Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat anak-anak berusia dua tahun, kebanyakan bentuk-
bentuk komunikasi prabicara yang tadinya sangat bermanfaat
dalam masa bayi telah ditinggalkan. Anak-anak tidak lagi
mengoceh dan tangis mereka sudah sangat berkurang. Ia mungkin
menggunakan isyarat, terutama sebagai pelengkap bagi
pembicaraan untuk menekankan arti kata-kata yang diucapkan
dan bukan sebagai pengganti bicara. Tetapi anak-anak terus
berkomunikasi dengan orang-orang lain dengan ungkapan-
ungkapan emosi yang secara keseluruhan lebih diterima secara
social dan tidak terlau dianggap “seperti bayi” daripada
bentuk-bentuk prabicara lainnya.
Selama masa awal kanak-kanak, anak-anak memiliki
keinginan yang kuat untuk belajar berbicara. Hali ini
disebabkan karena dua hal. Pertama, belajar berbicara
merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak-anak yang
lebih mudah berkomunikasi dengan teman ebaya akan lebih mudah
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 1
mengadakan kontak sosial dan lebih mudah diterima sebagai
anggota kelompok daripada anak yang kemampuan
berkomunikasinya terbatas. Anak-anak yang mengikuti kegiatan
prasekolah akan mengalami rintangan baik dalam hal social
maupun pendidikan kecuali bila ia pandai bicara seperti
teman-teman sekolahnya. Kedua, belajar berbicara merupakan
sarana untuk memperoleh kemandirian. Anak-anak yang tidak
dapat megemukakan keinginan dan kebutuhannya, atau yang tidak
dapat berusaha agar dimengerti oranglain cenderung
diperlakuukan seperti bayi dan tidak berhasil memperoleh
kemandirian yang diinginkan. Kalau anak-anak tidak dapat
mengatakan kepada orangtua atau pengasuh bahwa mereka ingin
mencoba memotong daging atau menyisir rambut sendiri, orang-
orang dewasa akan terus memantu karena ia dianggap msih
terlalu kecil untuk dapat melakuknnya sendiri. Ini menghambat
anak untuk menjadi percaya diri dan mandiri.
Untuk meningkatkan komunikasi, anak-anak harus menguasai
dua tugas pokok yang merupakan unsure penting dalam belajar
berbicara. Pertama, mereka harus menigkatkan kemampuan untuk
mengerti apa yang dikatakan orang lain dan kedua, mereka
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 2
harus meningkatkan kemamuan berbicaranya sehingga dapat
dimengerti orang lain. Para orangtua dan pengasuh biasanya
lebih meneknkan pada belajar berbicara sehingga tugas
meningkatkan pengertian secara tidak langsung dilakukan anak
sendiri karena adanya keinginan yang kuat untuk berkomunikasi
sebagai sarana untuk kegiatan social.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1.2.1 Kosakata apa saja yang sudah dikuasai anak usia 3-5
tahun?
1.2.2 Bagaimana pembentukan kata bahasa Indonesia yang
dikuasai anak usia 3-5 tahun?
1.2.3 Bagaimana tahap perkembangan bahasa anak usia 3-5
tahun?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui kosakata apa saja yang sudah dikuasai
anak usia 3-5 tahun.
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 3
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana pembentukan kata bahasa
Indonesia yag dikuasai anak usia 3-5 tahun.
1.3.3 Untuk mengetahui tahap perkembangan bahasa anak usia 3-
5 tahun.
BAB II
LANDASAN TEORI
Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi
dalam bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi baik secara
verbal maupun non verbal yaitu dengan tulisan, bacaan dan tanda
atau simbol. Berbahasa itu sendiri merupakan proses kompleks yang
tidak terjadi begitu saja. Manusia berkomunikasi lewat bahasa
memerlukan proses yang berkembang dalam tahap-tahap usianya.
Bagaimana manusia bisa menggunakan bahasa sebagai cara
berkomunikasi selalu menjadi pertanyaan yang menarik untuk
dibahas sehingga memunculkan banyak teori tentang pemerolehan
bahasa. Lebih rumit dan luas mengingat ada lebih dari seribu
bahasa yang ada di seluruh dunia.
Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang
digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan
lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan
emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada
simbol verbal. Selain itu bahasa dapat juga diekspresikan melalui
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 4
tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup
aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau
pantomim. Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan
untuk menekankan makna wicara. Pantomim adalah sebuah cara
komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi yang
mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang menggunakan
setiap bagian tubuh) dengan makna yang berbeda beda.
Lundsteen membagi perkembangan bahasa dalam 3 tahap :
1. Tahap pralinguistik
- 0-3 bulan, bunyinya di dalam (meruku) dan berasal dari
tenggorok.
- 3-12 bulan, meleter, banyak memakai bibir dan langit-
langit, misalnya ma, da, ba.
2. Tahap protolinguitik
- 12 bulan-2 tahun, anak sudah mengerti dan menunjukkan alat-
alat tubuh. Ia mulai berbicara beberapa patah kata (kosa
katanya dapat mencapai 200-300).
