15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia arsitektur sekarang telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Para Arsitek berlomba - lomba untuk membuat dan menampilkan desain terbaik mereka kepada masyarakat luas. Mulai dari jenis desain kontemporer sampai dengan jenis desain yang konvensional. Salah satunya adalah perkembangan desain jembatan. Jembatan kali pertama dibuat dengan menggunakan gelondongan kayu yang berpondasi sederhana pada abad ke- 18 untuk menyeberangi sungai. Dan mulai berkembang pada abad ke-19 dengan ditunjukkan inovasi-inovasi desain jembatan serta sistem rangka batang mulai diterapkan. Jembatan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan seluruh masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia. Khususnya dalam bidang transportasi untuk melaksanakan segala aktivitas. Oleh karena itu, diperlukan desain jembatan yang sesuai dengan keadaan alam Indonesia dengan tetap memperhatikan aspek kekuatan jembatan itu sendiri. Selain itu, dalam perkembangannya, 1

Jembatan Rectoverso

  • Upload
    its

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia arsitektur sekarang telah mengalami pertumbuhan

dan perkembangan yang pesat. Para Arsitek berlomba -

lomba untuk membuat dan menampilkan desain terbaik mereka

kepada masyarakat luas. Mulai dari jenis desain

kontemporer sampai dengan jenis desain yang konvensional.

Salah satunya adalah perkembangan desain jembatan.

Jembatan kali pertama dibuat dengan menggunakan

gelondongan kayu yang berpondasi sederhana pada abad ke-

18 untuk menyeberangi sungai. Dan mulai berkembang pada

abad ke-19 dengan ditunjukkan inovasi-inovasi desain

jembatan serta sistem rangka batang mulai diterapkan.

Jembatan memiliki peranan yang sangat penting dalam

kehidupan seluruh masyarakat dunia, termasuk masyarakat

Indonesia. Khususnya dalam bidang transportasi untuk

melaksanakan segala aktivitas. Oleh karena itu,

diperlukan desain jembatan yang sesuai dengan keadaan

alam Indonesia dengan tetap memperhatikan aspek kekuatan

jembatan itu sendiri. Selain itu, dalam perkembangannya,

1

desain jembatan tidak lagi hanya mengedepankan kekuatan,

tetapi juga aspek estetika atau keindahan.

Rectoverso bridge adalah salah satu desain inovatif

pembangunan jembatan di Indonesia yang memiliki

kesesuaian terhadap keadaan geografis Indonesia.

Rectoverso bridge merupakan contoh dari desain yang

sederhana serta menonjolkan aspek kekuatan dan aspek

estetika jembatan.

2

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan struktur Rectoverso bridge?

2. Bagaimana perencanaan gambar desain Rectoverso

bridge?

3. Bagaimana perhitungan perencanaan biaya pembangunan

Rectoverso bridge?

4. Bagaimana penerapan desain Rectoverso bridge di

kondisi alam Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui perencanaan struktur Rectoverso

bridge.

2. Untuk mengetahui desain Rectoverso bridge.

3. Untuk mengetahui perkiraan biaya yang dibutuhkan

untuk pembangunan Rectoverso bridge.

4. Untuk mengetahui penerapan Rectoverso bridge di

kondisi alam Indonesia.

5. Untuk realisasi, pembuatan maket Rectoverso bridge

dengan skala 1:180

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jembatan

Jembatan merupakan struktur yang menghubungkan dua

bagian jalan melintasi sungai, teluk, jurang atau

kondisi-kondisi bentang alam lainnya berupa rintangan-

rintangan yang berada lebih rendah, sehingga 

memungkinkan kendaraan, kereta api maupun pejalan kaki

melintas dengan lancar dan aman. Jika jembatan berada di

atas jalan lalu lintas biasa maka biasanya

dinamakan viaduct. Jembatan dapat dikatakan mempunyai

fungsi keseimbangan (balancing) sistem transportasi,

karena jembatan akan menjadi pengontrol volume dan berat

lalu lintas yang dapat dilayani oleh sistem transportasi.

