25
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR “Respons Tingkah laku Kelomang Terhadap Perubahan Habitat dan Suhu ” D I S U S U N Oleh : NAMA : Tiara. S. Wattimury NIM : 2011-63-049

Fisheries and marine science

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR“Respons Tingkah laku Kelomang Terhadap

Perubahan Habitat dan Suhu ”

D

I

S

U

S

U

N

Oleh :

NAMA : Tiara. S. Wattimury

NIM : 2011-63-049

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PATTIMURAAMBON

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa karena atas berkat dan tuntunannya sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini dengan baik. Laporan

Praktikum Fisiologi Hewan Air yang berjudul “Respons Tingkah

Laku Kelomang Terhadap Perubahan Habitat dan Suhu” bertujuan

untuk melihat dan menganalisis respons tingkah laku dari

Kelomang (hermit crab) pada pada setiap perubahan habitat dan

suhu yang terjadi.

Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Praktikum ini

masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu segala saran dan

kritik yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan Laporan Praktikum ini ke depan.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis ingin berterima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan

Laporan Praktikum ini. Akhir kata semoga Laporan Praktikum ini

dapat berguna bagi para pembaca.

Ambon, 9 Juni

2013

Penulis

Tiara. S.

Wattimury

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………... i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………… 1

1.2 Tujuan…………………………………………………………………………......... 1

1.3 Manfaat…………………………………………………………………………….. 1

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Umum …………………………………………………………….……. 2

2.2 Morfologi Kelomang………………………………………………......................... 3

2.3 Habitat……………………....................................................................................... 4

2.4 Suhu……………………………………………………………………………….. 4

BAB III : METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat………………………………………………………………… 5

3.2 Alat dan Bahan ………………………………………………………....................5

3.3 Prosedur Kerja…………………………………………………………………….. 6

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil……………………………………………………………………………….. 7

4.2 Pembahasan……………………………………………………………………….. 8

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………... 14

5.2 Saran………………………………………………………………………………. 14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisiologi sendiri berasal dari bahasa yunani “Physis” yaitu

alam dan “Logos” yaitu ilmu. Jadi Fisiologi adalah ilmu yang

mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk

hidup. Sedangkan Fisiologi Hewan Air adalah ilmu dimana kita

dapat mempelajari tentang apa yang dilakukan organisme air dan

bagaimana mereka melakukannya agar dapat hidup serta mengatasi

beragam tantangan sehingga dapat mempertahankan eksistensinya.

Umumnya ada 3 bagian Fisiologi yang dibahas di dalam mata

kuliah Fisiologi Hewan Air. Yaitu Fisiologi Ikan, Fisiologi

Hewan bentik dan Fisiologi Crustacea. Dalam Praktikum ini

Fisiologi Hewan Air yang dibahas adalah Fisiologi Crustacea

yaitu pada kelomang. Kelomang atau kumang atau disebut juga

kepiting hermit merupakan bagian dari infraordo anomura, yaitu

hewan yang memiliki bentuk tubuh bagian belakang (abdomen)

tidak simetris dan beragam. Mulai dari bentuk abdomen yang

memanjang menyerupai udang, sampai bentuk menyerupai kepiting.

Pada Praktikum ini, setiap mahasiswa/i perikanan dituntut

untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengamati respons

tingkah laku kelomang pada setiap perubahan yang terjadi, baik

perubahan habitat maupun suhu. Kegiatan mengamati merupakan

kunci pemahaman peristiwa-peristiwa yang dilihat dalam

praktikum, pengayaan pengalaman dan pemuasan ingin tahu.

1.2 Tujuan

1.2.1 Praktikan dapat mengenal jenis

kelomang dengan menganalisis morfologi yang dimiliki oleh

Kelomang

1.2.2 Praktikan dapat menganalisis respons

tingkah laku kelomang terhadap perubahan habitat dan

kualitas air.

1.3 Manfaat

1.3.1 Praktikan dapat lebih mengenal dan

mengidentifikasi kelomang melalui morfologi.

1.3.2 Praktikan dapat lebih mengenal

bagaimana respons tingkah laku kelomang terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi.

