Upload
independent
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS MATA KULIAH KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAANPERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
IDENTIFIKASI KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAANPERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI BANGLADESH
Dosen Pengampu:
Ir. Winny Astuti, M.Sc, Ph.DIr. Ana Hardiana, MT
Anggota Kelompok:
1. Yohanita P.S (I0611026)2. Anggit Pratama(I0612003)3. Dina Arifia (I0612012)4. Erlana Citra P. K. (I0612016)5. Fachrul Fadilla (I0612017)6. Isandi Nurul H. (I0612025)7. Nur Laila Fitriana (I0612033)
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
1
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
PENDAHULUAN
1. Pengantar
Republik Rakyat Bangladesh merupakan sebuah negara
berkembang di Asia Selatan. Bangladesh dibagi menjadi
tujuh wilayah administrasi yaitu, Barisal, Khulna,
Chittagong, Rajshahi, Dhaka, Sylhet, dan Rangpur. Dhaka
menjadi ibu kota sekaligus kota terbesar Bangladesh.
Negara ini memiliki luas wilayah ± 147,570 km² dan
menjadi salah satu negara dengan penduduk terpadat di
dunia. Jumlah penduduk di negara ini sekitar
150.039.000 jiwa.
2
Gambar 1. Wilayah Administrasi Republik Rakyat
Bangladesh
Kondisi perumahan permukiman di Bangladesh tidak
berbeda jauh dengan negara berkembang lainnya.
Masyarakat berpenghasilan rendah masih banyak yang
mengalami kesulitan untuk memiliki rumah. Di kota
Dhaka, hampir 70% dari populasinya adalah dari
masyarakat berpenghasilan rendah. Dan hanya sekitar 20%
dari populasi ini yang memiliki hak kepemilikan tanah
di Dhaka.
Negara Bangladesh mengalami peningkatan urbanisasi
yang begitu cepat sejak akhir tahun 80-an. Saat ini
tingkat pertumbuhan perkotaannya adalah sekitar 5-6%
per tahun. Diperkirakan lebih dari 50% penduduk
Bangladesh akan tinggal di daerah perkotaan pada tahun
2030. Tingkat urbanisasi di Bangladesh dalam tiga
dekade terakhir dipengaruhi oleh ketersediaan peluang
ekonomi dan sosial di daerah perkotaan, perluasan
wilayah pusat-pusat kota dan pertumbuhan alami dari
populasi di perkotaan. Tingginya tingkat urbanisasi ini
mengakibatkan timbulnya kemiskinan, kesenjangan sosial,
pengangguran, permukiman kumuh dan liar, degradasi
lingkungan, timbulnya penyakit, kurangnya ketersediaan
sarana dan prasarana, dan kemacetan lalu lintas,
kriminalitas, serta konflik sosial di perkotaan.
Mayoritas perkotaan yang ada di Bangladesh dihuni
oleh masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. Sebagai
3
contoh, hampir 70% dari populasi di Kota Dhaka adalah
dari sektor 'berpenghasilan rendah'. Namun, hanya
sekitar 20% dari populasi ini yang memiliki akses
terhadap kepemilikan tanah di Dhaka. Selain itu,
sebagian besar permukiman masyarakat berpenghasilan
rendah tidak memiliki akses yang memadai terhadap air,
listrik dan sanitasi. Hanya sekitar 50% masyarakat yang
memiliki akses terhadap air dan 30% terhadap listrik.
Sedangkan masyarakat yang sudah memiliki MCK hanya
sekitar 20%. Hal ini menyebabkan banyaknya warga yang
terserang penyakit.
Sementara itu, kelompok masyarakat ekonomi
menengah-atas biasanya tinggal di rumah single-family
dan di apartemen. Sedangkan masyarakat ekonomi rendah
biasanya tinggal di berbagai jenis rumah seperti
berikut:
a. Dibangun di atas tanah ilegal, (sekitar 50% dari
masyarakat berpenghasilan rendah) di Bustees
(daerah permukiman informal) dimana baik rumah sewa
atau rumah pribadi dibangun di lahan milik orang
lain maupun lahan publik.
b. Rumah kumuh petak, (sekitar 25% dari masyarakat
berpenghasilan rendah) Dimana mereka merupakan
migran dari pedesaan yang bekerja di industri
garmen perkotaan.
c. Kategori lain dari perumahan masyarakat
berpenghasilan rendah antara lain: kamp permukiman,
4
petak tanah dengan layanan prasarana dasar
permukiman, apartemen kecil di perkotaan yang
kesemuanya disediakan oleh pemerintah bagi penghuni
liar yang membangun rumah di atas lahan publik atau
swasta yang ditempati secara ilegal, serta para
penghuni trotoar.
