16
1 KAJIAN LARUTAN PENGAWET DAN PENAMBAHAN SEMPROTAN AIR JERUK NIPIS UNTUK MEMPERPANJANG KESEGARAN BUNGA GERBERA (Gerbera jamesonii) Study of Pulsing Solution and Increment Spray Lime Water to Extend The Vaselife of Gerbera Flower (Gerbera jamesonii) Oleh: Narulita Famelia Larassati, Etik Wukir Tini, dan Suwardi Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman Jalan. dr. Suparno 73, Purwokerto, 53122. Alamat Korespondensi: [email protected] ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi larutan pulsing dan penambahan semprotan air jeruk nipis terhadap masa kesegaran bunga potong gerbera. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman pada bulan Maret 2015. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu komposisi larutan pulsing A0: Air 300 ml ; A1 : Gula pasir 20 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l, A2 : Gula pasir 40 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l, A3 : Gula pasir 60 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l, A4 : Gula pasir 30 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l + Air jeruk nipis 3 ml/l, dan A5 : Gula pasir 30 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l + Air jeruk nipis 6 ml/l. Faktor kedua adalah penambahan semprotan jeruk nipis yaitu tanpa semprotan jeruk nipis (P0) dan semprotan jeruk nipis (P1). Variabel yang diamati adalah total larutan pulsing yang terserap, total larutan holding yang terserap, persentase penambahan diameter bunga, penurunan diameter tangkai, warna bunga, saat bunga mulai layu dan masa kesegaran bunga. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan komposisi larutan pulsing memberikan pengaruh terhadap total larutan pulsing terserap 19,66 ml, masa kesegaran 8,91 hari, penurunan diameter tangkai bunga 0,46 mm dan tidak memberikan pengaruh terhadap variabel lain. Perlakuan penambahan semprotan jeruk nipis memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan kontrol terhadap warna bunga yaitu dengan skor 4,07 dan tidak memberikan pengaruh terhadap variabel lain. Interaksi perlakuan antara komposisi pulsing dan penambahan semprotan air jeruk nipis menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap semua variabel pengamatan. Kata kunci: gerbera, larutan pengawet, dan kesegaran

Kajian Larutan Pengawet dan Penambahan Semprotan Air Jeruk Nipis Untuk Memperpanjang Kesegaran Bunga Gerbera (Gerbera jamesonii)

Embed Size (px)

Citation preview

1

KAJIAN LARUTAN PENGAWET DAN PENAMBAHAN SEMPROTAN AIR

JERUK NIPIS UNTUK MEMPERPANJANG KESEGARAN BUNGA

GERBERA (Gerbera jamesonii)

Study of Pulsing Solution and Increment Spray Lime Water to Extend The Vaselife of

Gerbera Flower (Gerbera jamesonii)

Oleh:

Narulita Famelia Larassati, Etik Wukir Tini, dan Suwardi

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman

Jalan. dr. Suparno 73, Purwokerto, 53122.

Alamat Korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi larutan pulsing dan

penambahan semprotan air jeruk nipis terhadap masa kesegaran bunga potong

gerbera. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian,

Universitas Jenderal Soedirman pada bulan Maret 2015. Rancangan percobaan yang

digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu

komposisi larutan pulsing A0: Air 300 ml ; A1 : Gula pasir 20 g/l + Clorox 1 ml/l +

Asam cuka 1 ml/l, A2 : Gula pasir 40 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l, A3 :

Gula pasir 60 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l, A4 : Gula pasir 30 g/l + Clorox

1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l + Air jeruk nipis 3 ml/l, dan A5 : Gula pasir 30 g/l +

Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l + Air jeruk nipis 6 ml/l. Faktor kedua adalah

penambahan semprotan jeruk nipis yaitu tanpa semprotan jeruk nipis (P0) dan

semprotan jeruk nipis (P1). Variabel yang diamati adalah total larutan pulsing yang

terserap, total larutan holding yang terserap, persentase penambahan diameter bunga,

penurunan diameter tangkai, warna bunga, saat bunga mulai layu dan masa kesegaran

bunga. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan komposisi larutan pulsing

memberikan pengaruh terhadap total larutan pulsing terserap 19,66 ml, masa

kesegaran 8,91 hari, penurunan diameter tangkai bunga 0,46 mm dan tidak

memberikan pengaruh terhadap variabel lain. Perlakuan penambahan semprotan jeruk

nipis memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan kontrol terhadap warna bunga

yaitu dengan skor 4,07 dan tidak memberikan pengaruh terhadap variabel lain.

