Upload
binainsani
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bisnis dan Dimensi Kinerja Bisnis
Oleh Indra Muis, S.S.,M.MAbstrak
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan dimensi-dimensi untuk mengukur
kinerja bisnis pada berbagai perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk
menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis. Diharapkan temuan ini
dapet menjadi referensi para pelaku pasar dalam merumuskan sasaran dan program
perusahaan.
Penelitian ini adalah penelitian pustaka yang mengunakan data yang bersumber
dari jurnal dan buku teks. Temuan dari penelitian yang dipublikasikan pada berbagai
jurnal dan teori-teori yang ditemukan pada buku teks dipahami dan dianalisis untuk
menjawab pertanyaan penelitian.
Penelitian ini mencatat dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja bisnis pada
berbagai bentuk bisnis baik pada organisasi nirlaba, manufatur maupun jasa. Dimensi-
dimensi tersebut dikelompokkan pada 2 (dua) kategori; Finansial dan Non Finansial.
Dimensi yang tergolong pada Finansial adalah Gross Profit, Return on assets (ROA)
dan return on investment (ROI). Dimensi yang tergolong kepada Non Financial adalah
pangsa pasar, pertumbuhan penjualan, akses kepada pasar, penciptaan lapangan kerja
dan produktifitas. Customer maintenance rate, tingkat kesuksesan produk baru,
Kepuasan pelanggan, Efisiensi perusahaan.
Orientasi Kewirausahaan, Inovasi, Pembelajaran Organisasi, Orientasi Pasar,
Kemampuan Pemasaran, Nilai Pelanggan, Praktek Total Quality Management,
Implementasi Sistim ERP, Praktek Retensi Pelanggan, Lingkungan External, Strategi
Bisnis, Branding, Sumber Daya Perusahaan, Kemampuan Manajemen, Kesadaran
Moral, Manajemen Produk, Transfer Pengetahuan.
Kata Kunci: Kinerja Bisnis, Kinerja Finansial, Kinerja Non Finansial, Dimensi
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
1. Pendahuluan1.1 Latar Belakang
Globalisasi merupakan sebuah Isu strategis yang akan mempengaruhi perspektif
bisnis ke depan. Lalu lintas perdagangan barang dan jasa, investasi dan pencari
kerja antar negara menjadi sangat padat sebagai konsekwensi dari kesepakatan
antar yang bersifat bilateral, regional atau multilateral..
Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani kesepakatan
perdagangan bebas secara bilateral dengan Australia, Jepang, Iran, dan Pakistan,
dan secara regional dengani The European Union (EU), North American Free Trade
Area (NAFTA), Central American Free Trade Area (CAFTA), Asean Free Trade Area
(AFTA), African Union (AU), South Asian Association for Regional Cooperation
(SAARC), Komunitas Ekonomi Asean, Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik dan
Komunitas ASEAN plus Jepang, Cina, Korea. Kondisi ini tentunya menjadi stimulus
tingkat persaingan bisnis yang semakin tinggi menjelang Desember 2015 dan 2020
Menuju era Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun Desember 2015 dan Era
Globalisasi yang bersifat multilateral pada tahun 2020, perspektif bisnis khususnya
mengenai persaingan akan banyak berubah. Perubahan ini dipicu oleh realitas
turbulensi yang dialami banyak pelaku bisnis baik secara domestik maupun multi
nasional.
Persaingan yang semaki sengit mendorong para pelaku bisnis untuk senantiasa
meningkatkan kinerja bisnis mereka. Upaya yang berkesinambungan ini dilakukan
pelaku bisnis untuk memastikan keberlanjutan yang sehat dari bisnis mereka. Upaya
tersebut bersifat strategic sehingga memerlukan perumusan yang penuh
pertimbangan dan kajian
Beberapa studi tentang kinerja bisnis telah dilakukan oleh para peneliti di seluruh
penjuru dunia. Penelitian tersebut telah memberi masukan berharga bagi para
pelaku bisnis khususnya dan perkembangan keilmuan manajemen strategik pada
khususnya. Penelitian tentang kinerja bisnis ini tentunya masih perlu dilakukan
karena sifat kebenaran itu sendiri yang sangat ditentukan oleh konteks ruang dan
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
waktu. Temuan penelitian memiliki kecendrungan bersifat parsial dan temporer yang
masih terus diuji pada lokus dan waktu yang berbeda.