Dalam menyediakan kebutuhan perumahan ini, terdapat
tiga tingkatan pasar dari sektor perumahan perkotaan di
Bangladesh yaitu:
a. Rumah tangga dengan pendapatan tinggi (kurang dari
3% dari pasar perumahan), yang mampu membeli rumah
berkualitas tinggi dilengkapi dengan pelayanan
sarpras permukiman, dan mayoritas merupakan
pengguna jasa lembaga pembiayaan perumahan.
b. Rumah tangga berpendapatan menengah (12-15% dari
pasar perumahan), merupakan pengguna utama
perumahan khusus dari lembaga pembiayaan perumahan
seperti Bangladesh House Building Finance
Corporation (BHBFC).
c. Rumah tangga berpendapatan rendah (mayoritas
masyarakat Bangladesh), perumahan yang dibangun
secara swadaya, sering dalam status ilegal dan
tidak mendapat layanan sarpras permukiman.
Dalam beberapa tahun terakhir, lembaga publik hanya
mampu memenuhi sekitar 1-2% dari total kebutuhan
perumahan perkotaan (tidak lebih dari 6.000
unit/tahun). Untuk itu, perlu adanya pemahaman tentang
5
kebijakan dan kelembagaan perumahan di Bangladesh untuk
mengatasi masalah ini. Dalam tulisan ini akan dibahas
mengenai kebijakan dan kelembagaan terkait perumahan di
Bangladesh sehingga nantinya dapat ditarik kesimpulan.
2. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui
kebijakan dan kelembagaan perumahan di Bangladesh.
3. Sasaran
a. Mengidentifikasi institusi dan struktur organisasi
lembaga leading sector dan kelembagaan terkait dengan
perumahan dan permukiman di Bangladesh.
b. Mengidentifikasi visi-misi, tujuan, strategi dan
arah kebijakan perumahan permukiman di Bangladesh.
6
ISI DAN PEMBAHASAN
1. Pengertian Lembaga Leading Sector
Pengertian lembaga leading sector merupakan lembaga
yang berwenang dalam urusan bidang tertentu.
Perkembangan sektor pemimpin (leading sector) akan
merangsang perkembangan sektor lainnya. Dalam hal
pembangunan perumahan di Bangladesh terdapat beberapa
sektor kelembagaan, yaitu:
a. Sektor Publik
Beberapa lembaga publik yang terlibat dalam
pembiayaan dan pengembangan perumahan dan proyek-
proyek infrastruktur perumahan: Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (MOHPW),
Departemen Pemerintah Daerah, Pembangunan Pedesaan
dan Koperasi (MLGRDC), dan BUMN dari empat kota
besar. Dananya sebagian besar berasal dari bantuan
luar negeri dan pada tingkat lebih rendah dari
pendapatan nasional. Kedua BUMN dan Pemerintah
pusat sedang mengembangkan subdivisi perumahan yang
disewakan kepada rumah tangga berpenghasilan tinggi
dan menengah ke atas serta program transmigarsi dan
skema lokasi dan layanan untuk kelompok
berpenghasilan rendah dan menengah.
b. Sektor Non-pemerintah
Sektor LSM hanya sedikit terlibat dalam perumahan
perkotaan. Kesenjangan antara harga lahan kota dan
harga rumah dengan pendapatan dari kelompok
7
berpenghasilan rendah telah membuat solusi masalah
perumahan berkelanjutan sulit untuk diselesaikan
oleh kelompok tersebut. Saat ini, lembaga-lembaga
keuangan mikro yang lebih besar telah menunjukkan
minat dalam memasuki pasar perumahan multi-keluarga
untuk rumah tangga berpenghasilan sedang dan
rendah.