Bila lebar jembatan kurang menampung jumlah jalur yang

diperlukan oleh lalu lintas, jembatan akan menghambat

laju lalu lintas. Struktur jembatan dapat dibedakan

menjadi bagian atas (super struktur) yang terdiri

dari deck atau geladak, sistem lantai, dan rangka utama

berupa gelagar atau girder, serta bagian bawah (sub

struktur) yang terdiri dari pier atau pendukung bagian

tengah, kolom, kaki pondasi (footing), tiang pondasi dan

abutmen. Super struktur mendukung jarak horisontal di

atas permukaan tanah.

4

2.2 Rectoverso

Rectoverso adalah suatu kata yang diambil dari bahasa

Perancis yang memiliki arti bagian-bagian terpisah yang

apabila disatukan akan menjadi satu kesatuan yang kuat

dan sulit dipisahkan. Hal ini sangat erat kaitannya

dengan semboyan NKRI, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika’’ yang

berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Rectoverso secara garis besar dapat diartikan sebagai

persatuan. Dan persatuan itu sendiri bermakna kekompakan,

kekokohan dan kekuatan.

5

2.3 Kesetimbangan Gaya

Kesetimbangan gaya adalah suatu kondisi benda dimana

resultan gaya dan resultan gaya sama dengan 0 (nol).

Teori ini sangatlah penting untuk mempertahan benda agar

tetap tegar.

2.4 Gaya Normal dan Gaya Berat

Gaya Normal (N) adalah gaya yang dibentuk oleh benda

dengan permukaan bidang pijaknya dan nilainya tegak lurus

terhadap bidang pijak. Gaya berat (W) adalah gaya yang

disebabkan oleh grafitasi bumi terhadap massa benda.

6

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengumpulan data

Pengumpulan data kami sesuaikan dengan syarat

perlombaan Bridge Design Competition 2013 Universitas

Diponegoro Semarang sebagai berikut :

1. Jembatan sebenarnya menghubungkan antara 2 wilayah

yang dipisahkan oleh sungai selebar 80 m.

2. Lebar jembatan sebenarnya 10 m.

3. Sungai memiliki kedalaman 20 m.

4. Ukuran design jembatan memiliki perbandingan skala

1:250.

3.2 Perincian Biaya Pembangunan

Berikut adalah rincian biaya pembangunan Rectoverso

bridge dengan keterangan setiap 1 cm dalam gambar = Rp.

1.000.000,-

Desain Rectoverso Bridge bagian melengkung atas :

No.

NamaKerangka

Ukuran(cm)

Jumlah Total (juta)

1. Lengkung atas

22 2 44

2. Penyangga 1 1 4 43. Penyangga 2 1.5 4 64. Penyangga 3 2.5 4 10

7

5. Penyangga 4 3 4 126. Penyangga 5 3 2 67. Pengait sisi 4 3 12

Total 94

8

Desain Rectoverso Bridge bagian jalan :

No.

NamaKerangka

Ukuran(cm)

Jumlah Total (juta)

1 Jalan 32 2 642 Pondasi

ujung2 4 8

3 Pengait sisi 4 3 12Total 84

Desain Rectoverso Bridge penyangga bawah:

No.

NamaKerangka

Ukuran(cm)

Jumlah Total (juta)

1 Lengkung bawah

34 2 64

2 Penyangga 1 3 4 123 Penyangga 2 3 4 124 Penyangga 3 2.5 4 105 Penyangga 4 2.1 4 8.46 Penyangga 5 2 4 87 Penyangga 6 1.5 4 68 Penyangga 7 1 2 29 Pondasi

ujung2 4 8

10 Pengait Sisi 4 3 12Total 142.4

Total keseluruhan desain Rectoverso bridge = 94 + 84+ 142.4 = 320.4

Total perhitungan biaya Rectoverso bridge = 320.4 xRp. 1.000.000,-

= Rp. 320.400.000,-

9

10

3.3 Desain Jembatan

3.4 Gaya-Gaya yang Bekerja pada Jembatan

11

Berdasarkan desain yang dibuat, maka gaya-gaya yang

bekerja pada jembatan:

3.5 Ulasan Mengenai Desain Jembatan

Dari gambar desain jembatan di atas, pemberian nama

Rectoverso tentu sangat tepat. Persatuan dan kesatuan

yang sangat kuat dan sulit dipisahkan adalah nilai utama

dalam pembuatan desain jembatan ini, terlebih adalah

konstruksi baja yang identik dengan gaya melengkung.

