266
KLIPING LITERASI 2020 BERITASATU.COM, JAWAPOS.COM, TEMPO.CO OLEH : DIAS PRIHUTAMI LAYANAN KEANGGOTAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

Kliping Literasi

Embed Size (px)

Citation preview

KLIPINGLITERASI

2020

BERITASATU.COM, JAWAPOS.COM,TEMPO.CO

OLEH : DIAS PRIHUTAMI

LAYANAN KEANGGOTAANPERPUSTAKAAN NASIONAL RI

DAFTAR JUDUL BERITA SUMBER “BERITASATU.COM”

2.000 Pelari Ikuti Paperun Charity Fun Run 2019

3,3 Juta Rakyat Indonesia Masih Buta Huruf

10 Cara Identifikasi Berita Palsu di Media Sosial

12 Penulis Indonesia Hadir di London Book Fair 2019

39 Puteri Indonesia Ikuti Literasi Finansial di BEI

600.000 Buku di Perpusnas Bisa Dibaca Online

2017, Pos Indonesia Sudah Kirimkan 88,4 Ton Buku Gratis

2024, 11 Universitas Harus Masuk 500 Besar Dunia

AGBSI Gelar Lomba Kritik Sastra Berhadiah Rp 112,5 Juta

AMSI Usulkan Pendekatan Teknologi untuk Cegah Hoax

Anabatic Dorong Milenial Kuasai Teknologi Kecerdasan Buatan

Angka Literasi Rendah, Askrindo Giat Lakukan Literasi Asuransi

Anies Ajak Warga DKI Budayakan Gemar Membaca

Anies Berharap #BacaJakarta Jadi Gerakan Masif Tumbuhkan Minat Baca Anak

Anies Dorong Budaya Literasi Jadi Gerakan Bersama

Anies Luncurkan Ruang Baca di Stasiun MRT Lebakbulus

Aplikasi Perpustakaan Digital Dorong Semangat Kabupaten Nagekeo untuk Maju

Asuransi Sinar Mas Lanjutkan Edukasi Literasi Keuangan

Atasi Hoax, Polri Minta Dukungan Berbagai Pihak

Bahaso Wakili Indonesia di Ajang ITU Telecom World 2019

Bank DKI Perkenalkan Tabungan Simpel pada Ratusan Siswa SD

Begini Cara Kerja Mesin Anti-Porno Kemkominfo

Bentengi Diri dari Post Truth dengan Literasi

Bersama Pemuda Depok, Rangkaian Literasi Pranikah Kempora Ditutup

Bimbing Anak Gunakan Gawai dengan Cerdas

BRI Dorong Milenial Berwirausaha Lewat BRILink Xpress

Cegah Hoax, Buya Syafii Ajak Generasi Muda Perbanyak Literasi

Cegah Hoax, Masyarakat Perlu Bandingkan Berita dengan Sumber Lain

Cegah Penyebaran Corona, Layanan Perpusnas Ditutup Dua Pekan

Cerita dari Komunitas Literasi Saku di Kepulauan Yapen, Papua

Darurat Covid-19, Kemdikbud Gandeng TVRI Tayangkan Program Belajar dari Rumah

Dekranasda NTT Dukung Festival Literasi Nagekeo

Dikritik soal Pergub Membaca, Anies Minta Gembong Baca Tuntas

Dorong Minat Baca, Perpustakaan Jakpus Gelar Panggung Literasi

Dukung Literasi Lapas, Perpusnas Raih Penghargaan Kemkumham

Duta Bahasa Dorong Penguasaan Bahasa Indonesia Generasi Muda

Duta Damai Dunia Maya Berperan Penting Bentengi Generasi Muda

Fitur Soal Bantu Siswa Hadapi Ujian

Ganjar: Waspadai Janji Investasi

Gawai, Tantangan Utama Minat Baca Anak

Genjot Dana Murah, Bank Gencar Gelar Kegiatan Literasi Bagi Generasi Muda

GPS Gaungkan Program Orang Tua Bacakan Buku

Grab Indonesia-DIY Kerja Sama Wujudkan Provinsi Cerdas

Gramedia Akan Berikan Penghargaan Kepada 20 Taman dan Komunitas Baca

Hoax Mudah Menyebar Karena Minat Baca Rendah

HUT Nasdem Tegaskan Persatuan dalam Keberagaman

Indonesia Darurat Matematika

Indonesia Targetkan Penjualan 50 Hak Cipta Buku di London Book Fair 2019

Industri Asuransi Jiwa Masih Torehkan Kinerja Positif Sepanjang 2019

Inovasi Perpusnas Jadi Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan

Insan Media Solo dan Warganet Bertekad Kawal Kebijakan Nasional Tanpa Hoax

Jelang Pilpres, Menkominfo Prediksi Hoax Terus Meningkat

Jokowi Literasi dan Inklusi Keuangan Beri Rakyat Akses Finansial

Kemdikbud Ajak Masyarakat Tonton Film Indonesia

Kemdikbud Buka Pendaftaran Organisasi Penggerak

Kemdikbud Buka Ratusan Lowongan untuk Calon Dosen dan Guru Pamong PPG

Kemdikbud Gandeng 12 Mitra Swasta Dukung Belajar di Rumah

Kemdikbud Gandeng Inovasi untuk Permudah Belajar Siswa

Kemilau Politik Jadi Momok Pilkada Bersih

Kemitraan Antarguru, Upaya Kemdikbud Tingkatkan Mutu Pendidikan

Kemkominfo dan Qlue Dorong Literasi Digital Lewat Smart Citizen Day

Ketergantungan pada Medsos Berpotensi Rusak Perilaku Masyarakat

Komnas Literasi Digital dan Sosial Perempuan Harus Ditingkatkan

Komunikasi Kian Canggih, Media Massa Tetap Jadi Kebutuhan Manusia

Kongres Bahasa Indonesia Hasilkan 22 Rekomendasi

Kota Bandar Lampung Miliki Perpustakaan Terintegrasi

Kunjungan ke Bogor Kang Emil Jajal Bus Wisata Uncal

Lima Kunci Melawan Hoax di Media Sosial

Line dan AP Gelar Kampanye Setop Berita Bohong

Lippo Cikarang Beri Bantuan Buku pada SDN Sukaresmi

Literasi Digital Kunci Menjaga Medsos Bersih dari Ujaran Kebencian

Literasi Digital pada Anak Harus Dimulai dari Keluarga

Literasi Rendah, Indonesia Belum Siap Hadapi Bonus Demografi

LPCK Dorong Siswa SDN Sukaresmi Gemar Membaca

Lurah, Kades, dan Babinsa, Ujung Tombak Pencegahan Terorisme

Madingsekolah Bangun Literasi Digital dan Toleransi di Kalangan Pelajar

Mantan Ketua Dewan Pers: Jangan Mudah Jadikan Medsos Konten Berita

Membangun Benteng Peradaban Baru Indonesia Timur

Menag Dukung Wacana Kurikulum Darurat Selama Pandemi

Mendagri Dukung Upaya Perpusnas Tingkatkan Budaya Literasi

Mendikbud Kartini Adalah Tokoh Literasi Bangsa

Mendikbud Kekurangan Guru, Masalah Serius

Mendikbud Minta Siswa Baca Karya Sastra

Mendikbud Segera Luncurkan Literasi Digital di Natuna

Mendikbud Siapkan 5 Strategi Pembelajaran Holistik

Mendikbud: Guru, Faktor Utama PAUD Ideal

Menkominfo Ada 187 Hoax soal Corona

Menkominfo Dalam 10 Tahun, Ekonomi Digital Indonesia Masuk Top 10

Menkominfo Ingatkan Pentingnya Literasi Digital

Menristekdikti Literasi Teknologi Cegah Penyebaran Hoax

Michelle Setiawan Tularkan Budaya Literasi di Puskesmas

Milenial Muslim Punya Peranan Penting dalam Perdamaian Dunia

Minat Baca Anak Rendah, Orang Tua Harus Berubah

Nadiem Ungkap Lima Strategi Tingkatkan Skor PISA

Nagekeo Memiliki Kekayaan Praktik Literasi Budaya

Najwa Shibab Kembali Dipercaya Perpusnas Jadi Duta Baca Indonesia

OJK Dorong Bank DKI Konsisten Kembangkan Sinergi BUMD

OJK Dorong Pelajar Jadi Agen Perubahan Sektor Keuangan

Orangtua Harus Rajin Baca supaya Bisa Imbangi Keingintahuan Anak

OY! Indonesia Berevolusi Menjadi Aplikasi Keuangan Pintar

Pandemi Covid-19, Perpusnas Diminta Gencarkan Layanan Digital

Pasien Anak Kecanduan Game Online Meningkat

Peduli Literasi, Saleh Husin Antusias Ikuti Lomba Lari Paperun

Peduli Sampah, Askrindo Gerakan Literasi Bersih Sungai

Pegiat Medsos Ajak Buzzer Sebarkan Konten Positif

Pelajar Papua Belajar Literasi Keuangan Gunakan Komputer Genggam

Pembelajaran Jarak Jauh, Mendikbud Rilis Program Belajar dari Rumah

Pemerintah Akan Tingkatkan Standar Penguasaan Literasi

Pemerintah Siap Melindungi Hak Cipta Musisi

Penerbit Diminta Perhatikan Konten dan Kualitas Buku Bacaan

Penerbit Erlangga Gelar Berbagi Kasih di Jakarta

Pengguna Facebook di Indonesia 115 Juta

Peningkatan Literasi untuk Milenial Jadi Isu Global

Pentingnya Edukasi Internet Ramah Anak

Penyandang Disabilitas Diharapkan Melek Internet

Peran Lesikograf Penting untuk Pelestarian Bahasa Daerah

Perempuan Bisa Jadi Agen Literasi Media dalam Menangkal Hoax

Peringati HUT Korpri, BPS Gelar Beragam Acara

Perpaduan Literasi dan Musik di The Readers Fest

Perpusnas Apresiasi Pejuang Literasi

Perpusnas dan PAK Matangkan RPP Pelaksanaan UU 13/2018

Perpusnas Dorong Inovasi dan Kreativitas Pustakawan

Perpusnas Gandeng Kemtan Kembangkan Museum Tanah dan Pertanian

Perpusnas Perpanjang Penutupan Layanan Onsite Hingga 29 Mei

Perpustakaan Keliling Dorong Minat Baca Anak

Perpustakaan Nasional Beri Apresiasi Pejuang Literasi

PGRI Siap Bantu Kemdikbud Rancang Cetak Biru Pendidikan

Pimpin Ratas, Jokowi Bahas 4 Strategi Bidang Keuangan

Polri: Hoax Jangan Cuma Ditolak tetapi Harus Dilawan

Presiden: Skor PISA RI Turun di Tiga Bidang Kompetensi

Program 10 Rumah Aman Wajib Dilanjutkan

Prudential Perkuat Pangsa Pasar Syariah di Jatim

PSI dan Yayasan Peduli Literasi Beri Bantuan Buku ke Sekolah yang Terkena Banjir

Pustaka Bergerak Lebih Masif Redam Covid-19

Pustakawan Berperan Tingkatkan Budaya Literasi

Qlue dan Kemkominfo Inisiasi Gerakan Smart Citizen Day

Revisi Kuota Jalur Prestasi Dinilai Rugikan Siswa Miskin

Rilis Buku, Ganjar Dinilai Berhasil Jadi Penghubung Pusat dan Daerah

Road Show ke Makasar, Creatormuda Academy Tingkatkan Literasi Digital

Sekolah Harus Ajarkan Siswa Etika Berliterasi

Serathon 2.0: Literasi Digital Jadi Bekal Generasi Muda

Seribu Wanita Berperiuk Membetot Perhatian Dunia

Sesmenpora Tekankan Pentingnya Budaya Literasi di Era 4.0

Siberkreasi Ajak Netizen Sebarkan Konten Positif

Siberkreasi Dorong Netizen Menangkal Konten Negatif

Sinergi Amartha dan Sunlight Tingkatkan Literasi Kewirausahaan dan Keuangan 450.000 Perempuan Indonesia

Siswa SMAN 21 Bekasi Menjalani Pendidikan Literasi Keuangan

Stafsus Menpora Ajak Anak Muda Waspada Hoax Covid-19

Stasiun MRT Akan Dilengkapi Perpustakaan Umum

Surabaya Deklarasikan Gerakan Mendongeng

Tekan Angka Malanutrisi, Frisian Flag Gelar Edukasi dan Sosialisasi Gizi

Tim Olimpiade Matematika dan IPA Raih Dua Emas di Tiongkok

Tingkatkan Kualitas Guru, Perennial Institute Hadir di Manggarai

Tingkatkan Literasi Industri Kreatif, KiosTix Gelar Ruang Diskusi

Tumbuhkan Minat Baca, Mendikbud Orang Tua Harus Berikan Contoh

TunaiKita Dukung FinEast 2020 di Kupang

Wujudkan Masyarakat Melek Teknologi, Telkomsel Dorong Literasi Digital

1

2.000 Pelari Ikuti Paperun Charity Fun

Run 2019

Iman Rahman Cahyadi / CAH Minggu, 23 Juni

2019 | 15:32 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Lebih dari 2.000

masyarakat ambil bagian di ajang lari Paperun

Charity Fun Run 5k 2019 d kawasan

Thamrin, Jakarta, Minggu (23/6/2019). Jumlah

peserta ajang lari yang mengusung misi sosial

untuk mengajak masyarakat peduli terhadap

literasi ini meningkat 60 persen dari edisi pertama

tahun 2017.

Direktur Asia Pulp & Paper Sinar Mas Suhendra

Wiriadinata menyatakan bangga melihat adanya

peningkatan jumlah peserta yang antusias

bergotong royong meningkatkan tingkat literasi di

tanah air.

“Seluruh biaya pendaftaran dari ajang ini akan

didonasikan dalam bentuk buku ke 68 rumah baca,

khususnya di empat daerah pascabencana – Nusa

Tenggara Barat, Banten, Lampung, dan Sulawesi

Tenggara,” ungkap Suhendra.

Sementara itu Managing Director Sinar Mas Saleh

Husin menambahkan, Paperun menjadi ajang

yang baik bagi keluarga besar Sinar Mas dan

masyarakat luas untuk salingbersilaturahmi,

sekaligus menjalankan aktivitas sosial yakni

memperkuat literasi di Indonesia dengan

memperkaya ragam dan jumlah koleksi bahan

bacaan di rumah baca atau perpustakaan.

Figur publik sekaligus penulis dan praktisi

pendidikan Susan Bachtiar mengapresiasi misi

Paperun 2019. “Sebagai guru, saya sangat

memahami bahwa budaya membaca buku di

Indonesia masih rendah. Bukan karena tidak

tertarik membaca, tetapi memang buku-buku

edukatif berkualitas di daerah-daerah masih

sangat terbatas. Padahal membaca adalah jendela

dunia yang bisa memberikan pengaruh besar

terhadap hidup seseorang,” ujar Susan.

Sementara itu Ibnu Jamil, aktor, presenter

sekaligus pegiat olahraga yang turut

berpartisipasi dalam Paperun 2019 menyatakan,

“Lari bagi saya adalah olahraga paling mudah tapi

manfaatnya banyak. Bagi saya, sehat itu adalah

investasi paling nikmat dari investasi apapun.

Melalui acara hari ini saya bisa sehat, berbagi

keceriaan, tidak ketinggalan berkontribusi

langsung terhadap masalah literasi,” ujar Saiful.

Paperun 2019 diadakan masih dalam semangat

memperingati Hari Satwa Langka dan Hari Buku

Nasional yang sama-sama jatuh pada tanggal 17

Mei. APP Sinar Mas melihat korelasi penting

antara tingkat literasi dengan tingkat kepedulian

masyarakat terhadap lingkungan kita. Oleh karena

itu, dalam penyelenggaraannya hari ini

PAPERUN 2019 juga mengingatkan

masyarakat agar peduli terhadap konservasi satwa

liar, terutama tiga satwa kunci Indonesia, yakni

harimau, orangutan, dan gajah.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya 30 pelari yang

mengenakan kostum simbolis dari ketiga satwaini.

Selain itu, tersedia pula Kids Corner instalasi

interaktif yang dapat mengedukasi

anak-anak tentang konservasi tiga satwa tersebut

sejak dini.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/lainnya/560819/2000-pelari-i

kuti-paperun-charity-fun-run-2019

Akses : 21 April 2020 Pukul 21.55 WIB

3,3 Juta Rakyat Indonesia Masih Buta

Huruf

Maria Fatima Bona / IDS Rabu, 5 September 2018 |

15:52 WIB

Jakarta - Bertepatan dengan peringatan Hari

Aksara Internasional (HAI) 2018, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)

kembali merilis data terakhir angka buta aksara

nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

(BPS) 2017 serta Pusat Data dan Statistik

Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud,

penduduk Indonesia yang telah berhasil

diberaksarakan mencapai 97,93%. Sedangkan

yang belum melek aksara ada sekitar 2,07% atau

3.387.035 jiwa dengan usia berkisar 15-59 tahun.

Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat (PAUD dan Dikmas) , Harris

Iskandar, mengatakan, pemerintah terus berupaya

dan berkomitmen dalam penuntasan penduduk

buta aksara.

“Tahun ini sisa 2,07% atau 3,3 juta penduduk

Indonesia yang masih buta aksara. Mereka

rata-rata berusia di atas 45 tahun. Jadi dibutuhkan

pembinaan lanjutan agar tetap melek huruf,” kata

Harris dalam acara Taklimat Media di gedung

Kemdikbud Jakarta, Selasa (4/9).

Harris menyebutkan, penduduk yang masih buta

aksara ini tersebar di 11 provinsi di antaranya

adalah Papua (28,75%), NTB (7,91%), NTT

(5,15%), Sulawesi Barat (4,58%), Kalimantan

Barat (4,50%), Sulawesi Selatan (4,49 %), Bali

2

(3,57 %), Jawa Timur (3,47%), Kalimantan Utara

(2,90 %), Sulawesi Tenggara (2,74%), dan Jawa

Tengah (2,20%). Sedangkan, angka buta aksara di

23 provinsi lainnya sudah berada di bawah angka

nasional.

Harris menambahkan, jika dilihat berdasarkan

perbedaan gender, total buta aksara masih

didominasi oleh perempuan dengan total

keseluruhan ada 2.258.990 orang. Sedangkan

penduduk laki-laki ada 1.157.703 orang. Untuk

itu, Harris menuturkan, diperlukan peran dari

semua pihak.

Selanjutnya, ia menyebutkan, sejauh ini

Kemdikbud telah merumuskan upaya penuntasan

buta aksara berdasarkan tiga kategori. Pertama,

daerah merah yakni kabupaten/kota yang

persentase buta aksaranya di atas 4%. Kedua,

komunitas adat terpenciI atau khusus. Dan ketiga,

daerah tertinggal. terdepan dan terluar (3T).

Menurut Harris, dengan adanya ketiga kategori

tersebut, ada peningkatan kapasitas dan

kompetensi tutor pendidikan keaksaraan dengan

mendiversiflkasikan layanan program, dan

memangkas birokrasi layanan program melalui

aplikasi daring sibopaksara.kemdikbud.go.id.

Puncak HAI

Untuk peringatan HAI 2018 secara nasional akan

dilaksanakan di Kabupaten Deli Serdang,

Sumatera Utara (Sumut) pada 6 hingga 9

September 2018, dengan acara puncak pada 8

September 2018.

“Kabupaten Deli Serdang termasuk daerah yang

sangat berkomitmen menuntaskan buta aksara di

daerahnya, sehingga pada tahun 2015 sudah

menerima Anugerah Aksara tingkat Madya, dan

berdasarkan data tahun 2017, penduduk buta

aksara kabupaten Deli Serdang tersisa 0.07%

(PDSP, Kemdikbud, 2017). Keberpihakan

kebijakannya pada program PAUD dan Dikmas

cukup tinggi, serta adanya dukungan APBD dalam

penyelenggaraan puncak HAI tahun 2018,” terang

Harris.

Ada pun tema HAI tahun diusung oleh UNESCO

adalah “Literacy and Skills Development”,

sedangkan tema nasional adalah

”Mengembangkan Keterampilan Literasi yang

Berbudaya”.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/508866/33-juta-raky

at-indonesia-masih-buta-huruf

Akses : 28 April 2020 Pukul 21.46 WIB

10 Cara Identifikasi Berita Palsu di Media

Sosial

Herman / MPA Senin, 8 Oktober 2018 | 13:56 WIB

Jakarta - Berita palsu atau hoax masih banyak

berseliweran di media online dan media sosial

seperti Facebook, Instagram, maupun Twitter.

Celakanya, sebagian masyarakat menyakini berita

tersebut sebagai sebuah kebenaran, bahkan tidak

sedikit yang kemudian membagikannya ke

pengguna lain.

Untuk mengurangi penyebaran berita palsu ini,

Facebook telah menggunakan teknologi, tim

peninjauan konten, serta melakukan berbagai

rangkaian program edukasi seputar literasi berita.

Berikut ini beberapa tip dari Facebook yang bisa

dipraktekkan untuk mengidentifikasi berita palsu

yang beredar di media online dan media sosial :

1. Bersikaplah skeptis terhadap judul

Cerita berita palsu seringkali memiliki judul

bombastis dengan huruf kapital dengan tanda

seru. Jika judulnya kelihatannya mengejutkan dan

tidak dapat dipercaya, maka kemungkinannya

memang begitu.

2. Perhatikan baik-baik URL-nya

URL palsu atau yang dibuat mirip aslinya bisa jadi

tanda peringatan adanya berita palsu. Banyak situs

berita palsu berpura-pura sebagai sumber berita

autentik dengan sedikit mengubah alamat URL.

Anda dapat membuka situs tersebut dan

membandingkan alamat URL-nya dengan sumber

terpercaya.

3. Selidiki sumbernya

Pastikan berita tersebut ditulis oleh sumber yang

dipercaya memiliki reputasi keakuratan yang baik.

Jika berita tersebut berasal dari organisasi yang

tidak dikenal, baca bagian "Tentang" di situs

mereka untuk mempelajari selengkapnya.

4. Perhatikan format yang tidak biasa

Banyak situs berita palsu yang salah eja atau

punya tata letak yang canggung. Bacalah dengan

seksama untuk melihat tanda-tanda ini.

5. Cek fotonya

3

Kabar berita palsu sering berisi gambar atau video

yang dimanipulasi. Terkadang foto tersebut

memang asli, tetapi konteksnya berbeda. Anda

dapat menelusuri foto atau gambar tersebut untuk

mencari tahu asalnya.

6. Periksa tanggalnya

Kabar berita palsu mungkin berisi linimasa yang

tidak masuk akal, atau tanggal peristiwa yang

sudah diubah.

7. Periksa buktinya

Periksalah sumber informasi penulis untuk

menginformasi keakuratannya. Kurangnya bukti

atau ketergantungan terhadap ahli-ahli yang tidak

disebutkan namanya dapat mengindikasikan kabar

berita palsu.

8. Lihat laporan lainnya

Jika tidak ada sumber berita lainnya yang

melaporkan berita yang sama, hal tersebut dapat

mengindikasikan bahwa berita tersebut palsu. Jika

berita tersebut dilaporkan oleh beberapa sumber

yang Anda percayai, maka kemungkinan berita

tersebut benar.

9. Apakah berita tersebut hanya lelucon?

Terkadang kabar berita palsu sulit dibedakan

dengan humor atau sindiran. Cek apakah

sumbernya memang biasa menampilkan parodi,

dan apakah perincian cerita dan nadanya

menunjukkan bahwa berita tersebut hanya sekedar

lelucon.

10. Beberapa berita dipalsukan dengan sengaja

Pikirkan secara kritis berita yang Anda baca, dan

hanya bagikan berita yang Anda ketahui dapat

dipercaya.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/515194/10-cara-identi

fikasi-berita-palsu-di-media-sosial

Akses : 27 April 2020 Pukul 21.21 WIB

12 Penulis Indonesia Hadir di London Book

Fair 2019

Maria Fatima Bona / EAS Senin, 21 Januari 2019 |

19:00 WIB

Jakarta - Indonesia menjadi negara Asian

Tenggara pertama yang menjadi market focus

country pada ajang bergengsi London Book Fair

(LBF) 2019. Acara tersebut akan berlangsung di

Olympia, London selama tiga hari pada 12-14

Maret 2019.

Kepala Badan Kreatif Indonesia (Bekraf),

Triawan Munaf mengatakan, LBF 2019 ini harus

dimanfaatkan lebih lanjut mengingat kekayaan

literasi Indonesia yang sangat besar dan dapat

menjadi pelopor sektor ekonomi kreatif nasional.

“Kita bersaing di bidang ekonomi kontemporer

yaitu dalam hal konten. Jadi platform London

Book Fair market focus country mendatang akan

menjadi momentum penting dalam promosi dan

terbukanya peluang pasar internasional. Tidak

hanya subsektor penerbitan, tetapi juga sebagai

kolaborasi bersama antara sektor berbisnis

ekonomi konten seperti film, musik, video game,

makanan dan lainnya,” kata Triawan pada

konferensi pers “Persiapan Indonesia sebagai

Market Fokus Country pada LBF 2019” di Hotel

Morrissey,Jakarta, Senin (21/1) malam.

Ia juga menuturkan, kehadiran Indonesia di LBF

2019 diharapkan dapat membangun relasi dengan

berbagai negara peserta guna meningkatkan

industri penerbitan di Indonesia. Pasalnya ada 12

penulis Indonesia yang akan diboyong di pameran

berstandar internasional ini.

Sementara itu, Ketua Harian Panitia Pelaksana

Kegiatan Indonesia Market Focus Country untuk

LBF 2019, Laura Bangun Prinsloo mengatakan,

pada LBF 2019 ini Indonesia mengambil tema

besar “17.000 Island of Imagination”. Kata dia,

kehadiran Indonesia sebagai market focus country

di LBF 2019 menjadi momen penting untuk

mempromosikan dunia perbukuan Indonesia.

"Sejak Indonesia menjadi tamu kehormatan di

FBF (Frankfurt Book Fair, red) 2015, lebih dari

1.200 judul buku berhasil terjual untuk diterbitkan

oleh berbagai penerbit dari penjuru dunia. Jadi di

London Book Fair ini kita akan memanfaatkan

kesempatan untuk melakukan transaksi,” kata

Laura.

Menurutnya, panitia fokus pada transaksi bisnis

karena LBF 2019 ini berbeda dengan FBF.

Dijelaskan dia, di FBF waktunya lebih lama yakni

selama lima hari dan selain buku, Indonesia dapat

memamerkan segala bentuk kebudayaan karena

terbuka bagi umum.

Sedangkan pada LBF 2019, panitia akan lebih

fokus pada kesepakatan transaksi bisnis antara

penerbit dan penulis, dan acaranya tidak terbuka

untuk umum.

4

Untuk itu, Laura mengatakan, pada LBF 2019,

450 judul buku yang akan dipamerkan di stan

Indonesia nanti merupakan hasil seleksi dari 33

pelaku industri penerbitan, yaitu 23 penerbit buku

dan agen literasi, serta 10 produsen produk

kreatif. Indonesia menargetkan minimal 50 judul

buku dapat mencapai kesepakatan transaksi

bisnis.

Lanjut dia, pertimbangan bisnis ini membuat

Komite Nasional menyeleksi penulis dan hanya

membawa 12 penulis saja ke LBF 2019.

"12 penulis ini dipilih dan diseleksi serta mewakili

sektor-sektor literasi di Indonesia,” ujarnya.

Ada pun 12 penulis Indonesia yang akan

diikutsertakan adalah Agustinus Wibowo, Clara

Ng, Dewi Lestari, Faisal Oddang, Intan

Paramaditha, Laksmi Pamuntjak, Leila S Chudori,

Nirwan Dewanto, Norman Erikson Pasaribu, Reda

Gaudiamo, Seno Gumira Ajidarma, dan Sheila

Rooswitha Putri.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/533948/12-penulis-i

ndonesia-hadir-di-london-book-fair-2019

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.21 WIB

39 Puteri Indonesia Ikuti Literasi Finansial

di BEI

Iman Rahman Cahyadi / CAH Kamis, 5 Maret 2020

| 11:31 WIB

Jakarta, Beritasatu.com – Sebanyak 39 Puteri

Indonesia yang mewakili 34 provinsi mengikuti

kegiatan literasi finansial di Bursa Efek Indonesia

(BEI), Kamis (5/3/2020). Agenda tersebut

merupakan rangkaian kegiatan Pemilihan Puteri

Indonesia 2020, dimana salah satunya adalah

pembekalan literasi finansial, khususnya di industri

pasar modal.

Yayasan Puteri Indonesia (YPI) yang didirikan oleh

BRA Dr. Hj. Mooryati Soedibyo selaku

penyelenggara Pemilihan Puteri Indonesia 2020

yang bekerjasasama dengan PT Mustika Ratu Tbk,

menyebutkan kegiatan literasi finansial ini bertujuan

agar para finalis kelak bisa membagikan ilmunya ke

masyarakat di daerahnya masing-masing.

Harapannya dapat membantu membangkitkan lebih

lagi antusiasme serta optimisme seluruh masyarakat

kepada Pasar Modal Indonesia.

Ketua Pemilihan Puteri Indonesia 2020 YPI Kusuma

Ida Anjani mengatakan, hal ini merupakan kali

pertama bagi Puteri Indonesia 2020 untuk

mendapatkan pemaparan langsung dari ahli di

industri pasar modal.

“Tujuan workshop hari ini adalah agar para finalis

bisa menjadi perpanjangan tangan atas salah satu

misi pemerintah Indonesia, yakni mempercepat

penetrasi literasi dan inklusi keuangan di seluruh

provinsi tanah air. Kami percaya seluruh 39 Puteri

Indonesia 2020 cerdas dan berbakat ini bisa

melahirkan program-program yang spesifik yang

dapat mengoptimalkan segala bentuk potensi di

daerahnya masing-masing. Karenanya, kegiatan ini

kami rasa bisa menjadi agenda berkelanjutan di

masa depan,” tutur Kusuma Ida Anjani dalam

keteranganya, Kamis (5/3/2020).

Ketua Asosiasi Penasihat Investasi Indonesia (APII)

yang juga Presidium Dewan APRDI Ari Adil

menambahkan, sangat mengapresiasi keinginan dari

YPI untuk melakukan kegiatan edukasi dengan para

Puteri Indonesia 2020 “Semoga ilmu yang

didapatkan hari ini bisa bermanfaat dan

menginspirasi para Puteri Indonesia 2020 untuk

membangkitkan antusiame, optimisme dan rasa

percaya masyarakat terhadap produk-produk

investasi di pasar modal,” kata Ari Adil.

Kegiatan yang juga didukung penuh oleh BEI ini

diawali dengan seremoni pembukaan perdagangan

BEI tepat pada pukul 09.00 WIB sebelum beranjak

ke sesi workshop. Adapun sesi pembekalan materi

finalis, BEI menekankan pentingnya memupuk

kecerdasan finansial dan mengenali pilihan serta

resiko produk pasar modal.

Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI

Risa Effennita Rustam, menyebutkan aktivitas

investasi di pasar modal masih didominasi oleh

laki-laki. Dari 2.484.354 investor di pasar modal,

komposisi investor perempuan di pasar modal masih

40:60 dibandingkan laki-laki; dari komparasi jumlah

aset bahkan lebih kecil lagi, yaitu 21persen

perempuan dan 79 persen laki-laki dari total aset di

investor ritel di pasar modal yang saat ini mencapai

total Rp 430 triliun.

"Melalui literasi finansial bagi para Puteri Indonesia

2020, kami ingin menitipkan pesan kepada

masyarakat Indonesia untuk mulai membekali diri

dengan edukasi mengenai pengelolaan keuangan

demi masa depan yang lebih terjamin, terutama

kaum wanita. Hal ini disebabkan karena perempuan

memegang peran penting dalam pengelolaan

keuangan keluarga, yang tentunya membutuhkan

pemahaman yang baik mengenai investasi,"

katanya

5

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/bisnis/605639/39-puteri-indo

nesia-ikuti-literasi-finansial-di-bei

Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.52 WIB

600.000 Buku di Perpusnas Bisa Dibaca

Online

Elvira Anna Siahaan / EAS Senin, 18 Mei 2020 |

23:07 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Kepala Perpustakaan

Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando

mengatakan, menghadapi pandemi Covid-19 dan

New Normal, pihaknya sudah melakukan

transformasi dalam penyajian bahan bacaan yang

ada. Ia mengatakan, saat ini sekitar tiga miliar artikel

bisa diakses melalui media daring, dan disiapkan

600.000 buku-buku Bahasa Indonesia yang bisa

dibaca serta diakses lewat berbagai fasilitas seperti

gawai, komputer dan sebagainya.

“Kami menunjukkan perpustakaan telah mengubah

paradigma, dari yang sebelumnya harus dikunjungi,

menjadi menjangkau masyarakat,” kata Muhammad

Syarif Bando, Senin (18/5/2020).

Perpusnas, kata dia, menjadi satu-satunya di seluruh

dunia yang menerapkan digital rights management

yang diberi nama iPusnas, sebuah aplikasi android

perpusnas digital.

“Kami mengucapkan apresiasi yang

sebesar-besarnya kepada seluruh penggiat literasi

juga para pendidik. Kita semakin sadar bahwa

perpustakaan adalah sebuah simbol peradaban,”

terang dia.

Dalam peringatan HUT Perpusnas ke-40, Bando

mengatakan selama pandemi COVID-19 peran

perpustakaan semakin terasa. Perpusnas, kata dia,

memiliki tugas dan fungsi untuk menghimpun dan

melestarikan khazanah intelektual bangsa berupa

berbagai karya cetak dan karya rekam, sesuai

dengan amanat Undang-undang Nomor 13 Tahun

2018, tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya

Rekam (SSKCKR).

Dengan demikian, Perpusnas menjadi simbol pusat

repositori nasional yang memastikan semua buku

yang terbit di Indonesia legal dan mendapatkan

Internasional Standar Book Number (ISBN).

“Kami menyadari bahwa jumlah terbitan di

Indonesia saat ini belum seimbang dengan jumlah

penduduk, sehingga salah satu kendala adalah

keterbatasan bahan bacaan. Ditaksir sampai hari ini,

tidak lebih dari sekitar 200.000-300.000 judul buku

yang terbit setiap tahun, dan rata-rata setiap judulnya

hanya dicetak rata-rata sekitar 5.000

eksemplar,"”terang Bando.

Produksi buku yang minim itu menjadi penyebab

utama terjadinya ketimpangan antarwilayah. Di

beberapa kota besar, bahan bacaan mudah diakses.

Akan tetapi daerah-daerah lain terutama yang ada di

perbatasan, seperti Indonesia bagian timur, masih

kekurangan bahan bacaan.

"Tantangan kita semakin berat ke depan. Berbagai

upaya yang ditempuh negara lain untuk membangun

indeks literasi itu betul-betul mendapatkan perhatian

yang serius. Sementara kita masih terkendala pada

ketimpangan antarwilayah,” terang dia.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/634579/600000-buk

u-di-perpusnas-bisa-dibaca-online

Akses : 19 Mei 2020 Pukul 09.50 WIB

2017, Pos Indonesia Sudah Kirimkan 88,4

Ton Buku Gratis

Iman Rahman Cahyadi / CAH Kamis, 18 Januari

2018 | 08:45 WIB

Jakarta - PT Pos Indonesia (Persero) selama

tahun 2017 telah mengirimkan sebanyak 88,4 ton

buku senilai lebih dari Rp 5 miliar dalam program

"Pengiriman Buku Gratis" untuk mendukung

gerakan literasi di tanah air.

Pengiriman buku gratis yang dilakukan tanggal 17

setiap bulannya ini dicanangkan oleh Presiden

Joko Widodo pada 2 Mei 2017 saat menerima para

penggiat Literasi di Istana Negara.

"Melalui program ini misi kami terpenuhi yakni

menjadi aset yang berguna bagi bangsa dan

negara," ujar Deputy

Bisnis E-Commerce Regional 4 Jakarta PT Pos

Indonesia Febby Ardino Dengah disela-sela

pengiriman buku gratis di Kantor Pos Ibukota

Jakarta, Rabu (17/1).

Febby menjelaskan pengiriman buku dalam

gerakan literasi ini dapat dilakuan di seluruh

kantor pos tak hanya kantor pos besar tapi kantor

pos kecil. Untuk pengiriman ini tidak dikenakan

biaya alias gratis. Untuk pengiriman pada 17

Januari, Kantor Pos Jakarta Pusat mengirimkan

sebanyak 774 paket untuk dibagikan ke 531

Taman Bacaan Masyarakat.

6

"Jumlah ini masih sangat sedikit. Pos Indonesia

masih bisa melakuan lebih baik lagi. Kebaikan itu

menular. Kiriman buku ini sangat bermanfaat

sekali. Namun isinya yang luar biasa untuk

Indonesia yang lebih baik," kata Febby.

Pada kesempatan yang sama Dirjen PAUD dan

Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Haris Iskandar menyatakan minat baca

masyarakat masih sangat rendah dibandingkan

dengan negara Amerika.

Mantan atase Indonesia di Washington itu

mengaku Amerika surganya buku, dimana

perusahaan di negara Paman Sam itu mewajibkan

penerbit untuk mendonasikan sebanyak 20 persen

buku terbitannya dalam program literasi dan hal

itu juga berdampak pada sistem perpajakan

perusahaan.

"Kalau bisa seluruh penerbit buku di Indonesia

juga dapat mengirimkan sisa buku yang masih

tersimpan digudang, ya sekaligus mengurangi

beban perusahan sekaligus mencerdaskan dan

memajukan kehidupan masyarakat," ujar Haris.

Haris menyatakan perlu sinergi dengan berbagai

pihak terutama swasta yang tergabung dalam

Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Pos Indonesia

untuk mewujudkan dan mesukseskan gerakan

literasi.

"Kita semua harus begerak. Sinergi ini sangat

perlu. Semoga kerjasama ini akan terus berlanjut

terus kedepannya," demikian Harris.

Pengiriman donasi buku ini merupakan inisiatif

dan kolaborasi Forum Taman Bacaan Masyarakat

(TBM), Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, Pusat Edukasi Antikorupsi Komisi

Pemberantasan Korupsi, Pos Indonesia yang

didukung Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia, pihak swasta, serta donatur lainnya,

pengelola TBM serta penggiat literasi dari

berbagai daerah.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/kesra/473880/2017-pos-indo

nesia-sudah-kirimkan-884-ton-buku-gratis

Akses : 30 April 2020 Pukul 04.47 WIB

2024, 11 Universitas Harus Masuk 500

Besar Dunia

Maria Fatima Bona / IDS Kamis, 2 Mei 2019 |

13:04 WIB

Depok, Beritasatu.com - Menteri Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

(Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan,

pemerintah akan meningkatkan alokasi dana abadi

riset dan dana khusus untuk pendidikan tinggi

untuk mendorong perguruan tinggi (PT) masuk

500 terbaik dunia.

Nasir menuturkan, diusulkan untuk tahun 2020

dana khusus ini senilai Rp 10 triliun untuk

membiayai riset PT serta kegiatan yang

mendukung peningkatan kualitas. Seperti

diketahui, berdasarkan data Kemristekdikti, baru

ada tiga PT Indonesia yang masuk 500 besar

Quacquarelli Symonds (QS) World University

yakni Universitas Indonesia (UI) pada peringkat

292, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada

peringkat 359, dan Universitas Gadjah Mada

(UGM) pada peringkat 391. Padahal, total

keseluruhan PT Indonesia mencapai 4.741

tersebar di seluruh Indonesia.

"Kami targetkan pada 2024 ini ada 11 PT yang

masuk 500 besar dunia. Saat ini baru ada tiga, jadi

dengan meningkatkan dana khusus maka PT yang

saat ini berada di urutan di bawah 500 didorong

untuk masuk 500 besar dunia," kata Nasir usai

memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional

(Hardiknas) 2019 di Universitas Indonesia,

Depok, Jawa Barat, Kamis (2/5/2019).

Selain target meningkatkan jumlah PT terbaik.

Nasir juga akan meningkatkan angka partisipasi

kasar (APK) PT melalui peningkatan sistem

pendidikan jarak jauh (PJJ). Pasalnya, saat ini

APK pendidikan tinggi Indonesia baru mencapai

angka 34,58%. Artinya, masih terdapat sekitar

65% anak Indonesia yang tidak melanjutkan

pendidikannya ke jenjang pendidikan tinggi.

Kemristekdikti menargetkan APK akan

meningkat hingga 50%.

Untuk itu, Nasir menyebutkan, pihaknya akan

melakukan perubahan-perubahan. Selain kuliah

yang sudah dilakukan secara konvensional,

Kemristekdikti juga akan memperbanyak PJJ.

"Kita harus mengembangkan kuliah secara online.

Ini yang harus kita dorong supaya peningkatan

makin banyak yang jumlah mahasiswa," ujarnya.

PJJ menurutnya adalah solusi untuk

menyelesaikan APK pendidikan tinggi. Oleh

karena itu, revolusi yang harus dihadapi adalah

sistem pada saat sekarang harus dilakukan dengan

online education dan kampus siber, dengan tetap

mengutamakan kualitas pendidikan.

Pada kesempatan sama, Nasir menuturkan, pada

era teknologi informasi ini banyak pekerjaan

7

diganti oleh teknologi otomatisasi. Maka, PT

harus beradaptasi dengan perubahan tersebut agar

tenaga kerja yang dihasilkan bisa berdaya saing.

Nasir menuturkan, selain kualitas PT, daya saing

dosen juga dikembangkan melalui peningkatan

literasi. Tidak cukup dengan literasi baca, tulis,

hitung (calistung) tetapi juga literasi data,

teknologi, dan keuangan hingga kebudayaan.

"Harapannya kami bisa menyiapkan SDM yang

berkualitas agar pembelajaran juga tak berhenti

sampai kuliah, sampai kapan pun harus terus

belajar," ujarnya.

Untuk kesiapan dosen, Nasir menuturkan,

pihaknya telah menginstruksikan kepada Dirjen

Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa)

bersama Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti

(SDID) untuk melakukan focus group

discussion (FGD) untuk meningkatkan kualitas

para dosen yang ingin memasuki pada kuliah

daring.

"Ini harus kita lakukan training, nanti

kita clustering. Nanti dari FGD setelah itu tahapan

berikutnya training kampusnya untuk menyiapkan

infrastruktur studio. Berikutnya adalah sistem

kuliah daring, lalu para dosennya. Nanti kita

koordinasikan para rektor di PT yang ada di

Indonesia," ujarnya.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/551933/2024-11-uni

versitas-harus-masuk-500-besar-dunia

Akses : 21 April 2020 Pukul 22.18 WIB

Peringatan Bulan Bahasa

AGBSI Gelar Lomba Kritik Sastra

Berhadiah Rp 112,5 Juta

Yuliantino Situmorang / YS Sabtu, 31 Agustus

2019 | 18:15 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Asosiasi Guru Bahasa

dan Sastra Indonesia (AGBSI) membuat program

untuk menyemarakkan Bulan Bahasa yakni

dengan menggelar lomba kritik sastra dengan total

hadiah Rp 112,5 juta. Karya sastra yang dipilih

kali ini adalah empat buku puisi esai karya Denny

JA.

Jajang Priatna dari AGBSI menyebutkan, Oktober

yang menampung momen Hari Sumpah Pemuda,

dengan Ikrar “Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia,”

sejak 1960-an sudah diperingati menjadi Bulan

Bahasa.

“Bahasa pun perlu dimartabatkan. Literasi perlu

ditumbuhkan. Minat membaca sastra perlu

disuburkan," ujar Priatna dalam keterangan

tertulis yang diterima Beritasatu, Sabtu

(31/8/2019).

Dikatakan, selain melalui media sosial,

pengumuman lomba kritik sastra karya Denny JA

juga diumumkan di Pusat Dokumentasi Sastra HB

Jassin dalam waktu dekat ini.

Sementara itu, Dian Ratri yang juga dari AGBSI

menjelaskan, lima tahun belakangan ini, dunia

sastra bergunjang-ganjing dengan kontroversi

puisi esai karya Denny JA. Sebagian sastrawan

mengklaim puisi esai adalah genre puisi baru yang

dikreasi Denny JA. Sebagian lagi menolaknya.

Namun, buku puisi esai terus diterbitkan. Hingga

hari ini, sudah terbit lebih dari 80 buku puisi esai.

Selain itu, sudah lebih 200 penulis dari Aceh

hingga Papua yang menulis puisi esai. Bahkan,

penyair Asia Tenggara, yakni dari Malaysia,

Brunei, Thailand, dan Singapura juga telah

menerbitkan puisi esai.

Berdasarkan catatan, pernah pula dibuat seminar

sehari mengenai puisi esai di Malaysia dengan

pembicara sastrawan dari beberapa negara. Kini,

bahkan 35 puisi esai dari Aceh hingga Papua

sedang diubah menjadi skenario untuk film seri.

Pertama kali dalam sejarah akan lahir serial film

yang semuanya berasal dari puisi esai.

Dijelaskan, ada dua lomba yang digelar yaitu

Lomba Menulis Kritik Sastra untuk Umum dan

Lomba Siswa Bicara Sastra Se-Indonesia. Lomba

Menulis Sastra ini terbuka untuk umum dengan

sasaran utama para guru dari berbagai tingkatan

maupun berbagai mata pelajaran.

Bentuk tulisan bisa berupa artikel maupun esai,

bisa juga kritik ilmiah. Di sini para guru maupun

masyarakat umum diajak mengapresiasi karya

sastra sekaligus berpikir kritis dalam bentuk

tertulis.

Sementara Lomba Siswa Bicara Sastra

diperuntukkan bagi siswa dari berbagai tingkatan

baik sekolah umum maupun madrasah dan

sekolah kejuruan. Lomba untuk siswa bukan

berupa tanggapan tertulis, melainkan tanggapan

lisan dalam bentuk video pendek berdurasi 3-5

menit (vlog).

Dengan bentuk vlog tersebut, para siswa yang

termasuk generasi milenial dapat mengaktifkan

8

apresiasi sastra dan tanggapan kritisnya lewat

media yang akrab dengan generasi mereka.

Video pendek itu dapat dibuat

dengan smartphone masing-masing, meskipun

penggunaan kamera yang lebih canggih

dibolehkan.

Disebutkan, sembari bersenang-senang

mengapresiasi dan menanggapi karya sastra,

tersedia hadiah menarik. Hadiah untuk Lomba

Menulis Kritik yaitu, juara 1 Rp 15 juta, juara 2

Rp 12 juta, dan juara 3 Rp 10 juta, sedangkan 10

nominasi akan memperoleh masing-masing Rp 2

juta.

Lalu, untuk Lomba Siswa Bicara Sastra lewat

Vlog, juara pertama Rp 10 juta, juara 2 Rp 7,5

juta, juara 3 Rp 5 juta, dan 22 nominasi sebesar Rp

1,5 juta.

Karya sastra yang diulas adalah karya sastra yang

belakangan ini tengah trending dan kontroversial

yakni puisi esai. Empat Buku karya Denny JA,

penggagas puisi esai, terbuka untuk dipilih salah

satu dan diulas yakni: Atas Nama Cinta, Jiwa

yang Berzikir, Roti untuk Hati, dan Kutunggu di

Setiap Kamisan.

Empat karya Denny JA yang dilombakan untuk

kritik sastra dapat diakses melalui alamat web:

https://www.agbsi.or.id/2019/08/info-lomba-terb

aru-agbsi.html

Tiap karya resensi lomba bisa dikirimkan ke email

panitia

di [email protected] atau posting di Facebo

ok Page Kritik Sastra Buku Karya Denny JA.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/572625/agbsi-gelar-

lomba-kritik-sastra-berhadiah-rp-1125-juta

Akses : 21 April 2020 Pukul 21.41 WIB

AMSI Usulkan Pendekatan Teknologi

untuk Cegah Hoax

Yustinus Paat / FMB Kamis, 30 Agustus 2018 |

14:26 WIB

Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Media Siber

Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut menilai

pendekatan teknologi lebih efektif untuk

mencegah beredarnya

berita-berita hoax khususnya menjelang

pemilihan umum 2019. Pasalnya,

berita-berita hoax menyebar lebih banyak dan

cepat lewat media sosial.

"Kalau berita lewat media massa, pasti akan

diklarifikasi berita yang ada, tetapi kalau di media

sosial, umumnya dikirim dan diposting tanpa

klarifikasi sehingga hoax cepat beredar. Semakin

cepat dishare, semakin cepat dia mempengaruhi

masyarakat," ujar Wenseslaus di Jakarta, Kamis

(30/8).

Menurut Wenseslaus, pendekatan literasi dan

penegakan hukum sudah tidak terlalu efektif dan

mempan untuk mencegah hoax. Pasalnya,

pendekatan literasi dan penegakan hukum lebih

menyasar masyarakat sebagai user hoax.

"Pendekatan literasi dan hukum memang tetap

diperlukan namun sudah tidak efektif lagi karena

penyebaran hoax sekarang sangat banyak, masa

setiap hari kita nanti kerjanya hanya menangkap

orang karena menyediakan dan menyebarkan

berita hoax," tandas dia.

Dengan pendekatan teknologi, kata dia, yang

disasar adalah perusahaan teknologi yang

umumnya dimanfaatkan oleh oknum tertentu

menjadi kendaraan untuk menyebarkan hoax.

Perusahaan teknologi, menurut dia,

memiliki tools atau fitur yang bisa menekan laju

penyebaran hoax.

"Hoax ini kan semakin cepat, kalau dia banyak

dan sering dishare. Perusahaan teknologi seperti

Facebook, Twitter, Google dan lainnya

mempunyai fitur yang bisa menekan laju

penyebaran hoax tersebut. Mekanisme teknologi

ini sebenarnya yang bisa dimanfaatkan untuk

menekan beredar luasnya hoax," jelas dia.

Perusahaan-perusahaan teknologi, lanjut dia, juga

mempunyai sistem internal untuk memantau

berita-berita atau informasi terhits atau yang

banyak dibaca oleh masyarakat. Menurut dia,

perusahaan teknologi ini coba fokus memantau 50

berita yang banyak dibaca.

"Jika ada di antara 50 berita tersebut

merupakan hoax, maka harus segera dicegah

penyebaran dan ditakedown. Pasalnya,

kalau hoax mempengaruhi puluhan orang, tidak

terlalu masalah, tetapi kalau mempengaruhi

ribuan orang, bisa berdampak negatif," tutur dia.

Lebih lanjut, Wenseslaus mengatakan bahwa

banyak cara yang bisa dilakukan perusahaan

teknologi untuk mencegah hoax. Dia

mencontohkan algoritma mesin pencari Google

bisa dirancang agar berita-berita terklarifikasi

atau klarifikasi atas berita hoax di halaman utama.

9

"Sehingga ketika orang mencari berita, maka yang

pertama atau di halaman utama Google adalah

berita-berita yang terklarifikasi, bukan

berita hoax," ungkap dia.

Begitu juga, kata dia, dengan Facebook yang bisa

dirancang agar posting hoax tidak dibaca oleh

semua teman Facebook

seseorang. Postingannya tidak dihapus, tetap ada

di akun Facebook yang bersangkutan, tetapi yang

baca hanya beberapa orang saja.

"Twitter juga mempunyai tools kerja sama dengan

pemerintah daerah setempat dengan pusat Twitter

di AS atau Dublin. Karena sistem Twitter sama

untuk seluruh dunia dan otoritasnya terpusat,

maka tools kerja sama tadi bisa menjadi jalan tol

bagi pemerintah untuk kerja sama dengan Twitter

dalam mencegah dan mentakedown berita hoax,"

kata dia.

Wenseslaus mengaku bahwa dampak

negatif hoax sangat besar. Karena itu, dia

berharap hoax harus segera dicegah sesegera

mungkin dengan cara kerja sama pemerintah

dengan perusahaan-perusahaan teknologi agar

pendekatan teknologi dikedepankan untuk

mencegah hoax.

"Dalam konteks pemilu 2019, maka

KPU-Bawaslu, partai politik, pasangan calon

presiden, tim kampanye dan relawan juga perlu

kerja sama dengan perusahaan-perusahaan

teknologi untuk mencegah penyebaran hoax.

Perlu ada langkah dan kesepahaman bersama,

untuk pemilu yang baik, demokrasi yang lebih dan

Indonesia yang baik," pungkas dia.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/507864/amsi-usulka

n-pendekatan-teknologi-untuk-cegah-hoax

Akses : 28 April 2020 Pukul 21.47 WIB

Anabatic Dorong Milenial Kuasai Teknologi

Kecerdasan Buatan

Feriawan Hidayat / FER Sabtu, 29 Februari 2020 |

12:33 WIB

Yogyakarta, Beritasatu.com - PT Anabatic

Digital Raya yang merupakan Sub Holding dari PT

Anabatic Technologies Tbk, mengadakan forum

diskusi teknologi yang bertajuk Digitalk, dengan

mengangkat tema seputar kecerdasan buatan dan

proses automasi menggunakan teknologi robot, di

Block71 Yogyakarta, Jumat (28/2/2020).

Founder program Digitalk yang juga Head of

Human Capital PT Anabatic Digital Raya, Hendra

Halim, menyampaikan, melalu ajang Digitalk yang

mengangkat tema How to Start AI Journey with

Robotic Process Automation, pihaknya ingin

mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam

diskusi menarik seputar proses automasi, tujuan

automasi, pentingnya kecerdasan buatan, dan apa

yang sebaiknya dilakukan dalam penerapan

automasi tersebut.

"Dalam era transformasi digital ini, saya rasa

penting bagi generasi milenial untuk memahami lebih dalam mengenai artificial intelligence dan

automation. Bukan hanya mengenal istilahnya,

tetapi juga memahami mengenai penerapan dan

sistemnya,” kata Hendra dalam keterangan persnya

kepada Beritasatu.com, Sabtu (29/2/2020).

Melalui program ini, lanjut Hendra, pihaknya

berharap dapat ikut serta untuk menghidupkan

kreativitas dan memenuhi kebutuhan informasi di

kalangan milenial sehingga dapat bersaing di era

teknologi digital saat ini.

"Perkembangan pesat teknologi dalam industri

membuat pembahasan seputar kecerdasan buatan

dan proses automasi menjadi relevan untuk dibahas

dalam forum diskusi kali ini. Melalui kegiatan ini,

Anabatic berharap dapat turut serta meningkatkan

literasi teknologi di kalangan milenial, terkait upaya

memenuhi kebutuhan informasi di dunia yang serba

digital dan kreatif ini,” jelasnya.

Hendra menambahkan, teknologi kecerdasan

buatan dan robotik dipastikan terus berkembang

dan penerapannya semakin meluas pada masa

mendatang. "Artinya, artificial intelligence dan

automation ini semakin familiar di sekitar kita,”

tandas Hendra.

Sementara itu, Senior Vice President PT Svadaia

Humana Jasa, Regina Anastasia Koilam,

menjelaskan, industri teknologi informasi (TI) saat

ini berkembang begitu cepat, dan banyak hal baru

yang menjadi kebutuhan pasar yang dirasa perlu

dipenuhi oleh kalangan pelaku dan ahli TI.

"Sehingga, mereka tentunya harus mempunyai

wawasan yang cukup dan memadai untuk

memenuhi kebutuhan tersebut,” jelasnya.

Menurut Regina, salah satu teknologi yang kini sedang menjadi kebutuhan pasar adalah robotic

process automation. Kebutuhan pasar yang tinggi

terhadap produk automasi ini membuat

diperlukannya environment yang kuat untuk

memenuhi kebutuhan tersebut.

10

"Salah satu environment yang perlu dibangun

adalah sumber daya manusia (SDM), di mana

dalam membangun environment ini bisa dimulai

dari kalangan pelajar atau mahasiswa. Kami

berharap melalui acara Digitalk ini, generasi

milenial dapat mengetahui bagaimana positioning

dari ilmu yang dipelajari dan implikasinya di dunia

kerja,” pungkas Regina.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/digital/604115/anabatic-doro

ng-milenial-kuasai-teknologi-kecerdasan-buatan

Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.09 WIB

Angka Literasi Rendah, Askrindo Giat

Lakukan Literasi Asuransi

Yudo Dahono / YUD Jumat, 18 Oktober 2019 |

17:22 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Masyarakat Indonesia

belum sepenuhnya sadar akan pentingnya

berasuransi, hal tersebut didasarkan dari data

survei Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2016,

yang mengemukakan bahwa indeks tingkat literasi

asuransi turun menjadi 15,8% dibandingkan tahun

2013 yang mencapai 17,84%, padahal tingkat

utilitas tahun 2016 mencapai 12,08 persen, naik

dari hasil survei tahun 2013 di angka 11,81

persen. Berdasarkan data tersebut, dari 100 orang

Indonesia hanya 15-16 orang yang mengenal

lembaga keuangan asuransi. Sementara hanya ada

12 orang yang sudah menggunakan jasa asuransi.

Melihat rendahnya angka literasi tersebut serta

dalam membantu pemerintah meningkatkan angka

literasi asuransi, PT Asuransi Kredit Indonesia

atau PT Askrindo (Persero) menyelenggarakan

kegiatan Literasi Asuransi di lima Kota yaitu,

Mataram, Ternate, Tarakan, Gorontalo dan

Kupang.

Sekretaris Perusahaan PT Askrindo (Persero),

Denny S. Adji menjelaskan, mengingat angka

literasi yang masih rendah, Askrindo selaku

BUMN dan lembaga keuangan yang bergerak di

bidang asuransi turut wajib mensosialisasikan apa

itu asuransi dan pentingnya berasuransi.

"Dalam rangka hari asuransi tahun ini, kami

menyelenggarakan program literasi asuransi di

daerah yang relatif angka literasi asuransinya

masih sangat rendah yakni, Mataram, Ternate,

Tarakan, Gorontalo dan Kupang," ucapnya di

Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Kegiatan ini menyasar siswa Sekolah Menengah

Atas/Kejuruan, diikuti oleh 535 orang siswa

dengan rata-rata jumlah peserta di tiap daerah

sebanyak 107 siswa.

Dalam kegiatan literasi yang diselenggarakan,

Askrindo membahas tentang hal mendasar

mengapa perlu adanya asuransi dan pentingnya

berasuransi, yaitu hubungan antara risiko dan

asuransi. Selain itu, dijelaskan juga jenis-jenis

asuransi dan manfaatnya.

"Kebanyakan masyarakat menganggap bahwa

asuransi itu hanya ada asuransi kesehatan saja,

padahal masih banyak produk produk yang dapat

melindungi mereka dari risiko yang hadir dalam

kegiatan sehari-hari, seperti asuransi kecelakaan

diri atau asuransi perjalanan yang merupakan

salah satu produk dari Askrindo, atau asuransi

pendidikan yang dimiliki oleh perusahaan

asuransi lain," ujar Denny.

Tidak hanya dalam rangka memperingati Hari

Asuransi kali ini saja, Askrindo telah melakukan

literasi asuransi dalam beberapa kesempatan,

diantaranya dalam program CSR lingkungan yang

dilaksanakan rutin tiap bulan.

Dalam program Askrindo Peduli Sungai

Ciliwung, Askrindo menggagas salah satu

program, yaitu literasi bersih sungai. Tidak jarang

pada kesempatan tersebut Askrindo membahas

risiko degradasi lingkungan dan kaitannya dengan

pentingnya berasuransi.

Sama halnya ketika program Siswa Mengenal

Nusantara, Askrindo tidak luput meliterasi

siswa-siswa pertukaran pelajar tentang wawasan

dan pentingnya berasuransi.

“Kami sadar tentang stereotip masyarakat

terhadap asuransi, seperti klaim yang sulit, iuran

yang mahal dan lain sebagainya. Namun kami

terus berupaya melakukan pendekatan yang lebih

halus melalui program-program kami yang lain,

seperti penetrasi melalui kegiatan CSR maupun

program kegiatan dari pemerintah dengan harapan

nantinya secara perlahan masyarakat akan sadar

betapa pentingnya berasuransi,” tambah Denny.

Sementara itu, guna menjawab tantangan

digitalisasi serta masuk kedalam era millenial,

Askrindo terus melakukan penetrasi secara

digital, salah satunya dengan adanya aplikasi

digiAsk yang bertujuan memudahkan masyarakat

membeli serta menambah wawasan tentang

pentingnya berasuransi.

"Tidak hanya pada saat momen hari asuransi saja,

selain menggelar acara literasi seperti ini, kami

11

juga secara rutin melakukan literasi melalui

website, aplikasi digiAsk, dan sosial media yang

kami miliki. Dengan begitu kita dapat membantu

pemerintah meningkatkan angka pemahaman

asuransi kepada masyarakat luas," pungkasnya.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/ekonomi/580623/angka-litera

si-rendah-askrindo-giat-lakukan-literasi-asuransi

Akses : 17 April 2020 Pukul 12.10 WIB

Anies Ajak Warga DKI Budayakan Gemar

Membaca

Lenny Tristia Tambun / FER Minggu, 8 September

2019 | 18:04 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Gubernur DKI

Jakarta, Anies Baswedan, meluncurkan ruang

membaca buku serta turut langsung dalam

kampanye #RuangBacaJakarta di stasiun MRT

Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu

(8/9/2019).

"Ini merupakan sebuah gerakan yang mengajak

masyarakat untuk membaca di ruang-ruang

publik. Saya tadi baca buku kisah kisah inspiratif,

kumpulan dari kantor berita Antara. Jadi, kita hari

ini meluncurkan ruang baca buku di stasiun MRT.

Tadi kita mulai di stasiun Bundaran HI dan

sekarang kita di Lebak Bulus, di sini juga ada,”

kata Anies Baswedan.

Anies menjelaskan, tujuan

gerakan #RuangBacaJakarta adalah untuk

meningkatkan literasi masyarakat. Fasilitas ruang

membaca buku yang telah dihadirkan di tengah

padatnya aktivitas masyarakat Ibu Kota

diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk

gemar membaca.

"Tujuan kita adalah membangun gerakan baca

buku. Kita menyadari pentingnya literasi bagi

semua masyarakat. Apalagi di kota seperti Jakarta

di mana kita menjadi bagian dari kota global untuk

bisa maju berkembang maka warga harus bisa

menjadi warga yang memiliki tingkat literasi

tinggi. Salah satunya adalah dengan kegemaran

membaca," kata Anies Baswedan.

Terkait distribusi buku, Anies Baswedan meminta

masyarakat yang ingin menyumbangkan bukunya

dapat diberikan ke MRT Jakarta. Sehingga dapat

digunakan oleh para penumpang selagi mereka

dalam perjalanan.

"Kita sambut baik kalau masyarakat mau

menyumbangkan buku. Tapi pesan saya, sumbang

bukunya yang memang bisa leluasa dibaca pada

waktu pendek karena durasi peminjaman

sebentar,” ungkap Anies Baswedan.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/aktualitas/573938/anies-ajak-

warga-dki-budayakan-gemar-membaca

Akses : 20 April 2020 Pukul 22.10 WIB

Anies Berharap #BacaJakarta Jadi

Gerakan Masif Tumbuhkan Minat Baca

Anak

Lenny Tristia Tambun / CAH Sabtu, 4 Mei 2019 |

17:30 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Pemerintah Provinsi

(Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta

berkolaborasi dengan Forum Taman Baca

Masyarakat menggelar gerakan membaca 30 hari

yang mengusung tema #BacaJakarta.

Gerakan ini bertujuan untuk memotivasi

anak-anak Jakarta agar memiliki kegemaran dan

kebiasaan membaca.

Pelaksanaannya berlangsung pada 1-30 April

2019 lalu, yang diikuti oleh 3.500 anak Jakarta di

143 titik yang tersebar di lima wilayah Kota dan

satu Kabupaten Administrasi, dengan rentang usia

7-12 tahun.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan

mengharapkan gerakan membaca ini bukan hanya

menjadi gerakan musiman, tetapi menjadi awal

gerakan masif sepanjang tahun. Diharapkan pula,

kebiasaan membaca di kampung-kampung

menjadi hal yang wajar dan menjadi gerakan

secara masif.

“Jadi, kita teruskan #BacaJakarta, menjadi awal

gerakan masif dan program sepanjang tahun.

Semoga kebiasaan membaca itu betul-betul

tumbuh,” ujar Anies Baswedan dalam acara

Apresiasi #BacaJakarta Tahun 2019, di Balai

Agung, Balaikota Jakarta, Sabtu (4/5/2019).

Lebih lanjut, Anies menambahkan, melalui

gerakan membaca ini, Pemprov DKI Jakarta ingin

menekankan budaya membaca, seperti tertuang

dalam Peraturan Gubernur Nomor 76 Tahun 2018

tentang Pembudayaan Kegemaran Membaca.

12

“Ini dikerjakannya terstruktur. Satu sisi kebiasaan

membaca didorong, taman baca di tumbuhkan di

mana-mana. Kemudian, buku di Jakarta kita

sedang dorong supaya harganya bisa menjadi

lebih murah dengan cara kita membangun Pasar

Buku. Ini semua ikhtiar untuk membuat Jakarta

menjadi kota yang memungkinkan generasi masa

depan tumbuh jadi pembelajar,” terang Anies

Baswedan.

Di samping itu, Anies turut mengapresiasi

pelaksanaan gerakan membaca #BacaJakarta

Tahun 2019. Selain menumbuhkan minat dan

kebiasaan membaca, gerakan membaca ini

diharapkan juga dapat menumbuhkan kecintaan

pada ilmu pengetahuan dan perpustakaan,

mengasah kemampuan literasi baca tulis. Serta

berkompetisi menjadi pemeran utama di Ibu Kota

Jakarta pada masa yang akan datang.

Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta, Wahyu

Haryadi mengatakan pihaknya berkomitmen

untuk mengembangkan peran dan fungsi

perpustakaan sebagai sumber informasi,

pendidikan, pembelajaran, penelitian, serta

rekreasi kultural.

“Ke depan, semoga hal baik ini terus akan

berkesinambungan, yang akan kita lakukan

dengan program bersama Forum Taman Baca

Masyarakat untuk mewujudkan kota Jakarta

sebagai kota pembelajar,” kata ucap Wahyu

Haryadi.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/aktualitas/552372/anies-berh

arap-bacajakarta-jadi-gerakan-masif-tumbuhkan-minat-b

aca-anak

Akses : 21 April 2020 Pukul 22.16 WIB

Indonesia International Book Fair

Anies Dorong Budaya Literasi Jadi

Gerakan Bersama

Lenny Tristia Tambun / FER Rabu, 4 September

2019 | 16:51 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Gubernur DKI

Jakarta, Anies Baswedan membuka Indonesia

International Book Fair (IIBF) 2019, di Jakarta

Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta

Selatan, Rabu (4/9/2019). Kegiatan yang diikuti

peserta dari dalam maupun luar negeri ini akan

digelar dari 4 September hingga 8 September

2019.

Anies Baswedan mengapresiasi IIBF yang telah

digelar sebanyak 39 kali di Jakarta. Karena untuk

bertahan selama 39 tahun bagi sebuah kegiatan

literasi, merupakan hal yang tidak mudah. Namun

ini menunjukkan adanya keseriusan untuk

menggerakkan literasi di Indonesia.

"Bersyukur sekali, IIBF sudah mencapai kegiatan

yang ke-39 kalinya. Bagi sebuah kegiatan ini usia

yang cukup panjang. Tapi, bagi usaha untuk

memajukan literasi, diperlukan lebih dari 39 tahun

untuk menggerakkan literasi di Indonesia ini,"

kata Anies Baswedan.

Mengingat pentingnya membaca, Anies

Baswedan mengajak semua pihak mau

menjadikan budaya literasi sebagai sebuah

gerakan. Bukan semata sebagai program

pemerintah, namun sebagai gerakan bagi seluruh

masyarakat Jakarta.

Hal ini, menurut Anies Baswedan, harus

dilakukan dengan sebuah pendekatan, yakni

kemitraan atau kolaborasi antara pemerintah

dengan masyarakat di Jakarta untuk bekerja

bersama membangun budaya atau tradisi literasi

di Ibu Kota.

"Kita harus dorong bagaimana literasi itu bukan

menjadi program pemerintah, tapi literasi itu

menjadi gerakan seluruh masyarakat.

Pendekatannya adalah kemitraan. Ajak

teman-teman (dan) pihak-pihak yang selama ini

bekerja di dalam kegiatan literasi untuk bekerja

bersama dengan pemerintah,” ujar Anies

Baswedan.

Sementara itu, Ketua Panitia IIBF 2019, Djaja

Subagdja, menerangkan kegiatan ini merupakan

pameran buku internasional yang punya dua

dimensi. Yaitu, pameran buku biasa yang

melayani masyarakat untuk belanja buku, untuk

berbincang dengan penulis. Kemudian, dimensi

lainnya adalah tempat transaksi hak cipta antara

penerbit kita dengan penerbit asing.

"Artinya, kita menjual, mempromosikan

tulisan-tulisan penulis kita ke dunia luar untuk

mereka beli. Ini punya nilai eksport dan

mendatangkan devisa bagi negara. Acara-acara

yang didukung oleh banyak pihak, seperti

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan

tentunya Pemprov DKI Jakarta," kata Djaja

Subagdja.

Seperti diketahui, IIBF ke-39 adalah pameran

buku berkelas dunia yang digelar di Ibu Kota

Jakarta. Pameran ini juga diikuti para peserta dari

13

Negara-Negara Sahabat, antara lain Malaysia,

Inggris, Jerman, Korea, Mesir, dan China.

Selain pameran, dalam IIBF 2019, digelar acara

diskusi, talk show, lomba mewarnai, serta yang

ditunggu para pecinta buku adalah pesta diskon

buku-buku dari berbagai penerbit.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/aktualitas/573264/anies-doro

ng-budaya-literasi-jadi-gerakan-bersama

Akses : 21 April 2020 Pukul 21.37 WIB

Anies Luncurkan Ruang Baca di Stasiun

MRT Lebakbulus

Lenny Tristia Tambun / FER Minggu, 8 September

2019 | 15:47 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Gubernur DKI

Jakarta, Anies Baswedan, meluncurkan ruang

membaca buku serta turut langsung dalam

kampanye #RuangBacaJakarta di stasiun MRT

Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu

(8/9/2019).

"Ini merupakan sebuah gerakan yang mengajak

masyarakat untuk membaca di ruang-ruang

publik. Saya tadi baca buku kisah kisah inspiratif, kumpulan dari kantor berita Antara. Jadi kita hari

ini meluncurkan ruang baca buku di stasiun MRT.

Tadi kita mulai di stasiun Bundaran HI dan

sekarang kita di Lebak Bulus, di sini juga ada,”

kata Anies Baswedan.

Dijelaskannya, tujuan

gerakan #RuangBacaJakarta adalah

meningkatkan literasi masyarakat. Fasilitas ruang

membaca buku yang telah dihadirkan di tengah

padatnya aktivitas masyarakat Ibu Kota

diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk

gemar membaca.

"Tujuan kita adalah membangun gerakan baca

buku kita menyadari pentingnya literasi bagi

semua masyarakat. Apalagi di kota seperti

Jakarta di mana kita menjadi bagian dari kota

global untuk bisa maju berkembang maka warga

harus bisa menjadi warga yang memiliki tingkat

literasi tinggi. Salah satunya adalah dengan

kegemaran membaca,” ujar Anies Baswedan.

Ia mengapresiasi PT MRT Jakarta yang

menyediakan rak-rak buku di setiap stasiun yang

bisa dibaca penumpang yang menaiki MRT

Jakarta dan dapat dikembalikan di stasiun tujuan.

Hal ini dilakukan agar budaya membaca menjadi

sebuah kebiasaan bagi para penumpang MRT.

"Dan di perjalanan, itu kesempatan bagi kita baca

bacaan ringan seperti ini yang tadi saya baca ini

bukan bacaan panjang karena ini kumpulan cerita

pendek,” terangnya.

Terkait distribusi buku, Anies Baswedan

meminta masyarakat yang ingin menyumbangkan

bukunya dapat diberikan ke PT MRT Jakarta.

Sehingga dapat digunakan oleh para penumpang

selagi mereka dalam perjalanan.

"Kita sambut baik kalau masyarakat mau

menyumbangkan buku tapi pesan saya sumbang

bukunya yang memang bisa leluasa dibaca pada

waktu pendek karena durasi peminjaman

sebentar,” ungkap Anies Baswedan.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini

mengharapkan, gerakan #RuangBacaJakarta menular ke ruang

publik atau fasilitas umum di Jakarta.

'Kita berharap nantinya di berbagai tempat di

Jakarta, termasuk halte bis kita akan dorong lebih

banyak rak buku untuk masyarakat baca,”

pungkas Anies Baswedan.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/megapolitan/573920/anies-lu

ncurkan-ruang-baca-di-stasiun-mrt-lebakbulus

Akses : 20 April 2020 Pukul 22.13 WIB

Aplikasi Perpustakaan Digital Dorong

Semangat Kabupaten Nagekeo untuk Maju

Dina Fitri Anisa / DAS Kamis, 11 April 2019 |

16:29 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Demi menyukseskan

misi menjadikan daerahnya sebagai benteng

peradaban baru Indonesia Timur, Bupati

Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur,

Johanes Don Bosco Do menggalakkan budaya

literasi kepada warganya. Caranya adalah dengan

menyelenggarakan Festival Literasi Nagekeo

pada Agustus 2019 nanti serta mendorong warga

mengakses IPusnas sebagai salah satu sarana

penunjang budaya literasi.

IPusnas merupakan aplikasi perpustakaan digital

persembahan Perpustakaan Nasional (Perpusnas)

Republik Indonesia berbasis media sosial yang

dilengkapi dengan eReader untuk membaca lebih

14

dari dua juta ebook secara gratis. Dengan

fitur-fitur media sosial masyarakat juga dapat

terhubung dan berinteraksi dengan pengguna yang

lain untuk berbagi informasi dan juga pengalaman

membaca.

“Perpustakaan sebagai penyangga dan penjaga

peradaban melalui literasi. Perpustakaan

mengajak kita semua, tertutama kami di Nagekeo,

NTT. Dengan adanya IPerpus ini, juga

memungkinkan kami bisa berlari cepat

menyiapkan generasi hebat untuk memasuki era

digital,” kata Johanes Don Bosco Do, di

Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis

(11/4/2019).

Menurut Johanes Don Bosco Do, saat ini terdapat

banyak tantangan yang dihadapi masyarakat

dalam menyongsong era digital. Dengan hadirnya

IPusnas, ia berharap masyarakat Nagekeo mampu

memfilter dengan baik segala informasi yang

mereka terima.

“Kepemilikan alat komunikasi sudah hampir

semua rumah ada. IPusnas bisa diharapkan ke

depannya bisa mengakses informasi bermutu. Jika

informasi atau berita itu baik, mereka bisa

mempercayaianya dan ilmunya bisa diserap serta

dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika menerima berita bohong, mereka pun dapat

memfilter dan menepis informasi itu. IPusnas

akan mewabah di Nagekeo,” ujar Johanes Don

Bosco Do.

Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan

Jasa Informasi, Ofy Sofiana memberikan apresiasi

besar atas usaha yang dilakukan Pemda Nagekeo

yang berani mencanangkan diri sebagai kota

literasi.

“Kita harus bersama mengembangkan literasi,

baik di pusat kota ataupun daerah kecil yang

tersebar di Indonesia. Semua harus ikut bicara

soal literasi. Melalui IPusnas, masyarakat bisa

belajar secara gratis. Perpustakaan adalah tempat

belajar kontekstual, berbagai ilmu dan

keterampilan. Peprustakaan bukan tumpukan

buku usang, tetapi kini jadi tempat menimba

keterampilan, yang murah dan menjangkau

masyarakat luas,” kata Ofy Sofiana yang dalam

kesempatan itu mewakili Kepala Perpustakaan

Nasional, Muh Syarif Bando.

Ofy Sofiana menambahkan, maju mundurnya

suatu negara ditandai denegan maju mundur

perpustakaan. Kalau perpustakaannya maju,

masyarakat juga akan maju, terdidik, cerdas, dan

bahkan bisa menjadi contoh dan menular.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/548122/aplikasi-per

pustakaan-digital-dorong-semangat-kabupaten-nagekeo-u

ntuk-maju

Akses : 22 April 2020 Pukul 21.49 WIB

Asuransi Sinar Mas Lanjutkan Edukasi

Literasi Keuangan

Lona Olavia / FER Minggu, 16 Februari 2020 |

20:56 WIB

Kupang, Beritasatu.com - Asuransi Sinar Mas

melanjutkan pelaksanaan kegiatan Literasi

Keuangan di tahun 2020. Literasi keuangan

diadakan pada dua kesempatan yaitu pada tanggal

13 Februari 2020 di Sekolah Dasar Don Bosko 2

dan SD Negeri Bertingkat Naikoten di kota Kupang,

dilanjutkan pada tanggal 14 Februari 2020 di SMP

Negeri 2 Lobalain dan SMA Negeri 1 Lobalain di

Pulau Rote.

MAGI Bayarkan Klaim Banjir Rp 124 Miliar

Gelaran literasi keuangan Asuransi Sinar Mas kali

ini lebih istimewa karena terdapat sesi 'Direksi

Mengajar Asuransi'. Dua Direktur Asuransi Sinar

Mas yaitu Martin P Lalamentik dan Dumasi M M

Samosir turun langsung memberikan sharing

mengenai asuransi.

"Pelajar menjadi salah satu sasaran peserta literasi

keuangan Asuransi Sinar Mas. Kami berharap

dengan memberikan edukasi keuangan sejak dini,

siswa dapat mengenal perencanaan keuangan dan

cara mengelola keuangan seperti menabung dan

memiliki proteksi asuransi," ujar Dumasi dalam

siaran pers, Minggu (16/2/2020).

Edukasi dilakukan dengan metode bercerita

mengenai asuransi untuk siswa SD serta presentasi asuransi dengan gimmick puisi untuk siswa SMP

dan SMA. "Selain edukasi, kami juga

memperkenalkan asuransi mikro yang dapat

digunakan untuk proteksi keuangan dari resiko

yang tidak terduga. Kami berharap masyarakat

dapat menjadikan asuransi mikro sebagai pilihan

untuk proteksi keuangan keluarga," jelas Martin.

Asuransi Sinar Mas Gelar Literasi Keuangan di

Sentani

Asuransi Sinar Mas juga memberikan kartu

asuransi mikro dan celengan impian bagi seluruh

peserta secara gratis. Sebanyak 2.636 orang siswa

15

mendapatkan asuransi simas siswa mikro sementara

169 guru mendapatkan simas perlindungan.

Sejak tahun 2015, Asuransi Sinar Mas telah

memberikan literasi keuangan kepada 142.000

peserta, membagikan 102.000 kartu asuransi mikro

secara gratis, serta membagikan 25.000 Celengan

Impian di berbagai wilayah.

Pelaksanaan literasi keuangan Asuransi Sinar Mas

dititikberatkan di daerah-daerah di luar Pulau Jawa

dengan beragam target peserta yang terdiri dari

siswa sekolah, guru, santri, petani, nelayan, wanita,

ibu rumah tangga dan pegiat UMKM.

"Pada tahun 2020, kami menargetkan membagikan

38.000 kartu asuransi mikro secara gratis kepada

peserta literasi di wilayah Kalimantan, Sulawesi,

Sumatera dan Nusa Tenggara Timur. Jenis asuransi

disesuaikan dengan jenis peserta. Untuk siswa akan

diberikan simas siswa mikro, untuk petani

diberikan simas petani, sedangkan untuk guru dan

pegiat UMKM diberikan simas perlindungan," ujar

Dumasi.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/ekonomi/600553/asuransi-sin

ar-mas-lanjutkan-edukasi-literasi-keuangan

Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.26 WIB

Atasi Hoax, Polri Minta Dukungan

Berbagai Pihak

YUD Rabu, 16 Oktober 2019 | 21:25 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Kadiv Humas Polri

Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan Polri

meminta dukungan dari berbagai pihak untuk

mengatasi bahaya penggunaan media sosial terkait

penyebaran informasi hoax.

Pasalnya dalam mengatasi bahaya

penyebaran hoax, Polri tidak bisa melakukannya

sendirian.

"Kami dengan masif menggelar FGD. Bukan

hanya tugas kami (Polri) mengedukasi, tapi

semuanya. Mari kita dialog, kita mengajar, kita

diskusi untuk generasi milenial yang matang di

masa depan," tutur Irjen Iqbal dalam Forum Group

Discussion (FGD) Divisi Humas Polri dengan

tema "Milenial Dalam Pusaran Hoax dan Masa

Depan Bangsa", di Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Iqbal mengatakan, di era digital sekarang

membuat literasi penggunaan media sosial tak

terkontrol.

Untuk itu harus ada edukasi penggunaan media

sosial terhadap masyarakat.

"Jangan sampai era digital ini semakin memburuk.

Kami selaku pengemban, penegak hukum, Polri

menyadari tidak bisa bekerja sendiri mengerjakan

tupoksinya. Kami butuh dukungan, kami siap

untuk dialog," katanya.

Iqbal mencontohkan bahaya penyebaran

informasi hoax yang cukup nyata belakangan ini

adalah kasus Papua.

Menurut Iqbal, bahaya hoax tak hanya bisa

membuat kebencian antarsesama namun juga

membuat orang kehilangan nyawa.

"Kalau kita bicara hoax erat dengan era digital

4.0. Kalau tidak dikelola, era digital ini bahaya.

Contoh Papua. Bagaimana ada

gambar screenshoot korban Tolikara, setelah

kami selidiki, ternyata itu kejadian sudah lama

sehingga Papua, Papua Barat bergejolak. Setelah

didalami ada yang setting memanfaatkan

momentum sidang PBB. Dampaknya bukan hanya

menebar kebencian tapi banyak nyawa hilang di

sana," katanya.

Oleh karena itu, Iqbal ingin ada edukasi

penggunaan media sosial yang terus digencarkan

kepada masyarakat khususnya kaum milenial.

Dalam acara tersebut, hadir sejumlah narasumber

diantaranya Tenaga Ahli Kedeputian lV Kantor

Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin, pakar

komunikasi politik Emrus Sihombing, Ketum PB

HMI Respiratori Saddam Al Jihad, Dirjen

Aplikasi Informatika Kemkominfo Semuel

Abrijani dan Kasubdit l Dittipid Siber Bareskrim

Polri Kombes Dani Kustoni.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/hukum/580321/atasi-hoax-po

lri-minta-dukungan-berbagai-pihak

Akses : 17 April 2020 Pukul 12.13 WIB

Bahaso Wakili Indonesia di Ajang ITU

Telecom World 2019

Feriawan Hidayat / FER Jumat, 13 September 2019

| 20:25 WIB

16

Jakarta, Beritasatu.com

- Bahaso, startup penyedia aplikasi dan website

pembelajaran bahasa asing, terpilih mewakili

Indonesia mengikuti ITU Telecom World 2019

yang berlangsung di Budapest, Hungaria, 9-12

September 2019. Kehadiran Bahaso dan inovasi

terbarunya yang akan diluncurkan Maret 2020

mencuri perhatian di panggung internasional.

CEO Bahaso, Allana Abdullah mengungkapkan,

ITU Telecom World 2019 merupakan kegiatan

tahunan International Telecommunication Union

(ITU), badan khusus PBB untuk teknologi

informasi dan komunikasi (TIK), mendorong

inovasi dalam TIK bersama dengan 193 negara

anggota dan lebih dari 700 entitas sektor swasta.

"Kehadiran Bahaso di forum ini sejalan dengan

visi dan misi Bahaso untuk meningkatkan

kontribusi dalam literasi digital dalam dunia

pendidikan bagi masyarakat Indonesia di wilayah

Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Dan pada

akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya

masyarakat Indonesia," ujar Allana Abdullah

dalam keterangannya kepada Beritasatu.com,

Jumat (13/9/2019).

Dalam presentasinya di depan para peserta ITU

Telecom World 2019, Kamis (12/9/2019), Allana

Abdullah memperkenalkan

teknologi one-stop-solution untuk Muslim

Education Ecosystem yang dikembangkan dengan

bekerja sama dengan institusi Islam terbesar di

Indonsia, Nahdlatul Ulama (NU).

"Indonesia adalah negara dengan penduduk

Muslim terbesar di dunia, dengan MoU eksklusif

bersama NU, kami akan bekerja bersama untuk

menciptakan platform teknologi baru yang mudah

dimengerti oleh siapa saja, sehingga masyarakat

Muslim di Indonesia bisa lebih memahami

mengenai Islam itu sendiri,” ujar Allana.

Menurut Allana, kerja sama dengan NU ini

merupakan awal dari rencana kerja sama besar

lainnya untuk menunjang pendidikan dan

pelatihan non-formal di Indonesia, termasuk

pendidikan mengenai agama. Platform ini

diperkirakan akan diluncurkan secara resmi

(grand launching) pada bulan Maret 2020

mendatang dan akan sangat bermanfaat dalam

keseharian umat Islam dan menciptakan generasi

muda yang Qurani.

"Aplikasi ini akan berisi konten-konten

pembelajaran yang menarik dengan menjaga

tradisi keislaman yang berlaku, dengan berbagai

fitur berkait gaya hidup atau kebutuhan seorang

muslim, mulai dari lahir, hingga meninggal

dunia," terang Allana.

Selain memaparkan mengenai Bahaso dan

kiprahnya selama ini, Allana Abdullah juga

diminta menjadi panelis dalam

pembahasan Artificial Intelligence (AI) dengan

topik Diversity by design: mitigating gender bias

in AI dan menjadi pembicara di sejumlah

pertemuan mendapat sambutan positif dari banyak

pimpinan di bidang teknologi.

"Banyak negara yang menunjukkan ketertarikan

dengan program Bahaso ini. Salah satunya adalah

dosen besar di salah satu universitas ternama di

Eropa tengah. Ketertarikan yang sama juga

ditunjukkan peserta talk show dari Korea. Kami

harap melalui Bahaso, pengguna mendapatkan

kemudahan dalam belajar tentang Islam dan kami

dapat memberikan akses bagi semua, dan tentunya

dari sumber yang terpercaya," pungkas Allana.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/digital/575019/bahaso-wakili

-indonesia-di-ajang-itu-telecom-world-2019

Akses : 20 April 2020 Pukul 11. 39WIB

Bank DKI Perkenalkan Tabungan Simpel

pada Ratusan Siswa SD

Lenny Tristia Tambun / WBP Senin, 2 Desember

2019 | 15:44 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Untuk mengajarkan

anak-anak menabung sejak dini dan

memanfaatkan Hari Guru, Bank DKI melakukan

edukasi sekaligus memperkenalkan Tabungan

Simpanan Pelajar (Simpel) kepada 300 siswa

Sekolah Dasar (SD) di Jakarta. Acara yang digelar

Dinas Pendidikan DKI Jakarta ini dimeriahkan

dengan lomba mewarnai dan menggambar.

Sekretaris Perusahaan Bank DKI Herry Djufraini

mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah

satu bentuk komitmen Bank DKI dalam

mendukung sektor pendidikan di DKI Jakarta.

“Dalam kegiatan tersebut, kami juga turut

menyosialisasikan tabungan Simpel yang digagas

oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai

bagian dari literasi keuangan,” kata Herry

Djufraini, di Jakarta, Senin (2/12/2019).

Ia menerangkan Tabungan Simpel diperuntukkan

siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, madrasah (MI,

MTs, MA) atau sederajat yang diterbitkan secara

nasional oleh bank-bank di Indonesia. "Tabungan

ini persyaratannya mudah dan sederhana serta

fitur menarik," kata Herry Djufraini.

17

Bank DKI turut berpartisipasi dalam program

Tabungan Simpel yang tersedia dalam skim

konvensional dan syariah dengan nama produk

Tabungan Simpel iB. "Ini merupakan komitmen

Bank DKI dalam mendorong budaya menabung

sejak dini serta sebagai bentuk penerapan literasi

dan inklusi keuangan," ujar Herry Djufraini.

Herry Djufraini menjelaskan, sebagai bentuk

kemudahan untuk mendorong budaya menabung,

penabung Tabungan Simpanan Pelajar tidak

dikenakan biaya administrasi bulanan. Setoran

awal berjumlah Rp 5.000 dengan minimum

setoran selanjutnya Rp 1.000, dengan saldo

minimum Rp 5.000. “Tabungan Simpel Per

Oktober 2019 sudah tercatat 1.749 rekening.

Sampai Oktober 2019, Bank DKI telah

menghimpun Rp 586 juta untuk tabungan

Simpel,” terang Herry Djufraini.

Selain berpartisipasi dalam program Tabungan

Simpel, Bank DKI dikenal sebagai bank yang

dekat dengan dunia pendidikan, termasuk sebagai

bank penyalur Kartu Jakarta Pintar dan Kartu

Jakarta Mahasiswa Unggul.

Tidak hanya itu, Bank DKI juga dipercaya

menjadi pengelola Dana BOS dan BOP dimana

Bank DKI Bersama Dinas Pendidikan telah

membangun Sistem Informasi Akuntabilitas

Pendidikan Bantuan Operasional

Sekolah-Bantuan Operasional Pendidikan (SIAP

BOS BOP) berbasis Cash Management System

(CMS) sebagai bentuk peningkatan akuntabilitas

pengelolaan keuangan di sektor pendidikan di

DKI Jakarta.

Bank DKI juga dipercaya mengelola Penyaluran

Bantuan Dana Penyediaan Makanan Tambahan

pada Satuan Pendidikan/PMT-AS sebagai

implementasi atas PerGub Nomor 9 Tahun 2019

tentang Penyediaan Makanan Tambahan Anak

Sekolah pada Satuan Pendidikan. "Pada

kesempatan yang sama, kami juga mengucapkan

selamat hari guru yang telah mengabdi dan

berkontribusi dalam meningkatkan edukasi dan

kecerdasan bangsa Indonesia," papar Herry

Djufraini.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/bisnis/588502/bank-dki-perk

enalkan-tabungan-simpel-pada-ratusan-siswa-sd

Akses : 16 April 2020 Pukul 08.23 WIB

Begini Cara Kerja Mesin Anti-Porno

Kemkominfo

Herman / HA Rabu, 10 Januari 2018 | 17:08 WIB

Jakarta - Awal tahun 2018 ini, Kementerian

Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo)

mulai mengoperasikan mesin pengais (crawling)

konten negatif yang memiliki kemampuan

skalabilitas dan kecepatan.

Kepala Sub Direktorat Penyidikan dan

Penindakan Kemkominfo Teguh Arifiyadi

menjelaskan, fungsi mesin crawling ini pada

dasarnya sama seperti mesin pencarian konten.

Hanya saja kemampuan mesin tersebut dalam

melakukan pencarian konten-konten negatif jauh

lebih cepat dengan volume yang lebih besar.

“Kalau mesin pencari, itu kan lebih banyak untuk

penggunaan mencari informasi. Sementara

mesin crawling kami tidak sekedar bisa

mendapatkan informasi saja. Melalui teknologi

kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI),

mesin ini bisa melakukan analisa mana saja

konten-konten yang harus di-take

down (diturunkan), atau mana saja yang harus

diprioritaskan untuk difilter dan yang tidak,” kata

Teguh kepada Beritasatu, Senin (8/1).

Dijelaskan Teguh, untuk menentukan sebuah situs

atau konten di media sosial perlu dilenyapkan, ada

beberapa proses yang harus dilalui, yang

melibatkan mesin crawling dan juga manusia.

Proses pertama adalah dengan

memasukkan keyword atau kata kunci pencarian

yang spesifik. Selanjutnya, mesin tersebut akan

menjelajah, membaca, dan mengambil atau

menarik konten negatif yang sesuai dengan

kriteria pencarian. Prosesnya pun terbilang cepat,

hanya dalam hitungan menit saja.

Hasil crawling tersebut kemudian disimpan

dalam storage berdasarkan kategorinya, lalu

dilakukan analisis lebih mendalam. Mesin ini juga

akan mengurutkan konten-konten yang dianggap

paling membahayakan berdasarkan popularitas

dan juga potensinya menjadi viral. Hasil tersebut

kemudian akan dikirim ke tim verifikator yang

bertindak sebagai eksekutor. Tim inilah yang

nantinya akan menentukan tindakan yang perlu

diambil atas temuan tersebut.

“Setelah berhasil menemukan konten-konten yang

sesuai dengan kriteria pencarian, mesin akan

mengirimkannya ke bagian verifikator. Jadi

misalkan dapat 10.000 konten, tidak berarti

semuanya akan diblokir. Akan ada analisa dari

manusia karena bagaimanapun juga mesin ini cara

kerjanya masih on program, berdasarkan apa yang

diperintahkan. Tidak bisa menganalisa secara

kontekstual. Tapi akan kita ajarin terus karena

18

mesin ini kan pakai AI. Semakin sering bekerja,

hasilnya akan semakin akurat,” tuturnya.

Teguh menambahkan konten-konten negatif yang

ingin dilenyapkan dengan bantuan

mesin crawling ini adalah semua konten yang

melanggar hukum dan peraturan

perundang-undangan Indonesia, seperti

konten-konten berbau pornografi, judi, kekerasan,

radikalisme, dan SARA.

Apabila harus dilakukan langkah penapisan atau

pemblokiran terhadap konten-konten yang

melanggar tersebut, pemerintah selanjutnya akan

berkoordinasi dengan para penyedia layanan

internet (internet service provider/ISP) melalui

sistem komunikasi data khusus untuk diblokir

sesuai peraturan perundang-undangan. Bila

konten negatif tersebut tersebar di media sosial,

maka pemerintah akan berkoordinasi dengan

penyelenggara media sosial yang bersangkutan

untuk dilakukan take down maupun penutupan

akun.

30 Juta Situs Porno

Sementara itu disampaikan Dirjen Aplikasi

Informatika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan,

keberadaan mesin crawling ini sangatlah

dibutuhkan, mengingat proses pencarian manual

yang sebelumnya dilakukan oleh Kemkominfo

belum membuahkan hasil yang menggembirakan.

Sebelum menggunakan mesin crawling,

mekanisme penapisan dan pasokan informasi

keberadaan konten negatif berasal dari tiga

sumber, yaitu melalui laporan masyarakat,

permintaan lembaga negara sesuai kewenangan

yang diatur undang-undang, serta dari hasil

pencarian manual oleh tim Trust Positif yang

dibentuk Kemkominfo.

"Diperkirakan ada sekitar 30 juta web pornografi,

tapi kita baru bisa memblokir sebanyak 700.000

web. Karena sistemnya masih manual, baru web

besar saja yang berhasil diblokir. Padahal yang

kecil-kecil banyak sekali, tapi susah dicari.

Dengan mesin crawling ini, metode pencarian

konten negatif di internet menjadi lebih cepat,"

tuturnya.

Mesin pengais konten negatif ini dioperasikan di

lantai delapan gedung Kemkominfo. Ada tim

khusus beranggotakan 58 orang yang bertugas

untuk mengoperasikannya. Pengadaan mesin ini

dilakukan dengan mekanisme tender terbuka yang

dimulai sejak 30 Agustus 2017. PT Industri

Telekomunikasi (INTI) kemudian dinyatakan

sebagai pemenang. Harga penawaran yang

diajukan PT INTI adalah Rp 198 miliar, dengan

harga terkoreksi Rp 194 miliar.

Dikatakan Semuel, penggunaan mesin ini

memang tidak akan bisa 100 persen

menghilangkan konten negatif di internet.

Karakteristiknya, apabila ada satu yang diblokir,

biasanya akan muncul yang lain. Namun, dengan

kemampuan skalabilitas dan kecepatan yang

dimiliki mesin crawling, ia berharap dalam waktu

satu tahun, mesin ini bisa membantu memberantas

setidaknya setengah dari 30 juta web pornografi.

Tidak hanya untuk kepentingan Kemkominfo,

menurutnya mesin pengais konten negatif ini juga

dapat dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga lain,

misalnya saja oleh Badan Nasional

Penanggulangan Terorisme (BNPT), Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), Balai Besar Pengawasan Obat

dan Makanan (BBPOM), atau oleh Badan

Narkotika Nasional (BNN).

Di sisi lain, Semuel mengingatkan self

control atau pengendalian diri juga harus

ditumbuhkan dalam dunia digital. Hal inilah yang

bisa menjadi benteng terkuat dalam memerangi

konten-konten negatif yang berseliweran di

internet.

"Di internet, kita bisa mengontrol diri kita untuk

tidak meng-klik, mengakses, dan menyebarkan

konten negatif. Self control memang harus

ditumbuhkan dalam dunia digital. Sebab apa saja

bisa kita cari, dan itu sangat bergantung pada diri

sendiri," tutur dia.

Literasi Digital

Hal senada juga diungkapkan pengamat media

sosial, Nukman Luthfie. Dalam upaya

meminimalisir dampak buruk akibat maraknya

konten negatif, menurut Nukman perlu ada upaya

yang berkelanjutan pada sisi hulu, seperti melalui

edukasi literasi digital.

"Di samping penggunaan mesin crawling, yang

juga penting adalah mengedukasi masyarakat

untuk menggunakan internet secara lebih positif.

Sama saja seperti berlalu lintas. Meskipun sudah

ada polisi dan rambu-rambunya, tetap saja harus

diedukasi," tutur Nukman.

Edukasi literasi digital ini menurutnya tidak hanya

menjadi tugas Kemkominfo, tetapi juga harus

menjadi perhatian semua kementerian. Misalnya

saja di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemdikbud), bagaimana literasi digital ini

diberikan di bangku sekolah mulai dari jenjang

SMP. Dengan begitu, masyarakat bisa semakin

19

mengoptimalkan penggunaan internet untuk

hal-hal yang positif.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital-life/472695/begini-car

a-kerja-mesin-antiporno-kemkominfo

Akses : 30 April 2020 Pukul 04.48 WIB

Bentengi Diri dari Post Truth dengan

Literasi

Bhakti Hariani / FMB Sabtu, 27 April 2019 | 09:25

WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Istilah post

truth tengah marak belakangan terdengar dan

digunakan dalam keseharian kita. Post

truth sendiri menjadi "kata tahun ini" dalam

kamus Oxford pada tahun 2016.

Berdasarkan Kamus Oxford diungkapkan, kata ini

untuk mendefinisikan situasi di mana keyakinan

dan perasaan pribadi lebih berpengaruh dalam

pembentukan opini publik dibandingkan

fakta-fakta yang obyektif.

Budayawan Universitas Indonesia Bambang

Wibawarta menuturkan, istilah post

truth sebenarnya sudah ada sejak tahun 1990-an.

Namun, semakin marak digunakan pada era Brexit

dan era keterpilihan Donald Trump sebagai

Presiden Amerika Serikat atau sekitar tahun

2017-an hingga kini.

Bambang memaparkan, post truth dapat diartikan

sebagai fenomena yang membuat ada kebenaran

lagi yang sejatinya merupakan kebenaran semu

yang dibuat untuk menutupi kebenaran yang

sebenar-benarnya.

"Post truth ini membuat satu wacana yang

berbeda dengan kebenaran yang ada.

Pascakebenaran. Ya tentunya pasti jadi tidak

benar," ujar Bambang kepada SP, Sabtu (27/4).

Post truth sendiri, lanjut Bambang, merupakan

suatu terminologi yang tidak bisa diterjemahkan

langsung ke bahasa Indonesia. "Post truth tetap

disebut post truth karena jika diganti dengan

bahasa Indonesia maka bisa jadi belum tentu

tepat," kata pria yang juga menjabat sebagai

Wakil Rektor Universitas Indonesia bidang

Akademik dan Kemahasiswaan ini.

Terkait dengan pascakebenaran atau mencari

kebenaran semu maka jelas bahwa post

truth sangat erat kaitannya dan tidak bisa

dipisahkan dari hoax, manipulasi, fake news.

"Karena mereka mencari yang berbeda dengan

kenyataan yang ada. Ini berkembang karena ada

dua pilihan yang berbeda dan tentunya ada

pandangan yang memiliki kepentingan berbeda

pula," tutur Bambang.

Dalam hidup, sejatinya seseorang terus didorong

untuk selalu mencari kebenaran serta tidak boleh

keluar dari koridor kebenaran. Terlebih bagi para

akademisi dan jurnalis.

Lebih lanjut dipaparkan Bambang, ketika

seseorang mencari data kebenaran maka dia pasti

akan dihadapkan pada sejumlah fakta-fakta yang

tentunya memaparkan kejujuran.

"Saya mencoba melihat ini secara ilmiah saja. Jika

data-datanya menampilkan hasil turun, misalnya

maka sungguh janggal rasanya jika lantas kita

ubah atau katakan menjadi naik. Ini sama saja

mengingkari kebenaran yang tidak sesuai dengan

data fakta yang valid," papar Bambang.

Kemunculan post truth di Indonesia yang

menyebar masif sangat dipengaruhi oleh media

sosial (medsos) di mana saat ini media sosial

memiliki pengaruh besar dan masif untuk

menyebarkan sesuatu, terlebih bila sama dengan

pandangan orang tersebut.

"Medsos makin mempermudah penyebaran post

truth. Kalau tidak ada medsos tentu akan sulit

untuk menyebarkan pendapat. Misalnya harus

menghimpun orang dalam pertemuan, menulis di

media massa, atau cara-cara konvensional

lainnya. Nah, kalau medsos, tanpa nama atau

anonim pun dapat diyakini kebenarannya selama

sejalan dengan yang menjadi pandangan orang

tersebut," beber Bambang.

Di sinilah diketahui bahwa post truth sangat

berkaitan erat dengan ikatan emosional seseorang.

Ikatan emosional mengalahkan segala faktor

lainnya misalnya pendidikan, agama dan status

ekonomi.

"Kenapa bisa sedemikian masif? Ya karena ada

ikatan emosionalnya. Ikatan perasaan. Misalnya

tidak memperoleh keadilan yang sama, tidak

mendapatkan kesempatan yang sama. Hal hal

seperti inilah yang mengikat," tutur Bambang.

Kunci untuk mengatasi post truth adalah dengan

mengasah serta meningkatkan kemampuan literasi

kita dalam memahami gempuran post truth.

Banyaknya berita bohong seolah dipersepsi

menjadi benar adalah karena rendahnya

20

kemampuan literasi seseorang. Padahal ada

banyak cara dapat dilakukan untuk menggali

kebenaran terlebih di era digital seperti saat ini.

"Di sinilah saya merasa peran media

massa mainstream atau konvensional harus benar

benar dijalankan dengan berpihak kepada

kebenaran. Jangan pernah tinggalkan kebenaran,

sehingga media bisa menjadi sumber referensi

terpercaya untuk memihak kebenaran," tutur

Bambang.

Media, kata Bambang, berhak memilah dan

memilih siapapun yang akan dimuat atau

ditayangkan. Jika seseorang memiliki pernyataan

atau pandangan yang berbeda jauh dari fakta

kebenaran maka media juga harus tegas untuk

tidak memunculkan orang tersebut dalam berita

yang ditulis atau ditayangkan di televisi.

Lebih lanjut, Bambang Wibawarta mengatakan,

seleksi pemilihan narasumber dapat dilakukan

jajaran redaksi agar tak sembarangan orang bisa

dimuat pernyataannya karena dengan demikian

media tetap menjadi rujukan kebenaran yang bisa

dipercaya oleh masyarakat luas.

"Media punya peran untuk menyaring. Mari

semua bersikap dewasa menyikapi ini. Jangan

membuat situasi bertambah panas," pungkas

Bambang.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/politik/551080/bentengi-diri-

dari-post-truth-dengan-literasi

Akses : 21 April 2020 Pukul 22.23 WIB

Bersama Pemuda Depok, Rangkaian

Literasi Pranikah Kempora Ditutup

Iman Rahman Cahyadi / CAH Selasa, 31 Desember

2019 | 23:14 WIB

Depok, Beritasatu.com - Kegiatan Pendidikan

Kepemimpinan Pemuda dalam Rumah Tangga

(PKPRT) yang sudah digelar di 12 kota berakhir di

Kota Depok. Acara pamungkas PKPRT yang digelar

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kempora)

ditutup dengan kegiatan terakhir PKPRT,

Peningkatan Kesehatan Reproduksi bagi Pemuda di

Annahdlah Islamic Boarding School Depok, Selasa

(31/12/2019).

"Jadikan acara seperti ini adalah wadah, kesempatan

bagi kalian semua anak-anak millenial untuk belajar,

belajar bagaimana memimpin dalam hidup, terutama

dalam keluarga kecil kalian kelak, sehingga kita siap

dalam menghadapi kehidupan yang panjang setelah

menikah dan jangan lupa untuk dishare kepada

teman-teman kalian," ujar Asisten Deputi

Pengembangan Pemuda Abdul Rafur berpesan

kepada para peserta.

Sebelumnya, Deputi Pengembangan Pemuda

Kempora Asrorun Niam Sholeh saat membuka seri

perdana kegiatan ini di Jakarta mengingatkan bahwa

berbagai kasus yang menimpa masyarakat kita yang

domainnya bersumber dari lemahnya kelompok

terkecil dalam masyarakat yakni keluarga. Mulai

dari persoalan terlantarnya anak-anak, kenakalan

remaja, perceraian, kekerasan seksual dan kekerasan

dalam rumah tangga ialah berbagai bentuk yang

salah satu penyumbangnya ialah persoalan

ketahanan keluarga.

Persoalan ketahanan keluarga salah satu sumbernya

ialah pernikahan yang tidak didasari oleh

kompetensi.

“Program ini diharapkan mampu menjawab salah

satu isu penting, yaitu bagaimana kesiapan dan

kemampuan anak muda dalam membina sebuah

rumah tangga. Ini juga bagian dari komitmen

Kemenpora untuk terus melayani anak muda lewat

program inovatif dan aktual sekaligus

mensukseskan prioritas utama Kabinet Indonesia

Maju dalam pembangunan SDM", ujar Niam.

Adapun materi yang disampaikan dalam setiap

kegiatan meliputi hukum perkawinan, perlindungan

anak dan pengasuhan berkualitas, kesehatan

reproduksi dan psikologi remaja/pemuda. Semua

materi tersebut sudah dirangkum menjadi beberapa

serial modul yang disusun bersama para ahli,

akademisi dan praktisi.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/megapolitan/593155/bersama

-pemuda-depok-rangkaian-literasi-pranikah-kempora-ditu

tup

Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.31 WIB

Bimbing Anak Gunakan Gawai dengan

Cerdas

Feriawan Hidayat / FER Senin, 10 Februari 2020 |

22:17 WI

Cikarang, Beritasatu.com - Mendidik anak di era

digital membutuhkan perhatian khusus, agar anak

21

tetap dapat dekat dengan orang tua dan tidak melulu

berkutat dengan gadget atau gawai.

Pentingnya Edukasi Internet Ramah Anak

Terlebih, dengan banyaknya media sosial (Medsos)

juga membuat anak saat ini leluasa mengekspresikan

diri mereka melalui akun Instagram, Facebook,

Twitter, dan sebagainya.

Hal tersebut disampaikan praktisi pendidikan yang

juga merupakan ketua Yayasan Sekolah Victory

Plus Bekasi, Yustina Ries Sunarti, dalam seminar

dengan tema 'Bimbinglah Anak-anak Anda untuk

menggunakan Gawai secara Cerdas' yang

berlangsung di Cikarang, Bekasi.

"Orang tua sangat teliti dalam memilih sekolah bagi

anak-anak mereka, namun tidak dalam mengawasi

kehidupan dunia maya mereka,” ujar Yustina Ries

Sunarti, kepada Beritasatu.com, Senin (10/2/2020).

Yustina menegaskan, anak harus mengenal

mengenai screen time atau waktu yang dihabiskan di

depan layar gawai, televisi atau komputer hanya

sebagai hiburan saja seperti bermain gim, menonton

film, dan lain-lain.

Survei: 97% Anak Terpapar Pornografi

Sedangkan kegiatan belajar, riset, ataupun yang

bersifat kreatif dan menghasilkan berbagai hal yang

produktif yang dilakukan di gawai, TV, maupun

komputer tidak termasuk dalam kategori screen

time.

"Bagi anda yang memiliki anak yang baru lahir

sampai berumur dua tahun, sama sekali tidak

disarankan untuk memiliki screen time. Sementara,

berdasarkan rentang umur anak usia diatas dua

sampai dengan lima tahun, periode screen time

maksimal adalah satu jam dan maksimal dua jam

bagi yang memiliki usia di atas lima tahun sampai

dengan 17 tahun,” terang Yustina.

Yustina juga mengingatkan orang tua untuk cerdas

dalam meninggalkan jejak digital. Apa yang

diunggah, ditulis, maupun laman yang dikunjungi

akan meninggalkan jejak digital, dan akan sulit

bahkan bisa jadi tidak dapat dihapus selamanya.

"Maka sebagai orang tua, kita harus membimbing

dan mengingatkan anak-anak agar mempunyai

sopan santun dan etika dalam menulis posting di

media sosial. Kita sebagai orang tua harus

memberitahukan komitmen penggunaan gawai

kepada anak kita, termasuk hak kita untuk sesekali

memeriksa sejarah penggunaan gawai mereka dan

apa saja yang mereka akses melalui gawai mereka,"

ujar ibu dari tiga anak ini.

Kaum Ibu Didorong Melek Literasi Digital

"Ada batas rentang tertentu bagi anak dan remaja

untuk memiliki media sosialnya sendiri. Batasan

usia bagi seseorang untuk memiliki akun Facebook

dan Instagram adalah 13 tahun, Whatsapp usia 16

tahun, sedangkan Youtube 18 tahun," seru Yustina.

Dalam survei yang dilakukannya, paling banyak

anak-anak mereka mengakses laman Youtube,

diikuti dengan permainan online dan Instagram.

Oleh karena itu, Yustina membagikan kiatnya dalam

mendisiplinkan kegiatan dunia maya bagi

anak-anaknya.

"Kami memiliki aturan jam malam bagi penggunaan

gawai. Di jam tertentu, kami akan berhentikan

penggunaan gawai, dan gawai harus disimpan di

ruang khusus, dimana tidak ada akses bagi mereka

untuk digunakan di ruang mereka masing-masing,"

tegas Yustina.

Menurut Yustina, banyak hal yang dapat dilakukan

orang tua untuk mengawal anak-anak mereka untuk

menggunakan gawai dengan cara yang positif dan

orang tua dituntut untuk menjadi panutan, cerdas

dan bertanggung jawab.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/599692/nasional/59

9692-bimbing-anak-gunakan-gawai-dengan-cerdas

Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.09 WIB

BRI Dorong Milenial Berwirausaha Lewat

BRILink Xpress

Lona Olavia / FER Rabu, 15 Januari 2020 | 15:59

WIB

Jakarta, Beritasatu.com - PT Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk (BRI) akan mendorong

kalangan wirausaha milenial untuk menjadi agen

BRILink Xpress.

Tiap Hari, Agen BRILink Bertambah 56 Orang

Wirausaha muda dengan usia hingga 35 tahun yang

terpilih menjadi agen dapat melakukan transaksi

pembayaran layaknya agen Laku Pandai. Selain itu,

keunggulan layanan yang diberikan yaitu dapat

melayani transaksi pembelian barang dan pembelian

tiket transportasi melalui marketplace.

22

"BRI mengembangkan BRILink Xpress untuk para

wirausaha muda berstatus lulusan mahasiswa strata

satu yang sudah memiliki rintisan usaha, tentunya

yang memenuhi kriteria. Mereka akan dibekali

dengan platform BRILink seperti EDC BRILink dan

BRILink mobile, pendampingan dan pelatihan serta

fasilitas kredit modal usaha,” ungkap Corporate

Secretary Bank BRI, Hari Purnomo, dalam siaran

persnya, Rabu (15/1/2020).

Hari mengatakan, pengembangan produk ini tidak

terlepas dari kinerja agen BRILink yang tumbuh

pesat sepanjang tahun 2019. Hingga Desember

2019, terdapat 422.160 agen, naik dari posisi

Desember 2018 sebanyak 401.550 agen. Bila

dirata-rata terdapat 56 agen BRILink baru setiap

hari.

290.000 Pelaku UMKM Penikmat KUR BRI

Naik Kelas

"Kami meyakini minat generasi muda untuk

berwirausaha sangat tinggi. Hal ini perlu diakomodir

oleh perbankan, salah satunya dengan cara

menjadikannya sebagai agen bank. Saat ini kami

sedang melakukan piloting agen BRILink Xpress di

Pulau Jawa. Setelah dilakukan evaluasi, baru kami

akan coba di wilayah lainnya," jelas Hari.

Selain mendorong inklusi keuangan, tingginya

pertumbuhan agen BRILink mampu meningkatkan

tingkat literasi keuangan kepada masyarakat. Hal ini

sesuai dengan semangat pemerintah untuk

membangun dan mengembangkan ekonomi yang

berkelanjutan.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/bank/595426/bri-dorong-mil

enial-berwirausaha-lewat-brilink-xpress

Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.28 WIB

Cegah Hoax, Buya Syafii Ajak Generasi

Muda Perbanyak Literasi

Maria Fatima Bona / CAH Kamis, 7 Februari 2019 |

08:08 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Pendiri Maarif

Institute, Buya Ahmad Syafii Maarif

mengatakan, hoax atau kabar bohong merupakan

perbuatan yang tidak beradab karena apa bila

dibiarkan akan berdampak pada demokrasi dan

masa depan bangsa.

Menurut Buya Syaffi, munculnya hoax ini karena

bangsa Indonesia masih sangat rendah dalam hal

literasi. Ini menyebabkan sebagian orang hanya

membaca sesuai dengan keyakinan dan

kepentingannya juga tidak mau membaca yang

lain sehingga tidak ada perbandingan.

“Kurangnya bacaan ini orang akan menjadi picik

dan eksklusif sehingga ketika masuknya idelogi

impor dari negara yang sedang berkonflik akan

menjadi masalah,” kata Buya Syafii pada

pembukaan Halaqah Kebangsaan Cendikiawan

dan Ulama Muhammadiyah yang bertemakan

Reinvensi Islam Berkemajuan: Konsepsi,

Interprestasi dan Aksi pada 6 -8 Januari 2019, di

Hotel Sari Pacifik, Jakarta, Rabu(6/4) petang.

Untuk itu, ia mengimbau generasi muda

memerangi hoax dengan memperbanyak literasi.

Selain itu, ia juga mendorong para elite politik

untuk turut mengambil bagian dalam hal ini.

Yakni, para elite politik tidak hanya menjadi

politisi tetapi harus bertranformasi menjadi

negarawan, karena hanya jadi politisi saja bisa

juga mengancam demokrasi.

"Berkali-kali saya katakan, elite politik harus naik

kelas, jangan berhenti sebagai politisi tapi

negarawan dan itu belum terjadi di Indonesia. Ada

namun jumlahnya kecil, gelombang besarnya

masih menjadi politisi saja," ujar Buya Syafii.

Selanjutnya, Buya Syafii menuturkan, bersikap

kenegaraan agar dapat memikirkan bangsa

Indonesia ini untuk bisa bertahan sampai ratusan

tahun yang akan datang. Terkait hal tersebut,

Muhammadiyah sebagai organisasi yang telah

berdiri lebih dari 100 tahun untuk terus

membangun peradaban Islam yang berkemajuan

dengan turut menyelesaikan persoalan bangsa.

“Harus membangun peradaban dan perlu

dirumuskan kembali karena sejak awal

Muhammadiyah membela demokrasi. Ini saya

kira harus menjadi peran strategis

Muhammadiyah ke depan dengan visi Islam

Berkemajuan,” ujarBuya Syafii.

Buya juga berharap, melalui Halaqah Kebangsaan

dapat memberikan perspektif baru turut

memecahkan persoalan kontemporer keumatan

berkaitan dengan isu kepemimpian politik dalam

masyarakat majemuk, hubungan antara mayoritas

dan minortias agama, dan persoalan-persoalan

keumatan yang perlu segera diselesaikan agar

umat dapat melihat persoalan dengan jernih dan

mampu menjadi bagian dari solusi.

“Halaqah ini akan menghasilkan sejumlah

rekomendasi yang akan ditujukan baik secara

internal kepada organisasi Muhammadiyah,

maupun rekomendasi kebangsaan yang akan

23

disampaikan kepada pemerintah,” tambah Buya

Syafii.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/536709/cegah-hoax-

buya-syafii-ajak-generasi-muda-perbanyak-literasi

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.18 WIB

Cegah Hoax, Masyarakat Perlu Bandingkan

Berita dengan Sumber Lain

Deti Mega Purnamasari / WBP Kamis, 8 Februari

2018 | 17:12 WIB

Padang- Mantan anggota Dewan Pers Agus

Sudibyo menyampaikan, masyarakat harus

menangkal berita bohong (hoax) dengan

membandingkan sumber informasi lain. Selain itu,

publik juga jangan mudah percaya pada

berita-berita yang muncul.

"Kalau info darurat, bandingkan dengan sumber

info yang lain. Diskusikan," ujar Agus saat

menjadi pembicara dalam diskusi tentang 'Hoax,

Literasi Media, dan Demokrasi Kita' dalam rangka

Hari Pers Nasional (HPN) 2018 di Padang, Kamis

(7/2).

Ia mengatakan, publik jangan langsung percaya,

dan langsung menyebarkan berita yang didapat.

"Kita bereaksi spontan terhadap berita yang kita

terima. Ini harus dihindari. Masyarakat harus

rileks dan punya kemampuan tabayyun, cek dan

ricek info yang kita dapat dari manapun

sumbernya," kata jurnalis senior ini.

Ia mengatakan, sikap mengkonfirmasi setiap

informasi tidak hanya dilakukan wartawan, tetapi

juga oleh seluruh masyarakat. Apalagi tahun

2018-2019 ini merupakan tahun politik. Di tahun

politik seperti itu, kata dia justru semua orang

harus rileks terhadap berbagai informasi yang

didapat dari internet.

Ia mengatakan, ada tiga peristiwa demokrasi yang

berkaitan dengan informasi hoax, yakni Pilgub

DKI, Pilpres Amerika, dan keluarnya Inggris dari

Uni Eropa. Hoax dalam peristiwa di Amerika dan

Inggris tidak terlepas dari peranan perusahaan

media sosial seperti Facebook dan Twitter. Ia

mengatakan, perusahaan-perusahaan tersebut

secara sengaja ataupun tidak sengaja turut

menyebarkan info memecah belah masyarakat

karena berisi berita bohong, dan sebagainya. "Kita

harus membedakan tanggung jawab penggunaan

media sosial dan tanggung jawab perusahaan

media sosial," katanya.

Ia mengatakan, perusahaan media sosial tersebut

membiarkan informasi hoax tersebar karena

berkaitan dengan keuntungan perusahaan.

Menurutnya, semakin banyak yang

menyebarkan hoax, maka semakin banyak

pengunjung di media sosial. Hal ini, berkaitan

dengan harga saham, iklan, dan lainnya. "Jadi

kalau ada hoax, sebenarnya Facebook, Twitter itu

harus bertanggungjawab karena mereka adalah

perusahaan media," katanya.

Di barat, media mainstream tidak lagi media cetak

dan elektronik melainkan media sosial, mesin

pencari, dan e-commerce. Tidak hanya di Eropa,

di Tiongkok pun tren tersebut sudah berkembang.

Ia juga yakin di Indonesia tren tersebut akan

terjadi.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/477544/cegah-hoax-

masyarakat-perlu-bandingkan-berita-dengan-sumber-lain

Akses : 30 April 2020 Pukul 04.45 WIB

Cegah Penyebaran Corona, Layanan

Perpusnas Ditutup Dua Pekan

Feriawan Hidayat / FER Minggu, 15 Maret 2020 |

23:12 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Dalam rangka

meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan

penyebaran virus corona atau covid-19,

layanan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) tutup

sementara selama dua pekan, mulai tanggal 16-29

Maret 2020.

Namun demikian, akses layanan perpustakaan

tetap dapat dinikmati melalui aplikasi

perpustakaan digital seperti iPusnas, Indonesia

OneSearch, e-Resources, Khastara, e-Deposit,

Akses Layanan ISBN.

"Demi meningkatkan kewaspadaan dan

pencegahan penyebaran covid-19 maka layanan

Perpustakaan Nasional ditutup sementara namun

akses layanan perpustakaan tetap dapat dinikmati

melalui aplikasi perpustakaan digital," terang

Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando,

kepada Beritasatu.com, di Jakarta, Minggu

(15/3/2020).

Syarif Bando mengatakan, pihaknya juga

memperketat pengawasan terhadap seluruh

pegawai maupun pengunjung yang akan masuk ke

24

gedung layanan Perpusnas untuk mencegah

penyebaran covid-19. Setiap orang yang masuk

gedung akan dilakukan pengecekan suhu tubuh.

"Selain melakukan pengecekan suhu tubuh,

Perpusnas juga sudah menempatkan cairan

pembersih tangan atau hand sanitizer di setiap

lantai gedung fasilitas layanan Perpusnas," kata

Syarif Bando.

Selain melakukan upaya pencegahan, kata Syarif

Bando, Perpusnas juga membentuk gugus tugas

kader kesehatan, yang mempunyai tugas, antara

lain melakukan tindakan pencegahan dengan

mengukur suhu badan pegawai atau pengunjung

Perpusnas, dan melakukan sosialisasi pencegahan

covid-19 di lingkungan Perpusnas.

"Selain itu, mereka juga memberikan saran

kepada pegawai atau pengunjung Perpusnas jika

memiliki suhu badan diatas 38 derajat celcius agar

segera memeriksakan kondisi tubuhnya ke

fasilitas layanan kesehatan masyarakat," tegasnya.

"Kemudahan akses tetap kami berikan kepada

masyarakat tanpa harus mengunjungi layanan

Perpusnas. Jadi, masyarakat tetap bisa membaca

meski saat ini terjadi pandemi covid-19," tutup

Syarif Bando.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/609167/cegah-peny

ebaran-corona-layanan-perpusnas-ditutup-dua-pekan

Akses : 17 Maret 2020 Pukul 11.04 WIB

Cerita dari Komunitas Literasi Saku di

Kepulauan Yapen, Papua

Jaja Suteja / JAS Rabu, 26 Februari 2020 | 16:09

WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Komunitas Sa Saku

adalah sebuah komunitas yang memiliki misi

menyebarkan literasi bagi anak-anak di pelosok

Papua. Komunitas ini berada di kepulauan

kabupaten Yapen, Papua dan dibentuk oleh Agies

Pranoto, pada medio Maret tahun 2017 lalu.

Komunitas ini bertujuan agar para anggotanya Ber

saku mengumpulkan berbagai bahan bacaan mulai

dari buku dongeng, dan buku pengetahuan, baik

bekas maupun buku baru.

"Tujuan saya mengumpulkan buku karena melihat

kondisi masyarakat di kepulauan Yapen dimana

saya tinggal bersama suami yang bertugas di Serui,

Yapen, saya ingin menumbuhkan minat baca anak

sekolah mulai dari kalangan pelajar Sekolah Dasar

sampai masyarakat penduduk asli disini, kami

memulainya bersama tiga orang kawan dan mulai

mencari buku, menghimbau kepada pemilik buku di

Serui yang sudah membaca buku-bukunya

mengirimkan kepada kami langsung atau melalui

pos juga lewat media sosial atau kontak secara

langsung," kata Agies yang juga seorang jurnalis,

Rabu (26/2/20).

"Saat ini kami Saku mengirimkan setiap bulan 100

buku bacaan layak baca, ke beberapa sekolah yang

kebanyakan ada di pelosok kampung, dan baru

sebanyak 1.000 buku lebih yang kami distribusikan

sampai sekarang," ungkap Agis.

Saku kini dibantu oleh para relawan yang hingga

saat ini berjumlah 4 volunteer, dan oleh

kawan-kawan pengajar Muda dari Yayasan

Indonesia Mengajar.

Alhasil, buku buku yang distribusikan itu sangat

memengaruhi perilaku anak-anak di pelosok Papua

agar tertarik untuk belajar membaca, bahkan

permintaan buku di beberapa sekolah terutama yang

ada dipelosok kampung semakin meningkat

"Buku bacaan dongeng dan ensiklopedia sangat

dibutuhkan, kami masih menjaring donatur buku

untuk bekerja sama," sebutnya.

Saku akhirnya mulai mendapat perhatian oleh

beberapa taman baca yang ada di luar kota, namun

banyak pula yang mendukung secara langsung

seperti pejabat daerah, perpustakaan daerah, dan

juga anggota dewan di Serui yang peduli terhadap

pendidikan.

"Tentunya akan ada banyak lagi pegiat-pegiat

literasi di pelosok yang juga tergerak untuk

melakukan perubahan, kami saja mau bergerak ke

pelosok dengan menyeberangi laut dengan motor

boat, bahkan mengantar buku hingga menempuh

jalan berpuluh-puluh kilometer agar buku kami

sampai ditempat tujuan dengan utuh, Kami

melakukan ini karena mengetahui banyak diluar

sana anak anak yang sangat merindukan sosok buku

bacaan, yang bisa mengisi pengetahuan mereka,"

imbuh Agis.

"Harapan saya semoga makin banyak yang terlibat,

baik itu untuk donatur buku maupun pegiatnya, baik

pemerintah dan juga secara pribadi, karena kami

sangat membutuhkan buku bacaan," tutupnya.

25

Untuk menunjang kegiatan ini Agis juga melakukan

bisnis kecil di rumahnya dengan membuka warung

kopi bernama Kopi Yoi sambil menunggu

datangnya buku- buku. Bagi donatur yang tertarik

menyumbangkan buku atau menjadi donatur bisa

menghubungi Komunitas Baca Saku (Sa Suka

Buku) Jalan Maluku, lorong masuk depan Kantor

KPUD Yapen, Rt/Rw 007/004, Serui Kota 98211.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/161049/cerita-dari-k

omunitas-literasi-saku-di-kepulauan-yapen-papua

Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.11 WIB

Darurat Covid-19, Kemdikbud Gandeng

TVRI Tayangkan Program Belajar dari

Rumah

Maria Fatima Bona / JAS Jumat, 10 April 2020 |

13:20 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan

dan Kebudayan (Mendikbud) Nadiem Makarim

mengatakan, untuk membantu para siswa belajar

dari rumah selama masa pandemi Covid-19,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemdikbud) menggandeng TVRI untuk

menayangkan program "Belajar dari Rumah".

Nadiem menyebutkan, program "Belajar dari

Rumah" di TVRI merupakan respons cepat

Kemdikbud terhadap masukan Komisi X DPR RI

pada Rapat Kerja (27/3/2020) belum lama ini.

Pasalnya, masih banyak daerah yang mengalami

kesulitan jaringan internet, maka melalui program

"Belajar dari Rumah" di TVRI dapat menjangkau

semua kelangan.

"Program 'Belajar dari Rumah' merupakan bentuk

upaya Kemdikbud membantu terselenggaranya

pendidikan bagi semua kalangan masyarakat di

masa darurat Covid-19, khususnya membantu

masyarakat yang memiliki keterbatasan pada

akses internet, baik karena tantangan ekonomi

maupun letak geografis,” kata Nadiem dalam

telekonferensi Peluncuran Program Belajar dari

Rumah, Kamis (9/4).

Nadiem menyebutkan, program "Belajar dari

Rumah" mulai tayang di TVRI pada Senin 13

April 2020 dimulai pada pukul 8 pagi hingga 11

malam selama tiga bulan ke depan. Ada pun fokus

program pada tiga konten atau materi

pembelajaran meliputi; peningkatan literasi,

numerasi, serta penumbuhan karakter peserta

didik untuk semua jenjang.

Selain itu, "Belajar dari Rumah" juga akan

menyajikan program bimbingan orangtua dan

guru serta tayangan kebudayaan pada akhir pekan.

Untuk memaksimalkan program tersebut, Nadiem

mengatakan, Kemdikbud juga akan memonitor

dan mengevaluasi program bersama dengan

lembaga nonpemerintah. "Yang perlu dicatat

bahwa sesungguhnya dalam keadaan seperti ini,

yang menjadi penting saat adalah pemberian

pendidikan yang bermakna,” ujarnya.

Menurut Nadiem, dalam situasi pandemi

Covid-19, dengan kegiatan belajar mengajar

(KBM) di sekolah terhenti, solidaritas dan gotong

royong menjadi kunci penanganan Covid-19 di

Indonesia. Oleh karena itu Kemdikbud terbuka

untuk kerja sama dan kolaborasi pendukungan

penyelenggaraan pendidikan di masa darurat ini.

"Kami berterima kasih atas semua bantuan, kerja

sama dan kolaborasi dari berbagai pihak, dari

Komisi X, mitra swasta, organisasi masyarakat,

juga relawan yang bersama-sama mengambil

peran dan kontribusi dalam menghadapi situasi

pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.

Untuk itu, Nadiem berharap agar para orang tua,

pendidik, dan peserta didik menjaga kesehatan

dan menjalankan protokol kesehatan yang telah

disampaikan oleh Kementerian Kesehatan

(Kemkes).

“Pesan saya agar baik orang tua, siswa, dan guru

menjaga kesehatan masing-masing beserta

keluarga sesuai protap dari Kemkes terkait

Covid-19, dan untuk mengikuti imbauan Presiden

Jokowi agar belajar di rumah, bekerja di rumah,

dan beribadah di rumah,” ujarnya.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/619043-darurat-covid19-kemdikbud-gandeng-tvri-tayangkan-program-belajar-dari-rumah Akses : 16 April 2020 Pukul 07.56 WIB

Dekranasda NTT Dukung Festival Literasi

Nagekeo

Yuliantino Situmorang / YS Kamis, 11 April 2019 |

17:00 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Dewan

Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT

Julie Sutrisno Laiskodat mendukung langkah

Pemerintah Kabupaten Nagekeo menggelar

26

Festival Literasi yang akan diadakan Agustus

2019 mendatang. Hal itu sangat penting untuk

kemajuan masyarakat, terutama pengembangan

SDM.

Diakui, pemerintah daerah setempat memang

tengah menggalakkan pentingnya literasi dalam

berbagai bidang. Termasuk literasi dalam

memperkenalkan kekayaan budaya seperti kain

tenun yang menjadi ciri khas NTT.

Saat ini Dekranasda terus merangkul kelompok

pengrajin tenun dan menyebarkan informasi yang

lengkap ke publik. Informasi itu diberikan dalam

satu paket lengkap.

“Tidak hanya literasi dalam tenun, saat ada turis

yang membeli selembar tenun, saya juga mencoba

untuk memberikan informasi lebih tentang

bagaimana filosofi, proses pembuatan tenun,

budaya masyarakat di Nagekeo, lengkap dengan

keunggulan wisata yang kita miliki. Jadi literasi

memiliki impact yang luas,” papar Julie di

sela-sela soft launching Festival Literasi Nagekeo

2019 di Perpustakaan Nasional di Jakarta, Kamis

(11/4/2019).

Ia menambahkan, dirinya ingin SDM di NTT

berkualitas dan itu bisa dibangun lewat membaca.

“Di daerah kami juga banyak penenun, dan ini kita

sosialisasikan pentingnya literasi tenun, sehingga

orang bisa mengerti filosofi di balik hasil tenun itu

sendiri," ujar Julie.

Itu sebabnya, kata Julie, ia yang membina

beragam kelompok pengrajin tenun terus

mengingatkan agar mereka tak salah dalam

membuat motif tenun. Pasalnya berbeda motif,

maka beda pula filosofinya.

“Melalui tenun bisa mengenal satu kabupaten

seluruhnya. Misalnya ada air terjun dari atas ke

bawah garis-garis, itu yang beneran, tempatnya

juga ada. Jadi wisata yang kami kembangkan,

kami koneksikan ke tenun,” kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Nagekeo

Johanes Don Bosco Do mengatakan, Festival

Literasi itu sebagai upaya menumbuhkan budaya

literasi pada ekosistem pendidikan, mulai dari

keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Johanes mengatakan, meskipun baru berusia 12

tahun, kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten

Ngada ini tak mau ketinggalan dalam

menyelenggarakan pentingnya literasi di antara

warganya.

“Apalagi di era digital seperti sekarang,

kemampuan literasi penting ditingkatkan agar tak

ketinggalan zaman,” ujar Johanes.

Ia menambahkan, festival itu nantinya mengusung

tajuk “Membangun Benteng Peradaban Baru di

Indonesia Timur”.

Tema itu diangkat karena Kabupaten Nagekeo

masih jauh tertinggal dengan kabupaten di daerah

lain. Terlihat dari nilai yang diberikan

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi (PANRB), tentang Sistem Pemerintahan

Berbasis Elektronik. Nagekeo mendapatkan poin

1,8 dari skala 0-5. Penilaian itu menyangkut para

birokrasi masyarakat yang terdidik.

Diharapkan, festival itu mampu membuat para

pelayan masyarakat dan birokrasi terdorong untuk

bekerja lebih maksimal mengejar ketertinggalan.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/548126/dekranasda-

ntt-dukung-festival-literasi-nagekeo

Akses : 21 April 2020 Pukul 22.28 WIB

Dikritik soal Pergub Membaca, Anies Minta

Gembong Baca Tuntas

Lenny Tristia Tambun / JAS Selasa, 21 Agustus

2018 | 23:59 WIB

Jakarta – Mendapatkan kritik pedas dari Ketua

Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI, Gembong

Warsono soal penerbitan Peraturan Gubernur

(Pergub) Nomor 76 tahun 2018 tentang

Pembudayaan Kegemaran Membaca, Gubernur

DKI, Anies Baswedan meminta Gembong terlebih

dahulu membaca isi pergub tersebut secara tuntas.

“Iya, baiknya Pak Gembong baca dulu dan lihat

kenyataannya. Dan nanti kemudian, kita diskusi

lebih jauh. Karena beliau kurang baca,” kata

Anies di Balai Kota DKI, Jakarta, Selasa (21/8).

Ia menjelaskan lebih jauh, membaca akan bisa

menjadi budaya bila ada proses pembiasaan. Agar

menjadi pembiasaan, diperlukan adanya aturan

yang membantu kegiatan membaca menjadi

kegiatan reguler. Sehingga lama kelamaan,

kegiatan membaca menjadi sebuah kebiasaan.

“Kalau sudah menjadi kebiasaan, akan menjadi

budaya membaca. Betapa naifnya bila ikhtiar

membiasakan membaca itu dihentikan. Saya rasa

akan menjadi repot sekali bagi bangsa kita, bila

kita tidak memilih kebiasaan membaca,” ujarnya.

27

Aturan untuk membiasakan membaca telah

dilakukannya sewaktu menjabat sebagai Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan. Ia mengeluarkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(Permendikbud) No. 23 tahun 2015. Peraturan ini

mengharuskan siswa membaca selama 20 menit

setiap pagi sebelum sekolah.

Namun sayangnya, peraturan tersebut tidak

diterapkan dengan baik. Karena sekolah dikelola

oleh pemerintah daerah (pemda) bukan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Kita tahu minat baca di Indonesia masih rendah.

Lebih parahnya lagi, daya baca lebih rendah. Nah

dalam situasi seperti ini, dan kita tahu persis

bangsa yang maju, masyarakat yang maju adalah

bangsa dan masyarakat yang memiliki minat baca

dan daya baca yang tinggi,” jelasnya.

Anies menerbitkan Pergub yang diundangkan

pada 3 Agustus 2018 dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia

seiring dengan perkembangan zaman.

Dalam pasal 3 pergub tersebut, tertuang

pembudayaan kegemaran membaca bertujuan

untuk membangun minat, kegemaran dan

kebiasaan membaca masyarakat, dengan tujuan

mendorong terciptanya masyarakat membaca,

menuju masyarakat belajar dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Anies mengelompokkan pembudayaan kegemaran

membaca dengan empat cara, yakni sosialisasi,

promosi, kompetisi, dan apresiasi. Pada pasal 12,

ia mewajibkan sekolah dan madrasah

mengunjungi perpustakaan serta mengadakan

lomba literasi.

Selain itu, pihak swasta juga diminta bekerja sama

melalui program tanggung jawab sosial

perusahaan (corporate social responsibililty).

CSR perusahaan diminta dalam berbentuk

sumbangan pengadaan taman bacaan, rumah

pintar, atau perpustakaan warga. Setiap perangkat

daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

pun diminta membuat pojok baca.

Pendanaan dari rangkaian kegiatan ini bisa

melalui APBD DKI Jakarta, hibah atau

sumbangan, serta sumber pendanaan lain yang sah

dan tidak mengikat.

Pengawasan pelaksanaan Pergub ini dilakukan

oleh perangkat daerah yang menyelenggarakan

urusan perpustakaan. Hasil pengawasan

dilaporkan ke Gubernur melalui Sekretaris Daerah

tiap enam bulan sekali atau sesuai kebutuhan.

Anies mengelompokkan pembudayaan kegemaran

membaca dengan empat cara, yakni sosialisasi,

promosi, kompetisi, dan apresiasi. Pada pasal 12,

Anies juga mewajibkan sekolah dan madrasah

mengunjungi perpustakaan serta mengadakan

lomba literasi

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/megalopolis/506521/dikritik-

soal-pergub-membaca-anies-minta-gembong-baca-tuntas

Akses : 28 April 2020 Pukul 21.51 WIB

Dorong Minat Baca, Perpustakaan Jakpus

Gelar Panggung Literasi

Carlos Roy Fajarta / FER Jumat, 13 September

2019 | 16:21 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Suku Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Pusat akan

menggelar acara Panggung Literasi bertajuk 'Dari

Buku Aku Berkarya' di Jalan Tanah Abang 1,

Petojo Selatan, Sabtu (14/9/2019) besok. Acara

ini, rencananya akan diramaikan pertunjukan seni

dan budaya hingga lokakarya (workshop) yang

diikuti ratusan peserta dari beragam komunitas,

pelajar dan elemen masyarakat.

Kepala Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Jakarta Pusat, Meti Lastri, mengatakan acara

tersebut diadakan untuk mendorong minat dan

kegemaran membaca di kalangan anak-anak dan

remaja.

"Selain itu juga untuk mempromosikan kegiatan

Cinta Membaca Cinta Perpustakaan," ujar Meti,

Jumat (13/9/2019).

Meti menjelaskan, di acara Panggung Literasi ini,

pihaknya melibatkan berbagai komunitas, pelajar

sekolah dan perwakilan masyarakat dari wilayah

Petojo Selatan. "Masyarakat setempat kita ajak

tampil untuk unjuk kebolehan di panggung ini,"

tambah Meti.

Selama pertunjukan, acara ini juga diramaikan

dengan kegiatan workshop mural, menulis puisi,

teater dan resensi buku yang diikuti peserta dari

anak-anak sekolah hingga masyarakat umum.

Dalam workshop tersebut, peserta dibekali materi

dan praktek mengenai cara membuat mural,

menulis puisi dan olah peran teater dari sejumlah

nara sumber profesional.

"Untuk puisi, prakteknya para peserta diminta

membuat satu puisi lalu dibawakan di Panggung

28

Literasi. Begitu juga dengan teater. Khusus untuk

mural, kita siapkan ruang di basement untuk

mereka," lanjut Meti.

Kepala Seksi Perpustakaan Sudinpusip Jakarta

Pusat, Tanwil menambahkan, kegiatan ini baru

kali pertama digelar dengan melibatkan

komunitas, akademisi, jurnalis, praktisi seni,

karang taruna, kader PKK, kelompok masyarakat,

para aparatur kelurahan dan kecamatan. Mereka

diajak berkolaborasi menyusun acara edukatif

yang ditargetkan mampu menyedot 700 hingga

1.000 pengunjung ini.

"Selain itu kegiatan ini juga melibatkan partisipasi

anak-anak berkebutuhan khusus, baik secara

personal maupun kelompok," kata Tanwil.

Tanwil berharap, melalui acara ini bisa menambah

kesadaran dari masyarakat akan pentingnya

memupuk budaya membaca. Panggung Literasi

ini juga diharapkan dapat mempromosikan

perpustakaan menjadi rumah ketiga masyarakat.

"Bagi anak pelajar, rumah pertamanya itu tempat

tinggalnya, rumah keduanya sekolah dan rumah

ketiganya perpustakaan. Konsep pemikiran ini

yang mau kita tularkan. Gemar membaca menjadi

bagian dari gaya hidup," tutur Tanwil.

Sementara itu, Ketua Komunitas Rupa Kata

(Koruka) sekaligus Ketua Panitia Acara Panggung

Literasi, Frans Eko Dhanto menuturkan, pada

momen ini juga dibuat sebuah instalasi buku

berukuran raksasa karya Agus Firmansyah yang

diletakkan di atas panggung. Karya Firman yang

lain adalah instalasi 1.000 buku yang digelar di

pelataran Kantor Sudin Perpustakaan dan

Kearsipan Jakarta Pusat.

"Saya berharap keberadaan karya buku raksasa

dan instalasi 1.000 buku dapat memancing

masyarakat untuk semakin mencintai dunia

perbukuan," kata Frans.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/megapolitan/574972/dorong-

minat-baca-perpustakaan-jakpus-gelar-panggung-literasi

Akses : 20 April 2020 Pukul 11.40 WIB

Dukung Literasi Lapas, Perpusnas Raih

Penghargaan Kemkumham

Feriawan Hidayat / FER Senin, 20 Januari 2020 |

11:36 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan Nasional

(Perpusnas) komitmen mendukung peningkatan

literasi di seluruh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)

yang di Indonesia.

Menkumham Pacu Ditjen AHU Susun Rencana

Program

Atas sumbangsih tersebut, Kementerian Hukum dan

HAM (Kemenkumham) memberikan penghargaan

kepada Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif

Bando, dalam mendukung Deklarasi Layanan tahun

2019 dan dukungan lanjutan pada Resolusi

Pemasyarakatan tahun 2020.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

(Menkumham), Yasonna H Laoly, menyampaikan,

penghargaan diberikan kepada Perpusnas karena

selama ini selalu mendukung program peningkatan

kualitas pembinaan berupa literasi beberapa

lembaga pembinaan seperti lembaga khusus anak

dan rumah tahanan negara.

"Dukungan nyata Perpusnas adalah dengan

memberikan bantuan hibah buku ke semua lembaga

pemasyarakatan yang ada di Indonesia,” kata

Yasonna dalam keterangan pers yang diterima

Beritasatu.com, Senin (20/1/2020).

Yasonna Dorong Kepala Daerah Daftarkan HKI

Yasonna menambahkan, sinergi atau kerja sama

antara Perpusnas dengan Kemkumham selama ini

telah terjalin dengan sangat baik. "Khususnya,

dalam kerja sama yang berfokus penguatan literasi

terhadap warga binaan,” kata Yasonna.

Dalam kesempatan pemberian penghargaan

sekaligus Deklarasi Resolusi Pemasyarakatan 2020,

Yasonna juga menyampaikan apresiasi dan

penghargaan kepada jajaran menteri Kabinet

Indonesia Maju dan pimpinan lembaga yang telah

mendukung dan mendampingi upaya perbaikan

program Kemkumham.

"Resolusi Pemasyarakatan 2020 merupakan bentuk

kesadaran terhadap perubahan yang dipengaruhi

arus globalisasi dan berbagai persoalan yang

menjadi tantangan masyarakat di era 4.0, yang

kadang-kadang mengejutkan kita semua," kata

Yasonna.

Kemkumham Percepat Penyelesaian Omnibus

Law

Lebih lanjut, Yasonna mengatakan, Resolusi Pemasyarakatan adalah sebuah bentuk awareness

terhadap perubahan tantangan kedepan.

29

"Deklarasi ini juga sebuah kebijakan responsif dari

tuntutan tersebut sekaligus sebagai komitmen untuk

melakukan penataan dan meningkatkan kinerja

layanan publik," tegas Yasonna.

Sementara itu, sejumlah kementerian maupun

lembaga negara turut menerima penghargaan atas

dukungan terhadap Layanan Pemasyarakatan tahun

2019 antara lain, Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan RB, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial,

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Penghargaan juga diberikan kepada Menteri

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, Menteri

Kelautan dan Perikanan, Kapolri, Jaksa Agung,

Ketua KPK, Kepala BNN, Kepala BNPT, Ketua

Ombudsman, dan Panitera Mahkamah Agung

(MA).

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/hukum/596153/dukung-litera

si-lapas-perpusnas-raih-penghargaan-kemkumham

Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.29 WIB

Duta Bahasa Dorong Penguasaan Bahasa

Indonesia Generasi Muda

Mardiana Makmun / MAR Kamis, 15 Agustus

2019 | 00:44 WIB

JAKARTA, Beritasatu.com– Penggunaan dan

penguasaan bahasa Indonesia pada generasi muda

semakin mengkhawatirkan. Hal ini didorong oleh

tingkat literasi yang rendah dan penetrasi internet

yang tinggi. Kondisi ini mendorong Pusat Bahasa

dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan RI menggelar Pemilihan Duta

Bahasa Nasional (PDBN) 2019. Duta Bahasa

terpilih diharapkan dapat mendorong literasi,

penggunaan, dan penguasaan bahasa Indonesia.

“Bahasa Indonesia sangat penting. Negara

Indonesia ini dibangun dari bahasa Indonesia.

Bahasa juga identitas bangsa. Tidak ada negara

Indonesia bila tidak ada bahasa Indonesia.

Sayangnya kami melihat penguasaan bahasa

Indonesia pada generasi muda, semakin menurun.

Ini mendorong kami dari Pusat Bahasa dan

Perbukuan Kemendikbud menggelar Pemilihan

Duta Bahasa Nasional sejak 2016,” kata Ni Putu

Ayu Widari, M.Pd, pengkaji Kebahasaan dan

Kesastraan Badan Bahasa dan Perbukuan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di sela

penjurian PDBN 2019 di Jakarta, Rabu

(14/8/2019).

Memang, lanjut, Ayu, tingkat buta hurup di

Indonesia sudah sangat rendah, yakni 99%,

artinya hampir tidak ada lagi yang tidak bisa

membaca. “Namun, tingkat literasi orang

Indonesia sangat rendah. Hal ini diperparah

adanya kemajuan teknologi internet yang

memungkinkan terjadinya loncatan kemampuan

berbahasa, dari bahasa Indonesia ke bahasa

asing,” lanjut Ayu.

Meski begitu, Kemendikbud tidak antibahasa

asing. “Penguasaan bahasa asing juga sangat

penting ketika berdiplomasi dan mempromosikan

bahasa dan budaya Indonesia ke dunia

internasional,” tegas Ayu Widari.

Hal ini juga ditegaskan Wendy George, Research

& Development Advisor EF Indonesia, juri bahasa

Inggris di PDBN 2019. “Saya melihat kemampuan

berbahasa asing, terutama bahasa Inggris para

peserta cukup baik. Ini menjadi modal bagi

mereka untuk berkomunikasi dan berdiplomasi

mengenalkan bahasa dan budaya Indonesia ke

global,” kata Wendy.

“Penguasaan bahasa asing menjadi nilai tambah

bagi generasi muda. Apalagi beberapa tahun ke

depan, Indonesia mendapat bonus demografi

dengan jumlah generasi muda atau usia produktif

yang sangat besar,” tambah Juli

Simatupang, director of corporate affair EF

Indonesia.

Karena itu, lanjut Ayu, pemenang PDBN 2019

atau disebut Trigatra Bahasa, memiliki tiga

kewajiban. “Pemenang harus mengutamakan

pemakaian bahasa Indonesia, melestarikan bahasa

daerah, dan menguasai bahasa asing supaya dapat

menginternasionalkan bahasa dan budaya

Indonesia,” kata Ayu Widari.

Bintang Mokodongit dan Megumi Najoan, peserta

PDBN 2019 asal Sulawesi Utara menceritakan,

untuk merebut gelar Duta Bahasa Nasional 2019,

mereka diwajibkan membuat program literasi.

“Kami membuat program Kelapa dan Sawit atau

Kelompok Literasi Anak Panti Asuhan dan

Masyarakat Wajib Tahu. Bila menang menjadi

Duta Bahasa Nasional, kami akan teruskan

program tersebut,” kata Megumi.

PDBN 2019 bertujuan untuk pembinaan generasi

muda agar meningkatkan martabat bahasa

Indonesia. PDBN telah dilaksanakan sejak 2006

oleh Badan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian

Pendidikan dan kebudayaan RI. PDB 2019 diikuti

oleh 31 peserta yang mewakili 34 provinsi di

30

Indonesia dengan rentang usia antara 18-25 tahun.

Para peserta merupakan pemenang PDB tingkat

provinsi yang selanjutnya akan memperebutkan

gelar Duta Bahasa Nasional 2019. Total hadiah

yang diberika PDB senilai Rp108 juta untuk 10

pasang pemenang, yaitu 6 pasang pemenang

utama dan 4 pasang pemenang harapan.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nusantara/569751/duta-bahas

a-dorong-penguasaan-bahasa-indonesia-generasi-muda

Akses : 21 April 2020 Pukul 21.43 WIB

Duta Damai Dunia Maya Berperan Penting

Bentengi Generasi Muda

Bernadus Wijayaka / BW Rabu, 4 Maret 2020 |

23:06 WIB

Denpasar, Beritasatu.com - Sejak dibentuk pada

2016 lalu, Duta Damai Dunia Maya Badan Nasional

Penanggulangan Terorisme (BNPT) punya

tanggung jawab moral dan sosial.

Mereka harus membentengi generasi muda agar

tidak terpengaruh paham dan doktrin radikal

terorisme yang banyak memanfaatkan dunia maya

sebagai sarana penyebaran.

Dalam konteks inilah, relawan duta damai

diharapkan mampu untuk berperan aktif dalam

membendung konten dan narasi kekerasan. Caranya,

dengan menyemarakkan konten dan narasi positif

perdamaian melalui dunia maya.

Hal tersebut dikatakan Deputi I bidang Pencegahan,

Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen

TNI Hendri Paruhuman Lubis dalam sambutannya

saat membuka Rapat Koordinasi Nasional

(Rakornas) Duta Damai Dunia Maya BNPT tahun

2020 di Prama Sanur Beach Hotel, Denpasar, Bali,

Rabu (4/3/2020).

“Relawan duta damai BNPT tidak dibentuk untuk

melawan narasi kekerasan, tetapi justru diarahkan

untuk membanjiri dunia maya dengan narasi

perdamaian. Duta damai tidak ingin melawan narasi

radikal, tetapi justru ingin membentengi para

generasi muda agar tidak mudah terpengaruh narasi

kekerasan,” ujar Hendri dalam keterangan tertulis

kepada Beritasatu.com.

Dikatakan, duta damai menjadi modal dan kekuatan

berharga tidak hanya bagi BNPT saja, tetapi juga

bagi bangsa. Ini dikarenakan perubahan zaman terus

berjalan dan berkembang. Apalagi saat ini tidak

hanya sampai pada era kecanggihan teknologi saja,

tetapi juga era kecepatan informasi. Gabungan

antara teknologi dan informasi itu telah menciptakan

ruang sosial baru yang tidak pernah dibayangkan

sebelumnya.

“Di dunia maya, semua orang bisa berinteraksi dan

berkomunikasi tanpa batas wilayah, usia, bahkan

kadang tanpa norma dan etika. Kita lihat, informasi

bukan lagi menjadi barang langka dan berharga yang

sulit dicari. Namun, informasi mendekati dan

menghampiri kita setiap hari, hanya bermodalkan

jari dan internet, informasi bisa dikonsumsi setiap

hari,” ujar alumni Akmil tahun 1986 ini.

Namun demikian, menurutnya, kebebasan

mendapatkan informasi dan kebebasan

berkomunikasi di dunia maya ini jika tidak

diimbangi dengan kemampuan literasi yang

memadai akan jatuh pada disinformasi dan

provokasi.

Masyarakat menjadi sulit membedakan mana berita

berdasarkan fakta atau narasi fiktif belaka.

Masyarakat tidak lagi mencari kebenaran, tetapi

justru mencari pembenaran dimana informasi akan

dipercaya apabila sesuai dengan pandangannya

sendiri.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/605563/duta-damai-

dunia-maya-berperan-penting-bentengi-generasi-muda

Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.54 WIB

Fitur Soal Bantu Siswa Hadapi Ujian

Feriawan Hidayat / FER Selasa, 10 Maret 2020 |

08:37 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Kelas Pintar, solusi

belajar online kembangan PT Extramarks

Education Indonesia, meluncurkan kumpulan

latihan soal online sesuai kurikulum, yang

dirancang untuk membantu siswa menilai tingkat

kesiapan mereka dalam menghadapi ujian.

Melalui fitur soal ini, siswa bisa mengetahui

seberapa baik persiapan dan pemahaman mereka

pada setiap mata pelajaran dan topik yang telah

dipelajari.

Founder Kelas Pintar, Fernando Uffie, menjelaskan,

fitur soal tidak hanya menyediakan kumpulan soal

berbobot tapi juga materi pelajaran dalam format

31

animasi yang didesain untuk menguatkan

pemahaman siswa terhadap konsep dari materi

pelajaran.

"Soal dari Kelas Pintar lebih dari sekadar paket

latihan, melainkan sebuah solusi untuk

meningkatkan literasi atau pemahaman terhadap

konsep. Dengan begitu, siswa bisa siap menghadapi

segala jenis ujian, baik itu ujian harian, ujian

semester ataupun ujian nasional,” kata Uffie, di

Jakarta, Senin (9/3/2020).

Lebih lanjut Uffie menjelaskan, dalam paket

berlangganan soal dari Kelas Pintar, para siswa bisa

mengakses beragam layanan mulai dari penilaian

harian yang dilengkapi dengan metode belajar learn,

practice and test (LPT), penilaian semester yang

berisi kumpulan latihan soal yang dilengkapi

pembahasan untuk persiapan penilaian tengah dan

akhir semester, serta ujian nasional.

"Disini ada collaborative learning dimana para

siswa bisa berinteraksi dengan siswa lainnya dengan cara men-challenge teman mereka untuk

mengerjakan quiz. Ada juga try out yang dilakukan

secara periodik, sebagai bentuk simulasi dari ujian

yang nantinya akan dihadapi oleh para siswa," jelas

Uffie.

Soal dari Kelas Pintar sendiri mencakup seluruh

subjek mata pelajaran di jenjang K-12

(SD-SMP-SMA) dan sudah disesuaikan dengan

kurikulum berlaku. Soal-soal latihan yang ada di

dalamnya juga disusun dengan tingkat kesulitan

(mudah, sedang, sukar) dan pemahaman (LOTS,

MOTS, HOTS) yang beragam dan dikemas secara

proporsional.

"Saya berterima kasih kepada tim akademik Kelas

Pintar yang telah mencurahkan segenap waktu dan

kemampuannya untuk membuat dan menyusun

soal-soal berbobot ini. Saya percaya apa yang kami

lakukan sekarang, akan punya dampak yang besar

bagi bangsa ini dimasa yang akan datang," pungkas

Uffie.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/607155/fitur-soal-ba

ntu-siswa-hadapi-ujian

Akses : 08 April 2020 Pukul 11.55 WIB

Ganjar: Waspadai Janji Investasi

Stefi Thenu / JAS Selasa, 11 Februari 2020 | 17:39

WIB

Semarang, Beritasatu.com - Gubernur Jateng

Ganjar Pranowo mengingatkan kepada masyarakat

untuk mewaspadai beragam bentuk investasi yang

menjanjikan keuntungan besar dan tidak masuk

akal, karena hanya akan merugikan dirinya sendiri.

Penawaran bisnis atas nama investasi ilegal atau

bodong seolah tak pernah surut dengan

modus-modus baru. Investasi bodong biasanya

seorang investor tidak perlu bekerja keras, tidak

melakukan apa-apa, tetapi mendapatkan penghasilan

yang besar.

"Hari ini, jangan percaya kepada janji-janji

keuntungan bisnis yang tidak masuk akal. Ilmu

pengetahuan sudah berkembang, kita bisa mengecek

lembaga keuangan mana yang kredibel. Jadilah

lebih peka agar tidak menjadi pekok (bodoh)," pesan

Ganjar usai Penyerahan Izin Prinsip PT BPR BKK

Jateng (Perseroda) di PO Hotel, Selasa (11/2/2020).

Menurut Ganjar, masih ada investasi yang masuk di

kalangan masyarakat dengan pola yang aneh dan

tujuannya merangsang masyarakat untuk tertarik.

Karenanya, jika literasi baik maka masyarakat akan

lebih berhati-hati terhadap investasi dengan

keuntungan tinggi.

"Dalam hal ini masyarakat harus memahami high

risk high return. Cirinya bunga tinggi, kembali

cepat, dan untung berlipat-lipat," ungkapnya.

Kasus terakhir adalah aplikasi investasi bodong

bernama MeMiles yang berhasil dibongkar

kepolisian pada 3 Januari 2020 lalu. Investasi

bodong dengan menggunakan nama PT Kam and

Kam itu berhasil meraup uang dari korban senilai Rp

750 miliar. Saat penangkapan, polisi mengamankan

uang nasabah hingga Rp 122 miliar.

MeMiles merupakan platform digital advertising

dengan memadukan 3 jenis bisnis yakni advertising,

market place, dan traveling. MeMiles memberikan

iming-iming yang di luar logika. Misalkan dengan

top up Rp 300.000 bisa dapat bonus HP, top up Rp 3

juta dapat sepeda motor dan top up Rp 7 juta dapat

Mobil Toyota Fortuner.

"Kalau curiga, bisa lapor ke OJK. Anda akan

mendapatkan informasi lengkap. Bodong atau

tidak," pesan Ganjar lagi.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/599794/ganjar-wasp

adai-janji-investasi

Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.07 WIB

32

Gawai, Tantangan Utama Minat Baca Anak

FER Minggu, 8 September 2019 | 16:06 WIB

Malang, Beritasatu.com

- Penggunaan gadget atau gawai secara

berlebihan oleh anak-anak dinilai menjadi salah

satu tantangan terbesar dalam upaya untuk

meningkatkan minat baca pada era teknologi

seperti saat ini.

