57
1 IMPLEMENTASI KAMPUNG TERTIB LALU LINTAS GUNA MERUBAH PRILAKU PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR DALAM RANGKA TERWUJUDNYA KAMSELTIBCAR LANTAS YANG KONDUSIF BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan, lalu lintas diartikan sebagai sarana vital untuk hidup dan tumbuh serta berkembangnya suatu masyarakat. Pilar kehidupan masyarakat untuk dapat hidup, tumbuh, dan berkembang tersebut adalah produktivitas yang dilakukan oleh manusia melalui aktivitas-aktivitas, mulai dari sejak lahir, tumbuh, berkembang, bahkan sampai manusia tersebut meninggal yang keseluruhannya membutuhkan lalu lintas. Oleh karena itu, lalu lintas seharusnya selalu aman, selamat, lancar dan tertib. Agar lalu lintas aman, selamat, tertib dan lancar diperlukan penatalaksanaan lalu lintas. Adapun garda terdepan bagi penatalaksanaan lalu lintas di jalan berada di tangan polisi lalu lintas. Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, tugas dan peran Polri adalah memelihara kamtibmas, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut,

IMPLEMENTASI KAMPUNG TERTIB LALU LINTAS GUNA MERUBAH PRILAKU PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR DALAM RANGKA TERWUJUDNYA KAMSELTIBCAR LANTAS YANG

Embed Size (px)

Citation preview

1

IMPLEMENTASI KAMPUNG TERTIB LALU LINTAS

GUNA MERUBAH PRILAKU PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR

DALAM RANGKA TERWUJUDNYA KAMSELTIBCAR LANTAS YANG KONDUSIF

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan, lalu

lintas diartikan sebagai sarana vital untuk hidup dan

tumbuh serta berkembangnya suatu masyarakat. Pilar

kehidupan masyarakat untuk dapat hidup, tumbuh, dan

berkembang tersebut adalah produktivitas yang dilakukan

oleh manusia melalui aktivitas-aktivitas, mulai dari

sejak lahir, tumbuh, berkembang, bahkan sampai manusia

tersebut meninggal yang keseluruhannya membutuhkan lalu

lintas. Oleh karena itu, lalu lintas seharusnya selalu

aman, selamat, lancar dan tertib.

Agar lalu lintas aman, selamat, tertib dan lancar

diperlukan penatalaksanaan lalu lintas. Adapun garda

terdepan bagi penatalaksanaan lalu lintas di jalan

berada di tangan polisi lalu lintas. Sesuai dengan

amanat Undang-Undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia, tugas dan peran Polri adalah

memelihara kamtibmas, menegakkan hukum serta memberikan

perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada

masyarakat. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut,

2

Polri bertugas antara lain menyelenggarakan segala

kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan

kelancaran lalu lintas di jalan.

Untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban,

kelancaran lalu lintas (kamseltibcarlantas) harus

didukung dengan perilaku manusia sebagai pengguna jalan

yang tentu sudah memiliki kompetensi dan tingkat

disiplin yang memadai. Dalam perspektif kebudayaan, lalu

lintas sebagai cermin budaya bangsa yang memuat nilai-

nilai perilaku manusia. Budaya bangsa mudah dipahami

melalui gambaran perilaku ketaatan, kesadaran, kepekaan,

kepedulian, dan tanggung jawab masyarakat dalam berlalu

lintas yang tercermin dari situasi lalu lintas yang

aman, selamat, tertib, dan lancar.

Kelancaran dan ketertiban dalam berlalu lintas tentu

menjadi harapan bagi semua. Namun, seiring perkembangan

waktu, permasalahan lalu lintas semakin kompleks.

Pengetahan dan etika dalam berlalu lintas masih belum

tercermin di wilayah hukum Polresta Jambi, merubah

prilaku dalam masyarakat tidaklah semudah membalikkan

telpak tangan, perlu adanya trobosan kreatif dan

diperlukan suatu kesabaran dan kerja keras. Untuk itu

satlantas Polresta Jambi berupaya meng implementasikan

program kampung tertib lalu lintas yang memepunyai suatu

harapan perubahan prilaku pengguna kendaraan bermotor

dimulai dari skup lokal atau yang lebih kecil yaitu

lingkup kampung.

3

Lalu lintas tidak boleh terganggu, sebab akan

berdampak pada aktifitas dan kreatifitas masyarakat.

Jika masyarakat sudah kehilangan kreatifitas dan

aktifitas maka dapat dipastikan menjadi ancaman serius

dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Tidak

hanya itu, gangguan terhadap kelancaran lalu lintas

seperti kemacetan, juga berdampak pada kerugian

perekonomian nasional.

Polisi lalu lintas sebagai garda terdepan dalam

penatalaksanaan lalu lintas sadar bahwa selain upaya

penegakan hukum dalam penanganan lalu lintas perlu

dilakukan langkah-langkah teknis dalam mengurai

kemacetan. Di samping memberikan penyuluhan tertib lalu

lintas, Polri melalui Satlantas Polresta Jambi

diharapkan mampu melaksanakan tugasnya di lapangan

secara profesional.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dalam tulisan

ini, penulis memilih Naskah Karya Perorangan (NKP)

dengan judul IMPLEMENTASI KAMPUNG TERTIB LALU LINTAS

GUNA MERUBAH PRILAKU PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR DALAM

RANGKA TERWUJUDNYA KAMSELTIBCAR LANTAS YANG KONDUSIF.

2. Permasalahan

Dari latar belakang tersebut diatas, maka

permasalahan dalam penulisan NKP ini adalah “Bagaimana

mengimplementasikan kampung tertib lalu lintas guna merubah prilaku

pengguna kendaraan bermotor dalam rangka terwujudnya kamseltibcar

lantas yang kondusif?”.

4

3. Pokok Persoalan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di

atas, maka dapat diformulasikan beberapa persoalan,

sebagai berikut :

a. Bagaimana kemampuan sumber daya manusia

Satlantas Polresta Jambi dalam mendukung implementasi

kampung tertib lalu lintas guna merubah prilaku

pengguna kendaraan bermotor ?

b. Bagaimana dukungan anggaran yang menunjang

Satlantas Polresta Jambi dalam megimplementasi

kampung tertib lalu lintas guna merubah prilaku

pengguna kendaraan bermotor?

c. Bagaimana sarana prasarana yang mendukung

implementasi kampung tertib lalu lintas guna merubah

prilaku pengguna kendaraan bermotor?

d. Bagaimana metode yang digunakan Satlantas

Polresta Jambi dalam megimplementasi kampung tertib

lalu lintas guna merubah prilaku pengguna kendaraan

bermotor?

4. Ruang Lingkup

Pembahasan NKP ini dibatasi penyelenggaraan

implementasi kampung tertib lalu lintas, melalui

kegiatan yang dilakukan oleh Satlantas Polresta Jambi

sebagai implementasi adalah unit dikmas satlantas

5

polresta yang menjadi leading sektor pelaksanaanya. Yang

di beck up personel Satlantas Polresta Jambi baik

anggaran, saran prasarana dan metode yang diterapkan

dalam merubah prilaku pengguna kendaraan bermotor dalam

rangka menciptakan kamseltibcarlantas.

5. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Di samping sebagai salah satu syarat untuk seleksi

masuk pendidikan Sespimmen Polri TA 2015, maka

penulisan NKP ini dimaksudkan untuk memberikan

sumbang saran bagi pimpinan Polresta Jambi dalam

upaya megimplementasi kampung tertib lalu lintas guna

merubah prilaku pengguna kendaraan bermotor dalam

rangka terwujudnya kamseltibcar lantas yang kondusif.

b. Tujuan

Adapun tujuan penulisan NKP ini adalah untuk

menganalisis kondisi sumber daya manusia, dukungan

anggaran dan sarpras serta metode yang diterapkan

oleh Satlantas Polresta Jambi dalam megimplementasi

kampung tertib lalu lintas guna merubah prilaku

pengguna kendaraan bermotor dalam rangka terwujudnya

kamseltibcar lantas yang kondusif.

6. Metode dan Pendekatan

a. Metode

6

Metode dalam tulisan ini menggunakan metode

deskriptif analisis1 yaitu dengan mengangkat fenomena

permasalahan, kemudian dianalisa dengan beberapa

teori pendukung agar diperoleh sebuah analisis yang

komprehensif.

b. PendekatanMenggunakan pendekatan kualitatif, dengan

menganalisa kondisi sumber daya organisasi yaitu

sumber daya manusia dalam hal ini personel Satlantas

polresta Jambi, anggaran, sarana prasarana dan metode

yang digunakan serta pengalaman penulis bertugas.