3. Tahap linguistic
- 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai belajar tata
bahasa dan perkembangan kosa katanya mencapai 3000 buah.
Tahap perkembangan bahasa di atas hampir sama dengan
pembagian menurut Bzoch yang membagi perkembangan bahasa anak
dari lahir sampai usia 3 tahun dalam empat stadium.
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 5
1. Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi prelinguistik, 0-
3 bulan.
Periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru lahir
belum bisa menggabungkan elemen bahasa baik isi, bentuk dan
pemakaian bahasa. Selain belum berkembangnya bentuk bahasa
konvensional, kemampuan kognitif bayi juga belum berkembang.
Komunikasi lebih bersifat reflektif daripada terencana.
Periode ini disebut prelinguistik. Meskipun bayi belum
mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa
konvensional, mereka mengamati dan memproduksi suara dengan
cara yang unik. Klinisi harus menentukan apakah bayi
mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini
merupakan indikasi untuk evaluasi fisik dan audiologi.
Selanjutnya intervensi direncanakan untuk membangun
lingkungan yang menyediakan banyak kesempatan untuk mengamati
dan bereaksi terhadap suara.
2. Kata – kata pertama : transisi ke bahasa anak. 3-9 bulan.
Salah satu perkembangan bahasa utama milestone adalah
pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun
pertama, berlanjut sampai satu setengah tahun saat
pertumbuhan kosa kata berlangsung cepat, juga tanda
dimulainya pembetukan kalimat awal. Berkembangnya kemampuan
kognitif, adanya kontrol dan interpretasi emosional di
periode ini akan memberi arti pada kata-kata pertama anak.
Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda, orang,
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 6
tempat, dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan awal
anak.
3. Perkembangan kosa kata yang cepat-Pembentukan kalimat awal.
9-18 bulan.
Bentuk kata-kata pertama menjadi banyak, dan dimulainya
produksi kalimat. Perkembangan komprehensif dan produksi
kata-kata berlangsung cepat pada sekitar 18 bulan. Anak mulai
bisa menggabungkan kata benda dengan kata kerja yang kemudian
menghasilkan sintaks. Melalui interaksinya dengan orang
dewasa, anak mulai belajar mengkonsolidasikan isi, bentuk dan
pemakaian bahasa dalam percakapannya. Dengan semakin
berkembangnya kognisi dan pengalaman afektif, anak mulai bisa
berbicara memakai kata-kata yang tersimpan dalam memorinya.
Terjadi pergeseran dari pemakaian kalimat satu kata menjadi
bentuk kata benda dan kata kerja.
4. Dari percakapan bayi menjadi registrasi anak pra sekolah yang
menyerupai orang dewasa.
18-36 bulan. Anak dengan mobilitas yang mulai meningkat
memiliki akses ke jaringan sosial yang lebih luas dan
perkembangan kognitif menjadi semakin dalam. Anak mulai
berpikir konseptual, mengkategorikan benda, orang dan
peristiwa serta dapat menyelesaikan masalah fisik Anak terus
mengembangkan pemakaian bentuk fonem dewasaPerkembangan fonologi melalui proses yang panjang dari dekade
bahasa. Sebagian besar konstruksi morfologi anak akan tergantung pada
kemampuannya menerima dan memproduksi unit fonologi. Selama usia pra
sekolah, anak tidak hanya menerima inventaris fonetik dan sistem
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 7
fonologi tapi juga mengembangkan kemampuan menentukan bunyi mana yang
dipakai untuk membedakan makna. Pemerolehan fonologi berkaitan dengan
proses konstruksi suku kata yang terdiri dari gabungan vokal dan
konsonan. Bahkan dalam babbling, anak menggunakan konsonan-vokal (KV)
atau konsonan-vokal-konsonan (KVK). Proses lainnya berkaitan dengan
asimilasi dan substitusi sampai pada persepsi dan produksi suara.
Sedangkan Perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif, Myklebust
membagi tahap perkembangan bahasa berdasarkan komponen ekspresif dan
reseptif sebagai berikut :
1 Lahir – 9 bulan : anak mulai mendengar dan mengerti, kemudian
berkembanglah pengertian konseptual yang sebagian besar
nonverbal.
2 Sampai 12 bulan : anak berbahasa reseptif auditorik; belajar
mengerti apa yang dikatakan, pada umur 9 bulan belajar meniru
kata-kata spesifik, misalnya, dada, muh, kemudian menjadi mama,
papa.
3 Sampai 7 tahun : anak berbahasa ekspresif auditorik termasuk
persepsi auditorik kata-kata dan menirukan suara. Pada masa ini
terjadi perkembangan bicara dan penguasaan pasif kosa kata sekitar
3000 buah.
4 Umur 6 tahun dan seterusnya : anak berbahasa reseptif visual
(membaca). Pada saat masuk sekolah ia belajar membandingkan bentuk
tulisan dan bunyi perkataan.