Interaksi perlakuan antara komposisi pulsing dan penambahan semprotan air jeruk

nipis menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap semua variabel pengamatan.

Kata kunci: gerbera, larutan pengawet, dan kesegaran

2

ABSTRACT

The study aims to determine effect of composition of the solution and addition

pulsing spray lime water on cut flower vaselife gerbera period. Research conducted

at the Laboratory of Agronomy, Faculty of Agriculture, Unsoed in March 2015. The

experimental design used was a completely randomized design with three

replications. The first factor is the composition of pulsing solutions A0: 300 ml

water ; A1: sugar 20 g / l + clorox 1 ml / l + vinegar + 1 ml / l, A2: sugar 40 g / l +

clorox 1 ml / l + vinegar + 1 ml / l, A3: sugar 60 g / l + clorox 1 ml /+ vinegar 1 ml /

l, A4: sugar 30 g / l + Clorox 1 ml / l + vinegar 1 ml / l + lime water 3 ml / l, A5:

sugar 30 g / l + clorox 1 ml / l + vinegar 1 ml / l + lime water 6 ml / l. The second

factor is the addition of lime spray, which are without lime spray (P0) and spray

lime (P1). Observed variables were the total of absorbed pulsing solution, the total of

absorbed holding solution, the percentage of increase flowers’ diameter, the decrease

stem diameter, flower’s color, when the flower’s were wilt and the vaselife of flower’s.

The results showed the treatment effect of the composition of pulsing solutions give

effect of the total absorbed pulsing solution 19.66 ml, 8.91 vaselife day period, a

decrease of 0.46 mm diameter flower stalk and not give effect to the other variables.

The addition of lime treatment sprays gives better effect than control of flower color

that has a value of 4.07 and did not give effect to the other variables. The interaction

between pulsing composition and the addition of lime water spray showed no effect of

all the variables observed.

Keywords : gerbera, pulsing, and vaselife

PENDAHULUAN

Gerbera merupakan salah satu

jenis bunga potong yang berpotensi

untuk dibudidayakan secara intensif

berpola komersial. Bunga potong yang

banyak diminta pasar adalah gerbera.

Menurut Nurmalinda et al. (2009),

prospek agribisnis bunga potong cukup

cerah seiring dengan meningkatnya

permintaan pasar terhadap bunga

potong, baik yang berasal dari dalam

maupun luar negeri.

Menurut Badan Pusat Statistik

(2014), produksi Gerbera meningkat

dari tahun 2008 sebesar 4.101.631

tangkai, tahun 2009 meningkat

menjadi 5.185.586 tangkai, tahun 2010

sebesar 9.693.487 tangkai dan 2011

menjadi 10.543.445 tangkai.

Peningkatan produksi ini menunjukkan

bahwa konsumsi terhadap bunga

potong gerbera semakin meningkat

tiap tahunnya. Produksi gerbera pada

tahun 2012 mengalami penurunan

3

menjadi 9.854.787 tangkai, dan 2013

sebesar 7.735.806. Hal ini dikarenakan

bunga gerbera sulit ditumbuhkan

ditempat yang rendah, walaupun

produksi menurun tetapi permintaan

bunga gerbera sebagai bunga potong

tetap tinggi dan kebutuhan bunga

potong gerbera yang belum dapat

tercukupi di dalam negeri.

Penambahan jumlah permintaan

yang terus meningkat ini sebaiknya

diikuti dengan pengembangan sistem

penanganan pascapanen sehingga

dihasilkan bunga potong dengan

standar mutu berkualitas. Menurut

Suyanti (2002), kendala utama pasca

panen adalah penurunan kualitas

bunga akibat dari proses respirasi dan

transpirasi serta kurangnya nutrisi

selama dalam peragaan. Kurang lebih

20 % dari produk bunga potong yang

dipanen tidak layak jual karena

penurunan kualitas dan kerusakan

yang terjadi mulai dari pemanenan,

pengemasan, pengiriman, dan

penjualan.

Kerusakan yang terjadi pada

bunga potong dapat diminimalkan

dengan cara pengawetan. Pengawetan

merupakan upaya kegiatan pascapanen

yang dilakukan untuk memperpanjang

kesegaran bunga potong. Menurut

Tisnawati (2005), untuk

memperpanjang masa simpan bunga

potong digunakan larutan perendam

(pulsing) sebagai larutan penyegar.

