Upload
its
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia arsitektur sekarang telah mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat. Para Arsitek berlomba -
lomba untuk membuat dan menampilkan desain terbaik mereka
kepada masyarakat luas. Mulai dari jenis desain
kontemporer sampai dengan jenis desain yang konvensional.
Salah satunya adalah perkembangan desain jembatan.
Jembatan kali pertama dibuat dengan menggunakan
gelondongan kayu yang berpondasi sederhana pada abad ke-
18 untuk menyeberangi sungai. Dan mulai berkembang pada
abad ke-19 dengan ditunjukkan inovasi-inovasi desain
jembatan serta sistem rangka batang mulai diterapkan.
Jembatan memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan seluruh masyarakat dunia, termasuk masyarakat
Indonesia. Khususnya dalam bidang transportasi untuk
melaksanakan segala aktivitas. Oleh karena itu,
diperlukan desain jembatan yang sesuai dengan keadaan
alam Indonesia dengan tetap memperhatikan aspek kekuatan
jembatan itu sendiri. Selain itu, dalam perkembangannya,
1
desain jembatan tidak lagi hanya mengedepankan kekuatan,
tetapi juga aspek estetika atau keindahan.
Rectoverso bridge adalah salah satu desain inovatif
pembangunan jembatan di Indonesia yang memiliki
kesesuaian terhadap keadaan geografis Indonesia.
Rectoverso bridge merupakan contoh dari desain yang
sederhana serta menonjolkan aspek kekuatan dan aspek
estetika jembatan.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan struktur Rectoverso bridge?
2. Bagaimana perencanaan gambar desain Rectoverso
bridge?
3. Bagaimana perhitungan perencanaan biaya pembangunan
Rectoverso bridge?
4. Bagaimana penerapan desain Rectoverso bridge di
kondisi alam Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perencanaan struktur Rectoverso
bridge.
2. Untuk mengetahui desain Rectoverso bridge.
3. Untuk mengetahui perkiraan biaya yang dibutuhkan
untuk pembangunan Rectoverso bridge.
4. Untuk mengetahui penerapan Rectoverso bridge di
kondisi alam Indonesia.
5. Untuk realisasi, pembuatan maket Rectoverso bridge
dengan skala 1:180
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jembatan
Jembatan merupakan struktur yang menghubungkan dua
bagian jalan melintasi sungai, teluk, jurang atau
kondisi-kondisi bentang alam lainnya berupa rintangan-
rintangan yang berada lebih rendah, sehingga
memungkinkan kendaraan, kereta api maupun pejalan kaki
melintas dengan lancar dan aman. Jika jembatan berada di
atas jalan lalu lintas biasa maka biasanya
dinamakan viaduct. Jembatan dapat dikatakan mempunyai
fungsi keseimbangan (balancing) sistem transportasi,
karena jembatan akan menjadi pengontrol volume dan berat
lalu lintas yang dapat dilayani oleh sistem transportasi.
Bila lebar jembatan kurang menampung jumlah jalur yang
diperlukan oleh lalu lintas, jembatan akan menghambat
laju lalu lintas. Struktur jembatan dapat dibedakan
menjadi bagian atas (super struktur) yang terdiri
dari deck atau geladak, sistem lantai, dan rangka utama
berupa gelagar atau girder, serta bagian bawah (sub
struktur) yang terdiri dari pier atau pendukung bagian
tengah, kolom, kaki pondasi (footing), tiang pondasi dan
abutmen. Super struktur mendukung jarak horisontal di
atas permukaan tanah.
4
2.2 Rectoverso
Rectoverso adalah suatu kata yang diambil dari bahasa
Perancis yang memiliki arti bagian-bagian terpisah yang
apabila disatukan akan menjadi satu kesatuan yang kuat
dan sulit dipisahkan. Hal ini sangat erat kaitannya
dengan semboyan NKRI, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika’’ yang
berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Rectoverso secara garis besar dapat diartikan sebagai
persatuan. Dan persatuan itu sendiri bermakna kekompakan,
kekokohan dan kekuatan.
5
2.3 Kesetimbangan Gaya
Kesetimbangan gaya adalah suatu kondisi benda dimana
resultan gaya dan resultan gaya sama dengan 0 (nol).
Teori ini sangatlah penting untuk mempertahan benda agar
tetap tegar.
2.4 Gaya Normal dan Gaya Berat
Gaya Normal (N) adalah gaya yang dibentuk oleh benda
dengan permukaan bidang pijaknya dan nilainya tegak lurus
terhadap bidang pijak. Gaya berat (W) adalah gaya yang
disebabkan oleh grafitasi bumi terhadap massa benda.
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengumpulan data
Pengumpulan data kami sesuaikan dengan syarat
perlombaan Bridge Design Competition 2013 Universitas
Diponegoro Semarang sebagai berikut :
1. Jembatan sebenarnya menghubungkan antara 2 wilayah
yang dipisahkan oleh sungai selebar 80 m.
2. Lebar jembatan sebenarnya 10 m.
3. Sungai memiliki kedalaman 20 m.
4. Ukuran design jembatan memiliki perbandingan skala
1:250.
3.2 Perincian Biaya Pembangunan
Berikut adalah rincian biaya pembangunan Rectoverso
bridge dengan keterangan setiap 1 cm dalam gambar = Rp.