Dalam kontruksi jembatan dengan gaya melengkung ini titik

berat seluruhnya akan bertumpu pada ujung-ujung baja yang

terletak pada masing-masing pondasi ujung jalan. Walaupun

sederhana, namun desain ini dapat menjadi alternatif

desain jembatan masa depan karena konstruksinya yang

terdiri dari rangkaian baja lengkung yang ekonomis.

Untuk mempermudah realisasi visual tentang desain

jembatan Rectoverso, kami telah membuat maket yang

terbuat dari bahan utama stik es krim bekas sebagai

12

kontruksi jembatan, sobekan kain bekas berwarna biru laut

sebagai air sungainya, sterofom bekas sebagai pondasi

ujung-ujung jalan yang terpisahkan sungai, bekas sak

semen sebagai tebing jalan dan kayu triplek sebagai

alasnya.

Alasan kami memilih bahan-bahan bekas adalah salah

satunya untuk mensukseskan program 3R (Reuse, Reduce dan

Recycle). Stik es krim kami gunakan karena mudah dalam

pembuatan suatu replika jembatan dan kuat strukturnya.

Sobekan kain berwarna biru laut kami pilih karena untuk

pemanfaatan barang bekas dan juga sangat identik dengan

air sungai. Sterofom kami gunakan karena mudah untuk

dibentuk khususnya sebagai pondasi jembatan. Bekas sak

semen kami pilih dikarenakan kuantitasnya yang cukup

banyak di lingkungan sekitar. Serta kayu triplek kami

gunakan karena sangat cocok sebagai alas dalam pembuatan

maket ini.

3.6 Penerapan Desain Jembatan di Indonesia

Desain jembatan Rectoverso ini sangat sesuai dengan

keadaan alam Indonesia dan kondisi cuaca di Indonesia

yang cenderung panas dengan kecepatan angin di atas rata-

rata. Dengan mengusung konsep struktur rangkaian baja

lengkung, jembatan ini dapat menahan angin yang kencang

13

dengan baik. Jembatan dengan konstruksi baja lengkung,

strukturnya akan memiliki kestabilan dalam perubahan

suhu, sehingga pemuaian dan penyusutan besi dapat

dikendalikan, karena desain konstruksi melengkung dan

juga ujung-ujung konstruksi bajanya langsung berinteraksi

dengan tanah, maka penstabilan suhu akan dibantu dengan

tanah. Selain itu, jembatan Rectoverso juga memiliki

nilai estetika yang tinggi, sehingga dapat menarik

wisatawan domestik maupun luar negeri untuk melihat

keindahannya sehingga dapat mengangkat sektor pariwisata

dan akan berdampak pada meningkatnya sektor ekonomi

masyarakat sekitar.

14

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Untuk mengahadapi tantangan perkembangan zaman dan

semakin pesatnya teknologi, desain jembatan yang

futuristic menjadi pilihannya, sehingga menuntut SDM yang

mumpuni dalam bidang arsitektur. Rectoverso adalah

jembatan yang dapat memenuhi kriteria tersebut, dimana

keindahan artistektur diikuti dengan konstruksi dari

rangakaian struktur baja lengkung yang kuat, kokoh serta

ekonomis sangat sesuai diterapkan pada negara berkembang.

Selain itu, keindahan arsitekturnya juga dapat

dimanfaatkan sebagai obyek wisata.

4.2 Saran

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini

banyak terdapat kekurangan, kesalahan ataupun

kejanggalan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun

sangat kami harapkan demi kelancaran dalam pembuatan

makalah selanjutnya.

15