5 Umur 6 tahun dan seterusnya : anak berbahasa ekspresif visual
(mengeja dan menulis).
Pemerolehan bahasa seorang anak berkaitan erat dengan
keuniversalan bahasa. Artinya keterkaitan ini menjurus kepada
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 8
adanya elemen-elemen bahasa yang urutan pemerolehannya bersifat
universal absolut, ada yang universal statistikal, dan ada pula
yang universal implikasional.
Apabila dilihat dari keuniversalan absolut, pemerolehan
bahasa anak dimulai dari beberapa tahap. Menurut Tarigan,tahapan
ini terdiri dari: tahap meraban (pralinguistik) pertama. Pada
tahap meraban pertama, selama bulan-bulan awal kehidupan, bayi-
bayi menangis, mendekut, mendeguk, menjerit, dan tertawa. Tahap
berikutnya, tahap meraban (pralinguistik) kedua, Tahap ini
disebut juga tahap kata omong-kosong, tahap kata tanpa makna.
Awal tahap ini biasanya pada permulaan pertengahan kedua tahun
pertama kehidupan.
Tahap I : Tahap holofrastik (tahap linguistik pertama). Ini
adalah tahap satu kata, yang mulai disekitar usia satu
tahun.
Tahap II : Ucapan-ucapan dua kata. Tahap linguistik kedua ini
biasanya mulai menjelang hari ulang tahun kedua.
Tahap III : Pengembangan tata bahasa. Tahap ini pada usia 2
tahun.
Tahap IV : Tata bahasa menjelang dewasa, tahap ini anak-anak
mulai dengan struktur-struktur tata bahasa yang lebih rumit,
banyak di antaranya yang melibatkan gabungan kalimat-kalimat
sederhana dengan komplementasi, relativisasi dan kongjungsi.
Tahap ini dimulai sejak umur 2 sampai 3 tahun.(Tarigan,
1985:267)
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 9
Jika dilihat dari, keuniversalan statistikal maka pemerolehan
bahasa anak dimulai dari anak itu dilahirkan kedua sampai dengan
usia 2 tahun. Dardjowidjojo (2000:21) mengatakan bahwa pada masa
statistikal inilah seorang anak mampu memperoleh bahasa sesuai
dengan tingkat umurnya. Jika dilhat dari keuniversalan
implikasional, seorang anak setelah memperoleh bahasa kemudian
mengaplikasikannya melalui media bunyi. Apabila anak baru
dilahirkan maka media yang biasa digunakannya untuk mengungkapkan
kata-kata adalah berupa tangisan, mendekut, menjerit, bahkan
tertawa. Jika anak telah berusia satu tahun ke atas, anak sudah
mampu mengucapkan satu kata walaupun kata tersebut kurang begitu
dimengerti oleh orang tua. Barulah pada usia dua tahun ke atas,
anak sudah mulai mampu untuk mengucapkan beberapa kata yang
membentuk kalimat yang dapat dimengerti orang dewasa.
BAB III
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian ini menggunakan
pendekatan naturalistik, metode kualitatif, karena dilakukan pada
latar alamiah. Moleong mendefinisikan “metodologi kualitatif”
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 10
berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.
Subyek penilitian ini adalah Bayu Aji Saputra, dalam
kesehariannya dipanggil dengan nama “Bayu atau Giyung”. Dia di
lahirkan di kediamannya di Desa Tlogorejo RT 4/4 Karangawen pada
tanggal 13 juli 2006 dari pasangan orang tua Muhammad Prasetyo
dengan Siti Fatimah.
Ayah Bayu, M. Prasetyo berasal dari Rimbu Lor Karangawen
sedangkan ibunya Siti Fatimah berasal dari Desa Tlogorejo
Karangawen. M. Prasetyo bekerja sebagai buruh bangunan yang
kerjanya serabutan dan tidak menentu. Sedangkan ibunya, Siti
Fatimah bekerja sebagai pejual Jamu dirumah. Dengan latar
belakang adat, suku, ras dan bahasa yang sama, mereka dalam
kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa Jawa. Hal ini
dikarenakan faktor lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat
yang kesehariannya menggunakan bahasa Jawa.
Dalam kesehariannya, Bayu merupakan anak yang hiperaktif.
Karena keaktivannya, Bayu kerap kali sering dijauhkan ibunya dari
teman sebayanya dan hanya bermain dilingkungan sekitar rumahnya
saja. Sehingga ketika diajak berbicara Bayu sulit untuk
mengungkapkan Karen kosa kata yang dimikinya terbatas.
Kemudian subyek penelitian yang selanjutnya bernama Adhitya
Fajar Mahardika yang sehari hari biasa dipanggil ‘Adhit’. Dia
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 11
dilahirkan pada tanggal 01 Juni 2007 di Rumah Sakit Kariadi
Semarang dari pasangan Muhammad Mujiyanto dengan Siti Aniswah.