Penggunaan gula dapat dijadikan

sebagai sumber nutrisi utama dan

sumber energi untuk kelangsungan

proses metabolisme bunga potong

(Havely dan Mayak 1979). Gula

mengandung glukosa yang dapat

dijadikan makanan bagi bunga potong.

Menurut Simanjutak (2000), sukrosa

berperan dalam pemekaran kuncup

bunga dan dapat menunda kelayuan.

Pengendalian jasad renik dapat

digunakan pemutih pakaian (chlorox)

yang mengandung Sodium hipoklorit

(NaOCI) yang digunakan sebagai anti

bakteri (Handriatni, 2014). Air jeruk

nipis mengandung vitamin C atau

asam askorbat. Vitamin C bermanfaat

untuk meningkatkan daya tahan

tanaman terhadap kekeringan dan

4

berperan dalam memperkuat tubuh

tanaman (Arisanti, 2012). Asam cuka

yang berfungsi untuk menurunkan pH

larutan sehingga dapat diserap secara

optimal oleh tangkai bunga (Yuniarti,

2009).

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh komposisi

gula dan air jeruk nipis dalam

larutan pengawet yang optimal

terhadap kesegaran bunga potong

gerbera.

2. Mengetahui pengaruh penambahan

semprotan air jeruk nipis terhadap

kesegaran bunga potong gerbera.

3. Mendapatkan interaksi komposisi

larutan pengawet dan penambahan

semprotan air jeruk nipis terbaik

dalam upaya memperpanjang masa

kesegaran bunga potong gerbera.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di

Laboratoriun Agronomi Fakultas

Pertanian Universitas Jenderal

Soedirman, Karangwangkal,

Kecamatan Purwokerto Utara,

Kabupaten Banyumas. Bunga gerbera

diperoleh dari kebun petani di Dusun

Ngablak, Desa Candi, Kecamatan

Bandungan, Kabupaten Semarang,

Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan

pada bulan Maret 2015.

Bahan yang digunakan untuk

penelitian adalah bunga potong

gerbera (Gerbera jamesonii) berwarna

orange varietas Ornella, air, gula pasir,

air jeruk nipis, malam (wax) dan

Clorox. Alat yang digunakan dalam

penelitian adalah gelas beker,

pengaduk kaca, gelas ukur,

termohigrometer, jangka sorong,

penggaris, pH meter, plastik, ember,

botol, kardus, lakban, gunting stek,

corong, kamera, dan alat tulis.

Penelitian menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Percobaan terdiri dari 2 faktor, faktor

pertama adalah komposisi larutan

pulsing yang terdiri dari 6 taraf yaitu

A0:Air (tanpa penambahan bahan

kimia); A1: Gula pasir 20 g/l + Clorox

1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l; A2: Gula

pasir 40 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam

cuka 1 ml/l; A3: Gula pasir 60 g/l +

Clorox 1 ml/l +Asam cuka 1 ml/l; A4:

Gula pasir 30 g/l + Clorox 1 ml/l +

Asam cuka 1 ml/l + Air jeruk nipis 3

5

ml/l; A5: Gula pasir 30 g/l + Clorox 1

ml/l + Asam cuka 1 ml/l + Air jeruk

nipis 6 ml/l. Faktor kedua yaitu Tanpa

semprotan air jeruk nipis (P0) dan

disemprot menggunakan jeruk nipis

(P1) 10 ml/l. Variabel yang diamati

adalah total larutan pulsing yang

terserap, total larutan holding yang

terserap, persentase penambahan

diameter bunga, penurunan diameter

tangkai, warna bunga, saat bunga layu

dan masa kesegaran bunga. Data yang

diperoleh dianalisis dengan uji F,

apabila berpengaruh, dilakukan uji

lanjut Least Significant Different

(LSD) pada taraf ketelitian 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis Tabel 1 dapat

dilihat bahwa perlakuan komposisi

larutan pulsing hanya berpengaruh

nyata terhadap masa kesegaran bunga,

total larutan pulsing terserap dan

sangat nyata pada penurunan diameter

tangkai bunga. Hasil analisis dari

perlakuan semprotan air jeruk nipis

hanya berpengaruh nyata terhadap

warna bunga tetapi untuk variabel

lainnya tidak berpengaruh nyata.

Interaksi antara komposisi pulsing dan

semprotan air jeruk nipis menunjukkan

tidak adanya pengaruh nyata terhadap

semua variabel pengamatan.