1.3.3 Praktikan dapat lebih jelas dalam

menerapkan dasar ilmu dan teori tentang adaptasi tingkah

laku kelomang di kehidupan nyata.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Umum

Perairan Indonesia terkenal dengan keanekaragaman biota yang

tinggi, salah satunya keanekaragaman kelomang. Kelomang atau

‘kumang’ atau hermit crab adalah jenis krustasea dan merupakan

hewan invertebrata yaitu hewan tanpa tulang belakang..

Sebagian besar dari spesies ini memiliki perut asimetris yang

bersembunyi dalam cangkang siput laut yang telah kosong yang

dibawa-bawa olehnya.

Sebagian besar spesies memiliki perut spiral melengkung yang

panjang dan lembut, tidak seperti kalsifikasi perut keras yang

terlihat pada krustasea terkait. Perut rentan dilindungi dari

predator oleh cangkang kerang kosong yang dibawa oleh kepiting

ini, di mana seluruh tubuh yang dapat ditarik kembali.

Paling sering kelomang menggunakan cangkang siput laut

(meskipun cangkang bivalvia dan scaphopods dan bahkan potongan

kayu berlubang dan batu yang digunakan oleh beberapa spesies).

Ujung perut kelomang disesuaikan dengan mencengkram kuat ke

columella dari cangkang siput.

Karena Kelomang harus bertumbuh, ia harus menemukan cangkang

lebih besar dan meninggalkan yang sebelumnya. Kebiasaan hidup

seperti ini menyebabkannya populer dikenal sebagai "kepiting

pertapa" sesuai analogi ke pertapa yang tinggal sendirian.

Beberapa spesies kelomang, baik darat dan laut, menggunakan

"rantai lowong" untuk menemukan cangkang baru: ketika cangkang

baru yang lebih besar telah tersedia, kelomang berkumpul di

sekitarnya dan membentuk semacam antrian dari terbesar ke

terkecil. Ketika kelomang terbesar pertama berpindah ke

cangkang baru, kelomang terbesar kedua pindah ke cangkang yang

baru dikosongkan, sehingga membuat cangkang sebelumnya

tersedia untuk kelomang ketiga, dan seterusnya. Kebanyakan

kelomang aktif di malam hari.

2.2 Morfologi Kelomang

Kelomang memiliki exoskeleton, kulit terluar yang memberikan

dukungan untuk tubuh mereka, tetapi tidak banyak memberikan

perlindungan dari predator. Kelomang sangat bervariasi dalam

warna, dari merah menjadi coklat ke ungu, dengan garis-garis,

titik, dan pola lainnya. Mereka memiliki sepuluh kaki

bersendi, dua kaki depan yang besar, cakar menggenggam

(disebut penjepit atau chelipeds) dan sepasangan kaki belakang

yang sangat kecil. Kelomang juga memiliki tubuh pipih, antena

sensorik, dua mata yang terletak di ujung batang, dan perut

yang lembut memutar dimana kelomang terus menyembunyikannya di

dalam cangkangnya.

Pada gambar 1 memperlihatkan morfologi dari kelomang jenis

Caenobita Clypeatus. Yaang terdiri dari Antennae, eyes (mata),

Chepalothorax (kepala dan dada yang menyatu), Gill area (area

insang), Abdomen, Uropod, Telson, Setae (bulu getar), dan

Eksoskleton (kerangka luar yang keras). Untuk lebih jelasnya

morfologi kelomang dapa dilihat pada gambar berikut :

(Gambar 1) Morfologi Kelomang pada spesies Caenobita Clypeatus

2.3 Habitat

Terkadang anak-anak kecil yang iseng menangkap ataupun

membeli kelomang mereka meletakannnya/dikurung ke dalam ember.