Para pelaku bisnis perlu mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja bisnis dan dimensi-dimensi dari factor-faktor tersebut. Lebih penting dari
semua itu tentunya para pelaku bisnis memerlukan dimensi yang dapat mengukur
kirnerja bisnis baik yang bersifat Kinerja Financial (keuangan) atau Kinerja Non
Financial (Non Keuangan).
Beberapa studi telah berhasil membuktikan hubungan antara variabel-variabel
tertentu dengan kinerja bisnis. Fairoz, et al (2010) menemukan pengaruh orientasi
kewirausahaan dengan kinerja bisnis. Calantone, et al (2001) menemukan pengaruh
yang positif dan signifikan dari inovasi terhadap kinerja bisnis. Dampak hubungan
dari kedua variabel ini kemudian diperkuat oleh temuan dari Ma’atoofi & Tajeddini
(2010) dan Eshlaghy & Maatofi (2011). Therin (2002) menemukan bahwa
pembelajaran organisasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja bisnis.
Asosiasi ini diperkuat oleh temuan Alipour dan Karimi (2011)
Dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja bisnis pun beragam. Beberapa peneliti
mengunakan dimensi keuangan. Peneliti lainnya mengunakan dimensi non
keuangan. Ada juga yang mengabungkan kinerja keuangan dan non keuangan.
Beberapa postulat yang disampaikan sebelumnya menimbulkan keberagaman
faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis dan keberagaman dimensi untuk
mengukur kinerja bisnis. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan keberagaman
tersebut sebagai bahan referensi para pelaku bisnis dalam merumuskan strategi
dan menetapkan program yang dapat meningkatkan kinerja bisnis mereka. Pelaku
bisnis diharapkan dapat mengukur kinerja bisnis mereka dengan mengaju kepada
keberagaman dimensi yang biasa dipergunakan untuk mengukur kinerja bisnis.
1.2 Masalah PenelitianTerdapat 2 (dua) pertanyaan penelitian yang akan dijawab pada artikel ini.
Mereka adalah:
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
1. Dimensi-dimensi apa saja yang dapat mengukur kinerja bisnis?.; dan,
2. Variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis?
1.3 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja bisnis; dan,
2. variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja bisnis
2. Tinjauan Pustaka2.1 Manajemen Strategik
David (2010) telah mengambarkan sebuah model manajemen strategis
komprehensif yang mengambarkan proses manajemen strategis yang berawal dari
pernyataan visi, dilanjutkan dengan penetapan tujuan jangka panjang, merumuskan
strategi pencapaian, implementasi strategi dan diakhirnya dengan mengukur dan
mengevaluasi kinerja organisasi seperti Gambar 2.1 berikut ini:
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif Fred R. David
Dari model pada gambar 2.1 dapat diketahui bahwa proses manajemen strategis
memiliki 3 (tiga) tahapan yaitu Perumusan Strategi, Penerapan Strategi dan
Pengevaluasian Strategi. Pada tahapan Perumusan Strategi terdapat beberapa
aktifitas yaitu pimpinan sebuah organisasi memulai proses manajemen strategis
dengan melakukan pengembangan pernyataan misi dan misi organisasi, dilanjutkan
dengan melakukan analisa atau audit lingkungan eksternal dan internal,
menetapkan tujuan-tujuan jangka panjang organisasi dan menciptakan,
mengevaluasi dan memilih alternatif strategi untuk mewujudkan tujuan jangka
panjang. Tahap berikutnya, Penerapan Strategi meliputi menerapkan strategi dalam
lingkup isu-isu manajemen dan lingkup pemasaran, keuangan, akuntansi, penelitian
dan pengembangan, dan isu Sistim Informasi Manajemen. Tahap terakhir adalah
Pengevaluasiaan Strategi dengan cara mengukur dan mengevaluasi kinerja
organisasi.
