Upload
khangminh22
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
HANDOUT PERKULIAHANSEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017
I. IDENTITAS MATA KULIAH1. Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di MI
2. Kode Mata Kuliah : MKK
3. Semester / SKS : 1 (satu) / 2 (dua) SKS
4. Fakultas / Jurusan : FITK / PGMI
5. Jenis Mata Kuliah : Wajib
6. Dosen Pengampu : Drs. H. Moh. Masnun, M.Pd
II. BAGIAN ISIPertemuan ke 11. Tujuan Pembelajaran
Mahasiwa memahami tugas-tugas perkuliahana dan termotivasi untuk
menguasai mata kuliah PKN di MI.
2. Uraian Singkat Materia. Dosen dan mahasiswa saling berkenalan dan juga antar mahasiswa.
b. Mahasiswa dan dosen mendiskusikan tugas-tugas selama satu semester
yang harus dikuasai dan dikerjakan.
c. Mendiskusikan teknik perkuliahan, jumlah kehadiran dan komitmen
mematuhinya.
d. Membedah RPS dan Hand Out.
e. Membahas observasi ke MI untuk memperoleh gambaran pembelajaran
PKN di MI.
f. Mengadakan refleksi teknik perkuliahan.
2
Pertemuan ke-21. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa mampu mendeskripsikan pengertian tujuan dan dimensi
pembelajaran PKN di MI
2. Uraian Singkat MateriPendidikan kewarganegaraan atau disingkat PKn merupakan bidang
studi yang bersifat multifaset dengan konteks lintas bidang keilmuan. Namun
secara filsafat keilmuan ia memiliki autology pokok ilmu politik khususnya
konsep “political democracy”untuk aspek “duties and right of citizen”
(ChreshoreL:1886). Dari ontology pokok inilah berkembang konsep “civics”
yang secara harfiah diambil dari bahasa latin “civicus” yang artinya warga
negara pada jaman Yunani Kuno.
PKn untuk persekolahan sangat erat kaitannya dengan dua disiplin ilmu
yang erat dengan kewarganegaraan, yakni ilmu politik dan hukum yang
terintegrasi dengan humoniro dan dimeni keilmuan lainnya yang dikemas
secara ilmiah dan pedagogis untuk kepentingan pembelajaran di sekolah.
Oleh karena itu PKn di tingkat persekolahan bertujuan untuk mempersiapkan
para peserta didik sebagai warga Negara yang cerdas dan baik. Warga
negara yang dimaksud adalah warga negara yang menguasai pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and values) yang
dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah
air.
Di Madrasah Ibtidaiyah, PKn lebih dititikberatkan pada penghayatan dan
pembiasaan diri untuk berperan sebagai warga negara yang demokratis
dalam konteks Indonesia. Untuk itu guru PKn harus menjadi model warga
negara yang demokratis sehingga menjadi teladan bagi peserta didiknya.
Dalam program PGMI di LPTK, PKn sebagai mata kuliah merupakan program
pendidikan yang bertujuan mengembangkan kemampuan penguasaan calon
guru / guru MI mengenal substansi dan metodologi pembelajaran PKn di
Madrasah Ibtidaiyah.
3
Tujuan akhir dari pendidikan kewarganeraan di kelas MI adalah tumbuh
kembangnya kepekaan, ketanggapan, kritisasi, dan kreativitas sosial dalam
konteks kehidupan masyarakat secara tertib, damai dan kreatif. Para peserta
didik dikondisikan untuk selalu bersipak kritis dan berperilaku kreatif sebagai
anggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat, warga negara, dan
umat manusia di lingkungannya yang cerdas dan baik.
Pendidikan kewarganegaraan yang ada di Indonesia seperti yang
berkembang di negara lain memiliki multidimensional, artinya bahwa program
PKn bukan hanya untuk satu tujuan. Winataputra (2003) mengemukakan
bahwa ada tiga dimensi PKn, yakni : (1) PKN sebagai program kurikuler; (2)
PKn sebagai program akademik; (3) PKn sebagai program social cultural.
Dalam pelaksanaan program, tiga dimensi ini dapat mencapai tujuan umum,
yaknik membentuk warga negara yang cerdas dan baik. Khusus untuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tujuan PKn dapat dilihat dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada bagian Penjelasan Pasal 37 ayat (1) bahwa
“Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”.
4
Pertemuan ke-31. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa memahami ruang lingkup pembelajaran PKN di MI.
2. Uraian Singkat MateriKita mewarisi pemerintahan demokratis, yaitu pemerintahan yang “berasal dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Dalam prinsip pemerintahan demokratis
terkandung hak berpartisipasi dari setiap warga Negara. Hak berpartsipasi ini
membebankan tanggung jawab tertentu kepada setiap warga Negara. Di antara
tanggung jawab ini adalah tanggung jawab untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan berpartisipasi secara cerdas, dan tanggung jawab untuk berkehendak
meningkatkan kesejahteraaan sosial berdasarkan prinsip-prinsip keadilan.
Agar warga negara dapat berpartisipasi secara efektif, diperlukan bekal
pengetahuan dan keterampilan, pengalaman praktis, dan pemahaman tentang
pentingnya partisipasi warga Negara. Mempersiapkan warga Negara yang memiliki
kualitas seperti tersebut di atas merupakan tugas praktek kependidikan, baik
persekolahan, pendidikan kewarganegaraan (PKn) memegang peranan yang sangat
strategis dalam mempersiapkan dan membina warga negara dengan kualitas seperti
terurai di atas.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan
tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai
dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara
yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu
pengetahhuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan serta.
