17
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bisnis dan Dimensi Kinerja Bisnis Oleh Indra Muis, S.S.,M.M Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menemukan dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja bisnis pada berbagai perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis. Diharapkan temuan ini dapet menjadi referensi para pelaku pasar dalam merumuskan sasaran dan program perusahaan. Penelitian ini adalah penelitian pustaka yang mengunakan data yang bersumber dari jurnal dan buku teks. Temuan dari penelitian yang dipublikasikan pada berbagai jurnal dan teori-teori yang ditemukan pada buku teks dipahami dan dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian ini mencatat dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja bisnis pada berbagai bentuk bisnis baik pada organisasi nirlaba, manufatur maupun jasa. Dimensi- dimensi tersebut dikelompokkan pada 2 (dua) kategori; Finansial dan Non Finansial. Dimensi yang tergolong pada Finansial adalah Gross Profit, Return on assets (ROA) dan return on investment (ROI). Dimensi yang tergolong kepada Non Financial adalah pangsa pasar, pertumbuhan penjualan, akses kepada pasar, penciptaan lapangan kerja dan produktifitas. Customer maintenance rate, tingkat kesuksesan produk baru, Kepuasan pelanggan, Efisiensi perusahaan. Orientasi Kewirausahaan, Inovasi, Pembelajaran Organisasi, Orientasi Pasar, Kemampuan Pemasaran, Nilai Pelanggan, Praktek Total Quality Management, Implementasi Sistim ERP, Praktek Retensi Pelanggan, Lingkungan External, Strategi Bisnis, Branding, Sumber Daya Perusahaan, Kemampuan Manajemen, Kesadaran Moral, Manajemen Produk, Transfer Pengetahuan. Kata Kunci: Kinerja Bisnis, Kinerja Finansial, Kinerja Non Finansial, Dimensi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bisnis dan Dimensi Kinerja Bisnis

Embed Size (px)

Citation preview

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bisnis dan Dimensi Kinerja Bisnis

Oleh Indra Muis, S.S.,M.MAbstrak

Penelitian ini dilakukan untuk menemukan dimensi-dimensi untuk mengukur

kinerja bisnis pada berbagai perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk

menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis. Diharapkan temuan ini

dapet menjadi referensi para pelaku pasar dalam merumuskan sasaran dan program

perusahaan.

Penelitian ini adalah penelitian pustaka yang mengunakan data yang bersumber

dari jurnal dan buku teks. Temuan dari penelitian yang dipublikasikan pada berbagai

jurnal dan teori-teori yang ditemukan pada buku teks dipahami dan dianalisis untuk

menjawab pertanyaan penelitian.

Penelitian ini mencatat dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja bisnis pada

berbagai bentuk bisnis baik pada organisasi nirlaba, manufatur maupun jasa. Dimensi-

dimensi tersebut dikelompokkan pada 2 (dua) kategori; Finansial dan Non Finansial.

Dimensi yang tergolong pada Finansial adalah Gross Profit, Return on assets (ROA)

dan return on investment (ROI). Dimensi yang tergolong kepada Non Financial adalah

pangsa pasar, pertumbuhan penjualan, akses kepada pasar, penciptaan lapangan kerja

dan produktifitas. Customer maintenance rate, tingkat kesuksesan produk baru,

Kepuasan pelanggan, Efisiensi perusahaan.

Orientasi Kewirausahaan, Inovasi, Pembelajaran Organisasi, Orientasi Pasar,

Kemampuan Pemasaran, Nilai Pelanggan, Praktek Total Quality Management,

Implementasi Sistim ERP, Praktek Retensi Pelanggan, Lingkungan External, Strategi

Bisnis, Branding, Sumber Daya Perusahaan, Kemampuan Manajemen, Kesadaran

Moral, Manajemen Produk, Transfer Pengetahuan.

Kata Kunci: Kinerja Bisnis, Kinerja Finansial, Kinerja Non Finansial, Dimensi

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

1. Pendahuluan1.1 Latar Belakang

Globalisasi merupakan sebuah Isu strategis yang akan mempengaruhi perspektif

bisnis ke depan. Lalu lintas perdagangan barang dan jasa, investasi dan pencari

kerja antar negara menjadi sangat padat sebagai konsekwensi dari kesepakatan

antar yang bersifat bilateral, regional atau multilateral..

Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani kesepakatan

perdagangan bebas secara bilateral dengan Australia, Jepang, Iran, dan Pakistan,

dan secara regional dengani The European Union (EU), North American Free Trade

Area (NAFTA), Central American Free Trade Area (CAFTA), Asean Free Trade Area

(AFTA), African Union (AU), South Asian Association for Regional Cooperation

(SAARC), Komunitas Ekonomi Asean, Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik dan

Komunitas ASEAN plus Jepang, Cina, Korea. Kondisi ini tentunya menjadi stimulus

tingkat persaingan bisnis yang semakin tinggi menjelang Desember 2015 dan 2020

Menuju era Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun Desember 2015 dan Era

Globalisasi yang bersifat multilateral pada tahun 2020, perspektif bisnis khususnya

mengenai persaingan akan banyak berubah. Perubahan ini dipicu oleh realitas

turbulensi yang dialami banyak pelaku bisnis baik secara domestik maupun multi

nasional.

Persaingan yang semaki sengit mendorong para pelaku bisnis untuk senantiasa

meningkatkan kinerja bisnis mereka. Upaya yang berkesinambungan ini dilakukan

pelaku bisnis untuk memastikan keberlanjutan yang sehat dari bisnis mereka. Upaya

tersebut bersifat strategic sehingga memerlukan perumusan yang penuh

pertimbangan dan kajian

Beberapa studi tentang kinerja bisnis telah dilakukan oleh para peneliti di seluruh

penjuru dunia. Penelitian tersebut telah memberi masukan berharga bagi para

pelaku bisnis khususnya dan perkembangan keilmuan manajemen strategik pada

khususnya. Penelitian tentang kinerja bisnis ini tentunya masih perlu dilakukan

karena sifat kebenaran itu sendiri yang sangat ditentukan oleh konteks ruang dan

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

waktu. Temuan penelitian memiliki kecendrungan bersifat parsial dan temporer yang

masih terus diuji pada lokus dan waktu yang berbeda.

Para pelaku bisnis perlu mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja bisnis dan dimensi-dimensi dari factor-faktor tersebut. Lebih penting dari

semua itu tentunya para pelaku bisnis memerlukan dimensi yang dapat mengukur

kirnerja bisnis baik yang bersifat Kinerja Financial (keuangan) atau Kinerja Non

Financial (Non Keuangan).

Beberapa studi telah berhasil membuktikan hubungan antara variabel-variabel

tertentu dengan kinerja bisnis. Fairoz, et al (2010) menemukan pengaruh orientasi

kewirausahaan dengan kinerja bisnis. Calantone, et al (2001) menemukan pengaruh

yang positif dan signifikan dari inovasi terhadap kinerja bisnis. Dampak hubungan

dari kedua variabel ini kemudian diperkuat oleh temuan dari Ma’atoofi & Tajeddini

(2010) dan Eshlaghy & Maatofi (2011). Therin (2002) menemukan bahwa

pembelajaran organisasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja bisnis.

Asosiasi ini diperkuat oleh temuan Alipour dan Karimi (2011)

Dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja bisnis pun beragam. Beberapa peneliti

mengunakan dimensi keuangan. Peneliti lainnya mengunakan dimensi non

keuangan. Ada juga yang mengabungkan kinerja keuangan dan non keuangan.

Beberapa postulat yang disampaikan sebelumnya menimbulkan keberagaman

faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis dan keberagaman dimensi untuk

mengukur kinerja bisnis. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan keberagaman

tersebut sebagai bahan referensi para pelaku bisnis dalam merumuskan strategi

dan menetapkan program yang dapat meningkatkan kinerja bisnis mereka. Pelaku

bisnis diharapkan dapat mengukur kinerja bisnis mereka dengan mengaju kepada

keberagaman dimensi yang biasa dipergunakan untuk mengukur kinerja bisnis.

