Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PB DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
1DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
Email: distanbun[at]acehprov.go.id
HABA
TANIInformasi Pertanian Terbaru EDISI II/2021
03 Aceh Terus Siapkan Petani
MilenialMenghadapi tantangan pengembangan
sek tor pertanian ma sa depan yang ber basis teknologi, Pemerintah Aceh
me lalui Dinas Pertanian dan Perke bunan (Distanbun) Aceh juga terus melakukan
berbagai upaya.
Aceh Upgrade SDM Pertanian melalui Pelatihan Sejuta Petani dan PenyuluhPETANI dan penyuluh memiliki peran strategis dalam pembangunan pertanian di Indonesia tak terkecuali Aceh, terlebih dalam kondisi seka rang.
Budidaya Tanaman Daun Bawang ala
ModernBEBERAPA waktu lalu, daun bawang
sepertinya bukanlah jenis sayuran yang menarik minat petani untuk
menanamnya.
06 Aceh Ekspor
Arabika Gayo ke AS
Syahrial Efendi
Gepeuaman, Inovasi Aceh Jaga Kesuburan Sawah
10 14
2 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
3DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
Gepeuaman: Harapan dan Tantangan Pemerintah Aceh
HABATANI OPINI
HABATANI
PENGARAH: Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir. Cut Huzaimah, MPPENANGGUNG JAWAB: Kabid Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Perkebunan Distanbun Aceh, Mukhlis, SP, MAPEMIMPIN REDAKSI: Nurlisma, SP, MP DEWAN REDAKSI: Sabri, S.Hut, M.Si dan Junaidi, SPSEKRETARIAT: Suryadi, S.PtREPORTER/LAYOUTER/ILUSTRATOR: Tim Serambi IndonesiaEMAIL: [email protected], [email protected]
Salam Redaksi
Nurlisma, SP, MPPemimpin Redaksi
Menurut catatan, program
intensifikasi padi nasional
di mulai tahun 1958 yang di
awali dengan program Sentra
sampai lahirnya program intensifikasi khu
sus pada tahun 1979. Dalam rentang wak
tu tersebut telah menghantarkan Indo
nesia berhasil meraih swasembada be ras
pada tahun 1984. Selanjutnya pada ta hun
1987 diperkenalkan program supra insus
yang tidak lain merupakan hasil pengem
bangan dari program intensivikasi khusus.
Mulai tahun 1990 produksi padi pada ting
kat usahatani masyarakat mengalami stag
nan sehingga berimplikasi pada pening
katan impor beras. Fenomena tersebut kini
terjadi di tanah Serambi Mekkah, bah wa
produktivitas lahan sawah telah memper
lihat kan trend penurunan dan hanya mampu
mencapai ratarata 5,6 ton/ha (Tabloid Sinar
Tani.Com, 19/9/2021). Sedangkan pada
ting kat nasional, produksi padi petani turun
dari ratarata sekitar 56 ton/ha menjadi
33,5 ton/ha (Bisnis.Com, 02/04/2020).
Intensifikasi pertanian tergolong dalam
pertanian modern atau semi modern yang
pada satu sisi dipandang sebagai solusi ter
hadap masalah ketersediaan pangan, na mun
disisi lain malah menjadi ancaman ter hadap
sumberdaya alam (degradasi kualitas lahan).
Statistik di atas dapat men jadi bukti empiris
bahwa revolusi hijau dengan terobosan
berbagai teknologi produksi dan dukungan
regulasi, Indonesia ber hasil mencapai
swasembada beras yang ter golong fenomenal
namun telah ter bukti tidak berkelanjutan.
Intensifikasi pertanian ibarat curahan kasih
sayang yang salah dalam pengelolaan lahan
sawah, mem perlakukannya secara paksa
hingga melebihi ambang batas toleransi daya
du kung, akibatnya kini lahan sawah di Aceh se
dang mengalami sakit berat.
Salah satu ciri pertanian modern adalah
penggunaan varietas unggul, sifat unggul
(genetik) sesungguhnya akan muncul se
cara maksimal jika didukung oleh kondisi
lingkungan yang optimal. Untuk memenuhi
prinsip ini maka penggunaan varietas
unggul wajib diberikan pupuk dalam jumlah
yang cukup. Dalam prakteknya pemupukan
diberikan setiap musim tanam dengan jenis
pupuk dan dosis sesuai anjuran yang telah
ditentukan. Perilaku dan sifat pupuk dalam
tanah tidak sama, perilaku hara N yang
bersumber dari Urea, atau ZA sudah
dikenal sangat mobil dan kemungkinan
dalam periode satu kali musim tanam
habis dalam tanah sawah. Sedangkan
hara Phosfat dari TSP/SP36 dan KCl
tergolong kurang mobil sehingga terjadi
deposit dalam tanah. Akibatnya terjadi
ketidak seimbangan hara dalam tanah
untuk mendukung pertumbuhan dan
produksi padi sawah.
Rekomendasi pemupukan biasanya
dalam satuan kg pupuk per hektare (Ha),
sedangkan kebiasaan petani berpatokan
pada ukuran tradisional. Sedangkan lu as
lahan sawah kebanyakan petani ti daklah
pas 1 Ha, sehingga berpotensi terjadinya
over dosis pupuk akibat keter batasan
pengetahuan konversi luas lahan dan
pupuk. Selain itu pupuk yang tersedia
terdiri atas pupuk tunggal dan pupuk
majmuk, sudah pasti perhitungan kebu
tuhannya berbeda karena harus dukem
balikan kepada persentase kon sen trasi
hara yang terkandung dalam pupuk.
Penggunaan insktisida/pestisida ki
mia secara kontinyu dan tidak prose
dural dalam pemberantasan organisme
pengganggu berpotensi meningkatkan
degradasi lahan sawah. Pada saat apli
kasinya bukan hanya organisme target
saja yang mengalami kematian, tetapi
organisme non target juga akan binasa.
Populasi dan aktivitas mikroorganisme
tanah akan terganggu akibat penggunaan
pestisida kimia, pada hal ada beberapa
kelompok mikroorganisme tanah yang
ber peran dalam peningkatan kulitas la
han sawah diantaranya bakteri fiksasi
N yang hidup bebas atau bersimbiosis
dengan tanaman inang. Selain itu bebe
rapa kelompok organisme yang berperan
sebagai predator juga akan musnah,
terjadinya resistensi terhadap pestisida
dan insektida tertentu sehingga memicu
meledaknya populasi.
Pengelolaan seperti di atas sudah
ber langsung sekian lama sehingga kon
disi lahan sawah di Aceh saat ini dalam
situasi sekarat. Terkait paradigma ini,
Pemerintah Aceh melalui Dinas Per
tanian dan Perkebunan telah melun
curkan Program Gepeuaman (Gerakan
Produktivitas Lahan Sawah Pra Tanam)
sebagai salah satu upaya peningkatan
produktivitas lahan sawah. Gerakan ini
menjadi harapan dan sekaligus tanta
ngan dalam mewujudkan ketahanan
dan kedaulatan pangan di Aceh.
Menurut hemat penulis, program
dan kegiatan yang mulai diperkenalkan
pada tahun ini termasuk dalam ba
gian komitmen global (Sustainable
Development Goals, SDGs) dan nasional
da lam upaya mensejahterakan rak yat.
Sekurangkurangnya terdapat em pat
dari 17 tujuan Pembangunan Ber ke
lanjutan (TPB) atau Sustainable Deve
lopment Goals (SDGs)dalamGepeuaman
yaitu; Tanpa Kemiskinan; Tanpa Kela
paran; Kehidupan Sehat dan Sejah tera,
serta Penanganan Perubahan Iklim.
Program di atas pada hakikatnya
ber prinsip pada budidaya pertanian
berkelanjutan yang merupakan bagian dari
pembangunan berkelanjutan yang telah
disetujui sebagai politik pembangunan
nasional oleh semua negara di dunia.
Gerakan peningkatan produktivitas la
han sawah pra tanam merupakan tek
nik atau metode pengelolaan lahan
sawah sebelum penanaman. Teknik dan
metoda dimaksud setidaktidaknya harus
memenuhi empat kriteria utama yaitu:
teknologi tersebut adalah mudah dan
praktis dalam aplikasinya di lapangan;
dapat menekan biaya produksi pertanian;
dapat meningkatkan produktivitas tana
man; serta mencegah degradasi lahan dan
lingkungan dalam jangka panjang.
Program Gepeuaman sebaiknya
men jadi tujuan bersama antara elemen
masya rakat di Provinsi Aceh, dengan demi
kian akan timbul kekuatan yang da pat
mendorong Gepeuaman mencapai harapan
trend produktivitas padi di Aceh kembali
meningkat dan berkelanjutan. Peme rintah
Aceh melalui kekuatan politik nya, petani dan
masyarakat melalui kekuatan sosial serta
pengusaha melalui kekuatan ekonominya,
besar harapan Gepeuaman akan mampu
merubah tan tangan dan menjadikannya
sebagai peluang untuk mencapai empat
dari 17 tujuan TPB atau SDGs di Aceh.
Wallahutala a’lam (*)
Oleh: Dr. Ir. Muyassir, M.P
Staf Pengajar Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah KualaP
enurunan produktivitas lahan pertanian
disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya
pengelolaan lahan sawah yang kurang tepat
guna. Kondisi itu antara lain disebabkan oleh
penggunaan pupuk kimia secara terus menerus tanpa
diimbangi pemberian pupuk organik sesuai dengan
kebutuhan. Akibatnya, lahan sawah semakin masam dan
mempengaruhi keseimbangan hara tanah.
Penggunaan pestisida buatan pabrik juga akan
menyebabkan pencemaran tanah dan air sehingga akan
terganggu aktivitas mikroorganisme tanah. Untuk itu, perlu
dilakukan usaha peningkatan kandungan hara tanah sawah
dengan cara mudah dan murah yaitu dengan mengembalikan
sisa panen ke dalam tanah berupa jerami dan pengunaan
pupuk hayati sebagai dekomposer untuk mengdekomposisi
bahan organik, sehingga akan menambah sumber hara bagi
pertumbuhan tanaman padi sebagai pupuk organik.
Berdasarkan fenomena tersebut di atas, Pemerintah
Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun)
Aceh, Selasa (14/9/2021), meluncurkan Gerakan Peningkatan
Produktivitas Lahan Sawah Pra Tanam (Gepeuaman) di
Gampong Jumphoih Adan, Kecamatan Mutiara Timur,
Kabupaten Pidie. Gerakan itu merupakan inovasi yang dilakukan
dinas tersebut untuk mengembalikan kesuburan lahan sawah
menggunakan pupuk organik serta bebas dari pencemaran
atau kerusakan sawah akibat penggunaan pupuk kimia dan
pembasmi hama secara terus menerus.
“Gerakan ini (Gepeuaman) kita lakukan untuk mengem
balikan kesuburan sawah menggunakan pupuk organik,
serta mencegah kerusakan lahan akibat penggunaan pupuk
kimia dan pembasmi hama secara terus menerus,” ungkap
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, di selasela kegiatan
tersebut. Menurut Cut Huzaimah, program itu dilaksanakan
pihaknya karena selama ini petani masih jarangbahkan
nyaris tak adapetani yang memberikan pupuk organik ke
lahan sawahnya.
Dampaknya, tingkat kesuburan lahan menjadi rendah dan
hal ini secara otomatis akan mengakibatkan pertumbuhan
tanaman menjadi lamban atau terhambat. Jika itu terjadi,
maka produktivitas tanaman padi akan rendah dan bulir padi
yang dihasilkan juga kurang berkualitas. Karena itu, kita harus
mengajak petani di Aceh untuk mau melaksanakan program
Gepeuaman yang diluncurkan Distanbun Aceh tersebut.
Semua pihak juga harus mendukung pengolahan sawah
menggunakan bahan organik. Sebab, selain menaikkan
tingkat kesuburan lahan, pertanian organik seperti yang
dilaksanakan oleh Distanbun Aceh juga bisa menghemat
biaya produksi sebesar 3040 persen dan meningkatkan
produksi padi.
Melalui gerakan ini, petani juga diharapkan mau mengubah
perilakunya untuk membiasakan diri memanfaatkan sumber
daya bahan organik lokal seperti jerami diolah menjadi pupuk
organik. Sebab, bila petani sudah berhasil menerapkan konsep
Gepeuaman untuk budidaya padi sawah dan komoditas lain,
berarti petani di Aceh sudah menjalankan konsep pertanian
berkelanjutan dengan memanfaatkan bahan organik lokal. (*)
Semua Pihak Harus Dukung Pertanian Organik
2 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
3DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI KARTUN
Menghadapi tantangan
pengembangan sek
tor pertanian ma sa
depan yang ber basis
teknologi, Pemerintah Aceh me
lalui Dinas Pertanian dan Perke
bunan (Distanbun) Aceh juga terus
melakukan berbagai upaya. Salah
satunya, menyiapkan petani milenial
karena mereka lebih melek teknologi.
Sehingga jika ada kegiatan sektor
pertanian yang menggunakan tek
nologi, kaum milenial akan le bih cepat
paham dan bisa mengimple men ta
Aceh Terus Siapkan Petani Milenial
Yang 60 orang itu belum pada tahap pembinaan,
tapi baru direkrut beberapa waktu terakhir. Perekrutan
ini akan terus berlanjut, kita utamakan yang punya UKM
dari hulu hingga ke hilir.”
MUKHLIS, SP, MAKabid Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian Perkebunan Distanbun Aceh
“
sikan di lapangan.
Kepala Bidang (Kabid) Penyuluhan
dan Pengembangan SDM Pertanian
Perkebunan Distanbun Aceh, Mukhlis
SP MA, menyebutkan, untuk tahap
awal pihaknya menargetkan dapat
men cetak 200 petani milenial. Tapi,
yang sudah ada saat ini sebanyak 60
orang. Karena itu, sambung Mukhlis,
pihaknya akan terus berupaya agar
target tersebut bisa tercapai.
“Yang 60 orang itu belum pada
tahap pembinaan, ta pi baru direkrut
bebe rapa waktu ter akhir. Perekrutan
ini akan terus ber
lanjut, kita uta
makan yang punya
UKM (usaha kecil
menengahred) dari
hulu hingga ke hilir,”
jelasnya.
Mukhlis me ng
ung kap kan, pro
gram pembentu
kan petani mile nial
dila kukan pihak nya
sejalan de ngan pro
gram Kemen te
rian Pertanian (Ke
mentan) RI yang
me nargetkan 2,5 ju ta
petani milenial pa
da tahun 2024 men
datang.