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
Daft (2010) merumuskan sebuah model pengembangan tentang proses manajemen
strategis seperti Gambar 2.2 berikut ini:
Gambar 2.2 Model Proses Manajemen Strategis Richard L. Daft
Model Proses Manajemen Strategis pada Gambar 2.2 memulai aktifitas manajemen
strategis dengan melakukan evaluasi terhadap misi, tujuan dan strategi yang ada
saat ini melalui analisa lingkungan eksternal dan internal dari organisasi dalam
upaya mengenal faktor-faktor strategis seperti peluang, kesempatan, kekuatan dan
kelemahan.Pada tahap berikutnya dilakukan perumusan misi, tujuan dan strategi
besar yang baru dan strategi pencapaian pada tingkat perusahaan, usaha dan
fungsional. Langkah terakhir adalah penerapan strategi melalui perubahan
kepemimpinan, budaya struktur, sumber daya manusia, sistim informasi dan kontrol.
Robbins dan Coulter (2009) merumuskan model proses manajemen strategis seperti
pada gambar 2.3 berikut ini:
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
Gambar 2.3 Model Proses Manajemen Strategis Robbins dan Coulter
Model pada gambar 2.3 tersebut mengawali aktifitas manajemen strategis dengan
melakukan identifikasi misi, tujuan dan strategi organisasi yang ada saat ini.
Dilanjutkan dengan melakukan analisis SWOT yaitu analisis secara ekternal tentang
peluang dan ancaman organisasi dan analisis secara internal tentang kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki organisasi. Dari hasil analisis selanjutnya dilakukan
perumusan strategis yang dikuti dengan implementasi strategi-strategi yang telah
diformulasikan. Tahap akhir adalah melakukan evaluasi terhadap hasil yang
diperoleh organisasi.
Dari ketiga model tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa proses manajemen
strategis terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: tahap identifikasi posisi terkini
organisasi seperti misi, tujuan dan strategi yang diterapkan saat ini, tahap analisi
lingkungan ekternal dan internal perusahaan atau sering disebut dengan SWOT
Analysis, tahap perumusan misi. Tujuan dan strategi besar yang baru, tahap
perumusan strategi pencapaian pada tingkat korporasi, persaingan, dan fungsional,
tahap implementasi strategi, dan evaluasi terhadap hasil dari implementasi strategi.
2.2 Kinerja Bisnis
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
Fairoz, et al (2010) menyatakan bahwa kinerja bisnis telah dilaporkan sebagai hasil dari
tujuan-tujuan organisasi yang dicapai melalui efektifitas strategi dan teknik. Schneider
et al (2003) dalam Eshlaghy & Maatofi (2011) menyatakan bahwa produktifitas dan
efisiensi sebuah organisasi diperoleh dengan cara memuaskan karyawan dan menjadi
sensitive terhadap baik kebutuhan psikologis maupun sosio-emosional dengan cara
yang menyeluruh.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka yang menjelaskan jawaban penelitian
melalui pengkajian berbagai sumber atau referensi. Jenis data yang dipergunakan pada
penelitian pustaka ini adalah data sekunder dari berbagai publikasi yang terkait dengan
unit analisis pada penelitian ini yaitu variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja
bisnis dan dimensi untuk mengukur kinerja bisnis. Data dikumpulkan melalui jurnal-
jurnal dan buku teks yang membahas tentang kinerja bisnis dan variabel yang
berasosiasi dengannya.