7. Tata Urut Adapun sistematika penulisan Naskah Karya Perorangan

(NKP) ini adalah sebagai berikut :

a. BabI : Pendahuluan, Memaparkan tentang latar

belakang, permasalahan dan persoalan, ruang

lingkup penulisan di satlantas Polresta

Jambi, maksud dan tujuan, metode dan

pendekatan, tata urut dan pengertian-

pengertian dari kata-kata yang digunakan

oleh penulis dalam rangka untuk menyamakan

persepsi antara penulis dengan pembaca.

b. Bab II : Landasan Teori, Pada bab ini berisi

teori-teori atau konsep-konsep yang

digunakan penulis untuk mengupas pembahasan

paba Bab-Bab berikutnya. Adapun teori-teori1 Rianto Adi, 2004, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta, Granit, hlm. 14

7

atau atau konsep-konsep yang digunakan

adalah teori manajemen, teori manajemen

strategi, teori analisis SWOT, teori

priaku, teori kerjasama, konsep manajemen

lalu lintas.

c. Bab III : Kondisi Saat Ini, Bab ini menguraikan

kondisi faktual kampung tertib lalu lintas

guna merubah prilaku pengguna kendaraan

bermotor di wilayah hukum Polresta Jambi,

khususnya terkait dengan kemampuan SDM sat

lantas Polresta Jambi sebagai pengemban

pelaksanan kampung tertib lalu lintas,

dukungan anggaran, sarana prasarana untuk

operasionalisasi kampung tertib lalu lintas

serta sistem dan metode yang digunakan

dalam program kampung tertib lalu lintas

guna merubah prilaku pengguna kendaraan

bermotor dalam rangka terwujudnya

kamseltibcarlantas yang kondusif di wilayah

hukum Polresta Jambi.

d. Bab IV : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,

merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

pelaksaan kampung tertib lalu lintas dalam

merubah perilaku pengguna kendaraan

bermotor di wilayah hukum Polresta Jambi,

yang diuraikan kedalam faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) dan faktor

eksternal (peluang dan kendala).

8

e. Bab V : Kondisi Yang Diharapkan, merupakan harapan

berupa kondisi ideal terhadap prilaku

pengguna kendaraan bermotor melalui program

kampung tertib lalu lintas di wilayah hukum

Polresta Jambi, khususnya terkait dengan

kemampuan SDM pelaksan kampung tertib lalu

lintas dukungan anggaran dan sarana

prasarana untuk operasionalisasi kampung

tertib lalu lintas dan angkutan jalan serta

sistem dan metode yang digunakan dalam

penerapan kampung tertib lalu lintas guna

merubah prilaku pengguna kendaraan bermotor

di wilayah hukum Polresta Jambi.

f. Bab VI : UPAYA PEMECAHAN MASALH, pada bab ini

merupakan langkah nyata dalam

mengimplementasikan kampung tertib lalu

lintas dalam merubah prilaku pengguna

kendaraan bermotor di wilayah hukum

Polresta Jambi yang akan diuraikan kedalam

visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,

kebijakan serta implementasi strategi.

Dalam penyusunan strategi kami menggunakan

analisis TOWS yang pelaksanaanya difokuskan

untuk mengimplementasikan kemampuan SDM

pengemban kampung tertib lalu lintas,

dukungan anggaran, sarana prasarana untuk

operasionalisasi kampung tertib lalu lintas

serta sistem dan metode kampung tertib

9

lalulintas dalam merubah prilaku pengguna

kendaraan bermotor di wilayah hukum

Polresta Jambi.

g. Bab VII : Penutup, bab ini berisi rangkuman dari

keseluruhan penulisan ini yang dirangkum

dalam sebuah kesimpulan, yang kemudian

diberikan rekomendasi kepada pimpinan untuk

mampu mewujudkan implementasi kampung

tertib lalu lintas guna merubah prilaku

pengguna kendaran bermotor dalam rangka

terwujudnya kamseltibcarlantas yang

kondusif di Kota Jambi.

8. Pengertian - pengertian

a. Implementasi

Defenisi Implementasi menurut Kadir, A dalam bukunya

“Perancangan Sistem Informasi” Andi , Yogyakarta,

2003. “Implementasi adalah kegiatan yang dilakukan

untuk menguji data dan menerapkan sistem yang

diperoleh dari kegiatan seleksi”.

Implementasi merupakan salah satu unsur pertahapan

dari keseluruhan pembangunan sistem komputerisasi, dan

unsur yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan

sistem komputerisasi yaitu masalah perangkat lunak

(software), karena perangkat lunak yang digunakan

haruslah sesuai dengan masalah yang akan diselesaikan,

10

disamping masalah perangkat keras (hardware) itu

sendiri.

Pengertian implementasi seperti yang dikemukakan oleh

Pranata Wastra dan kawan-kawan (1991;256) adalah

“Aktivitas atau usaha-usaha yang dilakukan untuk semua

rencana dari kebijksanaan yang telah dirumuskan dan

ditetapkan, dan dilengkapi segala kebutuhan alat-alat

yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana

tempat pelaksanaannya, kapan waktu pelaksanaannya,

kapan waktu mulai dan berakhirnya dan bagaimana cara

yang harus dilaksanakan”.

Dari pandangan kedua ahli diatas dapat dikatakan bahwa

suatu proses implementasi kebijaksanaan itu

sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku badan-

badan adminstratif yang bertanggung jawab untuk

melaksanakan suatu program yang telah ditetapkan serta

menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran,

melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan

poltik, ekonomi, dan social yang secara langsung

maupun tidak langsung dapat mempengaruhi segala pihak

yang terlibat, sekalipun dalam hal ini dampak yang

diharapkan ataupun yang tidak diharapakan.

Dari defenisi diatas dapat diketahui bahwa

implementasi kebijakan terdiri dari tujuan atau

sasaran kebijakan, aktivitas, atau kegiatan pencapaian

tujuan, dari hasil kegiatan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu proses

yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan

11

suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya

akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan

atau sasaran kebijakan itu sendiri. Keberhasilan suatu

implementasi kebijakan dapat diukur atau dilihat dari

proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (output),

yaitu : tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang

ingin diraih.

b. Kampung

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

tentang Desa, disebut bahwa Desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam

sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Menurut Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang

Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua menyebutkan

pengertian Kampung atau disebut dengan nama lain

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dalam sistim

Pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten /

Kota. Kampung atau desa, menurut definisi secara luas,

adalah sebuah penempatan manusia di daerah pedesaan.

Biasanya lebih kecil dari dusun.

12

c. Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia

itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas

antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa,

bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas

manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak

dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo

(2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon

atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi

melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan

kemudian organisme tersebut merespons, maka teori

Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –

Organisme – Respon.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka

perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo,

2003) :

1. Perilaku tertutup (convert behavior), Perilaku

tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus

dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert).

Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih

terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan,

kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

13

menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati

secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior), Respon seseorang

terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas

dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah

dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

d. Pengguna kendaran bermotor

Kamseltibcarlantas adalah singkatan dari keamanan,

keselamatan, ketertiban, dan kelancararan lalu lintas.

Kamseltibcarlantas merupakan situasi dan kondisi

penggunaan lalu lintas merasa baik dengan atau tanpa

kendaraan; merasa aman karena terbebas dari rasa

ketakutan, tidak adanya ancaman hambatan maupun

gangguan kapan saja dan dimana saja. Dengan demikian

pengguna lalu lintas terjamin keselamatanya akibat

terhindar dari segala marabahaya. Ketertiban ini dapat

dipahami akibat adanya pengaturan dan kesadaran serta

tanggung jawab baik untuk dirinya maupun orang lain.

Kelancaran berarti arus lalu lintas berjalan lancar

tanpa ada hambatan tanpa ada gangguan yang dapat

menimbulkan kemacetan.

14

BAB IILANDASAN TEORI

Pada Naskah Karya Perorangan (NKP) ini, dengan judul

Implementasi kampung tertib lalu lintas guna merubah prilaku pengguna

kendaraan bermotor dalam rangka terwujudnya kamseltibcar lantas yang

kondusif, menggunakan beberapa teori sebagai pisau analisis,

yaitu sebagai berikut.

9. Teori analisis SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis situasi,

dengan melakukan identifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi organisasi.

Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strenght) dan peluang (oportunity), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan

ancaman (threat). Proses pengambilan keputusan selalu

berkaitan dengan misi, tujuan, strategi dan kebijakan

perusahaan2. Analisis dalam analisis SWOT sangat

diperlukan oleh Polresta Jambi untuk mengetahui kekuatan

(strength), kelemahan (weaknes), peluang (oportunity)

ancaman atau kendala (threath) yang ada dalam rangka

mengoptimalkan peran pengurai kemacetan, sehingga

dapat memperlancar arus lalu lintas agar terwujud

kamseltibcarlantas.

2 Freddy Rangkuti, 2013, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta ,Gramedia Pustaka Utama, hlm. 19.

15

Teori ini digunakan untuk menganalisa faktor

internal dan eksternal (Bab IV) yang mempengaruhi upaya

implementasi peran Satlantas Polresta Jambi.

10. Teori Manajemen (Goerge R Terry)

Manajemen merupakan proses merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan anggota

organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Goerge R

Terry menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen

adalah proses planning organizing, actuating, dan controlling

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara

efisien, melalui kegiatan yang dilakukan oleh orang

lain. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

diperlukan alat/sarana (tools), yang merupakan syarat suatu

usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools

tersebut dikenal dengan 6M, yaitu man, money, material,

machine, method, dan market.3

Teori ini akan digunakan sebagai pisau analisa dalam

membahas kondisi sumber daya organisasi, baik pada

kondisi faktual (Bab III) maupun pada kondisi ideal (Bab

V) yaitu dukungan SDM, anggaran, sarana dan prasarana

maupun sistem / metode yang digunakan dalam

mengimplementasikan kampung tertib lalu lintas.

11. Teori Manajemen Strategi

3 James AF Stoner, Dkk, 2008,Manajemen (edisi bahasa Indonesia) jilid I.Jakarta, Prenhallindo, hlm. 4

16

Manajemen strategi merupakan proses memformulasikan

dan mengimplementasikan strategi guna pencapaian sasaran

berdasarkan kondisi lingkungan dan kondisi internal

organisasi4. Dari definisi tersebut, dipahami bahwa

manajemen strategik diorientasikan kepada pencapaian tujuan

jangka panjang.

