Upload
khangminh22
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KLIPINGLITERASI
2020
BERITASATU.COM, JAWAPOS.COM,TEMPO.CO
OLEH : DIAS PRIHUTAMI
LAYANAN KEANGGOTAANPERPUSTAKAAN NASIONAL RI
DAFTAR JUDUL BERITA SUMBER “BERITASATU.COM”
2.000 Pelari Ikuti Paperun Charity Fun Run 2019
3,3 Juta Rakyat Indonesia Masih Buta Huruf
10 Cara Identifikasi Berita Palsu di Media Sosial
12 Penulis Indonesia Hadir di London Book Fair 2019
39 Puteri Indonesia Ikuti Literasi Finansial di BEI
600.000 Buku di Perpusnas Bisa Dibaca Online
2017, Pos Indonesia Sudah Kirimkan 88,4 Ton Buku Gratis
2024, 11 Universitas Harus Masuk 500 Besar Dunia
AGBSI Gelar Lomba Kritik Sastra Berhadiah Rp 112,5 Juta
AMSI Usulkan Pendekatan Teknologi untuk Cegah Hoax
Anabatic Dorong Milenial Kuasai Teknologi Kecerdasan Buatan
Angka Literasi Rendah, Askrindo Giat Lakukan Literasi Asuransi
Anies Ajak Warga DKI Budayakan Gemar Membaca
Anies Berharap #BacaJakarta Jadi Gerakan Masif Tumbuhkan Minat Baca Anak
Anies Dorong Budaya Literasi Jadi Gerakan Bersama
Anies Luncurkan Ruang Baca di Stasiun MRT Lebakbulus
Aplikasi Perpustakaan Digital Dorong Semangat Kabupaten Nagekeo untuk Maju
Asuransi Sinar Mas Lanjutkan Edukasi Literasi Keuangan
Atasi Hoax, Polri Minta Dukungan Berbagai Pihak
Bahaso Wakili Indonesia di Ajang ITU Telecom World 2019
Bank DKI Perkenalkan Tabungan Simpel pada Ratusan Siswa SD
Begini Cara Kerja Mesin Anti-Porno Kemkominfo
Bentengi Diri dari Post Truth dengan Literasi
Bersama Pemuda Depok, Rangkaian Literasi Pranikah Kempora Ditutup
Bimbing Anak Gunakan Gawai dengan Cerdas
BRI Dorong Milenial Berwirausaha Lewat BRILink Xpress
Cegah Hoax, Buya Syafii Ajak Generasi Muda Perbanyak Literasi
Cegah Hoax, Masyarakat Perlu Bandingkan Berita dengan Sumber Lain
Cegah Penyebaran Corona, Layanan Perpusnas Ditutup Dua Pekan
Cerita dari Komunitas Literasi Saku di Kepulauan Yapen, Papua
Darurat Covid-19, Kemdikbud Gandeng TVRI Tayangkan Program Belajar dari Rumah
Dekranasda NTT Dukung Festival Literasi Nagekeo
Dikritik soal Pergub Membaca, Anies Minta Gembong Baca Tuntas
Dorong Minat Baca, Perpustakaan Jakpus Gelar Panggung Literasi
Dukung Literasi Lapas, Perpusnas Raih Penghargaan Kemkumham
Duta Bahasa Dorong Penguasaan Bahasa Indonesia Generasi Muda
Duta Damai Dunia Maya Berperan Penting Bentengi Generasi Muda
Fitur Soal Bantu Siswa Hadapi Ujian
Ganjar: Waspadai Janji Investasi
Gawai, Tantangan Utama Minat Baca Anak
Genjot Dana Murah, Bank Gencar Gelar Kegiatan Literasi Bagi Generasi Muda
GPS Gaungkan Program Orang Tua Bacakan Buku
Grab Indonesia-DIY Kerja Sama Wujudkan Provinsi Cerdas
Gramedia Akan Berikan Penghargaan Kepada 20 Taman dan Komunitas Baca
Hoax Mudah Menyebar Karena Minat Baca Rendah
HUT Nasdem Tegaskan Persatuan dalam Keberagaman
Indonesia Darurat Matematika
Indonesia Targetkan Penjualan 50 Hak Cipta Buku di London Book Fair 2019
Industri Asuransi Jiwa Masih Torehkan Kinerja Positif Sepanjang 2019
Inovasi Perpusnas Jadi Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan
Insan Media Solo dan Warganet Bertekad Kawal Kebijakan Nasional Tanpa Hoax
Jelang Pilpres, Menkominfo Prediksi Hoax Terus Meningkat
Jokowi Literasi dan Inklusi Keuangan Beri Rakyat Akses Finansial
Kemdikbud Ajak Masyarakat Tonton Film Indonesia
Kemdikbud Buka Pendaftaran Organisasi Penggerak
Kemdikbud Buka Ratusan Lowongan untuk Calon Dosen dan Guru Pamong PPG
Kemdikbud Gandeng 12 Mitra Swasta Dukung Belajar di Rumah
Kemdikbud Gandeng Inovasi untuk Permudah Belajar Siswa
Kemilau Politik Jadi Momok Pilkada Bersih
Kemitraan Antarguru, Upaya Kemdikbud Tingkatkan Mutu Pendidikan
Kemkominfo dan Qlue Dorong Literasi Digital Lewat Smart Citizen Day
Ketergantungan pada Medsos Berpotensi Rusak Perilaku Masyarakat
Komnas Literasi Digital dan Sosial Perempuan Harus Ditingkatkan
Komunikasi Kian Canggih, Media Massa Tetap Jadi Kebutuhan Manusia
Kongres Bahasa Indonesia Hasilkan 22 Rekomendasi
Kota Bandar Lampung Miliki Perpustakaan Terintegrasi
Kunjungan ke Bogor Kang Emil Jajal Bus Wisata Uncal
Lima Kunci Melawan Hoax di Media Sosial
Line dan AP Gelar Kampanye Setop Berita Bohong
Lippo Cikarang Beri Bantuan Buku pada SDN Sukaresmi
Literasi Digital Kunci Menjaga Medsos Bersih dari Ujaran Kebencian
Literasi Digital pada Anak Harus Dimulai dari Keluarga
Literasi Rendah, Indonesia Belum Siap Hadapi Bonus Demografi
LPCK Dorong Siswa SDN Sukaresmi Gemar Membaca
Lurah, Kades, dan Babinsa, Ujung Tombak Pencegahan Terorisme
Madingsekolah Bangun Literasi Digital dan Toleransi di Kalangan Pelajar
Mantan Ketua Dewan Pers: Jangan Mudah Jadikan Medsos Konten Berita
Membangun Benteng Peradaban Baru Indonesia Timur
Menag Dukung Wacana Kurikulum Darurat Selama Pandemi
Mendagri Dukung Upaya Perpusnas Tingkatkan Budaya Literasi
Mendikbud Kartini Adalah Tokoh Literasi Bangsa
Mendikbud Kekurangan Guru, Masalah Serius
Mendikbud Minta Siswa Baca Karya Sastra
Mendikbud Segera Luncurkan Literasi Digital di Natuna
Mendikbud Siapkan 5 Strategi Pembelajaran Holistik
Mendikbud: Guru, Faktor Utama PAUD Ideal
Menkominfo Ada 187 Hoax soal Corona
Menkominfo Dalam 10 Tahun, Ekonomi Digital Indonesia Masuk Top 10
Menkominfo Ingatkan Pentingnya Literasi Digital
Menristekdikti Literasi Teknologi Cegah Penyebaran Hoax
Michelle Setiawan Tularkan Budaya Literasi di Puskesmas
Milenial Muslim Punya Peranan Penting dalam Perdamaian Dunia
Minat Baca Anak Rendah, Orang Tua Harus Berubah
Nadiem Ungkap Lima Strategi Tingkatkan Skor PISA
Nagekeo Memiliki Kekayaan Praktik Literasi Budaya
Najwa Shibab Kembali Dipercaya Perpusnas Jadi Duta Baca Indonesia
OJK Dorong Bank DKI Konsisten Kembangkan Sinergi BUMD
OJK Dorong Pelajar Jadi Agen Perubahan Sektor Keuangan
Orangtua Harus Rajin Baca supaya Bisa Imbangi Keingintahuan Anak
OY! Indonesia Berevolusi Menjadi Aplikasi Keuangan Pintar
Pandemi Covid-19, Perpusnas Diminta Gencarkan Layanan Digital
Pasien Anak Kecanduan Game Online Meningkat
Peduli Literasi, Saleh Husin Antusias Ikuti Lomba Lari Paperun
Peduli Sampah, Askrindo Gerakan Literasi Bersih Sungai
Pegiat Medsos Ajak Buzzer Sebarkan Konten Positif
Pelajar Papua Belajar Literasi Keuangan Gunakan Komputer Genggam
Pembelajaran Jarak Jauh, Mendikbud Rilis Program Belajar dari Rumah
Pemerintah Akan Tingkatkan Standar Penguasaan Literasi
Pemerintah Siap Melindungi Hak Cipta Musisi
Penerbit Diminta Perhatikan Konten dan Kualitas Buku Bacaan
Penerbit Erlangga Gelar Berbagi Kasih di Jakarta
Pengguna Facebook di Indonesia 115 Juta
Peningkatan Literasi untuk Milenial Jadi Isu Global
Pentingnya Edukasi Internet Ramah Anak
Penyandang Disabilitas Diharapkan Melek Internet
Peran Lesikograf Penting untuk Pelestarian Bahasa Daerah
Perempuan Bisa Jadi Agen Literasi Media dalam Menangkal Hoax
Peringati HUT Korpri, BPS Gelar Beragam Acara
Perpaduan Literasi dan Musik di The Readers Fest
Perpusnas Apresiasi Pejuang Literasi
Perpusnas dan PAK Matangkan RPP Pelaksanaan UU 13/2018
Perpusnas Dorong Inovasi dan Kreativitas Pustakawan
Perpusnas Gandeng Kemtan Kembangkan Museum Tanah dan Pertanian
Perpusnas Perpanjang Penutupan Layanan Onsite Hingga 29 Mei
Perpustakaan Keliling Dorong Minat Baca Anak
Perpustakaan Nasional Beri Apresiasi Pejuang Literasi
PGRI Siap Bantu Kemdikbud Rancang Cetak Biru Pendidikan
Pimpin Ratas, Jokowi Bahas 4 Strategi Bidang Keuangan
Polri: Hoax Jangan Cuma Ditolak tetapi Harus Dilawan
Presiden: Skor PISA RI Turun di Tiga Bidang Kompetensi
Program 10 Rumah Aman Wajib Dilanjutkan
Prudential Perkuat Pangsa Pasar Syariah di Jatim
PSI dan Yayasan Peduli Literasi Beri Bantuan Buku ke Sekolah yang Terkena Banjir
Pustaka Bergerak Lebih Masif Redam Covid-19
Pustakawan Berperan Tingkatkan Budaya Literasi
Qlue dan Kemkominfo Inisiasi Gerakan Smart Citizen Day
Revisi Kuota Jalur Prestasi Dinilai Rugikan Siswa Miskin
Rilis Buku, Ganjar Dinilai Berhasil Jadi Penghubung Pusat dan Daerah
Road Show ke Makasar, Creatormuda Academy Tingkatkan Literasi Digital
Sekolah Harus Ajarkan Siswa Etika Berliterasi
Serathon 2.0: Literasi Digital Jadi Bekal Generasi Muda
Seribu Wanita Berperiuk Membetot Perhatian Dunia
Sesmenpora Tekankan Pentingnya Budaya Literasi di Era 4.0
Siberkreasi Ajak Netizen Sebarkan Konten Positif
Siberkreasi Dorong Netizen Menangkal Konten Negatif
Sinergi Amartha dan Sunlight Tingkatkan Literasi Kewirausahaan dan Keuangan 450.000 Perempuan Indonesia
Siswa SMAN 21 Bekasi Menjalani Pendidikan Literasi Keuangan
Stafsus Menpora Ajak Anak Muda Waspada Hoax Covid-19
Stasiun MRT Akan Dilengkapi Perpustakaan Umum
Surabaya Deklarasikan Gerakan Mendongeng
Tekan Angka Malanutrisi, Frisian Flag Gelar Edukasi dan Sosialisasi Gizi
Tim Olimpiade Matematika dan IPA Raih Dua Emas di Tiongkok
Tingkatkan Kualitas Guru, Perennial Institute Hadir di Manggarai
Tingkatkan Literasi Industri Kreatif, KiosTix Gelar Ruang Diskusi
Tumbuhkan Minat Baca, Mendikbud Orang Tua Harus Berikan Contoh
TunaiKita Dukung FinEast 2020 di Kupang
Wujudkan Masyarakat Melek Teknologi, Telkomsel Dorong Literasi Digital
1
2.000 Pelari Ikuti Paperun Charity Fun
Run 2019
Iman Rahman Cahyadi / CAH Minggu, 23 Juni
2019 | 15:32 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Lebih dari 2.000
masyarakat ambil bagian di ajang lari Paperun
Charity Fun Run 5k 2019 d kawasan
Thamrin, Jakarta, Minggu (23/6/2019). Jumlah
peserta ajang lari yang mengusung misi sosial
untuk mengajak masyarakat peduli terhadap
literasi ini meningkat 60 persen dari edisi pertama
tahun 2017.
Direktur Asia Pulp & Paper Sinar Mas Suhendra
Wiriadinata menyatakan bangga melihat adanya
peningkatan jumlah peserta yang antusias
bergotong royong meningkatkan tingkat literasi di
tanah air.
“Seluruh biaya pendaftaran dari ajang ini akan
didonasikan dalam bentuk buku ke 68 rumah baca,
khususnya di empat daerah pascabencana – Nusa
Tenggara Barat, Banten, Lampung, dan Sulawesi
Tenggara,” ungkap Suhendra.
Sementara itu Managing Director Sinar Mas Saleh
Husin menambahkan, Paperun menjadi ajang
yang baik bagi keluarga besar Sinar Mas dan
masyarakat luas untuk salingbersilaturahmi,
sekaligus menjalankan aktivitas sosial yakni
memperkuat literasi di Indonesia dengan
memperkaya ragam dan jumlah koleksi bahan
bacaan di rumah baca atau perpustakaan.
Figur publik sekaligus penulis dan praktisi
pendidikan Susan Bachtiar mengapresiasi misi
Paperun 2019. “Sebagai guru, saya sangat
memahami bahwa budaya membaca buku di
Indonesia masih rendah. Bukan karena tidak
tertarik membaca, tetapi memang buku-buku
edukatif berkualitas di daerah-daerah masih
sangat terbatas. Padahal membaca adalah jendela
dunia yang bisa memberikan pengaruh besar
terhadap hidup seseorang,” ujar Susan.
Sementara itu Ibnu Jamil, aktor, presenter
sekaligus pegiat olahraga yang turut
berpartisipasi dalam Paperun 2019 menyatakan,
“Lari bagi saya adalah olahraga paling mudah tapi
manfaatnya banyak. Bagi saya, sehat itu adalah
investasi paling nikmat dari investasi apapun.
Melalui acara hari ini saya bisa sehat, berbagi
keceriaan, tidak ketinggalan berkontribusi
langsung terhadap masalah literasi,” ujar Saiful.
Paperun 2019 diadakan masih dalam semangat
memperingati Hari Satwa Langka dan Hari Buku
Nasional yang sama-sama jatuh pada tanggal 17
Mei. APP Sinar Mas melihat korelasi penting
antara tingkat literasi dengan tingkat kepedulian
masyarakat terhadap lingkungan kita. Oleh karena
itu, dalam penyelenggaraannya hari ini
PAPERUN 2019 juga mengingatkan
masyarakat agar peduli terhadap konservasi satwa
liar, terutama tiga satwa kunci Indonesia, yakni
harimau, orangutan, dan gajah.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya 30 pelari yang
mengenakan kostum simbolis dari ketiga satwaini.
Selain itu, tersedia pula Kids Corner instalasi
interaktif yang dapat mengedukasi
anak-anak tentang konservasi tiga satwa tersebut
sejak dini.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/lainnya/560819/2000-pelari-i
kuti-paperun-charity-fun-run-2019
Akses : 21 April 2020 Pukul 21.55 WIB
3,3 Juta Rakyat Indonesia Masih Buta
Huruf
Maria Fatima Bona / IDS Rabu, 5 September 2018 |
15:52 WIB
Jakarta - Bertepatan dengan peringatan Hari
Aksara Internasional (HAI) 2018, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
kembali merilis data terakhir angka buta aksara
nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) 2017 serta Pusat Data dan Statistik
Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud,
penduduk Indonesia yang telah berhasil
diberaksarakan mencapai 97,93%. Sedangkan
yang belum melek aksara ada sekitar 2,07% atau
3.387.035 jiwa dengan usia berkisar 15-59 tahun.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat (PAUD dan Dikmas) , Harris
Iskandar, mengatakan, pemerintah terus berupaya
dan berkomitmen dalam penuntasan penduduk
buta aksara.
“Tahun ini sisa 2,07% atau 3,3 juta penduduk
Indonesia yang masih buta aksara. Mereka
rata-rata berusia di atas 45 tahun. Jadi dibutuhkan
pembinaan lanjutan agar tetap melek huruf,” kata
Harris dalam acara Taklimat Media di gedung
Kemdikbud Jakarta, Selasa (4/9).
Harris menyebutkan, penduduk yang masih buta
aksara ini tersebar di 11 provinsi di antaranya
adalah Papua (28,75%), NTB (7,91%), NTT
(5,15%), Sulawesi Barat (4,58%), Kalimantan
Barat (4,50%), Sulawesi Selatan (4,49 %), Bali
2
(3,57 %), Jawa Timur (3,47%), Kalimantan Utara
(2,90 %), Sulawesi Tenggara (2,74%), dan Jawa
Tengah (2,20%). Sedangkan, angka buta aksara di
23 provinsi lainnya sudah berada di bawah angka
nasional.
Harris menambahkan, jika dilihat berdasarkan
perbedaan gender, total buta aksara masih
didominasi oleh perempuan dengan total
keseluruhan ada 2.258.990 orang. Sedangkan
penduduk laki-laki ada 1.157.703 orang. Untuk
itu, Harris menuturkan, diperlukan peran dari
semua pihak.
Selanjutnya, ia menyebutkan, sejauh ini
Kemdikbud telah merumuskan upaya penuntasan
buta aksara berdasarkan tiga kategori. Pertama,
daerah merah yakni kabupaten/kota yang
persentase buta aksaranya di atas 4%. Kedua,
komunitas adat terpenciI atau khusus. Dan ketiga,
daerah tertinggal. terdepan dan terluar (3T).
Menurut Harris, dengan adanya ketiga kategori
tersebut, ada peningkatan kapasitas dan
kompetensi tutor pendidikan keaksaraan dengan
mendiversiflkasikan layanan program, dan
memangkas birokrasi layanan program melalui
aplikasi daring sibopaksara.kemdikbud.go.id.
Puncak HAI
Untuk peringatan HAI 2018 secara nasional akan
dilaksanakan di Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara (Sumut) pada 6 hingga 9
September 2018, dengan acara puncak pada 8
September 2018.
“Kabupaten Deli Serdang termasuk daerah yang
sangat berkomitmen menuntaskan buta aksara di
daerahnya, sehingga pada tahun 2015 sudah
menerima Anugerah Aksara tingkat Madya, dan
berdasarkan data tahun 2017, penduduk buta
aksara kabupaten Deli Serdang tersisa 0.07%
(PDSP, Kemdikbud, 2017). Keberpihakan
kebijakannya pada program PAUD dan Dikmas
cukup tinggi, serta adanya dukungan APBD dalam
penyelenggaraan puncak HAI tahun 2018,” terang
Harris.
Ada pun tema HAI tahun diusung oleh UNESCO
adalah “Literacy and Skills Development”,
sedangkan tema nasional adalah
”Mengembangkan Keterampilan Literasi yang
Berbudaya”.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/508866/33-juta-raky
at-indonesia-masih-buta-huruf
Akses : 28 April 2020 Pukul 21.46 WIB
10 Cara Identifikasi Berita Palsu di Media
Sosial
Herman / MPA Senin, 8 Oktober 2018 | 13:56 WIB
Jakarta - Berita palsu atau hoax masih banyak
berseliweran di media online dan media sosial
seperti Facebook, Instagram, maupun Twitter.
Celakanya, sebagian masyarakat menyakini berita
tersebut sebagai sebuah kebenaran, bahkan tidak
sedikit yang kemudian membagikannya ke
pengguna lain.
Untuk mengurangi penyebaran berita palsu ini,
Facebook telah menggunakan teknologi, tim
peninjauan konten, serta melakukan berbagai
rangkaian program edukasi seputar literasi berita.
Berikut ini beberapa tip dari Facebook yang bisa
dipraktekkan untuk mengidentifikasi berita palsu
yang beredar di media online dan media sosial :
1. Bersikaplah skeptis terhadap judul
Cerita berita palsu seringkali memiliki judul
bombastis dengan huruf kapital dengan tanda
seru. Jika judulnya kelihatannya mengejutkan dan
tidak dapat dipercaya, maka kemungkinannya
memang begitu.
2. Perhatikan baik-baik URL-nya
URL palsu atau yang dibuat mirip aslinya bisa jadi
tanda peringatan adanya berita palsu. Banyak situs
berita palsu berpura-pura sebagai sumber berita
autentik dengan sedikit mengubah alamat URL.
Anda dapat membuka situs tersebut dan
membandingkan alamat URL-nya dengan sumber
terpercaya.
3. Selidiki sumbernya
Pastikan berita tersebut ditulis oleh sumber yang
dipercaya memiliki reputasi keakuratan yang baik.
Jika berita tersebut berasal dari organisasi yang
tidak dikenal, baca bagian "Tentang" di situs
mereka untuk mempelajari selengkapnya.
4. Perhatikan format yang tidak biasa
Banyak situs berita palsu yang salah eja atau
punya tata letak yang canggung. Bacalah dengan
seksama untuk melihat tanda-tanda ini.
5. Cek fotonya
3
Kabar berita palsu sering berisi gambar atau video
yang dimanipulasi. Terkadang foto tersebut
memang asli, tetapi konteksnya berbeda. Anda
dapat menelusuri foto atau gambar tersebut untuk
mencari tahu asalnya.
6. Periksa tanggalnya
Kabar berita palsu mungkin berisi linimasa yang
tidak masuk akal, atau tanggal peristiwa yang
sudah diubah.
7. Periksa buktinya
Periksalah sumber informasi penulis untuk
menginformasi keakuratannya. Kurangnya bukti
atau ketergantungan terhadap ahli-ahli yang tidak
disebutkan namanya dapat mengindikasikan kabar
berita palsu.
8. Lihat laporan lainnya
Jika tidak ada sumber berita lainnya yang
melaporkan berita yang sama, hal tersebut dapat
mengindikasikan bahwa berita tersebut palsu. Jika
berita tersebut dilaporkan oleh beberapa sumber
yang Anda percayai, maka kemungkinan berita
tersebut benar.
9. Apakah berita tersebut hanya lelucon?
Terkadang kabar berita palsu sulit dibedakan
dengan humor atau sindiran. Cek apakah
sumbernya memang biasa menampilkan parodi,
dan apakah perincian cerita dan nadanya
menunjukkan bahwa berita tersebut hanya sekedar
lelucon.
10. Beberapa berita dipalsukan dengan sengaja
Pikirkan secara kritis berita yang Anda baca, dan
hanya bagikan berita yang Anda ketahui dapat
dipercaya.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/515194/10-cara-identi
fikasi-berita-palsu-di-media-sosial
Akses : 27 April 2020 Pukul 21.21 WIB
12 Penulis Indonesia Hadir di London Book
Fair 2019
Maria Fatima Bona / EAS Senin, 21 Januari 2019 |
19:00 WIB
Jakarta - Indonesia menjadi negara Asian
Tenggara pertama yang menjadi market focus
country pada ajang bergengsi London Book Fair
(LBF) 2019. Acara tersebut akan berlangsung di
Olympia, London selama tiga hari pada 12-14
Maret 2019.
Kepala Badan Kreatif Indonesia (Bekraf),
Triawan Munaf mengatakan, LBF 2019 ini harus
dimanfaatkan lebih lanjut mengingat kekayaan
literasi Indonesia yang sangat besar dan dapat
menjadi pelopor sektor ekonomi kreatif nasional.
“Kita bersaing di bidang ekonomi kontemporer
yaitu dalam hal konten. Jadi platform London
Book Fair market focus country mendatang akan
menjadi momentum penting dalam promosi dan
terbukanya peluang pasar internasional. Tidak
hanya subsektor penerbitan, tetapi juga sebagai
kolaborasi bersama antara sektor berbisnis
ekonomi konten seperti film, musik, video game,
makanan dan lainnya,” kata Triawan pada
konferensi pers “Persiapan Indonesia sebagai
Market Fokus Country pada LBF 2019” di Hotel
Morrissey,Jakarta, Senin (21/1) malam.
Ia juga menuturkan, kehadiran Indonesia di LBF
2019 diharapkan dapat membangun relasi dengan
berbagai negara peserta guna meningkatkan
industri penerbitan di Indonesia. Pasalnya ada 12
penulis Indonesia yang akan diboyong di pameran
berstandar internasional ini.
Sementara itu, Ketua Harian Panitia Pelaksana
Kegiatan Indonesia Market Focus Country untuk
LBF 2019, Laura Bangun Prinsloo mengatakan,
pada LBF 2019 ini Indonesia mengambil tema
besar “17.000 Island of Imagination”. Kata dia,
kehadiran Indonesia sebagai market focus country
di LBF 2019 menjadi momen penting untuk
mempromosikan dunia perbukuan Indonesia.
"Sejak Indonesia menjadi tamu kehormatan di
FBF (Frankfurt Book Fair, red) 2015, lebih dari
1.200 judul buku berhasil terjual untuk diterbitkan
oleh berbagai penerbit dari penjuru dunia. Jadi di
London Book Fair ini kita akan memanfaatkan
kesempatan untuk melakukan transaksi,” kata
Laura.
Menurutnya, panitia fokus pada transaksi bisnis
karena LBF 2019 ini berbeda dengan FBF.
Dijelaskan dia, di FBF waktunya lebih lama yakni
selama lima hari dan selain buku, Indonesia dapat
memamerkan segala bentuk kebudayaan karena
terbuka bagi umum.
Sedangkan pada LBF 2019, panitia akan lebih
fokus pada kesepakatan transaksi bisnis antara
penerbit dan penulis, dan acaranya tidak terbuka
untuk umum.
4
Untuk itu, Laura mengatakan, pada LBF 2019,
450 judul buku yang akan dipamerkan di stan
Indonesia nanti merupakan hasil seleksi dari 33
pelaku industri penerbitan, yaitu 23 penerbit buku
dan agen literasi, serta 10 produsen produk
kreatif. Indonesia menargetkan minimal 50 judul
buku dapat mencapai kesepakatan transaksi
bisnis.
Lanjut dia, pertimbangan bisnis ini membuat
Komite Nasional menyeleksi penulis dan hanya
membawa 12 penulis saja ke LBF 2019.
"12 penulis ini dipilih dan diseleksi serta mewakili
sektor-sektor literasi di Indonesia,” ujarnya.
Ada pun 12 penulis Indonesia yang akan
diikutsertakan adalah Agustinus Wibowo, Clara
Ng, Dewi Lestari, Faisal Oddang, Intan
Paramaditha, Laksmi Pamuntjak, Leila S Chudori,
Nirwan Dewanto, Norman Erikson Pasaribu, Reda
Gaudiamo, Seno Gumira Ajidarma, dan Sheila
Rooswitha Putri.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/533948/12-penulis-i
ndonesia-hadir-di-london-book-fair-2019
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.21 WIB
39 Puteri Indonesia Ikuti Literasi Finansial
di BEI
Iman Rahman Cahyadi / CAH Kamis, 5 Maret 2020
| 11:31 WIB
Jakarta, Beritasatu.com – Sebanyak 39 Puteri
Indonesia yang mewakili 34 provinsi mengikuti
kegiatan literasi finansial di Bursa Efek Indonesia
(BEI), Kamis (5/3/2020). Agenda tersebut
merupakan rangkaian kegiatan Pemilihan Puteri
Indonesia 2020, dimana salah satunya adalah
pembekalan literasi finansial, khususnya di industri
pasar modal.
Yayasan Puteri Indonesia (YPI) yang didirikan oleh
BRA Dr. Hj. Mooryati Soedibyo selaku
penyelenggara Pemilihan Puteri Indonesia 2020
yang bekerjasasama dengan PT Mustika Ratu Tbk,
menyebutkan kegiatan literasi finansial ini bertujuan
agar para finalis kelak bisa membagikan ilmunya ke
masyarakat di daerahnya masing-masing.
Harapannya dapat membantu membangkitkan lebih
lagi antusiasme serta optimisme seluruh masyarakat
kepada Pasar Modal Indonesia.
Ketua Pemilihan Puteri Indonesia 2020 YPI Kusuma
Ida Anjani mengatakan, hal ini merupakan kali
pertama bagi Puteri Indonesia 2020 untuk
mendapatkan pemaparan langsung dari ahli di
industri pasar modal.
“Tujuan workshop hari ini adalah agar para finalis
bisa menjadi perpanjangan tangan atas salah satu
misi pemerintah Indonesia, yakni mempercepat
penetrasi literasi dan inklusi keuangan di seluruh
provinsi tanah air. Kami percaya seluruh 39 Puteri
Indonesia 2020 cerdas dan berbakat ini bisa
melahirkan program-program yang spesifik yang
dapat mengoptimalkan segala bentuk potensi di
daerahnya masing-masing. Karenanya, kegiatan ini
kami rasa bisa menjadi agenda berkelanjutan di
masa depan,” tutur Kusuma Ida Anjani dalam
keteranganya, Kamis (5/3/2020).
Ketua Asosiasi Penasihat Investasi Indonesia (APII)
yang juga Presidium Dewan APRDI Ari Adil
menambahkan, sangat mengapresiasi keinginan dari
YPI untuk melakukan kegiatan edukasi dengan para
Puteri Indonesia 2020 “Semoga ilmu yang
didapatkan hari ini bisa bermanfaat dan
menginspirasi para Puteri Indonesia 2020 untuk
membangkitkan antusiame, optimisme dan rasa
percaya masyarakat terhadap produk-produk
investasi di pasar modal,” kata Ari Adil.
Kegiatan yang juga didukung penuh oleh BEI ini
diawali dengan seremoni pembukaan perdagangan
BEI tepat pada pukul 09.00 WIB sebelum beranjak
ke sesi workshop. Adapun sesi pembekalan materi
finalis, BEI menekankan pentingnya memupuk
kecerdasan finansial dan mengenali pilihan serta
resiko produk pasar modal.
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI
Risa Effennita Rustam, menyebutkan aktivitas
investasi di pasar modal masih didominasi oleh
laki-laki. Dari 2.484.354 investor di pasar modal,
komposisi investor perempuan di pasar modal masih
40:60 dibandingkan laki-laki; dari komparasi jumlah
aset bahkan lebih kecil lagi, yaitu 21persen
perempuan dan 79 persen laki-laki dari total aset di
investor ritel di pasar modal yang saat ini mencapai
total Rp 430 triliun.
"Melalui literasi finansial bagi para Puteri Indonesia
2020, kami ingin menitipkan pesan kepada
masyarakat Indonesia untuk mulai membekali diri
dengan edukasi mengenai pengelolaan keuangan
demi masa depan yang lebih terjamin, terutama
kaum wanita. Hal ini disebabkan karena perempuan
memegang peran penting dalam pengelolaan
keuangan keluarga, yang tentunya membutuhkan
pemahaman yang baik mengenai investasi,"
katanya
5
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/bisnis/605639/39-puteri-indo
nesia-ikuti-literasi-finansial-di-bei
Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.52 WIB
600.000 Buku di Perpusnas Bisa Dibaca
Online
Elvira Anna Siahaan / EAS Senin, 18 Mei 2020 |
23:07 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Kepala Perpustakaan
Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando
mengatakan, menghadapi pandemi Covid-19 dan
New Normal, pihaknya sudah melakukan
transformasi dalam penyajian bahan bacaan yang
ada. Ia mengatakan, saat ini sekitar tiga miliar artikel
bisa diakses melalui media daring, dan disiapkan
600.000 buku-buku Bahasa Indonesia yang bisa
dibaca serta diakses lewat berbagai fasilitas seperti
gawai, komputer dan sebagainya.
“Kami menunjukkan perpustakaan telah mengubah
paradigma, dari yang sebelumnya harus dikunjungi,
menjadi menjangkau masyarakat,” kata Muhammad
Syarif Bando, Senin (18/5/2020).
Perpusnas, kata dia, menjadi satu-satunya di seluruh
dunia yang menerapkan digital rights management
yang diberi nama iPusnas, sebuah aplikasi android
perpusnas digital.
“Kami mengucapkan apresiasi yang
sebesar-besarnya kepada seluruh penggiat literasi
juga para pendidik. Kita semakin sadar bahwa
perpustakaan adalah sebuah simbol peradaban,”
terang dia.
Dalam peringatan HUT Perpusnas ke-40, Bando
mengatakan selama pandemi COVID-19 peran
perpustakaan semakin terasa. Perpusnas, kata dia,
memiliki tugas dan fungsi untuk menghimpun dan
melestarikan khazanah intelektual bangsa berupa
berbagai karya cetak dan karya rekam, sesuai
dengan amanat Undang-undang Nomor 13 Tahun
2018, tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya
Rekam (SSKCKR).
Dengan demikian, Perpusnas menjadi simbol pusat
repositori nasional yang memastikan semua buku
yang terbit di Indonesia legal dan mendapatkan
Internasional Standar Book Number (ISBN).
“Kami menyadari bahwa jumlah terbitan di
Indonesia saat ini belum seimbang dengan jumlah
penduduk, sehingga salah satu kendala adalah
keterbatasan bahan bacaan. Ditaksir sampai hari ini,
tidak lebih dari sekitar 200.000-300.000 judul buku
yang terbit setiap tahun, dan rata-rata setiap judulnya
hanya dicetak rata-rata sekitar 5.000
eksemplar,"”terang Bando.
Produksi buku yang minim itu menjadi penyebab
utama terjadinya ketimpangan antarwilayah. Di
beberapa kota besar, bahan bacaan mudah diakses.
Akan tetapi daerah-daerah lain terutama yang ada di
perbatasan, seperti Indonesia bagian timur, masih
kekurangan bahan bacaan.
"Tantangan kita semakin berat ke depan. Berbagai
upaya yang ditempuh negara lain untuk membangun
indeks literasi itu betul-betul mendapatkan perhatian
yang serius. Sementara kita masih terkendala pada
ketimpangan antarwilayah,” terang dia.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/634579/600000-buk
u-di-perpusnas-bisa-dibaca-online
Akses : 19 Mei 2020 Pukul 09.50 WIB
2017, Pos Indonesia Sudah Kirimkan 88,4
Ton Buku Gratis
Iman Rahman Cahyadi / CAH Kamis, 18 Januari
2018 | 08:45 WIB
Jakarta - PT Pos Indonesia (Persero) selama
tahun 2017 telah mengirimkan sebanyak 88,4 ton
buku senilai lebih dari Rp 5 miliar dalam program
"Pengiriman Buku Gratis" untuk mendukung
gerakan literasi di tanah air.
Pengiriman buku gratis yang dilakukan tanggal 17
setiap bulannya ini dicanangkan oleh Presiden
Joko Widodo pada 2 Mei 2017 saat menerima para
penggiat Literasi di Istana Negara.
"Melalui program ini misi kami terpenuhi yakni
menjadi aset yang berguna bagi bangsa dan
negara," ujar Deputy
Bisnis E-Commerce Regional 4 Jakarta PT Pos
Indonesia Febby Ardino Dengah disela-sela
pengiriman buku gratis di Kantor Pos Ibukota
Jakarta, Rabu (17/1).
Febby menjelaskan pengiriman buku dalam
gerakan literasi ini dapat dilakuan di seluruh
kantor pos tak hanya kantor pos besar tapi kantor
pos kecil. Untuk pengiriman ini tidak dikenakan
biaya alias gratis. Untuk pengiriman pada 17
Januari, Kantor Pos Jakarta Pusat mengirimkan
sebanyak 774 paket untuk dibagikan ke 531
Taman Bacaan Masyarakat.
6
"Jumlah ini masih sangat sedikit. Pos Indonesia
masih bisa melakuan lebih baik lagi. Kebaikan itu
menular. Kiriman buku ini sangat bermanfaat
sekali. Namun isinya yang luar biasa untuk
Indonesia yang lebih baik," kata Febby.
Pada kesempatan yang sama Dirjen PAUD dan
Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Haris Iskandar menyatakan minat baca
masyarakat masih sangat rendah dibandingkan
dengan negara Amerika.
Mantan atase Indonesia di Washington itu
mengaku Amerika surganya buku, dimana
perusahaan di negara Paman Sam itu mewajibkan
penerbit untuk mendonasikan sebanyak 20 persen
buku terbitannya dalam program literasi dan hal
itu juga berdampak pada sistem perpajakan
perusahaan.
"Kalau bisa seluruh penerbit buku di Indonesia
juga dapat mengirimkan sisa buku yang masih
tersimpan digudang, ya sekaligus mengurangi
beban perusahan sekaligus mencerdaskan dan
memajukan kehidupan masyarakat," ujar Haris.
Haris menyatakan perlu sinergi dengan berbagai
pihak terutama swasta yang tergabung dalam
Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Pos Indonesia
untuk mewujudkan dan mesukseskan gerakan
literasi.
"Kita semua harus begerak. Sinergi ini sangat
perlu. Semoga kerjasama ini akan terus berlanjut
terus kedepannya," demikian Harris.
Pengiriman donasi buku ini merupakan inisiatif
dan kolaborasi Forum Taman Bacaan Masyarakat
(TBM), Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Pusat Edukasi Antikorupsi Komisi
Pemberantasan Korupsi, Pos Indonesia yang
didukung Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia, pihak swasta, serta donatur lainnya,
pengelola TBM serta penggiat literasi dari
berbagai daerah.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/kesra/473880/2017-pos-indo
nesia-sudah-kirimkan-884-ton-buku-gratis
Akses : 30 April 2020 Pukul 04.47 WIB
2024, 11 Universitas Harus Masuk 500
Besar Dunia
Maria Fatima Bona / IDS Kamis, 2 Mei 2019 |
13:04 WIB
Depok, Beritasatu.com - Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan,
pemerintah akan meningkatkan alokasi dana abadi
riset dan dana khusus untuk pendidikan tinggi
untuk mendorong perguruan tinggi (PT) masuk
500 terbaik dunia.
Nasir menuturkan, diusulkan untuk tahun 2020
dana khusus ini senilai Rp 10 triliun untuk
membiayai riset PT serta kegiatan yang
mendukung peningkatan kualitas. Seperti
diketahui, berdasarkan data Kemristekdikti, baru
ada tiga PT Indonesia yang masuk 500 besar
Quacquarelli Symonds (QS) World University
yakni Universitas Indonesia (UI) pada peringkat
292, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada
peringkat 359, dan Universitas Gadjah Mada
(UGM) pada peringkat 391. Padahal, total
keseluruhan PT Indonesia mencapai 4.741
tersebar di seluruh Indonesia.
"Kami targetkan pada 2024 ini ada 11 PT yang
masuk 500 besar dunia. Saat ini baru ada tiga, jadi
dengan meningkatkan dana khusus maka PT yang
saat ini berada di urutan di bawah 500 didorong
untuk masuk 500 besar dunia," kata Nasir usai
memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas) 2019 di Universitas Indonesia,
Depok, Jawa Barat, Kamis (2/5/2019).
Selain target meningkatkan jumlah PT terbaik.
Nasir juga akan meningkatkan angka partisipasi
kasar (APK) PT melalui peningkatan sistem
pendidikan jarak jauh (PJJ). Pasalnya, saat ini
APK pendidikan tinggi Indonesia baru mencapai
angka 34,58%. Artinya, masih terdapat sekitar
65% anak Indonesia yang tidak melanjutkan
pendidikannya ke jenjang pendidikan tinggi.
Kemristekdikti menargetkan APK akan
meningkat hingga 50%.
Untuk itu, Nasir menyebutkan, pihaknya akan
melakukan perubahan-perubahan. Selain kuliah
yang sudah dilakukan secara konvensional,
Kemristekdikti juga akan memperbanyak PJJ.
"Kita harus mengembangkan kuliah secara online.
Ini yang harus kita dorong supaya peningkatan
makin banyak yang jumlah mahasiswa," ujarnya.
PJJ menurutnya adalah solusi untuk
menyelesaikan APK pendidikan tinggi. Oleh
karena itu, revolusi yang harus dihadapi adalah
sistem pada saat sekarang harus dilakukan dengan
online education dan kampus siber, dengan tetap
mengutamakan kualitas pendidikan.
Pada kesempatan sama, Nasir menuturkan, pada
era teknologi informasi ini banyak pekerjaan
7
diganti oleh teknologi otomatisasi. Maka, PT
harus beradaptasi dengan perubahan tersebut agar
tenaga kerja yang dihasilkan bisa berdaya saing.
Nasir menuturkan, selain kualitas PT, daya saing
dosen juga dikembangkan melalui peningkatan
literasi. Tidak cukup dengan literasi baca, tulis,
hitung (calistung) tetapi juga literasi data,
teknologi, dan keuangan hingga kebudayaan.
"Harapannya kami bisa menyiapkan SDM yang
berkualitas agar pembelajaran juga tak berhenti
sampai kuliah, sampai kapan pun harus terus
belajar," ujarnya.
Untuk kesiapan dosen, Nasir menuturkan,
pihaknya telah menginstruksikan kepada Dirjen
Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa)
bersama Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti
(SDID) untuk melakukan focus group
discussion (FGD) untuk meningkatkan kualitas
para dosen yang ingin memasuki pada kuliah
daring.
"Ini harus kita lakukan training, nanti
kita clustering. Nanti dari FGD setelah itu tahapan
berikutnya training kampusnya untuk menyiapkan
infrastruktur studio. Berikutnya adalah sistem
kuliah daring, lalu para dosennya. Nanti kita
koordinasikan para rektor di PT yang ada di
Indonesia," ujarnya.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/551933/2024-11-uni
versitas-harus-masuk-500-besar-dunia
Akses : 21 April 2020 Pukul 22.18 WIB
Peringatan Bulan Bahasa
AGBSI Gelar Lomba Kritik Sastra
Berhadiah Rp 112,5 Juta
Yuliantino Situmorang / YS Sabtu, 31 Agustus
2019 | 18:15 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Asosiasi Guru Bahasa
dan Sastra Indonesia (AGBSI) membuat program
untuk menyemarakkan Bulan Bahasa yakni
dengan menggelar lomba kritik sastra dengan total
hadiah Rp 112,5 juta. Karya sastra yang dipilih
kali ini adalah empat buku puisi esai karya Denny
JA.
Jajang Priatna dari AGBSI menyebutkan, Oktober
yang menampung momen Hari Sumpah Pemuda,
dengan Ikrar “Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia,”
sejak 1960-an sudah diperingati menjadi Bulan
Bahasa.
“Bahasa pun perlu dimartabatkan. Literasi perlu
ditumbuhkan. Minat membaca sastra perlu
disuburkan," ujar Priatna dalam keterangan
tertulis yang diterima Beritasatu, Sabtu
(31/8/2019).
Dikatakan, selain melalui media sosial,
pengumuman lomba kritik sastra karya Denny JA
juga diumumkan di Pusat Dokumentasi Sastra HB
Jassin dalam waktu dekat ini.
Sementara itu, Dian Ratri yang juga dari AGBSI
menjelaskan, lima tahun belakangan ini, dunia
sastra bergunjang-ganjing dengan kontroversi
puisi esai karya Denny JA. Sebagian sastrawan
mengklaim puisi esai adalah genre puisi baru yang
dikreasi Denny JA. Sebagian lagi menolaknya.
Namun, buku puisi esai terus diterbitkan. Hingga
hari ini, sudah terbit lebih dari 80 buku puisi esai.
Selain itu, sudah lebih 200 penulis dari Aceh
hingga Papua yang menulis puisi esai. Bahkan,
penyair Asia Tenggara, yakni dari Malaysia,
Brunei, Thailand, dan Singapura juga telah
menerbitkan puisi esai.
Berdasarkan catatan, pernah pula dibuat seminar
sehari mengenai puisi esai di Malaysia dengan
pembicara sastrawan dari beberapa negara. Kini,
bahkan 35 puisi esai dari Aceh hingga Papua
sedang diubah menjadi skenario untuk film seri.
Pertama kali dalam sejarah akan lahir serial film
yang semuanya berasal dari puisi esai.
Dijelaskan, ada dua lomba yang digelar yaitu
Lomba Menulis Kritik Sastra untuk Umum dan
Lomba Siswa Bicara Sastra Se-Indonesia. Lomba
Menulis Sastra ini terbuka untuk umum dengan
sasaran utama para guru dari berbagai tingkatan
maupun berbagai mata pelajaran.
Bentuk tulisan bisa berupa artikel maupun esai,
bisa juga kritik ilmiah. Di sini para guru maupun
masyarakat umum diajak mengapresiasi karya
sastra sekaligus berpikir kritis dalam bentuk
tertulis.
Sementara Lomba Siswa Bicara Sastra
diperuntukkan bagi siswa dari berbagai tingkatan
baik sekolah umum maupun madrasah dan
sekolah kejuruan. Lomba untuk siswa bukan
berupa tanggapan tertulis, melainkan tanggapan
lisan dalam bentuk video pendek berdurasi 3-5
menit (vlog).
Dengan bentuk vlog tersebut, para siswa yang
termasuk generasi milenial dapat mengaktifkan
8
apresiasi sastra dan tanggapan kritisnya lewat
media yang akrab dengan generasi mereka.
Video pendek itu dapat dibuat
dengan smartphone masing-masing, meskipun
penggunaan kamera yang lebih canggih
dibolehkan.
Disebutkan, sembari bersenang-senang
mengapresiasi dan menanggapi karya sastra,
tersedia hadiah menarik. Hadiah untuk Lomba
Menulis Kritik yaitu, juara 1 Rp 15 juta, juara 2
Rp 12 juta, dan juara 3 Rp 10 juta, sedangkan 10
nominasi akan memperoleh masing-masing Rp 2
juta.
Lalu, untuk Lomba Siswa Bicara Sastra lewat
Vlog, juara pertama Rp 10 juta, juara 2 Rp 7,5
juta, juara 3 Rp 5 juta, dan 22 nominasi sebesar Rp
1,5 juta.
Karya sastra yang diulas adalah karya sastra yang
belakangan ini tengah trending dan kontroversial
yakni puisi esai. Empat Buku karya Denny JA,
penggagas puisi esai, terbuka untuk dipilih salah
satu dan diulas yakni: Atas Nama Cinta, Jiwa
yang Berzikir, Roti untuk Hati, dan Kutunggu di
Setiap Kamisan.
Empat karya Denny JA yang dilombakan untuk
kritik sastra dapat diakses melalui alamat web:
https://www.agbsi.or.id/2019/08/info-lomba-terb
aru-agbsi.html
Tiap karya resensi lomba bisa dikirimkan ke email
panitia
di [email protected] atau posting di Facebo
ok Page Kritik Sastra Buku Karya Denny JA.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/572625/agbsi-gelar-
lomba-kritik-sastra-berhadiah-rp-1125-juta
Akses : 21 April 2020 Pukul 21.41 WIB
AMSI Usulkan Pendekatan Teknologi
untuk Cegah Hoax
Yustinus Paat / FMB Kamis, 30 Agustus 2018 |
14:26 WIB
Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Media Siber
Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut menilai
pendekatan teknologi lebih efektif untuk
mencegah beredarnya
berita-berita hoax khususnya menjelang
pemilihan umum 2019. Pasalnya,
berita-berita hoax menyebar lebih banyak dan
cepat lewat media sosial.
"Kalau berita lewat media massa, pasti akan
diklarifikasi berita yang ada, tetapi kalau di media
sosial, umumnya dikirim dan diposting tanpa
klarifikasi sehingga hoax cepat beredar. Semakin
cepat dishare, semakin cepat dia mempengaruhi
masyarakat," ujar Wenseslaus di Jakarta, Kamis
(30/8).
Menurut Wenseslaus, pendekatan literasi dan
penegakan hukum sudah tidak terlalu efektif dan
mempan untuk mencegah hoax. Pasalnya,
pendekatan literasi dan penegakan hukum lebih
menyasar masyarakat sebagai user hoax.
"Pendekatan literasi dan hukum memang tetap
diperlukan namun sudah tidak efektif lagi karena
penyebaran hoax sekarang sangat banyak, masa
setiap hari kita nanti kerjanya hanya menangkap
orang karena menyediakan dan menyebarkan
berita hoax," tandas dia.
Dengan pendekatan teknologi, kata dia, yang
disasar adalah perusahaan teknologi yang
umumnya dimanfaatkan oleh oknum tertentu
menjadi kendaraan untuk menyebarkan hoax.
Perusahaan teknologi, menurut dia,
memiliki tools atau fitur yang bisa menekan laju
penyebaran hoax.
"Hoax ini kan semakin cepat, kalau dia banyak
dan sering dishare. Perusahaan teknologi seperti
Facebook, Twitter, Google dan lainnya
mempunyai fitur yang bisa menekan laju
penyebaran hoax tersebut. Mekanisme teknologi
ini sebenarnya yang bisa dimanfaatkan untuk
menekan beredar luasnya hoax," jelas dia.
Perusahaan-perusahaan teknologi, lanjut dia, juga
mempunyai sistem internal untuk memantau
berita-berita atau informasi terhits atau yang
banyak dibaca oleh masyarakat. Menurut dia,
perusahaan teknologi ini coba fokus memantau 50
berita yang banyak dibaca.
"Jika ada di antara 50 berita tersebut
merupakan hoax, maka harus segera dicegah
penyebaran dan ditakedown. Pasalnya,
kalau hoax mempengaruhi puluhan orang, tidak
terlalu masalah, tetapi kalau mempengaruhi
ribuan orang, bisa berdampak negatif," tutur dia.
Lebih lanjut, Wenseslaus mengatakan bahwa
banyak cara yang bisa dilakukan perusahaan
teknologi untuk mencegah hoax. Dia
mencontohkan algoritma mesin pencari Google
bisa dirancang agar berita-berita terklarifikasi
atau klarifikasi atas berita hoax di halaman utama.
9
"Sehingga ketika orang mencari berita, maka yang
pertama atau di halaman utama Google adalah
berita-berita yang terklarifikasi, bukan
berita hoax," ungkap dia.
Begitu juga, kata dia, dengan Facebook yang bisa
dirancang agar posting hoax tidak dibaca oleh
semua teman Facebook
seseorang. Postingannya tidak dihapus, tetap ada
di akun Facebook yang bersangkutan, tetapi yang
baca hanya beberapa orang saja.
"Twitter juga mempunyai tools kerja sama dengan
pemerintah daerah setempat dengan pusat Twitter
di AS atau Dublin. Karena sistem Twitter sama
untuk seluruh dunia dan otoritasnya terpusat,
maka tools kerja sama tadi bisa menjadi jalan tol
bagi pemerintah untuk kerja sama dengan Twitter
dalam mencegah dan mentakedown berita hoax,"
kata dia.
Wenseslaus mengaku bahwa dampak
negatif hoax sangat besar. Karena itu, dia
berharap hoax harus segera dicegah sesegera
mungkin dengan cara kerja sama pemerintah
dengan perusahaan-perusahaan teknologi agar
pendekatan teknologi dikedepankan untuk
mencegah hoax.
"Dalam konteks pemilu 2019, maka
KPU-Bawaslu, partai politik, pasangan calon
presiden, tim kampanye dan relawan juga perlu
kerja sama dengan perusahaan-perusahaan
teknologi untuk mencegah penyebaran hoax.
Perlu ada langkah dan kesepahaman bersama,
untuk pemilu yang baik, demokrasi yang lebih dan
Indonesia yang baik," pungkas dia.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/507864/amsi-usulka
n-pendekatan-teknologi-untuk-cegah-hoax
Akses : 28 April 2020 Pukul 21.47 WIB
Anabatic Dorong Milenial Kuasai Teknologi
Kecerdasan Buatan
Feriawan Hidayat / FER Sabtu, 29 Februari 2020 |
12:33 WIB
Yogyakarta, Beritasatu.com - PT Anabatic
Digital Raya yang merupakan Sub Holding dari PT
Anabatic Technologies Tbk, mengadakan forum
diskusi teknologi yang bertajuk Digitalk, dengan
mengangkat tema seputar kecerdasan buatan dan
proses automasi menggunakan teknologi robot, di
Block71 Yogyakarta, Jumat (28/2/2020).
Founder program Digitalk yang juga Head of
Human Capital PT Anabatic Digital Raya, Hendra
Halim, menyampaikan, melalu ajang Digitalk yang
mengangkat tema How to Start AI Journey with
Robotic Process Automation, pihaknya ingin
mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam
diskusi menarik seputar proses automasi, tujuan
automasi, pentingnya kecerdasan buatan, dan apa
yang sebaiknya dilakukan dalam penerapan
automasi tersebut.
"Dalam era transformasi digital ini, saya rasa
penting bagi generasi milenial untuk memahami lebih dalam mengenai artificial intelligence dan
automation. Bukan hanya mengenal istilahnya,
tetapi juga memahami mengenai penerapan dan
sistemnya,” kata Hendra dalam keterangan persnya
kepada Beritasatu.com, Sabtu (29/2/2020).
Melalui program ini, lanjut Hendra, pihaknya
berharap dapat ikut serta untuk menghidupkan
kreativitas dan memenuhi kebutuhan informasi di
kalangan milenial sehingga dapat bersaing di era
teknologi digital saat ini.
"Perkembangan pesat teknologi dalam industri
membuat pembahasan seputar kecerdasan buatan
dan proses automasi menjadi relevan untuk dibahas
dalam forum diskusi kali ini. Melalui kegiatan ini,
Anabatic berharap dapat turut serta meningkatkan
literasi teknologi di kalangan milenial, terkait upaya
memenuhi kebutuhan informasi di dunia yang serba
digital dan kreatif ini,” jelasnya.
Hendra menambahkan, teknologi kecerdasan
buatan dan robotik dipastikan terus berkembang
dan penerapannya semakin meluas pada masa
mendatang. "Artinya, artificial intelligence dan
automation ini semakin familiar di sekitar kita,”
tandas Hendra.
Sementara itu, Senior Vice President PT Svadaia
Humana Jasa, Regina Anastasia Koilam,
menjelaskan, industri teknologi informasi (TI) saat
ini berkembang begitu cepat, dan banyak hal baru
yang menjadi kebutuhan pasar yang dirasa perlu
dipenuhi oleh kalangan pelaku dan ahli TI.
"Sehingga, mereka tentunya harus mempunyai
wawasan yang cukup dan memadai untuk
memenuhi kebutuhan tersebut,” jelasnya.
Menurut Regina, salah satu teknologi yang kini sedang menjadi kebutuhan pasar adalah robotic
process automation. Kebutuhan pasar yang tinggi
terhadap produk automasi ini membuat
diperlukannya environment yang kuat untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
10
"Salah satu environment yang perlu dibangun
adalah sumber daya manusia (SDM), di mana
dalam membangun environment ini bisa dimulai
dari kalangan pelajar atau mahasiswa. Kami
berharap melalui acara Digitalk ini, generasi
milenial dapat mengetahui bagaimana positioning
dari ilmu yang dipelajari dan implikasinya di dunia
kerja,” pungkas Regina.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/digital/604115/anabatic-doro
ng-milenial-kuasai-teknologi-kecerdasan-buatan
Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.09 WIB
Angka Literasi Rendah, Askrindo Giat
Lakukan Literasi Asuransi
Yudo Dahono / YUD Jumat, 18 Oktober 2019 |
17:22 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Masyarakat Indonesia
belum sepenuhnya sadar akan pentingnya
berasuransi, hal tersebut didasarkan dari data
survei Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2016,
yang mengemukakan bahwa indeks tingkat literasi
asuransi turun menjadi 15,8% dibandingkan tahun
2013 yang mencapai 17,84%, padahal tingkat
utilitas tahun 2016 mencapai 12,08 persen, naik
dari hasil survei tahun 2013 di angka 11,81
persen. Berdasarkan data tersebut, dari 100 orang
Indonesia hanya 15-16 orang yang mengenal
lembaga keuangan asuransi. Sementara hanya ada
12 orang yang sudah menggunakan jasa asuransi.
Melihat rendahnya angka literasi tersebut serta
dalam membantu pemerintah meningkatkan angka
literasi asuransi, PT Asuransi Kredit Indonesia
atau PT Askrindo (Persero) menyelenggarakan
kegiatan Literasi Asuransi di lima Kota yaitu,
Mataram, Ternate, Tarakan, Gorontalo dan
Kupang.
Sekretaris Perusahaan PT Askrindo (Persero),
Denny S. Adji menjelaskan, mengingat angka
literasi yang masih rendah, Askrindo selaku
BUMN dan lembaga keuangan yang bergerak di
bidang asuransi turut wajib mensosialisasikan apa
itu asuransi dan pentingnya berasuransi.
"Dalam rangka hari asuransi tahun ini, kami
menyelenggarakan program literasi asuransi di
daerah yang relatif angka literasi asuransinya
masih sangat rendah yakni, Mataram, Ternate,
Tarakan, Gorontalo dan Kupang," ucapnya di
Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Kegiatan ini menyasar siswa Sekolah Menengah
Atas/Kejuruan, diikuti oleh 535 orang siswa
dengan rata-rata jumlah peserta di tiap daerah
sebanyak 107 siswa.
Dalam kegiatan literasi yang diselenggarakan,
Askrindo membahas tentang hal mendasar
mengapa perlu adanya asuransi dan pentingnya
berasuransi, yaitu hubungan antara risiko dan
asuransi. Selain itu, dijelaskan juga jenis-jenis
asuransi dan manfaatnya.
"Kebanyakan masyarakat menganggap bahwa
asuransi itu hanya ada asuransi kesehatan saja,
padahal masih banyak produk produk yang dapat
melindungi mereka dari risiko yang hadir dalam
kegiatan sehari-hari, seperti asuransi kecelakaan
diri atau asuransi perjalanan yang merupakan
salah satu produk dari Askrindo, atau asuransi
pendidikan yang dimiliki oleh perusahaan
asuransi lain," ujar Denny.
Tidak hanya dalam rangka memperingati Hari
Asuransi kali ini saja, Askrindo telah melakukan
literasi asuransi dalam beberapa kesempatan,
diantaranya dalam program CSR lingkungan yang
dilaksanakan rutin tiap bulan.
Dalam program Askrindo Peduli Sungai
Ciliwung, Askrindo menggagas salah satu
program, yaitu literasi bersih sungai. Tidak jarang
pada kesempatan tersebut Askrindo membahas
risiko degradasi lingkungan dan kaitannya dengan
pentingnya berasuransi.
Sama halnya ketika program Siswa Mengenal
Nusantara, Askrindo tidak luput meliterasi
siswa-siswa pertukaran pelajar tentang wawasan
dan pentingnya berasuransi.
“Kami sadar tentang stereotip masyarakat
terhadap asuransi, seperti klaim yang sulit, iuran
yang mahal dan lain sebagainya. Namun kami
terus berupaya melakukan pendekatan yang lebih
halus melalui program-program kami yang lain,
seperti penetrasi melalui kegiatan CSR maupun
program kegiatan dari pemerintah dengan harapan
nantinya secara perlahan masyarakat akan sadar
betapa pentingnya berasuransi,” tambah Denny.
Sementara itu, guna menjawab tantangan
digitalisasi serta masuk kedalam era millenial,
Askrindo terus melakukan penetrasi secara
digital, salah satunya dengan adanya aplikasi
digiAsk yang bertujuan memudahkan masyarakat
membeli serta menambah wawasan tentang
pentingnya berasuransi.
"Tidak hanya pada saat momen hari asuransi saja,
selain menggelar acara literasi seperti ini, kami
11
juga secara rutin melakukan literasi melalui
website, aplikasi digiAsk, dan sosial media yang
kami miliki. Dengan begitu kita dapat membantu
pemerintah meningkatkan angka pemahaman
asuransi kepada masyarakat luas," pungkasnya.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/ekonomi/580623/angka-litera
si-rendah-askrindo-giat-lakukan-literasi-asuransi
Akses : 17 April 2020 Pukul 12.10 WIB
Anies Ajak Warga DKI Budayakan Gemar
Membaca
Lenny Tristia Tambun / FER Minggu, 8 September
2019 | 18:04 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Gubernur DKI
Jakarta, Anies Baswedan, meluncurkan ruang
membaca buku serta turut langsung dalam
kampanye #RuangBacaJakarta di stasiun MRT
Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu
(8/9/2019).
"Ini merupakan sebuah gerakan yang mengajak
masyarakat untuk membaca di ruang-ruang
publik. Saya tadi baca buku kisah kisah inspiratif,
kumpulan dari kantor berita Antara. Jadi, kita hari
ini meluncurkan ruang baca buku di stasiun MRT.
Tadi kita mulai di stasiun Bundaran HI dan
sekarang kita di Lebak Bulus, di sini juga ada,”
kata Anies Baswedan.
Anies menjelaskan, tujuan
gerakan #RuangBacaJakarta adalah untuk
meningkatkan literasi masyarakat. Fasilitas ruang
membaca buku yang telah dihadirkan di tengah
padatnya aktivitas masyarakat Ibu Kota
diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk
gemar membaca.
"Tujuan kita adalah membangun gerakan baca
buku. Kita menyadari pentingnya literasi bagi
semua masyarakat. Apalagi di kota seperti Jakarta
di mana kita menjadi bagian dari kota global untuk
bisa maju berkembang maka warga harus bisa
menjadi warga yang memiliki tingkat literasi
tinggi. Salah satunya adalah dengan kegemaran
membaca," kata Anies Baswedan.
Terkait distribusi buku, Anies Baswedan meminta
masyarakat yang ingin menyumbangkan bukunya
dapat diberikan ke MRT Jakarta. Sehingga dapat
digunakan oleh para penumpang selagi mereka
dalam perjalanan.
"Kita sambut baik kalau masyarakat mau
menyumbangkan buku. Tapi pesan saya, sumbang
bukunya yang memang bisa leluasa dibaca pada
waktu pendek karena durasi peminjaman
sebentar,” ungkap Anies Baswedan.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/aktualitas/573938/anies-ajak-
warga-dki-budayakan-gemar-membaca
Akses : 20 April 2020 Pukul 22.10 WIB
Anies Berharap #BacaJakarta Jadi
Gerakan Masif Tumbuhkan Minat Baca
Anak
Lenny Tristia Tambun / CAH Sabtu, 4 Mei 2019 |
17:30 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Pemerintah Provinsi
(Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta
berkolaborasi dengan Forum Taman Baca
Masyarakat menggelar gerakan membaca 30 hari
yang mengusung tema #BacaJakarta.
Gerakan ini bertujuan untuk memotivasi
anak-anak Jakarta agar memiliki kegemaran dan
kebiasaan membaca.
Pelaksanaannya berlangsung pada 1-30 April
2019 lalu, yang diikuti oleh 3.500 anak Jakarta di
143 titik yang tersebar di lima wilayah Kota dan
satu Kabupaten Administrasi, dengan rentang usia
7-12 tahun.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan
mengharapkan gerakan membaca ini bukan hanya
menjadi gerakan musiman, tetapi menjadi awal
gerakan masif sepanjang tahun. Diharapkan pula,
kebiasaan membaca di kampung-kampung
menjadi hal yang wajar dan menjadi gerakan
secara masif.
“Jadi, kita teruskan #BacaJakarta, menjadi awal
gerakan masif dan program sepanjang tahun.
Semoga kebiasaan membaca itu betul-betul
tumbuh,” ujar Anies Baswedan dalam acara
Apresiasi #BacaJakarta Tahun 2019, di Balai
Agung, Balaikota Jakarta, Sabtu (4/5/2019).
Lebih lanjut, Anies menambahkan, melalui
gerakan membaca ini, Pemprov DKI Jakarta ingin
menekankan budaya membaca, seperti tertuang
dalam Peraturan Gubernur Nomor 76 Tahun 2018
tentang Pembudayaan Kegemaran Membaca.
12
“Ini dikerjakannya terstruktur. Satu sisi kebiasaan
membaca didorong, taman baca di tumbuhkan di
mana-mana. Kemudian, buku di Jakarta kita
sedang dorong supaya harganya bisa menjadi
lebih murah dengan cara kita membangun Pasar
Buku. Ini semua ikhtiar untuk membuat Jakarta
menjadi kota yang memungkinkan generasi masa
depan tumbuh jadi pembelajar,” terang Anies
Baswedan.
Di samping itu, Anies turut mengapresiasi
pelaksanaan gerakan membaca #BacaJakarta
Tahun 2019. Selain menumbuhkan minat dan
kebiasaan membaca, gerakan membaca ini
diharapkan juga dapat menumbuhkan kecintaan
pada ilmu pengetahuan dan perpustakaan,
mengasah kemampuan literasi baca tulis. Serta
berkompetisi menjadi pemeran utama di Ibu Kota
Jakarta pada masa yang akan datang.
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta, Wahyu
Haryadi mengatakan pihaknya berkomitmen
untuk mengembangkan peran dan fungsi
perpustakaan sebagai sumber informasi,
pendidikan, pembelajaran, penelitian, serta
rekreasi kultural.
“Ke depan, semoga hal baik ini terus akan
berkesinambungan, yang akan kita lakukan
dengan program bersama Forum Taman Baca
Masyarakat untuk mewujudkan kota Jakarta
sebagai kota pembelajar,” kata ucap Wahyu
Haryadi.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/aktualitas/552372/anies-berh
arap-bacajakarta-jadi-gerakan-masif-tumbuhkan-minat-b
aca-anak
Akses : 21 April 2020 Pukul 22.16 WIB
Indonesia International Book Fair
Anies Dorong Budaya Literasi Jadi
Gerakan Bersama
Lenny Tristia Tambun / FER Rabu, 4 September
2019 | 16:51 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Gubernur DKI
Jakarta, Anies Baswedan membuka Indonesia
International Book Fair (IIBF) 2019, di Jakarta
Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta
Selatan, Rabu (4/9/2019). Kegiatan yang diikuti
peserta dari dalam maupun luar negeri ini akan
digelar dari 4 September hingga 8 September
2019.
Anies Baswedan mengapresiasi IIBF yang telah
digelar sebanyak 39 kali di Jakarta. Karena untuk
bertahan selama 39 tahun bagi sebuah kegiatan
literasi, merupakan hal yang tidak mudah. Namun
ini menunjukkan adanya keseriusan untuk
menggerakkan literasi di Indonesia.
"Bersyukur sekali, IIBF sudah mencapai kegiatan
yang ke-39 kalinya. Bagi sebuah kegiatan ini usia
yang cukup panjang. Tapi, bagi usaha untuk
memajukan literasi, diperlukan lebih dari 39 tahun
untuk menggerakkan literasi di Indonesia ini,"
kata Anies Baswedan.
Mengingat pentingnya membaca, Anies
Baswedan mengajak semua pihak mau
menjadikan budaya literasi sebagai sebuah
gerakan. Bukan semata sebagai program
pemerintah, namun sebagai gerakan bagi seluruh
masyarakat Jakarta.
Hal ini, menurut Anies Baswedan, harus
dilakukan dengan sebuah pendekatan, yakni
kemitraan atau kolaborasi antara pemerintah
dengan masyarakat di Jakarta untuk bekerja
bersama membangun budaya atau tradisi literasi
di Ibu Kota.
"Kita harus dorong bagaimana literasi itu bukan
menjadi program pemerintah, tapi literasi itu
menjadi gerakan seluruh masyarakat.
Pendekatannya adalah kemitraan. Ajak
teman-teman (dan) pihak-pihak yang selama ini
bekerja di dalam kegiatan literasi untuk bekerja
bersama dengan pemerintah,” ujar Anies
Baswedan.
Sementara itu, Ketua Panitia IIBF 2019, Djaja
Subagdja, menerangkan kegiatan ini merupakan
pameran buku internasional yang punya dua
dimensi. Yaitu, pameran buku biasa yang
melayani masyarakat untuk belanja buku, untuk
berbincang dengan penulis. Kemudian, dimensi
lainnya adalah tempat transaksi hak cipta antara
penerbit kita dengan penerbit asing.
"Artinya, kita menjual, mempromosikan
tulisan-tulisan penulis kita ke dunia luar untuk
mereka beli. Ini punya nilai eksport dan
mendatangkan devisa bagi negara. Acara-acara
yang didukung oleh banyak pihak, seperti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan
tentunya Pemprov DKI Jakarta," kata Djaja
Subagdja.
Seperti diketahui, IIBF ke-39 adalah pameran
buku berkelas dunia yang digelar di Ibu Kota
Jakarta. Pameran ini juga diikuti para peserta dari
13
Negara-Negara Sahabat, antara lain Malaysia,
Inggris, Jerman, Korea, Mesir, dan China.
Selain pameran, dalam IIBF 2019, digelar acara
diskusi, talk show, lomba mewarnai, serta yang
ditunggu para pecinta buku adalah pesta diskon
buku-buku dari berbagai penerbit.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/aktualitas/573264/anies-doro
ng-budaya-literasi-jadi-gerakan-bersama
Akses : 21 April 2020 Pukul 21.37 WIB
Anies Luncurkan Ruang Baca di Stasiun
MRT Lebakbulus
Lenny Tristia Tambun / FER Minggu, 8 September
2019 | 15:47 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Gubernur DKI
Jakarta, Anies Baswedan, meluncurkan ruang
membaca buku serta turut langsung dalam
kampanye #RuangBacaJakarta di stasiun MRT
Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu
(8/9/2019).
"Ini merupakan sebuah gerakan yang mengajak
masyarakat untuk membaca di ruang-ruang
publik. Saya tadi baca buku kisah kisah inspiratif, kumpulan dari kantor berita Antara. Jadi kita hari
ini meluncurkan ruang baca buku di stasiun MRT.
Tadi kita mulai di stasiun Bundaran HI dan
sekarang kita di Lebak Bulus, di sini juga ada,”
kata Anies Baswedan.
Dijelaskannya, tujuan
gerakan #RuangBacaJakarta adalah
meningkatkan literasi masyarakat. Fasilitas ruang
membaca buku yang telah dihadirkan di tengah
padatnya aktivitas masyarakat Ibu Kota
diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk
gemar membaca.
"Tujuan kita adalah membangun gerakan baca
buku kita menyadari pentingnya literasi bagi
semua masyarakat. Apalagi di kota seperti
Jakarta di mana kita menjadi bagian dari kota
global untuk bisa maju berkembang maka warga
harus bisa menjadi warga yang memiliki tingkat
literasi tinggi. Salah satunya adalah dengan
kegemaran membaca,” ujar Anies Baswedan.
Ia mengapresiasi PT MRT Jakarta yang
menyediakan rak-rak buku di setiap stasiun yang
bisa dibaca penumpang yang menaiki MRT
Jakarta dan dapat dikembalikan di stasiun tujuan.
Hal ini dilakukan agar budaya membaca menjadi
sebuah kebiasaan bagi para penumpang MRT.
"Dan di perjalanan, itu kesempatan bagi kita baca
bacaan ringan seperti ini yang tadi saya baca ini
bukan bacaan panjang karena ini kumpulan cerita
pendek,” terangnya.
Terkait distribusi buku, Anies Baswedan
meminta masyarakat yang ingin menyumbangkan
bukunya dapat diberikan ke PT MRT Jakarta.
Sehingga dapat digunakan oleh para penumpang
selagi mereka dalam perjalanan.
"Kita sambut baik kalau masyarakat mau
menyumbangkan buku tapi pesan saya sumbang
bukunya yang memang bisa leluasa dibaca pada
waktu pendek karena durasi peminjaman
sebentar,” ungkap Anies Baswedan.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini
mengharapkan, gerakan #RuangBacaJakarta menular ke ruang
publik atau fasilitas umum di Jakarta.
'Kita berharap nantinya di berbagai tempat di
Jakarta, termasuk halte bis kita akan dorong lebih
banyak rak buku untuk masyarakat baca,”
pungkas Anies Baswedan.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/megapolitan/573920/anies-lu
ncurkan-ruang-baca-di-stasiun-mrt-lebakbulus
Akses : 20 April 2020 Pukul 22.13 WIB
Aplikasi Perpustakaan Digital Dorong
Semangat Kabupaten Nagekeo untuk Maju
Dina Fitri Anisa / DAS Kamis, 11 April 2019 |
16:29 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Demi menyukseskan
misi menjadikan daerahnya sebagai benteng
peradaban baru Indonesia Timur, Bupati
Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur,
Johanes Don Bosco Do menggalakkan budaya
literasi kepada warganya. Caranya adalah dengan
menyelenggarakan Festival Literasi Nagekeo
pada Agustus 2019 nanti serta mendorong warga
mengakses IPusnas sebagai salah satu sarana
penunjang budaya literasi.
IPusnas merupakan aplikasi perpustakaan digital
persembahan Perpustakaan Nasional (Perpusnas)
Republik Indonesia berbasis media sosial yang
dilengkapi dengan eReader untuk membaca lebih
14
dari dua juta ebook secara gratis. Dengan
fitur-fitur media sosial masyarakat juga dapat
terhubung dan berinteraksi dengan pengguna yang
lain untuk berbagi informasi dan juga pengalaman
membaca.
“Perpustakaan sebagai penyangga dan penjaga
peradaban melalui literasi. Perpustakaan
mengajak kita semua, tertutama kami di Nagekeo,
NTT. Dengan adanya IPerpus ini, juga
memungkinkan kami bisa berlari cepat
menyiapkan generasi hebat untuk memasuki era
digital,” kata Johanes Don Bosco Do, di
Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis
(11/4/2019).
Menurut Johanes Don Bosco Do, saat ini terdapat
banyak tantangan yang dihadapi masyarakat
dalam menyongsong era digital. Dengan hadirnya
IPusnas, ia berharap masyarakat Nagekeo mampu
memfilter dengan baik segala informasi yang
mereka terima.
“Kepemilikan alat komunikasi sudah hampir
semua rumah ada. IPusnas bisa diharapkan ke
depannya bisa mengakses informasi bermutu. Jika
informasi atau berita itu baik, mereka bisa
mempercayaianya dan ilmunya bisa diserap serta
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika menerima berita bohong, mereka pun dapat
memfilter dan menepis informasi itu. IPusnas
akan mewabah di Nagekeo,” ujar Johanes Don
Bosco Do.
Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan
Jasa Informasi, Ofy Sofiana memberikan apresiasi
besar atas usaha yang dilakukan Pemda Nagekeo
yang berani mencanangkan diri sebagai kota
literasi.
“Kita harus bersama mengembangkan literasi,
baik di pusat kota ataupun daerah kecil yang
tersebar di Indonesia. Semua harus ikut bicara
soal literasi. Melalui IPusnas, masyarakat bisa
belajar secara gratis. Perpustakaan adalah tempat
belajar kontekstual, berbagai ilmu dan
keterampilan. Peprustakaan bukan tumpukan
buku usang, tetapi kini jadi tempat menimba
keterampilan, yang murah dan menjangkau
masyarakat luas,” kata Ofy Sofiana yang dalam
kesempatan itu mewakili Kepala Perpustakaan
Nasional, Muh Syarif Bando.
Ofy Sofiana menambahkan, maju mundurnya
suatu negara ditandai denegan maju mundur
perpustakaan. Kalau perpustakaannya maju,
masyarakat juga akan maju, terdidik, cerdas, dan
bahkan bisa menjadi contoh dan menular.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/548122/aplikasi-per
pustakaan-digital-dorong-semangat-kabupaten-nagekeo-u
ntuk-maju
Akses : 22 April 2020 Pukul 21.49 WIB
Asuransi Sinar Mas Lanjutkan Edukasi
Literasi Keuangan
Lona Olavia / FER Minggu, 16 Februari 2020 |
20:56 WIB
Kupang, Beritasatu.com - Asuransi Sinar Mas
melanjutkan pelaksanaan kegiatan Literasi
Keuangan di tahun 2020. Literasi keuangan
diadakan pada dua kesempatan yaitu pada tanggal
13 Februari 2020 di Sekolah Dasar Don Bosko 2
dan SD Negeri Bertingkat Naikoten di kota Kupang,
dilanjutkan pada tanggal 14 Februari 2020 di SMP
Negeri 2 Lobalain dan SMA Negeri 1 Lobalain di
Pulau Rote.
MAGI Bayarkan Klaim Banjir Rp 124 Miliar
Gelaran literasi keuangan Asuransi Sinar Mas kali
ini lebih istimewa karena terdapat sesi 'Direksi
Mengajar Asuransi'. Dua Direktur Asuransi Sinar
Mas yaitu Martin P Lalamentik dan Dumasi M M
Samosir turun langsung memberikan sharing
mengenai asuransi.
"Pelajar menjadi salah satu sasaran peserta literasi
keuangan Asuransi Sinar Mas. Kami berharap
dengan memberikan edukasi keuangan sejak dini,
siswa dapat mengenal perencanaan keuangan dan
cara mengelola keuangan seperti menabung dan
memiliki proteksi asuransi," ujar Dumasi dalam
siaran pers, Minggu (16/2/2020).
Edukasi dilakukan dengan metode bercerita
mengenai asuransi untuk siswa SD serta presentasi asuransi dengan gimmick puisi untuk siswa SMP
dan SMA. "Selain edukasi, kami juga
memperkenalkan asuransi mikro yang dapat
digunakan untuk proteksi keuangan dari resiko
yang tidak terduga. Kami berharap masyarakat
dapat menjadikan asuransi mikro sebagai pilihan
untuk proteksi keuangan keluarga," jelas Martin.
Asuransi Sinar Mas Gelar Literasi Keuangan di
Sentani
Asuransi Sinar Mas juga memberikan kartu
asuransi mikro dan celengan impian bagi seluruh
peserta secara gratis. Sebanyak 2.636 orang siswa
15
mendapatkan asuransi simas siswa mikro sementara
169 guru mendapatkan simas perlindungan.
Sejak tahun 2015, Asuransi Sinar Mas telah
memberikan literasi keuangan kepada 142.000
peserta, membagikan 102.000 kartu asuransi mikro
secara gratis, serta membagikan 25.000 Celengan
Impian di berbagai wilayah.
Pelaksanaan literasi keuangan Asuransi Sinar Mas
dititikberatkan di daerah-daerah di luar Pulau Jawa
dengan beragam target peserta yang terdiri dari
siswa sekolah, guru, santri, petani, nelayan, wanita,
ibu rumah tangga dan pegiat UMKM.
"Pada tahun 2020, kami menargetkan membagikan
38.000 kartu asuransi mikro secara gratis kepada
peserta literasi di wilayah Kalimantan, Sulawesi,
Sumatera dan Nusa Tenggara Timur. Jenis asuransi
disesuaikan dengan jenis peserta. Untuk siswa akan
diberikan simas siswa mikro, untuk petani
diberikan simas petani, sedangkan untuk guru dan
pegiat UMKM diberikan simas perlindungan," ujar
Dumasi.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/ekonomi/600553/asuransi-sin
ar-mas-lanjutkan-edukasi-literasi-keuangan
Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.26 WIB
Atasi Hoax, Polri Minta Dukungan
Berbagai Pihak
YUD Rabu, 16 Oktober 2019 | 21:25 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Kadiv Humas Polri
Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan Polri
meminta dukungan dari berbagai pihak untuk
mengatasi bahaya penggunaan media sosial terkait
penyebaran informasi hoax.
Pasalnya dalam mengatasi bahaya
penyebaran hoax, Polri tidak bisa melakukannya
sendirian.
"Kami dengan masif menggelar FGD. Bukan
hanya tugas kami (Polri) mengedukasi, tapi
semuanya. Mari kita dialog, kita mengajar, kita
diskusi untuk generasi milenial yang matang di
masa depan," tutur Irjen Iqbal dalam Forum Group
Discussion (FGD) Divisi Humas Polri dengan
tema "Milenial Dalam Pusaran Hoax dan Masa
Depan Bangsa", di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Iqbal mengatakan, di era digital sekarang
membuat literasi penggunaan media sosial tak
terkontrol.
Untuk itu harus ada edukasi penggunaan media
sosial terhadap masyarakat.
"Jangan sampai era digital ini semakin memburuk.
Kami selaku pengemban, penegak hukum, Polri
menyadari tidak bisa bekerja sendiri mengerjakan
tupoksinya. Kami butuh dukungan, kami siap
untuk dialog," katanya.
Iqbal mencontohkan bahaya penyebaran
informasi hoax yang cukup nyata belakangan ini
adalah kasus Papua.
Menurut Iqbal, bahaya hoax tak hanya bisa
membuat kebencian antarsesama namun juga
membuat orang kehilangan nyawa.
"Kalau kita bicara hoax erat dengan era digital
4.0. Kalau tidak dikelola, era digital ini bahaya.
Contoh Papua. Bagaimana ada
gambar screenshoot korban Tolikara, setelah
kami selidiki, ternyata itu kejadian sudah lama
sehingga Papua, Papua Barat bergejolak. Setelah
didalami ada yang setting memanfaatkan
momentum sidang PBB. Dampaknya bukan hanya
menebar kebencian tapi banyak nyawa hilang di
sana," katanya.
Oleh karena itu, Iqbal ingin ada edukasi
penggunaan media sosial yang terus digencarkan
kepada masyarakat khususnya kaum milenial.
Dalam acara tersebut, hadir sejumlah narasumber
diantaranya Tenaga Ahli Kedeputian lV Kantor
Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin, pakar
komunikasi politik Emrus Sihombing, Ketum PB
HMI Respiratori Saddam Al Jihad, Dirjen
Aplikasi Informatika Kemkominfo Semuel
Abrijani dan Kasubdit l Dittipid Siber Bareskrim
Polri Kombes Dani Kustoni.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/hukum/580321/atasi-hoax-po
lri-minta-dukungan-berbagai-pihak
Akses : 17 April 2020 Pukul 12.13 WIB
Bahaso Wakili Indonesia di Ajang ITU
Telecom World 2019
Feriawan Hidayat / FER Jumat, 13 September 2019
| 20:25 WIB
16
Jakarta, Beritasatu.com
- Bahaso, startup penyedia aplikasi dan website
pembelajaran bahasa asing, terpilih mewakili
Indonesia mengikuti ITU Telecom World 2019
yang berlangsung di Budapest, Hungaria, 9-12
September 2019. Kehadiran Bahaso dan inovasi
terbarunya yang akan diluncurkan Maret 2020
mencuri perhatian di panggung internasional.
CEO Bahaso, Allana Abdullah mengungkapkan,
ITU Telecom World 2019 merupakan kegiatan
tahunan International Telecommunication Union
(ITU), badan khusus PBB untuk teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), mendorong
inovasi dalam TIK bersama dengan 193 negara
anggota dan lebih dari 700 entitas sektor swasta.
"Kehadiran Bahaso di forum ini sejalan dengan
visi dan misi Bahaso untuk meningkatkan
kontribusi dalam literasi digital dalam dunia
pendidikan bagi masyarakat Indonesia di wilayah
Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Dan pada
akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya
masyarakat Indonesia," ujar Allana Abdullah
dalam keterangannya kepada Beritasatu.com,
Jumat (13/9/2019).
Dalam presentasinya di depan para peserta ITU
Telecom World 2019, Kamis (12/9/2019), Allana
Abdullah memperkenalkan
teknologi one-stop-solution untuk Muslim
Education Ecosystem yang dikembangkan dengan
bekerja sama dengan institusi Islam terbesar di
Indonsia, Nahdlatul Ulama (NU).
"Indonesia adalah negara dengan penduduk
Muslim terbesar di dunia, dengan MoU eksklusif
bersama NU, kami akan bekerja bersama untuk
menciptakan platform teknologi baru yang mudah
dimengerti oleh siapa saja, sehingga masyarakat
Muslim di Indonesia bisa lebih memahami
mengenai Islam itu sendiri,” ujar Allana.
Menurut Allana, kerja sama dengan NU ini
merupakan awal dari rencana kerja sama besar
lainnya untuk menunjang pendidikan dan
pelatihan non-formal di Indonesia, termasuk
pendidikan mengenai agama. Platform ini
diperkirakan akan diluncurkan secara resmi
(grand launching) pada bulan Maret 2020
mendatang dan akan sangat bermanfaat dalam
keseharian umat Islam dan menciptakan generasi
muda yang Qurani.
"Aplikasi ini akan berisi konten-konten
pembelajaran yang menarik dengan menjaga
tradisi keislaman yang berlaku, dengan berbagai
fitur berkait gaya hidup atau kebutuhan seorang
muslim, mulai dari lahir, hingga meninggal
dunia," terang Allana.
Selain memaparkan mengenai Bahaso dan
kiprahnya selama ini, Allana Abdullah juga
diminta menjadi panelis dalam
pembahasan Artificial Intelligence (AI) dengan
topik Diversity by design: mitigating gender bias
in AI dan menjadi pembicara di sejumlah
pertemuan mendapat sambutan positif dari banyak
pimpinan di bidang teknologi.
"Banyak negara yang menunjukkan ketertarikan
dengan program Bahaso ini. Salah satunya adalah
dosen besar di salah satu universitas ternama di
Eropa tengah. Ketertarikan yang sama juga
ditunjukkan peserta talk show dari Korea. Kami
harap melalui Bahaso, pengguna mendapatkan
kemudahan dalam belajar tentang Islam dan kami
dapat memberikan akses bagi semua, dan tentunya
dari sumber yang terpercaya," pungkas Allana.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/digital/575019/bahaso-wakili
-indonesia-di-ajang-itu-telecom-world-2019
Akses : 20 April 2020 Pukul 11. 39WIB
Bank DKI Perkenalkan Tabungan Simpel
pada Ratusan Siswa SD
Lenny Tristia Tambun / WBP Senin, 2 Desember
2019 | 15:44 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Untuk mengajarkan
anak-anak menabung sejak dini dan
memanfaatkan Hari Guru, Bank DKI melakukan
edukasi sekaligus memperkenalkan Tabungan
Simpanan Pelajar (Simpel) kepada 300 siswa
Sekolah Dasar (SD) di Jakarta. Acara yang digelar
Dinas Pendidikan DKI Jakarta ini dimeriahkan
dengan lomba mewarnai dan menggambar.
Sekretaris Perusahaan Bank DKI Herry Djufraini
mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah
satu bentuk komitmen Bank DKI dalam
mendukung sektor pendidikan di DKI Jakarta.
“Dalam kegiatan tersebut, kami juga turut
menyosialisasikan tabungan Simpel yang digagas
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai
bagian dari literasi keuangan,” kata Herry
Djufraini, di Jakarta, Senin (2/12/2019).
Ia menerangkan Tabungan Simpel diperuntukkan
siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, madrasah (MI,
MTs, MA) atau sederajat yang diterbitkan secara
nasional oleh bank-bank di Indonesia. "Tabungan
ini persyaratannya mudah dan sederhana serta
fitur menarik," kata Herry Djufraini.
17
Bank DKI turut berpartisipasi dalam program
Tabungan Simpel yang tersedia dalam skim
konvensional dan syariah dengan nama produk
Tabungan Simpel iB. "Ini merupakan komitmen
Bank DKI dalam mendorong budaya menabung
sejak dini serta sebagai bentuk penerapan literasi
dan inklusi keuangan," ujar Herry Djufraini.
Herry Djufraini menjelaskan, sebagai bentuk
kemudahan untuk mendorong budaya menabung,
penabung Tabungan Simpanan Pelajar tidak
dikenakan biaya administrasi bulanan. Setoran
awal berjumlah Rp 5.000 dengan minimum
setoran selanjutnya Rp 1.000, dengan saldo
minimum Rp 5.000. “Tabungan Simpel Per
Oktober 2019 sudah tercatat 1.749 rekening.
Sampai Oktober 2019, Bank DKI telah
menghimpun Rp 586 juta untuk tabungan
Simpel,” terang Herry Djufraini.
Selain berpartisipasi dalam program Tabungan
Simpel, Bank DKI dikenal sebagai bank yang
dekat dengan dunia pendidikan, termasuk sebagai
bank penyalur Kartu Jakarta Pintar dan Kartu
Jakarta Mahasiswa Unggul.
Tidak hanya itu, Bank DKI juga dipercaya
menjadi pengelola Dana BOS dan BOP dimana
Bank DKI Bersama Dinas Pendidikan telah
membangun Sistem Informasi Akuntabilitas
Pendidikan Bantuan Operasional
Sekolah-Bantuan Operasional Pendidikan (SIAP
BOS BOP) berbasis Cash Management System
(CMS) sebagai bentuk peningkatan akuntabilitas
pengelolaan keuangan di sektor pendidikan di
DKI Jakarta.
Bank DKI juga dipercaya mengelola Penyaluran
Bantuan Dana Penyediaan Makanan Tambahan
pada Satuan Pendidikan/PMT-AS sebagai
implementasi atas PerGub Nomor 9 Tahun 2019
tentang Penyediaan Makanan Tambahan Anak
Sekolah pada Satuan Pendidikan. "Pada
kesempatan yang sama, kami juga mengucapkan
selamat hari guru yang telah mengabdi dan
berkontribusi dalam meningkatkan edukasi dan
kecerdasan bangsa Indonesia," papar Herry
Djufraini.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/bisnis/588502/bank-dki-perk
enalkan-tabungan-simpel-pada-ratusan-siswa-sd
Akses : 16 April 2020 Pukul 08.23 WIB
Begini Cara Kerja Mesin Anti-Porno
Kemkominfo
Herman / HA Rabu, 10 Januari 2018 | 17:08 WIB
Jakarta - Awal tahun 2018 ini, Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo)
mulai mengoperasikan mesin pengais (crawling)
konten negatif yang memiliki kemampuan
skalabilitas dan kecepatan.
Kepala Sub Direktorat Penyidikan dan
Penindakan Kemkominfo Teguh Arifiyadi
menjelaskan, fungsi mesin crawling ini pada
dasarnya sama seperti mesin pencarian konten.
Hanya saja kemampuan mesin tersebut dalam
melakukan pencarian konten-konten negatif jauh
lebih cepat dengan volume yang lebih besar.
“Kalau mesin pencari, itu kan lebih banyak untuk
penggunaan mencari informasi. Sementara
mesin crawling kami tidak sekedar bisa
mendapatkan informasi saja. Melalui teknologi
kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI),
mesin ini bisa melakukan analisa mana saja
konten-konten yang harus di-take
down (diturunkan), atau mana saja yang harus
diprioritaskan untuk difilter dan yang tidak,” kata
Teguh kepada Beritasatu, Senin (8/1).
Dijelaskan Teguh, untuk menentukan sebuah situs
atau konten di media sosial perlu dilenyapkan, ada
beberapa proses yang harus dilalui, yang
melibatkan mesin crawling dan juga manusia.
Proses pertama adalah dengan
memasukkan keyword atau kata kunci pencarian
yang spesifik. Selanjutnya, mesin tersebut akan
menjelajah, membaca, dan mengambil atau
menarik konten negatif yang sesuai dengan
kriteria pencarian. Prosesnya pun terbilang cepat,
hanya dalam hitungan menit saja.
Hasil crawling tersebut kemudian disimpan
dalam storage berdasarkan kategorinya, lalu
dilakukan analisis lebih mendalam. Mesin ini juga
akan mengurutkan konten-konten yang dianggap
paling membahayakan berdasarkan popularitas
dan juga potensinya menjadi viral. Hasil tersebut
kemudian akan dikirim ke tim verifikator yang
bertindak sebagai eksekutor. Tim inilah yang
nantinya akan menentukan tindakan yang perlu
diambil atas temuan tersebut.
“Setelah berhasil menemukan konten-konten yang
sesuai dengan kriteria pencarian, mesin akan
mengirimkannya ke bagian verifikator. Jadi
misalkan dapat 10.000 konten, tidak berarti
semuanya akan diblokir. Akan ada analisa dari
manusia karena bagaimanapun juga mesin ini cara
kerjanya masih on program, berdasarkan apa yang
diperintahkan. Tidak bisa menganalisa secara
kontekstual. Tapi akan kita ajarin terus karena
18
mesin ini kan pakai AI. Semakin sering bekerja,
hasilnya akan semakin akurat,” tuturnya.
Teguh menambahkan konten-konten negatif yang
ingin dilenyapkan dengan bantuan
mesin crawling ini adalah semua konten yang
melanggar hukum dan peraturan
perundang-undangan Indonesia, seperti
konten-konten berbau pornografi, judi, kekerasan,
radikalisme, dan SARA.
Apabila harus dilakukan langkah penapisan atau
pemblokiran terhadap konten-konten yang
melanggar tersebut, pemerintah selanjutnya akan
berkoordinasi dengan para penyedia layanan
internet (internet service provider/ISP) melalui
sistem komunikasi data khusus untuk diblokir
sesuai peraturan perundang-undangan. Bila
konten negatif tersebut tersebar di media sosial,
maka pemerintah akan berkoordinasi dengan
penyelenggara media sosial yang bersangkutan
untuk dilakukan take down maupun penutupan
akun.
30 Juta Situs Porno
Sementara itu disampaikan Dirjen Aplikasi
Informatika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan,
keberadaan mesin crawling ini sangatlah
dibutuhkan, mengingat proses pencarian manual
yang sebelumnya dilakukan oleh Kemkominfo
belum membuahkan hasil yang menggembirakan.
Sebelum menggunakan mesin crawling,
mekanisme penapisan dan pasokan informasi
keberadaan konten negatif berasal dari tiga
sumber, yaitu melalui laporan masyarakat,
permintaan lembaga negara sesuai kewenangan
yang diatur undang-undang, serta dari hasil
pencarian manual oleh tim Trust Positif yang
dibentuk Kemkominfo.
"Diperkirakan ada sekitar 30 juta web pornografi,
tapi kita baru bisa memblokir sebanyak 700.000
web. Karena sistemnya masih manual, baru web
besar saja yang berhasil diblokir. Padahal yang
kecil-kecil banyak sekali, tapi susah dicari.
Dengan mesin crawling ini, metode pencarian
konten negatif di internet menjadi lebih cepat,"
tuturnya.
Mesin pengais konten negatif ini dioperasikan di
lantai delapan gedung Kemkominfo. Ada tim
khusus beranggotakan 58 orang yang bertugas
untuk mengoperasikannya. Pengadaan mesin ini
dilakukan dengan mekanisme tender terbuka yang
dimulai sejak 30 Agustus 2017. PT Industri
Telekomunikasi (INTI) kemudian dinyatakan
sebagai pemenang. Harga penawaran yang
diajukan PT INTI adalah Rp 198 miliar, dengan
harga terkoreksi Rp 194 miliar.
Dikatakan Semuel, penggunaan mesin ini
memang tidak akan bisa 100 persen
menghilangkan konten negatif di internet.
Karakteristiknya, apabila ada satu yang diblokir,
biasanya akan muncul yang lain. Namun, dengan
kemampuan skalabilitas dan kecepatan yang
dimiliki mesin crawling, ia berharap dalam waktu
satu tahun, mesin ini bisa membantu memberantas
setidaknya setengah dari 30 juta web pornografi.
Tidak hanya untuk kepentingan Kemkominfo,
menurutnya mesin pengais konten negatif ini juga
dapat dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga lain,
misalnya saja oleh Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT), Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), Balai Besar Pengawasan Obat
dan Makanan (BBPOM), atau oleh Badan
Narkotika Nasional (BNN).
Di sisi lain, Semuel mengingatkan self
control atau pengendalian diri juga harus
ditumbuhkan dalam dunia digital. Hal inilah yang
bisa menjadi benteng terkuat dalam memerangi
konten-konten negatif yang berseliweran di
internet.
"Di internet, kita bisa mengontrol diri kita untuk
tidak meng-klik, mengakses, dan menyebarkan
konten negatif. Self control memang harus
ditumbuhkan dalam dunia digital. Sebab apa saja
bisa kita cari, dan itu sangat bergantung pada diri
sendiri," tutur dia.
Literasi Digital
Hal senada juga diungkapkan pengamat media
sosial, Nukman Luthfie. Dalam upaya
meminimalisir dampak buruk akibat maraknya
konten negatif, menurut Nukman perlu ada upaya
yang berkelanjutan pada sisi hulu, seperti melalui
edukasi literasi digital.
"Di samping penggunaan mesin crawling, yang
juga penting adalah mengedukasi masyarakat
untuk menggunakan internet secara lebih positif.
Sama saja seperti berlalu lintas. Meskipun sudah
ada polisi dan rambu-rambunya, tetap saja harus
diedukasi," tutur Nukman.
Edukasi literasi digital ini menurutnya tidak hanya
menjadi tugas Kemkominfo, tetapi juga harus
menjadi perhatian semua kementerian. Misalnya
saja di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud), bagaimana literasi digital ini
diberikan di bangku sekolah mulai dari jenjang
SMP. Dengan begitu, masyarakat bisa semakin
19
mengoptimalkan penggunaan internet untuk
hal-hal yang positif.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital-life/472695/begini-car
a-kerja-mesin-antiporno-kemkominfo
Akses : 30 April 2020 Pukul 04.48 WIB
Bentengi Diri dari Post Truth dengan
Literasi
Bhakti Hariani / FMB Sabtu, 27 April 2019 | 09:25
WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Istilah post
truth tengah marak belakangan terdengar dan
digunakan dalam keseharian kita. Post
truth sendiri menjadi "kata tahun ini" dalam
kamus Oxford pada tahun 2016.
Berdasarkan Kamus Oxford diungkapkan, kata ini
untuk mendefinisikan situasi di mana keyakinan
dan perasaan pribadi lebih berpengaruh dalam
pembentukan opini publik dibandingkan
fakta-fakta yang obyektif.
Budayawan Universitas Indonesia Bambang
Wibawarta menuturkan, istilah post
truth sebenarnya sudah ada sejak tahun 1990-an.
Namun, semakin marak digunakan pada era Brexit
dan era keterpilihan Donald Trump sebagai
Presiden Amerika Serikat atau sekitar tahun
2017-an hingga kini.
Bambang memaparkan, post truth dapat diartikan
sebagai fenomena yang membuat ada kebenaran
lagi yang sejatinya merupakan kebenaran semu
yang dibuat untuk menutupi kebenaran yang
sebenar-benarnya.
"Post truth ini membuat satu wacana yang
berbeda dengan kebenaran yang ada.
Pascakebenaran. Ya tentunya pasti jadi tidak
benar," ujar Bambang kepada SP, Sabtu (27/4).
Post truth sendiri, lanjut Bambang, merupakan
suatu terminologi yang tidak bisa diterjemahkan
langsung ke bahasa Indonesia. "Post truth tetap
disebut post truth karena jika diganti dengan
bahasa Indonesia maka bisa jadi belum tentu
tepat," kata pria yang juga menjabat sebagai
Wakil Rektor Universitas Indonesia bidang
Akademik dan Kemahasiswaan ini.
Terkait dengan pascakebenaran atau mencari
kebenaran semu maka jelas bahwa post
truth sangat erat kaitannya dan tidak bisa
dipisahkan dari hoax, manipulasi, fake news.
"Karena mereka mencari yang berbeda dengan
kenyataan yang ada. Ini berkembang karena ada
dua pilihan yang berbeda dan tentunya ada
pandangan yang memiliki kepentingan berbeda
pula," tutur Bambang.
Dalam hidup, sejatinya seseorang terus didorong
untuk selalu mencari kebenaran serta tidak boleh
keluar dari koridor kebenaran. Terlebih bagi para
akademisi dan jurnalis.
Lebih lanjut dipaparkan Bambang, ketika
seseorang mencari data kebenaran maka dia pasti
akan dihadapkan pada sejumlah fakta-fakta yang
tentunya memaparkan kejujuran.
"Saya mencoba melihat ini secara ilmiah saja. Jika
data-datanya menampilkan hasil turun, misalnya
maka sungguh janggal rasanya jika lantas kita
ubah atau katakan menjadi naik. Ini sama saja
mengingkari kebenaran yang tidak sesuai dengan
data fakta yang valid," papar Bambang.
Kemunculan post truth di Indonesia yang
menyebar masif sangat dipengaruhi oleh media
sosial (medsos) di mana saat ini media sosial
memiliki pengaruh besar dan masif untuk
menyebarkan sesuatu, terlebih bila sama dengan
pandangan orang tersebut.
"Medsos makin mempermudah penyebaran post
truth. Kalau tidak ada medsos tentu akan sulit
untuk menyebarkan pendapat. Misalnya harus
menghimpun orang dalam pertemuan, menulis di
media massa, atau cara-cara konvensional
lainnya. Nah, kalau medsos, tanpa nama atau
anonim pun dapat diyakini kebenarannya selama
sejalan dengan yang menjadi pandangan orang
tersebut," beber Bambang.
Di sinilah diketahui bahwa post truth sangat
berkaitan erat dengan ikatan emosional seseorang.
Ikatan emosional mengalahkan segala faktor
lainnya misalnya pendidikan, agama dan status
ekonomi.
"Kenapa bisa sedemikian masif? Ya karena ada
ikatan emosionalnya. Ikatan perasaan. Misalnya
tidak memperoleh keadilan yang sama, tidak
mendapatkan kesempatan yang sama. Hal hal
seperti inilah yang mengikat," tutur Bambang.
Kunci untuk mengatasi post truth adalah dengan
mengasah serta meningkatkan kemampuan literasi
kita dalam memahami gempuran post truth.
Banyaknya berita bohong seolah dipersepsi
menjadi benar adalah karena rendahnya
20
kemampuan literasi seseorang. Padahal ada
banyak cara dapat dilakukan untuk menggali
kebenaran terlebih di era digital seperti saat ini.
"Di sinilah saya merasa peran media
massa mainstream atau konvensional harus benar
benar dijalankan dengan berpihak kepada
kebenaran. Jangan pernah tinggalkan kebenaran,
sehingga media bisa menjadi sumber referensi
terpercaya untuk memihak kebenaran," tutur
Bambang.
Media, kata Bambang, berhak memilah dan
memilih siapapun yang akan dimuat atau
ditayangkan. Jika seseorang memiliki pernyataan
atau pandangan yang berbeda jauh dari fakta
kebenaran maka media juga harus tegas untuk
tidak memunculkan orang tersebut dalam berita
yang ditulis atau ditayangkan di televisi.
Lebih lanjut, Bambang Wibawarta mengatakan,
seleksi pemilihan narasumber dapat dilakukan
jajaran redaksi agar tak sembarangan orang bisa
dimuat pernyataannya karena dengan demikian
media tetap menjadi rujukan kebenaran yang bisa
dipercaya oleh masyarakat luas.
"Media punya peran untuk menyaring. Mari
semua bersikap dewasa menyikapi ini. Jangan
membuat situasi bertambah panas," pungkas
Bambang.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/politik/551080/bentengi-diri-
dari-post-truth-dengan-literasi
Akses : 21 April 2020 Pukul 22.23 WIB
Bersama Pemuda Depok, Rangkaian
Literasi Pranikah Kempora Ditutup
Iman Rahman Cahyadi / CAH Selasa, 31 Desember
2019 | 23:14 WIB
Depok, Beritasatu.com - Kegiatan Pendidikan
Kepemimpinan Pemuda dalam Rumah Tangga
(PKPRT) yang sudah digelar di 12 kota berakhir di
Kota Depok. Acara pamungkas PKPRT yang digelar
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kempora)
ditutup dengan kegiatan terakhir PKPRT,
Peningkatan Kesehatan Reproduksi bagi Pemuda di
Annahdlah Islamic Boarding School Depok, Selasa
(31/12/2019).
"Jadikan acara seperti ini adalah wadah, kesempatan
bagi kalian semua anak-anak millenial untuk belajar,
belajar bagaimana memimpin dalam hidup, terutama
dalam keluarga kecil kalian kelak, sehingga kita siap
dalam menghadapi kehidupan yang panjang setelah
menikah dan jangan lupa untuk dishare kepada
teman-teman kalian," ujar Asisten Deputi
Pengembangan Pemuda Abdul Rafur berpesan
kepada para peserta.
Sebelumnya, Deputi Pengembangan Pemuda
Kempora Asrorun Niam Sholeh saat membuka seri
perdana kegiatan ini di Jakarta mengingatkan bahwa
berbagai kasus yang menimpa masyarakat kita yang
domainnya bersumber dari lemahnya kelompok
terkecil dalam masyarakat yakni keluarga. Mulai
dari persoalan terlantarnya anak-anak, kenakalan
remaja, perceraian, kekerasan seksual dan kekerasan
dalam rumah tangga ialah berbagai bentuk yang
salah satu penyumbangnya ialah persoalan
ketahanan keluarga.
Persoalan ketahanan keluarga salah satu sumbernya
ialah pernikahan yang tidak didasari oleh
kompetensi.
“Program ini diharapkan mampu menjawab salah
satu isu penting, yaitu bagaimana kesiapan dan
kemampuan anak muda dalam membina sebuah
rumah tangga. Ini juga bagian dari komitmen
Kemenpora untuk terus melayani anak muda lewat
program inovatif dan aktual sekaligus
mensukseskan prioritas utama Kabinet Indonesia
Maju dalam pembangunan SDM", ujar Niam.
Adapun materi yang disampaikan dalam setiap
kegiatan meliputi hukum perkawinan, perlindungan
anak dan pengasuhan berkualitas, kesehatan
reproduksi dan psikologi remaja/pemuda. Semua
materi tersebut sudah dirangkum menjadi beberapa
serial modul yang disusun bersama para ahli,
akademisi dan praktisi.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/megapolitan/593155/bersama
-pemuda-depok-rangkaian-literasi-pranikah-kempora-ditu
tup
Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.31 WIB
Bimbing Anak Gunakan Gawai dengan
Cerdas
Feriawan Hidayat / FER Senin, 10 Februari 2020 |
22:17 WI
Cikarang, Beritasatu.com - Mendidik anak di era
digital membutuhkan perhatian khusus, agar anak
21
tetap dapat dekat dengan orang tua dan tidak melulu
berkutat dengan gadget atau gawai.
Pentingnya Edukasi Internet Ramah Anak
Terlebih, dengan banyaknya media sosial (Medsos)
juga membuat anak saat ini leluasa mengekspresikan
diri mereka melalui akun Instagram, Facebook,
Twitter, dan sebagainya.
Hal tersebut disampaikan praktisi pendidikan yang
juga merupakan ketua Yayasan Sekolah Victory
Plus Bekasi, Yustina Ries Sunarti, dalam seminar
dengan tema 'Bimbinglah Anak-anak Anda untuk
menggunakan Gawai secara Cerdas' yang
berlangsung di Cikarang, Bekasi.
"Orang tua sangat teliti dalam memilih sekolah bagi
anak-anak mereka, namun tidak dalam mengawasi
kehidupan dunia maya mereka,” ujar Yustina Ries
Sunarti, kepada Beritasatu.com, Senin (10/2/2020).
Yustina menegaskan, anak harus mengenal
mengenai screen time atau waktu yang dihabiskan di
depan layar gawai, televisi atau komputer hanya
sebagai hiburan saja seperti bermain gim, menonton
film, dan lain-lain.
Survei: 97% Anak Terpapar Pornografi
Sedangkan kegiatan belajar, riset, ataupun yang
bersifat kreatif dan menghasilkan berbagai hal yang
produktif yang dilakukan di gawai, TV, maupun
komputer tidak termasuk dalam kategori screen
time.
"Bagi anda yang memiliki anak yang baru lahir
sampai berumur dua tahun, sama sekali tidak
disarankan untuk memiliki screen time. Sementara,
berdasarkan rentang umur anak usia diatas dua
sampai dengan lima tahun, periode screen time
maksimal adalah satu jam dan maksimal dua jam
bagi yang memiliki usia di atas lima tahun sampai
dengan 17 tahun,” terang Yustina.
Yustina juga mengingatkan orang tua untuk cerdas
dalam meninggalkan jejak digital. Apa yang
diunggah, ditulis, maupun laman yang dikunjungi
akan meninggalkan jejak digital, dan akan sulit
bahkan bisa jadi tidak dapat dihapus selamanya.
"Maka sebagai orang tua, kita harus membimbing
dan mengingatkan anak-anak agar mempunyai
sopan santun dan etika dalam menulis posting di
media sosial. Kita sebagai orang tua harus
memberitahukan komitmen penggunaan gawai
kepada anak kita, termasuk hak kita untuk sesekali
memeriksa sejarah penggunaan gawai mereka dan
apa saja yang mereka akses melalui gawai mereka,"
ujar ibu dari tiga anak ini.
Kaum Ibu Didorong Melek Literasi Digital
"Ada batas rentang tertentu bagi anak dan remaja
untuk memiliki media sosialnya sendiri. Batasan
usia bagi seseorang untuk memiliki akun Facebook
dan Instagram adalah 13 tahun, Whatsapp usia 16
tahun, sedangkan Youtube 18 tahun," seru Yustina.
Dalam survei yang dilakukannya, paling banyak
anak-anak mereka mengakses laman Youtube,
diikuti dengan permainan online dan Instagram.
Oleh karena itu, Yustina membagikan kiatnya dalam
mendisiplinkan kegiatan dunia maya bagi
anak-anaknya.
"Kami memiliki aturan jam malam bagi penggunaan
gawai. Di jam tertentu, kami akan berhentikan
penggunaan gawai, dan gawai harus disimpan di
ruang khusus, dimana tidak ada akses bagi mereka
untuk digunakan di ruang mereka masing-masing,"
tegas Yustina.
Menurut Yustina, banyak hal yang dapat dilakukan
orang tua untuk mengawal anak-anak mereka untuk
menggunakan gawai dengan cara yang positif dan
orang tua dituntut untuk menjadi panutan, cerdas
dan bertanggung jawab.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/599692/nasional/59
9692-bimbing-anak-gunakan-gawai-dengan-cerdas
Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.09 WIB
BRI Dorong Milenial Berwirausaha Lewat
BRILink Xpress
Lona Olavia / FER Rabu, 15 Januari 2020 | 15:59
WIB
Jakarta, Beritasatu.com - PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk (BRI) akan mendorong
kalangan wirausaha milenial untuk menjadi agen
BRILink Xpress.
Tiap Hari, Agen BRILink Bertambah 56 Orang
Wirausaha muda dengan usia hingga 35 tahun yang
terpilih menjadi agen dapat melakukan transaksi
pembayaran layaknya agen Laku Pandai. Selain itu,
keunggulan layanan yang diberikan yaitu dapat
melayani transaksi pembelian barang dan pembelian
tiket transportasi melalui marketplace.
22
"BRI mengembangkan BRILink Xpress untuk para
wirausaha muda berstatus lulusan mahasiswa strata
satu yang sudah memiliki rintisan usaha, tentunya
yang memenuhi kriteria. Mereka akan dibekali
dengan platform BRILink seperti EDC BRILink dan
BRILink mobile, pendampingan dan pelatihan serta
fasilitas kredit modal usaha,” ungkap Corporate
Secretary Bank BRI, Hari Purnomo, dalam siaran
persnya, Rabu (15/1/2020).
Hari mengatakan, pengembangan produk ini tidak
terlepas dari kinerja agen BRILink yang tumbuh
pesat sepanjang tahun 2019. Hingga Desember
2019, terdapat 422.160 agen, naik dari posisi
Desember 2018 sebanyak 401.550 agen. Bila
dirata-rata terdapat 56 agen BRILink baru setiap
hari.
290.000 Pelaku UMKM Penikmat KUR BRI
Naik Kelas
"Kami meyakini minat generasi muda untuk
berwirausaha sangat tinggi. Hal ini perlu diakomodir
oleh perbankan, salah satunya dengan cara
menjadikannya sebagai agen bank. Saat ini kami
sedang melakukan piloting agen BRILink Xpress di
Pulau Jawa. Setelah dilakukan evaluasi, baru kami
akan coba di wilayah lainnya," jelas Hari.
Selain mendorong inklusi keuangan, tingginya
pertumbuhan agen BRILink mampu meningkatkan
tingkat literasi keuangan kepada masyarakat. Hal ini
sesuai dengan semangat pemerintah untuk
membangun dan mengembangkan ekonomi yang
berkelanjutan.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/bank/595426/bri-dorong-mil
enial-berwirausaha-lewat-brilink-xpress
Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.28 WIB
Cegah Hoax, Buya Syafii Ajak Generasi
Muda Perbanyak Literasi
Maria Fatima Bona / CAH Kamis, 7 Februari 2019 |
08:08 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Pendiri Maarif
Institute, Buya Ahmad Syafii Maarif
mengatakan, hoax atau kabar bohong merupakan
perbuatan yang tidak beradab karena apa bila
dibiarkan akan berdampak pada demokrasi dan
masa depan bangsa.
Menurut Buya Syaffi, munculnya hoax ini karena
bangsa Indonesia masih sangat rendah dalam hal
literasi. Ini menyebabkan sebagian orang hanya
membaca sesuai dengan keyakinan dan
kepentingannya juga tidak mau membaca yang
lain sehingga tidak ada perbandingan.
“Kurangnya bacaan ini orang akan menjadi picik
dan eksklusif sehingga ketika masuknya idelogi
impor dari negara yang sedang berkonflik akan
menjadi masalah,” kata Buya Syafii pada
pembukaan Halaqah Kebangsaan Cendikiawan
dan Ulama Muhammadiyah yang bertemakan
Reinvensi Islam Berkemajuan: Konsepsi,
Interprestasi dan Aksi pada 6 -8 Januari 2019, di
Hotel Sari Pacifik, Jakarta, Rabu(6/4) petang.
Untuk itu, ia mengimbau generasi muda
memerangi hoax dengan memperbanyak literasi.
Selain itu, ia juga mendorong para elite politik
untuk turut mengambil bagian dalam hal ini.
Yakni, para elite politik tidak hanya menjadi
politisi tetapi harus bertranformasi menjadi
negarawan, karena hanya jadi politisi saja bisa
juga mengancam demokrasi.
"Berkali-kali saya katakan, elite politik harus naik
kelas, jangan berhenti sebagai politisi tapi
negarawan dan itu belum terjadi di Indonesia. Ada
namun jumlahnya kecil, gelombang besarnya
masih menjadi politisi saja," ujar Buya Syafii.
Selanjutnya, Buya Syafii menuturkan, bersikap
kenegaraan agar dapat memikirkan bangsa
Indonesia ini untuk bisa bertahan sampai ratusan
tahun yang akan datang. Terkait hal tersebut,
Muhammadiyah sebagai organisasi yang telah
berdiri lebih dari 100 tahun untuk terus
membangun peradaban Islam yang berkemajuan
dengan turut menyelesaikan persoalan bangsa.
“Harus membangun peradaban dan perlu
dirumuskan kembali karena sejak awal
Muhammadiyah membela demokrasi. Ini saya
kira harus menjadi peran strategis
Muhammadiyah ke depan dengan visi Islam
Berkemajuan,” ujarBuya Syafii.
Buya juga berharap, melalui Halaqah Kebangsaan
dapat memberikan perspektif baru turut
memecahkan persoalan kontemporer keumatan
berkaitan dengan isu kepemimpian politik dalam
masyarakat majemuk, hubungan antara mayoritas
dan minortias agama, dan persoalan-persoalan
keumatan yang perlu segera diselesaikan agar
umat dapat melihat persoalan dengan jernih dan
mampu menjadi bagian dari solusi.
“Halaqah ini akan menghasilkan sejumlah
rekomendasi yang akan ditujukan baik secara
internal kepada organisasi Muhammadiyah,
maupun rekomendasi kebangsaan yang akan
23
disampaikan kepada pemerintah,” tambah Buya
Syafii.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/536709/cegah-hoax-
buya-syafii-ajak-generasi-muda-perbanyak-literasi
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.18 WIB
Cegah Hoax, Masyarakat Perlu Bandingkan
Berita dengan Sumber Lain
Deti Mega Purnamasari / WBP Kamis, 8 Februari
2018 | 17:12 WIB
Padang- Mantan anggota Dewan Pers Agus
Sudibyo menyampaikan, masyarakat harus
menangkal berita bohong (hoax) dengan
membandingkan sumber informasi lain. Selain itu,
publik juga jangan mudah percaya pada
berita-berita yang muncul.
"Kalau info darurat, bandingkan dengan sumber
info yang lain. Diskusikan," ujar Agus saat
menjadi pembicara dalam diskusi tentang 'Hoax,
Literasi Media, dan Demokrasi Kita' dalam rangka
Hari Pers Nasional (HPN) 2018 di Padang, Kamis
(7/2).
Ia mengatakan, publik jangan langsung percaya,
dan langsung menyebarkan berita yang didapat.
"Kita bereaksi spontan terhadap berita yang kita
terima. Ini harus dihindari. Masyarakat harus
rileks dan punya kemampuan tabayyun, cek dan
ricek info yang kita dapat dari manapun
sumbernya," kata jurnalis senior ini.
Ia mengatakan, sikap mengkonfirmasi setiap
informasi tidak hanya dilakukan wartawan, tetapi
juga oleh seluruh masyarakat. Apalagi tahun
2018-2019 ini merupakan tahun politik. Di tahun
politik seperti itu, kata dia justru semua orang
harus rileks terhadap berbagai informasi yang
didapat dari internet.
Ia mengatakan, ada tiga peristiwa demokrasi yang
berkaitan dengan informasi hoax, yakni Pilgub
DKI, Pilpres Amerika, dan keluarnya Inggris dari
Uni Eropa. Hoax dalam peristiwa di Amerika dan
Inggris tidak terlepas dari peranan perusahaan
media sosial seperti Facebook dan Twitter. Ia
mengatakan, perusahaan-perusahaan tersebut
secara sengaja ataupun tidak sengaja turut
menyebarkan info memecah belah masyarakat
karena berisi berita bohong, dan sebagainya. "Kita
harus membedakan tanggung jawab penggunaan
media sosial dan tanggung jawab perusahaan
media sosial," katanya.
Ia mengatakan, perusahaan media sosial tersebut
membiarkan informasi hoax tersebar karena
berkaitan dengan keuntungan perusahaan.
Menurutnya, semakin banyak yang
menyebarkan hoax, maka semakin banyak
pengunjung di media sosial. Hal ini, berkaitan
dengan harga saham, iklan, dan lainnya. "Jadi
kalau ada hoax, sebenarnya Facebook, Twitter itu
harus bertanggungjawab karena mereka adalah
perusahaan media," katanya.
Di barat, media mainstream tidak lagi media cetak
dan elektronik melainkan media sosial, mesin
pencari, dan e-commerce. Tidak hanya di Eropa,
di Tiongkok pun tren tersebut sudah berkembang.
Ia juga yakin di Indonesia tren tersebut akan
terjadi.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/477544/cegah-hoax-
masyarakat-perlu-bandingkan-berita-dengan-sumber-lain
Akses : 30 April 2020 Pukul 04.45 WIB
Cegah Penyebaran Corona, Layanan
Perpusnas Ditutup Dua Pekan
Feriawan Hidayat / FER Minggu, 15 Maret 2020 |
23:12 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Dalam rangka
meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan
penyebaran virus corona atau covid-19,
layanan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) tutup
sementara selama dua pekan, mulai tanggal 16-29
Maret 2020.
Namun demikian, akses layanan perpustakaan
tetap dapat dinikmati melalui aplikasi
perpustakaan digital seperti iPusnas, Indonesia
OneSearch, e-Resources, Khastara, e-Deposit,
Akses Layanan ISBN.
"Demi meningkatkan kewaspadaan dan
pencegahan penyebaran covid-19 maka layanan
Perpustakaan Nasional ditutup sementara namun
akses layanan perpustakaan tetap dapat dinikmati
melalui aplikasi perpustakaan digital," terang
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando,
kepada Beritasatu.com, di Jakarta, Minggu
(15/3/2020).
Syarif Bando mengatakan, pihaknya juga
memperketat pengawasan terhadap seluruh
pegawai maupun pengunjung yang akan masuk ke
24
gedung layanan Perpusnas untuk mencegah
penyebaran covid-19. Setiap orang yang masuk
gedung akan dilakukan pengecekan suhu tubuh.
"Selain melakukan pengecekan suhu tubuh,
Perpusnas juga sudah menempatkan cairan
pembersih tangan atau hand sanitizer di setiap
lantai gedung fasilitas layanan Perpusnas," kata
Syarif Bando.
Selain melakukan upaya pencegahan, kata Syarif
Bando, Perpusnas juga membentuk gugus tugas
kader kesehatan, yang mempunyai tugas, antara
lain melakukan tindakan pencegahan dengan
mengukur suhu badan pegawai atau pengunjung
Perpusnas, dan melakukan sosialisasi pencegahan
covid-19 di lingkungan Perpusnas.
"Selain itu, mereka juga memberikan saran
kepada pegawai atau pengunjung Perpusnas jika
memiliki suhu badan diatas 38 derajat celcius agar
segera memeriksakan kondisi tubuhnya ke
fasilitas layanan kesehatan masyarakat," tegasnya.
"Kemudahan akses tetap kami berikan kepada
masyarakat tanpa harus mengunjungi layanan
Perpusnas. Jadi, masyarakat tetap bisa membaca
meski saat ini terjadi pandemi covid-19," tutup
Syarif Bando.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/609167/cegah-peny
ebaran-corona-layanan-perpusnas-ditutup-dua-pekan
Akses : 17 Maret 2020 Pukul 11.04 WIB
Cerita dari Komunitas Literasi Saku di
Kepulauan Yapen, Papua
Jaja Suteja / JAS Rabu, 26 Februari 2020 | 16:09
WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Komunitas Sa Saku
adalah sebuah komunitas yang memiliki misi
menyebarkan literasi bagi anak-anak di pelosok
Papua. Komunitas ini berada di kepulauan
kabupaten Yapen, Papua dan dibentuk oleh Agies
Pranoto, pada medio Maret tahun 2017 lalu.
Komunitas ini bertujuan agar para anggotanya Ber
saku mengumpulkan berbagai bahan bacaan mulai
dari buku dongeng, dan buku pengetahuan, baik
bekas maupun buku baru.
"Tujuan saya mengumpulkan buku karena melihat
kondisi masyarakat di kepulauan Yapen dimana
saya tinggal bersama suami yang bertugas di Serui,
Yapen, saya ingin menumbuhkan minat baca anak
sekolah mulai dari kalangan pelajar Sekolah Dasar
sampai masyarakat penduduk asli disini, kami
memulainya bersama tiga orang kawan dan mulai
mencari buku, menghimbau kepada pemilik buku di
Serui yang sudah membaca buku-bukunya
mengirimkan kepada kami langsung atau melalui
pos juga lewat media sosial atau kontak secara
langsung," kata Agies yang juga seorang jurnalis,
Rabu (26/2/20).
"Saat ini kami Saku mengirimkan setiap bulan 100
buku bacaan layak baca, ke beberapa sekolah yang
kebanyakan ada di pelosok kampung, dan baru
sebanyak 1.000 buku lebih yang kami distribusikan
sampai sekarang," ungkap Agis.
Saku kini dibantu oleh para relawan yang hingga
saat ini berjumlah 4 volunteer, dan oleh
kawan-kawan pengajar Muda dari Yayasan
Indonesia Mengajar.
Alhasil, buku buku yang distribusikan itu sangat
memengaruhi perilaku anak-anak di pelosok Papua
agar tertarik untuk belajar membaca, bahkan
permintaan buku di beberapa sekolah terutama yang
ada dipelosok kampung semakin meningkat
"Buku bacaan dongeng dan ensiklopedia sangat
dibutuhkan, kami masih menjaring donatur buku
untuk bekerja sama," sebutnya.
Saku akhirnya mulai mendapat perhatian oleh
beberapa taman baca yang ada di luar kota, namun
banyak pula yang mendukung secara langsung
seperti pejabat daerah, perpustakaan daerah, dan
juga anggota dewan di Serui yang peduli terhadap
pendidikan.
"Tentunya akan ada banyak lagi pegiat-pegiat
literasi di pelosok yang juga tergerak untuk
melakukan perubahan, kami saja mau bergerak ke
pelosok dengan menyeberangi laut dengan motor
boat, bahkan mengantar buku hingga menempuh
jalan berpuluh-puluh kilometer agar buku kami
sampai ditempat tujuan dengan utuh, Kami
melakukan ini karena mengetahui banyak diluar
sana anak anak yang sangat merindukan sosok buku
bacaan, yang bisa mengisi pengetahuan mereka,"
imbuh Agis.
"Harapan saya semoga makin banyak yang terlibat,
baik itu untuk donatur buku maupun pegiatnya, baik
pemerintah dan juga secara pribadi, karena kami
sangat membutuhkan buku bacaan," tutupnya.
25
Untuk menunjang kegiatan ini Agis juga melakukan
bisnis kecil di rumahnya dengan membuka warung
kopi bernama Kopi Yoi sambil menunggu
datangnya buku- buku. Bagi donatur yang tertarik
menyumbangkan buku atau menjadi donatur bisa
menghubungi Komunitas Baca Saku (Sa Suka
Buku) Jalan Maluku, lorong masuk depan Kantor
KPUD Yapen, Rt/Rw 007/004, Serui Kota 98211.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/161049/cerita-dari-k
omunitas-literasi-saku-di-kepulauan-yapen-papua
Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.11 WIB
Darurat Covid-19, Kemdikbud Gandeng
TVRI Tayangkan Program Belajar dari
Rumah
Maria Fatima Bona / JAS Jumat, 10 April 2020 |
13:20 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan
dan Kebudayan (Mendikbud) Nadiem Makarim
mengatakan, untuk membantu para siswa belajar
dari rumah selama masa pandemi Covid-19,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) menggandeng TVRI untuk
menayangkan program "Belajar dari Rumah".
Nadiem menyebutkan, program "Belajar dari
Rumah" di TVRI merupakan respons cepat
Kemdikbud terhadap masukan Komisi X DPR RI
pada Rapat Kerja (27/3/2020) belum lama ini.
Pasalnya, masih banyak daerah yang mengalami
kesulitan jaringan internet, maka melalui program
"Belajar dari Rumah" di TVRI dapat menjangkau
semua kelangan.
"Program 'Belajar dari Rumah' merupakan bentuk
upaya Kemdikbud membantu terselenggaranya
pendidikan bagi semua kalangan masyarakat di
masa darurat Covid-19, khususnya membantu
masyarakat yang memiliki keterbatasan pada
akses internet, baik karena tantangan ekonomi
maupun letak geografis,” kata Nadiem dalam
telekonferensi Peluncuran Program Belajar dari
Rumah, Kamis (9/4).
Nadiem menyebutkan, program "Belajar dari
Rumah" mulai tayang di TVRI pada Senin 13
April 2020 dimulai pada pukul 8 pagi hingga 11
malam selama tiga bulan ke depan. Ada pun fokus
program pada tiga konten atau materi
pembelajaran meliputi; peningkatan literasi,
numerasi, serta penumbuhan karakter peserta
didik untuk semua jenjang.
Selain itu, "Belajar dari Rumah" juga akan
menyajikan program bimbingan orangtua dan
guru serta tayangan kebudayaan pada akhir pekan.
Untuk memaksimalkan program tersebut, Nadiem
mengatakan, Kemdikbud juga akan memonitor
dan mengevaluasi program bersama dengan
lembaga nonpemerintah. "Yang perlu dicatat
bahwa sesungguhnya dalam keadaan seperti ini,
yang menjadi penting saat adalah pemberian
pendidikan yang bermakna,” ujarnya.
Menurut Nadiem, dalam situasi pandemi
Covid-19, dengan kegiatan belajar mengajar
(KBM) di sekolah terhenti, solidaritas dan gotong
royong menjadi kunci penanganan Covid-19 di
Indonesia. Oleh karena itu Kemdikbud terbuka
untuk kerja sama dan kolaborasi pendukungan
penyelenggaraan pendidikan di masa darurat ini.
"Kami berterima kasih atas semua bantuan, kerja
sama dan kolaborasi dari berbagai pihak, dari
Komisi X, mitra swasta, organisasi masyarakat,
juga relawan yang bersama-sama mengambil
peran dan kontribusi dalam menghadapi situasi
pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.
Untuk itu, Nadiem berharap agar para orang tua,
pendidik, dan peserta didik menjaga kesehatan
dan menjalankan protokol kesehatan yang telah
disampaikan oleh Kementerian Kesehatan
(Kemkes).
“Pesan saya agar baik orang tua, siswa, dan guru
menjaga kesehatan masing-masing beserta
keluarga sesuai protap dari Kemkes terkait
Covid-19, dan untuk mengikuti imbauan Presiden
Jokowi agar belajar di rumah, bekerja di rumah,
dan beribadah di rumah,” ujarnya.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/619043-darurat-covid19-kemdikbud-gandeng-tvri-tayangkan-program-belajar-dari-rumah Akses : 16 April 2020 Pukul 07.56 WIB
Dekranasda NTT Dukung Festival Literasi
Nagekeo
Yuliantino Situmorang / YS Kamis, 11 April 2019 |
17:00 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Dewan
Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT
Julie Sutrisno Laiskodat mendukung langkah
Pemerintah Kabupaten Nagekeo menggelar
26
Festival Literasi yang akan diadakan Agustus
2019 mendatang. Hal itu sangat penting untuk
kemajuan masyarakat, terutama pengembangan
SDM.
Diakui, pemerintah daerah setempat memang
tengah menggalakkan pentingnya literasi dalam
berbagai bidang. Termasuk literasi dalam
memperkenalkan kekayaan budaya seperti kain
tenun yang menjadi ciri khas NTT.
Saat ini Dekranasda terus merangkul kelompok
pengrajin tenun dan menyebarkan informasi yang
lengkap ke publik. Informasi itu diberikan dalam
satu paket lengkap.
“Tidak hanya literasi dalam tenun, saat ada turis
yang membeli selembar tenun, saya juga mencoba
untuk memberikan informasi lebih tentang
bagaimana filosofi, proses pembuatan tenun,
budaya masyarakat di Nagekeo, lengkap dengan
keunggulan wisata yang kita miliki. Jadi literasi
memiliki impact yang luas,” papar Julie di
sela-sela soft launching Festival Literasi Nagekeo
2019 di Perpustakaan Nasional di Jakarta, Kamis
(11/4/2019).
Ia menambahkan, dirinya ingin SDM di NTT
berkualitas dan itu bisa dibangun lewat membaca.
“Di daerah kami juga banyak penenun, dan ini kita
sosialisasikan pentingnya literasi tenun, sehingga
orang bisa mengerti filosofi di balik hasil tenun itu
sendiri," ujar Julie.
Itu sebabnya, kata Julie, ia yang membina
beragam kelompok pengrajin tenun terus
mengingatkan agar mereka tak salah dalam
membuat motif tenun. Pasalnya berbeda motif,
maka beda pula filosofinya.
“Melalui tenun bisa mengenal satu kabupaten
seluruhnya. Misalnya ada air terjun dari atas ke
bawah garis-garis, itu yang beneran, tempatnya
juga ada. Jadi wisata yang kami kembangkan,
kami koneksikan ke tenun,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Nagekeo
Johanes Don Bosco Do mengatakan, Festival
Literasi itu sebagai upaya menumbuhkan budaya
literasi pada ekosistem pendidikan, mulai dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Johanes mengatakan, meskipun baru berusia 12
tahun, kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten
Ngada ini tak mau ketinggalan dalam
menyelenggarakan pentingnya literasi di antara
warganya.
“Apalagi di era digital seperti sekarang,
kemampuan literasi penting ditingkatkan agar tak
ketinggalan zaman,” ujar Johanes.
Ia menambahkan, festival itu nantinya mengusung
tajuk “Membangun Benteng Peradaban Baru di
Indonesia Timur”.
Tema itu diangkat karena Kabupaten Nagekeo
masih jauh tertinggal dengan kabupaten di daerah
lain. Terlihat dari nilai yang diberikan
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB), tentang Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik. Nagekeo mendapatkan poin
1,8 dari skala 0-5. Penilaian itu menyangkut para
birokrasi masyarakat yang terdidik.
Diharapkan, festival itu mampu membuat para
pelayan masyarakat dan birokrasi terdorong untuk
bekerja lebih maksimal mengejar ketertinggalan.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/548126/dekranasda-
ntt-dukung-festival-literasi-nagekeo
Akses : 21 April 2020 Pukul 22.28 WIB
Dikritik soal Pergub Membaca, Anies Minta
Gembong Baca Tuntas
Lenny Tristia Tambun / JAS Selasa, 21 Agustus
2018 | 23:59 WIB
Jakarta – Mendapatkan kritik pedas dari Ketua
Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI, Gembong
Warsono soal penerbitan Peraturan Gubernur
(Pergub) Nomor 76 tahun 2018 tentang
Pembudayaan Kegemaran Membaca, Gubernur
DKI, Anies Baswedan meminta Gembong terlebih
dahulu membaca isi pergub tersebut secara tuntas.
“Iya, baiknya Pak Gembong baca dulu dan lihat
kenyataannya. Dan nanti kemudian, kita diskusi
lebih jauh. Karena beliau kurang baca,” kata
Anies di Balai Kota DKI, Jakarta, Selasa (21/8).
Ia menjelaskan lebih jauh, membaca akan bisa
menjadi budaya bila ada proses pembiasaan. Agar
menjadi pembiasaan, diperlukan adanya aturan
yang membantu kegiatan membaca menjadi
kegiatan reguler. Sehingga lama kelamaan,
kegiatan membaca menjadi sebuah kebiasaan.
“Kalau sudah menjadi kebiasaan, akan menjadi
budaya membaca. Betapa naifnya bila ikhtiar
membiasakan membaca itu dihentikan. Saya rasa
akan menjadi repot sekali bagi bangsa kita, bila
kita tidak memilih kebiasaan membaca,” ujarnya.
27
Aturan untuk membiasakan membaca telah
dilakukannya sewaktu menjabat sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan. Ia mengeluarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) No. 23 tahun 2015. Peraturan ini
mengharuskan siswa membaca selama 20 menit
setiap pagi sebelum sekolah.
Namun sayangnya, peraturan tersebut tidak
diterapkan dengan baik. Karena sekolah dikelola
oleh pemerintah daerah (pemda) bukan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kita tahu minat baca di Indonesia masih rendah.
Lebih parahnya lagi, daya baca lebih rendah. Nah
dalam situasi seperti ini, dan kita tahu persis
bangsa yang maju, masyarakat yang maju adalah
bangsa dan masyarakat yang memiliki minat baca
dan daya baca yang tinggi,” jelasnya.
Anies menerbitkan Pergub yang diundangkan
pada 3 Agustus 2018 dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
seiring dengan perkembangan zaman.
Dalam pasal 3 pergub tersebut, tertuang
pembudayaan kegemaran membaca bertujuan
untuk membangun minat, kegemaran dan
kebiasaan membaca masyarakat, dengan tujuan
mendorong terciptanya masyarakat membaca,
menuju masyarakat belajar dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Anies mengelompokkan pembudayaan kegemaran
membaca dengan empat cara, yakni sosialisasi,
promosi, kompetisi, dan apresiasi. Pada pasal 12,
ia mewajibkan sekolah dan madrasah
mengunjungi perpustakaan serta mengadakan
lomba literasi.
Selain itu, pihak swasta juga diminta bekerja sama
melalui program tanggung jawab sosial
perusahaan (corporate social responsibililty).
CSR perusahaan diminta dalam berbentuk
sumbangan pengadaan taman bacaan, rumah
pintar, atau perpustakaan warga. Setiap perangkat
daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
pun diminta membuat pojok baca.
Pendanaan dari rangkaian kegiatan ini bisa
melalui APBD DKI Jakarta, hibah atau
sumbangan, serta sumber pendanaan lain yang sah
dan tidak mengikat.
Pengawasan pelaksanaan Pergub ini dilakukan
oleh perangkat daerah yang menyelenggarakan
urusan perpustakaan. Hasil pengawasan
dilaporkan ke Gubernur melalui Sekretaris Daerah
tiap enam bulan sekali atau sesuai kebutuhan.
Anies mengelompokkan pembudayaan kegemaran
membaca dengan empat cara, yakni sosialisasi,
promosi, kompetisi, dan apresiasi. Pada pasal 12,
Anies juga mewajibkan sekolah dan madrasah
mengunjungi perpustakaan serta mengadakan
lomba literasi
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/megalopolis/506521/dikritik-
soal-pergub-membaca-anies-minta-gembong-baca-tuntas
Akses : 28 April 2020 Pukul 21.51 WIB
Dorong Minat Baca, Perpustakaan Jakpus
Gelar Panggung Literasi
Carlos Roy Fajarta / FER Jumat, 13 September
2019 | 16:21 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Suku Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Pusat akan
menggelar acara Panggung Literasi bertajuk 'Dari
Buku Aku Berkarya' di Jalan Tanah Abang 1,
Petojo Selatan, Sabtu (14/9/2019) besok. Acara
ini, rencananya akan diramaikan pertunjukan seni
dan budaya hingga lokakarya (workshop) yang
diikuti ratusan peserta dari beragam komunitas,
pelajar dan elemen masyarakat.
Kepala Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Jakarta Pusat, Meti Lastri, mengatakan acara
tersebut diadakan untuk mendorong minat dan
kegemaran membaca di kalangan anak-anak dan
remaja.
"Selain itu juga untuk mempromosikan kegiatan
Cinta Membaca Cinta Perpustakaan," ujar Meti,
Jumat (13/9/2019).
Meti menjelaskan, di acara Panggung Literasi ini,
pihaknya melibatkan berbagai komunitas, pelajar
sekolah dan perwakilan masyarakat dari wilayah
Petojo Selatan. "Masyarakat setempat kita ajak
tampil untuk unjuk kebolehan di panggung ini,"
tambah Meti.
Selama pertunjukan, acara ini juga diramaikan
dengan kegiatan workshop mural, menulis puisi,
teater dan resensi buku yang diikuti peserta dari
anak-anak sekolah hingga masyarakat umum.
Dalam workshop tersebut, peserta dibekali materi
dan praktek mengenai cara membuat mural,
menulis puisi dan olah peran teater dari sejumlah
nara sumber profesional.
"Untuk puisi, prakteknya para peserta diminta
membuat satu puisi lalu dibawakan di Panggung
28
Literasi. Begitu juga dengan teater. Khusus untuk
mural, kita siapkan ruang di basement untuk
mereka," lanjut Meti.
Kepala Seksi Perpustakaan Sudinpusip Jakarta
Pusat, Tanwil menambahkan, kegiatan ini baru
kali pertama digelar dengan melibatkan
komunitas, akademisi, jurnalis, praktisi seni,
karang taruna, kader PKK, kelompok masyarakat,
para aparatur kelurahan dan kecamatan. Mereka
diajak berkolaborasi menyusun acara edukatif
yang ditargetkan mampu menyedot 700 hingga
1.000 pengunjung ini.
"Selain itu kegiatan ini juga melibatkan partisipasi
anak-anak berkebutuhan khusus, baik secara
personal maupun kelompok," kata Tanwil.
Tanwil berharap, melalui acara ini bisa menambah
kesadaran dari masyarakat akan pentingnya
memupuk budaya membaca. Panggung Literasi
ini juga diharapkan dapat mempromosikan
perpustakaan menjadi rumah ketiga masyarakat.
"Bagi anak pelajar, rumah pertamanya itu tempat
tinggalnya, rumah keduanya sekolah dan rumah
ketiganya perpustakaan. Konsep pemikiran ini
yang mau kita tularkan. Gemar membaca menjadi
bagian dari gaya hidup," tutur Tanwil.
Sementara itu, Ketua Komunitas Rupa Kata
(Koruka) sekaligus Ketua Panitia Acara Panggung
Literasi, Frans Eko Dhanto menuturkan, pada
momen ini juga dibuat sebuah instalasi buku
berukuran raksasa karya Agus Firmansyah yang
diletakkan di atas panggung. Karya Firman yang
lain adalah instalasi 1.000 buku yang digelar di
pelataran Kantor Sudin Perpustakaan dan
Kearsipan Jakarta Pusat.
"Saya berharap keberadaan karya buku raksasa
dan instalasi 1.000 buku dapat memancing
masyarakat untuk semakin mencintai dunia
perbukuan," kata Frans.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/megapolitan/574972/dorong-
minat-baca-perpustakaan-jakpus-gelar-panggung-literasi
Akses : 20 April 2020 Pukul 11.40 WIB
Dukung Literasi Lapas, Perpusnas Raih
Penghargaan Kemkumham
Feriawan Hidayat / FER Senin, 20 Januari 2020 |
11:36 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan Nasional
(Perpusnas) komitmen mendukung peningkatan
literasi di seluruh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)
yang di Indonesia.
Menkumham Pacu Ditjen AHU Susun Rencana
Program
Atas sumbangsih tersebut, Kementerian Hukum dan
HAM (Kemenkumham) memberikan penghargaan
kepada Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif
Bando, dalam mendukung Deklarasi Layanan tahun
2019 dan dukungan lanjutan pada Resolusi
Pemasyarakatan tahun 2020.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Menkumham), Yasonna H Laoly, menyampaikan,
penghargaan diberikan kepada Perpusnas karena
selama ini selalu mendukung program peningkatan
kualitas pembinaan berupa literasi beberapa
lembaga pembinaan seperti lembaga khusus anak
dan rumah tahanan negara.
"Dukungan nyata Perpusnas adalah dengan
memberikan bantuan hibah buku ke semua lembaga
pemasyarakatan yang ada di Indonesia,” kata
Yasonna dalam keterangan pers yang diterima
Beritasatu.com, Senin (20/1/2020).
Yasonna Dorong Kepala Daerah Daftarkan HKI
Yasonna menambahkan, sinergi atau kerja sama
antara Perpusnas dengan Kemkumham selama ini
telah terjalin dengan sangat baik. "Khususnya,
dalam kerja sama yang berfokus penguatan literasi
terhadap warga binaan,” kata Yasonna.
Dalam kesempatan pemberian penghargaan
sekaligus Deklarasi Resolusi Pemasyarakatan 2020,
Yasonna juga menyampaikan apresiasi dan
penghargaan kepada jajaran menteri Kabinet
Indonesia Maju dan pimpinan lembaga yang telah
mendukung dan mendampingi upaya perbaikan
program Kemkumham.
"Resolusi Pemasyarakatan 2020 merupakan bentuk
kesadaran terhadap perubahan yang dipengaruhi
arus globalisasi dan berbagai persoalan yang
menjadi tantangan masyarakat di era 4.0, yang
kadang-kadang mengejutkan kita semua," kata
Yasonna.
Kemkumham Percepat Penyelesaian Omnibus
Law
Lebih lanjut, Yasonna mengatakan, Resolusi Pemasyarakatan adalah sebuah bentuk awareness
terhadap perubahan tantangan kedepan.
29
"Deklarasi ini juga sebuah kebijakan responsif dari
tuntutan tersebut sekaligus sebagai komitmen untuk
melakukan penataan dan meningkatkan kinerja
layanan publik," tegas Yasonna.
Sementara itu, sejumlah kementerian maupun
lembaga negara turut menerima penghargaan atas
dukungan terhadap Layanan Pemasyarakatan tahun
2019 antara lain, Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan RB, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Penghargaan juga diberikan kepada Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, Menteri
Kelautan dan Perikanan, Kapolri, Jaksa Agung,
Ketua KPK, Kepala BNN, Kepala BNPT, Ketua
Ombudsman, dan Panitera Mahkamah Agung
(MA).
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/hukum/596153/dukung-litera
si-lapas-perpusnas-raih-penghargaan-kemkumham
Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.29 WIB
Duta Bahasa Dorong Penguasaan Bahasa
Indonesia Generasi Muda
Mardiana Makmun / MAR Kamis, 15 Agustus
2019 | 00:44 WIB
JAKARTA, Beritasatu.com– Penggunaan dan
penguasaan bahasa Indonesia pada generasi muda
semakin mengkhawatirkan. Hal ini didorong oleh
tingkat literasi yang rendah dan penetrasi internet
yang tinggi. Kondisi ini mendorong Pusat Bahasa
dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI menggelar Pemilihan Duta
Bahasa Nasional (PDBN) 2019. Duta Bahasa
terpilih diharapkan dapat mendorong literasi,
penggunaan, dan penguasaan bahasa Indonesia.
“Bahasa Indonesia sangat penting. Negara
Indonesia ini dibangun dari bahasa Indonesia.
Bahasa juga identitas bangsa. Tidak ada negara
Indonesia bila tidak ada bahasa Indonesia.
Sayangnya kami melihat penguasaan bahasa
Indonesia pada generasi muda, semakin menurun.
Ini mendorong kami dari Pusat Bahasa dan
Perbukuan Kemendikbud menggelar Pemilihan
Duta Bahasa Nasional sejak 2016,” kata Ni Putu
Ayu Widari, M.Pd, pengkaji Kebahasaan dan
Kesastraan Badan Bahasa dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di sela
penjurian PDBN 2019 di Jakarta, Rabu
(14/8/2019).
Memang, lanjut, Ayu, tingkat buta hurup di
Indonesia sudah sangat rendah, yakni 99%,
artinya hampir tidak ada lagi yang tidak bisa
membaca. “Namun, tingkat literasi orang
Indonesia sangat rendah. Hal ini diperparah
adanya kemajuan teknologi internet yang
memungkinkan terjadinya loncatan kemampuan
berbahasa, dari bahasa Indonesia ke bahasa
asing,” lanjut Ayu.
Meski begitu, Kemendikbud tidak antibahasa
asing. “Penguasaan bahasa asing juga sangat
penting ketika berdiplomasi dan mempromosikan
bahasa dan budaya Indonesia ke dunia
internasional,” tegas Ayu Widari.
Hal ini juga ditegaskan Wendy George, Research
& Development Advisor EF Indonesia, juri bahasa
Inggris di PDBN 2019. “Saya melihat kemampuan
berbahasa asing, terutama bahasa Inggris para
peserta cukup baik. Ini menjadi modal bagi
mereka untuk berkomunikasi dan berdiplomasi
mengenalkan bahasa dan budaya Indonesia ke
global,” kata Wendy.
“Penguasaan bahasa asing menjadi nilai tambah
bagi generasi muda. Apalagi beberapa tahun ke
depan, Indonesia mendapat bonus demografi
dengan jumlah generasi muda atau usia produktif
yang sangat besar,” tambah Juli
Simatupang, director of corporate affair EF
Indonesia.
Karena itu, lanjut Ayu, pemenang PDBN 2019
atau disebut Trigatra Bahasa, memiliki tiga
kewajiban. “Pemenang harus mengutamakan
pemakaian bahasa Indonesia, melestarikan bahasa
daerah, dan menguasai bahasa asing supaya dapat
menginternasionalkan bahasa dan budaya
Indonesia,” kata Ayu Widari.
Bintang Mokodongit dan Megumi Najoan, peserta
PDBN 2019 asal Sulawesi Utara menceritakan,
untuk merebut gelar Duta Bahasa Nasional 2019,
mereka diwajibkan membuat program literasi.
“Kami membuat program Kelapa dan Sawit atau
Kelompok Literasi Anak Panti Asuhan dan
Masyarakat Wajib Tahu. Bila menang menjadi
Duta Bahasa Nasional, kami akan teruskan
program tersebut,” kata Megumi.
PDBN 2019 bertujuan untuk pembinaan generasi
muda agar meningkatkan martabat bahasa
Indonesia. PDBN telah dilaksanakan sejak 2006
oleh Badan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan RI. PDB 2019 diikuti
oleh 31 peserta yang mewakili 34 provinsi di
30
Indonesia dengan rentang usia antara 18-25 tahun.
Para peserta merupakan pemenang PDB tingkat
provinsi yang selanjutnya akan memperebutkan
gelar Duta Bahasa Nasional 2019. Total hadiah
yang diberika PDB senilai Rp108 juta untuk 10
pasang pemenang, yaitu 6 pasang pemenang
utama dan 4 pasang pemenang harapan.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nusantara/569751/duta-bahas
a-dorong-penguasaan-bahasa-indonesia-generasi-muda
Akses : 21 April 2020 Pukul 21.43 WIB
Duta Damai Dunia Maya Berperan Penting
Bentengi Generasi Muda
Bernadus Wijayaka / BW Rabu, 4 Maret 2020 |
23:06 WIB
Denpasar, Beritasatu.com - Sejak dibentuk pada
2016 lalu, Duta Damai Dunia Maya Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) punya
tanggung jawab moral dan sosial.
Mereka harus membentengi generasi muda agar
tidak terpengaruh paham dan doktrin radikal
terorisme yang banyak memanfaatkan dunia maya
sebagai sarana penyebaran.
Dalam konteks inilah, relawan duta damai
diharapkan mampu untuk berperan aktif dalam
membendung konten dan narasi kekerasan. Caranya,
dengan menyemarakkan konten dan narasi positif
perdamaian melalui dunia maya.
Hal tersebut dikatakan Deputi I bidang Pencegahan,
Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen
TNI Hendri Paruhuman Lubis dalam sambutannya
saat membuka Rapat Koordinasi Nasional
(Rakornas) Duta Damai Dunia Maya BNPT tahun
2020 di Prama Sanur Beach Hotel, Denpasar, Bali,
Rabu (4/3/2020).
“Relawan duta damai BNPT tidak dibentuk untuk
melawan narasi kekerasan, tetapi justru diarahkan
untuk membanjiri dunia maya dengan narasi
perdamaian. Duta damai tidak ingin melawan narasi
radikal, tetapi justru ingin membentengi para
generasi muda agar tidak mudah terpengaruh narasi
kekerasan,” ujar Hendri dalam keterangan tertulis
kepada Beritasatu.com.
Dikatakan, duta damai menjadi modal dan kekuatan
berharga tidak hanya bagi BNPT saja, tetapi juga
bagi bangsa. Ini dikarenakan perubahan zaman terus
berjalan dan berkembang. Apalagi saat ini tidak
hanya sampai pada era kecanggihan teknologi saja,
tetapi juga era kecepatan informasi. Gabungan
antara teknologi dan informasi itu telah menciptakan
ruang sosial baru yang tidak pernah dibayangkan
sebelumnya.
“Di dunia maya, semua orang bisa berinteraksi dan
berkomunikasi tanpa batas wilayah, usia, bahkan
kadang tanpa norma dan etika. Kita lihat, informasi
bukan lagi menjadi barang langka dan berharga yang
sulit dicari. Namun, informasi mendekati dan
menghampiri kita setiap hari, hanya bermodalkan
jari dan internet, informasi bisa dikonsumsi setiap
hari,” ujar alumni Akmil tahun 1986 ini.
Namun demikian, menurutnya, kebebasan
mendapatkan informasi dan kebebasan
berkomunikasi di dunia maya ini jika tidak
diimbangi dengan kemampuan literasi yang
memadai akan jatuh pada disinformasi dan
provokasi.
Masyarakat menjadi sulit membedakan mana berita
berdasarkan fakta atau narasi fiktif belaka.
Masyarakat tidak lagi mencari kebenaran, tetapi
justru mencari pembenaran dimana informasi akan
dipercaya apabila sesuai dengan pandangannya
sendiri.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/605563/duta-damai-
dunia-maya-berperan-penting-bentengi-generasi-muda
Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.54 WIB
Fitur Soal Bantu Siswa Hadapi Ujian
Feriawan Hidayat / FER Selasa, 10 Maret 2020 |
08:37 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Kelas Pintar, solusi
belajar online kembangan PT Extramarks
Education Indonesia, meluncurkan kumpulan
latihan soal online sesuai kurikulum, yang
dirancang untuk membantu siswa menilai tingkat
kesiapan mereka dalam menghadapi ujian.
Melalui fitur soal ini, siswa bisa mengetahui
seberapa baik persiapan dan pemahaman mereka
pada setiap mata pelajaran dan topik yang telah
dipelajari.
Founder Kelas Pintar, Fernando Uffie, menjelaskan,
fitur soal tidak hanya menyediakan kumpulan soal
berbobot tapi juga materi pelajaran dalam format
31
animasi yang didesain untuk menguatkan
pemahaman siswa terhadap konsep dari materi
pelajaran.
"Soal dari Kelas Pintar lebih dari sekadar paket
latihan, melainkan sebuah solusi untuk
meningkatkan literasi atau pemahaman terhadap
konsep. Dengan begitu, siswa bisa siap menghadapi
segala jenis ujian, baik itu ujian harian, ujian
semester ataupun ujian nasional,” kata Uffie, di
Jakarta, Senin (9/3/2020).
Lebih lanjut Uffie menjelaskan, dalam paket
berlangganan soal dari Kelas Pintar, para siswa bisa
mengakses beragam layanan mulai dari penilaian
harian yang dilengkapi dengan metode belajar learn,
practice and test (LPT), penilaian semester yang
berisi kumpulan latihan soal yang dilengkapi
pembahasan untuk persiapan penilaian tengah dan
akhir semester, serta ujian nasional.
"Disini ada collaborative learning dimana para
siswa bisa berinteraksi dengan siswa lainnya dengan cara men-challenge teman mereka untuk
mengerjakan quiz. Ada juga try out yang dilakukan
secara periodik, sebagai bentuk simulasi dari ujian
yang nantinya akan dihadapi oleh para siswa," jelas
Uffie.
Soal dari Kelas Pintar sendiri mencakup seluruh
subjek mata pelajaran di jenjang K-12
(SD-SMP-SMA) dan sudah disesuaikan dengan
kurikulum berlaku. Soal-soal latihan yang ada di
dalamnya juga disusun dengan tingkat kesulitan
(mudah, sedang, sukar) dan pemahaman (LOTS,
MOTS, HOTS) yang beragam dan dikemas secara
proporsional.
"Saya berterima kasih kepada tim akademik Kelas
Pintar yang telah mencurahkan segenap waktu dan
kemampuannya untuk membuat dan menyusun
soal-soal berbobot ini. Saya percaya apa yang kami
lakukan sekarang, akan punya dampak yang besar
bagi bangsa ini dimasa yang akan datang," pungkas
Uffie.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/607155/fitur-soal-ba
ntu-siswa-hadapi-ujian
Akses : 08 April 2020 Pukul 11.55 WIB
Ganjar: Waspadai Janji Investasi
Stefi Thenu / JAS Selasa, 11 Februari 2020 | 17:39
WIB
Semarang, Beritasatu.com - Gubernur Jateng
Ganjar Pranowo mengingatkan kepada masyarakat
untuk mewaspadai beragam bentuk investasi yang
menjanjikan keuntungan besar dan tidak masuk
akal, karena hanya akan merugikan dirinya sendiri.
Penawaran bisnis atas nama investasi ilegal atau
bodong seolah tak pernah surut dengan
modus-modus baru. Investasi bodong biasanya
seorang investor tidak perlu bekerja keras, tidak
melakukan apa-apa, tetapi mendapatkan penghasilan
yang besar.
"Hari ini, jangan percaya kepada janji-janji
keuntungan bisnis yang tidak masuk akal. Ilmu
pengetahuan sudah berkembang, kita bisa mengecek
lembaga keuangan mana yang kredibel. Jadilah
lebih peka agar tidak menjadi pekok (bodoh)," pesan
Ganjar usai Penyerahan Izin Prinsip PT BPR BKK
Jateng (Perseroda) di PO Hotel, Selasa (11/2/2020).
Menurut Ganjar, masih ada investasi yang masuk di
kalangan masyarakat dengan pola yang aneh dan
tujuannya merangsang masyarakat untuk tertarik.
Karenanya, jika literasi baik maka masyarakat akan
lebih berhati-hati terhadap investasi dengan
keuntungan tinggi.
"Dalam hal ini masyarakat harus memahami high
risk high return. Cirinya bunga tinggi, kembali
cepat, dan untung berlipat-lipat," ungkapnya.
Kasus terakhir adalah aplikasi investasi bodong
bernama MeMiles yang berhasil dibongkar
kepolisian pada 3 Januari 2020 lalu. Investasi
bodong dengan menggunakan nama PT Kam and
Kam itu berhasil meraup uang dari korban senilai Rp
750 miliar. Saat penangkapan, polisi mengamankan
uang nasabah hingga Rp 122 miliar.
MeMiles merupakan platform digital advertising
dengan memadukan 3 jenis bisnis yakni advertising,
market place, dan traveling. MeMiles memberikan
iming-iming yang di luar logika. Misalkan dengan
top up Rp 300.000 bisa dapat bonus HP, top up Rp 3
juta dapat sepeda motor dan top up Rp 7 juta dapat
Mobil Toyota Fortuner.
