38
LAPORAN GEOLOGI BAHAN KONSTRUKSI POTENSI DIMENSION STONE DI SULAWESI UTARA, TENGAH, DAN SELATAN MEILANI 12014083 ERYK YUNSA 12014084 IRFAN BUDIAJI 12014086 Hasbi M Assidiqi 12312005 Elvira Yuliani Yurista 12312012 Siska Kurnia Wa 12312036 Ulvienin H 12312052 Deviyan 12312068 Amajid Sinar 12313020 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dalam rangka menyelesaikan tugas besar Mata Kuliah Geologi Bahan Konstruksi ini dengan baik dan lancar. Hal yang mendasari penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah perlunya pengetahuan yang mendasar tentang aplikasi dari potensi batuan konstruksi diamond stone di Sulawesi 1

[LAPORAN] POTENSI DIMENSION STONE DI SULAWESI

  • Upload
    itb

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN GEOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

POTENSI DIMENSION STONE DI SULAWESI UTARA, TENGAH, DAN SELATAN

MEILANI 12014083

ERYK YUNSA 12014084

IRFAN BUDIAJI 12014086

Hasbi M Assidiqi 12312005

Elvira Yuliani Yurista 12312012

Siska Kurnia Wati 12312036

Ulvienin H 12312052

Deviyanti 12312068

Amajid Sinar 12313020

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dalam rangka menyelesaikan tugas

besar Mata Kuliah Geologi Bahan Konstruksi ini dengan baik dan lancar. Hal yang mendasari

penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah perlunya pengetahuan yang mendasar

tentang aplikasi dari potensi batuan konstruksi diamond stone di Sulawesi

1

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, tentu saja penulis menemui hambatan-hambatan

yang memang lazim ditemui, seperti keterbatasan pengetahuan penulis mengenai batuan

sedimen yang dikaitkan dengan bahan konstruksi. Akan tetapi, hal tersebut dapat diantisipasi

dengan mencari sumber-sumber yang relevan. Selain itu, penulis juga melakukan survey

langsung ke lapangan dan mengambil data untuk melengkapi makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, yaitu :

1. Bapak Kristian N. Tabri, Dosen Geologi Bahan Konstruksi ITB, yang telah

membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini.

2. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis yang tidak dapat kami sebutkan satu

per satu.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun belum sempurna dan masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca sekalian. Penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian pembaca sekalian

terhadap makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis

2

DAFTAR ISI

PRAKATA………...................................................................................................1

DAFTAR ISI........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................4

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data...............................................4

1.5 Sistematika Penulisan…………………………………....………….4

BAB II ANALISIS RUMUSAN MASALAH

2.1 Stratigrafi wilayah pulau Sulawesi.....................................................6

2.2 Tektonik wilayah Pulau Sulawesi.................................................... 12

2.3

2.4 Potensi Batuan Kontruksi Diamond Stone di Pulau Sulawesi ….........15

BAB III SIMPULAN

3.1 Simpulan…....................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 34

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia, Pasifik,dan

IndoAustralia serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang menyebabkan

kondisi tektoniknya sangat kompleks. Kumpulan batuan dari busur kepulauan, batuan

bancuh, ofiolit, dan bongkah dari mikrokontinen terbawa bersama proses penunjaman,

tubrukan, serta proses tektonik lainnya (Van Leeuwen, 1994). Oleh karena itu, jenis batuan

sulawesi sangat variatif, termasuk pula batuan yang biasa digunakan sebagai bahan

konstruksi yaitu dimension stone.

Dimension stone memiliki arti material dari batuan alam yang ditambang dengan

tujuan untuk memperoleh spesifikasi ukuran (lebar, panjang, dan tebal) dan bentuk tertentu

(Barton, 1968, p.4). Proses ini dilakukan tanpa mengubah/menghancurkan bentuk asal batuan

seperti pada pembuatan beton dari agregat. Beberapa kegunaan dimension stone tersebut

antara lain sebagai pembuatan ubin, membantu dalam pengaspalan jalan, penghias dan

penutup interior ruangan, penghias monument bangunan, pembuatan patung, dan restorasi

bangunan.

Warna, tekstur dan pola butir,daya tahan, kekuatan merupakan kebutuhan dasar dari

dimension stone. Meskipun berbagai batuan beku, metamorf, dan batu sedimen digunakan

sebagai batu dimensi, jenis batuan utama adalah granit, batu kapur, marmer, batu pasir, dan

slate. Variasi lain dimension stone jenis minor termasuk alabaster (gipsum besar), soapstone

(slate besar), dan berbagai produk dibuat dari batu alam.

Batugamping merupakan sedimen tediri dari kalsium karbonat dengan atau tanpa

magnesium. Termasuk dalam kategori ini adalah calcitic kapur, dolomit, dolomit kapur, dan

travertine. Marmer termasuk batuan hasil metamorfosa batu gamping dan serpentinit.

Anggota penting dari klasifikasi ini adalah serpentine marmer, juga dikenal sebagai verde

antik. Batu granit adalah hasil intrusi batuan beku yang terbentuk di kedalaman 50 km dan

memiliki struktur gain yang kasar dan kuat.

Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai potensi batuan bahan

konstruksi untuk dimension stone khususnya batuan granit, batu gamping, dan marmer di

daerah Sulawesi. Pembahasan tersebut termasuk stratigrafi, tektonik dan potensi batuan

4

bahan konstruksi di daerah Sulawesi baik jenis batuan, jenis bahan konstruksi, akses, dan

estimasi harga batuan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul berbagai persoalan dalam bentuk

beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana startigrafi dari daerah Pulau Sulawesi?

