36
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat anak-anak berusia dua tahun, kebanyakan bentuk- bentuk komunikasi prabicara yang tadinya sangat bermanfaat dalam masa bayi telah ditinggalkan. Anak-anak tidak lagi mengoceh dan tangis mereka sudah sangat berkurang. Ia mungkin menggunakan isyarat, terutama sebagai pelengkap bagi pembicaraan untuk menekankan arti kata-kata yang diucapkan dan bukan sebagai pengganti bicara. Tetapi anak-anak terus berkomunikasi dengan orang-orang lain dengan ungkapan- ungkapan emosi yang secara keseluruhan lebih diterima secara social dan tidak terlau dianggap “seperti bayi” daripada bentuk-bentuk prabicara lainnya. Selama masa awal kanak-kanak, anak-anak memiliki keinginan yang kuat untuk belajar berbicara. Hali ini disebabkan karena dua hal. Pertama, belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak-anak yang lebih mudah berkomunikasi dengan teman ebaya akan lebih mudah Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 1

Hasil analisa pengucapan tugas fonologi

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat anak-anak berusia dua tahun, kebanyakan bentuk-

bentuk komunikasi prabicara yang tadinya sangat bermanfaat

dalam masa bayi telah ditinggalkan. Anak-anak tidak lagi

mengoceh dan tangis mereka sudah sangat berkurang. Ia mungkin

menggunakan isyarat, terutama sebagai pelengkap bagi

pembicaraan untuk menekankan arti kata-kata yang diucapkan

dan bukan sebagai pengganti bicara. Tetapi anak-anak terus

berkomunikasi dengan orang-orang lain dengan ungkapan-

ungkapan emosi yang secara keseluruhan lebih diterima secara

social dan tidak terlau dianggap “seperti bayi” daripada

bentuk-bentuk prabicara lainnya.

Selama masa awal kanak-kanak, anak-anak memiliki

keinginan yang kuat untuk belajar berbicara. Hali ini

disebabkan karena dua hal. Pertama, belajar berbicara

merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak-anak yang

lebih mudah berkomunikasi dengan teman ebaya akan lebih mudah

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 1

mengadakan kontak sosial dan lebih mudah diterima sebagai

anggota kelompok daripada anak yang kemampuan

berkomunikasinya terbatas. Anak-anak yang mengikuti kegiatan

prasekolah akan mengalami rintangan baik dalam hal social

maupun pendidikan kecuali bila ia pandai bicara seperti

teman-teman sekolahnya. Kedua, belajar berbicara merupakan

sarana untuk memperoleh kemandirian. Anak-anak yang tidak

dapat megemukakan keinginan dan kebutuhannya, atau yang tidak

dapat berusaha agar dimengerti oranglain cenderung

diperlakuukan seperti bayi dan tidak berhasil memperoleh

kemandirian yang diinginkan. Kalau anak-anak tidak dapat

mengatakan kepada orangtua atau pengasuh bahwa mereka ingin

mencoba memotong daging atau menyisir rambut sendiri, orang-

orang dewasa akan terus memantu karena ia dianggap msih

terlalu kecil untuk dapat melakuknnya sendiri. Ini menghambat

anak untuk menjadi percaya diri dan mandiri.

Untuk meningkatkan komunikasi, anak-anak harus menguasai

dua tugas pokok yang merupakan unsure penting dalam belajar

berbicara. Pertama, mereka harus menigkatkan kemampuan untuk

mengerti apa yang dikatakan orang lain dan kedua, mereka

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 2

harus meningkatkan kemamuan berbicaranya sehingga dapat

dimengerti orang lain. Para orangtua dan pengasuh biasanya

lebih meneknkan pada belajar berbicara sehingga tugas

meningkatkan pengertian secara tidak langsung dilakukan anak

sendiri karena adanya keinginan yang kuat untuk berkomunikasi

sebagai sarana untuk kegiatan social.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

1.2.1 Kosakata apa saja yang sudah dikuasai anak usia 3-5

tahun?

1.2.2 Bagaimana pembentukan kata bahasa Indonesia yang

dikuasai anak usia 3-5 tahun?

1.2.3 Bagaimana tahap perkembangan bahasa anak usia 3-5

tahun?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui kosakata apa saja yang sudah dikuasai

anak usia 3-5 tahun.

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 3

1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana pembentukan kata bahasa

Indonesia yag dikuasai anak usia 3-5 tahun.

1.3.3 Untuk mengetahui tahap perkembangan bahasa anak usia 3-

5 tahun.

BAB II

LANDASAN TEORI

Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi

dalam bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi baik secara

verbal maupun non verbal yaitu dengan tulisan, bacaan dan tanda

atau simbol. Berbahasa itu sendiri merupakan proses kompleks yang

tidak terjadi begitu saja. Manusia berkomunikasi lewat bahasa

memerlukan proses yang berkembang dalam tahap-tahap usianya.

Bagaimana manusia bisa menggunakan bahasa sebagai cara

berkomunikasi selalu menjadi pertanyaan yang menarik untuk

dibahas sehingga memunculkan banyak teori tentang pemerolehan

bahasa. Lebih rumit dan luas mengingat ada lebih dari seribu

bahasa yang ada di seluruh dunia.

Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang

digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan

lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan

emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada

simbol verbal. Selain itu bahasa dapat juga diekspresikan melalui

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 4

tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup

aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau

pantomim. Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan

untuk menekankan makna wicara. Pantomim adalah sebuah cara

komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi yang

mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang menggunakan

setiap bagian tubuh) dengan makna yang berbeda beda.

Lundsteen membagi perkembangan bahasa dalam 3 tahap :

1. Tahap pralinguistik

- 0-3 bulan, bunyinya di dalam (meruku) dan berasal dari

tenggorok.

- 3-12 bulan, meleter, banyak memakai bibir dan langit-

langit, misalnya ma, da, ba.

2. Tahap protolinguitik

- 12 bulan-2 tahun, anak sudah mengerti dan menunjukkan alat-

alat tubuh. Ia mulai berbicara beberapa patah kata (kosa

katanya dapat mencapai 200-300).

3. Tahap linguistic

- 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai belajar tata

bahasa dan perkembangan kosa katanya mencapai 3000 buah.

Tahap perkembangan bahasa di atas hampir sama dengan

pembagian menurut Bzoch yang membagi perkembangan bahasa anak

dari lahir sampai usia 3 tahun dalam empat stadium.

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 5

1. Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi prelinguistik, 0-

3 bulan.

Periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru lahir

belum bisa menggabungkan elemen bahasa baik isi, bentuk dan

pemakaian bahasa. Selain belum berkembangnya bentuk bahasa

konvensional, kemampuan kognitif bayi juga belum berkembang.

Komunikasi lebih bersifat reflektif daripada terencana.

Periode ini disebut prelinguistik. Meskipun bayi belum

mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa

konvensional, mereka mengamati dan memproduksi suara dengan

cara yang unik. Klinisi harus menentukan apakah bayi

mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini

merupakan indikasi untuk evaluasi fisik dan audiologi.

Selanjutnya intervensi direncanakan untuk membangun

lingkungan yang menyediakan banyak kesempatan untuk mengamati

dan bereaksi terhadap suara.

2. Kata – kata pertama : transisi ke bahasa anak. 3-9 bulan.

Salah satu perkembangan bahasa utama milestone adalah

pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun

pertama, berlanjut sampai satu setengah tahun saat

pertumbuhan kosa kata berlangsung cepat, juga tanda

dimulainya pembetukan kalimat awal. Berkembangnya kemampuan

kognitif, adanya kontrol dan interpretasi emosional di

periode ini akan memberi arti pada kata-kata pertama anak.

Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda, orang,

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 6

tempat, dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan awal

anak.

3. Perkembangan kosa kata yang cepat-Pembentukan kalimat awal.

9-18 bulan.

Bentuk kata-kata pertama menjadi banyak, dan dimulainya

produksi kalimat. Perkembangan komprehensif dan produksi

kata-kata berlangsung cepat pada sekitar 18 bulan. Anak mulai

bisa menggabungkan kata benda dengan kata kerja yang kemudian

menghasilkan sintaks. Melalui interaksinya dengan orang

dewasa, anak mulai belajar mengkonsolidasikan isi, bentuk dan

pemakaian bahasa dalam percakapannya. Dengan semakin

berkembangnya kognisi dan pengalaman afektif, anak mulai bisa

berbicara memakai kata-kata yang tersimpan dalam memorinya.

Terjadi pergeseran dari pemakaian kalimat satu kata menjadi

bentuk kata benda dan kata kerja.

4. Dari percakapan bayi menjadi registrasi anak pra sekolah yang

menyerupai orang dewasa.

18-36 bulan. Anak dengan mobilitas yang mulai meningkat

memiliki akses ke jaringan sosial yang lebih luas dan

perkembangan kognitif menjadi semakin dalam. Anak mulai

berpikir konseptual, mengkategorikan benda, orang dan

peristiwa serta dapat menyelesaikan masalah fisik Anak terus

mengembangkan pemakaian bentuk fonem dewasaPerkembangan fonologi melalui proses yang panjang dari dekade

bahasa. Sebagian besar konstruksi morfologi anak akan tergantung pada

kemampuannya menerima dan memproduksi unit fonologi. Selama usia pra

sekolah, anak tidak hanya menerima inventaris fonetik dan sistem

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 7

fonologi tapi juga mengembangkan kemampuan menentukan bunyi mana yang

dipakai untuk membedakan makna. Pemerolehan fonologi berkaitan dengan

proses konstruksi suku kata yang terdiri dari gabungan vokal dan

konsonan. Bahkan dalam babbling, anak menggunakan konsonan-vokal (KV)

atau konsonan-vokal-konsonan (KVK). Proses lainnya berkaitan dengan

asimilasi dan substitusi sampai pada persepsi dan produksi suara.

Sedangkan Perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif, Myklebust

membagi tahap perkembangan bahasa berdasarkan komponen ekspresif dan

reseptif sebagai berikut :

1 Lahir – 9 bulan : anak mulai mendengar dan mengerti, kemudian

berkembanglah pengertian konseptual yang sebagian besar

nonverbal.