1.2 Masalah PenelitianTerdapat 2 (dua) pertanyaan penelitian yang akan dijawab pada artikel ini.

Mereka adalah:

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

1. Dimensi-dimensi apa saja yang dapat mengukur kinerja bisnis?.; dan,

2. Variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis?

1.3 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja bisnis; dan,

2. variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja bisnis

2. Tinjauan Pustaka2.1 Manajemen Strategik

David (2010) telah mengambarkan sebuah model manajemen strategis

komprehensif yang mengambarkan proses manajemen strategis yang berawal dari

pernyataan visi, dilanjutkan dengan penetapan tujuan jangka panjang, merumuskan

strategi pencapaian, implementasi strategi dan diakhirnya dengan mengukur dan

mengevaluasi kinerja organisasi seperti Gambar 2.1 berikut ini:

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif Fred R. David

Dari model pada gambar 2.1 dapat diketahui bahwa proses manajemen strategis

memiliki 3 (tiga) tahapan yaitu Perumusan Strategi, Penerapan Strategi dan

Pengevaluasian Strategi. Pada tahapan Perumusan Strategi terdapat beberapa

aktifitas yaitu pimpinan sebuah organisasi memulai proses manajemen strategis

dengan melakukan pengembangan pernyataan misi dan misi organisasi, dilanjutkan

dengan melakukan analisa atau audit lingkungan eksternal dan internal,

menetapkan tujuan-tujuan jangka panjang organisasi dan menciptakan,

mengevaluasi dan memilih alternatif strategi untuk mewujudkan tujuan jangka

panjang. Tahap berikutnya, Penerapan Strategi meliputi menerapkan strategi dalam

lingkup isu-isu manajemen dan lingkup pemasaran, keuangan, akuntansi, penelitian

dan pengembangan, dan isu Sistim Informasi Manajemen. Tahap terakhir adalah

Pengevaluasiaan Strategi dengan cara mengukur dan mengevaluasi kinerja

organisasi.

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

Daft (2010) merumuskan sebuah model pengembangan tentang proses manajemen

strategis seperti Gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2 Model Proses Manajemen Strategis Richard L. Daft

Model Proses Manajemen Strategis pada Gambar 2.2 memulai aktifitas manajemen

strategis dengan melakukan evaluasi terhadap misi, tujuan dan strategi yang ada

saat ini melalui analisa lingkungan eksternal dan internal dari organisasi dalam

upaya mengenal faktor-faktor strategis seperti peluang, kesempatan, kekuatan dan

kelemahan.Pada tahap berikutnya dilakukan perumusan misi, tujuan dan strategi

besar yang baru dan strategi pencapaian pada tingkat perusahaan, usaha dan

fungsional. Langkah terakhir adalah penerapan strategi melalui perubahan

kepemimpinan, budaya struktur, sumber daya manusia, sistim informasi dan kontrol.

Robbins dan Coulter (2009) merumuskan model proses manajemen strategis seperti

pada gambar 2.3 berikut ini:

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

Gambar 2.3 Model Proses Manajemen Strategis Robbins dan Coulter

Model pada gambar 2.3 tersebut mengawali aktifitas manajemen strategis dengan

melakukan identifikasi misi, tujuan dan strategi organisasi yang ada saat ini.

Dilanjutkan dengan melakukan analisis SWOT yaitu analisis secara ekternal tentang

peluang dan ancaman organisasi dan analisis secara internal tentang kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki organisasi. Dari hasil analisis selanjutnya dilakukan

perumusan strategis yang dikuti dengan implementasi strategi-strategi yang telah

diformulasikan. Tahap akhir adalah melakukan evaluasi terhadap hasil yang

diperoleh organisasi.

Dari ketiga model tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa proses manajemen

strategis terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: tahap identifikasi posisi terkini

organisasi seperti misi, tujuan dan strategi yang diterapkan saat ini, tahap analisi

lingkungan ekternal dan internal perusahaan atau sering disebut dengan SWOT

Analysis, tahap perumusan misi. Tujuan dan strategi besar yang baru, tahap

perumusan strategi pencapaian pada tingkat korporasi, persaingan, dan fungsional,

tahap implementasi strategi, dan evaluasi terhadap hasil dari implementasi strategi.