2. Bagaimana tektonik dari daerah pulau Sulawesi?

3. Bagaimana potensi batuan konstruksi untuk diamond stone di daerah Pulau Sulawesi?

1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan yang dijadikan landasan pada pelaksanaan

pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Mengetahui stratigrafi wilayah Pulau Sulawesi

2. Mengetahui tektonik wilayah Pulau Sulawesi

3. Mengetahui potensi batuan konstruksi untuk diamond stone di daerah Pulau Sulawesi

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Metode

Penelitian ini bersifat ekspositif, yaitu menjelaskan dan mejabarkan tentang

suatu persoalan tanpa keinginan untuk memengaruhi sikap atau pendapat pembaca,

dan hal yang dipentingkan adalah memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang

yang membacanya. Jenis dari penelitian ini adalah kualitatif, yaitu jenis penelitian

yang hasil atau penyimpulannya dititikberatkan pada data-data deskriptif.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian kali ini, kami menggunakan teknik pengumpulan data berupa

studi literatur. Metode ini bersumber dari buku-buku referensi dan sumber internet

yang relevan mengenai potensi batuan konstruksi untuk diamond stone di daerah

Pulau Sulawesi

5

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi tiga bab, yaitu pendahuluan,

pembahasan masalah, dan simpulan.

Pada bab satu akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan aspek laporan

penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik pengumpulan data pada

data laporan penelitian ini, serta sistematika penulisan.

Bab dua akan menjabarkan dan menganalisis masalah-masalah yang dirumuskan

secara lengkap pada bab pendahuluan berupa stratigrafi wilayah Pulau Sulawesi, tektonik

wilayah Pulau Sulawesi, potensi batuan konstruksi untuk diamond stone di daerah Pulau

Sulawesi

Bab tiga berisi tentang kesimpulan dari penulis mengenai permasalahan yang kami

angkat pada makalah ini berdasarkan hasil analisis penulis mengenai rumusan masalah.

6

BAB II

ANALISIS RUMUSAN MASALAH

2.1 Stratigrafi Pulau Sulawesi

2.1.1 Stratigrafi Sulawesi Utara

Berdasarkan stratrigrafi, susunan batuan yang membentuk Sulawesi Utara dari tua ke

muda adalah; Batu gamping Gatehouse, Batu lumpur Rumah kucing, Batu gamping

Ratatotok, Intrusi Andesit Porfiri, Volkanik Andesit, Epiklastik Volkanik dan Aluvial

Endapan sungai dan Danau. Stratigrafi daerah eksplorasi yang berada di pulau Sulawesi.

7

2.1.2 Sulawesi Selatan

Batuan yang tersingkap di daerah Sulawesi Selatan terdiri dari 5 satuan, yaitu :

Satuan Batuan

Gunungapi Formasi Carnba

Satuan Batuan

Gunung api Formasi

Camba berumur

Miosen Tengah-

Miosen Akhir,

terdiri dari breksi

gunungapi, lava,

konglomerat, dan

tufa halus hingga

batuan lapili.

Formasi Walanae

Formasi Walanae

berumur Miosen

Akhir - Pliosen

Awal, terdiri dari

batupasir,

konglomerat, batu lanau, batu lempung, batu gamping, dan napal dengan lingkungan

pengendapan berupa laut

Satuan Intrusi Basal

Satuan Intrusi Basal berumur Miosen Akhir - Pliosen Akhir, terdiri dari terobosan

basal berupa retas, silt, dan stok.

Satuan Batuan Gunung api Lompobatang

Satuan Batuan Gunungapi Lompobatang berumur Pleistosen, terdiri dari breksi, lava,

endapan lahar, dan tufa.

Endapan aluvial, Rawa, dan. Pantai.

Endapan Aluvial, Rawa, dan Pantai berumur Holosen, terdiri dari kerikil, pasir,

lempung, lumpur, dan batugarnping koral.

Intrusi Basal, yang merupakan retas-retas yang mengintrusi Formasi Walanae.

Sebagian besar dari basal ini bertekstur afanitik. Pada beberapa lokasi ditemukan bertekstur

8

porfiritik dengan enokris plagioklas, piroksen, mika, olivin, tertanam dalan) masadasar

afanitik. Intrusi basal ini di permukaan umumnya telah terkekarkan dan di beberapa tempat

telah terubah menjadi batuan ubahan (zona argilik) yang didominasi mineral lempung

(smektit, kaolinit, haloisit). Batuan ubahan ini dijumpai di sekitar mata air panas Kampala,

mata air panas Ranggo, dan Kainpung Buluparia. Menurut Pusat Sumber Daya Geologi

satuan ini berumur Miosen Akhir - Pliosen Akhir.

Endapan Aluvial Sungai, merupakan endapan permukaan hasil rombakan dari batuan

yang lebih tua, terdiri dari material kerikil, pasir, lempung. Batuannya tersebar di tepi-tepi

sungai dan dasar sungai. Satuan ini berumur Holosen – Resen.

2.1.3 Sulawesi Barat

Stratigrafi Sulawesi bagian Barat didominasi oleh batuan Neogen, tetapi di dalamnya

termasuk juga formasi batuan yang berumur Jurasic. Geologi daerah Bonehau dan sekitarnya

didominasi oleh batuan beku dan metamorf, termasuk batuan sedimen yang sedikit

termetamorfkan.

