microsoft teams, membuat ringkasan,

pertanyaan dan jawaban pertanyaan akhir video. Seperti halnya dengan

pertemuan pertama, pada pertemuan kedua soal pretest diberikan untuk melihat

pemahaman awal yang dimiliki oleh siswa sebelum pembelajaran. Soal pretest

ini diselesaikan oleh 31 siswa yang kemudian diupload pada bagian assignment

di microsoft teams atau dikirim melalui whatssapp atau lembar jawaban yang

diserahkan langsung oleh siswa kepada peneliti.

Diperlukan data angket awal yang diambil dari angket akhir siswa pada

pertemuan pertama. Angket awal digunakan untuk melihat keadaan motivasi

belajar siswa sebelum diberikan treatment. Terdapat 17 siswa yang dapat

digunakan informasinya dalam analisis angket awal pada pertemuan ini. Siswa

juga diminta untuk menonton video pembelajaran yang terdapat pada microsoft

teams. Dalam pelaksanaannya, catatan video pembelajaran yang terdiri dari

ringkasan materi diringkas oleh 24 siswa, catatan pertanyaan dibuat oleh 11

siswa dan jawaban pertanyaan penuntun video dibuat oleh 25 siswa. Catatan

video pembelajaran kemudian diupload melalui microsoft teams, dikirim

melalui whatsapp atau diperiksa oleh peneliti pada pertemuan III tatap muka di

kelas.

Pada tahap pra pembelajaran, peneliti juga menerapkan solusi untuk

permasalahan di pertemuan pertama yakni kurang terlibatnya siswa dalam

aktivitas pra pembelajaran. Solusi yang peneliti terapkan pada aktivitas ini

adalah dengan memberikan pengumuman lebih sering pada siswa untuk

menyelesaikan soal pretest, menonton dan meringkas video pembelajaran,

mencatat hal – hal yang ingin ditanyakan dan menjawab pertanyaan akhri video.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Setelah diberi pengumuman lebih sering, makin banyak siswa

menyelesaikan aktivitas pra pembelajaran. Aktivitas pembelajaran berlanjut

dari aktivitas pra pembelajaran lalu aktivitias dalam pembelajaran. Aktivitas ini

dilakukan pada Kamis, 6 Mei 2021 dari pukul 08.00 – 09.30 dari rumah masing

– masing siswa dan peneliti yang dihubungkan melalui video conference

menggunakan microsoft teams.

Total siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah 32 siswa dengan 4 siswa

tidak hadir. Dalam proses pembelajaran, peneliti menayangkan PPT dan mulai

menjawab pertanyaan – pertanyaan yang diupload siswa pada aplikasi microsoft

teams dan menjelaskan bagian – bagian materi yang belum dipahami oleh

siswa. Setelah menerima pembelajaran, siswa diminta untuk menyelesaikan

posttest yang digunakan untuk mengukur hasil belajar. Dalam pelaksanaannya,

posttest ini dikumpulkan oleh 31 dari 36 siswa melalui microsoft teams pada

bagian tugas/ assignment atau dikirim melalui whatsapp. Siswa juga mengisi

angket akhir pembelajaran untuk melihat keadaan motivasi belajar siswa setelah

diberikan treatmen, angket ini diisi oleh 17 siswa.

Berdasarkan aktivitas yang dilakukan pada pertemuan kedua, ditemukan

persoalan dari hasil wawancara pada siswa yakni siswa sulit mengakses video

pembelajaran melalui microsoft teams karena jaringan internet yang tidak stabil,

kapasitas memori handphone yang kecil dan kuota internet yang tidak

mencukupi. Siswa juga lebih memilih untuk mengakses video pembelajaran

melalui youtube yang bisa diunduh di youtube dan ditonton kembali secara

offline.

Peneliti juga melihat bahwa video pembelajaran yang direkam oleh peneliti

sendiri memiliki kelemahan yakni tidak adanya tulisan tangan yang dapat

memperjelas video pembelajaran yang mana pada materi ini diperlukan banyak

grafik dan rumus yang lebih baik ditulis atau digambar secara manual oleh

peneliti. Peneliti yang tidak memiliki gawai yang memiliki fitur handwriting

note tidak dapat melakukan hal ini. Berdasarkan hasil wawancara bersama

siswa, siswa juga lebih memilih untuk menonton video pembelajaran yang

memiliki tulisan tangan di dalamnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Solusi yang peneliti temukan untuk mengatasi permasalahan ini ialah

memberikan materi pada siswa dengan mengarahkan siswa untuk menonton

video pembelajaran yang terdapat di youtube dengan penjelasan dari pemberi

video lebih jelas dan mudah dipahami karena memiliki tulisan tangan yang

diberikan secara manual dalam video. Video pembelajaran yang diakses melalui

youtube juga dapat diunduh secara offline dan dapat ditonton kembali di

youtube.

c. Percobaan desain pertemuan ketiga

Percobaan desain pertemuan ketiga dilaksanakan pada Sabtu, 9 Mei 2021

hingga Kamis, 20 Mei 2021 dari rumah masing – masing siswa dan peneliti dan

di sekolah. Percobaan dimulai dengan kegiatan pra pembelajaran menggunakan

video pembelajaran dari akun youtube MT Channel Fisika yang diakses siswa

melalui youtube dengan link diposting di microsoft teams dan dibagikan melalui

grup whatsapp.

Materi yang ajarkan pada pertemuan ini adalah gelombang berjalan dari KD

3. 8 menganalisis karaterisrik gelombang mekanik. Pada kegiatan pra

pembelajaran, siswa menyelesaikan soal pretest, menonton video pembelajaran

di youtube, membuat catatan yang terdiri atas ringkasan video pembelajaran,

pertanyaan dan jawaban pertanyaan akhir video. Seperti halnya dengan

pertemuan pertama dan kedua, pada pertemuan ketiga soal pretest diberikan

untuk melihat pemahaman awal yang dimiliki oleh siswa sebelum

pembelajaran.

Soal pretest ini diselesaikan oleh 32 siswa yang kemudian diupload pada

bagian assignment di microsoft teams atau dikirim melalui whatssapp atau

lembar jawaban yang diserahkan langsung oleh siswa kepada peneliti. Selain

itu, diperlukan data angket awal yang diambil dari angket akhir siswa pada

pertemuan kedua. Angket awal digunakan untuk melihat keadaan motivasi

belajar siswa sebelum diberikan treatment dan angket akhir digunakan untuk

melihat motivasi belajar siswa setelah diberikan treatment.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Terdapat 20 siswa yang dapat digunakan informasinya dalam analisis

angket awal dan akhir pada pertemuan ini. Siswa juga diminta untuk menonton

video pembelajaran yang terdapat pada microsoft teams. Dalam

pelaksanaannya, catatan video pembelajaran yang terdiri dari ringkasan materi

diringkas oleh 26 siswa, catatan pertanyaan dibuat oleh 13 siswa dan jawaban

pertanyaan penuntun video dibuat oleh 26 siswa.

Ringkasan/catatan materi kemudian diupload melalui microsoft teams,

dikirim melalui whatsapp atau diberikan langsung oleh siswa pada peneliti di

kelas. Pada tahap pra pembelajaran, peneliti juga menerapkan solusi untuk

permasalahan di pertemuan kedua yakni siswa kesulitan menonton video

pembelajaran melalui microsoft teams dan video pembelajaran yang dibuat

tidak dengan fitur handwriting.

Solusi yang peneliti terapkan pada aktivitas ini adalah dengan memberikan

video pembelajaran yang dapat diakses siswa melalui youtube dengan link

https://youtu.be/roUPnG2RNTA dari akun youtube MT Channel Fisika.

Aktivitas pembelajaran berlanjut dari aktivitas pra pembelajaran lalu aktivitas

dalam pembelajaran. Aktivitas ini dilakukan pada Kamis, 20 Mei 2021 dari

pukul 08.05 – 09.30 di ruang kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II

Maumere.

Total siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah 32 siswa dengan 4 siswa

tidak hadir. Dalam proses pembelajaran, peneliti bersama siswa membahas

pertanyaan yang diajukkan setelah menonton video pembelajaran dan

menekankan hal – hal penting dalam pembelajaran. Setelah menerima

pembelajaran, siswa diminta untuk menyelesaikan posttest yang digunakan

untuk mengukur hasil belajar selama 30 menit kemudian langsung dikumpulkan

pada peneliti. Siswa juga mengisi angket akhir pembelajaran secara online

untuk melihat keadaan motivasi belajar siswa setelah diberikan treatmen.

Angket ini diisi oleh 20 siswa.

Berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti pada pertemuan ketiga,

peneliti melihat bahwa video pembelajaran yang terdapat di youtube lebih

membantu siswa dalam mempelajari materi dari pada video pembelajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

diupload di micorosoft teams. Ini dikarenakan siswa bisa mengakses dan

mengunduh video di youtube dan menontonnya secara offline dan terdapat

tulisan tangan di dalam video yang memperjelas video pembelajaran.

Video pembelajaran di microsoft teams juga dapat diunduh dan ditonton

offline namun kuota internet yang terbatas, kekuatan sinyal internet yang lemah

dan kapasitas handphone siswa yang minim membuat siswa lebih memilih

untuk menonton video pembelajaran melalui youtube. Sehingga penerapan

model pembelajaran flipped classroom lebih efektif bagi siswa di kelas XI IPA

SMAS Katolik St. John Paul II Maumere apabila video pembelajaran di youtube

dijadikan sarana siswa dalam mengikuti aktivitas pra pembelajaran.

d. Percobaan desain pertemuan keempat

Percobaan desain pertemuan keempat dilaksanakan pada Jumat, 21 Mei

2021 pada pukul 08.30 – 10.00 di ruang kelas XI IPA 1 dan Jumat, 21 Mei 2021

pada pukul 16.00 – 17.30 di ruang pertemuan SMAS Katolik St. John Paul II

Maumere. Percobaan desain ini dilakukan pada dua tempat berbeda dengan

waktu yang berbeda dikarenakan terdapat 9 siswa yang tidak bisa hadir pada

pertemuan pada Jumat, 21 Mei 2021 pagi karena sedang melakukan kunjungan

untuk merekam video di salah satu biara susteran PACR di Maumere.

Kesembilan siswa itu kemudian melakukan aktivitas pembelajaran pada pukul

16.00 – 17.30.

Aktivitas pra pembelajaran tidak bisa dilakukan karena siswa dan guru akan

mempersiapkan ruang kelas untuk Penilaian Akhir Semester (PAS).

Pembelajaran dilakukan dengan menyelesaikan soal pretest oleh 32 siswa

selama 15 menit yang kemudian lembar jawaban yang diserahkan langsung oleh

siswa kepada peneliti. Dalam proses pembelajaran, peneliti menjelaskan materi

gelombang stasioner. Setelah menerima pembelajaran, siswa diminta untuk

menyelesaikan posttest yang digunakan untuk mengukur hasil belajar selama

30 menit kemudian langsung dikumpulkan pada peneliti. Siswa mengisi angket

akhir pembelajaran secara online untuk melihat keadaan motivasi belajar akhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

siswa setelah pembelajaran yang kemudian diisi oleh 28 siswa. Pada pertemuan

keempat, model pembelajaran flipped classroom tidak dapat diterapkan.

3. Tahap III: Retrosepcticve Analysis (Analisis Retrospektif)

Tahapan ini merupakan tahapan akhir yang dilakukan setelah tahapan

desain pendahuluan dan percobaan desain. Setelah dua tahapan yang sudah

dilewati, pada tahap ini peneliti ingin menguraikan beberapa hal terkait

efektivitas penerapan model pembelajaran flipped classroom pada siswa kelas

XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere.

Pada penerapannya model pembelajaran flipped classroom dilakukan dalam

dua aktivitas yaitu aktivitas pra pembelajaran dan aktivitas dalam pembelajaran.