Secara garis besar, terdapat tiga elemen besar yang

membentuk manajemen strategik yaitu analisa lingkungan,

penentapan visi, misi, dan objective yaitu target yang

ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.5 Teori ini

digunakan sebagai pisau analisa dalam Bab VI yang

didalamnya terdapat proses penentuan visi, misi

organisasi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi serta

action plan dalam rangka mengimplementasikan kampung tertib

lalu lintas.

12. Teori Prilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan & aktifitas organisme

yang bersangkutan, baik aktifitas yang dapat diamati

atau yang tidak dapat diamati oleh orang lain.Manusia

berperilaku atau beraktifitas karena adanya kebutuhan

untuk mencapai suatu tujuan / goal. Dengan adanya

kebutuhan akan muncul motivasi atau penggerak. Sehingga

individu itu akan beraktifitas untuk mencapai tujuan &

mengalami kepuasan. Pada umumnya, perilaku dapat4 Pearce and Robinson, 2011, Manajemen Strategik, jilid I Digital ITDictionary, Dr Jae K Shimajrillah dalam sistem operasi, Jakarta, hlm.115 Crown Dirgantoro, 2004,Manajemen Stratejik, Jakarta, PT Grasindo, hlm.10.

17

ditinjau secara sosial yaitu : pengaruh hubungan antara

organisasi dengan lingkungannya.

Menurut Skinner, perilaku adalah respons atau reaksi

seseorang terhadap stimulus. Teori Skinner disebut teori

S-O-R (stimulus-organisme-respos). Ada 2 jenis respons

menurut teori S-O-R :Respondent respon : respon yang

ditimbulkan oleh stimulus tertentu & menimbulkan respons

yang relatif tetap. Operant respon : respons yang timbul

& berkembang kemudian diikuti oleh stimuli yang lain.

Berdasarkan teori S-O-R, perilaku manusia dibagi 2

kelompok: Perilaku tertutup, yaitu perilaku yang tidak

dapat diamati oleh orang lain. Contoh : perasaan,

persepsi, perhatian. Perilaku terbuka, yaitu perilaku

yang dapat diamati oleh orang lain berupa tindakan atau

praktek.

13. Konsep Manajemen Lalu Lintas

Manajemen lalu lintas adalah upaya untuk mengatur

pergerakan lalu lintas supaya memenuhi kriteria

keselamatan, kelancaran, efisiensi, dan murah.

Manajemen lalu lintas selanjutnya meliputi kegiatan

perencanaan lalu lintas, pengaturan lalu lintas,

pengawasan lalu lintas, dan pengendalian lalu lintas

tanpa melakukan perubahan infrastruktur secara

substansial (mengoptimalkan keadaan yang sudah ada).6

6 Lihat, Undang-undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

18

BAB IIIKONDISI FAKTUAL

Permasalahan lalu lintas secara umum meliputi keamanan

dan keselamatan lalu lintas yang sangat kurang, kemacetan

lalu lintas dan pelanggaran lalu lintas serta

ketidaktertiban lalu lintas atau kesemrawutan menjadikan

suatu pemandangan yang mencerminkan budaya yang tidak baik

wilayah kota jambi. Persoalan-persoalan lalu lintas

tersebut menimbulkan berbagai kerugian baik kerugian

materiil maupun non materiil.

Kondisi tersebut dapat penulis gambarkan bahwa

permasalahan lalu lintas yang terjadi di wilayah hukum

polresta jambi masih minim dari yang diharapkan untuk

menuju kamseltibcarlantas yang kondusif. Yaitu dengan data

jumlah pelanggaran pada kurun waktu 2013 berjumlah 7387 dan

tahun 2014 berjumlah 10056 hal ini dapat kami simpulkan

bahwaa kesadaran berlalu lintas untuk patuh dan taat

terhadap aturan masih minim, data jumlah kecelakan pada

19

tahun 2013 berjumlah 306 , tahun 2014 berjumlah 351

tingginya kecelakan yang terjadi juga mengakibatkan kondisi

lalu lintas tidak berjalan sesuai harapan yaitu menjadikan

keselamatan sebagai kebutuhan no 1. Kesemrawutan yang

disebabkan tingginya jumlah kendaraan yang sesuai data di

samasat polda Jambi tercatat kenaikan 20% setiap tahunnya,

jumlah kendaraan saat ini pada tahun 2014 tercatat

berjumlah 124 118 969 tingginya jumlah kendaraan yang ada

tidak diimbangi dengan sarana parasarana termasuk infra

struktur jalan, ini juga menjadi permasalahan terhadap

kamseltibcarlantas apabila tidak di tangani secara serius.

Sedangkan pemahaman terhadap peraturan lalu lintas juga

masih di bawah dari yang diharapkan hal ini dapat kita

lihat dari data produksi sim yang sampai saat ini pada

tahun 2014 berjumlah 20762 buah, dibandingkan antara jumlah

kendaraan dan yang memiliki sim msih sangat terpaut jauh

sekali, sehinngga dapat kami simpulkan bahwa pemahaman bagi

pengguna jalan dalam hal ini penggendara kendaraan bermotor

kurang memahami aturan dan tata cara berkendaraan yang

baik.

Namun sesungguhnya Usaha dalam rangka mewujudkan

keselamatan jalan raya merupakan tanggung jawab bersama

antara masyarakat dan pemerintah. Pemerintah bertanggung

jawab terhadap penanganan jalan raya baik, pengadaan dan

pemeliharaan infrastruktur, sarana dan prasarana jalan,

maupun pengaturan dan penegakan hukumnya (sesuai Undang-

undang No 22 tahun 2009). Hal ini bertujuan agar situasi

Kamtibcarsel Lantas di jalan raya dapat tetap terjaga dan

20

terpelihara dengan baik dan mencapai sasaran yang

diharapkan. Namun partisipasi aktif dari masyarakat sebagai

pemakai jalan juga dibutuhkan dengan menampilkan etika,

sopan santun dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Polresta jambi dengan satuan lalu

lintasnya juga di harapkan secara kontinyuitas turut andil

dalam mengemban tanggung jawab pemerintah dalam menciptakan

keamanan, ketertiban, kelancaran dan keselamatan masyarakat

dalam berlalu lintas, khususnya di wilayah kota jambi.

Mewujudkan keamanan, ketertiban, kelancaran dan keselamatan

berlalu lintas juga dipengaruhi oleh faktor individu setiap

pemakai jalan. Kecerdasan Intelektual individu atau

kemampuan memotivasi diri guna menumbuhkan kesadaran dalam

dirinya untuk beretika dalam berlalu lintas dengan benar

sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut

Melihat fenomena atau kondisi di atas di perlukan

trobosan kreatif dalam mengantisipasi dan merubah prilaku

penggendara kedaraan bermotor dalam rangka terciptanya

kamseltibcarlantas yang kondusif di wilayah hukum Polresta

Jambi. Kamseltibcarlantas dapat terwujut tidak terlepas

dari pengguna jalan itu sendiri, perubahan mind set dan cultur

set sangat menjadi kunci keberhasilan. Budaya berlalu lintas

harus dimlai dari lingkup yang terkecil yaitu dimulai dari

mulai kampung, apabila dari lingkup yang kecil sudah dapat

tertib maka di lingkup yang lebih besar yaitu lingkup jalan

kabupaten dan jalan propinsi maka akan tertib juga. Untuk

mengetahui kondisi saat ini terkait implementasi kampung

tertib lalu lintas guna merubah prilaku pengguna kendaraan

21

bermotor dalam rangka terwujudnya kamseltibcarlantas yang

kondusif di wilayah hukum Polresta jambi, kami jabarkan

sebagai berikut :

14. Kondisi Kemampuan Sumber Daya Masarakat dan Personil

Satlantas Polresta Jambi

Kesadaran berlalu lintas masyarakat Kota Jambi hingga

saat ini masih tergolong rendah. Hal itu ditandai dengan

masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang dari

tahun ketahun selalu mengalami peningkatan. Seperti yang

kita ketahui bersama bahwa budaya dan kepribadian bangsa,

bisa dilihat dari lalu-lintasnya. Tingkat disiplin

masyarakat yang rendah bisa diketahui dari perilaku di

jalan raya.

Saat ini pengguna jalan di kota jambi sudah masuk dalam

kategori ironis. Banyak orang dengan gampang dan tidak

punya rasa malu melanggar peraturan. Lebih menyedihkan

lagi, menerobos lampu merah yang berbahaya bagi keselamatan

pribadi dan orang lain, tidak memakai helm atau menelepon

sambil mengemudi. Dari perilaku pengendara kendaraan

bermotor yang kerap ugal - ugalan, tidak mengenakan atribut

keamanan saat berkendara seperti memakai helm, sabuk

pengaman, mengunakan ponsel, tidak membawa kelengkapan

surat-surat kendaraan bermotor, belum mempunyai SIM dan

lain sebagainya yang kadang diabaikan oleh pengendara

kendaraan bermotor. Padahal, dari perilaku tersebut akan

menyebabkan hal yang fatal yakni kecelakaan lalu lintas.

Kemudian di sisi lain jika kita melihat dari sudut

pandang Sumber daya personel satlantas Polresta secara

22

kuantitas, sebagaimana Tabel 1, kekuatan personel Satuan

Lalu Lintas Polresta Jambi saat ini masih kurang yaitu

hanya sebanyak 114 personel apabila dibandingkan dengan DSP

yang seharusnya berjumlah 73 personel dan 2 PNS, ini pun

baru sebagai pelaksana tugas rutin. Hal ini tentunya akan

berpengaruh terhadap beban tugas personel Satuan Lantas

Polresta Jambi yang akan semakin berat karena adanya

program kampung tertib lalu lintas, walaupun pengembannya

adalah unit dikmas satlantas Polresta. Sebagai pembina

fungsi dan membeck up unit lantas lain jika diperlukan

personil khusus yang mengemban tugas pelaksana program

kampung tertib lalu lintas.