"Kalau curiga, bisa lapor ke OJK. Anda akan
mendapatkan informasi lengkap. Bodong atau
tidak," pesan Ganjar lagi.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/599794/ganjar-wasp
adai-janji-investasi
Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.07 WIB
32
Gawai, Tantangan Utama Minat Baca Anak
FER Minggu, 8 September 2019 | 16:06 WIB
Malang, Beritasatu.com
- Penggunaan gadget atau gawai secara
berlebihan oleh anak-anak dinilai menjadi salah
satu tantangan terbesar dalam upaya untuk
meningkatkan minat baca pada era teknologi
seperti saat ini.
Ketua Forum Komunikasi Taman Baca
Masyarakat Malang Raya (FKTBM), Santoso
Mahargono, mengatakan, tantangan terbesar
untuk meningkatkan minat baca kepada
anak-anak adalah penggunaan gadget berlebihan
tanpa pengawasan.
"Untuk saat ini, yang paling susah adalah
melepaskan anak-anak dari gadget," kata Santos,
di Malang, Minggu (8/9/2019).
Santoso menjelaskan, sebagai salah seorang
pegiat literasi yang ada di Kota Malang, dirinya
menyadari bahwa baik orang tua maupun pegiat
literasi, tidak bisa serta-merta memaksa anak-anak untuk melepas gadget dan
menyodorkan buku bacaan.
Menurut Santoso, ada beberapa hal yang perlu
dilakukan terlebih dahulu seperti mengajak
anak-anak tersebut bermain, dan secara perlahan
diarahkan untuk membaca buku-buku yang sesuai
dengan usia mereka.
"Kami mengajak anak-anak bermain sampai mereka lupa dengan gadget mereka. Kemudian,
baru kita arahkan untuk membaca," kata Santoso.
Namun, lanjut Santoso, apa yang dilakukan oleh
kalangan pegiat literasi tersebut hanya sebatas
memberikan contoh karena kunci penting untuk
meningkatkan minat baca anak itu kembali pada
peranan orang tua masing-masing anak.
"Semua berawal dari rumah. Saat orang tua tidak
mengarahkan, anaknya akan kembali
bermain gadget dan enggan untuk membaca
buku," kata Santoso.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/573928/gawai-tanta
ngan-utama-minat-baca-anak Akses : 20 April 2020 Pukul 22.11 WIB
Genjot Dana Murah, Bank Gencar Gelar
Kegiatan Literasi Bagi Generasi Muda
Mashud Toarik / MT Sabtu, 2 November 2019 |
16:31 WIB
Jakarta, Beritasatu.com – Persaingan bank
dalam merebut dana murah kian ketat. Segala
jurus pun ditempuh demi memikat hati penabung.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk salah
satu yang giat melakukan inovasi dalam
mengumpulkan dana pihak ketiga. Segala segmen
nasabah ritel pun dikejar, termasuk potensi dari
penabung pemula maupun atau pelajar.
Pada segmen ini BTN menawarkan tabungan
“SimPel” atau Simpanan Pelajar. Tabungan
SimPel Bank BTN merupakan tabungan yang
memiliki karakteristik persyaratan sederhana,
seperti bebas biaya administrasi. setoran awal Rp
5.000 dan lanjutan Rp 1.000.
“Tahun ini kami menargetkan dana ritel dari
SimPel mencapai Rp 76 miliar dari sekitar
632.045 rekening, atau naik Rp 14,5 miliar
dibandingkan tahun 2018 lalu,” kata Direktur
Consumer Banking Bank BTN, Budi Satria di
Jakarta, Sabtu (2/11/2019).
Adapun posisi saat ini, jumlah rekening SimPel
Bank BTN mencapai 665.798 rekening dengan
nilai DPK sebesar kurang lebih Rp 74 miliar.
Produk tabungan bagi pelajar yang digagas
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tahun 2015
tersebut, menjadi bagian dari produk tabungan
yang gencar dipromosikan BTN lewat beragam
cara, diantaranya program kerjasama Gramedia
Science Day yang digelar di Jakarta dan Jawa
Timur.
“Kami berkomitmen mendukung literasi
keuangan para generasi muda, dan berkontribusi
aktif dalam program OJK yaitu one student one
account atau satu pelajar satu rekening, karena itu
kami mendukung acara-acara yang melibatkan
pelajar yang aktif seperti dalam Science Day,”
kata Budi.
Dalam program kerjasama Gramedia Science Day
2019, Bank BTN menawarkan program menarik,
diantarnya program Diskon biaya pendaftaran
sebesar 20% atau Rp 50.000 apabila peserta
melakukan pembayaran menggunakan kartu
debit/ATM BTN SimPel dan diskon yang sama
untuk peserta yang membuka rekening SimPel
pada saat promosi di sekolah.
Tidak hanya itu, Bank BTN juga memberikan
hadiah tabungan BTN SimPel bagi pemenang
33
Gramedia Science Day dengan total hadiah senilai
Rp 19.900.000.
Tabungan SimPel merupakan salah satu produk
perbankan yang digagas OJK untuk memperluas
literasi keuangan ke generasi muda,selain SimPel,
OJK juga memprakarsai tabungan SiMuda.
Khusus SiMuda yang membidik kalangan
mahasiswa, Bank BTN meracik tabungan SiMuda
Rumahku, program tabungan berencana yang
memiliki fitur khusus untuk mempersiapkan biaya
kepemilikan rumah.
Sebagai informasi per Agustus 2019, DPK total
baik konvensional maupun syariah Bank BTN
sudah terkumpul di atas Rp 231,8 triliun atau
sekitar 95% dari target tahun ini. Khusus untuk
DPK dari BTN Konvensional, per Agustus 2019
Bank berkode saham BBTN ini memupuk DPK
total sekitar Rp 209,2 triliun, atau tumbuh 19,2 %
dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang
sebesar Rp 175,5 triliun.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/bank/583254/genjot-dana-mu
rah-bank-gencar-gelar-kegiatan-literasi-bagi-generasi-muda
Akses : 17 April 2020 Pukul 12.04 WIB
Dukung Gernas Baku
GPS Gaungkan Program Orang Tua
Bacakan Buku
Feriawan Hidayat / FER Senin, 23 September 2019
| 18:35 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Membaca merupakan
salah satu kegiatan yang diketahui dapat
memberikan dampak sangat baik. Selain
meningkatkan keahlian komunikasi dan analisa,
membaca juga diketahui untuk meningkatkan
kapabilitas memori, dan meningkatkan
konsentrasi.
Sayangnya, minat membaca penduduk Indonesia
masih sangat rendah. Menurut penelitian dari
Program of International Student Assessment
(PISA) tingkat literasi Indonesia berada pada
ranking 62 dari 70 negara yang diteliti.
Berdasarkan hasil survei tersebut, Kementerian
Pendidikan dan Budaya (Kemdikbud)
menginisiasi Gerakan Nasional Orang Tua
Membacakan Buku (Gernas Baku). Gerakan ini
bertujuan menanamkan budaya membaca untuk
sejak dini.
Selain institusi pendidikan, orang tua kini juga
turut berperan untuk meningkatkan minat baca
bagi anak-anak. Menurut penelitian dari Badan
Pusat Statistik (BPS) 91,47 persen anak usia
sekolah di Indonesia, lebih suka menonton televisi
ketimbang membaca buku.
Selain meningkatkan minat baca anak usia
sekolah, Gernas Baku juga terbukti untuk
meningkatkan hubungan sosial dan emosional
antara orang tua dan anak. Gernas Baku juga
berhasil menanam kebiasan membaca kepada
semua orang tua.
Sekolah Global Prestasi School (GPS), sebagai
salah satu sekolah SPK (Satuan Pendidikan
Kerjasama) dibawah pembinaan Kemdikbud,
turut menyambut baik program Gernas Baku.
Sekolah, beserta jajarannya turut mendukung
perkembangan minat membaca anak usia sekolah
dengan memberikan fasilitas perpustakaan yang
lengkap dan nyaman bagi para siswa untuk
membaca.
Selain itu, GPS juga mengadakan kegiatan orang
tua membaca buku di sekolah selama periode
bulan September sampai Oktober 2019 dan akan
menjadi program rutin SD Global Prestasi.
Kepala sekolah SD GPS, Yulianto MPd,
mengatakan, GPS mengundang perwakilan orang
tua masing masing kelas untuk membacakan buku
kepada anak-anak di perpustakaan.
"Kegiatan yang dilakukan bisa berupa dongeng,
cerita rakyat, dan juga story telling dengan
berbagai alat peraga yang telah dipersiapkan
orang tua," ujar Yulianto kepada Beritasatu.com,
Senin (23/9/2019).
"Program ini diadakan untuk meningkatkan
budaya membaca serta minat membaca
anak-anak. Kita buat anak-anak itu suka
membaca, karena membaca itu penting dan akan
terus berguna sampai kuliah bahkan ketika mereka
sudah dewasa," tambah Yulianto.
Menurut Yulianto, dengan meningkatnya minat
anak-anak untuk membaca, kepintaran dan
kecerdasan anak-anak juga semakin dilatih.
"Sehingga, mereka bisa menjadi siswa dengan
berbagai keahlian yang berguna bagi masa depan.
Melalui membaca, mereka dapat membuka
jendela dunia," tandas Yulianto.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/576511/gps-gaungk
an-program-orang-tua-bacakan-buku
34
Akses : 20 April 2020 Pukul 11.36 WIB
Grab Indonesia-DIY Kerja Sama
Wujudkan Provinsi Cerdas
Fuska Sani Evani / FMB Jumat, 13 Desember 2019
| 16:05 WIB
Yogyakarta, Beritasatu.com - Grab Indonesia
bersama Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) dan Bank BPD DIY menjalin kerja sama
strategis untuk mengembangkan Yogyakarta
sebagai provinsi cerdas berbasis teknologi informasi
dan komunikasi.
Kerja sama program "Co-creation for a Smarter
Province" itu ditandai dengan penandatanganan nota
kesepakatan bersama antara Gubernur DIY Sri
Sultan Hamengkubuwono X bersama Managing
Director Grab Indonesia Neneng Goenadi di Gedong
Pracimosono, Kepatihan, Yogyakarta, Jumat
(13/12/2019) siang.
Program Co-Creation For A Smarter Province
bertujuan untuk mengembangkan program provinsi
cerdas berbasis teknologi informasi dan komunikasi
untuk meningkatkan pelayanan publik serta
mendukung pembangunan yang berkelanjutan,
bidang kesehatan, komunikasi dan informatika,
perhubungan, pariwisata, pendidikan, pemuda dan
olahraga, kebudayaan, serta usaha kecil menengah.
Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi
mengatakan Grab ingin mendukung pengembangan
teknologi sesuai dengan misi ‘Grab for Good’ pada
tahun 2025 mendatang.
Program tersebut, akan membantu meningkatkan
penerapan teknologi smart city dalam kehidupan
masyarakat, mulai dari mobilitas, efisiensi
pelaksanaan tugas, sampai peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Kerja sama ini juga meliputi program sustainable
economy co-creation yang memanfaatkan teknologi
dan layanan aplikasi untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di DIY.
Program ini juga didesain meningkatkan efisiensi
operasional pelaksanaan tugas aparatur sipil negara
(ASN) dan memudahkan pelayanan publik kepada
masyarakat.
Selain itu juga ada program social impact
co-creation, yakni upaya bersama untuk sosial
masyarakat, terutama di bidang kesehatan dan
pendidikan. Kemudian program cultural and tourism
co-creation untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat atas budaya dan kemajuan sektor
pariwisata di DIY dan sekitarnya.
Sedangkan dengan Bank BPD DIY kerja sama yang
dilakukan adalah pada pemberian layanan dan
kemudahan akses perbankan serta produk-produk
Bank BPD DIY kepada para mitra pengemudi Grab
dan peningkatan literasi digital, juga kemudahan
akses perbankan serta produk-produk Bank BPD
DIY kepada para mitra pengemudi Grab di DIY,
serta peningkatan literasi dan inklusi keuangan di
Yogyakarta.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X
menyambut baik kerja sama tersebut, dan
mendukung pengembangan DIY dalam
meningkatkan level kompetensi menuju dimulainya
era ekonomi digital. “Harapan saya, program
Co-creation for a Smarter Province ini menjadi
permulaan bagi DIY yang memiliki akses mobilitas
lebih baik, pelayanan publik lebih mudah, serta
peningkatan kesadaran terhadap budaya serta
pariwisata,” ujar Sultan.
Sementara itu, Grab Indonesia berencana
meluncurkan mobil listrik tahun depan. Menanggapi
hal ini, Sri Sultan meminta agar fasilitas
pendukungnya yakni stasiun pengisian energi mobil
listrik diperhatikan.
Sultan mengatakan mobil listrik bisa diterapkan di
Yogyakarta, khususnya untuk transportasi online.
Untuk itu, diperlukan fasilitas penunjang seperti
stasiun pengisian daya mobil listrik.
"Saya sepakat dengan adanya mobil listrik itu karena
tidak polutif. Tapi dari PLN bagaimana nanti untuk
titik pengisian dayanya. Jangan sampai ada mobil
listrik mogok di jalan karena tidak ada sarana
pengisian dayanya," ucap Sultan.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/590644/grab-indone
siadiy-kerja-sama-wujudkan-provinsi-cerdas
Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.38 WIB
Gramedia Akan Berikan Penghargaan
Kepada 20 Taman dan Komunitas Baca
Chairul Fikri / CAH Jumat, 28 September 2018 |
16:20 WIB
35
Jakarta - Sebanyak 20 taman dan komunitas
baca yang telah terseleksi dan kemudilian dipilih
berdasarkan penilaian dewan juri akan menerima
penghargaan dari PT Gramedia Asri Media.
Penghargaan bertajuk Gramedia Reading
Community Competition (GRCC) 2018 akan akan
dilakukan di Grand Rafflesia Ballroom, Balai
Kartini, Jakarta pada Jumat (28/9) malam nanti.
"Acara ini (GRCC) memang rutin kita
selenggarakan setiap 2 tahun sekali, dimana
penghargaan ini akan kita berikan kepada
komunitas, gerakan dalam masyarakat atau
individu yang memiliki dan membuat sebuah
taman bacaan dengan harapan akan terus
menumbuhkan minat membaca dikalangan
masyarakat," ujar Yosef Aditio, Corporate
Secretary PT Gramedia Asri Media, Kamis (27/9).
Ditambahkan Yosep, untuk tahun ini, pihaknya
telah menyeleksi total 987 taman baca yang
menjadi peserta dan kemudian terpilih menjadi 20
taman baca terbaik yang terbagi di 5 wilayah
regional yakni Regional Sumatera, Regional
Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat, Regional
Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta, Regional Jawa
Timur, Bali, NTB dan Kalimantan serta Regional
NTT, Sulawesi dan Indonesia Timur.
"Untuk pemenangnya yang berjumlah 20 taman
bacaan itu selain mendapatkan penghargaan
berupa piagam juga akan
mendapatkan development funding berupa hadiah
dan donasi buku selama 1 tahun. Selain itu,
mereka juga memiliki kesempatan untuk
berkolaborasi dalam acara literasi di wilayah
masing-masing bersama Gramedia. Dimana
masing-masing regionalnya akan mendapatkan
jatah empat taman bacaan," lanjutnya.
Senada dengan Yosef, Suwandi S. Brata selaku
Publishing & Education Director PT Gramedia
Asri Media, kegiatan ini memang tak lepas dari
keinginan besar mereka untuk terus
menumbuhkan minat baca dikalangan masyarakat
yang akhir-akhir ini angkanya semakin berkurang.
"Jika ditanya mengapa kami mendukung kegiatan,
idealisme kami untuk mengembangkan warga
Indonesia yang lebih hebat lagi. Untuk
menghidupkan semangat pencerdasan bangsa,
semangat mencari ilmu lewat buku inilah kami
membuat penghargaan ini sebagai apresiasi kami
terhadap komunitas taman bacaan yang ada di
Indonesia," tandasnya.
Selain akan menggelar GRCC, Gramedia juga
akan meluncurkan website baru bernama
literasinusantara.com. Dimana situs web tersebut
memang dirancang khusus untuk mewadahi
informasi mengenai literasi, seperti artikel,
aktifitas, profil komunitas/taman baca, forum
diskusi dan acara terkait literasi yang
diselenggarakan oleh Gramedia.
Dalam acara puncak penyerahan penghargaan
GRCC 2018 nanti malam, akan diisi oleh
penampilan spesial dari anak didik dari
masing-masing komunitas baca pemenang GRCC
tahun 2016. Dimana Anak-anak mulititalenta ini
akan menampilkan pertunjukan seperti membaca
dan musikalisasi puisi, penampilan teaterikal, dan
beragam tarian serta lagu daerah.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/513269/gramedia-a
kan-berikan-penghargaan-kepada-20-taman-dan-komunitas-baca
Akses : 27 April 2020 Pukul 21.05 WIB
Hoax Mudah Menyebar Karena Minat Baca
Rendah
Herman / YUD Jumat, 14 September 2018 | 18:23
WIB
Jakarta - Platform media sosial seperti Facebook,
Twiter, atau Instagram jadi tempat yang efektif
bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab
untuk menyebarkan kabar bohong
atau hoax. Apalagi 4 dari 10 masyarakat
Indonesia tergolong aktif di media sosial.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik,
Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kominfo), Niken Widiastuti menyampaikan,
salah satu penyebab hoax banyak membanjiri
media sosial lantaran kebiasaan pengguna media
sosial yang tidak melakukan verifikasi informasi.
Apalagi pola komunikasi di dunia maya yaitu
10-to-90. Artinya 10 persen pengguna
memproduksi konten, sementara 90 persen tanpa
diminta menyebarkan konten tersebut, termasuk
konten-konten yang negatif.
"Hoax bisa dengan cepatnya menyebar salah
satunya karena minat baca masyarakat Indonesia
yang sangat rendah. Bahkan menurut data Unesco,
minat baca masyarakat Indonesia ada di peringkat
60 dari 61 negara. Lebih banyak yang aktif di
media sosial ketimbang membaca, sehingga tidak
mengherankan kalau media sosial kita banyak
diisi berita-berita hoax," kata Niken Widiastuti, di
acara Diskusi Literasi Media Digital, di Taman
Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (14/9).
36
Fakta lainnya yang disampaika Niken, masyarakat
Indonesia rata-rata membaca buku 27 halaman per
tahun, kemudian membaca koran rata-rata 12-15
menit per hari.
Agara tidak jadi korban berita hoax, Niken
mengingatkan kepada masyarakat agar selalu
melakukan verifikasi atau cek fakta sebelum
menyebarkan sebuah informasi, serta menerapkan
nilai-nilai responsibility (tanggung
jawab), empathy (empati), authenticity (otentik),
discernment (kearifan), dan integrity (integritas)
dalam bermedia sosial.
"Saya juga mengajak masyarakat untuk
membanjiri media sosial dengan konten-konten
positif. Hoax itu sangat berbahaya sekali karena
bisa memicu disintegrasi bangsa dan konflik.
Energi kita akan terkuras habis kalau yang
diutamakan adalah ujaran kebencian,hasutan,
provokasi, dan juga fitnah," ujar Niken.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/510526/hoax-mudah-
menyebar-karena-minat-baca-rendah
Akses : 27 April 2020 Pukul 21.03 WIB
HUT Nasdem Tegaskan Persatuan dalam
Keberagaman
Yeremia Sukoyo / RSAT Selasa, 12 November
2019 | 09:19 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Panitia Hari
Ulang Tahun (HUT) Partai Nasdem ke-8 Ahmad
Sahroni menekankan arti penting persatuan dalam
mengoptimalkan kebinekaan sebagai modal dasar
dalam membangun Indonesia ke depan.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi
Hukum DPR itu seusai acara Kongres Nasdem
ke-II yang bertepatan dengan HUT partai, Senin
(11/11/2019) malam. Dalam kegiatan itu turut
dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden
Ma'ruf Amin, Presiden Kelima Megawati
Soekarno Putri, Wakil Presiden ke-12 Jusuf Kalla
dan sejumlah pejabat negara lainnya.
Dikatakan Sahroni, penekanan unity for
diversity ini sejalan dengan filosofi Partai Nasdem
yang selalu berupaya melakukan gerakan
perubahan bernama Gerakan Restorasi yang
berlandaskan pada politik solidaritas, ekonomi
emansipatif, dan partisipatif, serta serta budaya
gotong-royong.
"Semangat ini tergambar dari ragam pertunjukan
yang disuguhkan mewakili kekayaan budaya
Tanah Air dari Aceh hingga Papua. Begitulah
semangat dan cita-cita Nasdem yang selalu mau
merangkul," kata Sahroni.
Dalam sambutannya Sahroni juga menjelaskan
bahwa Kongres Ke-II dan HUT Ke-8 Partai
Nasdem kali ini memang sengaja mengangkat
tema "Restorasi Untuk Indonesia Maju". Tema
tersebut sejalan dengan visi Presiden Jokowi dan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang membentuk
Kabinet Indonesia Maju di periode kerja yang
kedua.
"Tema itu sengaja diangkat, karena Partai Nasdem
ingin sungguh-sungguh memastikan dan
memperkuat serta memantapkan langkah dan
kebijakan partai dalam mendukung keberhasilan
seluruh program pemerintah," ujarnya.
Termasuk dalam upaya membawa Indonesia pada
suatu kemajuan hakiki sesuai cita-cita besar luhur
pendirian bangsa dan negara, yakni segera
terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Keadilan sosial itu sendiri kemudian diwujudkan
melalui gerakan peduli pendidikan dan literasi di
mana panitia mengumpulkan buku ke taman
bacaan. Begitu pula gerakan Partai Nasdem
membangun kelas restorasi bagi sekolah Tunas
Mulia di Bantar Gebang yang menjadi sekolah
gratis bagi anak-anak pemulung.
Di samping itu, dirinya memaparkan Kongres
ke-2 dan HUT ke 8 partai Nasdem juga menjadi
arena tampilnya UMKM dan hasil industri 4.0.
Kongres ini juga menampilkan berbagai side
event transfer of knowledge, tempat belajar
berbagi pengetahuan sehingga dapat menjadi
contoh bagaimana menghargai produk dan budaya
Indonesia.
"Ini semua sesuai arahan Ketua Umum Pak Surya
Paloh karena beliau mengetahui persis betapa
Bapak Presiden sangat konsern terhadap
perkembangan UMKM sebagai basis
berkembangnya industri pariwisata," katanya.
Pentingnya persatuan ucap Sahroni juga
tergambar di perayaan HUT ke-8 Partai Nasdem
dengan kehadiran Presiden Jokowi dan mantan
Presiden ke-5 Megawati yang sebelumnya
dikabarkan memiliki kerenggangan hubungan
bersama Surya Paloh.
"Klarifikasi saling menyayangi dan hanya kerap
melontarkan pernyataan sebagai sebuah candaan
yang ditutup dengan pelukan hangat antara
Presiden Jokowi dan Ketua Umum Surya Paloh
menjadi bukti persatuan sangat penting di tengah
upaya Nasdem merangkul semua pihak, baik yang
37
berada di dalam ataupun di luar pemerintahan,"
ujarnya.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/politik/584804/hut-nasdem-t
egaskan-persatuan-dalam-keberagaman
Akses : 16 April 2020 Pukul 08.50 WIB
Indonesia Darurat Matematika
Maria Fatima Bona / IDS Senin, 12 November
2018 | 14:19 WIB
Jakarta - Peneliti dari Research on Improvement
of System Education (RISE) 2018, Niken
Rarasati, mengatakan, berdasarkan hasil
penelitian terbaru yang dilakukan oleh pihaknya,
Indonesia saat ini sedang darurat matematika.
Hasil studi menunjukkan bahwa kemampuan
siswa memecahkan soal matematika sederhana
tidak berbeda secara signifikan antara siswa baru
masuk sekolah dasar (SD) dan yang sudah lulus
sekolah menengah atas (SMA) .
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy,
menyambut baik. Menurut dia, semua langkah
yang bermaksud ingin memecahkan persoalan
pendidikan Indonesia harus disambut dan
diapresiasi.
“Semua langkah yang bermaksud ingin
memecahkan persoalan pendidikan di Indonesia
harus disambut dan diberi apresiasi, termasuk
deklarasi tersebut. Syukur jika deklarasi tersebut
terus diikuti dengan langkah-langkah konkret,”
kata Muhadjir kepada SP, Senin (12/11).
Muhadjir menuturkan, Kemdikbud saat ini sedang
mempercepat dan memperluas pelatihan guru
matematika, IPA dan bahasa untuk mendalami
strategi pembelajaran kemampuan berpenalaran
tinggi (high order thinking skills atau HOTS).
Menurut Muhadjir, salah satu faktor rendahnya
kemampuan matematika juga IPA dan bahasa
adalah standar yang diberlakukan selama ini yang
masih memakai kemampuan berpenalaran sebagai
dasar.
Dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
menurut Muhadjir, pemerintah sudah mulai
melakukannya melalui memperkenalkan soal
HOTS dalam ujian nasional (UN).
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah (Dikdasmen) Hamid Muhammad
mengaku belum membaca hasil riset tersebut
sehingga ia enggan untuk menanggapi.
“Saya belum membaca hasil risetnya. Kalau
punya, saya mau baca dulu baru saya komentar,”
kata Hamid menjawab pertanyaan SP.
Rendahnya kemampuan matematika Indonesia ini
juga terlihat dari hasil The Programme for
International Student Assessment (PISA) tahun
2000 hingga 2015. Secara konsisten, PISA
menempatkan siswa Indonesia yang berusia 15
tahun pada peringkat bawah dibandingkan
negara-negara Organisation for Economic
Co-operation and Development (OECD) lainnya.
“Jika ini dibiarkan, generasi emas Indonesia
terancam bisa gagal membangun peradaban
Indonesia di masa yang akan datang,” ujar Niken
dalam Deklarasi Gerakan Nasional
Pemberantasan Buta Matematika (Gernas
Tastaka) di Universitas Indonesia (UI) Depok,
Sabtu (10/11).
Jika ditelaah lebih dalam, lanjutnya, dari
rendahnya hasil PISA ini, ditemukan bahwa
anak-anak Indonesia ternyata belum mampu
menerapkan pengetahuan prosedural matematika
ke dalam permasalahan yang dihadapinya
sehari-hari. Hasil ini juga dikonfirmasi oleh
hasil-hasil tes internasional lain seperti Trends in
International Mathematics and Science Study
(TIMSS).
Selain hasil PISA, Niken juga menyebutkan,
gawat darurat bermatematika ini juga ditunjukkan
dalam studi pemerintah yang dilakukan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) melalui program Indonesia National
Assessment Program (INAP) yang kemudian
berubah nama menjadi Asesmen Kompetensi
Siswa Indonesia (AKSI).
“Studi INAP yang dilakukan Kemdikbud juga
menjelaskan hal yang tak jauh berbeda. Pada
2016, kompetensi matematika siswa SD merah
total. Sekitar 77,13% siswa SD di seluruh
Indonesia memiliki kompetensi matematika yang
sangat rendah (kurang), 20,58% cukup dan hanya
2,29% yang masuk kategori baik,” terangnya,
Selanjutnya, setelah berubah nama menjadi AKSI,
pemerintah kembali melakukan studinya dengan
responden siswa SMP kelas VIII pada 2017 di dua
provinsi. Dari studi itu, hasil kompetensi literasi
matematika rata-rata hanya berada pada nilai
27,51 dalam skala 0-100.
Lebih lanjut, Niken juga menuturkan, kondisi
kegawatdaruratan ini belum juga beranjak sejak
38
tahun 2000 silam. Data Indonesia Family Life
Survey (IFLS) pada 2000, 2007 dan 2014 yang
mewakili 83% populasi Indonesia juga
menunjukkan kedaruratan bermatematika.
Kedaruratan terjadi karena jumlah responden yang
memiliki kompetensi kurang sangat tinggi. Lebih
dari 85% lulusan SD, 75% lulusan SMP, dan 55%
lulusan SMU hanya mencapai tingkat kompetensi
siswa di bawah kelas 2 SD. Hanya sedikit saja
yang memiliki tingkat kompetensi di atas kelas 4
dan 5 SD.
“Survey IFLS ini menunjukkan kemunduran
kompetensi siswa secara akut. Kita tidak boleh
mengabaikan temuan-temuan ini jika ingin bangsa
Indonesia lebih baik, tidak bangkrut atau bubar
karena kualitas SDM bangsa ini dari tahun ke
tahun mengalami penurunan signifikan,” kata
Presidium Gernas Tastaka, Ahmad Rizali.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/521939/indonesia-d
arurat-matematika
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.35 WIB
Indonesia Targetkan Penjualan 50 Hak
Cipta Buku di London Book Fair 2019
Maria Fatima Bona / IDS Rabu, 6 Maret 2019 |
11:00 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Harian Panitia
Pelaksana Kegiatan Indonesia Market Focus
untuk London Book Fair (LBF) 2019, Laura
Bangun Prinsloo, menargetkan 50 hak cipta judul
buku Indonesia terjual pada pergelaran LBF 12-14
Maret di Olympia, London.
“Kami berharap kehadiran Indonesia di LBF tahun
ini akan memperkuat ikatan intelektual Indonesia
dan dunia serta bisa memasarkan lebih banyak lagi
produk kreatif kita,” ujar Laura dalam jumpa pers
di Jakarta, Selasa (5/3).
Untuk mencapai target tersebut, Laura
menuturkan, salah satu program yang disusun oleh
panitia dan British Council sebagai mitra LBF
bagi market focus country adalah memilih 12
penulis Indonesia untuk memperkenalkan
kekayaan literasi Indonesia.
Kedua belas penulis yang mewakili beragam
kategori buku itu adalah Agustinus Wibowo,
Clara Ng, Dewi Lestari, Faisal Oddang, Intan
Paramaditha, Laksmi Pamuntjak, Leila S Chudori,
Nirwan Dewanto, Norman Erikson Pasaribu, Reda
Gaudiamo, Seno Gumira Ajidarma, dan Sheila
Rooswitha Putri. Adapun Seno Gumira Ajidarma
telah dinobatkan sebagai Author of the Day untuk
LBF 2019.
Di tempat yang sama Kepala Badan Ekonomi
Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan,
LBF merupakan pameran buku kedua terbesar di
dunia setelah Frankfurt Book Fair. Pasalnya, LBF
diikuti lebih dari 150 negara dan ribuan penulis
fiksi dan nonfiksi.
“LBF ini menjadi ajang pembuktian kualitas
literasi dalam negeri di tingkat dunia,” kata
Triawan.
Triawan juga menuturkan, usaha penerbitan patut
didukung melihat kontribusi sektor penerbitan
untuk gross domestic product (GDP). Sejauh ini
penerbitan menempati urutan kelima setelah
kuliner (41,69%), fashion (18,15%), kerajinan
tangan (15,70%), dan televisi dan penyiaran radio
(778%). Penerbitan sendiri menyumbang 6,29%
GDP.
Triawan menyebutkan, dukungan pada industri
penerbitan diwujudkan melalui fasilitas
keikutsertaan Indonesia di ajang pameran buku
tingkat internasional seperti Indonesia Market
Focus Country di London Book Fair 2019 ini.
Ia mengatakan, untuk mencapai target 50 buku
tersebut, Bekraf mendorong industri penerbitan
dalam negeri ikut. Menurut dia, Bekraf tidak
hanya memperkenalkan kekayaan konten yang
ditampilkan buku-buku Indonesia, tetapi juga
subsektor terkait lainnya.
"Melalui peran Indonesia sebagai market focus
country di London Book Fair, subsektor
penerbitan Indonesia bisa memanfaatkan
keberadaan Inggris sebagai sentra penerbit dunia
selama lebih dari 300 tahun," ujar Triawan.
Kuliner Nusantara
Sementara Direktur Jenderal Kebudayaan,
Kemdikbud, Hilmar Farid menegaskan,
keikutsertaan Indonesia di LBF juga berperan
penting untuk memperkenalkan budaya tanah air.
Pasalnya, ada 99 event terkait yang di antaranya
akan memamerkan beragam kuliner khas
nusantara.
"Tentu event ini dapat jauh mengenal Indonesia
dan penulis-penulis dari indonesia. Sehingga
mampu menjawab tantangan global saat ini. LBF
ini juga untuk mempererat kerja sama bilateral
Indonesia-Inggris yang sudah berlangsung 70
tahun," kata Hilmar.
39
Sementara menurut data yang dihimpun selama
lima tahun terakhir, sebanyak 1.200 hak cipta
buku penulis Indonesia sudah berhasil terjual di
berbagai pameran buku internasional.
Laura menambahkan 1.200 judul buku sudah
terjual hak cipta telah diterjemahkan oleh penerbit
luar dalam berbagai bahasa untuk didistribusi dan
diproduksikan ke negaranya. Kata dia, dari buku
yang sudah terjual tersebut, buku jenis fiksi dan
buku anak termasuk yang paling laris terjual.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/541530/indonesia-ta
rgetkan-penjualan-50-hak-cipta-buku-di-london-book-fair-2019
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.02 WIB
Industri Asuransi Jiwa Masih Torehkan
Kinerja Positif Sepanjang 2019
Lona Olavia / FMB Rabu, 11 Maret 2020 | 16:58
WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Di tengah kisruh gagal
bayar AJB Bumiputera dan Asuransi Jiwasraya
hingga mendapat sorotan dari Bank Dunia, Asosiasi
Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada tahun lalu
mampu menorehkan kinerja yang cukup cemerlang.
Berdasarkan data yang dihimpun AAJI dari 59
perusahaan anggota dari total 60 perusahaan,
industri asuransijiwa mencatat pertumbuhan total
pendapatan sebesar 18,7 persen dari Rp 204,89
triliun pada tahun 2018 menjadi Rp 243,20 triliun
di 2019.
Pertumbuhan total pendapatan didapatkan dari
kenaikan total pendapatan premi yang mencatat
kenaikan sebesar 5,8 persen dari Rp 185,88 triliun
pada tahun 2018 menjadi Rp 196,69 triliun di tahun
2019 dengan catatan total premi bisnis baru
meningkat 5,8 persen dan total premi lanjutan
meningkat lebih besar dari total premi baru yaitu
sebesar 5,9 persen, premi bisnis baru dari jenis
pembayaran premi tunggal naik 3,7 persen dan
premi reguler naik sebesar 14 persen, dan
Annualized New Premium (ANP) naik 11,1 persen.
"Masih banyak yang menyadari perlunya asuransi
seiring dengan layanan asuransi jiwa yang membaik,
kegiatan literasi dan inklusi keuangan yang terus
berjalan. Ini semua membantu pertumbuhan
asuransi jiwa di 2019. Memang awal tahun ini
penuh dengan tantangan yang skalanya bukan
hanya Indonesia, tapi juga global. Awal tahun ini
juga masih lebih banyak tanda tanya, tapi kami
targetkan asuransi jiwa masih bisa tumbuh double
digit," kata Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi
Tampubolon saat konferensi pers di Rumah AAJI,
Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Sementara, dilihat dari kanal distribusi, bancassurance mengalami peningkatan 5,4 persen
dari Rp 79,77 triliun menjadi Rp 84,08 triliun atau
berkontribusi sebesar 42,7 persen, keagenan naik
6,6 persen dari Rp 73,36 triliun menjadi Rp 78,21
triliun atau berkontribusi sebesar 39,8 persen,
telemarketing meningkat dari 5,1 persen menjadi Rp 4,09 triliun, employee benefit berkontribusi
sebesar 2,7 persen dari total pendapatan premi yaitu
Rp 5,37 triliun dan untuk kanal distribusi lain
mencatat adanya peningkatan sebesar 25,4 persen
menjadi 19,89 triliun.
Selain itu, pada tahun lalu total investasi industri
asuransi jiwa mengalami kenaikan sebesar 8,6
persen jika dibandingkan
pada tahun sebelumnya menjadi Rp 501,63 triliun.
Di mana, instrumen investasi dalam bentuk
reksadana tetap menjadi kontributor tertinggi yaitu
sebesar 33,4 persen dan ini mengalami kenaikan
sebesar 7,3 persen. Disusul, saham dengan
kontribusi 31,9 persen dan mengalami peningkatan
sebesar 5,2 persen, lalu surat berharga negara naik
15,7 persen dan berkontribusi 15,3 persen dari total
investasi. Kenaikan jumlah Investasi SBN
dipengaruhi oleh adanya aturan dari Pemerintah
terkait proporsi SBN terhadap total Investasi
minimal 30 persen.
"Ini pertama kali total investasi tembus di atas Rp
500 triliun, Rp 330 triliun diinvestasikan dalam
bentuk saham dan reksa dana. AAJI berharap dana
nasabah yang kami investasikan di pasar modal ikut
dilindungi dan mendapatkan pengawasan yang baik
dari semua pihak yang kompeten. Harapan kami
jangan terjadi lagi (gagal bayar), itu pahit sekali,"
ungkap Budi.
Sejalan dengan itu, AAJI pun meminta kepada
pihak otoritas untuk segera membentuk Lembaga
Penjamin Polis (LPP) karena sudah menjadi amanat
dari Undang-Undang Perasuransian. Selain itu,
dibentuknya LPP dikatakan dapat memberikan
perlindungan terhadap industri asuransi jiwa di
Tanah Air.
"Sejak keluar undang-undang itu, kami dari AAJI,
AAUI, AASI, OJK, BKF sudah lima kali berjumpa.
Tapi, jalannya tidak secepat yang diharapkan,
ternyata komplek sekali. Misalnya, semua
perusahaan wajib jadi anggota LPP, lalu bagaimana
jika ada yang tidak sehat, ada iuran juga yang
dibahas, jenis produk asuransi juga banyak dengan
40
konsep yang berbeda," ujar Kepala Departemen
Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo.
Di sisi lain, lanjut Budi, klaim reasuransi meningkat
dari Rp 4,31 triliun menjadi Rp 5,53 triliun, total
aset meningkat 9,4 persen dari Rp 517,91 triliun
menjadi Rp 566,67 triliun. Begitupun dengan total
cadangan teknis yang meningkat dari Rp 393,90
triliun menjadi Rp 422,60 triliun.
Sementara, industri asuransi jiwa mencatat
kenaikan klaim dan manfaat yang dibayarkan
sebesar 16,0 persen menjadi Rp 140,28 triliun dari
Rp 120,93 triliun. Di mana klaim meninggal dunia
meningkat sebesar 10,4 persen dari Rp 9,16 triliun
menjadi Rp 10,11 triliun, klaim asuransi kesehatan
sebesar 23,6 persen dari Rp 8,89 triliun tumbuh Rp
10,99 triliun.
Adapun, total tertanggung industri asuransi jiwa
berhasil tumbuh 19 persen menjadi 64,34 juta orang,
yang menunjukkan peningkatan kesadaran
masyarakat Indonesia atas kebutuhan memproteksi
diri dan investasi. Sejalan uang pertanggungan
meningkat 10,2 persen menjadi Rp 4.200,81.
Pertumbuhan ini menunjukkan semakin
membaiknya kondisi ekonomi masyarakat
Indonesia serta meningkatnya ketahanan keuangan
mereka.
Secara konsisten, jumlah tenaga pemasar dalam
industri asuransi jiwa mengalami kenaikan sebesar
sebesar 9,2 persen menjadi 639.740 orang di 2019
dibandingkan dengan 2018.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/ekonomi/607651/industri-asu
ransi-jiwa-masih-torehkan-kinerja-positif-sepanjang-2019
Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.38 WIB
Inovasi Perpusnas Jadi Ikon Peradaban dan
Ilmu Pengetahuan
Hendro D Situmorang / LES Sabtu, 7 Desember
2019 | 21:46 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan
Nasional (Perpusnas) memiliki peran strategis
dalam upaya peningkatan literasi masyarakat
Indonesia. Tujuannya agar masyarakat memiliki
pengetahuan untuk meningkatkan kualitas
dirinya, dan meningkatkan taraf hidupnya.
Oleh karena itu, Perpusnas terus berinovasi.
Komitmen ini diwujudkan dalam berbagai bentuk
strategi khususnya untuk meningkatkan budaya
literasi masyarakat Indonesia dan bentuk nyatanya
sekarang bisa dirasakan lewat pelayanan secara
terbuka kepada seluruh masyarakat lewat akses
secara digital.
Perjalanan Perpusnas dalam memberikan
sumbangsih pada negeri ini, kini dijabarkan dalam
sebuah buku dengan judul Perpustakaan Nasional:
“Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan”.
Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad
Syarif Bando mengatakan buku ini diluncurkan
dalam dua bahasa, agar masyarakat mengenal
kiprah Perpustakaan Nasional. Dalam buku ini
dijabarkan tentang peran Perpusnas sebagai
lembaga pelestarian warisan budaya literasi
bangsa. Buku ini juga memuat kisah
para founding fathers bangsa Indonesia tentang
kecintaan membaca buku, kisah para pegiat
literasi pada masa lampau, serta tulisan ringkas
sebuah naskah kuno yang telah mendapat
pengakuan dunia sebagai Ingatan Dunia/Memory
of The World.
“Ini menunjukkan arti penting membaca dan
betapa bangsa Indonesia sangat kaya dengan
warisan literasi yang mencerminkan karakter
masyarakat Nusantara yang unik dan beragam,”
kata Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarif
Bando dalam keterangannya Sabtu (7/12/2019).
Menurutnya, Buku Perpustakaan Nasional sebagai
Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan ini
didedikasikan sebagai salah satu media sosialisasi
peran strategis Perpusnas dalam upaya
peningkatan literasi masyarakat Indonesia guna
meningkatkan kualitas dirinya agar mampu
meningkatkan taraf hidupnya.
“Termasuk kiprah kegiatan dan inovasi yang telah
dilakukan Perpusnas, khususnya pada tiga tahun
terakhir dalam mewujudkan layanan pengetahuan,
informasi nasional-global, budaya literasi
universal berbasis TIK dan inklusi sosial,”
katanya.
Peluncuran buku ini juga disertai acara diskusi
panel menghadirkan narasumber, antara lain
penulis buku Ikon Peradaban dan Ilmu
Pengetahuan, Maya Fransiska, Direktur Eksekutif
Serikat Perusahaan Pers (SPS), Asmono Wikan,
dan Jadi Suriadi dari Wellbeing Institute dengan
moderatornya Kepala Biro Hukum dan
Perencanaan Perpusnas DR Joko Santoso.
Menurut Muhammad Syarif Bando, Perpustakaan
merupakan elemen sentral suatu bangsa dalam
upaya peningkatan literasi masyarakatnya karena
41
perpustakaan memiliki modal terhadap akses
informasi, teknologi informasi dan komunikasi,
serta budaya universal. Hal ini disampaikan oleh
International Federation of Library Association
and Institution (IFLA dalam advokasinya kepada
PBB sebagai upaya melibatkan perpustakaan
dalam proses mewujudkan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/Sustainable Development Goal's
(SDG's) periode 2015-2030.
Oleh dasar tersebut, PBB kemudian menetapkan
bahwa tujuh dari 17 agenda SDG's melibatkan
perpustakaan dengan layanan berbasis inklusi
sosial sebagai salah satu instrumen strategis lintas
sektor. Tiga skala prioritas telah ditetapkan
Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) untuk
membantu pemerintah mewujudkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) IV periode 2020-2024 sebagai
kontribusi Indonesia dalam mewujudkan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan PBB, yakni literasi
informasi terapan dan inklusif pendampingan
masyarakat untuk literasi informasi, serta
pemerataan layanan perpustakaan berbasis inklusi
sosial.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/589491/inovasi-per
pusnas-jadi-ikon-peradaban-dan-ilmu-pengetahuan
Akses : 16 April 2020 Pukul 08.14 WIB
Insan Media Solo dan Warganet Bertekad
Kawal Kebijakan Nasional Tanpa Hoax
Asni Ovier / AO Rabu, 29 Januari 2020 | 09:56
WIB
Solo, Beritasatu.com - Seluruh komponen
masyarakat, khususnya insan media, diajak untuk
ikut mengawal berbagai kebijakan pembangunan
nasional demi mewujudkan Indonesia maju. Peran
media dan warganet sangat penting untuk terus
menyebarkan konten positif tanpa kabar bohong
(hoax) terkait dengan program pembangunan
nasional yang tengah dijalankan pemerintah.
Hal itu dikatakan Hafyz, Ketua Panitia diskusi
bertajuk “Peran Media Mengawal Kebijakan
Pemerintah Tanpa Hoax: Upaya Mensukseskan
Pembangunan Nasional 5 Tahun ke Depan”. Acara
yang digelar insan media Solo itu berlangsung di
Resto Ndalem Limasan, Solo, Jawa Tengah, Selasa
(28/1/2020).
“Harapannya, insan media bisa menjadi garda
terdepan dalam menyukseskan berbagai kebijakan
pembangunan nasional dengan terus menebar
konten berita positif yang dapat menumbuhkan
optimisme bangsa,” ujar Hafyz.
Sementara, Redaktur Tribunnews Husen Sanusi
menuturkan, media juga harus berperan dalam
mewujudkan Indonesia maju. Caranya dengan
menyampaikan segala capain dan keberhasilan
pembangunan yang nantinya dilakukan pemerintah
dengan sejujurnya tanpa mengurangi fungsi utama
media. Media, kata dia, tidak boleh menggunakan
kabar bohong sebagai bahan pemberitaan.
“Pada 2020 tak dimungkiri bahwa arus informasi
yang hadir justru menembus batas-batas ekonomi,
budaya, politik, dan hukum. Maka dari itu media
jangan sampai ikut menyiarkan bahkan membuat
berita bohong serta kontroversi yang dapat
menurunkan kepercayaan publik sehingga merusak
rasa optimisme dalam membangun menuju
Indonesia maju,” ujarnya.
Lebih lanjut, Husen mengatakan bahwa media harus
secara optimal memberikan kontrol yang besar
dalam membangun kesadaran masyarakat secara
kolektif dengan bertanggung jawab.
Salah satu tokoh muda Solo, Gibran Rakabuming
Raka, yang hadir sebagai narasumber, mengatakan,
baik media maupun masyarakat harus bisa saling
bergotong royong dalam mendukung dan
menyukseskan pembangunan nasional. Masyarakat
juga diajak untuk melek media, namun juga harus
dapat menyaring dengan cerdas.
“Dengan adanya sinergi tersebut diharapkan
masyarakat, khususnya warganet dan insan media,
bisa saling memiliki kesepahaman dalam
berpartisipasi melawan berita bohong serta ikut
dalam menyebarkan konten positif di lini publik.
Insan media dan warganet bisa menjadi garda
terdepan dalam mengawal dan menyukseskan
kepentingan nasional,” ujar Gibran.
Senada dengan Gibran, anggota DPRD Kota Solo,
Antonius Yogo Prabowo mengatakan, insan media
dan pemerintah harus lebih bersinergi dalam
membangun bangsa, terutama dalam memerangi
kabar bohong di ruang media publik.
“Jangan ikut menyebarkan berita bohong. Jangan
hanya melihat kekurangan pemerintah. Semua perlu
dikritisi, namun gunakan data yang pasti dan media
juga harus menumbuhkan optimisme agar
masyarakat memiliki semangat dalam ikut
berkontribusi membangun bangsa menuju Indonesia
maju,” katanya.
42
Pengajar di IAIN Surakarta, Nur Rohman
menambahkan, selain insan media, ranah akademisi
juga akan tetap mendukung semua program
kebijakan nasional dalam mewujudkan Indonesia
maju dengan cara intelektual dan terukur.
"Kejujuran dan pertanggungjawaban intelektual
mengajarkan akademisi untuk memiliki literasi yang
tinggi. Sebab, literasi adalah pintu gerbang
membawa bangsa ini melek informasi secara sehat
guna menuju Indonesia maju demi lancarnya
pembangunan nasional ke depan," kata Nur
Rohman.
Selain diskusi, kalangan insan media bersama
warganet Solo juga menorehkan deklarasi aksi
posting konten positif insan pegiat media dalam
mendukung Indonesia maju.
Isi deklarasi itu adalah:
Pertama, siap menjaga Persatuan dan Keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Kedua, siap menangkal penyebaran hoax dengan
memproduksi narasi-narasi konten positif di
berbagai lini media yang dapat menumbuhkan
optimisme bangsa guna mewujudkan Indonesia
maju.
Ketiga, Siap bersinergi dalam menjaga stabilitas di
ruang media publik guna mendukung dan
mensukseskan kebijakan pemerintah 5 tahun ke
depan menuju Indonesia maju.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/597609/insan-media
-solo-dan-warganet-bertekad-kawal-kebijakan-nasional-t
anpa-hoax
Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.15 WIB
Jelang Pilpres, Menkominfo
Prediksi Hoax Terus Meningkat
YUD Kamis, 11 April 2019 | 21:03 WIB
Padang, Sumatera Barat - Menteri Komunikasi
dan Informatika Rudiantara memprediksi
tren hoax akan terus meningkat hingga pemilihan
presiden dan wakil presiden, pada 17 April.
"Paling banyak prsentasenya politik, berkaitan
dengan pilpres. Itu yang terus mengkhawatirkan
saya," kata Rudiantara di Padang, Kamis
(11/4/2019).
Menkominfo mengatakan
peningkatan hoax terjadi mulai Desember 2018
dengan temuan sebanyak 75 isu atau naik tiga kali
lipat dibanding temuan pada Agustus 2018.
Hoaks kembali meningkat pada Februari 2019
menjadi 353 dan Maret 2019 menjadi 453 atau 18
kali lipat sejak Agustus 2018.
Kemenkominfo, lanjut Rudiantar, sudah
menangani hoax secara sistematis berupa gerakan
literasi, identifikasi, hingga penindakan. Hanya
saja, penanganan hoaks melalui literasi tidak
efektif menjelang masa pilpres yang hanya bersisa
enam hari.
"Kemenkominfo mengidentifikasi hoax setiap
hari, hoax of the day, agar masyarakat sadar
ada hoax. Orang juga bisa mengakses kominfo
lewat jaringan stophoaks.id," kata Rudiantara
tentang tindakan identifikasi hoax sepekan
sebelum Pemilu 2019.
Tindakan terakhir adalah dengan menutup akun
media sosial yang terbukti menyebarkan hoax.
Rudiantara berharap seluruh masyarakat dapat
menikmati pesta demokrasi yang akan
berlangsung pada enam hari mendatang tanpa
mengadu domba, menebar hasutan, dan
sebagainya. Masyarakat, lanjut Rudiantara, tidak
perlu takut menggunakan hak suara mereka.
"Aparat akan mengamankan. Tidak usah khawatir
pada tanggal 17 April nanti. Karena ini pesta
demokrasi, selayaknya pesta, fun, silaturahmi,
makan enak. Itu inti pesta politik," ujar
Rudiantara.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/548194/jelang-pilpres
-menkominfo-prediksi-hoax-terus-meningkat
Akses : 21 April 2020 Pukul 22.27 WIB
Jokowi: Literasi dan Inklusi Keuangan Beri
Rakyat Akses Finansial
Novy Lumanauw / MPA Selasa, 10 Desember 2019
| 16:45 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Presiden Joko Widodo
(Jokowi) mengatakan, literasi dan inklusi
keuangan sejalan dengan program pembangunan
dan pengembangan ekonomi berkelanjutan
nasional.
43
Peningkatan literasi dan inklusi keuangan diyakini
akan membuat masyarakat memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam mengelola keuangan dan
mudah mendapatkan akses layanan finansial,
seperti tabungan dan kredit usaha.
“Ini penting sekali karena dari situlah ekonomi
keluarga serta ekonomi usaha mikro dan kecil kita
akan bisa naik ke kelas yang lebih atas lagi,”
kataJokowi pada Rapat Koordinasi Nasional
(Rakornas) Tim Percepatan Akses Keuangan
Daerah (TPAKD) di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Kepala Negara juga mengapresiasi dibentuknya
Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah
(TPAKD) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
yang bekerja sama dengan pemerintah serta
seluruh pemangku kepentingan dalam
meningkatkan inklusi keuangan di daerah.
“Saya sangat menghargai OJK yang telah
membentuk tim percepatan akses keuangan
daerah ini. Nantinya betul-betul bisa
menghasilkan sebuah hal yang konkret sehingga
tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan
kita bisa naik lebih cepat dan tinggi lagi," kata
Jokowi.
Menurut Presiden, pemerintah mengajak seluruh
pemerintah daerah untuk mendorong masyarakat
mengakses layanan keuangan atau perbankan,
baik berupa tabungan maupun akses kepada
layanan kredit usaha.
Sebagai contoh, pemerintah memiliki program
pemberdayaan dan peningkatan serta permodalan
bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),
seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Bank Wakaf
Mikro di lingkungan pesantren, dan Membina
Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang
diselenggarakan PT Permodalan Nasional Madani
(Persero).
"Di usaha yang mikro dan kecil kita memiliki
PNM Mekaar yang sekarang ini jumlahnya sudah
5,9 juta nasabah. Di PNM Mekaar bisa mengambil
kredit pertama Rp2 juta hingga bisa naik ke Rp10
juta," katanya.
Sementara itu, di program KUR, pemerintah
bahkan akan menaikkan total plafon anggaran
hingga mencapai Rp190 triliun pada tahun 2020
atau meningkat Rp 50 triliun dibandingkan tahun
2019.
"KUR itu nanti di tahun 2020 ini target kita adalah
Rp 190 triliun harus keluar dari perbankan kita
untuk usaha-usaha kecil dan usaha-usaha mikro.
Target yang saya berikan di tahun 2024 Rp 325
triliun harus keluar untuk usaha-usaha mikro dan
usaha kecil," kata Jokowi.
Disebutkan, dari semua program yang kini
berlangsung, baik KUR, PNM Mekaar, maupun
Bank Wakaf Mikro, kata Jokowi, hasil dan
respons yang didapatkan dari para nasabah amat
menggembirakan. Bahkan, berdasarkan data yang
diperoleh, tingkat kredit macet dari program
tersebut juga tergolong kecil.
"Artinya yang kecil-kecil ini justru memiliki
kedisiplinan, kejujuran, dan memiliki iktikad yang
baik untuk mengembalikan. Ini kalau kita tidak
memberikan sebuah ruang yang besar untuk bisa
kita tambah plafonnya ya kebangetan kita,"
ujarnya.
Untuk itu, ia mengharapkan agar pemerintah
daerah turut serta mendorong literasi dan inklusi
keuangan di masing-masing wilayahnya.
Pemerintah daerah disebutnya dapat membuat
kelompok-kelompok usaha untuk kemudian
mencarikan akses kepada bantuan permodalan
seperti KUR.
"Ini tugas daerah karena banyak masyarakat kita
itu enggak tahu bagaimana cara mengakses ke
bank. KUR pun yang sampai Rp50 juta itu kalau
dalam bentuk kelompok tidak memakai agunan.
Kalau satu-satu pasti diminta agunan, tapi kalau
dalam bentuk kelompok tidak," katanya.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/ekonomi/589922/jokowi-liter
asi-dan-inklusi-keuangan-beri-rakyat-akses-finansial
Akses : 16 April 2020 Pukul 08.09 WIB
Kemdikbud Ajak Masyarakat Tonton Film
Indonesia
WBP Minggu, 18 Maret 2018 | 12:33 WIB
Jakarta- Pusat Pengembangan Perfilman
(Pusbangfilm) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) mengajak masyarakat
turut merayakan bulan film nasional sepanjang
bulan Maret.
Kepala Pusbangfilm Maman Wijaya mengatakan
bahwa peringatan hari film nasional merupakan
perwujudan kecintaan masyarakat terhadap film
Indonesia. "Pada tanggal 30 Maret nanti, mari kita
ramaikan bioskop untuk menonton film Indonesia
yang akan diputar serentak di seluruh bioskop,"
ujar Maman Wijaya dalam siaran pers, di Jakarta,
Minggu (18/3).
44
Tahun 2017, kata dia, jumlah penonton film
Indonesia meningkat 32 persen mencapai 40 juta
orang dibandingkan tahun sebelumnya.
"Gerakan ayo nonton film Indonesia di bioskop
merupakan gerakan sederhana yang konkret untuk
mendukung perfilman nasional," kata Ketua
Umum Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) '56
Marcella Zalianty.
Marcella mengungkapkan, saat ini Parfi
mendorong tersedianya bioskop rakyat di
daerah-daerah yang memiliki keterbatasan akses
informasi.
Dewi Umaya Rachman dari Badan Perfilman
Indonesia (BPI) menyampaikan salah satu hal
strategis yang dicapai BPI bersama pemerintah,
yakni Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI).
Saat ini terdapat 9 SKKNI lingkup perfilman yang
siap digunakan untuk meningkatkan kapasitas dan
daya saing para sineas Indonesia. "Literasi
perfilman itu penting, dan memang harus datang
dari masyarakat," kata Dewi.
Aktor sekaligus produser peraih film terbaik
Festival Film Indonesia (FFI) Darius Sinathrya
mengapresiasi perkembangan perfilman nasional.
Dia berharap perfilman nasional diwarnai dengan
film yang semakin beragam. "Mudah-mudahan ke
depan box office itu beragam genrenya. Semoga
Pusbangfilm dapat mendorong lahir film-film
yang bernuansa pendidikan dan kebudayaan," ujar
Darius.
Pusbangfilm bekerja sama dengan berbagai
komunitas dan organisasi dalam memeriahkan
bulan film nasional dan hari film nasional ke-68.
Kegiatan nonton bareng film Indonesia sepanjang
bulan Maret ini diadakan pada 199 titik di seluruh
Indonesia. Selain itu, kegiatan nonton bareng
dilakukan pada 17 negara bekerja sama dengan
kedutaan-kedutaan besar Indonesia. "Kita ingin
hari film nasional menjadi perayaan seperti hari
kemerdekaan," ujar Maman Wijaya.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/483787/kemdikbud-ajak-masyarakat-tonton-film-indonesia
Akses : 30 April 2020 Pukul 04.41 WIB
Kemdikbud Buka Pendaftaran Organisasi
Penggerak
Feriawan Hidayat / FER Senin, 9 Maret 2020 |
17:33 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
menegaskan, organisasi kemasyarakatan (Ormas) di
bidang pendidikan yang akan berpartisipasi sebagai
organisasi penggerak dapat melakukan pendaftaran
hingga 16 April 2020.
Program ini sendiri akan resmi diluncurkan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem
Anwar Makarim, pada Selasa, 10 Maret 2020,
dalam sebuah kegiatan bertajuk forum organisasi
penggerak.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan, Supriano menjelaskan,
pengajuan proposal organisasi penggerak dapat
dimulai pada 16 Maret hingga 16 April 2020.
Adapun khusus pendaftaran keikutsertaan acara
forum organisasi penggerak pada 10 Maret 2020,
hanya 200 organisasi pendaftar pertama yang dapat
mengikuti kegiatan secara langsung di kantor
Kemdikbud karena keterbatasan tempat.
"Namun, jangan khawatir, keterpilihan peserta
forum di tanggal 10 Maret 2020 tidak memengaruhi
proses seleksi proposal organisasi. Proses seleksi
dan verifikasi akan melibatkan tim pakar
independen,” kata Supriano kepada wartawan,
Senin (9/3/2020).
Bagi organisasi yang belum berkesempatan hadir
langsung pada forum organisasi penggerak,
Kemdikbud menyediakan siaran langsung forum
tersebut melalui berbagai kanal informasi.
Organisasi kemasyarakatan di bidang pendidikan
juga dapat mengajukan pertanyaan secara langsung
melalui tautan yang disediakan di dalam laman
sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id. Selain di
laman resmi, Kemdikbud akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sudah disampaikan melalui email.
"Tetap siapkan proposal terbaik organisasi anda dan
terus ikuti perkembangan informasi program
organisasi penggerak pada laman sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id," kata
Supriano.
Program organisasi penggerak diharapkan
membantu menginisiasi sekolah penggerak yang
idealnya memiliki empat komponen. Pertama,
kepala sekolah memahami proses pembelajaran
siswa dan mampu mengembangkan kemampuan
45
guru dalam mengajar. Kedua, guru berpihak kepada
anak dan mengajar sesuai tahap perkembangan
siswa.
Ketiga, siswa menjadi senang belajar, berakhlak
mulia, bernalar kritis, kreatif, kolaboratif (gotong
royong), dan berkebhinekaan global. Keempat,
terwujudnya komunitas penggerak yang terdiri dari
orang tua, tokoh, serta organisasi kemasyarakatan
yang diharapkan dapat menyokong sekolah
meningkatkan kualitas belajar siswa.
"Kemdikbud mendorong hadirnya ribuan sekolah
penggerak yang akan menggerakkan sekolah lain di
dalam ekosistemnya sehingga menjadi penggerak
selanjutnya," terang Supriano.
Supriano menjelaskan, program organisasi
penggerak melibatkan sejumlah organisasi
kemasyarakatan dan relawan pendidikan dengan
rekam jejak baik dalam implementasi program
pelatihan guru dan kepala sekolah.
Berbagai model pelatihan yang terbukti efektif
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
siswa diharapkan turut mendorong kualitas guru
dan kepala sekolah.
Organisasi yang terpilih akan menyelenggarakan
program rintisan peningkatan kualitas guru dan
kepala sekolah di bidang literasi dan numerasi
selama dua tahun ajaran, yaitu tahun 2020 hingga
2022 pada jenjang PAUD, SD, dan SMP.
Pada periode ini, program organisasi penggerak
akan meningkatkan kompetensi 50.000 guru, kepala
sekolah dan tenaga kependidikan di 5.000 PAUD,
SD dan SMP.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/606921/kemdikbud-
buka-pendaftaran-organisasi-penggerak
Akses : 08 April 2020 Pukul 12.00 WIB
Kemdikbud Buka Ratusan Lowongan
untuk Calon Dosen dan Guru Pamong PPG
Jayanty Nada Shofa / JNS Selasa, 21 April 2020 |
19:48 WI
Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan
kembali membuka lowongan untuk calon dosen
(instruktur) dan guru pamong untuk pendidikan
profesi guru (PPG) prajabatan tahun 2020.
“Tujuannya untuk mendapatkan lulusan PPG
Prajabatan sebagai guru profesional yang dapat
mencerdaskan kehidupan dan meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan
berdaya saing serta mampu menginspirasi para
muridnya di setiap kegiatan” ujar Elvira selaku
Analis Kebijakan Madya Direktorat Pendidikan
Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga
Kependidikan di Jakarta, Selasa (21/4/2020).
Sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005, seseorang
wajib mengantongi sertifikat pendidik untuk
berhak mengajar.
Untuk sertifikasi guru, para sarjana pendidikan
dan non pendidikan dihimbau untuk mengikuti
PPG.
Pada rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo,
Mendikbud Nadiem Makarim memaparkan
beberapa strategi untuk meningkatkan
skor Programme International Student
Assessment (PISA) yang dinilai rendah khususnya
di bidang literasi. Salah satu strategi yang disebut
adalah dengan meningkatkan kualitas PPG untuk
regenerasi guru yang berkualitas.
Namun, untuk mencapai hal ini, dibutuhkan
pelatih yang mumpuni.
Elvira menyatakan, rekrutmen instruktur ini dapat
diikuti oleh dosen, praktisi pendidikan, kepala
sekolah, pengawas dan guru selama memenuhi
kriteria yang sudah ditetapkan.
Di antaranya adalah wajib memiliki sertifikat
pendidik atau sertifikat lainnya yang
menunjukkan keahlian yang berkaitan.
Kemdikbud membuka lowongan dosen/instruktur
PPG untuk 352 orang. Sedangkan, kebutuhan guru
pamong PPG adalah sebanyak 264 orang yang
tersebar di 13 provinsi termasuk Yogyakarta, DKI
Jakarta, serta Jawa Tengah.
Elvira menambahkan, program PPG tahun ini
akan dilaksanakan dengan kurikulum dan pola
penyelenggaraan yang telah disempurnakan.
Tahun ini, pelaksanaan PPG prajabatan akan
difokuskan untuk program studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD). Program ini juga akan
diikuti 1.125 calon mahasiswa yang telah lulus
seleksi di tahun 2019.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/623553/kemdikbud-buka-ratusan-lowongan-untuk-calon-dosen-dan-guru-pa
mong-ppg
46
Akses : 21 April 2020 Pukul 21.34 WIB
Kemdikbud Gandeng 12 Mitra Swasta
Dukung Belajar di Rumah
Maria Fatima Bona / IDS Kamis, 19 Maret 2020 |
20:00 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Untuk membantu siswa
sekolah atau belajar dari rumah akibat dampak virus
corona (Covid-19), Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdibud) menggandeng 12 mitra
swasta di bidang teknologi pendidikan untuk
mendukung pembelajaran daring di rumah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud),
Nadiem Makarim mengatakan, Kemdikbud terus
melakukan koordinasi dan mendorong para
penyedia teknologi dan penyedia konten pendidikan
untuk bergotong royong mendukung pembelajaran
daring. Ini dilakukan sesuai arahan Presiden Joko
Widodo yang mengimbau masyarakat untuk bekerja
dan belajar dari rumah untuk mencegah corona.
"Beragam aktivitas pembelajaran bisa dilakukan
oleh siswa dan mahasiswa dari rumah atau tempat
tinggal masing-masing. Kita akan terus
memfasilitasi program belajar dari rumah ini sesuai
arahan Bapak Presiden," kata Nadiem dalam siaran
pers yang diterima Beritasatu, Kamis (19/3/2020).
Nadiem menambahkan, pelaksanaan pembelajaran
daring ini diperkuat melalui Surat Edaran Nomor
Nomor 36962/MPK.A/HK/2020. Ke-12 mitra
swasta yang bekerja sama dengan Kemdikbud yaitu
Google Indonesia, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper,
Ruangguru, Sekolahmu, Zenius, Cisco System
Indonesia, ICANDO, IndonesiaX, MejaKita, dan
Udemy.
Pendiri IndonesiaX, Lucyanna Pandjaitan
mengatakan, pihaknya mendukung program
pemerintah di masa sulit ini untuk belajar di rumah
secara daring. IndonesiaX telah berpengalaman
dalam mendukung penyediaan akses belajar bagi
masyarakat melalui kursus-kursus berkualitas yang
dibawakan oleh para instruktur terbaik. Sejak
diluncurkan pada 2015 hingga sekarang, tercatat
lebih dari 500.000 pembelajar yang terdaftar di
kursus daring yang dapat diakses secara gratis itu.
"IndonesiaX berkomitmen meningkatkan
kecerdasan bangsa melalui penyediaan kursus
daring gratis untuk mengurangi
disparitas/kesenjangan pendidikan di negeri ini,"
ujar Lucyanna.
Dukungan serupa juga datang dari Country
Managing Director dari Cisco Systems Indonesia,
Marina Kacaribu. Pihaknya berkomitmen untuk ikut
serta dalam kolaborasi membantu pendidikan di
Indonesia agar tetap terus berjalan di tengah wabah
corona.
Dalam hal ini, guru dan murid tetap dapat
menjalankan proses belajar-mengajar melalui Cisco
Webex secara gratis. Seperti diketahui, Cisco
Webex adalah teknologi kolaborasi yang dapat
digunakan sebagai media tatap muka virtual antara
guru dan murid. Guru akan mengajar seperti biasa
melalui video, termasuk berbagi konten presentasi
dan berinteraksi dengan papan tulis digital melalui
layar komputer ataupun ponsel.
Selain itu, Cisco Webex juga menyediakan ruang
kelas digital berbasis messaging, sehingga guru dan
murid dapat tetap berdiskusi dan berbagi materi
melalui fitur group chat di Cisco Webex Teams.
Pendiri dan Direktur Utama ICANDO, Syaiful
Lokan mengatakan, Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) tidak boleh luput dari perhatian di tengah
merebaknya wabah Covid-19 di Indonesia.
ICANDO menyediakan aplikasi yang bisa
didapatkan secara gratis di Google Play Store untuk
PAUD.
Syaiful memastikan, konten yang dikembangkan
selaras dengan Kurikulum 2013 (K-13) berbasis
game-based education sehingga cocok untuk anak
usia dini. Pasalnya, ICANDO menjadikan belajar
sebagai sesuatu yang menyenangkan dan tidak
membebani anak-anak.
"Aplikasi ICANDO yang berisi lebih dari 200 mini
games mulai dari literasi bahasa, literasi
matematika, hidup sehat, dan karakter memberikan
akses pembelajaran jarak jauh secara daring atau
online untuk anak-anak usia dini agar tetap
mendapatkan pembelajaran yang berkualitas dengan
menyenangkan," ujar Syaiful.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/610919/kemdikbud-
gandeng-12-mitra-swasta-dukung-belajar-di-rumah
Akses : 08 April 2020 Pukul 11.51 WIB
Kemdikbud Gandeng Inovasi untuk
Permudah Belajar Siswa
47
Iman Rahman Cahyadi / CAH Kamis, 29
November 2018 | 10:13 WIB
Jakarta - Diperlukan inovasi pembelajaran yang
menyenangkan untuk bisa mempermudah siswa
belajar. Kepala Pusat Penelitian Pendidikan
(Kapuspendik) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, M Abduh mengatakan, inovasi pada
pendidikan fokus pada tiga bidang, yakni literasi,
numerasi dan inklusi.
Di beberapa daerah, selama ini kerap ditemukan
metode pembelajaran yang ternyata inovasi.
"Misalkan ditemukan metode pembelajaran
dengan menggunakan bahasa transisi atau bahasa
ibu," ujar M Abduh di Jakarta, Rabu (28/11).
Ia menjelaskan, pengantar bahasa ibu selama ini
diharamkan. Karena guru lebih terikat terhadap
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD),
kurikulum hingga rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
"Jarang sekali guru itu out of the book agar
pelajaran dengan siswa menjadi menyenangkan.
Padahal itu inovasi, seperti pengantar
menggunakan bahasa ibu atau daerah," kata dia.
Selama ini, siswa disuguhkan materi
pembelajaran dengan teks book atau tulisan.
Padahal media pembelajaran tidak hanya melalui
mata, tetapi dengan suara pun bisa memudahkan
siswa untuk belajar.
"Di NTT siswa dengan mudah belajar dengan
pengantar suara. Dan itu membuat anak antusias
belajar," beber dia.
Ia menyebutkan, beberapa daerah menerapkan
bahasa ibu sebagai pengantar pembelajaran,
seperti NTT dan Madura. Dan itu solusi lokal
untuk mengatasi masalah pendidikan di daerah.
"Ini satu pendekatan baru untuk siswa SD atau MI
dengan inovasi pembelajaran yang
menyenangkan. Ini bisa jadi inspirasi untuk ditiru
wilayah lain, tapi tidak bisa dikemas secara
nasional," tambahnya.
Untuk lebih mengetahui proses pembelajaran,
Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud
bekerja sama dengan Inovasi untuk Anak
Indonesia (Inovasi), sebuah program kemitraan
pendidikan Australia-Indonesia, menggelar forum
Temu Inovasi untuk ke-4 kalinya di Ruang Sidang
Graha Utama Kemdikbud, Rabu (28/11).
Temu Inovasi menjadi ajang untuk bertukaran
pikiran, sharing ideas tentang praktek baik yang
sudah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
"Saya berharap praktek-praktek baik yang
ditampilkan hari ini dari NTB, NTT, Kalimantan
Utara dan Jawa Timur nantinya tidak hanya
berhenti di sekolah yang menjadi lokasi rintisan,
tetapi bisa menyebar menjadi guliran bola salju
yang semakin lama semakin berkembang dan
menginspirasi ke berbagai sekolah/wilayah
lainnya,” ujar Ketua Balitbang Kemdikbud, Totok
Suprayitno.
Sementara itu Direktur Program Inovasi Mark
Heyward, mengaku beruntung bisa menyaksikan
langsung diskusi dan praktik baik dari pemangku
kepentingan kunci dari empat provinsi mitra
Inovasi.
"Sejak tahun 2016, sudah ada lebih dari 40
program rintisan yang dilaksanakan di 17
kabupaten mitra Inovasi, termasuk salah satunya
solusi ‘sekolah bambu’ pasca gempa di Lombok
Utara, NTB. Berbagai program rintisan tersebut
dilaksanakan untuk mendapatkan pemahaman
cara-cara yang terbukti efektif meningkatkan hasil
belajar siswa, terutama di bidang-bidang seperti
literasi dan numerasi dasar, pendidikan inklusif,
transisi dari bahasa ibu ke Bahasa Indonesia,
kepemimpinan sekolah, dan pembelajaran kelas
rangkap," jelasnya.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/525001/kemdikbud-
gandeng-inovasi-untuk-permudah-belajar-siswa
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.31 WIB
Kemilau Politik Jadi Momok Pilkada Bersih
Rully Satriadi / RSAT Jumat, 6 Maret 2020 | 16:19
WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Kemilau politik yang
berlebihan dalam pesta demokrasi menjadi momok
bagi upaya dalam menghadirkan Pilkada bersih,
bermartabat, dan berintegritas. Bahkan, tak jarang,
hukum yang seharusnya menjadi panglima tak
dihiraukan sama sekali.
Hal tersebut disampaikan Wakil Dekan Fakultas
Hukum Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW),
RES Fobia dalam sosialisasi Pengawasan
Partisipatif Pilkada yang diadakan oleh Bawaslu
Kota Surakarta, Kamis (5/3/2020).
Menurut RES Fobia, ambisi ingin meraih
kemenangan dari para calon dan pendukung sering
menciptakan tindakan-tindakan di luar batas
48
kewajaran dan tak jarang pula menabrak
rambu-rambu hukum yang ada. Kondisi ini
membuat harapan banyak pihak agar tercipta
Pilkada yang bersih sulit tercapai.
Selain itu, dominasi persepsi dan perspektif pemilik
modal, serta pemilih yang pasif dan kurang kritis
terhadap program kerja para calon, kian menambah
beratnya upaya menghadirkan Pilkada yang bersih,
berintegritas, dan bermartabat.
Karena itu, perlu ada perubahan paradigma di
masyarakat, bahwa Pilkada bukan sekadar pesta dan
kesempatan untuk mendapat “sesuatu” dari para
calon, tetapi Pilkada adalah sarana untuk
mendapatkan pemimpin baru yang benar-benar
kompeten, memiliki visi misi yang jelas, dan
berintegritas tinggi.
“Di sinilah diperlukan partisipasi aktif dari
masyarakat selaku pemegang kedaulatan tertinggi
untuk menentukan figur seperti apa yang akan
dipilih untuk memimpin mereka selama lima tahun
ke depan,” tutur Mitra Kerja Indeks Demokrasi
Indonesia ini.
Dalam konteks ini, RES Fobia berpendapat peran
para tokoh masyarakat dan tokoh agama sangat
penting untuk memberikan pencerahan kepada
masyarakat agar dapat menentukan sikap politik
secara tepat dan benar.
Alumnus Fakultas Hukum UNS dan Graduate
School of Policy Studies - Kwansei Gakuin
University, Japan ini menegaskan, peran strategis
para tokoh agama dan tokoh masyarakat tersebut
sangat penting agar pemimpin yang terpilih nanti
memiliki tanggung jawab dan kemampuan yang
memadai dalam tata kelola pemerintah di daerah.
Hal ini sangat penting karena Pilkada adalah salah
satu bentuk konkrit dari pemilu untuk
mengartikulasi bidang dan kerja politik, sekaligus
memaknai hakekat demokrasi yaitu pemerintahan
rakyat.
Untuk itu, dia mengharapkan para tokoh agama dan
tokoh masyarakat memerankan secara strategis
beberapa hal. Pertama, membumikan Pancasila
dalam ranah praktis Pilkada. Kedua, memberi
masukan tentang urgensi kepala daerah dan adanya
birokrat ahli yang terpercaya.
Ketiga, ikut serta mengawasi pejabat publik.
Keempat, memandu kerukunan hidup bersama.
Kelima, menjadi teladan pendidikan politik melalui
pemikiran strategis, penjiwaan batiniah, sikap
positif, tindakan konstruktif, dan tanggung jawab
publik.
Sementara itu, KH Dian Nafi' yang juga menjadi
narasumber dalam forum itu menyebutkan, peran
tokoh agama dalam Pilkada meliputi empat hal.
Pertama, edukasi warga tentang hikmah penentuan
pemimpin melalui Pemilu. Kedua, literasi warga
tentang martabat manusia dalam urusan publik.
Ketiga, memberikan dorongan kepada warga untuk
menggunakan hak pilih secara positif. Keempat,
menempatkan diri sebagai sumbu tengah (aksis)
dalam kontestasi pemilu.
Sedangkan, peran masyarakat dalam pengawasan
Pemilu, menutut KH Dian Nafi’ meliputi memberi
informasi awal, mencegah pelanggaran,
mengawasi/memantau, dan melaporkan.
Pdt. Retno Ratih Suryaning Handayani
mengemukakan paling tidak ada lima peran tokoh
agama dalam upaya menciptakan Pilkada yang
bersih. Pertama, mendorong partisipasi warga,
terkhususnya warga gereja, untuk aktif menyatakan
hak dan kewajibannya, karena partisipasi
merupakan wujud pertanggungjawaban setiap orang
kepada negara dan Allah, demi kepentingan bersama
untuk jangka panjang.
Kedua, mendorong umat berkomitmen mencegah
dan melawan politisasi SARA, politik uang, dan
ujaran kebencian. Ketiga, mendorong umat
membaca dan menggunakan media secara cerdas
dan bijak. Keempat, mendorong umat terlibat
mengawasi Pemilu. Kelima, mendorong umat
berdemokrasi secara dewasa dengan menerima hasil
Pemilu secara lapang dada.
Sebelumnya saat membuka acara sosialisasi, Ketua
Bawaslu Kota Surakarta, Budi Wahyono
mengatakan Pilkada tak bisa diampu hanya oleh
Bawaslu sendiri. Pemilu diibaratkannya sebagai
orkestra di mana penampilan dan tanggung jawab
dari semua instansi penyelenggara pemilu harus
dikerjakan secara bersama melalui tim kerja yang
solid.
Dikatakan, Pilkada sebagai aplikasi pendidikan
politik untuk kepentingan masa depan Indonesia.
Karena itu, dibutuhkan kerja sama dan tanggung
jawab bersama dari lembaga penyelenggara pemilu,
para kontestan, TNI-Polri, media, para pemilih, dan
tentu saja peran aktif tokoh agama dan masyarakat.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/politik/606091/kemilau-politi
k-jadi-momok-pilkada-bersih
Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.49 WIB
49
Kemitraan Antarguru, Upaya Kemdikbud
Tingkatkan Mutu Pendidikan
Maria Fatima Bona / IDS Jumat, 9 Agustus 2019 |
12:00 WI
Jakarta, Beritasatu.com - Dirjen Guru dan
Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (GTK Kemdikbud), Supriano
mengatakan, salah satu upaya peningkatan dan
pemerataan mutu pendidikan adalah
melaksanakan program kemitraan GTK. Artinya,
guru dan kepala sekolah mitra dari daerah
tertinggal, terluar, terdepan (3T) diundang ke
sekolah inti untuk berkolaborasi dengan guru inti.
Supriano menyebutkan, para guru dan kepala
sekolah dari sekolah mitra ini akan belajar selama
sepekan dengan menyaksikan dan terlibat di setiap
sekolah inti agar praktik baik itu dapat mereka
sebarluaskan kepada guru-guru lain di
wilayahnya. Secara teknis, program kemitraan
adalah mewujudkan program penguatan
pendidikan karakter (PPK), pembelajaran abad 21,
dan gerakan literasi sekolah secara terpadu
melalui peran guru di kelas dan peran kepala
sekolah pada tingkat satuan pendidikan melalui
penguatan komunitas belajar profesional GTK di
wilayahnya masing-masing.
“Jadi ini seperti program sister school. Sekolah
mitra ini belajar langsung praktik baik dari
sekolah inti lalu mereka kembali ke sekolahnya
dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Misalnya, kepala sekolah dari sekolah mitra ini
dapat belajar bagaimana manajemen sekolah yang
baik di sekolah inti,” kata Supriano di Gedung
Kemdikbud Jakarta, Kamis (8/8/2019).
Dijelaskan Supriano, program kemitraan tahun ini
memiliki keunikan, yakni mengintegrasikan guru
dan kepala sekolah dalam program yang sama
sehingga ada kesinambungan substansi yang
digarap oleh keduanya. Keterpaduan program ini
meliputi desain dan langkah program, lokasi dan
sasaran program, serta substansi program.
Melalui program kemitraan, guru inti dapat saling
berbagi pengalaman, menginspirasi, dan
mengembangkan kerja sama dalam upaya
peningkatan dan pemerataan kemampuan guru
mitra yang berasal dari daerah 3T. Dengan ini,
mereka dapat menghidupkan komunitas belajar
profesional dengan fokus penguatan kualitas
layanan pembelajaran.
Program ini sejalan dengan program Kemdikbud
tentang zonasi pendidikan, yakni mendukung
program peningkatan dan pemerataan mutu
pendidikan yang berbasis zonasi dengan
pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP) melalui komunitas belajar.
Supriano juga menyebutkan, sekolah-sekolah
yang ditetapkan sebagai sekolah inti adalah
sekolah yang telah menjalankan delapan standar
pendidikan meliputi standar isi, standar
kompetensi kelulusan, standar proses pendidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan pendidikan, standar penilaian
pendidikan, dan standar pendidikan dan tenaga
kependidikan.
Selain itu, pertimbangan lain adalah guru inti
berasal sekolah yang secara nasional memiliki
rerata capaian ujian nasional (UN) 2017/2018
tinggi. Sedangkan guru mitra berasal dari daerah
yang secara nasional memiliki capaian UN
rendah.
“Pertemuan guru inti dan guru mitra ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman kepada para
peserta tentang kemitraan guru dan tenaga
kependidikan, menggiring peserta untuk
berkolaborasi, dan saling berbagi pengalaman
terbaik dalam peningkatan mutu pembelajaran di
kelas,” jelas Supriano.
Dengan begitu, kedua sekolah dapat
berkolaborasi. Setelah guru dari sekolah mitra
pulang ke daerah masing-masing, sekolah inti
bertugas untuk mengunjungi sekolah mitra
tersebut. Dengan begitu, sekolah inti akan melihat
langsung apakah sekolah mitra sudah
menjalankan delapan standar pendidikan atau
belum.
Supriano mengatakan, program kemitraan ini
dilakukan berbasis zona. Harapannya, sekolah
yang menjadi mitra ini akan menjadi sekolah inti
di zona tersebut dan menyebarkan praktik baik ke
sekolah- sekolah dalam zona tersebut.
Untuk 2019 ini, terdapat 5.284 guru dan kepala
sekolah yang terlibat dalam program kemitraan,
baik dari sekolah inti maupun mitra.
Ketimpangan
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy
mengatakan, kompetensi guru merupakan salah
satu kunci untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pasalnya, hasil uji kompetensi guru tahun 2015
menunjukkan bahwa kompetensi guru secara
nasional berada pada kategori rendah dan
menunjukkan kesenjangan yang tinggi
antardaerah.
50
Muhadjir menyebutkan, kondisi ketimpangan ini
mendesak untuk ditingkatkan karena terjadi
ketimpangan mutu pendidikan antardaerah.
Ketimpangan mutu ini dapat dilihat dari berbagai
dimensi, yaitu dimensi masukan (input), proses,
dan hasil.
Kondisi masukan yang menunjukkan adanya
masalah mutu di antaranya adalah masih
rendahnya kompetensi guru pada aspek pedagogik
dan profesional. “Untuk itu diperlukan
upaya-upaya sistematis dan masif secara bersama
untuk memenuhi kompetensi yang diharapkan,”
ujarnya.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/568823/kemitraan-a
ntarguru-upaya-kemdikbud-tingkatkan-mutu-pendidikan
Akses : 21 April 2020 Pukul 21.45 WIB
Kemkominfo dan Qlue Dorong Literasi
Digital Lewat Smart Citizen Day
Emanuel Kure / FER Rabu, 20 Maret 2019 | 15:48
WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo)
bersama Qlue, aplikasi yang memilkiki konsep smart city, gencar melakukan literasi
digital kepada masyarakat untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat yang saat ini sudah berada
di era digital. Kegiatan literasi tersebut dilakukan melalui gerakan smart citizen day, untuk
mewujudkan smart nation.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika
Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan,
mengatakan, kesadaran harus dibangun di era
digital seperti sekarang. Pasalnya, ruang siber
merupakan ruang baru yang perlu kehati-hatian,
kesadaran, dan pengetahuan bagi yang
memanfaatkannya.
"Di ruang siber enggak bisa sembunyi karena ada
jejak digital. Semuanya tidak bisa dipercaya,
kecuali orang yang membuat informasi dengan membangun trust (kepercayaan)," kata Semmy di
Jakarta, Rabu (20/3/2019).
Semmy mengatakan, Kemkominfo mendorong
supaya anak muda atau generasi milenial
Indonesia harus lebih tangkas menangkal
informasi salah atau hoax. Terlebih, kata Semmy,
direktoratnya selalu melakukan pengecekan
berita yang diterima dari bawahannya.
"Kita tunjukan bahwa ini loh hoax. Supaya
masyarakat tahu. Makanya sekarang kita
harapkan masyarakat cerdas
membedakan hoax. Makin lama masyarakat akan
cerdas untuk memilah ini hoax, ini bukan,”
tambah Semmy.
Pada kesempatan yang sama, Co-founder dan Chief Technology
Officer Qlue, Andre Hutagalung, menjelaskan,
peranan masyarakat bisa membawa pengaruh
positif serta efisiensi ke seluruh wilayah di
Indonesia. Oleh karena itu, aplikasi media sosial
Qlue bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar Smart Citizen Day pada
Kamis, 28 Maret mendatang. Ia menuturkan
acara ini sebagai bentuk kerja sama dalam
membangun smart city.
"Keberhasilan smart city butuh partisipasi
masyarakat. Acara ini akan mendatangkan 34
anak muda terpilih untuk melakukan deklarasi
dan menciptakan dampak sosial yang positif,”
pungkas Andre.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/544045/kemkominfo-
dan-qlue-dorong-literasi-digital-lewat-smart-citizen-day
Akses : 22 April 2020 Pukul 21.56 WIB
Ketergantungan pada Medsos Berpotensi
Rusak Perilaku Masyarakat
Radesman Saragih / JAS Sabtu, 16 November 2019
| 21:15 WIB
Jambi, Beritasatu.com - Meningkatnya
ketergantungan masyarakat mendapatkan
informasi melalui media sosial (medsos) perlu
terus diwaspadai karena hal tersebut berpotensi
merusak pola pikir dan perilaku masyarakat.
Sajian informasi medsos yang bebas tanpa sensor
dan cenderung menabrak rambu-rambu etika dan
norma bisa membuat warga masyarakat mudah
mempercayai informasi yang menyesatkan,
sehingga mereka gampang terpancing melakukan
aksi-aksi bernuansa konflik.
Demikian salah satu pokok pikiran yang bisa
dipetik pada Festival Media 2019 yang digelar
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Balai
Pendidikan dan Latihan (Diklat) Provinsi Jambi,
Sabtu (16/11/2019).
51
Festival Media 2019 bertajuk “Literasi di Era
Disrupsi” yang berlangsung hingga Minggu
(17/11/2019) tersebut diikuti sekitar 2.000 orang
dari 25 AJI kota se-Indonesia, lembaga swadaya
masyarakat (LSM), perusahaan swasta, media
cetak dan elektronik, serta pers kampus. Turut
hadir pada kesempatan tersebut, Ketua Umum
AJI, Abdul Manan, dan Gubernur Jambi, Fachrori
Umar.
Festival Media 2019 tersebut diisi dengan dengan
11 workshop (lokakarya) jurnalistik, lomba lomba
vlog (liputan blog video), foto spot (foto selama
festival berlangsung) dan pameran.
Ketua Umum AJI, Abdul Manan, pada
kesempatan tersebut mengatakan, ketergantungan
pada medsos yang terus meningkat di tengah
masyarakat sangat berbahaya bagi kehidupan
sosial. Masalahnya, penyiaran informasi melalui
medsos umumnya tanpa sensor dan tidak ada
keharusan mematuhi kode etik. Kondisi demikian
membuat masyarakat sering mendapat informasi
yang menyesatkan dan menanggapi informsi
tersebut secara negatif.
Dikatakan, warga masyarakat gampang percaya
dan terpengaruh informasi dari medsos karena
mereka semakin kurang tertarik mendapatkan
informasi melalui media massa, baik cetak
maupun elektronik. Warga masyarakat
belakangan ini lebih tertarik mendapat informasi
melalui gadget yang dipenuhi sajian – sajian
informasi yang tidak digarap sesuai prinsip
jurnalistik.
“Saat ini masyarakat yang pembaca koran
semakin berkurang. Mereka berpindah mendapat
informasi melalui medsos. Wartawan saat ini
tidak bisa lagi memonopoli sumber informasi
karena ada medsos dan jurnalisme warga,”
katanya.
Abdul Manan menyebutkan, era disrupsi
(cepatnya perubahan) saat ini dan di masa
mendatang mesti disikapi secara cerdas oleh
jurnalis dan seluruh elemen masyarakat. Hal itu
penting agar penyebaran informasi yang begitu
cepat di tengah masyarakat benar-benar
senantiasa bersifat positif dan membangun.
Untuk membendung peningkatan minat
masyarakat mendapat informasi melalui medsos,
lanjut Abdul Manan, profesionalisme jurnalis di
Indonesia perlu terus ditingkatkan.
Profesionalisme tersebut ditandai dengan
peningkatan kemampuan jurnalis atau wartawan
meliput dan menyiarkan berita sesuai dengan
rambu-rambu dan kode etik jurnalistik.
Berita-berita yang disiarkan jurnalis secara
profesional tersebut, yakni akurat, jujur,
berimbang, berbahasa yang santun, independen
atau tidak berpihak.
“Selain itu pengetahuan masyarakat mengenai
literasi jurnalistik perlu ditingkatkan agar mereka
lebih memahami mana informasi yang benar dan
mana yang tidak. Melalui literasi jurnalistik juga,
warga masyarakat akan lebih mempercai
informasi yang disampaikan jurnalis melalui
media massa ketimbang informasi yang beredar di
medsos,”katanya.
Abdul Manan mengatakan, AJI yang berdiri sejak
1994 kini memiliki 1.800 orang anggota di 38
cabang AJI seluruh Indonesia. AJI fokus
memperjuangkan kebebasan pers, advokasi
regulasi, kesejahteraan dan independensi jurnalis.
Sementara itu, Gubernur Jambi, Fachrori Umar
pada kesempatan tersebut menyambut baik
penyelenggaraan Festival Media 2019 yang
bertujuan meningkatkan profesionalisme jurnalias
dan meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai informasi yang baik, tepat dan
terpercaya.
Fenomena pergerakan dan perubahan informasi di
tengah masyarakat saat ini dan di masa mendatang
semakin cepat menyusul terus berkembangnya era
digitalisasi. Informasi yang disiarkan media, baik
media massa maupun medos saat ini lebih cepat
diakses masyarakat di mana pun mereka berada.
“Menyikapi hal tersebut, masyarakat perlu
mendapat edukasi mengenai informasi yang
positif dan konstruktif atau membangun. Tanpa
edukasi tersebut, warga masyarakat bisa
memperoleh informasi secara tidak benar dan
menafsirkannya dengan keliru atau bias. Untuk itu
wartawan hendaknya senantiasa menyiarkan
berita yang positif, akurat, santun dan bersifat
membangun,” katanya.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/585740/ketergantun
gan-pada-medsos-berpotensi-rusak-perilaku-masyarakat
Akses : 16 April 2020 Pukul 08.45 WIB
Komnas: Literasi Digital dan Sosial
Perempuan Harus Ditingkatkan
BW Jumat, 22 Maret 2019 | 23:21 WIB
Jakarta, Beritasatu.com- Komisioner Komnas
Perempuan Siti Khariroh mengatakan, literasi
digital dan sosial perempuan harus terus
ditingkatkan. Tujuannya, agar tak mudah direkrut
52
kelompok radikal teroris untuk dijadikan pelaku
kekerasan penyebar propaganda mereka.
"Literasi digital jadi sangat penting karena apa
yang dikonsumsi di internet tidak semua benar.
Ada informasi yang menyesatkan, termasuk taktik
rekrutmen kelompok radikal di internet, memang
menyasar perempuan," kata Siti Khariroh di
Jakarta, Jumat (22/3/2019).
Dalam kurun 10 tahun terakhir, lanjut Siti
Khariroh, peran perempuan dalam jaringan
terorisme mengalami pergeseran. Kalau dulu lebih
banyak sebagai pendukung di balik layar, kini
perempuan berada di garda terdepan.
"Dulu jihadnya di rumah mengabdi pada suami,
mendidik anak, yang disebut jihad shagir atau
jihad kecil, tetapi kemudian ada panggilan bahwa
perempuan itu bisa melakukan jihad khabir
dengan berada di baris terdepan menjadi
pengantin bom," tutur Siti Khariroh.
Kasus bom bunuh diri Surabaya, bom Sibolga,
bom panci Bekasi, rencana penyerangan Mako
Brimob, dan terakhir penangkapan perempuan
terduga teroris di Klaten menjadi bukti bahwa
kaum perempuan telah aktif dalam gerakan
kelompok radikal.
Siti Khariroh menilai, terlalu mudahnya
perempuan termakan propaganda kelompok
radikal karena memang propaganda mereka di
media sosial (medsos) sangat canggih. Kondisi itu
ditambah para perempuan pengguna internet
literasinya sangat kurang.
"Banyak dari perempuan itu kemudian terpapar di
media sosial, tertipu dengan janji dan propaganda
ISIS. Dia yang aktif mencari informasi di internet,
padahal dia sebenarnya teperdaya propaganda
ISIS," kata Siti Khariroh.
Siti Khariroh juga mengakui banyak kaum
perempuan yang terlibat kasus
penyebaran hoax dan ujaran kebencian menjelang
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Ia menilai, para perempuan itu sebenarnya tidak
mengerti dunia politik. Namun, mereka terus
dicekoki dengan informasi hoax, seperti
pemerintah akan melegalisasi zina, perkawinan
sejenis, dan lain-lain yang sangat sensitif di
masyarakat.
"Bagi kami itu bagian dari kekerasan berbasis
gender, menggunakan perempuan dengan
informasi palsu, kemudian mereka diminta untuk
menyampaikan. Mereka tahu perempuan bisa
memengaruhi tetangga hanya dengan sekadar
ngobrol," kata Siti Khariroh.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/hankam/544712/komnas-liter
asi-digital-dan-sosial-perempuan-harus-ditingkatkan
Akses : 22 April 2020 Pukul 21.55 WIB
Komunikasi Kian Canggih, Media Massa
Tetap Jadi Kebutuhan Manusia
Carlos KY Paath / JAS Senin, 11 Februari 2019 |
13:06 WIB
Jakarta, Beritasatu.com – Kecanggihan
teknologi komunikasi melalui internet membuat
informasi di dunia seperti tanpa sekat. Sekarang
ini, manusia satu dengan yang lain bisa saling
komunikasi, kapan pun dan hampir di mana pun.
Demikian diungkapkan pakar komunikasi dari
Unversitas Brawijaya, Anang Sujoko saat
dihubungi Beritasatu.com, Senin (11/2). Meski
komunikasi begitu canggih, Anang menyatakan
media massa senantiasa menjadi kebutuhan setiap
masyarakat dunia.
“Komunikasi antarmanusia sudah tidak dibatasi
birokrasi beda negara. Namun demikian,
kehadiran media massa masih jadi kebutuhan
manusia. Terlepas dari kondisi nyata bahwa media
massa saat ini sering tidak mempertimbangkan
hak publik mendapatkan informasi yang benar,”
kata Anang.
Anang menegaskan, media massa arus utama tetap
menjadi sumber validasi informasi yang tersebar
di media sosial (medsos). Namun, Anang
menuturkan, penyumbatan hak publik menerima
informasi yang benar, berpotensi membuat
masyarakat memercayai medsos.
“Jika tidak ada media massa yang peduli, maka
medsos dan media-media online (daring) yang
dikelola nonpers atau individu akan jadi sumber
alternatif. Jika hal ini tidak segera diperbaiki,
maka kekacauan soal kebenaran informasi bakal
terjadi,” tegas Anang.
Di sinilah, menurut Anang, lembaga independen
dan negara harus hadir. “Dewan pers harus lebih
optimal memastikan KEJ (kode etik jurnalistik)
Indonesia diaktualisasikan, dan negara harus hadir
dalam mendidik masyarakatnya sadar akan
pentingnya literasi informasi,” ujar Anang.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/537390/komunikasi-kian-canggih-media-massa-tetap-jadi-kebutuhan-manusi
a
53
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.08 WIB
Kongres Bahasa Indonesia Hasilkan 22
Rekomendasi
CAH Rabu, 31 Oktober 2018 | 07:45 WIB
Jakarta - Kongres Bahasa Indonesia (KBI) ke-XI
yang diselenggarakan di Jakarta pada 28 hingga
31 Oktober, menghasilkan 22 rekomendasi.
"Kongres yang diadakan setiap lima tahun ini,
menghasilkan 22 rekomendasi yang harus
ditindaklanjuti," ujar Kepala Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kemdikbud Prof Dadang Sunendar di Jakarta,
Rabu (31/10).
Rekomendasi pertama terkait penginternasionalan
bahasa Indonesia. Kemudian, pemerintah
didorong untuk dapat menertibkan penggunaan
bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam
pendidikan di sekolah serta harus memperkuat
pembelajaran sastra di sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan karakter dan
literasi dengan memanfaatkan berbagai perangkat
digital dan memaksimalkan teknologi informasi.
Kemdikbud diharapkan dapat menetapkan jumlah
karya sastra yang wajib dibaca oleh siswa pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Selain
itu, pemerintah diharapkan dapat memperluas
penerapan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
(UKBI) di berbagai lembaga pemerintah dan
swasta. Pemerintah juga harus menegakkan
peraturan perundang-undangan kebahasaan
dengan mendorong penerbitan
peraturan-peraturan daerah yang memuat sanksi
atas pelanggaran.
Kemudian, pemerintah bersama seluruh
komponen masyarakat harus meningkatkan
kebanggaan berbahasa Indonesia dalam berbagai
ranah kehidupan seiring dengan peningkatan
penguasaan bahasa daerah dan bahasa asing.
Pemerintah pusat dan daerah harus
mengintensifkan pendokumentasian bahasa dan
sastra daerah secara digital dalam kerangka
pengembangan dan perlindungan bahasa dan
sastra. Serta mengembangkan sarana kebahasaan
dan kesastraan bagi penyandang disabilitas demi
terwujudnya ekosistem yang inklusif.
Badan Bahasa wajib melakukan pemantauan,
koordinasi, dan evaluasi terhadap pelaksanaan
putusan Kongres Bahasa Indonesia XI serta
melaporkannya dalam Kongres Bahasa Indonesia
XII pada 2023.
"Upaya untuk menjayakan bahasa dan sastra
merupakan tugas bersama. Kita dalam perahu
yang sama, ingin memberikan posisi terhormat
kepada bahasa yang kita cintai bersama, bahasa
Indonesia," kata dia lagi.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/519604/kongres-bah
asa-indonesia-hasilkan-22-rekomendasi
Akses : 27 April 2020 Pukul 21.28 WIB
Kota Bandar Lampung Miliki
Perpustakaan Terintegrasi
Feriawan Hidayat / FER Kamis, 13 Februari 2020 |
08:55 WIB
Bandar Lampung, Beritasatu.com - Perpustakaan
memiliki peran strategis dalam upaya peningkatan
literasi masyarakat, sekaligus menambah
pengetahuan dan meningkatkan kualitas diri.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bandar
Lampung, Herman HN, saat meresmikan gedung
baru Perpustakaan Kota Bandar Lampung, Rabu
(12/2/2020).
Acara peresmian, ditandai dengan penekanan
tombol sirine dilanjutkan dengan pengguntingan
pita oleh Wali Kota Bandar Lampung, Herman HN,
bersama Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas),
Muhammad Syarif Bando.
"Masyarakat Kota Bandar Lampung kini bisa
berbangga, karena sudah memiliki gedung baru
perpustakaan yang terintegrasi dengan fasilitas dan
koleksi digital Perpusnas,” kata Herman HN seperti
dikutip keterangan pers yang diterima
Beritasatu.com, Kamis (13/2/2020).
Najwa Shibab Kembali Dipercaya Jadi Duta Baca
Indonesia
Herman mengatakan, pembangunan gedung baru
perpustakaan yang memerlukan waktu kurang dari
setahun ini, merupakan implementasi dana alokasi
khusus (DAK) bidang perpustakaan yang diterima
Kota Bandar Lampung pada 2019.
Wali Kota juga mengimbau seluruh masyarakat
Kota Bandar Lampung, termasuk aparatur daerah
54
untuk aktif membaca. Terlebih, perpustakaan ini
memiliki koleksi buku sebanyak 11.467 judul buku,
dengan jumlah buku 25.566 eksemplar, surat kabar,
serta majalah.
"Siapapun harus rajin membaca meski sudah menua.
Membaca sangat penting. Jika tidak bisa
meluangkan waktu khusus untuk membaca, minimal
dalam sehari ada waktu untuk membaca," kata
Herman HN.
Surabaya Deklarasikan Gerakan Mendongeng
Herman menambahkan, dalam era modern saat ini,
kemajuan teknologi digital semakin memudahkan
setiap sendi kehidupan manusia. "Namun,
perkembangan dunia digital, jangan sampai
mengalahkan keaktifan dalam membaca," tegas
Herman HN.
Dalam kesempatan ini, Wali Kota secara khusus
menginstruksikan Sekretaris Daerah (Sekda) untuk
membantu penambahan fasilitas layanan
perpustakaan, serta penambahan unit komputer
untuk kebutuhan koleksi digital yang terintegrasi
dengan Perpusnas.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/600053/kota-bandar
-lampung-miliki-perpustakaan-terintegrasi
Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.33 WIB
Kunjungan ke Bogor Kang Emil Jajal Bus
Wisata Uncal
Vento Saudale / CAH Sabtu, 15 Desember 2018 |
11:45 WIB
Bogor - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan
Kamil melakukan kunjungan kerja di Kota Bogor,
Sabtu (15/12). Setelah tiba menggunakan heli,
Ridwan Kamil menjajal bus wisata Uncal.
Ridwan Kami atau biasa di sapa Kang Emil tiba di
lapangan GOR Padjajaran menggunakan heli
bersama isti Atalia Praratya sekitar pukul 10.00
WIB. Kedatanganya pun disambut Wali Kota
Bogor Bima Arya beserta istri Yane Ardian, juga
pejabat Pemerintah Kota Bogor.
Selama di Bogor, Emil mempunyai dua agenda
yakni membuka Kotak Literasi Cerdas "Kolecer"
dan Maca dina Digital Library "Candil" di Taman
Sempur serta meninjau lokasi bencana puting
beliung di Kelurahan Batutulis, Bogor Selatan.
Dalam perjalanan, Emil menuturkan sengaja tiba
di Bogor menggunakan heli dikarenakan agenda
yang padat di Bandung dan Bogor dalam waktu
berdekatan. Sontak kedatangan orang nomor satu
ini menjadi perhatian warga sekitar.
Di sisi jalan, sudah ada kendaraan bus wisata Kota
Bogor Uncal. Bima pun mengajak Emil dan istri
bersama rombongan menaiki bus identik biru itu.
Kata dia, Uncal merupakan bus mirip yang
dimiliki Pemkot Bandung yaitu Bandros.
"Ini kendaraan bus wisata asli Jawa Barat. Nanti
saya akan tambah untuk Kota Bogor," paparnya.
Di akhir kalimat, Bima Arya manambahkan
bahwasannya bus wisata Uncal merupakan hasil
kerja sama pemkot bersama Bank Jabar Banten
(BJB). Pemkot sendiri baru mempunyai satu unit
pascadiluncurkan awal tahun 2017.
Bus wisata Uncal beroperasi setiap akhir pekan
untuk mengangkut wistawan berkeliling Kota
Bogor tanpa dipungut biaya. Moda dengan nuasa
biru ini pun mempunyai trayek balai kota dan
mengunjungi bebagai museum dan tempat kuliner.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/aktualitas/527856/kunjungan
-ke-bogor-kang-emil-jajal-bus-wisata-uncal
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.30 WIB
Lima Kunci Melawan Hoax di Media Sosial
Herman / MPA Jumat, 14 September 2018 | 19:30
W
Jakarta - Di era digital seperti saat ini, berita
palsu atau hoax bisa dengan cepatnya menyebar di
media sosial. Tanpa melakukan verifikasi dengan
membaca sumber-sumber lain yang terpercaya,
sebuah informasi di media sosial begitu mudahnya
disebarluaskan.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik,
Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kominfo), Niken Widiastuti menyampaikan, pola
komunikasi di dunia maya yaitu 10-to-90. Artinya
10% pengguna memproduksi konten, kemudian
90% tanpa disuruh ikut menyebarkan konten
tersebut. Celakanya, konten-konten yang
disebarkan tersebut kebanyakan merupakan
berita hoax.
"Untuk melawan peredaran berita hoax, pengguna
media sosial harus menerapkan nilai-nilai READI,
yaitu Responsibility, Empathy, Authenticity,
Discernment, dan Integrity," kata Niken
55
Widiastuti, di acara Diskusi Literasi Media
Digital, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat
(14/9).
Niken menjelaskan, Responsibility atau tanggung
jawab artinya harus berpikir dan bertanggung
jawab terhadap konten yang
diunggah. Empathy (empati) maksudnya harus
berpikir dan berempati akan akibat konten yang
diunggah terhadap perasaan orang lain.
Kemudian, authenticity atau otentik berarti harus
tetap otentik dan siap berjaga terhadap semua
konten yang diunggah, Discernment (kearifan)
artinya harus kritis mengevaluasi informasi atau
konten online yang diperoleh sebelum mengambil
tindakan terhadapnya, dan terakhir integrity atau
integritas yang bermakna harus melakukan hal
yang benar, berani menyuarakan kebenaran, dan
melawan perilaku negatif di dunia online.
"Nilai-nilai utama ini harus kita terapkan dalam
bermedia sosial, sehingga ke depannya dunia
maya dan dunia nyata akan lebih sehat," tutur
Niken.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/digital/510542/lima-kunci-m
elawan-hoax-di-media-sosial
Akses : 27 April 2020 Pukul 21.02 WIB
Line dan AP Gelar Kampanye Setop Berita
Bohong
Unggul Wirawan / WIR Jumat, 13 September 2019
| 15:09 WIB
Seongnam, Beritasatu.com- Line Plus
Corporation, anak perusahaan dari Line
Corporation yang berbasis di Korea,
menghadirkan kampanye Setop Berita Bohong
atau Fake News yang didukung oleh The
Associated Press (AP), jaringan media global,
Jumat (13/9).
Kampanye ini digelar untuk mengidentifikasi dan
menjawab permasalahan mengenai berita palsu
dan misinformasi di media daring.
Kolaborasi Line dan AP membantu meningkatkan
literasi media para pengguna di tengah maraknya
berita palsu. Kampanye terdiri dari edukasi
melalui video animasi dan seminar yang akan
diadakan di beberapa wilayah.
Line telah lama menyadari isu sosial yang
berkembang dan diakibatkan oleh “fake news”,
sebuah istilah untuk “kebohongan atau fiksi yang
dibungkus menjadi berita yang beredar di
internet” menurut 2019 AP Stylebook.
Dengan demikian Line memutuskan untuk
berkolaborasi dengan AP untuk membuat
kampanye CSR global untuk mengedukasi
masyarakat mengenai karakteristik dari fake news,
bagaimana untuk mengidentifikasinya, dan
bagaimana untuk membagi informasi dengan
tanggung jawab.
Kampanye Stop “Fake News” ini akan merilis
video edukasi berbentuk animasi yang berisi
proses bagaimana cara mengecek kredibilitas dari
berita sebelum membagikannya kepada orang
lain. Video edukasi ini akan tersedia dalam 5
bahasa: Bahasa Inggris, Thailand, Indonesia,
Mandarin, dan Jepang.
Senada dengan isi video edukasi, seminar edukasi
untuk belajar bagaimana mengidentifikasi “fake
news” akan diadakan oleh Line dan AP pada bulan
September di wilayah tertentu seperti Thailand,
Taiwan, dan Indonesia.
Seminar tersebut akan berisi mengenai cara untuk
mengetahui sebuah “fake news”, dengan
penjelasan dan konsekuensi dari penyebaran “fake
news” dan timbulnya misinformasi pada jejaring
daring. Di Indonesia sendiri, acara seminar ini
juga akan didukung oleh Masyarakat Anti Fitnah
Indonesia (Mafindo).
Sebelum kampanye Stop ‘Fake News’ ini
diluncurkan, Line Indonesia sebelumnya telah
beberapa kali mengadakan program yang
bertujuan sama yakni untuk meningkatkan literasi
media dan digital kepada para penggunanya.
Salah satunya adalah dengan mengadakan
talkshow Pemuda Peduli Pemilu yang diadakan
dalam rangka meningkatkan minat para pemuda
akan pemilu dan bagaimana mengidentifikasi
berita palsu selama pemilu berlangsung.
Selain itu, Line Today juga memiliki rubrik
mingguan setiap hari Sabtu yang bertajuk ‘Awas
Hoaks’ yang merangkum beberapa Hoaks yang
tersebar di minggu itu.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/digital/574948/line-dan-ap-gelar-kampanye-setop-berita-bohong
Akses : 20 April 2020 Pukul 11.42 WIB
Lippo Cikarang Beri Bantuan Buku pada
SDN Sukaresmi
56
Mikael Niman / WBP Jumat, 24 Agustus 2018 |
12:19 WIB
Bekasi - PT Lippo Cikarang Tbk memberikan
donasi berupa buku kepada murid SDN Sukaresmi
05, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jumat
(24/8) sebagai bagian corporate social
responsibility (CSR) terhadap sekolah yang
berada di sekitar kawasan Lippo Cikarang.
"Kami memberikan donasi berupa buku pelajaran
serta buku-buku bacaan lainnya yang berkaitan
dengan pendidikan anak sekolah," kata Kepala
Department Public Relation PT Lippo Cikarang
Tbk , Ria Sormin, di sela-sela acara, Jumat (24/8).
Dia mengatakan, donasi buku ini merupakan hasil
pengumpulan karyawan Lippo Cikarang sejak
Agustus 2018. "Kami seleksi hanya memberikan
buku-buku pelajaran serta buku bacaan yang
berkaitan dengan pendidikan sekolah. Ke depan,
akan kami bagikan ke sekolah-sekolah lain yang
berada di sekitar Lippo Cikarang," tuturnya.
Dengan pemberian buku ini, diharapkan para
siswa SDN Sukaresmi 05 dapat menambah
sumber bacaan. "Tujuannya, agar para murid tidak
hanya menghabiskan waktu dengan memainkan
gadget, tapi mengisinya dengan membaca buku,"
imbuhnya.
Selain pemberian buku bacaan dan pelajaran, juga
diselenggarakan lomba membaca dengan tema
'one day read with Lippo Cikarang' yang diikuti 20
peserta SDN dari Cikarang Selatan dan Cikarang
Pusat. "Kami ingin siswa bersemangat belajar dan
rajin membaca," bebernya.
Kepala SDN Sukaresmi 05, Maspupah,
menyambut gembira kegiatan lomba membaca ini.
Kebetulan, sejak dua tahun lalu, sekolah di sini
sudah menjalankan program Gerakan Literasi
Sekolah GLS bagi semua murid. "Donasi buku
dari Lippo Cikarang ini akan kami manfaatkan
sebaik-baiknya," kata Maspupah.
Turut hadir dalam acara tersebut Kasi Kurikulum
Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Sudiana dan
Camat Cikarang Selatan Sopian Hadi serta
perwakilan Polsek Cikarang Selatan dan tokoh
masyarakat setempat.
Sudiana mengatakan, saat ini, Dinas Pendidikan
Kabupaten Bekasi sedang gencar melaksanakan
program gemar membaca. "Mudah-mudahan
dengan bantuan buku bacaan ini bermanfaat bagi
murid sekolah," ujar Sudiana.
Sekolah yang berlokasi di Jalan Vila Mutiara
Cikarang,
Kampung Cicadas , Desa Sukaresmi, Kecamatan
Cikarang Selatan, merupakan satu dari 50 sekolah
yang berada di Kecamatan Cikarang Selatan.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/megalopolis/506842/lippo-ci
karang-beri-bantuan-buku-pada-sdn-sukaresmi
Akses : 28 April 2020 Pukul 21.50 WIB
Literasi Digital Kunci Menjaga Medsos
Bersih dari Ujaran Kebencian
BW Kamis, 7 Februari 2019 | 23:17 WI
Jakarta, Beritasatu.com- Pengamat media sosial
Rulli Nasrullah mengatakan, literasi digital
merupakan titik terpenting untuk menjaga
lingkungan medsos agar bersih dari ujaran
kebencian.
Menurut Rulli Nasrullah, literasi digital tidak
sekadar menunjukkan setiap orang bisa
menggunakan medsos atau media internet lainnya,
tetapi juga cakap dalam memanfaatkan teknologi
dan perangkatnya serta bertanggung jawab
terhadap konten yang diunggahnya.
"Walau medsos itu akunnya bersifat pribadi dalam
pengertian dibangun dan dimiliki oleh pengguna
itu sendiri, tetapi konten yang diunggah pada
dasarnya bersifat mass-self communication," ujar
Rulli Nasrullah di Jakarta, Rabu (6/2).
Setiap orang yang terhubung dengan suatu akun
dan dalam jaringannya pada dasarnya bisa
mengakses konten yang diunggah oleh akun
tersebut.
"Konten dan perilaku dalam dunia digital tidak
bisa serta-merta diklaim sebagai aktivitas pribadi
dan berada di ruang privasi semata," kata dosen
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Karena itu, nilai-nilai dalam
masyarakat offline (luar jaringan) yang juga harus
dibawa dalam kehidupan
masyarakat online (dalam jaringan) meski dalam
beberapa kasus banyak bermunculan nilai-nilai
dan etika yang baru terkait budaya digital itu
sendiri, tuturnya.
Menurut dia, menjaga kenyamanan dan
kedamaian medsos merupakan tanggung jawab
bersama, termasuk kesadaran untuk melaporkan
konten negatif kepada pengelola atau admin
medsos.
57
"Saya percaya kita sedang belajar banyak dalam
menggunakan medsos. Yang terpenting adalah
kesadaran masyarakat akan bahaya konten dan
akun negatif di medsos itu yang harus
ditumbuhkan," ucapnya.
Ia menegaskan, melaporkan konten secara digital
cukup mudah. Contoh, saat membuka Facebook di
telepon genggam, akan ada titik tiga di atas status.
Pengguna tinggal mengklik dan melaporkan
apabila isi konten tersebut negatif.
"Apabila banyak yang melaporkan melalui
mekanisme tersebut maka konten atau bahkan
akun yang bersangkutan bisa dibekukan,
dihilangkan, atau dihapus sama sekali," ujar Rulli.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/hukum/536880/literasi-digita
l-kunci-menjaga-medsos-bersih-dari-ujaran-kebencian
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.16 WIB
Literasi Digital pada Anak Harus Dimulai
dari Keluarga
Ari Supriyanti Rikin / FER Rabu, 15 Mei 2019 |
18:34 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Literasi digital di
Indonesia masih minim. Perkembangan teknologi
di media digital ini membuat kesenjangan antar
generasi. Orang tua tak jarang sulit berinteraksi
sosial dengan anak, karena anak lebih cenderung
dekat dan lebih mahir di media digital. Bahkan
data di tahun 2013, hampir 20 persen anak di
Indonesia sudah berkenalan dengan internet dan
media digital sejak kecil.
Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan
Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Aulia Hadi mengatakan,
regulasi yang mengatur pembatasan usia
mengakses media digital di Indonesia belum ada.
Berbeda dengan negara maju. Bahkan, ada orang
tua yang memperkenalkan dunia digital terlalu
dini. Kadang ponsel pintar menjadi baby
sitting bagi balita.
"Lalu siapa yang salah? Orang tua juga punya
kesalahan di sini, karena biar anak anteng, diberi
ponsel. Orang tua juga perlu memahami pola
pengasuhan digital," kata Aulia dalam Diskusi
Publik Peran Keluarga sebagai Pondasi Masa
Depan Keluarga di Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Menurut Aulia, perkembangan internet dan media
digital sangat penting tetapi punya dampak
positif dan negatif. Namun tentu, keluarga
Indonesia tidak bisa menutup mata tentang hal ini.
Perkembangan media digital harus dijadikan
peluang mendatangkan manfaat positif.
Anak-anak usia 0-3 tahun memang lebih
menyukai audio visual. Di sinilah orang tua harus
tetap memberikan kedekatan emosional dengan
anak saat bersentuhan dengan dunia digital.
Saat menonton, mendengar cerita dongeng di
media digital, orang tua perlu mendampingi anak
balita sebagai bentuk relasi dan interaksi sosial.
Sebab jika tidak anak akan kecanduan gawai dan
tentu akan berdampak negatif terhadap tumbuh
kembang anak karena menjauh dari interaksi
sosial di dunia nyata.
Sementara itu ketika anak beranjak dewasa, kerap
menjadi beban terberat dalam memberikan
literasi digital. Kesenjangan digital orang tua dan
anak sangat jelas di sini. Oleh karena itu, orang
tua tetap bisa memberi ruang ke anak, ikut
memposisikan diri sebagai teman anak. Orang tua
juga perlu memiliki keterampilan digital.
"Namun peran sebagai orang tua tetap
dibutuhkan untuk membimbing anak," ucap
Aulia.
Aulia menjelaskan literasi digital membutuhkan
keterampilan digital dan kecakapan emosional.
Dalam keterampilan digital perlu ada
keterampilan menggunakan media seperti
mengoperasikan tombol-tombol di media digital
dan memahami isi media. Selain itu, yang juga
penting adalah kecakapan emosional yang
disesuaikan dengan tumbuh kembang anak dan
karakteristik medianya.
"Keluarga adalah ruang yang memberi literasi
digital sejak awal dan beri berkontribusi
indentitas. Anak perlu dibekali bagaimana
menyampaikan opini di media digital sehingga tidak berujung perundungan (bullying) dan ujaran
kebencian (hate speech)," tandas Aulia.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/554338/literasi-digit
al-pada-anak-harus-dimulai-dari-keluarga
Akses : 21 April 2020 Pukul 22.14 WIB
58
Literasi Rendah, Indonesia Belum Siap
Hadapi Bonus Demografi
Maria Fatima Bona / IDS Rabu, 6 Februari 2019 |
13:21 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Indonesia akan
mendapat bonus demografi selama rentang waktu
2020-2035 dan mencapai puncaknya pada 2030.
Sayangnya, menurut koordinator nasional
Jaringan Pemerhati Pendidikan Indonesia (JPPI),
Ubaid Matraji, dari sisi pendidikan, Indonesia
belum siap menghadapi bonus demografi.
Pasalnya, tingkat literasi masyarakat Indonesia
masih sangat rendah.
Berdasarkan penelitian Central Connecticut State
University awal Maret 2016 tentang Most Literate
Nations in the World, Indonesia pada posisi ke-60
dari 61 negara. Tidak mengherankan jika fokus
persoalan yang didiskusikan di Indonesia masih
berkisar mengenai hal-hal remeh temeh seperti
ujaran kebencian, hoax, dan isu SARA dan
melupakan tujuan utama peningkatan Sumber
Daya Manusia (SDM).
Untuk itu, Ubaid mengatakan, harus ada
peningkatan kualitas tenaga pendidik di sekolah.
Pendidikan harus mengajarkan tradisi literasi.
“Mempersiapkan SDM menghadapi bonus
demografi itu harus dimulai dari literasi agar
dapat memerangi hoax. Apapun itu jika tidak ada
proses membaca maka pengetahuannya tidak akan
berkembang dan kreativitas juga akan mandek,”
kata Ubaid kepada SP, Rabu (6/2).
Lanjut Ubaid, untuk meningkatkan literasi ini,
harus ada keberpihakan dari pemerintah yakni
melalui alokasi anggaran yang diarahkan pada
pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Pemerintah harus fokus untuk memprioritaskan
bidang teknologi dan informasi yang kini
berkembang pesat.
Untuk itu, ia mendorong pemerintah untuk
merevitalisasi Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) agar mampu memproduksi
calon guru yang berkualitas dan punya pandangan
yang komprehensif.
Selain itu, Ubaid menuturkan, kualitas akademik
harus beriringan dengan pendidikan karakter.
“Orang pintar yang tidak punya karakter dan
akhlak yang baik, dia akan menjadi orang
keblinger. Jadi semua harus seirama,” ujarnya.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/536556/literasi-rend
ah-indonesia-belum-siap-hadapi-bonus-demografi
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.19 WIB
LPCK Dorong Siswa SDN Sukaresmi
Gemar Membaca
Mikael Niman / FER Jumat, 24 Agustus 2018 |
15:30 WI
Bekasi - Sebanyak 860 murid SDN Sukaresmi 05,
Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, sudah
ditanamkan budaya membaca sejak dini. Pihak
sekolah memberlakukan program Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) kepada seluruh muridnya,
sejak dua tahun belakangan ini.
"Program Gerakan Literasi Sekolah bertujuan
untuk mengajak para murid untuk gemar
membaca. Sekitar 15 menit sebelum masuk ruang
kelas, mereka diwajibkan hadir. Nah, waktu 15
menit itu digunakan para murid untuk membaca
buku di sekitar halaman sekolah, sebelum masuk
jam pelajaran pertama," ujar salah satu guru kelas
SDN Sukaresmi 05, Sri Hastuti, Jumat (24/8).
Dia menjelaskan, para guru akan mengawasi
mereka yang malas mengikuti program GLS
tersebut. "Ada guru yang akan mengawasi
pelaksanaan program GLS ini. Mereka yang
ketahuan tidak membaca buku akan kami berikan
teguran lisan. Selain itu, kami juga memberikan
tugas berupa tulisan ringkasan setelah mereka
membaca buku. Tujuannya, biar rajin membaca.
Kami sudah membudayakan rajin membaca sejak
dini," tuturnya.
Selain program GLS, kata Sri, pihak sekolah juga
menyediakan fasilitas pojok baca di setiap ruang
kelas. Pojok baca ini berupa rak mini yang berisi
buku-buku bacaan dan buku pelajaran para murid.
"Pojok baca disediakan di setiap ruang kelas.
Dengan adanya sumbangan buku dari Lippo
Cikarang hari ini, dapat menambah sumber bacaan
para murid," tuturnya.
Hari ini, PT Lippo Cikarang Tbk memberikan
bantuan buku dan menyelenggarakan lomba
membaca cepat antarsekolah di Cikarang Selatan
dan Cikarang Pusat.
Sebanyak 22 murid mengikuti lomba yang
diselenggarakan sejak pagi tadi. Mereka berasal
dari 22 SDN di wilayah Cikarang Selatan dan
Cikarang Pusat.
"Kami ingin mengajak para murid SD untuk
gemar membaca melalui Lomba Membaca Cepat
59
Lippo Cikarang, sehingga mereka tidak hanya
disibukkan dengan memainkan telepon selulernya
saja, tapi juga menggemari membaca sejak dini,"
ujar Kepala Department Public Relation PT Lippo
Cikarang Tbk, Ria Sormin.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/megalopolis/506886/lpck-dor
ong-siswa-sdn-sukaresmi-gemar-membaca
Akses : 28 April 2020 Pukul 21.49 WIB
Lurah, Kades, dan Babinsa, Ujung Tombak
Pencegahan Terorisme
BW Kamis, 24 Oktober 2019 | 19:08 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Lurah, kades, babinsa,
dan bhabinkamtibmas, merupakan ujung tombak
dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.
Pelibatan empat unsur pemerintahan paling bawah
itu sangat mutlak untuk melakukan deteksi dini
radikalisme dan terorisme di lingkungan
masyarakat.
“Peran lurah, kades, babinsa, dan
babhinkamtibmas, sangat vital dalam sinergi
pencegahan terorisme. Mereka adalah ujung
tombak yang di lapangan. Mereka pertama paling
tahu kalau ada orang asing atau calon teroris yang
ada di lingkungan mereka. Karena itu penguatan
pelibatan aparat dan masyarakat harus terus
dilakukan,” ujar Deputi 1 Bidang Pencegahan,
Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI
Hendri Paruhuman Lubis saat membuka Rembuk
Aparatur Kelurahan Dan Desa Tentang Literasi
Informasi Melalui FKPT Provinsi Kalimantan
Selatan Kalsel dengan tema “Saring Sebelum
Sharing” di Banjarmasin, Kamis (24/10/2019).
Hendri menambahkan, BNPT yang berwenang
mengkoordinasikan penanggulangan terorisme di
Indonesia terus melakukan berbagai inovasi dalam
program pencegahan terorisme. Contohnya,
kegiatan di Banjarmasin ini merupakan salah satu
kegiatan rutin yang dilakukan BNPT, melalui
FKPT di 32 provinsi di Indonesia.
Setiap minggu lima kegiatan penguatan dan
pelibatan masyarakat dilakukan di lima provinsi
yang dikelola Subdit Pemberdayaan Masyarakat.
Pertama bidang sosial budaya, bidang pemuda dan
pendidikan, perempuan dan anak, bidang media,
hukum, dan humas, dan terakhir pengkajian dan
penelitian.
Mantan Komandan Grup 3/Sandi Yudha Kopassus
menegaskan, kegiatan tersebut nonstop
dilaksanakan BNPT dan FKPT dari Februari
sampai Desember. Pada November ini dilakukan
rakornas untuk menyusun program tahun
berikutnya. Tujuannya, semua untuk mencegah
radikalisme dan terorisme.
“Presiden Joko Widodo telah menegaskan bahwa
ancaman sudah di depan mata bagi negara kita.
Pertama korupsi, kedua narkoba, dan ketiga
intoleransi yang masih paling ringan. Namun,
kalau akan jadi radikalisme, radikalisme
meningkat jadi terorisme. Kalau sudah terorisme
pasti akan merugikan dan mengerikan,”
ungkapnya.
Upaya ini, lanjut Hendri, juga sebagai perwujudan
kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/581801/lurah-kades
-dan-babinsa-ujung-tombak-pencegahan-terorisme
Akses : 17 April 2020 Pukul 12.08 WIB
Madingsekolah Bangun Literasi Digital dan
Toleransi di Kalangan Pelajar
Yudo Dahono / YUD Rabu, 6 Maret 2019 | 19:45
WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Pesatnya
perkembangan internet di Indonesia, membuat
sejumlah pihak mengedukasikan pentingnya
berinternet dengan cerdas. Tanpa ada ujaran
kebencian atau konten negatif lainnya. Atau
dengan kata lain, internet dimanfaatkan sebagai
sarana yang benar-benar bermanfaat.
Contohnya seperti yang dilakukan Direktur
Program Ma'arif Institute Khelmy Pribadi dan
rekan-rekannya bersama sejumlah NGO membuat
madingsekolah.id yang merupakan bagian dari
Project INSPIRE (Indonesia Spirit Rejuvenation),
yang mana juga diprakasai oleh Google.org.
Madingsekolah.id, akan membantu meningkatkan
literasi digital dan membangun ketahanan pelajar
terhadap segala hal negatif di internet. Sekaligus
juga mempromosikan nilai-nilai toleransi.
"Kita juga ingin mengembalikan mading sekolah
seperti dulu. Pelajar SMA bisa bikin karya
sebanyak mungkin dengan adanya
madingsekolah.id," ujar Khelmy, di Jakarta, Rabu
(6/3/2019).
60
Menurutnya, madingsekolah.id, dapat dibaca
semua orang. Selain itu, pelajar juga dapat
membuat atau mengirimkan artikel, video dan
foto-foto.
"Idenya itu kita ingin membuat wadah buat
temen-teman SMA. Sehingga kita luncurkan
madingsekolah.id," jelas Khelmy.
Dia menambahkan, selain itu pihaknya juga
mempunyai program Creator Muda Academy. Ini
merupakan program pelatihan multimedia dan
jurnalisme kepada kalangan pelajar. Seperti
bagaimana membuat konten yang baik dan
sebagainya.
"Creator Muda Academy, kita akan roadshow ke
10 kota di Indonesia. Kegiatan ini juga supaya
para pelajar dapat mempersiapkan diri untuk
bersaing secara kompetitif. Dengan kreatif,
inovatif, cerdas dan mengadaptasi penggunaan
teknologi secara maksimal," sebut dia.
Sementara itu, Public Policy and Goverment
Relation Senior Analyst, Google Indonesia,
Google Org, Ryan Rahardjo mengatakan pihaknya
mengapresiasi diluncurkannya madingsekolah.id.
Google.
"Kami mensuport kegiatan ini, kita memberikan
hibah. Selain itu, kita juga ingin terlibat langsung.
Ada relawan dari Google yang ingin membantu,"
ujar Ryan,
Menurutnya, isu literasi digital ini perlu terus
diperhatikan. Nantinya pelajar diajari bikin
konten yang baik.
"Dengan adanyanya kegiatan ini, harapan kami
pelajar Indonesia, jadi lebih paham bahayanya
ujaran kebencian, radikalisme dan sebagainya,"
tutup Ryan.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/541586/madingsekola
h-bangun-literasi-digital-dan-toleransi-di-kalangan-pelaja
r
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.01 WIB
Mantan Ketua Dewan Pers: Jangan Mudah
Jadikan Medsos Konten Berita
BW Jumat, 7 Februari 2020 | 22:18 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Mantan Ketua Dewan
Pers Yosep Adi Prasetyo mengingatkan media
mainstream untuk tidak mudah menjadikan konten
di media sosial (medsos) sebagai konten
pemberitaan tanpa memahami kaidah jurnalistik.
"Banyak survei telah merilis medsos justru lebih
digandrungi untuk mencari informasi daripada
media mainstream," kata Yosep Adi Prasetyo dalam
keterangan tertulisnya, Jumat (7/2/2020).
Di lain pihak, kata dia, media mainstream justru
menjadikan konten medsos sebagai berita, padahal
konten di medsos itu banyak dipenuhi berita bohong
(hoax), adu domba, dan politik identitas.
Menurut dia, kecenderungan itulah yang justru akan
menyuburkan disinformasi dan mematikan literasi.
"Menurut saya itu kesalahan teman-teman dari
wartawan media mainstream yang tidak memahami
kaidah jurnalistik secara benar," kata pemerhati
hukum dan penulis aktif itu.
Yosep menyebutkan, setiap 9 Februari diperingati
sebagai Hari Pers Nasional (HPN) yang menjadi
penanda pentingnya media dalam membangun jati
diri dan mencerdaskan bangsa.
Ironisnya, kata pria kelahiran Malang, 20 Juni 1959
tersebut, pada era digital ini pers harus berperang
melawan kemajuan teknologi informasi berupa
medsos.
"Boleh saja konten medsos menjadi sumber
informasi, tetapi tetap tugas jurnalistik itu adalah
melakukan cek dan ricek, memeriksa fakta,
kemudian setiap informasi itu harus diverifikasi,
klarifikasi, dan dikonfrontasi kepada pihak-pihak
terkait," kata Yosep.
Menurut Yosep, untuk menjadikan sebuah berita
menjadi produk jurnalistik, harus sesuai dengan
kode etik jurnalistik, sedangkan di medsos siapa saja
bisa menulis tanpa mengikuti kode etik jurnalistik.
"Media mainstream tidak bisa begitu saja
menggunakan konten dari medsos, misalnya dari
Facebook untuk jadi berita. Karena kalau ada pihak
yang berkeberatan, itu bisa dilaporkan ke polisi,"
katanya menegaskan.
Polisi, kata Yosep, akan berkoordinasi dengan
Dewan Pers. Kalau kemudian Dewan Pers
mengatakan bahwa itu bukan produk jurnalistik,
bisa terkena UU ITE atau UU pidana yang lain.
Dalam UU Pers menyebutkan, produk jurnalistik
adalah produk berita yang dihasilkan oleh sebuah
badan hukum yang dilakukan oleh wartawan.
61
"Sayangnya, para pejabat kita banyak yang tidak
paham mengenai ini sehingga mereka sering kali
menggunakan medsos untuk menerima informasi
dari orang-orang yang tidak jelas dan tidak berbadan
hukum sehingga muncullah yang namanya hoax,”
ucap Yosep.
Selain itu, Yosep juga mengungkapkan, di medsos
semua orang bisa menulis yang kemudian bisa
di-forward ke mana-mana hingga kemudian viral.
Ia mencontohkan, pemberitaan tentang virus korona.
Sejauh ini media-media mainstream yang berbadan
hukum tetap melakukan klarifikasi dari
sumber-sumber resmi, seperti Kementerian
Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri.
"Akan tetapi, kalau di medsos tidak. Celakanya
malah yang di medsos yang cepat viral,” kata
mantan Wakil Ketua dan Komisioner Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) itu.
Jika ada media daring yang banyak mengutip
sumber dari medsos, menurut dia, tinggal dicek saja
media online-nya berbadan hukum atau tidak di
websitenya di Dewan Pers karena Dewan Pers pasti
akan melakukan uji kompetensi, kemudian
melakukan verifikasi perusahaan-perusahaan pers.
"Tinggal sekarang bagaimana kita melakukan media
literasi kepada masyarakat, khususnya tentang
literasi digital agar masyarakat bisa mencari sumber
informasi rujukan yang benar," katanya
menjelaskan.
Oleh sebab itu, Yosep berharap pemerintah bersama
Dewan Pers harus bersinergi untuk membangun
wawasan tentang media literasi, sementara
masyarakat juga harus berperan aktif melaporkan
informasi-informasi yang tidak benar.
“Jadi, aparat kepolisian bekerja sama dengan
Kemkominfo melakukan proses tindakan hukum
dan pemblokiran akun. Lalu kementerian terkait,
seperti Kemdikbud dan yang lain juga bisa ikut
berperan. Tujuannya untuk membantu sosialisasi
kepada murid dan masyarakat, termasuk juga BNPT
untuk mencegah penyebaran radikalisme dan
terorisme," kata Yosep Adi Prasetyo.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/599294/mantan-ket
ua-dewan-pers-jangan-mudah-jadikan-medsos-konten-berita
Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.11 WIB
Festival Literasi Nagekeo 2019
Membangun Benteng Peradaban Baru
Indonesia Timur
Dina Fitri Anisa / EAS Kamis, 11 April 2019 |
15:08 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Dalam upaya
menumbuhkan budaya literasi pada ekosistem
pendidikan, mulai dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara
Timur (NTT), siap menghelat Festival Literasi
pada Agustus 2019 mendatang. Hal ini
disampaikan oleh Bupati Kabupaten Nagekeo,
Johanes Don Bosco Do, di Perpustakaan Nasional,
Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Johanes mengatakan, festival nantinya
mengusung tajuk "Membangun Benteng
Peradaban Baru di Indonesia Timur". Hal yang
mendasari tema tersebut karena keadaan
Kabupaten Nagekeo masih jauh tertinggal dengan
kabupaten di daerah lain. Telihat dari nilai yang
diberikan Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (PANRB), tentang sistem
pemerintahan berbasis elektronik.
"Penilaian ini menyangkut para birokrasi
masyarakat yang terdidik. Kita mendapatkan poin
1,8 dari skala 0-5. Festival ini diharapkan mampu
membuat para pelayan masyarakat dan birokrasi
terlecut untuk berusaha lebih bagus kedepanya
untuk mengejar ketertinggalan,” terangnya saat
dijumpai Suara Pembaruan dan Beritasatu.com,
Kamis (14/4/2019).
Dengan segala keyakinan, pemerintah daerah
Nagakeo pun sepakat bahwa budaya literasi
adalah senjata yang tepat untuk menyongsong era
digital.
Johanes mengatakan, festival ini tidak hanya
sekadar hura-hura saja, tetapi lebih dari itu,
festival berusaha untuk mendorong masyarakat
Nagekeo dan NTT untuk memahami segala
persoalan di bidang kehidupan lebih detail.
“Melalui tahapan ini, Nagekeo yakin bisa berlari
cepat, menyongsong masa depan Indonesia
dengan optimis, dengan cara memanfaatkan
peluang dan kemudahan yang disajikan dalam era
informasi dan teknologi saat ini,” terangnya.
Festival yang telah direncakan sejak akhir 2018
ini memiliki beragam rangkaian acara menarik
selama satu minggu berlangsung. Para pengisi dan
penampil pun tidak hanya melibatkan masyarakat
Nagekeo saja, melainkan juga partisipasi
komunitas dan masyarakat di kawasan NTT.
62
Tim Kreatif Festival Nagekeo, Matias Mboi
mengatakan, Festival Literasi Nagekeo
merupakan sebuah titik awal dari kebangkitan
budaya literasi di kabupaten hasil pemekaran dari
Kabupaten Ngada ini. Rencananya sebagai
permulaan, festival ini akan fokus pada
kegiatan event di bidang kreativitas
dan marketing.
“Nanti ada panggung dari literasi budaya, literasi
kuliner, dan juga talk show yang menghadirkan
salah satu tokoh literasi Indonesia, Najwa Shihab.
Dengan semangat ini, kita yakin Nagekeo bisa
jadi center point literasi di kawasan Timur, yang
erat hubungannya dengan kebudayaan dan
pariwisata. Majunya literasi di Nagekeo, juga bisa
mendorong perkembangan industri lainnya juga,”
ungkap Matias Mboi.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/548088/membangun
-benteng-peradaban-baru-indonesia-timur
Akses : 22 April 2020 Pukul 21.51 WIB
Menag Dukung Wacana Kurikulum
Darurat Selama Pandemi
Maria Fatima Bona / IDS Rabu, 29 April 2020 |
19:14 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Federasi Serikat Guru
Indonesia (FSGI) dan Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) mendorong Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan
Kementerian Agama (Kemag) untuk segera
menyiapkan kurikulum darurat dalam situasi
pandemi Covid-19. Menteri Agama (Menag)
Fachrul Razi pun menyambut baik usulan itu.
Menurutnya, untuk saat ini menyusun kurikulum
memang tidak terlalu mudah. Namun, ia sepakat
agar penerapan pendidikan jarak jauh (PJJ) tidak
hanya sekadar memindahkan kurikulum dari
belajar sekolah ke rumah. Menag mengatakan, ia
harus membayangkan sedetail mungkin agar
semua pihak bisa mengakses kurikulum yang
disiapkan pada situasi pandemi ini.
“Kita coba secara sederhana tetapi kami
sependapat memang perlu ada keseragaman yang
pas bagaimana yang dirumuskan oleh
teman-teman (KPAI dan Kemag, Red) pada hasil
rapat tadi yaitu apa yang perlu dilakukan dan
dirumuskan. Saya kira salah satunya menyangkut
tentang menetapkan kurikulum dalam situasi
darurat ini,” kata Razi dalam konferensi pers
Pendidikan Jarak Jauh Bersama KPAI secara
daring di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Razi menuturkan, kurikulum darurat yang
dirancang nanti perlu memiliki keselarasan
sebagai acuan di tingkat nasional, sehingga semua
pihak dapat menjalankannya dan tidak terjadi PJJ
sesuai selera masing-masing. Pasalnya, hal utama
yang menjadi perhatian Kemag adalah
keselamatan siswa dan guru agar tetap terjaga di
dalam situasi Covid-19.
Dengan kesepakatan bersama ini, kata Razi,
konten atau isi belajar disesuaikan untuk
mendapat pengalaman belajar seperti
meningkatkan budaya literasi, numerasi, serta
aktivitas positif bersama keluarga. Ia menegaskan,
PJJ bukan berarti memindahkan semua paket
belajar dari madrasah untuk dikerjakan di rumah.
“Dengan demikian pembelajaran dari rumah bagi
siswa kami tekankan pada aspek pendidikan
tentang kecakapan hidup terutama dalam masa
pandemi Covid-19 untuk menjaga jarak fisik dan
lainnya. Kemudian penguatan nilai karakter dan
akhlak bersama keluarga ini merupakan
kesempatan yang paling strategis bagi para siswa
untuk berada di rumah bersama orangtuanya,”
ujarnya.
Selanjutnya, Razi menuturkan, pihaknya menjalin
hubungan baik dengan Kemdikbud untuk
keselarasan penerapan kurikulum pendidikan. Hal
ini terbukti dengan sekolah di bawah naungan
Kemag yang turut mengakses mengakses Rumah
Belajar milik Kemdikbud dan aktif menyimak
siaran pendidikan “Belajar Dari Rumah" di TVRI.
Razi menegaskan, Kemag tidak hanya fokus pada
madrasah, tetapi sekolah keagamaan dari agama
lain seperti Katolik, Protestan, Hindu, dan
Buddha.
Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan, Retno
Lestyarti mengatakan, berdasarkan kesepakatan
pada rapat kerja KPAI dan Kemag, pihak Kemag
bersedia menyesuaikan kurikulum. Materi akan
lebih diringankan dengan cara memilih materi
yang dianggap lebih esensial.
“Kami apresiasi Kemag yang terbuka dan siap
menjalankan perubahan kurikulum dalam situasi
darurat ini. Tadi Kemag sudah mengatakan
mendukung (kurikulum darurat, Red). Secara
teknis ada juga direktur dan kepala bidang
kurikulum dari Kemag yang ikut. Mereka juga
mengusulkan bahwa kurikulum darurat sebaiknya
ada dalam situasi darurat,” kata Retno.
63
Retno menyebutkan, Kurikulum 2013 (K-13)
yang diterapkan saat ini disusun oleh Kemdikbud.
Apabila ada perubahan penyederhanaan sesuai
dengan situasi, tentu akan didukung penuh oleh
Kemag.
Untuk itu, ia meminta Menag Razi untuk dapat
berkoordinasi dengan Kemdikbud sebagai pihak
yang bertanggung jawab kepada pusat kurikulum
untuk segera menerapkan kurikulum lebih
esensial. Dengan begitu, pihak pelaksana, yakni
guru, tidak bingung saat menerapkan kurikulum
darurat ini.
“Kami berharap Pak Menteri Agama dari hasil ini
berkomunikasi dengan Kemdikbud dan hasil ini
KPAI juga akan bersurat resmi kepada dua
kementerian (Kemdikbud dan Kemag, Red) terus
kepada kepala dinas pendidikan dan kepala
Kanwil Kemag. Kami berharap mungkin
komunikasi internal sesama menteri mampu
mempercepat. Kami paham dengan situasi seperti
ini, paling tidak kita sepakat dengan materi
ensensial. Yang tidak ensensial mungkin bagian
yang tidak perlu disampaikan sehingga kurikulum
ini tidak terlalu berat dan guru tidak berfokus
terhadap pencapaian ketuntasan kurikulum,” ujar
Retno.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/626817/menag-duk
ung-wacana-kurikulum-darurat-selama-pandemi
Akses : 30 April 2020 Pukul 04.32 WIB
Mendagri Dukung Upaya Perpusnas
Tingkatkan Budaya Literasi
Indah Handayani / FER Selasa, 25 Februari 2020 |
17:55 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Dalam Negeri
(Mendagri), Tito Karnavian, menyatakan
dukungannya terhadap upaya Perpustakaan
Nasional (Perpusnas) untuk menggerakan budaya
literasi, dalam kaitannya dengan pengembangan
sumber daya manusia (SDM) yang unggul, inovatif,
dan memiliki kreativitas.
"Kami di Kemdagri sungguh-sungguh mendukung
rencana baik dan program yang dilaksanakan
Perpusnas. Rakornas Perpustakaan ini merupakan
acara besar dan penting bangsa ini, salah satunya
untuk mengupayakan gerakan budaya literasi ini,”
kata Tito Karnavian dalam Rakornas Bidang
Perpustakaan 2020, di Ballroom Hotel Bidakara,
Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Mendagri mengatakan, Indonesia adalah negara
besar dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di
dunia. Namun, potensi demografi dan geografi
tidak menjadikan Indonesia negara yang kaya.
Dukungan dan perhatian yang kurang dari
pemerintah daerah (Pemda) dianggap salah satu
kendala perkembangan perpustakaan dan minat
baca belum membaik.
"Banyak daerah yang belum paham persoalan
tentang minat baca," tegas Tito Karnavian.
Sementara itu, Kepala Perpusnas, Muhammad
Syarif Bando, mengatakan, Indonesia bukan bangsa
dengan budaya baca rendah. Tapi fakta di lapangan
menunjukan hal itu lebih disebabkan karena belum
cukup akses yang memadai, yaitu kehadiran
perpustakaan yang seharus menjadi tempat transfer
of knowledge atau transfer ilmu pengetahuan.
"Untuk itu, jangan terjebak opini internasional tapi
mari kita perbaiki bersama. Perpustakaan bisa jadi
tempat akselerasi pengetahuan. Perpustakaan hari ini harus mampu melakukan transfer knowledege
agar orang membutuhkan mendapatkan, tidak
penting kunjungan, yang penting akses," kata Syarif
Bando.
Syarif menambahkan perpustakaan memiliki peran
penting dalam upaya mewujudkan sumber daya
manusia yang unggul, mandiri dan mampu berdaya
saing di era global. Hal ini sesuai dengan peran
perpustakaan dalam mewujudkan masyarakat
berpengetahuan dan berkeahlian.
"Oleh karena itu, perlu ikhtiar kolektif agar
kegemaran membaca dan memanfaatkan layanan
perpustakaan dapat menjadi bagian dari hidup
keseharian masyarakat. Membaca merupakan faktor
esensial dalam upaya membangun fondasi yang
kokoh bagi terwujudnya budaya literasi, inovasi
dan kreativitas masyarakat," tandas Syarif.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/602815/mendagri-d
ukung-upaya-perpusnas-tingkatkan-budaya-literasi
Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.13 WIB
Mendikbud: Guru, Faktor Utama PAUD
Ideal
64
Maria Fatima Bona / IDS Senin, 23 Desember 2019 |
13:00 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim
mengatakan, pendidikan anak usia dini (PAUD)
paling ideal adalah PAUD dengan guru yang
benar-benar mencintai anak.
Menurut dia, setelah memiliki guru ideal, tahap
selanjutnya adalah fasilitas buku, mainan, dan
program yang akan diberikan kepada anak-anak.
Terakhir adalah letak yang strategis agar ada udara
segar membantu tumbuh kembang anak.
“Walaupun kondisi itu penting sarana dan
prasarana, red), tapi kebatinan antara guru dan
kualitas guru tersebut masih yang paling penting.
Bagaimana interaksi antara dewasa dan anaknya.
Kalau tidak begitu, ya nanti ujung-ujungnya jadi
tempat titipan saja, tempat anak-anak bermain, tanpa
ada kualitas guru yang baik yang punya kebatinan.
Menurut saya itu yang terpenting,” ujar Nadiem saat
mendampingi sang istri, Franka Makarim, kala
meresmikan penggunaan gedung baru PAUD KM
“0” di kantor Kemdikbud, Jakarta, Senin
(23/12/2019).
Untuk mendatang, Nadiem menuturkan, Kemdikbud
akan fokus memperbaiki sumber daya manusia
(SDM) yakni guru PAUD. Pasalnya, PAUD tidak
bisa dijalankan dengan hanya berpatokan dari satu
buku saja. Sebab, proses PAUD itu ilmiah. Guru
harus mencoba aktif, sehingga perlu adanya
stimulasi dan kolaborasi para guru PAUD itu
amatlah penting.
Sementara itu, terkait dengan kualitas buku dongeng
dan lagu, menurut Nadiem, hal yang harus diubah
dari buku bacaan adalah paradigma yang selama ini
mengatur bacaan seperti apa yang harus dibaca pada
usia-usia tertentu. Padahal paradigma paling penting
adalah bagaimana cara agar anak itu suka membaca.
“Jadi harusnya user driven, child driven. Itu anak
ingin membaca buku apa, karakter favorit mereka
atau komik favorit mereka apa. Yang penting
mereka mencintai itu, mencintai proses
membalikkan halaman. Tidak membaca pun enggak
apa-apa kalau dia bisa mengikuti gambarnya dan
senang,” ujar Nadiem.
Kendati demikian, Nadiem menyebutkan, harus ada
perubahan paradigma, di mana orang dewasa dapat
mendengarkan anak-anak. Pasalnya, literasi itu
bukan tantangan dari membaca, menulis, dan
berhitung (calistung), tetapi bagaimana cara agar
setiap anak mencintai buku dalam format apapun.
Sementara itu, Bunda PAUD Kemdikbud, Franka
Makarim, mengaku sangat senang dengan kondisi
PAUD KM “0” setelah direnovasi karena secara
sarana dan prasarana menjadi lebih baik. Ini juga
mendukung usaha Kemdikbud dalam menjadikan
PAUD KM ”0” sebagai percontohan. "Saya
harapkan, keberadaan PAUD ini bisa menjadi
contoh bagi lembaga PAUD lain di Indonesia,”
ujarnya.
Seperti diketahui, PAUD KM "0" berada di dalam
kompleks gedung Kemdikbud. PAUD ini dilengkapi
dengan berbagai permainan dan fasilitas lain yang
dapat mengundang keingintahuan anak.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/592039/mendikbud-
guru-faktor-utama-paud-ideal
Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.34 WIB
Mendikbud: Kartini Adalah Tokoh Literasi
Bangsa
Maria Fatima Bona / WBP Sabtu, 21 April 2018 |
22:29 WIB
Serang - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan
RA Kartini merupakan tokoh literasi bangsa, yang
tidak sekedar memperjuangkan emansipasi
perempuan.
"Kartini adalah ibu literasi Indonesia,” kata dia
saat menghadiri Forum Taman Bacaan (TBM)
bertemakan Literasi Bagi Negeri, di Serang,
Banten, Sabtu (21/4).
Muhadjir dalam keterangan tertulisnya
menyebutkan, kumpulan surat Kartini yang
diabadikan dalam buku, merangkum pemikiran
dan semangat beliau yang melampaui zamannya.
"Pemikiran dan semangat itu terus hidup hingga
kini, dan penting untuk diteruskan kepada
generasi berikutnya," kata dia.
Dia mengatakan, rendahnya kemampuan literasi
siswa Indonesia merupakan cermin belum
matangnya budaya literasi di masyarakat. Untuk
itu, Muhadjir mengajak semua pihak agar
meningkatkan budaya baca generasi muda.
“Literasi itu tidak cukup dengan membaca 15
menit saja,” katanya.
Literasi tidak hanya dapat digerakkan melalui
sekolah, namun juga melalui keluarga, dan
masyarakat. Kebiasaan membaca buku bersama
65
dengan anak, atau mendongeng merupakan wujud
konkret yang bisa dilakukan orang tua untuk
menumbuhkan budaya literasi. “Jangan sampai
anak-anak bisa baca, tapi tidak tahu, tidak paham
apa yang dibacanya,” pesan Mendikbud.
Ia menuturkan, peran pegiat forum taman bacaan
masyarakat serta pustakawan dipandang sangat
penting dalam meningkatkan kemampuan literasi
generasi muda.
Muhadjir berpesan agar para pegiat dan
pustakawan tidak hanya memberikan pelayanan
dalam mengantar buku bacaan ke anak-anak.
Namun mereka juga dapat memberikan fasilitas
untuk diskusi yang mendorong pemahaman lebih
mendalam.
Sementara dalam memperingati Hari Kartini
2018, Dharma Wanita unit Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
menggelar bazaar yang diramaikan oleh 70 stand.
Ketua Dharma Wanita Kemdikbud Budiarti
mengatakan, kegiatan bazaar yang rutin digelar
tiga kali dalam setahun, merupakan program kerja
bidang pemberdayaan ekonomi yang bertujuan
membantu memberdayakan pelaku usaha kecil
dan menengah dengan memberikan ruangan untuk
memasarkan produknya langsung kepada
masyarakat.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/489335/mendikbud-
kartini-adalah-tokoh-literasi-bangsa
Akses : 30 April 2020 Pukul 04.36 WIB
Mendikbud: Kekurangan Guru, Masalah
Serius
YUD Minggu, 22 April 2018 | 17:48 WIB
Malang - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Muhadjir Effendi mengakui kekurangan guru di
sekolah-sekolah di Tanah Air menjadi
permasalahan serius dalam dunia pendidikan di
negeri ini.
"Setiap tahun ada puluhan ribu guru yang pensiun,
sehingga setiap tahun masalah kekurangan guru
semakin serius," kata Muhadjir di sela membuka
kegiatan "Semarak Hardiknas Jawa Timur 2018"
di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK)
bidang Otomotif dan Elektronik (BOE) di Malang,
Jawa Timur, Minggu (22/4).
Menurut Muhadjir, angka pasti penerimaan guru
belum disetujui, namun direncanakan setiap tahun
pemerintah akan mengangkat sekitar 100 ribu
guru untuk menutupi kekurangan guru di Tanah
Air dan paling lama sekitar tujuh tahun ke depan
sudah terpenuhi.
Mantan Rektor Universitas MUhammadiyah
Malang (UMM) itu mengatakan sesuai instruksi
Presiden Joko Widodo, Kemdikbud saat ini
memberikan perhatian khusus kepada
daerah-daerah terdepan, terluar, dan tertinggal
(3T) di Indonesia. Berbagai kebijakan afirmasi
digulirkan untuk membantu ketersediaan akses
pada layanan pendidikan.
Ia mencontohkan di Malang dengan Rp 2 miliar
untuk membangun sekolah baru, itu sudah bagus.
Namun, di Kabupaten Pegunungan Bintang di
Papua lebih dari Rp 6 miliar karena bahan
bangunannya sulit didapatkan.
Untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa
lain, Mendikbud mengajak segenap pemangku
kepentingan dapat memahami pentingnya
peningkatan standar pendidikan. Salah satunya
diawali dengan kalibrasi kemampuan tenaga
pendidik agar setara dan semakin baik, serta
peningkatan kualitas penilaian hasil belajar siswa.
"Standar yang kita gunakan untuk mendidik
anak-anak kita itu di bawah standar negara-negara
yang tergolong baik di PISA (Programme for
International Student Assessment). Maka suka
tidak suka, kita harus meningkatkan standar kita,"
ujarnya.
Secara bertahap, kata Mendikbud, pemerintah
mendorong pembelajaran abad 21 yang salah satu
cirinya adalah penalaran. Sejak beberapa tahun
terakhir, guru-guru dilatih untuk mampu mengajar
dan melakukan evaluasi atau penilaian hasil
belajar dengan metode yang mendorong penalaran
tingkat tinggi.
"Kita harus menyiapkan generasi muda kita agar
sesuai dengan zamannya. agar mereka jauh lebih
baik dari kita. Saya berharap para pemangku
kepentingan pendidikan dan kebudayaan di Jawa
Timur selalu bersinergi. Ada tiga hal yang perlu
menjadi fokus bersama, yakni kompetensi,
karakter, dan literasi," katanya.
Menyinggung anggaran pendidikan di Tanah Air,
Muhadjir mengatakan pemerintah pusat telah
mengalokasikan 20 persen Anggaran dan
Pendapatan Belanja Negara (APBN) sesuai
amanat konstitusi. Anggaran pendidikan yang 20
persen itu seharusnya bukan hanya dari APBN
saja. APBD wajib menganggarkan 20 persen.
66
Ia menerangkan anggaran fungsi pendidikan dari
pemerintah pusat yang telah mencapai Rp 444
triliun itu sekitar 63 persennya ditransfer ke
pemerintah daerah. Dan sisanya dibagi ke 20
Kementerian/Lembaga selain Kemdikbud.
Pemerintah mengalokasikan anggaran fungsi
pendidikan di APBN sebesar 3,09 persen dari
pendapatan domestik bruto (PDB). "Kita bukan
yang terkecil, namun tidak banya. Kalau ditanya
apakah kurang? Saya jawab sebenarnya kurang,"
katanya.
Ada tujuh Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) wilayah Jawa Timur yang bergotong
royong menyelenggarakan "Semarak Hardiknas
Jawa Timur 2018" dan didukung Dinas
Pendidikan Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten
Malang, Provinsi Jawa Timur, serta berbagai
komunitas pegiat pendidikan dan kebudayaan,
serta perwakilan dunia usaha dan industri.
Tujuh UPT itu, antara lain, P4TK BOE (VEDC),
P4TK Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS,
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP),
Balai Pengembangan Media Televisi, Balai
Bahasa, Balai Pelestarian Cagar Budaya, Balai
Pengembangan PAUD, dan Pendidikan
Masyarakat (BP PAUD DIKMAS).
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/489397/mendikbud-
kekurangan-guru-masalah-serius
Akses : 28 April 2020 Pukul 22.05 WIB
Mendikbud Minta Siswa Baca Karya Sastra
Maria Fatima Bona / AB Selasa, 9 Oktober 2018 |
09:30 WIB
Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta guru
mata pelajaran bahasa Indonesia memperbanyak
pengajaran sastra, bukan menyangkut
pengetahuan, tetapi praktik. Guru harus dapat
mengembalikan tradisi bersastra, khususnya
sastra klasik.