Partisipas yang efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui
pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu yang meningkatkan kemampuan
individu berperan serta dalam proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik
yang sehat serta perbaikan masyarakat.
Menimbang dasar pikiran dan tujuan PKn diatas, selayaknya pembelajaran PKn
dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual yang
memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektivitas dalam
5
berpartisipasi. Oleh karena itu, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian kita dalam
mempersiapkan pembelajaran PKn di kelas, yakni bekal pengetahuan materi
pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran. Hal ini berakhir ini
merupakan kritik yang masih lemah untuk mengantarkan para peserta didik menjadi
warga negara yang demokratis. Pembelajaran partisipatif yang berbasis portofolio
merupakan alteratif utama guna mencapai tujuan PKn tersebut.
PKn dengan revatalisasi paradigma bertumpu pada kemampuan dasar
kewarganegaraan (civic competence) untuk semua jenjang SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/MA. Kemampuan dasar tersebut selanjutnya diuraikan atau dirinci dalam bentuk
sejumlah kemampuan disesuaikan dengan tingkat/ jenjang sekolah sejalan dengan
tingkat perkembangan para siswa. Kemampuan diuraikan dalam bentuk butiran standar
kompetensi dan kompetensi dasar sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri
Nomor 22 tentang Standar Isi (SI) dan 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Untuk mencapai SK dan KD tersebut, guru perlu mengoperasionalkannya dalam bentuk
indikator pencapaian.
6
Pertemuan ke-41. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan perkembangan konsep, nilai, moral dan norma
dalam PKN.
2. Uraian Singkat MateriPengertian Konsep
Konsep merupakan pokok pengertian yang bersifat abstrak yang
menghubungkan orang dengan kelompok benda, peristiwa, atau pemikiran (ide).
Lahirnya konsep disebabkan oleh adanya kesadaran atas atribut kelas yang
ditunjukkan oleh simbol. Konsep “rakyat” merupakan sebutan umum untuk
sekelompok penghuni wilayah suatu negara yang ada dalam pemerintahan negara
tertentu. Konsep “demokrasi” merupakan sebutan abstrak tentang sistem kekuasaan
pemerintahan yang berasal dari rakyet, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Pengertian NilaiMenurut Frankel(1978) nilai (value) adalah konsep (concept). Seperti umumnya
konsep, maka nilai sebagai konsep tidak muncul dalam pengalaman yang dapat diamati
melainkan ada dalam pikiran orang. Nilai dapat diartikan kualitas da sesuatu atau harga
dari sesuatu yang diterapkan pada konsteks pengalaman manusia. Nilai dapat dibagi
atas dua bidang, yakni nilai estetika dan nilai etika. Estetika terkait dengan masalah
keindahan atau apa yang dipandang indah (beautiful) atau apa yang dapat dinikmati
oleh seseorang. Sedangkan etika terkait dengan tindakan/ perilaku / akhlak atau
bagaimana seseorang harus berperilaku. Etika terkait dengan masalah moral, yakni
perkembangan reflektif tentang mana yang benar (right) dan mana yang salah (wrong).
Notonegoro membagi nilai menjadi tiga bagian yaitu :
1. Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
melaksanakan kegiatan atau aktivitas.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
7
Pengertian NormaNorma adalah kaidah atau peraturan yang pasti dan bila dilanggar
mengakibatkan sanksi. Norma disebut pula dalil yang mengandung nilai tertentu yang
harus dipatuhi oleh warga masyarakat di dalam berbuat, bertingkah laku, untuk
menciptakan masyarakat yang aman, tertib dan teratur.
Secara umum, norma biasanya bersanksi yakni ancaman atau akibat yang akan
diterima apabila norma itu tidak dilaksanakan. Sedikitnya ada empat jenis norma, ialah;
norma kesopanan, noma kesusilaan, norma agama dan norma hukum.
1. Norma kesopanan atau disebut pula norma sopan santun. Norma ini dimaksudkan
untuk menjaga atau menciptakan keharmonisan hidup bersama dan sanksinya
berasal dari masyarakat berupa celaan atau pengucilan.
2. Norma kesusilaan atau disebut pula moral/ akhlak. Norma ini dimaksudkan untuk
menjaga kebaikan hidup pribadi atau kebersihan hati nurani serta akhlak. Sanksinya
berupa sanksi moral yang berasal dari hati nurani manusia itu sendiri.
3. Norma agama atau disebut pula norma religius. Norma ini dimaksudkan untuk
mencapai kesucian hidup beriman dan sanksinya berasal dari Tuhan.
4. Norma hukum adalah norma yang dimaksudkan untuk menciptakan kedamaianhidup bersama dan sanksinya berupa sanksi hukum yang berasal dari negara atauaparatur negara.
Pengertian MoralIstilah moral berasal dari bahasa latin, mores yaitu ada kebiasaan. Istilah ini erat
dengan proses pembentukan kata, ialah mos, moris, munner, monnes, morals. Dalambahasa Indonesia kata moral hamper sama dengan akhlak atau kesusilaan yangmengandung makna tata tertib batin atau hati nurani yang dapat menjadi pembimbingtingkah laku lahir dan batin manusia dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Olehkarena itu moral erat kaitannya dengan ajaran tentang sesuatu yang baik dan burukyang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.
Dalam konteks etika, setiap orang akan memiliki peranan apakah yang dilakukanitu benar atau salah, baik atau jelek? Pertimbangan ini dinamakan pertimbangan nilaimoral (moral values). Pertimbangan nilai moral merupakan aspek yang sangat pentingkhususnya dalam pembentukan warga negara yang baik sebagai tujuan pendidikankewarganegaraan.