4. Pembahasan4.1Dimensi untuk mengukur factor-faktor yang mempengaruhi kinerja binis
Terkait indikator-indikator dalam kinerja bisnis Kirca et al (2005) dalam Hartono
(2013) membedakan kinerja dalam 2 (dua) kategori; pertama ukuran-ukuran kinerja
berdasarkan pada biaya (cost based performance) seperti ukuran profit dan ukuran-
ukuran kinerja berdasarkan pada revenue (revenue based performance) seperti
penjualan dan pangsa pasar. Lee (2011) dalam Eshlaghy & Maatofi (2011) menyatakan
bahwa beberapa perusahaan dan peneliti telah berfokus pada kinerja keuangan
sementara yang lain berkonsentrasi pada kinerja operasional. Sementara itu, Wiklund
(1999) dalam Yang (2008) menjelaskan bahwa terdapat dua indikator yang dapat
digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja bisnis. Indikator-indikator
tersebut adalah indikator kinerja pertumbuhan dan kinerja keuangan. Selanjutnya Yang
(2008) mengunakan 4 (empat) indikator pertumbuhan dan 3 (tiga) indikator keuangan
dalam penelitiannya tentang hubungan gaya kepemimpinan dan orientasi
kewirausahaan dengan kinerja bisnis yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
pekerjaan, pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan para pesaing dan
pertumbuhan pangsa pasar yang dibandingkan dengan para pesaing dan pangsa
pasar. Sedangkan indicator keuangan yang digunakan adalah gross profit, return on
assets (ROA) dan return on investment (ROI). Alipour dan Karimi (2011) mengunakan
indicator-indikator volume penjualan, kemampulabaan, akses kepada pasar, penciptaan
lapangan kerja dan produktifitas pegawai untuk mengukur kinerja bisnis dalam
penelitiannya tentang hubungan orientasi pasar dengan kinerja bisnis. Selain hal
tersebut Beracs dan Nagy (2010) mengunakan indikator-indikator seperti kinerja
keuangan, kinerja pasar dan kinerja campuran (composite) dalam penelitian mereka
tentang efek lingkungan bisnis terhadap orientasi pasar dan kinerja bisnis.
Lebih jauh tentang dimensi kinerja bisnis, Chung et al (2012) menjelaskan beberapa
dimensi yang digunakan berbagai peneliti tentang kinerja bisnis seperti berikut ini.
2.1 Tabel Peneliti dan Dimensi Kinerja Bisnis
NO Peneliti Dimensi Kinerja Bisnis
1 Croteau & Bergeron (2001) Kemampulabaan dan pertumbuhan
penjualan
2 Shrader (2001) Rata-rata keuntungan dan pertumbuhan
penjualan
3 Farrell (2000) Customer maintenance rate, tingkat
kesuksesan produk baru, pertumbuhan
penjualan, ROI, dan kinerja menyeluruh yang
dibandingkan dengan perusahaan lain.
4 Baer & Frese (2003) Tingkat ketercapaian tujuan
5 Tippins & Soh (2003) Tingkat keuntungan, ROI, customer
maintenance rate, dan pertumbuhan
penjualan
6 Kirca et. al. (2005) Kinerja bisnis menyeluruh, tingkat
keuntungan, penjualan dan pangsa pasar
7 Saraph et. al.(1989.) Kepuasan pelanggan, terhadap kualitas
selama periode 3 tahun dan kualitas kinerja
8 Baker & Sinkula (1999) sales revenue, market share,
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
NO Peneliti Dimensi Kinerja Bisnis
and profit rate.
9 Slater & Narver (2000) ROI
10 Su et. Al (2003) profits and customer satisfaction
11 . Pelham (2000) Efisiensi perusahaan, pertumbuhan dan
pangsa pasar, profitabilitas
Chung et al (2012) sendiri mengunakan dimensi tingkat keuntungan, pertumbuhan
penjualan, kualitas produk, kualitas layanan, customer Maintain Rate, Produk Baru
yang berhasil di pasar dan ROI.