Tabel 1. Matriks hasil pada berbagai variabel penelitian

No Variabel P A P x A

1 Total larutan pulsing terserap tn n tn

2 Total larutan holding terserap tn tn tn

3 Masa kesegaran bunga tn n tn

4 Warna bunga n tn tn

5 Persentase penambahan diameter bunga tn tn tn

6 Diameter tangkai bunga tn sn tn

7 Saat bunga layu tn tn tn

Keterangan: P = Semprotan air jeruk nipis, A= Komposisi larutan pulsing, P x A =

Interaksi antara komposisi larutan pulsing dan penambahan semprotan

air jeruk nipis.

6

a. Pengaruh Komposisi Larutan

Pulsing terhadap Variabel

Pengamatan

Berdasarkan gambar 1

menunjukkan bahwa Komposisi

pulsing (A3) memiliki daya serap

19,66 ml lebih baik daripada

komposisi larutan lain yaitu A5 hanya

memiliki daya serap 16,33 ml dan

kontrol 18,83 ml. Hal ini dikarenakan

pada komposisi larutan A3 yang terdiri

Gula pasir 60 g/l + Clorox 1 ml/l +

Asam cuka 1 ml/l merupakan larutan

yang tidak terlalu pekat atau memiliki

konsentrasi tinggi. Komposisi A3 gula

pasir, Clorox dan asam cuka memiliki

komposisi yang lengkap untuk

mengoptimalkan proses penyerapan

larutan oleh tangkai bunga. Komposisi

sudah mengandung karbohidrat,

penurun pH dan penghambat

pertumbuhan bakteri. Sukrosa 6%

merupakan takaran yang optimal buat

larutan pada bunga gerbera.

Pernyataan yang sesuai dengan Mousa

(2009), konsentrasi sukrosa 6% dan

silver nanoparticles (SNP) juga

memberikan hasil yang terbaik untuk

mempertahankan masa kesegarannya

pada bunga gerbera. Konsentrasinya

tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu

rendah. Penyerapan air sangat penting

untuk menanggulangi dehidrasi yang

disebabkan oleh proses transpirasi

(Amiarsih, 2008).

Gambar 1. Pengaruh komposisi larutan pulsing terhadap rerata total larutan

pulsing terserap

18,83 19,08 18,17 19,67 19,5 16,33

0

5

10

15

20

25

A0 A1 A2 A3 A4 A5

Tota

l lar

uta

n p

uls

ing

te

rse

rap

(m

l)

Konsentrasi larutan

Total Larutan Pulsing Terserap

7

Tabel 2. Pengaruh komposisi larutan pulsing terhadap rerata berbagai variabel

pengamatan

Perlaku

-an

Total

larutan

pulsing

terserap

(ml)

Total

larutan

holding

terserap

(ml)

Lama

kesegaran

bunga

(hari)

Warna

bunga

(skor)

Persentase

penambaha

n diameter

bunga (%)

Penuruna

n

Diameter

tangkai

(mm)

Saat

bung

a

layu

(hari

)

A0 18,83 ab 18,96 7,83a 4,04 8,23 0,46 a 5,91

A1 19,08 b 18,27 8,83 b 4,04 8,55 0,49 abc 6,58

A2 18,16 ab 19,30 8,66 ab 4,00 8,08 0,49 abc 6,41

A3 19,66 b 18,75 8,91 b 4,05 8,46 0,51 c 6,33

A4 19,50 b 17,68 8,41 ab 4,08 8,15 0,48 ab 6,58

A5 16,33 a 18,79 8,75 ab 4,05 8,37 0,51 bc 6,41

F hit 3,48 0,37 2,75 1,08 1,56 5,76 0,93

Ftab

5%

2,62 2,62 2,62 2,62 2,62 2,62 2,62

Ftab

1%

3,89 3,89 3,89 3,89 3,89 3,89 3,89

Keterangan: A0 : Air (tanpa penambahan bahan kimia), A1 : Gula pasir 20 g/l +

Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1ml/l, A2 : Gula pasir 40 g/l + Clorox 1 ml/l

+ Asam cuka 1 ml/l, A3 : Gula pasir 60 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka

1 ml/l, A4 : Gula pasir 30 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l + Air

jeruk nipis 3 ml/l, A5 : Gula pasir 30 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1

ml/l + Air jeruk nipis 6 ml/l.

Total larutan holding tidak

mempengaruhi banyaknya jumlah

serapan larutan yang terserap. Hal ini

dikarenakan larutan air yang terserap

oleh bunga potong dipengaruhi oleh

transpirasi tanaman. Pernyataan yang

sesuai dengan Supardi (1997), bunga

akan mengalami transpirasi atau

kehilangan air dalam melakukan

aktivitas metabolismenya.