Sebenarnya, kata Mukhlis, Aceh
sudah jauhjauh hari mencanangkan
program pembentukan petani mile
nial. Pada akhir 2019, sebutnya, Peme
rintah Aceh melalui Distanbun Aceh
sudah merekrut 20 petani milenial dari
beberapa kabupaten/kota, yang ke
mudian dibina dan dikirim ke Thailand
un tuk menjalani magang.
Pada 2020, tambah Mukhlis,
Gubernur Aceh Ir H Nova Iriansyah
MT juga memiliki program membuat
klaster dengan cara membuka la han
seluas 20 hektare (Ha) bagi pe tani
milenial tersebut untuk mengem
bangkan komoditas kelapa pandan
wangi, yang merupakan fokus saat
mereka belajar di Thailand.
“Saat klaster baru setengah
jalan, muncul pandemi Covid19.
Se hingga anggaran di bidang kita
dipangkas untuk sektor kema
nusiaan. Akibatnya, program ter
sebut dihen tikan sementara waktu
dan akan dilan jutkan kem bali jika
kondisi sudah normal kembali,”
katanya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, 20
petani milenial itu sudah terbentuk,
sudah eksis, dan sering diikutsertakan
dalam pelatihanpelatihan. “Jadi, ki
ta harapkan mereka bisa menjadi
peng gerak untuk mengajak kalangan
mile nial yang lain agar mau menjadi
petani,” harap Mukhlis.
Ia menilai, petani milenial memang
sudah seharusnya dipersiapkan da
lam menghadapi tantangan per kem
bangan sektor pertanian ke de pan.
Dari 33 juta petani di seluruh Indo
nesia, hanya 25 persen yang milenial,
selebihnya sudah berusia tua.
“Petani milenial ini berusia 19
hingga 39 tahun dan bisa teknologi
seperti jualan tidak perlu lagi harus ke
pasar, bisa secara online. Kemudian,
full mekanisasi, sehingga jadi pe tani
itu tidak jorok, mudah, dan menye
nangkan,” pungkasnya.
Seperti diketahui, menyiapkan
petani milenial merupakan salah sa
tu program unggulan Kementerian
Pertanian (Kementan) RI dalam
mewu judkan sumber daya manusia
(SDM) pertanian yang unggul,
mandiri, dan modern. Kehadiran
petani milenial diharapkan menjadi
energi baru yang sangat positif di
dunia pertanian Indonesia. Karena
itu, generasi muda perlu diedukasi
dan dimotivasi untuk mencintai
pertanian sedini mungkin. (*)
4 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
5DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI KEBIJAKAN
Dalam tiga tahun terakhir
(20182020), jumlah dana pe
remajaan sawit rakyat (PSR) un
tuk lahan seluas 29.299,9 hektare
(Ha) di Aceh yang sudah ditransfer
Dirjen Perkebunan (Dirjenbun)
Kementerian Pertanian (Kemen
tan) melalui bank penyalur men
capai Rp 793 miliar. Program ter
sebut terus berlanjut dan pada
Dengan pemberian dana PSR, diharapkan
areal tanaman kelapa sawit rakyat
yang produktif terus bertambah.”
Ir. CUT HUZAIMAH, MPKadistanbun Aceh
Daerah Diminta Data dan Usul Penerima PSRtahun ini Aceh mendapat dana se
kitar Rp 615 miliar untuk lahan se
luas 20.500 Ha.
“Kuota tersebut sudah kami bagi
untuk sembilan kabupaten/kota
sen tra pengembangan kelapa sawit
rakyat,” ujar Kepala Dinas Pertanian
dan Perkebunan (Kadistanbun)
Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, beberapa
wak tu lalu. Kesembilan daerah itu,
sebutnya, meliputi Aceh Tamiang
(3.000 Ha), Aceh Timur (1.000 Ha),
Aceh Utara (2.500 Ha), Aceh Jaya
(2.000 Ha), Aceh Barat (2.500 Ha),
Nagan Raya (4.000 Ha), Aceh Singkil
(2.000 Ha), Subulussalam (2.500
Ha), dan Aceh Selatan (1.000 Ha).
Dana PSR yang berasal dari
pe ngenakan pajak ekspor minyak
cru de palm oil (CPO) ini, menurut
Cut Huzaimah, dialokasikan un
tuk membantu petani guna mere
ma jakan kembali tanaman kelapa
sawitnya yang sudah tua dan
tidak produktif lagi. “Dengan
pemberian dana PSR, diharapkan
areal tanaman kelapa sawit rakyat
yang produktif terus bertambah.
Sehingga produksi CPO tetap tinggi
dan Indonesia bisa menguasai
pasaran ekspor CPO dunia,” ungkap
Kadistanbun Aceh.
Cut Huzaimah menyampaikan,
da na PSR sebesar Rp 30 juta Ha
disa lurkan gratis. Dana PSR ini,
sambungnya, diusul oleh daerah yang
mendapat kuota pengembangan
peremajaan sawit rakyat. “Daerah
daerah tersebut mencari koperasi dan
kelompok tani yang memiliki kebun
kelapa sawit namun sudah tua atau
berumur di atas 25 tahun atau tidak
produktif lagi,” jelasnya.
Usulan itu, kata Cut Huzai
man, dilakukan oleh dinas per
kebunan setempat, setelah ter
lebih dulu melakukan pendataan
lahan, petani, serta lembaga yang
akan menerima dana tersebut.
Dinas perkebunan kabupaten/
kota kemudian mengirimkan
doku men usulan dana PSR ke
Distan bun Aceh.
“Distanbun Aceh akan mem
verifikasi administrasi kebenaran
dokumen, kemudian mem beri surat
pengantar atau reko men dasi untuk
meneruskan usu lan pencairan dana
PSR ke pada Dirjenbun Kementan,”
kata Cut Huzaimah.
Setelah usulan itu dipelajari
Dirjenbun dan dinilai layak
untuk dibantu, maka Dirjenbun
akan meneruskannya ke Badan
Pengelola Dana Perkebunan Ke
lapa Sawit (BPDPKS), selaku ba
dan penyalur dana PSR itu ke
bank penyalur di daerah.
Karena itu, Kadistanbun Aceh
mengimbau daerah yang su
dah mendapat kuota program
peremajaan kelapa sawit rakyat
tahun ini agar segera mendata dan
pengusulan PSR ke provinsi. (*)
Distanbun Aceh Nilai Usaha Perkebunan
Pemerintah Aceh melalui
Dinas Pertanian dan Per
kebunan (Distanbun) Aceh
rutin melaksanakan Pe ni
laian Usaha Perkebunan (PUP) tiga
tahun sekali. Tahun ini, Distanbun
Aceh meng gunakan APBA Tahun
Anggaran 2021 melakukan penilaian
177 per usahaan perkebunan yang
ada di seluruh Aceh.
“Penilaian usaha perkebunan
ini kita lakukan melalui evaluasi
kinerja dan pembinaan terhadap
perusahaan perkebunan yang sudah
memiliki izin usaha per kebunan
yang meliputi SPUP, IUPB, IUPP,
dan IUP,” ujar Kabid Pe ngolahan dan
Pemasaran Per kebunan (P2Bun)
Distanbun Aceh, Cut Regina SP MM,
kepada Haba Tani, pekan lalu.
Selain untuk mengevaluasi izin
usaha perkebunan, menurut Cut
Regina, penilaian itu juga bertujuan
untuk mengetahui kepatuhan usaha
perkebunan terhadap peraturan
dan ketentuan yang berlaku serta
men dorong usaha perkebunan un
tuk memenuhi baku teknis usaha
per kebunan dalam memaksimalkan
kinerja usaha perkebunan dan men
dorong perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya sesuai dengan Per
aturan Menteri Pertanian Nomor
98 Tahun 2013 tentang Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan.
“Penilaian Usaha Perkebunan
juga penting bagi penyusunan pro
gram dan kebijakan pembinaan usaha
perkebunan,” ungkap Cut Re gina
didampingi Kasi Bimbingan Usaha
Perkebunan, Aswansyah Putra SHut
MSi.Lebih lanjut, Cut Regina menje
laskan, penilaian usaha perkebunan
dilakukan melalui pendekatan sis
tem dan usaha agribisnis dengan
me madukan keterkaitan berbagai
subsistem dimulai dari penyediaan
sarana produksi, produksi pengo
lahan dan pemasaran hasil, serta
jasa penunjang lainnya.
Penilaian Usaha Perkebunan,
sam bung Cut Regina, dilakukan oleh
tim yang ditunjuk dan ditetap kan
dengan Surat Keputusan Guber nur
Aceh. Di masa pandemi Covid19 saat
ini, Distanbun Aceh dengan anggaran
yang sangat terbatas terus berupaya
untuk melakukan penilaian usaha
perkebunan dengan sebaikbaiknya.
“Sampai dengan September 2021,
sudah 63 perusahaan perkebunan
yang kita nilai. Sedangkan sisanya
terus kita upayakan agar selesai
pada akhir tahun nanti,” ucap Regina
seraya berharap target tersebut bisa
tercapai.
Bagi perusahaan yang belum
terakomodir untuk dinilai melalui APBA
2021, menurut Cut Regina, perusahaan
tersebut dapat melaksanakan secara
mandiri bila diperlukan sewaktu
waktu dan tetap berkoordinasi dengan
Distanbun Aceh. Kegiatan ini, tambah
Cut Regina, semakin dirasakan pen
tingnya terhadap berbagai tun
tutan pengembangan kelapa sa wit
berkelanjutan sesuai dengan permin
taan pasar internasional. Sehingga
diharapkan dapat memenuhi target
kebijakan pemerintah yang bertujuan
untuk meningkatkan daya saing
minyak sawit mentah (Crude Palm
Oil/CPO) Indonesia khususnya Aceh
di pasar internasional sesuai dengan
standar permintaan pasar global. (*)
Sampai dengan September 2021, sudah 63
perusahaan perkebunan yang kita nilai. Sedangkan
sisanya terus kita upayakan agar selesai pada
akhir tahun nanti.”
CUT REGINA, SP, MMKabid P2Bun Distanbun Aceh
Tim Penilaian Usaha Perkebunan foto bersama di kompleks PT Delima Makmur, Aceh Singkil.
Dok Koperasi Aceh Berkat
Alat berat membersihkan lahan untuk PSR di Gampong Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.
“
“
4 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
5DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI EDUKASI
Ikatan Guru Indonesia (IGI) Aceh, Drs
Imran Lahore, saat berkunjung ke
sekolah tersebut beberapa waktu
lalu.
Hal itu, sebut Imran, didasarkan
pada sejumlah prestasi yang
sudah diraih oleh SMKPP yang
dikepalai oleh Muhammad SP MP. Di
antaranya, masuk dalam 30 Inovator
Literasi Nasional Tahun 2020, dua
kali menjadi juara pertama moda
literasi bergerak tahun 2019 dan
2020, serta masuk dalam enam
besar lomba tokoh buku vokasi yang
diselenggarakan Dinas Pendidikan
Aceh pada tahun 2021.
“SMKPP yang berdiri tahun 1991
ini juga sudah menerbitkan beberapa
buku, di antaranya Kepsek Now di
Era Milineal dan BACA, serta ebook
bahan pembelajaran siswa dan buku
pengangan guru hasil kerja sama
dengan Banpelis, Banpelip, GMB, dan
tiga unit kerja Dinas Pertanian dan
Perkebunan (Distanbun) Aceh lain juga
meraih penghargaan serupa. Ketiga
unit kerja tersebut adalah SMKPP
Negeri Saree (Aceh Besar), UPTD Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan (BPSBTPHP) Aceh untuk
kategori UKPP berprestasi utama,
serta SMKPP Bireuen untuk kategori
UKPP berprestasi madya.
“Alhamdulillah, kami sangat
bersyukur tahun ini bisa meraih
kembali penghargaan Adi Bakti Tani
kategori Berprestasi Utama dari
Kementan RI. Prestasi ini tak lepas
kerja keras manajemen dan semua
warga sekolah, serta bantuan dan
dukungan penuh dari Distanbun
Aceh, Biro Organisasi Setda Aceh,
dan seluruh stakeholder lainnya,”
ungkap Kepala SMKPP Negeri
Kutacane, Muhammad SP MP, kepada
Haba Tani, pekan lalu.
Muhammad menjelaskan, peni
laian yang dilakukan oleh Kementan
untuk penerima penghargaan itu an
tara lain terkait pelayanan publik,
inovasi, kerja sama dengan berbagai
pihak,serta peningkatan pelayanan
terhadap pembangunan pertanian
yang berkelanjutan. “Selain itu juga di
nilai dokumen kerja, presentasi secara
daring, serta pengiriman dokumen
berkas dan video ke Biro Organisasi
Kementerian Pertanian RI sejak awal
Juli lalu,” rinci pria yang akrab disapa
SMK-PP Kutacane Kembali Raih Penghargaan
Adi Bakti Tani Prestasi ini tak lepas kerja keras manajemen
dan semua warga sekolah, serta bantuan dan dukungan penuh
dari Distanbun Aceh, Biro Organisasi Setda Aceh,
dan seluruh stakeholder lainnya.”
MUHAMMAD, SP, MPKepala SMKPP
Negeri Kutacane
Jadi Model Sekolah PaperlessNyalanesia,” jelas Imran.
Dalam kunjungan itu, Ketua IGI
Aceh dan rombongan juga melihat
langsung aktivitas siswa SMKPP
Negeri Kutacane. Dimana, kata
Imran, ujian semester di sekolah itu
sudah menggunakan sistem online,
absensi siswa dengan finger print,
belajar sudah banyak mengunakan
multimedia, classroom, minim
penggunakan kertas, serta buku
bacaan dan majalah dinding tersedia
di sudut baca setiap ruang kelas.
“Ini benarbenar sekolah lite
rasi,” kata Imran di hadapan guru
dan siswa literasi yang sedang ber
kumpuluntukbriefinglombaliterasi
tingkat sekolah tersebut.
Imran juga mengapresiasi ino
vasi yang dilakukan Kepala SMKPP
Negeri Kutacane, Muhammad SP
MP, serta gurugurunya yang masih
muda, kreatif, dan inovatif, sehingga
bisa selalu membangkitkan se
mangat siswa untuk berliterasi.
SMKPP Negeri Kutacane
juga pernah menjadi juara literasi
SMK tingkat Provinsi Aceh pada
tahun 2018 dan 2019. “Ini perlu
ditingkatkan dan dikembangkan,
teruslah membaca dan menulis,
buat karya tulis, serta mulailah
menulis buku dari sekarang,”
harap Imran yang juga Kepala SMA
Negeri 8 Banda Aceh, ini.