2 Sampai 12 bulan : anak berbahasa reseptif auditorik; belajar

mengerti apa yang dikatakan, pada umur 9 bulan belajar meniru

kata-kata spesifik, misalnya, dada, muh, kemudian menjadi mama,

papa.

3 Sampai 7 tahun : anak berbahasa ekspresif auditorik termasuk

persepsi auditorik kata-kata dan menirukan suara. Pada masa ini

terjadi perkembangan bicara dan penguasaan pasif kosa kata sekitar

3000 buah.

4 Umur 6 tahun dan seterusnya : anak berbahasa reseptif visual

(membaca). Pada saat masuk sekolah ia belajar membandingkan bentuk

tulisan dan bunyi perkataan.

5 Umur 6 tahun dan seterusnya : anak berbahasa ekspresif visual

(mengeja dan menulis).

Pemerolehan bahasa seorang anak berkaitan erat dengan

keuniversalan bahasa. Artinya keterkaitan ini menjurus kepada

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 8

adanya elemen-elemen bahasa yang urutan pemerolehannya bersifat

universal absolut, ada yang universal statistikal, dan ada pula

yang universal implikasional.

Apabila dilihat dari keuniversalan absolut, pemerolehan

bahasa anak dimulai dari beberapa tahap. Menurut Tarigan,tahapan

ini terdiri dari: tahap meraban (pralinguistik) pertama. Pada

tahap meraban pertama, selama bulan-bulan awal kehidupan, bayi-

bayi menangis, mendekut, mendeguk, menjerit, dan tertawa. Tahap

berikutnya, tahap meraban (pralinguistik) kedua, Tahap ini

disebut juga tahap kata omong-kosong, tahap kata tanpa makna.

Awal tahap ini biasanya pada permulaan pertengahan kedua tahun

pertama kehidupan.

Tahap I : Tahap holofrastik (tahap linguistik pertama). Ini

adalah tahap satu kata, yang mulai disekitar usia satu

tahun.

Tahap II : Ucapan-ucapan dua kata. Tahap linguistik kedua ini

biasanya mulai menjelang hari ulang tahun kedua.

Tahap III : Pengembangan tata bahasa. Tahap ini pada usia 2

tahun.

Tahap IV : Tata bahasa menjelang dewasa, tahap ini anak-anak

mulai dengan struktur-struktur tata bahasa yang lebih rumit,

banyak di antaranya yang melibatkan gabungan kalimat-kalimat

sederhana dengan komplementasi, relativisasi dan kongjungsi.

Tahap ini dimulai sejak umur 2 sampai 3 tahun.(Tarigan,

1985:267)

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 9

Jika dilihat dari, keuniversalan statistikal maka pemerolehan

bahasa anak dimulai dari anak itu dilahirkan kedua sampai dengan

usia 2 tahun. Dardjowidjojo (2000:21) mengatakan bahwa pada masa

statistikal inilah seorang anak mampu memperoleh bahasa sesuai

dengan tingkat umurnya. Jika dilhat dari keuniversalan

implikasional, seorang anak setelah memperoleh bahasa kemudian

mengaplikasikannya melalui media bunyi. Apabila anak baru

dilahirkan maka media yang biasa digunakannya untuk mengungkapkan

kata-kata adalah berupa tangisan, mendekut, menjerit, bahkan

tertawa. Jika anak telah berusia satu tahun ke atas, anak sudah

mampu mengucapkan satu kata walaupun kata tersebut kurang begitu

dimengerti oleh orang tua. Barulah pada usia dua tahun ke atas,

anak sudah mulai mampu untuk mengucapkan beberapa kata yang

membentuk kalimat yang dapat dimengerti orang dewasa.

BAB III

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian ini menggunakan

pendekatan naturalistik, metode kualitatif, karena dilakukan pada

latar alamiah. Moleong mendefinisikan “metodologi kualitatif”

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 10

berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang

diamati.

Subyek penilitian ini adalah Bayu Aji Saputra, dalam

kesehariannya dipanggil dengan nama “Bayu atau Giyung”. Dia di

lahirkan di kediamannya di Desa Tlogorejo RT 4/4 Karangawen pada

tanggal 13 juli 2006 dari pasangan orang tua Muhammad Prasetyo

dengan Siti Fatimah.

Ayah Bayu, M. Prasetyo berasal dari Rimbu Lor Karangawen

sedangkan ibunya Siti Fatimah berasal dari Desa Tlogorejo

Karangawen. M. Prasetyo bekerja sebagai buruh bangunan yang

kerjanya serabutan dan tidak menentu. Sedangkan ibunya, Siti

Fatimah bekerja sebagai pejual Jamu dirumah. Dengan latar

belakang adat, suku, ras dan bahasa yang sama, mereka dalam

kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa Jawa. Hal ini

dikarenakan faktor lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat

yang kesehariannya menggunakan bahasa Jawa.

Dalam kesehariannya, Bayu merupakan anak yang hiperaktif.