Pada aktivitas pra pembelajaran, siswa diberikan materi belajar berupa video

pembelajaran untuk dipelajari siswa terlebih dahulu. Dalam aktivitas ini, siswa

dapat mempelajari bahan dengan membuat catatan yang terdiri dari ringkasan

materi, pertanyaan yang ingin diajukan dan jawaban dari pertanyaan yang

terdapat dalam video. Setelah mengalami aktivitas pra pembelajaran,

pembelajaran dilanjutkan dengan aktivitas dalam pembelajaran. Pada aktivitas

ini, guru akan membantu siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

siswa dan memperjelas materi pembelajaran dengan kembali memberi

penjelasan pada siswa.

Model pembelajaran flipped classroom yang diterapkan pada penelitian ini

dilakukan dalam dua setting yakni model pembelajaran flipped classroom

dalam jaringan (daring) dan model pembelajaran flipped classroom tatap muka.

Dalam penerapan model pembelajaran flipped classroom tatap muka, siswa

sudah diberikan video pra pembelajaran dalam bentuk link youtube. Di dalam

video ini sudah terdapat tulisan tangan guru yang mempermudah penjelasan

materi dan pemahaman pada siswa. Selain itu, video pembelajaran melalui

youtube lebih efektif karena siswa dapat mengakses video pembelajaran di

youtube lebih mudah dari pada mengakses video pembelajaran melalui

microsoft teams. Hal ini dikarenakan siswa dapat mengunduh dan menonton

kembali video pembelajaran di youtube secara offline jika memiliki kuota

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

internet yang terbatas, kekuatan sinyal internet yang lemah dan kapasitas

memori handphone siswa yang minim. Model pembelajaran flipped classroom

efektif diterapkan secara tatap muka karena siswa dapat melaksanakan tugasnya

dalam aktivitas pra pembelajaran melalui video pembelajaran melalui youtube

dan interaksi antara peneliti dengan siswa dapat terjadi dengan baik. Aktivitas

melalui video conference cukup terbatas dilakukan karena beberapa kendala

yaitu lemahnya sinyal internet di tempat tinggal siswa dan terdapat siswa yang

tidak memiliki kuota internet yang cukup.

Dalam penerapan model pembelajaran flipped classroom pada siswa kelas

XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere, siswa ditemukan belum

terbiasa menggunakan model pembelajaran flipped classroom. Hal ini peneliti

temukan pada pertemuan pertama di mana siswa tidak melakukan aktivitas pra

pembelajaran yang terdiri dari aktivitas menonton video pembelajaran dan

membuat catatan materi. Kemudian peneliti selalu menghimbau siswa secara

terus – menerus untuk melakukan aktivitas pra pembelajaran dan aktivitas pra

pembelajaran mulai terjadi pada pertemuan kedua. Berdasarkan hal ini, peneliti

menemukan bahwa flipped classroom tidak dapat langsung diterapkan tetapi

perlu adanya penyesuaian dari siswa dan dorongan dari guru agar siswa selalu

terlibat.

Efektivitas penerapan model pembelajaran flipped classroom pada

penelitian ini dianalisis dari motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Setelah

pembelajaran flipped classroom diterapkan, hasil belajar siswa mengalami

perubahan dengan nilai rata – rata setelah diberikan treatment lebih tinggi dari

nilai rata – rata sebelum diberikan treatment pada setiap pertemuan. Sedangkan

motivasi belajar siswa tidak mengalami perubahan. Ini dikarenakan siswa tidak

begitu antusias dengan cara belajar menggunakan model pembelajaran flipped

classroom. Siswa terbiasa dengan cara belajar lama yakni belajar hanya

dilakukan di dalam kelas. Sehingga perlu adanya penyesuaian pada diri siswa

untuk dapat menerapkan model pembelajaran flipped classroom.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

4.1.2 Analisis Data Kuantitatif

a. Data Motivasi Belajar Siswa

Efektivitas penerapan model pembelajaran flipped classroom dilihat dari

motivasi belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan analisis data angket awal

dan angket akhir yang diberikan di awal dan di akhir pembelajaran pada setiap

pertemuan. Indikator yang terdapat dalam angket yang disebarkan terdiri atas

kepercayaan diri, strategi pembelajaran aktif, nilai pembelajaran, tujuan kinerja,

tujuan pencapaian dan lingkungan belajar.

a. Angket motivasi belajar siswa pertemuan pertama

Tabel 4.1 Skor Angket Motivasi Belajar Awal dan Motivasi Belajar Akhir pada

Pertemuan Pertama

No

Siswa

Skor Motivasi

Belajar Awal

Skor Motivasi

Belajar Akhir

1 77 76

2 94 81

3 90 80

4 83 96

5 83 90

6 81 83

7 82 85

8 85 77

Angket awal diisi oleh 8 dari 36 siswa dengan nilai motivasi minimum

77 dan nilai motivasi maksimum 94 dan nilai motivasi rata – rata siswa

adalah 84,375. Apabila nilai rata – rata motivasi dicocokan dengan nilai

kategori motivasi belajar siswa pada tabel 3.6, maka keadaan motivasi

belajar awal siswa pada pertemuan pertama termasuk dalam kategori tinggi.

Pada angket motivasi belajar akhir pertemuan pertama terdapat 8 siswa

yang menjadi responden angket dengan nilai motivasi minimum 76 dan nilai

motivasi maksimum 96 dan nilai motivasi rata – rata siswa adalah 83,5.

Apabila nilai rata - rata motivasi belajar dicocokan dengan nilai kategori

motivasi belajar siswa pada tabel 3.6, maka keadaan motivasi belajar akhir

siswa pada pertemuan pertama termasuk dalam kategori tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Angket motivasi belajar awal dan akhir siswa pada pertemuan pertama

lalu dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistics 22 dengan uji Wilcoxon.

Berikut merupakan tabel hasil analisis dengan uji Wilcoxon.

Tabel 4.2 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa pada

Pertemuan Pertama dengan Uji Wilcoxon

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Motivasi Akhir -

Motivasi Awal

Negative Ranks 4a 4.88 19.50

Positive Ranks 4b 4.13 16.50

Ties 0c

Total 8

a. Motivasi Akhir < Motivasi Awal

b. Motivasi Akhir > Motivasi Awal

c. Motivasi Akhir = Motivasi Awal

Test Statisticsa

Motivasi Akhir -

Motivasi Awal

Z -.210b

Asymp. Sig. (2-tailed) .833

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Berdasarkan data dari 8 siswa yang dianalisis dengan menggunakan uji

Wilcoxon, dapat diketahui bahwa jumlah data untuk negative ranks ada 4,

artinya ada 4 dari 8 siswa memiliki motivasi sebelum pembelajaran lebih

tinggi dari motivasi setelah pembelajaran. Begitu juga dengan jumlah untuk

positive ranks ada 4, artinya 4 dari 8 siswa memiliki motivasi setelah

pembelajaran lebih tinggi dari sebelum pembelajaran.

a. Perumusan hipotesis:

- Ho : Tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa.

- Hi : Terdapat perbedaan motivasi belajar siswa.

b. Penentuan taraf signifikansi

- Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hi diterima.

- Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hi ditolak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

- Jika nilai signifikan < nilai signifikansi (nilai signifikansi uji

wilcoxon Ξ±= 0,05), maka Hi diterima dan sebaliknya.

Berdasarkan output test statistics pada tabel 4.2 diketahui bahwa nilai

signifikan atau Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,833 maka 0,833 lebih besar

dari > 0,05 sehingga Hi ditolak.

Kesimpulannya adalah keadaan motivasi belajar siswa pada pertemuan

pertama termasuk dalam kategori tinggi dan tidak terdapat perbedaan

motivasi belajar siswa sebelum dan setelah pembelajaran.

b. Angket motivasi belajar siswa pertemuan kedua

Tabel 4.3 Skor Angket Motivasi Belajar Awal dan Motivasi Belajar Akhir pada

Pertemuan Kedua

No

Siswa

Skor Motivasi

Belajar Awal

Skor Motivasi

Belajar Akhir

1 75 80

2 104 80

3 99 74

4 87 77

5 80 97

6 79 104

7 90 82

8 84 82

9 80 81

10 77 86

11 83 90

12 85 84

13 98 84

14 101 74

15 77 89

16 75 85

17 78 76

Pada angket awal pertemuan kedua terdapat 17 siswa yang menjadi

responden angket dengan nilai motivasi minimum 75 dan nilai motivasi

maksimum 104 dan nilai motivasi rata – rata siswa adalah 85,412. Apabila

nilai rata – rata motivasi dicocokan dengan nilai kategori motivasi belajar

siswa pada tabel 3.6 maka, keadaan motivasi belajar awal siswa pada

pertemuan kedua termasuk dalam kategori tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Pada angket akhir pertemuan kedua, terdapat 17 siswa yang menjadi

responden angket dengan nilai motivasi minimum 74 dan nilai motivasi

maksimum 104 dan nilai motivasi rata – rata siswa adalah 83,823. Apabila

nilai rata – rata motivasi dicocokan dengan nilai kategori motivasi belajar

siswa pada tabel 3.6, maka keadaan motivasi belajar akhir siswa pada

pertemuan kedua termasuk dalam kategori tinggi.

Angket motivasi belajar awal dan akhir siswa pada pertemuan kedua

dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan uji Wilcoxon.

Berikut merupakan tabel hasil analisis dengan uji Wilcoxon.

Tabel 4.4 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa pada

Pertemuan Kedua dengan Uji Wilcoxon.

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Motivasi

Akhir -

Motivasi

Awal

Negative Ranks 9a 9.28 83.50

Positive Ranks 8b 8.69 69.50

Ties 0c

Total 17

a. Motivasi Akhir < Motivasi Awal

b. Motivasi Akhir > Motivasi Awal

c. Motivasi Akhir = Motivasi Awal

Test Statisticsa

Motivasi Akhir - Motivasi Awal

Z -.332b

Asymp. Sig. (2-tailed) .740

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Berdasarkan data dari 17 siswa yang dianalisis dengan menggunakan uji

Wilcoxon, dapat diketahui bahwa jumlah data untuk negative ranks ada 9,

artinya 9 dari 17 siswa memiliki motivasi sebelum pembelajaran lebih tinggi

dari motivasi setelah pembelajaran. Terdapat pula jumlah data untuk

positive ranks ada 8, artinya 8 dari 17 siswa memiliki motivasi sebelum

pembelajaran rendah dari motivasi setelah pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

a. Perumusan hipotesis:

- Ho : Tidak terdapat perbedaan motivasi belajar siswa pada

penerapan model pembelajaran flipped classroom pertemuan kedua.

- Hi : Terdapat perbedaan motivasi belajar siswa pada penerapan

model pembelajaran flipped classroom pertemuan kedua.

b. Penentuan taraf signifikansi

- Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hi diterima.

- Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hi ditolak.

- Jika nilai signifikan < nilai signifikansi (nilai signifikansi uji

wilcoxon Ξ±= 0,05), maka Hi diterima dan sebaliknya.

Berdasarkan output test statistics pada tabel 4.4 diketahui bahwa nilai

signifikan atau Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,740 maka 0,740 > 0,05

sehingga Hi ditolak.

Kesimpulannya adalah keadaan motivasi belajar siswa pada pertemuan

kedua termasuk dalam kategori tinggi dan tidak terdapat perbedaan motivasi

belajar pada penerapan model pembelajaran flipped classroom pertemuan

kedua.

c. Angket motivasi belajar siswa pertemuan ketiga Tabel 4.5 Skor Angket Motivasi Belajar Awal dan Motivasi Belajar Akhir pada

Pertemuan Ketiga

No

Siswa

Skor Motivasi

Belajar Awal

Skor Motivasi

Belajar Akhir

1 80 73

2 95 85

3 80 83

4 97 77

5 74 89

6 104 83

7 82 82

8 82 109

9 73 84

10 81 91

11 86 108

12 90 100

13 84 79

14 93 85

15 84 86

16 77 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

No

Siswa

Skor Motivasi

Belajar Awal

Skor Motivasi

Belajar Akhir

17 74 89

18 85 79

19 76 111

20 87 83

Pada angket awal pertemuan ketiga terdapat 20 siswa yang menjadi

responden angket dengan nilai motivasi minimum 73 dan nilai motivasi

maksimum 104 dan nilai motivasi rata – rata siswa adalah 84. Apabila nilai

rata – rata motivasi dicocokan dengan nilai kategori motivasi belajar siswa

pada tabel 3.6, maka keadaan motivasi belajar awal siswa pada pertemuan

ketiga termasuk dalam kategori tinggi.