c. Sektor Swasta Formal dan Koperasi Pembangunan
Pengembang swasta semakin penting di pasar lahan
dan perumahan perkotaan, khususnya untuk bangunan
apartemen. Sebuah studi pada tahun 1995 oleh
Asosiasi Perumahan dan Real Estate (REHAB)
menunjukkan bahwa ada 142 pengembang real estate di
Metropolitan Dhaka, yang sebagian besar bekerja di
pengembangan apartemen dan lahan. Sektor ini telah
menghasilkan hampir 3 persen dari rumah selama
beberapa tahun terakhir, hampir semua untuk segmen
pendapatan yang lebih tinggi dari pasar, dan
berkembang pesat. Pemilik tanah swasta, menggunakan
lahan untuk membiayai pembangunan baru, juga
mengembangkan unit rumah multi-keluarga.
d. Sektor Konstruksi Pemilik Rumah Pribadi Formal dan
Semi Formal
Sejauh ini merupakan sistem penyedia perumahan
terbesar kecuali daerah metropolitan utama. Rumah
tangga memperoleh tanah, sebagian besar memiliki
hak milik, dan secara bertahap membangun rumah
8
mereka dengan atau tanpa persetujuan resmi dari
perencanaan. Hanya sebagian kecil rumah tangga
mengakses pembiayaan perumahan.
e. Sektor Perumahan Sewa Swasta Informal
Pemilik lahan di daerah perkotaan membangun
kepadatan tinggi, unit perumahan bertingkat rendah
untuk sewa, tanpa pelayanan yang memadai, baik
untuk rumah tangga individu atau kelompok yang
tinggal (mess housing).
f. Squatting
Orang membangun rumah darurat di lahan publik atau
swasta atau menempati bangunan-bangunan.
Dari beberapa sektor di atas, dapat diketahui bahwa
lembaga leading sector perumahan di Bangladesh berada di
tangan sektor publik. Sektor publik tersebut adalah
MOHPW yang memiliki peran strategis dalam pembangunan
perumahan permukiman.
2. Ministry of Housing and Public Works (MOHPW)
Kementerian Perumahan dan Pekerjaan Umum (MoHPW)
bertanggung jawab untuk melaksanakan pembangunan sektor
publik dan mengawasi pembangunan perumahan permukiman
perkotaan dan kota di seluruh negeri. Lembaga
Pembiayaan Perumahan Bangladesh (BHBFC) dirancang untuk
memastikan aliran kredit yang memadai dan dapat diakses
oleh sektor ini.
9
Kebijakan Perumahan Nasional telah diadopsi yang
menyerukan menyediakan tempat penampungan untuk orang
miskin, gelandangan dan yang membutuhkan. Kebijakan ini
menetapkan pembentukan Otoritas Perumahan Nasional dan
Bank Perumahan khusus. Kementerian Perumahan dan
Pekerjaan Umum telah mengembangkan sejumlah kebijakan
yang berbeda, termasuk Bangladesh Housing Policy (BHP) dan
Land Acquisition Policy (LAP) yang dirancang untuk memastikan
perumahan yang lebih baik kepada orang-orang tidak
memiliki tanah dan tidak mampu di seluruh Bangladesh.
MoHPW dibagi dalam sebelas instansi, yaitu Public
Works Department (PWD), Department of Architecture (DOA), Urban
Development Directorate (UDD), Chittagong Development Authority
(CDA), Radjhani Unnayan Kartripakkha (RAJUK), Rajshahi
Development Authority (RDA), Khulna Development Authority (KDA),
Housing & Building Research Institute (HBRI), Department of
Government Accomodation (DGA), Internal Audit (IA), dan
National Housing Authority (NHA). MoHPW memiliki struktur
kelembagaan sebagai berikut.
10
MINISTRY OF HOUSING AND PEOPLE WORKS
Joint Secretaryof Development
Joint Secretary ofAdministration
Joint Secretary ofMonitoring
Gambar 2. Skema Struktur Kelembagaan MoHPW
Dari sebelas instansi di atas, National Housing
Authority (NHA) yang digagas oleh Pemerintah Bangladesh
di bawah Undang-Undang Otoritas Perumahan Nasional,
2000 dan telah menjadi lembaga sektor publik utama di
bawah Departemen Perumahan dan Pekerjaan Umum terlibat
dalam memecahkan masalah besar perumahan di Bangladesh,
terutama untuk orang miskin serta masyarakat
berpenghasilan rendah dan menengah.