Karena keaktivannya, Bayu kerap kali sering dijauhkan ibunya dari

teman sebayanya dan hanya bermain dilingkungan sekitar rumahnya

saja. Sehingga ketika diajak berbicara Bayu sulit untuk

mengungkapkan Karen kosa kata yang dimikinya terbatas.

Kemudian subyek penelitian yang selanjutnya bernama Adhitya

Fajar Mahardika yang sehari hari biasa dipanggil ‘Adhit’. Dia

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 11

dilahirkan pada tanggal 01 Juni 2007 di Rumah Sakit Kariadi

Semarang dari pasangan Muhammad Mujiyanto dengan Siti Aniswah.

Ayah Adhit, M. Mujiyanto berasal dari Jatirejo Purwodadi

sedangkan ibunya Siti Aniswah berasal dari Tlogorejo Karangawen.

M. Prasetyo bekerja sebagai teknisi di pabrik Arissa, sedangkan

ibunya Siti Aniswah bekerja sebagai buruh pabrik di PT SAI

Aparrel Garment Semarang. Dengan latar belakang adat suku, daerah

da bahasa yang hamper sama, mereka dalam kehidupan sehari-hari

menggunakan bahasa Jawa. Namun, dalam mendidik Adhit, mereka

berupaya menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-

hari. Sehingga ketika berbicara Adit lebih sering megunakan

bahasa Indonesia daripda menggunakan bahasa Jawa yang merupakan

bahasa keseharian masyarakat sekitar.

Dalam kesehariannya, Adhit merupakan anak yang riang dan

ceria. Karena keceriaannnya, Adhit kerap sekali diajak berbicara

oleh siapa saja karena dia salah satu anak yang tergolong pandai

berbahasa Indonesia. Sehingga tidak heran jika perkembangan

berbahasa Adhit sangat meningkat.

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.

Peneliti terjun langsung mengamati bahasa sehari-hari subyek yang

di teliti. Sebelum diadakan pengamatan, peneliti meminta izin

kepada orang tua kedua anak tersebut mengenai ihwal mereka

dijadikan subyek penelitian. Artinya, pengumpulan data penelitian

akan sangat bergantung kepada peneliti sebagai alat pengumpulan

data.Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 12

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik

observasi dan partisipan, yang digunakan untuk mengumpulkan data

tentang pemerolehan sintaksis anak usia dua tahun. Peneliti

melakukan pengamatan langsung, merekam kata yang di ucapkan oleh

subyek peneliti dan mencatatnya pada lembar kerja.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis

data adalah:

1. Merekam kata yang diucapkan oleh subyek penelitian.

2. Mendeskripsikan data rekaman .

3. Mnginterpretasikan data yang telah didapat sesuai dengan

permasalahan yang dianalisis.

4. Merumuskan dan menyimpulkan hasil analisis yang telah

diperoleh.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penguasaan Kosakata Anak Usia 3-5 Tahun.

Bahasa pada anak-anak terkadang sukar diterjemahkan,

karena anak-anak pada umumnya masih menggunakan struktur

bahasa yang masih kacau dan masih mengalami tahap transisi

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 13

dalam berbicara, sehingga sukar untuk dipahami oleh

mitratuturnya. Untuk menjadi mitratutur pada anak dan untuk

dapat memahami maksud dari pembicaraan anak, mitratutur harus

menguasai kondisi atau lingkungan sekitarnya, maksudnya

ketika anak kecil berbicara mereka menggunakan media di

sekitar mereka untuk menjelaskan maksud yang ingin

diungkapkan kepada mitratutrnya di dalam berbicara. Selain

menggunakan struktur bahasa yang masih kacau, anak-anak juga

cenderung masih menguasai keterbatasan dalam kosakata

(leksikon) dan dalam pelafalan fonemnya secara tepat.

lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak.

Sehingga hasil bahasa yang diucapkan oleh anak-anak,

berdasarkan dari kemampuanya dalam berinteraksi langsung pada

bahasa-bahasa yang ada di sekitarnya.

’Pemerolehan bahasa’ yang diartikan sebagai proses yang

dilakukan oleh kanak-kanak mencapai sukses penguasaan yang

lancar serta fasih terhadap ’bahasa ibu’ mereka atau yang

sering dikenal dengan bahasa yang terbentuk dari lingkungan

sekitar. Dalam hal ini pemerolehan bahasa pada anak akan

membawa anak pada kelancaran dan kefasihan anak dalam

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 14

berbicara. Rentang umur anak di usia balita umumnya

mempunyai kemampuan dalam menyerap sesuatu dan ingatan

cenderung lebih cepat dibandingkan usia-usai diatas balita.

Sehingga dalam usia-usia tersbut sebaiknya mendapatkan

perolehan bahasa yang baik, anak harus selalu dirangsang

dengan sesuatu yang bersifat pedagogig atau pendidikan.

Pendidikan bahasa pada anak-anak tersebut harus selalu di

tingkatkan untuk memperoleh hasil berbicara yang baik.