Batuan tertua di daerah

penelitian adalah Formasi

Latimojong, yang berumur

Kapur, Di atas Formasi

Latimojong diendapkan Formasi

Toraja (Tet) secara tidak selaras.

Formasi ini berumur Eosen

Tengah sampai Akhir. Formasi

Toraja tertindih tak selaras oleh

Formasi Sekala dan Batuan

Gunungapi Talaya. Aktivitas

vulkanik ini kemudian diikuti

oleh kehadiran Formasi Sekala

(Tmps) pada Miosen Tengah -

Pliosen, yang dibentuk oleh

batupasir hijau, grewake, napal,

batulempung dan tuf, sisipan

lava bersusunan andesit-basalt.

9

Formasi sekala berhubungan menjemari dengan batuan Gunung api Talaya (Batuan

Vulkanik Talaya, Tmtv) yang terdiri dari breksi gunungapi, tuf dan lava bersusunan andesit-

basal, dengan sisipan batu pasir dan napal, setempat batubara. Batuan Gunungapi Talaya

menjari dengan batuan Gunung api Adang (Tma) yang terutama 37 bersusunan leusit-Basalt,

dan berhubungan menjemari dengan Formasi Mamuju (Tmm) yang Berumur Miosen Akhir.

Formasi Mamuju terdiri atas napal, batupasir gampingan, napal tufaan, dan batugamping

pasiran bersisipan tufa. Formasi ini mernpunyai Anggota Tapalang (Tmmt) yang terdiri dari

batu gamping koral, batu gamping bioklastik, dan napal yang banyak mengandung moluska.

Formasi Lariang terdiri dari batupasir gampingan dan mikaan, batulempung, bersisipan

kalkarenit, konglomerat dan tuf, umurnya Mieseh Akhir – Pliosen awal. Endapan termuda

adalah aluvium (Qal) yang terdiri dari endapan endapan sungai, pantai, dan antar gunung

2.1.4 Sulawesi Tengah

10

2.1.5 Stratigrafi untuk daerah yang berpotensi

Stratigrafi untuk daerah yang berpotensi bahan konstruksi dimension stone di

Pulau Sulawesi diwakili oleh beberapa daerah yaitu :

- Tilamuta

- Poso

11

- Mamaju

- Majene

12

2.2 Tektonik Pulau Sulawesi

Pulau Sulawesi terletak pada zona pertemuan diantara tiga pergerakan lempeng besar

yaitu pergerakan lempeng Hindia-Australia dari selatan kecepatan rata – rata 7 cm/tahun,

lempeng Pasifik dari arah timur dengan kecepatan sekitar 6 cm/tahun dan lempeng Asia

bergerak relative pasif ke tenggara ± 3 cm/tahun. 2 Perkembangan tektonik di kawasan Pulau

Sulawesi berlangsung sejak zaman Tersier hingga sekarang, sehingga bentuknya yang unik

menyerupai huru “K”, dan termasuk daerah teraktif di Indonesia, mempunyai fenomena

geologi yang kompleks dan rumit.

Secara regional, Pulau Sulawesi mendapat tekanan dari luar sehingga terjadi

deformasi secara terus menerus, seperti tekanan dari Laut Flores di bagian selatan

mengaktifkan patahan Palu-Koro dan Walanae, Banggai-Sula dan Laut Banda dari timur

mengaktifkan patahan Matano, Batui, Lawanoppo dan Kolaka, Laut Sulawesi dari utara

mengaktifkan subduksi laut Sulawesi dan patahan Gorontalo dan aktivitas gunungapi di utara

serta tekanan dari lempeng Laut Maluku dari timur menimbulkan gempa dan gunungapi di

Sulawesi Utara. Sehubungan dengan fenomena tektonik tersebut diatas, maka di kawasan

Pulau Sulawesi terdapat empat buah patahan transcurrent yaitu Sorong – Matano transcurrent

bersifat sinistral, Palu-Koro transcurrent bersifat sinistral, Gorontalo transcurrent bersifat

destral dan Walanae transcurrent bersifat sinistral.

13

Secara tektonik/struktur dan sejarah perkembangannya, Pulau Sulawesi dibagi dalam

4 (empat) mintakat geologi (Endarto dan Surono, 1991) yaitu busur volkanik Sulawesi Barat,

kontinental kerak Banggai Sula, oseanik kerak Sulawesi Timur dan kompleks metamorf

Sulawesi Tengah. Keempat mintakat tersebut dipisahkan oleh batas – batas tektonik yang

saling mempengaruhi satu sama lain.

Di kawasan Pulau Sulawesi terdapat sedikitnya 9 unsur tektonik dan struktur yaitu

patahan Walanae, patahan Palu-Koro, patahan MatanoLawanoppo, patahan Kolaka, patahan

Paternoster, patahan Gorontalo, patahan naik Batui-Balantak, subduksi lempeng Laut

Sulawesi dan subduksi lempeng Maluku. Struktur – struktur tersebut diatas merupakan

dampak dari pada aktivitas tektonik Neogen yang bekerja di kawasan Sulawesi

.

14

1. Patahan Walanae

Patahan Walanae berada di bagian selatan Sulawesi Selatan membentang dari

selatan (sebelah timur Pulau Selayar) ke utara melalui Bulukumba, Sinjai, Bone,

Soppeng, Sidrap, Pinrang dan Majene - Mamuju dan berakhir di Selat Makassar. Sifat

pergerakan adalah sinistral atau mengiri. Patahan Walanae merupakan percabangan dari

lanjutan patahan Palu-Koro yang melalui Teluk Bone dan di ujung baratlaut menerus

hingga patahan Paternoster di Selat Makassar.