Ketua Forum Komunikasi Taman Baca

Masyarakat Malang Raya (FKTBM), Santoso

Mahargono, mengatakan, tantangan terbesar

untuk meningkatkan minat baca kepada

anak-anak adalah penggunaan gadget berlebihan

tanpa pengawasan.

"Untuk saat ini, yang paling susah adalah

melepaskan anak-anak dari gadget," kata Santos,

di Malang, Minggu (8/9/2019).

Santoso menjelaskan, sebagai salah seorang

pegiat literasi yang ada di Kota Malang, dirinya

menyadari bahwa baik orang tua maupun pegiat

literasi, tidak bisa serta-merta memaksa anak-anak untuk melepas gadget dan

menyodorkan buku bacaan.

Menurut Santoso, ada beberapa hal yang perlu

dilakukan terlebih dahulu seperti mengajak

anak-anak tersebut bermain, dan secara perlahan

diarahkan untuk membaca buku-buku yang sesuai

dengan usia mereka.

"Kami mengajak anak-anak bermain sampai mereka lupa dengan gadget mereka. Kemudian,

baru kita arahkan untuk membaca," kata Santoso.

Namun, lanjut Santoso, apa yang dilakukan oleh

kalangan pegiat literasi tersebut hanya sebatas

memberikan contoh karena kunci penting untuk

meningkatkan minat baca anak itu kembali pada

peranan orang tua masing-masing anak.

"Semua berawal dari rumah. Saat orang tua tidak

mengarahkan, anaknya akan kembali

bermain gadget dan enggan untuk membaca

buku," kata Santoso.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/573928/gawai-tanta

ngan-utama-minat-baca-anak Akses : 20 April 2020 Pukul 22.11 WIB

Genjot Dana Murah, Bank Gencar Gelar

Kegiatan Literasi Bagi Generasi Muda

Mashud Toarik / MT Sabtu, 2 November 2019 |

16:31 WIB

Jakarta, Beritasatu.com – Persaingan bank

dalam merebut dana murah kian ketat. Segala

jurus pun ditempuh demi memikat hati penabung.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk salah

satu yang giat melakukan inovasi dalam

mengumpulkan dana pihak ketiga. Segala segmen

nasabah ritel pun dikejar, termasuk potensi dari

penabung pemula maupun atau pelajar.

Pada segmen ini BTN menawarkan tabungan

“SimPel” atau Simpanan Pelajar. Tabungan

SimPel Bank BTN merupakan tabungan yang

memiliki karakteristik persyaratan sederhana,

seperti bebas biaya administrasi. setoran awal Rp

5.000 dan lanjutan Rp 1.000.

“Tahun ini kami menargetkan dana ritel dari

SimPel mencapai Rp 76 miliar dari sekitar

632.045 rekening, atau naik Rp 14,5 miliar

dibandingkan tahun 2018 lalu,” kata Direktur

Consumer Banking Bank BTN, Budi Satria di

Jakarta, Sabtu (2/11/2019).

Adapun posisi saat ini, jumlah rekening SimPel

Bank BTN mencapai 665.798 rekening dengan

nilai DPK sebesar kurang lebih Rp 74 miliar.

Produk tabungan bagi pelajar yang digagas

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tahun 2015

tersebut, menjadi bagian dari produk tabungan

yang gencar dipromosikan BTN lewat beragam

cara, diantaranya program kerjasama Gramedia

Science Day yang digelar di Jakarta dan Jawa

Timur.

“Kami berkomitmen mendukung literasi

keuangan para generasi muda, dan berkontribusi

aktif dalam program OJK yaitu one student one

account atau satu pelajar satu rekening, karena itu

kami mendukung acara-acara yang melibatkan

pelajar yang aktif seperti dalam Science Day,”

kata Budi.

Dalam program kerjasama Gramedia Science Day

2019, Bank BTN menawarkan program menarik,

diantarnya program Diskon biaya pendaftaran

sebesar 20% atau Rp 50.000 apabila peserta

melakukan pembayaran menggunakan kartu

debit/ATM BTN SimPel dan diskon yang sama

untuk peserta yang membuka rekening SimPel

pada saat promosi di sekolah.

Tidak hanya itu, Bank BTN juga memberikan

hadiah tabungan BTN SimPel bagi pemenang

33

Gramedia Science Day dengan total hadiah senilai

Rp 19.900.000.

Tabungan SimPel merupakan salah satu produk

perbankan yang digagas OJK untuk memperluas

literasi keuangan ke generasi muda,selain SimPel,

OJK juga memprakarsai tabungan SiMuda.

Khusus SiMuda yang membidik kalangan

mahasiswa, Bank BTN meracik tabungan SiMuda

Rumahku, program tabungan berencana yang

memiliki fitur khusus untuk mempersiapkan biaya

kepemilikan rumah.

Sebagai informasi per Agustus 2019, DPK total

baik konvensional maupun syariah Bank BTN

sudah terkumpul di atas Rp 231,8 triliun atau

sekitar 95% dari target tahun ini. Khusus untuk

DPK dari BTN Konvensional, per Agustus 2019

Bank berkode saham BBTN ini memupuk DPK

total sekitar Rp 209,2 triliun, atau tumbuh 19,2 %

dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang

sebesar Rp 175,5 triliun.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/bank/583254/genjot-dana-mu

rah-bank-gencar-gelar-kegiatan-literasi-bagi-generasi-muda

Akses : 17 April 2020 Pukul 12.04 WIB

Dukung Gernas Baku

GPS Gaungkan Program Orang Tua

Bacakan Buku

Feriawan Hidayat / FER Senin, 23 September 2019

| 18:35 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Membaca merupakan

salah satu kegiatan yang diketahui dapat

memberikan dampak sangat baik. Selain

meningkatkan keahlian komunikasi dan analisa,

membaca juga diketahui untuk meningkatkan

kapabilitas memori, dan meningkatkan

konsentrasi.

Sayangnya, minat membaca penduduk Indonesia

masih sangat rendah. Menurut penelitian dari

Program of International Student Assessment

(PISA) tingkat literasi Indonesia berada pada

ranking 62 dari 70 negara yang diteliti.

Berdasarkan hasil survei tersebut, Kementerian

Pendidikan dan Budaya (Kemdikbud)

menginisiasi Gerakan Nasional Orang Tua

Membacakan Buku (Gernas Baku). Gerakan ini

bertujuan menanamkan budaya membaca untuk

sejak dini.

Selain institusi pendidikan, orang tua kini juga

turut berperan untuk meningkatkan minat baca

bagi anak-anak. Menurut penelitian dari Badan

Pusat Statistik (BPS) 91,47 persen anak usia

sekolah di Indonesia, lebih suka menonton televisi

ketimbang membaca buku.

Selain meningkatkan minat baca anak usia

sekolah, Gernas Baku juga terbukti untuk

meningkatkan hubungan sosial dan emosional

antara orang tua dan anak. Gernas Baku juga

berhasil menanam kebiasan membaca kepada

semua orang tua.

Sekolah Global Prestasi School (GPS), sebagai

salah satu sekolah SPK (Satuan Pendidikan

Kerjasama) dibawah pembinaan Kemdikbud,

turut menyambut baik program Gernas Baku.

Sekolah, beserta jajarannya turut mendukung

perkembangan minat membaca anak usia sekolah

dengan memberikan fasilitas perpustakaan yang

lengkap dan nyaman bagi para siswa untuk

membaca.

Selain itu, GPS juga mengadakan kegiatan orang

tua membaca buku di sekolah selama periode

bulan September sampai Oktober 2019 dan akan

menjadi program rutin SD Global Prestasi.

Kepala sekolah SD GPS, Yulianto MPd,

mengatakan, GPS mengundang perwakilan orang

tua masing masing kelas untuk membacakan buku

kepada anak-anak di perpustakaan.

"Kegiatan yang dilakukan bisa berupa dongeng,

cerita rakyat, dan juga story telling dengan

berbagai alat peraga yang telah dipersiapkan

orang tua," ujar Yulianto kepada Beritasatu.com,

Senin (23/9/2019).

"Program ini diadakan untuk meningkatkan

budaya membaca serta minat membaca

anak-anak. Kita buat anak-anak itu suka

membaca, karena membaca itu penting dan akan

terus berguna sampai kuliah bahkan ketika mereka

sudah dewasa," tambah Yulianto.

Menurut Yulianto, dengan meningkatnya minat

anak-anak untuk membaca, kepintaran dan

kecerdasan anak-anak juga semakin dilatih.

"Sehingga, mereka bisa menjadi siswa dengan

berbagai keahlian yang berguna bagi masa depan.

Melalui membaca, mereka dapat membuka

jendela dunia," tandas Yulianto.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/576511/gps-gaungk

an-program-orang-tua-bacakan-buku

34

Akses : 20 April 2020 Pukul 11.36 WIB

Grab Indonesia-DIY Kerja Sama

Wujudkan Provinsi Cerdas

Fuska Sani Evani / FMB Jumat, 13 Desember 2019

| 16:05 WIB

Yogyakarta, Beritasatu.com - Grab Indonesia

bersama Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) dan Bank BPD DIY menjalin kerja sama

strategis untuk mengembangkan Yogyakarta

sebagai provinsi cerdas berbasis teknologi informasi

dan komunikasi.

Kerja sama program "Co-creation for a Smarter

Province" itu ditandai dengan penandatanganan nota

kesepakatan bersama antara Gubernur DIY Sri

Sultan Hamengkubuwono X bersama Managing

Director Grab Indonesia Neneng Goenadi di Gedong

Pracimosono, Kepatihan, Yogyakarta, Jumat

(13/12/2019) siang.

Program Co-Creation For A Smarter Province

bertujuan untuk mengembangkan program provinsi

cerdas berbasis teknologi informasi dan komunikasi

untuk meningkatkan pelayanan publik serta

mendukung pembangunan yang berkelanjutan,

bidang kesehatan, komunikasi dan informatika,

perhubungan, pariwisata, pendidikan, pemuda dan

olahraga, kebudayaan, serta usaha kecil menengah.

Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi

mengatakan Grab ingin mendukung pengembangan

teknologi sesuai dengan misi ‘Grab for Good’ pada

tahun 2025 mendatang.

Program tersebut, akan membantu meningkatkan

penerapan teknologi smart city dalam kehidupan

masyarakat, mulai dari mobilitas, efisiensi

pelaksanaan tugas, sampai peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Kerja sama ini juga meliputi program sustainable

economy co-creation yang memanfaatkan teknologi

dan layanan aplikasi untuk mendukung

pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di DIY.

Program ini juga didesain meningkatkan efisiensi

operasional pelaksanaan tugas aparatur sipil negara

(ASN) dan memudahkan pelayanan publik kepada

masyarakat.

Selain itu juga ada program social impact

co-creation, yakni upaya bersama untuk sosial

masyarakat, terutama di bidang kesehatan dan

pendidikan. Kemudian program cultural and tourism

co-creation untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat atas budaya dan kemajuan sektor

pariwisata di DIY dan sekitarnya.

Sedangkan dengan Bank BPD DIY kerja sama yang

dilakukan adalah pada pemberian layanan dan

kemudahan akses perbankan serta produk-produk

Bank BPD DIY kepada para mitra pengemudi Grab

dan peningkatan literasi digital, juga kemudahan

akses perbankan serta produk-produk Bank BPD

DIY kepada para mitra pengemudi Grab di DIY,

serta peningkatan literasi dan inklusi keuangan di

Yogyakarta.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X

menyambut baik kerja sama tersebut, dan

mendukung pengembangan DIY dalam

meningkatkan level kompetensi menuju dimulainya

era ekonomi digital. “Harapan saya, program

Co-creation for a Smarter Province ini menjadi

permulaan bagi DIY yang memiliki akses mobilitas

lebih baik, pelayanan publik lebih mudah, serta

peningkatan kesadaran terhadap budaya serta

pariwisata,” ujar Sultan.

Sementara itu, Grab Indonesia berencana

meluncurkan mobil listrik tahun depan. Menanggapi

hal ini, Sri Sultan meminta agar fasilitas

pendukungnya yakni stasiun pengisian energi mobil

listrik diperhatikan.

Sultan mengatakan mobil listrik bisa diterapkan di

Yogyakarta, khususnya untuk transportasi online.

Untuk itu, diperlukan fasilitas penunjang seperti

stasiun pengisian daya mobil listrik.

"Saya sepakat dengan adanya mobil listrik itu karena

tidak polutif. Tapi dari PLN bagaimana nanti untuk

titik pengisian dayanya. Jangan sampai ada mobil

listrik mogok di jalan karena tidak ada sarana

pengisian dayanya," ucap Sultan.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/590644/grab-indone

siadiy-kerja-sama-wujudkan-provinsi-cerdas

Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.38 WIB

Gramedia Akan Berikan Penghargaan

Kepada 20 Taman dan Komunitas Baca

Chairul Fikri / CAH Jumat, 28 September 2018 |

16:20 WIB

35

Jakarta - Sebanyak 20 taman dan komunitas

baca yang telah terseleksi dan kemudilian dipilih

berdasarkan penilaian dewan juri akan menerima

penghargaan dari PT Gramedia Asri Media.

Penghargaan bertajuk Gramedia Reading

Community Competition (GRCC) 2018 akan akan

dilakukan di Grand Rafflesia Ballroom, Balai

Kartini, Jakarta pada Jumat (28/9) malam nanti.

"Acara ini (GRCC) memang rutin kita

selenggarakan setiap 2 tahun sekali, dimana

penghargaan ini akan kita berikan kepada

komunitas, gerakan dalam masyarakat atau

individu yang memiliki dan membuat sebuah

taman bacaan dengan harapan akan terus

menumbuhkan minat membaca dikalangan

masyarakat," ujar Yosef Aditio, Corporate

Secretary PT Gramedia Asri Media, Kamis (27/9).

Ditambahkan Yosep, untuk tahun ini, pihaknya

telah menyeleksi total 987 taman baca yang

menjadi peserta dan kemudian terpilih menjadi 20

taman baca terbaik yang terbagi di 5 wilayah

regional yakni Regional Sumatera, Regional

Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat, Regional

Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta, Regional Jawa

Timur, Bali, NTB dan Kalimantan serta Regional

NTT, Sulawesi dan Indonesia Timur.

"Untuk pemenangnya yang berjumlah 20 taman

bacaan itu selain mendapatkan penghargaan

berupa piagam juga akan

mendapatkan development funding berupa hadiah

dan donasi buku selama 1 tahun. Selain itu,

mereka juga memiliki kesempatan untuk

berkolaborasi dalam acara literasi di wilayah

masing-masing bersama Gramedia. Dimana

masing-masing regionalnya akan mendapatkan

jatah empat taman bacaan," lanjutnya.

Senada dengan Yosef, Suwandi S. Brata selaku

Publishing & Education Director PT Gramedia

Asri Media, kegiatan ini memang tak lepas dari

keinginan besar mereka untuk terus

menumbuhkan minat baca dikalangan masyarakat

yang akhir-akhir ini angkanya semakin berkurang.

"Jika ditanya mengapa kami mendukung kegiatan,

idealisme kami untuk mengembangkan warga

Indonesia yang lebih hebat lagi. Untuk

menghidupkan semangat pencerdasan bangsa,

semangat mencari ilmu lewat buku inilah kami

membuat penghargaan ini sebagai apresiasi kami

terhadap komunitas taman bacaan yang ada di

Indonesia," tandasnya.

Selain akan menggelar GRCC, Gramedia juga

akan meluncurkan website baru bernama

literasinusantara.com. Dimana situs web tersebut

memang dirancang khusus untuk mewadahi

informasi mengenai literasi, seperti artikel,

aktifitas, profil komunitas/taman baca, forum

diskusi dan acara terkait literasi yang

diselenggarakan oleh Gramedia.

Dalam acara puncak penyerahan penghargaan

GRCC 2018 nanti malam, akan diisi oleh

penampilan spesial dari anak didik dari

masing-masing komunitas baca pemenang GRCC

tahun 2016. Dimana Anak-anak mulititalenta ini

akan menampilkan pertunjukan seperti membaca

dan musikalisasi puisi, penampilan teaterikal, dan

beragam tarian serta lagu daerah.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/513269/gramedia-a

kan-berikan-penghargaan-kepada-20-taman-dan-komunitas-baca

Akses : 27 April 2020 Pukul 21.05 WIB

Hoax Mudah Menyebar Karena Minat Baca

Rendah

Herman / YUD Jumat, 14 September 2018 | 18:23

WIB

Jakarta - Platform media sosial seperti Facebook,

Twiter, atau Instagram jadi tempat yang efektif

bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab

untuk menyebarkan kabar bohong

atau hoax. Apalagi 4 dari 10 masyarakat

Indonesia tergolong aktif di media sosial.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik,

Kementerian Komunikasi dan Informatika

(Kominfo), Niken Widiastuti menyampaikan,

salah satu penyebab hoax banyak membanjiri

media sosial lantaran kebiasaan pengguna media

sosial yang tidak melakukan verifikasi informasi.

Apalagi pola komunikasi di dunia maya yaitu

10-to-90. Artinya 10 persen pengguna

memproduksi konten, sementara 90 persen tanpa

diminta menyebarkan konten tersebut, termasuk

konten-konten yang negatif.

"Hoax bisa dengan cepatnya menyebar salah

satunya karena minat baca masyarakat Indonesia

yang sangat rendah. Bahkan menurut data Unesco,

minat baca masyarakat Indonesia ada di peringkat

60 dari 61 negara. Lebih banyak yang aktif di

media sosial ketimbang membaca, sehingga tidak

mengherankan kalau media sosial kita banyak

diisi berita-berita hoax," kata Niken Widiastuti, di

acara Diskusi Literasi Media Digital, di Taman

Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (14/9).

36

Fakta lainnya yang disampaika Niken, masyarakat

Indonesia rata-rata membaca buku 27 halaman per

tahun, kemudian membaca koran rata-rata 12-15

menit per hari.

Agara tidak jadi korban berita hoax, Niken

mengingatkan kepada masyarakat agar selalu

melakukan verifikasi atau cek fakta sebelum

menyebarkan sebuah informasi, serta menerapkan

nilai-nilai responsibility (tanggung

jawab), empathy (empati), authenticity (otentik),

discernment (kearifan), dan integrity (integritas)

dalam bermedia sosial.

"Saya juga mengajak masyarakat untuk

membanjiri media sosial dengan konten-konten

positif. Hoax itu sangat berbahaya sekali karena

bisa memicu disintegrasi bangsa dan konflik.

Energi kita akan terkuras habis kalau yang

diutamakan adalah ujaran kebencian,hasutan,

provokasi, dan juga fitnah," ujar Niken.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/510526/hoax-mudah-

menyebar-karena-minat-baca-rendah

Akses : 27 April 2020 Pukul 21.03 WIB

HUT Nasdem Tegaskan Persatuan dalam

Keberagaman

Yeremia Sukoyo / RSAT Selasa, 12 November

2019 | 09:19 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Panitia Hari

Ulang Tahun (HUT) Partai Nasdem ke-8 Ahmad

Sahroni menekankan arti penting persatuan dalam

mengoptimalkan kebinekaan sebagai modal dasar

dalam membangun Indonesia ke depan.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi

Hukum DPR itu seusai acara Kongres Nasdem

ke-II yang bertepatan dengan HUT partai, Senin

(11/11/2019) malam. Dalam kegiatan itu turut

dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden

Ma'ruf Amin, Presiden Kelima Megawati

Soekarno Putri, Wakil Presiden ke-12 Jusuf Kalla

dan sejumlah pejabat negara lainnya.

Dikatakan Sahroni, penekanan unity for

diversity ini sejalan dengan filosofi Partai Nasdem

yang selalu berupaya melakukan gerakan

perubahan bernama Gerakan Restorasi yang

berlandaskan pada politik solidaritas, ekonomi

emansipatif, dan partisipatif, serta serta budaya

gotong-royong.

"Semangat ini tergambar dari ragam pertunjukan

yang disuguhkan mewakili kekayaan budaya

Tanah Air dari Aceh hingga Papua. Begitulah

semangat dan cita-cita Nasdem yang selalu mau

merangkul," kata Sahroni.

Dalam sambutannya Sahroni juga menjelaskan

bahwa Kongres Ke-II dan HUT Ke-8 Partai

Nasdem kali ini memang sengaja mengangkat

tema "Restorasi Untuk Indonesia Maju". Tema

tersebut sejalan dengan visi Presiden Jokowi dan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang membentuk

Kabinet Indonesia Maju di periode kerja yang

kedua.

"Tema itu sengaja diangkat, karena Partai Nasdem

ingin sungguh-sungguh memastikan dan

memperkuat serta memantapkan langkah dan

kebijakan partai dalam mendukung keberhasilan

seluruh program pemerintah," ujarnya.

Termasuk dalam upaya membawa Indonesia pada

suatu kemajuan hakiki sesuai cita-cita besar luhur

pendirian bangsa dan negara, yakni segera

terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Keadilan sosial itu sendiri kemudian diwujudkan

melalui gerakan peduli pendidikan dan literasi di

mana panitia mengumpulkan buku ke taman

bacaan. Begitu pula gerakan Partai Nasdem

membangun kelas restorasi bagi sekolah Tunas

Mulia di Bantar Gebang yang menjadi sekolah

gratis bagi anak-anak pemulung.

Di samping itu, dirinya memaparkan Kongres

ke-2 dan HUT ke 8 partai Nasdem juga menjadi

arena tampilnya UMKM dan hasil industri 4.0.

Kongres ini juga menampilkan berbagai side

event transfer of knowledge, tempat belajar

berbagi pengetahuan sehingga dapat menjadi

contoh bagaimana menghargai produk dan budaya

Indonesia.

"Ini semua sesuai arahan Ketua Umum Pak Surya

Paloh karena beliau mengetahui persis betapa

Bapak Presiden sangat konsern terhadap

perkembangan UMKM sebagai basis

berkembangnya industri pariwisata," katanya.

Pentingnya persatuan ucap Sahroni juga

tergambar di perayaan HUT ke-8 Partai Nasdem

dengan kehadiran Presiden Jokowi dan mantan

Presiden ke-5 Megawati yang sebelumnya

dikabarkan memiliki kerenggangan hubungan

bersama Surya Paloh.

"Klarifikasi saling menyayangi dan hanya kerap

melontarkan pernyataan sebagai sebuah candaan

yang ditutup dengan pelukan hangat antara

Presiden Jokowi dan Ketua Umum Surya Paloh

menjadi bukti persatuan sangat penting di tengah

upaya Nasdem merangkul semua pihak, baik yang

37

berada di dalam ataupun di luar pemerintahan,"

ujarnya.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/politik/584804/hut-nasdem-t

egaskan-persatuan-dalam-keberagaman

Akses : 16 April 2020 Pukul 08.50 WIB

Indonesia Darurat Matematika

Maria Fatima Bona / IDS Senin, 12 November

2018 | 14:19 WIB

Jakarta - Peneliti dari Research on Improvement

of System Education (RISE) 2018, Niken

Rarasati, mengatakan, berdasarkan hasil

penelitian terbaru yang dilakukan oleh pihaknya,

Indonesia saat ini sedang darurat matematika.

Hasil studi menunjukkan bahwa kemampuan

siswa memecahkan soal matematika sederhana

tidak berbeda secara signifikan antara siswa baru

masuk sekolah dasar (SD) dan yang sudah lulus

sekolah menengah atas (SMA) .

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy,

menyambut baik. Menurut dia, semua langkah

yang bermaksud ingin memecahkan persoalan

pendidikan Indonesia harus disambut dan

diapresiasi.

“Semua langkah yang bermaksud ingin

memecahkan persoalan pendidikan di Indonesia

harus disambut dan diberi apresiasi, termasuk

deklarasi tersebut. Syukur jika deklarasi tersebut

terus diikuti dengan langkah-langkah konkret,”

kata Muhadjir kepada SP, Senin (12/11).

Muhadjir menuturkan, Kemdikbud saat ini sedang

mempercepat dan memperluas pelatihan guru

matematika, IPA dan bahasa untuk mendalami

strategi pembelajaran kemampuan berpenalaran

tinggi (high order thinking skills atau HOTS).

Menurut Muhadjir, salah satu faktor rendahnya

kemampuan matematika juga IPA dan bahasa

adalah standar yang diberlakukan selama ini yang

masih memakai kemampuan berpenalaran sebagai

dasar.

Dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis,

menurut Muhadjir, pemerintah sudah mulai

melakukannya melalui memperkenalkan soal

HOTS dalam ujian nasional (UN).

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Dasar dan

Menengah (Dikdasmen) Hamid Muhammad

mengaku belum membaca hasil riset tersebut

sehingga ia enggan untuk menanggapi.

“Saya belum membaca hasil risetnya. Kalau

punya, saya mau baca dulu baru saya komentar,”

kata Hamid menjawab pertanyaan SP.

Rendahnya kemampuan matematika Indonesia ini

juga terlihat dari hasil The Programme for

International Student Assessment (PISA) tahun

2000 hingga 2015. Secara konsisten, PISA

menempatkan siswa Indonesia yang berusia 15

tahun pada peringkat bawah dibandingkan

negara-negara Organisation for Economic

Co-operation and Development (OECD) lainnya.

“Jika ini dibiarkan, generasi emas Indonesia

terancam bisa gagal membangun peradaban

Indonesia di masa yang akan datang,” ujar Niken

dalam Deklarasi Gerakan Nasional

Pemberantasan Buta Matematika (Gernas

Tastaka) di Universitas Indonesia (UI) Depok,

Sabtu (10/11).

Jika ditelaah lebih dalam, lanjutnya, dari

rendahnya hasil PISA ini, ditemukan bahwa

anak-anak Indonesia ternyata belum mampu

menerapkan pengetahuan prosedural matematika

ke dalam permasalahan yang dihadapinya

sehari-hari. Hasil ini juga dikonfirmasi oleh

hasil-hasil tes internasional lain seperti Trends in

International Mathematics and Science Study

(TIMSS).

Selain hasil PISA, Niken juga menyebutkan,

gawat darurat bermatematika ini juga ditunjukkan

dalam studi pemerintah yang dilakukan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemdikbud) melalui program Indonesia National

Assessment Program (INAP) yang kemudian

berubah nama menjadi Asesmen Kompetensi

Siswa Indonesia (AKSI).

“Studi INAP yang dilakukan Kemdikbud juga

menjelaskan hal yang tak jauh berbeda. Pada

2016, kompetensi matematika siswa SD merah

total. Sekitar 77,13% siswa SD di seluruh

Indonesia memiliki kompetensi matematika yang

sangat rendah (kurang), 20,58% cukup dan hanya

2,29% yang masuk kategori baik,” terangnya,

Selanjutnya, setelah berubah nama menjadi AKSI,

pemerintah kembali melakukan studinya dengan

responden siswa SMP kelas VIII pada 2017 di dua

provinsi. Dari studi itu, hasil kompetensi literasi

matematika rata-rata hanya berada pada nilai

27,51 dalam skala 0-100.

Lebih lanjut, Niken juga menuturkan, kondisi

kegawatdaruratan ini belum juga beranjak sejak

38

tahun 2000 silam. Data Indonesia Family Life

Survey (IFLS) pada 2000, 2007 dan 2014 yang

mewakili 83% populasi Indonesia juga

menunjukkan kedaruratan bermatematika.

Kedaruratan terjadi karena jumlah responden yang

memiliki kompetensi kurang sangat tinggi. Lebih

dari 85% lulusan SD, 75% lulusan SMP, dan 55%

lulusan SMU hanya mencapai tingkat kompetensi

siswa di bawah kelas 2 SD. Hanya sedikit saja

yang memiliki tingkat kompetensi di atas kelas 4

dan 5 SD.

“Survey IFLS ini menunjukkan kemunduran

kompetensi siswa secara akut. Kita tidak boleh

mengabaikan temuan-temuan ini jika ingin bangsa

Indonesia lebih baik, tidak bangkrut atau bubar

karena kualitas SDM bangsa ini dari tahun ke

tahun mengalami penurunan signifikan,” kata

Presidium Gernas Tastaka, Ahmad Rizali.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/521939/indonesia-d

arurat-matematika

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.35 WIB

Indonesia Targetkan Penjualan 50 Hak

Cipta Buku di London Book Fair 2019

Maria Fatima Bona / IDS Rabu, 6 Maret 2019 |

11:00 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Harian Panitia

Pelaksana Kegiatan Indonesia Market Focus

untuk London Book Fair (LBF) 2019, Laura

Bangun Prinsloo, menargetkan 50 hak cipta judul

buku Indonesia terjual pada pergelaran LBF 12-14

Maret di Olympia, London.

“Kami berharap kehadiran Indonesia di LBF tahun

ini akan memperkuat ikatan intelektual Indonesia

dan dunia serta bisa memasarkan lebih banyak lagi

produk kreatif kita,” ujar Laura dalam jumpa pers

di Jakarta, Selasa (5/3).

Untuk mencapai target tersebut, Laura

menuturkan, salah satu program yang disusun oleh

panitia dan British Council sebagai mitra LBF

bagi market focus country adalah memilih 12

penulis Indonesia untuk memperkenalkan

kekayaan literasi Indonesia.

Kedua belas penulis yang mewakili beragam

kategori buku itu adalah Agustinus Wibowo,

Clara Ng, Dewi Lestari, Faisal Oddang, Intan

Paramaditha, Laksmi Pamuntjak, Leila S Chudori,

Nirwan Dewanto, Norman Erikson Pasaribu, Reda

Gaudiamo, Seno Gumira Ajidarma, dan Sheila

Rooswitha Putri. Adapun Seno Gumira Ajidarma

telah dinobatkan sebagai Author of the Day untuk

LBF 2019.

Di tempat yang sama Kepala Badan Ekonomi

Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan,

LBF merupakan pameran buku kedua terbesar di

dunia setelah Frankfurt Book Fair. Pasalnya, LBF

diikuti lebih dari 150 negara dan ribuan penulis

fiksi dan nonfiksi.

“LBF ini menjadi ajang pembuktian kualitas

literasi dalam negeri di tingkat dunia,” kata

Triawan.

Triawan juga menuturkan, usaha penerbitan patut

didukung melihat kontribusi sektor penerbitan

untuk gross domestic product (GDP). Sejauh ini

penerbitan menempati urutan kelima setelah

kuliner (41,69%), fashion (18,15%), kerajinan

tangan (15,70%), dan televisi dan penyiaran radio

(778%). Penerbitan sendiri menyumbang 6,29%

GDP.

Triawan menyebutkan, dukungan pada industri

penerbitan diwujudkan melalui fasilitas

keikutsertaan Indonesia di ajang pameran buku

tingkat internasional seperti Indonesia Market

Focus Country di London Book Fair 2019 ini.

Ia mengatakan, untuk mencapai target 50 buku

tersebut, Bekraf mendorong industri penerbitan

dalam negeri ikut. Menurut dia, Bekraf tidak

hanya memperkenalkan kekayaan konten yang

ditampilkan buku-buku Indonesia, tetapi juga

subsektor terkait lainnya.

"Melalui peran Indonesia sebagai market focus

country di London Book Fair, subsektor

penerbitan Indonesia bisa memanfaatkan

keberadaan Inggris sebagai sentra penerbit dunia

selama lebih dari 300 tahun," ujar Triawan.

Kuliner Nusantara

Sementara Direktur Jenderal Kebudayaan,

Kemdikbud, Hilmar Farid menegaskan,

keikutsertaan Indonesia di LBF juga berperan

penting untuk memperkenalkan budaya tanah air.

Pasalnya, ada 99 event terkait yang di antaranya

akan memamerkan beragam kuliner khas

nusantara.

"Tentu event ini dapat jauh mengenal Indonesia

dan penulis-penulis dari indonesia. Sehingga

mampu menjawab tantangan global saat ini. LBF

ini juga untuk mempererat kerja sama bilateral

Indonesia-Inggris yang sudah berlangsung 70

tahun," kata Hilmar.

39

Sementara menurut data yang dihimpun selama

lima tahun terakhir, sebanyak 1.200 hak cipta

buku penulis Indonesia sudah berhasil terjual di

berbagai pameran buku internasional.

Laura menambahkan 1.200 judul buku sudah

terjual hak cipta telah diterjemahkan oleh penerbit

luar dalam berbagai bahasa untuk didistribusi dan

diproduksikan ke negaranya. Kata dia, dari buku

yang sudah terjual tersebut, buku jenis fiksi dan

buku anak termasuk yang paling laris terjual.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/541530/indonesia-ta

rgetkan-penjualan-50-hak-cipta-buku-di-london-book-fair-2019

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.02 WIB

Industri Asuransi Jiwa Masih Torehkan

Kinerja Positif Sepanjang 2019

Lona Olavia / FMB Rabu, 11 Maret 2020 | 16:58

WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Di tengah kisruh gagal

bayar AJB Bumiputera dan Asuransi Jiwasraya

hingga mendapat sorotan dari Bank Dunia, Asosiasi

Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada tahun lalu

mampu menorehkan kinerja yang cukup cemerlang.

Berdasarkan data yang dihimpun AAJI dari 59

perusahaan anggota dari total 60 perusahaan,

industri asuransijiwa mencatat pertumbuhan total

pendapatan sebesar 18,7 persen dari Rp 204,89

triliun pada tahun 2018 menjadi Rp 243,20 triliun

di 2019.

Pertumbuhan total pendapatan didapatkan dari

kenaikan total pendapatan premi yang mencatat

kenaikan sebesar 5,8 persen dari Rp 185,88 triliun

pada tahun 2018 menjadi Rp 196,69 triliun di tahun

2019 dengan catatan total premi bisnis baru

meningkat 5,8 persen dan total premi lanjutan

meningkat lebih besar dari total premi baru yaitu

sebesar 5,9 persen, premi bisnis baru dari jenis

pembayaran premi tunggal naik 3,7 persen dan

premi reguler naik sebesar 14 persen, dan

Annualized New Premium (ANP) naik 11,1 persen.

"Masih banyak yang menyadari perlunya asuransi

seiring dengan layanan asuransi jiwa yang membaik,

kegiatan literasi dan inklusi keuangan yang terus

berjalan. Ini semua membantu pertumbuhan

asuransi jiwa di 2019. Memang awal tahun ini

penuh dengan tantangan yang skalanya bukan

hanya Indonesia, tapi juga global. Awal tahun ini

juga masih lebih banyak tanda tanya, tapi kami

targetkan asuransi jiwa masih bisa tumbuh double

digit," kata Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi

Tampubolon saat konferensi pers di Rumah AAJI,

Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Sementara, dilihat dari kanal distribusi, bancassurance mengalami peningkatan 5,4 persen

dari Rp 79,77 triliun menjadi Rp 84,08 triliun atau

berkontribusi sebesar 42,7 persen, keagenan naik

6,6 persen dari Rp 73,36 triliun menjadi Rp 78,21

triliun atau berkontribusi sebesar 39,8 persen,

telemarketing meningkat dari 5,1 persen menjadi Rp 4,09 triliun, employee benefit berkontribusi

sebesar 2,7 persen dari total pendapatan premi yaitu

Rp 5,37 triliun dan untuk kanal distribusi lain

mencatat adanya peningkatan sebesar 25,4 persen

menjadi 19,89 triliun.

Selain itu, pada tahun lalu total investasi industri

asuransi jiwa mengalami kenaikan sebesar 8,6

persen jika dibandingkan

pada tahun sebelumnya menjadi Rp 501,63 triliun.

Di mana, instrumen investasi dalam bentuk

reksadana tetap menjadi kontributor tertinggi yaitu

sebesar 33,4 persen dan ini mengalami kenaikan

sebesar 7,3 persen. Disusul, saham dengan

kontribusi 31,9 persen dan mengalami peningkatan

sebesar 5,2 persen, lalu surat berharga negara naik

15,7 persen dan berkontribusi 15,3 persen dari total

investasi. Kenaikan jumlah Investasi SBN

dipengaruhi oleh adanya aturan dari Pemerintah

terkait proporsi SBN terhadap total Investasi

minimal 30 persen.

"Ini pertama kali total investasi tembus di atas Rp

500 triliun, Rp 330 triliun diinvestasikan dalam

bentuk saham dan reksa dana. AAJI berharap dana

nasabah yang kami investasikan di pasar modal ikut

dilindungi dan mendapatkan pengawasan yang baik

dari semua pihak yang kompeten. Harapan kami

jangan terjadi lagi (gagal bayar), itu pahit sekali,"

ungkap Budi.

Sejalan dengan itu, AAJI pun meminta kepada

pihak otoritas untuk segera membentuk Lembaga

Penjamin Polis (LPP) karena sudah menjadi amanat

dari Undang-Undang Perasuransian. Selain itu,

dibentuknya LPP dikatakan dapat memberikan

perlindungan terhadap industri asuransi jiwa di

Tanah Air.

"Sejak keluar undang-undang itu, kami dari AAJI,

AAUI, AASI, OJK, BKF sudah lima kali berjumpa.

Tapi, jalannya tidak secepat yang diharapkan,

ternyata komplek sekali. Misalnya, semua

perusahaan wajib jadi anggota LPP, lalu bagaimana

jika ada yang tidak sehat, ada iuran juga yang

dibahas, jenis produk asuransi juga banyak dengan

40

konsep yang berbeda," ujar Kepala Departemen

Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo.

Di sisi lain, lanjut Budi, klaim reasuransi meningkat

dari Rp 4,31 triliun menjadi Rp 5,53 triliun, total

aset meningkat 9,4 persen dari Rp 517,91 triliun

menjadi Rp 566,67 triliun. Begitupun dengan total

cadangan teknis yang meningkat dari Rp 393,90

triliun menjadi Rp 422,60 triliun.

Sementara, industri asuransi jiwa mencatat

kenaikan klaim dan manfaat yang dibayarkan

sebesar 16,0 persen menjadi Rp 140,28 triliun dari

Rp 120,93 triliun. Di mana klaim meninggal dunia

meningkat sebesar 10,4 persen dari Rp 9,16 triliun

menjadi Rp 10,11 triliun, klaim asuransi kesehatan

sebesar 23,6 persen dari Rp 8,89 triliun tumbuh Rp

10,99 triliun.

Adapun, total tertanggung industri asuransi jiwa

berhasil tumbuh 19 persen menjadi 64,34 juta orang,

yang menunjukkan peningkatan kesadaran

masyarakat Indonesia atas kebutuhan memproteksi

diri dan investasi. Sejalan uang pertanggungan

meningkat 10,2 persen menjadi Rp 4.200,81.

Pertumbuhan ini menunjukkan semakin

membaiknya kondisi ekonomi masyarakat

Indonesia serta meningkatnya ketahanan keuangan

mereka.

Secara konsisten, jumlah tenaga pemasar dalam

industri asuransi jiwa mengalami kenaikan sebesar

sebesar 9,2 persen menjadi 639.740 orang di 2019

dibandingkan dengan 2018.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/ekonomi/607651/industri-asu

ransi-jiwa-masih-torehkan-kinerja-positif-sepanjang-2019

Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.38 WIB

Inovasi Perpusnas Jadi Ikon Peradaban dan

Ilmu Pengetahuan

Hendro D Situmorang / LES Sabtu, 7 Desember

2019 | 21:46 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan

Nasional (Perpusnas) memiliki peran strategis

dalam upaya peningkatan literasi masyarakat

Indonesia. Tujuannya agar masyarakat memiliki

pengetahuan untuk meningkatkan kualitas

dirinya, dan meningkatkan taraf hidupnya.

Oleh karena itu, Perpusnas terus berinovasi.

Komitmen ini diwujudkan dalam berbagai bentuk

strategi khususnya untuk meningkatkan budaya

literasi masyarakat Indonesia dan bentuk nyatanya

sekarang bisa dirasakan lewat pelayanan secara

terbuka kepada seluruh masyarakat lewat akses

secara digital.

Perjalanan Perpusnas dalam memberikan

sumbangsih pada negeri ini, kini dijabarkan dalam

sebuah buku dengan judul Perpustakaan Nasional:

“Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan”.

Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad

Syarif Bando mengatakan buku ini diluncurkan

dalam dua bahasa, agar masyarakat mengenal

kiprah Perpustakaan Nasional. Dalam buku ini

dijabarkan tentang peran Perpusnas sebagai

lembaga pelestarian warisan budaya literasi

bangsa. Buku ini juga memuat kisah

para founding fathers bangsa Indonesia tentang

kecintaan membaca buku, kisah para pegiat

literasi pada masa lampau, serta tulisan ringkas

sebuah naskah kuno yang telah mendapat

pengakuan dunia sebagai Ingatan Dunia/Memory

of The World.

“Ini menunjukkan arti penting membaca dan

betapa bangsa Indonesia sangat kaya dengan

warisan literasi yang mencerminkan karakter

masyarakat Nusantara yang unik dan beragam,”

kata Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarif

Bando dalam keterangannya Sabtu (7/12/2019).

Menurutnya, Buku Perpustakaan Nasional sebagai

Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan ini

didedikasikan sebagai salah satu media sosialisasi

peran strategis Perpusnas dalam upaya

peningkatan literasi masyarakat Indonesia guna

meningkatkan kualitas dirinya agar mampu

meningkatkan taraf hidupnya.

“Termasuk kiprah kegiatan dan inovasi yang telah

dilakukan Perpusnas, khususnya pada tiga tahun

terakhir dalam mewujudkan layanan pengetahuan,

informasi nasional-global, budaya literasi

universal berbasis TIK dan inklusi sosial,”

katanya.

Peluncuran buku ini juga disertai acara diskusi

panel menghadirkan narasumber, antara lain

penulis buku Ikon Peradaban dan Ilmu

Pengetahuan, Maya Fransiska, Direktur Eksekutif

Serikat Perusahaan Pers (SPS), Asmono Wikan,

dan Jadi Suriadi dari Wellbeing Institute dengan

moderatornya Kepala Biro Hukum dan

Perencanaan Perpusnas DR Joko Santoso.

Menurut Muhammad Syarif Bando, Perpustakaan

merupakan elemen sentral suatu bangsa dalam

upaya peningkatan literasi masyarakatnya karena

41

perpustakaan memiliki modal terhadap akses

informasi, teknologi informasi dan komunikasi,

serta budaya universal. Hal ini disampaikan oleh

International Federation of Library Association

and Institution (IFLA dalam advokasinya kepada

PBB sebagai upaya melibatkan perpustakaan

dalam proses mewujudkan Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan/Sustainable Development Goal's

(SDG's) periode 2015-2030.

Oleh dasar tersebut, PBB kemudian menetapkan

bahwa tujuh dari 17 agenda SDG's melibatkan

perpustakaan dengan layanan berbasis inklusi

sosial sebagai salah satu instrumen strategis lintas

sektor. Tiga skala prioritas telah ditetapkan

Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) untuk

membantu pemerintah mewujudkan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) IV periode 2020-2024 sebagai

kontribusi Indonesia dalam mewujudkan Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan PBB, yakni literasi

informasi terapan dan inklusif pendampingan

masyarakat untuk literasi informasi, serta

pemerataan layanan perpustakaan berbasis inklusi

sosial.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/589491/inovasi-per

pusnas-jadi-ikon-peradaban-dan-ilmu-pengetahuan

Akses : 16 April 2020 Pukul 08.14 WIB

Insan Media Solo dan Warganet Bertekad

Kawal Kebijakan Nasional Tanpa Hoax

Asni Ovier / AO Rabu, 29 Januari 2020 | 09:56

WIB

Solo, Beritasatu.com - Seluruh komponen

masyarakat, khususnya insan media, diajak untuk

ikut mengawal berbagai kebijakan pembangunan

nasional demi mewujudkan Indonesia maju. Peran

media dan warganet sangat penting untuk terus

menyebarkan konten positif tanpa kabar bohong

(hoax) terkait dengan program pembangunan

nasional yang tengah dijalankan pemerintah.

Hal itu dikatakan Hafyz, Ketua Panitia diskusi

bertajuk “Peran Media Mengawal Kebijakan

Pemerintah Tanpa Hoax: Upaya Mensukseskan

Pembangunan Nasional 5 Tahun ke Depan”. Acara

yang digelar insan media Solo itu berlangsung di

Resto Ndalem Limasan, Solo, Jawa Tengah, Selasa

(28/1/2020).

“Harapannya, insan media bisa menjadi garda

terdepan dalam menyukseskan berbagai kebijakan

pembangunan nasional dengan terus menebar

konten berita positif yang dapat menumbuhkan

optimisme bangsa,” ujar Hafyz.

Sementara, Redaktur Tribunnews Husen Sanusi

menuturkan, media juga harus berperan dalam

mewujudkan Indonesia maju. Caranya dengan

menyampaikan segala capain dan keberhasilan

pembangunan yang nantinya dilakukan pemerintah

dengan sejujurnya tanpa mengurangi fungsi utama

media. Media, kata dia, tidak boleh menggunakan

kabar bohong sebagai bahan pemberitaan.

“Pada 2020 tak dimungkiri bahwa arus informasi

yang hadir justru menembus batas-batas ekonomi,

budaya, politik, dan hukum. Maka dari itu media

jangan sampai ikut menyiarkan bahkan membuat

berita bohong serta kontroversi yang dapat

menurunkan kepercayaan publik sehingga merusak

rasa optimisme dalam membangun menuju

Indonesia maju,” ujarnya.

Lebih lanjut, Husen mengatakan bahwa media harus

secara optimal memberikan kontrol yang besar

dalam membangun kesadaran masyarakat secara

kolektif dengan bertanggung jawab.

Salah satu tokoh muda Solo, Gibran Rakabuming

Raka, yang hadir sebagai narasumber, mengatakan,

baik media maupun masyarakat harus bisa saling

bergotong royong dalam mendukung dan

menyukseskan pembangunan nasional. Masyarakat

juga diajak untuk melek media, namun juga harus

dapat menyaring dengan cerdas.

“Dengan adanya sinergi tersebut diharapkan

masyarakat, khususnya warganet dan insan media,

bisa saling memiliki kesepahaman dalam

berpartisipasi melawan berita bohong serta ikut

dalam menyebarkan konten positif di lini publik.

Insan media dan warganet bisa menjadi garda

terdepan dalam mengawal dan menyukseskan

kepentingan nasional,” ujar Gibran.

Senada dengan Gibran, anggota DPRD Kota Solo,

Antonius Yogo Prabowo mengatakan, insan media

dan pemerintah harus lebih bersinergi dalam

membangun bangsa, terutama dalam memerangi

kabar bohong di ruang media publik.

“Jangan ikut menyebarkan berita bohong. Jangan

hanya melihat kekurangan pemerintah. Semua perlu

dikritisi, namun gunakan data yang pasti dan media

juga harus menumbuhkan optimisme agar

masyarakat memiliki semangat dalam ikut

berkontribusi membangun bangsa menuju Indonesia

maju,” katanya.

42

Pengajar di IAIN Surakarta, Nur Rohman

menambahkan, selain insan media, ranah akademisi

juga akan tetap mendukung semua program

kebijakan nasional dalam mewujudkan Indonesia

maju dengan cara intelektual dan terukur.

"Kejujuran dan pertanggungjawaban intelektual

mengajarkan akademisi untuk memiliki literasi yang

tinggi. Sebab, literasi adalah pintu gerbang

membawa bangsa ini melek informasi secara sehat

guna menuju Indonesia maju demi lancarnya

pembangunan nasional ke depan," kata Nur

Rohman.

Selain diskusi, kalangan insan media bersama

warganet Solo juga menorehkan deklarasi aksi

posting konten positif insan pegiat media dalam

mendukung Indonesia maju.

Isi deklarasi itu adalah:

Pertama, siap menjaga Persatuan dan Keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Kedua, siap menangkal penyebaran hoax dengan

memproduksi narasi-narasi konten positif di

berbagai lini media yang dapat menumbuhkan

optimisme bangsa guna mewujudkan Indonesia

maju.

Ketiga, Siap bersinergi dalam menjaga stabilitas di

ruang media publik guna mendukung dan

mensukseskan kebijakan pemerintah 5 tahun ke

depan menuju Indonesia maju.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/597609/insan-media

-solo-dan-warganet-bertekad-kawal-kebijakan-nasional-t

anpa-hoax

Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.15 WIB

Jelang Pilpres, Menkominfo

Prediksi Hoax Terus Meningkat

YUD Kamis, 11 April 2019 | 21:03 WIB

Padang, Sumatera Barat - Menteri Komunikasi

dan Informatika Rudiantara memprediksi

tren hoax akan terus meningkat hingga pemilihan

presiden dan wakil presiden, pada 17 April.

"Paling banyak prsentasenya politik, berkaitan

dengan pilpres. Itu yang terus mengkhawatirkan

saya," kata Rudiantara di Padang, Kamis

(11/4/2019).

Menkominfo mengatakan

peningkatan hoax terjadi mulai Desember 2018

dengan temuan sebanyak 75 isu atau naik tiga kali

lipat dibanding temuan pada Agustus 2018.

Hoaks kembali meningkat pada Februari 2019

menjadi 353 dan Maret 2019 menjadi 453 atau 18

kali lipat sejak Agustus 2018.

Kemenkominfo, lanjut Rudiantar, sudah

menangani hoax secara sistematis berupa gerakan

literasi, identifikasi, hingga penindakan. Hanya

saja, penanganan hoaks melalui literasi tidak

efektif menjelang masa pilpres yang hanya bersisa

enam hari.

"Kemenkominfo mengidentifikasi hoax setiap

hari, hoax of the day, agar masyarakat sadar

ada hoax. Orang juga bisa mengakses kominfo

lewat jaringan stophoaks.id," kata Rudiantara

tentang tindakan identifikasi hoax sepekan

sebelum Pemilu 2019.

Tindakan terakhir adalah dengan menutup akun

media sosial yang terbukti menyebarkan hoax.

Rudiantara berharap seluruh masyarakat dapat

menikmati pesta demokrasi yang akan

berlangsung pada enam hari mendatang tanpa

mengadu domba, menebar hasutan, dan

sebagainya. Masyarakat, lanjut Rudiantara, tidak

perlu takut menggunakan hak suara mereka.

"Aparat akan mengamankan. Tidak usah khawatir

pada tanggal 17 April nanti. Karena ini pesta

demokrasi, selayaknya pesta, fun, silaturahmi,

makan enak. Itu inti pesta politik," ujar

Rudiantara.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/548194/jelang-pilpres

-menkominfo-prediksi-hoax-terus-meningkat

Akses : 21 April 2020 Pukul 22.27 WIB

Jokowi: Literasi dan Inklusi Keuangan Beri

Rakyat Akses Finansial

Novy Lumanauw / MPA Selasa, 10 Desember 2019

| 16:45 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Presiden Joko Widodo

(Jokowi) mengatakan, literasi dan inklusi

keuangan sejalan dengan program pembangunan

dan pengembangan ekonomi berkelanjutan

nasional.

43

Peningkatan literasi dan inklusi keuangan diyakini

akan membuat masyarakat memiliki pengetahuan

dan keterampilan dalam mengelola keuangan dan

mudah mendapatkan akses layanan finansial,

seperti tabungan dan kredit usaha.

“Ini penting sekali karena dari situlah ekonomi

keluarga serta ekonomi usaha mikro dan kecil kita

akan bisa naik ke kelas yang lebih atas lagi,”

kataJokowi pada Rapat Koordinasi Nasional

(Rakornas) Tim Percepatan Akses Keuangan

Daerah (TPAKD) di Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Kepala Negara juga mengapresiasi dibentuknya

Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah

(TPAKD) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

yang bekerja sama dengan pemerintah serta

seluruh pemangku kepentingan dalam

meningkatkan inklusi keuangan di daerah.

“Saya sangat menghargai OJK yang telah

membentuk tim percepatan akses keuangan

daerah ini. Nantinya betul-betul bisa

menghasilkan sebuah hal yang konkret sehingga

tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan

kita bisa naik lebih cepat dan tinggi lagi," kata

Jokowi.

Menurut Presiden, pemerintah mengajak seluruh

pemerintah daerah untuk mendorong masyarakat

mengakses layanan keuangan atau perbankan,

baik berupa tabungan maupun akses kepada

layanan kredit usaha.

Sebagai contoh, pemerintah memiliki program

pemberdayaan dan peningkatan serta permodalan

bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),

seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Bank Wakaf

Mikro di lingkungan pesantren, dan Membina

Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang

diselenggarakan PT Permodalan Nasional Madani

(Persero).

"Di usaha yang mikro dan kecil kita memiliki

PNM Mekaar yang sekarang ini jumlahnya sudah

5,9 juta nasabah. Di PNM Mekaar bisa mengambil

kredit pertama Rp2 juta hingga bisa naik ke Rp10

juta," katanya.

Sementara itu, di program KUR, pemerintah

bahkan akan menaikkan total plafon anggaran

hingga mencapai Rp190 triliun pada tahun 2020

atau meningkat Rp 50 triliun dibandingkan tahun

2019.

"KUR itu nanti di tahun 2020 ini target kita adalah

Rp 190 triliun harus keluar dari perbankan kita

untuk usaha-usaha kecil dan usaha-usaha mikro.

Target yang saya berikan di tahun 2024 Rp 325

triliun harus keluar untuk usaha-usaha mikro dan

usaha kecil," kata Jokowi.

Disebutkan, dari semua program yang kini

berlangsung, baik KUR, PNM Mekaar, maupun

Bank Wakaf Mikro, kata Jokowi, hasil dan

respons yang didapatkan dari para nasabah amat

menggembirakan. Bahkan, berdasarkan data yang

diperoleh, tingkat kredit macet dari program

tersebut juga tergolong kecil.

"Artinya yang kecil-kecil ini justru memiliki

kedisiplinan, kejujuran, dan memiliki iktikad yang

baik untuk mengembalikan. Ini kalau kita tidak

memberikan sebuah ruang yang besar untuk bisa

kita tambah plafonnya ya kebangetan kita,"

ujarnya.

Untuk itu, ia mengharapkan agar pemerintah

daerah turut serta mendorong literasi dan inklusi

keuangan di masing-masing wilayahnya.

Pemerintah daerah disebutnya dapat membuat

kelompok-kelompok usaha untuk kemudian

mencarikan akses kepada bantuan permodalan

seperti KUR.

"Ini tugas daerah karena banyak masyarakat kita

itu enggak tahu bagaimana cara mengakses ke

bank. KUR pun yang sampai Rp50 juta itu kalau

dalam bentuk kelompok tidak memakai agunan.

Kalau satu-satu pasti diminta agunan, tapi kalau

dalam bentuk kelompok tidak," katanya.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/ekonomi/589922/jokowi-liter

asi-dan-inklusi-keuangan-beri-rakyat-akses-finansial

Akses : 16 April 2020 Pukul 08.09 WIB

Kemdikbud Ajak Masyarakat Tonton Film

Indonesia

WBP Minggu, 18 Maret 2018 | 12:33 WIB

Jakarta- Pusat Pengembangan Perfilman

(Pusbangfilm) Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemdikbud) mengajak masyarakat

turut merayakan bulan film nasional sepanjang

bulan Maret.

Kepala Pusbangfilm Maman Wijaya mengatakan

bahwa peringatan hari film nasional merupakan

perwujudan kecintaan masyarakat terhadap film

Indonesia. "Pada tanggal 30 Maret nanti, mari kita

ramaikan bioskop untuk menonton film Indonesia

yang akan diputar serentak di seluruh bioskop,"

ujar Maman Wijaya dalam siaran pers, di Jakarta,

Minggu (18/3).

44

Tahun 2017, kata dia, jumlah penonton film

Indonesia meningkat 32 persen mencapai 40 juta

orang dibandingkan tahun sebelumnya.

"Gerakan ayo nonton film Indonesia di bioskop

merupakan gerakan sederhana yang konkret untuk

mendukung perfilman nasional," kata Ketua

Umum Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) '56

Marcella Zalianty.

Marcella mengungkapkan, saat ini Parfi

mendorong tersedianya bioskop rakyat di

daerah-daerah yang memiliki keterbatasan akses

informasi.

Dewi Umaya Rachman dari Badan Perfilman

Indonesia (BPI) menyampaikan salah satu hal

strategis yang dicapai BPI bersama pemerintah,

yakni Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKKNI).

Saat ini terdapat 9 SKKNI lingkup perfilman yang

siap digunakan untuk meningkatkan kapasitas dan

daya saing para sineas Indonesia. "Literasi

perfilman itu penting, dan memang harus datang

dari masyarakat," kata Dewi.

Aktor sekaligus produser peraih film terbaik

Festival Film Indonesia (FFI) Darius Sinathrya

mengapresiasi perkembangan perfilman nasional.

Dia berharap perfilman nasional diwarnai dengan

film yang semakin beragam. "Mudah-mudahan ke

depan box office itu beragam genrenya. Semoga

Pusbangfilm dapat mendorong lahir film-film

yang bernuansa pendidikan dan kebudayaan," ujar

Darius.

Pusbangfilm bekerja sama dengan berbagai

komunitas dan organisasi dalam memeriahkan

bulan film nasional dan hari film nasional ke-68.

Kegiatan nonton bareng film Indonesia sepanjang

bulan Maret ini diadakan pada 199 titik di seluruh

Indonesia. Selain itu, kegiatan nonton bareng

dilakukan pada 17 negara bekerja sama dengan

kedutaan-kedutaan besar Indonesia. "Kita ingin

hari film nasional menjadi perayaan seperti hari

kemerdekaan," ujar Maman Wijaya.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/483787/kemdikbud-ajak-masyarakat-tonton-film-indonesia

Akses : 30 April 2020 Pukul 04.41 WIB

Kemdikbud Buka Pendaftaran Organisasi

Penggerak

Feriawan Hidayat / FER Senin, 9 Maret 2020 |

17:33 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)

menegaskan, organisasi kemasyarakatan (Ormas) di

bidang pendidikan yang akan berpartisipasi sebagai

organisasi penggerak dapat melakukan pendaftaran

hingga 16 April 2020.

Program ini sendiri akan resmi diluncurkan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem

Anwar Makarim, pada Selasa, 10 Maret 2020,

dalam sebuah kegiatan bertajuk forum organisasi

penggerak.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Guru dan

Tenaga Kependidikan, Supriano menjelaskan,

pengajuan proposal organisasi penggerak dapat

dimulai pada 16 Maret hingga 16 April 2020.

Adapun khusus pendaftaran keikutsertaan acara

forum organisasi penggerak pada 10 Maret 2020,

hanya 200 organisasi pendaftar pertama yang dapat

mengikuti kegiatan secara langsung di kantor

Kemdikbud karena keterbatasan tempat.

"Namun, jangan khawatir, keterpilihan peserta

forum di tanggal 10 Maret 2020 tidak memengaruhi

proses seleksi proposal organisasi. Proses seleksi

dan verifikasi akan melibatkan tim pakar

independen,” kata Supriano kepada wartawan,

Senin (9/3/2020).

Bagi organisasi yang belum berkesempatan hadir

langsung pada forum organisasi penggerak,

Kemdikbud menyediakan siaran langsung forum

tersebut melalui berbagai kanal informasi.

Organisasi kemasyarakatan di bidang pendidikan

juga dapat mengajukan pertanyaan secara langsung

melalui tautan yang disediakan di dalam laman

sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id. Selain di

laman resmi, Kemdikbud akan menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang sudah disampaikan melalui email.

"Tetap siapkan proposal terbaik organisasi anda dan

terus ikuti perkembangan informasi program

organisasi penggerak pada laman sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id," kata

Supriano.

Program organisasi penggerak diharapkan

membantu menginisiasi sekolah penggerak yang

idealnya memiliki empat komponen. Pertama,

kepala sekolah memahami proses pembelajaran

siswa dan mampu mengembangkan kemampuan

45

guru dalam mengajar. Kedua, guru berpihak kepada

anak dan mengajar sesuai tahap perkembangan

siswa.

Ketiga, siswa menjadi senang belajar, berakhlak

mulia, bernalar kritis, kreatif, kolaboratif (gotong

royong), dan berkebhinekaan global. Keempat,

terwujudnya komunitas penggerak yang terdiri dari

orang tua, tokoh, serta organisasi kemasyarakatan

yang diharapkan dapat menyokong sekolah

meningkatkan kualitas belajar siswa.

"Kemdikbud mendorong hadirnya ribuan sekolah

penggerak yang akan menggerakkan sekolah lain di

dalam ekosistemnya sehingga menjadi penggerak

selanjutnya," terang Supriano.

Supriano menjelaskan, program organisasi

penggerak melibatkan sejumlah organisasi

kemasyarakatan dan relawan pendidikan dengan

rekam jejak baik dalam implementasi program

pelatihan guru dan kepala sekolah.

Berbagai model pelatihan yang terbukti efektif

meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar

siswa diharapkan turut mendorong kualitas guru

dan kepala sekolah.

Organisasi yang terpilih akan menyelenggarakan

program rintisan peningkatan kualitas guru dan

kepala sekolah di bidang literasi dan numerasi

selama dua tahun ajaran, yaitu tahun 2020 hingga

2022 pada jenjang PAUD, SD, dan SMP.

Pada periode ini, program organisasi penggerak

akan meningkatkan kompetensi 50.000 guru, kepala

sekolah dan tenaga kependidikan di 5.000 PAUD,

SD dan SMP.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/606921/kemdikbud-

buka-pendaftaran-organisasi-penggerak

Akses : 08 April 2020 Pukul 12.00 WIB

Kemdikbud Buka Ratusan Lowongan

untuk Calon Dosen dan Guru Pamong PPG

Jayanty Nada Shofa / JNS Selasa, 21 April 2020 |

19:48 WI

Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan

kembali membuka lowongan untuk calon dosen

(instruktur) dan guru pamong untuk pendidikan

profesi guru (PPG) prajabatan tahun 2020.

“Tujuannya untuk mendapatkan lulusan PPG

Prajabatan sebagai guru profesional yang dapat

mencerdaskan kehidupan dan meningkatkan

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan

berdaya saing serta mampu menginspirasi para

muridnya di setiap kegiatan” ujar Elvira selaku

Analis Kebijakan Madya Direktorat Pendidikan

Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga

Kependidikan di Jakarta, Selasa (21/4/2020).

Sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005, seseorang

wajib mengantongi sertifikat pendidik untuk

berhak mengajar.

Untuk sertifikasi guru, para sarjana pendidikan

dan non pendidikan dihimbau untuk mengikuti

PPG.

Pada rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo,

Mendikbud Nadiem Makarim memaparkan

beberapa strategi untuk meningkatkan

skor Programme International Student

Assessment (PISA) yang dinilai rendah khususnya

di bidang literasi. Salah satu strategi yang disebut

adalah dengan meningkatkan kualitas PPG untuk

regenerasi guru yang berkualitas.

Namun, untuk mencapai hal ini, dibutuhkan

pelatih yang mumpuni.

Elvira menyatakan, rekrutmen instruktur ini dapat

diikuti oleh dosen, praktisi pendidikan, kepala

sekolah, pengawas dan guru selama memenuhi

kriteria yang sudah ditetapkan.

Di antaranya adalah wajib memiliki sertifikat

pendidik atau sertifikat lainnya yang

menunjukkan keahlian yang berkaitan.

Kemdikbud membuka lowongan dosen/instruktur

PPG untuk 352 orang. Sedangkan, kebutuhan guru

pamong PPG adalah sebanyak 264 orang yang

tersebar di 13 provinsi termasuk Yogyakarta, DKI

Jakarta, serta Jawa Tengah.

Elvira menambahkan, program PPG tahun ini

akan dilaksanakan dengan kurikulum dan pola

penyelenggaraan yang telah disempurnakan.

Tahun ini, pelaksanaan PPG prajabatan akan

difokuskan untuk program studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD). Program ini juga akan

diikuti 1.125 calon mahasiswa yang telah lulus

seleksi di tahun 2019.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/623553/kemdikbud-buka-ratusan-lowongan-untuk-calon-dosen-dan-guru-pa

mong-ppg

46

Akses : 21 April 2020 Pukul 21.34 WIB

Kemdikbud Gandeng 12 Mitra Swasta

Dukung Belajar di Rumah

Maria Fatima Bona / IDS Kamis, 19 Maret 2020 |

20:00 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Untuk membantu siswa

sekolah atau belajar dari rumah akibat dampak virus

corona (Covid-19), Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemdibud) menggandeng 12 mitra

swasta di bidang teknologi pendidikan untuk

mendukung pembelajaran daring di rumah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud),

Nadiem Makarim mengatakan, Kemdikbud terus

melakukan koordinasi dan mendorong para

penyedia teknologi dan penyedia konten pendidikan

untuk bergotong royong mendukung pembelajaran

daring. Ini dilakukan sesuai arahan Presiden Joko

Widodo yang mengimbau masyarakat untuk bekerja

dan belajar dari rumah untuk mencegah corona.

"Beragam aktivitas pembelajaran bisa dilakukan

oleh siswa dan mahasiswa dari rumah atau tempat

tinggal masing-masing. Kita akan terus

memfasilitasi program belajar dari rumah ini sesuai

arahan Bapak Presiden," kata Nadiem dalam siaran

pers yang diterima Beritasatu, Kamis (19/3/2020).

Nadiem menambahkan, pelaksanaan pembelajaran

daring ini diperkuat melalui Surat Edaran Nomor

Nomor 36962/MPK.A/HK/2020. Ke-12 mitra

swasta yang bekerja sama dengan Kemdikbud yaitu

Google Indonesia, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper,

Ruangguru, Sekolahmu, Zenius, Cisco System

Indonesia, ICANDO, IndonesiaX, MejaKita, dan

Udemy.

Pendiri IndonesiaX, Lucyanna Pandjaitan

mengatakan, pihaknya mendukung program

pemerintah di masa sulit ini untuk belajar di rumah

secara daring. IndonesiaX telah berpengalaman

dalam mendukung penyediaan akses belajar bagi

masyarakat melalui kursus-kursus berkualitas yang

dibawakan oleh para instruktur terbaik. Sejak

diluncurkan pada 2015 hingga sekarang, tercatat

lebih dari 500.000 pembelajar yang terdaftar di

kursus daring yang dapat diakses secara gratis itu.

"IndonesiaX berkomitmen meningkatkan

kecerdasan bangsa melalui penyediaan kursus

daring gratis untuk mengurangi

disparitas/kesenjangan pendidikan di negeri ini,"

ujar Lucyanna.

Dukungan serupa juga datang dari Country

Managing Director dari Cisco Systems Indonesia,

Marina Kacaribu. Pihaknya berkomitmen untuk ikut

serta dalam kolaborasi membantu pendidikan di

Indonesia agar tetap terus berjalan di tengah wabah

corona.

Dalam hal ini, guru dan murid tetap dapat

menjalankan proses belajar-mengajar melalui Cisco

Webex secara gratis. Seperti diketahui, Cisco

Webex adalah teknologi kolaborasi yang dapat

digunakan sebagai media tatap muka virtual antara

guru dan murid. Guru akan mengajar seperti biasa

melalui video, termasuk berbagi konten presentasi

dan berinteraksi dengan papan tulis digital melalui

layar komputer ataupun ponsel.

Selain itu, Cisco Webex juga menyediakan ruang

kelas digital berbasis messaging, sehingga guru dan

murid dapat tetap berdiskusi dan berbagi materi

melalui fitur group chat di Cisco Webex Teams.

Pendiri dan Direktur Utama ICANDO, Syaiful

Lokan mengatakan, Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) tidak boleh luput dari perhatian di tengah

merebaknya wabah Covid-19 di Indonesia.

ICANDO menyediakan aplikasi yang bisa

didapatkan secara gratis di Google Play Store untuk

PAUD.

Syaiful memastikan, konten yang dikembangkan

selaras dengan Kurikulum 2013 (K-13) berbasis

game-based education sehingga cocok untuk anak

usia dini. Pasalnya, ICANDO menjadikan belajar

sebagai sesuatu yang menyenangkan dan tidak

membebani anak-anak.

"Aplikasi ICANDO yang berisi lebih dari 200 mini

games mulai dari literasi bahasa, literasi

matematika, hidup sehat, dan karakter memberikan

akses pembelajaran jarak jauh secara daring atau

online untuk anak-anak usia dini agar tetap

mendapatkan pembelajaran yang berkualitas dengan

menyenangkan," ujar Syaiful.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/610919/kemdikbud-

gandeng-12-mitra-swasta-dukung-belajar-di-rumah

Akses : 08 April 2020 Pukul 11.51 WIB

Kemdikbud Gandeng Inovasi untuk

Permudah Belajar Siswa

47

Iman Rahman Cahyadi / CAH Kamis, 29

November 2018 | 10:13 WIB

Jakarta - Diperlukan inovasi pembelajaran yang

menyenangkan untuk bisa mempermudah siswa

belajar. Kepala Pusat Penelitian Pendidikan

(Kapuspendik) Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, M Abduh mengatakan, inovasi pada

pendidikan fokus pada tiga bidang, yakni literasi,

numerasi dan inklusi.

Di beberapa daerah, selama ini kerap ditemukan

metode pembelajaran yang ternyata inovasi.

"Misalkan ditemukan metode pembelajaran

dengan menggunakan bahasa transisi atau bahasa

ibu," ujar M Abduh di Jakarta, Rabu (28/11).

Ia menjelaskan, pengantar bahasa ibu selama ini

diharamkan. Karena guru lebih terikat terhadap

kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD),

kurikulum hingga rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

"Jarang sekali guru itu out of the book agar

pelajaran dengan siswa menjadi menyenangkan.

Padahal itu inovasi, seperti pengantar

menggunakan bahasa ibu atau daerah," kata dia.

Selama ini, siswa disuguhkan materi

pembelajaran dengan teks book atau tulisan.

Padahal media pembelajaran tidak hanya melalui

mata, tetapi dengan suara pun bisa memudahkan

siswa untuk belajar.

"Di NTT siswa dengan mudah belajar dengan

pengantar suara. Dan itu membuat anak antusias

belajar," beber dia.

Ia menyebutkan, beberapa daerah menerapkan

bahasa ibu sebagai pengantar pembelajaran,

seperti NTT dan Madura. Dan itu solusi lokal

untuk mengatasi masalah pendidikan di daerah.

"Ini satu pendekatan baru untuk siswa SD atau MI

dengan inovasi pembelajaran yang

menyenangkan. Ini bisa jadi inspirasi untuk ditiru

wilayah lain, tapi tidak bisa dikemas secara

nasional," tambahnya.

Untuk lebih mengetahui proses pembelajaran,

Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud

bekerja sama dengan Inovasi untuk Anak

Indonesia (Inovasi), sebuah program kemitraan

pendidikan Australia-Indonesia, menggelar forum

Temu Inovasi untuk ke-4 kalinya di Ruang Sidang

Graha Utama Kemdikbud, Rabu (28/11).

Temu Inovasi menjadi ajang untuk bertukaran

pikiran, sharing ideas tentang praktek baik yang

sudah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia

dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

"Saya berharap praktek-praktek baik yang

ditampilkan hari ini dari NTB, NTT, Kalimantan

Utara dan Jawa Timur nantinya tidak hanya

berhenti di sekolah yang menjadi lokasi rintisan,

tetapi bisa menyebar menjadi guliran bola salju

yang semakin lama semakin berkembang dan

menginspirasi ke berbagai sekolah/wilayah

lainnya,” ujar Ketua Balitbang Kemdikbud, Totok

Suprayitno.

Sementara itu Direktur Program Inovasi Mark

Heyward, mengaku beruntung bisa menyaksikan

langsung diskusi dan praktik baik dari pemangku

kepentingan kunci dari empat provinsi mitra

Inovasi.

"Sejak tahun 2016, sudah ada lebih dari 40

program rintisan yang dilaksanakan di 17

kabupaten mitra Inovasi, termasuk salah satunya

solusi ‘sekolah bambu’ pasca gempa di Lombok

Utara, NTB. Berbagai program rintisan tersebut

dilaksanakan untuk mendapatkan pemahaman

cara-cara yang terbukti efektif meningkatkan hasil

belajar siswa, terutama di bidang-bidang seperti

literasi dan numerasi dasar, pendidikan inklusif,

transisi dari bahasa ibu ke Bahasa Indonesia,

kepemimpinan sekolah, dan pembelajaran kelas

rangkap," jelasnya.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/525001/kemdikbud-

gandeng-inovasi-untuk-permudah-belajar-siswa

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.31 WIB

Kemilau Politik Jadi Momok Pilkada Bersih

Rully Satriadi / RSAT Jumat, 6 Maret 2020 | 16:19

WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Kemilau politik yang

berlebihan dalam pesta demokrasi menjadi momok

bagi upaya dalam menghadirkan Pilkada bersih,

bermartabat, dan berintegritas. Bahkan, tak jarang,

hukum yang seharusnya menjadi panglima tak

dihiraukan sama sekali.

Hal tersebut disampaikan Wakil Dekan Fakultas

Hukum Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW),

RES Fobia dalam sosialisasi Pengawasan

Partisipatif Pilkada yang diadakan oleh Bawaslu

Kota Surakarta, Kamis (5/3/2020).

Menurut RES Fobia, ambisi ingin meraih

kemenangan dari para calon dan pendukung sering

menciptakan tindakan-tindakan di luar batas

48

kewajaran dan tak jarang pula menabrak

rambu-rambu hukum yang ada. Kondisi ini

membuat harapan banyak pihak agar tercipta

Pilkada yang bersih sulit tercapai.

Selain itu, dominasi persepsi dan perspektif pemilik

modal, serta pemilih yang pasif dan kurang kritis

terhadap program kerja para calon, kian menambah

beratnya upaya menghadirkan Pilkada yang bersih,

berintegritas, dan bermartabat.

Karena itu, perlu ada perubahan paradigma di

masyarakat, bahwa Pilkada bukan sekadar pesta dan

kesempatan untuk mendapat “sesuatu” dari para

calon, tetapi Pilkada adalah sarana untuk

mendapatkan pemimpin baru yang benar-benar

kompeten, memiliki visi misi yang jelas, dan

berintegritas tinggi.

“Di sinilah diperlukan partisipasi aktif dari

masyarakat selaku pemegang kedaulatan tertinggi

untuk menentukan figur seperti apa yang akan

dipilih untuk memimpin mereka selama lima tahun

ke depan,” tutur Mitra Kerja Indeks Demokrasi

Indonesia ini.

Dalam konteks ini, RES Fobia berpendapat peran

para tokoh masyarakat dan tokoh agama sangat

penting untuk memberikan pencerahan kepada

masyarakat agar dapat menentukan sikap politik

secara tepat dan benar.

Alumnus Fakultas Hukum UNS dan Graduate

School of Policy Studies - Kwansei Gakuin

University, Japan ini menegaskan, peran strategis

para tokoh agama dan tokoh masyarakat tersebut

sangat penting agar pemimpin yang terpilih nanti

memiliki tanggung jawab dan kemampuan yang

memadai dalam tata kelola pemerintah di daerah.

Hal ini sangat penting karena Pilkada adalah salah

satu bentuk konkrit dari pemilu untuk

mengartikulasi bidang dan kerja politik, sekaligus

memaknai hakekat demokrasi yaitu pemerintahan

rakyat.

Untuk itu, dia mengharapkan para tokoh agama dan

tokoh masyarakat memerankan secara strategis

beberapa hal. Pertama, membumikan Pancasila

dalam ranah praktis Pilkada. Kedua, memberi

masukan tentang urgensi kepala daerah dan adanya

birokrat ahli yang terpercaya.

Ketiga, ikut serta mengawasi pejabat publik.

Keempat, memandu kerukunan hidup bersama.

Kelima, menjadi teladan pendidikan politik melalui

pemikiran strategis, penjiwaan batiniah, sikap

positif, tindakan konstruktif, dan tanggung jawab

publik.

Sementara itu, KH Dian Nafi' yang juga menjadi

narasumber dalam forum itu menyebutkan, peran

tokoh agama dalam Pilkada meliputi empat hal.

Pertama, edukasi warga tentang hikmah penentuan

pemimpin melalui Pemilu. Kedua, literasi warga

tentang martabat manusia dalam urusan publik.

Ketiga, memberikan dorongan kepada warga untuk

menggunakan hak pilih secara positif. Keempat,

menempatkan diri sebagai sumbu tengah (aksis)

dalam kontestasi pemilu.

Sedangkan, peran masyarakat dalam pengawasan

Pemilu, menutut KH Dian Nafi’ meliputi memberi

informasi awal, mencegah pelanggaran,

mengawasi/memantau, dan melaporkan.

Pdt. Retno Ratih Suryaning Handayani

mengemukakan paling tidak ada lima peran tokoh

agama dalam upaya menciptakan Pilkada yang

bersih. Pertama, mendorong partisipasi warga,

terkhususnya warga gereja, untuk aktif menyatakan

hak dan kewajibannya, karena partisipasi

merupakan wujud pertanggungjawaban setiap orang

kepada negara dan Allah, demi kepentingan bersama

untuk jangka panjang.

Kedua, mendorong umat berkomitmen mencegah

dan melawan politisasi SARA, politik uang, dan

ujaran kebencian. Ketiga, mendorong umat

membaca dan menggunakan media secara cerdas

dan bijak. Keempat, mendorong umat terlibat

mengawasi Pemilu. Kelima, mendorong umat

berdemokrasi secara dewasa dengan menerima hasil

Pemilu secara lapang dada.

Sebelumnya saat membuka acara sosialisasi, Ketua

Bawaslu Kota Surakarta, Budi Wahyono

mengatakan Pilkada tak bisa diampu hanya oleh

Bawaslu sendiri. Pemilu diibaratkannya sebagai

orkestra di mana penampilan dan tanggung jawab

dari semua instansi penyelenggara pemilu harus

dikerjakan secara bersama melalui tim kerja yang

solid.

Dikatakan, Pilkada sebagai aplikasi pendidikan

politik untuk kepentingan masa depan Indonesia.

Karena itu, dibutuhkan kerja sama dan tanggung

jawab bersama dari lembaga penyelenggara pemilu,

para kontestan, TNI-Polri, media, para pemilih, dan

tentu saja peran aktif tokoh agama dan masyarakat.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/politik/606091/kemilau-politi

k-jadi-momok-pilkada-bersih

Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.49 WIB

49

Kemitraan Antarguru, Upaya Kemdikbud

Tingkatkan Mutu Pendidikan

Maria Fatima Bona / IDS Jumat, 9 Agustus 2019 |

12:00 WI

Jakarta, Beritasatu.com - Dirjen Guru dan

Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan (GTK Kemdikbud), Supriano

mengatakan, salah satu upaya peningkatan dan

pemerataan mutu pendidikan adalah

melaksanakan program kemitraan GTK. Artinya,

guru dan kepala sekolah mitra dari daerah

tertinggal, terluar, terdepan (3T) diundang ke

sekolah inti untuk berkolaborasi dengan guru inti.

Supriano menyebutkan, para guru dan kepala

sekolah dari sekolah mitra ini akan belajar selama

sepekan dengan menyaksikan dan terlibat di setiap

sekolah inti agar praktik baik itu dapat mereka

sebarluaskan kepada guru-guru lain di

wilayahnya. Secara teknis, program kemitraan

adalah mewujudkan program penguatan

pendidikan karakter (PPK), pembelajaran abad 21,

dan gerakan literasi sekolah secara terpadu

melalui peran guru di kelas dan peran kepala

sekolah pada tingkat satuan pendidikan melalui

penguatan komunitas belajar profesional GTK di

wilayahnya masing-masing.

“Jadi ini seperti program sister school. Sekolah

mitra ini belajar langsung praktik baik dari

sekolah inti lalu mereka kembali ke sekolahnya

dan menerapkan apa yang mereka pelajari.

Misalnya, kepala sekolah dari sekolah mitra ini

dapat belajar bagaimana manajemen sekolah yang

baik di sekolah inti,” kata Supriano di Gedung

Kemdikbud Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Dijelaskan Supriano, program kemitraan tahun ini

memiliki keunikan, yakni mengintegrasikan guru

dan kepala sekolah dalam program yang sama

sehingga ada kesinambungan substansi yang

digarap oleh keduanya. Keterpaduan program ini

meliputi desain dan langkah program, lokasi dan

sasaran program, serta substansi program.

Melalui program kemitraan, guru inti dapat saling

berbagi pengalaman, menginspirasi, dan

mengembangkan kerja sama dalam upaya

peningkatan dan pemerataan kemampuan guru

mitra yang berasal dari daerah 3T. Dengan ini,

mereka dapat menghidupkan komunitas belajar

profesional dengan fokus penguatan kualitas

layanan pembelajaran.

Program ini sejalan dengan program Kemdikbud

tentang zonasi pendidikan, yakni mendukung

program peningkatan dan pemerataan mutu

pendidikan yang berbasis zonasi dengan

pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran

(MGMP) melalui komunitas belajar.

Supriano juga menyebutkan, sekolah-sekolah

yang ditetapkan sebagai sekolah inti adalah

sekolah yang telah menjalankan delapan standar

pendidikan meliputi standar isi, standar

kompetensi kelulusan, standar proses pendidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan pendidikan, standar penilaian

pendidikan, dan standar pendidikan dan tenaga

kependidikan.

Selain itu, pertimbangan lain adalah guru inti

berasal sekolah yang secara nasional memiliki

rerata capaian ujian nasional (UN) 2017/2018

tinggi. Sedangkan guru mitra berasal dari daerah

yang secara nasional memiliki capaian UN

rendah.

“Pertemuan guru inti dan guru mitra ini bertujuan

untuk memberikan pemahaman kepada para

peserta tentang kemitraan guru dan tenaga

kependidikan, menggiring peserta untuk

berkolaborasi, dan saling berbagi pengalaman

terbaik dalam peningkatan mutu pembelajaran di

kelas,” jelas Supriano.

Dengan begitu, kedua sekolah dapat

berkolaborasi. Setelah guru dari sekolah mitra

pulang ke daerah masing-masing, sekolah inti

bertugas untuk mengunjungi sekolah mitra

tersebut. Dengan begitu, sekolah inti akan melihat

langsung apakah sekolah mitra sudah

menjalankan delapan standar pendidikan atau

belum.

Supriano mengatakan, program kemitraan ini

dilakukan berbasis zona. Harapannya, sekolah

yang menjadi mitra ini akan menjadi sekolah inti

di zona tersebut dan menyebarkan praktik baik ke

sekolah- sekolah dalam zona tersebut.

Untuk 2019 ini, terdapat 5.284 guru dan kepala

sekolah yang terlibat dalam program kemitraan,

baik dari sekolah inti maupun mitra.

Ketimpangan

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy

mengatakan, kompetensi guru merupakan salah

satu kunci untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Pasalnya, hasil uji kompetensi guru tahun 2015

menunjukkan bahwa kompetensi guru secara

nasional berada pada kategori rendah dan

menunjukkan kesenjangan yang tinggi

antardaerah.

50

Muhadjir menyebutkan, kondisi ketimpangan ini

mendesak untuk ditingkatkan karena terjadi

ketimpangan mutu pendidikan antardaerah.

Ketimpangan mutu ini dapat dilihat dari berbagai

dimensi, yaitu dimensi masukan (input), proses,

dan hasil.

Kondisi masukan yang menunjukkan adanya

masalah mutu di antaranya adalah masih

rendahnya kompetensi guru pada aspek pedagogik

dan profesional. “Untuk itu diperlukan

upaya-upaya sistematis dan masif secara bersama

untuk memenuhi kompetensi yang diharapkan,”

ujarnya.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/568823/kemitraan-a

ntarguru-upaya-kemdikbud-tingkatkan-mutu-pendidikan

Akses : 21 April 2020 Pukul 21.45 WIB

Kemkominfo dan Qlue Dorong Literasi

Digital Lewat Smart Citizen Day

Emanuel Kure / FER Rabu, 20 Maret 2019 | 15:48

WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian

Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo)

bersama Qlue, aplikasi yang memilkiki konsep smart city, gencar melakukan literasi

digital kepada masyarakat untuk menumbuhkan

kesadaran masyarakat yang saat ini sudah berada

di era digital. Kegiatan literasi tersebut dilakukan melalui gerakan smart citizen day, untuk

mewujudkan smart nation.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika

Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan,

mengatakan, kesadaran harus dibangun di era

digital seperti sekarang. Pasalnya, ruang siber

merupakan ruang baru yang perlu kehati-hatian,

kesadaran, dan pengetahuan bagi yang

memanfaatkannya.

"Di ruang siber enggak bisa sembunyi karena ada

jejak digital. Semuanya tidak bisa dipercaya,

kecuali orang yang membuat informasi dengan membangun trust (kepercayaan)," kata Semmy di

Jakarta, Rabu (20/3/2019).

Semmy mengatakan, Kemkominfo mendorong

supaya anak muda atau generasi milenial

Indonesia harus lebih tangkas menangkal

informasi salah atau hoax. Terlebih, kata Semmy,

direktoratnya selalu melakukan pengecekan

berita yang diterima dari bawahannya.

"Kita tunjukan bahwa ini loh hoax. Supaya

masyarakat tahu. Makanya sekarang kita

harapkan masyarakat cerdas

membedakan hoax. Makin lama masyarakat akan

cerdas untuk memilah ini hoax, ini bukan,”

tambah Semmy.

Pada kesempatan yang sama, Co-founder dan Chief Technology

Officer Qlue, Andre Hutagalung, menjelaskan,

peranan masyarakat bisa membawa pengaruh

positif serta efisiensi ke seluruh wilayah di

Indonesia. Oleh karena itu, aplikasi media sosial

Qlue bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar Smart Citizen Day pada

Kamis, 28 Maret mendatang. Ia menuturkan

acara ini sebagai bentuk kerja sama dalam

membangun smart city.

"Keberhasilan smart city butuh partisipasi

masyarakat. Acara ini akan mendatangkan 34

anak muda terpilih untuk melakukan deklarasi

dan menciptakan dampak sosial yang positif,”

pungkas Andre.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/544045/kemkominfo-

dan-qlue-dorong-literasi-digital-lewat-smart-citizen-day

Akses : 22 April 2020 Pukul 21.56 WIB

Ketergantungan pada Medsos Berpotensi

Rusak Perilaku Masyarakat

Radesman Saragih / JAS Sabtu, 16 November 2019

| 21:15 WIB

Jambi, Beritasatu.com - Meningkatnya

ketergantungan masyarakat mendapatkan

informasi melalui media sosial (medsos) perlu

terus diwaspadai karena hal tersebut berpotensi

merusak pola pikir dan perilaku masyarakat.

Sajian informasi medsos yang bebas tanpa sensor

dan cenderung menabrak rambu-rambu etika dan

norma bisa membuat warga masyarakat mudah

mempercayai informasi yang menyesatkan,

sehingga mereka gampang terpancing melakukan

aksi-aksi bernuansa konflik.

Demikian salah satu pokok pikiran yang bisa

dipetik pada Festival Media 2019 yang digelar

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Balai

Pendidikan dan Latihan (Diklat) Provinsi Jambi,

Sabtu (16/11/2019).

51

Festival Media 2019 bertajuk “Literasi di Era

Disrupsi” yang berlangsung hingga Minggu

(17/11/2019) tersebut diikuti sekitar 2.000 orang

dari 25 AJI kota se-Indonesia, lembaga swadaya

masyarakat (LSM), perusahaan swasta, media

cetak dan elektronik, serta pers kampus. Turut

hadir pada kesempatan tersebut, Ketua Umum

AJI, Abdul Manan, dan Gubernur Jambi, Fachrori

Umar.

Festival Media 2019 tersebut diisi dengan dengan

11 workshop (lokakarya) jurnalistik, lomba lomba

vlog (liputan blog video), foto spot (foto selama

festival berlangsung) dan pameran.

Ketua Umum AJI, Abdul Manan, pada

kesempatan tersebut mengatakan, ketergantungan

pada medsos yang terus meningkat di tengah

masyarakat sangat berbahaya bagi kehidupan

sosial. Masalahnya, penyiaran informasi melalui

medsos umumnya tanpa sensor dan tidak ada

keharusan mematuhi kode etik. Kondisi demikian

membuat masyarakat sering mendapat informasi

yang menyesatkan dan menanggapi informsi

tersebut secara negatif.

Dikatakan, warga masyarakat gampang percaya

dan terpengaruh informasi dari medsos karena

mereka semakin kurang tertarik mendapatkan

informasi melalui media massa, baik cetak

maupun elektronik. Warga masyarakat

belakangan ini lebih tertarik mendapat informasi

melalui gadget yang dipenuhi sajian – sajian

informasi yang tidak digarap sesuai prinsip

jurnalistik.

“Saat ini masyarakat yang pembaca koran

semakin berkurang. Mereka berpindah mendapat

informasi melalui medsos. Wartawan saat ini

tidak bisa lagi memonopoli sumber informasi

karena ada medsos dan jurnalisme warga,”

katanya.

Abdul Manan menyebutkan, era disrupsi

(cepatnya perubahan) saat ini dan di masa

mendatang mesti disikapi secara cerdas oleh

jurnalis dan seluruh elemen masyarakat. Hal itu

penting agar penyebaran informasi yang begitu

cepat di tengah masyarakat benar-benar

senantiasa bersifat positif dan membangun.

Untuk membendung peningkatan minat

masyarakat mendapat informasi melalui medsos,

lanjut Abdul Manan, profesionalisme jurnalis di

Indonesia perlu terus ditingkatkan.

Profesionalisme tersebut ditandai dengan

peningkatan kemampuan jurnalis atau wartawan

meliput dan menyiarkan berita sesuai dengan

rambu-rambu dan kode etik jurnalistik.

Berita-berita yang disiarkan jurnalis secara

profesional tersebut, yakni akurat, jujur,

berimbang, berbahasa yang santun, independen

atau tidak berpihak.

“Selain itu pengetahuan masyarakat mengenai

literasi jurnalistik perlu ditingkatkan agar mereka

lebih memahami mana informasi yang benar dan

mana yang tidak. Melalui literasi jurnalistik juga,

warga masyarakat akan lebih mempercai

informasi yang disampaikan jurnalis melalui

media massa ketimbang informasi yang beredar di

medsos,”katanya.

Abdul Manan mengatakan, AJI yang berdiri sejak

1994 kini memiliki 1.800 orang anggota di 38

cabang AJI seluruh Indonesia. AJI fokus

memperjuangkan kebebasan pers, advokasi

regulasi, kesejahteraan dan independensi jurnalis.

Sementara itu, Gubernur Jambi, Fachrori Umar

pada kesempatan tersebut menyambut baik

penyelenggaraan Festival Media 2019 yang

bertujuan meningkatkan profesionalisme jurnalias

dan meningkatkan pengetahuan masyarakat

mengenai informasi yang baik, tepat dan

terpercaya.

Fenomena pergerakan dan perubahan informasi di

tengah masyarakat saat ini dan di masa mendatang

semakin cepat menyusul terus berkembangnya era

digitalisasi. Informasi yang disiarkan media, baik

media massa maupun medos saat ini lebih cepat

diakses masyarakat di mana pun mereka berada.

“Menyikapi hal tersebut, masyarakat perlu

mendapat edukasi mengenai informasi yang

positif dan konstruktif atau membangun. Tanpa

edukasi tersebut, warga masyarakat bisa

memperoleh informasi secara tidak benar dan

menafsirkannya dengan keliru atau bias. Untuk itu

wartawan hendaknya senantiasa menyiarkan

berita yang positif, akurat, santun dan bersifat

membangun,” katanya.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/585740/ketergantun

gan-pada-medsos-berpotensi-rusak-perilaku-masyarakat

Akses : 16 April 2020 Pukul 08.45 WIB

Komnas: Literasi Digital dan Sosial

Perempuan Harus Ditingkatkan

BW Jumat, 22 Maret 2019 | 23:21 WIB

Jakarta, Beritasatu.com- Komisioner Komnas

Perempuan Siti Khariroh mengatakan, literasi

digital dan sosial perempuan harus terus

ditingkatkan. Tujuannya, agar tak mudah direkrut

52

kelompok radikal teroris untuk dijadikan pelaku

kekerasan penyebar propaganda mereka.

"Literasi digital jadi sangat penting karena apa

yang dikonsumsi di internet tidak semua benar.

Ada informasi yang menyesatkan, termasuk taktik

rekrutmen kelompok radikal di internet, memang

menyasar perempuan," kata Siti Khariroh di

Jakarta, Jumat (22/3/2019).

Dalam kurun 10 tahun terakhir, lanjut Siti

Khariroh, peran perempuan dalam jaringan

terorisme mengalami pergeseran. Kalau dulu lebih

banyak sebagai pendukung di balik layar, kini

perempuan berada di garda terdepan.

"Dulu jihadnya di rumah mengabdi pada suami,

mendidik anak, yang disebut jihad shagir atau

jihad kecil, tetapi kemudian ada panggilan bahwa

perempuan itu bisa melakukan jihad khabir

dengan berada di baris terdepan menjadi

pengantin bom," tutur Siti Khariroh.

Kasus bom bunuh diri Surabaya, bom Sibolga,

bom panci Bekasi, rencana penyerangan Mako

Brimob, dan terakhir penangkapan perempuan

terduga teroris di Klaten menjadi bukti bahwa

kaum perempuan telah aktif dalam gerakan

kelompok radikal.

Siti Khariroh menilai, terlalu mudahnya

perempuan termakan propaganda kelompok

radikal karena memang propaganda mereka di

media sosial (medsos) sangat canggih. Kondisi itu

ditambah para perempuan pengguna internet

literasinya sangat kurang.

"Banyak dari perempuan itu kemudian terpapar di

media sosial, tertipu dengan janji dan propaganda

ISIS. Dia yang aktif mencari informasi di internet,

padahal dia sebenarnya teperdaya propaganda

ISIS," kata Siti Khariroh.

Siti Khariroh juga mengakui banyak kaum

perempuan yang terlibat kasus

penyebaran hoax dan ujaran kebencian menjelang

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Ia menilai, para perempuan itu sebenarnya tidak

mengerti dunia politik. Namun, mereka terus

dicekoki dengan informasi hoax, seperti

pemerintah akan melegalisasi zina, perkawinan

sejenis, dan lain-lain yang sangat sensitif di

masyarakat.

"Bagi kami itu bagian dari kekerasan berbasis

gender, menggunakan perempuan dengan

informasi palsu, kemudian mereka diminta untuk

menyampaikan. Mereka tahu perempuan bisa

memengaruhi tetangga hanya dengan sekadar

ngobrol," kata Siti Khariroh.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/hankam/544712/komnas-liter

asi-digital-dan-sosial-perempuan-harus-ditingkatkan

Akses : 22 April 2020 Pukul 21.55 WIB

Komunikasi Kian Canggih, Media Massa

Tetap Jadi Kebutuhan Manusia

Carlos KY Paath / JAS Senin, 11 Februari 2019 |

13:06 WIB

Jakarta, Beritasatu.com – Kecanggihan

teknologi komunikasi melalui internet membuat

informasi di dunia seperti tanpa sekat. Sekarang

ini, manusia satu dengan yang lain bisa saling

komunikasi, kapan pun dan hampir di mana pun.

Demikian diungkapkan pakar komunikasi dari

Unversitas Brawijaya, Anang Sujoko saat

dihubungi Beritasatu.com, Senin (11/2). Meski

komunikasi begitu canggih, Anang menyatakan

media massa senantiasa menjadi kebutuhan setiap

masyarakat dunia.

“Komunikasi antarmanusia sudah tidak dibatasi

birokrasi beda negara. Namun demikian,

kehadiran media massa masih jadi kebutuhan

manusia. Terlepas dari kondisi nyata bahwa media

massa saat ini sering tidak mempertimbangkan

hak publik mendapatkan informasi yang benar,”

kata Anang.

Anang menegaskan, media massa arus utama tetap

menjadi sumber validasi informasi yang tersebar

di media sosial (medsos). Namun, Anang

menuturkan, penyumbatan hak publik menerima

informasi yang benar, berpotensi membuat

masyarakat memercayai medsos.

“Jika tidak ada media massa yang peduli, maka

medsos dan media-media online (daring) yang

dikelola nonpers atau individu akan jadi sumber

alternatif. Jika hal ini tidak segera diperbaiki,

maka kekacauan soal kebenaran informasi bakal

terjadi,” tegas Anang.

Di sinilah, menurut Anang, lembaga independen

dan negara harus hadir. “Dewan pers harus lebih

optimal memastikan KEJ (kode etik jurnalistik)

Indonesia diaktualisasikan, dan negara harus hadir

dalam mendidik masyarakatnya sadar akan

pentingnya literasi informasi,” ujar Anang.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/537390/komunikasi-kian-canggih-media-massa-tetap-jadi-kebutuhan-manusi

a

53

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.08 WIB

Kongres Bahasa Indonesia Hasilkan 22

Rekomendasi

CAH Rabu, 31 Oktober 2018 | 07:45 WIB

Jakarta - Kongres Bahasa Indonesia (KBI) ke-XI

yang diselenggarakan di Jakarta pada 28 hingga

31 Oktober, menghasilkan 22 rekomendasi.

"Kongres yang diadakan setiap lima tahun ini,

menghasilkan 22 rekomendasi yang harus

ditindaklanjuti," ujar Kepala Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Kemdikbud Prof Dadang Sunendar di Jakarta,

Rabu (31/10).

Rekomendasi pertama terkait penginternasionalan

bahasa Indonesia. Kemudian, pemerintah

didorong untuk dapat menertibkan penggunaan

bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam

pendidikan di sekolah serta harus memperkuat

pembelajaran sastra di sekolah untuk

meningkatkan mutu pendidikan karakter dan

literasi dengan memanfaatkan berbagai perangkat

digital dan memaksimalkan teknologi informasi.

Kemdikbud diharapkan dapat menetapkan jumlah

karya sastra yang wajib dibaca oleh siswa pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah. Selain

itu, pemerintah diharapkan dapat memperluas

penerapan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

(UKBI) di berbagai lembaga pemerintah dan

swasta. Pemerintah juga harus menegakkan

peraturan perundang-undangan kebahasaan

dengan mendorong penerbitan

peraturan-peraturan daerah yang memuat sanksi

atas pelanggaran.

Kemudian, pemerintah bersama seluruh

komponen masyarakat harus meningkatkan

kebanggaan berbahasa Indonesia dalam berbagai

ranah kehidupan seiring dengan peningkatan

penguasaan bahasa daerah dan bahasa asing.

Pemerintah pusat dan daerah harus

mengintensifkan pendokumentasian bahasa dan

sastra daerah secara digital dalam kerangka

pengembangan dan perlindungan bahasa dan

sastra. Serta mengembangkan sarana kebahasaan

dan kesastraan bagi penyandang disabilitas demi

terwujudnya ekosistem yang inklusif.

Badan Bahasa wajib melakukan pemantauan,

koordinasi, dan evaluasi terhadap pelaksanaan

putusan Kongres Bahasa Indonesia XI serta

melaporkannya dalam Kongres Bahasa Indonesia

XII pada 2023.

"Upaya untuk menjayakan bahasa dan sastra

merupakan tugas bersama. Kita dalam perahu

yang sama, ingin memberikan posisi terhormat

kepada bahasa yang kita cintai bersama, bahasa

Indonesia," kata dia lagi.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/519604/kongres-bah

asa-indonesia-hasilkan-22-rekomendasi

Akses : 27 April 2020 Pukul 21.28 WIB

Kota Bandar Lampung Miliki

Perpustakaan Terintegrasi

Feriawan Hidayat / FER Kamis, 13 Februari 2020 |

08:55 WIB

Bandar Lampung, Beritasatu.com - Perpustakaan

memiliki peran strategis dalam upaya peningkatan

literasi masyarakat, sekaligus menambah

pengetahuan dan meningkatkan kualitas diri.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bandar

Lampung, Herman HN, saat meresmikan gedung

baru Perpustakaan Kota Bandar Lampung, Rabu

(12/2/2020).

Acara peresmian, ditandai dengan penekanan

tombol sirine dilanjutkan dengan pengguntingan

pita oleh Wali Kota Bandar Lampung, Herman HN,

bersama Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas),

Muhammad Syarif Bando.

"Masyarakat Kota Bandar Lampung kini bisa

berbangga, karena sudah memiliki gedung baru

perpustakaan yang terintegrasi dengan fasilitas dan

koleksi digital Perpusnas,” kata Herman HN seperti

dikutip keterangan pers yang diterima

Beritasatu.com, Kamis (13/2/2020).

Najwa Shibab Kembali Dipercaya Jadi Duta Baca

Indonesia

Herman mengatakan, pembangunan gedung baru

perpustakaan yang memerlukan waktu kurang dari

setahun ini, merupakan implementasi dana alokasi

khusus (DAK) bidang perpustakaan yang diterima

Kota Bandar Lampung pada 2019.

Wali Kota juga mengimbau seluruh masyarakat

Kota Bandar Lampung, termasuk aparatur daerah

54

untuk aktif membaca. Terlebih, perpustakaan ini

memiliki koleksi buku sebanyak 11.467 judul buku,

dengan jumlah buku 25.566 eksemplar, surat kabar,

serta majalah.

"Siapapun harus rajin membaca meski sudah menua.

Membaca sangat penting. Jika tidak bisa

meluangkan waktu khusus untuk membaca, minimal

dalam sehari ada waktu untuk membaca," kata

Herman HN.

Surabaya Deklarasikan Gerakan Mendongeng

Herman menambahkan, dalam era modern saat ini,

kemajuan teknologi digital semakin memudahkan

setiap sendi kehidupan manusia. "Namun,

perkembangan dunia digital, jangan sampai

mengalahkan keaktifan dalam membaca," tegas

Herman HN.

Dalam kesempatan ini, Wali Kota secara khusus

menginstruksikan Sekretaris Daerah (Sekda) untuk

membantu penambahan fasilitas layanan

perpustakaan, serta penambahan unit komputer

untuk kebutuhan koleksi digital yang terintegrasi

dengan Perpusnas.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/600053/kota-bandar

-lampung-miliki-perpustakaan-terintegrasi

Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.33 WIB

Kunjungan ke Bogor Kang Emil Jajal Bus

Wisata Uncal

Vento Saudale / CAH Sabtu, 15 Desember 2018 |

11:45 WIB

Bogor - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan

Kamil melakukan kunjungan kerja di Kota Bogor,

Sabtu (15/12). Setelah tiba menggunakan heli,

Ridwan Kamil menjajal bus wisata Uncal.

Ridwan Kami atau biasa di sapa Kang Emil tiba di

lapangan GOR Padjajaran menggunakan heli

bersama isti Atalia Praratya sekitar pukul 10.00

WIB. Kedatanganya pun disambut Wali Kota

Bogor Bima Arya beserta istri Yane Ardian, juga

pejabat Pemerintah Kota Bogor.

Selama di Bogor, Emil mempunyai dua agenda

yakni membuka Kotak Literasi Cerdas "Kolecer"

dan Maca dina Digital Library "Candil" di Taman

Sempur serta meninjau lokasi bencana puting

beliung di Kelurahan Batutulis, Bogor Selatan.

Dalam perjalanan, Emil menuturkan sengaja tiba

di Bogor menggunakan heli dikarenakan agenda

yang padat di Bandung dan Bogor dalam waktu

berdekatan. Sontak kedatangan orang nomor satu

ini menjadi perhatian warga sekitar.

Di sisi jalan, sudah ada kendaraan bus wisata Kota

Bogor Uncal. Bima pun mengajak Emil dan istri

bersama rombongan menaiki bus identik biru itu.

Kata dia, Uncal merupakan bus mirip yang

dimiliki Pemkot Bandung yaitu Bandros.

"Ini kendaraan bus wisata asli Jawa Barat. Nanti

saya akan tambah untuk Kota Bogor," paparnya.

Di akhir kalimat, Bima Arya manambahkan

bahwasannya bus wisata Uncal merupakan hasil

kerja sama pemkot bersama Bank Jabar Banten

(BJB). Pemkot sendiri baru mempunyai satu unit

pascadiluncurkan awal tahun 2017.

Bus wisata Uncal beroperasi setiap akhir pekan

untuk mengangkut wistawan berkeliling Kota

Bogor tanpa dipungut biaya. Moda dengan nuasa

biru ini pun mempunyai trayek balai kota dan

mengunjungi bebagai museum dan tempat kuliner.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/aktualitas/527856/kunjungan

-ke-bogor-kang-emil-jajal-bus-wisata-uncal

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.30 WIB

Lima Kunci Melawan Hoax di Media Sosial

Herman / MPA Jumat, 14 September 2018 | 19:30

W

Jakarta - Di era digital seperti saat ini, berita

palsu atau hoax bisa dengan cepatnya menyebar di

media sosial. Tanpa melakukan verifikasi dengan

membaca sumber-sumber lain yang terpercaya,

sebuah informasi di media sosial begitu mudahnya

disebarluaskan.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik,

Kementerian Komunikasi dan Informatika

(Kominfo), Niken Widiastuti menyampaikan, pola

komunikasi di dunia maya yaitu 10-to-90. Artinya

10% pengguna memproduksi konten, kemudian

90% tanpa disuruh ikut menyebarkan konten

tersebut. Celakanya, konten-konten yang

disebarkan tersebut kebanyakan merupakan

berita hoax.

"Untuk melawan peredaran berita hoax, pengguna

media sosial harus menerapkan nilai-nilai READI,

yaitu Responsibility, Empathy, Authenticity,

Discernment, dan Integrity," kata Niken

55

Widiastuti, di acara Diskusi Literasi Media

Digital, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat

(14/9).

Niken menjelaskan, Responsibility atau tanggung

jawab artinya harus berpikir dan bertanggung

jawab terhadap konten yang

diunggah. Empathy (empati) maksudnya harus

berpikir dan berempati akan akibat konten yang

diunggah terhadap perasaan orang lain.

Kemudian, authenticity atau otentik berarti harus

tetap otentik dan siap berjaga terhadap semua

konten yang diunggah, Discernment (kearifan)

artinya harus kritis mengevaluasi informasi atau

konten online yang diperoleh sebelum mengambil

tindakan terhadapnya, dan terakhir integrity atau

integritas yang bermakna harus melakukan hal

yang benar, berani menyuarakan kebenaran, dan

melawan perilaku negatif di dunia online.

"Nilai-nilai utama ini harus kita terapkan dalam

bermedia sosial, sehingga ke depannya dunia

maya dan dunia nyata akan lebih sehat," tutur

Niken.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/digital/510542/lima-kunci-m

elawan-hoax-di-media-sosial

Akses : 27 April 2020 Pukul 21.02 WIB

Line dan AP Gelar Kampanye Setop Berita

Bohong

Unggul Wirawan / WIR Jumat, 13 September 2019

| 15:09 WIB

Seongnam, Beritasatu.com- Line Plus

Corporation, anak perusahaan dari Line

Corporation yang berbasis di Korea,

menghadirkan kampanye Setop Berita Bohong

atau Fake News yang didukung oleh The

Associated Press (AP), jaringan media global,

Jumat (13/9).

Kampanye ini digelar untuk mengidentifikasi dan

menjawab permasalahan mengenai berita palsu

dan misinformasi di media daring.

Kolaborasi Line dan AP membantu meningkatkan

literasi media para pengguna di tengah maraknya

berita palsu. Kampanye terdiri dari edukasi

melalui video animasi dan seminar yang akan

diadakan di beberapa wilayah.

Line telah lama menyadari isu sosial yang

berkembang dan diakibatkan oleh “fake news”,

sebuah istilah untuk “kebohongan atau fiksi yang

dibungkus menjadi berita yang beredar di

internet” menurut 2019 AP Stylebook.

Dengan demikian Line memutuskan untuk

berkolaborasi dengan AP untuk membuat

kampanye CSR global untuk mengedukasi

masyarakat mengenai karakteristik dari fake news,

bagaimana untuk mengidentifikasinya, dan

bagaimana untuk membagi informasi dengan

tanggung jawab.

Kampanye Stop “Fake News” ini akan merilis

video edukasi berbentuk animasi yang berisi

proses bagaimana cara mengecek kredibilitas dari

berita sebelum membagikannya kepada orang

lain. Video edukasi ini akan tersedia dalam 5

bahasa: Bahasa Inggris, Thailand, Indonesia,

Mandarin, dan Jepang.

Senada dengan isi video edukasi, seminar edukasi

untuk belajar bagaimana mengidentifikasi “fake

news” akan diadakan oleh Line dan AP pada bulan

September di wilayah tertentu seperti Thailand,

Taiwan, dan Indonesia.

Seminar tersebut akan berisi mengenai cara untuk

mengetahui sebuah “fake news”, dengan

penjelasan dan konsekuensi dari penyebaran “fake

news” dan timbulnya misinformasi pada jejaring

daring. Di Indonesia sendiri, acara seminar ini

juga akan didukung oleh Masyarakat Anti Fitnah

Indonesia (Mafindo).

Sebelum kampanye Stop ‘Fake News’ ini

diluncurkan, Line Indonesia sebelumnya telah

beberapa kali mengadakan program yang

bertujuan sama yakni untuk meningkatkan literasi

media dan digital kepada para penggunanya.

Salah satunya adalah dengan mengadakan

talkshow Pemuda Peduli Pemilu yang diadakan

dalam rangka meningkatkan minat para pemuda

akan pemilu dan bagaimana mengidentifikasi

berita palsu selama pemilu berlangsung.

Selain itu, Line Today juga memiliki rubrik

mingguan setiap hari Sabtu yang bertajuk ‘Awas

Hoaks’ yang merangkum beberapa Hoaks yang

tersebar di minggu itu.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/digital/574948/line-dan-ap-gelar-kampanye-setop-berita-bohong

Akses : 20 April 2020 Pukul 11.42 WIB

Lippo Cikarang Beri Bantuan Buku pada

SDN Sukaresmi

56

Mikael Niman / WBP Jumat, 24 Agustus 2018 |

12:19 WIB

Bekasi - PT Lippo Cikarang Tbk memberikan

donasi berupa buku kepada murid SDN Sukaresmi

05, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jumat

(24/8) sebagai bagian corporate social

responsibility (CSR) terhadap sekolah yang

berada di sekitar kawasan Lippo Cikarang.

"Kami memberikan donasi berupa buku pelajaran

serta buku-buku bacaan lainnya yang berkaitan

dengan pendidikan anak sekolah," kata Kepala

Department Public Relation PT Lippo Cikarang

Tbk , Ria Sormin, di sela-sela acara, Jumat (24/8).

Dia mengatakan, donasi buku ini merupakan hasil

pengumpulan karyawan Lippo Cikarang sejak

Agustus 2018. "Kami seleksi hanya memberikan

buku-buku pelajaran serta buku bacaan yang

berkaitan dengan pendidikan sekolah. Ke depan,

akan kami bagikan ke sekolah-sekolah lain yang

berada di sekitar Lippo Cikarang," tuturnya.

Dengan pemberian buku ini, diharapkan para

siswa SDN Sukaresmi 05 dapat menambah

sumber bacaan. "Tujuannya, agar para murid tidak

hanya menghabiskan waktu dengan memainkan

gadget, tapi mengisinya dengan membaca buku,"

imbuhnya.

Selain pemberian buku bacaan dan pelajaran, juga

diselenggarakan lomba membaca dengan tema

'one day read with Lippo Cikarang' yang diikuti 20

peserta SDN dari Cikarang Selatan dan Cikarang

Pusat. "Kami ingin siswa bersemangat belajar dan

rajin membaca," bebernya.

Kepala SDN Sukaresmi 05, Maspupah,

menyambut gembira kegiatan lomba membaca ini.

Kebetulan, sejak dua tahun lalu, sekolah di sini

sudah menjalankan program Gerakan Literasi

Sekolah GLS bagi semua murid. "Donasi buku

dari Lippo Cikarang ini akan kami manfaatkan

sebaik-baiknya," kata Maspupah.

Turut hadir dalam acara tersebut Kasi Kurikulum

Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Sudiana dan

Camat Cikarang Selatan Sopian Hadi serta

perwakilan Polsek Cikarang Selatan dan tokoh

masyarakat setempat.

Sudiana mengatakan, saat ini, Dinas Pendidikan

Kabupaten Bekasi sedang gencar melaksanakan

program gemar membaca. "Mudah-mudahan

dengan bantuan buku bacaan ini bermanfaat bagi

murid sekolah," ujar Sudiana.

Sekolah yang berlokasi di Jalan Vila Mutiara

Cikarang,

Kampung Cicadas , Desa Sukaresmi, Kecamatan

Cikarang Selatan, merupakan satu dari 50 sekolah

yang berada di Kecamatan Cikarang Selatan.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/megalopolis/506842/lippo-ci

karang-beri-bantuan-buku-pada-sdn-sukaresmi

Akses : 28 April 2020 Pukul 21.50 WIB

Literasi Digital Kunci Menjaga Medsos

Bersih dari Ujaran Kebencian

BW Kamis, 7 Februari 2019 | 23:17 WI

Jakarta, Beritasatu.com- Pengamat media sosial

Rulli Nasrullah mengatakan, literasi digital

merupakan titik terpenting untuk menjaga

lingkungan medsos agar bersih dari ujaran

kebencian.

Menurut Rulli Nasrullah, literasi digital tidak

sekadar menunjukkan setiap orang bisa

menggunakan medsos atau media internet lainnya,

tetapi juga cakap dalam memanfaatkan teknologi

dan perangkatnya serta bertanggung jawab

terhadap konten yang diunggahnya.

"Walau medsos itu akunnya bersifat pribadi dalam

pengertian dibangun dan dimiliki oleh pengguna

itu sendiri, tetapi konten yang diunggah pada

dasarnya bersifat mass-self communication," ujar

Rulli Nasrullah di Jakarta, Rabu (6/2).

Setiap orang yang terhubung dengan suatu akun

dan dalam jaringannya pada dasarnya bisa

mengakses konten yang diunggah oleh akun

tersebut.

"Konten dan perilaku dalam dunia digital tidak

bisa serta-merta diklaim sebagai aktivitas pribadi

dan berada di ruang privasi semata," kata dosen

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Karena itu, nilai-nilai dalam

masyarakat offline (luar jaringan) yang juga harus

dibawa dalam kehidupan

masyarakat online (dalam jaringan) meski dalam

beberapa kasus banyak bermunculan nilai-nilai

dan etika yang baru terkait budaya digital itu

sendiri, tuturnya.

Menurut dia, menjaga kenyamanan dan

kedamaian medsos merupakan tanggung jawab

bersama, termasuk kesadaran untuk melaporkan

konten negatif kepada pengelola atau admin

medsos.

57

"Saya percaya kita sedang belajar banyak dalam

menggunakan medsos. Yang terpenting adalah

kesadaran masyarakat akan bahaya konten dan

akun negatif di medsos itu yang harus

ditumbuhkan," ucapnya.

Ia menegaskan, melaporkan konten secara digital

cukup mudah. Contoh, saat membuka Facebook di

telepon genggam, akan ada titik tiga di atas status.

Pengguna tinggal mengklik dan melaporkan

apabila isi konten tersebut negatif.

"Apabila banyak yang melaporkan melalui

mekanisme tersebut maka konten atau bahkan

akun yang bersangkutan bisa dibekukan,

dihilangkan, atau dihapus sama sekali," ujar Rulli.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/hukum/536880/literasi-digita

l-kunci-menjaga-medsos-bersih-dari-ujaran-kebencian

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.16 WIB

Literasi Digital pada Anak Harus Dimulai

dari Keluarga

Ari Supriyanti Rikin / FER Rabu, 15 Mei 2019 |

18:34 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Literasi digital di

Indonesia masih minim. Perkembangan teknologi

di media digital ini membuat kesenjangan antar

generasi. Orang tua tak jarang sulit berinteraksi

sosial dengan anak, karena anak lebih cenderung

dekat dan lebih mahir di media digital. Bahkan

data di tahun 2013, hampir 20 persen anak di

Indonesia sudah berkenalan dengan internet dan

media digital sejak kecil.

Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan

Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI) Aulia Hadi mengatakan,

regulasi yang mengatur pembatasan usia

mengakses media digital di Indonesia belum ada.

Berbeda dengan negara maju. Bahkan, ada orang

tua yang memperkenalkan dunia digital terlalu

dini. Kadang ponsel pintar menjadi baby

sitting bagi balita.

"Lalu siapa yang salah? Orang tua juga punya

kesalahan di sini, karena biar anak anteng, diberi

ponsel. Orang tua juga perlu memahami pola

pengasuhan digital," kata Aulia dalam Diskusi

Publik Peran Keluarga sebagai Pondasi Masa

Depan Keluarga di Jakarta, Rabu (15/5/2019).

Menurut Aulia, perkembangan internet dan media

digital sangat penting tetapi punya dampak

positif dan negatif. Namun tentu, keluarga

Indonesia tidak bisa menutup mata tentang hal ini.

Perkembangan media digital harus dijadikan

peluang mendatangkan manfaat positif.

Anak-anak usia 0-3 tahun memang lebih

menyukai audio visual. Di sinilah orang tua harus

tetap memberikan kedekatan emosional dengan

anak saat bersentuhan dengan dunia digital.

Saat menonton, mendengar cerita dongeng di

media digital, orang tua perlu mendampingi anak

balita sebagai bentuk relasi dan interaksi sosial.

Sebab jika tidak anak akan kecanduan gawai dan

tentu akan berdampak negatif terhadap tumbuh

kembang anak karena menjauh dari interaksi

sosial di dunia nyata.

Sementara itu ketika anak beranjak dewasa, kerap

menjadi beban terberat dalam memberikan

literasi digital. Kesenjangan digital orang tua dan

anak sangat jelas di sini. Oleh karena itu, orang

tua tetap bisa memberi ruang ke anak, ikut

memposisikan diri sebagai teman anak. Orang tua

juga perlu memiliki keterampilan digital.

"Namun peran sebagai orang tua tetap

dibutuhkan untuk membimbing anak," ucap

Aulia.

Aulia menjelaskan literasi digital membutuhkan

keterampilan digital dan kecakapan emosional.

Dalam keterampilan digital perlu ada

keterampilan menggunakan media seperti

mengoperasikan tombol-tombol di media digital

dan memahami isi media. Selain itu, yang juga

penting adalah kecakapan emosional yang

disesuaikan dengan tumbuh kembang anak dan

karakteristik medianya.

"Keluarga adalah ruang yang memberi literasi

digital sejak awal dan beri berkontribusi

indentitas. Anak perlu dibekali bagaimana

menyampaikan opini di media digital sehingga tidak berujung perundungan (bullying) dan ujaran

kebencian (hate speech)," tandas Aulia.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/554338/literasi-digit

al-pada-anak-harus-dimulai-dari-keluarga

Akses : 21 April 2020 Pukul 22.14 WIB

58

Literasi Rendah, Indonesia Belum Siap

Hadapi Bonus Demografi

Maria Fatima Bona / IDS Rabu, 6 Februari 2019 |

13:21 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Indonesia akan

mendapat bonus demografi selama rentang waktu

2020-2035 dan mencapai puncaknya pada 2030.

Sayangnya, menurut koordinator nasional

Jaringan Pemerhati Pendidikan Indonesia (JPPI),

Ubaid Matraji, dari sisi pendidikan, Indonesia

belum siap menghadapi bonus demografi.

Pasalnya, tingkat literasi masyarakat Indonesia

masih sangat rendah.

Berdasarkan penelitian Central Connecticut State

University awal Maret 2016 tentang Most Literate

Nations in the World, Indonesia pada posisi ke-60

dari 61 negara. Tidak mengherankan jika fokus

persoalan yang didiskusikan di Indonesia masih

berkisar mengenai hal-hal remeh temeh seperti

ujaran kebencian, hoax, dan isu SARA dan

melupakan tujuan utama peningkatan Sumber

Daya Manusia (SDM).

Untuk itu, Ubaid mengatakan, harus ada

peningkatan kualitas tenaga pendidik di sekolah.

Pendidikan harus mengajarkan tradisi literasi.

“Mempersiapkan SDM menghadapi bonus

demografi itu harus dimulai dari literasi agar

dapat memerangi hoax. Apapun itu jika tidak ada

proses membaca maka pengetahuannya tidak akan

berkembang dan kreativitas juga akan mandek,”

kata Ubaid kepada SP, Rabu (6/2).

Lanjut Ubaid, untuk meningkatkan literasi ini,

harus ada keberpihakan dari pemerintah yakni

melalui alokasi anggaran yang diarahkan pada

pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Pemerintah harus fokus untuk memprioritaskan

bidang teknologi dan informasi yang kini

berkembang pesat.

Untuk itu, ia mendorong pemerintah untuk

merevitalisasi Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan (LPTK) agar mampu memproduksi

calon guru yang berkualitas dan punya pandangan

yang komprehensif.

Selain itu, Ubaid menuturkan, kualitas akademik

harus beriringan dengan pendidikan karakter.

“Orang pintar yang tidak punya karakter dan

akhlak yang baik, dia akan menjadi orang

keblinger. Jadi semua harus seirama,” ujarnya.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/536556/literasi-rend

ah-indonesia-belum-siap-hadapi-bonus-demografi

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.19 WIB

LPCK Dorong Siswa SDN Sukaresmi

Gemar Membaca

Mikael Niman / FER Jumat, 24 Agustus 2018 |

15:30 WI

Bekasi - Sebanyak 860 murid SDN Sukaresmi 05,

Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, sudah

ditanamkan budaya membaca sejak dini. Pihak

sekolah memberlakukan program Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) kepada seluruh muridnya,

sejak dua tahun belakangan ini.

"Program Gerakan Literasi Sekolah bertujuan

untuk mengajak para murid untuk gemar

membaca. Sekitar 15 menit sebelum masuk ruang

kelas, mereka diwajibkan hadir. Nah, waktu 15

menit itu digunakan para murid untuk membaca

buku di sekitar halaman sekolah, sebelum masuk

jam pelajaran pertama," ujar salah satu guru kelas

SDN Sukaresmi 05, Sri Hastuti, Jumat (24/8).

Dia menjelaskan, para guru akan mengawasi

mereka yang malas mengikuti program GLS

tersebut. "Ada guru yang akan mengawasi

pelaksanaan program GLS ini. Mereka yang

ketahuan tidak membaca buku akan kami berikan

teguran lisan. Selain itu, kami juga memberikan

tugas berupa tulisan ringkasan setelah mereka

membaca buku. Tujuannya, biar rajin membaca.

Kami sudah membudayakan rajin membaca sejak

dini," tuturnya.

Selain program GLS, kata Sri, pihak sekolah juga

menyediakan fasilitas pojok baca di setiap ruang

kelas. Pojok baca ini berupa rak mini yang berisi

buku-buku bacaan dan buku pelajaran para murid.

"Pojok baca disediakan di setiap ruang kelas.

Dengan adanya sumbangan buku dari Lippo

Cikarang hari ini, dapat menambah sumber bacaan

para murid," tuturnya.

Hari ini, PT Lippo Cikarang Tbk memberikan

bantuan buku dan menyelenggarakan lomba

membaca cepat antarsekolah di Cikarang Selatan

dan Cikarang Pusat.

Sebanyak 22 murid mengikuti lomba yang

diselenggarakan sejak pagi tadi. Mereka berasal

dari 22 SDN di wilayah Cikarang Selatan dan

Cikarang Pusat.

"Kami ingin mengajak para murid SD untuk

gemar membaca melalui Lomba Membaca Cepat

59

Lippo Cikarang, sehingga mereka tidak hanya

disibukkan dengan memainkan telepon selulernya

saja, tapi juga menggemari membaca sejak dini,"

ujar Kepala Department Public Relation PT Lippo

Cikarang Tbk, Ria Sormin.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/megalopolis/506886/lpck-dor

ong-siswa-sdn-sukaresmi-gemar-membaca

Akses : 28 April 2020 Pukul 21.49 WIB

Lurah, Kades, dan Babinsa, Ujung Tombak

Pencegahan Terorisme

BW Kamis, 24 Oktober 2019 | 19:08 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Lurah, kades, babinsa,

dan bhabinkamtibmas, merupakan ujung tombak

dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.

Pelibatan empat unsur pemerintahan paling bawah

itu sangat mutlak untuk melakukan deteksi dini

radikalisme dan terorisme di lingkungan

masyarakat.

“Peran lurah, kades, babinsa, dan

babhinkamtibmas, sangat vital dalam sinergi

pencegahan terorisme. Mereka adalah ujung

tombak yang di lapangan. Mereka pertama paling

tahu kalau ada orang asing atau calon teroris yang

ada di lingkungan mereka. Karena itu penguatan

pelibatan aparat dan masyarakat harus terus

dilakukan,” ujar Deputi 1 Bidang Pencegahan,

Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional

Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI

Hendri Paruhuman Lubis saat membuka Rembuk

Aparatur Kelurahan Dan Desa Tentang Literasi

Informasi Melalui FKPT Provinsi Kalimantan

Selatan Kalsel dengan tema “Saring Sebelum

Sharing” di Banjarmasin, Kamis (24/10/2019).

Hendri menambahkan, BNPT yang berwenang

mengkoordinasikan penanggulangan terorisme di

Indonesia terus melakukan berbagai inovasi dalam

program pencegahan terorisme. Contohnya,

kegiatan di Banjarmasin ini merupakan salah satu

kegiatan rutin yang dilakukan BNPT, melalui

FKPT di 32 provinsi di Indonesia.

Setiap minggu lima kegiatan penguatan dan

pelibatan masyarakat dilakukan di lima provinsi

yang dikelola Subdit Pemberdayaan Masyarakat.

Pertama bidang sosial budaya, bidang pemuda dan

pendidikan, perempuan dan anak, bidang media,

hukum, dan humas, dan terakhir pengkajian dan

penelitian.

Mantan Komandan Grup 3/Sandi Yudha Kopassus

menegaskan, kegiatan tersebut nonstop

dilaksanakan BNPT dan FKPT dari Februari

sampai Desember. Pada November ini dilakukan

rakornas untuk menyusun program tahun

berikutnya. Tujuannya, semua untuk mencegah

radikalisme dan terorisme.

“Presiden Joko Widodo telah menegaskan bahwa

ancaman sudah di depan mata bagi negara kita.

Pertama korupsi, kedua narkoba, dan ketiga

intoleransi yang masih paling ringan. Namun,

kalau akan jadi radikalisme, radikalisme

meningkat jadi terorisme. Kalau sudah terorisme

pasti akan merugikan dan mengerikan,”

ungkapnya.

Upaya ini, lanjut Hendri, juga sebagai perwujudan

kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/581801/lurah-kades

-dan-babinsa-ujung-tombak-pencegahan-terorisme

Akses : 17 April 2020 Pukul 12.08 WIB

Madingsekolah Bangun Literasi Digital dan

Toleransi di Kalangan Pelajar

Yudo Dahono / YUD Rabu, 6 Maret 2019 | 19:45

WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Pesatnya

perkembangan internet di Indonesia, membuat

sejumlah pihak mengedukasikan pentingnya

berinternet dengan cerdas. Tanpa ada ujaran

kebencian atau konten negatif lainnya. Atau

dengan kata lain, internet dimanfaatkan sebagai

sarana yang benar-benar bermanfaat.

Contohnya seperti yang dilakukan Direktur

Program Ma'arif Institute Khelmy Pribadi dan

rekan-rekannya bersama sejumlah NGO membuat

madingsekolah.id yang merupakan bagian dari

Project INSPIRE (Indonesia Spirit Rejuvenation),

yang mana juga diprakasai oleh Google.org.

Madingsekolah.id, akan membantu meningkatkan

literasi digital dan membangun ketahanan pelajar

terhadap segala hal negatif di internet. Sekaligus

juga mempromosikan nilai-nilai toleransi.

"Kita juga ingin mengembalikan mading sekolah

seperti dulu. Pelajar SMA bisa bikin karya

sebanyak mungkin dengan adanya

madingsekolah.id," ujar Khelmy, di Jakarta, Rabu

(6/3/2019).

60

Menurutnya, madingsekolah.id, dapat dibaca

semua orang. Selain itu, pelajar juga dapat

membuat atau mengirimkan artikel, video dan

foto-foto.

"Idenya itu kita ingin membuat wadah buat

temen-teman SMA. Sehingga kita luncurkan

madingsekolah.id," jelas Khelmy.

Dia menambahkan, selain itu pihaknya juga

mempunyai program Creator Muda Academy. Ini

merupakan program pelatihan multimedia dan

jurnalisme kepada kalangan pelajar. Seperti

bagaimana membuat konten yang baik dan

sebagainya.

"Creator Muda Academy, kita akan roadshow ke

10 kota di Indonesia. Kegiatan ini juga supaya

para pelajar dapat mempersiapkan diri untuk

bersaing secara kompetitif. Dengan kreatif,

inovatif, cerdas dan mengadaptasi penggunaan

teknologi secara maksimal," sebut dia.

Sementara itu, Public Policy and Goverment

Relation Senior Analyst, Google Indonesia,

Google Org, Ryan Rahardjo mengatakan pihaknya

mengapresiasi diluncurkannya madingsekolah.id.

Google.

"Kami mensuport kegiatan ini, kita memberikan

hibah. Selain itu, kita juga ingin terlibat langsung.

Ada relawan dari Google yang ingin membantu,"

ujar Ryan,

Menurutnya, isu literasi digital ini perlu terus

diperhatikan. Nantinya pelajar diajari bikin

konten yang baik.

"Dengan adanyanya kegiatan ini, harapan kami

pelajar Indonesia, jadi lebih paham bahayanya

ujaran kebencian, radikalisme dan sebagainya,"

tutup Ryan.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/541586/madingsekola

h-bangun-literasi-digital-dan-toleransi-di-kalangan-pelaja

r

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.01 WIB

Mantan Ketua Dewan Pers: Jangan Mudah

Jadikan Medsos Konten Berita

BW Jumat, 7 Februari 2020 | 22:18 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Mantan Ketua Dewan

Pers Yosep Adi Prasetyo mengingatkan media

mainstream untuk tidak mudah menjadikan konten

di media sosial (medsos) sebagai konten

pemberitaan tanpa memahami kaidah jurnalistik.

"Banyak survei telah merilis medsos justru lebih

digandrungi untuk mencari informasi daripada

media mainstream," kata Yosep Adi Prasetyo dalam

keterangan tertulisnya, Jumat (7/2/2020).

Di lain pihak, kata dia, media mainstream justru

menjadikan konten medsos sebagai berita, padahal

konten di medsos itu banyak dipenuhi berita bohong

(hoax), adu domba, dan politik identitas.

Menurut dia, kecenderungan itulah yang justru akan

menyuburkan disinformasi dan mematikan literasi.

"Menurut saya itu kesalahan teman-teman dari

wartawan media mainstream yang tidak memahami

kaidah jurnalistik secara benar," kata pemerhati

hukum dan penulis aktif itu.

Yosep menyebutkan, setiap 9 Februari diperingati

sebagai Hari Pers Nasional (HPN) yang menjadi

penanda pentingnya media dalam membangun jati

diri dan mencerdaskan bangsa.

Ironisnya, kata pria kelahiran Malang, 20 Juni 1959

tersebut, pada era digital ini pers harus berperang

melawan kemajuan teknologi informasi berupa

medsos.

"Boleh saja konten medsos menjadi sumber

informasi, tetapi tetap tugas jurnalistik itu adalah

melakukan cek dan ricek, memeriksa fakta,

kemudian setiap informasi itu harus diverifikasi,

klarifikasi, dan dikonfrontasi kepada pihak-pihak

terkait," kata Yosep.

Menurut Yosep, untuk menjadikan sebuah berita

menjadi produk jurnalistik, harus sesuai dengan

kode etik jurnalistik, sedangkan di medsos siapa saja

bisa menulis tanpa mengikuti kode etik jurnalistik.

"Media mainstream tidak bisa begitu saja

menggunakan konten dari medsos, misalnya dari

Facebook untuk jadi berita. Karena kalau ada pihak

yang berkeberatan, itu bisa dilaporkan ke polisi,"

katanya menegaskan.

Polisi, kata Yosep, akan berkoordinasi dengan

Dewan Pers. Kalau kemudian Dewan Pers

mengatakan bahwa itu bukan produk jurnalistik,

bisa terkena UU ITE atau UU pidana yang lain.

Dalam UU Pers menyebutkan, produk jurnalistik

adalah produk berita yang dihasilkan oleh sebuah

badan hukum yang dilakukan oleh wartawan.

61

"Sayangnya, para pejabat kita banyak yang tidak

paham mengenai ini sehingga mereka sering kali

menggunakan medsos untuk menerima informasi

dari orang-orang yang tidak jelas dan tidak berbadan

hukum sehingga muncullah yang namanya hoax,”

ucap Yosep.

Selain itu, Yosep juga mengungkapkan, di medsos

semua orang bisa menulis yang kemudian bisa

di-forward ke mana-mana hingga kemudian viral.

Ia mencontohkan, pemberitaan tentang virus korona.

Sejauh ini media-media mainstream yang berbadan

hukum tetap melakukan klarifikasi dari

sumber-sumber resmi, seperti Kementerian

Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri.

"Akan tetapi, kalau di medsos tidak. Celakanya

malah yang di medsos yang cepat viral,” kata

mantan Wakil Ketua dan Komisioner Komisi

Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) itu.

Jika ada media daring yang banyak mengutip

sumber dari medsos, menurut dia, tinggal dicek saja

media online-nya berbadan hukum atau tidak di

websitenya di Dewan Pers karena Dewan Pers pasti

akan melakukan uji kompetensi, kemudian

melakukan verifikasi perusahaan-perusahaan pers.

"Tinggal sekarang bagaimana kita melakukan media

literasi kepada masyarakat, khususnya tentang

literasi digital agar masyarakat bisa mencari sumber

informasi rujukan yang benar," katanya

menjelaskan.

Oleh sebab itu, Yosep berharap pemerintah bersama

Dewan Pers harus bersinergi untuk membangun

wawasan tentang media literasi, sementara

masyarakat juga harus berperan aktif melaporkan

informasi-informasi yang tidak benar.

“Jadi, aparat kepolisian bekerja sama dengan

Kemkominfo melakukan proses tindakan hukum

dan pemblokiran akun. Lalu kementerian terkait,

seperti Kemdikbud dan yang lain juga bisa ikut

berperan. Tujuannya untuk membantu sosialisasi

kepada murid dan masyarakat, termasuk juga BNPT

untuk mencegah penyebaran radikalisme dan

terorisme," kata Yosep Adi Prasetyo.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/599294/mantan-ket

ua-dewan-pers-jangan-mudah-jadikan-medsos-konten-berita

Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.11 WIB

Festival Literasi Nagekeo 2019

Membangun Benteng Peradaban Baru

Indonesia Timur

Dina Fitri Anisa / EAS Kamis, 11 April 2019 |

15:08 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Dalam upaya

menumbuhkan budaya literasi pada ekosistem

pendidikan, mulai dari keluarga, sekolah, dan

masyarakat, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara

Timur (NTT), siap menghelat Festival Literasi

pada Agustus 2019 mendatang. Hal ini

disampaikan oleh Bupati Kabupaten Nagekeo,

Johanes Don Bosco Do, di Perpustakaan Nasional,

Jakarta, Kamis (11/4/2019).

Johanes mengatakan, festival nantinya

mengusung tajuk "Membangun Benteng

Peradaban Baru di Indonesia Timur". Hal yang

mendasari tema tersebut karena keadaan

Kabupaten Nagekeo masih jauh tertinggal dengan

kabupaten di daerah lain. Telihat dari nilai yang

diberikan Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (PANRB), tentang sistem

pemerintahan berbasis elektronik.

"Penilaian ini menyangkut para birokrasi

masyarakat yang terdidik. Kita mendapatkan poin

1,8 dari skala 0-5. Festival ini diharapkan mampu

membuat para pelayan masyarakat dan birokrasi

terlecut untuk berusaha lebih bagus kedepanya

untuk mengejar ketertinggalan,” terangnya saat

dijumpai Suara Pembaruan dan Beritasatu.com,

Kamis (14/4/2019).

Dengan segala keyakinan, pemerintah daerah

Nagakeo pun sepakat bahwa budaya literasi

adalah senjata yang tepat untuk menyongsong era

digital.

Johanes mengatakan, festival ini tidak hanya

sekadar hura-hura saja, tetapi lebih dari itu,

festival berusaha untuk mendorong masyarakat

Nagekeo dan NTT untuk memahami segala

persoalan di bidang kehidupan lebih detail.

“Melalui tahapan ini, Nagekeo yakin bisa berlari

cepat, menyongsong masa depan Indonesia

dengan optimis, dengan cara memanfaatkan

peluang dan kemudahan yang disajikan dalam era

informasi dan teknologi saat ini,” terangnya.

Festival yang telah direncakan sejak akhir 2018

ini memiliki beragam rangkaian acara menarik

selama satu minggu berlangsung. Para pengisi dan

penampil pun tidak hanya melibatkan masyarakat

Nagekeo saja, melainkan juga partisipasi

komunitas dan masyarakat di kawasan NTT.

62

Tim Kreatif Festival Nagekeo, Matias Mboi

mengatakan, Festival Literasi Nagekeo

merupakan sebuah titik awal dari kebangkitan

budaya literasi di kabupaten hasil pemekaran dari

Kabupaten Ngada ini. Rencananya sebagai

permulaan, festival ini akan fokus pada

kegiatan event di bidang kreativitas

dan marketing.

“Nanti ada panggung dari literasi budaya, literasi

kuliner, dan juga talk show yang menghadirkan

salah satu tokoh literasi Indonesia, Najwa Shihab.

Dengan semangat ini, kita yakin Nagekeo bisa

jadi center point literasi di kawasan Timur, yang

erat hubungannya dengan kebudayaan dan

pariwisata. Majunya literasi di Nagekeo, juga bisa

mendorong perkembangan industri lainnya juga,”

ungkap Matias Mboi.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/548088/membangun

-benteng-peradaban-baru-indonesia-timur

Akses : 22 April 2020 Pukul 21.51 WIB

Menag Dukung Wacana Kurikulum

Darurat Selama Pandemi

Maria Fatima Bona / IDS Rabu, 29 April 2020 |

19:14 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Federasi Serikat Guru

Indonesia (FSGI) dan Komisi Perlindungan Anak

Indonesia (KPAI) mendorong Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan

Kementerian Agama (Kemag) untuk segera

menyiapkan kurikulum darurat dalam situasi

pandemi Covid-19. Menteri Agama (Menag)

Fachrul Razi pun menyambut baik usulan itu.

Menurutnya, untuk saat ini menyusun kurikulum

memang tidak terlalu mudah. Namun, ia sepakat

agar penerapan pendidikan jarak jauh (PJJ) tidak

hanya sekadar memindahkan kurikulum dari

belajar sekolah ke rumah. Menag mengatakan, ia

harus membayangkan sedetail mungkin agar

semua pihak bisa mengakses kurikulum yang

disiapkan pada situasi pandemi ini.

“Kita coba secara sederhana tetapi kami

sependapat memang perlu ada keseragaman yang

pas bagaimana yang dirumuskan oleh

teman-teman (KPAI dan Kemag, Red) pada hasil

rapat tadi yaitu apa yang perlu dilakukan dan

dirumuskan. Saya kira salah satunya menyangkut

tentang menetapkan kurikulum dalam situasi

darurat ini,” kata Razi dalam konferensi pers

Pendidikan Jarak Jauh Bersama KPAI secara

daring di Jakarta, Rabu (29/4/2020).

Razi menuturkan, kurikulum darurat yang

dirancang nanti perlu memiliki keselarasan

sebagai acuan di tingkat nasional, sehingga semua

pihak dapat menjalankannya dan tidak terjadi PJJ

sesuai selera masing-masing. Pasalnya, hal utama

yang menjadi perhatian Kemag adalah

keselamatan siswa dan guru agar tetap terjaga di

dalam situasi Covid-19.

Dengan kesepakatan bersama ini, kata Razi,

konten atau isi belajar disesuaikan untuk

mendapat pengalaman belajar seperti

meningkatkan budaya literasi, numerasi, serta

aktivitas positif bersama keluarga. Ia menegaskan,

PJJ bukan berarti memindahkan semua paket

belajar dari madrasah untuk dikerjakan di rumah.

“Dengan demikian pembelajaran dari rumah bagi

siswa kami tekankan pada aspek pendidikan

tentang kecakapan hidup terutama dalam masa

pandemi Covid-19 untuk menjaga jarak fisik dan

lainnya. Kemudian penguatan nilai karakter dan

akhlak bersama keluarga ini merupakan

kesempatan yang paling strategis bagi para siswa

untuk berada di rumah bersama orangtuanya,”

ujarnya.

Selanjutnya, Razi menuturkan, pihaknya menjalin

hubungan baik dengan Kemdikbud untuk

keselarasan penerapan kurikulum pendidikan. Hal

ini terbukti dengan sekolah di bawah naungan

Kemag yang turut mengakses mengakses Rumah

Belajar milik Kemdikbud dan aktif menyimak

siaran pendidikan “Belajar Dari Rumah" di TVRI.

Razi menegaskan, Kemag tidak hanya fokus pada

madrasah, tetapi sekolah keagamaan dari agama

lain seperti Katolik, Protestan, Hindu, dan

Buddha.

Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan

Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan, Retno

Lestyarti mengatakan, berdasarkan kesepakatan

pada rapat kerja KPAI dan Kemag, pihak Kemag

bersedia menyesuaikan kurikulum. Materi akan

lebih diringankan dengan cara memilih materi

yang dianggap lebih esensial.

“Kami apresiasi Kemag yang terbuka dan siap

menjalankan perubahan kurikulum dalam situasi

darurat ini. Tadi Kemag sudah mengatakan

mendukung (kurikulum darurat, Red). Secara

teknis ada juga direktur dan kepala bidang

kurikulum dari Kemag yang ikut. Mereka juga

mengusulkan bahwa kurikulum darurat sebaiknya

ada dalam situasi darurat,” kata Retno.

63

Retno menyebutkan, Kurikulum 2013 (K-13)

yang diterapkan saat ini disusun oleh Kemdikbud.

Apabila ada perubahan penyederhanaan sesuai

dengan situasi, tentu akan didukung penuh oleh

Kemag.

Untuk itu, ia meminta Menag Razi untuk dapat

berkoordinasi dengan Kemdikbud sebagai pihak

yang bertanggung jawab kepada pusat kurikulum

untuk segera menerapkan kurikulum lebih

esensial. Dengan begitu, pihak pelaksana, yakni

guru, tidak bingung saat menerapkan kurikulum

darurat ini.

“Kami berharap Pak Menteri Agama dari hasil ini

berkomunikasi dengan Kemdikbud dan hasil ini

KPAI juga akan bersurat resmi kepada dua

kementerian (Kemdikbud dan Kemag, Red) terus

kepada kepala dinas pendidikan dan kepala

Kanwil Kemag. Kami berharap mungkin

komunikasi internal sesama menteri mampu

mempercepat. Kami paham dengan situasi seperti

ini, paling tidak kita sepakat dengan materi

ensensial. Yang tidak ensensial mungkin bagian

yang tidak perlu disampaikan sehingga kurikulum

ini tidak terlalu berat dan guru tidak berfokus

terhadap pencapaian ketuntasan kurikulum,” ujar

Retno.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/626817/menag-duk

ung-wacana-kurikulum-darurat-selama-pandemi

Akses : 30 April 2020 Pukul 04.32 WIB

Mendagri Dukung Upaya Perpusnas

Tingkatkan Budaya Literasi

Indah Handayani / FER Selasa, 25 Februari 2020 |

17:55 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Dalam Negeri

(Mendagri), Tito Karnavian, menyatakan

dukungannya terhadap upaya Perpustakaan

Nasional (Perpusnas) untuk menggerakan budaya

literasi, dalam kaitannya dengan pengembangan

sumber daya manusia (SDM) yang unggul, inovatif,

dan memiliki kreativitas.

"Kami di Kemdagri sungguh-sungguh mendukung

rencana baik dan program yang dilaksanakan

Perpusnas. Rakornas Perpustakaan ini merupakan

acara besar dan penting bangsa ini, salah satunya

untuk mengupayakan gerakan budaya literasi ini,”

kata Tito Karnavian dalam Rakornas Bidang

Perpustakaan 2020, di Ballroom Hotel Bidakara,

Jakarta, Selasa (25/2/2020).

Mendagri mengatakan, Indonesia adalah negara

besar dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di

dunia. Namun, potensi demografi dan geografi

tidak menjadikan Indonesia negara yang kaya.

Dukungan dan perhatian yang kurang dari

pemerintah daerah (Pemda) dianggap salah satu

kendala perkembangan perpustakaan dan minat

baca belum membaik.

"Banyak daerah yang belum paham persoalan

tentang minat baca," tegas Tito Karnavian.

Sementara itu, Kepala Perpusnas, Muhammad

Syarif Bando, mengatakan, Indonesia bukan bangsa

dengan budaya baca rendah. Tapi fakta di lapangan

menunjukan hal itu lebih disebabkan karena belum

cukup akses yang memadai, yaitu kehadiran

perpustakaan yang seharus menjadi tempat transfer

of knowledge atau transfer ilmu pengetahuan.

"Untuk itu, jangan terjebak opini internasional tapi

mari kita perbaiki bersama. Perpustakaan bisa jadi

tempat akselerasi pengetahuan. Perpustakaan hari ini harus mampu melakukan transfer knowledege

agar orang membutuhkan mendapatkan, tidak

penting kunjungan, yang penting akses," kata Syarif

Bando.

Syarif menambahkan perpustakaan memiliki peran

penting dalam upaya mewujudkan sumber daya

manusia yang unggul, mandiri dan mampu berdaya

saing di era global. Hal ini sesuai dengan peran

perpustakaan dalam mewujudkan masyarakat

berpengetahuan dan berkeahlian.

"Oleh karena itu, perlu ikhtiar kolektif agar

kegemaran membaca dan memanfaatkan layanan

perpustakaan dapat menjadi bagian dari hidup

keseharian masyarakat. Membaca merupakan faktor

esensial dalam upaya membangun fondasi yang

kokoh bagi terwujudnya budaya literasi, inovasi

dan kreativitas masyarakat," tandas Syarif.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/602815/mendagri-d

ukung-upaya-perpusnas-tingkatkan-budaya-literasi

Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.13 WIB

Mendikbud: Guru, Faktor Utama PAUD

Ideal

64

Maria Fatima Bona / IDS Senin, 23 Desember 2019 |

13:00 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim

mengatakan, pendidikan anak usia dini (PAUD)

paling ideal adalah PAUD dengan guru yang

benar-benar mencintai anak.

Menurut dia, setelah memiliki guru ideal, tahap

selanjutnya adalah fasilitas buku, mainan, dan

program yang akan diberikan kepada anak-anak.

Terakhir adalah letak yang strategis agar ada udara

segar membantu tumbuh kembang anak.

“Walaupun kondisi itu penting sarana dan

prasarana, red), tapi kebatinan antara guru dan

kualitas guru tersebut masih yang paling penting.

Bagaimana interaksi antara dewasa dan anaknya.

Kalau tidak begitu, ya nanti ujung-ujungnya jadi

tempat titipan saja, tempat anak-anak bermain, tanpa

ada kualitas guru yang baik yang punya kebatinan.

Menurut saya itu yang terpenting,” ujar Nadiem saat

mendampingi sang istri, Franka Makarim, kala

meresmikan penggunaan gedung baru PAUD KM

“0” di kantor Kemdikbud, Jakarta, Senin

(23/12/2019).

Untuk mendatang, Nadiem menuturkan, Kemdikbud

akan fokus memperbaiki sumber daya manusia

(SDM) yakni guru PAUD. Pasalnya, PAUD tidak

bisa dijalankan dengan hanya berpatokan dari satu

buku saja. Sebab, proses PAUD itu ilmiah. Guru

harus mencoba aktif, sehingga perlu adanya

stimulasi dan kolaborasi para guru PAUD itu

amatlah penting.

Sementara itu, terkait dengan kualitas buku dongeng

dan lagu, menurut Nadiem, hal yang harus diubah

dari buku bacaan adalah paradigma yang selama ini

mengatur bacaan seperti apa yang harus dibaca pada

usia-usia tertentu. Padahal paradigma paling penting

adalah bagaimana cara agar anak itu suka membaca.

“Jadi harusnya user driven, child driven. Itu anak

ingin membaca buku apa, karakter favorit mereka

atau komik favorit mereka apa. Yang penting

mereka mencintai itu, mencintai proses

membalikkan halaman. Tidak membaca pun enggak

apa-apa kalau dia bisa mengikuti gambarnya dan

senang,” ujar Nadiem.

Kendati demikian, Nadiem menyebutkan, harus ada

perubahan paradigma, di mana orang dewasa dapat

mendengarkan anak-anak. Pasalnya, literasi itu

bukan tantangan dari membaca, menulis, dan

berhitung (calistung), tetapi bagaimana cara agar

setiap anak mencintai buku dalam format apapun.

Sementara itu, Bunda PAUD Kemdikbud, Franka

Makarim, mengaku sangat senang dengan kondisi

PAUD KM “0” setelah direnovasi karena secara

sarana dan prasarana menjadi lebih baik. Ini juga

mendukung usaha Kemdikbud dalam menjadikan

PAUD KM ”0” sebagai percontohan. "Saya

harapkan, keberadaan PAUD ini bisa menjadi

contoh bagi lembaga PAUD lain di Indonesia,”

ujarnya.

Seperti diketahui, PAUD KM "0" berada di dalam

kompleks gedung Kemdikbud. PAUD ini dilengkapi

dengan berbagai permainan dan fasilitas lain yang

dapat mengundang keingintahuan anak.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/592039/mendikbud-

guru-faktor-utama-paud-ideal

Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.34 WIB

Mendikbud: Kartini Adalah Tokoh Literasi

Bangsa

Maria Fatima Bona / WBP Sabtu, 21 April 2018 |

22:29 WIB

Serang - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan

RA Kartini merupakan tokoh literasi bangsa, yang

tidak sekedar memperjuangkan emansipasi

perempuan.

"Kartini adalah ibu literasi Indonesia,” kata dia

saat menghadiri Forum Taman Bacaan (TBM)

bertemakan Literasi Bagi Negeri, di Serang,

Banten, Sabtu (21/4).

Muhadjir dalam keterangan tertulisnya

menyebutkan, kumpulan surat Kartini yang

diabadikan dalam buku, merangkum pemikiran

dan semangat beliau yang melampaui zamannya.

"Pemikiran dan semangat itu terus hidup hingga

kini, dan penting untuk diteruskan kepada

generasi berikutnya," kata dia.

Dia mengatakan, rendahnya kemampuan literasi

siswa Indonesia merupakan cermin belum

matangnya budaya literasi di masyarakat. Untuk

itu, Muhadjir mengajak semua pihak agar

meningkatkan budaya baca generasi muda.

“Literasi itu tidak cukup dengan membaca 15

menit saja,” katanya.

Literasi tidak hanya dapat digerakkan melalui

sekolah, namun juga melalui keluarga, dan

masyarakat. Kebiasaan membaca buku bersama

65

dengan anak, atau mendongeng merupakan wujud

konkret yang bisa dilakukan orang tua untuk

menumbuhkan budaya literasi. “Jangan sampai

anak-anak bisa baca, tapi tidak tahu, tidak paham

apa yang dibacanya,” pesan Mendikbud.

Ia menuturkan, peran pegiat forum taman bacaan

masyarakat serta pustakawan dipandang sangat

penting dalam meningkatkan kemampuan literasi

generasi muda.

Muhadjir berpesan agar para pegiat dan

pustakawan tidak hanya memberikan pelayanan

dalam mengantar buku bacaan ke anak-anak.

Namun mereka juga dapat memberikan fasilitas

untuk diskusi yang mendorong pemahaman lebih

mendalam.

Sementara dalam memperingati Hari Kartini

2018, Dharma Wanita unit Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)

menggelar bazaar yang diramaikan oleh 70 stand.

Ketua Dharma Wanita Kemdikbud Budiarti

mengatakan, kegiatan bazaar yang rutin digelar

tiga kali dalam setahun, merupakan program kerja

bidang pemberdayaan ekonomi yang bertujuan

membantu memberdayakan pelaku usaha kecil

dan menengah dengan memberikan ruangan untuk

memasarkan produknya langsung kepada

masyarakat.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/489335/mendikbud-

kartini-adalah-tokoh-literasi-bangsa

Akses : 30 April 2020 Pukul 04.36 WIB

Mendikbud: Kekurangan Guru, Masalah

Serius

YUD Minggu, 22 April 2018 | 17:48 WIB

Malang - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Muhadjir Effendi mengakui kekurangan guru di

sekolah-sekolah di Tanah Air menjadi

permasalahan serius dalam dunia pendidikan di

negeri ini.

"Setiap tahun ada puluhan ribu guru yang pensiun,

sehingga setiap tahun masalah kekurangan guru

semakin serius," kata Muhadjir di sela membuka

kegiatan "Semarak Hardiknas Jawa Timur 2018"

di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK)

bidang Otomotif dan Elektronik (BOE) di Malang,

Jawa Timur, Minggu (22/4).

Menurut Muhadjir, angka pasti penerimaan guru

belum disetujui, namun direncanakan setiap tahun

pemerintah akan mengangkat sekitar 100 ribu

guru untuk menutupi kekurangan guru di Tanah

Air dan paling lama sekitar tujuh tahun ke depan

sudah terpenuhi.

Mantan Rektor Universitas MUhammadiyah

Malang (UMM) itu mengatakan sesuai instruksi

Presiden Joko Widodo, Kemdikbud saat ini

memberikan perhatian khusus kepada

daerah-daerah terdepan, terluar, dan tertinggal

(3T) di Indonesia. Berbagai kebijakan afirmasi

digulirkan untuk membantu ketersediaan akses

pada layanan pendidikan.

Ia mencontohkan di Malang dengan Rp 2 miliar

untuk membangun sekolah baru, itu sudah bagus.

Namun, di Kabupaten Pegunungan Bintang di

Papua lebih dari Rp 6 miliar karena bahan

bangunannya sulit didapatkan.

Untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa

lain, Mendikbud mengajak segenap pemangku

kepentingan dapat memahami pentingnya

peningkatan standar pendidikan. Salah satunya

diawali dengan kalibrasi kemampuan tenaga

pendidik agar setara dan semakin baik, serta

peningkatan kualitas penilaian hasil belajar siswa.

"Standar yang kita gunakan untuk mendidik

anak-anak kita itu di bawah standar negara-negara

yang tergolong baik di PISA (Programme for

International Student Assessment). Maka suka

tidak suka, kita harus meningkatkan standar kita,"

ujarnya.

Secara bertahap, kata Mendikbud, pemerintah

mendorong pembelajaran abad 21 yang salah satu

cirinya adalah penalaran. Sejak beberapa tahun

terakhir, guru-guru dilatih untuk mampu mengajar

dan melakukan evaluasi atau penilaian hasil

belajar dengan metode yang mendorong penalaran

tingkat tinggi.

"Kita harus menyiapkan generasi muda kita agar

sesuai dengan zamannya. agar mereka jauh lebih

baik dari kita. Saya berharap para pemangku

kepentingan pendidikan dan kebudayaan di Jawa

Timur selalu bersinergi. Ada tiga hal yang perlu

menjadi fokus bersama, yakni kompetensi,

karakter, dan literasi," katanya.

Menyinggung anggaran pendidikan di Tanah Air,

Muhadjir mengatakan pemerintah pusat telah

mengalokasikan 20 persen Anggaran dan

Pendapatan Belanja Negara (APBN) sesuai

amanat konstitusi. Anggaran pendidikan yang 20

persen itu seharusnya bukan hanya dari APBN

saja. APBD wajib menganggarkan 20 persen.

66

Ia menerangkan anggaran fungsi pendidikan dari

pemerintah pusat yang telah mencapai Rp 444

triliun itu sekitar 63 persennya ditransfer ke

pemerintah daerah. Dan sisanya dibagi ke 20

Kementerian/Lembaga selain Kemdikbud.

Pemerintah mengalokasikan anggaran fungsi

pendidikan di APBN sebesar 3,09 persen dari

pendapatan domestik bruto (PDB). "Kita bukan

yang terkecil, namun tidak banya. Kalau ditanya

apakah kurang? Saya jawab sebenarnya kurang,"

katanya.

Ada tujuh Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemdikbud) wilayah Jawa Timur yang bergotong

royong menyelenggarakan "Semarak Hardiknas

Jawa Timur 2018" dan didukung Dinas

Pendidikan Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten

Malang, Provinsi Jawa Timur, serta berbagai

komunitas pegiat pendidikan dan kebudayaan,

serta perwakilan dunia usaha dan industri.

Tujuh UPT itu, antara lain, P4TK BOE (VEDC),

P4TK Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS,

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP),

Balai Pengembangan Media Televisi, Balai

Bahasa, Balai Pelestarian Cagar Budaya, Balai

Pengembangan PAUD, dan Pendidikan

Masyarakat (BP PAUD DIKMAS).

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/489397/mendikbud-

kekurangan-guru-masalah-serius

Akses : 28 April 2020 Pukul 22.05 WIB

Mendikbud Minta Siswa Baca Karya Sastra

Maria Fatima Bona / AB Selasa, 9 Oktober 2018 |

09:30 WIB

Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta guru

mata pelajaran bahasa Indonesia memperbanyak

pengajaran sastra, bukan menyangkut

pengetahuan, tetapi praktik. Guru harus dapat

mengembalikan tradisi bersastra, khususnya

sastra klasik.

"Jadi dalam penerapannya, tidak boleh ada siswa

yang tidak membaca karya sastra,” kata Muhadjir

seusai membuka Konferensi Pembelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia dan Kongres Asosiasi Guru

Bahasa dan Sastra Indonesia (AGBSI) Tahun

2018 bertema "Menuju Bangsa yang Literat

melalui Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia" di Hotel Golden Boutique, Jakarta,

Senin (8/10) malam.