Tabel 1Data Jumlah Personel Satlantas Polresta Jambi Tahun

2014

NO. PANGKAT RIIL DSP1. PAMEN 1 12. PAMA 5 153. BINTARA 103 1294. PNS 3 2

JUMLAH 112 147

23

Sumber : Satlantas Polresta Jambi Tahun 2014

Dari 112 personel tersebut, sudah habis digunakan untuk

tugas rutin sesuai unit masing-masing. Sedangkan secara

kualitas, kemampuan personel Satlantas Polresta Jambi

untuk mengimplementasikan program kampung tertib lalu

lintas dirasakan sampai saat ini masih minim, hal ini

dapat dilihat dari data kejuruan yang dimiliki personil

sebagai berikut:

Tabel 2Data Jumlah Personel Satlantas Polresta Jambi Tahun 2014

Yang sudah mengikuti kejuruan Fungsi Lalu lintas

NO. PANGKAT JUMLAH PERS SERIFIKASIKEJURUAN

1. PAMEN 1 -2. PAMA 5 33. BINTARA 103 134. PNS 3 -

JUMLAH 112 26 Sumber : Satlantas Polresta Jambi Tahun 2014

a. Belum semuanya personel Satlantas Polresta Jambi

pernah mengikuti pendidikan dan kejuruan di bidang

manajamen lalu lintas sehingga tidak semua mengetahui

teori-teori dasar manajemen lalu lintas.

b. Personel Satlantas Polresta Jambi belum mahir

dan terampil dalam pemolisian masyarakat secara all out

di luar tugas rutin. Belum terampil mencari dan

mengumpulkan bahan keterangan dari berbagai sumber

24

sehingga dapat diolah menjadi informasi yang berguna

bagi Kapolresta Jambi untuk koordinasi kebijakan

dengan pemerintah daerah dan instansi lain yang akan

mendorong  perubahan prilaku pengguna kendaraan

bermotor.

c. Personel Satlantas Polresta Jambi belum mahir

dan terampil dalam melakukan komunikasi dan koordinasi

melalui pengemban polmas yaitu memberdayakan peran

serta masyarakat dalam menciptakan kamseltibcarlantas.

Belum terampil dalam melakukan upaya, langkah, dan

tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk koordinasi

dan tindak lanjut penanganan permasalahan lalu lintas

yang semakin kompleks agar tercipta kamseltibcarlantas

yang kondusif.

d. Personel Satlantas Polresta Jambi belum mahir

dan terampil dalam menjalin kemitraan melalui sinergi

polisional dengan masyarakat, instansi terkait dan

stake holder lainnya yang dianggap dapat membantu tugas-

tugas kepolisian dalam mengatasi permasalahan lalu

lintas yaitu merubah prilaku pengguna kendaran

bermotor dalam rangka menciptakan kondisi

kamseltibcarlantas yang kondusif secara terpadu.

15. Kondisi Dukungan Anggaran Satlantas Polresta Jambi dan

instansi terkait

Program Kampung Tertib lalu lintas sebagai program

unggulan dari Satlantas Polresta jambi, yang sebenarnya

adalah program milik bersama, yang tujuannya untuk

25

meningkatkan etika berkendara dijalan untuk mengurangi

pelanggaran, kemacetan dan kecelakaan di jalan. Metode yang

di gunakan adalah dengan sejak dini memberikan rangsangan

dan stimulus tentang tertib berlalulintas saja yang di

tingkat desa atau kelurahan setempat. 

Namun kendala dari program ini adalah pada anggaran

operasional yang belum didukung dari instansi dan stake

holder setempat kususnya Pemda masih tergolong minim bahkan

bisa di kategorikan belum ada, karena saat ini yang masih

dialokasikan oleh pihak Kepolisian secara tunggal meskipun

itupun sangat minim.

Disisi lain anggaran yang menunjang pada Satlantas

Polresta Jambi dalam melaksanakan program kampung tertib

lalu lintas, sampai saat ini belum disiapkan anggaran

khusus, yaitu anggaran untuk pembinaan masyarakat yaitu

program kampung tertib lalu lintas. Kalaupun anggaran yang

digunakan masih menggunakan anggaran satlantas unit dikmas

lantas dan duk ops Kapolresta Jambi melalui pengajuan dari

Kasat lantas. Hal ini disebabkan karena anggaran yang

digunakan adalah anggaran untuk kegiatan yang sudah

dimasukan dalam DIPA belum ada anggaran khusus untuk

kegiatan program kampung tertib lalu lintas (tidak

tercover dalam lima item program/ kegiatan, yang dapat

dilihat dari Tabel 3.

Tabel 3Data Anggaran Satlantas Polresta Jambi

Dalam DIPA Periode 2014

PROGRAM PENGEMBANGAN STRATEGI KEAMANAN DAN KETERTIBAN

PAGU TA.2014 KET

26

HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA

178.740.000

MENYELENGGARAKAN TURJAWALI LANTAS 146.000.000

HARWAT R2 DAN R4 209.636.000

DIKMAS LANTAS 40,493,000 

PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN LAKALANTAS

174.309.000

JUMLAH 771.617.000

Sumber : Satlantas Polresta Jambi Tahun 2014

16. Kondisi Dukungan Sarana dan Prasarana Instansi

terkait dan Satlantas Polresta Jambi

Sarana dan prasarana untuk terwujudnya kampung tertib

lalu lintas yang menjadi bagian terpenting yang harus

diadakan keberadaannya. Saat ini dukungan sarana dan

prasarana dari seluruh stake holder terkait di rasa masih

kurang dan tidak optimal. Jika kita menelisik kedalam salah

satu kampung yang ada di kota jambi maka kita akan melihat

sarana dan prasarana yang minim seperti, papan petunjuk

rambu lalulintas di pintu masuk, tidak adanya papan

informasi arah tujuan, rambu arahan petunjuk yang terbatas

dan lain-lain.

Kualitas kesadaran berlalulintas di sebuah kampung,desa

atau kota juga dapat dilihat dari lengkapnya sarana

prasarana berlalu lintas yang dimiliki kampung, desa dan

27

kota tersebut. Apabila sarana prasarana memadai maka

outputnya juga akan bagus. Diharapkan dengan adanya sarana

prasarana berlalulintas di kampung tersebut akan merangsang

masarakat sekitar untuk tertib berkendara dijalan.

sedangkan kampung yang belum memiliki fasilitas itu, mereka

memiliki kemampuan dan kesadaran yang kurang bahkan ada

juga yang sama sekali tidak pernah mengenal rambu lalu

lintas.

Demikian juga untuk sarana dan prasarana yang disediakan

bagi pelaksanaan tugas sampai saat ini masih minim.

Pelaksanaan tugas Polresta Jambi selain memerlukan alat

komunikasi dan informasi yang cukup memadai untuk

kelancaran komunikasi, dibutuhkan juga kendaraan bermotor

untuk mobilitas personel yang sangat tinggi. Saat ini

sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Satlantas Polresta

Jambi adalah sebagaimana Tabel 4 berikut.

Tabel 4

Data Dukungan Sarana dan Prasarana Polresta JambiTahun 2014

JENIS JUMLAH KONDISI

HT 10 BUAH BAIKR2 28UNIT BAIKR4 4 UNIT BAIK

Sumber : Satlantas Polresta Jambi Tahun 2014

Dari data diatas dapat dilihat bahwa dukungan sarana dan

prasarana sudah ada namun belum cukup memadai terutama

dukungan kendaraan bermotor guna mendukung mobilitas, data

sarana dan prasarana yang ada sudah digunakan untuk

28

kegiatan rutin sat lantas Polresta Jambi. Sedangkan untuk

menunjang program kegiatan kampung tertib lalu lintas belum

ada, untuk itu perlunya sarana dan prasarana baik itu

pengadaan atau pengajuan kepada pimpinan Polresta ataupun

sara prasarana yang dibutuhkan untuk kelengakapan di lokasi

kampung tertib lali lintas, yaitu berupa rambu-rambu,

traficcon, marka jalan dan lain-lain. Perlunya ada

kordinasi dengan dinas perhubunga sebagai instansi terkait

yang bertanggung jawab sebagai penyedia kelengkapan saran

adan preasarana jalan. Untuk mengimplementasikan program

kampung tertib lalu lintas saat ini sarana dan prasarana

yang digunakan menggunakan saran milik pribadi yang tidak

ditunjang dengan biaya penggantian untuk operasionalnya.

17. Kondisi Sistem dan Metode yang Digunakan Satlantas

Polresta Jambi

Adapun metode yang diterapkan Satlantas Polresta Jambi

dalam mengimplementasikan program kampung tertib lalu

lintas, sampai saat ini hanya sebatas wacana belum di

realisasikan hal ini dapat dilihat sebagai berikut :

a. Pola perencanan yang dilakukan Satlantas Polresta

Jambi masih bersifat pasif dan formalitas. Perencanaan

yang dilakukan hanya sebatas angan-angan serta tidak

menyentuh substansial program yang akan dilaksanakan.

b. Kontinuitas dan intensitas program kampung tertib lalu

lintas, belum rutin dan terjadwal dengan baik dalam

upaya berkoordinasi dengan warga ataupun pelaksana

29

polsi kampung yang akan dibina untuk menjadi polisi

kampung tertib lalu lintas.

c. Pola jalinan kemitraan melalui sinergi polisional

dengan masyarakat, instansi terkait dan stake holder

yang dilakukan baru sebatas pemberian informasi

program, kemitraan belum sampai kepada kerjasama,

koordinasi, dan kolaborasi yang sinergi guna merubah

prilaku pengguna kedaraan bermotor dalam rangka

menciptakan kamseltibcarlantas yang kondusif.