Pada angket akhir pertemuan ketiga terdapat 20 siswa yang menjadi

responden angket dengan nilai motivasi minimum 73 dan nilai motivasi

maksimum 111 dan nilai motivasi rata – rata siswa adalah 87,95. Apabila

nilai rata – rata motivasi dicocokan dengan nilai kategori motivasi belajar

siswa pada tabel 3.6, maka keadaan motivasi belajar akhir siswa pada

pertemuan ketiga termasuk dalam kategori tinggi.

Angket motivasi belajar awal dan akhir siswa pada pertemuan ketiga

dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan uji Wilcoxon.

Berikut merupakan tabel hasil analisis dengan uji Wilcoxon.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa pada

Pertemuan Ketiga dengan Uji Wilcoxon.

Ranks

N Mean Rank

Sum of

Ranks

Motivasi Akhir -

Motivasi Awal

Negative Ranks 8a 8.56 68.50

Positive Ranks 11b 11.05 121.50

Ties 1c

Total 20

a. Motivasi Akhir < Motivasi Awal

b. Motivasi Akhir > Motivasi Awal

c. Motivasi Akhir = Motivasi Awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Test Statisticsa

Motivasi Akhir - Motivasi Awal

Z -1.067b

Asymp. Sig. (2-

tailed)

.286

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

Berdasarkan data dari 20 siswa yang dianalisis dengan menggunakan uji

Wilcoxon, dapat diketahui bahwa jumlah data untuk negative ranks ada 8,

artinya 8 dari 20 siswa memiliki motivasi sebelum pembelajaran lebih tinggi

dari motivasi setelah pembelajaran. Terdapat pula jumlah data untuk

positive ranks ada 11, artinya 11 dari 20 siswa memiliki motivasi sebelum

pembelajaran lebih rendah dari motivasi setelah pembelajaran dan terdapat

1 data untuk ties yang artinya 1 dari 20 siswa memiliki motivasi sebelum

pembelajaran sama dengan motivasi setelah pembelajaran.

Berdasarkan output test statistics pada tabel 4.6 diketahui bahwa nilai

signifikan atau Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,286 maka 0,286 > 0,05

sehingga Hi ditolak. Kesimpulannya adalah keadaan motivasi belajar siswa

pada pertemuan ketiga termasuk dalam kategori tinggi dan tidak terdapat

perbedaan motivasi belajar pada penerapan model pembelajaran flipped

classroom pertemuan ketiga.

d. Angket motivasi belajar siswa pertemuan keempat.

Tabel 4.7 Skor Angket Motivasi Belajar Awal dan Motivasi Belajar Akhir pada

Pertemuan Keempat

No Skor Motivasi

Belajar Awal

Skor Motivasi

Belajar Akhir

1 73 80

2 76 92

3 85 89

4 77 74

5 89 108

6 64 105

7 88 84

8 82 80

9 109 93

10 84 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

No Skor Motivasi

Belajar Awal

Skor Motivasi

Belajar Akhir

11 92 83

12 87 91

13 105 86

14 108 82

15 87 86

16 100 81

17 79 81

18 78 97

19 85 82

20 86 107

21 83 82

22 89 82

23 80 95

24 93 83

25 110 83

26 83 81

27 80 83

28 86 85

Pada angket awal pertemuan keempat terdapat 28 siswa yang menjadi

responden angket dengan nilai motivasi minimum 64 dan nilai motivasi

maksimum 110 dan nilai motivasi rata – rata siswa adalah 87,071. Apabila

nilai rata – rata motivasi dicocokan dengan nilai kategori motivasi belajar

siswa pada tabel 3.6, maka keadaan motivasi belajar awal siswa pada

pertemuan keempat termasuk dalam kategori tinggi.

Pada angket akhir pertemuan keempat terdapat 28 siswa yang menjadi

responden angket dengan nilai motivasi minimum 74 dan nilai motivasi

maksimum 108 dan nilai motivasi rata – rata siswa adalah 87,179. Apabila

nilai rata – rata motivasi dicocokan dengan nilai kategori motivasi belajar

siswa pada tabel 3.6, maka keadaan motivasi belajar akhir siswa pada

pertemuan keempat termasuk dalam kategori tinggi.

Angket motivasi belajar awal dan akhir siswa pada pertemuan keempat

dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan uji Wilcoxon.

Berikut merupakan tabel hasil analisis dengan uji Wilcoxon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Tabel 4.8 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa pada

Pertemuan Keempat dengan Uji Wilcoxon.

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Motivasi Akhir -

Motivasi Awal

Negative Ranks 16a 13.25 212.00

Positive Ranks 12b 16.17 194.00

Ties 0c

Total 28

a. Motivasi Akhir < Motivasi Awal

b. Motivasi Akhir > Motivasi Awal

c. Motivasi Akhir = Motivasi Awal

Test Statisticsa

Motivasi Akhir - Motivasi Awal

Z -.205b

Asymp. Sig. (2-tailed) .837

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Berdasarkan data dari 28 siswa yang dianalisis dengan menggunakan uji

Wilcoxon, dapat diketahui bahwa jumlah data untuk negative ranks ada 16,

artinya 16 dari 28 siswa memiliki motivasi sebelum pembelajaran lebih

tinggi dari motivasi setelah pembelajaran. Terdapat pula jumlah data untuk

positive ranks ada 12, artinya 12 dari 28 siswa memiliki motivasi sebelum

pembelajaran lebih rendah dari motivasi setelah pembelajaran.

Berdasarkan output test statistics pada tabel 4.8 diketahui bahwa nilai

signifikan atau Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,837 maka 0,837> 0,05

sehingga Hi ditolak. Kesimpulannya adalah keadaan motivasi belajar siswa

pada pertemuan keempat termasuk dalam kategori tinggi dan tidak terdapat

perbedaan motivasi belajar dalam pembelajaran.

c. Data Hasil Belajar Siswa

Pelaksanaan penelitian untuk melihat efektivitas penerapan model

pembelajaran flipped classroom dilihat dari hasil belajar siswa dilakukan

dengan pemberian pretest sebelum penerapan model pembelajaran flipped

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

classroom dan pemberian posttest setelah model pembelajaran flipped

classroom pada setiap pertemuan di kelas XI IPA 1. Berikut merupakan data

hasil belajar siswa pada setiap pertemuan.

a. Data hasil belajar siswa pertemuan pertama

Tabel 4.9 Nilai Pretest dan Posttest Pertemuan Pertama

No Nilai Pretest Nilai Posttest

1 40 15

2 40 65

3 25 80

4 55 72

5 40 72

6 30 75

7 50 80

8 45 67

9 20 50

10 70 75

11 35 40

12 35 57

13 85 75

14 35 50

15 35 85

16 55 62

17 35 80

18 55 65

19 20 50

20 45 80

21 45 90

22 90 75

23 100 90

Rata-

rata 47.17 67.39

Dari data pretest pertemuan pertama, diperoleh nilai tertinggi siswa

adalah 100 dan nilai terendah dari siswa adalah 20, dengan rata – rata nilai

siswa adalah 47,17. Apabila nilai rata – rata pretest dicocokan dengan tabel

kualitas hasil belajari siswa pada tabel 3.9, maka pada pretest pertemuan

pertama kualitas hasil belajar siswa kelas XI IPA 1, tergolong cukup baik.

Dari data posttest pertemuan pertama, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi

dari siswa adalah 90 dan nilai terendah dari siswa adalah 15, dengan rata –

rata nilai siswa adalah 67,39. Dari nilai rata – rata ini, berdasarkan tabel 3.9,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

maka pada posttest pertemuan pertama kualitas hasil belajar siswa tergolong

baik.

Data pretest dan posttest kemudian dianalisis menggunakan aplikasi

IBM SPSS Statistics 25 Berikut merupakan hasil analisis pretest dan

posttest menggunakan aplikasi SPSS dengan uji Wilcoxon.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Pretest dan Posttest Untuk Pertemuan

Pertama dengan Uji Wilcoxon

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Posttest -

Pretest

Negative Ranks 4a 7.50 30.00

Positive Ranks 19b 12.95 246.00

Ties 0c

Total 23

a. Posttest < Pretest

b. Posttest > Pretest

c. Posttest = Pretest

Test Statisticsa

Posttest - Pretest

Z -3.288b

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

Berdasarkan data dari 23 siswa yang dianalisis dengan Uji Wilcoxon,

ditemukan bahwa jumlah data untuk negative ranks ada 4, artinya terdapat

4 dari 23 siswa memiliki nilai pretest lebih tinggi dari nilai posttest.

Sedangkan jumlah data untuk positive ranks ada 19, artinya terdapat 19 dari

23 siswa memiliki nilai pretest lebih rendah dari nilai posttest.

a. Perumusan hipotesis:

- Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa.

- Hi : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa.

b. Penentuan taraf signifikansi

- Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hi diterima.

- Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hi ditolak.

- Jika nilai signifikan < nilai signifikansi (nilai signifikansi uji wilcoxon

Ξ±= 0,05), maka Hi diterima dan sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Berdasarkan output test statistics pada tabel 4.10 diketahui bahwa nilai

signifikan atau Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,001 maka 0,001< 0,05

sehingga Hi diterima.

Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan hasil belajar pada

pembelajaran pertemuan pertama dengan kualitas hasil belajar dari cukup

baik menjadi baik.

b. Data hasil belajar siswa pertemuan kedua

Tabel 4.11 Nilai Pretest dan Posttest Pertemuan Kedua

No Nilai Pretest Nilai Posttest

1 71 72

2 57 88

3 51 65

4 29 65

5 63 70

6 86 84

7 86 86

8 40 65

9 28 60

10 51 28

11 77 60

12 77 28

13 14 58

14 37 44

15 26 18

16 49 30

17 17 51

18 26 58

19 26 56

20 51 72

21 49 70

22 26 70

23 77 65

24 86 70

25 51 63

26 51 65

27 38 65

28 63 86

29 86 65

30 74 84

31 26 49

Rata-

rata 51.26 61.61

Dari data pretest pertemuan kedua, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi

dari siswa adalah 86 dan nilai terendah dari siswa adalah 14, dengan rata –

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

rata nilai siswa adalah 51,26. Dari nilai rata – rata ini, berdasarkan tabel

kualitas hasil belajar siswa, maka pada pretest pertemuan kedua, kualitas

hasil belajar siswa kelas XI IPA 1,tergolong cukup baik.

Dari data posttest pertemuan kedua, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi

dari siswa adalah 86 dan nilai terendah dari siswa adalah 18, dengan rata –

rata nilai siswa adalah 61,61. Dari nilai rata – rata ini, berdasarkan tabel

kualitas hasil belajar siswa, maka pada pretest pertemuan kedua, kualitas

hasil belajar siswa kelas XI IPA 1, tergolong baik.

Data pretest dan posttest kemudian dianalisis menggunakan IBM SPSS

Statistics 25 dengan Uji Wilcoxon. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.12 Hasil Analisis Pretest dan Posttest Untuk Pertemuan Kedua dengan Uji

Wilcoxon

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Posttest -

Pretest

Negative Ranks 9a 12.61 113.50

Positive Ranks 21b 16.74 351.50

Ties 1c

Total 31

a. Posttest < Pretest

b. Posttest > Pretest

c. Posttest = Pretest

Test Statisticsa

Posttest - Pretest

Z -2.448b

Asymp. Sig.

(2-tailed) .014

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

Berdasarkan data dari 31 siswa, yang dianalisis dengan Uji Wilcoxon,

dapat ditemukan bahwa jumlah data untuk negative ranks ada 9, artinya

terdapat 9 dari 23 siswa memiliki nilai pretest lebih tinggi dari nilai posttest.