Imran juga menyarakan agar
sekolah tersebut dapat me
ngembangkan literasi digital
dalam rangka menghadapi era
industri 4.0 yang serba terdi
gitalisasi. Lagi pula, sambungnya,
pengunaan kertas di sekolah ini
mulai berkurang. Sehingga bisa
menjadi contoh go green school
untuk sekolahsekolah lain di
Aceh. (*)
“
PRESTASI mentereng kem
bali ditoreh Sekolah Me
ne ngah Kejuruan Pemba
ngunan Pertanian (SMKPP)
Negeri Kutacane, Aceh Tenggara, pada
level nasional. Kali ini, sekolah yang
‘dinakhodai’ oleh Muhammad SP MP,
tersebut meraih penghargaan dari
Kementerian Pertanian (Kementan) RI
yaitu Adi Bakti Tani Tahun 2021 untuk
kategori Unit Kerja Pelayanan Publik
(UKPP) Berprestasi Utama.
Bagi SMKPP Negeri Kutacane,
ini adalah kali kedua memperoleh
penghargaan tersebut setelah sebe
lum nya pada tahun 2019. Piala,
sertifikat, dan plakat Adi Bakti Tani
untuk sekolah itu diserahkan oleh
Menteri Pertanian (Mentan) RI, Dr H
Syahrul Yasin Limpo SH MSi MH, pada
peringatan HUT Ke76 RI di Kantor
Kementan RI, kawasan Ragunan,
Jakarta, Selasa (17/8/2021).
Selain SMKPP Negeri Kutacane,
Pak MT Is, ini.
Karena masih dalam suasana pan
demi Covid19, sambung Muhammad,
hadiah, sertifikat, dan piala kepada
SMKPP Negeri Kutacane dan untuk
juara pada berbagai kategori lainnya
diterima secara simbolis oleh bebe
rapa Unit Kerja Pelayanan Publik
(UKPP) Kementan RI.
Kepala Dinas Pertanian dan
Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir
Cut Huzaimah MP, mengapresiasi
keempat unit kerja di bawah dinas
tersebut yang meraih penghargaan
dari Kementerian Pertanian RI pada
tahun ini. “Ini penghargaan kedua
kali sejak tahun 2019 bagi SMKPP
Negeri Kutacane dan tahun pertama
bagi BPSBTP meraih penghargaan
bergengsi ini,” ungkap Cut Huzaimah
seraya mengucapkan syukur atas
torehan tersebut.
Seperti diketahui, SMKPP Negeri
Kutacane mewakili Distanbun Aceh ke
ajang Abdi Bakti Tani Kementan Tahun
2021. Kegiatan itu diikuti oleh 40 UKKP
Kementan dari seluruh Indonesia.
Rangkaian seleksi yang dilaksanakan
oleh Biro Organisasi Kementan dimulai
dengan presentasi secara daring
pada 56 Juli 2021. Kemudian, bahan
presentasi dan testimoni, serta hasil
penilaian tim Kementan diupload
bersama berkas/dokumen dan video
pelayanan publik. Terakhir, dilakukan
verifikasilapangan.
SMKPP Negeri Kutacane kali ini
menampilkan inovasi pembelajaran
secara learning management sys
tem, classroom, kewirausahaan,
ke las industri, pengembangan ba
dan layanan usaha daerah (BLUD),
Agrotechno Park, PWMP mart, pe
masaran produk online, dan kerja
sama dengan sejumlah pihak. Di
samping itu, soal keterbukaan infor
masi publik melalui media massa
baik cetak maupun elektronik, serta
media sosial (medsos). (*)
Sekolah Menengah Kejuruan
Pembangunan Pertanian (SMK
PP) Negeri Kutacane, Aceh
Tenggara, bisa menjadi model
sekolah paperless (tanpa kertas).
Penilaian itu disampaikan Ketua
Penghargaan untuk empat unit kerja Distanbun Aceh.
Kegiatan Siswa SMK-PP Negeri Kutacane, Aceh Tenggara.
6 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
7DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI INSPIRASI
Pemerintah Aceh melalui
Dinas Pertanian dan Perkebunan
(Distanbun) Aceh beberapa wak
tu lalu meluncurkan Gera kan
Masyarakat (Germas) Pe mang
kasan Tanaman Kopi di Kam
pung Tebes Lues, Kecamatan
Bies, Aceh Tengah. Kegiatan itu
dihadiri Kadistanbun Aceh, Ir
Cut Huzaimah MP, Staf Khusus
Gubernur, Bupati Aceh Tengah, Drs
Shabela Abubakar bersama jajaran
dinas pertanian setempat, dan
stakeholder terkait lainnya.
Kadistanbun Aceh, Ir Cut
Huzaimah MP, mengatakan, Kopi
Arabika Gayo merupakan ke
Gubernur Aceh, Ir H Nova
Iriansyah MT, mengikuti
pelepasan ekspor biji
kopi Arabika Gayo ke
Amerika Serikat (AS), pada Sabtu
(14/8/2021). Pelepasan itu dilakukan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara
simbolis dari Istana Kepresidenan
Bogor, Jawa Barat, dalam acara
Merdeka Ekspor 2021.
Acara tersebut adalah sere
monial pelepasan ekspor komoditas
pertanian dari 17 provinsi ke ber
bagai negara tujuan. Kegiatan itu
diikuti secara virtual oleh para men
teri dan gubernur dari sejumlah
daerah di Indonesia.
Gubernur Aceh mengikuti acara
itu dari Redelong, Bener Meriah.
Pada kesempatan itu, Gubernur di
dam pingi Pelaksana tugas (Plt)
Bupati Bener Meriah, Dailami,
Asisten II Sekda Aceh, Mawardi, Bu
pati Aceh Tengah, Tgk Sarkawi,
Bupati Gayo Lues Muhammad Amru,
Kadis Pertanian dan Perkebunan
Germas Pemangkasan Kopi untuk Tingkatkan Produktivitas
banggaan bersama masyarakat
Aceh yang sudah mampu menembus
pasar nasional dan bahkan inter
nasional. “Ini adalah anugerah yang
luar biasa dan kita patut syukuri
dengan mempertahankan cita rasa
dan produktivitas Kopi Gayo agar
tak didahului oleh kopikopi arabika
lain,” ujarnya.
Berdasarkan data statistik per
kebunan, sebut Cut Huzaimah, pro
duktivitas Kopi Gayo di Aceh Tengah
saat ini sebanya 813 kilogram per
hektare (Ha). Angka tersebut, me
nurutnya, tergolong kecil dari yang
seharusnya bisa mencapai yakni 2
hingga 3 ton per hektare.
“Untuk itulah, kita perlu melak
sanakan pemangkasan tana man
kopi. Sebab, berdasarkan ha sil pe
nelitian, pemangkasan bisa me
ning katkan produktivitas tana man
kopi dua hingga tiga kali lipat dari
yang tidak dipangkas,” ungkap Cut
Huzaimah. Informasi yang sama,
kata Kadistanbun Aceh, juga diterima
pihaknya dari Masyarakat Pelindung
Kopi Gayo (MPKG).
Lebih lanjut Cut Huzaimah me
nyampaikan, pemangkasan men ja
dikan tanaman kopi tetap ren dah.
Sehingga membentuk cabangca
bang produksi baru secara ber
kesinambungan dalam jumlah yang
cukup. Selain itu, lanjutnya, kegiatan
tersebut juga mempermudah ma
suk nya cahaya matahari dan mem
perlancar sirkulasi udara, serta
mem permudah pengendalian hama
penyakit
Karena itu, Cut Huzaimah me
ngajak petani untukmelakukan pe
mangkasan tanaman kopi secara
man diri dan berkesinambungan
minimal dua kali dalam setahun. Ke
giatan tersebut, tambahnya, harus
diikuti dengan pemupukan agar
tanaman cepat pulih.
Penjelasan hampir sama juga
disampaikan Bupati Aceh Tengah,
Drs Shabela Abubakar. Dalam sam
butan pembukaannya, Shabela
mengatakan, pemangkasan tana
man kopi bertujuan untuk mengem
balikan produktivitas tanaman
tersebut. Menurutnya, bagian yang
dipangkas antara lain cabang dan
ranting tanaman kopi yang sudah
tua, tidak produktif, tidak sehat,
dan tidak normal lagi. “Tanaman
kopi yang dipangkas teratur mampu
meningkatkan produksi dua sampai
tiga kali lipat dari biasanya,” ucap
Shabela.
Saat ini, sambung Bupati, kopi
Arabika Gayo perlu mendapat
perhatian serius dari semua pihak
agar tak diserang hama dan penyakit
jamur akar. Sebab, serangan pe
nyakit tersebut bisa membuat
hasil tanaman berkurang. Untuk
itu, tambah Shabela, diperlukan
upaya pengendalian, agar kopi
Arabika Gayo tetap eksis.
Ia berharap, pemangkasan
ser ta perawatan tanaman kopi
bisa diterapkan oleh petani di
kebun masingmasing. “Kami
ber harap, saudara sekalian para
pe tani kopi dapat mengikuti aca
ra ini secara cermat bersama
brigade pemangkasan kopi ara
bika Gayo, sehingga nantinya kita
dapat mengimplementasikan di
lapangan dengan baik,” harap
Bupati.
“Semoga kegiatan ini dapat
memberi motivasi dan tambahan
pengetahuan bagi kita semua,
untuk meningkatkan hasil dari
perkebunan kopi di Kabupaten
Aceh Tengah,” tutup Shabela.
Pada kesempatan itu, Kadis
tanbun Aceh, bersama Bu
pati Aceh Tengah dan se jum
lah tamu undangan lain nya ikut
berbaur dengan 200 petani untuk
melakukan pemangkasan tanaman
kopi secara simbolis. Dalam
kegiatan tersebut, Distanbun Aceh
juga menyerahkan bantuan berupa
sarana kerja berupa alat pertanian
kecil (APK) kepada petani kopi di
kawasan tersebut. (*)
Aceh Ekspor Arabika Gayo
ke AS(Kadis tanbun) Aceh, Ir Cut Huzaimah
MP, Direktur Utama PT Bank Aceh
Syariah, Haizir Sulaiman, Anggota
DPRA dan DPRK Bener Meriah, serta
sejumlah pejabat Pemerintah Aceh
dan Pemkab Bener Meriah.
Kepala Biro Humas dan Protokol
Setda Aceh, Muhammad Iswanto
SSTP MM, menjelaskan, dalam ‘Mer
deka Ekspor 2021,’ Aceh meng
ikutsertakan dua perusahaan ek
sportir yaitu Koperasi Kopi Wanita
(Kokowa) Gayo dan Koperasi Per
mata Gayo. Total biji kopi Arabika
Gayo yang diekspor ke AS oleh ke dua
perusahaan asal Bener Meriah ter
sebut mencapai 38,4 ton.
“Nilai FOB barang yang diekspor
Kokowa Gayo adalah 108.096 dolar
AS dengan volume 19,2 ton. Semen
tara Koperasi Permata Gayo, meski
volume barangnya juga 19,2 ton,
namun nilai FOBnya sebesar 96,960
dolar AS,” jelas Muhammad Iswanto.
Secara keseluruhan, Presiden
Jokowi pada kesempatan itu melepas
ekspor produk pertanian senilai
Rp 7,29 triliun dari 17 pelabuhan/
bandara di 17 provinsi. Pada kesem
patan itu, Presiden Jokowi menyam
paikan penghargaan dan apresiasi
kepada petani, peternak, pekebun,
pelaku usaha agribisnis, dan pe
mangku kepentingan pertanian yang
selama masa pandemi Covid19
sudah bekerja keras untuk memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat di
Indonesia. Menurut Jokowi, mereka
berhasil meningkatkan ekspor
produkproduk pertanian.
Presiden juga menyebutkan,
per tanian adalah salah satu sektor
yang mampu bertahan dari parahnya
dampak pandemi dibanding berbagai
sektor usaha lain di negeri ini.
“Ekspor pertanian pada tahun 2020
mencapai Rp 451,8 triliun naik 15,79
persen dibanding tahun 2019 yang
angkanya Rp 390,16 triliun. Dan,
pada Semester I tahun iniJanuari
sampai dengan Juli 2021ekspor
mencapai Rp 282,86 triliun atau
naik 14,05 persen dibanding periode
yang sama tahun 2020 yaitu sebesar
Rp 202,05 triliun,” jelas Presiden.
Jokowi menambahkan, pening
katan ekspor komoditas pertanian
selama ini sudah berdampak pada
peningkatan kesejahteraan petani.
“Saya mendapat angka nilai tukar
petani terus membaik. Pada Juni
2020, nilai tukar petani berada
di angka 99,60, secara konsisten
meningkat hingga Desember 2020
mencapai 103,25. Dan, pada Juni
2021 mencapai 103,59. Ini menurut
saya sebuah kabar yang baik yang
bisa memacu semangat petani
petani kita untuk tetap produktif
pada masa pandemi,” pungkas
Presiden. (*)
Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT, bersama Plt Bupati Bener Meriah, Bupati Gayo Lues, Bupati Aceh Tengah, dan Kadistanbun Aceh, memperlihatkan kopi hasil produksi Kokowa Gayo di Bener Meriah, Sabtu (14/8/2021).
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, mengikuti Germas Pemangkasan Tanaman Kopi di Kampung Tebes Lues, Kecamatan Bies, Aceh Tengah.
Berdasarkan hasil penelitian, pemangkasan
bisa meningkatkan produktivitas tanaman
kopi dua hingga tiga kali lipat dari yang tidak
dipangkas.”
Ir. CUT HUZAIMAH, MPKadistanbun Aceh
“
6 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
7DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI INOVASI
Beras organik ‘Ortam 58’
yang di kembangkan di
Aceh Tamiang di akui
nasional me nyusul terbit
nyasertifikatdariLembagaSertifikasi
Or ganik (LSO) Indonesian Organic
Far ming Certification (INOFICE).
Berasorganik‘Ortam58’yangdihasilkanolehpetaniAcehTamiangsudahmendapatsertifikatdariLembagaSertifikasiOrganik(LSO)Indonesian Organic Far ming Certification (INOFICE) .
Distanbun Akan Kembangkan di Daerah Lain
Keberhasilan Aceh Tamiang
mengembangkan beras organik
memotivasi Pemerintah Aceh
untuk mengembangkan proyek
serupa di daerah lain. Setidaknya
ada dua kabupaten/kota yang
dibidik Dinas Pertanian dan Per
kebunan (Distanbun) Aceh untuk
dijadikan sentra pengem bangan
beras organik. Kedua daerah itu
adalah Aceh Tengah dan Pidie.
“Saat ini baru 2,3 hektare
lahan yang digunakan untuk
organik, sedangkan lahan banyak.
Kita akan terus menginisiasi dan
mencari lokasi yang sesuai untuk
pengembangan organik,” kata Kabid
Tanaman Pangan Dinas Pertanian
dan Perkebunan (Distanbun) Aceh,
Safrizal SP MP, beberapa waktu lalu.