Ayah Adhit, M. Mujiyanto berasal dari Jatirejo Purwodadi
sedangkan ibunya Siti Aniswah berasal dari Tlogorejo Karangawen.
M. Prasetyo bekerja sebagai teknisi di pabrik Arissa, sedangkan
ibunya Siti Aniswah bekerja sebagai buruh pabrik di PT SAI
Aparrel Garment Semarang. Dengan latar belakang adat suku, daerah
da bahasa yang hamper sama, mereka dalam kehidupan sehari-hari
menggunakan bahasa Jawa. Namun, dalam mendidik Adhit, mereka
berupaya menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-
hari. Sehingga ketika berbicara Adit lebih sering megunakan
bahasa Indonesia daripda menggunakan bahasa Jawa yang merupakan
bahasa keseharian masyarakat sekitar.
Dalam kesehariannya, Adhit merupakan anak yang riang dan
ceria. Karena keceriaannnya, Adhit kerap sekali diajak berbicara
oleh siapa saja karena dia salah satu anak yang tergolong pandai
berbahasa Indonesia. Sehingga tidak heran jika perkembangan
berbahasa Adhit sangat meningkat.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.
Peneliti terjun langsung mengamati bahasa sehari-hari subyek yang
di teliti. Sebelum diadakan pengamatan, peneliti meminta izin
kepada orang tua kedua anak tersebut mengenai ihwal mereka
dijadikan subyek penelitian. Artinya, pengumpulan data penelitian
akan sangat bergantung kepada peneliti sebagai alat pengumpulan
data.Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 12
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
observasi dan partisipan, yang digunakan untuk mengumpulkan data
tentang pemerolehan sintaksis anak usia dua tahun. Peneliti
melakukan pengamatan langsung, merekam kata yang di ucapkan oleh
subyek peneliti dan mencatatnya pada lembar kerja.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis
data adalah:
1. Merekam kata yang diucapkan oleh subyek penelitian.
2. Mendeskripsikan data rekaman .
3. Mnginterpretasikan data yang telah didapat sesuai dengan
permasalahan yang dianalisis.
4. Merumuskan dan menyimpulkan hasil analisis yang telah
diperoleh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penguasaan Kosakata Anak Usia 3-5 Tahun.
Bahasa pada anak-anak terkadang sukar diterjemahkan,
karena anak-anak pada umumnya masih menggunakan struktur
bahasa yang masih kacau dan masih mengalami tahap transisi
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 13
dalam berbicara, sehingga sukar untuk dipahami oleh
mitratuturnya. Untuk menjadi mitratutur pada anak dan untuk
dapat memahami maksud dari pembicaraan anak, mitratutur harus
menguasai kondisi atau lingkungan sekitarnya, maksudnya
ketika anak kecil berbicara mereka menggunakan media di
sekitar mereka untuk menjelaskan maksud yang ingin
diungkapkan kepada mitratutrnya di dalam berbicara. Selain
menggunakan struktur bahasa yang masih kacau, anak-anak juga
cenderung masih menguasai keterbatasan dalam kosakata
(leksikon) dan dalam pelafalan fonemnya secara tepat.
lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak.
Sehingga hasil bahasa yang diucapkan oleh anak-anak,
berdasarkan dari kemampuanya dalam berinteraksi langsung pada
bahasa-bahasa yang ada di sekitarnya.
’Pemerolehan bahasa’ yang diartikan sebagai proses yang
dilakukan oleh kanak-kanak mencapai sukses penguasaan yang
lancar serta fasih terhadap ’bahasa ibu’ mereka atau yang
sering dikenal dengan bahasa yang terbentuk dari lingkungan
sekitar. Dalam hal ini pemerolehan bahasa pada anak akan
membawa anak pada kelancaran dan kefasihan anak dalam
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 14
berbicara. Rentang umur anak di usia balita umumnya
mempunyai kemampuan dalam menyerap sesuatu dan ingatan
cenderung lebih cepat dibandingkan usia-usai diatas balita.
Sehingga dalam usia-usia tersbut sebaiknya mendapatkan
perolehan bahasa yang baik, anak harus selalu dirangsang
dengan sesuatu yang bersifat pedagogig atau pendidikan.
Pendidikan bahasa pada anak-anak tersebut harus selalu di
tingkatkan untuk memperoleh hasil berbicara yang baik.
Dari data penelitian mengenai bahasa anak umur 3-5 tahun
memberi kesimpulan bahwa umumnya anak dalam usia-usia
tersebut memiliki semangat dalam berbicara, kemapuan
keingintahuannya cenderung lebih besar. misalnya;
menceritakan sesuatu yang terjadi di sekelilingnya kepada
orang-orang terdekat, berbicara yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi dari lingkunganya. Anak usia tersebut
walaupun mempunyai semangat yang tinggi dalam kompetensi
berbicara akan tetapi mereka cenderung masih belum mempunyai
kemampuan dalam pengontrolan emosi, sehingga bahasa yang
dikeluarkan cenderung mengalami ketersendatan atau yang
sering dikenal dengan penyakit gagap dalam berbicara.