Selain mengajarkan sastra Indonesia, guru bahasa

Indonesia harus memiliki kemampuan mayor,

yakni mampu mengajarkan bahasa Indonesia dan

kemampuan minor yakni penguasaan bahasa asing

dan bahasa daerah. Kemampuan berbahasa asing

dan bahasa daerah menjadi penghubung

antarbahasa. Khusus penguasaan bahasa daerah,

guru sebagai pengajar juga menjadi agen untuk

melestarikan bahasa daerah.

Lebih jauh, Muhadjir mengatakan tugas guru

bahasa Indonesia juga menjadi pengawal,

penggerak, dan penjaga harga diri bangsa dalam

berbahasa. Apalagi, bahasa Indonesia diharapkan

dapat menjadi bahasa internasional.

"Guru bahasa Indonesia juga harus menguasai

bahasa daerah, dan bahasa asing. Yang bisa

melestarikan bahasa daerah, ya guru bahasa

Indonesia. Kita juga ingin agar bahasa Indonesia

menjadi salah satu bahasa internasional," ujarnya.

Untuk itu, Muhadjir meminta para guru bahasa

Indonesia yang mengabdi di suatu daerah harus

memahami bahasa daerah tersebut. AGBSI bisa

terus melakukan pembinaan dan pelatihan bagi

para guru.

“Saya minta guru bahasa Indonesia enggak hanya

mengajar bahasa Indonesia saja, tetapi harus

lestarikan bahasa daerah. Kita memiliki lebih dari

600 bahasa daerah, enggak mungkin membuka

jurusan untuk semua bahasa daerah. Jadi peran

guru bahasa Indonesia sangat penting," ujarnya.

AGBSI juga diharapkan terus mendorong

profesionalisme guru, baik dari aspek keilmuan,

maupun kualitas pembelajaran, serta tanggung

jawab sosial. Asosiasi guru, termasuk AGBSI,

diharapkan mulai menyusun dan menetapkan kode

etik profesi guru serta membentuk dewan profesi.

Mantan rektor Univeritas Muhammadiyah Malang

(UMM) ini juga menegaskan bahwa organisasi

profesi harus mampu menjaga martabat profesi.

Asosiasi guru harus dapat mengawasi kinerja para

guru. "Asosiasi profesi itu yang mengawasi kerja

sejawatnya. Seorang profesional itu harus

memiliki harga diri dan kebanggaan atas

profesinya, keahliannya. Nanti jika ada

pelanggaran dalam praktik profesi, dewan

profesilah yang melakukan pembinaan," kata

Muhadjir.

Sementara itu, Dirjen Guru dan Tenaga

Kependidikan (Dirjen GTK), Supriano berharap

konferensi dan kongres AGBSI dapat mendorong

tradisi literasi, khususnya bagi generasi milenial.

67

“Keberhasilan pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia ditandai dengan kuatnya minat baca,

menulis, dan berwacana. Hal tersebut hendaknya

diikuti dengan kemampuan berbahasa Indonesia

yang baik, benar, logis, santun, dan bercita rasa,”

ujarnya.

Pada kesempatan sama, Ketua AGBSI, Jajang

Priatna menyatakan bahasa dan sastra Indonesia

berperan penting dalam pendidikan karakter.

Pasalnya, bahasa dan sastra Indonesia berkaitan

langsung dengan penanaman jiwa kebangsaan

atau nasionalisme Indonesia.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/515371/mendikbud-

minta-siswa-baca-karya-sastra

Akses : 27 April 2020 Pukul 21.23 WIB

Mendikbud Segera Luncurkan Literasi

Digital di Natuna

WBP Sabtu, 7 September 2019 | 17:35 WIB

Makassar, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendy

mengatakan Kemdikbud akan meluncurkan

literasi digital di Natuna, Kepulauan Riau pada 18

September 2019.

"Nanti 18 September kita launching di Natuna, ini

salah satu perangkat literasi yakni literasi digital,"

kata Mendikbud Muhajir Effendy di sela

peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) 2019

yang dipusatkan di Kota Makassar, Sabtu

(7/9/2019).

Dia mengatakan, literasi digital untuk membekali

warga termasuk anak-anak sebagai generasi

milenial agar memiliki imunitas menghadapi

berita menyesatkan, berita negatif

dan hoax. Melalui literasi digital kata Muhajir

Effendy, banyak informasi yang disaring.

Sementara pengentasan buta aksara yang sudah

dilakukan pemerintah sejak awal kemerdekaan

hingga Orde Baru dengan membuat banyak

sekolah Inpres. "Khusus mempersiapkan generasi

emas menghadapi era 4.0, kini tidak cukup dengan

literasi membaca, tulis dan berhitung (calistung)

saja, tetapi ditingkatkan ke literasi yang lebih

fungsional seperti literasi digital, literasi finansial

atau keuangan dan literasi budaya," kata Muhajir

Effendy.

Pada kesempatan yang sama Gubernur Sulsel HM

Nurdin Abdullah mengatakan, pengentasan buta

aksara di Sulsel sudah rampung sehingga bisa

mendukung peningkatan Indeks Pembangunan

Manusia (IPM).

Berdasarkan data BPS, tingkat IPM Sulsel pada

2018 mencapai 70,90 dengan status literasi tinggi

tujuh kabupaten/kota di antaranya Kota Makassar,

Kota Palopo dan Kabupaten Enrekang. Sedangkan

11 kabupaten berstatus sedang dan selebihnya

enam kabupaten masih status rendah.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/573831/mendikbud-

segera-luncurkan-literasi-digital-di-natuna

Akses : 20 April 2020 Pukul 22.21 WIB

Mendikbud Siapkan 5 Strategi

Pembelajaran Holistik

Maria Fatima Bona / EAS Jumat, 3 April 2020 |

18:43 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Hasil survei Program

International Student Assessment (PISA) 2018 yang

dirilis oleh Organisation for Economic Co-opration

and Development (OECD) menempatkan Indonesia

pada posisi ke-72 dari 77 negara, atau ke-6 terendah.

Nilai PISA Indonesia juga cenderung stagnan dalam

10-15 tahun terakhir.

Merespons hal tersebut, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim

sedang menyiapkan lima strategi untuk menjalankan

pembelajaran holistik demi mengembangkan

sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang

unggul.

"Sesuai arahan Presiden, pengembangan SDM

unggul harus bersifat holistik. Tidak hanya literasi

dan numerasi, tetapi pendidikan karakter memiliki

tingkat kepentingan yang sama,” kata Mendikbud

usai mengikuti Rapat Kabinet Terbatas melalui

konferensi video di Jakarta, Jumat (3/4/2020).

Dalam siaran pers yang diterima Beritasatu.com,

ada lima rincian program peningkatan PISA ala

Nadiem. Pertama, transformasi kepemimpinan

sekolah. Strategi ini dilakukan dengan memilih

generasi baru kepala sekolah dari guru-guru terbaik.

Kemdikbud akan mengembangkan marketplace

bantuan operasional sekolah (BOS) daring.

Kedua, transformasi pendidikan dan pelatihan guru

(PPG) untuk menghasilkan generasi guru baru.

Kemdikbud juga akan mendorong munculnya

68

10.000 sekolah penggerak yang akan menjadi pusat

pelatihan guru dan katalis bagi transformasi

sekolah-sekolah lain.

Ketiga, mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa.

Strategi ini akan dilakukan dengan cara

menyederhanakan kurikulum sehingga lebih

fleksibel dan berorientasi pada kompetensi. Selain

itu, akan dilakukan personalisasi dan segmentasi

pembelajaran berdasarkan asesmen berkala.

Keempat, standar penilaian global, yakni

menggantikan Ujian Nasional dengan Asesmen

Kompetensi Minimum (AKM) untuk mengukur

kinerja sekolah berdasarkan literasi dan numerasi

siswa, serta kompetensi inti yang menjadi fokus tes

internasional seperti PISA, Trends in International

Mathematics and Science Study (TIMSS), dan

Progress in International Reading Literacy Study

(PIRLS).

Kelima, kemitraan daerah dan masyarakat sipil

dilakukan melalui indikator kinerja untuk Dinas

Pendidikan. Kemdikbud juga akan mendorong

ratusan organisasi penggerak untuk mendampingi

guru-guru di sekolah penggerak, penggunaan

platform teknologi pendidikan berbasis mobile dan

bermitra dengan perusahaan teknologi pendidikan

kelas dunia, serta menggerakkan puluhan ribu

mahasiswa dari kampus-kampus terbaik untuk

mengajar anak-anak di seluruh Indonesia sebagai

bagian dari kebijakan Kampus Merdeka.

"Dengan semua strategi ini diharapkan pelajar

Indonesia menjadi pelajar sepanjang hayat yang

memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai

dengan nilai-nilai Pancasila yaitu berakhlak mulia,

mandiri, kebinekaan global, gotong-royong, kreatif,

dan bernalar kritis,” ujar Nadiem.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/616449/mendikbud-

siapkan-5-strategi-pembelajaran-holistik

Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.07 WIB

Menkominfo: Ada 187 Hoax soal Corona

CAH Selasa, 10 Maret 2020 | 13:12 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Berita bohong atau

hoax soal virus corona atau Covid-19 di Indonesia

masih banyak bertebaran di media sosial. Menteri

Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate

mengatakan hingga Selasa (10/3/2020) pagi, terdeteksi sebanyak 187 hoax soal corona.

"Ada 187 hoax, itu hasil monitoring dari cyber

drone Kominfo. Hingga pagi ini ada 187 hoax,"

ujar Johnny di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Selasa

(10/3/2020).

Setelah mendeteksi hoax tersebut, Kominfo

meminta platform media sosial untuk melakukan take down konten hoax di antaranya yang terdapat

di Facebook, Twitter, Instagram.

Ia mengatakan sebagian konten hoax telah

dilakukan take down oleh platform, meski masih

terdapat konten yang dapat diakses masyarakat.

Selain berkomunikasi dengan platform, Johnny

mengatakan Kominfo juga telah menyurati Polri

untuk penegakan hukum pembuat dan penyebar hoax yang meresahkan masyarakat itu.

Sementara untuk pencegahan penyebaran hoax

terkait Covid-19, Kominfo melakukan edukasi dan

literasi digital kepada masyarakat menyangkut kerugian dari hoax.

"Pencegahan ini terkait sikap dan cara berpikir

masyarakat, maka pencegahan harus dilakukan

dalam program yang multidisiplin kementerian dan

lembaga, yaitu edukasi," kata dia.

Berdasarkan data Kominfo, hoax tertinggi terdapat

pada periode 27 Januari hingga 2 Februari dengan

42 temuan berita bohong menyusul maraknya

pemberitaan awal terkait virus corona yang

mewabah di Wuhan, Tiongkok.

Temuan itu sempat menurun, tetapi kembali

mencuat setelah pengumuman kasus pertama

Covid-19 di Indonesia.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/607231/menk

ominfo-ada-187-hoax-soal-corona

Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12. WIB

Menkominfo: Dalam 10 Tahun, Ekonomi

Digital Indonesia Masuk Top 10

FMB Sabtu, 15 Februari 2020 | 08:20 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Komunikasi

dan Informatika Johnny G. Plate memaparkan

bahwa Indonesia diproyeksikan akan menjadi

negara dengan ekonomi digital terbesar kesembilan

di dunia pada tahun 2030.

69

Hal itu disampaikan Johnny saat menyampaikan

pidato kunci pada Gala Dinner US-Indonesia

Society (USINDO) di Washington DC, Amerika

Serikat, Kamis (13/2/2020).

“Tidak ada keraguan bahwa dunia sekarang berubah

dari ruang fisik menjadi ruang digital, jadi Indonesia

harus bersiap untuk mengubah dirinya menjadi era

digital,” ujar Johnny, dalam keterangan tertulis yang

diterima di Jakarta, Jumat (14/2/2020).

“Indonesia memiliki lansekap digital yang sangat

dinamis, di mana saat ini ada 171,2 juta orang aktif

menggunakan internet dan 355,5 juta langganan

seluler, ada 26 juta UKM yang diproyeksikan go

online pada tahun 2022," Johnny melanjutkan.

Johnny dalam kesempatan yang sama mengatakan,

Indonesia memiliki pasar digital yang sangat luas

sehingga diproyeksikan menjadi salah satu negara

dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi, baik secara

regional maupun global.

Hingga saat ini, Johnny melanjutkan, pemerintah

telah memiliki empat unicorn dan satu decacorn.

Selain itu, setidaknya delapan perusahaan startup

siap menjadi unicorn Indonesia berikutnya.

Perusahaan-perusahaan tersebut menurutnya

tumbuh luar biasa menjadi perusahaan bisnis yang

berpengaruh seperti saat ini yang menghasilkan

lapangan kerja dan peluang ekonomi bagi Indonesia

dan para pengusaha.

Lebih lanjut, Johnny menegaskan bahwa upaya

mempercepat proses investasi digital sejalan dengan

visi Presiden Joko Widodo dalam menciptakan

Indonesia yang adil, makmur dan berkelanjutan.

“Ekosistem TIK yang kuat akan menciptakan efek

positif yang akan memperkuat ketahanan ekonomi,

mendukung pengembangan sumber daya manusia,"

kata Johnny.

Johnny juga menjelaskan bahwa pembangunan

infrastruktur TIK di Indonesia telah telah dilakukan

secara besar-besaran, tentu pembangunan yang

berkelanjutan itu bekerja sama dengan sektor

swasta.

“Kami telah membangun lebih dari 348.000 km

panjang tulang punggung serat optik nasional, baik

kabel darat maupun kabel bawah laut, dan hampir

480.000 Base Transceiver Stations (BTS) di seluruh

negeri. Selain itu, lima satelit multi-fungsi telah

orbit untuk menutupi titik-titik kosong (wilayah

3T)," ujar dia.

Johnny menambahkan, dalam rangka mengimbangi

dunia global yang bergerak begitu cepat, pemerintah

juga mengembangkan teknologi 5G.

Oleh karena itu, pemerintah terus proaktif untuk

memastikan masyarakat Indonesia saling terhubung

satu sama lain melalui pengembangan teknologi 5G.

“Ini menjadi prioritas kami, karena kami memiliki

tanggung jawab untuk memenuhi permintaan

spektrum 737MHz pada tahun 2020, dan akan

meningkat hingga 1310 MHz sebelum 2024,"

Johnny menambahkan.

Sementara itu, soal pengembangan SDM digital,

Kementerian Kominfo, menurut Johnny, memiliki

peran penting, sehingga menjadi tugas bersama

untuk memberikan perhatian khusus dalam

meningkatkan talenta-talenta digital yang unggul.

”Kami memiliki Siberkreasi yaitu gerakan nasional

literasi digital, Gerakan ini telah menjangkau

setidaknya 75.000.000 orang dalam dua tahun

terakhir,” kata Johnny.

“Pada tingkat keterampilan digital yang lebih tinggi,

tahun ini kami menyediakan 60.000 slot Beasiswa

Digital Talent, serta 300 slot Digital Leadership

Akademy,” lanjut dia.

Ada pula ribuan slot yang juga ditawarkan oleh

mitra kerja kami seperti CISCO, Google, Facebook,

Microsoft, Amazon, IBM, Oracle, Huawei dan ZTE.

Selain itu, Johnny juga menjelaskan upaya

pemerintah untuk menyederhanakan regulasi dan

kebijakan dalam mewujudkan visi Indonesia Maju,

diantaranya Rancangan Undang-Undang

Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) dan RUU

Omnibus Law yang saat ini telah diajukan ke DPR

RI.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/ekonomi/600388/menkominf

o-dalam-10-tahun-ekonomi-digital-indonesia-masuk-top-10

Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.32 WIB

Menkominfo Ingatkan Pentingnya Literasi

Digital

Hotman Siregar / FER Senin, 17 Desember 2018 |

16:47 WIB

70

Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informasi

(Menkominfo), Rudiantara, membuka secara

resmi Lokakarya Nasional Literasi Digital yang

digelar oleh Perkumpulan Gerakan Kebangsaan

(PGK) di hotel Redtop, Jakarta, Senin (17/12).

Dalam pembukaan lokakarya bertajuk

"Membangun Literasi Digital untuk

Memperkokoh Narasi Kebangsaan Menuju

Indonesia Maju dan Berkepribadian", Rudiantara

didampingi Ketua Umum PGK Bursah Zarnubi.

Lokakarya yang juga sekaligus Rakornas PGK ini

diikuti oleh 270 kaum milenial yang aktif di

berbagai organisasi mahasiswa dan pemuda,

terutama kelompok Cipayung. Mereka mewakili

seluruh provinsi dari Sabang sampai Merauke.

Lokakarya ini digelar selama 3 hari, yakni dari

tanggal 16-18 Desember 2018.

Dalam pidatonya, Rudiantara menceritakan

tentang langkah pemerintahan Jokowi-JK yang

selalu menekankan pada adanya perubahan dan

perbaikan, terutama dalam melakukan pelayanan

terhadap masyarakat.

"Pemerintahan Jokowi-JK, setidaknya

Kemkominfo selalu berusaha agar kita senantiasa

mendisrupsi diri kita untuk berubah berubah,

berubah, dan terus berubah. Apa yang berubah?

Pertama, pemerintah, Kemkominfo dalam hal ini

perannya. Sebelumnya sebagai regulator yaitu

yang membuat regulasi-regulasi, yang membuat

aturan, izin, kini berubah," katanya.

"Terus, apakah tidak berperan sebagai regulator?

Masih. Tapi bagaimana mengatur regulator itu

sesedikit mungkin mengatur. Pemerintah harus

masuk manakala ada kepentingan masyarakat,

manakala ada asimetri posisi antara produsen dan

konsumen," imbuhnya.

Lalu, Rudiantara menjelaskan, alasan kenapa

kalau operator seluler harus minta izin. Sebab, hal

itu untuk menghindarkan dari praktik-praktik

kotor yang dimungkinkan terjadi.

"Kenapa kalau operator tidak pakai izin dia akan

semena-mena terhadap pelanggannya, dia

akan charge temen-temen di sini semua

suka-sukanya. Jadi di situlah peran regulator,

masuk pemerintah ada kepentingan masyarakat

banyak," ujarnya.

"Jika bergaining power, daya tawar seimbang,

maka regulator sudah tidak perlu lagi. Contoh

operator seluler yang dia pakai tower baik

membangun maupun menyediakan menara, kalau

zaman dulu maunya diatur aja saya

bilang enggak usah, biarin aja. Namanya bisnis

kok. Operator tidak bisa deal dengan satu

penyelenggaraan tower, dia bisa cari yang lain.

Juga yang punya tower tidak bisa disewakan ke

operator, dia bisa cari yang lain. Jadi ada

simetri bargaining power," katanya.

Langkah lainnya, kata Rudiantara, dilakukan

dalam konteks regulator adalah bagaimana

menyederhanakan perizinan. "Sebelum saya

bergabung dengan pemerintah, saya sebelumnya

belum pernah dengan pemerintah, izin jenisnya itu

di kominfo 36, sekarang tinggal 5, Sederhanakan

saja kalau tidak perlu izin ngapain minta izin,"

katanya.

Kemudian cara minta izinnya pun, jelas dia, juga

dipercepat. Ia mencontohkan seperti laundry, di

mana ada yang namanya same day service. "Jadi

kalau izin prinsip dimintakan 10 jam, 11 jam, hari

yang sama, sore sudah keluar. Jadi mudahkan,

mudahkan, mudahkan. Startup, kita tahu digital

startup itu tidak perlu minta izin ke Kominfo

cuma registrasi, daftar sendiri, yang penting ada

akta pendirian, perusahaan dan NPWP," katanya.

Sehingga kalau suatu saat pemerintah

memberikan insentif, jadi dapat diketahui kepada

siapa saja didiberikan, by name by

address. "Tujuannya cuma itu aja kenapa juga

harus minta izin? Startup digital, Startup apa

yang kita kenal banyak, ada Go-jek, ada

Tokopedia, ada Bukalapak, Traveloka, dan

lain-lain. Statistiknya itu yang akan terus ada

hanya tidak lebih dari 5 persen. Jadi 95 persen

lainnya berguguran. Ngapain pula orang belum

tentu hidup kita persulit? Gitu loh, dosa itu dunia

akhirat," tambahnya.

Ole karenanya, tegas Rudiantara, peran

pemerintah sebagai regulator itu harus dikurangi.

"Nah, pemerintah bergerak dari regulator menjadi

fasilitator, memfasilitasi, memfasilitasi industri

sektor bicara, dengar. Pemerintah juga

memfasilitasi dalam konteks infrastruktur

misalnya kita yang di Jakarta pakai 4G rata-rata

7 megabyte per second itu surveinya dari Open

BTS, tapi saudara kita yang dari Papua dan

Maluku throughout-nya cuma 300 kilobyte per

second, seper 23 kali kita yang tinggal di Jakarta

atau mampir ke Jakarta, tapi mereka bayarnya

lebih mahal," katanya.

Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Umum

DPP PGK, Bursah Zarnubi, yang menyampaikan

pentingnya literasi agar generasi muda bisa keluar

dari kegagapan teknologi digital.

"Contohnya di media sosial itu informasi banyak

yang bersifat merusak atau informasi sampah teks

news report bahkan Presiden Jokowi pun menjadi

sasaran hoax seperti tuduhan anggota PKI yang

71

sudah berkali-kali dibantah karena memang tidak

masuk akal. PKI bubar 65, sementara Presiden

Jokowi lahir tahun 61. Di situlah pentingnya kita

menggunakan akal sehat dalam menyaring setiap

informasi," tutup Bursah.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/digital/528214/menkominfo-i

ngatkan-pentingnya-literasi-digital

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.23 WIB

Menristekdikti: Literasi Teknologi Cegah

Penyebaran Hoax

YUD Kamis, 1 Maret 2018 | 08:05 WIB

Jakarta - Menteri Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad

Nasir mengatakan literasi teknologi dapat

mencegah penyebaran "hoax" atau kabar bohong.

"Pemahaman terhadap teknologi atau literasi

teknologi sangat diperlukan untuk mencegah

penyebaran kabar bohong atau hoax," ujar

Menristekdikti di Jakarta, Kamis (1/3).

Dia menjelaskan dengan adanya literasi teknologi

maka dapat memberi pemahaman teknologi yang

lebih baik dan jangan sampai menyebarkan kabar

bohong.

"Ini menjadi masalah kalau tidak dibekali dengan

literasi teknologi itu, jangan sampai kita malah

menyebarkan kabar bohong. Begitu baca, tanpa

dipahami dulu dan langsung disebarkan."

Nasir menambahkan baik dosen maupun

mahasiswa sama-sama berpotensi menyebarkan

kabar bohong. Oleh karenanya, materi mengenai

literasi teknologi itu perlu diberikan di perguruan

tinggi. Pihaknya akan membangun pendidikan

umum yang akan dimasukkan ke dalam

kurikulum. Melalui pendidikan tersebut akan

diberikan pemahaman kebangsaan dan bagaimana

berpikir jernih dalam memajukan negara.

"Dalam wawasan negara ada empat pilar

kebangsaan yang tidak cukup hanya dalam

pembelajaran tetapi harus diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari," jelas dia lagi.

Dalam pendidikan umum yang akan diterapkan

dalam waktu dekat tersebut, juga akan

dimasukkan materi mengenai literasi teknologi

tersebut.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/480999/menristekdi

kti-literasi-teknologi-cegah-penyebaran-hoax

Akses : 30 April 2020 Pukul 04.43 WIB

Michelle Setiawan Tularkan Budaya

Literasi di Puskesmas

Maria Fatima Bona / EAS Jumat, 17 Januari 2020 |

20:55 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Berdasarkan laporan

dari Unesco menyebutkan hanya 1 dari 1.000 orang

Indonesia yang memiliki minat baca serius.

Akibatnya, tingkat literasi bangsa Indonesia

menduduki peringkat 60 dari 61 negara menurut

kajian World’s Most Literate Nations dari Central

Connecticut State University. Kenyataan inilah yang

mengusik hati siswi dari Satuan Pendidikan

Kerjasama, Michelle Setiawan, untuk menjadi

penggerak literasi.

Cukup unik, Michelle memilih puskesmas sebagai

wadah untuk menyalurkan buku-buku yang hendak

diberikannya kepada khalayak. Puskesmas menjadi

pilihan karena berkaca dari pengalamannya ketika

harus menunggu atau mengantre berobat di rumah

sakit. Michelle biasanya panik sebelum berobat,

maka membaca buku adalah pilihan untuk

mengalihkan ketakutan tersebut.

"Puskemas banyak anak-anak kecil. Ibu dan

ayahnya bisa membaca buku cerita ke anak-anak

kecil. Kegiatan itu juga menjadi family bonding.

Alasan lainnya, jujur saya prihatin terhadap kondisi

indeks literasi Indonesia yang masih rendah. Saya

tahu, indeks baca Indonesia itu tidak tinggi. Padahal

seyogyanya orang harus banyak baca buku untuk

menyelesaikan masalahnya,” ujar pelajar 16 tahun

ini dikutip dari siaran pers, Jumat (17.1/2020).

Michelle menuturkan, menjalankan gerakan literasi

semenjak tahun lalu di beberapa puskesmas di

Jakarta Selatan, di antaranya Puskesmas Pulo dan

Puskesmas Kebayoran Baru. Khusus di tahun ini,

Michelle menargetkan untuk dapat menyumbang

buku ke seluruh puskesmas yang ada di Jakarta.

Sementara itu, peneliti Center for Indonesia Policy

Studies (CIPS), Nadia Fairuza Azzahra mengatakan,

orang-orang yang rajin membaca seperti Michelle

bisa membuat gerakan yang positif untuk

lingkungan di sekitarnya. Gerakan yang dilakukan

Michelle membuktikan generasi milenial juga bisa

melakukan perubahan.

72

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/595861-michelle-set

iawan-tularkan-budaya-literasi-di-puskesmas

Akses : 20 Maret 2020 Pukul 11.25 WIB

Milenial Muslim Punya Peranan Penting

dalam Perdamaian Dunia

Bernadus Wijayaka / BW Kamis, 5 September 2019

| 20:19 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Masyarakat Muslim

khususnya generasi milenial punya peranan

penting dalam mewujudkan perdamaian dunia.

Hal itu disampaikan intelektual muda Muslim Gus

Syauqi Ma'ruf Amin dalam Konferensi III

Mahasiswa Muslim Pascasarjana Antar-Bangsa di

Makkah, Arab Saudi.

Menurut putra Wakil Presiden terpilih KH Ma'ruf

Amin ini, Islam merupakan agama yang

mengajarkan banyak hal termasuk perdamaian.

"Islam mengajarkan pentingnya perdamaian

dalam segala aspek kehidupan manusia," ungkap

Gus Syauqi dalam keterangan tertulisnya, Kamis

(5/9/2019).

Ketua Pembina Master C19 ini menyerukan dan

mengajak masyarakat Muslim agar memandatkan

kepada seluruh pemimpin Muslim di dunia

menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan

dan menjaga perdamaian dunia.

"Marilah kita mandatkan kepada seluruh

pemimpin Muslim di dunia untuk menunjukkan

bahwa masyarakat Muslim khususnya generasi

milenial Muslim mampu mewujudkan dan

menjaga kedamian dan keamanan," serunya.

Menurutnya, paling tidak pemimpin Muslim harus

mewujudkan perdamaian atau keamanan bangsa

dan negaranya masing-masing.

Seruan Gus Syauqi itu pun mendapat apresiasi

dari para peserta konferensi, seperti diungkapkan

tiga peserta dari delegasi mahasiswa Sudan, Faizal

Ridhwan Syawie, Muhammad Ruhiyat Haririe,

dan Khafidul Umam. Mereka menyatakan sangat

mengapresiasi orasi ilmiah Gus Syauqi dan

berharap para pemimpin Islam dunia mendengar

seruan tersebut.

Pada Konferensi III Mahasiswa Muslim

Pascasarjana Antar-Bangsa yang dihelat di

Gedung Rizq Falace 1 itu, telah menyepakati

program yang bernama proyek literasi. Program

tersebut akan diimplementasikan dengan

menerbitkan berbagai buku karya ilmiah pada

2020.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/573566/milenial-mu

slim-punya-peranan-penting-dalam-perdamaian-dunia

Akses : 20 April 2020 Pukul 22.27 WIB

Minat Baca Anak Rendah, Orang Tua

Harus Berubah

Merdhy Pasaribu / MPA Kamis, 5 Desember 2019 |

18:36 WIB

Jakarta, Beritasatu.com- Minimnya literasi

anak Indonesia menjadi perhatian khusus bagi

para pendidik untuk meningkatkan minat baca

pada anak. Data UNESCO menyebut anak

Indonesia memiliki minat baca paling rendah,

termasuk di kawasan Asia Tenggara.

Untuk meningkatkan literasi pada anak,

pemahaman tersebut harus dimulai dari hal-hal

yang mudah dilakukan seperti mendongeng.

Gerakan literasi membaca pada anak dapat

dimulai sejak usia dini atau prasekolah dengan

mengenalkan cerita kepada anak melaui dongeng

bukan hanya di sekolah tetapi juga di rumah.

Anak-anak usia dini yang duduk di Taman

Kanak-kanak (TK) menjadi sasaran utama bagi

kegiatan parenting melalui gerakan orang tua

membaca buku. Orang tua perlu melakukan

perubahan agar anak gemar membaca.

“Kegiatan parenting gerakan orang tua membaca

buku atau mendongeng untuk anaknya ini perlu

dilakukan terutama di era teknologi saat ini.

Jangan sampai gawai digunakan hanya untuk

fokus bermain game saja sehingga menjadi

tertinggal dalam dunia pendidikan,” tutur Kepala

Sekolah TK Negeri Pembina Tingkat Nasional

Tati Yuliarti, di Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Melalui kegiatan mendongeng, orang tua dapat

mengedukasi anak untuk memiliki daya ingat

yang lebih baik, berpikir logis, dan kreatif. Selain

dilakukan di sekolah, kegiatan mendongeng pada

anak usia dini juga harus dilakukan oleh orangtua

sebagai awal mendidik anak untuk membiasakan

diri membaca buku. Kasi PAUD dan Diknas Suku

Dinas Jakarta Selatan, Sukamto, menjelaskan,

dongeng juga membuat anak mampu untuk

berpikir kritis dan melatih anak untuk belajar

menjadi pendengar yang baik.

“Pendidikan literasi diharapkan pada anak usia

dini berperan sebagai pondasi bagi mereka yang

73

memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, dan

kreatif di masa yang akan datang. Mendongeng

atau kegiatan story telling sekaligus dapat

mempersiapkan anak untuk masuk ke tingkat

Sekolah Dasar karena anak-anak sudah mengenal

tiga poin tersebut, sehingga kedepannya tidak

akan mengalami permasalahan yang sangat

prinsip,” jelasnya dalam keterangan tertulis.

Kegiatan literasi pada anak usia dini dilakukan

melalui sosialisasi “Menghidupkan Kembali

Dongeng Pada Anak di Era Teknologi

Komunikasi” untuk menumbuhkan minat

orangtua membacakan buku pada anak melalui

dongeng. Kegiatan dilakukan oleh sejumlah

mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas

Mercu Buana dengan TK Negeri Pembina Tingkat

Nasional, Jakarta Selatan, sekaligus menjadi

bagian gerakan orang tua membaca buku.

Kegiatan yang berlangsung selama hampir dua

jam tersebut sekaligus mengajak anak untuk

mendengarkan dongeng, berbagi cerita, dan

menebak para tokoh dongeng dengan bermain

peran. Sosialisasi membacakan buku kepada anak

turut dihadiri oleh artis sinetron Rizal Akbar yang

berbagi cerita tentang kegiatan parenting melalui

dongeng ditengah padatnya jadwal syuting.

“Meski kegiatan saya sangat padat, tetap saya

akan menyempatkan waktu untuk berbagi cerita

dengan anak apapun bentuknya, seperti

menceritakan daily activity, membacakan buku

meski hanya beberapa halaman saja, dan

menonton film kartun bersama. Saya menganggap

anak sebagai teman, sehingga kita bisa

memiliki chemistry yang lebih baik dan bisa

terbuka juga dalam berbagai hal,” ungkap Rizal.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/589197/minat-baca-

anak-rendah-orang-tua-harus-berubah

Akses : 16 April 2020 Pukul 08.18 WIB

Nadiem Ungkap Lima Strategi Tingkatkan

Skor PISA

Lenny Tristia Tambun / FER Jumat, 3 April 2020 |

16:07 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim

mengatakan, ada lima strategi yang akan dilakukan untuk meningkatkan skor Programme

International Student Assessment (PISA).

Nadien menjelaskan, PISA

merupakan assessment global sistem pendidikan

di berbagai negara yang diujikan ke anak 15

tahun. Skor Indonesia masih perlu banyak

perbaikan, terutama di area literasi yang

mengalami penurunan.

"Karena itu, kami butuh strategi yang

komprehensif untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran, sehingga pada 2024 atau 2025

akan terlihat peningkatan,” kata Nadiem

Makarim seusai mengikuti ratas dengan Presiden

Joko Widodo, Jumat (3/4/2020).

Dalam ratas tersebut, lanjutnya sudah disepakati

ada lima strategi besar untuk meningkatkan

peringkat atau skor PISA. Strategi pertama,

mengubah standar penilaian sendiri. Nantinya,

Ujian Nasional (UN) akan

menjadi assesment kompentensi minimum yang

terinspirasi PISA dan soal-soalnya pun melekat

dengan PISA. Tetapi karena PISA hanya untuk

anak usia 15 tahun, maka untuk

mempersiapkannya, format assessment berstandar internasional

seperti PISA akan diturunkan ke tingkat SD,

SMP dan SMA.

"Jadi ada setiap jenjang mengikuti standar

internasional, yaitu PISA dalam pemetaan

pendidikan. Karena UN standarnya lokal,

tapi assessment pendidikan kita internasional,”

ujar Nadiem Makarim.

Menurut Nadiem, yang diujikan

dalam assessment berstandar internasional ini

bukan hanya kognitif saja, tetapi juga karakter

dan hal-hal yang berhubungan dengan norma,

kesehatan mental, kesehatan moral dan kesehatan

anak-anak di masing-masing sekolah. "Kita

mengubah standar penilaian global, yaitu PISA,”

tuturnya.

Strategi kedua, melakukan transformasi

kepemimpinan sekolah untuk memastikan

guru-guru penggerak terbaik di berbagai daerah

menjadi kepala sekolah. Mereka diberikan

fleksibilitas dan otonomi dalam penggunaan

anggaran dan teknologi, untuk meminimalisir

beban administrasi. Sehingga, mereka bisa fokus

kepada mentoring guru-guru di dalam sekolah

masing-masing.

Strategi ketiga, meningkatkan kualitas

pendidikan profesi guru (PPG), agar dapat

mencetak guru yang berkualitas. Untuk itu,

pihaknya akan membuka program PPG untuk

guru lokal dan internasional sehingga dapat

menciptakan alumni-alumni yang lebih baik lagi.

74

"Karena ada banyak guru-guru yang pensiun

setiap tahunnya. Jadi pabrik guru kita harus

diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya.

Pelatihan-pelatihan guru sekarang sifatnya jangan

hanya teoritis, tapi praktik. Ada pelatihan dengan

sekolah-sekolah yang kualitasnya lebih baik. Jadi

bukan hanya seminar, tapi dengan interaksi

antara guru dengan guru,” terang Nadiem

Makarim.

Strategi keempat, melakukan transformasi

pengajaran yang sesuai tingkat kemampuan siswa.

Menurutnya, sekarang karena banyak silabus dan

kebijakan mengajar sangat ketat telah membuat

banyak guru yang tidak bisa mengajar dengan

tingkat kemampuan siswa.

"Jadi kurikulum harus lebih fleksibel dan

sederhana. Orientasi kompetensi dan dibantu juga

dengan platform-platform online yang membantu

segmenetasi pembelajaran. Jadi semua murid

tidak harus mengerjakan tugas yang sama.

Misalnya murid dengan kemampuan yang berbeda mengerjakan project yang berbeda,”

jelas Nadiem Makarim.

Strategi kelima, filsafat bahwa semua

transformasi atau perubahan hanya di

kementerian akan berubah. "Kemitraan kita

dengan daerah dan berbagai organisasi penggerak

akan ditingkatkan. Kami percaya partisispasi

masyarakat, organisasi, perusahaan-perusahaan

yang punya passion di pendidikan, efek

teknologi startup di pendidikan semua dirangkul

untuk menyasar pendidikan pembelajaran siswa,"

pungkas Nadiem Makarim

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/616361-nadiem-ung

kap-lima-strategi-tingkatkan-skor-pisa Akses : 16 April 2020 Pukul 07.59 WIB

23 Kabupaten/Kota Selenggarakan Festival

Literasi

Nagekeo Memiliki Kekayaan Praktik

Literasi Budaya

Willy Grasias / EHD Selasa, 1 Oktober 2019 |

00:00 WIB

Mbay, Beritasatu.com – Ratusan orang utusan

dari 23 kabupaten dan kota di Provinsi Nusa

Tenggara Timur (NTT) bertemu di Mbay,

Kabupaten Nagekeo, NTT mengikuti festival

literasi. Acara yang dilaksanakan pada 27-30

September 2019 ini didukung oleh Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia.

Menurut Wakil Gubernur NTT, Yosef Nai Soi,

dalam sambutannya, di Mbay, Senin (30/9/2019),

mengatakan,

Mbay, Nagekeo dipilih untuk menyelenggarakan

acara ini karena Mbay dan Nagekeo umumnya

memiliki kekayaan praktik literasi yang mengakar

pada budaya dan jati diri. “Kemampuan membaca

teks kultural membekas pada lintasan historis

yang sangat panjang,” kata Yosef Nai Soi.

Lebih jauh Yosef mengatakan, Nagekeo terpilih

karena sangat sesuai dengan misi Pemerintah

Provinsi NTT yaitu peningkatan Sumber Daya

Manusia SDM . “Dan pemerintah Kabupaten

Nagekeo dalam kepemimpinan Bupati Don Bosco

Do dan wakilnya Marianus Waja melihat praktik

literasi yang mengakar pada budaya,” kata Yosef.

Don Bosco Do mengatakan, pada tahun pertama

memimpin kabupaten yang baru berusia 13 tahun

itu, ia berpikir bahwa jika ingin berubah

sesungguhnya potensi potensi yang ada harus

dikenal. “Dalam membangun Nagekeo dan

sekaligus menghadapi persoalan hidupnya,

leluhur Nagekeo telah mewariskan cara membaca

aksara alam dan budaya dengan proses kognitif

yang istimewa,” kata Don.

Ia mengatakan, masyarakat Nagekeo hidup

bersuku-suku dengan kekayaan bahasa dan dialek,

sistem pengetahuan, sistem kemasyarakatan,

ritual, sistem peralatan dan teknologi, artefak, seni

dan kerajinan dan ini harus dikenal.

Don menambahkan, sesungguhnya Nagekeo

bukanlah tidak memiliki modal dasar yang besar.

“Tuhan telah memberikan alam yang kaya berupa

topografi, geologi, dan hidrologi yang mendukung

pertanian, perikanan dan kelautan, perkebunan,

dan peternakan dan lain-lain untuk memecahkan

semua persoalan hidup," kata Don.

Pantauan Beritasatu.com, kegiatan Festival

Literasi Nagekeo selain sebagai bentuk pesta

rakyat juga dengan acara itu ingin

memperkenalkan Nagekeo secara keseluruhan

potensi dan budayanya. Dengan demikian desain

kegiatannya dirangkai dalam tiga makna yaitu

literasi, seni, pameran kuliner.

Sebagai penyelenggara, Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kabupaten Nagekeo ingin agar Festival

ini menjadi milik rakyat dan dipersembahkan

untuk rakyat dalam kerangka mendorong

perubahan paradigma dalam memaknai

perpustakaan sebagai jendela peradapan.

Sumber : BeritaSatu.com

75

https://www.beritasatu.com/nasional/577702/nagekeo-me

miliki-kekayaan-praktik-literasi-budaya

Akses : 20 April 2020 Pukul 11.33 WIB

Najwa Shibab Kembali Dipercaya

Perpusnas Jadi Duta Baca Indonesia

Feriawan Hidayat / FER Kamis, 23 Januari 2020 |

20:50 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Najwa Shibab kembali

dipercaya Perpustakaan Nasional (Perpusnas)

sebagai Duta Baca Indonesia.

Perpusnas Raih Penghargaan Kemkumham

Duta Baca Indonesia merupakan salah satu program

unggulan dari Perpusnas yang bertujuan untuk

membumikan kegemaran membaca masyarakat

melalui percontohan public figure.

Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando,

mengatakan, berdasarkan berbagai indikator,

kegemaran membaca masyarakat Indonesia ternyata

semakin meningkat. Selain itu, perhatian masyarakat

dan pemerintah daerah ikut tumbuh, yang dapat

dilihat dari maraknya kegiatan literasi di seluruh

Indonesia.

"Kami memberikan apresiasi tinggi terhadap kinerja

Najwa Shibab sebagai Duta Baca Indonesia dalam

mengubah wajah pengembangan literasi di

Indonesia. Saat ini, Perpusnas semakin banyak

dikenal. Salah satunya berkat peran Najwa," ujar

Muhammad Syarif Bando di acara penandatanganan

nota kesepahaman (MOU) dengan Najwa Shihab di

Ruang Teater Gedung Perpusnas, Jakarta Pusat,

Kamis (23/1/2020).

Inovasi Perpusnas Jadi Ikon Ilmu Pengetahuan

Dalam kesempatan ini, Syarif Bando juga

menyinggung tentang pentingnya literasi di

kalangan generasi muda. Pasalnya, esensi literasi

sangat diperlukan untuk menghadapi Revolusi

Industri 4.0.

"Inovasi lahir dengan membaca, perbedaan petani

mangga yang membaca dengan yang tidak membaca

terlihat dari hasil panennya. Jika dalam sekali panen

petani tersebut memanen banyak mangga, maka itu

adalah petani yang membaca dan menemukan

rekayasa genetika tanaman mangga dari buku yang

dibacanya,” jelas Syarif Bando.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya

Perpustakaan, Woro Titi Haryanti, menambahkan,

pada tahun 2019 yang lalu, Duta Baca Indonesia,

sudah hadir dalam berbagai kegiatan yang

diselenggarakan di Jakarta maupun di daerah

sebanyak total 12 titik.

Perpustakaan Keliling Dorong Minat Baca Anak

"Pada setiap kegiatan tersebut, selalu dihadiri oleh

masyarakat dengan jumlah yang sangat luar biasa

banyak. Tentu kehadiran langsung Duta Baca

Indonesia di setiap daerah merupakan bentuk nyata

penyampaian inspirasi budaya membaca bagi

masyarakat," jelas Woro.

Dengan banyaknya masyarakat yang ingin

berpartisipasi dalam kegiatan Duta Baca Indonesia,

lanjut Woro, dapat di indikasikan sebagai besarnya

perhatian masyarakat terhadap figur inspiratif yang

menjadi representasi Perpusnas.

"Hal lain yang dapat dijadikan pencapaian adalah,

banyaknya masyarakat yang tertular dengan 'virus

membaca, yang ditularkan oleh Duta Baca

Indonesia. Sehingga, indeks literasi dan kegemaran

membaca dalam jangka panjang akan terus

meningkat seiring dengan waktu dan kegiatan yang

telah dilaksanakan," tandas Woro.

Najwa Shihab sendiri mengaku senang, dengan

kelanjutan kerja sama dirinya dengan Perpusnas.

Untuk tahun 2020 ini, diharapkan dirinya dan

Perpusnas bisa memaksimalkan kegiatan untuk

menyasar generasi muda.

"Insyallah tahun ini kita akan banyak bergerak ke

daerah dan menebarkan kecintaan generasi muda

terhadap literasi,” kata Najwa Shihab.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/596787/najwa-shiba

b-kembali-dipercaya-perpusnas-jadi-duta-baca-indonesia

Akses : 08 April 2020 Pukul 12.09 WIB

OJK Dorong Bank DKI Konsisten

Kembangkan Sinergi BUMD

Lenny Tristia Tambun / FER Minggu, 1 Maret

2020 | 20:16 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) mendorong Bank DKI untuk terus konsisten

mengembangkan sinergi Badan Usaha Milik

76

Daerah (BUMD). Sehingga kedepan bisa dijadikan

Bank Pembangunan Daerah (BPD) percontohan di

Indonesia.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK,

Achmad Soekro Tratmono, mengatakan pihaknya

mendukung langkah Bank DKI yang telah mulai

membangun sinergi antar BUMD. Sehingga

pelaksanaan pembangunan Kota Jakarta semakin

lancar dan kesejahteraan warga juga terjamin.

"Kami apresiasi dengan dimulai oleh Bank DKI

yang membangun sinergi dengan baik. Kami ajak

kawan-kawan BPD lainnya untuk meniru DKI agar

sinergi di daerah bisa membangun daerahnya

masing-masing," kata Achmad Soekro Tratmono,

Minggu (1/3/2020).

Ia menegaskan, OJK sangat menginginkan BPD

bisa menjadi tuan rumah bagi pembangunan daerah

dan pengembangan potensi di daerahnya

masing-masing. Karena BPD menjadi modal utama

bagi pelaksanaan pembangunan daerahnya.

"Apalagi BPD adalah bank yang tahu kultur dan

karakter perilaku daerahnya. Karena itu, OJK akan

mendorong BPD untuk lebih maju dari sekarang,"

ujar Achmad Soekro Tratmono.

Untuk mewujudkan hal itu, sambung Achmad

Soekro Tratmono, OJK membuat master plan

2020-2024 yang berisi langkah untuk penguatan

BPD di Indonesia. Diantaranya, penguatan

ketahanan dan daya saing dengan cara konsolidasi

dan perkuatan permodalan.

Lalu, transformasi BPD ke sistem digital dan

digitalisasi produk, percepatan perkembangan

ekosistem jasa keuangan seiring dengan

pembangunan, dan meningkatkan literasi inklusi

keuangan.

Juga, langkah percepatan dan perluasan

pengawasan berbasis teknologi, peningkatan skala

ekonomi industri melalui skala peningkatan

minimum dan akselerasi konsolidasi, serta mitigasi

risiko yang ada.

Dengan adanya masterplan ini, OJK ingin BPD

dapat melangkah lebih maju dan lebih bermanfaat

bagi masyarakat daerah. "Karena itu, kami sambut

baik sinergi yang terus dikembangkan, melalui

sinergi juga kami dorong BPD untuk konsolidasi

menyelesaikan permasalahan BPD. Jadilah BPD

tuan rumah di daerahnya,” jelas Achmad Soekro

Tratmono.

Sementara itu, Direktur Utama Bank DKI

Zainuddin Mappa mengatakan Bank DKI secara

konsisten terus membangun sinergi BUMD di DKI

Jakarta. Hingga saat ini, sinergi yang telah

dilakukan Bank DKI bersama BUMD di Jakarta,

antara lain adalah sinergi pada sektor transportasi

dengan mengakomodir layanan non-tunai dengan

JakCard di TransJakarta, MRT, Railink dan commuter line.

"Sinergi BUMD juga kami lakukan di sektor

ketahanan pangan, antara Bank DKI bersama Food

Station dengan memberikan Kartu Pedagang di

Pasar Cipinang,” kata Zainunddin Mappa.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/aktualitas/604465/ojk-dorong

-bank-dki-konsisten-kembangkan-sinergi-bumd

Akses : 18 Maret 2020 Pukul 12.56 WIB

OJK Dorong Pelajar Jadi Agen Perubahan

Sektor Keuangan

Lona Olavia / WBP Jumat, 13 Maret 2020 | 14:43

WIB

Padang, Beritasatu.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memacu program One Student One Account

(OSOA) guna mendorong peran mahasiswa serta

pelajar di berbagai daerah untuk meningkatkan

inklusi dan literasi keuangan secara nasional. Salah

satunya menjalin nota kesepahaman dengan

perguruan tinggi, termasuk Universitas Andalas,

Sumatera Barat, Jumat (13/3/2020).

Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) Nurhaida menargetkan, 100

persen mahasiswa dan pelajar sudah masuk dalam

inklusi keuangan pada 2020. Sebab, peran aktif

mereka sebagai agen perubahan diharapkan

membantu pemerintah dalam meningkatkan inklusi

serta literasi keuangan yang saat ini dinilai masih

kurang.

Survei OJK menyebutkan tren inklusi keuangan

selalu meningkat. Pada 2013 sebesar 59,74 persen,

2016 sebesar 67,8 persen dan 2019 sebesar 76,19

persen. Di sisi lain, survei literasi keuangan jauh

lebih rendah dibandingkan inklusi keuangan yaitu

pada 2013 hanya 21,84 persen, 2016 sebesar 29,7

persen, dan 38,03 persen saat 2019.

OJK mengaku belum puas dengan pencapaian

tersebut karena potensi perekonomian Indonesia

sangat besar sehingga diharapkan seluruh

77

mahasiswa dapat turut berperan aktif. “Kalau

menabung, mereka tahu ternyata di perekonomian

kita ada produk untuk berinvestasi dalam hal ini

menabung. Diharapkan mereka bisa meningkat

menjadi memahami ada investasi lain di sektor

keuangan misalnya produk pasar modal,

pembiayaan, dan lain-lain,” ujarnya saat

memberikan kuliah umum di Universitas Andalas,

Sumatera Barat, Jumat (13/3).

Di tempat yang sama, Anggota Dewan Komisioner

OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen

Tirta Segara mengatakan, ketimpangan (gap) antara

literasi dan inklusi keuangan berpotensi

menimbulkan masalah lain. “Hasil survei bahwa terjadi gap yang cukup besar antara inklusi dan

literasi kita. Ini artinya risiko yang kita hadapi itu

tinggi,” katanya.

Tirta menuturkan ketimpangan hasil survei

menandakan masyarakat hanya membeli produk

keuangan, namun tidak memahami aspek penting

seperti risiko, kewajiban, dan pembiayaan.

“Masyarakat membeli produk keuangan, dan

investasi, tapi tidak paham risikonya apa,

kewajibannya apa, biaya-biayanya berapa. Mereka

hanya tau manfaatnya,” ujarnya.

Saat ini terdapat Satgas Waspada Investasi yang

membantu mengawasi dan memberikan tindakan

jika ada produk keuangan ilegal. Satgas yang terdiri

dari 13 lembaga tersebut sudah menutup 1.900 situs

fintech ilegal dan 68 gadai ilegal.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/ekonomi/608367/ojk-dorong-

pelajar-jadi-agen-perubahan-sektor-keuangan

Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.32 WIB

Orangtua Harus Rajin Baca supaya Bisa

Imbangi Keingintahuan Anak

Ignatius Herjanjam / FMB Sabtu, 5 Mei 2018 |

16:24 WIB

Bogor - Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bogor

Usmar Hariman menyatakan, orangtua harus rajin

membaca buku dan perlu mencari sumber

pengetahuan serta referensi dari literasi yang

terpercaya.

“Gerakan membaca buku sesungguhnya dimulai

dari orangtua. Karenanya, orangtua harus rajin

membaca buku, mencari informasi, pengetahuan

dan referensi dari literasi yang dipercaya.

Pengetahuan tersebut nantinya dapat ditularkan

kepada anak-anaknya,” jelas Usmar kepada SP,

Sabtu 5/5 saat memperingati “Gerakan Nasional

Hari Orangtua Membaca Buku”.

Usmar melanjutkan, minat membaca warga Bogor

masih rendah. Bila orangtua tidak memiliki minat

membaca buku, ia akan tertinggal dan tidak bisa

mengikuti perkembangan pengetahuan

anak-anaknya.

“Di zaman teknologi informasi saat ini, generasi

muda jauh lebih maju dan paham menggunakan

teknologi dan menyesuaikan perkembangan

zaman. Maka itu orangtua diharap dapat

mengimbangi keingintahuan anak-anaknya,”

ujarnya.

Dia mengapresiasi Sekolah Bogor Raya (SBR)

yang ikut berkontribusi dalam mewujudkan

gerakan membaca buku bagi anak-anak. “Kami

mendukung mobil pintar yang merupakan

perpustakan keliling yang dimiliki SBR yang

setiap Car Free Day melayani masyarakat,

khususnya menyediakan buku-buku bacaan secara

gratis bagi masyarakat, khususnya anak-anak.

Pemerintah Kota Bogor akan mendukung dengan

menyiapkan buku-buku yang mereka perlukan,”

katanya.

Kordinator mobil pintar (perpustakaan keliling

SBR), Viany Yuanita menjelaskan, mobil pintar

merupakan program untuk membantu masyarakat

mengenal dunia melalui bacaan. “Dengan banyak

membaca buku, anak bisa mendapatkan inspirasi

dan memotivasi hidup mereka. Di sini juga

diperlukan peran orangtua, karena merekalah

yang akan menjadi panutan bagi anak-anaknya,”

tandas Viany.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/491228/orangtua-ha

rus-rajin-baca-supaya-bisa-imbangi-keingintahuan-anak

Akses : 28 April 2020 Pukul 21.54 WIB

OY! Indonesia Berevolusi Menjadi Aplikasi

Keuangan Pintar

Iman Rahman Cahyadi / CAH Jumat, 14 Februari

2020 | 19:32 WIB

Jakarta, Beritasatu.com – OY! Indonesia,

aplikasi asli dari Indonesia yang selama tiga tahun

terakhir beroperasi telah berevolusi menjadi solusi

finansial yang nyaman digunakan untuk mengatur

transaksi keuangan sehari-hari. Aplikasi keuangan

OY! juga menjadi jawaban bagi para smart spender.

78

OY! Indonesia menawarkan kebebasan bertransaksi

antar akun bank. Cukup dengan menghubungkan

(connect) rekening bank maupun kartu debet,

pengguna dapat melakukan berbagai aktivitas di

antaranya transfer antar akun bank tanpa biaya

administrasi dan tanpa ribet bolak balik ke ATM.

Dengan fitur ini, pengguna dapat melakukan transfer

bank dengan 3 cara mudah yakni debit card, manual

pay, dan virtual account.

“Harapan kami ke depannya OY! Indonesia dapat

menjadi sebuah platform yang menawarkan one stop

financial solutions bertema #BeSmartBeOy, serta

tujuan jangka panjang kami OY! dapat

meningkatkan literasi nansial yang mampu

mendorong kemajuan ekonomi nasional,"

ujar Jesayas Ferdinandus selaku CEO OY!

Indonesia dalam keterangannya, Jumat (14/2/2020).

Selain itu, melalui aplikasi OY! pengguna dapat

melakukan top-up e-wallet secara gratis dan juga

melakukan semua pembayaran tagihan rutin tanpa

perlu takut skip karena belum bayar. Pengguna tak

hanya dapat membayar tagihan, tapi juga bisa

menagih ke orang lain hingga meminta bayar

patungan ke orang lain.

Maraknya layanan fintech di Indonesia sehingga

menimbulkan perbedaan pilihan akun bank,

mengharuskan pengguna membayar biaya

administrasi saat melakukan transfer. OY! menggaet

sederet ntech ternama untuk meringankan

permasalahan yang sering dihadapi sehari-hari.

E-wallet seperti Go-pay, Dana, e-money, paytren,

doku, XL tunai, NU cash, serta rekening ponsel saat

ini telah menjadi partner OY! Indonesia.

Sebagai manajemen keuangan personal yang telah

terlisensi dan diawasi oleh Bank Indonesia, maka

OY! sudah terjamin keamanannya.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/digital/600314/oy-indonesia-

berevolusi-menjadi-aplikasi-keuangan-pintar

Akses : 08 April 2020 Pukul 12.13 WIB

Pandemi Covid-19, Perpusnas Diminta

Gencarkan Layanan Digital

Feriawan Hidayat / FER Jumat, 17 April 2020 |

08:52 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Pengunjung dan

pengguna layanan digital Perpustakaan Nasional

(Perpusnas) mengalami kenaikan sebesar 130

persen di tengah pandemi virus corona jenis baru

atau Covid-19.

Layanan digital seperti iPusnas menjadi pilihan masyarakat mengatasi kejenuhan physical

distancing dan pembatasan sosial berskala besar

(PSBB) yang diterapkan pemerintah.

Hal itu dikemukakan Kepala Perpusnas,

Muhammad Syarif Bando, di hadapan pimpinan

sidang Abdul Fikri Faqih dan anggota Komisi X

DPR, saat menjalani rapat dengar pendapat (RDP) melalui video teleconference, di Jakarta, Kamis

(16/4/2020) petang.

Syarif Bando menyampaikan, sejak kebijakan stay at home diberlakukan pada Maret

lalu, masyarakat antusias mengunduh (download)

dan menggunakan aplikasi iPusnas.

Pada periode 8-14 Maret, jumlah pengunduh

iPusnas berada di angka 8.238, lalu melonjak

tajam pada periode 29 Maret-4 April yang

mencapai angka 42.645.

"Signifikansi juga terjadi pada tingkat

keterpakaian iPusnas. Pada periode 8-14 Maret

berada di angka 9.783. Namun pada periode 29

Maret-4 April meningkat drastis menjadi

40.902,” jelas Syarif Bando.

Aplikasi baca digital iPusnas mendapatkan

dukungan penuh dari Komisi X DPR. iPusnas

dianggap efektif mengisi kekosongan waktu dan

kejenuhan masyarakat di masa

pandemi Covid-19.

Anggota Komisi X DPR dari fraksi PDIP, Putra

Nababan menyatakan, Perpusnas sebagai supplier

(penyedia) harus berkolaborasi dengan provider teknologi informasi (TI) atau

institusi lain, seperti Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan (Kemdikbud) ataupun

Kementerian Pariwisata (Kempar).

"Kerja sama itu dimaksudkan agar Perpusnas

tahu kebutuhan bahan bacaan yang diperlukan,

termasuk jika dimungkinan buku-buku pelajaran

dialihkan ke dalam bentuk digital, masuk ke

dalam platform iPusnas,” kata Putra Nababan.

Penguatan literasi masyarakat melalui perpustakaan online juga harus dibarengi dengan

sosialisasi dan publikasi media agar jenis layanan

perpustakaan online yang dimiliki Perpusnas,

seperti iPusnas, Indonesia OneSearch (IOS) dan

Khastara lebih diketahui masyarakat.

Hal senada disampaikan Ferdiansyah dari fraksi

Golkar. Ia mengatakan bahwa tidak sekedar

79

buku-buku pelajaran saja yang dimasukkan ke

dalam platform iPusnas, tetapi buku-buku ringan

yang kreatif dan menggugah semangat juga perlu

dimunculkan.

"Apalagi jika dikontekskan dengan kondisi

sekarang, dimana banyak orang yang beraktivitas

dan belajar dari rumah,” terangnya.

Selama pandemi berlangsung, Komisi X DPR

mengatakan pemakaian fasilitas layanan

Perpusnas yang terhenti sementara waktu bisa

dialihkan dengan memanfaatkan media

konferensi yang mengundang partisipan banyak

sehingga menarik bagi komunitas literasi.

Menanggapi sejumlah usulan dari anggota

Komisi X DPR, Syarif Bando mengatakan,

Perpusnas berencana menghubungkan seluruh

konten buku-buku digital yang telah dibuat oleh

pemerintah daerah.

“Kami akan buatkan jaringan yang terkoneksi

dengan daerah-daerah yang sudah melakukan

upaya serupa, seperti iKaltim, iRiau, iJakarta,

dan sebagainya,” kata Syarif Bando.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/621793/pandemi-co

vid19-perpusnas-diminta-gencarkan-layanan-digital Akses : 17 April 2020 Pukul 11.55 WIB

Pasien Anak Kecanduan Game

Online Meningkat

Aichi Halik / AHL Kamis, 17 Oktober 2019 | 20:11

WIB

Bogor, Beritasatu.com - Rumah sakit jiwa

RSMM (Rumah Sakit Marzuki Mahdi) Kota

Bogor menangani puluhan pasien anak dan remaja

yang mengalami gangguan kejiwaan akibat

ketergantungan gadget atau kecanduan game.

Dokter spesialis kejiwaan anak dan remaja

RSMM, Ira Safitri Tanjung mengatakan, jumlah

pasien anak dan remaja kecanduan game terus

meningkat.

"Kalau selama 2019 itu kita tangani 10-15 pasien

(akibat kecanduan gadget). Ada 3 orang yang

sempat jalani rawat inap," kata Ira Safitri di

RSMM, Jalan Semeru, Bogor Barat, Kota Bogor,

Kamis (17/10/2019).

Hasil pemeriksaan tim medis menyatakan,

masalah kejiwaan yang dialami anak-anak ini

disebakan penggunaan gadget yang berlebihan.

Rata-rata pasien kecanduan mulai dari game

online, browsing internet dan sejumlah aplikasi

lainnya.

"Pasien ini suka main gadget sehingga tak kenal

waktu, umur mereka bervariasi yang paling muda

11 tahun dan paling tua jelang 17 tahun," ujar Ira.

Ira mengatakan, pada tingkat kecanduan sangat

parah orangtua kewalahan menghadapi mereka di

rumah sehingga dibawa ke rumah sakit.

"Yang 17 tahun ini bahkan berbulan-bulan tidak

mau beranjak dari tempat tidur, hanya di kamar

aja dan main aja, semuanya dilayani di tempat

tidur. Orangtuanya gak sanggup lagi akhirnya

dirawat di sini," terang Ira.

Namun, kata Ira, kunci kesembuhan pasien

tersebut adalah menjauhkan mereka dari gadget.

"Di sini selama 23 hari tidak pegang gadget

ternyata dia bisa dialihkan. Sekarang dia senang

menulis dan membuat literasi," kata Ira.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/580475/pasien-anak

-kecanduan-game-online-meningkat

Akses : 17 April 2020 Pukul 12.12 WIB

Peduli Literasi, Saleh Husin Antusias Ikuti

Lomba Lari Paperun

Iman Rahman Cahyadi / CAH Minggu, 23 Juni

2019 | 21:00 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Kesempatan meraih

manfaat melalui berolahraga bersama, berwisata,

silaturahmi sekaligus berdonasi mendorong

literasi di Indonesia menggelar lomba lari

bertajuk Paperun Charity Fun Run 5k 2019 di

kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu (23/6/2019).

Ajang ini diikuti sekitar 2.500 pelari,

termasuk Managing Director Sinar Mas, Saleh

Husin. Mantan Menteri Perindustrian periode

2014-2016 ini menyebut ajang ini sebagai

kesempatan yang tidak boleh dilewatkan.

“Selain tubuh tetap sehat, pikiran jernih dan

positif, penyelenggaraan yang tak jauh dari Hari

Raya Idul Fitri menjadi kesempatan bagi kami

untuk bersilaturahmi dengan rekan serta kerabat

yang dalam keseharian susah dilakukan karena

kesibukan kami masing-masing,” ujar Saleh

80

Husin mengenai keikutsertaannya dalam ajang

Paperun.

Lomba lari yang mengangkat tajuk Berlari dan

Berdonasi untuk Literasi ini mengajak para

pesertanya menyumbangkan buku bagi 68 rumah

baca atau perpustakaan yang berada di wilayah

terdampak bencana alam, maupun rumah baca lain

yang membutuhkan memanfaatkan biaya

registrasi para pesertanya, maupun donasi tunai

bagi pengadaan koleksi buku, atau dapat pula

langsung mendonasikan koleksi pustaka. Jarak

tempuh sejauh 5 km menjadikan tak saja para

pelari berpengalaman, namun masyarakat luas

dapat turut berpartisipasi.

“Itu sebabnya, agar semakin semarak saya

mengajak juga rekan-rekan, baik dari kalangan

pemerintah, legislatif, profesional, pengusaha,

pesohor, juga para tokoh nasional untuk turut

serta. Sembari kita memperkuat literasi bangsa

Indonesia dengan menyumbangkan berbagai buku

ke rumah baca. Selain itu, rute yang mengelilingi

sebagian jalan utama pada hari libur, car free day,

dapat menjadi aktivitas wisata bertepatan dengan

perayaan ulang tahun ke-492 Kota Jakarta,”

tambah Saleh Husin yang pada ajang Paperun

tahun 2017, tercatat sebagai salah seorang

finisher.

Sebelum turun berlari, dirinya sempat

mendampingi Gubernur DKI Anies Baswedan

melepas sekitar 2.500 pelari peserta Paperun yang

mengitari Jalan MH Thamrin menuju Bundaran

HI untuk berbalik ke Jalan MH Thamrin, menuju

Patung Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka

Barat, berputar di depan kantor Kementerian

Perhubungan, kembali melewati Patung Arjuna

Wiwaha dan finis di Jalan MH Thamrin.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/lainnya/560857/peduli-literas

i-saleh-husin-antusias-ikuti-lomba-lari-paperun

Akses : 21 April 2020 Pukul 21.51 WIB

Peduli Sampah, Askrindo Gerakan Literasi

Bersih Sungai

Yudo Dahono / YUD Kamis, 21 Februari 2019 |

10:49 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Tiga belas tahun

sudah Hari Peduli Sampah diperingati di Negeri

Kita. Sejak tahun 2006, Kementerian Negara

Lingkungan Hidup mencanangkan setiap tanggal

21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah untuk

pertama kalinya. Ditetapkannya tanggal 21

Februari didasari peristiwa tragedi longsor

sampah yang menimbun 3 kampung di

Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat. Peristiwa

tersebut terjadi pada 21 Februari 2005 lalu itu

telah merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa.

Tujuannya adalah untuk mengingatkan

masyarakat tentang perlunya pengelolaan sampah

yang serius agar tidak menjadi bumerang bagi

manusia sebagai produsen sampah itu sendiri.

Sampah dan pengelolaannya sampai sekarang

masih menjadi permasalahan bagi pemerintah.

Perilaku yang belum membudayakan membuang

sampah pada tempatnya menjadi alasan klasik

masih banyaknya sampah yang tidak terkelola

dengan baik. Bahkan sering kali masyarakat

membuang sampah di saluran air, seperti selokan

dan sungai, tanpa berpikir bahwa sampah tersebut

dapat menyebabkan banjir di kemudian hari yang

merugikan masyarakat luas.

Banyaknya sampah yang di sungai, menuntut

adanya pengelolaan sampah oleh pemerintah

pusat, pemerintah daerah, maupun

institusi/lembaga terkait, serta kontribusi

masyarakat. Bekerja sama dengan para pecinta

lingkungan sungai Ciliwung, Yayasan Lintas

Sungai Abadi (Yalisa) dan Askrindo mengajak

warga bantaran sungai Ciliwung yang berada di

Bojong, Bogor untuk ikut berpartisipasi kegiatan

bersih-bersih Sungai Ciliwung.

Kegiatan rutin yang dilakukan setiap satu kali

dalam sebulan ini bertujuan memberi pemahaman

kepada warga yang ada di sepanjang sungai,

dalam hal ini adalah membudayakan warga

bantaran sungai ciliwung untuk tidak membuang

sampah di sungai dan menerapkan pola kebiasaan

yang baik untuk mengelola sampah.

Melalui kegiatan Operasi Bersih Sungai Ciliwung

(OBSC) yang dilakukan setiap bulan, Askrindo

dan Yalisa konsisten berkontribusi untuk menjaga

kelestarian sungai dengan terjun langsung ke

sungai untuk memungut sampah, dimana sebelum

kegiatan ini dimulai para aktivis dari Yalisa akan

memberikan literasi secara lisan bagaimana

pengelolaan sampah dan ajakan-ajakan tidak

membuang sampah di sungai.

Eka Soeriansyah, Ketua Yayasan Lintas Sungai

Abadi ini mengatakan bahwa kegiatan operasi

bersih sungai sudah berjalan beberapa tahun

belakang ini bertujuan mengurangi tumpukan

sampah yang mengikis jalur sungai Ciliwung.

“Kegiatan operasi bersih ini tujuannya adalah

untuk mengajarkan kepada warga sekitar agar

tidak merusak dan menunjukkan bahwa sungai ini

lingkungan hidup, bukannya tempat sampah.

81

Paling tidak kami sudah berusaha mengajak warga

bantaran sungai yang berada di Bojong untuk

lebih mencintai lingkungannya,” ujar Eka, Kamis

(21/2/2019).

Sementara itu Direktur SDM dan Umum PT

Askrindo, Firman Berahima mengatakan bahwa

dengan adanya kegiatan rutin Operasi Bersih

Sungai ini akan membawa dampak yang baik,

dimana budaya dan membentuk pola kebiasaan

untuk menjaga lingkungan itu sangatlah susah.

Pada Hari Peduli Sampah Nasional ini Askrindo

berharap masyarakat khususnya yang tinggal di

bantaran mampu membudayakan pengelolaan

sampah.

“Hal ini merupakan salah satu bentuk dari rasa

peduli yang diwujudkan melalui aksi secara

langsung. Mudah-mudahan masalah sampah dan

kelestarian sungai dapat ditangani secara perlahan

dan budaya tidak membuang sampah sungai dapat

terwujud,” kata Firman.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/megapolitan/539255/peduli-s

ampah-askrindo-gerakan-literasi-bersih-sungai

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.06 WIB

Pegiat Medsos Ajak Buzzer Sebarkan

Konten Positif

BW Sabtu, 12 Oktober 2019 | 23:47 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Pegiat media sosial

Enda Nasution mengajak orang-orang yang

selama ini aktif sebagai buzzer (pendengung)

untuk ikut menyebarkan konten positif, sekaligus

aktif melawan hoax dan fitnah.

"Sudah seharusnya teman-teman yang bekerja

menyebarkan kebencian untuk berhenti, dan

menggunakan kemampuan dan pengalamannya

untuk menyebarkan informasi positif dan menjaga

perdamaian," kata Enda di Jakarta, Sabtu

(12/10/2019).

Enda mengingatkan, media sosial bukan ruang

yang bebas nilai. Menyebarkan informasi yang

menyesatkan dan memecah persatuan bukan saja

perbuatan jahat yang melanggar hukum negara,

tetapi juga melanggar hukum agama.

Menurut Enda, bila kemampuan dan pengalaman

para buzzer itu dalam mengelola informasi

digunakan untuk hal-hal positif tentu sangat

bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa ini.

Di sisi lain, lanjut Enda, literasi digital masyarakat

mesti terus ditingkatkan.

Masyarakat harus lebih rajin mencari sumber

informasi yang benar, tidak gampang percaya

dengan informasi yang beredar di media sosial.

"Dengan kecerdasan yang dimiliki masyarakat

maka tidak ada lagi ruang bagi pihak-pihak yang

ingin memanipulasi informasi atau

memprovokasi," kata Enda yang juga koordinator

Gerakan #BijakBersosmed itu.

Yang tidak kalah penting, kata Enda, aparat

penegak hukum harus mengambil tindakan tegas

terhadap para penyebar fitnah atau hoax.

"Penegakan hukum menjadi salah satu faktor yang

penting agar ada efek jera sehingga masyarakat

tidak terus dibombardir dengan hoax dan

disinformasi," kata Enda.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/579635/pegiat-meds

os-ajak-buzzer-sebarkan-konten-positif

Akses : 17 April 2020 Pukul 12.15 WIB

Pelajar Papua Belajar Literasi Keuangan

Gunakan Komputer Genggam

Robert Isidorus / JEM Kamis, 1 Agustus 2019 |

15:39 WIB

Jayapura, Beritasatu.com - Ratusan pelajar

Sekolah Dasar (SD) Yayasan Pendidikan Kristen

(YPK) Ebenhaezer, Kota Jayapura, Papua,

diajarkan tentang literasi keuangan dengan

menggunakan teknologi komputer genggam

(tablet). Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan

peringatan Hari Anak Nasional, Rabu

(31/7/2019).

Digital Financial Literacy for Children di bawah

payung Cita Peka (Peduli dan Berkarya) ini,

merupakan program edukasi dan literasi finansial

yang diinisiasi oleh Citibank dan Prestasi Junior

Indonesia dengan membidik siswa SD Kelas 3,4,

dan 5 menggunakan metode digital.

Director Country Head of Corporate Affairs Citi

Indonesia, Elvera N Makki mengatakan, program

ini telah dilaksanakan di berbagai kota di

Indonesia sejak 2016 .

Program Digital Financial Literacy for Children

telah menjangkau lebih dari 8.000 murid dari 31

sekolah dasar di Jakarta, Bandung, Surabaya,

82

Semarang, dan Denpasar. Sementara di Papua

sendiri, kata Elvera, baru merupakan kali pertama.

Menurut Elvera, pelajar SD YPK Ebenhaezer,

Jayapura, mampu menyerap berbagai modul

literasi keuangan yang diajarkan dalam Program

Digital Financial Literacy for Children.

“Sekolah ini salah satu sekolah yang cukup positif

dan memberikan respon yang cepat ajakan

kerjasama kita dalam memberikan nilai tambah

bagi anak-anak dalam kegiatan belajar mengajar

di dalam kelas,” kata Elvera di Jayapura, Rabu

(31/7/2019).

Edukasi dan literasi keuangan ini, kata Elvera,

dilaksanakan selama tiga hari, sejak Selasa

30/7/2019 . “Ada sekitar 200 anak dari SD ini

yang menerima manfaat program yang kita

lakukan,” ujarnya.

Kepala Sekolah YPK Ebenhaezer Nela Johana W

mengatakan, sekolah ini merupakan salah satus

sekolah yang terpinggirkan di Kota Jayapura.

Sekolah ini berdiri sejak tahun 1962 dan telah tiga

kali berpindah lokasi.

Nela pun mengapresiasi program edukasi dan

literasi finansial yang diinisasi oleh Citibank dan

Prestasi Junior Indonesia di SD YPK Ebenhaezer

ini. Ia menambahkan SD YPK Ebenhaezer

memiliki 402 siswa.

“Kegiatan ini menolong anak-anak kita dalam

literasi dan kolaborasi anak-anak di lingkungan

sekolah, bahkan rumah mereka. Karena

menanamkan karakter hemat bagi

anak-anak,”kata Nela.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/567422/pelajar-pap

ua-belajar-literasi-keuangan-gunakan-komputer-genggam

Akses : 21 April 2020 Pukul 21.47 WIB

Pembelajaran Jarak Jauh, Mendikbud Rilis

Program "Belajar dari Rumah"

YUD Kamis, 9 April 2020 | 18:47 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Guna mendukung

proses belajar jarak jauh, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim

merilis program "Belajar dari Rumah" yang akan

disiarkan oleh Televisi Republik Indonesia

(TVRI) selama pandemi virus corona (Covid-19)

di Tanah Air.

"Program ini bertujuan untuk membantu peserta

didik agar bisa belajar di rumah selama pandemi

Covid-19. Tidak semua peserta didik maupun

pendidik memiliki kemampuan untuk mengakses

platform pembelajaran daring secara optimal,"

ujar Nadiem dalam konferensi pers daring di

Jakarta, Kamis (9/4/2020).

Program "Belajar dari Rumah" merupakan upaya

kementerian dalam membantu pembelajaran bagi

semua kalangan masyarakat, terutama yang

memiliki keterbatasan pada akses internet baik

karena tantangan ekonomi maupun letak

geografis.

Nadiem menambahkan program tersebut

merupakan respons cepat Kemendikbud terhadap

masukan Komisi X DPR dalam rapat kerja.

"Program Belajar dari Rumah mulai tayang di

TVRI pada Senin tanggal 13 April 2020 dimulai

pada pukul 08:00 WIB," terang Nadiem.

Untuk tahap awal, pelaksanaan program itu

selama tiga bulan ke depan. Selain diisi dengan

program pembelajaran untuk semua jenjang,

nantinya "Belajar dari Rumah" juga akan

menyajikan program bimbingan orang tua dan

guru serta tayangan kebudayaan pada akhir

pekan.

Adapun konten atau materi pembelajaran yang

disajikan akan fokus pada peningkatan literasi,

numerasi, serta penumbuhan karakter peserta

didik. Kemdikbud juga akan melakukan

monitoring dan evaluasi mengenai program itu

bersama dengan lembaga nonpemerintah.

"Yang perlu dicatat bahwa sesungguhnya dalam

keadaan seperti ini, adalah pemberian pendidikan

yang bermakna,” terang Mendikbud.

Selanjutnya, dalam situasi di mana kegiatan

belajar mengajar (KBM) di sekolah terhenti,

solidaritas dan gotong royong menjadi kunci

penanganan Covid-19 di Indonesia. Oleh karena

itu, Kemdikbud terbuka untuk bekerjasama dan

kolaborasi pendukungan penyelenggaraan

pendidikan pada masa pandemi Covid-19.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/618811-pembelajara

n-jarak-jauh-mendikbud-rilis-program-belajar-dari-rumah Akses : 16 April 2020 Pukul 07.59 WIB

Pemerintah Akan Tingkatkan Standar

Penguasaan Literasi

83

Maria Fatima Bona / IDS Senin, 9 September 2019

| 11:15 WIB

Makassar, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy

mengatakan, selain menuntaskan masalah buta

aksara, dalam menyiapkan sumber daya manusia

(SDM) berdaya saing, pemerintah juga akan

meningkatkan standar literasi.

Literasi yang dimaksud tidak hanya fokus pada

aktivitas membaca, menulis, dan berhitung

(calistung) saja. Pengembangan literasi harus

meningkat sesuai dengan kebutuhan abad 21,

yaitu literasi baca tulis, numerasi, sains, digital,

finansial, dan budaya kewargaan.

“Pada era ini tidak cukup membina masyarakat

dengan sekadar membaca, menulis, dan berhitung,

melainkan harus betul-betul bisa memanfaatkan

kemampuan literasinya untuk menyelesaikan

persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari,

maupun berbangsa dan bernegara,” kata Muhadjir

pada peringatan Hari Aksara Internasional Ke-54

yang bertemakan “Ragam Budaya Lokal dan

Literasi Masyarakat” di Lapangan Karebosi,

Makassar, Sabtu (7/9).

Muhadjir juga menyebutkan, semangat

memberantas buta aksara ini telah dinyalakan oleh

Bung Karno sejak awal kemerdekaan. Dia

menambahkan, sejak Indonesia merdeka,

pemerintah fokus pada pemberantasan buta huruf,

termasuk pembangunan pembangunan sekolah

dasar inpres (SDI) secara besar-besaran supaya

masyarakat melek huruf dengan target sangat

signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

(BPS) survei sosial market ekonomi nasional

2018, total buta aksara Indonesia hanya 1,93%

atau 3.290.490 orang berusia 15-59 tahun.

Akan tetapi pada era revolusi industri 4.0 ini,

harus ada peningkatan literasi karena standar

pendidikan yang diterapkan pada SD Inpres tidak

relevan lagi dan harus ditingkatkan. “Makanya

saya sampaikan literasi saat ini tidak cukup hanya

calistung. Tapi harus literasi yang lebih

fungsional lagi termasuk digital, keuangan, dan

budaya,” terang Muhadjir.

Nonformal

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas)

Kemdikbud, Harris Iskandar mengatakan,

terdapat enam literasi dasar yang harus dikuasai

oleh semua orang dewasa di dunia untuk

menyiapkan SDM unggul dan terampil.

Oleh karena itu, pendidikan nonformal juga

memiliki peran untuk memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk memperoleh

pengalaman kerja praktik, seperti pada program

Pendidikan Kesetaraan Paket C.

“Jadi semua yang ikut paket C sekarang ini akan

mendapatkan layanan keterampilan khusus

sehingga lulusnya akan mendapatkan ijazah

negeri paket C yang setara SMA, dilindungi oleh

negara, serta berlaku di perguruan tinggi, di dunia

usaha, dan laku juga secara kompetensi,” jelas

Harris

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI,

Hetifah Sjaifudian, mengemukakan bahwa

Komisi X DPR RI siap memberikan dukungan

kepada dunia pendidikan nonformal dan informal

dalam bentuk anggaran atau kebijakan khusus

yang nantinya akan berdampak kepada para

alumni kursus.

“Anggaran sudah jauh meningkat. Namun kalau

dibandingkan pendidikan formal tentu saja jauh.

Tetapi jika kita bandingkan dengan 5 tahun

terakhir itu sudah sangat meningkat. Tahun ini ada

Rp 8,3 triliun untuk pusat dan daerah. Apalagi kita

yang perempuan ya sebab bagi perempuan,

kesempatan untuk pemerataan akses pendidikan

dan pengetahuan itu bisa terjadi. Apalagi tadi

yang ibu-ibu yang mungkin tadinya buta aksara

sekarang jadi bisa baca tulis. Itu luar biasa dan

sudah ikuti tren dan pasar yang berkembang” jelas

Hetifah.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sulawesi

Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah, mengatakan,

persoalan buta aksara merupakan masalah besar

yang mempengaruhi Indeks Pembangunan

Manusia (IPM), khususnya di provinsi Sulsel.

Berdasarkan data dari BPS, IPM Sulsel pada 2018

mencapai 70,90.

Berdasarkan peta per daerah, IPM di provinsi

tersebut termasuk positif karena sebagian sudah

berstatus tinggi. Dari 24 kabupaten/kota, tinggal

11 kabupaten dengan status sedang, 7 daerah

berstatus tinggi yaitu Parepare, Palopo, Luwu

Timur, Enrekang, Pinrang, Sidrap, Barru, dan

Kota Makassar yang merupakan satu-satunya

yang berada di level sangat tinggi.

“Gerakan literasi sekarang ini menjadi gerakan

yang terus disosialisasikan pada setiap lapisan

masyarakat. Kegiatan literasi merupakan suatu

bentuk hak dari setiap orang untuk belajar di

sepanjang hidupnya, di mana harapannya adalah

dengan kemampuan literasi yang meningkat maka

kualitas hidup masyarakat juga bisa ikut

meningkat. Efek ganda yang dimilikinya juga bisa

84

membantu pembangunan berkelanjutan seperti

pemberantasan kemiskinan, pertumbuhan

penduduk, dan peningkatan angka harapan hidup.

Akhirnya, dengan semangat peringatan Hari

Aksara Internasional tahun 2019 ini, marilah kita

berupaya bersama-sama untuk membebaskan

bangsa kita dari buta aksara,” tutur Nurdin.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/574077/pemerintah-

akan-tingkatkan-standar-penguasaan-literasi

Akses : 20 April 2020 Pukul 22.08 WIB

Pemerintah Siap Melindungi Hak Cipta

Musisi

Dina Fitri Anisa / EAS Senin, 9 Maret 2020 | 20:44

WIB

Jakarta, Beritasatu.com -Saat ini pemerintah

tengah menyiapkan program untuk memajukan

industri musik Indonesia. Hal ini diungkap oleh

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

Hilmar Farid.

"Pemerintah berkomitmen untuk memajukan musik

Indonesia melalui perlindungan hak cipta, sistem

pendataan terpadu, peningkatan apresiasi dan literasi

musik dalam pendidikan, meningkatkan

kesejahteraan musisi, maupun penyiapan

infrastruktur pendukung sesuai dengan janji

Presiden Jokowi,” ujar Hilmar dilansir dari

Antaranews, Senin (9/3/2020).

Hilmar menambahkan dengan terbentuknya unit

baru di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan

yakni Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru

(PMMB) maka pihaknya akan berusaha mencari

jalan keluar bagi permasalahan yang terjadi di dunia

musik.

Khusus untuk direktorat baru fokusnya di bidang

musik antara lain penguatan perlindungan hak

kekayaan intelektual bidang musik berupa

penguatan dan kajian terhadap hak kekayaan

intelektual, advokasi yang mencakup pelayanan dan

pendampingan untuk perlindungan hak kekayaan

intelektual, peningkatan SDM mencakup

pemberdayaan dan peningkatan kompetensi musisi,

penyelenggaraan World Music Expo sebagai bentuk

diplomasi budaya, dan memperbanyak lagu

anak-anak.

Selain itu, ditempat terpisah, menurut akademisi

sekaligus musisi Dina Dellyana, pergeseran pola

konsumsi musik yang terjadi saat ini dinilai sebagai

potensi yang akan terus berkembang dalam dunia

digital. Dia mengatakan untuk menjadi dominan

dalam industri digital tersebut, para musisi harus

memiliki konten yang menarik untuk konsumen.

"Bagus saja tidak cukup, saat ini para musisi harus

kreatif membuat karya yang disukai pasar. Selain

itu, mereka juga harus terlebih dulu membangun

eksistensi di sosial medianya. Semisal, Rich Chigga

yang kini dikenal Rich Brian yang sudah memiliki

ribuan pengikut sebelum masuk dalam label

rekaman asal Amerika,” tutur Dina Dellyana.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/hiburan/607045/pemerintah-s

iap-melindungi-hak-cipta-musisi

Akses : 08 April 2020 Pukul 11.59 WIB

Penerbit Diminta Perhatikan Konten dan

Kualitas Buku Bacaan

Maria Fatima Bona / EAS Selasa, 30 April 2019 |

15:23 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Dirjen Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan

Masyarakat Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemdikbud) Harris Iskandar,

mengatakan literasi tidak hanya sekadar bebas

buta aksara saja. Hal yang lebih penting dari itu

adalah upaya bangsa memiliki kemampuan hidup

melampaui bangsa lain.

Oleh karena itu, Harris menyebutkan, peran

penerbit buku sangat penting dalam

menumbuhkan minat baca anak. Dijelaskan dia,

rendahnya minat baca anak yang dialami bangsa

Indonesia, salah satu permasalahannya karena

jumlah buku bermutu masih terbatas.

Pasalnya, baca buku sama halnya menonton film

jika bagus maka banyak yang tertarik.

"Minat baca rendah itu karena buku tidak ada.

Sastra atau novel tidak ada. Padahal kalau

bukunya bagus seperti Harry Potter tentu anak

akan membaca 500 lembar dalam dua atau tiga

hari,” kata Harris pada diskusi Gerakan Literasi

Masyarakat dan Keluarga di Gedung Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),

Jakarta, Senin (29/4/2019) petang.

Harris menambahkan, selain memperhatikan

konten buku, Kemdikbud juga mengkampanyekan

85

gerakan literasi nasional (GLN) mendorong peran

serta orangtua dan sekolah.

Khusus untuk orangtua, harus menjadi teladan

bagi anak. Orangtua harus membiasakan anak

membaca atau memperkenalkan anak pada bacaan

sejak anak usia 0-5 tahun.

Untuk itu, Kemdikbud melalui Direktorat

Pembinaan Keluarga juga memberi pembinaan

kepada orangtua, agar sejak dini anak dibiasakan

dan diperkenalkan dengan buku. Dalam hal ini,

orangtua membacakan anak cerita sebelum tidur

dan mencontohkan kepada anak untuk selalu

membaca buku di waktu senggang.

Khusus untuk anak PAUD maupun SD, Harris

menuturkan, telah ada peraturan yang mengatur

jenis buku bacaan yang diberikan kepada anak.

"Untuk anak PAUD, tentu peran orangtua sangat

penting. Harus menjadi contoh pra- literasi.

Orangtua wajib membacakan anak buku sebelum

tidur sehingga anak lebih siap dan terbiasa untuk

membaca buku,” ujarnya.

Regulasi

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Ikatan

Penerbit Indonesia (IKAPI) bidang Pameran dan

Minat Baca, Amalia Bakti Safitri mengatakan,

setelah adanya perubahan regulasi, buku anak saat

ini memiliki konten yang baik.

Hal ini terbukti dari hasil

penjual copywriter beberapa tahun ini yang masih

didominasi oleh buku anak, novel, dan buku

agama Islam. Ini menunjukkan buku anak

Indonesia diakui dunia,” ujar Chairperson of

Indonesia International BookFair (IIBF) ini.

Meski begitu, Amalia menuturkan, IKAPI terus

mendorong penerbit untuk meningkatkan kualitas

dan konten buku anak, agar buku yang dihasilkan

sesuai dengan kebutuhan dan memiliki dampak

pada perkembangan anak.

“IKAPI juga mengadakan pelatihan pembuatan

buku anak dan kerja sama dengan beberapa

pelatihan semacam memberikan edukasi kepada

penerbit agar membuat buku anak dengan baik

dan benar sehingga semua informasi yang akan

disampaikan kepada anak sesuai dengan

kemampuan anak. Jadi pemilihan bahasa yang

mudah dipahami anak sangat penting,” terangnya.

Amalia juga menjelaskan, respons penerbit untuk

buku anak tidak sebanyak jenis bacaan lain karena

terkendala regulasi.

Pasalnya, sebelumnya, pemerintah hanya

mengalokasikan dana pembelian buku mata

pelajaran. Dengan begitu, sekolah hanya

menganggarkan dana untuk pembelian buku paket

penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) di

kelas. Sedangkan buku bacaan lainnya tidak

dianggarkan.

Namun, adanya regulasi baru dan hadirnya

gerakan literasi nasional melalui kebijakan siswa

wajib membaca 15 menit sebelum pelajaran

mengembalikan semangat penerbit menerbitkan

buku anak.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/551593/penerbit-di

minta-perhatikan-konten-dan-kualitas-buku-bacaan

Akses : 21 April 2020 Pukul 22.21 WIB

Penerbit Erlangga Gelar Berbagi Kasih di

Jakarta

Indah Handayani / WM Sabtu, 25 April 2020 |

12:26 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Sebagai rangkaian

hari jadinya yang ke 68 pada 30 April 2020,

Penerbit Erlangga menggelar kegiatan sosial

Berbagi Kasih bersama Panti Asuhan Anak

Chairunnisa, Jakarta. Adapun bentuk santunan

yang diberikan kepada panti dengan 62 anak

binaan berupa uang beasiswa prestasi, sembako,

vitamin, masker, hand sanitizer, susu, produk

kebersihan, buku bacaan, dan puluhan sepatu

sekolah.

Manajer Marketing Nasional Penerbit Erlangga

David G Sihotang mengatakan, perayaan hari jadi

Erlangga tahun ini berbeda dengan tahun-tahun

sebelumnya. Sebab, jika tahun lalu merayakan

dengan mengadakan acara bersama di panti,

namun tahun ini karena pandemi Covid-19,

penyerahan santunan dilakukan dengan konsep

sederhana. Tujuan dari kegiatan santunan adalah

sebagai bentuk kepedulian Erlangga terhadap

sesama.

“Kami tahu kondisi Covid-19 saat ini pasti sulit

untuk kita semua hadapi, semoga dengan berbagi

kebahagiaan bersama anak-anak yang

membutuhkan, anak-anak menjadi senang dan

mendoakan kita semua agar sehat dan sukses,”

ujar David dalam keterangan pers diterima, Sabtu

(25/4).

Lebih lanjut David menjelaskan, perayaan hari

jadi Penerbit Erlangga kali ini mengusung tema

86

Indonesia Sehat, Indonesa Maju. Tema ini

diusung mengingat saat ini Indonesia dan dunia

yang sedang dihadapkan pada problema kesehatan

bersama yakni pandemi Covid-19. Oleh karena

Penerbit Erlangga ingin mengajak masyarakat

untuk saling menjaga, kesehatan, membantu

sesama, dan tetap semangat.

Selain kegiatan sosial, tambahnya, perayaan hari

jadi Penerbit Erlangga ke 68 juga dimeriahkan

dengan berbagai lomba di antaranya lomba

mewarnai, lomba foto literasi keluarga,

dan giveaway ucapan hari jadi Erlangga melalui

sosial media.

Terakhir, David menyampaikan harapan Erlangga

ke depan bahwa Penerbit Erlangga akan terus

berkarya, berkontribusi terhadap kemajuan

pendidikan Indonesia dengan senantiasa

melakukan revisi, pembaruan, dan penerbitan

produk-produk edukatif.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/625567/penerbit-erl

angga-gelar-berbagi-kasih-di-jakarta

Akses : 27 April 2020 Pukul 21.29 WIB

Pengguna Facebook di Indonesia 115 Juta

YUD Senin, 2 April 2018 | 21:49 WIB

Jakarta - Pengguna Facebook di Indonesia yang

mengakses media sosial terbesar dunia itu setiap

bulan lebih dari 115 juta orang, dari 2,07 miliar

orang yang mengakses Facebook setiap bulan

seluruh dunia.

"Selama 14 tahun, perusahaan teknologi ini

memiliki visi misi menghubungkan orang,

sekarang yang sudah terkoneksi 1,36 miliar orang

yang mengakses Facebook setiap hari," ucap

Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia

Ruben Hattari di Jakarta, Senin (2/4).

Dari total 1,36 miliar pengguna yang mengakses

setiap hari seluruh dunia, tutur Ruben, sebanyak

86 persen berasal dari luar AS.

Dengan menggemuknya pengguna Facebook kini,

misinya pun berganti menjadi memberikan

masyarakat Indonesia kemampuan untuk

membangun komunitas dan membuat dunia

menjadi lebih dekat.

"Facebook adalah platform agar bisa berinteraksi

dan bertukar ide, fondasi memastikan berinteraksi

berjalan sempurna, perlu menjaga keamanan

komunitas kami," tutur Ruben.

Platform berlogo warna biru itu berupaya

memastikan penggunanya merasa aman dengan

mendorong sikap yang sopan dan bertanggung

jawab sembari meningkatkan ekspresi diri dan

saling berbagi.

Menyadari besarnya pengguna, Facebook juga

mendorong peningkatan literasi digital dan literasi

berita agar masyarakat memiliki bekal

pengetahuan serta dapat membedakan antara fakta

dan informasi palsu yang beredar di platform

daring.

Ruben menuturkan pihaknya berkomitmen penuh

dalam kemitraan dengan komunitas, organisasi

nirlaba dan mitra media untuk meningkatkan

literasi digital dan literasi berita bagi pengguna

internet di Indonesia.

"Tujuan kami dalam kemitraan ini adalah

menciptakan pengalaman yang lebih positif,

autentik dan aman bagi 115 juta lebih pengguna

Facebook di Indonesia setiap bulannya," tutur

Ruben.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/sains/486250/pengguna-face

book-di-indonesia-115-jutaAkses : 30 April 2020 Pukul

04.38 WIB

Peningkatan Literasi untuk Milenial Jadi

Isu Global

Ahmad Salman / AIS Senin, 16 September 2019 |

22:43 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Bonus demografi

Indonesia mendorong Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) meningkatkan literasi dan inklusi

keuangan, khususnya di kalangan milenial. Hal ini

diharapkan bisa menjadi penggerak ekonomi ke

depan.

"Peningkatan literasi untuk pemuda ini juga sudah

menjadi isu global. Policy makers di banyak

negara menempatkan generasi milenial sebagai

salah satu target,” ucap anggota DK OJK Bidang

Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara

di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Pernyataan disampaikan Tirta di dalam acara

Majalah Investor Goes To Campus di Jakarta

bertema “Pentingnya Perencana Keuangan dan

Investasi untuk Generasi Milenial “.

87

Acara ini digelar Majalah Investor bersama

Universitas Katolik Atma Jaya dan OJK. Dalam

kesempatan itu Tirta menyebut ada tiga hal utama

perlu diperhatikan dalam mengelola keuangan.

Hal ini diharapkan dapat dilakukan generasi

milenial supaya dapat memiliki passive income di

masa tua.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/575437/peningkatan

-literasi-untuk-milenial-jadi-isu-global

Akses : 20 April 2020 Pukul 11.38 WIB

Pentingnya Edukasi Internet Ramah Anak

Feriawan Hidayat / FER Minggu, 5 Agustus 2018 |

18:23 WI

Jakarta - London School of Public Relations

Jakarta (LSPR Jakarta) melalui Lembaga

Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

(LPPM) menyelenggarakan edukasi literasi

internet ramah anak di delapan Ruang Publik

Terbuka Ramah Anak (RPTRA) di wilayah DKI

Jakarta.

Ketua LPPM LSPR Jakarta, Yuliana Riana MM

mengatakan, sebanyak delapan dosen dan puluhan

mahasiswa bekerja sama dengan Kementerian

Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo), ICT

Watch, Yayasan Sejiwa, Forum Anak DKI Jakarta

dan Traditional Games Return Community,

mewujudkan kegiatan yang ditujukan bagi orang

tua dengan anak-anak berusia 7 tahun hingga 14

tahun ini.

"Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta

dapat memaksimalkan fungsi internet dengan

cerdas, memiliki kesadaran akan pentingnya

penggunaan internet sehat, dan juga paham

dengan penggunaan internet ramah anak," kata

Yuliana di Jakarta, Minggu (5/8).

Menurut Yuliana, RPTRA yang menerima

penyuluhan adalah RPTRA Meruya Utara,

RPTRA Borobudur, RPTRA Cililitan, RPTRA

Kebon Sirih, RPTRA Rasamala, RPTRA Semper

Barat, RPTRA DKI Berseri, RPTRA Tiga Durian.

"Di setiap RPTRA, kegiatan ini diikuti sekitar 30

orang tua dan 50 anak-anak. Sehingga, ada sekitar

800 orang yang akan merasakan dampak dan

manfaat dari kegiatan ini," kata dia.

Yuliana menambahkan, pihaknya berharap

melalui kegiatan ini dapat memberikan kontribusi

nyata mengenai pentingnya pemahaman

penggunaan internet secara benar. "Kami berpikir,

peran orang tua sangat penting untuk memastikan

internet dan gawai dapat memberikan manfaat

optimal bagi tumbuh kembang anak baik

pengetahuan maupun kepribadiannya,"

tambahnya.

Executive Dean Campus C LSPR Jakarta, Dr

Janette Maria Pinariya mengatakan, pihaknya

merasa kegiatan ini sangat penting untuk

dilakukan. Dari data yang dimiliki oleh Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII),

ada sekitar 24,4 juta anak muda yang berusia 10

tahun hingga 24 tahun, merupakan pengguna

Internet. Angka tersebut, sekitar 75,5 persen

penduduk Indonesia.

"Oleh karena itu, kami berharap edukasi ini juga

dapat meminimalisasi bahaya internet seperti

cyberbully, terpapar konten negatif, menjadi

korban dari pelanggaran privasi, dan juga dampak

negatif lainnya," tambahnya.

Mahasiswa LSPR sebagai PIC kegiatan LSPR

Community Service, Aghnina Wahdini

menambahkan, sosialisasi literasi internet untuk

anak-anak dilakukan dengan roleplaying, di mana

mahasiswa membawakan topik internet sehat, anti

bullying, dan anti hate speech dan berperan

sebagai LIRA dan EDU. LIRA merupakan

akronim dari Literasi Internet Ramah Anak dan

EDU merupakan singkatan dari Edukasi.

"Roleplay ini dilakukan agar anak-anak dapat

lebih mudah memahami materi dengan visualisasi

yang menarik. Kemudian, mahasiswa akan

mengulas kembali materi yang terkandung dalam

roleplay tersebut sambil melakukan tanya jawab

interaktif dengan anak-anak," kata Aghnina.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/megalopolis/504266/penting

nya-edukasi-internet-ramah-anak

Akses : 28 April 2020 Pukul 21.52 WIB

Penyandang Disabilitas Diharapkan Melek

Internet

Ignatius Herjanjam / BW Jumat, 23 Maret 2018 |

14:43 WIB

Jakarta- Penyandang disabilitas diharap terbuka

pada kemajuan zaman, khususnya era digital ini.

Oleh karena itu, penyandang disabilitas diharap

melek internet dan memahami teknologi

informatika dan komunikasi (TIK).

“Mereka bisa berjualan secara online atau

88

berkarya di media sosial. Internet bersifat egaliter,

orang melihat karya atau kualitas produk yang

ditawarkan, bukan melihat cacat atau tidak cacat,”

ujar CEO karya tunanetra (Kartunet) yang juga

fasilitator internet dari Kementerian Komunikasi

dan Informasi (Kemkominfo) Dimas Prasetyo

Muharam kepada SP, Jumat (23/3).

Dimas yang seorang tunanetra ini melanjutkan,

dengan memahami TIK, penyandang disabilitas

tidak perlu banyak keluar rumah, selain juga

mampu memberdayakan ekonomi.

“Masalah yang dihadapi disabilitas umumnya

adalah mobilitas dan diskriminasi di masyarakat.

Karena mobilitasnya terhambat maka mereka

tidak mampu produktif, belum lagi kalau di luar

mereka kerap mengalami diskriminasi. Maka itu

melek internet dan memahami TIK merupakan

solusi memberdayakan ekonomi disabilitas,”

tandasnya.

Dia mengungkapkan, saat ini Kemkominfo

memiliki program bimbingan teknis literasi

internet marketing untuk disabilitas. “Pada Selasa

(20/3) dan Rabu (21/3) Kemkominfo memberikan

pelatihan bagi 52 penyandang disabilitas yang

terdiri dari 13 tunadaksa, 15 tunanetra dan 22

tunarungu. Masih ada 150 disabilitas lainnya yang

secara bertahap akan diberi pelatihan internet,”

pungkasnya.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/megalopolis/484672/penyand

ang-disabilitas-diharapkan-melek-internet

Akses : 30 April 2020 Pukul 04.39 WIB

Peran Lesikograf Penting untuk Pelestarian

Bahasa Daerah

Maria Fatima Bona / JAS Jumat, 13 September

2019 | 13:22 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy

mengatakan, Indonesia memiliki banyak sekali

bahasa yang bisa diratifikasi. Sayangnya, selama

ini baru 668 bahasa, padahal jumlah tersebut

belum sampai separuh.

Oleh karena itu masih perlu kerja keras dari para

leksikograf untuk bisa mengumpulkan khasanah

kekayaan tak benda, terutama yang berkaitan

dengan kebahasaan.

Muhadjir menyebutkan, dalam mendukung

pelestarian bahasa dan peningkatan literasi,

kamus memiliki peranan penting sebagai penyedia

informasi dan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini,

peningkatan kualitas dan kuantitas kamus

merupakan langkah strategis dalam mendukung

gerakan literasi yang akan berujung pada

peningkatan kualitas sumber daya manusia

(SDM).

“Peranan para leksikograf menjadi sangat penting

untuk Indonesia. Saya berharap ada perencanaan

yang sungguh-sungguh untuk menyiapkan

tenaga-tenaga ahli di bidang leksikografi ini

terutama untuk mengimbangi atau mempercepat

kompilasi dan kodifikasi terhadap bahasa-bahasa

yang sekarang masih menjadi bahasa lisan di

kalangan masyarakat kita,” kata mantan rektor

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini

pada Seminar Leksikografi Indonesia 2019, di

Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (12/9/2019).

Muhadjir menambahkan, kemajuan teknologi

informasi saat ini harus disikapi para leksikograf

dengan bijaksana. Pasalnya, tantangan yang lebih

serius sebetulnya adalah mulai bergesernya dunia

lisan menjadi dunia tulisan.

Dalam dunia tulisan ditemukan teknologi yang

sangat modern berupa kertas, akan tetapi sekarang

kertas sudah tidak modern lagi dan mulai

ditinggalkan menjadi dunia elektronik, dunia

siber, dunia virtual.

“Hal ini tentu saja harus menjadi bahan diskusi

para leksikograf, bagaimana menghadapi

tantangan terbaru saat ini. Sekarang ini untuk

mengakses kosakata tidak sesulit dahulu yang

memerlukan kamus tebal tapi cukup membawa

satu ponsel bisa menjelajah dalam waktu yang

singkat dan bisa memeriksa kembali dari berbagai

sumber,” ucap Muhadjir.

Dia juga menyebutkan, kemajuan teknologi

informasi di satu sisi memang bagus. Namun di

sisi lain, secara mental membuat manusia menjadi

ketergantungan.

“Jadi sebetulnya kemudahan itu tidak selalu baik

untuk perkembangan bangsa. Sesuatu kalau tidak

fungsional akan hilang tapi kalau fungsional maka

akan terus bertahan," papar Mendikbud.

Tak Terlalu Berfungsi

"Sekarang ini otak atau ingatan kita sudah tidak

terlalu berfungsi karena ingatan kita sudah

diambil alih oleh komputer. Kecerdasan kita juga

tidak terlalu berfungsi karena sudah diambil oleh

kecerdasan buatan yang disebut artificial

intelligence," imbuhnya.

89

"Sekarang fungsi otak kita hanya untuk

meng-coding dan mencari kata kunci karena

untuk kata lengkapnya sudah disediakan di dunia

maya dalam bentuk komputasi awan atau cloud

computing yang daya tampungnya tak terbatas.

Kita punya Kamus Bahasa Indonesia yang tebal

dan kemudian masuk ke elektronik dalam bentuk

kamus daring. Hal ini luar biasa dan

perkembangan ini merupakan tantangan bagi para

leksikograf,” terang Muhadjir

Kendati demikian, Muhadjir menuturkan, saat ini

dunia industri kreatif sangat didorong untuk maju.

Di satu sisi ada industri massal yang berbasis pada

industri 4.0 tetapi tetap ada kebutuhan akan karya

kreatif. Pasalnya, setiap orang ingin memiliki

keunikan dan eksklusivitas masing-masing dan ini

merupakan pasar.

“Menurut saya, leksikograf adalah termasuk

pekerjaan kreatif yang tidak mungkin diganti oleh

kecerdasan buatan dan berbagai macam teknologi

pendukungnya. Namun mau tidak mau harus

bersinggungan dengan teknologi yang baru,"

papar Muhadjir.

"Mudah-mudahan ini bisa memberi sedikit

wawasan untuk dijadikan bahan renungan para

leksikograf, terutama yang muda-muda karena

masa depan leksikografi ada di tangan yang

muda-muda ini. Tentu saja yang senior harus

menularkan pengalaman yang telah didapat

selama ini dan yang muda harus dapat

meneruskan,” ucapnya.

Muhadjir juga mengatakan, perlu adanya upaya

untuk menarik bahasa lokal atau minor untuk

menjadi bahasa daerah. “Kemarin ada seminar di

Papua karena bahasa yang paling banyak ada di

wilayah timur yang belum terindentifikasi dan

terkompilasi. Untuk menghindari kepunahan

harus ada upaya kita untuk menarik ke tingkat

yang lebih tinggi, dari bahasa-bahasa minor kalau

bisa menjadi bahasa daerah sehingga memperkaya

bahasa daerah," papar Muhadjir.

Lebih lanjut, dia menyebutkan, bahasa lokal itu

sangat terbatas kosakatanya dan itu harus

diselamatkan dengan cara menarik menjadi

bahasa daerah karena sebenarnya pertumbuhan

semua bahasa daerah awalnya demikian. "Dulu

bahasa Jawa sebelum menjadi bahasa Jawa

sebetulnya juga ada bahasa lokal yang kemudian

kita kenal sebagai dialek,” terangnya.

Butuh Leksikograf Andal

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan

Bahasa dan Perbukuan Kemendikbud, Dadang

Sunendar, mengatakan bahwa Indonesia memiliki

bahasa negara yang hebat dan banyak sekali

bahasa daerah. Oleh karena itu, memerlukan

banyak sekali leksikograf andal di Tanah Air,

karena jumlah leksikograf di Indonesia ini belum

cukup banyak dibandingkan dengan jumlah

bahasa yang harus dikembangkan.

“Saya pikir Seminar Leksikografi Indonesia ini

merupakan salah satu upaya kita untuk berdiskusi

dan meningkatkan kemampuan para leksikograf di

Tanah Air. Jadi, kita juga mengundang

masyarakat luas ikut serta dalam kegiatan ini,"

papar Dadang.

"Tujuannya yaitu ingin memperkenalkan kepada

masyarakat bahwa ada dunia leksikografi yang

sangat menarik. Sebuah profesi yang biasanya

hanya dilakukan oleh leksikograf namun sekarang

juga dilakukan oleh masyarakat. Melalui KBBI

daring misalnya, setiap orang juga bisa langsung

menjadi pekamus karena dia bisa mengusulkan,

memberikan catatan, dan seterusnya,” tutur

Dadang.

Selanjutnya, kata Dadang, tidak lama lagi Badan

Pengembangan Bahasa dan Perbukuan akan

meluncurkan kamus Braille elektronik yang diberi

nama KBBI Disnet.

“KBBI Disnet merupakan program baru kami

yaitu KBBI Braille yang dikembangkan, karena

versi cetaknya sudah diluncurkan tahun lalu.

Kemudian tahun ini kita akan meluncurkan KBBI

Braille elektronik dan mudah-mudahan sesuai

jadwal. KBBI ini kami beri nama sementara KBBI

Disnet artinya untuk disabilitas netra, di mana

dasarnya menggunakan huruf-huruf Braille yang

rencananya diluncurkan bulan depan Oktober ,”

terang Dadang.

Seminar Leksikografi ini merupakan seminar

yang diadakan setiap tahun sejak 2016 yang

bertujuan untuk menghimpun para pekamus dan

pemerhati bidang leksikografi di Indonesia

khususnya, dan para pemerhati dan peneliti

bahasa pada umumnya, untuk saling bertukar

informasi terkini tentang perkembangan dunia

leksikografi.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/574922/peran-lesiko

graf-penting-untuk-pelestarian-bahasa-daerah

Akses : 20 April 2020 Pukul 11.46 WIB

Perempuan Bisa Jadi Agen Literasi Media

dalam Menangkal Hoax

Bernadus Wijayaka / BW Jumat, 27 April 2018 |

14:14 WIB

Jakarta - Media sosial dapat menjadi sarana

pemberi informasi yang baik, tetapi juga

berbahaya apabila tidak dibarengi dengan sikap

terbuka. Di sisi lain, informasi di media sosial bisa

diakses oleh siapa pun, bahkan oleh anak usia

90

dini. Di sini pentingnya peran perempuan dalam

menjaga keluarga dan lingkungan sekitarnya

dengan menjadi agen literasi media sosial dalam

menangkal hoax.

“Perempuan sangat bisa menjadi agen literasi

media sosial karena anak dekat dengan ibu dan ibu

bisa mengingatkan suami untuk selalu berpikir

positif. Perempuan memiliki cara yang lebih

lembut dalam pendekatan emosional,” ujar artis

dan presenter, Olga Lidya, saat ditemui di Jakarta,

Jumat (27/4).

Hoax dan konten negatif lainnya memang

seringkali dibungkus dalam informasi yang bisa

menyentuh emosi. Banyak berita bohong yang

dibuat dramatis yang bertujuan untuk memancing

emosi banyak orang demi kepentingan tertentu,

seperti penyebaran konten hasutan dan ajakan

kekerasan.

“Hoax sebenarnya juga bisa digunakan sebagai

ajang perekrutan untuk kaum remaja Indonesia

yang sudah banyak terekrut kelompok teroris di

Suriah khususnya. Hal ini seharusnya dapat

membuat kita menjadi lebih waspada dengan

mengajak mereka bicara tentang apa yang dia

pikirkan dengan berita hoax itu, bukan hanya

melarang mereka untuk membaca dan bicara

bahwa itu berita tidak benar (hoax) tanpa

memberikan pengertian atau arahan apa pun pada

mereka,” ujar Olga.

Di sinilah, perempuan yang memiliki kedekatan

lebih terhadap anak dan memiliki sensitivitas

emosi yang tinggi berperan penting sebagai agen

literasi di keluarga. Perempuan harus didorong

menjadi agen pendidik di keluarga dan lingkungan

sosial, tidak hanya bagi penyebaran konten hoax,

tetapi juga konten-konten bermuatan kekerasan

dan radikalisme.

Namun, secara psikologis, perempuan kadang

cenderung lebih kurang memiliki rasa percaya

diri, pemalu, dan merasa dirinya kurang pintar

dibanding orang lain. Jadi, ketika ada kiriman

berita atau foto dari orang yang dianggapnya lebih

pintar, lebih sukses dan dihormati dari dirinya hal

ini bisa membuat perempuan menjadi lebih

percaya dengan berita tersebut.

Olga mendorong generasi muda harus bijak dalam

menggunakan sosial media agar tidak mudah

terpengaruh yang mendorong mereka pada

perbuatan yang radikal, yang sebenarnya tanpa

disadari dia sedang diadudomba melalui

konten hoax tersebut. Konten hoax dan informasi

yang menyesatkan sudah sangat sulit dibedakan

tingkat kebenarannya.

“Poin penting dalam menangkal hoax adalah

harus bisa memilah berita yang logis atau tidak

logis dan menimbang penting tidak penting berita

ini untuk saya atau untuk orang lain. Kalau dirasa

tidak membawa kebaikan ya tidak perlu

disebarkan. Apabila berita gembira silakan

disebarkan, karena menebar kegembiraan itu bisa

merubah energi positif,” saran artis lulusan

Universitas Parahyangan ini.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/490213/perempuan-

bisa-jadi-agen-literasi-media-dalam-menangkal-hoax

Akses : 28 April 2020 Pukul 22.01 WIB

Peringati HUT Korpri, BPS Gelar Beragam

Acara

Bernadus Wijayaka / BW Sabtu, 24 November

2018 | 22:46 WIB

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar

beberapa acara untuk memeriahkan hari ulang

tahun (HUT) ke-47 Korps Pegawai Republik

Indonesia (Korpri) yang jatuh setiap 29

November.

Salah satu acara yang digelar, adalah pameran

perpustakaan bertema "Budayakan Literasi,

Ciptakan Inovasi" di Gedung 1 BPS, Sabtu

(24/11).

Acara dilanjutkan dengan talkshow bersama

Danial Rifki, sutradara Film Haji Backpacker.

Tema talkshow adalah "Peran Perfilman

Indonesia dalam Meningkatkan Literasi Statistik”.

Pada hari ini pula, di Hotel Santika Premiere

Harapan Indah, Bekasi, BPS menyelenggarakan

diskusi mengenai Perubahan/Penggantian UU

Statistik No 16/1997 yang telah berusia kurang

lebih 21 tahun sejak diundangkan 19 Mei 1997

lalu.

Beberapa pakar dan ahli hukum yang menjadi

peserta diskusi, antara lain Jimly Ashidiqqie,

Khairil A Notodipuro, Kresnayana Yahya, Anang

Kurnia, dan Heri Kuswanto. Hadir juga Deputi

Bidang Statistik Sosial Margo Yuwono, Deputi

Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Yunita

Rusanti serta mantan Kepala BPS Rusman

Heriawan. Bertindak sebagai moderator Sestama

BPS Adi Lumaksono.

Dalam pengantarnya, Adi menjelaskan,

perkembangan situasi global dalam dua dekade

91

terakhir menyebabkan kebutuhan akan data

statistik diberbagai sektor semakin meningkat.

“Hal ini membuat UU Statistik terlihat kurang

responsif mengantisipasi perkembangan zaman,

apalagi UU Statistik No16/1997 disusun jauh

sebelum era otonomi daerah serta keterbukaan

informasi publik,” katanya seperti dalam rilis

yang diterima redaksi.

Di samping itu, katanya, diberlakukannya

sejumlah peraturan perundang-undangan

membuat UU Statistik menjadi kurang sejalan

dengan peraturan perundang-undangan lainnya.

“Pemahaman kita tentang data ini harus berubah,

idealnya kita sebagai negara ini harus mempunyai

pusat database. Dulu namanya Biro Pusat Statistik

sekarang naik pangkat menjadi Badan Pusat

Statistik. Ke depan mestinya berubah lagi,

statistik bukan menjadi nama. Itu kan hanya

metode ilmiah, mestinya menjadi Badan Pusat

Database,” kata Jimly Asshidiqie yang didaulat

menjadi pembicara pertama pada acara FGD ini.

Selanjutnya, rangkaian acara HUT Korpri adalah

upacara bendera pada 29 November dan

dilanjutkan dengan acara donor darah.

Pada 5 Desember nanti, bekerja sama dengan

Dharma Wanita Persatuan (DWP) BPS akan

digelar talkshow tentang kesehatan dengan tema

“Perempuan dan Kesehatan: Tonggak Utama

Keluarga Bahagia”. Narasumber yang akan hadir

Arini Kusmintarti dan Agung Karmawati

Noersatryo.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/524180/peringati-hu

t-korpri-bps-gelar-beragam-acara

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.33 WIB

Perpaduan Literasi dan Musik di The

Readers Fest

Dina Fitri Anisa / WBP Sabtu, 6 Oktober 2018 |

12:45 WIB

Jakarta - Festival buku "The Readers Fest 2018"

diselenggarakan untuk pertama kalinya pada 1-7

Oktober 2018, di gedung Tjipta Niaga, Kota Tua,

Jakarta. Mengusung tema 'Selebrasi Literasi dan

Musik dalam Festival', festival yang

menggabungkan bazar buku, talkshow, dan

pagelaran musik menghadirkan sejumlah bintang

tamu dan musisi indie.

Event Director The Readers Fest 2018, Lingga

Wastu mengatakan, dengan konsep yang terbilang

unik, acara ini digelar sebagai salah satu bagian

Gramedia.com untuk menjangkau lebih banyak

pembaca di seluruh Indonesia, serta memberikan

kemudahan bagi masyarakat agar terus membaca.

Menurut data statistik UNESCO, dari total 61

negara, Indonesia berada di peringkat 60 dengan

tingkat literasi rendah. Peringkat 59 diisi Thailand

dan peringkat terakhir diisi Botswana. Sedangkan

Finlandia menduduki peringkat pertama dengan

tingkat literasi yang tinggi, hampir mencapai 100

persen.

“Kita tahu di Indonesia banyak sekali bazar buku.

Tapi di sini, kita ingin refresh brand kita yang

sedang ingin menggaet kalangan milenial, dengan

menggabungkan literasi dan musik, agar mereka

tertarik dan mengetahui seberapa pentingnya

membaca,” terangnya saat dijumpai di taklimat

media, Festival buku The Readers Fest 2018,

Jumat (5/10).

Lebih dari itu, festival ini akan menyuarakan

campaign #LebihDenganMembaca. Sehingga,

pesan dan semangat membaca buku bisa tersebar

ke seluruh Indonesia melalui sosial media.

"Ingin lebih sukses, kamu bisa membaca

buku-buku dari pemimpin dunia, ingin lebih

pintar, kamu bisa membaca buku pelajaran atau

ensiklopedia umum. Intinya kita ingin

meningkatkan minat baca di Indonesia melalui

pesan lebih dengan membaca," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, pegiat literasi

Maman Suherman menyambut baik festival ini.

Menurutnya, semakin banyaknya festival dan

bazar buku terselenggara, semakin tumbuh minat

baca masyarakat.

“Indonesia sebenarnya punya DNA membaca.

Tapi alasan banyak yang malas membaca adalah

karena akses dan ketersediaan buku itu jarang dan

harganya cukup mahal. Dengan ajang ini, terdapat

akses buku yang jarang, dan harga. Saya dukung

acara ini, banyak diskon sampai 92 persen, dan

dengan media musik, dapat menunjukkan bahwa

buku bukan benda mati. Buku bisa diolah menjadi

musikalisasi, ataupun film,” terangnya.

Maman Suherman juga turut berpartisipasi untuk

mengisi acara talkshow, bersama beberapa nama

inspiratif lainnya seperti, Najwa Shihab, Sapardi

Djoko Damono, Wregas Bhanuteja, Gunawan

Maryanto, dan Bernard Batubara.

Sedangkan untuk para musisi yang akan tampil

adalah Mondo Gascaro, NonaRia, Semenjana,

92

Tuantigabelas, Later Just Find, dan Deredia. Tak

hanya itu, selama acara berlangsung, akan ada

diskon 1.200 judul buku secara besar-besaran,

mulai dari harga Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp

30.000.

Selain kehadiran sosok-sosok yang mengisi acara

dan diskon besar, pengunjung dapat mengikuti

berbagai kegiatan seperti workshop pembuatan

zine bersama Jurnal Ruang, workshop cake and

cookies decoration bersama Mindy

Mot, workshop and live art comic bersama

MICE, colouring competiton, dan

kegiatan-kegiatan lain. Tenang, acara ini tidak

dipungut biaya.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/514899/perpaduan-l

iterasi-dan-musik-di-the-readers-fest

Akses : 27 April 2020 Pukul 21.07 WIB

Perpusnas Apresiasi Pejuang Literasi

Dina Fitri Anisa / IDS Jumat, 6 September 2019 |

11:00 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan

Nasional (Perpusnas) kembali menyelenggarakan

“Gemilang Perpustakaan Nasional”, di kawasan

Jakarta Pusat, Kamis (5/8). Acara ini

mempersembahkan penghargaan tertinggi yaitu

Nugra Jasadharma Pustaloka, kepada pihak-pihak

yang dianggap memberikan kontribusi besar bagi

pengembangan perpustakaan, literasi, dan minat

baca di daerahnya.

Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando,

menyebut perhelatan ini merupakan wujud dari

Undang-undang tentang Perpustakaan Nomor

43/2007. Di situ dinyatakan, pusat dan daerah

memberikan penghargaan kepada masyarakat

yang berhasil melakukan gerakan pembudayaan

gemar membaca.

“Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang

telah mendedikasikan pikiran, waktu, tenaga dan

sumber daya terbaik miliknya, atas semua inovasi

untuk memajukan dan mensejahterakan

masyarakat melalui perpustakaan. Nugra

Jasadharma Pustaloka tidak hanya sekadar piagam

dan piala, tetapi kesejahteraan masyarakat sebagai

dampak nyata penguatan literasi adalah

penghargaan dan piala yang sesungguhnya,”

jelasnya saat memberikan sambutan.

Syarif menambahkan, pelaksanaan Gemilang

Perpustakan Nasional dan pemberian Nugra

Jasadharma Pustaloka ini sejatinya merupakan

pesta dan kebahagiaan bagi seluruh insan

perpustakaan di Indonesia dari Sabang sampai

Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.

“Ini merupakan perayaan atas proses pemenuhan

hak masyarakat dalam mendapatkan akses

informasi dan ilmu pengetahuan. Insan

perpustakaan senantiasa memandang bahwa

mereka harus terus bergerak dan berkarya nyata,

dalam upaya memobilisasi pengetahuan untuk

kesejahteran masyarakat,” terangnya.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi, Syafruddin, turut

mengapresiasi penghargaan ini. "Kita akan

jadikan literasi pustaka sebagai salah satu

indikator penilaian supaya dana insentif

pengembangan bisa meningkat dan Indonesia

menjadi negara terdepan dalam literasi," katanya.

Nugra Jasadarma Pustaloka 2019 diberikan untuk

kategori lomba pustaka, lomba bercerita (story

telling), lomba perpustakaan sekolah tingkat

SMA/SMK/MA, lomba perpustakaan umum

desa/kelurahan, pustakawan berprestasi, pelestari

naskah, birokrat, tokoh masyarakat, masyarakat,

jurnalis, media massa, dan lifetime achievement.

Penerima Nugra Jasadarma Pustaloka antara lain,

Sosiawan Leak dalam kategori buku terbaik, Arda

Putri dari Daerah Istimewa Yogyakarta dalam

kategori pustakawan terbaik, dan J.N.B Tairas

peraih lifetime achievement.

Gemilang Perpustakaan Nasional 2019 dihadiri

sejumlah menteri Kabinet Kerja, gubernur, bupati,

wali kota, kepala dinas perpustakaan, Duta Baca

Nasional dan daerah, pegiat minat baca dan

literasi, organisasi profesi, dan mitra

perpustakaan.

Apresiasi yang diberikan diharapkan makin

memacu sinergit antara para pejuang literasi dari

unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk

menghadirkan virus kegemaran membaca mulai

dari keluarga, dunia pendidikan, masyarakat,

daerah terpencil, daerah pedalaman, hingga

daerah terluar Indonesia.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/573644/perpusnas-apresiasi-pejuang-literasi

Akses : 20 April 2020 Pukul 22.22 WIB

Perpusnas dan PAK Matangkan RPP

Pelaksanaan UU 13/2018

93

Feriawan Hidayat / FER Rabu, 29 April 2020 |

22:06 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan

Nasional (Perpusnas) bersama Panitia Antar

Kementerian (PAK) menggelar rapat pada hari

Rabu ini (29/4/2020) untuk mematangkan

Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)

pelaksanaan Undang-undang (UU) Nomor 13

Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak

dan Karya Rekam (SSKCKR).

"Kami berharap RPP ini segera rampung

sehingga bisa disahkan pada tahun ini. Adanya

turunan UU Nomor 13 tahun 2018 tersebut dapat

dimanfaatkan oleh semua pihak untuk

mewujudkan koleksi nasional dan

melestarikannya sebagai hasil budaya serta

menyelamatkan karya cetak dan karya rekam dari

ancaman bahaya yang disebabkan oleh alam

dan/atau perbuatan manusia,” ujar Kepala

Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, dalam

keterangan persnya, Rabu (29/4/2020).

Syarif menambahkan, urgensi RPP terhadap UU

Nomor 13 Tahun 2018 adalah mewujudkan

koleksi nasional dan melestarikan serta

menyelamatkan hasil budaya bangsa.

Salah satu fungsi Perpustakaan Nasional adalah

sebagai perpustakaan deposit dan perpustakaan

pelestarian karya atau hasil kebudayaan bangsa.

Oleh karena itu, Perpusnas merasa perlu segera

menyelesaikan Rancangan Peraturan Pemerintah

(RPP) pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak

dan Karya Rekam (SSKCKR).

“Melalui RPP, Perpusnas bisa mendorong seluruh

pihak untuk melestarikan karyanya ke Perpusnas

dan Perpustakaan Provinsi,” tandas Syarif.

Sekretaris Jenderal Kemdikbud, Ainun Na’im,

mengatakan rancangan yang sedang digodok ini akan menabalkan Perpusnas sebagai Big

Deposit di masa depan.

“Namun, ada beberapa locus memerlukan diskusi

atau pemahaman yang intens. Mana saja yang

termasuk ke dalam kategori karya pribadi atau

karya untuk publik,” kata Ainun Na’im.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/626807/perpusnas-dan-pak-matangkan-rpp-pelaksanaan-uu-132018

Akses : 30 April 2020 Pukul 04.30 WIB

Perpusnas Dorong Inovasi dan Kreativitas

Pustakawan

Feriawan Hidayat / FER Rabu, 29 Januari 2020 |

07:41 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan Nasional

(Perpusnas) siap melakukan banyak perubahan demi

memaksimalkan program kerja yang manfaatnya

dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia.

Inovasi Perpusnas Jadi Ikon Peradaban dan

Ilmu Pengetahuan

Arahan tersebut disampaikan Kepala Perpusnas,

Muhammad Syarif Bando, dalam pembukaan rapat

kerja pusat (Rakerpus) tahun 2020 di Gedung

Perpusnas, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Rakerpus ini digelar selama dua hari, dengan

mengusung tema 'Inovasi dan Kreativitas

Pustakawan dalam Penguatan Indeks Literasi untuk

Mewujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Maju'

dan dihadiri 200 peserta dari lingkungan struktural

maupun fungsional Perpusnas.

"Perpusnas terus fokus melaksanakan kegiatan yang

memastikan pembangunan manusia dan kebudayaan

dapat terwujud. Seluruh aparatur sipil negara di

lingkungan Perpusnas dalam bekerja tidak lagi

dogmatis. Pesan bapak Presiden adalah apa

dikerjakan harus memberikan manfaat bagi bagi

masyarakat," kata Syarif Bando di hadapan peserta

Rakerpus.

Najwa Shibab Kembali Dipercaya Perpusnas

Jadi Duta Baca Indonesia

Menurut Syarif Bando, program kerja Perpusnas

tidak bisa lagi sekedar input proses output, namun

lebih fokus dalam melayani masyarakat, sesuai

dengan tupoksi masing-masing.

"Harus fokus kepada apa yang diterima oleh

masyarakat. Seluruh rupiah yang dikeluarkan

anggaran belanja negara, paramaternya adalah

menciptakan manfaat nyata bagi masyarakat

Indonesia," tegas Syarif Bando.

Direktur Alokasi Pendanaan Pembangunan

Bappenas, Erwin Dimas, menyatakan, Perpusnas

bisa memaksimalkan literasi demi mewujudkan

sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan

berdaya saing, sejalan dengan agenda pembangunan

dalam RPJMN 2020-2024, yakni revolusi mental

dan pembangunan kebudayaan.

94

Dukung Literasi Lapas, Perpusnas Raih

Penghargaan Kemkumham

"Peran perpustakaan bisa dioptimalkan pada sektor

peningkatan kapasitas SDM di bidang pariwisata

dan industri, literasi untuk gizi keluarga dalam

upaya penanganan stunting dan pengembangan

implementasi teknologi tepat guna di masyarakat,

seperti rencana pembangunan science techno park di

empat universitas," terang Erwin Dimas.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek,

dan Kebudayaan Bappenas, Hadiat, menambahkan,

ujung dari pembangunan adalah kesejahteraan

masyarakat.

"Kesejahteraan dapat terlihat ketika bangsa mampu

menciptakan SDM yang berkualitas dan menguasai

teknologi. Sehingga, saat memasuki usia emas pada

2045, Indonesia mampu menjadi salah satu negara

dengan pendapatan tinggi dan menjadi barometer

perekonomian dunia," kata Hadiat.

Menurut Hadiat, perpustakaan sebagai sumber

berbagai disiplin ilmu, bisa masuk ke dalam sektor

manapun. "Perpustakaan dan inovasi harus ada

dalam semua sektor pembangunan," tegas Hadiat.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/597592/perpusnas-d

orong-inovasi-dan-kreativitas-pustakawan

Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.17 WIB

Perpusnas Gandeng Kemtan Kembangkan

Museum Tanah dan Pertanian

Feriawan Hidayat / FER Rabu, 4 Maret 2020 | 23:15

WIB

Bogor, Beritasatu.com - Perpustakaan Nasional

(Perpusnas) menjalin kesepakatan dengan

Kementerian Pertanian (Kemtan) tentang

pengembangan, pemanfaatan dan optimalisasi

perpustakaan di lingkungan Kemtan.

Penandatanganan kesepakatan bersama dilakukan

Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando

dengan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin

Limpo, di sela-sela peluncuran Museum Tanah dan

Pertanian, Bogor, Selasa (3/3/2020).

“Jalinan kerja sama ini bertujuan mensinergikan

program dan kegiatan Perpusnas dengan Kemtan.

Selanjutnya, hal ini diharapkan meningkatkan

efektifitas fungsi dan peran kedua instansi dalam

pemanfaatan dan pengembangan di lingkungan

Kemtan,” ujar Syarif Bando dalam keterangan

persnya, Kamis (4/3/2020).

Kesepakatan ini, kata Syarif Bando, meliputi tujuh

ruang lingkup yakni pengembangan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK), pengembangan

pangkalan data katalog induk nasional, otomasi

perpustakaan, serta perluasan jejaring nasional

perpustakaan repositori digital yang tergabung ke

dalam Indonesia OneSearch (IOS).

Kemudian, pengembangan SDM dan TIK di bidang

perpustakaan dan kepustakawanan; pengembangan

dan pemanfaatan bersama koleksi perpustakaan,

dukungan pengembangan pendidikan dan pelatihan

dalam bidang perpustakaan dan kepustakawanan.

“Selain itu, penghimpunan dan pelestarian karya

cetak dan karya rekam (KCKR), penguatan

program perpustakaan berbasis inklusi sosial, dan

kerja sama lain yang disepakati kedua pihak sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,”

tandas Syarif Bando.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul

Yasin Limpo, menyatakan, museum dan

perpustakaan adalah paradoks yang dibutuhkan

oleh Indonesia. Gabungan antara museum dan

perpustakaan, bisa menjadi agenda intelektual baru

dalam kehidupan.

“Saya merasa ini karunia luar biasa karena

menyaksikan sebuah museum dan sebuah

perpustakaan, ini menjadi paradoks dalam pikiran

saya. Museum menandakan sesuatu yang lama,

tetapi perpustakaan selalu menembus ke depan,”

jelas Yasin Limpo.

Melalui museum, kata Yasin Limpo, dirinya

meyakini bahwa pertanian Indonesia akan semakin

lebih maju, mandiri, dan modern. Sementara,

perpustakaan yang modern erat kaitannya dengan

proses literasi.

“Bicara modern, bicara literasi. Bicara literasi,

bicara kapasitas. Bicara kapasitas, bicara kekuatan,”

tegas Yasin Limpo.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/605559/perpusnas-g

andeng-kemtan-kembangkan-museum-tanah-dan-pertania

n

Akses : 08 April 2020 Pukul 12.05 WIB

95

Perpusnas Perpanjang Penutupan Layanan

Onsite Hingga 29 Mei

Feriawan Hidayat / FER Senin, 30 Maret 2020 |

08:47 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan Nasional

(Perpusnas) memperpanjang penutupan semua layanan onsite selama dua bulan. Langkah ini

sebagai mendukung himbauan pemerintah untuk work from home (WFH) sekaligus mengurangi

penyebaran virus corona (Covid-19).

Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando,

mengatakan, seluruh layanan onsite di Perpustakaan

Nasional akan ditutup mulai dari 16 Maret sampai

29 Mei. Hal itu, untuk menindaklanjuti ketentuan

dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB) tentang status keadaan darurat bencana wabah penyakit akibat virus corona.

"Namun, kami akan beritahu kembali jika terjadi

perubahan karena satu dan lain hal," ujar

Muhammad Syarif Bando dalam keterangan tertulis

yang diterima Beritasatu.com, Senin (30/3/2020).

Menurut Syarif, kehadiran layanan digital (online)

Perpusnas merupakan solusi bahwa ilmu

pengetahuan bisa diperoleh dimana saja. Kualitas

keilmuan bisa ditingkatkan tanpa harus

mengunjungi perpustakaan dengan memanfaatkan

iPusnas dan menjadikan WFH bukan lagi rutinitas

yang membosankan.

"Masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan

informasi dan ilmu pengetahuan karena Perpusnas

sudah memiliki inovasi pelayanan, khususnya pada

layanan yang berbasis teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) sehingga siapapun tetap bisa

mengakses layanan perpustakaan dimana saja dan

kapan saja,” ungkap Syarif.

Adapun layanan digital (online) Perpusnas

mencakup pengajuan international standard book

number (ISBN), online public access catalog

(OPAC), Indonesia onesearch (IOS), keanggotaan

online (K-OL), e-Resources, dan khasanah

nusantara (Khastara).

Menurut Syarif, salah satu pelayanan digital yang

kini digandrungi masyarakat adalah iPusnas, yang

memberikan kemudahan masyarakat Indonesia

untuk membaca.

iPusnas menyediakan ribuan buku secara full teks.

Untuk bisa membacanya, masyarakat dapat

mengunduh aplikasi iPusnas melalui Appstore

ataupun Playstore di perangkat handphone ataupun

laptop.

"Setelah terpasang di perangkat, sebanyak 50.438

judul atau 591.739 eksemplar buku berbagai judul

bisa dibaca dan disimpan sampai batas waktu yang

ditentukan," terang Syarif.

Selain iPusnas, inovasi layanan lain yang

disediakan Perpusnas adalah tanya pustakawan (ask

a librarian). Layanan ini disiapkan bagi pemustaka

yang mengalami kesulitan dalam melakukan

penelusuran data, informasi, pengajaran, ataupun

bahan perpustakaan.

"Jangan lagi berpikir bahwa perpustakaan adalah

deretan buku berdebu. Itu paradigma masa lalu.

Seiring kemajuan teknologi, layanan perpustakaan

bisa dinikmati siapapun tanpa terikat ruang dan

waktu," tandas Syarif Bando.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/614489/perpusnas-p

erpanjang-penutupan-layanan-onsite-hingga-29-mei

Akses : 30 Maret 2020 Pukul 13.24 WIB

Perpustakaan Keliling Dorong Minat Baca

Anak

FER Minggu, 8 September 2019 | 15:33 WIB

Malang, Beritasatu.com - Perpustakaan

keliling dari Dinas Perpustakaan Umum dan

Arsip Daerah Kota Malang mampu memberikan

andil dalam upaya peningkatan minat baca

masyarakat, khususnya dari kalangan anak-anak.

Pustakawan Pertama Dinas Perpustakaan Umum

dan Arsip Daerah Kota Malang, Santoso

Mahargono, mengatakan minat anak-anak yang

mampir ke perpustakaan keliling yang disebut

Mobil Warta tersebut terbilang cukup tinggi.

"Perpustakaan keliling ini paling banyak

dikunjungi pada hari Minggu, lebih dari 100 anak

saat hari libur," kata Santoso, di Malang, Minggu

(8/9/2019).

Santoso mengatakan, Mobil Warta tersebut

sehari-hari beroperasi di Alun-Alun Kota Malang.

Pada akhir pekan, armada perpustakaan keliling

juga diterjunkan di Taman Merjosari, Kecamatan

Lowokwaru.

"Dalam meningkatkan minat baca khususnya

anak-anak, yang terutama adalah akses terhadap

96

buku itu sendiri," kata Santoso, yang juga Ketua

Forum Komunikasi Taman Baca Masyarakat

Malang Raya (FKTBM) itu.

Akses terhadap buku tersebut, ujar Santoso,

merupakan salah satu kunci dalam upaya untuk

meningkatkan minat baca. Hal itu dikarenakan,

banyak anak-anak yang sesungguhnya memiliki

minat baca tinggi, namun terkendala akses

terhadap buku itu sendiri.

"Selain itu, khususnya untuk kalangan menengah

ke bawah, harga buku masih cukup mahal.

Terlebih buku anak-anak," ujar Santoso.

Pada masing-masing Mobil Warta, pihak Dinas

Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota

Malang menyiapkan kurang lebih 1.000 buku.

Dari total 1.000 buku tersebut, terbagi dari buku

anak-anak dan buku untuk dewasa.

Meskipun kehadiran perpustakaan

keliling tersebut lebih banyak diminati anak-anak,

lanjut Santoso, tapi masih ada juga remaja yang

mampir untuk melihat koleksi buku-buku dan

membacanya.

Ke depannya, untuk lebih memberikan daya tarik

terhadap keberadaan Mobil Warta tersebut, pihak

Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah

Kota Malang akan menyiapkan pendongeng dan

iringan musik.

"Peningkatan minat baca itu dimulai dari

anak-anak, kuncinya di situ," ujar Santoso.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/573916/perpustakaa

n-keliling-dorong-minat-baca-anak

Akses : 20 April 2020 Pukul 22.19 WIB

Perpustakaan Nasional Beri Apresiasi

Pejuang Literasi

Dina Fitri Anisa / RSAT Jumat, 6 September 2019 |

09:14 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Perpustakaan

Nasional memberikan penghargaan tertinggi yaitu

Nugra Jasadharma Pustaloka kepada pihak-pihak

yang dianggap memberikan kontribusi besar bagi

pengembangan perpustakaan, literasi dan minat

baca di daerahnya. Pemberian penghargaan itu

diselenggarakan dalam acara emilang

Perpustakaan Nasional, di Jakarta, Kamis

(5/9/2019) malam.

Kepala Perpustakan Nasional Muhammad Syarif

Bando mengatakan perhelatan penghargaan ini

merupakan wujud dari undang-undang tentang

Perpustakaan Nomor 43/2007 yang menyatakan,

pusat dan daerah memberikan penghargaan

kepada masyarakat yang berhasil melakukan

gerakan pembudayaan gemar membaca.

Dalam sambutannya Syarif Bando mengatakan

penghargaan diberikan kepada mereka yang telah

mendedikasikan pikiran, waktu, tenaga dan

sumberdaya terbaik miliknya, atas semua inovasi

untuk memajukan dan mensejahterakan

masyarakat melalui perpustakaan.

“Nugra Jasadharma Pustaloka tidak hanya sekadar

piagam dan piala, tetapi kesejahteraan masyarakat

sebagai dampak nyata penguatan literasi adalah

penghargaan dan piala yang sesungguhnya,” ujar

Syarif Bando.

Disebutkan pelaksanaan Gemilang Perpustakan

Nasional dan pemberian Nugra Jasadharma

Pustaloka, sejatinya pesta dan kebahagiaan bagi

seluruh insan perpustakaan di Indonesia dari

Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai

Pulau Rote.

“Ini merupakan perayaan atas proses pemenuhan

hak masyarakat dalam mendapatkan akses

informasi dan ilmu pengetahuan. Insan

perpustakaan senantiasa memandang bahwa

mereka harus terus bergerak dan berkarya nyata,

dalam upaya memobilisasi pengetahuan untuk

kesejahteran masyarakat,” jelasnya.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi, Syafruddin turut

mengapresiasi penghargaan ini. "Kita akan

jadikan literasi pustaka sebagai salah satu

indikator penilaian supaya dana insentif

pengembangan bisa meningkat dan Indonesia

menjadi negara terdepan dalam literasi," katanya.

Nugra Jasadarma Pustaloka 2019 diberikan untuk

kategori lomba pustaka, lomba bercerita (story

telling), lomba perpustakaan sekolah tingkat

SMA/SMK/MA, lomba perpustakaan umum

desa/kelurahan, pustakawan berprestasi, pelestari

naskah, birokrat, tokoh masyarakat, masyarakat,

jurnalis, media massa, dan lifetime achievement.

Penerima Nugra Jasadarma Pustaloka antara lain,

Sosiawan Leak kategori buku terbaik, Arda Putri

dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

kategori pustakawan terbaik, dan JNB Tairas

peraih lifetime achievement.

97

Gemilang Perpustakaan Nasional 2019 dihadiri

sejumlah menteri Kabinet Kerja, gubernur, bupati,

wali kota, Kepala Dinas Perpustakaan, Duta Baca

Nasional dan daerah, pegiat minat baca dan

literasi, organisasi profesi, dan mitra

perpustakaan.

“Apresiasi yang diberikan diharapkan makin

memacu sinergitas para pejuang literasi dari unsur

pemerintah, swasta, hingga masyarakat untuk

menghadirkan virus kegemaran membaca mulai

dari keluarga, dunia pendidikan, masyarakat,

daerah terpencil, daerah pedalaman, hingga

daerah terluar Indonesia,” pungkas Syarif Bando.

Berikut Daftar Penerima Penghargaan Nugra

Jasadharma Pustaloka:

A. Buku Terbaik

• Kategori Puisi

1. Sosiawan Leak (Buku Sajak Hoax)

• Kategori Bidang Pemilu

1. Luky Sandra Amelia (Buku Evaluasi Pemilihan

Presiden Langsung di Indonesia

• Kategori Bidang Perdagangan Online

1. Rakhmat Makmur (Buku Bisnis Online)

B. Kategori Pustakawan Terbaik - Peringkat I : Anda Putri Winata (DI Yogyakarta)

- Peringkat II : Novita Dwi Anayati (Jawa Timur)

- Peringkat III : Dian Arya Susanti (Jawa Barat)

C. Kategori Perpustakaan Desa/Kelurahan

Klaster A

- Peringkat I : Perpustakaan Desa Sumber Ilmu

Desa Balecatur, Kabupaten Sleman, DIY

- Peringkat II : Perpustakaan KUCICA (Aku Cinta

Membaca) Kel. Tulakan, Kabupaten Jepara

- Peringkat III : Perpustakaan Rakyat Pagesangan

Kel. Pagesangan, Kota Surabaya

• Klaster B

- Peringkat I: Perpustakaan Nagari Koto Baru

Kabupaten Pasaman Barat

- Peringkat II : Perpustakaan Sumber Ilmu Desa

Marga Sakti, Kabupaten Musi Rawas

- Peringkat III : Perpustakaan Lestari Desa Bukit

Peninjauan II, Kabupaten Seluma

• Klaster C

- Peringkat I : Perpustakaan Desa Rempung

Kabupaten Lombok Timur

- Peringkat II : Perpustakaan Monotunggulian

Desa Mansamat, Kabupaten Banggai Kepulauan

- Peringkat III : Perpustakaan Kasih Ibu Desa

Humuth, Kota Ambon

D. Kategori Perpustakaan Sekolah

(SMA/SMK/MA) - Peringkat I : Perpustakaan SMK Labor Binaan

FKIP UNRI, Pekanbaru (Riau)

- Peringkat II : Perpustakaan SMAN 1 Jetis, Kab

Bantul (DI Yogyakarta)

- Peringkat III : Perpustakaan SMAN 5 Berau

(Kalimantan Timur)

E. Kategori Pejabat Publik

1. Gubernur Bali, I Wayan Koster

2. Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil

3. Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor

4. Bupati Magelang, Zaenal Arifin

5. Wali Kota Padang Panjang, Fadly Amran

6. Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru

F. Kategori Tokoh Masyarakat

1. Dr. Noviar Marlina Gunawan, Bunda Baca Kab.

Musi Rawas (Sumatera Selatan)

2. Hj. Percha Leanpuri, Duta Literasi Sumatera

Selatan

G. Kategori Masyarakat

1. M. Fakhrul Roji, Motivator Literasi Indonesia

(Pontianak, Kalimantan Barat)

2. Rossy Nurhayati, Pejuang Literasi dan

Penyintas Kanker (Ciamis, Jawa Barat)

3. Basmawati Haris, Pegiat Literasi ( Bulukumba,

Sulawesi Selatan)

4. Warini Widodo, Pejuang Literasi Komunitas

Harapan (Kota Yogyakarta, DIY)

H. Kategori Media Massa

1. ANTARA Kalteng

I. Kategori Jurnalis 1. Royce Wijaya (Suara Merdeka, Semarang,

Jawa Tengah)

J. Kategori Pelestari Naskah • Lembaga

1. Paseban Tri Panca Tunggal (Jawa Barat)

2. Komunitas Pegon (Jawa Timur)

• Perorangan

1. Kms Andi Syarifuddin (Sumatera Selatan)

2. Abu Bakar (Suttan Usul Adat, Lampung)

3. Adji Raden Mohammad Bahcrul Hadie

(Kalimantan Timur)

4. Ida I Dewa Gde Catra (Bali)

5. Almujazi Mulku Zahari (Sulawesi Tenggara)

6. Eddy Pattisahusiwa (Raja Negeri Siri Sori

Islam, Maluku)

K. Kategori Lomba Bercerita SD/MI - Peringkat I : Sinna Resyadia (Aceh)

- Peringkat II : Abdul Aisy Abrisam (Jawa Timur)

- Peringkat III : Dhafin Favian Ashodiq (DI

Yogyakarta)

L. Kategori Lifetime Achievement

- JNB Tairas

Sumber : BeritaSatu.com

98

https://www.beritasatu.com/nasional/573586/perpustakaa

n-nasional-beri-apresiasi-pejuang-literasi

Akses : 20 April 2020 Pukul 22.24 WIB

PGRI Siap Bantu Kemdikbud Rancang

Cetak Biru Pendidikan

Maria Fatima Bona / IDS Senin, 30 Desember 2019

| 14:08 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Umum Pengurus

Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB

PGRI), Unifah Rosyidi mengatakan, PGRI

menyambut baik niat Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemdikbud) menyusun cetak biru

pendidikan. Pasalnya, hingga kini Indonesia belum

pernah memilikinya.

Selain itu, cetak biru pendidikan merupakan salah

satu kebijakan yang selama ini selalu digaungkan

oleh PGRI. Bahkan, PGRI sejak 2014 lalu sudah

merancang fokus utama cetak biru pendidikan

Indonesia.

"Secara makro, Indonesia belum ada grand design

atau cetak biru pendidikan. Jadi apa yang dipikirkan

Mendikbud Nadiem itu saya kira sangat baik karena

pemikiran pembelajaran sepanjang hayat ini selalu

digaungkan PGRI," kata Guru Besar bidang

Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini

kepada SP, Minggu (29/12/2019).

Untuk itu, Unifah menuturkan, PGRI bersedia diajak

untuk bekerja sama merancang cetak biru

pendidikan. Pasalnya, hasil cetak biru pendidikan

yang digaungkan oleh PGRI ini adalah hasil

pemikiran para ahli di bawah naungan PGRI yang

terdiri dari guru besar bidang pendidikan dari

perguruan tinggi dan pengelola Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

Semuanya menetapkan tiga fokus utama yang

meliputi konsep pendidikan untuk semua,

pendidikan vokasi, dan pendidikan akademik atau

pendidikan untuk guru.

Unifah menyebutkan, konsep pendidikan untuk

semua yang terkait dengan program wajib belajar 12

tahun itu bukanlah sekadar kewajiban tetapi harus

benar-benar dibenahi. Dengan demikian, terbentuk

konsep belajar sepanjang hayat dari tingkat

pendidikan anak usia dini (PAUD) selama dua tahun

lalu dilanjutkan ke sekolah dasar (SD) hingga

sekolah menengah atas (SMA).

"Konsep seperti ini telah diterapkan di negara

dengan pendidikan maju seperti Amerika Serikat,

Belanda, Jepang, dan Polandia. Konsep ini

pembentuk pembelajaran sepanjang hayat," ujarnya.

Unifah menyebutkan, untuk pendidikan akademik,

pemerintah harus fokus mengubah konsep

pemahaman guru tentangan pengajaran yang

dimulai dari literasi dasar, yakni menanamkan

calismaturtung (membaca, menulis, menyimak,

menutur, dan berhitung) sebagai sebuah kebiasaan.

Dengan begitu, pemerintah akan berhasil ketika

menerapkan 4C (communication, collaboration,

critical thinking and problem solving, dan creativity

and innovation).

Selanjutnya, Unifah menuturkan, dasar literasi ini

penting karena apabila tidak dipersiapkan dengan

baik, maka tujuan pendidikan dirancang akan sia-sia

dan sulit tercapai karena dasarnya tidak kuat.

"Literasi dasar ini sangat penting karena ada

keterkaitan penuh dengan semua kecakapan hidup

yang harus dimiliki peserta didik," ujarnya.

Lebih lanjut, literasi dasar sangat dibutuhkan karena

menyiapkan masa depan anak itu bukan hanya

terkait pendidikan digital, melainkan kemampuan

dan kesiapan anak yang dipupuk dari tingkat PAUD

hingga SMA. Unifah menuturkan, kurikulum

pendidikan sebaiknya jangan hanya fokus pada mata

pelajaran, akan tetapi juga pada kemampuan

calismaturtung.

Lanjut dia, literasi dasar ini berkaitan erat dengan

vokasi. Maka, dalam merancang cetak biru

pendidikan, pemerintah harus benar-benar

memikirkan sumber daya manusia (SDM) yang

dihasilkan di masa yang akan datang. Selain itu,

cetak biru juga harus sejalan dengan

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas) dan bagian dari Undang-Undang Dasar

sehingga apa yang dirancang tidak akan

bertentangan.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/592935-pgri-siap-ba

ntu-kemdikbud-rancang-cetak-biru-pendidikan

Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.32 WIB

Pimpin Ratas, Jokowi Bahas 4 Strategi

Bidang Keuangan

Lenny Tristia Tambun / FER Selasa, 28 Januari

2020 | 16:36 WIB

99

Jakarta, Beritasatu.com - Presiden Joko Widodo

(Jokowi) memimpin rapat terbatas (ratas) yang

membahas strategi nasional (stranas) keuangan di

kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa

(28/1/2020).

"Ratas kali ini, kita akan berbicara mengenai Stranas

Keuangan. Kita tahu literasi keuangan kita telah

meningkat dari 29,7 persen di 2016 menjadi 38,03

persen di 2019,” kata Jokowi.

Memang meningkat, lanjut Presiden, tetapi

angkanya masih rendah. Begitu juga dengan indeks

inklusi keuangan dari 67,8 persen di 2016 menjadi

76,19 persen di 2019.

"Saya ingin bandingkan inklusi keuangan di negara

lain. Di Asean saja, Singapura sampai 98 persen.

Kita masih di angka 70 persen, Malaysia 85 persen,

Thailand 82 persen. kita masih di bawah mereka

sedikit,” ujar Jokowi.

Jokowi menekankan empat hal yang dibahas dalam

ratas kali ini. Pertama, prioritaskan perluasan

kemudahan akses layanan keuangan formal di

seluruh lapisan masyarakat.

"Selain itu, juga saya minta lembaga keuangan

mikro terus diperluas dan mampu menjangkau

seluruh lapisan masyarakat yang tidak terjangkau

oleh layanan perbankan,” terang Jokowi.

Kedua, layanan keuangan digital berbasis internet.

Menurut Jokowi, layanan keuangan digital harus

terus dikembangkan. Pasalnya, Indonesia

merupakan negara kepulauan sehingga memerlukan

layanan keuangan digital yang berbasis internet.

Hal ini didukung oleh tingkat penetrasi pengguna

internet yang relatif tinggi, yaitu 64,8 persen atau

kurang lebih sekarang ada sebanyak 170 juta orang

dari total populasi penduduk Indonesia yang

menggunakan internet.

"Saya melihat fintech, digitalisasi keuangan bisa jadi

alternatif pembiayaan mudah dan cepat. Tercatat

outstanding pinjaman kredit fintech yang mencapai

Rp 12,18 triliun atau naik 141 persen di November

2019,” ungkap Jokowi.

Kemudian, hal ketiga yang akan dibahas, lanjut

Jokowi, diperlukan perluasan akses keuangan

formal, yaitu pendalaman sektor jasa keuangan.

Dengan menggali potensi jasa keuangan nonbank,

asuransi, pasar modal, dana pensiun.

"Manfaatkan uang-uang yang ada. Sehingga

ekonomi nasional dapat tertolong dari aktivitas

investor-investor domestik,” jelas Jokowi.

Terakhir, perlindungan nasabah dan konsumen.

Sehingga masyarakat mudah, aman dan nyaman

mengakses keuangan formal. "Kepercayaan

masyarakat merupakan hal yang terpenting dan

mutlak bagi industri jasa dan keuangan," tegas

Jokowi.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/ekonomi/597496-pimpin-rata

s-jokowi-bahas-4-strategi-bidang-keuangan

Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.19 WIB

Polri: Hoax Jangan Cuma Ditolak tetapi

Harus Dilawan

Yustinus Paat / JAS Rabu, 17 Oktober 2018 | 15:18

WIB

Jakarta - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol

Setyo Wasisto mengajak masyarakat agar

melawan hoax atau berita bohong. Menurut

Setyo, sekarang masyarakat tidak hanya menolak,

tetapi harus melawan hoax.

"Saat masyarakat tidak hanya tolak hoax, tetapi

harus dengan melawannya dengan cara

menghapus atau tidak menyebarkah hoax," ujar

Setyo saat acara seminar bertajuk "Mengunggah

Aman Tanpa Melanggar Hukum" di Gedung

Serbaguna Kementerian Kominfo, Jalan Medan

Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (17/10).

Masyarakat, kata Setyo tidak boleh menerima

begitu saja berita yang beredar khususnya dari

media sosial. Jangan sampai menjadi korban dari

berita hoax, yang justru merugikan diri sendiri.

"Untuk mencegah hoax menyebar kan ada di

masyarakat juga, bagaimana masyarakat

memfilter informasi yang diterima. Karena itu,

kita juga melakukan sosialisasi literasi cerdas

bermedia sosial agar masyarakat tidak menjadi

korban hoax," tandas dia.

Menurut dia, hoax berkembang karena adanya

kecenderungan masyarakat Indonesia yang kurang

bertanggung jawab dalam bermedia sosial dan

ingin pertama menyebar berita. Namun, Setyo

mengakui bahwa ada juga yang

memanfaatkan haox untuk mendapat keuntungan

ekonomi, mempengaruhi ideologi, membuat

provokasi, atau menjatuhkan lawan.

100

"Apalagi menjelang Pileg dan Pilpres 2019, perlu

hati-hati karena hoax akan meningkat. Pasalnya

masing-masing calon ingin menang dan

mengalahkan yang lain. Dari 150 juta penduduk

juga yang menggunakan internet, 80 persen di

antaranya adalah pemilih. Ini adalah pangsa pasar

yang besar," pungkas dia.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/hukum/517034/polri-hoax-ja

ngan-cuma-ditolak-tetapi-harus-dilawan

Akses : 27 April 2020 Pukul 21.27 WIB

Presiden: Skor PISA RI Turun di Tiga

Bidang Kompetensi

Lenny Tristia Tambun / YS Jumat, 3 April 2020 |

13:47 WIB

Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Joko Widodo

(Jokowi) mengatakan, skor rata-rata Programme for

International Student Assessment (PISA) di

Indonesia menurun di tiga bidang kompetensi.

Penurunan skor yang paling besar ada di bidang

membaca.

Menurutnya, Indonesia telah ikut survei PISA

selama tujuh putaran sejak tahun 2000-2018, dan

menunjukkan sistem pendidikan Indonesia berubah

menjadi lebih inklusif, terbuka dan meluas aksesnya

selama 18 tahun terakhir ini.

“Namun laporan yang saya terima skor rata-rata

PISA 2018, menurun di tiga bidang kompetensi

dengan penurunan paling besar di bidang

membaca,” kata Jokowi saat membuka rapat

terbatas (ratas) yang membahas strategi peningkatan

peringkat Indonesia dalam PISA melalui video

conference dari Istana Merdeka, Kompleks Istana

Kepresidenan Jakarta, Jumat (3/4/2020).

Dirincikannya, tiga bidang kompetensi yang

menurun adalah, kemampuan membaca siswa

Indonesia berada di posisi 74 dengan skor 371. Lalu

kemampuan matematika ada di posisi 73 dengan

skor 37, dan kemampuan sains berada di peringkat

71 dengan skor 396.

Berdasarkan survei PISA, Jokowi mengungkapkan

ada tiga permasalahan utama dalam sistem

pendidikan Indonesia yang harus diatasi.

Pertama, besarnya persentase siswa berprestasi

rendah. Meski Indonesia berhasil meningkatkan

akses anak usia 15 tahun terhadap sistem sekolah,

tetapi masih perlu upaya lebih besar untuk menekan

persentase siswa berprestasi rendah.

“Harus ditekan hingga di kisaran 15-20 persen di

tahun 2030,” ujar Jokowi.

Kedua, tingginya persentase siswa mengulang di

kelas, yakni mencapai 16 persen. Angka ini lebih

tinggi dibanding rata-rata negara Organisasi Kerja

Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for

Economic Co-operation and Development/OECD).