4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnisA. Hubungan Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Bisnis
Yang (2008), Wulandari (2009) dan Huang, et al (2011) menjelaskan hubungan
antara orientasi kewirausahaan dengan kinerja bisnis perusahaan sebagai
hubungan yang memiliki pengaruh yang positif secara signifikan. Huang, et al
(2011), menambahkan bahwa walaupun memiliki hubungan yang positif dan
signifikan dijelaskan bahwa implikasi kinerja dari orientasi kewirausahaan ini sangat
tergantung kepada suasana yang ada di perusahaan.
B. Hubungan Inovasi dan Kinerja Bisnis
Sebuah penelitian telah menunjukkan sebuah hubungan antara inovasi dan
kinerja bisnis. Calantone, et al 2001 dalam risetnya yang berjudul Learning
orientation, firm innovation capability, and firm performance.telah membuktikan
bahwa terdapat hubungan antara inovasi dan kinerja bisnis.
C. Hubungan Pembelajaran Organisasi dengan Kinerja Bisnis
Terkait hubungan antara pembelajaran organisasi, Therin (2002) dalam riset
mereka yang berjudul Organizational Learning and Innovation in High-Tech Small
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
Firms, telah menemukan keterkaitan antara pembelajaran organisasi dengan kinerja
bisnis. Mereka menyatakan bahwa pembelajaran organisasi mempengaruhi kinerja
bisnis secara langsung.
D. Hubungan Orientasi Pasar dengan Kemampuan Pemasaran
Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara variable orientasi pasar
dengan kemampuan pemasaran. Ngo dan O’Cast (2012) dalam penelitian yang
berjudul In Search of Innovation and Customer-related Performance Superiority: The
Role of Market Orientation, Marketing Capability, and Innovation Capability
Interactions menemukan hubungan antara kemampuan pemasaran dengan
orientasi pemasaran. Peneliti lainya, Morgan et al (2009) dalam sebuah penelitian
yang berjudul Market orientation, marketing capabilities, and firm performance juga
menemukan hubungan antara orientasi pasar dengan kemampuan pemasaran pada
sebuah penelitian pada lintas industri.
E. Hubungan Kemampuan Pemasaran dengan Kinerja Bisnis
Beberapa peneliti telah menemukan hubungan antara variable kepampuan
pemasaran dengan koinerja bisnis. Salah satunya adalah Chang, et al (2010).
Chang et al (2010) dalam penelitiannya yang berjudul How does CRM technology
transform into organizational performance? A mediating role of marketing capability,
telah menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara teknologi CRM dengan kinerja
bisnis yang dimediasi oleh variable kemampuan pemasaran pada konteks
perusahaan korea. Temuan lainnya adalah hasil penelitian Mohammed dan Rashid
(2012) yang berjudul Customer Relationship Management (CRM) in Hotel Industry:
A framework Proposal on the Relationship among CRM Dimensions, Marketing
Capabilities and Hotel Performance. Pada penelitian ini ditemukan hubungan antara
kemampuan pemasaran dengan kinerja perusahaan dalam industri perhotelan.
Diaconu (2011) dengan penelitian yang berjudul Considerations about the
Relationship between the Work Satisfaction – Marketing Capabilities and the
Performance in the Performing Services Organization juga menemukan hubungan
antara kemampuan pemasaran dan kinerja bisnis pertunjukkan.