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 15
Dalam hal ini peran orang tua sebagai fasilitator harus
ekstra-aktif dalam pertumbuhan bahasa anak, dengan keaktifan
tersebut diharapkan agar anak memperoleh bahasa yang baik dan
lancar dalam berbahasa. Adapun dalam penelitian bahasa anak
umur tiga tahun ini akan di fokuskan pada Naily dengan
menggunakan pendekatan dari cabang linguistik mikro yaitu
fonologi, morfologi, sintaksis, wacana dan semantic.
Kosakata yang diproduksi oleh kedua sumber data yaitu
kata diklasifikasikan dalam bidang leksikon. Dalam hal ini
ditemukan ada 16 bidang, antara lain berdasarkan bidang
keluarga, bidang benda, bidang alam, bidang nama
binatang/hewan, bidang warna, bidang kendaraan, bidang
makanan, dan bidang anggota tubuh. Dari hasil analisis yang
dilakukan terdapat karakteristik kata-kata yang diujarkan
oleh anak yaitu adanya campur kode bahasa Indonesia dan
bahasa Jawa. Ditemukan pula bahwa anak dengan usia 3-5 tahun
dalam pengucapan huruf “r” menjadi “l” karena masih cidal.
Dari kedua karakteristik ini tentu merupakan masukan bagi
orang tua maupun guru TK dalam menerapkan bahasa kepada anak.
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 16
4.2 Pembentukan Kata Bahasa Indonesia yang Dikuasai Anak Usia 3-5
Tahun
a. Hasil analisis Bayu Aji Saputra
No Kata Fonemik Fonetik
A Anggota Keluarga
bapak / bapak / [bap^k]
ibu / ibug / [ˀibug]
adik / adhek / [ˀadhǝk]
kakak / mbak, mas / [ˀemb^k]
nenek / mbah puti / [ˀǝmb^h putrI]
paman /mbah kakuŋ / [ˀǝmbah kakuŋ]
bibi / pakdhe ,
makdhe. Bulek /
[pakdhe,
makdhe, bulek]
B Anggota Tubuh
kepala / sirah / [sir^h]
rambut / lambut / [lambut]
Mata / mripat / [mrip^t]
Alis / alis / [ˀalis]
Telinga / kupiŋ / [kupiŋ]
Hidung / iduŋ / [ˀiduŋ]
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 17
Pipi / pipi / [pipi]
Mulut / lambe / [lambe]
Dagu
Leher / gulu / [gulu]
Dada
Perut / weteŋ / [weteŋ]
Tangan / taŋan / [t^ŋʌn]
Jari tangan / taŋan / [t^ŋʌn]
Ibu jari
Kelingking
Kuku
Kaki / sikil / [sikəl]
Jari kaki
C Makanan
Apel / apel / [ˀapǝl]
Jeruk / jeruk / [jǝluk]
Mangga / puntil / [pŪntIl]
Rambutan / lambutan / [lambutan]
Anggur / aŋgul / [ˀaŋgul]
Salak / salak / [salak]
Durian / dolhen / [dOlhɛn]
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 18
Wortel / woltel / [woltǝl]
Tomat / tomat / [tomat]
Bayam / bayem / [b^yǝm]
Cabai / sambel / [sambǝl]
Donat / donat / [donat]
Kue/roti
Bubur / bubol / [bubol]
Susu / shushu / [shushu]
Mi / emi / [ˀemi]
Permen / pǝlmɛn / [pǝlmɛn]
Nasi / səgho / [sǝgho]
D Mainan dan Alat
Transportasi
Boneka / lobot / [lObOt]
Balon / plənduŋan / [plǝnduŋʌn]
Bola / bal / [b^l]
Robot
Mobil / mobil / [mobil]
Kereta api / sǝpur / [sǝpur]
Pesawat / montol
mabur /
[montOl mabul]
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 19
Kapal / kapal / [kap^l]
Motor / montol / [montOl]
Bis / bist / [bIst]
E Hewan dan Tumbuhan
Sapi / sapi / [s^pi]
Gajah / gajah / [gaj^h]
Singa / machan / [mach^n]
Ayam / ayam / [ˀaiy^m]
Kucing / kuteŋ / [kucʱiŋ]
Anjing / anjiŋ / [ˀanjɛŋ]
Kambing / embek / [ˀembɛk]
Burung / manuk / [manOk]
Kupu-kupu / kupu-kupu / [kupu-kupu]
Ular / ulo / [ˀulo]
Tikus / tikos / [tIkos]
Ikan / iwak / [ˀwʌˀ]
Bunga / kembaŋ / [kəmbaŋ]
Rumput / suket / [sukət]
Pohon / uwit / [ˀuwɛt]
Daun / godhoŋ / [godhOŋ]
F Pakaian
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 20
Baju / kambi / [kʌmbi]
Celana / katok / [katOˀ]
Rok / lok / [lOk]
Jaket / ejaket / [ejʌkɛt]
Sepatu / sepathu / [səpʌthu]
Sandal / sandhal / [sʌndhʌl]
Topi / topi / [tOpi]
Kaos kaki / khaos kaki / [khaOs kaki]
G Warna
Merah / abaŋ/ [abʌŋ]
Kuning / kuniŋ / [kUniŋ]
Hijau / ijo / [ˀJO]
Hitam / ileŋ / [ˀLə]
Putih / puteh / [putɛh]
Biru / bilu / [bilu]