Dari data penelitian mengenai bahasa anak umur 3-5 tahun

memberi kesimpulan bahwa umumnya anak dalam usia-usia

tersebut memiliki semangat dalam berbicara, kemapuan

keingintahuannya cenderung lebih besar. misalnya;

menceritakan sesuatu yang terjadi di sekelilingnya kepada

orang-orang terdekat, berbicara yang bertujuan untuk

mendapatkan informasi dari lingkunganya. Anak usia tersebut

walaupun mempunyai semangat yang tinggi dalam kompetensi

berbicara akan tetapi mereka cenderung masih belum mempunyai

kemampuan dalam pengontrolan emosi, sehingga bahasa yang

dikeluarkan cenderung mengalami ketersendatan atau yang

sering dikenal dengan penyakit gagap dalam berbicara.

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 15

Dalam hal ini peran orang tua sebagai fasilitator harus

ekstra-aktif dalam pertumbuhan bahasa anak, dengan keaktifan

tersebut diharapkan agar anak memperoleh bahasa yang baik dan

lancar dalam berbahasa. Adapun dalam penelitian bahasa anak

umur tiga tahun ini akan di fokuskan pada Naily dengan

menggunakan pendekatan dari cabang linguistik mikro yaitu

fonologi, morfologi, sintaksis, wacana dan semantic.

Kosakata yang diproduksi oleh kedua sumber data yaitu

kata diklasifikasikan dalam bidang leksikon. Dalam hal ini

ditemukan ada 16 bidang, antara lain berdasarkan bidang

keluarga, bidang benda, bidang alam, bidang nama

binatang/hewan, bidang warna, bidang kendaraan, bidang

makanan, dan bidang anggota tubuh. Dari hasil analisis yang

dilakukan terdapat karakteristik kata-kata yang diujarkan

oleh anak yaitu adanya campur kode bahasa Indonesia dan

bahasa Jawa. Ditemukan pula bahwa anak dengan usia 3-5 tahun

dalam pengucapan huruf “r” menjadi “l” karena masih cidal.

Dari kedua karakteristik ini tentu merupakan masukan bagi

orang tua maupun guru TK dalam menerapkan bahasa kepada anak.

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 16

4.2 Pembentukan Kata Bahasa Indonesia yang Dikuasai Anak Usia 3-5

Tahun

a. Hasil analisis Bayu Aji Saputra

No Kata Fonemik Fonetik

A Anggota Keluarga

bapak / bapak / [bap^k]

ibu / ibug / [ˀibug]

adik / adhek / [ˀadhǝk]

kakak / mbak, mas / [ˀemb^k]

nenek / mbah puti / [ˀǝmb^h putrI]

paman /mbah kakuŋ / [ˀǝmbah kakuŋ]

bibi / pakdhe ,

makdhe. Bulek /

[pakdhe,

makdhe, bulek]

B Anggota Tubuh

kepala / sirah / [sir^h]

rambut / lambut / [lambut]

Mata / mripat / [mrip^t]

Alis / alis / [ˀalis]

Telinga / kupiŋ / [kupiŋ]

Hidung / iduŋ / [ˀiduŋ]

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 17

Pipi / pipi / [pipi]

Mulut / lambe / [lambe]

Dagu

Leher / gulu / [gulu]

Dada

Perut / weteŋ / [weteŋ]

Tangan / taŋan / [t^ŋʌn]

Jari tangan / taŋan / [t^ŋʌn]

Ibu jari

Kelingking

Kuku

Kaki / sikil / [sikəl]

Jari kaki

C Makanan

Apel / apel / [ˀapǝl]

Jeruk / jeruk / [jǝluk]

Mangga / puntil / [pŪntIl]

Rambutan / lambutan / [lambutan]

Anggur / aŋgul / [ˀaŋgul]

Salak / salak / [salak]

Durian / dolhen / [dOlhɛn]

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 18

Wortel / woltel / [woltǝl]

Tomat / tomat / [tomat]

Bayam / bayem / [b^yǝm]

Cabai / sambel / [sambǝl]

Donat / donat / [donat]

Kue/roti

Bubur / bubol / [bubol]

Susu / shushu / [shushu]

Mi / emi / [ˀemi]

Permen / pǝlmɛn / [pǝlmɛn]

Nasi / səgho / [sǝgho]

D Mainan dan Alat

Transportasi

Boneka / lobot / [lObOt]

Balon / plənduŋan / [plǝnduŋʌn]

Bola / bal / [b^l]

Robot

Mobil / mobil / [mobil]

Kereta api / sǝpur / [sǝpur]

Pesawat / montol

mabur /

[montOl mabul]

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 19

Kapal / kapal / [kap^l]

Motor / montol / [montOl]

Bis / bist / [bIst]

E Hewan dan Tumbuhan

Sapi / sapi / [s^pi]

Gajah / gajah / [gaj^h]

Singa / machan / [mach^n]

Ayam / ayam / [ˀaiy^m]

Kucing / kuteŋ / [kucʱiŋ]

Anjing / anjiŋ / [ˀanjɛŋ]

Kambing / embek / [ˀembɛk]

Burung / manuk / [manOk]

Kupu-kupu / kupu-kupu / [kupu-kupu]

Ular / ulo / [ˀulo]

Tikus / tikos / [tIkos]

Ikan / iwak / [ˀwʌˀ]

Bunga / kembaŋ / [kəmbaŋ]