2. Patahan Palu-Koro

Patahan Palu-Koro memanjang dari utara (Palu) ke selatan (Malili) hingga teluk

bone sepanjang ± 240 km. Bersifat sinistral dan aktif dengan kecepatan sekitar 25-30

mm/tahun (Kertapati, 2001 dan Permana, 2005). Patahan Palu-Koro berhubungan dengan

patahan Matano-Sorong dan Lawanoppo-Kendari, sedang di ujung utara melalui Selat

Makassar berpotongan dengan zona subduksi lempeng Laut Sulawesi.

3. Patahan Matano dan Lawanoppo

Patahan Matano dan Lawanoppo berpotongan atau menyatu di ujung utara dengan

patahan PaluKoro, yang mendapat energi dari perpanjangan patahan Sorong dan Tukang

Besi di Laut Banda. Kedua patahan ini bersifat sinistral dan aktif, berhubungan dengan

pembentukan danau Matano, Towuti dan beberapa depresi kecil lainnya.

4. Patahan Kolaka

Dampak dari pada perkembangan tektonik Kuarter Laut Banda membentuk

patahan geser Kolaka yang bersifat sinistral dan aktif. Patahan ini memanjang dari

tenggara ke baratlaut melalui Kolaka hingga Teluk Bone memotong patahan Palu-koro

(bawah laut) berlanjut ke kota Palopo ke arah puncak Palopo-Toraja.

5. Patahan Paternoster

Patahan ini terbentang memanjang dari tenggara ke baratlaut di Selat Makassar

bersifat destral (menganan) dan aktif. Patahan ini berhubungan dengan patahan Walanae

di daratan Sulawesi. Pada bagian selatannya sejajar dengan patahan Flores Barat yang

memotong patahan naik Selat Makassar yang juga sifatnya destral.

15

6. Patahan Gorontalo

Patahan Gorontalo terbentang melalui kota Gorontalo dari tenggara ke baratlaut.

Pembentukannya berhubungan dengan keaktifan subduksi lempeng Laut Sulawesi.

Sifatnya destral dan aktif.

7. Patahan naik (thrust) Batui-Balantak

Patahan Batui-Balantak terbentuk oleh pengaruh pergerakan lempeng Pasifik

Barat ke barat melalui patahan Sorong dan Matano membentuk patahan naik yang aktif.

8. Subduksi lempeng Laut Sulawesi

Terletak di laut Sulawesi sebelah utara Pulau Sulawesi memanjang dari barat ke

timur. Subduksi lempeng ini menunjam masuk ke selatan di bawah Sulawesi Utara dan

Gorontalo. Subduksi lempeng laut Sulawesi yang aktif diduga membentuk gunungapi

Una-una dan deretan gunungapi Manado-Sangihe.

9. Subduksi lempeng Laut Maluku

Zona subduksi lempeng Laut Maluku terbentang di utara Sulawesi dari utara ke

selatan di sebelah timur Manado. Lempeng Laut Maluku menunjam ke barat masuk di

bawah busur Manado-Sangihe, berhubungan dengan volkanisme dan gempa di kawasan

ini.

16

2.2 Cara Penambangan dan Pesyaratan Teknis

A. Cara Penambangan Batuan Sedimen untuk Dimension Stone

Blok batuan dipotong dari suatu rockmass dengan kombinasi metode line drilling,

wedging, splitting,dan-kadang-kadang-gentle blasting. Dimensi blok secara

khususnya adalah kubik berukuran 1.5m x 1.5m x 1.5 m atau prisma berukuran 1,5m

x 1.5m x 3m. Metode yang biasa dipakai dalam penggarisbesaran blok adalah dengan

line drilling dengan panjang tengahnya sekitar 100-300mm. Proses pelubangan

dilakukan secara vertikal dan horizontal untuk menyelubungi blok yang dituju, dan

suatu baji disisipkan untuk melepaskannya. Teknik wire saws menggunakan kabel

baja tipis, kerek, dan pasir basah abrasive untuk memotong sandstone. Metode

channel cutting dengan rata-rata diameter 2m efektif digunakan untuk sandstone dan

limestone, akan tetapi untuk limestone akan lebih efektif jika digunakan mobile

circular saws dan large tungsten carbide chain saws karena limestone bersifat lunak

dan tidak abrasive.

17

B. Persyaratan Teknis Dimension Stone

Ketentuan untuk building stones

18

1.Stone dressing (warna )

Strength (uniaxial (unconfined) compressive strength (UCS)

Limestone: 10-80 MPa

Granit : 60-200 MPa

2. Physical properties and testing (ketahanan terhadp pelapukan-durability)

Bulk density (stone dengan densitas 1.8-2.2 t/m3 -> most suitable for handworking)

untuk batuan yang hard, unweathered, non porous -> 2.6-3 t/m3)

Porosity

Saturasi koefisien (porositas efektif) 0.05-0.95

2.3 Potensi Granit dan Batugamping sebagai Dimension Stone

Batugamping dapat dijadikan sebagai

1.Cladding stone/facing stone/batu tempel,

19

2. Split

3. Tile.

Batu granit dan granodiorit dapat dijadikan sebagai

1.Cladding stone/facing stone/batu tempel,

2. Split

3. Tile.

4. Paving Stone

2.4 Harga Dimension Stone

GRANIT

Selain itu, estimasi harga untuk batuan konstruksi juga diperkirakan, yaitu harga

granit di Sulawesi sejak awal tahun 2016 sebesar 1-5 persen atau sekitar Rp 500 – Rp 10.000.