"Jadi dalam penerapannya, tidak boleh ada siswa
yang tidak membaca karya sastra,” kata Muhadjir
seusai membuka Konferensi Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia dan Kongres Asosiasi Guru
Bahasa dan Sastra Indonesia (AGBSI) Tahun
2018 bertema "Menuju Bangsa yang Literat
melalui Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia" di Hotel Golden Boutique, Jakarta,
Senin (8/10) malam.
Selain mengajarkan sastra Indonesia, guru bahasa
Indonesia harus memiliki kemampuan mayor,
yakni mampu mengajarkan bahasa Indonesia dan
kemampuan minor yakni penguasaan bahasa asing
dan bahasa daerah. Kemampuan berbahasa asing
dan bahasa daerah menjadi penghubung
antarbahasa. Khusus penguasaan bahasa daerah,
guru sebagai pengajar juga menjadi agen untuk
melestarikan bahasa daerah.
Lebih jauh, Muhadjir mengatakan tugas guru
bahasa Indonesia juga menjadi pengawal,
penggerak, dan penjaga harga diri bangsa dalam
berbahasa. Apalagi, bahasa Indonesia diharapkan
dapat menjadi bahasa internasional.
"Guru bahasa Indonesia juga harus menguasai
bahasa daerah, dan bahasa asing. Yang bisa
melestarikan bahasa daerah, ya guru bahasa
Indonesia. Kita juga ingin agar bahasa Indonesia
menjadi salah satu bahasa internasional," ujarnya.
Untuk itu, Muhadjir meminta para guru bahasa
Indonesia yang mengabdi di suatu daerah harus
memahami bahasa daerah tersebut. AGBSI bisa
terus melakukan pembinaan dan pelatihan bagi
para guru.
“Saya minta guru bahasa Indonesia enggak hanya
mengajar bahasa Indonesia saja, tetapi harus
lestarikan bahasa daerah. Kita memiliki lebih dari
600 bahasa daerah, enggak mungkin membuka
jurusan untuk semua bahasa daerah. Jadi peran
guru bahasa Indonesia sangat penting," ujarnya.
AGBSI juga diharapkan terus mendorong
profesionalisme guru, baik dari aspek keilmuan,
maupun kualitas pembelajaran, serta tanggung
jawab sosial. Asosiasi guru, termasuk AGBSI,
diharapkan mulai menyusun dan menetapkan kode
etik profesi guru serta membentuk dewan profesi.
Mantan rektor Univeritas Muhammadiyah Malang
(UMM) ini juga menegaskan bahwa organisasi
profesi harus mampu menjaga martabat profesi.
Asosiasi guru harus dapat mengawasi kinerja para
guru. "Asosiasi profesi itu yang mengawasi kerja
sejawatnya. Seorang profesional itu harus
memiliki harga diri dan kebanggaan atas
profesinya, keahliannya. Nanti jika ada
pelanggaran dalam praktik profesi, dewan
profesilah yang melakukan pembinaan," kata
Muhadjir.
Sementara itu, Dirjen Guru dan Tenaga
Kependidikan (Dirjen GTK), Supriano berharap
konferensi dan kongres AGBSI dapat mendorong
tradisi literasi, khususnya bagi generasi milenial.
67
“Keberhasilan pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia ditandai dengan kuatnya minat baca,
menulis, dan berwacana. Hal tersebut hendaknya
diikuti dengan kemampuan berbahasa Indonesia
yang baik, benar, logis, santun, dan bercita rasa,”
ujarnya.
Pada kesempatan sama, Ketua AGBSI, Jajang
Priatna menyatakan bahasa dan sastra Indonesia
berperan penting dalam pendidikan karakter.
Pasalnya, bahasa dan sastra Indonesia berkaitan
langsung dengan penanaman jiwa kebangsaan
atau nasionalisme Indonesia.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/515371/mendikbud-
minta-siswa-baca-karya-sastra
Akses : 27 April 2020 Pukul 21.23 WIB
Mendikbud Segera Luncurkan Literasi
Digital di Natuna
WBP Sabtu, 7 September 2019 | 17:35 WIB
Makassar, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendy
mengatakan Kemdikbud akan meluncurkan
literasi digital di Natuna, Kepulauan Riau pada 18
September 2019.
"Nanti 18 September kita launching di Natuna, ini
salah satu perangkat literasi yakni literasi digital,"
kata Mendikbud Muhajir Effendy di sela
peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) 2019
yang dipusatkan di Kota Makassar, Sabtu
(7/9/2019).
Dia mengatakan, literasi digital untuk membekali
warga termasuk anak-anak sebagai generasi
milenial agar memiliki imunitas menghadapi
berita menyesatkan, berita negatif
dan hoax. Melalui literasi digital kata Muhajir
Effendy, banyak informasi yang disaring.
Sementara pengentasan buta aksara yang sudah
dilakukan pemerintah sejak awal kemerdekaan
hingga Orde Baru dengan membuat banyak
sekolah Inpres. "Khusus mempersiapkan generasi
emas menghadapi era 4.0, kini tidak cukup dengan
literasi membaca, tulis dan berhitung (calistung)
saja, tetapi ditingkatkan ke literasi yang lebih
fungsional seperti literasi digital, literasi finansial
atau keuangan dan literasi budaya," kata Muhajir
Effendy.
Pada kesempatan yang sama Gubernur Sulsel HM
Nurdin Abdullah mengatakan, pengentasan buta
aksara di Sulsel sudah rampung sehingga bisa
mendukung peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).
Berdasarkan data BPS, tingkat IPM Sulsel pada
2018 mencapai 70,90 dengan status literasi tinggi
tujuh kabupaten/kota di antaranya Kota Makassar,
Kota Palopo dan Kabupaten Enrekang. Sedangkan
11 kabupaten berstatus sedang dan selebihnya
enam kabupaten masih status rendah.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/573831/mendikbud-
segera-luncurkan-literasi-digital-di-natuna
Akses : 20 April 2020 Pukul 22.21 WIB
Mendikbud Siapkan 5 Strategi
Pembelajaran Holistik
Maria Fatima Bona / EAS Jumat, 3 April 2020 |
18:43 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Hasil survei Program
International Student Assessment (PISA) 2018 yang
dirilis oleh Organisation for Economic Co-opration
and Development (OECD) menempatkan Indonesia
pada posisi ke-72 dari 77 negara, atau ke-6 terendah.
Nilai PISA Indonesia juga cenderung stagnan dalam
10-15 tahun terakhir.
Merespons hal tersebut, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim
sedang menyiapkan lima strategi untuk menjalankan
pembelajaran holistik demi mengembangkan
sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang
unggul.
"Sesuai arahan Presiden, pengembangan SDM
unggul harus bersifat holistik. Tidak hanya literasi
dan numerasi, tetapi pendidikan karakter memiliki
tingkat kepentingan yang sama,” kata Mendikbud
usai mengikuti Rapat Kabinet Terbatas melalui
konferensi video di Jakarta, Jumat (3/4/2020).
Dalam siaran pers yang diterima Beritasatu.com,
ada lima rincian program peningkatan PISA ala
Nadiem. Pertama, transformasi kepemimpinan
sekolah. Strategi ini dilakukan dengan memilih
generasi baru kepala sekolah dari guru-guru terbaik.
Kemdikbud akan mengembangkan marketplace
bantuan operasional sekolah (BOS) daring.
Kedua, transformasi pendidikan dan pelatihan guru
(PPG) untuk menghasilkan generasi guru baru.
Kemdikbud juga akan mendorong munculnya
68
10.000 sekolah penggerak yang akan menjadi pusat
pelatihan guru dan katalis bagi transformasi
sekolah-sekolah lain.
Ketiga, mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa.
Strategi ini akan dilakukan dengan cara
menyederhanakan kurikulum sehingga lebih
fleksibel dan berorientasi pada kompetensi. Selain
itu, akan dilakukan personalisasi dan segmentasi
pembelajaran berdasarkan asesmen berkala.
Keempat, standar penilaian global, yakni
menggantikan Ujian Nasional dengan Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM) untuk mengukur
kinerja sekolah berdasarkan literasi dan numerasi
siswa, serta kompetensi inti yang menjadi fokus tes
internasional seperti PISA, Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS), dan
Progress in International Reading Literacy Study
(PIRLS).
Kelima, kemitraan daerah dan masyarakat sipil
dilakukan melalui indikator kinerja untuk Dinas
Pendidikan. Kemdikbud juga akan mendorong
ratusan organisasi penggerak untuk mendampingi
guru-guru di sekolah penggerak, penggunaan
platform teknologi pendidikan berbasis mobile dan
bermitra dengan perusahaan teknologi pendidikan
kelas dunia, serta menggerakkan puluhan ribu
mahasiswa dari kampus-kampus terbaik untuk
mengajar anak-anak di seluruh Indonesia sebagai
bagian dari kebijakan Kampus Merdeka.
"Dengan semua strategi ini diharapkan pelajar
Indonesia menjadi pelajar sepanjang hayat yang
memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila yaitu berakhlak mulia,
mandiri, kebinekaan global, gotong-royong, kreatif,
dan bernalar kritis,” ujar Nadiem.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/616449/mendikbud-
siapkan-5-strategi-pembelajaran-holistik
Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.07 WIB
Menkominfo: Ada 187 Hoax soal Corona
CAH Selasa, 10 Maret 2020 | 13:12 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Berita bohong atau
hoax soal virus corona atau Covid-19 di Indonesia
masih banyak bertebaran di media sosial. Menteri
Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate
mengatakan hingga Selasa (10/3/2020) pagi, terdeteksi sebanyak 187 hoax soal corona.
"Ada 187 hoax, itu hasil monitoring dari cyber
drone Kominfo. Hingga pagi ini ada 187 hoax,"
ujar Johnny di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Selasa
(10/3/2020).
Setelah mendeteksi hoax tersebut, Kominfo
meminta platform media sosial untuk melakukan take down konten hoax di antaranya yang terdapat
di Facebook, Twitter, Instagram.
Ia mengatakan sebagian konten hoax telah
dilakukan take down oleh platform, meski masih
terdapat konten yang dapat diakses masyarakat.
Selain berkomunikasi dengan platform, Johnny
mengatakan Kominfo juga telah menyurati Polri
untuk penegakan hukum pembuat dan penyebar hoax yang meresahkan masyarakat itu.
Sementara untuk pencegahan penyebaran hoax
terkait Covid-19, Kominfo melakukan edukasi dan
literasi digital kepada masyarakat menyangkut kerugian dari hoax.
"Pencegahan ini terkait sikap dan cara berpikir
masyarakat, maka pencegahan harus dilakukan
dalam program yang multidisiplin kementerian dan
lembaga, yaitu edukasi," kata dia.
Berdasarkan data Kominfo, hoax tertinggi terdapat
pada periode 27 Januari hingga 2 Februari dengan
42 temuan berita bohong menyusul maraknya
pemberitaan awal terkait virus corona yang
mewabah di Wuhan, Tiongkok.
Temuan itu sempat menurun, tetapi kembali
mencuat setelah pengumuman kasus pertama
Covid-19 di Indonesia.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/607231/menk
ominfo-ada-187-hoax-soal-corona
Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12. WIB
Menkominfo: Dalam 10 Tahun, Ekonomi
Digital Indonesia Masuk Top 10
FMB Sabtu, 15 Februari 2020 | 08:20 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Komunikasi
dan Informatika Johnny G. Plate memaparkan
bahwa Indonesia diproyeksikan akan menjadi
negara dengan ekonomi digital terbesar kesembilan
di dunia pada tahun 2030.
69
Hal itu disampaikan Johnny saat menyampaikan
pidato kunci pada Gala Dinner US-Indonesia
Society (USINDO) di Washington DC, Amerika
Serikat, Kamis (13/2/2020).
“Tidak ada keraguan bahwa dunia sekarang berubah
dari ruang fisik menjadi ruang digital, jadi Indonesia
harus bersiap untuk mengubah dirinya menjadi era
digital,” ujar Johnny, dalam keterangan tertulis yang
diterima di Jakarta, Jumat (14/2/2020).
“Indonesia memiliki lansekap digital yang sangat
dinamis, di mana saat ini ada 171,2 juta orang aktif
menggunakan internet dan 355,5 juta langganan
seluler, ada 26 juta UKM yang diproyeksikan go
online pada tahun 2022," Johnny melanjutkan.
Johnny dalam kesempatan yang sama mengatakan,
Indonesia memiliki pasar digital yang sangat luas
sehingga diproyeksikan menjadi salah satu negara
dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi, baik secara
regional maupun global.
Hingga saat ini, Johnny melanjutkan, pemerintah
telah memiliki empat unicorn dan satu decacorn.
Selain itu, setidaknya delapan perusahaan startup
siap menjadi unicorn Indonesia berikutnya.
Perusahaan-perusahaan tersebut menurutnya
tumbuh luar biasa menjadi perusahaan bisnis yang
berpengaruh seperti saat ini yang menghasilkan
lapangan kerja dan peluang ekonomi bagi Indonesia
dan para pengusaha.
Lebih lanjut, Johnny menegaskan bahwa upaya
mempercepat proses investasi digital sejalan dengan
visi Presiden Joko Widodo dalam menciptakan
Indonesia yang adil, makmur dan berkelanjutan.
“Ekosistem TIK yang kuat akan menciptakan efek
positif yang akan memperkuat ketahanan ekonomi,
mendukung pengembangan sumber daya manusia,"
kata Johnny.
Johnny juga menjelaskan bahwa pembangunan
infrastruktur TIK di Indonesia telah telah dilakukan
secara besar-besaran, tentu pembangunan yang
berkelanjutan itu bekerja sama dengan sektor
swasta.
“Kami telah membangun lebih dari 348.000 km
panjang tulang punggung serat optik nasional, baik
kabel darat maupun kabel bawah laut, dan hampir
480.000 Base Transceiver Stations (BTS) di seluruh
negeri. Selain itu, lima satelit multi-fungsi telah
orbit untuk menutupi titik-titik kosong (wilayah
3T)," ujar dia.
Johnny menambahkan, dalam rangka mengimbangi
dunia global yang bergerak begitu cepat, pemerintah
juga mengembangkan teknologi 5G.
Oleh karena itu, pemerintah terus proaktif untuk
memastikan masyarakat Indonesia saling terhubung
satu sama lain melalui pengembangan teknologi 5G.
“Ini menjadi prioritas kami, karena kami memiliki
tanggung jawab untuk memenuhi permintaan
spektrum 737MHz pada tahun 2020, dan akan
meningkat hingga 1310 MHz sebelum 2024,"
Johnny menambahkan.
Sementara itu, soal pengembangan SDM digital,
Kementerian Kominfo, menurut Johnny, memiliki
peran penting, sehingga menjadi tugas bersama
untuk memberikan perhatian khusus dalam
meningkatkan talenta-talenta digital yang unggul.
”Kami memiliki Siberkreasi yaitu gerakan nasional
literasi digital, Gerakan ini telah menjangkau
setidaknya 75.000.000 orang dalam dua tahun
terakhir,” kata Johnny.
“Pada tingkat keterampilan digital yang lebih tinggi,
tahun ini kami menyediakan 60.000 slot Beasiswa
Digital Talent, serta 300 slot Digital Leadership
Akademy,” lanjut dia.
Ada pula ribuan slot yang juga ditawarkan oleh
mitra kerja kami seperti CISCO, Google, Facebook,
Microsoft, Amazon, IBM, Oracle, Huawei dan ZTE.
Selain itu, Johnny juga menjelaskan upaya
pemerintah untuk menyederhanakan regulasi dan
kebijakan dalam mewujudkan visi Indonesia Maju,
diantaranya Rancangan Undang-Undang
Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) dan RUU
Omnibus Law yang saat ini telah diajukan ke DPR
RI.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/ekonomi/600388/menkominf
o-dalam-10-tahun-ekonomi-digital-indonesia-masuk-top-10
Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.32 WIB
Menkominfo Ingatkan Pentingnya Literasi
Digital
Hotman Siregar / FER Senin, 17 Desember 2018 |
16:47 WIB
70
Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informasi
(Menkominfo), Rudiantara, membuka secara
resmi Lokakarya Nasional Literasi Digital yang
digelar oleh Perkumpulan Gerakan Kebangsaan
(PGK) di hotel Redtop, Jakarta, Senin (17/12).
Dalam pembukaan lokakarya bertajuk
"Membangun Literasi Digital untuk
Memperkokoh Narasi Kebangsaan Menuju
Indonesia Maju dan Berkepribadian", Rudiantara
didampingi Ketua Umum PGK Bursah Zarnubi.
Lokakarya yang juga sekaligus Rakornas PGK ini
diikuti oleh 270 kaum milenial yang aktif di
berbagai organisasi mahasiswa dan pemuda,
terutama kelompok Cipayung. Mereka mewakili
seluruh provinsi dari Sabang sampai Merauke.
Lokakarya ini digelar selama 3 hari, yakni dari
tanggal 16-18 Desember 2018.
Dalam pidatonya, Rudiantara menceritakan
tentang langkah pemerintahan Jokowi-JK yang
selalu menekankan pada adanya perubahan dan
perbaikan, terutama dalam melakukan pelayanan
terhadap masyarakat.
"Pemerintahan Jokowi-JK, setidaknya
Kemkominfo selalu berusaha agar kita senantiasa
mendisrupsi diri kita untuk berubah berubah,
berubah, dan terus berubah. Apa yang berubah?
Pertama, pemerintah, Kemkominfo dalam hal ini
perannya. Sebelumnya sebagai regulator yaitu
yang membuat regulasi-regulasi, yang membuat
aturan, izin, kini berubah," katanya.
"Terus, apakah tidak berperan sebagai regulator?
Masih. Tapi bagaimana mengatur regulator itu
sesedikit mungkin mengatur. Pemerintah harus
masuk manakala ada kepentingan masyarakat,
manakala ada asimetri posisi antara produsen dan
konsumen," imbuhnya.
Lalu, Rudiantara menjelaskan, alasan kenapa
kalau operator seluler harus minta izin. Sebab, hal
itu untuk menghindarkan dari praktik-praktik
kotor yang dimungkinkan terjadi.
"Kenapa kalau operator tidak pakai izin dia akan
semena-mena terhadap pelanggannya, dia
akan charge temen-temen di sini semua
suka-sukanya. Jadi di situlah peran regulator,
masuk pemerintah ada kepentingan masyarakat
banyak," ujarnya.
"Jika bergaining power, daya tawar seimbang,
maka regulator sudah tidak perlu lagi. Contoh
operator seluler yang dia pakai tower baik
membangun maupun menyediakan menara, kalau
zaman dulu maunya diatur aja saya
bilang enggak usah, biarin aja. Namanya bisnis
kok. Operator tidak bisa deal dengan satu
penyelenggaraan tower, dia bisa cari yang lain.
Juga yang punya tower tidak bisa disewakan ke
operator, dia bisa cari yang lain. Jadi ada
simetri bargaining power," katanya.
Langkah lainnya, kata Rudiantara, dilakukan
dalam konteks regulator adalah bagaimana
menyederhanakan perizinan. "Sebelum saya
bergabung dengan pemerintah, saya sebelumnya
belum pernah dengan pemerintah, izin jenisnya itu
di kominfo 36, sekarang tinggal 5, Sederhanakan
saja kalau tidak perlu izin ngapain minta izin,"
katanya.
Kemudian cara minta izinnya pun, jelas dia, juga
dipercepat. Ia mencontohkan seperti laundry, di
mana ada yang namanya same day service. "Jadi
kalau izin prinsip dimintakan 10 jam, 11 jam, hari
yang sama, sore sudah keluar. Jadi mudahkan,
mudahkan, mudahkan. Startup, kita tahu digital
startup itu tidak perlu minta izin ke Kominfo
cuma registrasi, daftar sendiri, yang penting ada
akta pendirian, perusahaan dan NPWP," katanya.
Sehingga kalau suatu saat pemerintah
memberikan insentif, jadi dapat diketahui kepada
siapa saja didiberikan, by name by
address. "Tujuannya cuma itu aja kenapa juga
harus minta izin? Startup digital, Startup apa
yang kita kenal banyak, ada Go-jek, ada
Tokopedia, ada Bukalapak, Traveloka, dan
lain-lain. Statistiknya itu yang akan terus ada
hanya tidak lebih dari 5 persen. Jadi 95 persen
lainnya berguguran. Ngapain pula orang belum
tentu hidup kita persulit? Gitu loh, dosa itu dunia
akhirat," tambahnya.
Ole karenanya, tegas Rudiantara, peran
pemerintah sebagai regulator itu harus dikurangi.
"Nah, pemerintah bergerak dari regulator menjadi
fasilitator, memfasilitasi, memfasilitasi industri
sektor bicara, dengar. Pemerintah juga
memfasilitasi dalam konteks infrastruktur
misalnya kita yang di Jakarta pakai 4G rata-rata
7 megabyte per second itu surveinya dari Open
BTS, tapi saudara kita yang dari Papua dan
Maluku throughout-nya cuma 300 kilobyte per
second, seper 23 kali kita yang tinggal di Jakarta
atau mampir ke Jakarta, tapi mereka bayarnya
lebih mahal," katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Umum
DPP PGK, Bursah Zarnubi, yang menyampaikan
pentingnya literasi agar generasi muda bisa keluar
dari kegagapan teknologi digital.
"Contohnya di media sosial itu informasi banyak
yang bersifat merusak atau informasi sampah teks
news report bahkan Presiden Jokowi pun menjadi
sasaran hoax seperti tuduhan anggota PKI yang
71
sudah berkali-kali dibantah karena memang tidak
masuk akal. PKI bubar 65, sementara Presiden
Jokowi lahir tahun 61. Di situlah pentingnya kita
menggunakan akal sehat dalam menyaring setiap
informasi," tutup Bursah.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/digital/528214/menkominfo-i
ngatkan-pentingnya-literasi-digital
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.23 WIB
Menristekdikti: Literasi Teknologi Cegah
Penyebaran Hoax
YUD Kamis, 1 Maret 2018 | 08:05 WIB
Jakarta - Menteri Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad
Nasir mengatakan literasi teknologi dapat
mencegah penyebaran "hoax" atau kabar bohong.
"Pemahaman terhadap teknologi atau literasi
teknologi sangat diperlukan untuk mencegah
penyebaran kabar bohong atau hoax," ujar
Menristekdikti di Jakarta, Kamis (1/3).
Dia menjelaskan dengan adanya literasi teknologi
maka dapat memberi pemahaman teknologi yang
lebih baik dan jangan sampai menyebarkan kabar
bohong.
"Ini menjadi masalah kalau tidak dibekali dengan
literasi teknologi itu, jangan sampai kita malah
menyebarkan kabar bohong. Begitu baca, tanpa
dipahami dulu dan langsung disebarkan."
Nasir menambahkan baik dosen maupun
mahasiswa sama-sama berpotensi menyebarkan
kabar bohong. Oleh karenanya, materi mengenai
literasi teknologi itu perlu diberikan di perguruan
tinggi. Pihaknya akan membangun pendidikan
umum yang akan dimasukkan ke dalam
kurikulum. Melalui pendidikan tersebut akan
diberikan pemahaman kebangsaan dan bagaimana
berpikir jernih dalam memajukan negara.
"Dalam wawasan negara ada empat pilar
kebangsaan yang tidak cukup hanya dalam
pembelajaran tetapi harus diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari," jelas dia lagi.
Dalam pendidikan umum yang akan diterapkan
dalam waktu dekat tersebut, juga akan
dimasukkan materi mengenai literasi teknologi
tersebut.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/480999/menristekdi
kti-literasi-teknologi-cegah-penyebaran-hoax
Akses : 30 April 2020 Pukul 04.43 WIB
Michelle Setiawan Tularkan Budaya
Literasi di Puskesmas
Maria Fatima Bona / EAS Jumat, 17 Januari 2020 |
20:55 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Berdasarkan laporan
dari Unesco menyebutkan hanya 1 dari 1.000 orang
Indonesia yang memiliki minat baca serius.
Akibatnya, tingkat literasi bangsa Indonesia
menduduki peringkat 60 dari 61 negara menurut
kajian World’s Most Literate Nations dari Central
Connecticut State University. Kenyataan inilah yang
mengusik hati siswi dari Satuan Pendidikan
Kerjasama, Michelle Setiawan, untuk menjadi
penggerak literasi.
Cukup unik, Michelle memilih puskesmas sebagai
wadah untuk menyalurkan buku-buku yang hendak
diberikannya kepada khalayak. Puskesmas menjadi
pilihan karena berkaca dari pengalamannya ketika
harus menunggu atau mengantre berobat di rumah
sakit. Michelle biasanya panik sebelum berobat,
maka membaca buku adalah pilihan untuk
mengalihkan ketakutan tersebut.
"Puskemas banyak anak-anak kecil. Ibu dan
ayahnya bisa membaca buku cerita ke anak-anak
kecil. Kegiatan itu juga menjadi family bonding.
Alasan lainnya, jujur saya prihatin terhadap kondisi
indeks literasi Indonesia yang masih rendah. Saya
tahu, indeks baca Indonesia itu tidak tinggi. Padahal
seyogyanya orang harus banyak baca buku untuk
menyelesaikan masalahnya,” ujar pelajar 16 tahun
ini dikutip dari siaran pers, Jumat (17.1/2020).
Michelle menuturkan, menjalankan gerakan literasi
semenjak tahun lalu di beberapa puskesmas di
Jakarta Selatan, di antaranya Puskesmas Pulo dan
Puskesmas Kebayoran Baru. Khusus di tahun ini,
Michelle menargetkan untuk dapat menyumbang
buku ke seluruh puskesmas yang ada di Jakarta.
Sementara itu, peneliti Center for Indonesia Policy
Studies (CIPS), Nadia Fairuza Azzahra mengatakan,
orang-orang yang rajin membaca seperti Michelle
bisa membuat gerakan yang positif untuk
lingkungan di sekitarnya. Gerakan yang dilakukan
Michelle membuktikan generasi milenial juga bisa
melakukan perubahan.
72
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/595861-michelle-set
iawan-tularkan-budaya-literasi-di-puskesmas
Akses : 20 Maret 2020 Pukul 11.25 WIB
Milenial Muslim Punya Peranan Penting
dalam Perdamaian Dunia
Bernadus Wijayaka / BW Kamis, 5 September 2019
| 20:19 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Masyarakat Muslim
khususnya generasi milenial punya peranan
penting dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Hal itu disampaikan intelektual muda Muslim Gus
Syauqi Ma'ruf Amin dalam Konferensi III
Mahasiswa Muslim Pascasarjana Antar-Bangsa di
Makkah, Arab Saudi.
Menurut putra Wakil Presiden terpilih KH Ma'ruf
Amin ini, Islam merupakan agama yang
mengajarkan banyak hal termasuk perdamaian.
"Islam mengajarkan pentingnya perdamaian
dalam segala aspek kehidupan manusia," ungkap
Gus Syauqi dalam keterangan tertulisnya, Kamis
(5/9/2019).
Ketua Pembina Master C19 ini menyerukan dan
mengajak masyarakat Muslim agar memandatkan
kepada seluruh pemimpin Muslim di dunia
menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan
dan menjaga perdamaian dunia.
"Marilah kita mandatkan kepada seluruh
pemimpin Muslim di dunia untuk menunjukkan
bahwa masyarakat Muslim khususnya generasi
milenial Muslim mampu mewujudkan dan
menjaga kedamian dan keamanan," serunya.
Menurutnya, paling tidak pemimpin Muslim harus
mewujudkan perdamaian atau keamanan bangsa
dan negaranya masing-masing.
Seruan Gus Syauqi itu pun mendapat apresiasi
dari para peserta konferensi, seperti diungkapkan
tiga peserta dari delegasi mahasiswa Sudan, Faizal
Ridhwan Syawie, Muhammad Ruhiyat Haririe,
dan Khafidul Umam. Mereka menyatakan sangat
mengapresiasi orasi ilmiah Gus Syauqi dan
berharap para pemimpin Islam dunia mendengar
seruan tersebut.
Pada Konferensi III Mahasiswa Muslim
Pascasarjana Antar-Bangsa yang dihelat di
Gedung Rizq Falace 1 itu, telah menyepakati
program yang bernama proyek literasi. Program
tersebut akan diimplementasikan dengan
menerbitkan berbagai buku karya ilmiah pada
2020.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/573566/milenial-mu
slim-punya-peranan-penting-dalam-perdamaian-dunia
Akses : 20 April 2020 Pukul 22.27 WIB
Minat Baca Anak Rendah, Orang Tua
Harus Berubah
Merdhy Pasaribu / MPA Kamis, 5 Desember 2019 |
18:36 WIB
Jakarta, Beritasatu.com- Minimnya literasi
anak Indonesia menjadi perhatian khusus bagi
para pendidik untuk meningkatkan minat baca
pada anak. Data UNESCO menyebut anak
Indonesia memiliki minat baca paling rendah,
termasuk di kawasan Asia Tenggara.
Untuk meningkatkan literasi pada anak,
pemahaman tersebut harus dimulai dari hal-hal
yang mudah dilakukan seperti mendongeng.
Gerakan literasi membaca pada anak dapat
dimulai sejak usia dini atau prasekolah dengan
mengenalkan cerita kepada anak melaui dongeng
bukan hanya di sekolah tetapi juga di rumah.
Anak-anak usia dini yang duduk di Taman
Kanak-kanak (TK) menjadi sasaran utama bagi
kegiatan parenting melalui gerakan orang tua
membaca buku. Orang tua perlu melakukan
perubahan agar anak gemar membaca.
“Kegiatan parenting gerakan orang tua membaca
buku atau mendongeng untuk anaknya ini perlu
dilakukan terutama di era teknologi saat ini.
Jangan sampai gawai digunakan hanya untuk
fokus bermain game saja sehingga menjadi
tertinggal dalam dunia pendidikan,” tutur Kepala
Sekolah TK Negeri Pembina Tingkat Nasional
Tati Yuliarti, di Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Melalui kegiatan mendongeng, orang tua dapat
mengedukasi anak untuk memiliki daya ingat
yang lebih baik, berpikir logis, dan kreatif. Selain
dilakukan di sekolah, kegiatan mendongeng pada
anak usia dini juga harus dilakukan oleh orangtua
sebagai awal mendidik anak untuk membiasakan
diri membaca buku. Kasi PAUD dan Diknas Suku
Dinas Jakarta Selatan, Sukamto, menjelaskan,
dongeng juga membuat anak mampu untuk
berpikir kritis dan melatih anak untuk belajar
menjadi pendengar yang baik.
“Pendidikan literasi diharapkan pada anak usia
dini berperan sebagai pondasi bagi mereka yang
73
memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, dan
kreatif di masa yang akan datang. Mendongeng
atau kegiatan story telling sekaligus dapat
mempersiapkan anak untuk masuk ke tingkat
Sekolah Dasar karena anak-anak sudah mengenal
tiga poin tersebut, sehingga kedepannya tidak
akan mengalami permasalahan yang sangat
prinsip,” jelasnya dalam keterangan tertulis.
Kegiatan literasi pada anak usia dini dilakukan
melalui sosialisasi “Menghidupkan Kembali
Dongeng Pada Anak di Era Teknologi
Komunikasi” untuk menumbuhkan minat
orangtua membacakan buku pada anak melalui
dongeng. Kegiatan dilakukan oleh sejumlah
mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Mercu Buana dengan TK Negeri Pembina Tingkat
Nasional, Jakarta Selatan, sekaligus menjadi
bagian gerakan orang tua membaca buku.
Kegiatan yang berlangsung selama hampir dua
jam tersebut sekaligus mengajak anak untuk
mendengarkan dongeng, berbagi cerita, dan
menebak para tokoh dongeng dengan bermain
peran. Sosialisasi membacakan buku kepada anak
turut dihadiri oleh artis sinetron Rizal Akbar yang
berbagi cerita tentang kegiatan parenting melalui
dongeng ditengah padatnya jadwal syuting.
“Meski kegiatan saya sangat padat, tetap saya
akan menyempatkan waktu untuk berbagi cerita
dengan anak apapun bentuknya, seperti
menceritakan daily activity, membacakan buku
meski hanya beberapa halaman saja, dan
menonton film kartun bersama. Saya menganggap
anak sebagai teman, sehingga kita bisa
memiliki chemistry yang lebih baik dan bisa
terbuka juga dalam berbagai hal,” ungkap Rizal.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/589197/minat-baca-
anak-rendah-orang-tua-harus-berubah
Akses : 16 April 2020 Pukul 08.18 WIB
Nadiem Ungkap Lima Strategi Tingkatkan
Skor PISA
Lenny Tristia Tambun / FER Jumat, 3 April 2020 |
16:07 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim
mengatakan, ada lima strategi yang akan dilakukan untuk meningkatkan skor Programme
International Student Assessment (PISA).
Nadien menjelaskan, PISA
merupakan assessment global sistem pendidikan
di berbagai negara yang diujikan ke anak 15
tahun. Skor Indonesia masih perlu banyak
perbaikan, terutama di area literasi yang
mengalami penurunan.
"Karena itu, kami butuh strategi yang
komprehensif untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, sehingga pada 2024 atau 2025
akan terlihat peningkatan,” kata Nadiem
Makarim seusai mengikuti ratas dengan Presiden
Joko Widodo, Jumat (3/4/2020).
Dalam ratas tersebut, lanjutnya sudah disepakati
ada lima strategi besar untuk meningkatkan
peringkat atau skor PISA. Strategi pertama,
mengubah standar penilaian sendiri. Nantinya,
Ujian Nasional (UN) akan
menjadi assesment kompentensi minimum yang
terinspirasi PISA dan soal-soalnya pun melekat
dengan PISA. Tetapi karena PISA hanya untuk
anak usia 15 tahun, maka untuk
mempersiapkannya, format assessment berstandar internasional
seperti PISA akan diturunkan ke tingkat SD,
SMP dan SMA.
"Jadi ada setiap jenjang mengikuti standar
internasional, yaitu PISA dalam pemetaan
pendidikan. Karena UN standarnya lokal,
tapi assessment pendidikan kita internasional,”
ujar Nadiem Makarim.
Menurut Nadiem, yang diujikan
dalam assessment berstandar internasional ini
bukan hanya kognitif saja, tetapi juga karakter
dan hal-hal yang berhubungan dengan norma,
kesehatan mental, kesehatan moral dan kesehatan
anak-anak di masing-masing sekolah. "Kita
mengubah standar penilaian global, yaitu PISA,”
tuturnya.
Strategi kedua, melakukan transformasi
kepemimpinan sekolah untuk memastikan
guru-guru penggerak terbaik di berbagai daerah
menjadi kepala sekolah. Mereka diberikan
fleksibilitas dan otonomi dalam penggunaan
anggaran dan teknologi, untuk meminimalisir
beban administrasi. Sehingga, mereka bisa fokus
kepada mentoring guru-guru di dalam sekolah
masing-masing.
Strategi ketiga, meningkatkan kualitas
pendidikan profesi guru (PPG), agar dapat
mencetak guru yang berkualitas. Untuk itu,
pihaknya akan membuka program PPG untuk
guru lokal dan internasional sehingga dapat
menciptakan alumni-alumni yang lebih baik lagi.
74
"Karena ada banyak guru-guru yang pensiun
setiap tahunnya. Jadi pabrik guru kita harus
diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya.
Pelatihan-pelatihan guru sekarang sifatnya jangan
hanya teoritis, tapi praktik. Ada pelatihan dengan
sekolah-sekolah yang kualitasnya lebih baik. Jadi
bukan hanya seminar, tapi dengan interaksi
antara guru dengan guru,” terang Nadiem
Makarim.
Strategi keempat, melakukan transformasi
pengajaran yang sesuai tingkat kemampuan siswa.
Menurutnya, sekarang karena banyak silabus dan
kebijakan mengajar sangat ketat telah membuat
banyak guru yang tidak bisa mengajar dengan
tingkat kemampuan siswa.
"Jadi kurikulum harus lebih fleksibel dan
sederhana. Orientasi kompetensi dan dibantu juga
dengan platform-platform online yang membantu
segmenetasi pembelajaran. Jadi semua murid
tidak harus mengerjakan tugas yang sama.
Misalnya murid dengan kemampuan yang berbeda mengerjakan project yang berbeda,”
jelas Nadiem Makarim.
Strategi kelima, filsafat bahwa semua
transformasi atau perubahan hanya di
kementerian akan berubah. "Kemitraan kita
dengan daerah dan berbagai organisasi penggerak
akan ditingkatkan. Kami percaya partisispasi
masyarakat, organisasi, perusahaan-perusahaan
yang punya passion di pendidikan, efek
teknologi startup di pendidikan semua dirangkul
untuk menyasar pendidikan pembelajaran siswa,"
pungkas Nadiem Makarim
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/616361-nadiem-ung
kap-lima-strategi-tingkatkan-skor-pisa Akses : 16 April 2020 Pukul 07.59 WIB
23 Kabupaten/Kota Selenggarakan Festival
Literasi
Nagekeo Memiliki Kekayaan Praktik
Literasi Budaya
Willy Grasias / EHD Selasa, 1 Oktober 2019 |
00:00 WIB
Mbay, Beritasatu.com – Ratusan orang utusan
dari 23 kabupaten dan kota di Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT) bertemu di Mbay,
Kabupaten Nagekeo, NTT mengikuti festival
literasi. Acara yang dilaksanakan pada 27-30
September 2019 ini didukung oleh Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia.
Menurut Wakil Gubernur NTT, Yosef Nai Soi,
dalam sambutannya, di Mbay, Senin (30/9/2019),
mengatakan,
Mbay, Nagekeo dipilih untuk menyelenggarakan
acara ini karena Mbay dan Nagekeo umumnya
memiliki kekayaan praktik literasi yang mengakar
pada budaya dan jati diri. “Kemampuan membaca
teks kultural membekas pada lintasan historis
yang sangat panjang,” kata Yosef Nai Soi.
Lebih jauh Yosef mengatakan, Nagekeo terpilih
karena sangat sesuai dengan misi Pemerintah
Provinsi NTT yaitu peningkatan Sumber Daya
Manusia SDM . “Dan pemerintah Kabupaten
Nagekeo dalam kepemimpinan Bupati Don Bosco
Do dan wakilnya Marianus Waja melihat praktik
literasi yang mengakar pada budaya,” kata Yosef.
Don Bosco Do mengatakan, pada tahun pertama
memimpin kabupaten yang baru berusia 13 tahun
itu, ia berpikir bahwa jika ingin berubah
sesungguhnya potensi potensi yang ada harus
dikenal. “Dalam membangun Nagekeo dan
sekaligus menghadapi persoalan hidupnya,
leluhur Nagekeo telah mewariskan cara membaca
aksara alam dan budaya dengan proses kognitif
yang istimewa,” kata Don.
Ia mengatakan, masyarakat Nagekeo hidup
bersuku-suku dengan kekayaan bahasa dan dialek,
sistem pengetahuan, sistem kemasyarakatan,
ritual, sistem peralatan dan teknologi, artefak, seni
dan kerajinan dan ini harus dikenal.
Don menambahkan, sesungguhnya Nagekeo
bukanlah tidak memiliki modal dasar yang besar.
“Tuhan telah memberikan alam yang kaya berupa
topografi, geologi, dan hidrologi yang mendukung
pertanian, perikanan dan kelautan, perkebunan,
dan peternakan dan lain-lain untuk memecahkan
semua persoalan hidup," kata Don.
Pantauan Beritasatu.com, kegiatan Festival
Literasi Nagekeo selain sebagai bentuk pesta
rakyat juga dengan acara itu ingin
memperkenalkan Nagekeo secara keseluruhan
potensi dan budayanya. Dengan demikian desain
kegiatannya dirangkai dalam tiga makna yaitu
literasi, seni, pameran kuliner.
Sebagai penyelenggara, Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kabupaten Nagekeo ingin agar Festival
ini menjadi milik rakyat dan dipersembahkan
untuk rakyat dalam kerangka mendorong
perubahan paradigma dalam memaknai
perpustakaan sebagai jendela peradapan.
Sumber : BeritaSatu.com
75
https://www.beritasatu.com/nasional/577702/nagekeo-me
miliki-kekayaan-praktik-literasi-budaya
Akses : 20 April 2020 Pukul 11.33 WIB
Najwa Shibab Kembali Dipercaya
Perpusnas Jadi Duta Baca Indonesia
Feriawan Hidayat / FER Kamis, 23 Januari 2020 |
20:50 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Najwa Shibab kembali
dipercaya Perpustakaan Nasional (Perpusnas)
sebagai Duta Baca Indonesia.
Perpusnas Raih Penghargaan Kemkumham
Duta Baca Indonesia merupakan salah satu program
unggulan dari Perpusnas yang bertujuan untuk
membumikan kegemaran membaca masyarakat
melalui percontohan public figure.
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando,
mengatakan, berdasarkan berbagai indikator,
kegemaran membaca masyarakat Indonesia ternyata
semakin meningkat. Selain itu, perhatian masyarakat
dan pemerintah daerah ikut tumbuh, yang dapat
dilihat dari maraknya kegiatan literasi di seluruh
Indonesia.
"Kami memberikan apresiasi tinggi terhadap kinerja
Najwa Shibab sebagai Duta Baca Indonesia dalam
mengubah wajah pengembangan literasi di
Indonesia. Saat ini, Perpusnas semakin banyak
dikenal. Salah satunya berkat peran Najwa," ujar
Muhammad Syarif Bando di acara penandatanganan
nota kesepahaman (MOU) dengan Najwa Shihab di
Ruang Teater Gedung Perpusnas, Jakarta Pusat,
Kamis (23/1/2020).
Inovasi Perpusnas Jadi Ikon Ilmu Pengetahuan
Dalam kesempatan ini, Syarif Bando juga
menyinggung tentang pentingnya literasi di
kalangan generasi muda. Pasalnya, esensi literasi
sangat diperlukan untuk menghadapi Revolusi
Industri 4.0.
"Inovasi lahir dengan membaca, perbedaan petani
mangga yang membaca dengan yang tidak membaca
terlihat dari hasil panennya. Jika dalam sekali panen
petani tersebut memanen banyak mangga, maka itu
adalah petani yang membaca dan menemukan
rekayasa genetika tanaman mangga dari buku yang
dibacanya,” jelas Syarif Bando.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya
Perpustakaan, Woro Titi Haryanti, menambahkan,
pada tahun 2019 yang lalu, Duta Baca Indonesia,
sudah hadir dalam berbagai kegiatan yang
diselenggarakan di Jakarta maupun di daerah
sebanyak total 12 titik.
Perpustakaan Keliling Dorong Minat Baca Anak
"Pada setiap kegiatan tersebut, selalu dihadiri oleh
masyarakat dengan jumlah yang sangat luar biasa
banyak. Tentu kehadiran langsung Duta Baca
Indonesia di setiap daerah merupakan bentuk nyata
penyampaian inspirasi budaya membaca bagi
masyarakat," jelas Woro.
Dengan banyaknya masyarakat yang ingin
berpartisipasi dalam kegiatan Duta Baca Indonesia,
lanjut Woro, dapat di indikasikan sebagai besarnya
perhatian masyarakat terhadap figur inspiratif yang
menjadi representasi Perpusnas.
"Hal lain yang dapat dijadikan pencapaian adalah,
banyaknya masyarakat yang tertular dengan 'virus
membaca, yang ditularkan oleh Duta Baca
Indonesia. Sehingga, indeks literasi dan kegemaran
membaca dalam jangka panjang akan terus
meningkat seiring dengan waktu dan kegiatan yang
telah dilaksanakan," tandas Woro.
Najwa Shihab sendiri mengaku senang, dengan
kelanjutan kerja sama dirinya dengan Perpusnas.
Untuk tahun 2020 ini, diharapkan dirinya dan
Perpusnas bisa memaksimalkan kegiatan untuk
menyasar generasi muda.
"Insyallah tahun ini kita akan banyak bergerak ke
daerah dan menebarkan kecintaan generasi muda
terhadap literasi,” kata Najwa Shihab.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/596787/najwa-shiba
b-kembali-dipercaya-perpusnas-jadi-duta-baca-indonesia
Akses : 08 April 2020 Pukul 12.09 WIB
OJK Dorong Bank DKI Konsisten
Kembangkan Sinergi BUMD
Lenny Tristia Tambun / FER Minggu, 1 Maret
2020 | 20:16 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) mendorong Bank DKI untuk terus konsisten
mengembangkan sinergi Badan Usaha Milik
76
Daerah (BUMD). Sehingga kedepan bisa dijadikan
Bank Pembangunan Daerah (BPD) percontohan di
Indonesia.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK,
Achmad Soekro Tratmono, mengatakan pihaknya
mendukung langkah Bank DKI yang telah mulai
membangun sinergi antar BUMD. Sehingga
pelaksanaan pembangunan Kota Jakarta semakin
lancar dan kesejahteraan warga juga terjamin.
"Kami apresiasi dengan dimulai oleh Bank DKI
yang membangun sinergi dengan baik. Kami ajak
kawan-kawan BPD lainnya untuk meniru DKI agar
sinergi di daerah bisa membangun daerahnya
masing-masing," kata Achmad Soekro Tratmono,
Minggu (1/3/2020).
Ia menegaskan, OJK sangat menginginkan BPD
bisa menjadi tuan rumah bagi pembangunan daerah
dan pengembangan potensi di daerahnya
masing-masing. Karena BPD menjadi modal utama
bagi pelaksanaan pembangunan daerahnya.
"Apalagi BPD adalah bank yang tahu kultur dan
karakter perilaku daerahnya. Karena itu, OJK akan
mendorong BPD untuk lebih maju dari sekarang,"
ujar Achmad Soekro Tratmono.
Untuk mewujudkan hal itu, sambung Achmad
Soekro Tratmono, OJK membuat master plan
2020-2024 yang berisi langkah untuk penguatan
BPD di Indonesia. Diantaranya, penguatan
ketahanan dan daya saing dengan cara konsolidasi
dan perkuatan permodalan.
Lalu, transformasi BPD ke sistem digital dan
digitalisasi produk, percepatan perkembangan
ekosistem jasa keuangan seiring dengan
pembangunan, dan meningkatkan literasi inklusi
keuangan.
Juga, langkah percepatan dan perluasan
pengawasan berbasis teknologi, peningkatan skala
ekonomi industri melalui skala peningkatan
minimum dan akselerasi konsolidasi, serta mitigasi
risiko yang ada.
Dengan adanya masterplan ini, OJK ingin BPD
dapat melangkah lebih maju dan lebih bermanfaat
bagi masyarakat daerah. "Karena itu, kami sambut
baik sinergi yang terus dikembangkan, melalui
sinergi juga kami dorong BPD untuk konsolidasi
menyelesaikan permasalahan BPD. Jadilah BPD
tuan rumah di daerahnya,” jelas Achmad Soekro
Tratmono.
Sementara itu, Direktur Utama Bank DKI
Zainuddin Mappa mengatakan Bank DKI secara
konsisten terus membangun sinergi BUMD di DKI
Jakarta. Hingga saat ini, sinergi yang telah
dilakukan Bank DKI bersama BUMD di Jakarta,
antara lain adalah sinergi pada sektor transportasi
dengan mengakomodir layanan non-tunai dengan
JakCard di TransJakarta, MRT, Railink dan commuter line.
"Sinergi BUMD juga kami lakukan di sektor
ketahanan pangan, antara Bank DKI bersama Food
Station dengan memberikan Kartu Pedagang di
Pasar Cipinang,” kata Zainunddin Mappa.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/aktualitas/604465/ojk-dorong
-bank-dki-konsisten-kembangkan-sinergi-bumd
Akses : 18 Maret 2020 Pukul 12.56 WIB
OJK Dorong Pelajar Jadi Agen Perubahan
Sektor Keuangan
Lona Olavia / WBP Jumat, 13 Maret 2020 | 14:43
WIB
Padang, Beritasatu.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memacu program One Student One Account
(OSOA) guna mendorong peran mahasiswa serta
pelajar di berbagai daerah untuk meningkatkan
inklusi dan literasi keuangan secara nasional. Salah
satunya menjalin nota kesepahaman dengan
perguruan tinggi, termasuk Universitas Andalas,
Sumatera Barat, Jumat (13/3/2020).
Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Nurhaida menargetkan, 100
persen mahasiswa dan pelajar sudah masuk dalam
inklusi keuangan pada 2020. Sebab, peran aktif
mereka sebagai agen perubahan diharapkan
membantu pemerintah dalam meningkatkan inklusi
serta literasi keuangan yang saat ini dinilai masih
kurang.
Survei OJK menyebutkan tren inklusi keuangan
selalu meningkat. Pada 2013 sebesar 59,74 persen,
2016 sebesar 67,8 persen dan 2019 sebesar 76,19
persen. Di sisi lain, survei literasi keuangan jauh
lebih rendah dibandingkan inklusi keuangan yaitu
pada 2013 hanya 21,84 persen, 2016 sebesar 29,7
persen, dan 38,03 persen saat 2019.
OJK mengaku belum puas dengan pencapaian
tersebut karena potensi perekonomian Indonesia
sangat besar sehingga diharapkan seluruh
77
mahasiswa dapat turut berperan aktif. “Kalau
menabung, mereka tahu ternyata di perekonomian
kita ada produk untuk berinvestasi dalam hal ini
menabung. Diharapkan mereka bisa meningkat
menjadi memahami ada investasi lain di sektor
keuangan misalnya produk pasar modal,
pembiayaan, dan lain-lain,” ujarnya saat
memberikan kuliah umum di Universitas Andalas,
Sumatera Barat, Jumat (13/3).
Di tempat yang sama, Anggota Dewan Komisioner
OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen
Tirta Segara mengatakan, ketimpangan (gap) antara
literasi dan inklusi keuangan berpotensi
menimbulkan masalah lain. “Hasil survei bahwa terjadi gap yang cukup besar antara inklusi dan
literasi kita. Ini artinya risiko yang kita hadapi itu
tinggi,” katanya.
Tirta menuturkan ketimpangan hasil survei
menandakan masyarakat hanya membeli produk
keuangan, namun tidak memahami aspek penting
seperti risiko, kewajiban, dan pembiayaan.
“Masyarakat membeli produk keuangan, dan
investasi, tapi tidak paham risikonya apa,
kewajibannya apa, biaya-biayanya berapa. Mereka
hanya tau manfaatnya,” ujarnya.
Saat ini terdapat Satgas Waspada Investasi yang
membantu mengawasi dan memberikan tindakan
jika ada produk keuangan ilegal. Satgas yang terdiri
dari 13 lembaga tersebut sudah menutup 1.900 situs
fintech ilegal dan 68 gadai ilegal.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/ekonomi/608367/ojk-dorong-
pelajar-jadi-agen-perubahan-sektor-keuangan
Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.32 WIB
Orangtua Harus Rajin Baca supaya Bisa
Imbangi Keingintahuan Anak
Ignatius Herjanjam / FMB Sabtu, 5 Mei 2018 |
16:24 WIB
Bogor - Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bogor
Usmar Hariman menyatakan, orangtua harus rajin
membaca buku dan perlu mencari sumber
pengetahuan serta referensi dari literasi yang
terpercaya.
“Gerakan membaca buku sesungguhnya dimulai
dari orangtua. Karenanya, orangtua harus rajin
membaca buku, mencari informasi, pengetahuan
dan referensi dari literasi yang dipercaya.
Pengetahuan tersebut nantinya dapat ditularkan
kepada anak-anaknya,” jelas Usmar kepada SP,
Sabtu 5/5 saat memperingati “Gerakan Nasional
Hari Orangtua Membaca Buku”.
Usmar melanjutkan, minat membaca warga Bogor
masih rendah. Bila orangtua tidak memiliki minat
membaca buku, ia akan tertinggal dan tidak bisa
mengikuti perkembangan pengetahuan
anak-anaknya.
“Di zaman teknologi informasi saat ini, generasi
muda jauh lebih maju dan paham menggunakan
teknologi dan menyesuaikan perkembangan
zaman. Maka itu orangtua diharap dapat
mengimbangi keingintahuan anak-anaknya,”
ujarnya.
Dia mengapresiasi Sekolah Bogor Raya (SBR)
yang ikut berkontribusi dalam mewujudkan
gerakan membaca buku bagi anak-anak. “Kami
mendukung mobil pintar yang merupakan
perpustakan keliling yang dimiliki SBR yang
setiap Car Free Day melayani masyarakat,
khususnya menyediakan buku-buku bacaan secara
gratis bagi masyarakat, khususnya anak-anak.
Pemerintah Kota Bogor akan mendukung dengan
menyiapkan buku-buku yang mereka perlukan,”
katanya.
Kordinator mobil pintar (perpustakaan keliling
SBR), Viany Yuanita menjelaskan, mobil pintar
merupakan program untuk membantu masyarakat
mengenal dunia melalui bacaan. “Dengan banyak
membaca buku, anak bisa mendapatkan inspirasi
dan memotivasi hidup mereka. Di sini juga
diperlukan peran orangtua, karena merekalah
yang akan menjadi panutan bagi anak-anaknya,”
tandas Viany.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/491228/orangtua-ha
rus-rajin-baca-supaya-bisa-imbangi-keingintahuan-anak
Akses : 28 April 2020 Pukul 21.54 WIB
OY! Indonesia Berevolusi Menjadi Aplikasi
Keuangan Pintar
Iman Rahman Cahyadi / CAH Jumat, 14 Februari
2020 | 19:32 WIB
Jakarta, Beritasatu.com – OY! Indonesia,
aplikasi asli dari Indonesia yang selama tiga tahun
terakhir beroperasi telah berevolusi menjadi solusi
finansial yang nyaman digunakan untuk mengatur
transaksi keuangan sehari-hari. Aplikasi keuangan
OY! juga menjadi jawaban bagi para smart spender.
78
OY! Indonesia menawarkan kebebasan bertransaksi
antar akun bank. Cukup dengan menghubungkan
(connect) rekening bank maupun kartu debet,
pengguna dapat melakukan berbagai aktivitas di
antaranya transfer antar akun bank tanpa biaya
administrasi dan tanpa ribet bolak balik ke ATM.
Dengan fitur ini, pengguna dapat melakukan transfer
bank dengan 3 cara mudah yakni debit card, manual
pay, dan virtual account.
“Harapan kami ke depannya OY! Indonesia dapat
menjadi sebuah platform yang menawarkan one stop
financial solutions bertema #BeSmartBeOy, serta
tujuan jangka panjang kami OY! dapat
meningkatkan literasi nansial yang mampu
mendorong kemajuan ekonomi nasional,"
ujar Jesayas Ferdinandus selaku CEO OY!
Indonesia dalam keterangannya, Jumat (14/2/2020).
Selain itu, melalui aplikasi OY! pengguna dapat
melakukan top-up e-wallet secara gratis dan juga
melakukan semua pembayaran tagihan rutin tanpa
perlu takut skip karena belum bayar. Pengguna tak
hanya dapat membayar tagihan, tapi juga bisa
menagih ke orang lain hingga meminta bayar
patungan ke orang lain.
Maraknya layanan fintech di Indonesia sehingga
menimbulkan perbedaan pilihan akun bank,
mengharuskan pengguna membayar biaya
administrasi saat melakukan transfer. OY! menggaet
sederet ntech ternama untuk meringankan
permasalahan yang sering dihadapi sehari-hari.
E-wallet seperti Go-pay, Dana, e-money, paytren,
doku, XL tunai, NU cash, serta rekening ponsel saat
ini telah menjadi partner OY! Indonesia.
Sebagai manajemen keuangan personal yang telah
terlisensi dan diawasi oleh Bank Indonesia, maka
OY! sudah terjamin keamanannya.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/digital/600314/oy-indonesia-
berevolusi-menjadi-aplikasi-keuangan-pintar
Akses : 08 April 2020 Pukul 12.13 WIB
Pandemi Covid-19, Perpusnas Diminta
Gencarkan Layanan Digital
Feriawan Hidayat / FER Jumat, 17 April 2020 |
08:52 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Pengunjung dan
pengguna layanan digital Perpustakaan Nasional
(Perpusnas) mengalami kenaikan sebesar 130
persen di tengah pandemi virus corona jenis baru
atau Covid-19.
Layanan digital seperti iPusnas menjadi pilihan masyarakat mengatasi kejenuhan physical
distancing dan pembatasan sosial berskala besar
(PSBB) yang diterapkan pemerintah.
Hal itu dikemukakan Kepala Perpusnas,
Muhammad Syarif Bando, di hadapan pimpinan
sidang Abdul Fikri Faqih dan anggota Komisi X
DPR, saat menjalani rapat dengar pendapat (RDP) melalui video teleconference, di Jakarta, Kamis
(16/4/2020) petang.
Syarif Bando menyampaikan, sejak kebijakan stay at home diberlakukan pada Maret
lalu, masyarakat antusias mengunduh (download)
dan menggunakan aplikasi iPusnas.
Pada periode 8-14 Maret, jumlah pengunduh
iPusnas berada di angka 8.238, lalu melonjak
tajam pada periode 29 Maret-4 April yang
mencapai angka 42.645.
"Signifikansi juga terjadi pada tingkat
keterpakaian iPusnas. Pada periode 8-14 Maret
berada di angka 9.783. Namun pada periode 29
Maret-4 April meningkat drastis menjadi
40.902,” jelas Syarif Bando.
Aplikasi baca digital iPusnas mendapatkan
dukungan penuh dari Komisi X DPR. iPusnas
dianggap efektif mengisi kekosongan waktu dan
kejenuhan masyarakat di masa
pandemi Covid-19.
Anggota Komisi X DPR dari fraksi PDIP, Putra
Nababan menyatakan, Perpusnas sebagai supplier
(penyedia) harus berkolaborasi dengan provider teknologi informasi (TI) atau
institusi lain, seperti Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemdikbud) ataupun
Kementerian Pariwisata (Kempar).
"Kerja sama itu dimaksudkan agar Perpusnas
tahu kebutuhan bahan bacaan yang diperlukan,
termasuk jika dimungkinan buku-buku pelajaran
dialihkan ke dalam bentuk digital, masuk ke
dalam platform iPusnas,” kata Putra Nababan.
Penguatan literasi masyarakat melalui perpustakaan online juga harus dibarengi dengan
sosialisasi dan publikasi media agar jenis layanan
perpustakaan online yang dimiliki Perpusnas,
seperti iPusnas, Indonesia OneSearch (IOS) dan
Khastara lebih diketahui masyarakat.
Hal senada disampaikan Ferdiansyah dari fraksi
Golkar. Ia mengatakan bahwa tidak sekedar
79
buku-buku pelajaran saja yang dimasukkan ke
dalam platform iPusnas, tetapi buku-buku ringan
yang kreatif dan menggugah semangat juga perlu
dimunculkan.
"Apalagi jika dikontekskan dengan kondisi
sekarang, dimana banyak orang yang beraktivitas
dan belajar dari rumah,” terangnya.
Selama pandemi berlangsung, Komisi X DPR
mengatakan pemakaian fasilitas layanan
Perpusnas yang terhenti sementara waktu bisa
dialihkan dengan memanfaatkan media
konferensi yang mengundang partisipan banyak
sehingga menarik bagi komunitas literasi.
Menanggapi sejumlah usulan dari anggota
Komisi X DPR, Syarif Bando mengatakan,
Perpusnas berencana menghubungkan seluruh
konten buku-buku digital yang telah dibuat oleh
pemerintah daerah.
“Kami akan buatkan jaringan yang terkoneksi
dengan daerah-daerah yang sudah melakukan
upaya serupa, seperti iKaltim, iRiau, iJakarta,
dan sebagainya,” kata Syarif Bando.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/621793/pandemi-co
vid19-perpusnas-diminta-gencarkan-layanan-digital Akses : 17 April 2020 Pukul 11.55 WIB
Pasien Anak Kecanduan Game
Online Meningkat
Aichi Halik / AHL Kamis, 17 Oktober 2019 | 20:11
WIB
Bogor, Beritasatu.com - Rumah sakit jiwa
RSMM (Rumah Sakit Marzuki Mahdi) Kota
Bogor menangani puluhan pasien anak dan remaja
yang mengalami gangguan kejiwaan akibat
ketergantungan gadget atau kecanduan game.
Dokter spesialis kejiwaan anak dan remaja
RSMM, Ira Safitri Tanjung mengatakan, jumlah
pasien anak dan remaja kecanduan game terus
meningkat.
"Kalau selama 2019 itu kita tangani 10-15 pasien
(akibat kecanduan gadget). Ada 3 orang yang
sempat jalani rawat inap," kata Ira Safitri di
RSMM, Jalan Semeru, Bogor Barat, Kota Bogor,
Kamis (17/10/2019).
Hasil pemeriksaan tim medis menyatakan,
masalah kejiwaan yang dialami anak-anak ini
disebakan penggunaan gadget yang berlebihan.
Rata-rata pasien kecanduan mulai dari game
online, browsing internet dan sejumlah aplikasi
lainnya.
"Pasien ini suka main gadget sehingga tak kenal
waktu, umur mereka bervariasi yang paling muda
11 tahun dan paling tua jelang 17 tahun," ujar Ira.
Ira mengatakan, pada tingkat kecanduan sangat
parah orangtua kewalahan menghadapi mereka di
rumah sehingga dibawa ke rumah sakit.
"Yang 17 tahun ini bahkan berbulan-bulan tidak
mau beranjak dari tempat tidur, hanya di kamar
aja dan main aja, semuanya dilayani di tempat
tidur. Orangtuanya gak sanggup lagi akhirnya
dirawat di sini," terang Ira.
Namun, kata Ira, kunci kesembuhan pasien
tersebut adalah menjauhkan mereka dari gadget.
"Di sini selama 23 hari tidak pegang gadget
ternyata dia bisa dialihkan. Sekarang dia senang
menulis dan membuat literasi," kata Ira.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/580475/pasien-anak
-kecanduan-game-online-meningkat
Akses : 17 April 2020 Pukul 12.12 WIB
Peduli Literasi, Saleh Husin Antusias Ikuti
Lomba Lari Paperun
Iman Rahman Cahyadi / CAH Minggu, 23 Juni
2019 | 21:00 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Kesempatan meraih
manfaat melalui berolahraga bersama, berwisata,
silaturahmi sekaligus berdonasi mendorong
literasi di Indonesia menggelar lomba lari
bertajuk Paperun Charity Fun Run 5k 2019 di
kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu (23/6/2019).
Ajang ini diikuti sekitar 2.500 pelari,
termasuk Managing Director Sinar Mas, Saleh
Husin. Mantan Menteri Perindustrian periode
2014-2016 ini menyebut ajang ini sebagai
kesempatan yang tidak boleh dilewatkan.
“Selain tubuh tetap sehat, pikiran jernih dan
positif, penyelenggaraan yang tak jauh dari Hari
Raya Idul Fitri menjadi kesempatan bagi kami
untuk bersilaturahmi dengan rekan serta kerabat
yang dalam keseharian susah dilakukan karena
kesibukan kami masing-masing,” ujar Saleh
80
Husin mengenai keikutsertaannya dalam ajang
Paperun.
Lomba lari yang mengangkat tajuk Berlari dan
Berdonasi untuk Literasi ini mengajak para
pesertanya menyumbangkan buku bagi 68 rumah
baca atau perpustakaan yang berada di wilayah
terdampak bencana alam, maupun rumah baca lain
yang membutuhkan memanfaatkan biaya
registrasi para pesertanya, maupun donasi tunai
bagi pengadaan koleksi buku, atau dapat pula
langsung mendonasikan koleksi pustaka. Jarak
tempuh sejauh 5 km menjadikan tak saja para
pelari berpengalaman, namun masyarakat luas
dapat turut berpartisipasi.
“Itu sebabnya, agar semakin semarak saya
mengajak juga rekan-rekan, baik dari kalangan
pemerintah, legislatif, profesional, pengusaha,
pesohor, juga para tokoh nasional untuk turut
serta. Sembari kita memperkuat literasi bangsa
Indonesia dengan menyumbangkan berbagai buku
ke rumah baca. Selain itu, rute yang mengelilingi
sebagian jalan utama pada hari libur, car free day,
dapat menjadi aktivitas wisata bertepatan dengan
perayaan ulang tahun ke-492 Kota Jakarta,”
tambah Saleh Husin yang pada ajang Paperun
tahun 2017, tercatat sebagai salah seorang
finisher.
Sebelum turun berlari, dirinya sempat
mendampingi Gubernur DKI Anies Baswedan
melepas sekitar 2.500 pelari peserta Paperun yang
mengitari Jalan MH Thamrin menuju Bundaran
HI untuk berbalik ke Jalan MH Thamrin, menuju
Patung Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka
Barat, berputar di depan kantor Kementerian
Perhubungan, kembali melewati Patung Arjuna
Wiwaha dan finis di Jalan MH Thamrin.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/lainnya/560857/peduli-literas
i-saleh-husin-antusias-ikuti-lomba-lari-paperun
Akses : 21 April 2020 Pukul 21.51 WIB
Peduli Sampah, Askrindo Gerakan Literasi
Bersih Sungai
Yudo Dahono / YUD Kamis, 21 Februari 2019 |
10:49 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Tiga belas tahun
sudah Hari Peduli Sampah diperingati di Negeri
Kita. Sejak tahun 2006, Kementerian Negara
Lingkungan Hidup mencanangkan setiap tanggal
21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah untuk
pertama kalinya. Ditetapkannya tanggal 21
Februari didasari peristiwa tragedi longsor
sampah yang menimbun 3 kampung di
Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat. Peristiwa
tersebut terjadi pada 21 Februari 2005 lalu itu
telah merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa.
Tujuannya adalah untuk mengingatkan
masyarakat tentang perlunya pengelolaan sampah
yang serius agar tidak menjadi bumerang bagi
manusia sebagai produsen sampah itu sendiri.
Sampah dan pengelolaannya sampai sekarang
masih menjadi permasalahan bagi pemerintah.
Perilaku yang belum membudayakan membuang
sampah pada tempatnya menjadi alasan klasik
masih banyaknya sampah yang tidak terkelola
dengan baik. Bahkan sering kali masyarakat
membuang sampah di saluran air, seperti selokan
dan sungai, tanpa berpikir bahwa sampah tersebut
dapat menyebabkan banjir di kemudian hari yang
merugikan masyarakat luas.
Banyaknya sampah yang di sungai, menuntut
adanya pengelolaan sampah oleh pemerintah
pusat, pemerintah daerah, maupun
institusi/lembaga terkait, serta kontribusi
masyarakat. Bekerja sama dengan para pecinta
lingkungan sungai Ciliwung, Yayasan Lintas
Sungai Abadi (Yalisa) dan Askrindo mengajak
warga bantaran sungai Ciliwung yang berada di
Bojong, Bogor untuk ikut berpartisipasi kegiatan
bersih-bersih Sungai Ciliwung.
Kegiatan rutin yang dilakukan setiap satu kali
dalam sebulan ini bertujuan memberi pemahaman
kepada warga yang ada di sepanjang sungai,
dalam hal ini adalah membudayakan warga
bantaran sungai ciliwung untuk tidak membuang
sampah di sungai dan menerapkan pola kebiasaan
yang baik untuk mengelola sampah.
Melalui kegiatan Operasi Bersih Sungai Ciliwung
(OBSC) yang dilakukan setiap bulan, Askrindo
dan Yalisa konsisten berkontribusi untuk menjaga
kelestarian sungai dengan terjun langsung ke
sungai untuk memungut sampah, dimana sebelum
kegiatan ini dimulai para aktivis dari Yalisa akan
memberikan literasi secara lisan bagaimana
pengelolaan sampah dan ajakan-ajakan tidak
membuang sampah di sungai.
Eka Soeriansyah, Ketua Yayasan Lintas Sungai
Abadi ini mengatakan bahwa kegiatan operasi
bersih sungai sudah berjalan beberapa tahun
belakang ini bertujuan mengurangi tumpukan
sampah yang mengikis jalur sungai Ciliwung.
“Kegiatan operasi bersih ini tujuannya adalah
untuk mengajarkan kepada warga sekitar agar
tidak merusak dan menunjukkan bahwa sungai ini
lingkungan hidup, bukannya tempat sampah.
81
Paling tidak kami sudah berusaha mengajak warga
bantaran sungai yang berada di Bojong untuk
lebih mencintai lingkungannya,” ujar Eka, Kamis
(21/2/2019).
Sementara itu Direktur SDM dan Umum PT
Askrindo, Firman Berahima mengatakan bahwa
dengan adanya kegiatan rutin Operasi Bersih
Sungai ini akan membawa dampak yang baik,
dimana budaya dan membentuk pola kebiasaan
untuk menjaga lingkungan itu sangatlah susah.
Pada Hari Peduli Sampah Nasional ini Askrindo
berharap masyarakat khususnya yang tinggal di
bantaran mampu membudayakan pengelolaan
sampah.
“Hal ini merupakan salah satu bentuk dari rasa
peduli yang diwujudkan melalui aksi secara
langsung. Mudah-mudahan masalah sampah dan
kelestarian sungai dapat ditangani secara perlahan
dan budaya tidak membuang sampah sungai dapat
terwujud,” kata Firman.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/megapolitan/539255/peduli-s
ampah-askrindo-gerakan-literasi-bersih-sungai
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.06 WIB
Pegiat Medsos Ajak Buzzer Sebarkan
Konten Positif
BW Sabtu, 12 Oktober 2019 | 23:47 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Pegiat media sosial
Enda Nasution mengajak orang-orang yang
selama ini aktif sebagai buzzer (pendengung)
untuk ikut menyebarkan konten positif, sekaligus
aktif melawan hoax dan fitnah.
"Sudah seharusnya teman-teman yang bekerja
menyebarkan kebencian untuk berhenti, dan
menggunakan kemampuan dan pengalamannya
untuk menyebarkan informasi positif dan menjaga
perdamaian," kata Enda di Jakarta, Sabtu
(12/10/2019).
Enda mengingatkan, media sosial bukan ruang
yang bebas nilai. Menyebarkan informasi yang
menyesatkan dan memecah persatuan bukan saja
perbuatan jahat yang melanggar hukum negara,
tetapi juga melanggar hukum agama.
Menurut Enda, bila kemampuan dan pengalaman
para buzzer itu dalam mengelola informasi
digunakan untuk hal-hal positif tentu sangat
bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa ini.
Di sisi lain, lanjut Enda, literasi digital masyarakat
mesti terus ditingkatkan.
Masyarakat harus lebih rajin mencari sumber
informasi yang benar, tidak gampang percaya
dengan informasi yang beredar di media sosial.
"Dengan kecerdasan yang dimiliki masyarakat
maka tidak ada lagi ruang bagi pihak-pihak yang
ingin memanipulasi informasi atau
memprovokasi," kata Enda yang juga koordinator
Gerakan #BijakBersosmed itu.
Yang tidak kalah penting, kata Enda, aparat
penegak hukum harus mengambil tindakan tegas
terhadap para penyebar fitnah atau hoax.
"Penegakan hukum menjadi salah satu faktor yang
penting agar ada efek jera sehingga masyarakat
tidak terus dibombardir dengan hoax dan
disinformasi," kata Enda.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/579635/pegiat-meds
os-ajak-buzzer-sebarkan-konten-positif
Akses : 17 April 2020 Pukul 12.15 WIB
Pelajar Papua Belajar Literasi Keuangan
Gunakan Komputer Genggam
Robert Isidorus / JEM Kamis, 1 Agustus 2019 |
15:39 WIB
Jayapura, Beritasatu.com - Ratusan pelajar
Sekolah Dasar (SD) Yayasan Pendidikan Kristen
(YPK) Ebenhaezer, Kota Jayapura, Papua,
diajarkan tentang literasi keuangan dengan
menggunakan teknologi komputer genggam
(tablet). Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan
peringatan Hari Anak Nasional, Rabu
(31/7/2019).
Digital Financial Literacy for Children di bawah
payung Cita Peka (Peduli dan Berkarya) ini,
merupakan program edukasi dan literasi finansial
yang diinisiasi oleh Citibank dan Prestasi Junior
Indonesia dengan membidik siswa SD Kelas 3,4,
dan 5 menggunakan metode digital.
Director Country Head of Corporate Affairs Citi
Indonesia, Elvera N Makki mengatakan, program
ini telah dilaksanakan di berbagai kota di
Indonesia sejak 2016 .
Program Digital Financial Literacy for Children
telah menjangkau lebih dari 8.000 murid dari 31
sekolah dasar di Jakarta, Bandung, Surabaya,
82
Semarang, dan Denpasar. Sementara di Papua
sendiri, kata Elvera, baru merupakan kali pertama.
Menurut Elvera, pelajar SD YPK Ebenhaezer,
Jayapura, mampu menyerap berbagai modul
literasi keuangan yang diajarkan dalam Program
Digital Financial Literacy for Children.
“Sekolah ini salah satu sekolah yang cukup positif
dan memberikan respon yang cepat ajakan
kerjasama kita dalam memberikan nilai tambah
bagi anak-anak dalam kegiatan belajar mengajar
di dalam kelas,” kata Elvera di Jayapura, Rabu
(31/7/2019).
Edukasi dan literasi keuangan ini, kata Elvera,
dilaksanakan selama tiga hari, sejak Selasa
30/7/2019 . “Ada sekitar 200 anak dari SD ini
yang menerima manfaat program yang kita
lakukan,” ujarnya.
Kepala Sekolah YPK Ebenhaezer Nela Johana W
mengatakan, sekolah ini merupakan salah satus
sekolah yang terpinggirkan di Kota Jayapura.
Sekolah ini berdiri sejak tahun 1962 dan telah tiga
kali berpindah lokasi.
Nela pun mengapresiasi program edukasi dan
literasi finansial yang diinisasi oleh Citibank dan
Prestasi Junior Indonesia di SD YPK Ebenhaezer
ini. Ia menambahkan SD YPK Ebenhaezer
memiliki 402 siswa.
“Kegiatan ini menolong anak-anak kita dalam
literasi dan kolaborasi anak-anak di lingkungan
sekolah, bahkan rumah mereka. Karena
menanamkan karakter hemat bagi
anak-anak,”kata Nela.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/567422/pelajar-pap
ua-belajar-literasi-keuangan-gunakan-komputer-genggam
Akses : 21 April 2020 Pukul 21.47 WIB
Pembelajaran Jarak Jauh, Mendikbud Rilis
Program "Belajar dari Rumah"
YUD Kamis, 9 April 2020 | 18:47 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Guna mendukung
proses belajar jarak jauh, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim
merilis program "Belajar dari Rumah" yang akan
disiarkan oleh Televisi Republik Indonesia
(TVRI) selama pandemi virus corona (Covid-19)
di Tanah Air.
"Program ini bertujuan untuk membantu peserta
didik agar bisa belajar di rumah selama pandemi
Covid-19. Tidak semua peserta didik maupun
pendidik memiliki kemampuan untuk mengakses
platform pembelajaran daring secara optimal,"
ujar Nadiem dalam konferensi pers daring di
Jakarta, Kamis (9/4/2020).
Program "Belajar dari Rumah" merupakan upaya
kementerian dalam membantu pembelajaran bagi
semua kalangan masyarakat, terutama yang
memiliki keterbatasan pada akses internet baik
karena tantangan ekonomi maupun letak
geografis.
Nadiem menambahkan program tersebut
merupakan respons cepat Kemendikbud terhadap
masukan Komisi X DPR dalam rapat kerja.
"Program Belajar dari Rumah mulai tayang di
TVRI pada Senin tanggal 13 April 2020 dimulai
pada pukul 08:00 WIB," terang Nadiem.
Untuk tahap awal, pelaksanaan program itu
selama tiga bulan ke depan. Selain diisi dengan
program pembelajaran untuk semua jenjang,
nantinya "Belajar dari Rumah" juga akan
menyajikan program bimbingan orang tua dan
guru serta tayangan kebudayaan pada akhir
pekan.
Adapun konten atau materi pembelajaran yang
disajikan akan fokus pada peningkatan literasi,
numerasi, serta penumbuhan karakter peserta
didik. Kemdikbud juga akan melakukan
monitoring dan evaluasi mengenai program itu
bersama dengan lembaga nonpemerintah.
"Yang perlu dicatat bahwa sesungguhnya dalam
keadaan seperti ini, adalah pemberian pendidikan
yang bermakna,” terang Mendikbud.
Selanjutnya, dalam situasi di mana kegiatan
belajar mengajar (KBM) di sekolah terhenti,
solidaritas dan gotong royong menjadi kunci
penanganan Covid-19 di Indonesia. Oleh karena
itu, Kemdikbud terbuka untuk bekerjasama dan
kolaborasi pendukungan penyelenggaraan
pendidikan pada masa pandemi Covid-19.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/618811-pembelajara
n-jarak-jauh-mendikbud-rilis-program-belajar-dari-rumah Akses : 16 April 2020 Pukul 07.59 WIB
Pemerintah Akan Tingkatkan Standar
Penguasaan Literasi
83
Maria Fatima Bona / IDS Senin, 9 September 2019
| 11:15 WIB
Makassar, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy
mengatakan, selain menuntaskan masalah buta
aksara, dalam menyiapkan sumber daya manusia
(SDM) berdaya saing, pemerintah juga akan
meningkatkan standar literasi.
Literasi yang dimaksud tidak hanya fokus pada
aktivitas membaca, menulis, dan berhitung
(calistung) saja. Pengembangan literasi harus
meningkat sesuai dengan kebutuhan abad 21,
yaitu literasi baca tulis, numerasi, sains, digital,
finansial, dan budaya kewargaan.
“Pada era ini tidak cukup membina masyarakat
dengan sekadar membaca, menulis, dan berhitung,
melainkan harus betul-betul bisa memanfaatkan
kemampuan literasinya untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari,
maupun berbangsa dan bernegara,” kata Muhadjir
pada peringatan Hari Aksara Internasional Ke-54
yang bertemakan “Ragam Budaya Lokal dan
Literasi Masyarakat” di Lapangan Karebosi,
Makassar, Sabtu (7/9).
Muhadjir juga menyebutkan, semangat
memberantas buta aksara ini telah dinyalakan oleh
Bung Karno sejak awal kemerdekaan. Dia
menambahkan, sejak Indonesia merdeka,
pemerintah fokus pada pemberantasan buta huruf,
termasuk pembangunan pembangunan sekolah
dasar inpres (SDI) secara besar-besaran supaya
masyarakat melek huruf dengan target sangat
signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) survei sosial market ekonomi nasional
2018, total buta aksara Indonesia hanya 1,93%
atau 3.290.490 orang berusia 15-59 tahun.
Akan tetapi pada era revolusi industri 4.0 ini,
harus ada peningkatan literasi karena standar
pendidikan yang diterapkan pada SD Inpres tidak
relevan lagi dan harus ditingkatkan. “Makanya
saya sampaikan literasi saat ini tidak cukup hanya
calistung. Tapi harus literasi yang lebih
fungsional lagi termasuk digital, keuangan, dan
budaya,” terang Muhadjir.
Nonformal
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas)
Kemdikbud, Harris Iskandar mengatakan,
terdapat enam literasi dasar yang harus dikuasai
oleh semua orang dewasa di dunia untuk
menyiapkan SDM unggul dan terampil.
Oleh karena itu, pendidikan nonformal juga
memiliki peran untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk memperoleh
pengalaman kerja praktik, seperti pada program
Pendidikan Kesetaraan Paket C.
“Jadi semua yang ikut paket C sekarang ini akan
mendapatkan layanan keterampilan khusus
sehingga lulusnya akan mendapatkan ijazah
negeri paket C yang setara SMA, dilindungi oleh
negara, serta berlaku di perguruan tinggi, di dunia
usaha, dan laku juga secara kompetensi,” jelas
Harris
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI,
Hetifah Sjaifudian, mengemukakan bahwa
Komisi X DPR RI siap memberikan dukungan
kepada dunia pendidikan nonformal dan informal
dalam bentuk anggaran atau kebijakan khusus
yang nantinya akan berdampak kepada para
alumni kursus.
“Anggaran sudah jauh meningkat. Namun kalau
dibandingkan pendidikan formal tentu saja jauh.
Tetapi jika kita bandingkan dengan 5 tahun
terakhir itu sudah sangat meningkat. Tahun ini ada
Rp 8,3 triliun untuk pusat dan daerah. Apalagi kita
yang perempuan ya sebab bagi perempuan,
kesempatan untuk pemerataan akses pendidikan
dan pengetahuan itu bisa terjadi. Apalagi tadi
yang ibu-ibu yang mungkin tadinya buta aksara
sekarang jadi bisa baca tulis. Itu luar biasa dan
sudah ikuti tren dan pasar yang berkembang” jelas
Hetifah.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sulawesi
Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah, mengatakan,
persoalan buta aksara merupakan masalah besar
yang mempengaruhi Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), khususnya di provinsi Sulsel.
Berdasarkan data dari BPS, IPM Sulsel pada 2018
mencapai 70,90.
Berdasarkan peta per daerah, IPM di provinsi
tersebut termasuk positif karena sebagian sudah
berstatus tinggi. Dari 24 kabupaten/kota, tinggal
11 kabupaten dengan status sedang, 7 daerah
berstatus tinggi yaitu Parepare, Palopo, Luwu
Timur, Enrekang, Pinrang, Sidrap, Barru, dan
Kota Makassar yang merupakan satu-satunya
yang berada di level sangat tinggi.
“Gerakan literasi sekarang ini menjadi gerakan
yang terus disosialisasikan pada setiap lapisan
masyarakat. Kegiatan literasi merupakan suatu
bentuk hak dari setiap orang untuk belajar di
sepanjang hidupnya, di mana harapannya adalah
dengan kemampuan literasi yang meningkat maka
kualitas hidup masyarakat juga bisa ikut
meningkat. Efek ganda yang dimilikinya juga bisa
84
membantu pembangunan berkelanjutan seperti
pemberantasan kemiskinan, pertumbuhan
penduduk, dan peningkatan angka harapan hidup.
Akhirnya, dengan semangat peringatan Hari
Aksara Internasional tahun 2019 ini, marilah kita
berupaya bersama-sama untuk membebaskan
bangsa kita dari buta aksara,” tutur Nurdin.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/574077/pemerintah-
akan-tingkatkan-standar-penguasaan-literasi
Akses : 20 April 2020 Pukul 22.08 WIB
Pemerintah Siap Melindungi Hak Cipta
Musisi
Dina Fitri Anisa / EAS Senin, 9 Maret 2020 | 20:44
WIB
Jakarta, Beritasatu.com -Saat ini pemerintah
tengah menyiapkan program untuk memajukan
industri musik Indonesia. Hal ini diungkap oleh
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
Hilmar Farid.
"Pemerintah berkomitmen untuk memajukan musik
Indonesia melalui perlindungan hak cipta, sistem
pendataan terpadu, peningkatan apresiasi dan literasi
musik dalam pendidikan, meningkatkan
kesejahteraan musisi, maupun penyiapan
infrastruktur pendukung sesuai dengan janji
Presiden Jokowi,” ujar Hilmar dilansir dari
Antaranews, Senin (9/3/2020).
Hilmar menambahkan dengan terbentuknya unit
baru di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan
yakni Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru
(PMMB) maka pihaknya akan berusaha mencari
jalan keluar bagi permasalahan yang terjadi di dunia
musik.
Khusus untuk direktorat baru fokusnya di bidang
musik antara lain penguatan perlindungan hak
kekayaan intelektual bidang musik berupa
penguatan dan kajian terhadap hak kekayaan
intelektual, advokasi yang mencakup pelayanan dan
pendampingan untuk perlindungan hak kekayaan
intelektual, peningkatan SDM mencakup
pemberdayaan dan peningkatan kompetensi musisi,
penyelenggaraan World Music Expo sebagai bentuk
diplomasi budaya, dan memperbanyak lagu
anak-anak.
Selain itu, ditempat terpisah, menurut akademisi
sekaligus musisi Dina Dellyana, pergeseran pola
konsumsi musik yang terjadi saat ini dinilai sebagai
potensi yang akan terus berkembang dalam dunia
digital. Dia mengatakan untuk menjadi dominan
dalam industri digital tersebut, para musisi harus
memiliki konten yang menarik untuk konsumen.
"Bagus saja tidak cukup, saat ini para musisi harus
kreatif membuat karya yang disukai pasar. Selain
itu, mereka juga harus terlebih dulu membangun
eksistensi di sosial medianya. Semisal, Rich Chigga
yang kini dikenal Rich Brian yang sudah memiliki
ribuan pengikut sebelum masuk dalam label
rekaman asal Amerika,” tutur Dina Dellyana.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/hiburan/607045/pemerintah-s
iap-melindungi-hak-cipta-musisi
Akses : 08 April 2020 Pukul 11.59 WIB
Penerbit Diminta Perhatikan Konten dan
Kualitas Buku Bacaan
Maria Fatima Bona / EAS Selasa, 30 April 2019 |
15:23 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Dirjen Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan
Masyarakat Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) Harris Iskandar,
mengatakan literasi tidak hanya sekadar bebas
buta aksara saja. Hal yang lebih penting dari itu
adalah upaya bangsa memiliki kemampuan hidup
melampaui bangsa lain.
Oleh karena itu, Harris menyebutkan, peran
penerbit buku sangat penting dalam
menumbuhkan minat baca anak. Dijelaskan dia,
rendahnya minat baca anak yang dialami bangsa
Indonesia, salah satu permasalahannya karena
jumlah buku bermutu masih terbatas.
Pasalnya, baca buku sama halnya menonton film
jika bagus maka banyak yang tertarik.
"Minat baca rendah itu karena buku tidak ada.
Sastra atau novel tidak ada. Padahal kalau
bukunya bagus seperti Harry Potter tentu anak
akan membaca 500 lembar dalam dua atau tiga
hari,” kata Harris pada diskusi Gerakan Literasi
Masyarakat dan Keluarga di Gedung Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),
Jakarta, Senin (29/4/2019) petang.
Harris menambahkan, selain memperhatikan
konten buku, Kemdikbud juga mengkampanyekan
85
gerakan literasi nasional (GLN) mendorong peran
serta orangtua dan sekolah.
Khusus untuk orangtua, harus menjadi teladan
bagi anak. Orangtua harus membiasakan anak
membaca atau memperkenalkan anak pada bacaan
sejak anak usia 0-5 tahun.
Untuk itu, Kemdikbud melalui Direktorat
Pembinaan Keluarga juga memberi pembinaan
kepada orangtua, agar sejak dini anak dibiasakan
dan diperkenalkan dengan buku. Dalam hal ini,
orangtua membacakan anak cerita sebelum tidur
dan mencontohkan kepada anak untuk selalu
membaca buku di waktu senggang.
Khusus untuk anak PAUD maupun SD, Harris
menuturkan, telah ada peraturan yang mengatur
jenis buku bacaan yang diberikan kepada anak.
"Untuk anak PAUD, tentu peran orangtua sangat
penting. Harus menjadi contoh pra- literasi.
Orangtua wajib membacakan anak buku sebelum
tidur sehingga anak lebih siap dan terbiasa untuk
membaca buku,” ujarnya.
Regulasi
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI) bidang Pameran dan
Minat Baca, Amalia Bakti Safitri mengatakan,
setelah adanya perubahan regulasi, buku anak saat
ini memiliki konten yang baik.
Hal ini terbukti dari hasil
penjual copywriter beberapa tahun ini yang masih
didominasi oleh buku anak, novel, dan buku
agama Islam. Ini menunjukkan buku anak
Indonesia diakui dunia,” ujar Chairperson of
Indonesia International BookFair (IIBF) ini.
Meski begitu, Amalia menuturkan, IKAPI terus
mendorong penerbit untuk meningkatkan kualitas
dan konten buku anak, agar buku yang dihasilkan
sesuai dengan kebutuhan dan memiliki dampak
pada perkembangan anak.
“IKAPI juga mengadakan pelatihan pembuatan
buku anak dan kerja sama dengan beberapa
pelatihan semacam memberikan edukasi kepada
penerbit agar membuat buku anak dengan baik
dan benar sehingga semua informasi yang akan
disampaikan kepada anak sesuai dengan
kemampuan anak. Jadi pemilihan bahasa yang
mudah dipahami anak sangat penting,” terangnya.
Amalia juga menjelaskan, respons penerbit untuk
buku anak tidak sebanyak jenis bacaan lain karena
terkendala regulasi.
Pasalnya, sebelumnya, pemerintah hanya
mengalokasikan dana pembelian buku mata
pelajaran. Dengan begitu, sekolah hanya
menganggarkan dana untuk pembelian buku paket
penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) di
kelas. Sedangkan buku bacaan lainnya tidak
dianggarkan.
Namun, adanya regulasi baru dan hadirnya
gerakan literasi nasional melalui kebijakan siswa
wajib membaca 15 menit sebelum pelajaran
mengembalikan semangat penerbit menerbitkan
buku anak.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/551593/penerbit-di
minta-perhatikan-konten-dan-kualitas-buku-bacaan
Akses : 21 April 2020 Pukul 22.21 WIB
Penerbit Erlangga Gelar Berbagi Kasih di
Jakarta
Indah Handayani / WM Sabtu, 25 April 2020 |
12:26 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Sebagai rangkaian
hari jadinya yang ke 68 pada 30 April 2020,
Penerbit Erlangga menggelar kegiatan sosial
Berbagi Kasih bersama Panti Asuhan Anak
Chairunnisa, Jakarta. Adapun bentuk santunan
yang diberikan kepada panti dengan 62 anak
binaan berupa uang beasiswa prestasi, sembako,
vitamin, masker, hand sanitizer, susu, produk
kebersihan, buku bacaan, dan puluhan sepatu
sekolah.
Manajer Marketing Nasional Penerbit Erlangga
David G Sihotang mengatakan, perayaan hari jadi
Erlangga tahun ini berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya. Sebab, jika tahun lalu merayakan
dengan mengadakan acara bersama di panti,
namun tahun ini karena pandemi Covid-19,
penyerahan santunan dilakukan dengan konsep
sederhana. Tujuan dari kegiatan santunan adalah
sebagai bentuk kepedulian Erlangga terhadap
sesama.
“Kami tahu kondisi Covid-19 saat ini pasti sulit
untuk kita semua hadapi, semoga dengan berbagi
kebahagiaan bersama anak-anak yang
membutuhkan, anak-anak menjadi senang dan
mendoakan kita semua agar sehat dan sukses,”
ujar David dalam keterangan pers diterima, Sabtu
(25/4).
Lebih lanjut David menjelaskan, perayaan hari
jadi Penerbit Erlangga kali ini mengusung tema
86
Indonesia Sehat, Indonesa Maju. Tema ini
diusung mengingat saat ini Indonesia dan dunia
yang sedang dihadapkan pada problema kesehatan
bersama yakni pandemi Covid-19. Oleh karena
Penerbit Erlangga ingin mengajak masyarakat
untuk saling menjaga, kesehatan, membantu
sesama, dan tetap semangat.
Selain kegiatan sosial, tambahnya, perayaan hari
jadi Penerbit Erlangga ke 68 juga dimeriahkan
dengan berbagai lomba di antaranya lomba
mewarnai, lomba foto literasi keluarga,
dan giveaway ucapan hari jadi Erlangga melalui
sosial media.
Terakhir, David menyampaikan harapan Erlangga
ke depan bahwa Penerbit Erlangga akan terus
berkarya, berkontribusi terhadap kemajuan
pendidikan Indonesia dengan senantiasa
melakukan revisi, pembaruan, dan penerbitan
produk-produk edukatif.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/625567/penerbit-erl
angga-gelar-berbagi-kasih-di-jakarta
Akses : 27 April 2020 Pukul 21.29 WIB
Pengguna Facebook di Indonesia 115 Juta
YUD Senin, 2 April 2018 | 21:49 WIB
Jakarta - Pengguna Facebook di Indonesia yang
mengakses media sosial terbesar dunia itu setiap
bulan lebih dari 115 juta orang, dari 2,07 miliar
orang yang mengakses Facebook setiap bulan
seluruh dunia.
"Selama 14 tahun, perusahaan teknologi ini
memiliki visi misi menghubungkan orang,
sekarang yang sudah terkoneksi 1,36 miliar orang
yang mengakses Facebook setiap hari," ucap
Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia
Ruben Hattari di Jakarta, Senin (2/4).
Dari total 1,36 miliar pengguna yang mengakses
setiap hari seluruh dunia, tutur Ruben, sebanyak
86 persen berasal dari luar AS.
Dengan menggemuknya pengguna Facebook kini,
misinya pun berganti menjadi memberikan
masyarakat Indonesia kemampuan untuk
membangun komunitas dan membuat dunia
menjadi lebih dekat.
"Facebook adalah platform agar bisa berinteraksi
dan bertukar ide, fondasi memastikan berinteraksi
berjalan sempurna, perlu menjaga keamanan
komunitas kami," tutur Ruben.
Platform berlogo warna biru itu berupaya
memastikan penggunanya merasa aman dengan
mendorong sikap yang sopan dan bertanggung
jawab sembari meningkatkan ekspresi diri dan
saling berbagi.
Menyadari besarnya pengguna, Facebook juga
mendorong peningkatan literasi digital dan literasi
berita agar masyarakat memiliki bekal
pengetahuan serta dapat membedakan antara fakta
dan informasi palsu yang beredar di platform
daring.
Ruben menuturkan pihaknya berkomitmen penuh
dalam kemitraan dengan komunitas, organisasi
nirlaba dan mitra media untuk meningkatkan
literasi digital dan literasi berita bagi pengguna
internet di Indonesia.
"Tujuan kami dalam kemitraan ini adalah
menciptakan pengalaman yang lebih positif,
autentik dan aman bagi 115 juta lebih pengguna
Facebook di Indonesia setiap bulannya," tutur
Ruben.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/sains/486250/pengguna-face
book-di-indonesia-115-jutaAkses : 30 April 2020 Pukul
04.38 WIB
Peningkatan Literasi untuk Milenial Jadi
Isu Global
Ahmad Salman / AIS Senin, 16 September 2019 |
22:43 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Bonus demografi
Indonesia mendorong Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) meningkatkan literasi dan inklusi
keuangan, khususnya di kalangan milenial. Hal ini
diharapkan bisa menjadi penggerak ekonomi ke
depan.
"Peningkatan literasi untuk pemuda ini juga sudah
menjadi isu global. Policy makers di banyak
negara menempatkan generasi milenial sebagai
salah satu target,” ucap anggota DK OJK Bidang
Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara
di Jakarta, Senin (16/9/2019).
Pernyataan disampaikan Tirta di dalam acara
Majalah Investor Goes To Campus di Jakarta
bertema “Pentingnya Perencana Keuangan dan
Investasi untuk Generasi Milenial “.
87
Acara ini digelar Majalah Investor bersama
Universitas Katolik Atma Jaya dan OJK. Dalam
kesempatan itu Tirta menyebut ada tiga hal utama
perlu diperhatikan dalam mengelola keuangan.
Hal ini diharapkan dapat dilakukan generasi
milenial supaya dapat memiliki passive income di
masa tua.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/575437/peningkatan
-literasi-untuk-milenial-jadi-isu-global
Akses : 20 April 2020 Pukul 11.38 WIB
Pentingnya Edukasi Internet Ramah Anak
Feriawan Hidayat / FER Minggu, 5 Agustus 2018 |
18:23 WI
Jakarta - London School of Public Relations
Jakarta (LSPR Jakarta) melalui Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
(LPPM) menyelenggarakan edukasi literasi
internet ramah anak di delapan Ruang Publik
Terbuka Ramah Anak (RPTRA) di wilayah DKI
Jakarta.
Ketua LPPM LSPR Jakarta, Yuliana Riana MM
mengatakan, sebanyak delapan dosen dan puluhan
mahasiswa bekerja sama dengan Kementerian
Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo), ICT
Watch, Yayasan Sejiwa, Forum Anak DKI Jakarta
dan Traditional Games Return Community,
mewujudkan kegiatan yang ditujukan bagi orang
tua dengan anak-anak berusia 7 tahun hingga 14
tahun ini.
"Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta
dapat memaksimalkan fungsi internet dengan
cerdas, memiliki kesadaran akan pentingnya
penggunaan internet sehat, dan juga paham
dengan penggunaan internet ramah anak," kata
Yuliana di Jakarta, Minggu (5/8).
Menurut Yuliana, RPTRA yang menerima
penyuluhan adalah RPTRA Meruya Utara,
RPTRA Borobudur, RPTRA Cililitan, RPTRA
Kebon Sirih, RPTRA Rasamala, RPTRA Semper
Barat, RPTRA DKI Berseri, RPTRA Tiga Durian.
"Di setiap RPTRA, kegiatan ini diikuti sekitar 30
orang tua dan 50 anak-anak. Sehingga, ada sekitar
800 orang yang akan merasakan dampak dan
manfaat dari kegiatan ini," kata dia.
Yuliana menambahkan, pihaknya berharap
melalui kegiatan ini dapat memberikan kontribusi
nyata mengenai pentingnya pemahaman
penggunaan internet secara benar. "Kami berpikir,
peran orang tua sangat penting untuk memastikan
internet dan gawai dapat memberikan manfaat
optimal bagi tumbuh kembang anak baik
pengetahuan maupun kepribadiannya,"
tambahnya.
Executive Dean Campus C LSPR Jakarta, Dr
Janette Maria Pinariya mengatakan, pihaknya
merasa kegiatan ini sangat penting untuk
dilakukan. Dari data yang dimiliki oleh Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII),
ada sekitar 24,4 juta anak muda yang berusia 10
tahun hingga 24 tahun, merupakan pengguna
Internet. Angka tersebut, sekitar 75,5 persen
penduduk Indonesia.
"Oleh karena itu, kami berharap edukasi ini juga
dapat meminimalisasi bahaya internet seperti
cyberbully, terpapar konten negatif, menjadi
korban dari pelanggaran privasi, dan juga dampak
negatif lainnya," tambahnya.
Mahasiswa LSPR sebagai PIC kegiatan LSPR
Community Service, Aghnina Wahdini
menambahkan, sosialisasi literasi internet untuk
anak-anak dilakukan dengan roleplaying, di mana
mahasiswa membawakan topik internet sehat, anti
bullying, dan anti hate speech dan berperan
sebagai LIRA dan EDU. LIRA merupakan
akronim dari Literasi Internet Ramah Anak dan
EDU merupakan singkatan dari Edukasi.
"Roleplay ini dilakukan agar anak-anak dapat
lebih mudah memahami materi dengan visualisasi
yang menarik. Kemudian, mahasiswa akan
mengulas kembali materi yang terkandung dalam
roleplay tersebut sambil melakukan tanya jawab
interaktif dengan anak-anak," kata Aghnina.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/megalopolis/504266/penting
nya-edukasi-internet-ramah-anak
Akses : 28 April 2020 Pukul 21.52 WIB
Penyandang Disabilitas Diharapkan Melek
Internet
Ignatius Herjanjam / BW Jumat, 23 Maret 2018 |
14:43 WIB
Jakarta- Penyandang disabilitas diharap terbuka
pada kemajuan zaman, khususnya era digital ini.
Oleh karena itu, penyandang disabilitas diharap
melek internet dan memahami teknologi
informatika dan komunikasi (TIK).
“Mereka bisa berjualan secara online atau
88
berkarya di media sosial. Internet bersifat egaliter,
orang melihat karya atau kualitas produk yang
ditawarkan, bukan melihat cacat atau tidak cacat,”
ujar CEO karya tunanetra (Kartunet) yang juga
fasilitator internet dari Kementerian Komunikasi
dan Informasi (Kemkominfo) Dimas Prasetyo
Muharam kepada SP, Jumat (23/3).
Dimas yang seorang tunanetra ini melanjutkan,
dengan memahami TIK, penyandang disabilitas
tidak perlu banyak keluar rumah, selain juga
mampu memberdayakan ekonomi.
“Masalah yang dihadapi disabilitas umumnya
adalah mobilitas dan diskriminasi di masyarakat.
Karena mobilitasnya terhambat maka mereka
tidak mampu produktif, belum lagi kalau di luar
mereka kerap mengalami diskriminasi. Maka itu
melek internet dan memahami TIK merupakan
solusi memberdayakan ekonomi disabilitas,”
tandasnya.
Dia mengungkapkan, saat ini Kemkominfo
memiliki program bimbingan teknis literasi
internet marketing untuk disabilitas. “Pada Selasa
(20/3) dan Rabu (21/3) Kemkominfo memberikan
pelatihan bagi 52 penyandang disabilitas yang
terdiri dari 13 tunadaksa, 15 tunanetra dan 22
tunarungu. Masih ada 150 disabilitas lainnya yang
secara bertahap akan diberi pelatihan internet,”
pungkasnya.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/megalopolis/484672/penyand
ang-disabilitas-diharapkan-melek-internet
Akses : 30 April 2020 Pukul 04.39 WIB
Peran Lesikograf Penting untuk Pelestarian
Bahasa Daerah
Maria Fatima Bona / JAS Jumat, 13 September
2019 | 13:22 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy
mengatakan, Indonesia memiliki banyak sekali
bahasa yang bisa diratifikasi. Sayangnya, selama
ini baru 668 bahasa, padahal jumlah tersebut
belum sampai separuh.
Oleh karena itu masih perlu kerja keras dari para
leksikograf untuk bisa mengumpulkan khasanah
kekayaan tak benda, terutama yang berkaitan
dengan kebahasaan.
Muhadjir menyebutkan, dalam mendukung
pelestarian bahasa dan peningkatan literasi,
kamus memiliki peranan penting sebagai penyedia
informasi dan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini,
peningkatan kualitas dan kuantitas kamus
merupakan langkah strategis dalam mendukung
gerakan literasi yang akan berujung pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM).
“Peranan para leksikograf menjadi sangat penting
untuk Indonesia. Saya berharap ada perencanaan
yang sungguh-sungguh untuk menyiapkan
tenaga-tenaga ahli di bidang leksikografi ini
terutama untuk mengimbangi atau mempercepat
kompilasi dan kodifikasi terhadap bahasa-bahasa
yang sekarang masih menjadi bahasa lisan di
kalangan masyarakat kita,” kata mantan rektor
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini
pada Seminar Leksikografi Indonesia 2019, di
Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Muhadjir menambahkan, kemajuan teknologi
informasi saat ini harus disikapi para leksikograf
dengan bijaksana. Pasalnya, tantangan yang lebih
serius sebetulnya adalah mulai bergesernya dunia
lisan menjadi dunia tulisan.
Dalam dunia tulisan ditemukan teknologi yang
sangat modern berupa kertas, akan tetapi sekarang
kertas sudah tidak modern lagi dan mulai
ditinggalkan menjadi dunia elektronik, dunia
siber, dunia virtual.
“Hal ini tentu saja harus menjadi bahan diskusi
para leksikograf, bagaimana menghadapi
tantangan terbaru saat ini. Sekarang ini untuk
mengakses kosakata tidak sesulit dahulu yang
memerlukan kamus tebal tapi cukup membawa
satu ponsel bisa menjelajah dalam waktu yang
singkat dan bisa memeriksa kembali dari berbagai
sumber,” ucap Muhadjir.
Dia juga menyebutkan, kemajuan teknologi
informasi di satu sisi memang bagus. Namun di
sisi lain, secara mental membuat manusia menjadi
ketergantungan.
“Jadi sebetulnya kemudahan itu tidak selalu baik
untuk perkembangan bangsa. Sesuatu kalau tidak
fungsional akan hilang tapi kalau fungsional maka
akan terus bertahan," papar Mendikbud.
Tak Terlalu Berfungsi
"Sekarang ini otak atau ingatan kita sudah tidak
terlalu berfungsi karena ingatan kita sudah
diambil alih oleh komputer. Kecerdasan kita juga
tidak terlalu berfungsi karena sudah diambil oleh
kecerdasan buatan yang disebut artificial
intelligence," imbuhnya.
89
"Sekarang fungsi otak kita hanya untuk
meng-coding dan mencari kata kunci karena
untuk kata lengkapnya sudah disediakan di dunia
maya dalam bentuk komputasi awan atau cloud
computing yang daya tampungnya tak terbatas.
Kita punya Kamus Bahasa Indonesia yang tebal
dan kemudian masuk ke elektronik dalam bentuk
kamus daring. Hal ini luar biasa dan
perkembangan ini merupakan tantangan bagi para
leksikograf,” terang Muhadjir
Kendati demikian, Muhadjir menuturkan, saat ini
dunia industri kreatif sangat didorong untuk maju.
Di satu sisi ada industri massal yang berbasis pada
industri 4.0 tetapi tetap ada kebutuhan akan karya
kreatif. Pasalnya, setiap orang ingin memiliki
keunikan dan eksklusivitas masing-masing dan ini
merupakan pasar.
“Menurut saya, leksikograf adalah termasuk
pekerjaan kreatif yang tidak mungkin diganti oleh
kecerdasan buatan dan berbagai macam teknologi
pendukungnya. Namun mau tidak mau harus
bersinggungan dengan teknologi yang baru,"
papar Muhadjir.
"Mudah-mudahan ini bisa memberi sedikit
wawasan untuk dijadikan bahan renungan para
leksikograf, terutama yang muda-muda karena
masa depan leksikografi ada di tangan yang
muda-muda ini. Tentu saja yang senior harus
menularkan pengalaman yang telah didapat
selama ini dan yang muda harus dapat
meneruskan,” ucapnya.
Muhadjir juga mengatakan, perlu adanya upaya
untuk menarik bahasa lokal atau minor untuk
menjadi bahasa daerah. “Kemarin ada seminar di
Papua karena bahasa yang paling banyak ada di
wilayah timur yang belum terindentifikasi dan
terkompilasi. Untuk menghindari kepunahan
harus ada upaya kita untuk menarik ke tingkat
yang lebih tinggi, dari bahasa-bahasa minor kalau
bisa menjadi bahasa daerah sehingga memperkaya
bahasa daerah," papar Muhadjir.
Lebih lanjut, dia menyebutkan, bahasa lokal itu
sangat terbatas kosakatanya dan itu harus
diselamatkan dengan cara menarik menjadi
bahasa daerah karena sebenarnya pertumbuhan
semua bahasa daerah awalnya demikian. "Dulu
bahasa Jawa sebelum menjadi bahasa Jawa
sebetulnya juga ada bahasa lokal yang kemudian
kita kenal sebagai dialek,” terangnya.
Butuh Leksikograf Andal
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan
Bahasa dan Perbukuan Kemendikbud, Dadang
Sunendar, mengatakan bahwa Indonesia memiliki
bahasa negara yang hebat dan banyak sekali
bahasa daerah. Oleh karena itu, memerlukan
banyak sekali leksikograf andal di Tanah Air,
karena jumlah leksikograf di Indonesia ini belum
cukup banyak dibandingkan dengan jumlah
bahasa yang harus dikembangkan.
“Saya pikir Seminar Leksikografi Indonesia ini
merupakan salah satu upaya kita untuk berdiskusi
dan meningkatkan kemampuan para leksikograf di
Tanah Air. Jadi, kita juga mengundang
masyarakat luas ikut serta dalam kegiatan ini,"
papar Dadang.
"Tujuannya yaitu ingin memperkenalkan kepada
masyarakat bahwa ada dunia leksikografi yang
sangat menarik. Sebuah profesi yang biasanya
hanya dilakukan oleh leksikograf namun sekarang
juga dilakukan oleh masyarakat. Melalui KBBI
daring misalnya, setiap orang juga bisa langsung
menjadi pekamus karena dia bisa mengusulkan,
memberikan catatan, dan seterusnya,” tutur
Dadang.
Selanjutnya, kata Dadang, tidak lama lagi Badan
Pengembangan Bahasa dan Perbukuan akan
meluncurkan kamus Braille elektronik yang diberi
nama KBBI Disnet.
“KBBI Disnet merupakan program baru kami
yaitu KBBI Braille yang dikembangkan, karena
versi cetaknya sudah diluncurkan tahun lalu.
Kemudian tahun ini kita akan meluncurkan KBBI
Braille elektronik dan mudah-mudahan sesuai
jadwal. KBBI ini kami beri nama sementara KBBI
Disnet artinya untuk disabilitas netra, di mana
dasarnya menggunakan huruf-huruf Braille yang
rencananya diluncurkan bulan depan Oktober ,”
terang Dadang.
Seminar Leksikografi ini merupakan seminar
yang diadakan setiap tahun sejak 2016 yang
bertujuan untuk menghimpun para pekamus dan
pemerhati bidang leksikografi di Indonesia
khususnya, dan para pemerhati dan peneliti
bahasa pada umumnya, untuk saling bertukar
informasi terkini tentang perkembangan dunia
leksikografi.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/574922/peran-lesiko
graf-penting-untuk-pelestarian-bahasa-daerah
Akses : 20 April 2020 Pukul 11.46 WIB
Perempuan Bisa Jadi Agen Literasi Media
dalam Menangkal Hoax
Bernadus Wijayaka / BW Jumat, 27 April 2018 |
14:14 WIB
Jakarta - Media sosial dapat menjadi sarana
pemberi informasi yang baik, tetapi juga
berbahaya apabila tidak dibarengi dengan sikap
terbuka. Di sisi lain, informasi di media sosial bisa
diakses oleh siapa pun, bahkan oleh anak usia
90
dini. Di sini pentingnya peran perempuan dalam
menjaga keluarga dan lingkungan sekitarnya
dengan menjadi agen literasi media sosial dalam
menangkal hoax.
“Perempuan sangat bisa menjadi agen literasi
media sosial karena anak dekat dengan ibu dan ibu
bisa mengingatkan suami untuk selalu berpikir
positif. Perempuan memiliki cara yang lebih
lembut dalam pendekatan emosional,” ujar artis
dan presenter, Olga Lidya, saat ditemui di Jakarta,
Jumat (27/4).
Hoax dan konten negatif lainnya memang
seringkali dibungkus dalam informasi yang bisa
menyentuh emosi. Banyak berita bohong yang
dibuat dramatis yang bertujuan untuk memancing
emosi banyak orang demi kepentingan tertentu,
seperti penyebaran konten hasutan dan ajakan
kekerasan.
“Hoax sebenarnya juga bisa digunakan sebagai
ajang perekrutan untuk kaum remaja Indonesia
yang sudah banyak terekrut kelompok teroris di
Suriah khususnya. Hal ini seharusnya dapat
membuat kita menjadi lebih waspada dengan
mengajak mereka bicara tentang apa yang dia
pikirkan dengan berita hoax itu, bukan hanya
melarang mereka untuk membaca dan bicara
bahwa itu berita tidak benar (hoax) tanpa
memberikan pengertian atau arahan apa pun pada
mereka,” ujar Olga.
Di sinilah, perempuan yang memiliki kedekatan
lebih terhadap anak dan memiliki sensitivitas
emosi yang tinggi berperan penting sebagai agen
literasi di keluarga. Perempuan harus didorong
menjadi agen pendidik di keluarga dan lingkungan
sosial, tidak hanya bagi penyebaran konten hoax,
tetapi juga konten-konten bermuatan kekerasan
dan radikalisme.
Namun, secara psikologis, perempuan kadang
cenderung lebih kurang memiliki rasa percaya
diri, pemalu, dan merasa dirinya kurang pintar
dibanding orang lain. Jadi, ketika ada kiriman
berita atau foto dari orang yang dianggapnya lebih
pintar, lebih sukses dan dihormati dari dirinya hal
ini bisa membuat perempuan menjadi lebih
percaya dengan berita tersebut.
Olga mendorong generasi muda harus bijak dalam
menggunakan sosial media agar tidak mudah
terpengaruh yang mendorong mereka pada
perbuatan yang radikal, yang sebenarnya tanpa
disadari dia sedang diadudomba melalui
konten hoax tersebut. Konten hoax dan informasi
yang menyesatkan sudah sangat sulit dibedakan
tingkat kebenarannya.
“Poin penting dalam menangkal hoax adalah
harus bisa memilah berita yang logis atau tidak
logis dan menimbang penting tidak penting berita
ini untuk saya atau untuk orang lain. Kalau dirasa
tidak membawa kebaikan ya tidak perlu
disebarkan. Apabila berita gembira silakan
disebarkan, karena menebar kegembiraan itu bisa
merubah energi positif,” saran artis lulusan
Universitas Parahyangan ini.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/490213/perempuan-
bisa-jadi-agen-literasi-media-dalam-menangkal-hoax
Akses : 28 April 2020 Pukul 22.01 WIB
Peringati HUT Korpri, BPS Gelar Beragam
Acara
Bernadus Wijayaka / BW Sabtu, 24 November
2018 | 22:46 WIB
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar
beberapa acara untuk memeriahkan hari ulang
tahun (HUT) ke-47 Korps Pegawai Republik
Indonesia (Korpri) yang jatuh setiap 29
November.
Salah satu acara yang digelar, adalah pameran
perpustakaan bertema "Budayakan Literasi,
Ciptakan Inovasi" di Gedung 1 BPS, Sabtu
(24/11).
Acara dilanjutkan dengan talkshow bersama
Danial Rifki, sutradara Film Haji Backpacker.
Tema talkshow adalah "Peran Perfilman
Indonesia dalam Meningkatkan Literasi Statistik”.
Pada hari ini pula, di Hotel Santika Premiere
Harapan Indah, Bekasi, BPS menyelenggarakan
diskusi mengenai Perubahan/Penggantian UU
Statistik No 16/1997 yang telah berusia kurang
lebih 21 tahun sejak diundangkan 19 Mei 1997
lalu.
Beberapa pakar dan ahli hukum yang menjadi
peserta diskusi, antara lain Jimly Ashidiqqie,
Khairil A Notodipuro, Kresnayana Yahya, Anang
Kurnia, dan Heri Kuswanto. Hadir juga Deputi
Bidang Statistik Sosial Margo Yuwono, Deputi
Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Yunita
Rusanti serta mantan Kepala BPS Rusman
Heriawan. Bertindak sebagai moderator Sestama
BPS Adi Lumaksono.
Dalam pengantarnya, Adi menjelaskan,
perkembangan situasi global dalam dua dekade
91
terakhir menyebabkan kebutuhan akan data
statistik diberbagai sektor semakin meningkat.
“Hal ini membuat UU Statistik terlihat kurang
responsif mengantisipasi perkembangan zaman,
apalagi UU Statistik No16/1997 disusun jauh
sebelum era otonomi daerah serta keterbukaan
informasi publik,” katanya seperti dalam rilis
yang diterima redaksi.
Di samping itu, katanya, diberlakukannya
sejumlah peraturan perundang-undangan
membuat UU Statistik menjadi kurang sejalan
dengan peraturan perundang-undangan lainnya.
“Pemahaman kita tentang data ini harus berubah,
idealnya kita sebagai negara ini harus mempunyai
pusat database. Dulu namanya Biro Pusat Statistik
sekarang naik pangkat menjadi Badan Pusat
Statistik. Ke depan mestinya berubah lagi,
statistik bukan menjadi nama. Itu kan hanya
metode ilmiah, mestinya menjadi Badan Pusat
Database,” kata Jimly Asshidiqie yang didaulat
menjadi pembicara pertama pada acara FGD ini.
Selanjutnya, rangkaian acara HUT Korpri adalah
upacara bendera pada 29 November dan
dilanjutkan dengan acara donor darah.
Pada 5 Desember nanti, bekerja sama dengan
Dharma Wanita Persatuan (DWP) BPS akan
digelar talkshow tentang kesehatan dengan tema
“Perempuan dan Kesehatan: Tonggak Utama
Keluarga Bahagia”. Narasumber yang akan hadir
Arini Kusmintarti dan Agung Karmawati
Noersatryo.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/524180/peringati-hu
t-korpri-bps-gelar-beragam-acara
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.33 WIB
Perpaduan Literasi dan Musik di The
Readers Fest
Dina Fitri Anisa / WBP Sabtu, 6 Oktober 2018 |
12:45 WIB
Jakarta - Festival buku "The Readers Fest 2018"
diselenggarakan untuk pertama kalinya pada 1-7
Oktober 2018, di gedung Tjipta Niaga, Kota Tua,
Jakarta. Mengusung tema 'Selebrasi Literasi dan
Musik dalam Festival', festival yang
menggabungkan bazar buku, talkshow, dan
pagelaran musik menghadirkan sejumlah bintang
tamu dan musisi indie.
Event Director The Readers Fest 2018, Lingga
Wastu mengatakan, dengan konsep yang terbilang
unik, acara ini digelar sebagai salah satu bagian
Gramedia.com untuk menjangkau lebih banyak
pembaca di seluruh Indonesia, serta memberikan
kemudahan bagi masyarakat agar terus membaca.
Menurut data statistik UNESCO, dari total 61
negara, Indonesia berada di peringkat 60 dengan
tingkat literasi rendah. Peringkat 59 diisi Thailand
dan peringkat terakhir diisi Botswana. Sedangkan
Finlandia menduduki peringkat pertama dengan
tingkat literasi yang tinggi, hampir mencapai 100
persen.
“Kita tahu di Indonesia banyak sekali bazar buku.
Tapi di sini, kita ingin refresh brand kita yang
sedang ingin menggaet kalangan milenial, dengan
menggabungkan literasi dan musik, agar mereka
tertarik dan mengetahui seberapa pentingnya
membaca,” terangnya saat dijumpai di taklimat
media, Festival buku The Readers Fest 2018,
Jumat (5/10).
Lebih dari itu, festival ini akan menyuarakan
campaign #LebihDenganMembaca. Sehingga,
pesan dan semangat membaca buku bisa tersebar
ke seluruh Indonesia melalui sosial media.
"Ingin lebih sukses, kamu bisa membaca
buku-buku dari pemimpin dunia, ingin lebih
pintar, kamu bisa membaca buku pelajaran atau
ensiklopedia umum. Intinya kita ingin
meningkatkan minat baca di Indonesia melalui
pesan lebih dengan membaca," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, pegiat literasi
Maman Suherman menyambut baik festival ini.
Menurutnya, semakin banyaknya festival dan
bazar buku terselenggara, semakin tumbuh minat
baca masyarakat.
“Indonesia sebenarnya punya DNA membaca.
Tapi alasan banyak yang malas membaca adalah
karena akses dan ketersediaan buku itu jarang dan
harganya cukup mahal. Dengan ajang ini, terdapat
akses buku yang jarang, dan harga. Saya dukung
acara ini, banyak diskon sampai 92 persen, dan
dengan media musik, dapat menunjukkan bahwa
buku bukan benda mati. Buku bisa diolah menjadi
musikalisasi, ataupun film,” terangnya.
Maman Suherman juga turut berpartisipasi untuk
mengisi acara talkshow, bersama beberapa nama
inspiratif lainnya seperti, Najwa Shihab, Sapardi
Djoko Damono, Wregas Bhanuteja, Gunawan
Maryanto, dan Bernard Batubara.
Sedangkan untuk para musisi yang akan tampil
adalah Mondo Gascaro, NonaRia, Semenjana,
92
Tuantigabelas, Later Just Find, dan Deredia. Tak
hanya itu, selama acara berlangsung, akan ada
diskon 1.200 judul buku secara besar-besaran,
mulai dari harga Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp
30.000.
Selain kehadiran sosok-sosok yang mengisi acara
dan diskon besar, pengunjung dapat mengikuti
berbagai kegiatan seperti workshop pembuatan
zine bersama Jurnal Ruang, workshop cake and
cookies decoration bersama Mindy
Mot, workshop and live art comic bersama
MICE, colouring competiton, dan
kegiatan-kegiatan lain. Tenang, acara ini tidak
dipungut biaya.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/514899/perpaduan-l
iterasi-dan-musik-di-the-readers-fest
Akses : 27 April 2020 Pukul 21.07 WIB
Perpusnas Apresiasi Pejuang Literasi
Dina Fitri Anisa / IDS Jumat, 6 September 2019 |
11:00 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan
Nasional (Perpusnas) kembali menyelenggarakan
“Gemilang Perpustakaan Nasional”, di kawasan
Jakarta Pusat, Kamis (5/8). Acara ini
mempersembahkan penghargaan tertinggi yaitu
Nugra Jasadharma Pustaloka, kepada pihak-pihak
yang dianggap memberikan kontribusi besar bagi
pengembangan perpustakaan, literasi, dan minat
baca di daerahnya.
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando,
menyebut perhelatan ini merupakan wujud dari
Undang-undang tentang Perpustakaan Nomor
43/2007. Di situ dinyatakan, pusat dan daerah
memberikan penghargaan kepada masyarakat
yang berhasil melakukan gerakan pembudayaan
gemar membaca.
“Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang
telah mendedikasikan pikiran, waktu, tenaga dan
sumber daya terbaik miliknya, atas semua inovasi
untuk memajukan dan mensejahterakan
masyarakat melalui perpustakaan. Nugra
Jasadharma Pustaloka tidak hanya sekadar piagam
dan piala, tetapi kesejahteraan masyarakat sebagai
dampak nyata penguatan literasi adalah
penghargaan dan piala yang sesungguhnya,”
jelasnya saat memberikan sambutan.
Syarif menambahkan, pelaksanaan Gemilang
Perpustakan Nasional dan pemberian Nugra
Jasadharma Pustaloka ini sejatinya merupakan
pesta dan kebahagiaan bagi seluruh insan
perpustakaan di Indonesia dari Sabang sampai
Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.
“Ini merupakan perayaan atas proses pemenuhan
hak masyarakat dalam mendapatkan akses
informasi dan ilmu pengetahuan. Insan
perpustakaan senantiasa memandang bahwa
mereka harus terus bergerak dan berkarya nyata,
dalam upaya memobilisasi pengetahuan untuk
kesejahteran masyarakat,” terangnya.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, Syafruddin, turut
mengapresiasi penghargaan ini. "Kita akan
jadikan literasi pustaka sebagai salah satu
indikator penilaian supaya dana insentif
pengembangan bisa meningkat dan Indonesia
menjadi negara terdepan dalam literasi," katanya.
Nugra Jasadarma Pustaloka 2019 diberikan untuk
kategori lomba pustaka, lomba bercerita (story
telling), lomba perpustakaan sekolah tingkat
SMA/SMK/MA, lomba perpustakaan umum
desa/kelurahan, pustakawan berprestasi, pelestari
naskah, birokrat, tokoh masyarakat, masyarakat,
jurnalis, media massa, dan lifetime achievement.
Penerima Nugra Jasadarma Pustaloka antara lain,
Sosiawan Leak dalam kategori buku terbaik, Arda
Putri dari Daerah Istimewa Yogyakarta dalam
kategori pustakawan terbaik, dan J.N.B Tairas
peraih lifetime achievement.
Gemilang Perpustakaan Nasional 2019 dihadiri
sejumlah menteri Kabinet Kerja, gubernur, bupati,
wali kota, kepala dinas perpustakaan, Duta Baca
Nasional dan daerah, pegiat minat baca dan
literasi, organisasi profesi, dan mitra
perpustakaan.
Apresiasi yang diberikan diharapkan makin
memacu sinergit antara para pejuang literasi dari
unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk
menghadirkan virus kegemaran membaca mulai
dari keluarga, dunia pendidikan, masyarakat,
daerah terpencil, daerah pedalaman, hingga
daerah terluar Indonesia.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/573644/perpusnas-apresiasi-pejuang-literasi
Akses : 20 April 2020 Pukul 22.22 WIB
Perpusnas dan PAK Matangkan RPP
Pelaksanaan UU 13/2018
93
Feriawan Hidayat / FER Rabu, 29 April 2020 |
22:06 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan
Nasional (Perpusnas) bersama Panitia Antar
Kementerian (PAK) menggelar rapat pada hari
Rabu ini (29/4/2020) untuk mematangkan
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)
pelaksanaan Undang-undang (UU) Nomor 13
Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak
dan Karya Rekam (SSKCKR).
"Kami berharap RPP ini segera rampung
sehingga bisa disahkan pada tahun ini. Adanya
turunan UU Nomor 13 tahun 2018 tersebut dapat
dimanfaatkan oleh semua pihak untuk
mewujudkan koleksi nasional dan
melestarikannya sebagai hasil budaya serta
menyelamatkan karya cetak dan karya rekam dari
ancaman bahaya yang disebabkan oleh alam
dan/atau perbuatan manusia,” ujar Kepala
Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, dalam
keterangan persnya, Rabu (29/4/2020).
Syarif menambahkan, urgensi RPP terhadap UU
Nomor 13 Tahun 2018 adalah mewujudkan
koleksi nasional dan melestarikan serta
menyelamatkan hasil budaya bangsa.
Salah satu fungsi Perpustakaan Nasional adalah
sebagai perpustakaan deposit dan perpustakaan
pelestarian karya atau hasil kebudayaan bangsa.
Oleh karena itu, Perpusnas merasa perlu segera
menyelesaikan Rancangan Peraturan Pemerintah
(RPP) pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak
dan Karya Rekam (SSKCKR).
“Melalui RPP, Perpusnas bisa mendorong seluruh
pihak untuk melestarikan karyanya ke Perpusnas
dan Perpustakaan Provinsi,” tandas Syarif.
Sekretaris Jenderal Kemdikbud, Ainun Na’im,
mengatakan rancangan yang sedang digodok ini akan menabalkan Perpusnas sebagai Big
Deposit di masa depan.
“Namun, ada beberapa locus memerlukan diskusi
atau pemahaman yang intens. Mana saja yang
termasuk ke dalam kategori karya pribadi atau
karya untuk publik,” kata Ainun Na’im.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/626807/perpusnas-dan-pak-matangkan-rpp-pelaksanaan-uu-132018
Akses : 30 April 2020 Pukul 04.30 WIB
Perpusnas Dorong Inovasi dan Kreativitas
Pustakawan
Feriawan Hidayat / FER Rabu, 29 Januari 2020 |
07:41 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan Nasional
(Perpusnas) siap melakukan banyak perubahan demi
memaksimalkan program kerja yang manfaatnya
dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia.
Inovasi Perpusnas Jadi Ikon Peradaban dan
Ilmu Pengetahuan
Arahan tersebut disampaikan Kepala Perpusnas,
Muhammad Syarif Bando, dalam pembukaan rapat
kerja pusat (Rakerpus) tahun 2020 di Gedung
Perpusnas, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Rakerpus ini digelar selama dua hari, dengan
mengusung tema 'Inovasi dan Kreativitas
Pustakawan dalam Penguatan Indeks Literasi untuk
Mewujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Maju'
dan dihadiri 200 peserta dari lingkungan struktural
maupun fungsional Perpusnas.
"Perpusnas terus fokus melaksanakan kegiatan yang
memastikan pembangunan manusia dan kebudayaan
dapat terwujud. Seluruh aparatur sipil negara di
lingkungan Perpusnas dalam bekerja tidak lagi
dogmatis. Pesan bapak Presiden adalah apa
dikerjakan harus memberikan manfaat bagi bagi
masyarakat," kata Syarif Bando di hadapan peserta
Rakerpus.
Najwa Shibab Kembali Dipercaya Perpusnas
Jadi Duta Baca Indonesia
Menurut Syarif Bando, program kerja Perpusnas
tidak bisa lagi sekedar input proses output, namun
lebih fokus dalam melayani masyarakat, sesuai
dengan tupoksi masing-masing.
"Harus fokus kepada apa yang diterima oleh
masyarakat. Seluruh rupiah yang dikeluarkan
anggaran belanja negara, paramaternya adalah
menciptakan manfaat nyata bagi masyarakat
Indonesia," tegas Syarif Bando.
Direktur Alokasi Pendanaan Pembangunan
Bappenas, Erwin Dimas, menyatakan, Perpusnas
bisa memaksimalkan literasi demi mewujudkan
sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan
berdaya saing, sejalan dengan agenda pembangunan
dalam RPJMN 2020-2024, yakni revolusi mental
dan pembangunan kebudayaan.
94
Dukung Literasi Lapas, Perpusnas Raih
Penghargaan Kemkumham
"Peran perpustakaan bisa dioptimalkan pada sektor
peningkatan kapasitas SDM di bidang pariwisata
dan industri, literasi untuk gizi keluarga dalam
upaya penanganan stunting dan pengembangan
implementasi teknologi tepat guna di masyarakat,
seperti rencana pembangunan science techno park di
empat universitas," terang Erwin Dimas.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek,
dan Kebudayaan Bappenas, Hadiat, menambahkan,
ujung dari pembangunan adalah kesejahteraan
masyarakat.
"Kesejahteraan dapat terlihat ketika bangsa mampu
menciptakan SDM yang berkualitas dan menguasai
teknologi. Sehingga, saat memasuki usia emas pada
2045, Indonesia mampu menjadi salah satu negara
dengan pendapatan tinggi dan menjadi barometer
perekonomian dunia," kata Hadiat.
Menurut Hadiat, perpustakaan sebagai sumber
berbagai disiplin ilmu, bisa masuk ke dalam sektor
manapun. "Perpustakaan dan inovasi harus ada
dalam semua sektor pembangunan," tegas Hadiat.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/597592/perpusnas-d
orong-inovasi-dan-kreativitas-pustakawan
Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.17 WIB
Perpusnas Gandeng Kemtan Kembangkan
Museum Tanah dan Pertanian
Feriawan Hidayat / FER Rabu, 4 Maret 2020 | 23:15
WIB
Bogor, Beritasatu.com - Perpustakaan Nasional
(Perpusnas) menjalin kesepakatan dengan
Kementerian Pertanian (Kemtan) tentang
pengembangan, pemanfaatan dan optimalisasi
perpustakaan di lingkungan Kemtan.
Penandatanganan kesepakatan bersama dilakukan
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando
dengan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin
Limpo, di sela-sela peluncuran Museum Tanah dan
Pertanian, Bogor, Selasa (3/3/2020).
“Jalinan kerja sama ini bertujuan mensinergikan
program dan kegiatan Perpusnas dengan Kemtan.
Selanjutnya, hal ini diharapkan meningkatkan
efektifitas fungsi dan peran kedua instansi dalam
pemanfaatan dan pengembangan di lingkungan
Kemtan,” ujar Syarif Bando dalam keterangan
persnya, Kamis (4/3/2020).
Kesepakatan ini, kata Syarif Bando, meliputi tujuh
ruang lingkup yakni pengembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), pengembangan
pangkalan data katalog induk nasional, otomasi
perpustakaan, serta perluasan jejaring nasional
perpustakaan repositori digital yang tergabung ke
dalam Indonesia OneSearch (IOS).
Kemudian, pengembangan SDM dan TIK di bidang
perpustakaan dan kepustakawanan; pengembangan
dan pemanfaatan bersama koleksi perpustakaan,
dukungan pengembangan pendidikan dan pelatihan
dalam bidang perpustakaan dan kepustakawanan.
“Selain itu, penghimpunan dan pelestarian karya
cetak dan karya rekam (KCKR), penguatan
program perpustakaan berbasis inklusi sosial, dan
kerja sama lain yang disepakati kedua pihak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,”
tandas Syarif Bando.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul
Yasin Limpo, menyatakan, museum dan
perpustakaan adalah paradoks yang dibutuhkan
oleh Indonesia. Gabungan antara museum dan
perpustakaan, bisa menjadi agenda intelektual baru
dalam kehidupan.
“Saya merasa ini karunia luar biasa karena
menyaksikan sebuah museum dan sebuah
perpustakaan, ini menjadi paradoks dalam pikiran
saya. Museum menandakan sesuatu yang lama,
tetapi perpustakaan selalu menembus ke depan,”
jelas Yasin Limpo.
Melalui museum, kata Yasin Limpo, dirinya
meyakini bahwa pertanian Indonesia akan semakin
lebih maju, mandiri, dan modern. Sementara,
perpustakaan yang modern erat kaitannya dengan
proses literasi.
“Bicara modern, bicara literasi. Bicara literasi,
bicara kapasitas. Bicara kapasitas, bicara kekuatan,”
tegas Yasin Limpo.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/605559/perpusnas-g
andeng-kemtan-kembangkan-museum-tanah-dan-pertania
n
Akses : 08 April 2020 Pukul 12.05 WIB
95
Perpusnas Perpanjang Penutupan Layanan
Onsite Hingga 29 Mei
Feriawan Hidayat / FER Senin, 30 Maret 2020 |
08:47 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan Nasional
(Perpusnas) memperpanjang penutupan semua layanan onsite selama dua bulan. Langkah ini
sebagai mendukung himbauan pemerintah untuk work from home (WFH) sekaligus mengurangi
penyebaran virus corona (Covid-19).
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando,
mengatakan, seluruh layanan onsite di Perpustakaan
Nasional akan ditutup mulai dari 16 Maret sampai
29 Mei. Hal itu, untuk menindaklanjuti ketentuan
dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) tentang status keadaan darurat bencana wabah penyakit akibat virus corona.
"Namun, kami akan beritahu kembali jika terjadi
perubahan karena satu dan lain hal," ujar
Muhammad Syarif Bando dalam keterangan tertulis
yang diterima Beritasatu.com, Senin (30/3/2020).
Menurut Syarif, kehadiran layanan digital (online)
Perpusnas merupakan solusi bahwa ilmu
pengetahuan bisa diperoleh dimana saja. Kualitas
keilmuan bisa ditingkatkan tanpa harus
mengunjungi perpustakaan dengan memanfaatkan
iPusnas dan menjadikan WFH bukan lagi rutinitas
yang membosankan.
"Masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan
informasi dan ilmu pengetahuan karena Perpusnas
sudah memiliki inovasi pelayanan, khususnya pada
layanan yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) sehingga siapapun tetap bisa
mengakses layanan perpustakaan dimana saja dan
kapan saja,” ungkap Syarif.
Adapun layanan digital (online) Perpusnas
mencakup pengajuan international standard book
number (ISBN), online public access catalog
(OPAC), Indonesia onesearch (IOS), keanggotaan
online (K-OL), e-Resources, dan khasanah
nusantara (Khastara).
Menurut Syarif, salah satu pelayanan digital yang
kini digandrungi masyarakat adalah iPusnas, yang
memberikan kemudahan masyarakat Indonesia
untuk membaca.
iPusnas menyediakan ribuan buku secara full teks.
Untuk bisa membacanya, masyarakat dapat
mengunduh aplikasi iPusnas melalui Appstore
ataupun Playstore di perangkat handphone ataupun
laptop.
"Setelah terpasang di perangkat, sebanyak 50.438
judul atau 591.739 eksemplar buku berbagai judul
bisa dibaca dan disimpan sampai batas waktu yang
ditentukan," terang Syarif.
Selain iPusnas, inovasi layanan lain yang
disediakan Perpusnas adalah tanya pustakawan (ask
a librarian). Layanan ini disiapkan bagi pemustaka
yang mengalami kesulitan dalam melakukan
penelusuran data, informasi, pengajaran, ataupun
bahan perpustakaan.
"Jangan lagi berpikir bahwa perpustakaan adalah
deretan buku berdebu. Itu paradigma masa lalu.
Seiring kemajuan teknologi, layanan perpustakaan
bisa dinikmati siapapun tanpa terikat ruang dan
waktu," tandas Syarif Bando.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/614489/perpusnas-p
erpanjang-penutupan-layanan-onsite-hingga-29-mei
Akses : 30 Maret 2020 Pukul 13.24 WIB
Perpustakaan Keliling Dorong Minat Baca
Anak
FER Minggu, 8 September 2019 | 15:33 WIB
Malang, Beritasatu.com - Perpustakaan
keliling dari Dinas Perpustakaan Umum dan
Arsip Daerah Kota Malang mampu memberikan
andil dalam upaya peningkatan minat baca
masyarakat, khususnya dari kalangan anak-anak.
Pustakawan Pertama Dinas Perpustakaan Umum
dan Arsip Daerah Kota Malang, Santoso
Mahargono, mengatakan minat anak-anak yang
mampir ke perpustakaan keliling yang disebut
Mobil Warta tersebut terbilang cukup tinggi.
"Perpustakaan keliling ini paling banyak
dikunjungi pada hari Minggu, lebih dari 100 anak
saat hari libur," kata Santoso, di Malang, Minggu
(8/9/2019).
Santoso mengatakan, Mobil Warta tersebut
sehari-hari beroperasi di Alun-Alun Kota Malang.
Pada akhir pekan, armada perpustakaan keliling
juga diterjunkan di Taman Merjosari, Kecamatan
Lowokwaru.
"Dalam meningkatkan minat baca khususnya
anak-anak, yang terutama adalah akses terhadap
96
buku itu sendiri," kata Santoso, yang juga Ketua
Forum Komunikasi Taman Baca Masyarakat
Malang Raya (FKTBM) itu.
Akses terhadap buku tersebut, ujar Santoso,
merupakan salah satu kunci dalam upaya untuk
meningkatkan minat baca. Hal itu dikarenakan,
banyak anak-anak yang sesungguhnya memiliki
minat baca tinggi, namun terkendala akses
terhadap buku itu sendiri.
"Selain itu, khususnya untuk kalangan menengah
ke bawah, harga buku masih cukup mahal.
Terlebih buku anak-anak," ujar Santoso.
Pada masing-masing Mobil Warta, pihak Dinas
Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota
Malang menyiapkan kurang lebih 1.000 buku.
Dari total 1.000 buku tersebut, terbagi dari buku
anak-anak dan buku untuk dewasa.
Meskipun kehadiran perpustakaan
keliling tersebut lebih banyak diminati anak-anak,
lanjut Santoso, tapi masih ada juga remaja yang
mampir untuk melihat koleksi buku-buku dan
membacanya.
Ke depannya, untuk lebih memberikan daya tarik
terhadap keberadaan Mobil Warta tersebut, pihak
Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah
Kota Malang akan menyiapkan pendongeng dan
iringan musik.
"Peningkatan minat baca itu dimulai dari
anak-anak, kuncinya di situ," ujar Santoso.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/573916/perpustakaa
n-keliling-dorong-minat-baca-anak
Akses : 20 April 2020 Pukul 22.19 WIB
Perpustakaan Nasional Beri Apresiasi
Pejuang Literasi
Dina Fitri Anisa / RSAT Jumat, 6 September 2019 |
09:14 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan
Nasional memberikan penghargaan tertinggi yaitu
Nugra Jasadharma Pustaloka kepada pihak-pihak
yang dianggap memberikan kontribusi besar bagi
pengembangan perpustakaan, literasi dan minat
baca di daerahnya. Pemberian penghargaan itu
diselenggarakan dalam acara emilang
Perpustakaan Nasional, di Jakarta, Kamis
(5/9/2019) malam.
Kepala Perpustakan Nasional Muhammad Syarif
Bando mengatakan perhelatan penghargaan ini
merupakan wujud dari undang-undang tentang
Perpustakaan Nomor 43/2007 yang menyatakan,
pusat dan daerah memberikan penghargaan
kepada masyarakat yang berhasil melakukan
gerakan pembudayaan gemar membaca.
Dalam sambutannya Syarif Bando mengatakan
penghargaan diberikan kepada mereka yang telah
mendedikasikan pikiran, waktu, tenaga dan
sumberdaya terbaik miliknya, atas semua inovasi
untuk memajukan dan mensejahterakan
masyarakat melalui perpustakaan.
“Nugra Jasadharma Pustaloka tidak hanya sekadar
piagam dan piala, tetapi kesejahteraan masyarakat
sebagai dampak nyata penguatan literasi adalah
penghargaan dan piala yang sesungguhnya,” ujar
Syarif Bando.
Disebutkan pelaksanaan Gemilang Perpustakan
Nasional dan pemberian Nugra Jasadharma
Pustaloka, sejatinya pesta dan kebahagiaan bagi
seluruh insan perpustakaan di Indonesia dari
Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai
Pulau Rote.
“Ini merupakan perayaan atas proses pemenuhan
hak masyarakat dalam mendapatkan akses
informasi dan ilmu pengetahuan. Insan
perpustakaan senantiasa memandang bahwa
mereka harus terus bergerak dan berkarya nyata,
dalam upaya memobilisasi pengetahuan untuk
kesejahteran masyarakat,” jelasnya.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, Syafruddin turut
mengapresiasi penghargaan ini. "Kita akan
jadikan literasi pustaka sebagai salah satu
indikator penilaian supaya dana insentif
pengembangan bisa meningkat dan Indonesia
menjadi negara terdepan dalam literasi," katanya.
Nugra Jasadarma Pustaloka 2019 diberikan untuk
kategori lomba pustaka, lomba bercerita (story
telling), lomba perpustakaan sekolah tingkat
SMA/SMK/MA, lomba perpustakaan umum
desa/kelurahan, pustakawan berprestasi, pelestari
naskah, birokrat, tokoh masyarakat, masyarakat,
jurnalis, media massa, dan lifetime achievement.
Penerima Nugra Jasadarma Pustaloka antara lain,
Sosiawan Leak kategori buku terbaik, Arda Putri
dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
kategori pustakawan terbaik, dan JNB Tairas
peraih lifetime achievement.
97
Gemilang Perpustakaan Nasional 2019 dihadiri
sejumlah menteri Kabinet Kerja, gubernur, bupati,
wali kota, Kepala Dinas Perpustakaan, Duta Baca
Nasional dan daerah, pegiat minat baca dan
literasi, organisasi profesi, dan mitra
perpustakaan.
“Apresiasi yang diberikan diharapkan makin
memacu sinergitas para pejuang literasi dari unsur
pemerintah, swasta, hingga masyarakat untuk
menghadirkan virus kegemaran membaca mulai
dari keluarga, dunia pendidikan, masyarakat,
daerah terpencil, daerah pedalaman, hingga
daerah terluar Indonesia,” pungkas Syarif Bando.
Berikut Daftar Penerima Penghargaan Nugra
Jasadharma Pustaloka:
A. Buku Terbaik
• Kategori Puisi
1. Sosiawan Leak (Buku Sajak Hoax)
• Kategori Bidang Pemilu
1. Luky Sandra Amelia (Buku Evaluasi Pemilihan
Presiden Langsung di Indonesia
• Kategori Bidang Perdagangan Online
1. Rakhmat Makmur (Buku Bisnis Online)
B. Kategori Pustakawan Terbaik - Peringkat I : Anda Putri Winata (DI Yogyakarta)
- Peringkat II : Novita Dwi Anayati (Jawa Timur)
- Peringkat III : Dian Arya Susanti (Jawa Barat)
C. Kategori Perpustakaan Desa/Kelurahan
Klaster A
- Peringkat I : Perpustakaan Desa Sumber Ilmu
Desa Balecatur, Kabupaten Sleman, DIY
- Peringkat II : Perpustakaan KUCICA (Aku Cinta
Membaca) Kel. Tulakan, Kabupaten Jepara
- Peringkat III : Perpustakaan Rakyat Pagesangan
Kel. Pagesangan, Kota Surabaya
• Klaster B
- Peringkat I: Perpustakaan Nagari Koto Baru
Kabupaten Pasaman Barat
- Peringkat II : Perpustakaan Sumber Ilmu Desa
Marga Sakti, Kabupaten Musi Rawas
- Peringkat III : Perpustakaan Lestari Desa Bukit
Peninjauan II, Kabupaten Seluma
• Klaster C
- Peringkat I : Perpustakaan Desa Rempung
Kabupaten Lombok Timur
- Peringkat II : Perpustakaan Monotunggulian
Desa Mansamat, Kabupaten Banggai Kepulauan
- Peringkat III : Perpustakaan Kasih Ibu Desa
Humuth, Kota Ambon
D. Kategori Perpustakaan Sekolah
(SMA/SMK/MA) - Peringkat I : Perpustakaan SMK Labor Binaan
FKIP UNRI, Pekanbaru (Riau)
- Peringkat II : Perpustakaan SMAN 1 Jetis, Kab
Bantul (DI Yogyakarta)
- Peringkat III : Perpustakaan SMAN 5 Berau
(Kalimantan Timur)
E. Kategori Pejabat Publik
1. Gubernur Bali, I Wayan Koster
2. Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil
3. Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor
4. Bupati Magelang, Zaenal Arifin
5. Wali Kota Padang Panjang, Fadly Amran
6. Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru
F. Kategori Tokoh Masyarakat
1. Dr. Noviar Marlina Gunawan, Bunda Baca Kab.
Musi Rawas (Sumatera Selatan)
2. Hj. Percha Leanpuri, Duta Literasi Sumatera
Selatan
G. Kategori Masyarakat
1. M. Fakhrul Roji, Motivator Literasi Indonesia
(Pontianak, Kalimantan Barat)
2. Rossy Nurhayati, Pejuang Literasi dan
Penyintas Kanker (Ciamis, Jawa Barat)
3. Basmawati Haris, Pegiat Literasi ( Bulukumba,
Sulawesi Selatan)
4. Warini Widodo, Pejuang Literasi Komunitas
Harapan (Kota Yogyakarta, DIY)
H. Kategori Media Massa
1. ANTARA Kalteng
I. Kategori Jurnalis 1. Royce Wijaya (Suara Merdeka, Semarang,
Jawa Tengah)
J. Kategori Pelestari Naskah • Lembaga
1. Paseban Tri Panca Tunggal (Jawa Barat)
2. Komunitas Pegon (Jawa Timur)
• Perorangan
1. Kms Andi Syarifuddin (Sumatera Selatan)
2. Abu Bakar (Suttan Usul Adat, Lampung)
3. Adji Raden Mohammad Bahcrul Hadie
(Kalimantan Timur)
4. Ida I Dewa Gde Catra (Bali)
5. Almujazi Mulku Zahari (Sulawesi Tenggara)
6. Eddy Pattisahusiwa (Raja Negeri Siri Sori
Islam, Maluku)
K. Kategori Lomba Bercerita SD/MI - Peringkat I : Sinna Resyadia (Aceh)
- Peringkat II : Abdul Aisy Abrisam (Jawa Timur)
- Peringkat III : Dhafin Favian Ashodiq (DI
Yogyakarta)
L. Kategori Lifetime Achievement
- JNB Tairas
Sumber : BeritaSatu.com
98
https://www.beritasatu.com/nasional/573586/perpustakaa
n-nasional-beri-apresiasi-pejuang-literasi
Akses : 20 April 2020 Pukul 22.24 WIB
PGRI Siap Bantu Kemdikbud Rancang
Cetak Biru Pendidikan
Maria Fatima Bona / IDS Senin, 30 Desember 2019
| 14:08 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Umum Pengurus
Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB
PGRI), Unifah Rosyidi mengatakan, PGRI
menyambut baik niat Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) menyusun cetak biru
pendidikan. Pasalnya, hingga kini Indonesia belum
pernah memilikinya.
Selain itu, cetak biru pendidikan merupakan salah
satu kebijakan yang selama ini selalu digaungkan
oleh PGRI. Bahkan, PGRI sejak 2014 lalu sudah
merancang fokus utama cetak biru pendidikan
Indonesia.
"Secara makro, Indonesia belum ada grand design
atau cetak biru pendidikan. Jadi apa yang dipikirkan
Mendikbud Nadiem itu saya kira sangat baik karena
pemikiran pembelajaran sepanjang hayat ini selalu
digaungkan PGRI," kata Guru Besar bidang
Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini
kepada SP, Minggu (29/12/2019).
Untuk itu, Unifah menuturkan, PGRI bersedia diajak
untuk bekerja sama merancang cetak biru
pendidikan. Pasalnya, hasil cetak biru pendidikan
yang digaungkan oleh PGRI ini adalah hasil
pemikiran para ahli di bawah naungan PGRI yang
terdiri dari guru besar bidang pendidikan dari
perguruan tinggi dan pengelola Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).
Semuanya menetapkan tiga fokus utama yang
meliputi konsep pendidikan untuk semua,
pendidikan vokasi, dan pendidikan akademik atau
pendidikan untuk guru.
Unifah menyebutkan, konsep pendidikan untuk
semua yang terkait dengan program wajib belajar 12
tahun itu bukanlah sekadar kewajiban tetapi harus
benar-benar dibenahi. Dengan demikian, terbentuk
konsep belajar sepanjang hayat dari tingkat
pendidikan anak usia dini (PAUD) selama dua tahun
lalu dilanjutkan ke sekolah dasar (SD) hingga
sekolah menengah atas (SMA).
"Konsep seperti ini telah diterapkan di negara
dengan pendidikan maju seperti Amerika Serikat,
Belanda, Jepang, dan Polandia. Konsep ini
pembentuk pembelajaran sepanjang hayat," ujarnya.
Unifah menyebutkan, untuk pendidikan akademik,
pemerintah harus fokus mengubah konsep
pemahaman guru tentangan pengajaran yang
dimulai dari literasi dasar, yakni menanamkan
calismaturtung (membaca, menulis, menyimak,
menutur, dan berhitung) sebagai sebuah kebiasaan.
Dengan begitu, pemerintah akan berhasil ketika
menerapkan 4C (communication, collaboration,
critical thinking and problem solving, dan creativity
and innovation).
Selanjutnya, Unifah menuturkan, dasar literasi ini
penting karena apabila tidak dipersiapkan dengan
baik, maka tujuan pendidikan dirancang akan sia-sia
dan sulit tercapai karena dasarnya tidak kuat.
"Literasi dasar ini sangat penting karena ada
keterkaitan penuh dengan semua kecakapan hidup
yang harus dimiliki peserta didik," ujarnya.
Lebih lanjut, literasi dasar sangat dibutuhkan karena
menyiapkan masa depan anak itu bukan hanya
terkait pendidikan digital, melainkan kemampuan
dan kesiapan anak yang dipupuk dari tingkat PAUD
hingga SMA. Unifah menuturkan, kurikulum
pendidikan sebaiknya jangan hanya fokus pada mata
pelajaran, akan tetapi juga pada kemampuan
calismaturtung.
Lanjut dia, literasi dasar ini berkaitan erat dengan
vokasi. Maka, dalam merancang cetak biru
pendidikan, pemerintah harus benar-benar
memikirkan sumber daya manusia (SDM) yang
dihasilkan di masa yang akan datang. Selain itu,
cetak biru juga harus sejalan dengan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) dan bagian dari Undang-Undang Dasar
sehingga apa yang dirancang tidak akan
bertentangan.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/592935-pgri-siap-ba
ntu-kemdikbud-rancang-cetak-biru-pendidikan
Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.32 WIB
Pimpin Ratas, Jokowi Bahas 4 Strategi
Bidang Keuangan
Lenny Tristia Tambun / FER Selasa, 28 Januari
2020 | 16:36 WIB
99
Jakarta, Beritasatu.com - Presiden Joko Widodo
(Jokowi) memimpin rapat terbatas (ratas) yang
membahas strategi nasional (stranas) keuangan di
kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa
(28/1/2020).
"Ratas kali ini, kita akan berbicara mengenai Stranas
Keuangan. Kita tahu literasi keuangan kita telah
meningkat dari 29,7 persen di 2016 menjadi 38,03
persen di 2019,” kata Jokowi.
Memang meningkat, lanjut Presiden, tetapi
angkanya masih rendah. Begitu juga dengan indeks
inklusi keuangan dari 67,8 persen di 2016 menjadi
76,19 persen di 2019.
"Saya ingin bandingkan inklusi keuangan di negara
lain. Di Asean saja, Singapura sampai 98 persen.
Kita masih di angka 70 persen, Malaysia 85 persen,
Thailand 82 persen. kita masih di bawah mereka
sedikit,” ujar Jokowi.
Jokowi menekankan empat hal yang dibahas dalam
ratas kali ini. Pertama, prioritaskan perluasan
kemudahan akses layanan keuangan formal di
seluruh lapisan masyarakat.
"Selain itu, juga saya minta lembaga keuangan
mikro terus diperluas dan mampu menjangkau
seluruh lapisan masyarakat yang tidak terjangkau
oleh layanan perbankan,” terang Jokowi.
Kedua, layanan keuangan digital berbasis internet.
Menurut Jokowi, layanan keuangan digital harus
terus dikembangkan. Pasalnya, Indonesia
merupakan negara kepulauan sehingga memerlukan
layanan keuangan digital yang berbasis internet.
Hal ini didukung oleh tingkat penetrasi pengguna
internet yang relatif tinggi, yaitu 64,8 persen atau
kurang lebih sekarang ada sebanyak 170 juta orang
dari total populasi penduduk Indonesia yang
menggunakan internet.
"Saya melihat fintech, digitalisasi keuangan bisa jadi
alternatif pembiayaan mudah dan cepat. Tercatat
outstanding pinjaman kredit fintech yang mencapai
Rp 12,18 triliun atau naik 141 persen di November
2019,” ungkap Jokowi.
Kemudian, hal ketiga yang akan dibahas, lanjut
Jokowi, diperlukan perluasan akses keuangan
formal, yaitu pendalaman sektor jasa keuangan.
Dengan menggali potensi jasa keuangan nonbank,
asuransi, pasar modal, dana pensiun.
"Manfaatkan uang-uang yang ada. Sehingga
ekonomi nasional dapat tertolong dari aktivitas
investor-investor domestik,” jelas Jokowi.
Terakhir, perlindungan nasabah dan konsumen.
Sehingga masyarakat mudah, aman dan nyaman
mengakses keuangan formal. "Kepercayaan
masyarakat merupakan hal yang terpenting dan
mutlak bagi industri jasa dan keuangan," tegas
Jokowi.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/ekonomi/597496-pimpin-rata
s-jokowi-bahas-4-strategi-bidang-keuangan
Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.19 WIB
Polri: Hoax Jangan Cuma Ditolak tetapi
Harus Dilawan
Yustinus Paat / JAS Rabu, 17 Oktober 2018 | 15:18
WIB
Jakarta - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol
Setyo Wasisto mengajak masyarakat agar
melawan hoax atau berita bohong. Menurut
Setyo, sekarang masyarakat tidak hanya menolak,
tetapi harus melawan hoax.
"Saat masyarakat tidak hanya tolak hoax, tetapi
harus dengan melawannya dengan cara
menghapus atau tidak menyebarkah hoax," ujar
Setyo saat acara seminar bertajuk "Mengunggah
Aman Tanpa Melanggar Hukum" di Gedung
Serbaguna Kementerian Kominfo, Jalan Medan
Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (17/10).
Masyarakat, kata Setyo tidak boleh menerima
begitu saja berita yang beredar khususnya dari
media sosial. Jangan sampai menjadi korban dari
berita hoax, yang justru merugikan diri sendiri.
"Untuk mencegah hoax menyebar kan ada di
masyarakat juga, bagaimana masyarakat
memfilter informasi yang diterima. Karena itu,
kita juga melakukan sosialisasi literasi cerdas
bermedia sosial agar masyarakat tidak menjadi
korban hoax," tandas dia.
Menurut dia, hoax berkembang karena adanya
kecenderungan masyarakat Indonesia yang kurang
bertanggung jawab dalam bermedia sosial dan
ingin pertama menyebar berita. Namun, Setyo
mengakui bahwa ada juga yang
memanfaatkan haox untuk mendapat keuntungan
ekonomi, mempengaruhi ideologi, membuat
provokasi, atau menjatuhkan lawan.
100
"Apalagi menjelang Pileg dan Pilpres 2019, perlu
hati-hati karena hoax akan meningkat. Pasalnya
masing-masing calon ingin menang dan
mengalahkan yang lain. Dari 150 juta penduduk
juga yang menggunakan internet, 80 persen di
antaranya adalah pemilih. Ini adalah pangsa pasar
yang besar," pungkas dia.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/hukum/517034/polri-hoax-ja
ngan-cuma-ditolak-tetapi-harus-dilawan
Akses : 27 April 2020 Pukul 21.27 WIB
Presiden: Skor PISA RI Turun di Tiga
Bidang Kompetensi
Lenny Tristia Tambun / YS Jumat, 3 April 2020 |
13:47 WIB
Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Joko Widodo
(Jokowi) mengatakan, skor rata-rata Programme for
International Student Assessment (PISA) di
Indonesia menurun di tiga bidang kompetensi.
Penurunan skor yang paling besar ada di bidang
membaca.
Menurutnya, Indonesia telah ikut survei PISA
selama tujuh putaran sejak tahun 2000-2018, dan
menunjukkan sistem pendidikan Indonesia berubah
menjadi lebih inklusif, terbuka dan meluas aksesnya
selama 18 tahun terakhir ini.
“Namun laporan yang saya terima skor rata-rata
PISA 2018, menurun di tiga bidang kompetensi
dengan penurunan paling besar di bidang
membaca,” kata Jokowi saat membuka rapat
terbatas (ratas) yang membahas strategi peningkatan
peringkat Indonesia dalam PISA melalui video
conference dari Istana Merdeka, Kompleks Istana
Kepresidenan Jakarta, Jumat (3/4/2020).
Dirincikannya, tiga bidang kompetensi yang
menurun adalah, kemampuan membaca siswa
Indonesia berada di posisi 74 dengan skor 371. Lalu
kemampuan matematika ada di posisi 73 dengan
skor 37, dan kemampuan sains berada di peringkat
71 dengan skor 396.
Berdasarkan survei PISA, Jokowi mengungkapkan
ada tiga permasalahan utama dalam sistem
pendidikan Indonesia yang harus diatasi.
Pertama, besarnya persentase siswa berprestasi
rendah. Meski Indonesia berhasil meningkatkan
akses anak usia 15 tahun terhadap sistem sekolah,
tetapi masih perlu upaya lebih besar untuk menekan
persentase siswa berprestasi rendah.