Sedangkan jumlah data untuk positive ranks ada 21, artinya terdapat 21 dari

31 siswa memiliki nilai pretest lebih rendah dari nilai posttest. Jumlah data

untuk ties ada 1, artinya terdapat 1 siswa memiliki nilai pretest sama dengan

nilai posttest.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Berdasarkan output test statistics pada tabel 4.12 diketahui bahwa nilai

signifikan atau Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,001 maka 0,014 < 0,05

sehingga Hi diterima. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan hasil

belajar pada penerapan model pembelajaran flipped classroom pertemuan

kedua dengan kualitas hasil belajar dari cukup baik menjadi baik.

c. Data hasil belajar pertemuan ketiga

Tabel 4.13 Nilai Pretest dan Posttest Pertemuan Ketiga

No Nilai Pretest Nilai Posttest

1 15 63

2 75 86

3 55 54

4 45 86

5 25 91

6 60 74

7 10 77

8 50 83

9 60 77

10 15 86

11 40 83

12 65 74

13 60 77

14 40 43

15 20 43

16 10 83

17 55 74

18 75 49

19 50 83

20 50 89

21 50 74

22 40 74

23 55 77

24 45 80

25 50 89

26 60 74

27 40 89

28 65 80

29 10 86

30 50 83

31 75 83

32 75 80

Rata-

rata 46.56 76.38

Dari data pretest pertemuan ketiga, diperoleh nilai tertinggi dari siswa

adalah 75 dan nilai terendah dari siswa adalah 10, dengan rata – rata nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

siswa adalah 46,56. Dari nilai rata – rata ini, berdasarkan tabel kualitas hasil

belajar siswa, maka pada pretest pertemuan ketiga, kualitas hasil belajar

siswa kelas XI IPA 1, tergolong cukup baik.

Dari data posttest pertemuan ketiga, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi

dari siswa adalah 91 dan nilai terendah dari siswa adalah 43, dengan rata –

rata nilai siswa adalah 76,38. Dari nilai rata – rata ini, berdasarkan tabel

kualitas hasil belajar siswa, maka pada posttest pertemuan ketiga, kualitas

hasil belajar siswa kelas XI IPA 1, tergolong baik.

Data pretest dan posttest kemudian dianalisis menggunakan aplikasi

IBM SPSS Statistics 25. Berikut merupakan hasil analisis pretest dan

posttest menggunakan aplikasi SPSS dengan uji Wilcoxon.

Tabel 4.14 Hasil Analisis Pretest dan Posttest Untuk Pertemuan Ketiga dengan Uji

Wilcoxon

Ranks

N Mean Rank

Sum of

Ranks

Posttest -

Pretest

Negative Ranks 2a 8.50 17.00

Positive Ranks 30b 17.03 511.00

Ties 0c

Total 32

a. Posttest < Pretest

b. Posttest > Pretest

c. Posttest = Pretest

Test Statisticsa

Posttest - Pretest

Z -4.619b

Asymp. Sig.

(2-tailed) .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

Berdasarkan data dari 32 siswa, yang dianalisis dengan Uji Wilcoxon,

dapat ditemukan bahwa jumlah data untuk negative ranks ada 2, artinya

terdapat 2 dari 32 siswa memiliki nilai pretest lebih tinggi dari nilai posttest.

Sedangkan jumlah data untuk positive ranks ada 30, artinya terdapat 21 dari

31 siswa memiliki nilai pretest lebih rendah dari nilai posttest.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Berdasarkan output test statistics pada tabel 4.14 diketahui bahwa nilai

signifikan atau Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,000 maka 0,000 < 0,05

sehingga Hi diterima.

Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan hasil belajar pada penerapan

model pembelajaran flipped classroom pertemuan ketiga dengan kualitas

hasil belajar dari cukup baik menjadi baik.

d. Data hasil belajar pertemuan keempat Tabel 4.15 Nilai Pretest dan Posttest Pertemuan Keempat

No Nilai Pretest Nilai Posttest

1 40 80

2 30 80

3 30 27

4 40 77

5 30 70

6 50 87

7 40 70

8 40 40

9 40 87

10 40 80

11 20 70

12 30 77

13 20 70

14 30 70

15 70 87

16 60 57

17 30 73

18 50 50

19 50 80

20 30 63

21 30 73

22 40 67

23 20 70

24 20 80

25 30 63

26 30 77

27 30 73

28 50 77

29 10 77

30 60 87

31 20 73

32 20 57

Rata-

rata 35.31 70.91

Dari data pretest pertemuan keempat, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi

dari siswa adalah 70 dan nilai terendah dari siswa adalah 10, dengan rata –

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

rata nilai siswa adalah 35,31. Dari nilai rata – rata ini, berdasarkan tabel

kualitas hasil belajar siswa maka pada pretest pertemuan keempat, kualitas

hasil belajar siswa kelas XI IPA 1, tergolong kurang baik.

Dari data posttest pertemuan keempat, dapat dilihat bahwa nilai

tertinggi dari siswa adalah 87 dan nilai terendah dari siswa adalah 27,

dengan rata – rata nilai siswa adalah 70,91. Dari nilai rata – rata ini,

berdasarkan tabel kualitas hasil belajar siswa, maka pada posttest pertemuan

keempat, kualitas hasil belajar siswa kelas XI IPA 1, tergolong baik.

Data pretest dan posttest kemudian dianalisis menggunakan aplikasi

IBM SPSS Statistics 22. Berikut merupakan hasil analisis pretest dan

posttest menggunakan aplikasi SPSS dengan uji Wilcoxon.

Tabel 4.16 Hasil Analisis Pretest dan Posttest Untuk Pertemuan Keempat dengan Uji

Wilcoxon

Ranks

N Mean Rank

Sum of

Ranks

Posttest -

Pretest

Negative Ranks 2a 1.50 3.00

Positive Ranks 28b 16.50 462.00

Ties 2c

Total 32

a. Posttest < Pretest

b. Posttest > Pretest

c. Posttest = Pretest

Test Statisticsa

Posttest - Pretest

Z -4.725b

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

Berdasarkan data dari 32 siswa, yang dianalisis dengan Uji Wilcoxon,

dapat ditemukan bahwa jumlah data untuk negative ranks ada 2, artinya

terdapat 2 dari 32 siswa memiliki nilai pretest lebih tinggi dari nilai posttest.

Sedangkan jumlah data untuk positive ranks ada 28, artinya terdapat 21 dari

32 siswa memiliki nilai pretest lebih rendah dari nilai posttest. Terdapat juga

jumlah data untuk ties ada 2, artinya terdapat 2 dari 32 siswa memiliki nilai

pretest sama dengan nilai posttest.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Berdasarkan output test statistics pada tabel 4.16 diketahui bahwa nilai

signifikan atau Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,000 maka 0,014 lebih kecil

dari < 0,05 sehingga Hi diterima. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan

hasil belajar pada pembelajaran pertemuan keempat dengan kualitas hasil

belajar dari kurang baik menjadi baik.

4.1.3 Analisis Data Kualitatif

Pada pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan wawancara terhadap 9 siswa

kelas XI IPA 1 yang dilakukan melalui sambungan telepon biasa. Wawancara

dilakukan sebanyak dua kali yakni pada Jumat, 30 April 2021 dan Jumat, 7 Mei

2021. Wawancara pertama dilakukan untuk mencari solusi terhadap masalah yang

ditemukan pada pertemuan pertama sedangkan wawancara kedua dilakukan

untuk menemukan solusi yang ditemukan pada pertemuan kedua.

a. Wawancara pertama

Wawancara pertama dilakukan untuk mencari solusi terhadap masalah

yang ditemukan pada pertemuan pertama yakni kurangnya keterlibatan siswa

dalam aktivitas pra pembelajaran yaitu hanya terdapat 2 dari 36 siswa yang

menonton video pembelajaran dan membuat catatan video pembelajaran.

Pada wawancara untuk siswa A peneliti mendapatkan informasi bahwa

siswa A tidak menonton video pembelajaran dan membuat catatan karena

tidak mengetahui informasi tentang aktivitas menonton video pembelajaran

yang dilakukan siswa sebelum pembelajaran melalui video conference. Siswa

A juga mengaku bahwa pada mata pelajaran yang lain, siswa pernah diberi

video pembelajaran sebelum pertemuan namun ia hanya menontonya kadang

– kadang karena video pembelajaran yang kurang menarik. Ketidakmenarikan

video pembelajaran terletak pada durasi video yang terlalu panjang sehingga

malas untuk dipelajarinya. Menurut siswa A video pembelajaran yang baik

adalah video pembelajaran yang singkat, padat dan jelas. Siswa A juga

berpendapat bahwa siswa kelas XI IPA 1 perlu untuk selalu diingatkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

menonton video pembelajaran dan membuat catatan karena mereka terkadang

lupa dan malas.

Narasumber siswa B juga merupakan salah satu siswa yang tidak

menonton video pembelajaran. Hal yang melatarbelakanginya adalah ia tidak

sempat membuka video pembelajaran di microsoft teams karena lupa dan

sibuk menyelesaikan soal pretest dan membantu pekerjaan orang tua di

rumah. Untuk itu, siswa B mengaku perlu untuk selalu diingatkan untuk

menonton video pembelajaran dan membuat catatan video melalui whatsapp

group atau melalui microsoft teams.

Wawancara juga dilakukan pada siswa C yang tidak menonton video

pembelajaran dengan alasan tidak sempat membuka micorsoft teams sehingga

tidak tahu jika terdapat video pembelajaran di dalamnya. Siswa C berpendapat

bahwa teman – teman di kelasnya yang juga tidak menonton video

pembelajaran memiliki alasan yakni melakukan kesibukan lain, tidak

memiliki kuota internet, malas, lupa, sibuk bermain game dan lemahnya

sinyal internet di tempat tinggal mereka. Menurut siswa C, video

pembelajaran yang baik adalah video pembelajaran yang singkat agar tidak

membuat siswa bosan.

Wawancara selanjutnya dilakukan pada siswa D. Sama seperti siswa

lainnya, siswa D juga tidak tahu akan adanya video pembelajaran yang harus

ditonton. Menurut siswa D, teman – temannya di kelas XI IPA 1 memiliki

alasan tidak menonton video pembelajaran adalah karena lupa, tidak

mengetahui informasi, malas, lebih suka membuka handphone untuk bermain

game dan sosial media. Ia dan beberapa temannya juga lebih sering untuk

menonton video pembelajaran saat batas waktu sudah dekat hingga akhirnya

lupa untuk menonton video pembelajaran. Bagi siswa D, peneliti sebaiknya

lebih sering mengingatkan siswa melalui whatsapp group dan microsoft team

agar siswa tidak lupa untuk menonton video pembelajaran dan membuat

ringkasan video.