8
Pertemuan ke-51. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan SKKD materi pembelajaran PKN di MI
2. Uraian Singkat MateriStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD)Kelas 1, Semester I
Standar kompetensi Kompetensi Dasar1. Menerapkan hidup rukun dalam
perbedaan1.1 Menjelaskan perbedaan jenis kelamin
agama, dan suku bangsa1.2 Memberikan contoh hidup rukun
melalui kegiatan di rumah dan disekolah.
1.3 Menerapkan hidup rukun di rumahdan di sekolah
2. Membiasakan tertib di rumah dan disekolah
2.1 Menjelaskan pentingnya tata tertib dirumah dan di sekolah
2.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dandi sekolah
Kelas I, Semester 2
Standar kompetensi Kompetensi Dasar3. Menerapkan hak anak di rumah dan di
sekolah3.1 Menjelaskan hak anak untuk bermain,
belajar dengan gembira dan didengarpendapatnya
3.2 Melaksanakan hak anak di rumah dandi sekolah
4. Menciptakan kewajiban anak di rumahdan di sekolah
4.1 Mengikuti tata tertib di rumah dan disekolah
4.2 Melaksanakan aturan yang berlaku dimasyarakat
Kelas II, Semester I
Standar kompetensi Kompetensi Dasar1. Membiasakan hidup bergotong royong 1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun,
saling berbagi dan tolong menolong,1.2 Melaksanakan hidup rukun, saling
berbagi dan tolong menolong di rumahdan di sekolah
9
2. Menampilkan sikap cinta lingkungan 2.1 Mengenal pentingnya lingkungan alamseperti dunia tumbuhan dan duniahewan
2.2 Melaksanakan pemeliharaanlingkungan alam
Kelas II, Semester 2
Standar kompetensi Kompetensi Dasar3. Menampilkan sikap demokratis 3.1 Mengenal kegiatan bermusyawarah
3.2 Menghargai suara terbanyak(mayoritas)
3.3 Menampilkan sikap mau menerimakekalahan
4. Menampilkan nilai-nilai pancasila 4.1 Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinandan senang bekerja dalam kehidupansehari-hari
4.2 Melaksanakan perilaku jujur, disiplindan senang bekerja dalam kegiatansehari-hari
Kelas III, Semester I
Standar kompetensi Kompetensi Dasar1. Mengamalkan makna sumpah
pemudah1.1 Mengenal makna serba nusa, satu
bangsa dan satu bahasa1.2 Mengamalkan nilai-nilai sumpah
pemuda dalam kehidupan sehari-hari2. Melaksanakan norma yang berlaku di
masyarakat2.1 Mengenal aturan-aturan yang berlaku
di lingkungan masyarakat sekitar.2.2 Menyebutkan contoh aturan-aturan
yang berlaku di lingkunganmasyarakat sekitar
2.3 Melaksanakan aturan-aturan yangberlaku di lingkungan masyarakatsekitar.
Kelas III, Semester 2
Standar kompetensi Kompetensi Dasar3. Memiliki harga diri sebagai individu 3.1 Mengenal pentingnya memiliki harga
diri3.2 Memberi contoh bentuk harga diri
seperti menghargai diri sendiri3.3 Menampilkan perilaku yang
mencerminkan harga diri
10
4. Memiliki kebanggaan sebagai bangsaIndonesia
4.1 Mengenal keikhlasan bangsaIndonesia, seperti kebhinekaan,kekayaan alam, beramahtamahan.
4.2 Menempatkan rasa bangga sebagaianak indonesia
Kelas IV, Semester I
Standar kompetensi Kompetensi Dasar1. Memahami sistem pemerintahan desa
dan pemerintahan kecamatan1.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam
susunan pemerintahan desa danpemerintahan kecamatan
1.2 Menggambarkan struktur organisasidesa dan pemerintahan kecamatan
2. Memahami sistem pemerintahankabupaten, kota dan provinsi
2.1 Mengenal lembaga-lembaga dalamsusunan pemerintahan kabupaten,kota, dan provinsi
2.2 Menggambarkan struktur organisasikabupaten, kota dan provinsi
Kelas IV, Semester 2
Standar kompetensi Kompetensi Dasar3. Mengenal sistem pemerintahan
tingkat pusat3.1 Mengenal lembaga-lembaga negara
dalam susunan pemerintahan tingkatpusat, seperti MPR, DPR, Presiden,MA, MK dan BPK dll.
3.2 Menyebutkan organisasi pemerintahantingkat pusat, seperti presiden, wakilpresiden dan para menteri
4. Menunjukkan sikap terhadapglobalisasi di lingkungannya
4.1 Memberikan contoh sederhanapengaruh globalisasi di lingkungannya
4.2 Mengidentifikasi jenis budayaIndonesia yang pernah ditampilkandalam misi kebudayaan internasional
4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruhglobalisasi yang terjadidilingkungannya
11
Kelas V, Semester I
Standar kompetensi Kompetensi Dasar1. Memahami pentingnya keutuhan
negara kesatuan republic Indonesia(NKRI)
1.1 Mendeskripsikan negara kesatuanrepublik indonesia.
1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhannegara kesatuan republik Indonesia
1.3 Menunjukkan contoh-contoh perilakudalam menjaga keutuhan NegaraKesatuan Republik Indonesia.
2. Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah
2.1 Menjelaskan pengertian danpentingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.
2.2 Memberikan contoh peraturanperundang- undangan tingkat pusatdan daerah, seperti pajak, antikorupsi, lalu lintas, larangan merokok.