Tabel 2 menunjukkan bahwa

komposisi larutan pengawet mampu

memberikan masa kesegaran bunga

potong gerbera lebih lama

dibandingkan kontrol akan tetapi tidak

mampu mempertahankan warna

mahkota bunga dan saat bunga layu.

Hal ini dikarenakan tanaman akan

mengalami penuaan dan memiliki

hormon yang berbeda. Bunga potong

8

akan mengalami penuaan secara alami

(senescence). Beberapa tanaman

memiliki hormon yang dapat

mempengaruhi pigmentasi selama

masa penyimpanan terutama etilen dan

sitokinin. Pengaruh etilen pada

tanaman hias seperti terjadinya gugur

pada daun, bunga layu, kelopak bunga

atau secara umum terjadi pada daerah

sambungan (abscission zone)

(Setyadjit et al., 2012).

Gambar 2 menunjukkan lamanya

kesegaran bunga didapatkan pada

komposisi larutan A3. Larutan A3

didapatkan lama kesegaran harinya

yaitu 8,91 hari sedangkan kontrol

hanya didapatkan 7,83 hari. Supardi

(1997), bahwa bunga yang banyak

menyerap larutan mampu bertahan

hidup lebih lama karena dapat

menggantikan air yang hilang selama

proses aktivitas metabolismenya

setelah kegiatan pascapanen.

Gambar 2. Pengaruh komposisi larutan pulsing terhadap rerata masa

kesegaran bunga

Tabel 2 menunjukkan

komposisi larutan pengawet tidak

memberikan pengaruh nyata terhadap

persentase diameter mahkota bunga

dan berpengaruh nyata menurunkan

diameter tangkai bunga gerbera.

Diduga pada saat panen, diameter

mahkota bunga gerbera telah

mengalami kemekaran maksimum.

Menurut Darliah et al. (2004), bunga

7,84

8,84 8,67

8,92

8,42 8,75

7

7,5

8

8,5

9

A0 A1 A2 A3 A4 A5Mas

a ke

sega

ran

bu

nga

(h

ari)

Komposisi larutan pulsing

Masa Kesegaran Bunga

9

yang terlalu cepat mekar akan

menyebabkan masa penyimpanan

bunga menjadi singkat.

Gambar 3 menunjukkan A0

menunjukkan paling sedikit

mengalami penurunan tangkai bunga

daripada A3 yaitu 0,46 mm. Hal ini

diduga karena masa peragaan bunga

potong gerbera ini, pada perlakuan A3

yang paling banyak terjadi

pertumbuhan mikroba sehingga

membuat penurunan diameter tangkai

mengalami penurunan paling tinggi

dibandingkan pada perlakuan lain.

Pernyataan diatas sesuai dengan Reid

(2004), tangkai gerbera mudah

mengalami penurunan karena salah

satu masalah pasca panen pada gerbera

adalah kontaminasi bakteri air batang.

Tangkai bunga menjadi salah satu

tempat penyimpanan cadangan

makanan, menjadi layu dan mengkerut

apabila cadangan makanan semakin

berkurang (Amini, 2012).

Gambar 3. Pengaruh komposisi larutan pulsing terhadap rerata masa penurunan

diameter tangkai bunga

b. Pengaruh Semprotan Air

Jeruk Nipis terhadap Variabel

Pengamatan

Tabel 3 menunjukkan total

larutan pulsing dan holding terserap,

lama kesegaran bunga, dan saat bunga

mulai layu tidak memberikan pengaruh

nyata. Hal ini dikarenakan larutan

yang digunakan untuk menyemprot

masih memiliki konsentrasi yang

tinggi. Konsentrasi yang tinggi

menyebabkan mahkota bunga tidak

mudah menyerap sehingga unsur-

unsur yang ada dalam kandungan air

0,47 0,491 0,49

0,52 0,48

0,51

0,4

0,45

0,5

0,55

A0 A1 A2 A3 A4 A5

Pe

nu

run

an d

iam

ete

r ta

ngk

ai (

mm

)

Komposisi larutan pulsing

Penurunan Diameter Tangkai Bunga

10

jeruk nipis tidak dapat dimanfaatkan

dengan baik. Pernyataan ini sesuai

dengan Arisanti (2012), pemberian

vitamin C dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan larutan perendam

bersifat pekat sehingga menyebabkan

tekanan osmotik cairan di luar sel lebih

besar maka cairan di dalam sel akan

keluar dan terjadi plasmolisis.