3. National Housing Authority (NHA)
Tujuan utama dari NHA adalah untuk menyelesaikan
permasalahan yang terkait dengan perumahan di daerah
perkotaan & pedesaan di negara Bangladesh. Sejak awal,
NHA telah berhasil menyelesaikan sejumlah proyek yang
berkaitan dengan berbagai bidang pembangunan perumahan.
NHA telah mengembangkan pengalaman dan keahlian dalam
menangani masalah perumahan rakyat miskin Bangladesh,
khususnya pembangunan unit rumah murah.
Tugas piagam utama NHA adalah sebagai berikut:
a. Melakukan proyek perumahan biaya rendah secara
swadaya di daerah perkotaan dan pedesaan, tunduk
pada persetujuan dari Pemerintah;
b. Merumuskan program-program perumahan untuk bencana
alam dan situasi darurat lainnya;
11
PWD DOA CDA UDD NHA RDA KDA DGA IAHBRIRAJUK
c. Melakukan program perumahan bagi perempuan miskin
dan tak berdaya miskin;
d. Konstruksi bangunan, rumah, apartemen, dan rumah
susun di NHA tanah dan lahan diserahkan kepada NHA
oleh Pemerintah; dan
e. Menarik investasi asing dan lokal untuk
melaksanakan proyek-proyek perumahan
NHA memiliki empat sub bidang dalam melaksanakan
tugasnya, yaitu: Bidang Desain dan Perencanaan, Bidang
Administrasi dan Keuangan, Bidang Manajemen Lahan dan
Aset, serta Bidang Rekayasa dan Koordinasi. Berikut
merupakan susunan organisasinya.
Gambar 3. Skema Susunan Organisasi NHA
Adapun tugas dari masing-masing bidang di NHA
adalah sebagai berikut:
a. Divisi Desain dan Perencanaan, bertugas untuk
merencanakan pembangunan perumahan serta desain
yang akan digunakan.
b. Divisi Administrasi dan Keuangan, bertugas untuk
mengatur administrasi seperti sertifikat
kepemilikan tanah dsb.
12
Planning & Design Division
NHA
Administration & Finance Division
Land & Asset Management Division
Engineering & Coordination Division
c. Divisi Manajemen Lahan dan Aset, bertugas untuk
mengelola ketersediaan lahan dan aset (sumberdaya)
supaya dapat dimanfaatkan secara maksimal.
d. Divisi Rekayasa dan Koordinasi, bertugas untuk
merealisasikan pembangunan perumahan dengan
kualitas yang baik dalam konstruksinya.
4. Kebijakan Perumahan dan Permukiman Bangladesh
Sebuah Kebijakan Perumahan Nasional dirumuskan pada
tahun 1993, dan agenda pro-miskin termasuk di dalamnya
pada tahun 1999. Kebijakan tersebut selanjutnya
direvisi pada tahun 2004, namun sampai tahun 2007 masih
harus disetujui karena berbagai kebuntuan yang timbul
dari situasi politik stabil di Bangladesh (Islam,
wawancara pribadi, 2007). Hal ini belum terlihat berapa
banyak kebijakan yang diterjemahkan ke dalam hal pokok
dan apakah dapat membawa perubahan yang signifikan bagi
masyarakat miskin perkotaan.
Visi misi perumahan permukiman secara nasional
adalah sebagai berikut.
Visi: “Menjamin kebutuhan rumah masyarakat kelas
menengah ke bawah di Bangladesh dengan melibatkan peran
serta berbagai lembaga terkait, dalam mencanangkan
program perumahan murah.”
Misi:
a. Memberikan tanggungjawab kepada pihak swasta dalam
pengembangan perumahan.