Tak jarang ada yang direndam. Memang, mereka bernapas dengan

insang. Akan tetapi jika direndam dalam air lebih dari satu

jam, kelomang bisa mati karena lemas. Sampai sekarang kelomang

belum bisa dibudidayakan diluar habitat asli mereka. walaupun

ada beberapa orang yang mengklaim bisa membudidayakan kelomang

sebenarnya tindakan mereka tak lebih dari memanen kelomang

dari habitat yang dilindunginya. makanya sangat tidak

dianjurkan mengambil kelomang yang masih terlalu kecil atau

kelomang yang siap bertelur dari habitat aslinya, sebagus

apapun kelomang itu. Kelomang menyukai habitat yang nyaman dan

bersih yaitu terdiri dari pasir yang kering dan lembut/halus,

dan memiliki tempat bersembunyi yang memadai. Air untuk

berendam, juga tidak perlu terlalu dalam, sebab kalau mereka

tenggelam mereka akan mati. Maklum mereka adalah land hermit

crab yang artinya kelomang darat. Di pesisir pantai biasanya

kelomang tinggal pada bongkahan-bongkahan karang di tepi

pantai dan bersembunyi pada lubang-lubang batu. Habitat

kelomang yang nyaman dan bersih dapat dilihat pada gambar

berikut.

(Gambar 2) Contoh habitat nyaman dan bersih yang disukai

kelomang yaitu terdiri dari pasir kering yang lembut/halus dan

terdapat bongkahan karang kecil di tengah pasir.

2.4 Suhu

Pada daerah laut tropis terdapat beberapa spesies kelomang

darat, meskipun begitu, mereka memiliki larva akuatik dan

karena itu memerlukan akses ke air untuk reproduksi. Kisaran

kualitas air (suhu di air laut) yang baik bagi kelomang adalah

26-30o C.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Air ini dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Jumat, 7 Juni 2013

Waktu : 10.00 WIT- 14.00 WIT

Tempat : Laboratorium Program Studi Manajemen

Sumberdaya Perairan

3.2 Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan Kegunaan

1 2 Wadah

alumunium

Wadah pengisian pasir dan kelomang yang

akan diamati

2 Thermometer Untuk mengukur suhu air

3 Cup ice cream Untuk diletakan di tengah substrat

4 Gelas ukur Untuk mengambil air

5 Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan

6 Tissue Untuk membersihkan air yang tumpah atau

pasir yang tumpah

7 Air laut Untuk dimasukan kedalam wadah

8 10 Kelomang Hewan identifikasi

9 Bongkahan es Untuk menurunkan suhu air

10 Pasir Sebagai substrat/habitat kelomang di dalam

wadah

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada Praktikum Fisiologi Hewan Air ini adalah

sebagai berikut :

A. Percobaan 1 (perlakuan habitat)

1. Siapkan 2 wadah alumunium dan diberi tanda (wadah I

dan wadah II).

2. Masukan pasir ke dalam masing-masing wadah.

3. Letakan kelomang ke dalam masing-masing wadah.

Masing-masing wadah, 5 kelomang.

4. Letakan juga Cup ice cream di tengah substrat pasir

di dalam masing-masing wadah.

5. Amati dan catatlah respons tingkah laku kelomang

pada masing-masing wadah.

6. Masukan Air laut ke dalam wadah I.

7. Amati kedua wadah selama 5 menit dan catatlah

respons tingkah laku kelomang yang terjadi pada masing-

masing wadah.

B. Percobaan 2 ( perlakuan suhu)

1. Turunkan suhu air perlahan-lahan dengan menambahkan

bongkahan es batu pada wadah I.

2. Ukur suhu air dengan menggunakan thermometer.

3. Amati kedua wadah selama 30 menit dan catatlah respons

tingkah laku kelomang yang terjadi pada masing-masing

wadah.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

A. Perlakuan Habitat

No Perlakuan Wadah I Wadah II1 Pasir dan

kelomang

dimasukan ke

dalam wadah

Kelomang berjalan

di sekeliling

pasir, ada juga yng

menggali pasir.

Kelomang berjalan-

jlan di sekeliling

pasir, ada juga

yang menggali

pasir.2 Cup ice cream

diletakan di

tengah wadah

Kelomang tidak

menghampiri cup ice

cream di tengah

wadah tetapi masih

tetap berjalan di

sekeliling pasir. 1

kelomang

bersembunyi di

dalam pasir.