Tabel 3. Pengaruh semperotan air jeruk nipis terhadap rerata berbagai variabel

pengamatan

Perlakuan Total

larutan

pulsing

terserap

(ml)

Total

larutan

holding

terserap

(ml)

Lama

kesegaran

bunga

(hari)

Warna

bunga

(skor)

Persentase

penambahan

diameter

bunga (%)

Diameter

tangkai

Saat

bunga

layu

(hari)

P0 18,10 18,44 8,52 4,02 a 8,25 0,49 6,27

P1 19,00 18,78 8,61 4,07 a 8,36 0,48 6,47

F hit 2,24 0.19 0,18 5,74 0,89 2,60 0,87

F tab 5% 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25

F tab 1% 7,82 7,82 7,82 7,82 7,82 7,82 7,82

Keterangan: P0 : Tanpa semprotan air jeruk nipis, P1 : Semprotan air jeruk nipis

Penambahan semprotan air jeruk

nipis ternyata mampu

mempertahankan warna mahkota

bunga. Gambar 4 menunjukkan

perlakuan tanpa semprotan air jeruk

nipis (P0) skornya 4,02 lebih sedikit

dibandingkan dengan adanya

semprotan (P1) yaitu memiliki skor

4,07. Hal ini menunjukkan semprotan

air jeruk nipis mengandung senyawa

kalium yang memiliki fungsi dapat

mempertahankan warna bunga.

Perubahan pigmen lebih disebabkan

oleh struktur dan tekstur bunga serta

karakteristik bunga (Sumeru, 1995

dalam Handriatni, 2014). Menurut

Prabawati (2007), bahan perendam

atau penyegar bunga berperan dalam

memperpanjang masa segar,

meningkatkan ukuran bunga mekar,

menambah kuncup bunga yang akan

mekar, mempertahankan warna bunga

dan memperlambat pengeringan daun.

11

Gambar 4. Pengaruh komposisi larutan pulsing terhadap rerata masa penurunan

diameter tangkai bunga

c. Pengaruh Interaksi antar-

Perlakuan terhadap Semua Variabel

Pengamatan

Berdasarkan hasil analisis data

menunjukkan bahwa interaksi antara

komposisi larutan pulsing dan

semprotan air jeruk nipis memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap semua

variabel pengamatan yaitu masa

kesegaran, total larutan pulsing, total

larutan holding yang terserap,

persentase penambahan diameter

bunga, penurunan diameter tangkai,

warna bunga, dan saat bunga layu.

Hasil analisis data dapat dilihat pada

Tabel 4.

Komposisi larutan pulsing yang

tepat dapat memperpanjang masa

kesegaran bunga. Hal ini sejalan

dengan pernyataan Prabawati et al.

(2002), bahwa pulsing merupakan

perlakuan pengawetan bunga segera

setelah panen untuk memberi bekal

sumber nutrisi pada bunga dan

melindungi tangkai bunga dari

serangan mikroorganisme penyebab

penyumbatan pembuluh pada tangkai

bunga.

4,02

4,07

3,98

4

4,02

4,04

4,06

4,08

P0 P1

War

na

bu

nga

(sk

or)

Semprotan air jeruk nipis

Warna Bunga

12

Tabel 4. Pengaruh interaksi antar-perlakuan terhadap semua variabel pengamatan

Perlakuan Volume

larutan

pulsing

terserap (ml)

Volume

larutan

holding

terserap

(ml)

Lama

kesegaran

bunga (hari)

Warna

bunga

(skor)

Persentase

penambahan

diameter bunga

(%)

Penurunan

diameter

tangkai (mm)

Saat

bunga

layu

(hari)

P0A0 18,33 18,54 7,50 3,98 8,13 0,46 6,00

P0A1 18,50 18,45 8,83 4,02 8,50 0,49 6,50

P0A2 17,33 18,86 8,66 3,96 8,18 0,50 6,16

P0A3 20,00 19,25 9,16 4,02 8,48 0,54 6,33

P0A4 19,66 17,01 8,50 4,05 8,03 0,48 6,66

P0A5 15,33 18,56 8,50 4,09 8,18 0,50 6,00

P1A0 19,33 19,38 8,16 4,10 8,33 0,45 5,83

P1A1 19,66 18,08 8,83 4,06 8,60 0,49 6,66

P1A2 19,00 19,75 8,66 4,04 7,98 0,47 6,66

P1A3 19,33 18,25 8,66 4,08 8,45 0,49 6,33

P1A4 19,33 18,34 8,33 4,11 8,26 0,47 6,50

P1A5 17,33 18,88 9,00 4,02 8,56 0,52 6,80

F hit 0,66 0,22 0,80 1,52 0,49 1,82 0,61

F tab 5% 2,62 2,62 2,62 2,62 2,62 2,62 2,62 F tab 1% 3,89 3,89 3,89 3,89 3,89 3,89 3,89