Wawancara juga dilakukan terhadap siswa E yang tidak menonton video

pembelajaran. Siswa E tidak menonton video pembelajaran karena sinyal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

internet yang susah di tempat tinggalnya sehingga ia menjadi malas menonton

video pembelajaran. Selain itu, siswa E juga memiliki pekerjaan di rumah

yang membuatnya sibuk sehingga tidak sempat menonton video

pembelajaran. Menurut siswa E, teman – teman di kelasnya yang tidak

menonton video pembelajaran mempunyai alasan yakni malas dan lebih suka

untuk bermain game dan sosial media. Menurut siswa E, video pembelajaran

yang baik adalah video pembelajaran yang menyenangkan dan memiliki

penjelasan yang terperinci meskipun durasinya panjang. Bagi siswa E, cara

agar video pembelajaran dapat ditonton oleh siswa adalah dengan lebih sering

mengingatkan siswa dari jauh – jauh hari sebelum pembelajaran di lakukan di

kelas.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 5 siswa, peneliti menemukan

bahwa siswa belum terbiasa dengan aktivitas menonton video pembelajaran

sebelum pembelajaran berlangsung. Siswa yang belum terbiasa mengabaikan

video pembelajaran yang diunggah peneliti di microsoft teams. Siswa

mengaku belum mengetahui informasi terkait video pembelajaran. Solusi agar

siswa lebih terlibat dalam aktivitas pra pembelajaran adalah dengan lebih

sering mengingkakan atau membuat pengumuman pada siswa melalui

whatsapp group dan microsoft teams.

b. Wawancara kedua

Wawancara kedua dilakukan pada Jumat, 9 Mei 2021 melalui sambungan

telepon biasa. Wawancara dilakukan pada 4 siswa kelas XI IPA 1 untuk

mencari solusi masalah yang ditemukan pada pertemuan kedua yakni

kesulitan siswa mengakses video pembelajaran melalui microsoft teams dan

kelemahan video pembelajaran yang direkam sendiri oleh peneliti yakni tidak

adanya tulisan tangan yang dapat memperjelas isi video pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara bersama siswa F, ditemukan informasi

bahwa keadaan sinyal internet di tempat tinggal siswa F cukup buruk terlebih

ketika musim penghujan. Biasanya siswa F tidak bisa mengikuti pelajaran

dengan baik apabila sinyal internetnya lemah. Siswa F memiliki kuota internet

yang cukup dan selalu mendapat kuota internet dari pemerintah. Apabila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

kuotanya habis maka ia tidak bisa mengikuti kegiatan belajar karena biaya

kuota belum dikirim oleh orang tuanya. Siswa F biasanya terhalang dalam

menonton video pembelajaran karena jaringan internet di tempat tinggalnya

susah. Menurutnya, menonton video pembelajaran melalui microsoft teams

juga menyedot kuota internet. Siswa F juga memiliki kapasitas penyimpanan

handphone yang kecil sehingga ia pernah menghapus beberapa dokumen

seperti tugas untuk menggunduh video pembelajaran. Siswa F juga

berpendapat bahwa isi video pembelajaran sebaiknya berupa penjelasan dan

terdapat tulisan tangan di dalamnya. Oleh karena itu, siswa F lebih memilih

untuk menonton video pembelajaran melalui youtube.

Wawancara dilakukan terhadap siswa G yang memiliki keadaan sinyal

internet di rumah yang lancar. Namun, koneksi internet akan melambat

apabila listrik mati di tempat tinggalnya. Siswa G juga memiliki kuota internet

yang cukup dan juga memperoleh kuota internet dari pemerintah dan

terkadang dari sekolah. Sehingga internet tidak menghalangi siswa G untuk

melaksanakan pembelajaran secara daring. Siswa G juga tidak memiliki

halangan dalam menonton video pembelajaran. Namun, terkadang menonton

video pembelajaran melalui microsoft teams cukup menyedot kuota internet

jika ditonton berulang – ulang kali videonya. Siswa G juga berpendapat

bahwa lebih suka menonton video pembelajaran yang ada tulisan tangan dari

guru di dalam video karena lebih mudah dipahami. Siswa G memiliki

kapasitas penyimpanan handphone cukup baik sehingga mampu mengunduh

video pembelajaran yang diberikan. Bagi siswa G, video pembelajaran lebih

baik ditonton melalui youtube karena bisa diunduh dan ditonton offline kapan

saja, karena siswa G pernah punya pengalaman mengunduh video

pembelajaran dari microsoft teams namun tidak tersimpan.

Wawancara dilakukan pada siswa H yang memiliki sinyal internet yang

lemah di tempat tinggalnya. Hal ini menyebabkan siswa H susah memahami

materi yang dipelajari saat pembelajaran daring karena tidak bisa bertanya

pada guru. Siswa H juga memiliki kuota internet yang mencukupi untuk

kegiatan pembelajaran. Namun siswa H sering susah mengakses internet saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

pembelajaran daring saat batas waktu kuota internetnya akan habis. Siswa H

juga memperoleh kuota internet setiap bulan dari pemerintah. Ketika

menonton video pembelajaran, siswa H memiliki halangan seperti jaringan

internetnya lemah saat akan mengakses microsoft teams sehingga siswa H

tidak dapat mengaksesnya juga ketika kuota internetnya akan habis maka ia

tidak bisa mengakses microsoft teams. Menurut siswa H, menonton video

pembelajaran melalui microsoft teams sedikit menyedot kuota internet. Siswa

H juga memilih untuk menonton video pembelajaran yang terdapat tulisan

tangan di dalamnya sehingga lebih jelas. Siswa H lebih memilih untuk

menonton video pembelajaran melalui youtube karena video pembelajaran

yang diakses di microsoft teams lebih susah diakses ketika jaringan internet

lemah sedangkan di youtube lebih mudah diakses karena bisa diunduh terlebih

dahulu dan ditonton kapan saja dan di mana saja.

Dalam wawancara yang dilakukan pada siswa I dengan sinyal internet

yang lancar di tempat tinggalnya, siswa I dapat mengikuti pembelajaran

dengan lancar. Siswa I juga memiliki kuota internet yang cukup. Siswa I

pernah memiliki halangan kuota internet ketika terjadi bencana banjir di

kampungnya sehingga orang tua tidak dapat mengirimkannya kuota internet

dan pada saat itu siswa I belum menerima kuota internet yang diberikan oleh

pemerintah. Siswa I merasa tidak terhadalang dalam menonton video

pembelajaran melalui microsoft teams. Bagi siswa I, menonton video

pembelajaran tidak banyak menyedot kuota internet. Siswa I memilih untuk

menonton video pembelajaran dengan terdapat tulisan tangan guru di

dalamnya agar isi materi bisa dipahami terlebih turunan rumus, proses

mendapatkan rumus dan rumus terakhir yang digunakan. Tulisan tangan guru

di dalam video akan memperjelas penulisan rumus – rumus fisika. Siswa I

tidak mengunduh video pembelajaran dari microsoft teams tapi menontonnya

langsung melalui microsoft teams. Namun, siswa lebih memilih untuk

menonton video dari youtube untuk menghemat penggunaan kuota internet.

Berdasarkan hasil wawancara bersama 4 siswa, peneliti menemukan

bahwa siswa lebih memilih menonton video pembelajaran melalui youtube

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

daripada melalui microsoft teams baik siswa yang memiliki sinyal internet

yang lancar ataupun siswa yang memiliki sinyal internet yang lambat di

tempat tinggalnya. Hal ini dikarenakan melalui youtube siswa dapat

mengunduh video pembelajaran kemudian menonton video pembelajaran

secara offline. Siswa juga lebih memilih video pembelajaran dengan tulisan

tangan di dalam video yang memudahkan penulisan rumus sehingga isi video

lebih jelas dan mudah dipahami siswa.

Berikut ini merupakan rubrik pengamatan efektivitas penerapana model

pembelajaran flipped classroom.

Tabel 4.17. Rubrik Pengamatan Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom.

Indikator Flipped classroom daring Flipped classroom tatap

muka

Aktivitas pra

pembelajaran

Di rumah Di rumah

Aktivitas dalam

pembelajaran

Melalui video conference via

Microsoft teams.

Di ruang kelas XI IPA 1.

Video pembelajaran Microsoft teams Youtube

Pretest – posttest 31 siswa 32 siswa

Angket motivasi belajar 17 siswa 20 siswa

Ringkasan materi 24 siswa 26 siswa

Catatan pertanyaan 11 siswa 13 siswa

Jawaban pertanyaan 25 siswa 26 siswa

Solusi masalah dari

pertemuan sebelumnya

Pemberian pengumuman lebih

sering untuk aktivitas pra

pembelajaran..

Video pembelajaran diakses

melalui youtube.

Masalah

Kesulitan mengakses video

pembelajaran melalui Microsoft

teams.

-

Solusi Video pembelajaran diakses

melalui youtube.

-

Kendala

Sinyal internet, kuota yang

dimiliki siswa dan penyimpanan

pada memori handphone siswa.

Masih ada siswa yang tidak

melakukan aktivitas pra

pembelajaran.

Kelebihan

Dapat dilakukan pembelajaran

jarak jauh.

Interaksi antara siswa dan

peneliti dapat dilakukan

dengan baik.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, model pembelajaran flipped

classroom yang diterapkan pada kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul

II Maumere adalah model pembelajaran flipped classroom dalam dua setting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

yakni model pembelajaran flipped classroom secara tatap muka dan model

pembelajaran flipped classroom secara daring. Pada model pembelajaran secara

tatap muka ataupun secara daring, penerapannya dapat efektif ketika pada

aktivitas pra pembelajaran siswa melaksanakan tugas yang diberikan dan terjadi

interaksi yang baik antara siswa dan guru pada aktivitas dalam pembelajaran.

Pada aktivitas pra pembelajaran, siswa diberikan video pembelajaran dalam

bentuk link youtube. Video pembelajaran yang diakses siswa melalui youtube

memiliki tulisan tangan yang mempermudah penjelasan materi dan lebih cocok

bagi siswa. Siswa dapat mengaksesnya secara mudah dengan mengunduh dan

menonton kembali secara offline jika memiliki kuota internet yang terbatas,

kekuatan sinyal internet yang lemah dan kapasitas memori handphone siswa

yang minim. Penerapan model pembelajaran flipped classroom secara tatap

muka pada aktivitas dalam pembelajaran menjadikan peneliti dan siswa

memiliki interaksi yang lebih baik daripada melalui video conference. Aktivitas

melalui video conference terbatas dengan kendala seperti lemahnya sinyal

internet di tempat tinggal siswa dan terdapat siswa yang tidak memiliki kuota

internet yang cukup untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model

pembelajaran flipped classroom secara daring dapat efektif diterapkan apabila

permasalahan terkait sinyal internet dan kuota internet dapat teratasi dan siswa

sudah lebih terbiasa dengan aktivitas pra pembelajaran. Salah satu tindakan

yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan terkait sinyal dan kuota

internet adalah dengan mendistribusikan video pembelajaran melalui youtube

seperti yang dilakukan pada aktivitas pra pembelajaran pada pertemuan ketiga.

Pada aktivitas ini, siswa lebih terlibat dalam kegiatan pra pembelajaran yang

dilihat banyaknya siswa membuat tugas berupa catatan materi pada aktivitas pra

pembelajaran. Pembiasan aktivitas pra pembelajaran dilakukan dengan

memberikan himbauan pada siswa secara terus – menerus agar siswa lebih

terlibat dalam aktivitas pra pembelajaran.

Keadaan motivasi belajar siswa yang diteliti dalam penelitian ini meliputi,

kepercayaan diri, strategi pembelajaran aktif, nilai pembelajaran, tujuan kinerja,

tujuan pencapaian dan stimulus lingkungan belajar. Pada analisis data motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan treatment berupa model

pembelajaran flipped classroom, ditemukan bahwa pada pertemuan kedua,

keadaan motivasi belajar awal memiliki nilai minimum 75, nilai maksimum 104

dan nilai rata – rata siswa 85,412 dengan kategori motivasi belajar tinggi.

Keadaan motivasi belajar akhir memiliki nilai minimum 74, nilai maksimum

104 dan nilai rata – rata siswa adalah 83,823 dengan kategori motivasi belajar

tinggi. Meskipun dalam kategori tinggi, motivasi belajar awal memiliki nilai

rata – rata yang lebih tinggi dari motivasi belajar akhir. Berdasarkan hasil

analisis data, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi belajar awal

dan motivasi belajar akhir siswa pada penerapan model pembelajaran flipped

classroom pada pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga, keadaan motivasi

belajar awal memiliki nilai minimum 73, nilai maksimum 104 dan nilai rata –

rata 84 dengan kategori motivasi belajar tinggi. Keadaan motivasi belajar akhir

memiliki nilai minimum 73, nilai maksimum 111 dan nilai rata – rata 87,95

dengan kategori tinggi. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa tidak

terdapat perbedaan motivasi belajar awal dan motivasi belajar akhir dalam

penerapan model pembelajaran flipped classroom pada pertemuan ketiga.

Keadaan motivasi belajar awal siswa yang sama dengan keadaan motivasi

belajar akhir siswa menunjukan bahwa siswa tidak termotivasi belajar

menggunakan model pembelajaran flipped classroom. Hal ini disebabkan

karena siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran flipped

classroom. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, model pembelajaran flipped

classroom tidak efektif diterapkan jika dilihat dari motivasi belajar siswa kelas

XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere karena tidak terdapat

perbedaan antara motivasi belajar awal dan motivasi belajar akhir siswa.