Rumput / suket / [sukət]

Pohon / uwit / [ˀuwɛt]

Daun / godhoŋ / [godhOŋ]

F Pakaian

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 20

Baju / kambi / [kʌmbi]

Celana / katok / [katOˀ]

Rok / lok / [lOk]

Jaket / ejaket / [ejʌkɛt]

Sepatu / sepathu / [səpʌthu]

Sandal / sandhal / [sʌndhʌl]

Topi / topi / [tOpi]

Kaos kaki / khaos kaki / [khaOs kaki]

G Warna

Merah / abaŋ/ [abʌŋ]

Kuning / kuniŋ / [kUniŋ]

Hijau / ijo / [ˀJO]

Hitam / ileŋ / [ˀLə]

Putih / puteh / [putɛh]

Biru / bilu / [bilu]

Coklat / cokat / [cOkʌt]

H Alat Tulis

Buku / buku / [buku]

Pensil / pen / [pɛn]

Penggaris / galisan / [galisʌn]

Penghapus / busak / [busʌk]

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 21

Papan tulis / bablak / [bablʌk]

Tas / tast / [tʌst]

I Perabot Rumah Tangga

Meja / amben / [mɛja]

Kursi / korsi / [kOrsi]

Almari / wadah kambi / [wadʌh kʌmbi]

Tempat tidur / kamar / [kamʌr]

Bantal / bantal / [bʌntʌl]

Guling / guleŋ / [gulen]

Selimut / selimut / [səliUt]

Lampu / lampu / [lʌmpu]

J Benda Alam

Matahari / matahali / [matahali]

Bulan / mbulan / [mbulʌn]

Bintang / bintaŋ / [bintʌŋ]

Langit / laŋet / [lʌŋet]

Hujan / udan / [udʌn]

Air / mimik / [mimiˀ]

Batu / watu / [watu]

Tanah / lemah / [ləmʌh]

Pasir / pasil / [pasIl]

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 22

Awan / awan / [awʌn]

Api / geni / [gəni]

Gunung / gunoŋ / [gunOŋ]

Laut / laot / [laot]

Hasil Analisis Aditya Budi. S

No Kata Fonemik Fonetik

A Anggota Keluarga

bapak /bapak/ [bapʌk]

ibu /ibug/ [IbŪk]

adik /adhek/ [adƐk]

kakak /mbak/ atau

/mas/

[mbʌk]

nenek /mbah puti/ []

paman /pakdhe/ [pakdhe]

bibi /makdhe/

atau /bulek/

[bulhek]

B Anggota Tubuh

kepala /sirah/ [Kepala]

rambut /rambut/ [rambUt]

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 23

mata /mata/ [matʌ]

alis /alis/ [alIs]

telinga /kupiŋ/ [kupiŋ]

hidung /iduŋ/ [Iduŋ]

pipi /pipi/ [pipi]

mulut /bibir/ [bibir]

dagu /jaŋgUt/ [jʌŋgUt]

leher /gulu/ [leher]

dada [dadʌ]

perut /weteŋ/ [weteŋ]

tangan /taŋgan/ [taŋgan]

jari tangan /taŋan/ [taŋgan]

ibu jari /jempol/ [jempOl]

kelingking /jarI/ [jarI]

kuku [khukhu] [khukhu]

kaki /sikel/ [sikhil]

jari kaki /sikhil/ [sikhil]

C Makanan

apel /apel/ [apel]

jeruk /jeluk/ [jǝruk]

mangga /puntil/ [pluntil]

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 24

rambutan /lambutan/ [rambutan]

anggur /aŋgul/ [aŋgul]

salak /salak/ [salʌk]

durian /durian/ [duriyan]

wortel /wortǝl/ [wortǝl]

tomat /tomat/ [tomʌt]

bayam /bayem/ [bayyem]

cabai /sambel/ [sambel]

donat /donat/ [donnat]

kue/roti [roti] [roti]

bubur /bubor/ [bubor]

susu /shushu/ [shushu]

mi /emi/ [emi]

permen /perm€n/ [perm€n]

nasi /segho/ [segho]

D Mainan dan Alat

Transportasi

boneka /boneka/ [boneka]

balon /balon/ [balŌn]

bola /bola/ [bŌla]

robot /robot/ [robŌt]

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 25

mobil /mobil/ [mŌbil]

kereta api /sepur/ [sǝpur]

pesawat /pesawat/ [pesawat]

kapal /kapal/ [kapal]

motor /montor/ [montŌr]

bis /bist/ [bist]

E Hewan dan Tumbuhan

sapi /sapi/ [saphi]

gajah /gajah/ [gajʌh]

singa /machan/ [machʌn]

ayam /ayam/ [ʌyyam]

kucing /khuciŋ/ [khuciŋ]

anjing /anji/ [anjhiŋ]

kambing /embek/ [khambeng]

burung /manuk/ [buruŋ]

kupu-kupu /kupu-kupu/ [khupŪ-khupŪ]

ular /ulo/ [ulŌ]

tikus /tikos/ [tikŌs]

ikan /iwak/ [Iwwʌk]

bunga /kembaŋ/ [kembaŋ]

rumput /suket/ [sŪwket]