18. Implikasi

Implikasi dari belum terlaksanaya program kampung

tertib lalu lintas guna merubah prilaku pengguna

kendaraan bermotor dalam rangka terciptanya

kamseltibcarlantas yang kondusif, diantaranya :

a. Tidak tertanganinya program kampung tertib lalu

lintas secara efektif, efisien dan terpadu dalam upaya

merubah prilaku pengguna kendaraan bermotor.

b. Dengan belum terlaksananya program kampung tertib

lalu lintas secara efektif, efisien dan terpadu maka

prosentase permasalahan lalu lintas yang meliputi

kemacetan, kecelakaan semakin bertambah sehingga

semakin banyak warga masyarakat yang alami

ketidaklancaran dalam berkendaraan di jalan.

c. Apabila kelancaran lalu lintas terhambat maka

akan berkontribusi atas terganggunya

kamseltibcarlantas sehingga menghambat juga

perekonomian kota Jambi.

30

31

BAB IV

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Dalam mengidentifikasi dan menentukan faktor-faktor yangmempengaruhi dilakukan melalui analisis SWOT kinerjaorganisasi yang ditentukan oleh kombinasi faktor internaldan faktor eksternal. Analisis SWOT membandingkan antarafaktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats)

dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan(weaknesses).

19. Faktor Internal

a. Kekuatan

1) Kemampuan beberapa personel yang mumpuni dalamberkomunikasi dan menjalin hubungan baik denganperagkat desa yang akan dijadikan obyek dalampelaksanaan kampng tertib berlalu lintas.

2) Pengalaman beberapa personel yang sudah seringmenangani berbagai masalah lalu lintas yaitukemcetan, kecelakaan dan berpengalaman dalamberinteraksi dengan warga.

3) Kelengkapan data dan informasi yang dimilikiterkait titik-titik rawan kemacetan, titik rawankecelakaan merupakan langkah dasar dalam mengatasipermasalahan lalu lintas.

4) Komitmen Kapolresta Jambi dalam mewujudkankamseltibcarlantas memelui pemberdayaan masyarakanyang merupakan program grand strategi polri.

32

5) Anev kinerja yang dilakukan Polresta Jambi secararutin untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaantugas yang telah dilakukan, termasuk anev tentengkemitraan, hibungan kemasyarakatan dalam mengatasipermasalahan lalu lintas.

b. Kelemahan

1) Masih ada personel yang belum

mengikuti pendidikan dan kejuruan sehingga belum

mengetahui teori-teori dasar manajemen lalu

lintas.

2) Minimnya dukungan anggaran serta

sarana prasarana untuk melaksanakan tugas

satlantas, belum lagi dukungan untuk kegiatan

khusus untuk kampung tertib lalu lintas.

3) Sikap kurang percaya diri dari

personel dalam berkomunikasi dan berkoordinasi

dengan instansi terkait maupun tokoh-tokoh

masyarakat.

4) Pola, bentuk kemitraan yang

dilakukan melaluii sinergi polisional dengan

masyarakat, instansi terkait dan stake holder belum

menyentuh substansi, masih sebatas pada pertukaran

informasi tentang permasalahan lalu lintas yang

terjadi.

5) Fungsi kontrol dan pengawasan

masih lemah, sehingga berpotensi terjadi

penyimpangan oleh personel, dalam hal ini peran

33

pengawas dan pengawasan melekat belum berjalan

efektif.

20. Faktor Eksternal

a. Peluang

1) Dukungan dan harapan masyarakat yang kuat

terhadap Polri agar situasi kamselticarlantas

kondusif.

2) Dukungan yang kuat dari pihak eksternal agar

Polri dapat mengambil kebijakan untuk menangani

permasalahan lalu lintas di wilayah hukum Polresta

Jambi.

3) Adanya pemberdayaan organisasi

kemasyarakatan bagi pengemban fungsi lalu lintas

yang merupakan masyarakat pecinta tertib lalu

lintas dari berbagai kalangan, dari Patroli

Keamanan Sekolah (PKS), Dishub, Sat Pol PP, Pokdar

Kamtibmas, Security, Ojek Mitra Polisi dan polisi

kampung tertib lalu lintas .

4) Keberadaan mitra-mitra polantas seperti PKS,

Satpam, dan komunitas yg lain memberi kontribusi

dalam menciptakan kamseltibcarlantas di lingkungan

kerja, sekolah, dan lingkungan umum dan menjadi

pelopor tertib berlalu lintas sebagai pendorong

terbentuknya kampung tertib lalu lintas

.

b. Kendala

34

1) Belum maksimalnya dukungan Pemerintah Daerah

terhadap penanganan permasalahan lalu lintas,

khususnya terkait dukungan sumber daya organisasi

(anggaran).

2) Masih rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat

terhadap pengemban fungsi lalu lintas sehingga

menghambat upaya kemitraan dengan masyarakat yang

dilakukan oleh Satlantas Polresta Jambi.

3) Kesadaran hukum dan etika disiplin berlalu lintas

masyarakat yang rendah.

4) Dorongan pemerintah daerah untuk meng instruksikan

kepada warga untuk melaksanakan kampung tertib

lalu lintas belum terlaksana dengan serentak.

35

BAB V

KONDISI IDEAL

Kondisi ideal merupakan suatu kondisi yang diharapkandalam mendukung implementasi kampung tertib lalu lintasguna merubah prilaku pengguna kendaraan bermotor dalamrangka terwujudnya kamseltibcarlantas yang kondusif.

Adapun untuk mengatasasi permasalahan lalu lintas yaitukecelakaan dan kemacetan arus lalu lintas dan permasalahanlalu lintas lainnya setidaknya ada konsep yang dapatdiajukan yaitu Konsep “Kampung Tertib Lalu Lintas”.Masalahnya: fenomena yang terjadi adalah adanya praktikperilaku melanggar dan semerawut dalam berkendara sertatingginya kecelakaan lalu lintas adalah cerminan budayayang ada di kota Jambi tentunya permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang menjadi dominanuntuk terbentuknya suatu masyarakat yang patuh dan taathukum yaitu tentang mine set dan culturset. Perubahan tersebutharus dimulai dari lingkup yang paling kecil terlebihdahulu yaitu dalam lingkup kampung. Untuk itu dalam tulisanini, dalam menciptakan suatu kemanan, keselamatan,ketertiban dan kelancaran lalu lintas diperlukan adanyaperubahan prilaku bagi pengguna kendaraan bermotor yangdimulai dari skup lokal yaitu kampung atau desa.

36

perilaku yang terjadi sejak di sekup lokal, kampung ataudesa ini lah yang menjadi Konsep tawaran atau ide kamidalam tulisan naskap ini dimana yang sebagai leading sektorpelaksanaanya adalah Unit Dikmas Satlantas Polresta diKota Jambi agar membangun “Kampung Tertib Lalu Lintas”.Perubahan prilaku pengguna kendaraan bermotor sangat diperlukan untuk menciptakan situasi kamseltibcarlantas dijalan. Etika berlalu lintas, disiplin berlalu lintas, patuhdan taat terhadap aturan lalu lintas yang ada, ini menjaditujuan dari terwujudnya kampung tertib lalu lintas ini.

Kampung tertib lalu lintas ini adalah sebuah programunggulan yang akan di jadian roel model atau desain dalamperubahan prilaku. Sanksi hukum yang diterapkan di kampungtertib lalu litas ini adalah pendekatan moral dan hukumadat setempat. Satlantas polresta jambi adalah sebagaipemrakarsa, sedangkan pelaksanaannya adalah dri wargamasyarakat yang mempunyai kepedulian terhadap pentingnyatertib dalam berlalu lintas.

Langkah awal yang dilakukan yaitu pembentukan polisikamapung tertib lalu lintas dengan kegiatan pelatihan,sosialisasi, penyediaan saran prasarana baik rambu-rambu,marka jalan dan lain sebagainya. Polisi kampung tertib lalulontas ini terdiri dari warga pilihan yang mempunyaikepedukian terhadap kamseltibcarlantas.

Langkah kedua yaitu sosialisasi dilakukan oleh anggotasatlantas yang di tunjuk atau dari Dikmas Lantas polrestakepada warga kampung yang aka di bentuk kampung percontohansebagai kampung tertib lalu lintas. Sosialisasi dilakukandengan harapan bahwa semua warga mengetahui pentingnya arti

37

ketertiban lalu lintas dan dapan sebagai kontrol terhadapkeluarga mereka masing-masing untuk menjaga agar tetaptertip dalam berkendaraaan.

Langkah ketiga yaitu penerapan program kampung tertiblalu lintas, siapapun yang melintas di wilayah kampungtertib lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan dalamberlalu lintas, kedisiplinan dalam berlalu lintas sudahmulai diterapkan dari kampung tertib lalu lintas ini.Petugas polisi kampung tertib lalu lintas yang sudahdilakukan pelatihan dan pembelajaran penegetahuan lalulintas sudah mulai melakukan tindakan yaitu penegoran yangsebagai sanksi moral terhadap pengguna jalan yang tidaktertib. Harapannya dengan pola ini adalah apabila dalamlingkup terkecil yaitu di kampung sudah dapat tertib makauntuk di lingkup yang lebih besar lagi yaitu masuk jalankabupaten dan jalan propinsi sudah barang tentu akan tertibpula. Apabila kedisiplinan, ketrtiban dalam berlalu lintasdapat terwujud harapannya yaitu kamseltibcarlantas yangkondusif tercipta pula.