1.000.000,-
Desain Rectoverso Bridge bagian melengkung atas :
No.
NamaKerangka
Ukuran(cm)
Jumlah Total (juta)
1. Lengkung atas
22 2 44
2. Penyangga 1 1 4 43. Penyangga 2 1.5 4 64. Penyangga 3 2.5 4 10
7
Desain Rectoverso Bridge bagian jalan :
No.
NamaKerangka
Ukuran(cm)
Jumlah Total (juta)
1 Jalan 32 2 642 Pondasi
ujung2 4 8
3 Pengait sisi 4 3 12Total 84
Desain Rectoverso Bridge penyangga bawah:
No.
NamaKerangka
Ukuran(cm)
Jumlah Total (juta)
1 Lengkung bawah
34 2 64
2 Penyangga 1 3 4 123 Penyangga 2 3 4 124 Penyangga 3 2.5 4 105 Penyangga 4 2.1 4 8.46 Penyangga 5 2 4 87 Penyangga 6 1.5 4 68 Penyangga 7 1 2 29 Pondasi
ujung2 4 8
10 Pengait Sisi 4 3 12Total 142.4
Total keseluruhan desain Rectoverso bridge = 94 + 84+ 142.4 = 320.4
Total perhitungan biaya Rectoverso bridge = 320.4 xRp. 1.000.000,-
= Rp. 320.400.000,-
9
Berdasarkan desain yang dibuat, maka gaya-gaya yang
bekerja pada jembatan:
3.5 Ulasan Mengenai Desain Jembatan
Dari gambar desain jembatan di atas, pemberian nama
Rectoverso tentu sangat tepat. Persatuan dan kesatuan
yang sangat kuat dan sulit dipisahkan adalah nilai utama
dalam pembuatan desain jembatan ini, terlebih adalah
konstruksi baja yang identik dengan gaya melengkung.
Dalam kontruksi jembatan dengan gaya melengkung ini titik
berat seluruhnya akan bertumpu pada ujung-ujung baja yang
terletak pada masing-masing pondasi ujung jalan. Walaupun
sederhana, namun desain ini dapat menjadi alternatif
desain jembatan masa depan karena konstruksinya yang
terdiri dari rangkaian baja lengkung yang ekonomis.
Untuk mempermudah realisasi visual tentang desain
jembatan Rectoverso, kami telah membuat maket yang
terbuat dari bahan utama stik es krim bekas sebagai
12
kontruksi jembatan, sobekan kain bekas berwarna biru laut
sebagai air sungainya, sterofom bekas sebagai pondasi
ujung-ujung jalan yang terpisahkan sungai, bekas sak
semen sebagai tebing jalan dan kayu triplek sebagai
alasnya.
Alasan kami memilih bahan-bahan bekas adalah salah
satunya untuk mensukseskan program 3R (Reuse, Reduce dan
Recycle). Stik es krim kami gunakan karena mudah dalam
pembuatan suatu replika jembatan dan kuat strukturnya.
Sobekan kain berwarna biru laut kami pilih karena untuk
pemanfaatan barang bekas dan juga sangat identik dengan
air sungai. Sterofom kami gunakan karena mudah untuk
dibentuk khususnya sebagai pondasi jembatan. Bekas sak
semen kami pilih dikarenakan kuantitasnya yang cukup
banyak di lingkungan sekitar. Serta kayu triplek kami
gunakan karena sangat cocok sebagai alas dalam pembuatan
maket ini.
3.6 Penerapan Desain Jembatan di Indonesia
Desain jembatan Rectoverso ini sangat sesuai dengan
keadaan alam Indonesia dan kondisi cuaca di Indonesia
yang cenderung panas dengan kecepatan angin di atas rata-
rata. Dengan mengusung konsep struktur rangkaian baja
lengkung, jembatan ini dapat menahan angin yang kencang
13
dengan baik. Jembatan dengan konstruksi baja lengkung,
strukturnya akan memiliki kestabilan dalam perubahan
suhu, sehingga pemuaian dan penyusutan besi dapat
dikendalikan, karena desain konstruksi melengkung dan
juga ujung-ujung konstruksi bajanya langsung berinteraksi
dengan tanah, maka penstabilan suhu akan dibantu dengan
tanah. Selain itu, jembatan Rectoverso juga memiliki
nilai estetika yang tinggi, sehingga dapat menarik
wisatawan domestik maupun luar negeri untuk melihat
keindahannya sehingga dapat mengangkat sektor pariwisata
dan akan berdampak pada meningkatnya sektor ekonomi
masyarakat sekitar.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk mengahadapi tantangan perkembangan zaman dan
semakin pesatnya teknologi, desain jembatan yang
futuristic menjadi pilihannya, sehingga menuntut SDM yang
mumpuni dalam bidang arsitektur. Rectoverso adalah
jembatan yang dapat memenuhi kriteria tersebut, dimana
keindahan artistektur diikuti dengan konstruksi dari
rangakaian struktur baja lengkung yang kuat, kokoh serta
ekonomis sangat sesuai diterapkan pada negara berkembang.
Selain itu, keindahan arsitekturnya juga dapat
dimanfaatkan sebagai obyek wisata.
4.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
banyak terdapat kekurangan, kesalahan ataupun
kejanggalan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan demi kelancaran dalam pembuatan
makalah selanjutnya.
15