13
b. Meningkatkan hak kepemilikan tanah secara legal
dan memberikan perhatian lebih kepada perempuan,
anak-anak, masyarakat miskin dan tunawisma.
c. Menyediakan lahan di tempat yang tepat dan
memberikan subsidi bagi kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah.
d. Mencegah pembangunan liar, penggusuran lahan,
mengembangkan standar dasar lingkungan, dan
pemanfaatan potensi yang ada untuk meremajakan
permukiman kumuh dan tidak layak huni.
e. Mengurangi permintaan perumahan di perkotaan
dengan meningkatkan lapangan pekerjaan,
ketersediaan kebutuhan pokok, mengembangkan
perumahan beserta sarana prasarananya di daerah
pedesaan.
f. Peningkatan koordinasi antar lembaga yang terkait
dengan perumahan, sarana prasarana komunikasi dalam
perencanaan dan manajemen lingkungan sosial di
perkotaan dan pedesaan.
g. Mendorong Asosiasi Koperasi, LSM, dan pihak swasta
dalam pengembangan perumahan.
h. Memberikan berbagai fasilitas untuk pengembangan
lahan, pembangunan infrastruktur dan pembangunan
rumah bagi MBR.
i. Menjamin hak asasi manusia atas perumahan untuk
hidup di tempat tinggal yang memadai dalam keadaan
aman, damai, dan bermartabat.
14
j. Menyediakan KPR jangka panjang bagi masyarakat
berpenghasilan rendah melalui Lembaga Pembiayaan
Perumahan Bangladesh (BHBFC).
Sedangkan strategi pembangunan perumahan di
Bangladesh yaitu:
a. Perumahan menjadi prioritas utama karena tercantum
dalam rencana pembangunan nasional.
b. Peran pemerintah kaitannya dengan perumahan akan
menyediakan lahan dengan harga murah yang dapat
dijangkau oleh masyarakat. Selain itu pemerintah
juga membantu mempromosikan lembaga pembiayaan
perumahan.
c. Meningkatkan keterjangkauan bagi kelompok
masyarakat yang berpenghasilan rendah melalui
penyediaan kredit perumahan.
d. Peningkatan dan rehabilitasi persediaan perumahan
yang ada akan diberikan prioritas oleh pemerintah
berdampingan dengan perumahan baru.
e. Pelanggaran batas di lahan publik dan konstruksi
yang tidak sah akan ditindak.
f. Penambahan fasilitas bangunan rumah dan menjamin
penggunaan sumber daya yang lebih luas.
g. Memastikan kelestarian lingkungan alam dan
pelestarian warisan budaya pada proyek perumahan.
Arah kebijakan di Bangladesh berpijak pada kondisi
perekonomian masyarakat yang didominasi oleh para MBR
15
yang membuat munculnya masalah permukiman seperti slum
dan squatter area terutama di kawasan perkotaan
Bangladesh. Kondisi permukiman ini memunculkan berbagai
jenis gangguan kesehatan/penyakit.
Untuk itu, pemerintah Bangladesh membentuk lembaga
pemerintahan yang menangani masalah perumahan dan
permukiman seperti NHA, RAJUK, CDA, dll untuk
menyediakan rumah sewa, lahan dan prasarana dasar
permukiman bagi kelompok masyarakat berpenghasilan
menengah-bawah.
Sejak tahun 2009 hingg saat ini, kebijakan yang
dibuat pemerintah Bangladesh secara garis besar
meliputi penyediaan perumahan rakyat bagi semua
kalangan masyarakat di Bangladesh, penerapan urban land
bank, mengembangkan lembaga pinjaman /kredit perumahan
bagi kelompok masyarakat menengah-bawah, serta
kebijakan penggunaan sumber daya secara efektif dan
efisien dalam pengembangan perumahan melalui rencana
pembangunan 5 tahun dan program pembangunan tahunan
yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Sedangkan dokumen perencanaan perumahan permukiman
yang disusun oleh pemerintah Bangladesh antara lain:
a. Penyusunan Rencana Detail Kawasan (Preparation of
Detailed Area Plans/DAPs) oleh RAJUK, Kementerian
Perumahan dan Pekerjaan Umum
b. Penyusunan Rencana Struktur, Rencana Induk dan
Rencana Detail di Daerah Khulna oleh Khulna
16
Development Authority (KDA), Kementerian Perumahan
dan Pekerjaan Umum
c. Penyusunan Rencana Struktur, Rencana Induk dan
Rencana Detail di Daerah Barisal oleh Direktorat
Pengembangan Perkotaan (UDD), Kementerian Perumahan
dan Pekerjaan Umum
d. Penyusunan Rencana Pengembangan Cox Bazar,
Moheskhali, Teknaf dan St Martin oleh Urban
Direktorat Pengembangan (UDD), Kementerian
Perumahan dan Pekerjaan Umum
e. Tata Kota dan Perbaikan Infrastruktur Perkotaan
(UGIIP), Tahap I oleh Departemen Teknik Daerah
(LGED), Departemen Pemerintah Daerah, Dinas
Pembangunan Daerah dan Koperasi.