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 26

pohon /pohon/ [pohŌŋ]

daun /dawun/ [dawŪn]

F Pakaian

Baju /kaos/ [kaŌs]

celana /katok/ [katŌk]

rok /rok/ [rŌk]

jaket /jaket/ [ejjaket]

sepatu /sepatu/ [spathu]

sandal /sandhal/ [shandhal]

topi /topi/ [topI]

kaos kaki /khaos kaki/ [khaOs kaki]

E Warna

merah /merah/ [merah]

kuning /kuning/ [kuniŋ]

hijau /hijau/ [hijaŌ]

hitam /item/ [itƐm]

putih /puteh/ [puteh]

biru /biru/ [bIru]

coklat /cokelat/ [cokelat]

H Alat Tulis

buku /buku/ [bukU]

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 27

pensil /pen/ [pen]

penggaris /penggaris/ [penggaris]

penghapus /setip/ [stIp]

papan tulis /papan tulis/ [papʌn tulis]

tas /tast/ [tast]

I Perabot Rumah Tangga

meja /meja/ [meja]

kursi /kUrsi/ [kUrsi]

almari /almari/ [almarI]

tempat tidur /kamar/ [khamarr]

bantal /bantal/ [bantal]

guling /guliŋ/ [gulIŋ]

selimut /selimut/ [slImut]

lampu /lampu/ [lampU]

J Benda Alam

matahari /matahari/ [mataharI]

bulan /bulan/ [bulʌn]

bintang /bintaŋ/ [bintaŋ]

langit /laut/ [lawut]

hujan /ujan/ [ujan]

air /air/ [air]

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 28

batu /batu/ [batu]

tanah /tanʌh/ [tanʌh]

pasir /pasir/ [pasir]

awan /awan/ [awan]

api /api/ [apI]

gunung /gunUŋ/ [gunUŋ]

laut /lawut/ [lawut]

4.3 Tahap Perkembangan Bahasa

Lundsteen membagi perkembangan bahasa dalam 3 tahap :

1. Tahap pralinguistik

- 0-3 bulan, bunyinya di dalam (meruku) dan berasal dari

tenggorok.

- 3-12 bulan, meleter, banyak memakai bibir dan langit-

langit, misalnya ma, da, ba.

2. Tahap protolinguitik

- 12 bulan-2 tahun, anak sudah mengerti dan menunjukkan

alat-alat tubuh. Ia mulai berbicara beberapa patah kata

(kosa katanya dapat mencapai 200-300).

3. Tahap linguistic

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 29

- 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai belajar

tata bahasa dan perkembangan kosa katanya mencapai 3000

buah.

Tahap perkembangan bahasa di atas hampir sama dengan

pembagian menurut Bzoch yang membagi perkembangan bahasa anak

dari lahir sampai usia 3 tahun dalam empat stadium.

1. Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi prelinguistik. 0-

3 bulan. Periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru

lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa baik isi, bentuk

dan pemakaian bahasa. Selain belum berkembangnya bentuk

bahasa konvensional, kemampuan kognitif bayi juga belum

berkembang. Komunikasi lebih bersifat reflektif daripada

terencana. Periode ini disebut prelinguistik. Meskipun bayi

belum mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa

konvensional, mereka mengamati dan memproduksi suara dengan

cara yang unik. Klinisi harus menentukan apakah bayi

mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini

merupakan indikasi untuk evaluasi fisik dan audiologi.

Selanjutnya intervensi direncanakan untuk membangun

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 30

lingkungan yang menyediakan banyak kesempatan untuk mengamati

dan bereaksi terhadap suara.

2. Kata – kata pertama : transisi ke bahasa anak. 3-9 bulan.

Salah satu perkembangan bahasa utama milestone adalah

pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun

pertama, berlanjut sampai satu setengah tahun saat

pertumbuhan kosa kata berlangsung cepat, juga tanda

dimulainya pembetukan kalimat awal. Berkembangnya kemampuan

kognitif, adanya kontrol dan interpretasi emosional di

periode ini akan memberi arti pada kata-kata pertama anak.

Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda, orang,

tempat, dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan awal

anak.

3. Perkembangan kosa kata yang cepat-Pembentukan kalimat awal.

9-18 bulan. Bentuk kata-kata pertama menjadi banyak, dan

dimulainya produksi kalimat. Perkembangan komprehensif dan

produksi kata-kata berlangsung cepat pada sekitar 18 bulan.

Anak mulai bisa menggabungkan kata benda dengan kata kerja

yang kemudian menghasilkan sintaks. Melalui interaksinya

dengan orang dewasa, anak mulai belajar mengkonsolidasikan

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 31

isi, bentuk dan pemakaian bahasa dalam percakapannya. Dengan

semakin berkembangnya kognisi dan pengalaman afektif, anak

mulai bisa berbicara memakai kata-kata yang tersimpan dalam

memorinya. Terjadi pergeseran dari pemakaian kalimat satu

kata menjadi bentuk kata benda dan kata kerja.