“Harus ditekan hingga di kisaran 15-20 persen di
tahun 2030,” ujar Jokowi.
Kedua, tingginya persentase siswa mengulang di
kelas, yakni mencapai 16 persen. Angka ini lebih
tinggi dibanding rata-rata negara Organisasi Kerja
Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for
Economic Co-operation and Development/OECD).
Ketiga, tingginya ketidakhadiran siswa di kelas.
Mengacu survei PISA, Jokowi menilai diperlukan
langkah-langkah perbaikan menyeluruh, baik mulai
dari aspek peraturan atau regulasi, anggaran
infrastruktur, menajemen sekolah, kualitas guru
hingga beban administrasi guru.
“Ini berkali-kali saya tekankan. Mengenai beban
administrasi guru. Guru tidak fokus kegiatan belajar
mengajar, tetapi lebih banyak dipakai untuk hal-hal
yang berkaitan dengan administrasi. Ini tolong
digarisbawahi,” tegas Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta
proses belajar terutama penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi diperbaiki. Serta
melakukan perbaikan lingkungan belajar siswa
termasuk motivasi belajar. Lalu menekan tindakan
perundungan di sekolah.
“Survei PISA dan juga evaluasi UN Ujian
Nasional) terdapat hubungan kuat antara kondisi
sosial ekonomi siswa dengan capaian hasil UN atau
skor nilai PISA,” terang Jokowi.
Karena itu, ia melihat pembatasan pelaksanaan UN
dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 bisa
dijadikan momentum untuk merumuskan ulang
sistem evaluasi, standar dasar pendidikan dan
menengah secara nasional.
“Apakah dalam pengendalian mutu pendidikan
secara nasional hanya menggunakan UN atau bisa
juga standar yang dipakai secara internasional
seperti PISA?” tuturnya.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/616275/presiden-sk
or-pisa-ri-turun-di-tiga-bidang-kompetensi
Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.11 WIB
Program 10 Rumah Aman Wajib
Dilanjutkan
101
Bernadus Wijayaka / BW Minggu, 19 April 2020 |
13:53 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Program 10 Rumah
Aman wajib diprioritaskan dan dilanjutkan, meski
Indonesia nanti terbebas dari infeksi Covid-19.
Menurut Founder Pustaka Bergerak, Nirwan
Ahmada Arsuka, 10 Rumah Aman menjadi
program strategis untuk mendukung beragam
kebijakan pemerintah. Selain lini kesehatan,
sektor lain yang potensial didorong di antaranya
kesejahteraan dan keamanan.
“Program ini memiliki produk besar yang berguna
bagi masyarakat. Selain sikap kemandirian dan
gotong royong, di dalamnya terdapat bentuk
solidaritas kemanusiaan yang tinggi,” ungkap
Nirwan, Minggu (19/4/2020).
Beragam manfaat memang terus dirasakan
masyarakat dari program yang menjadi kolaborasi
Kantor Staf Presiden (KSP) dan Yayasan Sepuluh
Rumah Aman.
Konsep dan sistemnya telah diujicobakan di
beberapa rukun tetangga (RT) di Jakarta, Depok,
dan Tangerang Selatan. Sejauh ini, hasilnya
memuaskan dan membantu masyarakat di segala
aspek.
Dari program ini, masyarakat mendapatkan
informasi akurat terkait Covid-19, termasuk
mengurai dampak bawaannya. Ada banyak
informasi yang diperoleh, di antaranya data rutin
suhu tubuh warga yang diukur melalui thermoscan
atau thermogun.
Pustaka Bergerak juga berkolaborasi dengan
Program 10 Rumah Aman. Pustaka Bergerak
memiliki 3.000 anggota di seluruh pelosok negeri.
Pustaka Bergerak ikut dalam pemberdayaan
masyarakat dan menghidupkan budaya literasi.
Mereka membangun kemandirian masyarakat
melalui penyebaran buku tidak berbayar.
Informasi lebih lanjut bisa
klik https://pustakabergerak.id/ atau https://www
.facebook.com/groups/pustakabergerak/.
“Yang jelas, langkah terbaik akan dilakukan
bersama program 10 Rumah Aman untuk
kebaikan bangsa dan negara. Kami ucapkan
terima kasih atas beragam dukungan yang
diberikan oleh publik,” tutup Kepala Staf Presiden
Moeldoko.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/622761/program-10-rumah-aman-wajib-dilanjutkan
Akses : 20 April 2020 Pukul 11.32 WIB
Prudential Perkuat Pangsa Pasar Syariah di
Jatim
Amrozi Amenan / FER Rabu, 11 Maret 2020 |
23:11 WIB
Surabaya, Beritasatu.com - PT Prudential Life
Assurance (Prudential Indonesia) memperkuat
pangsa pasar produk berbasis syariah di Jawa
Timur (Jatim). Langkah tersebut dilakukan melalui
penetrasi produk asuransi jiwa syariah PRUCinta.
Head of Sharia Business Prudential Indonesia, Ari
Purnomo mengatakan, Jatim merupakan pasar
potensial bagi pengembangan produk-produk
berbasis syariah mengingat potensi jumlah
penduduk dan demografinya yang sangat besar.
"Inilah yang menjadi alasan kita untuk
memperkenalkan produk asuransi jiwa syariah
PRUCinta ini kepada masyarakat di Jatim untuk
memenuhi kebutuhan mereka,” kata Ari di
Surabaya, Rabu (11/3/2020).
Ari menjelaskan, produk PRUCinta diluncurkan
seiring tren permintaan atas produk keuangan
berbasis syariah yang terus meningkat sekaligus
juga untuk memperluas portofolio perlindungan
berbasis syariah untuk masyarakat.
"Solusi terbaru ini adalah bentuk warisan cinta
nasabah terhadap orang-orang terkasih karena
hanya cinta yang dapat hidup selamanya,"
tandasnya.
Menurut Ari, kehadiran produk berbasis syariah ini
termasuk di Jatim tentunya diharapkan akan ikut
meningkatkan indeks literasi asuransi syariah di
tanah air yang hanya 2,51 persen, dan inklusi
asuransi syariah yang hanya 1,9 persen serta jumlah
pemegang polis syariah yang hanya 1,3 juta dari
17,8 juta perserta asuransi jiwa individu.
"Di tengah berbagai ketidakpastian dan masih
rendahnya indeks literasi dan inklusi asuransi
syariah, kami mengembangkan PRUCinta untuk
melengkapi kebutuhan keluarga akan asuransi
tradisional berbasis syariah dengan berbagai
manfaat,” kata Ari.
PRUCinta, memberi manfaat santunan meninggal
dunia dari dana tabarru yang lebih optimal selama
20 tahun dengan pembayaran kontribusi selama 10
tahun. Produk ini juga menawarkan manfaat jatuh
tempo berupa nilai tunai dari dana nilai tunai yang
dimaksimalkan setara 100 persen kontribusi yang
telah dibayarkan jika tidak ada klaim selama masa
kepesertaan.
102
"PRUCinta merupakan perwujudan aspirasi kami
untuk menjadi kontributor terkemuka di industri
ekonomi syariah Indonesia," tandas Ari.
Head of Product Development Prudential Indonesia,
Himawan Purnama, menambahkan, setiap keluarga
perlu menyiapkan dana darurat untuk kondisi
mendesak dan tak terduga, seperti meninggalnya
sumber penghasilan utama.
"Dana ini harus dengan mudah dicairkan dan
mencakup minimal total pendapatan rumah tangga
selama satu tahun," pungkas Himawan.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/ekonomi/607823/prudential-
perkuat-pangsa-pasar-syariah-di-jatim
Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.36 WIB
PSI dan Yayasan Peduli Literasi Beri
Bantuan Buku ke Sekolah yang Terkena
Banjir
Yustinus Paat / AO Selasa, 14 Januari 2020 | 08:13
WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Partai Solidaritas
Indonesia (PSI) dan Yayasan Peduli Literasi (Pelita)
memberikan bantuan buku kepada siswa SD Negeri
05 Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Sebelumnya, pada Sabtu (4/1/2020), kader dan
relawan PSI juga membersihkan lumpur dari
sekolah yang sempat terendam banjir setinggi 2,5
meter itu.
“Kami hadir di sini, karena saat membantu
bersih-bersih, kami melihat buku-buku di
perpustakaan ikut tenggelam dan rusak. Kami
bekerja sama dengan Yayasan Peduli Literasi. Kami
galang bantuan berupa buku-buku cerita, karena
buku paket sekolah sudah diberi Dinas Pendidikan,”
kata Ketua DPP PSI, Tsamara Amany, di SDN
Bintaro 05, Senin (13/1/2020).
Banjir yang terjadi 1-3 Januari lalu membawa
dampak cukup parah bagi proses belajar siswa SDN
Bintaro 05. Perpustakaan yang terletak di lantai
dasar sekolah, tak luput dari dampak. Ratusan buku
rusak total. Bantuan dari PSI dan Yayasan Peduli
Literasi ini, melengkapi paket-paket bantuan yang
sangat dibutuhkan para siswa. Dinas Pendidikan
juga sudah menyalurkan bantuan ke pihak sekolah.
“Ada bantuan dari Dinas Pendidikan, isinya tas dan
alat tulis,” ujar anggota DPRD DKI Jakarta dari
Fraksi PSI, Anggara Wicitra Sastroamidjojo, di
lokasi yang sama. Selain Tsamara dan Anggara,
Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka dan Juru Bicara
PSI Sigit Widodo turut mendampingi penyerahan
bantuan tersebut.
Kepala SDN Bintaro 05, Rosliana Lumban Gaol,
yang menyambut kedatangan PSI dan yayasan,
mengaku sempat bingung dengan buku bacaan siswa
yang rusak parah dan hilang. Apalagi, sebentar lagi
anak didiknya akan menghadapi ujian sekolah.
Rosdiana pun melanjutkan bantuan buku pelajaran
dan buku cerita sangat membantu menormalkan
kembali kegiatan belajar dan mengajar di
sekolahnya.
“Terima kasih atas kerja samanya. Semua bantuan
kami tampung. Mudah-mudahan anak yang sudah
berprestasi jangan lagi mundur (prestasinya) akibat
kehilangan buku bacaan,” ucap Rosdiana.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/megapolitan/595184/psi-dan-
yayasan-peduli-literasi-beri-bantuan-buku-ke-sekolah-ya
ng-terkena-banjir
Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.29 WIB
Pustaka Bergerak Lebih Masif Redam
Covid-19
Bernadus Wijayaka / BW Jumat, 17 April 2020 |
20:22 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Pustaka Bergerak
bersinergi dengan 10 Rumah Aman untuk
meredam pandemi Covid-19.
Pustaka Bergerak memiliki jaringan besar di 34
provinsi di Indonesia. Adapun 10 Rumah Aman
yang diinisiasi Kantor Staf Presiden (KSP)
didukung punggawa mumpuni.
“Kolaborasi dengan 10 Rumah Aman ini sangat
menarik. Program 10 Rumah Aman dimulai dari
lingkungan kecil keluarga, tetapi bisa memberikan
dampak positif luas. Asalkan semua orang
mengerjakannya, dijamin Covid-19 pasti akan
ditanggulangi secara cepat dan tuntas,” ungkap
Founder Pustaka Bergerak Nirwan Ahmada
Arsuka, Jumat (17/4/2020).
Dihadapkan pada pandemi Covid-19, Program 10
Rumah Aman memang mengajak masyarakat
untuk menjalankan protokol kesehatan
pemerintah.
Ditopang oleh aktivis Dasa Wisma, beragam
program digulirkan rutin melalui 10 Rumah
103
Aman. Sebut saja pengukuran suhu tubuh warga
dengan menggunakan thermo scan atau thermo
gun. Aktivitas ini dalam praktiknya berkembang.
Thermoscan jadi media komunikasi efektif
pemerintah dengan warga. Selain suhu tubuh,
didapat juga data warga yang membutuhkan
bantuan plus para donaturnya.
“Melalui kolaborasi bersama 10 Rumah Aman,
teman-teman Pustaka Bergerak mendapatkan
amunisi baru. Pergerakan mereka membantu
pemerintah dan membendung Covid-19 semakin
efektif. Sebab, ada beragam paket bantuan untuk
warga. Bentuknya ada thermoscan, masker, dan
lainnya. Jadi kami tidak sekadar edukasi verbal,
tetapi akan bentuk riilnya. Hal ini bagus dan lebih
konkret,” terang Nirwan.
Menjadi ujung tombak program 10 Rumah Aman,
Pustaka Bergerak memiliki profil luar biasa.
Pustaka Bergerak sejatinya program
pemberdayaan masyarakat. Adapun medianya
melalui literasi. Mereka membangun kemandirian
masyarakat melalui penyebaran buku tidak
berbayar. Fokus utamanya yaitu daerah dengan
akses transportasi terbatas dan tidak dilengkapi
perpustakaan umum.
Pustaka Bergerak saat ini memiliki 3.000 anggota
dengan sebaran merata di 34 provinsi. Komposisi
member besar berada di Jawa, adapun slot besar
juga dimiliki Sulawesi Selatan dan Barat. Saat ini
angka pertumbuhan Pustaka Bergerak dimiliki
Nusa Tenggara Timur dan Papua.
Bentuk jejaringnya seperti, Perahu Pustaka, Kuda
Pustaka, Gerobak Pustaka, Kereta Pustaka, Noken
Pustakan, dan lainnya.
Untuk memberi gema program lebih kuat, Pustaka
Bergerak memanfaatkan fungsi media sosial.
Semua program 10 Rumah Aman terkait pandemi
Covid-19 dan lainnya disounding melalui
Facebook, Twitter, dan Instagram. Fungsi
whatsapp group (WAG) juga dimanfaatkan
optimal untuk mengedukasi warga. Sinergi
strategis 10 Rumah Aman dan Pustaka Bergerak
direspons positif Kepala Staf Presiden Moeldoko.
“Program-program yang dimiliki 10 Rumah Aman
sangat strategis. Lalu, Pustaka Bergerak punya
link kuat dan langsung menyentuh masyarakat.
Mereka juga mengakses daerah-daerah dengan
transportasi terbatas. Dengan sinergi luar biasa
ini, sebaran Covid-19 akan terhapus. Masyarakat
juga mendapatkan edukasi yang memadai dan
akurat,” tegasnya.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/622149/pustaka-ber
gerak-lebih-masif-redam-covid19
Akses : 20 April 2020 Pukul 11.31 WIB
Pustakawan Berperan Tingkatkan Budaya
Literasi
Indah Handayani / FER Jumat, 21 Februari 2020 |
23:53 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Kepala Perpustakaan
Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando,
mengatakan, pustakawan memiliki peran penting
dalam transfer pengetahuan untuk membentuk
budaya literasi.
Najwa Shibab Kembali Dipercaya Perpusnas
Jadi Duta Baca Indonesia
"Tanpa kemampuan literasi yang memadai,
masyarakat mudah terjerumus pada informasi yang
palsu dan menyesatkan," ujar Muhammad Syarif
Bando di Jakarta, Jumat (21/2/2020).
Menurut Syarif Bando, kemampuan literasi bukan
lagi sebatas baca tulis, namun juga memaknai dan
memahami segala informasi maupun ilmu
pengetahuan yang diperoleh.
"Hal ini, tentu saja menuntut kemampuan para
pustakawan dalam mengelaborasikan
sumber-sumber informasi sehingga masyarakat
memperoleh kecakapan keterampilan yang berguna
untuk meningkatkan kesejahteraan," jelasnya.
Perpusnas Dorong Inovasi dan Kreativitas
Pustakawan
Syarif Bando menambahkan, pustakawan harus
memiliki sikap inovatif sesuai dengan
perkembangan jaman. "Alhasil, pustakawan bukan
hanya melayani, tapi juga menjadi sumber transfer
pengetahuan kepada masyarakat," tegasnya
Untuk meningkatkan kemampuan pustakawan, kata
Syarif Bando, Perpusnas akan menggelar Rakornas
Perpustakaan Nasional 2020, pada 25-27 Februari
2020.
"Kegiatan rakornas bertujuan untuk
mengintegrasikan pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan perpustakaan dan
pembudayaan kegemaran membaca lintas pusat dan
daerah," pungkas Syarif Bando.
104
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/601819/pustakawan
-berperan-tingkatkan-budaya-literasi
Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.22 WIB
Qlue dan Kemkominfo Inisiasi
Gerakan Smart Citizen Day
Herman / FER Rabu, 20 Maret 2019 | 14:59 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Untuk mempercepat
terwujudnya Indonesia smart nation, startup Qlue
bersama Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kemkominfo) menginisiasi
gerakan Smart Citizen Day yang akan digelar
pada 28 Maret 2019 mendatang.
Chief Technology Officer Qlue, Andre
Hutagalung menyampaikan, Smart Citizen
Day merupakan gerakan smart citizen pertama di
Indonesia dan dunia. Acara ini akan diawali oleh
deklarasi menjadi smart citizen oleh 34 pemuda
dari masing-masing provinsi yang telah
menciptakan dampak sosial positif di daerahnya.
Partisipasi masyarakat menjadi smart citizen ini,
sangat penting dalam kesuksesan
implementasi smart city.
"Qlue menyediakan platform berbasis Artificial
Intelligence (AI), Internet of Things (loT) serta
integrasi data yang bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas kerja dan efisiensi dalam menangani
permasalahan kota. Namun, keberhasilan
penerapan aplikasi Qlue membutuhkan partisipasi
warga dengan pemerintah. Peran masyarakat ini
sangat dibutuhkan untuk bisa melakukan
akselerasi perubahan positif yang lebih cepat,"
kata Andre Hutagalung, di Jakarta, Rabu
(20/3/2019).
Selain memperkenalkan berbagai solusi Qlue
kepada publik, Andre menambahkan, acara ini
nantinya juga akan menghadirkan kisah inspiratif
dari 19 pembicara kunci lintas sektor yang akan
memberikan inspirasi bagaimana membuat
akselerasi perubahan positif, inovasi dan kreasi
bisnis di era digital, hingga mewujudkan smart
business di Indonesia. Qlue juga menghadirkan
instalasi art-technology serta ekshibisi solusi
teknologi.
Sementara itu disampaikan oleh Direktur Jenderal
Aplikasi lnformatika Kominfo, Samuel Abrijani
Pangerapan, gerakan ini juga merupakan salah
satu bagian dari pembelajaran dalam
meningkatkan literasi di era digital.
"Kominfo mendukung sepenuhnya Smart Citizen
Day yang diinisiasi oleh Qlue, di mana acara ini
bertujuan untuk meningkatkan literasi digital
masyarakat Indonesia. Kami berharap
gerakan smart citizen ini dapat menjadi bola salju
yang positif untuk meningkatkan literasi digital di
seluruh Indonesia," kata Samuel.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/digital/544026/qlue-dan-kem
kominfo-inisiasi-gerakan-smart-citizen-day
Akses : 22 April 2020 Pukul 21.58 WIB
Revisi Kuota Jalur Prestasi Dinilai Rugikan
Siswa Miskin
Maria Fatima Bona / IDS Jumat, 21 Juni 2019 |
13:00 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Setelah terjadi pro
kontra di masyarakat terkait proses penerimaan
peserta didik baru (PPDB), Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
akhirnya memutuskan untuk merevisi
Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru(PPDB). Jalur
prestasi yang memiliki kuota 5% akan
ditingkatkan pada kisaran 5%-15%.
Direktur Executive Center of Education
Regulations and Development Analysis
(CERDAS), Indra Charismiadji mengatakan,
revisi kuota untuk jalur prestasi ini akan
merugikan anak dari keluarga miskin. Sebab,
kesempatan anak tersebut untuk bersekolah
semakin berkurang. Indra juga menilai revisi
tersebut sebagai bagian dari politik.
“Ini masih terkait dengan politik karena banyak
yag protes sehingga anak-anak miskin jadi korban
lagi,” kata Indra kepada SP, Jumat (21/6).
Perlu diketahui berdasarkan pantauan Tim
Inspektorat Jenderal Kemdikbud, protes jalur
prestasi di lapangan kebanyakan dari orang tua
yang tinggal lintas zonasi. Mereka ingin anaknya
mendapat pendidikan di sekolah berlabel favorit
di luar zonanya.
Indra menyebutkan, adanya kebijakan zonasi ini
mempercepat peningkatan angka partisipasi murni
(APM) yang kenaikannya dalam lima tahun
terakhir ini kurang dari 1%. Padahal, sudah ada
alokasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan
program Kartu Indonesia Pintar (KIP).
105
Menurut Indra, permasalahan APM tidak
meningkat karena sekolah negeri yang gratis
didominasi oleh anak-anak dari keluarga
menengah atas. Sebab sebelumnya, persyaratan
PPDB adalah berdasarkan capaian nilai tertinggi.
“Otomatis anak-anak orang kaya yang punya
kesempatan lebih luas. Mereka bisa ikut
bimbingan belajar, bisa beli buku, hingga bisa
kasih gratifikasi. Sehingga di sekolah-sekolah
negeri ini anaknya sudah pintar-pintar karena
kaya,” ujarnya.
Sedangkan siswa dari golongan masyarakat
ekonomi menengah ke bawah justru harus
bersekolah di sekolah berbayar atau swasta
bahkan tidak sekolah sama sekali juga sangat
memprihatinkan mutunya.
“Mereka harus hidup dengan dana BOS saja
padahal Kemdikbud sudah berhitung bahwa dana
BOS tidak mencukupi dalam membiayai kegiatan
pendidikan, oleh sebab itu disebut bantuan. Di
sekolah-sekolah inilah kita akan menemui
guru-guru yang penghasilannya minim yang
didukung oleh sarana dan prasarana yang sangat
minim pula. Keadaan ini sedikit banyak
berkontribusi pada rendahnya mutu pendidikan
Indonesia,” paparnya.
Indra menyebut, kondisi ini membuat mutu
pendidikan Indonesia menurun. Hal tersebut
terlihat dari berbagai hasil penelitian internasional
seperti Programme for International Student
Assessment (PISA). Di situ, Indonesia berada di
urutan 62 dari 70 negara. Seperti diketahui, PISA
mengukur tiga kemampuan yakni matematika,
sains dan membaca bagi siswa berusia 15 tahun.
Hal yang sama juga terjadi pada Trends in
International Mathematics and Science Study
(TIMS). Siswa Indonesia menempati posisi 40
dari 42 negara. Sementara pada pemetaan The
Learning Curve, Indonesia menempati posisi 40
dari 40 negara. Posisi Indonesia itu jauh di bawah
negara-negara tetangga.
Laporan dari UNESCO menyebutkan, hanya 1
dari 1.000 orang Indonesia yang memiliki minat
baca serius. Akibatnya, tingkat literasi bangsa
Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara
menurut kajian dalam World’s Most Literate
Nations dari Central Connecticut State University.
Menurut Indra, dengan adanya skema zonasi,
maka sekolah negeri yang gratis dengan biaya
sepenuhnya dari pemerintah ini dapat dinikmati
seluruh anak bangsa. Sebab, tidak dapat
dibenarkan jika ada sekolah negeri yang jadi
sekolah favorit.
“Kalau mau cari sekolah favorit, carilah sekolah
swasta karena biayanya dari masyarakat. Dan
banyak kok sekolah swasta bagus, bahkan standar
internasional. Model seperti ini sama seperti di
luar negeri. Mutu sekolah swasta di atas sekolah
negeri karena berbayar,” ujarnya.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/560542/revisi-kuota
-jalur-prestasi-dinilai-rugikan-siswa-miskin
Akses : 21 April 2020 Pukul 22.10 WIB
Rilis Buku, Ganjar Dinilai Berhasil Jadi
Penghubung Pusat dan Daerah
Stefi Thenu / WBP Senin, 28 Oktober 2019 | 09:43
WIB
Semarang, Beritasatu.com - Gubernur Jawa
Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dinilau berhasil
menjembatani kepentingan pemerintah pusat dan
daerah. Keberhasilan itu dituangkan dalam buku
berjudul Ganjar Pranowo Jembatan
Perubahan yang diterbitkan Kompas Gramedia.
"Dari riset yang dilakukan, diketahui peran Ganjar
dalam memajukan seluruh daerah di Jawa Tengah
sangat terlihat. Banyak hal yang dilakukan Ganjar
dalam rangka menjadi penghubung antara daerah
dengan pusat sehingga semua program baik pusat
maupun daerah menjadi selaras," kata Bambang
Setiawan, salah satu penulis buku dari tim Litbang
Kompas, saat peluncuran buku Ganjar Pranowo
Jembatan Perubahan di gedung Oudetrap
Kawasan Kota Lama Semarang, Minggu
(27/10/2019) malam. Peluncuran buku setebal 276
halaman itu, semakin meriah dengan penampilan
musisi rock legendaris yang tergabung dalam
group band CRID.
Bambang Setiawan mengatakan, buku tersebut
lahir melalui hasil riset tim Litbang Kompas yang
mendalam. Berbagai data dari beragam sumber
dikumpulkan sebagai bahan penulisan buku.
Ganjar dinilai sangat luwes mengkomunikasikan
kepentingan pusat dan daerah. Berbagai program
dari pusat, ia sampaikan ke bupati/wali kota
dengan gamblang dan jelas, begitu juga
sebaliknya. "Padahal, sejak otonomi daerah,
posisi gubernur sebenarnya sulit karena daerah
memiliki kewenangan khusus. Namun Ganjar
sebagai gubernur berhasil mendobrak itu dengan
menjadi sosok yang luwes menjembatani
kepentingan nasional dan daerah," imbuh
Bambang Setiawan.
106
Keberhasilan Ganjar sebagai jembatan perubahan
lanjut Bambang, mampu membuat perubahan
signifikan di Jawa Tengah. Alhasil, Jawa Tengah
berhasil menjadi provinsi yang terus berkembang
dan menjadi perhatian nasional. Jateng
menelurkan banyak inovasi yang memudahkan
masyarakat. Selain itu, kemajuan ekonomi,
pendidikan, kebudayaan, pengurangan angka
kemiskinan, indeks pembangunan manusia di
Jawa Tengah sangat tinggi.
"Ganjar memiliki satu ciri khas yang tidak
dimiliki pemimpin daerah lain. Lewat jembatan
yang dibangun Ganjar, masyarakat Jateng bisa
mencapai kesejahteraan. Ini yang membuat
Ganjar pantas menjadi role model gubernur
nasional," ungkap Bambang Setiawan.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
mengatakan, awalnya dia tidak tahu bahwa tim
Litbang Kompas akan membuat buku tentang
dirinya. "Awalnya tim Kompas datang untuk
wawancara. Saya juga curiga, kok wawancaranya
mendalam banget. Ternyata jadinya buku ini,"
kata Ganjar.
Menurut Ganjar, menjadi jembatan antara
pemerintah pusat dan daerah sebenarnya bukan
hal sulit. Untuk menjadi jembatan, Ganjar
memanfaatkan media sosial sebagai salurannya.
"Dengan medsos itu, sekarang masyarakat bisa wa
langsung ke saya tanpa bingung. Selain saya,
semua organisasi perangkat daerah (OPD) juga
memiliki akun medsos dan centang biru," ungkap
Ganjar Pranowo.
Ganjar mengapresiasi penerbitan buku dari
Kompas tersebut. Ia berharap, buku Jembatan
Perubahan menambah khasanah literasi di
masyarakat. "Ini buku keempat saya, dan dalam
waktu dekat akan terbit dua buku lagi.
Mudah-mudahan dapat menjadi referensi dan
membuat masyarakat gemar membaca. Jadi,
literasi masyarakat semakin meningkat," ujar
Ganjar Pranowo.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/582224/rilis-buku-g
anjar-dinilai-berhasil-jadi-penghubung-pusat-dan-daerah
Akses : 17 April 2020 Pukul 12.07 WIB
Road Show ke Makasar, Creatormuda
Academy Tingkatkan Literasi Digital
Yudo Dahono / YUD Minggu, 28 Juli 2019 | 13:08
WIB
Makassar,
Beritasatu.com – Campaign Creatormuda
Academy diselenggarakan pada tanggal 25-26 Juli
2019 di Makassar dan dihadiri 250 pelajar dari
berbagai penjuru Sulawesi Selatan.
Narasumber yang hadir
dalam roadshow Creatormuda Academy kali ini
adalah Oktora Irahadi (Marketing Director -
Cameo Project), Yosi Mokalu (Director – Cameo
Project), Abd.Rohim Ghazali (Direktur Eksekutif
Maarif Institute), Drs. Setiawan Aswad, M.Dev.
Plg (Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi
Sulawesi selatan), Prof. Dr. Yusran Jusuf S. Hut,
M.Si (Ketua Tim Gubernur Percepatan
Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan),
Khelmy Pribadi (Direktur Program Maarif
Institute), Irfan Amalee (Founder Peace
Generation Indonesia).
Konsorsium dari lima institusi Cameo Project,
Maarif Institute, Love Frankie, Peace Generation
dan Yayasan Ruang Guru berkolaborasi dengan
Google.org bersinergi melahirkan sebuah konsep
Project dengan nama Inspire (Indonesia Spirit
Rejuvenation) yang merupakan cikal bakal
hadirnya Roadshow Creatormuda Academy
berbagai daerah di Indonesia.
Tujuan dari Roadshow adalah untuk
meningkatkan literasi digital dan membuat filter
bagi para Pelajar untuk menghalau konten negatif
yang marak berkembang Kegiatan ini diharapkan
dapat memberikan edukasi terarah dan
membangun kreatifitas pelajar dengan pemikiran
yang kritis dan bermakna positif.
Antusiasme para Pelajar di Sulawesi Selatn untuk
mengikuti Creatormuda Academy begitu besar.
Dengan dihadiri sekitar 250 pelajar ini yang
berasal dari berbagai daerah di kawasan Sulawesi
Selatan seperti Makassar, Wajo, Pinrang, Polewali
Mandar, Takalar, Tana Toraja, Gowa ,
Maros,Soppeng dan Bone menggambarkan
keinginan maju dari para Pelajar di sana.
“Antusiasme ini menunjukkan kehausan para
pelajar dengan aktifitas-aktifitas positif dan
kreatif. Ini adalah sinyal positif bagi masa depan
pelajar Indonesia ke depan. Energi positif ini
merupakan modal dasar kita untuk
mempromosikan persatuan dan kebinekaan
Indonesia di tengah ancaman hoax, ujaran
kebencian dan kekerasan ekstrimisme,” kata
Khelmy Pribadi di sela-sela kegiatan acara.
Creatormuda Academy akan membantu para
Pelajar untuk bisa mewujudkan kreatifitas dan
bersinergi dalam konteks positif.
107
Madingsekolah.id yang di beberapa waktu lalu
memiliki tempat di hati para Pelajar akan kembali
hadir dengan konsep inovatif penuh kreatifitas.
Campaign dalam bentuk roadshow ini akan
menjadi ajang komunikasi dan kolaborasi dalam
dunia multimedia dan jurnalisme yang mengikuti
era perkembangan teknologi terkini.
"Setelah melakukan berbagai
rangkaian roadshow ke berbagai wilayah di
Indonesia sekarang giliran kami menjajaki
Sulawesi Selatan. Untuk menjadi wadah bagi para
pelajar untuk bisa mengadaptasi penggunaan
teknologi secara maksimal dalam konteks positif.
Sebuah program dimana pelajar dapat
menyalurkan ide kreatifnya dan berkarya dengan
pemikiran kreatif penuh inovasi,” imbuh Oktora
Irahadi.
Mengusung Tagline "Create Diffrently Create
Better" menjadi kata pamungkas dalam
implementasi program ini dengan berkompetisi
penuh kreatifitas dalam format digital yang
merupakan signature dari Program Inspire.
Sebagai informasi, Yuk Cerdas Berinternet
merupakan kurikulum online yang akan
mengarahkan para pelajar dan guru untuk lebih
cerdas dalam penggunaan teknologi. Adapun
literasi digital ini membutuhkan sebuah
pemahaman yang mengedukasi dari pihak Guru
dan kemampuan dari Murid untuk dapat menyerap
penjelasan secara maksimal.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/digital/566686/road-show-ke
-makasar-creatormuda-academy-tingkatkan-literasi-digital
Akses : 21 April 2020 Pukul 21.49 WIB
Sekolah Harus Ajarkan Siswa Etika
Berliterasi
Maria Fatima Bona / EAS Senin, 15 April 2019 |
14:12 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy
mengatakan sejak dini para siswa seharusnya
dikenalkan dengan enam jenis literasi, yakni baca
tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta
budaya dan kewarganegaraan. Dikatakan, enam
literasi tersebut menjadi salah satu persyaratan
kecakapan abad ke-21.
Khusus untuk literasi digital, Muhadjir
menekankan guru dan sekolah harus
mengedepankan pemahaman tentang etika
berliterasi, bukan hanya menjadikan siswa
terampil. Maraknya aplikasi media sosial
(medsos) membuat siswa leluasa mengunggah
perasaan, maka sangat penting diarahkan sejak
awal agar medsos tidak menjadi bumerang bagi
siswa tersebut.
Hal ini berkaca dari beberapa peristiwa yang
merugikan siswa ketika mengunakan medsos.
"Pemahaman tentang literasi digital nasional
jangan hanya menjadikan siswa atau warga
terampil. Literasi digital juga mengarahkan
bagimana mereka diberi pemahamana etika,” kata
Muhadjir di Jakarta, Sabtu (13/4).
Muhadjir juga mengharapkan sekolah dan guru
dapat menjalankan program gerakan literasi
nasional (GLN) yang telah dicanangkan sejak
2015 untuk memberikan pemahaman anak etika
berliterasi. Apalagi saat ini perkembangan zaman
terus bergerak seiring pesatnya teknologi dan
informasi.
Selanjutnya, Muhadjir menyebutkan, selain
literasi digital, literasi membaca dan menulis
termasuk hal penting. Pasalnya, literasi membaca
dan menulis ini termasuk literasi fungsional yang
berguna besar dalam kehidupan sehari-hari.
"Membaca merupakan kunci mempelajari segala
ilmu pengetahuan termasuk informasi dan
petunjuk sehari-hari yang berdampak besar bagi
kehidupan,” ujarnya.
Kendati demikian, gerakan literasi nasional
khususnya berkaitan dengan baca tulis, harus
lebih ditingkatkan lagi. Untuk itu siswa harus
dibekali kemampuan bernalar aras tinggi (BAT)
atau dalam bahasa Inggris yang dikenal
dengan higher order thingking skill (HOTS).
Pasalnya, dengan kemampuan bernalar tingkat
tinggi seseorang tidak akan terpaku satu pola
jawaban yang dihasilkan dari proses menghafal
tanpa mengikuti konsep ilmunya.
"Jadi BAT merupakan salah satu tuntutan
keterampilan dalam pembelajaran abad 21 yaitu
berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan
komunikatif. Semua ini diperolah dari literasi
baca tulis dengan memanfaatkan berbagai macam
jenis teks,” pungkas Mendikbud.
Membaca 15 Menit
Selain itu, Muhadjir menyebutkan, anak juga
dibiasakan dengan penerapan pembelajaran
berbasis Steam
108
meliput science (pengetahuan), technology (tekno
logi), engineering (perekayasaan),
dan mathematics (matematika). Pasalnya, dengan
menguasai Steam mereka akan siap memecahkan
berbagai masalah dan siap menghadapi persaingan
global.
Pada kesempatan sama, Kepala Pusat Pembinaan
Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan Bahasa
dan Perbukuan Kemdikbud, Hurip Danu Ismadi
menuturkan, kegiatan bimbingan teknis instuktur
literasi ini diikuti oleh 120 orang hasil seleksi dari
seluruh provinsi. Mereka terdiri dari guru,
penggiat literasi, dan penyuluh bahasa.
"Di sekolah saat ini telah dijalankan GLN yang
fokus pada gerakan membaca 15 menit sebelum
mulai kegiatan belajar mengajar (KBM). Jadi ini
harus terus didorong menjadi sebuah kebiasaan,”
ujar Hurip.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/548835/sekolah-har
us-ajarkan-siswa-etika-berliterasi
Akses : 21 April 2020 Pukul 22.25 WIB
Serathon 2.0: Literasi Digital Jadi Bekal
Generasi Muda
Jayanty Nada Shofa / JNS Jumat, 17 Januari 2020 |
10:10 WI
KALIMALANG, Beritasatu.com - Digitalisasi
telah mengubah berbagai sektor kehidupan. Salah
satu sektornya adalah lapangan kerja.
Perusahaan kian menekankan pada keahlian berbasis
teknologi informatika. Menjamurnya e-commerce di
Indonesia, yang digemari oleh generasi millennial
untuk merintis karir, juga menuntut literasi digital
yang tinggi dari pekerjanya.
"Ini adalah realita yang kita hadapi. Kalian sebagai
mahasiswa harus terus mengasah kemampuan
teknologi kalian baik terkait data maupun Internet of
Things (IoT)," ujar Wiwin Then selaku Head of Data
Qasir.id di acara Serathon 2.0 yang di Kampus J
Universitas Gunadarma, Kalimalang pada Rabu
(15/1/2020).
Alumni Universitas Gunadarma ini menambahkan,
tidak dapat dipungkiri teknologi dengan artificial
intelligence secara bertahap dapat menggantikan
peran manusia.
"Menghadapi hal ini, kita harus memiliki mindset
menjadi bagaimana saya bisa bersaing di industri.
Hal ini bisa dilakukan dengan terus berinovasi,"
ujarnya.
Adapun General Manager Business Development
Berita Satu Media Holdings, Dhika Kurniawan,
menyatakan bagaimana keahlian mahasiswa harus
menyesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja di
era digital ini.
"Seperti yang kita ketahui, semuanya kini serba
web-based. Bahkan dari aspek marketing pun
dilakukan secara digital," tutur Dhika.
Ia menyatakan salah satu keahlian digital marketing
yang kian dibutuhkan adalah search engine
optimization (SEO).
"Tidak hanya affordable, SEO kini dapat dengan
mudah meningkatkan brand awareness. Keahlian
teknologi inilah yang bisa menjadi bekal kalian di
industri 4.0," ujarnya.
Bagi Eva Krisna selaku Marketing Manager PT
Elponte International, literasi digital penting
dikembangkan di generasi muda sebagai agen
perubahan bangsa.
"Target pemerintah di tahun 2030 adalah masuk
besar ke 10 besar kekuatan ekonomi. Jadi, kalian,
para mahasiswa, harus melek terhadap teknologi,"
tutup Eva.
Adapun Serathon 2.0 adalah rangkaian seminar
terkait IoT yang tersebar di kampus-kampus
Universitas Gunadarma. Diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika
Gunadarma, acara ini dihadiri oleh kalangan
mahasiswa.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/595753/serathon-20-li
terasi-digital-jadi-bekal-generasi-muda
Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.26 WIB
Seribu Wanita Berperiuk Membetot
Perhatian Dunia
Primus Dorimulu / AB Minggu, 6 Oktober 2019 |
13:42 WIB
Mbay, Nagekeo, Beritasatu.com - Sebanyak
1.000 wanita berseragam hitam-merah marun
memasuki Lapangan Berdikari, Mbay, Nagekeo,
109
Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),
setelah berjalan kaki sekitar tiga kilometer. Waktu
menunjukkan pukul 16.00 Wita. Mereka berjalan
dalam posisi berbaris rapi sambil tangan
memegang periuk yang diletakkan di atas kepala.
Di atas kepala yang sama, terlilit tali untuk
membawa bambu. Tak ada raut kelelahan di wajah
mereka. Mereka bahkan tak henti-hentinya
melemparkan senyum.
"Parade Esu-Kose", begitu pihak panitia
memberikan nama acara kolosal yang
berlangsung, Senin, 30 September 2019. Periuk
yang dijunjung para wanita cantik etnis Ndora
berusia 20-55 tahun itu tidak saja digunakan untuk
menanak nasi, juga untuk memasak daging dan
ikan dengan cara esu. Setelah dibumbu, daging
dan ikan dimasukkan ke periuk tanah. Periuk
tanah itu kemudian diletakkan di atas bara api
beberapa jam hingga matang.
Selain garam dan cabai, bambu utama esu adalah
bawang merah dan bawang putih, asam dari buah
atau daun asam muda, jeruk, atau belimbing.
Untuk memberikan aroma yang merangsang
selera, daun kulit jeruk purut dan jeruk nipis selalu
digunakan sebagai bumbu. Daging atau ikan yang
sudah dibumbui tidak boleh diberikan air atau
minyak goreng jenis apa pun. Bara api yang
terukur membuat lemak daging atau ikan meleleh
perlahan, bercampur aduk, dan kemudian
bersenyawa dengan bumbu. Proses inilah yang
disebut esu.
Nasi dan daging juga bisa dimasak di bambu.
Setelah dibumbui, daging dan beras dimasukkan
ke lubang bambu mentah yang sudah dibersihkan.
Beras biasanya diberikan sedikit santan, kunyit,
dan halia. Bambu kemudian diletakkan di bara api.
Tidak boleh diletakkan di nyala api agar
pematangan lebih sempurna. Cara masak inilah
yang disebut kose.
Parade esu-kose diselenggarakan pada hari
keempat sekaligus hari penutupan Festival
Literasi Nagekeo 2019. Ini adalah festival literasi
pertama di NTT. Nagekeo, kabupaten termuda,
berusia 11 tahun, menjadi penyelenggara dan
dinobatkan sebagai kabupaten literasi. Acara ini
dihadiri Kepala Perpustakaan Nasional
Muhammad Syarif Bando, Wagub NTT Jos Nae
Soy, istri gubernur NTT, Julie Laiskodat, para
bupati, dan utusan dari 21 kabupaten dan kota di
NTT, para pelancong, dan masyarakat Nagekeo
dari berbagai desa.
Literasi tak hanya sebatas baca tulis. Membaca
dan menulis adalah keterampilan sangat penting
dan mendasar dalam meningkatkan taraf hidup.
Namun, dalam persaingan global yang kian sengit,
kemampuan baca tulis saja belum cukup. Setiap
orang harus memiliki kemampuan memahami
berbagai hal dan memiliki keahlian atau
keterampilan untuk menghadapi masa akan datang
yang sarat perubahan dan ketidakpastian. Petani,
misalnya, harus memahami dengan baik
pekerjaannya.
Agar bisa menghadapi masa akan datang dengan
sukses, setiap orang perlu memahami dengan baik
tentang masa lalu dan realitas yang sedang
dihadapi saat ini. Memahami masalah
memberikan kita wisdom atau kebijaksanaan
untuk mengatasi persoalan yang dihadapi masa
kini dan masa akan datang. Parade esu-kose oleh
1.000 wanita berperiuk diadakan untuk
menggugah dunia akan menjadi wisdom masa
lalu.
Pesan Esu-Kose Esu-kose yang diusung 1.000 wanita Ndora
berperiuk itu memberikan sejumlah pesan. Pertama, yang sehat tak mesti memasak
dengan periuk dari aluminium. Periuk dari tanah
liat warisan leluhur yang sudah hilang dari
peredaran sekitar 40-50 tahun juga masih tetap
relevan.
Sedikit ada sentuhan teknologi, para pengrajin
tembikar bisa memproduksi periuk yang lebih
kokoh dan berbagai produk lainnya. Periuk tanah
sudah dikenal manusia sejak zaman prasejarah.
Dengan kemajuan teknologi, kualitas periuk dan
aneka produk tembikar lainnya bisa dibuat lebih
bagus dan bernilai jual tinggi.
Kedua, dengan misi "bela dan beli" produk lokal,
periuk tanah masih bisa dipakai untuk memasak,
apalagi untuk esu. Pengalaman
menunjukkan esu dengan periuk aluminium tidak
segurih esu dengan periuk tanah.
Agar bisa bersaing, kualitas periuk tanah harus
ditingkatkan. Periuk tanah harus bisa dimasak di
kompor minyak atau kompor gas. Periuk tanah
cocok dengan energi biomassa. Jika bisa dibuat
lebih kokoh, periuk tanah akan laku keras dengan
teknologi biomassa.
Ketiga, dengan keahlian membuat periuk, para
pengrajin tembikar juga bisa membuat poci teh
dan kopi beserta gelasnya. Akan lebih nikmat bagi
orang NTT menyeruput kopi dari gelas tembikar
yang dituang dari poci tanah liat.
Keempat, masakan esu-kose akan dicari para
pelancong, asal dikemas dengan baik. Ada story
teller andal yang membuat teks dan bercerita
tentang esu-kose, masakan khas Nagekeo dari
periuk tanah dan bambu. Dengan narasi yang
110
bagus, masakan esu-kose bisa disediakan di setiap
restoran.
Melihat Masa Depan
Meski bukan satu-satunya, baca tulis adalah
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap
orang di era digital. Dunia sudah masuk
era internet of things (IoT) atau serbainternet.
Berbagai perangkat digital bisa terhubungkan
secara otomatis lewat jaringan internet. Banyak
kecerdasan buatan yang sudah menggantikan
tenaga manusia.
Kemajuan teknologi digital membutuhkan respons
yang tepat. Pertama, dengan kemajuan teknologi
digital dan penggunaan media sosial (medsos),
manusia kebanjiran informasi. Manusia tidak
perlu mencari informasi karena informasi datang
dengan sendirinya. Tanpa literasi yang memadai,
orang akan mengonsumsi hoax atau berita
sampah. Berita hoax yang diproduksi dan
disebarkan buzzer sudah menimbulkan keresahan
dan kerusuhan di negeri ini.
Di sinilah pentingnya setiap orang memiliki
kemampuan memahami teks. Memahami
informasi yang benar. Menghindari dan
membuang hoax dan sebaliknya, mengonsumsi
informasi yang benar. Setiap orang harus belajar
untuk melakukan klarifikasi setiap informasi yang
diterima dari medsos, bahkan juga media
konvensional.
Kedua, Nagekeo, NTT, dan seluruh wilayah
Indonesia perlu melahirkan story teller, yakni
mereka yang memiliki kemampuan dalam story
telling atau bernarasi, baik lisan maupun tulisan.
Tanpa story teller yang punya kemampuan
bertutur dengan menarik dan menulis dengan baik,
kita kehilangan akar budaya. Kita kehilangan
jejak sejarah.
Story teller dibutuhkan untuk menjelaskan objek
wisata dengan baik. Setiap suku dan masyarakat
ulayat punya cerita. Setiap objek
wisata--kampung adat, tarian, ritual, dan alam
yang unik--punya layar belakang. Setiap jenis
kain tenun ada narasinya. Setiap hasil
keterampilan dan seni seperti pembuatan periuk
tanah punya cerita.
Story teller atau narator diperlukan dalam
pengembangan pariwisata, pendidikan, pewarisan
budaya, dan kegiatan ekonomi. Para turis ingin
tahu cerita dan nilai-nilai di balik objek wisata.
Generasi penerus memerlukan penjelasan tentang
peradaban masa lalu.
Ketiga, era digital membuka peluang
bisnis electronic commerce (e-commerce).
Penggunaan e-commerce memotong mata rantai
perdagangan. Produsen bisa langsung menjual
produknya pada konsumen tanpa melalui
pendatang. Begitu pula sebaliknya.
Peluang inilah yang harus dimanfaatkan oleh
masyarakat Nagekeo, NTT. Petani komoditas,
misalnya, bisa mengetahui perkembangan harga
komoditas lewat internet dan menjual produk
lewat internet. Kemajuan teknologi digital
membuat informasi harga lebih terbuka.
Faktor utama yang menyebabkan petani miskin
adalah harga jual produknya yang lebih rendah
dibanding harga yang harus dibayarkannya untuk
menebus produk industri. Solusinya adalah
menaikkan harga produk petani dengan menekan
harga jual produk pabrikan. Lewat e-commerce,
hal ini bisa terwujud dan rantai kemiskinan bisa
dipotong.
Literasi membuka mata masyarakat untuk melihat
masa akan datang. Masyarakat didorong untuk
memahami berbagai bidang agar bisa menghadapi
tantangan masa depan. Masyarakat tidak cukup
hanya memahami dan menguasai bidang yang
menjadi keahliannya, tetapi juga mengerti
nilai-nilai bangsa, nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai
moral universal, dan masalah keuangan.
Nilai moral Pancasila penting untuk kehidupan
berbangsa di negara yang bineka, sedangkan nilai
moral universal penting karena dunia adalah
taman sari manusia yang tersebar di berbagai
negara.
Masalah keuangan perlu dipahami oleh setiap
orang agar pada usia pemuda mampu mencapai
kebebasan finansial. Begitu banyak orang yang
tertipu oleh investasi bodong berkedok
perusahaan investasi dan koperasi. Kemajuan
teknologi digital memberikan kemudahan pada
setiap orang untuk mendapatkan akses keuangan.
Namun, jika tidak diimbangi oleh literasi atau
pemahaman yang baik, orang akan mudah
terjerumus ke jurang investasi bodong.
Membetot Perhatian
Dari berbagai mata acara yang disuguhi selama
Festival Literasi, parade kolosal "Seribu Wanita
Berperiuk" adalah atraksi paling menarik
perhatian media massa. Atraksi mereka membetot
perhatian dunia.
Tidak ada acara tanpa biaya, apalagi event besar
yang disaksikan langsung oleh belasan ribu orang.
Pejabat dan ASN dari 21 kabupaten se-NTT
sekitar 200 orang. Ada juga tamu dari Jakarta dan
Kupang yang datang untuk mengisi acara literasi.
Walau data yang pasti belum dipublikasikan,
111
Pemkab Nagekeo disebut-sebut mengeluarkan
biaya sekitar Rp 1,4 miliar.
Banyak yang mengritik event ini sebagai acara
sia-sia yang hanya menghamburkan uang negara.
Menurut mereka dana sebesar itu sebaiknya
digunakan langsung untuk membeli buku dan
mendirikan perpustakaan di setiap desa.
Pandangan ini tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya
benar. Mengapa? Pertama, sebagai kabupaten
baru yang belum cukup dikenal, Nagekeo
membutuhkan big bang dan ledakan besar itu
adalah event besar bernama Festival Literasi
Nagekeo 2019. Ledakan besar itu sudah terjadi.
Acara festival mendapatkan pemberitaan luas,
baik pra-event, saat event, dan post-event. Jutaan
orang mengikuti festival lewat media massa dan
medsos.
Pemberitaan oleh media massa dan medsos
merupakan promosi yang dahsyat. Merujuk
pada rule of thumb yang berlaku umum, media
values setiap event promosi, minimal 10 kali
biaya event. Jika biaya Festival Literasi Nagekeo
2019 sebesar Rp 1,4 miliar, media values minimal
Rp 14 miliar.
Kedua, acara festival diisi oleh berbagai acara
literasi, mulai dari kuliner, kerajinan, tarian,
lomba orasi, hingga diskusi tentang pertanian,
peternakan, kewirausahaan, musik, kebudayaan,
dan keterampilan membaca. Panitia
menghadirkan para pembicara berkualitas yang
berkompetensi tinggi di bidangnya.
Ketiga, dana yang masuk ke Mbay, kota tempat
dilangsungkan acara festival, cukup besar. Semua
kamar hotel terisi penuh oleh tamu yang umumnya
membayar. Dengan asumsi ada 200 tamu yang
menginap di hotel selama empat hari dan biaya per
malam rata-rata Rp 400.000, dana yang diterima
pengelola penginapan sekitar Rp 320 juta.
Selain itu, ada dana yang masuk ke para pemilik
mobil dan sopir. Para tamu juga belanja berbagai
suvenir dan kebutuhan di kios pedagang Mbay.
Diperkirakan ada dana masuk lebih dari satu
miliar rupiah ke para pedagang dan masyarakat
Nagekeo selama event.
Keempat, sukses Festival Literasi Nagekeo 2019
semakin meyakinkan kepala Perpustakaan
Nasional untuk membangun perpustakaan senilai
Rp 10 miliar di Mbay tahun 2020. Nagekeo
dijadikan Kabupaten Literasi dan perpustakaan di
Mbay hendak dikembangkan menjadi pusat
etnomusik Melanesia. Ini sebuah langkah awal
yang mengangkat nama Nagekeo.
Tanpa event besar, Nagekeo tak akan dilirik.
Kelima, ada tekad dari pemimpin baru Nagekeo
untuk meliterasi atau mencerahkan setiap warga
Nagekeo lewat buku. Pada acara festival, Pondok
Literasi untuk petani didirikan di Penginanga,
Lape. Hadir pada kesempatan itu, Kepala
Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando.
Petugas penyuluh lapangan (PPL) akan selalu
mendampingi para petani untuk mempelajari
buku-buku pertanian.
Keenam, meski baru, Nagekeo sudah 11 tahun
menjadi kabupaten. Perpustakaan dan buku-buku
bukan masalah jika pemimpin kabupaten masa
lalu memberikan perhatian. Mengapa Nagekeo
belum juga memiliki perpustakaan dan buku-buku
dalam jumlah yang memadai? Ke mana saja para
pemimpin Nagekeo selama ini?
Setelah acara festival, kita yakin, perpustakaan
akan dibangun di setiap desa. Buku-buku
disediakan sesuai kebutuhan masyarakat dan anak
sekolah. Selain dana pemda, desa juga mampu
membangun perpustakaan dan membeli buku.
Dengan dana desa yang terus meningkat setiap
tahun, desa memiliki kemampuan untuk
mengembangkan pondok literasi.
Dengan kemajuan internet, akses untuk membaca
buku, majalah, dan koran akan lebih terbuka.
Sambil menunggu jaringan telekomunikasi dari
sejumlah operator, pondok literasi bisa
menggunakan jaringan wi-fi. Pihak Perpustakaan
Nasional bersedia membuka akses ke ratusan ribu
judul e-book.
Tiada gading yang tiada retak. Kekurangan pasti
ada di setiap event, termasuk di Festival Literasi
Nagekeo 2019. Namun, jejak sukses yang sudah
diukir tak bisa dihapus. Literasi dan promosi
membutuhkan sebuah big bang. Atraksi seribu
wanita berperiuk sudah menjadi sebuah ledakan
besar yang membetot perhatian dan mengangkat
nama Nagekeo ke level dunia.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/578558/seribu-wani
ta-berperiuk-membetot-perhatian-dunia
Akses : 17 April 2020 Pukul 12.18 WIB
Sesmenpora Tekankan Pentingnya Budaya
Literasi di Era 4.0
Jayanty Nada Shofa / JNS Jumat, 6 Maret 2020 |
10:30 WIB
112
Jakarta, Beritasatu.com - Sebagai salah satu
bagian dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024,
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto menekankan pada
pentingnya budaya literasi di hadapan era 4.0.
Budaya literasi menekankan bagaimana masyarakat
dapat menggunakan informasi yang diperoleh secara
bermanfaat. Dengan perkembangan teknologi yang
berkembang pesat, segala aspek masyarakat terus
berubah termasuk cara kita meraih informasi.
Walaupun memudahkan untuk memperoleh
informasi, tidak jarang ada sisi negatif seperti
penyebaran hoaks.
"Esensi teknologi itu memudahkan, tapi sisi negatif
juga perlu diantisipasi. Jangan pernah merasa tenang
pada kemapanan, selalu ada perubahan. Disrupsi
atau perubahan fundamental 4.0 harus cepat
diantisipasi dan penyesuaian, karena akan berubah
cepat 5.0 dan seterusnya," ujarnya ketika membuka
workshop "Literasi Digital di Era Disrupsi 4.0" di
Gedung Menpora, Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Ia menekankan, workshop terkait literasi digital
diperlukan untuk seluruh aparatur khususnya
lingkungan Menpora yang banyak berinteraksi
dengan anak muda.
"Tanggung jawab dalam melayani stakeholder
pemuda dan olahraga sudah menjadi keharusan
menguasai tentang literasi digital ini. Silakan ikuti
workshop ini, pasti banyak manfaatnya [khususnya
dalam] mengurus generasi millennial yang
diharuskan menguasai era digital," tutup Gatot.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/menpora/605981/sesmenpora
-tekankan-pentingnya-budaya-literasi-di-era-40
Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.50 WIB
Siberkreasi Ajak Netizen Sebarkan Konten
Positif
Fana Suparman / FER Kamis, 12 September 2019 |
07:09 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Berita bohong
atau hoax yang deras di media sosial
membahayakan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Untuk mengedukasi soal bahaya
internet, Kementerian Komunikasi dan Informasi
(Kemkominfo) akan menggelar Siberkreasi
Netizen Fair 2019 di The Kasablanka, Jakarta
Selatan, pada 5 Oktober 2019 mendatang.
Mengangkat tema Creator Generation,
Siberkreasi Netizen Fair 2019 mengajak anak
bangsa lebih bebas menuangkan kreativitas dalam
berekspresi serta mendorong anak muda agar
mampu memanfaatkan teknologi dengan
memproduksi konten positif yang bisa berguna
bagi banyak orang.
“Berbagai macam informasi bisa kita dapatkan di
media sosial, baik yang positif maupun yang
negatif. Untuk itu dibutuhkan literasi digital agar
masyarakat luas mampu memilih dan memilah
konten serta memerangi info hoaks, hate speech
dan berita negatif lainnya. Ponsel dan internet itu
ibarat pisau bermata dua, yang harus ditingkatkan
adalah kemampuan kita untuk menggunakan
internet secara baik," ujar Menkominfo
Rudiantara dalam keterangan tertulisnya di
Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Beberapa program unggulan Siberkreasi antara
lain, school of influencer, pandu digital, kreator
nongkrong, dan website literasidigital.id.
Dengan website ini, masyarakat mendapatkan
pengetahuan seputar pendidikan digital, ekonomi
digital, cybercrime, dan lain lain dalam bentuk
buku, video, dan infografis yang dapat diunduh
secara gratis.
Adapun program Pandu Digital merupakan
program bagi masyarakat umum khususnya pada
hal community empowerment berbasis
komunitas, collaborative engagement dengan
menyebarluaskan pengetahuan etika digital, dan
memperkuat ekonomi digital
dengan roadmap e-commerce Indonesia.
Sedangkan School of Influencer berfokus pada
pengembangan konten positif di Internet dengan
cara mengajak anak-anak muda Indonesia untuk
memproduksi konten kreatif seperti video,
gambar, artikel, blog atau vlog yang positif di
internet. Kreator Nongkrong adalah komunitas
bentukkan Siberkreasi yang mewadahi
para influencer dan konten kreator untuk saling
bersinergi dan tetap produktif dalam
memproduksi dan menyebarkan konten positif
Dengan berbagai program ini, Siberkreasi Netizen
Fair 2019 diharapkan dapat menjadi wadah yang
menginspirasi masyarakat dari sisi ilmu maupun
kreatifitas untuk aktif berkontribusi dalam dunia
siber.
Untuk mengikuti Siberkreasi Netizen Fair 2019,
masyarakat tidak dikenakan biaya alias gratis.
Bagi yang ingin ikut serta, dapat mendaftar
113
di siberkreasi.id. Pendaftaran ditutup pada
tanggal 25 September 2019, pada pukul 23.00
WIB.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/digital/574662/siberkreasi-aj
ak-netizen-sebarkan-konten-positif
Akses : 20 April 2020 Pukul 11.47 WIB
Siberkreasi Dorong Netizen Menangkal
Konten Negatif
Bernadus Wijayaka / BW Sabtu, 5 Oktober 2019 |
22:01 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Maraknya konten
negatif yang menghiasi dunia maya saat ini
membuat pemerintah dan banyak pihak prihatin.
Konten negatif bisa berupa info yang tidak
benar (hoax), cyber bullying, maupun gambar
yang melanggar nilai serta norma yang berlaku di
masyarakat. Untuk itulah diperlukan suatu
tindakan segera yang menggalang semua
pemangku kepentingan dalam menangkal semua
konten negatif ini.
Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi
merupakan gerakan sinergis yang mendorong
pengguna internet (netizen) di Indonesia dalam
menggunakan internet secara lebih bijak dan
bertanggung jawab.
Gerakan ini merupakan inisiatif multistakeholders
yang terdiri dari kementerian, akademisi,
komunitas, media dan juga private sector. Selain
itu, Siberkreasi ini memberikan pemahaman baru
tentang literasi digital yang dirasa masih kurang
dimengerti masyarakat.
"Literasi digital sangat penting, karena tingkat
pengetahuan masyarakat masih belum baik.
Pasalnya, era digital ini sangat cepat dan sulit
dibendung informasinya," ungkap Menkominfo
Rudiantara saat pembukaan Siberkreasi Netizen
Fair 2019, di Jakarta, Sabtu (5/10/2019).
Rudiantara mengatakan, hidup pada era digital
memudahkan kita untuk mendapatkan, berbagi,
hingga mengolah berbagai informasi.
Siberkreasi muncul sebagai gerakan nasional
untuk menanggulangi penyebaran konten negatif
dengan melakukan literasi digital.
"Melalui Siberkreasi, kita mendorong netizen
Indonesia untuk aktif berpartisipasi dalam
menyebarkan konten positif secara konsisten di
dunia maya. Sehingga dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi ini kita bisa berkembang
dan produktif di dunia digital," imbuhnya.
Rudiantara pun mendukung langkah Siberkreasi
menyebarkan literasi digital sekaligus menjadi
suatu kegiatan positif, yang membuat masyarakat
menjadi lebih tahu dan mengerti dalam
menggunakan internet secara bertanggung jawab.
Dalam kesempatan yang sama, staf khusus
Presiden bidang komunikasi Adita Irawati
mengatakan, diperlukan netizen yang pintar yang
bisa menyebarkan informasi yang berdasarkan
fakta yang akurat dan terverifikasi.
"Netizen pintar adalah individu yang mampu
menyaring sebaran informasi dan melakukan
cek-ricek untuk informasi yang ada sebelum
dibagikan. Atau tidak perlu sama sekali
dibagikan," ujar Adita.
Siberkreasi Netizen Fair 2019 kali ini mengangkat
tema “Creator Generation”. Setelah dua tahun
sejak diluncurkan pada 27-29 Oktober 2017 di
Jakarta, Siberkreasi telah mewadahi 103
lembaga/komunitas dari berbagai unsur,
menjangkau 442 lokasi dengan lebih dari 200.000
peserta aktif dan bersinergi dengan lebih dari
12.000 relawan lokal seperti Relawan TIK
Indonesia dan Pandu Digital.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/578518/siberkreasi-
dorong-netizen-menangkal-konten-negatif
Akses : 17 April 2020 Pukul 12.20 WIB
Sinergi Amartha dan Sunlight Tingkatkan
Literasi Kewirausahaan dan Keuangan
450.000 Perempuan Indonesia
Jaja Suteja / JAS Selasa, 10 Maret 2020 | 10:06 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - PT Amartha Mikro
Fintek atau Amartha bekerja sama dengan Sunlight,
brand dari Unilever Indonesia berupaya
meningkatkan literasi kewirausahaan dan keuangan
kepada lebih dari 450.000 perempuan Indonesia.
Melalui sinergi ini Amartha dan Sunlight akan
menggelar berbagai program pelatihan bertemakan
“Rahasia Usaha Agar Cepat Untung”.
Chief Risk and Sustainability Amartha, Aria
Widyanto, mengatakan, “Mitra Amartha merupakan
perempuan pengusaha mikro di pedesaan dengan
latar belakang pendidikan tergolong rendah. Kerja
sama ini, diharapkan dapat meningkatkan
114
pengetahuan dan kepercayaan diri mitra Amartha
untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.”
Berdasarkan riset Center for Digital Society
Universitas Gadjah Mada (2019), tingkat pendidikan
mitra Amartha didominasi lulusan SD (52 persen)
dan SMP (26 persen), SMA (18 persen), tidak
sekolah (2,5 persen), dan sarjana (1,5 persen).
Amartha merupakan pionir teknologi finansial
(tekfin) peer to peer lending (p2p lending) yang
berfokus pada pemberdayaan perempuan pengusaha
mikro di pedesaan. Selain memberikan akses
keuangan dan pendanaan usaha, Amartha
memberikan pelatihan dan pendampingan usaha
kepada mitra dalam pertemuan majelis yang
dilaksanakan rutin setiap minggu.
“Amartha bekerja sama dan melibatkan berbagai
pihak dalam memberikan pelatihan dan
pendampingan kepada mitra agar dapat berjalan
secara berkelanjutan dan berdampak luas bagi
masyarakat. Kerja sama antara Amartha dengan
Sunlight telah terjalin sejak 2019 dan telah
memberikan pelatihan kepada 80.000 mitra Amartha
yang berada di wilayah Jawa Tengah, Banten, dan
Jawa Barat. Di 2020, kami berkomitmen untuk
secara berkala akan memberikan pelatihan kepada
seluruh mitra Amartha di Jawa Timur, Sumatera,
dan Sulawesi”, tambah Aria.
Direktur Home Care Unilever Indonesia & Dirt is
Good SEA-ANZ, Veronica Utami, menyampaikan,
“Rangkaian produk Sunlight telah membantu
pekerjaan rumah tangga menjadi lebih ringan
sehingga para perempuan Indonesia dapat
meluangkan waktu lebih banyak untuk menggali
potensi di dalam diri mereka, khususnya untuk
berkontribusi meningkatkan perekonomian keluarga
dan lingkungan sekitar.
"Melalui langkah-langkah kecil namun konsisten,
kami berkomitmen untuk memberikan kesempatan
belajar dan mendorong potensi perempuan
Indonesia di bidang wirausaha. Kerja sama antara
Sunlight dengan Amarta ini merupakan salah satu
bentuk realisasi dari komitmen Sunlight untuk
membantu 5 juta perempuan Indonesia di tahun
2022 untuk bisa menemukan dan mencapai impian
mereka,” Veronica menambahkan.
Hingga Q1 2020, Amartha dan Sunlight telah
melakukan Training of Trainers (ToT) kepada
ratusan Petugas Lapangan atau Business Partner
(BP) Amartha yang tersebar di wilayah DIY, Jawa
Tengah, Banten, dan Jawa Barat.
ToT ini terdiri atas 4 (empat) modul pelatihan, yaitu:
1. Inspirasi Usaha – panduan bagi para perempuan
untuk memilih dan memulai suatu bidang usaha
sesuai dengan kemampuan masing-masing, 2.
Keuangan – cara menghitung modal dan keuntungan
secara efektif, 3. Jalur Penjualan – berbagai tips
untuk memperkuat jalur distribusi, serta 4.
Kebersihan & Kerapihan – pengetahuan tentang
pentingnya menjaga kebersihan dan kerapihan diri,
rumah dan tempat usaha untuk menjaring lebih
banyak pelanggan
Pengetahuan yang didapatkan oleh para BP Amartha
ini telah disebarluaskan kepada para mitra Amartha
sejak awal Desember 2019. Selanjutnya, Amartha
dan Sunlight akan mengedukasi lebih dari 450.000
mitra Amartha, hingga akhir 2020.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/bisnis/607173/sinergi-amarth
a-dan-sunlight-tingkatkan-literasi-kewirausahaan-dan-keuangan-450000-perempuan-indonesia
Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.47 WIB
Siswa SMAN 21 Bekasi Menjalani
Pendidikan Literasi Keuangan
Elvira Anna Siahaan / EAS Sabtu, 15 Desember
2018 | 19:00 WIB
Bekasi - Para siswa di SMAN 21 Bekasi, Jawa
Barat menerima program pendidikan tentang
literasi keuangan yang diberikan oleh Bank DBS
Indonesia. Kegiatan literasi di SMAN 21 Bekasi
ini memberikan edukasi tentang pengelolaan
keuangan dasar yang dikemas ke dalam simulasi
yang menyenangkan, sehingga dapat dengan
mudah diterima oleh para pelajar.
Dilansir dari siaran pers, Sabtu (15/12), melalui
program People of Purpose Bank DBS Indonesia
ingin memberikan edukasi tentang keuangan dasar
sejak dini kepada para pelajar, sehingga nantinya
para pelajar dapat mengetahui dasar-dasar dari
ilmu keuangan.
Penyuluhan yang diberikan melalui interaksi
permainan yang dinamakan Kedai Belajar DBS.
Lewat permainan di Kedai Belajar DBS para
pelajar diajarkan untuk dapat membedakan
Kebutuhan dan Keinginan. Kebutuhan dan
keinginan merupakan suatu pilihan yang dapat
dipilih skala prioritasnya, sehingga dengan
adanya Kedai Belajar DBS dapat membuat pelajar
lebih bijak lagi dalam membuat skala prioritas
guna mengelola keuangan dalam kehidupannya.
115
Sementara karyawan DBS Indonesia mengajarkan
pengelolaan keuangan dasar dan badan yang
bergerak di bidang keuangan yaitu bank.
Menjelaskan peran bank, serta jasa perbankan
guna memberikan informasi umum mengenai
bank.
Melalui People of Purpose, Bank DBS Indonesia
memberikan literasi keuangan bagi pelajar
melalui simulasi yang dikemas secara
menyenangkan. Kegiatan ini memungkinkan
Bank DBS Indonesia untuk mengajarkan
pengelolaan keuangan dasar seperti menabung
dan peran perbankan dalam kehidupan sehari-hari
kepada pelajar.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/527871/siswa-sman
-21-bekasi-menjalani-pendidikan-literasi-keuangan
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.28 WIB
Stafsus Menpora Ajak Anak Muda
Waspada Hoax Covid-19
Jayanty Nada Shofa / JNS Senin, 20 April 2020 |
17:11 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Staf Khusus Menteri
Pemuda dan Olahraga (Stafus Menpora) Alia
Laksono mengajak kaum millennial untuk
meningkatkan literasi media di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Hal ini dikarenakan maraknya hoax atau berita
bohong virus corona di kalangan masyarakat.
Bahkan menurut Kementerian Komunikasi dan
Informasi (Kominfo), terdapat lebih dari 500 isu hoax di berbagai platform digital.
Stafsus Alia menyatakan hoax dapat
memperburuk keresahan masyarakat terkait bahaya corona.
"Menjaga mental positif adalah penting dan wajib.
Tetap produktif dalam rohani dan jasmani.
Keduanya adalah sesuatu yang saling berkaitan.
Ketika membaca yang baik, pikiran kita juga baik
dan kesehatan kita pun akan stabil. Kesehatan
mental itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik kita," ujar Stafsus Alia ketika mengikuti live
streaming di salah satu stasiun televisi, Minggu
(19/4/2020).
Alia menyatakan, di tengah pandemi corona,
pentingnya bagi seluruh elemen bangsa untuk
saling bergotong royong di tengah pandemi corona.
“Saya sudah memberikan donasi secara pribadi.
Target kami adalah garda depan seperti tenaga
medis dan mereka yang kehilangan pekerjaan
mereka," ujarnya.
Ia pun berpesan agar masyarakat mengikuti
anjuran pemerintah untuk mengurangi risiko penularan virus corona. Masyarakat juga diharap
agar tetap terus produktif, menjaga kebugaran,
menjaga kebersihan, dan menjaga jarak.
Sebagai informasi, data sebaran kasus corona per
Senin (20/4/2020) menunjukkan adanya 6.760
kasus positif di 34 provinsi. Jumlah pasien
sembuh kini telah mencapai 747 Orang.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/menpora/622997/stafsus-men
pora-ajak-anak-muda-waspada-hoax-covid19
Akses : 20 April 2020 Pukul 22.05 WIB
Stasiun MRT Akan Dilengkapi
Perpustakaan Umum
Lenny Tristia Tambun / FER Rabu, 4 September
2019 | 16:45 WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Gubernur DKI
Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan
penumbuhan budaya literasi akan dilakukan di
semua ruang atau tempat di Jakarta, terutama di
ruang ketiga. Salah satunya di stasiun MRT
Jakarta yang akan dilengkapi dengan
perpustakaan umum
Untuk merangsang kebiasaan membaca, Anies
Baswedan menilai pemerintah perlu membuka diri
dengan pengaturan anggarannya. Sehingga
anggaran tersebut dapat untuk memfasilitasi
tumbuhnya kegiatan-kegiatan literasi di
masyarakat, terutama pada ruang ketiga.
"Jadi, kami di Jakarta ingin mendorong
penumbuhan literasi baca, khususnya itu
dilakukan di semua tempat. Di sekolah dan di
tempat-tempat yang kita biasa sebut ruang
ketiga,” kata Anies Baswedan seusai membuka
Indonesia International Book Fair (IIBF) 2019, di
Jakarta Convention Center (JCC), Senayan,
Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019).
Ruang ketiga, ditambahkan Anies Baswean, akan
didorong untuk menjadi tempat-tempat di mana
promosi atas literasi itu dilakukan. Diantaranya, di
116
stasiun MRT Jakarta, akan dirancang program
untuk pelanggan agar bisa meminjam buku di
stasiun keberangkatan.
"Kita bangun itu publik transportasi, dan sekarang
di MRT sedang dirancang program untuk para
penumpang bisa pinjam buku di stasiun
keberangkatan, dibaca di perjalanan, dan
dikembalikan di stasiun tempat dia tujuan. Kita
juga akan bangun lebih banyak perpustakaan,
tempat penjualan buku, dan pasar buku ingin
dikembangkan lebih jauh,” terang Anies
Baswedan.
Menurutnya, promosi atas persoalan literasi juga
harus dilakukan secara masif. Tidak hanya
dikerjakan oleh pelaku-pelaku di bidang
perbukuan dan pendidikan, tetapi juga melibatkan
seluruh komponen yang merasakan pentingnya
literasi tersebut.
"Literasi ini harus digaungkan, sehingga ini
menjadi masalah kita, bukan masalah yang hanya
dikelola oleh pemerintah. Itu harus kita dorong
lebih banyak di semua aspek. Kami percaya
pendekatan seperti ini akan sangat membantu kita
dalam menumbuhkan tradisi literasi (di Jakarta),"
pungkas Anies.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/megapolitan/573260/stasiun-
mrt-akan-dilengkapi-perpustakaan-umum
Akses : 21 April 2020 Pukul 21.39 WIB
Surabaya Deklarasikan Gerakan
Mendongeng
YUD Sabtu, 21 Desember 2019 | 21:13 WIB
Surabaya, Beritasatu.com - Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Pemkot Surabaya mendeklarasikan
gerakan mendongeng (gendon) di salah satu pusat
perbelanjaan di Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu
(21/12/2019).
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Surabaya, Musdiq Ali Suhudi mengatakan, dengan
deklarasi ini diharapkan dongeng memasyarakat di
tengah-tengah warga Kota Surabaya.
"Apalagi saat ini banyak orang tua yang enggan
untuk mendongeng sendiri, banyak yang
menggunakan ponselnya untuk mendongengi
anaknya," kata Musdiq di sela-sela acara.
Padahal, lanjut dia, dengan mendongeng langsung
itu banyak manfaat yang bisa didapatkan antara anak
dan orang tuanya. Yang paling penting adalah
emosional antara anak dan orang tuanya akan
semakin erat. Selain itu, komunikasi antara anak dan
orang tuanya semakin lancar.
"Itulah alasan kami kenapa dongeng itu harus
dimasyarakatkan kembali," ujarnya.
Menurut Musdiq, acara kali ini juga menjadi
moment launchingnya 24 buku yang ditulis oleh
anak-anak Surabaya atau pun penjaga taman baca
masyarakat (TBM). Selama tahun 2019 ini, Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya sudah
menerbitkan sebanyak 200 buku karya mereka.
"Jadi, budaya literasi terus kami tumbuhkan,
termasuk mendongeng," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
mengucapkan banyak terima kasih kepada para guru
dan kepala sekolah yang telah mengajar anak-anak
Surabaya dengan ikhlas. Wali kota perempuan
pertama di Kota Surabaya itu juga menjelaskan
bahwa acara deklarasi gerakan mendongeng itu
sangat penting.
"Betapa pentingnya literasi itu dengan sering
membaca dan menulis. Sebab, dengan membaca dan
menulis, maka akan terbiasa berimajinasi. Nah,
dengan cara berimajinasi itu, maka anak-anak akan
melakukan tindakan yang mengarah kepada
kreatifitas," kata Wali Kota Risma.
Wali kota yang juga menjabat Presiden UCLG
ASPAC ini juga menjelaskan bahwa daya imajinasi
anak-anak bisa dirangsang dengan cara membaca.
Itulah sebabnya kenapa Pemkot Surabaya terus
menambah perpustakaan dan TBM di berbagai titik
di Kota Surabaya.
"Banyak membangun perpustakaan memang tidak
murah, tapi kalau anak-anak sering membaca, maka
dia akan kreatif, sehingga kalau ada suatu masalah
dan jalan ini ditutup, maka dia akan mencari jalan
lain untuk menyelesaikan masalahnya itu," katanya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga
menjelaskan bahwa sejak kecil sudah senang
membaca, baik buku ilmiah maupun komik-komik.
Bahkan, ia mengaku pada saat kelas III Sekolah
Dasar (SD), dia pernah membaca buku yang sangat
tebal dalam jangka waktu semalam.
"Sampai sekarang pun saya masih suka baca buku,
makanya di ruang kerja saya banyak buku," katanya.
117
Dengan sering membaca buku itu, lanjut dia, maka
daya kreatifitasnya dalam membangun Kota
Surabaya selalu bermunculan. Termasuk pada saat
dia membangun air mancur yang lompat-lompat di
depan Balai Kota Surabaya.
"Saat itu saya membayangkan menjadi anak-anak,
jika menjadi anak-anak pasti akan senang bermain di
air-air seperti itu, makanya saya buat seperti itu,"
katanya.
Ia juga menambahkan, ada beberapa kepala daerah
yang lulusan arsitek juga, namun karena kurang
membaca buku, maka ide-idenya kurang
bermunculan. Oleh karena itu, Wali Kota Risma
terus mendorong kepada orang tua dan guru serta
warga Kota Surabaya untuk terus mendorong
anak-anaknya supaya gemar membaca dan menulis.
"Saya yakin bisa dan saya yakin kalau mereka
banyak membaca, maka kita akan punya anak-anak
yang kreatif," katanya.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/591850-surabaya-de
klarasikan-gerakan-mendongeng
Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.36 WIB
Tekan Angka Malanutrisi, Frisian Flag
Gelar Edukasi dan Sosialisasi Gizi
Chairul Fikri / CAH Selasa, 28 Januari 2020 | 13:09
WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Masih tingginya angka
penderita kekurangan gizi atau malanutrisi
mendorong pihak produsen produk susu PT Frisian
Flag tergerak untuk membantu pemerintah untuk
memberikan edukasi sekaligus sosialisasi perbaikan
gizi bagi keluarga melalui metode meminum susu.
Acara yang diselenggarakan dengan bekerjasama
dengan pihak Pergizi Pangan dan Puskesmas
Kecamatan Cipayung serta Puskesmas Kelurahan
Ceger ini diselenggarakan dalam rangka
menyukseskan rangkaian program #IndonesiaSIAP
(Sadar Gizi, Inisiatif, Aktif, Peduli) di Jakarta
Timur.
Muhamad Khaidar selaku General Manager Zone
III Frisian Flag Indonesia mengaku bangga Frisian
Flag sangat bangga ikut teribat dalam membangun
kesadaran pentingnya upaya melengkapi gizi untuk
keluarga Indonesia dengan cara meminum susu.
"Dalam kegiatan ini saya juga juga mengajak
ibu-ibu PKK yang hadir untuk tidak pernah lupa
melengkapi gizi untuk anggota keluarga, terutama
susu bagi anak-anak dimasa pertumbuhan agar ke
depan generasi Indonesia tidak kekurangan gizi dan
mampu membangun bangsa dan negara ini agar
lebih baik," ungkap Muhamad Khaidir dalam
keterangannya, Selasa (28/1/2020).
Gizi Optimal Bukan Hanya soal Makanan
Mengetahui tingkat konsumsi protein hewani di
Indonesia masih rendah, membuat FFI semakin
berkomitmen untuk melengkapi pemenuhan gizi
dengan cara menyediakan produk bernutrisi yang
berkualitas, menggalakkan gaya hidup aktif kepada
masyarakat, serta mengingatkan pentingnya edukasi
gizi melalui kehadiran beragam kegiatan edukasi
kepada berbagai wilayah di Indonesia lewat
#IndonesiaSIAP dan susu bubuk Frisian Flag
Kompleta.
"Oleh karenanya, FFI bekerja sama dengan
pihak-pihak penting terkait. Di Jakarta Timur,
selain dengan Pergizi Pangan Indonesia, FFI juga
menggandeng, Dinas Kesehatan Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur untuk mengangkat terus
pentingnya memperbaiki kualitas gizi masyarakat,"
lanjutnya.
Senada dengan Khaidir, Camat Cipayung Fajar Eko
Satriyo, S.STP, MA juga mengucapkan rasa
terimakasih kepada PT Frisian Flag yang telah
menyelenggarakan kegiatan ini. Hal ini pastinya
penting bagi edukasi masyarakat akan pentingnya
mengkonsumsi susu sebagai faktor penting
perbaikan gizi yang ada di lingkungan Kecamatan
Cipayung, Jakarta Timur ini.
"Mudah-mudahan dengan kegiatan ini dapat
memberikan dan menjadikan ilmu hari ini bekal
kepada ibu-ibu sekalian agar dapat diterapkan
dikemudian hari. Seorang Ibu adalah pemegang
Kunci pertumbuhan gizi di keluarganya. Kami
berharap, #IndonesiaSIAP menjadi sebuah langkah
dalam upaya menekan angka malnutrisi dan
meningkatan kualitas hidup di wilayah Jakarta
Timur. Kami percaya, kemudahan akses terhadap
produk gizi terbaik serta peningkatan literasi gizi
menjadi fondasi penting dalam membangun
generasi unggul di masa yang akan datang,"
tandasnya.
Acara IndonesiaSIAP sendiri sudah
diselenggarakan di 15 Kota. Diawali dengan Jakarta
Barat di tanggal 15 Desember 2019 lalu, Kediri di
23 Desember 2019, Serang di 27 Desember 2019,
Semarang di 30 Desember 2019, Jombang di 5
Januari 2020, Brebes di 9 Januari 2020, Karawang
di 10 Januari 2020, Surabaya di 12 Januari 2020,
Grobogan di 15 Januari 2020, Probolinggo di 18
Januari 2020, Tegal di 22 Januari 2020, Maumere
di 24 Januari 2020, Cirebon di 25 Januari 2020,
118
Demak di 26 Januari 2020 dan ditutup oleh Jakarta
Timur pada Senin, 27 Januari 2020 dengan total
15.238 ibu yang teredukasi gizi.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/kesehatan/597457-tekan-ang
ka-malanutrisi-frisian-flag-gelar-edukasi-dan-sosialisasi-
gizi
Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.21 WIB
Tim Olimpiade Matematika dan IPA Raih
Dua Emas di Tiongkok
Maria Fatima Bona / EAS Jumat, 5 Oktober 2018 |
07:00 WIB
Jakarta - Tim matematika dan IPA SD berhasil
mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia
pada International Mathematics and Science
Olympiad (IMSO) yang digelar di Zhejiang,
Tiongkok pada 27 September - 4 Oktober 2018.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dikdasmen) Hamid Muhammad mengatakan, tim
Indonesia secara keseluruhan berhasil meraih 23
medali yang terdiri dari 2 medali emas, 13
perak,dan 8 perunggu. Jumlah ini kata Hamid
merupakan prestasi luar biasa, dari perolehan ini
Indonesia mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya.
"Hasil IMSO 2018 dibandingkan tahun lalu
memang sangat membanggakan. Tahun ini
Indonesia membawa pulang dua medali emas,
sedangkan tahun lalu hanya sebatas perak dan
perunggu,” kata Hamid pada saat Penjemputan
Kedatangan Tim IMSO Indonesia di Bandara
Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten,
Kamis (4/10) petang.
Dikatakan Hamid, sebagai negara yang
menggagas IMSO, Indonesia patut bangga,
mengingat kompetisi yang awalnya hanya
diadakan untuk peningkatan kompetensi IPA dan
Matematika anak-anak negara di Asia Tenggara,
sekarang menjadi salah satu kompetisi yang
diperhitungkan. Bahkan, untuk tahun ini ada 22
negara yang berpartisipasi.
Hamid menyebutkan, hadirnya IMSO awalnya
sebagai wadah yang dikembangkan sebagai
bentuk keberlanjutan dari ajang Olimpiade Sains
Nasional (OSN), sehingga para peserta yang
dipilih adalah para peraih medali emas, perak dan
perunggu OSN. Anak-anak ini dibina oleh tim
pembina dari perguruan tinggi untuk dipilh yang
terbaik mewakili Indonesia.
Menurut Hamid, pembinaan yang intensif ini
untuk mendorong anak Indonesia mencintai
matematika dan sains. Adanya peningkatan hasil
IMSO 2018 ini, menandakan ketersediaan fasilitas
dan pelatihan intensif ternyata dapat mendorong
anak Indonesia berprestasi dan dapat bersaing
dengan negara lain.
Untuk itu, Hamid mendorong para kepala daerah
(pemda) untuk menyediakan fasilitas
pembelajaran sebagai literasi dasar untuk sains
sehingga peningkatan dan pemerataan mutu
pendidikan mudah terwujud.
Sementara ketika ditanya terkait pembinaan
berkelanjutan, Hamid mengatakan anak -anak
berprestasi ini akan mendapat beasiswa
pendidikan, dan akan terus dipantau
perkembangannya melalui database di jenjang
pendidikan selanjutnya.
“Mereka ini tentu mendapat beasiswa seperti
pemenang olimpiade lainnya. Nanti akan di
pantau bagaimana perkembangannya saat berada
di jenjang pendidikan selanjutnya agar prestasinya
terus meningkat,” pungkas Hamid.
Sementara itu, pembina IPA Tim SD Indonesia,
Riser Fahdiran, mengatakan prestasi yang diraih
tim Indonesia menunjukkan anak Indonesia dapat
bersaing dengan negara lain. Untuk itu, ia sepakat
jika peningkatan mutu harus ada dukungan dari
pemda.
Dalam hal ini, pemda perlu memberikan perhatian
khusus untuk sektor pendidikan.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/515224/tim-olimpia
de-matematika-dan-ipa-raih-dua-emas-di-tiongkok
Akses : 27 April 2020 Pukul 21.06 WIB
Tingkatkan Kualitas Guru, Perennial
Institute Hadir di Manggarai
Willy Grasias / EHD Jumat, 6 Desember 2019 |
00:00 WIB
Ruteng, Beritasatu.com – Untuk meningkatkan
kualitas para mahasiswa, guru dan dosen di
Manggarai Raya khususnya dan Nusa Tenggara
Timur (NTT) umumnya, Perennial Institute hadir
di Ruteng.
Perennial Institut secara resmi diluncurkan di
Waso Welu, Kelurahan Waso, Kecamatan Langke
Rembong, Manggarai, dengan tema sentral yang
119
diusung,”Mari Membaca, Mari Menulis untuk
Perubahan”.
Acara itu digelar dalam format ngopi bareng yang
diikuti oleh Direktur Perennial Institute, Marsel
Ruben Payong, Sekretaris Mantovanny Tapung,
pegiat literasi Bacabuku Petra, Maria Prankatia,
Pengelola Taman Baca Jari-Jari Kasih, Mikael A.
Gawan, sejumlah dosen Unika Indonesia Santu
Paulus Ruteng di antaranya Laurentius Ni, Mikael
Nardi, dan sejumlah penulis dan pegiat media
sosial dan manajer Perpustakaan Kampus Unika
Indonesia Santu Paulus, Kanisius Supardi.
Perennial Institute adalah sebuah lembaga kajian
pendidikan dan sosial kemasyarakatan yang lahir
sebagai suatu bentuk dukungan terhadap
terwujudnya mutu pendidikan dan kesejahteraan
sosial yang bermartabat, berkeadilan dan
berkesetaraan melalui kajian di bidang pendidlkan
dan sosial kemasyarakatan.
Lembaga yang didirikan 5 Oktober 2018 oleh para
akademisi dari Unika Santu Paulus Ruteng
dibentuk dengan pertimbangan berbasis riset
terhadap berbagai kebijakan dan fenomena sosial
kemasyarakatan baik dalam skala lokal, nasional
maupun global. Lembaga ini hadir sebagai wadah
untuk peningkatan kompetensi dan
pengembangan keprofesionalan bagi siapa saja
terutama para guru dan tenaga kependidik.
Marsel R. Payong dalam sambutannya
mengatakan, misi Perennial Institute adalah
melakukan penelitian secara berkala untuk
mengkaji masalah pendidikan dan masalah sosial
lainnya serta mempublikasikan hasil
penelitannya.
Selain itu Perennial Institute akan mengadakan
kerja sama dengan lembaga/instansi pemerintah
dan swasta untuk kegiatan-kegiatan seperti
seminar bersama, atau melakukan asistensi dan
pendampingan untuk pemecahan masalah
tertentu.
Jurnal ilmiah adalah jurnal yang berisi sejumlah
artikel yang diterbitkan secara teratur pada
interval tertentu dengan tujuan untuk
menyebarkan pengetahuan dan penelitian atau
temuan baru. “Jurnal yang dilaunching, akan
menerbitkan hasil penelitian para penulis yang ada
dan terbuka terhadap penulis dari luar,” kata dia.
Dikatakan, pihak Perennial Institute juga melihat
peluang lain, di mana para guru atau pendidik,
pengawas dan para kepala sekolah khususnya
yang ada di Manggarai Raya dalam konteks
pengembangan profesionalisme mereka
membutuhkan media untuk mempublikasikan
karya berupa tulisan-tulisan mereka. “Jurnal ini
bisa menjadi tempat bagi mereka untuk menulis,”
kata dia.
Selain dipublikasi dalam bentuk edisi cetak, jurnal
ini juga memiliki versi online dan sedang
diusahakan untuk terindeks di Google Scholar dan
lembaga pengindeks lainnya.
“Target kami makin lama kami akan kelola
sebagai jurnal ilmiah yang punya reputasi dan
melibatkan reviewers dari berbagai dosen dan
pakar dari luar,” kata Marsel.
Jurnal ini memiliki tim kerja antara lain Chief in
Editor, Marianus Mantovanny Tapung, Tim
Editor, Petrus Redy Partus Jaya, Teofilus
Ndorang, Gabriel Fredi Daar, Ambros L. Edu,
“Kami sangat terbuka, karena ini merupakan
jurmal ilmiah, maka tulisan-tulisan harus
mengikuti kaidah penulisan ilmiah bagi siapa saja
yang ingin memasukkan artikel utnuk
dipublikasi,” kata Marsel yang juga menjabat
Wakil Rektor II Unika Sasntu. Paulus. Perennial
Institute juga telah memiliki divisi Penerbitan
Buku dan telah merilis beberapa buku referensi.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/589202/tingkatkan-
kualitas-guru-perennial-institute-hadir-di-manggarai
Akses : 16 April 2020 Pukul 08.16 WIB
Tingkatkan Literasi Industri Kreatif,
KiosTix Gelar Ruang Diskusi
Whisnu Bagus Prasetyo / WBP Senin, 4 Maret
2019 | 20:33 WIB
Jakarta, Beritasatu.com – Industri kreatif dan
hiburan pada 2019 seperti konser musik, event
olahraga, pertunjukan seni, dan festival budaya,
diperkirakan akan terus bertumbuh. Tren inovasi
teknologi digital dan booming generasi milenial
menjadi penyebab pertumbuhan tersebut.
Untuk meningkatkan literasi industri kreatif
kepada generasi milenial, KiosTix, perusahaan
manajemen tiket dan pertunjukan menggelar road
show bertajuk Ruang Diskusi ke kalangan
profesional, praktisi industri, komunitas, kampus,
dan masyarakat di Jakarta untuk saling berbagi
pengetahuan dan pengalaman.
“Bagi generasi milenial, nonton konser atau
mengikuti event olahraga setiap akhir pekan,
sudah menjadi kebutuhan. Tren seperti itu akan
terus tumbuh," ujar Vice President Sales dan
120
Partnership KiosTix, Andhika Soetalaksana,
dalam keterangan tertulis yang
diterima Beritasatu.com, Senin (4/3/2019).
Kegiatan Ruang Diskusi ini digelar secara reguler
sepanjang tahun 2019. Ajang pertama Ruang
Diskusi digelar di Universitas Bina Nusantara
(Binus), Jakarta, pekan lalu dengan menghadirkan
pembicara Noer Adham Satria (CX Senior Lead
Tokopedia), Devi Junita (Bussiness Development
Manager OVO), dan Andhika Soetalaksana (VP
Sales dan Partnership KiosTix).
Berbagai tren terbaru dalam industri hiburan di
Indonesia dibahas dalam diskusi ini di antaranya
pengalaman KiosTix menangani event berskala
internasional, perkembangan teknologi terbaru
dalam manajemen industri hiburan dan kreatif,
berubahnya pola konsumsi industri hiburan ke
sistem virtual transaction, hingga peluang profesi
dalam tren industri hiburan.
“Dunia hiburan tidak akan pernah mati, dan terus
diminati masyarakat. Industrinya akan terus
berkembang. KiosTix menyediakan platform
untuk mempermudah orang membeli tiket hiburan
secara online," kata Andhika Soetalaksana, dalam
presentasinya.
Saat ini kata dia, hampir semua konsumen dari
generasi milenial dan generasi X sudah terbiasa
membeli tiket pertunjukan secara online. "Model
pembayaran online KiosTix semakin mudah
dengan pembayaran virtual,” ujar Andhika
Soetalaksana.
Marketing dari Binus TV William Grinaldida
yang menjadi peserta diskusi Ruang Diskusi
mengapresiasi acara tersebut. “Banyak hal yang
bisa kami pelajari dari acara Ruang Diskusi. Kami
menjadi semakin mengenal industri hiburan," ujar
William Grinaldida.
KiosTix merupakan perusahaan manajemen tiket
dan penyedia tiket pertunjukan terbesar di
Indonesia. Beberapa event skala internasional dan
nasional yang pernah digarap di antaranya
pemegang hak tunggal penjualan tiket Asian
Games 2018, Suzuki Asian Football
Championship (AFF) 2016, Soundrenaline,
Popcon Asia, Kenny Concert in Jakarta, dan
lain-lain.
Adapun agenda KiosTix 2019 di antaranya Joseph
Vincent Live in Jakarta (8 Maret 2019), Saturday
With PADI Reborn (26 April 2019), hingga
Formula F1 2019 Singapore Grand Prix pada
September dan Shell Malaysia Motorcycle Grand
Prix pada November.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/bisnis/541215/tingkatkan-lite
rasi-industri-kreatif-kiostix-gelar-ruang-diskusi
Akses : 22 April 2020 Pukul 22.04 WIB
Tumbuhkan Minat Baca, Mendikbud:
Orang Tua Harus Berikan Contoh
YUD Sabtu, 5 Mei 2018 | 12:08 WIB
Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Muhadjir Effendy mengatakan orang tua harus
memberi contoh membaca yang baik untuk
menumbuhkan minat baca anak.
"Literasi memiliki banyak dimensi mulai dari
literasi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Jadi
untuk menumbuhkan minat baca tidak hanya
melalui sekolah tetapi juga dari keluarga," ujar
Mendikbud di Jakarta, Sabtu (5/5).
Keluarga, kata dia, memiliki kesempatan untuk
memberikan contoh yang baik pada anak.
Orang tua yang terbiasa membacakan buku pada
anak merupakan contoh baik, yang bisa diterapkan
di tiap keluarga. Bahkan jika perlu, para orang tua
dapat dilatih membacakan buku cerita pada anak.
Menurut Mendikbud, orang tua jangan sekadar
membacakan cerita tetapi dapat memahami
kandungan cerita yang ada di dalamnya.
"Jadi membaca berbeda dengan mengenal
huruf-huruf, tetapi membaca adalah memahami
setiap kalimat yang dibaca," katanya.
Melalui Gerakan Nasional Orang Tua
Membacakan Buku (Gernas Baku), Mendikbud
berharap minat baca anak semakin meningkat.
Melalui gerakan itu pula diharapkan dapat
terwujud pembiasaan baik yang mendorong
peningkatan minat baca anak. "Gerakan ini juga
menambah ikatan emosional anak dan orang tua,"
katanya.
Sasaran Gernas Baku adalah orang tua, warga
sekolah, dan masyarakat. Gernas Baku dapat
dilakukan diberbagai satuan Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), rumah dan komunitas.
Gernas Baku merupakan bagian dari gerakan
literasi nasional untuk menumbuhkan minat baca
yang ditujukan untuk anak usia dini.
121
Orang tua harus menyiapkan bahan-bahan bacaan
untuk anak sesuai usianya. Bahkan jika perlu
menyediakan pojok baca di rumah.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/nasional/491197/tumbuhkan-
minat-baca-mendikbud-orang-tua-harus-berikan-contoh
Akses : 28 April 2020 Pukul 22.01 WIB
TunaiKita Dukung FinEast 2020 di Kupang
Chairul Fikri / CAH Sabtu, 29 Februari 2020 |
23:33 WIB
Kupang, Beritasatu.com - Sejalan dengan misi
OJK mengenai inklusi finansial dan perlindungan
konsumen, TunaiKita hadir dan aktif berperan serta
menjadi salah satu sponsor dalam kegiatan FinEast
2020 yang resmi dibuka di Kupang, Nusa Tenggara
Timur bersama Asosiasi Fintech Pendanaan
Indonesia (AFPI) dan sejumlah perusahaan fintech
lainnya.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan
literasi terkait teknologi finansial dan pendanaan
usaha sehingga menjangkau seluruh masyarakat
dengan lebih cepat dan mudah khusus di wilayah
Indonesia timur.
"Keikutsertaan TunaiKita dalam kegitan ini untuk
memberi edukasi bagi masyarakat tentang berbagai
manfaat dan kemudahan yang ditawarkan fintech,
TunaiKita juga hadir di Kota Kupang untuk
mendukung semangat OJK dalam terus
menggalangkan literasi inklusi keuangan. Sebagai
Fintech terdaftar di OJK dan anggota aktif AFPI,
TunaiKita berkomitmen untuk menyukseskan
program inklusi keuangan pemerintah dengan
senantiasa beroperasi dan berinovasi untuk
memajukan perekonomian di Indonesia dalam
koridor peraturan yang berlaku," ungkap ujar CEO
TunaiKita, Tumbur Pardede dalam keterangan pers,
Sabtu (29/2/2020).
Ditambahkan Tumbur, Fineast 2020 ini juga sebagai
upaya TunaiKita memajukan wilayah Indonesia
timur yang selama ini memang jarang digelar
pameran Fintech seperti ini.
"TunaiKita yang selama ini dikenal sebagai platform
pinjaman tunai terdepan akan berinovasi dengan
produk-produk pinjaman baru, khususnya bagi
kegiatan produktif. Ini juga perlu direalisasikan di
wilayah Indonesia Timur agar perekonomian di sini
bisa maju dan bisa menyamai perekonomian di
wilayah Indonesia Barat khususnya pulau Jawa,"
tandasnya.
TunaiKita sebagai salah satu pelopor Fintech P2P
Lending, saat ini telah beroperasi lebih dari dua
tahun, dan telah menyalurkan lebih dari Rp 2,2
triliun sejak diregistrasi dengan OJK pada
pertengahan tahun 2017. TunaiKita saat ini hadir di
160 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia,
melayani lebih dari 600.000 pelanggan yang
menikmati pinjaman konsumtif dan produktif.
Sumber : BeritaSatu.com
https://www.beritasatu.com/bisnis/604263/tunaikita-duku
ng-fineast-2020-di-kupang
Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.06 WIB
Wujudkan Masyarakat Melek Teknologi,
Telkomsel Dorong Literasi Digital
Emanuel Kure / FER Kamis, 20 Juni 2019 | 19:53
WIB
Jakarta, Beritasatu.com - Sebagai perusahaan
telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkomsel
memiliki tanggung jawab sosial untuk
memberdayakan masyarakat Indonesia. Melalui
program Corporate Social Responsbility (CSR),
Telkomsel di tahun ini fokus melakukan literasi
digital kepada masyarakat Indonesia.
Direktur Human Capital Management Telkomsel,
Irfan A Tahir, mengatakan, fokus CSR Telkomsel
tahun ini adalah memberikan pendidikan digital
kepada masyarakat dengan memaksimalkan
teknologi yang ada. Pasalnya, pada 2020 nanti,
Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi
digital terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Namun, potensi sumber daya manusia Indonesia
dinilai masih kurang.
"Kita melihat secara mega thinking. Problem
negara kita ini apa? Apalagi kita akan menjadi
negara dengan ekonomi digital terbesar di
kawasan Asia Tenggara. Tetapi resources kita
tidak cukup. Makanya kita galakan pendidikan
digital, melalui kegitan literasi digital, dan
sebagainya, sehingga, kita bisa memanfaatkan
potensi yang ada,” kata Irfan di Jakarta, Kamis,
(20/6/2019).
Menurut Irfan, pihaknya akan gencar melakukan
pelatihan atau trainning kepada Usaha Mikro
Kecil Menegah (UMKM), baik itu pada level yang
sudah memahami teknologi maupun sampai pada
122
level bawah, terutama, kaum ibu-ibu Rumah
Tangga.
"Kita memberikan pemahaman apa itu internet,
lalu bagaimana memaksimalkan teknologi,
dengan melihat potensi-potensi yang ada di daerah
tersebut. Bagaimana menjualnya, sampai dengan
sistem payment-nya. Kita mulai dari situ dulu,"
ujar Irfan.
Irfan melanjutkan, salah satu wilayah terpencil
yang dirambah oleh Telkomsel adalah di
Kaimana, Papua. Wilayah tersebut, awalnya
sangat terpencil. Namun, berkat kerja sama
dengan semangat literasi digital dan teknologi,
saat ini masyarakat di Kaimana sudah bisa
membuat jus, bahkan makanan ringan, lalu mulai
paham untuk memasarkan melalui internet.
"Ini wilayah paling Timur Indonesia. Tetapi, kita
cukup bergembira, karena pelan-pelan mereka
sudah mulai paham tentang teknologi, tentang
internet, lalu sudah mulai memasarkan. Ini yang
dimaksudkan dengan program literasi digital
kita,” ungkap Irfan.
Sementara, Vice President Corporate
Communications Telkomsel, Denny Abidin,
mengungkapkan, sebagai perusahaan yang
bertransformasi menjadi digital telco company,
Telkomsel berkomitmen untuk selalu siap
mengakselerasikan negeri dengan
mengembangkan ekosistem digital di Indonesia.
"Program dan kegiatan CSR kami rancang secara
tepat untuk turut mendorong percepatan
pembangunan masyarakat digital Indonesia, di
mana hal ini juga menjadi bagian fondasi untuk
mengakselerasi perkembangan ekosistem digital
dalam mewujudkan Indonesia Digital," kata
Denny.
Salah satu pilar CSR Telkomsel, lanjut Denny,
yaitu pendidikan. Program melalui pilar ini
ditujukan untuk meningkatkan kapasitas ilmu
pengetahuan dan mempersiapkan keahilan profesi
generasi muda Indonesia di berbagai bidang.
Program CSR pada pilar pendidikan ini antara lain
IndonesiaNEXT dan T-Perpus (Perpustakaan
Digital Telkomsel).
"Selanjutnya pilar CSR Telkomsel adalah
Masyarakat Digital. Tujuan dari program CSR
dalam pilar ini adalah Telkomsel berkontribusi
untuk mendorong penggunaan teknologi secara
positif yang berdampak pada pengembangan
karakter dan kualitas sumber daya manusia agar
dapat memanfaatkan internet untuk kegiatan
produktif yang mendukung gaya hidup digital
masyarakat Indonesia. Program CSR pada pilar ini
antara lain adalah The NextDev dan Internet
BAIK," tegas Denny.
Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/560417/wujudkan-ma
syarakat-melek-teknologi-telkomsel-dorong-literasi-digit
al
Akses : 21 April 2020 Pukul 22.12 WIB
DAFTAR JUDUL BERITA SUMBER “JAWAPOS.COM”
Achmad Maghfur Bangun Kafe Literasi Ber-Password Puisi
AFPI Kuatkan Literasi Keuangan Digital
Ajak Generasi Milenial Melek Literasi
Aktifnya Aksi Komunitas Peduli Literasi Sejarah dan Budaya Surabaya
Amar Bank Dorong Fintech Perluas Literasi Keuangan di Indonesia
Anak-Anak Indonesia Rendah dalam Literasi Matematika?
Anis Hidayati, Guru yang Peduli pada Dunia Literasi dan Sudah Hasilkan 13 Buku
Ayu Sabrina, Gerakan Literasi melalui Kompetisi
Banyak Cara Kembangkan Literasi
Bedah Buku Pentigraf Dihadiri Siswa Hingga Pegiat Literasi
Berikut Cara Kenalkan Literasi Sejak Dini Kepada Buah Hati
BH. Riyanto, Guru Seni yang Menggeluti Dunia Literasi
BNI Syariah Tingkatkan Literasi Inklusi Keuangan Lewat Industri 4.0
Bupati Grobogan Terima Penghargaan Penggerak Literasi Nasional
Cak Imin: Saya Sedih Lihat Hasil Survei PISA
Cara Mapolsek Pasar Kliwon Budayakan Literasi Kalangan Anak & Remaja
Cara Unik Desa Ponggok Ajak Warga Lestarikan Mata Air lewat Literasi
Ciput, Pencinta Literasi Menulis Novel Ber-setting Kediri
Dahnil Anzar Simanjuntak, Literasi dan Kopi
Dansatgas Giatkan Literasi Pada Anak-Anak Usia Dini
Demi Buku, Pejuang Literasi Jalan Kaki ke Monas
Digitalisasi Ribuan Literasi Sejarah Radya Pustaka
Disdik Kota Jogja Gelar Pameran Literasi
Disdikpora Galakkan Budaya Literasi
Disdikpora Kudus Gugah Minat Literasi Lewat Lomba Perpustakaan
Dorong Gelar Literasi Pasar Modal ke Masyarakat
Dorong Minat Baca dan Literasi, Pemkot Tambah Taman Bacaan Masyarakat
Dorong Pengembangan Literasi Desa
Dosen-Dosen Peduli Pemuda agar Cinta Literasi dan Kesenian (1)
Dosen-Dosen Peduli Pemuda agar Cinta Literasi dan Kesenian (2-Habis)
Dua Komunitas Pegiat Literasi Kolektif, Gugah Minat Baca
Dukung Enam Literasi Dasar, Jepara Canangkan Gerakan Indonesia Membaca
Enam Literasi Dasar dan Implementasinya dalam GLS
Era Industri 4.0, Literasi Digital Syarat Mutlak Para Pencari Kerja
Finansialku.com Ajarkan Literasi Keuangan via Aplikasi
Galeri Buku Bengkel Deklamasi, Surga Literasi Sastra di Jakarta
Gebyar Literasi 2020 Jadi Ajang Pamer Karya Literasi Siswa
Gelora Baru Literasi Melalui GPMB
Genjot Literasi, Pemkot Makassar Dan Do It Beri Edukasi ke Masyarakat
Gerakan Literasi Sekolah Tingkatkan Minat Baca Siswa
Gotong Royong Membangun Literasi Majukan Bangsa
IGI Gresik Giatkan Literasi Online di Tengah Covid-19
Investor Saham Belum Merata, Literasi Pasar Modal Masih Rendah
Jalan Sehat Akhiri Gebyar Literasi Sekolah
Jelajah Literasi ke-13 di SMK NU Lasem Kupas Lirik Ya Lal Wathon
Jelajah Literasi Paparkan Tips dan Trik hingga Baca di Perpus Digital
Jelajah Literasi Sasar MA-SMK Walisongo Kaliori
Kampung Baca Bukik Ase, Merawat Literasi Minangkabau
KB Plus Az Zalfa Libatkan Walimurid Tanamkan Literasi Sejak Dini – Radar Madiun
Kelas Menengah Jadi Generasi Sandwich, Perlu Melek Literasi Keuangan
Kemendes PDTT Gelar Workshop Literasi e-Commerce untuk Pelaku UMKM
Kenalkan Literasi, SD Islam Al Badar Gelar Lomba
Kepincut Literasi, Bupati Rembang Ingin Sentuh hingga Anak Didik
Kesempatan Literasi Keluarga
KMI Gelar Diskusi Peran Literasi Media Menolak Delegitimasi Pemilu
Kolaborasi Dengan Dinas Arpus, Kota Garam Menuju Kabupaten Literasi
Konsistensi Tobucil & Klabs Merawat Literasi dan Keberagaman
Lawan Hoaks dengan Literasi Media
Literasi dan Patriotisme, Obat Virus Hoaks Covid-19
Literasi dan Perayaan Hut SMPN 3 Surakarta, Spegata Jaya
Literasi Dekatkan Anak, Orang Tua, dan Guru
Literasi Digital Siberkreasi, Tumbuhkan Kreativitas Netizen Indonesia
Literasi Keuangan PT Indo Premier, Ajak Investor Cemati Reksa Dana
Literasi Keuangan Rambah SD
Literasi Masyarakat Rendah, Cigna Indonesia Perkuat Layanan Digital
Literasi Media dan Ikhtiar Melawan Hoaks di Tahun Politik
Literasi Media Penting Agar Masyarakat Jangan Sebar Hoaks
Literasi Membangun Budaya, Tak Sekadar Membaca
Literasi Ramadan, Siswa SMKN 1 Kedung Antusias Baca Koran Radar Kudus
Literasi Sekolah, Siswa SMPN 5 Pati Antusias Baca Koran Radar Kudus
Literasi Warganet Jadi Antibodi Hadapi Virus Radikalisme di Medsos
Melalui Literasi Menuju Generasi Milenial Berprestasi dan Berkarakter
Menumbuhkan Kesadaran Literasi Digital Tidak Mudah, Butuh Proses Lama
Minat Baca Dan Literasi Digenjot Di 20 Titik Sasaran
Minim Literasi, Masyarakat Hanya Baca Berita dari Judulnya
Nanik Masriyah, Penggerak Literasi asal Kudu Jombang
Ngabuburead, Gerakan Literasi Jelang Berbuka
OJK: Perluas Investor dengan Literasi dan Inklusi Keuangan
OTO Group Edukasi Literasi Keuangan di SMAN 1 Krian
Palapa Ring Rampung, Kominfo Kini Fokus Literasi dan Ekosistem Digital
Panggung Literasi Untuk Promosikan Cinta Membaca
Panggung Literasi Untuk Promosikan Cinta Membaca di Perpustakaan
Pascasarjana IAIN Kudus Perkuat Literasi Agama dan Media
Peduli Literasi, Satgas TMMD Kodim Kudus Bikin Perpustakaan Keliling
Pegiat Literasi Kota Garam Berantas Buta Matematika
Pekan Literasi dan Seni, MIN 1 Sragen Berkualitas
Pemkot Terus Kuatkan Minat Literasi Warga
Pendidikan Nasional setelah Hasil Buruk di PISA
Pentingnya Literasi Bagi Tumbuh Kembang dan Masa Depan Anak
Peran Literasi Digital Warganet Jauhkan Radikalisme Demi Bangsa
Permukiman Padat Penduduk Diubah Menjadi Kampung Literasi
Pojok Pintar Sisternet Dorong Literasi Digital Perempuan
Program Literasi Sekolah Belum Menyeluruh
Prudential Indonesia Hadirkan Program Literasi Kelas Awal untuk Anak-anak di Papua
Puluhan Penggiat Literasi Ikuti Pembinaan Balai Bahasa di Radar Kediri
Ranking PISA Indonesia Turun, Dipicu Salah Orientasi Pendidikan
Ratusan Siswa di Rembang Antusias Ikuti Jelajah Literasi
Ratusan Siswa SMAN 1 Kragan Digembleng Literasi Biblio
Ratusan Siswa SMAN 1 Sumber Digembleng Literasi
Respons Hasil PISA, Ubah Pola Belajar dan Tingkatkan Literasi
Sabaniah dan Ratihniati Meningkatkan Literasi di Pedalaman
Serunya Kemah sambil Belajar Jurnalistik dan Literasi
SMA Nasional Pati Gelar Literasi Sekolah dengan Baca Koran Radar Kudus
SMAN 1 Rembang Jadi Sasaran Jelajah Literasi Edisi Sembilan
SMK Penerbangan Cakra Nusantara Antusias Ikuti Klinik Literasi
Sowan Wagub Jateng, Penggiat Literasi Bawa Misi Khusus
Teknologi Kian Pesat, OJK Gencarkan Literasi Keuangan
Teras Baca Sangkar Aksara Tumbuhkan Literasi dan Kreativitas Anak
Terjunkan Torpin dan MPK ke Sekolah dan Desa untuk Tingkatkan Literasi
Terkait Hasil PISA, Mendikbud Nadiem: Indonesia Krisis Literasi
Tingkatkan Budaya Literasi, Jembrana Bangun Perpustakaan Milenial
Tingkatkan Budaya Literasi, KPPN Kudus Gandeng Jawa Pos Radar Kudus
Tingkatkan Literasi Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Tingkatkan Literasi, BPJS Kesehatan Berikan Sosialisasi ke Kader JKN
T-Perpus Dorong Literasi
Treasury Ajak Masyarakat Tingkatkan Literasi Keuangan Digital
Unisnu Jepara Gelar Kuliah Umum Literasi Digital
Upaya Literasi Media Mensukseskan Pembangunan Nasional
Upaya UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Tambah Literasi Siswa
Wabup PALI: Gerakan Literasi Gencar Digelar Sampai ke Desa
Wujudkan IDIA Jadi Kampus Literasi, UKM Pers Gelar Pelatihan Menulis
123
Achmad Maghfur Bangun Kafe Literasi
Ber-Password Puisi Suka Lihat Orang Membaca, Saut Diberi Celurit
25 DESEMBER 2019, 20: 53: 29 WIB |
EDITOR : ABDUL BASRI
Achmad Maghfur senang melihat orang membaca
buku. Suatu ketika seorang teman bertanya tema kafe
yang hendak dibangun. Dia memutuskan memilih
tema kafe literasi.
ONGKY ARISTA UA, RadarMadura.id
HALAMAN Kafe Manifesco cukup ramai oleh
anak-anak muda pada Sabtu malam (21/12). Tampak
sebuah banner berukuran besar dipampang menghadap
timur. Bertulis Festival Aksara Manifesco; Bintang
Kugalah Bulan Kudapat.
Malam Minggu itu merupakan akhir acara festival
tersebut. Mendengar festival, beberapa peserta merasa
familier. Tetapi, penyelenggaraan festival di kafe itu
baru pertama di Madura.
Achmad Maghfur selaku ketua pelaksana festival
sekaligus pemilik kafe tersebut menuturkan, inisiatif
menggelar festival karena ingin menumbuhkan
atmosfer literasi. ”Membaca buku tidak hanya di
perpustakaan, kami coba di kafe, meletakkan beberapa
buku dan menggelar acara festival ini,” terangnya.
Dia begitu suka melihat orang membaca buku, baik di
kafe atau di tempat saat sedang menunggu sesuatu.
Karena itu, festival tersebut akhirnya digelar. Tidak
lain juga karena didukung oleh teman-temannya yang
ikut menjadi partner diskusi seperti Edy Firmansyah,
Royyan Julian, dan Novie Kamelia. ”Akhirnya jadi,”
tuturnya.
Budayawan D. Zawawi Imron dihadirkan. Dua kiai
Muda, M. Faizi dan A. Dardiri Zubairi juga
didatangkan untuk meramaikan kegiatan tersebut. Satu
lagi, pria yang kesohor kritik pedasnya, Saut
Situmorang, diundang untuk memberikan kritik
tentang sastra.
Saut datang ke Madura pada Sabtu (21/12).
Kedatangan kali pertamanya itu untuk mengisi
ceramah seputar sastra di Festival Aksara Manifesco
yang berlokasi di Desa Jalmak, Kecamatan Kota
Pamekasan.
Usai memberikan ceramahnya di depan puluhan
peserta yang hadir, Saut diberi cenderamata oleh
Achmad Maghfur. Pemberian tersebut diniatkan untuk
terus mengangkat marwah Madura yang identik
dengan celurit.
”Yang pertama itu identitas Madura sebagai identitas
senjata tradisional Madura. Dan kedua dia memang
seorang kolektor senjata-senjata tradisional,” ungkap
Maghfur.
Saut mengaku kerap mengoleksi senjata-senjata
tradisional Nusantara. ”Saya sudah kode-kode kepada
panitia, kalau ada celurit saya mau,” terangnya.
Sebelumnya Saut mendapat dua celurit dari D.
Zawawi Imron. ”Fungsi senjata bukan hanya untuk
membunuh, tetapi senjata menjadi karakter dari
budayanya,” ucapnya.
Dia menyebut senjata berupa celurit melengkung
karena ada hubungannya dengan sapi. Dia juga
mengatakan bahwa senjata selalu khas karena
berhubungan dengan kultur masyarakatnya. Karena itu,
dia tertarik mengoleksi beragam senjata tradisonal
Nusantara.
Sebelum datang ke Madura, Saut memandang
masyarakat Madura itu tertinggal dan pelosok. Namun,
pandangan itu meleset. ”Kaget sekali ketika ke sini,
kotanya besar dan kegiatan masyarakatnya
berkemajuan. Ada kegiatan sastra,” ujarnya.
Dia melanjutkan, sastra Madura menarik karena
karya-karya berdiksi Madura seperti karya D. Zawawi
Imron tetap dijaga. Penggunaan diksi kedaerahan itu
bisa membuka lorong pada realitas budaya
kemaduraan.
Seperti kafe pada umumnya yang menyediakan wifi,
Kafe Manifesco juga demikian. Tapi, sandinya masih
tetap berhubungan dengan literasi: puisidulu.
(mr/bam/bas/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarmadura.jawapos.com/read/2019/12/25/17179
7/achmad-maghfur-bangun-kafe-literasi-ber-password-pu
isi
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.43 WIB
AFPI Kuatkan Literasi Keuangan Digital
30 NOVEMBER 2019, 16: 28: 10 WIB |
EDITOR : WIJAYANTO
SURABAYA - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama
Indonesia (AFPI) terus mendukung pemerataan dan
penguatan literasi keuangan digital pada masyarakat.
Seiring dengan potensi industri financial technology
(fintech) yang sangat besar, salah satunya dengan
menyelenggarakan Fintech Exhibition 2019 di
Pakuwon Trade Center, Surabaya.
Kepala Humas dan Hubungan Industrial AFPI
Tumbur Pardede menuturkan, Surabaya sebagai pusat
perekonomian Jawa Timur (Jatim) menjadi bagian
dalam peningkatan industri fintech lending.
Oleh sebab itu, melalui pameran ini diharapkan
masyarakat Surabaya dapat memperoleh informasi
124
secara transparan terkait industri fintech. Pihaknya
berharap, masyarakat Surabaya semakin mengetahui
dan teredukasi mengenai industri fintech lending yang
berizin dan terdaftar di OJK.
"Sehingga ketika ingin bertransaksi menggunakan
industri ini sudah bisa membedakan mana fintech
lending yang resmi dan mana yang ilegal. Apalagi
beberapa tahun sebelumnya banyak fintech ilegal yang
membuat masyarakat tidak percaya lagi, sehingga
membuat mereka tidak berminat," ujarnya saat
pembukaan Fintech Exhibition Surabaya 2019.
Tumbur menjelaskan, melalui acara ini, masyarakat
juga bisa secara langsung melihat platform fintech
mana saja yang terdaftar resmi selain dengan
mengakses di website OJK dan AFPI.
"Harapan kami melalui ini mampu memberikan
pemahaman kepada masyarakat secara umum bahwa
Fintech P2P Lending tidak hanya menawarkan bentuk
pinjaman namun menjadi solusi investasi bagi mereka
dalam mempersiapkan perencanaan keuangan di masa
depan," imbuhnya.
Hingga saat ini, AFPI memiliki 144 anggota
penyelenggara Fintech P2P Lending yang sudah
terdaftar di OJK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13
lembaga fintech telah mendapat perizinan penuh.
Sedangkan penyaluran dana sepanjang 2019 ini yang
telah mencapai Rp 60 triliun dengan 14 juta borrower.
Di tempat yang sama, Direktur Pengawasan dan
Manajemen Strategis OJK Kantor Regional 4 Jatim
Mulyanto menambahkan, pihaknya mendata Jatim
menjadi daerah ketiga dengan penyaluran pinjaman
terbesar di Indonesia pada industri fintech lending.
Setidaknya, penyaluran pinjaman di Jatim mencapai
Rp 6,63 triliun per 30 September 2019 atau sekitar 11
persen dari total akumulasi penyaluran pinjaman
secara nasional sebesar Rp 60,4 triliun dengan
transaksi peminjam yang juga mengalami peningkatan
hingga 261 persen year-to-date mencapai 5.812.821
akun borrower.
"Berdasarkan data, realisasi pinjaman yang disalurkan
tersebut, fintech mengalami pertumbuhan yang cukup
pesat. Peningkatannya signifikan," ujarnya. (cin/nur)
(sb/cin/jay/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/11/30/1682
49/afpi-kuatkan-literasi-keuangan-digital
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.38 WIB
Ajak Generasi Milenial Melek Literasi
06 JULI 2019, 10: 19: 40 WIB |
EDITOR : PERDANA
KLATEN – Ratusan pegiat literasi yang mayoritas
anak muda berkumpul di Desa Ponggok, Kecamatan
Polanharjo. Mereka belajar bersama untuk eksplour
potensi yang dimiliki masing- masing dal wadah
Green Literacy Camp (GLC) 2019.
Ketua Penyelenggara GLC Desa Ponggok 2019, Joko
winarno mengatakan,peserta GLC Ponggok 2019
diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah. Peserta
akan mendapat kesempatan untuk sharing dan diskusi
bersama tokoh lingkungan, penulis profesional.
“Tujuan dari kegiatan ini merupakan ikhtiar dari kami
untuk mengajak anak muda agar aktif terlibat dalam
melestarikan lingkungan. Tentu debgan kemampuan
yang dimiliki masing-masing. Kalau bisa menulis
dengan tulisan, ada juga yang kampanye dengan
video,” ungkapnya.
Diharapkan melalui GLC Ponggok 2019, kemampuan
peserta semakin meningkat. Sehingga konten yang
disampaikan akan lebih menarik. Tujuanya agar
semakin banyak yang melihat dan membaca
konten yang dibuat.
“Saat ini era digital, jadi kalau bisa membuat konten
baik tulisan, foto, video maka yang melihat banyak.
Sehingga jika peserta membuat konten tentang upaya
menjaga kelestarian alam ini sangat kenarik,”
imbuhnya.
Sementara Kepala Desa Ponggok, Junaedhi Mulyono
menambahkan, alam memberikan banyak kenikmatan
dan rezeki pada manusia. Maka sudah menjadi
kewajiban manusia untuk bersyukur, salah satunya
dengan menjaga kelestarian alam.
“Dalam beberapa hari ke depan kami mengajak anak
generasi now untuk aktif menjaga alam. Banyak cara
bisa dilakukan, kami mendorong mereka untuk
memulai dari diri sendiri, lingkungan sekitar, maupun
komunitas yang dimiliki,” ungkapnya.
Terdapat 27 narasumber yang dihadirkan dalam GLC
Ponggok 2019. Mulai dari penulis Kang Maman, artis
yang aktif dalam lingkungan Nadine Chandrawinata
dan pembicara lain yang luar biasa. Kegiatan ini luar
biasa, pihaknya juga mengikutkan pemuda dan
warga Ponggok untuk terlibat.(ren/oh)
(rs/ren/per/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/07/06/144833/aj
ak-generasi-milenial-melek-literasi
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.07 WIB
125
Aktifnya Aksi Komunitas Peduli Literasi
Sejarah dan Budaya Surabaya
Pulang Kerja Langsung Ditodong Membaca
1 Juli 2019, 17:01:03 WIB
HANDOKO mewakafkan dua kamarnya sebagai
taman baca anak di kampungnya. Dia juga
membuka lapak buku di tiap taman saat liburan.
Bersama rekannya, Mustova, dia memiliki misi
mulia.
HISYAM AL-ASYIAH, Surabaya
Dua kamar di depan rumah di Jalan Banyu Urip
Wetan Gang 5i Nomor 11, Kelurahan Putat Jaya,
Sawahan, itu seperti perpustakaan. Tiap dinding
kamar dipenuhi rak yang dijejali ratusan koleksi
buku. Kesan hangat tersebar berkat puluhan boneka
ukuran kecil sampai besar yang memenuhi kamar
tersebut.
Dari kamar itulah muncul aksi Sebaya, Komunitas
Peduli Literasi Sejarah dan Budaya Surabaya. Di
ruangan sederhana, tetapi kaya literasi itulah
anak-anak kampung Putat Jaya belajar membaca
buku dan menjelajahi literasi. Terutama literasi
sejarah dan budaya seperti suatu sore pada akhir
pekan lalu.
Handoko yang mengenakan blangkon Jawa motif
Bandung menghibur delapan anak dengan
mendongeng. Ceritanya berkisah mengenai Hando,
boneka tangan Handoko, yang sedang
nge-vlog. ’’Hi guys, kali ini Hando berkeliling
melihat teman-teman yang cantik, ganteng, juga
pintar.
Kalian jangan baper, ya,’’ ujar Handoko sambil
menggerak-gerakkan bonekanya. Gema tawa
anak-anak pun terdengar di ruangan berukuran 4 x
3 meter itu.
Dongeng, kata Handoko, merupakan cara terbaik
untuk menghibur anak-anak di sela-sela membaca
dan membahas hasil bacaan mereka. Memang,
dalam setiap pertemuan, anak-anak diberi
kesempatan membaca buku atau menonton film
dokumenter sejarah. Mereka diberi waktu untuk
membaca sekitar 15–20 menit. Setelah itu,
anak-anak bermain dengan Hando dan Umai,
karakter boneka milik Handoko.
Dalam permainan itu, anak-anak diajak
menceritakan kembali bacaannya. Yang bisa
bercerita dapat hadiah. Hadiahnya sederhana.
Misalnya, uang jajan atau kue kesukaan anak-anak.
Dalam beberapa kesempatan, mereka juga diajari
permainan tradisional. Seperti kala itu, Mustova
mengajari beberapa permainan seperti congklak,
gasing, egrang, dan lainnya. Sebelum bermain,
Mustova menjelaskan nama, sejarah, cara bermain,
dan manfaat setiap alat permainan tradisional
tersebut.
’’Beginilah anak-anak itu belajar setiap sore,’’ kata
Handoko yang menjadi inisiator aksi Sebaya sambil
menatap anak-anak. ’’Selain membaca, kami
menonton film-film kerajaan bersama dan bikin
review kecil-kecilan,’’ tambahnya.
Mustova dan Handoko merupakan anggota
sekaligus penggerak aksi Sebaya yang sudah
berumur tiga tahun. Usaha mereka untuk membuat
anak mencintai buku kini mulai membuahkan hasil.
Saat ini, tanpa diajak dan dipanggil, Handoko sudah
ditodong anak-anak tersebut untuk
membaca. ’’Baru pulang kerja, belum ganti baju,
mereka sudah panggil-panggil,’’ ungkapnya
sembari menggelengkan kepala, lantas tersenyum.
Aksi Sebaya tidak hanya berlangsung setiap sore di
rumah Handoko. Mereka juga memiliki program
mingguan, yakni menggelar lapak buku gratis di
taman-taman setiap Minggu pagi. Selain membaca,
anak-anak bisa mendengarkan dongeng dari
Handoko. ’’Sasaran kami anak-anak beserta orang
tuanya yang sedang liburan di taman,’’ papar pria
kelahiran 1986 itu. ’’Mereka refreshing, juga melek
literasi,’’ tambahnya.
Aksi Sebaya berdiri sejak Januari 2017 dan eksis
hingga sekarang. Awalnya, kegiatan tersebut
bertujuan untuk mengajak anak-anak sekitar
kampung Dolly buat belajar melek literasi.
Terutama literasi sejarah dan budaya. Tidak puas
dengan satu titik, lapak baca pun dibuka di setiap
taman secara bergiliran. Langkah itu dilakukan
Handoko dan rekan-rekannya di luar kesibukannya
sebagai tenaga TI Dinas Perpustakaan Kota
Surabaya.
’’Hari aktif kami bekerja, pulang jam 16.00
langsung bersama anak-anak itu,’’ jelasnya. ’’Kalau
libur ya buka lapak lagi,’’ tambahnya.
Handoko tidak pernah merasa berat dan
lelah. ’’Saya kan bukan pejabat tinggi yang bisa
melakukan banyak perubahan lewat regulasi.
Namun, dengan cara ini, kami mencari amal
jariah,’’ ungkapnya. Lagi pula, suami Menik
Rupiati itu prihatin dengan dunia anak-anak yang
jauh dari literasi. Dia khawatir mereka tumbuh dan
berkembang menjadi anak-anak yang buta sejarah
serta budaya. ’’Kalau tidak kami ajari, siapa lagi
yang mewarisi budaya kami?’’
paparnya. (*/c15/tia)
Editor : Dhimas Ginanjar
126
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/features/01/07/2019/aktifnya-a
ksi-komunitas-peduli-literasi-sejarah-dan-budaya-surabaya/
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.08 WIB
Amar Bank Dorong Fintech Perluas
Literasi Keuangan di Indonesia
19 April 2019, 05:30:25 WIB
JawaPos.com – Amar Bank terus melakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan inklusi
keuangan dan literasi keuangan bagi masyarakat
Indonesia. Upaya itu dilakukan dalam bentuk
mempermudah akses keuangan bagi masyarakat
dan terus melakukan edukasi untuk mengatur dan
mengelola keuangan agar masyarakat mampu.
Indonesia berdasarkan data Worldbank Financial
Index (Findex) 2017 memiliki masyarakat dengan
tingkat unbankable yang cukup tinggi mencapai 51
persen, walaupun sudah cukup membaik
dibandingkan pada 2014 yang mencapai 64 persen
dan 2011 mencapai 80 persen. Meskipun demikian,
berdasarkan data Findex ternyata dari jumlah
tersebut sekitar 60 juta orang sudah memiliki akses
internet melalui mobile phone. Hal ini
menunjukkan kemungkinan perubahan yang lebih
baik melihat perkembangan fintech di Indonesia
lima tahun terakhir.
“Inklusi keuangan dan literasi keuangan bagaikan
dua sisi mata uang, yang keduanya harus ada dan
saling melengkapi serta memiliki korelasi yang
positif. Kurangnya akses terhadap jasa keuangan
membuat masyarakat kurang mampu dalam
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Demikian
juga dengan kurangnya pemahaman akan layanan
keuangan yang berdampak pada ketidakmampuan
mereka untuk memanfaatkan peluang yang ada,”
ujar Managing Director Amar Bank Vishal Tulsian
di Jakarta, Kamis (18/4).
Lebih lanjut, Vishal menjelaskan, bagi masyarakat,
kunci hidup yang lebih sejahtera adalah dengan
adanya akses terhadap layanan keuangan dan juga
kemampuan dalam pengelolaan keuangan. Hal ini
dapat menjadi indikator literasi keuangan (melek
keuangan) pada masyarakat.
“Memiliki akses keuangan namun tidak bijak dalam
penggunaannya dapat menggiring mereka ke dalam
masalah keuangan. Bahkan masalah lainnya yang
lebih kompleks, seperti banyak contoh yang kerap
terjadi di masyarakat belakangan ini. Sehingga
pinjaman yang mereka lakukan menjadi tidak
efektif dan tidak produktif,” jelasnya.
Peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat dalam
sektor keuangan adalah dengan memberikan akses
yang lebih mudah terhadap layanan keuangan
formal, contohnya pinjaman melalui lembaga
formal yang dapat memberikan suku bunga
terjangkau dan proses yang lebih aman. Layanan itu
dapat diberikan melalui lembaga perbankan di
kantor-kantor cabang ataupun melalui layanan
keuangan lainnya seperti layanan keuangan
berbasis fintech.
Tunaiku sebagai produk perbankan dalam bentuk
aplikasi mobile apps, akan sangat membantu
masyarakat yang selama ini belum terjangkau atau
memiliki akses terhadap layanan keuangan. Mobile
apps Tunaiku telah diunduh lebih dari satu juta
pengguna dan memberikan manfaat dari produk
pinjaman tanpa agunan kepada hampir 200 ribu
pengguna di Indonesia, dengan jumlah pinjaman
yang disalurkan mencapai lebih dari Rp 1 triliun.
Hal ini menunjukkan kontribusi Tunaiku dalam
membantu masyarakat untuk memiliki dan
meningkatkan akses terhadap layanan keuangan.
Terkait inklusi keuangan dan literasi keuangan,
Vishal memaparkan lebih lanjut, bahwa Amar Bank
melalui Tunaiku tidak hanya mempemudah akses
masyarakat terhadap layanan keuangan (inklusi
keuangan), tetapi juga mendorong masyarakat
untuk lebih melek keuangan (financial
literacy). Langkah Amar Bank adalah dengan
melakukan riset secara informal ke nasabah agar
lebih memahami kebutuhan akan informasi
keuangan yang dibutuhkan nasabah sehingga melek
keuangan.
Tantangan yang dihadapi dalam peningkatan
literasi keuangan di era digital dan mobilisasi yang
tinggi seperti saat ini adalah, bagaimana membuat
masyarakat lebih mudah mengakses informasi
dengan konten yang sederhana, mudah dimengerti
dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga) menit.
Platform yang banyak digunakan oleh masyarakat
pun menjadi pertimbangan utama, salah satunya
melalui smartphone agar mereka mudah
mengaksesnya saat dalam perjalanan berangkat dan
pulang kerja, beraktivitas di luar rumah serta di
waktu senggang.
Editor : Saugi Riyandi
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/ekonomi/finance/19/04/2019/a
mar-bank-dorong-fintech-perluas-literasi-keuangan-di-in
donesia/
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.36 WIB
127
Anak-Anak Indonesia Rendah dalam
Literasi Matematika?
10 JANUARI 2019, 23: 13: 10 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
RENDAHNYA kemampuan numera siswa di
Indonesia bukan lagi berita baru. Hasil PISA tahun
2000 hingga 2015 mengejutkan. Secara konsisten
menempatkan siswa-siswa kita yang berusia 15 tahun
pada peringkat bawah.
Disebutkan juga bahwa ditemukan anak-anak
Indonesia ternyata belum mampu menerapkan
pengetahuan prosedural matematika ke dalam
permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Sudahkah
kemampuan anak-anak Indonesia memasuki ambang
gawat darurat bermatematika?
Ini berarti kemampuan berliterasi matematika juga
sangat rendah. Kalau memang ini yang terjadi, berarti
kemampuan matematika tidak berkembang seiring
bertambahnya tingkatan sekolah yang diikuti
anak-anak. Penurunan kemampuan bermatematika
dari tahun ke tahun bila dibiarkan, anak-anak
Indonesia akan mengalami gawat darurat matematika.
Sejatinya peran serta pendidikan matematika dalam
pendidikan secara keseluruhan sangat luas. Tidak
hanya berkaitan tentang hal yang teknis dan ilmiah.
Buktinya, bahwa persoalan-persoalan dalam
kehidupan sehari-hari dapat diuraikan dalam model
matematika, sehingga penyelesaiannya lebih cepat dan
sederhana.
Hal ini sesuai dengan tujuan pengajaran matematika di
sekolah yang tertuang dalam kurikulum, bahwa
matematika melatih siswa untuk berpikir kritis, kreatif,
inovatif, serta mampu menyelesaikan masalah dengan
tepat, singkat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Matematika merupakan ilmu tentang
bilangan-bilangan, hubungan antarbilangan, dan
prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah bilangan. Dalam
perkembangannya, bilangan ini diaplikasikan ke
bidang ilmu-ilmu lain sesuai penggunaannya.
Menurut James dalam Suherman, dkk (2003:16),
matematika diartikan sebagai ilmu logika mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
saling berhubungan satu sama lain dengan jumlah
yang terbagi ke dalam tiga bidang. Yaitu aljabar,
analisis, dan geometri.
Penyeimbangan penggunaan otak kiri dan otak kanan
(otak kiri digunakan untuk menghitung dan otak kanan
untuk kreativitas) perlu sekali dilakukan. Hal ini untuk
mematematisasikan situasi di sekelilingnya, sehingga
guru harus mampu berkomunikasi dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran. Tujuannya, agar materi atau
konsep yang disampaikan tidak disalahterimakan
siswa. Hal ini agar pengajaran matematika tidak
membosankan, menarik, dan menyenangkan.
Agar mudah belajar matematika, kita perlu tahu
karakteristiknya.
1) Objek yang dipelajari abstrak. Sebagian besar yang
dipelajari dalam matematika adalah angka atau
bilangan yang secara nyata tidak ada atau merupakan
hasil pemikiran otak manusia. Inilah yang
mengakibatkan matematika sulit dipelajari dan sulit
diajarkan, karena objek yang dipelajari. Guru harus
dapat mengembangkan kualitas pribadi dan siswanya
secara keseluruhan, yaitu: kebiasaan bekerja dengan
baik seperti imajinatif, kreatif, dan fleksibel,
sistematik, independen dalam berpikir dan bertindak,
bekerja sama, serta cermat. Serta sikap positif
terhadap Matematika terpesona; berminat dan
termotivasi; gembira dan menyukai matematika;
menghargai maksud, kekuatan, dan relevansi
matematika dalam kehidupan; kepuasan yang tumbuh
dari keberhasilan dan keyakinan akan kemampuannya
mengerjakan matematika.
2) Kebenarannya berdasarkan logika. Kebenaran
dalam matematika adalah kebenaran secara logika
bukan empiris. Artinya, kebenarannya tidak dapat
dibuktikan melalui eksperimen seperti dalam ilmu
fisika atau biologi. 3) Pembelajarannya secara
bertingkat dan kontinyu. Pemberian atau penyajian
materi matematika disesuaikan dengan tingkatan
pendidikan dan dilakukan secara terus-menerus.
Artinya dalam mempelajari matematika harus secara
berulang melalui latihan-latihan soal.
4) Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan
yang lainnya. Materi yang akan dipelajari harus
memenuhi atau menguasai materi sebelumnya.
Contohnya, ketika akan mempelajari tentang volume
atau isi suatu bangun ruang, maka harus menguasai
tentang materi luas dan keliling bidang datar.
5) Menggunakan bahasa simbol. Dalam matematika
penyampaian materi menggunakan simbol-simbol
yang telah disepakati dan dipahami secara umum.
Misalnya menggunakan simbol + (penjumlahan), -
(pengurangan), : (pembagian), dan seterusnya,
sehingga tidak terjadi dualisme jawaban.
6) Diaplikasikan dibidang ilmu lain. Matematika dapat
digunakan untuk menyeleksi atau menyaring data
yang ada. Tujuan penggunannya untuk mengetahui
kemampuan berpikir cepat dan dapat menyelesaikan
masalah. Dalam bidang informatika atau komputer
menggunakan konsep bilangan basis. Teknik industri
atau mesin matematika digunakan untuk menentukan
ketelitian suatu alat ukur atau perkakas yang
digunakan.
Dengan mengetahui manfaat matematika dalam
kehidupan sehari-hari, pengajar harus pandai
mengorelasikan perencanaan pembelajaran dengan
kehidupan nyata. Pemilihan metode mengajar yang
128
tepat bukan tidak mungkin hasil belajar siswa akan
mengalami peningkatan.
Pemahaman terhadap asumsi bahwa matematika
adalah pelajaran yang sulit setidak-tidaknya akan
ditinggalkan. Dengan matematika siswa juga dapat
belajar berargumentasi, mengerti apa yang dibicarakan,
memahami lalu dapat mengkomunikasikan.
Matematika tidak sekadar angka dan bilangan yang
harus dipelajari secara ilmiah di bangku sekolah,
tetapi menyatu dalam kehidupan sehari-hari. (*)
(ks/lin/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/01/10/112964/
anak-anak-indonesia-rendah-dalam-literasi-matematika
Akses : 05 Maret 2020 Pukul 09.30 WIB
Anis Hidayati, Guru yang Peduli pada
Dunia Literasi dan Sudah Hasilkan 13 Buku
Posted on Senin, 23 Desember 2019 by Jawanto
Arifin
Sejumlah pria dan wanita memadati ruang aula
berukuran 4×6 meter itu. Mereka serius
mendengarkan materi yang diberikan seseorang
wanita berkacamata di hadapannya. Sesekali
peserta di ruangan itu mengacungkan telunjuk
untuk bertanya. Sesi tanya jawab dan pemberian
materi yang hangat pun terjadi di antara mereka.
Pemandangan ini rutin terlihat di Pesantren Putri
KH Wahid Hasyim Bangil setiap bulannya.
Maklum, pesantren putri setempat rutin
memberikan tutor kepenulisan dengan mengundang
Anis Hidayati. Perempuan asal Bangil, Kabupaten
Pasuruan, yang juga seorang guru agama.
Anis -sapaan akrabnya- mengungkapkan, dunia
literasi sudah akrab sejak dirinya masih duduk di
bangku sekolah. Minat ini semakin dikembangkan
olehnya saat ia mengenyam bangku kuliah di IAIN
(UIN) Sunan Ampel Kota Malang tahun 1997.
Saat itu ia menjadi reporter tabloid kampus
“Solidaritas” selama menjadi mahasiswa IAIN
Sunan Ampel kala itu. Bahkan, ia sempat dipercaya
menjadi pemimpin redaksi (pemred) untuk majalah
kampus “Inovasi”.
“Saya mengambil jurusan pendidikan guru agama
Islam di IAIN. Saat itu saya kembangkan minat
menulis dengan ikut tabloid kampus,” ungkapnya.
Guru Agama Islam di SMP 1 Pujon, Kabupaten
Malang, ini menjelaskan, usai lulus, minat
menulisnya tidak hilang. Ia rutin menulis sejumlah
artikel dan cerpen. Karyanya bisa ditemui di
sejumlah platform seperti Kaskus dan Kompasiana.
Tak hanya itu, Anis juga rajin membuat karya yang
diterbitkan secara indie. Terhitung sekitar 13 buku
karyanya sudah diterbitkan. Baik itu dalam bentuk
novel, biografi, antologi puisi, hingga antologi
cerita pendek (cerpen).
“Karya antologi ini berasal dari teman-teman dalam
komunitas menulis atau siswa yang ikut dalam
pelatihan menulis. Dan saya bukukan,” jelasnya.
Anis mengaku, minatnya dalam dunia literasi
membuat ia mendirikan komunitas menulis. Seperti
Komunitas Menulis Buku (Komalku) Malang Raya
pada 2018 dan Komalku Pasuruan pada 2019.
Dari sini, minatnya pada dunia literasi semakin
dikenal luas oleh masyarakat. Ia pun kerap diminta
untuk mengisi tutor kepenulisan baik di
Kota/Kabupaten Malang maupun Kota/Kabupaten
Pasuruan. Ini sudah dilakukannya sejak dua tahun
terakhir.
Wanita yang kesehariannya tinggal di Kecamatan
Pujon, Kabupaten Malang, ini rutin mengisi di tiga
lembaga pendidikan. Yaitu, Boarding School SMP
Ar Rochmah di Dau, Malang; Pesantren Putri Nurul
Haromain, Pujon, Malang; serta Pesantren Putri KH
Wahid Hasyim, Bangil, Pasuruan.
Tutor ini rutin diberikan olehnya sekali dalam
sebulan. Selain itu, dirinya kerap mengisi materi
kepenulisan di lembaga pendidikan lainnya baik di
wilayah Pasuruan dan Malang. Materi yang
diberikan adalah seputar cara dan teknik menulis
bagi pemula.
“Kalau di Ar Rochmah, Nurul Haromain, dan KH
Wahid Hasyim rutin tiap bulan. Tapi saya sering
mengisi tutor penulisan di tempat lain juga sesuai
permintaan,” sebutnya.
Wanita kelahiran 42 tahun silam ini mengaku hal
ini dilakukan olehnya untuk menumbuhkan cinta
literasi di tengah masyarakat. Baik untuk membaca
buku maupun dalam keterampilan menulis. Sebab
minat literasi itu perlu ditumbuhkembangkan sejak
dini.
Menurut ibu tiga anak ini, keterampilan menulis itu
memiliki banyak manfaat. Di antaranya bisa
sebagai sarana menghasilkan uang, sarana dakwah,
maupun sarana untuk menyalurkan mental dan
perasaan dalam diri seseorang.
Selama ini, Ia mengaku antusiasme yang mengikuti
tutor penulisan cukup tinggi. Ia menemukan banyak
yang pandai menulis, namun tidak menyalurkan
129
bakatnya karena malu atau tidak tahu cara
menerbitkan tulisannya.
“Nah, dengan tutor ini diharapkan mereka menjadi
percaya diri dan suka menulis. Karena menulis
memang banyak manfaatnya,”
pungkasnya. (riz/hn/fun)
Sumber : JawaPos.com
https://radarbromo.jawapos.com/features/23/12/2019/anis
-hidayati-guru-yang-peduli-pada-dunia-literasi-dan-sudah-hasilkan-13-buku/
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.45 WIB
Ayu Sabrina, Gerakan Literasi melalui
Kompetisi
Oleh Tasropi
18 April 2020 | 07:21
RADARSEMARANG.ID, Sesuatu yang baik
haruslah dibagikan kepada sesama. Prinsip tersebut
yang diterapkan oleh seorang Ayu Sabrina. Baginya,
urip iku urup. Dan dengan berbagi, ia dapat
membuat kehidupan seseorang menjadi lebih
berarti, termasuk melalui literasi.
Ayu –sapaan akrabnya– memang memiliki prestasi
khusus di bidang literasi. Sejak SMA, ia telah
mengikuti dan memenangi berbagai kompetisi esai.
Tidak hanya regional. Namun juga nasional. Dari
sana ia mendapat banyak pengalaman. Dan ia
berniat membagikan ilmu yang didapat untuk dapat
meningkatkan literasi bagi generasi milenial seperti
dirinya.
“Saya prihatin anak zaman sekarang suka berdebat
isu terkini tapi asal ceplas-ceplos dan tidak ada
bukti konkret. Makanya, saya ingin sekali mengajak
mereka untuk memahami literasi agar bijak dan
cerdas dalam bertindak,” ujar mahasiswi
Universitas Diponegoro (Undip) ini kepada Jawa
Pos Radar Semarang.
Guna mewujudkan keinginannya tersebut, ia
membuat suatu kompetisi menulis esai bagi kaum
milenial. Pihaknya mengajak mereka untuk
membaca, berpikir, dan menulis suatu karya tulis
mengenai isu terkini. Sehingga untuk membuat
tulisan, mereka secara tidak langsung akan
menambah literasi bagi diri masing-masing. Dan
pada penyelenggaraan perdana Februari lalu,
pihaknya berhasil mengumpulkan 394 milenial
yang mendaftar.
“Karena dengan ikut kompetisi ini, saya ingin
mereka juga merasakan yang sama seperti saya
menjadi seorang pemenang,” lanjut gadis yang juga
Duta Museum Jawa Tengah ini.
Yang menarik dari kompetisi tersebut, hampir
seluruh proses kegiatan ia tangani sendiri. Mulai
dari pendanaan, operasional, hingga pemasaran. Ia
mengaku menggunakan hadiah dari kejuaraan yang
diikuti untuk menyelenggarakan kompetisi tersebut.
Meskipun begitu, gadis 20 tahun ini tetap menjamin
bahwa penilaiannya tetap bekerja sama dengan para
ahli terkait pada bidang terkait dengan topik yang
ditulis.
“Semua saya urus sendiri. Tapi untuk juri saya
kasihkan ke yang berkompeten,” ujar gadis yang
mengambil jurusan Hubungan Internasional ini.
Melihat suksesnya event perdana tersebut, ia
berniat menyelenggarakan kompetisi tersebut
secara rutin. Tidak lagi sendiri. Ia akan membuka
peluang bekerja sama dengan penulis lainnya untuk
dapat semakin meningkatkan literasi bagi kaum
milenial di Indonesia.
“Kalau bisa nanti saya rutinkan tiap tiga bulan
sekali dengan menggandeng teman-teman penulis,”
harapnya. (akm/aro)
Sumber : JawaPos.com
https://radarsemarang.jawapos.com/rubrik/sosok/2020/04
/18/ayu-sabrina-gerakan-literasi-melalui-kompetisi/
Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.33 WIB
Banyak Cara Kembangkan Literasi
04 NOVEMBER 2019, 15: 42: 34 WIB |
EDITOR : PERDANA
SOLO – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surakarta
mengklaim gerakan literasi sekolah terimplikasi
dengan sangat baik di beberapa sekolah. Kasi
Kurikulum Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Kota
Surakarta Rita Nirbaya mengatakan, gerakan literasi
dapat diwujudkan dengan berbagai cara. Salah satunya,
membuat kafe literasi sekolah.
"Kafe literasi ini merupakan terobosan yang sangat
bagus untuk memfasilitasi siswa supaya lebih gemar
membaca," ungkapnya dalam launching kafe literasi
SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat,
kemarin.
Ia juga mengapresiasi penerbitan buku karya para
siswa. Dalam hal ini, siswa kelas 6 sekolah setempat
menyusun buku berjudul Menabung Kenangan.
Sebuah buku berisi kenangan dan luapan perasaan
para siswa selama bersekolah.
130
"Kafe literasi ini juga sebagai upaya membangun
kesadaran gemar membaca dan menulis di kalangan
warga sekolah," sambung Ketua Majelis Dikdas dan
Menengah (Dikdasmen) Muhammadiyah Kota
Surakarta, Tridjono.
Launching kafe literasi merupakan puncak bulan
bahasa dan sastra yang diselenggarakan oleh SD
Muhammadiyah PK Kottabarat. Kegiatan tersebut
diikuti oleh 170 siswa kelas 4 dan 5. Selain peresmian
kafe literasi, juga dilakukan launching buku karya
siswa, penilaian lomba majalah dinding, dan pojok
baca kelas.
Usai peresmian kafe literasi, para siswa nampak asyik
membaca-baca buku di kafe tersebut. Para tamu
undangan juga menuliskan testimoni dan pesan kesan
terkait acara puncak bulan bahasa dan sastra ini.
Panitia kegiatan Siti Junaidati mengungkapkan, bahwa
kegiatan bulan bahasa dan sastra diinisiasi oleh tim
klaster guru bahasa Indonesia.
”Momentumnya adalah peringatan hari Sumpah
Pemuda yang kita kemas menjadi kegiatan yang
produktif untuk peningkatan literasi warga sekolah,”
pungkasnya. (aya/nik)
(rs/aya/per/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/11/04/164479/b
anyak-cara-kembangkan-literasi
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.25 WIB
Bedah Buku Pentigraf Dihadiri Siswa
Hingga Pegiat Literasi
29 JULI 2019, 14: 46: 31 WIB | EDITOR : ABDUL
BASRI
SUMENEP – Rumah Literasi Sumenep menggelar
bedah buku cerpen tiga paragraf (pentigraf) berjudul
Tikaman Penuh Senyum karya Lilik Rosida Irmawati.
Kegiatan yang diselenggarakan di Aula Diskominfo
Sumenep itu dihadiri ratusan peserta kemarin (28/7).
Ketua Rumah Literasi Sumenep Lilik Rosida Irmawati
menyampaikan, peserta terdiri atas guru, mahasiswa,
pelajar, komunitas, seniman, dan pegiat literasi. Buku
pentigraf tersebut dibedah bersama Hidayat Raharja
dan Fendi Kaconk.
”Kegiatannya berupa peluncuran dan bedah buku.
Kebetulan buku ini merupakan karya saya sendiri,”
ucapnya.
Buku tersebut menjadi kado ulang tahun di usianya
yang ke-55. Karya tulis yang terdiri atas 55 judul
pentigraf. Buku itu ditulisnya sebagai rekam jejak
berupa karya. Menurut Lilik, pentigraf saat ini sudah
mulai buming. Sejak tiga tahun, dia mulai aktif
menulis pentigraf.
”Pentigraf ini juga sulit-sulit sedap. Selain padat, ada
tantangan tertentu dalam penulisannya. Peluncuran
dan bedah buku ini juga sebagai sosialisasi tentang
pentigraf,” pungkasnya.
(mr/bad/han/bas/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarmadura.jawapos.com/read/2019/07/29/14853
9/bedah-buku-pentigraf-dihadiri-siswa-hingga-pegiat-lite
rasi
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.50 WIB
Berikut Cara Kenalkan Literasi Sejak Dini
Kepada Buah Hati
08 JANUARI 2019, 06: 10: 59 WIB |
EDITOR : DIDIN CAHYA FS
TULUNGAGUNG-Membaca menjadi salah satu cara
untuk membuka wawasan yang mampu memberikan
stimulus pada buah hati untuk berpikir kreatif. Untuk
itu, penting mengenalkan membaca buku pada anak
sejak dini.
Namun, tak sedikit orang tua kerap kesulitan
mengenalkan budaya baca pada anak. Lantas
bagaimana caranya?
Mengenalkan budaya baca pada anak merupakan salah
satu hal penting yang harus diperhatikan orang tua.
Pasalnya, dengan demikian dapat melatih buah hati
untuk dapat berpikir kreatif. Tak hanya itu, dengan
terbiasa membaca, dapat membuka wawasan.
Itulah yang disadari oleh Charisty Fidya Nadiar. Ibu
dua putri ini mengaku sejak usia dua tahun, kedua
buah hatinya, Alesha Rascha Widyarini dan Aulia
Rascha Azkadina, telah dikenalkan dengan cerita
bergambar.
Menurut dia, melalui gambar-gambar, dapat menarik
minat baca anak. “Pertama, bagaimana cara membuat
anak tertarik. Dengan gambar-gambar yang besar dan
berwarna begini, anak jadi tertarik dan ingin tahu,”
jelasnya seraya menunjukkan salah satu buku cerita.
Selain itu, membacakan dongeng juga kerap
dilakukannya. Terlebih ketika sore hari atau pun
malam sebelum tidur. Dongeng mengenai hewan atau
fabel dan putri kerajaan menjadi favorit kedua buah
hatinya. “Kalau Alesha, karena sudah masuk sekolah,
jadi lumayan antusias dan mulai bisa diajak diskusi
cerita. Sedangkan Azka masih saya kenalkan dengan
gambar-gambar,” tandasnya.
Tak hanya dengan buku cerita bergambar, wanita 29
tahun ini juga kerap mengajak kedua buah hatinya
131
mengasah keterampilan melalui mewarna. Selain
dapat melatih imajinasi, juga dapat membangun
kedekatan emosi antara ibu dengan anak.
(rt/did/did/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radartulungagung.jawapos.com/read/2019/01/08/1
12275/berikut-cara-kenalkan-literasi-sejak-dini-kepada-buah-hati
Akses : 05 Maret 2020 Pukul 09.32 WIB
BH. Riyanto, Guru Seni yang Menggeluti
Dunia Literasi
Rampungkan Sehimpun Puisi
Berkarya tidak mengenal usia. Tidak mengenal rupa.
Tidak pula korona. Seperti BH. Riyanto yang
merampungkan buku puisi di masa pandemi.
PRENGKI WIRANANDA, Pamekasan,
RadarMadura.id
KICAUAN burung memecah sunyi Desa Kaduara
Barat, Kecamatan Larangan, kemarin (27/4).
Dedaunan melambai gontai mengikuti arah angin.
Sementara pria bertopi jenis flat cap terlihat sibuk di
gazebo.
Pria itu menimang sejumlah buku. Sesekali dia
membubuhkan tanda tangan di halaman pertama.
Lukisan berdiri tegak di sekitar pria berbaju kotak
dan mengenakan sarung itu.
Pria itu BH. Riyanto. Guru seni dan budaya di
SMAN 1 Pademawu. Ratusan karya lukis lahir dari
tangan dinginnya. Beberapa oretan pena terbit di
harian Jawa Pos Radar Madura (JPRM).
Darah seni mengalir deras di nadinya. BH. Riyanto
tidak puas hanya dengan karya lukis. Dia juga
menggeluti literasi. Lahir sejumlah buku antologi
puasi. Di antaranya, Pesan Pendek dari Tuhan,
Hujan, dan La’ang.
Judul buku terakhir itu sebenarnya ditulis sejak
setahun lalu. Tapi, rampung dan dicetak tahun ini.
Pada masa pandemi. Beberapa judul puisi di
dalamnya cocok dibaca pada masa Ramadan. Salah
satunya puisi berjudul Pulang dan Kampung.
Pria yang biasa disapa Budi itu mengatakan,
berkarya tidak mengenal usia. Tidak mengenal
status pekerjaan, juga tidak mengenal kasta. Siapa
pun yang memiliki keinginan dan semangat pasti
bisa berkarya.
Berkarya tidak ada ruginya. Namanya akan abadi
dan dikenang sepanjang masa. Guru seni dan budaya
itu mengajak seluruh generasi muda memanfaatkan
waktu dengan baik untuk belajar dan berkarya.
”Seperti kata orang bijak terdahulu, jika kamu bukan
anak presiden, tapi ingin dikenang, maka
menulislah. Dengan menulis, namamu akan abadi
dan dikenang sepanjang masa,” kata pria murah
senyum itu.