Harga granit Granito ukuran 20x20 cm Rp 99.000 menjadi Rp 105.000, granit Platinum

polos 60x60cm Rp 89.000 menjadi Rp 91.000 dan granit Vicenza 80x80cm Rp 200.000

menjadi Rp 209.000

Solfen Matt

Solfen Matt merupakan jenis lantai granit dengan harga yang murah. Harga yang diberikan

sesuai dengan kualitas dan ukuran keramik. Untuk Surface matt coal ukuran 60 x 60

harganya Rp 209.00. Sedangkan untuk surface matt laterite ukuran 40x40 harganya 189 ribu

rupiah. Untuk Surface matt shade ukuran 60x60 dan surfac matt pearl ukuran 30 x 60

harganya sama, yaitu Rp 169.000.

Yura

Harga keramik lantai granit 60x60 jenis Yura yaitu Rp 250.000 dengan spesifikasi foggy.

Sedangkan untuk ivoruy dan snow harganya berkisar 250 ribu rupiah.

Nordik Stone

Harga keramik granit jenis Nordik Stone lebih murah dari yang jenis Yura. Untuk beige

ukuran 30 x 60 dibandrol dengan harga 180 ribu rupiah. Begitu juga dengan harga Nordik

stone jenis bora, kosawa, fohn, dan mistral, harga yang dipatok juga Rp 180.000.

Veinstone Lappato

20

Salah satu jenis keramik granit yang mahal yaitu Veinstone Lappato. Warna dan juga kualitas

yang diberikan sangat bagus. Untuk jenissurface Lappatobeige dengan ukuran 30 x 60 meter

persegi, harganya dilempar ke pasaran 280 ribu rupiah. Sedangkan untuk Lappato brown,

grey, black, dengan ukuran 60x60 meter persegi harganya dijual dengan harga yang sama,

yakni 280 ribu rupiah.

Magalito

Harga keramik granit jenis Magalitoini dijual kurang dari 200 ribu, namun ada juga harganya

yang hampir 300 ribu rupiah. Untuk Magalito jenis Structured Bianco dengan ukuran 30 x 60,

harganya dibandrol 188 ribu. Sedangkan untuk Structed Marrone, Gigio, dan Neru dengan

ukuran 60 x 60 sentimeter persegi, harga yang ditawarkan 380 ribu rupiah.

2.5 Potensi batuan konstruksi untuk diamond stone di daerah Pulau Sulawesi

Sulawesi Utara : Manado Tilamuta

Sulawesi Tengah: Toli-Toli Poso

Sulawesi Selatan: Majene Mamuju Malili

Berikut adalah berbagai daerah di Pulau Sulaesi yang berpotensi sebagai bahan

kontruksi dimension stone yaitu :

1. Manado

DIMENSION STONE DI MANADO SUMATERA UTARA DAN MAMILI SULAWESI SELATAN

Jenis batuan:

Batu yang berpotensi untuk menjadi Dimension stone di Manado adalah Batugamping formasi Ratatotok (Tml) merupakan batugamping terumbu, batugamping pasiran, dan batugamping melensa, dimana pada formasi batugamping ini

21

terdapat fosil yang dapat dikenali seperti Miogypsina, Lepidocyclina sp., dan Textularia sp.

Batugamping formasi ratatotok ini memiliki rentang umur Miosen awal-Miosen tengah (Kadar, D.G) dan menurut Koperberg (1928) mengatakan bahwa umur batugamping berumur Burdigalian

Jenis bahan konstruksi:Batugamping dapat dijadikan sebagai cladding stone/facing stone/batu tempel, split, dan tile.

Akses jalan dan Estimasi Resources

Berikut adalah akses jalan yang dapat ditempuh dari pusat kota Manado.

22

Lokasi pabrikTerdapat Pabrik Marmer, di Jl. Kel Bahu Lingk III, Bahu, Malalayang.Akses jalan sebagai berikut dari arah kota Manado. Dibutuhkan waktu sekitar 15menit untuk menuju pabrik dari kota Manado.

Berikut Rute Jalan dari Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur menuju lokasi Pabrik Marmer. Dibutuhkan waktu sekitar 3 jam 40 menit dengan menggunakan transportasi darat.

23

Daerah Peta Resources

Desa Basaan, Kec. Belang, Kab. Minahasa Tenggara, Kota Manado, Sulut

17.595 miliar meter kubik

Gunung Tandu, Kec. Lolak, Kab. Bolaang Mongondouw

Gunung Tapagalon, kec. Passi, Kab. Bolaang Mongondouw

Desa Siniung, Kec. Dumoga

Gunung Tolok, Kec. Pangi, Kab. Bolaang Mongondouw Utara

53800 juta meter kubik

1.375 miliar meter kubik

70 juta meter kubik

83.563 juta meter kubik

2. Tilamuta

Tilamuta terletak di Sulawesi Utara. Tilamuta terdapat cukup

banyak batuan diorit yang sangat cocok untuk dimension stone.

Berikut adalah daerah yang cukup kaya akan diorit dan granodiorit.