Kelas V, Semester 2
Standar kompetensi Kompetensi Dasar3. Memahami kebebasan berorganisasi 3.1 Mendeskripsikan pengertian
organisasi3.2 Menyebutkan contoh organisasi di
lingkungan sekolah dan masyarakat3.3 Menampilkan peran serta dalam
memilih organisasi di sekolah4. Menghargai keputusan bersama
5.4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan
bersama4.2 Memenuhi keputusan bersama
Kelas VI, Semester I
Standar kompetensi Kompetensi Dasar1. Menghargai nilai-nilai juang dalam
proses perumusan Pancasila sebagaiDasar Negara
1.1 Mendeskripsikan nilai-nilai juangdalam proses perumusan Pancasilasebagai dasar negara
1.2 Menceritakan secara singkat nilaikebersamaan dalam prosesperumusan Pancasila sebagai DasarNegara
1.3 Meneladani nilai-nilai juang para tokohyang berperan dalam prosesperumusan Pancasila sebagai dasarNegara dalam kehidupan sehari-hari
12
2. Memahami sistem pemerintahanRepublik Indonesia
2.1 Menjelaskan proses pemilu danPilkada
2.2 Mendeskripsikan lembaga-lembaganegara sesuai UUD 1945 hasilamandemen
2.3 Mendeskrisikan tugas dan fungsipemerintahan pusat dan daerah
Kelas V, Semester 2
Standar kompetensi Kompetensi Dasar3. Memahami kebebasan berorganisasi 3.1 Menjelaskan pengertian kerjasama
negara-negara Asia Tenggara3.2 Memberikan contoh peran Indonesia
dalam lingkungan negara-negara diAsia Tenggara
4. Menghargai keputusan bersama5.
4.1 Menjelaskan politik luar negeriIndonesia bebas dan aktif
4.2 Memberikan contoh peranan politikluar negeri Indonesia dalam peraturaninternasional
13
Pertemuan ke-61. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa dapat merancang model pembelajaran PKN di MI dengan benar
2. Uraian Singkat MateriModel Pembelajaran PKn Tematis di Kelas Rendah
Pembelajaran tematis merupakan salah satu model pembelajaran terpadu.
Karakteristik model pembelajaran terpadu. Karakteristik model pembelajaran
terpadu adalah holistik (syum’ul), bermakna, otentik dan aktif. Oleh karena itu
pembelajaran terpadu sangat diperlukan terutama untuk sekolah dasar karena pada
jenjang ini siswa menghayati pengalamannya masih secara totalitas serta masih
sulit menghadapi pemilihan yang artificial.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan
beberapa mata pelajaran atau materi pokok yang terkait secara harmonis untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Yang dipadukan di
sint adalah materi atau bahan ajar sebagai upaya agar kegiatan pembelajaran lebih
bermakna bagi siswa. Pengembangan materi ini hendaknya disesuaikan dengan
kedalaman dan keluasan materi pada kurikulum.
Modal WebbedModel Webbed sering disebut jarring laba-laba adalah model pembelajaran
yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang berkecenderungan
dapat disampaikan melalui beberapa mata pelajaran. Tema dalam model ini dapat
dijadikan pengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu
maupun lintas mata pelajaran. Oleh karena tu model ini pada dasarnya merupakan
bentuk perpaduan yang bertolak dari pendekatan tematis inter atau antarmata
pelajaran dalam mengintegrasikan bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema
sebagai sentral dijadikan sebagai landas tumpu penyampaian isi pembelajaran
interdipliner maupun antar disiplinier
14
Model ConnectedModel connected (berhubungan) dilandasi anggapan bahwa butir-butir
pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Misalnya
butir-butir pembelajaran ideology Pancasila, hukum dan ketatanegaraan atau materi
tentang hak dan kewajiban, ketertiban, demokrasi dapat dipayungkan pada mata
pelajaran PKn. Dalam model ini guru perlu menata butir-butir pembelajaran dan
proses pembelajaran secara tematis, karena pembentukan pemahaman,
keterampilan dan pengalaman secara utuh tidak berlangsung otomatis.
Model IntegratedModel “integrated” merupakan model pemaduan sejumlah tema (topik)
pembelajaran dari mata pelajaran yang berbeda tetapi esensinya sama dalam
sebuah tema / topik tertentu. Model ini berangkat dari adanya tumpang tindih
beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang dituntut dalam pembelajaran
sehingga perlu adanya pengintegrasian multi disiplin. Dalam model ini butir-butir
pembelajaran berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran berbeda.
Oleh karena itu perlu adanya tema sentral dalam pemecahan suatu masalah yang
dapat ditinjau dari berbagai disiplin ilmu.
15
Pertemuan ke-71. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa dapat merancang model pembelajaran PKN di MI dengan benar
2. Uraian Singkat MateriModel Pembelajaran PKN tematis MI Kelas Tinggi
Pada kegiatan belajar pertama Anda telah mengenal cara mendesain
pembelajaran PKn dengan model pembelajaran PKn berbasis portofolio. Berikut ini
Anda akan diajak untuk mengkaji model pembelajaran PKn yang lain dengan focus
pembelajaran tentang hak asasi manusia (HAM). Tema ini dipandang penting
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam sistem pemerintahan demokratis
karena kehidupan berdemokrasi hamper tidak dapat dipisahkan dengan prinsip-
prinsip HAM. Untuk kepentingan pembelajaran di kelas, bagaimana cara
mengajarkan konsep HAM itu kepada para anak didikk di Madrasah Ibtidaiyah (MI)?