Keterangan: A0 : Air (tanpa penambahan bahan kimia), A1 : Gula pasir 20g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1ml/l, A2 :

Gula pasir 40g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1ml/l, A3 : Gula pasir 60g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka

1ml/l, A4 : Gula pasir 30g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1ml/l + Air jeruk nipis 3ml/l, A5 : Gula pasir 30g/l

+ Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1ml/l + Air jeruk nipis 6ml/l, P0 : Tanpa semprotan air jeruk nipis, P1 :

Semprotan air jeruk nipis.

13

Interaksi komposisi larutan

pulsing dan semprotan air jeruk nipis

juga tidak memberikan lamanya masa

kesegaran bunga lebih baik

dibandingkan kontrol. Hal ini diduga

pada saat pengiriman bunga ke

laboratorium selama perjalanan bunga

gerbera telah mengalami kerusakan

selama transportasi baik dari tangkai

bunga dan mahkota bunga. Pernyataan

ini sesuai dengan Yuniati (2008),

kerusakan selama transportasi dapat

menyebabkan akumulasi etilen dan

pertumbuhan mikroorganisme. Hal

tersebut mempengaruhi kemekaran

bunga dan kesegaran bunga sehingga

larutan sukrosa yang akan

ditranslokasikan menuju sel tidak

dapat melewati membran sel,

akibatnya cairan sel keluar dan

mempengaruhi kemekaran bunga.

Adanya hal ini juga diduga menjadi

penyebab penyerapan larutan pulsing

dan holding yang tidak memberikan

hasil lebih baik daripada kontrol.

Bunga gerbera termasuk sangat peka

dalam ketahanan bunga saat

transportasi (Rismunandar, 1992).

Hasil terhadap masa kesegaran

dapat juga diduga karena bunga

gerbera direndam dalam jumlah yang

sangat banyak untuk satu ember.

Perendaman yang baik sebelum

dimasukkan dalam larutan pulsing

tidak boleh dalam jumlah yang banyak.

Hal ini sesuai dengan Rismunandar

(1992), jangan sekali-kali menyimpan

potongan bunga yang banyak dalam

tempat perendaman yang sama, sebab

akan memperpendek umur bunga.

KESIMPULAN

1. Perlakuan komposisi larutan

pulsing memberikan hasil lebih

baik terhadap total larutan pulsing

terserap yaitu 19,66 ml pada A3,

masa kesegaran bunga sampai

8,91 hari pada A3, dan penurunan

diameter tangkai bunga 0,46 mm

pada A0.

2. Perlakuan penambahan semprotan

air jeruk nipis memberikan

pengaruh nyata terhadap warna

yaitu 4,07 pada P1 dan tidak

memberikan pengaruh nyata pada

variabel lain.

14

3. Interaksi antara komposisi larutan

pulsing dan penambahan air jeruk

nipis menunjukkan tidak adanya

pengaruh nyata terhadap semua

variabel.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut tentang komposisi larutan

pulsing dengan penambahan

konsentrasi air jeruk nipis, dan

penyemprotan air jeruk nipis dengan

konsentrasi yang lebih rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Amiarsi, D. 2008. Memperpanjang

Masa Kesegaran Bunga Potong

Alpinia purpurata. Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan

PascapanenPertanian;Bogor .Ip

tek hortikultutra no 4-agustus

2008 5 hal

Amiarsi, D., Yulianingsih,

Murtiningsih dan Sjaifullah.

2002. Penggunaan larutan

Perendam Pulsing untuk

Mempertahankan Kesegaran

Bunga Mawar Potong Idole

dalam Suhu Ruangan. Jurnal

hortikultura. 12(3): 178-183.

Amini, R. 2012. Pengaruh Pemberian

Kalsium Klorida dan

Komposisi Larutan Pengawet

terhadap Kesegaran Bunga

Potong Gerbera (Gerbera

jamesonii). Skripsi. Fakultas

Pertanian, Universitas Jenderal

Soedirman, Purwokerto. 48 hal

Arisanti, D. dan S. Nintya. 2012.