Analisis hasil belajar siswa dilakukan untuk pertemuan kedua dan ketiga

yang mana dalam kedua pertemuan tersebut, model pembelajaran flipped

classroom dapat diterapkan. Materi yang dipelajari siswa pada pertemuan kedua

adalah karateristik gelombang mekanik dan materi yang dipelajari oleh siswa

pada pertemuan ketiga adalah gelombang berjalan. Pada pertemuan kedua, nilai

tertinggi pretest yang diperoleh siswa adalah 86, nilai terendah siswa adalah 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

dan rata – rata nilai siswa adalah 51,26 dengan kualitas hasil belajar siswa cukup

baik. Nilai tertinggi posttest siswa adalah 86, nilai terendah siswa adalah 18 dan

nilai rata – rata siswa 61,61 dengan kualitas belajar tergolong baik. Berdasarkan

hasil penelitian, model pembelajaran flipped classroom efektif diterapkan

karena terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan

treatment dengan peningkatan kualitas hasil belajar siswa dari cukup baik

menjadi baik. Pada pertemuan ketiga, nilai tertinggi pretest yang diperoleh

siswa adalah 75, nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 10 dan rata – rata

nilai siswa adalah 46,56 dengan kualitas hasil belajar siswa tergolong cukup

baik. Nilai tertinggi posttest yang diperoleh siswa adalah 91, nilai terendah

siswa adalah 43 dan nilai rata – rata siswa adalah 76,38 dengan kualitas hasil

belajar tergolong baik. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh, maka model

pembelajaran flipped classroom efektif diterapkan karena terdapat perbedaan

hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan treatment dengan

peningkatan kualitas hasil belajar dari cukup baik menjadi baik. Pada

penerapan model pembelajaran flipped classroom nilai posttest yang

menunjukan hasil belajar siswa diperoleh siswa baik karena siswa melakukan

aktivitas pra pembelajaran yang memberi kesempatan dan waktu bagi siswa

untuk mempelajari materi terlebih dahulu dan melakukan pemahaman materi

lebih mendalam pada aktivitas dalam pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan oleh

peneliti, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran flipped classroom pada siswa kelas XI IPA 1

SMAS Katolik St. John Paul II Maumere secara tatap muka atau daring efektif

diterapkan ketika siswa melaksanakan aktivitas pra pembelajaran sesuai tugas

yang diberikan dan terjadi interaksi yang baik antara siswa dengan guru pada

aktivitas dalam pembelajaran.

2. Penerapan model pembelajaran flipped classroom dilihat dari motivasi belajar

siswa kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere adalah tidak

efektif karena tidak terdapat perbedaan motivasi belajar sebelum dan setelah

diterapkan model pembelajaran flipped classroom.

3. Penerapan model pembelajaran flipped classroom dilihat dari hasil belajar siswa

kelas XI IPA 1 SMAS Katolik St. John Paul II Maumere adalah efektif karena

terdapat perbedaan hasil belajar sebelum dan setelah diterapkan model

pembelajaran flipped classroom.

5.2 Saran

a. Bagi guru

Dalam penerapan model pembelajaran flipped classroom guru dapat

memberikan video awal pembelajaran bertulisan tangan didalamnya agar lebih

jelas dan mudah dipahami oleh siswa. Guru dapat menggunakan media youtube

untuk mengunggah video pembelajaran agar mudah diakses siswa. Guru juga

dapat menerapkan lebih banyak aktivitas belajar pada siswa pada aktivitas

dalam pembelajaran.

b. Bagi peneliti selanjutnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Peneliti dapat menganalisis aktivitas dalam pembelajaran dengan lebih

mendalam selain aktivitas pra pembelajaran untuk menentukan efektivitas

model pembelejaran flipped classroom. Peneliti juga dapat melakukan analisis

motivasi belajar siswa dengan menganalisis tiap indikator motivasi untuk

motivasi belajar awal dan motivasi belajar akhir. Selain itu, peneliti juga dapat

melakukan analisis hasil belajar siswa pada tiap nomor soal yang dijawab oleh

siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Bergmann, Jonathan dan Aaron Sams. 2012, Flip Your Classroom : Reach

Every Student in Every Class Every Day. USA : Courtney Burkholder.

Danim, Sudarwan dan H. Khairil. 2011. Psikologi Pendidikan (Dalam

Perspektif Baru). Bandung : Alfabet.

Efendi, Nursalam Fery. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.

Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Puspa Swara.

Hamid, Abdul dan Hans Efendi. 2019. Flipped Classroom Sebagai Alternatif

Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika.

JTEV, Vol.5, No.1, pp. 81-85.

Kusumah, Wijaya dkk. 2020. Menciptakan POLA PEMBELAJARAN yang

Efektif dari Rumah. Bandung : Tata Akbar.

Lestari, Endang Titik. 2020. Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa

Sekolah Dasar. Yogyakarta : Deepublish.

Nurpianti, Seli, dkk. 2019. Implementasi Model Flipped Classroom berbasis

Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PBB) dalam

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Bandung.

Rusmini. 2017. Metode Penelitian : (Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,

Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development). Jambi :

Pusaka Jambi.

Sadirman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Sembiring, M. Gorky. 2008. Mengungkap Rahasia dan Tips Manjur, Menjadi

Guru Sejati. Yogyakarta : Best Publisher.

Shewart dan Walter Andrew. 1914. A Study of The Propagation, Refraction,

Reflection, Interference and Diffraction of Ripple Waves,

https://commons.wikimedia.org/wiki/File:A_study_of_the_propagation,

_refraction,_reflection,_interference_and_diffraction_of_ripple_waves_

(1914)_(14596074950).jpg, diakses tanggal 24 Maret 2021.

Simamora, Roymond H. 2008. Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan,

Jakarta : Buku Penerbit Kedokteran.

Sumarsono, Puji, dkk. 2020. Belajar dan Pembelajaran di Era Milenial.

Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Suparno, Paul. 2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA, Yogyakarta :

Universitas Sanata Dharma.

Surya, Yohanes. 2009. Seri Bahan Persiapan Olimpiade Fisika : Getaran dan

Gelombang. Tangerang : PT Kandel.

Susanti, Lidia. 2019. Strategi Pembelajaran Berbasis Motivasi. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo.

Sutrisno. 2020. Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar TIK Materi Topologi

Jaringan Dengan Media Pembelajaran. Kota Malang : Ahlimedia Press.

Utami, Sri. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Flipped classroom tipe peer

instruction flipped Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematik Siswa. Skripsi. Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Wahyuningsih, Endang Sri. 2020. Model Pembelajaran Matery Learning

Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta :

Deepublish.

Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Young, D. Hugh dan Roger A. Freedman. 2003. FISIKA UNIVERSITAS, Edisi

Kesepuluh, Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Lampiran 1. Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Lampiran 2. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Lampiran 4. Daftar Rekapan Catatan Pra Pembelajaran Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Lampiran 5. Catatan Siswa pada Aktivitas Pra Pembelajaran

Pertemuan Kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Pertemuan Ketiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Lampiran 6. Daftar Hadir Siswa

: XI IPA 1

: FISIKA

HADIR TIDAK

HADIR

HADIR TIDAK

HADIR

HADIR TIDAK

HADIR

HADIR TIDAK

HADIR

1 6557 0043859260 AGATHA PUTRI MARIA 0 1 1 0 1 0 1 0

2 6608 0043600154 AGNES DUA LISENG FERNANDEZ 0 1 1 0 1 0 1 0

3 6582 0039813133 AGUSTINUS MARYO 1 0 1 0 0 1 1 0

4 6561 0043711302 CLAUDIA YERICHA FATIMA 0 1 1 0 1 0 1 0

5 6585 0036001917 ELISABETH DECANTRIX ELAN TEODORA 0 1 1 0 1 0 1 0

6 6562 0048614000 ELISABETH ELEN NOWENG 1 0 1 0 1 0 1 0

7 6611 0013961810 EMILIANTI NONA ALFENTI 1 0 0 1 0 1 0 1

8 6612 0048067547 FRANSISKA ARYESTI 0 1 1 0 1 0 1 0

9 6589 0046793252 IGNATIA TRIVOSA ANDARI LIWU 1 0 1 0 1 0 1 0

10 6569 0045213704 LUSIA APRILIA SERA WETER 1 0 1 0 1 0 1 0

11 6592 0034791227 MAGDALENA CILFIANA NAON 1 0 1 0 1 0 1 0

12 6593 0036034472 MAGNUS DIONISIUS DESA 1 0 1 0 1 0 1 0

13 6616 0046793260 MARGARETHA AMANDA 1 0 1 0 1 0 1 0

14 6571 0044196702 MARIA ERIKA JULIETA SOYA 1 0 0 1 1 0 0 1

15 6573 0044795568 MARIA GLORIA JILL GRACE 1 0 1 0 1 0 1 0

16 6572 0050558786 MARIA IDA KURNIAWATI RUPAK 1 0 1 0 1 0 1 0

17 6617 0046672774 MARIA MAGDALENA VALMAWATI 0 1 1 0 1 0 0 1

18 6618 0040615355 MARIA SEVIANA NONA 0 1 1 0 1 0 1 0

19 6619 0047478325 MARIANI YASINTA TUTO 1 0 1 0 1 0 1 0

20 6620 0044322278 MARKUS APRIANDO BEDA NUBA 0 1 1 0 1 0 1 0

21 6799 MATHIAS ABIN DELENG 1 0 1 0 1 0 1 0

22 6623 0044175418 MICHAELIS CONCHITA FATIMA HOBAN 1 0 1 0 1 0 1 0

23 6596 0035347353 MONICA SEPTIANI YULIA 1 0 1 0 1 0 1 0

24 6597 0046579491 PASCAL VINCENTIO MICHAEL BERA 1 0 0 1 1 0 1 0

25 6624 0039585608 PAULUS LEO LEGO HURIT 1 0 1 0 1 0 1 0

26 6598 0056506090 PEDRO MARIANO ELFANJELI 1 0 1 0 1 0 1 0

27 6576 0044984561 SISILIA NONA TAMARA 1 0 1 0 1 0 1 0

28 6625 0022411413 SOFIA MELYANASARI 0 1 0 1 0 1 0 1

29 6578 0038103633 TARSISIUS YOSUA PANAMA WITAK 1 0 1 0 1 0 1 0

30 6600 0035203580 THERESIA CLAUDIA IDRIYATI NURAN 1 0 1 0 1 0 1 0

31 6626 0048711065 THERESIA FLORES LANGKO 1 0 1 0 0 1 1 0

32 6602 0029421079 TZUGI DAMASA AZALIA GI 1 0 1 0 1 0 1 0

33 6603 0047220366 VERONIKA YULIANI RENOHI 1 0 1 0 1 0 1 0

34 6604 0047458799 YOHANA ELISABETH BEGUIR 1 0 1 0 1 0 1 0

35 6607 0042949414 YULANTI AFILA 1 0 1 0 1 0 1 0

36 YOHANIS HERMANTO JUA 0 1 1 0 1 0 1 0

26 10 32 4 32 4 32 4TOTAL

MATA PELAJARAN

I II III IVNAMA

DAFTAR HADIR SISWA

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

KELAS

NOMOR

NISNURUT INDUK

PERTEMUAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Lampiran 7. Daftar Hadir Pertemuan Online Melalui Microsoft Teams