24

Tanda pabrik menunjukkan lokasi pabrik yang akan dibuat. Lokasi tersebut dipilih

karena 2 faktor utama, yaitu kedekatan dengan air dan kedekatan dengan jalan utama. Bisa

dilihat diatas terdapat 2 pabrik utama yang cukup dekat dengan jalan dan air.

Walaupun begitu, belum ada jalan yang menghubungkan pabrik dengan jalan utama,

sehingga masih harus dibuat jalan lagi untuk akses ke pabrik. Daerah 3 dan 4 tidak dibangun

pabrik karena luas daerah prospek yang tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan untuk

membangun pabrik. Apabila budgetnya tidak cukup untuk membuat 2 pabrik, maka prioritas

utama adalah membangun pabrik di daerah 2 terlebih dahulu, baru pabrik di daerah 1

kemudian di daerah 4, dikarenakan pabrik di daerah 1 cukup dekat dengan jalan utama,

sehingga cukup mudah melakukan penambangan kemudian diolah di pabrik daerah 2.

Berikut merupakan detil akses ke pabrik 1 dari Marisa dengan jalur 1 (kiri) yaitu Unnamed

Rd, Soginti, Paguat, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. Sedangkan jalur 2 (kanan) unnamed

rd, sidoarjo, tolangohula, marisa.

25

3. Toli Toli, Sulawesi Tengah

Batuan yang berpotensi dijadikan

dimension stone di daerah tolitoli adalah

batuan intrusi berupa granit, marmer dan juga

batugamping.

1) Batugamping Terumbu

Terdiri dari batugamping koral, sebagian

batugamping lempungan dengan kepadatan

yang rendah-sedang. Penyebaran setempat-

setempat umumnya di daerah tanjung dan

pulau-pulau kecil, yaitu Pulau Bambangala, Pulau Tengelangan, Pulau Lurungan. Dengan

umur formasi Pleistosen-Holosen. Namun batugamping terumbu ini kurang ekonomis untuk

dijadikan penambangan apabila dibandingkan jika dijadikan objek wisata

2) Batuan Beku Granit

Penyebaran batuan ini antara lain sebelah timur Kota Tolitoli yang memanjang ke

utara berbatasan dengan Kabupaten Buol dan penyebarannya yang luas memanjang dari

Tinabogan sampai ke arah timur Bangkir. Pada beberapa tempat bagian atas. Dimensi batuan

ini mencapai 500km3

3) Kompleks Batuan Metamorf

26

Kompleks batuan metamorf ini terdiri dari sekis mika, sekis hijau, sekis amphibolit,

dan marmer. Sekis mika lebih dominan dibanding sekis hijau dan batuan lainnya. Di

Kabupaten Tolitoli kompleks batuan ini terdapat di bagian selatan pada batas Kabupaten

Parimo yaitu di sekitar Gunung Tinombala, Gunung Salusupande dan Gunung Silondou,

kompleks batuan ini berumur Mesozoikum.

Dilihat dari luas daerah dan kemungkinan

prospeknya, batuan yang paling sesuai untuk diambil

sebagai dimension stone adalah granit. Penentuan

kuantitas cadangan bahan galian granit di wilayah

penelitian digunakan metode perhitungan secara kasar

yang dilakukan atas luas penampang beberapa potongan

yang dibuat pada beberapa bagian wilayah yang secara

fisik dan geologi disusun oleh granit.

Dari penghitungan dengan metode luas rata-rata

penampang didapatkan volume total granit sebesar

5.029.895.833 m3 pada daerah telitian dengan luas

sebaran 30,362 km2.

27

Dari hasil total perhitungan tersebut digunakan harga mineable sebesar 25 % maka

akan didapatkan cadangan sebesar 1.257.473.958 m3. Dari nilai cadangan mineable tersebut

didapatkan harga tonase : 3.336.155.399 ton, dengan harga berat jenis sebesar 26 kN/m3.

aerah

Dengan tanda pabrik merupakan daerah yang dapat dijadikan sebagai lokasi pabrik,

hal tersebut ditentukan berdasarkan ketersediaan akses jalan, posisi daerah penambangan, dan

sumber air.

Akses yang digunakan berupa Unnamed Rd, Luok Manipi, Dondo, Kabupaten Toli-

Toli, Sulawesi Te

ngah.

28

4. Poso

Poso terletak di Sulawesi Tengah (ditandai dengan area merah) dengan luas sekitar

24.197 km2. Pada daerah ini, dimension stone yang ditambang adalah batu gamping dan batu

pualam (marble), yang dapat diolah menjadi marmer (tile). Hasil marmer (tile) ini telah

didistribusikan baik untuk sekitar Poso hingga keluar Pulau Sulawesi. Marmer ini terkenal

dengan nama Marmer Poso, yang memiliki keunikan warna yaitu krem kehijauan.

Berdasarkan peta geologi regional di aras, maka batuan yang ditambang (ditandai dengan

garis pink yang melingkari) memiliki informasi sebagai berikut:

Dimensi untuk potensi batu gamping malih

adalah sekitar 40 km x 20 km x 0.3 km. Sedangkan

dimensi untuk potensi kompleks pompangeo adalah

sekitar 60 km x 40 km x 0.3 km

Seperti yang telah disebutkan, bahwa Marmer

Poso berwarna hijau karena dari kandungannya,

terdapat pualam dan batu gamping terdaunkan, serta

adanya mineral pengotor seperi epidot.

Karena potensi sumber daya alam batu gamping yang berlimpah ini, terdapat

perusahaan yang telah melakukan penambangan pada daerah tersebut.