2.2 Kinerja Bisnis

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

Fairoz, et al (2010) menyatakan bahwa kinerja bisnis telah dilaporkan sebagai hasil dari

tujuan-tujuan organisasi yang dicapai melalui efektifitas strategi dan teknik. Schneider

et al (2003) dalam Eshlaghy & Maatofi (2011) menyatakan bahwa produktifitas dan

efisiensi sebuah organisasi diperoleh dengan cara memuaskan karyawan dan menjadi

sensitive terhadap baik kebutuhan psikologis maupun sosio-emosional dengan cara

yang menyeluruh.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka yang menjelaskan jawaban penelitian

melalui pengkajian berbagai sumber atau referensi. Jenis data yang dipergunakan pada

penelitian pustaka ini adalah data sekunder dari berbagai publikasi yang terkait dengan

unit analisis pada penelitian ini yaitu variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja

bisnis dan dimensi untuk mengukur kinerja bisnis. Data dikumpulkan melalui jurnal-

jurnal dan buku teks yang membahas tentang kinerja bisnis dan variabel yang

berasosiasi dengannya.

4. Pembahasan4.1Dimensi untuk mengukur factor-faktor yang mempengaruhi kinerja binis

Terkait indikator-indikator dalam kinerja bisnis Kirca et al (2005) dalam Hartono

(2013) membedakan kinerja dalam 2 (dua) kategori; pertama ukuran-ukuran kinerja

berdasarkan pada biaya (cost based performance) seperti ukuran profit dan ukuran-

ukuran kinerja berdasarkan pada revenue (revenue based performance) seperti

penjualan dan pangsa pasar. Lee (2011) dalam Eshlaghy & Maatofi (2011) menyatakan

bahwa beberapa perusahaan dan peneliti telah berfokus pada kinerja keuangan

sementara yang lain berkonsentrasi pada kinerja operasional. Sementara itu, Wiklund

(1999) dalam Yang (2008) menjelaskan bahwa terdapat dua indikator yang dapat

digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja bisnis. Indikator-indikator

tersebut adalah indikator kinerja pertumbuhan dan kinerja keuangan. Selanjutnya Yang

(2008) mengunakan 4 (empat) indikator pertumbuhan dan 3 (tiga) indikator keuangan

dalam penelitiannya tentang hubungan gaya kepemimpinan dan orientasi

kewirausahaan dengan kinerja bisnis yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

pekerjaan, pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan para pesaing dan

pertumbuhan pangsa pasar yang dibandingkan dengan para pesaing dan pangsa

pasar. Sedangkan indicator keuangan yang digunakan adalah gross profit, return on

assets (ROA) dan return on investment (ROI). Alipour dan Karimi (2011) mengunakan

indicator-indikator volume penjualan, kemampulabaan, akses kepada pasar, penciptaan

lapangan kerja dan produktifitas pegawai untuk mengukur kinerja bisnis dalam

penelitiannya tentang hubungan orientasi pasar dengan kinerja bisnis. Selain hal

tersebut Beracs dan Nagy (2010) mengunakan indikator-indikator seperti kinerja

keuangan, kinerja pasar dan kinerja campuran (composite) dalam penelitian mereka

tentang efek lingkungan bisnis terhadap orientasi pasar dan kinerja bisnis.

Lebih jauh tentang dimensi kinerja bisnis, Chung et al (2012) menjelaskan beberapa

dimensi yang digunakan berbagai peneliti tentang kinerja bisnis seperti berikut ini.

2.1 Tabel Peneliti dan Dimensi Kinerja Bisnis

NO Peneliti Dimensi Kinerja Bisnis

1 Croteau & Bergeron (2001) Kemampulabaan dan pertumbuhan

penjualan

2 Shrader (2001) Rata-rata keuntungan dan pertumbuhan

penjualan

3 Farrell (2000) Customer maintenance rate, tingkat

kesuksesan produk baru, pertumbuhan

penjualan, ROI, dan kinerja menyeluruh yang

dibandingkan dengan perusahaan lain.

4 Baer & Frese (2003) Tingkat ketercapaian tujuan

5 Tippins & Soh (2003) Tingkat keuntungan, ROI, customer

maintenance rate, dan pertumbuhan

penjualan

6 Kirca et. al. (2005) Kinerja bisnis menyeluruh, tingkat

keuntungan, penjualan dan pangsa pasar

7 Saraph et. al.(1989.) Kepuasan pelanggan, terhadap kualitas

selama periode 3 tahun dan kualitas kinerja

8 Baker & Sinkula (1999) sales revenue, market share,

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

NO Peneliti Dimensi Kinerja Bisnis

and profit rate.