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
F. Hubungan Nilai Pelanggan dengan kinerja bisnis
Tan (2007) menemukan hubungan antara nilai pelanggan dan kinerja bisnis
pada penelitian yang sources of competitive advantage for emerging fast growth
small-to medium enterprises: the role of business orientation, marketing capabilities,
customer value dan firm performance. Peneliti lainnya yang menemukan hubungan
antara nilai pelanggan dan kemampuan pemasaran adalah Slater dan Naver 1994)
dalam tulisan berjudul Market Orientation, Customer Value dan Superior
Performance menjelaskan hubungan antara orientasi pasar dan nilai pelangan
G. Variabel-Variabel Lainnya
Tabel berikut ini berisikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja bisnis;
NO VARIABEL PENELITI
1 Praktek Total Quality Management Hasan, et al (2012)
2 Implementasi Sistim ERP Elragal dan Al-Serafi (2011)
3 Lingkungan External Aziz dan Yasin (2010)
4 Strategi Bisnis Kock, et al (2002)
5 Branding Hafeez et al (2012)
6 Sumberdaya Perusahaan Hafeez et al (2012)
7 Kemampuan Manajemen Suci (2009)
8 Moral Awareness Campos, et al (2011)
9 Knowledge Transfer Alipour dan Karimi (2011)
5. Kesimpulan dan Saran5.1 Kesimpulan
Penelitian pustaka ini telah menjelaskan dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja
bisnis pada berbagai bentuk bisnis baik pada organisasi nirlaba, manufatur maupun
jasa. Dimensi-dimensi tersebut dikelompokkan pada 2 (dua) kategori; Finansial dan
Non Finansial. Dimensi yang tergolong pada Finansial adalah Gross Profit, Return on
assets (ROA) dan return on investment (ROI). Dimensi yang tergolong kepada Non
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
Financial adalah pangsa pasar, pertumbuhan penjualan, akses kepada pasar,
penciptaan lapangan kerja dan produktifitas. Customer maintenance rate, tingkat
kesuksesan produk baru, Kepuasan pelanggan, Efisiensi perusahaan.
Variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja bisnis adalah Orientasi
Kewirausahaan, Inovasi, Pembelajaran Organisasi, Orientasi Pasar, Kemampuan
Pemasaran, Nilai Pelanggan, Praktek Total Quality Management, Implementasi Sistim
ERP, Praktek Retensi Pelanggan, Lingkungan External, Strategi Bisnis, Branding,
Sumber Daya Perusahaan, Kemampuan Manajemen, Kesadaran Moral, Manajemen
Produk, Transfer Pengetahuan.
5.2 Saran
Para pelaku bisnis disarankan untuk mengunakan dimensi-dimensi yang dipaparkan
dalam artikel ini dalam mengukur kinerja bisnis perusahaan. Kinerja bisnis yang telah
diukur pada saat ini dapat dijadikan patokan untuk menetapkan sasaran pada periode
waktu mendatang.
Variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja bisnis dapat dijadikan referensi dalam
menyusun program perusahaan. Program perusahaan disesuaikan dengan sasaran
perusahaan. Kinerja bisnis diukur melalui sasaran yang telah ditetapkan melalui
implementasi program perusahaan. Disarankan pula penyusunan sasaran dan program
dirumuskan dari dimensi-dimensi kinerja bisnis dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja bisnis.
Daftar Pustaka
Daft, 2010, Era Baru Manajemen, Salemba Empat, Jakarta
David, 2010, Manajemen Strategis: Konsep, Salemba Empat; Jakarta
Robbins, SP., dan Coulter, M., 2009. Management. International Edition. New
Jersey: Pearson Education, inc.
Artikel Jurnal
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
Alipour dan Karimi , 2011, Mediation Role of Innovation and Knowledge
Transfer in the Relationship between Learning organization and Organizational
Performance. International Journal of Business and Social Science. Vol. 2 No. 19
[Special Issue - October 2011]
Aziz and Yassin, 2010, How Will Market Orientation and External Environment Influence
the Performance among SMEs in the Agro-Food Sector in Malaysia. International
Business Research Vol. 3, No. 3 P.154-164
Beracs dan Nagy, 2010, Effect of Business Environment on Market
Orientation and Performance in an Emerging Country, Marketing Journal, Vol
XXII (2010) br.2, str.243-254: University of Budapest and University of Pannonia
Budapest Hungary
Calantone, et al , 2001, Learning orientation, firm innovation capability, and
firm performance. Industrial Marketing Management 31 (2002) 515–
524
Campos, et al, 2011, The Impact of Moral Awareness on the Entrepreneurial
Orientation-Performance Relationship in New Technology Based Firms. Journal
of Technology Management and Innovation Volume 6, Issue 4 P.93 – 104
Chung et al, 2012, The Correlation between Business Strategy, Information
Technology, Organizational Culture, Implementation of CRM, and Business
Performance in a High Tech Industry, South African Journal of Industrial
Engineering, July 2012, Vol 23 (2): pp 1-15
Diaconu, 2011, Considerations about the Relationship between the
Work Satisfaction – Marketing Capabilities and the Performance in the
Performing Services Organizations. Journal of Knowledge Management,
Economics and Information Technology, Issue 5
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
Elragal dan Al-Serafi, 2011, The Effect of ERP System Implementation on Business
Performance: An Exploratory Case Study.IBIMA Publishing Communications of
the IBIMA Vol. 2011 (2011), Article ID 670212, 20 pages DOI:
10.5171/2011.670212
Fairoz , et al ,2010, Entrepreneurial Orientation and Business Performance of Small and
Medium Scale Enterprises of Hambantota District Sri Lanka, Asian Social
Science, Vol 6 No 3 March 2010.