Coklat / cokat / [cOkʌt]
H Alat Tulis
Buku / buku / [buku]
Pensil / pen / [pɛn]
Penggaris / galisan / [galisʌn]
Penghapus / busak / [busʌk]
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 21
Papan tulis / bablak / [bablʌk]
Tas / tast / [tʌst]
I Perabot Rumah Tangga
Meja / amben / [mɛja]
Kursi / korsi / [kOrsi]
Almari / wadah kambi / [wadʌh kʌmbi]
Tempat tidur / kamar / [kamʌr]
Bantal / bantal / [bʌntʌl]
Guling / guleŋ / [gulen]
Selimut / selimut / [səliUt]
Lampu / lampu / [lʌmpu]
J Benda Alam
Matahari / matahali / [matahali]
Bulan / mbulan / [mbulʌn]
Bintang / bintaŋ / [bintʌŋ]
Langit / laŋet / [lʌŋet]
Hujan / udan / [udʌn]
Air / mimik / [mimiˀ]
Batu / watu / [watu]
Tanah / lemah / [ləmʌh]
Pasir / pasil / [pasIl]
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 22
Awan / awan / [awʌn]
Api / geni / [gəni]
Gunung / gunoŋ / [gunOŋ]
Laut / laot / [laot]
Hasil Analisis Aditya Budi. S
No Kata Fonemik Fonetik
A Anggota Keluarga
bapak /bapak/ [bapʌk]
ibu /ibug/ [IbŪk]
adik /adhek/ [adƐk]
kakak /mbak/ atau
/mas/
[mbʌk]
nenek /mbah puti/ []
paman /pakdhe/ [pakdhe]
bibi /makdhe/
atau /bulek/
[bulhek]
B Anggota Tubuh
kepala /sirah/ [Kepala]
rambut /rambut/ [rambUt]
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 23
mata /mata/ [matʌ]
alis /alis/ [alIs]
telinga /kupiŋ/ [kupiŋ]
hidung /iduŋ/ [Iduŋ]
pipi /pipi/ [pipi]
mulut /bibir/ [bibir]
dagu /jaŋgUt/ [jʌŋgUt]
leher /gulu/ [leher]
dada [dadʌ]
perut /weteŋ/ [weteŋ]
tangan /taŋgan/ [taŋgan]
jari tangan /taŋan/ [taŋgan]
ibu jari /jempol/ [jempOl]
kelingking /jarI/ [jarI]
kuku [khukhu] [khukhu]
kaki /sikel/ [sikhil]
jari kaki /sikhil/ [sikhil]
C Makanan
apel /apel/ [apel]
jeruk /jeluk/ [jǝruk]
mangga /puntil/ [pluntil]
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 24
rambutan /lambutan/ [rambutan]
anggur /aŋgul/ [aŋgul]
salak /salak/ [salʌk]
durian /durian/ [duriyan]
wortel /wortǝl/ [wortǝl]
tomat /tomat/ [tomʌt]
bayam /bayem/ [bayyem]
cabai /sambel/ [sambel]
donat /donat/ [donnat]
kue/roti [roti] [roti]
bubur /bubor/ [bubor]
susu /shushu/ [shushu]
mi /emi/ [emi]
permen /perm€n/ [perm€n]
nasi /segho/ [segho]
D Mainan dan Alat
Transportasi
boneka /boneka/ [boneka]
balon /balon/ [balŌn]
bola /bola/ [bŌla]
robot /robot/ [robŌt]
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 25
mobil /mobil/ [mŌbil]
kereta api /sepur/ [sǝpur]
pesawat /pesawat/ [pesawat]
kapal /kapal/ [kapal]
motor /montor/ [montŌr]
bis /bist/ [bist]
E Hewan dan Tumbuhan
sapi /sapi/ [saphi]
gajah /gajah/ [gajʌh]
singa /machan/ [machʌn]
ayam /ayam/ [ʌyyam]
kucing /khuciŋ/ [khuciŋ]
anjing /anji/ [anjhiŋ]
kambing /embek/ [khambeng]
burung /manuk/ [buruŋ]
kupu-kupu /kupu-kupu/ [khupŪ-khupŪ]
ular /ulo/ [ulŌ]
tikus /tikos/ [tikŌs]
ikan /iwak/ [Iwwʌk]
bunga /kembaŋ/ [kembaŋ]
rumput /suket/ [sŪwket]
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 26
pohon /pohon/ [pohŌŋ]
daun /dawun/ [dawŪn]
F Pakaian
Baju /kaos/ [kaŌs]
celana /katok/ [katŌk]
rok /rok/ [rŌk]
jaket /jaket/ [ejjaket]
sepatu /sepatu/ [spathu]
sandal /sandhal/ [shandhal]
topi /topi/ [topI]
kaos kaki /khaos kaki/ [khaOs kaki]
E Warna
merah /merah/ [merah]
kuning /kuning/ [kuniŋ]
hijau /hijau/ [hijaŌ]
hitam /item/ [itƐm]
putih /puteh/ [puteh]
biru /biru/ [bIru]
coklat /cokelat/ [cokelat]
H Alat Tulis
buku /buku/ [bukU]
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 27
pensil /pen/ [pen]
penggaris /penggaris/ [penggaris]
penghapus /setip/ [stIp]
papan tulis /papan tulis/ [papʌn tulis]
tas /tast/ [tast]
I Perabot Rumah Tangga
meja /meja/ [meja]
kursi /kUrsi/ [kUrsi]
almari /almari/ [almarI]
tempat tidur /kamar/ [khamarr]
bantal /bantal/ [bantal]
guling /guliŋ/ [gulIŋ]
selimut /selimut/ [slImut]
lampu /lampu/ [lampU]