9 Slater & Narver (2000) ROI

10 Su et. Al (2003) profits and customer satisfaction

11 . Pelham (2000) Efisiensi perusahaan, pertumbuhan dan

pangsa pasar, profitabilitas

Chung et al (2012) sendiri mengunakan dimensi tingkat keuntungan, pertumbuhan

penjualan, kualitas produk, kualitas layanan, customer Maintain Rate, Produk Baru

yang berhasil di pasar dan ROI.

4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnisA. Hubungan Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Bisnis

Yang (2008), Wulandari (2009) dan Huang, et al (2011) menjelaskan hubungan

antara orientasi kewirausahaan dengan kinerja bisnis perusahaan sebagai

hubungan yang memiliki pengaruh yang positif secara signifikan. Huang, et al

(2011), menambahkan bahwa walaupun memiliki hubungan yang positif dan

signifikan dijelaskan bahwa implikasi kinerja dari orientasi kewirausahaan ini sangat

tergantung kepada suasana yang ada di perusahaan.

B. Hubungan Inovasi dan Kinerja Bisnis

Sebuah penelitian telah menunjukkan sebuah hubungan antara inovasi dan

kinerja bisnis. Calantone, et al 2001 dalam risetnya yang berjudul Learning

orientation, firm innovation capability, and firm performance.telah membuktikan

bahwa terdapat hubungan antara inovasi dan kinerja bisnis.

C. Hubungan Pembelajaran Organisasi dengan Kinerja Bisnis

Terkait hubungan antara pembelajaran organisasi, Therin (2002) dalam riset

mereka yang berjudul Organizational Learning and Innovation in High-Tech Small

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

Firms, telah menemukan keterkaitan antara pembelajaran organisasi dengan kinerja

bisnis. Mereka menyatakan bahwa pembelajaran organisasi mempengaruhi kinerja

bisnis secara langsung.

D. Hubungan Orientasi Pasar dengan Kemampuan Pemasaran

Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara variable orientasi pasar

dengan kemampuan pemasaran. Ngo dan O’Cast (2012) dalam penelitian yang

berjudul In Search of Innovation and Customer-related Performance Superiority: The

Role of Market Orientation, Marketing Capability, and Innovation Capability

Interactions menemukan hubungan antara kemampuan pemasaran dengan

orientasi pemasaran. Peneliti lainya, Morgan et al (2009) dalam sebuah penelitian

yang berjudul Market orientation, marketing capabilities, and firm performance juga

menemukan hubungan antara orientasi pasar dengan kemampuan pemasaran pada

sebuah penelitian pada lintas industri.

E. Hubungan Kemampuan Pemasaran dengan Kinerja Bisnis

Beberapa peneliti telah menemukan hubungan antara variable kepampuan

pemasaran dengan koinerja bisnis. Salah satunya adalah Chang, et al (2010).

Chang et al (2010) dalam penelitiannya yang berjudul How does CRM technology

transform into organizational performance? A mediating role of marketing capability,

telah menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara teknologi CRM dengan kinerja

bisnis yang dimediasi oleh variable kemampuan pemasaran pada konteks

perusahaan korea. Temuan lainnya adalah hasil penelitian Mohammed dan Rashid

(2012) yang berjudul Customer Relationship Management (CRM) in Hotel Industry:

A framework Proposal on the Relationship among CRM Dimensions, Marketing

Capabilities and Hotel Performance. Pada penelitian ini ditemukan hubungan antara

kemampuan pemasaran dengan kinerja perusahaan dalam industri perhotelan.

Diaconu (2011) dengan penelitian yang berjudul Considerations about the

Relationship between the Work Satisfaction – Marketing Capabilities and the

Performance in the Performing Services Organization juga menemukan hubungan

antara kemampuan pemasaran dan kinerja bisnis pertunjukkan.