Safrizal pun tak ragu menyebut
Aceh Tamiang sebagai pionir beras
organik karena tidak hanya berhasil
memasarkan beras ini, tapi juga telah
mengantungi sertifikasi. “Kabupaten
lainbelumadayangdapatsertifikasi,
makanya akan terus kita kejar,”
sambungnya.
Ia menyarankan Pemkab Aceh
Tamiang terus mengawal pengem
bangan budidaya ini dan mengajukan
usulan anggaran untuk mendukung
dan mempercepat proses pertanian
organik. Namun yang terpenting
menurut Safrizal, pemkab dan
semua elemen masyarakat yang
terlibat budidaya padi ini sepakat
mengubah pola pikir petani tentang
tanaman organik. “Yang terpenting,
mindset petani dulu yang kita
mantapkan. Kalau sudah bersinergi,
anggaran ke pusat bisa kita jemput
dan kita jangan berhenti hanya pada
beras organik saja,” ujarnya.
Peluncuran beras ini dilakukan di
Aula Setdakab Aceh Tamiang dengan
dihadiri unsur Forkopimda dan
seluruh pihak yang terlibat dalam
proses pengembangan, di an taranya
Masyarakat Pertanian Organik Indo
nesia (Maporina) dan penyuluh per
tanian. (serambinews.com)
SERAMBINEWS.COM/RAHMAT WIGUNA
Bupati Aceh Tamiang, Mursil, menerima kemasan beras organik Ortam 58.
Untuk Aceh, kita yang pertama mendapatkan
sertifikasiini.Jelasinipeluangbagi petani kita untuk lebih
serius mengembangkan tanaman organik.”
M. YUNUS, SPKadistanbunak Aceh Tamiang
Dapat Sertifikat INOFICE, Beras Organik Aceh Tamiang Diakui Nasional
Sertifikasi tersebut diberikan oleh
lembaga yang berkedudukan di Bo
gor, Jawa Barat, kepada lahan yang
dikelola Kelompok Tani ‘Serasi’ Kam
pung Pahlawan, Kecamatan Karang
Baru, Aceh Tamiang.
Untuk diketahui, INOFICE adalah
Lembaga Sertifikasi Organik yang
telah diverifikasi oleh Otoritas
Kom peten Pangan Organik (OKPO)
Kementerian Pertanian Republik
Indo nesia pada tahun 2007 dan
Komite Akreditasi Nasional (KAN)
pada tahun 2008 dengan Nomor
LSPO003IDN. INOFICE su dah
menjadi anggota IFOAM (Inter na
tional Federation Of Organic Agricul
ture Movements) sejak tahun 2012.
INOFICE didukung oleh tenaga
ahli yang berpengalaman dan
kompeten dalam bidang pertanian
yang sudah mengikuti pertemuan,
pelatihan, dan seminar organik di
dalam dan luar negeri. Dalam melak
sanakan sertifikasi, INOFICE bekerja
sama dengan laboratorium penguji
yang telah terakreditasi KAN.
Kepala Dinas Pertanian, Per ke
bunan dan Peternakan (Kadis tanbu
nak) Aceh Tamiang, M Yunus SP, men je
SERAMBINEWS.COM/RAHMAT WIGUNA
Bupati Aceh Tamiang, Mursil, bersama unsur Forkopimda dan stakeholder terkait meluncurkan beras organik di Aula Setdakab setempat.
laskan,sertifikasitanamanpadiorganik
ini merupakan yang pertama di Aceh.
Ia mendorong petani lain untuk me
nerapkan pola tanam serupa karena
memberikan keuntungan yang lebih
besar. “Un tuk Aceh, kita yang pertama
mendapatkan sertifikasi ini. Jelas ini
peluang bagi petani kita untuk lebih se
rius mengembangkan tanaman orga
nik,” kata Yunus, beberapa waktu lalu.
Yunus menjelaskan, usulan ser
tifikasi ini sudah diajukan sejak
awal tahun 2021. Setelah melalui
verifikasi, padi yang dihasilkan oleh
Kelompok Tani (Poktan) ‘Serasi’
Kampung Pahlawan, Kecamatan
Karang Baru, dinilai sudah memenuhi
SNI 6279/2016 dan Permentan No
mor 64/2016 yang menjadi rujukan
penilaian. “Sertifikasi ini melalui
verifikasi panjang, sangat banyak
persyaratannya, termasuk verifikasi
faktual dengan meninjau langsung
lahan dan hasil produksinya,” jelas
Kadistanbunak Aceh Tamiang.
Lebih lanjut ia mengungkapkan,
sejak setahun terakhir pihaknya terus
mengembangkan tanaman padi
organik. Poktan Serasi, sebut nya,
melakukan uji coba padi organik di lahan
seluas 2,3 hektare dari total areal 9
hektare yang dimiliki sejak Maret 2021.
“Tanam Maret, akhir Mei sudah panen.
Artinya, masa tanam padi organik
dengan non organik samasama tiga
bulan, hanya saja keuntungan yang
diraih lebih besar,” ucapnya.
Keuntungan itu, kata dia, bukan
hanya hasil produksi yang lebih
banyak, tapi harga jualnya jauh lebih
tinggi.Dibanding padi semi organik
yang menghasilkan gabah 5,5 ton
per hektare, maka padi organik
mam pu menghasilkan gabah 6,8 ton
per hektare. “Harganya juga jelas le
bih tinggi. Di pasaran, harga gabah
kering (HGK) organik Rp 6.500 per
kilogram, sementara semi organik
paling tinggi Rp 4.500 per kilogram,”
rinci Yunus.
Menurutnya, keberhasilan Pok
tan Serasi sudah mendorong pe tani
lain untuk mengembangkan ta
naman serupa pada musim tanam
gadu tahun ini. Untuk memotivasi
petani, Yunus meminta petani tidak
pusing memikirkan pangsa pasar
karena sudah diurus oleh Koperasi
Organik Tamiang Jaya. “Tugas petani
hanya menanam padi organik, uru
san pemasaran sudah ada yang
men jualnya,” timpalnya.
Mengenai dipilih ‘Ortam 58’ se
ba gai merek beras organik ter
sebut, Yunus menjelaskan, nama itu
merupakan perpaduan antara akro nim
dan ayat Alquran. “Ortam itu singkatan
dari Organic Rice Tamiang, sedangkan
58 merujuk Surat AlA’raf ayat 58
yang menceritakan tentang kebesaran
Allah SWT terhadap tanaman tumbuh
subur,” jelasnya. (serambinews.com)
“
8 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
9DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI UTAMA
Pengembangan pertanian
di Indonesia tak terkecuali
Aceh dihadapkan pada
ber bagai masalah, dan
sa lah satu nya adalah kualitas tanah
yang umumnya masih rendah. Un
tuk mengatasi hal itu, Pemerintah
Aceh melalui Dinas Pertanian dan
Perkebunan (Distanbun) Aceh, Selasa
(14/9/2021) lalu, meluncurkan Gera
kan Peningkatan Produktivitas Lahan
Sawah Pra Tanam (Gepeuman) di
Gam pong Jumphoih Adan, Kecamatan
Mutiara Timur, Kabupaten Pidie.
Gerakan itu merupakan inovasi
yang dilakukan Distanbun Aceh yang
kini ‘dinakhodai’ oleh Ir Cut Huzai
mah MP, untuk mengembalikan kesu
buran lahan sawah menggunakan
pu puk organik serta bebas dari pen
cemaran atau kerusakan sawah aki bat
penggunaan pupuk kimia dan pem
basmi hama secara terus menerus.
Kegiatan itu dibuka Bupati Pidie,
Roni Ahmad SE MM, yang diwakili
Asisten I Setda Pidie, Samsul Azhar.
Turut hadir, Kepala Perwakilan BI Aceh,
Achris Sarwani, Kadistanbun Aceh, Ir
Cut Huzaimah MP, bersama beberapa
Kepala SKPA terkait, Kadistan Pidie,
Ir Sofyan dan jajarannya, pakar kesu
buran tanah dari Universitas Syiah
Kula (USK), Dr Ir Yadi Jufri MP, penyuluh
pertanian dan pengamat hama, serta
sejumlah tamu undangan lainnya.
Kadistanbun Aceh, Ir Cut
Huzaimah MP, pada kesempatan itu
ju ga menyalurkan bantuan berupa
be nih padi inbrida sebanyak 37,5 ton
un tuk 1.500 hektare lahan sawah,
pupuk cair, hand sprayer, dan cairan
pembasmi hama tanaman. Setelah
pe nyaluran bantuan, acara dilanjutkan
de ngan demonstrasi mengolah tanah
sawah menggunakan traktor milik
UPTD Alsintan Distanbun Aceh serta
menyemprotkan bakteri pengurai
or ganik ke lahan yang sudah diolah
sebelumnya.
“Gerakan ini (Gepeuamanred) ki
ta lakukan untuk mengembalikan ke
Gerakan ini kita lakukan untuk mengembalikan
kesuburan sawah menggunakan pupuk
organik, serta mencegah kerusakan lahan akibat
penggunaan pupuk kimia dan pembasmi hama
secara terus menerus.”
Ir. CUT HUZAIMAH, MPKadistanbun Aceh
Gepeuaman, Inovasi Aceh Jaga Kesuburan Sawah
suburan sawah menggunakan pupuk
organik, serta mencegah kerusakan
la han akibat penggunaan pupuk ki
mia dan pembasmi hama secara te rus
menerus,” ungkap Kadistanbun Aceh,
Ir Cut Huzaimah MP, di selasela ke
giatan tersebut.
Ia menjelaskan, ada beberapa tu
juan dari program Gepeuaman. Per
tama, sebutnya, untuk mengurangi
ke biasaan petani menggunakan
pupuk ki mia (urea, NPK, Sp36, KCl
dan ZA) ser ta beralih ke pupuk
or ganik. Kedua, me nurut Cut
Huzaimah, mengurangi peng gunaan
ba han kimia untuk mem berantas
ha ma dan penyakit tanaman. Ketiga,
meng efektifkan penggunaan air
agar tidak berlebihan tapi cukup de
ngan kondisi macakmacak/becek.
Tujuan selanjutnya, sambung
Kadis tanbun Aceh, agar petani tidak
mem bakar jerami sisa panen padi,
di lahan sawah serta memanfaatkan
je rami menjadi pupuk organik. “Ke
biasan petani membakar jerami di la
han sawah seusai panen itu kurang
baik, makanya kita ubah menjadi ke
biasaan baru yakni memanfaatkan
je rami padi menjadi pupuk organik,”
ungkapnya.
Kadistanbun Aceh juga me ngung
kapkan, bahan atau pupuk orga nik
sangat besar peranannya ter ha
dap kesuburan tanah. Seperti, me
nyum bangkan unsur hara makro dan
mikro, meningkatkan jumlah populasi
mikro organisme dalam tanah, mem
buat struktur tanah menjadi gembur
sehingga memudahkan akar tanaman
berkembang, menonaktifkan atau
me le mahkan peran Al dan Fe dalam
me ng ikat unsur pospos (P) dalam ta
nah, serta meningkatkan humus ta nah
sehingga meningkatkan kemam pu an
tanah dalam menyedikan hara bagi
pertumbuhan tanaman atau me ning
katkan kapasitas tukar kation tanah,
serta menjaga kestabilan PH tanah.
Program ini, tambah Cut Huzai
mah, dilaksanakan pihaknya karena
selama ini petani tidak atau jarang
memberikan pupuk organik ke lahan
sawahnya. Kondisi itu sudah terbukti
berdasarkan penelitian sampel tanah
sawah di Kecamatan Kembang Tanjong
dan Kecamatan Mutiara, Pidie yang
dilakukan di Laboratorium Fakutas Per
tanian Universitas Syiah Kuala (FP USK),
dimana hasilnya menunjukkan hara
tanah yang dibutuhkan tanaman berada
dalam konsentrasi yang rendah.
Lahan sawah yang kekurangan
bahan organik, tambah Kadistanbun
Aceh, membuat tingkat kesuburannya
men jadi rendah dan hal ini akan meng
akibatkan pertumbuhan tanaman
menjadi lamban atau terhambat. “Ji
ka itu terjadi, maka produktivitas ta
naman padi akan rendah dan bulir
padi yang dihasilkan juga kurang
berkualitas atau tidak bernas. Karena
itu, kami mengajak petani di Aceh
untuk mau melaksanakan program
Gepeuaman yang kita luncurkan ini,”
jelas Cut Huzaimah.
Untuk keberlanjutan program
Gepeuaman dan meningkatkan
keman dirian petani, menurut Cut
Huzaimah, Distanbun Aceh bekerja
sama dengan Bank Indonesia Per
wakilan Aceh juga akan melatih
petani secara berkala untuk mem
buat pupuk organik dengan meman
faatkan sumber bahan baku yang
tersedia di sekitar.
“Pada tahap awal, pelatihan
akan kita berikan kepada delapan
kelompok tani di Kecamatan Mutiara
Timur, Pidie dan empat kelompok tani
di Kecamatan Celala, Aceh Tengah,”
ungkap Kadistanbun Aceh. (*)
“
“
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, mengoperasikan traktor pada pencanangan Geupeuaman di Pidie.
Biaya Hemat, Produksi Meningkat
Bila sebelum melaksanakan
Gepeuaman petani hanya mendapat
keuntungan 20 sampai 25 persen, maka setelah melaksanakan program ini bisa naik menjadi 30
hingga 40 persen.”
SAFRIZAL, SP, MPAKabid Tanaman Pangan
Distanbun Aceh
Sementara itu, Kabid Tanaman
Pangan Dinas Pertanian dan Per
kebunan (Distanbun) Aceh, Safrizal
SP MPA, menjelaskan, Gerakan
Peningkatan Produktivitas Lahan
Sawah Pra Tanam (Gepeuaman) de
ngan cara mengolah sawah meng
gunakan bahan organik se perti
jerami, selain menaikkan ting kat
kesuburan lahan, juga bisa meng
hemat biaya produksi sebesar 3040
persen dan meningkatkan produksi
padi.
Melalui gerakan ini, Safrizal
berharap petani mau mengubah
perilakunya untuk membiasakan diri
memanfaatkan sumber daya bahan
organik lokal seperti jerami diolah
menjadi pupuk organik. Tujuannya,
untuk memperbaiki sifatsifat fisik
kimia dan biologi tanah, agar lahan
menjadi lebih subur dan gembur.
“Semakin banyak bahan organik di
lahan sawah, maka lahan tersebut
juga semakin subur dan gembur,”
ujar Safrizal.