Waktu Mulai Rapat : 4/29/2021, 6:54:55 AM

Waktu Berakhirnya Rapat : 4/29/2021, 8:33:11 AM

Nama LengkapWaktu

Bergabung

Waktu

KeluarDurasi Email Peran

Magdalena Ferlina Rere Djogo

4/29/2021,

6:54:55 AM

4/29/2021,

8:32:44 AM1j 37m [email protected] Penyelenggara

Theresia Claudia Idriyati Nuran

4/29/2021,

6:57:35 AM

4/29/2021,

8:29:37 AM1j 32m [email protected] Penyaji

Magdalena Cilfiana Naon

4/29/2021,

6:57:54 AM

4/29/2021,

8:30:11 AM1j 32m [email protected] Penyaji

Theresia Flores Langko

4/29/2021,

6:59:15 AM

4/29/2021,

8:30:22 AM1j 31m [email protected] Penyaji

Ignatia Trivosa Andari Liwu

4/29/2021,

7:01:46 AM

4/29/2021,

8:30:23 AM1j 28m [email protected] Penyaji

Sisilia Nona Tamara

4/29/2021,

7:03:50 AM

4/29/2021,

8:30:23 AM1j 26m [email protected] Penyaji

Maria Gloria Jill Grace

4/29/2021,

7:04:14 AM

4/29/2021,

8:30:18 AM1j 26m [email protected] Penyaji

Mathias Abin Deleng

4/29/2021,

7:04:35 AM

4/29/2021,

7:10:04 AM5m 28d [email protected] Penyaji

Mathias Abin Deleng

4/29/2021,

7:13:22 AM

4/29/2021,

8:30:19 AM1j 16m [email protected] Penyaji

Margaretha Amanda

4/29/2021,

7:04:41 AM

4/29/2021,

8:33:11 AM1j 28m

[email protected]

dPenyaji

Monica Septiani Yulia

4/29/2021,

7:04:59 AM

4/29/2021,

8:30:07 AM1j 25m [email protected] Penyaji

Elisabeth Elen Noweng

4/29/2021,

7:05:08 AM

4/29/2021,

8:30:07 AM1j 24m [email protected] Penyaji

Pedro Mariano Elfanjeli

4/29/2021,

7:05:38 AM

4/29/2021,

8:30:09 AM1j 24m [email protected] Penyaji

Pascal Vincentio Michael Bera

4/29/2021,

7:05:52 AM

4/29/2021,

8:06:24 AM1j [email protected] Penyaji

Yulanti Afila

4/29/2021,

7:07:15 AM

4/29/2021,

8:30:10 AM1j 22m [email protected] Penyaji

Agustinus Maryo

4/29/2021,

7:07:56 AM

4/29/2021,

7:27:45 AM19m 49d [email protected] Penyaji

Veronika Yuliani Renohi

4/29/2021,

7:08:11 AM

4/29/2021,

8:30:15 AM1j 22m [email protected] Penyaji

Maria Erika Julieta Soya

4/29/2021,

7:08:36 AM

4/29/2021,

8:30:13 AM1j 21m [email protected] Penyaji

Mariani Yasinta Tuto

4/29/2021,

7:11:21 AM

4/29/2021,

8:07:03 AM55m 42d [email protected] Penyaji

Yohana Elisabeth Beguir

4/29/2021,

7:15:15 AM

4/29/2021,

8:30:12 AM1j 14m [email protected] Penyaji

Emilianti Nona Alfenti

4/29/2021,

7:19:48 AM

4/29/2021,

7:33:56 AM14m 7d [email protected] Penyaji

Paulus Leo Lego Hurit

4/29/2021,

7:21:08 AM

4/29/2021,

8:29:31 AM1j 8m [email protected] Penyaji

Maria Ida Kurniawati Rupak

4/29/2021,

7:21:49 AM

4/29/2021,

8:29:33 AM1j 7m [email protected] Penyaji

Magnus Dionisius Desa

4/29/2021,

7:21:54 AM

4/29/2021,

7:24:54 AM2m 59d [email protected] Penyaji

Tarsisius Yosua Panama Witak

4/29/2021,

7:27:31 AM

4/29/2021,

8:30:07 AM1j 2m [email protected] Penyaji

Tzugi Damasa Azalia Gi

4/29/2021,

7:34:47 AM

4/29/2021,

8:30:13 AM55m 26d [email protected] Penyaji

Lusia Aprilia Sera Weter

4/29/2021,

7:35:06 AM

4/29/2021,

8:30:09 AM55m 2d [email protected] Penyaji

Michaelis Conchita Fatima Hoban

4/29/2021,

7:48:36 AM

4/29/2021,

8:30:06 AM41m 30d [email protected] Penyaji

Ringkasan Rapat

Jumlah Total Peserta : 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Waktu Mulai Rapat 5/6/2021, 7:01:56 AM

Waktu Berakhirnya Rapat 5/6/2021, 8:47:42 AM

Nama Lengkap Waktu Bergabung Waktu Keluar Durasi Email Peran

Magdalena Ferlina Rere Djogo 5/6/2021, 7:01:56 AM 5/6/2021, 8:47:42 AM 1j 45j [email protected] Penyelenggara

Theresia Claudia Idriyati Nuran 5/6/2021, 7:03:00 AM 5/6/2021, 8:27:22 AM 1j 24m [email protected] Penyaji

Maria Seviana Nona 5/6/2021, 7:03:34 AM 5/6/2021, 8:27:35 AM 1j 24m [email protected] Penyaji

Ignatia Trivosa Andari Liwu 5/6/2021, 7:03:43 AM 5/6/2021, 8:27:46 AM 1j 24m [email protected] Penyaji

Yulanti Afila 5/6/2021, 7:04:29 AM 5/6/2021, 8:27:27 AM 1j 22m [email protected] Penyaji

Tzugi Damasa Azalia Gi 5/6/2021, 7:05:14 AM 5/6/2021, 8:28:20 AM 1j 23m [email protected] Penyaji

Maria Gloria Jill Grace 5/6/2021, 7:05:26 AM 5/6/2021, 8:27:27 AM 1j 22m [email protected] Penyaji

Maria Magdalena Valmawati 5/6/2021, 7:05:32 AM 5/6/2021, 8:30:42 AM 1j 25m [email protected] Penyaji

Magnus Dionisius Desa 5/6/2021, 7:05:47 AM 5/6/2021, 8:27:38 AM 1j 21m [email protected] Penyaji

Agatha Putri Maria 5/6/2021, 7:05:50 AM 5/6/2021, 7:20:21 AM 14m 31d [email protected] Penyaji

Elisabeth Elen Noweng 5/6/2021, 7:06:06 AM 5/6/2021, 8:27:31 AM 1j 21m [email protected] Penyaji

Sisilia Nona Tamara 5/6/2021, 7:06:19 AM 5/6/2021, 7:37:26 AM 31m 7d [email protected] Penyaji

Sisilia Nona Tamara 5/6/2021, 7:50:35 AM 5/6/2021, 8:27:29 AM 36m 53d [email protected] Penyaji

Margaretha Amanda 5/6/2021, 7:06:41 AM 5/6/2021, 8:27:27 AM 1j 20m [email protected] Penyaji

Pedro Mariano Elfanjeli 5/6/2021, 7:06:50 AM 5/6/2021, 8:27:54 AM 1j 21m [email protected] Penyaji

Michaelis Conchita Fatima Hoban5/6/2021, 7:07:23 AM 5/6/2021, 8:28:06 AM 1j 20m [email protected] Penyaji

Theresia Flores Langko 5/6/2021, 7:07:28 AM 5/6/2021, 7:39:27 AM 31m 59d [email protected] Penyaji

Theresia Flores Langko 5/6/2021, 7:41:44 AM 5/6/2021, 8:27:22 AM 45m 38d [email protected] Penyaji

Monica Septiani Yulia 5/6/2021, 7:09:24 AM 5/6/2021, 8:27:35 AM 1j 18m [email protected] Penyaji

Veronika Yuliani Renohi 5/6/2021, 7:10:28 AM 5/6/2021, 8:30:31 AM 1j 20m [email protected] Penyaji

Mariani Yasinta Tuto 5/6/2021, 7:10:41 AM 5/6/2021, 7:15:17 AM 4m 35d [email protected] Penyaji

Mariani Yasinta Tuto 5/6/2021, 7:19:34 AM 5/6/2021, 7:24:15 AM 4m 40d [email protected] Penyaji

Mariani Yasinta Tuto 5/6/2021, 7:27:53 AM 5/6/2021, 7:48:11 AM 20m 18d [email protected] Penyaji

Mariani Yasinta Tuto 5/6/2021, 8:14:14 AM 5/6/2021, 8:27:36 AM 13m 22d [email protected] Penyaji

Lusia Aprilia Sera Weter 5/6/2021, 7:11:51 AM 5/6/2021, 8:27:52 AM 1j 16m [email protected] Penyaji

Yohana Elisabeth Beguir 5/6/2021, 7:12:46 AM 5/6/2021, 8:27:46 AM 1j 14m [email protected] Penyaji

Agnes Dua Liseng Fernandez 5/6/2021, 7:13:37 AM 5/6/2021, 8:27:26 AM 1j 13m [email protected] Penyaji

Fransiska Aryesti 5/6/2021, 7:16:25 AM 5/6/2021, 8:27:41 AM 1j 11m [email protected] Penyaji

Elisabeth Decantrix Elan Teodora 5/6/2021, 7:17:26 AM 5/6/2021, 8:29:15 AM 1j 11m [email protected] Penyaji

Paulus Leo Lego Hurit 5/6/2021, 7:18:29 AM 5/6/2021, 7:22:31 AM 4m 1d [email protected] Penyaji

Claudia Yericha Fatima 5/6/2021, 7:22:23 AM 5/6/2021, 7:41:17 AM 18m 53d [email protected] Penyaji

Claudia Yericha Fatima 5/6/2021, 7:43:28 AM 5/6/2021, 8:27:27 AM 43m 58d [email protected] Penyaji

Mathias Abin Deleng 5/6/2021, 7:22:30 AM 5/6/2021, 8:27:58 AM 1j 5m [email protected] Penyaji

Markus Apriando Beda Nuba 5/6/2021, 7:25:47 AM 5/6/2021, 8:27:40 AM 1j 1m [email protected] Penyaji

Magdalena Cilfiana Naon 5/6/2021, 7:31:52 AM 5/6/2021, 8:27:26 AM 55m 34d [email protected] Penyaji

Maria Ida Kurniawati Rupak 5/6/2021, 7:37:59 AM 5/6/2021, 8:11:41 AM 33m 42d [email protected] Penyaji

Agustinus Maryo 5/6/2021, 7:44:59 AM 5/6/2021, 7:50:13 AM 5m 14d [email protected] Penyaji

Yohanis Hermanto Jua 5/6/2021, 7:48:09 AM 5/6/2021, 7:56:22 AM 8m 13d [email protected] Penyaji

Tarsisius Yosua Panama Witak 5/6/2021, 8:03:05 AM 5/6/2021, 8:27:44 AM 24m 39d [email protected] Penyaji

Ringkasan Rapat

Jumlah Total Peserta : 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Lampiran 8. Jawaban Angket Motivasi Belajar Siswa

Jawaban Angket Motivasi Belajar Awal Pertemuan Kedua

Waktu Data P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 P.9 P.10 P.11 P.12 P.13 P.14 P.15 P.16 P.17 P.18 P.19 P.20 P.21 P.22 P.23 P.24 P.25 P.26 P.27 P.28SKOR

TOTAL

4/29/2021 9:52:22 Siswa 1 3 3 2 3 1 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 75

4/29/2021 10:35:08 Siswa 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 104

4/29/2021 10:50:28 Siswa 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 99

4/29/2021 10:50:49 Siswa 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 87

4/29/2021 11:08:32 Siswa 5 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 80

4/29/2021 11:47:09 Siswa 6 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 79

4/29/2021 12:02:25 Siswa 7 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 90

4/29/2021 12:19:10 Siswa 8 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 84

4/29/2021 12:20:25 Siswa 9 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 80

4/29/2021 13:22:36 Siswa 10 3 2 2 1 3 1 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77

4/29/2021 16:30:08 Siswa 11 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 83

5/2/2021 16:40:03 Siswa 12 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 85

5/2/2021 16:42:09 Siswa 13 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 98

5/2/2021 17:16:00 Siswa 14 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 101

5/2/2021 17:26:48 Siswa 15 4 1 4 4 1 4 3 3 4 3 4 4 1 4 3 1 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 77

5/2/2021 18:11:53 Siswa 16 3 2 2 3 2 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4 2 75

5/2/2021 18:42:06 Siswa 17 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Jawaban Angket Motivasi Belajar Akhir Pertemuan Kedua

Waktu Data P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 P.9 P.10 P.11 P.12 P.13 P.14 P.15 P.16 P.17 P.18 P.19 P.20 P.21 P.22 P.23 P.24 P.25 P.26 P.27 P.28SKOR

TOTAL

6/5/2021 11:49 Siswa 1 3 2 3 2 1 4 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 80

11/5/2021 17:00 Siswa 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 80

11/5/2021 17:49 Siswa 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 74

11/5/2021 20:07 Siswa 4 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 77

18/05/2021 16:29:18 Siswa 5 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 3 4 97

18/05/2021 17:49:03 Siswa 6 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 104

18/05/2021 17:59:21 Siswa 7 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 82

18/05/2021 22:46:48 Siswa 8 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 82

19/05/2021 16:29:04 Siswa 9 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 81

19/05/2021 17:11:03 Siswa 10 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 86

19/05/2021 17:22:41 Siswa 11 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 1 3 90

19/05/2021 18:24:45 Siswa 12 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 84

19/05/2021 20:14:21 Siswa 13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 84

20/05/2021 9:36:04 Siswa 14 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 74

20/05/2021 9:45:27 Siswa 15 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 89

20/05/2021 9:45:34 Siswa 16 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 85

20/05/2021 9:52:39 Siswa 17 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Lampiran 9. Pengisian Kuesioner Pembelajaran Fisika (Survey Awal)

Melalui Google Formulir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Lampiran 10. Pengisisan Angket Motivasi Belajar Siswa Melalui Google

Formulir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Lampiran 11. Angket Motivasi Belajar Siswa

Angket Motivasi Belajar Siswa

SS: Sangat Sesuai dengan keadaan saya;

S: Sesuai dengan keadaan saya;

TS: Tidak Sesuai dengan keadaan saya;

STS: Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan saya

No Karakteristik SS S TS STS

Kepercayaan diri

1 Saya yakin dapat memahami materi fisika yang

dipelajari.