BH. Riyanto mengaku akan selalu berkarya. Selama
napas masih berembus, dia akan terus menulis dan
melukis. ”Masih ada empat buku puisi, saya akan
terus berkarya,” katanya.
Karya guru seni dan budaya itu mendapat apresiasi
dari banyak penulis. Cerpenis Muna Masyari
mengapresiasi buku La’ang yang baru lahir itu.
Menurut dia, membaca buku puisi tersebut seperti
membuka album foto.
Ada kenangan membingkai potret masa lalu, juga
wajah-wajah Madura. Diksi yang dimuat dalam
buku juga sangat indah. ”Diksi-diksinya mengalir
tenang seperti jatuhnya gerimis,” katanya.
Hidayat Raharja, penyair sekaligus guru biologi
SMAN 1 Sumenep juga mengapresiasi sehimpun
puisi itu. Puisi yang dimuat dalam buku tersebut bisa
menjadi cermin kehidupan sehari-hari. Pilihan
kata-katanya sederhana.
Seperti menu makan harian, ringan namun
memberikan manfaat dalam metabolisme sastra.
Kesederhanaan menyimpan gizi yang memberikan
energi untuk menggerakkan aktivitas kehidupan.
”Puisi sederhana yang bermakna dan cerminan
permasalahan kehidupan yang tak sederhana. Juga
kesederhanaan yang memikul kerendahan hati untuk
memberikan makna yang berarti,” katanya
mengomentari buku La’ang.
Tapi jangan pernah kau bayangkan serupa apa wajah
kakekmu. Kau sebut saja namanya, maka sejukkah
hatimu. Karena wajah keramatnya pun tak pernah
terekam kamera tukang foto masa itu (Pulang, 40).
(mr/luq/bas/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarmadura.jawapos.com/read/2020/04/28/191402/bh-riyanto-guru-seni-yang-menggeluti-dunia-literasi
Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.26 WIB
132
BNI Syariah Tingkatkan Literasi Inklusi
Keuangan Lewat Industri 4.0
7 Maret 2019, 05:05:03 WIB
JawaPos.com – Rendahnya angka literasi dan
inklusi keuangan syariah seakan menjadi paradoks
mengingat Indonesia merupakan negara dengan
populasi muslim terbesar di dunia. IFSI Stability
Report (IFSB 2017) pun menempatkan Indonesia di
posisi ke-10 dalam pangsa pasar Islamic finance di
dunia.
Berdasarkan data survei nasional Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), literasi keuangan syariah hanya
8% atau lebih rendah dibandingkan literasi
keuangan konvensional, yang mencapai 30%.
Sementara untuk inklusi keuangan syariah baru
sebesar 11%, lebih rendah dibandingkan dengan
inklusi keuangan konvensional yang sebesar 68%.
Mengatasi persoalan tersebut, BNI Syariah siap
meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah
melalui industri 4.0. Industri 4.0 ini dicirikan yaitu penggunaan internet of things (IoT), teknologi
awan, dan big data.
“Dengan adanya industri 4.0 dan potensi industri
halal yang masih belum banyak berkembang
diharapkan bisa meningkatkan literasi dan inklusi
industri keuangan syariah,” kata Direktur Utama
BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo melalui
keterangan tertulis kepada JawaPos.com, Kamis
(7/3).
Abdullah memaparkan, ada beberapa layanan
berbasis digital yang sedang dikembangkan BNI Syariah selain e-banking yang telah dimiliki
sebelumnya. Di antaranya uang elektronik, laku pandai, dan Crowd Funding Wakaf Hasanah.
BNI Syariah juga berusaha mempertemukan stakeholder industri halal dan
mendorong wirausahawan melalui Hasanah Spot.
Demikian Abdullah sampaikan saat mengisi kuliah
tamu di auditorium MMA, Departemen Sosial
Ekonomi Pertanian Universitas Gadjah Mada
(UGM), Jogjakarta, Selasa (5/3).
Acara kuliah tamu ini turut dihadiri Rektor UGM
Panut Mulyono, Wakil Rektor Bidang Perencanaan,
Keuangan dan Sistem Informasi UGM Supriyadi,
dan Sekretaris Rektor UGM sekaligus Ketua
Rumah Zakat Infaq dan Shodaqoh (RZIS) Gugup
Kismono.
Selain acara kuliah tamu, BNI Syariah juga
melakukan penyerahan dana CSR berupa beasiswa
kepada mahasiswa UGM sebesar total Rp 50 juta.
Editor : Estu Suryowati
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/ekonomi/finance/07/03/2019/b
ni-syariah-tingkatkan-literasi-inklusi-keuangan-lewat-industri-40/
Akses : 05 Maret 2020 Pukul 09.14 WIB
Bupati Grobogan Terima Penghargaan
Penggerak Literasi Nasional
02 DESEMBER 2019, 10: 00: 33 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
GRBOGAN, Radar Kudus – Bupati Sri Sumarni
mendapatkan penghargaan sebagai tokoh Penggerak
Literasi Nasional tahun 2019 di Balai Pertemuan
Pemprov DKI Jakarta pada Sabtu (301/11).
Penyerahan penghargaan diserahkan langsung oleh
CEO mediaguru, Mohammad Ichsan diwakili
Instruktur Nasional Media Guru, Dra. Yasmi, M.Pd.
Saat penerimaan penghargaan Bupati didampingi
Ketua DPRD Grobogan Agus Siswanto, Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Grobogan, Amin Hidayat,
Asisten III, Padmo, Kabag Humas Setda Teguh
Harjokusumo.
Selain Kabupaten Grobogan, penghargaan juga
diberikan kepada lima tokoh yang ikut berpartisipasi
dalam pergerakan literasi di Indonesia. Yaitu Bupati
Tanah Datar, Walikota Binjai, Kakanwil Kemenag
Sumbar, dan Kakanwil Kemenag Kabupaten Bintan.
Penghargaan Literasi yang diterima Bupati Sri
Sumarni berawal dari gerakan Literasi di Kabupaten
Grobogan sejak tahun 2016 lalu. Program menjadi
Kabupaten Literasi ini menjadikan Dinas Pendidikan
Grobogan melakukan inisiatif Gerakan Literasi dan
aktif dalam kegiatan literasi dengan memberikan
apresiasi pada penggiat dan pelaku Gerakan Literasi
Sekolah (GLS).
”Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Orang
boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak
menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari
sejarah. Menulis adalah bekerja untuk
keabadian,” kata Sri Sumarni mengutip kata
Pramoedya Ananta Toer.
Bupati menyampaikan, gerakan literasi di Kabupaten
Grobogan juga untuk agar warga masyarakat
Grobogan. Mulai siswa, guru, mahasiswa dan
masyarakat umum untuk aktif membaca dan munulis.
Sehingga dengan literasi bisa membaca masa lampau,
berita terkini dan perkiraan masa depan. Seperti
pepatah Yunani ‘Yang terucap akan hilang, terbang,
yang tertulis akan abadi’.
Mantan ketua DPRD Grobogan mencontohkan seperti
KH As'ad Humam telah wafat 20 tahun lalu. Namun
133
"Buku Iqro Cara Cepat Belajar Membaca Alquran”
sampai saat ini masih dan terus digunakan jutaan anak
untuk belajar membaca Alquran. Begitu juga dengan
Plato, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Sun Tzu, Ir.6 Sukarno,
Hatta, Hamka, Ki Hajar Dewantara.
”Kami tidak pernah ketemu tokoh-tokoh tersebut tapi
kami tahu lewat tulisannya. Mereka semua boleh jadi
telah meninggal puluhan, ratusan, atau ribuan tahun
yang lalu. Namun tulisannya tetap hidup, dibaca,
dikenang dan memberi inspirasi bagi generasi
setelahnya. Yang mereka tulis menjadi abadi.
Untuk memiliki keterampilan menulis yang baik maka
kita memang harus menjadi pembaca yang baik.
Membaca adalah perintah pertama dan Utama dari
Tuhan,” paparnya.
Bupati menegaskan, dengan membaca bisa meperoleh
informasi apapun tetang masa lampau, kondisi terkini
dan prediksi masa depan. Maka gerakan menulis dan
membaca terus digalakkan. Dimana gerakan Literasi
Baca Tulis merupakan fondasi dari Gerakan Literasi.
”Utuk itu saya mencanangkan Grobogan sebagai
Kabupaten Literasi. Mendorong Disdik menjadi
leading sektor implementasi Gerakan Literasi.
Program ini dijalankan dengan cepat oleh Dinas
Pendidikan dengan menyelengarakan Workshop
Literasi. Seperti program Satu Guru Satu Buku
(SAGUSABU) dan Satu Siswa Satu Buku
(SAISABU),” tandasnya.
Program Literasi juga dimaksimalkan dengan
membentuk Satgas Gerakan Literasi Nasional tingkat
Kabupaten. Tujuannya untuk mendorong juga tiap
OPD, termasuk kecamatan dan Desa memiliki Satgas
Literasi. Yakni dengan enam program literasi. Literasi
baca tulis, literasi sains, literasi numerik, literasi
keuangan, literasi digital, literasi budaya dan
kewarganegaraan.
”Enam program saya harapkan bisa
diimplementasikan,” tandasnya.
(ks/mun/mal/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/12/02/168412/
bupati-grobogan-terima-penghargaan-penggerak-literasi-
nasional
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.33 WIB
Cak Imin: Saya Sedih Lihat Hasil Survei
PISA
24 Februari 2018, 16:26:40 WIB
JawaPos.com – Ancaman yang kini mengintai
bangsa Indonesia adalah neo kolonialisme alias
penjajahan baru. Bentuknya berupa aktivitas
ekonomi yang masif dari negara lain.
Bagi mereka, Indonesia dipandang sebagai pasar
semata. Tenaga Kerja Asing (TKA) makin
menjamur dimana-mana.
Jika tak segera diatasi, maka jangan heran lapangan
kerja pribumi bisa diambil alih mereka.
Pernyataan tersebut dilontarkan Ketua Umum Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin
Iskandar ketika mengisi kuliah umum bertajuk
“Ketenagakerjaan dan Nilai Wawasan Kebangsaan”
di Universitas Riau, Sabtu (24/2).
“Kuncinya adalah kita harus menginvoasi diri.
Meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya
Manusia) yang dimiliki saat ini,” kata dia yang
langsung disambut gemuruh tepuk tangan peserta
yang hadir.
Terkait TKA, Cak Imin menegaskan bahwa ada dua
syarat penting yang harus ditetapkan.
Pertama, apakah mereka bawa uang? Kedua, apakah
mereka ahli?.
“Kalau nggak bawa modal dan skill, pasti ditolak.
Ngapain? Warga kita juga masih banyak yang
menganggur. Pengangguran di tingkat sarjana saja
11,33%,” jelas Inisiator Nusantara Mengaji itu.
“Yang meresahkan itu kan yang ilegal : sudah nggak
bawa uang, nggak punya keahlian pula. Nah, itu
tugas gotong royong aparat imigrasi, polisi dan
warga. Ayo laporkan,” tegas dia.
Cak Imin berpesan agar kualitas tenaga kerja dalam
negeri harus ditingkatkan. Dia lantas menyitir hasil
penelitian dari lembaga riset PISA soal tingkat
kemampuan membaca, sains, dan matematika
anak-anak Indoensia.
“Saya sedih, kita berada di bawah Singapura,
Vietnam, Thailand dan Malaysia. Bahkan jauh
berada di bawah standar OECD (organisasi kerja
sama ekonomi dan pembangunan). Ini problem yang
harus kita solusikan segera,” pungkas mantan
Menakertrans tersebut.
Acara yang digelar di Gedung Pasca Sarjana UNRI
pada Sabtu (24/2) itu dibuka Rektor Unri Aras
Mulyadi. Turut hadir jajaran dekan serta sekitar 500
mahasiswa setempat.
Editor : Imam Solehudin
Reporter : (mam/JPC)
Sumber : JawaPos.com
134
https://www.jawapos.com/features/humaniora/24/02/201
8/cak-imin-saya-sedih-lihat-hasil-survei-pisa/
Akses : 04 Mei 2020 Pukul 11.35 WIB
Cara Mapolsek Pasar Kliwon Budayakan
Literasi Kalangan Anak & Remaja Jadi Tahu Polisi Tak Hanya Tangkap Penjahat
01 MARET 2020, 11: 00: 59 WIB |
EDITOR : PERDANA
Anak-anak semakin gemar membaca buku di kantor
polisi. Ah….mana mungkin? Tempat ini kan terkesan
“angker”. Kerap berurusan dengan penjahat dan kasus
hukum lainnya. Petugasnya juga seram-seram.
A. CHRISTIAN, Solo, Radar Solo
STIGMA tentang kantor polisi seperti tertulis di atas
mungkin masih melekat di sebagian benak masyarakat.
Bisa saja termasuk Anda. Kondisi itulah yang terus
dikikis Polri.
Dibuktikan dengan upaya Mapolsek Pasar Kliwon.
Puluhan anak berseragam Pramuka tak segan datang
ke kantor polisi di kawasan Alun-Alun Utara Keraton
Kasunanan Surakarta ini. Seperti sudah hafal, mereka
langsung menujur ruangan dengan luas sekitar 4 meter
x 6 meter. Satu-satu siswa SD tersebut mengambil
beragam buku yang tertata rapi di dalam rak.
Tiga anggota polisi wanita (polwan) dengan ceria
mendampingi anak-anak membaca aneka buku.
Termasuk Kapolsek Pasar Kliwon AKP Tegar Satrio
Wicaksono. Suasana menjadi lebih hidup ketika para
polwan membuat kuis untuk menguji pengetahuan
anak tentang dunia polisi. Siapa yang bisa menjawab,
akan mendapat hadiah.
Itulah gambaran sederhana aktivitas literasi di
Mapolsek Pasar Kliwon. Polsek setempat menyulap
bekas ruang pusat komando pengendalian (Pukodal)
layaknya perpustakaan. Kemudian memberi nama
fasilitas tersebut ruang semangat membaca anak dan
remaja (Semar).
Tembok ruang dipasang wallpaper bergambar
aktivitas anggota dari setiap fungsi kepolisian. Warna
dominasi biru cerah dipilih agar menarik perhatian
anak. Dilengkapi koleksi aneka buku pelajaran hingga
cerita anak.
Program Ruang Semar tersebut disebut-sebut atas
petunjuk Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko
Amelza Dahniel. "Dulu siapa yang mau (membuat
Ruang Semar), tapi sekarang wajib. Kebetulan di Solo
jadi promoternya. Tujuan kami, pertama membuat
kantor polisi menjadi ramah anak. Kedua ingin
membangun kembali budaya membaca pada
anak-anak," beber Kapolsek Pasar Kliwon Tegar
Satrio Wicaksono.
Display kegiatan anggota dari masing-masing divisi
juga bukan sekadar penghias ruangan. Namun, punya
tujuan agar anak lebih banyak mengenal tugas-tugas
Polri. “Selama ini mereka tahunya polisi tugasnya jaga
jalan sama menangkap penjahat. Tapi kami punya
fungsi beragam, ada polisi air, polisi udara dan
sebagainya," imbuh Kapolsek.
Koleksi buku di Ruang Semar saat ini sekitar 300
eksemplar. Terdiri dari buku pelajaran TK hingga
SMP, serta buku cerita rakyat. Buku-buku berkualitas
tersebut diperoleh dari sumbangan rekan kerja, ada
pula kolektif anggota secara sukarela menyumbang.
Mapolsek Pasar Kliwon masih membuka kesempatan
bagi siapa saja yang ingin berkontribusi melengkapi
koleksi buku.
Sebelum mendampingi anak dan remaja membawa
buku, anggota akan mendapatkan surat perintah
(Sprin). "Jadi selain menjalankan tugas dan fungsi di
masing-masing unit, mereka bertanggung jawab
mengelola tempat ini. Termasuk mendampingi
anak-anak,” tuturnya.
Bagi masyarakat yang ingin memakai Ruang Semar,
dapat menginformasikan ke sentra pelayanan
kepolisian terpadu (SPKT). "Kami siap kapan pun dan
terbuka. Tidak hanya sekolah di sekitar Pasar Kliwon,
dari wilayah lain juga silakan datang," kata Tegar.
Kerja sama yang sudah terjalin bersama sekolah yakni
SD 27 Kauman. Kebetulan lokasi SD tersebut di
depan mapolsek. Setiap jam istirahat, ataupun pulang
sekolah, siswa dibebaskan membaca buku di Ruang
Semar. “Karena ini ruang baca, jadi buku tidak bisa
dibawa pulang," pungkas kapolsek. (*/wa)
(rs/atn/per/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarsolo.jawapos.com/read/2020/03/01/181561/c
ara-mapolsek-pasar-kliwon-budayakan-literasi-kalangan-
anak-remaja
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.27 WIB
Cara Unik Desa Ponggok Ajak Warga
Lestarikan Mata Air lewat Literasi
12 JULI 2019, 07: 10: 59 WIB |
EDITOR : PERDANA
Menjelma menjadi desa wisata populer berkat
keberhasilan mengelola sumber mata air tidak
membuat Desa Ponggok ini berpuas diri. Kini konsep
desa literasi telah digulirkan agar seluruh lapisan
135
masyarakat memiliki pemahaman bagaimana
melestarikan lingkungannya. Seperti apa geliatnya?
ANGGA PURENDA, Klaten
BELASAN anak-anak tampak antusias mendengarkan
cerita dongeng dari Yessy Sinubulan di sebuah gazebo
di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten.
Ekspresi sang mendongeng yang unik dan lucu
membuat anak-anak ini tertawa lepas. Kegiatan ini
merupakan salah satu rangkaian green literacy camp.
Yessy merupakan salah satu pengisi acara yang
digelar beberapa hari atas inisiatif Kepala Desa
Ponggok Junaedi Mulyono ini.
Pendongeng asal Bandung itu mengajak anak-anak
membuat karya kreatif dengan menggunakan kardus
hingga bahan rempah-rempah. Seperti kayu manis,
serai, daun jeruk hingga temulawak ditempelkan di
kerdus dengan ditambah sejumlah gambar.
“Aku ingin mengajak anak-anak untuk menjadi
kesatria bumi. Memang sebelum masuk ke kelas
dongeng harus aku lantik mereka menjadi kesatria
bumi sesuai keinginan masing-masing. Ada yang
hanya mau fokus menjaga air maupun udara agar
bersih. Atau menjadi kesatria untuk fokus menjaga
laut juga bisa,” jelas Yessy saat ditemui Jawa Pos
Radar Solo usai memberikan kelas kepada anak-anak
Desa Ponggok.
Kegiatan yang dilakukan Yessy bersama anak-anak
Desa Ponggok yang masih polos itu dikenal dengan
sebutan scrapbooking. Secara tidak langsung Yessy
ingin menanamkan diri pada anak-anak agar bisa
menjaga kelestarian alam yang dimiliki desanya.
Meskipun masih berusia muda tetapi pemahaman itu
harus diberikan agar kesadarannya tergugah.
“Mereka nanti yang akan menjaga bumi meskipun
mereka masih kecil sekali. Tapi aku ingin
menanamkan kalau yang pegang bumi sekarang itu ya
mereka. Nanti 10 tahun sampai 20 tahun lagi jika tidak
mengubah kebiasaan, mereka tidak akan mendapatkan
sungai bersih, udara yang bersih. Ya harus ditanamkan,
yang menjaga bumi itu aku bukan orang lain,” ungkap
Yessy, pendongeng perempuan berusia 30 tahun ini.
Dia melihat potensi sumber mata air di Desa Ponggok
yang luar biasa sehingga sudah seharusnya para
generasi muda untuk ikut terlibat menjaga
kelestariannya. Yessy membandingkan dirinya harus
membayar Rp 100 ribu per jam di daerah asalnya
untuk bisa berenang. Sedangkan anak-anak Ponggok
justru gratis untuk berenang dengan airnya yang
begitu jernih.
Yessy yang baru kali pertama menginjakkan kaki di
Desa Ponggok cukup senang respon dari anak-anak
untuk ajakan menjaga lingkungan. Meskipun dalam
kesehariannya anak-anak jarang melihat sungai di
Desa Ponggok kotor tetapi malah jernih. Tetapi sudah
memahami apa yang menjadi penyebabnya mengapa
sungai kotor yakni sampah.
“Kemudian saya lanjutkan dengan mendongengkan
anak-anak kisah putri bunga es. Saya ajak untuk lebih
banyak bergerak sehingga tidak terpaku dengan
gadget. Apalagi lewat cerita yang saya bangun itu saya
tanamkan nilai-nilai kebersamaan,” ungkapnya.
Keceriaan anak-anak semakin terlihat ketika Yessy
mengenakan semacam bedak sebagai salah satu
properti dalam mendongeng. Sesekali mereka saling
menimpali bedak yang ada di genggaman tangan.
Keseruan itu juga dirasakan para volunteer yang
datang dari berbagai daerah dalam gelaran acara green
literacy camp.
Melalui dongeng ini, Yessy ingin berpesan kepada
anak-anak Ponggok agar melestarikan lingkungannya
secara bersama-sama. Apalagi jika seluruhnya
dikerjakan secara bergotong-royong maka akan lebih
mudah dalam menjaga potensi alam yang menghidupi
Ponggok selama ini. (*)
(rs/ren/per/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/07/12/145689/c
ara-unik-desa-ponggok-ajak-warga-lestarikan-mata-air-le
wat-literasi
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.56 WIB
Ciput, Pencinta Literasi Menulis Novel
Ber-setting Kediri Bermula dari Cerpen yang Ditolak Media Massa
21 DESEMBER 2019, 13: 12: 42 WIB |
EDITOR : ADI NUGROHO
Ciput baru saja menerbitkan novel pertamanya
September lalu. Pria asal Gurah ini bercita-cita
menghasilkan karya sastra itu dalam beberapa tahun
ke depan. Berkisah tentang cinta dan kehidupan
dengan penokohan asli Kediri.
Sebagai penulis novel, nama Slamet Pujiono belum
sekondang Eka Kurniawan atau Andrea Hirata. Karya
pertamanya berjudul “Sydney Love Story” baru
diterbitkan tiga bulan lalu. Novel tersebut juga tidak
masuk deretan buku best seller.
Namun, kecintaannya pada literasi dan dunia
kepenulisan sastra layak diapresiasi. Sebab, Ciput
–sapaan Slamet Pujiono sejak kecil– berkeinginan
menulis banyak buku novel. Setelah novel pertama,
akan lahir karya-karya sastra fiksi lain dari tangannya.
“Itu impian saya di tahun-tahun mendatang,” ujar pria
yang kini bekerja di sebuah perusahaan swasta di
Jakarta ini.
136
Dalam novelnya, Ciput konsisten menulis tentang
drama kehidupan dan percintaan. Yang menarik, pria
kelahiran Kediri,13 Juni 1976 ini menempatkan tokoh
utama di ceritanya adalah seseorang dari Kediri.
Karena itu, selain sebagian setting tempat, dialog
antartokoh juga mencirikan daerah asal tanah
kelahirannya. “Dari Kediri kemudian merantau ke
kota lain,” ungkapnya ketika ditemui wartawan koran
ini, Kamis kemarin (19/12).
Seperti sedikit tertuang dalam “Sydney Love Story”.
Novel setebal 156 halaman itu bercerita tentang dua
tokoh utama, Noel dan Laura. Keduanya saudara
kandung yang lahir di Malang. “Noel laki-laki dan
Laura perempuan,” ujarnya.
Karena kesulitan hidup orang tuanya, Noel kemudian
diadopsi keluarga dari Kediri. Karenanya, saudara
kandung tersebut terpisah sejak bayi. Dalam novel itu,
Ciput mengisahkan Noel dibesarkan di Desa
Wonorejo, Kecamatan Wates. “Jadi latar tempatnya
saya ceritakan di Malang dan Kediri,” ungkapnya.
Singkat cerita, ketika beranjak dewasa, Noel bertemu
dengan Laura di Sydney, Australia. Keduanya
memadu kasih meskipun sebenarnya masih memiliki
hubungan darah. “Kira-kira seperti itu kisahnya di
novel,” ujarnya.
Kenapa kemudian membuat latar tempat di Sydney?
Rupanya, Ciput ingin memperkuat setting tersebut
sesuai pengalamannya. Ya, pria yang pernah sekolah
di SMA Kristen Petra Kediri ini sempat tinggal di sana
selama kurun waktu 2010-2011. “Waktu itu saya kerja
di Sydney,” kenangnya.
Karena itulah, Ciput tahu persis lokasi-lokasi kota
yang menjadi pusat ekonomi Negeri Kanguru tersebut.
Mulai dari nama jalan, tempat tinggal dan penginapan,
kampus dan beberapa tempat lainnya. Sehingga, dia
tidak merasa kesulitan ketika menggambarkan suasana
Kota Syadney di novelnya.”Itu sangat berbeda ketika
saya tidak pernah tinggal di sana (Sydney),” urainya.
Sebagai penulis pemula, Ciput memang terus belajar
menulis karya sastra. Apalagi sebenarnya, dia tidak
pernah mengenyam pendidikan sastra atau kursus
singkat soal kepenulisan. Bahkan, Ciput tidak
memiliki gelar sarjana. Sempat kuliah di Universitas
Bhayangkara (Ubara) Surabaya, dia memilih keluar
dan bekerja.“Saya hanya hobi saja menulis sejak
sekolah,” kata pria asal Desa Nglumbang, Kecamatan
Gurah ini.
Tentang novelnya, sebenarnya Ciput tidak terpikir
menerbitkan. Padahal, naskahnya sudah rampung
ditulis sejak 2015. Saat itu, dia menulis cerita fiksi
karena memang gemar dengan aktivitas tersebut.
Sebab selain disimpan sendiri, beberapa tulisannya
juga dikirim ke media massa.
Awal cerita novel “Sydney Love Story” bermula pada
2000 silam. Kala itu, saat bekerja di Malang, Ciput
menulis cerpen berjudul “Tomy”. Panjang tulisannya
delapan halaman. “Saya kirim ke beberapa media
massa, tapi ditolak semua,” kata dia seraya mengaku
cerpen itu bukan karya pertamanya.
Karena tidak termuat, dia kemudian menyimpannya di
electronic mail (email)-nya. Dalam sejumlah
kesempatan, Ciput sempatkan membuka dan
membacanya. Setelah itu, seiring berjalannya waktu,
dia banyak menemui pengalaman hidup. Misalnya
putus cinta dan beberapa kisah lainnya. “Saya
akhirnya tertarik untuk melanjutkan kisah “Tomy”,”
terangnya.
Di akhir September 2015, Ciput menulis cerita
sambung cerpen “Tomy’ sampai rampung 152
halaman. Dia membutuhkan waktu sekitar 50 hari
untuk menyelesaikannya menjadi naskah novel.
Tomy sendiri adalah tokoh utama di cerpen. Seorang
pemuda dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan. Dia
memiliki kekasih bernama Laura yang kaya raya.
Demi cintanya kepada sang pacar, Tomy berusaha
mendapat uang dengan menjadi joki balap motor. “Si
Tomy diceritakan meninggal akibat kecelakaan saat
balapan. Cerita itu saya jadikan prolog di novel,”
ujarnya.
Sejak diterbitkan secara indie, novel tersebut dijual
melalui online. Meski demikian, Ciput merasa bangga
karena mampu menghasilkan karya sastra. Saat ini, dia
tengah mempersiapkan novel keduanya. Tokoh
utamanya bernama Alan asal Kediri. “Dia (Alan)
merantau ke Jakarta dan mencari penghidupan di ibu
kota,” pungkasnya.
(rk/baz/die/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkediri.jawapos.com/read/2019/12/21/171282/
ciput-pencinta-literasi-menulis-novel-ber-setting-kediri
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.47 WIB
Dahnil Anzar Simanjuntak, Literasi dan
Kopi
3 September 2019, 17:15:32 WIB
JawaPos.com – Dahnil Anzar Simanjuntak kini
kembali ke hobi lamanya. Setelah waktu dan tenaga
terkuras selama pemilihan presiden lalu, mantan
ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah itu kini
mengembangkan lagi budaya literasi melalui
perpustakaan plus kafe yang didirikannya.
”Saya ingin menumbuhkan minat dan kesadaran
membaca melalui kedai kopi,” terangnya.
Saat ini Dahnil mendirikan dua kafe yang
dipadukan dengan perpustakaan umum.
137
Masing-masing bernama Begawan Kufie and
Public Library di Tangerang, Banten; dan Medan,
Sumatera Utara.
Menurut juru bicara Ketua Umum Partai Gerindra
Prabowo Subianto itu, perpustakaannya berisi
puluhan ribu buku. Berasal dari koleksi pribadi.
Para pengunjung bisa membaca buku yang
diminati.
Ke depan dia mendirikan semakin banyak
perpustakaan plus kafe. Di antaranya, di Batam,
Kepulauan Riau; Binjai, Sumatera Utara; dan
Samarinda, Kalimantan Timur.
Editor : Dhimas Ginanjar
Reporter : lum/c6/ttg
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/sisi-lain/03/09/2019/dahnil-an
zar-simanjuntak-literasi-dan-kopi/
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.14 WIB
Dansatgas Giatkan Literasi Pada
Anak-Anak Usia Dini
25 OKTOBER 2019, 22: 06: 18 WIB |
EDITOR : EBIET A. MUBAROK
CILACAP – Minat baca anak-anak di lokasi
pembangunan, Desa Cilibang, Kecamatan Jeruklegi,
Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, delman difungsikan
sebagai perpustakaan keliling, yang dihadirkan Satgas
TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler
106 Kodim 0703 Cilacap langsung diserbu Siswa dan
siswi SDN 02 Cilibang.
Menurut Dansatgas TMMD, Letkol Infanteri Wahyo
Yuniartoto, SE, M.Tr (Han), mengatakan, perpustkaan
andong ini sebagai upaya unik dan kreatif dari semua
Babinsa 0703 / Cilacap untuk menarik perhatian anak
usia dini dan gemar mambaca.
“Bahwa dalam membangun aspek non fisik TMMD
bidang pendidikan, kami memang melakukan
terobosan sambil membaca dapat memegang kuda
pada siswa-siswi SDN 02 Cilibang,” Ucap Dansatgas
TMMD 106 Kodim Cilacap ini, Jumat (25/10/2019).
Dijelaskannya, kedatangan delman bersama dengan
kusirnya, Suparjo (59), sengaja didatangkannya dari
Desa Sawangan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten
Banyumas, Jateng. Hal ini untuk memacu anak-anak
dalam membaca serta menghilangkan gadget yang
selama ini mereka gunakan.
Lanjutnya, Kegiatan ini merupakan kegiatan non fisik
yang sudah menjadi program TMMD Reguler ke 106
Ta 2019 Kodim Cilacap, dalam menggiatkan literasi.
Dikarenakan pada jaman sekarang ini, minta baca
anak-anak lebih rendah hal ini disebabkan anak-anak
lebih suka bermain medsos dengan menggunakan
Gadget.
“Perpustakaan keliling dengan menggunakan Delman
ini, bertujuan untuk meningkatkan literasi atau
kemampuan baca dan tulis anak-anak setempat.
Diharapkan, anak-anak dapat lebih rajin belajar dan
lebih tanggap saat menerima pelajaran di sekolah,
tidak fokus pada permainan Gadget yang selama ini
merusak mental anak dan membuat anak-anak enggan
membaca,” tutup Wahyo.(pendim Cilacap/Budi).
(bj/*/bet/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2019/10/25/16
2909/dansatgas-giatkan-literasi-pada-anak-anak-usia-dini
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.31 WIB
Demi Buku, Pejuang Literasi Jalan Kaki ke
Monas
24 JULI 2019, 16: 25: 18 WIB |
EDITOR : PERDANA
WONOGIRI – Empat pegiat literasi dari taman baca
masyarakat dan pustaka bergerak tak
tanggung-tanggung dalam memperjuangan pengiriman
buku gratis. Mulai kemarin (23/7) mereka berjalan
kaki dari Wonogiri menuju Jakarta sejauh 578
kilometer.
Rombongan yang terdiri dari Wahyudi, 40, warga
Giriwoyo; Pancoko, 40, warga Wonogiri Kota;
Triyoni (Ryon), 35, warga Wonogiri Kota, dan Agus
Mursidi, 39 warga Rembang diperkirakan tiba di
Monas 15-16 Agustus mendatang. "Start dari
Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri," terang
Wahyudi.
Rute yang diambil yakni melalui jalur utara. Setiap 30
kilometer, rombongan akan berhenti di taman baca di
kota bersangkutan untuk melakukan kegiatan literasi.
Di antaranya berdiskusi, mendongeng, bagi-bagi buku,
dan sebagainya.
“Kita juga melakukan penggalangan dana untuk taman
baca, pustaka bergerak, dan komunitas literasi yang
ada di Wonogiri dengan berjualan kaus,” katanya.
Di Monas, Wahyudi dan rombangan akan bertemu
pegiat literasi dari berbagai daerah di Jakarta dan
sekitarnya untuk membahas free cargo literacy
(pengiriman buku gratis). Hasil diskusi akan
138
diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.
Harapannya free cargo literacy dapat dilanjutkan
untuk mendukung kegiatan membaca masyarakat.
Ditambahkan Wahyudi, banyak taman baca yang
dikelola masyarakat. Mereka terbiasa bertukar buku,
atau jika ada buku berlebih dikirim ke rumah baca
lainnya. “Nah, kami ingin meminta pemerintah
menggratiskan pengiriman buku ini. Dulu sudah
pernah, tapi berhenti,” ujarnya.
Para pegiat literasi, lanjut Wahyudi adalah relawan.
Mereka tidak punya cukup uang untuk mengirim buku
senilai Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta.
"Kalau pengiriman buku mahal, buku nggak bakal
sampai ke pelosok, sehingga anak-anak dipelosok
kurang membaca buku, pengetahuan jadi rendah.
Kami akan meminta presiden untuk menggratiskan
kembali pengiriman buku," tegas dia. (kwl/wa)
(rs/kwl/per/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/07/24/147798/d
emi-buku-pejuang-literasi-jalan-kaki-ke-monas
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.52 WIB
Digitalisasi Ribuan Literasi Sejarah Radya
Pustaka
05 DESEMBER 2019, 13: 51: 48 WIB |
EDITOR : PERDANA
SOLO – Upaya penyelamatan ribuan naskah kuno
peninggalan kolonial dan masa prakemerdekaan
koleksi Museum Radya Pustaka terus dilakukan
pengelola. Salah satunya melalui program digitalisasi.
Kegiatan ini dimulai kemarin (4/12) hingga Sabtu
(7/12). Targetnya, 5.000 lembar halaman naskah kuno
bisa didigitalisasi.
Pemrakarsa kegiatan, Yordan Aqsa dari PT Datascrip
Jakarta menerangkan, kegiatan ini melibatkan
Komunitas Bengkel Arsip Semarang dalam kegiatan
selamatkan informasi arsip penting Republik
Indonesia (Siap RI). Dipilihnya koleksi Museum
Radya Pustaka, mengingat museum ini memiliki
koleksi arsip sejarah sangat beragam dan menunggu
untuk didigitalisasikan. “Koleksi di sini kan beragam,
mulai dari tahun 1800 hingga 1900. Jadi kami bantu
agar proses digitalisasi bisa makin cepat,” jelas dia di
sela kegiatan.
Dalam kegiatan ini pihaknya membawa dua scanner
khusus model terbaru berupa scanner kertas hingga
scanner model kamera. Kedua alat ini difungsilan
sesuai peruntukannya, di mana scanner kertas
dilakukan untuk mendigitalisasi koleksi naskah yang
berbentuk lembaran kertas. Sementara scanner foto
digunakan untuk naskah dalam bentuk buku.
“Sampai Sabtu mendatang minimal 5.000 lembar
sudah terdigitalisasi. Teknis yang sama kami pakai
saat digitalisasi naskah koleksi Museum Pura
Mangkunegaran beberapa waktu lalu,” kata Yordan.
Pengelola manuskrip Museum Radya Pustaka Kurnia
Heniwati menambahkan, adanya kegiatan itu
membantu museum dalam digitalisasi arsip,
mengingat sejauh ini pihak museum baru sebatas pada
digitalisasi manuskip. “Kalau alat di museum ini kan
terbatas, kami baru fokus pada digitalisasi ratusan
manuskirp, sementara untuk naskah lama lainnya
belum,” jelas perempuan yang akrab disapa Nia itu.
Sejauh ini, Museum Radya Pustaka memiliki 10 ribu
koleksi buku dan 300 manuskrip. Oleh sebab itu,
digitalisasi kali ini fokus pada arsip kesejarahan dari
masa kolonial dan prakemerdekaan yang belum
tersentuh digitalisasi.
“Hasil digitalisasi ini berupa data digital. Dan bisa
dimasukkan dalam e-katalog museum sehingga bisa
mempermudah akses data oleh masyarakat. Serta
menjaga keutuhan naskah-naskah lawas yang ada di
museum,” tutur Nia. (ves/bun)
(rs/ves/per/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/12/05/168952/di
gitalisasi-ribuan-literasi-sejarah-radya-pustaka
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.20 WIB
Disdik Kota Jogja Gelar Pameran Literasi
Desember 17, 2019
RADAR JOGJA – Kebiasaan pelajar maupun
masyarakat di Jogja dinilai masih jauh dari harapan.
Meski tak memiliki data pasti, nilainya tidak jauh
dari angka yang dikeluarkan Unesco untuk tingkat
literasi di Indonesia.
Mengutip data Unesco, Wali Kota Jogja, Haryadi
Suyuti (HS) merasa prihatin karena hanya ada satu
orang kebiasaan membaca dari 1.000 orang
penduduk di Indonesia. “Hanya sekitar 0.01 persen
menurut data delapan tahun lalu dari UNESCO
yang memiliki kebiasaan untuk membaca,” kata HS
kegiatan Pameran Literasi di halaman Kantor Dinas
Pendidikan Kota Jogja, Senin (16/12).
HS membandingkan di beberapa negara maju
bahwa angka literasi berada pada angka sekitar
0,42-0,65 persen artinya antara 45-65 dari 1.000
orang itu mempunyai kebiasaan membaca. Namun,
139
di Indonesia rata-rata orang yang membaca dalam
seminggu terdapat 870.000 kata. “Karena kebiasaan
kita adalah mencari referensi dari menonton dan
memegang gadget,” ujarnya.
HS pun mengajak agar budaya literasi menjadi
bagian dari program pemberdayaan masyarakat.
Dia mengusulkan bahwa program pemberdayaan
masyarakat berbasis literasi ini bertema Boso Jowo
Mendulang Aksara Meraih Makna. Berdasarkan
dari tiga bidang sosial, pendidikan, dan kesehatan.
“Jadi program 2020 harus bisa mengawinkan antara
program pemberdayaan masyarakat dengan
program literasi masyarakat,” imbuhnya.
Itu pula yang mendasari Dinas Pendidikan (Disdik)
Kota Jogja menggelar Pameran Literasi yang diikuti
oleh 20 peserta terdiri dari penerbit buku, toko buku,
sekolah, lembaga literasi keuangan, forum Taman
Bacaan Masyarakat (TBM), dan lain-lain.
“Kegiatan ini mudah-mudahan sesuai tujuan kami
bersama membangkitkan semangat anak-anak
untuk literasi, tulis dan membaca,” kata Kepala
Disdik Kota Jogja, Budi Santoso Asrori,
Dalam kesempatan tersebut, juga di-launching tiga
armada motor keliling Puspita yang dikelola oleh
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Jogja.
Armada ini nantinya akan dapat menjangkau 60
titik layanan di tengah masyarakat kota Jogja.
Seperti kampung-kampung, taman bermain, sekolah,
fasilitas umum di wilayah, beberapa instansi
pemerintah seperti puskesmas, kantor kelurahan
dan kecamatan di kota Jogja.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Jogja, Wahyu Hendratmoko mengatakan saat ini
armada Puspita yang dimilikinya berjumlah 12
buah yang terdiri dari roda 3 dan roda 4. “Tahun ini
ada penambahan lagi,” kata Wahyu.
Adapun untuk operasional kegiatannya armada
beroperasi dari pagi pukul 08.00-20.00. Sampai
dengan akhir Desember terdapat 285 lokasi yang
sudah disasar. Dengan rata-rata total kunjungan 560
kali setiap bulannya. Pada tahun 2020 mentargetkan
kunjungan sebanyak 334 lokasi. “Hampir
separuhnya adalah pemustaka yang mengunjungi
armada keliling kami,” tambahnya. (cr15/pra)
Sumber : JawaPos.com
https://radarjogja.jawapos.com/2019/12/17/disdik-kota-jo
gja-gelar-pameran-literasi/
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.09 WIB
Disdikpora Galakkan Budaya Literasi
Februari 6, 2020
RADAR JOGJA – Budaya literasi harus tetap
dipertahankan. Inilah yang mendorong Dinas
Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora)
Kabupaten Kulonprogo mengadakan sekolah
literasi bagi para kepala sekolah dan guru.
Kegiatan ini diikuti kepala sekolah dan guru dari
tiga Kecamatan Sentolo, Pengasih, dan Wates.
Kegiatan ini bekerjasama dengan Dompet Duafa.
Panitia pelaksanaan kegiatan Wahyu Widyawati
dari Dompet Dhuafa mengatakan, kegiatan ini
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan performa
sekolah baik guru untuk ditularkan kepada siswa.
Tujuan sekolah literasi ini untuk membentuk
kepribadian kepala sekolah dan guru sebagai
panutan dalam sebuah sistem
pembelajaran.”Mereka akan dimonitoring,” katanya,
kemarin (5/2).
Konsultan relawan sekolah literasi Indonesia Irfa
Ramadhani menambahkan, daya tarik sekolah
literasi bisa dimulai dari kepala sekolah dan guru.
Kemudian disampaikan kepada peserta didik.
Literasi tidak hanya meningkatkan kecapakan bagi
para siswa, namun tetap harus dilakukan secara
komperhensif mulai kepala sekolah dan guru.
“Setelah itu diterapkan kepada para siswanya,”
ucapnya.
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Kenteng Rujito
mengungkapkan, sekolah literasi sangat berguna
untuk mendalami teknis meningkatkan minat baca
bari para siswa harus. Khususnya bagaimana
mengemas sarana dan prasarana penunjang
pembelajaran. “Agar anak-abak tetap gemar
membaca,” ungkapnya. (tom/din)
Sumber : JawaPos.com
https://radarjogja.jawapos.com/2020/02/06/disdikpora-ga
lakkan-budaya-literasi/
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.24 WIB
Disdikpora Kudus Gugah Minat Literasi
Lewat Lomba Perpustakaan
07 MARET 2019, 10: 36: 15 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
KUDUS - Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan
Olahraga (Disdikpora) Kudus menggelar lomba
perpustakaan untuk SD dan SMP. Lomba tersebut
diadakan tiap tahun dan melalui seleksi tingkat
kecamatan lebih dulu.
140
Kepala Disdikpora Kudus Joko Susilo melalui Kasi
Kurikulum Djamin, mengatakan, diadakan lomba
perpustakaan ini, untuk menghidupkan ruang baca
sekolah dan mendorong literasi, baik guru maupun
siswa.
”Kami ingin perpustakaan sekolah tak sekadar
mengoleksi buku yang ditata di rak buku yang sudah
tua. Sampai berdebu karena tidak pernah dibaca.
Adanya lomba ini masing-masing sekolah
mempercantik dan mengubah nuansa ruang
perpustakaan menjadi nyaman, sehingga siswa atau
guru betah berlama-lama membaca di perpustakaan,”
terangnya.
Dia menambahkan, lomba perpustakaan ini diambil
tiga sekolah untuk menjadi juara. Tahun lalu, yang
menjadi juara tingkat SD, SDN 3 Terban sebagai juara
I, juara II diraih SDIT Al Islam, dan juara III didapat
SDN Karangbener.
Sementara itu, juara tingkat SMP, SMP 5 Kudus
meraih juara I, SMP 2 Gebog menggondol juara II,
dan SMP Kanisius menyabet juara III.
Djamin, mengatakan, lomba perpustakaan tahun ini
sudah disosialisasikan. UPT pendidikan
masing-masing kecamatan juga sudah menunjuk
sekolah.
”Ada wancana tahun ini jenjang lomba tidak hanya
sampai tingkat kabupaten, melainkan hingga tingkat
provinsi. Tapi belum ada rapat koordinasi lanjutan.
Dulu pernah saat SD dan SMP masih berada di bawah
naungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah,
lombanya sampai tingkat provinsi. Tapi, setelah
diserahkan ke daerah masing-masing tidak ada lagi,
tapi kami terus melanjutkannya,” ungkapnya.
Kriteria penilaian lomba perpustakaan ini, di
antaranya gedung atau ruang perpustakaan, sarpras,
anggaran perpustakaan, tenaga pengelolaan, koleksi
buku, sumber daya elektronik perpustakaan,
pengolahan bahan pustakaan, layanan dan program
perpustakaan, kerja sama, serta data pendukung.
”Rata-rata sekolah yang mengikuti lomba
perpustakaan mendapatkan dana alokasi khusus (DAK)
berupa buku. Bidang kami juga bisa bersinergi dengan
bidang sarpras untuk bantuan buku,” imbuhnya
(ks/san/lin/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/03/07/123574/
disdikpora-kudus-gugah-minat-literasi-lewat-lomba-perpustakaan
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.45 WIB
Harapan Wali Kota saat Peresmian Gedung Baru BEI Perwakilan DIJ
Dorong Gelar Literasi Pasar Modal ke
Masyarakat
Juli 29, 2019
JOGJA – Pasar modal dinilai sebagai salah satu
wahana investasi yang menjanjikan. Tapi belum
banyak warga Jogjakarta yang memilihnya.
Keberadaan kantor baru Bursa Efek Indonesia (BEI)
Perwakilan DIJ diharapkan bisa menjembataninya.
Sebagai orang yang lama berkecimpung di pasar
modal, Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti paham
betul keuntungan investasi di sana. Sebelum
menjadi Wakil Wali Kota Jogja pada 2006 silam,
dan akhirnya menjadi Wali Kota, HS sempat 16
tahun berkiprah di dunia pasar modal melalui
perusahaan sekuritas.
Menurut HS, ada persamaan kondisi pasar modal
dulu dan sekarang. Yaitu masih banyak masyarakat
yang belum paham tentang investasi di pasar modal.
“Keprihatinanya itu masih kekurangtahuan
masyarakat soal investasi pasar modal, kalau bank
semua tahu,” kata HS disela pembukaan gedung
baru BEI Perwakilan DIJ di Jalan Mangkubumi No
84 pekan lalu,
Karena itu HS berharap BEI bisa memberikan
literasi pasar modal kepada masyarakat di
Jogjakarta. “Kami berharap dengan hadirnya BEI di
Jogjakarta ini bisa memberikan pengetahuan dan
pemahaman kepada masyarakat Jogjakarta tentang
arti pentingnya investasi di pasar modal,” ucap HS.
HS melanjutkan, merupakan sebuah kebanggaan
dan tantangan bagi kami untuk terus meningkatkan
motivasi dalam membangun perekonomian daerah
melalui kehadiran lembaga keuangan yang mampu
menjawab dinamika zaman saat ini.
“Saat ini dinamika serta gaya hidup masyarakat
modern akan kebutuhan jasa keuangan yang
profesional, cepat, dan terpercaya semakin
meningkat,” katanya.
Demikian pula dengan semakin beragamnya produk
jasa keuangan yang ditawarkan. Sangat bermanfaat
guna menjawab ekspektasi masyarakat dalam
mempercayakan pengelolaan dana keuangan.
“Mudah-mudahan dengan gedung baru ini aktivitas
perdagangan yang dijalankan semakin intensif,
mampu menjangkau seluruh kalangan untuk terlibat
aktif dalam perdagangan saham,” tuturnya.
Tapi HS juga berpesan, berdasarkan pengalamanya,
investasi berasal dari kelonggaran keuangan yang
141
dimiliki. Bukan dari hutang. Hal itu pula yang perlu
dipahamkan ke masyarakat. “Jangan hutang untuk berinvestasi, bisa ngelu meneh,” ujarnya disambut
tawa.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK,
Hoesen berharap dengan adanya Gedung milik BEI
sendiri, maka program-program yang dibuat terkait
dengan sosialisasi terhadap masyarakat Jogjakarta
ini bisa lebih intensif. Sehingga masyarakat bisa
mengetahui hal-hal terkait dengan pasar modal
Indonesia.
“Kantor perwakilan ini juga diharapkan bisa
menjadi pusat informasi terkait pasar modal, untuk
pusat kegiatan edukasi perlindungan
investor,”ujarnya.
Kepala Perwakilan BEI DIJ Irfan Noor Riza
menambahkan, jika dilihat total jumlah penduduk
Indonesia, investor pasar modal baru 0,6 persen
atau sebanyak 954 ribu investor pada Mei 2019. Di
DIJ sendiri tercatat ada 40.910. “Tapi itu sudah naik
signifikan, saat kami datang pertama pada 2009
investor baru 900 orang,” ungkap Irfan seraya
menargetkan tahun ini terdapat penambahan 10 ribu
investor baru.
Yang membanggakan, lanjut dia, mayoritas
investor merupakan kalangan milenial. Rentang
usia 20-30 tahun. Untuk menjaring sebanyak
mungkin investor, pihaknya melakukan simplifikasi
pembukaan rekening. “Yang sebelumnya
berminggu-minggu, kini paling lama dua jam dan
dengan modal awal Rp 100 ribu,” tuturnya.
Selain wahana investasi perorangan, pasar modal
juga bisa diperuntukan untuk mencari tambahan
modal perusahaan. Di Jogjakarta, berdasarkan
catatannya, saat ini baru ada tiga perusahaan yang
sudah melakukan listing atau pencatatan saham di
bursa efek. Ketiganya adalah hotel.
Alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM itu menjelaskan, dengan initial public offering (IPO)
atau melepas saham ke pasar modal, perusahaan
akan mendapatkan dana segar dari saham yang
dijual. Dana tersebut yang bisa digunakan untuk
membiayai kegiatan bisnis perusahaan. “Seperti
hotel, kemungkinan mau mengembangkan hotel
atau membangun hotel baru, bisa dapat modal dari
IPO,” tuturnya. (**/pra/fj)
Sumber : JawaPos.com
https://radarjogja.jawapos.com/2019/07/29/dorong-gelar-
literasi-pasar-modal-ke-masyarakat/
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.49 WIB
Dorong Minat Baca dan Literasi, Pemkot
Tambah Taman Bacaan Masyarakat
12 SEPTEMBER 2019, 09: 00: 59 WIB |
EDITOR : ABDUL ROZACK
SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya
terus berupaya meningkatkan kualitas literasi demi
menumbuhkan minat baca masyarakat Surabaya.
Salah satunya dengan menambahkan jumlah Taman
Bacaan Masyarakat (TBM).
epala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip)
Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi mengatakan,
sampai saat ini secara total terdapat 467 TBM di
Surabaya. Sedangkan berdasarkan hasil Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tahun 2019,
Pemkot Surabaya menambah 66 TBM. "TBM baru ini
terletak di balai RW dan rusun se-Surabaya,"
terangnya di Surabaya, Rabu (12/9).
Penambahan TBM baru ini ditargetkan selesai pada
Oktober mendatang. Musdiq menuturkan, TBM juga
dikembangkan di kantong-kantong pemukiman
masyarakat agar akses literasi lebih mudah dijangkau.
"Sehingga dalam hal ini, masyarakat mempunyai
alternatif sumber bacaan yang lebih bisa
dipertanggungjawabkan dibanding menggunakan
gadget," ujarnya.
Menurutnya, 66 TBM tersebut juga akan diberikan
fasilitas-fasilitas yang sama dengan sebelumnya.
Musdiq juga memastikan, sudah menyiapkan strategi
untuk membangun minat baca, khususnya pada
anak-anak. "Kami siapkan beberapa pelatihan agar
menarik minat baca semua masyarakat termasuk
anak-anak," terangnya.
Seperti menulis, mendongeng, hingga bimbingan
belajar (bimbel). Selain itu, ada juga latihan mewarnai,
menggambar, dan membuat keterampilan yang berasal
dari buku yang dibaca di TBM. "Permainan alat
peraga edukatif juga sudah kami siapkan," imbuhnya.
Pihaknya juga memastikan ke depan, koleksi buku
yang ada di TBM pemukiman warga akan terus
ditambah. Terutama yang dapat menunjang
pengembangan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM), seperti buku-buku motivasi. "Harapan kami,
TBM di wilayah pemukiman ini bisa menjadi tempat
event literasi yang melibatkan masyarakat sekitar.
Misal menjadi tempat bimbingan belajar, belajar
menari, menggambar dan lomba-lomba literasi
lainnya," tuturnya.
Musdiq berharap, selain sebagai tempat membaca dan
meminjam buku, TBM juga diharapkan menjadi
tempat masyarakat untuk belajar, melakukan interaksi
sosial, dan menyalurkan bakatnya. "Kalau warga ada
yang gemar mendongeng, nanti boleh mendongeng di
142
sana, atau menulis hasil tulisannya bisa diletakkan di
TBM itu," imbuhnya. (cin/nur)
(sb/cin/jek/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/09/12/1553
57/dorong-minat-baca-dan-literasi-pemkot-tambah-taman
-bacaan-masyarakat
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 10.07 WIB
Dinas Perpustakaan Daerah Kabupaten
Lamongan
Dorong Pengembangan Literasi Desa
27 MEI 2019, 17: 24: 16 WIB | EDITOR : EBIET A.
MUBAROK
HJL - Dinas Perpustakaan Daerah Kabupaten
Lamongan (Dinperpusda) Lamongan telah melakukan
MoU, serta Naskah Penyerahan Hibah Daerah (NPHD)
kepada Perpustakaan Desa Pelaksana Program
DesaKU Pintar, Selasa (14/5) di Aula Cendekia.
NPHD berupa bahan pustaka/buku bacaan, rak buku ,
dan sarana promosi roll banner kepada 56 desa
pelaksana Program DesaKU Pintar. Kegitaan itu
sebagai dukungan terhadap pengembangan pendidikan
dan literasi perpustakaan desa.
‘’Juga untuk mendorong pelaksanaan kegiatan
Gerakan Lamongan Gemar Membaca,’’ tutur Kepala
Dinperpusda Lamongan, Kandam, S.Pd, M.Pd.
Salah satunya di Kelurahan Tlogoanyar. Berupa
penempatan sudut baca di area taman telaga
Tlogoanyar dengan nuansa sejuk, yang menjadi wisata
baca masyarakat.
Ragam koleksi sudut baca mulai dari cerita anak,
cerita rakyat, parenting, agama, kesehatan, kerajinan
tangan, dan novel. Di sana juga dibarengi kegiatan
senam bersama, serta pelestarian tanaman toga.
‘’Sehingga pengembangan pendidikan dan literasi bisa
terlaksana dengan baik dan berdaya guna bagi
masyarakat,’’ ucap Kandam.
Selain itu, SPS Mawar Kelurahan Tlogoanyar juga
mendayagunakan Sudut Baca Dinperpusda sebagai
area wisata edukasi menggunakan konsep belajar
sambil bermain. ‘’Semoga melalui pengembangan
literasi yang berkelanjutan, mampu menjawab
kebutuhan era globalisasi,’ harapnya.
Kadinperpusda yang telah lama berkecimpung di
dunia pendidikan ini, memberikan penyegaran dan
upgrade dengan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Sebuah terobosan layanan perpustakaan yang
membuka diri bagi semua lapisan, agar memperoleh
informasi sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga,
merubah paradigma lama perpustakaan hanya
sebagai tempat membaca dan meminjam buku saja,
tetapi sebagai learning center masyarakat.
‘’Dengan semangat Hari Jadi Lamongan ke – 450
melalui perpustakaan berbasis inklusi sosial dapat
merajut persatuan dan kesatuan untuk kejayaan
bangsa,’’ ucapnya.
(bj/*/yan/bet/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2019/05/27/13
9138/dorong-pengembangan-literasi-desa
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.22 WIB
Dosen-Dosen Peduli Pemuda agar Cinta
Literasi dan Kesenian (1) Karena dengan Karya Kita Bisa Melihat Dunia
09 JULI 2019, 15: 26: 29 WIB | EDITOR : ABDUL
BASRI
Tugas manusia tidak hanya menghirup udara, makan,
dan tidur. Manusia harus punya manfaat. Begitu pesan
M. Helmy Prasetya.
DAFIR, Bangkalan
NAMA M. Helmy Prasetya tidak asing dalam dunia
kesenian. Pria yang kini menjadi dosen itu banyak
mendirikan sanggar dan membina kaum muda untuk
berkesenian.
Jawa Pos Radar Madura (JPRM) berkesempatan
menemuinya Kamis malam (4/7). Di sebuah warung
kopi kecil, tepat di depan SDN 1 Kemayoran, kami
ngobrol panjang lebar hingga larut malam.
Meski sudah jadi dosen, Helmy tidak malu berjualan
kopi. Sesekali obrolan kami terhenti karena dia harus
melayani pembeli. ”Kopi satu,” pesan seorang pria
dengan akrab.
”Sebentar ya,” jawab Helmy sembari meracik kopi
pesanan. Segelas kopi dihidangkan kepada pria itu.
Obrolan kami pun berlanjut.
Di warung kopi inilah setiap saat diperbincangkan
berbagai masalah kesenian. Melibatkan siapa saja
yang mau nimbrung. Malam hingga dini hari. Bahkan,
di belakang warung kopi itu digelar ”panggung
terbuka” tempat berproses Komunitas Masyarakat
Lumpur (KML).
”Selain mengajar dan melatih anak-anak di sanggar,
rutinitas saya ya begini (jualan kopi),” ucapnya.
Helmy menyampaikan, tidak sedikit karya yang
dituangkan dalam bentuk buku lahir di tempat
143
ini. ”Karya saya baru ada lima. Itu yang dibuat dalam
bentuk buku,” tuturnya.
Lima karya tersebut berjudul Sepasang Mata Ayu
(2009), Tamasya Celurit Minor (2015), Mendapat
Pelajaran dari Buku (2016), Antropologi Hilang
(2016), dan Luka (2016). Tahun 2016 dia produktif
bikin buku. ”Tahun ini insyaallah ada tiga buku yang
saya garap, masih dalam proses,” katanya.
Helmy menuturkan, selama ini memang banyak orang
bertanya alasan dirinya aktif di dunia seni dan literasi.
Dia mengaku sangat sulit untuk menjawab. ”Sesepuh
saya tidak punya darah seni. Tapi, nggak tahu kenapa
saya sangat cinta dunia literasi dan kesenian,” ujarnya.
Banyak orang memandang sebelah mata terhadap
dunia yang dia pilih. Sebab, dunia kesenian dan sastra
tidak menjamin untuk hidup mapan dan
sejahtera. ”Berkesenian dan menulis buku, tidak ada
jaminan untuk bisa hidup layak,” terangnya.
Dia mengaku dulu sempat minder dan pesimistis
mengajak teman-teman dan generasi muda untuk cinta
literasi dan berkesenian. Namun, ajakan itu tetap
dipaksakan meski banyak menerima pandangan sinis.
Sebab, memang tidak ada jaminan. Tapi, semua itu
dipaksakan agar para pemuda terus berkarya.
Menurut dia, karya itu catatan hidup. Karya itu
menjadi bukti bahwa kita pernah menjalani hidup.
Berkarya itu tidak perlu bagus, tapi konsisten.
”Kita ini lahir tidak semerta-merta menghirup udara,
makan tidur, dan lainnya. Tapi, bagaimana kita punya
manfaat dan arti di tengah-tengah masyarakat,”
paparnya. ”Kebetulan saya menulis buku lewat jalur
kesenian. Karena itu yang bisa saya lakukan,” ujarnya.
Helmy menjelaskan, kalau bicara karya, setiap
manusia punya potensi untuk berkarya. Hanya,
terkadang manusia sendiri yang tidak menyadari
itu. ”Saya ngajak teman-teman, ayolah berkarya
karena itu penting untuk hari tuamu. Memang naif sih,
karena memang tidak ada jaminan untuk hidup
sejahtera,” sebutnya.
Bahkan, kata Helmy, 2004 itu adalah tahun-tahun di
mana dunia literasi dan seni masih tabu. Jangankan di
lingkungan masyarakat, di dunia pendidikan saja,
dunia seni dan sastra terpinggirkan. ”Tapi, saya gerak
saja. Sekarang ini terjawab, di mana sekarang banyak
pihak-pihak menggalang literasi. Termasuk
pemerintah,” ungkapnya.
Dia bercerita, bergelut di dunia kesenian dan sastra
penuh pertentangan. Bukan hanya dari lingkungan
sekitar, melainkan juga keluarga. ”Kala itu saya
menulis puisi. Tiba-tiba mbak kandung saya datang
membuang tulisan saya. ’Buat apa nulis puisi,
berteater. Emang bisa makan? Ayolah cari kerja yang
jelas’,” kata Helmy menirukan ucapan mbak
kandungnya ketika menegur saat itu.
Mendapat pertentangan demikian, Helmy hanya bisa
diam. Namun, semangat untuk menulis puisi dan
berkesenian semakin bergelora. Sekarang terbukti.
Kini dia mendapat amanah jadi dosen. Bahkan,
baru-baru ini Helmy mendapat penghargaan bidang
sastra dari Gunernur Jawa Timur Khofifah Indar
Parawansa. ”Itu karena karya saya,” jelasnya.
Prinsipnya, ketika ingin berkarya dan berkesenian,
jangan setengah-setengah. Harus total. Totalitas itu
dibuktikan sendiri oleh Helmy. Rumahnya menjadi
sekretariat KML .
Bukan sebatas sekretariat dalam arti tempat
administrasi, melainkan tempat berproses anak-anak
muda dalam dunia kesenian dan literasi. KML
menjadi komunitas sastra terbaik versi Balai Bahasa
Jawa Timur 2004.
”Alhamdulillah, dari sekian komunitas dan sanggar
yang kami dirikan, banyak prestasi yang sudah
ditorehkan,” ucapnya. ”Berkaryalah, karena dengan
karya kita bisa melihat dunia,” tandasnya.
Dari KML inilah kemudian banyak melahirkan
seniman. Mereka juga mendirikan sanggar dan dibina.
Hingga saat ini, KML memiliki agenda rutin. Antara
lain, Festival Puisi Bangkalan (FPB), Baca Puisi
Na’-kana’ Bhângkalan (BPNB), dan Manifesto Idiot.
Selain KML, dia membidani kelahiran sejumlah
sanggar atau komunitas seni. Antara lain, Teater Dua,
Teater Ndase, dan Sanggar Musikalisasi Pelangi
SMAN 2 Bangkalan. Kemudian, Teater
Topeng-Topeng SMKN 2 Bangkalan dan Teater Kisah
Cinta SMKN 1 Bangkalan.
(mr/luq/bas/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarmadura.jawapos.com/read/2019/07/09/14524
2/dosen-dosen-peduli-pemuda-agar-cinta-literasi-dan-kesenian-1
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.01 WIB
Dosen-Dosen Peduli Pemuda agar Cinta
Literasi dan Kesenian (2-Habis) Tak Ada Kata Rugi demi Proses Bersama Teman
10 JULI 2019, 14: 27: 16 WIB | EDITOR : ABDUL
BASRI
Selain mengabdi di dunia pendidikan, Alfaizin aktif di
dunia tulis-menulis. Dia juga merupakan pendiri
Pangesto yang sudah banyak menelurkan sastrawan,
jurnalis, dosen, hingga pengasuh lembaga pendidikan.
BADRI STIAWAN, Sumenep
MUSIM kemarau, cuaca malam lebih dingin
dibandingkan musim penghujan. Senin (8/7) pukul
144
20.00, Jawa Pos Radar Madura menuju kediaman
Alfaizin Sanasren. Sedikit menggigil perjalanan
menuju rumahnya di Desa/Kecamatan Batuan,
Sumenep. Namun, sambutan hangat dan suguhan kopi
hitam melancarkan perbincangan kami malam itu. Di
gazebo dekat pintu gerbang rumah Alfaizin.
Dia sosok sederhana. Tapi, dedikasinya luar biasa.
Bukan hanya di dunia pendidikan, melainkan dalam
pendampingan dan pembinaan pemuda melalui dunia
literasi. Dosen di dua perguruan tinggi di Kota Keris
ini merupakan pengarang buku Talken Koneng.
Berisikan puisi-puisi mantra.
Kegemarannya menulis tidak hanya dijalani sendiri.
Melalui wadah yang diberi nama Lembaga Kajian
Seni Budaya (LKSB) Pangesto Net_Think
Community, Alfaizin lebih suka berproses bersama.
Mengajak pemuda aktif menulis dan membaca.
Yang tak biasa, dia mendanai hampir semua
kebutuhan anggota selama berproses. Kontrakan,
makan, komputer, printer, hingga kendaraan, semua
ditanggung. Bahkan, dulu biaya untuk mengakses
internet ke warung internet (warnet) juga ditanggung.
Anggota hanya diminta bersungguh-sungguh
berproses dan berkarya.
Untung secara finansial? Tidak. Rugi, iya. Tapi, bukan
itu tujuan pria kelahiran Sumenep, 1976 itu. Semua itu
dia lakukan karena kesenangan. Senang ketika
berkumpul bersama teman. Senang saat teman
berkarya. Senang setelah teman-temannya bisa survive
dari wadah yang disediakan untuk berproses.
Keluarga juga tidak ada bedanya. Orang tua, istri,
bahkan mertua mendukung Alfaizin. Keluar biaya
banyak bukan persoalan. Jika lama tak ada teman
menyambang, keluarga ikut menanyakan.
Seakan biasa dengan kehadiran anggota komunitas
sekaligus teman berproses. Tradisi kumpul-kumpul
sembari melakukan kajian seni budaya masih sering
dilakukan. Meski tak serutin dahulu. Sebab, anggota
sudah banyak sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Tapi, sekali kumpul, anggota komunitas biasa
membawa istri dan anak untuk ikut nimbrung.
Maklum, banyak yang sudah berkeluarga. Namun, tak
menyurutkan niat silaturahmi dan berbagi cerita.
Sekitar 2006 komunitas tempatnya berbagi itu
didirikan.
”Alhamdulillah keluarga paham betul. Keluarga
senang dengan teman-teman ketika kumpul,” tutur
pria yang pernah mengenyam pendidikan di MI-MA
Nurul Islam, Karang Cempaka, Bluto, itu.
”Saya tidak mengejar kaya,” lanjutnya. Ketenangan
dan kesenangan menjadi dasar untuknya berbagi
dengan pemuda melalui literasi. ”Kalau mikir kaya,
ngapain saya biayai teman-teman untuk berproses,”
sambung Alfaizin.
Lulusan STKIP PGRI Sumenep itu memaparkan,
kontrakan untuk menampung anggota komunitasnya
berpindah-pindah. Pernah di dua kontrakan di Desa
Kolor. Kemudian, pindah ke Desa Pandian di
belakang kantor JPRM Biro Sumenep. Lalu,
bermarkas di gudang sebelah rumahnya di Batuan.
Aktivitas dalam komunitas didominasi dengan
kegiatan membaca dan menulis.
Karya-karya anggota Pangesto banyak yang terbit di
media massa. Sekitar 15 anggota yang bergabung pada
komunitas itu. Kemudian, terus bertambah seiiring
berjalannya waktu.
”Memang tidak perlu banyak. Yang penting serius
berproses. Kalau bersungguh-sungguh, saya biayai
semua. Saya temani mulai dari berproses sampai
berkeluarga,” ucap dosen lulusan pascasarjana
Universitas Islam (Unisma) Malang itu.
Saat ini Alfaizin sudah tidak mengader lagi. Namun,
keinginan mengajak pemuda untuk berproses masih
ada. Tinggal menunggu waktu. Dia selalu gelisah
untuk terus berproses bersama-sama. Apalagi, di
tengah kecenderungan pemuda masa kini yang
serbainstan.
Buku Talken Koneng merupakan satu-satunya karya
pribadi yang diterbitkan. Buku yang terbit 2012 itu
berisi puisi kitab Kelelakian, Rokat Kematian,
Pemisau Sukma, Sihir, dan Mantra Alif. Banyak karya
puisinya yang sengaja tidak dipublikasikan.
Selebihnya, banyak puisi Alfaizin yang masuk dalam
buku antologi bersama.
Masih ada lebih dari 100 puisi lain yang akan
dibukukan. Menulis tetap dilakukan. Terutama soal
tradisi dan kebudayaan Madura. Menurut Al
–demikian dia biasa dipanggil–, Madura punya tradisi
mantra yang kuat.
”Referensi yang saya gunakan berdasarkan
ritual-ritual. Di situ biasanya ada mantra-mantra yang
dibacakan. Itu yang membuat saya tertarik
menjadikannya puisi,” ujar Al.
Bunyi kendaraan dan jangkrik masih menemani
kesunyian malam. Entah sudah berapa kali kopi
dituangkan ke gelas. Perbincangan malam itu masih
berlanjut hingga bunyi-bunyi mesin yang melintas di
jalan aspal perlahan menyepi.
Hingga saat ini, Al mengajar di STKIP PGRI
Sumenep dan STIQNIS Karang Cempaka
Bluto. ”Main-main ke sini. Kita diskusi. Walaupun
sekadar ngopi,” ucapnya mengakhiri pertemuan
malam itu.
Ketua Program Studi (Kaprodi) PGSD STKIP PGRI
Sumenep Em Ridwan merupakan salah seorang yang
pernah berproses di LKSB Pangesto Net_Think
Community. Ridwan mengungkapkan, Al bukan
sekadar teman berproses, melainkan guru sekaligus
menjadi orang tua.
145
Apalagi, Pangesto berjalan secara kekeluargaan.
Bukan organisasi yang kaku. Jangankan kontrakan,
rokok Kak Al sering saya ambil. Saya merindukan
momen itu,” katanya diiringi tawa.
Kini proses itu telah dirasakan semua. Ada yang jadi
wartawan, seperti Kepala Biro JPRM Sampang
Hendriyanto, Pemred JPRM Lukman Hakim AG., dan
penyair Manusia Perahu di Sapeken. ”Ada yang jadi
pengelola lembaga pendidikan, ada juga yang beternak
dan bertani,” tandas Ridwan.
(mr/luq/bas/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarmadura.jawapos.com/read/2019/07/10/14541
5/dosen-dosen-peduli-pemuda-agar-cinta-literasi-dan-kes
enian-2-habis
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.59 WIB
Dua Komunitas Pegiat Literasi Kolektif,
Gugah Minat Baca
21 JUNI 2019, 19: 00: 59 WIB | EDITOR : ANGGI
SEPTIAN ANDIKA PUTRA
Bermula dari beberapa penelitian yang menunjukkan
minat baca Indonesia yang minim, membuat dua
komunitas pegiat literasi yakni komunitas Enggak
Malu Baca Buku (EMBB) dan Literasi Berteman Hati
(LBH) kolektif membeber buku-buku koleksi. Kali ini
dengan harapan banyak orang yang mau membaca
buku. Namun ironis, hanya segelintir orang yang mau
membaca buku karena ada yang menganggap kalau
jualan buku.
Dingin menusuk kulit saat Koran ini hendak memotret
ikon Garuda di Aloon Aloon Trenggalek, Rabu (19/6)
lalu. Di sela-sela memotret, tampak sejumlah anak
muda dengan penampilan rebel duduk melingkar.
Namun di pinggir para pemuda itu ada seratus lebih
buku berjejer di sebelahnya. Ada juga beberapa
pemuda yang terlihat konsentrasi meski terkadang ada
suara berisik knalpot motor.
Koran ini pun mencoba mendekati perkumpulan para
pemuda tersebut. Saat Koran ini menanyakan ada
acara apa, salah satu pemuda berambut ikal dengan
topi warna kremnya menjawab jika sedang
mengadakan acara perpustakaan jalanan (perjal).
Mungkin tak banyak orang mengetahui perjal dengan
konsep-konsepnya. Namun ketika Koran ini
mewawancarai, ternyata perjal ini lahir karena
kegelisahan pemuda-pemuda itu atas minimnya
tingkat minta baca di Indonesia. “Dari referensi yang
pernah saya baca, minat baca di Indonesia hanyalah
0,3 persen,” ungkap Priyo Dwi, pentolan EMBB.
Ternyata anggapan ini pun juga yang menjadi
landasan komunitas LBH lahir. “Tingkat baca
Indonesia begitu miris karena nomor dua dari bawah
atas 73 negara,” sambut Husein mewakili LBH.
Tak ayal, kegelisahan Priyo Dwi dari EMBB dan
Husein dari LBH meneguhkan jalan hidupnya sebagai
relawan di bidang literasi, goal mereka pun akhirnya
terealisasi saat acara perjal malam itu. “Maksud perjal
ini dapat mengubah mindset orang agar membaca
buku itu enggak perlu malu, walau di keramaian,”
ungkap Priyo Dwi.
Pentolan EMBB ini punya pandangan simpel, dia
terinspirasi dari temannya yang pernah melihat
pustakaan keliling dengan menggunakan becak di
Kediri. Dalam ceritanya, suatu ketika ada anak punk
dengan penampilan nyentrik meminjam satu buku di
perpustakaan keliling tersebut.
Namun, anak punk itu malah membawa jauh buku itu
untuk dibaca. Alasannya malu disindir kalau sedang
baca buku. “Dari itu saya tergerak, kenapa membaca
buku itu harus malu?” ungkap mahasiswa jurusan
bahasa Indonesia ini.
Dengan khas retorikanya yang mengalir, Priyo
membeberkan pengalamannya beberapa kali
mengadakan perjal. Selama ini masih banyak
anggapan masyarakat umum terlebih para orang tua
yang melarang anaknya saat mengunjungi perjal.
Mengapa? Karena mereka menganggap perjal
layaknya jualan buku. “Apa mungkin tulisan baca
buku gratis ini kurang gede?” ujarnya.
Tapi juga ada orang yang membuka mata terhadap
perjal ini sehingga ada yang mendonasikan buku
kepada EMBB sebagai tambahan koleksinya. Hal itu
pun menjadi apresiasi sendiri bagi EMBB karena
secuil klimaks sebagai penambah semangat. “Ada juga
yang mau donasi buku,” tegasnya.
Untuk memperluas jaringan pegiat literasi
antarkomunitas yang masih satu aliran perjal, Priyo
dapat info melalui temannya bahwa ada komunitas
literasi lain di Trenggalek dengan konsep yang sama.
Lantas dia pun mencari di Instagram sampai berhasil
menemukan Literasi Berteman Hati (LBH). Ajakan
Priyo mengadakan perjal di Trenggalek pun disambut
baik oleh salah satu pentolan LBH, Husein. “Kami
sepakat kolektif mengadakan perjal ini di
Aloon-Aloon Trenggalek,” ungkap Priyo.
Perjal pun lahir di malam itu ketika dua komunitas
pegiat literasi di tanah air itu bertemu. Cengkerama
mereka lepas di antara mereka yang masih satu visi.
Namun, ada juga beberapa anggota lainnya yang
mempromosikan orang yang melintas untuk
menyempatkan membaca buku. Kadang kalimat
ajakan itu berhasil meski tak lebih dari lima menit
mereka melihat-lihat buku.
Perjal itu cukup lengkap karena EMBB dengan basic
literasi anak menyuguhkan 65 koleksi yang mayoritas
komik. Sedangkan LBH menyuguhkan 40-an buku
146
dengan genre buku berbobot. “Kami juga menerima
barter buku, tebal atau tipis bukan masalah yang
penting saling menerima,” ungkapnya.
(rt/pur/ang/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radartulungagung.jawapos.com/read/2019/06/21/1
42462/dua-komunitas-pegiat-literasi-kolektif-gugah-minat-baca
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.11 WIB
Dukung Enam Literasi Dasar, Jepara
Canangkan Gerakan Indonesia Membaca
23 NOVEMBER 2019, 09: 03: 54 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
JEPARA, Radar Kudus – Upaya untuk membangun
budaya baca masyarakat terus dilakukan. Salah
satunya melalui pencanangan Gerakan Indonesia
Membaca (GIM) yang diselenggarakan di Jepara
baru-baru ini. Dengan pencanangan ini harapanya
dapat mendukung enam literasi dasar.
Selain pencanangan Gerakan Indonesia Membaca
pada waktu yang bersamaan juga dilaksanakan
pelantikan Pengurus Daerah Forum Taman Bacaan
Masyarakat Kabupaten Jepara oleh Disdikpora Jepara.
Ketua Pengurus Daerah Forum Taman Bacaan
Masyarakat Muhammad Hasan mengatakan GIM
sendiri dimaksudkan sebagai upaya membangun
budaya baca masyarakat untuk mendukung
pelaksanaan enam literasi dasar (literasi baca tulis,
literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi
finansial, dan literasi budaya dan kewargaan). GIM ini
diselenggarakan secara lintas sektoral dengan
melibatkan berbagai pihak seperti lembaga/instansi
pemerintah, swasta, organisasi sosial, kemasyarakatan,
keagamaan, kepemudaan, profesi, satuan pendidikan
formal dan nonformal, organisasi mitra PAUD dan
Dikmas.
Selain itu, GIM juga mendorong partisipasi pemangku
kepentingan dan masyarakat untuk berperan serta
dalam meningkatkan jumlah melek huruf. ”Di Jepara,
selain didukung oleh OPD seperti Disdikpora Jepara,
Bappeda Jepara, Diskarpus Jepara, dan Diskominfo
Jepara, GIM melibatkan Forum Taman Baca
Masyarakat (FTBM) yang menaungi 25 komunitas
TBM yang tersebar di seluruh kecamatan di
Kabupaten Jepara, Asosiasi Guru Pegiat Literasi
(AGPL) Kabupaten Jepara, dan Sanggar Kegiatan
Belajar (SKB) Jepara,” tuturnya.
Sementara itu Djayeng Baskoro mengatakan,
berdasarkan penelitian yang dilakukan penelitian Bank
Dunia, anak-anak usia 10 tahun di Indonesia tentang
pemahaman terhadap apa yang mereka baca sangat
rendah. Mereka bisa membaca tapi tida paham
maknanya.
Karena itu, dia menilai, TBM hadir di tengah-tengah
masyarakat. TBM tidak hanya menyediakan buku
bacaan. Tetapi TBM juga menyediakan perangkat
pendidikan bagi masyarakat. ”Jika memaknai TBM
hanya sebuah tempat membaca itu terlalu sempit.
TBM hari ini harus menjadi tempat pembudidayaan
dan perberdayaan masyarakat,” imbuhnya.
(ks/emy/mal/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/11/23/167078/
dukung-enam-literasi-dasar-jepara-canangkan-gerakan-in
donesia-membaca
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.44 WIB
Enam Literasi Dasar dan Implementasinya
dalam GLS
15 OKTOBER 2019, 13: 42: 44 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
SEBAGAI bangsa yang besar Indonesia harus mampu
mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat
kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang
terintegrasi. Mulai dari keluarga, sekolah, sampai
dengan masyarakat. Bangsa dengan budaya literasi
yang tinggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut
untuk berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif,
komunikatif sehingga dapat memenangi persaingan
global.
Penguasaan enam literasi dasar menjadi sangat
penting tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi orang
tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar
tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi,
literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan
literasi budaya dan kewargaan.
Salah satu di antara enam literasi dasar yang perlu kita
kuasai adalah literasi baca-tulis. Membaca dan
menulis merupakan literasi yang dikenal paling awal
dalam sejarah peradaban manusia. Keduanya
tergolong literasi fungsional dan berguna besar dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki kemampuan
baca-tulis, seseorang dapat menjalani hidupnya
dengan kualitas yang lebih baik. Misalnya, ketika
menerima resep obat, dibutuhkan kemampuan untuk
memahami petunjuk pemakaian yang diberikan oleh
dokter. Jika salah, tentu akibatnya bisa fatal.
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan
untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan
keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan
sehari-hari dan kemampuan untuk menginterpretasi
147
informasi kuantitatif yang terdapat di lingkungan.
Kemampuan ini ditunjukkan dengan kenyamanan
terhadap bilangan dan cakap menggunakan
keterampilan matematika secara praktis untuk
memenuhi tuntutan kehidupan.
Literasi sains merupakan pengetahuan dan kecakapan
ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan,
memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan
fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar
fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran
bagaimana sains dan teknologi membentuk
lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta
kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu
yang terkait sains.
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan
untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep
dan risiko, keterampilan agar dapat membuat
keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk
meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu
maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam
lingkungan masyarakat.
Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami
dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk
dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses
melalui piranti komputer. Lliterasi digital berakar pada
literasi komputer dan literasi informasi. Literasi digital
lebih banyak dikaitkan dengan keterampilan teknis
mengakses, merangkai, memahami, dan
menyebarluaskan informasi.
Literasi budaya dan kewargaan merupakan
kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap
terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari
suatu budaya dan bangsa. Literasi budaya dan
kewargaan menjadi hal yang penting untuk dikuasai di
abad ke-21 karena Indonesia memiliki beragam suku
bangsa, bahasa, kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan,
dan lapisan sosial. Sebagai bagian dari dunia,
Indonesia turut terlibat dalam kancah perkembangan
dan perubahan global. Oleh karena itu, kemampuan
untuk menerima dan beradaptasi, serta bersikap secara
bijaksana atas keberagaman ini menjadi sesuatu yang
mutlak.
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, kegiatan literasi
sebagai salah satu kegiatan yang wajib dilaksanakan
guna menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya
membaca untuk menambah ilmu pengetahuan. Untuk
dapat melaksanakan kegiatan literasi di sekolah, perlu
adanya program literasi yang berisi tahapan-tahapan
mulai tahap persiapan sampai pelaksanaan literasi.
Persiapan pelaksanaan kegiatan literasi Kurikulum
2013 dimulai dengan rapat koordinasi oleh Kepala
Sekolah. Kepala Sekolah membentuk tim Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) yang terdiri dari kepala
perpustakaan, wali kelas, dan guru yang ditunjuk.
Semua tim GLS mensosialisasikan kegiatan literasi
kepada siswa. Persiapan sarana dan prasarana untuk
GLS yaitu dengan melengkapi buku-buku bacaan
umum dan literatur pelajaran sekolah.
Pelaksanaan literasi di sekolah dapat dilakukan
melalui pembelajaran mapel tertentu. Siswa diberi
tugas untuk membaca buku pengetahuan apa saja
asalkan bukan yang terlarang. Tugas membaca buku
bisa dilaksanakan di rumah atau di sekolah.
Selanjutnya siswa diberi tugas merangkum apa yang
sudah dibaca. Rangkuman ditulis di kertas folio
minimal 5 paragraf atau seribu kata. Siswa wajib
mengumpulkan rangkuman hasil literasi setiap
pembelajaran akan dimulai. Guru mencatat dan
mengarsipkan rangkuman hasil literasi siswa untuk
penunjang penilaian. (*)
(ks/top/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/10/15/160903/
enam-literasi-dasar-dan-implementasinya-dalam-gls
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 13.42 WIB
Era Industri 4.0, Literasi Digital Syarat
Mutlak Para Pencari Kerja
27 September 2019, 22:17:25 WIB
JawaPos.com – Bagi para pencari kerja, tentu ada
syarat khusus yang harus di penuhi. Di era Revolusi
Industri 4.0 seperti saat ini, literasi digital dan
melek teknologi disebut menjadi syarat mutlak bagi
para pencari kerja.
Dari perspektif penyedia informasi lowongan kerja,
Customer Care Manager JobStreet, Riza
Herlambang mengungkapkan bahwa seiring
perkembangan industri digital di Indonesia, terdapat
peningkatan kebutuhan pencari kerja yang melek
teknologi. Tentunya didominasi oleh perusahaan
rintisan atau start-up.
“Posisi yang semakin spesifik yang dibutuhkan
berbagai perusahaan mengharuskan para pencari
kerja untuk terus meningkatkan kemampuan dan
daya saingnya,” ujar Riza di Jakarta, Jumat (27/9)
malam WIB.
Riza menambahkan, di era Industri 4.0 ini dirinya
yang terbiasa berurusan dengan departemen sumber
daya manusia atau HRD perusahaan-perusahaan
menyebut, hard skill di bidang teknologi sangat
dibutuhkan. “Kami melihat pentingnya peningkatan
hard skill, terutama di berbagai bidang teknologi,
agar pencari kerja dapat beradaptasi dengan
kebutuhan masing-masing perusahaan yang saat ini
banyak melibatkan teknologi,” imbuhnya.
148
Sementara dari sisi soft skill, yang perlu
ditingkatkan adalah bagaimana cara merealisasikan
ide-ide yang inovatif untuk memberikan kontribusi
positif bagi kehidupan masyarakat. “Generasi Z
memiliki keuntungan terlahir sudah akrab dengan
internet dan ekosistemnya. Tapi itu saja nggak
cukup, kompetensinya di bidang teknologi juga
harus seimbang,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, permasalahan
literasi digital atau skill di bidang teknologi juga
dirasakan oleh Aruna yang bergerak di bidang
star-tup teknologi perikanan. CEO Aruna Farid
Aslam mengungkapkan bahwa tantangan terbesar
yang dihadapi perusahaannya adalah minimnya
literasi digital bagi para nelayan.
“Banyak nelayan, terutama yang berada di luar
Pulau Jawa, masih menghadapi tantangan, salah
satunya dalam memahami teknologi. Jadi, kami
percaya bahwa SDM yang mumpuni di bidang
teknologi akan membantu meningkatkan literasi
digital para nelayan agar bisa mendapatkan
keuntungan yang lebih baik,” jelas Farid.
Editor : Edy Pramana
Reporter : Rian Alfianto
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/oto-dan-tekno/teknologi/27/09
/2019/era-industri-4-0-literasi-digital-syarat-mutlak-para-
pencari-kerja/
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.48 WIB
Finansialku.com Ajarkan Literasi
Keuangan via Aplikasi
13 JULI 2019, 17: 00: 59 WIB |
EDITOR : PERDANA
SOLO – Literasi keuangan di Indonesia dinilai masih
cukup rendah. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per
April 2019, tingkat literasi keuangan di Jawa Tengah
baru sekitar 33,5 persen. Meningkatkannya,
dihadirkan aplikasi Finansialku.com.
Business Development Executive Finansialku.com
Yoga Rahman Pradipta mengatakan, aplikasi ini
membantu masyarakat dalam mencatat keuangan,
membuat anggaran, merencanakan keuangan,
mengelola, investasi, dan membuat laporan keuangan.
Satu-satunya perusahaan perencanaan keuangan yang
memiliki portal edukasi, serta bisa digunakan untuk
individu maupun keluarga.
”Aplikasi ini tidak hanya untuk mengatur keuangan
saja. Banyak fungsi yang digunakan, sehingga
masyarakat bisa mencapai tujuan keuangannya.
Bahkan di Finansialku.com, nasabah atau pengguna
bisa melakukan live chat dengan konsultan kami,”
jelas Yoga, Kamis (11/7).
Konsultan di Finansialku.com sudah tersertifikasi CFP.
Sehingga permasalahan keuangan apapun bisa
dikonsultasikan. Dan yang paling memberdakan, fitur
live chat tersebut dengan orang. Bukan sistem atau
robot untuk menjawab semua permasalahan keuangan
yang dialami. Yoga percaya, salah satu cara mencapai
kesejahteraan keuangan adalah dengan meningkatkan
financial literacy. Meningkatnya financial literacy,
masyarakat bisa mengelola keuangan mereka sendiri.
Berdampak pada performa kerja yang lebih produktif.
Mengenalkan aplikasi ini, Finansialku.com menggelar
roadshow di berbagai kota, termasuk Kota Solo.
Berlangsung di Solo Bistro, Kamis (11/7). Diikuti 90
peserta. Acara ini menggandeng sejumlah narasumber
untuk memberikan edukasi mengenai tujuan keuangan
dan investasi di era digital.
”Dengan ini kami membantu masyarakat mengelola
keuangan dengan mudah. Di era digital seperti ini, kita
harus semakin terbuka dan butuh kehati-hatian.
Literasi dan edukasi keuangan untuk individu dan
keluarga di Indonesia adalah tujuan kami. Selain
sosialisasi, workshop juga terus kami lakukan,”
bebernya. (rls/gis/fer)
(rs/gis/per/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/07/13/145876/fi
nansialkucom-ajarkan-literasi-keuangan-via-aplikasi
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.55 WIB
Galeri Buku Bengkel Deklamasi, Surga
Literasi Sastra di Jakarta
27 Januari 2019, 14:37:13 WIB
JawaPos.com – Di tengah riuh gemerlap kota
metropolitan, tersimpan “surga kecil” bagi pecinta
literasi sastra. Tepatnya di pojok Gedung Bakti
Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini
Raya, Menteng, Jakarta Pusat.
Toko buku bernama Galeri Buku Bengkel
Deklamasi itu sudah lebih dari 20 tahun berdiri.
Tepatnya pada 1996 silam. Keberadaannya
mewarnai geliat seni, budaya dan sastra di tanah air.
Bengkel Deklamasi itu menyimpan jutaan koleksi
judul buku lawas. Utamanya yang bergenre sastra
dan buku-buku kiri. Buku-buku terbitan karya
pujangga besar tanah air pun tersimpan rapih.
Bukan saja dari dalam negeri, buku langka terbitan
149
luar negeri pun tersedia di Galeri Bengkel
Deklamasi.
Koleksi buku literasi sastra dan seni tersimpan
rapih di Galeri Buku Bengkel Deklamasi Taman
Ismail Marzuki. (Wildan Ibnu Walid/
JawaPos.com)
Pantas saja jika toko buku itu menjadi tempat
tongkrongan bagi seniman, penyair, budayawan,
akademisi hingga aktivis. Mereka bisa dengan
mudah mendapatkan buku-buku langka dalam
bahasa asli, terbitan pertama.
Usut punya usut, Bengkel Deklamasi itu milik Jose
Rizal Manua, sutradara teater yang baru saja
mendapat penghargaan sutradara terbaik dunia,
teater anak dan grup terbaik dalam 15th World
Festival Of Children of Theatre di Jerman 2018
lalu.
Bersama anaknya, R. Ni Soe, Jose Rizal mengelola
Toko Bengkel Deklamasi. Menurut R Ni Soe,
koleksi buku yang disediakan lebih banyak
disediakan bagi pegiat sastra, seni, budaya dan
filsafat.
Karya buku novel, sastra, dan prosa banyak dicari
ketimbang buku-buku populer yang saat ini merajai
di toko-toko buku modern di Jakarta. Di toko buku
ini tidak membatasi pengunjung yang datang untuk
membeli, atau hanya sekedar membaca untuk
bahan-bahan menulis cerita.
“Buku-buku ini spesifikasinya lebih banyak literasi
sastra, seni dan budaya, jadi lebih kepada novel,
prosa dan puisi,” ujarnya kepada JawaPos.com,
Minggu (27/1).
Selain itu, koleksi buku yang disediakan lebih
banyak untuk memenuhi kebutuhan
mahasiswa-mahasiswa Institut Kesenian Jakarta
(IKJ). Kampus yang tak jauh dari kawasan Taman
Ismail Marzuki.
Dari sekian banyak buku, karya-karya WS Rendra,
Taufik Ismail, Chairil Anwar, Pramoedya Ananta
Toer, Sutardjih Calzoum, Soe Hoek Gie, dan buku
Madilog karya Tan Malaka masih paling diminati.
Tak hanya itu, buku-buku kesusastraan lama seperti
Babad Tanah Jawa dan buku tentang era
pendudukan kolonial di Batavia masih banyak
diminati. Tidak saja dari akademisi tanah air,
sarjana luar negeri pun mengagumi koleksi buku di
Bengkel Deklamasi.
Menurut R. Ni Soe, koleksi buku masterpiece di
Galeri Buku Bengkel Deklamasi pun dicari oleh
dosen-dosen dan pecinta buku luar negeri. Pada
umumnya, mereka mengagumi koleksi buku
pengarang aslinya yang masih orisinil dan sulit
dicari.
“Akademisi dari luar negeri banyak juga mencari di
sini. Mereka kagum. Tak jarang kalau mereka
bilang di sini asalah harta karun literasi sastra
dunia,” ujarnya.
Sejumlah nama besar seperti Presiden Puisi
Sutardjih Calzoum Bachri, Profesor Salim Said pun
setia berkunjung ke Galeri Buku Bengkel
Deklamasi untuk mencari literasi sastra untuk
mencari bahan menulis cerita.
“Tokoh penulis dan teater seperti Profesor Salim
Said pun mengakui banyak mencari buku-buku dari
sini. Ada semua di sini,” kata R. Ni Soe.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Wildan Ibnu Walid
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/jpg-today/27/01/2019/galeri-b
uku-bengkel-deklamasi-surga-literasi-sastra-di-jakarta/
Akses : 05 Maret 2020 Pukul 09.29 WIB
Gebyar Literasi 2020 Jadi Ajang Pamer
Karya Literasi Siswa
22 FEBRUARI 2020, 23: 09: 09 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
GROBOGAN, Radar Kudus – Gebyar Literasi 2020
dibuka di Gedung Wisuda Budaya Purwodadi, Jumat
(14/2) kemarin. Dalam kegiatan itu, dipamerkan
berbagai karya literasi siswa. Mulai dari tingkat
PAUD, SD, hingga SMP.
Kegiatan Gebyar Literasi itu diselenggarakan oleh
Sekolah Integral Yayasan Amanah Hidayatullah
Purwodadi Grobogan. Kegiatan ini dilaksanakan
selama tiga hari mulai 14 sampai 16 Februari 2020.
Gebyar Literasi itu diisi dengan berbagai kegiatan. Di
antaranya pameran sekolah unggulan yang ada di
Purwodadi, bazar buku, pameran karya literasi siswa,
pentas kreativitas literasi, seminar dan talkshow
literasi, serta berbagai lomba literasi.
Hari pertama dilaksanakan lomba tahfiz dan mewarnai
untuk PAUD. Dibuka Korwilcam Pendidikan
Kecamatan Purwodadi Djoko Muljanto. Kemarin juga
diselingi pemberian penghargaan Gernas Baku kepada
orang tua siswa. Sebelumnya, orang tua membacakan
buku yang dilaksanakan di rumah masing-masing.
Setiap orang tua mengirimkan foto ke sekolah dan
dipilih tiga foto terbaik.
150
Kegiatan seminar dan talkshow literasi menghadirkan
beberapa narasumber dari berbagai kota di Indonesia.
Antara lain Dewi Utama Faizah (Satgas Literasi RI,
Jakarta), Dharmasastra (Amind, Tarakan Kaltara),
Nuradi Indra Wijaya (TBM MataAksara, Jogjakarta),
dan Badiatul M Asti (Penulis, Grobogan). Kegiatan
bertema “Generasi Literat untuk Mewujudkan
Grobogan sebagai Kabupaten Literasi” adalah
pelaksanaan yang ketiga kalinya.
Kepala Sekolah Integral Achmad Bashori mengatakan,
bahwa kegiatan ini didedikasikan agar bisa memberi
manfaat lebih ke Masyarakat Grobogan agar lebih
literat. Sehingga dalam kegiatan ini dilaksanakan
gratis tanpa dipungut biaya.
Kepala Dinas Pendidikan Grobogan Amin Hidayat
memberikan apresiasi atas Gebyar Literasi 2020 itu.
Menurutnya even itu sangat mendukung kegiatan
literasi di Kabupaten Grobogan.
”Saya berikan apresiasi kepada Gebyar Literasi ini
karena melibatkan semua elemen sekolah. Mulai dari
siswa, guru, sekolah, dan orang tua,” terang dia.
(ks/mun/lid/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2020/02/22/180538/
gebyar-literasi-2020-jadi-ajang-pamer-karya-literasi-siswa
Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.11 WIB
Gelora Baru Literasi Melalui GPMB
19 DESEMBER 2019, 10: 20: 43 WIB |
EDITOR : ANGGI SEPTIAN ANDIKA PUTRA
KOTA, Radar Trenggalek – Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan (DKP) Trenggalek mengukuhkan
puluhan pengurus gerakan pemasyarakatan minat baca
(GPMB) tahun 2019-2023 di Aula aula Balai Benih
Ikan kemarin pagi (18/12).
Kepala DKP Trenggalek Catur Budi Prasetyo
mengungkapkan, ada 40 orang yang dikukuhkan
menjadi pengurus MGMP, antara lain: ; Muhammad
Zamzuri (ketua), Miftakul Huda (wakil ketua), Triesca
Dewi Mutiara (sekretaris), Ambarwati Kundari (wakil
sekretaris), Elvy Ayu Maharani (bendahara), dan
Widayati (wakil bendahara).
Selain itu, lima seksi juga dikukuhkan, seperti yakni
seksi penelitian dan pengembangan organisasi, seksi
pemasyarakatan minat baca, seksi humas dan kerja
sama eksternal, seksi informasi dan komunikasi, dan
serta seksi sumber daya manusia. "Harapan kami,
GPMB dapat menjadi partner masyarakat untuk
menuju masyarakat berbudaya baca," ujarnya.
Catur mengatakan, perkembangan literasi dari tahun
ke tahun berangsur membaik. Indikasinya, permintaan
kerja sama sekolah tingkat SD, SMA, hingga SMA
semakin banyak. Kerja sama itu dengan melibatkan
DKP untuk peminjaman buku. "Belum ada program
Nadiem Makarim (menteri pendidikan), udah begitu, t.
Tapi kalau sudah, tentu kebutuhan buku-buku pasti
meningkat," katanya.
Di balik itu, Catur menyinggung perkembangan
teknologi elektronik buku atau e-book, dapat
berdampak positif dan negatif. Dampak positifnya,
memudahkan masyarakat membaca buku. Namun,
dampak negatifnya, kredibilitas buku tersebut belum
bisa dipertanggungjawabkan. Belum tentu e-books
tersebut memiliki isi yang dapat membangun menuju
lebih baik atau justru menjerumuskan. "Seperti buku
yang berisi untuk menggelorakan liberalisme,
hedonisme, dan lebih parah ketika mengarah pada
kampanye," jelasnya.
Sementara itu, Ketua GPMB Muhammad Zamzuri
mengatakan, minat baca masyarakat Trenggalek masih
perlu di tingkatkan, bukan berkonotasi minat baca
kurang. Menurut dia, pertumbuhan komunitas literasi
cukup baik. Selain itu, Kemenag dan dinas pendidikan
juga mulai menggalakkan program tentang literasi.
"Hanya perlu dikoordinirdikoordinasi, agar program
minat baca semakin meningkat drastis," kata dia.
Salah satunya dengan adanya organisasi GPMB.
Organisasi itu dapat berdampak positif untuk
mendukung budaya baca. Pasalnya, organisasi ini juga
berjalan untuk mendukung literasi. "Kinerja nya dari
kami. nantinya Nantinya mengembangkan minat baca
di setiap kecamatan dan desa," ujarnya.
Menurut Zamzuri, panggilannya, dalam waktu dekat
GPMB akan memanfaatkan mobil perpustakaan
keliling ke desa-desa yang minim fasilitas
perpustakaan, seperti di sekolah atau desa. Targetnya
sendiri, pengembangan budaya baca nantinya nanti
dapat menyeluruh di Kota Keripik Tempe. "Nanti
kalau mau merapat ke menyeluruh kita kami
jadwalkan. Dari desa A menuju ke desa B. Dari
kecamatan A sampai ke kecamatan B," jelas Samzuri.
(rt/pur/ang/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radartulungagung.jawapos.com/read/2019/12/19/1
70896/gelora-baru-literasi-melalui-gpmb
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.48 WIB
Genjot Literasi, Pemkot Makassar Dan Do
It Beri Edukasi ke Masyarakat
6 November 2018, 12:09:12 WIB
151
JawaPos.com – Data yang telah dirilis oleh Otoritas
Jasa Keuangan pada akhir 2016 menyebutkan
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki angka literasi
keuangan yang cukup rendah, berkisar 28,4 persen.
Angka tersebut terbilang masih berada di bawah
angka rata-rata nasional.
Hal ini lah yang melatarbelakangi Pemerintah
Sulawesi Selatan bersama dengan Forum
Komunikasi Industri Jasa Keuanga (FKIJK) untuk
menyelenggarakan Expo Keuangan yang
bertemakan ‘Sinergi Membangun Percepatan Akses
Keuangan’ di Anjungan Pantai Losari pada 20-21
Oktober 2018. Acara ini diikuti oleh lembaga jasa
keuangan, bank, BPR, koperasi dan juga beberapa
perusahaan fintek. Selain itu, sasaran dari acara ini
adalah masyarakat Kota Makassar.
“Harapannya dengan diselenggarakannya acara ini
bisa mengedukasi masyarakat (Makassar) di bidang
keuangan agar tidak tertinggal dengan kemajuan
sistem jasa keuangan,” ujar Wali Kota Makassar
Ramadhan Pomanto dalam keterangannya, Selasa
(6/11).
Expo ini juga diikuti oleh perusahaan fintek yang
bernama Do-It, yang mana perusahaan ini juga
memiliki misi untuk meningkatkan inklusi serta
literasi keuangan di Indonesia. Do-It berpartisipasi
dalam acara ini dengan membuka stan, dan juga
berkesempatan untuk memberikan edukasi
mengenai fintek lending kepada masyarkat
Makassar yang datang ke Expo ini.
Masyarakat Makassar yang datang pada acara
tersebut mengatakan bahwa mereka merasa terbantu
oleh Expo ini, karena pengetahuannya akan Fintek
pun bertambah. Selain dengan membuka stan, Do-it
juga melakukan sosialisai mengenai literasi dan
edukasi keuangan ke BEM FIB Unhas.
Sosialisasi ke institusi pendidikan merupakan salah
satu bentuk nyata Do-It dalam membantu
meningkatkan literasi keuangan di Indonesia, Do-It
juga memberikan arahan agar mahasiswa dapat
mengelola uang dengan baik dan juga tepat guna.
Hal ini dilakukan karena Do-It percaya bahwa di
masa yang akan datang, mahasiswa mampu menjadi
perpanjangan tangan untuk menyebarkan edukasi
finansial ini ke masyarakat luas.
Tidak hanya memberikan edukasi kepada para
mahasiswa, Do-it juga melakukan sosialiasi edukasi
finansial kepada pegawai di Batik Lontara di
Makassar. Pentingnya pemahaman akan literasi
keuangan dan penggunaan aplikasi keuangan yang
tepat menjadi fokus utama dalam sosialisasi ini,
yang mana sasaran utama dari sosialisasi ini adalah
para kaum Ibu yang bekerja di industri batik
tersebut.
Editor : Saugi Riyandi
Reporter : (srs/JPC)
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/ekonomi/finance/06/11/2018/g
enjot-literasi-pemkot-makassar-dan-do-it-beri-edukasi-ke-masyarakat/
Akses : 04 Mei 2020 Pukul 11.14 WIB
Gerakan Literasi Sekolah Tingkatkan
Minat Baca Siswa
Oleh Tasropi
28 April 2020 | 13:11
Oleh : Siti Mardiyah S.Pd
RADARSEMARANG.ID, PESERTA didik yang
duduk di bangku sekolah dasar (SD) merupakan
usia emas, sehingga penting dalam menanamkan
nilai-nilai budi pekerti luhur. Salah satunya dengan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Guru memiliki peran penting dalam merangsang
siswa untuk belajar. Dengan demikian, dalam
melaksanakan pembelajaran, guru harus
menggunakan pendekatan yang komprehensif serta
progresif agar bisa memotivasi rasa ingin tahu
peserta didik dan memicu mereka untuk berpikir
kritis. Hal ini sesuai dengan pendapat Anderson
(2001:29) bahwa kegiatan literasi dapat
mengembangkan kemampuan memahami bacaan
dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi,
berpikir kritis, dan mengolah kemampuan
komunikasi secara kreatif.
Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling
penting dalam hidup. Semua proses belajar
didasarkan pada kemampuan membaca. Dengan
kemampuan membaca yang membudaya pada
setiap siswa, maka tingkat keberhasilan di sekolah
maupun dalam kehidupan di masyarakat akan
membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih
baik.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendibud) melalui Peraturan Menteri nomor 23
tahun 2015 meluncurkan GLS untuk menumbuhkan
sikap budi pekerti luhur kepada anak-anak melalui
bahasa. Menyadari akan manfaat dari GLS, penulis
juga menerapkannya di SD Negeri 2 Pegulon
tempat penulis mengajar. Salah satu kegiatan di
dalam gerakan ini adalah siswa melaksanakan
pembiasaan membaca sebelum pelajaran dimulai
selama 15 menit. Materi baca dapat berisi nilai-nilai
152
budi pekerti berupa kearifan lokal, nasional, dan
global yang disampaikan sesuai tahap
perkembangan siswa. GLS ini dilaksanakan untuk
menumbuhkan minat baca siswa serta
meningkatkan keterampilan membaca agar
pengetahuan dapat dikuasai dan menjadi lebih baik.
Pengertian minat baca menurut Lilawati (dalam
Sandjaya, 2005:37) adalah suatu perhatian yang
kuat dan mendalam disertai dengan perasaan
senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat
menggerakkan seseorang untuk membaca dengan
kemauannya sendiri. Sedangkan pengertian
membaca menurut penulis adalah suatu aktivitas
yang dilakukan dengan penuh kesenangan dan
ketekunan guna menemukan makna tulisan dan
mendapatkan informasi dari buku yang dibaca.
Untuk meningkatkan minat baca di SD Negeri 2
Pegulon guru beserta paguyuban wali peserta didik
menyediakan tempat yang nyaman dan menarik
untuk membaca di kelas dengan cara membuat
pojok baca di setiap kelas. Kerjasama yang kompak
antara guru dan paguyuban wali peserta didik
dalam berkreasi menata pojok baca dan
menyediakan berbagai macam buku bacaan sangat
membantu memperlancar proses GLS.
Setiap pagi sebelum pelajaran di mulai peserta
didik sudah terbiasa membaca buku. Mereka
memilih buku yang disukai. Setelah membaca buku,
mereka menulis judul buku dan halaman yang
dibacanya hari itu di kartu kendali literasinya,
sehingga hari berikutnya masih bisa dilanjutkan lagi
sampai selesai. Apabila peserta didik sudah
menyelesaikan satu buku bacaan, mereka
mengambil kertas yang berbentuk daun lalu
menulis namanya dan judul buku yang telah selesai
dibacanya, kemudian ditempel pada pohon literasi
yang ada pada di dinding kelas. Semakin banyak
peserta didik yang menyelesaikan bacaan, semakin
rindang pohon literasi yang ada di kelas tersebut.
Melalui GLS yang menjadi pembiasaan membaca
setiap pagi hari sebelum pelajaran, minat baca
siswa semakin meningkat. Tidak hanya pada pagi
hari, di saat ada waktu luang pun mereka
memanfaatkannya untuk membaca buku. Apalagi
dengan adanya pohon literasi, mereka
berlomba-lomba menyelesaikan bacaan pada buku
yang dibaca untuk bisa menulis namanya pada daun
dan ditempel pada pohon tersebut. Dengan
meningkatnya minat baca, tentu akan memperkaya
pengetahuan peserta didik, sehingga dapat
meningkatkan nilai pengetahuan dan keterampilan.
(pgn2/ida)
Guru SD Negeri 2 Pegulon Kabupaten Kendal
Sumber : JawaPos.com
https://radarsemarang.jawapos.com/rubrik/untukmu-guru
ku/2020/04/28/gerakan-literasi-sekolah-tingkatkan-minat
-baca-siswa/
Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.23 WIB
Gotong Royong Membangun Literasi
Majukan Bangsa Oleh: Zav Hidayatullah*
18 JANUARI 2020, 20: 51: 02 WIB | EDITOR : I
PUTU SUYATRA
SEJAK terbukanya kebebasan informasi dan
teknologi media, pertumbuhan media massa dan
media baru mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Media komunikasi yang telah
bermetamorfosis menjadi media digital berkembang
semakin beragam, lebih gampangnya
direpresentasikan oleh pertumbuhan smartphone dan
sejenisnya.
Dewasa ini penetrasi berbagai jenis media tersebut
telah merambah ke berbagai kalangan dan komunitas
di masyarakat, tanpa membedakan strata sosial dan
ekonomi. Penggunaan media komunikasi smartphone
dan sejenisnya telah bergeser menjadi gaya hidup
masyarakat tertentu. Maka tidak heran jika kehidupan
masyarakat kita saat ini tidak bisa terpisahkan oleh
kehadiran teknologi media komunikasi.
Literasi media hadir sebagai benteng bagi khalayak
agar kritis terhadap isi media, sekaligus menentukan
informasi yang dibutuhkan dari media. Literasi media
diperlukan di tengah kejenuhan informasi, tingginya
terpaan media, dan berbagai permasalahan dalam
informasi tersebut yang mengepung kehidupan kita
sehari-hari.
dalam Simposium Gerakan Literasi Nasional (GLN)
pada 22 Desember 2019 di Madiun, Asdep PAUD
Dikdas dan Dikmas Kemenko PMK, Femmy Eka
Kartika Putri, mengatakan literasi memiliki kontribusi
positif dalam rangka membantu menumbuh
kembangkan kreasi dan inovasi serta meningkatkan
keterampilan serta kecakapan sosial yang sangat
dibutuhkan pada era revolusi industri 4.0. Rendahnya
budaya literasi merupakan masalah yang serius. Maka,
perlu menumbuhkan budaya literasi melalui berbagai
kegiatan Gerakan Literasi sejak usia dini agar
menghasilkan kompetensi literasi.
Masyarakat perlu saling mendukung dalam upaya
literasi, salah satunya dengan mengontrol informasi
atau pesan yang diterima. Literasi media memberikan
panduan tentang bagaimana mengambil kontrol atas
informasi yang disediakan oleh media. Semakin media
literate seseorang, maka semakin mampu orang
tersebut melihat batas antara dunia nyata dengan dunia
yang dikonstruksi oleh media.
153
Orang tersebut juga akan mempunyai peta yang lebih
jelas untuk membantu menentukan arah dalam dunia
media secara lebih baik. Pendeknya, semakin media
literate seseorang, semakin mampu orang tersebut
membangun hidup yang diinginkan dibandingkan
membiarkan media membangun hidup kita
sebagaimana yang media inginkan namun tidak sesuai
dengan karakter yang dimiliki sehingga pada akhirnya
hanya menjadi korban dari perubahan zaman.
Berkembangnya literasi media diberbagai aspek
memberikan efek yang luar biasa dalam penyampaian
pesan kepada khalayak atau masyarakat. Program
Pemerintah perlu didukung dalam mencakup
pemerataan pengetahuan kepada seluruh rakyat
Indonesia. Partisipasi rakyat sangatlah besar
diperlukan dalam mewujudkan program Pemerintah 5
tahun kedepan. Tak hanya yang bersentuhan langsung
dengan program tersebut, namun seluruh aspek dalam
pembangunan manusia seutuhnya guna menuju
kehidupan yang kebih baik.
Atas perkembangan tersebut, Media juga dituttut
perannya dalam pembangunan bangsa melalui
fungsinya yaitu salah satunya ikut mendiseminasi
program Pemerintah melalui literasi media. media
juga mempunyai peranan penting dalam menangkal
berbagai penyebaran berita hoax dan berita berita
negatif lainnya dengan menyuguhkan berbagai
informasi yang mengedukasi serta menyebarkan
semangat persatuan dan kesatuan. Bukan hanya
sekedar kritik dan apalagi malah ikut menyebarkan
informasi yang belum tentu benar dan justru
menimbulkan perpecahan. Di era informasi saat ini
media memiliki peran strategis dalam memajukan
bangsa.
Disisi lain Munculnya warganet juga tak kalah penting
dengan warga yang mendapat literasi secara langsung.
Bahkan, dunia internet dikatakan lebih efektif dalam
penyampaian sebuah informasi dengan tanpa
mengenal waktu dan tempat. Dengan demikian,
sinergitas insan mefia bersama pemerintah melalui
program program literasi sangat ampuh mengedukasi
warganet dalam upaya mendukung kemajuan negeri.
Pemberian hashtag optimis dalam membangun
Indonesia merupakan salah satu yang mudah
dilakukan namun sangat besar pengaruhnya terhadap
psikologi warganet. Terlebih lagi dengan menyertakan
ilustrasi yang mudah ditangkap, menjadikan literasi
media digital jauh lebih ampuh. Oleh karena itu, peran
pemerintah dan insan media serta kesadaran
masyarakat dalam membangun dan meningkatkan
literasi berguna dalam menangkal berbagai isu negatif
dan mampu memajukan Indonesia dengan secara
cerdas ikut berkontribusi mensukseskan Program
Pembangunan Nasional Lima Tahun Kedepan. (*)
*) Penulis adalah Pengamat Politik
(bx/wid/yes/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://baliexpress.jawapos.com/read/2020/01/18/175441/
gotong-royong-membangun-literasi-majukan-bangsa
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.32 WIB
IGI Gresik Giatkan Literasi Online di
Tengah Covid-19
22 April 2020, 10: 13: 00 WIB | editor : Wijayanto
GRESIK - Kebijakan belajar di rumah tidak boleh
membuat aktivitas pengembangan diri terhenti.
Masih banyak cara yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi meski tanpa tatap muka,
salah satunya memanfaatkan teknologi internet.
Itulah yang dilakukan oleh Ikatan Guru Indonesia
(IGI) Kabupaten Gresik. Berbagai program
pelatihan guru tetap mereka selenggarakan. Namun
kali ini dilakukan secara daring atau online. Bahkan
selama pandemi ini mereka telah menggelar 9
pelatihan berskala nasional. Seperti kemarin Senin
(20/4) mereka menggelar workshop Menulis di
Media dalam rangka program Cahaya Ilmu
Ramadhan.
"Program Cahaya Ilmu Ramadan adalah pelatihan
menulis dan penerbitan opini di media massa.
Alhamdulillah sudah tiga tahun ini berjalan," terang
Sukari, ketua IGI Gresik. "Tapi bedanya kali ini
pelatihan dilakukan melalui telekonferensi
menggunakan Webex," lanjut guru SMA
Muhammadiyah 8 Gresik itu.
Telekonferensi ini diikuti puluhan peserta program
Cahaya Ilmu Ramadan. Mereka mendapatkan materi
seputar penulisan opini di media oleh Ahmad Faizin
Karimi, founder Sekolah Menulis Inspirasi. Pria
yang berprofesi sebagai penulis dan penerbit itu
menekankan soal originalitas dan diferensiasi
tulisan. "Temukan keunikan sudut pandang opini
anda dibandingkan opini orang lain. Hindari ide
mainstream," terangnya dalam Telekonferensi.
Para peserta pelatihan ini selanjutnya harus menulis
opini seputar Ramadan. Hasil karya tulis itu
kemudian akan ditayangkan secara bergantian
selama sebulan penuh di Harian Radar Gresik.
Selain itu juga akan diterbitkan menjadi buku
antologi. "Saya sangat mengapresiasi. Model seperti
ini perlu dilanjutkan," ungkap Kalim Sugiyanti dari
SDN Lidah Kulon 1 Surabaya, salah satu peserta
program.(jar/han)
(sb/jar/jay/JPR)
Sumber : JawaPos.com
154
https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020/04/22/1902
90/igi-gresik-giatkan-literasi-online-di-tengah-covid-19
Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.31 WIB
Investor Saham Belum Merata, Literasi
Pasar Modal Masih Rendah
17 JUNI 2019, 15: 22: 58 WIB |
EDITOR : PERDANA
SOLO – Investor pasar modal untuk wilayah eks
Karesidenan Surakarta dan sekitarnya masih
didominasi di Kota Solo. Seiring dengan masih
rendahnya literasi pasar modal di daerah. Hal ini
diakui Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Surakarta
M. Wira Adibrata.
Wira menjelaskan, pada 2018, dari total investasi
sebesar Rp 42 triliun, Kota Solo meraup Rp 30 triliun.
Sisanya menyebar ke berbagai daerah, seperti Boyolali,
Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, dan
Wonogiri. Dengan rata-rata investasi Rp 3,5 triliun per
bulan.
”Kondisi ini tak jauh berbeda, tahun ini. Berdasarkan
data yang ada, pada Januari 2019, total investasi
mencapi Rp 5 triliun. Porsi di Kota Solo sebesar Rp 4
triliun sendiri,” jelas Wira saat dijumpai Jawa Pos
Radar Solo di ruang kerjanya, Sabtu (15/6).
Ditambahkan Wira, selain Kota Solo, kabupaten yang
investasinya sudah lumayan tinggi, yakni Sukoharjo
sebesar Rp 700 miliar. Disusul Klaten sebesar Rp 200
miliar dan Karanganyar Rp 100 miliar. Kemudian
menyusul Wonogiri, Boyolali, dan Sragen yang masih
di kisaran angka puluhan juta. Kendati demikian, pada
Maret kemarin terjadi penurunan yang cukup
signifikan menjadi Rp 1,8 triliun.
Memasuki April juga turun lagi menjadi Rp 1,4 triliun.
Penyebab penurunan ini karena dua bulan terakhir
mengalami kelesuan investasi. Terimbas kondisi
ekonomi dan beberapa faktor sentimen negatif
lainnya.
Melihat model masyarakat Kota Solo, tujuannya
masih di investasi, bukan sebagai trader. Sehingga
ketika kondisi ekonomi memburuk, tidak mengalami
pengaruh signifikan. Karena jumlah invetasinya
lumayan kecil.
”Untuk menambah geliat pasar modal, kami juga
membuka layanan informasi di KPP (Kantor
Pelayanan Pajak) Pratama Surakarta. Seperti yang kita
tahu, bahwa di sana banyak pelaku usaha besar yang
sering datang. Bisa mempersiapkan diri untuk
melantai ke bursa efek. Dengan begitu mampu
menumbuhkan penetrasi di setiap daerah, juga untuk
meningkatkan investornya,” tandasnya. (gis/fer)
(rs/gis/per/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/06/17/141741/in
vestor-saham-belum-merata-literasi-pasar-modal-masih-r
endah
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.14 WIB
Jalan Sehat Akhiri Gebyar Literasi Sekolah
24 FEBRUARI 2020, 08: 44: 04 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
GROBOGAN, Radar Kudus - Ribuan peserta jalan
sehat literasi dari siswa KB, TK, SD, SMP Integral
didampingi orangtua antusias mengikuti Jalan Sehat
Literasi pada Minggu (16/2). Jalan sehat ini berbeda
dari biasanya, karena peserta membawa atribut
bertema literasi.
Ada murid yang membawa spanduk bertema literasi,
poster literasi, dan setiap anak membawa buku. Hal ini
dilakukan untuk mengajak masyarakat agar suka
membaca buku. Rombongan ini mengajak masyarakat
Car Free Day (CFD) di Jalan R Soeprapto Purwodadi.
Achmad Bashori sebagai penanggung jawab kegiatan
mengatakan, kegiatan ini untuk mengakhiri Gebyar
Literasi yang sudah berlangsung tiga hari ini. ”Jalan
sehat literasi sebagai wujud komitmen sekolah integral
untuk mendukung Grobogan sebagai Kabupaten
literasi,” ujar Bashori yang juga menjadi Kepala SD
Integral ini.
Saat peserta sampai di gedung wisuda budaya setelah
jalan sehat, peserta menikmati sarapan gratis yang
disediakan panitia. Sambil menikmati sarapan, peserta
disuguhi berbagai hiburan antara lain, ada rebana, tari,
dan puncaknya dongeng Islami oleh Kak Erwin Ns
Pambudi. Selain itu juga ada santuan anak yatim piatu
yang diberikan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH).
”Kami juga berikan hadiah jalan literasi ini juga
banyak berupa buku-buku yang berkualitas,”
terangnya.
Gebyar literasi ini digelar mulai 14-16 Februari di
gedung Wisda Budaya Purwodadi. Kegiatan dimulai
dengan pameran dan bazar buku, pameran karya
literasi siswa, pentas kreativitas literasi, seminar dan
talkshow literasi, dan berbagai lomba literasi.
(ks/mun/mal/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2020/02/24/180635/
jalan-sehat-akhiri-gebyar-literasi-sekolah
Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.08 WIB
155
Jelajah Literasi ke-13 di SMK NU Lasem
Kupas Lirik Ya Lal Wathon
05 SEPTEMBER 2019, 10: 23: 45 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
LASEM, Radar Kudus – Jelajah literasi sudah
memasuki edisi ke-13. Kemarin dilaksanakan di SMK
Nahdhatul Ulama (NU) Lasem. Paparan tampak seru.
Pembicara mengajak menyanyi. Lalu diikuti peserta.
Kemudian diajak menulis.
Para siswa duduk lesehan di tengah lapangan.
Menghadap panggung. Ada juga yang bergerombol di
pinggir. Jumlahnya sampai ratusan. Mereka nampak
antusias menyimak materi yang disampaikan. Kadang
diselingi beberapa game dari pembawa acara.
Yusuf Hasyim, pemateri dari Ikatan Guru Indonesia
(IGI) Rembang menyampaikan materi dengan menarik.
Santai, tapi tetap mengandung gairah akan literasi.
Pria yang memakai ikat kepala NU itu mengajak siswa
menyanyikan lagu Ya Lal Wathan. Peserta yang di
tengah, di pinggir, dan guru-guru mengikuti. Suaranya
menggema.
Yusuf mengajak peserta mengupas lirik lagu yang
diciptakan KH Wahab Chasbullah itu. Konteksnya
tentang makna yang terkandung. Peserta diminta
menulis. Lalu dikumpulkan.
”Harapan saya mari buktikan. Bahwa NU bisa menulis.
Implementasikan di kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Dengan ini ia juga berharap, dari SMK NU Lasem ini
bisa lahir para pegiat literasi. ”Saya siap mendampingi.
Bagaimana cara menulis,” tegasnya.
Sri Lestari, Waka Kurikulum SMK NU Lasem
mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya acara ini
merupakan kegiatan positif. Karena sebelumnya
belum ada program seperti ini. Terutama untuk giat
dalam membudayakan literasi. ”Dari kegiatan literasi
ini diharapkan bisa nular ke yang lain,” ujarnya.
Dari pagi sampai siang, peserta mengikuti kegiatan
yang digawangi Rembang ini. Tampak wujud kerja
sama antara Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
(Arpus), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Jawa Pos Radar
Kudus, dan SMK NU Lasem. Di halaman sekolah itu
juga menghadirkan perpustakaan keliling. (vah)
(ks/ali/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/09/05/154196/
jelajah-literasi-ke-13-di-smk-nu-lasem-kupas-lirik-ya-lal-wathon
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 10.17 WIB
Jelajah Literasi Paparkan Tips dan Trik
hingga Baca di Perpus Digital
04 SEPTEMBER 2019, 09: 05: 46 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
PANCUR, Radar Kudus – Jelajah literasi masih
digenjot. Kemarin sudah masuk edisi ke-11. Dari 14
kecamatan. Edisi kemarin, menyambangi SMPN 1
Pancur. Para siswa pun memadati halaman tengah
lapangan. Jumlahnya sampai ratusan. Ada juga
beberapa perwakilan dari sekolah sekitarnya. Ada
paparan tips dan trik. Hingga aplikasi digital.
Dari pagi sampai siang, peserta masih antusias.
Mengikuti kegiatan yang digawangi Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan Rembang ini. Tampak wujud kerja
sama. Antara Dinas Arpus dan Ikatan Guru Indonesia
(IGI). Dalam menggerakkan budaya literasi. Menuju
Rembang sebagai Kabupaten Multiliterat.
Tak melulu dengarkan paparan. Acara makin asyik
dihibur band lokal. Juga paparan materi tentang
Perpusseru dari Dinas Arpus. Serta tips and trick
menulis artikel populer oleh IGI Rembang. Saat ini,
rasanya tak lengkap jika belum menyinggung tentang
milenial. Dalam kegiatan ini, peserta juga diberikan
diberikan materi Digital Library.
Sebuah aplikasi milik Dinas Arpus. iRembang
namanya. Yang dapat diunduh dari android. Dari
aplikasi ini, orang dapat membaca buku secara online.
Sehingga diharapkan, kegiatan serupa bisa
dilaksanakan pada tahun depan. Dengan lebih meriah
dan lebih banyak jangkauan. Siswa atau masyarakat
umum.
Kegiatan seperti ini memang ditunggu-tunggu.
Khususnya masyarakat pendidikan. Dalam
mengimplementasi literasi di sekolah. Hal ini
disampaikan kepala SMPN 1 Pancur Erna
Nurmutia ”Sekolah sangat berterima kasih atas
kepercayaan Dinas Arpus. Sebagai tuan rumah Jelajah
Literasi di Kecamatan Pancur,” ujarnya.
Perempuan berjilbab itu berharap, acara ini
dipertahankan dan ditingkatkan. Pada tahun-tahun
mendatang. Terutama konsep acara. Agar gelegar
literasi di masing-masing kecamatan dan sekolah lebih
antusias.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
Rembang Agus Salim, menyampaikan, jelajah literasi
merupakan upaya membudayakan literasi di Rembang.
Dimulai dari geliat masing-masing Kecamatan dan
Sekolah. ”Jelajah Literasi merupakan satu rangkaian
kegiatan dalam Pekan Literasi Daerah,” ungkapnya.
Ada juga kegiatan penunjang lainnya. Seperti fasilitas
workshop Menulis Satu Guru Satu Buku.
Diperuntukkan 50 guru yang berminat mendalami
dunia kepenulisan. Ada juga fasilitas pelatihan
156
menulis artikel di media massa. Dengan target 50 guru
di Rembang. (vah)
(ks/ali/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/09/04/153964/
jelajah-literasi-paparkan-tips-dan-trik-hingga-baca-di-per
pus-digital
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 10.19 WIB
Jelajah Literasi Sasar MA-SMK Walisongo
Kaliori
17 AGUSTUS 2019, 06: 11: 49 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
KALIORI, Radar Kudus - Jelajah Literasi ke delapan
menyasar ratusan siswa MA dan SMK Walisongo
Kaliori, Rabu (14/8) kemarin. Sejumlah pemateri dan
penampil dihadirkan dalam agenda yang
diselenggarakan oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan
Daerah (Arpusda) Rembang itu.
Antara lain yakni dari Jawa Pos Radar Kudus,
Perpuseru, serta Bank Jateng. Selain itu, sebagaimana
gelaran sebelumnya juga hadir band penghibur Home
Band. Dari para siswa MA Walisongo, juga
menyuguhkan penampilan drama singkat.
Pemateri pertama dari Perpuseru, Kak Aris dan Kak
Sugi. Keduanya, sebagaimana gelaran sebelumnya,
memotivasi para siswa membaca dengan sejumlah tips.
Diharapkan, para siswa pun mempraktekkannya usai
agenda tersebut.
Pengisi acara yang kedua, yakni dari Jawa Pos Radar
Kudus Saiful Anwar. Dalam paparannya, salah satu
cara untuk memotivasi membaca dan bahkan menulis
untuk para siswa yakni dengan mengidolakan atau
melihat tokoh besar yang dihormati dan disegani.
”Teman-teman tahu Mbah Mus atau Gus Mus ya?
Beliau itu tidak lulus MTs, lho. Mengapa bisa jadi
tokoh besar? Karena beliau rajin membaca dan
menulis,” terangnya.
Selain mencontohkan tokoh yang kebetulan juga
berulangtahun pada Agustus tersebut, Saiful juga
menyebut masih banyak tokoh yang mampu menjadi
tokoh nasional kendati pendidikan formalnya tak
sebaik sebagaimana umumnya. Contohnya, yakni Susi
Pujiastuti, Gus Dur, dan masih banyak yang lain.
Jelajah Literasi memang telah mencapai delapan
sekolah di delapan kecamatan berbeda di Kabupaten
Rembang. Jelajah Literasi akan digelar di SMAN 1
Rembang dan berlanjut ke lima sekolah lainnya di
lima kecamatan.
(ks/ful/ali/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/17/151280/
jelajah-literasi-sasar-ma-smk-walisongo-kaliori
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.22 WIB
Kampung Baca Bukik Ase, Merawat
Literasi Minangkabau
20 Maret 2019, 17:14:58 WIB
Laporan: Riki Chandra, Sumbar
Pagi itu, Minggu, pekan terakhir di bulan Februari,
Habib berlarian pulang ke rumah. Dia disuruh ayah
menjemput dua abangnya, Hamid, 8, dan Hanif, 10,
yang tengah asyik bermain dengan kawan sebaya
tak jauh dari kompleks perumahan mereka.
Anak-belajar di pondok atap rumbia Kampung
Baca Bukik Ase (Riki Chandra/JawaPos.com)
Namanya hari libur, bocah 5 tahun itu tampak
bersungut-sungut menaati perintah ayah. Apalagi,
dia harus berjalan kaki menjemput dan menyuruh
kedua kakaknya pulang. “Mau kemana yah? Nggak
lama kan?,” tanyanya kepada ayah dengan dahi
mengernyit.
Sepertinya, murid TK Fadillah Amal Sungai Sapih,
Kota Padang itu sudah punya agenda bermain
dengan kawan sejawat. Berat rasanya Habib
menerima ajakan ayah di hari libur untuk
mengunjungi kampung baca yang berjarak sekitar 3
kilometer dari kediamannya.
Akhirnya, tiga bocah itu pun berboncengan sepeda
motor ayahnya menuju Kelurahan Gunung Sariak,
Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat
(Sumbar).
Meski pendatang baru, Habib, Hamid dan Hanif tak
ragu melenggang masuk pondokan Bukik Ase
setelah seorang guru menyuruhnya masuk sesaat
turun dari sepeda motor ayah.
Ketiga bocah itu pun bergabung dan turut khidmat
membaca buku bersama puluhan anak lainnya yang
sibuk dengan agenda berkelompok. Lucunya,
setelah dua jam di Bukik Ase, giliran bocah-bocah
itu yang enggan beranjak saat ayahnya mengajak
pulang.
“Nanti ke sini lagi. Ayah harus pulang. Ada
gotongroyong musala,” kata ayahnya, Taufik
memberikan pengertian.
157
Kampung Baca Bukik Ase cukup jauh dari riuh
Kota Padang. Paling tidak, sekitar 3 kilometer dari
Bypass Padang. Letaknya di lereng Bukit Ase,
Macang Gadang, Kelurahan Gunung Sariak,
Kecamatan Kuranji. Lerengnya diapit gunung
Sariak dan Bukit Lantiak. Ada pula Surau “Rumah
Gadang” yang menjadi gerbang masuk menuju area
belajar Bukik Ase. Sejuk pastinya.
Area belajar tidak terlalu luas. Ada dua pondok
belajar yang keduanya beratap rumbia dengan tiang
dari bambu. Satu pondok bernama ‘munggu kaciak’
dan satunya lagi disematkan nama ‘alun parindu’.
Di sini, belajar dimulai pukul 09.00 WIB setiap hari
Minggu. Semua anak-anak dibebaskan datang.
Mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA.
Syaratnya cuma satu, mau belajar segala sesuatu
budaya Minangkabau.
Di Kampung Baca ini, tidak diperbolehkan
memanggil abang atau kakak kepada yang lebih
besar. Siswa SD harus memanggil uda kepada
siswa lelaki SMP dan uni untuk perempuan. Begitu
seterusnya.
“Yang besar dipanggil uda (laki-laki) dan uni
(perempuan). Gaya bercakapnya memang harus
dengan bahasa Minang,” kata salah seorang
relawan Kampung Baca Bukik Ase, Yuri Gita Putri
pada JawaPos.com.
Gadis 22 tahun itu adalah satu dari 7 relawan yang
masih menyandang status mahasiswa. Mereka tak
digaji sepeser pun demi berbagi ilmu untuk
generasi. “Saya tau ini dulu dari medsos. Katanya
ada lowongan jadi relawan. Saya daftar dan
diterima. Nggak kenal sama sekali dengan
pengelola ini awalnya,” kata Yuri yang pernah juga
mengabdi di panti asuhan sebelumnya.
Menurut Yuri, tantangan mengajar di Kampung
Baca ini terletak pada tingkatan pendidikan. Sebab,
tidak ada batasan sekolah untuk belajar di rumah
literasi itu. SD, SMP dan SMA, semua disejajarkan.
“Agak sulit menyeimbangi saja mungkin. Tapi itu
bukan kendala sih,” bebernya.
Yuri sendiri melatih anak-anak belajar bahasa
Inggris. Menurutnya, mayoritas sekolah dasar di
sekitar Bukik Ase tidak mengajarkan siswa-siswi
berbahasa Inggris. “Agak sulit juga. Tapi kami coba
terus mengajarkan bahasa Inggris,” kata mahasiswi
semester akhir jurusan Agri Bisnis Universitas
Andalas itu.
Kampung Baca ini juga wadah berlatih randai
(teater asli Minangkabau), silek tradisi, tari-tarian
Minangkabau. Pagi hari, anak-anak belajar bahasa
inggris. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
mendongeng. Lalu, latihan menari, silek dan randai
dengan guru-guru yang mumpuni di bidangnya.
“Usai salat dzuhur, kami juga bantu siswa yang
memiliki tugas sekolah,” katanya.
Guru Silek Kampung Baca Bukik Ase, Zulhelman
Pandeka Dirajo mengatakan, semua anak-anak
dibebaskan untuk bergabung di Bukik Ase tanpa
kecuali. Sebab, tujuan Kampung Baca dilahirkan
memang untuk melestarikan dan mewariskan
budaya pada generasi Minang selanjutnya.
“Bagaimana silek tidak hilang, randai tidak lenyap,
itulah tujuan kami menghadirkan ini,” kata Zul
yang karib disapa Pandeka.
Pandeka sendiri merupakan salah satu penggagas
lahirnya Kampung Baca Bukik Ase. Dia tidak
sekadar bergala pandeka (pendekar), namun juga
memegang tampuk jabatan tuo tapian (orang yang
dituakan di sasaran silat). Serta kapalo rang mudo
(mengantar nikah kemenakan) dalam kaum Jambak
di Kenagarian Pauh Sembilan.
Di sini, lanjut Pandeka, sudah berdiri sasaran silek
sejak zaman Belanda. Sedangkan Pandeka sudah
angkatan ke empat menerima amanah sebagai tuo
silek. Dengan lahirnya Kampung Baca, dia
meyakini, tradisi silek akan terus terlestarikan.
Apalagi, selain silek, anak-anak di Bukik Ase juga
dilatih randai dan kesenian Minangkabau lainnya.
“Sekarang sudah rutin sekitar 50 orang anak ke sini
setiap Minggu. Namanya baru, tentu
berangsur-angsur,” katanya.
Investasi Budaya
Mengusir kejenuhan usai belajar silek, randai dan
tari, sekali dalam sebulan, anak-anak di Kampung
Baca Bukik Ase juga disajikan rekreasi mandi ke
sungai. Kampung ini juga menggiatkan belajar
petatah-petitih adat.
“Pesertanya campur. Tapi diutamakan yang sudah
dewasa. Ini latihannya malam,” katanya.
Geliat Kampung Baca Bukik Ase memang baru
tampak lima bulan terakhir. Namun, gagasan dan
upaya menjadikannya taman baca sudah dimulai
sejak tahun 2017 silam. Saat itu, areal Bukik Ase
yang kini sejuk di bawah rumpun bambu masih
berbalut semak-belukar alias rimba.
Berangsur satu persatu-satu. Mulai dari pendataran
lokasi, membuat tempat berjenjang. Ada sasaran
silek, lingkaran randai yang semuanya masih
beralas tanah. Nyaris semula tak satupun ada di
158
sana, kecuali hanya Surau Rumah Gadang yang
juga belum sempurna.
“Sengaja kami bangun dekat surau. Minangkabau
identik dengan surau dan silek. Jadi, habis belajar,
anak-anak salat dan pulang. Begitu konsepnya
berjalan seterusnya nanti,” kata Pandeka.
Lelaki 43 tahun itu mengatakan, dengan semangat
dan kebersamaan, mulailah satu persatu dilengkapi.
Bahkan, surau yang dibangun tahun 2014 itu juga
telah dilengkapi perpustakaan. Ini tidak terlepas
dari peran para inisiator yang melahirkan Kampung
Baca Bukik Ase.
Awalnya, terang Pandeka, sangat sulit
menghadirkan anak-anak ke kampung baca ini.
Bahkan, hanya 10 orang dan itu pun dijemput ke
rumah masing-masing. Hal ini dipicu SDM
masyarakat sekitar yang masih terkategori rendah.
Sehingga takut dan curiga terhadap sebuah
pembaruan.
“Tantangan terberat pertama, ya meyakinkan
orangtua anak-anak, kalau tempat akan
mendatangkan banyak manfaat. Jadi, daripada
anaknya main ke sana-sini di hari libur, alangkah
baiknya belajar budaya di Kampung Baca,” sebut
ayah 3 orang anak itu.
Pandeka tidak menampik, meski berada di pusat
Provinsi, masyarakat di kawasan Bukik Ase masih
tergolong rendah SDM. Sehingga, sulit menerima
datangnya sebuah kemajuan. “Yang orang tuanya
sudah berfikir maju, diantarkan anaknya ke sini.
Yang belum, kami rangkul pelan-pelan.
Alhamdulillah, kini sudah lebih 50 anak belajar di
sini,” bebernya.
Senada dengan itu, Suardi Dt Rajo Basa
mengatakan, tujuan hadirnya wadah pelestarian
budaya ini adalah untuk menjaga identitas
Minangkabau. Jangan sampai budaya yang dimiliki
hari ini, lenyap di masa mendatang. “Jalan agar
budaya tetap terjaga tentu diwariskan. Konsep ini
sudah saya miliki jauh sebelum pensiun,” kata Dt
Rajo Basa.
Untuk melegalkan administrasi, Dt Rajo Basa pun
membentuk lembaga Warisan Budaya Minang. Di
bawah lembaga itulah bernaung kampung baca,
sasaran silek, randai dan yang kegiatan kebudayaan
lainnya di Bukik Ase.
“Ini investasi masa depan anak Minangkabau.
Hasilnya tidak akan tampak cepat. Tapi akan kita
rasakan 20 tahun yang akan datang,” kata Datuak.
Pemangku adat Minangkabau harus berfikir jauh ke
depan dan konstruktif. Sebab, masa berganti, hidup
menuju mati. Warisan budaya akan kekal sampai
dunia kiamat jika tetap terus dirawat. “Makanya,
tidak kami batasi anak-anak yang ingin belajar.
Asalkan orang tuanya tersentuh, kami terima
dengan senang hati,” bebernya.
Inisator lainnya, Yusrizal KW mengatakan,
Kampung Baca Bukik Ase ini merupakan titik awal
menuju Nagari literasi Minangkabau. Kawasan itu
kelak menjadi percontohan pusat literasi
Minangkabau.
“Sekarang sudah ada pustaka di samping surau
Rumah Gadang. Nah, itu nantinya, bukunya
bacaannya kami sortir. Khusus pusta yang berisi
buku-buku tentang Minangkabau. Fokusnya itu,”
kata Yusrizal.
Sastrawan kelahiran Padang itu menguraikan,
Kampung Baca ini dibangun berdasarkan potensi
yang bibitnya ada di tengah masyarakat
Minangkabau. Namun, bagaimana bibit tersebut
disemai dan terus tumbuh. Itulah yang dilakukan
Bukik Ase.
“Tujuan akhirnya tentu merawat budaya. Generasi
berkarakter sesuai dengan konsep pendidikan
berkarakter. Di sini ada latihan randai siang hari,
silek dan tari-tarian Minang lama. Tapi, ini bukan
sanggar,” kata yang sebelumnya juga sukses
menggagas rumah baca Tanah Ombak.
Di Kampung Baca Bukik Ase, lanjut Yusrizal,
semua diajarkan sesuai kebiasaan tetua
Minangkabau dahulunya. Bahkan, selain randai dan
kesenian Minang lainnya, anak-anak, termasuk
masyarakat sekitar diberikan wejangan tausyiah
Jumat petang.
“Sekali dua pekan tausiyah. Ada bentuknya
pengajian agama, ada juga kajian adat dari tokoh
mumpuni,” kata Om KW.
Kampung Baca ini, terang Yusrizal, berbeda jauh
dengan komunitas lainnya. Sebab, di Bukik Ase
semua unsur dilibatkan. Semua unsur keluarga
terlibat. Mulai dari anak, orang tua, tokoh adat dan
masyarakat.
“Konsepnya betul ingin menjadikan Bukik Ase
eksperimen menuju Nagari literasi Minangkabau
percontohan di Ranah Minang,” katanya.
Kini berangsur-rangsur, semak-belukar yang
berubah menjadi taman bacaan mulai digemari
banyak anak dan masyarakat. Para inisiator
berharap, Bukik Ase betul-betul menjadi wadah
literasi yang menjaga budaya Minangkabau.
159
“Semoga harapan dan keinginan yang kami
tompangkan di Bukik Ase kian terwujud seiring
perkembangannya,” tutup Yusrizal.
Editor : Yusuf Asyari
Reporter : Riki Chandra
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/features/20/03/2019/kampung-
baca-bukik-ase-merawat-literasi-minangkabau/
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.41 WIB
KB Plus Az Zalfa Libatkan Walimurid
Tanamkan Literasi Sejak Dini – Radar Madiun
December 17, 2019
PACITAN, Jawa Pos Radar Pacitan – Kelompok
bermain (KB) Plus Az-Zalfa menyelenggarakan
festival literasi dan kampanye Gerakan Nasional
Orangtua Membaca Buku (Gernas Baku) di
Pendopo Kabupaten Pacitan, Sabtu (7/12). Kegiatan
yang diikuti sejumlah walimurid KB Plus Az-Zalfa
dan perwakilan pendidik dari 12 kecamatan di
Kabupaten Pacitan itu juga mengundang penggiat
literasi Sri Pamungkas sebagai pembicara.
Pengelola KB Plus Az-Zalfa Suyanti mengungkap
jika kegiatan tersebut bertujuan untuk mengajak
orangtua menanamkan literasi bersama buah
hatinya. Selain untuk mempererat hubungan sosial
dan emosional antara anak dan orangtua, kegiatan
tersebut juga berfungsi untuk menumbuhkan minat
baca sejak dini. ”Karena peran orangtua sangat
penting untuk pendidikan anak, ” tegasnya.
Upaya tersebut dianggapnya juga ampuh untuk
meningkatkan kecakapan anak terhadap beragam
literasi. Meliputi literisasi baca tulis, numerisasi,
sains, digital, finansial, budaya, kewarganegaraan.
“Program Gernas Baku, orang tua juga harus
menggunakan cara yang menyenangkan kreatif dan
inovatif agar anak mau di didik dan mampu
meningkatkan literasinya sendiri, ” tambahnya.
Sedangkan kegiatan tersebut menurutnya sebagai
aksi nyata KB PLus Az-Zalfa sebagai juara Gernas
Baku tingkat nasional untuk mendukung program
pemerintah itu. Bahkan untuk program Gernas
Baku, pemerintah selalu mengalokasikan anggaran.
Untuk itu, KB PLus Az-Zalfa menyalurkannya
melalui sejumlah kegiatan workshop. Tujuannya
agar ilmu yang dimiliki juga tersampaikan ke
masyarakat luas.
Bahkan Program Gernas Baku disebutnya
memudahkan pemerintah daerah, khususnya Dinas
Pendidikan untuk pelaksanaan monitoring dan
evaluasi. Harapannya program Gernas Baku juga
dapat memotivasi lembaga lain, terutama jenjang
pendidikan anak usia dini (PAUD) untuk
menanamkan budaya gemar membaca sejak
dini. ”Dengan di kemas lebih kreatif dan inovatif,
program Gernas Baku dapat berlanjut serta
membangun literasi yang baik serta menyenangkan
untuk anak, ” bebernya.
Penggiat literasi yang dihadirkan, Sri Pamungkas
mengungkap jika orangtua harus menanamkan
budaya membaca sejak dini. Hal tersebut dilakukan
untuk menumbuhkan minat baca anak,
menyampaikan pesan moral dan mempererat
hubungan dengan antara anak dan
orangtua. ”Perlunya membacakan cerita untuk anak
adalah melatih ketrampilan berbahasa, ”
imbuhnya. (ti1/odi/adv)
Sumber : JawaPos.com https://radarmadiun.jawapos.com/kb-plus-az-zalfa-libatka
n-walimurid-tanamkan-literasi-sejak-dini-radar-madiun/
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.01 WIB
Kelas Menengah Jadi Generasi Sandwich,
Perlu Melek Literasi Keuangan
15 Agustus 2019, 17:25:39 WIB
JawaPos.com – Indonesia bisa gagal memanfaatkan
besarnya potensi pertumbuhan kelas menengah jika
masyarakat tidak melek literasi keuangan. Pasalnya,
selain harus memenuhi kebutuhan anak, kelompok
masyarakat kelas menengah saat ini juga terbebani
ketergantungan finansial orang tua.
Presdir dan Chief Executive Officer Manulife
Indonesia Ryan Charland mengatakan, kelas
menengah di Indonesia masih dihadapkan persoalan
menanggung kebutuhan orang tua dan keluarganya
sendiri. Yakni, istri dan anak-anak. “Jadi kelas
menengah sekarang ini disebut generasi sandwich
karena bebannya tinggi harus menanggung dua
pihak sekaligus,” ujarnya saat peluncuran produk
baru Manulife MiFuture Income Protector (Mifip)
di Jakarta kemarin (15/8).
Kondisi itu terjadi karena banyak orang tua yang
tidak mengenal literasi keuangan. Akibatnya, saat
tidak bekerja lagi dan pensiun para orangtua malah
menjadi tanggungan anakm“Harusnya pertumbuhan
kelas menengah menjadi kesempatan bagi
perusahaan asuransi untuk meningkatkan penetrasi.
Tetapi kenyataannya tidak ternyata pas. Optimisme
tidak didukung persiapan finansial yang matang,”
tutur dia.
160
Head of Product Manulife Indonesia Richard A
Sondakh menambahkan berdasarkan kajian Boston
Consulting Group, pertumbuhan masyarakat kelas
menengah Indonesia akan meningkat 64 persen dari
41,6 juta jiwa di 2012 menjadi 68,2 juta jiwa di
2020. “Kelompok kelas menengah ini bisa menjadi
potensi yang luar biasa jika mampu digerakkan
untuk mendongkrak industri asuransi,” katanya
Oleh sebab itu, sejak dini mereka harus dikebalkan
pada literasi keuangan, khususnya asuransi.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
hanya 13,5 juta pekerja atau sekitar 27 persen dari
50 juta pekerja formal di Indonesia yang memiliki
program pensiun.”Kami ingin memutus mata rantai
generasi sandwich. Nasabah harus bisa menyiapkan
hari tua dengan lebih baik, tanpa membebani anak,”
sebutnya.
Sementara itu, Chief Agency Officer Manulife
Indonesia Jeffrey Kie menjelaskan, Mifip dijual
lewat jalur distribusi keagenan. Saat ini, sekitar
7.000 tenaga pemasaran di 25 kantor pemasaran
Manulife siap memasarkan Mifip. “Lewat MiFIP,
masyarakat tidak perlu khawatir bagaimana
memperoleh income tetap, terutama ketika mereka
sudah tidak lagi bekerja,” jelasnya.
Editor : Dhimas Ginanjar
Reporter : Agus Wirawan
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/ekonomi/finance/15/08/2019/kelas-menengah-jadi-generasi-sandwich-perlu-melek-litera
si-keuangan/
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.24 WIB
Kemendes PDTT Gelar Workshop Literasi
e-Commerce untuk Pelaku UMKM
May 31, 2019
jpnn.com, PALU – Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
(Kemendes PDTT) bekerja sama dengan
marketplace Shopee dan Universitas Tadulako
menggelar workshop literasi e-commerce untuk
para pelaku UMKM di daerah tertinggal pada Rabu
(29/5) lalu di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi
Tengah.
Dalam workshop ini diikuti oleh 30 pelaku UMKM
berasal dari Kabupaten Donggala dan Sigi yang
membawa produk masing-masing dari desanya.
Para pelaku UMKM yang menjadi peserta tersebut
diberikan pelatihan dengan mendapatkan materi
tentang tips berjualan secara online yakni teknik
foto produk yang bagus dan juga cara membuat
deksripsi produk agar dapat menarik perhatian
konsumen sehingga dapat mengakses ke pasar yang
lebih luas.
BACA JUGA: Mutasi 53 Perwira Tinggi TNI:
Personel TNI AD Terbanyak, Disusul TNI AL dan
TNI AU
Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Ekonomi
Lokal Kemendes PDTT Ekatmawati mengatakan
bahwa persoalan pemasaran produk di Daerah
Tertinggal tidak hanya terkait aksesibilitas dan
minimnya sarana prasarana, namun juga rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang literasi digital.
“Dalam era ini, digitalisasi ini sangat penting bagi
para pelaku UMKM di daerah tertinggal untuk
memasarkan produknya. Karena itu, dengan
kegiatan workshop yang bekerjasama dengan
Shopee ini diharapan dapat mendorong
perkembangan pemasaran produk-produk para
pelaku UMKM di daerah tertinggal secara online,”
kata Ekatmawati yang dalam workshop ini
didampingi oleh Direktur Pengembangan Ekonomi
Lokal dari Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal (Ditjen PDT) Kemendes PDTT,
Bahartani Lamakampali.
Lebih lanjut, Ekatmawati mengatakan bahwa kerja
sama Kemendes PDTT melalui Ditjen PDT dengan
Shopee dan Universitas Tadulako telah
menghasilkan sebuah komitmen untuk
menggerakan UMKM di daerah tertinggal untuk
Go-Online.
“Dari pihak Shopee dan pihak universitas telah
berkomitmen untuk bersama-sama mendorong atau
menggerakan para pelaku UMKM di daerah
tertinggal untuk memasarkan produknya secara
online. Untuk Universitas Tadulako akan
membantu melalui kegiatan KKN yang diharapkan
mahasiswanya dapat membantu dan mengajak
UMKM lain untuk bisa memasarkan
produk-produknya secara online,” katanya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Ekonomi
Lokal Ditjen PDT Kemendes PDTT Bahartani
Lamakampali menambahkan bahwa selain literasi
e-commerce yang diberikan Shopee kepada pelaku
UMKM di daerah tertinggal, Shopee Indonesia juga
memiliki program Kreasi Nusantara yang
merupakan platform khusus didekasikan bagi
UMKM untuk memamerkan rangkaian produknya.
Sumber : JawaPos.com
https://radarmalang.jawapos.com/kemendes-pdtt-gelar-w
orkshop-literasi-e-commerce-untuk-pelaku-umkm/
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.19 WIB
161
Kenalkan Literasi, SD Islam Al Badar Gelar
Lomba
02 MARET 2020, 14: 30: 59 WIB |
EDITOR : RETTA WULANSARI
KEDUNGWARU, Radar Tulungagung – Literasi
menjadi hal penting bagi perkembangan pendidikan
generasi muda. Berbagai upaya pun dilakukan untuk
mengenalkan literasi pada anak sedari kecil. Seperti
yang dilakukan oleh SD Islam (SDI) Al Badar.
Melalui lomba Bunda dan Ananda, diharap dapat
menumbuhkan minat membaca dan menulis di
kalangan santriwan/santriwati. “Ini salah satu upaya
sekolah untuk mendukung gerakan literasi,” jelas
Kepala SDI Al Badar, Maria Agustina.
Mengusung tema Hari Kartini, santriwan/santriwati
pun antusias mengikuti setiap perlombaan yang
diselenggarakan. Mulai dari menulis puisi, menulis
cerita pendek (cerpen), hingga lomba majalah dinding
(mading). Sekitar 150 karya dari setiap perlombaan
pun terkumpul. “Ini menandakan anak-anak antusias
mengikuti setiap lomba,” terang Maria.
Tak berhenti di situ, setiap bulan sekali sekolah yang
beralamat di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru,
ini selalu menerbitkan berbagai karya tulis dari
santriwan/santriwati ke dalam mading. Berbagai karya
literasi seperti cerpen, puisi, khazanah, dan
pengetahuan umum terpajang apik di mading sekolah.
Maria mengungkapkan, SDI Al Badar mampu menjadi
sekolah literasi. Dengan harapan, tertanam sikap budi
pekerti luhur melalui literasi. Rencananya, sekolah
akan me-launching buku berisi kumpulan cerpen
karya santriwan/santriwati. “Ini wujud apresiasi
kepada anak-anak, sekaligus motivasi agar selalu
berkarya. Karena biar bagaimana pun juga, literasi
sangat penting bagi pendidikan,” tandasnya.
(rt/nda/dre/red/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radartulungagung.jawapos.com/tulungagung/02/03
/2020/kenalkan-literasi-sd-islam-al-badar-gelar-lomba
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.29 WIB
Kepincut Literasi, Bupati Rembang Ingin
Sentuh hingga Anak Didik
23 SEPTEMBER 2019, 15: 40: 37 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
KOTA, Radar Kudus – Workshop Literasi dan
pelatihan menulis artikel populer di media masa
memasuki episode ke III. Ada lebih dari 100 peserta
yang ambil bagian pada kesempatan tersebut. Dengan
pelatihan ini, diharapkan para guru bisa meneruskan
kepada anak didik, terkait gerakan literasi. Hal itu
diungkapkan Bupati Rembang Abdul Hafidz saat
hadir dalam kesempatan tersebut.
Menurutnya, kegiatan literasi diharapkan bisa
dirasakan masyarakat. Khususnya para pendidik.
Sehingga, setelah mengikuti worshop, jangan sampai
hanya berhenti pada guru yang mengikuti pelatihan
saja. Tetapi juga ikut berperan dalam menggerakkan
semangat literasi. Hingga akar rumput. Yang dalam
hal ini adalah anak didik.
”Sudah diinisiasi oleh Jawa Pos Radar Kudus melalui
kegiatan sosial di masyarakat. Literasi ini ditangkap
sebagai hal yang positif. Di era digitalisasi,” ujarnya.
Era digitalisasi sendiri, Kata Hafidz, memiliki dampak
positif dan negatif. Positifnya, bisa digunakan untuk
memperoleh informasi dengan cepat. Negatifnya,
dikhawatirkan bisa menggerus minat baca pada
generasi.
”Tetapi hal ini mengancam anak untuk generasi yang
gemar baca. 76 persen alat komunikasi ini dipakai
yang tidak-tidak. Ini survei,” imbuhnya. Jika ini
menjangkit pada generasi dikhawatirkan akan
terpengaruh oleh budaya yang bukan warisan bangsa.
”Apa lagi kalau budaya tersebut muncul dari yang
tidak pro dengan agama. Ini sangat berbahaya,”
imbuhnya.
Terkait dengan implementasi dari literasi sendiri,
senada, Kepala Dinas Pendidikan Rembang Mardi
menuturkan guru juga harus bisa memiliki karya.
Yang salah satunya menulis sebuah buku. Karena
salah satu program adalah satu guru satu buku. Tetapi
ia menekan juga harus membaca. Karena perlu
mengambil literatur-literatur yang ada. ”Kalau tidak
membaca ya tidak bisa menulis,” ucapnya.
Dalam hal publikasi sendiri, Jawa Pos Radar Kudus
akan berkomitmen memberikan fasilitas kepada para
peserta pelatihan.
Ditambah, kata Direktur Jawa Pos Radar Kudus
Baehaqi, koran ini merupakan bagian dari Jawa Pos
Yang menurut survei Nielsen Consumer Media View
merupakan koran dengan pembaca terbanyak di
Indonesia.”Dengan mengikuti pelatihan ini bisa
membantu para guru dalam hal publikasi,”
ucap ”komandan” Radar Kudus itu. (vah)
(ks/ali/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/09/23/157190/
kepincut-literasi-bupati-rembang-ingin-sentuh-hingga-anak-didik
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.50 WIB
162
Kesempatan Literasi Keluarga
11 April 2020, 10: 56: 09 WIB | editor : Retta
wulansari
Akibat wabah Covid-19, beberapa kegiatan yang
hendak kami lakukan batal, seperti rencana
Launching Pilkada 2020 yang mengundang massa
sebanyak 1000 orang. Juga acara acara sosialisasi
tatap muka yang jumlahnya banyak, yang akan kami
mulai di bulan April.
Dan tetiba, ada edaran dari KPU pusat bahwa
Pilkada 2020 ditunda, kemungkinan tahun depan.
Tapi beberapa hal yang bisa dilakukan tanpa harus
ada interaksi atau "social interaction" harus kami
lakukan. Akhirnya kami juga diinstruksikan untuk
bekerja di rumah (work from home).
WFH lancar selama ada internet dan WiFi yang
lancar. Kegiatan kantor bisa dipindah di rumah.
Komunikasi dan arahan pada para staf dilakukan
lewat WA grup dan juga japri WA.