Kondisi ini, lanjutnya, akan
mendorong anakan tanaman padi
yang baru ditanam cepat tumbuh
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, foto bersama dengan kelompok tani seusai pembukaan program Gepeuaman, di persawahan Kecamatan Mutiara Timur, Pidie.
8 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
9DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI UTAMA
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, menyerahkan bibit padi inbrida 37,5 ton kepada Kadistan Pidie, Sofyan, pada peluncuran program Geupeu-aman di Gampong Jumphoih Adan, Kecamatan Mutiara Timur, Pidie.“
Sementara itu, Bupati Pidie,
Roni Ahmad SE MM, yang diwakili
Asisten I Setdakab Pidie, Drs Samsul
Azhar, dalam sambutannya saat me
luncurkan Gerakan Peningkatan
Pro duktivitas Lahan Sawah Pra Ta
nam (Gepeuaman), mengatakan, Ka
bu paten Pidie memiliki luas lahan
sawah produktif 24.000 hektare (Ha)
lebih yang tersebar mulai dari pinggir
pantai sampai ke pegunungan dengan
kondisi berbedabeda.
Di musim rendengan, menurut
Bupati, semua lahan sawah ditanami
padi dengan varietasvarietas unggul.
Sementara pada musim gadu, hanya
sekitar 50 persen lahan sawah dita
nami padi, sedangkan sisanya dita
nami palawija dan hortikultura lain.
Menurut Bupati, komoditas ba
wang merah dan cabai merah masih
mendomiasi disusul komoditas lain
seperti kacang tanah, jagung, dan
sayuran. Sentra bawang merah, sebut
nya, berada di Kecamatan Simpang
Tiga, Peukan Baro, Pidie, Grong
grong, dan Batee. Namun, penanaman
bawang merah sekarang sudah ter
dengan subur dan berkembang.
Selain itu, menurut safrizal, saat
padi bunting jumlah bulirnya
menjadi banyak dan padat. Kondisi
ini akan membuat produktivitas
tanaman padi menjadi tinggi dan
berkualitas. Dampak positif lain
dari Gepeuaman adalah, secara
perlahanlahan petani padi tidak lagi
tergantung dengan pupuk kimia
seperti pupuk urea, NPK, TSP, ZA,
Pakar Kesuburan Tanah dari
Fakultas Pertanian Universitas
Syiah Kula (FP USK), Dr Ir Yadi
Jufri MP, mengatakan, untuk
menjaga kesuburan tanah, harus
diterapkan konsep ekosistem
hutan dimana tidak ada bahan
yang keluar dari hutan dengan
sistem tertutup. Makdsudnya,
semua yang berasal dari tanah
harus dikembalikan ke tanah.
“Makanya, kami selaku pakar
dalam bidang kesuburan tanah
sangat mendukung program
Gepeuaman, inovasi yang digagas
oleh Kadistanbun Aceh, Ir Cut
Huzaimah MP, dalam menjaga dan
upaya mengembalikan produk
tivitas lahan sawah dengan bahan
organik,” jelas Yadi.
Karena itu, ia berharap Ge
peu aman mendapat respons dan
dukungan dari kelompok ta ni
dengan cara menjaga dan men
jalankan program tersebut se
dan SP 36setiap musim tanam.
Tanaman padi yang
menggunakan pupuk berbahan
organik, kata Safrizal, akan
menghasilkan beras yang sangat
lezat, higienis, dan bergizi tinggi.
“Program Gepeuaman ini kita
perkenalkan kepada petani untuk
membiasakan mereka pemanfaatan
bahan organik dalam menjaga
kesuburan lahan sawah, serta
mengurangi pemanfaatan pupuk
nonorganik. Sebab, selain harganya
cukup mahal, pupuk nonorganik juga
tidak baik untuk kesehatan,” jelasnya.
Jika menjelang masa tanam
padi, petani sudah melakukan
Gepeuaman terlebih dulu, tambah
Safrizal, maka biaya produksinya
akan lebih hemat dan keuntungan
yang diperoleh dari penjualan
hasil panen bertambah. “Sebelum
melaksanakan Gepeuaman petani
hanya mendapat keuntungan 20
sampai 25 persen, maka setelah
melaksanakan program ini bisa
naik menjadi 30 hingga 40 persen,”
ungkap Safrizal.
Sebelum peluncuran, tambah nya,
Distanbun Aceh terlebih dulu mem
perkenalkan atau menyosialisasikan
pro gram Geupeuaman kepada petani
padi di Kecamatan Mutiara Timur,
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, dan pejabat lainnya saat berada di lokasi peluncuran pro-gram Gepeuaman, persawahan Kecamatan Mutiara Timur, Pidie.
Pidie. Kegiatan yang berlangsung pada
Selasa (7/9/2021), itu dihadiri sejumlah
kepala bidang dan kepala UPTD lingkup
Distanbun Aceh, Kadis Pertanian Pidie,
Muspika Mutiara, penyuluh pertanian,
keujruen blang dan kelompok tani di
wilayah kecamatan tersebut. Pada
kesempatan itu dilakukan demonstrasi
teknik mengolah lahan sawah pratanam
dengan berbagai bahan organik seperti
jerami. (*)
Bisa Jadi Konsep Pertanian
Berkelanjutan
Makanya, kami selaku pakar bidang kesuburan
tanah sangat mendukung program Gepeuaman dalam menjaga dan
upaya mengembalikan produktivitas lahan
sawah dengan bahan organik.”
Dr. Ir. YADI JUFRI, MPPakar Kesuburan Tanah
FP USK
cara berkelanjutan pada setiap
musim tanam baik musim gadu
maupun musim rendengan. Sebab,
kata Yadi, gerakan tersebut akan
memberikan manfaat langsung
bagi petani yang melaksanakannya
serta membantu usaha peme rintah
dalam mengurangi keter gan tungan
penggunaan pupuk non organik
dalam berbagai ke giatan usaha tani.
Bila petani sudah berhasil me
nerapkan konsep Gepeuman un tuk
budidaya padi sawah dan komo
ditas lain, tambah Yadi, berarti
petani di Aceh sudah menjalankan
konsep pertanian berkelanjutan
dengan memanfaatkan bahan
organik lokal. Dengan demikian,
sebut Yadi, petani sudah terli bat
secara langsung dalam men jaga
kesubururan tanah dan pening
katan produksi padi miliknya, serta
menjaga kelestarian lingkungan
dari ancaman pencemaran tanah
dan air irigasi dari bahan kimia.
Yadi yakin, program ini akan
mudah dilaksanakan oleh
petani. Sebab, bahanbahan or
ganik yang dibutuhkan seper
ti jerami mudah diperoleh di
gam pong. “Jika selama ini pe
tani kita memanfaatkan jera mi
untuk pakan ternak atau di bakar
sawah, maka dengan melak
sanakan Gepeuaman, jerami akan
berfungsi seba gai pupuk organik
yang dapat menggemburkan dan
menyuburkan tanah,” urai Yadi
Jufri. (*)
Berharap Jadi Contoh, Uji Coba, dan Aplikasi Teknologi
sebar hampir di semua kecamatan ter
masuk ke daerah pegunungan walau
pun dalam luas lahan yang terbatas.
Pada kesempatan itu, lanjut Bu
pati, Pemkab dan masyarakat Pi
die mengucapkan terima kasih dan
apresiasi yang tinggi kepada Peme
rintah Aceh melalui Dinas Pertanian
dan Perkebunan (Distanbun) Aceh atas
perhatian dan bantuannya kepada
petani di Pidie terlebih pada masa
Pandemi Covid19 sekarang ini.
“Kita berharap Gepeuaman yang
dilaksanakan di Kecamatan Mutiara
Timur ini dapat menjadi contoh, uji
coba, dan aplikasi teknologi dalam
rangkamemperbaikisifatsifatfisikdan
kandungan hara tanah yang terindikasi
mulai rusak,” jelas Samsul Azhar.
Ia juga mengharapkan agar uji
aplikasi ini dapat membawa dampak
dan pengaruh nyata, sehingga ke
depan ada penambahan volume
kegiatan untuk dicoba ke kecamatan
lain. “Perlu juga kami sampaikan
bahwa alam Kabupaten Pidie selain
cukup adaptif dengan komiditi pangan,
juga respons terhadap hortikultura
lainnya,” ungkapnya.
Karena itu, tambah Samsul, pihak
nya dan petani di kabupaten selalu
siap mendukung uji teknologi dan uji
inovasi lainnya baik dalam hal budidaya
maupun penanganan pascapanen.
“Semoga ke giatan Gepeuaman ini
mem bawa perubahan besar bagi
pembangunan sektor pertanian di
Kabupaten Pidie,” pungkas Bupati yang
akrab disapa Abusyik dalam sambutan
tertulis yang dibacakan Asisten I Setda
Pidie, Drs Samsul Azhar. (*)
Kita berharap Gepeuaman yang dilaksanakan di
Kecamatan Mutiara Timur ini dapat menjadi contoh, uji coba,
dan aplikasi teknologi dalam rangka memperbaiki tanah
yang terindikasi mulai rusak.”
RONI AHMAD, SE, MMBupati Pidie
10 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
11DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI INVESTIGASI
PETANI dan penyuluh memiliki
peran strategis dalam pembangunan
pertanian di Indonesia tak terkecuali
Aceh, terlebih dalam kondisi seka
rang. Agar pertanian tetap men
jadi salah satu sektor yang mam pu
bertahan dari hantaman pan demi
Covid19, maka penyuluh ha rus
mendampingi petani guna me
mastikan aktivitas pertanian bisa
terus berjalan dengan baik dan pro
duktivitasnya juga meningkat.
Penyuluh sebagai pihak yang
Upaya penguatan kapasitas
sumber daya manusia (SDM) pe
nyuluh pertanian terus dilakukan
dengan berbagai cara. Salah
satu nya melalui peningkatan
kom petensi mereka untuk bisa
meng hadapi kemajuan teknologi
informasi saat ini. Karena itu,
Dinas Pertanian dan Perkebunan
(Distanbun) Aceh melalui Bidang
Peningkatan kapasitas penyuluh pertanian juga menjadi sangat penting
seiring dengan kemajuan era teknologi informasi
seperti saat ini.”
Dr. AHMAD DEDY SYATHORI, SST, M.Si
Widyaiswara Ahli Madya BBPP Ketindan
Penguatan SDM pertanian secara menyeluruh akan
mempercepat ter capainya kualitas dan kuantitas
pro duktivitas komoditas pertanian menuju
katahanan pangan.”
Ir. YUSRAL TAHIR, M.AgrKepala PPMKP
Aceh Upgrade SDM Pertanian melalui Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh
Peningkatan Kompetensi Penyuluh untuk Hadapi
Kemajuan Teknologi Informasi
Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Pertanian Perkebunan beberapa
waktu lalu mengadakan pertemuan
peningkatan kompetisi penyuluh ASN/
PPPK di dua tempat.
Kepala Dinas Pertanian dan Per
kebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir Cut
Huzaimah MP, menegaskan, perte
muan itu terlaksana atas kerja sa
ma pihaknya dengan Balai Besar
Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan,
Malang, Jawa Timur. Ia menyebutkan,
pelatihan peningkatan kapasitas pe
nyuluh pertanian berlangsung pada
30 Agustus2 September 2021 yang
dibagi dalam dua angkatan.
“Angkatan pertama kita laksa
nakan di Hotel Luxury, Bireuen pada
3031 Agustus 2021, dengan jumlah
peserta 30 orang dari 13 kabupaten/
kota. Sementara angkatan kedua di
Hotel Tiara, Meulaboh, Aceh Barat,
pada 12 September 2021 yang
diikuti 32 penyuluh dari 10 daerah,”
rinci Cut Huzaimah didampingi Kabid
Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian Perkebunan, Mukhlis SP MA,
Kepala BBPP Ketindan yang
diwakili Dr Ahmad Dedy Syathori
SST MSi (Widyaiswara Ahli Madya)
diundang sebagai narasumber. Me
nu rutnya, kinerja penyuluh se ring
menjadi sorotan masyarakat. Se
bab, keberhasilan peningkatan pro
duktivitas hasil pertanian tak lepas dari
hasil dari kinerja penyuluh. “Penyuluh
adalah agen yang diharapkan bisa
meningkatkan produktivitas petani,”
tegasnya. Karena itu, sambung
Dedy, penyuluh harus mempunyai
kemampuan yang lebih untuk bisa
mengawal pembangunan pertanian
terutama di daerah sentra produksi.
Bila dilihat dari kondisi penyu
luhan yang ada dan tuntutan indi kator
kinerja penyuluh, kata Dedy, kegiatan
peningkatan kapasitas penyuluh
pertanian seperti yang dilaksanakan
Distanbun Aceh ini adalah hal yang
sangat mendesak dan harus menjadi
agena rutin. “Peningkatan kapasitas
penyuluh pertanian juga menjadi
sangat penting seiring dengan
kemajuan era teknologi informasi
seperti saat ini,” jelasnya.
Melalui pelatihan, Dedy berha
rap pengetahuan dan keterampilan
penyuluh menjadi lebih baik. Se
hingga nanti mereka lebih siap dan
memiliki kemampuan dalam melak
sanakan tugas di lapangan serta
mampu memecahkan rmasalah yang
diha dapi petani. “Sekali lagi, ka mi
mendorong penyuluh pertanian un
tuk meningkatkan kapasitas diri dan
kinerjanya agar peran strategis me
reka dalam pembangunan per tanian
bisa terlaksana secara maksimal,”
demikian Ahmad Dedy Syathori.(*)
ber ada di garda terdepan dan pe
tani sebagai pelaku utama sektor
pertanian juga harus mampu me
man faatkan alatalat dan mesin
berteknologi modern dalam menja
lankan kegiatannya. Dengan cara
tersebut produktivitas komoditas
pertanian diyakini akan meningkat.
Karena itu, kualitas sumber daya
manusia (SDM) petani dan penyuluh
harus diupgrade (ditingkatkan)
secara rutin dan berkelanjutan.
Dalam rangka menuju ke arah
tersebut, Pemerintah Aceh melalui
Dinas Pertanian dan Perkebunan
(Distanbun) Aceh barubaru ini me
ngirim puluhan ribu petani dan pe
nyuluh dari 23 kabupaten/kota
se Aceh untuk mengikuti ‘Pelatihan
Sejuta Petani dan Penyuluh.’ Pela tihan
yang dilaksanakan oleh Ke men terian
Pertanian (Kementan) RI melalui Badan
Penyuluhan dan Pe ngembangan SDM
Pertanian (BPPSDMP) itu berlangsung
pada per tengahan Agustus 2021 lalu.