Kelomang tidak

menghampiri cup ice

cream di tengah

wadah tetapi masih

tetap berjalan di

sekeliling pasir. 2

kelomang

bersembunyi di

dalam pasir.3 Air Laut Semua kelomang 2 kelomang

dimasukan ke

dalam wadah I

aktif bergerak

cepat, ada juga

yang berusaha masuk

ke dalam cup ice

cream.

bersembunyi di

dalam pasir, dan 3

lainnya berjalan-

jalan menyebar di

sekeliling pasir

B. Perlakuan Suhu

No Perlakuan Wadah I Wadah II1 Bongkahan es

batu ditambahkan

pada wadah 1

Kelomang bergerak

sangat cepat

menjauhi area

bongkahan es batu.

Hanya ada 1 yang

diam di area

bongkahan es batu.

Yang lainnya juga

lama kelamaan diam

dan tidak bergerak.

Kelima kelomang

tidak terlihat di

atas pasir.

4.2 Pembahasan

A. Perlakuan Habitat

Berdasarkan hasil praktikum pada langkah pertama, saat pasir

dan kelomang dimasukan ke dalam masing-masing wadah, kelomang

pada wadah I ada yang berjalan di sekeliling pasir, ada juga

yang menggali pasir untuk bersembunyi. Sedangkan kelomang pada

wadah II menunjukan respons tingkah laku yang sama dengan

kelomang pada wadah I. Ada yang berjalan-jalan di sekeliling

pasir dan ada juga yang menggali pasir untuk bersembunyi. Hal

ini menunjukan bahwa kelomang mulai berusaha untuk beradaptasi

dengan habitat yang baru dengan cara berjalan-jalan di

sekeliling pasir setelah lama diletakan di dalam botol seperti

yang terlihat pada gambar 3 dibawah ini.

(Gambar 3)

Respons tingkah laku kelomang pada wadah I dan Wadah II.

Wadah I (kanan) ,wadah II (kiri).

Langkah kedua, setelah cup ice cream diletakan di tengah

masing-masing wadah, ternyata tidak ada satupun kelomang pada

wadah I yang menunjukan respons tingkah lakunya dengan

berjalan menghampiri cup ice cream yang ada di tengah wadah I,

melainkan tetap berjalan di sekeliling pasir. 1 kelomang

terlihat bersembunyi di dalam pasir seperti terlihat pada

gambar 4 di bawah ini.

(Gambar 4)

Respons tingkah laku kelomang pada wadah I (atas), wadah II

(bawah).

Hal yang sama terjadi pada wadah II. Tidak ada kelomang

satupun juga yang berjalan menghampiri cup ice cream melainkan

tetap berjalan di sekeliling pasir. 2 kelomang terlihat

bersembunyi di dalam pasir. Hal ini menunjukan bahwa meskipun

cup ice cream diletakan di tengah wadah dan dijadikan sebagai

tempat persembunyian kelomang, kelomang pada wadah I dan wadah

II tetap tidak ada yang perduli dengan cup ice cream tersebut.

Mungkin karena setiap kelomang tau mana tempat perlindungan

yang aman yaitu dengan cara menggali pasir dan bukan

bersembunyi di dalam cup ice cream. Karena bagaimanapun juga

kelomang memiliki mata dan antene yang berfungsi sebagai

sensor untuk medeteksi mana tempat persembunyian yang baik dan

aman bagi mereka.

Langkah ketiga, setelah air laut dimasukan hanya ke dalam

wadah I, semua kelomang pada wadah I menjadi aktif dan

bergerak cepat dan menyebar ke pinggiran wadah (gambar 5 atas)

(Gambar 5)

Respons tingkah laku kelomang pada wadah I yang diberi

penambahan air laut.

Ada juga kelomang yang berusaha merapat mendekati cup ice

cream (gambar 5 bawah). Hal ini berarti bahwa kelomang mulai

menunjukan respons tingkah laku terhadap penambahan air laut

di dalam wadah. Kelomang pada wadah I bergerak dengan cepat

disebabkan karena mereka berusaha mencari tempat yang aman

agar tidak tenggelam di air laut. Salah satu kelomang pada

wadah I berusaha mendekati cup ice cream untuk bersembunyi

karena jika harus menggali pasir, pasir tersebut telah

dipenuhi air sehingga tidak ada jalan lain selain bersembunyi

di balik cup ice cream untuk berlindung dari air laut.