29

Pabrik perusahaan tersebut terdapat di kecamatan Poso Pesisir kecamatan Pamona

Utama, dan kecamatan Lage (lihat gambar di bawah ini). Akses jalan pada ketiga kecamatan

tersebut sangat mudah karena pada akhir 2015, telah dilakukan pelebaran jalan yang

dilakukan oleh PT Tunggal Mandiri Jaya, serta terdapatnya jalan trans Sulawesi. Pada

kecamatan Poso Pesisir terdapat bandara domestik semakin mempermudah akses menuju

lokasi.

5. Majene, Sulawesi Barat

30

Jenis batuan yang dapat dijadikan dimension stone di daerah Majene adalah Batu

gamping kelabu hingga putih (Anggota batugamping formasi Toraja) yang mempunyai

kedalaman 500m. Pada peta geologi formasi toraja ditandai dengan lingkaran merah.

Adapun batuan gamping yang

terdapat pada kabupaten majene

tersebar di berbagai daerah yaitu:

a. batu gamping di Desa Tubo

dan Desa Onang, Kecamatan

Sendana. Menurut Yasril

Ilyas dkk (1985), kandungan kimia yang penting adalah 52,99% CaO; 1,93% SiO2;

0,98% Al2O3; 0,60% Fe2O3; dan 0,35% MgO.

b. Batugamping juga terdapat di Desa Tamo, Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae,

sebagai penyusun utama Endapan Aluvial Pantai (Qal) yang berasosiasi dengan

batupasir tufaan, batulanau, batulempung dan konglomerat. Di lapangan

31

batuganping ini berwarna putih kotor sampai keabu-abuan, keras - lunak, sangat

pelapukan, berbutir halus – sedang, tersebar pada morfologi pedataran yang

tumbuhi coklat dan ilalang, serta sebagian besar merupakan tempat pemukiman

penduduk. Kandungan kimia penting adalah CaO=45,87%, SiO2=5,87%,

Al2O3=1,35%, Fe2O3=1,25%, MgO=2,89%, Na2O=0,84%, K2O=0,60%,

TiO2=0,12%. Hasil analisis kimia peneliti terdahulu adalah CaO=52,99%;

SiO2=1,93%; Al2O3=0,98%; Fe2O3=0,60%; dan MgO=0,35%.

c. Batugamping di Desa Labuang, Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae, berwarna

putih bersih, banyak mengandung cangkang-cangkang kerang, panjang singkapan

± 50 meter, tebal 0,5– 1 meter.  Di wilayah kelurahan ini batugamping tersingkap

pada morfologi perbukitan rendah. Analisis kimia menunjukkan kandungan CaO=

55,32%; SiO2=0,07%; Al2O3=0,05%; Fe2O3= 0,29%; dan MgO=0,33%.

d. Batugamping kristalin dijumpai tersingkap di kanan kiri jalan Desa Baruga Dhua,

Kecamatan Ranggae, berwarna putih kelabu, tebal rata-rata tersingkap 1-1,5 meter,

dan telah dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk bahan bangunan walaupun

terdapat mataair pada batugamping.

Dari berbagai data diatas dapat diperkirakan Jenis bahan konstruksi yang dapat dibuat

dari batugamping kabupaten majene adalah : paving stone, batu tempel atau cladding stone,

split, tile, facing stone. Kabupaten Majene mempunyai posisi wilayah yang strategis, terletak

sekitar 302 km sebelah utara Kota Makassar. Kabupaten ini dilengkapi dengan terminal induk

dan terminal pembantu, sarana pelabuhan seperti pelabuhan Majene di kecamatan Banggae,

Pelabuhan Palipi di kecamatan Sendana serta Pelabuhan Laut yang ada di kecamatan

Pamboang dan kecamatan Malunda. Terdapat pabrik PT. BOSOWA TAMBANG

INDONESIA di Kab. Majene provinsi Sulawesi Barat (Tambang Batu Pecah).

6. Mamuju

32

Mamuju mempunyai jenis batuan granit pada formasi batuan terobosan yang dapat

dijadikan dimension stone. Pada peta geologi formasi toraja ditandai dengan lingkaran merah.

Granit dijumpai berdekatan dengan dasit porfir di Dusun Panao, Desa Sondoang,

Kecamatan Kalukku kira-kira sebesar 2,313x10^12 meter kubik. Bahan galian ini menempati

morfologi perbukitan rendah, tinggi bukit ± 20 m, serta tersebar berupa bongkah-bongkah

mencapai 3 m, yang ditumbuhi semak belukar, ilalang dan sebagian kebun penduduk (coklat,

pisang, pohon gamal). Kecamatan kaluku berjarak 40km dari kabupaten mamuju dengan

waktu tempuh kira-kira 1 jam 8 menit. Lokasi pabrik kami buat di kecamatan Kalukku yang

berdekatan dengan jalan utama sehingga memudahkan untuk akses jalan pabrik

Lokasi pabrik daerah mamuju :

33

7. Malili, Sulawesi Selatan

1.

Batugamping Formasi Toraja (Tets, hijau tua)

Batuann penyusun: serpih, batugamping, dan batu pasir dengan sisipan konglomerat.

Serpih warna merah tua sampai merah hati, padat dank eras, perlapisan cukup baik

dengan tebal lapisan antara 5-30 cm.