Sebenarnya, kegiatan mengajar atau pembelajaran bagi Anda tidak terlalu banyak
masalah karena anda telah berpengalaman, namun agar kemampuan Anda
semakin mahir, khususnya dalam pembelajaran HAM dalam PKn, maka pada
kegiatan belajar ini, Anda akan diajak untuk mengenal dan berlatih dalam
mengembangkan keterampilan pembelajaran HAM dalam PKn. Keterampilan ini
sangat penting baik, bagi mahasiswa guru maupun calon guru MI.
Suatu model langkah-langkah pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh
guru untuk mengadakan inkuiri dalam proses pembelajaran HAM, sebagai berikut :
a. Pertama, merumuskan tujuan
b. Kedua, menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diketahui
c. Ketiga, menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari
d. Keempat, memecahkan masalah
e. Kelima, menerapkan kemampuan yang telah dikuasai
Model pembelajaran kedua disebut proses inkuiri menurut Welton & Mallan
(1988) memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pertama, menyadari adanya peristiwa yang controversial yang selanjutnya
menjadi masalah yang harus dipecahkan.
16
b. Kedua, mengidentifikasi hipotesis (berupa penjelasan atau jawaban tentative)
c. Ketiga, menguji hipotesis sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh
d. Keempat, memodifikasi hipotesis menjadi simpulan sementara sampai data
secara lengkap terkumpul
e. Kelima, menguji simpulan sementara (apakah telah menjelaskan peristiwa yang
controversial?
Model ketiga pembelajaran inkuiri disebut juga inkuiri dasar sebagaimana
disarankan oleh Dewey (Armstrong, 1996) memiliki langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Pertama, menggambarkan karakteristik masalah atau situasi yang penting
b. Kedua, Mengajukan kemungkinan simpulan atau penjelasan
c. Ketiga, Mengumpulkan bukti yang dapat digunakan untuk menguji akurasi
simpulan atau penjelasan.
d. Keempat, menguji simpulan atau penjelasan berdasarkan bukti yang sah.
e. Kelima, mengembangkan simpulan yang didukung oleh bukti yang tepat.
18
Pertemuan ke-91. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa dapat merancang desain pembelajaran PKN di MI Kelas rendah.
2. Uraian Singkat MateriDesain Pembelajaran PKN Tematis di MI Kelas Rendah
Pembelajaran tematis adalah bentuk pengorganisasian pembelajaran
terpadu. Dalam pembelajaran bentuk ini peserta didik belajar melalui pemahaman
dan pembiasaan perilaku yang terkait pada kehidupannya. Peserta didik belum
secara format diperkenalkan pada mata pelajaran. Tujuan akhir dari pembelajaran
tematik adalah berkembangnya potensi peserta didik secara alami sesuai dengan
usia dan lingkungannya. Dalam pembelajaran berbasis mata pelajaran peserta didik
sudah secara formal diperkenalkan kepada mata pelajara yang ada dalam kurikulum
SD/MI.
Secara definitive kurikulum tematis adalah kurikulum yang menggabungkan
sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan area isi, keterampilan, dan sikap
(Wolfinger, 1994 : 133. Selanjutnya Wolfinger (1994) dan Suwignyo, (1996)
menjelaskan bahwa pemaduan tersebut didasarkan pada pertimbangan rasional
antara lain :
a. Kebanyakan masalah dan pengalaman termasuk di dalamnya pengalaman
belajar bersifat interdisipliner.
b. Untuk memahami, mempelajari dan memecahkannya diperlukan multiskill
c. Adanya tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam pemecahan maslaah
d. Memudahkan siswa membuat hubungan antar skematika dan transfer
pemahaman antar konteks.
e. Demi efisiensi.
f. Adanya tuntutan keterlibatan siswa yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran tematik terdapat beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian yaitu :
a. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran
menjadi lebih bermakna dan utuh.
19
b. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan antara lain
alokasi waktu setiap tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang
ada di lingkungan.
c. Usahakan pilihan tema yang terdekat dengan anak.
d. Lebih mengotimalka dasar yang akan dicapai daripada tema.
Secara umum langkah-langkah menyusun pembelajaran tematik antar mata
pelajaran sebagai berikut :
a. Mempelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap
mata pelajaran.
b. Membuat/ memilih tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi
tersebut untuk setiap kelas dan semester.
c. Membuat matrik atau bagan hubungan kompetensi dasar dengan tema/ topic.
d. Membuat pemetaan pembelajaran tematik dalam bentuk matrik atau jaringan
tema.
e. Menyusun silabus berdasarkan matrik/ jaringan tema pembelajaran tematik.
f. Menyusun rencana pembelajaran tematik.
Pandangan lain dikemukakan oleh Dyah Sriwilujeng (2006) yang mengajukan
enam langkah tematik antara mata pelajaran di SD/MI yakni sebagai berikut :
1. Membuat / memilih tema
2. Melakukan analisis indikator, kompetensi dasar dan hasil belajar yang sesuai
dengan tema dan membagi alokasi waktu
3. Melakukan pemetaan hubungan kompetensi dasar, indikator dengan tema
4. Membuat pengelompokkan jaringan indikator
5. Melakukan penyusunan silabus
6. Menyusun rencana pembelajaran
20
Pertemuan ke-101. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa dapat merancang desain pembelajaran PKN di MI Kelas tinggi.