J Benda Alam
matahari /matahari/ [mataharI]
bulan /bulan/ [bulʌn]
bintang /bintaŋ/ [bintaŋ]
langit /laut/ [lawut]
hujan /ujan/ [ujan]
air /air/ [air]
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 28
batu /batu/ [batu]
tanah /tanʌh/ [tanʌh]
pasir /pasir/ [pasir]
awan /awan/ [awan]
api /api/ [apI]
gunung /gunUŋ/ [gunUŋ]
laut /lawut/ [lawut]
4.3 Tahap Perkembangan Bahasa
Lundsteen membagi perkembangan bahasa dalam 3 tahap :
1. Tahap pralinguistik
- 0-3 bulan, bunyinya di dalam (meruku) dan berasal dari
tenggorok.
- 3-12 bulan, meleter, banyak memakai bibir dan langit-
langit, misalnya ma, da, ba.
2. Tahap protolinguitik
- 12 bulan-2 tahun, anak sudah mengerti dan menunjukkan
alat-alat tubuh. Ia mulai berbicara beberapa patah kata
(kosa katanya dapat mencapai 200-300).
3. Tahap linguistic
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 29
- 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai belajar
tata bahasa dan perkembangan kosa katanya mencapai 3000
buah.
Tahap perkembangan bahasa di atas hampir sama dengan
pembagian menurut Bzoch yang membagi perkembangan bahasa anak
dari lahir sampai usia 3 tahun dalam empat stadium.
1. Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi prelinguistik. 0-
3 bulan. Periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru
lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa baik isi, bentuk
dan pemakaian bahasa. Selain belum berkembangnya bentuk
bahasa konvensional, kemampuan kognitif bayi juga belum
berkembang. Komunikasi lebih bersifat reflektif daripada
terencana. Periode ini disebut prelinguistik. Meskipun bayi
belum mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa
konvensional, mereka mengamati dan memproduksi suara dengan
cara yang unik. Klinisi harus menentukan apakah bayi
mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini
merupakan indikasi untuk evaluasi fisik dan audiologi.
Selanjutnya intervensi direncanakan untuk membangun
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 30
lingkungan yang menyediakan banyak kesempatan untuk mengamati
dan bereaksi terhadap suara.
2. Kata – kata pertama : transisi ke bahasa anak. 3-9 bulan.
Salah satu perkembangan bahasa utama milestone adalah
pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun
pertama, berlanjut sampai satu setengah tahun saat
pertumbuhan kosa kata berlangsung cepat, juga tanda
dimulainya pembetukan kalimat awal. Berkembangnya kemampuan
kognitif, adanya kontrol dan interpretasi emosional di
periode ini akan memberi arti pada kata-kata pertama anak.
Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda, orang,
tempat, dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan awal
anak.
3. Perkembangan kosa kata yang cepat-Pembentukan kalimat awal.
9-18 bulan. Bentuk kata-kata pertama menjadi banyak, dan
dimulainya produksi kalimat. Perkembangan komprehensif dan
produksi kata-kata berlangsung cepat pada sekitar 18 bulan.
Anak mulai bisa menggabungkan kata benda dengan kata kerja
yang kemudian menghasilkan sintaks. Melalui interaksinya
dengan orang dewasa, anak mulai belajar mengkonsolidasikan
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 31
isi, bentuk dan pemakaian bahasa dalam percakapannya. Dengan
semakin berkembangnya kognisi dan pengalaman afektif, anak
mulai bisa berbicara memakai kata-kata yang tersimpan dalam
memorinya. Terjadi pergeseran dari pemakaian kalimat satu
kata menjadi bentuk kata benda dan kata kerja.
4. Dari percakapan bayi menjadi registrasi anak pra sekolah yang
menyerupai orang dewasa. 18-36 bulan. Anak dengan mobilitas
yang mulai meningkat memiliki akses ke jaringan sosial yang
lebih luas dan perkembangan kognitif menjadi semakin dalam.