Pelatihan yang dirangkai dengan
pelatihan dan pendampingan kredit
usaha rakyat (KUR) bagi petani
serta pengukuhan petani milenial
tersebut dibuka oleh Presiden RI, Ir
H Joko Widodo (Jokowi). Pembukaan
kegiatan itu turut dihadiri Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian,
Airlangga Hartanto, Menteri Perta
nian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), dan
sejumlah pejabat lainnya.
Kepala Pusat Pelatihan Mana
jemen dan Kepemimpinan Pertanian
(PPMKP), Ir Yusral Tahir MAgr, me nilai,
Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh
tersebut merupakan lang kah besar
menuju pertanian yang berdaya saing.
Sebab, menurut Yusral, petani dan
penyuluh meru pa kan pilar utama
dalam kegiatan usaha tani.
“Pelatihan ini akan membantu
mempercepat tercapainya pertanian
maju, mandiri, dan modern. Sebab,
penguatan SDM pertanian secara
menyeluruh akan mempercepat
ter capainya kualitas dan kuantitas
pro duktivitas komoditas pertanian
menuju katahanan pangan,” ungkap
Yusral Dengan meningkatnya hasil
produksi, sambungnya, petani juga
akan sejahtera.
Yusral menjelaskan, kuantitas
SDM berkualitas menjadi target
yang harus dipenuhi agar pertanian
semakin berdaya saing. “Selain
berkualitas, jumlah SDM pertanian
juga harus diperbanyak. Tujuannya
untuk akselerasi pencapaian target
berbasis standardisasi tinggi,” kata
Yusral Tahir. Ia menambahkan, Pela
tihan Satu Juta Petani dan Penyuluh
juga merupakan simbol, dimana
Kementan melakukan pelatihan se
cara masif di seluruh Tanah Air.
Meski sudah mengikuti pela
tihan itu, Yusral mengajak peta ni
dan penyuluh untuk terus mengem
bangkan kemampuan diri serta me
ningkatkan pengetahuan teknis dan
manajemen dalam bidang per tanian.
Sebab, tambahnya, hal itu me
rupakan salah satu faktor yang ikut
mendorong tercapainya kemajuan di
bidang pertanian. (*)
“
“
Peserta dari Aceh mengikuti pelatihan sejuta petani dan penyuluh secara daring.
Panitia dan peserta mengikuti pembukaan pertemuan peningkatan kapabilitas penyuluh tahun 2021 di Bireuen.
10 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
11DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
harap Cut Huzaimah.
Capaian luar biasa
Terpisah, Kepala UPTD BPS
BTPHP Distanbun Aceh, Habibur
rahman STP MSc, mengung kapkan,
penghargaan kepada UPTD yang
dipimpinnya sebagai unit kerja
pelayanan publik berprestasi kate
gori utama tersebut merupakan ca
paian yang luar biasa karena mereka
baru perdana mengikutinya.
Ia menyampaikan terima ka sih
kepada semua pihak atas du kungan
dan kerja keras selama be berapa
bulan terakhir untuk menyiapkan
dokumen hingga pre sentasi virtual
hingga juga MoU. “Unit kerja
pelayanan pu blik ini memang
dilakukan peni lai an setiap tahun.
Padahal, ini baru pertama kita ikut,
dan Alhamdulillah mendapatkan
hasil terbaik,” ujar Habib dengan
rasa penuh syukur.
Habib menjelaskan, peng
hargaan tersebut berhubungan
pada sektor pertanian, peni
laiannya seperti pemberian pe
la yanan dan pengawasan ser ti
fikasibenih.“Pelayananpertama
sekali adalah label benih yang
berbarcode dan kedua pelayanan
esertifikasi. Itulah namanya
inovasi,” ucap Habib.
Lebih lanjut ia mengung
kapkan, pihaknya juga sudah me
mudahkan pelayanan penangkaran
benih, di mana masyarakat tidak
lagi harus membawa berkas, me
lainkan dapat langsung di input
melalui website, dan ini pertama di
Indonesia. (*)
UPTD diganjar sebagai Unit Kerja
Berprestasi Utama dan sa tu lainnya
sebagai Unit Kerja Berprestasi
Madya. “Pertama ada lah UPTD Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pa ngan, Hortikultura dan
Per kebunan (BPSBTPH). Kemudian
ada Sekolah Menengah Kejuruan
Pem bangunan Pertanian (SMK
PP) Negeri Saree, SMKPP Negeri
Kutacane, dan SMKPP Bireuen,”
rincinya.
Selain SMKPP Bireuen
yang mendapatkan peng
hargaan sebagai salah satu
Unit Kerja Pelayanan Pu blik
Berprestasi Madya atas upaya
peningkatan mu tu pelayanan
kepada ma syarakat dengan
baik, me nurut Cut Huzaimah,
tiga lain nya dianggap sebagai
Unit Kerja Pelayanan Publik
Berprestasi Utama.
Penghargaan tersebut di
se rahkan Wakil Mentan atas
Nama Menteri Pertanian Syahrul
Yasin Limpo, bertepatan de ngan
perayaan HUT Ke76 Kemerdekaan
Indonesia. “Kita mengikuti ke
giatan resmi itu secara virtual.
Ka mi berharap penghargaan ini
da pat memacu kinerja Distanbun
untuk terus memberikan yang
terbaik kepada masyarakat Aceh,”
HABATANI PROMOSI
Dinas Pertanian dan Per ke
bunan (Distanbun) Aceh bersama
Dinas Pangan Aceh, dan intansi
tek nis lainnya, Senin (16/8/2021)
menyalurkan buahbuahan kepada
tenaga medis yang bekerja di
Peringati GBN dengan Menyalurkan Buah-buahan untuk Tenaga Medis
Ruang Pinere RSUZA Banda Aceh,
panti asuhan, dan sejumlah ke lom
pok masyarakat.
Penyaluran buahbuahan se perti
melon, manggis, jeruk, ram butan,
pepaya, dan nenas, itu dila kukan bertepatan dengan pe ringatan Gelar
Buah Nasional (GBN) Ke6 dan HUT Ke
76 Kemerdekaan RI.
Saat menyerahkan buahbuahan
ke rumah sakit dan panti asu han,
Kadistanbun Aceh Ir Cut Huzaimah
MP didampingi oleh Kadis Pangan
Aceh, Cut Yusminar Api MSi, serta
Kabid Hortikultura Distanbun Aceh, Ir
Chairil Anwar MP, bersama sejumlah
kasi dan staf. Buahbuahan untuk
tenaga medis diterima oleh Direktur
RSUZA, dr Isra Firmansyah, didampingi
Wakil Direktur, dr Abdul Fatah.
Cut Huzaimah menjelaskan,
Empat Unit Kerja Distanbun Aceh Terima Penghargaan Mentan
Alhamdulillah. Selamat”
Ir. H. NOVA IRIANSYAH, MTGubernur Aceh
“ Kami berharap penghargaan ini
dapat memacu kinerja Distanbun untuk
terus memberikan yang terbaik kepada masyarakat Aceh.”
Ir. CUT HUZAIMAH, MPKadistanbun Aceh
“
Menteri Per ta
nian Republik
I n d o n e s i a
(Mentan RI),
Syahrul Yasin Limpo, me nye
rahkan penghargaan Abdi
baktitani kepada em pat unit
kerja di Dinas Per tanian dan
Perkebunan (Dis tanbun)
Aceh. Atas peng hargaan
itu, Gubernur Aceh Ir H
Nova Iriansyah MT me
nyampaikan selamat.
“Alhamdulillah. Se
lamat,” kata Nova me lalui
akun Twitter resminya,
Kamis (19/8/2021), seperti
disampaikan Kepala Biro Humas
dan Protokol (Karo Humpro) Setda
Aceh, Muhammad Iswanto SSTP
MM, kepada Haba Tani, beberapa
waktu lalu.
Kadistanbun Aceh, Ir Cut
Huzaimah MP, mengatakan, ti ga
Gubernur Ucap Selamat
buahbuahan itu disalurkan ke
RSUZA untuk dikonsumsi oleh pe
tugas medis yang bekerja di Ruang
Pinere bersama pasien Co vid19.
“Pemberian buahbuahan ini ber
tujuan untuk membantu me ning
katkan imunitas petugas medis dan
pasien,” ujarnya.
Kabid Hortikultura Distanbun
Aceh, Ir Chairil Anwar MP, menam
bahkan, penyaluran buahbuah
lokal kepada sejumlah rumah sakit
dan panti asuhan tersebut dilakukan
dalam rangka Perigatan Hari Gelar
Buah Nasional (GBN) Ke6 dan HUT
Ke76 RI tahun ini.
Kegiatan tersebut juga untuk
menindaklanjutan surat Sekjen
Mendagri, Dr Ir Muhammad
Hudori MSi, kepada gubernur
dan bupati/wali kota seIndo
nesia yang me minta kepala
daerah untuk melak sanakan
ber bagai kegiatan yang terkait
dengan meningkatkan daya beli
produksi buah lokal yang ada di
masingmasing daerah yang se
dang panen. Hal itu dilakukan
un tuk memperingati Hari GBN
Ke6 dan HUT Ke76 RI. (*)Pejabat Distanbun Aceh menyerahkan buah-buahan kepada tenaga medis di RSUZA Banda Aceh.
12 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
13DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI PROTEKSI
Pertama, Hama Penggerek Buah
Kopi (Hypothenemus hampei)Gejala Serangan:
•Adanya lubang gerek pada
ujung buah
•Buah yang terserang menjadi
kuning.
•Buah muda yang terserang
men jadi gugur dan busuk
• Buah muda terserang yang
tidak gugur akan terhambat
per kembangannya dan isi buah
menjadi kosong
•Biji buah yang sudah keras ber
lubang dan berwarna hitam
Cara Pengendalian PBKo:
1. Petik bubuk (awal panen)
•Memetik semua buah yang
terserang hama PBKo (buah
berlubang) minimal satu kali
dalam sebulan.
•Semua buah tersebut dikum
pulkan dan kemudian dibe nam
kan ke dalam tanah.
•Buahbuah yang masih bisa
dimanfaatkan perlu direndam
dalam air panas + 5 menit un tuk
mematikan hama PBKo.
2. Rampasan
•Pemetikan seluruh buah pada
akhir panen termasuk buah yang
masih muda.
•Buah yang masih muda dan ter
serang dibenamkan ke da lam
tanah.
3. Lelesan
•Mengumpulkan semua buah
yang gugur, baik karena peme
tikan maupun karena sudah tua,
kemudian dibenamkan ke dalam
tanah.
•Kegiatan lelesan dapat dilaku
kan bersamaan dengan petik
bubuk atau rampasan.
4. Pengaturan naungan
Tanaman naungan yang ca
bangnya masuk ke tanaman kopi
dan yang cabangcabangnya ber
ada di bawah 3 meter harus di
pangkas agar sinar matahari da pat
masuk ke tanaman kopi dan un tuk
mengurangi kelembaban kebun.
5. Pemasangan Hypotan
Perangkap dengan senyawa pe
narik Hypotan, dapat menarik se
rangga secara selektif yaitu ha
nya menarik serangga penggerek
buah kopi dewasa, sehingga
aman bagi musuh alami serangga
lain maupun serangga PBKo itu
sendiri.
Hama dan Penyakit Tanaman Kopi serta
Cara PencegahannyaOleh:
INTAN SURYANA, SP Kepala Seksi Proteksi Perkebunan
Distanbun Aceh
Kedua, Hama Penggerek Batang/
Cabang (Zeuzera Coffeae) Gejala Serangan
Ulatnya merusak bagian batang
cabang dengan cara menggerek em
pelur (xylem) batang cabang. Selan
jutnya gerekan membelok ke arah
atas menyerang tanaman muda. Pada
permukaan lubang yang baru digerek
sering terdapat campuran kotoran
dengan serpihan jaringan. Akibat
gerekan ulat bagian tanaman di atas
lubang gerekan akan merana, layu
kering dan mati.
Pengendalian
• Secara Mekanis
Batang tanaman kakao yang ter
serang dipotong 10 cm dibawah lu
bang gerak kearah pangkal batang
kemudian batang dibakar diluar
kebun. Pengendalian dapat juga
dilakukan dengan cara menyumbat
liangliang gerek dengan kapas
yang telah dicelupkan dalam in
sektisida
• Biologis
Dengan musuh alami sejenis para
sitoid : Bracon zeuzerae, Isos turmia
chatterjeena dan Car ceria kockiana.
Selain dengan musuh alami, hama
ini dapat juga dikendalikan dengan
jamur pha togen serangga Beauveria
bassiana.
• Kultur Teknis
Pembersihan merupakan cara
bercocok tanam yang paling tua
dan cukup efektif untuk me
nurunkan populasi hama. Ba nyak
hama yang dapat bertahan hidup
atau berdiapause di sisasisa
tanaman. Dengan mem bersihkan
sisasisa tanaman tersebut berarti
kita mengurangi laju peningkatan
populasi dan ketahanan hidup
hama. Pada prinsipnya teknik
sanitasi adalah membersihka
lahan dari jenisjenis tanaman
singgang, tunggul tanaman, atau
bagianbagian tanaman berbeda.
• Kimiawi
Faktor pengendalian ini digu
nakan apabila kerusakan yang
disebabkan oleh serangga hama
sudah melewati garis Normal.
Menutup lubang gerekan hama
dengan kapas yang telah diberi
aturan Insektisida. Menginfus
tanaman dengan insektisida
sis temik, baik melalui batang
maupun ujung akar.
Ketiga, Kutu Hijau (Coccus viridis)/
Green Coffee Scale
Gejala Serangan
Kutu hijau menyerang seluruh
bagian tanaman yang masih ber
warna hijau dan muda. Serangan bisa
terjadi pada buah, pucuk tanaman,
batang dan bunga. Serangan pada
daun umumnya terjadi sepanjang
tulang daun. Bila serangan hama ini
terjadi pada bagian batang yang masih
muda (hijau) dapat menyebabkan
pertumbuhan tunas terhambat,
bagian tanaman menguning, kerdil
dan ruas memendek.
Dalam siklus hidupnya, terjadi
simbiosis mutualisme antara kutu
hijau ini dengan semut, terutama
semut merah. Kutu hijau dan jenis
kutu tanaman lainnya mengeluarkan
senyawa berupa madu sebagai
ekskresinya dan sangat disukai
oleh semut. Biasanya penyebaran
kutu hijau dibantu oleh semut
ini. Bila populasi kutu hijau telah
terlalu besar, senyawa ekskresi tadi
biasanya sering menutupi bagian
permukaan tanaman. Senyawa
gula yang terkandung di dalamnya
menjadi media tumbuh yang sangat
baik bagi cendawan embun jelaga.