Guna menciptakan kamseltibcarlantas yang kondusif,

kampung tertib lalu lintas ini merupakan program

pemberdayaan potensi masyarakan dalam menciptakan situasi

harkamtibmas. Kondisi tersebut menuntut upaya peningkatan

tugas didasarkan pada terciptanya sinergitas dan koordinasi

yang semakin harmonis di antara personel sat lantas

Polresta Jambi denga masyarakat setempat.

Untuk meningkatkan fungsi dan tugas dari kampung tertib

lalu lintas diantaranya adalah meningkatkan program

kegiatan sambang dan ikut pengawasan secara optimal melalui

38

kerjasama yang sinergis, disamping meningkatkan kualitas

sumber daya organisasi. Guna implementasi program kampun

tertib lalu lintas ini terwujud tentunya didukung oleh

kemampuan sumber daya manusia (SDM), dukungan anggaran,

sarana dan prasarana yang memadai serta sistem dan metode

dalam meng implementasikan kampung tertib lalu lintas guna

merubah prilaku pengguna kendaraan bermotor dalam rangka

terciptanya kamseltibcarlantas yang kondusif. Kondisi ideal

terkait pelaksanaan tugas kampung tertib lalu lintas guna

merubah prilaku pengguna kendaraan bermotor dalam rangka

terciptanya kamseltibcarlantas yang kondusif., kami

jabarkan sebagai berikut :

21. Kondisi Kemampuan Sumber Daya Manusia Satlantas

Polresta Jambi

Secara kuantitas kekuatan personel Satlantas Polresta

Jambi diharapkan sudah sesuai dengan DSP yaitu berjumlah

73 personel dan 30 personel. Sedangkan secara kualitas,

kemampuan personel Satlantas Polresta Jambi dalam

melaksanakan program kampung tertib lalu lintas dapat

terlaksana, hal ini dapat dilihat dari :

a. Diharapkan semua personel pelaksana program

kampung tertib lalu lintas sudah mengikuti pendidikandan kejuruan di bidang lalu lintas, sehingga dapat

mengetahui teori-teori dasar manajemen lalu lintas.

b. Personel Satlantas Polresta Jambi sudah mahir

dan terampil dalam berkomunikasi dan kolaborasi dengan

masyarakat dan instansi terkait. Sudah terampil

39

mencari dan mengumpulkan bahan keterangan dari

berbagai sumber sehingga dapat diolah menjadi

informasi yang berguna bagi Kapolresta Jambi untuk

koordinasi kebijakan lain yang akan mendorong

pengurangan permasalahan lalu lintas yang terjadi.

c. Personel Satlantas Polresta Jambi sudah mahir

dan terampil dalam menjalin kemitraan melalui sinergi

polisional dengan masyarakat, instansi terkait dan

stake holder lainnya yang dianggap dapat membantu tugas-

tugas kepolisian dalam program kampung tertib lalu

lintas.

22. Konsidisi Dukungan Anggaran yang Menunjang Satlantas

Polresta Jambi

Anggaran yang menunjang dalam melaksanakan program

kampung tertib lalu lintas, diharapkan sudah dapat

tersedia. Hal ini disebabkan karena anggaran yang

digunakan adalah anggaran untuk kegiatan yang sudah

dimasukan dalam DIPA sudah ada anggaran khusus untuk

kegiatan program kampung tertib lalu lintas. Di samping

itu dibutuhkan kepiawaian seorang Kapolres dan Kasat

Lantas dalam memanfaatkan dan memberdayakan dukungan

anggaran yang tersedia untuk dimaksimalkan mendukung

implementasi program kampung tertib lalu lintas guna

merubah prilaku pengguna kendaraan bermotor dalam rangka

terciptanya kamseltibcarlantas yang kondusif.

40

23. Kondisi Dukungan Sarana dan Prasarana yang Menunjang

Satlantas Polresta Jambi

Sarana dan prasarana yang disediakan bagi pelaksanaan

program kampung tertib lalu lintas, diharapkan sudah

tersedia. Pelaksanaan tugas selain memerlukan alat

komunikasi dan informasi yang cukup memadai untuk

kelancaran komunikasi, dibutuhkan juga kendaraan

bermotor untuk mobilitas personel yang sangat tinggi.

Dukungan sarana dan prasarana sudah ada dan cukup

memadai terutama dukungan kendaraan bermotor guna

mendukung mobilitas personel. Diharapkan tidak ada

menggunakan kendaraan pribadi dan ditunjang dengan biaya

penggantian untuk operasionalnya bila menggunakan

kendaraan pribadi.

24. Kondisi Sistem dan Metode yang Digunakan Satlantas

Polresta Jambi

Metode yang diterapkan Satlantas Polresta Jambi dalam

melaksanakan program kampung tertib lalu lintas,

diharapkan sudah tersedia. Hal ini dapat dilihat dari :

a. Pola pelaksanaan program kampung tertib lalu

lintas yang dilakukan Satlantas Polresta Jambi

bersifat Sinergitas Polisional yang dilakukan dengan

perencanaan yang matang dimana dengan di bentuknya

Forum Diskusi grup (FGD), rapat kordinasi , dan

Sharing thinking (ST). dengan semua instansi terkait,

seluruh stakeholder dan sponsor siap mendukung untuk

berjalanya progran kampung tertib lalulintas.

41

b. Menggunakan tehnik sistem Perpolisian Masarakat

(Polmas) yang bertujuan untuk menciptakan, dan

mewujudkan perangkat personil yang berasal dari

masarakat dapat mandiri dan berjalan sesuai harapan

untuk dapat menjalankan sistem kesadaran berlalulintas

melalui prisip “Dari kita, oleh kita dan untuk kita”

diman tentunya dengan pengawasan personil satlantas

polresta jambi.

c. Selektif dan prioritas terhadap kampung, desa

yang kiranya representatif dan memenuhi sarat standar

untuk dijadikan objek sebagai kampung tertib lalu

lintas.

d. Menyelenggarakan kampung tertib berlalu lintas

dalam Konsep pelombaan yang akan di selenggarakan baik

tingkat kampung, desa, dan perkotaan oleh pihak

terkait bersama.

e. Mewujudkan sistem mekanisme Reward dan following

pada penyelenggaraan Kampung tertib lalu lintas,

sehingga dalam perjalanaya nanti bersifat Kontinuitas

dan intensitas, terencana, rutin dan terjadwal dengan

baik dalam upaya perubahan prilaku pengguna kendaraan

bermotor di lingkup kampung tertib lalu lintas.

f. Melibatkan partisipasi dan peran serta mitra dan

sponsor terkait kususnya dalam hal penyelenggaraan

kampung tertib Lalu lintas dengan menggunakan akses

luas.

25. Kontribusi implementasi Kampung tertib lalu lintas

42

Kontribusi dari implementasi kampung tertib lalu

lintas guna merubah prilaku pengguna kendaraan bermotor,

diantaranya:

a. Tertanganinya permasalahan lal litas secara

efektif, efisien dan terpadu dalam upaya perubahan

prilaku pengguna kendaraan lalu lintas.

b. Dengan terlaksananya program kampung tertib lalu

lintas secara efektif, efisien dan terpadu maka

prosentase titik-titik rawan kemacetan, kecelakaan

dapat diminimalisir sehingga semakin banyak warga

masyarakat tidak lagi alami ketidaklancaran dan

permasalahan lalu lintas dalam berkendaraan di jalan.

c. Dengan kelancaran lalu lintas maka diharapkan

akan berkontribusi terhadap terjaganya

kamseltibcarlantas dikarenakan faktor–faktor penyebab

kemacetan, kecelakan dapat diminimalisir dan

permasalahan lalu lintas dapat terhindarkan

BAB VI

UPAYA PEMECAHAN MASALAH

Dengan menggunakan teori manajemen strategi yang

dikemukakan oleh Pearce dan Robinson, maka upaya pemecahan

masalah dilakukan melalui perumusan (formulasi) visi, misi,

tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, dan action plan untuk

mengimplementasikan kampung tertib lalu lintas guna merubah

prilaku pengguna kendaraan bermotor dalam rangka

terwujudnya kamseltibcarlantas yang kondusif.

43

26. Visi

Terwujudnya pelaksanaan kampung tertib lalu lintas

guna merubah prilaku dan etika pengguna kendaraan

bermotor dalam rangka terwujudya kamseltibcarlantas yang

kondusif..

27. Misi

a. Mewujudkan kualitas dan

kuantitas masarakat yang mandiri, sadar dan beretika

dalam berkendara di jalan dimana guna menekan

pelanggaran, kemacetan dan kecelakaan kendaran di

jalan raya.

b. Mewujudkan budaya tertib lalu

lintas di sekitar tempat tinggal masarakat dan

berharap agar dapat di contoh oleh pemukiman kampung

lain.

28. Tujuan

a. Mewujudkan perubahan prilaku dan etika pengguna

kendaraan bermotor melalui rangsangan dan stimulus

dimana sebelumnya masarakat kampung yang tidak

mengerti menjadi mengerti dan selanjutnya menjadi

paham dan lebih lagi sadar tentang pentingnya Tertib

berlalulintas di jalan.

29. Sasaran

a. Terwujudnya program kampung tertib lalu lintas

yang di laksanakan oleh masarakat kampung tersebut

44

yang di selenggarakan oleh Satlatnas Polresta Jambi

yang efektif dan efisien.

b. Secara umum program tersebut dapat dilasanakan

oleh semua kampung, desa, kota yang ada di

sekelilingnya dan sehingga objek masarakat yang akan

mengikuti tertib lalulintas dalam cakupan luas.