2. Uraian Singkat MateriDesain Pembelajaran PKN Tematis di MI Kelas Tinggi
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan
tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-
nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga
negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan
seperangkat ilmu pengetahhuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan
untuk berperan serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawba itu pun
ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu
yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam proses politik dan
mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.
Menimbang dasar pikiran atau tujuan PKn di atas, selayaknya pembelajaran
PKN dapat membekalo siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual
yang memadai serta pengalaman praktis agar memilki kompetensi dan efektivitas
dalam berpartisipasi. Oleh karena itu ada dua hal yang perlu mendapat perhatian
Anda sebagai guru atau calon guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn di
atas, yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau pendekatan
pembelajaran. Hal terakhir ini merupakan titik yang masih lemah untuk
mengantarkan para peserta didik menjadi warga negara yang demokratis.
Pembelajaran partisipatif yang berbasis portofolio merupakan alternatif utama guna
mencapai tujuan PKn tersebut.
21
Pertemuan ke-111. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa dapat memiliki strategi dan metode pembelajaran PKN di MI.
2. Uraian Singkat MateriDesain Pembelajaran PKN Tematis di MI Kelas Tinggi
Dalam konteks pembelajaran, strategi berarti cara mencapai suatu target
pembelajaran. Metode pembelajaran berart cara untuk mengatasi masalah dalam
mencapai target (a way of handling). Dengan demikian, maknanya hampir sama
dengan makna strategi sehingga penggunaan istilah ini seringkali tumpang tindih.
Namun pengertian, metode dalam modul ini lebih spesifik karena lebih menekankan
pada upaya mengatasi masalah dalam proses mencapai target.
Pendekatan pembelajaran PKn seyogyanya sejalan dengan tujuan PKn yakni
membangun siswa sebagai warga negara yang baik dan cerdas secara intelektual,
emosional, sosial, spiritual, mau bertanggung jawab, dan mampu berpartisipasi
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tunner dkk (1990)
mengidentifikasi pendekatan pembelajaran PKn sebagai berikut :
a. Pendekatan sumber belajar audio-visual
b. Pendekatan studi kasus
c. Pendekatan nara sumber masyarakat
d. Pendekatan cooperative learning
e. Pendekatan debat
f. Pendekatan pengadilan tiruan
g. Pedekatan bermain peran dan stimulasi
h. Pendekatan menulis surat kepada pejabat public
22
Pertemuan ke-121. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa dapat menentukan media dan sumber belajar dalam proses
pembelajaran PKN di MI sesuai dengan topik yang diajarkan
2. Uraian Singkat MateriMedia Pembelajaran PKnPengertian MediaApakah media pembelajaran itu?
Proses pembelajaran merupakan suatu sistem karena didalamnya terdapat
berbagai komponen yang saling berkaitan, mempengaruhi, dan bahkan saling
ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan, materi, metode, media dan evaluasi.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru sebagai fasilitator
dengan siswa sebagai pembelajar. Dalam komunikasi ada proses penyampaian
pesan (message) dari komunikator kepada komunikan. Dalam penyampaian pesan
dari komunikator kepada komunikan diperlukan saluran (media), agar message
tersebut tersalurkan secara efektif dan efisien.
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium, yang berarti perantara atau pengantar. Dengan kata lain, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima.
Media yang dirancang dengan baik dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada diri peserta didik. Media sebagai alat bantu visual dapat :
1) Mendorong motivasi belajar
2) Memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak
3) Mempertinggi daya serap aau retensu belajar
Media pembelajaran yang disusun dengan baik, memiliki manfaat atau nilai
praktis yaitu :
a. Menyesuaikan yang abstrak (animasi peredaran darah)
b. Membawa objek yang sukar didapat (binatang buas/berbahaya)
c. Membawa objek yang terlalu besar (gunung, pasar)
23
d. Menampilkan objek yang tidak dapat diamati mata (mikro organisme)
e. Mengamati gerakan yang terlalu cepat (jalannya peluru)
f. Memungkinkan berinteraksi dengan lingkungannya
g. Memungkinkan keseragaman pengalaman
h. Mengurangi resiko apabila objek berbahaya
i. Menyajikan informasi yang konsisten dan diulang sesuai dengan kebutuhan
j. Membangkitkan motivasi belajar
k. Dapat disajikan dengan menarik dan variatif
l. Mengontrol arah maupun kecepatan peserta didik
m. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
Kedudukan Media Dalam Proses PembelajaranPrinsip pembelajaran yang baik adalah jika proses belajar mampu
mengembangkan konsep, generalisasi dan bahan abstrak dapat menjadi hal yang
jelas dan nyata. Sumber belajar yang digunakan pengajar dan anak adalah buku-
buku dan sumber informasi, tetapi akan menjadi lebih jelas dan efektif jika pengajar
menyertai dengan berbagai media pengajaran yang dapat membantu menjelaskan
bahan lebih realistik (Hartono, 1996). Dengan demikian salah satu tugas guru yang
tidak kalah pentingnya adalah mencari dan menentukan media pembelajaran. Dalam
pembelajaran PKn, mencari dan menentukan media dan sumber belajar sangat
penting sebab bahan ajarnya sangat dinamis.
Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya
proses kegiatan pada diri siswa. Disamping itu media dapat membawakan pesan
atau informasi belajar dengan kesadaran yang tinggi yaitu dapat diulang tanpa
mengalami perubahan isi.