Firoozfar, et al (2012) Relationship between Entrepreneurial Orientation, Firm
Resources, SME Branding and Firm’s Performance: Is Innovation the Missing
Link? American Journal of Industrial and Business Management, 2012, 2, 153-
159
Harfeez, et al (2012) Relationship between Entrepreneurial Orientation, Firm
Resources, SME Branding and Firm’s Performance: Is Innovation the
Missing Link? American Journal of Industrial and Business
Management, 2012, 2, 153-15
Hassan, et al, 2012, Impact of TQM Practices on Firm's Performance of Pakistan's
Manufacturing Organizations. International Journal of Academic Research in
Business and Social Sciences October 2012, Vol. 2, No. 10 ISSN: 2222-6990
p.232 - 259
Huang, et al, 2011, Revealing the effects of entrepreneurial orientation on
firm performance:a conceptual approach. Journal of Applied Sciences 11 (16)
ISSN 18125654
Kock et al, 2012, The Alignment Between Effective People Management,
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
Business Strategy, and Organisational Performance in The Bangking a nd
Insurance Sector, SA Journal of Industrial Psychology, 2002, 28(3), 83-9
Mohammed dan Rashid ,2012, Customer Relationship Management (CRM) in
Hotel Industry: A framework Proposal on the relationship among CRM
Dimensions, Marketing Capabilities and Hotel Performance. International Review
of Management and Marketing Vol. 2, No. 4, 2012, pp.220-230
Morgan et al ,2009, Market orientation, marketing capabilities, and firm
performance Strategic Management Journal Volume 30, Issue 8, pages 909–
920, August 2009
Slater dan Narver,1994, Market Orientation, Customer Value and Business
Performance, Business Horison, March-April 1994.
Ngo dan O’Cast, 2012, In Search of Innovation and Customer-related
Performance Superiority: The Role of Market Orientation, Marketing
Capability, and Innovation Capability Interactions. The Journal of
Product Innovation Management, 2012;29(5):861–877
Suci, Rahayu Puji,2009, Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan,
Kemampuan Manajemen. dan Strategi Bisnis (Studi pada Industri Kecil
Menengah Bordir di Jawa Timur.Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol 11
No 1 Maret 2009 Hlm: 46-58
Tan ,2007, Sources of Competitive Advantage for Emerging Fast Growth
Small-to- Medium Enterprises, the role of Business Orientation, Marketing
Capabilities, Customer Value, and Firm Performance. A thesis submitted in
fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy from the
Royal Melbourne Institute of Technology
Therin, 2003, Learning Organization and Innovation Performance in High-
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305
Tech Small Firms, Papiers De Recherche Working Paper
Yang, 2008. The Relationships Among Leadership Styles, Entrepreneurial
Orientation,and Business Performance, Managing Global Transition Journal Vol
6 No 3 Fall 2008
Wulandari, 2009, Pengaruh lingkungan eksternal dan lingkungan internal
terhadap orientasi wirausaha dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan,
Jurnal Pengembangan Wiraswasta Volume 11 No 2 Agustus 2009