KESIMPULAN
Masalah perumahan dan permukiman di Bangladesh sama
seperti negara berkembang lainnya yaitu belum bisa
memenuhi kebutuhan rumah yang layak secara
keseluruhan, khususnya bagi masyarakat menengah ke
bawah.
Masyarakat menengah ke atas tinggal dalam rumah
single family atau apartemen yang pembangunannya
menjadi tanggung jawab REHAB.
Kelembagaan dibentuk dalam rangka mengatasi masalah
perumahan. Lembaga-lembaga tersebut terbagi menjadi
lembaga pemerintahan (leading sector), lembaga
keuangan (BHBFC), LSM dan developer.
17
NHA merupakan bagian dari lembaga leading sector
perumahan yang memiliki tujuan utama untuk
menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan
perumahan di daerah perkotaan & pedesaan di negara
Bangladesh. NHA memiliki empat sub bidang dalam
melaksanakan tugasnya, yaitu: Bidang Desain dan
Perencanaan, Bidang Administrasi dan Keuangan,
Bidang Manajemen Lahan dan Aset, serta Bidang
Rekayasa dan Koordinasi.
Fokus kebijakan perumahan pemerintah Bangladesh
adalah meningkatkan kemampuan MBR untuk menjangkau
kepemilikan rumah layak huni. Strategi yang
dilakukan yaitu menjadikan perumahan sebagai
prioritas utama; menyediakan lahan dengan harga
murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat;
penyediaan kredit perumahan; peningkatan dan
rehabilitasi perumahan; menindak pelanggaran batas
di lahan publik dan konstruksi yang tidak sah;
penambahan fasilitas bangunan rumah dan menjamin
penggunaan sumber daya yang lebih luas; serta
memastikan kelestarian lingkungan alam dan
pelestarian warisan budaya pada proyek perumahan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Committee on Urban Local Governments, Ministry of Local
Government, Rural Development and Cooperatives,
Local Government Division, Government of Bangladesh
and Asian Development Bank (2005), Supporting Urban
Governance Reform, Final Report.
Eyestone, R. (1963), The Threads of Public Policy: A Study in Policy
Leadership (Indiananpolis: Bobbs-Merrill), in
Friedrich, Carl J (Ed), Man and His Government, New
York: McGraw-Hill.
Friedrich, C. J. (1963), Man and His Government, New
York: McGraw-Hill.
Howlett, M. and Ramesh, M. (1995), Studying Public Policy:
Policy Cycles and Policy Subsystem, Oxford University
Press.
Jenkins, W. I. (1978) Policy Analysis: A Political and
Organizational Perspective, London: Martin Robertson.
Murtaza, M. G. (2002), Urban Governance in Bangladesh,
A.K.Sultana Murtaza, Khulna, Bangladesh.
Nazrul Islam and Nurul Islam Nazem, “Urbanization and Urban
Growth Policy”, Nazrul Islam, ed. The Urban Poor in
Bangladesh, Dhaka: Centre for Urban Studies.
Osborne, D. and Gaebler, T. (1993) Reinventing Government:
How the Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector
Plume, USA.
19
Website:
www.cs.jmu.edu/common/coursedocs/
isat231.ivory02.poliproc.doc
www.wds.worldbank.org/external/default/
WDSContentServer/WDSP/IB/
2006/03/07/000090341_20060307104630/Rendered/PDF/
34899.pdf
www.adb.org/governance/gov_elements.asp
www.unhabitat.org/campaigns/governance
www.mohpw.gov.bd/index.php
www.nha.gov.bd/
20