30. Kebijakan

a. Adanya kebijakan kusus baik dari

Instansi terkait seperti, Pemda, para stake, elemen

masarakat, para sponsor untuk mendukung kebijakan

terselenggaranya Kampung tertib lalu lintas.

b. Adanya kebijakan dari Bpk

Kapolresta Jambi selaku pemangku kepentingan

tertinggi terkait penyelenggaraan kampung tertib

lalulintas seperti:

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas personel

yang unggul dan mampu mendukung implementasi

kampung tertib lalu lintas melalui pendidikan

dan pelatihan serta koordinasi secara intensif.

2) Meningkatnya dukungan anggaran yang dibutuhkan

melalui peningkatan anggaran dalam DIPA.

3) Tersedianya sarana prasarana penunjang

pelaksanaan tugas melalui pengajuan sesuai

rencana kebutuhan yang di perlukan.

4) Mewujudkan metode dalam melaksanakan program

kampung tertib lalu lintas guna merubah prilaku

pengguna kendaraan bermotor.

45

31. Strategi

Untuk mengimplementasikan program kampung tertib lalu

lintas guna merubah prilaku pengguna kendaraan bermotor,

sehingga dapat mendukung kamseltibcarlantas yang

kondusif dapat terwujud, maka diperlukan sebuah

strategi. Strategi adalah rencana jangka panjang

organisasi / perusahaan mengenai bagaimana organisasi

akan menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan, kesempatan

eksternal dan ancaman yang akan dihadapi.7 Suatu

organisasi harus menentukan keseluruhan tujuan yang akan

dicapai dan menentukan cara-cara yang digunakan untuk

mencapainya.8

Adapun strategi yang diterapkan disusun dengan

analisis matrik TOWS yaitu dengan memaksimalkan kekuatan

dan peluang (Strategi S-O), meminimalkan kelemahan

dengan memaksimalkan peluang (Strategi (W-O),

memaksimalkan kekuatan dengan meminimalkan ancaman

(Strategi S-T), serta meminimalkan kelemahan dan ancaman

(Strategi W-T), seperti pada matrik analisis TOWS Tabel

5 pada halaman berikut:

7 Sedarmayanti, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia : Reformasi Birokrasi danManajemen Pegawai Negeri Sipil, Bandung, PT Refika Aditama hlm. 20.8 AA. Anwar Prabu Mangkunegara, 2009, Perencanaan dan Pengembangan SumberDaya Manusia, Bandung, PT Refika Aditama, hlm. 26.

46

Tabel 5

Matrik Strategi AnalisisTOWS

47

INTERNAL

EKSTERNAL

KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS)

1) Kemampuan beberapa personel yangmumpuni dalam berkomunikasi danmenjalin hubungan baik denganperagkat desa

2) Pengalaman beberapa personelyang sudah sering menanganiberbagai masalah lalu lintasyaitu kemcetan, kecelakaan danberpengalaman dalam berinteraksidengan warga.

3) Kelengkapan data dan informasiyang dimiliki terkait titik-titik rawan kemacetan, titikrawan kecelakaan merupakanlangkah dasar dalam mengatasipermasalahan lalu lintas.

4) Komitmen Kapolresta Jambi dalammewujudkan kamseltibcarlantasmemelui pemberdayaan masyarakanyang merupakan program grandstrategi polri.

5) Anev kinerja yang dilakukanPolresta Jambi secara rutin untuk

1) Masih ada personel yang belum

mengikuti pendidikan dan kejuruan

2) Minimnya dukungan anggaran serta

sarana prasarana untuk

melaksanakan tugas satlantas,

belum lagi dukungan untuk

kegiatan khusus untuk kampung

tertib lalu lintas.

3) Sikap kurang percaya diri dari

personel dalam berkomunikasi dan

berkoordinasi dengan instansi

terkait maupun tokoh-tokoh

masyarakat.

4) Pola, bentuk kemitraan yang

dilakukan melaluii sinergi

polisional dengan masyarakat,

instansi terkait dan stake holder

belum menyentuh substansi, masih

sebatas pada pertukaran informasi

tentang permasalahan lalu lintas

yang terjadi.

5) Fungsi kontrol dan pengawasan

masih lemah,

PELUANG (OPPORTUNITY) STRATEGI S – O STRATEGI W – O

1) Dukungan dan harapan

masyarakat yang kuat terhadap

Polri

2) Dukungan yang kuat dari pihak

eksternal agar Polri dapat

mengambil kebijakan untuk

menangani permasalahan lalu

lintas di wilayah hukum

Polresta Jambi.

3) Adanya pemberdayaan organisasi

kemasyarakatan bagi pengemban

fungsi lalu lintas yang

merupakan masyarakat pecinta

tertib lalu

4) Keberadaan mitra-mitra

polantas memberi kontribusi

dalam menciptakan

kamseltibcarlantas di

lingkungan umum dan menjadi

pelopor tertib berlalu lintas

sebagai pendorong terbentuknya

kampung tertib lalu lintas.

1. Membedayakan masarakatdan mitra-mitra polentasmelalui Polmas dalammenyelenggarakan tertiblalu lintas (S1,S2-O1,O3,O4).

2. Meningkatkan kerjasamadan kemitraan sinergisPolisional terhadapinstansi terkait danstake holder serta elemenmasarakat untuk mendukungpenyelenggaraan kampungtertib lalulintas.(S3,S4-O4).

1. Meningkatkanketerampilan pers baiksatlantas dalam hal inisebagai pembina danmasarakat kampung yangakan dijadikan polantaskampung (W1-O3).

KENDALA (THREATS) STRATEGI S – T STRATEGI W – T

1) Belum maksimalnya dukungan

Pemerintah Daerah terhadap

penanganan permasalahan lalu

1. Meningkatkan metodepenyelenggaraan kampungtertib lalu lintas melalui

1. Meningkatkan dukungananggaran & sarpras untukmenunjang giat

48

INTERNAL

EKSTERNAL

KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS)

1) Kemampuan beberapa personel yangmumpuni dalam berkomunikasi danmenjalin hubungan baik denganperagkat desa

2) Pengalaman beberapa personelyang sudah sering menanganiberbagai masalah lalu lintasyaitu kemcetan, kecelakaan danberpengalaman dalam berinteraksidengan warga.

3) Kelengkapan data dan informasiyang dimiliki terkait titik-titik rawan kemacetan, titikrawan kecelakaan merupakanlangkah dasar dalam mengatasipermasalahan lalu lintas.

4) Komitmen Kapolresta Jambi dalammewujudkan kamseltibcarlantasmemelui pemberdayaan masyarakanyang merupakan program grandstrategi polri.

5) Anev kinerja yang dilakukanPolresta Jambi secara rutin untuk

1) Masih ada personel yang belum

mengikuti pendidikan dan kejuruan

2) Minimnya dukungan anggaran serta

sarana prasarana untuk

melaksanakan tugas satlantas,

belum lagi dukungan untuk

kegiatan khusus untuk kampung

tertib lalu lintas.

3) Sikap kurang percaya diri dari

personel dalam berkomunikasi dan

berkoordinasi dengan instansi

terkait maupun tokoh-tokoh

masyarakat.

4) Pola, bentuk kemitraan yang

dilakukan melaluii sinergi

polisional dengan masyarakat,

instansi terkait dan stake holder

belum menyentuh substansi, masih

sebatas pada pertukaran informasi

tentang permasalahan lalu lintas

yang terjadi.

5) Fungsi kontrol dan pengawasan

masih lemah,

lintas, khususnya terkait

dukungan sumber daya organisasi

(anggaran).

2) Masih rendahnya tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap

pengemban fungsi lalu lintas

sehingga menghambat upaya

kemitraan dengan masyarakat yang

dilakukan oleh Satlantas

Polresta Jambi.

3) Kesadaran hukum dan etika

disiplin berlalu lintas

masyarakat yang rendah.

4) Dorongan pemerintah daerah untuk

meng instruksikan kepada warga

untuk melaksanakan kampung tertib

lalu lintas belum terlaksana

dengan serentak.

FGD, Rakor, diskusiinternal, dll (S1,S3-T2,T3).

2. Meningkatkan dukunganPemda untuk melaksanakanprogam kampung tertib lalulintas (S4-T1).

Operasional kampungtertib lalu lintas. (W2-T1).

a. Strategi Jangka Pendek (0 bulan – 6 bulan)

1) Menyelengarakan pembentukan team work antar

instansi terkait, stake holder dan seluruh elemen

49

masarakat yang terlibat untuk membahas persiapan

penyelenggaraan kampung tertib lalu lintas.

2) Meningkatkan keterampilan personel baik satlantas

dan masarakat dalam hal terkait penyelenggaraan

kampung tertib lalu lintas.

3) Meningkatkan dukungan anggaran dan sarana prasarana

untuk menunjang pelaksanaan kampung tertib lalu

lintas.

b. Strategi Jangka Sedang (0 bulan – 12 bulan)

1) Memberdayakan masarakat dan mitra-mitra polantas

seperti PKS, Satpam, dan komunitas lainnya sebagai

Polantas kampung dalam upaya menciptakan kesadaran

berlalu lintas melalui peran Polmas.

2) Menyelenggarakan fungsi pengawasan yang efektif

baik satlantas polresta dan Instansi yang terkait.

c. Strategi Jangka Panjang (0 bulan – 24 bulan)

1) Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait,

stake holder dan seluruh elemen masarakat yang

terlibat untuk membahas penyelenggaraan kampung

tertib lalu lintas.

2) Meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah untuk

melaksanakan program sadar berlalu lintas dan etika

displin berlalu lintas.

50

32. Implementasi Strategi (Action Plan)

a. Strategi Jangka Pendek (0 bulan – 6 bulan)

1. Menyelengarakan pembentukan team work antar instansi

terkait, stake holder dan seluruh elemen masarakat

yang terlibat untuk membahas persiapan penyelenggaraan

kampung tertib lalu lintas.melalui:

a) Kabag sumda dan Kasat lantas melakukan rapat

kordinasi dengan instansi dan stake holder

terkait untuk membahas persiapan penyelengaraan

Kampung Tretib lalu lintas

b) Kabag sumda dan Kasat lantas mengundang seluruh

pakar dari masing masing instansi terkait dan

stakeholder serta tokoh dan para cendikiawan di

masarakat untuk melakukan Forum diskusi group

(FGD), sharing solution, diskusi terbuka dan

dengar pendapat dalam hal menyusun mekanisme dan

solusi tepat dalam penyelengaraan kampung tertib

lalu lintas.

c) Kasat lantas dalam forum Lalu lintas di lingkup

kota jambi membentuk Tim panitia penilai yang

akan di lombakan dan di nilai oleh tim penilai

dengan karateristik tertentu.

d) Kasat lantas dan kabag sumda melakukan control

dan pengawasan manajemen terkait langkah awal

tersebut dan segera di laporkan ke masing. Masing

Instansi terkait.

51

e) Melakukan Mou kepada Instansi stake holder

terkait dalam hal perencanaan penyelenggaraan

kampung tertib berlalu lintas

2. Meningkatkan keterampilan personel baik satlantas dan

masarakat dalam hal terkait penyelenggaraan kampung

tertib lalu lintas

a)Kabag Sumda, Kasat lantas dan Kasubbaglat

memberikan pelatihan ketrampilan teknis manajemen

lalu lintas terhadap personil satlantas yang di

tunjuk untuk TOT terhadap masarakat .

b)Kabag Sumda, Kasat lantas dan Kasubbaglat

mengundang pakar lalu lintas, polmas,

sosiologi , tokoh budaya untuk memberikan ceramah

kepada seluruh personel tentang teori-teori

dasar manajemen lalu lintas, sosiologi masarakat,

dan kebudayaan

c)Kabag Sumda, Kasat lantas dan Kasubbaglat

mengundang pakar komunikasi dan manajemen untuk

memberikan pelatihan ketrampilan membina team work

dan ketrampilan membangun kemitraan kepada

seluruh personel.

2.Meningkatkan dukungan anggaran dan sarana prasarana

untuk menunjang pelaksanaan Kampung tartib lalu lintas

guna meningkatkan etika dan perilaku masarakat di

jalan, melalui:

52

a)Kapolres bersama dengan Kabag Ren maksanakan

perencanaan anggaran sesuai dengan kebutuhan

tugas fungsi u pada Satlantas, kususnya dalam hal

pembinaan maupun pengawasan yang melekat untuk

mendukung pelaksanaan kampung tertib lalu lintas.

b)Kapolres bersama Kabag Ren mengajukan rencana

kebutuhan pengadaan perlengkapan dengan

mempedomani standarisasi perlengkapan khusus

rekayasa lalu lintas, kualitas materiel serta

disesuaikan dengan tingkat kebutuhan yang di

gunakan dalam operasional Kampung Tertib lalu

lintas dengan berkoordinasi dengan Kasat

Lantas.

c)Melaksanakan analisa dan evaluasi terhadap

strategi jangka pendek.

b. Strategi jangka sedang (0 bulan – 12 bulan)

1. Memberdayakan instansi terkait dan

stakeholder serta tokoh dan para cendikiawan,

sponsor, elemen masarakat serta mitra-mitra

polantas seperti PKS, Satpam, dan komunitas lainnya

dalam menyelenggarakan kampung Tertib lalu lintas,

melalui:

a) Kasat Lantas mengadakan pertemuan dengan

dan kerjasama instansi terkait dan stakeholder

serta tokoh dan para cendikiawan, sponsor, elemen

masarakat serta mitra-mitra polantas secara

53

berkesinambungan dan berkelanjutan dalam

penyelenggaraan kampung tertib berlalu Lintas.

b) Kasat Lantas bersama para stake holder yang

sudah di tunjuk kusus dalam penyelenggaraan

kampung tertib lalu lintas melakukan Analisa dan

evaluasi bersama terkait hambatan dan rintangan

dimana akan di gunakan sebahgai bahan perbaikan

dan pengembangan kampung lainya untuk di

mungkinkan di terapkan.

2. Menyelenggarakan fungsi pengawasan bersama yang

efektif dalam penyelenggaraan kampung tertib lalu

lintas, melalui:

a). Kasat Lantas untuk memberdayakan peran wakasat

lantas dan Kaurbinops untuk ditunjuk sebagai

pengawas bersama pengawasa dari instansi dan

stakeholder lainya untuk mengoptimalkan giat

operasiaonal kampung tertib berlalu lintas

kususnya kepada personil yang di tunjuk. .

b). Kasat Lantas untuk merumuskan Standart Operational

Procedure (SOP) pengawasan personil kegiatan

kampong tertib lalu lintas.

3. Melaksanakan anev terhadap pelaksanaan

strategi jangka menengah.

c. Strategi jangka panjang (0 bulan – 24 bulan)

1. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait,

stake holder dan seluruh elemen masarakat yang

54

terlibat untuk membahas penyelenggaraan kampung

tertib lalu lintas, melalui:

a) Kasat Lantas berkoordinasi dengan instansi

terkait dan stakeholder serta tokoh dan para

cendikiawan, sponsor, elemen masarakat serta

mitra-mitra polantas untuk melakukan anev

bersama terkait persiapan penyelenggarana dalam

cakupan luas akan di terapkan di kampung-

kampung lainya.

b) Kapolres memerintahkan Kasat Lantas untuk

mengembangkan dan meningkatkan metode

komunikasi dan pengawasan bersama antar

instansi, stakeholder, toga, toma dan toya

serat komunitas dan element masarakat lainya

untuk menjaga penyelenggaraan kampung tertib

lalu lintas secara berkelanjutan dan

berkesinambungan secara terjadwal dan

terencana.

2. Meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah untuk

melaksanakan program sadar berlalu lintas dan

etika displin berlalu lintas, melalui:

a) Kapolres dan Kasat Lantas melakukan koordinasi

dan kolaborasi dengan terkait untuk mengadakan

penyuluhan dan tatap muka kepada masarakat..

b) Kapolres dan dinas terkait bersama-sama

melakukan penyuluhan dan tatap muka kepada

masyarakat tentang kesadaran berlalu lintas dan

etika displin berlalu lintas.

55

3. Melakukan anev terhadap pelaksanaan strategi

jangka panjang.

BAB VII

PENUTUP

33. Kesimpulan

a. Banyaknya pelanggaran, kemacetan dan kecelakaan

yang belakangan terjadi di kota jambi lebih banyak

di sebabkan oleh kurangnya kesadaran beretika dan

berperilaku berkendara di jalan, hal tersebut dapat

dilihat dari semakin tingginya angka penggaran,

kemacetan dan kecelakaan dari tahun ke tahun

sehingga sangat meresahkan bagi kita semua.

Nampaknya dengan undang-undang lalulintas dan

personil satlantas Polresta jambi tidak cukup untuk

menyelesaikan permasalahan lalau lintas pada saat

ini, perlu suatu metode kusus dan tersendiri untuk

merangsang stimulus untuk meningkatkan kesadaran

berperilaku dan beretika di jalan raya yang di

laksanakan secara mandiri melalui Pola Comunity

policing dan melibatkan sinergitas polisional kepada

Instansi lainya, dan salah satu konsep tersebut

ialah kampung tertib lalulintas.

b. Namun saat ini dalam tataran perencanaan dan konsep,

baik instansi terkait dan Satlantas Polresta jambi

dalam hal kondisi Personil dukungan anggaran dan

56

sarana prasarana serta metode yang akan di gunakan

dalam penyeyenggaraan Kampung tertib lalu lintas

dirasakan belum cukup memadai karena selama ini

belum adanya komitmen, sinergitas, ketrpaduan dan

keseriusan antar instansi dan stake holder lainya

dalam menyelenggarakan kampung tertib lalulintas..

c. Dengan di wujudkannya kampung tertib lalu lintas

maka di harapkan adanya perubahan yang signifikan

tentang pola, pandangan dan visioner yang terkait

maind set dan culture set tentang perilaku dan etika

berkendara di jalan dimana indikatornya dapat kita

liat dalam skala keci di kota jambi akan turunya

penaggaran dan berimbas kepada turunya angka

kecelakaan dan kemacetan di jalan.

34. Rekomendasi

a. Mengajukan usulan kepada walikota jambi agar segera

menyelenggarakan kegiatan perlombaan Kampung tertib

lalu lintas secara berjenjeng baik dari tingkat

kampung, desa dan perkotaan dengan melalui

perencanaan, kordinasi dan persiapan yang matang.

b. Mengajukan usulan kepada Kapolresta U.p Kabagren

untuk usulkan penambahan anggaran yang mendukung

giat Kampung tertib lalulintas serta memberikan

arahan bagi penggunaan anggaran yang tepat.

c. Mengusulkam

kepada Kapolresta U.p Kabag Sumda untuk usulkan

57

dukungan penambahan sarpas yang memadai dan

proprosional.