Rapat kordinasi dengan propinsi terkait arahan dan
supervisi serta diskusi dan laporan kami lakukan
lewat video conference, yang sejak kantor kami
menerapkan WFH sudah dilakukan dua kali. KPU
propinsi mengadakan vidcon seminggu sekali,
artinya justru lebih sering rapat kordinasiya.
Ini terkait dengan datangnya arahan arahan dari
KPU RI tentang penundaan pilkada 2020 yang harus
direspon di bawah, terkait kegiatan
pertanggungjawaban kegiatan yang sudah dilakukan
dan rencana penghentian kegiatan.
Di luar itu , kami full mendampingi anak, karana
Hugo yang kelas 1 SD dan Marco yang kelas TK
kecil juga belajar di rumah dan instruksi materi
pembelajaran juga dilakukan secara online dari guru
dan ustazahnya.
Anak anak juga kami arahkan untuk membaca buku
buku yang sudah kami koleksi dan sebagian belum
dibaca.
Kesempatan berinteraksi dengan anak, bahkan ini
adalah momen yang menjadikan kami seperti guru
di sekolah. Kekurangannya adalah, anak anak begitu
manja jika diajar ayahnya sendiri. Harus merayu
dengan cara yang baik agar instruksi pembelajaran
diikuti mereka.
Mereka malah tertarik untuk membaca buku buku,
terutama buku buku cerita dan sains yang ada
gambarnya. Kebetulan Hugo yang kelas satu sudah
lancar membaca.
Di sela sela work from home dan learn at home, saya
dan istri mencoba berkolaborasi untuk kegiatan
masak memasak. Tidak boleh banyak keluar rumah
dan warungpun belum tentu buka. Maka memasak
adalah kegiatan yang dipilih.
Saya yang bertugas di bidang pengadaan barang,
bahan makanan maksudnya. Di pagi hari waktu
pasar tradisional rame, saya beli bahan bahan itu.
Ketela yang oleh penjualnya dibilang enakpun
akhirnya saya beli. Ikan kali dan udang kali juga
saya beli. Maka saya mencoba meramu resep untuk
masak KENUL, umumnya dinamakan "gethengan".
KENUL adalah sebutan orang Margomulyo
Kecamatan Watulimo Trenggalek, tempat saya lahir
dan tumbuh. Lauk itu terbuat dari parutan ketela
dicampur bahan lain, biasanya ikan teri atau udang,
dibumbui Ketumbar dan bawang, dan akan enak jika
dikasih daun jeruk yang dirajang kecil kecil.
Saya parut ketela pohong itu, lalu saya aduk bersama
udang yang sudah diblender istri, dan dicampurkan
Ketumbar dan bawang. Lalu saya goreng. Rasanya
luar biasa.
Menu lainnya adalah lintingan Ikan Kali (ikan
Bader). Dilinthing pakai daun pisang. Istri yang
meracik bumbu dan saya hanya kebagian memetik
daun pisang di belakang rumah.
Work From Home malah ditambah Teaching at
Home dan Cooking at home. Sebelum ini, terus
terang tiap hari saya pasti makan di warung,
khususnya waktu siang hari. Sekarang full makan
dari masakan sendiri di rumah. Working from home,
jadinya Cooking at Home.*
Nama: Nurani Soyomukti, tinggal di Desa
Kedungsigit Dukuh Tenggong RT 28 RW 05
kecamatan Karangan Trenggalek
Komisioner KPU Kab. Trenggalek
(rt/dre/red/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radartulungagung.jawapos.com/read/2020/04/11/1
88325/kesempatan-literasi-keluarga
Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.41 WIB
KMI Gelar Diskusi Peran Literasi Media
Menolak Delegitimasi Pemilu
18 MEI 2019, 20: 40: 53 WIB | EDITOR : I PUTU
SUYATRA
163
BALI EXPRESS, JAKARTA - Menyikapi dinamika
politik nasional jelang pengumuman resmi hasil
pemilu 2019, Kaukus Muda Indonesia (KMI) akan
mengadakan diskusi dan buka puasa bersama.
Menurut Edi Homaidi, selaku Ketua KMI, diskusinya
akan diadakan di kantor KMI, Jl. Salemba Tengah No.
59 B, Jakarta Pusat.
“Senin, tanggal 20 Mei. Jam 15.00 wib. temanya
mengenai Peran Literasi Media, Menolak Upaya
Delegitimasi Pemilu 2019,” kata Edi saat ditemui di
kantornya, Jum’at (17/5).
Edi menjelaskan bahwa diskusi ini sebagai sarana
meningkatkan literasi politik masyarakat dalam
mengawal demokrasi yang konstitusional. Menurutnya,
saat ini masyarakat dibuat bingung dan resah dengan
berbagai isu yang disebar di media sosial untuk
mengurangi kepercayaan masayarakat terhadap
penyelengggara pemilu dan mekanisme hukum.
“Media mempunyai peranan besar bagi ruang
partisipasi demokrasi, seharusnya dapat dimanfaatkan
sebagai mata dan telinga masyarakat dalam
mengambil kesimpulan berdasarkan informasi dari
sumber media kridible, yang betul-betul objektif dan
bukan informasi yang manipulatif bahkan fitnah,”
ujar Edi.
Media sosial, kata Edi, banyak diisi dengan provokasi
melalui berbagai kemasan narasi yang tujuannya
untuk mendelegitimasi penyelenggara Pemilu yaitu
KPU maupun hasil Pemilu. Hal itu, menurutnya, harus
disikapi dengan tegas, guna tetap menjaga situasi yang
kondusif pasca pencoblosan ini.
“Disinilah pentingnya peran media sebagai salah satu
instrumen pendidikan politik kewarganegaraan untuk
konsisten memberitakan dan memberikan literasi
kepada masyarakat. Media harus menyajikan
pemberitaan yang mendorong akal sehat masyarakat
agar menolak dan tidak terprovokasi berbagai upaya
disinformasi yang bertujuan mendelegitimasi hasil
proses demokrasi yang sudah berjalan dengan baik,
aman dan lancar,” tegasnya.
Aktivis kawakan yang juga dikenal dengan
‘kesabarannya’ itu mengatakan bahwa pada diskusi
nanti akan menghadirkan narasumber yang kompeten
dan capable sesuai bidang masing-masing.
“Narasumbernya nanti ada Karyono Wibowo
(Direktur Eksekutif IPI), Lukman Edi (Politisi PKB),
Auri Jaya (Ketua Umum Asosiasi Media Siber
Indonesia), Ikrama Masloman (Peneliti LSI), Mardani
Ali Sera (PKS),” pungkas Edi.
(bx/wid/yes/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://baliexpress.jawapos.com/read/2019/05/18/137824/kmi-gelar-diskusi-peran-literasi-media-menolak-delegiti
masi-pemilu
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.25 WIB
Kolaborasi Dengan Dinas Arpus, Kota
Garam Menuju Kabupaten Literasi
22 AGUSTUS 2019, 08: 30: 40 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
REMBANG, Radar Kudus - Implementasi
Pendidikan Karakter sebagai bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM) sesuai dengan
Nawa Cita Presiden Joko Widodo mengharuskan
sekolah untuk lebih aktif dalam penguatan pendidikan
karakter. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus)
Rembang pun berkewajiban menjadi leading sector
untuk mengimplementasikan Gerakan Literasi
Nasional di Kabupaten Rembang.
Gerakan Literasi di Rembang dimulai tanggal 27
Maret 2016 dengan penandatangan prasasti oleh
Wakil Bupati Rembang. Selama tiga tahun, program
kegiatan literasi yang dilaksanakan dalam menunjang
penguatan pendidikan karakter melibatkan siswa, guru,
orang tua dan lingkungan sekolah.
Penguatan pendidikan karakter dilakukan dengan
menggunakan beberapa prinsip. Pertama, berorientasi
pada berkembangnya potensi siswa secara menyeluruh
dan terpadu, keduaketeladanan dalam penerapan
pendidikan karakter pada masing-masing lingkungan
pendidikan, dan terakhir berlangsung melalui
pembiasaan dan sepanjang waktu dalam kehidupan
sehari-hari.
Dinas Kearsipan dan Perpustakan (Arpus) Rembang
dalam menunjang program literasi mengagendakan
berbagai program kegiatan. Tahun 2019, Arpus
berkolaborasi dengan IGI Rembang.
Kegiatannya, berbentuk rangkaian kegiatan bertajuk
Jelajah Literasi dengan mengunjungi 14 kecamatan di
Kabupaten Rembang. Kegiatan Jelajah Literasi dalam
rangkaian Pekan Literasi dan Hari Jadi Kabupaten
Rembang ke-278 diisi berbagai macam acara. Ada
talkshow, games, live music, bazar buku dan pelatihan
menulis artikel yang dipandu oleh tim Jawa Pos Radar
Kudus.
Jelajah Literasi dimulai di Kecamatan Pamotan,
SMAN 1 Pamotan dan dibuka langsung oleh Bupati
Rembang Abdul Hafidz. Jelajah Literasi akan berakhir
di MA Al Anwar Sarang, tanggal 4 September 2019.
Kegiatan ini diikuti perwakilan desa, sekolah dan
pemerhati literasi di masing-masing kecamatan.
Selain itu, Dinas Arpus Kabupaten Rembang juga
menyelenggarakan kegiatan Menulis Buku oleh siswa
dan guru. Kegiatan itu menjadi satu kesatuan dengan
kegiatan Pekan Literasi. Target dari pelatihan menulis
buku adalah terbitnya buku karya alumni menulis.
164
Bersamaan Seminar Nasional Literasi di Fave Hotel
pada hari ini, Rabu (21/8), sejumlah buku karya
alumni menulis pun diluncurkan. Puncak dari Pekan
Literasi yakni Kegiatan Menulis Artikel Populer.
Dalam kegiatan tersebut, setiap peserta diwajibkan
menulis satu artikel yang harus tayang di Jawa Pos
Radar Kudus. Kegiatan menulis artikel dipandu
langsung oleh Pimred dan Direktur Radar Kudus.
Tindaklanjut dari pencanangan Rembang sebagai
Kabupaten Literasi memang masih belum berjalan
secara maksimal. Sebab, gerakan literasi sebaiknya
tidak semata-mata hanya di sekolah atau instansi
pendidikan saja. Tapi, masyarakat secara umum juga
harus melek literasi.
Meski begitu, sebenarnya presentasi perwakilan
Kabupaten Rembang di bidang literasi tidak kalah
dengan kabupaten lain. Untuk itu, perlu dukungan dari
banyak pihak agar penggalakan literasi semakin
sukses.
Dari banyak hal untuk mendukung gerakan literasi
tersebut, paling penting yakni adanya tindakan nyata.
Atau bukan sekedar wacana semata. Melihat
hal tersebut diatas, upaya mewujudkan sekolah
multiliterat yang baik tidak bisa dilakukan dengan
serta merta. Minimal harus mengenal modal dasar
mewujudkannya. Di antaranya guru, kepempimpinan
kepala sekolah, program sekolah, sarana dan prasarana,
serta sosial budaya masyarakat.
Untuk mewujudkan Rembang sebagai Kabupaten
Literasi, upaya masif bersama penggiat literasi sangat
diperlukan. Dengan model kolaborasi dengan penggiat
literasi, akan lebih mempermudah menggalakkan
Gerakan Literasi di Kabupaten Rembang.
Dinas Arpus Rembang ada kalanya menjalankan
program kegiatan, ada saatnya sebagai pendukung
program-program literasi yang dilaksanakan oleh
penggiat literasi di Kabupaten Rembang. Salah satu
contohnya, yakni Workshop Literasi yang
diselenggarakan oleh IGI Rembang dengan Jawa Pos
Radar Kudus pada 25 November 2018. Dinas Arpus
ketika itu, berperan sebagai pendukung kegiatan.
Tahap awal menuju Rembang Kabupaten Literasi,
yakni menggelar workshop, pelatihan, sosialisasi
literasi secara masif. Langkah selanjutnya membuat
aplikasi Perpustakaan digital “iRembang” berbasis
android.
Aplikasi “iRembang” nantinya menjadi perpustakaan
digital yang berisi ribuan e-book (buku elektronik).
Masyarakat Rembang pun bebas untuk mengunduhnya.
Harapan kedepan, Arpus akan terus konsisten
mengawal Gerakan Literasi Nasional di Kabupaten
Rembang dengan menggandeng penggiat literasi di
Rembang. Selamat Hari Jadi ke-278 Kabupaten
Rembang dan Selamat Hari Kemerdekaan ke-74
RI. (adv)
(ks/top/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/22/151950/
kolaborasi-dengan-dinas-arpus-kota-garam-menuju-kabu
paten-literasi
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.17 WIB
Konsistensi Tobucil & Klabs Merawat
Literasi dan Keberagaman
Kemandirian Sekecil Apa pun Bisa Dilakukan
14 Juni 2019, 15:26:24 WIB
AGAS PUTRA HARTANTO, Bandung
TAK ada Meg Ryan dan Tom Hanks di sana. Juga,
sisi-sisi glamor kawasan elite ala Manhattan.
Yang ada di bangunan lawas di Jalan Panaitan 18,
Kebon Pisang, Bandung, itu adalah kehangatan
sebuah toko buku. Kecil memang, tapi tenang dan
bersahabat.
Seperti The Shop Around The Corner, toko buku
kecil di film You’ve Got Mail yang dikelola
Kathleen Kelly. Tempat yang, mengutip Kelly yang
diperankan Ryan, “tak perlu menawarkan diskon
dan latte hanya karena mayoritas pekerjanya tak
pernah membaca buku.”
“Yang kami tawarkan di sini sebenarnya literasi
beyond books,” ucap Tarlen Handayani, pendiri
Tobucil & Klabs, nama toko buku dengan hanya
dua ruang berukuran sekitar 7 x 5 meter sebagai
tempat berjualan buku itu.
Tobucil, akronim dari toko buku kecil, memang
bukan sekadar tempat berjualan buku. Ada juga
pernak-pernik hobi kerajinan. Serta wadah
berkumpulnya komunitas kreatif di ibu kota Jawa
Barat itu.
Sesuai namanya, klabs, yang berarti kegiatan
obrolan santai, tempat tersebut menjadi tempat
workshop dan menggelar berbagai kelas. Mulai
kelas menulis, public speaking, diskusi filsafat,
hingga merajut.
Sejak mendirikannya pada 2 Mei 2001, Tarlen
memang mengusung misi untuk meningkatkan
literasi dan membentuk kemandirian. Menurut
Tarlen, literasi tidak melulu soal membaca buku,
literatur, maupun kajian. Tapi, lebih pada
menyadari potensi diri untuk mengembangkan
keterampilan yang dimiliki.
165
Dan, di usianya yang sudah 18 tahun sekarang ini,
idealisme itu tetap dijaga. Tobucil bertahan tanpa
dukungan perusahaan besar maupun donatur yang
mengucurkan dana. Meski jaringan toko buku besar
seperti milik Joe Fox yang diperankan Tom Hanks
dalam You’ve Got Mail terus menggurita.
Tobucil menggaji karyawan dengan berjualan buku,
alat tulis, kerajinan, serta pernak-pernik karya
komunitas yang dititipkan ke toko. Penyewaan
tempat untuk workshop juga menjadi pemasukan.
Meski sedikit. Sebab, uang bayaran tersebut 80
persen untuk pengajar, sedangkan hanya 20 persen
yang masuk ke kantong Tobucil. Sekadar biaya
administrasi pinjam tempat.
“Jadi, guru yang mengajar di sini juga mendapat
kompensasi. Ya, pembagiannya adil aja,” terang
Tarlen pada awal April lalu.
Tarlen sosok yang sangat mencintai buku. Alumnus
ilmu komunikasi jurnalistik Universitas Islam
Bandung itu sampai mengambil kursus intensif
belajar menjilid buku hingga ke luar negeri. Itu
berawal dari pengalamannya di Amerika Serikat
tahun 2008.
Saat itu Tarlen mendapat beasiswa pertukaran
kebudayaan dari Asian Cultural Council. Selama
empat bulan dia menetap di New York. Salah satu
kelas yang diajarkan adalah menjilid buku.
Sepulang ke Indonesia, Tarlen terus mencoba
bereksperimen dan mengasah keterampilannya itu.
Hingga pada 2018, dia bertolak ke Kanada untuk
kembali mendalami penjilidan buku. “Di Amerika
itu ilmu dasar. Nah, mastering-nya di Kanada,”
jelasnya.
Dari awal dibentuk, Tobucil digunakan sebagai
tempat untuk bisa merawat keberagaman. Terbuka
untuk siapa pun. Siapa saja yang punya niat
menghargai toleransi bisa berkegiatan di sana.
“Seumpama ada klien yang ingin menggunakan
tempat kami, bicarakan aja materinya. Kira-kira
cocok apa nggak,” katanya.
Ya, meski terbuka untuk siapa saja, demi komitmen
menjaga idealisme, Tarlen harus selektif. Ada tiga
hal yang dihindari dan tidak bisa dilakukan di
tokonya. Yakni, kegiatan multilevel marketing,
politik praktis, dan kampanye keagamaan.
Andiani Cincy, seorang warga Bandung, mengaku
lebih mengenal Tobucil sebagai toko pernak-pernik
hobi kerajinan yang menyediakan bahan rajut. Saat ditemui Jawa Pos pada suatu sore di awal April lalu
itu, dia tampak asyik mengamati bahan rajut.
Banyak pilihan memang. Benang warnawarni,
jarum, dan bahan rajut lainnya tersusun rapi dalam
beberapa rak yang disusun bertingkat di depan kasir.
“Paling oke sih di sini. Ada juga toko lain, tapi
nggak bagus bahannya,” katanya.
Deretan bukunya pun demikian. Sangat beragam.
Di antaranya, sosial, politik, sastra, dan budaya.
Sebagian koleksinya sulit dicari, baik di toko buku fisik maupun daring. Salah satu yang dibeli Jawa
Pos adalah Memberi Suara pada yang Bisu, buku
karya Dede Oetomo terbitan 2001 yang tak
gampang dicari saat ini.
Kesetiaan meniti jalan idealisme itu tentu
mendatangkan berbagai konsekuensi. Tapi, toh
Tobucil tetap hidup sampai sekarang. Tetap
didatangi mereka yang mencintai buku,
menggemari rajutan, atau menyukai diskusi yang
menjunjung toleransi.
Barang dagangan laku, baik yang datang langsung
maupun melalui pesanan. Tobucil juga tidak akan
membuka cabang di Bandung atau kota mana pun
di tanah air.
Dengan penuh kesadaran, Tobucil & Klabs memilih
untuk tetap kecil seperti ini. Tarlen ingin mengirim
pesan kepada semua orang bahwa selama konsisten
dan istiqamah menjalani kebaikan, walaupun kecil,
tetap akan ada dampaknya.
Sebab, bagi dia, kesuksesan sebuah usaha tidak
selalu harus diukur dari besar kecilnya. “Siapa yang
mengharuskan (memakai ukuran kesuksesan besar
kecil, Red) itu? Tidak ada. Kecuali tuntutan orang
lain,” katanya.
Sebab, yang menjadi tujuannya adalah merawat
ruang keberagaman itu. “Kami ingin membuktikan
bahwa kemandirian, sekecil apa pun itu, bisa
dilakukan. Bisa mempunyai dampak jika dilakukan
terusmenerus,” katanya.
Dalam You’ve Got Mail, The Shop Around the
Corner memang akhirnya harus sampai ke garis
finis. Tapi, Tarlen yakin Tobucil akan terus hidup.
Dia sudah membuktikannya selama 18 tahun ini.
Tanpa harus menawarkan diskon dan latte.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : (*/c10/ttg)
Sumber : JawaPos.com https://www.jawapos.com/features/14/06/2019/konsistens
i-tobucil-klabs-merawat-literasi-dan-keberagaman/
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.17 WIB
166
Lawan Hoaks dengan Literasi Media Oleh: Dhea Putri*
07 JULI 2019, 11: 18: 54 WIB | EDITOR : I PUTU
SUYATRA
MEMBACA merupakan salah satu akses yang
mengantarkan kita ke jendela dunia. Dengan membaca
kita dapat mengetahui apa yang sebelumnya bahkan
tidak pernah kita dengar. Namun, terkadang
ketidaktuntasan dalam membaca sebuah informasi
dapat menyebabkan kita terjerumus dalam lembah
hoaks. Hoaks yang menjamur di berbagai sosial media
seolah-olah terus menyuntik setiap khalayak untuk
semakin mempercayainya. Lalu apakah penyebab
masifnya hoaks?
Inisiator Komunitas Masyarakat Indonesia Anti Hoax,
Septiaji Eko Nugroho, menilai, rendahnya kesadaran
literasi menjadi salah satu faktor pendorong masifnya
peredaran kabar bohong atau hoaks. Budaya baca
yang rendah menyebabkan masyarakat menelan
informasi secara instan dan utuh. Informasi yang
diterima langsung diyakini sebagai kebenaran, lalu
berupaya membagi informasi tersebut kepada orang
lain. Hal ini relevan dengan catatan UNESCO
(Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa), menurut
UNESCO pada 2012, Indeks membaca bangsa
Indonesia hanya 0,001. Artinya, di antara 1.000 orang,
hanya satu orang yang membaca dengan serius.
Demikian pula catatan survey Most Literated Nation
In The World yang dilakukan pada 2015 lalu
menempatkan Indonesia pada peringkat ke-60 dari 61
negara. Generasi saat ini atau generasi Z dan
millennial adalah generasi yang tumbuh besar bersama
perangkat teknologi dan internet. Sebagai digital
natives (generasi yang lahir di saat era digital sudah
berlangsung dan berkembang pesat), generasi
millennial menerima media sosial sebagai sesuatu
yang taken for granted (sesuatu yang sudah biasa). Ini
berbeda dengan generasi orang tua mereka yang
masuk dalam kategori digital immigrant (generasi
yang lahir sebelum generasi digital berkembang).
Fokus literasi media dalam kurikulum pendidikan
adalah memastikan setiap orang mampu membaca
perkembangan teknologi termasuk konsekuensi pesan
di dalamnya secara kritis dan bijak dalam
menggunakannya.
Lemahnya budaya literasi bagi masyarakat
menyebabkan daya nalar seseorang dan menyebabkan
kesulitan berpikir secara jernih dan kritis dalam
menemukan setiap masalah, alhasil yang tercermin
adalah emosi dan egoisme. Sehingga, isu-isu
provokatif dan hasutan yang dihembuskan oleh
berita-berita tipuan dengan mudah disebarkan dan
mempengaruhi khalayak. Lemahnya budaya literasi
pun menyebabkan meningkatnya plagiarisme,
kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang
literasi media juga membuat seseorang menelan
mentah-mentah berita yang sumber dan kebenarannya
masih dipertanyakan.
Besarnya dampak dan kerugian terhadap isu hoaks
yang beredar membuat pemerintah beranjak untuk
berkampanye demi memerangi hoaks bersama.
Kampanye memerangi hoaks atau berita bohong saat
ini semakin gencar dilaksanakan khususnya melalui
media sosial. Berita hoaks tidak lagi dipandang
sebagai masalah yang sederhana, karena jika
penyebarannya dibiarkan terus menerus akan
menyebabkan goyahnya kehidupan bangsa.
Masyarakat pengguna internet perlu lebih cermat
dalam menerima dan menyebarluaskan informasi
melalui media sosial. Informasi memuat ujaran
kebencian yang menyebar dengan cepat dapat
mengancam persatuan bangsa. Perkembangan
teknologi dan semakin banyaknya pengguna internet
di Indonesia, kata Adhyaksa, telah memicu perang
informasi. Melalui media sosial, berbagai informasi
begitu cepat masuk ke ruang pribadi masyarakat
pengguna internet. Informasi itu sangat mudah
memengaruhi sikap masyarakat dan membentuk opini
publik. Pengguna internet saat ini juga tidak lagi
bersikap pasif sebagai penerima informasi semata.
Masyarakat telah berubah menjadi jurnalis warga yang
memproduksi informasi dan menyebarkannya dengan
sangat cepat. Kemajuan teknologi media sosial ibarat
dua mata pisau. Di satu sisi, ia memberi kemudahan
bagi penggunanya untuk mengakses informasi. Di sisi
lain, banyak pihak yang memanfaatkan media sosial
sebagai alat untuk menyebarkan ujaran kebencian.
Dalam rangka memerangi berita hoaks yang tersebar
sangat massif dan sulit dicegah penyebarannya maka
perlu adanya literasi media oleh masyarakat. Literasi
media merupakan kemampuan untuk memahami,
menganalisis dan mendekontruksi apa yang disajikan
oleh media. Literasi media merupakan aktifitas yang
menekankan aspek edukasi di kalangan masyarakat
agar mereka tahu bagaimana mengakses serta memilih
informasi yang akurat dan bermanfaat. Melalui literasi
media, masyarakat menjadi kritis, peka terhadap
informasi, serta mampu meningkatkan kualitas
masyarakat itu sendiri dengan aktif mencari informasi
yang sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan
referensi yang ada.
Dalam literasi media, ada tahapan yang bisa
digunakan oleh masyarakat dalam menerima, memilih,
dan menyeleksi informasi sesuai dengan kebutuhan
intelektual yang dibutuhkan, yaitu, Explore, keahlian
dalam memilih dan memutuskan informasi yang
dibutuhkan dari suatu pesan. Recognize symbol,
keahlian untuk mengidentifikasi dan memilah symbol,
seperti menafsirkan makna pesan media massa dan
menyimpulkan pesan-pesan media massa yang
diterima dan yang terakhir yaitu membatasi jumlah
jam yang digunakan dalam penggunaan internet secara
proposional.
167
Tentunya, budaya hoaks tidak bisa dihilangkan begitu
saja, tetapi sebagai insan yang selalu berpikir dan
berikhtiar, sekiranya literasi media menjadi solusi
alternative di tengah gelombang kabar burung yang
kini kian meraja. Semoga kita termasuk ke dalam
golongan insan yang selalu berikhtiar dengan
meningkatkan budaya literasi agar dapat
menghantarkan kita kepada jendela ilmu pengetahuan.
(*)
*) Penulis merupakan pegiat Rumah Pers
Mahasiswa
(bx/wid/yes/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://baliexpress.jawapos.com/read/2019/07/07/144953/
lawan-hoaks-dengan-literasi-media
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.04 WIB
Literasi dan Patriotisme, Obat Virus Hoaks
Covid-19
Oleh: Joko Waryono*
07 Mei 2020, 07: 52: 37 WIB | editor : I Putu
Suyatra
INFORMASI tentang Covid-19 selalu menjadi
daya tarik tersendiri sehingga beragam berita
berkaitan dengan virus ini selalu disuguhkan oleh
media. Informasi Covid-19 selalu berubah dengan
cepat, baik informasi positif yang bermanfaat bagi
masyarakat maupun informasi negatif yang
cenderung menyesatkan dan menjerumuskan
masyarakat.
Warganet menjadi sasaran empuk penyebaran Hoax
di Media Sosial yang selalu mereka pakai
sehari-hari. Dalam sehari bisa 10 jam lebih warganet
menggunakan media sosial untuk berinteraksi,
bekerja, belajar dan mencari hiburan. Begitu
sadisnya para pembuat konten hoax ini sehingga
memanfaatkan fenomena pandemi corona untuk
penyebaran hoax.
Ribuan Hoax tersebar begitu cepat tiap harinya.
Whatsapp group menjadi tempat utama
penyebarannya, apalagi melalui WhatsApp,
persebaran hoax akan menjadi semakin
masif. Orang-orang dengan mudah mem-forward
pesan tak jelas asal-usulnya ke rekan kerja atau
keluarga. Di saat-saat seperti inilah kemampuan
literasi masyarakat Indonesia diuji dalam
menangkap informasi dan berita tentang Pandemi
Covid-19.
Sekarang ini lah momentum terbaik untuk menguji
kemampuan literasi masyarakat dengan melakukan
seleksi dan mem-filter segala informasi terbaru
tentang Covid-19 sebagai wabah yang
membahayakan.
Masyarakat harus terus menerus memperbaharui
(update) data dan informasi Covid-19 dari sumber
yang kredibel, yaitu dari para ahli yang menangani
pandemi ini atau situs resmi penangganan Covid-19.
Akan tetapi masih banyak pula warganet yang
mempercayai info yang berbeda, dengan alasan
berbeda, dan katanya dengan sistem pencarian yang
berbeda. Hal ini yang sangat berbahaya, sebagaian
orang ingin dirinya dikatakan jago dalam mencari
info yang tersembunyi. Padahal, dibalik itu semua,
hoax yang saja isinya. Tak lain hanya ingin
mendapatkan penhakuan semata.
Dengan kematangan dan kemampuan literasi akan
menjadikan masyarakat tidak mudah percaya dalam
mengahadapi hujan informasi
Covid-19. Masyarakat tidak "halu" akan data-data
yang tak jelas penelitiannya.
Membaca adalah melawan, dengan banyak
membaca kita tidak akan mudah panik dan resah
akan kabar yang beredar tentang Covid-19. Selain
itu kita dapat melawan penyebaran yang masif dari
wabah Covid-19. Dengan ilmu yang memadai, kita
bisa saja menjadi supervisor hoax yang tersebar.
Mari bersama-sama kita lakukan literasi dan
gunakan informasi yang benar untuk mengurangi
laju penyebaran Pandemi ini. Yakin Indonesia akan
segera pulih!
*) Ketua Forum Pegiat Media Sosial Independen
Regional Palembang
bx/wid/yes/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://baliexpress.jawapos.com/read/2020/05/07/192935/
literasi-dan-patriotisme-obat-virus-hoaks-covid-19
Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.20 WIB
Literasi dan Perayaan Hut SMPN 3
Surakarta, Spegata Jaya
19 FEBRUARI 2020, 18: 29: 57 WIB |
EDITOR : PERDANA
Perayaan HUT KE-74 SMPN 3 Surakarta, Selasa
(18/2) dikemas sederhana namun terasa istimewa dan
spesial. Sebab dirayakan di gedung sekolah baru di
kawasan Kelurahan Karangasem, Laweyan. Juga diisi
168
kegiatan positif berupa literasi yang menggandeng
Jawa Pos Radar Solo.
HUT Ke-47 Spegata (julukan SMPN 3 Surakarta)
diawali jalan sehat melibatkan siswa, guru, dan staf
pendidikan lainnya. Dilanjutkan pemotongan tumpeng
oleh Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang
Kesiswaan SMPN 3 Surakarta Joko Putranto.
Didampingi seluruh guru.
Di sela kegiatan, Joko menyebut budaya literasi di
SMPN 3 Surakarta cukup tinggi. Dia berharap
perayaan HUT kali ini memacu semangat para siswa
untuk berprestasi sekaligus menanamkan budaya
gemar membaca. Serta menambah wawasan dan
pengetahun yang ada di luar sekolah. “Semoga di
HUT Ke-47 Spegata ini tingkat litersi di sekolah
semakin maju. Spegata semakin jaya,” ucapnya.
Ucai pemotongan tumpeng, siswa yang duduk rapi di
halaman dikenalkan dengan koran Jawa Pos Radar
Solo. Literasi ini meningkatkan budaya baca di
kalangan siswa. Sembari membaca, siswa diajak
berinteraksi lewat kuis literasi.
Siswa yang berani maju ke depan, menjelaskan berita
yang dibacanya, mendapatkan hadiah menarik. “Aku
suka sepak bola. Klub favoritku Persis Solo. Di Radar
Solo ada berita Persis Solo. Jadi langsung aku baca
berita rubrik olahraga,” ujar Radit, siswa SMPN 3
Surakarta.
Sementara itu, perayaan HUT Ke-74 SMPN 3
Surakarta juga diisi pentas seni (pensi). Berupa live
music, fashion show, perform ekstrakurikuler tari
tradisional, PBB, dan sebagainya.
Devianti Lubis, siswa kelas VIII SMPN 3 Surakarta
mengaku fasilitas gedung sekolah baru lengkap dan
memadai. Termasuk fasilitas penunjang litersi. Yakni
perpustakaan dan pojok baca di setiap ruang kelas.
“Setiap jam kosong, biasanya digunakan untuk
baca-baca buku di pojok baca. Tidak hanya buku
pelajaran. Tetapi juga ada buku fiksi dan nonfiksi. Jadi
banyak pilihan bukunya,” bebernya. (mg4/aya/fer)
(rs/aya/per/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarsolo.jawapos.com/read/2020/02/19/180106/li
terasi-dan-perayaan-hut-smpn-3-surakarta-spegata-jaya
Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.18 WIB
Literasi Dekatkan Anak, Orang Tua, dan
Guru
22 FEBRUARI 2020, 22: 55: 28 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
GROBOGAN, Radar Kudus – Gebyar Literasi hari
kedua digelar pada Sabtu (16/2). Di hari kedua ini, ada
seminar dan talk show. Salah satunya membahas
pengaruh literasi terhadap hubungan anak, guru, dan
orang tua.
Seminar dan talk show literasi itu menghadirkan
beberapa narasumber. Antara lain, Dewi Utama
Faizah (Satgas Literasi RI), Dharmawati (Amind,
Tarakan Kaltara), Nuradi Indra Wijaya (TBM Mata
Aksara), dan Badiatul M Asti (Penulis Grobogan).
Dewi utama Faiza menyampaikan, materi tentang
membentuk generasi literat di era digital. Dalam
penyampaianya, begitu pentingnya literasi bagi orang
tua, khususnya membudayakan membaca buku.
Dharmawati dari Tarakan secara khusus
mempraktikkan cara membaca buku cerita anak dan
adabnya. Bahwa membaca buku yang baik bisa
menginspirasi yang mendengarkan. ”Mengapa
membaca buku. Karena dengan membaca buku bisa
membangun kedekatan emosi orang dewasa dengan
anak. Sebagai trauma healing dan menanamkan
kebaikan dan kebajikan,” kata Dharmawati.
Sementara itu, saat sharing literasi Nuradi Indra
Wijaya memotivasi peserta untuk menggerakkan
literasi di sekolah dan keluarga. ”Lewat literasi bisa
meningkatkan pengetahuan dan kedekatan anak antara
guru dan orang tua,” ungkap dia.
Badiatul Asti menambahkan, semua pegiat literasi bisa
menuliskan kegiatannya. Sehingga menjadi dokumen
di masa depan. ”Buku yang ditulis ini akan menjadi
sejarah pada masa depan. Sekaligus menyebarkan
ilmu kepada pembaca,” ujarnya.
(ks/mun/lid/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2020/02/22/180537/
literasi-dekatkan-anak-orang-tua-dan-guru
Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.13 WIB
Literasi Digital Siberkreasi, Tumbuhkan
Kreativitas Netizen Indonesia
14 September 2019, 13:10:54 WIB
JawaPos.com – Gerakan Nasional Literasi Digital
Siberkreasi merupakan gerakan sinergis yang
mendorong pengguna internet atau netizen di
Indonesia dalam menggunakan internet secara lebih
bijak dan bertanggung jawab. Gerakan ini diinisiasi
oleh beberapa Kementerian, komunitas atau
organisasi, dan private sector.
“Hidup di era digital memudahkan kita untuk
mendapatkan, berbagi, hingga mengolah berbagai
informasi. Meskipun memudahkan kita dalam
169
berinteraksi satu sama lain akibat mudahnya arus
informasi di era digital, membuat kita juga harus
menghadapi berbagai tantangan yang muncul di era
ini. Seperti rentannya penyebaran konten negatif
melalui internet berupa hoax, cyberbullying, dan
online radicalism,” kata Menkominfo Rudiantara
melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (14/9).
Siberkreasi yang dibentuk pada 27-29 Oktober
2017 di Jakarta, telah berhasil mewadahi 102
lembaga atau komunitas dari berbagai unsur,
menjangkau 442 lokasi dengan lebih dari 185.000
peserta aktif yang dikemas dalam program-program
sinergi, dan menyebarluaskan 73 buku seri literasi
digital yang telah diunduh sebanyak 180.000 kali.
“Siberkreasi sebagai gerakan nasional berupaya
untuk menanggulangi hal-hal tersebut dengan
melakukan literasi digital. Bersama siberkreasi kita
mendorong netizen Indonesia untuk aktif
berpartisipasi dalam menyebarkan konten positif
secara konsisten di dunia maya. Sehingga dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi ini kita
bisa berkembang dan produktif di dunia digital,”
tuturnya.
Beberapa program unggulan Siberkreasi antara lain,
School of Influencer, Pandu Digital, Kreator
Nongkrong, dan website literasidigital.id. Dengan
website ini masyarakat mendapatkan pengetahuan
seputar pendidikan digital, ekonomi digital,
cybercrime, dan lain lain dalam bentuk buku, video,
dan infografis yang dapat diunduh secara gratis.
“Berbagai macam informasi bisa kita dapatkan di
media sosial, baik yang positif maupun yang negatif.
Untuk itu dibutuhkan literasi digital agar
masyarakat luas mampu memilih dan memilah
konten serta memerangi info hoax, hate speech dan
berita negatif lainnya. Ponsel dan internet itu ibarat
pisau bermata dua, yang harus ditingkatkan adalah
kemampuan kita untuk menggunakan internet
secara baik.” imbuh Rudiantara.
Adapun Program Pandu Digital merupakan
program bagi masyarakat umum khususnya pada
hal community empowerment berbasis komunitas,
collaborative engagement dengan menyebarluaskan
pengetahuan etika digital, dan memperkuat
ekonomi digital dengan roadmap e-commerce
Indonesia.
Sedangkan School of Influencer berfokus pada
pengembangan konten positif di Internet dengan
cara mengajak anak-anak muda Indonesia untuk
memproduksi konten kreatif seperti video, gambar,
artikel, blog atau vlog yang positif di Internet.
Kreator Nongkrong adalah komunitas bentukkan
Siberkreasi yang mewadahi para influencer atau
konten kreator untuk saling bersinergi dan tetap
produktif dalam memproduksi dan menyebarkan
konten positif
Selain empat program di atas, salah satu program
lain Siberkreasi adalah Siberkreasi Netizen Fair
2019 yang diadakan setiap tahun. Adapun gelaran
Siberkreasi Netizen Fair 2019 akan berlangsung di
The Kasablanka Hall, Kota Kasablanka, Jakarta
pada 5 Oktober mendatang. Kegiatan ini
merupakan gelaran ketiga setelah dua tahun
sebelumnya Siberkreasi Netizen Fair sukses digelar.
Dengan mengangkat tema “Creator Generation”
pada tahun ini, Siberkreasi Netizen Fair 2019 hadir
untuk mengajak anak bangsa lebih bebas
menuangkan kreativitas dalam berekspresi serta
mendorong anak muda agar mampu memanfaatkan
teknologi dengan memproduksi konten positif yang
bisa berguna bagi banyak orang. Adapun perhelatan
Siberkreasi Netizen Fair 2019 akan digelar dalam
bentuk konferensi workshop dan penghargaan
Siberkreasi.
Siberkreasi Netizen Fair 2019 menjadi wadah yang
harus dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh
lapisan masyarakat. Yosi Mokalu, Ketua Divisi
Kreatif GNLD Siberkreasi berpendapat Siberkreasi
Netizen Fair adalah event yang penuh dengan
energi positif dari dunia siber. “Mulai dari
bermacam workshop, entertainment & penghargaan.
Orang harus datang untuk mendapatkan inspirasi,
ilmu & kreatifitas baru, jika ingin aktif
berkontribusi dalam dunia siber,” ujar Yosi.
Untuk mengikuti Siberkreasi Netizen Fair 2019,
masyarakat tidak dikenakan biaya alias gratis. Bagi
yang ingin ikut serta, dapat mendaftar di website
siberkreasi.id. Pendaftaran ditutup pada tanggal 25
September 2019, pada pukul 23.00 WIB. Tidak
hanya memberi kesempatan bagi masyarakat yang
ingin datang dan meramaikan Siberkreasi Netizen
Fair 2019, masyarakat juga bisa berkontribusi
dengan menjadi volunteer.
Editor : Bintang Pradewo
Sumber : JawaPos.com https://www.jawapos.com/oto-dan-tekno/teknologi/14/09
/2019/literasi-digital-siberkreasi-tumbuhkan-kreativitas-n
etizen-indonesia/
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.53 WIB
Literasi Keuangan PT Indo Premier, Ajak
Investor Cemati Reksa Dana
9 Desember 2019, 08:38:50 WIB
170
JawaPos.com – Kondisi pasar modal yang masih
fluktuatif mendorong investor untuk tetap waspada
mencermati perkembangan perekonomian. Kondisi
pasar yang belum menentu saat ini diperkirakan
masih akan berlangsung hingga paruh pertama tahun
depan. Salah satu sentimen negatif karena perdang
dagang antara Amerika Serikat-Tiongkok diprediksi
masih akan terus berlanjut hingga awal 2020.
Mencermati perkembangan itu, Fund Manager MNC
Asset, Ipan Samuel merekomendasikan produk
Reksa Dana Pendapatan Tetap bisa menjadi salah
satu pilihan di tengah ketidakpastian perekonomian
global saat ini.
“Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan underlying
SUN diperkirakan akan tetap menarik pada tahun
2020,”katanya dalam memberikan literasi keuangan
pada para investor pasar modal, PT. Indo Premier
Sekuritas (IndoPremier), Sabtu (7/12).
Sebagai bentuk konsistensi dalam memberikan
literasi keuangan pada para investor pasar modal,
IndoPremier mengadakan event Fun(d) Talk
Millenial #5 (FTM#5) di Estubizi Business Center
& Coworking Space Jakarta Selatan.
IndoPremier sebagai perusahaan sekuritas nasional
menyadari potensi pertumbuhan investor baru setiap
tahunnya. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor di pasar
modal tercatat sebanyak 2,31 juta investor per 31
Oktober 2019 atau naik 42,72 persen dari posisi 1,61
juta investor pada akhir tahun lalu.
Brand Manager Produk Reksa Dana Indo Premier
Sekuritas, Mattheus Raharja mengakui saat ini
masih banyak anggota masyarakat yang belum tahu
cara menyimpan uang dengan benar. Bagi
IndoPremier, investor baru perlu diedukasi dan
didampingi secara intensif supaya benar-benar tahu
cara mencapai kemerdekaan finansial. Literasi
keuangan sudah menjadi kebutuhan bagi investor
pemula.
Cukup dengan modal investasi Rp 100 ribu, setelah
registrasi secara online nasabah sudah dapat
memilih dan membeli 255 produk reksa dana dari 40
Manajer Investasi dengan bebas biaya admin dan
banyak keuntungan lainnya.
Co-Founder Super Fund Trader Community,
Liyanto Sudarsodi acara FTM#5 mengajak para
peserta untuk semakin memahami lebih dalam lagi
tentang seni berinvestasi di reksa dana, terutama dari
segi alokasi portofolio tentang kondisi waktu yang
tepat untuk berinvestasi. Peserta diajak mempelajari
faktor yang memengaruhi kinerja sebuah reksa dana
dari data indikator ekonomi inti, seperti GDP,
tingkat inflasi, PMI, dan kondisi neraca
perdagangan.
“Semua faktor ini sangat penting untuk dikuasai,
jika investor ingin berinvestasi reksa dana dengan
imbal hasil yang maksimal dalam waktu yang
tepat,”pungkas Liyanto.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/ekonomi/finance/09/12/2019/literasi-keuangan-pt-indo-premier-ajak-investor-cemati-rek
sa-dana/
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.13 WIB
Literasi Keuangan Rambah SD
09 APRIL 2019, 20: 35: 47 WIB |
EDITOR : PERDANA
SOLO – Tingkat literasi keuangan di Kota Solo dan
sekitarnya dinilai minim. Total di Jawa Tengah, baru
mencapai 33,5 persen. Mengejar target, Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Solo bersama perbankan mengajak
anak-anak tingkat sekolah dasar. Ikut memahami
perbankan dan keuangan.
Deputi Kepala OJK Solo, Tito Adji Siswantoro
menjelaskan, pihaknya fokus meningkatkan inklusi
dan literasi di berbagai sektor. Beberapa waktu lalu
menyasar universitas dan pedesaan. Kali ini
menyentuh generasi muda dan anak-anak. Sehingga
pemahaman mereka mengenai keuangan semakin
matang ketika mereka dewasa kelak.
”Pengenalan literasi keuangan dimulai dari dunia
perbankan. Sejak dini pada anak-anak sangat penting.
Salah satunya mengajak anak-anak datang ke bank.
Kemudian berkeliling. Ini bisa meningkatkan literasi
keuangan pada anak. Sehingga menimbulkan
keinginan mereka menabung di bank,” kata Tito
kepada Jawa Pos Radar Solo, kemarin (8/4).
Berbagai upaya terus dilakukan untuk pengembangan
literasi dan inklusi daerah. Sesuai Peraturan Presiden
mengenai Strategis Nasional Keuangan Inklusi, target
nasional pada 2019 sebesar 75 persen. Tahun ini
secara nasional realisasinya baru 26 persen.
Komisaris Independen CIMB Niaga, Jeffrey Kauripan
menambahkan, Tour de Bank merupakan cara terbaik
pengenalan sejak dini kepada anak-anak. Hampir
seluruh sekolah dasar di Kota Solo digandeng.
Pengenalan perbankan merupakan kegiatan yang
sesuai dengan kurikulum 2013 (K13). Memberikan
ruang kepada anak-anak untuk bereksperimen. Atau
mencari pengalaman di luar sekolah. Salah satunya ke
bank. Siswa juga dikenalkan peran dan fungsi
perangkat perbankan. Seperti teller, customer service,
mesin ATM, dan mesin setor tunai.
”Tumbuh rasa nyaman di benak anak-anak ketika
masuk bank. Mereka tidak merasa takut dan berpikir
ke bank itu merepotkan. Ketika dewasa nanti mereka
sudah paham mengenai perbankan,” ujarnya. (gis/fer)
171
(rs/gis/per/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/04/09/130793/li
terasi-keuangan-rambah-sd
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.38 WIB
Literasi Masyarakat Rendah, Cigna
Indonesia Perkuat Layanan Digital
August 12, 2019
jpnn.com, JAKARTA – Tingkat literasi masyarakat
terhadap produk-produk asuransi yang masih
minim membuat Cigna Indonesia memperkuat
layanan digital agar mudah menjangkau nasabah.
’’Ke depan, layanan digital yang akan
mendominasi,’’ ujar Director and Chief
Distribution Officer Cigna Indonesia Dini Maharani
beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, kemajuan teknologi digital sudah
merambah segala lini kehidupan masyarakat.
BACA JUGA: Besi Scrap Kurangi Ketergantungan
Industri Baja Terhadap Bahan Baku Impor
Hal itu juga mempermudah masyarakat dalam
mengakses segala informasi,
termasuk informasi layanan proteksi.
Karena itu, lanjut Dini, Cigna juga
memanfaatkannya untuk mengedukasi masyarakat
tentang perlunya proteksi sekaligus
memperkenalkan produk-produk proteksi yang
bermanfaat.
Di ranah digital, saat ini Cigna memiliki customer
portal. Yakni, portal digital khusus nasabah yang
memungkinkan nasabah melakukan pengecekan
status polis, manfaat polis, status pengajuan klaim,
dan lain-lain.
’’Kami terus mengembangkan portal ini demi
meningkatkan pengalaman nasabah,’’ ujar dia.
Sumber : JawaPos.com
https://radarmalang.jawapos.com/literasi-masyarakat-rendah-cigna-indonesia-perkuat-layanan-digital/
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.45 WIB
Literasi Media dan Ikhtiar Melawan Hoaks
di Tahun Politik Oleh: Wardatul Hasanah*
09 MARET 2019, 11: 56: 52 WIB | EDITOR : I
PUTU SUYATRA
PERHELATAN akbar Pemilu 2019 sudah di depan
mata. Pada 17 April tahun ini akan berlangsung secara
serentak pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan
anggota legistlatif (pileg). Dalam penyebaran ide dan
gagasan para kandidat sangat terbantu dengan adanya
media sosial. Hal ini menarik karena media sosial
dapat digunakan untuk menyebarkan informasi dengan
cepat sehingga sangat tepat dijadikan arena baru
kampanye. Cara ini terbukti lebih mudah dan efektif
dalam memberikan pendidikan politik kepada
masyarakat.
Menurut Stepi Anriani dalam bukunya Intelijen dan
Pilkada (2018), tren pemilihan umum saat ini memang
tidak bisa dilepaskan dari media sosial. Ekspansi
media sosial yang cepat merupakan pergeseran
paradigma dalam informasi dan komunikasi yang
berperan dalam proses politik.
Karena 2019 merupakan tahun politik, maka berbagai
manuver dilancarkan oleh para kandidat untuk
merebut hati rakyat. Namun, yang memprihatinkan
banyak pihak yang memanfaatkan media sosial untuk
melakukan black campaign untuk menjatuhkan pihak
lawan dan menyebarkan berita bohong (hoax).
Dalam hitungan detik penyebaran berita hoax
muncul tiba-tiba di berbagai media khususnya media
sosial. Rakyat dipertontonkan drama dan adegan yang
tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Tidak sedikit
rakyat yang percaya terhadap berita bohong yang
diproduksi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
untuk menyerang pribadi lawan demi kepentingan
pribadi dan kelompoknya.
Salah satu contoh berita hoax adalah meme tentang
Survei Pilpres 2019. Dalam meme tersebut terdapat
foto Jokowi dan Prabowo yang menyertakan logo Indo
Barometer dengan hasil survei Pilpres 2019 di
Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara,
dan Sulawesi Selatan. Meme tersebut ramai di medsos
dan terus menyebar di grup-grup Whatsapp. Indo
Barometer menegaskan meme itu adalah hoaks
(www.liputan6.com, 4/12/2018).
Penyebaran berita bohong dan fitnah tidak boleh
dibiarkan meluas. Hoax harus dilawan agar kita tidak
mudah terprovokasi. Oleh karena itu, penulis ingin
menawarkan beberapa solusi untuk meminimalisir
penyebaran hoax.
Pertama, penguatan literasi digital. Dengan
pengetahuan masyarakat yang masih minim, maka
penggiringan opini melalui berita bohong (hoax)
sangat mudah sekali dilakukan. Faktor utama yang
menyebabkan informasi palsu (hoax) mudah tersebar
di Indonesia adalah karakter masyarakat Indonesia
yang dinilai belum terbiasa berpendapat secara sehat.
Literasi ini sangat penting agar masyarakat lebih kritis
172
dalam menyikapi berbagai isu yang kebenarannya
masih diragukan. Dengan literasi ini juga masyarakat
akan lebih berhati-hati jika mendapatkan sebuah berita
sehingga tidak mudah termakan berita murahan.
Dalam pndangan Vibriza Juliswara (2017), netizen
yang memiliki kemampuan literasi media cukup tinggi,
tak hanya sadar pada etika berkomunikasi saja tetapi
juga memiliki keterampilan kosntruktif dalam
menerima, memproduksi dan membagikan muatan
informasi (berita).
Kedua, penyelenggara pemilu harus melakukan
sosialisasi secara masif kepada masyarakat terutama
pemilih. Sosialisasi ini perlu dilakukan dari pusat
hingga ke daerah. Sebab, akibat ketidaktahuan
masyarakat terhadap kebijakan terkait dengan pemilu
akan menjadikan mereka percaya begitu saja dengan
berita yang disebarkan oleh pihak tertentu untuk
mempengaruhi opini publik. Selain sosialisasi
langsung kepada masyarakat, penyelanggara pemilu
perlu memanfaatkan media online dan media sosial
agar lebih tepat sasaran dan cakupannya lebih luas.
Buatlah konten-konten kreatif dalam bentuk cerita
singkat, gambar dan video yang tampilannya mudah
dipahami dan tidak membosankan.
Ketiga, hukum perlu ditegakkan seadil-adilnya.
Karena menyebarkan isu yang berisi konten kebencian,
ftnah, dan hoax berpotensi menyebabkan ancaman
keutuhan bangsa, maka penegak hukum harus
menindak siapa saja yang terindikasi jadi aktor
penyebar berita hoax sesuai dengan Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Eleltronik (UU ITE) yang
berlaku.
Keempat, menjadikan hoax sebagai musuh bersama.
Hal ini dapat terwujud jika seluruh masyarakat
bergandengan tangan melawan penyebaran hoax
dengan menyaring semua berita yang tersebar di
media sosial. Apabila ditemukan berita yang berisi
konten negatif maka harus dilawan dengan konten
positif yang memang sesuai dengan fakta yang terjadi
di lapangan. Dengan demikian, warganet
mendapatkan pencerahan dan bisa menganalisis mana
berita yang benar dan mana yang mengandung hoax.
Kelima, pendidikan anti hoax. Generasi milenial atau
pemilih pemula akan menjadi salah satu pihak yang
dirugikan karena berita bohong. Karena itu, kaum
milenial yang sudah memiliki hak memilih perlu
mendapatkan pendidikan anti hoax sehingga informasi
yang mereka terima terkait Capres-Cawapres tidak
membingungkan dan menyesatkan. Jika berita bohong
ini tidak diluruskan sesuai fakta yang sebenarnya
dikhawatirkan berita hoax justru dianggap berita yang
benar. Pendidikan anti hoax ini harus dimulai dari
lingkungan keluarga kemudian sekolah dan perguruan
tinggi.
Jika beberapa solusi ini bisa kita praktikkan secara
berkesinambungan, maka penulis yakin
penyelenggaraan Pemilu 17 April 2019 akan berjalan
damai, berkualitas, dan bermartabat yang pada
gilirannya akan melahirkan pemimpin sesuai harapan
masyarakat. (*)
* Alumnus Pesantren Darul Ulum Banyuanyar,
Pamekasan
(bx/tor/yes/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://baliexpress.jawapos.com/read/2019/03/09/123974/
literasi-media-dan-ikhtiar-melawan-hoaks-di-tahun-politi
k
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.44 WIB
Literasi Media Penting Agar Masyarakat
Jangan Sebar Hoaks
8 Desember 2018, 19:59:31 WIB
JawaPos.com -Dewasa ini perkembangan teknologi
komunikasi acapkali tidak disertai dengan
pendidikan kepada masyarakat selaku penggunanya.
Hal itu menyebabkan banyak masyarakat kerap
terjebak dan terikut dengan arus yang salah.
Menurut Ferdy Siregar, seorang jurnalis senior di
Kota Medan, pendidikan literasi media sangat
penting dilakukan. Jangan sampai masyarakat juga
ikut menyebarkan hal yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Penting memberikan kajian atau literasi kemediaan
kepada anak dan remaja kekinian. Masyarakat juga
bisa jadi bagian untuk menginformasikan suatu
kejadian secara benar,” kata Ferdy dalam Workshop
Literasi Media Kampanye Pendidikan Karakter,
yang diadakan oleh Yayasan Fajar Sejahtera
Indonesia (YAFSI), Sabtu (8/12).
Dalam workshop itu, Ferdy juga memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang teknik
fotografi sederhana. Peserta yang jumlahnya belasan
juga tampak serius mendengarkan pemaparan
anggota Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan itu.
Ferdi menjelaskan, fotografi mulai populer di era
2010. Karena sebelumnya, para pehobi masih
terganjal alat yang mahal. Namun kini, siapa saja
bisa mejadi fotografer. Baik dengan android yang
canggih atau hanya dengan kamera amatir.
“Fotografi menjadi familiar di kalangan pelajar.
Anak SD sekarang sudah mulai belajar berswafoto
dan juga berselfi,” tambahnya lagi.
Ferdy juga berharap, dengan workshop literasi
media ini bisa mendidik masyarakat agar bisa
173
mengambil foto dengan baik. Khususnya ketika ada
kejadian.
“Mereka paham untuk tidak menyebarkan hoax, foto
yang berbau pornografi atau propaganda. Tetapi
mereka paham tentang foto sosial budaya, makanan,
tempat wisata karena hal-hal ini punya pangsa pasar
yang banyak dan bagus untuk mereka” tuturnya.
Workshop Literasi Media Kampanye Pendidikan
Karakter digelar oleh Yayasan Fajar Sejahtera
Indonesia (YAFSI) untuk turut serta membangun
karakter dan kreativitas anak. Selian itu juga,
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
kapasitas masyarakat dengan program pendidikan
karakter berbasis masyarakat untuk anak dan remaja
melalui Rumah Pintar.
“Kami dari YAFSI mengucapkan terimakasih
kepada bang Ferdy Siregar yang sudah berbagi
ilmunya kepada anak binaan kami ini, semoga nanti
ada Hasil-hasil foto yang bagus dari mereka” tutup
Ketua YAFSI Badriyah.
Editor : Budi Warsito
Reporter : (pra/JPC)
Sumber : JawaPos.com https://www.jawapos.com/jpg-today/08/12/2018/literasi-
media-penting-agar-masyarakat-jangan-sebar-hoaks/
Akses : 04 Mei 2020 Pukul 09.43 WIB
Literasi Membangun Budaya, Tak Sekadar
Membaca
31 OKTOBER 2019, 14: 51: 10 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
ITERASI telah menjadi isu seksi yang selalu
dibicarakan. Mulai dari yang bergelut dalam bidang
literasi, sampai yang secara konsep kurang paham
literasi. Keyakinan bahwa masa depan bangsa
dititipkan lewat kemampuan literasi anak negeri,
membuat dunia pendidikan berkomitmen
mengembangkan kegiatan literasi.
Berbicara tentang literasi, mengingatkan pada
pengalaman menarik yang terjadi. Terlihat sebuah
pemandangan yang cukup mengejutkan. Beberapa
siswa sedang duduk di teras musala. Sepintas memang
terlihat wajar. Namun, ternyata ada ketidakwajaran
yang terjadi. Ketika terlihat sepatu siswa berada di
atas tangga lantai musala yang bertuliskan “batas suci”.
Sungguh peristiwa yang ironis bagi dunia pendidikan
yang sedang gencar menggembar-gemborkan
pendidikan karakter.
Peristiwa tersebut haruslah menjadi cambuk bagi
semuanya. Bagaimana tidak. Hanya dengan tulisan
berjumlah dua kata yang mudah dibaca. Tetapi siswa
tidak mampu memahami makna tulisan yang ada.
Mungkin siswa tersebut paham, tetapi tidak
menghiraukan tulisan. Semua ini patut menjadi bahan
evaluasi. Apakah kemampuan literasi siswa sudah
seperti yang diharapkan?
Aktivitas membaca memang mudah. Tetapi ternyata
siswa sulit untuk memahami makna sebuah tulisan.
Ada yang mampu tentang literasi, tetapi tidak mau
mengembangkan literasi. Sehingga kualitas literasinya
berkurang. Banyak aspek yang memungkinkan tak
peduli dengan literasi. Kebiasaan terhadap segala
sesuatu yang praktis, membuatnya tidak mengetahui
bahwa proses berkembang itu dengan membaca.
Siswa seringkali mengabaikan dan meremehkan
hal-hal kecil. Misalnya saja mengabaikan tanda,
gambar, kata singkat berisi peringatan, larangan, atau
himbauan. Hal itu bisa mencelakakan diri sendiri atau
orang lain. Bahkan, bisa juga menimbulkan dampak
sosial yang buruk di mata masyarakat.
Pemerintah sudah menerapkan gerakan literasi dalam
proses pembelajaran di sekolah. Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) dikembangkan berdasarkan
Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti. Gerakan literasi sekolah
bertujuan membiasakan siswa untuk membaca dan
menulis guna menumbuhkan budi pekerti. Dalam
jangka panjang, diharapkan dapat menghasilkan siswa
yang memiliki kemampuan literasi tinggi. Yaitu
mampu mengakses, memahami,dan menggunakan
informasi dengan cerdas.
Kegiatan literasi memang merujuk pada kemampuan
dasar seseorang dalam membaca dan menulis.
Sehingga selama ini, strategi yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan tersebut adalah
menumbuhkan minat membaca dan menulis. Strategi
membaca non-teks selama lima belas menit sebelum
jam pertama, merupakan langkah awal untuk
membiasakan siswa gemar membaca. Bahkan, strategi
tersebut berkembang menuntut siswa menghasilkan
karya-karya buah pemikirannya.
Pelaksanaan GLS menjadi tanggung jawab bersama
pemangku pendidikan. Bukan hanya siswa saja yang
menjadi sasaran gerakan ini. Mulai dari kepala
sekolah, pendidik, tenaga pendidik, hingga komite
sekolah, menjadi target gerakan literasi. Dengan
demikian, kegiatan literasi tidak hanya dalam aktivitas
belajar mengajar di kelas saja. Namun, juga terlihat di
perpustakaan, disetiap pojok baca kelas, dan di
lingkungan sekolah.
Literasi ada beberapa jenis, yaitu literasi dasar, literasi
perpustakaan, literasi media, literasi teknologi dan
literasi visual. Literasi dasar meliputi kemampuan
dasar membaca, menulis, dan berhitung. Literasi
174
perpustakaan adalah kemampuan memahami
dan membedakan karya fiksi atau non fiksi. Literasi
media adalah kemampuan memahami bentuk media
cetak, media elektronik. Literasi teknologi, menuntut
siswa mengerti cara menggunakan internet serta
memahami etika dalam menggunakan teknologi.
Sedangkan literasi visual hadir dari pemikiran bahwa
gambar bisa ‘dibaca’.
Literasi visual merupakan kegiatan yang lebih
menarik untuk dikedepankan selain mengejar
kemampuan literasi dasar. Karena dengan memulai
literasi visual terlebih dahulu, diharapkan siswa
mampu ‘membaca’ sekecil apapun yang terjadi di
lingkungan sekitarnya. Dengan literasi visual, siswa
juga dilatih untuk menanggapi gambar, video, atau
tulisan pendek dengan cermat.
Seluruh komponen literasi sudah begitu luar biasa
sebagai penyokong penumbuhan budaya karakter di
sekolah. Dengan berbagai kegiatan positif dalam
berliterasi, tidak hanya sekedar membaca atau
membiasakan baca tulis saja. Mari membekali anak
dengan kemampuan berliterasi. (*)
(ks/top/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/10/31/163840/
literasi-membangun-budaya-tak-sekadar-membaca
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.28 WIB
Literasi Ramadan, Siswa SMKN 1 Kedung
Antusias Baca Koran Radar Kudus
29 MEI 2019, 11: 40: 48 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
JEPARA – Sambil menunggu bel masuk berdering,
siswa-siswi SMKN 1 Kedung berkumpul di halaman
sekolah setempat kemarin. Mereka menyempatkan
baca koran Jawa Pos Radar Kudus sebelum masuk
ruangan untuk mengikuti ulangan kenaikan kelas.
Membaca serentak itu merupakan kegiatan Literasi
Ramadan Sekolah.
Mereka antusias membaca koran itu pada sesi literasi
sekolah kemarin. Sekitar lima menit mereka membaca
berbagai informasi yang dimuat dalam koran tersebut.
Salah satunya profil SMKN 1 Kedung. Mulai program
sekolah, prestasi, hingga kegiatan sekolah ada di
dalam rubrik info pendidikan satu halaman itu.
Dengan dipandu beberapa guru, para siswa mulai
membaca isi koran. Setelah selesai, siswa
membubarkan diri dengan tertib. Mereka mulai
bersiap menuju ruang ujian sekolah sesuai dengan
jadwal sesi yang ditentukan. Masih ada siswa lima
menit sebelum mulai ujian sekolah. Di depan ruang
kelas, mereka sesekali membuka kembali buku
pelajaran yang akan diujikan saat itu.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Kedung Achmad
Sholeh mengungkapkan, kegemaran membaca harus
ditanamkan kepada setiap siswa. Kegemaran itu harus
dimulai dari diri sendiri. Selama di sekolah, menjadi
awal pembiasaan kegemaran membaca tersebut. Topik
yang dibaca pun tidak harus buku pelajaran. Masih
banyak buku bacaan lain yang bisa menambah
wawasan dan membuka cakrawala pengetahuan siswa.
“Cari informasi sebanyak mungkin. Baik tentang
pelajaran maupun pengetahuan umum. Kalau hanya
hanya mengandalkan pengetahuan di dalam kelas
lewat buku pelajaran maka belum cukup. Siswa harus
memperkaya informasi dari berbagai sumber bacaan,”
paparnya.
Selain itu pihaknya juga menanamkan literasi
Ramadan dengan ngaji posonan di sekolah. Selama
Ramadan, tiap kelas bergilir mengikuti kajian
keagamaan. Tak hanya pengetahuan keduniaan,
literasi keilmuan keagamaan juga penting. Hal ini
untuk menunjang pengetahuan spiritual siswa. Setelah
sebelumnya dibekali keterampilan dan pengetahuan
sesuai pemintan masing-masing.
”Ramadan jadi momen yang ditunggu untuk
memperbanyak kajian keagamaan. Selain kometitif
dari segi kompetensi, setelah lulus siswa juga didasari
dengan keilmuan agama yang cukup,” tandasnya.
(ks/war/zen/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/05/29/139416/
literasi-ramadan-siswa-smkn-1-kedung-antusias-baca-kor
an-radar-kudus
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.21 WIB
Literasi Sekolah, Siswa SMPN 5 Pati
Antusias Baca Koran Radar Kudus
20 AGUSTUS 2019, 15: 58: 42 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
KOTA, Radar Kudus – Ratusan siswa-siswi SMP
Negeri 5 Pati, pagi kemarin menggelar kegiatan
literasi baca koran serentak, sebelum masuk ke kelas
dan memulai pelajaran. Mereka terlebih dahulu
meluangkan waktu untuk membaca informasi yang
disajikan Jawa Pos Radar Kudus.
Kegiatan membaca itu menjadi bagian dari Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) yang diterapkan SMP Negeri 5
Pati sejak beberapa tahun lalu. Para siswa diajak untuk
meluangkan waktu membaca bacaan apa saja
setidaknya selama 20 menit. Sebelum pelajaran.
175
Anak-anak antusias membaca tulisan demi tulisan.
Mulai berita daerah, nasional, olahraga hingga
artikel-artikel yang disajikan koran. ”Di sekolah kami
kegiatan literasi sudah dibudayakan. Anak-anak kami
dorong untuk suka membaca buku. Selain didorong
untuk suka membaca, anak-anak kami juga
menghasilkan karya tulisan apa saja,” kata Kepala
SMP Negeri 5 Pati Sofia Bardina.
Hasilnya, lanjut Sofia, program literasi yang telah
dijalankan sekolahnya tersebut sudah sedikit-banyak
membuahkan hasil. Beberapa anak didiknya sudah
mulai produktif untuk menulis. Mereka menulis cerita
di sebuah layanan digital yang disediakan untuk
menulis. Seperti di Wattpad. ”Ada beberapa anak yang
sudah rutin menulis cerita fiksi. Ceritanya juga bagus.
Pembacanya banyak,” imbuhnya.
Beberapa anak yang sudah mulai produktif menulis itu
seperti Niken Anggarani, Agustiningtyas, dan Nabila
Putri. Mereka kebanyakan menulis cerita tentang
masa-masa remaja. Beberapa cerita yang ditulis
diantaranya berjudul Cinta dalam Diam, dan Iam
Sorry Lisa. Tulisan itu juga dibaca ribuan orang di
aplikasi tersebut.
(ks/aua/him/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/20/151657/
literasi-sekolah-siswa-smpn-5-pati-antusias-baca-koran-radar-kudus
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.19 WIB
Literasi Warganet Jadi Antibodi Hadapi
Virus Radikalisme di Medsos
Oleh: Tegar Arifudin*
12 Mei 2020, 09: 02: 32 WIB | editor : I Putu
Suyatra
KEMAJUAN Teknologi membawa berbagai
implikasi yang cukup kompleks dalam kehidupan
manusia dan hubungan antar negara. Semenjak
maraknya pola komunikasi melalui dunia maya
ataupun internet, batas-batas konvensional yang
dulu dianut dan dipatuhi oleh kesepakatan
internasional telah menjadi semu.
Dengan jaringan yang saling berinteraksi di ruang
maya kini, kerap kita menyaksikan berbagai macam
masalah dan konflik yang bisa menyebabkan
disintegrasi dan perpecahan. Cyber crime,
pornografi, ataupun konten radikalisme yang sampai
dengan terorisme menjadikan internet sebagai media
penyebarannya.
Kini paham radikalisme mulai memanfaatkan dunia
maya ataupun internet sebagai wahana dalam
melakukan berbagai macam aksi. Aksi teror yang
dilakukan oleh kelompok radikal tidak hanya
menyerang target yang nampak secara fisik, namun
juga psikologi dan mindset seseorang. Kelompok
radikal memanfaatkan berbagai fitur yang tersedia di
internet sebagai alat untuk melakukan berbagai
macam kegiatan dengan tujuan radikalisasi agama.
Dari rilis penelitian oleh Brookings Institutute tahun
2019 dinyatakan bahwa paling sedikit 46.000 akun
Twitter dinyatakan terkait dengan para pendukung
ISIS. Akun-akun ISIS tersebut rata-rata memiliki
lebih dari 1.000 followers.
Aktivitas cyberterorism oleh kelompok
radikal banyak melakukan
kegiatan lewat dunia maya, seperti,
cyber recruitment (rekrutmen lewat dunia
maya) dan cyber training (pelatihan lewat dunia
maya). Mereka juga membuat cyber operation (o
perasi lewat dunia maya), yakni melakukan survei
target dan pendanaan terorisme dalam jaringan.
Perkembangan dunia teknologi internet dunia maya
telah benar-benar dimanfaatkan oleh jaringan
radikal untuk mengembangkan dan menyebarkan
paham ekstrem radikal.
Maraknya propaganda radikalisme dan terorisme
melalui dunia maya internet tidak dapat
ditanggulangi hanya dengan menggunakan
pendekatan hukum. Penanggulangan propaganda
radikalisme dan terorisme melalui dunia Maya
internet membutuhkan peran seluruh kalangan, yaitu
dengan melakukan gerakan literasi warganet.
Cerdas bermedia sosial menjadi ekspresi yang
sangat diperlukan bagi warga masyarakat dalam
demokrasi.
Literasi warganet menekankan kemampuan
seseorang berpikir secara kritis dan memungkinan
orang tersebut untuk membuat sebuah keputusan
yang berhubungan dengan program media sosial
yang dipilih serta cara menginterpretasikan
informasi yang diterima melalui media massa di
dunia maya. Literasi warganet menjadi alternatif
bagi kebijakan sensor yang banyak dikatakan
sebagai pembatasan terhadap hak mendapatkan
informasi.
Literasi warganet menjadi hal penting sebagai
perisai dari masyarakat dalam melakukan aktifitas di
dunia maya, kedewasaan diri di dunia maya.
Dengan literasi warganet menjadikan setiap insan
mempunyai kemampuan untuk menyaring atau
mengabaikan luapan banjir informasi di dunia maya
yang menyesatkan, dengan kemampuan memilah
informasi yang benar dan bermanfaat pula
176
menjadikan masyarakat semakin dewasa di dunia
maya, terhindar dari dampak negatif dunia maya.
Karena Literasi, kita bisa jauhi radikalisme, dan
dekatkan diri di bulan Suci demi sambut hari Raya
Kemenangan Idul Fitri serta berkontribusi
mendukung dan sukseskan program pemerintah
melalui upaya deradikalisasi dengan membumikan
serta menjalankan Nilai-Nilai Pancasila.
*) Ketua Gerakan Literasi Terbit Regional Malang
(bx/wid/yes/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://baliexpress.jawapos.com/read/2020/05/12/193759/
literasi-warganet-jadi-antibodi-hadapi-virus-radikalisme-
di-medsos
Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.17 WIB
Melalui Literasi Menuju Generasi Milenial
Berprestasi dan Berkarakter
19 FEBRUARI 2020, 08: 04: 51 WIB |
EDITOR : EBIET A. MUBAROK
TUBAN, Radar Tuban – SMPN 2 Tuban memeringati
hari ulang tahun (HUT) ke-42 dengan beragam
kegiatan. Rangkaian ulang tahun dimulai Sabtu (15/2)
dengan mengadakan lomba baca puisi dan menulis
esai untuk siswa sekolah dasar (SD) se-Kabupaten
Tuban. Puncaknya diperingati Senin (17/2) dengan
menggelar panggung pentas seni yang diisi tampilan
bakat-bakat siswa.
Acara puncak dimulai dengan jalan sehat yang dibuka
Kepala Dinas (Disdik) Tuban Nur Khamid. Pagi
sekitar pukul 06.00, siswa dan seluruh warga sekolah
diajak membudayakan hidup sehat dengan jalan santai.
Start-nya dari sekolah Jalan Diponegoro –- Jalan RE
Martadinata -– Jalan Teuku Umar -– Jalan Sunan
Kalijaga dan kembali ke sekolah. Mlaku bareng
tersebut mengajak siswa sehat dengan cara
menyenangkan dan berhadiah.
Kepala Disdik Tuban Nur Khamid mengatakan, dia
optimistis SMPN 2 Tuban dalam waktu dekat dapat
menjadi sekolah unggul. Di bawah kepemimpinan
Denny Tricahyo Utomo, sekolah di Jalan Diponegoro
tersebut terus berbenah untuk lebih berprestasi. Proses
tersebut terlihat dari pengelolaan manajemen sekolah
yang lebih baik. ‘’Saya yakin kualitas pendidikan
SMPN 2 Tuban akan menjadi salah satu yang terbaik
di Tuban dalam waktu dekat,’’ tutur dia.
Pendidik yang juga pelatih gulat tersebut mengatakan,
sekolah harus selalu memfasilitasi siswa untuk meraih
prestasi. Dan, itu sudah dilakukan SMPN 2 Tuban
dengan terus menambah fasilitas penunjang kegiatan
siswa. Terbukti, banyak siswa SMPN 2 Tuban yang
menjuarai kompetisi. Mulai level kabupaten hingga
internasional. ‘’Disdik selalu mendukung sekolah
untuk memiliki kualitas unggul sebagai upaya
peningkatan mutu pendidikan,’’ ujar dia.
Kepala SMPN 2 Tuban Denny Tricahyo Utomo
mengatakan, pendidikan karakter menjadi salah satu
prioritas pembelajaran di sekolahnya. Upaya tersebut
diwujudkan dengan meningkatkan literasi di kalangan
siswa dan pendidik, sesuai tema yang diusung pada
hari ulang tahun. Yakni, Melalui Literasi Menuju
Generasi Milenial Berprestasi, Berkarakter, dan Cinta
Lingkungan. ‘’Kami mengedepankan pendidikan
karakter, bapak-ibu guru harus selalu memberi contoh
atau tauladan,’’ tegas dia.
Pendidik yang juga ketua musyawarah kerja kepala
sekolah (MKKS) SMPN itu menambahkan, tiap tahun
puluhan prestasi diukir sekolah ramah anak tersebut.
Sebagai bukti, salah satu SMP terbaik di Tuban
mampu bersaing dari segi kualitas. Untuk terus
meningkatkan jumlah prestasi, SMPN 2 Tuban selalu
memberi ruang seluas mungkin untuk siswa dalam
mengembangkan bakatnya. ‘’Siswa-siswi akan terus
kami motivasi dan memberi fasilitas agar selalu
bersaing prestasi,’’ kata Denny.
Denny mengatakan, sekolahnya juga berkomitmen
menjaga relasi dengan para alumnus. Diharapkan, para
lulusan SMPN 2 Tuban mempunyai ikatan emosional
dan terus bersinergi untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Demikian pula komunikasi dengan
pengurus komite, harus selalu dijaga. Harapannya
SMPN 2 Tuban bisa kembali bangkit untuk menjadi
sekolah yang diunggulkan di Bumi Wali. ‘’Semoga di
ulang tahun ke-42 ini SMPN 2 Tuban semakin jaya
dan berprestasi,’’ harap dia.
Selain Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Tuban Nur
Khamid, hadir juga mantan kepala SMPN 2 Tuban
yang juga pengawas SMP Tri Hariyanto dan Fauzan,
pengurus komite, paguyuban alumni SMPN 2 Tuban,
pemenang lomba rangkaian HUT ke-42, dan keluarga
besar SMPN 2 Tuban.
(bj/yud/ds/bet/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2020/02/19/18
0028/melalui-literasi-menuju-generasi-milenial-berprestasi-dan-berkarakter
Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.41 WIB
Menumbuhkan Kesadaran Literasi Digital
Tidak Mudah, Butuh Proses Lama
2 April 2019, 16:06:29 WIB
177
JawaPos.com – Literasi digital bagi masyarakat
Indonesia perlu digalakkan. Namun, hal itu diakui
bukan hal yang mudah. Menteri Komunikasi dan
Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut
bahwa menumbuhkan kesadaran literasi digital bagi
masyarakat membutuhkan proses panjang dan
berkesinambungan.
“Literasi adalah hal yang fundamental. Hal yang
strategis. Namun, literasi ini bukan pekerjaan yang
mudah karena memerlukan waktu yang lama,” kata
Rudiantara saat acara Peluncuruan Buku Literasi
Digital oleh Siber Kreasi di kantor Kemenkominfo
di Jakarta, Senin (1/4).
Selain itu, Rudiantara menekankan bahwa hal
penting lainnya adalah keberadaan sumber daya
manusia yang banyak dan berkualitas. “Misalnya
yang telah dilakukan Gerakan Siber Kreasi. Mereka
punya lebih dari 100 mitra dari organisasi maupun
lembaga dan LSM,” tambahnya.
Sebagai informasi, Siber Kreasi merupakan
komunitas yang bergerak di bidang literasi digital.
Sejauh ini, gerakan Siber Kreasi telah menjangkau
ratusan kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
Rudiantara menyarankan agar setiap program yang
dilakukan harus melihat pada efektivitas.
Berkaitan dengan hal tersebut, Rudiantara
mengevaluasi hasil dari indeks literasi di empat
kota. Sebab, program tersebut hanya melihat dari
sisi potret yang dilakukan, apakah kegiatan yang
dilakukan tersebut hanya sebatas memberikan
informasi atau ada langkah lainnya.
“Karenanya saya juga minta, kita review semua
program mana yang efektif. Kalau efektifnya
otodidak (belajar sendiri), ya sudah. Gampangnya
kita kerja sama dengan semua operator seluler,”
tegas dia.
Rudiantara menambahkan, masyarakat Indonesia
umumnya saat ini kebanyakan mendapatkan
manfaat informasi dari internet melalui ponsel
(gadget) dibandingkan menggunakan komputer.
Pria yang karib disapa Chief RA itu juga
menegaskan pentingnya pendekatan dari hulu ke
hilir untuk literasi digital. Katanya, literasi digital
merupakan upaya pemerintah agar selalu hadir dan
tegas untuk melindungi masyarakat dari penyebaran
konten negatif.
Editor : Fadhil Al Birra
Reporter : Rian Alfianto
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/oto-dan-tekno/teknologi/02/04
/2019/menumbuhkan-kesadaran-literasi-digital-tidak-mu
dah-butuh-proses-lama/
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.39 WIB
Minat Baca Dan Literasi Digenjot Di 20
Titik Sasaran
11 FEBRUARI 2020, 15: 58: 00 WIB |
EDITOR : AGUNG NUGROHO
SIDOARJO-Untuk menggenjot minat baca dan
kualitas literasi di Kota Delta, Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Sidoarjo lakukan pembinaan ke desa dan
SD. Program ini ditargetkan dalam triwulan pertama
tembus hingga 20 sasaran.
Kabid Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan
Gemar Membaca Ana Musyarifa menjelaskan,
kegiatan ini berkaitan dengan menggenjot pengelolaan
perpustakaan di desa dan SD. Hal itu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas perpustakaan. “Dari fasilitas
hingga ketersediaan buku harus diperhatikan,”
katanya.
Menurutnya, pembinaan ini dilakukan pada desa
maupun kelurahan yang telah memiliki perpustakaan.
Sementara itu, untuk desa dan kelurahan yang belum
terdapat fasilitas perpustakaan maka dilakukan
motivasi dan arahan kepada kepala desa. Tujuannya
agar terealisasi budaya literasi untuk masyarakat.
“Sekolah yang belum memiliki perpustakaan,
tindakannya juga sama,” bebernya.
Pada Januari lalu, pihaknya memiliki empat sasaran.
Yaitu, Kecamatan Gedangan dengan empat target.
Yakni, Desa Gedangan, Desa Semambung, Desa
Tebel, dan Desa Ganting. Selain itu, Kecamatan
Wonoayu dengan dua target desa serta Kecamatan
Krembung dengan satu target desa turut menjadi
perhatian. “Dilaksanakan pada akhir bulan lalu,”
ucapnya.
Dia menambahkan, pada Februari terdapat 12 target
yang terbagi empat desa dan delapan SD. Dari seluruh
target tersebut pihaknya fokus pada tiga kecamatan.
Yaitu, Sukodono, Balongbendo, dan Tulangan. Untuk
sisa targetnya dialokasikan pada Maret 2020. “Saat ini
target yang dituju belum dapat dipastikan,”
pungkasnya. (hil/vga)
(sb/jpg/Nug/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020/02/11/1788
87/minat-baca-dan-literasi-digenjot-di-20-titik-sasaran
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.22 WIB
178
Minim Literasi, Masyarakat Hanya Baca
Berita dari Judulnya
19 November 2018, 22:11:13 WIB
JawaPos.com – Penyebaran hoax atau berita
bohong yang terjadi sekarang ini sudah semakin
parah. Kondisi ini salah satunya disebabkan karena
minimnya minat literasi masyarakat terhadap media
sosial.
Banyak masyarakat yang hanya membaca judul
berita yang disebar secara masif tanpa memahami isi
dari berita tersebut. “Masyarakat yang mempunyai
gadget, punya WhatsApp, telegram, aplikasi
perpesanan ternyata tidak begitu suka membaca
sebuah berita. Misalkan ada link berita mereka juga
tidak mau membukanya, melainkan hanya
mengambil judulnya saja,” terang blogger kenamaan
Solo, Blonthank Poer saat diskusi
bertajuk Pengaruh Media Sosial Terhadap
Dinamika Sosial-Politik di Indonesia di Pasar Gede,
Solo, Senin (19/11).
Selama ini, Blonthank melanjutkan, banyak
masyarakat yang tidak mencoba mencari tahu terkait
informasi yang beredar. Tentunya ini akan semakin
menjadi masalah ketika masyarakat tidak
mempunyai kepekaan terhadap setiap informasi
yang beredar. Kondisi ini menurut Blonthank,
menunjukkan bahwa literasi masyarakat masih
sangat rendah.
“Kita juga tidak cukup peduli dengan yang terjadi di
sekitar kita. Memberitahu saudara tetangga terkait
informasi yang beredar,” ucapnya.
Padahal, informasi tersebut belum bisa dipastikan
kebenarannya. Kondisi akan semakin parah jika
terjadi pada masyarakat awam. Mereka akan begitu
percaya saat ada informasi yang beredar disertai
dengan link berita yang ada. Padahal, menurut
Blonthank membuat website itu begitu mudah. Dan
sekarang banyak link yang mempunyai kemiripan
dengan link media online yang sudah terpercaya.
“Membuat web itu sangat mudah, misalkan dengan
dot cm, dot co dan orang awam tidak tahu soal itu,”
terangnya. Maka dari itu, Blonthank berharap
dengan adanya diskusi ini setidaknya akan
memantik kepedulian masyarakat untuk lebih
selektif dalam menerima informasi.
Editor : Sari Hardiyanto
Reporter : (apl/JPC)
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/jpg-today/19/11/2018/minim-li
terasi-masyarakat-hanya-baca-berita-dari-judulnya/
Akses : 04 Mei 2020 Pukul 10.53 WIB
Nanik Masriyah, Penggerak Literasi asal
Kudu Jombang
Berkah Dibelikan Ibunya Buku Sejak Kecil
24 April 2020, 10: 09: 52 WIB |
editor : Mardiansyah Triraharjo
JOMBANG - Nanik Masriyah, adalah salah satu
perempuan penggerak literasi asal utara Brantas.
Tepatnya di Desa Keboan, Kecamatan Ngusikan,
Kabupaten Jombang. Guru SMPN 1 Kudu ini pernah
meraih penghargaan Sutasoma dari pemerintah
pusat sebagai tokoh sastrawan berpengaruh di
bidang literasi.
Nanik lahir di Jombang 15 Mei 1965. Ia adalah anak
ke empat dari delapan bersaudara pasangan Moekri
dan Rowiyah. Besar dari keluarga sederhana di
pedesaan, Nanik cukup bahagia karena ibunya selalu
membelikan buku untuk dibaca sewaktu masih
kecil. Meski, masa kecilnya tak seperti anak lainnya
karena sang ayah meninggal dunia sejak ia masih
duduk di bangku SD.
Nanik mengenyam pendidikan dasar di SDN
Watudakon hingga kelas 4. Lalu, berpindah ke SDN
Keboan 2 saat kelas 5. Setelah itu dia melanjutkan ke
SMP Swadaya Kesamben dan SMA
Muhammadiyah Jombang. Karena suka membaca
sejak kecil, Nanik memilih jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Universitas Wijaya Kusuma
untuk menuntaskan progam sarjana.
Setelah pendidikannya tuntas, Nanik menjadi
pengajar sebagai guru tidak tetap (GTT) di SMP
Karya Ngares, Gedek sejak 1993. Dalam sebulan, ia
mendapat gaji Rp 14 ribu/bulan. Dua tahun berjalan,
Nanik kemudian mengajar di SMPN 1 Kudu dan
SMAN Gedek Mojokerto.
Nanik termasuk perempuan cekatan. Selain
mengajar di dua sekolah sekaligus dalam sehari. Di
kesibukan sebagai pengajar, ia juga menjadi penyiar
radio swasta. “Ya memang begitu, saya sehari
loncat-loncat hingga 3 kali. Pagi ke SMPN kudu,
siang ke SMAN Gedek Mojokerto, lalu kemudian ke
siaran radio paradise,’’ ujar dia, kepada Jawa Pos
Radar Jombang kemarin.
Ditemani vespa nyentrik, Nanik mengaku menjalani
aktivitas tersebut hingga enam tahun. Setiap hari
mulai pagi sampai malam ia bolak-balik
Jombang-Mojokerto untuk mewujudkan
cita-citanya.
179
Tak hanya aktif sebagai pendidik, Nanik juga aktif
di Karang Taruna Desa Keboan. Hingga kemudian
perjuangannya selama enam tahun bisa terwujud
setelah ia lolos tes CPNS 2000 silam. ”Saya
kemudian bertugas langsung di SMPN 1 Kudu
hingga sekarang,’’ pungkas dia.
Dikirim ke Jepang, Keliling Indonesia, Dirikan
Taman Baca di Ngusikan
SEJAK muda, Nanik aktif di berbagai macam
kegiatan termasuk menjadi ketua karang taruna di
kampung halaman. Nanik juga pernah mengikuti
pertukaran pelajar ke Jepang, setelah terpilih sebagai
pemuda pelopor yang diberangkatkan pemerintah
Indonesia. Disana ia belajar budaya, etos kerja dan
teknologi Jepang.
Pengalaman itu ia ceritakan 1993 silam. Nanik lolos
mengikuti seleksi pemuda pelopor mulai tingkat
kecamatan, kabupaten hingga provinsi dengan
mulus. Dia diberangkatkan bersama 27 pemuda
pelopor se-Indonesia. ”Sebelum berangkat kita
ditempa selama dua bulan di Jakarta untuk belajar
Bahasa Jepang. Selama 11 bulan belajar budaya,
etos, pertanian, pendidikan dan berbagai macam hal
di Jepang,’’ ujarnya kepada Jawa pos Radar
Jombang.
Hal tersebut merupakan pengalaman berharga
baginya. Bahkan, setelah pulang dari Jepang, ilmu
yang didapatkannya tetap berkesinambungan.
Setelah dirinya diundang berbagai instansi dan
forum untuk berbagi pengalaman sebagai pemuda
pelopor yang dikirim ke Jepang.
Bahkan, undangan membuat dirinya keliling ke
berbagai daerah di Indonesia. ”Itu merupakan
pengalaman luar biasa dalam hidup saya,’’
tambahnya. Di sisi lain, sejak kecil Nanik suka
mengoleksi buku. Baik buku penunjang pelajaran,
buku sejarah, buku agama hingga buku fiksi.
Dari hal kecil itu akhirnya Nanik bisa mendirikan
taman baca di rumahnya sendiri. Taman baca itu
diberi nama Masriyatul Ilmi. Masriyatul diambilkan
dari nama belakangnya sendiri, Masriyah,
sedangkan ilmi berarti ilmu. ”Saya namakan taman
baca supaya muncul kesan membaca itu
menyenangkan. Berbeda jika saya namakan
perpustakaan maka yang muncul adalah kesan
membosankan,’’ tuturnya.
Setiap hari, taman baca miliknya ramai dikunjungi
anak-anak dari Desa Keboan dan sekitarnya, hingga
anak-anak sekolah dari Mojokerto. Saat itu, buku
sangat sulit diperolehnya sehingga buku menjadi
satu-satunya jendela pembuka wawasan anak-anak
ke dunia luas. ”Kami sediakan pinjam buku gratis.
Dahulu banyak tokoh yang datang ke taman baca
saya, mulai Cak Nun, alm Bahrudin dan tokoh-tokoh
lain. Saya sangat bersyukur,’’ jelas dia.
Beberapa tahun berjalan, akhirnya Nanik mulai
merasakan liku-liku. Ini setelah buku yang dipinjam
banyak yang hilang karena tak kembali. Sehingga
koleksi bukunya menipis dan Nanik memutuskan
untuk menutup hingga empat bulan lamanya.
Kemudian taman baca dibuka kembali awal 2015
lalu. Baru buka beberapa bulan, terjadi bencana
hebat di Kecamatan Ngusikan.
Rumah warga diporak pondakan angin kencang.
Akibatnya, sebuah pohon mangga berukuran besar
ambruk tepat menimpa atap taman baca miliknya.
Kejadian ini pula yang sempat membuat Nanik
lemas dan hampir berputus asa. ”Pohon yang
ambruk tepat di atap taman baca itu membuat atap
terbuka dan air hujan membanjiri seluruh ruangan,’’
jelas dia.
Kala itu, dia butuh waktu seminggu untuk
mengevakuasi pohon mangga karena menunggu
giliran dengan warga desa lain yang juga terkena
musibah. ”Saya menangis berhari-hari karena
koleksi saya tidak bisa terselamatkan. Dari ribuan
buku, yang selamat hanya ada puluhan saja,’’ papar
dia.
Lambat laun, akhirnya Nanik mulai membuka
kembali taman bacanya setelah banyak mendapat
bantuan buku dari beberapa pihak termasuk
mahasiswa. Bahkan, atas kegigihan dan jasanya,
2017 lalu, dia pernah diundang untuk mendapat
penghargaan Sutasoma sebagai penggerak literasi
yang sudah berdedikasi untuk masyarakat.
Bentuk Tim Literasi Sekolah
TAK hanya aktif menjadi penggerak literasi di
kampung halaman. Guru Bahasa Indonesia SMPN 1
Kudu ini cukup getol menanamkan budaya literasi di
sekolah. Salah satunya membentuk tim literasi
sekolah.
”Setiap pagi, kami disini lakukan pembiasaan
berupa jurnal membaca,’’ ujar Nanik ditemui
kemarin (4/13). Dia mengatakan sebelum jam
pelajaran dimulai, ada waktu selama 40 menit yang
digunakan siswa sebagai jam pembiasaan. Waktu
tersebut, diawali dengan membaca Juz Amma,
melafalkan pancasila, setelah itu dilanjutkan
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
”Kemudian terakhir kami selingi membaca buku
non pelajaran, buku fiksi, non fiksi atau buku-buku
penunjang lainnya,’’ tambahnya. Setelah
180
membaca, siswa diminta merangkum secara ringkas
dalam sebuah buku laporan.
Dia menambahkan, setiap kelas sudah disediakan
sudut baca. Terdiri dari rak kecil yang berisi
buku-buku terletak di pojok kelas. Saat ini,
perpustakaan di sekolahnya terdapat 12.344 koleksi
buku dan 2.400 buku diantaranya berada di sudut
baca. ”Bukunya kita tempatkan di rak sudut baca
dan setiap bulan dicek wali kelas, lalu dilaporkan ke
tim literasi,’’ terangnya.
Menurut dia, literasi diawali dengan sebuah
pembiasaan kepada siswa. Dapat dimulai dengan
membaca buku yang disukai. ”Keberhasilan dalam
literasi juga tergantung dari buku yang kita tawarkan
ke anak-anak. Kalau bukunya beraneka ragam Insya
Allah anak-anak pasti datang,’’ papar dia.
Selain kebiasaan jurnal membaca, tim literasi juga
mengadakan progam bedah buku, progam menulis
cerpen dan puisi. Saat ini karya siswa-siswi SMPN 1
Kudu sudah diajukan ke percetakan untuk
diterbitkan. ”Disamping itu kita juga ada progam
infaq buku. Jadi anak-anak yang bersedia
menyumbangkan buku kita terima,’’ pungkasnya.
(jo/ang/mar/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarjombang.jawapos.com/read/2020/04/24/1907
35/nanik-masriyah-penggerak-literasi-asal-kudu-jombang
Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.28 WIB
Ngabuburead, Gerakan Literasi Jelang
Berbuka
13 MEI 2019, 11: 00: 59 WIB | EDITOR : AMIN
FAUZIE
BOJONEGORO – Wajah masyarakat di Taman
Purbasari Ngraho terlihat segar. Mereka bersiap untuk
menunggu berbuka puasa. Tak hanya bermain di
taman. Tetapi, beberapa masyarakat pun tertarik
dengan buku-buku yang dijajar.
Buku itu memang disediakan oleh penggerak taman
bacaan masyarakat di Ngraho untuk dibaca
masyarakat yang menunggu berbuka puasa. Jadi,
istilah kerennya adalah ngabuburead. Gabungan dari
dua kata ‘ngabuburit’ dan ‘read’.
Kasmari, penggerak literasi di Ngraho mengatakan,
saat Ramadan menjadi kesempatan untuk
menggerakan literasi untuk masyarakat.
“Jadi ada baca buku gratis hingga live musik,” kata
dia.
Menurut dia, masyarakat memang banyak yang keluar
rumah untuk menunggu berbuka puasa. Jadi, lanjut dia,
adanya kegiatan positif menjadi pilihan kegiatan
masyarakat.
“Buku yang kami sediakan beragam,” kata dia.
Anak-anak, lanjut dia, memang cukup mendominasi
untuk sekadar memilih buku yang akan dibaca. Ada
orang tua yang mendampingi untuk membacakan
buku tersebut.
(bj/dny/aam/min/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2019/05/13/13
6753/ngabuburead-gerakan-literasi-jelang-berbuka
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.26 WIB
OJK: Perluas Investor dengan Literasi dan
Inklusi Keuangan
27 APRIL 2019, 13: 38: 50 WIB |
EDITOR : WIJAYANTO
SURABAYA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus
agresif meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
Salah satunya melalui perluasan jumlah investor ritel
di berbagai daerah serta menjaring calon-calon emiten
potensial yang ada di provinsi Jawa Timur (Jatim)
dengan menyelenggarakan Capital Market Summit &
Expo 2019 di Surabaya.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen
mengatakan, dalam pameran tersebut masyarakat akan
dikenalkan pada program dan kebijakan OJK di pasar
modal seperti simplifikasi pembukaan rekening efek.
Menurutnya, OJK bersama dengan PT Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan sejumlah
perusahaan efek telah menerapkan simplifikasi
pembukaan rekening efek yang mempercepat
mekanisme pembukaan rekening efek dari beberapa
hari menjadi sekitar 30 menit.
"Simplifikasi pembukaan rekening efek diharapkan
dapat mendorong minat masyarakat, khususnya di
daerah untuk berinvestasi di pasar modal sehingga
jumlahnya bisa bertambah dan sebaran investor ritel
tidak hanya berpusat di kota-kota besar," terangnya.
Hoesen juga mengatakan, untuk mengakselerasi
pertumbuhan dan pemerataan jumlah investor ritel di
daerah, dalam waktu dekat OJK akan mengeluarkan
peraturan mengenai Perusahaan Efek Daerah.
"Perusahaan Efek Daerah merupakan bentuk
pengembangan channeling distribution yang
mempermudah investor di daerah untuk berinvestasi,
sekaligus berperan terhadap pertumbuhan
perekonomian daerah," ujarnya.
181
Menurutnya, pembentukan Perusahaan Efek Daerah
(PED) memberikan potensi besar dari segi bisnis,
karena PED dapat melakukan kegiatan sebagai
Perantara Pedagang Efek (broker/dealer) dan Agen
Penjual Efek Reksadana (APERD). Nantinya PED
juga dapat menjadi penyelenggara Equity Crowd
Funding (ECF) dan memberikan pembiayaan atas
transaksi bursa.
Peran PED juga diarahkan untuk bekerja sama dengan
Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang telah
memperoleh izin sebagai bank pembuka rekening
dana nasabah (RDN). "Dengan kerja sama tersebut,
BPD dapat memanfaatkan deposan untuk dapat
berinvestasi di pasar modal, tanpa takut kehilangan
nasabah," katanya.
Sementara itu, hingga saat ini tercatat total jumlah
investor KSEI secara nasional sebanyak 1,8 juta SID.
Sedangkan di wilayah Jatim sendiri menyumbang 10
persen dari total tersebut, yakni sebanyak 180 ribu
investor. Dan tahun ini ditargetkan akan bertambah
sebanyak 75 emiten baru. "Untuk Jatim, harapan kami
pertumbuhan emiten bisa lebih tinggi seiring dengan
perkembangan ekonomi di Jatim. Kami berharap, bisa
menjadi hub pengembangan investor," imbuhnya.
(cin/nur)
(sb/cin/jay/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/04/27/1342
43/ojk-perluas-investor-dengan-literasi-dan-inklusi-keuan
gan
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.27 WIB
OTO Group Edukasi Literasi Keuangan di
SMAN 1 Krian
24 OKTOBER 2019, 18: 25: 24 WIB |
EDITOR : WIJAYANTO
SIDOARJO - OTO Group (PT Oto Multiartha dan PT
Summit Oto Finance) bersama Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) melakukan edukasi literasi keuangan di SMA
Negeri 1 Krian, Kamis (24/10).
OTO Group sesuai amanat Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (POJK) melaksanakan fungsi peningkatan
tingkat literasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat.
Sebagai perusahaan pembiayaan otomotif independen
terkemuka di Indonesia, OTO Group selalu
mendukung program peningkatan pengetahuan
mengenai industri keuangan, khususnya industri
keuangan non bank.
OTO Group juga telah menyelenggarakan kegiatan
yang sama di berbagai kota di Indonesia mulai dari
Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Cirebon, Bogor,
Karawang, Malang dan Sidoarjo.
Nugroho Triko Pramono selaku Direktur dan
Corporate Secretary OTO Group menyampaikan, ada
penelitian yang menyebutkan bahwa negara yang
maju menunjukkan tingkat literasi atau pengetahuan
keuangan yang tinggi.
"Untuk itu, kami ingin para peserta dan masyarakat
luas memiliki pengetahuan tingkat literasi keuangan
yang tinggi, agar negara kita mampu sejajar dan
bersaing dengan negara lain," katanya.
Kehadiran OTO Group ingin membantu masyarakat
dalam memiliki kendaraan bermotor yang diinginkan.
"Karenanya, kami juga ingin para peserta hari ini
mampu membagikan informasi tentang pembiayaan ke
masyarakat," ujarnya.
Jadi, kredit itu bukan karena tidak mampu, tapi
sebagai sistem yang mampu membantu masyarakat
memenuhi kebutuhan.
Kepala Bagian Pengawasan Industri Jasa
Keuangan(IJK) Non Bank OJK Regional 4 Jawa
Timur, Budiyono yang menjadi narasumber
mengenalkan OJK serta Jasa Keuangan yang ada di
Indonesia.
Beliau menyampaikan perlunya mengenal OJK lebih
dalam lagi. OJK sebagai lembaga independen yang
mengawasi dan memberi pembinaan terhadap industri
keuangan perbankan dan non bank, berharap agar
seluruh masyarakat Jawa Timur mampu meningkatkan
literasi keuangannya.
Tujuannya agar dapat lebih memahami serta
memanfaatkan berbagai sektor keuangan
perekonomian yang lebih baik serta terjauhi dari
investasi atau pembiayaan illegal yang merugikan.
Berikutnya, diisi dengan pengenalan perusahaan
pembiayaan oleh Jimmy H Pasaribu selaku Deputy
Corporate Legal Dept. Head OTO Group. Ini tentang
hal-hal yang berkaitan dengan kelayakan pembiayaan,
persyaratan kredit sepeda motor dan mobil, manfaat
hingga resiko serta hak-hak kewajiban kedua belah
pihak.
Selanjutnya, membahas tentang pengenalan dunia
kerja oleh Yudi Priyanto selaku Industrial Relation
and Personel Dept Head OTO Group.
Pengenalan tentang dunia kerja setelah sekolah ini
ditutup dengan penyerahan buku berjudul Otoritas
Jasa Keuangan Untuk Kelas X dan XI serta
penyerahan CSR dari PT Oto Multiartha dan PT
Summit Oto Finance selaku unit bisnis OTO Group
kepada SMA Negeri 1 Krian.
CSR diberikan berupa dua unit notebook, dua unit
desktop, satu unit LCD Projector beserta layarnya
yang secara simbolis diserahkan oleh Nugroho Triko
182
Pramono sebagai Direktur dan Corporate Secretary
OTO Group kepada Karyanto, S.Pd., M.Pd selaku
kepala SMA Negeri 1 Krian.
Selain itu, OTO Group juga memberikan doorprize
berupa voucher belanja, tas sekolah dan tiga buah
smartphone kepada peserta.
Karyanto, S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1
Krian mengatakan, sejarah mencatat bahkan
membuktikan bahwa dalam konteks peradaban
pendidikan, negara-negara besar di berbagai belahan
dunia mampu mencapai keberhasilan karena
tersumber dari seberapa besar budaya literasi di
sekolah.
"Terima kasih atas kepercayaan OTO Group dan OJK
kepada SMA Negeri 1 Krian sebagai perwakilan dari
kabupaten Sidoarjo untuk diadakannya kegiatan
edukasi dan literasi keuangan," katanya.
Menurut dia, hal ini merupakan kebutuhan semua agar
mampu menyejahterakan bangsa melalui literasi.
"Semoga kegiatan ini mampu menjadi kontribusi bagi
masyarakat Sidoarjo dan seluruh bagian Indonesia
agar selalu cerdas dan teliti dalam memanfaatkan
berbagai fasilitas keuangan yang ada, ” tuturnya.
(san/jay)
(sb/jpg/jay/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/10/24/1626
87/oto-group-edukasi-literasi-keuangan-di-sman-1-krian
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 09.03 WIB
Palapa Ring Rampung, Kominfo Kini
Fokus Literasi dan Ekosistem Digital
1 November 2019, 13:46:10 WIB
JawaPos.com – Pembangunan jaringan serat optik
Palapa Ring telah rampung dan sudah diresmikan
oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pertengahan
bulan ini bersama Menteri Komunikasi dan
Informatika (Menkominfo) periode 2014-2019,
Rudiantara. Usai Palapa Ring rampung,
Kemenkominfo selanjutnya mengaku ingin fokus
pada literasi dan pengembangan ekosistem digital.
Direktur Jenderal Informasi dan Komuniksi Publik
(IKP) Kemkominfo Widodo Muktiyo
menyampaikan, pemerintah selanjutnya akan
berupaya agar akses internet yang dihasilkan dari
Palapa Ring bisa dimanfaatkan dengan baik oleh
masyarakat dan mendorong pemerataan ekonomi
digital. Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu
upaya yang akan dilakukan adalah dengan
memperkuat literasi supaya akses internet tidak
disalahgunakan.
“Harus dipersiapkan, kemungkinan akan ada shock
culture dengan akses internet. Oleh karena itu, kami
akan menguatkan literasi media sosial agar akses
internet tidak disalahgunakan,” ujar Widodo di
acara diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9),
Kamis (31/10).
Dirinya lebih jauh mengatakan, pemerintah akan
berusaha agar literasi digital ini merata di seluruh
wilayah Indonesia. Pemerintah juga membuka opsi
kerja sama dengan berbagai pihak untuk
meningkatkan literasi masyarakat.
“Kami akan bekerja sama juga dengan Pemda
karena mereka juga punya program untuk
meningkatkan literasi masyarakat. Hal ini penting
karena internet itu seperti pisau, bisa negatif dan
positif. Tentu kami berharap internet bisa dipakai
untuk hal positif,” sambungnya.
Selain itu, selesainya Palapa Ring yang yang akan
membawa jaringan internet masuk lebih dalam ke
daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di
Indonesia, harus dibarengi dengan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang memadai. Widodo
menyampaikam, akan semakin banyak kreativitas
dihasilkan dengan adanya akses internet, sehingga
dapat membantu pemerataan ekonomi digital di
Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi
(Bakti) Kemenkominfo, Anang Latif
menyampaikan, pertumbuhan penetrasi internet
juga membuat lebih banyak orang bisa mengakses
banyak konten.
Setelah pembangunan Palapa Ring, masyarakat di
wilayah pembangunan bisa menikmati konten
internet yang sebelumnya susah diakses. “Tugas
kami, pertama bagaimana agar infrastrukturnya
selesai, baru nanti dimanfaatkan semua. Dulu
ekosistemnya memang tidak seperti sekarang,
sekarang kontennya sudah banyak,” terangnya.
Untuk menghadirkan lebih banyak konten yang
bermanfaat, lanjut Anang, pemerintah
menggandeng startup lokal dan salah satunya
adalah Ruangguru.
Yayasan Ruangguru dan Bakti memberikan
pelatihan online gratis selama satu tahun kepada
ratusan guru terpilih di wilayah 3T. Pelatihan ini
merupakan program Indonesia Teaching Fellowship
(ITF) di daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe,
Sulawesi Utara dan Kota Sorong, Papua Barat.
Wilayah ini termasuk dalam area pembangunan
Palapa Ring.
183
Anang mengatakan, program-program serupa akan
diperluas dengan menggandeng
kementerian-kementerian lain juga. “Kami akan
memadukan dan koordinasikan startup yang ada di
Indonesia dengan kementerian lain yang
membutuhkan,” tandas Anang.
Editor : Fadhil Al Birra
Reporter : Rian Alfianto
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/oto-dan-tekno/teknologi/01/11/2019/palapa-ring-rampung-kominfo-kini-fokus-literasi-d
an-ekosistem-digital/
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.26 WIB
Panggung Literasi Untuk Promosikan Cinta
Membaca di Perpustakaan
13 September 2019, 09:25:00 WIB
JawaPos.com – Suku Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan (Sudinpusip) Jakarta Pusat
bersama Komunitas Rupa Kata (Koruka) akan
menggelar acara Panggung Literasi bertajuk ‘Dari
Buku Aku Berkarya’ di halaman kantornya di Jalan
Tanah Abang 1, Nomor 1, RW 11/08, Petojo
Selatan, Gambir pada Sabtu (14/9) mendatang.
Acara tersebut bakal diramaikan pertunjukan seni
dan budaya hingga lokakarya (workshop) yang
diikuti ratusan peserta dari beragam komunitas,
pelajar sekolah dan elemen masyarakat di
lingkungan RT dan RW setempat.
Kepala Sudinpusip Jakarta Pusat, Meti
Lastri mengatakan, acara ini diselenggarakan untuk
mendorong minat dan kegemaran membaca di
kalangan anak-anak dan remaja, khususnya di
wilayahnya. “Selain itu juga untuk mempromosikan
kegiatan cinta membaca, cinta perpustakaan,”
ujarnya, Jumat (13/9).
Meti menjelaskan, di acara Panggung Literasi ini,
pihaknya melibatkan berbagai komunitas, pelajar
sekolah dan perwakilan masyarakat dari wilayah
Petojo Selatan. Mereka dihadirkan sebagai
penampil yang akan menghibur pengunjung melalui
pertunjukan seni dan budaya dari pukul 08.00-20.00
WIB. “Masyarakat setempat kita ajak tampil untuk
unjuk kebolehan di panggung ini,” katanya.
Selama pertunjukan di panggung, acara ini juga
diramaikan dengan kegiatan workshop mural,
menulis puisi, teater dan resensi buku yang diikuti
peserta dari anak-anak sekolah hingga masyarakat
umum. Dalam workshop tersebut, peserta dibekali
materi dan praktek mengenai cara membuat mural,
menulis puisi dan olah peran teater dari sejumlah
nara sumber profesional.
Kepala Sudinpusip Jakarta Pusat, Meti Lastri.
(Istimewa)
Di antaranya aktor Bambang Ismantoro (Bei), aktor
Bambang Wahyudin (seni teater), Irmansyah dan
Lukman Asya (sastra), Bambang Asrini Widjanarko
dan Ridwan Manantik (seni rupa) . “Untuk puisi,
prakteknya para peserta diminta membuat satu puisi
lalu dibawakan di Panggung Literasi. Begitu juga
dengan teater. Khusus untuk mural, kita siapkan
ruang di basement untuk mereka praktek mural,”
ungkap Meti.
Kepala Seksi Perpustakaan Sudinpusip Jakarta
Pusat, Tanwil menambahkan, kegiatan ini baru kali
pertama digelar dengan melibatkan komunitas,
akademisi, jurnalis, praktisi seni, karang taruna,
kader PKK, kelompok masyarakat, para aparatur
kelurahan dan kecamatan. Mereka diajak
berkolaborasi menyusun acara edukatif yang
ditargetkan mampu menyedot 700 hingga 1.000
pengunjung ini. “Selain itu kegiatan ini juga
melibatkan partisipasi anak-anak berkebutuhan
khusus, baik secara personal maupun kelompok,”
sambungnya.
Tanwil berharap, melalui acara ini bisa muncul
euoforia dari masyarakat akan budaya membaca.
Panggung Literasi ini juga diharapkan dapat
mempromosikan perpustakaan menjadi rumah
ketiga masyarakat. “Bagi anak pelajar, rumah
pertamanya itu tempat tinggalnya, rumah keduanya
sekolah dan rumah ketiganya perpustakaan. Konsep
pemikiran ini yang mau kita tularkan. Gemar
membaca menjadi bagian dari gaya hidup,”
harapnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Rupa Kata
(Koruka) sekaligus Ketua Panitia Acara Panggung
Literasi, Frans Eko Dhanto menuturkan, pada
momen ini juga dibuat sebuah instalasi buku
berukuran raksasa karya Agus Firmansyah yang
diletakkan di atas panggung. Karya Firman yang
lain adalah instalasi 1000 buku yang digelar di
seantero pelataran Kantor Sudin Pusip Jakarta Pusat.
“Saya berharap keberadaan karya buku raksasa dan
instalasi 1.000 buku dapat memancing masyarakat
untuk semakin mencintai dunia perbukuan,” tandas
Frans.
Editor : Bintang Pradewo
Sumber : JawaPos.com https://www.jawapos.com/jabodetabek/13/09/2019/pangg
ung-literasi-untuk-promosikan-cinta-membaca-di-perpust
akaan/
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 10.06 WIB
184
Panggung Literasi Untuk Promosikan Cinta
Membaca
4 November 2019, 17:24:46 WIB
JawaPos.com – Suku Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan (Sudin Pusip) Jakarta Pusat bersama
Komunitas Rupa Kata (Koruka) akan menggelar
acara Panggung Literasi bertajuk ‘Dari Buku Aku
Berkarya’ di halaman kantornya di Jalan Tanah
Abang 1, Nomor 1, RW 11/08, Petojo Selatan,
Gambir, Jakarta. Acara tersebut diramaikan
pertunjukan seni dan budaya hingga lokakarya
(workshop) yang diikuti ratusan peserta dari
beragam komunitas, pelajar sekolah dan elemen
masyarakat di lingkungan RT dan RW setempat.
Kepala Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Jakarta Pusat, Meti Lastri mengatakan, acara ini
diselenggarakan untuk mendorong minat dan
kegemaran membaca di kalangan anak-anak dan
remaja, khususnya di wilayahnya. “Selain itu juga
untuk mempromosikan kegiatan cinta membaca,
cinta perpustakaan,” ujarnya seperti keterangan
tertulis yang diterima JawaPos.com, Minggu
(3/11).
Meti menjelaskan, di acara Panggung Literasi ini,
pihaknya melibatkan berbagai komunitas, pelajar
sekolah dan perwakilan masyarakat dari wilayah
Petojo Selatan. Mereka dihadirkan sebagai
penampil yang akan menghibur pengunjung melalui
pertunjukan seni dan budaya dari pukul 08.00-20.00
WIB. “Masyarakat setempat tampil untuk unjuk
kebolehan di panggung ini,” katanya.
Selama pertunjukan di panggung, acara ini juga
diramaikan dengan kegiatan workshop mural,
menulis puisi, teater dan resensi buku yang diikuti
peserta dari anak-anak sekolah hingga masyarakat
umum. Dalam workshop tersebut, peserta dibekali
materi dan praktek mengenai cara membuat mural,
menulis puisi dan olah peran teater dari sejumlah
nara sumber profesional.
Di antaranya aktor Bambang Ismantoro (Bei), aktor
Bambang Wahyudin (seni teater), Irmansyah dan
Lukman Asya (sastra), Bambang Asrini Widjanarko
dan Ridwan Manantik (seni rupa) . “Untuk puisi,
prakteknya para peserta diminta membuat satu puisi
lalu dibawakan di Panggung Literasi. Begitu juga
dengan teater. Khusus untuk mural, kita siapkan
ruang di basement untuk mereka praktek mural,”
ungkap Meti.
Sementara itu, Kepala Seksi Perpustakaan Suku
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Pusat,
Tanwil menambahkan, kegiatan ini baru kali
pertama digelar dengan melibatkan komunitas,
akademisi, jurnalis, praktisi seni, karang taruna,
kader PKK, kelompok masyarakat, para aparatur
kelurahan dan kecamatan. Mereka diajak
berkolaborasi menyusun acara edukatif yang
ditargetkan mampu menyedot 700 hingga 1.000
pengunjung ini. “Selain itu kegiatan ini juga
melibatkan partisipasi anak-anak berkebutuhan
khusus, baik secara personal maupun kelompok,”
sambungnya.
Tanwil berharap, melalui acara ini bisa muncul
euoforia dari masyarakat akan budaya membaca.
Panggung Literasi ini juga diharapkan dapat
mempromosikan perpustakaan menjadi rumah
ketiga masyarakat. “Bagi anak pelajar, rumah
pertamanya itu tempat tinggalnya, rumah keduanya
sekolah dan rumah ketiganya perpustakaan. Konsep
pemikiran ini yang mau kita tularkan. Gemar
membaca menjadi bagian dari gaya hidup,”
harapnya.
Sedangkan, Ketua Komunitas Rupa Kata (Koruka)
sekaligus Ketua Panitia Acara Panggung Literasi,
Frans Eko Dhanto menuturkan, pada momen ini
juga dibuat sebuah instalasi buku berukuran raksasa
karya Agus Firmansyah yang diletakkan di atas
panggung. Karya Firman yang lain adalah instalasi
1000 buku yang digelar di seantero pelataran
Kantor Sudin Pusip Jakarta Pusat. “Saya berharap
keberadaan karya buku raksasa dan instalasi 1.000
buku dapat memancing masyarakat untuk semakin
mencintai dunia perbukuan,” tandas Frans.
Pemberdayaan Minat Baca
Suku Dinas Perpustakaan dan Arsip Jakarta Utara
menggelar lomba mewarnai di 10 Ruang Publik
Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Selain mengasah
ketangkasan anak, lomba ini juga bertujuan untuk
meningkatkan minat baca sejak usia dini.
“Lomba kreatifitas yang kami gelar adalah lomba
mewarnai. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
menumbuhkan daya imajinasi dan kreatifitas
anak-anak,” terang Kepala Suku Dinas
Perpustakaan dan Arsip Jakarta Utara Jeje
Nurjaman.
Jeje mengatakan, acara bertajuk Festival RPTRA
ini terbuka untuk umum dengan rentan usia lima
sampai sembilan tahun. Setiap anak mengadu
ketangkasan dalam mewarnai kertas gambar
berukuran A3. Ia merasa senang, lomba mewarnai
ini mendapat respon positif dari masyarakat.
“Acara ini termasuk dalam gerakan pemberdayaan
minat baca. Untuk di Jakarta Utara, gerakan ini
digelar dengan lomba mewarnai,” kata Jeje.
185
Jeje berharap dengan adanya kegiatan ini,
anak-anak termotivasi untuk gemar membaca,
terutama buku bacaan yang berada di perpustakaan
RPTRA. Sehingga ke depannya anak-anak dapat
memiliki wawasan materi lebih dari yang
didapatkan di sekolah.
“Kegiatan ini sekaligus memotivasi anak untuk
gemar membaca. Dengan dibimbing petugas yang
memperkenalkan buku bacaan di perpustakan. Jadi
anak-anak diharapkan memiliki wawasan lebih dari
yang didapatkan di sekolah,” ungkapnya.
Pelaksanaan lomba mewarnai di RPTRA Bawang
Putih, Tanjung Priok, diikuti oleh puluhan anak dari
berbagai sekolah Pendidikan Anak Usia Dini
(Paud). Lima terbaik hasil mewarnai ini akan
diberikan trophy dan sertifikat dari Sudin
Perpustakaan dan Arsip Jakarta Utara. “Setiap
RPTRA akan diambil lima pemenang. Yaitu Juara 1,
2, 3, harapan 1 dan harapan 2,” ujarnya.
Wiharti, salah satu orang tua peserta
menyampaikan kegiatan ini tentunya sangat positif.
“Kita manfaatkan RPTRA untuk tempat berkumpul
anak-anak. Salah satu giat perlombaan ini bagus
sekali. Anak-anak dapat mengembangkan
imajinasi,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Wiharti, acara seperti ini juga
sangat baik untuk mengasah keberanian anak
beraktivitas di depan umum. Apalagi, RPTRA
sebagai lokasi yang bertujuan tak hanya sebagai
lokasi bermain, namun juga sebagai lokasi edukasi
anak. “Harapannya lebih sering lagi mengadakan
acara seperti ini. Bagus untuk anak menggali ilmu.
Apalagi di sini (RPTRA) juga disediakan
perpustakaan. Anak-anak bisa termotivasi membaca
buku,” pungkasnya.
Editor : Bintang Pradewo
Sumber : JawaPos.com https://www.jawapos.com/jabodetabek/04/11/2019/pangg
ung-literasi-untuk-promosikan-cinta-membaca/
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.24 WIB
Pascasarjana IAIN Kudus Perkuat Literasi
Agama dan Media
14 NOVEMBER 2019, 09: 07: 17 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
KUDUS, Radar Kudus – Pascasarjana Institute
Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus menggelar acara
Meeting Professor kemarin. Acara yang digelar di
Aula Lantai IV Gedung Perpustakaan IAIN Kudus itu
menghadirkan Rektor Universitas Negeri Islam (UIN)
Antasari Banjarmasin Prof. Dr. Mujiburrahman.
Melalui acara ini Pascasarjana IAIN Kudus ingin
memperkuat literasi agama dan media.
Kegiatan itu diikuti mahasiswa pascasarjana
angkatan 2019 mengambil tema ‘Agama, Media, dan
Imajinasi, Pandangan Sufisme dan Ilmu Sosial
Kontemporer’. Dalam kesempatan itu, Prof. Dr.
Mujiburrahman menyampaikan, dunia sudah
mengalami perubahan cukup besar.
Saat itu informasi bisa didapat dengan mudah dan
cepat. Dunia seolah semakin menyempit, bahkan bisa
dengan mudah digenggam. Informasi tentang apapun
bisa diakses dan disimpan dalam flash disk, tablet,
ponsel pintar, laptop hingga layar televisi. Hal itu
menjadikan dunia menjadi datar. Sebab, hubungan
antar manusia tidak lagi dibatas oleh ruang, waktu,
aturan protokol, dan hierarki.
”Dunia yang seperti ini sangat sarat dengan imajinasi.
Melalui internet, imajinasi mengembara di dunia maya.
Pengembaraan itu berselancar di atas gulungan ombak
yang melesat cepat. Membawa keriangan sekaligus
ancaman,” katanya.
Dalam kondisi itu, nasib agama butuh kajian. Sebab
menurutnya, tampilan media saat ini membuat
sejumlah tokoh agama cemas. Saat ini banyak
ilmuwan sosial yang melakukan pengkajian terhadap
fenomena ini. Salah satu kerangka yang dipakai untuk
melihat posisi media adalah teori ruang publik.
Melalui ruang pubik, masyarakat dapat dengan mudah
berdiskusi atau bahkan berdebat dengan masyarakat
lainnya. Para penganut agama juga dapat dengan
mudah ikut serta membicarakan masalah-masalah
bersama dari sudut pandang agama.
Rektor IAIN Kudus Dr. H. Mudzakir, M.Ag
mengapresiasi acara itu. Tema yang disampaikan
Rektor IAIN Antasari Banjarmasin sebelumnya
pernah disampaikan saat pidato pengukuhan Guru
Besar Sosiologi Agama pada 8 April 2015. Meskipun
begitu, hal itu dirasa masih relevan dengan kondisi
saat ini. Dr. H. Mudzakir, M.Ag memuji Prof
Mujiburrahman yang sudah bisa berfikir jauh tentang
realita zaman.
Dia sepakat jika media telah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari manusia sekarang. Hal ini
berpengaruh pada gaya hidup manusia
seluruhnya. ”Ini kajian yang luar biasa. Apa yang Prof
Mujiburrahman sampaikan di tahun 2015 ternyata
terjadi di tahun ini,”' katanya.
Direktur Pascasarjana IAIN Kudus Dr. H.
Abdurrohman Kasdi, Lc, M.Si menyampaikan,
kegiatan ini diikuti sekitar 100 peserta berasal dari
mahasiswa pascasarjana dan dosen IAIN
Kudus. ”Acara itu sekiranya dapat menjadi jembatan
dan tambahan khazanah terkait agama, media, dan
186
imajinasi dalam pandangan sufisme dan ilmu sosial
kontemporer bagi para civitas akademika, dosen dan
mahasiswa,” katanya.
(ks/daf/zen/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/11/14/165779/
pascasarjana-iain-kudus-perkuat-literasi-agama-dan-media
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.19 WIB
Peduli Literasi, Satgas TMMD Kodim
Kudus Bikin Perpustakaan Keliling
11 April 2020, 12: 31: 41 WIB | editor : Ali
Mustofa
KUDUS, Radar Kudus – Selain membangun jalan,
Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)
Reguler ke-107 juga melakukan kegiatan nonfisik di
Desa Kedungsari. Salah satunya dengan membuat
program perpustakaan keliling. Dengan program ini,
TNI mengajak anak-anak untuk gemar membaca.
Komandan Kodim (Dandim) Letkol Arm Irwansah
menuturkan, Desa Kedungsari, salah satu daerah
terpencil. Letak nya berada di perbatasan dengan
Kabupaten Jepara. Aksesnya pun jauh dari pusat
keramaian, seperti pasar, minimarket, hingga toko
buku. Untuk itu Kodim ingin memberi akses buku
untuk anak-anak.
Irwansah mengatakan, perpustakaan keliling dibuat
dari motor boks yang telah dimodifikasi sedemikian
rupa. Di bagian belakang motor boks ini diisi dengan
ratusan buku berbagai jenis. Mulai buku cerita,
novel, hingga buku cerita bergambar. Perpustakaan
keliling ini dijalankan oleh dua anggota Satgas
TMMD.
”Pengaruh gawai berdampak pada menurunnya
minat baca anak-anak. Terutama penggunaan game
online yang membuat anak-anak malas belajar dan
lupa waktu,” kata Irwansah.
Dengan adanya kegiatan TMMD Reguler ke-107,
Komandan Satgas (Dansatgas) TMMD berharap
dapat meningkatkan minat baca anak-anak di Desa
Kedungsari. Dengan bertambahnya pengetahuan,
anak-anak dapat menjadi generasi yang
membanggakan negeri.
”Membaca menjadi jendela dunia. Tanpa membaca
kami tidak akan mengetahui segala sesuatu yang
terjadi. Dengan banyak membaca maka akan
mendapatkan pengetahuan dan membuka cakrawala
dalam diri untuk mampu berkarya,” ujarnya.
Anggota Satgas TMMD Reguler ke-107 Serda Suris
mengata kan, kehadiran perpustakaan keliling
disambut baik masya rakat Desa Kedungsari.
Terlebih anak-anak yang sedang belajar di rumah.
Mereka antusias meminjam buku-buku yang ada
untuk kemudian di baca di tempat.
”Adanya perpustakaan keliling ini cukup diminati.
Khususnya untuk anak-anak Desa Kedungsari.
Kami sediakan buku-buku yang sesuai dengan genre
mereka. Agar mereka senang lalu kemudian tertarik
untuk membaca,” katanya.
Selain tim untuk program perpustakaan keliling,
juga ada tim kreatif untuk mengajari warga
membuat sabun cair. Selain itu ada tim yang
bertugas untuk mengajak warga membuat pupuk
organik cair.
Sertu Wahyudi selaku Komandan Team (Dantim)
mengatakan, kegiatan perpustakaan keliling ini
sudah beberapa kali dilaksanakan sejak Senin (16/3)
lalu. Setiap hari tempatnya berpindah-pindah. Tim
kreatif mengambil lokasi di depan kantor balai Desa
Kedungsari. ”Kami salut dan bangga dengan
anak-anak Desa Kedungsari ternyata minat bacanya
cukup tinggi” ucap Sertu Wahyudi.
Salah satu anak bernama Bagas, 10, mengaku
senang dengan kehadiran perpustakaan keliling.
Sebelumnya, dirinya jarang membaca buku. Namun
ketika melihat ada buku cerita yang dilengkapi
gambar yang menarik, dia akhirnya memutuskan
untuk ikut bergabung dengan teman lainnya. ”Besok
saya mau baca lagi,” katanya.
Sementara itu, dalam upaya melakukan pencegahan
penyebaran virus korona, Kodim 0722/Kudus
bersama dengan Rumah Sakit Bantuan (Rumkitban)
Kartika Husada memberikan penyuluhan kepada
anggota Satgas dan masyarakat di Dukuh Talun,
Desa Kedungsari, Kamis (19/3).
Dokter Nilamsari dari Rumah Sakit Kartika Husada
Kudus menyampaikan masyarakat yang tinggal di
daerah pedesaan agar bisa menjaga kondisi
lingkungan sekitar rumah. Dia berpesan agar
masyarakat dapat membudayakan pola hidup sehat
dengan cuci tangan pakai sabun sebelum makan
secara bersih dan makan makanan yang bergizi.
”Kami sampaikan pengetahuan terkait apa itu virus
korona. Langkah awal yang perlu diketahui dan cara
untuk mencegah agar virus tersebut tidak cepat
menular. Kami sarankan sementara wak tu
masyarakat dapat menghindari keramaian dan
kontak dengan banyak orang,” tutupnya.
(ks/daf/mal/top/JPR)
187
Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2020/04/11/188333/
peduli-literasi-satgas-tmmd-kodim-kudus-bikin-perpusta
kaan-keliling
Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.39 WIB
Pegiat Literasi Kota Garam Berantas Buta
Matematika
16 NOVEMBER 2019, 09: 20: 10 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
REMBANG, Radar Kudus - Gernas Tastaka
Rembang yang dideklarasikan Bupati Rembang Abdul
Hafidz pada tanggal 25 November 2018 lalu, terus
bergerak dengan menyusun road map dan Training of
Trainer (TOT) pemberantasan buta matematika di
Kabupaten Rembang. Bertempat di SMAN 1 Lasem,
Sabtu-Minggu (16-17/11), pegiat Literasi Rembang
bersama IGI Rembang dan Jawa Pos Radar Kudus,
melakukan TOT Gernas Tastaka yang dipandu Master
Trainer Dhitta Putie Sarasvati dari Jakarta.
Kegiatan TOT dilaksanakan selama 6 hari setiap Sabtu
dan Minggu. Selesai TOT, peserta harus
menerapkannya pada anak didiknya. Dilanjutkan
masing-masing peserta untuk melatih guru-guru yang
lain di 14 kecamatan.
Kegiatan ini didasari keprihatinan atas rendahnya
kemampuan numerasi siswa di Indonesia bukan lagi
berita baru. Hasil Programme for International Student
Assessment (PISA) tahun 2000 hingga 2018, secara
konsisten menempatkan siswa di Indonesia yang
berusia 15 tahun pada peringkat bawah dibandingkan
negara-negara anggota Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD) lainnya.
Menilik lebih dalam dari rendahnya hasil PISA,
ditemukan bahwa anak-anak Indonesia ternyata belum
mampu menerapkan pengetahuan prosedural
matematika ke dalam permasalahan yang dihadapinya
sehari-hari. Hasil ini juga dikonfirmasi oleh hasil-hasil
tes internasional dan nasional lain seperti Trends in
International Mathematics and Science Studies
(TIMSS) dan Asesment Kompetensi Siswa Indonesia
(AKSI).
Pada tahun 2018, Program RISE di Indonesia merililis
hasil studinya yang menunjukkan bahwa kemampuan
siswa memecahkan soal matematika sederhana tidak
berbeda secara signifikan antara siswa baru masuk
sekolah dasar dan yang sudah tamat SMA. Dari data
puspendik.kemdikbud.go.id, didapatkan kemampuan
matematika yang baik hanya 2.25%, kategori cukup
sebesar 20.58%. Sisanya sebesar 77,13% masih
kurang. Pada bidang Sains yang baik hanya 1.04%,
cukup 25.38%. dan 73,61% masih kurang. Dari bidang
Matematika dan Sains, lebih dari 70% masih kurang.
Hal inilah yang menyebabkan kondisi darurat dalam
bidang matematika dan sains.
Gerakan Pemberantasan Buta Matematika atau dikenal
dengan Gernas Tastaka adalah kehendak dan upaya
masyarakat secara bersama sama sebagai bagian
keprihatinan terhadap rendahnya pengetahuan
matematika dasar anak-anak dengan cara melakukan
pemberantasan Buta Matematika Dasar yang meliputi
buta numerial atau operasional bilangan tingkat dasar,
buta statistika tingkat dasar, buta geometri tingkat
dasar dan probabilitas tingkat dasar
melalui perbaikan (rehabilitasi) pedagogis di satuan
pendidikan dasar baik yang didirikan pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat di seluruh wilayah
Indonesia.
Gernas Tastaka adalah sebuah gerakan bersama
masyarakat yang berangkat dari keprihatinan
mengenai rendahnya kemampuan matematika siswa
Indonesia. Gernas Tastaka perlu usaha yang menyasar
langsung pada kemampuan guru dalam memahami
konsep dasar matematika dan bagaimana cara
mengajarkannya. Kondisi ini menggerakkan
sekelompok masyarakat untuk berkontribusi
menyelamatkan “kegawatdaruratan” matematika di
Indonesia.
Menurut Imron Wijaya selaku Koordinator Gernas
Tastaka Rembang, gerakan ini berawal dari asumsi
bahwa kemampuan anak-anak Indonesia yang
tergambarkan dalam berbagai studi, tidak
menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia bodoh.
Anak-anak Indonesia punya kapasitas untuk
berkembang dalam berbagai bidang, termasuk
matematika. Apabila mereka difasilitasi untuk
memperoleh pembelajaran matematika yang
berkualitas. “Dalam pandangan Gernas Tastaka,
pembelajaran matematika yang berkualitas hanya
dapat diperoleh melalui pembelajaran matematika
yang mengajak anak untuk bernalar melalui
pendekatan pembelajaran yang kontekstual”
imbuhnya.
(ks/top/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/11/16/166053/
pegiat-literasi-kota-garam-berantas-buta-matematika
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.18 WIB
Pekan Literasi dan Seni, MIN 1 Sragen
Berkualitas
17 OKTOBER 2019, 20: 33: 15 WIB |
EDITOR : PERDANA
188
SRAGEN - Mengisi jeda tengah semester, Madrasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Sragen menggelar beragam
kegiatan menarik selama sepekan. Salah satunya
Pekan Literasi dan Seni yang diselenggarakan
bersama Jawa Pos Radar Solo di aula sekolah
setempat, Rabu (16/10). Selain meningkatkan budaya
literasi para siswa, kegiatan ini sekaligus menjadi
ajang aktualisasi diri di bidang seni.
Sejak pagi, seluruh siswa sudah berkumpul di aula
sembari menyanyikan lagu diiringi permainan rebana.
Mereka didampingi para guru yang kompak
mengenakan seragam lurik lengkap dengan ikat kepala
dari kain batik. Kegiatan dibuka dengan menyanyikan
hymne madrasah bersama-sama.
Kegiatan terasa seru saat siswa-siswa peserta
ekstrakurikuler sekolah tampil satu per satu. Diawali
penampilan siswa kelas VI membawakan Tari Ratoeh
Jaroe. Disusul aksi dai cilik Cahya. Siswa kelas VI itu
membawakan materi tentang anak saleh. Dilanjutkan
penampilan Tari Manuk Dadali dari siswa-siswa kelas
IV. Diteruskan penampilan gerak tari dan lagu oleh
siswa kelas V.
Antusiasme para siswa bertambah saat penampilan
drama tertib lalu lintas dimainkan di atas panggung.
Tak tanggung-tanggung, dua buah sepeda, helm, dan
perangkat lalu lintas pun ikut dibawa naik panggung.
Tawa para siswa dan guru pun bergemuruh lantaran
aksi pemeran drama yang berhasil mengocok perut.
Sebagai pamungkas, tabuhan rebana menutup
penampilan ekstrakurikuler MIN 1 Sragen dalam
kegiatan ini. Mereka menyanyikan dua lagu untuk
mengobarkan semangat para siswa dalam menerima
materi literasi yang dipandu oleh Kompartemen
Sragen Jawa Pos Radar Solo Endro Supriyadi.
Sebelum dimulai materi, masing-masing siswa
menerima satu eksemplar koran Jawa Pos Radar Solo.
Mereka diminta membaca berita dan memilih foto
yang paling menarik perhatian. Berita dan foto favorit
tersebut kemudian dibacakan di atas panggung.
”Berita dan foto yang kalian lihat di dalam koran ini,
dikerjakan oleh seorang jurnalis. Ada wartawan dan
fotografer. Sebelum menjadi berita yang dicetak di
dalam koran, wartawan melakukan reportase atau
liputan terlebih dahulu untuk mencari berita. Salah
satu prosesnya, wawancara dengan narasumber,” jelas
Endro di hadapan para siswa.
Kepala MIN 1 Sragen Ruslan Haifani berpesan kepada
para siswanya untuk rajin membaca. Terutama koran.
Untuk menambah wawasan dan terhindar dari berita
bohong atau hoax.
”Yang unggul dari sekolah kami adalah proses belajar
yang menyenangkan. Tujuannya, agar anak tidak
jenuh dan senang belajar di sekolah. Kami juga
lakukan pembiasaan harian yang bernuansa Islami,
mulai dari mengucap salam, bersalaman, salat Duha,
tadarus, hapalan doa, dan salat Duhur berjamaah,”
bebernya kepada Jawa Pos Radar Solo.
MIN 1 Sragen bervisi membentuk generasi bangsa
yang unggul, bertakwa, berkarakter, dan berprestasi.
Prestasi paling gres tahun ini yaitu siswanya berhasil
menjadi finalis Olimpiade Sains Madrasah Tingkat
Nasional di Manado. Serta menjadi finalis di
Kompetisi Matematikan Nalaria Realistik di Jakarta.
”Siswa kami juga meraih medali perunggu lomba
matematika dan sains di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Meraih medali perunggu di Hongkong International
Matematical Olympiad (HKIMO) yang digelar di
Malang. Kemudian, meraih medali emas di Olimpiade
Topaz bidang sains tingkat provinsi,” ungkap Ruslan.
Dia berharap kegiatan peningkatan budaya literasi
bersama Jawa Pos Radar Solo ini dapat meningkatkan
kualitas siswa. Sehingga bisa berkompetisi di tingkat
nasional dan internasional, tidak hanya di tingkat
lokal. (aya/ria)
(rs/aya/per/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/10/17/161377/p
ekan-literasi-dan-seni-min-1-sragen-berkualitas
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 09.08 WIB
Pemkot Terus Kuatkan Minat Literasi
Warga
18 JULI 2019, 08: 20: 59 WIB | EDITOR : ABDUL
ROZACK
SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya
berkomitmen terus meningkatkan kualitas literasi
untuk menumbuhkan minat baca masyarakat Surabaya.
Salah satunya dengan meningkatkan fasilitas-fasilitas
literasi yang ada di Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
dan perpustakaan-perpustakaan yang tersebar di Kota
Surabaya.
Seperti perpustakaan rakyat di Kelurahan Pagesangan,
Kecamatan Jambangan Surabaya, yang
berhasil masuk dalam nominasi dari
enam perpustakaan terbaik tingkat nasional yang
diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional
(Perpusnas) tahun 2019.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengatakan
tujuan utama dari pembangunan perpustakaan dan
literasi itu bukan untuk mendapat sebuah penghargaan.
Melainkan menumbuhkan minat baca dan belajar.
Agar nantinya bisa menaikkan kualitas dan derajat
warga Kota Surabaya itu sendiri.
“Ya saya bersyukur sekali, tapi bagi saya tujuan
hidup bukan untuk penghargaan, tapi bagaimana saya
189
mampu membuat sejahtera warga kota saya,” kata
Wali Kota Risma saat menerima tim juri dari
Perpusnas di ruang kerjanya, Rabu (17/7).
Wali Kota Risma menjelaskan,
perpustakaan-perpustakaan yang disediakan itu
memang untuk proses belajar warga sekitar. Makanya,
Pemkot Surabaya membangun di setiap kelurahan
agar anak-anak bisa menjangkau perpustakaan
tersebut. Bahkan, buku koleksi perpustakaan itu juga
dilengkapi dengan mata pelajaran seperti di sekolah.
Staff Khusus Pimpinan Perpustakaan Nasional
(Perpusnas), Supriyanto, menjelaskan tim juri dari
Perpurnas akan melakukan penilaian melalui tinjauan
langsung kepada enam nominasi tersebut. Menurutnya,
ada beberapa aspek penilaian yang sudah ditentukan
pada tahap tinjauan itu.
“Hari ini kami bersama tim mohon izin kepada Bu
Risma selaku wali kota untuk melakukan penilaian di
Perpustakaan Rakyat Pagesangan,” kata Supriyanto
usai bertemu Wali Kota Risma di ruang kerja Balai
Kota.
Supriyanto mengungkapkan, ada dua kategori yang
telah ditentukan dalam penilaian. Pertama penilaian
terhadap komponen pengembangan dasar, seperti
gedung, koleksi, tenaga, layanan, pengunjung, sarana
prasarana dan anggaran. Sedangkan penilaian kedua
adalah komponen pengembangan inovasi penguatan.
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) merupakan
lembaga pemerintahan non departemen sejak tahun
1989. Pada 2019, sebanyak 34 Perpustakaan rakyat di
seluruh Indonesia dinilai dan dipilih menjadi enam
terbaik, salah satunya adalah Kota Surabaya.
Kemudian dari enam terbaik itu, tim juri akan
melakukan tahap penilaian melalui tinjauan langsung
ke lokasi, dan pemenangnya akan diumumkan pada 17
Agustus mendatang. (gin/rak)
(sb/gin/jek/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/07/18/1467
57/pemkot-terus-kuatkan-minat-literasi-warga
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.53 WIB
Pendidikan Nasional setelah Hasil Buruk di
PISA
Pendidikan Harus Berbasis Keahlian
5 Desember 2019, 14:56:00 WIB
JawaPos.com – Harus ada evaluasi menyeluruh
terkait dengan buruknya hasil para siswa Indonesia
di Programme for International Student Assessment
(PISA). Evaluasi tersebut menyangkut program
pemerintah, juga perlunya merevisi Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).
”Hampir 20 tahun dengan anggaran ribuan triliun
(rupiah, Red) kita telah berhasil mempertahankan
kebodohan,” ujar pengamat pendidikan Indra
Charismiadji kepada Jawa Pos kemarin (4/12).
Hasil PISA yang dirilis The Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD)
menunjukkan, kemampuan membaca siswa tanah air
meraih skor 371. Jauh di bawah rata-rata, yakni 487.
Demikian pula kemampuan matematika. Hanya
mencapai 379 poin dari rata-rata 487 poin. Begitu
juga menilik kemampuan sains siswa Indonesia
dengan skor 389. Angka tersebut selisih 100 poin
dari rata-rata 489 poin.
Menurut Indra, legislatif harus berani membuat UU
Sisdiknas yang baru. Harus masuk prolegnas
(program legislatif nasional). Sebab, mutu
pendidikan Indonesia sudah parah. Sementara
pemerintah harus bertanggung jawab. Pelatihan
guru, perekrutan guru, dana bos, pembangunan unit
sekolah baru, dan banyak hal lainnya harus
dievaluasi.
”Tugas pemerintah menurut Undang-Undang Dasar
1945 itu kan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Cerdas nggak selama 20 tahun ini?” selorohnya.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia (IGI)
Muhammad Ramli menyarankan agar Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
mengubah sistem pendidikan dengan
mengedepankan keahlian. Hal itu bisa dipelajari
langsung dari negara tetangga Singapura yang
berhasil mengelola pendidikan dengan menempati
posisi puncak PISA 2015.
Ramli menjelaskan, kunci utama keberhasilan
Singapura terletak pada sistem pendidikan yang
berbasis pada keahlian atau prestasi, kurikulum,
anggaran pendidikan, kualitas guru, dan
desentralisasi pendidikan. Melalui sistem
pendidikan yang mengedepankan meritokrasi
tersebut, kompetensi anak bisa teridentifikasi secara
lebih baik. ”Bahkan memberikan kesempatan
kepada anak untuk berkembang berdasar bakat yang
dimiliki,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Totok
Suprayitno menuturkan, hasil PISA akan menjadi
bahan refleksi untuk perbaikan. Mencari tahu
penyebab rendahnya skor tersebut dan mengetahui
kekurangan yang dialami siswa tanah air.
Editor : Ilham Safutra
190
Reporter : han/mia/c9/ttg
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/05/12/201
9/pendidikan-nasional-setelah-hasil-buruk-di-pisa/
Akses : 04 Mei 2020 Pukul 11.20 WIB
Lufti Avianto, Pendiri Books4Care
Pentingnya Literasi Bagi Tumbuh
Kembang dan Masa Depan Anak
13 Maret 2019, 17:22:11 WIB
JawaPos.com – Saat saya masih SMP dan SMA di
era 1997-2002, ada satu pelajaran yang menjadi
momok kebanyakan teman di kelas, yaitu Bahasa
Indonesia. Saya agak heran, mengapa bahasa yang
kita gunakan sehari-hari dan merasa hampir tak ada
hambatan dalam berkomunikasi, justru menjadi
ketakutan tersendiri?
Hal ini terjadi ketika sang guru menugaskan kami
dalam kesempatan yang berbeda-beda, baik di SMP
atau SMA, untuk membuat karangan. Entah itu
berbentuk memoar perjalanan selepas liburan,
menulis resensi buku, sampai yang lebih sulit,
membuat cerita pendek atau puisi.
Di sanalah saya kemudian menyaksikan, bagaimana
kawan-kawan seolah menghadapi problema yang
jauh lebih sulit dari soal-soal matematika. Kalau
sudah mendapat tugas begitu, ada yang menjiplak
cerita dari majalah remaja, komik atau novel dan
cerita rakyat, bahkan lirik lagu yang dicaplok untuk
mengumpulkan tugas puisi.
Dari sini, saya malah menjadi prihatin. Pendidikan
yang diharapkan bisa membentuk karakter mulia,
justru hancur dengan kebohongan dan tindakan
amoral di dalam institusi pendidikan itu sendiri.
Mereka tidak hanya membohongi sang guru agar
selamat dalam tugas tersebut, tetapi telah
membohongi dirinya sendiri dengan membiasakan
diri dengan perbuatan tidak jujur yang entah, akan
berulang hingga dewasa atau tidak. Yang jelas,
ketika kita terbiasa memaklumi atau dengan sengaja
berbuat curang pada skala kecil, maka kita akan
berpotensi berbuat kecurangan dalam skala yang
lebih besar. Itu mengapa, korupsi, sebagai salah
satu perbuatan tidak jujur, tetap ada sampai hari ini.
Dengan pengalaman itu, saya jadi tidak kaget ketika
mengetahui hasil riset Central Connecticut State
University pada Maret 2016 lalu. Riset itu
menempatkan Indonesia menjadi negara dengan
minat baca terendah kedua atau peringkat ke-60
dari 61 negara di dunia.
Minat baca di Indonesia masih berada pada angka 1
persen. Artinya dari seribu orang hanya ada satu
orang yang memiliki minat baca. Sayangnya,
penelitian itu bukan satu-satunya yang
menunjukkan betapa memprihatinkannya
kemampuan literasi kita.
Ada pula, penelitian Programme for International
Students Assessment (PISA) terhadap kemampuan
literasi (matematika, sains, dan bahasa) siswa dari
berbagai dunia pada tahun 2003, 2006, 2009, dan
2012. Khusus untuk literasi bahasa, tahun 2003
prestasi literasi siswa Indonesia berada pada
peringkat ke-39 dari 40 negara, tahun 2006 pada
peringkat ke-48 dari 56 negara, tahun 2009 pada
peringkat ke-57 dari 65 negara, dan tahun 2012
pada peringkat ke-64 dari 65 negara.
Penelitian lainnya, dilakukan Progress in
International Reading Literacy Study (PIRLS) pada
2006, yang mengkaji 45 negara maju dan
berkembang dalam bidang membaca pada
anak-anak kelas IV sekolah dasar di bawah
koordinasi The International Association for the
Evaluation of Educational Achievement (IEA).
Hasilnya menempatkan Indonesia pada peringkat
ke 41.
Apa sebabnya kemampuan literasi ini, tak
berkembang secara signifikan dari penelitian satu
ke penelitian lainnya?
Pertama, budaya. Ya, budaya kita lebih didominasi
budaya tutur dan dengar (lisan). Masyarakat kita
belum terbiasa dengan tradisi baca-tulis (literasi).
Kita memang bisa membaca. Memang, angka buta
huruf sudah menurun secara signifikan seperti yang
disampaikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan pada September 2018 lalu, yakni
hanya tinggal 2,07 persen atau sebanyak 3.387.035
jiwa. Sayangnya, kita tak terbiasa atau tidak
menjadikan membaca sebagai gaya hidup atau
kebutuhan sehari-hari.
Untuk negara dengan tradisi literasi yang baik,
pemandangan orang-orang membaca buku saat
antre di transportasi dan di tempat umum adalah
sesuatu yang lumrah. Tapi di sini, rasanya masih
jarang. Coba perhatikan, berapa banyak penumpang
KRL yang membaca buku?. Saya lebih sering
melihat banyak yang mendengarkan music,
menonton video melalui smartphone, mengobrol
atau bahkan tertidur. Sedikit sekali yang
menghabiskan waktu mereka saat itu dengan
membaca.
Kedua, sistem pendidikan yang belum ‘memaksa’
para siswa untuk lebih banyak membaca, menulis
dan kegiatan literasi lainnya. Zaman saya duduk
191
dibangku SD hingga SMA, tak sekalipun guru
Bahasa Indonesia memberikan target sejumlah
buku yang harus diselesaikan para siswa. Hingga
sekarang, saya masih mendapati sebagian besar
sekolah belum mewajibkan para siswanya untuk
melakukan itu.
Lalu, bagaimana minat baca kita akan tumbuh?.
Saya mengusulkan beberapa hal agar membaca
menjadi gaya hidup dan budaya kita.
Pertama, pihak sekolah mulai menargetkan tiap
siswa harus membaca sejumlah buku sebelum lulus.
Misal, untuk pelajar SD, selama 6 tahun, mereka
harus membaca minimal 36 buku, SMP 40 buku
dan SMA 45 buku.
Mekanisme pembuktiannya bisa disepakati.
Misalnya, untuk pelajar SD, mereka harus
menceritakan isi buku ke depan kelas. Bagi pelajar
SMP dan SMA, membuat resensi, dan sebagainya,
yang tujuannya untuk memastikan para pelajar telah
membaca buku.
Biasanya, ketika memiliki target, kita cenderung
akan mencari cara dan strategi untuk
menyelesaikannya. Sehingga, para pelajar kita bisa
lebih memanfaatkan waktu luangnya dengan
membaca buku.
Kedua, pihak sekolah wajib memiliki komunitas
literasi sebagai salah satu bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Beragam kegiatan yang menarik
dapat dilakukan, antara lain pelatihan menulis,
mendongeng, mengunjungi museum, membuat blog
dan sebagainya.
Pihak sekolah juga harus peka terhadap hari-hari
besar isu literasi, seperti Hari Aksara Internasional
8 September, Hari Kunjung Perpustakaan 14
September, Bulan Bahasa dan Sastra diperingati
pada bulan Oktober, dan sebagainya.
Sedapat mungkin, pada momen-momen tertentu,
pihak sekolah menyelenggarakan kegiatan yang
melibatkan orangtua, misalnya lomba pidato, lomba
baca puisi, lomba menulis cerita, lomba
mendongeng, atau pameran karya siswa dan
sebagainya.
Ketiga, pihak sekolah bisa membuat aksi
kolaboratif bersama komunitas dan masyarakat
sekitar sebagai wujud tanggung jawab sosial dan
pendidikan untuk peningkatan kemampuan literasi
di sekitarnya. Pihak sekolah tidak hanya ‘peduli’
pada anak didiknya saja, melainkan juga
masyarakat sekitar, yang secara simultan, sejatinya
telah mengajarkan kepedulian para siswa kepada
lingkungan.
Kalau sekolah sudah ‘getol’ berliterasi, maka kita
juga harus menghadirkan nuansa literasi yang
senafas di rumah bagi anak-anak kita. Jangan
sampai, antara sekolah dan rumah, memiliki
perbedaan yang tajam, sehingga literasi hanya akan
menjadi slogan, bukan kebutuhan.
Untuk itu, perlu kiranya bagi para orangtua
melakukan berbagai upaya, agar anak-anak
mencintai literasi. Pertama, membiasakan diri dan
keluarga untuk mengisi waktu luang dengan
kegiatan membaca. Misalnya saat antre, saat
menunggu, atau saat berada di transportasi umum.
Kedua, biasakan anak-anak ‘seakrab’ mungkin
dengan buku. Bisa mengajaknya untuk
mengunjungi perpustakaan atau toko buku di akhir
pekan, membacakan dongeng setiap malam, atau
memintanya menceritakan kembali buku yang
sudah dibacakan. Untuk anak, yang lebih penting
adalah pembiasaan dan nuansa mencintai kegiatan
literasi oleh para orangtuanya sebagai teladan.
Ketiga, buka perpustakaan ‘mini’ di rumah. Ajak
teman-teman dari anak kita untuk membaca
bersama. Ini perlu juga berkomunikasi dengan
orangtua lain, agar memiliki visi yang sama
sehingga program literasi bisa berjalan di skala
yang lebih luas, yaitu di lingkungan tempat tinggal
kita.
Semoga ikhtiar kecil ini, menjadi awal kesadaran
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia yang bersaing di masa depan.
Editor : Kuswandi
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/opini/13/03/2019/pentingnya-l
iterasi-bagi-tumbuh-kembang-dan-masa-depan-anak/
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.42 WIB
Peran Literasi Digital Warganet Jauhkan
Radikalisme Demi Bangsa Oleh: Anwar Ibrahim*
10 JULI 2019, 13: 36: 22 WIB | EDITOR : I PUTU
SUYATRA
MEDIA sosial telah dimanfaatkan sebagai cara baru
bagi kelompok radikal untuk menyebarkan
benih-benih ideologi ekstrimis. Facebook, YouTube,
Twitter, blog hingga aplikasi layanan pesan gratis
seperti WhatsApp kini menjadi alat yang ampuh bagi
kelompok radikal bahkan teroris untuk melakukan
propaganda, mendapatkan pengaruh, dan menjaring
keanggotannya di jejaring sosial (warganet).
192
Di era digital seperti sekarang, dunia maya telah
menjadi kekuatan nyata yang menghubungkan
soliditas dan militansi kelompok radikal hingga ke
lintas negara. Keberadaannya menawarkan
kemudahan dalam berinteraksi dan pengorganisasian.
Karena itu, kemunculan mereka di jejaring virtual
turut mengubah strategi dan pola teror. Bahkan pada
dekade kedua abad ke-21 ini muncul kecenderungan
kelompok radikal meningkatkan interaksi dan
propagandanya. Dengan memanfaatkan laman-laman
tertentu untuk menyebarkan ide dan gagasan
kebencian, pemahaman radikal.
Di era disrupsi informasi seperti sekarang ini, di mana
segala hal berubah dengan cepat, warganet harus
dibekali dengan kemampuan literasi digital baik dalam
rangka melawan hoax maupun penyebaran paham
radikal.
Karenanya, sejak dini, pendidikan literasi digital harus
digalakkan guna membangun pondasi pendidikan
karakter yang selaras dengan perkembangan zaman.
Mengingat, kehidupan mereka pasti akan senantiasa
bersinggungan dengan jagat digital yang serba online.
Literasi digital bisa menjadi sarana tepat dalam upaya
menangkal budaya konsumsi informasi secara instan
yang menyebabkan banyak masyarakat dan warganet
masih terjebak dalam berita hoaks. Melalui pendidikan
literasi digital, tradisi membaca di dunia maya akan
terbangun, sehingga mereka mampu memilih
informasi tepat, dan membangun informasi yang
bersifat membangun, bukan menyulut kemarahan dan
kebencian yang bwrujung terseret arus radikalisme
untuk selanjutnya bertindak kekerasan.
Maka warganet akan terbiasa menemukan beragam
perbedaan pendapat yang mungkin ia temukan dari
bacaan yang dibaca. Sehingga, terbangunlah
pemahaman bahwa toleransi bermanfaat untuk
menyuburkan pengetahuan dan perdamaian, sementara
intoleransi menumbuhkan kebencian dan permusuhan.
Hal ini karena warganet mampu mengkonstruksi hal
baik dan buruk dalam pikiran mereka. Model perilaku
seperti ini tentu saja sangat dibutuhkan untuk
menghindarkan diri dari ideologi radikal yang
merusak kedamaian dan ketentraman NKRI.
Untuk itu mari manfaatkan media sosial guna
kepentingan yang bermanfaat melalui penyebaran dan
posting konten konten positif yang menumbuhkan
optimisme antar anak bangsa. (*)
*) Blogger-Mahasiswa Jayabaya
(bx/wid/yes/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://baliexpress.jawapos.com/read/2019/07/10/145401/
peran-literasi-digital-warganet-jauhkan-radikalisme-demi
-bangsa
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.05 WIB
Permukiman Padat Penduduk Diubah
Menjadi Kampung Literasi
5 November 2019, 15:04:56 WIB
JawaPos.com – Pemukiman padat penduduk di
Jalan Z RW 08, Jatipulo, Jakarta Barat, diubah
menjadi Kampung Literasi. Kegiatan itu bertujuan
untuk meningkatkan minat baca warga. Apalagi,
kampung tersebut dipercantik dengan berbagai
mural.
Saat masuk ke kampong itu sudah disambut dengan
Gapura berwarna merah, serta ornamen buku di
puncaknya, menjadi area masuk ke kawasan
tersebut. Setelah melewati gerbang, warga akan
mendapati sebuah kotak kejujuran. Dimana kotak
tersebut berisi beragam jenis buku yang dapat
dipinjam atau dibaca masyarakat. Pengerjaan
kampung itu oleh Petugas Prasarana dan Sarana
Umum (PPSU) Kelurahan Jatipulo.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi
DKI Jakarta Wahyu Haryadi beserta Kepada
Bidang P2PKM Suryanto beserta jajarannya sempat
mengunjungi Kampung Literasi itu. Kunjungannya
merupakan salah satu bentuk kepedulian Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan untuk menyerap
aspirasi warga Kampung Literasi, juga para
penggiat literasi.
Dalam lawatannya, ia disambut oleh Lurah Jati
Pulo Ari Kurniadi dan Kepala Suku Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi
Jakarta Barat Tri Wahyuningdiah serta jajarannya.
Sebelum menuju Kampung Literasi, Wahyu
Haryadi diajak untuk melihat Perpustakaan Imaji
Jatipulo yang memenangkan Juara 1 kategori
perpustakaan terbaik kelurahan tingkat Provinsi.
Kampung Literasi sangat bermanfaat bagi warga
Jatipulo, Jakarta Barat. (Istimewa)
Ia sangat mengapresiasi program-program yang
dilakukan Kelurahan Jatipulo, salah satunya adalah
pemberdayaan warga sebagai narasumber untuk
berbagi pengetahuan seputar kerajinan tangan,
otomotif dll, “Selain memberdayakan warga yang
memiliki keterampilan, dengan kegiatan bedah
buku ini, warga kita tidak hanya membaca, tapi
dapat mengimplementasikan langsung apa yang ia
baca,” kata Wahyu seperti keterangan yang dikutip
website Dinass Perpusakaan dan Arsip DKI Jakarta.