4. Dari percakapan bayi menjadi registrasi anak pra sekolah yang

menyerupai orang dewasa. 18-36 bulan. Anak dengan mobilitas

yang mulai meningkat memiliki akses ke jaringan sosial yang

lebih luas dan perkembangan kognitif menjadi semakin dalam.

Anak mulai berpikir konseptual, mengkategorikan benda, orang

dan peristiwa serta dapat menyelesaikan masalah fisik Anak

terus mengembangkan pemakaian bentuk fonem dewasa.

Sedangkan tahap perkembangan sintaksis secara singkat terbagi dalam :

1. Masa pra-lingual, sampai usia 1 tahun

2. Kalimat satu kata, 1-1,5 tahun

3. Kalimat rangkaian kata, 1,5-2 tahun

4. Konstruksi sederhana dan kompleks, 3 tahun.

Lewat usia 3 tahun anak mulai menanyakan hal-hal yang abstrak

dengan kata tanya “mengapa”,” kapan”. Pemakaian kalimat kompleks

dimulai setelah anak menguasai kalimat empat kata sekitar 4 tahun.

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 32

Perkembangan Morfologi perkembangan ditandai dengan peningkatan

panjang ucapan rata-rata, yang diukur dalam morfem. Panjang rata-rata

ucapan, mean length of utterance (MLU) adalah alat prediksi

kompleksitas bahasa pada anak yang berbahasa Inggris. MLU sangat erat

berhubungan dengan usia dan merupakan prediktor yang baik untuk

perkembangan bahasa.

Dari usia 18 bulan sampai 5 tahun MLU meningkat kira-kira 1,2

morfem per tahun. Penguasaan morfem mulai terjadi saat anak mulai

merangkai kata sekitar usia 2 tahun. Beberapa sumber yang membahas

tentang morfem dalam kaitannya dengan morfologi semuanya merupakan

bahasa Inggris yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. 2,30

Perkembangan fonologi melalui proses yang panjang dari dekode

bahasa. Sebagian besar konstruksi morfologi anak akan tergantung pada

kemampuannya menerima dan memproduksi unit fonologi. Selama usia pra

sekolah, anak tidak hanya menerima inventaris fonetik dan sistem

fonologi tapi juga mengembangkan kemampuan menentukan bunyi mana yang

dipakai untuk membedakan makna.

Pemerolehan fonologi berkaitan dengan proses konstruksi suku kata

yang terdiri dari gabungan vokal dan konsonan. Bahkan dalam babbling,

anak menggunakan konsonan-vokal (KV) atau konsonan-vokal-konsonan

(KVK). Proses lainnya berkaitan dengan asimilasi dan substitusi sampai

pada persepsi dan produksi suara.

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 33

Myklebust membagi tahap perkembangan bahasa berdasarkan komponen

ekspresif dan reseptif sebagai berikut 34:

1. Lahir – 9 bulan : anak mulai mendengar dan mengerti, kemudian

berkembanglah pengertian konseptual yang sebagian besar

nonverbal.

2. Sampai 12 bulan : anak berbahasa reseptif auditorik; belajar

mengerti apa yang dikatakan, pada umur 9 bulan belajar meniru

kata-kata spesifik, misalnya, dada, muh, kemudian menjadi

mama, papa.

3. Sampai 7 tahun : anak berbahasa ekspresif auditorik termasuk

persepsi auditorik kata-kata dan menirukan suara. Pada masa

ini terjadi perkembangan bicara dan penguasaan pasif kosa

kata sekitar 3000 buah.

4. Umur 6 tahun dan seterusnya : anak berbahasa reseptif visual

(membaca). Pada saat masuk sekolah ia belajar membandingkan

bentuk tulisan dan bunyi perkataan.

5. Umur 6 tahun dan seterusnya : anak berbahasa ekspresif visual

(mengeja dan menulis).

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 34

BAB 111

PENUTUP

3.1 Simpulan

Selain faktor usia, faktor sosial dan pribadi anak

mempengaruhi perkembangan pengucapan kata pada tataran usia

tertentu. Sebagian anak yang telah mencapai usia 3 tahun dan

masih belum dapat mengucapkan kata kemungkina besar

disebabkan oleh ketidakmampuannya menggunakan kata-kata untuk

meyampaikan maksut yang ingin disampaikan. Dari faktor

sosial, adanya dorongan yang diberikan dari orang-orang yang

berada disekitarnya mempengaruhi jumlah pembendaharaan kata

si anak.

3.2 Saran

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 35

Penelitian mengenai pelafalan kata pada anak usia 3-5

tahun lebih efektif menggunakan metode partisipan dan

kualitatif. Peneliti merekam setiap kata yang diucapkan

subyek penelitian kemudian di catat hasilnya pada lembar

kerja untuk diamati fonemik dan fonetiknya. Proses perekaman

mempermudah dalam menganalisis hasil penelitian sehingga

diperoleh hasil yang valit. Kesalahan pelafalan banyak

ditemukan karena pada usia tersebut anak-anak masih memiliki

keterbatasan kosa kata. Kekayaan kosa kata bergantung pada

didikan keluarga dan lingkungan.

Tugas Penelitian Mata Kuliah Fonologi | 36