Kriteria Pemelihan MediaSalah satu kemampuan yang dituntut dari seorang guru adalah ketepatan
memilih media pembelajaran. Mengapa demikian? Karena memilih media yang
dapat diyakini akan meningkatkan motivasi belajar yang pada akhirnya akan
24
meningkatkan hasil belajarnya. Sebaliknya, ketidaktepatan memilih media akan
melahirkan kebosanan siswa dalam mengikuti pelajaran. Media yang paling baik
adalah media yang paling sesuai dengan tujuan pembelajaran/ karakter bahan ajar,
metode yang akan digunakan, dan keadaan / kebutuhan siswa, serta kemampuan
guru/sekolah. Untuk itu, sebelum saudara memilih media pembelajaran sebaiknya
pahami dahulu beberapa hal yang perlu diperhatkan berkenaan dengan pemilihan
media seperti dikemukakan Jarolimek (Kosasih Djahiri, 1979 : 76) berikut ini:
a. Tujuan instruksional yang ingin dicapai
b. Tingkat usia dan kematangan siswa
c. Kemampuan baca siswa
d. Tingkat kesulitan dan jenis konsep pelajaran tersebut
e. Keadaan / latar belakang pengetahuan atau pengalaman siswa.
25
Pertemuan ke-131. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa dapat menentukan media dan sumber belajar dalam proses
pembelajaran PKN di MI sesuai dengan topik yang diajarkan.
2. Uraian Singkat MateriSumber Pembelajaran PKn
Dalam pembelajaran PKn guru dapat menggunakan sumber belajar yang
diperoleh dari media cetak seperti buku, majalah, surat kabar, dari media elektronik
seperti TV, radio, film, dan manusia (nara sumber) baik tokoh organisasi.
Pemanfaatan sumber-sumber belajar tersebut akan lebih memperkaya bahan ajar
yang diuraikan dalam buku teks atau buku paket, disamping akan meningkatkan
gairah belajar siswa. A Kosasih Djahiri (1990) menegaskan bahwa diantara sumber
belajar penting dalam PKn adalah :
a. Sumber formal perundangan
b. Buku paket / acuan resmi
c. Bahan/publikasi/informasi resmi
d. Media massa yaitu TV, surat kabar, majalah
e. Buku/ literatur keilmuan
f. Kitab suci
g. Kehidupan rill, adat, inpoleksosbudhankam, lingkungan sekitar, daerah, nasional
Sumber belajar pada masyarakatMasyarakat dan aktivitas pemerintahan merupakan sumber dan media utama
dalam pembelajaran PKn, karena pembelajaran ini bertitik tolak dari masyarakat dan
berorientasi pada masyarakat. Dalam menggunakan masyarakat dan perilaku
pemerintah sebagai media masyarakat. Dalam menggunakan masyarakat dan
perilaku pemerintahh sebagai media belajar, guru memerlukan informasi yang akurat
dan memadai mengenai orang-orang, lembaga, peristiwa, keadaan yang ada di
dalam masyarakat. Dalam pemanfaatan ini terdapat tiga sarana; (a) tempat, orang,
organisasi yang dapat dijadikan sumber belajar atau meningkatkan belajar termasuk
26
sumber masyarakat, (b) kunjungan studi, dan (c) nara sumber. Tempat mana atau
kantor mana yang dijadikan sumber tergantung pada tujuan dan kompetensi dasar
dalam standar isi. Termasuk sumber belajar yang ada dalam masyarakat adalah
kerja lapangan, studi wisata, dan perkemahan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menggunakan
sumber masyarakat setempat bagi program pembelajaran PKn.
1. Mengundang anggota atau tokoh masyarkat dan aparatur pemerintah setempat
ke dalam kelas untk berbicara dengan siswa-siswa mengenai suatu topik yang
berhubungan dengan profesinya (pekerjaannya). Anggota atau tokoh masyarakat
itu mungkin seorang dokter, pengarah, wartawan, ketua RT/RW, pedagang,
sejarahwan dan sebagainya. Tentu saja guru lebih dahulu mengkomunikasikan
kepada pembicara tentang tujuan undangan itu sehingga dapat berbicara santai
dan menyesuaikan diri dalam menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh
siswa MI. Umumnya nara sumber yang bersangkutan berbicara tentang
pengalaman hidup mereka sehari-hari atau tentang masa lalu.
2. Mengunjungi langsung anggota-anggota atau tokoh-tokoh masyarakat dalam
pemerintahan di tempat anggota-anggota tinggal atau berada. Untuk itu siswa-
siswa perlu diberi penjelasan lebih dahulu tentang tujuan kunjungan itu dan
mereka harus menyiapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang bisa mereka
ajukan melalui wawancara.
27
Pertemuan ke-141. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa dapat menyusun pengembangan instrument penilaian pembelajaran
PKN di MI.
2. Uraian Singkat MateriPengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran PKnProsedur Penilaian
Pernahkah Anda mendengar keluhan guru tentang sulitnya melakukan
penilaian untuk mata pelajaran PKn? Pada umumnya kesulitan yang dihadapi
adalah ketika akan menilai hasil belajar PKn dalam aspek (domain) afektif. Memang
hal ini telah menjadi masalah umum yang dihadapi oleh para guru. Tidak dapat
disangkal bahwa aspek efektif merupakan bidang tertutup (closs area) atau
tersembunyi (hidden) yang ada dalam diri manusia. Tidak seperti aspek kognitif yang
dapat diketahui dengan cara penilaian tes. Menilai aspek afektif merupakan tugas
yang tidak mudah dilaksanakan secara sederhana. Oleh karena itu, panduan
penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadiann sebagai
salah satu panduan dalam standar penilaian (Permendiknas Nomor 20 tahun 2007)
telah menguraikan hal ini. Salah satu prinsip dalam pengembangan instrumen
penilaian adalah diperolehnya instrumen yang mampu menggali informasi yang
akurat, namun harus cakup praktis dan proses penyusunannya tidak terlalu
kompleks sehingga memiliki nilai aplikatif yang tinggi bagi pihak pendidik dan satuan
pendidikan.