Sementara itu, Lurah Jatipulo Ari Kurniadi
berharap bahwa kedepannya ada kebijakan yang
memayungi mereka dari sisi anggaran agar
Kelurahan dapat mengadakan buku secara mandiri.
“Perlu adanya kebijakan seperti Instruksi Gubernur
193
sehingga kelurahan dapat mengadakan pengadaan
buku secara mandiri,” katanya.
Lalu rombongan diajak untuk bertemu dengan
warga Kampung Literasi salah satunya Berman
Saragih selaku Ketua RW 08 dan
berbincang-bincang sebentar, lalu dilanjutkan
mengelilingi areal Kampung Literasi.
Dalam perbincangannya, Ari lebih lanjut
mengatakan Perpustakaan Imaji Kelurahan Jatipulo
memiliki konsep membangun komunitas dan
jaringan untuk keberlanjutan perpustakaan.
Pengembangan perpustakaan tidak menitikberatkan
pada perpustakaan kelurahan jatipulo yang ada di
Kantor Kelurahan Jatipulo, tetapi membangun
cabang-cabang/jaringan yang menjadi layanan
jemput bola literasi sehingga mendekatkan
pelayanan literasi kepada masyarakat.
Salah satu cabang/ jaringan yang dimaksud adalah
Kampung Literasi. Berbeda dengan kampung pada
umumnya, di pintu masuk sudah terlihat gapura
dengan patung buku di atasnya. Sepanjang gang,
kita disuguhi lukisan mural-mural literasi yang
menarik, dan berwarna bertemakan literasi.
Terdapat 5 kotak berisi buku yang diberi nama
book sharing box, dimana setiap warga yang
mengambil buku, harus menukar dengan buku yang
lain, atau bisa juga buku yang ada di box tersebut
untuk di baca ditempat.
Animo warga sangat tinggi, masih sering terlihat
anak-anak yang membaca sambil jongkok karena
ketiadaan bangku, Ari berharap ada bantuan berupa
bangku untuk memfasilitasi para pemustaka ini dan
tentunya bantuan buku.
Para anak-anak pun terlihat sangat antusias dengan
kegiatan membaca di kampung itu. Seperti Sakira,
gadis berusia 9 tahun itu mengaku suka membaca
buku dongeng di sana. “Asyik banget bisa
membaca buku dongeng karena bisa menambah
pengetahuan,” tuturnya.
Hal senada diutarakan Firyal, 10. Ia juga suka
membaca buku dongeng yang tersimpan di kotak
merah tersebut. “Senang banget sih bisa baca buku
gratis,” pungkas dia.
Editor : Bintang Pradewo
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/jabodetabek/05/11/2019/pemu
kiman-padat-penduduk-diubah-menjadi-kampung-literasi
/
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.22 WIB
Pojok Pintar Sisternet Dorong Literasi
Digital Perempuan
4 Maret 2019, 17:58:11 WIB
JawaPos.com – Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kemenkominfo) dan XL Axiata
menginisiasi wahana belajar Pojok Pintar Sisternet.
Wahana tersebut dimaksudkan sebagai ‘rumah
singgah’ guna mendorong perempuan Indonesia
agar lebih melek teknologi digital. Di sana
perempuan bisa belajar, berbagi, dan memperluas
wawasan mengenai berbagai isu pemberdayaan
perempuan. Termasuk peluang sosial ekonomi
dengan memanfaatkan teknologi digital.
Sekretaris Jenderal Kemenkominfo Rosarita Niken
Widiastuti mengatakan, perempuan harus bisa
memanfaatkan teknologi agar lebih berdaya dan
mengembangkan potensi diri. “Perempuan saat ini
semakin sadar teknologi. Mulai dari mengonsumsi
informasi yang berkualitas hingga dimanfaatkan
untuk menambah penghasilan untuk meningkatkan
ekonomi,” katanya daat jumpa pers Kemenkominfo
dan XL Axiata di Jakarta, Senin (4/3).
Lebih jauh, dengan adanya Sisternet,
Kemenkominfo berharap, ekosistem telekomunikasi
bisa mengambil peran serta memberdayakan
perempuan dalam memanfaatkan teknologi secara
bijak dan bermanfaat. “Kami berharap agar
perempuan lebih melek digital. Apalagi saat ini
banyak informasi yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya dalam
bentuk hoaks atau berita bohong,” imbuhnya.
Peresmian Pojok Pintar Sisternet di gedung
Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Senin (4/3). (Rian
Alfianto/JawaPos.com)
Pada kesempatan yang sama, Direktur Teknologi
XL Axiata Yessie D. Yosetya menuturkan, era
digital membuka kesempatan luas bagi siapa saja
untuk meningkatkan kemampuan dengan
memberdayakan potensi diri. Pojok Pintar Sisternet
akan menjadikan perempuan lebih terliterasi digital
sejalan dengan kemajuan sosial dan ekonomi
masyarakat dengan teknologi digital. “Pojok Pintar
merupakan bagian dari upaya kami untuk
mendorong kaum perempuan Indonesia untuk
semakin maju secara sosial dan ekonomi,” tuturnya.
Sekadar informasi, Pojok Pintar Sisternet bertempat
di Kantor Kemenkominfo, Jalan Medan Merdeka
Barat 9, Jakarta Pusat. Sejumlah aktivitas diklaim
telah disiapkan di Pojok Pintar. Setiap bulannya
akan ada kelas bertajuk Sister Berbicara dengan
beragam materi yang diajarkan, seperti digital
parenting, kewirausahaan, literasi digital, dan
fotografi jurnalistik.
194
Setiap materi akan dibawakan oleh seorang ahli di
bidang terkait yang akan memandu peserta untuk
mengetahui lebih dalam setiap tema. Termasuk
bagaimana memanfaatkan sarana digital untuk
mendapatkan hasil yang maksimal terkait dengan
materi yang telah dipelajari.
Editor : Fadhil Al Birra
Reporter : Rian Alfianto
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/oto-dan-tekno/teknologi/04/03/2019/pojok-pintar-sisternet-dorong-literasi-digital-perem
puan/
Akses : 05 Maret 2020 Pukul 09.15 WIB
Program Literasi Sekolah Belum
Menyeluruh
20 FEBRUARI 2019, 12: 09: 54 WIB |
EDITOR : ABDUL BASRI
BANGKALAN – Pendidikan tingkat sekolah dasar
(SD) di Kota Salak belum sepenuhnya menjalankan
mandat Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Khususnya
berkaitan dengan program literasi sekolah.
Kasi Kurikulum SD Dinas Pendidikan (Disdik)
Bangkalan Moh. Makhrus tidak menampik banyaknya
lembaga pendidikan yang belum menjalankan
program literasi sekolah. Sampai saat ini penerapan
program literasi hanya dilakukan oleh lembaga
pendidikan yang sudah menerapkan kurikulum 2013
(K-13).
”Kalau K-13 sudah menjalankan, cuma belum tentu
maksimal,” ungkap Makhrus kepada Jawa Pos Radar
Madura kemarin (19/2).
Untuk sekolah yang menerapkan K-13 sudah
melaksanakan program literasi dan karakter. Dari 702
SD di Bangkalan, hanya 111 SD yang menerapkan
hingga tuntas. ”Sementara sisanya KTSP (kurikulum
tingkat satuan pendidikan),” ujarnya.
Semua lembaga, pada proses penerimaan siswa baru,
nanti diusahakan menerapkan K-13. Dengan demikian,
semua lembaga pendidikan bisa menjalankan program
literasi dan pendidikan krakter.
Menurut dia, salah satu penunjang penerapan program
literasi harus ada perpustakaan sekolah. Sementara
sampai saat ini, masih ada 202 lembaga pendidikan
yang belum memiliki perpustakaan. ”Sekolah nanti
harus membuat taman membaca atau pojok baca,”
tegasnya.
Ketua Komisi D DPRD Bangkalan Nur Hasan
meminta agar disdik dan sekolah menjalankan
Permendikbud Nomor 23/2015 itu. Budaya literasi di
dunia pendidikan sangat penting diterapkan karena
dapat menambah wawasan siswa.
”Budaya menulis membaca itu harus diterapkan,
karena bisa menambah wawasan peserta didik jika
selalu membaca,” sarannya. (jup)
(mr/onk/bas/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarmadura.jawapos.com/read/2019/02/20/12046
4/program-literasi-sekolah-belum-menyeluruh
Akses : 05 Maret 2020 Pukul 09.17 WIB
Prudential Indonesia Hadirkan Program
Literasi Kelas Awal untuk Anak-anak di
Papua
August 15, 2019
jpnn.com, PAPUA – PT Prudential Life Assurance
(Prudential Indonesia) mendeklarasikan
komitmennya bersama UNICEF dan Pemerintah
Kabupaten Supiori untuk melaksanakan Program
Literasi Kelas Awal (Early Grade Literacy)
bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional
2019.
Hal itu dilakukan untuk menciptakan masa depan
yang lebih cerah bagi anak-anak di kawasan
Indonesia Timur, khususnya di Kabupaten Supiori,
Papua.
Government Relations and Community Investment
Director Prudential Indonesia Nini Sumohandoyo
Sharia menuturkan semangat pembangunan dengan
menitikberatkan pada kemampuan mendasar
seorang individu ini harus terus didukung sejak dini,
di antaranya dengan melakukan perbaikan di lini
utama sumber pendidikan anak, yaitu rumah dan
sekolah.
“Sejalan dengan fokus perusahaan we do
good (komitmen untuk mewujudkan kebajikan dan
memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan)
melalui inisiatif Community Investment, Prudential
ingin memastikan anak-anak di Papua, khususnya
Kabupaten Supiori, Papua, mendapatkan
pendidikan yang baik seperti anak-anak di wilayah
lainnya,” kata Nini.
Program Literasi Kelas Awal ini menyasar kepada
2.000 siswa kelas 1-3 SD di 40 sekolah dasar.
Lebih dari itu, 4.000 orang tua juga akan
mendapatkan pendampingan literasi dan
195
pemahaman akan pentingnya pendidikan yang
berkualitas.
Saat ini, penduduk Indonesia yang telah melek
aksara mencapai 97,9%, namun masih ada sekitar
2,06% (3,4 juta orang) yang masih buta aksara.
Sebanyak 28% dari jumlah tersebut merupakan
penduduk di Papua.
Padahal, tingkat buta aksara di suatu wilayah
menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) wilayah tersebut.
Data UNICEF pada 2018 menunjukkan, lima dari
10 anak di Tanah Papua yang tinggal di daerah
pinggiran dan pedalaman belum bisa membaca.
Karena itu, untuk memastikan kesejahteraan anak
di masa mendatang, hak dasar anak atas akses ke
pendidikan harus dipenuhi.
Sumber : JawaPos.com
https://radarmalang.jawapos.com/prudential-indonesia-ha
dirkan-program-literasi-kelas-awal-untuk-anak-anak-di-papua/
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.23 WIB
Puluhan Penggiat Literasi Ikuti Pembinaan
Balai Bahasa di Radar Kediri
Bagikan Tips Menulis dengan Isu Lokal
23 Maret 2020, 12: 35: 05 WIB | editor : Adi
Nugroho
KABUPATEN, JP Radar Kediri- Mengapa sering
berpikir terlalu ‘melip’ sementara di sekitar kita
banyak hal yang bisa menjadi ide penulisan? Cara
berpikir itulah yang Kamis lalu (19/3) dibongkar
dalam sesi ‘Pengembangan Ide Kreatif Berbasis
Kearifan Lokal dalam Penulisan Esai’ yang digelar
Balai Bahasa Jawa Timur di Ruang Brantas Gedung
JP Radar Kediri.
Dihadiri oleh sekitar 50 penggiat literasi di
Kabupaten Kediri, sesi itu merupakan sesi kelima
dari kegiatan pembinaan komunitas literasi yang
digelar tiga hari berturut-turut sejak Selasa (17/3).
“Berpikir ‘melip’ itu salah satu ‘penyakit’ penulis
pemula karena ingin segera dianggap hebat
tulisannya,” ujar Tauhid Wijaya yang dihadirkan
sebagai pembicara pada sesi tersebut.
Wartawan yang juga direktur Jawa Pos Radar Kediri
itu mengungkapkan, cara berpikir seperti itu bisa
jadi masih terpengaruh cara berpikir sentralistis ala
Orde Baru. Bahwa semua hal yang tidak terkait
dengan ibu kota sebagai pusat kebijakan dianggap
tidak menarik. “Kalau tidak bicara Jakarta tidak
menarik. Kalau tidak membahas isu nasional tidak
menarik. Kalau tidak membahas masalah dunia
tidak menarik,” ungkapnya
.
Padahal, lanjut dia, sejak reformasi yang melahirkan
otonomi daerah, lokalitas semakin menarik. Apalagi
dengan lahirnya Undang-Undang Desa Nomor
6/2014 yang memberikan kewenangan dan anggaran
lebih besar di tingkat desa. Hal-hal yang sebelumnya
tidak terlihat di desa, kini bisa berkilau dan menjadi
perhatian nasional bahkan internasional
“Makanya, kalau Cak Nun (Emha Ainun Nadjib,
Red) bilang Indonesia Adalah Bagian dari Desa
Saya, itu adalah benar adanya. Sekarang bahkan kita
bisa bilang, dunia adalah bagian dari desa saya,”
lanjut Tauhid seraya menyebut Kampung Indian dan
Kampung Korea di Ngancar sebagai contohnya.
“Jadi, lokalitas itu penting,” tandas dia. Terlebih
dalam situasi dunia yang datar dan tanpa batas akibat
kemajuan teknologi informasi ini. “Lokalitas bisa
menjadi pembeda dari isu-isu yang seragam di
seluruh dunia,” sambungnya di hadapan peserta
yang sebagian para guru bahasa Indonesia.
Tauhid lantas mengangkat rubrik Sego Tumpang
yang ditulisnya di harian ini sebagai contoh tulisan
yang kental dengan nuansa lokal. Mulai dari
setting-nya, dialognya, hingga isu-isunya. “Isu apa
pun, begitu ditulis di Sego Tumpang menjadi terasa
lokalitasnya. Sebab, kita tahu, sego tumpang adalah
produk yang sangat khas Kediri. Yang hampir tidak
bisa ditemukan di luar wilayah ini,” bebernya.
Karena itulah, Tauhid mengajak para penggiat
literasi itu untuk lebih peka dalam mengamati
kehidupan di sekitar tempat tinggalnya. Sebab, di
situlah bertebaran kejadian yang bisa diangkat
sebagai tulisan. “Nggak usah melip-melip mikir
Amerika atau Eropa segala,” tandasnya.
Untuk diketahui, pembinaan komunitas literasi yang
digelar selama tiga hari itu menghadirkan sejumlah
pembicara. Mulai dari Kepala Balai Bahasa Jatim
Mustakim, guru besar Universitas Negeri Malang
(UM) Prof Djoko Saryono, budayawan Bonari
Nabonenar, ahli bahasa Hero Patrianto, hingga
penulis Arfan Fathoni. “Kegiatan ini penting untuk
menumbuhkan budaya literasi di tengah
masyarakat,” ujar Mustakim.
Ahmad Ikhwan Susilo dari Taman Baca Masyarakat
(TBM) Jambu, Kayenkidul mengungkapkan,
jaringan literasi di Kediri relatif sudah terbentuk.
Cuma, mereka masih butuh terus didorong untuk
melahirkan karya. “Ini tantangan bagi kami,”
akunya. (sam)
(rk/rq/die/JPR)
196
Sumber : JawaPos.com https://radarkediri.jawapos.com/read/2020/03/23/185176/
puluhan-penggiat-literasi-ikuti-pembinaan-balai-bahasa-d
i-radar-kediri
Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.43 WIB
Ranking PISA Indonesia Turun, Dipicu
Salah Orientasi Pendidikan
4 Desember 2019, 11:15:16 WIB
JawaPos.com – Ranking Programme for
International Student Assessment (PISA)2018
Indonesia kembali jeblok. Nilai indikator
kemampuan membaca, matematika, dan ilmu
pengetahuan atau sains siswa turun. Tak pelak posisi
Indonesia berada di urutan ke-72 di antara 77
negara.
Pemeringkatan PISA 2018 secara resmi diliris
OECD (Organisation for Economic Co-operation
and Development) Selasa (3/12). Berikut
perbandingan skor PISA Indonesia untuk periode
2015 dan 2018. Skor kemampuan membaca turun
dari 397 poin ke 371 poin. Kemudian kemampuan
matematika turun dari 386 poin ke 379 poin. Lalu
kemampuan sains turun dari 403 poin ke 396 poin.
Akibat dari raihan itu, ranking PISA Indonesia turun
dari urutan ke-72 menjadi ke-77.
Dosen sekaligus pendiri Gerakan Sekolah
Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal
menyampaikan keprihatinan atas menurunnya nilai
pengukuran PISA untuk Indonesia. Baginya
penurunan itu merupakan cerminan dari orientasi
kebijakan politik pendidikan dan metodologi
pendidikan yang salah.
“Orientasi kebijakan politik pendidikan kita masih
pada standarisasi dan pemenuhan persyaratan
administrasi ansih,” katanya saat ditemui usai
workshop GSM untuk kepala sekolah dan pengawas
se-Kabupaten Tangerang di Serpong Rabu (4/12).
Dia mengatakan orientasi kebijakan pendidikan di
Indonesia masih cenderung penyeragaman
administrasi sistem pendidikan.
Rizal mengatakan seharusnya orientasi kebijakan
pendidikan diarahkan untuk memerdekakan guru
dalam mengajar. Kemudian membangun siswa
sesuai dengan kodrad manusia secara optimal.
Menurut Rizal kodrad manusia adalah rasa ingin
tahu, imajinasi kreativitas, dan kolaborasi.
Dia menegaskan bahwa penilaian PISA itu bukan
untuk mengukur capaian belajar siswa atau guru
layaknya UN. Tetapi mengukur capaian kinerja
kebijakan pemerintah untuk urusan pendidikan. Jadi
ketika ada penurunan nilai PISA seperti ini, siswa
maupun guru tidak boleh disalahkan.
Dia mencontohkan PISA mengukur kemampuan
literasi siswa. Kemampuan ini bukan sekadar
membaca. Tetapi memahami teks untuk
memecahkan masalah kontekstual. Keterampilan
seperti itu bisa didapatkan oleh siswa yang dilatih
nalar kritisnya.
Kemudian Rizal mengatakan metodologi
pendidikan di Indonesia menjadikan guru dan murid
sebagai objek yang paling bawah dalam ekosistem
pendidikan. Efeknya guru cenderung mengejar
aspek administrasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Seperti administrasi untuk mendapatkan tunjangan
profesi dan lainnya. Dia mengatakan hasil PISA
yang terus menurun, kontras dengan dana
pendidikan yang terus meningkat. Hilmi Setiawan
(wan/JPC)
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Hilmi Setiawan
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/04/12/201
9/ranking-pisa-indonesia-turun-dipicu-salah-orientasi-pendidikan/
Akses : 04 Mei 2020 Pukul 11.27 WIB
Ratusan Siswa di Rembang Antusias Ikuti
Jelajah Literasi
01 AGUSTUS 2019, 11: 09: 06 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
REMBANG, Radar Kudus - Jelajah Literasi hari
kedua yang di selenggarakan oleh Dinas Arsip dan
Perpustakaan Daerah (Arpusda) Rembang digelar di
SMKN 1 Sedan, kemarin. Digelar di lapangan terbuka,
ratusan siswa mengikuti setiap acara yang juga dalam
rangka memperingati HUT ke-278 Rembang itu
dengan cukup antusias.
Sejumlah pemateri yang dihadirkan di antaranya dari
Jawa Pos Radar Kudus, Perpuseru, dan Bank Jateng.
Dari pihak sekolah juga menghadirkan penampilan
kreatifitas para siswa. Ada penampilan tari, membaca
dongeng, membaca puisi, dan hadroh. Sebagai
penghibur, penampilan Home Band turut
memeriahkan acara.
Pemateri dari Jawa Pos Radar Kudus Saiful Anwar
dalam kesempatan itu mengajak para siswa untuk
lebih rajin membaca. Sebab dengan membaca bisa
197
mendorong untuk menulis.“Banyak tokoh yang lahir
dari karyanya di bidang tulis menulis, di bidang
literasi. Ada Dahlan Iskan, Najwa Shihab, ada juga
Karni Ilyas, dan banyak yang lain,” katanya di depan
ratusan hadirin.
Dari Perpuseru, Sugi dan Aris memperkenalkan tips
untuk meningkatkan minat baca. Beberapa siswa dan
perwakilan perpus desa pun diajak untuk benar-benar
mengerjakan tips-tips tersebut.
“Membaca 10 menit setiap hari, membawa buku ke
mana pun pergi, mencatat hal penting, memilih buku
yang menarik, dan menulislah,” kata mereka
menyebutkan hal di antara tujuh tips untuk
meningkatkan minat baca.
(ks/ali/ful/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/01/149028/
ratusan-siswa-di-rembang-antusias-ikuti-jelajah-literasi
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.47 WIB
Ratusan Siswa SMAN 1 Kragan Digembleng
Literasi Biblio
28 AGUSTUS 2019, 14: 51: 31 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
KRAGAN, Radar Kudus – Sekitar 200 siswa SMAN
1 Kragan mendapat gambaran pengetahuan lebih
tentang literasi, kemarin. Mereka mengikuti agenda
bertajuk Jelajah Literasi di halaman sekolah setempat
kemarin. SMAN 1 Kragan menjadi sekolah kesepuluh
dalam rangkaian Jelajah Literasi yang baru pertama
kalinya digelar tahun ini.
Pemateri utama yakni Yusuf Hasyim dari Ikatan Guru
Indonesia (IGI) Rembang. Yusuf yang juga guru
SMAN 1 Kragan itu menerangkan tentang literasi
biblio. Yakni menganalisis teks untuk kemudian
diterapkan ke kehidupan sehar-hari. Dalam sesi
kemarin, Yusuf memilih satu buah lirik lagu untuk
kemudian dianalisis oleh siswa.
”Silakan dianalisa lagu ‘Keramat’ karya Rhoma Irama
ini,” kata Yusuf di hadapan ratusan siswa tersebut.
Dalam lagu “Keramat” itu memang tersemat agar
anak-anak, dalam hal ini peserta didik untuk lebih
menghormati orangtua. Sebab, orangtualah yang telah
membesarkan dan mendidik dengan susah payah.
Berhubung Yusuf merupakan guru di sekolah tersebut,
suasana pun semakin gayeng. Gaya Yusuf pun mampu
membuat siswa antusias selama kurang lebih 45 menit
materi yang dibawakannya. Tak lupa, Yusuf juga
sempat mengajak para siswanya itu untuk joget
literasi.
Sebagaimana pada har-hari sebelumnya, di sesi lain
ada pemateri dari Perpuseru dan Bank Jateng. Dari
Perpuseru memberikan motivasi agar ratusan siswa itu
antusias membaca, lebih-lebih menulis. Sementara
dari Bank Jateng memberikan materi tentang
pentingnya menabung.
Sebagaimana gelaran sebelumnya, Jelajah Literasi
yang juga digelar dalam rangka memperingati Hari
Jadi ke-278 Kabupaten Rembang itu turut dimerihkan
Home Band. Sejumlah lagu yang dibawakan pun
mampu membikin suasana semakin gayeng.
(ks/ful/ali/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/28/152927/
ratusan-siswa-sman-1-kragan-digembleng-literasi-biblio
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.16 WIB
Ratusan Siswa SMAN 1 Sumber
Digembleng Literasi
14 AGUSTUS 2019, 15: 29: 00 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
SUMBER, Radar Kudus - Ratusan siswa SMAN 1
Sumber mengikuti acara bertajuk Jelajah Literasi di
halaman sekolah setempat kemarin. Berbagai
penampil memeriahkan agenda yang sudah digelar
ketujuh kalinya itu.
Sebelumnya, agenda yang diselenggarakan oleh Dinas
Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Rembang
itu telah dilaksanakan di enam sekolah di enam
kecatan di Kota Garam. Yakni SMAN 1 Pamotan,
SMKN 1 Sedan, SMAN 1 Sale, SMK Taruna Bulu,
SMKN Gunem, dan SMAN 1 Sulang.
Dalam kesempatan kemarin, dari sekolah juga
menampilkan tari, pembacaan puisi serta dongeng.
Ratusan siswa yang memadati area sekolah itu pun
antusias mengikuti setiap agenda hingga akhir.
Suhardi, kepala sekolah SMAN 1 Sumber menyatakan
apresiasi penuh acara yang juga diselenggarakan
dalam rangka HUT ke-278 Rembang tersebut.
Menurutnya, acara tersebut menjadi gebrakan melihat
minat baca masyarakat Indonesia yang umumnya
masih rendah.
"Ini seperti mendorong truk bermuatan penuh. Sangat
berat, tapi harus dilakukan," kata Suhardi.
Bimo Ariwibowo Kabid Perpustakaan Arpusda
Rembang mewakili penyelenggara mengungkapkan
tujuan diselenggarakannya agenda tersebut, yakni
untuk menggugah minat baca para siswa. Pihaknya
pun berharap agenda ini bisa menjadikan siswa
termotivasi lebih untuk membaca.
198
”Kegiatan ini kami selenggarakan di 14 sekolah di 14
kecamatan yang dimulai dari Pamotan dan ditutup di
Sarang,” kata dia.
Sebagaimana penyelenggaraan sebelumnya, ada tiga
pemateri dalam Jelajah Literasi. Yakni dari wartawan
Jawa Pos Radar Kudus, Perpuseru, serta Bank Jateng.
Ratusan siswa tampak antusias dan tak beranjak sejak
dimulainya acara hingga penutupan oleh penampilan
dari Home Band.
(ks/ful/ali/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/14/150887/
ratusan-siswa-sman-1-sumber-digembleng-literasi
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.44 WIB
Respons Hasil PISA, Ubah Pola Belajar dan
Tingkatkan Literasi
5 Desember 2019, 10:02:17 WIB
JawaPos.com – Hasil kurang menyenangkan
Indonesia di Programme for International Student
Assessment (PISA) menimbulkan keprihatinan di
dunia pendidikan tanah air. Masuk sebagai member
sejak 2000, hasil yang diperoleh tak kunjung
membaik. Kualitas siswa Indonesia perlu
ditingkatkan.
Pengamat pendidikan Indra Charismiadji menilai
harus ada evaluasi secara menyeluruh. Baik
program pemerintah dan merevisi Undang-undang
(UU) Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas). ”Hampir 20 tahun dengan anggaran
ribuan triliun kita telah berhasil mempertahankan
kebodohan,” ujar Indra.
Menurut dia, legislatif harus berani membuat UU
Sisdiknas yang baru. Harus masuk prolegnas
(program legislatif nasional). Hal itu disebutnya
karena pendidikan Indonesia perlu diperhatikan.
Pemerintah menurutnya harus bertanggung jawab.
Soal pelatihan guru, perekrutan guru, dana bos,
pembangunan unit sekolah baru dan banyak lainnya
harus dievaluasi.
”Tugas pemerintah menurut Undang-Undang Dasar
1945 itu kan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Cerdas nggak ini selama 20 tahun ini?”
selorohnya. Pemerintah mau berkilah anak
Indonesia yang bersekolah sudah banyak, fasilitas,
dan akses yang diperbaiki sudah meningkat, tapi
faktanya hasil PISA kurang menyenangkan. Akses
adalah bagian dari sistem pendidikan, tapi
mencerdaskan itu adalah tujuan. Dan saat ini belum
tercapai. Nah, hal tersebut yang harus dikoreksi.
Indra menyebut, hasil demikian adalah akibat
pemerintah tidak memiliki blueprint pendidikan.
Makanya hasilnya sama saja. Namun, pemerintah
disebutnya selalu tidak membutuhkan blueprint
lantaran sudah ada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Negara (RPJMN).
”Tapi mana buktinya? Data guru saja nggak pernah
sama. Kita butuh guru berapa? Taruh dimana?
Kualitasnya kayak apa? Penghasilannya seperti
apa?” sebutnya.
Tak terkecuali para guru. Untuk mengatasi kondisi
ini, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia
(IGI) Muhammad Ramli menyarankan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
mengubah sistem pendidikan dengan
mengedepankan keahlian. Hal ini bisa dipelajari
langsung dari negara tetangga Singapura, yang
berhasil mengelola pendidikan dengan menempati
posisi puncak PISA 2015.
Dia menjelaskan, kunci utama keberhasilan
Singapura terletak pada sistem pendidikan yang
meritokrasi atau pendidikan berbasis pada keahlian
atau prestasi, kurikulum, anggaran pendidikan,
kualitas guru, dan desentralisasi pendidikan.
Melalui sistem pendidikan yang meritokrasi ini,
maka dapat mengidentifikasi kompetensi anak
secara lebih baik. “Bahkan memberikan
kesempatan pada anak untuk berkembang
berdasarkan bakat yang dimilikinya,”ujarnya.
Bukan hanya itu, positifnya lagi, anak dari keluarga
kurang mampu pun bisa berkembang sepanjang
memiliki kompetensi. “Singapura juga menerapkan
kurikulum berbeda untuk berbagai jenjang. Untuk
tingkat Sekolah Dasar (SD) misalnya, hanya
memastikan siswa menguasai Bahasa Inggris,
bahasa ibu, dan Matematika,” jelasnya.
Sementara untuk urusan guru, lanjut dia, Singapura
memilih orang-orang terbaik untuk diberikan
beasiswa guru. Setelah jadi guru, mereka harus
mengikuti pengembangan karir selama 100 jam
setiap tahunnya. Kesempatan meraih beasiswa
dalam dan luar negeri pun diberikan secara terbuka.
Kepala sekolah juga diberikan kewenangan untuk
mengelola sekolah, asalkan mengacu pada aturan
yang diterapkan pemerintah.
“Melalui desentralisasi tersebut, sekolah dapat
leluasa menyesuaikan dan berinovasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan (Kabalitbang) Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan(Kemendikbud) Totok
Suprayitno menuturkan, hasil PISA akan menjadi
bahan refleksi untuk perbaikan. Mencari tahu
penyebab rendahnya skor tersebut dan mengetahui
199
kekurangan yang dialami siswa tanah air. Butuh
perubahan besar. Namun, lanjut Totok, tidak bisa
hanya dari pemerintah saja. Butuh gerakan yang
masif untuk perubahan.
”Jelas tidak bisa menteri mengeluarkan aturan,
edaran, imbauan ayo berubah. Yang lebih penting
adalah membangun kultur baru di dalam pola
belajar bagi anak-anak kita. Baik di sekolah (kelas)
maupun pola di rumah,” jelasnya.
Menurut Totok, belajar di sini dalam arti luas.
Membaca apapun. Termasuk membaca Koran,
komik, novel, dan bahan bacaan lainnya baik cetak
maupun digital platform. Itu perlu bagi anak-anak.
Miris memang melihat pernyataan Head of Division
Direcorate for Education and Skills OECD
(Organisation for Economic Co-operation and
Development) Yuri Befali bahwa anak Indonesia
usia 15 tahun kesulitan memahami bacaan yang
mengandung gambar deskripsi, peta, dan infografik.
”Anak yang terbiasa membaca dengan variasi
bacaan yang lebih banyak itu mendapatkan poin
lebih tinggi (dari yang jarang membaca). Selama
kultur ini belum berkembang, tidak akan ngefek,”
ujarnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem
Anwar Makarim menilai Indonesia sedang
mengalami krisis literasi. Banyak masyarakat yang
lebih memilih menonton televisi daripada membaca.
Padahal membaca tidak hanya identik dengan
bacaan buku yang serius. Bisa berita, komik, novel,
dan berbagai macam bentuk lainnya.
Baca juga: Terkait Hasil PISA, Mendikbud
Nadiem: Indonesia Krisis Literasi
”Ini adalah peran orang tua. Apakah di ruang TV
(keluarga) ada buku-buku? Apakah setiap hari
bapak/ibu membaca? Ini harus menjadi perhatian,”
ucap Totok.
Membaca tidak harus buku, platform digital juga
merupakan bagian dari literasi. Pentingnya
mengubah paradigma memaksa anak belajar apa.
Lebih baik menjadi memberi anjuran kepada
anak-anak untuk membaca.
”Membaca apapun. Buat anak merasa bahwa
membaca adalah suatu hal yang menyenangkan.
Sama saja, seorang anak tidak dipaksa untuk belajar
dan mengerti bahasa Inggris maupun bahasa
Indonesia. Tapi buatlah anak mencintai
materi-materi buku maupun film yang disukai,”
imbuh Totok.
Totok juga menyampaikan, selama ini pemerintah
juga tidak hanya berpangku tangan. Tidak
melakukan intervensi menciptakan perubahan.
Namun memang, kecepatan ekspansi pendidikan
global membuat pemerintah agak ketinggalan
dalam intervensinya. Mengenal soal HOTS (high
order thinking skill) juga bagian intervensi. Melatih
penalaran siswa dalam menjawab soal. Tapi, yang
ada justru bimbingan belajar (bimbel) di luar
sekolah malah mengajarkan menuntaskan soal
secara cepat. Praktis. ” Melatih cara berpikir logis
itu tidak bisa bimbel,” tegasnya.
Editor : Edy Pramana
Reporter : Agas Putra Hartanto, Zalzilatul
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/05/12/2019/respons-hasil-pisa-ubah-pola-belajar-dan-tingkatkan-lit
erasi/
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.30 WIB
Sabaniah dan Ratihniati Meningkatkan
Literasi di Pedalaman
Tarik Minat Murid dengan Aplikasi Dongeng
8 November 2019, 16:03:18 WIB
M. HILMI S.-ZALZILATUL HIKMIA, Jakarta,
Jawa Pos
—
SUASANA kelas mendadak anteng. Begitu aplikasi
Let’s Read ditayangkan melalui proyektor,
pandangan siswa tertuju pada layar di depan kelas.
Seketika itu Sabaniah membacakan cerita.
Seperti itulah cara Sabaniah meningkatkan
kemampuan literasi atau membaca anak didiknya.
Perempuan kelahiran Malinau, 23 Juli 1978,
tersebut tidak terpaku pada mengajar model lama.
’’Secara tidak langsung, mereka belajar (membaca,
Red) ta-ta dan ti-ti,’’ kata Sabaniah saat diundang
untuk presentasi di kompleks Kemendikbud
beberapa waktu lalu.
Aplikasi Let’s Read digagas Books for Asia yang
dikelola The Asia Foundation. Di dalamnya, cerita
disajikan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Juga
dalam bahasa Jawa, Minangkabau, Sunda, serta
Bali. Saat ini aplikasi tersebut sudah diunduh
hingga lebih dari 10 ribu di Google Play Store
Android.
200
Sabaniah diundang ke Jakarta karena dinilai
berhasil meningkatkan kemampuan literasi anak
didiknya dengan menggunakan teknologi.
Dia bercerita baru lima bulan menjadi guru di SDN
005 Malinau Kota. Sebelumnya, dia mengajar di
SDN 008 Malinau Kota.
Perempuan yang mengajar sejak 2008 itu
menyatakan begitu terbantu oleh aplikasi Let’s
Read. Di dalam aplikasi tersebut tersaji lebih dari
200 cerita pendek yang dia bacakan di kelas.
Penyajian cerita disesuaikan dengan kelompok
kelas.
Untuk kelompok kelas I sampai III SD, cerita
disajikan sederhana. Juga dilengkapi
gambar. ”Ceritanya banyak yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Sabaniah mencontohkan ketika mengajar kelas I di
SD 008 Malinau Kota. Waktu itu, banyak anak
didiknya yang belum bisa membaca. Awalnya,
Sabaniah tidak langsung mengajari siswa membaca.
Namun, dia membacakan cerita dari aplikasi
tersebut.
Ternyata, responsnya luar biasa. Dia melihat
anak-anak antusias. Sambil mengamati layar,
mereka mulai dikenalkan cara membaca. ”Ketika
ada gambar awan hitam, itu dikira cerita hantu.
Padahal, itu cerita anak kecil yang bermain hujan,”
jelasnya.
Dia menyatakan, untuk kelancaran belajar
membaca, diperlukan kerja sama guru dengan
orang tua. ”Supaya anak di rumah tetap diajar.
Menulis satu kata setiap malam.”
Tahap berikutnya adalah menugasi anak menulis
dengan mendikte. Secara perlahan, anak-anak akan
lancar dalam membaca dan menulis.
Persoalan yang sama terjadi di SDN 023 Tanjung
Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Ratihniati, 31, guru kelas II, harus berjuang
mati-matian untuk membantu anak-anak mengejar
ketertinggalan mereka dalam membaca.
Ingatannya melayang pada kejadian setahun lalu.
Wisnu, 8, terdiam di bangkunya. Menunduk dalam.
Mencermati huruf demi huruf di buku pelajarannya.
Tak ada suara yang keluar dari mulut siswa SDN
023 Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan,
Kalimantan Utara, tersebut.
Ratihniati, sang wali murid, dengan sabar
menunggu. Tak memburunya agar segera mengeja
deretan kata di buku tersebut. Namun, betapa
kagetnya dia karena yang justru terdengar di
telinganya adalah isakan. Wisnu menangis. Saat
dihampiri, air matanya sudah membasahi buku
pelajarannya.
”Hati saya teriris. Seolah membaca adalah sesuatu
yang menyakitkan sampai membuat dia ketakutan
dan menangis,” kenang Ratih.
Sudah kelas II, tapi lidah Wisnu masih kelu dengan
huruf-huruf alfabet. Beragam pertanyaan pun
muncul di benak Ratih soal kondisi anak didiknya
tersebut. Seharusnya, pengenalan huruf dan kata
sudah khatam ketika di kelas I. ”Dan ini tidak satu.
Tahun lalu tiga anak. Tahun ini nambah, 12 anak,”
ungkapnya.
Sebagai pendidik, tentu Ratih terbebani. Kegiatan
belajar-mengajar tidak bisa berjalan mulus dengan
adanya anak-anak yang belum bisa membaca. Dia
mulai melakukan beragam cara untuk membantu
mereka belajar membaca.
Pulang ke rumah, dia mengumpulkan karton.
Duduk di ruang tamu, Ratih membuat rangkaian
huruf A sampai Z. Tak lupa, menambahkan
warna-warna terang dengan harapan
murid-muridnya lebih mudah memahami. ”Dengan
buku saja ternyata tak ada hasilnya. Makanya saya
kepikiran bikin alat peraga,” tuturnya.
Esoknya, dengan semangat 45, Ratih masuk kelas.
Mencoba membimbing mereka dengan alat peraga
yang dibuatnya seharian. Sayang, cara itu pun tak
mampu membantu anak didiknya mengejar
ketertinggalan. Mereka masih sulit mengenal huruf,
mengeja kata, dan membaca kalimat.
Namun, dia tak mau menyerah. Akhirnya, Ratih
memutuskan untuk memberikan kelas tambahan
bagi mereka yang belum bisa membaca. Kelas
dilaksanakan seusai sekolah.
Dalam kelas tersebut, Ratih mengklasifikasikan
murid-muridnya. Mana yang tak tahu huruf, tak
bisa mengeja, dan belum lancar menyambung kata.
Dengan begitu, dia bisa fokus memperbaiki
kekurangan anak. ”Kalau di kelas reguler, kan agak
susah ya,” ujar perempuan kelahiran 11 Juli 1988
itu.
Beberapa minggu berlalu. Tak ada perubahan
signifikan. Ratih mulai stres. Dia merasa gagal.
Sampai-sampai, dia berniat meminta pindah
kelas. ”Saya berpikir di kelas tinggi pasti lebih enak.
Paling tidak, mereka sudah lancar membaca,”
tuturnya.
Namun, hati nuraninya mengatakan berbeda. Ratih
tak sanggup meninggalkan anak-anak itu. Dia
merasa bertanggung jawab atas masa depan
201
mereka. ”Apalagi, saya kan sudah digaji pemerintah
untuk mencerdaskan anak-anak Indonesia ya,”
tegasnya.
Doa dan kerja kerasnya terjawab. The Asia
Foundation hadir ke sekolahnya. Mengenalkan
aplikasi Let’s Read yang membuat
belajar-mengajar lebih menyenangkan.
Menggunakan proyektor yang menampilkan video.
Lalu, ada cerita-cerita anak yang dilengkapi
gambar-gambar menarik.
Ratih awalnya ragu cara itu bisa menggugah minat
murid untuk belajar. ”Sebab, menumbuhkan minat
ini yang paling susah,” ujarnya.
Siapa sangka, para murid sangat tertarik. Aplikasi
itu sukses menyedot perhatian mereka. Mereka jadi
penasaran dan berupaya belajar lagi karena ingin
menikmati cerita-cerita di aplikasi. ”Lebih cepat
belajarnya,” jelasnya.
Kini Wisnu pun sudah bisa membaca. Meski masih
terbata-bata, setidaknya dia tak lagi menangis
ketika berhadapan dengan buku pelajaran. Bahkan,
ketika Wisnu sudah naik ke kelas III, Ratih masih
mendapat laporan dari dia tentang progres
membacanya. ”Kini dia sudah tak pendiam. Lebih
ceria,” ungkap Ratih.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : */c5/ayi
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/features/08/11/2019/sabaniah-
dan-ratihniati-meningkatkan-literasi-di-pedalaman/
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.20 WIB
Serunya Kemah sambil Belajar Jurnalistik
dan Literasi
14 DESEMBER 2019, 15: 10: 40 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
REMBANG, Radar Kudus - Kemah pemantapan
dewan penggalang Gudep 105106 Pangkalan SMPN 3
Rembang berlangsung gayeng kemarin sore. Area
parkir makam RA Kartini, Bulu, diramaikan tawa
siswa-siswi itu. Karena materi yang disampaikan
dikemas menarik. Dengan diselingi
permainan-permainan. Tepuk tangan sembari melatih
konsentrasi.
Peserta duduk lesehan. Melingkar dan berkelompok.
Masing-masing kelompok diisi lima anak. Yang
setiap regu memiliki tagline tersendiri. Misal,
kelompok satu punya tagline brilian. Kompok dua,
religius. Setiap pembina menyebut angka-angka itu,
satu kelompok langsung kompak meneriakkan
taglinenya. Tapi ada juga tagline yang berbunyi "biasa
saja". Jika diteriakkan membuat suasana semakin gerr.
Menik Mustikatun, Kamabigus Gudep 105106
Pangkalan SMPN 3 Rembang mengatakan, kemah
berlangsug tiga hari. Mulai kemarin sampai minggu.
Konsep acaranya, ada motivasi pramukaan hingga
materi jurnalistik dan fotografi.
Selain itu, nantinya masing-masing peserta juga akan
diminta membuat pantun, cerpen, puisi. Yang
kemudian dikumpulkan lalu dibukukan. "Pramuka tapi
ada literasi," ujarnya.
Pihaknya berharap, dengan diadakannya acara yang
diselenggarakan rutin tiap tahun ini, ke depan
siswa-siswi bisa menjadi pramuka yang tangguh. Serta
mampu membantu sekolah dalam mewujudkan visi
misi. "Mulai kelas VII kami libatkan,"
imbuhnya. (vah)
(ks/ali/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/12/14/170255/
serunya-kemah-sambil-belajar-jurnalistik-dan-literasi
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.10 WIB
SMA Nasional Pati Gelar Literasi Sekolah
dengan Baca Koran Radar Kudus
27 APRIL 2019, 08: 51: 46 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
PATI – SMA Nasional Pati menggelar kegiatan
literasi membaca koran bersama di pendapa sekolah
kemarin pagi. Para guru dan siswa duduk bersama
membaca berita-berita yang sedang hangat
dibicarakan. Sekaligus membaca berita tentang
sekolah mereka yang memiliki jargon baru ”Sekolah
Plus” yang tayang di Jawa Pos Radar Kudus halaman
kemarin.
Kepala SMA Nasional Pati Edy Waluyo
mengungkapkan, kegiatan literasi tersebut menjadi
cukup penting dalam membangun wawasan
pengetahuan siswa. Melalui proses membaca tersebut,
para siswa mendapat pemahaman yang luas tentang
bermacam hal. Baik berita-berita hangat maupun ilmu
pengetahuan lain.
”Selain itu, dengan membaca media cetak seperti
Koran, diharapkan dapat menumbuhkan minat baca
lebih kepada para siswa. Terutama agar para siswa
bisa meminimalisasi tertipu berita hoax. Media koran
seperti ini menjadi contoh penting bagi siswa untuk
memilih asupan informasi. Sebab, koran sampai
202
disajikan ke pembaca tentu melalui proses editing
maupun kroscek fakta yang ketat,” jelas Edy Waluyo.
Dirinya mengaku, anak didiknya di SMA Nasional
sendiri minat bacanya masih tahap sedang. Hal
tersebut perlu dipacu dengan kegemaran membaca.
Salah satunya dengan membaca koran. ”Ya kita
ketahui sekarang, anak-anak lebih asyik bermain
dengan gadget masing-masing. Tak ada kegemaran
lagi untuk membaca. Boleh dikatakan hampir sebagian
waktunya ya untuk memantau HP,” terangnya.
Para siswa yang ikut membaca koran bersama
merupakan siswa yang duduk di kelas X dan XI.
Untuk kelas XII tidak masuk, karena usai melakukan
ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
Para siswa terlihat tertarik membaca koran, meski
awalnya enggan. Mereka membuka satu per satu
halaman koran Jawa Pos Radar Kudus yang
menampilkan berita mulai dari politik, hukum,
olahraga, dan juga hiburan.
(ks/lin/aua/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/04/27/134165/
sma-nasional-pati-gelar-literasi-sekolah-dengan-baca-koran-radar-kudus
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.31 WIB
SMAN 1 Rembang Jadi Sasaran Jelajah
Literasi Edisi Sembilan
17 AGUSTUS 2019, 09: 06: 19 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
KOTA, Radar Kudus – Ratusan siswa SMAN 1
Rembang (Smansa) antusias mengikuti agenda Jelajah
Literasi yang digelar di lapangan basket sekolah
setempat. Smansa Rembang merupakan sekolah
tujuan kesembilan tempat digelarnya acara tersebut.
Sebagaimana gelaran sebelumnya, ada tiga pemateri
dalam Jelajah Literasi yang juga didukung oleh IGI
(Ikatan Guru Indonesia) Rembang tersebut. Yakni dari
Jawa Pos Radar Kudus, Perpuseru, serta Bank Jateng.
Bimo Ariwibowo dalam sambutannya menyebut
agenda tersebut digelar dengan melibatkan generasi
milenial yang diharapkan minat bacanya naik setelah
mengikuti acara tersebut. Sebab, minat baca menjadi
sesuatu yang sangat penting bagi generasi bangsa.
”Jelajah Literasi diselenggarakan di 14 sekolah di 14
kecamatan di Rembang. Dimulai di Pamotan, dan
akan berakhir di Sarang,” kata dia.
Adapun pengisi pertama dari Perpuseru diwakili oleh
Hary. Dalam kesempatan tersebut Hary membagikan
tips agar minat baca para siswa lebih baik. Salah
satunya, yakni dengan memulai membaca buku yang
dianggap menarik terlebih dulu.
Pengisi kedua yakni Saiful Anwar dari Jawa Pos
Radar Kudus. Saiful yang merupakan wartawan yang
bertugas di Rembang itu membagikan tata cara
menulis kepala atau lead berita secara singkat.
”Prinsipnya, menerapkan 5W+1H ke dalam kalimat
berunsur SPOK. Nanti sudah menjadi lead berita yang
baik,” katanya di hadapan ratusan siswa dan hadirin
lain.
Setelah di Smansa Rembang kemarin, agenda serupa
yang digagas Dinas Arpusda Rembang tersebut masih
akan digelar di lima sekolah lain di Kota
Garam. Jelajah Literasi akan berakhir di Sarang pada
awal September mendatang.
(ks/ful/ali/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/17/151298/
sman-1-rembang-jadi-sasaran-jelajah-literasi-edisi-sembil
an
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.20 WIB
SMK Penerbangan Cakra Nusantara
Antusias Ikuti Klinik Literasi
07 OKTOBER 2019, 15: 45: 59 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
DENPASAR – Tak hanya antusias. Seratusan
siswa-siswi SMK Penerbangan Cakra Nusantara (PCN)
Denpasar yang menyambut
tim Radar Bali Goes To School with Bali United
didukung oleh Corsa Ban Motor Tangguh, Jumat
(4/10) lalu juga sarat emosi.
Sejak menit pertama event digelar hingga dua jam
lamanya, semangat para siswa sama sekali tak kendor.
Bahkan, para siswa yang berseragam lengkap
bernuansa kedirgantaraan menunjukkan
kekompakannya sepanjang kegiatan berlangsung.
Diawali dengan sesi Klinik Literasi atau pengenalan
dasar-dasar jurnalistik dan media cetak oleh Redaktur
Pelaksana (Redpel) Jawa Pos Radar Bali Muhammad
Ridwan, para siswa menyimak dengan seksama.
Terlebih, tak sedikit dari siswa yang sebelumnya
terlihat belum akrab dengan dunia jurnalistik dan
media cetak.
“Jawa Pos pernah menerima penghargaan peringkat
satu internasional di Wina, Austria sebagai Koran
yang akrab dengan anak-anak muda.
203
Dan sampai detik ini, Jawa Pos bersama Radar Bali
juga terus concern pada kalangan anak muda,” papar
Muhammad Ridwan.
Pada sesi ini, Radar Bali juga memberikan hadiah
langsung kepada beberapa siswa berupa Koran Jawa
Pos Radar Bali dan voucher karaoke dari Deberry
Karaoke Keluarga.
Sesi berikutnya tak kalah seru. Gaya khas Konselor
Bali United, Elsar Hayer dalam menyapa dan memberi
aneka games menarik membuat para siswa terbawa
suasana asyik.
Lebih-lebih, di sesi ini, Corsa Ban Motor Tangguh
sebagai pendukung utama program ini bersama Bali
United juga mengobral aneka hadiah langsung berupa
t-shirt Bali United, merchandise Corsa, dan
sebagainya.
“Yang selalu kami sampaikan kepada para siswa,
kalau ingin sukses seperti pemain-pemain Bali United,
selalu jauhi rokok dan narkoba,” pesan Elsar Hayer.
Sementara itu, pihak SMK Penerbangan Cakra
Nusantara Denpasar sendiri mengaku tak puas dengan
sesi ini.
Lantaran baru melibatkan sebagian siswanya, pihak
sekolah meminta agar bulan berikutnya kembali
digelar kegiatan serupa untuk siswa lainnya.
“Untuk hari ini kami hanya bisa melibatkan
siswa-siswi kelas 3, kami berharap sebelum akhir
tahun agar kembali digelar sesi lanjutan untuk siswa
kami lainnya yang sejak awal juga iri ingin mengikuti
kegiatan ini,” tutur Wakil Kepala SMK Penerbangan
Cakra Nusantara Bidang Kurikulum, Ni Luh Gede
Dhanayasa. (rba/yog)
(rb/yog/mus/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarbali.jawapos.com/read/2019/10/07/159532/s
mk-penerbangan-cakra-nusantara-antusias-ikuti-klinik-lit
erasi
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.35 WIB
Sowan Wagub Jateng, Penggiat Literasi
Bawa Misi Khusus
26 FEBRUARI 2020, 12: 11: 12 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
REMBANG, Radar Kudus - Ketua IGI Jateng, Ketua
MKKS, dan Koordinator Gernas Tastaka Kabupaten
Rembang, sowan di kantor dinas Wakil Gubernur
Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen Zubair kemarin.
Salah satu misinya yakni terkait kegiatan seminar
nasional menyambut hari pendidikan nasional April
mendatang. Selain itu, curah perkembangan gerakan
literasi di Kota Garam yang menjadi tempat kelahiran
Gus Yasin.
Seminar nasional yang bakal di gelar 19 April
mendatang, bakal kerja sama dengan Gerakan
Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas
Tastaka) Kabupaten Rembang, Ikatan Guru Indonesia
(IGI) Jawa Tengah, Ketua Musyawarah Kerja Kepala
Sekolah (MKKS) SMA Jawa Tengah dan Jawa Pos
Radar Kudus. Kegiatan tersebut diadakan dalam
rangka memperingati Hari Kartini dan Hari
Pendidikan Nasional tahun 2020.
Narasumber yang dihadirkan adalah, Menteri
Pendidikan RI, dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim,
Taj Yasin Maemun Zubair (Wakil Gubernur Jawa
Tengah), Ahmad Rizali (Ketua Presidium Gernas
Tastaka) dan Indra Charismiadji (Pakar STEAM dan
Konsultan Pendidikan Abad 21).
Usai bertemu Taj Yasin Maemun didampingi Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan (Arpus) Provinsi Jawa Tengah,
Koordinator Gernas Tastaka Rembang, Imron Wijaya
yang memaparkan latar belakang dan progres adanya
Gernas Tastaka di Rembang.
“Awal mulanya Gernas Tastakan diinisiasi oleh
Ahmad Rizali (mantan Staf Khusus Mendikbud tahun
2009-2010). Sementara Gernas Tastaka Rembang
dideklarasikan bersama Bupati Rembang, Abdul
Hafidz. Kabupaten Rembang sudah meluluskan
sebanyak 32 trainer hasil TOT awal tahun 2020,”
ungkapnya pria yang juga Sekretaris IGI Jawa
Tengah.
Ketua IGI Jawa Tengah, Mulyo Utomo
menyampaikan bahwa IGI yang sudah mempunyai
legalitas dari Kemenhumham sejak tahun 2009 dan
fokus dalam peningkatan mutu guru di Jawa Tengah
baik secara langsung tingkat provinsi maupun melalui
IGI masing-masing kabupaten/kota. “Tahun 2020, IGI
Jawa Tengah akan fokus di bidang Gernas Tastaka
dan publikasi ilmiah dengan menggandeng Jurnal
Profesi Kependidikan (JPK) Unnes yang dikelola
Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Profesi (LP3)
Universitas Negeri Semarang,” katanya.
Menanggapi paparan di atas, Wakil Gubernur Jawa
Tengah, Taj Yasin Maemun Zubair sangat mendukung
dan mengapresiasi kegiatan seminar nasional tentang
pembelajaran menggunakan pendekatan steam
berbasis literasi dan numerasi dalam menunjang guru
penggerak menuju program merdeka belajar.”Kami
bersedia hadir untuk membuka dan menjadi
narasumber pada kegiatan tersebut,” ungkapnya.
Tak hanya itu, wagub juga meminta Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah untuk
memfasilitasi dan mendukung kegiatan yang
dilaksakan oleh IGI Jawa Tengah selama untuk
peningkatan mutu guru di Jawa Tengah.” Kami
meminta Dinas Arpus Provinsi Jawa Tengah untuk
204
menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
kegiatan literasi di Rembang nanti,” ungkapnya.
(ks/ali/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2020/02/26/181032/
sowan-wagub-jateng-penggiat-literasi-bawa-misi-khusus
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 09.36 WIB
Teknologi Kian Pesat, OJK Gencarkan
Literasi Keuangan
11 OKTOBER 2019, 17: 12: 22 WIB |
EDITOR : WIJAYANTO
SURABAYA - Di tengah perkembangan dunia digital
yang semakin pesat, peran perusahaan jasa keuangan
dituntut semakin gencar melakukan literasi keuangan
ke masyarakat. Agar pemahaman mereka tentang
lembaga keuangan semakin baik.
Menurut Kepala Departemen Pengawasan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) Bambang W Budiawan, saat ini
peran OJK dan lembaga keuangan juga semakin berat
di tengah arus perkembangan dunia digital yang
semakin pesat. Pasalnya, saat ini banyak masyarakat
yang menjadi korban lewat pinjaman online atau
financial technology (fintech) illegal. Hal ini akibat
masih banyaknya yang masyarakat yang belum
sepenuhnya memahami literasi keuangan.
“Setiap bulan ada sekitar 70 – 100 kasus korban
fintech illegal. Namun masyarakat masih terus ingin
mencoba. Karena itu, ini menjadi tantangan OJK dan
lembaga keuangan kedepan,” kata Bambang.
Pihaknya terus mengajak seluruh perusahaan dan
lembaga keuangan maupun asosiasi untuk
bersama-sama terus meningkatkan kegiatan literasi
dan inklusi keuangan. Agar ke depan masyarakat
semakin melek terhadap literasi produk keuangan.
“Asosiasi menjadi garda depan agar semakin banyak
melakukan kegiatan inklusi keuangan sampai ke
masyarakat yang literasi keungannya masih rendah,”
tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan
Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno
menambahkan, pihaknya secara kontinyu melakukan
kegiatan semacam pameran yang melibatkan puluhan
perusahaan pembiayaan.
Selain bertujuan untuk meningkatkan literasi produk
keuangan terhadap masyarakat dari berbagai
perusahaaan anggota APPI, pihaknya juga ingin terus
meningkatkan kinerja anggota APPI. Pasalnya,
lembaga pembiayaan berkontribusi untuk
pembangunan ekonomi Indonesia.
“Potensi Surabaya dan Jatim cukup besar. Dari
penyaluran kredit mobil dan motor secara
nasional Rp 200 – 250 triliun, Surabaya nomer dua
setelah Jakarta yakni Rp 30 – 40 triliun. Dari jumlah
tersebut, sekitar 60 pesen untuk kredit konsumtif dan
sisanya untuk kredit produktif dan investasi,” ujar
Suwandi. (fix/nur)
(sb/fik/jay/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/10/11/1603
41/teknologi-kian-pesat-ojk-gencarkan-literasi-keuangan
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.34 WIB
Teras Baca Sangkar Aksara Tumbuhkan
Literasi dan Kreativitas Anak Sedih, Banyak yang Mengira Kegiatan
Berbayar
26 FEBRUARI 2020, 09: 00: 56 WIB |
EDITOR : ADI NUGROHO
ANDHIKA ATTAR. KERTOSONO, JP Radar
Nganjuk.
Setiap Minggu pagi, suasana rumah Kartini mendadak
berubah. Tidak seperti hari-hari biasanya. Rumah
yang terletak di Jl Setiyaki, Desa Kepuh, Kertosono
itu ramai dipenuhi puluhan anak-anak. Mulai dari
anak umur 3 – 10 tahun berkumpul di rumah yang
sekaligus menjadi Teras Baca Sangkar Aksara.
Puluhan bocah itu memang rutin mengikuti kegiatan
di sana. Sebuah wadah yang dibangun untuk
menghindarkan anak-anak dari kecanduan gawai.
Bonusnya, mereka bisa mengasah kreativitas dari
berbagai jenis keterampilan yang ditawarkan.
Perempuan yang lebih akrab disapa Bunda Tini itu
tidak sendiri. Ia ditemani oleh Priananda Singgih
Prabowo yang rutin berkegiatan di sana setiap
minggunya. Bahkan, Singgih lah yang menjadi salah
satu aktor pencetus teras baca tersebut. “Pokoknya
nekat mendirikan wadah literasi dulu,” ujarnya
pemuda 22 tahun tersebut dengan enteng.
April tahun lalu ide itu muncul. Langsung dieksekusi.
Tanpa berpikir panjang. Beruntung, komunitas literasi
serupa di Kertosono dan sekitarnya mendukung penhu
ide tersebut. Salah satunya dari Rumah Baca Sekolah
Pelangi Tembarak, Kertosono.
Awal mula, teras baca tidak langsung ditempatkan di
rumah Bunda Tini. Namun, di sebuah kenalan Singgih
yang juga warga Desa Kepuh, Kertosono. Sayang,
lokasinya berada di pinggir jalan raya. Akhirnya ia
mencari opsi lokasi lain.
Terpilihlah rumah Bunda Tini sekitar bulan September.
Notabene, keduanya pun berdekatan. Sehingga
205
memudahkan koordinasi. Belum lagi lokasinya yang
lebih masuk gang membuat orang tua tidak khawatir.
Anak-anak pun bisa puas bermain di halaman depan.
“Kalau di sini kan aman. Ngajak main permainan
tradisional di sini juga bisa,” imbuh Singgih.
Kebetulan, Bunda Tini memang telah lama
berkecimpung di dunia pendidikan dan anak-anak. Ia
tercatat sebagai seorang pengajar di sebuah PAUD
yang berada di desa tersebut. “Ya, cocok lah
tempatnya di sini,” celetuk Singgih sembari tertawa
lepas.
Awalnya, hanya beberapa anak saja yang tertarik
bergabung. Paling banyak hanya di angka belasan. Itu
pun Singgih mengaku sudah melakukan beberapa
terobosan. Sering kali, ia harus antar-jemput untuk
menarik minat anak di sana mengenal literasi.
Persebaran informasi memang dirasa masih kurang.
Pasalnya, anak-anak yang ada di desa tersebut
mayoritas masih enggan ikut bergabung. Terutama
karena pihak orang tua belum begitu paham dengan
sistem di sana. “Banyak yang mengira harus
membayar,” kenang pemuda lulusan SMK tersebut.
Padahal, baik Singgih maupun Bunda Tini
menegaskan hal itu salah besar. Keduanya murni
melakukan kegiatan atas dasar rasa sosial yang tinggi.
Keduanya memastikan bukanlah profit atau uang yang
dicari dengan mendirikan teras baca itu.
Bahkan, untuk kegiatan menggambar, mewarnai,
hingga melipat kertas pun tidak ada rupiah yang
dipungut dari para orang tua. “Tidak pernah kami
memungut biaya. Tapi kalau ada yang mau
menyumbangkan buku atau operasional lain kami
akan menerima dengan senang hati,” tutur Bunda Tini.
Terkadang, tetangganya ada yang berbaik hati
memberikan kue atau jajanan untuk disantap bersama
di sana. Mereka percaya, jika melakukan sesuatu hal
baik, maka kebaikan lainnya akan mengikuti dengan
sendirinya. Tanpa perlu ditunggu-tunggu.
Perempuan berkerudung itu mengakui perjalanan teras
baca tidaklah mudah. Awal berdiri, hanya sekitar 50
buku anak-anak yang tersedia di sana. Namun, lambat
laun jumlah buku di sana terus bertambah seiring
waktu berjalan. “Pokoknya jalan dulu saja,” tandas ibu
dua anak itu.
Di sana, anak-anak mulai berkegiatan mulai pukul
09.00 hingga 11.30. Biasanya, akan ada senam,
permainan tradisional, ketangkasan, dan asah otak
yang diberikan. Namun, semuanya dikemas dengan
cara yang menyenangkan. Tanpa membuat anak-anak
menjadi bosan.
Sedikit-banyak Bunda Tini telah mempelajarinya di
lembaga PAUD yang diampunya sejak 2010 lalu.
Sehingga, ia tidak merasa asing lagi dengan hal serupa.
Bahkan, setiap sore hari ia juga melayani murid SD
yang ingin les di teras rumahnya.
Itu pun dilakukan Bunda Tini dengan sukarela. Ia juga
tidak meminta atau bahkan mematok bayaran atas
ilmu yang dibagikannya. “Kepuasan melihat anak
yang awalnya tidak bisa menjadi bisa itu yang tidak
terbayarkan,” ungkap perempuan 40 tahun tersebut.
Dari gang kecil itu, keduanya berharap ada perubahan
besar bagi anak-anak di sana. Mereka meyakini,
kebahagiaan tidaklah selalu tentang materi dan
gelimang uang. Senyum puas anak-anak juga sumber
kebahagiaan bagi keduanya.
(rk/rq/die/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkediri.jawapos.com/read/2020/02/26/181006/
teras-baca-sangkar-aksara-tumbuhkan-literasi-dan-kreativ
itas-anak
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 09.37 WIB
Terjunkan Torpin dan MPK ke Sekolah dan
Desa untuk Tingkatkan Literasi
20 JANUARI 2020, 17: 14: 46 WIB |
EDITOR : AGUNG NUGROHO
SIDOARJO-Literasi di Kota Delta masih terbilang
minim. Sebab, jumlah perpustakaan desa dan sekolah
masih belum merata sepenuhnya. Kalaupun ada,
jumlah buku yang tersedia juga masih terbatas. Di sisi
lain, raperda penyelenggaraan perpustakaan baru
disahkan menjadi perda, tiga bulan yang lalu.
Kapala Dinas Perpustaan dan Kearsipan (DPK) Medi
Yulianto mengatakan, untuk meningkatkan minat baca
di Sidoarjo, pihaknya telah menyiapkan sejumlah
langkah. Salah satunya menerjunkan mobil
perpustakaan keliling (MPK) dan motor pintar (Torpin)
ke desa-desa dan sekolah-sekolah di seluruh Sidoarjo.
“Sudah kami jadwalkan sejak 13 hingga 30 Januari
nanti, mereka keliling,” katanya kepada Radar
Sidoarjo, Minggu (19/1).
Mantan Kadispendukcapil itu menjelaskan, baik MPK
maupun Torpin memang dijadwalkan keliling di
sejumlah desa atau kelurahan serta sejumlah sekolah.
Dalam sepekan, kata Medi, petugas dari DPK akan
berkiling sebanyak empat hari. Yaitu mulai Senin
hingga Kamis. Mereka dipusatkan di satu kecamatan
setiap harinya.
Dalam sehari, petugas DPK akan mengunjungi enam
desa dan tiga sekolah dasar (SD). Disana, petugas
akan membuka lapak perpustakaan untuk kemudian
dapat dibaca oleh siswa sekolah dasar. Jenis bukunya
pun cukup beragam. Mulai dari buku pelajaran hingga
non pelajaran. Dengan begitu, literasi diharapkan
dapat terpenuhi.
206
“Jadwal juga sudah saya tempel, saya tingga monitor
petugas di lapangan,” ujarnya.
Usaha untuk meningkatkan literasi di Kota Delta juga
dilakukan oleh anggota dewan. Wakil Letua Komisi D
DPRD Sidoarjo Zahlul Yussar menuturkan, dirinya
dan beberapa anggota komisinya telah beberapa kali
melakukan konsultasi dengan instansi terkait.
Misalnya dengan Dinas Perpustakaan Jawa Timur.
Di sana, pihaknya berkonsultasi mengenai regulasi
penggunaan dana BOS yang dapat digunakan untuk
pengadaan buku perpustakaan. Di sisi lain, literasi di
Jawa Timur masih sangat rendah. Bahkan masuk
dalam 10 besar indeks literasi rendah. Jawa Timur
sendiri kata Zahlul dengan berada di posisi ke delapan.
“Makanya kemarin juga telah kita sampaikan ke
Kemendikbud RI,” paparnya. (far/nis)
(sb/far/Nug/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020/01/20/1756
51/terjunkan-torpin-dan-mpk-ke-sekolah-dan-desa-untuk-
tingkatkan-literasi
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.30 WIB
Terkait Hasil PISA, Mendikbud Nadiem:
Indonesia Krisis Literasi
4 Desember 2019, 12:05:12 WIB
JawaPos.com – Skor Indonesia pada Programme
for International Student Assessment (PISA) masih
di bawah rata-rata. Kemampuan membaca,
matematika, dan sains rendah. Selain itu, hanya
sedikit siswa Indonesia yang memiliki kemampuan
tinggi dalam satu mata pelajaran dan mencapai
tingkat kemahiran minimal.
Hasil PISA yang dirilis The Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD)
menunjukkan kemampuan membaca siswa tanah air
meraih skor 371. Jauh di bawah rata-rata yakni 487.
Demikian pula dengan kemampuan matematika.
Hanya mencapai 379 poin dari rata-rata 487 poin.
Begitu juga kemampuan sains siswa Indonesia
dengan skor 389. Angka tersebut selisih 100 poin
dari rata-rata 489 poin.
Pada survei PISA kemampuan membaca, hanya 30
persen dari total responden siswa Indonesia yang
mencapai kemahiran level dua. Level kemampuan
mengidentifikasi ide utama dalam teks sedang dan
panjang. Mampu mencari informasi berdasarkan
kriteria yang eksplisit, meskipun terkadang rumit.
Serta, dapat merefleksikan tujuan dan bentuk teks
ketika diarahkan untuk melakukannya.
Sedangkan untuk matematika, ada 28 persen yang
mampu mencapai kemahiran level dua. Dalam
tingkatan itu, siswa dapat menafsirkan dan
mengenali, tanpa instruksi langsung, bagaimana
situasi dapat direpresentasikan secara matematis.
Hanya satu persen siswa Indonesia yang menguasai
kemampuan matematika tingkat tinggi (tingkat lima
ke atas). Dalam level tersebut siswa dapat membuat
model situasi yang rumit secara matematis, memilih,
membandingkan, dan mengevaluasi strategi
penyelesaian masalah yang tepat untuk
menghadapinya.
Terkait hal itu, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menilai hasil
laporan PISA sangat penting. Sebab memberikan
perspektif dan masukan baru mengenai kekurangan
yang tidak disadari. ”Kita tidak mungkin bisa
mengetahui apa yang harus kita perbaiki, apa yang
harus kita lakukan kalau kita tidak mendapat
persepktif dari luar,” kata Nadiem di kantornya,
Selasa (3/12).
Dia mengatakan, pola pikir anak Indonesia untuk
berkembang dan maju lebih baik masih kurang.
Optimismenya rendah. Inilah yang mungkin
membuat gagal. Dibilang mereka (siswa) tidak
mampu. Dibilang semua tolak ukurnya adalah suatu
angka (nilai) di dalam mata pelajaran yang
mungkin bukan bakatnya. Hal tersebut membuat
siswa kehilangan rasa percaya diri.
”Akibatnya, siswa merasa ya sudah saya segini-gini
saja,” ujar mantan CEO Gojek itu. Artinya, aspek
tersebut yang harus ditingkatkan. Guru tidak hanya
sekadar mengajarkan mapel (mata pelajaran). Tapi
harus bisa menanamkan rasa percaya diri kepada
setiap siswa.
Menilik hasil PISA, Nadiem menilai Indonesia
sedang mengalami krisis literasi. Banyak
masyarakat yang lebih memilih menonton televisi
daripada membaca. Padahal membaca tidak hanya
identik dengan bacaan buku yang serius. Bisa berita,
komik, novel, dan berbagai macam bentuk
lainnya. ”Ini adalah peran orang tua. Apakah di
ruang TV (keluarga) ada buku-buku? Apakah setiap
hari bapak/ibu membaca? Ini harus menjadi
perhatian,” ucapnya.
Terkait membaca tidak harus buku, platform digital
juga merupakan bagian dari literasi. Pentingnya
mengubah paradigma memaksa anak belajar apa.
Lebih baik menjadi memberi anjuran kepada
anak-anak untuk membaca. ”Membaca apapun.
Buat anak merasa bahwa membaca adalah suatu hal
yang menyenangkan.
207
Sama saja, seorang anak tidak dipaksa untuk belajar
dan mengerti bahasa Inggris maupun bahasa
Indonesia. Tapi buatlah anak mencintai
materi-materi buku maupun film yang
disukai. ”Berita penurunan ini tidak perlu dikemas
dengan cara positif. Kita sebagai pemimpin bahkan
sampai tingkat kepala sekolah harus jujur. Karena
kita sedang mengalami krisis literasi. Ini hal yang
serius,” tegas Nadiem.
Dosen sekaligus pendiri Gerakan Sekolah
Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal
menyampaikan keprihatinan atas menurunnya nilai
pengukuran PISA untuk Indonesia. Baginya
penurunan itu merupakan cerminan dari orientasi
kebijakan politik pendidikan dan metodologi
pendidikan yang salah.
“Orientasi kebijakan politik pendidikan kita masih
pada standarisasi dan pemenuhan persyaratan
administrasi ansih,” katanya saat ditemui usai
workshop GSM untuk kepala sekolah dan
pengawas se-Kabupaten Tangerang di Serpong
kemarin. Dia mengatakan orientasi kebijakan
pendidikan di Indonesia masih cenderung
penyeragaman administrasi sistem pendidikan.
Rizal mengatakan seharusnya orientasi kebijakan
pendidikan diarahkan untuk memerdekakan guru
dalam mengajar. Kemudian membangun siswa
sesuai dengan kodrad manusia secara optimal.
Menurut Rizal kodrad manusia adalah rasa ingin
tahu, imajinasi kreativitas, dan kolaborasi.
Dia menegaskan bahwa penilaian PISA itu bukan
untuk mengukur capaian belajar siswa atau guru
layaknya UN. Tetapi mengukur capaian kinerja
kebijakan pemerintah untuk urusan pendidikan. Jadi
ketika ada penurunan nilai PISA seperti ini, siswa
maupun guru tidak boleh disalahkan.
Dia mencontohkan PISA mengukur kemampuan
literasi siswa. Kemampuan ini bukan sekadar
membaca. Tetapi memahami teks untuk
memecahkan masalah kontekstual. Keterampilan
seperti itu bisa didapatkan oleh siswa yang dilatih
nalar kritisnya.
Rizal menambahkan metodologi pendidikan di
Indonesia menjadikan guru dan murid sebagai
objek yang paling bawah dalam ekosistem
pendidikan. Efeknya guru cenderung mengejar
aspek administrasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Seperti administrasi untuk mendapatkan tunjangan
profesi dan lainnya. Dia mengatakan hasil PISA
yang terus menurun, kontras dengan dana
pendidikan yang terus meningkat.
Editor : Edy Pramana
Reporter : Agas Putra Hartanto, Hilmi Setiawan
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/nasional/04/12/2019/terkait-hasil-pisa-mendikbud-nadiem-indonesia-krisis-literasi/
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.31 WIB
Tingkatkan Budaya Literasi, Jembrana
Bangun Perpustakaan Milenial
17 FEBRUARI 2020, 14: 45: 59 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
NEGARA - Guna meningkatkan budaya literasi
membaca dan menulis, Pemkab Jembrana membangun
perpustakaan daerah di Komplek Gedung Kesenian
Bung Karno, dengan mengusung konsep milenial.
Tidak hanya lengkap dengan koleksi bukunya, baik
interior maupun tematiknya didesain khusus untuk
memenuhi kebutuhan anak muda.
Tak hanya soal tampilan yang berubah, kini
perpustakaan daerah juga kaya akan fasilitas.
Baru masuk, pengunjung akan disambut dengan
pelayanan yang ramah oleh pustakawan yang sudah
tersertifikasi, serta interior yang memanjakan mata.
Di sebelah kanan kirinya, berdiri kukuh dua pilar
milenial sebagai simbol bahwasanya, pengetahuan
akan tumbuh berkembang tanpa batas.
Selanjutnya ada ruang koleksi dan baca yang
representatif dengan penataan kursi, sofa, serta meja
diskusi yang nyaman bergaya milenial. Koleksi buku
juga cukup lengkap baik buku cetakan maupun
e-book.
Sementara kebutuhan informasi digital tidak dilupakan,
dengan fasilitas internet serta wi fi yang bisa diakses
gratis. Belum cukup, 20 unit komputer tersambung
internet, serta ruang audio visual untuk multimedia.
Tersedia pula koleksi buku-buku Bung Karno. Hadir
pula fasilitas ruang baca anak khusus. Konsep
perpustakaan Jembrana yang baru ini memang sengaja
kami bangun untuk menjadikan perpustakaan bukan
lagi untuk mencari buku semata.
Tetapi, tempat berkumpul yang nyaman, bertukar
informasi maupun gagasan. Generasi milenial
sekarang ini, sangat suka informasi yang sifatnya
detail,” ujar Wabup Kembang terkait ide design
perpustakaan yang baru ini. (adv)
(rb/bas/pra/mus/JPR)
Sumber : JawaPos.com
208
https://radarbali.jawapos.com/read/2020/02/17/179715/ti
ngkatkan-budaya-literasi-jembrana-bangun-perpustakaan
-milenial
Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.43 WIB
Tingkatkan Budaya Literasi, KPPN Kudus
Gandeng Jawa Pos Radar Kudus
26 JUNI 2019, 07: 33: 03 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
KOTA – Jawa Pos Radar Kudus kembali menggelar
sharing jurnalistik. Kemarin, bersama para pegawai
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Kudus. Para pegawai mendapat ilmu penulisan artikel
dari Pemred Radar Kudus Zainal Abidin. Mereka juga
memperoleh ilmu teknik fotografi jurnalistik dari
Redaktur Pelaksana (Redpel) M. Ulin Nuha.
Kepala KPPN Kudus Wawan Hermawan
mengungkapkan, kegiatan ini dilaksanakan
untuk meningkatkan budaya literasi di lingkungan
Kantor KPPN. Menurutnya, apapun yang dilakukan,
apabila tidak dapat disampaikan di masyarakat maka
tidak akan diketahui.
”Dengan ini, harapannya pengetahuan masyarakat
tentang APBN akan lebih meningkat. Serta memiliki
kepedulian. Karena tugas kami menyalurkan dana
APBN di wilayah Kudus, Jepara, dan Demak,”
jelasnya.
Ia juga mengharapkan, setelah mengikuti kegiatan ini,
para pegawai bisa lebih produktif dalam menulis.
KPPN sendiri sudah menyediakan fasilitas media
sosial. Seperti website dan facebook. Selain sosmed,
para pegawai juga diharapkan bisa menulis di media
massa.
Sekitar 15 peserta itu memperhatikan apa yang
dipaparkan Zainal Abidin. Kadang muncul senyum
bahkan tawa ketika pria yang akrab disapa Zainal ini
melempar canda. Serius tapi santai. Berbagai materi
seperti cara membuat lead, paparan tentang opini dan
berita, hingga kiat-kiat ketika hendak mulai menulis.
Pemred Radar Kudus Zainal Abidin menekankan
pentingnya budaya literasi. Karena, fenomena hoaks
saat ini merajalela. Itu, salah satu penyebabnya karena
rendahnya budaya literasi. ”Banyak orang yang malas
membaca. Kalaupun membaca berita hanya
judulnya. Salah satu penyebar hoaks ya ini. Hanya
dibaca judulnya. Langsung share,” tegasnya.
Sedangkan Redpel Radar Kudus M. Ulin Nuha
membeberkan soal teknik-teknik fotografi jurnalistik.
Seperti pentingnya timing atau momen dalam
fotografi jurnalistik. ”Timing yang menjadikan
fotografi jurnalistik mahal. Karena 70 persen memang
dari timing. Yang lainnya tinggal estetika dan
pencahayaan,” ujar pria yang pernah menyabet juara I
foto jurnalistik Jawa Pos ini. (vah)
(ks/lid/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/06/26/143174/tingkatkan-budaya-literasi-kppn-kudus-gandeng-jawa-po
s-radar-kudus
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.09 WIB
Tingkatkan Literasi Untuk Kesejahteraan
Masyarakat
20 SEPTEMBER 2019, 09: 00: 59 WIB |
EDITOR : AMIN FAUZIE
BUDAYA literasi terus digalakkan Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Tuban.
Beragam lomba digelar memperingati Hari Kunjung
Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca tersebut.
Yakni, mewarnai, puisi, melukis caping, bercerita,
resensi buku dan mendongeng. Pesertanya, anak didik
kelompok bermain (KB), TK, SD, SMP, SMA, serta
masyarakat umum.
Lomba yang berlangsung di Perpustakaan Umum
Daerah (Perpusda) Tuban, Jalan Sunan Kalijaga
tersebut dibuka bupati Fathul Huda, Selasa (17/9).
Lomba-lomba ini berlangsung selama tiga hari dan
berakhir kemarin (19/9).
Hadir sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah
(OPD) di Pemkab Tuban, kepala sekolah, serta
perwakilan guru dari masing-masing lembaga
pendidikan di Bumi Wali.
BERSINERGI: Bupati Fathul Huda bersama
pimpinan OPD Tuban menghadiri pembukaan
lomba gemar membaca. (MOCH ARIF
NAFIK/JAWA POS RADAR TUBAN)
Kepala Dispersip Tuban Joko Prijono mengatakan,
budaya membaca dan berkunjung ke perpustakaan
mulai luntur. Padahal, membaca sangatlah penting
untuk asupan ilmu, wawasan, dan informasi.
Untuk menggalakkan budaya membaca, lanjut Joko,
instansinya melakukan berbagai upaya. ‘’Dengan
kegiatan ini saya ingin kembali mengenalkan
perpustakaan kepada para pelajar, pemuda, dan
khususnya masyarakat Tuban. Saya berharap
setelah ini timbul kembali budaya membaca dan
berkunjung ke perpustakaan,’’ ucapnya.
Dijelaskan Joko, perpustakaan diselenggarakan
berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat,
demokrasi, keadilan, keprofesionalan, keterbukaan
keterukuran, dan kemitraan. Menurut dia, hal
tersebut menunjukkan perpustakaan mengemban
209
amanah sebagai tempat pembelajaran. Dan,
pembelajaran sepanjang hayat merupakan kata
kunci dalam pengembangan transformasi
perpustakaan berbasis inklusi sosial. ‘’Perpustakaan
dapat mengambil alih peran, bukan hanya sebagai
pusat informasi saja. Perpustakaan juga dapat
bertransformasi menjadi tempat dalam
pengembangan diri masyarakat, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat,’’
tuturnya.
Bupati Fathul Huda mengapresiasi kegiatan yang
digelar dispersip. Dikatakan bupati, kegiatan
tersebut memfasilitasi para pelajar dan masyarakat
umum untuk menunjukkan karyanya dalam lomba
yang diikuti. Menurut dia, kegiatan tahunan
tersebut juga dapat memotivasi pelajar, pemuda,
dan masyarakat umum untuk terus berkarya. ‘’Saya
sangat mengapresisasi atas diselenggarakannya
kegiatan ini,’’ ungkapnya.
Dia juga berharap disperip untuk lebih
meningkatkan pelayanan sarana prasarana di
perpustakaan. Tak kalah pentingnya, mengingatkan
untuk lebih selektif dalam menyeleksi buku-buku di
perpustakaan sebelum diedarkan. ‘’Dengan
meningkatkan pelayanan dan sarana prasarana
kepada masyarakat, gerakan literasi ini dapat
meningkat. Saya juga minta di perpustakaan daerah
ini semua bukunya bersih dari konten ideologi
radikalisme yang sekarang ini marak di daerah
lain,’’ harapnya. (rif)
(bj/*/ds/min/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarbojonegoro.jawapos.com/tuban/20/09/2019/ti
ngkatkan-literasi-untuk-kesejahteraan-masyarakat
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.52 WIB
Tingkatkan Literasi, BPJS Kesehatan
Berikan Sosialisasi ke Kader JKN
04 FEBRUARI 2020, 12: 28: 45 WIB |
EDITOR : ALI MUSTOFA
SINGARAJA – Upaya Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan Singaraja dalam hal
sosialisasi program JKN kepada masyarakat agar
informasi tersampaikan dengan benar.
Salah satu strategi yang dilakukan dengan
meningkatkan kolektabilitas iuran dan melakukan
sosialisasi program
Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat
(JKN-KIS) secara masif kepada masyarakat, yakni
dengan melibatkan masyarakat sebagai mitra kerja
BPJS Kesehatan dalam program Kader JKN.
Kader JKN adalah orang atau warga masyarakat yang
bekerjasama sebagai mitra kerja BPJS Kesehatan
berdasarkan hubungan kemitraan yang menjalankan
sebagian tugas dan fungsi dari BPJS Kesehatan dalam
suatu wilayah tertentu yang memiliki kewenangan
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan
direkrut langsung oleh pihak BPJS Kesehatan.
Kader JKN ini memiliki fungsi sebagai pengingat dan
pengumpul iuran, fungsi pemasaran sosial, fungsi
kepesertaan, fungsi pemberi informasi dan penerima
keluhan peserta JKN-KIS.
Untuk meningkatkan pemahaman dan kinerja Kader
JKN, perlu dilakukan sosialisasi dan evaluasi kepada
Kader JKN.
Untuk itu, BPJS Kesehatan Cabang Singaraja
memberikan pemahaman dan evaluasi melalui
pembekalan kepada Kader JKN di wilayah Kabupaten
Buleleng pada Rabu (22/1).
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kepala BPJS
Kesehatan Cabang Singaraja, Elly Widiani yang
didampingi oleh Kepala Bidang Penagihan dan
Keuangan, I Gede Nyoman Widiasmara beserta staf.
Elly begitu sapaannya menjelaskan tujuan dari
diadakannya kegiatan evaluasi ini. “Kegiatan ini kami
adakan bertujuan untuk semakin meningkatkan
pemahaman para Kader JKN mengenai program
JKN-KIS khususnya dalam fungsinya sebagai
pengingat dan pengumpul iuran, fungsi pemasaran
sosial, fungsi kepesertaan, fungsi pemberi informasi
dan penerima keluhan dari masyarakat yang menjadi
binaannya.
Kader JKN juga memiliki peran yang sangat penting
dalam hal mendorong masyarakat mendaftar menjadi
peserta JKN-KIS dan membayar iuran secara tepat
waktu.
Kader JKN harus membekali diri dengan berbagai
informasi terkini tentang program JKN-KIS sehingga
para Kader JKN dapat memberikan pemahaman yang
tepat kepada warga binaannya,” jelas Elly.
Menurut Ketut Bujaman, salah satu kader JKN yang
hadir dalam acara tersebut mengemukakan
pendapatnya.
“Dengan kegiatan evaluasi Kader JKN yang diadakan
BPJS Kesehatan ini, menambah semangat saya untuk
bisa lebih baik lagi menjadi Kader JKN yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Saya semakin
bersemangat untuk menjalankan tugas saya sebagai
seorang Kader JKN, di antaranya dalam hal kolekting
iuran, mengedukasi peserta binaan untuk rutin dalam
membayar iuran setiap bulan, mengedukasi
masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta
JKN-KIS untuk segera mendaftarkan diri beserta
keluarga. Ada kelegaan tersendiri dalam diri saya
apabila warga binaan saya menjadi paham bahwa
210
menjadi peserta JKN-KIS adalah kewajiban dan sadar
akan membayar iuran tepat waktu,” tuturnya pada
Jamkesnews. (rba)
(rb/mus/mus/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarbali.jawapos.com/read/2020/02/04/177836/ti
ngkatkan-literasi-bpjs-kesehatan-berikan-sosialisasi-ke-kader-jkn
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.25 WIB
T-Perpus Dorong Literasi
19 OKTOBER 2019, 19: 09: 02 WIB |
EDITOR : PERDANA
SOLO – Minat baca anak-anak dinilai masih rendah.
Melihat hal tersebut, Telkomsel berkomitmen
memberikan kontribusi nyata. Dalam
mengakselerasikan pembangunan bangsa melalui
solusi pemanfaatan teknologi tepat guna.
Manager Corporate Communication Telkomsel
Jawa-Bali Erwin Kusumawan menyampaikan,
pihaknya menggelar roadshow program T-Perpus di
10 kota. Termasuk di Kota Solo. Kota Bengawan
dipilih karena memiliki perguruan tinggi negeri
maupun swasta nasional berkualitas. Serta
sekolah-sekolah yang layak diperhitungkan.
“Melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi, kami
menghadirkan platform aplikasi perpustakaan digital
T-Perpus. Agar dapat meningkatkan minat baca
masyarakat Indonesia yang saat ini masih tergolong
rendah. Sehingga masyarakat semakin mudah dalam
mengakses informasi dan ilmu pengetahuan. Selain itu
juga mendorong minat baca, meningkatkan
kompetensi, sekaligus menjadi sarana pendidikan
untuk mencerdaskan bangsa,” ucap Erwin usai
membuka roadshow di El Samara Kota Barat, kemarin
(18/10).
T-Perpus merupakan platform aplikasi perpustakaan
digital Telkomsel. Berkolaborasi dengan Gramedia
Digital. Di dalamnya terdapat lebih dari 6 ribu judul
buku, koran, dan majalah dari penerbit terkemuka.
Dapat diunduh gratis di Android maupun iOS.
Bertujuan meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuan.
Sekaligus mempersiapkan keahlian profesi generasi
muda Indonesia di berbagai bidang. Bagi Erwin,
sektor pendidikan merupakan fundamental dalam
membentuk individu unggulan. Rendahnya tingkat
kemampuan baca serta tidak terjangkaunya harga
buku di Indonesia menjadi faktor penyebabnya.
Telkomsel berharap aplikasi tersebut memudahkan
masyarakat membaca dan memiliki ilmu pengetahuan
tinggi. Lewat membaca, ilmu pengetahuan seseorang
bakal meningkat. Sementara itu terkait roadshow,
Telkomsel mengambil konsep talkshow.
Menghadirkan sejumlah pembicara yang merupakan
penulis buku dan content creator.
“Kami memanfaatkan kemahiran teknologi informasi
dan digital untuk memberikan kontribusi positif bagi
masyarakat. Kami berharap kehadiran program
T-Perpus bisa terus mengakselerasikan literasi. Serta
mendukung pola pikir masyarakat untuk selalu
berpikir kreatif,” tandasnya. (rls/gis/fer)
(rs/gis/per/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/10/19/161746/t-
perpus-dorong-literasi
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 09.05 WIB
Treasury Ajak Masyarakat Tingkatkan
Literasi Keuangan Digital
26 September 2019, 18:55:59 WIB
JawaPos.com – Treasury hadir di Indonesia
Fintech Summit and Expo (IFSE) 2019. Kehadiran
Platform daring untuk beli, simpan, jual, transfer,
dan cetak emas serta perhiasan di IFSE 2019 ini
sebagai upaya untuk meningkatkan literasi
keuangan digital bagi masyarakat.
“Partisipasi Treasury menunjukan kami
bersama-sama mewujudkan masyarakat dengan
literasi keuangan yang tinggi. Hal ini kami lakukan
dengan memberikan akses dan kemudahan bagi
masyarakat dalam membeli emas sesuai
kemampuan yang dimiliki,” ujar Head of Brand
Development Treasury, Narantara Sitepu dalam
keterangan tertulisnya, Kamis (26/9).
Lebih jauh, dia mengklaim layanan simpanan emas
di Treasury aman. Treasury memiliki simpanan
emas di Untung Bersama Sejahtera (UBS), serta
bekerja sama dengan Indonesia Clearing House
(ICH) untuk mencatat semua transaksi yang
dilakukan pengguna.
“Untuk memiliki emas di Treasury juga mudah,
karena semua transaksi bisa dilakukan melalui
aplikasi Treasury setiap saat,” terangnya.
IFSE 2019 sendiri digelar di Assembly Hall Jakarta
Convention Center pada 23-24 September kemarin.
Gelaran tersebut dihelat oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) yang
bekerja sama dengan Asosiasi Fintech Indonesia
(Aftech).
Editor : Fadhil Al Birra
211
Reporter : Rian Alfianto
Sumber : JawaPos.com
https://www.jawapos.com/oto-dan-tekno/teknologi/26/09/2019/treasury-ajak-masyarakat-tingkatkan-literasi-keuan
gan-digital/
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.49 WIB
Unisnu Jepara Gelar Kuliah Umum Literasi
Digital
29 OKTOBER 2019, 11: 02: 32 WIB | EDITOR : ALI
MUSTOFA
TAHUNAN, Radar Kudus - Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan (FTIK) Unisnu Jepara bekerja
sama dengan Kantor Urusan Internasional (KUI)
Unisnu Jepara sebagai unit kerja universitas yang
mengelola urusan Internasionalisasi Universitas
mengadakan Kuliah Umum Internasional di Ruang
Seminar Perpustakaan Unisnu Jepara Sabtu (26/10)
lalu.
Seminar tersebut mengambil tema “Digital Literacy:
Why It Matters?”. Mendatangkan dua narasumber.
Associate Professor Warner School of Education and
Human Development University of Rochester, New
York, United States Jayne C. Lammers dan Dosen
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas
Negeri Semarang Puji Astuti. Peserta kegiatan tersebut
mahasiswa semester 3 dan 7 Prodi PBI dan dosen di
lingkungan Unisnu Jepara.
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor
I Unisnu Jepara Akhirin tersebut diikuti oleh 130
mahasiswa peserta kuliah umum dan 15 dosen tetap di
lingkungan Unisnu Jepara. Pada sambutan pembukaan,
Akhirin mengapresiasi kegiatan tersebut. “Terima
kasih kepada narasumber yang telah berkenan datang
ke Unisnu dan mengajar mahasiswa kami,”
ungkapnya.
Jayne C. Lammers menyampaikan presentasi dengan
topik Digital Literacy. Jayne memberikan gambaran
bagaimana cara memanfaatkan teknologi sebagai alat
untuk mengembangkan literasi. “Literasi selalu
memberi akses ke informasi yang dapat dilihat dari
sisi positif dan negatif. Bahkan jauh sebelum kita
memiliki akses internet dan telepon genggam.
Daripada berfokus pada ketakutan dan bahaya-bahaya
yang dikaitkan dengan teknologi, lebih baik kita
melihat bagaimana teknologi menghubungkan
pembelajar kepada kemungkinan dan identitas baru
yang dapat membantu masyarakat kita,” jelasnya.
Sementara itu, Puji Astuti menyampaikan literasi
dapat dilakukan kapan pun dan di man pun karena saat
berkomunikasi dengan orang lain merupakan salah
satu contoh proses literasi. Pada akhir presentasi Puji
memberikan pesan dan motivasi kepada seluruh
peserta yakni dengan memberikan peribahasa “Urip
iku Urup” atau dalam istilah asing to live is to give
contributions to others. Yang artinya manusia hidup
harus memberikan kontribusi kepada satu sama lain.
Ketua Panitia kegiatan Nina Sofiana menyampaikan
harapannya atas diselenggarakan kegiatan ini.
“Diharapkan kegiatan ini mampu menambah
pengetahuan dan membuka wawasan global
mahasiswa dan dosen di lingkungan Unisnu Jepara
mengenai tema yang dibahas. Serta mampu menjadi
langkah awal Universitas mengembangkan jaringan
kerjasamanya dengan pihak luar, baik individu
maupun kelembagaan,” ujarnya.
Kegiatan ini bertujuan memberi fasilitas kepada
civitas akademika Unisnu Jepara untuk berdialog dan
berdiskusi langsung dengan pakar ilmu dari luar
negeri sesuai bidang ilmu yang sesuai. Dipilihnya
tema “Digital Literacy: Why It Matters?”, karena
merupakan tema menarik yang perlu dibahas. Karena
sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari akademisi
di era yang serba teknologi ini. Apalagi bagi
mahasiswa dan dosen sebagai komunitas akademik
yang seharusnya memiliki skill individual tentang
digital literasi sehingga mampu membawa diri di
zaman yang secara tidak disadari telah menggiring ke
dunia literasi yang tidak lagi konvensional.
(ks/war/zen/top/JPR)
Sumber : JawaPos.com
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/10/29/163427/
unisnu-jepara-gelar-kuliah-umum-literasi-digital
Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.29 WIB
Upaya Literasi Media Mensukseskan
Pembangunan Nasional Oleh: Abimanyu Pradipta*
11 JANUARI 2020, 20: 11: 38 WIB | EDITOR : I
PUTU SUYATRA
PERAN media literasi dalam mewujudkan suksesnya
pembangunan nasional 5 tahun kedepan bagi
kemajuan bangsa memang sangat diperlukan.
Mengingat dunia digital kini tak bisa lepas dari
kehidupan manusia.
Tak menampik meningkatnya dunia digital yang
melesat seiring perkembangan zaman. Media sosial
dianggap cukup mumpuni sebagai pembawa kabar
berita secara detil dan luas yang dibutuhkan
masyarakat. Apapun isi atau konten yang diinginkan
akan muncul secara otomatis. Hanya saja, terkadang
kekhawatiran akan berita-berita yang bersifat hoax
dan tak bisa dipertanggungjawabkan seringkali
212
menyerang. Sehingga berperilaku bijak dalam
menggunakan akses digital ini perlu diterapkan.
Media juga dinilai mampu menjadi mediator negara
dalam mensukseskan pembangunan 5 tahun kedepan
demi kemajuan bangsa. Melalui banyak platform,
memungkinkan konten-konten berbau nasionalisme,
membangun dan membakar semangat juang untuk
cepat menyebar. Jangkauan dunia digital dianggap
cukup kuat memasuki hingga lini terbawah lapisan
masyarakat.
Namun, yang perlu digarisbawahi adalah perjuangan
tak selamanya mudah. Akan ada pihak-pihak oposisi
yang menebar racun dengan propaganda-propaganda
palsu, berita hoax (tidak benar) hingga upaya
intimidasi yang nyata. Bagi kebanyakan orang,
penyebaran berita negatif macam ini tak terasa
mempengaruhi hingga membuat penggunanya spontan
akan melakukan tindakan klik like and share. Tanpa
lebih dulu mengecek kebenaran, otomatis ini akan
mengakibatkan hal yang fatal.
Berdasarkan fakta ini, perlu adanya sebuah program
edukasi guna mengajak masyarakat agar lebih bijak
dan waspada dalam menelan sebuah informasi dan
bahaya propaganda paham-paham yang menyimpang
atau radikal. Selanjutnya masyarakat juga harus ikut
serta dalam memposting konten-konten positif untuk
menumbuhkan sikap optimisme terhadap rasa
persatuan dan kesatuan dalam upaya menangkal hoax
dan propaganda negatif lainnya demi mensukseskan
pembangunan nasional menuju Indonesia lebih maju.
Selain itu, dukungan dari warganet atas langkah
prioritas pemerintah dalam peningkatan pembangunan
juga dibutuhkan. Meski sepele, dukungan ini mampu
membuat negara lebih kuat dan yakin menapaki jalan
untuk menyejahterakan warga negaranya. Pemerintah
tak mungkin berjalan sendiri, sehingga membutuhkan
adanya dukungan dari warga yang dinaunginya.
Suatu negara akan tumbuh kuat dan besar jika seluruh
rakyatnya bersatu-padu. Bagaimana akan maju jika
masih mengedepankan keegoisan masing-masing.
Negara begini dikritik, negara begitu dikritik. Padahal
kesejahteraan yang disajikan oleh pemerintah memang
diperuntukkan bagi warga negaranya, bukan? Jadi
rasanya tak adil apabila dukungan saja tak kita berikan,
terlebih dukungan untuk kemajuan Nusantara tercinta.
Perkembangan media memang terasa begitu cepat
sehingga berdampak pada berbagai sendi kehidupan
manusia. Dalam memasuki era globalisasi seperti
sekarang ini, lembaga pendidikan berperan dan
tanggung jawab untuk mempersiapkan dan
menghasilkan sumber daya manusia yang mampu
menghadapi semua tantangan perubahan yang ada
disekitarnya.
Bahkan dampak globalisasi ini seringkali
mengakibatkan terjadinya persaingan secara bebas
dalam dunia pendidikan maupun tenaga kerja. Kondisi
tersebut agaknya menuntut adanya suatu sistem
pendidikan yang bermutu yakni suatu sistem
pendidikan yang mampu menyediakan sumber daya
manusia yang memiliki daya saing dalam menghadapi
persaingan global. Maka dari itu pendidikan perlu
diarahkan agar mampu menghadapi segala tantangan
dunia global dengan cara memanfaatkan kemajuan
teknologi.
Pendidikan ini merupakan salah satu upaya untuk
membangun dan meningkatkan mutu SDM. Tak
menampik bahwasanya, pendidikan
disadari merupakan sesuatu yang sangat cukup
krusial dan fundamenal bagi setiap individu. Oleh
karena itu, kegiatan pendidikan tidak dapat
disepelekan begitu saja.
Perkembangan teknologi banyak menawarkan
kemudahan dalam memberikan informasi dengan
cepat kepada masyarakat. Media massa maupun
elektronik sama-sama menyuguhkan informasi untuk
mencerdaskan masyarakat. Hal tersebut sejalan
dengan upaya dari pendidikan guna membangun dan
meningkatkan mutu SDM dalam memasuki era
persaingan yang kian ketat di era 4.0.
Lebih lanjut, kewaspadaan serta pentingnya
berperilaku bijak dalam menerima segala berita perlu
digiatkan. Sebab, upaya seperti ini bisa meminimalisir
akibat penyebaran konten negatif yang seringkali
tiba-tiba menyerang. Kendati media sosial merupakan
akses digital yang sederhana, namun kemampuannya
menyajikan konten perlu ada filter dan perhatian
khusus. Jika tak hati-hati maka bisa merusak generasi
penerus bangsa. Langkah nyata ini bisa dimulai dari
diri kita sendiri, dengan demikian kita akan mampu
berkontribusi memotong mata rantai konten negatif.
Mari gunakan media sosial untuk mengoptinlakan
upaya perwujudan kemajuan pembangunan Indonesia.
(*)
*) Penulis adalah pengamat sosial politik
(bx/wid/yes/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://baliexpress.jawapos.com/read/2020/01/11/174432/
upaya-literasi-media-mensukseskan-pembangunan-nasio
nal
Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.34 WIB
Upaya UPT Perpustakaan Proklamator
Bung Karno Tambah Literasi Siswa
20 FEBRUARI 2020, 13: 36: 03 WIB |
EDITOR : ANGGI SEPTIAN ANDIKA PUTRA
KESAMBEN, Radar Blitar - Unit Pelayanan Teknis
(UPT) Perpustakaan Proklamator Bung Karno (PPBK)
213
terus berupaya dan berinovasi dalam meningkatkan
literasi bagi masyarakat, khususnya para remaja.
Beragam kegiatan dilakukan untuk menarik minat
remaja dalam membaca dan menambah wawasan
mengenai sejarah peninggalan para proklamator. Salah
satunya dengan melakukan kunjungan kegiatan pada
acara Forum Komunitas Pembaca Aktif (FKPA) dan
Bimbingan Pustaka di SMK Pemuda 3 Kesamben
pada Rabu pagi (19/2).
Acara ini dipimpin langsung oleh Janti Suksmarini
selaku Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung
Karno. Turut mendampingi, Kepala Bidang Pelayanan
Informasi dan Kerjasama UPT PPBK Agus Sutoyo.
Disambut Kepala Sekolah SMK Pemuda 3 Kesamben
Christiana. Kegiatan tersebut juga diikuti oleh sekitar
250 siswa.
TAMBAH WAWASAN: Dari kanan, Kepala Bidang
Pelayanan Informasi dan Kerja Sama UPT PPBK
Agus Sutoyo, Kepala SMK Pemuda 3 Kesamben
Christiana, dan Kepala UPT PPBK Janti Suksmarini
dalam kegiatan FKPA. (FIMA PURWANTI/RADAR
BLITAR)
Kegiatan FKPA dengan mengunjungi beberapa
sekolah ini telah dilaksanakan sejak 2019 lalu. Selain
untuk meningkatkan kunjungan ke UPT PPBK, juga
untuk meningkatkan literasi di kalangan remaja.
"Tujuan utamanya tentu untuk menambah wawasan
siswa dengan buku-buku pemikiran Bung Karno,"
jelas Kepala UPT PPBK Janti Suksmarini.
Hal yang sama disampaikan Kepala SMK Pemuda 3
Kesamben, Christiana. Dengan dilaksanakan kegiatan
ini, diharapkan semakin menambah wawasan dan
dapat memberi motivasi kepada para siswa.
Selanjutnya, dia juga berencana akan mengadakan
kunjungan ke UPT PPBK untuk memberikan
kesempatan langsung kepada siswa membaca koleksi
buku di sana. "Rencananya setelah ini siswa akan
kami ajak ke sana. Melihat langsung dan membaca
untuk menambah wawasan mereka," tuturnya usai
acara.
Kegiatan jemput bola ini dilakukan untuk lebih
mengenalkan UPT PPBK di kalangan remaja. Pihak
UPT tidak hanya menunggu kunjungan dari sekolah
maupun siswa, tapi juga berinisiatif melakukan
kunjungan kepada siswa dalam menambah wawasan
mereka. Termasuk juga dapat mengenalkan koleksi
buku-buku mengenai pemikiran Bung Karno kepada
siswa. (c1/ed/ady)
(rt/whe/ang/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radartulungagung.jawapos.com/read/2020/02/20/1
80185/upaya-upt-perpustakaan-proklamator-bung-karno-t
ambah-literasi-siswa
Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.15 WIB
Wabup PALI: Gerakan Literasi Gencar
Digelar Sampai ke Desa
June 16, 2019
jpnn.com, JAKARTA – Pemerintah Kabupaten
Penukal Abab Lematang Ilir (Pemkab PALI)
terus berkomitmen untuk meningkatkan minat
baca kepada masyarakat. Upaya tersebut
dilakukan melalui gerakan literasi yang gencar
sampai ke desa-desa.
“Salah satunya adalah pembagian buku bacaan
untuk anak SD dan SMP. Kami mendistribusikan
ke sekolah-sekolah dengan tujuan agar anak-anak
bisa mendapatkan akses buku dengan mudah.
Sebab, kadang-kadang keinginan untuk membaca
itu ada tetapi fasilitas buku yang tidak ada di
desa-desa,” kata Wakil Bupati PALI Ferdian
Lacony di Jakarta, Minggu (16/6).
Ferdian menjelaskan saat ini pihaknya
melaksanakan program keliling desa untuk
pembagian buku bacaan. Selain itu, membangun
pojok baca di desa-desa.
“Kami sudah membangun pojok baca di beberapa
desa yang kami anggap perlu dan strategis.
Alhamdulillah, masyarakat antusias untuk
memanfaatkan pojok baca tersebut,” kata Ferdian,
yang juga mantan aktivis mahasiswa ini.
Sebelumnya, Ferdian Lacony telah menginisiasi
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
literasi melalui minat baca masyarakat dan para
siswa di Kabupaten PALI melalui lomba reading
corner tingkat SMU se-Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir (PALI) Provinsi Sumatera Selatan
pada September 2018 lalu. Kegiatan tersebut
dilaksanakan oleh Yayasan Almusyarofah bekerja
sama dengan Komunitas Sobat Literasi dan
Sriwijaya Membaca Regional Pali.
Ribuan pelajar dari 102 Kelas yang mewakili
sebagian besar SMU Swasta dan Negeri
berpartisipasi mengikuti lomba reading corner
tingkat SMU se-Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir (PALI) Provinsi Sumatera
Selatan.(fri/jpnn)
Sumber : JawaPos.com https://radarmalang.jawapos.com/wabup-pali-gerakan-lite
rasi-gencar-digelar-sampai-ke-desa/
Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.16 WIB
214
Wujudkan IDIA Jadi Kampus Literasi,
UKM Pers Gelar Pelatihan Menulis
11 SEPTEMBER 2019, 21: 49: 12 WIB |
EDITOR : HARYANTO
SUMENEP - Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Pers Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien
(IDIA) Prenduan berkumpul di lantai tiga gedung
rektorat, Rabu (11/9). Sebab, mereka mengikuti
pelatihan menulis opini.
Panitia menghadirkan Pemimpin Redaksi (Pemred)
Jawa Pos Radar Madura (JPRM) Lukman Hakim AG
sebagai narasumber. Paparan materi yang disampaikan
pria asal Sumenep itu, disambut antusias oleh peserta.
Lukman menuturkan, teori menulis sudah banyak dan
mudah didapat. Karena itu, dia hanya mengingatkan
masalah-masalah yang dihadapi orang yang ingin
menulis.
GUYUB: Pemred JPRM foto bersama peserta
Coaching Menulis Opini di lantai tiga gedung rektorat
IDIA Prenduan. (IDIA Prenduan for RadarMadura.id)
"Hidup tanpa baca, sampai mati tiada gunanya. Tetapi
membaca tanpa menulis, seperti mendung tiada
gerimis," katanya disambut tepuk tangan peserta.
Pelatihan itu terasa spesial karena bertepatan dengan
Milad Ke-36 IDIA Prenduan. Selain pelatihan menulis,
kampus juga menggelar berbagai kegiatan untuk
memperingati hari bersejarah itu.
Sekretaris IDIA Prenduan Amrullah Umar bersyukur
kampusnya hingga kini masih eksis. Karena itu, dia
mengajak semua hadirin bersyukur. "Salah satu wujud
bersyukur adalah, berubah ke arah yang lebih baik,"
katanya.
Menurutnya, pelatihan menulis tersebut diadakan
untuk mewujudkan IDIA Prenduan sebagai kampus
literasi. "Itu sudah menjadi komitmen sejak 2018.
Semoga ilmu yang kita pelajari bermanfaat,"
harapnya.
(mr/luq/yan/JPR)
Sumber : JawaPos.com https://radarmadura.jawapos.com/sumenep/11/09/2019/w
ujudkan-idia-jadi-kampus-literasi-ukm-pers-gelar-pelatih
an-menulis
Akses : 03 Maret 2020 Pukul 10.09 WIB
DAFTAR JUDUL BERITA SUMBER “TEMPO.CO”
Ada Literasi Melek Tuberkulosis di Pondok Pesantren
Aksi Seratusan Orang Mendadak Kompak Baca Buku di Gerbong KRL
Alasan Muhadjir Effendy Soal UNBK Ini Lebih Sulit
Asesmen Pengganti Ujian Nasional Andalkan Nalar, Tak Bisa Nyontek
Atalia Praratya Dikukuhkan Jadi Bunda Literasi Jawa Barat
Darurat Peningkatan Mutu Guru
Daya Saing Indonesia Merosot 5 Peringkat, Indef: Karena Mutu SDM
Di Banyuwangi, Najwa Shihab Ajak Warga Melek Literasi Media
Dorong Literasi Investasi, Trimegah Luncurkan Platform Belajar Pasar Modal
Gadget Tantangan Terbesar Tingkatkan Minat Baca Anak Saat Ini
Ganjar Pranowo Minta Masyarakat Waspadai Investasi Bodong
Google News Initiative, Kominfo, Mafindo Gelar Stop Hoax
Gubernur Jabar Serahkan Hibah 24 Motor Baca ke Daerah
Inilah Asesmen Kompetensi Minimum Pengganti Ujian Nasional
Ironi Generasi Muda Indonesia
Jadi Negara Paling Bahagia, Seperti Apa Pendidikan di Finlandia?
Jokowi Soroti Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan RI yang Rendah
Jokowi Umumkan Anggaran Pendidikan Tahun Depan Rp 505,8 T
Jusuf Kalla Ingin Kualitas Guru di Daerah Ditingkatkan
Kak Seto Usul Sekolah 3 Hari, Pakar: Nadiem Lebih Baik Urus PISA
Kerugian Akibat Investasi Bodong 105,81 T, OJK Sebut Ini Sebabnya
Kerugian Akibat Investasi Bodong Capai Rp 105,81 Triliun
Keuangan Syariah Bisa Jadi Sumber Kredit Masyarakat
Kominfo Jelaskan Korelasi Kemajuan Internet dengan Banyaknya Hoax
Lari Sambil Berdonasi Demi Literasi
Lawan Hoax, Google Donasikan Rp2,6 Miliar ke Mafindo
Lebaran 2018, PT KAI Lampung Siapkan Gerbong Tambahan
Literasi Kriminal, Rekam Jejak Kriminal Sejak Pelajar
Mendikbud Nadiem Makarim akan Rombak Buku Pelajaran di Sekolah
Mendikbud Nadiem Makarim Hapus Ujian Nasional Mulai 2021
Mendikbud Sebut Angka Buta Huruf di Indonesia Timur Masih Tinggi
Menteri Pendidikan: Masyarakat Tuna Etika Gunakan Media Sosial
Minat Baca Minim, ILUNI FIB UI Gelar Seminar Gerakan Literasi
Minat Baca Rendah, Sri Mulyani Ajak Tumbuhkan Literasi
Nadiem Akan Hapus Ujian Nasional Ini Kata Kemendikbud
Nadiem Makarim Bocorkan Sedikit Konsep Contoh Soal Pengganti UN
Nadiem Rombak Sistem Penilaian Murid, Agar Fokus pada Kompetensi
OJK Sebut Peminat Pasar Modal Syariah Masih Minim
OJK: Dalam 3 Tahun Inklusi Keuangan Meningkat 8,39 Persen
OJK: Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat Indonesia Rendah
OJK: Masyarakat Suka Pakai Kartu Kredit Tapi Tak Mengerti Gunanya
OJK: Tingkat Literasi Keuangan di Sektor Pasar Modal Masih Rendah
Orasi Pancasila, Rudiantara: Kabar Hoaks Ada Sejak Zaman Nabi Isa
Pemprov Jabar Terus Tingkatkan Literasi Masyarakat
Pengamat: Pemerintah Harus Gencarkan Literasi Keuangan
Pentingnya Ajarkan Budaya Literasi Sejak Pendidikan Dini
Pentingnya Menggaet TVRI untuk Tingkatkan Literasi Siswa
Pentingnya Perpustakaan Beri Pelatihan untuk Masyarakat
Perlunya Literasi Digital untuk Tangkal Konten Negatif dan Hoaks
Perpusnas Luncurkan Buku Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan
Perpusnas RI Apresiasi Pejuang Literasi Indonesia
Ridwan Kamil Teken Deklarasi Literasi untuk Jabar Juara Lahir Batin
Ridwan Kamil Yakin Nadiem Sudah Kaji Wacana Hapus Ujian Nasional
Riset Bappenas: Belanja Pemerintah Naik, Pertumbuhan Ekonomi Lambat
Riset OECD: Murid Indonesia yang Mampu Matematika 1 Persen
Skor Matematika Indonesia Rendah, Bank Dunia: Perlu 3 Generasi
Skor PISA Murid Indonesia di Bawah Rata-Rata, Ini Kata Nadiem
Survei OECD, Pelajar Cina Paling Cerdas di Dunia
Survei OJK: Literasi Keuangan 2019 Meningkat, Tembus 76,19 Persen
Tentang Ujian Nasional, Nadiem Bukan Menghapus, tapi ...
Tingkatkan Literasi Gizi, Coba Makan Makanan Bervariasi
215
Ada Literasi Melek Tuberkulosis di Pondok
Pesantren
Reporter: Antara
Editor: Mitra Tarigan
Senin, 10 Februari 2020 21:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit tuberkulosis (TBC) yang
dilakukan Perkumpulan Pemberantasan
Tuberkulosis Indonesia (PPTI) yang berkoordinasi
dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyasar
ribuan pondok pesantren (ponpes) yang tersebar di
35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah. "Kami akan
menyusun program salah satunya melakukan
literasi melek tuberkulosis di ribuan ponpes yang
tersebar di Jateng," kata Ketua PPTI Jawa Tengah
dr Hartanto usai bertemu dengan Wakil Gubernur
Jateng Taj Yasin Maimoen di Semarang, Senin.
Ia mengatakan ribuan pondok pesantren di Jateng
dengan jumlah santri yang mencapai puluhan ribu
itu menjadi salah satu kelompok masyarakat yang
menjadi sasaran program PPTI pada 2020.
Melalui program kesehatan itu, kata dia, para santri
diharapkan dapat memahami apa itu penyakit
tuberkulosis, cara penularannya, gejala-gejalanya
apa saja, serta cara pencegahan dan pengobatannya.
Menurut dia, tidak sedikit ponpes yang
menempatkan santrinya tidur bersama di satu
ruangan sehingga jika ada salah satu santri yang
menderita penyakit tuberkulosis, maka
dikhawatirkan penularnnya akan lebih mudah dan
cepat.
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri
'mycobacterium tuberculosis' yang biasanya
menyerang paru-paru, namun tidak jarang pula
bakteri dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya.
"Tuberkulosis sangat tergantung atau dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Kita mendukung program
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang sedang
gencar memberantas penyakit ini, kemudian kami
masuk pada masyarakat yang risikonya tinggi
terhadap penularan tuberkulosis, antara lain di
ponpes," katanya.
Ia mengatakan bahwa tuberkulosis sudah ada
obatnya sehingga penderitanya tidak perlu khawatir
tidak bisa sembuh. "Jika selama enam bulan diobati
dan patuh minum obat maka pasien akan sembuh
dari tuberkulosis, obatnya sendiri dapat diperoleh
secara gratis di puskesmas," kata Hartanto.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen
menyatakan mendukung program literasi melek
tuberkulosis di ponpes-ponpes yang dilakukan PPTI
Jateng. Terlebih tidak sedikit pondok pesantren di
Jateng mempunyai kebiasaan melakukan berbagai
aktivitas bersama-sama di lingkungan pondok.
"Kami mengapresiasi program-program PPTI
Jateng, kami juga sangat mendukung program
melek Tuberkulosis di lingkungan ponpes, apalagi
kasus Tuberkulosis di Jateng cukup tinggi,"
ujarnya.
Selain ponpes, penyuluhan tentang tuberkulosis
juga perlu dilakukan di panti-panti lansia dan
kelompok-kelompok masyarakat lainnya yang
rentan tertular penyakit ini.
Sumber : Tempo.co
https://gaya.tempo.co/read/1305836/ada-literasi-melek-tu
berkulosis-di-pondok-pesantren/full&view=ok
Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.19 WIB
Aksi Seratusan Orang Mendadak Kompak
Baca Buku di Gerbong KRL
Reporter: Fajar Pebrianto
Editor: Dwi Arjanto
Minggu, 22 April 2018 12:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seratusan orang pada hari
ini tiba-tiba kompak membaca buku di dalam satu
rangkaian kereta commuter line atau kereta rel
listrik (KRL) Jabodetabek rute Stasiun Kota menuju
Stasiun Universitas Indonesia. Mereka duduk atau
berdiri di setiap sudut gerbong kereta bersama
penumpang lain seraya fokus membaca buku
masing-masing.
Ternyata mereka adalah anggota dan relawan dari
berbagai komunitas baca di Indonesia, di antaranya
Yayasan Taman Baca Innovator, Indoreadgram,
dan Booktube ID.
"Ini untuk menjadikan kegiatan membaca jadi
budaya di kereta," kata Ayom, 28 tahun, salah satu
anggota komunitas Booktube ID, saat ditemui di
kereta dalam perjalanan dari Stasiun Kota menuju
Stasiun Universitas Indonesia, Minggu, 22 April
2018.
Kampanye yang bernama KeReadTa ini digelar
dalam rangka Hari Buku Sedunia pada 23 April
setiap tahun. Tiga komunitas kemudian mengajak
PT Kereta Commuter Indonesia bekerja sama
menyampaikan kampanye kegiatan membaca di
kereta.
Sebanyak 400 orang dari anggota komunitas dan
relawan dijadwalkan ikut dalam kegiatan ini.
Kampanye dilakukan di dalam kereta yang akan
berhenti di Stasiun Universitas Indonesia. Di sana,
kampanye dilanjutkan dengan talk show yang berisi
sejumlah kelas, antara lain kelas literasi, kelas
menulis blog, hingga kelas jurnalistik.
216
Ratusan orang kompak membaca buku di gerbong
kereta commuter line dari Stasiun Kota. Kampanye
ini digelar berbagai komunitas baca buku dan PT
Kereta Commuter Indonesia untuk meningkatkan
budaya literasi masyarakat Indonesia, Jakarta,
Minggu, 22 April 2018. Tempo/Fajar Pebrianto
Ayom mengatakan kampanye ini murni untuk
meningkatkan angka minat baca di Indonesia. Dari
data 2017, kata dia, angka minat baca masih berada
di level 0,001. "Artinya, dari 1.000 orang Indonesia,
baru ada satu orang yang memiliki minat baca,"
ujarnya.
Vice President Corporate Communication PT
Kereta Commuter Indonesia Eva Chairunisa
mengatakan kampanye ini juga sejalan dengan
program edukasi Rumah Baca Si Karel milik
perusahaan operator KRL tersebut. Rumah ini
sedang dibangun di Tenjo, Kabupaten Bogor.
"Nantinya buku-buku yang terkumpul dalam
kampanye ini akan disumbangkan ke sana," ucap
Eva.
Sumber : Tempo.co https://metro.tempo.co/read/1081987/aksi-seratusan-oran
g-mendadak-kompak-baca-buku-di-gerbong-krl/full&vie
w=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 09.47 WIB
Alasan Muhadjir Effendy Soal UNBK
Tahun Ini Lebih Sulit
Reporter: Ahmad Faiz Ibnu Sani
Editor: Kukuh S. Wibowo
Jumat, 13 April 2018 15:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Muhadjir Effendy membenarkan
soal-soal dalam ujian nasional berbasis komputer
atau UNBK tahun ini lebih sulit. Sebab, kata dia,
pemerintah mulai menyelipkan 20 persen soal-soal
standar internasional kategori high order thinking
skill (Hots).
Soal-soal kategori Hots itu, kata Muhadjir,
mendorong siswa berpikir kritis. Harapannya para
siswa memiliki lima kompetensi, yakni berpikir
kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan bekerja sama, serta
percaya diri.
"Jadi ada lima ini yang menjadi target pembentukan
karakter siswa dan itu tentu saja melekat dalam
sistem evaluasi kami di dalam UN (ujian
nasional)," kata Muhadjir di Kompleks Istana
Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 13 April 2018.
Muhadjir berujar pihaknya sudah jauh-jauh hari
memberikan kisi-kisi soal ujian nasional ke
sekolah-sekolah untuk didiskusikan dan
dimatangkan guru lewat musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP).
"Jika masih ada ceruk-meruk tertentu atau wilayah
tertentu yang merasa kesulitan, yang tidak bisa
ditoleransi lagi, nanti kami evaluasi secara
menyeluruh," ucapnya.
Muhadjir meminta maaf jika banyak kalangan yang
menilai soal-soal UNBK lebih sulit. Menurut dia,
pemerintah melakukan itu untuk mengejar kualitas
pendidikan Indonesia yang dianggapnya masih
tertinggal.
Muhadjir menjelaskan, capaian nilai programme for
international student assessment (PISA) Indonesia
sangat rendah. "Ketika PISA rendah, kami
disalahkan, ketika kami menaikkan standar dan
membikin siswa sulit, kami juga salah. Namun
pilihannya saya rasa kami terus mendorong
anak-anak kita semakin berkualitas dengan
meningkatkan standar ujian nasional," ujarnya.
Sebelumnya, akun-akun media sosial milik
Muhadjir maupun Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, seperti Instagram serta Twitter,
diserbu para pelajar yang baru saja menyelesaikan
ujian nasional. Di dalam kolom komentar, mereka
mengeluhkan soal-soal UNBK yang dianggap
terlalu sulit.
Sumber : Tempo.co
https://nasional.tempo.co/read/1079189/alasan-muhadjir-
effendy-soal-unbk-tahun-ini-lebih-sulit/full&view=ok
Akses : 07 Mei 2020 Pukul 16.14 WIB
Asesmen Pengganti Ujian Nasional
Andalkan Nalar, Tak Bisa Nyontek
Reporter: Tempo.co
Editor: Yudono Yanuar
Senin, 16 Desember 2019 06:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Mendikbud
Nadiem Makarim memutuskan mengganti Ujian
Nasional dengan metode asesmen kompetensi
minimum dan survei karakter mulai 2021. Patokan
metode ini adalah metode asesmen Programme for
International Student Assessment (PISA) dan
Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS).
217
Menurut pengamat pendidikan dari Center for
Education Regulations and Development Analysis,
Indra Charismiadji, metode PISA dan
TIMSS berupa ujian dengan soal yang
mengandalkan nalar. Dia menyatakan soal-soal ini
bukan tipe yang bisa dijawab dengan hafalan. “Jadi,
siswa tidak bisa menyontek,” ucap dia seperti
dimuat Koran Tempo, Sabtu, 14 Desember 2019.
Indra mencontohkan, soal ujian di Indonesia adalah
soal yang bisa dijawab dengan
menghafal. Misalnya, satu ditambah dua, dan
ditambah tiga akan menghasilkan angka berapa.
Dalam soal di metode PISA, inti pertanyaannya
sama, tapi dijabarkan dengan cara yang menguji
nalar, seperti soal cerita.
Menurut Indra, banyak guru di Indonesia tak bisa
mengerjakan soal model PISA yang dibuat
kontekstual dengan masalah sehari-hari. Mereka
terbiasa mengerjakan dengan banyak simbol dan
angka. Ia menjelaskan, soal asesmen ini tidak harus
esai, tapi berbentuk soal yang tak memiliki kunci
jawaban, seperti yang sekarang ini berkembang di
Indonesia.
Indra menilai metode asesmen membutuhkan guru
dengan kemampuan nalar tinggi. Selain itu, Indra
menambahkan, kebijakan asesmen akan percuma
jika hasil PISA belum mempengaruhi pengambilan
kebijakan Kementerian.
Menurut dia, mengubah ujian nasional dengan
metode asesmen tidak akan serta-merta
meningkatkan kemampuan siswa. “Skor PISA
Singapura dan Cina bagus karena anak-anak di sana
sudah belajar dengan benar,” katanya.
Sumber : Tempo.co https://tekno.tempo.co/read/1284114/asesmen-pengganti-
ujian-nasional-andalkan-nalar-tak-bisa-nyontek/full&vie
w=ok
Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.13 WIB
Atalia Praratya Dikukuhkan Jadi Bunda
Literasi Jawa Barat
Oleh: Tempo.co
Kamis, 15 November 2018 21:24 WIB
INFO JABAR-- Ketua Tim Penggerak PKK
Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya resmi
dikukuhkan sebagai Bunda Literasi Jawa Barat.
Pengukuhan dilakukan oleh Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional RI
Widiyanto, di Graha Pustaloka Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Jalan
Kawaluyaan Indah III No 4 Bandung, Kamis, 15
November 2018.
Atalia mengatakan pihaknya akan konsentrasi pada
program pengembangan budaya baca dan
pembudayaan perpustakaan, salah satunya melalui
pengembangan perpustakaan sebagai sarana belajar
yang memiliki fungsi edukatif, informatif, rekreatif,
riset dan penelitian.
“Saat ini program yang sudah berjalan adalah pojok
baca yang sudah diterapkan di masyarakat, baik itu
yang ditempatkan di rumah maupun posyandu,”
kata Atalia pada Hari Kunjung Perpustakaan dan
Bulan Gemar Membaca Nasional yang jatuh hari
ini Kamis, 15 November 2018.
Pada kesempatan tersebut, Atalia juga
mengukuhkan 24 Bunda Literasi Kabupaten/Kota
se-Jawa Barat. Yaitu Kota Depok, Kota Bogor,
Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kota Bekasi,
Kabupaten Bekasi, Kota Cirebon, Kota Bandung,
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat,
Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten
Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka,
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Garut, Kabupaten Pangandaran dan
Kabupaten Ciamis.
Sekretaris Daerah (Sekda) Prov. Jawa Barat Iwa
Karniwa menuturkan, minat membaca masyarakat
Indonesia menurut survei most littered nation in the
world pada 2016 menunjukkan posisi ke 60 dari
61 negara yang disurvei. Minat baca orang
Indonesia hanya 0,01 persen per tahun, atau satu
berbanding 10.000 orang. Hal ini menunjukkan
bahwa Indonesia masih harus kerja keras untuk
mewujudkan masyarakat yang cerdas dan sejahtera.
Menurut Iwa, tantangan terbesar dalam membangun
budaya gemar membaca masyarakat (literasi) saat
ini adalah meninggalkan tradisi lisan untuk
memasuki tradisi baca tulis. Padahal, era teknologi
komunikasi dan informasi telah menciptakan era
yang luas terhadap tumbuh kembangnya media
baca tulis.
"Membiasakan dan membudayakan gemar
membaca bukan suatu hal yang mudah. Terlebih
dengan pesatnya perkembangan informasi dan
teknologi komunikasi dewasa ini, memungkinkan
seseorang dapat memperoleh berbagai informasi
dengan instan," kata Iwa.
Oleh karena itu, Iwa memandang diperlukan
adanya strategi dan terobosan-terobosan kegiatan
yang tepat, dengan proses yang kontinyu dan
berkesinambungan dimulai dari lingkungan
218
keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat secara
terintegrasi. (*)
Sumber : Tempo.co
https://nasional.tempo.co/read/1146771/atalia-praratya-di
kukuhkan-jadi-bunda-literasi-jawa-barat/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.55 WIB
Darurat Peningkatan Mutu Guru
Jumat, 13 Desember 2019 07:30 WIB
SKOR rendah indeks internasional pengujian siswa
memberikan konfirmasi atas rendahnya kualitas
pendidikan Indonesia. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim semestinya
memanfaatkan momentum ini untuk memperbaiki
cara pengajaran di sekolah. Kemampuan guru dalam
mengajarkan materi ke peserta didik harus segera
ditingkatkan.
Indeks Programme for International Student
Assessment (PISA) itu dihasilkan dengan menguji
seberapa baik siswa berusia 15 tahun dapat
menerapkan materi pelajaran di sekolah pada
kehidupan nyata. Caranya dengan mengukur
kemampuan membaca, matematika, dan sains. Sejak
Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan
Pembangunan atau OECD melakukan survei PISA
pada 2001, Indonesia memang selalu berada di
papan bawah. Posisi tertingginya pada 2006:
peringkat kedelapan terbawah. Dalam survei
terakhir yang dilakukan tahun lalu, Indonesia berada
di belakang negara-negara Asia Tenggara, seperti
Thailand, Brunei, dan Malaysia.
Rendahnya indeks pendidikan selama hampir dua
dekade itu menunjukkan masalah yang tak kunjung
bisa diselesaikan meski rezim berganti-ganti, yang
biasanya diikuti perubahan kurikulum. Berbagai
pembuatan aturan, misalnya penyusunan
Undang-Undang Guru dan Dosen pada 2005, belum
mengurangi masalah. Begitu juga aturan konstitusi
yang mewajibkan 20 persen anggaran negara dan
daerah untuk pendidikan.
Satu bagian terpenting dalam proses pengajaran di
sekolah adalah guru. Namun laporan OECD pada
2015 mengenai reformasi pendidikan Indonesia
menggambarkan bahwa upaya-upaya pemerintah
dalam meningkatkan kualitas guru hanya berdampak
kecil. Kenaikan gaji, persyaratan pendidikan yang
lebih tinggi, kursus pengembangan profesi, peluang
kenaikan pangkat, dan strategi lain hanya
berpengaruh kecil terhadap para guru.
Program sertifikasi guru, misalnya, dimaksudkan
untuk menyetarakan dan meningkatkan kemampuan
para guru. Di atas kertas, program ini berjalan
mulus. Target menyertifikasi 2,7 juta guru pada
2015 berjalan baik. Namun, bila diperiksa
bagaimana pelaksanaannya, akan terlihat bahwa
program ini bermasalah. Rencana awalnya,
sertifikasi dilakukan berdasarkan tes materi
pelajaran dan observasi dalam kelas. Tapi model ini
kemudian digantikan dengan penilaian berdasarkan
portofolio guru yang lebih sederhana tentang
pendidikan dan rencana pelajaran, yang kurang
obyektif dan mudah dimanipulasi. Buktinya, ketika
dinilai oleh tim dari perguruan tinggi, hampir semua
guru lolos dalam ujian pertama mereka.
Penelitian OECD juga menunjukkan bahwa
sertifikasi guru tak berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Nilai siswa yang diajar oleh guru
bersertifikat tidak berbeda dengan yang diajar oleh
guru tak bersertifikat. Berkat sertifikasi, gaji guru
naik hingga dua kali lipat. Tapi tak ada bukti bahwa
hal ini meningkatkan produktivitas guru. Para guru
tidak lebih aktif dalam kelompok kerja guru, tak
menambah jam mengajar, atau tak menurunkan
jumlah mangkir mengajar.
Kondisi pendidikan kita makin terpuruk bila
memasukkan distribusi guru yang tak merata, masih
banyaknya guru honorer, desentralisasi pendidikan
dasar dan menengah, jumlah anak putus sekolah,
serta tak terkoordinasinya perguruan tinggi yang
menghasilkan calon guru. Pidato Nadiem dalam
peringatan Hari Guru Nasional yang menyatakan
pendidik harus dibebaskan dari "tugas-tugas
administratif" ada benarnya. Janji menteri baru itu
perlu dilanjutkan dengan langkah-langkah
signifikan untuk memperbaiki kualitas guru.
Sumber : Tempo.co https://kolom.tempo.co/read/1282509/darurat-peningkata
n-mutu-guru/full&view=ok
Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.33 WIB
Daya Saing Indonesia Merosot 5 Peringkat,
Indef: Karena Mutu SDM
Reporter: Dias Prasongko
Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 12 Oktober 2019 13:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Centre of
Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda
mengatakan ada dua persoalan yang menjadi sebab
rangking daya saing Indonesia melorot 5 peringkat
dalam laporan World Economics Forum. Pertama,
adalah soal kesiapan Sumber Daya Manusia atau
SDM.
219
"Faktor kesiapan SDM yang paling utama dimana
kualitas SDM Indonesia masih belum bisa bersaing
dengan negara lain," kata Huda ketika dihubungi
Tempo, Sabtu 12 Oktober 2019.
Sebelumnya, WEF merilis laporan berjudul Global
Competitiveness Report 2019. Laporan itu mencatat
bahwa daya saing Indonesia melorot 5 peringkat ke
posisi 50 padahal sebelumnya berada di posisi 45.
Indonesia mengumpulkan skor 64,6 atau lebih
rendah 0,3 poin dibandingkan pada 2018.
Dalam laporan itu, skor terburuk Indonesia dicatat
dari sisi innovation capability (kapasitas inovasi)
yang hanya 37,7 dari skor tertinggi 100. Terburuk
kedua adalah terkit ICT adoption (penggunaan
teknologi), yang disusul labor market (pasar tenaga
bekerja), institutions dan terakhir product market
(daya saing produk di pasar).
Huda mencontohkan kesiapan Indonesia dari segi
SDM bisa terlihat salah satunya lewat peringkat
Programme for International Student Assesment (PISA) yang digagas oleh Organization for
Economic Cooperation and Development atau
OECD. Dari PISA terlihat bahwa Indonesia masih
tertinggal jauh dari negara maju.
Adapun, program yang diselenggarakan setiap tiga
tahun sekali ini bertujuan untuk memonitor literasi
membaca, kemampuan matematika, dan
kemampuan sains. PISA diperuntukkan bagi siswa
berusia 15 tahun guna mengevaluasi dan
meningkatkan metode pendidikan di suatu negara.
Data terakhir pada 2015 menunjukkan, bahwa skor
PISA Indonesia mencapai 403. Sedangkan, OECD
memiliki standar rata-rata internasional mencapai
skor 500.
Selanjutnya, yang kedua, Huda juga menunjuk
penerapan insentif untuk mendorong inovasi juga
terlambat. Salah satunya terkait pemberian super
deduction tax (pembebasan pajak berganda) bagi
program Research and Development (R&D) yang
dilakukan oleh perusahaan.
"Penerapan super deduction tax baru akan dimulai
pada akhir tahun 2019. Padahal insentif ini penting
untuk menstimulus inovasi serta R&D," ujar Huda.
Karena itu, menurut Huda, pemerintah perlu segera
melaksakan program membangun Indonesia
melalui pendidikan. Baik melalui vokasional
maupun program lainnya.
Selain itu, Huda berharap pelaksanaan program
super deduction tax harus benar-benar bisa
diimplementasikan. Hal ini, demi memberikan
stimulus bagi adanya inovasi dan juga R&D yang
ada di Indonesia.
Sumber : Tempo.co
https://bisnis.tempo.co/read/1258871/daya-saing-indonesi
a-merosot-5-peringkat-indef-karena-mutu-sdm
Akses : 06 Mei 2020 Pukul 11.53 WIB
Di Banyuwangi, Najwa Shihab Ajak Warga
Melek Literasi Media
Reporter: David Priyasidarta (Kontributor)
Editor: Rina Widiastuti
Sabtu, 22 September 2018 13:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penyebaran berita hoaks
dan ujaran kebencian yang cukup besar di kalangan
pengguna media sosial di Indonesia, menimbulkan
keprihatinan banyak pihak. Tak terkecuali seorang
jurnalis senior Najwa Shihab. Founder Narasi
Channel tersebut, mengajak masyarakat untuk
melek literasi media.
Menurut Najwa, berbagai informasi yang diterima
perlu disaring terlebih dahulu. Ia menuturkan, di era
gawai yang serba pintar saat ini, terdapat banyak
perangkat yang tersedia untuk menyaring berbagai
informasi hoaks. "Misalnya, pilih informasi yang
berasal dari portal berita yang kredibel atau jika
lebih teliti sedikit, bisa menggunakan perangkat
yang telah disiapkan oleh google atau aplikasi
serupa untuk mengidentifikasi asal-usul foto atau
berita. Jika lebih teliti, pasti akan terhindar dari
hoaks," kata Najwa saat mengisi Indonesia Writers
Festival, di Jiwa Jawa Resort, Licin, Banyuwangi,
Jumat malam, 21 September 2018.
Pengguna aktif media sosial di Indonesia yang
sangat tinggi di dunia, menurut dia, menjadi tempat
yang tepat untuk persebaran hoaks. Lebih-lebih
tingkat minat baca masyarakat yang sangat rendah.
"Cukup dibaca judulnya, berita yang tak jelas isinya
langsung dibagikan begitu saja. Tak peduli berita
itu hoaks atau bukan," ujarnya. Untuk itu, Najwa
menambahkan, peningkatan literasi media juga
harus diimbangi peningkatan literasi dalam arti
membaca buku. Dengan kegemaran membaca yang
baik, akan membuat orang lebih teliti dalam
membaca suatu informasi.
"Membaca tidak hanya mengeja, tapi memahami.
Bisa membaca dan suka membaca adalah dua hal
yang berbeda. Orang hanya bisa membaca tanpa
bisa memahami akan mudah mempercayai hoaks,
ketimbang orang yang suka membaca. Karena
orang suka membaca akan lebih teliti," kata Duta
Baca Nasional tersebut.
220
Najwa Shihab akan berada di Banyuwangi selama
dua hari. Selain menjadi pemateri Indonesia Writers
Festival, ia juga menggelar Narasi Roadshow.
Acara yang terakhir ini, merupakan program dari
Narasi Channel. Acara tersebut tidak hanya
talkshow bertajuk "Catatan Najwa", tetapi juga
dimeriahkan dengan berbagai agenda lainnya.
Indonesia Writers Festival di Banyuwangi ini
berlangsung selama dua hari, mulai Jumat. Acara
ini dihadiri berbagai komunitas di Banyuwangi, di
antaranya komunitas fotografi, skeateboard, dan
mural. Dalam acara itu terdapat juga pentas musik
dan stand up comedy.
Sementara itu, acara puncak untuk Narasi
Roadshow akan digelar pada Sabtu malam, 22
September 2018. Ada sederet bintang tamu yang
hadir, di antaranya Bupati Banyuwangi Abdullah
Azwar Anas, Komika Joshua Suherman, dan Band
Mocca.
Sumber : Tempo.co
https://nasional.tempo.co/read/1128979/di-banyuwangi-n
ajwa-shihab-ajak-warga-melek-literasi-media/full&view=
ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.52 WIB
Gadget Tantangan Terbesar Tingkatkan Minat
Baca Anak Saat Ini
Reporter: Antara
Editor: Mitra Tarigan
Minggu, 8 September 2019 18:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan gadget atau
gawai secara berlebihan oleh anak-anak dinilai
menjadi salah satu tantangan terbesar dalam upaya
untuk meningkatkan minat baca pada era teknologi
seperti saat ini.
Ketua Forum Komunikasi Taman Baca Masyarakat
Malang Raya (FKTBM) Santoso Mahargono
mengatakan bahwa salah satu tantangan terbesar
untuk meningkatkan minat baca kepada anak-anak
adalah penggunaan gadget berlebihan tanpa
pengawasan. "Untuk saat ini, yang paling susah
adalah melepaskan anak-anak dari gadget," kata
Santoso kepada ANTARA, di Kota Malang, Jawa
Timur, Minggu 8 September 2019.
Santoso menjelaskan, sebagai salah seorang
penggiat literasi di Kota Malang, dirinya menyadari
bahwa baik orang tua maupun penggiat literasi,
tidak bisa serta-merta memaksa anak-anak untuk
melepas gadget dan menyodorkan buku bacaan.
Menurut Santoso, ada beberapa hal yang perlu
dilakukan terlebih dahulu seperti mengajak
anak-anak tersebut bermain, dan secara perlahan
diarahkan untuk membaca buku-buku yang sesuai
dengan usia mereka. "Kami mengajak anak-anak
bermain sampai mereka lupa dengan gadget mereka.
Kemudian, baru kita arahkan untuk membaca," kata
Santoso.
Namun, lanjut Santoso, apa yang dilakukan oleh
kalangan pegiat literasi tersebut hanya sebatas
memberikan contoh karena kunci penting untuk
meningkatkan minat baca anak itu kembali pada
peranan orang tua masing-masing anak. "Semua
berawal dari rumah. Saat orang tua tidak
mengarahkan, anaknya akan kembali bermain
gadget dan enggan untuk membaca buku," kata
Santoso.
Santoso menambahkan, memang dengan teknologi
yang berkembang pesat saat ini tidak bisa dihindari.
Dengan adanya kemudahan teknologi tersebut,
diharapkan bisa didayagunakan dengan manfaat
yang setara dengan membaca. Dalam upaya untuk
meningkatkan literasi masyarakat di wilayah
Malang Raya yang merupakan gabungan dari Kota
Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu tersebut,
FKTBM memiliki jaringan taman baca di 135
lokasi.
Kebutuhan buku di taman baca tersebut,
kebanyakan dipasok dari sumbangan masyarakat di
wilayah Malang Raya. Akan tetapi, hingga saat ini,
buku-buku yang ada masih dirasa kurang,
khususnya untuk buku anak-anak. "Kebanyakan
yang menyumbang itu buku-buku untuk orang
dewasa, sementara kebutuhan lebih banyak untuk
anak-anak," kata Santoso.
Proses pengumpulan buku-buku sumbangan
masyarakat tersebut diambil dari rumah ke rumah.
Santoso juga mencetuskan ide Go Read, untuk
memberikan layanan kemudahan bagi masyarakat
yang akan menyumbangkan buku tersebut. "Untuk
mengambil sumbangan buku itu ada Go Read,
isinya para relawan saja. Tidak digaji, semua dari
niat mereka untuk meningkatkan minat baca
masyarakat," ujar Santoso.
Sumber : Tempo.co https://gaya.tempo.co/read/1245248/gadget-tantangan-ter
besar-tingkatkan-minat-baca-anak-saat-ini/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 09.45 WIB
Ganjar Pranowo Minta Masyarakat
Waspadai Investasi Bodong
Oleh: Tempo.co
Selasa, 11 Februari 2020 17:52 WIB
INFO NASIONAL — Penawaran bisnis atas nama
investasi ilegal atau bodong seolah tak pernah surut
221
dengan modus-modus baru. Investasi bodong
umumnya mengiming-imingi investor dengan
penghasilan besar tanpa perlu bekerja keras bahkan
meski tidak melakukan apa-apa.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, pun
mengingatkan kepada masyarakat untuk
mewaspadai beragam bentuk investasi yang
menjanjikan keuntungan besar dan tidak masuk
akal lantaran hanya akan merugikan dirinya sendiri.
Seperti fenomena Kerajaan Agung Sejagat di Desa
Pogung Kecamatan Jurutengah, Kabupaten
Purworejo beberapa waktu lalu, yang menghimpun
dana masyarakat dan menjanjikan keuntungan besar
ternyata berujung penipuan.
"Hari ini, jangan percaya kepada janji-janji
keuntungan bisnis yang tidak masuk akal. Ilmu
pengetahuan sudah berkembang, kita bisa
mengecek lembaga keuangan mana yang kredibel.
Jadilah lebih peka agar tidak menjadi pekok," ujar
Ganjar usai Penyerahan Izin Prinsip PT BPR BKK
Jateng (Perseroda) di PO Hotel, Selasa, 11 Februari
2020.
Diakui Ganjar, masih ada investasi yang masuk di
kalangan masyarakat dengan pola yang aneh dan
tujuannya merangsang masyarakat untuk
berinvestasi. Menurut Ganjar, jika masyarakat
memiliki literasi keuangan yang baik mereka akan
lebih berhati-hati pada iming-iming keuntungan
besar.
"Dalam hal ini masyarakat harus memahami high
risk high return. Cirinya bunga tinggi, kembali
cepat, dan untung berlipat-lipat," tandasnya.
Kasus terakhir adalah aplikasi investasi bodong
bernama MeMiles yang berhasil dibongkar
kepolisian pada 3 Januari 2020 lalu. Investasi
bodong dengan menggunakan nama PT Kam and
Kam itu berhasil meraup uang dari korban senilai
Rp 750 miliar. Saat penangkapan, polisi
mengamankan uang nasabah hingga Rp 122 miliar.
MeMiles merupakan platform
digital advertising dengan memadukan tiga jenis
bisnis, yakni advertising, market
place, dan traveling. MeMiles memberikan
iming-iming yang di luar logika. Misalkan
dengan top up Rp 300.000 bisa dapat bonus HP, top
up Rp 3 juta dapat sepeda motor, dan top up Rp 7
juta mendapat mobil Fortuner.
"Kalau curiga, bisa lapor ke OJK. Anda akan
mendapatkan informasi lengkap. Bodong atau
tidak," kata Ganjar. (*)
Sumber : Tempo.co
https://nasional.tempo.co/read/1306304/ganjar-pranowo-minta-masyarakat-waspadai-investasi-bodong/full&view
=ok
Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.37 WIB
Google News Initiative, Kominfo, Mafindo
Gelar Stop Hoax
Reporter: Tempo.co
Editor: Yudono Yanuar
Kamis, 8 Agustus 2019 07:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Masyarakat Anti Fitnah
Indonesia (Mafindo), bersama Google News
Initiative dan Kementerian Komunikasi dan
Informatika mengembangkan program literasi
media yang komprehensif untuk membantu
masyarakat menangani fenomena disinformasi atau
kabar hoax di internet.
Literasi itu diwujudkan dalam program Stop Hoax
Indonesia berupa loka karya di 17 kota untuk
meningkatkan kemampuan verifikasi informasi
yang tersebar secara daring di sosial media.
Mafindo akan mengajarkan cara mendeteksi
kebohongan yang biasa dipakai untuk membohongi
masyarakat agar percaya pada berita tertentu,
khususnya pada generasi muda dan ibu rumah
tangga.
“Ibu rumah tangga menjadi salah satu unsur dalam
ekosistem penyebaran informasi, sedangkan anak
muda dapat mengidentifikasi hoax, tapi masih
banyak yang apatis. Mereka merupakan agen
perubahan,” kata Presidium Mafindo Septiaji Eko
Nugroho di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2019.
Sesi loka karya akan diadakan di berbagai sekolah
dan kampus mulai Agustus hingga November 2019.
Program Stop Hoax Indonesia dirilis bersamaan
dengan Lomba Periksa Fakta yang menjadi
program Mafindo untuk mendorong generasi
muda memerangi hoax serta menjadi tonggak
edukasi cek fakta.
Tidak hanya itu, dalam memerangi berita bohong di
Indonesia, pemerintah melalui Kemkominfo juga
membentuk situs Prosa, yaitu layanan chatbot
pendeteksi hoaks yang terkoneksi dengan aplikasi
pesan instan Telegram. Informasi klarifikasi hoaks
yang disajikan chatbot berasal dari database atau
pangkalan data mesin AIS Kemkominfo.
“Setelah pemilu selesai, hoax mengenai politik
semakin menurun. Namun muncul hoax mengenai
bencana alam, kesehatan dan isu sosial lainnya,”
ujar Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika,
Kemkominfo, Riki Arif Gunawan.
“Disinformasi merupakan fenomena global yang
menjadi permasalahan tiap negara di dunia. Setiap
222
negara memiliki caranya masing-masing untuk
mencegah peredaran berita bohong,” ujar Masato
Kajimoto, akademisi dari Journalism & Media
Studies, Hong Kong Univeristy.
Menurut Masato minimnya pemikiran kritis juga
menjadi masalah penyerapan disinformasi di
masyarakat, bukan hanya masalah literasi.
Kerjasama antara akademisi dan jurnalis juga
diperlukan untuk memaksimalkan proses pemilihan
berita yang layak untuk disebarkan kepada
masyarakat luas.
CAECILIA EERSTA
Sumber : Tempo.co
https://tekno.tempo.co/read/1233373/google-news-initiati
ve-kominfo-mafindo-gelar-stop-hoax/full&view=ok
Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.12 WIB
Gubernur Jabar Serahkan Hibah 24 Motor
Baca ke Daerah
Oleh: Tempo.co
Jumat, 10 Januari 2020 15:24 WIB
INFO NASIONAL — Pemerintah Provinsi Jawa
Barat menghibahkan 24 motor baca kepada 24
kabupaten dan kota. Motor baca ini untuk lebih
mendekatkan buku dengan masyarakat.
"Ini motor baca dihibahkan kepada 24
kota/kabupaten sehingga ini lebih mobile, sama
dengan Kolecer, mendekatkan buku dengan
masyarakat," kata Gubernur Jabar, Ridwan Kamil,
usai menghadiri Temu Pimpinan untuk Aspirasi
Masyarakat (TEPAS) di halaman Gedung Pakuan,
Kota Bandung, Jawa Barat, pada 10 Januari 2020.
Menurut dia, literasi bukan hanya sekadar suka
baca tapi juga benteng pertahanan terhadap perang
di masa depan melalui perang informasi.
"Mari kita bangkitkan literasi di semua lini, dan
jangan lupa dunia kini berubah, sudah terevolusi
oleh digital dan kita harus menyesuaikan," kata
Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Emil berharap segala yang berkaitan dengan literasi
disebut dengan gerakan. Kepada pegiat, duta,
maupun pemerhati literasi, dia meminta untuk
mengubah kata proyek atau program literasi dengan
dengan kata gerakan, agar masyarakat tergerak
hatinya pun bisa ikut terlibat.
"Contohnya ibu-ibu penjual gorengan di Kuningan,
dia bukan pemerintah tapi tahu manfaat membaca
ini, maka akhirnya menyisikan untuk menyumbang
buku. Di situlah yang disebut gerakan," katanya.
Sementara itu, Zaenal Mutaqin, penggiat literasi
menilai upaya pemerintah Jabar meningkatkan
literasi atau minat baca masyarakat membuahkan
hasil. Di antaranya, Kolecer (Kotak Literasi Cerdas),
Candil (Maca Dina Digital Library), dan Makan
Jengkol (Mari Kita Antar Jemput Buku dengan
Kolaborasi), banyak diminati masyarakat.
Pemerhati literasi dan duta perpustakaan, Inggrid,
menyampaikan gagasan kepada Pemprov Jabar
untuk membuat gerakan membacakan buku oleh
orang tua kepada anak dengan metode read
load berbasis pembelajaran di lingkungan keluarga.
"Diharapkan, melalui metode ini bisa
menumbuhkan kebiasaan membaca di lingkungan
yang lebih besar yaitu masyarakat," kata dia.
Emil menyambut positif berbagai aspirasi yang
disampaikan masyarakat termasuk para pegiat
literasi itu. “Nah, melalui Tepas, ini jadi idenya
datang dari masyarakat, saya setujui, saya arahkan
ke unit terkait untuk diterjemahkan," kata Emil. (*)
Sumber : Tempo.co
https://nasional.tempo.co/read/1293504/gubernur-jabar-s
erahkan-hibah-24-motor-baca-ke-daerah/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.49 WIB
Inilah Asesmen Kompetensi Minimum
Pengganti Ujian Nasional
Reporter: Tempo.co
Editor: Yudono Yanuar
Senin, 16 Desember 2019 06:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim memutuskan
mengganti Ujian Nasional dengan asesmen
kompetensi minimum dan survei karakter mulai
2021. Pemerintah mengklaim sudah merancang dan
menguji coba sistem ini.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kemendikbud, Totok Suprayitno, mengatakan
lembaganya mengkombinasikan PISA dengan
TIMSS. Selanjutnya, Kementerian membuat
prototipe metode asesmen ini. Ia menyatakan
metode ini sudah dirancang dan diujicobakan. “Ini
ada di AKSI (Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia),” kata Totok seperti dimuat di Koran
Tempo, Sabtu, 14 Desember 2019.
Patokan metode ini adalah metode asesmen
Programme for International Student Assessment
(PISA) dan Trends in International Mathematics
and Science Study (TIMSS).
223
AKSI merupakan program pemetaan capaian
pendidikan untuk memantau mutu pendidikan
secara nasional atau daerah yang menggambarkan
capaian kemampuan siswa. Asesmen ini membantu
guru mendiagnosis kemampuan siswa pada
topik-topik substansial.
PISA merupakan survei tiga tahunan yang
dilakukan oleh Organisation for Economic
Co-operation and Development (OECD) yang
menilai kemampuan 600 ribu siswa berusia 15
tahun yang telah memperoleh pengetahuan dan
keterampilan utama di 79 negara. Berdasarkan hasil
survei pada 2018, kualitas pendidikan Indonesia
turun pada semua bidang kompetensi dibanding
survei terakhir PISA pada 2015. Skor kompetensi
membaca pelajar Indonesia turun paling dalam dari
397 menjadi 371, matematika dari 386 menjadi
379, dan sains dari 403 menjadi 396.
Adapun metode TIMSS merupakan indikator
kualitas pendidikan yang berasal dari International
Association for the Evaluation of Educational
Achievement. Penilaian TIMSS menekankan pada
kompetensi matematika dan sains.
Pada Rabu lalu, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim mengumumkan
penghapusan ujian nasional yang akan diubah
menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei
karakter. Asesmen ini terdiri atas kemampuan
bernalar menggunakan bahasa (literasi),
kemampuan bernalar menggunakan matematika
(numerasi), dan penguatan pendidikan karakter.
“Kebijakan ini mengacu pada praktik level
internasional, seperti PISA dan TIMSS,” ucap
Nadiem.
Sumber : Tempo.co https://tekno.tempo.co/read/1284119/inilah-asesmen-kom
petensi-minimum-pengganti-ujian-nasional/full&view=o
k
Akses : 06 Mei 2020 Pukul 11.41 WIB
Ironi Generasi Muda Indonesia
Oleh: Tempo.co
Rabu, 18 April 2018 05:00 WIB
Menurut Prof. Fasli Jalal, Guru Besar Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta, Indonesia adalah salah
satu negara di dunia yang memiliki bonus
demografi generasi muda. Anak-anak muda yang
berpotensi dapat mencapai 73 juta orang, hampir
seperempat dari jumlah penduduk Indonesia secara
keseluruhan. Bila diambil seperseribunya,
Indonesia sebenarnya memiliki 73 ribu anak muda
yang berpotensi menjadi inventor.
“Sejumlah anak-anak kita (Indonesia), mungkin
sekitar 100 orang, menjadi juara-juara di
forum-forum dunia, dielu-elukan. Jadi kita bangga
lah, bangga aku jadi orang Indonesia,” ujar Prof.
Fasli Jalal dalam acara Kick off Semangat Astra
Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2018. Ia
mengatakan bahwa sebenarnya anak-anak
Indonesia memiliki potensi yang tidak kalah hebat
dibandingkan anak-anak dari negara maju. Bahkan,
bila mendapat pembinaan yang baik, anak-anak
Indonesia akan semakin banyak yang menjadi juara
dunia.
Ironisnya, berdasarkan perhitungan Program for
International Student Assesment (PISA) terhadap
tingkat kecanggihan berpikir anak-anak dunia, sejak
tahun 2000 hasil yang didapat indonesia selalu
kurang menggembirakan. Tempat terbaik yang
diraih Indonesia hanya pada urutan ke-60 dari 65
negara yang ikut serta dalam PISA. Level terendah
dalam perhitungan ini diindikasikan dengan
anak-anak umur 15 tahun yang hanya mampu
sebatas hafal serta paham apa yang dipelajari,
sebaliknya penilaian tertinggi merujuk pada kondisi
anak-anak yang mampu menjadi inventor, inovator,
serta creator berdasarkan apa yang mereka pelajari.
Menurut Fasli, pendidikan formal sejak usia dini
tetap dibutuhkan untuk meningkatkan kecanggihan
berpikir anak-anak Indonesia. Tetapi proses
pencarian anak-anak yang memiliki kecanggihan
berpikir tinggi, bahkan sudah melakukan berbagai
inovasi juga sangat diperlukan. “Dan di sini, peran
SATU Indonesia Awards itu. Mencari, menemukan,
memupuk, dan memperbanyak, dan membuat
jaringan di antara anak-anak Indonesia yang
memang potensi kecerdasannya memungkinkan untuk menjadi creator dan inovator, serta inventor
tadi,” katanya.
Selain menjadi wadah generasi muda Indonesia
untuk berkontribusi membangun masyarakat di
sekitarnya, SATU Indonesia Awards 2018 juga
diharapkan menjadi sarana meningkatkan potensi
serta kecanggihan berpikir anak-anak muda
Indonesia agar semakin mampu bersaing dengan
anak-anak dari negara maju di dunia. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi website
www.satu-indonesia.com .
BAYU SATITO / TIM INFO TEMPO
Sumber : Tempo.co
https://nasional.tempo.co/read/1079343/ironi-generasi-m
uda-indonesia
224
Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.13 WIB
Jadi Negara Paling Bahagia, Seperti Apa
Pendidikan di Finlandia?