Anak mulai berpikir konseptual, mengkategorikan benda, orang
dan peristiwa serta dapat menyelesaikan masalah fisik Anak
terus mengembangkan pemakaian bentuk fonem dewasa.
Sedangkan tahap perkembangan sintaksis secara singkat terbagi dalam :
1. Masa pra-lingual, sampai usia 1 tahun
2. Kalimat satu kata, 1-1,5 tahun
3. Kalimat rangkaian kata, 1,5-2 tahun
4. Konstruksi sederhana dan kompleks, 3 tahun.
Lewat usia 3 tahun anak mulai menanyakan hal-hal yang abstrak
dengan kata tanya “mengapa”,” kapan”. Pemakaian kalimat kompleks
dimulai setelah anak menguasai kalimat empat kata sekitar 4 tahun.
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 32
Perkembangan Morfologi perkembangan ditandai dengan peningkatan
panjang ucapan rata-rata, yang diukur dalam morfem. Panjang rata-rata
ucapan, mean length of utterance (MLU) adalah alat prediksi
kompleksitas bahasa pada anak yang berbahasa Inggris. MLU sangat erat
berhubungan dengan usia dan merupakan prediktor yang baik untuk
perkembangan bahasa.
Dari usia 18 bulan sampai 5 tahun MLU meningkat kira-kira 1,2
morfem per tahun. Penguasaan morfem mulai terjadi saat anak mulai
merangkai kata sekitar usia 2 tahun. Beberapa sumber yang membahas
tentang morfem dalam kaitannya dengan morfologi semuanya merupakan
bahasa Inggris yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. 2,30
Perkembangan fonologi melalui proses yang panjang dari dekode
bahasa. Sebagian besar konstruksi morfologi anak akan tergantung pada
kemampuannya menerima dan memproduksi unit fonologi. Selama usia pra
sekolah, anak tidak hanya menerima inventaris fonetik dan sistem
fonologi tapi juga mengembangkan kemampuan menentukan bunyi mana yang
dipakai untuk membedakan makna.
Pemerolehan fonologi berkaitan dengan proses konstruksi suku kata
yang terdiri dari gabungan vokal dan konsonan. Bahkan dalam babbling,
anak menggunakan konsonan-vokal (KV) atau konsonan-vokal-konsonan
(KVK). Proses lainnya berkaitan dengan asimilasi dan substitusi sampai
pada persepsi dan produksi suara.
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 33
Myklebust membagi tahap perkembangan bahasa berdasarkan komponen
ekspresif dan reseptif sebagai berikut 34:
1. Lahir – 9 bulan : anak mulai mendengar dan mengerti, kemudian
berkembanglah pengertian konseptual yang sebagian besar
nonverbal.
2. Sampai 12 bulan : anak berbahasa reseptif auditorik; belajar
mengerti apa yang dikatakan, pada umur 9 bulan belajar meniru
kata-kata spesifik, misalnya, dada, muh, kemudian menjadi
mama, papa.
3. Sampai 7 tahun : anak berbahasa ekspresif auditorik termasuk
persepsi auditorik kata-kata dan menirukan suara. Pada masa
ini terjadi perkembangan bicara dan penguasaan pasif kosa
kata sekitar 3000 buah.
4. Umur 6 tahun dan seterusnya : anak berbahasa reseptif visual
(membaca). Pada saat masuk sekolah ia belajar membandingkan
bentuk tulisan dan bunyi perkataan.
5. Umur 6 tahun dan seterusnya : anak berbahasa ekspresif visual
(mengeja dan menulis).
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 34
BAB 111
PENUTUP
3.1 Simpulan
Selain faktor usia, faktor sosial dan pribadi anak
mempengaruhi perkembangan pengucapan kata pada tataran usia
tertentu. Sebagian anak yang telah mencapai usia 3 tahun dan
masih belum dapat mengucapkan kata kemungkina besar
disebabkan oleh ketidakmampuannya menggunakan kata-kata untuk
meyampaikan maksut yang ingin disampaikan. Dari faktor
sosial, adanya dorongan yang diberikan dari orang-orang yang
berada disekitarnya mempengaruhi jumlah pembendaharaan kata
si anak.
3.2 Saran
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 35
Penelitian mengenai pelafalan kata pada anak usia 3-5
tahun lebih efektif menggunakan metode partisipan dan
kualitatif. Peneliti merekam setiap kata yang diucapkan
subyek penelitian kemudian di catat hasilnya pada lembar
kerja untuk diamati fonemik dan fonetiknya. Proses perekaman
mempermudah dalam menganalisis hasil penelitian sehingga
diperoleh hasil yang valit. Kesalahan pelafalan banyak
ditemukan karena pada usia tersebut anak-anak masih memiliki
keterbatasan kosa kata. Kekayaan kosa kata bergantung pada
didikan keluarga dan lingkungan.
Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 36