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

F. Hubungan Nilai Pelanggan dengan kinerja bisnis

Tan (2007) menemukan hubungan antara nilai pelanggan dan kinerja bisnis

pada penelitian yang sources of competitive advantage for emerging fast growth

small-to medium enterprises: the role of business orientation, marketing capabilities,

customer value dan firm performance. Peneliti lainnya yang menemukan hubungan

antara nilai pelanggan dan kemampuan pemasaran adalah Slater dan Naver 1994)

dalam tulisan berjudul Market Orientation, Customer Value dan Superior

Performance menjelaskan hubungan antara orientasi pasar dan nilai pelangan

G. Variabel-Variabel Lainnya

Tabel berikut ini berisikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja bisnis;

NO VARIABEL PENELITI

1 Praktek Total Quality Management Hasan, et al (2012)

2 Implementasi Sistim ERP Elragal dan Al-Serafi (2011)

3 Lingkungan External Aziz dan Yasin (2010)

4 Strategi Bisnis Kock, et al (2002)

5 Branding Hafeez et al (2012)

6 Sumberdaya Perusahaan Hafeez et al (2012)

7 Kemampuan Manajemen Suci (2009)

8 Moral Awareness Campos, et al (2011)

9 Knowledge Transfer Alipour dan Karimi (2011)

5. Kesimpulan dan Saran5.1 Kesimpulan

Penelitian pustaka ini telah menjelaskan dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja

bisnis pada berbagai bentuk bisnis baik pada organisasi nirlaba, manufatur maupun

jasa. Dimensi-dimensi tersebut dikelompokkan pada 2 (dua) kategori; Finansial dan

Non Finansial. Dimensi yang tergolong pada Finansial adalah Gross Profit, Return on

assets (ROA) dan return on investment (ROI). Dimensi yang tergolong kepada Non

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

Financial adalah pangsa pasar, pertumbuhan penjualan, akses kepada pasar,

penciptaan lapangan kerja dan produktifitas. Customer maintenance rate, tingkat

kesuksesan produk baru, Kepuasan pelanggan, Efisiensi perusahaan.

Variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja bisnis adalah Orientasi

Kewirausahaan, Inovasi, Pembelajaran Organisasi, Orientasi Pasar, Kemampuan

Pemasaran, Nilai Pelanggan, Praktek Total Quality Management, Implementasi Sistim

ERP, Praktek Retensi Pelanggan, Lingkungan External, Strategi Bisnis, Branding,

Sumber Daya Perusahaan, Kemampuan Manajemen, Kesadaran Moral, Manajemen

Produk, Transfer Pengetahuan.

5.2 Saran

Para pelaku bisnis disarankan untuk mengunakan dimensi-dimensi yang dipaparkan

dalam artikel ini dalam mengukur kinerja bisnis perusahaan. Kinerja bisnis yang telah

diukur pada saat ini dapat dijadikan patokan untuk menetapkan sasaran pada periode

waktu mendatang.

Variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja bisnis dapat dijadikan referensi dalam

menyusun program perusahaan. Program perusahaan disesuaikan dengan sasaran

perusahaan. Kinerja bisnis diukur melalui sasaran yang telah ditetapkan melalui

implementasi program perusahaan. Disarankan pula penyusunan sasaran dan program

dirumuskan dari dimensi-dimensi kinerja bisnis dan faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja bisnis.

Daftar Pustaka

Daft, 2010, Era Baru Manajemen, Salemba Empat, Jakarta

David, 2010, Manajemen Strategis: Konsep, Salemba Empat; Jakarta

Robbins, SP., dan Coulter, M., 2009. Management. International Edition. New

Jersey: Pearson Education, inc.

Artikel Jurnal

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

Alipour dan Karimi , 2011, Mediation Role of Innovation and Knowledge

Transfer in the Relationship between Learning organization and Organizational

Performance. International Journal of Business and Social Science. Vol. 2 No. 19

[Special Issue - October 2011]