Reporter: Non Koresponden
Editor: Eka Yudha Saputra
Minggu, 7 April 2019 12:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Finlandia menjadi negara
paling bahagia di dunia untuk dua tahun
berturut-turut dan sistem pendidikan Finlandia
dikenal sebagai yang paling sukses di dunia.
Negara Nordik dengan populasi 5,5 juta jiwa ini,
menjadi yang teratas dalam World Happiness
Report oleh PBB pada 2018 dan 2019, sejak
laporan pertama kali dirilis pada 2012.
Meskipun Finlandia dikenal sebagai negara dengan
tempat dengan cuaca ekstrem dan dingin, namun
warga Finlandia memiliki tingkat kriminalitas
paling rendah, jaminan anak-anak, jaminan
kesehatan penuh yang disubsidi negara, dan yang
terpenting adalah pendidikan gratis.
Baca: World Happiness Report Rilis Daftar Negara
Paling Bahagia Dunia
Lalu bagaimana sistem pendidikan di negara paling
bahagia di dunia ini?
Menurut laporan CNN, 7 April 2019, ternyata
pendidikan wajib Finlandia terbilang cukup telat
dibanding negara-negara lain, yakni dimulai pada
usia tujuh tahun.
Dibanding dengan Inggris yang mulai sekolah pada
usia lima tahun, dan AS pada usia enam tahun.
Selain itu, sistem pendidikan Finlandia tidak
memberlakukan tes uji standar. Siswa Finlandia
diperkenankan bebas menjelajahi kemampuan diri
daripada bersaing, di dalam lingkungan yang lebih
ramah dan mendukung. Menurut pakar pendidikan
ini berdampak positif untuk jangka waktu yang
lama.
John Helliwell adalah salah satu editor penyusun
laporan World Happiness Report.
Menurut Helliwell, anak-anak Finlandia menempati
peringkat pertama ranking pendidikan OECD's
PISA dan akhirnya mendapat perhatian
internasional.
"Hal yang sama kini terjadi pada kebahagiaan,
dengan menghargai kehidupan seluruhnya,"
katanya.
Helliwell mengatakan pendidik top Finlandia telah
memastikan bahwa sistem bergerak melampaui
pencapaian nilai tes untuk pengembangan
anak-anak dan orang dewasa yang bahagia dan
disesuaikan dengan baik.
Baca: Finlandia Negara Paling Bahagia di Dunia,
Apa Penyebabnya?
Menurut Smithsonian Magazine, transformasi
sistem pendidikan Finlandia sudah dimulai sejak 50
tahun lalu. Para pendidik tidak menyangka
kesuksesan sistem pendidikan Finlandia sampai
tahun 2000, ketika hasil laporan pertama
Programme for International Student Assessment
(PISA), sebuah tes standar yang diberikan kepada
anak-anak berusia 15 tahun di lebih dari 40 tempat
pendidikan global, mengungkapkan
pemuda-pemudi Finlandia sebagai pembaca muda
terbaik di dunia. Tiga tahun kemudian mereka
memimpin bidang matematika.
Pada 2006, Finlandia menjadi peringkat pertama di
bidang sains. Pada 2009, skor PISA dirilis yang
menunjukkan Finlandia berada di urutan kedua
sains, peringkat ketiga dalam membaca dan keenam
di matematika di antara setengah juta pelajar di
seluruh dunia.
Sistem pendidikan Finlandia menawarkan
kebebasan individu. Tidak ada ujian standar sampai
SMA, tidak ada sistem ranking, tidak ada
persaingan antarsiswa, sekolah, atau persaingan
peringkat antarwilayah. Sekolah-sekolah Finlandia
dibayar oleh publik dan pemerintah. Sekolah
dijalankan oleh lembaga pemerintah, pengajar, atau
pejabat nasional dan lokal, bukan oleh pengusaha,
pemimpin militer atau politisi.
Setiap sekolah memiliki porsi yang sama untuk
pendidik dari universitas tanpa memandang daerah
kota maupun pedalaman. Ini menghasilkan
anak-anak Finlandia di pedalaman maupun di kota
mendapat kualitas pendidikan yang sama.
Pemerataan adalah hal yang paling penting dalam
sistem pendidikan Finlandia dan ini diiyakan oleh
semua politisi segala kubu.
Guru-guru Finlandia menghabiskan waktu lebih
sedikit di sekolah dan ruang kelas dibanding
guru-guru Amerika. Guru lebih banyak
menghabiskan waktu untuk menyusun kurikulum
dan menilai perkembangan siswanya.
225
Anak-anak pada usia dini menghabiskan waktu
bermain lebih banyak di luar, bahkan ketika musim
dingin. Pekerjaan rumah seminimal mungkin.
Hampir tidak pernah terdengar seorang anak
kelaparan atau terlantar. Finlandia memberikan cuti
hamil selama tiga tahun dan penitipan anak
bersubsidi kepada orang tua, dan pra-sekolah untuk
semua anak berusia 5 tahun, di mana penekanannya
adalah bermain dan bersosialisasi.
Selain itu, negara mensubsidi orang tua, membayar
mereka sekitar 150 euro per bulan untuk setiap anak
sampai ia berusia 17 tahun.
97 persen anak usia 6 tahun bersekolah di sekolah
umum, di mana anak-anak memulai beberapa
akademisi. Sekolah menyediakan makanan,
perawatan medis, konseling dan layanan taksi jika
diperlukan. Perawatan kesehatan pelajar juga gratis.
Bisakah Diterapkan di Negara Lain?
Salah satu sekolah kewirausahaan Finlandia
sekarang bercabang di luar negeri, mengekspor
pelajarannya secara global dalam upaya untuk
menyebarkan, dan menjual kebahagiaan melalui
sistem pendidikan Finlandia.
Sistem ujian, kompetisi dan peringkat semuanya
dijauhi oleh Helsinki International Schools (HEI).
HEI School telah membuka cabang di Cina,
Australia dan Korea Selatan, yang bertujuan untuk
membuat pendidikan anak usia dini berkualitas
tinggi, dapat diakses oleh sebanyak mungkin
anak-anak.
Dikatakan konsepnya telah terbukti sangat sukses
sehingga enam cabang tambahan telah dibuka sejak
yang pertama di kota Mongolia Dalam Baotou pada
tahun 2017, melayani 300 anak berusia tiga hingga
enam tahun. Saat ini sedang merencanakan cabang
baru di Argentina, Arab Saudi dan Kuwait.
"Kami segera menyadari bahwa jika kami dapat
membuat model ini bekerja di Mongolia Dalam, itu
mungkin akan bekerja di mana saja," kata Milla
Kokko, CEO dan pendiri HEI Schools.
HEI School merekrut, melatih dan bekerja dengan
mitra lokal untuk membuat dan menjalankan
pra-sekolah yang mencerminkan model Finlandia,
juga menggunakan desainer dan arsitek Finlandia
untuk membangun ruang yang menginspirasi.
"Kami mulai dengan membangun paket yang
sangat holistik ini yang dapat dioperasikan oleh
orang-orang di luar Finlandia. Jika model ini hanya
berpangku pada guru Finlandia, maka kami akan
kehabisan guru," gurai Kokko.
Kokko mengatakan bahwa penelitian menunjukkan
anak-anak belajar paling efektif ketika mereka
antusias dengan subjek tertentu.
"Tetapi sangat sulit di lingkungan kompetitif untuk
mengatakan 'santai saja dan biarkan anak-anak
menemukan minat mereka sendiri'," tambahnya.
"Saya akan mengatakan bahwa Finlandia bukan
masyarakat yang sangat kompetitif sehingga lebih
mudah untuk mengimplementasikan ini. Ketika
Anda memiliki budaya untuk mencobanya, Anda
melihat bahwa itu berhasil, tetapi memiliki budaya
persaingan dan model berbasis peringkat
membuatnya lebih sulit."
Helliwell setuju dengan pendapat ini.
"Pendidikan di Finlandia tidak selalu kelas satu; ada
banyak reformasi penting yang diperkenalkan
beberapa dekade lalu, sesuatu yang mereka hitung
untuk menunjukkan bahwa pendidikan yang baik
bukanlah budaya atau khusus bangsa, tetapi dapat
dikembangkan di mana saja. Menjadi orang
Finlandia, dan pandai berbagi (hal lain yang dapat
ditiru dan dipelajari), mereka responsif terhadap
minat luar, dan bersedia membantu orang lain untuk
meningkatkan sistem pendidikan mereka," kata
Helliwell.
Tidak seperti di Finlandia, sekolah 'satelit' yang
diekspor ini tidak gratis. Manajer Komunikasi
Pemasaran HEI School Pamela Lewis mengatakan,
operator nasional memutuskan biaya mereka sendiri
tetapi biasanya sesuai dengan biaya kelompok kelas
menengah di negara setempat.
Salah satu negara dengan budaya pendidikan yang
sangat bertentangan dengan Finlandia adalah Korea
Selatan, di mana penekanan ditempatkan pada
prestasi akademik.
Seolmi Lee, orang tua di sebuah sekolah HEI di
Seoul, mengatakan dia datang untuk mencari model
alternatif setelah mengambil jurusan pendidikan
anak usia dini.
"Pendidikan Korea Selatan terjebak dalam sistem
tradisional di mana anak-anak beroperasi dalam
kerangka kerja dengan jawaban tetap," kata Lee.
Lee terkesan dengan pendidikan Finlandia di mana
anak-anak bebas mengambil inisiatif untuk
memutuskan aktivitas yang mereka ingin lakukan,
menemukan jawaban sambil bermain dan
menyelesaikan sesuatu tanpa kerangka waktu.
"Saya ingin mengajar anak saya bahwa
kebahagiaan adalah sesuatu yang dia harus buat
226
sendiri, daripada seseorang yang membuatkan
untuknya," kata Lee.
Dengan kata lain, anak-anak Finlandia memperoleh
prestasi dan kepercayaan diri yang besar melalui
kebebasan bahkan sejak usia dini melalui sistem
pendidikan Finlandia, yang pada akhirnya
mengarah pada kebahagiaan hidup orang-orang
Finlandia.
Sumber : Tempo.co https://dunia.tempo.co/read/1193219/jadi-negara-paling-b
ahagia-seperti-apa-pendidikan-di-finlandia?page_num=2
Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.20 WIB
Jokowi Soroti Indeks Literasi dan Inklusi
Keuangan RI yang Rendah
Reporter: Dewi Nurita
Editor: Kodrat Setiawan
Selasa, 28 Januari 2020 14:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo
atau Jokowi menggelar rapat terbatas bersama
sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju
membahas strategi nasional keuangan inklusif.
Membuka rapat, Jokowi menyinggung angka
indeks literasi dan inklusi keuangan Indonesia yang
masih rendah dibandingkan negara-negara di
Asean.
"Kita tahu literasi keuangan telah meningkat dari
29,7 persen pada 2016 menjadi 38,03 persen di
2019. Memang meningkat, tapi angkanya masih
rendah," ujar Jokowi di Kompleks Istana Negara,
Jakarta pada Selasa, 28 Januari 2020.
Begitu pula dengan indeks inklusi keuangan, yang
meningkat dari 67,8 persen pada 2016 menjadi
76,19 persen di 2019. Angka-angka itu, kata Jokowi,
memang meningkat, namun masih kalah jika
dibandingkan dengan negara-negara tetangga di
Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan
Thailand.
"Saya ingin bandingkan, inklusi keuangan di
ASEAN saja, Singapura angkanya sampai 98
persen, Malaysia 85 persen, Thailand 82 persen.
Kita masih di bawah mereka sedikit," ujar Jokowi.
Untuk meningkatkan indeks literasi dan inklusi
keuangan Indonesia, Presiden mengatakan
pemerintah perlu memprioritaskan perluasan dan
kemudahan akses layanan keuangan formal di
seluruh lapisan masyarakat.
"Selain itu, saya minta lembaga keuangan mikro
terus diperluas dan mampu menjangkau seluruh
lapisan masyarakat yang tidak terjangkau oleh
layanan perbankan," ujar Presiden.
Jokowi juga meminta layanan digital berbasis
internet harus terus dikembangkan, akses keuangan
formal diperluas dan perlindungannasabah dan
konsumen semakin ditingkatkan.
"Sehingga masyarakat mudah, aman dan nyaman
mengakses keuangan formal, sehingga kepercayaan
masyarakat hal yang penting dan mutlak bagi
industri jasa dan keuangan," ujar dia.
Jokowi didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin
dalam ratas tersebut. Hadir para menteri seperti;
Menkopolhukam Mahfud MD, Menko
Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menko
PMK Muhadjir Effendy.
Hadir pula Mendagri Tito Karnavian, Menkominfo
Johnny G. Plate, Menkumham Yasonna Laoly,
Menkes Terawan, Menpan-RB Tjahjo Kumolo,
Menteri PPPA Gusti Ayu Bintang Darmavati,
Mendikbud Nadiem Makarim, Menteri Sosial
Juliari Batubara, Menteri Desa Abdul Halim,
Menteri Pariwisata Wishnutama, Menteri ATR
Sofyan Djalil, Menteri Koperasi dan UMKM Teten
Masduki, Kepala BKPM Bahlil Lahadiala, dan
Gubernur BI Perry Warjiyo.
DEWI NURITA
Sumber : Tempo.co
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/18/03/16/p5o0nh313-uin-arraniry-dan-pemkot-
banda-aceh-kembangkan-perpustakaan
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 09.04 WIB
Jokowi Umumkan Anggaran Pendidikan
Tahun Depan Rp 505,8 T
Reporter: Fajar Pebrianto
Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 16 Agustus 2019 15:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo
atau Jokowi menyatakan alokasi anggaran
pendidikan pada tahun 2020 adalah sebesar Rp
505,8 triliun. Anggaran ini meningkat sekitar 2,7
persen dibandingkan tahun 2019 yang hanya Rp
492,5 triliun.
“Dengan anggaran pendidikan yang meningkat
tersebut, diharapkan tidak ada lagi anak Indonesia
yang tertinggal,” kata Jokowi dalam pidato RAPBN
2019 di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat, 16
Agustus 2019.
227
Menurut Jokowi, kemampuan dasar anak-anak
Indonesia harus terus dibangun, mulai dari
pendidikan usia dini dan pendidikan dasar. Strategi
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
literasi, matematika, dan sains dari anak-anak
Indonesia.
Sementara di jenjang pendidikan menengah dan
tinggi, kata Jokowi, pemerintah merancang
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan
industri. pemerintah juga mencetak calon-calon
pemikir, penemu, dan entrepreneur masa depan.
Kemudian, kata Jokowi, kebijakan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia juga akan
ditekankan pada perbaikan kualitas guru, mulai dari
proses penyaringan dan pendidikan keguruan. Lalu,
penekanan juga dilakukan pada pengembangan
pembelajaran, dan metode pengajaran yang tepat
dengan memanfaatkan teknologi.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau
Bappenas menyatakan masih ada pekerjaan rumah
yang harus dilakukan untuk membuat anggaran
pendidikan ini efisien. Sebab pada 2015, peringkat
pendidikan Indonesia yang dihitung dari The
Programme for International Student Assessment
(PISA) hanya berada di level 63 dari 71 negara
pada 2015.
Sumber : Tempo.co
https://bisnis.tempo.co/read/1236782/jokowi-umumkan-a
nggaran-pendidikan-tahun-depan-rp-5058-t/full&view=ok
Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.36 WIB
Jusuf Kalla Ingin Kualitas Guru di Daerah
Ditingkatkan
Reporter: Egi Adyatama
Editor: Tulus Wijanarko
Rabu, 6 Maret 2019 15:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf
Kalla alias JK berharap guru-guru di daerah
ditingkatkan kualitasnya. Hal ini tak terlepas dari
kebutuhan Indonesia untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusianya.
"Ilmu berkembang. Kalau guru-guru di desa tak
diajarkan ilmu terus menerus, maka akan stagnan,"
ujar Jusuf Kalla saat membuka peresmian Kongres
Asosiasi Pendidikan Masyarakat Indonesia
(APENMASI), di Istana Wakil Presiden, di Jalan
Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu, 6
Maret 2019.
Jusuf Kalla mengatakan dengan meningkatnya
kualitas guru, maka kualitas murid pun meningkat.
Dan jika kualitas murid yang tinggi, maka pilihan
pekerjaan bagi mereka kelak lebih bervariatif.
Selama ini, menurut JK, pekerja Indonesia di luar
negeri banyak yang kurang memiliki kemampuan.
Jika memiliki skill yang lebih baik, maka kualitas
hidupnya juga dapat lebih baik. "Pendidikan
kemasyarakatan ini dapat meningkatkan
kemampuan, sehingga tak timbul diskriminasi
akibat pendidikan."
Apalagi hal ini sejalan dengan rencana pemerintah
untuk lima tahun berikutnya. JK mengatakan jika
pemerintahan Joko Widodo berlanjut, bidang
sumber daya manusia memang menjadi fokus
utamanya.
Hal ini sama dengan program pemberantasan buta
huruf yang dulu pernah dijalankan pemerintah. JK
mengatakan saat ini literasi masyarakat Indonesia
lebih baik, yakni 97 persen penduduk telah bisa
membaca menulis.
Namun literasi saja tidak cukup. "Yang paling
penting dibutuhkan adalah akses-akses ke
pembelajaran yang baik untuk mereka semua," kata
Jusuf Kalla.
Sumber : Tempo.co https://nasional.tempo.co/read/1182525/jusuf-kalla-ingin-
kualitas-guru-di-daerah-ditingkatkan/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 10.30 WIB
Kak Seto Usul Sekolah 3 Hari, Pakar:
Nadiem Lebih Baik Urus PISA
Reporter: Antara
Editor: Yudono Yanuar
Jumat, 6 Desember 2019 05:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerhati pendidikan dari
Center for Education Regulations and Development
Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji meminta
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nadiem Makarim menindaklanjuti hasil survei
Programme for International Student Assessment
(PISA) dibandingkan membahas wacana tiga hari
sekolah.
Wacana tiga hari sekolah per minggu dilontarkan
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia
(LPAI) Seto Mulyadi.
"Kemendikbud hendaknya menindaklanjuti hasil
PISA 2018 ini, karena kemampuan anak-anak kita
228
masih di bawah rata-rata Organisation for
Economic Cooperation and Development (OECD),"
ujar Indra di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2019.
Membangun sumber daya manusia, lanjut dia,
membutuhkan keseriusan dibandingkan wacana
yang diusulkan oleh Kak Seto tersebut. Dia
menjelaskan bahwa pembenahan pendidikan bukan
hanya kuantitas atau jam belajar melainkan juga
kualitas pembelajaran, sehingga menghasilkan
lulusan yang memiliki daya saing.
"Memotong jam belajar tidak secara otomatis
membuat anak-anak kita memiliki daya saing
tinggi," kata dia.
Indra meminta agar Kemendikbud fokus pada
pembenahan kualitas pembelajaran, yang harus
dilakukan secara holistik. Tidak hanya di sekolah
tetapi juga di rumah.
Pemerhati pendidikan Doni Koesoema mengatakan
konsep tiga hari belajar tidak cocok diterapkan pada
saat ini. Doni menambahkan jika anak hanya
sekolah selama tiga hari, maka apa kegiatan anak
dua hari lainnya.
"Pembenahan pendidikan bukan dengan
mengurangi waktu sekolah, dari lima hari menjadi
tiga hari," kata Doni.
Sebelumnya, Kak Seto mengusulkan kepada
Mendikbud Nadiem Makarim agar waktu sekolah
dipersingkat dari lima hari menjadi tiga hari. Kak
Seto mencontohkan "homeschooling" miliknya,
yang hanya belajar selama tiga hari. Pemotongan
jam belajar disinyalir akan meningkatkan prestasi
akademik dan nonakademik anak.
Sumber : Tempo.co
https://tekno.tempo.co/read/1280595/kak-seto-usul-sekol
ah-3-hari-pakar-nadiem-lebih-baik-urus-pisa/full&view=ok
Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.07 WIB
Kerugian Akibat Investasi Bodong 105,81 T,
OJK Sebut Ini Sebabnya
Reporter: Adam Prireza
Editor: Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 25 Mei 2018 13:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kerugian negara akibat
kegiatan investasi bodong selama rentang waktu
2007-2017 telah mencapai Rp 105,81
triliun. "Kerugian dalam 10 tahun terakhir
mencapai lebih dari Rp 100 tirliun. Tentunya ini
perlu kita cegah," ujar Ketua Dewan Komisioner
Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Wimboh
Santoso di Menara Radius Prawiro, Kompleks
Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 25 Mei 2018.
Wimboh menjelaskan beberapa kasus besar
investasi bodong yang pernah terjadi di Indonesia
seperti kasus Dream Freedom dengan korban 700
ribu orang dan total kerugian 3,5 triliun. Selain itu
ada juga kasus Pandawa Group yang menjamin
bunga 10 persen per bulan dengan korban 549 ribu
orang dan total kerugian 3,8 triliun.
Kebanyakan, aset yang dimiliki para pelaku
investasi bodong ini lebih rendah daripada
kewajiban yang harus dipenuhi. Sehingga, kerugian
masyarakat pun tak dapat terbayarkan. Hal ini, kata
Wimboh, menjadi kompleksitas tersendiri dalam
penanganan investasi bodong.
Pencegahan, kata Wimboh, menjadi sulit lantaran
indeks literasi masyarakat Indonesia soal investasi
masih rendah, di mana secara nasional hanya
sebesar 29,7 persen. Di Pulau Jawa sendiri, indeks
literasi masyarakat soal investasi hanya 37,1 persen.
Sementara di pulau lainnya, seperti Sumatera yang
hanya 30,1 persen, Sulawesi 26,1 persen, serta
Maluku, Papua 23,7 persen. "Rendahnya tingkat
literasi berkorelasi dengan maraknya korban
investasi ilegal," kata Wimboh.
Terkait hal ini, Wimboh pun menginstruksikan
Satuan tugas (Satgas) Waspada Investasi agar lebih
aktif melakukan tindakan pencegahan melalui
program-program edukasi dan literasi. Hingga April
2018, ia mengatakan Satgas telah melakukan
sosialisasi sebanyak enam kali dan satu kali kuliah
umum di perguruan tinggi.
Dalam rangka memperkuat satgas, OJK pun hari ini
menandatangani nota kerja sama bersama 6
kementerian/lembaga (K/L). Sehingga, totalnya saat
ini sudah ada 13 K/L yang tergabung. Ke depannya,
Satgas akan menjadi media untuk memperkuat
koordinasi, baik untuk pencegahan maupun
penindakan entitas yang bermasalah.
Sumber : Tempo.co
https://bisnis.tempo.co/read/1092497/kerugian-akibat-inv
estasi-bodong-10581-t-ojk-sebut-ini-sebabnya/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.51 WIB
Kerugian Akibat Investasi Bodong Capai Rp
105,81 Triliun
Reporter: Vindry Florentin
Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 30 November 2017 19:07 WIB
229
TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Tugas (Satgas)
Waspada Investasi menyatakan investasi
bodong masih marak. Kerugian akibat kegiatan
tersebut terhitung cukup besar.
Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L.
Tobing, mengatakan kerugian akibat investasi
bodong mencapai Rp 105,81 triliun selama periode
2007-2017. "Data itu berasal dari kepolisian," kata
dia di kantornya, Jakarta, Kamis, 30 November
2017.
Beberapa kasus besar berkontribusi dalam total
kerugian tersebut. Kasus Pandawa Group yang
memakan korban 549 ribu itu menyebabkan
kerugian Rp 3,8 triliun. Pandawa saat itu
menawarkan bunga 10 persen.
Ada pula kasus First Travel yang menimbulkan
kerugian Rp 800 miliar dari korban sebanyak 58,6
ribu. First Travel menawarkan umrah seharga Rp
8,8 juta untuk paket milad dan Rp 14,4 juta untuk
paket promo.
Investasi bodong lain yang menimbulkan kerugian
besar dilakukan PT Cakrabuana Sukses Indonesia.
Perusahaan yang menawarkan investasi konsorsium
mendulang emas dengan investasi sebesar 5 persen
itu menimbulkan kerugian Rp 1,6 triliun.
Tongam mengatakan maraknya investasi bodong
disebabkan rendahnya literasi keuangan masyarakat.
Hingga saat ini, baru 29,66 persen masyarakat yang
sudah memahami. Literasi yang rendah tidak
berhubungan dengan tingkat pendidikan masyarakat.
"Ada juga yang pintar tapi masih juga terlibat
investasi ilegal," katanya.
Penyebab lainnya adalah sikap masyarakat yang
cenderung mudah tergiur keuntungan besar. Para
pelaku investasi bodong biasanya akan
menawarkan keuntungan besar yang tidak wajar
dalam waktu cepat. Sejumlah pelaku bahkan
mencatut nama tokoh agama atau tokoh masyarakat.
"Masyarakat kan biasanya lebih percaya kalau ada
tokoh seperti itu," ujar Tongam.
Tongam mengimbau masyarakat untuk lebih
waspada terhadap investasi bodong. Mereka
diminta mencurigai penawaran keuntungan yang
terlalu tinggi dalam waktu singkat. Masyarakat juga
diminta selalu mengecek legalitas lembaga tempat
berinvestasi.
Sumber : Tempo.co
https://bisnis.tempo.co/read/1038478/kerugian-akibat-inv
estasi-bodong-capai-rp-10581-triliun/full&view=ok
Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.35 WIB
Keuangan Syariah Bisa Jadi Sumber Kredit
Masyarakat
Oleh: Tempo.co
Minggu, 24 Maret 2019 18:50 WIB
INFO JABAR - Maraknya masyarakat yang
terjerat rentenir saat ini, mendorong pemerintah
untuk menghadirkan sektor jasa keuangan yang bisa
memberikan pinjaman ringan untuk masyarakat.
Tercatat, ada tiga instrumen jasa keuangan syariah
yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk kredit,
yakni Bank Wakaf Mikro, Kredit Mesra, dan bank
syariah.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan,
bahwa banyak cara untuk mendapatkan kredit tanpa
harus meminta pinjaman ke rentenir. Namun,
masalah saat ini, kata Emil, sapaan akrab Ridwan
Kamil, masyarakat kurang kompak dan bersatu
dalam hal kredit, sehingga masih ada yang
memanfaatkan rentenir untuk dapat pinjaman.
"Ibu-ibu di Garut khususnya banyak yang terkena
rentenir. Padahal banyak cara (untuk dapat kredit).
Oleh karena itu, selama lima tahun umat Islam di
Jawa Barat harus kompak, hanya itu masalahnya,
kurang kompak," ujar Emil saat hadir dalam
sosialisasi Literasi Keuangan Syariah yang digelar
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI di Masjid
Agung Garut, Kabupaten Garut, Sabtu, 23 Maret
2019.
"Jadi, tinggal ke masjid, minta ke Bank Wakaf
Mikro, pergi ke bank syariah. Insya Allah ekonomi
maju, umatnya juga makin maju. Tinggal mau apa
tidak, bersatu atau tidak, ukhuwah Islamiyah
harusnya kuat," ucapnya.
Menurut Emil, saat ini transaksi keuangan syariah
di Jawa Barat baru mencapai sekitar delapan persen.
Padahal mestinya ada di atas 90 persen dengan
banyaknya umat muslim di Jabar. Selain itu, jumlah
masjid di Jabar yang lebih dari 100 ribu, dan
pesantren yang lebih dari 11 ribu, bisa menjadi
potensi besar pemanfaatan sektor keuangan syariah
di Jawa Barat.
"Nah, sekarang ada program Bank Wakaf Mikro,
dipinjami Rp 1 juta dibayar cuma Rp 26 ribu tiap
minggu, kan tidak repot. Atau pinjam Rp 3 juta
bayarnya Rp 70 ribu setiap minggu," kata Emil.
"Saya juga ada program Kredit Mesra, nanti kita
tahun ini di-ngabret-keun. Cukup ke masjid minta
surat rekomendasi dari Ketua DKM tanpa bunga
tanpa agunan, bisa," katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK
Wimboh Santoso menuturkan, bahwa Bank Wakaf
Mikro bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang
230
ingin mendapat kredit, sehingga tidak perlu ke
rentenir. Program kredit ini bisa meng-cover 3.000
peminjam dalam skala pinjaman kecil, serta akan
ada pembinaan bagi para peminjam wirausaha.
"Kita punya program masyarakat), enggak usah ke
renternir. Bank Wakaf Mikro kita bisa didirikan di
masjid ini (Masjid Agung Garut). Bunganya hanya
tiga persen setahun, tanpa jaminan dan syarat
macam-macam," kata Wimboh.
Wimboh menjelaskan, bahwa tujuan sosialiasi
Literasi Keuangan Syariah ini menjadi bagian dari
upaya OJK untuk mendorong
masyarakat memanfaatkan sektor jasa keuangan
khususnya syariah.
OJK merupakan lembaga yang diberi tugas oleh
pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat
melalui sektor jasa keuangan. Untuk itu, OJK
memiliki peran dalam mengatur sektor jasa
keuangan, mengawasi, dan melindungi masyarakat
penerima manfaat jasa keuangan di Indonesia. (*)
Sumber : Tempo.co
https://nasional.tempo.co/read/1188709/keuangan-syariah
-bisa-jadi-sumber-kredit-masyarakat/full&view=ok
Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.34 WIB
Kominfo Jelaskan Korelasi Kemajuan
Internet dengan Banyaknya Hoax
Reporter: Antara
Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat
Minggu, 17 November 2019 13:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal
Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Widodo
Muktiyo menilai kemajuan teknologi internet yang
berkembang pesat saat ini tidak disertai literasi
yang baik di masyarakat. Akibatnya terjadi
keterkejutan budaya yang berdampak pada semakin
maraknya berita bohong atau hoaks yang tersebar di
dunia maya.
"Orang banyak 'posting' yang berita bohong,
mereka tidak melakukan penyaringan dengan baik,
asal 'posting', 'sharing', dan sebagainya," ujar
Widodo dalam keterangan tertulis yang diterima
ANTARA, Minggu 17 November 2019.
Widodo mengatakan berita hoaks yang tersebar di
dunia maya kini sudah merambah ke arah SARA
(suku, ras dan agama), sosial, dan politik yang
dapat menimbulkan perpecahan bangsa. Dia
berpesan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan internet.
“Karena jika digunakan dengan serampangan, bisa
menjebak penggunanya, ada konsekuensi hukum
dan bisa kena penjara,” kata pria yang juga guru
besar Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo ini.
Widodo memberikan tips sederhana agar
masyarakat bisa terhindar dari korban hoaks.
Pertama, bila terdapat berita yang meragukan, maka
segera cek ke pemberitaan media-media yang terpercaya.
Bila dirasa kurang yakin, maka dapat
mendengarkan atau melihat informasi di media resmi pemerintah, seperti RRI atau TVRI.
Kedua, bila masyarakat tergabung dalam sebuah
grup WhatsApp, namun isinya terus menghujat dan
penuh keraguan, maka dia menyarankan agar keluar
dari grup tersebut.
“Internet dan media sosial seharusnya memudahkan
hidup kita, bukan berpotensi menyusahkan kita,”
tutur Widodo.
Sumber : Tempo.co https://bisnis.tempo.co/read/1273230/kominfo-jelaskan-k
orelasi-kemajuan-internet-dengan-banyaknya-hoax/full&
view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 09.09 WIB
Lari Sambil Berdonasi Demi Literasi
Reporter: Tempo.co
Editor: Mitra Tarigan
Minggu, 23 Juni 2019 23:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presenter Ibnu Jamil
sangat menyukai kegiatan lari. Ibnu mengatakan
bahwa kegiatan lari selain sebagai olahraga bisa
menjadi kegiatan investasi untuk masa tua.
"Dengan berlari, nanti tua kita masih bisa
jalan-jalan, masih bisa naik gunung, atau bahkan
full marathon," katanya pada acara Paperun Charity
Fun Run, Jakarta pada 23 Juni 2019.
Menurut Ibnu, kegiatan lari akan semakin
menyenangkan bila ada kegiatan tambahan seperti
berbagi keceriaan. "Melalui acara hari ini saya bisa
sehat, berbagi keceriaan, tidak ketinggalan
berkontribusi langsung terhadap masalah literasi,"
kata Ibnu.
Penulis sekaligus praktisi pendidikan Susan
Bachtiar setuju dengan Ibnu. Ia mengatakan
berbagai kegiatan dan lomba lari itu sudah sangat
biasa. Akan lebih baik lagi bila berlari, sekaligus
ikut berdonasi untuk literasi. Susan mengatakan
masalah rendahnya budaya membaca di Indonesia
231
salah satu alasannya adalah karena buku-buku
edukatif berkualitas di daerah itu masih sangat
terbatas. "Padahal membaca adalah jendela dunia
yang bisa memberikan pengaruh besar terhadap
hidup seseorang. Makanya saya senang dengan
acara lari untuk literasi ini," kata Susan.
Paperun Charity Fun Run 5K 2019 adalah ajang lari
dengan misi sosial untuk mengajak masyarakat
peduli terhadap literasi. Kegiatan yang sudah
berlangsung sejak 2017 ini kembali
diselenggarakan pada 23 Juni 2019 di kawasan Car
Free Day, Thamrin, Jakarta. Selain lari sejauh 5
kilometer, ada pula kegiatan zumba yang diikuti
peserta.
Lebih dari 2000 masyarakat berpatisipasi pada
acara ini. Jumlah itu naik 60 persen dari edisi
pertama pada 2017. Direktur Asia Pulp & Paper
Sinar Mas Suhendra Wiriadinata mengatakan
seluruh biaya pendaftaran dari Paperun 2019 akan
didonasikan dalam bentuk buku ke 68 rumah baca.
"Khususnya di empat daerah pascabencana seperti
Nusa Tenggara Barat, Banten, Lampung, dan
Sulawesi Tenggara," kata Suhendra. Menurutnya
keempat daerah ini menjadi tujuan utama demi
memulihkan keadaan infrastruktur, dan masa
dengan anak-anak di sana.
Indonesia memang masih mengalami masalah
dalam hal budaya membaca. Bahkan menurut
kajian The World's Most Literate Nations oleh
Central Connecticut State University Amerika
Serikat menyebutkan tingkat literasi Indonesia
berada di urutan dua terendah dari 61 negara.
Padahal menurut United Nations of Educational,
Scientific, and Cultural Organization (Unesco)
dalam laporan berjudul The Social and Economic
Impact of Illiteracy menyebutkan tingkat literasi
rendah dapat berujung pada hal negatif, di
antaranya kehilangan atau penurunan produktivitas,
mempengaruhi kualitas kesehatan fisik maupun
mental. Hal itu juga bisa menimbulkan kemiskinan
hingga kriminalitas.
Sumber : Tempo.co https://gaya.tempo.co/read/1217520/lari-sambil-berdonas
i-demi-literasi/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 09.51 WIB
Lawan Hoax, Google Donasikan Rp2,6
Miliar ke Mafindo
Reporter: Bisnis.com
Editor: Yudono Yanuar
Kamis, 8 Agustus 2019 17:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu lembaga
filantropi milik Google, yakni
Google.org mengucurkan dana sebesar Rp2,6
miliar kepada Masyarakat Anti Fitnah Indonesia
(Mafindo), salah satu komunitas yang bergerak di
bidang pemberantasan hoax serta literasi digital.
Public Policy and Government Affairs
Manager Google Indonesia, Ryan Rahardjo,
mengatakan dana tersebut dikucurkan bertujuan
mengembangkan serta untuk peluncuran program
literasi media yang komprehensif guna membantu
masyarakat lokal di Indonesia dalam mengenali
disinformasi di dunia maya.
Adapun, hibah yang diberikan Google adalah
bagian dari kampanye literasi media global Gogle
News Initiative dengan dana total US$10 juta.
Untuk dana yang digelontorkan kepada Mafindo,
akan dialokasikan untuk penyelenggaraan
workshop yang rencananya bakal diadakan di 16
kota di Indonesia.
"Kami juga telah mendukung sejumlah inisiatif
jurnalisme lainnya untuk melawan hoaks, melalui
Cekfakta.com dan Trusted Media Summit.
Harapannya, kami juga bisa memberdayakan
audiens selain kalangan jurnalis," ujar Ryan di
dalam acara pengumuman donasi Google.org untuk
Mafindo di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2019.
Adapun, program-program yang akan
diselenggarakan dan dipimpin oleh Mafindo
tersebut secara khusus bertujuan membantu
masyarakat mengenali disinformasi yang tersebar
secara daring dan di berbagai grup obrolan, serta
mengajarkan cara mendeteksi teknik dan trik umum
yang digunakan penyebar hoaks.
Sejauh ini, Mafindo mencatat sebanyak 997 hoaks
tersebar di sepanjang 2018. Sementara pada 2019,
tercatat rata-rata lebih dari 100 hoaks muncul setiap
bulannya dengan mayoritas bertema politik.
Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho,
berharap melaui program tersebut proses literasi
media dapat menjadi lebih menyenangkan dan
mudah dimengerti.
"Program ini nantinya akan memberikan video
yang bisa diakses oleh masyarakat luas, dan bisa
digunakan untuk mengedukasi anggota keluarga,
tetangga, grup pengajian, hingga siswa ataupun
mahasiswa," ujar Septiaji.
Menurut dia, saat ini terdapat dua masalah besar
terkait dengan penyebaran hoax di
Indonesia. Pertama, ibu-ibu rumah tangga
dikatakan menjadi salah satu lapisan masyarakat
yang paling banyak melakukan penyebaran
hoaks. Kedua, anak muda yang mengetahui, tetapi
cenderung apatis terhadap hoaks-hoaks yang
bertebaran.
232
BISNIS.COM
Sumber : Tempo.co
https://tekno.tempo.co/read/1233744/lawan-hoax-google-donasikan-rp26-miliar-ke-mafindo/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 11.00 WIB
Lebaran 2018, PT KAI Lampung Siapkan
Gerbong Tambahan
Reporter: Antara
Editor: Anisa Luciana
Minggu, 29 April 2018 13:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia
(PT KAI) Sub Divisi Regional (Divre) IV Tanjung
Karang, Lampung, akan menyiapkan tambahan
gerbong di masing-masing kereta api dalam
menghadapi arus mudik dan balik Lebaran 2018.
"Kami akan menyiapkan tambahan gerbong di
masing-masing kereta, ini semua untuk
mengantisipasi melonjaknya jumlah penumpang
pada saat arus mudik dan balik Lebaran 2018," kata
Manager Humas PT KAI Divre IV Tanjung Karang
Franoto Wibowo di Bandarlampung, Minggu, 29
April 2018.
Ia menjelaskan, masing-masing gerbong tambahan
yaitu untuk Kereta Api Sriwijaya satu gerbong
ekonomi, Kereta Api Rajabasa satu gerbong
ekonomi, dan sisanya untuk gerbong bisnis dan
eksekutif masing-masing satu unit.
Penyiapan gerbong ini juga, lanjut dia, harus
disamakan dengan minat masyarakat menggunakan
kereta api sebagai jasa angkutan lebaran. "Bila
jumlah penumpang banyak maka akan ditambah,
sedangkan bila penumpang sedikit maka tidak
ditambah," kata Franoto.
Terkait pembelian tiket, Franoto menuturkan untuk
arus mudik dan balik Lebaran tahun 2018 ini sudah
dapat dipesan dari H-90 Lebaran. Tetapi khusus di
Lampung, hampir rata-rata masyarakat membeli
tiket mudik dan balik Lebaran dari H-30.
Hingga saat ini, jumlah tiket yang terjual dari
tanggal 5-26 April baru mencapai 45 persen khusus
Kereta Api Rajabasa, dan untuk Sriwijaya kelas
bisnis dan eksekutif mencapai 16 persen. Jumlah ini
masih akan terus bertambah sampai dengan
H-7 Lebaran 2018.
ANTARA
Sumber : Tempo.co https://bisnis.tempo.co/read/1084132/lebaran-2018-pt-kai
-lampung-siapkan-gerbong-tambahan/full&view=ok
Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.18 WIB
Literasi Kriminal, Rekam Jejak Kriminal
Sejak Pelajar
Reporter: Tempo.co
Editor: Mitra Tarigan
Minggu, 9 Juni 2019 22:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua
Gerakan Literasi Sekolah Pangesti Wiedarti
menyarankan salah satu upaya untuk mencegah
terjadinya tindak kriminal. Ia mengarahkan agar
membuat rekam jejak kriminal melalui kartu
identitas pribadi. "Agar efektif dan efisien, perlu
diusulkan sebaiknya rekam jejak kriminal
seseorang dikaitkan dengan e-KTP," katanya dalam
keterangan tertulis pada 9 Juni 2019.
Sebelumnya, sebuah bom bunuh diri meledak di
pos polisi Kartasura, pada Senin, 3 Juni 2019 pukul
22.30 WIB. Polisi menduga pelaku bom bunuh diri
di pos polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah,
adalah Rofik Aasharuddin. Rofik belajar merakit
bom dari internet. Polisi juga menengarai Rofik
belajar paham radikal melalui media yang sama.
Pangesti mengatakan dengan rekam jejak kriminal
itu, sejarah kriminal seseorang bisa diketahui
langsung dengan cara menginput Nomor Induk
Kependudukan ke jaringan kepolisian secara
nasional. Pangesti pun menyarankan agar
perekaman itu dilakukan sejak masih anak-anak
melalui e-kartu pelajar. "Kemungkinan e-kartu
pelajar (untuk masyarakat di bawah umur) juga
dapat direkap sebab ada sekian kejahatan dilakukan
pelajar di bawah umur," katanya.
Pangesti kerap membaca berbagai informasi
tentang kejahatan yang terjadi di kalangan pelajar.
Ada berita tentang seorang siswa SMA yang
melakukan pemerkosaan kepada seorang wanita
dewasa di ladang saat memberikan tumpangan.
Pemerkosaan antar pelajar juga sudah sering sekali
ia baca. Kasus lain ada pula tentang tawuran di
berbagai daerah yang dilatarbelakangi berbagai hal.
"Ini bisa menjadi bentuk pencegahan agar
anak-anak tidak bisa berlaku suka-suka," katanya.
Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Yogyakarta ini mengatakan di Yogyakarta ada
klithih yang menyakiti, menodong, dan melakukan
tindak kekerasan sebagai uji nyali agar berterima
kasih di geng yang diikuti. "Pelaku pemerkosaan
oleh siswa SD, SMP, SMA juga ada. Jika mereka
tahu sanksi bahwa ulah mereka tercatat di kartu
pelajar mereka, maka mereka bakalan takut berbuat
jahat," kata Pangesti yang berharap gagasannya bisa
mencegah tindak kriminal lebih jauh.
233
Kata klithih merupakan penggalan dari dua kata
bahasa Jawa klithah-klithih. Menurut Kamus
Bahasa Jawa karangan SA Mangunsuwito,
klithah-klithih artinya 'berjalan bolak-balik agak
kebingungan'. Klithih sekarang ini mempunyai
konotasi kriminal, bukan sekadar kenakalan remaja.
Pada kenyataannya, perbuatan klithih adalah
sekelompok remaja yang berkeliling kota atau
kabupaten dengan naik motor dan berbuat kriminal
kepada pengendara motor lainnya. Mereka
berkeliling dengan motor tidak kebingungan, tetapi
sudah mempunyai target kejahatan.
Untuk melakukan perekaman jejak kriminal itu,
tentu ada banyak yang perlu dipersiapkan. Pertama
perlu sekali kartu identitas elektronik siswa dan
masyarakat itu terkoneksi. Selain anggaran, big
data yang anti retas juga sangat diperlukan.
Pangesti mengatakan bila jejak rekam melekat pada
e-KTP atau e-Kartu Pelajar maka masyarakat dapat
diingatkan agar berhati-hati dalam bertindak. Selain
itu, sosialisasi informasi pun perlu dilakukan
tentang sistem ini agar masyarakat berpikir sebelum
bertindak jahat dalam bentuk apapun. "Dari sisi
hukum, perlu disosialisasikan sanksi hukum bagi
tindak pidana atau perdata yang umum terjadi,"
katanya.
Menurutnya, langkah itu merupakan upaya
pendidikan warga agar mereka melek hukum.
"Bahwa setiap tindakan kejahatan berdampak
sanksi hukum. Maka dari itu, jangan pernah
melakukan tindak kejahatan apapun," kata Pangesti
yang yakin program ini perlu kerja sama lintas
kementerian dan lembaga.
Menurut Pangesti, pengamanan dengan ronda
malam di beberapa area saat ini belum tentu
berhasil menjaga keamanan. Walau begitu, ia
menghargai pihak Kepolisian yang selalu siaga bila
diminta bantuan. "Saya telepon 110 ke polisi lokal
DIY, sudah dua kali selalu dijawab," kata
Pangesti yang pernah menghubungi polisi pada
tengah malam dan sore hari.
Literasi, kata Pangesti, memiliki banyak cabang.
Salah satu jenis literasi yang perlu diketahui
masyarakat adalah literasi kriminal. Literasi ini
berkaitan dengan pemahaman terhadap jenis
kejahatan dan sanksinya sebagai risiko perbuatan
merugikan pihak lain dalam berbagai bentuk
ancaman psikologis, penyiksaan, pelecehan,
pemerkosaan dan kematian.
Pendidikan literasi kriminal bisa disampaikan
dengan bekerja sama antara dinas pendidikan
daerah dan kepolisian. Akademisi universitas serta
kepala sekolah dan jajarannya pun bisa ikut serta
dalam menyampaikan materi literasi kriminal.
"Psikolog, akademisi, guru, polisi berpengalaman
juga bisa wujudkan aksi literasi kriminal di
lapangan," katanya. "Jika hal di atas dalam
dilakukan, hal itu dimungkinkan dapat membantu
pencegahan tindak kriminal."
Sumber : Tempo.co
https://gaya.tempo.co/read/1213201/literasi-kriminal-reka
m-jejak-kriminal-sejak-pelajar/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 10.06 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim akan
Rombak Buku Pelajaran di Sekolah
Reporter: Antara
Editor: Zacharias Wuragil
Sabtu, 4 April 2020 08:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim berencana
mengubah isi buku pelajaran untuk memperbaiki
kemampuan membaca para siswa di Indonesia.
Keputusannya ini setelah mendapati skor
kemampuan membaca para siswa di Indonesia lebih
rendah dibanding kemampuan matematika dan
sains berdasarkan penilaian Programme for
International Student Assessment (PISA).
"Untuk meningkatkan literasi harus mengubah
paradigma, buku-buku yang digunakan di sekolah
selama ini hanya fokus ke buku-buku paket
pembelajaran dan kurikulum, tapi yang lebih
penting lagi bagaimana agar mereka mencintai
membaca," kata Nadiem lewat konferensi video
dari kantornya di Jakarta, Jumat April 2020.
Nadiem mengatakan selama ini pelajaran Bahasa
Indonesia terbagi menjadi tiga fokus, yaitu literasi,
gramatika dan kosa kata. Ke depan, ia ingin agar
benar-benar fokus ke literasi. Dia membayangkan
konten pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
buku-buku yang menyenangkan, menarik, relevan
untuk jenjang masing-masing siswa.
Bukan hanya buku, tapi juga kanal-kanal belajar
online. "Jadi bagaimana bisa cinta membaca,
mencintai bacaan, persuasif secara verbal dan
persuasif dengan menulis itu yang akan mendorong
angka literasi kita naik," kata Nadiem.
Untuk itu, terkait penilaian kompetensi
pembelajaran dari masing-masing daerah juga akan
diubahnya. Perubahan ini khususnya mengenai
ujian yang akan menggantikan Ujian Nasional
(UN).
234
"Akan ada beberapa perbedaan dengan UN.
Pertama 'assesment' di masing-masing sekolah dan
tidak semua siswa akan diuji, tapi 'sampling' dari
setiap sekolah di tingkat SD, SMP, SMA dengan
standar yang sama di semua daerah," kata Nadiem
menuturkan.
Namun, lanjutnya, meski ujian tersebut merata di
setiap daerah, yang membedakan adalah perlakuan
setelah proses "assesment" tersebut. Penanganan
masing-masing daerah tergantung di level
kompetensinya dan berlaku segmentasi
sesuai kebutuhan masing-masing daerah.
Selain perubahan jenis ujian akhir dan perlakuan
setelah ujian akhir tersebut,
Mendikbud Nadiem Makarim juga akan melakukan
penyederhanaan kurikulum di semua jenjang.
Beban konten pelajaran diturunkan demi bisa
didalami kompetensinya, "tapi apakah jumlah
pelajaran dikecilkan atau konten dikecilkan itu
masih dikaji oleh tim," katanya.
PISA merupakan sistem ujian yang diinisiasi oleh
Organisation for Economic Cooperation and
Development (OECD) untuk mengevaluasi sistem
pendidikan negara-negara di dunia. Caranya, siswa
berusia 15 tahun dipilih secara acak untuk
mengikuti tes dari tiga kompetensi dasar, yaitu
membaca, matematika dan sains.
Indonesia mulai sepenuhnya berpartisipasi sejak
tahun 2001. Pada setiap siklus, terdapat 1 domain
major sebagai fokus studi. PISA tidak hanya
memberikan informasi tentang "benchmark"
Internasional, tetapi juga informasi mengenai
kelemahan serta kekuatan siswa beserta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Sumber : Tempo.co
https://tekno.tempo.co/read/1327705/mendikbud-nadiem-
makarim-akan-rombak-buku-pelajaran-di-sekolah?page_num=2
Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.20 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim Hapus Ujian
Nasional Mulai 2021
Reporter: Ahmad Faiz Ibnu Sani
Editor: Juli Hantoro
Rabu, 11 Desember 2019 12:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim meluncurkan empat
program kebijakan pendidikan "Merdeka Belajar".
Salah satu isinya adalah menghapus Ujian Nasional
(UN) mulai 2021.
“Penyelenggaraan UN tahun 2021, akan diubah
menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan
Survei Karakter, yang terdiri dari kemampuan
bernalar menggunakan bahasa (literasi),
kemampuan bernalar menggunakan matematika
(numerasi), dan penguatan pendidikan karakter,”
kata Nadiem dikutip dari situs Kemdikbud, Rabu,
11 Desember 2019.
Ujian ini bakal dilakukan oleh siswa yang berada di
tengah jenjang sekolah, yakni kelas 4, 8, dan 11.
Pemerintah berharap hal ini bisa mendorong guru
dan sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran.
Hasil ujian ini tidak digunakan untuk basis seleksi
siswa ke jenjang selanjutnya.
“Arah kebijakan ini juga mengacu pada praktik
baik pada level internasional seperti PISA dan
TIMSS,” ucap dia.
Selain itu, pemerintah menetapkan kebijakan baru
penyelenggaraan Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN). Mulai tahun depan USBN
diselenggarakan hanya oleh sekolah.
Ujian dilakukan untuk menilai kompetensi siswa
yang dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis atau
bentuk penilaian lainnya yang lebih komprehensif,
seperti portofolio dan penugasan (tugas kelompok,
karya tulis, dan sebagainya).
“Dengan itu, guru dan sekolah lebih merdeka dalam
penilaian hasil belajar siswa. Anggaran USBN
sendiri dapat dialihkan untuk mengembangkan
kapasitas guru dan sekolah, guna meningkatkan
kualitas pembelajaran,” tuturnya.
Sedangkan untuk penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Kemendikbud akan
memangkas beberapa komponen. Dalam kebijakan
baru ini guru bebas memilih, membuat,
menggunakan, dan mengembangkan format RPP.
Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen.
“Penulisan RPP dilakukan dengan efisien dan
efektif sehingga guru memiliki lebih banyak waktu
untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses
pembelajaran itu sendiri. Satu halaman saja cukup,”
kata Nadiem.
Selain itu, dalam penerimaan peserta didik baru
(PPDB), Kemendikbud tetap menggunakan sistem
zonasi dengan kebijakan yang lebih fleksibel untuk
mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di
berbagai daerah. Komposisi PPDB jalur zonasi
dapat menerima siswa minimal 50 persen, jalur
afirmasi minimal 15 persen, dan jalur perpindahan
maksimal 5 persen.
235
Sedangkan untuk jalur prestasi atau sisa 0-30
persen lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah.
“Daerah berwenang menentukan proporsi final dan
menetapkan wilayah zonasi,” ujar Nadiem.
Nadiem berharap pemerintah daerah dan pusat
dapat bergerak bersama dalam memeratakan akses
dan kualitas pendidikan di Indonesia. “Pemerataan
akses dan kualitas pendidikan perlu diiringi dengan
inisiatif lainnya oleh pemerintah daerah, seperti
redistribusi guru ke sekolah yang kekurangan
guru,” katanya.
Sumber : Tempo.co https://nasional.tempo.co/read/1282545/mendikbud-nadie
m-makarim-hapus-ujian-nasional-mulai-2021/full&view
=ok
Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.23 WIB
Mendikbud Sebut Angka Buta Huruf di
Indonesia Timur Masih Tinggi
Reporter: Antara
Editor: Juli Hantoro
Sabtu, 7 September 2019 11:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan atau Mendikbud Muhadjir Effendy
mengatakan, angka buta aksara di wilayah provinsi
Indonesia bagian timur masih tinggi.
"Pemberantasan buta aksara pada segmen populasi
ini akan sangat sulit, tetapi profilnya sudah semakin
jelas, yaitu mayoritas berada di Indonesia bagian
timur. Tinggalnya di pedesaan dan di
kantong-kantong kemiskinan, umumnya perempuan
dan umurnya di atas 45 tahun," katanya pada
peringatan Hari Aksara Internasional di Makassar,
Sulawesi Selatan, Sabtu, 7 September 2019.
Menurut data Badan Pusat Statistik, pada 2018
masih ada enam provinsi di Indonesia dengan
angka buta aksaranya lebih dari empat persen, yaitu
Papua (22,88 persen), Nusa Tenggara Barat (7,51
persen), Nusa Tenggara Timur (5,24 persen),
Sulawesi Barat (4,64 persen), Sulawesi Selatan
(4,63 persen), dan Kalimantan Barat (4,21 persen).
Pemberantasan buta aksara di provinsi-provinsi itu,
Muhadjir mengatakan, akan signifikan menurunkan
angka buta aksara di Indonesia.
"Tugas kita bersama untuk menuntaskan buta
aksara dan membebaskan bangsa ini dari
kebutaaksaraan, harus terus kita lakukan. Jika kita
mampu membebaskan diri dari buta aksara secara
keseluruhan, maka kita bisa berharap kualitas
sumber daya manusia di seluruh Indonesia akan
semakin meningkat," katanya.
Ia mengatakan bahwa tantangan masa depan
semakin berat dan bekal kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung saja tidak akan cukup untuk
menghadapinya.
Selain keterampilan membaca dan menulis, ada
lima literasi dasar lain yang mesti dikuasai, yakni
literasi numerasi, literasi digital, literasi finansial,
literasi sains, serta literasi budaya dan
kewarganegaraan.
"Gerakan Pemberantasan Buta Aksara di seluruh
dunia mungkin akan segera bergeser menjadi
gerakan penguasaan enam literasi dasar tersebut,"
kata Muhadjir.
Ia mengimbau seluruh pemerintah provinsi,
kabupaten, dan kota di Tanah Air
menyelenggarakan peringatan Hari Aksara
Internasional di daerah masing-masing. Acara ini
untuk untuk menguatkan kembali komitmen
bersama pemerintah dan seluruh komponen
masyarakat dalam memberantas buta huruf dan
membangun sumber daya manusia yang berdaya
saing tinggi.
Mendikbud juga mengimbau seluruh keluarga,
sekolah, dan masyarakat untuk bersama-sama
mengembangkan dan menguatkan budaya literasi.
"Orang tua perlu mengenalkan buku sejak dini.
Sediakan waktu untuk membacakan buku atau
cerita kepada anak-anak. Kemudian sekolah harus
berperan aktif mengadakan berbagai kegiatan
literasi bersama siswa dan juga masyarakat dapat
mengambil peran dengan ikut menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk berkembangnya
budaya literasi," katanya.
Sumber : Tempo.co https://nasional.tempo.co/read/1244858/mendikbud-sebut
-angka-buta-huruf-di-indonesia-timur-masih-tinggi/full&
view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 10.24 WIB
Menteri Pendidikan: Masyarakat Tuna
Etika Gunakan Media Sosial
Reporter: Deden Abdul Aziz (Kontributor)
Editor: Syailendra Persada
Sabtu, 23 Maret 2019 08:18 WIB
TEMPO.CO, Cianjur - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, mengatakan
saat ini masyarakat Indonesia mengalami tuna etika
dalam menggunakan media sosial. Untuk itu, kata
236
dia, pemerintah melalui gerakan literasi sedang
menggalakkan literasi digital dan media untuk
memberi panduan penggunaan media sosial yang
benar.
"Gerakan literasi nasional saat ini sudah diperluas,
bukan masalah baca tulis hitung lagi. Itu sudah
lewat, sekarang yang sedang dikembangkan adalah
literasi budaya, finansial, sains, digital, dan media
yang berhubungan dengan perilaku dan etika
menggunakan media sosial," kata Muhadjir di
sela-sela kegiatan Gebyar Pendidikan dan
Kebudayaan 2019 yang digelar di Alun-alun
Cianjur, Jawa Barat, Jumat 22 Maret 2019.
Menurut Muhadjir, saat ini masyarakat Indonesia
sudah pandai menggunakan teknologi. Namun,
dalam hal etika atau aspek psikologi masih rendah.
"Karena itu tugas kita sekarang meningkatkan
pemahaman tentang pentingnya etika di dalam
menggunakan media sosial," tutur Muhajir.
Muhadjir mengapresiasi gerakan literasi secara
nasional yang telah memenuhi standar dalam baca
tulis dan hitung. Gerakan ini turut membantu
pemerintah menuntaskan program pembinaan
masyarakat tuna aksara.
"Untuk baca tulis hitung kita sudah memenuhi
standar. Gerakan literasi ini kita perluas lagi ke
aspek lain yang dibutuhkan oleh masyarakat,
seperti aspek budaya, sains, dan lain-lain," kata
Muhadjir.
Ribuan guru se-Kabupaten Cianjur turut hadir
dalam even Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan
2019 yang dihadiri Menteri Muhajir tersebut.
Tarian Kaulinan Barudak yang dibawakan 1.200
siswa sekolah dasar pun menjadi suguhan menarik.
Sumber : Tempo.co
https://nasional.tempo.co/read/1188317/menteri-pendidik
an-masyarakat-tuna-etika-gunakan-media-sosial/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 10.13 WIB
Minat Baca Minim, ILUNI FIB UI Gelar
Seminar Gerakan Literasi
Reporter: Ade Ridwan Yandwiputra (kontributor)
Editor: Yayuk Widiyarti
Jumat, 31 Januari 2020 08:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Minimnya minat baca di
kalangan anak muda saat ini membuat Ikatan
Alumni Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Indonesia (ILUNI FIB UI) tergerak untuk turun
tangan meningkatkan kesadaran.
Melalui seminar bertajuk "Gerakan Literasi Anak
dan Remaja", ILUNI FIB UI mengajak seluruh
lapisan masyarakat, khususnya para guru Paud dan
TK serta orang tua, mulai membiasakan budaya
membaca pada usia dini.
“Kami miris dengan kondisi masyarakat Indonesia
yang sudah mulai hilang budaya membacanya,”
kata Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat ILUNI
FIB UI, Dewi Marhaeni, usai kegiatan, Kamis, 30
Januari 2020.
Dewi mengatakan melalui seminar ini diharapkan
para orang tua dan guru mulai membiasakan diri
untuk membudayakan membaca dengan cara paling
sederhana.
“Tanggung jawab meningkatkan budaya literasi ini
bukan hanya oleh guru dan pemerintah, orang tua
juga,” kata Dewi.
Dewi melihat tantangan meningkatkan budaya
membaca ini salah satunya adalah gawai.
Mudahnya anak-anak memperoleh gawai dalam
lingkungan keluarga membuat anak tidak lagi
belajar membaca.
“Tantangan literasi minat baca saat ini salah
satunya karena gawai, mari mulai
kenalkan anak dengan buku,” kata Dewi.
Sumber : Tempo.co
https://gaya.tempo.co/read/1301770/minat-baca-minim-il
uni-fib-ui-gelar-seminar-gerakan-literasi/full&view=ok
Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.15 WIB
Minat Baca Rendah, Sri Mulyani Ajak
Tumbuhkan Literasi
Reporter: Eko Wahyudi
Editor: Rahma Tri
Rabu, 2 Oktober 2019 13:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri
Mulyani Indrawati prihatin melihat hasil penelitian
yang menyebut bahwa tingkat minat membaca
masyarakat Indonesia masih rendah. Menurut dia,
hal tersebut bukan sesuatu yang bisa dibanggakan.
"Indonesia negara dengan tingkat literasi
dikategorikan rendah dan kita tidak bangga dengan
skor itu. Skor nya dari UNESCO kita masih dalam
rangking yang tidak buat kita bangga sehingga
memunculkan pemikiran bagaimana bisa," ujarnya
saat pembukaan Hari Literasi di Kementerian
Keuangan, Rabu, 2 Oktober 2019.
Sri Mulyani, mendorong agar literasi masyarakat
ditingkatkan sehingga membuat pola pikir bisa
lebih terbuka. Salah satu caranya adalah dengan
237
membaca buku. "Membaca akan memberikan
wawasan literasi yg baik, sehingga manusia
menjadi kaya secara intelektual," kata dia.
Dia menginginkan masyarakat Indonesia menjadi
lebih terliterasi, sehingga ia mendorong seluruh
masyarakat di Indonesia untuk membaca dan
meresapi tulisan dalam buku. "Kebiasan membaca
bukan karena disuruh. Untuk orang seperti saya,
membaca adalah oase untuk saya," ungkap dia.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia
menghargai bagaimana sebuah buku tercipta,
menurutnya prosesnya membutuhkan usaha yang
tidak sedikit, bisa jadi tidak terlihat secara fisik.
Namun saat tulisan itu sudah tertuang, efeknya pada
pembacanya menjadi luar biasa menyatukan.
Dia mengingatkan bahwa saat ini ketersediaan
informasi menjadi sangat mudah untuk didapatkan,
bahkan informasi datang tanpa perlu dicari.
Tantangannya adalah bagaimana memilih bacaan
yg baik, yang berguna bagi yang membaca.
Walaupun informasi telah berada di genggaman
tangan, untuk meningkatkan minat baca bangsa
Indonesia, ada tantangan yang tidak mudah.
Menurutnya ada cerminan kualitas pendidikan dan
bahkan value masyarakat kita yang masih perlu kita
pupuk.
"Jadi event-event ini kita coba lakukan di
Kemenkeu. Pasti bukan ide spektakular tapi tester
kecil untuk kita memompa semangat
menyebarluaskan semangat literasi," ujar Sri
Mulyani.
Dia berharap, dengan adanya festival literasi,
kemauan membaca khususnya di lingkungan
Kementerian Keuangan meningkat. Selain itu, dia
juga berharap semakin banyak informasi yang dapat
dikaji dan dipahami melalui buku-buku yang
dipamerkan dalam festival literasi tersebut.
"Festival literasi temanya lintas generasi adalah
tema yang sangat penting dan relevan karena kita
lihat Indonesia hari ini. Salah satu yang
menggambarkan mutu suatu bangsa," kata Sri
Mulyani.
Sumber : Tempo.co
https://bisnis.tempo.co/read/1254965/minat-baca-rendah-
sri-mulyani-ajak-tumbuhkan-literasi
Akses : 21 Februari 2020 Pukul 10.53 WIB
Nadiem Akan Hapus Ujian Nasional? Ini
Kata Kemendikbud
Reporter: Tempo.co
Editor: Yudono Yanuar
Kamis, 28 November 2019 05:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim dikabarkan sedang
mempertimbangkan menghapus Ujian Nasional. Menurut Koran Tempo, Rabu, 27 November 2019,
Kemendikbud saat ini tengah mematangkan
rencana menghapus Ujian Nasional.
Dalam laporan itu disebutkan, seorang pejabat
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Kemendikbud, serta seorang anggota
staf khusus Mendikbud Nadiem Makarim, ikut
membedah persoalan ini bersama Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP), Selasa.
Ketua BSNP, Abdul Mu’ti, membenarkan adanya
pertemuan yang mengulas evaluasi kebijakan dan
regulasi untuk meningkatkan mutu pendidikan itu.
“Kami mengeksplorasi berbagai sistem evaluasi,
salah satunya soal ujian nasional,” kata Abdul, kepada Koran Tempo.
Namun, menurut dia, diskusi yang berlangsung
selama dua jam itu belum secara khusus membahas
persoalan ujian nasional. Pembahasan masih
berkutat perihal kebijakan tentang peningkatan
mutu pendidikan. Meski belum ada keputusan
resmi, Abdul Mu’ti memastikan lembaganya setuju
jika Kementerian Pendidikan menghapus ujian
nasional. “Secara kelembagaan, BSNP akan
mengikuti apa pun keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan,” kata Abdul Mu’ti.
Menurut Sekretaris BSNP Arifin Junaidi, ada dua
pilihan yang berkembang saat ini, yakni menghapus
ujian nasional atau tetap mengadakan ujian nasional
tapi tidak lagi diperuntukkan bagi siswa kelas III
sekolah menengah atas (SMA) ataupun sekolah
menengah pertama (SMP). Ujian nasional, kata dia,
akan dikhususkan bagi siswa kelas II atau kelas
VIII SMP dan kelas XI SMA. “Tapi, sampai saat
ini, belum ada yang final. Yang sudah final itu
adalah ujian nasional tetap ada pada 2020,”
katanya.
Arifin mengatakan tujuan ujian nasional yang
dikhususkan untuk siswa kelas II itu memberi
kesempatan bagi sekolah untuk mengevaluasi dan
memperbaiki kemampuan siswanya. Dia
menambahkan, ujian nasional kelak tidak lagi
hanya bertujuan memenuhi standar kompetensi
lulusan.
Keinginan menghapus ujian nasional pertama kali
dicetuskan oleh Nadiem Makarim dua pekan
setelah ia resmi menjabat Mendikbud. Nadiem
mengatakan akan mengkaji pelaksanaan ujian
238
nasional serta penerimaan siswa baru berdasarkan
zonasi.
Sumber Tempo di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mengatakan Kementerian tengah
membuat penilaian sebagai pengganti ujian
nasional dan ujian sekolah berbasis nasional.
Perubahan assessment dibuat karena kualitas
pembelajaran di sekolah yang masih rendah.
“Percakapannya ihwal apa yang dibutuhkan anak
untuk masa depan, seperti keterampilan berpikir,”
katanya.
Ia mengatakan Kementerian Pendidikan berencana mengumumkan perubahan assessment tersebut saat
pengumuman Programme for International Student
Assessment (PISA), pekan depan. PISA adalah
evaluasi sistem pendidikan di 72 negara, termasuk
Indonesia, yang digagas Organisation for Economic
Cooperation and Development.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan, Ade Erlangga Masdiana,
membenarkan Kementerian sedang mengkaji ujian
nasional. Namun tak akan membuat keputusan apa
pun soal ujian nasional sebelum hasil kajian
tersebut rampung.
Meski begitu, ia memastikan, Ujian Nasional 2021
akan berbeda dengan saat ini. Tapi ia masih
merahasiakan perbedaan tersebut. “Belum bisa
disampaikan. Tunggu saja,” kata Ade.
Sumber : Tempo.co
https://tekno.tempo.co/read/1277466/nadiem-akan-hapus-
ujian-nasional-ini-kata-kemendikbud/full&view=ok
Akses : 10 Mei 2020 Pukul 21.57 WIB
Nadiem Makarim Bocorkan Sedikit Konsep
Contoh Soal Pengganti UN
Reporter: Dewi Nurita
Editor: Syailendra Persada
Kamis, 12 Desember 2019 19:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim memaparkan konsep
besar sistem penilaian yang akan menjadi pengganti
Ujian Nasional.
Nadiem mengemukakan, penilaian ini akan fokus
pada kemampuan bernalar menggunakan bahasa
(literasi), kemampuan bernalar menggunakan
matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan
karakter.
Penilaian bakal mengacu pada tolok ukur yang
termuat dalam Programme for International
Student Assessment (PISA) dan Trends in
International Mathematics and Science Study
(TIMSS).
Saat rapat bersama Komisi Pendidikan DPR RI,
Nadiem membocorkan salah satu contoh soal
penilaian kompetensi minimun yang mengacu pada
PISA dan TIMSS.
"Soal-soal ini tidak akan membuat siswa
menghapal, namun melahirkan daya analisa
berdasarkan suatu informasi. Makanya topiknya
cuma dua, yakni kemampuan literasi dan
kemampuan numerasi," ujar Nadiem saat rapat
bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen,
Senayan pada Kamis, 12 Desember 2019.
Nadiem kemudian menunjukkan salah satu contoh
soal untuk menguji kemampuan bernalar
menggunakan bahasa. Soal tersebut menampilkan
teks yang menampilkan suatu informasi berisi suatu
permasalahan dan dilengkapi dengan gambar.
Kemudian pertanyaannya, siswa diminta
mengembangkan argumen terkait penyelesaian
permasalahan-permasalahan yang dipaparkan
dalam soal tersebut.
Berikut contoh soalnya;
Teks 1: Perubahan Iklim
Baca informasi berikut dan jawab
pertanyaan-pertanyaan berikut.
APA AKTIVITAS MANUSIA YANG
MENYEDIAKAN PERUBAHAN IKLIM?
Pembakaran batu bara, minyak dan gas alam, serta
deforestasi dan berbagai macam praktek pertanian
dan industri, mengubah komposisi atmosfer dan
berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Aktivitas manusia ini telah menyebabkan
peningkatan konsentrasi partikel dan gas rumah
kaca di atmosfer. Unsur utama yang berkontribusi
terhadap perubahan suhu ditunjukkan pada
Gambar 1. Peningkatan konsentrasi karbon
dioksida dan metana berefek terhadap pemanasan.
Peningkatan konsentrasi partikel memiliki efek
pendinginan dalam dua cara, diberi nama 'Partikel'
dan 'efek partikel di awan'.
Pertanyaan 1: Gunakan informasi pada Gambar 1
untuk mengembangkan argumen dalam mendukung
pengurangan emisi karbon dioksida dari aktivitas
manusia yang disebutkan di atas.
Sumber : Tempo.co
239
https://nasional.tempo.co/read/1283100/nadiem-makarim
-bocorkan-sedikit-konsep-contoh-soal-pengganti-un/full
&view=ok
Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.15 WIB
Nadiem Rombak Sistem Penilaian Murid,
Agar Fokus pada Kompetensi
Reporter: Antara
Editor: Yudono Yanuar
Rabu, 4 Desember 2019 07:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan,
sebuah tim sedang melakukan pengkajian untuk
pembenahan sistem penilaian siswa.
"Penilaian perlu dibuat agar fokus pada kompetensi
mendasar yang berguna secara luas," ujar dia di
Jakarta, Selasa, 3 Desember 2019.
Hasil penilaian juga akan dilaporkan dalam bentuk
yang bermanfaat bagi perbaikan praktik pengajaran
di kelas maupun perumusan kebijakan pendidikan.
“Kita harus berani berubah dan berbenah. Sesuai
dengan arahan Presiden Jokowi untuk menciptakan
SDM unggul, kami akan terus menelaah upaya
untuk melakukan terobosan-terobosan," tutur dia.
Dia menambahkan hasil Programme for
International Student Assessment (PISA) 2018
merupakan masukan berharga untuk mengevaluasi
dan membenahi sistem pendidikan di Indonesia.
"Peningkatan kualitas pembelajaran menjadi hal
yang utama. Kami akan terus melibatkan guru dan
orang tua. Penting bagi pemerintah untuk
memberikan ruang bergerak yang cukup untuk
pihak-pihak terkait dapat terlibat dan ikut belajar,”
kata dia.
Nadiem menyebut upaya pemerintah dalam
meningkatkan akses selama satu dekade terakhir,
telah membuahkan hasil. Hal itu terlihat dari
peningkatan persentase penduduk yang bersekolah.
Pada 2000, tercatat 39 persen penduduk usia 15
tahun bersekolah jenjang SMP atau SMA,
sedangkan pada 2018 meningkat menjadi 85
persen.
Direktur Pendidikan dan Keterampilan OECD,
Andreas Schleicher, mengatakan Indonesia perlu
memastikan pengajaran dan pembelajaran yang
berkualitas. Semua siswa dapat mencapai
pendidikan tinggi jika dukungan yang baik dan
tepat sasaran diberikan, terutama siswa yang kurang
beruntung.
Hasil PISA 2018 yang dirilis Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD)
di Paris, Prancis, Selasa, menunjukkan bahwa
kemampuan siswa Indonesia dalam membaca
meraih skor rata-rata 371, jauh di bawah rata-rata
OECD yang 487. Untuk skor rata-rata matematika
379, sedangkan OECD 487, untuk sains 389,
sedangkan OECD 489.
Laporan OECD tersebut juga menunjukkan bahwa
sedikit siswa Indonesia memiliki kemampuan tinggi
dalam satu mata pelajaran, sedangkan saat
bersamaan sedikit juga siswa meraih tingkat
kemahiran minimum dalam satu mata pelajaran.
Dalam kemampuan membaca, hanya 30 persen
siswa Indonesia mencapai setidaknya kemahiran
tingkat dua, sedangkan rata-rata OECD 77 persen.
Untuk bidang matematika hanya 28 persen siswa
Indonesia mencapai kemahiran tingkat dua,
sedangkan rata-rata OECD 76 persen. Dalam
tingkatan itu, siswa dapat menafsirkan dan
mengenali, tanpa instruksi langsung, bagaimana
situasi dapat direpresentasikan secara matematis.
Sumber : Tempo.co https://tekno.tempo.co/read/1279780/nadiem-rombak-sist
em-penilaian-murid-agar-fokus-pada-kompetensi/full&vi
ew=ok
Akses : 07 Mei 2020 Pukul 16.35 WIB
OJK: Dalam 3 Tahun Inklusi Keuangan
Meningkat 8,39 Persen
Reporter: Antara
Editor: Kodrat Setiawan
Kamis, 7 November 2019 16:45 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Survei Nasional Literasi
dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang
dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada
tahun ini menunjukkan indeks literasi keuangan
mencapai 38,03 persen dan indeks inklusi
keuangan 76,19 persen.
"Dengan sinergi dan kerja keras tersebut target
indeks inklusi keuangan yang dicanangkan
pemerintah melalui Perpres Nomor 82 tahun 2016
tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif
sebesar 75 persen pada 2019 telah tercapai," kata
anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi
dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara dalam
diskusi dengan sejumlah redaktur media massa di
Surabaya, Kamis, 7 November 2019.
240
Menurut dia, angka hasil survei OJK 2019 itu
meningkat dibanding hasil survei OJK 2016 di
mana indeks literasi keuangan 29,7 persen dan
indeks inklusi keuangan 67,8 persen.
Dengan demikian dalam 3 tahun terakhir terdapat
peningkatan pemahaman keuangan (literasi)
masyarakat sebesar 8,33 persen, serta peningkatan
akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan
(inklusi keuangan) sebesar 8,39 persen.
“Peningkatan tersebut merupakan hasil kerja keras
bersama antara Pemerintah, OJK,
Kementerian/lembaga terkait, Industri Jasa
Keuangan dan berbagai pihak lain, yang terus
berusaha secara berkesinambungan meningkatkan
literasi dan inklusi keuangan di masyarakat,” kata
dia.
Survei OJK 2019 ini mencakup 12.773 responden
di 34 provinsi dan 67 kota/ kabupaten dengan
mempertimbangkan gender dan strata wilayah
perkotaan/perdesaan.
Sebagaimana pada 2016, SNLIK 2019 juga
menggunakan metode, parameter dan indikator
yang sama, yaitu indeks literasi keuangan yang
terdiri dari parameter pengetahuan, keterampilan,
keyakinan, sikap dan perilaku, sementara indeks
inklusi keuangan menggunakan parameter
penggunaan (usage).
Berdasarkan strata wilayah, kata Tirta, untuk
perkotaan indeks literasi keuangan mencapai 41,41
persen dan inklusi keuangan masyarakat perkotaan
sebesar 83,60 persen, sementara indeks literasi dan
inklusi keuangan masyarakat perdesaan adalah
34,53 persen dan 68,49 persen.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa berdasarkan
gender indeks literasi dan inklusi keuangan laki-laki
sebesar 39,94 persen dan 77,24 persen, relatif lebih
tinggi dibanding perempuan sebesar 36,13 persen
dan 75,15 persen.
OJK, kata Tirta, akan menggunakan hasil survei
literasi keuangan 2019 ini untuk penyempurnaan
strategi pengembangan literasi keuangan nasional
yang lebih efektif dan tepat sasaran.
ANTARA
Sumber : Tempo.co
https://bisnis.tempo.co/read/1269527/ojk-dalam-3-tahun-inklusi-keuangan-meningkat-839-persen/full&view=ok
Akses : 21 Februari 2020 Pukul 11.12 WIB
OJK: Literasi dan Inklusi Keuangan
Masyarakat Indonesia Rendah
Reporter: Antara
Editor: Martha Warta Silaban
Jumat, 22 Februari 2019 21:42 WIB
TEMPO.CO, Bandung -Otoritas Jasa Keuangan
atau OJK mengajak semua pihak untuk terlibat
dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi
keuangan masyarakat.
"Itu penting dilakukan karena indeks literasi dan
inklusi keuangan di Indonesia relatif masih rendah,"
kata Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK
Horas V.M. Tarihoran, saat Pelatihan Wartawan
OJK Kantor Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta di Bandung, Jawa Barat,
Jumat, 22 Februari 2019.
Ia mengatakan berdasarkan Survei Nasional
Literasi Keuangan OJK yang dilaksanakan pada
tahun 2016, literasi keuangan masyarakat Indonesia
baru mencapai 29,7 persen sedangkan inklusi
keuangan sebesar 67,8 persen.
Jika dilihat berdasarkan provinsi, kata dia, ada 13
provinsi yang memiliki literasi keuangan di atas
rata-rata nasional, sedangkan untuk Jawa Tengah
sebesar 33,5 persen atau tertinggi ke-8 dari rata-rata
nasional dan DI Yogyakarta yang sebesar 38,6
persen merupakan tertinggi ke-3 dari rata-rata
nasional.
Sementara untuk inklusi keuangan, lanjut dia,
terdapat 16 provinsi yang berada di atas rata-rata
nasional, sedangkan DI Yogyakarta menjadi
tertinggi ke-2 dari rata-rata nasional karena
mencapai 76,7 persen dan Jawa Tengah sebesar
66,2 persen.
"Terkait dengan hal itu, Strategi Nasional Literasi
Keuangan Indonesia atau Revisit 2017 telah
diluncurkan pada tanggal 27 Desember 2017
sebagai penyesuaian dari strategi sebelumnya yang
telah diluncurkan pada tanggal 19 November 2013
oleh Presiden Republik Indonesia," katanya.
Horas mengatakan revisit merupakan pedoman bagi
OJK, lembaga jasa keuangan dan pemangku
kepentingan lainnya dalam pelaksanaan kegiatan
untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan
masyarakat Indonesia sebagaimana Pasal 2 dan
Pasal 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
76/POJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan
Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan bagi
Konsumen dan/atau Masyarakat (POJK Literasi dan
Inklusi Keuangan). Menurut dia, visi dari revisit
mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki
indeks literasi keuangan yang tinggi (well literate),
sehingga dapat memanfaatkan produk dan layanan
jasa keuangan yang sesuai untuk mencapai
kesejahteraan keuangan yang berkelanjutan.
241
Sementara misi dari revisit adalah edukasi
keuangan dan pengembangan infrastruktur
pengetahuan serta perluasan akses keuangan dan
ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan.
"Dalam Revisit 2017 ada tiga program strategis
yang meliputi cakap keuangan, sikap dan perilaku
keuangan bijak, serta akses keuangan," katanya.
Ia mengatakan dalam hal cakap keuangan ada dua
upaya yang dilakukan, yakni meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan keyakinan
masyarakat terhadap sektor jasa keuangan serta
mengembangkan infrastruktur untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan keyakinan
masyarakat terhadap sektor jasa keuangan.
Sikap dan perilaku keuangan bijak merupakan
upaya mendorong masyarakat untuk memiliki
tujuan dan perencanaan keuangan serta upaya
meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan
masyarakat, sedangkan akses keuangan merupakan
upaya memperluas dan mempermudah akses
masyarakat ke sektor jasa keuangan serta
menyediakan produk dan layanan jasa keuangan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Langkah pencapaiannya meliputi program edukasi
keuangan, pengembangan produk atau layanan
keuangan, penguatan infrastruktur, penguatan
perlindungan konsumen, dan kampanye nasional,"
katanya.
Ia mengatakan dengan adanya langkah-langkah
pencapaian tersebut, target literasi keuangan
sebesar 35 persen dan target inklusi keuangan
sebear 75 persen dapat tercapai pada tahun 2019.
Menurut dia, target literasi keuangan tersebut sesuai
dengan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2017
tentang Strategi Nasional Perlindungan Konsumen,
sedangkan target inklusi keuangan sesuai dengan
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 tentang
Strategi Nasional Keuangan Inklusif.
Sumber : Tempo.co
https://bisnis.tempo.co/read/1178611/ojk-literasi-dan-inkl
usi-keuangan-masyarakat-indonesia-rendah/full&view=ok
Akses : 21 Februari 2020 Pukul 10.38 WIB
OJK: Masyarakat Suka Pakai Kartu Kredit
Tapi Tak Mengerti Gunanya
Reporter: Dias Prasongko
Editor: Rahma Tri
Senin, 23 September 2019 21:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan
atau OJK menyebut terjadi anomali dalam struktur
pemahaman atau literasi dengan inklusi keuangan
masyarakat Indonesia. Meski tingkat inklusi
keuangan tinggi, nyatanya tak diikuti dengan
tingkat literasi yang tinggi pula.
Direktur Pelayanan Konsuman OJK Agus Fajri
Zam mengatakan, tingkat inklusi keuangan
masyarakat Indonesia saat ini telah mencapai angka
70-an persen. Namun, tingkat literasi keuangannya
hanya berkisar antara 25-26 persen saja.
"Salah satunya ada dalam contoh banyak orang
yang menggunakan kartu kredit atau asuransi.
Artinya, mereka suka namun tak paham apa yang
sedang mereka kerjakan atau cara kerjanya," kata
Agus dalam acara diskusi Sosialisasi OJK disela
Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta
Convention Center, Jakarta Selatan, Senin 23
September 2019.
Hal itu, kata Agus, berujung pada banyaknya
masyarakat yang baru memahami dan menyadari
aturan main produk tersebut justru usai
menggunakan produk itu. Kondisi tersebut terjadi
karena nasabah atau pengguna tak membaca dengan
saksama aturan main dan kontrak yang harus
disepakati.
Akibat ketidaktelitian dan ketidakpahaman ini
banyak masyarakat yang merasa tertipu. Masalah
tersebut kemudian diadukan kepada OJK untuk
meminta bantuan penyelesaian. Padahal, OJK tak
bisa serta merta ikut terlibat dalam penyelesaian
karena perusahaan dan nasabah sudah terikat
kontrak perjanjian.
Keluhan seperti itu, kata Agus, sering disampaikan
ke OJK dengan harapan bisa rampung. Padahal,
jika kontrak perjanjian antara nasabah dan
perusahaan sudah diteken, maka kontrak tersebut
sudah mengikat kedua pihak.
Menurut Agus, jika ada yang tak sepakat harus ada
pembatalan yang dilakukan oleh salah satu pihak
sendiri, tidak bisa melibatkan OJK. "Dalam hal
berkontrak harus diingat bahwa perjanjian itu
mengikat untuk para pihak. Kalau isinya sudah
sesuai aturan perjanjian, maka enggak ada seorang
pun yang bisa ikut campur," katanya.
DIAS PRASONGKO
Sumber : Tempo.co
https://bisnis.tempo.co/read/1251440/ojk-masyarakat-suk
a-pakai-kartu-kredit-tapi-tak-mengerti-gunanya/full&vie
w=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.44 WIB
242
OJK Sebut Peminat Pasar Modal Syariah
Masih Minim
Reporter: M Yusuf Manurung
Editor: Dewi Rina Cahyani
Sabtu, 10 Maret 2018 19:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Subbagian
Hubungan Kelembagaan Pasar Modal Syariah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Andry Wicaksono
mengatakan indeks literasi masyarakat atas pasar
modal syariah masih rendah. Untuk itu, Andry
mengatakan pihaknya sedang menggalakkan
kampanye guna meningkatkan minat masyarakat.
"OJK sedang meningkatkan kampanye, tujuan
utamanya ingin menumbuhkan budaya investasi,"
katanya saat dijumpai setelah acara diskusi di
kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat,
Sabtu, 10 Maret 2018.
Menurut Andry, survei yang dilakukan pada 2016
menunjukkan kecilnya angka pengetahuan
masyarakat tentang pasar modal syariah. Dari
survei itu, masyarakat yang mengenal pasar modal
syariah hanya sekitar 0,02 persen. Dari angka
tersebut, hanya 0,01 persen yang menjadi investor.
Andry menjelaskan, pasar modal syariah
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pasar modal
konvensional. Hanya terdapat beberapa perbedaan
seperti spesifikasi produk dan cara bertransaksi.
Andry mengatakan produk yang tidak boleh dibeli
dalam pasar modal syariah adalah obligasi. Selain
itu, saham dari perusahaan yang mengeluarkan
produk tidak syariah, seperti minuman beralkohol,
juga tidak diperbolehkan.
Dari cara bertransaksi, Andry mengatakan pasar
modal syariah tak memperbolehkan menggunakan
fasilitas margin dan short selling. "Karena ada
larangan menjual barang yang tidak dimiliki,"
katanya.
Nantinya, menurut Andry, sistem akan memberi
informasi tentang produk atau cara bertransaksi
yang tidak diperbolehkan. Sistem
perdagangan online syariah atau Syariah Online
Trading System (SOTS) telah disertifikasi oleh
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Sumber : Tempo.co
https://bisnis.tempo.co/read/1068522/ojk-sebut-peminat-pasar-modal-syariah-masih-minim/full&view=ok
Akses : 21 Februari 2020 Pukul 11.31 WIB
OJK: Tingkat Literasi Keuangan di Sektor
Pasar Modal Masih Rendah
Reporter: Muhammad Hendartyo
Editor: Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 8 Oktober 2018 12:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif
Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Hoesen mengatakan tingkat
literasi dan inklusi keuangan di sektor pasar modal
saat ini relatif rendah. "Dari hasil survei yang
dilakukan OJK pada 2016, indeks literasi keuangan
di sektor pasar modal hanya sebesar 4,4 persen dan
indeks inklusi keuangan di sektor pasar modal
hanya sebesar 1,25 persen," kata Hoesen di Gedung
Bursa Efek Indonesia, Senin, 8 Oktober 2018.
Hoesen mengatakan rendahnya tingkat inklusi di
sektor pasar modal juga tercermin dari jumlah total
single investor identification (SID), baik saham,
Surat Berharga Negara dan reksadana yang masih
cukup rendah. "Apabila kami bandingkan dengan
total penduduk Indonesia, mungkin baru berkisar 1
persen," ujar Hoesen.
Namun, kata Hoesen, melihat perkembangan
akhir-ini seiring dengan dimanfaatkannya financial
technology dalam pemasaran industri pasar modal,
OJK optimistis jumlah investor pasar modal
Indonesia masih akan terus meningkat dengan
cepat.
Hoesen mengatakan rendahnya inklusi dan literasi
keuangan antara lain disebabkan oleh faktor, yaitu
akses terhadap informasi dalam layanan jasa
keuangan yang kurang menjangkau masyarakat,
khususnya di luar Pulau Jawa. "Masih
terkonsentrasinya perusahaan-perusahaan efek di
Pulau Jawa, serta masih kurangnya pemasaran dan
izin khususnya tenaga-tenaga pemasaran di
daerah," ujarnya.
Lebih lanjut Hoesen mengatakan untuk mengatasi
berbagai kendala tersebut, OJK terus melakukan
berbagai upaya terobosan, khususnya untuk
meningkatkan inklusi melalui penerbitan berbagai
aturan. Ia mengatakan beberapa aturan yang sudah
diterbitkan untuk mengatasi masalah tersebut,
antara lain Peraturan OJK nomor 22, POJK.04 2016
tentang segmentasi perizinan mewakili perantara
perdagangan efek, POJK nomor 24, dan POJK.04
Tahun 2016 tentang agen perantara perdagangan
efek.
Sumber : Tempo.co https://bisnis.tempo.co/read/1134075/ojk-tingkat-literasi-
keuangan-di-sektor-pasar-modal-masih-rendah/full&view
=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08. WIB
243
Orasi Pancasila, Rudiantara: Kabar Hoaks
Ada Sejak Zaman Nabi Isa
Reporter: Muh. Syaifullah (Kontributor)
Editor: Purwanto
Rabu, 14 Agustus 2019 19:50 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Komunikasi
dan Informasi Rudiantara menyebut berita hapus
atau kabar bohong sudah ada sejak Nabi Isa dan
Nabi Muhammad. Ia mengajak masyarakat
untuk melawan kabar hoaks karena bisa
memecahbelah bangsa dan merusak persatuan.
“Mari bersama-sama kita lawan hoaks dan jangan
mudah meneruskan informasi yang diperkirakan
tidak benar,” kata Rudiantara saat acara Aubade
Pancasila di halaman Balairung Universitas Gadjah
Mada, Rabu, 14 Agustus 2019.
Ia menyebut kisah kematian Nabi Isa yang ada
kabar bohong saat itu. Begitu pula kabar bohong
pada zaman Rasulullah Muhammad.
Hal-hal yang positif terjadi Di dunia digital. Namun
juga mempunyai sisi-sisi yang negatif. Terutama
yang berkaitan dengan berita bohong dan
sebagainya. Bahkan kabar bohong yang bersifat
mengadu domba.
Perkembangan dunia digital bagaikan dua sisi
pedang. Di satu sisi perkembangan dunia digital
membawa dampak positif bagi masyarakat. Antara
lain menurunkan tingkat kemiskinan, kesenjangan
serta gini rasio. Sebab ekonomi digital selalu
berbasis sharing ekonomi, menumbuhkan
enterpreneur baru dan lainnya.
“Banyak bermunculan startup yang lebih
mendekati koperasi dengan sifat gotong-royong di
dalamnya. Gotong-royong ini merupakan koor dari
Pancasila,” kata dia.
Ia menyatakan pemerintah mengambil sejumlah
upaya untuk membatasi penyebaran hoaks.
Beberapa di antaranya dengan mengambil langkah
membatasi akses, menutup fitur-fitur tertentu di
dunia digital.
“Kita batasi, yang dibatasi itu video dan gambar
karena orang cenderung mudah tersulut emosi jika
menerima gambar. Berbeda kalau teks, masyarakat
akan membaca dan ada kesempatan untuk
mencerna info yang diterima,” kata dia.
Saat ini ada sekitar 14 negara yang juga memiliki
kebijakan melakukan penutupan akses informasi
saat terjadi penyebaran berita hoaks. Indonesia
hanya memberlakukan pembatasan akses untuk
kepentingan stabilitas negara.
Menurutnya hoaks membawa dampak negatif yang
luar biasa bagi bangsa Indonesia. Maka pemerintah
melakukan upaya secara berjenjang dengan
meningkatkan literasi masyarakat. Sehingga
mempunyai ketahanan terhadap informasi yang
diterima.
“Kita punya gerakan siber kreasi ada 100 organisasi
yang setiap hari melakukan literasi,” kata dia.
Ia juga menyebut pentingnya memasukan pelajaran
literasi media di dunia pendidikan. Seperti yang
dilakukan di negara-negara Skandinavia.
Masyarakatnya memiliki ketahanan terhadap kabar
hoaks karena sejak dini telah diajarkan bagaimana
mencerna informasi.
“Jangan biarkan jempol lebih cepat daripada pikiran,
mari bersama-sama lawan hoaks,” kata dia.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan
Hamengku Buwono X dalam orasi Pancasilanya
mengajak masyarakat Indonesia untuk merajut
kembali persatuan Indonesia yang dijiwai semangat
peduli dan berbagi. Bergotong-royong tanpa
membedakan suku, agama, serta golongan.
“Dengan kerja sama harapannya mampu mencapai
prestasi bangsa Indonesia maju dan gemilang,”
katanya.
Untuk merajut persatuan Indonesia, Sultan
menyebutkan pentingnya untuk mengaktualisasikan
pancasila. Pancasila tidak hanya dilambungkan
dalam gagasan semata, tetapi dibawa ke dunia nyata
untuk merekatkan berbagai perbedaan.
“Pancasila jangan hanya dijadikan mitos. Tetapi
ideologi praktis untuk merajut persatuan bangsa di
tengah tarikan globalisasi,” kata Sultan.
MUH SYAIFULLAH
Sumber : Tempo.co
https://nasional.tempo.co/read/1236006/orasi-pancasila-r
udiantara-kabar-hoaks-ada-sejak-zaman-nabi-isa/full&vie
w=ok
Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.38 WIB
Pemprov Jabar Terus Tingkatkan Literasi
Masyarakat
Oleh: Tempo.co
Senin, 9 September 2019 06:44 WIB
INFO JABAR — Gubernur Jawa Barat, Ridwan
Kamil, menyatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Jabar tengah berupaya meningkatkan minat baca
masyarakat. Salah satunya dengan meluncurkan
244
kolecer (Kotak Literasi Cerdas) dan candil (Maca
Dina Digital Library).
"Minat baca orang Indonesia cenderung rendah,
maka kita harus membuat inovasi untuk
meningkatkannya," kata Emil, sapaan Ridwan
Kamil saat menjadi narasumber dalam acara Book
Park 2019 di Ciwalk Union Square, Kota Bandung,
Minggu, 8 September 2019.
Ia optimistis minat membaca masyarakat,
khususnya generasi muda, dapat meningkat via
kolecer dan candil. Sebab, masyarakat dapat
mengakses dan membaca buku melalui gawai.
"Kolecer disimpan di trotoar di ruang publik, dan
generasi milenial sekarang hasil surveinya lebih
senang menghabiskan waktunya dengan memakai
gawai, maka kita juga buat candil," ucapnya.
Menurut Emil, apa yang dilakukan Pemdaprov
Jabar berbuah penghargaan. Pada Kamis (5/9/19),
Emil menerima penghargaan Nugra Jasa Darma
Pustaloka untuk kategori Pejabat Publik yang
Berperan Aktif Terhadap Pengembangan
Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca
dari Perpustakaan Nasional RI.
"Semua kita dorong dengan inovasi seperti antara
lain, mendorong penerbitan buku oleh istri-istri
kepala daerah, menggerakkan literasi di sekolah,
dan menghadirkan kolecer di ruang publik, candil,
dan lain- lain," ujarnya.
Emil juga memotivasi masyarakat Jabar untuk
meningkatkan minat baca. Sebab, kemajuan bangsa
terletak pula pada budaya literasi yang baik.
"Jangan malas membaca, jangan takut salah
menulis," ujar Emil.
Sedangkan, Bunda Literasi Jabar Atalia Praratya
Kamil menyatakan dukungannya terhadap kegiatan
literasi, seperti Book Park 2019. Menurut dia,
pihaknya pun gencar menyebarkan virus literasi ke
27 kabupaten/kota se-Jabar via Siaran Keliling
(sarling).
"Kami mengupayakan masyarakat lebih dekat lagi
dengan buku," kata Atalia yang memperkenalkan
budaya literasi kepada anak bisa dengan
mendongeng, mengajak ke perpustakaan, dan
membuat sudut bacaan di rumah sendiri. (*)
Sumber : Tempo.co
https://nasional.tempo.co/read/1245333/pemprov-jabar-te
rus-tingkatkan-literasi-masyarakat/full&view=ok
Akses : 21 Februari 2020 Pukul 10.31 WIB
Pengamat: Pemerintah Harus Gencarkan
Literasi Keuangan
Reporter: Dias Prasongko
Editor: Martha Warta
Senin, 26 Februari 2018 05:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tercatat gencar
mensosialisasikan transaksi Keuangan elektronik
atau non tunai kini. Meski begitu, Peneliti Center
for Indonesian Policy Studies (CIPS) Novani
Karina Saputri mengatakan transaksi keuangan
elektronik belum banyak digunakan masyarakat.
"Padahal Pemerintah mulai menerapkan transaksi
elektronik semacam ini dalam banyak hal, salah
satunya adalah transaksi pembayaran di gerbang
tol,” kata Novani dalam keterangan tertulisnya di
Jakarta, Minggu, 25 Februari 2018.
Menurut Novani tercatat ada lebih dari 50 persen
penduduk Indonesia merupakan pengguna layanan
internet. Akan tetapi, baru 7,5 persen dari
keseluruhan pengguna layanan Internet
memanfaatkan jaringan Internet untuk transaksi
elektronik.
Menurut Novani, transaksi keuangan elektronik
juga memiliki banyak manfaat, salah satunya
adalah efisiensi waktu. Selain itu, kata dia, transaksi
elektronik juga dapat mendukung upaya pemerintah
untuk mengurangi jumlah uang beredar / money
supply yang akan mempengaruhi tingkat inflasi.
"Berkurangnya jumlah uang beredar secara tidak
langsung juga akan memengaruhi pertumbuhan
ekonomi secara agregat. Oleh karena itu, kontrol
terhadap suku bunga bukan lagi menjadi
satu-satunya cara pemerintah untuk mengendalikan
inflasi," ujar Novani.
Karena itu, ia meminta Pemerintah dan para
stakeholder pada sektor perbankan untuk
memberikan literasi mengenai tranaksi digital
secara merata baik masyarakat rural, perbatasan,
maupun urban. Selain itu, pemerintah harus fokus
terhadap penanganan cyber crime yang merupakan
salah satu pemicu trauma dan ketidakpercayaan
masyarakat atas keamanan data pribadi mereka di
jejaring internet.
"Transaksi digital yang ditargetkan mencapai 75
persen sampai akhir tahun 2019 dapat menjadi
salah satu alternatif pemerintah untuk dapat
memperdalam kebijakan inklusi finansial
(Keuangan) yang kini sedang dijalankan," ujar dia.
Sumber : Tempo.co
https://bisnis.tempo.co/read/1064280/pengamat-pemerint
ah-harus-gencarkan-literasi-keuangan/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.58 WIB
245
Pentingnya Ajarkan Budaya Literasi Sejak
Pendidikan Dini
Reporter: Antara
Editor: Mitra Tarigan
Senin, 9 September 2019 21:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti sosial vokasi
Universitas Indonesia, Devie Rahmawati
mengatakan membangun budaya literasi hendaknya
dimulai dari generasi termuda saat ini melalui
pendidikan sejak dini seperti di lembaga pendidikan
anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak
(TK). "Karena kalau mengandalkan generasi
sekarang sulit, pengaruh budaya visual yang sangat
kuat saat ini apalagi mereka tidak melalui
masa-masa budaya membaca," kata Devie saat
dihubungi, Minggu 8 September 2019 malam.
Ia mengatakan secara historis masyarakat Indonesia
adalah masyarakat pendongeng. Artinya
masyarakat dengan oral culture yang sangat kuat,
budaya bicara yang sangat kuat. Lalu masyarakat
Indonesia mengalami lompatan tiba-tiba sekarang
masuk ke peradaban digital.
Dari peradaban dogeng ke peradaban digital
membuat masyarakat Indonesia belum pernah
melewati masa peradaban membaca atau berfikir
kritis yang sudah dialami oleh masyarakat Eropa.
"Nah kalau kemudian sekarang ada upaya
merangsang literasi masyarakat untuk membaca
dengan adanya pojok membaca dan sebagainya,
tantangannya akan sangat kuat," katanya.
Ia menjelaskan, kehadiran pojok membaca ini
belum bisa dirasakan manfaatnya sekarang, karena
perlu dibangun dulu dengan generasi yang lebih
muda untuk terbiasa membaca. "Kalau generasi
yang mau didorong munculkan budaya literasi tapi
tidak melewati masa-masa peradaban membaca itu
akan sulit," katanya.
Alasannya, kata Devi, ketiga generasi sekarang
yang kebanyakan para pekerja melihat ponsel
karena kebutuhan akan hiburan. "Hiburan yang
murah di tengah tuntutan yang sangat berat, kita
tidak jadikan membaca itu sebagai bagian dari
liburan," katanya.
Ia mencontohkan, masyarakat di negara Barat
menjadikan membaca sebagai liburan paling murah
untuk melepaskan kepenatannya. Bacaan yang
dibaca seperti novel dan sebagainya tergantung
kegemaran masing-masing. "Di negara kita sulit,
apalagi budaya visual begitu kuat. Kita ini populasi
negara terbesar penonton youtube di dunia loh,"
katanya.
Devie mengartikan, daya pikat komunikasi visual
akan sangat sulit ditandingi. Karena itu budaya
literasi harus dimulai dengan generasi sangat muda.
Sebagai contoh Finlandia yang berhasil
membangun vaksin antik hoaks. Imunisasi
dilakukan mulai dari PAUD dan pejuang utamanya
adalah guru TK. "Jadi tradisi kesadaran untuk
membaca tidak hadir tiba-tiba. Yang namanya
budaya itu adalah sebuah kebiasaan yang dilakukan
terus menerus," katanya.
"Jadi kalau bicara kebiasaan harus dilakukan
eksperiensnya, gimana mau suka baca kalau
pengalaman membacanya saja tidak pernah," kata
Devie.
Devie juga mengingatkan membangun budaya
membaca juga perlu dukungan pemerintah seperti
di Inggris. Buku di Inggris dijual dengan harga
murah dirancang dengan kualitas bagus dan
tampilan menarik bagi masyarakat untuk membaca.
"Bukan salah pebisnis (percetakannya) tapi
pemerintah harus memberikan subsidi dan
anak-anak dari mulai PAUD sampai SD tidak boleh
dikenalkan dengan gadget," kata Devie.
Sebelumnya, bertepatan dengan Hari Literasi
Internasional Pemerintah DKI Jakarta meluncurkan
ruang membaca buku serta turut langsung dalam
kampanye #RuangBacaJakarta di stasiun MRT
Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu 8 September
2019 pagi.
Gubernur Anies Baswedan menjelaskan tujuan
gerakan #RuangBacaJakarta adalah meningkatkan
literasi masyarakat. Fasilitas ruang membaca buku
yang telah dihadirkan di tengah padatnya aktivitas
masyarakat Ibu Kota diharapkan mampu
mendorong masyarakat untuk gemar membaca.
Sumber : Tempo.co
https://gaya.tempo.co/read/1245711/pentingnya-ajarkan-
budaya-literasi-sejak-pendidikan-dini/full&view=ok
Akses : 21 Februari 2020 Pukul 11.17 WIB
Pentingnya Menggaet TVRI untuk
Tingkatkan Literasi Siswa
Reporter: Tempo.co
Editor: Mitra Tarigan
Minggu, 9 Juni 2019 21:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Satgas
Gerakan Literasi Sekolah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Pangesti Wiedarti menyarankan
agar TVRI bisa membantu meningkatkan gerakan
literasi untuk masyarakat Indonesia melalui
tayangannya. Menurutnya, walaupun Gerakan
Literasi Sekolah sudah 4 tahun dijalankan, Pangesti
246
mengaku gebyar dan gema gerakan literasi belum
banyak bergaung. Alasannya karena kesadaran
masyarakat terbatas. "Diperlukan media sosialisasi
yang dapat menjangkau seantero masyarakat
nusantara, terutama pelosok yang belum
mempunyai akses internet. Media itu, siaran publik,
TVRI," katanya kepada Tempo pada 9 Juni 2019
dalam keterangan tertulis.
Pangesti menilai program televisi pendidikan
sekaligus hiburan kini semakin jarang. Ia berharap
ada program televisi berkualitas yang bisa
memotivasi siswa dalam kegiatan literasi.
"Topiknya dapat berkisar enam literasi dasar:
baca-tulis, enumerasi, sains, finansial, digital,
budaya dan kewargaan," katanya.
Walau saat ini sudah banyak telepon genggam
berbasis Android yang sudah dinikmati masyarakat,
TVRI tetap bisa menggaet penonton, khususnya
anak muda. Pangesti menyarankan TVRI bisa
menggaet kepala pemerintah daerah dan kepala
dinas pendidikan daerah serta kepala sekolah, guru,
siswa bahkan orang tua dengan melakukan nonton
bareng. "Tayangan dapat diminta ditayangkan pada
hari sekolah, hari kridha Jumat. Bisa juga
mengundang Kepala Pemda daerah lain dan
warganya untuk ikut nonton bareng," kata Pangesti.
Agar terjadi interaksi, siswa juga bisa diminta untuk
menulis komentar atau bahkan mendiskusikan
tayangan itu. Pangesti mengatakan bentuk siaran
dalam gerakan literasi yang ditayangkan bisa
berupa segmen bertajuk spesifik dan dinamis.
"Seperti kegiatan literasi sekolah, praktik baik
literasi di sekolah. Bisa juga memanfaatkan
tayangan yang sudah ada, seperti Kuis Siapa Berani
dengan peserta siswa sekolah dasar hingga sekolah
menengah atas," katanya.
Menurut Pangesti, dalam membuat tayangannya,
bisa saja TVRI bekerja sama dengan pemerintah
kabupaten atau kota yang sudah mempunyai
program literasi. Sudah ada 19 daerah yang
memenangkan penghargaan Literasi Prioritas
hingga bekerja sama dengan Gerakan Literasi
Sekolah. "Tawaran (membuat program literasi itu)
bisa disampaikan ke setiap pemerintah daerah atau
kepala dinas pendidikan daerah," kata Pangesti
yang berharap tayangan edukasi itu nantinya bisa
diunggah di Youtube agar dapat ditonton ulang oleh
masyarakat.
Sumber : Tempo.co
https://gaya.tempo.co/read/1213195/pentingnya-menggae
t-tvri-untuk-tingkatkan-literasi-siswa/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.46 WIB
Pentingnya Perpustakaan Beri Pelatihan
untuk Masyarakat
Reporter: Tempo.co
Editor: Mitra Tarigan
Selasa, 27 Februari 2018 23:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perpustakaan saat ini tidak
hanya berguna untuk menyediakan berbagai buku
saja. Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional Subandi Sardjoko
mengatakan selain menyediakan sumber bacaan
untuk menggali informasi dan pengetahuan,
perpustakaan juga perlu memfasilitasi masyarakat
dengan berbagai kegiatan pelatihan dan
keterampilan. "Tujuannya untuk pemberdayaan
sosial-ekonomi masyarakat," katanya dalam
keterangan pers yang diterima Tempo pada Selasa
27 Februari 2018. Untuk itu, perpustakaan perlu
menjadi pelopor literasi untuk kesejahteraan.
Direktur Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi dan Kebudayaan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional Amich
Alhumami mengatakan literasi kini sudah diperluas
melampaui pengenalan abjad dan angka. Literasi
sudah mencakup kemampuan mengakses dan
mengembangkan ilmu pengetahuan serta menguasai
teknologi yang bisa digunakan dalam kegiatan
sehari-hari. Kegiatan itu akan lebih baik lagi bila
memberikan manfaat ekonomi dan kesejahteraan
"Literasi telah diadopsi sebagai salah satu indikator
penting dalam pembangunan yang punya dampak
sosial ekonomi. Literasi juga erat dalam
pembangunan ekonomi yang membawa
kesejahteraan," kata Amich.
Untuk mewujudkan masyarakat yang berliterasi dan
meningkatkan peran literasi untuk kesejahteraan,
perpustakaan melakukan transformasi layanan
berbasis inklusi sosial. Gunanya untuk
meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat pengguna perpustakaan. Kepala
Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando,
mengatakan perpustakaan merupakan aset strategis
untuk mendorong pemberdayaan masyarakat di
sekitarnya. "Jangkauannya yang luas dan tanpa
terkecuali bisa memanfaatkan perpustakaan umum
sehingga semua anggota masyarakat bisa
memanfaatkan perpustakaan untuk
mengembangkan diri," katanya. Saat ini
perpustakaan berbasis inklusi sosial menjadi salah
satu kegiatan prioritas nasional pada Rancangan
Kerja Pemerintah 2019.
Pegiat Literasi dan Pustaka Bergerak Indonesia
Nirwan A Arsuka, mengatakan untuk menguatkan
literasi, diperlukan pula penguatan masyarakat
madani. Penting untuk memperbanyak armada
247
pustaka bergerak untuk menjangkau seluruh warga.
Penting pula untuk mengedarkan buku bermutu
yang bisa diedarkan secara gratis ke seluruh
penjuru Indonesia. "Sembako yang bagus mungkin
bisa mengenyangkan masyarakat selama sepekan,
tapi buku yang bermutu bisa mengenyangkan
sekaligus membuat mereka kaya raya dan berdaulat
seumur hidup," kata Nirwan.
Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab, menegaskan
bahwa akses terhadap badan bacaan merupakan
tantangan fundamental dalam kegiatan literasi.
Tantangan ini tidak hanya dihadapi Indonesia, tapi
juga dunia. Teknologi digital memungkinkan kita
untuk mengakses informasi dan bahan bacaan
secara mudah dan cepat. "Penting sekali untuk
memaksimalkan peluang teknologi sebagai metode
untuk meningkatkan kegemaran membaca generasi
muda," kata Najwa.
Sumber : Tempo.co
https://gaya.tempo.co/read/1065079/pentingnya-perpusta
kaan-beri-pelatihan-untuk-masyarakat/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.38 WIB
Perlunya Literasi Digital untuk Tangkal
Konten Negatif dan Hoaks
Reporter: Swa.co.id
Editor: Yayuk Widiyarti
Selasa, 8 Oktober 2019 09:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Hidup di era digital
memudahkan kita untuk mendapatkan, berbagi,
hingga mengolah berbagai informasi. Meskipun
memudahkan dalam berinteraksi satu sama lain,
akibat mudahnya arus informasi di era digital
membuat banyak pihak harus menghadapi berbagai
tantangan yang muncul di era ini akibat
kurang literasi digital.
Maraknya konten negatif yang menghiasi dunia
maya saat ini membuat pemerintah dan banyak
pihak prihatin. Konten negatif bisa berupa info
yang tidak benar (hoaks), cyber bullying, maupun
gambar yang melanggar nilai serta norma yang
berlaku di masyarakat.
Untuk itulah diperlukan suatu tindakan segera yang
menggalang semua pemangku kepentingan dalam
menangkal semua konten negatif ini. Gerakan
Nasional Literasi Digital Siberkreasi merupakan
gerakan sinergis yang mendorong pengguna
internet (netizen) di Indonesia dalam menggunakan
internet secara lebih bijak dan bertanggung jawab.
Gerakan ini merupakan inisiatif multistakeholders
yang terdiri dari kementerian, akademisi, komunitas,
media dan juga private sector. Selain itu,
Siberkreasi ini memberikan pemahaman baru
tentang literasi digital yang dirasa masih kurang
dimengerti masyarakat.
"Literasi digital sangat penting karena tingkat
pengetahuan masyarakat masih belum baik.
Pasalnya, era digital ini sangat cepat dan sulit
dibendung informasinya," ungkap Menkominfo
Rudiantara.
Cyber bullying
Menanggapi konten negatif, Rudiantara
mengatakan rentannya penyebaran konten negatif
melalui internet berupa hoaks, cyberbullying, dan
radikalisme daring. Untuk itulah Siberkreasi
muncul sebagai gerakan nasional berupaya untuk
menanggulangi hal-hal tersebut dengan melakukan
literasi digital.
"Melalui Siberkreasi, kita mendorong netizen
Indonesia untuk aktif berpartisipasi dalam
menyebarkan konten positif secara konsisten di
dunia maya sehingga dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi ini kita bisa berkembang
dan produktif di dunia digital," imbuhnya.
Rudiantara pun mendukung langkah Siberkreasi
menyebarkan literasi digital sekaligus menjadi
suatu kegiatan positif yang membuat masyarakat
menjadi lebih tahu dan mengerti dalam
menggunakan internet secara bertanggung jawab.
“Berbagai macam informasi bisa kita dapatkan di
media sosial, baik yang positif maupun yang negatif.
Untuk itu dibutuhkan literasi digital agar
masyarakat luas mampu memilih dan memilah
konten serta memerangi info hoaks, ujaran
kebencian, dan berita negatif lain.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, staf
khusus Presiden bidang komunikasi, Adita Irawati,
mengatakan, diperlukan netizen yang pintar yang
bisa menyebarkan informasi yang berdasarkan fakta
yang akurat dan terverifikasi.
"Netizen pintar adalah individu yang mampu
menyaring sebaran informasi dan melakukan
cek-ricek untuk informasi yang ada sebelum
dibagikan, atau tidak perlu sama sekali dibagikan,"
ujar Adita.
Adita menegaskan, sebagai staf khusus Presiden
bidang komunikasi, pihaknya membuat konten
informatif melalui konsep dan visualisasi yang
optimal, sehingga menjangkau target yang hendak
dituju.
"Kami berupaya untuk memilah mana konten yang
layak untuk disebarkan dan mana yang tidak secara
selektif. Tujuannya menghindari miskomunikasi
248
dan segala yang bisa digeneralisir ke arah negatif,"
ungkap Adita.
Sumber : Tempo.co
https://gaya.tempo.co/read/1257028/perlunya-literasi-digi
tal-untuk-tangkal-konten-negatif-dan-hoaks/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.45 WIB
Perpusnas Luncurkan Buku Ikon
Peradaban dan Ilmu Pengetahuan
Reporter: Tempo.co
Editor: Erwin Prima
Sabtu, 7 Desember 2019 11:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perpustakaan Nasional
(Perpusnas) meluncurkan buku dengan judul
Perpustakaan Nasional: “Ikon Peradaban dan Ilmu
Pengetahuan”. Buku ini diluncurkan dalam kegiatan
Forum Tematik Bakohumas di Ruang Teater
Soekarman Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas,
Jakarta Pusat, Jumat, 6 Desember 2019.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando
mengatakan dalam buku ini dijabarkan tentang
peran Perpusnas sebagai lembaga pelestarian
warisan budaya literasi bangsa.
Buku ini juga memuat kisah para founding fathers
bangsa Indonesia tentang kecintaan membaca buku,
kisah para pegiat literasi pada masa lampau, serta
tulisan ringkas sebuah naskah kuno yang telah
mendapat pengakuan dunia sebagai Ingatan
Dunia/Memory of The World.
“Ini menunjukkan arti penting membaca dan betapa
bangsa Indonesia sangat kaya dengan warisan
literasi yang mencerminkan karakter masyarakat
Nusantara yang unik dan beragam,” kata Syarif
Bando dalam sambutan kegiatan tersebut.
Menurut dia, Buku Perpustakaan Nasional sebagai
Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan ini
didedikasikan sebagai salah satu media sosialisasi
peran strategis Perpusnas dalam upaya
meningkatkan literasi masyarakat Indonesia guna
meningkatkan kualitas dirinya agar mampu
meningkatkan taraf hidupnya.
“Termasuk kiprah kegiatan dan inovasi yang telah
dilakukan Perpusnas, khususnya pada tiga tahun
terakhir dalam mewujudkan layanan pengetahuan,
informasi nasional-global, budaya literasi universal
berbasis TIK dan inklusi sosial,” kata dia.
Peluncuran buku ini juga disertai acara Diskusi
Panel dengan menghadirkan sejumlah narasumber,
antara lain penulis buku Ikon Peradaban dan Ilmu
Pengetahuan Maya Fransiska, Direktur Eksekutif
Serikat Perusahaan Pers (SPS) Asmono Wikan, dan
Jadi Suriadi dari Wellbeing Institute dengan
moderatornya Kepala Biro Hukum dan
Perencanaan Perpusnas DR. Joko Santoso, M.
Hum.
Menurut Syarif, Perpustakaan merupakan elemen
sentral suatu bangsa dalam upaya peningkatan
literasi masyarakatnya karena perpustakaan
memiliki modal terhadap akses informasi, teknologi
informasi dan komunikasi, serta budaya universal.
Hal ini disampaikan oleh International Federation
of Library Association and Institution (IFLA)
dalam advokasinya kepada PBB sebagai upaya
melibatkan perpustakaan dalam proses mewujudkan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
Development Goal's (SDG's) periode 2015-2030.
Di kesempatan yang sama, Syarif juga meresmikan
Press Corner Perpusnas. Ruang Press Corner berada
di bagian depan Gedung Fasilitas Layanan
Perpusnas. Press Corner Perpusnas memuat
sejumlah unit komputer lengkap dengan fasilitas
serta kecepatan internet yang memadai, pojok
coffee break, sarana toilet, dan sofa untuk rehat.
Sumber : Tempo.co
https://tekno.tempo.co/read/1281081/perpusnas-luncurka
n-buku-ikon-peradaban-dan-ilmu-pengetahuan/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 10.27 WIB
Perpusnas RI Apresiasi Pejuang Literasi
Indonesia
Oleh: Tempo.co
Jumat, 6 September 2019 10:50 WIB
INFO NASIONAL — Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia (Perpusnas) kembali menggelar
Gemilang Perpustakaan Nasional Tahun 2019
sekaligus malam pemberian penghargaan tertinggi
Nugra Jasadarma Pustaloka kepada para insan yang
berkontribusi aktif bagi pengembangan
perpustakaan, literasi, dan minat baca di Indonesia.
Undang-Undang tentang Perpustakaan Nomor 43
Tahun 2007 menyatakan bahwa pusat dan daerah
memberikan penghargaan kepada masyarakat yang
berhasil melakukan gerakan pembudayaan gemar
membaca. Indonesia berada di peringkat 16 dari 30
negara yang disurvei dengan tingkat frekuensi
membaca tinggi, yaitu enam jam per minggu.
Berdasarkan hasil survei World Culture Index Score
2018, kegemaran membaca masyarakat Indonesia
meningkat signifikan. Posisi Indonesia berada di
249
atas negara maju, seperti Jerman, Amerika Serikat,
Jepang, dan Korea Selatan dalam lamanya
membaca.
“Nugra Jasadarma Pustaloka tidak sekadar piagam
dan piala, tetapi kesejahteraan masyarakat sebagai
dampak nyata penguatan literasi adalah penghargaan
dan piala yang sesungguhnya,” ujar Kepala
Perpusnas RI, Muhammad Syarif Bando, di Djakarta
Theater, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2019) malam.
Muhammad Syarif menambahkan, target
Perpustakaan Nasional dan seluruh perpustakaan
provinsi, kabupaten, kota, bahkan desa pada 2024
adalah masuk dalam 10 besar dunia sebagai
pengelola perpustakaan dengan inovasi terbaik yang
dapat memastikan setiap warga negara di mana pun
dia berada, dalam kondisi apa pun, dan mendapatkan
haknya memperoleh layanan perpustakaan.
“Perpustakaan dimaknai sebagai sebuah strategi
kebudayaan untuk mewujudkan literate society
melalui suatu gerakan literasi yang bersiat kolektif
dan inklusif. Inklusi sosial adalah upaya
menempatkan martabat dan kemandirian individu
sebagai modal utama untuk mencapai kualitas hidup
yang ideal,” katanya.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, Syafruddin, turut
mengapresiasi penghargaan ini. “Kita akan jadikan
literasi pustaka sebagai salah satu indikator
penilaian supaya dana insentif pengembangan bisa
meningkat dan Indonesia menjadi negara terdepan
dalam literasi,” ujarnya.
Penghargaan diberikan untuk kategori lomba
pustaka, lomba bercerita (story telling), lomba
perpustakaan sekolah tingkat SMA/SMK/MA,
lomba perpustakaan umum desa/kelurahan,
pustakawan berprestasi, pelestari naskah, birokrat,
tokoh masyarakat, masyarakat, jurnalis, media
massa, dan lifetime achievement.
Penerima Nugra Jasadarma Pustaloka antara lain,
Sosiawan Leak kategori buku terbaik, Anda Putri
dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kategori
pustakawan terbaik, dan J.N.B Tairas peraih lifetime
achievement.
Gemilang Perpustakaan Nasional 2019 dihadiri
sejumlah menteri Kabinet Kerja, gubernur, bupati,
wali kota, kepala dinas perpustakaan, Duta Baca
nasional dan daerah, pegiat minat baca dan literasi,
organisasi profesi, dan mitra perpustakaan.
Apresiasi yang diberikan diharapkan makin memacu
sinergitas para pejuang literasi dari unsur
pemerintah, swasta, hingga masyarakat untuk
menghadirkan virus kegemaran membaca mulai dari
keluarga, dunia pendidikan, masyarakat, daerah
terpencil, daerah pedalaman, hingga daerah terluar
Indonesia. (*)
Sumber : Tempo.co
https://nasional.tempo.co/read/1244311/perpusnas-ri-apre
siasi-pejuang-literasi-indonesia/full&view=ok
Akses : 10 Mei 2020 Pukul 21.51 WIB
Ridwan Kamil Teken Deklarasi Literasi
untuk Jabar Juara Lahir Batin
Oleh: Tempo.co
Sabtu, 20 April 2019 20:21 WIB
INFO JABAR– Gubernur Jawa Barat, Ridwan
Kamil, menandatangani Deklarasi LIterasi untuk
Jawa Barat Juara Lahir dan Batin di acara Festival
Literasi 2019 “Habis Gelap Terbitlah Terang”, di
Gedung Sate, Jl. Diponegoro Kota Bandung, Sabtu,
20 April 2019.
Isi deklarasi tersebut yakni, pertama, siap
mendukung gerakan literasi untuk Jawa Barat Juara
Lahir Batin, guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Jawa Barat. Kedua, menjadikan
perpustakaan sebagai wahana belajar masyarakat
sepanjang hayat.
Ketiga, mendukung gerakan literasi di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam
mewujudkan masyarakat literat yang berkarakter
dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Keempat, membangun kolaborasi untuk melakukan
inovasi kreasi literasi dalam mewujudkan
masyarakat cerdas.
“Ini menunjukkan komitmen di level teknis kita
sangat kuat, bukan hanya basa-basi atau hanya
ceremony,” kata Emil ditemui usai acara
pembukaan Fetival Literasi 2019 tersebut.
Pejabat lain yang menandatangani deklarasi
tersebut adalah Kepala Perpustakaan Nasional RI M
Syarief Bando, Kepala Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Jawa Barat Riadi, Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Doni P
Joewono, Bunda Literasi Jawa Barat Atalia
Praratya, serta Plt. Direktur Utama bjb Agus
Mulyana.
Indonesia menempati ranking 60 dari 61 negara
dalam hal literasi dan membaca. Namun,
berdasarkan hasil survei World Culture Index Score
2018, kegemaran membaca masyarakat Indonesia
meningkat signifikan. Indonesia menempati urutan
ke-17 dari 30 negara.
250
Orang Indonesia rata-rata menghabiskan waktu
membaca sebanyak enam jam/minggu,
mengalahkan Argentina, Turki, Spanyol, Kanada,
Jerman, Amerika Serikat, italia, Mexico, Inggris,
Brazil, Taiwan, Jepang dengan masing-masing tiga
jam per minggu.
“Tugas kita sekarang cari solusi. Pertama, kita buat
budaya membaca. Saya titip kepada kepala daerah
wajibkan di Paud, TK, SD, SMA, SMA membaca
dulu sebelum masuk kelas,” kata Emil dalam
sambutannya.
Emil juga akan membuat tradisi baru di
pemerintahannya. Setiap bulan, dia akan meminta
para pejabat Pemda Provinsi Jawa Barat membuat
resensi buku setiap bulan. “Kami akan memulai
tradisi para kepala dinas sebulan sekali saya
wajibkan baca buku. Nanti di akhir bulan diacak
siapa yang membuat resensi dan wajib
mempresentasikan,” ujarnya.
Emil akan terus mendorong pembangunan
infrastruktur literasi, seperti pembuatan
Perpustakaan Jalanan atau dinamakan Kolecer
(Kotak Literasi Cerdas) dan Candil (Maca Dina
Digital Library).
Kepala Perpustakaan Nasional M Syarief Bando
mengapresiasi upaya tersebut. “Ini adalah
pembangunan intangible, ini adalah perubahan
budaya dan inilah sesungguhnya bilamana bisa
diwujudkan akan menghasilkan masa depan untuk
bangsa Indonesia,” kata Syarief.(*)
Sumber : Tempo.co
https://nasional.tempo.co/read/1197587/ridwan-kamil-tek
en-deklarasi-literasi-untuk-jabar-juara-lahir-batin/full&view=ok
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.54 WIB
Ridwan Kamil Yakin Nadiem Sudah Kaji
Wacana Hapus Ujian Nasional
Reporter: Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor: Syailendra Persada
Rabu, 27 November 2019 14:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat
Ridwan Kamil mengatakan akan mengikuti
keputusan yang akan diambil pemerintah soal Ujian
Nasional. “Tugas Gubernur adalah mengamankan
kebijakan-kebijakan pusat untuk disesuaikan
dengan isu-isu lokal,” kata dia di Bandung, Rabu,
27 November 2019.
Ridwan Kamil mengatakan, Presiden Joko
Widodo atau Jokowi memberi keleluasaan kepada
para menterinya untuk melakukan reformasi. “Saya
selalu menanggapi positif terhadap pernyataan dari
pejabat se-level menteri, karena saya asumsikan itu
muncul sudah dalam kajian, kan begitu. Gagasan
kan tidak sembarangan,” kata dia.
Ridwan Kamil mengatakan, ada dua pandangan
yang mengemuka soal ujian nasional. “Argumen
orang yang suka dengan ujian nasional kan siapa
pun harus ada ukurannya untuk mengukur. Ada
juga yang berargumen, tidak perlu ada ukuran, yang
penting lulus mah lulus saja,” kata dia.
Keinginan menghapus ujian nasional pertama kali
dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kabudayaan
Nadiem Anwar Makarim. Nadiem mengatakan
akan mengkaji pelaksanaan ujian nasional serta
penerimaan siswa baru berdasarkan zonasi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
merencanakan penghapusan model pengujian yang
dianggap membebani anak didik itu dan
menggantinya dengan model baru. Menurut
sejumlah sumber, keputusan itu akan diambil pada
awal Desember, setelah pengumuman Programme
for International Student Assessment (PISA).
Sumber : Tempo.co
https://nasional.tempo.co/read/1277242/ridwan-kamil-ya
kin-nadiem-sudah-kaji-wacana-hapus-ujian-nasional/full&view=ok
Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.01 WIB
Riset Bappenas: Belanja Pemerintah Naik,
Pertumbuhan Ekonomi Lambat
Reporter: Fajar Pebrianto
Editor: Martha Warta Silaban
Senin, 12 Agustus 2019 10:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional atau Bappenas melakukan
riset terhadap efektivitas belanja kementerian dan
lembaga pemerintah terhadap pertumbuhan
ekonomi. Hasilnya, peningkatan belanja
kementerian dalam beberapa tahun terakhir ternyata
belum optimal meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Dalam riset Bappenas, setiap peningkatan belanja
kementerian sebesar 1 persen seharusnya memiliki
andil 0,06 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
Lalu peningkatan sebesar 11 persen memiliki andil
ke pertumbuhan ekonomi sebesar 0,66 persen.
251
“Fakta dan realisasinya, peningkatan belanja 11
persen hanya memiliki andil 0,24 persen pada
pertumbuhan ekonomi,” kata Direktur Keuangan
Negara dan Analisis Moneter Bappenas,
Boediastoeti Ontowirjo dalam paparannya di
Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Senin, 12 Agustus
2019.
Menurut Boediastoeti, realisasi belanja negara sejak
2011 hingga 2018 terus meningkat. Dari semula Rp
1.294 triliun pada 2011, menjadi Rp 2.269 triliun
pada 2018.
Peningkatan ini tak sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi yang justru membentuk kurva U. Pada
2011, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,16 persen,
lalu turun ke titik terendah sebesar 4,79 persen pada
2015, dan kembali naik menjadi 5,17 persen pada
2018.
Boediastoeti juga menyoroti dampak pertumbuhan
ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi sektoral.
Sepanjang 2013 hingga 2017 misalnya, belanja di
bidang jasa pendidikan memiliki elastisitas sebesar
0,39 persen, atau tertinggi keempat setelah
konstruksi, jasa keuangan, dan administrasi
pemerintahan. Namun, peringkat pendidikan
Indonesia yang dihitung dari The Programme for
International Student Assessment (PISA) hanya
berada di level 63 dari 71 negara pada 2015.
Untuk itu, Boediastoeti mendorong peningkatan
kualitas belanja negara, salah satunya melalui
peningkatan belanja sektor produktif seperti belanja
barang. Dari tahun 2016 hingga 2017 misalnya,
kata Boediastoeti, belanja barang memiliki
peningkatan sebesar Rp 31,8 triliun, atau lebih
rendah dari belanja modal yang sebesar Rp 39
triliun. Namun, dampak belanja barang ke
pertumbuhan ekonomi mencapai 0,08 persen, lebih
tinggi dari dampak belanja modal sebesar 0,03
persen.
Belanja barang pun harus diarahkan ke sektor yang
benar-benar memicu pertumbuhan ekonomi,
termasuk pertumbuhan ekonomi di daerah. Dua
belanja yang selama ini efektif adalah peningkatan
belanja alat mesin pertanian atau alsintan dari
Kementerian Pertanian dan pengadaan kapal dari
Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Dalam
perencanaan ke depan, belanja negara yang
produktif dapat menjadi terobosan untuk diterapkan
kementerian lainnya,” kata Boediastoeti.
Sumber : Tempo.co
https://bisnis.tempo.co/read/1234874/riset-bappenas-belanja-pemerintah-naik-pertumbuhan-ekonomi-lambat/full&
view=ok
Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.30 WIB
Riset OECD: Murid Indonesia yang
Mampu Matematika 1 Persen
Reporter: Antara
Editor: Yudono Yanuar
Kamis, 5 Desember 2019 00:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi untuk
Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan atau
OECD merilis hasil Program Penilaian Siswa
Internasional biasa disingkat PISA 2018 di Paris,
Selasa, 3 Desember 2019.
Program tersebut menilai kemampuan membaca,
matematika dan sains siswa berumur 15 tahun di 79
negara. Penilaian tersebut dilakukan tiap tiga tahun
sekali.
Pada penilaian PISA 2018, Cina melesat
menempati peringkat pertama, menggeser
Singapura yang kali ini menempati peringkat
kedua.
Bagaimana dengan Indonesia? Hasilnya tidak jauh
berbeda sejak pertama kali mengikuti penilaian
internasional tersebut pada 2001. Indonesia
konsisten berada pada posisi papan bawah.
Skor kemampuan siswa Indonesia dalam membaca
371, jauh di bawah rata-rata OECD yakni 487.
Untuk skor matematika yakni 379, sedangkan skor
rata-rata OECD 487. Untuk sains skor siswa
Indonesia yakni 389, jauh di bawah skor rata-rata
OECD yakni 489.
Laporan OECD tersebut juga menunjukkan bahwa
sedikit siswa Indonesia yang memiliki kemampuan
tinggi dalam satu mata pelajaran, dan pada saat
bersamaan sedikit juga siswa yang meraih tingkat
kemahiran minimum dalam satu mata pelajaran.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem
Makarim, meminta agar tidak mengesampingkan
penurunan skor PISA Indonesia tersebut. "PISA
merupakan konfirmasi dari masalah literasi yang
sebenarnya, yang sudah kita ketahui bersama," kata
Nadiem.
Mendikbud juga menambahkan bahwa perlu
adanya langkah-langkah strategis yang dilakukan,
untuk menindaklajuti hasil PISA tersebut.
Dari hasil PISA tersebut, terungkap bahwa hanya
30 persen anak Indonesia yang memiliki
kemampuan membaca tingkat dua. Jauh dari
252
rata-rata OECD yakni 77 persen. Kemampuan
membaca tingkat dua tersebut, contohnya seperti
dapat mengidentifikasi ide utama dalam teks sedang
hingga panjang, sampai mencari informasi
berdasarkan kriteria eksplisit.
Untuk bidang matematika, hanya 28 persen siswa
Indonesia yang mencapai kemahiran tingkat dua,
yang mana rata-rata OECD yakni 76 persen. Dalam
tingkatan itu, siswa dapat menafsirkan dan
mengenali tanpa adanya instruksi langsung dan
mengetahui bagaimana situasi dapat
direpresentasikan secara matematis.
Siswa Indonesia yang menguasai kemampuan
matematika tingkat tinggi (tingkat lima ke atas)
hanya satu persen, sedangkan rata-rata OECD
sebanyak 11 persen.
Untuk bidang sains, sekitar 40 persen siswa
Indonesia mencapai level dua, bandingkan dengan
rata-rata OECD yakni 78 persen. Pada kemampuan
tingkat dua, siswa dapat mengenali penjelasan yang
benar untuk fenomena ilmiah yang dikenal dan
dapat menggunakan pengetahuan tersebut untuk
mengidentifikasi, dalam kasus-kasus sederhana.
Hasil kajian PISA tersebut, juga mengungkap
bahwa anak-anak yang beruntung atau secara
ekonomi mampu lebih unggul dari anak-anak yang
kurang mampu.
Contohnya dalam kemampuan membaca,
anak-anak dari keluarga mampu unggul dengan
skor 52 pada PISA. Anak-anak keluarga mampu
juga lebih unggul di matematika dan sains.
Hanya sekitar 14 persen, siswa kurang beruntung
yang sanggup meraih kemampuan skor tinggi
dalam kemampuan membaca.
Dari laporan itu terungkap, bahwa 64 persen siswa
dari keluarga miskin bersekolah di sekolah yang
kurang baik pula, kekurangan guru dan bahan ajar.
Kondisi tersebut berbeda dengan anak-anak dari
keluarga mampu, yang memiliki kemampuan baik,
bersekolah di sekolah yang baik pula, dan memiliki
guru yang bersertifikasi serta lebih banyak lulusan
magister. Sekolah yang baik itu, memiliki akses
akan bahan ajar memadai. Jumlahnya sekitar 31
persen.
Persentase itu jauh di atas rata-rata OECD, yaitu 34
persen siswa belajar di sekolah kurang baik, dan 18
persen di sekolah yang baik.
Iklim sekolah di Tanah Air, juga tidak lebih baik.
Sebanyak 41 persen siswa dilaporkan mengalami
perundungan beberapa kali dalam sebulan.
Guru juga membutuhkan waktu lebih lama, untuk
membuat siswanya diam sebelum memulai
pelajaran. Selain itu, sebanyak 21 persen membolos
dan 52 persen lainnya datang terlambat ke sekolah.
Laporan OECD tersebut juga menyebut ada
korelasi antara perundungan yang dialami dengan
siswa yang membolos sekolah.
Laporan PISA itu juga menjelaskan bahwa rata-rata
anak Indonesia, masih mempunyai cita-cita yang
sama dengan generasi sebelumnya.
Siswa yang memiliki kemampuan dalam
matematika, mempunyai cita-cita menjadi insinyur
atau ilmuwan.
Siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam
sains, berharap bisa menjadi dokter. Hanya sekitar
satu persen siswa, yang ingin bekerja di bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), seperti
yang digeluti "Mas Menteri" Nadiem Makarim
sebelum menjadi Mendikbud.
Kepala Balitbang Kemendikbud, Totok Suprayitno,
mengatakan siswa pada usia 15 tahun belum
benar-benar tahu ingin menjadi apa pada masa
depan. Meski demikian, Totok sepakat bahwa perlu
adanya upaya mengenalkan profesi lain kepada
siswa.
Sumber : Tempo.co
https://tekno.tempo.co/read/1280049/riset-oecd-murid-in
donesia-yang-mampu-matematika-1-persen/full&view=ok
Akses : 06 Mei 2020 Pukul 11.46 WIB
Skor Matematika Indonesia Rendah, Bank
Dunia: Perlu 3 Generasi
Reporter: Moh Khory Alfarizi
Editor: Erwin Prima
Selasa, 13 November 2018 09:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu aktivis Gerakan
Nasional Pemberantasan Buta Matermatika, Fasli
Djalal, menyatakan bahwa kondisi kemampuan
matematika anak Indonesia sangat memprihatinkan.
Fasli menceritakan penelitian yang dilakukan
peneliti Kennedy School of Government, Harvard
University, Amerika, Lant Pritchett.
"Saya terkejut, marah, sedih, malu serta merasa
bersalah, karena menurut Pritchett, dan tercantum
dengan sangat jelas di salah satu tabel di halaman
bukunya, diperlukan 317 tahun oleh anak Indonesia
253
untuk menyamai tingkat kecanggihan berpikir
rata-rata anak negara organisasi kerjasama ekonomi
dan pembangunan (OECD) pada 2012," ujar Fasli,
dalam keterangan tertulis, Ahad, 11 November
2018.
Pritchett menulis sebuah buku berjudul 'Rebirth of
Education, Schools Ain't Learning'. Dalam bukunya,
kata Fasli, Pritchett menganalisa berapa lama waktu
yang diperlukan anak-anak negara berkembang
untuk belajar, sehingga bisa menyamai tingkat
kecanggihan berpikir anak negara OECD.
Pritchett menganalisis dengan menggunakan data
dari hasil Tes PISA (Program for International
Student Assessment) dari tahun 2000 sampai 2012.
Tes ini dilakukan oleh negara-negara OECD setiap
tiga tahun untuk mengetahui hasil belajar dari anak
umur 15 tahun, di kelas berapa pun mereka belajar,
di semua negara peserta.
"Saya sampai berkomentar bahwa itu tidak
mungkin, karena tiap tahun puluhan bahkan ratusan
siswa Indonesia memenangkan berbagai olimpiade
internasional," kata Fasli.
Dan dengan kalem Pritchett menjawab, "Saya
hanya menyajikan data apa adanya. Terlepas
adanya anak juara olimpiade, ternyata anak
Indonesia tidak memiliki kemampuan berpikir yg
diharapkan. Jadi anak Indonesia, yang sudah punya
akses baik untuk bersekolah, tapi ternyata belum
baik hasil belajarnya. Schooling but not learning,"
tambah Fasli mengikuti nada Pritchett.
Tes yang dilakukan itu untuk menguji tingkat
kecanggihan berpikir anak untuk mata pelajaran
matematika, ilmu pengetahuan alam atau sains, dan
bahasa nasional masing-masing negara. Selain dari
32 negara anggota OECD, ada lebih dari 30 negara
Non-OECD yg ikut dalam tes ini, termasuk
Indonesia.
Dengan menggunakan data dari pencapaian skor
PISA rata-rata anak OECD sebesar 500 dan melihat
kenaikan rata-rata skor per-tahun 2000 hingga 2012
dari anak negara Non-OECD, maka diproyeksikan
secara linier dalam berapa tahun skor 500 itu akan
dicapai oleh anak-anak Non-OECD, termasuk
Indonesia.
"Untung sejak 2014, Prof Nizam, Kepala Pusat
Penilaian Pendidikan (PUSPENDIK) Balitbang
Kemdikbud waktu itu, melakukan berbagai cara,
dengan melatih guru agar tahu dan mampu
membelajarkan HOTS (higher order thinking
skills)," tambah Fasli. "Tahu dan mampu
melakukan penilaian HOTS, dan menyediakan
dukungan sarana, prasarana serta media
pembelajaran yg mendukung pembelajaran HOTS."
Pada 2015, PISA Indonesia menunjukkan kenaikan
skor signifikan dari hasil tahun 2012, yaitu 22 skor,
dan menjadi negara dengan kenaikan skor tertinggi
ketiga dari semua negara peserta. Walaupun untuk
matematika skor rata-rata masih sekitar 400.
Karena itu, kata Fasli, menurut analisa terbaru Bank
Dunia, yang sudah menggunakan hasil PISA 2015,
masih diperlukan tiga generasi oleh anak Indonesia
untuk menyamai tingkat kecanggihan berpikir
rata-rata anak OECD tahun 2015.
"Sudah waktunya kita semua, dalam kapasitas apa
pun, ikut serta mengambil peran mendukung
Gerakan Pemberantasan Buta Matematika.
Sehingga, Insya Allah, hanya dibutuhkan waktu
satu generasi oleh anak kita untuk menyamai
tingkat kecanggihan berfikir rata-rata anak-anak
OECD," lanjut Fasli.
Sumber : Tempo.co https://tekno.tempo.co/read/1145729/skor-matematika-in
donesia-rendah-bank-dunia-perlu-3-generasi/full&view=
ok
Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.25 WIB
Skor PISA Murid Indonesia di Bawah
Rata-Rata, Ini Kata Nadiem
Reporter: Antara
Editor: Yudono Yanuar
Selasa, 3 Desember 2019 21:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan
hasil dari Program Penilaian Pelajar Internasional
(PISA) 2018 menunjukkan perspektif pendidikan di
Indonesia. Hasil PISA 2018 yang dirilis oleh
Organisasi Kerjasama Ekonomi dan
Pembangunan (OECD) di Paris, Selasa,
menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia
dalam membaca, matematika, dan sains masih di
bawah rata-rata OECD.
"Laporan PISA sangat penting, memberi kita semua
perspektif pendidikan Indonesia. Terkadang, kita
tidak sadar dengan apa yang menjadi perhatian oleh
PISA ini," ujar Nadiem dalam peluncuran hasil
PISA di Jakarta, Selasa. 3 Desember 2019.
Nadiem mengibaratkan hasil PISA tersebut dengan
guru penggerak yang datang ke kelas untuk
mengobservasi kondisi kelas. Nadiem menyebutnya
sebagai cara belajar.
254
"Kita tidak bisa mengetahuinya, tanpa ada
perspektif dari luar. Kunci belajar mendapatkan
perspektif dari berbagai bidang," kata dia.
Nadiem juga meminta agar data PISA disampaikan
apa adanya agar bisa dievaluasi lebih baik.
Dalam kesempatan itu, Nadiem menyoroti sejumlah
kemajuan Indonesia terutama dalam upaya menarik
anak-anak di luar sekolah, kembali ke sekolah.
Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan.
Pertama, hampir semua sumber daya dan guru yang
bagus berkumpul di sekolah bagus, yang mana diisi
oleh siswa-siswa yang berasal dari keluarga dengan
kondisi ekonomi yang bagus juga.
Kedua, perundungan yang terjadi di sekolah.
Nadiem mengaku kaget karena masih banyak
perundungan di sekolah.
"Kemudian dari sisi kebahagiaan, siswa-siswa kita
memiliki ketabahan yang tinggi. Ini harus ditangani,
mau sampai kapan anak-anak kita dengan
ketabahan bisa mengatasi trauma. Trauma itu tidak
terlihat dalam waktu pendek, dalam jangka panjang
bermutasi ke arah yang tidak positif. Dalam hal ini,
pendidikan karakter menjadi kunci," kata dia.
Dari perkembangan pola pikir optimistis, siswa
Indonesia masih rendah. Siswa, kata Nadiem,
dibiarkan dengan ketidakmampuan mengenali
potensi diri. Untuk itu penting menanamkan rasa
percaya diri pada murid.
Terakhir, kecenderungan sekolah negeri lebih tinggi
nilainya dibandingkan sekolah swasta. Padahal di
negara lain, sekolah swasta memiliki nilai yang
tinggi dibandingkan sekolah negeri.
Hasil PISA 2018 yang dirilis oleh Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD)
menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia
dalam membaca, meraih skor 371, jauh di bawah
rata-rata OECD yakni 487.
Untuk skor matematika yakni 379, sedangkan skor
rata-rata OECD 487. Untuk sains skor rata-rata
murid Indonesia yakni 389, sedangkan skor
rata-rata OECD 489.
Laporan OECD tersebut juga menunjukkan bahwa
sedikit siswa Indonesia yang memiliki kemampuan
tinggi dalam satu mata pelajaran, dan pada saat
bersamaan sedikit juga siswa yang meraih tingkat
kemahiran minimum dalam satu mata pelajaran.
Dalam kemampuan membaca, hanya 30 persen
siswa Indonesia yang mencapai setidaknya
kemahiran tingkat dua dalam membaca.
Bandingkan dengan rata-rata OECD yakni 77
persen siswa.
Untuk bidang matematika, hanya 28 persen murid
Indonesia yang mencapai kemahiran tingkat dua
OECD, jauh di bawah rata-rata OECD yakni 76
persen. Dalam tingkatan itu, siswa dapat
menafsirkan dan mengenali, tanpa instruksi
langsung, bagaimana situasi dapat
direpresentasikan secara matematis.
Sumber : Tempo.co
https://tekno.tempo.co/read/1279711/skor-pisa-murid-indonesia-
di-bawah-rata-rata-ini-kata-nadiem/full&view=ok
Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.05 WIB
Survei OECD, Pelajar Cina Paling Cerdas
di Dunia
Reporter: Non Koresponden
Editor: Maria Rita Hasugian
Rabu, 4 Desember 2019 05:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Program
Penilaian Pelajar Internasional, PISA, yang
diselenggarakan OECD menyebutkan, pelajar Cina
memiliki kemampuan membaca, matematika, dan
ilmu pengetahuan melampaui 79 negara yang
disurvei.
Menurut OECD, Organisasi Pembangunan dan
Kerja Sama Ekonomi, survei tiga tahunan ini
menilai sekitar 600 ribu pelajar usia 15 tahun. Hasil
survei PISA menyebutkan, empat provinsi di Cina
yakni, Beijing, Shanghai, Jiangsu dan Zhejiang
unggul di bidang ilmu pengetahuan dan matematika.
Dalam kemampuan membaca, 10 persen pelajar di
Cina menunjukkan hasil tesnya lebih baik daripada
rata-rata anggota OECD.
Sementara pelajar-pelajar dari negara-negara OECD
mengalami peningkatan pengeluaran untuk
pendidikan dasar dan menengah sebesar lebih dari
15 persen dalam satu dekade terakhir. Namun
performanya tidak mengalami perubahan berarti.
"Ini mengecewakan bahwa kebanyakan
negara-negara OECD terlihat secara virtual tidak
ada peningkatan performa siswa mereka sejak PISA
pertama kali mengadakan ini tahun 2000," kata
Angel Gurria, Sekretaris Jenderal OECD
sebagaimana dilaporkan The Star dan South China
Morning Post, 3 Desember 2019.
255
Survei ini menunjukkan kemampuan pelajar-pelajar
Cina berada di atas Singapura, Macau, Hong Kong,
Taiwan, Malaysia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang,
Australia dan Kanada.
ADVERTISEMENT
Menurut Gurria, para pelajar di empat provinsi yang
dinilai dalam survei ini tidak mencerminkan Cina
keseluruhan. Hanya saja, ukuran dan bentuknya
sebanding dengan negara OECD.
"Apa yang membuat prestasi mereka lebih luar biasa
adalah tingkat pendapatan empat wilayah Cina itu
jauh di bawah rata-rata OECD. Kualitas sekolah
mereka hari ini akan memberi kekuatan ekonomi
mereka esok," ujar Gurria.
Meski begitu, OECD menilai masih ada kota-kota
lain di Cina daratan kekurangan sumber daya dan
perbedaan performa dalam hal kemakmuran,
pendidikan dan tekanan pengasuhan orang tua.
Sumber : Tempo.co
https://dunia.tempo.co/read/1279686/survei-oecd-pelajar-
cina-paling-cerdas-di-dunia/full&view=ok
Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.10 WIB
Survei OJK: Literasi Keuangan 2019
Meningkat, Tembus 76,19 Persen
Reporter: Dias Prasongko
Editor: Dewi Rina Cahyani
Jumat, 8 November 2019 10:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan
atau OJK baru saja merampungkan kegiatan Survei
Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) yang ketiga
pada 2019. Dari survei tersebut, OJK mencatat
bahwa indeks inklusi keuangan menembus angka
76,19 persen, atau naik 8,39 persen dari
sebelumnya 67,8 persen pada 2016.
Selain inklusi keuangan, hasil survei OJK juga
mencatat bahwa indeks literasi keuangan juga ikut
meningkat. Menurut hasil survei, indeks literasi
keuangan mencapai 38,03 persen atau naik 8,33
persen dari posisi tahun 2016 yang mencapai 29,7
persen.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi
dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara
mengatakan survei tersebut menunjukkan selama 3
tahun terakhir, terjadi peningkatan literasi atau
pemahaman keuangan di masyarakat. Serta
peningkatan akses masyarakat terhadap produk dan
layanan jasa keuangan atau inklusi keuangan.
"Peningkatan itu merupakan hasil kerja bersama
antara pemerintah, OJK, Kementerian/lembaga
terkait, Industri Jasa Keuangan dan berbagai pihak
lain, yang terus berusaha secara berkesinambungan
meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di
masyarakat,” kata Tirta dalam keterangan
tertulisnya di Jakarta, Kamis 7 November 2019.
Menurut Tirta, indeks literasi dan inklusi keuangan
tersebut telah mencapai target yang diharapkan
pemerintah sebesar 75 persen pada 2019. Hal ini
sesuai dengan target yang telah dicanangkan dalam
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 tahun 2016
tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif
(SNKI).
Adapun, survei ini melibatkan 12.773 responden di
34 provinsi dan 67 kota/ kabupaten dengan
mempertimbangkan gender dan strata wilayah
perkotaan/perdesaan. Sama seperti suvei 2016,
SNLIK 2019 juga menggunakan metode, parameter
dan indikator yang sama.
Yakni, indeks literasi keuangan yang terdiri dari
parameter pengetahuan, keterampilan, keyakinan,
sikap dan perilaku. Sementara indeks inklusi
keuangan menggunakan parameter penggunaan
(usage).
Sementara itu, jika didedah berdasarkan strata
wilayah, untuk perkotaan indeks literasi keuangan
mencapai 41,41 persen dan inklusi keuangan
sebesar 83,60 persen. Sedangkan indeks literasi dan
inklusi keuangan perdesaan adalah 34,53 persen
dan 68,49 persen.
Suvei OJK juga mengungkap bahwa berdasarkan
gender indeks literasi keuangan dan inklusi
keuangan laki-laki sebesar 39,94 persen dan 77,24
persen. Angka itu, relatif lebih rendah jika
dibanding perempuan yang mencapai sebesar 36,13
persen dan 75,15 persen.
Sumber : Tempo.co https://bisnis.tempo.co/read/1269759/survei-ojk-literasi-k
euangan-2019-meningkat-tembus-7619-persen/full&view
=ok
Akses : 21 Februari 2020 Pukul 11.18 WIB
Tentang Ujian Nasional, Nadiem: Bukan
Menghapus, tapi ...
Reporter: Antara
Editor: Yudono Yanuar
Minggu, 1 Desember 2019 12:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim menegaskan bahwa
Ujian Nasional (UN) masih tetap diselenggarakan
256
pada 2020. "Kami masih mengkaji (mengenai
penghapusan UN), namun pada 2020 masih tetap
jalan. Itu sudah diumumkan," ujar Nadiem di
Jakarta, Sabtu, 30 November 2019.
Dia menjelaskan, wacana tersebut muncul karena
banyak sekali aspirasi dari masyarakat, guru, murid,
orang tua mengenai UN. Namun banyak dari yang
memberi masukan tersebut sebenarnya tidak ingin
menghapus UN.
"Namun lebih ingin menghindari hal-hal yang
negatif dari UN, misalnya dari sisi stres,
menghukum siswa yang satu bidang kurang kuat.
Jadi ini prinsipnya bukan menghapus, tapi
memperbaiki esensi dari UN itu, apa untuk menilai
prestasi murid atau sistem, " kata dia.
Sebelumnya, beredar wacana mengenai
penghapusan UN oleh Mendikbud Nadiem
Makarim. Hal serupa sebenarnya sudah diinisiasi
oleh Mendikbud sebelumnya yakni Muhadjir
Effendy, namun mendapat banyak penentangan dari
sejumlah kalangan.
Pada awal 2019, Kemendikbud telah menyiapkan
Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI),
sebagai sistem penilaian untuk pemetaan kualitas
pendidikan pengganti Ujian Nasional (UN). AKSI
tersebut mirip dengan sistem penilaian internasional
yakni Programme for International Students
Assessment (PISA).
Sumber : Tempo.co
https://tekno.tempo.co/read/1278703/tentang-ujian-nasio
nal-nadiem-bukan-menghapus-tapi/full&view=ok
Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.07 WIB
Tingkatkan Literasi Gizi, Coba Makan
Makanan Bervariasi
Reporter: Tempo.co
Editor: Mitra Tarigan
Sabtu, 13 Oktober 2018 06:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian
menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara
terkaya kedua di dunia dalam keanekaragaman
hayati. Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber
karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 26
jenis kacang-kacangan, 228 jenis sayuran, serta 389
jenis buah-buahan. Namun potensi ini belum
diimbangi dengan pola konsumsi masyarakat yang
bervariasi, untuk pemenuhan gizi seimbang.
Guru Besar Bidang Keamanan Pangan dan Gizi,
Fakultas Ekologi Institut Pertanian Bogor Ahmad
Sulaeman menegaskan pentingnya literasi gizi bagi
masyarakat. Ia menjelaskan manusia memerlukan
zat gizi yang dibutuhkan untuk energi harian, serta
membangun dan memelihara jaringan serta organ
dalam tubuh. Di pasar, banyak tersedia jenis pangan,
baik olahan maupun pangan lokal. Masing – masing
pangan memiliki manfaat tersendiri untuk
pemenuhan kebutuhan gizi. "Sayangnya, saat ini
masih banyak masyarakat Indonesia yang
mengkonsumsi makanan tidak berdasarkan pada
angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Padahal,
kondisi kekurangan, atau kelebihan konsumsi gizi
dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang
seseorang," katanya dalam acara MilkVersation di
Gran Mahakam, Jakarta pada 12 Oktober 2018.
Ia mengingatkan istilah 'Remember, you are what
you eat!'. Ahmad mengatakan sangat penting untuk
memahami kandungan nilai gizi dasar, serta takaran
dan proporsi yang tepat dari makanan dan minuman
yang akan kita konsumsi. "Seseorang dengan
literasi gizi yang baik akan dengan cermat
menghitung kebutuhan gizinya, serta bijak dalam
membaca label informasi pada makanan olahan
yang dikonsumsi.”
Perlu dipahami bahwa tidak ada jenis pangan yang
mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan
tubuh. Karenanya, dibutuhkan variasi pangan – baik
pangan alami maupun olahan – guna memenuhi
berbagai kebutuhan gizi dalam tubuh. Contohnya,
nasi dan sumber karbohidrat lainnya merupakan
sumber utama energi, namun minim kandungan
vitamin dan mineral. Sayuran dan buah-buahan
umumnya kaya akan vitamin, mineral dan serat,
tetapi sedikit megandung energi dan protein. Ikan
merupakan sumber protein yang baik, namun tidak
dapat dijadikan sumber makanan utama. Sedangkan
susu sebagai salah satu asupan bergizi baik, mampu
melengkapi kebutuhan gizi harian seseorang guna
mendukung pemenuhan gizi seimbang.
Pemerintah sudah memiliki aturan Permenkes
nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi
Seimbang serta Permenkes nomor 75 tahun 2013
tentang anjuran Angka Kecukupan Gizi Harian.
Aturan itu mendorong terciptanya masyarakat
Indonesia yang lebih sehat. Untuk meraih
pemenuhan gizi seimbang, dibutuhkan literasi gizi
yang baik, agar seseorang paham dengan
kandungan nilai gizi dari makanan atau minuman
yang dikonsumsi. Sayangnya, tingkat literasi
Indonesia secara umum masih memprihatinkan.
Data dari World’s Most Literate Nations
menempatkan tingkat literasi Indonesia berada di
urutan kedua terbawah (peringkat 60) dari 61
negara di dunia . Artinya, kesadaran masyarakat
untuk membaca, mencari tahu dan memahami
informasi, termasuk terkait masalah gizi, masih
sangat rendah.
257
Corporate Affairs Director PT Frisian Flag
Indonesia, Andrew F. Saputro. mengatakan
rendahnya literasi gizi adalah gerbang dari
timbulnya berbagai masalah gizi. Hal ini tentu
dapat berimplikasi pada terganggunya pertumbuhan
dan kesehatan fisik seseorang. Di momen
peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16
Oktober 2018 ini Frisian Flag Indonesia mengajak
masyarakat Indonesia untuk cerdas mengonsumsi
pangan melalui edukasi literasi gizi, menerapkan
pola gizi seimbang, rutin mengkonsumsi susu, serta
menjalani gaya hidup aktif. "Kami berharap
kegiatan ini dapat membantu meningkatkan
kesadaran masyarakat akan manfaat literasi gizi dan
pangan berkualitas, sehingga lebih lanjut dapat
meningkatkan status gizi bangsa dan membangun
keluarga Indonesia yang kuat dan berkualitas,” kata
Andrew.
Sumber : Tempo.co
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/18/03/16/p5o0nh313-uin-arraniry-dan-pemkot-banda-aceh-kembangkan-perpustakaan
Akses : 24 Februari 2020 Pukul 09.20 WIB