Pengaruh Pemberian Vitamin C

(asam askorbat) terhadap

Kesegaran Bunga Krisan

(Chryanthenum sp) pada

kawasan sentra penghasil di

Desa Ngasem, Kecamatan Jetis,

bandunga, Jawa Tengah.

Buletin Anatomi dan Fisiologi

Volume XX No.1 37-46 Biologi

UNDIP 10 hal

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2014.

Produksi Tanaman Hias di

Indonesia, 1997-2013 Badan

Pusat Statistik Republik

Indonesia www.bps.go.id

diakses 16 desember 2014.

Darliah, W., Handayati, A.B.N

Maryam., dan D. Kurniasih.

2004. Keragaan Hasil dan

Kualitas Bunga Klon-Klon

Mawar Potong. J. Hort. 14

(Edisi Khusus): 320-325.

Halevy, A.H and S. Mayak 1979.

Senescence and Postharvest

Physiology of Cut Flower, part

1. Horticultural reviews 204-

236. 33 hal

Handriatni, A. 2014. Upaya

Mempertahankan Kesegaran

Beberapa Jenis Bunga Potong

dengan Pemberian Bahan

Pengawet. Laporan Penelitian.

Fakultas Pertanian Universitas

15

Pekalongan, Pekalongan. Hal

18-28

Mousa, S., K. Mosen, S.T. Toktam and

N. Roohangiz, 2009. Essential

Oils and Silver Nanopartirles

(SNP) as Novel Agents to

Extend Vase- life of gerbera

(Gerbera jomesonii cv. Dune)

flowers Postharvest Biology,

53(3): 155-158.

Nurmalinda., Y.A. 2009. Preferensi

Konsumen Hotel terhadap

Bunga Potong Gerbera. J. Hort.

19(4):450-458 2009 9 hal.

Prabawati, S. 2007. Menjaga Bunga

Potong Agar Tetap Segar.

Warta Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Vol

29, No. 6: Bogor. 3 hal

Prabawati, S., Murtiningsih, A.S

Dondy dan Nurmalinda. 2002.

Pengaruh Komposisi Pulsing

terhadap Mutu Segar Bunga

Krisan. J. Hort. 12(2): 124-

130.

Reid, M.S. 2004. Gerbera, Transvaal

Daisy Recommendations for

Maintaning Postharvest Quality.

University of California, Davis

hal 1

Rismunandar. 1992. Budidaya Bunga

Potong. Penebar Swadaya.

Jakarta. 40 hal

Setyadjit, Sukasih E, Permana AW.

2012. Aplikasi 1-MCP dapat

Memperpanjang Umur Segar

Komoditas Hortikultura. Jurnal

Teknologi Pascapanen

Pertanian. Vol 8(1): 28-29. 8

hal

Simanjuntak, D.J. 2000. Pengaruh

Suhu dan Komposisi Larutan

Pulsing terhadap Kesegaran

Bunga Potong Anggrek Vanda

selama Penyimpanan. Skripsi.

Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor:

Bogor. 107 hal.

Supardi, 1997. Perlakuan Fisik dan

Kimia untuk Memperpanjang

Kesegaran Bunga Potong

Sedap Malam (Polianthes

tuberose L.). Skripsi. Fakultas

Teknologi Pertanian, Institut

Pertanian Bogor, Bogor. 111

hal.

Suyanti. 2002. Teknologi Pascapanen

Bunga Sedap Malam. Jurnal

Litbang Pertanian Vol 21 (1).

Balai Penelitian Tanaman Hias

(Balithi), Cianjur 7 hal

Tisnawati, 2005. Teknik

Memperpanjang Masa Simpan

Bunga Potong Alpinia. Buletin

Teknik Pertanian. Volume 10.

Nomor 1 hal 39-42

Yuniati, E. 2008. Pengaruh

Konsentrasi Larutan Sukrosa

dan Waktu Perendaman

terhadap Kesegaran Bunga

Sedap Malam Potong

(Polianthes tuberosa L.).

Jurnal Biocelebes Vol.2 No.1.

FMIPA UNTAD. Palu 11 hal

16

Yuniarti, R. 2009. Penetapan Kadar

Asam Asetat pada Cuka

Kemasan Berbagai Merk yang

Dijual di Swalayan Hero

Semarang. Skripsi. Unimus.

Semarang 7 hal