Sehingga pada intensitas serangan
berat, beberapa bagian tanaman ko pi
seperti daun dan batang muda akan
ditutupi oleh embun jelaga. Ini me
nyebabkan gangguan fotosintesis dan
terhambatnya pertumbuhan tanaman
Keempat, Penyakir Karat Daun Kopi
(Hemileia vastatrik)
Gejala Serangan
Tanaman sakit ditandai oleh ada
nya bercakbercak berwarna kuning
muda pada sisi bawah daunnya, ke
mudian berubah menjadi kuning tua.
Pada kopi robusta, penyakit ini tidak
menjadi masalah, sedangkan pada
kopi arabika penyakit ini menjadi masa
lah utama. Berikut adalah gambargam
bar gejala karat daun kopi.
Pengendalian
1. Menanam jenisjenis kopi arabika
tahan penyakit
2. Menggunakan bubur bordo karena
mengandung senyawa tembaga,
dapat dibuat sendiri oleh petani
dan lebih murah
3. Menyemprot tanaman dengan
fungisida
Kelima, Jamur Upas (Corticium salmonicolor)
Gejala Serangan
Menyerang batang, cabang dan
ranting tanaman kopi. Infeksi jamur
terjadi di bagian bawah maupun ranting.
Jamur berkembang terus, masuk ke
dalam kulit dan menyebabkan kulit
membusuk, sedang pada permukaan
kulit jamur membentuk kerak berwarna
merah jambu seperti warna ikan salmon
( stadium Corticium ). selanjutnya
pada bagian tersebut terjadi nekrosis
kemudian membusuk sehingga
warnanya menjadi coklat tua atau
hitam. Nekrosis pada buah bermula
pada pangkal buah di sekitar tangkai
kemudian meluas ke seluruh permukaan
dan mencapai indosferma.
Pengendalian
• Batang dan daun sakit dipotong
sampai 10 cm di bawah pangkal
dari bagian yang sakit. Potongan
potongan dan buah buah
yang terinfeksi dikumpulkan
kemudian dibakar atau dibenam.
• Pemangkasan pohon pelindung
untuk mengurangi kelembaban
kebun
• Pengendalian secara bercocok
tanam/kultur teknis, meliputi
penggunaan bibit yang sehat, peng
aturan jarak tanam yang cukup,
pemupukuan berimbang, dan
pengamatan secara teratur ter
hadap kulit cabang atau ranting
yang menunjukkan gejala penyakit.
Sehubungan dengan fenomena
di atas, Dinas Pertanian dan Per
kebunan Aceh berkomitmen untuk
tetap tidak lagi menggunakan ba
han kimia. Sebab, dalam bahan
kimia ada residu yang berbahaya
dari kesehatan masyaraka. Karena
konsumen sekarang sudah lebih
sa dar untuk menjaga kesehatan,
ma ka semua serba organik. (*)Rampasan buah. Pemasangan perangkap hama. Kerusakan yang diakibatkan oleh larva penggerek batang.
12 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
13DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI MEKANISASI
Mengenal Alsin untuk Pengambilan Minyak
Jarak PagarJarak pagar merupakan ta
naman semak berkayu
yang banyak ditemukan di
daerah tropis. Tanaman ini
tahan kekeringan dan dapat ditanam
pada lahan bekas tambang untuk
reklamasi lahan. Jarak pagar dikenal
sebagai tanaman obat. Namun, se
iring dengan kemajuan teknologi,
tanaman ini dapat dimanfaatkan
se bagai sumber bahan bakar nabati
atau biodiesel karena kandungan mi
nyak padabijinya.
Selain sebagai tanaman kon
servasi yang berfungsi untuk mere
habilitasi lahanlahan kritis, jarak
pagar juga dapat menghasilkan
minyak dari bijinya sebagai bahan
baku biodiesel yang potensial. Tana
man jarak pagar memiliki habitus
dengan tajuk yang rindang, batang
kokoh, dan sistem perakaran yang
dalam.
Daun tanaman yang rimbun ber
manfaat sebagai penyerap CO2
dari
atmosfir (carbon credit) yang akan
menjadikan udara semakin bersih
dan ramah lingkungan (Ditjenbun,
2009). Bijinya sebagai bahan baku
bio diesel yang potensial penghasil
minyak nabati, ramah lingkungan,
dapat diperbaharui (renewable) se
hingga terjamin keberlanjutannya
(sus tainability).
Kandungan minyak pada biji
jarak pagar berkisar 2530 % (Kan
dpal & Madan 1995; Balai Besar Tek
nologi Energi 2012), minyak terse but
diperoleh setelah dilakukan peng
epresan dengan menggunakan alat.
Alat dan mesin (alsin) yang
digunakan untuk proses pengam
bilan minyak biji jarak pagar (Hari
murti dan Sumangat, 2011) an
tara lain, Mesin Pemecah buah/
kap sul, Mesin Pengepres Biji, Me
sin Penyaring Minyak, dan Bio
reaktor. Sedangkan untuk menguji
biodieselnya menggunakan gene
rator listrik berdaya 200 Watt de
ngan mesin disel satu silinder.
Mesin pemecah buah/kapsul
Mesin ini digunakan untuk me
me cah buah atau kapsul biji jarak
pagar dan kemiri sunan. Dengan
menggunakan mesin ini maka dipe
roleh kernel yang telah terpisah
dari kulitnya yang selanjutnya siap
untuk dilakukan pengepresan. Mesin
ini menggunakan penggerak disel
berkekuatan 6,5 HP. Kapasitas mesin
ini untuk memecah buah/kapsul ber
kisar 250 kg/jam, spesifikasi mesin
pe mecah buah/kapsul: panjang, le bar
dan tinggi (215, 115 dan 155) cm.
Mesin ini menggunakan pemecah
buah atau kapsul berjenis silinder
dari kayu dan penahan biji (sarangan)
yang terbuat dari besi. Bahan silinder
dari kayu yang dibentuk bulat
dengan diameter 40 cm dan tebal 25
cm. Bahan tersebut sengaja dipilih
agar dalam proses pengupasan yang
sempurna dan tidak sampai merusak
biji yang dikupas. Keunggulan mesin
ini adalah dapat memisahkan biji
dengan kulitnya tanpa merusak biji.
Dengan menggunakan mesin ini
akan diperoleh biji yang utuh, pada
biji utuh tersebut akan diperoleh
kandungan minyak yang lebih baik
apabila dibandingkan dengan biji
yang pecah. Kulit biji yang terkupas
langsung menuju penampungan
karena dapat melewati pemisah atau
sarangan kawat harmonika dengan
jarak antar kawat sebesar 1,5 cm.
Sedangkan biji yang utuh akan
diarahkan oleh kawat harmonika
tersebut ke tempat penampungan.
Mesin pengepres biji
Mesin ini dipergunakan untuk
mengepres biji agar diperoleh
minyaknya. Mesin ini menggunakan
sis tem pres ulir (screw press) de
ngan penggerak motor listrik, de
ngan kekuatan sebesar 10 HP.
Kapa sitas mesin ini berkisar 75 kg/
jam. Spesifikasi mesin: panjang,
lebar dan tinggi (250, 45 dan 125)
cm. Hasil minyak yang diperoleh
menggunakan mesin ini berkisar
2530 % dari berat bijinya (Kandpal
& Madan 1995; B2TE 2012). Untuk
membuat satu kilogram minyak
jarak pagar diperlukan biji sekitar
34 kilogram biji kering.
Dengan menggunakan mesin
pengepres biji ini akan diperoleh mi
nyak kasar atau minyak mentah. Mi
nyak tersebut bisa langsung diper
gunakan untuk bahan bakar kompor.
Untuk menjadi biodiesel harus me lalui
proses pemurnian minyak meng
gunakan alat bioreaktor.
Mesin penyaring minyak
Mesin ini berfungsi untuk me
misahkan kotoran yang terdapat
pada minyak kasar/mentah, sehingga
diperoleh minyak yang bersih dan
siap untuk dimurnikan atau diproses
menjadi biodiesel. Mesin penyaring ini
menggunakan penggerak berbahan
bakar solar dengan kekuatan 5,5 HP.
Kapasitas penyaringan berkisar 200
250 liter/jam.
Alat bioreaktor
Alat ini dipergunakan untuk
memisahkan minyak kasar (crude
oil) menjadi minyak murni sebagai
bahan bakar biodiesel (Wikipedia
2013; Pranowo et al. 2014) dengan
hasil samping adalah gliserol yang
dapat dipergunakan untuk bahan
sabun maupun kosmetik (Suryani
et al. 2005; Harimurti & Sumangat
2011). Dengan menggunakan
sumber tenaga listrik bertegangan
220 volt, bioreaktor ini dilengkapi
dengan dua buah bejana dari bahan
besi stainless steel yang bagian
samping terdapat kaca untuk
melihat proses pemurniannya.
Selain itu alat bioreaktor ini
dilengkapi dengan dua buah motor
listrik untuk membantu penyem
purnaan proses pengadukan, dan
dua buah pompa listrik untuk
membantu sirkulasi pemurnian
minyak. Kapasitas alat ini berkisar 80
liter/hari atau untuk sekali proses.
Pengujian biodiesel
Biodiesel yang telah dibuat
diuji kinerjanya pada generator
listrik berdaya 2000 Watt. Mesin
dipergunakan sebagai pembangkit
tenaga listrik, berpenggerak mesin
disel dengan kekuatan 10,5 HP.
Mesin penggerak bermerek “K”
berpendingin radiator dan generator
bermerek “X”. Generator listrik
dilengkapi dengan empat roda agar
mudah untuk memindahkannya.
Pada uji biodiesel jarak pagar
maupun biosolar menggunakan
lampu kapasitas 1000 Watt. Uji
dilakukan selama tiga jam tanpa
istirahat dan diulang sebanyak tiga
kali. Dari hasil uji tersebut diperoleh
ratarata konsumsi bahan bakar
biodiesel jarak pagar dan biosolar
Pertamina masingmasing adalah
sebesar 0,53 L jam1 dan 0,56 L jam
1. Dari kedua bahan bakar tersebut,
dapat dilihat bahwa konsumsi untuk
biodiesel jarak pagar lebih irit atau
lebih hemat sebesar 0,03 L jam1
dibandingkan dengan konsumsi
biosolar Pertamina.
Perbandingan konsumsi ba
han bakar menunjukkan bahwa
kon sumsi biodiesel jarak pagar
sebesar 0,53 L jam1, dan biosolar
Pertamina sebesar 0,56 L jam1. Hal
ini dimungkinkan karena adanya
perbedaan angka cetana (cetane
number), untuk biodiesel jarak pagar
sebesar 53,0 (Sivaramakrishnan dan
Ravikumar, 2012) dan biosolar 51,0
(Pertamina, 2008).
Angka cetana tersebut menye
babkan pembakaran biodiesel jarak
pagar lebih sempurna dibandingkan
dengan biosolar Pertamina, hal ini
terlihat dari asap yang keluar dari mesin
penggerak diesel merek “K”, dimana
untuk bahan bakar biodiesel jarak pagar,
asapnya lebih bersih dibandingkan
dengan biosolar Pertamina.
Selain itu bahan bakar biodiesel
lebih efisien dibandingkan solar
karena biodiesel tidak memproduksi
asap, tidak mengandung hidrokarbon
aromatik. Selain itu biodiesel tidak
mengandung sulfur dan senyawa
benzene sehingga lebih ramah
lingkungan dan mudah terurai di alam.
Mesin dengan bahan bakar biodiesel
menghasilkan partikulat, hidrokarbon
dan karbon monooksida yang lebih
rendah daripada bahan bakar diesel
biasa. (*)
Oleh:Gatot Suharto Abdul Fatah
(Peneliti pada Balittas)Lia Verona
(Peneliti pada Balittas)
Mesin penghasil minyak jarak pagar.
Generator listrik untuk menghasilkan minyak jarak pagar.
14 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
15DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI MILENIAL
BEBERAPA waktu lalu,
daun bawang sepertinya
bukanlah jenis sayuran
yang menarik minat petani
untuk menanamnya. Tanaman ini
belum populer di kalangan pelaku
usaha tani karena budidayanya
dilakukan secara tradisional. Sehingga,
hasil atau pendapatan yang diperoleh
petani sedikit dan lebih kecil dibanding
dengan orang yang membudidayakan
tanaman lain seperti cabai merah,
tomat, dan bawang merah.
Tapi, imej itu langsung hilang ketika
Ir Syahrial Efendi mulai membudidaya
daun bawang di lahannya seluas 1,5
tahun lalu atau tepatnya
pada awal
2 0 2 0 .
Kebun seluas
empat rante (40x40 meter atau 1.600
meter persegi) milik Syahrial tersebut
berada di samping rumahnya kawasan
Kampung Bale Atu, Kecamatan Bukit,
Bener Meriah.
Jika selama ini masyarakat
menanam daun bawang dengan cara
tradisional, namun Syahrial memulai
usaha tersebut dengan sistem
modern menggunakan sentuhan
teknologi, seperti halnya yang
Syahrial Efendi juga meng
ungkapkan, peluang pasar daun
bawang cukup menjanjikan. Apa
lagi, sebutnya, kebutuhan sayuran
jenis ini untuk satu hari di seluruh
Aceh sekitar 10 ton. Hitungan itu,
menurut Syahrial, didasarkan pa
da banyaknya penjual mi Aceh
yang tersebar dari kota hingga ke
semua pelosok desa di provinsi
ujung barat Pulau Sumatera, ini.
Yang saya kirim ke Medan itu daun bawang
kualitas nomor satu. Bahkan, ada yang satu
lubang berat daun bawangnya hampir dua
kilogram. Saat melihat itu, kompetitor kita di Sumatera Utara terkejut dan akhirnya
mereka antrek.”
Ir. SYAHRIAL EFENDIPetani Daun Bawang
Bisa Jadi Solusi Cepat Mengurangi Warga Miskin
Melihat prospek penjualan yang
ada, Syahrial yakin budidaya daun
bawang bisa menjadi solusi cepat
untuk mengurangi warga miskin.
“Sebab, biaya produksi daun bawang
murah tapi nilai ekonomisnya ting
gi. Dibanding tanaman lebih yang
terkadang nggak jelas harga dan
pangsa pasarnya, lebih baik masya
rakat termasuk jandajanda miskin
kita arahkan untuk menanam daun
bawang,” jelasnya.
Sebab, sebut Syahrial, sayuran
jenis ini setiap hari dibutuhkan oleh
masyarakat terutama para penjual
mi Aceh. “Kepada siapa saja yang
berkunjung ke kebun saya atau saat
memberikan penyuluhan kepada
petani lain, saya selalu sampaikan
bahwa budidaya tanaman daun
ba wang sangat bagus untuk me
ngen taskan kemiskinan,” ungkap
ayah dari Dara Prisilia Utari Efen di,
Ronaldo Putra Efendi, dan Muham
mad Doni Efendi, ini.