Batugamping warna putih kekuningan sampai kelabu kebitaman, berupa batugamping

koral, padat dan sangat keras, tidak berlapis, tebal mencapai 50m. ditemukan fosil

foraminifera berupa Muniditics, Discocyclina, Bordis Lepidocyclina, Operculina,

Cydoclypcus, dan Miogypsina yang menunjukan umur Eosen-Miosen. Satuan ini

diedapkan di lingkungan dangkal sampai air payau. Sebarannya berada di sekitar desa

Maro, memanjang ke barat dan selatan melewati desa Tondon hingga di Lembar

Majene. Ketebalan formasi mencapai 1000m

2. Granit Kambuno (Tpkg, pink)

Granit warna putih berbintik hitam kebiruan, berbutir sedang sampai kasar,

holokristalin, tekstruk porfiritik. Granodiorit warna putih berbintik hitam, pejal dan

bertekstur porfiritik dan sedikit fanerik, holokristalin, hipidiomorf, butiran berukuran

34

3

1

1

32

sedang. Kondisi segar dan terkekarkan. Sebaran meliputi pegunungan di sekitar Bulu

Kambuno di bagian barat Lembar Malili. Di baratlaut desa Sabbang tampak gejala

peruntuhan tektonik dengan batuan dan Formasi Latimojong di daerah Rampi satuan

ini menerobos satuan gunungapi Tinemba yang menunjukan gejala alterasi dan

pemineralan.

3. Formasi Matano (Kml, biru muda)

Terdiri dari batuanbatugamping hablur dan kalsilutlit, napal serpih, dengan sisipan

rijang dan batusabak. Bagian bawah formasi berupa batugamping kalsilulit berlapis

dan lensa rijang, sedangkan bagian atas merupakan perselingan antara batugamping

pejal dan terhablur ulang, napal, serpih dengan lensa batusabak dan rijang.

Batugamping warna putih kotor sampai kelabu, endapan kalsilulityang terhablur ulang

dan berbutir halus, perlapisan baik dengan ketebalan mencapai 10-15 cm. Formasi ini

diendapkan di dalam lingkungan laut dalam, sebaran formasi antara daerah Ulu Uwoi

dan Balu Wasopute, memanjang pada arah baratdaya-timurlaut dan Sungai Bantai

Hulu sampai pegunungan Tometindo. Ketebalan lapisan mencapai 550 meter.

Terdapat sesar naik dengan kompleks Ultramafik

No. Perusahaan Komoditi

1. ANEKATAMA BUMI SERASI, PT

Siloro Desa Mangilu, Pangkajene Dan Kepulauan, Sulawesi

Selatan

Telp.

Batu Blok Marmer

2. ANUGRAH DELTA ABADI, PT

Kamp Mangilu Dalam, Pangkajene Dan Kepulauan, Sulawesi

Selatan

Telp.

Batu Blok Marmer

3. BATARA INDOSURYA SEJAHTERA ABADI, PT

Desa Tabo-tabo, Pangkajene Dan Kepulauan, Sulawesi

Selatan

Telp.

Batu Marmer

4. CITRA METROJAYA PUTRA , PT

Mangilu Dalam, Pangkajene Dan Kepulauan, Sulawesi

Batu Marmer

35

Selatan

Telp.

5. GRAHA TUNGGAL TATA PERSADA, PT

Mangilu Dalam. Bungoro, Pangkajene Dan Kepulauan,

Sulawesi Selatan

Telp.

Batu Blok Marmer

6. GUNUNG MARMER RAYA, PT

Jl Poros Raya Tabo-tabo, Pangkajene Dan Kepulauan,

Sulawesi Selatan

Telp.

Batu Blok Marmer

7. HJ. ARISAH, USH BATU NISAN

Jl. Salotungo, Soppeng, Sulawesi Selatan

Telp. 23512

Batu Nisan

8. RUDI JAYA H. AMPA, UD

Kalukuan, Takalar, Sulawesi Selatan

Telp.

Batu Bata

9. USAHA RUNTU

Tinjo Bali Tabo-tabo Rk Iv.rti, Pangkajene Dan Kepulauan,

Sulawesi Selatan

Telp.

Batu Slate (batu

Asah)

36

BAB III

SIMPULAN

1. Pulau sulawesi memiliki potensi sumber daya non logam yg melimpah, seperti granit,

diorit, dan batugamping yg dapat dijadikan bahan dasar konstruksi bangunan, seperti

paving stone, batu tempel, batu hias, lantai, split

2. Jumlah pabrik di pulau sulawesi yg beroperasi di bidang pengolahan sumber daya

mon logam masih sangat sedikit, sehingga diperlukan adanya pendirian pabrik di

lokasi2 yg dekar dengan resources

3. Melimpahnya sumber daya pulau sulawesi dapat memenuhi kebutuhan bahan

konstruksi di wilayah tersebut dan sekitarnya, sehingga tidak perlu mendatangkan dari

luar pulau seperti sumatra

37

DAFTAR PUSTAKA

Kaharuddin MS, Ronald Hutagalung, and Nurhamdan. "PERKEMBANGAN TEKTONIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP POTENSI GEMPA DAN TSUNAMI DI KAWASAN PULAU SULAWESI." (2011)

G.H.McNally, “ Soil and Construction Material” 1998, New York http://www.academia.edu/8630547/Struktur_Geologi_Sulawesi_Oleh diakses pada 10

April 2016 http://minerals.usgs.gov/minerals/pubs/commodity/stone_dimension/800400.pdf

diakses pada 10 April 2016 http://www.naturalstonecouncil.org/content/file/LCI%20Reports/Granite_LCIv1.pdf

diakses pada 10 APril 2016

38