Sedangkan kelomang pada wadah II yang tidak diisi air laut,

terdapat 2 kelomang yang bersembunyi di dalam pasir dan 3

lainnya berjalan-jalan menyebar di sekeliling pasir. Hal

tersebut menunjukan respons tingkah laku seperti biasa mereka

lakukan di habitat mereka karena tidak terjadi penambahan air

laut pada wadah II.

(Gambar 6) Respons tingkah laku kelomang pada wadah II yang

tidak diberi penambahan air laut.

B. Perlakuan Suhu

Berdasarkan hasil praktikum, ketika bongkahan es batu

ditambahkan pada wadah I untuk menurunkan suhu air, kemudian

diamati selama 30 menit, ternyata kelomang pada wadah I

bergerak sangat cepat menjauhi area bongkahan es batu. Hanya

ada 3 yang berada di sekitar area bongkahan es batu.

(Gambar 7) Respons tingkah laku kelomang pada wadah I saat

penambahan bongkahan es batu untuk menurunkan suhu air.

. Tiga kelomang yang diam di area bongkahan es batu

disebabkan karena bongkahan es batu diletakan tepat di samping

kelomang tersebut. Sehingga kelomang tersebut memilih untuk

memasukan kepalanya di dalam cangkang dan tidak dapat bergerak

menjauhi area bongkahan es batu.

Kelmg 1

Kelmg 2 Klmg 3

(Gambar 8) Respons tingkah laku kelomang pada wadah I yang

diberi bongkahan es batu

Lama kelamaan kelomang yang lain juga diam dan tidak

bergerak. Hal ini disebabkan karena penurunan suhu menjadi 24oC

sehingga kelomang tersebut merasa kedinginan.

(Gambar 9) Respons tingkah laku kelomang pada wadah I yang

diberi bongkahan es batu

Sedangkan pada wadah II, tidak terlihat satupun kelomang

yang berjalan-jalan di atas pasir. Hal ini disebabkan karena

semua kelomang pada wadah II telah bersembunyi di dalam pasir

dengan cara menggali pasir tersebut. Dibuktikan dengan

terdapat beberapa lubang pada psir di dalam wadah II. Kelomang

pada wadah II merasa nyaman dengan habitat mereka yaitu pasir

yang kering karena itu mereka memilih untuk masuk ke dalam

pasir tersebut.

(Gambar 10) Respons tingkah laku kelomang pada wadah II yang

tidak diberi penambahan air laut dan tidak diberi penambahan

bongkahan es batu.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari praktikum yang

dilakukan, saya dapat menyimpulkan bahwa ternyata kelomang

“hermit crab” lebih menyukai habitat berupa pasir kering dan

lembut daripada habitat basah. Sedangkan kelomang sendiri

tidak tahan terhadap penurunan suhu yang drastis. Jika terjadi

penurunan suhu air, kelomang akan berkelompok dan menjauhkan

diri mereka dari area tersebut atau berusaha mencari tempat

berlindung di balik sesuatu. Ada pula yang memilih diam di

area bongkahan es batu, itupun mereka tidak bergerak. Semua

itu mereka lakukan untuk menyesuaikan kondisi air yang dingin

dengan kondisi tubuhnya.

5.2 Saran

Saran yang dapat saya sampaikan untuk praktikum selanjutnya

adalah semopga pada praktikum selanjutnya waktu yang diberikan

untuk praktikum lebih lama lagi agar memudahkan para praktikan

dalam menganalisis hasil pengamatan sehingga pencatatan

laporan praktikum tidak terburu-buru dan hasilnya akan lebih

baik.

DAFTAR PUSTAKA

Purbayanto, dkk. 2010. Fisiologi dan Tingkah Laku

Hoar&Randal. Fish Physiology. Vol 1-28

Sukamto, 1992. Fisiologi Hewan Air. UNRI Press. Pekanbaru,

Riau

http://reymhondzha.blogspot.com/2011/07/laporan-praktikum-

fisiologi-hewan-air_5447.html

http://animal.discovery.com/marine-life/hermit-crab-info.htm

http://blog.kanghari.com/2010/03/keanekaragaman-kelomang.html

http://zagokarawang.blogspot.com/2011/08/mengenal-kelomang-darat-land-hermit.html