Tinggal lagi, tambah Syahrial,
be nihnya harus menggunakan va
rietas unggul. Sehingga, daun ba
wang yang dihasilkan berkualitas
tinggi. Selain itu, untuk memastikan
keamanan masyarakat yang meng
on sumsinya tetap terjaga, kata
Syahrial, pemupukan tanaman juga
ha rus lebih banyak menggunakan
pupuk organik.
“Agar menambah daya tarik pem
beli, daun bawang yang dijual oleh
petani juga harus dikemas dengan
baik. Untuk itu, butuh bimbingan dan
dukungan dari kalangan anggota
dewan dan dinas terkait baik di pro
vinsi maupun kabupaten/kota,” pung
kas Ir Syahrial Efendi. (*)
Budidaya Tanaman Daun Bawang ala Modern
Syahrial Efendi“
dilakukan oleh petani di Semenanjung
Korea. Kerja keras pria kelahiran
Aceh Tengah, 26 Februari 1967, ini
langsung membuahkan hasil yang
membanggakan.
Betapa tidak, setelah tiga bulan
sejak menanam hingga panen
Syahrial mampu menghasilkan daun
bawang sekitar lima ton per satu rante
(20x20 meter) lahan. “Pada awalawal
saya mulai menanam daun bawang,
harga jualnya mencapai 8 sampai 12
ribu rupiah per kilogram (Kg). Dengan
harga tersebut, penghasilan kotor
saya dalam satu rante bisa mencapai
35 juta rupiah,” jelas alumni S1
Agronomi Universitas Gajah Puteh
(UGP) Takengon, Aceh Tengah, ini.
Setelah dikurangi biaya produksi
sekitar Rp 7 juta per rante, sebut
Syahrial, pendapatan bersih yang ia
terima adalah Rp 28 juta per rante untuk
sekali panen. “Karena mendapat
pendapatan sebanyak itu,
budidaya daun bawang saya
pun langsung viral. Sehingga,
masyarakatterutama yang
tinggal di dataran tinggi
Gayolangsung mencari
benih dan menanam daun
bawang,” ungkap suami dari
Salisna Evrita, ini.
Seiring bertambahnya
jumlah petani yang menanam
bawang, maka terjadi over produksi.
Akibatnya, harga jual sayuran yang
menjadi bumbu khas mi Aceh itu
langsung anjlok hingga Rp 56 ribu
per kilogram (Kg). Tapi, kondisi itu tak
berimbas pada penjualan yang dilakukan
Syahrial. Sebab, jauhjauh hari sebelum
petani lain membudidaya tanaman
itu, Syahrial sudah memiliki langganan
sendiri di sejumlah kabupaten/kota
di Aceh seperti Banda Aceh, Bireuen,
Langsa, Calang, Meulaboh, Singkil, dan
Subulussalam.
Selain itu, sebut Syahrial,
daun bawang yang dihasilkan
dari kebunnya juga dijual
ke beberapa mall di Medan,
Sumatera Utara, seperti Suzuya
Mall, Carrefour, dan Brastagi
Supermarket. “Yang saya kirim
ke Medan itu daun bawang kua
litas nomor satu. Bahkan, ada
yang satu lubang berat daun
bawang nya hampir dua kilo
gram. Saat melihat itu, kom peti
tor kita di Sumatera Utara ter kejut
dan akhirnya mereka an trek,”
kata Syahrial sambil tertawa.
Dengan menanam daun
bawang pada lahan seluas 4
rante, menurut Syahrial, setelah
tiga bulan jika dikalkulasikan
pendapatannya bisa mencapai
Rp 1 juta per hari. “Kalau yang
punya lahan dua rante, berarti
pendapatan per hari setelah
tiga bulan Rp 500 ribu. Jumlah
itu sudah melebihi UMR (upah
minimum regional),” kata Syahrial
yang menamatkan pendidikan di
UGP pada tahun 1992.
Karena prospeknya bagus,
sambung Syahrial, tanaman
lain di kebunnya ditebang dan
diganti dengan menanam daun
bawang. “Meski peluang pasarnya
bagus, tapi dalam membudidaya
daun bawang tetap ada kendala.
Seperti, saat musim kemarau, pucuk
daun bawang cepat kuning akibat
kekurangani air. Sementara jika
musim hujan, tanaman itu rawan
diserang jamur. Tapi, hal itu bisa kita
atasi dengan menyemprotnya secara
intensif,” urainya.
Meski daun bawang harus
disemprot, menurut Syahrial, namun
dirinya tidak berlebihan dalam
menggunakan pestisida. Ia lebih
banyak mengandalkan pupuk organik.
Hal itu, sebut Syahrial, dilakukannya
agar tidak terlalu berefek bagi
kesehatan orang yang mengonsumsi
daun bawang yang dibudidayanya.
“Ketahanan pangan perlu, keragaman
pangan juga perlu, tapi kita juga harus
menjaga keamanan pangan dengan
tidak terlalu banyak menggunakan
pestisida pada tanaman. Sebab, itu
berbahaya bagi kesehatan konsumen,”
ucap Syahrial.
Ditanya soal tingkat kesulitan
merawat daun bawang dibanding
dengan tanaman lain, Syahrial
mengatakan, perawatannya hampir
sama dengan sayursayuran lain.
Untuk tenaga kerja yang dipakai di
lahan tanaman daun bawangnya,
Syahrial mengatakan, itu tergantung
kebutuhan. “Kadang ada dua atau
tiga orang sehari. Tapi, ada yang juga
sampai enam orang per hari. Jumlah
tenaga kerja saya sesuaikan dengan
kebutuhan dalam rangka menjaga
kuantitas, kualitas, dan kontinyuitas.
Sebab, barang yang kita pasok ke
pelanggan itu setiap hari dan tidak
boleh putus,” tandasnya. (*)
14 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
15DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI LUAR NEGERI
Namun, seorang pe
ngusaha mengatakan
bahwa dia mampu
memproduksi lima kali
lebih banyak sayuran pertanian
di pusat kota. Berkat teknik
pertaniannya yang bisa dikatakan
radikal, lahan pertanian kota milik
Jack Ng mampu menghasilkan 1
ton sayuran segar setiap harinya,
menyediakan makanan bagi warga
kota Singapura yang diproduksi
secara lokal.
Teknologi yang digunakan Jack
Ng dalam sistem pertaniannya di
sebut dengan “AGoGro”, dan
tampak seperti Roda Ferris,
dengan ketinggian 30 kaki. Rak
rak sayuran disusun dalam sebuah
rangka alumunium, dan dapat
berputar untuk menjaga sirkulasi
cahaya matahari, aliran udara
dan pengairan. Semua sampah
organik menjadi kompos dan
dapat digunakan kembali. Sistem
perputaran (Air powering frame) air
dibantu oleh gaya gravitasi dan
membutuhkan sedikit konsumsi
listrik. Menurut Jack Ng, energi
yangdiperlukanuntukdayasatu air
powering frame adalah setara
dengan energi yang dibutuhkan 60
Melihat Sistem Pertanian Vertikal di Singapura
Di Singapura, tanah merupakan aset yang sangat berharga. Sebuah negara kecil dengan luas hanya 710 km persegi menjadi rumah bagi 5 juta orang. Tidak mengherankan apabila Singapura terkenal dengan bangunan yang menjulang tinggi. Di sebuah pulau dengan kepadatan yang tinggi, dimana 93% makanan adalah impor, ide untuk membuat lahan pertanian di negara ini dapat dikatakan hampir tidak mungkin untuk dilakukan.
Kabupaten Pingtung adalah
daerah penghasil pisang terbesar
Foto CNA Bupati Pingtung, Pan Men-an (kanan), melakukan inspeksi ke perkebunan pisang.
Pisang Taiwan Kembali Berjaya Berkat Sistem Pertanian Pintar
di Taiwan, dengan luas perkebunan
mencapai lebih dari 4.000 hektare.
Selain itu, kualitas daging buah,
tekstur, cita rasa, dan keharuman
yang dimiliki pisang dari Kabupaten
Pingtung sangat cocok dengan se
lera konsumen internasional, khu
susnya konsumen Jepang.
Namun, selama 20 tahun
terakhir, nilai ekspor pisang Pingtung
ke Jepang mengalami penurunan
karena persaingan harga dari
Filipina, Ekuador, dan negaranegara
Asia Tenggara lainnya yang mulai
memasuki pasar Jepang.
Untuk meningkatkan daya saing
pisang Kabupaten Pingtung, Ke
menterian Perekonomian (MOEA)
memberikan subsidi kepa da
Perusahaan Nong Chin dan Yi Lung
Agricultural Co Ltd untuk mem
bentuk sebuah tim profesional,
yang akan mendayagunakan tekno
logi AioT dan blockchain untuk
menelusuri tingkat kepercayaan
kon sumen, serta teknik digital twin
untuk meningkatkan pemasaran
pisang Pingtung di Jepang.
Tim tersebut juga akan meng
gunakan teknologi kecerdasan bu
atan (AI) untuk membantu para
petani menghasilkan buah pisang
yang memenuhi standar, agar dapat
memperoleh sertifikat GAP (Food
Agricultural Pracices).
Pada tahun 2017, Pemerintah
Kabupaten Pingtung telah mendi
rikan Taiwan Pingtung Agriculture
International Marketing Co Ltd un
tuk membantu para petani me
masarkan produk mereka ke pasar
internasional.
Perusahaan tersebut juga te
lah menjalin hubungan kerja
sama dengan Global GAP untuk
meningkatkan kualitas produk
para petani, agar sesuai dengan
stadar sertifikasi internasional
yang diminta oleh pasar Jepang.
Alhasil, nilai ekspor pisang
Pingtung kini naik berlipat ganda,
dari 524 ton (2018) menjadi
1.166 ton (2019). Nilai ekspor
naik dari NT$ 22,39 juta menjadi
NT$ 51, 31 juta. Para analis
mem perkirakan, nilai ekspor pi
sang Pingtung ke Jepang tahun
ini akan mencapai 2.000 ton.
Pemerintah Kabupaten Ping
tung terus menghimbau pa ra
petani setempat untuk mela kukan
transformasi dan menggunakan
sistem pertanian pintar, agar
pisang Taiwan dapat kembali ber
jaya di pasar Jepang dan negara
lainnya. (id.taiwantoday.tw)
watt bola lampu.
Seluruh sistem, masingmasing
hanya membutuhkan lahan seluas
60 meter persegi. Sebanyak 120
menara telah didirikan di Kranji,
14 km dari pusat bisnis Singapura.
Dalam beberapa tahun kedepan
Jack Ng, ingin membangun 2.000
menara untuk sistem pertaniannya.
Jack Ng menjual sayurannya dengan
merk Sky Greens, yang dijual di
supermarket, memberikan alterntif
produk impor kepada konsumen.
Meskipun harga sayuran Sky Greens
10% lebih mahal dari sayuran yang
dijual di pasaran, namun sayuran
ini banyak digemari karena sayuran
vertikal lebih segar daripada sayuran
lainnya yang dijual di Singapura.
Sky Greens didukung oleh pe
me rintah Singapura karena me
mungkinkan negara dengan luas
wilayah yang kecil menjadi mandiri
akan sumber pangan. Jack Ng
percaya bahwa sistem pertaniannya
dapat diadopsi di seluruh dunia,
terutama di Asia Tenggara.
Buah dan sayur di balkon
Singapura mengimpor hampir
semua bahan pangan.Tapi hingga
2030 negara kota itu ingin memenuhi
sendiri 30 persen kebutuhan pa
ngan nya. Pemerintah mendorong
penduduk untuk menanam sendiri
buah dan sayuran di atap dan balkon.
Maya Hari sedang menanam
buah melon dan kembang kol. Ia juga
menanam cabe, terong dan pisang
di teras apartemennya. Di sini, di
lantai 31 rumah Maya Hari, orang
bisa melihat bagaimana Singapura di
masa depan.
Maya Hari yang profesi aslinya
adalah manajer, sudah beberapa
langkah lebih maju dibanding
penduduk Singapura lainnya.
Pemerintah Singapura bercita
cita untuk membuat negara
kota dengan teknologi canggih
itu menjadi negara penuh petak
perkebunan.
Maya Hari yang punya hobi
bercocoktanam melontarkan
pen da patnya tentang apa yang
diperlukan agar program am
bisius itu berhasil. “Semua orang
harus berusaha merangkul lebih
banyak teknologi dan me tode
modern pengembangan ta
naman,” katanya.
Ditambah dengan upaya
menggerakkan seluruh negara
dan semua orang untuk me
nanam lebih banyak lagi. “Me
nanam di balkon saja, tidak akan
mendatangkan hasil maksimal.
Tapi itu jadi awalnya,” demikian
Maya Hari.
Singapura menjadi negara
pertanian? Itu susah untuk diba
yangkan. Selama beberapa de
kade, negara itu jadi pusat ke
uangan dan ekonomi, dan me miliki
semakin banyak pencakar langit.
Walaupun banyak penghijau
an, pertanian tampak seperti se
suatu dari masa lalu.
Sekarang Singapura ingin me
ngurangi ketergantungan pa sokan
pangannya pada negara asing.
Lahan di Singapura tidak luas.
Jadi atap akan diubah menjadi lahan
penanaman sayuran dan hasil kebun
yang bisa dijual! Strategi baru itu
sudah mulai membuahkan hasil.
(mobgenic.com/republika.co.id)
16 DISTANBUN ACEHEdisi II/2021
PBDISTANBUN ACEHEdisi II/2021
http://www.distanbun.acehprov.go.id/ - http://www.penyuluhanaceh.com Jl. T. Nyak Makam No. 24 Lampineung / Jl. T. Nyak Arief (Komp. Keistimewaan Aceh) No.4 WA: 0823 1199 1200 Telp: (0651) 7552041 - 7555324
@pertanian_aceh@Penyuluhan_aceh
pertanian acehBidang Penyuluhan Distanbun Aceh
HABATANI GALERI FOTO
Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT, didampingi Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, Plt Bupati Bener Meriah, Bupati Gayo Lues, dan Bupati Aceh Tengah, melepas kopi arabika produksi Kokowa Gayo, Bener Meriah, untuk diekspor ke Amerika Serikat.
Peserta mengikuti pelatihan sejuta petani dan penyuluh secara daring di Banda Aceh.
Sekretaris Distanbun Aceh, Azanuddin Kurnia SP MM dan staf meninjau lahan PSR di Aceh Barat.
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, dan pejabat lainnya foto bersama pada launching Geupeuaman di Pidie.
Panitia dan peserta mengikuti pembukaan pertemuan peningkatan kapabilitas penyuluh tahun 2021 di Meulaboh, Aceh Barat.