Ketiga, tingginya ketidakhadiran siswa di kelas.

Mengacu survei PISA, Jokowi menilai diperlukan

langkah-langkah perbaikan menyeluruh, baik mulai

dari aspek peraturan atau regulasi, anggaran

infrastruktur, menajemen sekolah, kualitas guru

hingga beban administrasi guru.

“Ini berkali-kali saya tekankan. Mengenai beban

administrasi guru. Guru tidak fokus kegiatan belajar

mengajar, tetapi lebih banyak dipakai untuk hal-hal

yang berkaitan dengan administrasi. Ini tolong

digarisbawahi,” tegas Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta

proses belajar terutama penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi diperbaiki. Serta

melakukan perbaikan lingkungan belajar siswa

termasuk motivasi belajar. Lalu menekan tindakan

perundungan di sekolah.

“Survei PISA dan juga evaluasi UN Ujian

Nasional) terdapat hubungan kuat antara kondisi

sosial ekonomi siswa dengan capaian hasil UN atau

skor nilai PISA,” terang Jokowi.

Karena itu, ia melihat pembatasan pelaksanaan UN

dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 bisa

dijadikan momentum untuk merumuskan ulang

sistem evaluasi, standar dasar pendidikan dan

menengah secara nasional.

“Apakah dalam pengendalian mutu pendidikan

secara nasional hanya menggunakan UN atau bisa

juga standar yang dipakai secara internasional

seperti PISA?” tuturnya.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/616275/presiden-sk

or-pisa-ri-turun-di-tiga-bidang-kompetensi

Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.11 WIB

Program 10 Rumah Aman Wajib

Dilanjutkan

101

Bernadus Wijayaka / BW Minggu, 19 April 2020 |

13:53 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Program 10 Rumah

Aman wajib diprioritaskan dan dilanjutkan, meski

Indonesia nanti terbebas dari infeksi Covid-19.

Menurut Founder Pustaka Bergerak, Nirwan

Ahmada Arsuka, 10 Rumah Aman menjadi

program strategis untuk mendukung beragam

kebijakan pemerintah. Selain lini kesehatan,

sektor lain yang potensial didorong di antaranya

kesejahteraan dan keamanan.

“Program ini memiliki produk besar yang berguna

bagi masyarakat. Selain sikap kemandirian dan

gotong royong, di dalamnya terdapat bentuk

solidaritas kemanusiaan yang tinggi,” ungkap

Nirwan, Minggu (19/4/2020).

Beragam manfaat memang terus dirasakan

masyarakat dari program yang menjadi kolaborasi

Kantor Staf Presiden (KSP) dan Yayasan Sepuluh

Rumah Aman.

Konsep dan sistemnya telah diujicobakan di

beberapa rukun tetangga (RT) di Jakarta, Depok,

dan Tangerang Selatan. Sejauh ini, hasilnya

memuaskan dan membantu masyarakat di segala

aspek.

Dari program ini, masyarakat mendapatkan

informasi akurat terkait Covid-19, termasuk

mengurai dampak bawaannya. Ada banyak

informasi yang diperoleh, di antaranya data rutin

suhu tubuh warga yang diukur melalui thermoscan

atau thermogun.

Pustaka Bergerak juga berkolaborasi dengan

Program 10 Rumah Aman. Pustaka Bergerak

memiliki 3.000 anggota di seluruh pelosok negeri.

Pustaka Bergerak ikut dalam pemberdayaan

masyarakat dan menghidupkan budaya literasi.

Mereka membangun kemandirian masyarakat

melalui penyebaran buku tidak berbayar.

Informasi lebih lanjut bisa

klik https://pustakabergerak.id/ atau https://www

.facebook.com/groups/pustakabergerak/.

“Yang jelas, langkah terbaik akan dilakukan

bersama program 10 Rumah Aman untuk

kebaikan bangsa dan negara. Kami ucapkan

terima kasih atas beragam dukungan yang

diberikan oleh publik,” tutup Kepala Staf Presiden

Moeldoko.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/622761/program-10-rumah-aman-wajib-dilanjutkan

Akses : 20 April 2020 Pukul 11.32 WIB

Prudential Perkuat Pangsa Pasar Syariah di

Jatim

Amrozi Amenan / FER Rabu, 11 Maret 2020 |

23:11 WIB

Surabaya, Beritasatu.com - PT Prudential Life

Assurance (Prudential Indonesia) memperkuat

pangsa pasar produk berbasis syariah di Jawa

Timur (Jatim). Langkah tersebut dilakukan melalui

penetrasi produk asuransi jiwa syariah PRUCinta.

Head of Sharia Business Prudential Indonesia, Ari

Purnomo mengatakan, Jatim merupakan pasar

potensial bagi pengembangan produk-produk

berbasis syariah mengingat potensi jumlah

penduduk dan demografinya yang sangat besar.

"Inilah yang menjadi alasan kita untuk

memperkenalkan produk asuransi jiwa syariah

PRUCinta ini kepada masyarakat di Jatim untuk

memenuhi kebutuhan mereka,” kata Ari di

Surabaya, Rabu (11/3/2020).

Ari menjelaskan, produk PRUCinta diluncurkan

seiring tren permintaan atas produk keuangan

berbasis syariah yang terus meningkat sekaligus

juga untuk memperluas portofolio perlindungan

berbasis syariah untuk masyarakat.

"Solusi terbaru ini adalah bentuk warisan cinta

nasabah terhadap orang-orang terkasih karena

hanya cinta yang dapat hidup selamanya,"

tandasnya.

Menurut Ari, kehadiran produk berbasis syariah ini

termasuk di Jatim tentunya diharapkan akan ikut

meningkatkan indeks literasi asuransi syariah di

tanah air yang hanya 2,51 persen, dan inklusi

asuransi syariah yang hanya 1,9 persen serta jumlah

pemegang polis syariah yang hanya 1,3 juta dari

17,8 juta perserta asuransi jiwa individu.

"Di tengah berbagai ketidakpastian dan masih

rendahnya indeks literasi dan inklusi asuransi

syariah, kami mengembangkan PRUCinta untuk

melengkapi kebutuhan keluarga akan asuransi

tradisional berbasis syariah dengan berbagai

manfaat,” kata Ari.

PRUCinta, memberi manfaat santunan meninggal

dunia dari dana tabarru yang lebih optimal selama

20 tahun dengan pembayaran kontribusi selama 10

tahun. Produk ini juga menawarkan manfaat jatuh

tempo berupa nilai tunai dari dana nilai tunai yang

dimaksimalkan setara 100 persen kontribusi yang

telah dibayarkan jika tidak ada klaim selama masa

kepesertaan.

102

"PRUCinta merupakan perwujudan aspirasi kami

untuk menjadi kontributor terkemuka di industri

ekonomi syariah Indonesia," tandas Ari.

Head of Product Development Prudential Indonesia,

Himawan Purnama, menambahkan, setiap keluarga

perlu menyiapkan dana darurat untuk kondisi

mendesak dan tak terduga, seperti meninggalnya

sumber penghasilan utama.

"Dana ini harus dengan mudah dicairkan dan

mencakup minimal total pendapatan rumah tangga

selama satu tahun," pungkas Himawan.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/ekonomi/607823/prudential-

perkuat-pangsa-pasar-syariah-di-jatim

Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.36 WIB

PSI dan Yayasan Peduli Literasi Beri

Bantuan Buku ke Sekolah yang Terkena

Banjir

Yustinus Paat / AO Selasa, 14 Januari 2020 | 08:13

WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Partai Solidaritas

Indonesia (PSI) dan Yayasan Peduli Literasi (Pelita)

memberikan bantuan buku kepada siswa SD Negeri

05 Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Sebelumnya, pada Sabtu (4/1/2020), kader dan

relawan PSI juga membersihkan lumpur dari

sekolah yang sempat terendam banjir setinggi 2,5

meter itu.

“Kami hadir di sini, karena saat membantu

bersih-bersih, kami melihat buku-buku di

perpustakaan ikut tenggelam dan rusak. Kami

bekerja sama dengan Yayasan Peduli Literasi. Kami

galang bantuan berupa buku-buku cerita, karena

buku paket sekolah sudah diberi Dinas Pendidikan,”

kata Ketua DPP PSI, Tsamara Amany, di SDN

Bintaro 05, Senin (13/1/2020).

Banjir yang terjadi 1-3 Januari lalu membawa

dampak cukup parah bagi proses belajar siswa SDN

Bintaro 05. Perpustakaan yang terletak di lantai

dasar sekolah, tak luput dari dampak. Ratusan buku

rusak total. Bantuan dari PSI dan Yayasan Peduli

Literasi ini, melengkapi paket-paket bantuan yang

sangat dibutuhkan para siswa. Dinas Pendidikan

juga sudah menyalurkan bantuan ke pihak sekolah.

“Ada bantuan dari Dinas Pendidikan, isinya tas dan

alat tulis,” ujar anggota DPRD DKI Jakarta dari

Fraksi PSI, Anggara Wicitra Sastroamidjojo, di

lokasi yang sama. Selain Tsamara dan Anggara,

Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka dan Juru Bicara

PSI Sigit Widodo turut mendampingi penyerahan

bantuan tersebut.

Kepala SDN Bintaro 05, Rosliana Lumban Gaol,

yang menyambut kedatangan PSI dan yayasan,

mengaku sempat bingung dengan buku bacaan siswa

yang rusak parah dan hilang. Apalagi, sebentar lagi

anak didiknya akan menghadapi ujian sekolah.

Rosdiana pun melanjutkan bantuan buku pelajaran

dan buku cerita sangat membantu menormalkan

kembali kegiatan belajar dan mengajar di

sekolahnya.

“Terima kasih atas kerja samanya. Semua bantuan

kami tampung. Mudah-mudahan anak yang sudah

berprestasi jangan lagi mundur (prestasinya) akibat

kehilangan buku bacaan,” ucap Rosdiana.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/megapolitan/595184/psi-dan-

yayasan-peduli-literasi-beri-bantuan-buku-ke-sekolah-ya

ng-terkena-banjir

Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.29 WIB

Pustaka Bergerak Lebih Masif Redam

Covid-19

Bernadus Wijayaka / BW Jumat, 17 April 2020 |

20:22 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Pustaka Bergerak

bersinergi dengan 10 Rumah Aman untuk

meredam pandemi Covid-19.

Pustaka Bergerak memiliki jaringan besar di 34

provinsi di Indonesia. Adapun 10 Rumah Aman

yang diinisiasi Kantor Staf Presiden (KSP)

didukung punggawa mumpuni.

“Kolaborasi dengan 10 Rumah Aman ini sangat

menarik. Program 10 Rumah Aman dimulai dari

lingkungan kecil keluarga, tetapi bisa memberikan

dampak positif luas. Asalkan semua orang

mengerjakannya, dijamin Covid-19 pasti akan

ditanggulangi secara cepat dan tuntas,” ungkap

Founder Pustaka Bergerak Nirwan Ahmada

Arsuka, Jumat (17/4/2020).

Dihadapkan pada pandemi Covid-19, Program 10

Rumah Aman memang mengajak masyarakat

untuk menjalankan protokol kesehatan

pemerintah.

Ditopang oleh aktivis Dasa Wisma, beragam

program digulirkan rutin melalui 10 Rumah

103

Aman. Sebut saja pengukuran suhu tubuh warga

dengan menggunakan thermo scan atau thermo

gun. Aktivitas ini dalam praktiknya berkembang.

Thermoscan jadi media komunikasi efektif

pemerintah dengan warga. Selain suhu tubuh,

didapat juga data warga yang membutuhkan

bantuan plus para donaturnya.

“Melalui kolaborasi bersama 10 Rumah Aman,

teman-teman Pustaka Bergerak mendapatkan

amunisi baru. Pergerakan mereka membantu

pemerintah dan membendung Covid-19 semakin

efektif. Sebab, ada beragam paket bantuan untuk

warga. Bentuknya ada thermoscan, masker, dan

lainnya. Jadi kami tidak sekadar edukasi verbal,

tetapi akan bentuk riilnya. Hal ini bagus dan lebih

konkret,” terang Nirwan.

Menjadi ujung tombak program 10 Rumah Aman,

Pustaka Bergerak memiliki profil luar biasa.

Pustaka Bergerak sejatinya program

pemberdayaan masyarakat. Adapun medianya

melalui literasi. Mereka membangun kemandirian

masyarakat melalui penyebaran buku tidak

berbayar. Fokus utamanya yaitu daerah dengan

akses transportasi terbatas dan tidak dilengkapi

perpustakaan umum.

Pustaka Bergerak saat ini memiliki 3.000 anggota

dengan sebaran merata di 34 provinsi. Komposisi

member besar berada di Jawa, adapun slot besar

juga dimiliki Sulawesi Selatan dan Barat. Saat ini

angka pertumbuhan Pustaka Bergerak dimiliki

Nusa Tenggara Timur dan Papua.

Bentuk jejaringnya seperti, Perahu Pustaka, Kuda

Pustaka, Gerobak Pustaka, Kereta Pustaka, Noken

Pustakan, dan lainnya.

Untuk memberi gema program lebih kuat, Pustaka

Bergerak memanfaatkan fungsi media sosial.

Semua program 10 Rumah Aman terkait pandemi

Covid-19 dan lainnya disounding melalui

Facebook, Twitter, dan Instagram. Fungsi

whatsapp group (WAG) juga dimanfaatkan

optimal untuk mengedukasi warga. Sinergi

strategis 10 Rumah Aman dan Pustaka Bergerak

direspons positif Kepala Staf Presiden Moeldoko.

“Program-program yang dimiliki 10 Rumah Aman

sangat strategis. Lalu, Pustaka Bergerak punya

link kuat dan langsung menyentuh masyarakat.

Mereka juga mengakses daerah-daerah dengan

transportasi terbatas. Dengan sinergi luar biasa

ini, sebaran Covid-19 akan terhapus. Masyarakat

juga mendapatkan edukasi yang memadai dan

akurat,” tegasnya.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/622149/pustaka-ber

gerak-lebih-masif-redam-covid19

Akses : 20 April 2020 Pukul 11.31 WIB

Pustakawan Berperan Tingkatkan Budaya

Literasi

Indah Handayani / FER Jumat, 21 Februari 2020 |

23:53 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Kepala Perpustakaan

Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando,

mengatakan, pustakawan memiliki peran penting

dalam transfer pengetahuan untuk membentuk

budaya literasi.

Najwa Shibab Kembali Dipercaya Perpusnas

Jadi Duta Baca Indonesia

"Tanpa kemampuan literasi yang memadai,

masyarakat mudah terjerumus pada informasi yang

palsu dan menyesatkan," ujar Muhammad Syarif

Bando di Jakarta, Jumat (21/2/2020).

Menurut Syarif Bando, kemampuan literasi bukan

lagi sebatas baca tulis, namun juga memaknai dan

memahami segala informasi maupun ilmu

pengetahuan yang diperoleh.

"Hal ini, tentu saja menuntut kemampuan para

pustakawan dalam mengelaborasikan

sumber-sumber informasi sehingga masyarakat

memperoleh kecakapan keterampilan yang berguna

untuk meningkatkan kesejahteraan," jelasnya.

Perpusnas Dorong Inovasi dan Kreativitas

Pustakawan

Syarif Bando menambahkan, pustakawan harus

memiliki sikap inovatif sesuai dengan

perkembangan jaman. "Alhasil, pustakawan bukan

hanya melayani, tapi juga menjadi sumber transfer

pengetahuan kepada masyarakat," tegasnya

Untuk meningkatkan kemampuan pustakawan, kata

Syarif Bando, Perpusnas akan menggelar Rakornas

Perpustakaan Nasional 2020, pada 25-27 Februari

2020.

"Kegiatan rakornas bertujuan untuk

mengintegrasikan pelaksanaan program dan

kegiatan pembangunan perpustakaan dan

pembudayaan kegemaran membaca lintas pusat dan

daerah," pungkas Syarif Bando.

104

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/601819/pustakawan

-berperan-tingkatkan-budaya-literasi

Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.22 WIB

Qlue dan Kemkominfo Inisiasi

Gerakan Smart Citizen Day

Herman / FER Rabu, 20 Maret 2019 | 14:59 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Untuk mempercepat

terwujudnya Indonesia smart nation, startup Qlue

bersama Kementerian Komunikasi dan

Informatika (Kemkominfo) menginisiasi

gerakan Smart Citizen Day yang akan digelar

pada 28 Maret 2019 mendatang.

Chief Technology Officer Qlue, Andre

Hutagalung menyampaikan, Smart Citizen

Day merupakan gerakan smart citizen pertama di

Indonesia dan dunia. Acara ini akan diawali oleh

deklarasi menjadi smart citizen oleh 34 pemuda

dari masing-masing provinsi yang telah

menciptakan dampak sosial positif di daerahnya.

Partisipasi masyarakat menjadi smart citizen ini,

sangat penting dalam kesuksesan

implementasi smart city.

"Qlue menyediakan platform berbasis Artificial

Intelligence (AI), Internet of Things (loT) serta

integrasi data yang bertujuan untuk meningkatkan

produktivitas kerja dan efisiensi dalam menangani

permasalahan kota. Namun, keberhasilan

penerapan aplikasi Qlue membutuhkan partisipasi

warga dengan pemerintah. Peran masyarakat ini

sangat dibutuhkan untuk bisa melakukan

akselerasi perubahan positif yang lebih cepat,"

kata Andre Hutagalung, di Jakarta, Rabu

(20/3/2019).

Selain memperkenalkan berbagai solusi Qlue

kepada publik, Andre menambahkan, acara ini

nantinya juga akan menghadirkan kisah inspiratif

dari 19 pembicara kunci lintas sektor yang akan

memberikan inspirasi bagaimana membuat

akselerasi perubahan positif, inovasi dan kreasi

bisnis di era digital, hingga mewujudkan smart

business di Indonesia. Qlue juga menghadirkan

instalasi art-technology serta ekshibisi solusi

teknologi.

Sementara itu disampaikan oleh Direktur Jenderal

Aplikasi lnformatika Kominfo, Samuel Abrijani

Pangerapan, gerakan ini juga merupakan salah

satu bagian dari pembelajaran dalam

meningkatkan literasi di era digital.

"Kominfo mendukung sepenuhnya Smart Citizen

Day yang diinisiasi oleh Qlue, di mana acara ini

bertujuan untuk meningkatkan literasi digital

masyarakat Indonesia. Kami berharap

gerakan smart citizen ini dapat menjadi bola salju

yang positif untuk meningkatkan literasi digital di

seluruh Indonesia," kata Samuel.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/digital/544026/qlue-dan-kem

kominfo-inisiasi-gerakan-smart-citizen-day

Akses : 22 April 2020 Pukul 21.58 WIB

Revisi Kuota Jalur Prestasi Dinilai Rugikan

Siswa Miskin

Maria Fatima Bona / IDS Jumat, 21 Juni 2019 |

13:00 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Setelah terjadi pro

kontra di masyarakat terkait proses penerimaan

peserta didik baru (PPDB), Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)

akhirnya memutuskan untuk merevisi

Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 tentang

Penerimaan Peserta Didik Baru(PPDB). Jalur

prestasi yang memiliki kuota 5% akan

ditingkatkan pada kisaran 5%-15%.

Direktur Executive Center of Education

Regulations and Development Analysis

(CERDAS), Indra Charismiadji mengatakan,

revisi kuota untuk jalur prestasi ini akan

merugikan anak dari keluarga miskin. Sebab,

kesempatan anak tersebut untuk bersekolah

semakin berkurang. Indra juga menilai revisi

tersebut sebagai bagian dari politik.

“Ini masih terkait dengan politik karena banyak

yag protes sehingga anak-anak miskin jadi korban

lagi,” kata Indra kepada SP, Jumat (21/6).

Perlu diketahui berdasarkan pantauan Tim

Inspektorat Jenderal Kemdikbud, protes jalur

prestasi di lapangan kebanyakan dari orang tua

yang tinggal lintas zonasi. Mereka ingin anaknya

mendapat pendidikan di sekolah berlabel favorit

di luar zonanya.

Indra menyebutkan, adanya kebijakan zonasi ini

mempercepat peningkatan angka partisipasi murni

(APM) yang kenaikannya dalam lima tahun

terakhir ini kurang dari 1%. Padahal, sudah ada

alokasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan

program Kartu Indonesia Pintar (KIP).

105

Menurut Indra, permasalahan APM tidak

meningkat karena sekolah negeri yang gratis

didominasi oleh anak-anak dari keluarga

menengah atas. Sebab sebelumnya, persyaratan

PPDB adalah berdasarkan capaian nilai tertinggi.

“Otomatis anak-anak orang kaya yang punya

kesempatan lebih luas. Mereka bisa ikut

bimbingan belajar, bisa beli buku, hingga bisa

kasih gratifikasi. Sehingga di sekolah-sekolah

negeri ini anaknya sudah pintar-pintar karena

kaya,” ujarnya.

Sedangkan siswa dari golongan masyarakat

ekonomi menengah ke bawah justru harus

bersekolah di sekolah berbayar atau swasta

bahkan tidak sekolah sama sekali juga sangat

memprihatinkan mutunya.

“Mereka harus hidup dengan dana BOS saja

padahal Kemdikbud sudah berhitung bahwa dana

BOS tidak mencukupi dalam membiayai kegiatan

pendidikan, oleh sebab itu disebut bantuan. Di

sekolah-sekolah inilah kita akan menemui

guru-guru yang penghasilannya minim yang

didukung oleh sarana dan prasarana yang sangat

minim pula. Keadaan ini sedikit banyak

berkontribusi pada rendahnya mutu pendidikan

Indonesia,” paparnya.

Indra menyebut, kondisi ini membuat mutu

pendidikan Indonesia menurun. Hal tersebut

terlihat dari berbagai hasil penelitian internasional

seperti Programme for International Student

Assessment (PISA). Di situ, Indonesia berada di

urutan 62 dari 70 negara. Seperti diketahui, PISA

mengukur tiga kemampuan yakni matematika,

sains dan membaca bagi siswa berusia 15 tahun.

Hal yang sama juga terjadi pada Trends in

International Mathematics and Science Study

(TIMS). Siswa Indonesia menempati posisi 40

dari 42 negara. Sementara pada pemetaan The

Learning Curve, Indonesia menempati posisi 40

dari 40 negara. Posisi Indonesia itu jauh di bawah

negara-negara tetangga.

Laporan dari UNESCO menyebutkan, hanya 1

dari 1.000 orang Indonesia yang memiliki minat

baca serius. Akibatnya, tingkat literasi bangsa

Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara

menurut kajian dalam World’s Most Literate

Nations dari Central Connecticut State University.

Menurut Indra, dengan adanya skema zonasi,

maka sekolah negeri yang gratis dengan biaya

sepenuhnya dari pemerintah ini dapat dinikmati

seluruh anak bangsa. Sebab, tidak dapat

dibenarkan jika ada sekolah negeri yang jadi

sekolah favorit.

“Kalau mau cari sekolah favorit, carilah sekolah

swasta karena biayanya dari masyarakat. Dan

banyak kok sekolah swasta bagus, bahkan standar

internasional. Model seperti ini sama seperti di

luar negeri. Mutu sekolah swasta di atas sekolah

negeri karena berbayar,” ujarnya.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/560542/revisi-kuota

-jalur-prestasi-dinilai-rugikan-siswa-miskin

Akses : 21 April 2020 Pukul 22.10 WIB

Rilis Buku, Ganjar Dinilai Berhasil Jadi

Penghubung Pusat dan Daerah

Stefi Thenu / WBP Senin, 28 Oktober 2019 | 09:43

WIB

Semarang, Beritasatu.com - Gubernur Jawa

Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dinilau berhasil

menjembatani kepentingan pemerintah pusat dan

daerah. Keberhasilan itu dituangkan dalam buku

berjudul Ganjar Pranowo Jembatan

Perubahan yang diterbitkan Kompas Gramedia.

"Dari riset yang dilakukan, diketahui peran Ganjar

dalam memajukan seluruh daerah di Jawa Tengah

sangat terlihat. Banyak hal yang dilakukan Ganjar

dalam rangka menjadi penghubung antara daerah

dengan pusat sehingga semua program baik pusat

maupun daerah menjadi selaras," kata Bambang

Setiawan, salah satu penulis buku dari tim Litbang

Kompas, saat peluncuran buku Ganjar Pranowo

Jembatan Perubahan di gedung Oudetrap

Kawasan Kota Lama Semarang, Minggu

(27/10/2019) malam. Peluncuran buku setebal 276

halaman itu, semakin meriah dengan penampilan

musisi rock legendaris yang tergabung dalam

group band CRID.

Bambang Setiawan mengatakan, buku tersebut

lahir melalui hasil riset tim Litbang Kompas yang

mendalam. Berbagai data dari beragam sumber

dikumpulkan sebagai bahan penulisan buku.

Ganjar dinilai sangat luwes mengkomunikasikan

kepentingan pusat dan daerah. Berbagai program

dari pusat, ia sampaikan ke bupati/wali kota

dengan gamblang dan jelas, begitu juga

sebaliknya. "Padahal, sejak otonomi daerah,

posisi gubernur sebenarnya sulit karena daerah

memiliki kewenangan khusus. Namun Ganjar

sebagai gubernur berhasil mendobrak itu dengan

menjadi sosok yang luwes menjembatani

kepentingan nasional dan daerah," imbuh

Bambang Setiawan.

106

Keberhasilan Ganjar sebagai jembatan perubahan

lanjut Bambang, mampu membuat perubahan

signifikan di Jawa Tengah. Alhasil, Jawa Tengah

berhasil menjadi provinsi yang terus berkembang

dan menjadi perhatian nasional. Jateng

menelurkan banyak inovasi yang memudahkan

masyarakat. Selain itu, kemajuan ekonomi,

pendidikan, kebudayaan, pengurangan angka

kemiskinan, indeks pembangunan manusia di

Jawa Tengah sangat tinggi.

"Ganjar memiliki satu ciri khas yang tidak

dimiliki pemimpin daerah lain. Lewat jembatan

yang dibangun Ganjar, masyarakat Jateng bisa

mencapai kesejahteraan. Ini yang membuat

Ganjar pantas menjadi role model gubernur

nasional," ungkap Bambang Setiawan.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo

mengatakan, awalnya dia tidak tahu bahwa tim

Litbang Kompas akan membuat buku tentang

dirinya. "Awalnya tim Kompas datang untuk

wawancara. Saya juga curiga, kok wawancaranya

mendalam banget. Ternyata jadinya buku ini,"

kata Ganjar.

Menurut Ganjar, menjadi jembatan antara

pemerintah pusat dan daerah sebenarnya bukan

hal sulit. Untuk menjadi jembatan, Ganjar

memanfaatkan media sosial sebagai salurannya.

"Dengan medsos itu, sekarang masyarakat bisa wa

langsung ke saya tanpa bingung. Selain saya,

semua organisasi perangkat daerah (OPD) juga

memiliki akun medsos dan centang biru," ungkap

Ganjar Pranowo.

Ganjar mengapresiasi penerbitan buku dari

Kompas tersebut. Ia berharap, buku Jembatan

Perubahan menambah khasanah literasi di

masyarakat. "Ini buku keempat saya, dan dalam

waktu dekat akan terbit dua buku lagi.

Mudah-mudahan dapat menjadi referensi dan

membuat masyarakat gemar membaca. Jadi,

literasi masyarakat semakin meningkat," ujar

Ganjar Pranowo.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/582224/rilis-buku-g

anjar-dinilai-berhasil-jadi-penghubung-pusat-dan-daerah

Akses : 17 April 2020 Pukul 12.07 WIB

Road Show ke Makasar, Creatormuda

Academy Tingkatkan Literasi Digital

Yudo Dahono / YUD Minggu, 28 Juli 2019 | 13:08

WIB

Makassar,

Beritasatu.com – Campaign Creatormuda

Academy diselenggarakan pada tanggal 25-26 Juli

2019 di Makassar dan dihadiri 250 pelajar dari

berbagai penjuru Sulawesi Selatan.

Narasumber yang hadir

dalam roadshow Creatormuda Academy kali ini

adalah Oktora Irahadi (Marketing Director -

Cameo Project), Yosi Mokalu (Director – Cameo

Project), Abd.Rohim Ghazali (Direktur Eksekutif

Maarif Institute), Drs. Setiawan Aswad, M.Dev.

Plg (Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi

Sulawesi selatan), Prof. Dr. Yusran Jusuf S. Hut,

M.Si (Ketua Tim Gubernur Percepatan

Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan),

Khelmy Pribadi (Direktur Program Maarif

Institute), Irfan Amalee (Founder Peace

Generation Indonesia).

Konsorsium dari lima institusi Cameo Project,

Maarif Institute, Love Frankie, Peace Generation

dan Yayasan Ruang Guru berkolaborasi dengan

Google.org bersinergi melahirkan sebuah konsep

Project dengan nama Inspire (Indonesia Spirit

Rejuvenation) yang merupakan cikal bakal

hadirnya Roadshow Creatormuda Academy

berbagai daerah di Indonesia.

Tujuan dari Roadshow adalah untuk

meningkatkan literasi digital dan membuat filter

bagi para Pelajar untuk menghalau konten negatif

yang marak berkembang Kegiatan ini diharapkan

dapat memberikan edukasi terarah dan

membangun kreatifitas pelajar dengan pemikiran

yang kritis dan bermakna positif.

Antusiasme para Pelajar di Sulawesi Selatn untuk

mengikuti Creatormuda Academy begitu besar.

Dengan dihadiri sekitar 250 pelajar ini yang

berasal dari berbagai daerah di kawasan Sulawesi

Selatan seperti Makassar, Wajo, Pinrang, Polewali

Mandar, Takalar, Tana Toraja, Gowa ,

Maros,Soppeng dan Bone menggambarkan

keinginan maju dari para Pelajar di sana.

“Antusiasme ini menunjukkan kehausan para

pelajar dengan aktifitas-aktifitas positif dan

kreatif. Ini adalah sinyal positif bagi masa depan

pelajar Indonesia ke depan. Energi positif ini

merupakan modal dasar kita untuk

mempromosikan persatuan dan kebinekaan

Indonesia di tengah ancaman hoax, ujaran

kebencian dan kekerasan ekstrimisme,” kata

Khelmy Pribadi di sela-sela kegiatan acara.

Creatormuda Academy akan membantu para

Pelajar untuk bisa mewujudkan kreatifitas dan

bersinergi dalam konteks positif.

107

Madingsekolah.id yang di beberapa waktu lalu

memiliki tempat di hati para Pelajar akan kembali

hadir dengan konsep inovatif penuh kreatifitas.

Campaign dalam bentuk roadshow ini akan

menjadi ajang komunikasi dan kolaborasi dalam

dunia multimedia dan jurnalisme yang mengikuti

era perkembangan teknologi terkini.

"Setelah melakukan berbagai

rangkaian roadshow ke berbagai wilayah di

Indonesia sekarang giliran kami menjajaki

Sulawesi Selatan. Untuk menjadi wadah bagi para

pelajar untuk bisa mengadaptasi penggunaan

teknologi secara maksimal dalam konteks positif.

Sebuah program dimana pelajar dapat

menyalurkan ide kreatifnya dan berkarya dengan

pemikiran kreatif penuh inovasi,” imbuh Oktora

Irahadi.

Mengusung Tagline "Create Diffrently Create

Better" menjadi kata pamungkas dalam

implementasi program ini dengan berkompetisi

penuh kreatifitas dalam format digital yang

merupakan signature dari Program Inspire.

Sebagai informasi, Yuk Cerdas Berinternet

merupakan kurikulum online yang akan

mengarahkan para pelajar dan guru untuk lebih

cerdas dalam penggunaan teknologi. Adapun

literasi digital ini membutuhkan sebuah

pemahaman yang mengedukasi dari pihak Guru

dan kemampuan dari Murid untuk dapat menyerap

penjelasan secara maksimal.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/digital/566686/road-show-ke

-makasar-creatormuda-academy-tingkatkan-literasi-digital

Akses : 21 April 2020 Pukul 21.49 WIB

Sekolah Harus Ajarkan Siswa Etika

Berliterasi

Maria Fatima Bona / EAS Senin, 15 April 2019 |

14:12 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy

mengatakan sejak dini para siswa seharusnya

dikenalkan dengan enam jenis literasi, yakni baca

tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta

budaya dan kewarganegaraan. Dikatakan, enam

literasi tersebut menjadi salah satu persyaratan

kecakapan abad ke-21.

Khusus untuk literasi digital, Muhadjir

menekankan guru dan sekolah harus

mengedepankan pemahaman tentang etika

berliterasi, bukan hanya menjadikan siswa

terampil. Maraknya aplikasi media sosial

(medsos) membuat siswa leluasa mengunggah

perasaan, maka sangat penting diarahkan sejak

awal agar medsos tidak menjadi bumerang bagi

siswa tersebut.

Hal ini berkaca dari beberapa peristiwa yang

merugikan siswa ketika mengunakan medsos.

"Pemahaman tentang literasi digital nasional

jangan hanya menjadikan siswa atau warga

terampil. Literasi digital juga mengarahkan

bagimana mereka diberi pemahamana etika,” kata

Muhadjir di Jakarta, Sabtu (13/4).

Muhadjir juga mengharapkan sekolah dan guru

dapat menjalankan program gerakan literasi

nasional (GLN) yang telah dicanangkan sejak

2015 untuk memberikan pemahaman anak etika

berliterasi. Apalagi saat ini perkembangan zaman

terus bergerak seiring pesatnya teknologi dan

informasi.

Selanjutnya, Muhadjir menyebutkan, selain

literasi digital, literasi membaca dan menulis

termasuk hal penting. Pasalnya, literasi membaca

dan menulis ini termasuk literasi fungsional yang

berguna besar dalam kehidupan sehari-hari.

"Membaca merupakan kunci mempelajari segala

ilmu pengetahuan termasuk informasi dan

petunjuk sehari-hari yang berdampak besar bagi

kehidupan,” ujarnya.

Kendati demikian, gerakan literasi nasional

khususnya berkaitan dengan baca tulis, harus

lebih ditingkatkan lagi. Untuk itu siswa harus

dibekali kemampuan bernalar aras tinggi (BAT)

atau dalam bahasa Inggris yang dikenal

dengan higher order thingking skill (HOTS).

Pasalnya, dengan kemampuan bernalar tingkat

tinggi seseorang tidak akan terpaku satu pola

jawaban yang dihasilkan dari proses menghafal

tanpa mengikuti konsep ilmunya.

"Jadi BAT merupakan salah satu tuntutan

keterampilan dalam pembelajaran abad 21 yaitu

berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan

komunikatif. Semua ini diperolah dari literasi

baca tulis dengan memanfaatkan berbagai macam

jenis teks,” pungkas Mendikbud.

Membaca 15 Menit

Selain itu, Muhadjir menyebutkan, anak juga

dibiasakan dengan penerapan pembelajaran

berbasis Steam

108

meliput science (pengetahuan), technology (tekno

logi), engineering (perekayasaan),

dan mathematics (matematika). Pasalnya, dengan

menguasai Steam mereka akan siap memecahkan

berbagai masalah dan siap menghadapi persaingan

global.

Pada kesempatan sama, Kepala Pusat Pembinaan

Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan Bahasa

dan Perbukuan Kemdikbud, Hurip Danu Ismadi

menuturkan, kegiatan bimbingan teknis instuktur

literasi ini diikuti oleh 120 orang hasil seleksi dari

seluruh provinsi. Mereka terdiri dari guru,

penggiat literasi, dan penyuluh bahasa.

"Di sekolah saat ini telah dijalankan GLN yang

fokus pada gerakan membaca 15 menit sebelum

mulai kegiatan belajar mengajar (KBM). Jadi ini

harus terus didorong menjadi sebuah kebiasaan,”

ujar Hurip.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/548835/sekolah-har

us-ajarkan-siswa-etika-berliterasi

Akses : 21 April 2020 Pukul 22.25 WIB

Serathon 2.0: Literasi Digital Jadi Bekal

Generasi Muda

Jayanty Nada Shofa / JNS Jumat, 17 Januari 2020 |

10:10 WI

KALIMALANG, Beritasatu.com - Digitalisasi

telah mengubah berbagai sektor kehidupan. Salah

satu sektornya adalah lapangan kerja.

Perusahaan kian menekankan pada keahlian berbasis

teknologi informatika. Menjamurnya e-commerce di

Indonesia, yang digemari oleh generasi millennial

untuk merintis karir, juga menuntut literasi digital

yang tinggi dari pekerjanya.

"Ini adalah realita yang kita hadapi. Kalian sebagai

mahasiswa harus terus mengasah kemampuan

teknologi kalian baik terkait data maupun Internet of

Things (IoT)," ujar Wiwin Then selaku Head of Data

Qasir.id di acara Serathon 2.0 yang di Kampus J

Universitas Gunadarma, Kalimalang pada Rabu

(15/1/2020).

Alumni Universitas Gunadarma ini menambahkan,

tidak dapat dipungkiri teknologi dengan artificial

intelligence secara bertahap dapat menggantikan

peran manusia.

"Menghadapi hal ini, kita harus memiliki mindset

menjadi bagaimana saya bisa bersaing di industri.

Hal ini bisa dilakukan dengan terus berinovasi,"

ujarnya.

Adapun General Manager Business Development

Berita Satu Media Holdings, Dhika Kurniawan,

menyatakan bagaimana keahlian mahasiswa harus

menyesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja di

era digital ini.

"Seperti yang kita ketahui, semuanya kini serba

web-based. Bahkan dari aspek marketing pun

dilakukan secara digital," tutur Dhika.

Ia menyatakan salah satu keahlian digital marketing

yang kian dibutuhkan adalah search engine

optimization (SEO).

"Tidak hanya affordable, SEO kini dapat dengan

mudah meningkatkan brand awareness. Keahlian

teknologi inilah yang bisa menjadi bekal kalian di

industri 4.0," ujarnya.

Bagi Eva Krisna selaku Marketing Manager PT

Elponte International, literasi digital penting

dikembangkan di generasi muda sebagai agen

perubahan bangsa.

"Target pemerintah di tahun 2030 adalah masuk

besar ke 10 besar kekuatan ekonomi. Jadi, kalian,

para mahasiswa, harus melek terhadap teknologi,"

tutup Eva.

Adapun Serathon 2.0 adalah rangkaian seminar

terkait IoT yang tersebar di kampus-kampus

Universitas Gunadarma. Diselenggarakan oleh

Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika

Gunadarma, acara ini dihadiri oleh kalangan

mahasiswa.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/595753/serathon-20-li

terasi-digital-jadi-bekal-generasi-muda

Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.26 WIB

Seribu Wanita Berperiuk Membetot

Perhatian Dunia

Primus Dorimulu / AB Minggu, 6 Oktober 2019 |

13:42 WIB

Mbay, Nagekeo, Beritasatu.com - Sebanyak

1.000 wanita berseragam hitam-merah marun

memasuki Lapangan Berdikari, Mbay, Nagekeo,

109

Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),

setelah berjalan kaki sekitar tiga kilometer. Waktu

menunjukkan pukul 16.00 Wita. Mereka berjalan

dalam posisi berbaris rapi sambil tangan

memegang periuk yang diletakkan di atas kepala.

Di atas kepala yang sama, terlilit tali untuk

membawa bambu. Tak ada raut kelelahan di wajah

mereka. Mereka bahkan tak henti-hentinya

melemparkan senyum.

"Parade Esu-Kose", begitu pihak panitia

memberikan nama acara kolosal yang

berlangsung, Senin, 30 September 2019. Periuk

yang dijunjung para wanita cantik etnis Ndora

berusia 20-55 tahun itu tidak saja digunakan untuk

menanak nasi, juga untuk memasak daging dan

ikan dengan cara esu. Setelah dibumbu, daging

dan ikan dimasukkan ke periuk tanah. Periuk

tanah itu kemudian diletakkan di atas bara api

beberapa jam hingga matang.

Selain garam dan cabai, bambu utama esu adalah

bawang merah dan bawang putih, asam dari buah

atau daun asam muda, jeruk, atau belimbing.

Untuk memberikan aroma yang merangsang

selera, daun kulit jeruk purut dan jeruk nipis selalu

digunakan sebagai bumbu. Daging atau ikan yang

sudah dibumbui tidak boleh diberikan air atau

minyak goreng jenis apa pun. Bara api yang

terukur membuat lemak daging atau ikan meleleh

perlahan, bercampur aduk, dan kemudian

bersenyawa dengan bumbu. Proses inilah yang

disebut esu.

Nasi dan daging juga bisa dimasak di bambu.

Setelah dibumbui, daging dan beras dimasukkan

ke lubang bambu mentah yang sudah dibersihkan.

Beras biasanya diberikan sedikit santan, kunyit,

dan halia. Bambu kemudian diletakkan di bara api.

Tidak boleh diletakkan di nyala api agar

pematangan lebih sempurna. Cara masak inilah

yang disebut kose.

Parade esu-kose diselenggarakan pada hari

keempat sekaligus hari penutupan Festival

Literasi Nagekeo 2019. Ini adalah festival literasi

pertama di NTT. Nagekeo, kabupaten termuda,

berusia 11 tahun, menjadi penyelenggara dan

dinobatkan sebagai kabupaten literasi. Acara ini

dihadiri Kepala Perpustakaan Nasional

Muhammad Syarif Bando, Wagub NTT Jos Nae

Soy, istri gubernur NTT, Julie Laiskodat, para

bupati, dan utusan dari 21 kabupaten dan kota di

NTT, para pelancong, dan masyarakat Nagekeo

dari berbagai desa.

Literasi tak hanya sebatas baca tulis. Membaca

dan menulis adalah keterampilan sangat penting

dan mendasar dalam meningkatkan taraf hidup.

Namun, dalam persaingan global yang kian sengit,

kemampuan baca tulis saja belum cukup. Setiap

orang harus memiliki kemampuan memahami

berbagai hal dan memiliki keahlian atau

keterampilan untuk menghadapi masa akan datang

yang sarat perubahan dan ketidakpastian. Petani,

misalnya, harus memahami dengan baik

pekerjaannya.

Agar bisa menghadapi masa akan datang dengan

sukses, setiap orang perlu memahami dengan baik

tentang masa lalu dan realitas yang sedang

dihadapi saat ini. Memahami masalah

memberikan kita wisdom atau kebijaksanaan

untuk mengatasi persoalan yang dihadapi masa

kini dan masa akan datang. Parade esu-kose oleh

1.000 wanita berperiuk diadakan untuk

menggugah dunia akan menjadi wisdom masa

lalu.

Pesan Esu-Kose Esu-kose yang diusung 1.000 wanita Ndora

berperiuk itu memberikan sejumlah pesan. Pertama, yang sehat tak mesti memasak

dengan periuk dari aluminium. Periuk dari tanah

liat warisan leluhur yang sudah hilang dari

peredaran sekitar 40-50 tahun juga masih tetap

relevan.

Sedikit ada sentuhan teknologi, para pengrajin

tembikar bisa memproduksi periuk yang lebih

kokoh dan berbagai produk lainnya. Periuk tanah

sudah dikenal manusia sejak zaman prasejarah.

Dengan kemajuan teknologi, kualitas periuk dan

aneka produk tembikar lainnya bisa dibuat lebih

bagus dan bernilai jual tinggi.

Kedua, dengan misi "bela dan beli" produk lokal,

periuk tanah masih bisa dipakai untuk memasak,

apalagi untuk esu. Pengalaman

menunjukkan esu dengan periuk aluminium tidak

segurih esu dengan periuk tanah.

Agar bisa bersaing, kualitas periuk tanah harus

ditingkatkan. Periuk tanah harus bisa dimasak di

kompor minyak atau kompor gas. Periuk tanah

cocok dengan energi biomassa. Jika bisa dibuat

lebih kokoh, periuk tanah akan laku keras dengan

teknologi biomassa.

Ketiga, dengan keahlian membuat periuk, para

pengrajin tembikar juga bisa membuat poci teh

dan kopi beserta gelasnya. Akan lebih nikmat bagi

orang NTT menyeruput kopi dari gelas tembikar

yang dituang dari poci tanah liat.

Keempat, masakan esu-kose akan dicari para

pelancong, asal dikemas dengan baik. Ada story

teller andal yang membuat teks dan bercerita

tentang esu-kose, masakan khas Nagekeo dari

periuk tanah dan bambu. Dengan narasi yang

110

bagus, masakan esu-kose bisa disediakan di setiap

restoran.

Melihat Masa Depan

Meski bukan satu-satunya, baca tulis adalah

kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap

orang di era digital. Dunia sudah masuk

era internet of things (IoT) atau serbainternet.

Berbagai perangkat digital bisa terhubungkan

secara otomatis lewat jaringan internet. Banyak

kecerdasan buatan yang sudah menggantikan

tenaga manusia.

Kemajuan teknologi digital membutuhkan respons

yang tepat. Pertama, dengan kemajuan teknologi

digital dan penggunaan media sosial (medsos),

manusia kebanjiran informasi. Manusia tidak

perlu mencari informasi karena informasi datang

dengan sendirinya. Tanpa literasi yang memadai,

orang akan mengonsumsi hoax atau berita

sampah. Berita hoax yang diproduksi dan

disebarkan buzzer sudah menimbulkan keresahan

dan kerusuhan di negeri ini.

Di sinilah pentingnya setiap orang memiliki

kemampuan memahami teks. Memahami

informasi yang benar. Menghindari dan

membuang hoax dan sebaliknya, mengonsumsi

informasi yang benar. Setiap orang harus belajar

untuk melakukan klarifikasi setiap informasi yang

diterima dari medsos, bahkan juga media

konvensional.

Kedua, Nagekeo, NTT, dan seluruh wilayah

Indonesia perlu melahirkan story teller, yakni

mereka yang memiliki kemampuan dalam story

telling atau bernarasi, baik lisan maupun tulisan.

Tanpa story teller yang punya kemampuan

bertutur dengan menarik dan menulis dengan baik,

kita kehilangan akar budaya. Kita kehilangan

jejak sejarah.

Story teller dibutuhkan untuk menjelaskan objek

wisata dengan baik. Setiap suku dan masyarakat

ulayat punya cerita. Setiap objek

wisata--kampung adat, tarian, ritual, dan alam

yang unik--punya layar belakang. Setiap jenis

kain tenun ada narasinya. Setiap hasil

keterampilan dan seni seperti pembuatan periuk

tanah punya cerita.

Story teller atau narator diperlukan dalam

pengembangan pariwisata, pendidikan, pewarisan

budaya, dan kegiatan ekonomi. Para turis ingin

tahu cerita dan nilai-nilai di balik objek wisata.

Generasi penerus memerlukan penjelasan tentang

peradaban masa lalu.

Ketiga, era digital membuka peluang

bisnis electronic commerce (e-commerce).

Penggunaan e-commerce memotong mata rantai

perdagangan. Produsen bisa langsung menjual

produknya pada konsumen tanpa melalui

pendatang. Begitu pula sebaliknya.

Peluang inilah yang harus dimanfaatkan oleh

masyarakat Nagekeo, NTT. Petani komoditas,

misalnya, bisa mengetahui perkembangan harga

komoditas lewat internet dan menjual produk

lewat internet. Kemajuan teknologi digital

membuat informasi harga lebih terbuka.

Faktor utama yang menyebabkan petani miskin

adalah harga jual produknya yang lebih rendah

dibanding harga yang harus dibayarkannya untuk

menebus produk industri. Solusinya adalah

menaikkan harga produk petani dengan menekan

harga jual produk pabrikan. Lewat e-commerce,

hal ini bisa terwujud dan rantai kemiskinan bisa

dipotong.

Literasi membuka mata masyarakat untuk melihat

masa akan datang. Masyarakat didorong untuk

memahami berbagai bidang agar bisa menghadapi

tantangan masa depan. Masyarakat tidak cukup

hanya memahami dan menguasai bidang yang

menjadi keahliannya, tetapi juga mengerti

nilai-nilai bangsa, nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai

moral universal, dan masalah keuangan.

Nilai moral Pancasila penting untuk kehidupan

berbangsa di negara yang bineka, sedangkan nilai

moral universal penting karena dunia adalah

taman sari manusia yang tersebar di berbagai

negara.

Masalah keuangan perlu dipahami oleh setiap

orang agar pada usia pemuda mampu mencapai

kebebasan finansial. Begitu banyak orang yang

tertipu oleh investasi bodong berkedok

perusahaan investasi dan koperasi. Kemajuan

teknologi digital memberikan kemudahan pada

setiap orang untuk mendapatkan akses keuangan.

Namun, jika tidak diimbangi oleh literasi atau

pemahaman yang baik, orang akan mudah

terjerumus ke jurang investasi bodong.

Membetot Perhatian

Dari berbagai mata acara yang disuguhi selama

Festival Literasi, parade kolosal "Seribu Wanita

Berperiuk" adalah atraksi paling menarik

perhatian media massa. Atraksi mereka membetot

perhatian dunia.

Tidak ada acara tanpa biaya, apalagi event besar

yang disaksikan langsung oleh belasan ribu orang.

Pejabat dan ASN dari 21 kabupaten se-NTT

sekitar 200 orang. Ada juga tamu dari Jakarta dan

Kupang yang datang untuk mengisi acara literasi.

Walau data yang pasti belum dipublikasikan,

111

Pemkab Nagekeo disebut-sebut mengeluarkan

biaya sekitar Rp 1,4 miliar.

Banyak yang mengritik event ini sebagai acara

sia-sia yang hanya menghamburkan uang negara.

Menurut mereka dana sebesar itu sebaiknya

digunakan langsung untuk membeli buku dan

mendirikan perpustakaan di setiap desa.

Pandangan ini tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya

benar. Mengapa? Pertama, sebagai kabupaten

baru yang belum cukup dikenal, Nagekeo

membutuhkan big bang dan ledakan besar itu

adalah event besar bernama Festival Literasi

Nagekeo 2019. Ledakan besar itu sudah terjadi.

Acara festival mendapatkan pemberitaan luas,

baik pra-event, saat event, dan post-event. Jutaan

orang mengikuti festival lewat media massa dan

medsos.

Pemberitaan oleh media massa dan medsos

merupakan promosi yang dahsyat. Merujuk

pada rule of thumb yang berlaku umum, media

values setiap event promosi, minimal 10 kali

biaya event. Jika biaya Festival Literasi Nagekeo

2019 sebesar Rp 1,4 miliar, media values minimal

Rp 14 miliar.

Kedua, acara festival diisi oleh berbagai acara

literasi, mulai dari kuliner, kerajinan, tarian,

lomba orasi, hingga diskusi tentang pertanian,

peternakan, kewirausahaan, musik, kebudayaan,

dan keterampilan membaca. Panitia

menghadirkan para pembicara berkualitas yang

berkompetensi tinggi di bidangnya.

Ketiga, dana yang masuk ke Mbay, kota tempat

dilangsungkan acara festival, cukup besar. Semua

kamar hotel terisi penuh oleh tamu yang umumnya

membayar. Dengan asumsi ada 200 tamu yang

menginap di hotel selama empat hari dan biaya per

malam rata-rata Rp 400.000, dana yang diterima

pengelola penginapan sekitar Rp 320 juta.

Selain itu, ada dana yang masuk ke para pemilik

mobil dan sopir. Para tamu juga belanja berbagai

suvenir dan kebutuhan di kios pedagang Mbay.

Diperkirakan ada dana masuk lebih dari satu

miliar rupiah ke para pedagang dan masyarakat

Nagekeo selama event.

Keempat, sukses Festival Literasi Nagekeo 2019

semakin meyakinkan kepala Perpustakaan

Nasional untuk membangun perpustakaan senilai

Rp 10 miliar di Mbay tahun 2020. Nagekeo

dijadikan Kabupaten Literasi dan perpustakaan di

Mbay hendak dikembangkan menjadi pusat

etnomusik Melanesia. Ini sebuah langkah awal

yang mengangkat nama Nagekeo.

Tanpa event besar, Nagekeo tak akan dilirik.

Kelima, ada tekad dari pemimpin baru Nagekeo

untuk meliterasi atau mencerahkan setiap warga

Nagekeo lewat buku. Pada acara festival, Pondok

Literasi untuk petani didirikan di Penginanga,

Lape. Hadir pada kesempatan itu, Kepala

Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando.

Petugas penyuluh lapangan (PPL) akan selalu

mendampingi para petani untuk mempelajari

buku-buku pertanian.

Keenam, meski baru, Nagekeo sudah 11 tahun

menjadi kabupaten. Perpustakaan dan buku-buku

bukan masalah jika pemimpin kabupaten masa

lalu memberikan perhatian. Mengapa Nagekeo

belum juga memiliki perpustakaan dan buku-buku

dalam jumlah yang memadai? Ke mana saja para

pemimpin Nagekeo selama ini?

Setelah acara festival, kita yakin, perpustakaan

akan dibangun di setiap desa. Buku-buku

disediakan sesuai kebutuhan masyarakat dan anak

sekolah. Selain dana pemda, desa juga mampu

membangun perpustakaan dan membeli buku.

Dengan dana desa yang terus meningkat setiap

tahun, desa memiliki kemampuan untuk

mengembangkan pondok literasi.

Dengan kemajuan internet, akses untuk membaca

buku, majalah, dan koran akan lebih terbuka.

Sambil menunggu jaringan telekomunikasi dari

sejumlah operator, pondok literasi bisa

menggunakan jaringan wi-fi. Pihak Perpustakaan

Nasional bersedia membuka akses ke ratusan ribu

judul e-book.

Tiada gading yang tiada retak. Kekurangan pasti

ada di setiap event, termasuk di Festival Literasi

Nagekeo 2019. Namun, jejak sukses yang sudah

diukir tak bisa dihapus. Literasi dan promosi

membutuhkan sebuah big bang. Atraksi seribu

wanita berperiuk sudah menjadi sebuah ledakan

besar yang membetot perhatian dan mengangkat

nama Nagekeo ke level dunia.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/578558/seribu-wani

ta-berperiuk-membetot-perhatian-dunia

Akses : 17 April 2020 Pukul 12.18 WIB

Sesmenpora Tekankan Pentingnya Budaya

Literasi di Era 4.0

Jayanty Nada Shofa / JNS Jumat, 6 Maret 2020 |

10:30 WIB

112

Jakarta, Beritasatu.com - Sebagai salah satu

bagian dari Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024,

Sesmenpora Gatot S Dewa Broto menekankan pada

pentingnya budaya literasi di hadapan era 4.0.

Budaya literasi menekankan bagaimana masyarakat

dapat menggunakan informasi yang diperoleh secara

bermanfaat. Dengan perkembangan teknologi yang

berkembang pesat, segala aspek masyarakat terus

berubah termasuk cara kita meraih informasi.

Walaupun memudahkan untuk memperoleh

informasi, tidak jarang ada sisi negatif seperti

penyebaran hoaks.

"Esensi teknologi itu memudahkan, tapi sisi negatif

juga perlu diantisipasi. Jangan pernah merasa tenang

pada kemapanan, selalu ada perubahan. Disrupsi

atau perubahan fundamental 4.0 harus cepat

diantisipasi dan penyesuaian, karena akan berubah

cepat 5.0 dan seterusnya," ujarnya ketika membuka

workshop "Literasi Digital di Era Disrupsi 4.0" di

Gedung Menpora, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Ia menekankan, workshop terkait literasi digital

diperlukan untuk seluruh aparatur khususnya

lingkungan Menpora yang banyak berinteraksi

dengan anak muda.

"Tanggung jawab dalam melayani stakeholder

pemuda dan olahraga sudah menjadi keharusan

menguasai tentang literasi digital ini. Silakan ikuti

workshop ini, pasti banyak manfaatnya [khususnya

dalam] mengurus generasi millennial yang

diharuskan menguasai era digital," tutup Gatot.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/menpora/605981/sesmenpora

-tekankan-pentingnya-budaya-literasi-di-era-40

Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.50 WIB

Siberkreasi Ajak Netizen Sebarkan Konten

Positif

Fana Suparman / FER Kamis, 12 September 2019 |

07:09 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Berita bohong

atau hoax yang deras di media sosial

membahayakan kehidupan berbangsa dan

bernegara. Untuk mengedukasi soal bahaya

internet, Kementerian Komunikasi dan Informasi

(Kemkominfo) akan menggelar Siberkreasi

Netizen Fair 2019 di The Kasablanka, Jakarta

Selatan, pada 5 Oktober 2019 mendatang.

Mengangkat tema Creator Generation,

Siberkreasi Netizen Fair 2019 mengajak anak

bangsa lebih bebas menuangkan kreativitas dalam

berekspresi serta mendorong anak muda agar

mampu memanfaatkan teknologi dengan

memproduksi konten positif yang bisa berguna

bagi banyak orang.

“Berbagai macam informasi bisa kita dapatkan di

media sosial, baik yang positif maupun yang

negatif. Untuk itu dibutuhkan literasi digital agar

masyarakat luas mampu memilih dan memilah

konten serta memerangi info hoaks, hate speech

dan berita negatif lainnya. Ponsel dan internet itu

ibarat pisau bermata dua, yang harus ditingkatkan

adalah kemampuan kita untuk menggunakan

internet secara baik," ujar Menkominfo

Rudiantara dalam keterangan tertulisnya di

Jakarta, Rabu (11/9/2019).

Beberapa program unggulan Siberkreasi antara

lain, school of influencer, pandu digital, kreator

nongkrong, dan website literasidigital.id.

Dengan website ini, masyarakat mendapatkan

pengetahuan seputar pendidikan digital, ekonomi

digital, cybercrime, dan lain lain dalam bentuk

buku, video, dan infografis yang dapat diunduh

secara gratis.

Adapun program Pandu Digital merupakan

program bagi masyarakat umum khususnya pada

hal community empowerment berbasis

komunitas, collaborative engagement dengan

menyebarluaskan pengetahuan etika digital, dan

memperkuat ekonomi digital

dengan roadmap e-commerce Indonesia.

Sedangkan School of Influencer berfokus pada

pengembangan konten positif di Internet dengan

cara mengajak anak-anak muda Indonesia untuk

memproduksi konten kreatif seperti video,

gambar, artikel, blog atau vlog yang positif di

internet. Kreator Nongkrong adalah komunitas

bentukkan Siberkreasi yang mewadahi

para influencer dan konten kreator untuk saling

bersinergi dan tetap produktif dalam

memproduksi dan menyebarkan konten positif

Dengan berbagai program ini, Siberkreasi Netizen

Fair 2019 diharapkan dapat menjadi wadah yang

menginspirasi masyarakat dari sisi ilmu maupun

kreatifitas untuk aktif berkontribusi dalam dunia

siber.

Untuk mengikuti Siberkreasi Netizen Fair 2019,

masyarakat tidak dikenakan biaya alias gratis.

Bagi yang ingin ikut serta, dapat mendaftar

113

di siberkreasi.id. Pendaftaran ditutup pada

tanggal 25 September 2019, pada pukul 23.00

WIB.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/digital/574662/siberkreasi-aj

ak-netizen-sebarkan-konten-positif

Akses : 20 April 2020 Pukul 11.47 WIB

Siberkreasi Dorong Netizen Menangkal

Konten Negatif

Bernadus Wijayaka / BW Sabtu, 5 Oktober 2019 |

22:01 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Maraknya konten

negatif yang menghiasi dunia maya saat ini

membuat pemerintah dan banyak pihak prihatin.

Konten negatif bisa berupa info yang tidak

benar (hoax), cyber bullying, maupun gambar

yang melanggar nilai serta norma yang berlaku di

masyarakat. Untuk itulah diperlukan suatu

tindakan segera yang menggalang semua

pemangku kepentingan dalam menangkal semua

konten negatif ini.

Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi

merupakan gerakan sinergis yang mendorong

pengguna internet (netizen) di Indonesia dalam

menggunakan internet secara lebih bijak dan

bertanggung jawab.

Gerakan ini merupakan inisiatif multistakeholders

yang terdiri dari kementerian, akademisi,

komunitas, media dan juga private sector. Selain

itu, Siberkreasi ini memberikan pemahaman baru

tentang literasi digital yang dirasa masih kurang

dimengerti masyarakat.

"Literasi digital sangat penting, karena tingkat

pengetahuan masyarakat masih belum baik.

Pasalnya, era digital ini sangat cepat dan sulit

dibendung informasinya," ungkap Menkominfo

Rudiantara saat pembukaan Siberkreasi Netizen

Fair 2019, di Jakarta, Sabtu (5/10/2019).

Rudiantara mengatakan, hidup pada era digital

memudahkan kita untuk mendapatkan, berbagi,

hingga mengolah berbagai informasi.

Siberkreasi muncul sebagai gerakan nasional

untuk menanggulangi penyebaran konten negatif

dengan melakukan literasi digital.

"Melalui Siberkreasi, kita mendorong netizen

Indonesia untuk aktif berpartisipasi dalam

menyebarkan konten positif secara konsisten di

dunia maya. Sehingga dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi ini kita bisa berkembang

dan produktif di dunia digital," imbuhnya.

Rudiantara pun mendukung langkah Siberkreasi

menyebarkan literasi digital sekaligus menjadi

suatu kegiatan positif, yang membuat masyarakat

menjadi lebih tahu dan mengerti dalam

menggunakan internet secara bertanggung jawab.

Dalam kesempatan yang sama, staf khusus

Presiden bidang komunikasi Adita Irawati

mengatakan, diperlukan netizen yang pintar yang

bisa menyebarkan informasi yang berdasarkan

fakta yang akurat dan terverifikasi.

"Netizen pintar adalah individu yang mampu

menyaring sebaran informasi dan melakukan

cek-ricek untuk informasi yang ada sebelum

dibagikan. Atau tidak perlu sama sekali

dibagikan," ujar Adita.

Siberkreasi Netizen Fair 2019 kali ini mengangkat

tema “Creator Generation”. Setelah dua tahun

sejak diluncurkan pada 27-29 Oktober 2017 di

Jakarta, Siberkreasi telah mewadahi 103

lembaga/komunitas dari berbagai unsur,

menjangkau 442 lokasi dengan lebih dari 200.000

peserta aktif dan bersinergi dengan lebih dari

12.000 relawan lokal seperti Relawan TIK

Indonesia dan Pandu Digital.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/578518/siberkreasi-

dorong-netizen-menangkal-konten-negatif

Akses : 17 April 2020 Pukul 12.20 WIB

Sinergi Amartha dan Sunlight Tingkatkan

Literasi Kewirausahaan dan Keuangan

450.000 Perempuan Indonesia

Jaja Suteja / JAS Selasa, 10 Maret 2020 | 10:06 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - PT Amartha Mikro

Fintek atau Amartha bekerja sama dengan Sunlight,

brand dari Unilever Indonesia berupaya

meningkatkan literasi kewirausahaan dan keuangan

kepada lebih dari 450.000 perempuan Indonesia.

Melalui sinergi ini Amartha dan Sunlight akan

menggelar berbagai program pelatihan bertemakan

“Rahasia Usaha Agar Cepat Untung”.

Chief Risk and Sustainability Amartha, Aria

Widyanto, mengatakan, “Mitra Amartha merupakan

perempuan pengusaha mikro di pedesaan dengan

latar belakang pendidikan tergolong rendah. Kerja

sama ini, diharapkan dapat meningkatkan

114

pengetahuan dan kepercayaan diri mitra Amartha

untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.”

Berdasarkan riset Center for Digital Society

Universitas Gadjah Mada (2019), tingkat pendidikan

mitra Amartha didominasi lulusan SD (52 persen)

dan SMP (26 persen), SMA (18 persen), tidak

sekolah (2,5 persen), dan sarjana (1,5 persen).

Amartha merupakan pionir teknologi finansial

(tekfin) peer to peer lending (p2p lending) yang

berfokus pada pemberdayaan perempuan pengusaha

mikro di pedesaan. Selain memberikan akses

keuangan dan pendanaan usaha, Amartha

memberikan pelatihan dan pendampingan usaha

kepada mitra dalam pertemuan majelis yang

dilaksanakan rutin setiap minggu.

“Amartha bekerja sama dan melibatkan berbagai

pihak dalam memberikan pelatihan dan

pendampingan kepada mitra agar dapat berjalan

secara berkelanjutan dan berdampak luas bagi

masyarakat. Kerja sama antara Amartha dengan

Sunlight telah terjalin sejak 2019 dan telah

memberikan pelatihan kepada 80.000 mitra Amartha

yang berada di wilayah Jawa Tengah, Banten, dan

Jawa Barat. Di 2020, kami berkomitmen untuk

secara berkala akan memberikan pelatihan kepada

seluruh mitra Amartha di Jawa Timur, Sumatera,

dan Sulawesi”, tambah Aria.

Direktur Home Care Unilever Indonesia & Dirt is

Good SEA-ANZ, Veronica Utami, menyampaikan,

“Rangkaian produk Sunlight telah membantu

pekerjaan rumah tangga menjadi lebih ringan

sehingga para perempuan Indonesia dapat

meluangkan waktu lebih banyak untuk menggali

potensi di dalam diri mereka, khususnya untuk

berkontribusi meningkatkan perekonomian keluarga

dan lingkungan sekitar.

"Melalui langkah-langkah kecil namun konsisten,

kami berkomitmen untuk memberikan kesempatan

belajar dan mendorong potensi perempuan

Indonesia di bidang wirausaha. Kerja sama antara

Sunlight dengan Amarta ini merupakan salah satu

bentuk realisasi dari komitmen Sunlight untuk

membantu 5 juta perempuan Indonesia di tahun

2022 untuk bisa menemukan dan mencapai impian

mereka,” Veronica menambahkan.

Hingga Q1 2020, Amartha dan Sunlight telah

melakukan Training of Trainers (ToT) kepada

ratusan Petugas Lapangan atau Business Partner

(BP) Amartha yang tersebar di wilayah DIY, Jawa

Tengah, Banten, dan Jawa Barat.

ToT ini terdiri atas 4 (empat) modul pelatihan, yaitu:

1. Inspirasi Usaha – panduan bagi para perempuan

untuk memilih dan memulai suatu bidang usaha

sesuai dengan kemampuan masing-masing, 2.

Keuangan – cara menghitung modal dan keuntungan

secara efektif, 3. Jalur Penjualan – berbagai tips

untuk memperkuat jalur distribusi, serta 4.

Kebersihan & Kerapihan – pengetahuan tentang

pentingnya menjaga kebersihan dan kerapihan diri,

rumah dan tempat usaha untuk menjaring lebih

banyak pelanggan

Pengetahuan yang didapatkan oleh para BP Amartha

ini telah disebarluaskan kepada para mitra Amartha

sejak awal Desember 2019. Selanjutnya, Amartha

dan Sunlight akan mengedukasi lebih dari 450.000

mitra Amartha, hingga akhir 2020.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/bisnis/607173/sinergi-amarth

a-dan-sunlight-tingkatkan-literasi-kewirausahaan-dan-keuangan-450000-perempuan-indonesia

Akses : 17 Maret 2020 Pukul 12.47 WIB

Siswa SMAN 21 Bekasi Menjalani

Pendidikan Literasi Keuangan

Elvira Anna Siahaan / EAS Sabtu, 15 Desember

2018 | 19:00 WIB

Bekasi - Para siswa di SMAN 21 Bekasi, Jawa

Barat menerima program pendidikan tentang

literasi keuangan yang diberikan oleh Bank DBS

Indonesia. Kegiatan literasi di SMAN 21 Bekasi

ini memberikan edukasi tentang pengelolaan

keuangan dasar yang dikemas ke dalam simulasi

yang menyenangkan, sehingga dapat dengan

mudah diterima oleh para pelajar.

Dilansir dari siaran pers, Sabtu (15/12), melalui

program People of Purpose Bank DBS Indonesia

ingin memberikan edukasi tentang keuangan dasar

sejak dini kepada para pelajar, sehingga nantinya

para pelajar dapat mengetahui dasar-dasar dari

ilmu keuangan.

Penyuluhan yang diberikan melalui interaksi

permainan yang dinamakan Kedai Belajar DBS.

Lewat permainan di Kedai Belajar DBS para

pelajar diajarkan untuk dapat membedakan

Kebutuhan dan Keinginan. Kebutuhan dan

keinginan merupakan suatu pilihan yang dapat

dipilih skala prioritasnya, sehingga dengan

adanya Kedai Belajar DBS dapat membuat pelajar

lebih bijak lagi dalam membuat skala prioritas

guna mengelola keuangan dalam kehidupannya.

115

Sementara karyawan DBS Indonesia mengajarkan

pengelolaan keuangan dasar dan badan yang

bergerak di bidang keuangan yaitu bank.

Menjelaskan peran bank, serta jasa perbankan

guna memberikan informasi umum mengenai

bank.

Melalui People of Purpose, Bank DBS Indonesia

memberikan literasi keuangan bagi pelajar

melalui simulasi yang dikemas secara

menyenangkan. Kegiatan ini memungkinkan

Bank DBS Indonesia untuk mengajarkan

pengelolaan keuangan dasar seperti menabung

dan peran perbankan dalam kehidupan sehari-hari

kepada pelajar.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/527871/siswa-sman

-21-bekasi-menjalani-pendidikan-literasi-keuangan

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.28 WIB

Stafsus Menpora Ajak Anak Muda

Waspada Hoax Covid-19

Jayanty Nada Shofa / JNS Senin, 20 April 2020 |

17:11 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Staf Khusus Menteri

Pemuda dan Olahraga (Stafus Menpora) Alia

Laksono mengajak kaum millennial untuk

meningkatkan literasi media di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Hal ini dikarenakan maraknya hoax atau berita

bohong virus corona di kalangan masyarakat.

Bahkan menurut Kementerian Komunikasi dan

Informasi (Kominfo), terdapat lebih dari 500 isu hoax di berbagai platform digital.

Stafsus Alia menyatakan hoax dapat

memperburuk keresahan masyarakat terkait bahaya corona.

"Menjaga mental positif adalah penting dan wajib.

Tetap produktif dalam rohani dan jasmani.

Keduanya adalah sesuatu yang saling berkaitan.

Ketika membaca yang baik, pikiran kita juga baik

dan kesehatan kita pun akan stabil. Kesehatan

mental itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik kita," ujar Stafsus Alia ketika mengikuti live

streaming di salah satu stasiun televisi, Minggu

(19/4/2020).

Alia menyatakan, di tengah pandemi corona,

pentingnya bagi seluruh elemen bangsa untuk

saling bergotong royong di tengah pandemi corona.

“Saya sudah memberikan donasi secara pribadi.

Target kami adalah garda depan seperti tenaga

medis dan mereka yang kehilangan pekerjaan

mereka," ujarnya.

Ia pun berpesan agar masyarakat mengikuti

anjuran pemerintah untuk mengurangi risiko penularan virus corona. Masyarakat juga diharap

agar tetap terus produktif, menjaga kebugaran,

menjaga kebersihan, dan menjaga jarak.

Sebagai informasi, data sebaran kasus corona per

Senin (20/4/2020) menunjukkan adanya 6.760

kasus positif di 34 provinsi. Jumlah pasien

sembuh kini telah mencapai 747 Orang.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/menpora/622997/stafsus-men

pora-ajak-anak-muda-waspada-hoax-covid19

Akses : 20 April 2020 Pukul 22.05 WIB

Stasiun MRT Akan Dilengkapi

Perpustakaan Umum

Lenny Tristia Tambun / FER Rabu, 4 September

2019 | 16:45 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Gubernur DKI

Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan

penumbuhan budaya literasi akan dilakukan di

semua ruang atau tempat di Jakarta, terutama di

ruang ketiga. Salah satunya di stasiun MRT

Jakarta yang akan dilengkapi dengan

perpustakaan umum

Untuk merangsang kebiasaan membaca, Anies

Baswedan menilai pemerintah perlu membuka diri

dengan pengaturan anggarannya. Sehingga

anggaran tersebut dapat untuk memfasilitasi

tumbuhnya kegiatan-kegiatan literasi di

masyarakat, terutama pada ruang ketiga.

"Jadi, kami di Jakarta ingin mendorong

penumbuhan literasi baca, khususnya itu

dilakukan di semua tempat. Di sekolah dan di

tempat-tempat yang kita biasa sebut ruang

ketiga,” kata Anies Baswedan seusai membuka

Indonesia International Book Fair (IIBF) 2019, di

Jakarta Convention Center (JCC), Senayan,

Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019).

Ruang ketiga, ditambahkan Anies Baswean, akan

didorong untuk menjadi tempat-tempat di mana

promosi atas literasi itu dilakukan. Diantaranya, di

116

stasiun MRT Jakarta, akan dirancang program

untuk pelanggan agar bisa meminjam buku di

stasiun keberangkatan.

"Kita bangun itu publik transportasi, dan sekarang

di MRT sedang dirancang program untuk para

penumpang bisa pinjam buku di stasiun

keberangkatan, dibaca di perjalanan, dan

dikembalikan di stasiun tempat dia tujuan. Kita

juga akan bangun lebih banyak perpustakaan,

tempat penjualan buku, dan pasar buku ingin

dikembangkan lebih jauh,” terang Anies

Baswedan.

Menurutnya, promosi atas persoalan literasi juga

harus dilakukan secara masif. Tidak hanya

dikerjakan oleh pelaku-pelaku di bidang

perbukuan dan pendidikan, tetapi juga melibatkan

seluruh komponen yang merasakan pentingnya

literasi tersebut.

"Literasi ini harus digaungkan, sehingga ini

menjadi masalah kita, bukan masalah yang hanya

dikelola oleh pemerintah. Itu harus kita dorong

lebih banyak di semua aspek. Kami percaya

pendekatan seperti ini akan sangat membantu kita

dalam menumbuhkan tradisi literasi (di Jakarta),"

pungkas Anies.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/megapolitan/573260/stasiun-

mrt-akan-dilengkapi-perpustakaan-umum

Akses : 21 April 2020 Pukul 21.39 WIB

Surabaya Deklarasikan Gerakan

Mendongeng

YUD Sabtu, 21 Desember 2019 | 21:13 WIB

Surabaya, Beritasatu.com - Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan Pemkot Surabaya mendeklarasikan

gerakan mendongeng (gendon) di salah satu pusat

perbelanjaan di Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu

(21/12/2019).

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota

Surabaya, Musdiq Ali Suhudi mengatakan, dengan

deklarasi ini diharapkan dongeng memasyarakat di

tengah-tengah warga Kota Surabaya.

"Apalagi saat ini banyak orang tua yang enggan

untuk mendongeng sendiri, banyak yang

menggunakan ponselnya untuk mendongengi

anaknya," kata Musdiq di sela-sela acara.

Padahal, lanjut dia, dengan mendongeng langsung

itu banyak manfaat yang bisa didapatkan antara anak

dan orang tuanya. Yang paling penting adalah

emosional antara anak dan orang tuanya akan

semakin erat. Selain itu, komunikasi antara anak dan

orang tuanya semakin lancar.

"Itulah alasan kami kenapa dongeng itu harus

dimasyarakatkan kembali," ujarnya.

Menurut Musdiq, acara kali ini juga menjadi

moment launchingnya 24 buku yang ditulis oleh

anak-anak Surabaya atau pun penjaga taman baca

masyarakat (TBM). Selama tahun 2019 ini, Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya sudah

menerbitkan sebanyak 200 buku karya mereka.

"Jadi, budaya literasi terus kami tumbuhkan,

termasuk mendongeng," ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

mengucapkan banyak terima kasih kepada para guru

dan kepala sekolah yang telah mengajar anak-anak

Surabaya dengan ikhlas. Wali kota perempuan

pertama di Kota Surabaya itu juga menjelaskan

bahwa acara deklarasi gerakan mendongeng itu

sangat penting.

"Betapa pentingnya literasi itu dengan sering

membaca dan menulis. Sebab, dengan membaca dan

menulis, maka akan terbiasa berimajinasi. Nah,

dengan cara berimajinasi itu, maka anak-anak akan

melakukan tindakan yang mengarah kepada

kreatifitas," kata Wali Kota Risma.

Wali kota yang juga menjabat Presiden UCLG

ASPAC ini juga menjelaskan bahwa daya imajinasi

anak-anak bisa dirangsang dengan cara membaca.

Itulah sebabnya kenapa Pemkot Surabaya terus

menambah perpustakaan dan TBM di berbagai titik

di Kota Surabaya.

"Banyak membangun perpustakaan memang tidak

murah, tapi kalau anak-anak sering membaca, maka

dia akan kreatif, sehingga kalau ada suatu masalah

dan jalan ini ditutup, maka dia akan mencari jalan

lain untuk menyelesaikan masalahnya itu," katanya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga

menjelaskan bahwa sejak kecil sudah senang

membaca, baik buku ilmiah maupun komik-komik.

Bahkan, ia mengaku pada saat kelas III Sekolah

Dasar (SD), dia pernah membaca buku yang sangat

tebal dalam jangka waktu semalam.

"Sampai sekarang pun saya masih suka baca buku,

makanya di ruang kerja saya banyak buku," katanya.

117

Dengan sering membaca buku itu, lanjut dia, maka

daya kreatifitasnya dalam membangun Kota

Surabaya selalu bermunculan. Termasuk pada saat

dia membangun air mancur yang lompat-lompat di

depan Balai Kota Surabaya.

"Saat itu saya membayangkan menjadi anak-anak,

jika menjadi anak-anak pasti akan senang bermain di

air-air seperti itu, makanya saya buat seperti itu,"

katanya.

Ia juga menambahkan, ada beberapa kepala daerah

yang lulusan arsitek juga, namun karena kurang

membaca buku, maka ide-idenya kurang

bermunculan. Oleh karena itu, Wali Kota Risma

terus mendorong kepada orang tua dan guru serta

warga Kota Surabaya untuk terus mendorong

anak-anaknya supaya gemar membaca dan menulis.

"Saya yakin bisa dan saya yakin kalau mereka

banyak membaca, maka kita akan punya anak-anak

yang kreatif," katanya.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/591850-surabaya-de

klarasikan-gerakan-mendongeng

Akses : 20 Maret 2020 Pukul 13.36 WIB

Tekan Angka Malanutrisi, Frisian Flag

Gelar Edukasi dan Sosialisasi Gizi

Chairul Fikri / CAH Selasa, 28 Januari 2020 | 13:09

WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Masih tingginya angka

penderita kekurangan gizi atau malanutrisi

mendorong pihak produsen produk susu PT Frisian

Flag tergerak untuk membantu pemerintah untuk

memberikan edukasi sekaligus sosialisasi perbaikan

gizi bagi keluarga melalui metode meminum susu.

Acara yang diselenggarakan dengan bekerjasama

dengan pihak Pergizi Pangan dan Puskesmas

Kecamatan Cipayung serta Puskesmas Kelurahan

Ceger ini diselenggarakan dalam rangka

menyukseskan rangkaian program #IndonesiaSIAP

(Sadar Gizi, Inisiatif, Aktif, Peduli) di Jakarta

Timur.

Muhamad Khaidar selaku General Manager Zone

III Frisian Flag Indonesia mengaku bangga Frisian

Flag sangat bangga ikut teribat dalam membangun

kesadaran pentingnya upaya melengkapi gizi untuk

keluarga Indonesia dengan cara meminum susu.

"Dalam kegiatan ini saya juga juga mengajak

ibu-ibu PKK yang hadir untuk tidak pernah lupa

melengkapi gizi untuk anggota keluarga, terutama

susu bagi anak-anak dimasa pertumbuhan agar ke

depan generasi Indonesia tidak kekurangan gizi dan

mampu membangun bangsa dan negara ini agar

lebih baik," ungkap Muhamad Khaidir dalam

keterangannya, Selasa (28/1/2020).

Gizi Optimal Bukan Hanya soal Makanan

Mengetahui tingkat konsumsi protein hewani di

Indonesia masih rendah, membuat FFI semakin

berkomitmen untuk melengkapi pemenuhan gizi

dengan cara menyediakan produk bernutrisi yang

berkualitas, menggalakkan gaya hidup aktif kepada

masyarakat, serta mengingatkan pentingnya edukasi

gizi melalui kehadiran beragam kegiatan edukasi

kepada berbagai wilayah di Indonesia lewat

#IndonesiaSIAP dan susu bubuk Frisian Flag

Kompleta.

"Oleh karenanya, FFI bekerja sama dengan

pihak-pihak penting terkait. Di Jakarta Timur,

selain dengan Pergizi Pangan Indonesia, FFI juga

menggandeng, Dinas Kesehatan Kecamatan

Cipayung Jakarta Timur untuk mengangkat terus

pentingnya memperbaiki kualitas gizi masyarakat,"

lanjutnya.

Senada dengan Khaidir, Camat Cipayung Fajar Eko

Satriyo, S.STP, MA juga mengucapkan rasa

terimakasih kepada PT Frisian Flag yang telah

menyelenggarakan kegiatan ini. Hal ini pastinya

penting bagi edukasi masyarakat akan pentingnya

mengkonsumsi susu sebagai faktor penting

perbaikan gizi yang ada di lingkungan Kecamatan

Cipayung, Jakarta Timur ini.

"Mudah-mudahan dengan kegiatan ini dapat

memberikan dan menjadikan ilmu hari ini bekal

kepada ibu-ibu sekalian agar dapat diterapkan

dikemudian hari. Seorang Ibu adalah pemegang

Kunci pertumbuhan gizi di keluarganya. Kami

berharap, #IndonesiaSIAP menjadi sebuah langkah

dalam upaya menekan angka malnutrisi dan

meningkatan kualitas hidup di wilayah Jakarta

Timur. Kami percaya, kemudahan akses terhadap

produk gizi terbaik serta peningkatan literasi gizi

menjadi fondasi penting dalam membangun

generasi unggul di masa yang akan datang,"

tandasnya.

Acara IndonesiaSIAP sendiri sudah

diselenggarakan di 15 Kota. Diawali dengan Jakarta

Barat di tanggal 15 Desember 2019 lalu, Kediri di

23 Desember 2019, Serang di 27 Desember 2019,

Semarang di 30 Desember 2019, Jombang di 5

Januari 2020, Brebes di 9 Januari 2020, Karawang

di 10 Januari 2020, Surabaya di 12 Januari 2020,

Grobogan di 15 Januari 2020, Probolinggo di 18

Januari 2020, Tegal di 22 Januari 2020, Maumere

di 24 Januari 2020, Cirebon di 25 Januari 2020,

118

Demak di 26 Januari 2020 dan ditutup oleh Jakarta

Timur pada Senin, 27 Januari 2020 dengan total

15.238 ibu yang teredukasi gizi.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/kesehatan/597457-tekan-ang

ka-malanutrisi-frisian-flag-gelar-edukasi-dan-sosialisasi-

gizi

Akses : 19 Maret 2020 Pukul 10.21 WIB

Tim Olimpiade Matematika dan IPA Raih

Dua Emas di Tiongkok

Maria Fatima Bona / EAS Jumat, 5 Oktober 2018 |

07:00 WIB

Jakarta - Tim matematika dan IPA SD berhasil

mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia

pada International Mathematics and Science

Olympiad (IMSO) yang digelar di Zhejiang,

Tiongkok pada 27 September - 4 Oktober 2018.

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

(Dikdasmen) Hamid Muhammad mengatakan, tim

Indonesia secara keseluruhan berhasil meraih 23

medali yang terdiri dari 2 medali emas, 13

perak,dan 8 perunggu. Jumlah ini kata Hamid

merupakan prestasi luar biasa, dari perolehan ini

Indonesia mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya.

"Hasil IMSO 2018 dibandingkan tahun lalu

memang sangat membanggakan. Tahun ini

Indonesia membawa pulang dua medali emas,

sedangkan tahun lalu hanya sebatas perak dan

perunggu,” kata Hamid pada saat Penjemputan

Kedatangan Tim IMSO Indonesia di Bandara

Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten,

Kamis (4/10) petang.

Dikatakan Hamid, sebagai negara yang

menggagas IMSO, Indonesia patut bangga,

mengingat kompetisi yang awalnya hanya

diadakan untuk peningkatan kompetensi IPA dan

Matematika anak-anak negara di Asia Tenggara,

sekarang menjadi salah satu kompetisi yang

diperhitungkan. Bahkan, untuk tahun ini ada 22

negara yang berpartisipasi.

Hamid menyebutkan, hadirnya IMSO awalnya

sebagai wadah yang dikembangkan sebagai

bentuk keberlanjutan dari ajang Olimpiade Sains

Nasional (OSN), sehingga para peserta yang

dipilih adalah para peraih medali emas, perak dan

perunggu OSN. Anak-anak ini dibina oleh tim

pembina dari perguruan tinggi untuk dipilh yang

terbaik mewakili Indonesia.

Menurut Hamid, pembinaan yang intensif ini

untuk mendorong anak Indonesia mencintai

matematika dan sains. Adanya peningkatan hasil

IMSO 2018 ini, menandakan ketersediaan fasilitas

dan pelatihan intensif ternyata dapat mendorong

anak Indonesia berprestasi dan dapat bersaing

dengan negara lain.

Untuk itu, Hamid mendorong para kepala daerah

(pemda) untuk menyediakan fasilitas

pembelajaran sebagai literasi dasar untuk sains

sehingga peningkatan dan pemerataan mutu

pendidikan mudah terwujud.

Sementara ketika ditanya terkait pembinaan

berkelanjutan, Hamid mengatakan anak -anak

berprestasi ini akan mendapat beasiswa

pendidikan, dan akan terus dipantau

perkembangannya melalui database di jenjang

pendidikan selanjutnya.

“Mereka ini tentu mendapat beasiswa seperti

pemenang olimpiade lainnya. Nanti akan di

pantau bagaimana perkembangannya saat berada

di jenjang pendidikan selanjutnya agar prestasinya

terus meningkat,” pungkas Hamid.

Sementara itu, pembina IPA Tim SD Indonesia,

Riser Fahdiran, mengatakan prestasi yang diraih

tim Indonesia menunjukkan anak Indonesia dapat

bersaing dengan negara lain. Untuk itu, ia sepakat

jika peningkatan mutu harus ada dukungan dari

pemda.

Dalam hal ini, pemda perlu memberikan perhatian

khusus untuk sektor pendidikan.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/515224/tim-olimpia

de-matematika-dan-ipa-raih-dua-emas-di-tiongkok

Akses : 27 April 2020 Pukul 21.06 WIB

Tingkatkan Kualitas Guru, Perennial

Institute Hadir di Manggarai

Willy Grasias / EHD Jumat, 6 Desember 2019 |

00:00 WIB

Ruteng, Beritasatu.com – Untuk meningkatkan

kualitas para mahasiswa, guru dan dosen di

Manggarai Raya khususnya dan Nusa Tenggara

Timur (NTT) umumnya, Perennial Institute hadir

di Ruteng.

Perennial Institut secara resmi diluncurkan di

Waso Welu, Kelurahan Waso, Kecamatan Langke

Rembong, Manggarai, dengan tema sentral yang

119

diusung,”Mari Membaca, Mari Menulis untuk

Perubahan”.

Acara itu digelar dalam format ngopi bareng yang

diikuti oleh Direktur Perennial Institute, Marsel

Ruben Payong, Sekretaris Mantovanny Tapung,

pegiat literasi Bacabuku Petra, Maria Prankatia,

Pengelola Taman Baca Jari-Jari Kasih, Mikael A.

Gawan, sejumlah dosen Unika Indonesia Santu

Paulus Ruteng di antaranya Laurentius Ni, Mikael

Nardi, dan sejumlah penulis dan pegiat media

sosial dan manajer Perpustakaan Kampus Unika

Indonesia Santu Paulus, Kanisius Supardi.

Perennial Institute adalah sebuah lembaga kajian

pendidikan dan sosial kemasyarakatan yang lahir

sebagai suatu bentuk dukungan terhadap

terwujudnya mutu pendidikan dan kesejahteraan

sosial yang bermartabat, berkeadilan dan

berkesetaraan melalui kajian di bidang pendidlkan

dan sosial kemasyarakatan.

Lembaga yang didirikan 5 Oktober 2018 oleh para

akademisi dari Unika Santu Paulus Ruteng

dibentuk dengan pertimbangan berbasis riset

terhadap berbagai kebijakan dan fenomena sosial

kemasyarakatan baik dalam skala lokal, nasional

maupun global. Lembaga ini hadir sebagai wadah

untuk peningkatan kompetensi dan

pengembangan keprofesionalan bagi siapa saja

terutama para guru dan tenaga kependidik.

Marsel R. Payong dalam sambutannya

mengatakan, misi Perennial Institute adalah

melakukan penelitian secara berkala untuk

mengkaji masalah pendidikan dan masalah sosial

lainnya serta mempublikasikan hasil

penelitannya.

Selain itu Perennial Institute akan mengadakan

kerja sama dengan lembaga/instansi pemerintah

dan swasta untuk kegiatan-kegiatan seperti

seminar bersama, atau melakukan asistensi dan

pendampingan untuk pemecahan masalah

tertentu.

Jurnal ilmiah adalah jurnal yang berisi sejumlah

artikel yang diterbitkan secara teratur pada

interval tertentu dengan tujuan untuk

menyebarkan pengetahuan dan penelitian atau

temuan baru. “Jurnal yang dilaunching, akan

menerbitkan hasil penelitian para penulis yang ada

dan terbuka terhadap penulis dari luar,” kata dia.

Dikatakan, pihak Perennial Institute juga melihat

peluang lain, di mana para guru atau pendidik,

pengawas dan para kepala sekolah khususnya

yang ada di Manggarai Raya dalam konteks

pengembangan profesionalisme mereka

membutuhkan media untuk mempublikasikan

karya berupa tulisan-tulisan mereka. “Jurnal ini

bisa menjadi tempat bagi mereka untuk menulis,”

kata dia.

Selain dipublikasi dalam bentuk edisi cetak, jurnal

ini juga memiliki versi online dan sedang

diusahakan untuk terindeks di Google Scholar dan

lembaga pengindeks lainnya.

“Target kami makin lama kami akan kelola

sebagai jurnal ilmiah yang punya reputasi dan

melibatkan reviewers dari berbagai dosen dan

pakar dari luar,” kata Marsel.

Jurnal ini memiliki tim kerja antara lain Chief in

Editor, Marianus Mantovanny Tapung, Tim

Editor, Petrus Redy Partus Jaya, Teofilus

Ndorang, Gabriel Fredi Daar, Ambros L. Edu,

“Kami sangat terbuka, karena ini merupakan

jurmal ilmiah, maka tulisan-tulisan harus

mengikuti kaidah penulisan ilmiah bagi siapa saja

yang ingin memasukkan artikel utnuk

dipublikasi,” kata Marsel yang juga menjabat

Wakil Rektor II Unika Sasntu. Paulus. Perennial

Institute juga telah memiliki divisi Penerbitan

Buku dan telah merilis beberapa buku referensi.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/589202/tingkatkan-

kualitas-guru-perennial-institute-hadir-di-manggarai

Akses : 16 April 2020 Pukul 08.16 WIB

Tingkatkan Literasi Industri Kreatif,

KiosTix Gelar Ruang Diskusi

Whisnu Bagus Prasetyo / WBP Senin, 4 Maret

2019 | 20:33 WIB

Jakarta, Beritasatu.com – Industri kreatif dan

hiburan pada 2019 seperti konser musik, event

olahraga, pertunjukan seni, dan festival budaya,

diperkirakan akan terus bertumbuh. Tren inovasi

teknologi digital dan booming generasi milenial

menjadi penyebab pertumbuhan tersebut.

Untuk meningkatkan literasi industri kreatif

kepada generasi milenial, KiosTix, perusahaan

manajemen tiket dan pertunjukan menggelar road

show bertajuk Ruang Diskusi ke kalangan

profesional, praktisi industri, komunitas, kampus,

dan masyarakat di Jakarta untuk saling berbagi

pengetahuan dan pengalaman.

“Bagi generasi milenial, nonton konser atau

mengikuti event olahraga setiap akhir pekan,

sudah menjadi kebutuhan. Tren seperti itu akan

terus tumbuh," ujar Vice President Sales dan

120

Partnership KiosTix, Andhika Soetalaksana,

dalam keterangan tertulis yang

diterima Beritasatu.com, Senin (4/3/2019).

Kegiatan Ruang Diskusi ini digelar secara reguler

sepanjang tahun 2019. Ajang pertama Ruang

Diskusi digelar di Universitas Bina Nusantara

(Binus), Jakarta, pekan lalu dengan menghadirkan

pembicara Noer Adham Satria (CX Senior Lead

Tokopedia), Devi Junita (Bussiness Development

Manager OVO), dan Andhika Soetalaksana (VP

Sales dan Partnership KiosTix).

Berbagai tren terbaru dalam industri hiburan di

Indonesia dibahas dalam diskusi ini di antaranya

pengalaman KiosTix menangani event berskala

internasional, perkembangan teknologi terbaru

dalam manajemen industri hiburan dan kreatif,

berubahnya pola konsumsi industri hiburan ke

sistem virtual transaction, hingga peluang profesi

dalam tren industri hiburan.

“Dunia hiburan tidak akan pernah mati, dan terus

diminati masyarakat. Industrinya akan terus

berkembang. KiosTix menyediakan platform

untuk mempermudah orang membeli tiket hiburan

secara online," kata Andhika Soetalaksana, dalam

presentasinya.

Saat ini kata dia, hampir semua konsumen dari

generasi milenial dan generasi X sudah terbiasa

membeli tiket pertunjukan secara online. "Model

pembayaran online KiosTix semakin mudah

dengan pembayaran virtual,” ujar Andhika

Soetalaksana.

Marketing dari Binus TV William Grinaldida

yang menjadi peserta diskusi Ruang Diskusi

mengapresiasi acara tersebut. “Banyak hal yang

bisa kami pelajari dari acara Ruang Diskusi. Kami

menjadi semakin mengenal industri hiburan," ujar

William Grinaldida.

KiosTix merupakan perusahaan manajemen tiket

dan penyedia tiket pertunjukan terbesar di

Indonesia. Beberapa event skala internasional dan

nasional yang pernah digarap di antaranya

pemegang hak tunggal penjualan tiket Asian

Games 2018, Suzuki Asian Football

Championship (AFF) 2016, Soundrenaline,

Popcon Asia, Kenny Concert in Jakarta, dan

lain-lain.

Adapun agenda KiosTix 2019 di antaranya Joseph

Vincent Live in Jakarta (8 Maret 2019), Saturday

With PADI Reborn (26 April 2019), hingga

Formula F1 2019 Singapore Grand Prix pada

September dan Shell Malaysia Motorcycle Grand

Prix pada November.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/bisnis/541215/tingkatkan-lite

rasi-industri-kreatif-kiostix-gelar-ruang-diskusi

Akses : 22 April 2020 Pukul 22.04 WIB

Tumbuhkan Minat Baca, Mendikbud:

Orang Tua Harus Berikan Contoh

YUD Sabtu, 5 Mei 2018 | 12:08 WIB

Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Muhadjir Effendy mengatakan orang tua harus

memberi contoh membaca yang baik untuk

menumbuhkan minat baca anak.

"Literasi memiliki banyak dimensi mulai dari

literasi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Jadi

untuk menumbuhkan minat baca tidak hanya

melalui sekolah tetapi juga dari keluarga," ujar

Mendikbud di Jakarta, Sabtu (5/5).

Keluarga, kata dia, memiliki kesempatan untuk

memberikan contoh yang baik pada anak.

Orang tua yang terbiasa membacakan buku pada

anak merupakan contoh baik, yang bisa diterapkan

di tiap keluarga. Bahkan jika perlu, para orang tua

dapat dilatih membacakan buku cerita pada anak.

Menurut Mendikbud, orang tua jangan sekadar

membacakan cerita tetapi dapat memahami

kandungan cerita yang ada di dalamnya.

"Jadi membaca berbeda dengan mengenal

huruf-huruf, tetapi membaca adalah memahami

setiap kalimat yang dibaca," katanya.

Melalui Gerakan Nasional Orang Tua

Membacakan Buku (Gernas Baku), Mendikbud

berharap minat baca anak semakin meningkat.

Melalui gerakan itu pula diharapkan dapat

terwujud pembiasaan baik yang mendorong

peningkatan minat baca anak. "Gerakan ini juga

menambah ikatan emosional anak dan orang tua,"

katanya.

Sasaran Gernas Baku adalah orang tua, warga

sekolah, dan masyarakat. Gernas Baku dapat

dilakukan diberbagai satuan Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD), rumah dan komunitas.

Gernas Baku merupakan bagian dari gerakan

literasi nasional untuk menumbuhkan minat baca

yang ditujukan untuk anak usia dini.

121

Orang tua harus menyiapkan bahan-bahan bacaan

untuk anak sesuai usianya. Bahkan jika perlu

menyediakan pojok baca di rumah.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/nasional/491197/tumbuhkan-

minat-baca-mendikbud-orang-tua-harus-berikan-contoh

Akses : 28 April 2020 Pukul 22.01 WIB

TunaiKita Dukung FinEast 2020 di Kupang

Chairul Fikri / CAH Sabtu, 29 Februari 2020 |

23:33 WIB

Kupang, Beritasatu.com - Sejalan dengan misi

OJK mengenai inklusi finansial dan perlindungan

konsumen, TunaiKita hadir dan aktif berperan serta

menjadi salah satu sponsor dalam kegiatan FinEast

2020 yang resmi dibuka di Kupang, Nusa Tenggara

Timur bersama Asosiasi Fintech Pendanaan

Indonesia (AFPI) dan sejumlah perusahaan fintech

lainnya.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan

literasi terkait teknologi finansial dan pendanaan

usaha sehingga menjangkau seluruh masyarakat

dengan lebih cepat dan mudah khusus di wilayah

Indonesia timur.

"Keikutsertaan TunaiKita dalam kegitan ini untuk

memberi edukasi bagi masyarakat tentang berbagai

manfaat dan kemudahan yang ditawarkan fintech,

TunaiKita juga hadir di Kota Kupang untuk

mendukung semangat OJK dalam terus

menggalangkan literasi inklusi keuangan. Sebagai

Fintech terdaftar di OJK dan anggota aktif AFPI,

TunaiKita berkomitmen untuk menyukseskan

program inklusi keuangan pemerintah dengan

senantiasa beroperasi dan berinovasi untuk

memajukan perekonomian di Indonesia dalam

koridor peraturan yang berlaku," ungkap ujar CEO

TunaiKita, Tumbur Pardede dalam keterangan pers,

Sabtu (29/2/2020).

Ditambahkan Tumbur, Fineast 2020 ini juga sebagai

upaya TunaiKita memajukan wilayah Indonesia

timur yang selama ini memang jarang digelar

pameran Fintech seperti ini.

"TunaiKita yang selama ini dikenal sebagai platform

pinjaman tunai terdepan akan berinovasi dengan

produk-produk pinjaman baru, khususnya bagi

kegiatan produktif. Ini juga perlu direalisasikan di

wilayah Indonesia Timur agar perekonomian di sini

bisa maju dan bisa menyamai perekonomian di

wilayah Indonesia Barat khususnya pulau Jawa,"

tandasnya.

TunaiKita sebagai salah satu pelopor Fintech P2P

Lending, saat ini telah beroperasi lebih dari dua

tahun, dan telah menyalurkan lebih dari Rp 2,2

triliun sejak diregistrasi dengan OJK pada

pertengahan tahun 2017. TunaiKita saat ini hadir di

160 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia,

melayani lebih dari 600.000 pelanggan yang

menikmati pinjaman konsumtif dan produktif.

Sumber : BeritaSatu.com

https://www.beritasatu.com/bisnis/604263/tunaikita-duku

ng-fineast-2020-di-kupang

Akses : 18 Maret 2020 Pukul 13.06 WIB

Wujudkan Masyarakat Melek Teknologi,

Telkomsel Dorong Literasi Digital

Emanuel Kure / FER Kamis, 20 Juni 2019 | 19:53

WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Sebagai perusahaan

telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkomsel

memiliki tanggung jawab sosial untuk

memberdayakan masyarakat Indonesia. Melalui

program Corporate Social Responsbility (CSR),

Telkomsel di tahun ini fokus melakukan literasi

digital kepada masyarakat Indonesia.

Direktur Human Capital Management Telkomsel,

Irfan A Tahir, mengatakan, fokus CSR Telkomsel

tahun ini adalah memberikan pendidikan digital

kepada masyarakat dengan memaksimalkan

teknologi yang ada. Pasalnya, pada 2020 nanti,

Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi

digital terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Namun, potensi sumber daya manusia Indonesia

dinilai masih kurang.

"Kita melihat secara mega thinking. Problem

negara kita ini apa? Apalagi kita akan menjadi

negara dengan ekonomi digital terbesar di

kawasan Asia Tenggara. Tetapi resources kita

tidak cukup. Makanya kita galakan pendidikan

digital, melalui kegitan literasi digital, dan

sebagainya, sehingga, kita bisa memanfaatkan

potensi yang ada,” kata Irfan di Jakarta, Kamis,

(20/6/2019).

Menurut Irfan, pihaknya akan gencar melakukan

pelatihan atau trainning kepada Usaha Mikro

Kecil Menegah (UMKM), baik itu pada level yang

sudah memahami teknologi maupun sampai pada

122

level bawah, terutama, kaum ibu-ibu Rumah

Tangga.

"Kita memberikan pemahaman apa itu internet,

lalu bagaimana memaksimalkan teknologi,

dengan melihat potensi-potensi yang ada di daerah

tersebut. Bagaimana menjualnya, sampai dengan

sistem payment-nya. Kita mulai dari situ dulu,"

ujar Irfan.

Irfan melanjutkan, salah satu wilayah terpencil

yang dirambah oleh Telkomsel adalah di

Kaimana, Papua. Wilayah tersebut, awalnya

sangat terpencil. Namun, berkat kerja sama

dengan semangat literasi digital dan teknologi,

saat ini masyarakat di Kaimana sudah bisa

membuat jus, bahkan makanan ringan, lalu mulai

paham untuk memasarkan melalui internet.

"Ini wilayah paling Timur Indonesia. Tetapi, kita

cukup bergembira, karena pelan-pelan mereka

sudah mulai paham tentang teknologi, tentang

internet, lalu sudah mulai memasarkan. Ini yang

dimaksudkan dengan program literasi digital

kita,” ungkap Irfan.

Sementara, Vice President Corporate

Communications Telkomsel, Denny Abidin,

mengungkapkan, sebagai perusahaan yang

bertransformasi menjadi digital telco company,

Telkomsel berkomitmen untuk selalu siap

mengakselerasikan negeri dengan

mengembangkan ekosistem digital di Indonesia.

"Program dan kegiatan CSR kami rancang secara

tepat untuk turut mendorong percepatan

pembangunan masyarakat digital Indonesia, di

mana hal ini juga menjadi bagian fondasi untuk

mengakselerasi perkembangan ekosistem digital

dalam mewujudkan Indonesia Digital," kata

Denny.

Salah satu pilar CSR Telkomsel, lanjut Denny,

yaitu pendidikan. Program melalui pilar ini

ditujukan untuk meningkatkan kapasitas ilmu

pengetahuan dan mempersiapkan keahilan profesi

generasi muda Indonesia di berbagai bidang.

Program CSR pada pilar pendidikan ini antara lain

IndonesiaNEXT dan T-Perpus (Perpustakaan

Digital Telkomsel).

"Selanjutnya pilar CSR Telkomsel adalah

Masyarakat Digital. Tujuan dari program CSR

dalam pilar ini adalah Telkomsel berkontribusi

untuk mendorong penggunaan teknologi secara

positif yang berdampak pada pengembangan

karakter dan kualitas sumber daya manusia agar

dapat memanfaatkan internet untuk kegiatan

produktif yang mendukung gaya hidup digital

masyarakat Indonesia. Program CSR pada pilar ini

antara lain adalah The NextDev dan Internet

BAIK," tegas Denny.

Sumber : BeritaSatu.com https://www.beritasatu.com/digital/560417/wujudkan-ma

syarakat-melek-teknologi-telkomsel-dorong-literasi-digit

al

Akses : 21 April 2020 Pukul 22.12 WIB

DAFTAR JUDUL BERITA SUMBER “JAWAPOS.COM”

Achmad Maghfur Bangun Kafe Literasi Ber-Password Puisi

AFPI Kuatkan Literasi Keuangan Digital

Ajak Generasi Milenial Melek Literasi

Aktifnya Aksi Komunitas Peduli Literasi Sejarah dan Budaya Surabaya

Amar Bank Dorong Fintech Perluas Literasi Keuangan di Indonesia

Anak-Anak Indonesia Rendah dalam Literasi Matematika?

Anis Hidayati, Guru yang Peduli pada Dunia Literasi dan Sudah Hasilkan 13 Buku

Ayu Sabrina, Gerakan Literasi melalui Kompetisi

Banyak Cara Kembangkan Literasi

Bedah Buku Pentigraf Dihadiri Siswa Hingga Pegiat Literasi

Berikut Cara Kenalkan Literasi Sejak Dini Kepada Buah Hati

BH. Riyanto, Guru Seni yang Menggeluti Dunia Literasi

BNI Syariah Tingkatkan Literasi Inklusi Keuangan Lewat Industri 4.0

Bupati Grobogan Terima Penghargaan Penggerak Literasi Nasional

Cak Imin: Saya Sedih Lihat Hasil Survei PISA

Cara Mapolsek Pasar Kliwon Budayakan Literasi Kalangan Anak & Remaja

Cara Unik Desa Ponggok Ajak Warga Lestarikan Mata Air lewat Literasi

Ciput, Pencinta Literasi Menulis Novel Ber-setting Kediri

Dahnil Anzar Simanjuntak, Literasi dan Kopi

Dansatgas Giatkan Literasi Pada Anak-Anak Usia Dini

Demi Buku, Pejuang Literasi Jalan Kaki ke Monas

Digitalisasi Ribuan Literasi Sejarah Radya Pustaka

Disdik Kota Jogja Gelar Pameran Literasi

Disdikpora Galakkan Budaya Literasi

Disdikpora Kudus Gugah Minat Literasi Lewat Lomba Perpustakaan

Dorong Gelar Literasi Pasar Modal ke Masyarakat

Dorong Minat Baca dan Literasi, Pemkot Tambah Taman Bacaan Masyarakat

Dorong Pengembangan Literasi Desa

Dosen-Dosen Peduli Pemuda agar Cinta Literasi dan Kesenian (1)

Dosen-Dosen Peduli Pemuda agar Cinta Literasi dan Kesenian (2-Habis)

Dua Komunitas Pegiat Literasi Kolektif, Gugah Minat Baca

Dukung Enam Literasi Dasar, Jepara Canangkan Gerakan Indonesia Membaca

Enam Literasi Dasar dan Implementasinya dalam GLS

Era Industri 4.0, Literasi Digital Syarat Mutlak Para Pencari Kerja

Finansialku.com Ajarkan Literasi Keuangan via Aplikasi

Galeri Buku Bengkel Deklamasi, Surga Literasi Sastra di Jakarta

Gebyar Literasi 2020 Jadi Ajang Pamer Karya Literasi Siswa

Gelora Baru Literasi Melalui GPMB

Genjot Literasi, Pemkot Makassar Dan Do It Beri Edukasi ke Masyarakat

Gerakan Literasi Sekolah Tingkatkan Minat Baca Siswa

Gotong Royong Membangun Literasi Majukan Bangsa

IGI Gresik Giatkan Literasi Online di Tengah Covid-19

Investor Saham Belum Merata, Literasi Pasar Modal Masih Rendah

Jalan Sehat Akhiri Gebyar Literasi Sekolah

Jelajah Literasi ke-13 di SMK NU Lasem Kupas Lirik Ya Lal Wathon

Jelajah Literasi Paparkan Tips dan Trik hingga Baca di Perpus Digital

Jelajah Literasi Sasar MA-SMK Walisongo Kaliori

Kampung Baca Bukik Ase, Merawat Literasi Minangkabau

KB Plus Az Zalfa Libatkan Walimurid Tanamkan Literasi Sejak Dini – Radar Madiun

Kelas Menengah Jadi Generasi Sandwich, Perlu Melek Literasi Keuangan

Kemendes PDTT Gelar Workshop Literasi e-Commerce untuk Pelaku UMKM

Kenalkan Literasi, SD Islam Al Badar Gelar Lomba

Kepincut Literasi, Bupati Rembang Ingin Sentuh hingga Anak Didik

Kesempatan Literasi Keluarga

KMI Gelar Diskusi Peran Literasi Media Menolak Delegitimasi Pemilu

Kolaborasi Dengan Dinas Arpus, Kota Garam Menuju Kabupaten Literasi

Konsistensi Tobucil & Klabs Merawat Literasi dan Keberagaman

Lawan Hoaks dengan Literasi Media

Literasi dan Patriotisme, Obat Virus Hoaks Covid-19

Literasi dan Perayaan Hut SMPN 3 Surakarta, Spegata Jaya

Literasi Dekatkan Anak, Orang Tua, dan Guru

Literasi Digital Siberkreasi, Tumbuhkan Kreativitas Netizen Indonesia

Literasi Keuangan PT Indo Premier, Ajak Investor Cemati Reksa Dana

Literasi Keuangan Rambah SD

Literasi Masyarakat Rendah, Cigna Indonesia Perkuat Layanan Digital

Literasi Media dan Ikhtiar Melawan Hoaks di Tahun Politik

Literasi Media Penting Agar Masyarakat Jangan Sebar Hoaks

Literasi Membangun Budaya, Tak Sekadar Membaca

Literasi Ramadan, Siswa SMKN 1 Kedung Antusias Baca Koran Radar Kudus

Literasi Sekolah, Siswa SMPN 5 Pati Antusias Baca Koran Radar Kudus

Literasi Warganet Jadi Antibodi Hadapi Virus Radikalisme di Medsos

Melalui Literasi Menuju Generasi Milenial Berprestasi dan Berkarakter

Menumbuhkan Kesadaran Literasi Digital Tidak Mudah, Butuh Proses Lama

Minat Baca Dan Literasi Digenjot Di 20 Titik Sasaran

Minim Literasi, Masyarakat Hanya Baca Berita dari Judulnya

Nanik Masriyah, Penggerak Literasi asal Kudu Jombang

Ngabuburead, Gerakan Literasi Jelang Berbuka

OJK: Perluas Investor dengan Literasi dan Inklusi Keuangan

OTO Group Edukasi Literasi Keuangan di SMAN 1 Krian

Palapa Ring Rampung, Kominfo Kini Fokus Literasi dan Ekosistem Digital

Panggung Literasi Untuk Promosikan Cinta Membaca

Panggung Literasi Untuk Promosikan Cinta Membaca di Perpustakaan

Pascasarjana IAIN Kudus Perkuat Literasi Agama dan Media

Peduli Literasi, Satgas TMMD Kodim Kudus Bikin Perpustakaan Keliling

Pegiat Literasi Kota Garam Berantas Buta Matematika

Pekan Literasi dan Seni, MIN 1 Sragen Berkualitas

Pemkot Terus Kuatkan Minat Literasi Warga

Pendidikan Nasional setelah Hasil Buruk di PISA

Pentingnya Literasi Bagi Tumbuh Kembang dan Masa Depan Anak

Peran Literasi Digital Warganet Jauhkan Radikalisme Demi Bangsa

Permukiman Padat Penduduk Diubah Menjadi Kampung Literasi

Pojok Pintar Sisternet Dorong Literasi Digital Perempuan

Program Literasi Sekolah Belum Menyeluruh

Prudential Indonesia Hadirkan Program Literasi Kelas Awal untuk Anak-anak di Papua

Puluhan Penggiat Literasi Ikuti Pembinaan Balai Bahasa di Radar Kediri

Ranking PISA Indonesia Turun, Dipicu Salah Orientasi Pendidikan

Ratusan Siswa di Rembang Antusias Ikuti Jelajah Literasi

Ratusan Siswa SMAN 1 Kragan Digembleng Literasi Biblio

Ratusan Siswa SMAN 1 Sumber Digembleng Literasi

Respons Hasil PISA, Ubah Pola Belajar dan Tingkatkan Literasi

Sabaniah dan Ratihniati Meningkatkan Literasi di Pedalaman

Serunya Kemah sambil Belajar Jurnalistik dan Literasi

SMA Nasional Pati Gelar Literasi Sekolah dengan Baca Koran Radar Kudus

SMAN 1 Rembang Jadi Sasaran Jelajah Literasi Edisi Sembilan

SMK Penerbangan Cakra Nusantara Antusias Ikuti Klinik Literasi

Sowan Wagub Jateng, Penggiat Literasi Bawa Misi Khusus

Teknologi Kian Pesat, OJK Gencarkan Literasi Keuangan

Teras Baca Sangkar Aksara Tumbuhkan Literasi dan Kreativitas Anak

Terjunkan Torpin dan MPK ke Sekolah dan Desa untuk Tingkatkan Literasi

Terkait Hasil PISA, Mendikbud Nadiem: Indonesia Krisis Literasi

Tingkatkan Budaya Literasi, Jembrana Bangun Perpustakaan Milenial

Tingkatkan Budaya Literasi, KPPN Kudus Gandeng Jawa Pos Radar Kudus

Tingkatkan Literasi Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Tingkatkan Literasi, BPJS Kesehatan Berikan Sosialisasi ke Kader JKN

T-Perpus Dorong Literasi

Treasury Ajak Masyarakat Tingkatkan Literasi Keuangan Digital

Unisnu Jepara Gelar Kuliah Umum Literasi Digital

Upaya Literasi Media Mensukseskan Pembangunan Nasional

Upaya UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Tambah Literasi Siswa

Wabup PALI: Gerakan Literasi Gencar Digelar Sampai ke Desa

Wujudkan IDIA Jadi Kampus Literasi, UKM Pers Gelar Pelatihan Menulis

123

Achmad Maghfur Bangun Kafe Literasi

Ber-Password Puisi Suka Lihat Orang Membaca, Saut Diberi Celurit

25 DESEMBER 2019, 20: 53: 29 WIB |

EDITOR : ABDUL BASRI

Achmad Maghfur senang melihat orang membaca

buku. Suatu ketika seorang teman bertanya tema kafe

yang hendak dibangun. Dia memutuskan memilih

tema kafe literasi.

ONGKY ARISTA UA, RadarMadura.id

HALAMAN Kafe Manifesco cukup ramai oleh

anak-anak muda pada Sabtu malam (21/12). Tampak

sebuah banner berukuran besar dipampang menghadap

timur. Bertulis Festival Aksara Manifesco; Bintang

Kugalah Bulan Kudapat.

Malam Minggu itu merupakan akhir acara festival

tersebut. Mendengar festival, beberapa peserta merasa

familier. Tetapi, penyelenggaraan festival di kafe itu

baru pertama di Madura.

Achmad Maghfur selaku ketua pelaksana festival

sekaligus pemilik kafe tersebut menuturkan, inisiatif

menggelar festival karena ingin menumbuhkan

atmosfer literasi. ”Membaca buku tidak hanya di

perpustakaan, kami coba di kafe, meletakkan beberapa

buku dan menggelar acara festival ini,” terangnya.

Dia begitu suka melihat orang membaca buku, baik di

kafe atau di tempat saat sedang menunggu sesuatu.

Karena itu, festival tersebut akhirnya digelar. Tidak

lain juga karena didukung oleh teman-temannya yang

ikut menjadi partner diskusi seperti Edy Firmansyah,

Royyan Julian, dan Novie Kamelia. ”Akhirnya jadi,”

tuturnya.

Budayawan D. Zawawi Imron dihadirkan. Dua kiai

Muda, M. Faizi dan A. Dardiri Zubairi juga

didatangkan untuk meramaikan kegiatan tersebut. Satu

lagi, pria yang kesohor kritik pedasnya, Saut

Situmorang, diundang untuk memberikan kritik

tentang sastra.

Saut datang ke Madura pada Sabtu (21/12).

Kedatangan kali pertamanya itu untuk mengisi

ceramah seputar sastra di Festival Aksara Manifesco

yang berlokasi di Desa Jalmak, Kecamatan Kota

Pamekasan.

Usai memberikan ceramahnya di depan puluhan

peserta yang hadir, Saut diberi cenderamata oleh

Achmad Maghfur. Pemberian tersebut diniatkan untuk

terus mengangkat marwah Madura yang identik

dengan celurit.

”Yang pertama itu identitas Madura sebagai identitas

senjata tradisional Madura. Dan kedua dia memang

seorang kolektor senjata-senjata tradisional,” ungkap

Maghfur.

Saut mengaku kerap mengoleksi senjata-senjata

tradisional Nusantara. ”Saya sudah kode-kode kepada

panitia, kalau ada celurit saya mau,” terangnya.

Sebelumnya Saut mendapat dua celurit dari D.

Zawawi Imron. ”Fungsi senjata bukan hanya untuk

membunuh, tetapi senjata menjadi karakter dari

budayanya,” ucapnya.

Dia menyebut senjata berupa celurit melengkung

karena ada hubungannya dengan sapi. Dia juga

mengatakan bahwa senjata selalu khas karena

berhubungan dengan kultur masyarakatnya. Karena itu,

dia tertarik mengoleksi beragam senjata tradisonal

Nusantara.

Sebelum datang ke Madura, Saut memandang

masyarakat Madura itu tertinggal dan pelosok. Namun,

pandangan itu meleset. ”Kaget sekali ketika ke sini,

kotanya besar dan kegiatan masyarakatnya

berkemajuan. Ada kegiatan sastra,” ujarnya.

Dia melanjutkan, sastra Madura menarik karena

karya-karya berdiksi Madura seperti karya D. Zawawi

Imron tetap dijaga. Penggunaan diksi kedaerahan itu

bisa membuka lorong pada realitas budaya

kemaduraan.

Seperti kafe pada umumnya yang menyediakan wifi,

Kafe Manifesco juga demikian. Tapi, sandinya masih

tetap berhubungan dengan literasi: puisidulu.

(mr/bam/bas/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarmadura.jawapos.com/read/2019/12/25/17179

7/achmad-maghfur-bangun-kafe-literasi-ber-password-pu

isi

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.43 WIB

AFPI Kuatkan Literasi Keuangan Digital

30 NOVEMBER 2019, 16: 28: 10 WIB |

EDITOR : WIJAYANTO

SURABAYA - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama

Indonesia (AFPI) terus mendukung pemerataan dan

penguatan literasi keuangan digital pada masyarakat.

Seiring dengan potensi industri financial technology

(fintech) yang sangat besar, salah satunya dengan

menyelenggarakan Fintech Exhibition 2019 di

Pakuwon Trade Center, Surabaya.

Kepala Humas dan Hubungan Industrial AFPI

Tumbur Pardede menuturkan, Surabaya sebagai pusat

perekonomian Jawa Timur (Jatim) menjadi bagian

dalam peningkatan industri fintech lending.

Oleh sebab itu, melalui pameran ini diharapkan

masyarakat Surabaya dapat memperoleh informasi

124

secara transparan terkait industri fintech. Pihaknya

berharap, masyarakat Surabaya semakin mengetahui

dan teredukasi mengenai industri fintech lending yang

berizin dan terdaftar di OJK.

"Sehingga ketika ingin bertransaksi menggunakan

industri ini sudah bisa membedakan mana fintech

lending yang resmi dan mana yang ilegal. Apalagi

beberapa tahun sebelumnya banyak fintech ilegal yang

membuat masyarakat tidak percaya lagi, sehingga

membuat mereka tidak berminat," ujarnya saat

pembukaan Fintech Exhibition Surabaya 2019.

Tumbur menjelaskan, melalui acara ini, masyarakat

juga bisa secara langsung melihat platform fintech

mana saja yang terdaftar resmi selain dengan

mengakses di website OJK dan AFPI.

"Harapan kami melalui ini mampu memberikan

pemahaman kepada masyarakat secara umum bahwa

Fintech P2P Lending tidak hanya menawarkan bentuk

pinjaman namun menjadi solusi investasi bagi mereka

dalam mempersiapkan perencanaan keuangan di masa

depan," imbuhnya.

Hingga saat ini, AFPI memiliki 144 anggota

penyelenggara Fintech P2P Lending yang sudah

terdaftar di OJK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13

lembaga fintech telah mendapat perizinan penuh.

Sedangkan penyaluran dana sepanjang 2019 ini yang

telah mencapai Rp 60 triliun dengan 14 juta borrower.

Di tempat yang sama, Direktur Pengawasan dan

Manajemen Strategis OJK Kantor Regional 4 Jatim

Mulyanto menambahkan, pihaknya mendata Jatim

menjadi daerah ketiga dengan penyaluran pinjaman

terbesar di Indonesia pada industri fintech lending.

Setidaknya, penyaluran pinjaman di Jatim mencapai

Rp 6,63 triliun per 30 September 2019 atau sekitar 11

persen dari total akumulasi penyaluran pinjaman

secara nasional sebesar Rp 60,4 triliun dengan

transaksi peminjam yang juga mengalami peningkatan

hingga 261 persen year-to-date mencapai 5.812.821

akun borrower.

"Berdasarkan data, realisasi pinjaman yang disalurkan

tersebut, fintech mengalami pertumbuhan yang cukup

pesat. Peningkatannya signifikan," ujarnya. (cin/nur)

(sb/cin/jay/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/11/30/1682

49/afpi-kuatkan-literasi-keuangan-digital

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.38 WIB

Ajak Generasi Milenial Melek Literasi

06 JULI 2019, 10: 19: 40 WIB |

EDITOR : PERDANA

KLATEN – Ratusan pegiat literasi yang mayoritas

anak muda berkumpul di Desa Ponggok, Kecamatan

Polanharjo. Mereka belajar bersama untuk eksplour

potensi yang dimiliki masing- masing dal wadah

Green Literacy Camp (GLC) 2019.

Ketua Penyelenggara GLC Desa Ponggok 2019, Joko

winarno mengatakan,peserta GLC Ponggok 2019

diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah. Peserta

akan mendapat kesempatan untuk sharing dan diskusi

bersama tokoh lingkungan, penulis profesional.

“Tujuan dari kegiatan ini merupakan ikhtiar dari kami

untuk mengajak anak muda agar aktif terlibat dalam

melestarikan lingkungan. Tentu debgan kemampuan

yang dimiliki masing-masing. Kalau bisa menulis

dengan tulisan, ada juga yang kampanye dengan

video,” ungkapnya.

Diharapkan melalui GLC Ponggok 2019, kemampuan

peserta semakin meningkat. Sehingga konten yang

disampaikan akan lebih menarik. Tujuanya agar

semakin banyak yang melihat dan membaca

konten yang dibuat.

“Saat ini era digital, jadi kalau bisa membuat konten

baik tulisan, foto, video maka yang melihat banyak.

Sehingga jika peserta membuat konten tentang upaya

menjaga kelestarian alam ini sangat kenarik,”

imbuhnya.

Sementara Kepala Desa Ponggok, Junaedhi Mulyono

menambahkan, alam memberikan banyak kenikmatan

dan rezeki pada manusia. Maka sudah menjadi

kewajiban manusia untuk bersyukur, salah satunya

dengan menjaga kelestarian alam.

“Dalam beberapa hari ke depan kami mengajak anak

generasi now untuk aktif menjaga alam. Banyak cara

bisa dilakukan, kami mendorong mereka untuk

memulai dari diri sendiri, lingkungan sekitar, maupun

komunitas yang dimiliki,” ungkapnya.

Terdapat 27 narasumber yang dihadirkan dalam GLC

Ponggok 2019. Mulai dari penulis Kang Maman, artis

yang aktif dalam lingkungan Nadine Chandrawinata

dan pembicara lain yang luar biasa. Kegiatan ini luar

biasa, pihaknya juga mengikutkan pemuda dan

warga Ponggok untuk terlibat.(ren/oh)

(rs/ren/per/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/07/06/144833/aj

ak-generasi-milenial-melek-literasi

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.07 WIB

125

Aktifnya Aksi Komunitas Peduli Literasi

Sejarah dan Budaya Surabaya

Pulang Kerja Langsung Ditodong Membaca

1 Juli 2019, 17:01:03 WIB

HANDOKO mewakafkan dua kamarnya sebagai

taman baca anak di kampungnya. Dia juga

membuka lapak buku di tiap taman saat liburan.

Bersama rekannya, Mustova, dia memiliki misi

mulia.

HISYAM AL-ASYIAH, Surabaya

Dua kamar di depan rumah di Jalan Banyu Urip

Wetan Gang 5i Nomor 11, Kelurahan Putat Jaya,

Sawahan, itu seperti perpustakaan. Tiap dinding

kamar dipenuhi rak yang dijejali ratusan koleksi

buku. Kesan hangat tersebar berkat puluhan boneka

ukuran kecil sampai besar yang memenuhi kamar

tersebut.

Dari kamar itulah muncul aksi Sebaya, Komunitas

Peduli Literasi Sejarah dan Budaya Surabaya. Di

ruangan sederhana, tetapi kaya literasi itulah

anak-anak kampung Putat Jaya belajar membaca

buku dan menjelajahi literasi. Terutama literasi

sejarah dan budaya seperti suatu sore pada akhir

pekan lalu.

Handoko yang mengenakan blangkon Jawa motif

Bandung menghibur delapan anak dengan

mendongeng. Ceritanya berkisah mengenai Hando,

boneka tangan Handoko, yang sedang

nge-vlog. ’’Hi guys, kali ini Hando berkeliling

melihat teman-teman yang cantik, ganteng, juga

pintar.

Kalian jangan baper, ya,’’ ujar Handoko sambil

menggerak-gerakkan bonekanya. Gema tawa

anak-anak pun terdengar di ruangan berukuran 4 x

3 meter itu.

Dongeng, kata Handoko, merupakan cara terbaik

untuk menghibur anak-anak di sela-sela membaca

dan membahas hasil bacaan mereka. Memang,

dalam setiap pertemuan, anak-anak diberi

kesempatan membaca buku atau menonton film

dokumenter sejarah. Mereka diberi waktu untuk

membaca sekitar 15–20 menit. Setelah itu,

anak-anak bermain dengan Hando dan Umai,

karakter boneka milik Handoko.

Dalam permainan itu, anak-anak diajak

menceritakan kembali bacaannya. Yang bisa

bercerita dapat hadiah. Hadiahnya sederhana.

Misalnya, uang jajan atau kue kesukaan anak-anak.

Dalam beberapa kesempatan, mereka juga diajari

permainan tradisional. Seperti kala itu, Mustova

mengajari beberapa permainan seperti congklak,

gasing, egrang, dan lainnya. Sebelum bermain,

Mustova menjelaskan nama, sejarah, cara bermain,

dan manfaat setiap alat permainan tradisional

tersebut.

’’Beginilah anak-anak itu belajar setiap sore,’’ kata

Handoko yang menjadi inisiator aksi Sebaya sambil

menatap anak-anak. ’’Selain membaca, kami

menonton film-film kerajaan bersama dan bikin

review kecil-kecilan,’’ tambahnya.

Mustova dan Handoko merupakan anggota

sekaligus penggerak aksi Sebaya yang sudah

berumur tiga tahun. Usaha mereka untuk membuat

anak mencintai buku kini mulai membuahkan hasil.

Saat ini, tanpa diajak dan dipanggil, Handoko sudah

ditodong anak-anak tersebut untuk

membaca. ’’Baru pulang kerja, belum ganti baju,

mereka sudah panggil-panggil,’’ ungkapnya

sembari menggelengkan kepala, lantas tersenyum.

Aksi Sebaya tidak hanya berlangsung setiap sore di

rumah Handoko. Mereka juga memiliki program

mingguan, yakni menggelar lapak buku gratis di

taman-taman setiap Minggu pagi. Selain membaca,

anak-anak bisa mendengarkan dongeng dari

Handoko. ’’Sasaran kami anak-anak beserta orang

tuanya yang sedang liburan di taman,’’ papar pria

kelahiran 1986 itu. ’’Mereka refreshing, juga melek

literasi,’’ tambahnya.

Aksi Sebaya berdiri sejak Januari 2017 dan eksis

hingga sekarang. Awalnya, kegiatan tersebut

bertujuan untuk mengajak anak-anak sekitar

kampung Dolly buat belajar melek literasi.

Terutama literasi sejarah dan budaya. Tidak puas

dengan satu titik, lapak baca pun dibuka di setiap

taman secara bergiliran. Langkah itu dilakukan

Handoko dan rekan-rekannya di luar kesibukannya

sebagai tenaga TI Dinas Perpustakaan Kota

Surabaya.

’’Hari aktif kami bekerja, pulang jam 16.00

langsung bersama anak-anak itu,’’ jelasnya. ’’Kalau

libur ya buka lapak lagi,’’ tambahnya.

Handoko tidak pernah merasa berat dan

lelah. ’’Saya kan bukan pejabat tinggi yang bisa

melakukan banyak perubahan lewat regulasi.

Namun, dengan cara ini, kami mencari amal

jariah,’’ ungkapnya. Lagi pula, suami Menik

Rupiati itu prihatin dengan dunia anak-anak yang

jauh dari literasi. Dia khawatir mereka tumbuh dan

berkembang menjadi anak-anak yang buta sejarah

serta budaya. ’’Kalau tidak kami ajari, siapa lagi

yang mewarisi budaya kami?’’

paparnya. (*/c15/tia)

Editor : Dhimas Ginanjar

126

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/features/01/07/2019/aktifnya-a

ksi-komunitas-peduli-literasi-sejarah-dan-budaya-surabaya/

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.08 WIB

Amar Bank Dorong Fintech Perluas

Literasi Keuangan di Indonesia

19 April 2019, 05:30:25 WIB

JawaPos.com – Amar Bank terus melakukan

berbagai upaya untuk meningkatkan inklusi

keuangan dan literasi keuangan bagi masyarakat

Indonesia. Upaya itu dilakukan dalam bentuk

mempermudah akses keuangan bagi masyarakat

dan terus melakukan edukasi untuk mengatur dan

mengelola keuangan agar masyarakat mampu.

Indonesia berdasarkan data Worldbank Financial

Index (Findex) 2017 memiliki masyarakat dengan

tingkat unbankable yang cukup tinggi mencapai 51

persen, walaupun sudah cukup membaik

dibandingkan pada 2014 yang mencapai 64 persen

dan 2011 mencapai 80 persen. Meskipun demikian,

berdasarkan data Findex ternyata dari jumlah

tersebut sekitar 60 juta orang sudah memiliki akses

internet melalui mobile phone. Hal ini

menunjukkan kemungkinan perubahan yang lebih

baik melihat perkembangan fintech di Indonesia

lima tahun terakhir.

“Inklusi keuangan dan literasi keuangan bagaikan

dua sisi mata uang, yang keduanya harus ada dan

saling melengkapi serta memiliki korelasi yang

positif. Kurangnya akses terhadap jasa keuangan

membuat masyarakat kurang mampu dalam

meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Demikian

juga dengan kurangnya pemahaman akan layanan

keuangan yang berdampak pada ketidakmampuan

mereka untuk memanfaatkan peluang yang ada,”

ujar Managing Director Amar Bank Vishal Tulsian

di Jakarta, Kamis (18/4).

Lebih lanjut, Vishal menjelaskan, bagi masyarakat,

kunci hidup yang lebih sejahtera adalah dengan

adanya akses terhadap layanan keuangan dan juga

kemampuan dalam pengelolaan keuangan. Hal ini

dapat menjadi indikator literasi keuangan (melek

keuangan) pada masyarakat.

“Memiliki akses keuangan namun tidak bijak dalam

penggunaannya dapat menggiring mereka ke dalam

masalah keuangan. Bahkan masalah lainnya yang

lebih kompleks, seperti banyak contoh yang kerap

terjadi di masyarakat belakangan ini. Sehingga

pinjaman yang mereka lakukan menjadi tidak

efektif dan tidak produktif,” jelasnya.

Peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat dalam

sektor keuangan adalah dengan memberikan akses

yang lebih mudah terhadap layanan keuangan

formal, contohnya pinjaman melalui lembaga

formal yang dapat memberikan suku bunga

terjangkau dan proses yang lebih aman. Layanan itu

dapat diberikan melalui lembaga perbankan di

kantor-kantor cabang ataupun melalui layanan

keuangan lainnya seperti layanan keuangan

berbasis fintech.

Tunaiku sebagai produk perbankan dalam bentuk

aplikasi mobile apps, akan sangat membantu

masyarakat yang selama ini belum terjangkau atau

memiliki akses terhadap layanan keuangan. Mobile

apps Tunaiku telah diunduh lebih dari satu juta

pengguna dan memberikan manfaat dari produk

pinjaman tanpa agunan kepada hampir 200 ribu

pengguna di Indonesia, dengan jumlah pinjaman

yang disalurkan mencapai lebih dari Rp 1 triliun.

Hal ini menunjukkan kontribusi Tunaiku dalam

membantu masyarakat untuk memiliki dan

meningkatkan akses terhadap layanan keuangan.

Terkait inklusi keuangan dan literasi keuangan,

Vishal memaparkan lebih lanjut, bahwa Amar Bank

melalui Tunaiku tidak hanya mempemudah akses

masyarakat terhadap layanan keuangan (inklusi

keuangan), tetapi juga mendorong masyarakat

untuk lebih melek keuangan (financial

literacy). Langkah Amar Bank adalah dengan

melakukan riset secara informal ke nasabah agar

lebih memahami kebutuhan akan informasi

keuangan yang dibutuhkan nasabah sehingga melek

keuangan.

Tantangan yang dihadapi dalam peningkatan

literasi keuangan di era digital dan mobilisasi yang

tinggi seperti saat ini adalah, bagaimana membuat

masyarakat lebih mudah mengakses informasi

dengan konten yang sederhana, mudah dimengerti

dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga) menit.

Platform yang banyak digunakan oleh masyarakat

pun menjadi pertimbangan utama, salah satunya

melalui smartphone agar mereka mudah

mengaksesnya saat dalam perjalanan berangkat dan

pulang kerja, beraktivitas di luar rumah serta di

waktu senggang.

Editor : Saugi Riyandi

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/ekonomi/finance/19/04/2019/a

mar-bank-dorong-fintech-perluas-literasi-keuangan-di-in

donesia/

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.36 WIB

127

Anak-Anak Indonesia Rendah dalam

Literasi Matematika?

10 JANUARI 2019, 23: 13: 10 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

RENDAHNYA kemampuan numera siswa di

Indonesia bukan lagi berita baru. Hasil PISA tahun

2000 hingga 2015 mengejutkan. Secara konsisten

menempatkan siswa-siswa kita yang berusia 15 tahun

pada peringkat bawah.

Disebutkan juga bahwa ditemukan anak-anak

Indonesia ternyata belum mampu menerapkan

pengetahuan prosedural matematika ke dalam

permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Sudahkah

kemampuan anak-anak Indonesia memasuki ambang

gawat darurat bermatematika?

Ini berarti kemampuan berliterasi matematika juga

sangat rendah. Kalau memang ini yang terjadi, berarti

kemampuan matematika tidak berkembang seiring

bertambahnya tingkatan sekolah yang diikuti

anak-anak. Penurunan kemampuan bermatematika

dari tahun ke tahun bila dibiarkan, anak-anak

Indonesia akan mengalami gawat darurat matematika.

Sejatinya peran serta pendidikan matematika dalam

pendidikan secara keseluruhan sangat luas. Tidak

hanya berkaitan tentang hal yang teknis dan ilmiah.

Buktinya, bahwa persoalan-persoalan dalam

kehidupan sehari-hari dapat diuraikan dalam model

matematika, sehingga penyelesaiannya lebih cepat dan

sederhana.

Hal ini sesuai dengan tujuan pengajaran matematika di

sekolah yang tertuang dalam kurikulum, bahwa

matematika melatih siswa untuk berpikir kritis, kreatif,

inovatif, serta mampu menyelesaikan masalah dengan

tepat, singkat, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Matematika merupakan ilmu tentang

bilangan-bilangan, hubungan antarbilangan, dan

prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah bilangan. Dalam

perkembangannya, bilangan ini diaplikasikan ke

bidang ilmu-ilmu lain sesuai penggunaannya.

Menurut James dalam Suherman, dkk (2003:16),

matematika diartikan sebagai ilmu logika mengenai

bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang

saling berhubungan satu sama lain dengan jumlah

yang terbagi ke dalam tiga bidang. Yaitu aljabar,

analisis, dan geometri.

Penyeimbangan penggunaan otak kiri dan otak kanan

(otak kiri digunakan untuk menghitung dan otak kanan

untuk kreativitas) perlu sekali dilakukan. Hal ini untuk

mematematisasikan situasi di sekelilingnya, sehingga

guru harus mampu berkomunikasi dengan baik dalam

kegiatan pembelajaran. Tujuannya, agar materi atau

konsep yang disampaikan tidak disalahterimakan

siswa. Hal ini agar pengajaran matematika tidak

membosankan, menarik, dan menyenangkan.

Agar mudah belajar matematika, kita perlu tahu

karakteristiknya.

1) Objek yang dipelajari abstrak. Sebagian besar yang

dipelajari dalam matematika adalah angka atau

bilangan yang secara nyata tidak ada atau merupakan

hasil pemikiran otak manusia. Inilah yang

mengakibatkan matematika sulit dipelajari dan sulit

diajarkan, karena objek yang dipelajari. Guru harus

dapat mengembangkan kualitas pribadi dan siswanya

secara keseluruhan, yaitu: kebiasaan bekerja dengan

baik seperti imajinatif, kreatif, dan fleksibel,

sistematik, independen dalam berpikir dan bertindak,

bekerja sama, serta cermat. Serta sikap positif

terhadap Matematika terpesona; berminat dan

termotivasi; gembira dan menyukai matematika;

menghargai maksud, kekuatan, dan relevansi

matematika dalam kehidupan; kepuasan yang tumbuh

dari keberhasilan dan keyakinan akan kemampuannya

mengerjakan matematika.

2) Kebenarannya berdasarkan logika. Kebenaran

dalam matematika adalah kebenaran secara logika

bukan empiris. Artinya, kebenarannya tidak dapat

dibuktikan melalui eksperimen seperti dalam ilmu

fisika atau biologi. 3) Pembelajarannya secara

bertingkat dan kontinyu. Pemberian atau penyajian

materi matematika disesuaikan dengan tingkatan

pendidikan dan dilakukan secara terus-menerus.

Artinya dalam mempelajari matematika harus secara

berulang melalui latihan-latihan soal.

4) Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan

yang lainnya. Materi yang akan dipelajari harus

memenuhi atau menguasai materi sebelumnya.

Contohnya, ketika akan mempelajari tentang volume

atau isi suatu bangun ruang, maka harus menguasai

tentang materi luas dan keliling bidang datar.

5) Menggunakan bahasa simbol. Dalam matematika

penyampaian materi menggunakan simbol-simbol

yang telah disepakati dan dipahami secara umum.

Misalnya menggunakan simbol + (penjumlahan), -

(pengurangan), : (pembagian), dan seterusnya,

sehingga tidak terjadi dualisme jawaban.

6) Diaplikasikan dibidang ilmu lain. Matematika dapat

digunakan untuk menyeleksi atau menyaring data

yang ada. Tujuan penggunannya untuk mengetahui

kemampuan berpikir cepat dan dapat menyelesaikan

masalah. Dalam bidang informatika atau komputer

menggunakan konsep bilangan basis. Teknik industri

atau mesin matematika digunakan untuk menentukan

ketelitian suatu alat ukur atau perkakas yang

digunakan.

Dengan mengetahui manfaat matematika dalam

kehidupan sehari-hari, pengajar harus pandai

mengorelasikan perencanaan pembelajaran dengan

kehidupan nyata. Pemilihan metode mengajar yang

128

tepat bukan tidak mungkin hasil belajar siswa akan

mengalami peningkatan.

Pemahaman terhadap asumsi bahwa matematika

adalah pelajaran yang sulit setidak-tidaknya akan

ditinggalkan. Dengan matematika siswa juga dapat

belajar berargumentasi, mengerti apa yang dibicarakan,

memahami lalu dapat mengkomunikasikan.

Matematika tidak sekadar angka dan bilangan yang

harus dipelajari secara ilmiah di bangku sekolah,

tetapi menyatu dalam kehidupan sehari-hari. (*)

(ks/lin/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/01/10/112964/

anak-anak-indonesia-rendah-dalam-literasi-matematika

Akses : 05 Maret 2020 Pukul 09.30 WIB

Anis Hidayati, Guru yang Peduli pada

Dunia Literasi dan Sudah Hasilkan 13 Buku

Posted on Senin, 23 Desember 2019 by Jawanto

Arifin

Sejumlah pria dan wanita memadati ruang aula

berukuran 4×6 meter itu. Mereka serius

mendengarkan materi yang diberikan seseorang

wanita berkacamata di hadapannya. Sesekali

peserta di ruangan itu mengacungkan telunjuk

untuk bertanya. Sesi tanya jawab dan pemberian

materi yang hangat pun terjadi di antara mereka.

Pemandangan ini rutin terlihat di Pesantren Putri

KH Wahid Hasyim Bangil setiap bulannya.

Maklum, pesantren putri setempat rutin

memberikan tutor kepenulisan dengan mengundang

Anis Hidayati. Perempuan asal Bangil, Kabupaten

Pasuruan, yang juga seorang guru agama.

Anis -sapaan akrabnya- mengungkapkan, dunia

literasi sudah akrab sejak dirinya masih duduk di

bangku sekolah. Minat ini semakin dikembangkan

olehnya saat ia mengenyam bangku kuliah di IAIN

(UIN) Sunan Ampel Kota Malang tahun 1997.

Saat itu ia menjadi reporter tabloid kampus

“Solidaritas” selama menjadi mahasiswa IAIN

Sunan Ampel kala itu. Bahkan, ia sempat dipercaya

menjadi pemimpin redaksi (pemred) untuk majalah

kampus “Inovasi”.

“Saya mengambil jurusan pendidikan guru agama

Islam di IAIN. Saat itu saya kembangkan minat

menulis dengan ikut tabloid kampus,” ungkapnya.

Guru Agama Islam di SMP 1 Pujon, Kabupaten

Malang, ini menjelaskan, usai lulus, minat

menulisnya tidak hilang. Ia rutin menulis sejumlah

artikel dan cerpen. Karyanya bisa ditemui di

sejumlah platform seperti Kaskus dan Kompasiana.

Tak hanya itu, Anis juga rajin membuat karya yang

diterbitkan secara indie. Terhitung sekitar 13 buku

karyanya sudah diterbitkan. Baik itu dalam bentuk

novel, biografi, antologi puisi, hingga antologi

cerita pendek (cerpen).

“Karya antologi ini berasal dari teman-teman dalam

komunitas menulis atau siswa yang ikut dalam

pelatihan menulis. Dan saya bukukan,” jelasnya.

Anis mengaku, minatnya dalam dunia literasi

membuat ia mendirikan komunitas menulis. Seperti

Komunitas Menulis Buku (Komalku) Malang Raya

pada 2018 dan Komalku Pasuruan pada 2019.

Dari sini, minatnya pada dunia literasi semakin

dikenal luas oleh masyarakat. Ia pun kerap diminta

untuk mengisi tutor kepenulisan baik di

Kota/Kabupaten Malang maupun Kota/Kabupaten

Pasuruan. Ini sudah dilakukannya sejak dua tahun

terakhir.

Wanita yang kesehariannya tinggal di Kecamatan

Pujon, Kabupaten Malang, ini rutin mengisi di tiga

lembaga pendidikan. Yaitu, Boarding School SMP

Ar Rochmah di Dau, Malang; Pesantren Putri Nurul

Haromain, Pujon, Malang; serta Pesantren Putri KH

Wahid Hasyim, Bangil, Pasuruan.

Tutor ini rutin diberikan olehnya sekali dalam

sebulan. Selain itu, dirinya kerap mengisi materi

kepenulisan di lembaga pendidikan lainnya baik di

wilayah Pasuruan dan Malang. Materi yang

diberikan adalah seputar cara dan teknik menulis

bagi pemula.

“Kalau di Ar Rochmah, Nurul Haromain, dan KH

Wahid Hasyim rutin tiap bulan. Tapi saya sering

mengisi tutor penulisan di tempat lain juga sesuai

permintaan,” sebutnya.

Wanita kelahiran 42 tahun silam ini mengaku hal

ini dilakukan olehnya untuk menumbuhkan cinta

literasi di tengah masyarakat. Baik untuk membaca

buku maupun dalam keterampilan menulis. Sebab

minat literasi itu perlu ditumbuhkembangkan sejak

dini.

Menurut ibu tiga anak ini, keterampilan menulis itu

memiliki banyak manfaat. Di antaranya bisa

sebagai sarana menghasilkan uang, sarana dakwah,

maupun sarana untuk menyalurkan mental dan

perasaan dalam diri seseorang.

Selama ini, Ia mengaku antusiasme yang mengikuti

tutor penulisan cukup tinggi. Ia menemukan banyak

yang pandai menulis, namun tidak menyalurkan

129

bakatnya karena malu atau tidak tahu cara

menerbitkan tulisannya.

“Nah, dengan tutor ini diharapkan mereka menjadi

percaya diri dan suka menulis. Karena menulis

memang banyak manfaatnya,”

pungkasnya. (riz/hn/fun)

Sumber : JawaPos.com

https://radarbromo.jawapos.com/features/23/12/2019/anis

-hidayati-guru-yang-peduli-pada-dunia-literasi-dan-sudah-hasilkan-13-buku/

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.45 WIB

Ayu Sabrina, Gerakan Literasi melalui

Kompetisi

Oleh Tasropi

18 April 2020 | 07:21

RADARSEMARANG.ID, Sesuatu yang baik

haruslah dibagikan kepada sesama. Prinsip tersebut

yang diterapkan oleh seorang Ayu Sabrina. Baginya,

urip iku urup. Dan dengan berbagi, ia dapat

membuat kehidupan seseorang menjadi lebih

berarti, termasuk melalui literasi.

Ayu –sapaan akrabnya– memang memiliki prestasi

khusus di bidang literasi. Sejak SMA, ia telah

mengikuti dan memenangi berbagai kompetisi esai.

Tidak hanya regional. Namun juga nasional. Dari

sana ia mendapat banyak pengalaman. Dan ia

berniat membagikan ilmu yang didapat untuk dapat

meningkatkan literasi bagi generasi milenial seperti

dirinya.

“Saya prihatin anak zaman sekarang suka berdebat

isu terkini tapi asal ceplas-ceplos dan tidak ada

bukti konkret. Makanya, saya ingin sekali mengajak

mereka untuk memahami literasi agar bijak dan

cerdas dalam bertindak,” ujar mahasiswi

Universitas Diponegoro (Undip) ini kepada Jawa

Pos Radar Semarang.

Guna mewujudkan keinginannya tersebut, ia

membuat suatu kompetisi menulis esai bagi kaum

milenial. Pihaknya mengajak mereka untuk

membaca, berpikir, dan menulis suatu karya tulis

mengenai isu terkini. Sehingga untuk membuat

tulisan, mereka secara tidak langsung akan

menambah literasi bagi diri masing-masing. Dan

pada penyelenggaraan perdana Februari lalu,

pihaknya berhasil mengumpulkan 394 milenial

yang mendaftar.

“Karena dengan ikut kompetisi ini, saya ingin

mereka juga merasakan yang sama seperti saya

menjadi seorang pemenang,” lanjut gadis yang juga

Duta Museum Jawa Tengah ini.

Yang menarik dari kompetisi tersebut, hampir

seluruh proses kegiatan ia tangani sendiri. Mulai

dari pendanaan, operasional, hingga pemasaran. Ia

mengaku menggunakan hadiah dari kejuaraan yang

diikuti untuk menyelenggarakan kompetisi tersebut.

Meskipun begitu, gadis 20 tahun ini tetap menjamin

bahwa penilaiannya tetap bekerja sama dengan para

ahli terkait pada bidang terkait dengan topik yang

ditulis.

“Semua saya urus sendiri. Tapi untuk juri saya

kasihkan ke yang berkompeten,” ujar gadis yang

mengambil jurusan Hubungan Internasional ini.

Melihat suksesnya event perdana tersebut, ia

berniat menyelenggarakan kompetisi tersebut

secara rutin. Tidak lagi sendiri. Ia akan membuka

peluang bekerja sama dengan penulis lainnya untuk

dapat semakin meningkatkan literasi bagi kaum

milenial di Indonesia.

“Kalau bisa nanti saya rutinkan tiap tiga bulan

sekali dengan menggandeng teman-teman penulis,”

harapnya. (akm/aro)

Sumber : JawaPos.com

https://radarsemarang.jawapos.com/rubrik/sosok/2020/04

/18/ayu-sabrina-gerakan-literasi-melalui-kompetisi/

Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.33 WIB

Banyak Cara Kembangkan Literasi

04 NOVEMBER 2019, 15: 42: 34 WIB |

EDITOR : PERDANA

SOLO – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surakarta

mengklaim gerakan literasi sekolah terimplikasi

dengan sangat baik di beberapa sekolah. Kasi

Kurikulum Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Kota

Surakarta Rita Nirbaya mengatakan, gerakan literasi

dapat diwujudkan dengan berbagai cara. Salah satunya,

membuat kafe literasi sekolah.

"Kafe literasi ini merupakan terobosan yang sangat

bagus untuk memfasilitasi siswa supaya lebih gemar

membaca," ungkapnya dalam launching kafe literasi

SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat,

kemarin.

Ia juga mengapresiasi penerbitan buku karya para

siswa. Dalam hal ini, siswa kelas 6 sekolah setempat

menyusun buku berjudul Menabung Kenangan.

Sebuah buku berisi kenangan dan luapan perasaan

para siswa selama bersekolah.

130

"Kafe literasi ini juga sebagai upaya membangun

kesadaran gemar membaca dan menulis di kalangan

warga sekolah," sambung Ketua Majelis Dikdas dan

Menengah (Dikdasmen) Muhammadiyah Kota

Surakarta, Tridjono.

Launching kafe literasi merupakan puncak bulan

bahasa dan sastra yang diselenggarakan oleh SD

Muhammadiyah PK Kottabarat. Kegiatan tersebut

diikuti oleh 170 siswa kelas 4 dan 5. Selain peresmian

kafe literasi, juga dilakukan launching buku karya

siswa, penilaian lomba majalah dinding, dan pojok

baca kelas.

Usai peresmian kafe literasi, para siswa nampak asyik

membaca-baca buku di kafe tersebut. Para tamu

undangan juga menuliskan testimoni dan pesan kesan

terkait acara puncak bulan bahasa dan sastra ini.

Panitia kegiatan Siti Junaidati mengungkapkan, bahwa

kegiatan bulan bahasa dan sastra diinisiasi oleh tim

klaster guru bahasa Indonesia.

”Momentumnya adalah peringatan hari Sumpah

Pemuda yang kita kemas menjadi kegiatan yang

produktif untuk peningkatan literasi warga sekolah,”

pungkasnya. (aya/nik)

(rs/aya/per/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/11/04/164479/b

anyak-cara-kembangkan-literasi

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.25 WIB

Bedah Buku Pentigraf Dihadiri Siswa

Hingga Pegiat Literasi

29 JULI 2019, 14: 46: 31 WIB | EDITOR : ABDUL

BASRI

SUMENEP – Rumah Literasi Sumenep menggelar

bedah buku cerpen tiga paragraf (pentigraf) berjudul

Tikaman Penuh Senyum karya Lilik Rosida Irmawati.

Kegiatan yang diselenggarakan di Aula Diskominfo

Sumenep itu dihadiri ratusan peserta kemarin (28/7).

Ketua Rumah Literasi Sumenep Lilik Rosida Irmawati

menyampaikan, peserta terdiri atas guru, mahasiswa,

pelajar, komunitas, seniman, dan pegiat literasi. Buku

pentigraf tersebut dibedah bersama Hidayat Raharja

dan Fendi Kaconk.

”Kegiatannya berupa peluncuran dan bedah buku.

Kebetulan buku ini merupakan karya saya sendiri,”

ucapnya.

Buku tersebut menjadi kado ulang tahun di usianya

yang ke-55. Karya tulis yang terdiri atas 55 judul

pentigraf. Buku itu ditulisnya sebagai rekam jejak

berupa karya. Menurut Lilik, pentigraf saat ini sudah

mulai buming. Sejak tiga tahun, dia mulai aktif

menulis pentigraf.

”Pentigraf ini juga sulit-sulit sedap. Selain padat, ada

tantangan tertentu dalam penulisannya. Peluncuran

dan bedah buku ini juga sebagai sosialisasi tentang

pentigraf,” pungkasnya.

(mr/bad/han/bas/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarmadura.jawapos.com/read/2019/07/29/14853

9/bedah-buku-pentigraf-dihadiri-siswa-hingga-pegiat-lite

rasi

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.50 WIB

Berikut Cara Kenalkan Literasi Sejak Dini

Kepada Buah Hati

08 JANUARI 2019, 06: 10: 59 WIB |

EDITOR : DIDIN CAHYA FS

TULUNGAGUNG-Membaca menjadi salah satu cara

untuk membuka wawasan yang mampu memberikan

stimulus pada buah hati untuk berpikir kreatif. Untuk

itu, penting mengenalkan membaca buku pada anak

sejak dini.

Namun, tak sedikit orang tua kerap kesulitan

mengenalkan budaya baca pada anak. Lantas

bagaimana caranya?

Mengenalkan budaya baca pada anak merupakan salah

satu hal penting yang harus diperhatikan orang tua.

Pasalnya, dengan demikian dapat melatih buah hati

untuk dapat berpikir kreatif. Tak hanya itu, dengan

terbiasa membaca, dapat membuka wawasan.

Itulah yang disadari oleh Charisty Fidya Nadiar. Ibu

dua putri ini mengaku sejak usia dua tahun, kedua

buah hatinya, Alesha Rascha Widyarini dan Aulia

Rascha Azkadina, telah dikenalkan dengan cerita

bergambar.

Menurut dia, melalui gambar-gambar, dapat menarik

minat baca anak. “Pertama, bagaimana cara membuat

anak tertarik. Dengan gambar-gambar yang besar dan

berwarna begini, anak jadi tertarik dan ingin tahu,”

jelasnya seraya menunjukkan salah satu buku cerita.

Selain itu, membacakan dongeng juga kerap

dilakukannya. Terlebih ketika sore hari atau pun

malam sebelum tidur. Dongeng mengenai hewan atau

fabel dan putri kerajaan menjadi favorit kedua buah

hatinya. “Kalau Alesha, karena sudah masuk sekolah,

jadi lumayan antusias dan mulai bisa diajak diskusi

cerita. Sedangkan Azka masih saya kenalkan dengan

gambar-gambar,” tandasnya.

Tak hanya dengan buku cerita bergambar, wanita 29

tahun ini juga kerap mengajak kedua buah hatinya

131

mengasah keterampilan melalui mewarna. Selain

dapat melatih imajinasi, juga dapat membangun

kedekatan emosi antara ibu dengan anak.

(rt/did/did/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radartulungagung.jawapos.com/read/2019/01/08/1

12275/berikut-cara-kenalkan-literasi-sejak-dini-kepada-buah-hati

Akses : 05 Maret 2020 Pukul 09.32 WIB

BH. Riyanto, Guru Seni yang Menggeluti

Dunia Literasi

Rampungkan Sehimpun Puisi

Berkarya tidak mengenal usia. Tidak mengenal rupa.

Tidak pula korona. Seperti BH. Riyanto yang

merampungkan buku puisi di masa pandemi.

PRENGKI WIRANANDA, Pamekasan,

RadarMadura.id

KICAUAN burung memecah sunyi Desa Kaduara

Barat, Kecamatan Larangan, kemarin (27/4).

Dedaunan melambai gontai mengikuti arah angin.

Sementara pria bertopi jenis flat cap terlihat sibuk di

gazebo.

Pria itu menimang sejumlah buku. Sesekali dia

membubuhkan tanda tangan di halaman pertama.

Lukisan berdiri tegak di sekitar pria berbaju kotak

dan mengenakan sarung itu.

Pria itu BH. Riyanto. Guru seni dan budaya di

SMAN 1 Pademawu. Ratusan karya lukis lahir dari

tangan dinginnya. Beberapa oretan pena terbit di

harian Jawa Pos Radar Madura (JPRM).

Darah seni mengalir deras di nadinya. BH. Riyanto

tidak puas hanya dengan karya lukis. Dia juga

menggeluti literasi. Lahir sejumlah buku antologi

puasi. Di antaranya, Pesan Pendek dari Tuhan,

Hujan, dan La’ang.

Judul buku terakhir itu sebenarnya ditulis sejak

setahun lalu. Tapi, rampung dan dicetak tahun ini.

Pada masa pandemi. Beberapa judul puisi di

dalamnya cocok dibaca pada masa Ramadan. Salah

satunya puisi berjudul Pulang dan Kampung.

Pria yang biasa disapa Budi itu mengatakan,

berkarya tidak mengenal usia. Tidak mengenal

status pekerjaan, juga tidak mengenal kasta. Siapa

pun yang memiliki keinginan dan semangat pasti

bisa berkarya.

Berkarya tidak ada ruginya. Namanya akan abadi

dan dikenang sepanjang masa. Guru seni dan budaya

itu mengajak seluruh generasi muda memanfaatkan

waktu dengan baik untuk belajar dan berkarya.

”Seperti kata orang bijak terdahulu, jika kamu bukan

anak presiden, tapi ingin dikenang, maka

menulislah. Dengan menulis, namamu akan abadi

dan dikenang sepanjang masa,” kata pria murah

senyum itu.

BH. Riyanto mengaku akan selalu berkarya. Selama

napas masih berembus, dia akan terus menulis dan

melukis. ”Masih ada empat buku puisi, saya akan

terus berkarya,” katanya.

Karya guru seni dan budaya itu mendapat apresiasi

dari banyak penulis. Cerpenis Muna Masyari

mengapresiasi buku La’ang yang baru lahir itu.

Menurut dia, membaca buku puisi tersebut seperti

membuka album foto.

Ada kenangan membingkai potret masa lalu, juga

wajah-wajah Madura. Diksi yang dimuat dalam

buku juga sangat indah. ”Diksi-diksinya mengalir

tenang seperti jatuhnya gerimis,” katanya.

Hidayat Raharja, penyair sekaligus guru biologi

SMAN 1 Sumenep juga mengapresiasi sehimpun

puisi itu. Puisi yang dimuat dalam buku tersebut bisa

menjadi cermin kehidupan sehari-hari. Pilihan

kata-katanya sederhana.

Seperti menu makan harian, ringan namun

memberikan manfaat dalam metabolisme sastra.

Kesederhanaan menyimpan gizi yang memberikan

energi untuk menggerakkan aktivitas kehidupan.

”Puisi sederhana yang bermakna dan cerminan

permasalahan kehidupan yang tak sederhana. Juga

kesederhanaan yang memikul kerendahan hati untuk

memberikan makna yang berarti,” katanya

mengomentari buku La’ang.

Tapi jangan pernah kau bayangkan serupa apa wajah

kakekmu. Kau sebut saja namanya, maka sejukkah

hatimu. Karena wajah keramatnya pun tak pernah

terekam kamera tukang foto masa itu (Pulang, 40).

(mr/luq/bas/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarmadura.jawapos.com/read/2020/04/28/191402/bh-riyanto-guru-seni-yang-menggeluti-dunia-literasi

Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.26 WIB

132

BNI Syariah Tingkatkan Literasi Inklusi

Keuangan Lewat Industri 4.0

7 Maret 2019, 05:05:03 WIB

JawaPos.com – Rendahnya angka literasi dan

inklusi keuangan syariah seakan menjadi paradoks

mengingat Indonesia merupakan negara dengan

populasi muslim terbesar di dunia. IFSI Stability

Report (IFSB 2017) pun menempatkan Indonesia di

posisi ke-10 dalam pangsa pasar Islamic finance di

dunia.

Berdasarkan data survei nasional Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), literasi keuangan syariah hanya

8% atau lebih rendah dibandingkan literasi

keuangan konvensional, yang mencapai 30%.

Sementara untuk inklusi keuangan syariah baru

sebesar 11%, lebih rendah dibandingkan dengan

inklusi keuangan konvensional yang sebesar 68%.

Mengatasi persoalan tersebut, BNI Syariah siap

meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah

melalui industri 4.0. Industri 4.0 ini dicirikan yaitu penggunaan internet of things (IoT), teknologi

awan, dan big data.

“Dengan adanya industri 4.0 dan potensi industri

halal yang masih belum banyak berkembang

diharapkan bisa meningkatkan literasi dan inklusi

industri keuangan syariah,” kata Direktur Utama

BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo melalui

keterangan tertulis kepada JawaPos.com, Kamis

(7/3).

Abdullah memaparkan, ada beberapa layanan

berbasis digital yang sedang dikembangkan BNI Syariah selain e-banking yang telah dimiliki

sebelumnya. Di antaranya uang elektronik, laku pandai, dan Crowd Funding Wakaf Hasanah.

BNI Syariah juga berusaha mempertemukan stakeholder industri halal dan

mendorong wirausahawan melalui Hasanah Spot.

Demikian Abdullah sampaikan saat mengisi kuliah

tamu di auditorium MMA, Departemen Sosial

Ekonomi Pertanian Universitas Gadjah Mada

(UGM), Jogjakarta, Selasa (5/3).

Acara kuliah tamu ini turut dihadiri Rektor UGM

Panut Mulyono, Wakil Rektor Bidang Perencanaan,

Keuangan dan Sistem Informasi UGM Supriyadi,

dan Sekretaris Rektor UGM sekaligus Ketua

Rumah Zakat Infaq dan Shodaqoh (RZIS) Gugup

Kismono.

Selain acara kuliah tamu, BNI Syariah juga

melakukan penyerahan dana CSR berupa beasiswa

kepada mahasiswa UGM sebesar total Rp 50 juta.

Editor : Estu Suryowati

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/ekonomi/finance/07/03/2019/b

ni-syariah-tingkatkan-literasi-inklusi-keuangan-lewat-industri-40/

Akses : 05 Maret 2020 Pukul 09.14 WIB

Bupati Grobogan Terima Penghargaan

Penggerak Literasi Nasional

02 DESEMBER 2019, 10: 00: 33 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

GRBOGAN, Radar Kudus – Bupati Sri Sumarni

mendapatkan penghargaan sebagai tokoh Penggerak

Literasi Nasional tahun 2019 di Balai Pertemuan

Pemprov DKI Jakarta pada Sabtu (301/11).

Penyerahan penghargaan diserahkan langsung oleh

CEO mediaguru, Mohammad Ichsan diwakili

Instruktur Nasional Media Guru, Dra. Yasmi, M.Pd.

Saat penerimaan penghargaan Bupati didampingi

Ketua DPRD Grobogan Agus Siswanto, Kepala Dinas

Pendidikan Kabupaten Grobogan, Amin Hidayat,

Asisten III, Padmo, Kabag Humas Setda Teguh

Harjokusumo.

Selain Kabupaten Grobogan, penghargaan juga

diberikan kepada lima tokoh yang ikut berpartisipasi

dalam pergerakan literasi di Indonesia. Yaitu Bupati

Tanah Datar, Walikota Binjai, Kakanwil Kemenag

Sumbar, dan Kakanwil Kemenag Kabupaten Bintan.

Penghargaan Literasi yang diterima Bupati Sri

Sumarni berawal dari gerakan Literasi di Kabupaten

Grobogan sejak tahun 2016 lalu. Program menjadi

Kabupaten Literasi ini menjadikan Dinas Pendidikan

Grobogan melakukan inisiatif Gerakan Literasi dan

aktif dalam kegiatan literasi dengan memberikan

apresiasi pada penggiat dan pelaku Gerakan Literasi

Sekolah (GLS).

”Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Orang

boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak

menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari

sejarah. Menulis adalah bekerja untuk

keabadian,” kata Sri Sumarni mengutip kata

Pramoedya Ananta Toer.

Bupati menyampaikan, gerakan literasi di Kabupaten

Grobogan juga untuk agar warga masyarakat

Grobogan. Mulai siswa, guru, mahasiswa dan

masyarakat umum untuk aktif membaca dan munulis.

Sehingga dengan literasi bisa membaca masa lampau,

berita terkini dan perkiraan masa depan. Seperti

pepatah Yunani ‘Yang terucap akan hilang, terbang,

yang tertulis akan abadi’.

Mantan ketua DPRD Grobogan mencontohkan seperti

KH As'ad Humam telah wafat 20 tahun lalu. Namun

133

"Buku Iqro Cara Cepat Belajar Membaca Alquran”

sampai saat ini masih dan terus digunakan jutaan anak

untuk belajar membaca Alquran. Begitu juga dengan

Plato, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Sun Tzu, Ir.6 Sukarno,

Hatta, Hamka, Ki Hajar Dewantara.

”Kami tidak pernah ketemu tokoh-tokoh tersebut tapi

kami tahu lewat tulisannya. Mereka semua boleh jadi

telah meninggal puluhan, ratusan, atau ribuan tahun

yang lalu. Namun tulisannya tetap hidup, dibaca,

dikenang dan memberi inspirasi bagi generasi

setelahnya. Yang mereka tulis menjadi abadi.

Untuk memiliki keterampilan menulis yang baik maka

kita memang harus menjadi pembaca yang baik.

Membaca adalah perintah pertama dan Utama dari

Tuhan,” paparnya.

Bupati menegaskan, dengan membaca bisa meperoleh

informasi apapun tetang masa lampau, kondisi terkini

dan prediksi masa depan. Maka gerakan menulis dan

membaca terus digalakkan. Dimana gerakan Literasi

Baca Tulis merupakan fondasi dari Gerakan Literasi.

”Utuk itu saya mencanangkan Grobogan sebagai

Kabupaten Literasi. Mendorong Disdik menjadi

leading sektor implementasi Gerakan Literasi.

Program ini dijalankan dengan cepat oleh Dinas

Pendidikan dengan menyelengarakan Workshop

Literasi. Seperti program Satu Guru Satu Buku

(SAGUSABU) dan Satu Siswa Satu Buku

(SAISABU),” tandasnya.

Program Literasi juga dimaksimalkan dengan

membentuk Satgas Gerakan Literasi Nasional tingkat

Kabupaten. Tujuannya untuk mendorong juga tiap

OPD, termasuk kecamatan dan Desa memiliki Satgas

Literasi. Yakni dengan enam program literasi. Literasi

baca tulis, literasi sains, literasi numerik, literasi

keuangan, literasi digital, literasi budaya dan

kewarganegaraan.

”Enam program saya harapkan bisa

diimplementasikan,” tandasnya.

(ks/mun/mal/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/12/02/168412/

bupati-grobogan-terima-penghargaan-penggerak-literasi-

nasional

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.33 WIB

Cak Imin: Saya Sedih Lihat Hasil Survei

PISA

24 Februari 2018, 16:26:40 WIB

JawaPos.com – Ancaman yang kini mengintai

bangsa Indonesia adalah neo kolonialisme alias

penjajahan baru. Bentuknya berupa aktivitas

ekonomi yang masif dari negara lain.

Bagi mereka, Indonesia dipandang sebagai pasar

semata. Tenaga Kerja Asing (TKA) makin

menjamur dimana-mana.

Jika tak segera diatasi, maka jangan heran lapangan

kerja pribumi bisa diambil alih mereka.

Pernyataan tersebut dilontarkan Ketua Umum Partai

Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin

Iskandar ketika mengisi kuliah umum bertajuk

“Ketenagakerjaan dan Nilai Wawasan Kebangsaan”

di Universitas Riau, Sabtu (24/2).

“Kuncinya adalah kita harus menginvoasi diri.

Meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya

Manusia) yang dimiliki saat ini,” kata dia yang

langsung disambut gemuruh tepuk tangan peserta

yang hadir.

Terkait TKA, Cak Imin menegaskan bahwa ada dua

syarat penting yang harus ditetapkan.

Pertama, apakah mereka bawa uang? Kedua, apakah

mereka ahli?.

“Kalau nggak bawa modal dan skill, pasti ditolak.

Ngapain? Warga kita juga masih banyak yang

menganggur. Pengangguran di tingkat sarjana saja

11,33%,” jelas Inisiator Nusantara Mengaji itu.

“Yang meresahkan itu kan yang ilegal : sudah nggak

bawa uang, nggak punya keahlian pula. Nah, itu

tugas gotong royong aparat imigrasi, polisi dan

warga. Ayo laporkan,” tegas dia.

Cak Imin berpesan agar kualitas tenaga kerja dalam

negeri harus ditingkatkan. Dia lantas menyitir hasil

penelitian dari lembaga riset PISA soal tingkat

kemampuan membaca, sains, dan matematika

anak-anak Indoensia.

“Saya sedih, kita berada di bawah Singapura,

Vietnam, Thailand dan Malaysia. Bahkan jauh

berada di bawah standar OECD (organisasi kerja

sama ekonomi dan pembangunan). Ini problem yang

harus kita solusikan segera,” pungkas mantan

Menakertrans tersebut.

Acara yang digelar di Gedung Pasca Sarjana UNRI

pada Sabtu (24/2) itu dibuka Rektor Unri Aras

Mulyadi. Turut hadir jajaran dekan serta sekitar 500

mahasiswa setempat.

Editor : Imam Solehudin

Reporter : (mam/JPC)

Sumber : JawaPos.com

134

https://www.jawapos.com/features/humaniora/24/02/201

8/cak-imin-saya-sedih-lihat-hasil-survei-pisa/

Akses : 04 Mei 2020 Pukul 11.35 WIB

Cara Mapolsek Pasar Kliwon Budayakan

Literasi Kalangan Anak & Remaja Jadi Tahu Polisi Tak Hanya Tangkap Penjahat

01 MARET 2020, 11: 00: 59 WIB |

EDITOR : PERDANA

Anak-anak semakin gemar membaca buku di kantor

polisi. Ah….mana mungkin? Tempat ini kan terkesan

“angker”. Kerap berurusan dengan penjahat dan kasus

hukum lainnya. Petugasnya juga seram-seram.

A. CHRISTIAN, Solo, Radar Solo

STIGMA tentang kantor polisi seperti tertulis di atas

mungkin masih melekat di sebagian benak masyarakat.

Bisa saja termasuk Anda. Kondisi itulah yang terus

dikikis Polri.

Dibuktikan dengan upaya Mapolsek Pasar Kliwon.

Puluhan anak berseragam Pramuka tak segan datang

ke kantor polisi di kawasan Alun-Alun Utara Keraton

Kasunanan Surakarta ini. Seperti sudah hafal, mereka

langsung menujur ruangan dengan luas sekitar 4 meter

x 6 meter. Satu-satu siswa SD tersebut mengambil

beragam buku yang tertata rapi di dalam rak.

Tiga anggota polisi wanita (polwan) dengan ceria

mendampingi anak-anak membaca aneka buku.

Termasuk Kapolsek Pasar Kliwon AKP Tegar Satrio

Wicaksono. Suasana menjadi lebih hidup ketika para

polwan membuat kuis untuk menguji pengetahuan

anak tentang dunia polisi. Siapa yang bisa menjawab,

akan mendapat hadiah.

Itulah gambaran sederhana aktivitas literasi di

Mapolsek Pasar Kliwon. Polsek setempat menyulap

bekas ruang pusat komando pengendalian (Pukodal)

layaknya perpustakaan. Kemudian memberi nama

fasilitas tersebut ruang semangat membaca anak dan

remaja (Semar).

Tembok ruang dipasang wallpaper bergambar

aktivitas anggota dari setiap fungsi kepolisian. Warna

dominasi biru cerah dipilih agar menarik perhatian

anak. Dilengkapi koleksi aneka buku pelajaran hingga

cerita anak.

Program Ruang Semar tersebut disebut-sebut atas

petunjuk Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko

Amelza Dahniel. "Dulu siapa yang mau (membuat

Ruang Semar), tapi sekarang wajib. Kebetulan di Solo

jadi promoternya. Tujuan kami, pertama membuat

kantor polisi menjadi ramah anak. Kedua ingin

membangun kembali budaya membaca pada

anak-anak," beber Kapolsek Pasar Kliwon Tegar

Satrio Wicaksono.

Display kegiatan anggota dari masing-masing divisi

juga bukan sekadar penghias ruangan. Namun, punya

tujuan agar anak lebih banyak mengenal tugas-tugas

Polri. “Selama ini mereka tahunya polisi tugasnya jaga

jalan sama menangkap penjahat. Tapi kami punya

fungsi beragam, ada polisi air, polisi udara dan

sebagainya," imbuh Kapolsek.

Koleksi buku di Ruang Semar saat ini sekitar 300

eksemplar. Terdiri dari buku pelajaran TK hingga

SMP, serta buku cerita rakyat. Buku-buku berkualitas

tersebut diperoleh dari sumbangan rekan kerja, ada

pula kolektif anggota secara sukarela menyumbang.

Mapolsek Pasar Kliwon masih membuka kesempatan

bagi siapa saja yang ingin berkontribusi melengkapi

koleksi buku.

Sebelum mendampingi anak dan remaja membawa

buku, anggota akan mendapatkan surat perintah

(Sprin). "Jadi selain menjalankan tugas dan fungsi di

masing-masing unit, mereka bertanggung jawab

mengelola tempat ini. Termasuk mendampingi

anak-anak,” tuturnya.

Bagi masyarakat yang ingin memakai Ruang Semar,

dapat menginformasikan ke sentra pelayanan

kepolisian terpadu (SPKT). "Kami siap kapan pun dan

terbuka. Tidak hanya sekolah di sekitar Pasar Kliwon,

dari wilayah lain juga silakan datang," kata Tegar.

Kerja sama yang sudah terjalin bersama sekolah yakni

SD 27 Kauman. Kebetulan lokasi SD tersebut di

depan mapolsek. Setiap jam istirahat, ataupun pulang

sekolah, siswa dibebaskan membaca buku di Ruang

Semar. “Karena ini ruang baca, jadi buku tidak bisa

dibawa pulang," pungkas kapolsek. (*/wa)

(rs/atn/per/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarsolo.jawapos.com/read/2020/03/01/181561/c

ara-mapolsek-pasar-kliwon-budayakan-literasi-kalangan-

anak-remaja

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.27 WIB

Cara Unik Desa Ponggok Ajak Warga

Lestarikan Mata Air lewat Literasi

12 JULI 2019, 07: 10: 59 WIB |

EDITOR : PERDANA

Menjelma menjadi desa wisata populer berkat

keberhasilan mengelola sumber mata air tidak

membuat Desa Ponggok ini berpuas diri. Kini konsep

desa literasi telah digulirkan agar seluruh lapisan

135

masyarakat memiliki pemahaman bagaimana

melestarikan lingkungannya. Seperti apa geliatnya?

ANGGA PURENDA, Klaten

BELASAN anak-anak tampak antusias mendengarkan

cerita dongeng dari Yessy Sinubulan di sebuah gazebo

di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten.

Ekspresi sang mendongeng yang unik dan lucu

membuat anak-anak ini tertawa lepas. Kegiatan ini

merupakan salah satu rangkaian green literacy camp.

Yessy merupakan salah satu pengisi acara yang

digelar beberapa hari atas inisiatif Kepala Desa

Ponggok Junaedi Mulyono ini.

Pendongeng asal Bandung itu mengajak anak-anak

membuat karya kreatif dengan menggunakan kardus

hingga bahan rempah-rempah. Seperti kayu manis,

serai, daun jeruk hingga temulawak ditempelkan di

kerdus dengan ditambah sejumlah gambar.

“Aku ingin mengajak anak-anak untuk menjadi

kesatria bumi. Memang sebelum masuk ke kelas

dongeng harus aku lantik mereka menjadi kesatria

bumi sesuai keinginan masing-masing. Ada yang

hanya mau fokus menjaga air maupun udara agar

bersih. Atau menjadi kesatria untuk fokus menjaga

laut juga bisa,” jelas Yessy saat ditemui Jawa Pos

Radar Solo usai memberikan kelas kepada anak-anak

Desa Ponggok.

Kegiatan yang dilakukan Yessy bersama anak-anak

Desa Ponggok yang masih polos itu dikenal dengan

sebutan scrapbooking. Secara tidak langsung Yessy

ingin menanamkan diri pada anak-anak agar bisa

menjaga kelestarian alam yang dimiliki desanya.

Meskipun masih berusia muda tetapi pemahaman itu

harus diberikan agar kesadarannya tergugah.

“Mereka nanti yang akan menjaga bumi meskipun

mereka masih kecil sekali. Tapi aku ingin

menanamkan kalau yang pegang bumi sekarang itu ya

mereka. Nanti 10 tahun sampai 20 tahun lagi jika tidak

mengubah kebiasaan, mereka tidak akan mendapatkan

sungai bersih, udara yang bersih. Ya harus ditanamkan,

yang menjaga bumi itu aku bukan orang lain,” ungkap

Yessy, pendongeng perempuan berusia 30 tahun ini.

Dia melihat potensi sumber mata air di Desa Ponggok

yang luar biasa sehingga sudah seharusnya para

generasi muda untuk ikut terlibat menjaga

kelestariannya. Yessy membandingkan dirinya harus

membayar Rp 100 ribu per jam di daerah asalnya

untuk bisa berenang. Sedangkan anak-anak Ponggok

justru gratis untuk berenang dengan airnya yang

begitu jernih.

Yessy yang baru kali pertama menginjakkan kaki di

Desa Ponggok cukup senang respon dari anak-anak

untuk ajakan menjaga lingkungan. Meskipun dalam

kesehariannya anak-anak jarang melihat sungai di

Desa Ponggok kotor tetapi malah jernih. Tetapi sudah

memahami apa yang menjadi penyebabnya mengapa

sungai kotor yakni sampah.

“Kemudian saya lanjutkan dengan mendongengkan

anak-anak kisah putri bunga es. Saya ajak untuk lebih

banyak bergerak sehingga tidak terpaku dengan

gadget. Apalagi lewat cerita yang saya bangun itu saya

tanamkan nilai-nilai kebersamaan,” ungkapnya.

Keceriaan anak-anak semakin terlihat ketika Yessy

mengenakan semacam bedak sebagai salah satu

properti dalam mendongeng. Sesekali mereka saling

menimpali bedak yang ada di genggaman tangan.

Keseruan itu juga dirasakan para volunteer yang

datang dari berbagai daerah dalam gelaran acara green

literacy camp.

Melalui dongeng ini, Yessy ingin berpesan kepada

anak-anak Ponggok agar melestarikan lingkungannya

secara bersama-sama. Apalagi jika seluruhnya

dikerjakan secara bergotong-royong maka akan lebih

mudah dalam menjaga potensi alam yang menghidupi

Ponggok selama ini. (*)

(rs/ren/per/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/07/12/145689/c

ara-unik-desa-ponggok-ajak-warga-lestarikan-mata-air-le

wat-literasi

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.56 WIB

Ciput, Pencinta Literasi Menulis Novel

Ber-setting Kediri Bermula dari Cerpen yang Ditolak Media Massa

21 DESEMBER 2019, 13: 12: 42 WIB |

EDITOR : ADI NUGROHO

Ciput baru saja menerbitkan novel pertamanya

September lalu. Pria asal Gurah ini bercita-cita

menghasilkan karya sastra itu dalam beberapa tahun

ke depan. Berkisah tentang cinta dan kehidupan

dengan penokohan asli Kediri.

Sebagai penulis novel, nama Slamet Pujiono belum

sekondang Eka Kurniawan atau Andrea Hirata. Karya

pertamanya berjudul “Sydney Love Story” baru

diterbitkan tiga bulan lalu. Novel tersebut juga tidak

masuk deretan buku best seller.

Namun, kecintaannya pada literasi dan dunia

kepenulisan sastra layak diapresiasi. Sebab, Ciput

–sapaan Slamet Pujiono sejak kecil– berkeinginan

menulis banyak buku novel. Setelah novel pertama,

akan lahir karya-karya sastra fiksi lain dari tangannya.

“Itu impian saya di tahun-tahun mendatang,” ujar pria

yang kini bekerja di sebuah perusahaan swasta di

Jakarta ini.

136

Dalam novelnya, Ciput konsisten menulis tentang

drama kehidupan dan percintaan. Yang menarik, pria

kelahiran Kediri,13 Juni 1976 ini menempatkan tokoh

utama di ceritanya adalah seseorang dari Kediri.

Karena itu, selain sebagian setting tempat, dialog

antartokoh juga mencirikan daerah asal tanah

kelahirannya. “Dari Kediri kemudian merantau ke

kota lain,” ungkapnya ketika ditemui wartawan koran

ini, Kamis kemarin (19/12).

Seperti sedikit tertuang dalam “Sydney Love Story”.

Novel setebal 156 halaman itu bercerita tentang dua

tokoh utama, Noel dan Laura. Keduanya saudara

kandung yang lahir di Malang. “Noel laki-laki dan

Laura perempuan,” ujarnya.

Karena kesulitan hidup orang tuanya, Noel kemudian

diadopsi keluarga dari Kediri. Karenanya, saudara

kandung tersebut terpisah sejak bayi. Dalam novel itu,

Ciput mengisahkan Noel dibesarkan di Desa

Wonorejo, Kecamatan Wates. “Jadi latar tempatnya

saya ceritakan di Malang dan Kediri,” ungkapnya.

Singkat cerita, ketika beranjak dewasa, Noel bertemu

dengan Laura di Sydney, Australia. Keduanya

memadu kasih meskipun sebenarnya masih memiliki

hubungan darah. “Kira-kira seperti itu kisahnya di

novel,” ujarnya.

Kenapa kemudian membuat latar tempat di Sydney?

Rupanya, Ciput ingin memperkuat setting tersebut

sesuai pengalamannya. Ya, pria yang pernah sekolah

di SMA Kristen Petra Kediri ini sempat tinggal di sana

selama kurun waktu 2010-2011. “Waktu itu saya kerja

di Sydney,” kenangnya.

Karena itulah, Ciput tahu persis lokasi-lokasi kota

yang menjadi pusat ekonomi Negeri Kanguru tersebut.

Mulai dari nama jalan, tempat tinggal dan penginapan,

kampus dan beberapa tempat lainnya. Sehingga, dia

tidak merasa kesulitan ketika menggambarkan suasana

Kota Syadney di novelnya.”Itu sangat berbeda ketika

saya tidak pernah tinggal di sana (Sydney),” urainya.

Sebagai penulis pemula, Ciput memang terus belajar

menulis karya sastra. Apalagi sebenarnya, dia tidak

pernah mengenyam pendidikan sastra atau kursus

singkat soal kepenulisan. Bahkan, Ciput tidak

memiliki gelar sarjana. Sempat kuliah di Universitas

Bhayangkara (Ubara) Surabaya, dia memilih keluar

dan bekerja.“Saya hanya hobi saja menulis sejak

sekolah,” kata pria asal Desa Nglumbang, Kecamatan

Gurah ini.

Tentang novelnya, sebenarnya Ciput tidak terpikir

menerbitkan. Padahal, naskahnya sudah rampung

ditulis sejak 2015. Saat itu, dia menulis cerita fiksi

karena memang gemar dengan aktivitas tersebut.

Sebab selain disimpan sendiri, beberapa tulisannya

juga dikirim ke media massa.

Awal cerita novel “Sydney Love Story” bermula pada

2000 silam. Kala itu, saat bekerja di Malang, Ciput

menulis cerpen berjudul “Tomy”. Panjang tulisannya

delapan halaman. “Saya kirim ke beberapa media

massa, tapi ditolak semua,” kata dia seraya mengaku

cerpen itu bukan karya pertamanya.

Karena tidak termuat, dia kemudian menyimpannya di

electronic mail (email)-nya. Dalam sejumlah

kesempatan, Ciput sempatkan membuka dan

membacanya. Setelah itu, seiring berjalannya waktu,

dia banyak menemui pengalaman hidup. Misalnya

putus cinta dan beberapa kisah lainnya. “Saya

akhirnya tertarik untuk melanjutkan kisah “Tomy”,”

terangnya.

Di akhir September 2015, Ciput menulis cerita

sambung cerpen “Tomy’ sampai rampung 152

halaman. Dia membutuhkan waktu sekitar 50 hari

untuk menyelesaikannya menjadi naskah novel.

Tomy sendiri adalah tokoh utama di cerpen. Seorang

pemuda dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan. Dia

memiliki kekasih bernama Laura yang kaya raya.

Demi cintanya kepada sang pacar, Tomy berusaha

mendapat uang dengan menjadi joki balap motor. “Si

Tomy diceritakan meninggal akibat kecelakaan saat

balapan. Cerita itu saya jadikan prolog di novel,”

ujarnya.

Sejak diterbitkan secara indie, novel tersebut dijual

melalui online. Meski demikian, Ciput merasa bangga

karena mampu menghasilkan karya sastra. Saat ini, dia

tengah mempersiapkan novel keduanya. Tokoh

utamanya bernama Alan asal Kediri. “Dia (Alan)

merantau ke Jakarta dan mencari penghidupan di ibu

kota,” pungkasnya.

(rk/baz/die/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkediri.jawapos.com/read/2019/12/21/171282/

ciput-pencinta-literasi-menulis-novel-ber-setting-kediri

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.47 WIB

Dahnil Anzar Simanjuntak, Literasi dan

Kopi

3 September 2019, 17:15:32 WIB

JawaPos.com – Dahnil Anzar Simanjuntak kini

kembali ke hobi lamanya. Setelah waktu dan tenaga

terkuras selama pemilihan presiden lalu, mantan

ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah itu kini

mengembangkan lagi budaya literasi melalui

perpustakaan plus kafe yang didirikannya.

”Saya ingin menumbuhkan minat dan kesadaran

membaca melalui kedai kopi,” terangnya.

Saat ini Dahnil mendirikan dua kafe yang

dipadukan dengan perpustakaan umum.

137

Masing-masing bernama Begawan Kufie and

Public Library di Tangerang, Banten; dan Medan,

Sumatera Utara.

Menurut juru bicara Ketua Umum Partai Gerindra

Prabowo Subianto itu, perpustakaannya berisi

puluhan ribu buku. Berasal dari koleksi pribadi.

Para pengunjung bisa membaca buku yang

diminati.

Ke depan dia mendirikan semakin banyak

perpustakaan plus kafe. Di antaranya, di Batam,

Kepulauan Riau; Binjai, Sumatera Utara; dan

Samarinda, Kalimantan Timur.

Editor : Dhimas Ginanjar

Reporter : lum/c6/ttg

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/sisi-lain/03/09/2019/dahnil-an

zar-simanjuntak-literasi-dan-kopi/

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.14 WIB

Dansatgas Giatkan Literasi Pada

Anak-Anak Usia Dini

25 OKTOBER 2019, 22: 06: 18 WIB |

EDITOR : EBIET A. MUBAROK

CILACAP – Minat baca anak-anak di lokasi

pembangunan, Desa Cilibang, Kecamatan Jeruklegi,

Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, delman difungsikan

sebagai perpustakaan keliling, yang dihadirkan Satgas

TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler

106 Kodim 0703 Cilacap langsung diserbu Siswa dan

siswi SDN 02 Cilibang.

Menurut Dansatgas TMMD, Letkol Infanteri Wahyo

Yuniartoto, SE, M.Tr (Han), mengatakan, perpustkaan

andong ini sebagai upaya unik dan kreatif dari semua

Babinsa 0703 / Cilacap untuk menarik perhatian anak

usia dini dan gemar mambaca.

“Bahwa dalam membangun aspek non fisik TMMD

bidang pendidikan, kami memang melakukan

terobosan sambil membaca dapat memegang kuda

pada siswa-siswi SDN 02 Cilibang,” Ucap Dansatgas

TMMD 106 Kodim Cilacap ini, Jumat (25/10/2019).

Dijelaskannya, kedatangan delman bersama dengan

kusirnya, Suparjo (59), sengaja didatangkannya dari

Desa Sawangan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten

Banyumas, Jateng. Hal ini untuk memacu anak-anak

dalam membaca serta menghilangkan gadget yang

selama ini mereka gunakan.

Lanjutnya, Kegiatan ini merupakan kegiatan non fisik

yang sudah menjadi program TMMD Reguler ke 106

Ta 2019 Kodim Cilacap, dalam menggiatkan literasi.

Dikarenakan pada jaman sekarang ini, minta baca

anak-anak lebih rendah hal ini disebabkan anak-anak

lebih suka bermain medsos dengan menggunakan

Gadget.

“Perpustakaan keliling dengan menggunakan Delman

ini, bertujuan untuk meningkatkan literasi atau

kemampuan baca dan tulis anak-anak setempat.

Diharapkan, anak-anak dapat lebih rajin belajar dan

lebih tanggap saat menerima pelajaran di sekolah,

tidak fokus pada permainan Gadget yang selama ini

merusak mental anak dan membuat anak-anak enggan

membaca,” tutup Wahyo.(pendim Cilacap/Budi).

(bj/*/bet/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2019/10/25/16

2909/dansatgas-giatkan-literasi-pada-anak-anak-usia-dini

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.31 WIB

Demi Buku, Pejuang Literasi Jalan Kaki ke

Monas

24 JULI 2019, 16: 25: 18 WIB |

EDITOR : PERDANA

WONOGIRI – Empat pegiat literasi dari taman baca

masyarakat dan pustaka bergerak tak

tanggung-tanggung dalam memperjuangan pengiriman

buku gratis. Mulai kemarin (23/7) mereka berjalan

kaki dari Wonogiri menuju Jakarta sejauh 578

kilometer.

Rombongan yang terdiri dari Wahyudi, 40, warga

Giriwoyo; Pancoko, 40, warga Wonogiri Kota;

Triyoni (Ryon), 35, warga Wonogiri Kota, dan Agus

Mursidi, 39 warga Rembang diperkirakan tiba di

Monas 15-16 Agustus mendatang. "Start dari

Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri," terang

Wahyudi.

Rute yang diambil yakni melalui jalur utara. Setiap 30

kilometer, rombongan akan berhenti di taman baca di

kota bersangkutan untuk melakukan kegiatan literasi.

Di antaranya berdiskusi, mendongeng, bagi-bagi buku,

dan sebagainya.

“Kita juga melakukan penggalangan dana untuk taman

baca, pustaka bergerak, dan komunitas literasi yang

ada di Wonogiri dengan berjualan kaus,” katanya.

Di Monas, Wahyudi dan rombangan akan bertemu

pegiat literasi dari berbagai daerah di Jakarta dan

sekitarnya untuk membahas free cargo literacy

(pengiriman buku gratis). Hasil diskusi akan

138

diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.

Harapannya free cargo literacy dapat dilanjutkan

untuk mendukung kegiatan membaca masyarakat.

Ditambahkan Wahyudi, banyak taman baca yang

dikelola masyarakat. Mereka terbiasa bertukar buku,

atau jika ada buku berlebih dikirim ke rumah baca

lainnya. “Nah, kami ingin meminta pemerintah

menggratiskan pengiriman buku ini. Dulu sudah

pernah, tapi berhenti,” ujarnya.

Para pegiat literasi, lanjut Wahyudi adalah relawan.

Mereka tidak punya cukup uang untuk mengirim buku

senilai Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta.

"Kalau pengiriman buku mahal, buku nggak bakal

sampai ke pelosok, sehingga anak-anak dipelosok

kurang membaca buku, pengetahuan jadi rendah.

Kami akan meminta presiden untuk menggratiskan

kembali pengiriman buku," tegas dia. (kwl/wa)

(rs/kwl/per/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/07/24/147798/d

emi-buku-pejuang-literasi-jalan-kaki-ke-monas

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.52 WIB

Digitalisasi Ribuan Literasi Sejarah Radya

Pustaka

05 DESEMBER 2019, 13: 51: 48 WIB |

EDITOR : PERDANA

SOLO – Upaya penyelamatan ribuan naskah kuno

peninggalan kolonial dan masa prakemerdekaan

koleksi Museum Radya Pustaka terus dilakukan

pengelola. Salah satunya melalui program digitalisasi.

Kegiatan ini dimulai kemarin (4/12) hingga Sabtu

(7/12). Targetnya, 5.000 lembar halaman naskah kuno

bisa didigitalisasi.

Pemrakarsa kegiatan, Yordan Aqsa dari PT Datascrip

Jakarta menerangkan, kegiatan ini melibatkan

Komunitas Bengkel Arsip Semarang dalam kegiatan

selamatkan informasi arsip penting Republik

Indonesia (Siap RI). Dipilihnya koleksi Museum

Radya Pustaka, mengingat museum ini memiliki

koleksi arsip sejarah sangat beragam dan menunggu

untuk didigitalisasikan. “Koleksi di sini kan beragam,

mulai dari tahun 1800 hingga 1900. Jadi kami bantu

agar proses digitalisasi bisa makin cepat,” jelas dia di

sela kegiatan.

Dalam kegiatan ini pihaknya membawa dua scanner

khusus model terbaru berupa scanner kertas hingga

scanner model kamera. Kedua alat ini difungsilan

sesuai peruntukannya, di mana scanner kertas

dilakukan untuk mendigitalisasi koleksi naskah yang

berbentuk lembaran kertas. Sementara scanner foto

digunakan untuk naskah dalam bentuk buku.

“Sampai Sabtu mendatang minimal 5.000 lembar

sudah terdigitalisasi. Teknis yang sama kami pakai

saat digitalisasi naskah koleksi Museum Pura

Mangkunegaran beberapa waktu lalu,” kata Yordan.

Pengelola manuskrip Museum Radya Pustaka Kurnia

Heniwati menambahkan, adanya kegiatan itu

membantu museum dalam digitalisasi arsip,

mengingat sejauh ini pihak museum baru sebatas pada

digitalisasi manuskip. “Kalau alat di museum ini kan

terbatas, kami baru fokus pada digitalisasi ratusan

manuskirp, sementara untuk naskah lama lainnya

belum,” jelas perempuan yang akrab disapa Nia itu.

Sejauh ini, Museum Radya Pustaka memiliki 10 ribu

koleksi buku dan 300 manuskrip. Oleh sebab itu,

digitalisasi kali ini fokus pada arsip kesejarahan dari

masa kolonial dan prakemerdekaan yang belum

tersentuh digitalisasi.

“Hasil digitalisasi ini berupa data digital. Dan bisa

dimasukkan dalam e-katalog museum sehingga bisa

mempermudah akses data oleh masyarakat. Serta

menjaga keutuhan naskah-naskah lawas yang ada di

museum,” tutur Nia. (ves/bun)

(rs/ves/per/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/12/05/168952/di

gitalisasi-ribuan-literasi-sejarah-radya-pustaka

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.20 WIB

Disdik Kota Jogja Gelar Pameran Literasi

Desember 17, 2019

RADAR JOGJA – Kebiasaan pelajar maupun

masyarakat di Jogja dinilai masih jauh dari harapan.

Meski tak memiliki data pasti, nilainya tidak jauh

dari angka yang dikeluarkan Unesco untuk tingkat

literasi di Indonesia.

Mengutip data Unesco, Wali Kota Jogja, Haryadi

Suyuti (HS) merasa prihatin karena hanya ada satu

orang kebiasaan membaca dari 1.000 orang

penduduk di Indonesia. “Hanya sekitar 0.01 persen

menurut data delapan tahun lalu dari UNESCO

yang memiliki kebiasaan untuk membaca,” kata HS

kegiatan Pameran Literasi di halaman Kantor Dinas

Pendidikan Kota Jogja, Senin (16/12).

HS membandingkan di beberapa negara maju

bahwa angka literasi berada pada angka sekitar

0,42-0,65 persen artinya antara 45-65 dari 1.000

orang itu mempunyai kebiasaan membaca. Namun,

139

di Indonesia rata-rata orang yang membaca dalam

seminggu terdapat 870.000 kata. “Karena kebiasaan

kita adalah mencari referensi dari menonton dan

memegang gadget,” ujarnya.

HS pun mengajak agar budaya literasi menjadi

bagian dari program pemberdayaan masyarakat.

Dia mengusulkan bahwa program pemberdayaan

masyarakat berbasis literasi ini bertema Boso Jowo

Mendulang Aksara Meraih Makna. Berdasarkan

dari tiga bidang sosial, pendidikan, dan kesehatan.

“Jadi program 2020 harus bisa mengawinkan antara

program pemberdayaan masyarakat dengan

program literasi masyarakat,” imbuhnya.

Itu pula yang mendasari Dinas Pendidikan (Disdik)

Kota Jogja menggelar Pameran Literasi yang diikuti

oleh 20 peserta terdiri dari penerbit buku, toko buku,

sekolah, lembaga literasi keuangan, forum Taman

Bacaan Masyarakat (TBM), dan lain-lain.

“Kegiatan ini mudah-mudahan sesuai tujuan kami

bersama membangkitkan semangat anak-anak

untuk literasi, tulis dan membaca,” kata Kepala

Disdik Kota Jogja, Budi Santoso Asrori,

Dalam kesempatan tersebut, juga di-launching tiga

armada motor keliling Puspita yang dikelola oleh

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Jogja.

Armada ini nantinya akan dapat menjangkau 60

titik layanan di tengah masyarakat kota Jogja.

Seperti kampung-kampung, taman bermain, sekolah,

fasilitas umum di wilayah, beberapa instansi

pemerintah seperti puskesmas, kantor kelurahan

dan kecamatan di kota Jogja.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota

Jogja, Wahyu Hendratmoko mengatakan saat ini

armada Puspita yang dimilikinya berjumlah 12

buah yang terdiri dari roda 3 dan roda 4. “Tahun ini

ada penambahan lagi,” kata Wahyu.

Adapun untuk operasional kegiatannya armada

beroperasi dari pagi pukul 08.00-20.00. Sampai

dengan akhir Desember terdapat 285 lokasi yang

sudah disasar. Dengan rata-rata total kunjungan 560

kali setiap bulannya. Pada tahun 2020 mentargetkan

kunjungan sebanyak 334 lokasi. “Hampir

separuhnya adalah pemustaka yang mengunjungi

armada keliling kami,” tambahnya. (cr15/pra)

Sumber : JawaPos.com

https://radarjogja.jawapos.com/2019/12/17/disdik-kota-jo

gja-gelar-pameran-literasi/

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.09 WIB

Disdikpora Galakkan Budaya Literasi

Februari 6, 2020

RADAR JOGJA – Budaya literasi harus tetap

dipertahankan. Inilah yang mendorong Dinas

Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora)

Kabupaten Kulonprogo mengadakan sekolah

literasi bagi para kepala sekolah dan guru.

Kegiatan ini diikuti kepala sekolah dan guru dari

tiga Kecamatan Sentolo, Pengasih, dan Wates.

Kegiatan ini bekerjasama dengan Dompet Duafa.

Panitia pelaksanaan kegiatan Wahyu Widyawati

dari Dompet Dhuafa mengatakan, kegiatan ini

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan performa

sekolah baik guru untuk ditularkan kepada siswa.

Tujuan sekolah literasi ini untuk membentuk

kepribadian kepala sekolah dan guru sebagai

panutan dalam sebuah sistem

pembelajaran.”Mereka akan dimonitoring,” katanya,

kemarin (5/2).

Konsultan relawan sekolah literasi Indonesia Irfa

Ramadhani menambahkan, daya tarik sekolah

literasi bisa dimulai dari kepala sekolah dan guru.

Kemudian disampaikan kepada peserta didik.

Literasi tidak hanya meningkatkan kecapakan bagi

para siswa, namun tetap harus dilakukan secara

komperhensif mulai kepala sekolah dan guru.

“Setelah itu diterapkan kepada para siswanya,”

ucapnya.

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Kenteng Rujito

mengungkapkan, sekolah literasi sangat berguna

untuk mendalami teknis meningkatkan minat baca

bari para siswa harus. Khususnya bagaimana

mengemas sarana dan prasarana penunjang

pembelajaran. “Agar anak-abak tetap gemar

membaca,” ungkapnya. (tom/din)

Sumber : JawaPos.com

https://radarjogja.jawapos.com/2020/02/06/disdikpora-ga

lakkan-budaya-literasi/

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.24 WIB

Disdikpora Kudus Gugah Minat Literasi

Lewat Lomba Perpustakaan

07 MARET 2019, 10: 36: 15 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

KUDUS - Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan

Olahraga (Disdikpora) Kudus menggelar lomba

perpustakaan untuk SD dan SMP. Lomba tersebut

diadakan tiap tahun dan melalui seleksi tingkat

kecamatan lebih dulu.

140

Kepala Disdikpora Kudus Joko Susilo melalui Kasi

Kurikulum Djamin, mengatakan, diadakan lomba

perpustakaan ini, untuk menghidupkan ruang baca

sekolah dan mendorong literasi, baik guru maupun

siswa.

”Kami ingin perpustakaan sekolah tak sekadar

mengoleksi buku yang ditata di rak buku yang sudah

tua. Sampai berdebu karena tidak pernah dibaca.

Adanya lomba ini masing-masing sekolah

mempercantik dan mengubah nuansa ruang

perpustakaan menjadi nyaman, sehingga siswa atau

guru betah berlama-lama membaca di perpustakaan,”

terangnya.

Dia menambahkan, lomba perpustakaan ini diambil

tiga sekolah untuk menjadi juara. Tahun lalu, yang

menjadi juara tingkat SD, SDN 3 Terban sebagai juara

I, juara II diraih SDIT Al Islam, dan juara III didapat

SDN Karangbener.

Sementara itu, juara tingkat SMP, SMP 5 Kudus

meraih juara I, SMP 2 Gebog menggondol juara II,

dan SMP Kanisius menyabet juara III.

Djamin, mengatakan, lomba perpustakaan tahun ini

sudah disosialisasikan. UPT pendidikan

masing-masing kecamatan juga sudah menunjuk

sekolah.

”Ada wancana tahun ini jenjang lomba tidak hanya

sampai tingkat kabupaten, melainkan hingga tingkat

provinsi. Tapi belum ada rapat koordinasi lanjutan.

Dulu pernah saat SD dan SMP masih berada di bawah

naungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah,

lombanya sampai tingkat provinsi. Tapi, setelah

diserahkan ke daerah masing-masing tidak ada lagi,

tapi kami terus melanjutkannya,” ungkapnya.

Kriteria penilaian lomba perpustakaan ini, di

antaranya gedung atau ruang perpustakaan, sarpras,

anggaran perpustakaan, tenaga pengelolaan, koleksi

buku, sumber daya elektronik perpustakaan,

pengolahan bahan pustakaan, layanan dan program

perpustakaan, kerja sama, serta data pendukung.

”Rata-rata sekolah yang mengikuti lomba

perpustakaan mendapatkan dana alokasi khusus (DAK)

berupa buku. Bidang kami juga bisa bersinergi dengan

bidang sarpras untuk bantuan buku,” imbuhnya

(ks/san/lin/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/03/07/123574/

disdikpora-kudus-gugah-minat-literasi-lewat-lomba-perpustakaan

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.45 WIB

Harapan Wali Kota saat Peresmian Gedung Baru BEI Perwakilan DIJ

Dorong Gelar Literasi Pasar Modal ke

Masyarakat

Juli 29, 2019

JOGJA – Pasar modal dinilai sebagai salah satu

wahana investasi yang menjanjikan. Tapi belum

banyak warga Jogjakarta yang memilihnya.

Keberadaan kantor baru Bursa Efek Indonesia (BEI)

Perwakilan DIJ diharapkan bisa menjembataninya.

Sebagai orang yang lama berkecimpung di pasar

modal, Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti paham

betul keuntungan investasi di sana. Sebelum

menjadi Wakil Wali Kota Jogja pada 2006 silam,

dan akhirnya menjadi Wali Kota, HS sempat 16

tahun berkiprah di dunia pasar modal melalui

perusahaan sekuritas.

Menurut HS, ada persamaan kondisi pasar modal

dulu dan sekarang. Yaitu masih banyak masyarakat

yang belum paham tentang investasi di pasar modal.

“Keprihatinanya itu masih kekurangtahuan

masyarakat soal investasi pasar modal, kalau bank

semua tahu,” kata HS disela pembukaan gedung

baru BEI Perwakilan DIJ di Jalan Mangkubumi No

84 pekan lalu,

Karena itu HS berharap BEI bisa memberikan

literasi pasar modal kepada masyarakat di

Jogjakarta. “Kami berharap dengan hadirnya BEI di

Jogjakarta ini bisa memberikan pengetahuan dan

pemahaman kepada masyarakat Jogjakarta tentang

arti pentingnya investasi di pasar modal,” ucap HS.

HS melanjutkan, merupakan sebuah kebanggaan

dan tantangan bagi kami untuk terus meningkatkan

motivasi dalam membangun perekonomian daerah

melalui kehadiran lembaga keuangan yang mampu

menjawab dinamika zaman saat ini.

“Saat ini dinamika serta gaya hidup masyarakat

modern akan kebutuhan jasa keuangan yang

profesional, cepat, dan terpercaya semakin

meningkat,” katanya.

Demikian pula dengan semakin beragamnya produk

jasa keuangan yang ditawarkan. Sangat bermanfaat

guna menjawab ekspektasi masyarakat dalam

mempercayakan pengelolaan dana keuangan.

“Mudah-mudahan dengan gedung baru ini aktivitas

perdagangan yang dijalankan semakin intensif,

mampu menjangkau seluruh kalangan untuk terlibat

aktif dalam perdagangan saham,” tuturnya.

Tapi HS juga berpesan, berdasarkan pengalamanya,

investasi berasal dari kelonggaran keuangan yang

141

dimiliki. Bukan dari hutang. Hal itu pula yang perlu

dipahamkan ke masyarakat. “Jangan hutang untuk berinvestasi, bisa ngelu meneh,” ujarnya disambut

tawa.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK,

Hoesen berharap dengan adanya Gedung milik BEI

sendiri, maka program-program yang dibuat terkait

dengan sosialisasi terhadap masyarakat Jogjakarta

ini bisa lebih intensif. Sehingga masyarakat bisa

mengetahui hal-hal terkait dengan pasar modal

Indonesia.

“Kantor perwakilan ini juga diharapkan bisa

menjadi pusat informasi terkait pasar modal, untuk

pusat kegiatan edukasi perlindungan

investor,”ujarnya.

Kepala Perwakilan BEI DIJ Irfan Noor Riza

menambahkan, jika dilihat total jumlah penduduk

Indonesia, investor pasar modal baru 0,6 persen

atau sebanyak 954 ribu investor pada Mei 2019. Di

DIJ sendiri tercatat ada 40.910. “Tapi itu sudah naik

signifikan, saat kami datang pertama pada 2009

investor baru 900 orang,” ungkap Irfan seraya

menargetkan tahun ini terdapat penambahan 10 ribu

investor baru.

Yang membanggakan, lanjut dia, mayoritas

investor merupakan kalangan milenial. Rentang

usia 20-30 tahun. Untuk menjaring sebanyak

mungkin investor, pihaknya melakukan simplifikasi

pembukaan rekening. “Yang sebelumnya

berminggu-minggu, kini paling lama dua jam dan

dengan modal awal Rp 100 ribu,” tuturnya.

Selain wahana investasi perorangan, pasar modal

juga bisa diperuntukan untuk mencari tambahan

modal perusahaan. Di Jogjakarta, berdasarkan

catatannya, saat ini baru ada tiga perusahaan yang

sudah melakukan listing atau pencatatan saham di

bursa efek. Ketiganya adalah hotel.

Alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM itu menjelaskan, dengan initial public offering (IPO)

atau melepas saham ke pasar modal, perusahaan

akan mendapatkan dana segar dari saham yang

dijual. Dana tersebut yang bisa digunakan untuk

membiayai kegiatan bisnis perusahaan. “Seperti

hotel, kemungkinan mau mengembangkan hotel

atau membangun hotel baru, bisa dapat modal dari

IPO,” tuturnya. (**/pra/fj)

Sumber : JawaPos.com

https://radarjogja.jawapos.com/2019/07/29/dorong-gelar-

literasi-pasar-modal-ke-masyarakat/

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.49 WIB

Dorong Minat Baca dan Literasi, Pemkot

Tambah Taman Bacaan Masyarakat

12 SEPTEMBER 2019, 09: 00: 59 WIB |

EDITOR : ABDUL ROZACK

SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya

terus berupaya meningkatkan kualitas literasi demi

menumbuhkan minat baca masyarakat Surabaya.

Salah satunya dengan menambahkan jumlah Taman

Bacaan Masyarakat (TBM).

epala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip)

Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi mengatakan,

sampai saat ini secara total terdapat 467 TBM di

Surabaya. Sedangkan berdasarkan hasil Musyawarah

Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tahun 2019,

Pemkot Surabaya menambah 66 TBM. "TBM baru ini

terletak di balai RW dan rusun se-Surabaya,"

terangnya di Surabaya, Rabu (12/9).

Penambahan TBM baru ini ditargetkan selesai pada

Oktober mendatang. Musdiq menuturkan, TBM juga

dikembangkan di kantong-kantong pemukiman

masyarakat agar akses literasi lebih mudah dijangkau.

"Sehingga dalam hal ini, masyarakat mempunyai

alternatif sumber bacaan yang lebih bisa

dipertanggungjawabkan dibanding menggunakan

gadget," ujarnya.

Menurutnya, 66 TBM tersebut juga akan diberikan

fasilitas-fasilitas yang sama dengan sebelumnya.

Musdiq juga memastikan, sudah menyiapkan strategi

untuk membangun minat baca, khususnya pada

anak-anak. "Kami siapkan beberapa pelatihan agar

menarik minat baca semua masyarakat termasuk

anak-anak," terangnya.

Seperti menulis, mendongeng, hingga bimbingan

belajar (bimbel). Selain itu, ada juga latihan mewarnai,

menggambar, dan membuat keterampilan yang berasal

dari buku yang dibaca di TBM. "Permainan alat

peraga edukatif juga sudah kami siapkan," imbuhnya.

Pihaknya juga memastikan ke depan, koleksi buku

yang ada di TBM pemukiman warga akan terus

ditambah. Terutama yang dapat menunjang

pengembangan usaha mikro kecil dan menengah

(UMKM), seperti buku-buku motivasi. "Harapan kami,

TBM di wilayah pemukiman ini bisa menjadi tempat

event literasi yang melibatkan masyarakat sekitar.

Misal menjadi tempat bimbingan belajar, belajar

menari, menggambar dan lomba-lomba literasi

lainnya," tuturnya.

Musdiq berharap, selain sebagai tempat membaca dan

meminjam buku, TBM juga diharapkan menjadi

tempat masyarakat untuk belajar, melakukan interaksi

sosial, dan menyalurkan bakatnya. "Kalau warga ada

yang gemar mendongeng, nanti boleh mendongeng di

142

sana, atau menulis hasil tulisannya bisa diletakkan di

TBM itu," imbuhnya. (cin/nur)

(sb/cin/jek/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/09/12/1553

57/dorong-minat-baca-dan-literasi-pemkot-tambah-taman

-bacaan-masyarakat

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 10.07 WIB

Dinas Perpustakaan Daerah Kabupaten

Lamongan

Dorong Pengembangan Literasi Desa

27 MEI 2019, 17: 24: 16 WIB | EDITOR : EBIET A.

MUBAROK

HJL - Dinas Perpustakaan Daerah Kabupaten

Lamongan (Dinperpusda) Lamongan telah melakukan

MoU, serta Naskah Penyerahan Hibah Daerah (NPHD)

kepada Perpustakaan Desa Pelaksana Program

DesaKU Pintar, Selasa (14/5) di Aula Cendekia.

NPHD berupa bahan pustaka/buku bacaan, rak buku ,

dan sarana promosi roll banner kepada 56 desa

pelaksana Program DesaKU Pintar. Kegitaan itu

sebagai dukungan terhadap pengembangan pendidikan

dan literasi perpustakaan desa.

‘’Juga untuk mendorong pelaksanaan kegiatan

Gerakan Lamongan Gemar Membaca,’’ tutur Kepala

Dinperpusda Lamongan, Kandam, S.Pd, M.Pd.

Salah satunya di Kelurahan Tlogoanyar. Berupa

penempatan sudut baca di area taman telaga

Tlogoanyar dengan nuansa sejuk, yang menjadi wisata

baca masyarakat.

Ragam koleksi sudut baca mulai dari cerita anak,

cerita rakyat, parenting, agama, kesehatan, kerajinan

tangan, dan novel. Di sana juga dibarengi kegiatan

senam bersama, serta pelestarian tanaman toga.

‘’Sehingga pengembangan pendidikan dan literasi bisa

terlaksana dengan baik dan berdaya guna bagi

masyarakat,’’ ucap Kandam.

Selain itu, SPS Mawar Kelurahan Tlogoanyar juga

mendayagunakan Sudut Baca Dinperpusda sebagai

area wisata edukasi menggunakan konsep belajar

sambil bermain. ‘’Semoga melalui pengembangan

literasi yang berkelanjutan, mampu menjawab

kebutuhan era globalisasi,’ harapnya.

Kadinperpusda yang telah lama berkecimpung di

dunia pendidikan ini, memberikan penyegaran dan

upgrade dengan perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Sebuah terobosan layanan perpustakaan yang

membuka diri bagi semua lapisan, agar memperoleh

informasi sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga,

merubah paradigma lama perpustakaan hanya

sebagai tempat membaca dan meminjam buku saja,

tetapi sebagai learning center masyarakat.

‘’Dengan semangat Hari Jadi Lamongan ke – 450

melalui perpustakaan berbasis inklusi sosial dapat

merajut persatuan dan kesatuan untuk kejayaan

bangsa,’’ ucapnya.

(bj/*/yan/bet/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2019/05/27/13

9138/dorong-pengembangan-literasi-desa

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.22 WIB

Dosen-Dosen Peduli Pemuda agar Cinta

Literasi dan Kesenian (1) Karena dengan Karya Kita Bisa Melihat Dunia

09 JULI 2019, 15: 26: 29 WIB | EDITOR : ABDUL

BASRI

Tugas manusia tidak hanya menghirup udara, makan,

dan tidur. Manusia harus punya manfaat. Begitu pesan

M. Helmy Prasetya.

DAFIR, Bangkalan

NAMA M. Helmy Prasetya tidak asing dalam dunia

kesenian. Pria yang kini menjadi dosen itu banyak

mendirikan sanggar dan membina kaum muda untuk

berkesenian.

Jawa Pos Radar Madura (JPRM) berkesempatan

menemuinya Kamis malam (4/7). Di sebuah warung

kopi kecil, tepat di depan SDN 1 Kemayoran, kami

ngobrol panjang lebar hingga larut malam.

Meski sudah jadi dosen, Helmy tidak malu berjualan

kopi. Sesekali obrolan kami terhenti karena dia harus

melayani pembeli. ”Kopi satu,” pesan seorang pria

dengan akrab.

”Sebentar ya,” jawab Helmy sembari meracik kopi

pesanan. Segelas kopi dihidangkan kepada pria itu.

Obrolan kami pun berlanjut.

Di warung kopi inilah setiap saat diperbincangkan

berbagai masalah kesenian. Melibatkan siapa saja

yang mau nimbrung. Malam hingga dini hari. Bahkan,

di belakang warung kopi itu digelar ”panggung

terbuka” tempat berproses Komunitas Masyarakat

Lumpur (KML).

”Selain mengajar dan melatih anak-anak di sanggar,

rutinitas saya ya begini (jualan kopi),” ucapnya.

Helmy menyampaikan, tidak sedikit karya yang

dituangkan dalam bentuk buku lahir di tempat

143

ini. ”Karya saya baru ada lima. Itu yang dibuat dalam

bentuk buku,” tuturnya.

Lima karya tersebut berjudul Sepasang Mata Ayu

(2009), Tamasya Celurit Minor (2015), Mendapat

Pelajaran dari Buku (2016), Antropologi Hilang

(2016), dan Luka (2016). Tahun 2016 dia produktif

bikin buku. ”Tahun ini insyaallah ada tiga buku yang

saya garap, masih dalam proses,” katanya.

Helmy menuturkan, selama ini memang banyak orang

bertanya alasan dirinya aktif di dunia seni dan literasi.

Dia mengaku sangat sulit untuk menjawab. ”Sesepuh

saya tidak punya darah seni. Tapi, nggak tahu kenapa

saya sangat cinta dunia literasi dan kesenian,” ujarnya.

Banyak orang memandang sebelah mata terhadap

dunia yang dia pilih. Sebab, dunia kesenian dan sastra

tidak menjamin untuk hidup mapan dan

sejahtera. ”Berkesenian dan menulis buku, tidak ada

jaminan untuk bisa hidup layak,” terangnya.

Dia mengaku dulu sempat minder dan pesimistis

mengajak teman-teman dan generasi muda untuk cinta

literasi dan berkesenian. Namun, ajakan itu tetap

dipaksakan meski banyak menerima pandangan sinis.

Sebab, memang tidak ada jaminan. Tapi, semua itu

dipaksakan agar para pemuda terus berkarya.

Menurut dia, karya itu catatan hidup. Karya itu

menjadi bukti bahwa kita pernah menjalani hidup.

Berkarya itu tidak perlu bagus, tapi konsisten.

”Kita ini lahir tidak semerta-merta menghirup udara,

makan tidur, dan lainnya. Tapi, bagaimana kita punya

manfaat dan arti di tengah-tengah masyarakat,”

paparnya. ”Kebetulan saya menulis buku lewat jalur

kesenian. Karena itu yang bisa saya lakukan,” ujarnya.

Helmy menjelaskan, kalau bicara karya, setiap

manusia punya potensi untuk berkarya. Hanya,

terkadang manusia sendiri yang tidak menyadari

itu. ”Saya ngajak teman-teman, ayolah berkarya

karena itu penting untuk hari tuamu. Memang naif sih,

karena memang tidak ada jaminan untuk hidup

sejahtera,” sebutnya.

Bahkan, kata Helmy, 2004 itu adalah tahun-tahun di

mana dunia literasi dan seni masih tabu. Jangankan di

lingkungan masyarakat, di dunia pendidikan saja,

dunia seni dan sastra terpinggirkan. ”Tapi, saya gerak

saja. Sekarang ini terjawab, di mana sekarang banyak

pihak-pihak menggalang literasi. Termasuk

pemerintah,” ungkapnya.

Dia bercerita, bergelut di dunia kesenian dan sastra

penuh pertentangan. Bukan hanya dari lingkungan

sekitar, melainkan juga keluarga. ”Kala itu saya

menulis puisi. Tiba-tiba mbak kandung saya datang

membuang tulisan saya. ’Buat apa nulis puisi,

berteater. Emang bisa makan? Ayolah cari kerja yang

jelas’,” kata Helmy menirukan ucapan mbak

kandungnya ketika menegur saat itu.

Mendapat pertentangan demikian, Helmy hanya bisa

diam. Namun, semangat untuk menulis puisi dan

berkesenian semakin bergelora. Sekarang terbukti.

Kini dia mendapat amanah jadi dosen. Bahkan,

baru-baru ini Helmy mendapat penghargaan bidang

sastra dari Gunernur Jawa Timur Khofifah Indar

Parawansa. ”Itu karena karya saya,” jelasnya.

Prinsipnya, ketika ingin berkarya dan berkesenian,

jangan setengah-setengah. Harus total. Totalitas itu

dibuktikan sendiri oleh Helmy. Rumahnya menjadi

sekretariat KML .

Bukan sebatas sekretariat dalam arti tempat

administrasi, melainkan tempat berproses anak-anak

muda dalam dunia kesenian dan literasi. KML

menjadi komunitas sastra terbaik versi Balai Bahasa

Jawa Timur 2004.

”Alhamdulillah, dari sekian komunitas dan sanggar

yang kami dirikan, banyak prestasi yang sudah

ditorehkan,” ucapnya. ”Berkaryalah, karena dengan

karya kita bisa melihat dunia,” tandasnya.

Dari KML inilah kemudian banyak melahirkan

seniman. Mereka juga mendirikan sanggar dan dibina.

Hingga saat ini, KML memiliki agenda rutin. Antara

lain, Festival Puisi Bangkalan (FPB), Baca Puisi

Na’-kana’ Bhângkalan (BPNB), dan Manifesto Idiot.

Selain KML, dia membidani kelahiran sejumlah

sanggar atau komunitas seni. Antara lain, Teater Dua,

Teater Ndase, dan Sanggar Musikalisasi Pelangi

SMAN 2 Bangkalan. Kemudian, Teater

Topeng-Topeng SMKN 2 Bangkalan dan Teater Kisah

Cinta SMKN 1 Bangkalan.

(mr/luq/bas/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarmadura.jawapos.com/read/2019/07/09/14524

2/dosen-dosen-peduli-pemuda-agar-cinta-literasi-dan-kesenian-1

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.01 WIB

Dosen-Dosen Peduli Pemuda agar Cinta

Literasi dan Kesenian (2-Habis) Tak Ada Kata Rugi demi Proses Bersama Teman

10 JULI 2019, 14: 27: 16 WIB | EDITOR : ABDUL

BASRI

Selain mengabdi di dunia pendidikan, Alfaizin aktif di

dunia tulis-menulis. Dia juga merupakan pendiri

Pangesto yang sudah banyak menelurkan sastrawan,

jurnalis, dosen, hingga pengasuh lembaga pendidikan.

BADRI STIAWAN, Sumenep

MUSIM kemarau, cuaca malam lebih dingin

dibandingkan musim penghujan. Senin (8/7) pukul

144

20.00, Jawa Pos Radar Madura menuju kediaman

Alfaizin Sanasren. Sedikit menggigil perjalanan

menuju rumahnya di Desa/Kecamatan Batuan,

Sumenep. Namun, sambutan hangat dan suguhan kopi

hitam melancarkan perbincangan kami malam itu. Di

gazebo dekat pintu gerbang rumah Alfaizin.

Dia sosok sederhana. Tapi, dedikasinya luar biasa.

Bukan hanya di dunia pendidikan, melainkan dalam

pendampingan dan pembinaan pemuda melalui dunia

literasi. Dosen di dua perguruan tinggi di Kota Keris

ini merupakan pengarang buku Talken Koneng.

Berisikan puisi-puisi mantra.

Kegemarannya menulis tidak hanya dijalani sendiri.

Melalui wadah yang diberi nama Lembaga Kajian

Seni Budaya (LKSB) Pangesto Net_Think

Community, Alfaizin lebih suka berproses bersama.

Mengajak pemuda aktif menulis dan membaca.

Yang tak biasa, dia mendanai hampir semua

kebutuhan anggota selama berproses. Kontrakan,

makan, komputer, printer, hingga kendaraan, semua

ditanggung. Bahkan, dulu biaya untuk mengakses

internet ke warung internet (warnet) juga ditanggung.

Anggota hanya diminta bersungguh-sungguh

berproses dan berkarya.

Untung secara finansial? Tidak. Rugi, iya. Tapi, bukan

itu tujuan pria kelahiran Sumenep, 1976 itu. Semua itu

dia lakukan karena kesenangan. Senang ketika

berkumpul bersama teman. Senang saat teman

berkarya. Senang setelah teman-temannya bisa survive

dari wadah yang disediakan untuk berproses.

Keluarga juga tidak ada bedanya. Orang tua, istri,

bahkan mertua mendukung Alfaizin. Keluar biaya

banyak bukan persoalan. Jika lama tak ada teman

menyambang, keluarga ikut menanyakan.

Seakan biasa dengan kehadiran anggota komunitas

sekaligus teman berproses. Tradisi kumpul-kumpul

sembari melakukan kajian seni budaya masih sering

dilakukan. Meski tak serutin dahulu. Sebab, anggota

sudah banyak sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Tapi, sekali kumpul, anggota komunitas biasa

membawa istri dan anak untuk ikut nimbrung.

Maklum, banyak yang sudah berkeluarga. Namun, tak

menyurutkan niat silaturahmi dan berbagi cerita.

Sekitar 2006 komunitas tempatnya berbagi itu

didirikan.

”Alhamdulillah keluarga paham betul. Keluarga

senang dengan teman-teman ketika kumpul,” tutur

pria yang pernah mengenyam pendidikan di MI-MA

Nurul Islam, Karang Cempaka, Bluto, itu.

”Saya tidak mengejar kaya,” lanjutnya. Ketenangan

dan kesenangan menjadi dasar untuknya berbagi

dengan pemuda melalui literasi. ”Kalau mikir kaya,

ngapain saya biayai teman-teman untuk berproses,”

sambung Alfaizin.

Lulusan STKIP PGRI Sumenep itu memaparkan,

kontrakan untuk menampung anggota komunitasnya

berpindah-pindah. Pernah di dua kontrakan di Desa

Kolor. Kemudian, pindah ke Desa Pandian di

belakang kantor JPRM Biro Sumenep. Lalu,

bermarkas di gudang sebelah rumahnya di Batuan.

Aktivitas dalam komunitas didominasi dengan

kegiatan membaca dan menulis.

Karya-karya anggota Pangesto banyak yang terbit di

media massa. Sekitar 15 anggota yang bergabung pada

komunitas itu. Kemudian, terus bertambah seiiring

berjalannya waktu.

”Memang tidak perlu banyak. Yang penting serius

berproses. Kalau bersungguh-sungguh, saya biayai

semua. Saya temani mulai dari berproses sampai

berkeluarga,” ucap dosen lulusan pascasarjana

Universitas Islam (Unisma) Malang itu.

Saat ini Alfaizin sudah tidak mengader lagi. Namun,

keinginan mengajak pemuda untuk berproses masih

ada. Tinggal menunggu waktu. Dia selalu gelisah

untuk terus berproses bersama-sama. Apalagi, di

tengah kecenderungan pemuda masa kini yang

serbainstan.

Buku Talken Koneng merupakan satu-satunya karya

pribadi yang diterbitkan. Buku yang terbit 2012 itu

berisi puisi kitab Kelelakian, Rokat Kematian,

Pemisau Sukma, Sihir, dan Mantra Alif. Banyak karya

puisinya yang sengaja tidak dipublikasikan.

Selebihnya, banyak puisi Alfaizin yang masuk dalam

buku antologi bersama.

Masih ada lebih dari 100 puisi lain yang akan

dibukukan. Menulis tetap dilakukan. Terutama soal

tradisi dan kebudayaan Madura. Menurut Al

–demikian dia biasa dipanggil–, Madura punya tradisi

mantra yang kuat.

”Referensi yang saya gunakan berdasarkan

ritual-ritual. Di situ biasanya ada mantra-mantra yang

dibacakan. Itu yang membuat saya tertarik

menjadikannya puisi,” ujar Al.

Bunyi kendaraan dan jangkrik masih menemani

kesunyian malam. Entah sudah berapa kali kopi

dituangkan ke gelas. Perbincangan malam itu masih

berlanjut hingga bunyi-bunyi mesin yang melintas di

jalan aspal perlahan menyepi.

Hingga saat ini, Al mengajar di STKIP PGRI

Sumenep dan STIQNIS Karang Cempaka

Bluto. ”Main-main ke sini. Kita diskusi. Walaupun

sekadar ngopi,” ucapnya mengakhiri pertemuan

malam itu.

Ketua Program Studi (Kaprodi) PGSD STKIP PGRI

Sumenep Em Ridwan merupakan salah seorang yang

pernah berproses di LKSB Pangesto Net_Think

Community. Ridwan mengungkapkan, Al bukan

sekadar teman berproses, melainkan guru sekaligus

menjadi orang tua.

145

Apalagi, Pangesto berjalan secara kekeluargaan.

Bukan organisasi yang kaku. Jangankan kontrakan,

rokok Kak Al sering saya ambil. Saya merindukan

momen itu,” katanya diiringi tawa.

Kini proses itu telah dirasakan semua. Ada yang jadi

wartawan, seperti Kepala Biro JPRM Sampang

Hendriyanto, Pemred JPRM Lukman Hakim AG., dan

penyair Manusia Perahu di Sapeken. ”Ada yang jadi

pengelola lembaga pendidikan, ada juga yang beternak

dan bertani,” tandas Ridwan.

(mr/luq/bas/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarmadura.jawapos.com/read/2019/07/10/14541

5/dosen-dosen-peduli-pemuda-agar-cinta-literasi-dan-kes

enian-2-habis

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.59 WIB

Dua Komunitas Pegiat Literasi Kolektif,

Gugah Minat Baca

21 JUNI 2019, 19: 00: 59 WIB | EDITOR : ANGGI

SEPTIAN ANDIKA PUTRA

Bermula dari beberapa penelitian yang menunjukkan

minat baca Indonesia yang minim, membuat dua

komunitas pegiat literasi yakni komunitas Enggak

Malu Baca Buku (EMBB) dan Literasi Berteman Hati

(LBH) kolektif membeber buku-buku koleksi. Kali ini

dengan harapan banyak orang yang mau membaca

buku. Namun ironis, hanya segelintir orang yang mau

membaca buku karena ada yang menganggap kalau

jualan buku.

Dingin menusuk kulit saat Koran ini hendak memotret

ikon Garuda di Aloon Aloon Trenggalek, Rabu (19/6)

lalu. Di sela-sela memotret, tampak sejumlah anak

muda dengan penampilan rebel duduk melingkar.

Namun di pinggir para pemuda itu ada seratus lebih

buku berjejer di sebelahnya. Ada juga beberapa

pemuda yang terlihat konsentrasi meski terkadang ada

suara berisik knalpot motor.

Koran ini pun mencoba mendekati perkumpulan para

pemuda tersebut. Saat Koran ini menanyakan ada

acara apa, salah satu pemuda berambut ikal dengan

topi warna kremnya menjawab jika sedang

mengadakan acara perpustakaan jalanan (perjal).

Mungkin tak banyak orang mengetahui perjal dengan

konsep-konsepnya. Namun ketika Koran ini

mewawancarai, ternyata perjal ini lahir karena

kegelisahan pemuda-pemuda itu atas minimnya

tingkat minta baca di Indonesia. “Dari referensi yang

pernah saya baca, minat baca di Indonesia hanyalah

0,3 persen,” ungkap Priyo Dwi, pentolan EMBB.

Ternyata anggapan ini pun juga yang menjadi

landasan komunitas LBH lahir. “Tingkat baca

Indonesia begitu miris karena nomor dua dari bawah

atas 73 negara,” sambut Husein mewakili LBH.

Tak ayal, kegelisahan Priyo Dwi dari EMBB dan

Husein dari LBH meneguhkan jalan hidupnya sebagai

relawan di bidang literasi, goal mereka pun akhirnya

terealisasi saat acara perjal malam itu. “Maksud perjal

ini dapat mengubah mindset orang agar membaca

buku itu enggak perlu malu, walau di keramaian,”

ungkap Priyo Dwi.

Pentolan EMBB ini punya pandangan simpel, dia

terinspirasi dari temannya yang pernah melihat

pustakaan keliling dengan menggunakan becak di

Kediri. Dalam ceritanya, suatu ketika ada anak punk

dengan penampilan nyentrik meminjam satu buku di

perpustakaan keliling tersebut.

Namun, anak punk itu malah membawa jauh buku itu

untuk dibaca. Alasannya malu disindir kalau sedang

baca buku. “Dari itu saya tergerak, kenapa membaca

buku itu harus malu?” ungkap mahasiswa jurusan

bahasa Indonesia ini.

Dengan khas retorikanya yang mengalir, Priyo

membeberkan pengalamannya beberapa kali

mengadakan perjal. Selama ini masih banyak

anggapan masyarakat umum terlebih para orang tua

yang melarang anaknya saat mengunjungi perjal.

Mengapa? Karena mereka menganggap perjal

layaknya jualan buku. “Apa mungkin tulisan baca

buku gratis ini kurang gede?” ujarnya.

Tapi juga ada orang yang membuka mata terhadap

perjal ini sehingga ada yang mendonasikan buku

kepada EMBB sebagai tambahan koleksinya. Hal itu

pun menjadi apresiasi sendiri bagi EMBB karena

secuil klimaks sebagai penambah semangat. “Ada juga

yang mau donasi buku,” tegasnya.

Untuk memperluas jaringan pegiat literasi

antarkomunitas yang masih satu aliran perjal, Priyo

dapat info melalui temannya bahwa ada komunitas

literasi lain di Trenggalek dengan konsep yang sama.

Lantas dia pun mencari di Instagram sampai berhasil

menemukan Literasi Berteman Hati (LBH). Ajakan

Priyo mengadakan perjal di Trenggalek pun disambut

baik oleh salah satu pentolan LBH, Husein. “Kami

sepakat kolektif mengadakan perjal ini di

Aloon-Aloon Trenggalek,” ungkap Priyo.

Perjal pun lahir di malam itu ketika dua komunitas

pegiat literasi di tanah air itu bertemu. Cengkerama

mereka lepas di antara mereka yang masih satu visi.

Namun, ada juga beberapa anggota lainnya yang

mempromosikan orang yang melintas untuk

menyempatkan membaca buku. Kadang kalimat

ajakan itu berhasil meski tak lebih dari lima menit

mereka melihat-lihat buku.

Perjal itu cukup lengkap karena EMBB dengan basic

literasi anak menyuguhkan 65 koleksi yang mayoritas

komik. Sedangkan LBH menyuguhkan 40-an buku

146

dengan genre buku berbobot. “Kami juga menerima

barter buku, tebal atau tipis bukan masalah yang

penting saling menerima,” ungkapnya.

(rt/pur/ang/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radartulungagung.jawapos.com/read/2019/06/21/1

42462/dua-komunitas-pegiat-literasi-kolektif-gugah-minat-baca

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.11 WIB

Dukung Enam Literasi Dasar, Jepara

Canangkan Gerakan Indonesia Membaca

23 NOVEMBER 2019, 09: 03: 54 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

JEPARA, Radar Kudus – Upaya untuk membangun

budaya baca masyarakat terus dilakukan. Salah

satunya melalui pencanangan Gerakan Indonesia

Membaca (GIM) yang diselenggarakan di Jepara

baru-baru ini. Dengan pencanangan ini harapanya

dapat mendukung enam literasi dasar.

Selain pencanangan Gerakan Indonesia Membaca

pada waktu yang bersamaan juga dilaksanakan

pelantikan Pengurus Daerah Forum Taman Bacaan

Masyarakat Kabupaten Jepara oleh Disdikpora Jepara.

Ketua Pengurus Daerah Forum Taman Bacaan

Masyarakat Muhammad Hasan mengatakan GIM

sendiri dimaksudkan sebagai upaya membangun

budaya baca masyarakat untuk mendukung

pelaksanaan enam literasi dasar (literasi baca tulis,

literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi

finansial, dan literasi budaya dan kewargaan). GIM ini

diselenggarakan secara lintas sektoral dengan

melibatkan berbagai pihak seperti lembaga/instansi

pemerintah, swasta, organisasi sosial, kemasyarakatan,

keagamaan, kepemudaan, profesi, satuan pendidikan

formal dan nonformal, organisasi mitra PAUD dan

Dikmas.

Selain itu, GIM juga mendorong partisipasi pemangku

kepentingan dan masyarakat untuk berperan serta

dalam meningkatkan jumlah melek huruf. ”Di Jepara,

selain didukung oleh OPD seperti Disdikpora Jepara,

Bappeda Jepara, Diskarpus Jepara, dan Diskominfo

Jepara, GIM melibatkan Forum Taman Baca

Masyarakat (FTBM) yang menaungi 25 komunitas

TBM yang tersebar di seluruh kecamatan di

Kabupaten Jepara, Asosiasi Guru Pegiat Literasi

(AGPL) Kabupaten Jepara, dan Sanggar Kegiatan

Belajar (SKB) Jepara,” tuturnya.

Sementara itu Djayeng Baskoro mengatakan,

berdasarkan penelitian yang dilakukan penelitian Bank

Dunia, anak-anak usia 10 tahun di Indonesia tentang

pemahaman terhadap apa yang mereka baca sangat

rendah. Mereka bisa membaca tapi tida paham

maknanya.

Karena itu, dia menilai, TBM hadir di tengah-tengah

masyarakat. TBM tidak hanya menyediakan buku

bacaan. Tetapi TBM juga menyediakan perangkat

pendidikan bagi masyarakat. ”Jika memaknai TBM

hanya sebuah tempat membaca itu terlalu sempit.

TBM hari ini harus menjadi tempat pembudidayaan

dan perberdayaan masyarakat,” imbuhnya.

(ks/emy/mal/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/11/23/167078/

dukung-enam-literasi-dasar-jepara-canangkan-gerakan-in

donesia-membaca

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.44 WIB

Enam Literasi Dasar dan Implementasinya

dalam GLS

15 OKTOBER 2019, 13: 42: 44 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

SEBAGAI bangsa yang besar Indonesia harus mampu

mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat

kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang

terintegrasi. Mulai dari keluarga, sekolah, sampai

dengan masyarakat. Bangsa dengan budaya literasi

yang tinggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut

untuk berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif,

komunikatif sehingga dapat memenangi persaingan

global.

Penguasaan enam literasi dasar menjadi sangat

penting tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi orang

tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar

tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi,

literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan

literasi budaya dan kewargaan.

Salah satu di antara enam literasi dasar yang perlu kita

kuasai adalah literasi baca-tulis. Membaca dan

menulis merupakan literasi yang dikenal paling awal

dalam sejarah peradaban manusia. Keduanya

tergolong literasi fungsional dan berguna besar dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki kemampuan

baca-tulis, seseorang dapat menjalani hidupnya

dengan kualitas yang lebih baik. Misalnya, ketika

menerima resep obat, dibutuhkan kemampuan untuk

memahami petunjuk pemakaian yang diberikan oleh

dokter. Jika salah, tentu akibatnya bisa fatal.

Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan

untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan

keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan

sehari-hari dan kemampuan untuk menginterpretasi

147

informasi kuantitatif yang terdapat di lingkungan.

Kemampuan ini ditunjukkan dengan kenyamanan

terhadap bilangan dan cakap menggunakan

keterampilan matematika secara praktis untuk

memenuhi tuntutan kehidupan.

Literasi sains merupakan pengetahuan dan kecakapan

ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan,

memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan

fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar

fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran

bagaimana sains dan teknologi membentuk

lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta

kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu

yang terkait sains.

Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan

untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep

dan risiko, keterampilan agar dapat membuat

keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk

meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu

maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam

lingkungan masyarakat.

Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami

dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk

dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses

melalui piranti komputer. Lliterasi digital berakar pada

literasi komputer dan literasi informasi. Literasi digital

lebih banyak dikaitkan dengan keterampilan teknis

mengakses, merangkai, memahami, dan

menyebarluaskan informasi.

Literasi budaya dan kewargaan merupakan

kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap

terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari

suatu budaya dan bangsa. Literasi budaya dan

kewargaan menjadi hal yang penting untuk dikuasai di

abad ke-21 karena Indonesia memiliki beragam suku

bangsa, bahasa, kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan,

dan lapisan sosial. Sebagai bagian dari dunia,

Indonesia turut terlibat dalam kancah perkembangan

dan perubahan global. Oleh karena itu, kemampuan

untuk menerima dan beradaptasi, serta bersikap secara

bijaksana atas keberagaman ini menjadi sesuatu yang

mutlak.

Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, kegiatan literasi

sebagai salah satu kegiatan yang wajib dilaksanakan

guna menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya

membaca untuk menambah ilmu pengetahuan. Untuk

dapat melaksanakan kegiatan literasi di sekolah, perlu

adanya program literasi yang berisi tahapan-tahapan

mulai tahap persiapan sampai pelaksanaan literasi.

Persiapan pelaksanaan kegiatan literasi Kurikulum

2013 dimulai dengan rapat koordinasi oleh Kepala

Sekolah. Kepala Sekolah membentuk tim Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) yang terdiri dari kepala

perpustakaan, wali kelas, dan guru yang ditunjuk.

Semua tim GLS mensosialisasikan kegiatan literasi

kepada siswa. Persiapan sarana dan prasarana untuk

GLS yaitu dengan melengkapi buku-buku bacaan

umum dan literatur pelajaran sekolah.

Pelaksanaan literasi di sekolah dapat dilakukan

melalui pembelajaran mapel tertentu. Siswa diberi

tugas untuk membaca buku pengetahuan apa saja

asalkan bukan yang terlarang. Tugas membaca buku

bisa dilaksanakan di rumah atau di sekolah.

Selanjutnya siswa diberi tugas merangkum apa yang

sudah dibaca. Rangkuman ditulis di kertas folio

minimal 5 paragraf atau seribu kata. Siswa wajib

mengumpulkan rangkuman hasil literasi setiap

pembelajaran akan dimulai. Guru mencatat dan

mengarsipkan rangkuman hasil literasi siswa untuk

penunjang penilaian. (*)

(ks/top/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/10/15/160903/

enam-literasi-dasar-dan-implementasinya-dalam-gls

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 13.42 WIB

Era Industri 4.0, Literasi Digital Syarat

Mutlak Para Pencari Kerja

27 September 2019, 22:17:25 WIB

JawaPos.com – Bagi para pencari kerja, tentu ada

syarat khusus yang harus di penuhi. Di era Revolusi

Industri 4.0 seperti saat ini, literasi digital dan

melek teknologi disebut menjadi syarat mutlak bagi

para pencari kerja.

Dari perspektif penyedia informasi lowongan kerja,

Customer Care Manager JobStreet, Riza

Herlambang mengungkapkan bahwa seiring

perkembangan industri digital di Indonesia, terdapat

peningkatan kebutuhan pencari kerja yang melek

teknologi. Tentunya didominasi oleh perusahaan

rintisan atau start-up.

“Posisi yang semakin spesifik yang dibutuhkan

berbagai perusahaan mengharuskan para pencari

kerja untuk terus meningkatkan kemampuan dan

daya saingnya,” ujar Riza di Jakarta, Jumat (27/9)

malam WIB.

Riza menambahkan, di era Industri 4.0 ini dirinya

yang terbiasa berurusan dengan departemen sumber

daya manusia atau HRD perusahaan-perusahaan

menyebut, hard skill di bidang teknologi sangat

dibutuhkan. “Kami melihat pentingnya peningkatan

hard skill, terutama di berbagai bidang teknologi,

agar pencari kerja dapat beradaptasi dengan

kebutuhan masing-masing perusahaan yang saat ini

banyak melibatkan teknologi,” imbuhnya.

148

Sementara dari sisi soft skill, yang perlu

ditingkatkan adalah bagaimana cara merealisasikan

ide-ide yang inovatif untuk memberikan kontribusi

positif bagi kehidupan masyarakat. “Generasi Z

memiliki keuntungan terlahir sudah akrab dengan

internet dan ekosistemnya. Tapi itu saja nggak

cukup, kompetensinya di bidang teknologi juga

harus seimbang,” tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, permasalahan

literasi digital atau skill di bidang teknologi juga

dirasakan oleh Aruna yang bergerak di bidang

star-tup teknologi perikanan. CEO Aruna Farid

Aslam mengungkapkan bahwa tantangan terbesar

yang dihadapi perusahaannya adalah minimnya

literasi digital bagi para nelayan.

“Banyak nelayan, terutama yang berada di luar

Pulau Jawa, masih menghadapi tantangan, salah

satunya dalam memahami teknologi. Jadi, kami

percaya bahwa SDM yang mumpuni di bidang

teknologi akan membantu meningkatkan literasi

digital para nelayan agar bisa mendapatkan

keuntungan yang lebih baik,” jelas Farid.

Editor : Edy Pramana

Reporter : Rian Alfianto

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/oto-dan-tekno/teknologi/27/09

/2019/era-industri-4-0-literasi-digital-syarat-mutlak-para-

pencari-kerja/

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.48 WIB

Finansialku.com Ajarkan Literasi

Keuangan via Aplikasi

13 JULI 2019, 17: 00: 59 WIB |

EDITOR : PERDANA

SOLO – Literasi keuangan di Indonesia dinilai masih

cukup rendah. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per

April 2019, tingkat literasi keuangan di Jawa Tengah

baru sekitar 33,5 persen. Meningkatkannya,

dihadirkan aplikasi Finansialku.com.

Business Development Executive Finansialku.com

Yoga Rahman Pradipta mengatakan, aplikasi ini

membantu masyarakat dalam mencatat keuangan,

membuat anggaran, merencanakan keuangan,

mengelola, investasi, dan membuat laporan keuangan.

Satu-satunya perusahaan perencanaan keuangan yang

memiliki portal edukasi, serta bisa digunakan untuk

individu maupun keluarga.

”Aplikasi ini tidak hanya untuk mengatur keuangan

saja. Banyak fungsi yang digunakan, sehingga

masyarakat bisa mencapai tujuan keuangannya.

Bahkan di Finansialku.com, nasabah atau pengguna

bisa melakukan live chat dengan konsultan kami,”

jelas Yoga, Kamis (11/7).

Konsultan di Finansialku.com sudah tersertifikasi CFP.

Sehingga permasalahan keuangan apapun bisa

dikonsultasikan. Dan yang paling memberdakan, fitur

live chat tersebut dengan orang. Bukan sistem atau

robot untuk menjawab semua permasalahan keuangan

yang dialami. Yoga percaya, salah satu cara mencapai

kesejahteraan keuangan adalah dengan meningkatkan

financial literacy. Meningkatnya financial literacy,

masyarakat bisa mengelola keuangan mereka sendiri.

Berdampak pada performa kerja yang lebih produktif.

Mengenalkan aplikasi ini, Finansialku.com menggelar

roadshow di berbagai kota, termasuk Kota Solo.

Berlangsung di Solo Bistro, Kamis (11/7). Diikuti 90

peserta. Acara ini menggandeng sejumlah narasumber

untuk memberikan edukasi mengenai tujuan keuangan

dan investasi di era digital.

”Dengan ini kami membantu masyarakat mengelola

keuangan dengan mudah. Di era digital seperti ini, kita

harus semakin terbuka dan butuh kehati-hatian.

Literasi dan edukasi keuangan untuk individu dan

keluarga di Indonesia adalah tujuan kami. Selain

sosialisasi, workshop juga terus kami lakukan,”

bebernya. (rls/gis/fer)

(rs/gis/per/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/07/13/145876/fi

nansialkucom-ajarkan-literasi-keuangan-via-aplikasi

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.55 WIB

Galeri Buku Bengkel Deklamasi, Surga

Literasi Sastra di Jakarta

27 Januari 2019, 14:37:13 WIB

JawaPos.com – Di tengah riuh gemerlap kota

metropolitan, tersimpan “surga kecil” bagi pecinta

literasi sastra. Tepatnya di pojok Gedung Bakti

Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini

Raya, Menteng, Jakarta Pusat.

Toko buku bernama Galeri Buku Bengkel

Deklamasi itu sudah lebih dari 20 tahun berdiri.

Tepatnya pada 1996 silam. Keberadaannya

mewarnai geliat seni, budaya dan sastra di tanah air.

Bengkel Deklamasi itu menyimpan jutaan koleksi

judul buku lawas. Utamanya yang bergenre sastra

dan buku-buku kiri. Buku-buku terbitan karya

pujangga besar tanah air pun tersimpan rapih.

Bukan saja dari dalam negeri, buku langka terbitan

149

luar negeri pun tersedia di Galeri Bengkel

Deklamasi.

Koleksi buku literasi sastra dan seni tersimpan

rapih di Galeri Buku Bengkel Deklamasi Taman

Ismail Marzuki. (Wildan Ibnu Walid/

JawaPos.com)

Pantas saja jika toko buku itu menjadi tempat

tongkrongan bagi seniman, penyair, budayawan,

akademisi hingga aktivis. Mereka bisa dengan

mudah mendapatkan buku-buku langka dalam

bahasa asli, terbitan pertama.

Usut punya usut, Bengkel Deklamasi itu milik Jose

Rizal Manua, sutradara teater yang baru saja

mendapat penghargaan sutradara terbaik dunia,

teater anak dan grup terbaik dalam 15th World

Festival Of Children of Theatre di Jerman 2018

lalu.

Bersama anaknya, R. Ni Soe, Jose Rizal mengelola

Toko Bengkel Deklamasi. Menurut R Ni Soe,

koleksi buku yang disediakan lebih banyak

disediakan bagi pegiat sastra, seni, budaya dan

filsafat.

Karya buku novel, sastra, dan prosa banyak dicari

ketimbang buku-buku populer yang saat ini merajai

di toko-toko buku modern di Jakarta. Di toko buku

ini tidak membatasi pengunjung yang datang untuk

membeli, atau hanya sekedar membaca untuk

bahan-bahan menulis cerita.

“Buku-buku ini spesifikasinya lebih banyak literasi

sastra, seni dan budaya, jadi lebih kepada novel,

prosa dan puisi,” ujarnya kepada JawaPos.com,

Minggu (27/1).

Selain itu, koleksi buku yang disediakan lebih

banyak untuk memenuhi kebutuhan

mahasiswa-mahasiswa Institut Kesenian Jakarta

(IKJ). Kampus yang tak jauh dari kawasan Taman

Ismail Marzuki.

Dari sekian banyak buku, karya-karya WS Rendra,

Taufik Ismail, Chairil Anwar, Pramoedya Ananta

Toer, Sutardjih Calzoum, Soe Hoek Gie, dan buku

Madilog karya Tan Malaka masih paling diminati.

Tak hanya itu, buku-buku kesusastraan lama seperti

Babad Tanah Jawa dan buku tentang era

pendudukan kolonial di Batavia masih banyak

diminati. Tidak saja dari akademisi tanah air,

sarjana luar negeri pun mengagumi koleksi buku di

Bengkel Deklamasi.

Menurut R. Ni Soe, koleksi buku masterpiece di

Galeri Buku Bengkel Deklamasi pun dicari oleh

dosen-dosen dan pecinta buku luar negeri. Pada

umumnya, mereka mengagumi koleksi buku

pengarang aslinya yang masih orisinil dan sulit

dicari.

“Akademisi dari luar negeri banyak juga mencari di

sini. Mereka kagum. Tak jarang kalau mereka

bilang di sini asalah harta karun literasi sastra

dunia,” ujarnya.

Sejumlah nama besar seperti Presiden Puisi

Sutardjih Calzoum Bachri, Profesor Salim Said pun

setia berkunjung ke Galeri Buku Bengkel

Deklamasi untuk mencari literasi sastra untuk

mencari bahan menulis cerita.

“Tokoh penulis dan teater seperti Profesor Salim

Said pun mengakui banyak mencari buku-buku dari

sini. Ada semua di sini,” kata R. Ni Soe.

Editor : Bintang Pradewo

Reporter : Wildan Ibnu Walid

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/jpg-today/27/01/2019/galeri-b

uku-bengkel-deklamasi-surga-literasi-sastra-di-jakarta/

Akses : 05 Maret 2020 Pukul 09.29 WIB

Gebyar Literasi 2020 Jadi Ajang Pamer

Karya Literasi Siswa

22 FEBRUARI 2020, 23: 09: 09 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

GROBOGAN, Radar Kudus – Gebyar Literasi 2020

dibuka di Gedung Wisuda Budaya Purwodadi, Jumat

(14/2) kemarin. Dalam kegiatan itu, dipamerkan

berbagai karya literasi siswa. Mulai dari tingkat

PAUD, SD, hingga SMP.

Kegiatan Gebyar Literasi itu diselenggarakan oleh

Sekolah Integral Yayasan Amanah Hidayatullah

Purwodadi Grobogan. Kegiatan ini dilaksanakan

selama tiga hari mulai 14 sampai 16 Februari 2020.

Gebyar Literasi itu diisi dengan berbagai kegiatan. Di

antaranya pameran sekolah unggulan yang ada di

Purwodadi, bazar buku, pameran karya literasi siswa,

pentas kreativitas literasi, seminar dan talkshow

literasi, serta berbagai lomba literasi.

Hari pertama dilaksanakan lomba tahfiz dan mewarnai

untuk PAUD. Dibuka Korwilcam Pendidikan

Kecamatan Purwodadi Djoko Muljanto. Kemarin juga

diselingi pemberian penghargaan Gernas Baku kepada

orang tua siswa. Sebelumnya, orang tua membacakan

buku yang dilaksanakan di rumah masing-masing.

Setiap orang tua mengirimkan foto ke sekolah dan

dipilih tiga foto terbaik.

150

Kegiatan seminar dan talkshow literasi menghadirkan

beberapa narasumber dari berbagai kota di Indonesia.

Antara lain Dewi Utama Faizah (Satgas Literasi RI,

Jakarta), Dharmasastra (Amind, Tarakan Kaltara),

Nuradi Indra Wijaya (TBM MataAksara, Jogjakarta),

dan Badiatul M Asti (Penulis, Grobogan). Kegiatan

bertema “Generasi Literat untuk Mewujudkan

Grobogan sebagai Kabupaten Literasi” adalah

pelaksanaan yang ketiga kalinya.

Kepala Sekolah Integral Achmad Bashori mengatakan,

bahwa kegiatan ini didedikasikan agar bisa memberi

manfaat lebih ke Masyarakat Grobogan agar lebih

literat. Sehingga dalam kegiatan ini dilaksanakan

gratis tanpa dipungut biaya.

Kepala Dinas Pendidikan Grobogan Amin Hidayat

memberikan apresiasi atas Gebyar Literasi 2020 itu.

Menurutnya even itu sangat mendukung kegiatan

literasi di Kabupaten Grobogan.

”Saya berikan apresiasi kepada Gebyar Literasi ini

karena melibatkan semua elemen sekolah. Mulai dari

siswa, guru, sekolah, dan orang tua,” terang dia.

(ks/mun/lid/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2020/02/22/180538/

gebyar-literasi-2020-jadi-ajang-pamer-karya-literasi-siswa

Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.11 WIB

Gelora Baru Literasi Melalui GPMB

19 DESEMBER 2019, 10: 20: 43 WIB |

EDITOR : ANGGI SEPTIAN ANDIKA PUTRA

KOTA, Radar Trenggalek – Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan (DKP) Trenggalek mengukuhkan

puluhan pengurus gerakan pemasyarakatan minat baca

(GPMB) tahun 2019-2023 di Aula aula Balai Benih

Ikan kemarin pagi (18/12).

Kepala DKP Trenggalek Catur Budi Prasetyo

mengungkapkan, ada 40 orang yang dikukuhkan

menjadi pengurus MGMP, antara lain: ; Muhammad

Zamzuri (ketua), Miftakul Huda (wakil ketua), Triesca

Dewi Mutiara (sekretaris), Ambarwati Kundari (wakil

sekretaris), Elvy Ayu Maharani (bendahara), dan

Widayati (wakil bendahara).

Selain itu, lima seksi juga dikukuhkan, seperti yakni

seksi penelitian dan pengembangan organisasi, seksi

pemasyarakatan minat baca, seksi humas dan kerja

sama eksternal, seksi informasi dan komunikasi, dan

serta seksi sumber daya manusia. "Harapan kami,

GPMB dapat menjadi partner masyarakat untuk

menuju masyarakat berbudaya baca," ujarnya.

Catur mengatakan, perkembangan literasi dari tahun

ke tahun berangsur membaik. Indikasinya, permintaan

kerja sama sekolah tingkat SD, SMA, hingga SMA

semakin banyak. Kerja sama itu dengan melibatkan

DKP untuk peminjaman buku. "Belum ada program

Nadiem Makarim (menteri pendidikan), udah begitu, t.

Tapi kalau sudah, tentu kebutuhan buku-buku pasti

meningkat," katanya.

Di balik itu, Catur menyinggung perkembangan

teknologi elektronik buku atau e-book, dapat

berdampak positif dan negatif. Dampak positifnya,

memudahkan masyarakat membaca buku. Namun,

dampak negatifnya, kredibilitas buku tersebut belum

bisa dipertanggungjawabkan. Belum tentu e-books

tersebut memiliki isi yang dapat membangun menuju

lebih baik atau justru menjerumuskan. "Seperti buku

yang berisi untuk menggelorakan liberalisme,

hedonisme, dan lebih parah ketika mengarah pada

kampanye," jelasnya.

Sementara itu, Ketua GPMB Muhammad Zamzuri

mengatakan, minat baca masyarakat Trenggalek masih

perlu di tingkatkan, bukan berkonotasi minat baca

kurang. Menurut dia, pertumbuhan komunitas literasi

cukup baik. Selain itu, Kemenag dan dinas pendidikan

juga mulai menggalakkan program tentang literasi.

"Hanya perlu dikoordinirdikoordinasi, agar program

minat baca semakin meningkat drastis," kata dia.

Salah satunya dengan adanya organisasi GPMB.

Organisasi itu dapat berdampak positif untuk

mendukung budaya baca. Pasalnya, organisasi ini juga

berjalan untuk mendukung literasi. "Kinerja nya dari

kami. nantinya Nantinya mengembangkan minat baca

di setiap kecamatan dan desa," ujarnya.

Menurut Zamzuri, panggilannya, dalam waktu dekat

GPMB akan memanfaatkan mobil perpustakaan

keliling ke desa-desa yang minim fasilitas

perpustakaan, seperti di sekolah atau desa. Targetnya

sendiri, pengembangan budaya baca nantinya nanti

dapat menyeluruh di Kota Keripik Tempe. "Nanti

kalau mau merapat ke menyeluruh kita kami

jadwalkan. Dari desa A menuju ke desa B. Dari

kecamatan A sampai ke kecamatan B," jelas Samzuri.

(rt/pur/ang/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radartulungagung.jawapos.com/read/2019/12/19/1

70896/gelora-baru-literasi-melalui-gpmb

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.48 WIB

Genjot Literasi, Pemkot Makassar Dan Do

It Beri Edukasi ke Masyarakat

6 November 2018, 12:09:12 WIB

151

JawaPos.com – Data yang telah dirilis oleh Otoritas

Jasa Keuangan pada akhir 2016 menyebutkan

Provinsi Sulawesi Selatan memiliki angka literasi

keuangan yang cukup rendah, berkisar 28,4 persen.

Angka tersebut terbilang masih berada di bawah

angka rata-rata nasional.

Hal ini lah yang melatarbelakangi Pemerintah

Sulawesi Selatan bersama dengan Forum

Komunikasi Industri Jasa Keuanga (FKIJK) untuk

menyelenggarakan Expo Keuangan yang

bertemakan ‘Sinergi Membangun Percepatan Akses

Keuangan’ di Anjungan Pantai Losari pada 20-21

Oktober 2018. Acara ini diikuti oleh lembaga jasa

keuangan, bank, BPR, koperasi dan juga beberapa

perusahaan fintek. Selain itu, sasaran dari acara ini

adalah masyarakat Kota Makassar.

“Harapannya dengan diselenggarakannya acara ini

bisa mengedukasi masyarakat (Makassar) di bidang

keuangan agar tidak tertinggal dengan kemajuan

sistem jasa keuangan,” ujar Wali Kota Makassar

Ramadhan Pomanto dalam keterangannya, Selasa

(6/11).

Expo ini juga diikuti oleh perusahaan fintek yang

bernama Do-It, yang mana perusahaan ini juga

memiliki misi untuk meningkatkan inklusi serta

literasi keuangan di Indonesia. Do-It berpartisipasi

dalam acara ini dengan membuka stan, dan juga

berkesempatan untuk memberikan edukasi

mengenai fintek lending kepada masyarkat

Makassar yang datang ke Expo ini.

Masyarakat Makassar yang datang pada acara

tersebut mengatakan bahwa mereka merasa terbantu

oleh Expo ini, karena pengetahuannya akan Fintek

pun bertambah. Selain dengan membuka stan, Do-it

juga melakukan sosialisai mengenai literasi dan

edukasi keuangan ke BEM FIB Unhas.

Sosialisasi ke institusi pendidikan merupakan salah

satu bentuk nyata Do-It dalam membantu

meningkatkan literasi keuangan di Indonesia, Do-It

juga memberikan arahan agar mahasiswa dapat

mengelola uang dengan baik dan juga tepat guna.

Hal ini dilakukan karena Do-It percaya bahwa di

masa yang akan datang, mahasiswa mampu menjadi

perpanjangan tangan untuk menyebarkan edukasi

finansial ini ke masyarakat luas.

Tidak hanya memberikan edukasi kepada para

mahasiswa, Do-it juga melakukan sosialiasi edukasi

finansial kepada pegawai di Batik Lontara di

Makassar. Pentingnya pemahaman akan literasi

keuangan dan penggunaan aplikasi keuangan yang

tepat menjadi fokus utama dalam sosialisasi ini,

yang mana sasaran utama dari sosialisasi ini adalah

para kaum Ibu yang bekerja di industri batik

tersebut.

Editor : Saugi Riyandi

Reporter : (srs/JPC)

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/ekonomi/finance/06/11/2018/g

enjot-literasi-pemkot-makassar-dan-do-it-beri-edukasi-ke-masyarakat/

Akses : 04 Mei 2020 Pukul 11.14 WIB

Gerakan Literasi Sekolah Tingkatkan

Minat Baca Siswa

Oleh Tasropi

28 April 2020 | 13:11

Oleh : Siti Mardiyah S.Pd

RADARSEMARANG.ID, PESERTA didik yang

duduk di bangku sekolah dasar (SD) merupakan

usia emas, sehingga penting dalam menanamkan

nilai-nilai budi pekerti luhur. Salah satunya dengan

Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Guru memiliki peran penting dalam merangsang

siswa untuk belajar. Dengan demikian, dalam

melaksanakan pembelajaran, guru harus

menggunakan pendekatan yang komprehensif serta

progresif agar bisa memotivasi rasa ingin tahu

peserta didik dan memicu mereka untuk berpikir

kritis. Hal ini sesuai dengan pendapat Anderson

(2001:29) bahwa kegiatan literasi dapat

mengembangkan kemampuan memahami bacaan

dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi,

berpikir kritis, dan mengolah kemampuan

komunikasi secara kreatif.

Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling

penting dalam hidup. Semua proses belajar

didasarkan pada kemampuan membaca. Dengan

kemampuan membaca yang membudaya pada

setiap siswa, maka tingkat keberhasilan di sekolah

maupun dalam kehidupan di masyarakat akan

membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih

baik.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendibud) melalui Peraturan Menteri nomor 23

tahun 2015 meluncurkan GLS untuk menumbuhkan

sikap budi pekerti luhur kepada anak-anak melalui

bahasa. Menyadari akan manfaat dari GLS, penulis

juga menerapkannya di SD Negeri 2 Pegulon

tempat penulis mengajar. Salah satu kegiatan di

dalam gerakan ini adalah siswa melaksanakan

pembiasaan membaca sebelum pelajaran dimulai

selama 15 menit. Materi baca dapat berisi nilai-nilai

152

budi pekerti berupa kearifan lokal, nasional, dan

global yang disampaikan sesuai tahap

perkembangan siswa. GLS ini dilaksanakan untuk

menumbuhkan minat baca siswa serta

meningkatkan keterampilan membaca agar

pengetahuan dapat dikuasai dan menjadi lebih baik.

Pengertian minat baca menurut Lilawati (dalam

Sandjaya, 2005:37) adalah suatu perhatian yang

kuat dan mendalam disertai dengan perasaan

senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat

menggerakkan seseorang untuk membaca dengan

kemauannya sendiri. Sedangkan pengertian

membaca menurut penulis adalah suatu aktivitas

yang dilakukan dengan penuh kesenangan dan

ketekunan guna menemukan makna tulisan dan

mendapatkan informasi dari buku yang dibaca.

Untuk meningkatkan minat baca di SD Negeri 2

Pegulon guru beserta paguyuban wali peserta didik

menyediakan tempat yang nyaman dan menarik

untuk membaca di kelas dengan cara membuat

pojok baca di setiap kelas. Kerjasama yang kompak

antara guru dan paguyuban wali peserta didik

dalam berkreasi menata pojok baca dan

menyediakan berbagai macam buku bacaan sangat

membantu memperlancar proses GLS.

Setiap pagi sebelum pelajaran di mulai peserta

didik sudah terbiasa membaca buku. Mereka

memilih buku yang disukai. Setelah membaca buku,

mereka menulis judul buku dan halaman yang

dibacanya hari itu di kartu kendali literasinya,

sehingga hari berikutnya masih bisa dilanjutkan lagi

sampai selesai. Apabila peserta didik sudah

menyelesaikan satu buku bacaan, mereka

mengambil kertas yang berbentuk daun lalu

menulis namanya dan judul buku yang telah selesai

dibacanya, kemudian ditempel pada pohon literasi

yang ada pada di dinding kelas. Semakin banyak

peserta didik yang menyelesaikan bacaan, semakin

rindang pohon literasi yang ada di kelas tersebut.

Melalui GLS yang menjadi pembiasaan membaca

setiap pagi hari sebelum pelajaran, minat baca

siswa semakin meningkat. Tidak hanya pada pagi

hari, di saat ada waktu luang pun mereka

memanfaatkannya untuk membaca buku. Apalagi

dengan adanya pohon literasi, mereka

berlomba-lomba menyelesaikan bacaan pada buku

yang dibaca untuk bisa menulis namanya pada daun

dan ditempel pada pohon tersebut. Dengan

meningkatnya minat baca, tentu akan memperkaya

pengetahuan peserta didik, sehingga dapat

meningkatkan nilai pengetahuan dan keterampilan.

(pgn2/ida)

Guru SD Negeri 2 Pegulon Kabupaten Kendal

Sumber : JawaPos.com

https://radarsemarang.jawapos.com/rubrik/untukmu-guru

ku/2020/04/28/gerakan-literasi-sekolah-tingkatkan-minat

-baca-siswa/

Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.23 WIB

Gotong Royong Membangun Literasi

Majukan Bangsa Oleh: Zav Hidayatullah*

18 JANUARI 2020, 20: 51: 02 WIB | EDITOR : I

PUTU SUYATRA

SEJAK terbukanya kebebasan informasi dan

teknologi media, pertumbuhan media massa dan

media baru mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Media komunikasi yang telah

bermetamorfosis menjadi media digital berkembang

semakin beragam, lebih gampangnya

direpresentasikan oleh pertumbuhan smartphone dan

sejenisnya.

Dewasa ini penetrasi berbagai jenis media tersebut

telah merambah ke berbagai kalangan dan komunitas

di masyarakat, tanpa membedakan strata sosial dan

ekonomi. Penggunaan media komunikasi smartphone

dan sejenisnya telah bergeser menjadi gaya hidup

masyarakat tertentu. Maka tidak heran jika kehidupan

masyarakat kita saat ini tidak bisa terpisahkan oleh

kehadiran teknologi media komunikasi.

Literasi media hadir sebagai benteng bagi khalayak

agar kritis terhadap isi media, sekaligus menentukan

informasi yang dibutuhkan dari media. Literasi media

diperlukan di tengah kejenuhan informasi, tingginya

terpaan media, dan berbagai permasalahan dalam

informasi tersebut yang mengepung kehidupan kita

sehari-hari.

dalam Simposium Gerakan Literasi Nasional (GLN)

pada 22 Desember 2019 di Madiun, Asdep PAUD

Dikdas dan Dikmas Kemenko PMK, Femmy Eka

Kartika Putri, mengatakan literasi memiliki kontribusi

positif dalam rangka membantu menumbuh

kembangkan kreasi dan inovasi serta meningkatkan

keterampilan serta kecakapan sosial yang sangat

dibutuhkan pada era revolusi industri 4.0. Rendahnya

budaya literasi merupakan masalah yang serius. Maka,

perlu menumbuhkan budaya literasi melalui berbagai

kegiatan Gerakan Literasi sejak usia dini agar

menghasilkan kompetensi literasi.

Masyarakat perlu saling mendukung dalam upaya

literasi, salah satunya dengan mengontrol informasi

atau pesan yang diterima. Literasi media memberikan

panduan tentang bagaimana mengambil kontrol atas

informasi yang disediakan oleh media. Semakin media

literate seseorang, maka semakin mampu orang

tersebut melihat batas antara dunia nyata dengan dunia

yang dikonstruksi oleh media.

153

Orang tersebut juga akan mempunyai peta yang lebih

jelas untuk membantu menentukan arah dalam dunia

media secara lebih baik. Pendeknya, semakin media

literate seseorang, semakin mampu orang tersebut

membangun hidup yang diinginkan dibandingkan

membiarkan media membangun hidup kita

sebagaimana yang media inginkan namun tidak sesuai

dengan karakter yang dimiliki sehingga pada akhirnya

hanya menjadi korban dari perubahan zaman.

Berkembangnya literasi media diberbagai aspek

memberikan efek yang luar biasa dalam penyampaian

pesan kepada khalayak atau masyarakat. Program

Pemerintah perlu didukung dalam mencakup

pemerataan pengetahuan kepada seluruh rakyat

Indonesia. Partisipasi rakyat sangatlah besar

diperlukan dalam mewujudkan program Pemerintah 5

tahun kedepan. Tak hanya yang bersentuhan langsung

dengan program tersebut, namun seluruh aspek dalam

pembangunan manusia seutuhnya guna menuju

kehidupan yang kebih baik.

Atas perkembangan tersebut, Media juga dituttut

perannya dalam pembangunan bangsa melalui

fungsinya yaitu salah satunya ikut mendiseminasi

program Pemerintah melalui literasi media. media

juga mempunyai peranan penting dalam menangkal

berbagai penyebaran berita hoax dan berita berita

negatif lainnya dengan menyuguhkan berbagai

informasi yang mengedukasi serta menyebarkan

semangat persatuan dan kesatuan. Bukan hanya

sekedar kritik dan apalagi malah ikut menyebarkan

informasi yang belum tentu benar dan justru

menimbulkan perpecahan. Di era informasi saat ini

media memiliki peran strategis dalam memajukan

bangsa.

Disisi lain Munculnya warganet juga tak kalah penting

dengan warga yang mendapat literasi secara langsung.

Bahkan, dunia internet dikatakan lebih efektif dalam

penyampaian sebuah informasi dengan tanpa

mengenal waktu dan tempat. Dengan demikian,

sinergitas insan mefia bersama pemerintah melalui

program program literasi sangat ampuh mengedukasi

warganet dalam upaya mendukung kemajuan negeri.

Pemberian hashtag optimis dalam membangun

Indonesia merupakan salah satu yang mudah

dilakukan namun sangat besar pengaruhnya terhadap

psikologi warganet. Terlebih lagi dengan menyertakan

ilustrasi yang mudah ditangkap, menjadikan literasi

media digital jauh lebih ampuh. Oleh karena itu, peran

pemerintah dan insan media serta kesadaran

masyarakat dalam membangun dan meningkatkan

literasi berguna dalam menangkal berbagai isu negatif

dan mampu memajukan Indonesia dengan secara

cerdas ikut berkontribusi mensukseskan Program

Pembangunan Nasional Lima Tahun Kedepan. (*)

*) Penulis adalah Pengamat Politik

(bx/wid/yes/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://baliexpress.jawapos.com/read/2020/01/18/175441/

gotong-royong-membangun-literasi-majukan-bangsa

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.32 WIB

IGI Gresik Giatkan Literasi Online di

Tengah Covid-19

22 April 2020, 10: 13: 00 WIB | editor : Wijayanto

GRESIK - Kebijakan belajar di rumah tidak boleh

membuat aktivitas pengembangan diri terhenti.

Masih banyak cara yang bisa dilakukan untuk

meningkatkan kompetensi meski tanpa tatap muka,

salah satunya memanfaatkan teknologi internet.

Itulah yang dilakukan oleh Ikatan Guru Indonesia

(IGI) Kabupaten Gresik. Berbagai program

pelatihan guru tetap mereka selenggarakan. Namun

kali ini dilakukan secara daring atau online. Bahkan

selama pandemi ini mereka telah menggelar 9

pelatihan berskala nasional. Seperti kemarin Senin

(20/4) mereka menggelar workshop Menulis di

Media dalam rangka program Cahaya Ilmu

Ramadhan.

"Program Cahaya Ilmu Ramadan adalah pelatihan

menulis dan penerbitan opini di media massa.

Alhamdulillah sudah tiga tahun ini berjalan," terang

Sukari, ketua IGI Gresik. "Tapi bedanya kali ini

pelatihan dilakukan melalui telekonferensi

menggunakan Webex," lanjut guru SMA

Muhammadiyah 8 Gresik itu.

Telekonferensi ini diikuti puluhan peserta program

Cahaya Ilmu Ramadan. Mereka mendapatkan materi

seputar penulisan opini di media oleh Ahmad Faizin

Karimi, founder Sekolah Menulis Inspirasi. Pria

yang berprofesi sebagai penulis dan penerbit itu

menekankan soal originalitas dan diferensiasi

tulisan. "Temukan keunikan sudut pandang opini

anda dibandingkan opini orang lain. Hindari ide

mainstream," terangnya dalam Telekonferensi.

Para peserta pelatihan ini selanjutnya harus menulis

opini seputar Ramadan. Hasil karya tulis itu

kemudian akan ditayangkan secara bergantian

selama sebulan penuh di Harian Radar Gresik.

Selain itu juga akan diterbitkan menjadi buku

antologi. "Saya sangat mengapresiasi. Model seperti

ini perlu dilanjutkan," ungkap Kalim Sugiyanti dari

SDN Lidah Kulon 1 Surabaya, salah satu peserta

program.(jar/han)

(sb/jar/jay/JPR)

Sumber : JawaPos.com

154

https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020/04/22/1902

90/igi-gresik-giatkan-literasi-online-di-tengah-covid-19

Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.31 WIB

Investor Saham Belum Merata, Literasi

Pasar Modal Masih Rendah

17 JUNI 2019, 15: 22: 58 WIB |

EDITOR : PERDANA

SOLO – Investor pasar modal untuk wilayah eks

Karesidenan Surakarta dan sekitarnya masih

didominasi di Kota Solo. Seiring dengan masih

rendahnya literasi pasar modal di daerah. Hal ini

diakui Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Surakarta

M. Wira Adibrata.

Wira menjelaskan, pada 2018, dari total investasi

sebesar Rp 42 triliun, Kota Solo meraup Rp 30 triliun.

Sisanya menyebar ke berbagai daerah, seperti Boyolali,

Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, dan

Wonogiri. Dengan rata-rata investasi Rp 3,5 triliun per

bulan.

”Kondisi ini tak jauh berbeda, tahun ini. Berdasarkan

data yang ada, pada Januari 2019, total investasi

mencapi Rp 5 triliun. Porsi di Kota Solo sebesar Rp 4

triliun sendiri,” jelas Wira saat dijumpai Jawa Pos

Radar Solo di ruang kerjanya, Sabtu (15/6).

Ditambahkan Wira, selain Kota Solo, kabupaten yang

investasinya sudah lumayan tinggi, yakni Sukoharjo

sebesar Rp 700 miliar. Disusul Klaten sebesar Rp 200

miliar dan Karanganyar Rp 100 miliar. Kemudian

menyusul Wonogiri, Boyolali, dan Sragen yang masih

di kisaran angka puluhan juta. Kendati demikian, pada

Maret kemarin terjadi penurunan yang cukup

signifikan menjadi Rp 1,8 triliun.

Memasuki April juga turun lagi menjadi Rp 1,4 triliun.

Penyebab penurunan ini karena dua bulan terakhir

mengalami kelesuan investasi. Terimbas kondisi

ekonomi dan beberapa faktor sentimen negatif

lainnya.

Melihat model masyarakat Kota Solo, tujuannya

masih di investasi, bukan sebagai trader. Sehingga

ketika kondisi ekonomi memburuk, tidak mengalami

pengaruh signifikan. Karena jumlah invetasinya

lumayan kecil.

”Untuk menambah geliat pasar modal, kami juga

membuka layanan informasi di KPP (Kantor

Pelayanan Pajak) Pratama Surakarta. Seperti yang kita

tahu, bahwa di sana banyak pelaku usaha besar yang

sering datang. Bisa mempersiapkan diri untuk

melantai ke bursa efek. Dengan begitu mampu

menumbuhkan penetrasi di setiap daerah, juga untuk

meningkatkan investornya,” tandasnya. (gis/fer)

(rs/gis/per/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/06/17/141741/in

vestor-saham-belum-merata-literasi-pasar-modal-masih-r

endah

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.14 WIB

Jalan Sehat Akhiri Gebyar Literasi Sekolah

24 FEBRUARI 2020, 08: 44: 04 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

GROBOGAN, Radar Kudus - Ribuan peserta jalan

sehat literasi dari siswa KB, TK, SD, SMP Integral

didampingi orangtua antusias mengikuti Jalan Sehat

Literasi pada Minggu (16/2). Jalan sehat ini berbeda

dari biasanya, karena peserta membawa atribut

bertema literasi.

Ada murid yang membawa spanduk bertema literasi,

poster literasi, dan setiap anak membawa buku. Hal ini

dilakukan untuk mengajak masyarakat agar suka

membaca buku. Rombongan ini mengajak masyarakat

Car Free Day (CFD) di Jalan R Soeprapto Purwodadi.

Achmad Bashori sebagai penanggung jawab kegiatan

mengatakan, kegiatan ini untuk mengakhiri Gebyar

Literasi yang sudah berlangsung tiga hari ini. ”Jalan

sehat literasi sebagai wujud komitmen sekolah integral

untuk mendukung Grobogan sebagai Kabupaten

literasi,” ujar Bashori yang juga menjadi Kepala SD

Integral ini.

Saat peserta sampai di gedung wisuda budaya setelah

jalan sehat, peserta menikmati sarapan gratis yang

disediakan panitia. Sambil menikmati sarapan, peserta

disuguhi berbagai hiburan antara lain, ada rebana, tari,

dan puncaknya dongeng Islami oleh Kak Erwin Ns

Pambudi. Selain itu juga ada santuan anak yatim piatu

yang diberikan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH).

”Kami juga berikan hadiah jalan literasi ini juga

banyak berupa buku-buku yang berkualitas,”

terangnya.

Gebyar literasi ini digelar mulai 14-16 Februari di

gedung Wisda Budaya Purwodadi. Kegiatan dimulai

dengan pameran dan bazar buku, pameran karya

literasi siswa, pentas kreativitas literasi, seminar dan

talkshow literasi, dan berbagai lomba literasi.

(ks/mun/mal/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2020/02/24/180635/

jalan-sehat-akhiri-gebyar-literasi-sekolah

Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.08 WIB

155

Jelajah Literasi ke-13 di SMK NU Lasem

Kupas Lirik Ya Lal Wathon

05 SEPTEMBER 2019, 10: 23: 45 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

LASEM, Radar Kudus – Jelajah literasi sudah

memasuki edisi ke-13. Kemarin dilaksanakan di SMK

Nahdhatul Ulama (NU) Lasem. Paparan tampak seru.

Pembicara mengajak menyanyi. Lalu diikuti peserta.

Kemudian diajak menulis.

Para siswa duduk lesehan di tengah lapangan.

Menghadap panggung. Ada juga yang bergerombol di

pinggir. Jumlahnya sampai ratusan. Mereka nampak

antusias menyimak materi yang disampaikan. Kadang

diselingi beberapa game dari pembawa acara.

Yusuf Hasyim, pemateri dari Ikatan Guru Indonesia

(IGI) Rembang menyampaikan materi dengan menarik.

Santai, tapi tetap mengandung gairah akan literasi.

Pria yang memakai ikat kepala NU itu mengajak siswa

menyanyikan lagu Ya Lal Wathan. Peserta yang di

tengah, di pinggir, dan guru-guru mengikuti. Suaranya

menggema.

Yusuf mengajak peserta mengupas lirik lagu yang

diciptakan KH Wahab Chasbullah itu. Konteksnya

tentang makna yang terkandung. Peserta diminta

menulis. Lalu dikumpulkan.

”Harapan saya mari buktikan. Bahwa NU bisa menulis.

Implementasikan di kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Dengan ini ia juga berharap, dari SMK NU Lasem ini

bisa lahir para pegiat literasi. ”Saya siap mendampingi.

Bagaimana cara menulis,” tegasnya.

Sri Lestari, Waka Kurikulum SMK NU Lasem

mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya acara ini

merupakan kegiatan positif. Karena sebelumnya

belum ada program seperti ini. Terutama untuk giat

dalam membudayakan literasi. ”Dari kegiatan literasi

ini diharapkan bisa nular ke yang lain,” ujarnya.

Dari pagi sampai siang, peserta mengikuti kegiatan

yang digawangi Rembang ini. Tampak wujud kerja

sama antara Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

(Arpus), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Jawa Pos Radar

Kudus, dan SMK NU Lasem. Di halaman sekolah itu

juga menghadirkan perpustakaan keliling. (vah)

(ks/ali/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/09/05/154196/

jelajah-literasi-ke-13-di-smk-nu-lasem-kupas-lirik-ya-lal-wathon

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 10.17 WIB

Jelajah Literasi Paparkan Tips dan Trik

hingga Baca di Perpus Digital

04 SEPTEMBER 2019, 09: 05: 46 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

PANCUR, Radar Kudus – Jelajah literasi masih

digenjot. Kemarin sudah masuk edisi ke-11. Dari 14

kecamatan. Edisi kemarin, menyambangi SMPN 1

Pancur. Para siswa pun memadati halaman tengah

lapangan. Jumlahnya sampai ratusan. Ada juga

beberapa perwakilan dari sekolah sekitarnya. Ada

paparan tips dan trik. Hingga aplikasi digital.

Dari pagi sampai siang, peserta masih antusias.

Mengikuti kegiatan yang digawangi Dinas Kearsipan

dan Perpustakaan Rembang ini. Tampak wujud kerja

sama. Antara Dinas Arpus dan Ikatan Guru Indonesia

(IGI). Dalam menggerakkan budaya literasi. Menuju

Rembang sebagai Kabupaten Multiliterat.

Tak melulu dengarkan paparan. Acara makin asyik

dihibur band lokal. Juga paparan materi tentang

Perpusseru dari Dinas Arpus. Serta tips and trick

menulis artikel populer oleh IGI Rembang. Saat ini,

rasanya tak lengkap jika belum menyinggung tentang

milenial. Dalam kegiatan ini, peserta juga diberikan

diberikan materi Digital Library.

Sebuah aplikasi milik Dinas Arpus. iRembang

namanya. Yang dapat diunduh dari android. Dari

aplikasi ini, orang dapat membaca buku secara online.

Sehingga diharapkan, kegiatan serupa bisa

dilaksanakan pada tahun depan. Dengan lebih meriah

dan lebih banyak jangkauan. Siswa atau masyarakat

umum.

Kegiatan seperti ini memang ditunggu-tunggu.

Khususnya masyarakat pendidikan. Dalam

mengimplementasi literasi di sekolah. Hal ini

disampaikan kepala SMPN 1 Pancur Erna

Nurmutia ”Sekolah sangat berterima kasih atas

kepercayaan Dinas Arpus. Sebagai tuan rumah Jelajah

Literasi di Kecamatan Pancur,” ujarnya.

Perempuan berjilbab itu berharap, acara ini

dipertahankan dan ditingkatkan. Pada tahun-tahun

mendatang. Terutama konsep acara. Agar gelegar

literasi di masing-masing kecamatan dan sekolah lebih

antusias.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten

Rembang Agus Salim, menyampaikan, jelajah literasi

merupakan upaya membudayakan literasi di Rembang.

Dimulai dari geliat masing-masing Kecamatan dan

Sekolah. ”Jelajah Literasi merupakan satu rangkaian

kegiatan dalam Pekan Literasi Daerah,” ungkapnya.

Ada juga kegiatan penunjang lainnya. Seperti fasilitas

workshop Menulis Satu Guru Satu Buku.

Diperuntukkan 50 guru yang berminat mendalami

dunia kepenulisan. Ada juga fasilitas pelatihan

156

menulis artikel di media massa. Dengan target 50 guru

di Rembang. (vah)

(ks/ali/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/09/04/153964/

jelajah-literasi-paparkan-tips-dan-trik-hingga-baca-di-per

pus-digital

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 10.19 WIB

Jelajah Literasi Sasar MA-SMK Walisongo

Kaliori

17 AGUSTUS 2019, 06: 11: 49 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

KALIORI, Radar Kudus - Jelajah Literasi ke delapan

menyasar ratusan siswa MA dan SMK Walisongo

Kaliori, Rabu (14/8) kemarin. Sejumlah pemateri dan

penampil dihadirkan dalam agenda yang

diselenggarakan oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan

Daerah (Arpusda) Rembang itu.

Antara lain yakni dari Jawa Pos Radar Kudus,

Perpuseru, serta Bank Jateng. Selain itu, sebagaimana

gelaran sebelumnya juga hadir band penghibur Home

Band. Dari para siswa MA Walisongo, juga

menyuguhkan penampilan drama singkat.

Pemateri pertama dari Perpuseru, Kak Aris dan Kak

Sugi. Keduanya, sebagaimana gelaran sebelumnya,

memotivasi para siswa membaca dengan sejumlah tips.

Diharapkan, para siswa pun mempraktekkannya usai

agenda tersebut.

Pengisi acara yang kedua, yakni dari Jawa Pos Radar

Kudus Saiful Anwar. Dalam paparannya, salah satu

cara untuk memotivasi membaca dan bahkan menulis

untuk para siswa yakni dengan mengidolakan atau

melihat tokoh besar yang dihormati dan disegani.

”Teman-teman tahu Mbah Mus atau Gus Mus ya?

Beliau itu tidak lulus MTs, lho. Mengapa bisa jadi

tokoh besar? Karena beliau rajin membaca dan

menulis,” terangnya.

Selain mencontohkan tokoh yang kebetulan juga

berulangtahun pada Agustus tersebut, Saiful juga

menyebut masih banyak tokoh yang mampu menjadi

tokoh nasional kendati pendidikan formalnya tak

sebaik sebagaimana umumnya. Contohnya, yakni Susi

Pujiastuti, Gus Dur, dan masih banyak yang lain.

Jelajah Literasi memang telah mencapai delapan

sekolah di delapan kecamatan berbeda di Kabupaten

Rembang. Jelajah Literasi akan digelar di SMAN 1

Rembang dan berlanjut ke lima sekolah lainnya di

lima kecamatan.

(ks/ful/ali/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/17/151280/

jelajah-literasi-sasar-ma-smk-walisongo-kaliori

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.22 WIB

Kampung Baca Bukik Ase, Merawat

Literasi Minangkabau

20 Maret 2019, 17:14:58 WIB

Laporan: Riki Chandra, Sumbar

Pagi itu, Minggu, pekan terakhir di bulan Februari,

Habib berlarian pulang ke rumah. Dia disuruh ayah

menjemput dua abangnya, Hamid, 8, dan Hanif, 10,

yang tengah asyik bermain dengan kawan sebaya

tak jauh dari kompleks perumahan mereka.

Anak-belajar di pondok atap rumbia Kampung

Baca Bukik Ase (Riki Chandra/JawaPos.com)

Namanya hari libur, bocah 5 tahun itu tampak

bersungut-sungut menaati perintah ayah. Apalagi,

dia harus berjalan kaki menjemput dan menyuruh

kedua kakaknya pulang. “Mau kemana yah? Nggak

lama kan?,” tanyanya kepada ayah dengan dahi

mengernyit.

Sepertinya, murid TK Fadillah Amal Sungai Sapih,

Kota Padang itu sudah punya agenda bermain

dengan kawan sejawat. Berat rasanya Habib

menerima ajakan ayah di hari libur untuk

mengunjungi kampung baca yang berjarak sekitar 3

kilometer dari kediamannya.

Akhirnya, tiga bocah itu pun berboncengan sepeda

motor ayahnya menuju Kelurahan Gunung Sariak,

Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat

(Sumbar).

Meski pendatang baru, Habib, Hamid dan Hanif tak

ragu melenggang masuk pondokan Bukik Ase

setelah seorang guru menyuruhnya masuk sesaat

turun dari sepeda motor ayah.

Ketiga bocah itu pun bergabung dan turut khidmat

membaca buku bersama puluhan anak lainnya yang

sibuk dengan agenda berkelompok. Lucunya,

setelah dua jam di Bukik Ase, giliran bocah-bocah

itu yang enggan beranjak saat ayahnya mengajak

pulang.

“Nanti ke sini lagi. Ayah harus pulang. Ada

gotongroyong musala,” kata ayahnya, Taufik

memberikan pengertian.

157

Kampung Baca Bukik Ase cukup jauh dari riuh

Kota Padang. Paling tidak, sekitar 3 kilometer dari

Bypass Padang. Letaknya di lereng Bukit Ase,

Macang Gadang, Kelurahan Gunung Sariak,

Kecamatan Kuranji. Lerengnya diapit gunung

Sariak dan Bukit Lantiak. Ada pula Surau “Rumah

Gadang” yang menjadi gerbang masuk menuju area

belajar Bukik Ase. Sejuk pastinya.

Area belajar tidak terlalu luas. Ada dua pondok

belajar yang keduanya beratap rumbia dengan tiang

dari bambu. Satu pondok bernama ‘munggu kaciak’

dan satunya lagi disematkan nama ‘alun parindu’.

Di sini, belajar dimulai pukul 09.00 WIB setiap hari

Minggu. Semua anak-anak dibebaskan datang.

Mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA.

Syaratnya cuma satu, mau belajar segala sesuatu

budaya Minangkabau.

Di Kampung Baca ini, tidak diperbolehkan

memanggil abang atau kakak kepada yang lebih

besar. Siswa SD harus memanggil uda kepada

siswa lelaki SMP dan uni untuk perempuan. Begitu

seterusnya.

“Yang besar dipanggil uda (laki-laki) dan uni

(perempuan). Gaya bercakapnya memang harus

dengan bahasa Minang,” kata salah seorang

relawan Kampung Baca Bukik Ase, Yuri Gita Putri

pada JawaPos.com.

Gadis 22 tahun itu adalah satu dari 7 relawan yang

masih menyandang status mahasiswa. Mereka tak

digaji sepeser pun demi berbagi ilmu untuk

generasi. “Saya tau ini dulu dari medsos. Katanya

ada lowongan jadi relawan. Saya daftar dan

diterima. Nggak kenal sama sekali dengan

pengelola ini awalnya,” kata Yuri yang pernah juga

mengabdi di panti asuhan sebelumnya.

Menurut Yuri, tantangan mengajar di Kampung

Baca ini terletak pada tingkatan pendidikan. Sebab,

tidak ada batasan sekolah untuk belajar di rumah

literasi itu. SD, SMP dan SMA, semua disejajarkan.

“Agak sulit menyeimbangi saja mungkin. Tapi itu

bukan kendala sih,” bebernya.

Yuri sendiri melatih anak-anak belajar bahasa

Inggris. Menurutnya, mayoritas sekolah dasar di

sekitar Bukik Ase tidak mengajarkan siswa-siswi

berbahasa Inggris. “Agak sulit juga. Tapi kami coba

terus mengajarkan bahasa Inggris,” kata mahasiswi

semester akhir jurusan Agri Bisnis Universitas

Andalas itu.

Kampung Baca ini juga wadah berlatih randai

(teater asli Minangkabau), silek tradisi, tari-tarian

Minangkabau. Pagi hari, anak-anak belajar bahasa

inggris. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan

mendongeng. Lalu, latihan menari, silek dan randai

dengan guru-guru yang mumpuni di bidangnya.

“Usai salat dzuhur, kami juga bantu siswa yang

memiliki tugas sekolah,” katanya.

Guru Silek Kampung Baca Bukik Ase, Zulhelman

Pandeka Dirajo mengatakan, semua anak-anak

dibebaskan untuk bergabung di Bukik Ase tanpa

kecuali. Sebab, tujuan Kampung Baca dilahirkan

memang untuk melestarikan dan mewariskan

budaya pada generasi Minang selanjutnya.

“Bagaimana silek tidak hilang, randai tidak lenyap,

itulah tujuan kami menghadirkan ini,” kata Zul

yang karib disapa Pandeka.

Pandeka sendiri merupakan salah satu penggagas

lahirnya Kampung Baca Bukik Ase. Dia tidak

sekadar bergala pandeka (pendekar), namun juga

memegang tampuk jabatan tuo tapian (orang yang

dituakan di sasaran silat). Serta kapalo rang mudo

(mengantar nikah kemenakan) dalam kaum Jambak

di Kenagarian Pauh Sembilan.

Di sini, lanjut Pandeka, sudah berdiri sasaran silek

sejak zaman Belanda. Sedangkan Pandeka sudah

angkatan ke empat menerima amanah sebagai tuo

silek. Dengan lahirnya Kampung Baca, dia

meyakini, tradisi silek akan terus terlestarikan.

Apalagi, selain silek, anak-anak di Bukik Ase juga

dilatih randai dan kesenian Minangkabau lainnya.

“Sekarang sudah rutin sekitar 50 orang anak ke sini

setiap Minggu. Namanya baru, tentu

berangsur-angsur,” katanya.

Investasi Budaya

Mengusir kejenuhan usai belajar silek, randai dan

tari, sekali dalam sebulan, anak-anak di Kampung

Baca Bukik Ase juga disajikan rekreasi mandi ke

sungai. Kampung ini juga menggiatkan belajar

petatah-petitih adat.

“Pesertanya campur. Tapi diutamakan yang sudah

dewasa. Ini latihannya malam,” katanya.

Geliat Kampung Baca Bukik Ase memang baru

tampak lima bulan terakhir. Namun, gagasan dan

upaya menjadikannya taman baca sudah dimulai

sejak tahun 2017 silam. Saat itu, areal Bukik Ase

yang kini sejuk di bawah rumpun bambu masih

berbalut semak-belukar alias rimba.

Berangsur satu persatu-satu. Mulai dari pendataran

lokasi, membuat tempat berjenjang. Ada sasaran

silek, lingkaran randai yang semuanya masih

beralas tanah. Nyaris semula tak satupun ada di

158

sana, kecuali hanya Surau Rumah Gadang yang

juga belum sempurna.

“Sengaja kami bangun dekat surau. Minangkabau

identik dengan surau dan silek. Jadi, habis belajar,

anak-anak salat dan pulang. Begitu konsepnya

berjalan seterusnya nanti,” kata Pandeka.

Lelaki 43 tahun itu mengatakan, dengan semangat

dan kebersamaan, mulailah satu persatu dilengkapi.

Bahkan, surau yang dibangun tahun 2014 itu juga

telah dilengkapi perpustakaan. Ini tidak terlepas

dari peran para inisiator yang melahirkan Kampung

Baca Bukik Ase.

Awalnya, terang Pandeka, sangat sulit

menghadirkan anak-anak ke kampung baca ini.

Bahkan, hanya 10 orang dan itu pun dijemput ke

rumah masing-masing. Hal ini dipicu SDM

masyarakat sekitar yang masih terkategori rendah.

Sehingga takut dan curiga terhadap sebuah

pembaruan.

“Tantangan terberat pertama, ya meyakinkan

orangtua anak-anak, kalau tempat akan

mendatangkan banyak manfaat. Jadi, daripada

anaknya main ke sana-sini di hari libur, alangkah

baiknya belajar budaya di Kampung Baca,” sebut

ayah 3 orang anak itu.

Pandeka tidak menampik, meski berada di pusat

Provinsi, masyarakat di kawasan Bukik Ase masih

tergolong rendah SDM. Sehingga, sulit menerima

datangnya sebuah kemajuan. “Yang orang tuanya

sudah berfikir maju, diantarkan anaknya ke sini.

Yang belum, kami rangkul pelan-pelan.

Alhamdulillah, kini sudah lebih 50 anak belajar di

sini,” bebernya.

Senada dengan itu, Suardi Dt Rajo Basa

mengatakan, tujuan hadirnya wadah pelestarian

budaya ini adalah untuk menjaga identitas

Minangkabau. Jangan sampai budaya yang dimiliki

hari ini, lenyap di masa mendatang. “Jalan agar

budaya tetap terjaga tentu diwariskan. Konsep ini

sudah saya miliki jauh sebelum pensiun,” kata Dt

Rajo Basa.

Untuk melegalkan administrasi, Dt Rajo Basa pun

membentuk lembaga Warisan Budaya Minang. Di

bawah lembaga itulah bernaung kampung baca,

sasaran silek, randai dan yang kegiatan kebudayaan

lainnya di Bukik Ase.

“Ini investasi masa depan anak Minangkabau.

Hasilnya tidak akan tampak cepat. Tapi akan kita

rasakan 20 tahun yang akan datang,” kata Datuak.

Pemangku adat Minangkabau harus berfikir jauh ke

depan dan konstruktif. Sebab, masa berganti, hidup

menuju mati. Warisan budaya akan kekal sampai

dunia kiamat jika tetap terus dirawat. “Makanya,

tidak kami batasi anak-anak yang ingin belajar.

Asalkan orang tuanya tersentuh, kami terima

dengan senang hati,” bebernya.

Inisator lainnya, Yusrizal KW mengatakan,

Kampung Baca Bukik Ase ini merupakan titik awal

menuju Nagari literasi Minangkabau. Kawasan itu

kelak menjadi percontohan pusat literasi

Minangkabau.

“Sekarang sudah ada pustaka di samping surau

Rumah Gadang. Nah, itu nantinya, bukunya

bacaannya kami sortir. Khusus pusta yang berisi

buku-buku tentang Minangkabau. Fokusnya itu,”

kata Yusrizal.

Sastrawan kelahiran Padang itu menguraikan,

Kampung Baca ini dibangun berdasarkan potensi

yang bibitnya ada di tengah masyarakat

Minangkabau. Namun, bagaimana bibit tersebut

disemai dan terus tumbuh. Itulah yang dilakukan

Bukik Ase.

“Tujuan akhirnya tentu merawat budaya. Generasi

berkarakter sesuai dengan konsep pendidikan

berkarakter. Di sini ada latihan randai siang hari,

silek dan tari-tarian Minang lama. Tapi, ini bukan

sanggar,” kata yang sebelumnya juga sukses

menggagas rumah baca Tanah Ombak.

Di Kampung Baca Bukik Ase, lanjut Yusrizal,

semua diajarkan sesuai kebiasaan tetua

Minangkabau dahulunya. Bahkan, selain randai dan

kesenian Minang lainnya, anak-anak, termasuk

masyarakat sekitar diberikan wejangan tausyiah

Jumat petang.

“Sekali dua pekan tausiyah. Ada bentuknya

pengajian agama, ada juga kajian adat dari tokoh

mumpuni,” kata Om KW.

Kampung Baca ini, terang Yusrizal, berbeda jauh

dengan komunitas lainnya. Sebab, di Bukik Ase

semua unsur dilibatkan. Semua unsur keluarga

terlibat. Mulai dari anak, orang tua, tokoh adat dan

masyarakat.

“Konsepnya betul ingin menjadikan Bukik Ase

eksperimen menuju Nagari literasi Minangkabau

percontohan di Ranah Minang,” katanya.

Kini berangsur-rangsur, semak-belukar yang

berubah menjadi taman bacaan mulai digemari

banyak anak dan masyarakat. Para inisiator

berharap, Bukik Ase betul-betul menjadi wadah

literasi yang menjaga budaya Minangkabau.

159

“Semoga harapan dan keinginan yang kami

tompangkan di Bukik Ase kian terwujud seiring

perkembangannya,” tutup Yusrizal.

Editor : Yusuf Asyari

Reporter : Riki Chandra

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/features/20/03/2019/kampung-

baca-bukik-ase-merawat-literasi-minangkabau/

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.41 WIB

KB Plus Az Zalfa Libatkan Walimurid

Tanamkan Literasi Sejak Dini – Radar Madiun

December 17, 2019

PACITAN, Jawa Pos Radar Pacitan – Kelompok

bermain (KB) Plus Az-Zalfa menyelenggarakan

festival literasi dan kampanye Gerakan Nasional

Orangtua Membaca Buku (Gernas Baku) di

Pendopo Kabupaten Pacitan, Sabtu (7/12). Kegiatan

yang diikuti sejumlah walimurid KB Plus Az-Zalfa

dan perwakilan pendidik dari 12 kecamatan di

Kabupaten Pacitan itu juga mengundang penggiat

literasi Sri Pamungkas sebagai pembicara.

Pengelola KB Plus Az-Zalfa Suyanti mengungkap

jika kegiatan tersebut bertujuan untuk mengajak

orangtua menanamkan literasi bersama buah

hatinya. Selain untuk mempererat hubungan sosial

dan emosional antara anak dan orangtua, kegiatan

tersebut juga berfungsi untuk menumbuhkan minat

baca sejak dini. ”Karena peran orangtua sangat

penting untuk pendidikan anak, ” tegasnya.

Upaya tersebut dianggapnya juga ampuh untuk

meningkatkan kecakapan anak terhadap beragam

literasi. Meliputi literisasi baca tulis, numerisasi,

sains, digital, finansial, budaya, kewarganegaraan.

“Program Gernas Baku, orang tua juga harus

menggunakan cara yang menyenangkan kreatif dan

inovatif agar anak mau di didik dan mampu

meningkatkan literasinya sendiri, ” tambahnya.

Sedangkan kegiatan tersebut menurutnya sebagai

aksi nyata KB PLus Az-Zalfa sebagai juara Gernas

Baku tingkat nasional untuk mendukung program

pemerintah itu. Bahkan untuk program Gernas

Baku, pemerintah selalu mengalokasikan anggaran.

Untuk itu, KB PLus Az-Zalfa menyalurkannya

melalui sejumlah kegiatan workshop. Tujuannya

agar ilmu yang dimiliki juga tersampaikan ke

masyarakat luas.

Bahkan Program Gernas Baku disebutnya

memudahkan pemerintah daerah, khususnya Dinas

Pendidikan untuk pelaksanaan monitoring dan

evaluasi. Harapannya program Gernas Baku juga

dapat memotivasi lembaga lain, terutama jenjang

pendidikan anak usia dini (PAUD) untuk

menanamkan budaya gemar membaca sejak

dini. ”Dengan di kemas lebih kreatif dan inovatif,

program Gernas Baku dapat berlanjut serta

membangun literasi yang baik serta menyenangkan

untuk anak, ” bebernya.

Penggiat literasi yang dihadirkan, Sri Pamungkas

mengungkap jika orangtua harus menanamkan

budaya membaca sejak dini. Hal tersebut dilakukan

untuk menumbuhkan minat baca anak,

menyampaikan pesan moral dan mempererat

hubungan dengan antara anak dan

orangtua. ”Perlunya membacakan cerita untuk anak

adalah melatih ketrampilan berbahasa, ”

imbuhnya. (ti1/odi/adv)

Sumber : JawaPos.com https://radarmadiun.jawapos.com/kb-plus-az-zalfa-libatka

n-walimurid-tanamkan-literasi-sejak-dini-radar-madiun/

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.01 WIB

Kelas Menengah Jadi Generasi Sandwich,

Perlu Melek Literasi Keuangan

15 Agustus 2019, 17:25:39 WIB

JawaPos.com – Indonesia bisa gagal memanfaatkan

besarnya potensi pertumbuhan kelas menengah jika

masyarakat tidak melek literasi keuangan. Pasalnya,

selain harus memenuhi kebutuhan anak, kelompok

masyarakat kelas menengah saat ini juga terbebani

ketergantungan finansial orang tua.

Presdir dan Chief Executive Officer Manulife

Indonesia Ryan Charland mengatakan, kelas

menengah di Indonesia masih dihadapkan persoalan

menanggung kebutuhan orang tua dan keluarganya

sendiri. Yakni, istri dan anak-anak. “Jadi kelas

menengah sekarang ini disebut generasi sandwich

karena bebannya tinggi harus menanggung dua

pihak sekaligus,” ujarnya saat peluncuran produk

baru Manulife MiFuture Income Protector (Mifip)

di Jakarta kemarin (15/8).

Kondisi itu terjadi karena banyak orang tua yang

tidak mengenal literasi keuangan. Akibatnya, saat

tidak bekerja lagi dan pensiun para orangtua malah

menjadi tanggungan anakm“Harusnya pertumbuhan

kelas menengah menjadi kesempatan bagi

perusahaan asuransi untuk meningkatkan penetrasi.

Tetapi kenyataannya tidak ternyata pas. Optimisme

tidak didukung persiapan finansial yang matang,”

tutur dia.

160

Head of Product Manulife Indonesia Richard A

Sondakh menambahkan berdasarkan kajian Boston

Consulting Group, pertumbuhan masyarakat kelas

menengah Indonesia akan meningkat 64 persen dari

41,6 juta jiwa di 2012 menjadi 68,2 juta jiwa di

2020. “Kelompok kelas menengah ini bisa menjadi

potensi yang luar biasa jika mampu digerakkan

untuk mendongkrak industri asuransi,” katanya

Oleh sebab itu, sejak dini mereka harus dikebalkan

pada literasi keuangan, khususnya asuransi.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK),

hanya 13,5 juta pekerja atau sekitar 27 persen dari

50 juta pekerja formal di Indonesia yang memiliki

program pensiun.”Kami ingin memutus mata rantai

generasi sandwich. Nasabah harus bisa menyiapkan

hari tua dengan lebih baik, tanpa membebani anak,”

sebutnya.

Sementara itu, Chief Agency Officer Manulife

Indonesia Jeffrey Kie menjelaskan, Mifip dijual

lewat jalur distribusi keagenan. Saat ini, sekitar

7.000 tenaga pemasaran di 25 kantor pemasaran

Manulife siap memasarkan Mifip. “Lewat MiFIP,

masyarakat tidak perlu khawatir bagaimana

memperoleh income tetap, terutama ketika mereka

sudah tidak lagi bekerja,” jelasnya.

Editor : Dhimas Ginanjar

Reporter : Agus Wirawan

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/ekonomi/finance/15/08/2019/kelas-menengah-jadi-generasi-sandwich-perlu-melek-litera

si-keuangan/

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.24 WIB

Kemendes PDTT Gelar Workshop Literasi

e-Commerce untuk Pelaku UMKM

May 31, 2019

jpnn.com, PALU – Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

(Kemendes PDTT) bekerja sama dengan

marketplace Shopee dan Universitas Tadulako

menggelar workshop literasi e-commerce untuk

para pelaku UMKM di daerah tertinggal pada Rabu

(29/5) lalu di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi

Tengah.

Dalam workshop ini diikuti oleh 30 pelaku UMKM

berasal dari Kabupaten Donggala dan Sigi yang

membawa produk masing-masing dari desanya.

Para pelaku UMKM yang menjadi peserta tersebut

diberikan pelatihan dengan mendapatkan materi

tentang tips berjualan secara online yakni teknik

foto produk yang bagus dan juga cara membuat

deksripsi produk agar dapat menarik perhatian

konsumen sehingga dapat mengakses ke pasar yang

lebih luas.

BACA JUGA: Mutasi 53 Perwira Tinggi TNI:

Personel TNI AD Terbanyak, Disusul TNI AL dan

TNI AU

Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Ekonomi

Lokal Kemendes PDTT Ekatmawati mengatakan

bahwa persoalan pemasaran produk di Daerah

Tertinggal tidak hanya terkait aksesibilitas dan

minimnya sarana prasarana, namun juga rendahnya

pengetahuan masyarakat tentang literasi digital.

“Dalam era ini, digitalisasi ini sangat penting bagi

para pelaku UMKM di daerah tertinggal untuk

memasarkan produknya. Karena itu, dengan

kegiatan workshop yang bekerjasama dengan

Shopee ini diharapan dapat mendorong

perkembangan pemasaran produk-produk para

pelaku UMKM di daerah tertinggal secara online,”

kata Ekatmawati yang dalam workshop ini

didampingi oleh Direktur Pengembangan Ekonomi

Lokal dari Direktorat Jenderal Pembangunan

Daerah Tertinggal (Ditjen PDT) Kemendes PDTT,

Bahartani Lamakampali.

Lebih lanjut, Ekatmawati mengatakan bahwa kerja

sama Kemendes PDTT melalui Ditjen PDT dengan

Shopee dan Universitas Tadulako telah

menghasilkan sebuah komitmen untuk

menggerakan UMKM di daerah tertinggal untuk

Go-Online.

“Dari pihak Shopee dan pihak universitas telah

berkomitmen untuk bersama-sama mendorong atau

menggerakan para pelaku UMKM di daerah

tertinggal untuk memasarkan produknya secara

online. Untuk Universitas Tadulako akan

membantu melalui kegiatan KKN yang diharapkan

mahasiswanya dapat membantu dan mengajak

UMKM lain untuk bisa memasarkan

produk-produknya secara online,” katanya.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Ekonomi

Lokal Ditjen PDT Kemendes PDTT Bahartani

Lamakampali menambahkan bahwa selain literasi

e-commerce yang diberikan Shopee kepada pelaku

UMKM di daerah tertinggal, Shopee Indonesia juga

memiliki program Kreasi Nusantara yang

merupakan platform khusus didekasikan bagi

UMKM untuk memamerkan rangkaian produknya.

Sumber : JawaPos.com

https://radarmalang.jawapos.com/kemendes-pdtt-gelar-w

orkshop-literasi-e-commerce-untuk-pelaku-umkm/

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.19 WIB

161

Kenalkan Literasi, SD Islam Al Badar Gelar

Lomba

02 MARET 2020, 14: 30: 59 WIB |

EDITOR : RETTA WULANSARI

KEDUNGWARU, Radar Tulungagung – Literasi

menjadi hal penting bagi perkembangan pendidikan

generasi muda. Berbagai upaya pun dilakukan untuk

mengenalkan literasi pada anak sedari kecil. Seperti

yang dilakukan oleh SD Islam (SDI) Al Badar.

Melalui lomba Bunda dan Ananda, diharap dapat

menumbuhkan minat membaca dan menulis di

kalangan santriwan/santriwati. “Ini salah satu upaya

sekolah untuk mendukung gerakan literasi,” jelas

Kepala SDI Al Badar, Maria Agustina.

Mengusung tema Hari Kartini, santriwan/santriwati

pun antusias mengikuti setiap perlombaan yang

diselenggarakan. Mulai dari menulis puisi, menulis

cerita pendek (cerpen), hingga lomba majalah dinding

(mading). Sekitar 150 karya dari setiap perlombaan

pun terkumpul. “Ini menandakan anak-anak antusias

mengikuti setiap lomba,” terang Maria.

Tak berhenti di situ, setiap bulan sekali sekolah yang

beralamat di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru,

ini selalu menerbitkan berbagai karya tulis dari

santriwan/santriwati ke dalam mading. Berbagai karya

literasi seperti cerpen, puisi, khazanah, dan

pengetahuan umum terpajang apik di mading sekolah.

Maria mengungkapkan, SDI Al Badar mampu menjadi

sekolah literasi. Dengan harapan, tertanam sikap budi

pekerti luhur melalui literasi. Rencananya, sekolah

akan me-launching buku berisi kumpulan cerpen

karya santriwan/santriwati. “Ini wujud apresiasi

kepada anak-anak, sekaligus motivasi agar selalu

berkarya. Karena biar bagaimana pun juga, literasi

sangat penting bagi pendidikan,” tandasnya.

(rt/nda/dre/red/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radartulungagung.jawapos.com/tulungagung/02/03

/2020/kenalkan-literasi-sd-islam-al-badar-gelar-lomba

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.29 WIB

Kepincut Literasi, Bupati Rembang Ingin

Sentuh hingga Anak Didik

23 SEPTEMBER 2019, 15: 40: 37 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

KOTA, Radar Kudus – Workshop Literasi dan

pelatihan menulis artikel populer di media masa

memasuki episode ke III. Ada lebih dari 100 peserta

yang ambil bagian pada kesempatan tersebut. Dengan

pelatihan ini, diharapkan para guru bisa meneruskan

kepada anak didik, terkait gerakan literasi. Hal itu

diungkapkan Bupati Rembang Abdul Hafidz saat

hadir dalam kesempatan tersebut.

Menurutnya, kegiatan literasi diharapkan bisa

dirasakan masyarakat. Khususnya para pendidik.

Sehingga, setelah mengikuti worshop, jangan sampai

hanya berhenti pada guru yang mengikuti pelatihan

saja. Tetapi juga ikut berperan dalam menggerakkan

semangat literasi. Hingga akar rumput. Yang dalam

hal ini adalah anak didik.

”Sudah diinisiasi oleh Jawa Pos Radar Kudus melalui

kegiatan sosial di masyarakat. Literasi ini ditangkap

sebagai hal yang positif. Di era digitalisasi,” ujarnya.

Era digitalisasi sendiri, Kata Hafidz, memiliki dampak

positif dan negatif. Positifnya, bisa digunakan untuk

memperoleh informasi dengan cepat. Negatifnya,

dikhawatirkan bisa menggerus minat baca pada

generasi.

”Tetapi hal ini mengancam anak untuk generasi yang

gemar baca. 76 persen alat komunikasi ini dipakai

yang tidak-tidak. Ini survei,” imbuhnya. Jika ini

menjangkit pada generasi dikhawatirkan akan

terpengaruh oleh budaya yang bukan warisan bangsa.

”Apa lagi kalau budaya tersebut muncul dari yang

tidak pro dengan agama. Ini sangat berbahaya,”

imbuhnya.

Terkait dengan implementasi dari literasi sendiri,

senada, Kepala Dinas Pendidikan Rembang Mardi

menuturkan guru juga harus bisa memiliki karya.

Yang salah satunya menulis sebuah buku. Karena

salah satu program adalah satu guru satu buku. Tetapi

ia menekan juga harus membaca. Karena perlu

mengambil literatur-literatur yang ada. ”Kalau tidak

membaca ya tidak bisa menulis,” ucapnya.

Dalam hal publikasi sendiri, Jawa Pos Radar Kudus

akan berkomitmen memberikan fasilitas kepada para

peserta pelatihan.

Ditambah, kata Direktur Jawa Pos Radar Kudus

Baehaqi, koran ini merupakan bagian dari Jawa Pos

Yang menurut survei Nielsen Consumer Media View

merupakan koran dengan pembaca terbanyak di

Indonesia.”Dengan mengikuti pelatihan ini bisa

membantu para guru dalam hal publikasi,”

ucap ”komandan” Radar Kudus itu. (vah)

(ks/ali/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/09/23/157190/

kepincut-literasi-bupati-rembang-ingin-sentuh-hingga-anak-didik

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.50 WIB

162

Kesempatan Literasi Keluarga

11 April 2020, 10: 56: 09 WIB | editor : Retta

wulansari

Akibat wabah Covid-19, beberapa kegiatan yang

hendak kami lakukan batal, seperti rencana

Launching Pilkada 2020 yang mengundang massa

sebanyak 1000 orang. Juga acara acara sosialisasi

tatap muka yang jumlahnya banyak, yang akan kami

mulai di bulan April.

Dan tetiba, ada edaran dari KPU pusat bahwa

Pilkada 2020 ditunda, kemungkinan tahun depan.

Tapi beberapa hal yang bisa dilakukan tanpa harus

ada interaksi atau "social interaction" harus kami

lakukan. Akhirnya kami juga diinstruksikan untuk

bekerja di rumah (work from home).

WFH lancar selama ada internet dan WiFi yang

lancar. Kegiatan kantor bisa dipindah di rumah.

Komunikasi dan arahan pada para staf dilakukan

lewat WA grup dan juga japri WA.

Rapat kordinasi dengan propinsi terkait arahan dan

supervisi serta diskusi dan laporan kami lakukan

lewat video conference, yang sejak kantor kami

menerapkan WFH sudah dilakukan dua kali. KPU

propinsi mengadakan vidcon seminggu sekali,

artinya justru lebih sering rapat kordinasiya.

Ini terkait dengan datangnya arahan arahan dari

KPU RI tentang penundaan pilkada 2020 yang harus

direspon di bawah, terkait kegiatan

pertanggungjawaban kegiatan yang sudah dilakukan

dan rencana penghentian kegiatan.

Di luar itu , kami full mendampingi anak, karana

Hugo yang kelas 1 SD dan Marco yang kelas TK

kecil juga belajar di rumah dan instruksi materi

pembelajaran juga dilakukan secara online dari guru

dan ustazahnya.

Anak anak juga kami arahkan untuk membaca buku

buku yang sudah kami koleksi dan sebagian belum

dibaca.

Kesempatan berinteraksi dengan anak, bahkan ini

adalah momen yang menjadikan kami seperti guru

di sekolah. Kekurangannya adalah, anak anak begitu

manja jika diajar ayahnya sendiri. Harus merayu

dengan cara yang baik agar instruksi pembelajaran

diikuti mereka.

Mereka malah tertarik untuk membaca buku buku,

terutama buku buku cerita dan sains yang ada

gambarnya. Kebetulan Hugo yang kelas satu sudah

lancar membaca.

Di sela sela work from home dan learn at home, saya

dan istri mencoba berkolaborasi untuk kegiatan

masak memasak. Tidak boleh banyak keluar rumah

dan warungpun belum tentu buka. Maka memasak

adalah kegiatan yang dipilih.

Saya yang bertugas di bidang pengadaan barang,

bahan makanan maksudnya. Di pagi hari waktu

pasar tradisional rame, saya beli bahan bahan itu.

Ketela yang oleh penjualnya dibilang enakpun

akhirnya saya beli. Ikan kali dan udang kali juga

saya beli. Maka saya mencoba meramu resep untuk

masak KENUL, umumnya dinamakan "gethengan".

KENUL adalah sebutan orang Margomulyo

Kecamatan Watulimo Trenggalek, tempat saya lahir

dan tumbuh. Lauk itu terbuat dari parutan ketela

dicampur bahan lain, biasanya ikan teri atau udang,

dibumbui Ketumbar dan bawang, dan akan enak jika

dikasih daun jeruk yang dirajang kecil kecil.

Saya parut ketela pohong itu, lalu saya aduk bersama

udang yang sudah diblender istri, dan dicampurkan

Ketumbar dan bawang. Lalu saya goreng. Rasanya

luar biasa.

Menu lainnya adalah lintingan Ikan Kali (ikan

Bader). Dilinthing pakai daun pisang. Istri yang

meracik bumbu dan saya hanya kebagian memetik

daun pisang di belakang rumah.

Work From Home malah ditambah Teaching at

Home dan Cooking at home. Sebelum ini, terus

terang tiap hari saya pasti makan di warung,

khususnya waktu siang hari. Sekarang full makan

dari masakan sendiri di rumah. Working from home,

jadinya Cooking at Home.*

Nama: Nurani Soyomukti, tinggal di Desa

Kedungsigit Dukuh Tenggong RT 28 RW 05

kecamatan Karangan Trenggalek

Komisioner KPU Kab. Trenggalek

(rt/dre/red/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radartulungagung.jawapos.com/read/2020/04/11/1

88325/kesempatan-literasi-keluarga

Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.41 WIB

KMI Gelar Diskusi Peran Literasi Media

Menolak Delegitimasi Pemilu

18 MEI 2019, 20: 40: 53 WIB | EDITOR : I PUTU

SUYATRA

163

BALI EXPRESS, JAKARTA - Menyikapi dinamika

politik nasional jelang pengumuman resmi hasil

pemilu 2019, Kaukus Muda Indonesia (KMI) akan

mengadakan diskusi dan buka puasa bersama.

Menurut Edi Homaidi, selaku Ketua KMI, diskusinya

akan diadakan di kantor KMI, Jl. Salemba Tengah No.

59 B, Jakarta Pusat.

“Senin, tanggal 20 Mei. Jam 15.00 wib. temanya

mengenai Peran Literasi Media, Menolak Upaya

Delegitimasi Pemilu 2019,” kata Edi saat ditemui di

kantornya, Jum’at (17/5).

Edi menjelaskan bahwa diskusi ini sebagai sarana

meningkatkan literasi politik masyarakat dalam

mengawal demokrasi yang konstitusional. Menurutnya,

saat ini masyarakat dibuat bingung dan resah dengan

berbagai isu yang disebar di media sosial untuk

mengurangi kepercayaan masayarakat terhadap

penyelengggara pemilu dan mekanisme hukum.

“Media mempunyai peranan besar bagi ruang

partisipasi demokrasi, seharusnya dapat dimanfaatkan

sebagai mata dan telinga masyarakat dalam

mengambil kesimpulan berdasarkan informasi dari

sumber media kridible, yang betul-betul objektif dan

bukan informasi yang manipulatif bahkan fitnah,”

ujar Edi.

Media sosial, kata Edi, banyak diisi dengan provokasi

melalui berbagai kemasan narasi yang tujuannya

untuk mendelegitimasi penyelenggara Pemilu yaitu

KPU maupun hasil Pemilu. Hal itu, menurutnya, harus

disikapi dengan tegas, guna tetap menjaga situasi yang

kondusif pasca pencoblosan ini.

“Disinilah pentingnya peran media sebagai salah satu

instrumen pendidikan politik kewarganegaraan untuk

konsisten memberitakan dan memberikan literasi

kepada masyarakat. Media harus menyajikan

pemberitaan yang mendorong akal sehat masyarakat

agar menolak dan tidak terprovokasi berbagai upaya

disinformasi yang bertujuan mendelegitimasi hasil

proses demokrasi yang sudah berjalan dengan baik,

aman dan lancar,” tegasnya.

Aktivis kawakan yang juga dikenal dengan

‘kesabarannya’ itu mengatakan bahwa pada diskusi

nanti akan menghadirkan narasumber yang kompeten

dan capable sesuai bidang masing-masing.

“Narasumbernya nanti ada Karyono Wibowo

(Direktur Eksekutif IPI), Lukman Edi (Politisi PKB),

Auri Jaya (Ketua Umum Asosiasi Media Siber

Indonesia), Ikrama Masloman (Peneliti LSI), Mardani

Ali Sera (PKS),” pungkas Edi.

(bx/wid/yes/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://baliexpress.jawapos.com/read/2019/05/18/137824/kmi-gelar-diskusi-peran-literasi-media-menolak-delegiti

masi-pemilu

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.25 WIB

Kolaborasi Dengan Dinas Arpus, Kota

Garam Menuju Kabupaten Literasi

22 AGUSTUS 2019, 08: 30: 40 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

REMBANG, Radar Kudus - Implementasi

Pendidikan Karakter sebagai bagian dari Gerakan

Nasional Revolusi Mental (GNRM) sesuai dengan

Nawa Cita Presiden Joko Widodo mengharuskan

sekolah untuk lebih aktif dalam penguatan pendidikan

karakter. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus)

Rembang pun berkewajiban menjadi leading sector

untuk mengimplementasikan Gerakan Literasi

Nasional di Kabupaten Rembang.

Gerakan Literasi di Rembang dimulai tanggal 27

Maret 2016 dengan penandatangan prasasti oleh

Wakil Bupati Rembang. Selama tiga tahun, program

kegiatan literasi yang dilaksanakan dalam menunjang

penguatan pendidikan karakter melibatkan siswa, guru,

orang tua dan lingkungan sekolah.

Penguatan pendidikan karakter dilakukan dengan

menggunakan beberapa prinsip. Pertama, berorientasi

pada berkembangnya potensi siswa secara menyeluruh

dan terpadu, keduaketeladanan dalam penerapan

pendidikan karakter pada masing-masing lingkungan

pendidikan, dan terakhir berlangsung melalui

pembiasaan dan sepanjang waktu dalam kehidupan

sehari-hari.

Dinas Kearsipan dan Perpustakan (Arpus) Rembang

dalam menunjang program literasi mengagendakan

berbagai program kegiatan. Tahun 2019, Arpus

berkolaborasi dengan IGI Rembang.

Kegiatannya, berbentuk rangkaian kegiatan bertajuk

Jelajah Literasi dengan mengunjungi 14 kecamatan di

Kabupaten Rembang. Kegiatan Jelajah Literasi dalam

rangkaian Pekan Literasi dan Hari Jadi Kabupaten

Rembang ke-278 diisi berbagai macam acara. Ada

talkshow, games, live music, bazar buku dan pelatihan

menulis artikel yang dipandu oleh tim Jawa Pos Radar

Kudus.

Jelajah Literasi dimulai di Kecamatan Pamotan,

SMAN 1 Pamotan dan dibuka langsung oleh Bupati

Rembang Abdul Hafidz. Jelajah Literasi akan berakhir

di MA Al Anwar Sarang, tanggal 4 September 2019.

Kegiatan ini diikuti perwakilan desa, sekolah dan

pemerhati literasi di masing-masing kecamatan.

Selain itu, Dinas Arpus Kabupaten Rembang juga

menyelenggarakan kegiatan Menulis Buku oleh siswa

dan guru. Kegiatan itu menjadi satu kesatuan dengan

kegiatan Pekan Literasi. Target dari pelatihan menulis

buku adalah terbitnya buku karya alumni menulis.

164

Bersamaan Seminar Nasional Literasi di Fave Hotel

pada hari ini, Rabu (21/8), sejumlah buku karya

alumni menulis pun diluncurkan. Puncak dari Pekan

Literasi yakni Kegiatan Menulis Artikel Populer.

Dalam kegiatan tersebut, setiap peserta diwajibkan

menulis satu artikel yang harus tayang di Jawa Pos

Radar Kudus. Kegiatan menulis artikel dipandu

langsung oleh Pimred dan Direktur Radar Kudus.

Tindaklanjut dari pencanangan Rembang sebagai

Kabupaten Literasi memang masih belum berjalan

secara maksimal. Sebab, gerakan literasi sebaiknya

tidak semata-mata hanya di sekolah atau instansi

pendidikan saja. Tapi, masyarakat secara umum juga

harus melek literasi.

Meski begitu, sebenarnya presentasi perwakilan

Kabupaten Rembang di bidang literasi tidak kalah

dengan kabupaten lain. Untuk itu, perlu dukungan dari

banyak pihak agar penggalakan literasi semakin

sukses.

Dari banyak hal untuk mendukung gerakan literasi

tersebut, paling penting yakni adanya tindakan nyata.

Atau bukan sekedar wacana semata. Melihat

hal tersebut diatas, upaya mewujudkan sekolah

multiliterat yang baik tidak bisa dilakukan dengan

serta merta. Minimal harus mengenal modal dasar

mewujudkannya. Di antaranya guru, kepempimpinan

kepala sekolah, program sekolah, sarana dan prasarana,

serta sosial budaya masyarakat.

Untuk mewujudkan Rembang sebagai Kabupaten

Literasi, upaya masif bersama penggiat literasi sangat

diperlukan. Dengan model kolaborasi dengan penggiat

literasi, akan lebih mempermudah menggalakkan

Gerakan Literasi di Kabupaten Rembang.

Dinas Arpus Rembang ada kalanya menjalankan

program kegiatan, ada saatnya sebagai pendukung

program-program literasi yang dilaksanakan oleh

penggiat literasi di Kabupaten Rembang. Salah satu

contohnya, yakni Workshop Literasi yang

diselenggarakan oleh IGI Rembang dengan Jawa Pos

Radar Kudus pada 25 November 2018. Dinas Arpus

ketika itu, berperan sebagai pendukung kegiatan.

Tahap awal menuju Rembang Kabupaten Literasi,

yakni menggelar workshop, pelatihan, sosialisasi

literasi secara masif. Langkah selanjutnya membuat

aplikasi Perpustakaan digital “iRembang” berbasis

android.

Aplikasi “iRembang” nantinya menjadi perpustakaan

digital yang berisi ribuan e-book (buku elektronik).

Masyarakat Rembang pun bebas untuk mengunduhnya.

Harapan kedepan, Arpus akan terus konsisten

mengawal Gerakan Literasi Nasional di Kabupaten

Rembang dengan menggandeng penggiat literasi di

Rembang. Selamat Hari Jadi ke-278 Kabupaten

Rembang dan Selamat Hari Kemerdekaan ke-74

RI. (adv)

(ks/top/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/22/151950/

kolaborasi-dengan-dinas-arpus-kota-garam-menuju-kabu

paten-literasi

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.17 WIB

Konsistensi Tobucil & Klabs Merawat

Literasi dan Keberagaman

Kemandirian Sekecil Apa pun Bisa Dilakukan

14 Juni 2019, 15:26:24 WIB

AGAS PUTRA HARTANTO, Bandung

TAK ada Meg Ryan dan Tom Hanks di sana. Juga,

sisi-sisi glamor kawasan elite ala Manhattan.

Yang ada di bangunan lawas di Jalan Panaitan 18,

Kebon Pisang, Bandung, itu adalah kehangatan

sebuah toko buku. Kecil memang, tapi tenang dan

bersahabat.

Seperti The Shop Around The Corner, toko buku

kecil di film You’ve Got Mail yang dikelola

Kathleen Kelly. Tempat yang, mengutip Kelly yang

diperankan Ryan, “tak perlu menawarkan diskon

dan latte hanya karena mayoritas pekerjanya tak

pernah membaca buku.”

“Yang kami tawarkan di sini sebenarnya literasi

beyond books,” ucap Tarlen Handayani, pendiri

Tobucil & Klabs, nama toko buku dengan hanya

dua ruang berukuran sekitar 7 x 5 meter sebagai

tempat berjualan buku itu.

Tobucil, akronim dari toko buku kecil, memang

bukan sekadar tempat berjualan buku. Ada juga

pernak-pernik hobi kerajinan. Serta wadah

berkumpulnya komunitas kreatif di ibu kota Jawa

Barat itu.

Sesuai namanya, klabs, yang berarti kegiatan

obrolan santai, tempat tersebut menjadi tempat

workshop dan menggelar berbagai kelas. Mulai

kelas menulis, public speaking, diskusi filsafat,

hingga merajut.

Sejak mendirikannya pada 2 Mei 2001, Tarlen

memang mengusung misi untuk meningkatkan

literasi dan membentuk kemandirian. Menurut

Tarlen, literasi tidak melulu soal membaca buku,

literatur, maupun kajian. Tapi, lebih pada

menyadari potensi diri untuk mengembangkan

keterampilan yang dimiliki.

165

Dan, di usianya yang sudah 18 tahun sekarang ini,

idealisme itu tetap dijaga. Tobucil bertahan tanpa

dukungan perusahaan besar maupun donatur yang

mengucurkan dana. Meski jaringan toko buku besar

seperti milik Joe Fox yang diperankan Tom Hanks

dalam You’ve Got Mail terus menggurita.

Tobucil menggaji karyawan dengan berjualan buku,

alat tulis, kerajinan, serta pernak-pernik karya

komunitas yang dititipkan ke toko. Penyewaan

tempat untuk workshop juga menjadi pemasukan.

Meski sedikit. Sebab, uang bayaran tersebut 80

persen untuk pengajar, sedangkan hanya 20 persen

yang masuk ke kantong Tobucil. Sekadar biaya

administrasi pinjam tempat.

“Jadi, guru yang mengajar di sini juga mendapat

kompensasi. Ya, pembagiannya adil aja,” terang

Tarlen pada awal April lalu.

Tarlen sosok yang sangat mencintai buku. Alumnus

ilmu komunikasi jurnalistik Universitas Islam

Bandung itu sampai mengambil kursus intensif

belajar menjilid buku hingga ke luar negeri. Itu

berawal dari pengalamannya di Amerika Serikat

tahun 2008.

Saat itu Tarlen mendapat beasiswa pertukaran

kebudayaan dari Asian Cultural Council. Selama

empat bulan dia menetap di New York. Salah satu

kelas yang diajarkan adalah menjilid buku.

Sepulang ke Indonesia, Tarlen terus mencoba

bereksperimen dan mengasah keterampilannya itu.

Hingga pada 2018, dia bertolak ke Kanada untuk

kembali mendalami penjilidan buku. “Di Amerika

itu ilmu dasar. Nah, mastering-nya di Kanada,”

jelasnya.

Dari awal dibentuk, Tobucil digunakan sebagai

tempat untuk bisa merawat keberagaman. Terbuka

untuk siapa pun. Siapa saja yang punya niat

menghargai toleransi bisa berkegiatan di sana.

“Seumpama ada klien yang ingin menggunakan

tempat kami, bicarakan aja materinya. Kira-kira

cocok apa nggak,” katanya.

Ya, meski terbuka untuk siapa saja, demi komitmen

menjaga idealisme, Tarlen harus selektif. Ada tiga

hal yang dihindari dan tidak bisa dilakukan di

tokonya. Yakni, kegiatan multilevel marketing,

politik praktis, dan kampanye keagamaan.

Andiani Cincy, seorang warga Bandung, mengaku

lebih mengenal Tobucil sebagai toko pernak-pernik

hobi kerajinan yang menyediakan bahan rajut. Saat ditemui Jawa Pos pada suatu sore di awal April lalu

itu, dia tampak asyik mengamati bahan rajut.

Banyak pilihan memang. Benang warnawarni,

jarum, dan bahan rajut lainnya tersusun rapi dalam

beberapa rak yang disusun bertingkat di depan kasir.

“Paling oke sih di sini. Ada juga toko lain, tapi

nggak bagus bahannya,” katanya.

Deretan bukunya pun demikian. Sangat beragam.

Di antaranya, sosial, politik, sastra, dan budaya.

Sebagian koleksinya sulit dicari, baik di toko buku fisik maupun daring. Salah satu yang dibeli Jawa

Pos adalah Memberi Suara pada yang Bisu, buku

karya Dede Oetomo terbitan 2001 yang tak

gampang dicari saat ini.

Kesetiaan meniti jalan idealisme itu tentu

mendatangkan berbagai konsekuensi. Tapi, toh

Tobucil tetap hidup sampai sekarang. Tetap

didatangi mereka yang mencintai buku,

menggemari rajutan, atau menyukai diskusi yang

menjunjung toleransi.

Barang dagangan laku, baik yang datang langsung

maupun melalui pesanan. Tobucil juga tidak akan

membuka cabang di Bandung atau kota mana pun

di tanah air.

Dengan penuh kesadaran, Tobucil & Klabs memilih

untuk tetap kecil seperti ini. Tarlen ingin mengirim

pesan kepada semua orang bahwa selama konsisten

dan istiqamah menjalani kebaikan, walaupun kecil,

tetap akan ada dampaknya.

Sebab, bagi dia, kesuksesan sebuah usaha tidak

selalu harus diukur dari besar kecilnya. “Siapa yang

mengharuskan (memakai ukuran kesuksesan besar

kecil, Red) itu? Tidak ada. Kecuali tuntutan orang

lain,” katanya.

Sebab, yang menjadi tujuannya adalah merawat

ruang keberagaman itu. “Kami ingin membuktikan

bahwa kemandirian, sekecil apa pun itu, bisa

dilakukan. Bisa mempunyai dampak jika dilakukan

terusmenerus,” katanya.

Dalam You’ve Got Mail, The Shop Around the

Corner memang akhirnya harus sampai ke garis

finis. Tapi, Tarlen yakin Tobucil akan terus hidup.

Dia sudah membuktikannya selama 18 tahun ini.

Tanpa harus menawarkan diskon dan latte.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : (*/c10/ttg)

Sumber : JawaPos.com https://www.jawapos.com/features/14/06/2019/konsistens

i-tobucil-klabs-merawat-literasi-dan-keberagaman/

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.17 WIB

166

Lawan Hoaks dengan Literasi Media Oleh: Dhea Putri*

07 JULI 2019, 11: 18: 54 WIB | EDITOR : I PUTU

SUYATRA

MEMBACA merupakan salah satu akses yang

mengantarkan kita ke jendela dunia. Dengan membaca

kita dapat mengetahui apa yang sebelumnya bahkan

tidak pernah kita dengar. Namun, terkadang

ketidaktuntasan dalam membaca sebuah informasi

dapat menyebabkan kita terjerumus dalam lembah

hoaks. Hoaks yang menjamur di berbagai sosial media

seolah-olah terus menyuntik setiap khalayak untuk

semakin mempercayainya. Lalu apakah penyebab

masifnya hoaks?

Inisiator Komunitas Masyarakat Indonesia Anti Hoax,

Septiaji Eko Nugroho, menilai, rendahnya kesadaran

literasi menjadi salah satu faktor pendorong masifnya

peredaran kabar bohong atau hoaks. Budaya baca

yang rendah menyebabkan masyarakat menelan

informasi secara instan dan utuh. Informasi yang

diterima langsung diyakini sebagai kebenaran, lalu

berupaya membagi informasi tersebut kepada orang

lain. Hal ini relevan dengan catatan UNESCO

(Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan

Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa), menurut

UNESCO pada 2012, Indeks membaca bangsa

Indonesia hanya 0,001. Artinya, di antara 1.000 orang,

hanya satu orang yang membaca dengan serius.

Demikian pula catatan survey Most Literated Nation

In The World yang dilakukan pada 2015 lalu

menempatkan Indonesia pada peringkat ke-60 dari 61

negara. Generasi saat ini atau generasi Z dan

millennial adalah generasi yang tumbuh besar bersama

perangkat teknologi dan internet. Sebagai digital

natives (generasi yang lahir di saat era digital sudah

berlangsung dan berkembang pesat), generasi

millennial menerima media sosial sebagai sesuatu

yang taken for granted (sesuatu yang sudah biasa). Ini

berbeda dengan generasi orang tua mereka yang

masuk dalam kategori digital immigrant (generasi

yang lahir sebelum generasi digital berkembang).

Fokus literasi media dalam kurikulum pendidikan

adalah memastikan setiap orang mampu membaca

perkembangan teknologi termasuk konsekuensi pesan

di dalamnya secara kritis dan bijak dalam

menggunakannya.

Lemahnya budaya literasi bagi masyarakat

menyebabkan daya nalar seseorang dan menyebabkan

kesulitan berpikir secara jernih dan kritis dalam

menemukan setiap masalah, alhasil yang tercermin

adalah emosi dan egoisme. Sehingga, isu-isu

provokatif dan hasutan yang dihembuskan oleh

berita-berita tipuan dengan mudah disebarkan dan

mempengaruhi khalayak. Lemahnya budaya literasi

pun menyebabkan meningkatnya plagiarisme,

kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang

literasi media juga membuat seseorang menelan

mentah-mentah berita yang sumber dan kebenarannya

masih dipertanyakan.

Besarnya dampak dan kerugian terhadap isu hoaks

yang beredar membuat pemerintah beranjak untuk

berkampanye demi memerangi hoaks bersama.

Kampanye memerangi hoaks atau berita bohong saat

ini semakin gencar dilaksanakan khususnya melalui

media sosial. Berita hoaks tidak lagi dipandang

sebagai masalah yang sederhana, karena jika

penyebarannya dibiarkan terus menerus akan

menyebabkan goyahnya kehidupan bangsa.

Masyarakat pengguna internet perlu lebih cermat

dalam menerima dan menyebarluaskan informasi

melalui media sosial. Informasi memuat ujaran

kebencian yang menyebar dengan cepat dapat

mengancam persatuan bangsa. Perkembangan

teknologi dan semakin banyaknya pengguna internet

di Indonesia, kata Adhyaksa, telah memicu perang

informasi. Melalui media sosial, berbagai informasi

begitu cepat masuk ke ruang pribadi masyarakat

pengguna internet. Informasi itu sangat mudah

memengaruhi sikap masyarakat dan membentuk opini

publik. Pengguna internet saat ini juga tidak lagi

bersikap pasif sebagai penerima informasi semata.

Masyarakat telah berubah menjadi jurnalis warga yang

memproduksi informasi dan menyebarkannya dengan

sangat cepat. Kemajuan teknologi media sosial ibarat

dua mata pisau. Di satu sisi, ia memberi kemudahan

bagi penggunanya untuk mengakses informasi. Di sisi

lain, banyak pihak yang memanfaatkan media sosial

sebagai alat untuk menyebarkan ujaran kebencian.

Dalam rangka memerangi berita hoaks yang tersebar

sangat massif dan sulit dicegah penyebarannya maka

perlu adanya literasi media oleh masyarakat. Literasi

media merupakan kemampuan untuk memahami,

menganalisis dan mendekontruksi apa yang disajikan

oleh media. Literasi media merupakan aktifitas yang

menekankan aspek edukasi di kalangan masyarakat

agar mereka tahu bagaimana mengakses serta memilih

informasi yang akurat dan bermanfaat. Melalui literasi

media, masyarakat menjadi kritis, peka terhadap

informasi, serta mampu meningkatkan kualitas

masyarakat itu sendiri dengan aktif mencari informasi

yang sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan

referensi yang ada.

Dalam literasi media, ada tahapan yang bisa

digunakan oleh masyarakat dalam menerima, memilih,

dan menyeleksi informasi sesuai dengan kebutuhan

intelektual yang dibutuhkan, yaitu, Explore, keahlian

dalam memilih dan memutuskan informasi yang

dibutuhkan dari suatu pesan. Recognize symbol,

keahlian untuk mengidentifikasi dan memilah symbol,

seperti menafsirkan makna pesan media massa dan

menyimpulkan pesan-pesan media massa yang

diterima dan yang terakhir yaitu membatasi jumlah

jam yang digunakan dalam penggunaan internet secara

proposional.

167

Tentunya, budaya hoaks tidak bisa dihilangkan begitu

saja, tetapi sebagai insan yang selalu berpikir dan

berikhtiar, sekiranya literasi media menjadi solusi

alternative di tengah gelombang kabar burung yang

kini kian meraja. Semoga kita termasuk ke dalam

golongan insan yang selalu berikhtiar dengan

meningkatkan budaya literasi agar dapat

menghantarkan kita kepada jendela ilmu pengetahuan.

(*)

*) Penulis merupakan pegiat Rumah Pers

Mahasiswa

(bx/wid/yes/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://baliexpress.jawapos.com/read/2019/07/07/144953/

lawan-hoaks-dengan-literasi-media

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.04 WIB

Literasi dan Patriotisme, Obat Virus Hoaks

Covid-19

Oleh: Joko Waryono*

07 Mei 2020, 07: 52: 37 WIB | editor : I Putu

Suyatra

INFORMASI tentang Covid-19 selalu menjadi

daya tarik tersendiri sehingga beragam berita

berkaitan dengan virus ini selalu disuguhkan oleh

media. Informasi Covid-19 selalu berubah dengan

cepat, baik informasi positif yang bermanfaat bagi

masyarakat maupun informasi negatif yang

cenderung menyesatkan dan menjerumuskan

masyarakat.

Warganet menjadi sasaran empuk penyebaran Hoax

di Media Sosial yang selalu mereka pakai

sehari-hari. Dalam sehari bisa 10 jam lebih warganet

menggunakan media sosial untuk berinteraksi,

bekerja, belajar dan mencari hiburan. Begitu

sadisnya para pembuat konten hoax ini sehingga

memanfaatkan fenomena pandemi corona untuk

penyebaran hoax.

Ribuan Hoax tersebar begitu cepat tiap harinya.

Whatsapp group menjadi tempat utama

penyebarannya, apalagi melalui WhatsApp,

persebaran hoax akan menjadi semakin

masif. Orang-orang dengan mudah mem-forward

pesan tak jelas asal-usulnya ke rekan kerja atau

keluarga. Di saat-saat seperti inilah kemampuan

literasi masyarakat Indonesia diuji dalam

menangkap informasi dan berita tentang Pandemi

Covid-19.

Sekarang ini lah momentum terbaik untuk menguji

kemampuan literasi masyarakat dengan melakukan

seleksi dan mem-filter segala informasi terbaru

tentang Covid-19 sebagai wabah yang

membahayakan.

Masyarakat harus terus menerus memperbaharui

(update) data dan informasi Covid-19 dari sumber

yang kredibel, yaitu dari para ahli yang menangani

pandemi ini atau situs resmi penangganan Covid-19.

Akan tetapi masih banyak pula warganet yang

mempercayai info yang berbeda, dengan alasan

berbeda, dan katanya dengan sistem pencarian yang

berbeda. Hal ini yang sangat berbahaya, sebagaian

orang ingin dirinya dikatakan jago dalam mencari

info yang tersembunyi. Padahal, dibalik itu semua,

hoax yang saja isinya. Tak lain hanya ingin

mendapatkan penhakuan semata.

Dengan kematangan dan kemampuan literasi akan

menjadikan masyarakat tidak mudah percaya dalam

mengahadapi hujan informasi

Covid-19. Masyarakat tidak "halu" akan data-data

yang tak jelas penelitiannya.

Membaca adalah melawan, dengan banyak

membaca kita tidak akan mudah panik dan resah

akan kabar yang beredar tentang Covid-19. Selain

itu kita dapat melawan penyebaran yang masif dari

wabah Covid-19. Dengan ilmu yang memadai, kita

bisa saja menjadi supervisor hoax yang tersebar.

Mari bersama-sama kita lakukan literasi dan

gunakan informasi yang benar untuk mengurangi

laju penyebaran Pandemi ini. Yakin Indonesia akan

segera pulih!

*) Ketua Forum Pegiat Media Sosial Independen

Regional Palembang

bx/wid/yes/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://baliexpress.jawapos.com/read/2020/05/07/192935/

literasi-dan-patriotisme-obat-virus-hoaks-covid-19

Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.20 WIB

Literasi dan Perayaan Hut SMPN 3

Surakarta, Spegata Jaya

19 FEBRUARI 2020, 18: 29: 57 WIB |

EDITOR : PERDANA

Perayaan HUT KE-74 SMPN 3 Surakarta, Selasa

(18/2) dikemas sederhana namun terasa istimewa dan

spesial. Sebab dirayakan di gedung sekolah baru di

kawasan Kelurahan Karangasem, Laweyan. Juga diisi

168

kegiatan positif berupa literasi yang menggandeng

Jawa Pos Radar Solo.

HUT Ke-47 Spegata (julukan SMPN 3 Surakarta)

diawali jalan sehat melibatkan siswa, guru, dan staf

pendidikan lainnya. Dilanjutkan pemotongan tumpeng

oleh Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang

Kesiswaan SMPN 3 Surakarta Joko Putranto.

Didampingi seluruh guru.

Di sela kegiatan, Joko menyebut budaya literasi di

SMPN 3 Surakarta cukup tinggi. Dia berharap

perayaan HUT kali ini memacu semangat para siswa

untuk berprestasi sekaligus menanamkan budaya

gemar membaca. Serta menambah wawasan dan

pengetahun yang ada di luar sekolah. “Semoga di

HUT Ke-47 Spegata ini tingkat litersi di sekolah

semakin maju. Spegata semakin jaya,” ucapnya.

Ucai pemotongan tumpeng, siswa yang duduk rapi di

halaman dikenalkan dengan koran Jawa Pos Radar

Solo. Literasi ini meningkatkan budaya baca di

kalangan siswa. Sembari membaca, siswa diajak

berinteraksi lewat kuis literasi.

Siswa yang berani maju ke depan, menjelaskan berita

yang dibacanya, mendapatkan hadiah menarik. “Aku

suka sepak bola. Klub favoritku Persis Solo. Di Radar

Solo ada berita Persis Solo. Jadi langsung aku baca

berita rubrik olahraga,” ujar Radit, siswa SMPN 3

Surakarta.

Sementara itu, perayaan HUT Ke-74 SMPN 3

Surakarta juga diisi pentas seni (pensi). Berupa live

music, fashion show, perform ekstrakurikuler tari

tradisional, PBB, dan sebagainya.

Devianti Lubis, siswa kelas VIII SMPN 3 Surakarta

mengaku fasilitas gedung sekolah baru lengkap dan

memadai. Termasuk fasilitas penunjang litersi. Yakni

perpustakaan dan pojok baca di setiap ruang kelas.

“Setiap jam kosong, biasanya digunakan untuk

baca-baca buku di pojok baca. Tidak hanya buku

pelajaran. Tetapi juga ada buku fiksi dan nonfiksi. Jadi

banyak pilihan bukunya,” bebernya. (mg4/aya/fer)

(rs/aya/per/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarsolo.jawapos.com/read/2020/02/19/180106/li

terasi-dan-perayaan-hut-smpn-3-surakarta-spegata-jaya

Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.18 WIB

Literasi Dekatkan Anak, Orang Tua, dan

Guru

22 FEBRUARI 2020, 22: 55: 28 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

GROBOGAN, Radar Kudus – Gebyar Literasi hari

kedua digelar pada Sabtu (16/2). Di hari kedua ini, ada

seminar dan talk show. Salah satunya membahas

pengaruh literasi terhadap hubungan anak, guru, dan

orang tua.

Seminar dan talk show literasi itu menghadirkan

beberapa narasumber. Antara lain, Dewi Utama

Faizah (Satgas Literasi RI), Dharmawati (Amind,

Tarakan Kaltara), Nuradi Indra Wijaya (TBM Mata

Aksara), dan Badiatul M Asti (Penulis Grobogan).

Dewi utama Faiza menyampaikan, materi tentang

membentuk generasi literat di era digital. Dalam

penyampaianya, begitu pentingnya literasi bagi orang

tua, khususnya membudayakan membaca buku.

Dharmawati dari Tarakan secara khusus

mempraktikkan cara membaca buku cerita anak dan

adabnya. Bahwa membaca buku yang baik bisa

menginspirasi yang mendengarkan. ”Mengapa

membaca buku. Karena dengan membaca buku bisa

membangun kedekatan emosi orang dewasa dengan

anak. Sebagai trauma healing dan menanamkan

kebaikan dan kebajikan,” kata Dharmawati.

Sementara itu, saat sharing literasi Nuradi Indra

Wijaya memotivasi peserta untuk menggerakkan

literasi di sekolah dan keluarga. ”Lewat literasi bisa

meningkatkan pengetahuan dan kedekatan anak antara

guru dan orang tua,” ungkap dia.

Badiatul Asti menambahkan, semua pegiat literasi bisa

menuliskan kegiatannya. Sehingga menjadi dokumen

di masa depan. ”Buku yang ditulis ini akan menjadi

sejarah pada masa depan. Sekaligus menyebarkan

ilmu kepada pembaca,” ujarnya.

(ks/mun/lid/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2020/02/22/180537/

literasi-dekatkan-anak-orang-tua-dan-guru

Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.13 WIB

Literasi Digital Siberkreasi, Tumbuhkan

Kreativitas Netizen Indonesia

14 September 2019, 13:10:54 WIB

JawaPos.com – Gerakan Nasional Literasi Digital

Siberkreasi merupakan gerakan sinergis yang

mendorong pengguna internet atau netizen di

Indonesia dalam menggunakan internet secara lebih

bijak dan bertanggung jawab. Gerakan ini diinisiasi

oleh beberapa Kementerian, komunitas atau

organisasi, dan private sector.

“Hidup di era digital memudahkan kita untuk

mendapatkan, berbagi, hingga mengolah berbagai

informasi. Meskipun memudahkan kita dalam

169

berinteraksi satu sama lain akibat mudahnya arus

informasi di era digital, membuat kita juga harus

menghadapi berbagai tantangan yang muncul di era

ini. Seperti rentannya penyebaran konten negatif

melalui internet berupa hoax, cyberbullying, dan

online radicalism,” kata Menkominfo Rudiantara

melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (14/9).

Siberkreasi yang dibentuk pada 27-29 Oktober

2017 di Jakarta, telah berhasil mewadahi 102

lembaga atau komunitas dari berbagai unsur,

menjangkau 442 lokasi dengan lebih dari 185.000

peserta aktif yang dikemas dalam program-program

sinergi, dan menyebarluaskan 73 buku seri literasi

digital yang telah diunduh sebanyak 180.000 kali.

“Siberkreasi sebagai gerakan nasional berupaya

untuk menanggulangi hal-hal tersebut dengan

melakukan literasi digital. Bersama siberkreasi kita

mendorong netizen Indonesia untuk aktif

berpartisipasi dalam menyebarkan konten positif

secara konsisten di dunia maya. Sehingga dengan

memanfaatkan perkembangan teknologi ini kita

bisa berkembang dan produktif di dunia digital,”

tuturnya.

Beberapa program unggulan Siberkreasi antara lain,

School of Influencer, Pandu Digital, Kreator

Nongkrong, dan website literasidigital.id. Dengan

website ini masyarakat mendapatkan pengetahuan

seputar pendidikan digital, ekonomi digital,

cybercrime, dan lain lain dalam bentuk buku, video,

dan infografis yang dapat diunduh secara gratis.

“Berbagai macam informasi bisa kita dapatkan di

media sosial, baik yang positif maupun yang negatif.

Untuk itu dibutuhkan literasi digital agar

masyarakat luas mampu memilih dan memilah

konten serta memerangi info hoax, hate speech dan

berita negatif lainnya. Ponsel dan internet itu ibarat

pisau bermata dua, yang harus ditingkatkan adalah

kemampuan kita untuk menggunakan internet

secara baik.” imbuh Rudiantara.

Adapun Program Pandu Digital merupakan

program bagi masyarakat umum khususnya pada

hal community empowerment berbasis komunitas,

collaborative engagement dengan menyebarluaskan

pengetahuan etika digital, dan memperkuat

ekonomi digital dengan roadmap e-commerce

Indonesia.

Sedangkan School of Influencer berfokus pada

pengembangan konten positif di Internet dengan

cara mengajak anak-anak muda Indonesia untuk

memproduksi konten kreatif seperti video, gambar,

artikel, blog atau vlog yang positif di Internet.

Kreator Nongkrong adalah komunitas bentukkan

Siberkreasi yang mewadahi para influencer atau

konten kreator untuk saling bersinergi dan tetap

produktif dalam memproduksi dan menyebarkan

konten positif

Selain empat program di atas, salah satu program

lain Siberkreasi adalah Siberkreasi Netizen Fair

2019 yang diadakan setiap tahun. Adapun gelaran

Siberkreasi Netizen Fair 2019 akan berlangsung di

The Kasablanka Hall, Kota Kasablanka, Jakarta

pada 5 Oktober mendatang. Kegiatan ini

merupakan gelaran ketiga setelah dua tahun

sebelumnya Siberkreasi Netizen Fair sukses digelar.

Dengan mengangkat tema “Creator Generation”

pada tahun ini, Siberkreasi Netizen Fair 2019 hadir

untuk mengajak anak bangsa lebih bebas

menuangkan kreativitas dalam berekspresi serta

mendorong anak muda agar mampu memanfaatkan

teknologi dengan memproduksi konten positif yang

bisa berguna bagi banyak orang. Adapun perhelatan

Siberkreasi Netizen Fair 2019 akan digelar dalam

bentuk konferensi workshop dan penghargaan

Siberkreasi.

Siberkreasi Netizen Fair 2019 menjadi wadah yang

harus dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh

lapisan masyarakat. Yosi Mokalu, Ketua Divisi

Kreatif GNLD Siberkreasi berpendapat Siberkreasi

Netizen Fair adalah event yang penuh dengan

energi positif dari dunia siber. “Mulai dari

bermacam workshop, entertainment & penghargaan.

Orang harus datang untuk mendapatkan inspirasi,

ilmu & kreatifitas baru, jika ingin aktif

berkontribusi dalam dunia siber,” ujar Yosi.

Untuk mengikuti Siberkreasi Netizen Fair 2019,

masyarakat tidak dikenakan biaya alias gratis. Bagi

yang ingin ikut serta, dapat mendaftar di website

siberkreasi.id. Pendaftaran ditutup pada tanggal 25

September 2019, pada pukul 23.00 WIB. Tidak

hanya memberi kesempatan bagi masyarakat yang

ingin datang dan meramaikan Siberkreasi Netizen

Fair 2019, masyarakat juga bisa berkontribusi

dengan menjadi volunteer.

Editor : Bintang Pradewo

Sumber : JawaPos.com https://www.jawapos.com/oto-dan-tekno/teknologi/14/09

/2019/literasi-digital-siberkreasi-tumbuhkan-kreativitas-n

etizen-indonesia/

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.53 WIB

Literasi Keuangan PT Indo Premier, Ajak

Investor Cemati Reksa Dana

9 Desember 2019, 08:38:50 WIB

170

JawaPos.com – Kondisi pasar modal yang masih

fluktuatif mendorong investor untuk tetap waspada

mencermati perkembangan perekonomian. Kondisi

pasar yang belum menentu saat ini diperkirakan

masih akan berlangsung hingga paruh pertama tahun

depan. Salah satu sentimen negatif karena perdang

dagang antara Amerika Serikat-Tiongkok diprediksi

masih akan terus berlanjut hingga awal 2020.

Mencermati perkembangan itu, Fund Manager MNC

Asset, Ipan Samuel merekomendasikan produk

Reksa Dana Pendapatan Tetap bisa menjadi salah

satu pilihan di tengah ketidakpastian perekonomian

global saat ini.

“Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan underlying

SUN diperkirakan akan tetap menarik pada tahun

2020,”katanya dalam memberikan literasi keuangan

pada para investor pasar modal, PT. Indo Premier

Sekuritas (IndoPremier), Sabtu (7/12).

Sebagai bentuk konsistensi dalam memberikan

literasi keuangan pada para investor pasar modal,

IndoPremier mengadakan event Fun(d) Talk

Millenial #5 (FTM#5) di Estubizi Business Center

& Coworking Space Jakarta Selatan.

IndoPremier sebagai perusahaan sekuritas nasional

menyadari potensi pertumbuhan investor baru setiap

tahunnya. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral

Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor di pasar

modal tercatat sebanyak 2,31 juta investor per 31

Oktober 2019 atau naik 42,72 persen dari posisi 1,61

juta investor pada akhir tahun lalu.

Brand Manager Produk Reksa Dana Indo Premier

Sekuritas, Mattheus Raharja mengakui saat ini

masih banyak anggota masyarakat yang belum tahu

cara menyimpan uang dengan benar. Bagi

IndoPremier, investor baru perlu diedukasi dan

didampingi secara intensif supaya benar-benar tahu

cara mencapai kemerdekaan finansial. Literasi

keuangan sudah menjadi kebutuhan bagi investor

pemula.

Cukup dengan modal investasi Rp 100 ribu, setelah

registrasi secara online nasabah sudah dapat

memilih dan membeli 255 produk reksa dana dari 40

Manajer Investasi dengan bebas biaya admin dan

banyak keuntungan lainnya.

Co-Founder Super Fund Trader Community,

Liyanto Sudarsodi acara FTM#5 mengajak para

peserta untuk semakin memahami lebih dalam lagi

tentang seni berinvestasi di reksa dana, terutama dari

segi alokasi portofolio tentang kondisi waktu yang

tepat untuk berinvestasi. Peserta diajak mempelajari

faktor yang memengaruhi kinerja sebuah reksa dana

dari data indikator ekonomi inti, seperti GDP,

tingkat inflasi, PMI, dan kondisi neraca

perdagangan.

“Semua faktor ini sangat penting untuk dikuasai,

jika investor ingin berinvestasi reksa dana dengan

imbal hasil yang maksimal dalam waktu yang

tepat,”pungkas Liyanto.

Editor : Mohamad Nur Asikin

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/ekonomi/finance/09/12/2019/literasi-keuangan-pt-indo-premier-ajak-investor-cemati-rek

sa-dana/

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.13 WIB

Literasi Keuangan Rambah SD

09 APRIL 2019, 20: 35: 47 WIB |

EDITOR : PERDANA

SOLO – Tingkat literasi keuangan di Kota Solo dan

sekitarnya dinilai minim. Total di Jawa Tengah, baru

mencapai 33,5 persen. Mengejar target, Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) Solo bersama perbankan mengajak

anak-anak tingkat sekolah dasar. Ikut memahami

perbankan dan keuangan.

Deputi Kepala OJK Solo, Tito Adji Siswantoro

menjelaskan, pihaknya fokus meningkatkan inklusi

dan literasi di berbagai sektor. Beberapa waktu lalu

menyasar universitas dan pedesaan. Kali ini

menyentuh generasi muda dan anak-anak. Sehingga

pemahaman mereka mengenai keuangan semakin

matang ketika mereka dewasa kelak.

”Pengenalan literasi keuangan dimulai dari dunia

perbankan. Sejak dini pada anak-anak sangat penting.

Salah satunya mengajak anak-anak datang ke bank.

Kemudian berkeliling. Ini bisa meningkatkan literasi

keuangan pada anak. Sehingga menimbulkan

keinginan mereka menabung di bank,” kata Tito

kepada Jawa Pos Radar Solo, kemarin (8/4).

Berbagai upaya terus dilakukan untuk pengembangan

literasi dan inklusi daerah. Sesuai Peraturan Presiden

mengenai Strategis Nasional Keuangan Inklusi, target

nasional pada 2019 sebesar 75 persen. Tahun ini

secara nasional realisasinya baru 26 persen.

Komisaris Independen CIMB Niaga, Jeffrey Kauripan

menambahkan, Tour de Bank merupakan cara terbaik

pengenalan sejak dini kepada anak-anak. Hampir

seluruh sekolah dasar di Kota Solo digandeng.

Pengenalan perbankan merupakan kegiatan yang

sesuai dengan kurikulum 2013 (K13). Memberikan

ruang kepada anak-anak untuk bereksperimen. Atau

mencari pengalaman di luar sekolah. Salah satunya ke

bank. Siswa juga dikenalkan peran dan fungsi

perangkat perbankan. Seperti teller, customer service,

mesin ATM, dan mesin setor tunai.

”Tumbuh rasa nyaman di benak anak-anak ketika

masuk bank. Mereka tidak merasa takut dan berpikir

ke bank itu merepotkan. Ketika dewasa nanti mereka

sudah paham mengenai perbankan,” ujarnya. (gis/fer)

171

(rs/gis/per/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/04/09/130793/li

terasi-keuangan-rambah-sd

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.38 WIB

Literasi Masyarakat Rendah, Cigna

Indonesia Perkuat Layanan Digital

August 12, 2019

jpnn.com, JAKARTA – Tingkat literasi masyarakat

terhadap produk-produk asuransi yang masih

minim membuat Cigna Indonesia memperkuat

layanan digital agar mudah menjangkau nasabah.

’’Ke depan, layanan digital yang akan

mendominasi,’’ ujar Director and Chief

Distribution Officer Cigna Indonesia Dini Maharani

beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, kemajuan teknologi digital sudah

merambah segala lini kehidupan masyarakat.

BACA JUGA: Besi Scrap Kurangi Ketergantungan

Industri Baja Terhadap Bahan Baku Impor

Hal itu juga mempermudah masyarakat dalam

mengakses segala informasi,

termasuk informasi layanan proteksi.

Karena itu, lanjut Dini, Cigna juga

memanfaatkannya untuk mengedukasi masyarakat

tentang perlunya proteksi sekaligus

memperkenalkan produk-produk proteksi yang

bermanfaat.

Di ranah digital, saat ini Cigna memiliki customer

portal. Yakni, portal digital khusus nasabah yang

memungkinkan nasabah melakukan pengecekan

status polis, manfaat polis, status pengajuan klaim,

dan lain-lain.

’’Kami terus mengembangkan portal ini demi

meningkatkan pengalaman nasabah,’’ ujar dia.

Sumber : JawaPos.com

https://radarmalang.jawapos.com/literasi-masyarakat-rendah-cigna-indonesia-perkuat-layanan-digital/

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.45 WIB

Literasi Media dan Ikhtiar Melawan Hoaks

di Tahun Politik Oleh: Wardatul Hasanah*

09 MARET 2019, 11: 56: 52 WIB | EDITOR : I

PUTU SUYATRA

PERHELATAN akbar Pemilu 2019 sudah di depan

mata. Pada 17 April tahun ini akan berlangsung secara

serentak pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan

anggota legistlatif (pileg). Dalam penyebaran ide dan

gagasan para kandidat sangat terbantu dengan adanya

media sosial. Hal ini menarik karena media sosial

dapat digunakan untuk menyebarkan informasi dengan

cepat sehingga sangat tepat dijadikan arena baru

kampanye. Cara ini terbukti lebih mudah dan efektif

dalam memberikan pendidikan politik kepada

masyarakat.

Menurut Stepi Anriani dalam bukunya Intelijen dan

Pilkada (2018), tren pemilihan umum saat ini memang

tidak bisa dilepaskan dari media sosial. Ekspansi

media sosial yang cepat merupakan pergeseran

paradigma dalam informasi dan komunikasi yang

berperan dalam proses politik.

Karena 2019 merupakan tahun politik, maka berbagai

manuver dilancarkan oleh para kandidat untuk

merebut hati rakyat. Namun, yang memprihatinkan

banyak pihak yang memanfaatkan media sosial untuk

melakukan black campaign untuk menjatuhkan pihak

lawan dan menyebarkan berita bohong (hoax).

Dalam hitungan detik penyebaran berita hoax

muncul tiba-tiba di berbagai media khususnya media

sosial. Rakyat dipertontonkan drama dan adegan yang

tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Tidak sedikit

rakyat yang percaya terhadap berita bohong yang

diproduksi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab

untuk menyerang pribadi lawan demi kepentingan

pribadi dan kelompoknya.

Salah satu contoh berita hoax adalah meme tentang

Survei Pilpres 2019. Dalam meme tersebut terdapat

foto Jokowi dan Prabowo yang menyertakan logo Indo

Barometer dengan hasil survei Pilpres 2019 di

Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara,

dan Sulawesi Selatan. Meme tersebut ramai di medsos

dan terus menyebar di grup-grup Whatsapp. Indo

Barometer menegaskan meme itu adalah hoaks

(www.liputan6.com, 4/12/2018).

Penyebaran berita bohong dan fitnah tidak boleh

dibiarkan meluas. Hoax harus dilawan agar kita tidak

mudah terprovokasi. Oleh karena itu, penulis ingin

menawarkan beberapa solusi untuk meminimalisir

penyebaran hoax.

Pertama, penguatan literasi digital. Dengan

pengetahuan masyarakat yang masih minim, maka

penggiringan opini melalui berita bohong (hoax)

sangat mudah sekali dilakukan. Faktor utama yang

menyebabkan informasi palsu (hoax) mudah tersebar

di Indonesia adalah karakter masyarakat Indonesia

yang dinilai belum terbiasa berpendapat secara sehat.

Literasi ini sangat penting agar masyarakat lebih kritis

172

dalam menyikapi berbagai isu yang kebenarannya

masih diragukan. Dengan literasi ini juga masyarakat

akan lebih berhati-hati jika mendapatkan sebuah berita

sehingga tidak mudah termakan berita murahan.

Dalam pndangan Vibriza Juliswara (2017), netizen

yang memiliki kemampuan literasi media cukup tinggi,

tak hanya sadar pada etika berkomunikasi saja tetapi

juga memiliki keterampilan kosntruktif dalam

menerima, memproduksi dan membagikan muatan

informasi (berita).

Kedua, penyelenggara pemilu harus melakukan

sosialisasi secara masif kepada masyarakat terutama

pemilih. Sosialisasi ini perlu dilakukan dari pusat

hingga ke daerah. Sebab, akibat ketidaktahuan

masyarakat terhadap kebijakan terkait dengan pemilu

akan menjadikan mereka percaya begitu saja dengan

berita yang disebarkan oleh pihak tertentu untuk

mempengaruhi opini publik. Selain sosialisasi

langsung kepada masyarakat, penyelanggara pemilu

perlu memanfaatkan media online dan media sosial

agar lebih tepat sasaran dan cakupannya lebih luas.

Buatlah konten-konten kreatif dalam bentuk cerita

singkat, gambar dan video yang tampilannya mudah

dipahami dan tidak membosankan.

Ketiga, hukum perlu ditegakkan seadil-adilnya.

Karena menyebarkan isu yang berisi konten kebencian,

ftnah, dan hoax berpotensi menyebabkan ancaman

keutuhan bangsa, maka penegak hukum harus

menindak siapa saja yang terindikasi jadi aktor

penyebar berita hoax sesuai dengan Undang-Undang

Informasi dan Transaksi Eleltronik (UU ITE) yang

berlaku.

Keempat, menjadikan hoax sebagai musuh bersama.

Hal ini dapat terwujud jika seluruh masyarakat

bergandengan tangan melawan penyebaran hoax

dengan menyaring semua berita yang tersebar di

media sosial. Apabila ditemukan berita yang berisi

konten negatif maka harus dilawan dengan konten

positif yang memang sesuai dengan fakta yang terjadi

di lapangan. Dengan demikian, warganet

mendapatkan pencerahan dan bisa menganalisis mana

berita yang benar dan mana yang mengandung hoax.

Kelima, pendidikan anti hoax. Generasi milenial atau

pemilih pemula akan menjadi salah satu pihak yang

dirugikan karena berita bohong. Karena itu, kaum

milenial yang sudah memiliki hak memilih perlu

mendapatkan pendidikan anti hoax sehingga informasi

yang mereka terima terkait Capres-Cawapres tidak

membingungkan dan menyesatkan. Jika berita bohong

ini tidak diluruskan sesuai fakta yang sebenarnya

dikhawatirkan berita hoax justru dianggap berita yang

benar. Pendidikan anti hoax ini harus dimulai dari

lingkungan keluarga kemudian sekolah dan perguruan

tinggi.

Jika beberapa solusi ini bisa kita praktikkan secara

berkesinambungan, maka penulis yakin

penyelenggaraan Pemilu 17 April 2019 akan berjalan

damai, berkualitas, dan bermartabat yang pada

gilirannya akan melahirkan pemimpin sesuai harapan

masyarakat. (*)

* Alumnus Pesantren Darul Ulum Banyuanyar,

Pamekasan

(bx/tor/yes/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://baliexpress.jawapos.com/read/2019/03/09/123974/

literasi-media-dan-ikhtiar-melawan-hoaks-di-tahun-politi

k

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.44 WIB

Literasi Media Penting Agar Masyarakat

Jangan Sebar Hoaks

8 Desember 2018, 19:59:31 WIB

JawaPos.com -Dewasa ini perkembangan teknologi

komunikasi acapkali tidak disertai dengan

pendidikan kepada masyarakat selaku penggunanya.

Hal itu menyebabkan banyak masyarakat kerap

terjebak dan terikut dengan arus yang salah.

Menurut Ferdy Siregar, seorang jurnalis senior di

Kota Medan, pendidikan literasi media sangat

penting dilakukan. Jangan sampai masyarakat juga

ikut menyebarkan hal yang tidak bisa

dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Penting memberikan kajian atau literasi kemediaan

kepada anak dan remaja kekinian. Masyarakat juga

bisa jadi bagian untuk menginformasikan suatu

kejadian secara benar,” kata Ferdy dalam Workshop

Literasi Media Kampanye Pendidikan Karakter,

yang diadakan oleh Yayasan Fajar Sejahtera

Indonesia (YAFSI), Sabtu (8/12).

Dalam workshop itu, Ferdy juga memberikan

pemahaman kepada masyarakat tentang teknik

fotografi sederhana. Peserta yang jumlahnya belasan

juga tampak serius mendengarkan pemaparan

anggota Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan itu.

Ferdi menjelaskan, fotografi mulai populer di era

2010. Karena sebelumnya, para pehobi masih

terganjal alat yang mahal. Namun kini, siapa saja

bisa mejadi fotografer. Baik dengan android yang

canggih atau hanya dengan kamera amatir.

“Fotografi menjadi familiar di kalangan pelajar.

Anak SD sekarang sudah mulai belajar berswafoto

dan juga berselfi,” tambahnya lagi.

Ferdy juga berharap, dengan workshop literasi

media ini bisa mendidik masyarakat agar bisa

173

mengambil foto dengan baik. Khususnya ketika ada

kejadian.

“Mereka paham untuk tidak menyebarkan hoax, foto

yang berbau pornografi atau propaganda. Tetapi

mereka paham tentang foto sosial budaya, makanan,

tempat wisata karena hal-hal ini punya pangsa pasar

yang banyak dan bagus untuk mereka” tuturnya.

Workshop Literasi Media Kampanye Pendidikan

Karakter digelar oleh Yayasan Fajar Sejahtera

Indonesia (YAFSI) untuk turut serta membangun

karakter dan kreativitas anak. Selian itu juga,

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan

kapasitas masyarakat dengan program pendidikan

karakter berbasis masyarakat untuk anak dan remaja

melalui Rumah Pintar.

“Kami dari YAFSI mengucapkan terimakasih

kepada bang Ferdy Siregar yang sudah berbagi

ilmunya kepada anak binaan kami ini, semoga nanti

ada Hasil-hasil foto yang bagus dari mereka” tutup

Ketua YAFSI Badriyah.

Editor : Budi Warsito

Reporter : (pra/JPC)

Sumber : JawaPos.com https://www.jawapos.com/jpg-today/08/12/2018/literasi-

media-penting-agar-masyarakat-jangan-sebar-hoaks/

Akses : 04 Mei 2020 Pukul 09.43 WIB

Literasi Membangun Budaya, Tak Sekadar

Membaca

31 OKTOBER 2019, 14: 51: 10 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

ITERASI telah menjadi isu seksi yang selalu

dibicarakan. Mulai dari yang bergelut dalam bidang

literasi, sampai yang secara konsep kurang paham

literasi. Keyakinan bahwa masa depan bangsa

dititipkan lewat kemampuan literasi anak negeri,

membuat dunia pendidikan berkomitmen

mengembangkan kegiatan literasi.

Berbicara tentang literasi, mengingatkan pada

pengalaman menarik yang terjadi. Terlihat sebuah

pemandangan yang cukup mengejutkan. Beberapa

siswa sedang duduk di teras musala. Sepintas memang

terlihat wajar. Namun, ternyata ada ketidakwajaran

yang terjadi. Ketika terlihat sepatu siswa berada di

atas tangga lantai musala yang bertuliskan “batas suci”.

Sungguh peristiwa yang ironis bagi dunia pendidikan

yang sedang gencar menggembar-gemborkan

pendidikan karakter.

Peristiwa tersebut haruslah menjadi cambuk bagi

semuanya. Bagaimana tidak. Hanya dengan tulisan

berjumlah dua kata yang mudah dibaca. Tetapi siswa

tidak mampu memahami makna tulisan yang ada.

Mungkin siswa tersebut paham, tetapi tidak

menghiraukan tulisan. Semua ini patut menjadi bahan

evaluasi. Apakah kemampuan literasi siswa sudah

seperti yang diharapkan?

Aktivitas membaca memang mudah. Tetapi ternyata

siswa sulit untuk memahami makna sebuah tulisan.

Ada yang mampu tentang literasi, tetapi tidak mau

mengembangkan literasi. Sehingga kualitas literasinya

berkurang. Banyak aspek yang memungkinkan tak

peduli dengan literasi. Kebiasaan terhadap segala

sesuatu yang praktis, membuatnya tidak mengetahui

bahwa proses berkembang itu dengan membaca.

Siswa seringkali mengabaikan dan meremehkan

hal-hal kecil. Misalnya saja mengabaikan tanda,

gambar, kata singkat berisi peringatan, larangan, atau

himbauan. Hal itu bisa mencelakakan diri sendiri atau

orang lain. Bahkan, bisa juga menimbulkan dampak

sosial yang buruk di mata masyarakat.

Pemerintah sudah menerapkan gerakan literasi dalam

proses pembelajaran di sekolah. Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) dikembangkan berdasarkan

Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang

Penumbuhan Budi Pekerti. Gerakan literasi sekolah

bertujuan membiasakan siswa untuk membaca dan

menulis guna menumbuhkan budi pekerti. Dalam

jangka panjang, diharapkan dapat menghasilkan siswa

yang memiliki kemampuan literasi tinggi. Yaitu

mampu mengakses, memahami,dan menggunakan

informasi dengan cerdas.

Kegiatan literasi memang merujuk pada kemampuan

dasar seseorang dalam membaca dan menulis.

Sehingga selama ini, strategi yang dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan tersebut adalah

menumbuhkan minat membaca dan menulis. Strategi

membaca non-teks selama lima belas menit sebelum

jam pertama, merupakan langkah awal untuk

membiasakan siswa gemar membaca. Bahkan, strategi

tersebut berkembang menuntut siswa menghasilkan

karya-karya buah pemikirannya.

Pelaksanaan GLS menjadi tanggung jawab bersama

pemangku pendidikan. Bukan hanya siswa saja yang

menjadi sasaran gerakan ini. Mulai dari kepala

sekolah, pendidik, tenaga pendidik, hingga komite

sekolah, menjadi target gerakan literasi. Dengan

demikian, kegiatan literasi tidak hanya dalam aktivitas

belajar mengajar di kelas saja. Namun, juga terlihat di

perpustakaan, disetiap pojok baca kelas, dan di

lingkungan sekolah.

Literasi ada beberapa jenis, yaitu literasi dasar, literasi

perpustakaan, literasi media, literasi teknologi dan

literasi visual. Literasi dasar meliputi kemampuan

dasar membaca, menulis, dan berhitung. Literasi

174

perpustakaan adalah kemampuan memahami

dan membedakan karya fiksi atau non fiksi. Literasi

media adalah kemampuan memahami bentuk media

cetak, media elektronik. Literasi teknologi, menuntut

siswa mengerti cara menggunakan internet serta

memahami etika dalam menggunakan teknologi.

Sedangkan literasi visual hadir dari pemikiran bahwa

gambar bisa ‘dibaca’.

Literasi visual merupakan kegiatan yang lebih

menarik untuk dikedepankan selain mengejar

kemampuan literasi dasar. Karena dengan memulai

literasi visual terlebih dahulu, diharapkan siswa

mampu ‘membaca’ sekecil apapun yang terjadi di

lingkungan sekitarnya. Dengan literasi visual, siswa

juga dilatih untuk menanggapi gambar, video, atau

tulisan pendek dengan cermat.

Seluruh komponen literasi sudah begitu luar biasa

sebagai penyokong penumbuhan budaya karakter di

sekolah. Dengan berbagai kegiatan positif dalam

berliterasi, tidak hanya sekedar membaca atau

membiasakan baca tulis saja. Mari membekali anak

dengan kemampuan berliterasi. (*)

(ks/top/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/10/31/163840/

literasi-membangun-budaya-tak-sekadar-membaca

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.28 WIB

Literasi Ramadan, Siswa SMKN 1 Kedung

Antusias Baca Koran Radar Kudus

29 MEI 2019, 11: 40: 48 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

JEPARA – Sambil menunggu bel masuk berdering,

siswa-siswi SMKN 1 Kedung berkumpul di halaman

sekolah setempat kemarin. Mereka menyempatkan

baca koran Jawa Pos Radar Kudus sebelum masuk

ruangan untuk mengikuti ulangan kenaikan kelas.

Membaca serentak itu merupakan kegiatan Literasi

Ramadan Sekolah.

Mereka antusias membaca koran itu pada sesi literasi

sekolah kemarin. Sekitar lima menit mereka membaca

berbagai informasi yang dimuat dalam koran tersebut.

Salah satunya profil SMKN 1 Kedung. Mulai program

sekolah, prestasi, hingga kegiatan sekolah ada di

dalam rubrik info pendidikan satu halaman itu.

Dengan dipandu beberapa guru, para siswa mulai

membaca isi koran. Setelah selesai, siswa

membubarkan diri dengan tertib. Mereka mulai

bersiap menuju ruang ujian sekolah sesuai dengan

jadwal sesi yang ditentukan. Masih ada siswa lima

menit sebelum mulai ujian sekolah. Di depan ruang

kelas, mereka sesekali membuka kembali buku

pelajaran yang akan diujikan saat itu.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Kedung Achmad

Sholeh mengungkapkan, kegemaran membaca harus

ditanamkan kepada setiap siswa. Kegemaran itu harus

dimulai dari diri sendiri. Selama di sekolah, menjadi

awal pembiasaan kegemaran membaca tersebut. Topik

yang dibaca pun tidak harus buku pelajaran. Masih

banyak buku bacaan lain yang bisa menambah

wawasan dan membuka cakrawala pengetahuan siswa.

“Cari informasi sebanyak mungkin. Baik tentang

pelajaran maupun pengetahuan umum. Kalau hanya

hanya mengandalkan pengetahuan di dalam kelas

lewat buku pelajaran maka belum cukup. Siswa harus

memperkaya informasi dari berbagai sumber bacaan,”

paparnya.

Selain itu pihaknya juga menanamkan literasi

Ramadan dengan ngaji posonan di sekolah. Selama

Ramadan, tiap kelas bergilir mengikuti kajian

keagamaan. Tak hanya pengetahuan keduniaan,

literasi keilmuan keagamaan juga penting. Hal ini

untuk menunjang pengetahuan spiritual siswa. Setelah

sebelumnya dibekali keterampilan dan pengetahuan

sesuai pemintan masing-masing.

”Ramadan jadi momen yang ditunggu untuk

memperbanyak kajian keagamaan. Selain kometitif

dari segi kompetensi, setelah lulus siswa juga didasari

dengan keilmuan agama yang cukup,” tandasnya.

(ks/war/zen/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/05/29/139416/

literasi-ramadan-siswa-smkn-1-kedung-antusias-baca-kor

an-radar-kudus

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.21 WIB

Literasi Sekolah, Siswa SMPN 5 Pati

Antusias Baca Koran Radar Kudus

20 AGUSTUS 2019, 15: 58: 42 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

KOTA, Radar Kudus – Ratusan siswa-siswi SMP

Negeri 5 Pati, pagi kemarin menggelar kegiatan

literasi baca koran serentak, sebelum masuk ke kelas

dan memulai pelajaran. Mereka terlebih dahulu

meluangkan waktu untuk membaca informasi yang

disajikan Jawa Pos Radar Kudus.

Kegiatan membaca itu menjadi bagian dari Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) yang diterapkan SMP Negeri 5

Pati sejak beberapa tahun lalu. Para siswa diajak untuk

meluangkan waktu membaca bacaan apa saja

setidaknya selama 20 menit. Sebelum pelajaran.

175

Anak-anak antusias membaca tulisan demi tulisan.

Mulai berita daerah, nasional, olahraga hingga

artikel-artikel yang disajikan koran. ”Di sekolah kami

kegiatan literasi sudah dibudayakan. Anak-anak kami

dorong untuk suka membaca buku. Selain didorong

untuk suka membaca, anak-anak kami juga

menghasilkan karya tulisan apa saja,” kata Kepala

SMP Negeri 5 Pati Sofia Bardina.

Hasilnya, lanjut Sofia, program literasi yang telah

dijalankan sekolahnya tersebut sudah sedikit-banyak

membuahkan hasil. Beberapa anak didiknya sudah

mulai produktif untuk menulis. Mereka menulis cerita

di sebuah layanan digital yang disediakan untuk

menulis. Seperti di Wattpad. ”Ada beberapa anak yang

sudah rutin menulis cerita fiksi. Ceritanya juga bagus.

Pembacanya banyak,” imbuhnya.

Beberapa anak yang sudah mulai produktif menulis itu

seperti Niken Anggarani, Agustiningtyas, dan Nabila

Putri. Mereka kebanyakan menulis cerita tentang

masa-masa remaja. Beberapa cerita yang ditulis

diantaranya berjudul Cinta dalam Diam, dan Iam

Sorry Lisa. Tulisan itu juga dibaca ribuan orang di

aplikasi tersebut.

(ks/aua/him/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/20/151657/

literasi-sekolah-siswa-smpn-5-pati-antusias-baca-koran-radar-kudus

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.19 WIB

Literasi Warganet Jadi Antibodi Hadapi

Virus Radikalisme di Medsos

Oleh: Tegar Arifudin*

12 Mei 2020, 09: 02: 32 WIB | editor : I Putu

Suyatra

KEMAJUAN Teknologi membawa berbagai

implikasi yang cukup kompleks dalam kehidupan

manusia dan hubungan antar negara. Semenjak

maraknya pola komunikasi melalui dunia maya

ataupun internet, batas-batas konvensional yang

dulu dianut dan dipatuhi oleh kesepakatan

internasional telah menjadi semu.

Dengan jaringan yang saling berinteraksi di ruang

maya kini, kerap kita menyaksikan berbagai macam

masalah dan konflik yang bisa menyebabkan

disintegrasi dan perpecahan. Cyber crime,

pornografi, ataupun konten radikalisme yang sampai

dengan terorisme menjadikan internet sebagai media

penyebarannya.

Kini paham radikalisme mulai memanfaatkan dunia

maya ataupun internet sebagai wahana dalam

melakukan berbagai macam aksi. Aksi teror yang

dilakukan oleh kelompok radikal tidak hanya

menyerang target yang nampak secara fisik, namun

juga psikologi dan mindset seseorang. Kelompok

radikal memanfaatkan berbagai fitur yang tersedia di

internet sebagai alat untuk melakukan berbagai

macam kegiatan dengan tujuan radikalisasi agama.

Dari rilis penelitian oleh Brookings Institutute tahun

2019 dinyatakan bahwa paling sedikit 46.000 akun

Twitter dinyatakan terkait dengan para pendukung

ISIS. Akun-akun ISIS tersebut rata-rata memiliki

lebih dari 1.000 followers.

Aktivitas cyberterorism oleh kelompok

radikal banyak melakukan

kegiatan lewat dunia maya, seperti,

cyber recruitment (rekrutmen lewat dunia

maya) dan cyber training (pelatihan lewat dunia

maya). Mereka juga membuat cyber operation (o

perasi lewat dunia maya), yakni melakukan survei

target dan pendanaan terorisme dalam jaringan.

Perkembangan dunia teknologi internet dunia maya

telah benar-benar dimanfaatkan oleh jaringan

radikal untuk mengembangkan dan menyebarkan

paham ekstrem radikal.

Maraknya propaganda radikalisme dan terorisme

melalui dunia maya internet tidak dapat

ditanggulangi hanya dengan menggunakan

pendekatan hukum. Penanggulangan propaganda

radikalisme dan terorisme melalui dunia Maya

internet membutuhkan peran seluruh kalangan, yaitu

dengan melakukan gerakan literasi warganet.

Cerdas bermedia sosial menjadi ekspresi yang

sangat diperlukan bagi warga masyarakat dalam

demokrasi.

Literasi warganet menekankan kemampuan

seseorang berpikir secara kritis dan memungkinan

orang tersebut untuk membuat sebuah keputusan

yang berhubungan dengan program media sosial

yang dipilih serta cara menginterpretasikan

informasi yang diterima melalui media massa di

dunia maya. Literasi warganet menjadi alternatif

bagi kebijakan sensor yang banyak dikatakan

sebagai pembatasan terhadap hak mendapatkan

informasi.

Literasi warganet menjadi hal penting sebagai

perisai dari masyarakat dalam melakukan aktifitas di

dunia maya, kedewasaan diri di dunia maya.

Dengan literasi warganet menjadikan setiap insan

mempunyai kemampuan untuk menyaring atau

mengabaikan luapan banjir informasi di dunia maya

yang menyesatkan, dengan kemampuan memilah

informasi yang benar dan bermanfaat pula

176

menjadikan masyarakat semakin dewasa di dunia

maya, terhindar dari dampak negatif dunia maya.

Karena Literasi, kita bisa jauhi radikalisme, dan

dekatkan diri di bulan Suci demi sambut hari Raya

Kemenangan Idul Fitri serta berkontribusi

mendukung dan sukseskan program pemerintah

melalui upaya deradikalisasi dengan membumikan

serta menjalankan Nilai-Nilai Pancasila.

*) Ketua Gerakan Literasi Terbit Regional Malang

(bx/wid/yes/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://baliexpress.jawapos.com/read/2020/05/12/193759/

literasi-warganet-jadi-antibodi-hadapi-virus-radikalisme-

di-medsos

Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.17 WIB

Melalui Literasi Menuju Generasi Milenial

Berprestasi dan Berkarakter

19 FEBRUARI 2020, 08: 04: 51 WIB |

EDITOR : EBIET A. MUBAROK

TUBAN, Radar Tuban – SMPN 2 Tuban memeringati

hari ulang tahun (HUT) ke-42 dengan beragam

kegiatan. Rangkaian ulang tahun dimulai Sabtu (15/2)

dengan mengadakan lomba baca puisi dan menulis

esai untuk siswa sekolah dasar (SD) se-Kabupaten

Tuban. Puncaknya diperingati Senin (17/2) dengan

menggelar panggung pentas seni yang diisi tampilan

bakat-bakat siswa.

Acara puncak dimulai dengan jalan sehat yang dibuka

Kepala Dinas (Disdik) Tuban Nur Khamid. Pagi

sekitar pukul 06.00, siswa dan seluruh warga sekolah

diajak membudayakan hidup sehat dengan jalan santai.

Start-nya dari sekolah Jalan Diponegoro –- Jalan RE

Martadinata -– Jalan Teuku Umar -– Jalan Sunan

Kalijaga dan kembali ke sekolah. Mlaku bareng

tersebut mengajak siswa sehat dengan cara

menyenangkan dan berhadiah.

Kepala Disdik Tuban Nur Khamid mengatakan, dia

optimistis SMPN 2 Tuban dalam waktu dekat dapat

menjadi sekolah unggul. Di bawah kepemimpinan

Denny Tricahyo Utomo, sekolah di Jalan Diponegoro

tersebut terus berbenah untuk lebih berprestasi. Proses

tersebut terlihat dari pengelolaan manajemen sekolah

yang lebih baik. ‘’Saya yakin kualitas pendidikan

SMPN 2 Tuban akan menjadi salah satu yang terbaik

di Tuban dalam waktu dekat,’’ tutur dia.

Pendidik yang juga pelatih gulat tersebut mengatakan,

sekolah harus selalu memfasilitasi siswa untuk meraih

prestasi. Dan, itu sudah dilakukan SMPN 2 Tuban

dengan terus menambah fasilitas penunjang kegiatan

siswa. Terbukti, banyak siswa SMPN 2 Tuban yang

menjuarai kompetisi. Mulai level kabupaten hingga

internasional. ‘’Disdik selalu mendukung sekolah

untuk memiliki kualitas unggul sebagai upaya

peningkatan mutu pendidikan,’’ ujar dia.

Kepala SMPN 2 Tuban Denny Tricahyo Utomo

mengatakan, pendidikan karakter menjadi salah satu

prioritas pembelajaran di sekolahnya. Upaya tersebut

diwujudkan dengan meningkatkan literasi di kalangan

siswa dan pendidik, sesuai tema yang diusung pada

hari ulang tahun. Yakni, Melalui Literasi Menuju

Generasi Milenial Berprestasi, Berkarakter, dan Cinta

Lingkungan. ‘’Kami mengedepankan pendidikan

karakter, bapak-ibu guru harus selalu memberi contoh

atau tauladan,’’ tegas dia.

Pendidik yang juga ketua musyawarah kerja kepala

sekolah (MKKS) SMPN itu menambahkan, tiap tahun

puluhan prestasi diukir sekolah ramah anak tersebut.

Sebagai bukti, salah satu SMP terbaik di Tuban

mampu bersaing dari segi kualitas. Untuk terus

meningkatkan jumlah prestasi, SMPN 2 Tuban selalu

memberi ruang seluas mungkin untuk siswa dalam

mengembangkan bakatnya. ‘’Siswa-siswi akan terus

kami motivasi dan memberi fasilitas agar selalu

bersaing prestasi,’’ kata Denny.

Denny mengatakan, sekolahnya juga berkomitmen

menjaga relasi dengan para alumnus. Diharapkan, para

lulusan SMPN 2 Tuban mempunyai ikatan emosional

dan terus bersinergi untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Demikian pula komunikasi dengan

pengurus komite, harus selalu dijaga. Harapannya

SMPN 2 Tuban bisa kembali bangkit untuk menjadi

sekolah yang diunggulkan di Bumi Wali. ‘’Semoga di

ulang tahun ke-42 ini SMPN 2 Tuban semakin jaya

dan berprestasi,’’ harap dia.

Selain Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Tuban Nur

Khamid, hadir juga mantan kepala SMPN 2 Tuban

yang juga pengawas SMP Tri Hariyanto dan Fauzan,

pengurus komite, paguyuban alumni SMPN 2 Tuban,

pemenang lomba rangkaian HUT ke-42, dan keluarga

besar SMPN 2 Tuban.

(bj/yud/ds/bet/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2020/02/19/18

0028/melalui-literasi-menuju-generasi-milenial-berprestasi-dan-berkarakter

Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.41 WIB

Menumbuhkan Kesadaran Literasi Digital

Tidak Mudah, Butuh Proses Lama

2 April 2019, 16:06:29 WIB

177

JawaPos.com – Literasi digital bagi masyarakat

Indonesia perlu digalakkan. Namun, hal itu diakui

bukan hal yang mudah. Menteri Komunikasi dan

Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut

bahwa menumbuhkan kesadaran literasi digital bagi

masyarakat membutuhkan proses panjang dan

berkesinambungan.

“Literasi adalah hal yang fundamental. Hal yang

strategis. Namun, literasi ini bukan pekerjaan yang

mudah karena memerlukan waktu yang lama,” kata

Rudiantara saat acara Peluncuruan Buku Literasi

Digital oleh Siber Kreasi di kantor Kemenkominfo

di Jakarta, Senin (1/4).

Selain itu, Rudiantara menekankan bahwa hal

penting lainnya adalah keberadaan sumber daya

manusia yang banyak dan berkualitas. “Misalnya

yang telah dilakukan Gerakan Siber Kreasi. Mereka

punya lebih dari 100 mitra dari organisasi maupun

lembaga dan LSM,” tambahnya.

Sebagai informasi, Siber Kreasi merupakan

komunitas yang bergerak di bidang literasi digital.

Sejauh ini, gerakan Siber Kreasi telah menjangkau

ratusan kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.

Rudiantara menyarankan agar setiap program yang

dilakukan harus melihat pada efektivitas.

Berkaitan dengan hal tersebut, Rudiantara

mengevaluasi hasil dari indeks literasi di empat

kota. Sebab, program tersebut hanya melihat dari

sisi potret yang dilakukan, apakah kegiatan yang

dilakukan tersebut hanya sebatas memberikan

informasi atau ada langkah lainnya.

“Karenanya saya juga minta, kita review semua

program mana yang efektif. Kalau efektifnya

otodidak (belajar sendiri), ya sudah. Gampangnya

kita kerja sama dengan semua operator seluler,”

tegas dia.

Rudiantara menambahkan, masyarakat Indonesia

umumnya saat ini kebanyakan mendapatkan

manfaat informasi dari internet melalui ponsel

(gadget) dibandingkan menggunakan komputer.

Pria yang karib disapa Chief RA itu juga

menegaskan pentingnya pendekatan dari hulu ke

hilir untuk literasi digital. Katanya, literasi digital

merupakan upaya pemerintah agar selalu hadir dan

tegas untuk melindungi masyarakat dari penyebaran

konten negatif.

Editor : Fadhil Al Birra

Reporter : Rian Alfianto

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/oto-dan-tekno/teknologi/02/04

/2019/menumbuhkan-kesadaran-literasi-digital-tidak-mu

dah-butuh-proses-lama/

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.39 WIB

Minat Baca Dan Literasi Digenjot Di 20

Titik Sasaran

11 FEBRUARI 2020, 15: 58: 00 WIB |

EDITOR : AGUNG NUGROHO

SIDOARJO-Untuk menggenjot minat baca dan

kualitas literasi di Kota Delta, Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Sidoarjo lakukan pembinaan ke desa dan

SD. Program ini ditargetkan dalam triwulan pertama

tembus hingga 20 sasaran.

Kabid Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan

Gemar Membaca Ana Musyarifa menjelaskan,

kegiatan ini berkaitan dengan menggenjot pengelolaan

perpustakaan di desa dan SD. Hal itu dilakukan untuk

meningkatkan kualitas perpustakaan. “Dari fasilitas

hingga ketersediaan buku harus diperhatikan,”

katanya.

Menurutnya, pembinaan ini dilakukan pada desa

maupun kelurahan yang telah memiliki perpustakaan.

Sementara itu, untuk desa dan kelurahan yang belum

terdapat fasilitas perpustakaan maka dilakukan

motivasi dan arahan kepada kepala desa. Tujuannya

agar terealisasi budaya literasi untuk masyarakat.

“Sekolah yang belum memiliki perpustakaan,

tindakannya juga sama,” bebernya.

Pada Januari lalu, pihaknya memiliki empat sasaran.

Yaitu, Kecamatan Gedangan dengan empat target.

Yakni, Desa Gedangan, Desa Semambung, Desa

Tebel, dan Desa Ganting. Selain itu, Kecamatan

Wonoayu dengan dua target desa serta Kecamatan

Krembung dengan satu target desa turut menjadi

perhatian. “Dilaksanakan pada akhir bulan lalu,”

ucapnya.

Dia menambahkan, pada Februari terdapat 12 target

yang terbagi empat desa dan delapan SD. Dari seluruh

target tersebut pihaknya fokus pada tiga kecamatan.

Yaitu, Sukodono, Balongbendo, dan Tulangan. Untuk

sisa targetnya dialokasikan pada Maret 2020. “Saat ini

target yang dituju belum dapat dipastikan,”

pungkasnya. (hil/vga)

(sb/jpg/Nug/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020/02/11/1788

87/minat-baca-dan-literasi-digenjot-di-20-titik-sasaran

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.22 WIB

178

Minim Literasi, Masyarakat Hanya Baca

Berita dari Judulnya

19 November 2018, 22:11:13 WIB

JawaPos.com – Penyebaran hoax atau berita

bohong yang terjadi sekarang ini sudah semakin

parah. Kondisi ini salah satunya disebabkan karena

minimnya minat literasi masyarakat terhadap media

sosial.

Banyak masyarakat yang hanya membaca judul

berita yang disebar secara masif tanpa memahami isi

dari berita tersebut. “Masyarakat yang mempunyai

gadget, punya WhatsApp, telegram, aplikasi

perpesanan ternyata tidak begitu suka membaca

sebuah berita. Misalkan ada link berita mereka juga

tidak mau membukanya, melainkan hanya

mengambil judulnya saja,” terang blogger kenamaan

Solo, Blonthank Poer saat diskusi

bertajuk Pengaruh Media Sosial Terhadap

Dinamika Sosial-Politik di Indonesia di Pasar Gede,

Solo, Senin (19/11).

Selama ini, Blonthank melanjutkan, banyak

masyarakat yang tidak mencoba mencari tahu terkait

informasi yang beredar. Tentunya ini akan semakin

menjadi masalah ketika masyarakat tidak

mempunyai kepekaan terhadap setiap informasi

yang beredar. Kondisi ini menurut Blonthank,

menunjukkan bahwa literasi masyarakat masih

sangat rendah.

“Kita juga tidak cukup peduli dengan yang terjadi di

sekitar kita. Memberitahu saudara tetangga terkait

informasi yang beredar,” ucapnya.

Padahal, informasi tersebut belum bisa dipastikan

kebenarannya. Kondisi akan semakin parah jika

terjadi pada masyarakat awam. Mereka akan begitu

percaya saat ada informasi yang beredar disertai

dengan link berita yang ada. Padahal, menurut

Blonthank membuat website itu begitu mudah. Dan

sekarang banyak link yang mempunyai kemiripan

dengan link media online yang sudah terpercaya.

“Membuat web itu sangat mudah, misalkan dengan

dot cm, dot co dan orang awam tidak tahu soal itu,”

terangnya. Maka dari itu, Blonthank berharap

dengan adanya diskusi ini setidaknya akan

memantik kepedulian masyarakat untuk lebih

selektif dalam menerima informasi.

Editor : Sari Hardiyanto

Reporter : (apl/JPC)

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/jpg-today/19/11/2018/minim-li

terasi-masyarakat-hanya-baca-berita-dari-judulnya/

Akses : 04 Mei 2020 Pukul 10.53 WIB

Nanik Masriyah, Penggerak Literasi asal

Kudu Jombang

Berkah Dibelikan Ibunya Buku Sejak Kecil

24 April 2020, 10: 09: 52 WIB |

editor : Mardiansyah Triraharjo

JOMBANG - Nanik Masriyah, adalah salah satu

perempuan penggerak literasi asal utara Brantas.

Tepatnya di Desa Keboan, Kecamatan Ngusikan,

Kabupaten Jombang. Guru SMPN 1 Kudu ini pernah

meraih penghargaan Sutasoma dari pemerintah

pusat sebagai tokoh sastrawan berpengaruh di

bidang literasi.

Nanik lahir di Jombang 15 Mei 1965. Ia adalah anak

ke empat dari delapan bersaudara pasangan Moekri

dan Rowiyah. Besar dari keluarga sederhana di

pedesaan, Nanik cukup bahagia karena ibunya selalu

membelikan buku untuk dibaca sewaktu masih

kecil. Meski, masa kecilnya tak seperti anak lainnya

karena sang ayah meninggal dunia sejak ia masih

duduk di bangku SD.

Nanik mengenyam pendidikan dasar di SDN

Watudakon hingga kelas 4. Lalu, berpindah ke SDN

Keboan 2 saat kelas 5. Setelah itu dia melanjutkan ke

SMP Swadaya Kesamben dan SMA

Muhammadiyah Jombang. Karena suka membaca

sejak kecil, Nanik memilih jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia di Universitas Wijaya Kusuma

untuk menuntaskan progam sarjana.

Setelah pendidikannya tuntas, Nanik menjadi

pengajar sebagai guru tidak tetap (GTT) di SMP

Karya Ngares, Gedek sejak 1993. Dalam sebulan, ia

mendapat gaji Rp 14 ribu/bulan. Dua tahun berjalan,

Nanik kemudian mengajar di SMPN 1 Kudu dan

SMAN Gedek Mojokerto.

Nanik termasuk perempuan cekatan. Selain

mengajar di dua sekolah sekaligus dalam sehari. Di

kesibukan sebagai pengajar, ia juga menjadi penyiar

radio swasta. “Ya memang begitu, saya sehari

loncat-loncat hingga 3 kali. Pagi ke SMPN kudu,

siang ke SMAN Gedek Mojokerto, lalu kemudian ke

siaran radio paradise,’’ ujar dia, kepada Jawa Pos

Radar Jombang kemarin.

Ditemani vespa nyentrik, Nanik mengaku menjalani

aktivitas tersebut hingga enam tahun. Setiap hari

mulai pagi sampai malam ia bolak-balik

Jombang-Mojokerto untuk mewujudkan

cita-citanya.

179

Tak hanya aktif sebagai pendidik, Nanik juga aktif

di Karang Taruna Desa Keboan. Hingga kemudian

perjuangannya selama enam tahun bisa terwujud

setelah ia lolos tes CPNS 2000 silam. ”Saya

kemudian bertugas langsung di SMPN 1 Kudu

hingga sekarang,’’ pungkas dia.

Dikirim ke Jepang, Keliling Indonesia, Dirikan

Taman Baca di Ngusikan

SEJAK muda, Nanik aktif di berbagai macam

kegiatan termasuk menjadi ketua karang taruna di

kampung halaman. Nanik juga pernah mengikuti

pertukaran pelajar ke Jepang, setelah terpilih sebagai

pemuda pelopor yang diberangkatkan pemerintah

Indonesia. Disana ia belajar budaya, etos kerja dan

teknologi Jepang.

Pengalaman itu ia ceritakan 1993 silam. Nanik lolos

mengikuti seleksi pemuda pelopor mulai tingkat

kecamatan, kabupaten hingga provinsi dengan

mulus. Dia diberangkatkan bersama 27 pemuda

pelopor se-Indonesia. ”Sebelum berangkat kita

ditempa selama dua bulan di Jakarta untuk belajar

Bahasa Jepang. Selama 11 bulan belajar budaya,

etos, pertanian, pendidikan dan berbagai macam hal

di Jepang,’’ ujarnya kepada Jawa pos Radar

Jombang.

Hal tersebut merupakan pengalaman berharga

baginya. Bahkan, setelah pulang dari Jepang, ilmu

yang didapatkannya tetap berkesinambungan.

Setelah dirinya diundang berbagai instansi dan

forum untuk berbagi pengalaman sebagai pemuda

pelopor yang dikirim ke Jepang.

Bahkan, undangan membuat dirinya keliling ke

berbagai daerah di Indonesia. ”Itu merupakan

pengalaman luar biasa dalam hidup saya,’’

tambahnya. Di sisi lain, sejak kecil Nanik suka

mengoleksi buku. Baik buku penunjang pelajaran,

buku sejarah, buku agama hingga buku fiksi.

Dari hal kecil itu akhirnya Nanik bisa mendirikan

taman baca di rumahnya sendiri. Taman baca itu

diberi nama Masriyatul Ilmi. Masriyatul diambilkan

dari nama belakangnya sendiri, Masriyah,

sedangkan ilmi berarti ilmu. ”Saya namakan taman

baca supaya muncul kesan membaca itu

menyenangkan. Berbeda jika saya namakan

perpustakaan maka yang muncul adalah kesan

membosankan,’’ tuturnya.

Setiap hari, taman baca miliknya ramai dikunjungi

anak-anak dari Desa Keboan dan sekitarnya, hingga

anak-anak sekolah dari Mojokerto. Saat itu, buku

sangat sulit diperolehnya sehingga buku menjadi

satu-satunya jendela pembuka wawasan anak-anak

ke dunia luas. ”Kami sediakan pinjam buku gratis.

Dahulu banyak tokoh yang datang ke taman baca

saya, mulai Cak Nun, alm Bahrudin dan tokoh-tokoh

lain. Saya sangat bersyukur,’’ jelas dia.

Beberapa tahun berjalan, akhirnya Nanik mulai

merasakan liku-liku. Ini setelah buku yang dipinjam

banyak yang hilang karena tak kembali. Sehingga

koleksi bukunya menipis dan Nanik memutuskan

untuk menutup hingga empat bulan lamanya.

Kemudian taman baca dibuka kembali awal 2015

lalu. Baru buka beberapa bulan, terjadi bencana

hebat di Kecamatan Ngusikan.

Rumah warga diporak pondakan angin kencang.

Akibatnya, sebuah pohon mangga berukuran besar

ambruk tepat menimpa atap taman baca miliknya.

Kejadian ini pula yang sempat membuat Nanik

lemas dan hampir berputus asa. ”Pohon yang

ambruk tepat di atap taman baca itu membuat atap

terbuka dan air hujan membanjiri seluruh ruangan,’’

jelas dia.

Kala itu, dia butuh waktu seminggu untuk

mengevakuasi pohon mangga karena menunggu

giliran dengan warga desa lain yang juga terkena

musibah. ”Saya menangis berhari-hari karena

koleksi saya tidak bisa terselamatkan. Dari ribuan

buku, yang selamat hanya ada puluhan saja,’’ papar

dia.

Lambat laun, akhirnya Nanik mulai membuka

kembali taman bacanya setelah banyak mendapat

bantuan buku dari beberapa pihak termasuk

mahasiswa. Bahkan, atas kegigihan dan jasanya,

2017 lalu, dia pernah diundang untuk mendapat

penghargaan Sutasoma sebagai penggerak literasi

yang sudah berdedikasi untuk masyarakat.

Bentuk Tim Literasi Sekolah

TAK hanya aktif menjadi penggerak literasi di

kampung halaman. Guru Bahasa Indonesia SMPN 1

Kudu ini cukup getol menanamkan budaya literasi di

sekolah. Salah satunya membentuk tim literasi

sekolah.

”Setiap pagi, kami disini lakukan pembiasaan

berupa jurnal membaca,’’ ujar Nanik ditemui

kemarin (4/13). Dia mengatakan sebelum jam

pelajaran dimulai, ada waktu selama 40 menit yang

digunakan siswa sebagai jam pembiasaan. Waktu

tersebut, diawali dengan membaca Juz Amma,

melafalkan pancasila, setelah itu dilanjutkan

menyanyikan lagu Indonesia Raya.

”Kemudian terakhir kami selingi membaca buku

non pelajaran, buku fiksi, non fiksi atau buku-buku

penunjang lainnya,’’ tambahnya. Setelah

180

membaca, siswa diminta merangkum secara ringkas

dalam sebuah buku laporan.

Dia menambahkan, setiap kelas sudah disediakan

sudut baca. Terdiri dari rak kecil yang berisi

buku-buku terletak di pojok kelas. Saat ini,

perpustakaan di sekolahnya terdapat 12.344 koleksi

buku dan 2.400 buku diantaranya berada di sudut

baca. ”Bukunya kita tempatkan di rak sudut baca

dan setiap bulan dicek wali kelas, lalu dilaporkan ke

tim literasi,’’ terangnya.

Menurut dia, literasi diawali dengan sebuah

pembiasaan kepada siswa. Dapat dimulai dengan

membaca buku yang disukai. ”Keberhasilan dalam

literasi juga tergantung dari buku yang kita tawarkan

ke anak-anak. Kalau bukunya beraneka ragam Insya

Allah anak-anak pasti datang,’’ papar dia.

Selain kebiasaan jurnal membaca, tim literasi juga

mengadakan progam bedah buku, progam menulis

cerpen dan puisi. Saat ini karya siswa-siswi SMPN 1

Kudu sudah diajukan ke percetakan untuk

diterbitkan. ”Disamping itu kita juga ada progam

infaq buku. Jadi anak-anak yang bersedia

menyumbangkan buku kita terima,’’ pungkasnya.

(jo/ang/mar/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarjombang.jawapos.com/read/2020/04/24/1907

35/nanik-masriyah-penggerak-literasi-asal-kudu-jombang

Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.28 WIB

Ngabuburead, Gerakan Literasi Jelang

Berbuka

13 MEI 2019, 11: 00: 59 WIB | EDITOR : AMIN

FAUZIE

BOJONEGORO – Wajah masyarakat di Taman

Purbasari Ngraho terlihat segar. Mereka bersiap untuk

menunggu berbuka puasa. Tak hanya bermain di

taman. Tetapi, beberapa masyarakat pun tertarik

dengan buku-buku yang dijajar.

Buku itu memang disediakan oleh penggerak taman

bacaan masyarakat di Ngraho untuk dibaca

masyarakat yang menunggu berbuka puasa. Jadi,

istilah kerennya adalah ngabuburead. Gabungan dari

dua kata ‘ngabuburit’ dan ‘read’.

Kasmari, penggerak literasi di Ngraho mengatakan,

saat Ramadan menjadi kesempatan untuk

menggerakan literasi untuk masyarakat.

“Jadi ada baca buku gratis hingga live musik,” kata

dia.

Menurut dia, masyarakat memang banyak yang keluar

rumah untuk menunggu berbuka puasa. Jadi, lanjut dia,

adanya kegiatan positif menjadi pilihan kegiatan

masyarakat.

“Buku yang kami sediakan beragam,” kata dia.

Anak-anak, lanjut dia, memang cukup mendominasi

untuk sekadar memilih buku yang akan dibaca. Ada

orang tua yang mendampingi untuk membacakan

buku tersebut.

(bj/dny/aam/min/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2019/05/13/13

6753/ngabuburead-gerakan-literasi-jelang-berbuka

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.26 WIB

OJK: Perluas Investor dengan Literasi dan

Inklusi Keuangan

27 APRIL 2019, 13: 38: 50 WIB |

EDITOR : WIJAYANTO

SURABAYA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus

agresif meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.

Salah satunya melalui perluasan jumlah investor ritel

di berbagai daerah serta menjaring calon-calon emiten

potensial yang ada di provinsi Jawa Timur (Jatim)

dengan menyelenggarakan Capital Market Summit &

Expo 2019 di Surabaya.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen

mengatakan, dalam pameran tersebut masyarakat akan

dikenalkan pada program dan kebijakan OJK di pasar

modal seperti simplifikasi pembukaan rekening efek.

Menurutnya, OJK bersama dengan PT Kustodian

Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan sejumlah

perusahaan efek telah menerapkan simplifikasi

pembukaan rekening efek yang mempercepat

mekanisme pembukaan rekening efek dari beberapa

hari menjadi sekitar 30 menit.

"Simplifikasi pembukaan rekening efek diharapkan

dapat mendorong minat masyarakat, khususnya di

daerah untuk berinvestasi di pasar modal sehingga

jumlahnya bisa bertambah dan sebaran investor ritel

tidak hanya berpusat di kota-kota besar," terangnya.

Hoesen juga mengatakan, untuk mengakselerasi

pertumbuhan dan pemerataan jumlah investor ritel di

daerah, dalam waktu dekat OJK akan mengeluarkan

peraturan mengenai Perusahaan Efek Daerah.

"Perusahaan Efek Daerah merupakan bentuk

pengembangan channeling distribution yang

mempermudah investor di daerah untuk berinvestasi,

sekaligus berperan terhadap pertumbuhan

perekonomian daerah," ujarnya.

181

Menurutnya, pembentukan Perusahaan Efek Daerah

(PED) memberikan potensi besar dari segi bisnis,

karena PED dapat melakukan kegiatan sebagai

Perantara Pedagang Efek (broker/dealer) dan Agen

Penjual Efek Reksadana (APERD). Nantinya PED

juga dapat menjadi penyelenggara Equity Crowd

Funding (ECF) dan memberikan pembiayaan atas

transaksi bursa.

Peran PED juga diarahkan untuk bekerja sama dengan

Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang telah

memperoleh izin sebagai bank pembuka rekening

dana nasabah (RDN). "Dengan kerja sama tersebut,

BPD dapat memanfaatkan deposan untuk dapat

berinvestasi di pasar modal, tanpa takut kehilangan

nasabah," katanya.

Sementara itu, hingga saat ini tercatat total jumlah

investor KSEI secara nasional sebanyak 1,8 juta SID.

Sedangkan di wilayah Jatim sendiri menyumbang 10

persen dari total tersebut, yakni sebanyak 180 ribu

investor. Dan tahun ini ditargetkan akan bertambah

sebanyak 75 emiten baru. "Untuk Jatim, harapan kami

pertumbuhan emiten bisa lebih tinggi seiring dengan

perkembangan ekonomi di Jatim. Kami berharap, bisa

menjadi hub pengembangan investor," imbuhnya.

(cin/nur)

(sb/cin/jay/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/04/27/1342

43/ojk-perluas-investor-dengan-literasi-dan-inklusi-keuan

gan

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.27 WIB

OTO Group Edukasi Literasi Keuangan di

SMAN 1 Krian

24 OKTOBER 2019, 18: 25: 24 WIB |

EDITOR : WIJAYANTO

SIDOARJO - OTO Group (PT Oto Multiartha dan PT

Summit Oto Finance) bersama Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) melakukan edukasi literasi keuangan di SMA

Negeri 1 Krian, Kamis (24/10).

OTO Group sesuai amanat Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan (POJK) melaksanakan fungsi peningkatan

tingkat literasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat.

Sebagai perusahaan pembiayaan otomotif independen

terkemuka di Indonesia, OTO Group selalu

mendukung program peningkatan pengetahuan

mengenai industri keuangan, khususnya industri

keuangan non bank.

OTO Group juga telah menyelenggarakan kegiatan

yang sama di berbagai kota di Indonesia mulai dari

Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Cirebon, Bogor,

Karawang, Malang dan Sidoarjo.

Nugroho Triko Pramono selaku Direktur dan

Corporate Secretary OTO Group menyampaikan, ada

penelitian yang menyebutkan bahwa negara yang

maju menunjukkan tingkat literasi atau pengetahuan

keuangan yang tinggi.

"Untuk itu, kami ingin para peserta dan masyarakat

luas memiliki pengetahuan tingkat literasi keuangan

yang tinggi, agar negara kita mampu sejajar dan

bersaing dengan negara lain," katanya.

Kehadiran OTO Group ingin membantu masyarakat

dalam memiliki kendaraan bermotor yang diinginkan.

"Karenanya, kami juga ingin para peserta hari ini

mampu membagikan informasi tentang pembiayaan ke

masyarakat," ujarnya.

Jadi, kredit itu bukan karena tidak mampu, tapi

sebagai sistem yang mampu membantu masyarakat

memenuhi kebutuhan.

Kepala Bagian Pengawasan Industri Jasa

Keuangan(IJK) Non Bank OJK Regional 4 Jawa

Timur, Budiyono yang menjadi narasumber

mengenalkan OJK serta Jasa Keuangan yang ada di

Indonesia.

Beliau menyampaikan perlunya mengenal OJK lebih

dalam lagi. OJK sebagai lembaga independen yang

mengawasi dan memberi pembinaan terhadap industri

keuangan perbankan dan non bank, berharap agar

seluruh masyarakat Jawa Timur mampu meningkatkan

literasi keuangannya.

Tujuannya agar dapat lebih memahami serta

memanfaatkan berbagai sektor keuangan

perekonomian yang lebih baik serta terjauhi dari

investasi atau pembiayaan illegal yang merugikan.

Berikutnya, diisi dengan pengenalan perusahaan

pembiayaan oleh Jimmy H Pasaribu selaku Deputy

Corporate Legal Dept. Head OTO Group. Ini tentang

hal-hal yang berkaitan dengan kelayakan pembiayaan,

persyaratan kredit sepeda motor dan mobil, manfaat

hingga resiko serta hak-hak kewajiban kedua belah

pihak.

Selanjutnya, membahas tentang pengenalan dunia

kerja oleh Yudi Priyanto selaku Industrial Relation

and Personel Dept Head OTO Group.

Pengenalan tentang dunia kerja setelah sekolah ini

ditutup dengan penyerahan buku berjudul Otoritas

Jasa Keuangan Untuk Kelas X dan XI serta

penyerahan CSR dari PT Oto Multiartha dan PT

Summit Oto Finance selaku unit bisnis OTO Group

kepada SMA Negeri 1 Krian.

CSR diberikan berupa dua unit notebook, dua unit

desktop, satu unit LCD Projector beserta layarnya

yang secara simbolis diserahkan oleh Nugroho Triko

182

Pramono sebagai Direktur dan Corporate Secretary

OTO Group kepada Karyanto, S.Pd., M.Pd selaku

kepala SMA Negeri 1 Krian.

Selain itu, OTO Group juga memberikan doorprize

berupa voucher belanja, tas sekolah dan tiga buah

smartphone kepada peserta.

Karyanto, S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1

Krian mengatakan, sejarah mencatat bahkan

membuktikan bahwa dalam konteks peradaban

pendidikan, negara-negara besar di berbagai belahan

dunia mampu mencapai keberhasilan karena

tersumber dari seberapa besar budaya literasi di

sekolah.

"Terima kasih atas kepercayaan OTO Group dan OJK

kepada SMA Negeri 1 Krian sebagai perwakilan dari

kabupaten Sidoarjo untuk diadakannya kegiatan

edukasi dan literasi keuangan," katanya.

Menurut dia, hal ini merupakan kebutuhan semua agar

mampu menyejahterakan bangsa melalui literasi.

"Semoga kegiatan ini mampu menjadi kontribusi bagi

masyarakat Sidoarjo dan seluruh bagian Indonesia

agar selalu cerdas dan teliti dalam memanfaatkan

berbagai fasilitas keuangan yang ada, ” tuturnya.

(san/jay)

(sb/jpg/jay/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/10/24/1626

87/oto-group-edukasi-literasi-keuangan-di-sman-1-krian

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 09.03 WIB

Palapa Ring Rampung, Kominfo Kini

Fokus Literasi dan Ekosistem Digital

1 November 2019, 13:46:10 WIB

JawaPos.com – Pembangunan jaringan serat optik

Palapa Ring telah rampung dan sudah diresmikan

oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pertengahan

bulan ini bersama Menteri Komunikasi dan

Informatika (Menkominfo) periode 2014-2019,

Rudiantara. Usai Palapa Ring rampung,

Kemenkominfo selanjutnya mengaku ingin fokus

pada literasi dan pengembangan ekosistem digital.

Direktur Jenderal Informasi dan Komuniksi Publik

(IKP) Kemkominfo Widodo Muktiyo

menyampaikan, pemerintah selanjutnya akan

berupaya agar akses internet yang dihasilkan dari

Palapa Ring bisa dimanfaatkan dengan baik oleh

masyarakat dan mendorong pemerataan ekonomi

digital. Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu

upaya yang akan dilakukan adalah dengan

memperkuat literasi supaya akses internet tidak

disalahgunakan.

“Harus dipersiapkan, kemungkinan akan ada shock

culture dengan akses internet. Oleh karena itu, kami

akan menguatkan literasi media sosial agar akses

internet tidak disalahgunakan,” ujar Widodo di

acara diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9),

Kamis (31/10).

Dirinya lebih jauh mengatakan, pemerintah akan

berusaha agar literasi digital ini merata di seluruh

wilayah Indonesia. Pemerintah juga membuka opsi

kerja sama dengan berbagai pihak untuk

meningkatkan literasi masyarakat.

“Kami akan bekerja sama juga dengan Pemda

karena mereka juga punya program untuk

meningkatkan literasi masyarakat. Hal ini penting

karena internet itu seperti pisau, bisa negatif dan

positif. Tentu kami berharap internet bisa dipakai

untuk hal positif,” sambungnya.

Selain itu, selesainya Palapa Ring yang yang akan

membawa jaringan internet masuk lebih dalam ke

daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di

Indonesia, harus dibarengi dengan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang memadai. Widodo

menyampaikam, akan semakin banyak kreativitas

dihasilkan dengan adanya akses internet, sehingga

dapat membantu pemerataan ekonomi digital di

Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi

(Bakti) Kemenkominfo, Anang Latif

menyampaikan, pertumbuhan penetrasi internet

juga membuat lebih banyak orang bisa mengakses

banyak konten.

Setelah pembangunan Palapa Ring, masyarakat di

wilayah pembangunan bisa menikmati konten

internet yang sebelumnya susah diakses. “Tugas

kami, pertama bagaimana agar infrastrukturnya

selesai, baru nanti dimanfaatkan semua. Dulu

ekosistemnya memang tidak seperti sekarang,

sekarang kontennya sudah banyak,” terangnya.

Untuk menghadirkan lebih banyak konten yang

bermanfaat, lanjut Anang, pemerintah

menggandeng startup lokal dan salah satunya

adalah Ruangguru.

Yayasan Ruangguru dan Bakti memberikan

pelatihan online gratis selama satu tahun kepada

ratusan guru terpilih di wilayah 3T. Pelatihan ini

merupakan program Indonesia Teaching Fellowship

(ITF) di daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe,

Sulawesi Utara dan Kota Sorong, Papua Barat.

Wilayah ini termasuk dalam area pembangunan

Palapa Ring.

183

Anang mengatakan, program-program serupa akan

diperluas dengan menggandeng

kementerian-kementerian lain juga. “Kami akan

memadukan dan koordinasikan startup yang ada di

Indonesia dengan kementerian lain yang

membutuhkan,” tandas Anang.

Editor : Fadhil Al Birra

Reporter : Rian Alfianto

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/oto-dan-tekno/teknologi/01/11/2019/palapa-ring-rampung-kominfo-kini-fokus-literasi-d

an-ekosistem-digital/

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.26 WIB

Panggung Literasi Untuk Promosikan Cinta

Membaca di Perpustakaan

13 September 2019, 09:25:00 WIB

JawaPos.com – Suku Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan (Sudinpusip) Jakarta Pusat

bersama Komunitas Rupa Kata (Koruka) akan

menggelar acara Panggung Literasi bertajuk ‘Dari

Buku Aku Berkarya’ di halaman kantornya di Jalan

Tanah Abang 1, Nomor 1, RW 11/08, Petojo

Selatan, Gambir pada Sabtu (14/9) mendatang.

Acara tersebut bakal diramaikan pertunjukan seni

dan budaya hingga lokakarya (workshop) yang

diikuti ratusan peserta dari beragam komunitas,

pelajar sekolah dan elemen masyarakat di

lingkungan RT dan RW setempat.

Kepala Sudinpusip Jakarta Pusat, Meti

Lastri mengatakan, acara ini diselenggarakan untuk

mendorong minat dan kegemaran membaca di

kalangan anak-anak dan remaja, khususnya di

wilayahnya. “Selain itu juga untuk mempromosikan

kegiatan cinta membaca, cinta perpustakaan,”

ujarnya, Jumat (13/9).

Meti menjelaskan, di acara Panggung Literasi ini,

pihaknya melibatkan berbagai komunitas, pelajar

sekolah dan perwakilan masyarakat dari wilayah

Petojo Selatan. Mereka dihadirkan sebagai

penampil yang akan menghibur pengunjung melalui

pertunjukan seni dan budaya dari pukul 08.00-20.00

WIB. “Masyarakat setempat kita ajak tampil untuk

unjuk kebolehan di panggung ini,” katanya.

Selama pertunjukan di panggung, acara ini juga

diramaikan dengan kegiatan workshop mural,

menulis puisi, teater dan resensi buku yang diikuti

peserta dari anak-anak sekolah hingga masyarakat

umum. Dalam workshop tersebut, peserta dibekali

materi dan praktek mengenai cara membuat mural,

menulis puisi dan olah peran teater dari sejumlah

nara sumber profesional.

Kepala Sudinpusip Jakarta Pusat, Meti Lastri.

(Istimewa)

Di antaranya aktor Bambang Ismantoro (Bei), aktor

Bambang Wahyudin (seni teater), Irmansyah dan

Lukman Asya (sastra), Bambang Asrini Widjanarko

dan Ridwan Manantik (seni rupa) . “Untuk puisi,

prakteknya para peserta diminta membuat satu puisi

lalu dibawakan di Panggung Literasi. Begitu juga

dengan teater. Khusus untuk mural, kita siapkan

ruang di basement untuk mereka praktek mural,”

ungkap Meti.

Kepala Seksi Perpustakaan Sudinpusip Jakarta

Pusat, Tanwil menambahkan, kegiatan ini baru kali

pertama digelar dengan melibatkan komunitas,

akademisi, jurnalis, praktisi seni, karang taruna,

kader PKK, kelompok masyarakat, para aparatur

kelurahan dan kecamatan. Mereka diajak

berkolaborasi menyusun acara edukatif yang

ditargetkan mampu menyedot 700 hingga 1.000

pengunjung ini. “Selain itu kegiatan ini juga

melibatkan partisipasi anak-anak berkebutuhan

khusus, baik secara personal maupun kelompok,”

sambungnya.

Tanwil berharap, melalui acara ini bisa muncul

euoforia dari masyarakat akan budaya membaca.

Panggung Literasi ini juga diharapkan dapat

mempromosikan perpustakaan menjadi rumah

ketiga masyarakat. “Bagi anak pelajar, rumah

pertamanya itu tempat tinggalnya, rumah keduanya

sekolah dan rumah ketiganya perpustakaan. Konsep

pemikiran ini yang mau kita tularkan. Gemar

membaca menjadi bagian dari gaya hidup,”

harapnya.

Sementara itu, Ketua Komunitas Rupa Kata

(Koruka) sekaligus Ketua Panitia Acara Panggung

Literasi, Frans Eko Dhanto menuturkan, pada

momen ini juga dibuat sebuah instalasi buku

berukuran raksasa karya Agus Firmansyah yang

diletakkan di atas panggung. Karya Firman yang

lain adalah instalasi 1000 buku yang digelar di

seantero pelataran Kantor Sudin Pusip Jakarta Pusat.

“Saya berharap keberadaan karya buku raksasa dan

instalasi 1.000 buku dapat memancing masyarakat

untuk semakin mencintai dunia perbukuan,” tandas

Frans.

Editor : Bintang Pradewo

Sumber : JawaPos.com https://www.jawapos.com/jabodetabek/13/09/2019/pangg

ung-literasi-untuk-promosikan-cinta-membaca-di-perpust

akaan/

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 10.06 WIB

184

Panggung Literasi Untuk Promosikan Cinta

Membaca

4 November 2019, 17:24:46 WIB

JawaPos.com – Suku Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan (Sudin Pusip) Jakarta Pusat bersama

Komunitas Rupa Kata (Koruka) akan menggelar

acara Panggung Literasi bertajuk ‘Dari Buku Aku

Berkarya’ di halaman kantornya di Jalan Tanah

Abang 1, Nomor 1, RW 11/08, Petojo Selatan,

Gambir, Jakarta. Acara tersebut diramaikan

pertunjukan seni dan budaya hingga lokakarya

(workshop) yang diikuti ratusan peserta dari

beragam komunitas, pelajar sekolah dan elemen

masyarakat di lingkungan RT dan RW setempat.

Kepala Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Jakarta Pusat, Meti Lastri mengatakan, acara ini

diselenggarakan untuk mendorong minat dan

kegemaran membaca di kalangan anak-anak dan

remaja, khususnya di wilayahnya. “Selain itu juga

untuk mempromosikan kegiatan cinta membaca,

cinta perpustakaan,” ujarnya seperti keterangan

tertulis yang diterima JawaPos.com, Minggu

(3/11).

Meti menjelaskan, di acara Panggung Literasi ini,

pihaknya melibatkan berbagai komunitas, pelajar

sekolah dan perwakilan masyarakat dari wilayah

Petojo Selatan. Mereka dihadirkan sebagai

penampil yang akan menghibur pengunjung melalui

pertunjukan seni dan budaya dari pukul 08.00-20.00

WIB. “Masyarakat setempat tampil untuk unjuk

kebolehan di panggung ini,” katanya.

Selama pertunjukan di panggung, acara ini juga

diramaikan dengan kegiatan workshop mural,

menulis puisi, teater dan resensi buku yang diikuti

peserta dari anak-anak sekolah hingga masyarakat

umum. Dalam workshop tersebut, peserta dibekali

materi dan praktek mengenai cara membuat mural,

menulis puisi dan olah peran teater dari sejumlah

nara sumber profesional.

Di antaranya aktor Bambang Ismantoro (Bei), aktor

Bambang Wahyudin (seni teater), Irmansyah dan

Lukman Asya (sastra), Bambang Asrini Widjanarko

dan Ridwan Manantik (seni rupa) . “Untuk puisi,

prakteknya para peserta diminta membuat satu puisi

lalu dibawakan di Panggung Literasi. Begitu juga

dengan teater. Khusus untuk mural, kita siapkan

ruang di basement untuk mereka praktek mural,”

ungkap Meti.

Sementara itu, Kepala Seksi Perpustakaan Suku

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Pusat,

Tanwil menambahkan, kegiatan ini baru kali

pertama digelar dengan melibatkan komunitas,

akademisi, jurnalis, praktisi seni, karang taruna,

kader PKK, kelompok masyarakat, para aparatur

kelurahan dan kecamatan. Mereka diajak

berkolaborasi menyusun acara edukatif yang

ditargetkan mampu menyedot 700 hingga 1.000

pengunjung ini. “Selain itu kegiatan ini juga

melibatkan partisipasi anak-anak berkebutuhan

khusus, baik secara personal maupun kelompok,”

sambungnya.

Tanwil berharap, melalui acara ini bisa muncul

euoforia dari masyarakat akan budaya membaca.

Panggung Literasi ini juga diharapkan dapat

mempromosikan perpustakaan menjadi rumah

ketiga masyarakat. “Bagi anak pelajar, rumah

pertamanya itu tempat tinggalnya, rumah keduanya

sekolah dan rumah ketiganya perpustakaan. Konsep

pemikiran ini yang mau kita tularkan. Gemar

membaca menjadi bagian dari gaya hidup,”

harapnya.

Sedangkan, Ketua Komunitas Rupa Kata (Koruka)

sekaligus Ketua Panitia Acara Panggung Literasi,

Frans Eko Dhanto menuturkan, pada momen ini

juga dibuat sebuah instalasi buku berukuran raksasa

karya Agus Firmansyah yang diletakkan di atas

panggung. Karya Firman yang lain adalah instalasi

1000 buku yang digelar di seantero pelataran

Kantor Sudin Pusip Jakarta Pusat. “Saya berharap

keberadaan karya buku raksasa dan instalasi 1.000

buku dapat memancing masyarakat untuk semakin

mencintai dunia perbukuan,” tandas Frans.

Pemberdayaan Minat Baca

Suku Dinas Perpustakaan dan Arsip Jakarta Utara

menggelar lomba mewarnai di 10 Ruang Publik

Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Selain mengasah

ketangkasan anak, lomba ini juga bertujuan untuk

meningkatkan minat baca sejak usia dini.

“Lomba kreatifitas yang kami gelar adalah lomba

mewarnai. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk

menumbuhkan daya imajinasi dan kreatifitas

anak-anak,” terang Kepala Suku Dinas

Perpustakaan dan Arsip Jakarta Utara Jeje

Nurjaman.

Jeje mengatakan, acara bertajuk Festival RPTRA

ini terbuka untuk umum dengan rentan usia lima

sampai sembilan tahun. Setiap anak mengadu

ketangkasan dalam mewarnai kertas gambar

berukuran A3. Ia merasa senang, lomba mewarnai

ini mendapat respon positif dari masyarakat.

“Acara ini termasuk dalam gerakan pemberdayaan

minat baca. Untuk di Jakarta Utara, gerakan ini

digelar dengan lomba mewarnai,” kata Jeje.

185

Jeje berharap dengan adanya kegiatan ini,

anak-anak termotivasi untuk gemar membaca,

terutama buku bacaan yang berada di perpustakaan

RPTRA. Sehingga ke depannya anak-anak dapat

memiliki wawasan materi lebih dari yang

didapatkan di sekolah.

“Kegiatan ini sekaligus memotivasi anak untuk

gemar membaca. Dengan dibimbing petugas yang

memperkenalkan buku bacaan di perpustakan. Jadi

anak-anak diharapkan memiliki wawasan lebih dari

yang didapatkan di sekolah,” ungkapnya.

Pelaksanaan lomba mewarnai di RPTRA Bawang

Putih, Tanjung Priok, diikuti oleh puluhan anak dari

berbagai sekolah Pendidikan Anak Usia Dini

(Paud). Lima terbaik hasil mewarnai ini akan

diberikan trophy dan sertifikat dari Sudin

Perpustakaan dan Arsip Jakarta Utara. “Setiap

RPTRA akan diambil lima pemenang. Yaitu Juara 1,

2, 3, harapan 1 dan harapan 2,” ujarnya.

Wiharti, salah satu orang tua peserta

menyampaikan kegiatan ini tentunya sangat positif.

“Kita manfaatkan RPTRA untuk tempat berkumpul

anak-anak. Salah satu giat perlombaan ini bagus

sekali. Anak-anak dapat mengembangkan

imajinasi,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Wiharti, acara seperti ini juga

sangat baik untuk mengasah keberanian anak

beraktivitas di depan umum. Apalagi, RPTRA

sebagai lokasi yang bertujuan tak hanya sebagai

lokasi bermain, namun juga sebagai lokasi edukasi

anak. “Harapannya lebih sering lagi mengadakan

acara seperti ini. Bagus untuk anak menggali ilmu.

Apalagi di sini (RPTRA) juga disediakan

perpustakaan. Anak-anak bisa termotivasi membaca

buku,” pungkasnya.

Editor : Bintang Pradewo

Sumber : JawaPos.com https://www.jawapos.com/jabodetabek/04/11/2019/pangg

ung-literasi-untuk-promosikan-cinta-membaca/

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.24 WIB

Pascasarjana IAIN Kudus Perkuat Literasi

Agama dan Media

14 NOVEMBER 2019, 09: 07: 17 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

KUDUS, Radar Kudus – Pascasarjana Institute

Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus menggelar acara

Meeting Professor kemarin. Acara yang digelar di

Aula Lantai IV Gedung Perpustakaan IAIN Kudus itu

menghadirkan Rektor Universitas Negeri Islam (UIN)

Antasari Banjarmasin Prof. Dr. Mujiburrahman.

Melalui acara ini Pascasarjana IAIN Kudus ingin

memperkuat literasi agama dan media.

Kegiatan itu diikuti mahasiswa pascasarjana

angkatan 2019 mengambil tema ‘Agama, Media, dan

Imajinasi, Pandangan Sufisme dan Ilmu Sosial

Kontemporer’. Dalam kesempatan itu, Prof. Dr.

Mujiburrahman menyampaikan, dunia sudah

mengalami perubahan cukup besar.

Saat itu informasi bisa didapat dengan mudah dan

cepat. Dunia seolah semakin menyempit, bahkan bisa

dengan mudah digenggam. Informasi tentang apapun

bisa diakses dan disimpan dalam flash disk, tablet,

ponsel pintar, laptop hingga layar televisi. Hal itu

menjadikan dunia menjadi datar. Sebab, hubungan

antar manusia tidak lagi dibatas oleh ruang, waktu,

aturan protokol, dan hierarki.

”Dunia yang seperti ini sangat sarat dengan imajinasi.

Melalui internet, imajinasi mengembara di dunia maya.

Pengembaraan itu berselancar di atas gulungan ombak

yang melesat cepat. Membawa keriangan sekaligus

ancaman,” katanya.

Dalam kondisi itu, nasib agama butuh kajian. Sebab

menurutnya, tampilan media saat ini membuat

sejumlah tokoh agama cemas. Saat ini banyak

ilmuwan sosial yang melakukan pengkajian terhadap

fenomena ini. Salah satu kerangka yang dipakai untuk

melihat posisi media adalah teori ruang publik.

Melalui ruang pubik, masyarakat dapat dengan mudah

berdiskusi atau bahkan berdebat dengan masyarakat

lainnya. Para penganut agama juga dapat dengan

mudah ikut serta membicarakan masalah-masalah

bersama dari sudut pandang agama.

Rektor IAIN Kudus Dr. H. Mudzakir, M.Ag

mengapresiasi acara itu. Tema yang disampaikan

Rektor IAIN Antasari Banjarmasin sebelumnya

pernah disampaikan saat pidato pengukuhan Guru

Besar Sosiologi Agama pada 8 April 2015. Meskipun

begitu, hal itu dirasa masih relevan dengan kondisi

saat ini. Dr. H. Mudzakir, M.Ag memuji Prof

Mujiburrahman yang sudah bisa berfikir jauh tentang

realita zaman.

Dia sepakat jika media telah menjadi bagian yang

tidak terpisahkan dari manusia sekarang. Hal ini

berpengaruh pada gaya hidup manusia

seluruhnya. ”Ini kajian yang luar biasa. Apa yang Prof

Mujiburrahman sampaikan di tahun 2015 ternyata

terjadi di tahun ini,”' katanya.

Direktur Pascasarjana IAIN Kudus Dr. H.

Abdurrohman Kasdi, Lc, M.Si menyampaikan,

kegiatan ini diikuti sekitar 100 peserta berasal dari

mahasiswa pascasarjana dan dosen IAIN

Kudus. ”Acara itu sekiranya dapat menjadi jembatan

dan tambahan khazanah terkait agama, media, dan

186

imajinasi dalam pandangan sufisme dan ilmu sosial

kontemporer bagi para civitas akademika, dosen dan

mahasiswa,” katanya.

(ks/daf/zen/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/11/14/165779/

pascasarjana-iain-kudus-perkuat-literasi-agama-dan-media

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.19 WIB

Peduli Literasi, Satgas TMMD Kodim

Kudus Bikin Perpustakaan Keliling

11 April 2020, 12: 31: 41 WIB | editor : Ali

Mustofa

KUDUS, Radar Kudus – Selain membangun jalan,

Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)

Reguler ke-107 juga melakukan kegiatan nonfisik di

Desa Kedungsari. Salah satunya dengan membuat

program perpustakaan keliling. Dengan program ini,

TNI mengajak anak-anak untuk gemar membaca.

Komandan Kodim (Dandim) Letkol Arm Irwansah

menuturkan, Desa Kedungsari, salah satu daerah

terpencil. Letak nya berada di perbatasan dengan

Kabupaten Jepara. Aksesnya pun jauh dari pusat

keramaian, seperti pasar, minimarket, hingga toko

buku. Untuk itu Kodim ingin memberi akses buku

untuk anak-anak.

Irwansah mengatakan, perpustakaan keliling dibuat

dari motor boks yang telah dimodifikasi sedemikian

rupa. Di bagian belakang motor boks ini diisi dengan

ratusan buku berbagai jenis. Mulai buku cerita,

novel, hingga buku cerita bergambar. Perpustakaan

keliling ini dijalankan oleh dua anggota Satgas

TMMD.

”Pengaruh gawai berdampak pada menurunnya

minat baca anak-anak. Terutama penggunaan game

online yang membuat anak-anak malas belajar dan

lupa waktu,” kata Irwansah.

Dengan adanya kegiatan TMMD Reguler ke-107,

Komandan Satgas (Dansatgas) TMMD berharap

dapat meningkatkan minat baca anak-anak di Desa

Kedungsari. Dengan bertambahnya pengetahuan,

anak-anak dapat menjadi generasi yang

membanggakan negeri.

”Membaca menjadi jendela dunia. Tanpa membaca

kami tidak akan mengetahui segala sesuatu yang

terjadi. Dengan banyak membaca maka akan

mendapatkan pengetahuan dan membuka cakrawala

dalam diri untuk mampu berkarya,” ujarnya.

Anggota Satgas TMMD Reguler ke-107 Serda Suris

mengata kan, kehadiran perpustakaan keliling

disambut baik masya rakat Desa Kedungsari.

Terlebih anak-anak yang sedang belajar di rumah.

Mereka antusias meminjam buku-buku yang ada

untuk kemudian di baca di tempat.

”Adanya perpustakaan keliling ini cukup diminati.

Khususnya untuk anak-anak Desa Kedungsari.

Kami sediakan buku-buku yang sesuai dengan genre

mereka. Agar mereka senang lalu kemudian tertarik

untuk membaca,” katanya.

Selain tim untuk program perpustakaan keliling,

juga ada tim kreatif untuk mengajari warga

membuat sabun cair. Selain itu ada tim yang

bertugas untuk mengajak warga membuat pupuk

organik cair.

Sertu Wahyudi selaku Komandan Team (Dantim)

mengatakan, kegiatan perpustakaan keliling ini

sudah beberapa kali dilaksanakan sejak Senin (16/3)

lalu. Setiap hari tempatnya berpindah-pindah. Tim

kreatif mengambil lokasi di depan kantor balai Desa

Kedungsari. ”Kami salut dan bangga dengan

anak-anak Desa Kedungsari ternyata minat bacanya

cukup tinggi” ucap Sertu Wahyudi.

Salah satu anak bernama Bagas, 10, mengaku

senang dengan kehadiran perpustakaan keliling.

Sebelumnya, dirinya jarang membaca buku. Namun

ketika melihat ada buku cerita yang dilengkapi

gambar yang menarik, dia akhirnya memutuskan

untuk ikut bergabung dengan teman lainnya. ”Besok

saya mau baca lagi,” katanya.

Sementara itu, dalam upaya melakukan pencegahan

penyebaran virus korona, Kodim 0722/Kudus

bersama dengan Rumah Sakit Bantuan (Rumkitban)

Kartika Husada memberikan penyuluhan kepada

anggota Satgas dan masyarakat di Dukuh Talun,

Desa Kedungsari, Kamis (19/3).

Dokter Nilamsari dari Rumah Sakit Kartika Husada

Kudus menyampaikan masyarakat yang tinggal di

daerah pedesaan agar bisa menjaga kondisi

lingkungan sekitar rumah. Dia berpesan agar

masyarakat dapat membudayakan pola hidup sehat

dengan cuci tangan pakai sabun sebelum makan

secara bersih dan makan makanan yang bergizi.

”Kami sampaikan pengetahuan terkait apa itu virus

korona. Langkah awal yang perlu diketahui dan cara

untuk mencegah agar virus tersebut tidak cepat

menular. Kami sarankan sementara wak tu

masyarakat dapat menghindari keramaian dan

kontak dengan banyak orang,” tutupnya.

(ks/daf/mal/top/JPR)

187

Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2020/04/11/188333/

peduli-literasi-satgas-tmmd-kodim-kudus-bikin-perpusta

kaan-keliling

Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.39 WIB

Pegiat Literasi Kota Garam Berantas Buta

Matematika

16 NOVEMBER 2019, 09: 20: 10 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

REMBANG, Radar Kudus - Gernas Tastaka

Rembang yang dideklarasikan Bupati Rembang Abdul

Hafidz pada tanggal 25 November 2018 lalu, terus

bergerak dengan menyusun road map dan Training of

Trainer (TOT) pemberantasan buta matematika di

Kabupaten Rembang. Bertempat di SMAN 1 Lasem,

Sabtu-Minggu (16-17/11), pegiat Literasi Rembang

bersama IGI Rembang dan Jawa Pos Radar Kudus,

melakukan TOT Gernas Tastaka yang dipandu Master

Trainer Dhitta Putie Sarasvati dari Jakarta.

Kegiatan TOT dilaksanakan selama 6 hari setiap Sabtu

dan Minggu. Selesai TOT, peserta harus

menerapkannya pada anak didiknya. Dilanjutkan

masing-masing peserta untuk melatih guru-guru yang

lain di 14 kecamatan.

Kegiatan ini didasari keprihatinan atas rendahnya

kemampuan numerasi siswa di Indonesia bukan lagi

berita baru. Hasil Programme for International Student

Assessment (PISA) tahun 2000 hingga 2018, secara

konsisten menempatkan siswa di Indonesia yang

berusia 15 tahun pada peringkat bawah dibandingkan

negara-negara anggota Organization for Economic

Cooperation and Development (OECD) lainnya.

Menilik lebih dalam dari rendahnya hasil PISA,

ditemukan bahwa anak-anak Indonesia ternyata belum

mampu menerapkan pengetahuan prosedural

matematika ke dalam permasalahan yang dihadapinya

sehari-hari. Hasil ini juga dikonfirmasi oleh hasil-hasil

tes internasional dan nasional lain seperti Trends in

International Mathematics and Science Studies

(TIMSS) dan Asesment Kompetensi Siswa Indonesia

(AKSI).

Pada tahun 2018, Program RISE di Indonesia merililis

hasil studinya yang menunjukkan bahwa kemampuan

siswa memecahkan soal matematika sederhana tidak

berbeda secara signifikan antara siswa baru masuk

sekolah dasar dan yang sudah tamat SMA. Dari data

puspendik.kemdikbud.go.id, didapatkan kemampuan

matematika yang baik hanya 2.25%, kategori cukup

sebesar 20.58%. Sisanya sebesar 77,13% masih

kurang. Pada bidang Sains yang baik hanya 1.04%,

cukup 25.38%. dan 73,61% masih kurang. Dari bidang

Matematika dan Sains, lebih dari 70% masih kurang.

Hal inilah yang menyebabkan kondisi darurat dalam

bidang matematika dan sains.

Gerakan Pemberantasan Buta Matematika atau dikenal

dengan Gernas Tastaka adalah kehendak dan upaya

masyarakat secara bersama sama sebagai bagian

keprihatinan terhadap rendahnya pengetahuan

matematika dasar anak-anak dengan cara melakukan

pemberantasan Buta Matematika Dasar yang meliputi

buta numerial atau operasional bilangan tingkat dasar,

buta statistika tingkat dasar, buta geometri tingkat

dasar dan probabilitas tingkat dasar

melalui perbaikan (rehabilitasi) pedagogis di satuan

pendidikan dasar baik yang didirikan pemerintah,

pemerintah daerah, dan masyarakat di seluruh wilayah

Indonesia.

Gernas Tastaka adalah sebuah gerakan bersama

masyarakat yang berangkat dari keprihatinan

mengenai rendahnya kemampuan matematika siswa

Indonesia. Gernas Tastaka perlu usaha yang menyasar

langsung pada kemampuan guru dalam memahami

konsep dasar matematika dan bagaimana cara

mengajarkannya. Kondisi ini menggerakkan

sekelompok masyarakat untuk berkontribusi

menyelamatkan “kegawatdaruratan” matematika di

Indonesia.

Menurut Imron Wijaya selaku Koordinator Gernas

Tastaka Rembang, gerakan ini berawal dari asumsi

bahwa kemampuan anak-anak Indonesia yang

tergambarkan dalam berbagai studi, tidak

menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia bodoh.

Anak-anak Indonesia punya kapasitas untuk

berkembang dalam berbagai bidang, termasuk

matematika. Apabila mereka difasilitasi untuk

memperoleh pembelajaran matematika yang

berkualitas. “Dalam pandangan Gernas Tastaka,

pembelajaran matematika yang berkualitas hanya

dapat diperoleh melalui pembelajaran matematika

yang mengajak anak untuk bernalar melalui

pendekatan pembelajaran yang kontekstual”

imbuhnya.

(ks/top/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/11/16/166053/

pegiat-literasi-kota-garam-berantas-buta-matematika

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.18 WIB

Pekan Literasi dan Seni, MIN 1 Sragen

Berkualitas

17 OKTOBER 2019, 20: 33: 15 WIB |

EDITOR : PERDANA

188

SRAGEN - Mengisi jeda tengah semester, Madrasah

Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Sragen menggelar beragam

kegiatan menarik selama sepekan. Salah satunya

Pekan Literasi dan Seni yang diselenggarakan

bersama Jawa Pos Radar Solo di aula sekolah

setempat, Rabu (16/10). Selain meningkatkan budaya

literasi para siswa, kegiatan ini sekaligus menjadi

ajang aktualisasi diri di bidang seni.

Sejak pagi, seluruh siswa sudah berkumpul di aula

sembari menyanyikan lagu diiringi permainan rebana.

Mereka didampingi para guru yang kompak

mengenakan seragam lurik lengkap dengan ikat kepala

dari kain batik. Kegiatan dibuka dengan menyanyikan

hymne madrasah bersama-sama.

Kegiatan terasa seru saat siswa-siswa peserta

ekstrakurikuler sekolah tampil satu per satu. Diawali

penampilan siswa kelas VI membawakan Tari Ratoeh

Jaroe. Disusul aksi dai cilik Cahya. Siswa kelas VI itu

membawakan materi tentang anak saleh. Dilanjutkan

penampilan Tari Manuk Dadali dari siswa-siswa kelas

IV. Diteruskan penampilan gerak tari dan lagu oleh

siswa kelas V.

Antusiasme para siswa bertambah saat penampilan

drama tertib lalu lintas dimainkan di atas panggung.

Tak tanggung-tanggung, dua buah sepeda, helm, dan

perangkat lalu lintas pun ikut dibawa naik panggung.

Tawa para siswa dan guru pun bergemuruh lantaran

aksi pemeran drama yang berhasil mengocok perut.

Sebagai pamungkas, tabuhan rebana menutup

penampilan ekstrakurikuler MIN 1 Sragen dalam

kegiatan ini. Mereka menyanyikan dua lagu untuk

mengobarkan semangat para siswa dalam menerima

materi literasi yang dipandu oleh Kompartemen

Sragen Jawa Pos Radar Solo Endro Supriyadi.

Sebelum dimulai materi, masing-masing siswa

menerima satu eksemplar koran Jawa Pos Radar Solo.

Mereka diminta membaca berita dan memilih foto

yang paling menarik perhatian. Berita dan foto favorit

tersebut kemudian dibacakan di atas panggung.

”Berita dan foto yang kalian lihat di dalam koran ini,

dikerjakan oleh seorang jurnalis. Ada wartawan dan

fotografer. Sebelum menjadi berita yang dicetak di

dalam koran, wartawan melakukan reportase atau

liputan terlebih dahulu untuk mencari berita. Salah

satu prosesnya, wawancara dengan narasumber,” jelas

Endro di hadapan para siswa.

Kepala MIN 1 Sragen Ruslan Haifani berpesan kepada

para siswanya untuk rajin membaca. Terutama koran.

Untuk menambah wawasan dan terhindar dari berita

bohong atau hoax.

”Yang unggul dari sekolah kami adalah proses belajar

yang menyenangkan. Tujuannya, agar anak tidak

jenuh dan senang belajar di sekolah. Kami juga

lakukan pembiasaan harian yang bernuansa Islami,

mulai dari mengucap salam, bersalaman, salat Duha,

tadarus, hapalan doa, dan salat Duhur berjamaah,”

bebernya kepada Jawa Pos Radar Solo.

MIN 1 Sragen bervisi membentuk generasi bangsa

yang unggul, bertakwa, berkarakter, dan berprestasi.

Prestasi paling gres tahun ini yaitu siswanya berhasil

menjadi finalis Olimpiade Sains Madrasah Tingkat

Nasional di Manado. Serta menjadi finalis di

Kompetisi Matematikan Nalaria Realistik di Jakarta.

”Siswa kami juga meraih medali perunggu lomba

matematika dan sains di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Meraih medali perunggu di Hongkong International

Matematical Olympiad (HKIMO) yang digelar di

Malang. Kemudian, meraih medali emas di Olimpiade

Topaz bidang sains tingkat provinsi,” ungkap Ruslan.

Dia berharap kegiatan peningkatan budaya literasi

bersama Jawa Pos Radar Solo ini dapat meningkatkan

kualitas siswa. Sehingga bisa berkompetisi di tingkat

nasional dan internasional, tidak hanya di tingkat

lokal. (aya/ria)

(rs/aya/per/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/10/17/161377/p

ekan-literasi-dan-seni-min-1-sragen-berkualitas

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 09.08 WIB

Pemkot Terus Kuatkan Minat Literasi

Warga

18 JULI 2019, 08: 20: 59 WIB | EDITOR : ABDUL

ROZACK

SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya

berkomitmen terus meningkatkan kualitas literasi

untuk menumbuhkan minat baca masyarakat Surabaya.

Salah satunya dengan meningkatkan fasilitas-fasilitas

literasi yang ada di Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

dan perpustakaan-perpustakaan yang tersebar di Kota

Surabaya.

Seperti perpustakaan rakyat di Kelurahan Pagesangan,

Kecamatan Jambangan Surabaya, yang

berhasil masuk dalam nominasi dari

enam perpustakaan terbaik tingkat nasional yang

diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional

(Perpusnas) tahun 2019.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mengatakan

tujuan utama dari pembangunan perpustakaan dan

literasi itu bukan untuk mendapat sebuah penghargaan.

Melainkan menumbuhkan minat baca dan belajar.

Agar nantinya bisa menaikkan kualitas dan derajat

warga Kota Surabaya itu sendiri.

“Ya saya bersyukur sekali, tapi bagi saya tujuan

hidup bukan untuk penghargaan, tapi bagaimana saya

189

mampu membuat sejahtera warga kota saya,” kata

Wali Kota Risma saat menerima tim juri dari

Perpusnas di ruang kerjanya, Rabu (17/7).

Wali Kota Risma menjelaskan,

perpustakaan-perpustakaan yang disediakan itu

memang untuk proses belajar warga sekitar. Makanya,

Pemkot Surabaya membangun di setiap kelurahan

agar anak-anak bisa menjangkau perpustakaan

tersebut. Bahkan, buku koleksi perpustakaan itu juga

dilengkapi dengan mata pelajaran seperti di sekolah.

Staff Khusus Pimpinan Perpustakaan Nasional

(Perpusnas), Supriyanto, menjelaskan tim juri dari

Perpurnas akan melakukan penilaian melalui tinjauan

langsung kepada enam nominasi tersebut. Menurutnya,

ada beberapa aspek penilaian yang sudah ditentukan

pada tahap tinjauan itu.

“Hari ini kami bersama tim mohon izin kepada Bu

Risma selaku wali kota untuk melakukan penilaian di

Perpustakaan Rakyat Pagesangan,” kata Supriyanto

usai bertemu Wali Kota Risma di ruang kerja Balai

Kota.

Supriyanto mengungkapkan, ada dua kategori yang

telah ditentukan dalam penilaian. Pertama penilaian

terhadap komponen pengembangan dasar, seperti

gedung, koleksi, tenaga, layanan, pengunjung, sarana

prasarana dan anggaran. Sedangkan penilaian kedua

adalah komponen pengembangan inovasi penguatan.

Perpustakaan Nasional (Perpusnas) merupakan

lembaga pemerintahan non departemen sejak tahun

1989. Pada 2019, sebanyak 34 Perpustakaan rakyat di

seluruh Indonesia dinilai dan dipilih menjadi enam

terbaik, salah satunya adalah Kota Surabaya.

Kemudian dari enam terbaik itu, tim juri akan

melakukan tahap penilaian melalui tinjauan langsung

ke lokasi, dan pemenangnya akan diumumkan pada 17

Agustus mendatang. (gin/rak)

(sb/gin/jek/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/07/18/1467

57/pemkot-terus-kuatkan-minat-literasi-warga

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.53 WIB

Pendidikan Nasional setelah Hasil Buruk di

PISA

Pendidikan Harus Berbasis Keahlian

5 Desember 2019, 14:56:00 WIB

JawaPos.com – Harus ada evaluasi menyeluruh

terkait dengan buruknya hasil para siswa Indonesia

di Programme for International Student Assessment

(PISA). Evaluasi tersebut menyangkut program

pemerintah, juga perlunya merevisi Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).

”Hampir 20 tahun dengan anggaran ribuan triliun

(rupiah, Red) kita telah berhasil mempertahankan

kebodohan,” ujar pengamat pendidikan Indra

Charismiadji kepada Jawa Pos kemarin (4/12).

Hasil PISA yang dirilis The Organisation for

Economic Co-operation and Development (OECD)

menunjukkan, kemampuan membaca siswa tanah air

meraih skor 371. Jauh di bawah rata-rata, yakni 487.

Demikian pula kemampuan matematika. Hanya

mencapai 379 poin dari rata-rata 487 poin. Begitu

juga menilik kemampuan sains siswa Indonesia

dengan skor 389. Angka tersebut selisih 100 poin

dari rata-rata 489 poin.

Menurut Indra, legislatif harus berani membuat UU

Sisdiknas yang baru. Harus masuk prolegnas

(program legislatif nasional). Sebab, mutu

pendidikan Indonesia sudah parah. Sementara

pemerintah harus bertanggung jawab. Pelatihan

guru, perekrutan guru, dana bos, pembangunan unit

sekolah baru, dan banyak hal lainnya harus

dievaluasi.

”Tugas pemerintah menurut Undang-Undang Dasar

1945 itu kan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Cerdas nggak selama 20 tahun ini?” selorohnya.

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia (IGI)

Muhammad Ramli menyarankan agar Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

mengubah sistem pendidikan dengan

mengedepankan keahlian. Hal itu bisa dipelajari

langsung dari negara tetangga Singapura yang

berhasil mengelola pendidikan dengan menempati

posisi puncak PISA 2015.

Ramli menjelaskan, kunci utama keberhasilan

Singapura terletak pada sistem pendidikan yang

berbasis pada keahlian atau prestasi, kurikulum,

anggaran pendidikan, kualitas guru, dan

desentralisasi pendidikan. Melalui sistem

pendidikan yang mengedepankan meritokrasi

tersebut, kompetensi anak bisa teridentifikasi secara

lebih baik. ”Bahkan memberikan kesempatan

kepada anak untuk berkembang berdasar bakat yang

dimiliki,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Totok

Suprayitno menuturkan, hasil PISA akan menjadi

bahan refleksi untuk perbaikan. Mencari tahu

penyebab rendahnya skor tersebut dan mengetahui

kekurangan yang dialami siswa tanah air.

Editor : Ilham Safutra

190

Reporter : han/mia/c9/ttg

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/05/12/201

9/pendidikan-nasional-setelah-hasil-buruk-di-pisa/

Akses : 04 Mei 2020 Pukul 11.20 WIB

Lufti Avianto, Pendiri Books4Care

Pentingnya Literasi Bagi Tumbuh

Kembang dan Masa Depan Anak

13 Maret 2019, 17:22:11 WIB

JawaPos.com – Saat saya masih SMP dan SMA di

era 1997-2002, ada satu pelajaran yang menjadi

momok kebanyakan teman di kelas, yaitu Bahasa

Indonesia. Saya agak heran, mengapa bahasa yang

kita gunakan sehari-hari dan merasa hampir tak ada

hambatan dalam berkomunikasi, justru menjadi

ketakutan tersendiri?

Hal ini terjadi ketika sang guru menugaskan kami

dalam kesempatan yang berbeda-beda, baik di SMP

atau SMA, untuk membuat karangan. Entah itu

berbentuk memoar perjalanan selepas liburan,

menulis resensi buku, sampai yang lebih sulit,

membuat cerita pendek atau puisi.

Di sanalah saya kemudian menyaksikan, bagaimana

kawan-kawan seolah menghadapi problema yang

jauh lebih sulit dari soal-soal matematika. Kalau

sudah mendapat tugas begitu, ada yang menjiplak

cerita dari majalah remaja, komik atau novel dan

cerita rakyat, bahkan lirik lagu yang dicaplok untuk

mengumpulkan tugas puisi.

Dari sini, saya malah menjadi prihatin. Pendidikan

yang diharapkan bisa membentuk karakter mulia,

justru hancur dengan kebohongan dan tindakan

amoral di dalam institusi pendidikan itu sendiri.

Mereka tidak hanya membohongi sang guru agar

selamat dalam tugas tersebut, tetapi telah

membohongi dirinya sendiri dengan membiasakan

diri dengan perbuatan tidak jujur yang entah, akan

berulang hingga dewasa atau tidak. Yang jelas,

ketika kita terbiasa memaklumi atau dengan sengaja

berbuat curang pada skala kecil, maka kita akan

berpotensi berbuat kecurangan dalam skala yang

lebih besar. Itu mengapa, korupsi, sebagai salah

satu perbuatan tidak jujur, tetap ada sampai hari ini.

Dengan pengalaman itu, saya jadi tidak kaget ketika

mengetahui hasil riset Central Connecticut State

University pada Maret 2016 lalu. Riset itu

menempatkan Indonesia menjadi negara dengan

minat baca terendah kedua atau peringkat ke-60

dari 61 negara di dunia.

Minat baca di Indonesia masih berada pada angka 1

persen. Artinya dari seribu orang hanya ada satu

orang yang memiliki minat baca. Sayangnya,

penelitian itu bukan satu-satunya yang

menunjukkan betapa memprihatinkannya

kemampuan literasi kita.

Ada pula, penelitian Programme for International

Students Assessment (PISA) terhadap kemampuan

literasi (matematika, sains, dan bahasa) siswa dari

berbagai dunia pada tahun 2003, 2006, 2009, dan

2012. Khusus untuk literasi bahasa, tahun 2003

prestasi literasi siswa Indonesia berada pada

peringkat ke-39 dari 40 negara, tahun 2006 pada

peringkat ke-48 dari 56 negara, tahun 2009 pada

peringkat ke-57 dari 65 negara, dan tahun 2012

pada peringkat ke-64 dari 65 negara.

Penelitian lainnya, dilakukan Progress in

International Reading Literacy Study (PIRLS) pada

2006, yang mengkaji 45 negara maju dan

berkembang dalam bidang membaca pada

anak-anak kelas IV sekolah dasar di bawah

koordinasi The International Association for the

Evaluation of Educational Achievement (IEA).

Hasilnya menempatkan Indonesia pada peringkat

ke 41.

Apa sebabnya kemampuan literasi ini, tak

berkembang secara signifikan dari penelitian satu

ke penelitian lainnya?

Pertama, budaya. Ya, budaya kita lebih didominasi

budaya tutur dan dengar (lisan). Masyarakat kita

belum terbiasa dengan tradisi baca-tulis (literasi).

Kita memang bisa membaca. Memang, angka buta

huruf sudah menurun secara signifikan seperti yang

disampaikan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan pada September 2018 lalu, yakni

hanya tinggal 2,07 persen atau sebanyak 3.387.035

jiwa. Sayangnya, kita tak terbiasa atau tidak

menjadikan membaca sebagai gaya hidup atau

kebutuhan sehari-hari.

Untuk negara dengan tradisi literasi yang baik,

pemandangan orang-orang membaca buku saat

antre di transportasi dan di tempat umum adalah

sesuatu yang lumrah. Tapi di sini, rasanya masih

jarang. Coba perhatikan, berapa banyak penumpang

KRL yang membaca buku?. Saya lebih sering

melihat banyak yang mendengarkan music,

menonton video melalui smartphone, mengobrol

atau bahkan tertidur. Sedikit sekali yang

menghabiskan waktu mereka saat itu dengan

membaca.

Kedua, sistem pendidikan yang belum ‘memaksa’

para siswa untuk lebih banyak membaca, menulis

dan kegiatan literasi lainnya. Zaman saya duduk

191

dibangku SD hingga SMA, tak sekalipun guru

Bahasa Indonesia memberikan target sejumlah

buku yang harus diselesaikan para siswa. Hingga

sekarang, saya masih mendapati sebagian besar

sekolah belum mewajibkan para siswanya untuk

melakukan itu.

Lalu, bagaimana minat baca kita akan tumbuh?.

Saya mengusulkan beberapa hal agar membaca

menjadi gaya hidup dan budaya kita.

Pertama, pihak sekolah mulai menargetkan tiap

siswa harus membaca sejumlah buku sebelum lulus.

Misal, untuk pelajar SD, selama 6 tahun, mereka

harus membaca minimal 36 buku, SMP 40 buku

dan SMA 45 buku.

Mekanisme pembuktiannya bisa disepakati.

Misalnya, untuk pelajar SD, mereka harus

menceritakan isi buku ke depan kelas. Bagi pelajar

SMP dan SMA, membuat resensi, dan sebagainya,

yang tujuannya untuk memastikan para pelajar telah

membaca buku.

Biasanya, ketika memiliki target, kita cenderung

akan mencari cara dan strategi untuk

menyelesaikannya. Sehingga, para pelajar kita bisa

lebih memanfaatkan waktu luangnya dengan

membaca buku.

Kedua, pihak sekolah wajib memiliki komunitas

literasi sebagai salah satu bentuk kegiatan

ekstrakurikuler. Beragam kegiatan yang menarik

dapat dilakukan, antara lain pelatihan menulis,

mendongeng, mengunjungi museum, membuat blog

dan sebagainya.

Pihak sekolah juga harus peka terhadap hari-hari

besar isu literasi, seperti Hari Aksara Internasional

8 September, Hari Kunjung Perpustakaan 14

September, Bulan Bahasa dan Sastra diperingati

pada bulan Oktober, dan sebagainya.

Sedapat mungkin, pada momen-momen tertentu,

pihak sekolah menyelenggarakan kegiatan yang

melibatkan orangtua, misalnya lomba pidato, lomba

baca puisi, lomba menulis cerita, lomba

mendongeng, atau pameran karya siswa dan

sebagainya.

Ketiga, pihak sekolah bisa membuat aksi

kolaboratif bersama komunitas dan masyarakat

sekitar sebagai wujud tanggung jawab sosial dan

pendidikan untuk peningkatan kemampuan literasi

di sekitarnya. Pihak sekolah tidak hanya ‘peduli’

pada anak didiknya saja, melainkan juga

masyarakat sekitar, yang secara simultan, sejatinya

telah mengajarkan kepedulian para siswa kepada

lingkungan.

Kalau sekolah sudah ‘getol’ berliterasi, maka kita

juga harus menghadirkan nuansa literasi yang

senafas di rumah bagi anak-anak kita. Jangan

sampai, antara sekolah dan rumah, memiliki

perbedaan yang tajam, sehingga literasi hanya akan

menjadi slogan, bukan kebutuhan.

Untuk itu, perlu kiranya bagi para orangtua

melakukan berbagai upaya, agar anak-anak

mencintai literasi. Pertama, membiasakan diri dan

keluarga untuk mengisi waktu luang dengan

kegiatan membaca. Misalnya saat antre, saat

menunggu, atau saat berada di transportasi umum.

Kedua, biasakan anak-anak ‘seakrab’ mungkin

dengan buku. Bisa mengajaknya untuk

mengunjungi perpustakaan atau toko buku di akhir

pekan, membacakan dongeng setiap malam, atau

memintanya menceritakan kembali buku yang

sudah dibacakan. Untuk anak, yang lebih penting

adalah pembiasaan dan nuansa mencintai kegiatan

literasi oleh para orangtuanya sebagai teladan.

Ketiga, buka perpustakaan ‘mini’ di rumah. Ajak

teman-teman dari anak kita untuk membaca

bersama. Ini perlu juga berkomunikasi dengan

orangtua lain, agar memiliki visi yang sama

sehingga program literasi bisa berjalan di skala

yang lebih luas, yaitu di lingkungan tempat tinggal

kita.

Semoga ikhtiar kecil ini, menjadi awal kesadaran

untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Indonesia yang bersaing di masa depan.

Editor : Kuswandi

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/opini/13/03/2019/pentingnya-l

iterasi-bagi-tumbuh-kembang-dan-masa-depan-anak/

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.42 WIB

Peran Literasi Digital Warganet Jauhkan

Radikalisme Demi Bangsa Oleh: Anwar Ibrahim*

10 JULI 2019, 13: 36: 22 WIB | EDITOR : I PUTU

SUYATRA

MEDIA sosial telah dimanfaatkan sebagai cara baru

bagi kelompok radikal untuk menyebarkan

benih-benih ideologi ekstrimis. Facebook, YouTube,

Twitter, blog hingga aplikasi layanan pesan gratis

seperti WhatsApp kini menjadi alat yang ampuh bagi

kelompok radikal bahkan teroris untuk melakukan

propaganda, mendapatkan pengaruh, dan menjaring

keanggotannya di jejaring sosial (warganet).

192

Di era digital seperti sekarang, dunia maya telah

menjadi kekuatan nyata yang menghubungkan

soliditas dan militansi kelompok radikal hingga ke

lintas negara. Keberadaannya menawarkan

kemudahan dalam berinteraksi dan pengorganisasian.

Karena itu, kemunculan mereka di jejaring virtual

turut mengubah strategi dan pola teror. Bahkan pada

dekade kedua abad ke-21 ini muncul kecenderungan

kelompok radikal meningkatkan interaksi dan

propagandanya. Dengan memanfaatkan laman-laman

tertentu untuk menyebarkan ide dan gagasan

kebencian, pemahaman radikal.

Di era disrupsi informasi seperti sekarang ini, di mana

segala hal berubah dengan cepat, warganet harus

dibekali dengan kemampuan literasi digital baik dalam

rangka melawan hoax maupun penyebaran paham

radikal.

Karenanya, sejak dini, pendidikan literasi digital harus

digalakkan guna membangun pondasi pendidikan

karakter yang selaras dengan perkembangan zaman.

Mengingat, kehidupan mereka pasti akan senantiasa

bersinggungan dengan jagat digital yang serba online.

Literasi digital bisa menjadi sarana tepat dalam upaya

menangkal budaya konsumsi informasi secara instan

yang menyebabkan banyak masyarakat dan warganet

masih terjebak dalam berita hoaks. Melalui pendidikan

literasi digital, tradisi membaca di dunia maya akan

terbangun, sehingga mereka mampu memilih

informasi tepat, dan membangun informasi yang

bersifat membangun, bukan menyulut kemarahan dan

kebencian yang bwrujung terseret arus radikalisme

untuk selanjutnya bertindak kekerasan.

Maka warganet akan terbiasa menemukan beragam

perbedaan pendapat yang mungkin ia temukan dari

bacaan yang dibaca. Sehingga, terbangunlah

pemahaman bahwa toleransi bermanfaat untuk

menyuburkan pengetahuan dan perdamaian, sementara

intoleransi menumbuhkan kebencian dan permusuhan.

Hal ini karena warganet mampu mengkonstruksi hal

baik dan buruk dalam pikiran mereka. Model perilaku

seperti ini tentu saja sangat dibutuhkan untuk

menghindarkan diri dari ideologi radikal yang

merusak kedamaian dan ketentraman NKRI.

Untuk itu mari manfaatkan media sosial guna

kepentingan yang bermanfaat melalui penyebaran dan

posting konten konten positif yang menumbuhkan

optimisme antar anak bangsa. (*)

*) Blogger-Mahasiswa Jayabaya

(bx/wid/yes/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://baliexpress.jawapos.com/read/2019/07/10/145401/

peran-literasi-digital-warganet-jauhkan-radikalisme-demi

-bangsa

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.05 WIB

Permukiman Padat Penduduk Diubah

Menjadi Kampung Literasi

5 November 2019, 15:04:56 WIB

JawaPos.com – Pemukiman padat penduduk di

Jalan Z RW 08, Jatipulo, Jakarta Barat, diubah

menjadi Kampung Literasi. Kegiatan itu bertujuan

untuk meningkatkan minat baca warga. Apalagi,

kampung tersebut dipercantik dengan berbagai

mural.

Saat masuk ke kampong itu sudah disambut dengan

Gapura berwarna merah, serta ornamen buku di

puncaknya, menjadi area masuk ke kawasan

tersebut. Setelah melewati gerbang, warga akan

mendapati sebuah kotak kejujuran. Dimana kotak

tersebut berisi beragam jenis buku yang dapat

dipinjam atau dibaca masyarakat. Pengerjaan

kampung itu oleh Petugas Prasarana dan Sarana

Umum (PPSU) Kelurahan Jatipulo.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi

DKI Jakarta Wahyu Haryadi beserta Kepada

Bidang P2PKM Suryanto beserta jajarannya sempat

mengunjungi Kampung Literasi itu. Kunjungannya

merupakan salah satu bentuk kepedulian Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan untuk menyerap

aspirasi warga Kampung Literasi, juga para

penggiat literasi.

Dalam lawatannya, ia disambut oleh Lurah Jati

Pulo Ari Kurniadi dan Kepala Suku Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi

Jakarta Barat Tri Wahyuningdiah serta jajarannya.

Sebelum menuju Kampung Literasi, Wahyu

Haryadi diajak untuk melihat Perpustakaan Imaji

Jatipulo yang memenangkan Juara 1 kategori

perpustakaan terbaik kelurahan tingkat Provinsi.

Kampung Literasi sangat bermanfaat bagi warga

Jatipulo, Jakarta Barat. (Istimewa)

Ia sangat mengapresiasi program-program yang

dilakukan Kelurahan Jatipulo, salah satunya adalah

pemberdayaan warga sebagai narasumber untuk

berbagi pengetahuan seputar kerajinan tangan,

otomotif dll, “Selain memberdayakan warga yang

memiliki keterampilan, dengan kegiatan bedah

buku ini, warga kita tidak hanya membaca, tapi

dapat mengimplementasikan langsung apa yang ia

baca,” kata Wahyu seperti keterangan yang dikutip

website Dinass Perpusakaan dan Arsip DKI Jakarta.

Sementara itu, Lurah Jatipulo Ari Kurniadi

berharap bahwa kedepannya ada kebijakan yang

memayungi mereka dari sisi anggaran agar

Kelurahan dapat mengadakan buku secara mandiri.

“Perlu adanya kebijakan seperti Instruksi Gubernur

193

sehingga kelurahan dapat mengadakan pengadaan

buku secara mandiri,” katanya.

Lalu rombongan diajak untuk bertemu dengan

warga Kampung Literasi salah satunya Berman

Saragih selaku Ketua RW 08 dan

berbincang-bincang sebentar, lalu dilanjutkan

mengelilingi areal Kampung Literasi.

Dalam perbincangannya, Ari lebih lanjut

mengatakan Perpustakaan Imaji Kelurahan Jatipulo

memiliki konsep membangun komunitas dan

jaringan untuk keberlanjutan perpustakaan.

Pengembangan perpustakaan tidak menitikberatkan

pada perpustakaan kelurahan jatipulo yang ada di

Kantor Kelurahan Jatipulo, tetapi membangun

cabang-cabang/jaringan yang menjadi layanan

jemput bola literasi sehingga mendekatkan

pelayanan literasi kepada masyarakat.

Salah satu cabang/ jaringan yang dimaksud adalah

Kampung Literasi. Berbeda dengan kampung pada

umumnya, di pintu masuk sudah terlihat gapura

dengan patung buku di atasnya. Sepanjang gang,

kita disuguhi lukisan mural-mural literasi yang

menarik, dan berwarna bertemakan literasi.

Terdapat 5 kotak berisi buku yang diberi nama

book sharing box, dimana setiap warga yang

mengambil buku, harus menukar dengan buku yang

lain, atau bisa juga buku yang ada di box tersebut

untuk di baca ditempat.

Animo warga sangat tinggi, masih sering terlihat

anak-anak yang membaca sambil jongkok karena

ketiadaan bangku, Ari berharap ada bantuan berupa

bangku untuk memfasilitasi para pemustaka ini dan

tentunya bantuan buku.

Para anak-anak pun terlihat sangat antusias dengan

kegiatan membaca di kampung itu. Seperti Sakira,

gadis berusia 9 tahun itu mengaku suka membaca

buku dongeng di sana. “Asyik banget bisa

membaca buku dongeng karena bisa menambah

pengetahuan,” tuturnya.

Hal senada diutarakan Firyal, 10. Ia juga suka

membaca buku dongeng yang tersimpan di kotak

merah tersebut. “Senang banget sih bisa baca buku

gratis,” pungkas dia.

Editor : Bintang Pradewo

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/jabodetabek/05/11/2019/pemu

kiman-padat-penduduk-diubah-menjadi-kampung-literasi

/

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.22 WIB

Pojok Pintar Sisternet Dorong Literasi

Digital Perempuan

4 Maret 2019, 17:58:11 WIB

JawaPos.com – Kementerian Komunikasi dan

Informatika (Kemenkominfo) dan XL Axiata

menginisiasi wahana belajar Pojok Pintar Sisternet.

Wahana tersebut dimaksudkan sebagai ‘rumah

singgah’ guna mendorong perempuan Indonesia

agar lebih melek teknologi digital. Di sana

perempuan bisa belajar, berbagi, dan memperluas

wawasan mengenai berbagai isu pemberdayaan

perempuan. Termasuk peluang sosial ekonomi

dengan memanfaatkan teknologi digital.

Sekretaris Jenderal Kemenkominfo Rosarita Niken

Widiastuti mengatakan, perempuan harus bisa

memanfaatkan teknologi agar lebih berdaya dan

mengembangkan potensi diri. “Perempuan saat ini

semakin sadar teknologi. Mulai dari mengonsumsi

informasi yang berkualitas hingga dimanfaatkan

untuk menambah penghasilan untuk meningkatkan

ekonomi,” katanya daat jumpa pers Kemenkominfo

dan XL Axiata di Jakarta, Senin (4/3).

Lebih jauh, dengan adanya Sisternet,

Kemenkominfo berharap, ekosistem telekomunikasi

bisa mengambil peran serta memberdayakan

perempuan dalam memanfaatkan teknologi secara

bijak dan bermanfaat. “Kami berharap agar

perempuan lebih melek digital. Apalagi saat ini

banyak informasi yang tidak bisa

dipertanggungjawabkan kebenarannya dalam

bentuk hoaks atau berita bohong,” imbuhnya.

Peresmian Pojok Pintar Sisternet di gedung

Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Senin (4/3). (Rian

Alfianto/JawaPos.com)

Pada kesempatan yang sama, Direktur Teknologi

XL Axiata Yessie D. Yosetya menuturkan, era

digital membuka kesempatan luas bagi siapa saja

untuk meningkatkan kemampuan dengan

memberdayakan potensi diri. Pojok Pintar Sisternet

akan menjadikan perempuan lebih terliterasi digital

sejalan dengan kemajuan sosial dan ekonomi

masyarakat dengan teknologi digital. “Pojok Pintar

merupakan bagian dari upaya kami untuk

mendorong kaum perempuan Indonesia untuk

semakin maju secara sosial dan ekonomi,” tuturnya.

Sekadar informasi, Pojok Pintar Sisternet bertempat

di Kantor Kemenkominfo, Jalan Medan Merdeka

Barat 9, Jakarta Pusat. Sejumlah aktivitas diklaim

telah disiapkan di Pojok Pintar. Setiap bulannya

akan ada kelas bertajuk Sister Berbicara dengan

beragam materi yang diajarkan, seperti digital

parenting, kewirausahaan, literasi digital, dan

fotografi jurnalistik.

194

Setiap materi akan dibawakan oleh seorang ahli di

bidang terkait yang akan memandu peserta untuk

mengetahui lebih dalam setiap tema. Termasuk

bagaimana memanfaatkan sarana digital untuk

mendapatkan hasil yang maksimal terkait dengan

materi yang telah dipelajari.

Editor : Fadhil Al Birra

Reporter : Rian Alfianto

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/oto-dan-tekno/teknologi/04/03/2019/pojok-pintar-sisternet-dorong-literasi-digital-perem

puan/

Akses : 05 Maret 2020 Pukul 09.15 WIB

Program Literasi Sekolah Belum

Menyeluruh

20 FEBRUARI 2019, 12: 09: 54 WIB |

EDITOR : ABDUL BASRI

BANGKALAN – Pendidikan tingkat sekolah dasar

(SD) di Kota Salak belum sepenuhnya menjalankan

mandat Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015

tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Khususnya

berkaitan dengan program literasi sekolah.

Kasi Kurikulum SD Dinas Pendidikan (Disdik)

Bangkalan Moh. Makhrus tidak menampik banyaknya

lembaga pendidikan yang belum menjalankan

program literasi sekolah. Sampai saat ini penerapan

program literasi hanya dilakukan oleh lembaga

pendidikan yang sudah menerapkan kurikulum 2013

(K-13).

”Kalau K-13 sudah menjalankan, cuma belum tentu

maksimal,” ungkap Makhrus kepada Jawa Pos Radar

Madura kemarin (19/2).

Untuk sekolah yang menerapkan K-13 sudah

melaksanakan program literasi dan karakter. Dari 702

SD di Bangkalan, hanya 111 SD yang menerapkan

hingga tuntas. ”Sementara sisanya KTSP (kurikulum

tingkat satuan pendidikan),” ujarnya.

Semua lembaga, pada proses penerimaan siswa baru,

nanti diusahakan menerapkan K-13. Dengan demikian,

semua lembaga pendidikan bisa menjalankan program

literasi dan pendidikan krakter.

Menurut dia, salah satu penunjang penerapan program

literasi harus ada perpustakaan sekolah. Sementara

sampai saat ini, masih ada 202 lembaga pendidikan

yang belum memiliki perpustakaan. ”Sekolah nanti

harus membuat taman membaca atau pojok baca,”

tegasnya.

Ketua Komisi D DPRD Bangkalan Nur Hasan

meminta agar disdik dan sekolah menjalankan

Permendikbud Nomor 23/2015 itu. Budaya literasi di

dunia pendidikan sangat penting diterapkan karena

dapat menambah wawasan siswa.

”Budaya menulis membaca itu harus diterapkan,

karena bisa menambah wawasan peserta didik jika

selalu membaca,” sarannya. (jup)

(mr/onk/bas/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarmadura.jawapos.com/read/2019/02/20/12046

4/program-literasi-sekolah-belum-menyeluruh

Akses : 05 Maret 2020 Pukul 09.17 WIB

Prudential Indonesia Hadirkan Program

Literasi Kelas Awal untuk Anak-anak di

Papua

August 15, 2019

jpnn.com, PAPUA – PT Prudential Life Assurance

(Prudential Indonesia) mendeklarasikan

komitmennya bersama UNICEF dan Pemerintah

Kabupaten Supiori untuk melaksanakan Program

Literasi Kelas Awal (Early Grade Literacy)

bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional

2019.

Hal itu dilakukan untuk menciptakan masa depan

yang lebih cerah bagi anak-anak di kawasan

Indonesia Timur, khususnya di Kabupaten Supiori,

Papua.

Government Relations and Community Investment

Director Prudential Indonesia Nini Sumohandoyo

Sharia menuturkan semangat pembangunan dengan

menitikberatkan pada kemampuan mendasar

seorang individu ini harus terus didukung sejak dini,

di antaranya dengan melakukan perbaikan di lini

utama sumber pendidikan anak, yaitu rumah dan

sekolah.

“Sejalan dengan fokus perusahaan we do

good (komitmen untuk mewujudkan kebajikan dan

memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan)

melalui inisiatif Community Investment, Prudential

ingin memastikan anak-anak di Papua, khususnya

Kabupaten Supiori, Papua, mendapatkan

pendidikan yang baik seperti anak-anak di wilayah

lainnya,” kata Nini.

Program Literasi Kelas Awal ini menyasar kepada

2.000 siswa kelas 1-3 SD di 40 sekolah dasar.

Lebih dari itu, 4.000 orang tua juga akan

mendapatkan pendampingan literasi dan

195

pemahaman akan pentingnya pendidikan yang

berkualitas.

Saat ini, penduduk Indonesia yang telah melek

aksara mencapai 97,9%, namun masih ada sekitar

2,06% (3,4 juta orang) yang masih buta aksara.

Sebanyak 28% dari jumlah tersebut merupakan

penduduk di Papua.

Padahal, tingkat buta aksara di suatu wilayah

menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) wilayah tersebut.

Data UNICEF pada 2018 menunjukkan, lima dari

10 anak di Tanah Papua yang tinggal di daerah

pinggiran dan pedalaman belum bisa membaca.

Karena itu, untuk memastikan kesejahteraan anak

di masa mendatang, hak dasar anak atas akses ke

pendidikan harus dipenuhi.

Sumber : JawaPos.com

https://radarmalang.jawapos.com/prudential-indonesia-ha

dirkan-program-literasi-kelas-awal-untuk-anak-anak-di-papua/

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.23 WIB

Puluhan Penggiat Literasi Ikuti Pembinaan

Balai Bahasa di Radar Kediri

Bagikan Tips Menulis dengan Isu Lokal

23 Maret 2020, 12: 35: 05 WIB | editor : Adi

Nugroho

KABUPATEN, JP Radar Kediri- Mengapa sering

berpikir terlalu ‘melip’ sementara di sekitar kita

banyak hal yang bisa menjadi ide penulisan? Cara

berpikir itulah yang Kamis lalu (19/3) dibongkar

dalam sesi ‘Pengembangan Ide Kreatif Berbasis

Kearifan Lokal dalam Penulisan Esai’ yang digelar

Balai Bahasa Jawa Timur di Ruang Brantas Gedung

JP Radar Kediri.

Dihadiri oleh sekitar 50 penggiat literasi di

Kabupaten Kediri, sesi itu merupakan sesi kelima

dari kegiatan pembinaan komunitas literasi yang

digelar tiga hari berturut-turut sejak Selasa (17/3).

“Berpikir ‘melip’ itu salah satu ‘penyakit’ penulis

pemula karena ingin segera dianggap hebat

tulisannya,” ujar Tauhid Wijaya yang dihadirkan

sebagai pembicara pada sesi tersebut.

Wartawan yang juga direktur Jawa Pos Radar Kediri

itu mengungkapkan, cara berpikir seperti itu bisa

jadi masih terpengaruh cara berpikir sentralistis ala

Orde Baru. Bahwa semua hal yang tidak terkait

dengan ibu kota sebagai pusat kebijakan dianggap

tidak menarik. “Kalau tidak bicara Jakarta tidak

menarik. Kalau tidak membahas isu nasional tidak

menarik. Kalau tidak membahas masalah dunia

tidak menarik,” ungkapnya

.

Padahal, lanjut dia, sejak reformasi yang melahirkan

otonomi daerah, lokalitas semakin menarik. Apalagi

dengan lahirnya Undang-Undang Desa Nomor

6/2014 yang memberikan kewenangan dan anggaran

lebih besar di tingkat desa. Hal-hal yang sebelumnya

tidak terlihat di desa, kini bisa berkilau dan menjadi

perhatian nasional bahkan internasional

“Makanya, kalau Cak Nun (Emha Ainun Nadjib,

Red) bilang Indonesia Adalah Bagian dari Desa

Saya, itu adalah benar adanya. Sekarang bahkan kita

bisa bilang, dunia adalah bagian dari desa saya,”

lanjut Tauhid seraya menyebut Kampung Indian dan

Kampung Korea di Ngancar sebagai contohnya.

“Jadi, lokalitas itu penting,” tandas dia. Terlebih

dalam situasi dunia yang datar dan tanpa batas akibat

kemajuan teknologi informasi ini. “Lokalitas bisa

menjadi pembeda dari isu-isu yang seragam di

seluruh dunia,” sambungnya di hadapan peserta

yang sebagian para guru bahasa Indonesia.

Tauhid lantas mengangkat rubrik Sego Tumpang

yang ditulisnya di harian ini sebagai contoh tulisan

yang kental dengan nuansa lokal. Mulai dari

setting-nya, dialognya, hingga isu-isunya. “Isu apa

pun, begitu ditulis di Sego Tumpang menjadi terasa

lokalitasnya. Sebab, kita tahu, sego tumpang adalah

produk yang sangat khas Kediri. Yang hampir tidak

bisa ditemukan di luar wilayah ini,” bebernya.

Karena itulah, Tauhid mengajak para penggiat

literasi itu untuk lebih peka dalam mengamati

kehidupan di sekitar tempat tinggalnya. Sebab, di

situlah bertebaran kejadian yang bisa diangkat

sebagai tulisan. “Nggak usah melip-melip mikir

Amerika atau Eropa segala,” tandasnya.

Untuk diketahui, pembinaan komunitas literasi yang

digelar selama tiga hari itu menghadirkan sejumlah

pembicara. Mulai dari Kepala Balai Bahasa Jatim

Mustakim, guru besar Universitas Negeri Malang

(UM) Prof Djoko Saryono, budayawan Bonari

Nabonenar, ahli bahasa Hero Patrianto, hingga

penulis Arfan Fathoni. “Kegiatan ini penting untuk

menumbuhkan budaya literasi di tengah

masyarakat,” ujar Mustakim.

Ahmad Ikhwan Susilo dari Taman Baca Masyarakat

(TBM) Jambu, Kayenkidul mengungkapkan,

jaringan literasi di Kediri relatif sudah terbentuk.

Cuma, mereka masih butuh terus didorong untuk

melahirkan karya. “Ini tantangan bagi kami,”

akunya. (sam)

(rk/rq/die/JPR)

196

Sumber : JawaPos.com https://radarkediri.jawapos.com/read/2020/03/23/185176/

puluhan-penggiat-literasi-ikuti-pembinaan-balai-bahasa-d

i-radar-kediri

Akses : 12 Mei 2020 Pukul 23.43 WIB

Ranking PISA Indonesia Turun, Dipicu

Salah Orientasi Pendidikan

4 Desember 2019, 11:15:16 WIB

JawaPos.com – Ranking Programme for

International Student Assessment (PISA)2018

Indonesia kembali jeblok. Nilai indikator

kemampuan membaca, matematika, dan ilmu

pengetahuan atau sains siswa turun. Tak pelak posisi

Indonesia berada di urutan ke-72 di antara 77

negara.

Pemeringkatan PISA 2018 secara resmi diliris

OECD (Organisation for Economic Co-operation

and Development) Selasa (3/12). Berikut

perbandingan skor PISA Indonesia untuk periode

2015 dan 2018. Skor kemampuan membaca turun

dari 397 poin ke 371 poin. Kemudian kemampuan

matematika turun dari 386 poin ke 379 poin. Lalu

kemampuan sains turun dari 403 poin ke 396 poin.

Akibat dari raihan itu, ranking PISA Indonesia turun

dari urutan ke-72 menjadi ke-77.

Dosen sekaligus pendiri Gerakan Sekolah

Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal

menyampaikan keprihatinan atas menurunnya nilai

pengukuran PISA untuk Indonesia. Baginya

penurunan itu merupakan cerminan dari orientasi

kebijakan politik pendidikan dan metodologi

pendidikan yang salah.

“Orientasi kebijakan politik pendidikan kita masih

pada standarisasi dan pemenuhan persyaratan

administrasi ansih,” katanya saat ditemui usai

workshop GSM untuk kepala sekolah dan pengawas

se-Kabupaten Tangerang di Serpong Rabu (4/12).

Dia mengatakan orientasi kebijakan pendidikan di

Indonesia masih cenderung penyeragaman

administrasi sistem pendidikan.

Rizal mengatakan seharusnya orientasi kebijakan

pendidikan diarahkan untuk memerdekakan guru

dalam mengajar. Kemudian membangun siswa

sesuai dengan kodrad manusia secara optimal.

Menurut Rizal kodrad manusia adalah rasa ingin

tahu, imajinasi kreativitas, dan kolaborasi.

Dia menegaskan bahwa penilaian PISA itu bukan

untuk mengukur capaian belajar siswa atau guru

layaknya UN. Tetapi mengukur capaian kinerja

kebijakan pemerintah untuk urusan pendidikan. Jadi

ketika ada penurunan nilai PISA seperti ini, siswa

maupun guru tidak boleh disalahkan.

Dia mencontohkan PISA mengukur kemampuan

literasi siswa. Kemampuan ini bukan sekadar

membaca. Tetapi memahami teks untuk

memecahkan masalah kontekstual. Keterampilan

seperti itu bisa didapatkan oleh siswa yang dilatih

nalar kritisnya.

Kemudian Rizal mengatakan metodologi

pendidikan di Indonesia menjadikan guru dan murid

sebagai objek yang paling bawah dalam ekosistem

pendidikan. Efeknya guru cenderung mengejar

aspek administrasi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Seperti administrasi untuk mendapatkan tunjangan

profesi dan lainnya. Dia mengatakan hasil PISA

yang terus menurun, kontras dengan dana

pendidikan yang terus meningkat. Hilmi Setiawan

(wan/JPC)

Editor : Bintang Pradewo

Reporter : Hilmi Setiawan

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/04/12/201

9/ranking-pisa-indonesia-turun-dipicu-salah-orientasi-pendidikan/

Akses : 04 Mei 2020 Pukul 11.27 WIB

Ratusan Siswa di Rembang Antusias Ikuti

Jelajah Literasi

01 AGUSTUS 2019, 11: 09: 06 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

REMBANG, Radar Kudus - Jelajah Literasi hari

kedua yang di selenggarakan oleh Dinas Arsip dan

Perpustakaan Daerah (Arpusda) Rembang digelar di

SMKN 1 Sedan, kemarin. Digelar di lapangan terbuka,

ratusan siswa mengikuti setiap acara yang juga dalam

rangka memperingati HUT ke-278 Rembang itu

dengan cukup antusias.

Sejumlah pemateri yang dihadirkan di antaranya dari

Jawa Pos Radar Kudus, Perpuseru, dan Bank Jateng.

Dari pihak sekolah juga menghadirkan penampilan

kreatifitas para siswa. Ada penampilan tari, membaca

dongeng, membaca puisi, dan hadroh. Sebagai

penghibur, penampilan Home Band turut

memeriahkan acara.

Pemateri dari Jawa Pos Radar Kudus Saiful Anwar

dalam kesempatan itu mengajak para siswa untuk

lebih rajin membaca. Sebab dengan membaca bisa

197

mendorong untuk menulis.“Banyak tokoh yang lahir

dari karyanya di bidang tulis menulis, di bidang

literasi. Ada Dahlan Iskan, Najwa Shihab, ada juga

Karni Ilyas, dan banyak yang lain,” katanya di depan

ratusan hadirin.

Dari Perpuseru, Sugi dan Aris memperkenalkan tips

untuk meningkatkan minat baca. Beberapa siswa dan

perwakilan perpus desa pun diajak untuk benar-benar

mengerjakan tips-tips tersebut.

“Membaca 10 menit setiap hari, membawa buku ke

mana pun pergi, mencatat hal penting, memilih buku

yang menarik, dan menulislah,” kata mereka

menyebutkan hal di antara tujuh tips untuk

meningkatkan minat baca.

(ks/ali/ful/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/01/149028/

ratusan-siswa-di-rembang-antusias-ikuti-jelajah-literasi

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.47 WIB

Ratusan Siswa SMAN 1 Kragan Digembleng

Literasi Biblio

28 AGUSTUS 2019, 14: 51: 31 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

KRAGAN, Radar Kudus – Sekitar 200 siswa SMAN

1 Kragan mendapat gambaran pengetahuan lebih

tentang literasi, kemarin. Mereka mengikuti agenda

bertajuk Jelajah Literasi di halaman sekolah setempat

kemarin. SMAN 1 Kragan menjadi sekolah kesepuluh

dalam rangkaian Jelajah Literasi yang baru pertama

kalinya digelar tahun ini.

Pemateri utama yakni Yusuf Hasyim dari Ikatan Guru

Indonesia (IGI) Rembang. Yusuf yang juga guru

SMAN 1 Kragan itu menerangkan tentang literasi

biblio. Yakni menganalisis teks untuk kemudian

diterapkan ke kehidupan sehar-hari. Dalam sesi

kemarin, Yusuf memilih satu buah lirik lagu untuk

kemudian dianalisis oleh siswa.

”Silakan dianalisa lagu ‘Keramat’ karya Rhoma Irama

ini,” kata Yusuf di hadapan ratusan siswa tersebut.

Dalam lagu “Keramat” itu memang tersemat agar

anak-anak, dalam hal ini peserta didik untuk lebih

menghormati orangtua. Sebab, orangtualah yang telah

membesarkan dan mendidik dengan susah payah.

Berhubung Yusuf merupakan guru di sekolah tersebut,

suasana pun semakin gayeng. Gaya Yusuf pun mampu

membuat siswa antusias selama kurang lebih 45 menit

materi yang dibawakannya. Tak lupa, Yusuf juga

sempat mengajak para siswanya itu untuk joget

literasi.

Sebagaimana pada har-hari sebelumnya, di sesi lain

ada pemateri dari Perpuseru dan Bank Jateng. Dari

Perpuseru memberikan motivasi agar ratusan siswa itu

antusias membaca, lebih-lebih menulis. Sementara

dari Bank Jateng memberikan materi tentang

pentingnya menabung.

Sebagaimana gelaran sebelumnya, Jelajah Literasi

yang juga digelar dalam rangka memperingati Hari

Jadi ke-278 Kabupaten Rembang itu turut dimerihkan

Home Band. Sejumlah lagu yang dibawakan pun

mampu membikin suasana semakin gayeng.

(ks/ful/ali/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/28/152927/

ratusan-siswa-sman-1-kragan-digembleng-literasi-biblio

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.16 WIB

Ratusan Siswa SMAN 1 Sumber

Digembleng Literasi

14 AGUSTUS 2019, 15: 29: 00 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

SUMBER, Radar Kudus - Ratusan siswa SMAN 1

Sumber mengikuti acara bertajuk Jelajah Literasi di

halaman sekolah setempat kemarin. Berbagai

penampil memeriahkan agenda yang sudah digelar

ketujuh kalinya itu.

Sebelumnya, agenda yang diselenggarakan oleh Dinas

Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Rembang

itu telah dilaksanakan di enam sekolah di enam

kecatan di Kota Garam. Yakni SMAN 1 Pamotan,

SMKN 1 Sedan, SMAN 1 Sale, SMK Taruna Bulu,

SMKN Gunem, dan SMAN 1 Sulang.

Dalam kesempatan kemarin, dari sekolah juga

menampilkan tari, pembacaan puisi serta dongeng.

Ratusan siswa yang memadati area sekolah itu pun

antusias mengikuti setiap agenda hingga akhir.

Suhardi, kepala sekolah SMAN 1 Sumber menyatakan

apresiasi penuh acara yang juga diselenggarakan

dalam rangka HUT ke-278 Rembang tersebut.

Menurutnya, acara tersebut menjadi gebrakan melihat

minat baca masyarakat Indonesia yang umumnya

masih rendah.

"Ini seperti mendorong truk bermuatan penuh. Sangat

berat, tapi harus dilakukan," kata Suhardi.

Bimo Ariwibowo Kabid Perpustakaan Arpusda

Rembang mewakili penyelenggara mengungkapkan

tujuan diselenggarakannya agenda tersebut, yakni

untuk menggugah minat baca para siswa. Pihaknya

pun berharap agenda ini bisa menjadikan siswa

termotivasi lebih untuk membaca.

198

”Kegiatan ini kami selenggarakan di 14 sekolah di 14

kecamatan yang dimulai dari Pamotan dan ditutup di

Sarang,” kata dia.

Sebagaimana penyelenggaraan sebelumnya, ada tiga

pemateri dalam Jelajah Literasi. Yakni dari wartawan

Jawa Pos Radar Kudus, Perpuseru, serta Bank Jateng.

Ratusan siswa tampak antusias dan tak beranjak sejak

dimulainya acara hingga penutupan oleh penampilan

dari Home Band.

(ks/ful/ali/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/14/150887/

ratusan-siswa-sman-1-sumber-digembleng-literasi

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.44 WIB

Respons Hasil PISA, Ubah Pola Belajar dan

Tingkatkan Literasi

5 Desember 2019, 10:02:17 WIB

JawaPos.com – Hasil kurang menyenangkan

Indonesia di Programme for International Student

Assessment (PISA) menimbulkan keprihatinan di

dunia pendidikan tanah air. Masuk sebagai member

sejak 2000, hasil yang diperoleh tak kunjung

membaik. Kualitas siswa Indonesia perlu

ditingkatkan.

Pengamat pendidikan Indra Charismiadji menilai

harus ada evaluasi secara menyeluruh. Baik

program pemerintah dan merevisi Undang-undang

(UU) Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas). ”Hampir 20 tahun dengan anggaran

ribuan triliun kita telah berhasil mempertahankan

kebodohan,” ujar Indra.

Menurut dia, legislatif harus berani membuat UU

Sisdiknas yang baru. Harus masuk prolegnas

(program legislatif nasional). Hal itu disebutnya

karena pendidikan Indonesia perlu diperhatikan.

Pemerintah menurutnya harus bertanggung jawab.

Soal pelatihan guru, perekrutan guru, dana bos,

pembangunan unit sekolah baru dan banyak lainnya

harus dievaluasi.

”Tugas pemerintah menurut Undang-Undang Dasar

1945 itu kan untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa. Cerdas nggak ini selama 20 tahun ini?”

selorohnya. Pemerintah mau berkilah anak

Indonesia yang bersekolah sudah banyak, fasilitas,

dan akses yang diperbaiki sudah meningkat, tapi

faktanya hasil PISA kurang menyenangkan. Akses

adalah bagian dari sistem pendidikan, tapi

mencerdaskan itu adalah tujuan. Dan saat ini belum

tercapai. Nah, hal tersebut yang harus dikoreksi.

Indra menyebut, hasil demikian adalah akibat

pemerintah tidak memiliki blueprint pendidikan.

Makanya hasilnya sama saja. Namun, pemerintah

disebutnya selalu tidak membutuhkan blueprint

lantaran sudah ada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Negara (RPJMN).

”Tapi mana buktinya? Data guru saja nggak pernah

sama. Kita butuh guru berapa? Taruh dimana?

Kualitasnya kayak apa? Penghasilannya seperti

apa?” sebutnya.

Tak terkecuali para guru. Untuk mengatasi kondisi

ini, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia

(IGI) Muhammad Ramli menyarankan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)

mengubah sistem pendidikan dengan

mengedepankan keahlian. Hal ini bisa dipelajari

langsung dari negara tetangga Singapura, yang

berhasil mengelola pendidikan dengan menempati

posisi puncak PISA 2015.

Dia menjelaskan, kunci utama keberhasilan

Singapura terletak pada sistem pendidikan yang

meritokrasi atau pendidikan berbasis pada keahlian

atau prestasi, kurikulum, anggaran pendidikan,

kualitas guru, dan desentralisasi pendidikan.

Melalui sistem pendidikan yang meritokrasi ini,

maka dapat mengidentifikasi kompetensi anak

secara lebih baik. “Bahkan memberikan

kesempatan pada anak untuk berkembang

berdasarkan bakat yang dimilikinya,”ujarnya.

Bukan hanya itu, positifnya lagi, anak dari keluarga

kurang mampu pun bisa berkembang sepanjang

memiliki kompetensi. “Singapura juga menerapkan

kurikulum berbeda untuk berbagai jenjang. Untuk

tingkat Sekolah Dasar (SD) misalnya, hanya

memastikan siswa menguasai Bahasa Inggris,

bahasa ibu, dan Matematika,” jelasnya.

Sementara untuk urusan guru, lanjut dia, Singapura

memilih orang-orang terbaik untuk diberikan

beasiswa guru. Setelah jadi guru, mereka harus

mengikuti pengembangan karir selama 100 jam

setiap tahunnya. Kesempatan meraih beasiswa

dalam dan luar negeri pun diberikan secara terbuka.

Kepala sekolah juga diberikan kewenangan untuk

mengelola sekolah, asalkan mengacu pada aturan

yang diterapkan pemerintah.

“Melalui desentralisasi tersebut, sekolah dapat

leluasa menyesuaikan dan berinovasi,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan (Kabalitbang) Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan(Kemendikbud) Totok

Suprayitno menuturkan, hasil PISA akan menjadi

bahan refleksi untuk perbaikan. Mencari tahu

penyebab rendahnya skor tersebut dan mengetahui

199

kekurangan yang dialami siswa tanah air. Butuh

perubahan besar. Namun, lanjut Totok, tidak bisa

hanya dari pemerintah saja. Butuh gerakan yang

masif untuk perubahan.

”Jelas tidak bisa menteri mengeluarkan aturan,

edaran, imbauan ayo berubah. Yang lebih penting

adalah membangun kultur baru di dalam pola

belajar bagi anak-anak kita. Baik di sekolah (kelas)

maupun pola di rumah,” jelasnya.

Menurut Totok, belajar di sini dalam arti luas.

Membaca apapun. Termasuk membaca Koran,

komik, novel, dan bahan bacaan lainnya baik cetak

maupun digital platform. Itu perlu bagi anak-anak.

Miris memang melihat pernyataan Head of Division

Direcorate for Education and Skills OECD

(Organisation for Economic Co-operation and

Development) Yuri Befali bahwa anak Indonesia

usia 15 tahun kesulitan memahami bacaan yang

mengandung gambar deskripsi, peta, dan infografik.

”Anak yang terbiasa membaca dengan variasi

bacaan yang lebih banyak itu mendapatkan poin

lebih tinggi (dari yang jarang membaca). Selama

kultur ini belum berkembang, tidak akan ngefek,”

ujarnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem

Anwar Makarim menilai Indonesia sedang

mengalami krisis literasi. Banyak masyarakat yang

lebih memilih menonton televisi daripada membaca.

Padahal membaca tidak hanya identik dengan

bacaan buku yang serius. Bisa berita, komik, novel,

dan berbagai macam bentuk lainnya.

Baca juga: Terkait Hasil PISA, Mendikbud

Nadiem: Indonesia Krisis Literasi

”Ini adalah peran orang tua. Apakah di ruang TV

(keluarga) ada buku-buku? Apakah setiap hari

bapak/ibu membaca? Ini harus menjadi perhatian,”

ucap Totok.

Membaca tidak harus buku, platform digital juga

merupakan bagian dari literasi. Pentingnya

mengubah paradigma memaksa anak belajar apa.

Lebih baik menjadi memberi anjuran kepada

anak-anak untuk membaca.

”Membaca apapun. Buat anak merasa bahwa

membaca adalah suatu hal yang menyenangkan.

Sama saja, seorang anak tidak dipaksa untuk belajar

dan mengerti bahasa Inggris maupun bahasa

Indonesia. Tapi buatlah anak mencintai

materi-materi buku maupun film yang disukai,”

imbuh Totok.

Totok juga menyampaikan, selama ini pemerintah

juga tidak hanya berpangku tangan. Tidak

melakukan intervensi menciptakan perubahan.

Namun memang, kecepatan ekspansi pendidikan

global membuat pemerintah agak ketinggalan

dalam intervensinya. Mengenal soal HOTS (high

order thinking skill) juga bagian intervensi. Melatih

penalaran siswa dalam menjawab soal. Tapi, yang

ada justru bimbingan belajar (bimbel) di luar

sekolah malah mengajarkan menuntaskan soal

secara cepat. Praktis. ” Melatih cara berpikir logis

itu tidak bisa bimbel,” tegasnya.

Editor : Edy Pramana

Reporter : Agas Putra Hartanto, Zalzilatul

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/05/12/2019/respons-hasil-pisa-ubah-pola-belajar-dan-tingkatkan-lit

erasi/

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.30 WIB

Sabaniah dan Ratihniati Meningkatkan

Literasi di Pedalaman

Tarik Minat Murid dengan Aplikasi Dongeng

8 November 2019, 16:03:18 WIB

M. HILMI S.-ZALZILATUL HIKMIA, Jakarta,

Jawa Pos

SUASANA kelas mendadak anteng. Begitu aplikasi

Let’s Read ditayangkan melalui proyektor,

pandangan siswa tertuju pada layar di depan kelas.

Seketika itu Sabaniah membacakan cerita.

Seperti itulah cara Sabaniah meningkatkan

kemampuan literasi atau membaca anak didiknya.

Perempuan kelahiran Malinau, 23 Juli 1978,

tersebut tidak terpaku pada mengajar model lama.

’’Secara tidak langsung, mereka belajar (membaca,

Red) ta-ta dan ti-ti,’’ kata Sabaniah saat diundang

untuk presentasi di kompleks Kemendikbud

beberapa waktu lalu.

Aplikasi Let’s Read digagas Books for Asia yang

dikelola The Asia Foundation. Di dalamnya, cerita

disajikan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Juga

dalam bahasa Jawa, Minangkabau, Sunda, serta

Bali. Saat ini aplikasi tersebut sudah diunduh

hingga lebih dari 10 ribu di Google Play Store

Android.

200

Sabaniah diundang ke Jakarta karena dinilai

berhasil meningkatkan kemampuan literasi anak

didiknya dengan menggunakan teknologi.

Dia bercerita baru lima bulan menjadi guru di SDN

005 Malinau Kota. Sebelumnya, dia mengajar di

SDN 008 Malinau Kota.

Perempuan yang mengajar sejak 2008 itu

menyatakan begitu terbantu oleh aplikasi Let’s

Read. Di dalam aplikasi tersebut tersaji lebih dari

200 cerita pendek yang dia bacakan di kelas.

Penyajian cerita disesuaikan dengan kelompok

kelas.

Untuk kelompok kelas I sampai III SD, cerita

disajikan sederhana. Juga dilengkapi

gambar. ”Ceritanya banyak yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

Sabaniah mencontohkan ketika mengajar kelas I di

SD 008 Malinau Kota. Waktu itu, banyak anak

didiknya yang belum bisa membaca. Awalnya,

Sabaniah tidak langsung mengajari siswa membaca.

Namun, dia membacakan cerita dari aplikasi

tersebut.

Ternyata, responsnya luar biasa. Dia melihat

anak-anak antusias. Sambil mengamati layar,

mereka mulai dikenalkan cara membaca. ”Ketika

ada gambar awan hitam, itu dikira cerita hantu.

Padahal, itu cerita anak kecil yang bermain hujan,”

jelasnya.

Dia menyatakan, untuk kelancaran belajar

membaca, diperlukan kerja sama guru dengan

orang tua. ”Supaya anak di rumah tetap diajar.

Menulis satu kata setiap malam.”

Tahap berikutnya adalah menugasi anak menulis

dengan mendikte. Secara perlahan, anak-anak akan

lancar dalam membaca dan menulis.

Persoalan yang sama terjadi di SDN 023 Tanjung

Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Ratihniati, 31, guru kelas II, harus berjuang

mati-matian untuk membantu anak-anak mengejar

ketertinggalan mereka dalam membaca.

Ingatannya melayang pada kejadian setahun lalu.

Wisnu, 8, terdiam di bangkunya. Menunduk dalam.

Mencermati huruf demi huruf di buku pelajarannya.

Tak ada suara yang keluar dari mulut siswa SDN

023 Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan,

Kalimantan Utara, tersebut.

Ratihniati, sang wali murid, dengan sabar

menunggu. Tak memburunya agar segera mengeja

deretan kata di buku tersebut. Namun, betapa

kagetnya dia karena yang justru terdengar di

telinganya adalah isakan. Wisnu menangis. Saat

dihampiri, air matanya sudah membasahi buku

pelajarannya.

”Hati saya teriris. Seolah membaca adalah sesuatu

yang menyakitkan sampai membuat dia ketakutan

dan menangis,” kenang Ratih.

Sudah kelas II, tapi lidah Wisnu masih kelu dengan

huruf-huruf alfabet. Beragam pertanyaan pun

muncul di benak Ratih soal kondisi anak didiknya

tersebut. Seharusnya, pengenalan huruf dan kata

sudah khatam ketika di kelas I. ”Dan ini tidak satu.

Tahun lalu tiga anak. Tahun ini nambah, 12 anak,”

ungkapnya.

Sebagai pendidik, tentu Ratih terbebani. Kegiatan

belajar-mengajar tidak bisa berjalan mulus dengan

adanya anak-anak yang belum bisa membaca. Dia

mulai melakukan beragam cara untuk membantu

mereka belajar membaca.

Pulang ke rumah, dia mengumpulkan karton.

Duduk di ruang tamu, Ratih membuat rangkaian

huruf A sampai Z. Tak lupa, menambahkan

warna-warna terang dengan harapan

murid-muridnya lebih mudah memahami. ”Dengan

buku saja ternyata tak ada hasilnya. Makanya saya

kepikiran bikin alat peraga,” tuturnya.

Esoknya, dengan semangat 45, Ratih masuk kelas.

Mencoba membimbing mereka dengan alat peraga

yang dibuatnya seharian. Sayang, cara itu pun tak

mampu membantu anak didiknya mengejar

ketertinggalan. Mereka masih sulit mengenal huruf,

mengeja kata, dan membaca kalimat.

Namun, dia tak mau menyerah. Akhirnya, Ratih

memutuskan untuk memberikan kelas tambahan

bagi mereka yang belum bisa membaca. Kelas

dilaksanakan seusai sekolah.

Dalam kelas tersebut, Ratih mengklasifikasikan

murid-muridnya. Mana yang tak tahu huruf, tak

bisa mengeja, dan belum lancar menyambung kata.

Dengan begitu, dia bisa fokus memperbaiki

kekurangan anak. ”Kalau di kelas reguler, kan agak

susah ya,” ujar perempuan kelahiran 11 Juli 1988

itu.

Beberapa minggu berlalu. Tak ada perubahan

signifikan. Ratih mulai stres. Dia merasa gagal.

Sampai-sampai, dia berniat meminta pindah

kelas. ”Saya berpikir di kelas tinggi pasti lebih enak.

Paling tidak, mereka sudah lancar membaca,”

tuturnya.

Namun, hati nuraninya mengatakan berbeda. Ratih

tak sanggup meninggalkan anak-anak itu. Dia

merasa bertanggung jawab atas masa depan

201

mereka. ”Apalagi, saya kan sudah digaji pemerintah

untuk mencerdaskan anak-anak Indonesia ya,”

tegasnya.

Doa dan kerja kerasnya terjawab. The Asia

Foundation hadir ke sekolahnya. Mengenalkan

aplikasi Let’s Read yang membuat

belajar-mengajar lebih menyenangkan.

Menggunakan proyektor yang menampilkan video.

Lalu, ada cerita-cerita anak yang dilengkapi

gambar-gambar menarik.

Ratih awalnya ragu cara itu bisa menggugah minat

murid untuk belajar. ”Sebab, menumbuhkan minat

ini yang paling susah,” ujarnya.

Siapa sangka, para murid sangat tertarik. Aplikasi

itu sukses menyedot perhatian mereka. Mereka jadi

penasaran dan berupaya belajar lagi karena ingin

menikmati cerita-cerita di aplikasi. ”Lebih cepat

belajarnya,” jelasnya.

Kini Wisnu pun sudah bisa membaca. Meski masih

terbata-bata, setidaknya dia tak lagi menangis

ketika berhadapan dengan buku pelajaran. Bahkan,

ketika Wisnu sudah naik ke kelas III, Ratih masih

mendapat laporan dari dia tentang progres

membacanya. ”Kini dia sudah tak pendiam. Lebih

ceria,” ungkap Ratih.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : */c5/ayi

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/features/08/11/2019/sabaniah-

dan-ratihniati-meningkatkan-literasi-di-pedalaman/

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.20 WIB

Serunya Kemah sambil Belajar Jurnalistik

dan Literasi

14 DESEMBER 2019, 15: 10: 40 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

REMBANG, Radar Kudus - Kemah pemantapan

dewan penggalang Gudep 105106 Pangkalan SMPN 3

Rembang berlangsung gayeng kemarin sore. Area

parkir makam RA Kartini, Bulu, diramaikan tawa

siswa-siswi itu. Karena materi yang disampaikan

dikemas menarik. Dengan diselingi

permainan-permainan. Tepuk tangan sembari melatih

konsentrasi.

Peserta duduk lesehan. Melingkar dan berkelompok.

Masing-masing kelompok diisi lima anak. Yang

setiap regu memiliki tagline tersendiri. Misal,

kelompok satu punya tagline brilian. Kompok dua,

religius. Setiap pembina menyebut angka-angka itu,

satu kelompok langsung kompak meneriakkan

taglinenya. Tapi ada juga tagline yang berbunyi "biasa

saja". Jika diteriakkan membuat suasana semakin gerr.

Menik Mustikatun, Kamabigus Gudep 105106

Pangkalan SMPN 3 Rembang mengatakan, kemah

berlangsug tiga hari. Mulai kemarin sampai minggu.

Konsep acaranya, ada motivasi pramukaan hingga

materi jurnalistik dan fotografi.

Selain itu, nantinya masing-masing peserta juga akan

diminta membuat pantun, cerpen, puisi. Yang

kemudian dikumpulkan lalu dibukukan. "Pramuka tapi

ada literasi," ujarnya.

Pihaknya berharap, dengan diadakannya acara yang

diselenggarakan rutin tiap tahun ini, ke depan

siswa-siswi bisa menjadi pramuka yang tangguh. Serta

mampu membantu sekolah dalam mewujudkan visi

misi. "Mulai kelas VII kami libatkan,"

imbuhnya. (vah)

(ks/ali/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/12/14/170255/

serunya-kemah-sambil-belajar-jurnalistik-dan-literasi

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.10 WIB

SMA Nasional Pati Gelar Literasi Sekolah

dengan Baca Koran Radar Kudus

27 APRIL 2019, 08: 51: 46 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

PATI – SMA Nasional Pati menggelar kegiatan

literasi membaca koran bersama di pendapa sekolah

kemarin pagi. Para guru dan siswa duduk bersama

membaca berita-berita yang sedang hangat

dibicarakan. Sekaligus membaca berita tentang

sekolah mereka yang memiliki jargon baru ”Sekolah

Plus” yang tayang di Jawa Pos Radar Kudus halaman

kemarin.

Kepala SMA Nasional Pati Edy Waluyo

mengungkapkan, kegiatan literasi tersebut menjadi

cukup penting dalam membangun wawasan

pengetahuan siswa. Melalui proses membaca tersebut,

para siswa mendapat pemahaman yang luas tentang

bermacam hal. Baik berita-berita hangat maupun ilmu

pengetahuan lain.

”Selain itu, dengan membaca media cetak seperti

Koran, diharapkan dapat menumbuhkan minat baca

lebih kepada para siswa. Terutama agar para siswa

bisa meminimalisasi tertipu berita hoax. Media koran

seperti ini menjadi contoh penting bagi siswa untuk

memilih asupan informasi. Sebab, koran sampai

202

disajikan ke pembaca tentu melalui proses editing

maupun kroscek fakta yang ketat,” jelas Edy Waluyo.

Dirinya mengaku, anak didiknya di SMA Nasional

sendiri minat bacanya masih tahap sedang. Hal

tersebut perlu dipacu dengan kegemaran membaca.

Salah satunya dengan membaca koran. ”Ya kita

ketahui sekarang, anak-anak lebih asyik bermain

dengan gadget masing-masing. Tak ada kegemaran

lagi untuk membaca. Boleh dikatakan hampir sebagian

waktunya ya untuk memantau HP,” terangnya.

Para siswa yang ikut membaca koran bersama

merupakan siswa yang duduk di kelas X dan XI.

Untuk kelas XII tidak masuk, karena usai melakukan

ujian nasional berbasis komputer (UNBK).

Para siswa terlihat tertarik membaca koran, meski

awalnya enggan. Mereka membuka satu per satu

halaman koran Jawa Pos Radar Kudus yang

menampilkan berita mulai dari politik, hukum,

olahraga, dan juga hiburan.

(ks/lin/aua/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/04/27/134165/

sma-nasional-pati-gelar-literasi-sekolah-dengan-baca-koran-radar-kudus

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.31 WIB

SMAN 1 Rembang Jadi Sasaran Jelajah

Literasi Edisi Sembilan

17 AGUSTUS 2019, 09: 06: 19 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

KOTA, Radar Kudus – Ratusan siswa SMAN 1

Rembang (Smansa) antusias mengikuti agenda Jelajah

Literasi yang digelar di lapangan basket sekolah

setempat. Smansa Rembang merupakan sekolah

tujuan kesembilan tempat digelarnya acara tersebut.

Sebagaimana gelaran sebelumnya, ada tiga pemateri

dalam Jelajah Literasi yang juga didukung oleh IGI

(Ikatan Guru Indonesia) Rembang tersebut. Yakni dari

Jawa Pos Radar Kudus, Perpuseru, serta Bank Jateng.

Bimo Ariwibowo dalam sambutannya menyebut

agenda tersebut digelar dengan melibatkan generasi

milenial yang diharapkan minat bacanya naik setelah

mengikuti acara tersebut. Sebab, minat baca menjadi

sesuatu yang sangat penting bagi generasi bangsa.

”Jelajah Literasi diselenggarakan di 14 sekolah di 14

kecamatan di Rembang. Dimulai di Pamotan, dan

akan berakhir di Sarang,” kata dia.

Adapun pengisi pertama dari Perpuseru diwakili oleh

Hary. Dalam kesempatan tersebut Hary membagikan

tips agar minat baca para siswa lebih baik. Salah

satunya, yakni dengan memulai membaca buku yang

dianggap menarik terlebih dulu.

Pengisi kedua yakni Saiful Anwar dari Jawa Pos

Radar Kudus. Saiful yang merupakan wartawan yang

bertugas di Rembang itu membagikan tata cara

menulis kepala atau lead berita secara singkat.

”Prinsipnya, menerapkan 5W+1H ke dalam kalimat

berunsur SPOK. Nanti sudah menjadi lead berita yang

baik,” katanya di hadapan ratusan siswa dan hadirin

lain.

Setelah di Smansa Rembang kemarin, agenda serupa

yang digagas Dinas Arpusda Rembang tersebut masih

akan digelar di lima sekolah lain di Kota

Garam. Jelajah Literasi akan berakhir di Sarang pada

awal September mendatang.

(ks/ful/ali/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/17/151298/

sman-1-rembang-jadi-sasaran-jelajah-literasi-edisi-sembil

an

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 08.20 WIB

SMK Penerbangan Cakra Nusantara

Antusias Ikuti Klinik Literasi

07 OKTOBER 2019, 15: 45: 59 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

DENPASAR – Tak hanya antusias. Seratusan

siswa-siswi SMK Penerbangan Cakra Nusantara (PCN)

Denpasar yang menyambut

tim Radar Bali Goes To School with Bali United

didukung oleh Corsa Ban Motor Tangguh, Jumat

(4/10) lalu juga sarat emosi.

Sejak menit pertama event digelar hingga dua jam

lamanya, semangat para siswa sama sekali tak kendor.

Bahkan, para siswa yang berseragam lengkap

bernuansa kedirgantaraan menunjukkan

kekompakannya sepanjang kegiatan berlangsung.

Diawali dengan sesi Klinik Literasi atau pengenalan

dasar-dasar jurnalistik dan media cetak oleh Redaktur

Pelaksana (Redpel) Jawa Pos Radar Bali Muhammad

Ridwan, para siswa menyimak dengan seksama.

Terlebih, tak sedikit dari siswa yang sebelumnya

terlihat belum akrab dengan dunia jurnalistik dan

media cetak.

“Jawa Pos pernah menerima penghargaan peringkat

satu internasional di Wina, Austria sebagai Koran

yang akrab dengan anak-anak muda.

203

Dan sampai detik ini, Jawa Pos bersama Radar Bali

juga terus concern pada kalangan anak muda,” papar

Muhammad Ridwan.

Pada sesi ini, Radar Bali juga memberikan hadiah

langsung kepada beberapa siswa berupa Koran Jawa

Pos Radar Bali dan voucher karaoke dari Deberry

Karaoke Keluarga.

Sesi berikutnya tak kalah seru. Gaya khas Konselor

Bali United, Elsar Hayer dalam menyapa dan memberi

aneka games menarik membuat para siswa terbawa

suasana asyik.

Lebih-lebih, di sesi ini, Corsa Ban Motor Tangguh

sebagai pendukung utama program ini bersama Bali

United juga mengobral aneka hadiah langsung berupa

t-shirt Bali United, merchandise Corsa, dan

sebagainya.

“Yang selalu kami sampaikan kepada para siswa,

kalau ingin sukses seperti pemain-pemain Bali United,

selalu jauhi rokok dan narkoba,” pesan Elsar Hayer.

Sementara itu, pihak SMK Penerbangan Cakra

Nusantara Denpasar sendiri mengaku tak puas dengan

sesi ini.

Lantaran baru melibatkan sebagian siswanya, pihak

sekolah meminta agar bulan berikutnya kembali

digelar kegiatan serupa untuk siswa lainnya.

“Untuk hari ini kami hanya bisa melibatkan

siswa-siswi kelas 3, kami berharap sebelum akhir

tahun agar kembali digelar sesi lanjutan untuk siswa

kami lainnya yang sejak awal juga iri ingin mengikuti

kegiatan ini,” tutur Wakil Kepala SMK Penerbangan

Cakra Nusantara Bidang Kurikulum, Ni Luh Gede

Dhanayasa. (rba/yog)

(rb/yog/mus/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarbali.jawapos.com/read/2019/10/07/159532/s

mk-penerbangan-cakra-nusantara-antusias-ikuti-klinik-lit

erasi

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.35 WIB

Sowan Wagub Jateng, Penggiat Literasi

Bawa Misi Khusus

26 FEBRUARI 2020, 12: 11: 12 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

REMBANG, Radar Kudus - Ketua IGI Jateng, Ketua

MKKS, dan Koordinator Gernas Tastaka Kabupaten

Rembang, sowan di kantor dinas Wakil Gubernur

Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen Zubair kemarin.

Salah satu misinya yakni terkait kegiatan seminar

nasional menyambut hari pendidikan nasional April

mendatang. Selain itu, curah perkembangan gerakan

literasi di Kota Garam yang menjadi tempat kelahiran

Gus Yasin.

Seminar nasional yang bakal di gelar 19 April

mendatang, bakal kerja sama dengan Gerakan

Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas

Tastaka) Kabupaten Rembang, Ikatan Guru Indonesia

(IGI) Jawa Tengah, Ketua Musyawarah Kerja Kepala

Sekolah (MKKS) SMA Jawa Tengah dan Jawa Pos

Radar Kudus. Kegiatan tersebut diadakan dalam

rangka memperingati Hari Kartini dan Hari

Pendidikan Nasional tahun 2020.

Narasumber yang dihadirkan adalah, Menteri

Pendidikan RI, dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim,

Taj Yasin Maemun Zubair (Wakil Gubernur Jawa

Tengah), Ahmad Rizali (Ketua Presidium Gernas

Tastaka) dan Indra Charismiadji (Pakar STEAM dan

Konsultan Pendidikan Abad 21).

Usai bertemu Taj Yasin Maemun didampingi Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Kearsipan

dan Perpustakaan (Arpus) Provinsi Jawa Tengah,

Koordinator Gernas Tastaka Rembang, Imron Wijaya

yang memaparkan latar belakang dan progres adanya

Gernas Tastaka di Rembang.

“Awal mulanya Gernas Tastakan diinisiasi oleh

Ahmad Rizali (mantan Staf Khusus Mendikbud tahun

2009-2010). Sementara Gernas Tastaka Rembang

dideklarasikan bersama Bupati Rembang, Abdul

Hafidz. Kabupaten Rembang sudah meluluskan

sebanyak 32 trainer hasil TOT awal tahun 2020,”

ungkapnya pria yang juga Sekretaris IGI Jawa

Tengah.

Ketua IGI Jawa Tengah, Mulyo Utomo

menyampaikan bahwa IGI yang sudah mempunyai

legalitas dari Kemenhumham sejak tahun 2009 dan

fokus dalam peningkatan mutu guru di Jawa Tengah

baik secara langsung tingkat provinsi maupun melalui

IGI masing-masing kabupaten/kota. “Tahun 2020, IGI

Jawa Tengah akan fokus di bidang Gernas Tastaka

dan publikasi ilmiah dengan menggandeng Jurnal

Profesi Kependidikan (JPK) Unnes yang dikelola

Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Profesi (LP3)

Universitas Negeri Semarang,” katanya.

Menanggapi paparan di atas, Wakil Gubernur Jawa

Tengah, Taj Yasin Maemun Zubair sangat mendukung

dan mengapresiasi kegiatan seminar nasional tentang

pembelajaran menggunakan pendekatan steam

berbasis literasi dan numerasi dalam menunjang guru

penggerak menuju program merdeka belajar.”Kami

bersedia hadir untuk membuka dan menjadi

narasumber pada kegiatan tersebut,” ungkapnya.

Tak hanya itu, wagub juga meminta Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah untuk

memfasilitasi dan mendukung kegiatan yang

dilaksakan oleh IGI Jawa Tengah selama untuk

peningkatan mutu guru di Jawa Tengah.” Kami

meminta Dinas Arpus Provinsi Jawa Tengah untuk

204

menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan

kegiatan literasi di Rembang nanti,” ungkapnya.

(ks/ali/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarkudus.jawapos.com/read/2020/02/26/181032/

sowan-wagub-jateng-penggiat-literasi-bawa-misi-khusus

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 09.36 WIB

Teknologi Kian Pesat, OJK Gencarkan

Literasi Keuangan

11 OKTOBER 2019, 17: 12: 22 WIB |

EDITOR : WIJAYANTO

SURABAYA - Di tengah perkembangan dunia digital

yang semakin pesat, peran perusahaan jasa keuangan

dituntut semakin gencar melakukan literasi keuangan

ke masyarakat. Agar pemahaman mereka tentang

lembaga keuangan semakin baik.

Menurut Kepala Departemen Pengawasan Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) Bambang W Budiawan, saat ini

peran OJK dan lembaga keuangan juga semakin berat

di tengah arus perkembangan dunia digital yang

semakin pesat. Pasalnya, saat ini banyak masyarakat

yang menjadi korban lewat pinjaman online atau

financial technology (fintech) illegal. Hal ini akibat

masih banyaknya yang masyarakat yang belum

sepenuhnya memahami literasi keuangan.

“Setiap bulan ada sekitar 70 – 100 kasus korban

fintech illegal. Namun masyarakat masih terus ingin

mencoba. Karena itu, ini menjadi tantangan OJK dan

lembaga keuangan kedepan,” kata Bambang.

Pihaknya terus mengajak seluruh perusahaan dan

lembaga keuangan maupun asosiasi untuk

bersama-sama terus meningkatkan kegiatan literasi

dan inklusi keuangan. Agar ke depan masyarakat

semakin melek terhadap literasi produk keuangan.

“Asosiasi menjadi garda depan agar semakin banyak

melakukan kegiatan inklusi keuangan sampai ke

masyarakat yang literasi keungannya masih rendah,”

tambahnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan

Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno

menambahkan, pihaknya secara kontinyu melakukan

kegiatan semacam pameran yang melibatkan puluhan

perusahaan pembiayaan.

Selain bertujuan untuk meningkatkan literasi produk

keuangan terhadap masyarakat dari berbagai

perusahaaan anggota APPI, pihaknya juga ingin terus

meningkatkan kinerja anggota APPI. Pasalnya,

lembaga pembiayaan berkontribusi untuk

pembangunan ekonomi Indonesia.

“Potensi Surabaya dan Jatim cukup besar. Dari

penyaluran kredit mobil dan motor secara

nasional Rp 200 – 250 triliun, Surabaya nomer dua

setelah Jakarta yakni Rp 30 – 40 triliun. Dari jumlah

tersebut, sekitar 60 pesen untuk kredit konsumtif dan

sisanya untuk kredit produktif dan investasi,” ujar

Suwandi. (fix/nur)

(sb/fik/jay/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2019/10/11/1603

41/teknologi-kian-pesat-ojk-gencarkan-literasi-keuangan

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.34 WIB

Teras Baca Sangkar Aksara Tumbuhkan

Literasi dan Kreativitas Anak Sedih, Banyak yang Mengira Kegiatan

Berbayar

26 FEBRUARI 2020, 09: 00: 56 WIB |

EDITOR : ADI NUGROHO

ANDHIKA ATTAR. KERTOSONO, JP Radar

Nganjuk.

Setiap Minggu pagi, suasana rumah Kartini mendadak

berubah. Tidak seperti hari-hari biasanya. Rumah

yang terletak di Jl Setiyaki, Desa Kepuh, Kertosono

itu ramai dipenuhi puluhan anak-anak. Mulai dari

anak umur 3 – 10 tahun berkumpul di rumah yang

sekaligus menjadi Teras Baca Sangkar Aksara.

Puluhan bocah itu memang rutin mengikuti kegiatan

di sana. Sebuah wadah yang dibangun untuk

menghindarkan anak-anak dari kecanduan gawai.

Bonusnya, mereka bisa mengasah kreativitas dari

berbagai jenis keterampilan yang ditawarkan.

Perempuan yang lebih akrab disapa Bunda Tini itu

tidak sendiri. Ia ditemani oleh Priananda Singgih

Prabowo yang rutin berkegiatan di sana setiap

minggunya. Bahkan, Singgih lah yang menjadi salah

satu aktor pencetus teras baca tersebut. “Pokoknya

nekat mendirikan wadah literasi dulu,” ujarnya

pemuda 22 tahun tersebut dengan enteng.

April tahun lalu ide itu muncul. Langsung dieksekusi.

Tanpa berpikir panjang. Beruntung, komunitas literasi

serupa di Kertosono dan sekitarnya mendukung penhu

ide tersebut. Salah satunya dari Rumah Baca Sekolah

Pelangi Tembarak, Kertosono.

Awal mula, teras baca tidak langsung ditempatkan di

rumah Bunda Tini. Namun, di sebuah kenalan Singgih

yang juga warga Desa Kepuh, Kertosono. Sayang,

lokasinya berada di pinggir jalan raya. Akhirnya ia

mencari opsi lokasi lain.

Terpilihlah rumah Bunda Tini sekitar bulan September.

Notabene, keduanya pun berdekatan. Sehingga

205

memudahkan koordinasi. Belum lagi lokasinya yang

lebih masuk gang membuat orang tua tidak khawatir.

Anak-anak pun bisa puas bermain di halaman depan.

“Kalau di sini kan aman. Ngajak main permainan

tradisional di sini juga bisa,” imbuh Singgih.

Kebetulan, Bunda Tini memang telah lama

berkecimpung di dunia pendidikan dan anak-anak. Ia

tercatat sebagai seorang pengajar di sebuah PAUD

yang berada di desa tersebut. “Ya, cocok lah

tempatnya di sini,” celetuk Singgih sembari tertawa

lepas.

Awalnya, hanya beberapa anak saja yang tertarik

bergabung. Paling banyak hanya di angka belasan. Itu

pun Singgih mengaku sudah melakukan beberapa

terobosan. Sering kali, ia harus antar-jemput untuk

menarik minat anak di sana mengenal literasi.

Persebaran informasi memang dirasa masih kurang.

Pasalnya, anak-anak yang ada di desa tersebut

mayoritas masih enggan ikut bergabung. Terutama

karena pihak orang tua belum begitu paham dengan

sistem di sana. “Banyak yang mengira harus

membayar,” kenang pemuda lulusan SMK tersebut.

Padahal, baik Singgih maupun Bunda Tini

menegaskan hal itu salah besar. Keduanya murni

melakukan kegiatan atas dasar rasa sosial yang tinggi.

Keduanya memastikan bukanlah profit atau uang yang

dicari dengan mendirikan teras baca itu.

Bahkan, untuk kegiatan menggambar, mewarnai,

hingga melipat kertas pun tidak ada rupiah yang

dipungut dari para orang tua. “Tidak pernah kami

memungut biaya. Tapi kalau ada yang mau

menyumbangkan buku atau operasional lain kami

akan menerima dengan senang hati,” tutur Bunda Tini.

Terkadang, tetangganya ada yang berbaik hati

memberikan kue atau jajanan untuk disantap bersama

di sana. Mereka percaya, jika melakukan sesuatu hal

baik, maka kebaikan lainnya akan mengikuti dengan

sendirinya. Tanpa perlu ditunggu-tunggu.

Perempuan berkerudung itu mengakui perjalanan teras

baca tidaklah mudah. Awal berdiri, hanya sekitar 50

buku anak-anak yang tersedia di sana. Namun, lambat

laun jumlah buku di sana terus bertambah seiring

waktu berjalan. “Pokoknya jalan dulu saja,” tandas ibu

dua anak itu.

Di sana, anak-anak mulai berkegiatan mulai pukul

09.00 hingga 11.30. Biasanya, akan ada senam,

permainan tradisional, ketangkasan, dan asah otak

yang diberikan. Namun, semuanya dikemas dengan

cara yang menyenangkan. Tanpa membuat anak-anak

menjadi bosan.

Sedikit-banyak Bunda Tini telah mempelajarinya di

lembaga PAUD yang diampunya sejak 2010 lalu.

Sehingga, ia tidak merasa asing lagi dengan hal serupa.

Bahkan, setiap sore hari ia juga melayani murid SD

yang ingin les di teras rumahnya.

Itu pun dilakukan Bunda Tini dengan sukarela. Ia juga

tidak meminta atau bahkan mematok bayaran atas

ilmu yang dibagikannya. “Kepuasan melihat anak

yang awalnya tidak bisa menjadi bisa itu yang tidak

terbayarkan,” ungkap perempuan 40 tahun tersebut.

Dari gang kecil itu, keduanya berharap ada perubahan

besar bagi anak-anak di sana. Mereka meyakini,

kebahagiaan tidaklah selalu tentang materi dan

gelimang uang. Senyum puas anak-anak juga sumber

kebahagiaan bagi keduanya.

(rk/rq/die/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkediri.jawapos.com/read/2020/02/26/181006/

teras-baca-sangkar-aksara-tumbuhkan-literasi-dan-kreativ

itas-anak

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 09.37 WIB

Terjunkan Torpin dan MPK ke Sekolah dan

Desa untuk Tingkatkan Literasi

20 JANUARI 2020, 17: 14: 46 WIB |

EDITOR : AGUNG NUGROHO

SIDOARJO-Literasi di Kota Delta masih terbilang

minim. Sebab, jumlah perpustakaan desa dan sekolah

masih belum merata sepenuhnya. Kalaupun ada,

jumlah buku yang tersedia juga masih terbatas. Di sisi

lain, raperda penyelenggaraan perpustakaan baru

disahkan menjadi perda, tiga bulan yang lalu.

Kapala Dinas Perpustaan dan Kearsipan (DPK) Medi

Yulianto mengatakan, untuk meningkatkan minat baca

di Sidoarjo, pihaknya telah menyiapkan sejumlah

langkah. Salah satunya menerjunkan mobil

perpustakaan keliling (MPK) dan motor pintar (Torpin)

ke desa-desa dan sekolah-sekolah di seluruh Sidoarjo.

“Sudah kami jadwalkan sejak 13 hingga 30 Januari

nanti, mereka keliling,” katanya kepada Radar

Sidoarjo, Minggu (19/1).

Mantan Kadispendukcapil itu menjelaskan, baik MPK

maupun Torpin memang dijadwalkan keliling di

sejumlah desa atau kelurahan serta sejumlah sekolah.

Dalam sepekan, kata Medi, petugas dari DPK akan

berkiling sebanyak empat hari. Yaitu mulai Senin

hingga Kamis. Mereka dipusatkan di satu kecamatan

setiap harinya.

Dalam sehari, petugas DPK akan mengunjungi enam

desa dan tiga sekolah dasar (SD). Disana, petugas

akan membuka lapak perpustakaan untuk kemudian

dapat dibaca oleh siswa sekolah dasar. Jenis bukunya

pun cukup beragam. Mulai dari buku pelajaran hingga

non pelajaran. Dengan begitu, literasi diharapkan

dapat terpenuhi.

206

“Jadwal juga sudah saya tempel, saya tingga monitor

petugas di lapangan,” ujarnya.

Usaha untuk meningkatkan literasi di Kota Delta juga

dilakukan oleh anggota dewan. Wakil Letua Komisi D

DPRD Sidoarjo Zahlul Yussar menuturkan, dirinya

dan beberapa anggota komisinya telah beberapa kali

melakukan konsultasi dengan instansi terkait.

Misalnya dengan Dinas Perpustakaan Jawa Timur.

Di sana, pihaknya berkonsultasi mengenai regulasi

penggunaan dana BOS yang dapat digunakan untuk

pengadaan buku perpustakaan. Di sisi lain, literasi di

Jawa Timur masih sangat rendah. Bahkan masuk

dalam 10 besar indeks literasi rendah. Jawa Timur

sendiri kata Zahlul dengan berada di posisi ke delapan.

“Makanya kemarin juga telah kita sampaikan ke

Kemendikbud RI,” paparnya. (far/nis)

(sb/far/Nug/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020/01/20/1756

51/terjunkan-torpin-dan-mpk-ke-sekolah-dan-desa-untuk-

tingkatkan-literasi

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.30 WIB

Terkait Hasil PISA, Mendikbud Nadiem:

Indonesia Krisis Literasi

4 Desember 2019, 12:05:12 WIB

JawaPos.com – Skor Indonesia pada Programme

for International Student Assessment (PISA) masih

di bawah rata-rata. Kemampuan membaca,

matematika, dan sains rendah. Selain itu, hanya

sedikit siswa Indonesia yang memiliki kemampuan

tinggi dalam satu mata pelajaran dan mencapai

tingkat kemahiran minimal.

Hasil PISA yang dirilis The Organisation for

Economic Co-operation and Development (OECD)

menunjukkan kemampuan membaca siswa tanah air

meraih skor 371. Jauh di bawah rata-rata yakni 487.

Demikian pula dengan kemampuan matematika.

Hanya mencapai 379 poin dari rata-rata 487 poin.

Begitu juga kemampuan sains siswa Indonesia

dengan skor 389. Angka tersebut selisih 100 poin

dari rata-rata 489 poin.

Pada survei PISA kemampuan membaca, hanya 30

persen dari total responden siswa Indonesia yang

mencapai kemahiran level dua. Level kemampuan

mengidentifikasi ide utama dalam teks sedang dan

panjang. Mampu mencari informasi berdasarkan

kriteria yang eksplisit, meskipun terkadang rumit.

Serta, dapat merefleksikan tujuan dan bentuk teks

ketika diarahkan untuk melakukannya.

Sedangkan untuk matematika, ada 28 persen yang

mampu mencapai kemahiran level dua. Dalam

tingkatan itu, siswa dapat menafsirkan dan

mengenali, tanpa instruksi langsung, bagaimana

situasi dapat direpresentasikan secara matematis.

Hanya satu persen siswa Indonesia yang menguasai

kemampuan matematika tingkat tinggi (tingkat lima

ke atas). Dalam level tersebut siswa dapat membuat

model situasi yang rumit secara matematis, memilih,

membandingkan, dan mengevaluasi strategi

penyelesaian masalah yang tepat untuk

menghadapinya.

Terkait hal itu, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menilai hasil

laporan PISA sangat penting. Sebab memberikan

perspektif dan masukan baru mengenai kekurangan

yang tidak disadari. ”Kita tidak mungkin bisa

mengetahui apa yang harus kita perbaiki, apa yang

harus kita lakukan kalau kita tidak mendapat

persepktif dari luar,” kata Nadiem di kantornya,

Selasa (3/12).

Dia mengatakan, pola pikir anak Indonesia untuk

berkembang dan maju lebih baik masih kurang.

Optimismenya rendah. Inilah yang mungkin

membuat gagal. Dibilang mereka (siswa) tidak

mampu. Dibilang semua tolak ukurnya adalah suatu

angka (nilai) di dalam mata pelajaran yang

mungkin bukan bakatnya. Hal tersebut membuat

siswa kehilangan rasa percaya diri.

”Akibatnya, siswa merasa ya sudah saya segini-gini

saja,” ujar mantan CEO Gojek itu. Artinya, aspek

tersebut yang harus ditingkatkan. Guru tidak hanya

sekadar mengajarkan mapel (mata pelajaran). Tapi

harus bisa menanamkan rasa percaya diri kepada

setiap siswa.

Menilik hasil PISA, Nadiem menilai Indonesia

sedang mengalami krisis literasi. Banyak

masyarakat yang lebih memilih menonton televisi

daripada membaca. Padahal membaca tidak hanya

identik dengan bacaan buku yang serius. Bisa berita,

komik, novel, dan berbagai macam bentuk

lainnya. ”Ini adalah peran orang tua. Apakah di

ruang TV (keluarga) ada buku-buku? Apakah setiap

hari bapak/ibu membaca? Ini harus menjadi

perhatian,” ucapnya.

Terkait membaca tidak harus buku, platform digital

juga merupakan bagian dari literasi. Pentingnya

mengubah paradigma memaksa anak belajar apa.

Lebih baik menjadi memberi anjuran kepada

anak-anak untuk membaca. ”Membaca apapun.

Buat anak merasa bahwa membaca adalah suatu hal

yang menyenangkan.

207

Sama saja, seorang anak tidak dipaksa untuk belajar

dan mengerti bahasa Inggris maupun bahasa

Indonesia. Tapi buatlah anak mencintai

materi-materi buku maupun film yang

disukai. ”Berita penurunan ini tidak perlu dikemas

dengan cara positif. Kita sebagai pemimpin bahkan

sampai tingkat kepala sekolah harus jujur. Karena

kita sedang mengalami krisis literasi. Ini hal yang

serius,” tegas Nadiem.

Dosen sekaligus pendiri Gerakan Sekolah

Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal

menyampaikan keprihatinan atas menurunnya nilai

pengukuran PISA untuk Indonesia. Baginya

penurunan itu merupakan cerminan dari orientasi

kebijakan politik pendidikan dan metodologi

pendidikan yang salah.

“Orientasi kebijakan politik pendidikan kita masih

pada standarisasi dan pemenuhan persyaratan

administrasi ansih,” katanya saat ditemui usai

workshop GSM untuk kepala sekolah dan

pengawas se-Kabupaten Tangerang di Serpong

kemarin. Dia mengatakan orientasi kebijakan

pendidikan di Indonesia masih cenderung

penyeragaman administrasi sistem pendidikan.

Rizal mengatakan seharusnya orientasi kebijakan

pendidikan diarahkan untuk memerdekakan guru

dalam mengajar. Kemudian membangun siswa

sesuai dengan kodrad manusia secara optimal.

Menurut Rizal kodrad manusia adalah rasa ingin

tahu, imajinasi kreativitas, dan kolaborasi.

Dia menegaskan bahwa penilaian PISA itu bukan

untuk mengukur capaian belajar siswa atau guru

layaknya UN. Tetapi mengukur capaian kinerja

kebijakan pemerintah untuk urusan pendidikan. Jadi

ketika ada penurunan nilai PISA seperti ini, siswa

maupun guru tidak boleh disalahkan.

Dia mencontohkan PISA mengukur kemampuan

literasi siswa. Kemampuan ini bukan sekadar

membaca. Tetapi memahami teks untuk

memecahkan masalah kontekstual. Keterampilan

seperti itu bisa didapatkan oleh siswa yang dilatih

nalar kritisnya.

Rizal menambahkan metodologi pendidikan di

Indonesia menjadikan guru dan murid sebagai

objek yang paling bawah dalam ekosistem

pendidikan. Efeknya guru cenderung mengejar

aspek administrasi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Seperti administrasi untuk mendapatkan tunjangan

profesi dan lainnya. Dia mengatakan hasil PISA

yang terus menurun, kontras dengan dana

pendidikan yang terus meningkat.

Editor : Edy Pramana

Reporter : Agas Putra Hartanto, Hilmi Setiawan

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/nasional/04/12/2019/terkait-hasil-pisa-mendikbud-nadiem-indonesia-krisis-literasi/

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 11.31 WIB

Tingkatkan Budaya Literasi, Jembrana

Bangun Perpustakaan Milenial

17 FEBRUARI 2020, 14: 45: 59 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

NEGARA - Guna meningkatkan budaya literasi

membaca dan menulis, Pemkab Jembrana membangun

perpustakaan daerah di Komplek Gedung Kesenian

Bung Karno, dengan mengusung konsep milenial.

Tidak hanya lengkap dengan koleksi bukunya, baik

interior maupun tematiknya didesain khusus untuk

memenuhi kebutuhan anak muda.

Tak hanya soal tampilan yang berubah, kini

perpustakaan daerah juga kaya akan fasilitas.

Baru masuk, pengunjung akan disambut dengan

pelayanan yang ramah oleh pustakawan yang sudah

tersertifikasi, serta interior yang memanjakan mata.

Di sebelah kanan kirinya, berdiri kukuh dua pilar

milenial sebagai simbol bahwasanya, pengetahuan

akan tumbuh berkembang tanpa batas.

Selanjutnya ada ruang koleksi dan baca yang

representatif dengan penataan kursi, sofa, serta meja

diskusi yang nyaman bergaya milenial. Koleksi buku

juga cukup lengkap baik buku cetakan maupun

e-book.

Sementara kebutuhan informasi digital tidak dilupakan,

dengan fasilitas internet serta wi fi yang bisa diakses

gratis. Belum cukup, 20 unit komputer tersambung

internet, serta ruang audio visual untuk multimedia.

Tersedia pula koleksi buku-buku Bung Karno. Hadir

pula fasilitas ruang baca anak khusus. Konsep

perpustakaan Jembrana yang baru ini memang sengaja

kami bangun untuk menjadikan perpustakaan bukan

lagi untuk mencari buku semata.

Tetapi, tempat berkumpul yang nyaman, bertukar

informasi maupun gagasan. Generasi milenial

sekarang ini, sangat suka informasi yang sifatnya

detail,” ujar Wabup Kembang terkait ide design

perpustakaan yang baru ini. (adv)

(rb/bas/pra/mus/JPR)

Sumber : JawaPos.com

208

https://radarbali.jawapos.com/read/2020/02/17/179715/ti

ngkatkan-budaya-literasi-jembrana-bangun-perpustakaan

-milenial

Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.43 WIB

Tingkatkan Budaya Literasi, KPPN Kudus

Gandeng Jawa Pos Radar Kudus

26 JUNI 2019, 07: 33: 03 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

KOTA – Jawa Pos Radar Kudus kembali menggelar

sharing jurnalistik. Kemarin, bersama para pegawai

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

Kudus. Para pegawai mendapat ilmu penulisan artikel

dari Pemred Radar Kudus Zainal Abidin. Mereka juga

memperoleh ilmu teknik fotografi jurnalistik dari

Redaktur Pelaksana (Redpel) M. Ulin Nuha.

Kepala KPPN Kudus Wawan Hermawan

mengungkapkan, kegiatan ini dilaksanakan

untuk meningkatkan budaya literasi di lingkungan

Kantor KPPN. Menurutnya, apapun yang dilakukan,

apabila tidak dapat disampaikan di masyarakat maka

tidak akan diketahui.

”Dengan ini, harapannya pengetahuan masyarakat

tentang APBN akan lebih meningkat. Serta memiliki

kepedulian. Karena tugas kami menyalurkan dana

APBN di wilayah Kudus, Jepara, dan Demak,”

jelasnya.

Ia juga mengharapkan, setelah mengikuti kegiatan ini,

para pegawai bisa lebih produktif dalam menulis.

KPPN sendiri sudah menyediakan fasilitas media

sosial. Seperti website dan facebook. Selain sosmed,

para pegawai juga diharapkan bisa menulis di media

massa.

Sekitar 15 peserta itu memperhatikan apa yang

dipaparkan Zainal Abidin. Kadang muncul senyum

bahkan tawa ketika pria yang akrab disapa Zainal ini

melempar canda. Serius tapi santai. Berbagai materi

seperti cara membuat lead, paparan tentang opini dan

berita, hingga kiat-kiat ketika hendak mulai menulis.

Pemred Radar Kudus Zainal Abidin menekankan

pentingnya budaya literasi. Karena, fenomena hoaks

saat ini merajalela. Itu, salah satu penyebabnya karena

rendahnya budaya literasi. ”Banyak orang yang malas

membaca. Kalaupun membaca berita hanya

judulnya. Salah satu penyebar hoaks ya ini. Hanya

dibaca judulnya. Langsung share,” tegasnya.

Sedangkan Redpel Radar Kudus M. Ulin Nuha

membeberkan soal teknik-teknik fotografi jurnalistik.

Seperti pentingnya timing atau momen dalam

fotografi jurnalistik. ”Timing yang menjadikan

fotografi jurnalistik mahal. Karena 70 persen memang

dari timing. Yang lainnya tinggal estetika dan

pencahayaan,” ujar pria yang pernah menyabet juara I

foto jurnalistik Jawa Pos ini. (vah)

(ks/lid/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/06/26/143174/tingkatkan-budaya-literasi-kppn-kudus-gandeng-jawa-po

s-radar-kudus

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.09 WIB

Tingkatkan Literasi Untuk Kesejahteraan

Masyarakat

20 SEPTEMBER 2019, 09: 00: 59 WIB |

EDITOR : AMIN FAUZIE

BUDAYA literasi terus digalakkan Dinas

Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Tuban.

Beragam lomba digelar memperingati Hari Kunjung

Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca tersebut.

Yakni, mewarnai, puisi, melukis caping, bercerita,

resensi buku dan mendongeng. Pesertanya, anak didik

kelompok bermain (KB), TK, SD, SMP, SMA, serta

masyarakat umum.

Lomba yang berlangsung di Perpustakaan Umum

Daerah (Perpusda) Tuban, Jalan Sunan Kalijaga

tersebut dibuka bupati Fathul Huda, Selasa (17/9).

Lomba-lomba ini berlangsung selama tiga hari dan

berakhir kemarin (19/9).

Hadir sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah

(OPD) di Pemkab Tuban, kepala sekolah, serta

perwakilan guru dari masing-masing lembaga

pendidikan di Bumi Wali.

BERSINERGI: Bupati Fathul Huda bersama

pimpinan OPD Tuban menghadiri pembukaan

lomba gemar membaca. (MOCH ARIF

NAFIK/JAWA POS RADAR TUBAN)

Kepala Dispersip Tuban Joko Prijono mengatakan,

budaya membaca dan berkunjung ke perpustakaan

mulai luntur. Padahal, membaca sangatlah penting

untuk asupan ilmu, wawasan, dan informasi.

Untuk menggalakkan budaya membaca, lanjut Joko,

instansinya melakukan berbagai upaya. ‘’Dengan

kegiatan ini saya ingin kembali mengenalkan

perpustakaan kepada para pelajar, pemuda, dan

khususnya masyarakat Tuban. Saya berharap

setelah ini timbul kembali budaya membaca dan

berkunjung ke perpustakaan,’’ ucapnya.

Dijelaskan Joko, perpustakaan diselenggarakan

berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat,

demokrasi, keadilan, keprofesionalan, keterbukaan

keterukuran, dan kemitraan. Menurut dia, hal

tersebut menunjukkan perpustakaan mengemban

209

amanah sebagai tempat pembelajaran. Dan,

pembelajaran sepanjang hayat merupakan kata

kunci dalam pengembangan transformasi

perpustakaan berbasis inklusi sosial. ‘’Perpustakaan

dapat mengambil alih peran, bukan hanya sebagai

pusat informasi saja. Perpustakaan juga dapat

bertransformasi menjadi tempat dalam

pengembangan diri masyarakat, sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat,’’

tuturnya.

Bupati Fathul Huda mengapresiasi kegiatan yang

digelar dispersip. Dikatakan bupati, kegiatan

tersebut memfasilitasi para pelajar dan masyarakat

umum untuk menunjukkan karyanya dalam lomba

yang diikuti. Menurut dia, kegiatan tahunan

tersebut juga dapat memotivasi pelajar, pemuda,

dan masyarakat umum untuk terus berkarya. ‘’Saya

sangat mengapresisasi atas diselenggarakannya

kegiatan ini,’’ ungkapnya.

Dia juga berharap disperip untuk lebih

meningkatkan pelayanan sarana prasarana di

perpustakaan. Tak kalah pentingnya, mengingatkan

untuk lebih selektif dalam menyeleksi buku-buku di

perpustakaan sebelum diedarkan. ‘’Dengan

meningkatkan pelayanan dan sarana prasarana

kepada masyarakat, gerakan literasi ini dapat

meningkat. Saya juga minta di perpustakaan daerah

ini semua bukunya bersih dari konten ideologi

radikalisme yang sekarang ini marak di daerah

lain,’’ harapnya. (rif)

(bj/*/ds/min/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarbojonegoro.jawapos.com/tuban/20/09/2019/ti

ngkatkan-literasi-untuk-kesejahteraan-masyarakat

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.52 WIB

Tingkatkan Literasi, BPJS Kesehatan

Berikan Sosialisasi ke Kader JKN

04 FEBRUARI 2020, 12: 28: 45 WIB |

EDITOR : ALI MUSTOFA

SINGARAJA – Upaya Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan Singaraja dalam hal

sosialisasi program JKN kepada masyarakat agar

informasi tersampaikan dengan benar.

Salah satu strategi yang dilakukan dengan

meningkatkan kolektabilitas iuran dan melakukan

sosialisasi program

Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat

(JKN-KIS) secara masif kepada masyarakat, yakni

dengan melibatkan masyarakat sebagai mitra kerja

BPJS Kesehatan dalam program Kader JKN.

Kader JKN adalah orang atau warga masyarakat yang

bekerjasama sebagai mitra kerja BPJS Kesehatan

berdasarkan hubungan kemitraan yang menjalankan

sebagian tugas dan fungsi dari BPJS Kesehatan dalam

suatu wilayah tertentu yang memiliki kewenangan

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan

direkrut langsung oleh pihak BPJS Kesehatan.

Kader JKN ini memiliki fungsi sebagai pengingat dan

pengumpul iuran, fungsi pemasaran sosial, fungsi

kepesertaan, fungsi pemberi informasi dan penerima

keluhan peserta JKN-KIS.

Untuk meningkatkan pemahaman dan kinerja Kader

JKN, perlu dilakukan sosialisasi dan evaluasi kepada

Kader JKN.

Untuk itu, BPJS Kesehatan Cabang Singaraja

memberikan pemahaman dan evaluasi melalui

pembekalan kepada Kader JKN di wilayah Kabupaten

Buleleng pada Rabu (22/1).

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kepala BPJS

Kesehatan Cabang Singaraja, Elly Widiani yang

didampingi oleh Kepala Bidang Penagihan dan

Keuangan, I Gede Nyoman Widiasmara beserta staf.

Elly begitu sapaannya menjelaskan tujuan dari

diadakannya kegiatan evaluasi ini. “Kegiatan ini kami

adakan bertujuan untuk semakin meningkatkan

pemahaman para Kader JKN mengenai program

JKN-KIS khususnya dalam fungsinya sebagai

pengingat dan pengumpul iuran, fungsi pemasaran

sosial, fungsi kepesertaan, fungsi pemberi informasi

dan penerima keluhan dari masyarakat yang menjadi

binaannya.

Kader JKN juga memiliki peran yang sangat penting

dalam hal mendorong masyarakat mendaftar menjadi

peserta JKN-KIS dan membayar iuran secara tepat

waktu.

Kader JKN harus membekali diri dengan berbagai

informasi terkini tentang program JKN-KIS sehingga

para Kader JKN dapat memberikan pemahaman yang

tepat kepada warga binaannya,” jelas Elly.

Menurut Ketut Bujaman, salah satu kader JKN yang

hadir dalam acara tersebut mengemukakan

pendapatnya.

“Dengan kegiatan evaluasi Kader JKN yang diadakan

BPJS Kesehatan ini, menambah semangat saya untuk

bisa lebih baik lagi menjadi Kader JKN yang

bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Saya semakin

bersemangat untuk menjalankan tugas saya sebagai

seorang Kader JKN, di antaranya dalam hal kolekting

iuran, mengedukasi peserta binaan untuk rutin dalam

membayar iuran setiap bulan, mengedukasi

masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta

JKN-KIS untuk segera mendaftarkan diri beserta

keluarga. Ada kelegaan tersendiri dalam diri saya

apabila warga binaan saya menjadi paham bahwa

210

menjadi peserta JKN-KIS adalah kewajiban dan sadar

akan membayar iuran tepat waktu,” tuturnya pada

Jamkesnews. (rba)

(rb/mus/mus/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarbali.jawapos.com/read/2020/02/04/177836/ti

ngkatkan-literasi-bpjs-kesehatan-berikan-sosialisasi-ke-kader-jkn

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.25 WIB

T-Perpus Dorong Literasi

19 OKTOBER 2019, 19: 09: 02 WIB |

EDITOR : PERDANA

SOLO – Minat baca anak-anak dinilai masih rendah.

Melihat hal tersebut, Telkomsel berkomitmen

memberikan kontribusi nyata. Dalam

mengakselerasikan pembangunan bangsa melalui

solusi pemanfaatan teknologi tepat guna.

Manager Corporate Communication Telkomsel

Jawa-Bali Erwin Kusumawan menyampaikan,

pihaknya menggelar roadshow program T-Perpus di

10 kota. Termasuk di Kota Solo. Kota Bengawan

dipilih karena memiliki perguruan tinggi negeri

maupun swasta nasional berkualitas. Serta

sekolah-sekolah yang layak diperhitungkan.

“Melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi, kami

menghadirkan platform aplikasi perpustakaan digital

T-Perpus. Agar dapat meningkatkan minat baca

masyarakat Indonesia yang saat ini masih tergolong

rendah. Sehingga masyarakat semakin mudah dalam

mengakses informasi dan ilmu pengetahuan. Selain itu

juga mendorong minat baca, meningkatkan

kompetensi, sekaligus menjadi sarana pendidikan

untuk mencerdaskan bangsa,” ucap Erwin usai

membuka roadshow di El Samara Kota Barat, kemarin

(18/10).

T-Perpus merupakan platform aplikasi perpustakaan

digital Telkomsel. Berkolaborasi dengan Gramedia

Digital. Di dalamnya terdapat lebih dari 6 ribu judul

buku, koran, dan majalah dari penerbit terkemuka.

Dapat diunduh gratis di Android maupun iOS.

Bertujuan meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuan.

Sekaligus mempersiapkan keahlian profesi generasi

muda Indonesia di berbagai bidang. Bagi Erwin,

sektor pendidikan merupakan fundamental dalam

membentuk individu unggulan. Rendahnya tingkat

kemampuan baca serta tidak terjangkaunya harga

buku di Indonesia menjadi faktor penyebabnya.

Telkomsel berharap aplikasi tersebut memudahkan

masyarakat membaca dan memiliki ilmu pengetahuan

tinggi. Lewat membaca, ilmu pengetahuan seseorang

bakal meningkat. Sementara itu terkait roadshow,

Telkomsel mengambil konsep talkshow.

Menghadirkan sejumlah pembicara yang merupakan

penulis buku dan content creator.

“Kami memanfaatkan kemahiran teknologi informasi

dan digital untuk memberikan kontribusi positif bagi

masyarakat. Kami berharap kehadiran program

T-Perpus bisa terus mengakselerasikan literasi. Serta

mendukung pola pikir masyarakat untuk selalu

berpikir kreatif,” tandasnya. (rls/gis/fer)

(rs/gis/per/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/10/19/161746/t-

perpus-dorong-literasi

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 09.05 WIB

Treasury Ajak Masyarakat Tingkatkan

Literasi Keuangan Digital

26 September 2019, 18:55:59 WIB

JawaPos.com – Treasury hadir di Indonesia

Fintech Summit and Expo (IFSE) 2019. Kehadiran

Platform daring untuk beli, simpan, jual, transfer,

dan cetak emas serta perhiasan di IFSE 2019 ini

sebagai upaya untuk meningkatkan literasi

keuangan digital bagi masyarakat.

“Partisipasi Treasury menunjukan kami

bersama-sama mewujudkan masyarakat dengan

literasi keuangan yang tinggi. Hal ini kami lakukan

dengan memberikan akses dan kemudahan bagi

masyarakat dalam membeli emas sesuai

kemampuan yang dimiliki,” ujar Head of Brand

Development Treasury, Narantara Sitepu dalam

keterangan tertulisnya, Kamis (26/9).

Lebih jauh, dia mengklaim layanan simpanan emas

di Treasury aman. Treasury memiliki simpanan

emas di Untung Bersama Sejahtera (UBS), serta

bekerja sama dengan Indonesia Clearing House

(ICH) untuk mencatat semua transaksi yang

dilakukan pengguna.

“Untuk memiliki emas di Treasury juga mudah,

karena semua transaksi bisa dilakukan melalui

aplikasi Treasury setiap saat,” terangnya.

IFSE 2019 sendiri digelar di Assembly Hall Jakarta

Convention Center pada 23-24 September kemarin.

Gelaran tersebut dihelat oleh Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) yang

bekerja sama dengan Asosiasi Fintech Indonesia

(Aftech).

Editor : Fadhil Al Birra

211

Reporter : Rian Alfianto

Sumber : JawaPos.com

https://www.jawapos.com/oto-dan-tekno/teknologi/26/09/2019/treasury-ajak-masyarakat-tingkatkan-literasi-keuan

gan-digital/

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 08.49 WIB

Unisnu Jepara Gelar Kuliah Umum Literasi

Digital

29 OKTOBER 2019, 11: 02: 32 WIB | EDITOR : ALI

MUSTOFA

TAHUNAN, Radar Kudus - Program Studi

Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan (FTIK) Unisnu Jepara bekerja

sama dengan Kantor Urusan Internasional (KUI)

Unisnu Jepara sebagai unit kerja universitas yang

mengelola urusan Internasionalisasi Universitas

mengadakan Kuliah Umum Internasional di Ruang

Seminar Perpustakaan Unisnu Jepara Sabtu (26/10)

lalu.

Seminar tersebut mengambil tema “Digital Literacy:

Why It Matters?”. Mendatangkan dua narasumber.

Associate Professor Warner School of Education and

Human Development University of Rochester, New

York, United States Jayne C. Lammers dan Dosen

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas

Negeri Semarang Puji Astuti. Peserta kegiatan tersebut

mahasiswa semester 3 dan 7 Prodi PBI dan dosen di

lingkungan Unisnu Jepara.

Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor

I Unisnu Jepara Akhirin tersebut diikuti oleh 130

mahasiswa peserta kuliah umum dan 15 dosen tetap di

lingkungan Unisnu Jepara. Pada sambutan pembukaan,

Akhirin mengapresiasi kegiatan tersebut. “Terima

kasih kepada narasumber yang telah berkenan datang

ke Unisnu dan mengajar mahasiswa kami,”

ungkapnya.

Jayne C. Lammers menyampaikan presentasi dengan

topik Digital Literacy. Jayne memberikan gambaran

bagaimana cara memanfaatkan teknologi sebagai alat

untuk mengembangkan literasi. “Literasi selalu

memberi akses ke informasi yang dapat dilihat dari

sisi positif dan negatif. Bahkan jauh sebelum kita

memiliki akses internet dan telepon genggam.

Daripada berfokus pada ketakutan dan bahaya-bahaya

yang dikaitkan dengan teknologi, lebih baik kita

melihat bagaimana teknologi menghubungkan

pembelajar kepada kemungkinan dan identitas baru

yang dapat membantu masyarakat kita,” jelasnya.

Sementara itu, Puji Astuti menyampaikan literasi

dapat dilakukan kapan pun dan di man pun karena saat

berkomunikasi dengan orang lain merupakan salah

satu contoh proses literasi. Pada akhir presentasi Puji

memberikan pesan dan motivasi kepada seluruh

peserta yakni dengan memberikan peribahasa “Urip

iku Urup” atau dalam istilah asing to live is to give

contributions to others. Yang artinya manusia hidup

harus memberikan kontribusi kepada satu sama lain.

Ketua Panitia kegiatan Nina Sofiana menyampaikan

harapannya atas diselenggarakan kegiatan ini.

“Diharapkan kegiatan ini mampu menambah

pengetahuan dan membuka wawasan global

mahasiswa dan dosen di lingkungan Unisnu Jepara

mengenai tema yang dibahas. Serta mampu menjadi

langkah awal Universitas mengembangkan jaringan

kerjasamanya dengan pihak luar, baik individu

maupun kelembagaan,” ujarnya.

Kegiatan ini bertujuan memberi fasilitas kepada

civitas akademika Unisnu Jepara untuk berdialog dan

berdiskusi langsung dengan pakar ilmu dari luar

negeri sesuai bidang ilmu yang sesuai. Dipilihnya

tema “Digital Literacy: Why It Matters?”, karena

merupakan tema menarik yang perlu dibahas. Karena

sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari akademisi

di era yang serba teknologi ini. Apalagi bagi

mahasiswa dan dosen sebagai komunitas akademik

yang seharusnya memiliki skill individual tentang

digital literasi sehingga mampu membawa diri di

zaman yang secara tidak disadari telah menggiring ke

dunia literasi yang tidak lagi konvensional.

(ks/war/zen/top/JPR)

Sumber : JawaPos.com

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/10/29/163427/

unisnu-jepara-gelar-kuliah-umum-literasi-digital

Akses : 28 Februari 2020 Pukul 08.29 WIB

Upaya Literasi Media Mensukseskan

Pembangunan Nasional Oleh: Abimanyu Pradipta*

11 JANUARI 2020, 20: 11: 38 WIB | EDITOR : I

PUTU SUYATRA

PERAN media literasi dalam mewujudkan suksesnya

pembangunan nasional 5 tahun kedepan bagi

kemajuan bangsa memang sangat diperlukan.

Mengingat dunia digital kini tak bisa lepas dari

kehidupan manusia.

Tak menampik meningkatnya dunia digital yang

melesat seiring perkembangan zaman. Media sosial

dianggap cukup mumpuni sebagai pembawa kabar

berita secara detil dan luas yang dibutuhkan

masyarakat. Apapun isi atau konten yang diinginkan

akan muncul secara otomatis. Hanya saja, terkadang

kekhawatiran akan berita-berita yang bersifat hoax

dan tak bisa dipertanggungjawabkan seringkali

212

menyerang. Sehingga berperilaku bijak dalam

menggunakan akses digital ini perlu diterapkan.

Media juga dinilai mampu menjadi mediator negara

dalam mensukseskan pembangunan 5 tahun kedepan

demi kemajuan bangsa. Melalui banyak platform,

memungkinkan konten-konten berbau nasionalisme,

membangun dan membakar semangat juang untuk

cepat menyebar. Jangkauan dunia digital dianggap

cukup kuat memasuki hingga lini terbawah lapisan

masyarakat.

Namun, yang perlu digarisbawahi adalah perjuangan

tak selamanya mudah. Akan ada pihak-pihak oposisi

yang menebar racun dengan propaganda-propaganda

palsu, berita hoax (tidak benar) hingga upaya

intimidasi yang nyata. Bagi kebanyakan orang,

penyebaran berita negatif macam ini tak terasa

mempengaruhi hingga membuat penggunanya spontan

akan melakukan tindakan klik like and share. Tanpa

lebih dulu mengecek kebenaran, otomatis ini akan

mengakibatkan hal yang fatal.

Berdasarkan fakta ini, perlu adanya sebuah program

edukasi guna mengajak masyarakat agar lebih bijak

dan waspada dalam menelan sebuah informasi dan

bahaya propaganda paham-paham yang menyimpang

atau radikal. Selanjutnya masyarakat juga harus ikut

serta dalam memposting konten-konten positif untuk

menumbuhkan sikap optimisme terhadap rasa

persatuan dan kesatuan dalam upaya menangkal hoax

dan propaganda negatif lainnya demi mensukseskan

pembangunan nasional menuju Indonesia lebih maju.

Selain itu, dukungan dari warganet atas langkah

prioritas pemerintah dalam peningkatan pembangunan

juga dibutuhkan. Meski sepele, dukungan ini mampu

membuat negara lebih kuat dan yakin menapaki jalan

untuk menyejahterakan warga negaranya. Pemerintah

tak mungkin berjalan sendiri, sehingga membutuhkan

adanya dukungan dari warga yang dinaunginya.

Suatu negara akan tumbuh kuat dan besar jika seluruh

rakyatnya bersatu-padu. Bagaimana akan maju jika

masih mengedepankan keegoisan masing-masing.

Negara begini dikritik, negara begitu dikritik. Padahal

kesejahteraan yang disajikan oleh pemerintah memang

diperuntukkan bagi warga negaranya, bukan? Jadi

rasanya tak adil apabila dukungan saja tak kita berikan,

terlebih dukungan untuk kemajuan Nusantara tercinta.

Perkembangan media memang terasa begitu cepat

sehingga berdampak pada berbagai sendi kehidupan

manusia. Dalam memasuki era globalisasi seperti

sekarang ini, lembaga pendidikan berperan dan

tanggung jawab untuk mempersiapkan dan

menghasilkan sumber daya manusia yang mampu

menghadapi semua tantangan perubahan yang ada

disekitarnya.

Bahkan dampak globalisasi ini seringkali

mengakibatkan terjadinya persaingan secara bebas

dalam dunia pendidikan maupun tenaga kerja. Kondisi

tersebut agaknya menuntut adanya suatu sistem

pendidikan yang bermutu yakni suatu sistem

pendidikan yang mampu menyediakan sumber daya

manusia yang memiliki daya saing dalam menghadapi

persaingan global. Maka dari itu pendidikan perlu

diarahkan agar mampu menghadapi segala tantangan

dunia global dengan cara memanfaatkan kemajuan

teknologi.

Pendidikan ini merupakan salah satu upaya untuk

membangun dan meningkatkan mutu SDM. Tak

menampik bahwasanya, pendidikan

disadari merupakan sesuatu yang sangat cukup

krusial dan fundamenal bagi setiap individu. Oleh

karena itu, kegiatan pendidikan tidak dapat

disepelekan begitu saja.

Perkembangan teknologi banyak menawarkan

kemudahan dalam memberikan informasi dengan

cepat kepada masyarakat. Media massa maupun

elektronik sama-sama menyuguhkan informasi untuk

mencerdaskan masyarakat. Hal tersebut sejalan

dengan upaya dari pendidikan guna membangun dan

meningkatkan mutu SDM dalam memasuki era

persaingan yang kian ketat di era 4.0.

Lebih lanjut, kewaspadaan serta pentingnya

berperilaku bijak dalam menerima segala berita perlu

digiatkan. Sebab, upaya seperti ini bisa meminimalisir

akibat penyebaran konten negatif yang seringkali

tiba-tiba menyerang. Kendati media sosial merupakan

akses digital yang sederhana, namun kemampuannya

menyajikan konten perlu ada filter dan perhatian

khusus. Jika tak hati-hati maka bisa merusak generasi

penerus bangsa. Langkah nyata ini bisa dimulai dari

diri kita sendiri, dengan demikian kita akan mampu

berkontribusi memotong mata rantai konten negatif.

Mari gunakan media sosial untuk mengoptinlakan

upaya perwujudan kemajuan pembangunan Indonesia.

(*)

*) Penulis adalah pengamat sosial politik

(bx/wid/yes/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://baliexpress.jawapos.com/read/2020/01/11/174432/

upaya-literasi-media-mensukseskan-pembangunan-nasio

nal

Akses : 27 Februari 2020 Pukul 10.34 WIB

Upaya UPT Perpustakaan Proklamator

Bung Karno Tambah Literasi Siswa

20 FEBRUARI 2020, 13: 36: 03 WIB |

EDITOR : ANGGI SEPTIAN ANDIKA PUTRA

KESAMBEN, Radar Blitar - Unit Pelayanan Teknis

(UPT) Perpustakaan Proklamator Bung Karno (PPBK)

213

terus berupaya dan berinovasi dalam meningkatkan

literasi bagi masyarakat, khususnya para remaja.

Beragam kegiatan dilakukan untuk menarik minat

remaja dalam membaca dan menambah wawasan

mengenai sejarah peninggalan para proklamator. Salah

satunya dengan melakukan kunjungan kegiatan pada

acara Forum Komunitas Pembaca Aktif (FKPA) dan

Bimbingan Pustaka di SMK Pemuda 3 Kesamben

pada Rabu pagi (19/2).

Acara ini dipimpin langsung oleh Janti Suksmarini

selaku Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung

Karno. Turut mendampingi, Kepala Bidang Pelayanan

Informasi dan Kerjasama UPT PPBK Agus Sutoyo.

Disambut Kepala Sekolah SMK Pemuda 3 Kesamben

Christiana. Kegiatan tersebut juga diikuti oleh sekitar

250 siswa.

TAMBAH WAWASAN: Dari kanan, Kepala Bidang

Pelayanan Informasi dan Kerja Sama UPT PPBK

Agus Sutoyo, Kepala SMK Pemuda 3 Kesamben

Christiana, dan Kepala UPT PPBK Janti Suksmarini

dalam kegiatan FKPA. (FIMA PURWANTI/RADAR

BLITAR)

Kegiatan FKPA dengan mengunjungi beberapa

sekolah ini telah dilaksanakan sejak 2019 lalu. Selain

untuk meningkatkan kunjungan ke UPT PPBK, juga

untuk meningkatkan literasi di kalangan remaja.

"Tujuan utamanya tentu untuk menambah wawasan

siswa dengan buku-buku pemikiran Bung Karno,"

jelas Kepala UPT PPBK Janti Suksmarini.

Hal yang sama disampaikan Kepala SMK Pemuda 3

Kesamben, Christiana. Dengan dilaksanakan kegiatan

ini, diharapkan semakin menambah wawasan dan

dapat memberi motivasi kepada para siswa.

Selanjutnya, dia juga berencana akan mengadakan

kunjungan ke UPT PPBK untuk memberikan

kesempatan langsung kepada siswa membaca koleksi

buku di sana. "Rencananya setelah ini siswa akan

kami ajak ke sana. Melihat langsung dan membaca

untuk menambah wawasan mereka," tuturnya usai

acara.

Kegiatan jemput bola ini dilakukan untuk lebih

mengenalkan UPT PPBK di kalangan remaja. Pihak

UPT tidak hanya menunggu kunjungan dari sekolah

maupun siswa, tapi juga berinisiatif melakukan

kunjungan kepada siswa dalam menambah wawasan

mereka. Termasuk juga dapat mengenalkan koleksi

buku-buku mengenai pemikiran Bung Karno kepada

siswa. (c1/ed/ady)

(rt/whe/ang/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radartulungagung.jawapos.com/read/2020/02/20/1

80185/upaya-upt-perpustakaan-proklamator-bung-karno-t

ambah-literasi-siswa

Akses : 26 Februari 2020 Pukul 08.15 WIB

Wabup PALI: Gerakan Literasi Gencar

Digelar Sampai ke Desa

June 16, 2019

jpnn.com, JAKARTA – Pemerintah Kabupaten

Penukal Abab Lematang Ilir (Pemkab PALI)

terus berkomitmen untuk meningkatkan minat

baca kepada masyarakat. Upaya tersebut

dilakukan melalui gerakan literasi yang gencar

sampai ke desa-desa.

“Salah satunya adalah pembagian buku bacaan

untuk anak SD dan SMP. Kami mendistribusikan

ke sekolah-sekolah dengan tujuan agar anak-anak

bisa mendapatkan akses buku dengan mudah.

Sebab, kadang-kadang keinginan untuk membaca

itu ada tetapi fasilitas buku yang tidak ada di

desa-desa,” kata Wakil Bupati PALI Ferdian

Lacony di Jakarta, Minggu (16/6).

Ferdian menjelaskan saat ini pihaknya

melaksanakan program keliling desa untuk

pembagian buku bacaan. Selain itu, membangun

pojok baca di desa-desa.

“Kami sudah membangun pojok baca di beberapa

desa yang kami anggap perlu dan strategis.

Alhamdulillah, masyarakat antusias untuk

memanfaatkan pojok baca tersebut,” kata Ferdian,

yang juga mantan aktivis mahasiswa ini.

Sebelumnya, Ferdian Lacony telah menginisiasi

kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan

literasi melalui minat baca masyarakat dan para

siswa di Kabupaten PALI melalui lomba reading

corner tingkat SMU se-Kabupaten Penukal Abab

Lematang Ilir (PALI) Provinsi Sumatera Selatan

pada September 2018 lalu. Kegiatan tersebut

dilaksanakan oleh Yayasan Almusyarofah bekerja

sama dengan Komunitas Sobat Literasi dan

Sriwijaya Membaca Regional Pali.

Ribuan pelajar dari 102 Kelas yang mewakili

sebagian besar SMU Swasta dan Negeri

berpartisipasi mengikuti lomba reading corner

tingkat SMU se-Kabupaten Penukal Abab

Lematang Ilir (PALI) Provinsi Sumatera

Selatan.(fri/jpnn)

Sumber : JawaPos.com https://radarmalang.jawapos.com/wabup-pali-gerakan-lite

rasi-gencar-digelar-sampai-ke-desa/

Akses : 04 Maret 2020 Pukul 09.16 WIB

214

Wujudkan IDIA Jadi Kampus Literasi,

UKM Pers Gelar Pelatihan Menulis

11 SEPTEMBER 2019, 21: 49: 12 WIB |

EDITOR : HARYANTO

SUMENEP - Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) Pers Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien

(IDIA) Prenduan berkumpul di lantai tiga gedung

rektorat, Rabu (11/9). Sebab, mereka mengikuti

pelatihan menulis opini.

Panitia menghadirkan Pemimpin Redaksi (Pemred)

Jawa Pos Radar Madura (JPRM) Lukman Hakim AG

sebagai narasumber. Paparan materi yang disampaikan

pria asal Sumenep itu, disambut antusias oleh peserta.

Lukman menuturkan, teori menulis sudah banyak dan

mudah didapat. Karena itu, dia hanya mengingatkan

masalah-masalah yang dihadapi orang yang ingin

menulis.

GUYUB: Pemred JPRM foto bersama peserta

Coaching Menulis Opini di lantai tiga gedung rektorat

IDIA Prenduan. (IDIA Prenduan for RadarMadura.id)

"Hidup tanpa baca, sampai mati tiada gunanya. Tetapi

membaca tanpa menulis, seperti mendung tiada

gerimis," katanya disambut tepuk tangan peserta.

Pelatihan itu terasa spesial karena bertepatan dengan

Milad Ke-36 IDIA Prenduan. Selain pelatihan menulis,

kampus juga menggelar berbagai kegiatan untuk

memperingati hari bersejarah itu.

Sekretaris IDIA Prenduan Amrullah Umar bersyukur

kampusnya hingga kini masih eksis. Karena itu, dia

mengajak semua hadirin bersyukur. "Salah satu wujud

bersyukur adalah, berubah ke arah yang lebih baik,"

katanya.

Menurutnya, pelatihan menulis tersebut diadakan

untuk mewujudkan IDIA Prenduan sebagai kampus

literasi. "Itu sudah menjadi komitmen sejak 2018.

Semoga ilmu yang kita pelajari bermanfaat,"

harapnya.

(mr/luq/yan/JPR)

Sumber : JawaPos.com https://radarmadura.jawapos.com/sumenep/11/09/2019/w

ujudkan-idia-jadi-kampus-literasi-ukm-pers-gelar-pelatih

an-menulis

Akses : 03 Maret 2020 Pukul 10.09 WIB

DAFTAR JUDUL BERITA SUMBER “TEMPO.CO”

Ada Literasi Melek Tuberkulosis di Pondok Pesantren

Aksi Seratusan Orang Mendadak Kompak Baca Buku di Gerbong KRL

Alasan Muhadjir Effendy Soal UNBK Ini Lebih Sulit

Asesmen Pengganti Ujian Nasional Andalkan Nalar, Tak Bisa Nyontek

Atalia Praratya Dikukuhkan Jadi Bunda Literasi Jawa Barat

Darurat Peningkatan Mutu Guru

Daya Saing Indonesia Merosot 5 Peringkat, Indef: Karena Mutu SDM

Di Banyuwangi, Najwa Shihab Ajak Warga Melek Literasi Media

Dorong Literasi Investasi, Trimegah Luncurkan Platform Belajar Pasar Modal

Gadget Tantangan Terbesar Tingkatkan Minat Baca Anak Saat Ini

Ganjar Pranowo Minta Masyarakat Waspadai Investasi Bodong

Google News Initiative, Kominfo, Mafindo Gelar Stop Hoax

Gubernur Jabar Serahkan Hibah 24 Motor Baca ke Daerah

Inilah Asesmen Kompetensi Minimum Pengganti Ujian Nasional

Ironi Generasi Muda Indonesia

Jadi Negara Paling Bahagia, Seperti Apa Pendidikan di Finlandia?

Jokowi Soroti Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan RI yang Rendah

Jokowi Umumkan Anggaran Pendidikan Tahun Depan Rp 505,8 T

Jusuf Kalla Ingin Kualitas Guru di Daerah Ditingkatkan

Kak Seto Usul Sekolah 3 Hari, Pakar: Nadiem Lebih Baik Urus PISA

Kerugian Akibat Investasi Bodong 105,81 T, OJK Sebut Ini Sebabnya

Kerugian Akibat Investasi Bodong Capai Rp 105,81 Triliun

Keuangan Syariah Bisa Jadi Sumber Kredit Masyarakat

Kominfo Jelaskan Korelasi Kemajuan Internet dengan Banyaknya Hoax

Lari Sambil Berdonasi Demi Literasi

Lawan Hoax, Google Donasikan Rp2,6 Miliar ke Mafindo

Lebaran 2018, PT KAI Lampung Siapkan Gerbong Tambahan

Literasi Kriminal, Rekam Jejak Kriminal Sejak Pelajar

Mendikbud Nadiem Makarim akan Rombak Buku Pelajaran di Sekolah

Mendikbud Nadiem Makarim Hapus Ujian Nasional Mulai 2021

Mendikbud Sebut Angka Buta Huruf di Indonesia Timur Masih Tinggi

Menteri Pendidikan: Masyarakat Tuna Etika Gunakan Media Sosial

Minat Baca Minim, ILUNI FIB UI Gelar Seminar Gerakan Literasi

Minat Baca Rendah, Sri Mulyani Ajak Tumbuhkan Literasi

Nadiem Akan Hapus Ujian Nasional Ini Kata Kemendikbud

Nadiem Makarim Bocorkan Sedikit Konsep Contoh Soal Pengganti UN

Nadiem Rombak Sistem Penilaian Murid, Agar Fokus pada Kompetensi

OJK Sebut Peminat Pasar Modal Syariah Masih Minim

OJK: Dalam 3 Tahun Inklusi Keuangan Meningkat 8,39 Persen

OJK: Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat Indonesia Rendah

OJK: Masyarakat Suka Pakai Kartu Kredit Tapi Tak Mengerti Gunanya

OJK: Tingkat Literasi Keuangan di Sektor Pasar Modal Masih Rendah

Orasi Pancasila, Rudiantara: Kabar Hoaks Ada Sejak Zaman Nabi Isa

Pemprov Jabar Terus Tingkatkan Literasi Masyarakat

Pengamat: Pemerintah Harus Gencarkan Literasi Keuangan

Pentingnya Ajarkan Budaya Literasi Sejak Pendidikan Dini

Pentingnya Menggaet TVRI untuk Tingkatkan Literasi Siswa

Pentingnya Perpustakaan Beri Pelatihan untuk Masyarakat

Perlunya Literasi Digital untuk Tangkal Konten Negatif dan Hoaks

Perpusnas Luncurkan Buku Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan

Perpusnas RI Apresiasi Pejuang Literasi Indonesia

Ridwan Kamil Teken Deklarasi Literasi untuk Jabar Juara Lahir Batin

Ridwan Kamil Yakin Nadiem Sudah Kaji Wacana Hapus Ujian Nasional

Riset Bappenas: Belanja Pemerintah Naik, Pertumbuhan Ekonomi Lambat

Riset OECD: Murid Indonesia yang Mampu Matematika 1 Persen

Skor Matematika Indonesia Rendah, Bank Dunia: Perlu 3 Generasi

Skor PISA Murid Indonesia di Bawah Rata-Rata, Ini Kata Nadiem

Survei OECD, Pelajar Cina Paling Cerdas di Dunia

Survei OJK: Literasi Keuangan 2019 Meningkat, Tembus 76,19 Persen

Tentang Ujian Nasional, Nadiem Bukan Menghapus, tapi ...

Tingkatkan Literasi Gizi, Coba Makan Makanan Bervariasi

215

Ada Literasi Melek Tuberkulosis di Pondok

Pesantren

Reporter: Antara

Editor: Mitra Tarigan

Senin, 10 Februari 2020 21:22 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya pencegahan dan

pemberantasan penyakit tuberkulosis (TBC) yang

dilakukan Perkumpulan Pemberantasan

Tuberkulosis Indonesia (PPTI) yang berkoordinasi

dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyasar

ribuan pondok pesantren (ponpes) yang tersebar di

35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah. "Kami akan

menyusun program salah satunya melakukan

literasi melek tuberkulosis di ribuan ponpes yang

tersebar di Jateng," kata Ketua PPTI Jawa Tengah

dr Hartanto usai bertemu dengan Wakil Gubernur

Jateng Taj Yasin Maimoen di Semarang, Senin.

Ia mengatakan ribuan pondok pesantren di Jateng

dengan jumlah santri yang mencapai puluhan ribu

itu menjadi salah satu kelompok masyarakat yang

menjadi sasaran program PPTI pada 2020.

Melalui program kesehatan itu, kata dia, para santri

diharapkan dapat memahami apa itu penyakit

tuberkulosis, cara penularannya, gejala-gejalanya

apa saja, serta cara pencegahan dan pengobatannya.

Menurut dia, tidak sedikit ponpes yang

menempatkan santrinya tidur bersama di satu

ruangan sehingga jika ada salah satu santri yang

menderita penyakit tuberkulosis, maka

dikhawatirkan penularnnya akan lebih mudah dan

cepat.

Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri

'mycobacterium tuberculosis' yang biasanya

menyerang paru-paru, namun tidak jarang pula

bakteri dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya.

"Tuberkulosis sangat tergantung atau dipengaruhi

oleh faktor lingkungan. Kita mendukung program

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang sedang

gencar memberantas penyakit ini, kemudian kami

masuk pada masyarakat yang risikonya tinggi

terhadap penularan tuberkulosis, antara lain di

ponpes," katanya.

Ia mengatakan bahwa tuberkulosis sudah ada

obatnya sehingga penderitanya tidak perlu khawatir

tidak bisa sembuh. "Jika selama enam bulan diobati

dan patuh minum obat maka pasien akan sembuh

dari tuberkulosis, obatnya sendiri dapat diperoleh

secara gratis di puskesmas," kata Hartanto.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen

menyatakan mendukung program literasi melek

tuberkulosis di ponpes-ponpes yang dilakukan PPTI

Jateng. Terlebih tidak sedikit pondok pesantren di

Jateng mempunyai kebiasaan melakukan berbagai

aktivitas bersama-sama di lingkungan pondok.

"Kami mengapresiasi program-program PPTI

Jateng, kami juga sangat mendukung program

melek Tuberkulosis di lingkungan ponpes, apalagi

kasus Tuberkulosis di Jateng cukup tinggi,"

ujarnya.

Selain ponpes, penyuluhan tentang tuberkulosis

juga perlu dilakukan di panti-panti lansia dan

kelompok-kelompok masyarakat lainnya yang

rentan tertular penyakit ini.

Sumber : Tempo.co

https://gaya.tempo.co/read/1305836/ada-literasi-melek-tu

berkulosis-di-pondok-pesantren/full&view=ok

Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.19 WIB

Aksi Seratusan Orang Mendadak Kompak

Baca Buku di Gerbong KRL

Reporter: Fajar Pebrianto

Editor: Dwi Arjanto

Minggu, 22 April 2018 12:22 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Seratusan orang pada hari

ini tiba-tiba kompak membaca buku di dalam satu

rangkaian kereta commuter line atau kereta rel

listrik (KRL) Jabodetabek rute Stasiun Kota menuju

Stasiun Universitas Indonesia. Mereka duduk atau

berdiri di setiap sudut gerbong kereta bersama

penumpang lain seraya fokus membaca buku

masing-masing.

Ternyata mereka adalah anggota dan relawan dari

berbagai komunitas baca di Indonesia, di antaranya

Yayasan Taman Baca Innovator, Indoreadgram,

dan Booktube ID.

"Ini untuk menjadikan kegiatan membaca jadi

budaya di kereta," kata Ayom, 28 tahun, salah satu

anggota komunitas Booktube ID, saat ditemui di

kereta dalam perjalanan dari Stasiun Kota menuju

Stasiun Universitas Indonesia, Minggu, 22 April

2018.

Kampanye yang bernama KeReadTa ini digelar

dalam rangka Hari Buku Sedunia pada 23 April

setiap tahun. Tiga komunitas kemudian mengajak

PT Kereta Commuter Indonesia bekerja sama

menyampaikan kampanye kegiatan membaca di

kereta.

Sebanyak 400 orang dari anggota komunitas dan

relawan dijadwalkan ikut dalam kegiatan ini.

Kampanye dilakukan di dalam kereta yang akan

berhenti di Stasiun Universitas Indonesia. Di sana,

kampanye dilanjutkan dengan talk show yang berisi

sejumlah kelas, antara lain kelas literasi, kelas

menulis blog, hingga kelas jurnalistik.

216

Ratusan orang kompak membaca buku di gerbong

kereta commuter line dari Stasiun Kota. Kampanye

ini digelar berbagai komunitas baca buku dan PT

Kereta Commuter Indonesia untuk meningkatkan

budaya literasi masyarakat Indonesia, Jakarta,

Minggu, 22 April 2018. Tempo/Fajar Pebrianto

Ayom mengatakan kampanye ini murni untuk

meningkatkan angka minat baca di Indonesia. Dari

data 2017, kata dia, angka minat baca masih berada

di level 0,001. "Artinya, dari 1.000 orang Indonesia,

baru ada satu orang yang memiliki minat baca,"

ujarnya.

Vice President Corporate Communication PT

Kereta Commuter Indonesia Eva Chairunisa

mengatakan kampanye ini juga sejalan dengan

program edukasi Rumah Baca Si Karel milik

perusahaan operator KRL tersebut. Rumah ini

sedang dibangun di Tenjo, Kabupaten Bogor.

"Nantinya buku-buku yang terkumpul dalam

kampanye ini akan disumbangkan ke sana," ucap

Eva.

Sumber : Tempo.co https://metro.tempo.co/read/1081987/aksi-seratusan-oran

g-mendadak-kompak-baca-buku-di-gerbong-krl/full&vie

w=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 09.47 WIB

Alasan Muhadjir Effendy Soal UNBK

Tahun Ini Lebih Sulit

Reporter: Ahmad Faiz Ibnu Sani

Editor: Kukuh S. Wibowo

Jumat, 13 April 2018 15:20 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Muhadjir Effendy membenarkan

soal-soal dalam ujian nasional berbasis komputer

atau UNBK tahun ini lebih sulit. Sebab, kata dia,

pemerintah mulai menyelipkan 20 persen soal-soal

standar internasional kategori high order thinking

skill (Hots).

Soal-soal kategori Hots itu, kata Muhadjir,

mendorong siswa berpikir kritis. Harapannya para

siswa memiliki lima kompetensi, yakni berpikir

kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan

berkomunikasi, kemampuan bekerja sama, serta

percaya diri.

"Jadi ada lima ini yang menjadi target pembentukan

karakter siswa dan itu tentu saja melekat dalam

sistem evaluasi kami di dalam UN (ujian

nasional)," kata Muhadjir di Kompleks Istana

Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 13 April 2018.

Muhadjir berujar pihaknya sudah jauh-jauh hari

memberikan kisi-kisi soal ujian nasional ke

sekolah-sekolah untuk didiskusikan dan

dimatangkan guru lewat musyawarah guru mata

pelajaran (MGMP).

"Jika masih ada ceruk-meruk tertentu atau wilayah

tertentu yang merasa kesulitan, yang tidak bisa

ditoleransi lagi, nanti kami evaluasi secara

menyeluruh," ucapnya.

Muhadjir meminta maaf jika banyak kalangan yang

menilai soal-soal UNBK lebih sulit. Menurut dia,

pemerintah melakukan itu untuk mengejar kualitas

pendidikan Indonesia yang dianggapnya masih

tertinggal.

Muhadjir menjelaskan, capaian nilai programme for

international student assessment (PISA) Indonesia

sangat rendah. "Ketika PISA rendah, kami

disalahkan, ketika kami menaikkan standar dan

membikin siswa sulit, kami juga salah. Namun

pilihannya saya rasa kami terus mendorong

anak-anak kita semakin berkualitas dengan

meningkatkan standar ujian nasional," ujarnya.

Sebelumnya, akun-akun media sosial milik

Muhadjir maupun Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, seperti Instagram serta Twitter,

diserbu para pelajar yang baru saja menyelesaikan

ujian nasional. Di dalam kolom komentar, mereka

mengeluhkan soal-soal UNBK yang dianggap

terlalu sulit.

Sumber : Tempo.co

https://nasional.tempo.co/read/1079189/alasan-muhadjir-

effendy-soal-unbk-tahun-ini-lebih-sulit/full&view=ok

Akses : 07 Mei 2020 Pukul 16.14 WIB

Asesmen Pengganti Ujian Nasional

Andalkan Nalar, Tak Bisa Nyontek

Reporter: Tempo.co

Editor: Yudono Yanuar

Senin, 16 Desember 2019 06:20 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Mendikbud

Nadiem Makarim memutuskan mengganti Ujian

Nasional dengan metode asesmen kompetensi

minimum dan survei karakter mulai 2021. Patokan

metode ini adalah metode asesmen Programme for

International Student Assessment (PISA) dan

Trends in International Mathematics and Science

Study (TIMSS).

217

Menurut pengamat pendidikan dari Center for

Education Regulations and Development Analysis,

Indra Charismiadji, metode PISA dan

TIMSS berupa ujian dengan soal yang

mengandalkan nalar. Dia menyatakan soal-soal ini

bukan tipe yang bisa dijawab dengan hafalan. “Jadi,

siswa tidak bisa menyontek,” ucap dia seperti

dimuat Koran Tempo, Sabtu, 14 Desember 2019.

Indra mencontohkan, soal ujian di Indonesia adalah

soal yang bisa dijawab dengan

menghafal. Misalnya, satu ditambah dua, dan

ditambah tiga akan menghasilkan angka berapa.

Dalam soal di metode PISA, inti pertanyaannya

sama, tapi dijabarkan dengan cara yang menguji

nalar, seperti soal cerita.

Menurut Indra, banyak guru di Indonesia tak bisa

mengerjakan soal model PISA yang dibuat

kontekstual dengan masalah sehari-hari. Mereka

terbiasa mengerjakan dengan banyak simbol dan

angka. Ia menjelaskan, soal asesmen ini tidak harus

esai, tapi berbentuk soal yang tak memiliki kunci

jawaban, seperti yang sekarang ini berkembang di

Indonesia.

Indra menilai metode asesmen membutuhkan guru

dengan kemampuan nalar tinggi. Selain itu, Indra

menambahkan, kebijakan asesmen akan percuma

jika hasil PISA belum mempengaruhi pengambilan

kebijakan Kementerian.

Menurut dia, mengubah ujian nasional dengan

metode asesmen tidak akan serta-merta

meningkatkan kemampuan siswa. “Skor PISA

Singapura dan Cina bagus karena anak-anak di sana

sudah belajar dengan benar,” katanya.

Sumber : Tempo.co https://tekno.tempo.co/read/1284114/asesmen-pengganti-

ujian-nasional-andalkan-nalar-tak-bisa-nyontek/full&vie

w=ok

Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.13 WIB

Atalia Praratya Dikukuhkan Jadi Bunda

Literasi Jawa Barat

Oleh: Tempo.co

Kamis, 15 November 2018 21:24 WIB

INFO JABAR-- Ketua Tim Penggerak PKK

Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya resmi

dikukuhkan sebagai Bunda Literasi Jawa Barat.

Pengukuhan dilakukan oleh Kepala Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional RI

Widiyanto, di Graha Pustaloka Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Jalan

Kawaluyaan Indah III No 4 Bandung, Kamis, 15

November 2018.

Atalia mengatakan pihaknya akan konsentrasi pada

program pengembangan budaya baca dan

pembudayaan perpustakaan, salah satunya melalui

pengembangan perpustakaan sebagai sarana belajar

yang memiliki fungsi edukatif, informatif, rekreatif,

riset dan penelitian.

“Saat ini program yang sudah berjalan adalah pojok

baca yang sudah diterapkan di masyarakat, baik itu

yang ditempatkan di rumah maupun posyandu,”

kata Atalia pada Hari Kunjung Perpustakaan dan

Bulan Gemar Membaca Nasional yang jatuh hari

ini Kamis, 15 November 2018.

Pada kesempatan tersebut, Atalia juga

mengukuhkan 24 Bunda Literasi Kabupaten/Kota

se-Jawa Barat. Yaitu Kota Depok, Kota Bogor,

Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kota Bekasi,

Kabupaten Bekasi, Kota Cirebon, Kota Bandung,

Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat,

Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten

Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Cianjur,

Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta,

Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka,

Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang,

Kabupaten Garut, Kabupaten Pangandaran dan

Kabupaten Ciamis.

Sekretaris Daerah (Sekda) Prov. Jawa Barat Iwa

Karniwa menuturkan, minat membaca masyarakat

Indonesia menurut survei most littered nation in the

world pada 2016 menunjukkan posisi ke 60 dari

61 negara yang disurvei. Minat baca orang

Indonesia hanya 0,01 persen per tahun, atau satu

berbanding 10.000 orang. Hal ini menunjukkan

bahwa Indonesia masih harus kerja keras untuk

mewujudkan masyarakat yang cerdas dan sejahtera.

Menurut Iwa, tantangan terbesar dalam membangun

budaya gemar membaca masyarakat (literasi) saat

ini adalah meninggalkan tradisi lisan untuk

memasuki tradisi baca tulis. Padahal, era teknologi

komunikasi dan informasi telah menciptakan era

yang luas terhadap tumbuh kembangnya media

baca tulis.

"Membiasakan dan membudayakan gemar

membaca bukan suatu hal yang mudah. Terlebih

dengan pesatnya perkembangan informasi dan

teknologi komunikasi dewasa ini, memungkinkan

seseorang dapat memperoleh berbagai informasi

dengan instan," kata Iwa.

Oleh karena itu, Iwa memandang diperlukan

adanya strategi dan terobosan-terobosan kegiatan

yang tepat, dengan proses yang kontinyu dan

berkesinambungan dimulai dari lingkungan

218

keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat secara

terintegrasi. (*)

Sumber : Tempo.co

https://nasional.tempo.co/read/1146771/atalia-praratya-di

kukuhkan-jadi-bunda-literasi-jawa-barat/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.55 WIB

Darurat Peningkatan Mutu Guru

Jumat, 13 Desember 2019 07:30 WIB

SKOR rendah indeks internasional pengujian siswa

memberikan konfirmasi atas rendahnya kualitas

pendidikan Indonesia. Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Makarim semestinya

memanfaatkan momentum ini untuk memperbaiki

cara pengajaran di sekolah. Kemampuan guru dalam

mengajarkan materi ke peserta didik harus segera

ditingkatkan.

Indeks Programme for International Student

Assessment (PISA) itu dihasilkan dengan menguji

seberapa baik siswa berusia 15 tahun dapat

menerapkan materi pelajaran di sekolah pada

kehidupan nyata. Caranya dengan mengukur

kemampuan membaca, matematika, dan sains. Sejak

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan

Pembangunan atau OECD melakukan survei PISA

pada 2001, Indonesia memang selalu berada di

papan bawah. Posisi tertingginya pada 2006:

peringkat kedelapan terbawah. Dalam survei

terakhir yang dilakukan tahun lalu, Indonesia berada

di belakang negara-negara Asia Tenggara, seperti

Thailand, Brunei, dan Malaysia.

Rendahnya indeks pendidikan selama hampir dua

dekade itu menunjukkan masalah yang tak kunjung

bisa diselesaikan meski rezim berganti-ganti, yang

biasanya diikuti perubahan kurikulum. Berbagai

pembuatan aturan, misalnya penyusunan

Undang-Undang Guru dan Dosen pada 2005, belum

mengurangi masalah. Begitu juga aturan konstitusi

yang mewajibkan 20 persen anggaran negara dan

daerah untuk pendidikan.

Satu bagian terpenting dalam proses pengajaran di

sekolah adalah guru. Namun laporan OECD pada

2015 mengenai reformasi pendidikan Indonesia

menggambarkan bahwa upaya-upaya pemerintah

dalam meningkatkan kualitas guru hanya berdampak

kecil. Kenaikan gaji, persyaratan pendidikan yang

lebih tinggi, kursus pengembangan profesi, peluang

kenaikan pangkat, dan strategi lain hanya

berpengaruh kecil terhadap para guru.

Program sertifikasi guru, misalnya, dimaksudkan

untuk menyetarakan dan meningkatkan kemampuan

para guru. Di atas kertas, program ini berjalan

mulus. Target menyertifikasi 2,7 juta guru pada

2015 berjalan baik. Namun, bila diperiksa

bagaimana pelaksanaannya, akan terlihat bahwa

program ini bermasalah. Rencana awalnya,

sertifikasi dilakukan berdasarkan tes materi

pelajaran dan observasi dalam kelas. Tapi model ini

kemudian digantikan dengan penilaian berdasarkan

portofolio guru yang lebih sederhana tentang

pendidikan dan rencana pelajaran, yang kurang

obyektif dan mudah dimanipulasi. Buktinya, ketika

dinilai oleh tim dari perguruan tinggi, hampir semua

guru lolos dalam ujian pertama mereka.

Penelitian OECD juga menunjukkan bahwa

sertifikasi guru tak berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Nilai siswa yang diajar oleh guru

bersertifikat tidak berbeda dengan yang diajar oleh

guru tak bersertifikat. Berkat sertifikasi, gaji guru

naik hingga dua kali lipat. Tapi tak ada bukti bahwa

hal ini meningkatkan produktivitas guru. Para guru

tidak lebih aktif dalam kelompok kerja guru, tak

menambah jam mengajar, atau tak menurunkan

jumlah mangkir mengajar.

Kondisi pendidikan kita makin terpuruk bila

memasukkan distribusi guru yang tak merata, masih

banyaknya guru honorer, desentralisasi pendidikan

dasar dan menengah, jumlah anak putus sekolah,

serta tak terkoordinasinya perguruan tinggi yang

menghasilkan calon guru. Pidato Nadiem dalam

peringatan Hari Guru Nasional yang menyatakan

pendidik harus dibebaskan dari "tugas-tugas

administratif" ada benarnya. Janji menteri baru itu

perlu dilanjutkan dengan langkah-langkah

signifikan untuk memperbaiki kualitas guru.

Sumber : Tempo.co https://kolom.tempo.co/read/1282509/darurat-peningkata

n-mutu-guru/full&view=ok

Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.33 WIB

Daya Saing Indonesia Merosot 5 Peringkat,

Indef: Karena Mutu SDM

Reporter: Dias Prasongko

Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat

Sabtu, 12 Oktober 2019 13:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Centre of

Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda

mengatakan ada dua persoalan yang menjadi sebab

rangking daya saing Indonesia melorot 5 peringkat

dalam laporan World Economics Forum. Pertama,

adalah soal kesiapan Sumber Daya Manusia atau

SDM.

219

"Faktor kesiapan SDM yang paling utama dimana

kualitas SDM Indonesia masih belum bisa bersaing

dengan negara lain," kata Huda ketika dihubungi

Tempo, Sabtu 12 Oktober 2019.

Sebelumnya, WEF merilis laporan berjudul Global

Competitiveness Report 2019. Laporan itu mencatat

bahwa daya saing Indonesia melorot 5 peringkat ke

posisi 50 padahal sebelumnya berada di posisi 45.

Indonesia mengumpulkan skor 64,6 atau lebih

rendah 0,3 poin dibandingkan pada 2018.

Dalam laporan itu, skor terburuk Indonesia dicatat

dari sisi innovation capability (kapasitas inovasi)

yang hanya 37,7 dari skor tertinggi 100. Terburuk

kedua adalah terkit ICT adoption (penggunaan

teknologi), yang disusul labor market (pasar tenaga

bekerja), institutions dan terakhir product market

(daya saing produk di pasar).

Huda mencontohkan kesiapan Indonesia dari segi

SDM bisa terlihat salah satunya lewat peringkat

Programme for International Student Assesment (PISA) yang digagas oleh Organization for

Economic Cooperation and Development atau

OECD. Dari PISA terlihat bahwa Indonesia masih

tertinggal jauh dari negara maju.

Adapun, program yang diselenggarakan setiap tiga

tahun sekali ini bertujuan untuk memonitor literasi

membaca, kemampuan matematika, dan

kemampuan sains. PISA diperuntukkan bagi siswa

berusia 15 tahun guna mengevaluasi dan

meningkatkan metode pendidikan di suatu negara.

Data terakhir pada 2015 menunjukkan, bahwa skor

PISA Indonesia mencapai 403. Sedangkan, OECD

memiliki standar rata-rata internasional mencapai

skor 500.

Selanjutnya, yang kedua, Huda juga menunjuk

penerapan insentif untuk mendorong inovasi juga

terlambat. Salah satunya terkait pemberian super

deduction tax (pembebasan pajak berganda) bagi

program Research and Development (R&D) yang

dilakukan oleh perusahaan.

"Penerapan super deduction tax baru akan dimulai

pada akhir tahun 2019. Padahal insentif ini penting

untuk menstimulus inovasi serta R&D," ujar Huda.

Karena itu, menurut Huda, pemerintah perlu segera

melaksakan program membangun Indonesia

melalui pendidikan. Baik melalui vokasional

maupun program lainnya.

Selain itu, Huda berharap pelaksanaan program

super deduction tax harus benar-benar bisa

diimplementasikan. Hal ini, demi memberikan

stimulus bagi adanya inovasi dan juga R&D yang

ada di Indonesia.

Sumber : Tempo.co

https://bisnis.tempo.co/read/1258871/daya-saing-indonesi

a-merosot-5-peringkat-indef-karena-mutu-sdm

Akses : 06 Mei 2020 Pukul 11.53 WIB

Di Banyuwangi, Najwa Shihab Ajak Warga

Melek Literasi Media

Reporter: David Priyasidarta (Kontributor)

Editor: Rina Widiastuti

Sabtu, 22 September 2018 13:46 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebaran berita hoaks

dan ujaran kebencian yang cukup besar di kalangan

pengguna media sosial di Indonesia, menimbulkan

keprihatinan banyak pihak. Tak terkecuali seorang

jurnalis senior Najwa Shihab. Founder Narasi

Channel tersebut, mengajak masyarakat untuk

melek literasi media.

Menurut Najwa, berbagai informasi yang diterima

perlu disaring terlebih dahulu. Ia menuturkan, di era

gawai yang serba pintar saat ini, terdapat banyak

perangkat yang tersedia untuk menyaring berbagai

informasi hoaks. "Misalnya, pilih informasi yang

berasal dari portal berita yang kredibel atau jika

lebih teliti sedikit, bisa menggunakan perangkat

yang telah disiapkan oleh google atau aplikasi

serupa untuk mengidentifikasi asal-usul foto atau

berita. Jika lebih teliti, pasti akan terhindar dari

hoaks," kata Najwa saat mengisi Indonesia Writers

Festival, di Jiwa Jawa Resort, Licin, Banyuwangi,

Jumat malam, 21 September 2018.

Pengguna aktif media sosial di Indonesia yang

sangat tinggi di dunia, menurut dia, menjadi tempat

yang tepat untuk persebaran hoaks. Lebih-lebih

tingkat minat baca masyarakat yang sangat rendah.

"Cukup dibaca judulnya, berita yang tak jelas isinya

langsung dibagikan begitu saja. Tak peduli berita

itu hoaks atau bukan," ujarnya. Untuk itu, Najwa

menambahkan, peningkatan literasi media juga

harus diimbangi peningkatan literasi dalam arti

membaca buku. Dengan kegemaran membaca yang

baik, akan membuat orang lebih teliti dalam

membaca suatu informasi.

"Membaca tidak hanya mengeja, tapi memahami.

Bisa membaca dan suka membaca adalah dua hal

yang berbeda. Orang hanya bisa membaca tanpa

bisa memahami akan mudah mempercayai hoaks,

ketimbang orang yang suka membaca. Karena

orang suka membaca akan lebih teliti," kata Duta

Baca Nasional tersebut.

220

Najwa Shihab akan berada di Banyuwangi selama

dua hari. Selain menjadi pemateri Indonesia Writers

Festival, ia juga menggelar Narasi Roadshow.

Acara yang terakhir ini, merupakan program dari

Narasi Channel. Acara tersebut tidak hanya

talkshow bertajuk "Catatan Najwa", tetapi juga

dimeriahkan dengan berbagai agenda lainnya.

Indonesia Writers Festival di Banyuwangi ini

berlangsung selama dua hari, mulai Jumat. Acara

ini dihadiri berbagai komunitas di Banyuwangi, di

antaranya komunitas fotografi, skeateboard, dan

mural. Dalam acara itu terdapat juga pentas musik

dan stand up comedy.

Sementara itu, acara puncak untuk Narasi

Roadshow akan digelar pada Sabtu malam, 22

September 2018. Ada sederet bintang tamu yang

hadir, di antaranya Bupati Banyuwangi Abdullah

Azwar Anas, Komika Joshua Suherman, dan Band

Mocca.

Sumber : Tempo.co

https://nasional.tempo.co/read/1128979/di-banyuwangi-n

ajwa-shihab-ajak-warga-melek-literasi-media/full&view=

ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.52 WIB

Gadget Tantangan Terbesar Tingkatkan Minat

Baca Anak Saat Ini

Reporter: Antara

Editor: Mitra Tarigan

Minggu, 8 September 2019 18:58 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan gadget atau

gawai secara berlebihan oleh anak-anak dinilai

menjadi salah satu tantangan terbesar dalam upaya

untuk meningkatkan minat baca pada era teknologi

seperti saat ini.

Ketua Forum Komunikasi Taman Baca Masyarakat

Malang Raya (FKTBM) Santoso Mahargono

mengatakan bahwa salah satu tantangan terbesar

untuk meningkatkan minat baca kepada anak-anak

adalah penggunaan gadget berlebihan tanpa

pengawasan. "Untuk saat ini, yang paling susah

adalah melepaskan anak-anak dari gadget," kata

Santoso kepada ANTARA, di Kota Malang, Jawa

Timur, Minggu 8 September 2019.

Santoso menjelaskan, sebagai salah seorang

penggiat literasi di Kota Malang, dirinya menyadari

bahwa baik orang tua maupun penggiat literasi,

tidak bisa serta-merta memaksa anak-anak untuk

melepas gadget dan menyodorkan buku bacaan.

Menurut Santoso, ada beberapa hal yang perlu

dilakukan terlebih dahulu seperti mengajak

anak-anak tersebut bermain, dan secara perlahan

diarahkan untuk membaca buku-buku yang sesuai

dengan usia mereka. "Kami mengajak anak-anak

bermain sampai mereka lupa dengan gadget mereka.

Kemudian, baru kita arahkan untuk membaca," kata

Santoso.

Namun, lanjut Santoso, apa yang dilakukan oleh

kalangan pegiat literasi tersebut hanya sebatas

memberikan contoh karena kunci penting untuk

meningkatkan minat baca anak itu kembali pada

peranan orang tua masing-masing anak. "Semua

berawal dari rumah. Saat orang tua tidak

mengarahkan, anaknya akan kembali bermain

gadget dan enggan untuk membaca buku," kata

Santoso.

Santoso menambahkan, memang dengan teknologi

yang berkembang pesat saat ini tidak bisa dihindari.

Dengan adanya kemudahan teknologi tersebut,

diharapkan bisa didayagunakan dengan manfaat

yang setara dengan membaca. Dalam upaya untuk

meningkatkan literasi masyarakat di wilayah

Malang Raya yang merupakan gabungan dari Kota

Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu tersebut,

FKTBM memiliki jaringan taman baca di 135

lokasi.

Kebutuhan buku di taman baca tersebut,

kebanyakan dipasok dari sumbangan masyarakat di

wilayah Malang Raya. Akan tetapi, hingga saat ini,

buku-buku yang ada masih dirasa kurang,

khususnya untuk buku anak-anak. "Kebanyakan

yang menyumbang itu buku-buku untuk orang

dewasa, sementara kebutuhan lebih banyak untuk

anak-anak," kata Santoso.

Proses pengumpulan buku-buku sumbangan

masyarakat tersebut diambil dari rumah ke rumah.

Santoso juga mencetuskan ide Go Read, untuk

memberikan layanan kemudahan bagi masyarakat

yang akan menyumbangkan buku tersebut. "Untuk

mengambil sumbangan buku itu ada Go Read,

isinya para relawan saja. Tidak digaji, semua dari

niat mereka untuk meningkatkan minat baca

masyarakat," ujar Santoso.

Sumber : Tempo.co https://gaya.tempo.co/read/1245248/gadget-tantangan-ter

besar-tingkatkan-minat-baca-anak-saat-ini/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 09.45 WIB

Ganjar Pranowo Minta Masyarakat

Waspadai Investasi Bodong

Oleh: Tempo.co

Selasa, 11 Februari 2020 17:52 WIB

INFO NASIONAL — Penawaran bisnis atas nama

investasi ilegal atau bodong seolah tak pernah surut

221

dengan modus-modus baru. Investasi bodong

umumnya mengiming-imingi investor dengan

penghasilan besar tanpa perlu bekerja keras bahkan

meski tidak melakukan apa-apa.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, pun

mengingatkan kepada masyarakat untuk

mewaspadai beragam bentuk investasi yang

menjanjikan keuntungan besar dan tidak masuk

akal lantaran hanya akan merugikan dirinya sendiri.

Seperti fenomena Kerajaan Agung Sejagat di Desa

Pogung Kecamatan Jurutengah, Kabupaten

Purworejo beberapa waktu lalu, yang menghimpun

dana masyarakat dan menjanjikan keuntungan besar

ternyata berujung penipuan.

"Hari ini, jangan percaya kepada janji-janji

keuntungan bisnis yang tidak masuk akal. Ilmu

pengetahuan sudah berkembang, kita bisa

mengecek lembaga keuangan mana yang kredibel.

Jadilah lebih peka agar tidak menjadi pekok," ujar

Ganjar usai Penyerahan Izin Prinsip PT BPR BKK

Jateng (Perseroda) di PO Hotel, Selasa, 11 Februari

2020.

Diakui Ganjar, masih ada investasi yang masuk di

kalangan masyarakat dengan pola yang aneh dan

tujuannya merangsang masyarakat untuk

berinvestasi. Menurut Ganjar, jika masyarakat

memiliki literasi keuangan yang baik mereka akan

lebih berhati-hati pada iming-iming keuntungan

besar.

"Dalam hal ini masyarakat harus memahami high

risk high return. Cirinya bunga tinggi, kembali

cepat, dan untung berlipat-lipat," tandasnya.

Kasus terakhir adalah aplikasi investasi bodong

bernama MeMiles yang berhasil dibongkar

kepolisian pada 3 Januari 2020 lalu. Investasi

bodong dengan menggunakan nama PT Kam and

Kam itu berhasil meraup uang dari korban senilai

Rp 750 miliar. Saat penangkapan, polisi

mengamankan uang nasabah hingga Rp 122 miliar.

MeMiles merupakan platform

digital advertising dengan memadukan tiga jenis

bisnis, yakni advertising, market

place, dan traveling. MeMiles memberikan

iming-iming yang di luar logika. Misalkan

dengan top up Rp 300.000 bisa dapat bonus HP, top

up Rp 3 juta dapat sepeda motor, dan top up Rp 7

juta mendapat mobil Fortuner.

"Kalau curiga, bisa lapor ke OJK. Anda akan

mendapatkan informasi lengkap. Bodong atau

tidak," kata Ganjar. (*)

Sumber : Tempo.co

https://nasional.tempo.co/read/1306304/ganjar-pranowo-minta-masyarakat-waspadai-investasi-bodong/full&view

=ok

Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.37 WIB

Google News Initiative, Kominfo, Mafindo

Gelar Stop Hoax

Reporter: Tempo.co

Editor: Yudono Yanuar

Kamis, 8 Agustus 2019 07:07 WIB

TEMPO.CO, Jakarta – Masyarakat Anti Fitnah

Indonesia (Mafindo), bersama Google News

Initiative dan Kementerian Komunikasi dan

Informatika mengembangkan program literasi

media yang komprehensif untuk membantu

masyarakat menangani fenomena disinformasi atau

kabar hoax di internet.

Literasi itu diwujudkan dalam program Stop Hoax

Indonesia berupa loka karya di 17 kota untuk

meningkatkan kemampuan verifikasi informasi

yang tersebar secara daring di sosial media.

Mafindo akan mengajarkan cara mendeteksi

kebohongan yang biasa dipakai untuk membohongi

masyarakat agar percaya pada berita tertentu,

khususnya pada generasi muda dan ibu rumah

tangga.

“Ibu rumah tangga menjadi salah satu unsur dalam

ekosistem penyebaran informasi, sedangkan anak

muda dapat mengidentifikasi hoax, tapi masih

banyak yang apatis. Mereka merupakan agen

perubahan,” kata Presidium Mafindo Septiaji Eko

Nugroho di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2019.

Sesi loka karya akan diadakan di berbagai sekolah

dan kampus mulai Agustus hingga November 2019.

Program Stop Hoax Indonesia dirilis bersamaan

dengan Lomba Periksa Fakta yang menjadi

program Mafindo untuk mendorong generasi

muda memerangi hoax serta menjadi tonggak

edukasi cek fakta.

Tidak hanya itu, dalam memerangi berita bohong di

Indonesia, pemerintah melalui Kemkominfo juga

membentuk situs Prosa, yaitu layanan chatbot

pendeteksi hoaks yang terkoneksi dengan aplikasi

pesan instan Telegram. Informasi klarifikasi hoaks

yang disajikan chatbot berasal dari database atau

pangkalan data mesin AIS Kemkominfo.

“Setelah pemilu selesai, hoax mengenai politik

semakin menurun. Namun muncul hoax mengenai

bencana alam, kesehatan dan isu sosial lainnya,”

ujar Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika,

Kemkominfo, Riki Arif Gunawan.

“Disinformasi merupakan fenomena global yang

menjadi permasalahan tiap negara di dunia. Setiap

222

negara memiliki caranya masing-masing untuk

mencegah peredaran berita bohong,” ujar Masato

Kajimoto, akademisi dari Journalism & Media

Studies, Hong Kong Univeristy.

Menurut Masato minimnya pemikiran kritis juga

menjadi masalah penyerapan disinformasi di

masyarakat, bukan hanya masalah literasi.

Kerjasama antara akademisi dan jurnalis juga

diperlukan untuk memaksimalkan proses pemilihan

berita yang layak untuk disebarkan kepada

masyarakat luas.

CAECILIA EERSTA

Sumber : Tempo.co

https://tekno.tempo.co/read/1233373/google-news-initiati

ve-kominfo-mafindo-gelar-stop-hoax/full&view=ok

Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.12 WIB

Gubernur Jabar Serahkan Hibah 24 Motor

Baca ke Daerah

Oleh: Tempo.co

Jumat, 10 Januari 2020 15:24 WIB

INFO NASIONAL — Pemerintah Provinsi Jawa

Barat menghibahkan 24 motor baca kepada 24

kabupaten dan kota. Motor baca ini untuk lebih

mendekatkan buku dengan masyarakat.

"Ini motor baca dihibahkan kepada 24

kota/kabupaten sehingga ini lebih mobile, sama

dengan Kolecer, mendekatkan buku dengan

masyarakat," kata Gubernur Jabar, Ridwan Kamil,

usai menghadiri Temu Pimpinan untuk Aspirasi

Masyarakat (TEPAS) di halaman Gedung Pakuan,

Kota Bandung, Jawa Barat, pada 10 Januari 2020.

Menurut dia, literasi bukan hanya sekadar suka

baca tapi juga benteng pertahanan terhadap perang

di masa depan melalui perang informasi.

"Mari kita bangkitkan literasi di semua lini, dan

jangan lupa dunia kini berubah, sudah terevolusi

oleh digital dan kita harus menyesuaikan," kata

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Emil berharap segala yang berkaitan dengan literasi

disebut dengan gerakan. Kepada pegiat, duta,

maupun pemerhati literasi, dia meminta untuk

mengubah kata proyek atau program literasi dengan

dengan kata gerakan, agar masyarakat tergerak

hatinya pun bisa ikut terlibat.

"Contohnya ibu-ibu penjual gorengan di Kuningan,

dia bukan pemerintah tapi tahu manfaat membaca

ini, maka akhirnya menyisikan untuk menyumbang

buku. Di situlah yang disebut gerakan," katanya.

Sementara itu, Zaenal Mutaqin, penggiat literasi

menilai upaya pemerintah Jabar meningkatkan

literasi atau minat baca masyarakat membuahkan

hasil. Di antaranya, Kolecer (Kotak Literasi Cerdas),

Candil (Maca Dina Digital Library), dan Makan

Jengkol (Mari Kita Antar Jemput Buku dengan

Kolaborasi), banyak diminati masyarakat.

Pemerhati literasi dan duta perpustakaan, Inggrid,

menyampaikan gagasan kepada Pemprov Jabar

untuk membuat gerakan membacakan buku oleh

orang tua kepada anak dengan metode read

load berbasis pembelajaran di lingkungan keluarga.

"Diharapkan, melalui metode ini bisa

menumbuhkan kebiasaan membaca di lingkungan

yang lebih besar yaitu masyarakat," kata dia.

Emil menyambut positif berbagai aspirasi yang

disampaikan masyarakat termasuk para pegiat

literasi itu. “Nah, melalui Tepas, ini jadi idenya

datang dari masyarakat, saya setujui, saya arahkan

ke unit terkait untuk diterjemahkan," kata Emil. (*)

Sumber : Tempo.co

https://nasional.tempo.co/read/1293504/gubernur-jabar-s

erahkan-hibah-24-motor-baca-ke-daerah/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.49 WIB

Inilah Asesmen Kompetensi Minimum

Pengganti Ujian Nasional

Reporter: Tempo.co

Editor: Yudono Yanuar

Senin, 16 Desember 2019 06:41 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Makarim memutuskan

mengganti Ujian Nasional dengan asesmen

kompetensi minimum dan survei karakter mulai

2021. Pemerintah mengklaim sudah merancang dan

menguji coba sistem ini.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Kemendikbud, Totok Suprayitno, mengatakan

lembaganya mengkombinasikan PISA dengan

TIMSS. Selanjutnya, Kementerian membuat

prototipe metode asesmen ini. Ia menyatakan

metode ini sudah dirancang dan diujicobakan. “Ini

ada di AKSI (Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia),” kata Totok seperti dimuat di Koran

Tempo, Sabtu, 14 Desember 2019.

Patokan metode ini adalah metode asesmen

Programme for International Student Assessment

(PISA) dan Trends in International Mathematics

and Science Study (TIMSS).

223

AKSI merupakan program pemetaan capaian

pendidikan untuk memantau mutu pendidikan

secara nasional atau daerah yang menggambarkan

capaian kemampuan siswa. Asesmen ini membantu

guru mendiagnosis kemampuan siswa pada

topik-topik substansial.

PISA merupakan survei tiga tahunan yang

dilakukan oleh Organisation for Economic

Co-operation and Development (OECD) yang

menilai kemampuan 600 ribu siswa berusia 15

tahun yang telah memperoleh pengetahuan dan

keterampilan utama di 79 negara. Berdasarkan hasil

survei pada 2018, kualitas pendidikan Indonesia

turun pada semua bidang kompetensi dibanding

survei terakhir PISA pada 2015. Skor kompetensi

membaca pelajar Indonesia turun paling dalam dari

397 menjadi 371, matematika dari 386 menjadi

379, dan sains dari 403 menjadi 396.

Adapun metode TIMSS merupakan indikator

kualitas pendidikan yang berasal dari International

Association for the Evaluation of Educational

Achievement. Penilaian TIMSS menekankan pada

kompetensi matematika dan sains.

Pada Rabu lalu, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Makarim mengumumkan

penghapusan ujian nasional yang akan diubah

menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei

karakter. Asesmen ini terdiri atas kemampuan

bernalar menggunakan bahasa (literasi),

kemampuan bernalar menggunakan matematika

(numerasi), dan penguatan pendidikan karakter.

“Kebijakan ini mengacu pada praktik level

internasional, seperti PISA dan TIMSS,” ucap

Nadiem.

Sumber : Tempo.co https://tekno.tempo.co/read/1284119/inilah-asesmen-kom

petensi-minimum-pengganti-ujian-nasional/full&view=o

k

Akses : 06 Mei 2020 Pukul 11.41 WIB

Ironi Generasi Muda Indonesia

Oleh: Tempo.co

Rabu, 18 April 2018 05:00 WIB

Menurut Prof. Fasli Jalal, Guru Besar Pascasarjana

Universitas Negeri Jakarta, Indonesia adalah salah

satu negara di dunia yang memiliki bonus

demografi generasi muda. Anak-anak muda yang

berpotensi dapat mencapai 73 juta orang, hampir

seperempat dari jumlah penduduk Indonesia secara

keseluruhan. Bila diambil seperseribunya,

Indonesia sebenarnya memiliki 73 ribu anak muda

yang berpotensi menjadi inventor.

“Sejumlah anak-anak kita (Indonesia), mungkin

sekitar 100 orang, menjadi juara-juara di

forum-forum dunia, dielu-elukan. Jadi kita bangga

lah, bangga aku jadi orang Indonesia,” ujar Prof.

Fasli Jalal dalam acara Kick off Semangat Astra

Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2018. Ia

mengatakan bahwa sebenarnya anak-anak

Indonesia memiliki potensi yang tidak kalah hebat

dibandingkan anak-anak dari negara maju. Bahkan,

bila mendapat pembinaan yang baik, anak-anak

Indonesia akan semakin banyak yang menjadi juara

dunia.

Ironisnya, berdasarkan perhitungan Program for

International Student Assesment (PISA) terhadap

tingkat kecanggihan berpikir anak-anak dunia, sejak

tahun 2000 hasil yang didapat indonesia selalu

kurang menggembirakan. Tempat terbaik yang

diraih Indonesia hanya pada urutan ke-60 dari 65

negara yang ikut serta dalam PISA. Level terendah

dalam perhitungan ini diindikasikan dengan

anak-anak umur 15 tahun yang hanya mampu

sebatas hafal serta paham apa yang dipelajari,

sebaliknya penilaian tertinggi merujuk pada kondisi

anak-anak yang mampu menjadi inventor, inovator,

serta creator berdasarkan apa yang mereka pelajari.

Menurut Fasli, pendidikan formal sejak usia dini

tetap dibutuhkan untuk meningkatkan kecanggihan

berpikir anak-anak Indonesia. Tetapi proses

pencarian anak-anak yang memiliki kecanggihan

berpikir tinggi, bahkan sudah melakukan berbagai

inovasi juga sangat diperlukan. “Dan di sini, peran

SATU Indonesia Awards itu. Mencari, menemukan,

memupuk, dan memperbanyak, dan membuat

jaringan di antara anak-anak Indonesia yang

memang potensi kecerdasannya memungkinkan untuk menjadi creator dan inovator, serta inventor

tadi,” katanya.

Selain menjadi wadah generasi muda Indonesia

untuk berkontribusi membangun masyarakat di

sekitarnya, SATU Indonesia Awards 2018 juga

diharapkan menjadi sarana meningkatkan potensi

serta kecanggihan berpikir anak-anak muda

Indonesia agar semakin mampu bersaing dengan

anak-anak dari negara maju di dunia. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi website

www.satu-indonesia.com .

BAYU SATITO / TIM INFO TEMPO

Sumber : Tempo.co

https://nasional.tempo.co/read/1079343/ironi-generasi-m

uda-indonesia

224

Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.13 WIB

Jadi Negara Paling Bahagia, Seperti Apa

Pendidikan di Finlandia?

Reporter: Non Koresponden

Editor: Eka Yudha Saputra

Minggu, 7 April 2019 12:35 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Finlandia menjadi negara

paling bahagia di dunia untuk dua tahun

berturut-turut dan sistem pendidikan Finlandia

dikenal sebagai yang paling sukses di dunia.

Negara Nordik dengan populasi 5,5 juta jiwa ini,

menjadi yang teratas dalam World Happiness

Report oleh PBB pada 2018 dan 2019, sejak

laporan pertama kali dirilis pada 2012.

Meskipun Finlandia dikenal sebagai negara dengan

tempat dengan cuaca ekstrem dan dingin, namun

warga Finlandia memiliki tingkat kriminalitas

paling rendah, jaminan anak-anak, jaminan

kesehatan penuh yang disubsidi negara, dan yang

terpenting adalah pendidikan gratis.

Baca: World Happiness Report Rilis Daftar Negara

Paling Bahagia Dunia

Lalu bagaimana sistem pendidikan di negara paling

bahagia di dunia ini?

Menurut laporan CNN, 7 April 2019, ternyata

pendidikan wajib Finlandia terbilang cukup telat

dibanding negara-negara lain, yakni dimulai pada

usia tujuh tahun.

Dibanding dengan Inggris yang mulai sekolah pada

usia lima tahun, dan AS pada usia enam tahun.

Selain itu, sistem pendidikan Finlandia tidak

memberlakukan tes uji standar. Siswa Finlandia

diperkenankan bebas menjelajahi kemampuan diri

daripada bersaing, di dalam lingkungan yang lebih

ramah dan mendukung. Menurut pakar pendidikan

ini berdampak positif untuk jangka waktu yang

lama.

John Helliwell adalah salah satu editor penyusun

laporan World Happiness Report.

Menurut Helliwell, anak-anak Finlandia menempati

peringkat pertama ranking pendidikan OECD's

PISA dan akhirnya mendapat perhatian

internasional.

"Hal yang sama kini terjadi pada kebahagiaan,

dengan menghargai kehidupan seluruhnya,"

katanya.

Helliwell mengatakan pendidik top Finlandia telah

memastikan bahwa sistem bergerak melampaui

pencapaian nilai tes untuk pengembangan

anak-anak dan orang dewasa yang bahagia dan

disesuaikan dengan baik.

Baca: Finlandia Negara Paling Bahagia di Dunia,

Apa Penyebabnya?

Menurut Smithsonian Magazine, transformasi

sistem pendidikan Finlandia sudah dimulai sejak 50

tahun lalu. Para pendidik tidak menyangka

kesuksesan sistem pendidikan Finlandia sampai

tahun 2000, ketika hasil laporan pertama

Programme for International Student Assessment

(PISA), sebuah tes standar yang diberikan kepada

anak-anak berusia 15 tahun di lebih dari 40 tempat

pendidikan global, mengungkapkan

pemuda-pemudi Finlandia sebagai pembaca muda

terbaik di dunia. Tiga tahun kemudian mereka

memimpin bidang matematika.

Pada 2006, Finlandia menjadi peringkat pertama di

bidang sains. Pada 2009, skor PISA dirilis yang

menunjukkan Finlandia berada di urutan kedua

sains, peringkat ketiga dalam membaca dan keenam

di matematika di antara setengah juta pelajar di

seluruh dunia.

Sistem pendidikan Finlandia menawarkan

kebebasan individu. Tidak ada ujian standar sampai

SMA, tidak ada sistem ranking, tidak ada

persaingan antarsiswa, sekolah, atau persaingan

peringkat antarwilayah. Sekolah-sekolah Finlandia

dibayar oleh publik dan pemerintah. Sekolah

dijalankan oleh lembaga pemerintah, pengajar, atau

pejabat nasional dan lokal, bukan oleh pengusaha,

pemimpin militer atau politisi.

Setiap sekolah memiliki porsi yang sama untuk

pendidik dari universitas tanpa memandang daerah

kota maupun pedalaman. Ini menghasilkan

anak-anak Finlandia di pedalaman maupun di kota

mendapat kualitas pendidikan yang sama.

Pemerataan adalah hal yang paling penting dalam

sistem pendidikan Finlandia dan ini diiyakan oleh

semua politisi segala kubu.

Guru-guru Finlandia menghabiskan waktu lebih

sedikit di sekolah dan ruang kelas dibanding

guru-guru Amerika. Guru lebih banyak

menghabiskan waktu untuk menyusun kurikulum

dan menilai perkembangan siswanya.

225

Anak-anak pada usia dini menghabiskan waktu

bermain lebih banyak di luar, bahkan ketika musim

dingin. Pekerjaan rumah seminimal mungkin.

Hampir tidak pernah terdengar seorang anak

kelaparan atau terlantar. Finlandia memberikan cuti

hamil selama tiga tahun dan penitipan anak

bersubsidi kepada orang tua, dan pra-sekolah untuk

semua anak berusia 5 tahun, di mana penekanannya

adalah bermain dan bersosialisasi.

Selain itu, negara mensubsidi orang tua, membayar

mereka sekitar 150 euro per bulan untuk setiap anak

sampai ia berusia 17 tahun.

97 persen anak usia 6 tahun bersekolah di sekolah

umum, di mana anak-anak memulai beberapa

akademisi. Sekolah menyediakan makanan,

perawatan medis, konseling dan layanan taksi jika

diperlukan. Perawatan kesehatan pelajar juga gratis.

Bisakah Diterapkan di Negara Lain?

Salah satu sekolah kewirausahaan Finlandia

sekarang bercabang di luar negeri, mengekspor

pelajarannya secara global dalam upaya untuk

menyebarkan, dan menjual kebahagiaan melalui

sistem pendidikan Finlandia.

Sistem ujian, kompetisi dan peringkat semuanya

dijauhi oleh Helsinki International Schools (HEI).

HEI School telah membuka cabang di Cina,

Australia dan Korea Selatan, yang bertujuan untuk

membuat pendidikan anak usia dini berkualitas

tinggi, dapat diakses oleh sebanyak mungkin

anak-anak.

Dikatakan konsepnya telah terbukti sangat sukses

sehingga enam cabang tambahan telah dibuka sejak

yang pertama di kota Mongolia Dalam Baotou pada

tahun 2017, melayani 300 anak berusia tiga hingga

enam tahun. Saat ini sedang merencanakan cabang

baru di Argentina, Arab Saudi dan Kuwait.

"Kami segera menyadari bahwa jika kami dapat

membuat model ini bekerja di Mongolia Dalam, itu

mungkin akan bekerja di mana saja," kata Milla

Kokko, CEO dan pendiri HEI Schools.

HEI School merekrut, melatih dan bekerja dengan

mitra lokal untuk membuat dan menjalankan

pra-sekolah yang mencerminkan model Finlandia,

juga menggunakan desainer dan arsitek Finlandia

untuk membangun ruang yang menginspirasi.

"Kami mulai dengan membangun paket yang

sangat holistik ini yang dapat dioperasikan oleh

orang-orang di luar Finlandia. Jika model ini hanya

berpangku pada guru Finlandia, maka kami akan

kehabisan guru," gurai Kokko.

Kokko mengatakan bahwa penelitian menunjukkan

anak-anak belajar paling efektif ketika mereka

antusias dengan subjek tertentu.

"Tetapi sangat sulit di lingkungan kompetitif untuk

mengatakan 'santai saja dan biarkan anak-anak

menemukan minat mereka sendiri'," tambahnya.

"Saya akan mengatakan bahwa Finlandia bukan

masyarakat yang sangat kompetitif sehingga lebih

mudah untuk mengimplementasikan ini. Ketika

Anda memiliki budaya untuk mencobanya, Anda

melihat bahwa itu berhasil, tetapi memiliki budaya

persaingan dan model berbasis peringkat

membuatnya lebih sulit."

Helliwell setuju dengan pendapat ini.

"Pendidikan di Finlandia tidak selalu kelas satu; ada

banyak reformasi penting yang diperkenalkan

beberapa dekade lalu, sesuatu yang mereka hitung

untuk menunjukkan bahwa pendidikan yang baik

bukanlah budaya atau khusus bangsa, tetapi dapat

dikembangkan di mana saja. Menjadi orang

Finlandia, dan pandai berbagi (hal lain yang dapat

ditiru dan dipelajari), mereka responsif terhadap

minat luar, dan bersedia membantu orang lain untuk

meningkatkan sistem pendidikan mereka," kata

Helliwell.

Tidak seperti di Finlandia, sekolah 'satelit' yang

diekspor ini tidak gratis. Manajer Komunikasi

Pemasaran HEI School Pamela Lewis mengatakan,

operator nasional memutuskan biaya mereka sendiri

tetapi biasanya sesuai dengan biaya kelompok kelas

menengah di negara setempat.

Salah satu negara dengan budaya pendidikan yang

sangat bertentangan dengan Finlandia adalah Korea

Selatan, di mana penekanan ditempatkan pada

prestasi akademik.

Seolmi Lee, orang tua di sebuah sekolah HEI di

Seoul, mengatakan dia datang untuk mencari model

alternatif setelah mengambil jurusan pendidikan

anak usia dini.

"Pendidikan Korea Selatan terjebak dalam sistem

tradisional di mana anak-anak beroperasi dalam

kerangka kerja dengan jawaban tetap," kata Lee.

Lee terkesan dengan pendidikan Finlandia di mana

anak-anak bebas mengambil inisiatif untuk

memutuskan aktivitas yang mereka ingin lakukan,

menemukan jawaban sambil bermain dan

menyelesaikan sesuatu tanpa kerangka waktu.

"Saya ingin mengajar anak saya bahwa

kebahagiaan adalah sesuatu yang dia harus buat

226

sendiri, daripada seseorang yang membuatkan

untuknya," kata Lee.

Dengan kata lain, anak-anak Finlandia memperoleh

prestasi dan kepercayaan diri yang besar melalui

kebebasan bahkan sejak usia dini melalui sistem

pendidikan Finlandia, yang pada akhirnya

mengarah pada kebahagiaan hidup orang-orang

Finlandia.

Sumber : Tempo.co https://dunia.tempo.co/read/1193219/jadi-negara-paling-b

ahagia-seperti-apa-pendidikan-di-finlandia?page_num=2

Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.20 WIB

Jokowi Soroti Indeks Literasi dan Inklusi

Keuangan RI yang Rendah

Reporter: Dewi Nurita

Editor: Kodrat Setiawan

Selasa, 28 Januari 2020 14:21 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo

atau Jokowi menggelar rapat terbatas bersama

sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju

membahas strategi nasional keuangan inklusif.

Membuka rapat, Jokowi menyinggung angka

indeks literasi dan inklusi keuangan Indonesia yang

masih rendah dibandingkan negara-negara di

Asean.

"Kita tahu literasi keuangan telah meningkat dari

29,7 persen pada 2016 menjadi 38,03 persen di

2019. Memang meningkat, tapi angkanya masih

rendah," ujar Jokowi di Kompleks Istana Negara,

Jakarta pada Selasa, 28 Januari 2020.

Begitu pula dengan indeks inklusi keuangan, yang

meningkat dari 67,8 persen pada 2016 menjadi

76,19 persen di 2019. Angka-angka itu, kata Jokowi,

memang meningkat, namun masih kalah jika

dibandingkan dengan negara-negara tetangga di

Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, dan

Thailand.

"Saya ingin bandingkan, inklusi keuangan di

ASEAN saja, Singapura angkanya sampai 98

persen, Malaysia 85 persen, Thailand 82 persen.

Kita masih di bawah mereka sedikit," ujar Jokowi.

Untuk meningkatkan indeks literasi dan inklusi

keuangan Indonesia, Presiden mengatakan

pemerintah perlu memprioritaskan perluasan dan

kemudahan akses layanan keuangan formal di

seluruh lapisan masyarakat.

"Selain itu, saya minta lembaga keuangan mikro

terus diperluas dan mampu menjangkau seluruh

lapisan masyarakat yang tidak terjangkau oleh

layanan perbankan," ujar Presiden.

Jokowi juga meminta layanan digital berbasis

internet harus terus dikembangkan, akses keuangan

formal diperluas dan perlindungannasabah dan

konsumen semakin ditingkatkan.

"Sehingga masyarakat mudah, aman dan nyaman

mengakses keuangan formal, sehingga kepercayaan

masyarakat hal yang penting dan mutlak bagi

industri jasa dan keuangan," ujar dia.

Jokowi didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin

dalam ratas tersebut. Hadir para menteri seperti;

Menkopolhukam Mahfud MD, Menko

Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menko

PMK Muhadjir Effendy.

Hadir pula Mendagri Tito Karnavian, Menkominfo

Johnny G. Plate, Menkumham Yasonna Laoly,

Menkes Terawan, Menpan-RB Tjahjo Kumolo,

Menteri PPPA Gusti Ayu Bintang Darmavati,

Mendikbud Nadiem Makarim, Menteri Sosial

Juliari Batubara, Menteri Desa Abdul Halim,

Menteri Pariwisata Wishnutama, Menteri ATR

Sofyan Djalil, Menteri Koperasi dan UMKM Teten

Masduki, Kepala BKPM Bahlil Lahadiala, dan

Gubernur BI Perry Warjiyo.

DEWI NURITA

Sumber : Tempo.co

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-

nusantara/18/03/16/p5o0nh313-uin-arraniry-dan-pemkot-

banda-aceh-kembangkan-perpustakaan

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 09.04 WIB

Jokowi Umumkan Anggaran Pendidikan

Tahun Depan Rp 505,8 T

Reporter: Fajar Pebrianto

Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat

Jumat, 16 Agustus 2019 15:29 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo

atau Jokowi menyatakan alokasi anggaran

pendidikan pada tahun 2020 adalah sebesar Rp

505,8 triliun. Anggaran ini meningkat sekitar 2,7

persen dibandingkan tahun 2019 yang hanya Rp

492,5 triliun.

“Dengan anggaran pendidikan yang meningkat

tersebut, diharapkan tidak ada lagi anak Indonesia

yang tertinggal,” kata Jokowi dalam pidato RAPBN

2019 di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat, 16

Agustus 2019.

227

Menurut Jokowi, kemampuan dasar anak-anak

Indonesia harus terus dibangun, mulai dari

pendidikan usia dini dan pendidikan dasar. Strategi

ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

literasi, matematika, dan sains dari anak-anak

Indonesia.

Sementara di jenjang pendidikan menengah dan

tinggi, kata Jokowi, pemerintah merancang

pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan

industri. pemerintah juga mencetak calon-calon

pemikir, penemu, dan entrepreneur masa depan.

Kemudian, kata Jokowi, kebijakan untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia juga akan

ditekankan pada perbaikan kualitas guru, mulai dari

proses penyaringan dan pendidikan keguruan. Lalu,

penekanan juga dilakukan pada pengembangan

pembelajaran, dan metode pengajaran yang tepat

dengan memanfaatkan teknologi.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau

Bappenas menyatakan masih ada pekerjaan rumah

yang harus dilakukan untuk membuat anggaran

pendidikan ini efisien. Sebab pada 2015, peringkat

pendidikan Indonesia yang dihitung dari The

Programme for International Student Assessment

(PISA) hanya berada di level 63 dari 71 negara

pada 2015.

Sumber : Tempo.co

https://bisnis.tempo.co/read/1236782/jokowi-umumkan-a

nggaran-pendidikan-tahun-depan-rp-5058-t/full&view=ok

Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.36 WIB

Jusuf Kalla Ingin Kualitas Guru di Daerah

Ditingkatkan

Reporter: Egi Adyatama

Editor: Tulus Wijanarko

Rabu, 6 Maret 2019 15:18 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf

Kalla alias JK berharap guru-guru di daerah

ditingkatkan kualitasnya. Hal ini tak terlepas dari

kebutuhan Indonesia untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusianya.

"Ilmu berkembang. Kalau guru-guru di desa tak

diajarkan ilmu terus menerus, maka akan stagnan,"

ujar Jusuf Kalla saat membuka peresmian Kongres

Asosiasi Pendidikan Masyarakat Indonesia

(APENMASI), di Istana Wakil Presiden, di Jalan

Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu, 6

Maret 2019.

Jusuf Kalla mengatakan dengan meningkatnya

kualitas guru, maka kualitas murid pun meningkat.

Dan jika kualitas murid yang tinggi, maka pilihan

pekerjaan bagi mereka kelak lebih bervariatif.

Selama ini, menurut JK, pekerja Indonesia di luar

negeri banyak yang kurang memiliki kemampuan.

Jika memiliki skill yang lebih baik, maka kualitas

hidupnya juga dapat lebih baik. "Pendidikan

kemasyarakatan ini dapat meningkatkan

kemampuan, sehingga tak timbul diskriminasi

akibat pendidikan."

Apalagi hal ini sejalan dengan rencana pemerintah

untuk lima tahun berikutnya. JK mengatakan jika

pemerintahan Joko Widodo berlanjut, bidang

sumber daya manusia memang menjadi fokus

utamanya.

Hal ini sama dengan program pemberantasan buta

huruf yang dulu pernah dijalankan pemerintah. JK

mengatakan saat ini literasi masyarakat Indonesia

lebih baik, yakni 97 persen penduduk telah bisa

membaca menulis.

Namun literasi saja tidak cukup. "Yang paling

penting dibutuhkan adalah akses-akses ke

pembelajaran yang baik untuk mereka semua," kata

Jusuf Kalla.

Sumber : Tempo.co https://nasional.tempo.co/read/1182525/jusuf-kalla-ingin-

kualitas-guru-di-daerah-ditingkatkan/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 10.30 WIB

Kak Seto Usul Sekolah 3 Hari, Pakar:

Nadiem Lebih Baik Urus PISA

Reporter: Antara

Editor: Yudono Yanuar

Jumat, 6 Desember 2019 05:34 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerhati pendidikan dari

Center for Education Regulations and Development

Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji meminta

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nadiem Makarim menindaklanjuti hasil survei

Programme for International Student Assessment

(PISA) dibandingkan membahas wacana tiga hari

sekolah.

Wacana tiga hari sekolah per minggu dilontarkan

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia

(LPAI) Seto Mulyadi.

"Kemendikbud hendaknya menindaklanjuti hasil

PISA 2018 ini, karena kemampuan anak-anak kita

228

masih di bawah rata-rata Organisation for

Economic Cooperation and Development (OECD),"

ujar Indra di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2019.

Membangun sumber daya manusia, lanjut dia,

membutuhkan keseriusan dibandingkan wacana

yang diusulkan oleh Kak Seto tersebut. Dia

menjelaskan bahwa pembenahan pendidikan bukan

hanya kuantitas atau jam belajar melainkan juga

kualitas pembelajaran, sehingga menghasilkan

lulusan yang memiliki daya saing.

"Memotong jam belajar tidak secara otomatis

membuat anak-anak kita memiliki daya saing

tinggi," kata dia.

Indra meminta agar Kemendikbud fokus pada

pembenahan kualitas pembelajaran, yang harus

dilakukan secara holistik. Tidak hanya di sekolah

tetapi juga di rumah.

Pemerhati pendidikan Doni Koesoema mengatakan

konsep tiga hari belajar tidak cocok diterapkan pada

saat ini. Doni menambahkan jika anak hanya

sekolah selama tiga hari, maka apa kegiatan anak

dua hari lainnya.

"Pembenahan pendidikan bukan dengan

mengurangi waktu sekolah, dari lima hari menjadi

tiga hari," kata Doni.

Sebelumnya, Kak Seto mengusulkan kepada

Mendikbud Nadiem Makarim agar waktu sekolah

dipersingkat dari lima hari menjadi tiga hari. Kak

Seto mencontohkan "homeschooling" miliknya,

yang hanya belajar selama tiga hari. Pemotongan

jam belajar disinyalir akan meningkatkan prestasi

akademik dan nonakademik anak.

Sumber : Tempo.co

https://tekno.tempo.co/read/1280595/kak-seto-usul-sekol

ah-3-hari-pakar-nadiem-lebih-baik-urus-pisa/full&view=ok

Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.07 WIB

Kerugian Akibat Investasi Bodong 105,81 T,

OJK Sebut Ini Sebabnya

Reporter: Adam Prireza

Editor: Rr. Ariyani Yakti Widyastuti

Jumat, 25 Mei 2018 13:45 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kerugian negara akibat

kegiatan investasi bodong selama rentang waktu

2007-2017 telah mencapai Rp 105,81

triliun. "Kerugian dalam 10 tahun terakhir

mencapai lebih dari Rp 100 tirliun. Tentunya ini

perlu kita cegah," ujar Ketua Dewan Komisioner

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Wimboh

Santoso di Menara Radius Prawiro, Kompleks

Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 25 Mei 2018.

Wimboh menjelaskan beberapa kasus besar

investasi bodong yang pernah terjadi di Indonesia

seperti kasus Dream Freedom dengan korban 700

ribu orang dan total kerugian 3,5 triliun. Selain itu

ada juga kasus Pandawa Group yang menjamin

bunga 10 persen per bulan dengan korban 549 ribu

orang dan total kerugian 3,8 triliun.

Kebanyakan, aset yang dimiliki para pelaku

investasi bodong ini lebih rendah daripada

kewajiban yang harus dipenuhi. Sehingga, kerugian

masyarakat pun tak dapat terbayarkan. Hal ini, kata

Wimboh, menjadi kompleksitas tersendiri dalam

penanganan investasi bodong.

Pencegahan, kata Wimboh, menjadi sulit lantaran

indeks literasi masyarakat Indonesia soal investasi

masih rendah, di mana secara nasional hanya

sebesar 29,7 persen. Di Pulau Jawa sendiri, indeks

literasi masyarakat soal investasi hanya 37,1 persen.

Sementara di pulau lainnya, seperti Sumatera yang

hanya 30,1 persen, Sulawesi 26,1 persen, serta

Maluku, Papua 23,7 persen. "Rendahnya tingkat

literasi berkorelasi dengan maraknya korban

investasi ilegal," kata Wimboh.

Terkait hal ini, Wimboh pun menginstruksikan

Satuan tugas (Satgas) Waspada Investasi agar lebih

aktif melakukan tindakan pencegahan melalui

program-program edukasi dan literasi. Hingga April

2018, ia mengatakan Satgas telah melakukan

sosialisasi sebanyak enam kali dan satu kali kuliah

umum di perguruan tinggi.

Dalam rangka memperkuat satgas, OJK pun hari ini

menandatangani nota kerja sama bersama 6

kementerian/lembaga (K/L). Sehingga, totalnya saat

ini sudah ada 13 K/L yang tergabung. Ke depannya,

Satgas akan menjadi media untuk memperkuat

koordinasi, baik untuk pencegahan maupun

penindakan entitas yang bermasalah.

Sumber : Tempo.co

https://bisnis.tempo.co/read/1092497/kerugian-akibat-inv

estasi-bodong-10581-t-ojk-sebut-ini-sebabnya/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.51 WIB

Kerugian Akibat Investasi Bodong Capai Rp

105,81 Triliun

Reporter: Vindry Florentin

Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat

Kamis, 30 November 2017 19:07 WIB

229

TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Tugas (Satgas)

Waspada Investasi menyatakan investasi

bodong masih marak. Kerugian akibat kegiatan

tersebut terhitung cukup besar.

Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L.

Tobing, mengatakan kerugian akibat investasi

bodong mencapai Rp 105,81 triliun selama periode

2007-2017. "Data itu berasal dari kepolisian," kata

dia di kantornya, Jakarta, Kamis, 30 November

2017.

Beberapa kasus besar berkontribusi dalam total

kerugian tersebut. Kasus Pandawa Group yang

memakan korban 549 ribu itu menyebabkan

kerugian Rp 3,8 triliun. Pandawa saat itu

menawarkan bunga 10 persen.

Ada pula kasus First Travel yang menimbulkan

kerugian Rp 800 miliar dari korban sebanyak 58,6

ribu. First Travel menawarkan umrah seharga Rp

8,8 juta untuk paket milad dan Rp 14,4 juta untuk

paket promo.

Investasi bodong lain yang menimbulkan kerugian

besar dilakukan PT Cakrabuana Sukses Indonesia.

Perusahaan yang menawarkan investasi konsorsium

mendulang emas dengan investasi sebesar 5 persen

itu menimbulkan kerugian Rp 1,6 triliun.

Tongam mengatakan maraknya investasi bodong

disebabkan rendahnya literasi keuangan masyarakat.

Hingga saat ini, baru 29,66 persen masyarakat yang

sudah memahami. Literasi yang rendah tidak

berhubungan dengan tingkat pendidikan masyarakat.

"Ada juga yang pintar tapi masih juga terlibat

investasi ilegal," katanya.

Penyebab lainnya adalah sikap masyarakat yang

cenderung mudah tergiur keuntungan besar. Para

pelaku investasi bodong biasanya akan

menawarkan keuntungan besar yang tidak wajar

dalam waktu cepat. Sejumlah pelaku bahkan

mencatut nama tokoh agama atau tokoh masyarakat.

"Masyarakat kan biasanya lebih percaya kalau ada

tokoh seperti itu," ujar Tongam.

Tongam mengimbau masyarakat untuk lebih

waspada terhadap investasi bodong. Mereka

diminta mencurigai penawaran keuntungan yang

terlalu tinggi dalam waktu singkat. Masyarakat juga

diminta selalu mengecek legalitas lembaga tempat

berinvestasi.

Sumber : Tempo.co

https://bisnis.tempo.co/read/1038478/kerugian-akibat-inv

estasi-bodong-capai-rp-10581-triliun/full&view=ok

Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.35 WIB

Keuangan Syariah Bisa Jadi Sumber Kredit

Masyarakat

Oleh: Tempo.co

Minggu, 24 Maret 2019 18:50 WIB

INFO JABAR - Maraknya masyarakat yang

terjerat rentenir saat ini, mendorong pemerintah

untuk menghadirkan sektor jasa keuangan yang bisa

memberikan pinjaman ringan untuk masyarakat.

Tercatat, ada tiga instrumen jasa keuangan syariah

yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk kredit,

yakni Bank Wakaf Mikro, Kredit Mesra, dan bank

syariah.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan,

bahwa banyak cara untuk mendapatkan kredit tanpa

harus meminta pinjaman ke rentenir. Namun,

masalah saat ini, kata Emil, sapaan akrab Ridwan

Kamil, masyarakat kurang kompak dan bersatu

dalam hal kredit, sehingga masih ada yang

memanfaatkan rentenir untuk dapat pinjaman.

"Ibu-ibu di Garut khususnya banyak yang terkena

rentenir. Padahal banyak cara (untuk dapat kredit).

Oleh karena itu, selama lima tahun umat Islam di

Jawa Barat harus kompak, hanya itu masalahnya,

kurang kompak," ujar Emil saat hadir dalam

sosialisasi Literasi Keuangan Syariah yang digelar

oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI di Masjid

Agung Garut, Kabupaten Garut, Sabtu, 23 Maret

2019.

"Jadi, tinggal ke masjid, minta ke Bank Wakaf

Mikro, pergi ke bank syariah. Insya Allah ekonomi

maju, umatnya juga makin maju. Tinggal mau apa

tidak, bersatu atau tidak, ukhuwah Islamiyah

harusnya kuat," ucapnya.

Menurut Emil, saat ini transaksi keuangan syariah

di Jawa Barat baru mencapai sekitar delapan persen.

Padahal mestinya ada di atas 90 persen dengan

banyaknya umat muslim di Jabar. Selain itu, jumlah

masjid di Jabar yang lebih dari 100 ribu, dan

pesantren yang lebih dari 11 ribu, bisa menjadi

potensi besar pemanfaatan sektor keuangan syariah

di Jawa Barat.

"Nah, sekarang ada program Bank Wakaf Mikro,

dipinjami Rp 1 juta dibayar cuma Rp 26 ribu tiap

minggu, kan tidak repot. Atau pinjam Rp 3 juta

bayarnya Rp 70 ribu setiap minggu," kata Emil.

"Saya juga ada program Kredit Mesra, nanti kita

tahun ini di-ngabret-keun. Cukup ke masjid minta

surat rekomendasi dari Ketua DKM tanpa bunga

tanpa agunan, bisa," katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK

Wimboh Santoso menuturkan, bahwa Bank Wakaf

Mikro bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang

230

ingin mendapat kredit, sehingga tidak perlu ke

rentenir. Program kredit ini bisa meng-cover 3.000

peminjam dalam skala pinjaman kecil, serta akan

ada pembinaan bagi para peminjam wirausaha.

"Kita punya program masyarakat), enggak usah ke

renternir. Bank Wakaf Mikro kita bisa didirikan di

masjid ini (Masjid Agung Garut). Bunganya hanya

tiga persen setahun, tanpa jaminan dan syarat

macam-macam," kata Wimboh.

Wimboh menjelaskan, bahwa tujuan sosialiasi

Literasi Keuangan Syariah ini menjadi bagian dari

upaya OJK untuk mendorong

masyarakat memanfaatkan sektor jasa keuangan

khususnya syariah.

OJK merupakan lembaga yang diberi tugas oleh

pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat

melalui sektor jasa keuangan. Untuk itu, OJK

memiliki peran dalam mengatur sektor jasa

keuangan, mengawasi, dan melindungi masyarakat

penerima manfaat jasa keuangan di Indonesia. (*)

Sumber : Tempo.co

https://nasional.tempo.co/read/1188709/keuangan-syariah

-bisa-jadi-sumber-kredit-masyarakat/full&view=ok

Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.34 WIB

Kominfo Jelaskan Korelasi Kemajuan

Internet dengan Banyaknya Hoax

Reporter: Antara

Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat

Minggu, 17 November 2019 13:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal

Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian

Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Widodo

Muktiyo menilai kemajuan teknologi internet yang

berkembang pesat saat ini tidak disertai literasi

yang baik di masyarakat. Akibatnya terjadi

keterkejutan budaya yang berdampak pada semakin

maraknya berita bohong atau hoaks yang tersebar di

dunia maya.

"Orang banyak 'posting' yang berita bohong,

mereka tidak melakukan penyaringan dengan baik,

asal 'posting', 'sharing', dan sebagainya," ujar

Widodo dalam keterangan tertulis yang diterima

ANTARA, Minggu 17 November 2019.

Widodo mengatakan berita hoaks yang tersebar di

dunia maya kini sudah merambah ke arah SARA

(suku, ras dan agama), sosial, dan politik yang

dapat menimbulkan perpecahan bangsa. Dia

berpesan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan internet.

“Karena jika digunakan dengan serampangan, bisa

menjebak penggunanya, ada konsekuensi hukum

dan bisa kena penjara,” kata pria yang juga guru

besar Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo ini.

Widodo memberikan tips sederhana agar

masyarakat bisa terhindar dari korban hoaks.

Pertama, bila terdapat berita yang meragukan, maka

segera cek ke pemberitaan media-media yang terpercaya.

Bila dirasa kurang yakin, maka dapat

mendengarkan atau melihat informasi di media resmi pemerintah, seperti RRI atau TVRI.

Kedua, bila masyarakat tergabung dalam sebuah

grup WhatsApp, namun isinya terus menghujat dan

penuh keraguan, maka dia menyarankan agar keluar

dari grup tersebut.

“Internet dan media sosial seharusnya memudahkan

hidup kita, bukan berpotensi menyusahkan kita,”

tutur Widodo.

Sumber : Tempo.co https://bisnis.tempo.co/read/1273230/kominfo-jelaskan-k

orelasi-kemajuan-internet-dengan-banyaknya-hoax/full&

view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 09.09 WIB

Lari Sambil Berdonasi Demi Literasi

Reporter: Tempo.co

Editor: Mitra Tarigan

Minggu, 23 Juni 2019 23:05 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Presenter Ibnu Jamil

sangat menyukai kegiatan lari. Ibnu mengatakan

bahwa kegiatan lari selain sebagai olahraga bisa

menjadi kegiatan investasi untuk masa tua.

"Dengan berlari, nanti tua kita masih bisa

jalan-jalan, masih bisa naik gunung, atau bahkan

full marathon," katanya pada acara Paperun Charity

Fun Run, Jakarta pada 23 Juni 2019.

Menurut Ibnu, kegiatan lari akan semakin

menyenangkan bila ada kegiatan tambahan seperti

berbagi keceriaan. "Melalui acara hari ini saya bisa

sehat, berbagi keceriaan, tidak ketinggalan

berkontribusi langsung terhadap masalah literasi,"

kata Ibnu.

Penulis sekaligus praktisi pendidikan Susan

Bachtiar setuju dengan Ibnu. Ia mengatakan

berbagai kegiatan dan lomba lari itu sudah sangat

biasa. Akan lebih baik lagi bila berlari, sekaligus

ikut berdonasi untuk literasi. Susan mengatakan

masalah rendahnya budaya membaca di Indonesia

231

salah satu alasannya adalah karena buku-buku

edukatif berkualitas di daerah itu masih sangat

terbatas. "Padahal membaca adalah jendela dunia

yang bisa memberikan pengaruh besar terhadap

hidup seseorang. Makanya saya senang dengan

acara lari untuk literasi ini," kata Susan.

Paperun Charity Fun Run 5K 2019 adalah ajang lari

dengan misi sosial untuk mengajak masyarakat

peduli terhadap literasi. Kegiatan yang sudah

berlangsung sejak 2017 ini kembali

diselenggarakan pada 23 Juni 2019 di kawasan Car

Free Day, Thamrin, Jakarta. Selain lari sejauh 5

kilometer, ada pula kegiatan zumba yang diikuti

peserta.

Lebih dari 2000 masyarakat berpatisipasi pada

acara ini. Jumlah itu naik 60 persen dari edisi

pertama pada 2017. Direktur Asia Pulp & Paper

Sinar Mas Suhendra Wiriadinata mengatakan

seluruh biaya pendaftaran dari Paperun 2019 akan

didonasikan dalam bentuk buku ke 68 rumah baca.

"Khususnya di empat daerah pascabencana seperti

Nusa Tenggara Barat, Banten, Lampung, dan

Sulawesi Tenggara," kata Suhendra. Menurutnya

keempat daerah ini menjadi tujuan utama demi

memulihkan keadaan infrastruktur, dan masa

dengan anak-anak di sana.

Indonesia memang masih mengalami masalah

dalam hal budaya membaca. Bahkan menurut

kajian The World's Most Literate Nations oleh

Central Connecticut State University Amerika

Serikat menyebutkan tingkat literasi Indonesia

berada di urutan dua terendah dari 61 negara.

Padahal menurut United Nations of Educational,

Scientific, and Cultural Organization (Unesco)

dalam laporan berjudul The Social and Economic

Impact of Illiteracy menyebutkan tingkat literasi

rendah dapat berujung pada hal negatif, di

antaranya kehilangan atau penurunan produktivitas,

mempengaruhi kualitas kesehatan fisik maupun

mental. Hal itu juga bisa menimbulkan kemiskinan

hingga kriminalitas.

Sumber : Tempo.co https://gaya.tempo.co/read/1217520/lari-sambil-berdonas

i-demi-literasi/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 09.51 WIB

Lawan Hoax, Google Donasikan Rp2,6

Miliar ke Mafindo

Reporter: Bisnis.com

Editor: Yudono Yanuar

Kamis, 8 Agustus 2019 17:35 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu lembaga

filantropi milik Google, yakni

Google.org mengucurkan dana sebesar Rp2,6

miliar kepada Masyarakat Anti Fitnah Indonesia

(Mafindo), salah satu komunitas yang bergerak di

bidang pemberantasan hoax serta literasi digital.

Public Policy and Government Affairs

Manager Google Indonesia, Ryan Rahardjo,

mengatakan dana tersebut dikucurkan bertujuan

mengembangkan serta untuk peluncuran program

literasi media yang komprehensif guna membantu

masyarakat lokal di Indonesia dalam mengenali

disinformasi di dunia maya.

Adapun, hibah yang diberikan Google adalah

bagian dari kampanye literasi media global Gogle

News Initiative dengan dana total US$10 juta.

Untuk dana yang digelontorkan kepada Mafindo,

akan dialokasikan untuk penyelenggaraan

workshop yang rencananya bakal diadakan di 16

kota di Indonesia.

"Kami juga telah mendukung sejumlah inisiatif

jurnalisme lainnya untuk melawan hoaks, melalui

Cekfakta.com dan Trusted Media Summit.

Harapannya, kami juga bisa memberdayakan

audiens selain kalangan jurnalis," ujar Ryan di

dalam acara pengumuman donasi Google.org untuk

Mafindo di Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2019.

Adapun, program-program yang akan

diselenggarakan dan dipimpin oleh Mafindo

tersebut secara khusus bertujuan membantu

masyarakat mengenali disinformasi yang tersebar

secara daring dan di berbagai grup obrolan, serta

mengajarkan cara mendeteksi teknik dan trik umum

yang digunakan penyebar hoaks.

Sejauh ini, Mafindo mencatat sebanyak 997 hoaks

tersebar di sepanjang 2018. Sementara pada 2019,

tercatat rata-rata lebih dari 100 hoaks muncul setiap

bulannya dengan mayoritas bertema politik.

Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho,

berharap melaui program tersebut proses literasi

media dapat menjadi lebih menyenangkan dan

mudah dimengerti.

"Program ini nantinya akan memberikan video

yang bisa diakses oleh masyarakat luas, dan bisa

digunakan untuk mengedukasi anggota keluarga,

tetangga, grup pengajian, hingga siswa ataupun

mahasiswa," ujar Septiaji.

Menurut dia, saat ini terdapat dua masalah besar

terkait dengan penyebaran hoax di

Indonesia. Pertama, ibu-ibu rumah tangga

dikatakan menjadi salah satu lapisan masyarakat

yang paling banyak melakukan penyebaran

hoaks. Kedua, anak muda yang mengetahui, tetapi

cenderung apatis terhadap hoaks-hoaks yang

bertebaran.

232

BISNIS.COM

Sumber : Tempo.co

https://tekno.tempo.co/read/1233744/lawan-hoax-google-donasikan-rp26-miliar-ke-mafindo/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 11.00 WIB

Lebaran 2018, PT KAI Lampung Siapkan

Gerbong Tambahan

Reporter: Antara

Editor: Anisa Luciana

Minggu, 29 April 2018 13:28 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia

(PT KAI) Sub Divisi Regional (Divre) IV Tanjung

Karang, Lampung, akan menyiapkan tambahan

gerbong di masing-masing kereta api dalam

menghadapi arus mudik dan balik Lebaran 2018.

"Kami akan menyiapkan tambahan gerbong di

masing-masing kereta, ini semua untuk

mengantisipasi melonjaknya jumlah penumpang

pada saat arus mudik dan balik Lebaran 2018," kata

Manager Humas PT KAI Divre IV Tanjung Karang

Franoto Wibowo di Bandarlampung, Minggu, 29

April 2018.

Ia menjelaskan, masing-masing gerbong tambahan

yaitu untuk Kereta Api Sriwijaya satu gerbong

ekonomi, Kereta Api Rajabasa satu gerbong

ekonomi, dan sisanya untuk gerbong bisnis dan

eksekutif masing-masing satu unit.

Penyiapan gerbong ini juga, lanjut dia, harus

disamakan dengan minat masyarakat menggunakan

kereta api sebagai jasa angkutan lebaran. "Bila

jumlah penumpang banyak maka akan ditambah,

sedangkan bila penumpang sedikit maka tidak

ditambah," kata Franoto.

Terkait pembelian tiket, Franoto menuturkan untuk

arus mudik dan balik Lebaran tahun 2018 ini sudah

dapat dipesan dari H-90 Lebaran. Tetapi khusus di

Lampung, hampir rata-rata masyarakat membeli

tiket mudik dan balik Lebaran dari H-30.

Hingga saat ini, jumlah tiket yang terjual dari

tanggal 5-26 April baru mencapai 45 persen khusus

Kereta Api Rajabasa, dan untuk Sriwijaya kelas

bisnis dan eksekutif mencapai 16 persen. Jumlah ini

masih akan terus bertambah sampai dengan

H-7 Lebaran 2018.

ANTARA

Sumber : Tempo.co https://bisnis.tempo.co/read/1084132/lebaran-2018-pt-kai

-lampung-siapkan-gerbong-tambahan/full&view=ok

Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.18 WIB

Literasi Kriminal, Rekam Jejak Kriminal

Sejak Pelajar

Reporter: Tempo.co

Editor: Mitra Tarigan

Minggu, 9 Juni 2019 22:33 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua

Gerakan Literasi Sekolah Pangesti Wiedarti

menyarankan salah satu upaya untuk mencegah

terjadinya tindak kriminal. Ia mengarahkan agar

membuat rekam jejak kriminal melalui kartu

identitas pribadi. "Agar efektif dan efisien, perlu

diusulkan sebaiknya rekam jejak kriminal

seseorang dikaitkan dengan e-KTP," katanya dalam

keterangan tertulis pada 9 Juni 2019.

Sebelumnya, sebuah bom bunuh diri meledak di

pos polisi Kartasura, pada Senin, 3 Juni 2019 pukul

22.30 WIB. Polisi menduga pelaku bom bunuh diri

di pos polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah,

adalah Rofik Aasharuddin. Rofik belajar merakit

bom dari internet. Polisi juga menengarai Rofik

belajar paham radikal melalui media yang sama.

Pangesti mengatakan dengan rekam jejak kriminal

itu, sejarah kriminal seseorang bisa diketahui

langsung dengan cara menginput Nomor Induk

Kependudukan ke jaringan kepolisian secara

nasional. Pangesti pun menyarankan agar

perekaman itu dilakukan sejak masih anak-anak

melalui e-kartu pelajar. "Kemungkinan e-kartu

pelajar (untuk masyarakat di bawah umur) juga

dapat direkap sebab ada sekian kejahatan dilakukan

pelajar di bawah umur," katanya.

Pangesti kerap membaca berbagai informasi

tentang kejahatan yang terjadi di kalangan pelajar.

Ada berita tentang seorang siswa SMA yang

melakukan pemerkosaan kepada seorang wanita

dewasa di ladang saat memberikan tumpangan.

Pemerkosaan antar pelajar juga sudah sering sekali

ia baca. Kasus lain ada pula tentang tawuran di

berbagai daerah yang dilatarbelakangi berbagai hal.

"Ini bisa menjadi bentuk pencegahan agar

anak-anak tidak bisa berlaku suka-suka," katanya.

Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Yogyakarta ini mengatakan di Yogyakarta ada

klithih yang menyakiti, menodong, dan melakukan

tindak kekerasan sebagai uji nyali agar berterima

kasih di geng yang diikuti. "Pelaku pemerkosaan

oleh siswa SD, SMP, SMA juga ada. Jika mereka

tahu sanksi bahwa ulah mereka tercatat di kartu

pelajar mereka, maka mereka bakalan takut berbuat

jahat," kata Pangesti yang berharap gagasannya bisa

mencegah tindak kriminal lebih jauh.

233

Kata klithih merupakan penggalan dari dua kata

bahasa Jawa klithah-klithih. Menurut Kamus

Bahasa Jawa karangan SA Mangunsuwito,

klithah-klithih artinya 'berjalan bolak-balik agak

kebingungan'. Klithih sekarang ini mempunyai

konotasi kriminal, bukan sekadar kenakalan remaja.

Pada kenyataannya, perbuatan klithih adalah

sekelompok remaja yang berkeliling kota atau

kabupaten dengan naik motor dan berbuat kriminal

kepada pengendara motor lainnya. Mereka

berkeliling dengan motor tidak kebingungan, tetapi

sudah mempunyai target kejahatan.

Untuk melakukan perekaman jejak kriminal itu,

tentu ada banyak yang perlu dipersiapkan. Pertama

perlu sekali kartu identitas elektronik siswa dan

masyarakat itu terkoneksi. Selain anggaran, big

data yang anti retas juga sangat diperlukan.

Pangesti mengatakan bila jejak rekam melekat pada

e-KTP atau e-Kartu Pelajar maka masyarakat dapat

diingatkan agar berhati-hati dalam bertindak. Selain

itu, sosialisasi informasi pun perlu dilakukan

tentang sistem ini agar masyarakat berpikir sebelum

bertindak jahat dalam bentuk apapun. "Dari sisi

hukum, perlu disosialisasikan sanksi hukum bagi

tindak pidana atau perdata yang umum terjadi,"

katanya.

Menurutnya, langkah itu merupakan upaya

pendidikan warga agar mereka melek hukum.

"Bahwa setiap tindakan kejahatan berdampak

sanksi hukum. Maka dari itu, jangan pernah

melakukan tindak kejahatan apapun," kata Pangesti

yang yakin program ini perlu kerja sama lintas

kementerian dan lembaga.

Menurut Pangesti, pengamanan dengan ronda

malam di beberapa area saat ini belum tentu

berhasil menjaga keamanan. Walau begitu, ia

menghargai pihak Kepolisian yang selalu siaga bila

diminta bantuan. "Saya telepon 110 ke polisi lokal

DIY, sudah dua kali selalu dijawab," kata

Pangesti yang pernah menghubungi polisi pada

tengah malam dan sore hari.

Literasi, kata Pangesti, memiliki banyak cabang.

Salah satu jenis literasi yang perlu diketahui

masyarakat adalah literasi kriminal. Literasi ini

berkaitan dengan pemahaman terhadap jenis

kejahatan dan sanksinya sebagai risiko perbuatan

merugikan pihak lain dalam berbagai bentuk

ancaman psikologis, penyiksaan, pelecehan,

pemerkosaan dan kematian.

Pendidikan literasi kriminal bisa disampaikan

dengan bekerja sama antara dinas pendidikan

daerah dan kepolisian. Akademisi universitas serta

kepala sekolah dan jajarannya pun bisa ikut serta

dalam menyampaikan materi literasi kriminal.

"Psikolog, akademisi, guru, polisi berpengalaman

juga bisa wujudkan aksi literasi kriminal di

lapangan," katanya. "Jika hal di atas dalam

dilakukan, hal itu dimungkinkan dapat membantu

pencegahan tindak kriminal."

Sumber : Tempo.co

https://gaya.tempo.co/read/1213201/literasi-kriminal-reka

m-jejak-kriminal-sejak-pelajar/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 10.06 WIB

Mendikbud Nadiem Makarim akan

Rombak Buku Pelajaran di Sekolah

Reporter: Antara

Editor: Zacharias Wuragil

Sabtu, 4 April 2020 08:16 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Makarim berencana

mengubah isi buku pelajaran untuk memperbaiki

kemampuan membaca para siswa di Indonesia.

Keputusannya ini setelah mendapati skor

kemampuan membaca para siswa di Indonesia lebih

rendah dibanding kemampuan matematika dan

sains berdasarkan penilaian Programme for

International Student Assessment (PISA).

"Untuk meningkatkan literasi harus mengubah

paradigma, buku-buku yang digunakan di sekolah

selama ini hanya fokus ke buku-buku paket

pembelajaran dan kurikulum, tapi yang lebih

penting lagi bagaimana agar mereka mencintai

membaca," kata Nadiem lewat konferensi video

dari kantornya di Jakarta, Jumat April 2020.

Nadiem mengatakan selama ini pelajaran Bahasa

Indonesia terbagi menjadi tiga fokus, yaitu literasi,

gramatika dan kosa kata. Ke depan, ia ingin agar

benar-benar fokus ke literasi. Dia membayangkan

konten pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan

buku-buku yang menyenangkan, menarik, relevan

untuk jenjang masing-masing siswa.

Bukan hanya buku, tapi juga kanal-kanal belajar

online. "Jadi bagaimana bisa cinta membaca,

mencintai bacaan, persuasif secara verbal dan

persuasif dengan menulis itu yang akan mendorong

angka literasi kita naik," kata Nadiem.

Untuk itu, terkait penilaian kompetensi

pembelajaran dari masing-masing daerah juga akan

diubahnya. Perubahan ini khususnya mengenai

ujian yang akan menggantikan Ujian Nasional

(UN).

234

"Akan ada beberapa perbedaan dengan UN.

Pertama 'assesment' di masing-masing sekolah dan

tidak semua siswa akan diuji, tapi 'sampling' dari

setiap sekolah di tingkat SD, SMP, SMA dengan

standar yang sama di semua daerah," kata Nadiem

menuturkan.

Namun, lanjutnya, meski ujian tersebut merata di

setiap daerah, yang membedakan adalah perlakuan

setelah proses "assesment" tersebut. Penanganan

masing-masing daerah tergantung di level

kompetensinya dan berlaku segmentasi

sesuai kebutuhan masing-masing daerah.

Selain perubahan jenis ujian akhir dan perlakuan

setelah ujian akhir tersebut,

Mendikbud Nadiem Makarim juga akan melakukan

penyederhanaan kurikulum di semua jenjang.

Beban konten pelajaran diturunkan demi bisa

didalami kompetensinya, "tapi apakah jumlah

pelajaran dikecilkan atau konten dikecilkan itu

masih dikaji oleh tim," katanya.

PISA merupakan sistem ujian yang diinisiasi oleh

Organisation for Economic Cooperation and

Development (OECD) untuk mengevaluasi sistem

pendidikan negara-negara di dunia. Caranya, siswa

berusia 15 tahun dipilih secara acak untuk

mengikuti tes dari tiga kompetensi dasar, yaitu

membaca, matematika dan sains.

Indonesia mulai sepenuhnya berpartisipasi sejak

tahun 2001. Pada setiap siklus, terdapat 1 domain

major sebagai fokus studi. PISA tidak hanya

memberikan informasi tentang "benchmark"

Internasional, tetapi juga informasi mengenai

kelemahan serta kekuatan siswa beserta

faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Sumber : Tempo.co

https://tekno.tempo.co/read/1327705/mendikbud-nadiem-

makarim-akan-rombak-buku-pelajaran-di-sekolah?page_num=2

Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.20 WIB

Mendikbud Nadiem Makarim Hapus Ujian

Nasional Mulai 2021

Reporter: Ahmad Faiz Ibnu Sani

Editor: Juli Hantoro

Rabu, 11 Desember 2019 12:26 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Makarim meluncurkan empat

program kebijakan pendidikan "Merdeka Belajar".

Salah satu isinya adalah menghapus Ujian Nasional

(UN) mulai 2021.

“Penyelenggaraan UN tahun 2021, akan diubah

menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan

Survei Karakter, yang terdiri dari kemampuan

bernalar menggunakan bahasa (literasi),

kemampuan bernalar menggunakan matematika

(numerasi), dan penguatan pendidikan karakter,”

kata Nadiem dikutip dari situs Kemdikbud, Rabu,

11 Desember 2019.

Ujian ini bakal dilakukan oleh siswa yang berada di

tengah jenjang sekolah, yakni kelas 4, 8, dan 11.

Pemerintah berharap hal ini bisa mendorong guru

dan sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran.

Hasil ujian ini tidak digunakan untuk basis seleksi

siswa ke jenjang selanjutnya.

“Arah kebijakan ini juga mengacu pada praktik

baik pada level internasional seperti PISA dan

TIMSS,” ucap dia.

Selain itu, pemerintah menetapkan kebijakan baru

penyelenggaraan Ujian Sekolah Berstandar

Nasional (USBN). Mulai tahun depan USBN

diselenggarakan hanya oleh sekolah.

Ujian dilakukan untuk menilai kompetensi siswa

yang dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis atau

bentuk penilaian lainnya yang lebih komprehensif,

seperti portofolio dan penugasan (tugas kelompok,

karya tulis, dan sebagainya).

“Dengan itu, guru dan sekolah lebih merdeka dalam

penilaian hasil belajar siswa. Anggaran USBN

sendiri dapat dialihkan untuk mengembangkan

kapasitas guru dan sekolah, guna meningkatkan

kualitas pembelajaran,” tuturnya.

Sedangkan untuk penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Kemendikbud akan

memangkas beberapa komponen. Dalam kebijakan

baru ini guru bebas memilih, membuat,

menggunakan, dan mengembangkan format RPP.

Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen.

“Penulisan RPP dilakukan dengan efisien dan

efektif sehingga guru memiliki lebih banyak waktu

untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses

pembelajaran itu sendiri. Satu halaman saja cukup,”

kata Nadiem.

Selain itu, dalam penerimaan peserta didik baru

(PPDB), Kemendikbud tetap menggunakan sistem

zonasi dengan kebijakan yang lebih fleksibel untuk

mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di

berbagai daerah. Komposisi PPDB jalur zonasi

dapat menerima siswa minimal 50 persen, jalur

afirmasi minimal 15 persen, dan jalur perpindahan

maksimal 5 persen.

235

Sedangkan untuk jalur prestasi atau sisa 0-30

persen lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah.

“Daerah berwenang menentukan proporsi final dan

menetapkan wilayah zonasi,” ujar Nadiem.

Nadiem berharap pemerintah daerah dan pusat

dapat bergerak bersama dalam memeratakan akses

dan kualitas pendidikan di Indonesia. “Pemerataan

akses dan kualitas pendidikan perlu diiringi dengan

inisiatif lainnya oleh pemerintah daerah, seperti

redistribusi guru ke sekolah yang kekurangan

guru,” katanya.

Sumber : Tempo.co https://nasional.tempo.co/read/1282545/mendikbud-nadie

m-makarim-hapus-ujian-nasional-mulai-2021/full&view

=ok

Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.23 WIB

Mendikbud Sebut Angka Buta Huruf di

Indonesia Timur Masih Tinggi

Reporter: Antara

Editor: Juli Hantoro

Sabtu, 7 September 2019 11:41 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan atau Mendikbud Muhadjir Effendy

mengatakan, angka buta aksara di wilayah provinsi

Indonesia bagian timur masih tinggi.

"Pemberantasan buta aksara pada segmen populasi

ini akan sangat sulit, tetapi profilnya sudah semakin

jelas, yaitu mayoritas berada di Indonesia bagian

timur. Tinggalnya di pedesaan dan di

kantong-kantong kemiskinan, umumnya perempuan

dan umurnya di atas 45 tahun," katanya pada

peringatan Hari Aksara Internasional di Makassar,

Sulawesi Selatan, Sabtu, 7 September 2019.

Menurut data Badan Pusat Statistik, pada 2018

masih ada enam provinsi di Indonesia dengan

angka buta aksaranya lebih dari empat persen, yaitu

Papua (22,88 persen), Nusa Tenggara Barat (7,51

persen), Nusa Tenggara Timur (5,24 persen),

Sulawesi Barat (4,64 persen), Sulawesi Selatan

(4,63 persen), dan Kalimantan Barat (4,21 persen).

Pemberantasan buta aksara di provinsi-provinsi itu,

Muhadjir mengatakan, akan signifikan menurunkan

angka buta aksara di Indonesia.

"Tugas kita bersama untuk menuntaskan buta

aksara dan membebaskan bangsa ini dari

kebutaaksaraan, harus terus kita lakukan. Jika kita

mampu membebaskan diri dari buta aksara secara

keseluruhan, maka kita bisa berharap kualitas

sumber daya manusia di seluruh Indonesia akan

semakin meningkat," katanya.

Ia mengatakan bahwa tantangan masa depan

semakin berat dan bekal kemampuan membaca,

menulis, dan berhitung saja tidak akan cukup untuk

menghadapinya.

Selain keterampilan membaca dan menulis, ada

lima literasi dasar lain yang mesti dikuasai, yakni

literasi numerasi, literasi digital, literasi finansial,

literasi sains, serta literasi budaya dan

kewarganegaraan.

"Gerakan Pemberantasan Buta Aksara di seluruh

dunia mungkin akan segera bergeser menjadi

gerakan penguasaan enam literasi dasar tersebut,"

kata Muhadjir.

Ia mengimbau seluruh pemerintah provinsi,

kabupaten, dan kota di Tanah Air

menyelenggarakan peringatan Hari Aksara

Internasional di daerah masing-masing. Acara ini

untuk untuk menguatkan kembali komitmen

bersama pemerintah dan seluruh komponen

masyarakat dalam memberantas buta huruf dan

membangun sumber daya manusia yang berdaya

saing tinggi.

Mendikbud juga mengimbau seluruh keluarga,

sekolah, dan masyarakat untuk bersama-sama

mengembangkan dan menguatkan budaya literasi.

"Orang tua perlu mengenalkan buku sejak dini.

Sediakan waktu untuk membacakan buku atau

cerita kepada anak-anak. Kemudian sekolah harus

berperan aktif mengadakan berbagai kegiatan

literasi bersama siswa dan juga masyarakat dapat

mengambil peran dengan ikut menciptakan

lingkungan yang kondusif untuk berkembangnya

budaya literasi," katanya.

Sumber : Tempo.co https://nasional.tempo.co/read/1244858/mendikbud-sebut

-angka-buta-huruf-di-indonesia-timur-masih-tinggi/full&

view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 10.24 WIB

Menteri Pendidikan: Masyarakat Tuna

Etika Gunakan Media Sosial

Reporter: Deden Abdul Aziz (Kontributor)

Editor: Syailendra Persada

Sabtu, 23 Maret 2019 08:18 WIB

TEMPO.CO, Cianjur - Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, mengatakan

saat ini masyarakat Indonesia mengalami tuna etika

dalam menggunakan media sosial. Untuk itu, kata

236

dia, pemerintah melalui gerakan literasi sedang

menggalakkan literasi digital dan media untuk

memberi panduan penggunaan media sosial yang

benar.

"Gerakan literasi nasional saat ini sudah diperluas,

bukan masalah baca tulis hitung lagi. Itu sudah

lewat, sekarang yang sedang dikembangkan adalah

literasi budaya, finansial, sains, digital, dan media

yang berhubungan dengan perilaku dan etika

menggunakan media sosial," kata Muhadjir di

sela-sela kegiatan Gebyar Pendidikan dan

Kebudayaan 2019 yang digelar di Alun-alun

Cianjur, Jawa Barat, Jumat 22 Maret 2019.

Menurut Muhadjir, saat ini masyarakat Indonesia

sudah pandai menggunakan teknologi. Namun,

dalam hal etika atau aspek psikologi masih rendah.

"Karena itu tugas kita sekarang meningkatkan

pemahaman tentang pentingnya etika di dalam

menggunakan media sosial," tutur Muhajir.

Muhadjir mengapresiasi gerakan literasi secara

nasional yang telah memenuhi standar dalam baca

tulis dan hitung. Gerakan ini turut membantu

pemerintah menuntaskan program pembinaan

masyarakat tuna aksara.

"Untuk baca tulis hitung kita sudah memenuhi

standar. Gerakan literasi ini kita perluas lagi ke

aspek lain yang dibutuhkan oleh masyarakat,

seperti aspek budaya, sains, dan lain-lain," kata

Muhadjir.

Ribuan guru se-Kabupaten Cianjur turut hadir

dalam even Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan

2019 yang dihadiri Menteri Muhajir tersebut.

Tarian Kaulinan Barudak yang dibawakan 1.200

siswa sekolah dasar pun menjadi suguhan menarik.

Sumber : Tempo.co

https://nasional.tempo.co/read/1188317/menteri-pendidik

an-masyarakat-tuna-etika-gunakan-media-sosial/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 10.13 WIB

Minat Baca Minim, ILUNI FIB UI Gelar

Seminar Gerakan Literasi

Reporter: Ade Ridwan Yandwiputra (kontributor)

Editor: Yayuk Widiyarti

Jumat, 31 Januari 2020 08:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Minimnya minat baca di

kalangan anak muda saat ini membuat Ikatan

Alumni Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Indonesia (ILUNI FIB UI) tergerak untuk turun

tangan meningkatkan kesadaran.

Melalui seminar bertajuk "Gerakan Literasi Anak

dan Remaja", ILUNI FIB UI mengajak seluruh

lapisan masyarakat, khususnya para guru Paud dan

TK serta orang tua, mulai membiasakan budaya

membaca pada usia dini.

“Kami miris dengan kondisi masyarakat Indonesia

yang sudah mulai hilang budaya membacanya,”

kata Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat ILUNI

FIB UI, Dewi Marhaeni, usai kegiatan, Kamis, 30

Januari 2020.

Dewi mengatakan melalui seminar ini diharapkan

para orang tua dan guru mulai membiasakan diri

untuk membudayakan membaca dengan cara paling

sederhana.

“Tanggung jawab meningkatkan budaya literasi ini

bukan hanya oleh guru dan pemerintah, orang tua

juga,” kata Dewi.

Dewi melihat tantangan meningkatkan budaya

membaca ini salah satunya adalah gawai.

Mudahnya anak-anak memperoleh gawai dalam

lingkungan keluarga membuat anak tidak lagi

belajar membaca.

“Tantangan literasi minat baca saat ini salah

satunya karena gawai, mari mulai

kenalkan anak dengan buku,” kata Dewi.

Sumber : Tempo.co

https://gaya.tempo.co/read/1301770/minat-baca-minim-il

uni-fib-ui-gelar-seminar-gerakan-literasi/full&view=ok

Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.15 WIB

Minat Baca Rendah, Sri Mulyani Ajak

Tumbuhkan Literasi

Reporter: Eko Wahyudi

Editor: Rahma Tri

Rabu, 2 Oktober 2019 13:59 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri

Mulyani Indrawati prihatin melihat hasil penelitian

yang menyebut bahwa tingkat minat membaca

masyarakat Indonesia masih rendah. Menurut dia,

hal tersebut bukan sesuatu yang bisa dibanggakan.

"Indonesia negara dengan tingkat literasi

dikategorikan rendah dan kita tidak bangga dengan

skor itu. Skor nya dari UNESCO kita masih dalam

rangking yang tidak buat kita bangga sehingga

memunculkan pemikiran bagaimana bisa," ujarnya

saat pembukaan Hari Literasi di Kementerian

Keuangan, Rabu, 2 Oktober 2019.

Sri Mulyani, mendorong agar literasi masyarakat

ditingkatkan sehingga membuat pola pikir bisa

lebih terbuka. Salah satu caranya adalah dengan

237

membaca buku. "Membaca akan memberikan

wawasan literasi yg baik, sehingga manusia

menjadi kaya secara intelektual," kata dia.

Dia menginginkan masyarakat Indonesia menjadi

lebih terliterasi, sehingga ia mendorong seluruh

masyarakat di Indonesia untuk membaca dan

meresapi tulisan dalam buku. "Kebiasan membaca

bukan karena disuruh. Untuk orang seperti saya,

membaca adalah oase untuk saya," ungkap dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia

menghargai bagaimana sebuah buku tercipta,

menurutnya prosesnya membutuhkan usaha yang

tidak sedikit, bisa jadi tidak terlihat secara fisik.

Namun saat tulisan itu sudah tertuang, efeknya pada

pembacanya menjadi luar biasa menyatukan.

Dia mengingatkan bahwa saat ini ketersediaan

informasi menjadi sangat mudah untuk didapatkan,

bahkan informasi datang tanpa perlu dicari.

Tantangannya adalah bagaimana memilih bacaan

yg baik, yang berguna bagi yang membaca.

Walaupun informasi telah berada di genggaman

tangan, untuk meningkatkan minat baca bangsa

Indonesia, ada tantangan yang tidak mudah.

Menurutnya ada cerminan kualitas pendidikan dan

bahkan value masyarakat kita yang masih perlu kita

pupuk.

"Jadi event-event ini kita coba lakukan di

Kemenkeu. Pasti bukan ide spektakular tapi tester

kecil untuk kita memompa semangat

menyebarluaskan semangat literasi," ujar Sri

Mulyani.

Dia berharap, dengan adanya festival literasi,

kemauan membaca khususnya di lingkungan

Kementerian Keuangan meningkat. Selain itu, dia

juga berharap semakin banyak informasi yang dapat

dikaji dan dipahami melalui buku-buku yang

dipamerkan dalam festival literasi tersebut.

"Festival literasi temanya lintas generasi adalah

tema yang sangat penting dan relevan karena kita

lihat Indonesia hari ini. Salah satu yang

menggambarkan mutu suatu bangsa," kata Sri

Mulyani.

Sumber : Tempo.co

https://bisnis.tempo.co/read/1254965/minat-baca-rendah-

sri-mulyani-ajak-tumbuhkan-literasi

Akses : 21 Februari 2020 Pukul 10.53 WIB

Nadiem Akan Hapus Ujian Nasional? Ini

Kata Kemendikbud

Reporter: Tempo.co

Editor: Yudono Yanuar

Kamis, 28 November 2019 05:43 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Makarim dikabarkan sedang

mempertimbangkan menghapus Ujian Nasional. Menurut Koran Tempo, Rabu, 27 November 2019,

Kemendikbud saat ini tengah mematangkan

rencana menghapus Ujian Nasional.

Dalam laporan itu disebutkan, seorang pejabat

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah Kemendikbud, serta seorang anggota

staf khusus Mendikbud Nadiem Makarim, ikut

membedah persoalan ini bersama Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP), Selasa.

Ketua BSNP, Abdul Mu’ti, membenarkan adanya

pertemuan yang mengulas evaluasi kebijakan dan

regulasi untuk meningkatkan mutu pendidikan itu.

“Kami mengeksplorasi berbagai sistem evaluasi,

salah satunya soal ujian nasional,” kata Abdul, kepada Koran Tempo.

Namun, menurut dia, diskusi yang berlangsung

selama dua jam itu belum secara khusus membahas

persoalan ujian nasional. Pembahasan masih

berkutat perihal kebijakan tentang peningkatan

mutu pendidikan. Meski belum ada keputusan

resmi, Abdul Mu’ti memastikan lembaganya setuju

jika Kementerian Pendidikan menghapus ujian

nasional. “Secara kelembagaan, BSNP akan

mengikuti apa pun keputusan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan,” kata Abdul Mu’ti.

Menurut Sekretaris BSNP Arifin Junaidi, ada dua

pilihan yang berkembang saat ini, yakni menghapus

ujian nasional atau tetap mengadakan ujian nasional

tapi tidak lagi diperuntukkan bagi siswa kelas III

sekolah menengah atas (SMA) ataupun sekolah

menengah pertama (SMP). Ujian nasional, kata dia,

akan dikhususkan bagi siswa kelas II atau kelas

VIII SMP dan kelas XI SMA. “Tapi, sampai saat

ini, belum ada yang final. Yang sudah final itu

adalah ujian nasional tetap ada pada 2020,”

katanya.

Arifin mengatakan tujuan ujian nasional yang

dikhususkan untuk siswa kelas II itu memberi

kesempatan bagi sekolah untuk mengevaluasi dan

memperbaiki kemampuan siswanya. Dia

menambahkan, ujian nasional kelak tidak lagi

hanya bertujuan memenuhi standar kompetensi

lulusan.

Keinginan menghapus ujian nasional pertama kali

dicetuskan oleh Nadiem Makarim dua pekan

setelah ia resmi menjabat Mendikbud. Nadiem

mengatakan akan mengkaji pelaksanaan ujian

238

nasional serta penerimaan siswa baru berdasarkan

zonasi.

Sumber Tempo di Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan mengatakan Kementerian tengah

membuat penilaian sebagai pengganti ujian

nasional dan ujian sekolah berbasis nasional.

Perubahan assessment dibuat karena kualitas

pembelajaran di sekolah yang masih rendah.

“Percakapannya ihwal apa yang dibutuhkan anak

untuk masa depan, seperti keterampilan berpikir,”

katanya.

Ia mengatakan Kementerian Pendidikan berencana mengumumkan perubahan assessment tersebut saat

pengumuman Programme for International Student

Assessment (PISA), pekan depan. PISA adalah

evaluasi sistem pendidikan di 72 negara, termasuk

Indonesia, yang digagas Organisation for Economic

Cooperation and Development.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat

Kementerian Pendidikan, Ade Erlangga Masdiana,

membenarkan Kementerian sedang mengkaji ujian

nasional. Namun tak akan membuat keputusan apa

pun soal ujian nasional sebelum hasil kajian

tersebut rampung.

Meski begitu, ia memastikan, Ujian Nasional 2021

akan berbeda dengan saat ini. Tapi ia masih

merahasiakan perbedaan tersebut. “Belum bisa

disampaikan. Tunggu saja,” kata Ade.

Sumber : Tempo.co

https://tekno.tempo.co/read/1277466/nadiem-akan-hapus-

ujian-nasional-ini-kata-kemendikbud/full&view=ok

Akses : 10 Mei 2020 Pukul 21.57 WIB

Nadiem Makarim Bocorkan Sedikit Konsep

Contoh Soal Pengganti UN

Reporter: Dewi Nurita

Editor: Syailendra Persada

Kamis, 12 Desember 2019 19:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Makarim memaparkan konsep

besar sistem penilaian yang akan menjadi pengganti

Ujian Nasional.

Nadiem mengemukakan, penilaian ini akan fokus

pada kemampuan bernalar menggunakan bahasa

(literasi), kemampuan bernalar menggunakan

matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan

karakter.

Penilaian bakal mengacu pada tolok ukur yang

termuat dalam Programme for International

Student Assessment (PISA) dan Trends in

International Mathematics and Science Study

(TIMSS).

Saat rapat bersama Komisi Pendidikan DPR RI,

Nadiem membocorkan salah satu contoh soal

penilaian kompetensi minimun yang mengacu pada

PISA dan TIMSS.

"Soal-soal ini tidak akan membuat siswa

menghapal, namun melahirkan daya analisa

berdasarkan suatu informasi. Makanya topiknya

cuma dua, yakni kemampuan literasi dan

kemampuan numerasi," ujar Nadiem saat rapat

bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen,

Senayan pada Kamis, 12 Desember 2019.

Nadiem kemudian menunjukkan salah satu contoh

soal untuk menguji kemampuan bernalar

menggunakan bahasa. Soal tersebut menampilkan

teks yang menampilkan suatu informasi berisi suatu

permasalahan dan dilengkapi dengan gambar.

Kemudian pertanyaannya, siswa diminta

mengembangkan argumen terkait penyelesaian

permasalahan-permasalahan yang dipaparkan

dalam soal tersebut.

Berikut contoh soalnya;

Teks 1: Perubahan Iklim

Baca informasi berikut dan jawab

pertanyaan-pertanyaan berikut.

APA AKTIVITAS MANUSIA YANG

MENYEDIAKAN PERUBAHAN IKLIM?

Pembakaran batu bara, minyak dan gas alam, serta

deforestasi dan berbagai macam praktek pertanian

dan industri, mengubah komposisi atmosfer dan

berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Aktivitas manusia ini telah menyebabkan

peningkatan konsentrasi partikel dan gas rumah

kaca di atmosfer. Unsur utama yang berkontribusi

terhadap perubahan suhu ditunjukkan pada

Gambar 1. Peningkatan konsentrasi karbon

dioksida dan metana berefek terhadap pemanasan.

Peningkatan konsentrasi partikel memiliki efek

pendinginan dalam dua cara, diberi nama 'Partikel'

dan 'efek partikel di awan'.

Pertanyaan 1: Gunakan informasi pada Gambar 1

untuk mengembangkan argumen dalam mendukung

pengurangan emisi karbon dioksida dari aktivitas

manusia yang disebutkan di atas.

Sumber : Tempo.co

239

https://nasional.tempo.co/read/1283100/nadiem-makarim

-bocorkan-sedikit-konsep-contoh-soal-pengganti-un/full

&view=ok

Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.15 WIB

Nadiem Rombak Sistem Penilaian Murid,

Agar Fokus pada Kompetensi

Reporter: Antara

Editor: Yudono Yanuar

Rabu, 4 Desember 2019 07:35 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan,

sebuah tim sedang melakukan pengkajian untuk

pembenahan sistem penilaian siswa.

"Penilaian perlu dibuat agar fokus pada kompetensi

mendasar yang berguna secara luas," ujar dia di

Jakarta, Selasa, 3 Desember 2019.

Hasil penilaian juga akan dilaporkan dalam bentuk

yang bermanfaat bagi perbaikan praktik pengajaran

di kelas maupun perumusan kebijakan pendidikan.

“Kita harus berani berubah dan berbenah. Sesuai

dengan arahan Presiden Jokowi untuk menciptakan

SDM unggul, kami akan terus menelaah upaya

untuk melakukan terobosan-terobosan," tutur dia.

Dia menambahkan hasil Programme for

International Student Assessment (PISA) 2018

merupakan masukan berharga untuk mengevaluasi

dan membenahi sistem pendidikan di Indonesia.

"Peningkatan kualitas pembelajaran menjadi hal

yang utama. Kami akan terus melibatkan guru dan

orang tua. Penting bagi pemerintah untuk

memberikan ruang bergerak yang cukup untuk

pihak-pihak terkait dapat terlibat dan ikut belajar,”

kata dia.

Nadiem menyebut upaya pemerintah dalam

meningkatkan akses selama satu dekade terakhir,

telah membuahkan hasil. Hal itu terlihat dari

peningkatan persentase penduduk yang bersekolah.

Pada 2000, tercatat 39 persen penduduk usia 15

tahun bersekolah jenjang SMP atau SMA,

sedangkan pada 2018 meningkat menjadi 85

persen.

Direktur Pendidikan dan Keterampilan OECD,

Andreas Schleicher, mengatakan Indonesia perlu

memastikan pengajaran dan pembelajaran yang

berkualitas. Semua siswa dapat mencapai

pendidikan tinggi jika dukungan yang baik dan

tepat sasaran diberikan, terutama siswa yang kurang

beruntung.

Hasil PISA 2018 yang dirilis Organisation for

Economic Co-operation and Development (OECD)

di Paris, Prancis, Selasa, menunjukkan bahwa

kemampuan siswa Indonesia dalam membaca

meraih skor rata-rata 371, jauh di bawah rata-rata

OECD yang 487. Untuk skor rata-rata matematika

379, sedangkan OECD 487, untuk sains 389,

sedangkan OECD 489.

Laporan OECD tersebut juga menunjukkan bahwa

sedikit siswa Indonesia memiliki kemampuan tinggi

dalam satu mata pelajaran, sedangkan saat

bersamaan sedikit juga siswa meraih tingkat

kemahiran minimum dalam satu mata pelajaran.

Dalam kemampuan membaca, hanya 30 persen

siswa Indonesia mencapai setidaknya kemahiran

tingkat dua, sedangkan rata-rata OECD 77 persen.

Untuk bidang matematika hanya 28 persen siswa

Indonesia mencapai kemahiran tingkat dua,

sedangkan rata-rata OECD 76 persen. Dalam

tingkatan itu, siswa dapat menafsirkan dan

mengenali, tanpa instruksi langsung, bagaimana

situasi dapat direpresentasikan secara matematis.

Sumber : Tempo.co https://tekno.tempo.co/read/1279780/nadiem-rombak-sist

em-penilaian-murid-agar-fokus-pada-kompetensi/full&vi

ew=ok

Akses : 07 Mei 2020 Pukul 16.35 WIB

OJK: Dalam 3 Tahun Inklusi Keuangan

Meningkat 8,39 Persen

Reporter: Antara

Editor: Kodrat Setiawan

Kamis, 7 November 2019 16:45 WIB

TEMPO.CO, Surabaya - Survei Nasional Literasi

dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang

dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada

tahun ini menunjukkan indeks literasi keuangan

mencapai 38,03 persen dan indeks inklusi

keuangan 76,19 persen.

"Dengan sinergi dan kerja keras tersebut target

indeks inklusi keuangan yang dicanangkan

pemerintah melalui Perpres Nomor 82 tahun 2016

tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif

sebesar 75 persen pada 2019 telah tercapai," kata

anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi

dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara dalam

diskusi dengan sejumlah redaktur media massa di

Surabaya, Kamis, 7 November 2019.

240

Menurut dia, angka hasil survei OJK 2019 itu

meningkat dibanding hasil survei OJK 2016 di

mana indeks literasi keuangan 29,7 persen dan

indeks inklusi keuangan 67,8 persen.

Dengan demikian dalam 3 tahun terakhir terdapat

peningkatan pemahaman keuangan (literasi)

masyarakat sebesar 8,33 persen, serta peningkatan

akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan

(inklusi keuangan) sebesar 8,39 persen.

“Peningkatan tersebut merupakan hasil kerja keras

bersama antara Pemerintah, OJK,

Kementerian/lembaga terkait, Industri Jasa

Keuangan dan berbagai pihak lain, yang terus

berusaha secara berkesinambungan meningkatkan

literasi dan inklusi keuangan di masyarakat,” kata

dia.

Survei OJK 2019 ini mencakup 12.773 responden

di 34 provinsi dan 67 kota/ kabupaten dengan

mempertimbangkan gender dan strata wilayah

perkotaan/perdesaan.

Sebagaimana pada 2016, SNLIK 2019 juga

menggunakan metode, parameter dan indikator

yang sama, yaitu indeks literasi keuangan yang

terdiri dari parameter pengetahuan, keterampilan,

keyakinan, sikap dan perilaku, sementara indeks

inklusi keuangan menggunakan parameter

penggunaan (usage).

Berdasarkan strata wilayah, kata Tirta, untuk

perkotaan indeks literasi keuangan mencapai 41,41

persen dan inklusi keuangan masyarakat perkotaan

sebesar 83,60 persen, sementara indeks literasi dan

inklusi keuangan masyarakat perdesaan adalah

34,53 persen dan 68,49 persen.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa berdasarkan

gender indeks literasi dan inklusi keuangan laki-laki

sebesar 39,94 persen dan 77,24 persen, relatif lebih

tinggi dibanding perempuan sebesar 36,13 persen

dan 75,15 persen.

OJK, kata Tirta, akan menggunakan hasil survei

literasi keuangan 2019 ini untuk penyempurnaan

strategi pengembangan literasi keuangan nasional

yang lebih efektif dan tepat sasaran.

ANTARA

Sumber : Tempo.co

https://bisnis.tempo.co/read/1269527/ojk-dalam-3-tahun-inklusi-keuangan-meningkat-839-persen/full&view=ok

Akses : 21 Februari 2020 Pukul 11.12 WIB

OJK: Literasi dan Inklusi Keuangan

Masyarakat Indonesia Rendah

Reporter: Antara

Editor: Martha Warta Silaban

Jumat, 22 Februari 2019 21:42 WIB

TEMPO.CO, Bandung -Otoritas Jasa Keuangan

atau OJK mengajak semua pihak untuk terlibat

dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi

keuangan masyarakat.

"Itu penting dilakukan karena indeks literasi dan

inklusi keuangan di Indonesia relatif masih rendah,"

kata Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK

Horas V.M. Tarihoran, saat Pelatihan Wartawan

OJK Kantor Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah

Istimewa Yogyakarta di Bandung, Jawa Barat,

Jumat, 22 Februari 2019.

Ia mengatakan berdasarkan Survei Nasional

Literasi Keuangan OJK yang dilaksanakan pada

tahun 2016, literasi keuangan masyarakat Indonesia

baru mencapai 29,7 persen sedangkan inklusi

keuangan sebesar 67,8 persen.

Jika dilihat berdasarkan provinsi, kata dia, ada 13

provinsi yang memiliki literasi keuangan di atas

rata-rata nasional, sedangkan untuk Jawa Tengah

sebesar 33,5 persen atau tertinggi ke-8 dari rata-rata

nasional dan DI Yogyakarta yang sebesar 38,6

persen merupakan tertinggi ke-3 dari rata-rata

nasional.

Sementara untuk inklusi keuangan, lanjut dia,

terdapat 16 provinsi yang berada di atas rata-rata

nasional, sedangkan DI Yogyakarta menjadi

tertinggi ke-2 dari rata-rata nasional karena

mencapai 76,7 persen dan Jawa Tengah sebesar

66,2 persen.

"Terkait dengan hal itu, Strategi Nasional Literasi

Keuangan Indonesia atau Revisit 2017 telah

diluncurkan pada tanggal 27 Desember 2017

sebagai penyesuaian dari strategi sebelumnya yang

telah diluncurkan pada tanggal 19 November 2013

oleh Presiden Republik Indonesia," katanya.

Horas mengatakan revisit merupakan pedoman bagi

OJK, lembaga jasa keuangan dan pemangku

kepentingan lainnya dalam pelaksanaan kegiatan

untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan

masyarakat Indonesia sebagaimana Pasal 2 dan

Pasal 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

76/POJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan

Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan bagi

Konsumen dan/atau Masyarakat (POJK Literasi dan

Inklusi Keuangan). Menurut dia, visi dari revisit

mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki

indeks literasi keuangan yang tinggi (well literate),

sehingga dapat memanfaatkan produk dan layanan

jasa keuangan yang sesuai untuk mencapai

kesejahteraan keuangan yang berkelanjutan.

241

Sementara misi dari revisit adalah edukasi

keuangan dan pengembangan infrastruktur

pengetahuan serta perluasan akses keuangan dan

ketersediaan produk dan layanan jasa keuangan.

"Dalam Revisit 2017 ada tiga program strategis

yang meliputi cakap keuangan, sikap dan perilaku

keuangan bijak, serta akses keuangan," katanya.

Ia mengatakan dalam hal cakap keuangan ada dua

upaya yang dilakukan, yakni meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan keyakinan

masyarakat terhadap sektor jasa keuangan serta

mengembangkan infrastruktur untuk meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan keyakinan

masyarakat terhadap sektor jasa keuangan.

Sikap dan perilaku keuangan bijak merupakan

upaya mendorong masyarakat untuk memiliki

tujuan dan perencanaan keuangan serta upaya

meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan

masyarakat, sedangkan akses keuangan merupakan

upaya memperluas dan mempermudah akses

masyarakat ke sektor jasa keuangan serta

menyediakan produk dan layanan jasa keuangan

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

"Langkah pencapaiannya meliputi program edukasi

keuangan, pengembangan produk atau layanan

keuangan, penguatan infrastruktur, penguatan

perlindungan konsumen, dan kampanye nasional,"

katanya.

Ia mengatakan dengan adanya langkah-langkah

pencapaian tersebut, target literasi keuangan

sebesar 35 persen dan target inklusi keuangan

sebear 75 persen dapat tercapai pada tahun 2019.

Menurut dia, target literasi keuangan tersebut sesuai

dengan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2017

tentang Strategi Nasional Perlindungan Konsumen,

sedangkan target inklusi keuangan sesuai dengan

Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 tentang

Strategi Nasional Keuangan Inklusif.

Sumber : Tempo.co

https://bisnis.tempo.co/read/1178611/ojk-literasi-dan-inkl

usi-keuangan-masyarakat-indonesia-rendah/full&view=ok

Akses : 21 Februari 2020 Pukul 10.38 WIB

OJK: Masyarakat Suka Pakai Kartu Kredit

Tapi Tak Mengerti Gunanya

Reporter: Dias Prasongko

Editor: Rahma Tri

Senin, 23 September 2019 21:18 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan

atau OJK menyebut terjadi anomali dalam struktur

pemahaman atau literasi dengan inklusi keuangan

masyarakat Indonesia. Meski tingkat inklusi

keuangan tinggi, nyatanya tak diikuti dengan

tingkat literasi yang tinggi pula.

Direktur Pelayanan Konsuman OJK Agus Fajri

Zam mengatakan, tingkat inklusi keuangan

masyarakat Indonesia saat ini telah mencapai angka

70-an persen. Namun, tingkat literasi keuangannya

hanya berkisar antara 25-26 persen saja.

"Salah satunya ada dalam contoh banyak orang

yang menggunakan kartu kredit atau asuransi.

Artinya, mereka suka namun tak paham apa yang

sedang mereka kerjakan atau cara kerjanya," kata

Agus dalam acara diskusi Sosialisasi OJK disela

Fintech Summit & Expo 2019 di Jakarta

Convention Center, Jakarta Selatan, Senin 23

September 2019.

Hal itu, kata Agus, berujung pada banyaknya

masyarakat yang baru memahami dan menyadari

aturan main produk tersebut justru usai

menggunakan produk itu. Kondisi tersebut terjadi

karena nasabah atau pengguna tak membaca dengan

saksama aturan main dan kontrak yang harus

disepakati.

Akibat ketidaktelitian dan ketidakpahaman ini

banyak masyarakat yang merasa tertipu. Masalah

tersebut kemudian diadukan kepada OJK untuk

meminta bantuan penyelesaian. Padahal, OJK tak

bisa serta merta ikut terlibat dalam penyelesaian

karena perusahaan dan nasabah sudah terikat

kontrak perjanjian.

Keluhan seperti itu, kata Agus, sering disampaikan

ke OJK dengan harapan bisa rampung. Padahal,

jika kontrak perjanjian antara nasabah dan

perusahaan sudah diteken, maka kontrak tersebut

sudah mengikat kedua pihak.

Menurut Agus, jika ada yang tak sepakat harus ada

pembatalan yang dilakukan oleh salah satu pihak

sendiri, tidak bisa melibatkan OJK. "Dalam hal

berkontrak harus diingat bahwa perjanjian itu

mengikat untuk para pihak. Kalau isinya sudah

sesuai aturan perjanjian, maka enggak ada seorang

pun yang bisa ikut campur," katanya.

DIAS PRASONGKO

Sumber : Tempo.co

https://bisnis.tempo.co/read/1251440/ojk-masyarakat-suk

a-pakai-kartu-kredit-tapi-tak-mengerti-gunanya/full&vie

w=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.44 WIB

242

OJK Sebut Peminat Pasar Modal Syariah

Masih Minim

Reporter: M Yusuf Manurung

Editor: Dewi Rina Cahyani

Sabtu, 10 Maret 2018 19:17 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Subbagian

Hubungan Kelembagaan Pasar Modal Syariah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Andry Wicaksono

mengatakan indeks literasi masyarakat atas pasar

modal syariah masih rendah. Untuk itu, Andry

mengatakan pihaknya sedang menggalakkan

kampanye guna meningkatkan minat masyarakat.

"OJK sedang meningkatkan kampanye, tujuan

utamanya ingin menumbuhkan budaya investasi,"

katanya saat dijumpai setelah acara diskusi di

kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat,

Sabtu, 10 Maret 2018.

Menurut Andry, survei yang dilakukan pada 2016

menunjukkan kecilnya angka pengetahuan

masyarakat tentang pasar modal syariah. Dari

survei itu, masyarakat yang mengenal pasar modal

syariah hanya sekitar 0,02 persen. Dari angka

tersebut, hanya 0,01 persen yang menjadi investor.

Andry menjelaskan, pasar modal syariah

sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pasar modal

konvensional. Hanya terdapat beberapa perbedaan

seperti spesifikasi produk dan cara bertransaksi.

Andry mengatakan produk yang tidak boleh dibeli

dalam pasar modal syariah adalah obligasi. Selain

itu, saham dari perusahaan yang mengeluarkan

produk tidak syariah, seperti minuman beralkohol,

juga tidak diperbolehkan.

Dari cara bertransaksi, Andry mengatakan pasar

modal syariah tak memperbolehkan menggunakan

fasilitas margin dan short selling. "Karena ada

larangan menjual barang yang tidak dimiliki,"

katanya.

Nantinya, menurut Andry, sistem akan memberi

informasi tentang produk atau cara bertransaksi

yang tidak diperbolehkan. Sistem

perdagangan online syariah atau Syariah Online

Trading System (SOTS) telah disertifikasi oleh

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

Sumber : Tempo.co

https://bisnis.tempo.co/read/1068522/ojk-sebut-peminat-pasar-modal-syariah-masih-minim/full&view=ok

Akses : 21 Februari 2020 Pukul 11.31 WIB

OJK: Tingkat Literasi Keuangan di Sektor

Pasar Modal Masih Rendah

Reporter: Muhammad Hendartyo

Editor: Rr. Ariyani Yakti Widyastuti

Senin, 8 Oktober 2018 12:10 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif

Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) Hoesen mengatakan tingkat

literasi dan inklusi keuangan di sektor pasar modal

saat ini relatif rendah. "Dari hasil survei yang

dilakukan OJK pada 2016, indeks literasi keuangan

di sektor pasar modal hanya sebesar 4,4 persen dan

indeks inklusi keuangan di sektor pasar modal

hanya sebesar 1,25 persen," kata Hoesen di Gedung

Bursa Efek Indonesia, Senin, 8 Oktober 2018.

Hoesen mengatakan rendahnya tingkat inklusi di

sektor pasar modal juga tercermin dari jumlah total

single investor identification (SID), baik saham,

Surat Berharga Negara dan reksadana yang masih

cukup rendah. "Apabila kami bandingkan dengan

total penduduk Indonesia, mungkin baru berkisar 1

persen," ujar Hoesen.

Namun, kata Hoesen, melihat perkembangan

akhir-ini seiring dengan dimanfaatkannya financial

technology dalam pemasaran industri pasar modal,

OJK optimistis jumlah investor pasar modal

Indonesia masih akan terus meningkat dengan

cepat.

Hoesen mengatakan rendahnya inklusi dan literasi

keuangan antara lain disebabkan oleh faktor, yaitu

akses terhadap informasi dalam layanan jasa

keuangan yang kurang menjangkau masyarakat,

khususnya di luar Pulau Jawa. "Masih

terkonsentrasinya perusahaan-perusahaan efek di

Pulau Jawa, serta masih kurangnya pemasaran dan

izin khususnya tenaga-tenaga pemasaran di

daerah," ujarnya.

Lebih lanjut Hoesen mengatakan untuk mengatasi

berbagai kendala tersebut, OJK terus melakukan

berbagai upaya terobosan, khususnya untuk

meningkatkan inklusi melalui penerbitan berbagai

aturan. Ia mengatakan beberapa aturan yang sudah

diterbitkan untuk mengatasi masalah tersebut,

antara lain Peraturan OJK nomor 22, POJK.04 2016

tentang segmentasi perizinan mewakili perantara

perdagangan efek, POJK nomor 24, dan POJK.04

Tahun 2016 tentang agen perantara perdagangan

efek.

Sumber : Tempo.co https://bisnis.tempo.co/read/1134075/ojk-tingkat-literasi-

keuangan-di-sektor-pasar-modal-masih-rendah/full&view

=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08. WIB

243

Orasi Pancasila, Rudiantara: Kabar Hoaks

Ada Sejak Zaman Nabi Isa

Reporter: Muh. Syaifullah (Kontributor)

Editor: Purwanto

Rabu, 14 Agustus 2019 19:50 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Komunikasi

dan Informasi Rudiantara menyebut berita hapus

atau kabar bohong sudah ada sejak Nabi Isa dan

Nabi Muhammad. Ia mengajak masyarakat

untuk melawan kabar hoaks karena bisa

memecahbelah bangsa dan merusak persatuan.

“Mari bersama-sama kita lawan hoaks dan jangan

mudah meneruskan informasi yang diperkirakan

tidak benar,” kata Rudiantara saat acara Aubade

Pancasila di halaman Balairung Universitas Gadjah

Mada, Rabu, 14 Agustus 2019.

Ia menyebut kisah kematian Nabi Isa yang ada

kabar bohong saat itu. Begitu pula kabar bohong

pada zaman Rasulullah Muhammad.

Hal-hal yang positif terjadi Di dunia digital. Namun

juga mempunyai sisi-sisi yang negatif. Terutama

yang berkaitan dengan berita bohong dan

sebagainya. Bahkan kabar bohong yang bersifat

mengadu domba.

Perkembangan dunia digital bagaikan dua sisi

pedang. Di satu sisi perkembangan dunia digital

membawa dampak positif bagi masyarakat. Antara

lain menurunkan tingkat kemiskinan, kesenjangan

serta gini rasio. Sebab ekonomi digital selalu

berbasis sharing ekonomi, menumbuhkan

enterpreneur baru dan lainnya.

“Banyak bermunculan startup yang lebih

mendekati koperasi dengan sifat gotong-royong di

dalamnya. Gotong-royong ini merupakan koor dari

Pancasila,” kata dia.

Ia menyatakan pemerintah mengambil sejumlah

upaya untuk membatasi penyebaran hoaks.

Beberapa di antaranya dengan mengambil langkah

membatasi akses, menutup fitur-fitur tertentu di

dunia digital.

“Kita batasi, yang dibatasi itu video dan gambar

karena orang cenderung mudah tersulut emosi jika

menerima gambar. Berbeda kalau teks, masyarakat

akan membaca dan ada kesempatan untuk

mencerna info yang diterima,” kata dia.

Saat ini ada sekitar 14 negara yang juga memiliki

kebijakan melakukan penutupan akses informasi

saat terjadi penyebaran berita hoaks. Indonesia

hanya memberlakukan pembatasan akses untuk

kepentingan stabilitas negara.

Menurutnya hoaks membawa dampak negatif yang

luar biasa bagi bangsa Indonesia. Maka pemerintah

melakukan upaya secara berjenjang dengan

meningkatkan literasi masyarakat. Sehingga

mempunyai ketahanan terhadap informasi yang

diterima.

“Kita punya gerakan siber kreasi ada 100 organisasi

yang setiap hari melakukan literasi,” kata dia.

Ia juga menyebut pentingnya memasukan pelajaran

literasi media di dunia pendidikan. Seperti yang

dilakukan di negara-negara Skandinavia.

Masyarakatnya memiliki ketahanan terhadap kabar

hoaks karena sejak dini telah diajarkan bagaimana

mencerna informasi.

“Jangan biarkan jempol lebih cepat daripada pikiran,

mari bersama-sama lawan hoaks,” kata dia.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan

Hamengku Buwono X dalam orasi Pancasilanya

mengajak masyarakat Indonesia untuk merajut

kembali persatuan Indonesia yang dijiwai semangat

peduli dan berbagi. Bergotong-royong tanpa

membedakan suku, agama, serta golongan.

“Dengan kerja sama harapannya mampu mencapai

prestasi bangsa Indonesia maju dan gemilang,”

katanya.

Untuk merajut persatuan Indonesia, Sultan

menyebutkan pentingnya untuk mengaktualisasikan

pancasila. Pancasila tidak hanya dilambungkan

dalam gagasan semata, tetapi dibawa ke dunia nyata

untuk merekatkan berbagai perbedaan.

“Pancasila jangan hanya dijadikan mitos. Tetapi

ideologi praktis untuk merajut persatuan bangsa di

tengah tarikan globalisasi,” kata Sultan.

MUH SYAIFULLAH

Sumber : Tempo.co

https://nasional.tempo.co/read/1236006/orasi-pancasila-r

udiantara-kabar-hoaks-ada-sejak-zaman-nabi-isa/full&vie

w=ok

Akses : 25 Februari 2020 Pukul 09.38 WIB

Pemprov Jabar Terus Tingkatkan Literasi

Masyarakat

Oleh: Tempo.co

Senin, 9 September 2019 06:44 WIB

INFO JABAR — Gubernur Jawa Barat, Ridwan

Kamil, menyatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov)

Jabar tengah berupaya meningkatkan minat baca

masyarakat. Salah satunya dengan meluncurkan

244

kolecer (Kotak Literasi Cerdas) dan candil (Maca

Dina Digital Library).

"Minat baca orang Indonesia cenderung rendah,

maka kita harus membuat inovasi untuk

meningkatkannya," kata Emil, sapaan Ridwan

Kamil saat menjadi narasumber dalam acara Book

Park 2019 di Ciwalk Union Square, Kota Bandung,

Minggu, 8 September 2019.

Ia optimistis minat membaca masyarakat,

khususnya generasi muda, dapat meningkat via

kolecer dan candil. Sebab, masyarakat dapat

mengakses dan membaca buku melalui gawai.

"Kolecer disimpan di trotoar di ruang publik, dan

generasi milenial sekarang hasil surveinya lebih

senang menghabiskan waktunya dengan memakai

gawai, maka kita juga buat candil," ucapnya.

Menurut Emil, apa yang dilakukan Pemdaprov

Jabar berbuah penghargaan. Pada Kamis (5/9/19),

Emil menerima penghargaan Nugra Jasa Darma

Pustaloka untuk kategori Pejabat Publik yang

Berperan Aktif Terhadap Pengembangan

Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca

dari Perpustakaan Nasional RI.

"Semua kita dorong dengan inovasi seperti antara

lain, mendorong penerbitan buku oleh istri-istri

kepala daerah, menggerakkan literasi di sekolah,

dan menghadirkan kolecer di ruang publik, candil,

dan lain- lain," ujarnya.

Emil juga memotivasi masyarakat Jabar untuk

meningkatkan minat baca. Sebab, kemajuan bangsa

terletak pula pada budaya literasi yang baik.

"Jangan malas membaca, jangan takut salah

menulis," ujar Emil.

Sedangkan, Bunda Literasi Jabar Atalia Praratya

Kamil menyatakan dukungannya terhadap kegiatan

literasi, seperti Book Park 2019. Menurut dia,

pihaknya pun gencar menyebarkan virus literasi ke

27 kabupaten/kota se-Jabar via Siaran Keliling

(sarling).

"Kami mengupayakan masyarakat lebih dekat lagi

dengan buku," kata Atalia yang memperkenalkan

budaya literasi kepada anak bisa dengan

mendongeng, mengajak ke perpustakaan, dan

membuat sudut bacaan di rumah sendiri. (*)

Sumber : Tempo.co

https://nasional.tempo.co/read/1245333/pemprov-jabar-te

rus-tingkatkan-literasi-masyarakat/full&view=ok

Akses : 21 Februari 2020 Pukul 10.31 WIB

Pengamat: Pemerintah Harus Gencarkan

Literasi Keuangan

Reporter: Dias Prasongko

Editor: Martha Warta

Senin, 26 Februari 2018 05:55 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tercatat gencar

mensosialisasikan transaksi Keuangan elektronik

atau non tunai kini. Meski begitu, Peneliti Center

for Indonesian Policy Studies (CIPS) Novani

Karina Saputri mengatakan transaksi keuangan

elektronik belum banyak digunakan masyarakat.

"Padahal Pemerintah mulai menerapkan transaksi

elektronik semacam ini dalam banyak hal, salah

satunya adalah transaksi pembayaran di gerbang

tol,” kata Novani dalam keterangan tertulisnya di

Jakarta, Minggu, 25 Februari 2018.

Menurut Novani tercatat ada lebih dari 50 persen

penduduk Indonesia merupakan pengguna layanan

internet. Akan tetapi, baru 7,5 persen dari

keseluruhan pengguna layanan Internet

memanfaatkan jaringan Internet untuk transaksi

elektronik.

Menurut Novani, transaksi keuangan elektronik

juga memiliki banyak manfaat, salah satunya

adalah efisiensi waktu. Selain itu, kata dia, transaksi

elektronik juga dapat mendukung upaya pemerintah

untuk mengurangi jumlah uang beredar / money

supply yang akan mempengaruhi tingkat inflasi.

"Berkurangnya jumlah uang beredar secara tidak

langsung juga akan memengaruhi pertumbuhan

ekonomi secara agregat. Oleh karena itu, kontrol

terhadap suku bunga bukan lagi menjadi

satu-satunya cara pemerintah untuk mengendalikan

inflasi," ujar Novani.

Karena itu, ia meminta Pemerintah dan para

stakeholder pada sektor perbankan untuk

memberikan literasi mengenai tranaksi digital

secara merata baik masyarakat rural, perbatasan,

maupun urban. Selain itu, pemerintah harus fokus

terhadap penanganan cyber crime yang merupakan

salah satu pemicu trauma dan ketidakpercayaan

masyarakat atas keamanan data pribadi mereka di

jejaring internet.

"Transaksi digital yang ditargetkan mencapai 75

persen sampai akhir tahun 2019 dapat menjadi

salah satu alternatif pemerintah untuk dapat

memperdalam kebijakan inklusi finansial

(Keuangan) yang kini sedang dijalankan," ujar dia.

Sumber : Tempo.co

https://bisnis.tempo.co/read/1064280/pengamat-pemerint

ah-harus-gencarkan-literasi-keuangan/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.58 WIB

245

Pentingnya Ajarkan Budaya Literasi Sejak

Pendidikan Dini

Reporter: Antara

Editor: Mitra Tarigan

Senin, 9 September 2019 21:45 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti sosial vokasi

Universitas Indonesia, Devie Rahmawati

mengatakan membangun budaya literasi hendaknya

dimulai dari generasi termuda saat ini melalui

pendidikan sejak dini seperti di lembaga pendidikan

anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak

(TK). "Karena kalau mengandalkan generasi

sekarang sulit, pengaruh budaya visual yang sangat

kuat saat ini apalagi mereka tidak melalui

masa-masa budaya membaca," kata Devie saat

dihubungi, Minggu 8 September 2019 malam.

Ia mengatakan secara historis masyarakat Indonesia

adalah masyarakat pendongeng. Artinya

masyarakat dengan oral culture yang sangat kuat,

budaya bicara yang sangat kuat. Lalu masyarakat

Indonesia mengalami lompatan tiba-tiba sekarang

masuk ke peradaban digital.

Dari peradaban dogeng ke peradaban digital

membuat masyarakat Indonesia belum pernah

melewati masa peradaban membaca atau berfikir

kritis yang sudah dialami oleh masyarakat Eropa.

"Nah kalau kemudian sekarang ada upaya

merangsang literasi masyarakat untuk membaca

dengan adanya pojok membaca dan sebagainya,

tantangannya akan sangat kuat," katanya.

Ia menjelaskan, kehadiran pojok membaca ini

belum bisa dirasakan manfaatnya sekarang, karena

perlu dibangun dulu dengan generasi yang lebih

muda untuk terbiasa membaca. "Kalau generasi

yang mau didorong munculkan budaya literasi tapi

tidak melewati masa-masa peradaban membaca itu

akan sulit," katanya.

Alasannya, kata Devi, ketiga generasi sekarang

yang kebanyakan para pekerja melihat ponsel

karena kebutuhan akan hiburan. "Hiburan yang

murah di tengah tuntutan yang sangat berat, kita

tidak jadikan membaca itu sebagai bagian dari

liburan," katanya.

Ia mencontohkan, masyarakat di negara Barat

menjadikan membaca sebagai liburan paling murah

untuk melepaskan kepenatannya. Bacaan yang

dibaca seperti novel dan sebagainya tergantung

kegemaran masing-masing. "Di negara kita sulit,

apalagi budaya visual begitu kuat. Kita ini populasi

negara terbesar penonton youtube di dunia loh,"

katanya.

Devie mengartikan, daya pikat komunikasi visual

akan sangat sulit ditandingi. Karena itu budaya

literasi harus dimulai dengan generasi sangat muda.

Sebagai contoh Finlandia yang berhasil

membangun vaksin antik hoaks. Imunisasi

dilakukan mulai dari PAUD dan pejuang utamanya

adalah guru TK. "Jadi tradisi kesadaran untuk

membaca tidak hadir tiba-tiba. Yang namanya

budaya itu adalah sebuah kebiasaan yang dilakukan

terus menerus," katanya.

"Jadi kalau bicara kebiasaan harus dilakukan

eksperiensnya, gimana mau suka baca kalau

pengalaman membacanya saja tidak pernah," kata

Devie.

Devie juga mengingatkan membangun budaya

membaca juga perlu dukungan pemerintah seperti

di Inggris. Buku di Inggris dijual dengan harga

murah dirancang dengan kualitas bagus dan

tampilan menarik bagi masyarakat untuk membaca.

"Bukan salah pebisnis (percetakannya) tapi

pemerintah harus memberikan subsidi dan

anak-anak dari mulai PAUD sampai SD tidak boleh

dikenalkan dengan gadget," kata Devie.

Sebelumnya, bertepatan dengan Hari Literasi

Internasional Pemerintah DKI Jakarta meluncurkan

ruang membaca buku serta turut langsung dalam

kampanye #RuangBacaJakarta di stasiun MRT

Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu 8 September

2019 pagi.

Gubernur Anies Baswedan menjelaskan tujuan

gerakan #RuangBacaJakarta adalah meningkatkan

literasi masyarakat. Fasilitas ruang membaca buku

yang telah dihadirkan di tengah padatnya aktivitas

masyarakat Ibu Kota diharapkan mampu

mendorong masyarakat untuk gemar membaca.

Sumber : Tempo.co

https://gaya.tempo.co/read/1245711/pentingnya-ajarkan-

budaya-literasi-sejak-pendidikan-dini/full&view=ok

Akses : 21 Februari 2020 Pukul 11.17 WIB

Pentingnya Menggaet TVRI untuk

Tingkatkan Literasi Siswa

Reporter: Tempo.co

Editor: Mitra Tarigan

Minggu, 9 Juni 2019 21:13 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Satgas

Gerakan Literasi Sekolah Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Pangesti Wiedarti menyarankan

agar TVRI bisa membantu meningkatkan gerakan

literasi untuk masyarakat Indonesia melalui

tayangannya. Menurutnya, walaupun Gerakan

Literasi Sekolah sudah 4 tahun dijalankan, Pangesti

246

mengaku gebyar dan gema gerakan literasi belum

banyak bergaung. Alasannya karena kesadaran

masyarakat terbatas. "Diperlukan media sosialisasi

yang dapat menjangkau seantero masyarakat

nusantara, terutama pelosok yang belum

mempunyai akses internet. Media itu, siaran publik,

TVRI," katanya kepada Tempo pada 9 Juni 2019

dalam keterangan tertulis.

Pangesti menilai program televisi pendidikan

sekaligus hiburan kini semakin jarang. Ia berharap

ada program televisi berkualitas yang bisa

memotivasi siswa dalam kegiatan literasi.

"Topiknya dapat berkisar enam literasi dasar:

baca-tulis, enumerasi, sains, finansial, digital,

budaya dan kewargaan," katanya.

Walau saat ini sudah banyak telepon genggam

berbasis Android yang sudah dinikmati masyarakat,

TVRI tetap bisa menggaet penonton, khususnya

anak muda. Pangesti menyarankan TVRI bisa

menggaet kepala pemerintah daerah dan kepala

dinas pendidikan daerah serta kepala sekolah, guru,

siswa bahkan orang tua dengan melakukan nonton

bareng. "Tayangan dapat diminta ditayangkan pada

hari sekolah, hari kridha Jumat. Bisa juga

mengundang Kepala Pemda daerah lain dan

warganya untuk ikut nonton bareng," kata Pangesti.

Agar terjadi interaksi, siswa juga bisa diminta untuk

menulis komentar atau bahkan mendiskusikan

tayangan itu. Pangesti mengatakan bentuk siaran

dalam gerakan literasi yang ditayangkan bisa

berupa segmen bertajuk spesifik dan dinamis.

"Seperti kegiatan literasi sekolah, praktik baik

literasi di sekolah. Bisa juga memanfaatkan

tayangan yang sudah ada, seperti Kuis Siapa Berani

dengan peserta siswa sekolah dasar hingga sekolah

menengah atas," katanya.

Menurut Pangesti, dalam membuat tayangannya,

bisa saja TVRI bekerja sama dengan pemerintah

kabupaten atau kota yang sudah mempunyai

program literasi. Sudah ada 19 daerah yang

memenangkan penghargaan Literasi Prioritas

hingga bekerja sama dengan Gerakan Literasi

Sekolah. "Tawaran (membuat program literasi itu)

bisa disampaikan ke setiap pemerintah daerah atau

kepala dinas pendidikan daerah," kata Pangesti

yang berharap tayangan edukasi itu nantinya bisa

diunggah di Youtube agar dapat ditonton ulang oleh

masyarakat.

Sumber : Tempo.co

https://gaya.tempo.co/read/1213195/pentingnya-menggae

t-tvri-untuk-tingkatkan-literasi-siswa/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.46 WIB

Pentingnya Perpustakaan Beri Pelatihan

untuk Masyarakat

Reporter: Tempo.co

Editor: Mitra Tarigan

Selasa, 27 Februari 2018 23:13 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Perpustakaan saat ini tidak

hanya berguna untuk menyediakan berbagai buku

saja. Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan, Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional Subandi Sardjoko

mengatakan selain menyediakan sumber bacaan

untuk menggali informasi dan pengetahuan,

perpustakaan juga perlu memfasilitasi masyarakat

dengan berbagai kegiatan pelatihan dan

keterampilan. "Tujuannya untuk pemberdayaan

sosial-ekonomi masyarakat," katanya dalam

keterangan pers yang diterima Tempo pada Selasa

27 Februari 2018. Untuk itu, perpustakaan perlu

menjadi pelopor literasi untuk kesejahteraan.

Direktur Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi dan Kebudayaan Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional Amich

Alhumami mengatakan literasi kini sudah diperluas

melampaui pengenalan abjad dan angka. Literasi

sudah mencakup kemampuan mengakses dan

mengembangkan ilmu pengetahuan serta menguasai

teknologi yang bisa digunakan dalam kegiatan

sehari-hari. Kegiatan itu akan lebih baik lagi bila

memberikan manfaat ekonomi dan kesejahteraan

"Literasi telah diadopsi sebagai salah satu indikator

penting dalam pembangunan yang punya dampak

sosial ekonomi. Literasi juga erat dalam

pembangunan ekonomi yang membawa

kesejahteraan," kata Amich.

Untuk mewujudkan masyarakat yang berliterasi dan

meningkatkan peran literasi untuk kesejahteraan,

perpustakaan melakukan transformasi layanan

berbasis inklusi sosial. Gunanya untuk

meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan

masyarakat pengguna perpustakaan. Kepala

Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando,

mengatakan perpustakaan merupakan aset strategis

untuk mendorong pemberdayaan masyarakat di

sekitarnya. "Jangkauannya yang luas dan tanpa

terkecuali bisa memanfaatkan perpustakaan umum

sehingga semua anggota masyarakat bisa

memanfaatkan perpustakaan untuk

mengembangkan diri," katanya. Saat ini

perpustakaan berbasis inklusi sosial menjadi salah

satu kegiatan prioritas nasional pada Rancangan

Kerja Pemerintah 2019.

Pegiat Literasi dan Pustaka Bergerak Indonesia

Nirwan A Arsuka, mengatakan untuk menguatkan

literasi, diperlukan pula penguatan masyarakat

madani. Penting untuk memperbanyak armada

247

pustaka bergerak untuk menjangkau seluruh warga.

Penting pula untuk mengedarkan buku bermutu

yang bisa diedarkan secara gratis ke seluruh

penjuru Indonesia. "Sembako yang bagus mungkin

bisa mengenyangkan masyarakat selama sepekan,

tapi buku yang bermutu bisa mengenyangkan

sekaligus membuat mereka kaya raya dan berdaulat

seumur hidup," kata Nirwan.

Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab, menegaskan

bahwa akses terhadap badan bacaan merupakan

tantangan fundamental dalam kegiatan literasi.

Tantangan ini tidak hanya dihadapi Indonesia, tapi

juga dunia. Teknologi digital memungkinkan kita

untuk mengakses informasi dan bahan bacaan

secara mudah dan cepat. "Penting sekali untuk

memaksimalkan peluang teknologi sebagai metode

untuk meningkatkan kegemaran membaca generasi

muda," kata Najwa.

Sumber : Tempo.co

https://gaya.tempo.co/read/1065079/pentingnya-perpusta

kaan-beri-pelatihan-untuk-masyarakat/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.38 WIB

Perlunya Literasi Digital untuk Tangkal

Konten Negatif dan Hoaks

Reporter: Swa.co.id

Editor: Yayuk Widiyarti

Selasa, 8 Oktober 2019 09:17 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Hidup di era digital

memudahkan kita untuk mendapatkan, berbagi,

hingga mengolah berbagai informasi. Meskipun

memudahkan dalam berinteraksi satu sama lain,

akibat mudahnya arus informasi di era digital

membuat banyak pihak harus menghadapi berbagai

tantangan yang muncul di era ini akibat

kurang literasi digital.

Maraknya konten negatif yang menghiasi dunia

maya saat ini membuat pemerintah dan banyak

pihak prihatin. Konten negatif bisa berupa info

yang tidak benar (hoaks), cyber bullying, maupun

gambar yang melanggar nilai serta norma yang

berlaku di masyarakat.

Untuk itulah diperlukan suatu tindakan segera yang

menggalang semua pemangku kepentingan dalam

menangkal semua konten negatif ini. Gerakan

Nasional Literasi Digital Siberkreasi merupakan

gerakan sinergis yang mendorong pengguna

internet (netizen) di Indonesia dalam menggunakan

internet secara lebih bijak dan bertanggung jawab.

Gerakan ini merupakan inisiatif multistakeholders

yang terdiri dari kementerian, akademisi, komunitas,

media dan juga private sector. Selain itu,

Siberkreasi ini memberikan pemahaman baru

tentang literasi digital yang dirasa masih kurang

dimengerti masyarakat.

"Literasi digital sangat penting karena tingkat

pengetahuan masyarakat masih belum baik.

Pasalnya, era digital ini sangat cepat dan sulit

dibendung informasinya," ungkap Menkominfo

Rudiantara.

Cyber bullying

Menanggapi konten negatif, Rudiantara

mengatakan rentannya penyebaran konten negatif

melalui internet berupa hoaks, cyberbullying, dan

radikalisme daring. Untuk itulah Siberkreasi

muncul sebagai gerakan nasional berupaya untuk

menanggulangi hal-hal tersebut dengan melakukan

literasi digital.

"Melalui Siberkreasi, kita mendorong netizen

Indonesia untuk aktif berpartisipasi dalam

menyebarkan konten positif secara konsisten di

dunia maya sehingga dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi ini kita bisa berkembang

dan produktif di dunia digital," imbuhnya.

Rudiantara pun mendukung langkah Siberkreasi

menyebarkan literasi digital sekaligus menjadi

suatu kegiatan positif yang membuat masyarakat

menjadi lebih tahu dan mengerti dalam

menggunakan internet secara bertanggung jawab.

“Berbagai macam informasi bisa kita dapatkan di

media sosial, baik yang positif maupun yang negatif.

Untuk itu dibutuhkan literasi digital agar

masyarakat luas mampu memilih dan memilah

konten serta memerangi info hoaks, ujaran

kebencian, dan berita negatif lain.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, staf

khusus Presiden bidang komunikasi, Adita Irawati,

mengatakan, diperlukan netizen yang pintar yang

bisa menyebarkan informasi yang berdasarkan fakta

yang akurat dan terverifikasi.

"Netizen pintar adalah individu yang mampu

menyaring sebaran informasi dan melakukan

cek-ricek untuk informasi yang ada sebelum

dibagikan, atau tidak perlu sama sekali dibagikan,"

ujar Adita.

Adita menegaskan, sebagai staf khusus Presiden

bidang komunikasi, pihaknya membuat konten

informatif melalui konsep dan visualisasi yang

optimal, sehingga menjangkau target yang hendak

dituju.

"Kami berupaya untuk memilah mana konten yang

layak untuk disebarkan dan mana yang tidak secara

selektif. Tujuannya menghindari miskomunikasi

248

dan segala yang bisa digeneralisir ke arah negatif,"

ungkap Adita.

Sumber : Tempo.co

https://gaya.tempo.co/read/1257028/perlunya-literasi-digi

tal-untuk-tangkal-konten-negatif-dan-hoaks/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.45 WIB

Perpusnas Luncurkan Buku Ikon

Peradaban dan Ilmu Pengetahuan

Reporter: Tempo.co

Editor: Erwin Prima

Sabtu, 7 Desember 2019 11:21 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Perpustakaan Nasional

(Perpusnas) meluncurkan buku dengan judul

Perpustakaan Nasional: “Ikon Peradaban dan Ilmu

Pengetahuan”. Buku ini diluncurkan dalam kegiatan

Forum Tematik Bakohumas di Ruang Teater

Soekarman Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas,

Jakarta Pusat, Jumat, 6 Desember 2019.

Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando

mengatakan dalam buku ini dijabarkan tentang

peran Perpusnas sebagai lembaga pelestarian

warisan budaya literasi bangsa.

Buku ini juga memuat kisah para founding fathers

bangsa Indonesia tentang kecintaan membaca buku,

kisah para pegiat literasi pada masa lampau, serta

tulisan ringkas sebuah naskah kuno yang telah

mendapat pengakuan dunia sebagai Ingatan

Dunia/Memory of The World.

“Ini menunjukkan arti penting membaca dan betapa

bangsa Indonesia sangat kaya dengan warisan

literasi yang mencerminkan karakter masyarakat

Nusantara yang unik dan beragam,” kata Syarif

Bando dalam sambutan kegiatan tersebut.

Menurut dia, Buku Perpustakaan Nasional sebagai

Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan ini

didedikasikan sebagai salah satu media sosialisasi

peran strategis Perpusnas dalam upaya

meningkatkan literasi masyarakat Indonesia guna

meningkatkan kualitas dirinya agar mampu

meningkatkan taraf hidupnya.

“Termasuk kiprah kegiatan dan inovasi yang telah

dilakukan Perpusnas, khususnya pada tiga tahun

terakhir dalam mewujudkan layanan pengetahuan,

informasi nasional-global, budaya literasi universal

berbasis TIK dan inklusi sosial,” kata dia.

Peluncuran buku ini juga disertai acara Diskusi

Panel dengan menghadirkan sejumlah narasumber,

antara lain penulis buku Ikon Peradaban dan Ilmu

Pengetahuan Maya Fransiska, Direktur Eksekutif

Serikat Perusahaan Pers (SPS) Asmono Wikan, dan

Jadi Suriadi dari Wellbeing Institute dengan

moderatornya Kepala Biro Hukum dan

Perencanaan Perpusnas DR. Joko Santoso, M.

Hum.

Menurut Syarif, Perpustakaan merupakan elemen

sentral suatu bangsa dalam upaya peningkatan

literasi masyarakatnya karena perpustakaan

memiliki modal terhadap akses informasi, teknologi

informasi dan komunikasi, serta budaya universal.

Hal ini disampaikan oleh International Federation

of Library Association and Institution (IFLA)

dalam advokasinya kepada PBB sebagai upaya

melibatkan perpustakaan dalam proses mewujudkan

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable

Development Goal's (SDG's) periode 2015-2030.

Di kesempatan yang sama, Syarif juga meresmikan

Press Corner Perpusnas. Ruang Press Corner berada

di bagian depan Gedung Fasilitas Layanan

Perpusnas. Press Corner Perpusnas memuat

sejumlah unit komputer lengkap dengan fasilitas

serta kecepatan internet yang memadai, pojok

coffee break, sarana toilet, dan sofa untuk rehat.

Sumber : Tempo.co

https://tekno.tempo.co/read/1281081/perpusnas-luncurka

n-buku-ikon-peradaban-dan-ilmu-pengetahuan/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 10.27 WIB

Perpusnas RI Apresiasi Pejuang Literasi

Indonesia

Oleh: Tempo.co

Jumat, 6 September 2019 10:50 WIB

INFO NASIONAL — Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia (Perpusnas) kembali menggelar

Gemilang Perpustakaan Nasional Tahun 2019

sekaligus malam pemberian penghargaan tertinggi

Nugra Jasadarma Pustaloka kepada para insan yang

berkontribusi aktif bagi pengembangan

perpustakaan, literasi, dan minat baca di Indonesia.

Undang-Undang tentang Perpustakaan Nomor 43

Tahun 2007 menyatakan bahwa pusat dan daerah

memberikan penghargaan kepada masyarakat yang

berhasil melakukan gerakan pembudayaan gemar

membaca. Indonesia berada di peringkat 16 dari 30

negara yang disurvei dengan tingkat frekuensi

membaca tinggi, yaitu enam jam per minggu.

Berdasarkan hasil survei World Culture Index Score

2018, kegemaran membaca masyarakat Indonesia

meningkat signifikan. Posisi Indonesia berada di

249

atas negara maju, seperti Jerman, Amerika Serikat,

Jepang, dan Korea Selatan dalam lamanya

membaca.

“Nugra Jasadarma Pustaloka tidak sekadar piagam

dan piala, tetapi kesejahteraan masyarakat sebagai

dampak nyata penguatan literasi adalah penghargaan

dan piala yang sesungguhnya,” ujar Kepala

Perpusnas RI, Muhammad Syarif Bando, di Djakarta

Theater, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2019) malam.

Muhammad Syarif menambahkan, target

Perpustakaan Nasional dan seluruh perpustakaan

provinsi, kabupaten, kota, bahkan desa pada 2024

adalah masuk dalam 10 besar dunia sebagai

pengelola perpustakaan dengan inovasi terbaik yang

dapat memastikan setiap warga negara di mana pun

dia berada, dalam kondisi apa pun, dan mendapatkan

haknya memperoleh layanan perpustakaan.

“Perpustakaan dimaknai sebagai sebuah strategi

kebudayaan untuk mewujudkan literate society

melalui suatu gerakan literasi yang bersiat kolektif

dan inklusif. Inklusi sosial adalah upaya

menempatkan martabat dan kemandirian individu

sebagai modal utama untuk mencapai kualitas hidup

yang ideal,” katanya.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi, Syafruddin, turut

mengapresiasi penghargaan ini. “Kita akan jadikan

literasi pustaka sebagai salah satu indikator

penilaian supaya dana insentif pengembangan bisa

meningkat dan Indonesia menjadi negara terdepan

dalam literasi,” ujarnya.

Penghargaan diberikan untuk kategori lomba

pustaka, lomba bercerita (story telling), lomba

perpustakaan sekolah tingkat SMA/SMK/MA,

lomba perpustakaan umum desa/kelurahan,

pustakawan berprestasi, pelestari naskah, birokrat,

tokoh masyarakat, masyarakat, jurnalis, media

massa, dan lifetime achievement.

Penerima Nugra Jasadarma Pustaloka antara lain,

Sosiawan Leak kategori buku terbaik, Anda Putri

dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kategori

pustakawan terbaik, dan J.N.B Tairas peraih lifetime

achievement.

Gemilang Perpustakaan Nasional 2019 dihadiri

sejumlah menteri Kabinet Kerja, gubernur, bupati,

wali kota, kepala dinas perpustakaan, Duta Baca

nasional dan daerah, pegiat minat baca dan literasi,

organisasi profesi, dan mitra perpustakaan.

Apresiasi yang diberikan diharapkan makin memacu

sinergitas para pejuang literasi dari unsur

pemerintah, swasta, hingga masyarakat untuk

menghadirkan virus kegemaran membaca mulai dari

keluarga, dunia pendidikan, masyarakat, daerah

terpencil, daerah pedalaman, hingga daerah terluar

Indonesia. (*)

Sumber : Tempo.co

https://nasional.tempo.co/read/1244311/perpusnas-ri-apre

siasi-pejuang-literasi-indonesia/full&view=ok

Akses : 10 Mei 2020 Pukul 21.51 WIB

Ridwan Kamil Teken Deklarasi Literasi

untuk Jabar Juara Lahir Batin

Oleh: Tempo.co

Sabtu, 20 April 2019 20:21 WIB

INFO JABAR– Gubernur Jawa Barat, Ridwan

Kamil, menandatangani Deklarasi LIterasi untuk

Jawa Barat Juara Lahir dan Batin di acara Festival

Literasi 2019 “Habis Gelap Terbitlah Terang”, di

Gedung Sate, Jl. Diponegoro Kota Bandung, Sabtu,

20 April 2019.

Isi deklarasi tersebut yakni, pertama, siap

mendukung gerakan literasi untuk Jawa Barat Juara

Lahir Batin, guna meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Jawa Barat. Kedua, menjadikan

perpustakaan sebagai wahana belajar masyarakat

sepanjang hayat.

Ketiga, mendukung gerakan literasi di lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam

mewujudkan masyarakat literat yang berkarakter

dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Keempat, membangun kolaborasi untuk melakukan

inovasi kreasi literasi dalam mewujudkan

masyarakat cerdas.

“Ini menunjukkan komitmen di level teknis kita

sangat kuat, bukan hanya basa-basi atau hanya

ceremony,” kata Emil ditemui usai acara

pembukaan Fetival Literasi 2019 tersebut.

Pejabat lain yang menandatangani deklarasi

tersebut adalah Kepala Perpustakaan Nasional RI M

Syarief Bando, Kepala Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Daerah Jawa Barat Riadi, Kepala

Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Doni P

Joewono, Bunda Literasi Jawa Barat Atalia

Praratya, serta Plt. Direktur Utama bjb Agus

Mulyana.

Indonesia menempati ranking 60 dari 61 negara

dalam hal literasi dan membaca. Namun,

berdasarkan hasil survei World Culture Index Score

2018, kegemaran membaca masyarakat Indonesia

meningkat signifikan. Indonesia menempati urutan

ke-17 dari 30 negara.

250

Orang Indonesia rata-rata menghabiskan waktu

membaca sebanyak enam jam/minggu,

mengalahkan Argentina, Turki, Spanyol, Kanada,

Jerman, Amerika Serikat, italia, Mexico, Inggris,

Brazil, Taiwan, Jepang dengan masing-masing tiga

jam per minggu.

“Tugas kita sekarang cari solusi. Pertama, kita buat

budaya membaca. Saya titip kepada kepala daerah

wajibkan di Paud, TK, SD, SMA, SMA membaca

dulu sebelum masuk kelas,” kata Emil dalam

sambutannya.

Emil juga akan membuat tradisi baru di

pemerintahannya. Setiap bulan, dia akan meminta

para pejabat Pemda Provinsi Jawa Barat membuat

resensi buku setiap bulan. “Kami akan memulai

tradisi para kepala dinas sebulan sekali saya

wajibkan baca buku. Nanti di akhir bulan diacak

siapa yang membuat resensi dan wajib

mempresentasikan,” ujarnya.

Emil akan terus mendorong pembangunan

infrastruktur literasi, seperti pembuatan

Perpustakaan Jalanan atau dinamakan Kolecer

(Kotak Literasi Cerdas) dan Candil (Maca Dina

Digital Library).

Kepala Perpustakaan Nasional M Syarief Bando

mengapresiasi upaya tersebut. “Ini adalah

pembangunan intangible, ini adalah perubahan

budaya dan inilah sesungguhnya bilamana bisa

diwujudkan akan menghasilkan masa depan untuk

bangsa Indonesia,” kata Syarief.(*)

Sumber : Tempo.co

https://nasional.tempo.co/read/1197587/ridwan-kamil-tek

en-deklarasi-literasi-untuk-jabar-juara-lahir-batin/full&view=ok

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 08.54 WIB

Ridwan Kamil Yakin Nadiem Sudah Kaji

Wacana Hapus Ujian Nasional

Reporter: Ahmad Fikri (Kontributor)

Editor: Syailendra Persada

Rabu, 27 November 2019 14:38 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat

Ridwan Kamil mengatakan akan mengikuti

keputusan yang akan diambil pemerintah soal Ujian

Nasional. “Tugas Gubernur adalah mengamankan

kebijakan-kebijakan pusat untuk disesuaikan

dengan isu-isu lokal,” kata dia di Bandung, Rabu,

27 November 2019.

Ridwan Kamil mengatakan, Presiden Joko

Widodo atau Jokowi memberi keleluasaan kepada

para menterinya untuk melakukan reformasi. “Saya

selalu menanggapi positif terhadap pernyataan dari

pejabat se-level menteri, karena saya asumsikan itu

muncul sudah dalam kajian, kan begitu. Gagasan

kan tidak sembarangan,” kata dia.

Ridwan Kamil mengatakan, ada dua pandangan

yang mengemuka soal ujian nasional. “Argumen

orang yang suka dengan ujian nasional kan siapa

pun harus ada ukurannya untuk mengukur. Ada

juga yang berargumen, tidak perlu ada ukuran, yang

penting lulus mah lulus saja,” kata dia.

Keinginan menghapus ujian nasional pertama kali

dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kabudayaan

Nadiem Anwar Makarim. Nadiem mengatakan

akan mengkaji pelaksanaan ujian nasional serta

penerimaan siswa baru berdasarkan zonasi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

merencanakan penghapusan model pengujian yang

dianggap membebani anak didik itu dan

menggantinya dengan model baru. Menurut

sejumlah sumber, keputusan itu akan diambil pada

awal Desember, setelah pengumuman Programme

for International Student Assessment (PISA).

Sumber : Tempo.co

https://nasional.tempo.co/read/1277242/ridwan-kamil-ya

kin-nadiem-sudah-kaji-wacana-hapus-ujian-nasional/full&view=ok

Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.01 WIB

Riset Bappenas: Belanja Pemerintah Naik,

Pertumbuhan Ekonomi Lambat

Reporter: Fajar Pebrianto

Editor: Martha Warta Silaban

Senin, 12 Agustus 2019 10:39 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional atau Bappenas melakukan

riset terhadap efektivitas belanja kementerian dan

lembaga pemerintah terhadap pertumbuhan

ekonomi. Hasilnya, peningkatan belanja

kementerian dalam beberapa tahun terakhir ternyata

belum optimal meningkatkan pertumbuhan

ekonomi Indonesia.

Dalam riset Bappenas, setiap peningkatan belanja

kementerian sebesar 1 persen seharusnya memiliki

andil 0,06 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

Lalu peningkatan sebesar 11 persen memiliki andil

ke pertumbuhan ekonomi sebesar 0,66 persen.

251

“Fakta dan realisasinya, peningkatan belanja 11

persen hanya memiliki andil 0,24 persen pada

pertumbuhan ekonomi,” kata Direktur Keuangan

Negara dan Analisis Moneter Bappenas,

Boediastoeti Ontowirjo dalam paparannya di

Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Senin, 12 Agustus

2019.

Menurut Boediastoeti, realisasi belanja negara sejak

2011 hingga 2018 terus meningkat. Dari semula Rp

1.294 triliun pada 2011, menjadi Rp 2.269 triliun

pada 2018.

Peningkatan ini tak sejalan dengan pertumbuhan

ekonomi yang justru membentuk kurva U. Pada

2011, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,16 persen,

lalu turun ke titik terendah sebesar 4,79 persen pada

2015, dan kembali naik menjadi 5,17 persen pada

2018.

Boediastoeti juga menyoroti dampak pertumbuhan

ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi sektoral.

Sepanjang 2013 hingga 2017 misalnya, belanja di

bidang jasa pendidikan memiliki elastisitas sebesar

0,39 persen, atau tertinggi keempat setelah

konstruksi, jasa keuangan, dan administrasi

pemerintahan. Namun, peringkat pendidikan

Indonesia yang dihitung dari The Programme for

International Student Assessment (PISA) hanya

berada di level 63 dari 71 negara pada 2015.

Untuk itu, Boediastoeti mendorong peningkatan

kualitas belanja negara, salah satunya melalui

peningkatan belanja sektor produktif seperti belanja

barang. Dari tahun 2016 hingga 2017 misalnya,

kata Boediastoeti, belanja barang memiliki

peningkatan sebesar Rp 31,8 triliun, atau lebih

rendah dari belanja modal yang sebesar Rp 39

triliun. Namun, dampak belanja barang ke

pertumbuhan ekonomi mencapai 0,08 persen, lebih

tinggi dari dampak belanja modal sebesar 0,03

persen.

Belanja barang pun harus diarahkan ke sektor yang

benar-benar memicu pertumbuhan ekonomi,

termasuk pertumbuhan ekonomi di daerah. Dua

belanja yang selama ini efektif adalah peningkatan

belanja alat mesin pertanian atau alsintan dari

Kementerian Pertanian dan pengadaan kapal dari

Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Dalam

perencanaan ke depan, belanja negara yang

produktif dapat menjadi terobosan untuk diterapkan

kementerian lainnya,” kata Boediastoeti.

Sumber : Tempo.co

https://bisnis.tempo.co/read/1234874/riset-bappenas-belanja-pemerintah-naik-pertumbuhan-ekonomi-lambat/full&

view=ok

Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.30 WIB

Riset OECD: Murid Indonesia yang

Mampu Matematika 1 Persen

Reporter: Antara

Editor: Yudono Yanuar

Kamis, 5 Desember 2019 00:05 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi untuk

Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan atau

OECD merilis hasil Program Penilaian Siswa

Internasional biasa disingkat PISA 2018 di Paris,

Selasa, 3 Desember 2019.

Program tersebut menilai kemampuan membaca,

matematika dan sains siswa berumur 15 tahun di 79

negara. Penilaian tersebut dilakukan tiap tiga tahun

sekali.

Pada penilaian PISA 2018, Cina melesat

menempati peringkat pertama, menggeser

Singapura yang kali ini menempati peringkat

kedua.

Bagaimana dengan Indonesia? Hasilnya tidak jauh

berbeda sejak pertama kali mengikuti penilaian

internasional tersebut pada 2001. Indonesia

konsisten berada pada posisi papan bawah.

Skor kemampuan siswa Indonesia dalam membaca

371, jauh di bawah rata-rata OECD yakni 487.

Untuk skor matematika yakni 379, sedangkan skor

rata-rata OECD 487. Untuk sains skor siswa

Indonesia yakni 389, jauh di bawah skor rata-rata

OECD yakni 489.

Laporan OECD tersebut juga menunjukkan bahwa

sedikit siswa Indonesia yang memiliki kemampuan

tinggi dalam satu mata pelajaran, dan pada saat

bersamaan sedikit juga siswa yang meraih tingkat

kemahiran minimum dalam satu mata pelajaran.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem

Makarim, meminta agar tidak mengesampingkan

penurunan skor PISA Indonesia tersebut. "PISA

merupakan konfirmasi dari masalah literasi yang

sebenarnya, yang sudah kita ketahui bersama," kata

Nadiem.

Mendikbud juga menambahkan bahwa perlu

adanya langkah-langkah strategis yang dilakukan,

untuk menindaklajuti hasil PISA tersebut.

Dari hasil PISA tersebut, terungkap bahwa hanya

30 persen anak Indonesia yang memiliki

kemampuan membaca tingkat dua. Jauh dari

252

rata-rata OECD yakni 77 persen. Kemampuan

membaca tingkat dua tersebut, contohnya seperti

dapat mengidentifikasi ide utama dalam teks sedang

hingga panjang, sampai mencari informasi

berdasarkan kriteria eksplisit.

Untuk bidang matematika, hanya 28 persen siswa

Indonesia yang mencapai kemahiran tingkat dua,

yang mana rata-rata OECD yakni 76 persen. Dalam

tingkatan itu, siswa dapat menafsirkan dan

mengenali tanpa adanya instruksi langsung dan

mengetahui bagaimana situasi dapat

direpresentasikan secara matematis.

Siswa Indonesia yang menguasai kemampuan

matematika tingkat tinggi (tingkat lima ke atas)

hanya satu persen, sedangkan rata-rata OECD

sebanyak 11 persen.

Untuk bidang sains, sekitar 40 persen siswa

Indonesia mencapai level dua, bandingkan dengan

rata-rata OECD yakni 78 persen. Pada kemampuan

tingkat dua, siswa dapat mengenali penjelasan yang

benar untuk fenomena ilmiah yang dikenal dan

dapat menggunakan pengetahuan tersebut untuk

mengidentifikasi, dalam kasus-kasus sederhana.

Hasil kajian PISA tersebut, juga mengungkap

bahwa anak-anak yang beruntung atau secara

ekonomi mampu lebih unggul dari anak-anak yang

kurang mampu.

Contohnya dalam kemampuan membaca,

anak-anak dari keluarga mampu unggul dengan

skor 52 pada PISA. Anak-anak keluarga mampu

juga lebih unggul di matematika dan sains.

Hanya sekitar 14 persen, siswa kurang beruntung

yang sanggup meraih kemampuan skor tinggi

dalam kemampuan membaca.

Dari laporan itu terungkap, bahwa 64 persen siswa

dari keluarga miskin bersekolah di sekolah yang

kurang baik pula, kekurangan guru dan bahan ajar.

Kondisi tersebut berbeda dengan anak-anak dari

keluarga mampu, yang memiliki kemampuan baik,

bersekolah di sekolah yang baik pula, dan memiliki

guru yang bersertifikasi serta lebih banyak lulusan

magister. Sekolah yang baik itu, memiliki akses

akan bahan ajar memadai. Jumlahnya sekitar 31

persen.

Persentase itu jauh di atas rata-rata OECD, yaitu 34

persen siswa belajar di sekolah kurang baik, dan 18

persen di sekolah yang baik.

Iklim sekolah di Tanah Air, juga tidak lebih baik.

Sebanyak 41 persen siswa dilaporkan mengalami

perundungan beberapa kali dalam sebulan.

Guru juga membutuhkan waktu lebih lama, untuk

membuat siswanya diam sebelum memulai

pelajaran. Selain itu, sebanyak 21 persen membolos

dan 52 persen lainnya datang terlambat ke sekolah.

Laporan OECD tersebut juga menyebut ada

korelasi antara perundungan yang dialami dengan

siswa yang membolos sekolah.

Laporan PISA itu juga menjelaskan bahwa rata-rata

anak Indonesia, masih mempunyai cita-cita yang

sama dengan generasi sebelumnya.

Siswa yang memiliki kemampuan dalam

matematika, mempunyai cita-cita menjadi insinyur

atau ilmuwan.

Siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam

sains, berharap bisa menjadi dokter. Hanya sekitar

satu persen siswa, yang ingin bekerja di bidang

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), seperti

yang digeluti "Mas Menteri" Nadiem Makarim

sebelum menjadi Mendikbud.

Kepala Balitbang Kemendikbud, Totok Suprayitno,

mengatakan siswa pada usia 15 tahun belum

benar-benar tahu ingin menjadi apa pada masa

depan. Meski demikian, Totok sepakat bahwa perlu

adanya upaya mengenalkan profesi lain kepada

siswa.

Sumber : Tempo.co

https://tekno.tempo.co/read/1280049/riset-oecd-murid-in

donesia-yang-mampu-matematika-1-persen/full&view=ok

Akses : 06 Mei 2020 Pukul 11.46 WIB

Skor Matematika Indonesia Rendah, Bank

Dunia: Perlu 3 Generasi

Reporter: Moh Khory Alfarizi

Editor: Erwin Prima

Selasa, 13 November 2018 09:42 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu aktivis Gerakan

Nasional Pemberantasan Buta Matermatika, Fasli

Djalal, menyatakan bahwa kondisi kemampuan

matematika anak Indonesia sangat memprihatinkan.

Fasli menceritakan penelitian yang dilakukan

peneliti Kennedy School of Government, Harvard

University, Amerika, Lant Pritchett.

"Saya terkejut, marah, sedih, malu serta merasa

bersalah, karena menurut Pritchett, dan tercantum

dengan sangat jelas di salah satu tabel di halaman

bukunya, diperlukan 317 tahun oleh anak Indonesia

253

untuk menyamai tingkat kecanggihan berpikir

rata-rata anak negara organisasi kerjasama ekonomi

dan pembangunan (OECD) pada 2012," ujar Fasli,

dalam keterangan tertulis, Ahad, 11 November

2018.

Pritchett menulis sebuah buku berjudul 'Rebirth of

Education, Schools Ain't Learning'. Dalam bukunya,

kata Fasli, Pritchett menganalisa berapa lama waktu

yang diperlukan anak-anak negara berkembang

untuk belajar, sehingga bisa menyamai tingkat

kecanggihan berpikir anak negara OECD.

Pritchett menganalisis dengan menggunakan data

dari hasil Tes PISA (Program for International

Student Assessment) dari tahun 2000 sampai 2012.

Tes ini dilakukan oleh negara-negara OECD setiap

tiga tahun untuk mengetahui hasil belajar dari anak

umur 15 tahun, di kelas berapa pun mereka belajar,

di semua negara peserta.

"Saya sampai berkomentar bahwa itu tidak

mungkin, karena tiap tahun puluhan bahkan ratusan

siswa Indonesia memenangkan berbagai olimpiade

internasional," kata Fasli.

Dan dengan kalem Pritchett menjawab, "Saya

hanya menyajikan data apa adanya. Terlepas

adanya anak juara olimpiade, ternyata anak

Indonesia tidak memiliki kemampuan berpikir yg

diharapkan. Jadi anak Indonesia, yang sudah punya

akses baik untuk bersekolah, tapi ternyata belum

baik hasil belajarnya. Schooling but not learning,"

tambah Fasli mengikuti nada Pritchett.

Tes yang dilakukan itu untuk menguji tingkat

kecanggihan berpikir anak untuk mata pelajaran

matematika, ilmu pengetahuan alam atau sains, dan

bahasa nasional masing-masing negara. Selain dari

32 negara anggota OECD, ada lebih dari 30 negara

Non-OECD yg ikut dalam tes ini, termasuk

Indonesia.

Dengan menggunakan data dari pencapaian skor

PISA rata-rata anak OECD sebesar 500 dan melihat

kenaikan rata-rata skor per-tahun 2000 hingga 2012

dari anak negara Non-OECD, maka diproyeksikan

secara linier dalam berapa tahun skor 500 itu akan

dicapai oleh anak-anak Non-OECD, termasuk

Indonesia.

"Untung sejak 2014, Prof Nizam, Kepala Pusat

Penilaian Pendidikan (PUSPENDIK) Balitbang

Kemdikbud waktu itu, melakukan berbagai cara,

dengan melatih guru agar tahu dan mampu

membelajarkan HOTS (higher order thinking

skills)," tambah Fasli. "Tahu dan mampu

melakukan penilaian HOTS, dan menyediakan

dukungan sarana, prasarana serta media

pembelajaran yg mendukung pembelajaran HOTS."

Pada 2015, PISA Indonesia menunjukkan kenaikan

skor signifikan dari hasil tahun 2012, yaitu 22 skor,

dan menjadi negara dengan kenaikan skor tertinggi

ketiga dari semua negara peserta. Walaupun untuk

matematika skor rata-rata masih sekitar 400.

Karena itu, kata Fasli, menurut analisa terbaru Bank

Dunia, yang sudah menggunakan hasil PISA 2015,

masih diperlukan tiga generasi oleh anak Indonesia

untuk menyamai tingkat kecanggihan berpikir

rata-rata anak OECD tahun 2015.

"Sudah waktunya kita semua, dalam kapasitas apa

pun, ikut serta mengambil peran mendukung

Gerakan Pemberantasan Buta Matematika.

Sehingga, Insya Allah, hanya dibutuhkan waktu

satu generasi oleh anak kita untuk menyamai

tingkat kecanggihan berfikir rata-rata anak-anak

OECD," lanjut Fasli.

Sumber : Tempo.co https://tekno.tempo.co/read/1145729/skor-matematika-in

donesia-rendah-bank-dunia-perlu-3-generasi/full&view=

ok

Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.25 WIB

Skor PISA Murid Indonesia di Bawah

Rata-Rata, Ini Kata Nadiem

Reporter: Antara

Editor: Yudono Yanuar

Selasa, 3 Desember 2019 21:06 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan

hasil dari Program Penilaian Pelajar Internasional

(PISA) 2018 menunjukkan perspektif pendidikan di

Indonesia. Hasil PISA 2018 yang dirilis oleh

Organisasi Kerjasama Ekonomi dan

Pembangunan (OECD) di Paris, Selasa,

menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia

dalam membaca, matematika, dan sains masih di

bawah rata-rata OECD.

"Laporan PISA sangat penting, memberi kita semua

perspektif pendidikan Indonesia. Terkadang, kita

tidak sadar dengan apa yang menjadi perhatian oleh

PISA ini," ujar Nadiem dalam peluncuran hasil

PISA di Jakarta, Selasa. 3 Desember 2019.

Nadiem mengibaratkan hasil PISA tersebut dengan

guru penggerak yang datang ke kelas untuk

mengobservasi kondisi kelas. Nadiem menyebutnya

sebagai cara belajar.

254

"Kita tidak bisa mengetahuinya, tanpa ada

perspektif dari luar. Kunci belajar mendapatkan

perspektif dari berbagai bidang," kata dia.

Nadiem juga meminta agar data PISA disampaikan

apa adanya agar bisa dievaluasi lebih baik.

Dalam kesempatan itu, Nadiem menyoroti sejumlah

kemajuan Indonesia terutama dalam upaya menarik

anak-anak di luar sekolah, kembali ke sekolah.

Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan.

Pertama, hampir semua sumber daya dan guru yang

bagus berkumpul di sekolah bagus, yang mana diisi

oleh siswa-siswa yang berasal dari keluarga dengan

kondisi ekonomi yang bagus juga.

Kedua, perundungan yang terjadi di sekolah.

Nadiem mengaku kaget karena masih banyak

perundungan di sekolah.

"Kemudian dari sisi kebahagiaan, siswa-siswa kita

memiliki ketabahan yang tinggi. Ini harus ditangani,

mau sampai kapan anak-anak kita dengan

ketabahan bisa mengatasi trauma. Trauma itu tidak

terlihat dalam waktu pendek, dalam jangka panjang

bermutasi ke arah yang tidak positif. Dalam hal ini,

pendidikan karakter menjadi kunci," kata dia.

Dari perkembangan pola pikir optimistis, siswa

Indonesia masih rendah. Siswa, kata Nadiem,

dibiarkan dengan ketidakmampuan mengenali

potensi diri. Untuk itu penting menanamkan rasa

percaya diri pada murid.

Terakhir, kecenderungan sekolah negeri lebih tinggi

nilainya dibandingkan sekolah swasta. Padahal di

negara lain, sekolah swasta memiliki nilai yang

tinggi dibandingkan sekolah negeri.

Hasil PISA 2018 yang dirilis oleh Organisation for

Economic Co-operation and Development (OECD)

menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia

dalam membaca, meraih skor 371, jauh di bawah

rata-rata OECD yakni 487.

Untuk skor matematika yakni 379, sedangkan skor

rata-rata OECD 487. Untuk sains skor rata-rata

murid Indonesia yakni 389, sedangkan skor

rata-rata OECD 489.

Laporan OECD tersebut juga menunjukkan bahwa

sedikit siswa Indonesia yang memiliki kemampuan

tinggi dalam satu mata pelajaran, dan pada saat

bersamaan sedikit juga siswa yang meraih tingkat

kemahiran minimum dalam satu mata pelajaran.

Dalam kemampuan membaca, hanya 30 persen

siswa Indonesia yang mencapai setidaknya

kemahiran tingkat dua dalam membaca.

Bandingkan dengan rata-rata OECD yakni 77

persen siswa.

Untuk bidang matematika, hanya 28 persen murid

Indonesia yang mencapai kemahiran tingkat dua

OECD, jauh di bawah rata-rata OECD yakni 76

persen. Dalam tingkatan itu, siswa dapat

menafsirkan dan mengenali, tanpa instruksi

langsung, bagaimana situasi dapat

direpresentasikan secara matematis.

Sumber : Tempo.co

https://tekno.tempo.co/read/1279711/skor-pisa-murid-indonesia-

di-bawah-rata-rata-ini-kata-nadiem/full&view=ok

Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.05 WIB

Survei OECD, Pelajar Cina Paling Cerdas

di Dunia

Reporter: Non Koresponden

Editor: Maria Rita Hasugian

Rabu, 4 Desember 2019 05:01 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Program

Penilaian Pelajar Internasional, PISA, yang

diselenggarakan OECD menyebutkan, pelajar Cina

memiliki kemampuan membaca, matematika, dan

ilmu pengetahuan melampaui 79 negara yang

disurvei.

Menurut OECD, Organisasi Pembangunan dan

Kerja Sama Ekonomi, survei tiga tahunan ini

menilai sekitar 600 ribu pelajar usia 15 tahun. Hasil

survei PISA menyebutkan, empat provinsi di Cina

yakni, Beijing, Shanghai, Jiangsu dan Zhejiang

unggul di bidang ilmu pengetahuan dan matematika.

Dalam kemampuan membaca, 10 persen pelajar di

Cina menunjukkan hasil tesnya lebih baik daripada

rata-rata anggota OECD.

Sementara pelajar-pelajar dari negara-negara OECD

mengalami peningkatan pengeluaran untuk

pendidikan dasar dan menengah sebesar lebih dari

15 persen dalam satu dekade terakhir. Namun

performanya tidak mengalami perubahan berarti.

"Ini mengecewakan bahwa kebanyakan

negara-negara OECD terlihat secara virtual tidak

ada peningkatan performa siswa mereka sejak PISA

pertama kali mengadakan ini tahun 2000," kata

Angel Gurria, Sekretaris Jenderal OECD

sebagaimana dilaporkan The Star dan South China

Morning Post, 3 Desember 2019.

255

Survei ini menunjukkan kemampuan pelajar-pelajar

Cina berada di atas Singapura, Macau, Hong Kong,

Taiwan, Malaysia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang,

Australia dan Kanada.

ADVERTISEMENT

Menurut Gurria, para pelajar di empat provinsi yang

dinilai dalam survei ini tidak mencerminkan Cina

keseluruhan. Hanya saja, ukuran dan bentuknya

sebanding dengan negara OECD.

"Apa yang membuat prestasi mereka lebih luar biasa

adalah tingkat pendapatan empat wilayah Cina itu

jauh di bawah rata-rata OECD. Kualitas sekolah

mereka hari ini akan memberi kekuatan ekonomi

mereka esok," ujar Gurria.

Meski begitu, OECD menilai masih ada kota-kota

lain di Cina daratan kekurangan sumber daya dan

perbedaan performa dalam hal kemakmuran,

pendidikan dan tekanan pengasuhan orang tua.

Sumber : Tempo.co

https://dunia.tempo.co/read/1279686/survei-oecd-pelajar-

cina-paling-cerdas-di-dunia/full&view=ok

Akses : 05 Mei 2020 Pukul 08.10 WIB

Survei OJK: Literasi Keuangan 2019

Meningkat, Tembus 76,19 Persen

Reporter: Dias Prasongko

Editor: Dewi Rina Cahyani

Jumat, 8 November 2019 10:27 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan

atau OJK baru saja merampungkan kegiatan Survei

Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) yang ketiga

pada 2019. Dari survei tersebut, OJK mencatat

bahwa indeks inklusi keuangan menembus angka

76,19 persen, atau naik 8,39 persen dari

sebelumnya 67,8 persen pada 2016.

Selain inklusi keuangan, hasil survei OJK juga

mencatat bahwa indeks literasi keuangan juga ikut

meningkat. Menurut hasil survei, indeks literasi

keuangan mencapai 38,03 persen atau naik 8,33

persen dari posisi tahun 2016 yang mencapai 29,7

persen.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi

dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara

mengatakan survei tersebut menunjukkan selama 3

tahun terakhir, terjadi peningkatan literasi atau

pemahaman keuangan di masyarakat. Serta

peningkatan akses masyarakat terhadap produk dan

layanan jasa keuangan atau inklusi keuangan.

"Peningkatan itu merupakan hasil kerja bersama

antara pemerintah, OJK, Kementerian/lembaga

terkait, Industri Jasa Keuangan dan berbagai pihak

lain, yang terus berusaha secara berkesinambungan

meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di

masyarakat,” kata Tirta dalam keterangan

tertulisnya di Jakarta, Kamis 7 November 2019.

Menurut Tirta, indeks literasi dan inklusi keuangan

tersebut telah mencapai target yang diharapkan

pemerintah sebesar 75 persen pada 2019. Hal ini

sesuai dengan target yang telah dicanangkan dalam

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 tahun 2016

tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif

(SNKI).

Adapun, survei ini melibatkan 12.773 responden di

34 provinsi dan 67 kota/ kabupaten dengan

mempertimbangkan gender dan strata wilayah

perkotaan/perdesaan. Sama seperti suvei 2016,

SNLIK 2019 juga menggunakan metode, parameter

dan indikator yang sama.

Yakni, indeks literasi keuangan yang terdiri dari

parameter pengetahuan, keterampilan, keyakinan,

sikap dan perilaku. Sementara indeks inklusi

keuangan menggunakan parameter penggunaan

(usage).

Sementara itu, jika didedah berdasarkan strata

wilayah, untuk perkotaan indeks literasi keuangan

mencapai 41,41 persen dan inklusi keuangan

sebesar 83,60 persen. Sedangkan indeks literasi dan

inklusi keuangan perdesaan adalah 34,53 persen

dan 68,49 persen.

Suvei OJK juga mengungkap bahwa berdasarkan

gender indeks literasi keuangan dan inklusi

keuangan laki-laki sebesar 39,94 persen dan 77,24

persen. Angka itu, relatif lebih rendah jika

dibanding perempuan yang mencapai sebesar 36,13

persen dan 75,15 persen.

Sumber : Tempo.co https://bisnis.tempo.co/read/1269759/survei-ojk-literasi-k

euangan-2019-meningkat-tembus-7619-persen/full&view

=ok

Akses : 21 Februari 2020 Pukul 11.18 WIB

Tentang Ujian Nasional, Nadiem: Bukan

Menghapus, tapi ...

Reporter: Antara

Editor: Yudono Yanuar

Minggu, 1 Desember 2019 12:49 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nadiem Makarim menegaskan bahwa

Ujian Nasional (UN) masih tetap diselenggarakan

256

pada 2020. "Kami masih mengkaji (mengenai

penghapusan UN), namun pada 2020 masih tetap

jalan. Itu sudah diumumkan," ujar Nadiem di

Jakarta, Sabtu, 30 November 2019.

Dia menjelaskan, wacana tersebut muncul karena

banyak sekali aspirasi dari masyarakat, guru, murid,

orang tua mengenai UN. Namun banyak dari yang

memberi masukan tersebut sebenarnya tidak ingin

menghapus UN.

"Namun lebih ingin menghindari hal-hal yang

negatif dari UN, misalnya dari sisi stres,

menghukum siswa yang satu bidang kurang kuat.

Jadi ini prinsipnya bukan menghapus, tapi

memperbaiki esensi dari UN itu, apa untuk menilai

prestasi murid atau sistem, " kata dia.

Sebelumnya, beredar wacana mengenai

penghapusan UN oleh Mendikbud Nadiem

Makarim. Hal serupa sebenarnya sudah diinisiasi

oleh Mendikbud sebelumnya yakni Muhadjir

Effendy, namun mendapat banyak penentangan dari

sejumlah kalangan.

Pada awal 2019, Kemendikbud telah menyiapkan

Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI),

sebagai sistem penilaian untuk pemetaan kualitas

pendidikan pengganti Ujian Nasional (UN). AKSI

tersebut mirip dengan sistem penilaian internasional

yakni Programme for International Students

Assessment (PISA).

Sumber : Tempo.co

https://tekno.tempo.co/read/1278703/tentang-ujian-nasio

nal-nadiem-bukan-menghapus-tapi/full&view=ok

Akses : 10 Mei 2020 Pukul 22.07 WIB

Tingkatkan Literasi Gizi, Coba Makan

Makanan Bervariasi

Reporter: Tempo.co

Editor: Mitra Tarigan

Sabtu, 13 Oktober 2018 06:50 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian

menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara

terkaya kedua di dunia dalam keanekaragaman

hayati. Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber

karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 26

jenis kacang-kacangan, 228 jenis sayuran, serta 389

jenis buah-buahan. Namun potensi ini belum

diimbangi dengan pola konsumsi masyarakat yang

bervariasi, untuk pemenuhan gizi seimbang.

Guru Besar Bidang Keamanan Pangan dan Gizi,

Fakultas Ekologi Institut Pertanian Bogor Ahmad

Sulaeman menegaskan pentingnya literasi gizi bagi

masyarakat. Ia menjelaskan manusia memerlukan

zat gizi yang dibutuhkan untuk energi harian, serta

membangun dan memelihara jaringan serta organ

dalam tubuh. Di pasar, banyak tersedia jenis pangan,

baik olahan maupun pangan lokal. Masing – masing

pangan memiliki manfaat tersendiri untuk

pemenuhan kebutuhan gizi. "Sayangnya, saat ini

masih banyak masyarakat Indonesia yang

mengkonsumsi makanan tidak berdasarkan pada

angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Padahal,

kondisi kekurangan, atau kelebihan konsumsi gizi

dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang

seseorang," katanya dalam acara MilkVersation di

Gran Mahakam, Jakarta pada 12 Oktober 2018.

Ia mengingatkan istilah 'Remember, you are what

you eat!'. Ahmad mengatakan sangat penting untuk

memahami kandungan nilai gizi dasar, serta takaran

dan proporsi yang tepat dari makanan dan minuman

yang akan kita konsumsi. "Seseorang dengan

literasi gizi yang baik akan dengan cermat

menghitung kebutuhan gizinya, serta bijak dalam

membaca label informasi pada makanan olahan

yang dikonsumsi.”

Perlu dipahami bahwa tidak ada jenis pangan yang

mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan

tubuh. Karenanya, dibutuhkan variasi pangan – baik

pangan alami maupun olahan – guna memenuhi

berbagai kebutuhan gizi dalam tubuh. Contohnya,

nasi dan sumber karbohidrat lainnya merupakan

sumber utama energi, namun minim kandungan

vitamin dan mineral. Sayuran dan buah-buahan

umumnya kaya akan vitamin, mineral dan serat,

tetapi sedikit megandung energi dan protein. Ikan

merupakan sumber protein yang baik, namun tidak

dapat dijadikan sumber makanan utama. Sedangkan

susu sebagai salah satu asupan bergizi baik, mampu

melengkapi kebutuhan gizi harian seseorang guna

mendukung pemenuhan gizi seimbang.

Pemerintah sudah memiliki aturan Permenkes

nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi

Seimbang serta Permenkes nomor 75 tahun 2013

tentang anjuran Angka Kecukupan Gizi Harian.

Aturan itu mendorong terciptanya masyarakat

Indonesia yang lebih sehat. Untuk meraih

pemenuhan gizi seimbang, dibutuhkan literasi gizi

yang baik, agar seseorang paham dengan

kandungan nilai gizi dari makanan atau minuman

yang dikonsumsi. Sayangnya, tingkat literasi

Indonesia secara umum masih memprihatinkan.

Data dari World’s Most Literate Nations

menempatkan tingkat literasi Indonesia berada di

urutan kedua terbawah (peringkat 60) dari 61

negara di dunia . Artinya, kesadaran masyarakat

untuk membaca, mencari tahu dan memahami

informasi, termasuk terkait masalah gizi, masih

sangat rendah.

257

Corporate Affairs Director PT Frisian Flag

Indonesia, Andrew F. Saputro. mengatakan

rendahnya literasi gizi adalah gerbang dari

timbulnya berbagai masalah gizi. Hal ini tentu

dapat berimplikasi pada terganggunya pertumbuhan

dan kesehatan fisik seseorang. Di momen

peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16

Oktober 2018 ini Frisian Flag Indonesia mengajak

masyarakat Indonesia untuk cerdas mengonsumsi

pangan melalui edukasi literasi gizi, menerapkan

pola gizi seimbang, rutin mengkonsumsi susu, serta

menjalani gaya hidup aktif. "Kami berharap

kegiatan ini dapat membantu meningkatkan

kesadaran masyarakat akan manfaat literasi gizi dan

pangan berkualitas, sehingga lebih lanjut dapat

meningkatkan status gizi bangsa dan membangun

keluarga Indonesia yang kuat dan berkualitas,” kata

Andrew.

Sumber : Tempo.co

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-

nusantara/18/03/16/p5o0nh313-uin-arraniry-dan-pemkot-banda-aceh-kembangkan-perpustakaan

Akses : 24 Februari 2020 Pukul 09.20 WIB