Intrumen penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur aspek pemahaman
akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara berupa tes tulis kognitif (paper
and pencil test) guna mengungkap tingkat penguasaan peserta didik sebagai hasil
belajar mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
28
Model kisi-kisi instrument penilaian terhadap Pemahaman akan Hak dan Kewajiban
diri sebagai warga NegaraStandar
kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Bobot (%)
1. MemahamiKebebasanberorganisasi
1.1 Mendeskripsikanpengertianorganisasi
a) Merumuskan definisi organisasib) Menyebutkan ciri-ciri kehidupan
berorganisasi
20
1.2 Menyebutkancontoh organisasidi lingkungansekolah danmasyarakat
a) Memberi contoh organisasi dilingkungan sekolah
b) Memberi contoh organisasi dilingkungan masyarakat
c) Membandingkan kehidupanberorganisasi di sekolah dan dimasyarakat
25
1.3 Menampilkan peranserta dalammemilih organisasidi sekolah
0
2. Menghargaikeputusanbersama
2.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusanbersama
a. Menjelaskan pengertiankeputusan bersama
b. Menyebutkan contoh bentukkeputusan bersama
25
30
2.2 Mematuhikeputusan bersama
0
Setiap kompetensi dasar agar diuraikan penting tidak berisi dua indicator
pencapaian, tergantung keluasan cakupan materi masing-masing kompetensi. Guru
kelas PKn di MI seyogyanya juga menetapkan bobot masing-masing KD sesuai
dengan keluasan dan kedalamannya. Bobot masing-masing KD ini dapat tercermin
dalam bobot atau jumlah butir soal dalam tes.
29
Pertemuan ke-151. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa dapat menyusun Laporan hasil penilaian pembelajaran PKN di MI.
2. Uraian Singkat MateriLaporn Hasil Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian
Pada hakikatnya, penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi. Dalam pendidikan, penilaian berarti proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Sedangkan
ulangan, dapat dimaknai sebagai penilaian yang lebih khusus dalam konteks
pembelajaran dan berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur ketercapaian kompetensi. Oleh karena itu, dalam Permendiknas
nomor 20/2008 tentang Standar penilaian dikemukakan bahwa ulangan adalah
proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara
berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan
perbaikan pembelajaran dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
Dalam Permendiknas Nomor 20/2008 tentang Standar Penilaian
dikemukakan ada beberapa jenis ulangan untuk mengukur proses dan hasil
pembelajaran, seperti ulangan harian, ulangan tengah semester (UTS), ulangan
akhir semester (UAS) dan ulangan kenaikan kelas.
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
kompetensi dasar (KD) atau lebih. Artinya bahwa seorang guru harus mengadakan
ulangan pada setiap menyelesaikan satu kompetensi dasar. Dengan prinsip belajar
tuntas, apabila ada siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal, maka
guru harus mengadakan program remidial terhadap materi pembelajaran tersebut
hingga tercapainya kompetensi dasar yang bersangkutan.
Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
mempresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
30
Ulangan Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir
semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan KD pada semester
tersebut.
Dengan demikian, fokus ulangan harian, tengah semester, akhir semester
dan kenaikan kelas adalah pada ketercapaian kompetensi dasar. Artinya penilaian
dengan cara ulangan merupakan penilaian sebagai proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengetahui ketercapaian kompetensi dasar.
Selain penilaian dalam bentuk ulangan, penilaian dapat dilakukan melalui
ujian. Ada dua jenis ujian yang diatur dalam standar penilaian, ialah ujian
sekolah/madrasah dan ujian nasional (UN).
Dalam standar penilaian dikemukakan bahwa penilaian hasil belajar peserta
didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut :
a. Sahih, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur. Oleh karena itu, intrumen yang digunakan perlu disusun melalui
prosedur sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar memiliki bukti kesahihan
dan keandalan.
b. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai. Oleh karena itu pendidik menggunakan rubrik
atau pedoman dalam memberikan skor terhadap jawaban peserta didik atas butir
soal uraian dan tes praktik atau kinerja sehingga dapat meminimalkan
subjektivitas pendidik.
c. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi dan gender. Faktor-faktor tersebut tidak relevan di
dalam penilaian, oleh karena itu perlu dihindari agar tidak berpengaruh terhadap
hasil penilaian.
d. Terpadu, yakni penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini hasil penilaian benar-benar dijadikan dasar
31
untuk memperbaiki proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh peserta
didik. Jika hasil penilaian menunjukkan banyak peserta didik yang gagal,
sementara instrumen yang digunakan sudah memenuhi persyaratan secara
kualitatif, berarti memperbaiki rencana dan/atau pelaksanaan pembelajarannya.
e. Terbuka, yakni prosedur penilaian kriteria penilaian dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu
pendidik menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta didik.
Selain itu, pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan kriteria
penilaian serta dasar penilaian yang digunakan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, penilaian
bukan semata-mata untuk menilai peserta didik melainkan harus mencakup
semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan.
g. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang dan
dilakukan dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Dalam
penilaian kelas, misalnya guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
menyiapkan rencana penilaian bersamaan dengan menyusun silabus dan RPP.