Aziz and Yassin, 2010, How Will Market Orientation and External Environment Influence

the Performance among SMEs in the Agro-Food Sector in Malaysia. International

Business Research Vol. 3, No. 3 P.154-164

Beracs dan Nagy, 2010, Effect of Business Environment on Market

Orientation and Performance in an Emerging Country, Marketing Journal, Vol

XXII (2010) br.2, str.243-254: University of Budapest and University of Pannonia

Budapest Hungary

Calantone, et al , 2001, Learning orientation, firm innovation capability, and

firm performance. Industrial Marketing Management 31 (2002) 515–

524

Campos, et al, 2011, The Impact of Moral Awareness on the Entrepreneurial

Orientation-Performance Relationship in New Technology Based Firms. Journal

of Technology Management and Innovation Volume 6, Issue 4 P.93 – 104

Chung et al, 2012, The Correlation between Business Strategy, Information

Technology, Organizational Culture, Implementation of CRM, and Business

Performance in a High Tech Industry, South African Journal of Industrial

Engineering, July 2012, Vol 23 (2): pp 1-15

Diaconu, 2011, Considerations about the Relationship between the

Work Satisfaction – Marketing Capabilities and the Performance in the

Performing Services Organizations. Journal of Knowledge Management,

Economics and Information Technology, Issue 5

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

Elragal dan Al-Serafi, 2011, The Effect of ERP System Implementation on Business

Performance: An Exploratory Case Study.IBIMA Publishing Communications of

the IBIMA Vol. 2011 (2011), Article ID 670212, 20 pages DOI:

10.5171/2011.670212

Fairoz , et al ,2010, Entrepreneurial Orientation and Business Performance of Small and

Medium Scale Enterprises of Hambantota District Sri Lanka, Asian Social

Science, Vol 6 No 3 March 2010.

Firoozfar, et al (2012) Relationship between Entrepreneurial Orientation, Firm

Resources, SME Branding and Firm’s Performance: Is Innovation the Missing

Link? American Journal of Industrial and Business Management, 2012, 2, 153-

159

Harfeez, et al (2012) Relationship between Entrepreneurial Orientation, Firm

Resources, SME Branding and Firm’s Performance: Is Innovation the

Missing Link? American Journal of Industrial and Business

Management, 2012, 2, 153-15

Hassan, et al, 2012, Impact of TQM Practices on Firm's Performance of Pakistan's

Manufacturing Organizations. International Journal of Academic Research in

Business and Social Sciences October 2012, Vol. 2, No. 10 ISSN: 2222-6990

p.232 - 259

Huang, et al, 2011, Revealing the effects of entrepreneurial orientation on

firm performance:a conceptual approach. Journal of Applied Sciences 11 (16)

ISSN 18125654

Kock et al, 2012, The Alignment Between Effective People Management,

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

Business Strategy, and Organisational Performance in The Bangking a nd

Insurance Sector, SA Journal of Industrial Psychology, 2002, 28(3), 83-9

Mohammed dan Rashid ,2012, Customer Relationship Management (CRM) in

Hotel Industry: A framework Proposal on the relationship among CRM

Dimensions, Marketing Capabilities and Hotel Performance. International Review

of Management and Marketing Vol. 2, No. 4, 2012, pp.220-230

Morgan et al ,2009, Market orientation, marketing capabilities, and firm

performance Strategic Management Journal Volume 30, Issue 8, pages 909–

920, August 2009

Slater dan Narver,1994, Market Orientation, Customer Value and Business

Performance, Business Horison, March-April 1994.

Ngo dan O’Cast, 2012, In Search of Innovation and Customer-related

Performance Superiority: The Role of Market Orientation, Marketing

Capability, and Innovation Capability Interactions. The Journal of

Product Innovation Management, 2012;29(5):861–877

Suci, Rahayu Puji,2009, Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan,

Kemampuan Manajemen. dan Strategi Bisnis (Studi pada Industri Kecil

Menengah Bordir di Jawa Timur.Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol 11

No 1 Maret 2009 Hlm: 46-58

Tan ,2007, Sources of Competitive Advantage for Emerging Fast Growth

Small-to- Medium Enterprises, the role of Business Orientation, Marketing

Capabilities, Customer Value, and Firm Performance. A thesis submitted in

fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy from the

Royal Melbourne Institute of Technology

Therin, 2003, Learning Organization and Innovation Performance in High-

Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305

Tech Small Firms, Papiers De Recherche Working Paper

Yang, 2008. The Relationships Among Leadership Styles, Entrepreneurial

Orientation,and Business Performance, Managing Global Transition Journal Vol

6 No 3 Fall 2008

Wulandari, 2009, Pengaruh lingkungan eksternal dan lingkungan internal

terhadap orientasi wirausaha dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan,

Jurnal Pengembangan Wiraswasta Volume 11 No 2 Agustus 2009