2 Meskipun saya sudah berusaha, saya tetap tidak dapat

memahami materi fisika dengan baik.

3 Saya mampu menyelesaikan setiap tes yang diberikan

oleh guru.

4 Saya mencoba belajar dan memahami materi fisika yang

sulit.

5 Saya tidak percaya pada jawaban yang saya pikirkan

sehingga saya bertanya pada teman lain.

Strategi pembelajaran aktif

6

Bila mempelajari materi fisika yang sulit saya berupaya

mencari informasi dari berbagai sumber seperti dari

internet, buku dan bertanya pada teman dan guru.

7 Saya tidak mencatat setiap materi fisika yang diberikan

untuk kembali dipelajari.

8

Saya tidak menyelesaikan latihan soal fisika dengan

sungguh meskipun terdapat contoh soal yang sudah

diberikan sebelumnya.

9

Saya memiliki perhatian penuh ketika mempelajari materi

fisika yang baru diberikan sehingga mudah menerima dan

memahami materi tersebut.

Nilai Pembelajaran

10 Saya tidak memiliki ide ketika menyelesaikan latihan

soal fisika atau mengerjakan tugas maupun project fisika.

11 Saya sadar bahwa mempelajari fisika berguna untuk

kehidupan sehari – hari

12 Saya sadar bahwa mempelajari fisika dapat meningkatkan

kemampuan berpikir saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

13 Saya tidak yakin bahwa mempelajari fisika saat ini akan

ada manfaatnya untuk kelanjutan studi saya.

14 Saya senang karena dengan belajar fisika saya merasa

kemampuan berpikir saya semakin baik.

15 Saya yakin bahwa mempelajari fisika membuat saya

dapat berpikir logis dan sistematis.

16 Saya tidak merasa bahwa pelajaran fisika membuat saya

semakin mampu berpikir sistematis.

17 Saya tidak yakin bahwa dengan belajar fisika saya dapat

berpikir lebih terbuka.

Tujuan Kinerja

18 Saya tidak belajar fisika dengan sungguh karena tidak

ingin menjadi siswa berprestasi di kelas.

19 Saya tidak belajar fisika dengan sungguh karena tidak

ingin dianggap hebat

Tujuan Pencapaian

20 Saya tidak semakin berprestasi karena belajar fisika

dengan baik.

21 Saya merasa bahagia dan bangga karena nilai fisika saya

meningkat.

22 Saya tidak merasa bangga karena saya bisa belajar fisika

dengan sungguh dan memperoleh hasil yang memuaskan.

23

Saya merasa bangga dan puas ketika dapat belajar dan

menyelesaikan tugas dan latihan soal yang sulit dengan

baik.

24 Saya tidak merasa bangga dan puas apabila guru dan

siswa lain mendengarkan dan menerima pendapat saya.

Lingkungan Belajar

25 Saya tidak suka belajar fisika karena materinya tidak

menyenangkan dan kurang menantang.

26 Model pembelajaran yang diterapkan cocok untuk saya

dalam belajar fisika.

27 Saya tidak senang belajar fisika karena aktivitas

pembelajaran di kelas tidak menarik.

28 Saya suka belajar fisika karena saya dan siswa lain

melakukan diskusi di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Lampiran 12. Lembaran Pretest Siswa

Pretest II

Pretest III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Lampiran 13. Lembaran Posttest Siswa

Posttest II

Posttest III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Lampiran 14. Hasil Wawancara Pertemuan Pertama dan Kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Lampiran 15. Dokumentasi Pembelajaran Tatap Muka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Lampiran 16. Dokumentasi Pembelajaran Melalui Video Conference Microsoft

Teams

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Lampiran 17. Validasi Angket Menggunakan Uji Korelasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Lampiran 18. Soal – Soal Pretest I, Pretest II, Pretest III dan Pretest IV

Pretest I

1. Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium dalam

perambatannya. Berikut contoh – contohnya.

I. Gelombang bunyi

II. Gelombang cahaya

III. Gelombang tali

IV. Gelombang televisi

V. Sinar UV

VI. Gelombang radio

VII. Gelombang air

Pilihlah 3 contoh yang benar berdasarkan pengertian gelombang mekanik.

Mengapa anda memilih ketiga contoh itu ?

2. Perhatikan gambar di bawah ini

I. Titik EAF bernilai 1 panjang gelombang

II. Titik EAF bernilai Β½ panjang gelombang

III. Titik AFB bernilai 1 panjang gelombang

IV. Titik EFBG bernilai 2 panjang gelombang

V. Periode adalah waktu tempuh dari titik E ke titik F

VI. Periode adalah waktu tempuh dari titik E ke titik G

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Pilihlah 2 pernyataan yang benar berdasarkan gambar. Mengapa anda

memilih kedua pernyataan itu ?

Pretest II

1. Perhatikan gambar di bawah ini

I. Sebuah partikel menuju suatu penghalang

II. Partikel itu terpental keluar dengan sembarang arah

III. Partikel itu dipantulkan kembali oleh penghalang

IV. Partikel itu mengalami peristiwa pembiasan oleh penghalang

V. Partikel itu mengalami peristiwa difraksi oleh penghalang

Pilihan jawaban yang tepat menggambarkan peristiwa pada gambar

ialah….

Jelaskan alasan mengapa memilih pernyataan itu.

2. Perhatikan gambar di bawah ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Peristiwa apa yang ditunjukan pada gambar ? Mengapa itu terjadi ?

3. Apa yang kamu ketahui tentang peristiwa difraksi gelombang ?

Pretest III

1. Suatu ujung kawat digetarkan secara harmonis dengan cepat rambat 10π‘š

𝑠.

Frekuensi mula – mula adalah 10 𝐻𝑧 dengan amplitudonya senilai 0,2π‘š

dan πœ† = 2π‘š. Persamaan umum gelombang adalah 𝑦 = 𝐴 sin(πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘₯)

dengan πœ” = 2πœ‹π‘“ dan π‘˜ =2πœ‹

πœ†. Bagaimana bentuk persamaan gelombang

yang tepat untuk kasus ini ?

2. Persamaan di bawah ini menyatakan suatu sumber gelombang P yang

merambat

𝑦𝑃 = 0,02 sin πœ‹ (0,5𝑑 βˆ’π‘₯

3)

𝑦𝑃 = 𝐴 sin(πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘₯)

Dengan persamaan kecepatannya

𝑣 = πœ”π΄ cos(πœ”π‘‘ βˆ’ π‘˜π‘₯)

Dengan π‘₯ dan 𝑦 dalam π‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ dan 𝑑 dalam π‘ π‘’π‘˜π‘œπ‘›. Pada saat P telah

bergerak selama 1 𝑠, kecepatan partikel A yang terletak 1 π‘š dari P ialah…

Pretest IV

1. Dua gelombang bergerak dengan arah berlawanan menghasilkan

gelombang stasioner dengan frekuensi dan amplitudo yang sama.

Persamaan kedua gelombang yakni

𝑦1 = 5 sin πœ‹(0,6𝑑 βˆ’ 0,8π‘₯)

𝑦2 = 5 sin πœ‹(0,6𝑑 + 0,8π‘₯)

Buatlah analisis persamaan penjumlahan gelombang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Lampiran 19. Soal – Soal Posttest I, Posttest II, Posttest III dan Posttest IV

Posttest I

1. Berikut ini merupakan gambar sebuah tali yang disentakan berulang dan

teratur.

Berdasarkan arah getar dan arah rambatannya, jenis gelombang apakah

yang sesuai dengan gambar di atas ? Mengapa kamu memilih jenis

gelombang tersebut ?

2. Pada suatu permukaan kolam air terdapat dua buah balok ringan yang

mengapung dengan jarak antara satu balok dengan balok yang lain 1 m

dan dipisahkan sejauh 5

2πœ†. Keduanya naik – turun bersama permukaan air

dengan frekuensi 5 getaran per detik. Jika balok A berada di lembah

gelombang dan balok B berada di puncak gelombang dengan diantara

kedua balok terdapat dua bukit gelombang. Berapa cm panjang gelombang

yang memisakan kedua balok dan cepat rambat gelombang pada

permukaan kolam ?

Posttest II

1. Perhatikanlah gambar di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

a. Apa itu πœƒπ‘– dan sudut ?

b. Bagaimana cara mengukur πœƒπ‘– dan πœƒπ‘Ÿ ?

2. Perhatikan kedua gambar di bawah ini

Berdasarkan data pada kedua gambar di atas, berapakah nilai indeks bias

relatif medium 1 terhadap medium 2 dan panjang gelombang pada medium 2

?

3. Perhatikan gambar di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Jelaskan peristiwa apa yang terjadi pada gambar di atas

Posttest III

1. Suatu ujung kawat digetarkan secara harmonis sehingga pulsa merambat

ke kanan dengan cepat rambat 20π‘š

𝑠. Frekuensi mula – mula yang

diberikan pada ujung kawat adalah 10 𝐻𝑧 dengan amplitudonya senilai

0,2π‘š.

a. Tuliskan persamaan simpangan gelombangnya

b. Berapa nilai simpangan partikel pada π‘₯ = 1,5 π‘š dan = 0,1 𝑠 ?

c. Berapa nilai beda fase gelombang antara titik π‘₯1 = 0,3 π‘š dan π‘₯2 =

0,5 π‘š ?

2. Persamaan di bawah ini menyatakan suatu sumber gelombang P yang

merambat

𝑦𝑃 = 0,02 sin πœ‹ (0,5𝑑 βˆ’π‘₯

3)

Dengan π‘₯ dan 𝑦 dalam π‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ dan 𝑑 dalam π‘ π‘’π‘˜π‘œπ‘›. Pada saat P telah bergerak

selama 1 𝑠, kecepatan dan percepatan partikel A yang terletak 2 π‘š dari P

berturut – turut ialah…

Posttest IV

1. Dua gelombang bergerak dengan arah berlawanan menghasilkan

gelombang stasioner dengan frekuensi dan amplitudo yang sama.

Persamaan kedua gelombang yakni

𝑦1 = 5 sin πœ‹(0,6𝑑 βˆ’ 0,8π‘₯)

𝑦2 = 5 sin πœ‹(0,6𝑑 + 0,8π‘₯)

Satuan simpangan 𝑦 dan jarak π‘₯ adalah π‘π‘š dan satuan 𝑑 dalam π‘ π‘’π‘˜π‘œπ‘›.

Berapakah amplitudo dari titik yang terletak pada jarak π‘₯ = 2,5 π‘π‘š ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI