Upload
fkmumi
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, teknologi dan informasi yang
terus meningkat, bidang arsitektur dan pihak yang terkait terus dihadapkan
untuk menyeimbangkan berbagai pertumbuhan dunia yang terus mengalami
perubahan tersebut. Khususnya dunia akademik yang bergelut pada bidang
arsitektur harus mengadakan penerapan teori dan praktik yang disesuaikan
dengan tuntutan dunia kerja yang berpacu pada kemajuan teknologi dan
informasi, misalkan dengan kemajuan teknologi komputer yang telah
diterapkan dalam semua bidang kerja.
Salah satu cara dalam mendukung kebijakan akademik yang
memecahkan masalah tersebut dengan diadakannya Kerja Praktik bagi semua
mahasiswa/i arsitektur. Dalam hal ini, Kerja Praktik 2 dengan bagian praktik
yang dilakukan adalah sebagai asisten arsitek perencana di kantor atau
sebagai perancang (drafter) gambar kerja, dengan tugas tersebut diharapkan
dapat menimba ilmu dalam dunia kerja yang sesungguhnya dan mendapat
beberapa masukan sebelum masuk kedalam dunia profesional sebagai
seorang arsitek.
Kerja praktik merupakan salah satu prasyarat yang harus ditempuh atau
diselesaikan oleh seluruh mahasiswa yang akan menyelesaikan kegiatan
akademiknya, yang dalam kegiatannya berhubungan dengan upaya penerapan
teori dan praktik dalam suatu instansi atau perusahaan. Instansi atau
perusahaan yang dimaksud adalah suatu badan usaha, tim perencana atau
konsultan perencana yang telah mendapatkan SK mendirikan sebuah lembaga
perusahaan konsultan khususnya pada bidang arsitektur.
Dalam dunia nyata kita sebagai mahasiswa arsitektur dituntut untuk
lebih bisa berkompetisi dengan orang lain dalam persaingan yang sehat
tentunya. Untuk dapat bersaing dengan orang lain maka setiap mahasiswa
1
dibekali dengan ilmu-ilmu yang sekiranya dapat menunjang kebutuhan
tersebut. Salah satunya dengan melakukan kerja praktik.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam kerja praktik kali ini adalah
perencanaan rancangan yang akan dilaksanakan di lapangan, mulai dari
penuangan ide kedalam konsep sampai menjadi desain yang direalisasikan.
Kegiatan dilakukan dengan membentuk tim dan membagi masing-masing
pekerjaan.
Karena dalam pelaksanaannya perancangan tidak hanya membutuhkan
waktu yang singkat dan konsep desain sekali jadi, namun banyak sekali
terjadi perubahan dan revisi yang dilakukan sebelum desain benar-benar
layak untuk dilaksanakan.
1.2. Pengertian Kerja Praktek Profesi (Perencanaan)
Kegiatan kerja praktek profesi (perencanaan) merupakan suatu
kewajiban bagi mahasiswa calon arsitek untuk mengikuti pekerjaan pada
suatu instansi. Pada kegiatan ini, calon arsitek akan diperkenalkan secara
lebih dekat, lebih komunikatif dan komprehensif dalam hal perencanaan dan
perancangan suatu proyek pembangunan yang nyata dalam arti objek
pembangunan yang melibatkan beberapa disiplin ilmu yang memerlukan
suatu koordinasi, integrasi, dan toleransi yang timbal balik untuk hasil yang
terpadu dan optimal.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari kerja praktek 2 ini merupakan kelanjutan dari kerja
praktek I, akan tetapi lingkup pekerjaan yang dilaksanakan berbeda. Kegiatan
lebih banyak dilakukan didalam studio dan lebih kepada perencanaan
bangunan.
Disamping itu juga diharapkan mahasiswa dapat menerapakan dan
membandingkan langsung ilmu teori yang didapatkan dibangku kuliah
dengan apa yang didapatkan dilapangan/kantor dengan merencanakan
2
langsung dikantor untuk mengamati dan mempelajari persoalan-persoalan
yang timbul di Konsultan.
Adapun tujuan dari kerja praktik ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui proses perencanaan sebuah proyek dalam dunia kerja.
Menjadi perencana sekaligus drafter dalam sebuah proyek.
Mengetahui struktur organisasi perusahaan dan ruang lingkup pekerjaan
perusahaan.
Memperoleh ilmu dan pengetahuan yang berbeda dengan yang dipelajari
didalam perkuliahan.
Dapat menjadi gambaran sebagai langkah awal mengikuti dunia kerja.
Mampu beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan sebagai tim.
Meningkatkan pola berfikir dan mampu untuk mengimplementasikan
teori dengan praktik perencanaan.
Mampu menerima dalam menghadapi permasalahan dan dapat
menyesuaikannya dengan jadwal atau pekerjaan yang terencana sesuai
dengan yang diberikan oleh pemberi tugas.
Menambah daya kreatifitas dalam berkarya khususnya dengan
diikutsertakan dalam suatu perencanaan pembangunan secara langsung.
1. Menambah pengetahuan dalam dunia kerja dengan membandingkan teori yang
didapat sebagai perencana dan ikut serta dalam melakukan perencanaan suatu
pembangunan.
1.4. Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Profesi (Perencanaan)
Bentuk penulisan laporan ini adalah studi terhadap objek tertentu dari
suatu instansi, yang mana penulisannya didasarkan atas data yang
dikumpulkan dari berbagai pihak yang terkait pada proyek Perencanaan
tersebut.
Adapun data tersebut dikumpul dengan berbagai metode antara lain:
1. Metode identifikasi
metode identifikasi adalah pengamatan langsung dilapangan atas proses
pelaksanaan pekerjaan pada proyek tersebut.
3
2. Metode diskusi atau wawancara
Metode diskusi atau wawancara adalah dengan melakukan Tanya jawab
dengan pihak yang terlibat dalam pengelolaan proyek, hal ini dilakukan
untuk mendapatkan data-data tentang hal-hal yang bersifat teknis.
3. Metode data dan literatur
Metode data dan literatur adalah pengamatan melalui studi literatur dan
dokumen-dokumen proyek yang semuanya sangat membantu dalam
pelaksanaan kerja praktek.
4. Menyusun laporan selama kegiatan kerja praktek dengan dibantu
bimbingan dari dosen mata kuliah kerja praktek profesi.
1.5. Lingkup Pembahasan Kerja Praktek Profesi (Perencanaan)
Mengingat jadwal waktu kerja praktek sangat terbatas, yakni, 9 minggu
sehingga dalam laporan ini tidak membahas secara keseluruhan dari
pelaksanaan kerja di instansi tersebut.
Dalam laporan ini kami membahas lingkup pekerjaan secara visualisasi
didalam proyek perencanaan kerja praktek antara lain:
1. Pekerjaan surve lokasi dan pengukuran lokasi/bangunan
2. Pekerjaan penggambaran bestek
1.6. Sistematika Pembahasan
Sistimatika pembahasan laporan ini terdiri dari beberapa bab antara lain:
PERTAMA PendahuluanPada bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud
dan tujuan, batasan masalah, metode pembahasan, dan
sistim matika pembahasan.
KEDUA Tinjauan Teoritis PerencanaPada ini menguraikan tentang pengertian, tinjauan,
persyaratan, jenis dan kriteria, kegiatan, lingkup pekerjaan,
cara mendapatkan proyek, proses pengadaan proyek dan
badan-badan yang terlibat, tanggung jawab, hak dan
4
kewajiban, hubungan kerja, imbalan jasa, dan sistem
pembayaran suatu konsultan perencana, cara mendapatkan
proyek, proses pengadaan proyek dan pengelola proyek.
KETIGA Analisa Dan Pembahasan CV. ASIA LINTAS RAYA
Dan Gedung Pendidikan LPMP
Menguraikan tentang sejarah singkat CV AIKINDO REKA
CIPTA dan Gedung LPMP, latar belakang, data
administrasi perusahaan, organisasi perusahaan,
pengalaman perusahaan, dan analisa data perorangan.
KEEMPAT Penutup
Pada ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS PERENCANA
5
2.1. Tinjauan Teoritis Konsultan Perencana
2.1.1. Denah
Denah atau Plan : berasal dari kata latin PLANUM berarti dasar,
arti lebih jauh lantai
Denah adalah merupakan penampang potongan horisontal dari
suatu obyek/bangunan, yang potongannya terletak pada ketinggian
1,00 m dari atas lantai ruangan dalam bangunan
Fungsi denah antara lain untuk menunjukkan:
1. fungsi ruang
2. susunan ruang
3. sirkulasi ruang
4. dimensi ruang
5. letak pintu dan bukaan
6. isi ruang
7. fungsi utilitas ruang (air, listrik, AC, dll.) pada denah-denah tertentu
Denah mencerminkan skema organisasi kegiatan dalam
bangunan dan merupakan unsur penentu bentuk bangunan. Denah
berguna untuk mengungkapkan banyak hal, seperti untuk
mengungkapkan banyak hal seperti ruang sirkulasi dengan ruang
untuk beraktivitas, dan hubunganya baik antar ruang di dalam
bangunan maupun diluar bangunan yang masih terletak didalam
tapak, secara keseluruhan memberi makna bagi bangunan tersebut.
Menempatkan gambar denah pada suatu tapak dalam bidang gambar
mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu :
1. Posisi arah utara, umumnya menghadap keatas.
6
2. Posisi jalan, sebagai orientasi pencapaian ke tapak, umumnya
ditempatkan dibagian bawah bidang gambar dengan layout
bangunan yang dominan ortografis dan sejajar terhadap bidang
bawah gambar.
Tujuan gambar denah :
1. Untuk menjelaskan Ruang Ruang dua dimensi yang direncanakan
2. Hubungan Ruang
3. Fungsi Ruang
4. Ukuran Ruang Posisi / elevasi lantai / Ruang
5. Hubungan Rg dalam (interior) dan Rg luar (ekstrior)
6. Letak pintu dan jendela
7. Susunan perabotan (Furniture)
8. Karakter obyek bangunan
Kelengkapan dalam Mengkomunikasikan Gambar Denah
Nama gambar dan skala gambar
1. Ukuran ruang
2. Notasi dinding
3. Notasi bukaan pintu dan jendela
4. Notasi struktur kolom
5. Notasi area basah
6. Notasi teras
7. Piel muka tanah
8. Piel lantai
9. Garis arah pemotong
10. Garis Rencana Atap
2.1.2. Tampak
Definisi: Wujud bangunan secara dua dimensi yang terlihat dari
luar bangunan.
7
Fungsi gambar tampak antara lain untuk menunjukkan:
1. dimensi bangunan
2. proporsi
3. gaya arsitektur
4. warna & material
5. estetika
Gambar tampak sama pentingnya dengan gambar denah dan
potongan.
Secara teknis dibuat berdasarkan proyeksi orthogonal sehingga
secara grafis akan terlihat gambar berupa dua dimensi yang datar.
Yang perlu diperhatikan dalam menggambar tampak yakni :
1. Letak pintu / jendela
2. Ketinggian bangunan
3. Bentuk atap
4. Tinggi pintu standart T.200 210 cm
5. Letak garis ambang kusen dan jendela bawah dan atas diusahakan
sama
6. Ketinggian lantai terhadap muka tanah.
Karena digambar secara dua dimensi, pada gambar tampak
kemungkinan akan ada beberapa bagian bangunan yang ukurannya
menjadi tidak sesuai dengan ukuran yang sebenarnya (sesuai skala),
yakni garis atau bidang yang tidak sejajar dengan bidang gambar.
Untuk arah pandang sendiri tidak tergantung pada suatu patokan yang
pasti. Bisa jadi gambar tampak dinamai sesuai dengan arah mata
angin (tampak utara, tampak timur, dll.) atau dinamai sesuai view
tertentu seperti tampak dari danau, tampak dari jalan raya, dsb. Selain
itu bisa juga diberi nama tampak A, tampak B, dst. Sesuai keinginan
dari sang arsitek yang ditentukan pada denah.
Gambar tampak bisa dilengkapi :
8
1. Rendering (pohon / tanaman)
a. Arsir bayangan (efek cahaya)
b. Penampilan material (bahan bangunan)
Untuk memperlihatkan gambar-gambar 2 dimensi kelihatan tiga
dimensional. Gambar tampak bangunan adalah cara
mengkomunikasikan bentuk fisik arsitektur yang dilihat dari
arah pandang frontal (ortografis dengan bidang obyeknya).
Tampak bangunan paling tidak memiliki 4 arah pandang dari
obyek bangunan tersebut. Dalam mengkomunikasikan
gambar tampak bangunan, maka faktor tapak berperanan
penting untuk diperhatikan, faktor lingkungan memberikan
estetika tersendiri terhadap obyek bangunan tersebut.
Terdapat beberapa karakter komunikasi tempak yang
diakibatkan oleh posisi bangunan terhadap karakteristik
tapaknya.
2. Keterangan gambar (Nama gambar dan skala yang
dikomunikasikan)
3. Proyeksi gambar tampak :
a. Bagian atap
b. Bagian badan
c. Bagian kaki bangunan
d. Lingkungan (alam dan suasana)
4. Proyeksi gambar detail tampak
a. Bagian atap :
1) Bentuk atap
2) Bukaan atap
3) Kemiringan atap
4) Listplank atap
5) Canopy
b. Bagian badan :
9
1) Kusen (untuk pintu, jendela, lobang angin, dan
kombinasinya)
2) Daun pintu, daun jendela, lobang angin
3) Dinding
4) Pelapis tambahan di dinding (estetika)
c. Bagian kaki bangunan
1) Finishing kaki bangunan
2) Teras
3) Tangga/trap
d. Bagian lingkungan alam
1) Posisi lahan
2) Skala pohon
3) Suasana
5. Proyeksi tampak
Perbandingan tinggi terhadap lebar bangunan
Berkesan tinggi/rendah
Berkesan seimbang /tidak seimbang
a. Informasi kedalaman ruang1) bidang depan 2) bidang tengah Tampak
teknik bayangan sangat menentukan
3) bidang belakangb. Informasi karakteristik dari material
1) Masif :
a) Tembok/batu tempel
b) Kayu/panel papan
c) Genteng/sirap/seng/asbes, dll
2) Transparan :
a) Kaca
10
b) Kerawang/rooster
c) Teralis/tirai
3) Tampilan gambar tampak yang komunikatif sesuai maksud
dan tujuan gambar
a) Skala komunikatif
1 : 200 atau 1 : 100 (Diutamakan, Dimensi, Dan
estetika tampak)
b) Skala komunikatif
1 : 50 (Diutamakan, Ketelitian gambar, keterangan
bahan pada tampak)
Langkah kerja mengkomunikasikan gambar tampak :
Sebagai langkah awal adalah menggambarkan secara lengkap
batas-batas yang berperan dalam tampak, seperti tinggi bangunan,
posisi entrance bangunan.
Gambar tampak dalam skala ini tidak dilengkapi keterangan
obyek. Yang dikomunikasikan adalah notasi-notasi bahan, dimensi,
bayangan, suasana, yang menunjang komunikati- estetika dari
bentuk tampak tersebut.
Untuk melengkapi ekspresi gambar yang komunikatif dan
estetik maka gambar tampak depan tersebut dilengkapi dengan
bayangan akibat sinar matahari yang diharapkan menjelaskan
kedalaman dari bidang-bidang tampak. Arah datang sinar matahari
diasumsikan sejajar 0dengan sudut 45 (asumsi sudut ini ditetapkan
oleh si perencana).
Agar dapat mengkomunikasikan bayangan ini dengan benar
harus diperhatikan kedudukan dari elemen-elemen yang berperan,
yaitu posisi dari elemen-elemen tersebut pada gambar denah dan
gambar potongan.
11
Selanjutnya gambar tampak itu dilengkapi secara proporsi
terhadap skala manusia dan lingkungannya.
Tampilan aspek komunikatif-estetik gambar tampak di atas
merupakan gambar presentasi tampak yang normal, baik dalam
gambar-gambar untuk persyaratan peraturan (perijinan), gambar
untuk dipublikasikan dalam buku-buku Arsitektur, publikasi iklan,
maupun untuk komunikasi kepadaa pemberi tugas (lingkup
pendidikan atau lingkungan non pendidikan).
Adapun tampilan gambar tampak depan yang sesuai dengan
gambar denah seharusnya digmbarkan tampak dari pagar depan.
Gambar pagar depan ini seringkali tidak ikut ditampilkan karena
dikuatirkan menjadi rancu dan merusak estetika dari gambar tampak.
Tampilan gambar tampak samping, jika batas bangunan
berhimpitan dengan batas tapaknya tidak mutlak diperlukan,
tujuannya disajikan hanya untuk menggambarkan outline bangunan.
Contoh komunikasi gambar tampak samping,
Tampilan gambar tampak belakang, mutlak diperlukan karena
perlu diperhatikan oleh pemberi tugas, apalagi jika pemberi
tugas merupakan pihak pemakainya.
Kelengkapan dalam mengkomunikasikan gambar tampak:
Teknik komunikasi gambar tampak dalam skala 1:50,
sama halnya pada gambar dengan skala 1:100, hanya dilengkapi
dengan keterangan penggunaan bahan dan finishingnya seperti yang
dikehendaki dalam pelaksanaan pembangunan.
Keterangan merk bahan finishing seringkali tidak
disertakan karena belum mendapat kesepakatan dari pemberi
tugas. Yang dapat dikomunikasikan adalah image estetika dari
perencana, yaitu pemilihan warna yang diinginkan. Tampilan
12
bayangan tidak mutlak hanya disajikan selama tidak merusak
image estetika tampak.
2.1.3. Potongan
Potongan adalah gambar penampang bangunan yang
diproyeksikan pada bidang vertikal, yan posisinya diambil pada
tempat-tempat tertentu.
Gambar dari suatu bangunan yang dipotong vertikal pada sisi
yang ditentukan (tertera pada denah) dan memperlihatkan isi atau
bagian dalam bangunan tersebut.
Fungsi potongan untuk menunjukkan:
1. Struktur bangunan
2. Dimensi tinggi ruang
Untuk kriteria penggambaran, potongan kurang lebih sama
dengan denah. Bagian yang terpotong digaris tebal dengan notasi
material bila merupakan gambar kerja.
Ada juga yang disebut potongan ortogonal, yaitu gambar
potongan yang berkesan tiga dimensi karena digambar dengan teknik
gambar perspektif satu titik lenyap. Letak titiknya sendiri berada di
tengah banguna
Gambar potongan untuk suatu desain bangunan diperlukan
guna menjelaskan kondisi ruangan- ruangan ( dimensi, sakala,
konstruksi) didalam bangunan ataupun diluar bangunan seperti
yang diinginkan oleh perencana dan bermanfaat sebagai
komunikasi yang komunikatif ( diungkapkan dalam skala).
POTONGAN MEMANJANG : Bidang potongan yang terletak
sejajar dengan bidang jalan utamanya
POTONGAN MELINTANG : adalah bidang penampang potongan
pada bangunan yang sejajar atau ortografis terhadap bidang jalan
13
utamanya. Sering kali pengertian tentang potongan melintang dan
memanjang ini, dalam notasi dan arah pandang potongan
ditempatkan di dalam gambar denah, sekurang-kurangnya dua buah
notasi potongan dalam posisi yang berlawanan, disebut dengan
istilah potongan melintang dan potongan memanjang. Istilah ini
dapat memberikan konotasi yang berbeda jika dikaitkan dengan
lay-out bangunan. Batas-batas tapak dan bangunan yang komplek,
kondisi bangunan dengan lokasi lebih dari satu jalan utama,
menjadi sulit untuk dituliskan dengan istilah potongan melintang
ataupun memanjang, maka digunakan notasi dengan huruf atau
dengan angka saja, seperti potongan A A, B B ,dst ; potongan 1
1, 2 2, dst ; potongan I I , II II, dst , yang ditentukan oleh
perencana.
Cara mengambil obyek gambar potongan :
Potongan dapat diambil atau di letakan pada tempat-
tempat yang dilalui oleh Ruang yang di anggap sebagai interest
point atau bagian titik terpenting pada rancangan bangunan,
sehingga pada bagian tersebut dapat di informasikan. Gambar
Potongan bangunan harus dapat dan mampu menginformasikan
tentang :
1. Konstruksi
2. Sruktur bangunan
3. Ruang
4. Sistem cahaya, ventilasi
5. leveling perbedaan lantai
6. sistem langit-langit/plafond
7. ketinggian bagunan
8. spesifikasi material yang digunakan
Gambar potongan adalah lebih bersifat realitis dan lebih
mudah untuk dimengerti dari pada gambar DENAH karena
14
gambar ini memperlihatkan ukuran Horizontal dan ukuran Vertikal
Dilihat dari cara mengkomunikasikan gambar potongan, ada dua
jenis gambar potongan :
1. POTONGAN ARSITEKTURAL
Gambar ini mengiformasikan :
a. Tinggi bangunan
b. Tinggi rendah lantai (permainan lantai)
c. Tinggi plafond (permainan plafond)
d. Bentuk atap
e. Sistem ventilasi cahaya, sirkulasi udara dsb
f. Ukuran sistem bangunan
g. Keterangan material
2. POTONGAN STRUKTURAL
Gambar ini mengiformasikan :
a. Tinggi bangunan
b. Tinggi rendah lantai dan konstruksinya
c. Tinggi plaond dan konstruksi plafond
d. Bentuk atap dan konstruksinya
e. Struktur konstruksi pondasi
f. Material struktur konstruksi
g. Ukuran sistem bangunan
h. Keterangan material
Langkah kerja mengkomunikasikan gambar potongan :
Sebagai langkah awal adalah menggambarkan dengan
lengkap dari batas tampak yang terpotong sampai ke ruang -
15
ruang di dalam bangunan, umumnya dipakai ukuran sumbu ,
dan ukuran batas tampak diambil ukuran lainyna .
Ruang bangunan ini digambarkan sampai ke garis luar
dari atap bangunan , menentukan tinggi bangunan ( batas ketinggian
bangunan ini sudah dipakai sebagai aturan di negara- negara Maju)
dan ditentukan piel ruangan . umunya piel lantai ruangan utama
didalam bangunan ditetapkan. + 0.00. sebagai ruangan yang
berada diluar batas tampaknya dapat ikut serta digambarkan ,seperti
trotoir ,sebagai jalan depan .
Gambar 2 dan 3,menjelaskan proses tentang
penggambaran berikutnya ; yaitu kelengkapan terhadap pemakaian
bahan dinding ( elemen masif, transparan atau kombinasinya )
dengan mempertebal batas batas terpotong ( plafon , latai dsb-nya )
lengkap dengan piel lantai keterangan
Ruangan ,dan meggambarkan ruangan lainya yang
terlihat sesuai dengan arah lihat pada notasi ruangan yang
terdapat digambar denanya
Sampai batas gambar 3 ini yang umumnya dikomunasikan
baik dalam buku buku arsitek maupun rancangan yang sedang
didiskusikan kepada pemberi tugas. Mengambar tampak bangunan
adalah mengkomunasikan bentuk fisik arsitektur yang dilihat dari
Arah pandang frontal ( ortografis dengan bidanng obyeknya ).
Tampak bagunan paling tidak memiliki 4 orientasi arah pandang dari
obyek bangunan tersebut .
Dalam mengkomunikasikan gambar tampak bangunan
maka faktor tampak berperanan penting untuk
diperhatikan ,faktor lingkungan memberikan estetika tersendiri
terhadap obyek bangunan tersebut terhadap beberapa karakteristik
komunikasi tampak yang diakibatkan oleh posisi bangunan terhadap
karakteristik tampaknya .
16
2.1.4. Detail
Detail adalah pembesaran skala gambar bagian elemen
ruang atau konstruksi dengan tujuan untuk menginformasikan
secara jelas ide rancangan.
Tujuan gambar detail:
1. Menginformasikan bentuk detail
2. Menginformasikan hubungan konstruksi, joint elemen
3. Menginformasikan jenis material dan material finishing, warna,
campuran
4. Menjelaskan keterangan teknis dan kelengkapan persyaratan
detail untuk pedoman pelaksanaan pemborong.
Berdasarkan karakteristiknya gambar detail dibedakan sebagai
berikut :
1. GAMBAR DETAIL KONSTRUKSI
Menitik beratkan pada penjelasan hubungan konstruksi
elemenbangunan / ruang
2. GAMBAR DETAIL ARSITEKTURAL
Menitik beratkan pada penjelasan bentuk rancangan elemen
bangunan / ruang (proporsi dan prinsip bentuk)
MENGGAMBAR DETAIL
1. Skala Detail 1 : 20, 1 : 10, 1 : 5, 1 : 2, 1 : 1
2. Skala Sub Detail 1 : 5, 1 : 2, 1 : 1
3. Visualisasi Gambar Detail di jelaskan melalui proyeksi bidang
dari detail, seperti Denah detail, Tampak Detail, Potongan
Penampang Detail. Atau dilengkapi dengan visualisasi tiga
dimensi, seperti isometri detail.
Kelengakapan Gambar Detail :
1. Nama gambar detail
17
2. Petunjuk letak detail pada Denah, Tampak, Potongan, dan
sebagainya.
3. Menjelaskan ukuran, panjang, lebar, dan tinggi.
4. Notasi gambar yang membedakan / menjelaskan perbedaan
material dasar, material finishing, warna, dsb.
5. Menjelaskan hubungan konstruksi, joint elmen dsb.
6. Menjelaskan keterangan teknis dan kelengkapan persyaratan
detail.
Macam gambar detail
Gambar Detail, dapat dipetik dari semua gambar rancangan antara
lain pada :
1. RANCANGAN TAPAK : detail pagar, detail badan jalan, riol,
detail lansekap, lampu, dsb.
2. RANCANGAN DENAH : detail teras, kolom, kaki bangunan,
detail lantai, detail tangga, detail dapur, detail km/wc, dsb.
3. RANCANGAN TAPAK : detail canopy, detail bidang bukaan,
detail bidang masif/finishing.
4. RANCANGAN POTONGAN : detail plafond, detail balkon,
railling, detail konstruksi atap, dsb.
DETAIL ARSITEKTURAL
Detail Arsitektonis lebih lengkap jika digambarkan dalam
satu kesatuan denah, tampak, potongan, potongan tiga dimensi.
Hal ini disebabkan karena penambahan suatu bahan pelapis
tertentu mempunyai konsekuensi yang menuntut pemecahan
konstruksi dan estetika terhadap pertemuan dengan elmen-elmen
lainnya. Yaitu mampu menjelaskan pertemuan dengan bidang
dinding-lantai-plafond- maupun elmen lainnya misalnya kusen.
(Weston, 2004)
2.2. Tinjauan Konsultan Perencana
2.2.1. Pengertian Konsultan Perencana
18
Pengertian konsultan perencana menurut Direktorat Jenderal
Cipta Karya, 1998 adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam
bidang perencanaan proyek-proyek pembangunan. Konsultan
perencana dapat berdiri sendiri dan dapat pula bergabung dengan
biro pelaksana. Sedangkan, menurut Ikatan Arsitek Indonesia (IAI),
1989 konsultan perencana adalah perorangan atau badan usaha
dengan mempergunakan keahliannya berdasarkan suatu pemberian
tugas mengerjakan perencanaan, perancangan, dan pengawasan
bangunan.
2.2.2. Tingkatan Konsultan Perencana
Dalam konsultan perencana dibagi atas tiga tingkatan sebagai
berikut:
1. Small office
Tingkatan ini merupakan kegiatan seorang arsitek secara
individual tanpa pembantu atau asisten tetap dan mungkin hanya
tenaga kerja part timer saja. Adapun macam pekerjaan
administrasi dilakukan oleh draftman.
2. Medium size office
Biro ini membawahi 10-19 karyawan yang diklasifikasikan
menjadi senior draftman, junior draftman, dan arsitek intraining.
Dalam biro ini diperlukan pengorganisasian yang baik karena
volume produksi akan lebih baik dan kontinu.
3. Large office
Biro ini mempekerjakan lebih dari 20 karyawan dengan
persyaratan beberapa tenaga spesialis.
2.2.3. Persyaratan Konsultan Perencana
19
Sebuah konsultan perencana harus mempunyai beberapa
persyaratan agar dapat mengikuti dan melaksanakan proyek
khususnya proyek pemerintah, dalam hal ini konsultan perencana
harus tercantum dalam daftar rekanan mampu (DRM). Dalam DRM
dimuat rekanan yang telah lulus dalam prakualifikasi.
1. Penetapan lulusan prakualifikasi didasarkan pada hal-hal berikut:
a. Adanya akte pendirian.
b. Adanya surat ijin usaha yang masih berlaku.
c. Mempunyai nomor pokok wajib pajak (NPWP).
d. Mempunyai alamat yang sah, jelas, dan nyata.
e. Mempunyai referensi bank.
f. Kemampuan modal usaha.
g. Berada dalam keadaan mampu dan tidak dinyatakan pailit.
h. Mempunyai referensi pengalaman kerja dalam bidang usaha
yang diprakualifikasikan.
i. Pimpinan usaha tidak berstatus pegawai negeri.
j. Syarat-syarat golongan bagi pemborong/rekanan golongan
ekonomi lemah berupa pemberian bobot yang lebih tinggi
dalam penilaian kriteria kualifikasi.
2. DRM sekurang-kurangnya memuat keterangan mengenai data
setiap pemborong atau rekanan sebagai berikut:
a. Nama
b. Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
c. Alamat
d. Ijin usaha, akte pendirian perusahaan, dan rekening bank
e. Besarnya kekayaan perusahaan
f. Susunan modal
g. Bidang usaha
h. Daerah/tempat usaha
i. Nama karyawan atau pengurus ahli dan bidang keahliannya
j. Pengalaman kerja
20
k. Golongan rekanan, yaitu:
1) Golongan Besar (B) untuk biaya perencanaan di atas Rp.
1.000.000.000,-
2) Golongan Menengah (M) untuk biaya perencanaan
antara Rp. 100.000.000,- sampai Rp. 1.000.000.000,-
3) Golongan Kecil (K) untuk biaya perencanaan di bawah
Rp. 100.000.000,-
Untuk mengikuti dan melaksanakan proyek swasta, biro
konsultan tidak perlu tercantum dalam DRM karena pemberian tugas
berdasarkan kepercayaan. Namun demikian, ada juga proyek swasta
yang mengikuti pola persyaratan proyek pemerintah.
2.2.4. Jenis dan Kriteria Konsultan Perencana
Konsultan perencana ditinjau dari segi penyelenggaraannya terdapat
dua macam yaitu:
1. Konsultan perencana pemerintah atau PN (Perusahaan Negara)
Dalam melaksanakan pembangunan negara, pemerintah
mendirikan biro konsultan dimana arsitek mendapat honor atau
premi dari pemerintah sedangkan pemerintah sendiri mendapat
keuntungan dari pembuatan bangunan yang dibuat oleh arsitek.
2. Konsultan perencana swasta
Dengan bermodalkan sendiri para arsitek/sejumlah arsitek
mendirikan sebuah biro konsultan perencana atau dapat juga
seorang yang mempunyai modal mendirikan sebuah biro
konsultan dan membayar arsitek atau karyawan-karyawan atas
hasil yang dicapai oleh biro konsultan tersebut. Dalam hal ini
keuntungan adalah milik pribadi konsultan tersebut kecuali pajak
yang harus dibayar kepada pemerintah, dan melalui pajak ini
pemeritah mendapat keuntungan.
2.2.5. Kegiatan Konsultan Perencana
21
Kegiatan konsultan perencana meliputi:
1. Kegiatan ke dalam, berupa kegiatan proses perencanaan dan
administrasi.
2. Kegiatan ke luar, berupa uraian bidang operasional serta
hubungan kerja.
Organ-organ ini antara lain badan-badan usaha atau
perorangan, jabatan dan instansi pemerintah lainnya seperti: kantor-
kantor swasta yang bergerak dalam bidang perencanaan, kantor
departemen pendidikan, kantor pekerjaan umum, kantor perencanaan
kota, kantor perdagangan, kantor pajak, bank swasta dan pemerintah,
asuransi dan sebagainya.
Biro konsultan dalam operasinya harus berusaha
memperbanyak relasinya dengan menjaga nama baik sesuai dengan
profesi masing-masing, maksud dan tujuannya agar biro konsultan
ini dapat melangsungkan usahanya secara berkepanjangan.
2.2.6. Lingkup Pekerjaan Konsultan Perencana
Setelah pemberi tugas (klien) menentukan konsultan
perencana yang akan mengerjakan proyek perencanaan, maka
hubungan kerja keduanya akan disahkan melalui suatu perjanjian
tertulis kontrak yang mempunyai kekuatan hukum. Isi dari surat
perjanjian ini umumnya meliputi:
1. Nama proyek, jenis pekerjaan yang diborongkan serta lokasi
kegiatan
2. Harga/nilai pekerjaan termasuk pajak
3. Volume dan perincian pekerjaan
4. Sanksi-sanksi
5. Masalah tuntutan
6. Pembatalan kontrak
7. Pekerjaan tambahan
22
Selain surat perjanjian, dibuat pula lampiran kontrak kerja
yang mencakup:
1. Berita acara pemberian penjelasan
2. Berita acara pembukuan surat penawaran harga term of reference
(TOR)
3. Surat perintah kerja (SPK)
4. Uraian dan syarat pelaksanaan pekerjaan
5. SPH yang dilengkapi harga satuan penawaran
6. Jadwal pelaksanaan dan lain-lain
Pemberi tugas (klien) dalam waktu maksimal tujuh hari
sudah harus mengeluarkan surat perintah kerja (SPK) yang telah
ditandatangani oleh pemberi tugas atau wakil pemberi tugas. Namun,
sebelum penandatanganan kontrak terdapat beberapa persyaratan
yang harus dilakukan antara lain:
1) Selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak tanggal SPK
dikeluarkan, kepala proyek bersama rekanan yang bersangkutan
sudah harus menyelesaikan konsep surat perjanjian kerja.
2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sejak tanggal pembayaran
materai, kepala proyek dan rekanan yang bersangkutan sudah
harus menandatangani surat perjanjian kerja dan selanjutnya
diserahkan pada kordinator proyek untuk ditandatangani.
3) Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah kontrak disetujui
bersama, rekanan yang bersangkutan sudah harus menyelesaikan
biaya materai.
Kedudukan konsultan perencana dalam suatu proyek adalah
wakil dari klien dan pekerjaan yang ditandatangani oleh sebuah
konsultan perencana pada umumnya sebagai berikut:
a) Pekerjaan perencanaan dan perancangan dari suatu proyek
bangunan
b) Membuat rencana anggaran biaya (RAB)
c) Membuat studi kelayakan
23
d) Pekerjaan pengawasan pada suatu proyek yang sedang
berlangsung, namun dalam hal ini konsultan tidak terlibat dalam
pekerjaan perencanaan.
Pekerjaan perencanaan dan perancangan bangunan dapat
dibedakan menjadi beberapa lingkup pekerjaan yang masing-masing
dapat berdiri sendiri yaitu:
(1) Lingkup pekerjaan pokok
Lingkup ini terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut:
(a) Sketsa gagasan
Suatu sketsa dalam skala kecil berupa gagasan yang
memberikan gambaran yang jelas tentang pola pembagian
ruangan, bentuk bangunan dan kemungkinan pelaksanaan
rencana. Sketsa gagasan ini harus dilampirkan dengan suatu
tulisan mengenai tujuan perencanaan dan pemikiran-
pemikiran mendasar tentang latar belakang yang mencakup
semua segi dari proyek yang akan direncanakan bersama
semua data dan informasi yang berhubungan dengan
proyek tersebut. Gambar atau sketsa gagasan ini yang akan
kemudian diajukan kepada pemberi tugas/pemilik untuk
mendapatkan persetujuan. Skala yang biasa digunakan
adalah 1:300 1 : 200 atau 1 : 100.
(b) Prarancangan
Prarancangan terdiri dari gambar-gambar sketsa
dalam skala kecil dari denah-denah, tampak dan potongan
yang terpenting, yang memperlihatkan garis besar sistem
struktural dengan gambar situasi dan perspektif termasuk
taksiran biaya. Gambar-gambar ini harus dapat dijadikan
sebagai dokumen untuk mengajukan permohonan
memperoleh ijin membangun dari pemerintah setempat.
24
(c) Rancangan pelaksanaan
Rancangan pelaksanaan adalah gambar-gambar
uraian lanjutan prarancangan dan beberapa detail pokok
dalam skala besar, diperinci sedemikian rupa sehingga atas
dasar itu dapat dibuat gambar detail lengkap, garis besar
uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya. Untuk desain
khusus, seperti penataan ruang dalam, gambar-gambar
harus dibuat dengan skala yang cukup besar.
(d) Gambar detail
Gambar detail merupakan gambar-gambar
penjelas/detail dari seluruh desain untuk memudahkan
pelaksanaan di lapangan.
(e) Uraian syarat-syarat pekerjaan
Bagian ini mencakup uraian umum yang meliputi
beberapa keterangan menyangkut perancangan,
pelaksanaan, pengawasan, syarat-syarat pelaksanaan, dan
syarat-syarat teknis.
(f) Rencana anggaran biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya adalah taksiran biaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pembangunan proyek yang
telah direncanakan.
(2) Lingkup pekerjaan pelengkap
Pekerjaan pelengkap adalah pekerjaan yang mungkin dilakukan
dalam keadaan tertentu untuk mendukung desain, misalnya
pembuatan maket, soil investigation dan lain-lain.
(3) Lingkup pekerjaan khusus
Pekerjaan khusus adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian
khusus selain arsitektur seperti: perhitungan konstruksi, instalasi
mekanikal dan elektrikal. Untuk pekerjaan khusus ini, konsultan
perencana dapat menyerahkan kepada konsultan khusus pula
misalnya: konsultan mekanikal elektrikal, tetapi konsultan yang
25
cukup besar biasanya telah terdapat divisi-divisi yang akan
menangani pekerjaan khusus tersebut.
2.2.7. Struktur Organisasi Konsultan Perencana
Struktur organisasi dari sebuah konsultan perencana
umumnya tergantung dari besarnya dan frekuensi yang dilakukan
oleh konsultan perencana tersebut. Namun, secara garis besar suatu
konsultan perencana dapat dibagi dalam dua bagian yaitu bagian
teknis perencanaan dan bagian administrasi dan keuangan.
Suatu organisasi yang baik, tugas dan tanggung jawab
masing-masing personil harus terlihat jelas. Staf perencana yang
lengkap seharusnya terdiri dari:
1. Senior partners
2. Junior partners
3. Designers
4. Project manager
5. Specification writer
6. Job captain
7. Draftman
8. Fid refresentatives
9. Estimator
10. Consultan engineers
11. Independents consultants
26
STRUKTUR ORGANISASI
CV. ASIA LINTAS RAYA
Gambar : Struktur Organisasi CV. Asia Lintas RayaSumber : Arsip CV. Asia Lintas Raya
27
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
KOORD. TENAGA
AHLI
BAGIAN TEKNIK PERENCANAAN
SUB. BAGIAN SUB. BAGIAN
2.2.8. Cara Mendapatkan Proyek
Dalam menjalankan profesinya, sebagai konsultan
mempunyai berbagai cara untuk mendapatkan pekerjaan baik secara
pendekatan langsung ke pemilik proyek maupun dengan mengikuti
tender atau kompetisi. Secara umum hal ini dapat digolongkan
menjadi:
1. Penunjukan langsung : Umumnya terjadi pada konsultan yang
telah memiliki kredibilitas baik dalam menyelesaikan pekerjaan
sebelumnya. Konsultan tersebut dapat langsung ditunjuk oleh
pemilik proyek untuk menangani langsung proyeknya.
2. Tender/pelelangan : Klien mengundang beberapa konsultan yang
dianggap layak untuk menangani pekerjaan. Selanjutnya, klien
mempresentasikan permasalahan dan kebutuhan secara umum.
Pihak konsultan mengajukan rencana usulan kerja yang berupa
penyelesaian/pemecahan masalah klien tersebut. Berdasarkan
pertimbangan dan pembobotan terhadap kesanggupan konsultan
menyelesaikan masalah/konsep, ide, gagasan penyelesaian,
kualifikasi perusahaan konsultan, dan persyaratan administrasi
yang diminta maka ditentukan rangking pemenang yang layak
digunakan.
3. Sayembara : Pihak klien menginginkan penyajian karya yang
lebih optimal sehingga pihak konsultan harus sanggup
menyajikan seefektif mungkin agar dapat memberikan gambaran
yang jelas dan lengkap. Cara ini biasanya menekankan pada
konsep pemecahan yang diajukan dan penyajian visual yang
mendukung konsep itu.
4. Pengajuan usulan : Pengajuan usulan biasanya merupakan
inisiatif dari konsultan. Proposal diajukan oleh konsultan
perencana kepada pihak pemerintah berdasarkan fisibilitas studi
yang telah dilakukan.
28
2.2.9. Proses Pengadaan Proyek dan Badan-Badan yang Terlibat
Pada proses sebuah proyek khususnya proyek pemerintah,
terdapat beberapa tahapan serta badan-badan yang terlibat. Untuk
lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:
1. Apabila sebuah instansi pemerintah membutuhkan adanya
fasilitas-fasilitas tertentu, maka dibuat Daftar Usulan Rencana
Proyek (DURP) yang dapat merupakan pengadaan ataupun
pengembangan dari proyek yang telah ada. DURP ini dibuat oleh
instansi daerah dan diusulkan ke instansi pusat, dan harus
diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sebelum rencana
pembangunan.
2. Pada tingkat pusat, DURP diteliti urgensinya dan bila disetujui
maka DURP akan menjadi DUP (Daftar Usulan Proyek).
Selanjutnya, DUP ini diusulkan oleh instansi pusat ke
BAPPENAS untuk dimasukkan ke RAPBN menjadi APBN.
3. Jika usulan tersebut disetujui dalam sidang pleno DPR, maka
RAPBN berubah menjadi APBN dan selanjutnya BAPPENAS
menurunkan DUP menjadi DIP (Daftar Isian Proyek) kepada
instansi daerah melalui instansi pusat untuk tahun anggaran yang
diminta.
4. Setelah instansi daerah menerima DIP maka ditunjuklah
pimpinan proyek untuk menangani proyek tersebut.
5. Setelah itu, pimpinan proyek akan mencari konsultan perencana
untuk merencanakan proyek tersebut. Dalam hal ini pimpinan
proyek dibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya sebagai
penasehat teknis untuk memeriksa dan menyetujui gambar-
gambar yang telah dibuat oleh konsultan perencana.
6. Setelah semua pekerjaan penggambaran selesai, maka konsultan
perencana membuat dokumen pelelangan untuk aanwijzing
(penjelasan tender) dan proses pelelangan.
29
7. Pimpinan proyek lalu membentuk panitia lelang untuk
melaksanakan pelelangan dan pekerjaan pembangunan proyek.
8. Selanjutnya panitia lelang bersama konsultan perencana
melaksanakan aanwijzing dan pelelangan yang diawasi oleh
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya.
9. Panitia lelang menentukan pemenang lelang.
10. Pimpinan proyek menunjuk konsultan pengawas.
11. Konsultan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
pembangunan yang dilakukan pemborong.
2.2.10. Tanggung Jawab Konsultan Perencana
1. Tanggung jawab untuk kesalahan biasa
Konsultan perencana bertanggung jawab untuk kerugian yang
diderita oleh pemberi tugas sebagai akibat langsung dari
kesalahan yang dibuat olehnya selama pelaksanaan tugas.
Namun, konsultan perencana tidak bertanggung jawab bila
dalam pelaksanaan pihak pelaksana tidak mengikuti
perencanaan yang dapat dibuktikan.
2. Tanggung jawab untuk kesalahan dalam keadaan luar biasa
Konsultan perencana tidak bertanggung jawab atas kesalahan-
kesalahan yang dibuat oleh orang-orang yang bekerja padanya,
kecuali jika dapat membuktikan bahwa kesalahan-kesalahan
tersebut tidak dapat dihindarkan atau tidak dapat diketahui
sebelumnya.
3. Tanggung jawab serta koordinasi dengan ahli-ahli lain
Pada dasarnya konsultan perencana tidak bertanggung jawab
atas hasil pekerjaan atau pengawasan ahli-ahli pekerjaan
perancangan atau pengawasan ahli-ahli khusus lain yang
ditunjuk oleh pemberi tugas, kecuali bila disebut bahwa ahli-ahli
tersebut bekerja di bawah koordinasi pengawas.
30
4. Pembatas tanggung jawab
Beberapa batasan tanggung jawab konsultan perencana pada
pedoman hubungan kerja antara arsitek dan pemberi tugas yaitu:
a. Tanggung jawab untuk kesalahan-kesalahan tidak dapat
lebih besar dari jumlah imbalan jasa yang harus diterima
oleh ahli untuk pelaksanaan tugasnya, kecuali bila terjadi
hal-hal khusus.
b. Setiap tanggung jawab akan gugur dengan sendirinya, 5
(lima) tahun setelah tanggal penyelesaian bagian akhir
penugasan.
2.2.11. Hak dan Kewajiban Konsultan Perencana
Hak dan wewenang konsultan perencana adalah:
1. Wewenang untuk merubah rancangan bangunan
Suatu tugas untuk melakukan pengawasan berkala juga
memberikan wewenang kepada konsultan perencana untuk
secara tertulis memerintahkan pemborong melalui pengawas
mengadakan perubahan dalam uraian dan syarat-syarat serta
gambar-gambar tanpa persetujuan terlebih dahulu dari pemberi
tugas asalkan perubahan tersebut memperhatikan dan memenuhi
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Perubahan syarat-syarat konstruksi demi keamanan dan
keperluan estetika.
b. Perubahan tidak menambah biaya bangunan.
c. Tidak merugikan pemakaian praktis seperti yang diinginkan
pemberi tugas
d. Tidak memperlambat waktu penyelesaian bangunan.
2. Wewenang untuk menilai pembayaran angsuran kepada
pelaksana.
3. Konsultan perencana berhak mengembalikan tugas yang telah
diberikan kepadanya karena adanya alasan-alasan:
31
a. Pertimbangan dalam dirinya.
b. Akibat hal yang di luar kekuasaan kedua belah puhak (force
majure).
c. Akibat kelalaian tugas.
4. Wewenang untuk memerintahkan pekerjaan tambahan
Selain wewenang yang telah disebut di atas, konsultan yang
bertindak sebagai pengawas juga dapat secara tertulis
memerintahkan pemborong agar melakukan pekerjaan tambahan
asalkan jumlah biaya untuk pekerjaan tidak melebihi jumlah
biaya yang tersedia yang biasanya berjumlah sekitar 2,5 % dari
total biaya bangunan.
2.2.12. Hubungan Kerja Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas
Hubungan kerja antara pemberi tugas dan konsultan
perencana umumnya sudah dapat diterbitkan oleh badan-badan yang
berwenang seperti: Ikatan Arsitek Indonesia, Direktorat Jenderal
Cipta Karya, dan lain-lain. Seperti telah dilaporkan pada
pembahasan sebelumnya bahwa hubungan kerja antara pemberi
tugas dan konsultan perencana ditentukan melalui kesepakatan
kedua belah pihak dalam hal ini dalam suatu perjanjian (kontrak).
Dalam hubungan kerja demikian, harus dibentuk panitia arbitrage
yang terdiri dari tiga orang wakil, dua orang wakil masing-masing
pihak dan satu orang yang ditunjuk kedua belah pihak.
2.2.13. Imbalan Jasa dan Sistem Pembayaran
1. Imbalan jasa
Besar imbalan jasa untuk perancangan bangunan dapat
dilihat pada tabel berikut:
32
Tabel 1. Imbalan jasa perancangan bangunan
No. Jenis Pekerjaan Persentase (%)
1 Konsepsi perancangan 13
2 Prarancangan 15
3 Rancangan pelaksanaan 26
4 Pembuatan dokumen pelaksanaan 34
5 Pelelangan 2
6 Pengawasan berkala 10
Total 100
2. Sistem pembayaran
Sistem pembayaran imbalan jasa tergantung antara
persetujuan kedua belah pihak yang terdapat dalam surat
perjanjian (kontrak). Pembayaran sesuai dengan klausul (isi)
surat perjanjian. Pada pekerjaan konsultasi, perhitungan jumlah
tenaga kerja dapat dibayarkan secara bulanan. Untuk pekerjaan
perencanaan, besarnya imbalan jasa ditentukan oleh beberapa
faktor:
a. Biaya pekerjaan fisik
b. Luas wilayah kerja
c. Skala tarif berlaku
2.3. Tinjauan Proyek2.3.1. Pengertian Proyek
Proyek yang dimaksud dalam hal ini adalah proses
pembangunan satu unit bangunan. Proses pembangunannya adalah
mulai dari turunnya tugas dari pihak pemilik proyek dari biro
konsultan perencana hingga proses penyelenggaraannya yang
dilakukan oleh pihak kontraktor. Di dalam proyek tercakup proses-
proses yang menjadi prosedur resmi antara lain mulai dari studi
33
kelayakan (fisibilitas studi), prarencana, rencana, penjelasan
pekerjaan (anuwizing), hingga proses pelelangan.
2.3.2. Jenis-jenis Proyek2.3.2.1. Proyek Pemerintah
Apabila suatu instansi pemerintah membutuhkan
adanya fasilitas tertentu maka dibuat Daftar Usulan
Rencana Proyek (DURP) yang dapat berupa proyek
pengadaan atau proyek pengembangan dari proyek yang
telah ada. DURP ini dibuat oleh instansi daerah dan
diusulkan ke instansi pusat, dan harus diajukan selambat-
lambatnya 1 (satu) tahun sebelum rencana pembangunan.
Pada tingkat pusat, DURP diteliti urgensinya dan bila
disetujui maka DURP akan menjadi DUP (Daftar Usulan
Proyek). Selanjutnya, DUP ini diusulkan oleh instansi pusat
ke BAPPENAS untuk dimasukkan ke RAPBN sektor
pembangunan dan diajukan ke dalam sidang DPR. Jika
usulan tersebut disetujui dalam sidang pleno DPR, maka
RAPBN berubah menjadi APBN dan selanjutnya
BAPPENAS menurunkan DUP menjadi DIP (Daftar Isian
Proyek) kepada instansi daerah melalui instansi pusat untuk
tahun anggaran yang diminta. Di dalam DIP sudah
tercantum besarnya dana pembangunan proyek tersebut.
Apabila usulan tersebut berasal dari pemerintah pusat,
maka pemerintah pusat akan langsung menanamkan DIT.
Setelah instansi daerah menerima DIP maka
ditunjuklah pimpinan proyek untuk menangani proyek
tersebut. Setelah itu, pimpinan proyek akan
mencari/menentukan konsultan perencana untuk
merencanakan proyek tersebut. Dalam hal ini pimpinan
proyek akan dibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta
34
Karya sebagai penasehat teknis untuk memeriksa dan
menyetujui gambar-gambar yang telah dibuat oleh
konsultan perencana.
Setelah semua pekerjaan penggambaran selesai, maka
konsultan perencana membuat dokumen pelelangan untuk
anuwizing dan proses pelelangan. Pimpinan proyek lalu
membentuk panitia lelang untuk melaksanakan pelelangan
dan pekerjaan pembangunan proyek. Selanjutnya panitia
lelang bersama konsultan perencana melaksanakan
anuwizing dan pelelangan yang diawasi oleh Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya. Setelah panitia lelang
menentukan pemenang lelang, pimpinan proyek menunjuk
konsultan pengawas. Konsultan melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan pembangunan yang dilakukan
pemborong.
Proyek pemerintah ini bisa terdiri dari bermacam-
macam berdasarkan modal yang digunakan. Proyek-proyek
tersebut antara lain:
a. Proyek pemerintah dengan sumber dana dari APBN dan
APBD.
b. Proyek pemerintah dengan sumber dana dari APBN dan
atau APBD bekerjasama dengan modal dari luar negeri
baik dari swasta ataupun negeri.
c. Proyek pemerintah dengan sumber dana dari APBN dan
atau APBD bekerjasama dengan modal swasta.
2.3.2.2. Proyek SwastaProyek swasta adalah suatu proyek pembangunan
dimana pihak swasta sebagai pemilik proyek. Biasanya
proyek milik swasta adalah proyek yang bersifat komersil,
dimana tujuan utama pembangunan proyek adalah mencari
35
keuntungan ekonomis. Modal pembangunan proyek swasta
berasal dari modal pihak swasta sendiri atau pinjaman
bank.
2.3.3. Unsur-unsur Yang Berkepentingan Dalam Penyelenggaraan Proyek
Dalam mengerjakan suatu pekerjaan bangunan terdapat
unsur-unsur yang melaksanakan proyek tersebut, baik perorangan
maupun badan hukum. Masing-masing unsur pelaksana proyek
mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang yang sesuai dengan
fungsi dan kedudukannya.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dalam pelaksanaan
pembangunan dewasa ini, muncul kecenderungan adanya
spesialisasi dalam bidang-bidang yang bersangkutan. Oleh karena
itu, pengadaan suatu proyek dilaksanakan oleh unsur-unsur yang
terpisah. Hal tersebut menyangkut keahlian pada semua bidang
yang ada dan sulit dikonsentrasikan pada satu badan tertentu saja.
Unsur-unsur perencanaan dan pelaksanaan dalam suatu badan
usaha akan mempengaruhi pertimbangan keputusan pemberian
pekerjaan. Apabila hal ini terus berlanjut maka tidak tertutup
kemungkinan bagi timbulnya persaingan tidak sehat antara badan-
badan usaha tersebut. Oleh karena itu, terdapat peraturan-peraturan
pemerintah agar timbulnya hal-hal yang tidak diharapkan dapat
dihindari. Peraturan-peraturan tersebut antara lain:
1. Peraturan Menteri Muda Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja
No. 12/9/1959.
2. Surat Keputusan Presidium Kabinet Ampera No. 48/U/Kep
2/1967.
3. Algemene Vorwarden (A.V.) ketentuan tengtang persyaratan
umum dalam pemborong bangunan.
36
Dari isi peraturan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
tugas dari masing-masing unsur terpisah. Demikian pula
berdasarkan Keputusan Presiden No. 4A tahun 1980 tentang
pelaksanaan APBN yaitu dalam fasal 24 ayat 1 ditentukan:
a. Pekerjaan perencanaan (desain), pelaksanaan dan pengawasan,
sepanjang memungkinkan harus dilaksanakan oleh pihak ketiga
unsur yang kompeten. Pelaksana pekerjaan atau pemborong
tidak dapat merangkap sebagai pengawas terhadap pelaksanaan
pemborong.
b. Pihak perencana dalam hal ini berkewajiban membuat
rancangan sebagaimana dikehendaki oleh pihak pemberi tugas
serta menjadi penasehat dalam hal-hal yang berkaitan dengan
rancangan.
unsur-unsur yang mempunyai peranan penting dalam
penyelenggaraan suatu proyek pembangunan adalah sebagai
berikut:
1) Pemberi tugas/owner/bouwheer
Pemberi tugas adalah pemrakarsa pengadaan bangunan sesuai
dengan peraturannya yang tercantum dalam bestek atau
persyaratan lainnya. Pemberi tugas dapat berupa perorangan,
badan hukum, dan instansi pemerintah atau swasta.
Pada pemborongan pekerjaan yang diprakarsai oleh instansi
pemerintah, biasanya berasal dari instansi pekerjaan umum atau
dasar penugasan ataupun atas dasar perjanjian kerja yang telah
disepakati bersama. Owner mempunyai tugas dan wewenang
sebagai berikut:
a) Mengangkat konsultan perencana dan konsultan pengawas.
b) Mengusahakan dan meyediakan pendanaan dan
pelaksanaan proyek.
c) Memberikan wewenang kepada tim pengawas atau untuk
mewakilinya dalam pengendalian proyek.
37
d) Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu
pelaksanaan dengan memperhatikan pertimbangan-
pertimbangan yang diberikan kepada konsultan.
e) Menetapkan pekerjaan tambah kurang dengan
pertimbangan yang diberikan oleh konsultan.
f) Mengusahakan agar pelaksanaan proyek sesuai dengan
waktunya.
g) Menetapkan denda jika terjadi keterlambatan dalam
penyelesaian pekerjaan.
2) Konsultan perencana
Konsultan perencana merupakan pihak yang dipercaya dan
ditunjuk oleh pemberi tugas untuk mewujudkan idenya dalam
bentuk-bentuk perhitungan konstruksi, membuat perencanaan
biaya, gambar-gambar kerja serta uraian-uraian pelaksanaannya.
Konsultan perencana pada dasarnya mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a) Membuat perencanaan desain yang lengkap dan
menyeluruh. Proyek perencanaan ini meliputi perencanaan
arsitektur dan perencanaan konstruksinya dengan
memperhatikan faktor-faktor lokasi bangunan, keamanan,
estetika, ekonomi, fungsi bangunan, dan peraturan
pemerintah setempat.
b) Memberikan usulan dan saran-saran kepada pemberi tugas
sehubungan dengan pelaksanaan proyek.
c) Mengadakan penyelidikan awal yang berkenaan dengan
pelaksanaan proyek.
d) Membuat gambar-gambar rencana, administrasi, syarat-
syarat teknik untuk pelaksanaan proyek
e) Menetapkan persetujuan terhadap semua pelaksanaan tes
atau pemeriksaan teknis yang dilakukan di lapangan serta
38
memeriksa ulang pelaksanaan tes itu apabila tidak sesuai
dengan standar yang diisyaratkan
f) Membuat gambar-ganbar revisi apabila diperlukan.
g) Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan
yang dibuat apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang di
luar dugaan.
h) Mengadakan pengawsan secara berkala terhadap
pelaksanaan pekerjaan.
3) Pengelola teknik bangunan
Pengelola teknik bangunan adalah personalia yang
mendampingi pemberi tugas untuk memberikan saran-saran
teknis kepada perencana. Peranan pengelola teknik bangunan
adalah sejak dari tahap pelaksananan pembangunan. Untuk
proyek pemerintah umumnya pengelola teknik bangunan adalah
personil dari Departemen Pekerjaan Umum. Untuk pekerjaan-
pekerjaan khusus, pemberi tugas didampingi oleh pengelola
teknik bangunan dengan keahlian khusus sesuai dengan
pekerjaan yang terkait.
4) Kontraktor
Kontraktor adalah suatu badan usaha atau perseroan yang
menerima pekerjaan dan melaksanakan menurut gambar-gambar
rencana kerja dan syarat peraturan lain yang telah ditetapkan
oleh perencana dengan biaya sesuai dengan kontrak yang telah
disepakati bersama pemberi tugas.
Kontraktor yang melakukan pemborongan harus dikenakan
wajib daftar serta pemberian ijin kerja yang sesuai dengan
spesialisasi dan kapasitasnya atau kelasnya masing-masing agar
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan. Hal ini hanya berlaku bagi kontraktor yang
mempunyai ijin dalam proyek pembangunan baik swasta
maupun pemerintah. Hal ini dilakukan guna menjamin
39
kepentingan pemilik proyek ataupun masyarakat terhindar dari
kerugian-kerugian yang tidak dikehendaki. Dalam memberikan
ijin kerja tersebut, yang memiliki kewenangan memberikan
adalah instansi atau Badan Pemberi Ijin Kerja Pelaksanaan yang
dilakukan atas nama Kepala Daerah setempat.
Badan Pemberi Ijin Kerja Pelaksanaan bertugas
memberikan dan mengadakan registrasi terhadap kontraktor
pemohon ijin kerja serta menangguhkan ijin kerja atau bahkan
mencabut ijin kerja dan mengadakan penelitian kemungkinan
pelanggaran terhadap syrat-syarat ijin kerja dari kontraktor
tersebut. Di dalam ijin kerja dicantumkan pula tentang
spesifikasi, serta data lain dari kontraktor tersebut.
Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan biasanya
dibantu oleh beberapa subkontraktor. Subkontraktor merupakan
pelaksana pekerjaan yang mana kontraktor utama bukan
spesialisnya. Subkontraktor disini merupakan nominated
contractor yang berarti sub kontaktor ini ditunjuk oleh pemberi
tugas dan bekerja di bawah kordinasi kontraktor utama.
Di dalam penyelesaian pekerjaan, subkontraktor ini
mempunyai tugas dan kewajiban antara lain:
a) Melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan bersama
kontraktor utama.
b) Mendapatkan sejumlah biaya berdasarkan perjanjian yang
telah disepakati bersama.
5) Pengawas
Pengawas lebih dikenal dengan Manajemen Konstruksi
(MK). Menurut keputusan Direktorat Jenderal Cipta Karya No.
105/KPT/CK/1982 tanggal 2 juli 1982 dalam pedoman
penyelenggaraan gedung pemerintah dan rumah dinas,
dijelaskan bahwa Manajemen Konstruksi (MK) adalah
perusahaan konsultan yang memenuhi persyaratan serta bersedia
40
melakukan tugas manajemen konstruksi. Fungsi tersebut diatur
oleh Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta
Karya, dan Direktorat Tata Bangunan. Pengawas bertindak
sebagai wakil dari pihak pemberi tugas yang mengawasi dan
mengendalikan pengawasan pembangunan. Hubungan antara
pemberi tugas, perencana, dan pengawas dituangkan dalam
perjanjian.
2.3.4. Pengelola ProyekPada proses pekerjaan perencanaan untuk masing-masing
proyek tidak selalu sama. Ada beberapa perbedaan antara proyek
pemerintah dan proyek swasta yaitu:
1. Pada proyek pemerintah ada salah satu unsur yang terlibat di
dalamnya yaitu unsur PTP (Pengelola Teknik Proyek) dari
pihak pemerintah.
2. Pada proyek swasta unsur-unsur yang terlibat di dalamnya
adalah pihak swasta sendiri, kecuali untuk proyek pemerintah
yang mempunyai nilai biaya lebih dari Rp. 200.000.000,- atau
100.000.000,- harus hal-hal yang bersifat teknis oleh pihak
Departemen Pekerjaan Umum.
Pekerjaan dan proyek pemerintah juga terdapat perbedaan-
perbedaan yaitu:
a. Pekerjaan pemerintah yang segi tekniknya harus
dikonsultasikan atau disetujui oleh pihak Departemen
Pekerjaan Umum.
b. Pekerjaan pemerintah yang segi tekniknya harus disetujui oleh
pihak pemberi tugas itu sendiri dikonsultasikan/disetujui dari
pihak Departemen Pekerjaan Umum Propinsi/Wilayah
sedangkan untuk biaya yang lebih kecil dari Rp. 200.000.000,-
cukup dikonsultasikan/disetujui oleh pihak Departemen
41
Pekerjaan Umum Cabang dimana lokasi proyek tersebut
dibangun.
Pada pengelolaan sebuah proyek, ada beberapa sistem
kegiatan/proses yang terjadi yaitu:
1) Sistem pengelolaan proyek
Setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan oleh pemberi
tugas, maka pihak perencana akan mendapatkan penjelasan
mengenai data proyek yang akan dikerjakan oleh term of reference
(TOR) sebagai acuan kerja.
Pemberi tugas adalah unsur yang mempunyai hak
kepemilikan proyek dan wajib mempunyai kesanggupan dana yang
cukup untuk merealisasikan proyek tersebut. Pemberi tugas
mempunyai kewenangan untuk mengawasi penggunaan dana serta
mempunyai kewenangan tertinggi dalam mengambil keputusan dan
kebijaksanaan dalam kaitannnya dalam proyek tersebut. Selanjutnya
pemberi tugas diwakili oleh seorang pimpinan proyek (project
manager) yaitu unsur yang mewakili pemilik proyek dalam
kewajiban dan kewenangannnya merupakan pimpinan tertinggi
dalam organisasi proyek.
Setelah memperoleh kejelasan dari pemberi tugas, maka
diteruskan dengan survey lapangan oleh tim yang telah dibentuk
sebelumnya untuk mengadakan pengukuran-pengukuran dan
mengumpulkan data lapangan serta peraturan-peraturan yang
berlaku pada daerah setempat dimana proyek tersebut dikerjakan
serta informasi tengtang daftar satuan harga dasar dan upah tenaga
kerja yang berlaku untuk perhitungan biaya pelaksanaan proyek.
2) Proses perencanaan dan perancangan
Proses ini secara garis besar terdiri dari tahapan pekerjaan
sebagai berikut:
a) Tahap konsep
Pada tahap ini dibagi menjadi:
42
(1) Pengumpulan data, yang dilakukan melalui
serangkaian survey dalam hal ini data yang
dikumpulkan meliputi data kualitatif, kuantitatif,
primer, sekunder, makro, dan mikro.
(2) Analisa data, yang merupakan tindak lanjut dari
pengumpulan data yang dilakukan dengan metode
kualitatif dan kuantitatif. Analisa juga
mempertimbangkan kebijaksanaan dan strategi
pengembangan aspirasi dari pemilik, masukan dan
rangkaian rencana dan sektoral yang meliputi
daerah perencanaan serta daerah lain sekitarnya,
studi banding dengan bangunan yang sudah ada,
memperhatikan pengaruh arsitektur lingkungan dan
masukan-masukan lainnya yang bermanfaat bagi
upaya penyusunan rencana.
(3) Kesimpulan, setelah penyusunan analisa dilakukan
maka dibuatlah alternatif-alternatif berdasarkan data
dan analisa di atas.
b) Tahap prarencana (preliminary design)
Tahap ini merupakan transformasi skematik ke dalam
perancangan melalui pendekatan-pendekatan desain
yang meliputi evaluasi dan pengujian konsep desain
serta analisa bahan-bahan pokok perencanaan dan
perancangan. Setelah itu, dilakukan pembuatan blok plan
atau yang disebut rencana penggunaan tapak.
Selanjutnya pembuatan gambar-gambar yaitu: situasi,
denah, tampak, potongan-potongan menyeluruh, dan
detail-detail sehingga produk gambar tersebut dapat
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pada tahap ini dibuat pula rancangan anggaran biaya
sementara untuk mengetahui biaya konstruksi dengan
43
melihat anggaran proyek yang telah ditentukan. Sebagai
kelengkapan tahapan ini dibuat laporan dan
perancangan.
c) Tahap desain skematik (schematic design)
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap prarencana
yang meliputi proses pembuatan skematik dari struktur
dan ME untuk menilai keseimbangan terhadap semua
sistem perencanaan. Prosesnya meliputi perhitungan-
perhitungan untuk mendapatkan sistem struktur dan ME
untuk bangunan tersebut yang dapat dilihat untuk
bangunan yang telah dibuat pada prarencana di atas.
d) Tahap pengembangan desain (design development)
Pada tahap ini, dibuat gambar-gambar detail prinsip
untuk setiap disiplin (untuk gedung, gambar arsitektur,
gambar struktur, mekanikal elektrikal, teknik penyehatan
dll).
e) Tahap dokumen pelaksanaan
Produk yang dihasilkan pada tahap ini adalah berupa
construction document/dokumen pelaksanaan yaitu
gambar-gambar detail perencanaan yang dipakai sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proyek, perhitungan
konstruksi, desain spesifikasi, penggunaan bahan,
rencana anggaran biaya, serta rencana kerja dan syarat
(RKS). Setelah semua yang tersebut di atas disetujui
oleh unsur teknis kemudian disahkan oleh pimpinan
proyek, maka lembar kerja dan RKS yang telah disahkan
tersebut digandakan dan diserahkan kepada pimpinan
proyek.
44
3) Penentuan kontrak pelaksanaan
Penentuan kontrak pelaksanaan yang sering juga disebut
sebagai tender mempunyai tahapan sebagai berikut:
a) Pembentukan panitia lelang
b) Pengumuman dan undangan lelang
c) Aanwijzing/penjelasan tender
d) Pemasukan surat penawaran
e) Pembukaan surat penawaran
f) Evaluasi surat penawaran yang masuk
g) Usulan calon pemenang oleh panitia lelang pekerjaan
tersebut kepada pimpinan proyek
h) Penetapan calon pemenang
i) Pengumuman pemenang
j) Penunjukan pemenang
k) Pelelangan ulang, apabila pelelangan pertama dianggap
gagal
l) Penerbitan surat
Proses penentuan pelaksanaan pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam buku
pedoman prakualifikasi sebagai pelaksanaan Kepres No. 28 tahun
1994. (Mukomaju, 1994)
45
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN PERENCANAAN DED
PEMBANGUNAN PASAR TRADISIONAL PATALLASSANG
TA.2012 KABUPATEN GOWA
3.1. Tinjauan Khusus CV. ASIA LINTAS RAYA
3.1.1. Latar Belakang CV. ASIA LINTAS RAYA
CV. ASIA LINTAS RAYA adalah perusahaan konsultan
yang didirikan pada tahun 2010 dengan usahanya sebagai penyedia
jasa konsultan yang sepenuhnya mengandalkan peran para ahli
professional dan tenaga terampil. Kantor CV. ASIA LINTAS RAYA
berlokasi di Jln.Perintis Kemerdekaan 12. Kom.NTI Blok. I. No.10.
Perusahaan ini bergerak di bidang Arsitektur dan sipil.
3.1.2. Lingkup Layanan Perusahaan
1. Perencanaan Umum
2. Survey dan Penyelidikan
3. Studi dan Analisa Proyek
4. Desain Teknik
5. Pengawasan Konstruksi
6. Manajemen Konstruksi
3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Untuk proyek ini CV. ASIA LINTAS RAYA mengajukan tenaga
ahli yang kualified dan team kerja yang efektif serta efisien dengan
berdasarkan :
a. Spesialisasi / keahlian di bidang yang diperlukan (sesuai KAK)
b. Seleksi individu / personal yang memiliki teknik serta
pengalaman praktis sesuai dengan tugasnya serta punya
komitmen yang tinggi dalam penyelesaian pekerjaan ini.
c. Penjadwalan aktifitas sesuai dengan program kerja yang dibuat.
46
Berdasarkan pengalaman konsultan, team leader memegang
peranan penting dalam mengkoordinir dan memotivasi anggotanya,
sehingga konsultan menempatkan personil yang memiliki
kemampuan tersebut.
Tenaga ahli diwajibkan SKA (Sertifikat keahlian), yaitu :
1. Penanggung Jawab Kegiatan (Team Leader)
a. Bertanggung jawab terhadap seluruh aspek teknis seluruh
kegiatan tim perencanaan terhadap pelaksanaan pekerjaan
perencanaan dalam lingkup proyek, serta bertanggung jawab
atas kualitas produk pekerjaan, ketetapan waktu dan
pengendalian biaya selama penyelenggaraan proyek.
b. Memenuhi semua kegiatan berdasarkan model pendekatan
perancangan, jadwal pelaksanaan dan jaringan kerja yang
telah ditetapkan serta output pekerjaan yang telah disusun
daftarnya.
2. Ahli Arsitektur
a. Bertanggung Jawab atas pekerjaan perencanaan /
perancangan di bidang arsitektur yang mencakup pekerjaan
persiapan, penyusunan konsepsi perencanaan / perancangan,
program ruang, rancangan skematik, pembuatan pra
rancangan bangunan pengembangan rancangan, penyusunan
dokumen pelelangan.
b. Mengelola system informasi perorangan guna keperluan
pengawasan/pelaksanaan pembangunan.
c. Melakukan pemantauan keterpaduan rencana rancangan serta
terus menerus dan melaksanakan penyesuaian/perbaikan
bilaperlu.
d. Koordinasi kerja dengan tim perencanaan/perancangan :
a). Di bawah koordinasi proyekbersama dengan
perencana/perancang turut membantu pemberi tugas
penyelenggaraan pelelangan.
47
b). Di bawah koordinator proyek, ikut serta melaksanakan
dalam rangka membantu pemberi tugas dalam
merumuskan kebijakan-kebijakan khususnya mengenai
masalah yang erat hubungannya dengan pekerjaan
arsitektur.
Catatan : kegiatan tersebut dilaksanakan oleh tim
perencanaan/perancangan sesuai dengan bidang masing-
masing.
3. Ahli struktur
a. Bertanggung jawab atas pekerjaan perencanaan/perancangan
di bidang struktur
b. Melaksanakan rancangan struktur dan perhitungan
konstruksi.
c. Koordinasi kerja dengan tim perencana/perancang.
4. Ahli Mekanikal
Bertanggung jawab atas pekerjaan perencanaan/perancangan di
bidang mekanikal :
a. Menganalisa system dan kebutuhan akan mekanikal yang
akan diintegrasikan dalam areal perencanaan.
b. Menganalisis unit system mekanikal yang akan
diintegrasikan terhadap total perencanaan.
c. Merancang perletakan instalasi mekanikal.
d. Mengkoordinir kegiatan produk perencanaan/perancangan
mekanikal.
e. Koordinator kerja dengan tim perancang.
5. Ahli Elektrikal
a. Menganalisis system, unit system dan mnghitung kebutuhan
mekanikal dan elektrikal yang akan diintegrasikan dalam
areal perencanaan.
b. Mengkoordinir kegiatan produk rancangan elektrikal.
c. Koordinasi kerja dengan tim perancang.
48
6. Ahli Estimator
a. Mengkoordinir penyusunan Anggaran Biaya Pelaksanaan.
b. Memantau perkembangan harga pasar, menyusun
penyelesaian pekerjaan.
c. Koordinasi kerja dengan tim perancang.
STRUKTUR ORGANISASI
CV. ASIA LINTAS RAYA
Gambar : Struktur Organisasi CV. ASIA LINTAS RAYASumber : Arsip CV. ASIA LINTAS RAYA
49
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
KOORD. TENAGA
AHLI
BAGIAN TEKNIK PERENCANAAN
SUB. BAGIAN SUB. BAGIAN
3.2. Pembahasan Mengenai Pasar Tradisional Patallassang
3.2.1. Latar Belakang Pasar Tradisional Patallassang
Pasar Patallassang terletak di sebelah barat wilayah
kabupaten Gowa yang merupakan daerah dataran rendah di
Kabupaten Gowa.
Pada awal berdirinya tugas dan fungsi utama BPG adalah
sebagai unit pelaksana teknis dalam peningkatan pendidikan melalui
kegiatan pelatihan dan pendidikan. Namun tugas dan fungsi ini
sebagaian diambil alih oleh bidang persekolahan Kanwil Depdikbud
Tk. I Provinsi Sulawesi Selatan dan BPG hanya berfungsi sebagai
wisma atau tempat pelatihan/penataran.
Seiring perubahan yang terjadi terhadap paradigma
pendidikan dan tuntutan masyarakat terhadap peningkatan mutu
pendidikan maka pemerintah pusat melalui Departemen Pendidikan
Nasional menetapkan sistem, standar mutu dan standar proses
pendidikan. Sehubungan dengan hal itu maka Departemen
Pendidikan Nasional mengeluarkan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional (KEPMENDIKNAS) nomor: 087/O/2003
tertanggal 4 juli 2003 tentang pendirian Lembaga Penjamin Mutu
Pendidikan. Sejak diterbitkannya kepmendiknas tersebut maka BPG
Ujung pandang secara resmi berubah menjadi Lembaga Penjamin
Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Selatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) RI No. 7 Tahun 2007 disebutkan bahwa dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah
termasuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau
bentuk lain yang sederajat secara nasional sesuai dengan standar
nasional pendidikan, perlu melakukan refungsionalisasi Lembaga
50
Penjamin Mutu Pendidikan menjadi Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan
V I S I :
" Menjadi lembaga penjamin mutu pendidikan dasar dan menengah
yang berstandar nasional dan berwawasan global”.
M I S I :
1. Menjamin pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah dengan
standar nasional.
2. Memfalitasi peningkatan kompetensi guru dan tenaga
kependidikan dasar dan menengah
3. Memfalitasi peningkatan kinerja lembaga pendidikan dasar dan
menengah.
4. Melakukan pengkajian dan pengembangan mutu pendidikan
dasar dan menengah.
5. Menjadi pusat data dan informasi mutu pendidikan dasar dan
menengah.
51
Dalam melaksanakan tugasnya LPMP Sulsel menyelenggarakan fungsi :
2. pemetaan mutu pendidikan dasar dan menengah termasuk TK,
RA atau bentuk lain yang sederajat
3. pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu
pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA atau bentuk
lain yang sederajat
4. supervisi satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk TK,
RA atau bentuk lain yang sederajat dalam pencapaian standar
mutu pendidikan nasional
5. fasilitasi sumber daya pendidikan terhadap pendidikan dasar dan
menengah termasuk TK, RA atau bentuk lain yang sederajat
dalam penjaminan mutu pendidikan; dan
6. pelaksanaan urusan administrasi LPMP
52
3.2.2. Fasilitas Gedung Pada Pasar Tradisional Patallassang
1. Bangunan Kantor dan Kios
Sejak tahun 1977 bangunan kantor telah ada seluas 216 m2
yang kemudian direnovasi pada tahun 1993/1994 dan 2005/2006
menjadi 2 lantai. Pada lantai I terdapat Ruang Staf Sub Bagian
Umum, ruang Kasi PMS dan Staf, ruang Kasi PSI beserta staf
dan ruang FSP beserta staf. Pada lantai II terdapat ruang Kepala
LPMP, ruang Kasubag Umum, ruang Staf Perencanaan &
Keuangan, ruang Server, ruang kelompok Widyaiswara, ruang
tamu dan ruang rapat.
2. Unit Kios
Asrama disediakan untuk pemondokan, tempat menginap atau
beristirahat para peserta selama mengikuti penataran.
Keseluruhan asrama tersebut :
a. Wisma A luas 600 m, daya tampung = 80 orang
b. Wisma B luas 436 m2, daya tampung = 40 orang
c. Wisma C luas 293 m2, daya tampung = 30 orang
d. Wisma D luas 240 m2, daya tampung = 47 orang
e. Wisma E luas 210 m2, daya tampung = 42 orang
f. Wisma F luas 240 m2, daya tampung = 47 orang
g. Wisma G luas 293 m2, daya tampung = 30 orang
h. Wisma H luas 210 m2, daya tampung = 42 orang
i. Wisma I luas 700m2, daya tampung =100 orang
Sehingga daya tampung Wisma seluruhnya adalah 458 orang
3. Unit Lods Kering
Aula merupakan ruangan yang disediakan khusus untuk
pertemuan atau kegiatan resmi yang dihadiri banyak orang.
Selain kegiatan diklat, aula ini juga digunakan untuk kegiatan
resmi LPMP Sulawesi Selatan, seperti rapat dinas pegawai,
seminar, upacara pembukaan atau penutupan penataran dan
53
kegiatan lainnya. Fasilitas yang ada dalam aula ini meliputi
kursi, mimbar, panggung untuk kesenian, perangkat pengeras
suara, OHP dan LCD Proyektor serta kamar kecil dan ruang
panitia. LPMP Sulawesi Selatan memiliki 4 aula. Masing-
masing berkapasitas 100 orang, 200 orang dan 80 orang.
4. Unit Lods Basah
LPMP Sulawesi Selatan juga memiliki 5 ruang kelas yang
disediakan untuk proses belajar mengajar atau kegiatan
pendidikan dan latihan. Setiap ruangan dilengkapi dengan kursi
berdaun, white board berikut meja dan kursi penatar. Daya
tampung setiap kelas 40 orang dan satu yang berkapasitas 50
orang.
5. Unit Hamparan
Dibangun pada tahun 1996 dengan luas 186 m2 dengan
sumber dana pembangunan. Ruangan ini disiapkan untuk
pemantapan pengalaman lapangan (PPL) bagi peserta diklat,
atau digunakan untuk proses mengajar biasa. Dengan daya
tampung 40 orang, ruangan ini juga memiliki ruang pantau,
kursi berdaun, papan tulis dan studio rekaman yang kedap suara
serta sebuah ruang petugas yang dilengkapi dengan kamar kecil
dan gudang
6. Lavatory
Ada 8 laboratorium yang dimiliki oleh Lembaga Penjamin
Mutu Pendidikan Sulawesi Selatan. Yaitu:
a. Lab. Kimia luas 87 m2, daya tampung = 40 orang
b. Lab. IPA Biologi SMP luas 87 m2, daya tampung = 40
orang
c. Lab. IPA Fisika SMP luas 87 m2, daya tampung = 40 orang
54
d. Lab. IPA Biologi SMA luas 87 m2, daya tampung = 40
orang
e. Lab. IPA Fisika SMA luas 87 m2, daya tampung = 40
orang
f. Lab. IPS luas 87 m2, daya tampung = 40 orang
g. Lab. Matematika luas 87 m2, daya tampung = 40 orang
h. Lab. Bahasa luas 87 m2, daya tampung = 40 orang
i. Lab. Komputer luas 87 m2, daya tampung = 20 orang
Seluruh laboratorium yang ada telah dilengkapi dengan alat
dan bahan praktek dan telah digunakan secara optimal.
7. Pos Jaga
Ruang makan disediakan untuk melayani kebutuhan peserta
diklat. Terdiri atas dua lantai. Ruang ini dilengkapi fasilitas
meja, kursi dan meja makan yang sesuai standar. Ruang makan
ini sanggup melayani hingga 250 orang sekaligus. Disamping
itu juga menyediakan warung mini untuk melayani kebutuhan
perlengkapan mandi atau keperluan lainnya.
8. Ruang Perpustakaan
Sampai kini koleksi buku perpustakaan LPMP Sulawesi Selatan
telah memiliki koleksi dengan rincian :
a. Bahasa asing 143 judul
b. Bahasa Indonesia 765 judul
c. PC Komputer sebanyak 5 Unit yang terhubung ke jaringan
internet
Koleksi yang ada akan terus bertambah setiap tahunnya
9. Ruang ICT
55
Ruang ICT dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan,
pelatihan serta pengembangan dibidang Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Terdiri dari :
b. Lab. Software memiliki PC sebanyak 20 Unit
c. Lab. Multimedia memiliki PC sebanyak 10 Unit
d. Lab. Hardware (Praktek/Perakitan) yang dilengkapi meja
dan kelengkapan Praktek
e. Lab. Mobile Training Unit sebanyak 1 unit dilengkapi
dengan laptop 20 unit.
3.3. Analisa Proyek Pasar Patallassang
Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan LPMP Prov. Sulawesi Selatan
TA. 2010 ini merupakan bangunan Pemerintah yang berbentuk bangunan
tunggal yang lingkup kerjanya bergerak dalam bidang Pendidikan, alamatnya
berada di Jl. Andi Pangeran Pettarani, bagian utara Jl. Faisal, bagian barat
kantor pertanahan, bagian selatan Jl. Landak, bagian Timur Jl. A.P.Pettarani,
daerah tersebut merupakan daerah atau kawasan pendidikan (Kampus UNM)
dan kawasan Perkantoran. Luasan lahan perencanaan gedung ini yaitu 404,56
m² dengan luasan bangunan 1618,24 m².
Status dari pelaksanaan Pembangunan Kantor CV. ASIA LINTAS
RAYA. Wilayah Usaha Makassar ini adalah proyek untuk ruang lingkup
pembangunan negeri yang dimana status tanahnya merupakan status hak
milik.
Maksud dan tujuan proyek yakni ada dua tahap yakni :
1. Maksud dan tujuan Proyek
Sebagai gedung yang mewadahi fungsi kegiatan sentra pelayanan
pendidikan, yang dapat menyatukan beberapa unit layanan ke dalam satu
bangunan yang cukup representative secara terintegrasi.
2. Maksud dan Tujuan Perencana
56
Dapat mengoptimalkan efesiensi dan efektifitas ruang yang
dipersyaratkan dalam kerangka acuan, baik dari segi tata letak ruangan
dalam satu gedung maupun suasana kenyamanan yang dihadirkan oleh
ruangan tersebut, serta dapat mengintegrasikan ketiga aktifitas fungsi
ruang yang berbeda dengan batasan-batasannya sesuai azas dan criteria
yang berlaku.
Kondisi eksisting lokasi secara umum bangunan yang berada dalam
wilayah Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) merupakan bangunan
pos-Tmodern era 80-an, dengan atap cirri khas Makassar yang cukup kental
dalam bangunan rata-rata jumlah lantainya adalah dua lantai, secara fisik
tampilan bangunan, gedung-gedung ini sudah tidak representative lagi
ditambah dengan kapasitas pengguna bangunan yang terus meningkat.
Sedangkan kondisi infrastruktur ulai dari jalan hingga saluran berada pada
kondisi tidak terawatt.
Program ruang Gedung Pendidikan LPMP sebagai berikut :
1. Lantai I : Perparkiran
2. Lantai II : Ruang Makan
3. Lantai III : Ruang Pertemuan/Laboratorium
4. Lantai IV : Ruang Belajar
Konsep penataan ruang adalah sebagai berikut :
1. Pola tata ruang
Tata ruang dalam bentuk kelompok-kelompok ruang satuan kerja, untuk
ruang-ruang kepala dan penunjangnya.
2. Pola tata ruang linear
Yaitu tata ruang mengalir, antara ruang satu dengan ruang yang lain
dihubungkan oleh koridor, untuk ruang-ruang bagian dan satuan kerja.
57
3. Pola tata ruang terbuka
Yaitu tata ruang dalam bentuk open office, Ruang kerja yang terbuka dan
hanya dibatasi oleh sekat partisi removable setinggi max. 110 cm, untuk
ruang-ruang staff.
4. Cluster
a. Core – Service
b. Lobby, koridor dan foyer
c. Ruang Rapat
d. Ruang Kerja Kepala
e. Longe/Ruang Tunggu
f. Ruang Sekretaris
g. Ruang operator
h. Rest Room Kepala
i. Ruang Saji/Pantry
5. Linier
e. Koridor
f. Ruang Kepala Bagian/Satuan Kerja
g. Ruang Kerja Staff
Struktur Atas
Menggunakan atap spandek, seluruh struktur atas menggunakan beton
bertulang untuk balok, kolom, pelat dan dinding.
Struktur Bawah
Menggunakan pondasi poer dan pondasi batu gunung, sloef beton.
1. Analisis data A. RESKY MUNANDAR
Proses Kerja Praktek II
58
Selama melaksanakan Kerja Praktek II di CV. ASIA LINTAS
RAYA yang berlokasi di jalan Sunguminasa Elang No 1 Gowa.
kami mendapat tugas membantu dalam pembuatan gambar-
gambar kerja dari Pembangunan Passar Platallasang Gowa. kami
diarahkan untuk menggambar dengan baik.
Dalam perencanaan dan perancangan bangunan ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan yakni :
1. Kondisi eksiting pada lembaga Penjaminan Mutu Pasar
Patallasang Prov. Sulawesi Selatan
2. Kondisi lingkungan (fisik sosial) sekitar lokasi
3. Jumlah dan kebutuhan ruang saat ini dan masa depan yang
harus dipenuhi oleh lembaga Penjaminan Mutu Pasar
Patallasang Prov. Sulawesi Selatan.
4. Hubungan antar perbedaan fungsi ruang dalam satu massa
bangunan.
5. Hubungan antar gedung, antar kegiatan dan antar fungsi, yang
terjadi dalam kawasan tersebut.
6. Pemanfaatan teknologi yang tepat dan menjadikan gedung
yang hemat energi.
7. Penerapan konsep green architecture (hemat energi dan ramah
lingkungan) pada bangunan una mendapatkan desain yang
optimal dan kontekstual terhadap lingkungan.
Dalam melaksanakan pengambaran pasar patallasang
kami membagi dalam 3 (tiga) bagian yang masing – masing
dengan perencanaanya, dan saya mendapat bagian
pengamgambaran perencanaan Denah, Tampak, Potongan dan
Rencana Site.
Dalam melaksanakan perencanaan ini ada azas-azas
bangunan gedung yakni bangunan gedung yang direncanakan
59
hendaknya fungsional, efisien, menarik dan menjadikannya
sebagai salah satu icon Prov. Sulawesi Selatan, hendaknya dalam
merencanakan bangunan ini harus mampu mengadakan sublimasi
antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai
bangunan yang menampung misi lembaga Penjaminan Mutu
Pasar Patallasang Prov. Sulawesi Selatan.
2. Analisis data HASRUL ARSYAD
Proses Kerja Praktek II
Selama melaksanakan Kerja Praktek II di CV. ASIA LINTAS
RAYA yang berlokasi di jalan Sunguminasa Elang No 1 Gowa.
kami mendapat tugas membantu dalam pembuatan gambar-
gambar kerja dari Pembangunan Passar Platallasang Gowa. kami
diarahkan untuk menggambar dengan baik.
Dalam perencanaan dan perancangan bangunan ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan yakni :
8. Kondisi eksiting pada lembaga Penjaminan Mutu Pasar
Patallasang Prov. Sulawesi Selatan
9. Kondisi lingkungan (fisik sosial) sekitar lokasi
10. Jumlah dan kebutuhan ruang saat ini dan masa depan
yang harus dipenuhi oleh lembaga Penjaminan Mutu Pasar
Patallasang Prov. Sulawesi Selatan.
11. Hubungan antar perbedaan fungsi ruang dalam satu
massa bangunan.
12. Hubungan antar gedung, antar kegiatan dan antar fungsi,
yang terjadi dalam kawasan tersebut.
13. Pemanfaatan teknologi yang tepat dan menjadikan gedung
yang hemat energi.
60
14. Penerapan konsep green architecture (hemat energi dan
ramah lingkungan) pada bangunan una mendapatkan desain
yang optimal dan kontekstual terhadap lingkungan.
Dalam melaksanakan pengambaran pasar patallasang
kami membagi dalam 3 (tiga) bagian yang masing – masing
dengan perencanaanya, dan saya mendapat bagian
pengamgambaran perencanaan, Rencana rencana, rencana balok
pembesian,dan Detail detail.
Dalam melaksanakan perencanaan ini ada azas-azas
bangunan gedung yakni bangunan gedung yang direncanakan
hendaknya fungsional, efisien, menarik dan menjadikannya
sebagai salah satu icon Prov. Sulawesi Selatan, hendaknya dalam
merencanakan bangunan ini harus mampu mengadakan sublimasi
antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai
bangunan yang menampung misi lembaga Penjaminan Mutu
Pasar Patallasang Prov. Sulawesi Selatan.
3. Analisis data BACHTIAR H. BACO
Proses Kerja Praktek II
Selama melaksanakan Kerja Praktek II di CV. ASIA LINTAS RAYA
yang berlokasi di jalan Sunguminasa Elang No 1 Gowa. kami
mendapat tugas membantu dalam pembuatan gambar-gambar
kerja dari Pembangunan Passar Platallasang Gowa. kami
diarahkan untuk menggambar dengan baik.
Dalam perencanaan dan perancangan bangunan ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan yakni :
15. Kondisi eksiting pada lembaga Penjaminan Mutu Pasar
Patallasang Prov. Sulawesi Selatan
61
16. Kondisi lingkungan (fisik sosial) sekitar lokasi
17. Jumlah dan kebutuhan ruang saat ini dan masa depan
yang harus dipenuhi oleh lembaga Penjaminan Mutu Pasar
Patallasang Prov. Sulawesi Selatan.
18. Hubungan antar perbedaan fungsi ruang dalam satu
massa bangunan.
19. Hubungan antar gedung, antar kegiatan dan antar fungsi,
yang terjadi dalam kawasan tersebut.
20. Pemanfaatan teknologi yang tepat dan menjadikan gedung
yang hemat energi.
21. Penerapan konsep green architecture (hemat energi dan
ramah lingkungan) pada bangunan una mendapatkan desain
yang optimal dan kontekstual terhadap lingkungan.
Dalam melaksanakan pengambaran pasar patallasang
kami membagi dalam 3 (tiga) bagian yang masing – masing
dengan perencanaanya, dan saya mendapat bagian
pengamgambaran perencanaan Denah, Detail detail pembesian
sloef, dan Potongan.
Dalam melaksanakan perencanaan ini ada azas-azas
bangunan gedung yakni bangunan gedung yang direncanakan
hendaknya fungsional, efisien, menarik dan menjadikannya
sebagai salah satu icon Prov. Sulawesi Selatan, hendaknya dalam
merencanakan bangunan ini harus mampu mengadakan sublimasi
antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai
bangunan yang menampung misi lembaga Penjaminan Mutu
Pasar Patallasang Prov. Sulawesi Selatan.
Gambar Kerja
Adapun gambar-gambar kerja yang dibuat selama saya
melaksanakan Praktek adalah :
62
1) Denah Site Pland
2) Losd Basah
3) Losd Kering
4) Kantor dan Kios
5) Km/Wc
a. Tampak
Tampak yang dibuat adalah Tampak Depan, Samping Kanan,
Samping Kiri dan Belakang. Potongan.
Penggambaran Potongan, merupakan gambar penjelas struktur
secara garis besar yang dilewati oleh garis potongan pada denah
dengan Skala 1: 200. Potongan yang dibuat adaah potngan A-A
dan Potongan B-B.
b. Rencana – Rencana
Rencana yang dibuat adalah Rencana Pondasi Garis, Renccana
Kolom, Rencana Balok, Rencana Keramik, Rencana Plafond,
Rencana Instalasi Listrik dan Rencana Utilitas.
22. Masalah- masalah Yang Dihadapi Dalam Proses Perencanaan
Masalah dalam mendesain : Masalah yang dihadapi dalam
praktikan gambar perencanaan adalah kurangnya pengalaman
dalam mengerjakan gambar proyek serta minimnya pengetahuan
tentang aplikasi struktur yang digunakan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil yang didapat selama pelaksanaan praktek kerja II proyek
Perencanaan DED Pembangunan Pasar Patallassang Kec. PatallassangSelatan
63
Kabupaten Gowa TA. 2012, banyak hal yang diperoleh menyangkut
pelaksanaan konstruksi (struktur) tersebut.
Dari hasil yang kami dapatkan selama mengikuti praktek kerja II, dapat
ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:
5.1.1. Arsitek sebagai ahli atau seorang yang menghasilkan karya seni nyata
yang memberikan keindahan. Secara singkat arsitek adalah ahli
perencanaan, ahli perancangan dan ahli mendesin bangunan.
5.1.2. Dalam melaksanakan suatu proyek, kami di tuntut bekerja sacara
professional, trampil, dan disipil. Hal ini dapat mmberikan pejalaran
bagi kami untuk melakukan hal yang lebih baik.
5.1.3. Dalam perencanaan suatu proyek, konsultan perencana perlu
memperhatikan/memahami:
5.1.3.1 Memperhatikan prosedur yang telah di tetapkan oleh UU.
5.1.3.2 Memperhatikan atau memahami suatu proyek yang telah
diberikan oleh pihak owner.
5.1.3.3 Memperhatikan dan memahami proses perencanaan
pembangunan proyek.
4.2. Saran-Saran
Dari hasil visualisasi dan pengalaman yang kami dapat selama
mengikuti Kerja Praktek II melalui laporan ini kami menyarankan :
1. Sebaiknya dalam sub pekerjaan, sebelum dilaksanakan terlebih dahulu
harus memperhatikan prosedur kerja yang ada.
2. Para pekerja, mandor atau pengawas lapangan yang memiliki kendala
dalam pelaksanaan proyek, sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahilu
pada konsultan perencana, pimpro atau owner agar kesalahan seminimal
mungkin dapat dihindari.
3. Peranan konsultan harus betul-betul aktif khususnya dibidang
pelaksanaan pengujian mutu beton. Ini sangat berakibat fatal bila beton
direncanakan jauh lebih rendah dibanding dengan beton yang digunakan.
64
Assalamu Alaikum Wr,Wb.
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat
bimbingan serta petunjuk-Nya sehingga kami bisa menyusun laporan ini
dengan baik. Kami menyusun laporan ini untuk mengikuti salah satu
persyaratan kuliah, yaitu kerja praktek II. Dengan mengikuti kerja praktek
diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmunya dilapangan yang
dimana telah didapatkan teorinya dalam perkuliahan.
Kerja praktek sangat membantu mahasiswa dalam mengenal suatu
teknologi ilmu pembangunan di lapangan, maka dalam hal ini kami
menyususn laporan untuk memberikan beberapa informasi mengenai
materi – materi yang kami dapat di lapangan dan nantinya bisa membantu
para mahasiswa yang lain untuk menambah wawasan, baik dalam ruang
lingkup perkuliahan maupun di luar waktu perkuliahan dan sehingga
menjadikan suatu pengalaman yang akhirnya akan diaplikasikan ke dalam
materi perkuliahan dan dimana keduanya akan mengahasilkan suatu ilmu
pengetahuan teknologi dalam dunia arsitektur yang akan memajukan
selangkah demi selangkah kedepan dalam ruang lingkup fakultas teknik
arsitektur Universitas Muslim Indonesia.
Wallahuwallyuttaufik walhidayah
Wassalamu Alaikum Wr, Wb.
66