Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A
UMUR 32 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TRAJI,
KABUPATEN TEMANGGUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi persyaratan
Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Program Studi Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
ADYTAMA PUTRI KAUTSAR
NIM : P.133.74.24.216.003
PRODI D III KEBIDANAN MAGELANG JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.A
UMUR 32 TAHUN DI PUSKESMAS TRAJI
KABUPATEN TEMANGGUNG
Adytama Putri Kautsar1 ,Siti Rofi’ah 2
ABSTRAK
Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2017 88,05 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2017. (Profil kesehatan Provinsi Jateng 2017;h36-37)
Angka Kematian Bayi (AKB) padatahun 2017 mengalami peningkatan yaitu dari
12,6 per 1.000 kelahiran hidup menjadi13,20 per1.000 kelahiran hidup (Profil
KesehatanKabupaten Temanggung,2017;h.12 dan 22).
Tujuan pembuatan laporan tugas akhir ini yaitu memberikan asuhan
kebidanan dan pelayanan kesehatan pada ibu sejak kehamilan,persalinan, nifas ,
bayi baru lahir, dan konseling kontrasepsi.
Penulisan laporan tugas akhir dalam bentuk studi kasus dan
didokumentasikan menggunakan metode SOAP.
Hasil studi kasus awal diperoleh diagnosa G3P2A0 usia kehamilan 36
minggu fisiologis. Persalinan fisiologis pada usia kehamilan 40+1minggu yang
diikuti masa nifas fisiologis, bayi baru lahir fisiologis dan konseling kontrasepsi
pasca salin.
Pada kehamilan tidak ditemukan kesenjangan. Penatalaksanaan persalinan
telah sesuai dengan langkah-langkah APN namun terdapat kesenjangan yaitu
penolong persalinan tidak menggunakan APD lengkap yaitu topi dan kacamata.
Pada masa nifas tidak ditemukan kesenjangan. Penatalaksanaan pada BBL tidak
ditemukan kesenjangan.
Kesimpulan dari laporan tugas akhir ini yaitu penatalaksanaan asuhan
kebidanan kehamilan, persalinan, nifas dan BBL pada kasus Ny.A telah
dilaksanakan dan didokumentasikan menggunakan metode SOAP dengan asuhan
Continuity of care ada ketidaksesuaian antara rencana tindakan dan
penatalaksanaan di lahan yang disebabkan karena pelaksanaan yang dilakukan
disesuaikan dengan kebutuhan ibu. Diharapkan asuhan yang diberikan dapat
bermanfaat untuk ibu dan bayi, sehingga dapat mengurangi AKI dan AKN
Kata kunci : Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, Nifas &
KB, Bayi baru lahir, AKI dan AKN 2018
Pustaka : 37pustaka (tahun 2009s.d 2018)
Catatan :
1 : MahasiswaPoltekkesKemenkesSemarang
2 : PembimbingLaporanTugasAkhir
COMPREHENSIVE MIDWIFERY CAREIN MRS.A
32 YEARS OLD AT TRAJI HEALTH CENTER
TEMANGGUNG DISTRICT
Adytama Putri Kautsar1 ,Siti Rofi’ah 2
ABSTRACT
The maternal mortality rate of Central Java Province in 2017 88.05 per
100,000 live births in 2017. (Health profile of Central Java Province 2017; h36-
37) Infant Mortality Rate (IMR) in 2017 has increased from 12.6 per 1,000 live
births to 13 , 20 per 1,000 live births (Health Profile of Temanggung Regency,
2017; h.12 and 22).
The purpose of making this final project report is to provide midwifery
care and maternal health services since pregnancy, childbirth, childbirth,
newborns, and contraceptive counseling.
Writing the final report in the form of a case study and documented using the
SOAP method.
The results of the initial case study obtained a diagnosis of G3P2A0 at
36 weeks physiological gestation. Physiological labor at 40+ 1 week gestation
followed by physiological puerperal period, physiological newborn and post-copy
contraceptive counseling.
Inequality is not found in pregnancy. Management of labor is in
accordance with the APN steps but there is a gap that the delivery helper does not
use a complete PPE, namely a hat and glasses. During the puerperium there were
no gaps. Management of BBL is not found to be a gap.
The conclusion of this final project report is the management of
obstetric care for pregnancy,childbirth, puerperium, and newborns in the case
of Mrs. T has been implemented and documented using the SOAP method with
Continuity of Care. There is an inequality between the plan of action and
management on the land due to the management carried out according to the
needs of the mother. It is expected that the care provided can be beneficial for
mothers and babies, so that can reduce maternal mortality rate (MMR) and
neonatal mortality rate (NMR).
Keywords:Midwifery Care of Pregnancy, Childbirth, Postpartum & Family
Planning, Newborns, MMR and NMR 2018
Library: 37 libraries (2009 to 2018)
Note:
1: StudentOfHealthPolitechnicSemarang
2:UniversityLevelInstructureForFinalReport
PENDAHULUAN
Kehamilan, persalinan, dan
nifas merupakan kondisi yang
normal, namun tetap
memerlukan pengawasan
supaya tidak berubah menjadi
kondisi abnormal.
Keberhasilan upaya kesehatan
ibu ini sangatlah berpengaruh
pada keberhasilan
pembangunan nasional yaitu
ditandai dengan menurunnya
Angka Kematian Ibu (AKI).
(Saleha, 2009 dalam Washudi,
dkk., 2016, h.66).
Mengacu pada data
Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, AKI di Indonesia
mencapai 359 kematian per
100.000 kelahiran hidup,
angka ini lebih tinggi jika
dibanding pada tahun 2007
sebesar 228 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup.
Namun demikian, AKI
kembali menunjukan
penurunan mencapai 305
kematian per 100.000
kelahiran hidup berdasarkan
hasil survey penduduk antar
sensus (SUSPAS) 2015.
Sedangkan angka kematian
bayi (AKB) di Indonesia
menjadi 24 per 1000 kelahiran
hidup menurut hasil Survey
Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2017.
(Kemenkes
RI,2017;h.106,127)
Jumlah Kematian Ibu
tahun 2017 di Provinsi Jawa
Tengah sebanyak 475 kasus.
Mengalami penurunan
dibandingkan jumlah kasus
kematian ibu tahun 2016 yang
sebanyak 602 kasus. Dengan
demikian angka kematian ibu
di Provinsi Jawa Tengah juga
mengalami penurunan dari
109,65 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2016
menjadi 88,05 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun
2017. (Profil kesehatan Jawa
Tengah,2017;h.36)
Di lingkup yang lebih
kecil didapat data AKI di
Kabupaten Temanggung pada
tahun 2017 berdasarkan
laporan dari puskesmas sebesar
67 per 100.000 kelahiran hidup
dengan jumlah kematian 7
orang. Angka Kematian
Neonatal (AKN) pada tahun
2016 sebesar 8,9 persen, dan
pada tahun 2017 mengalami
kenaikan sebesar 9,5 persen .
(Profil kesehatan Jawa
Tengah,2017;h.12,22)
Profil Kesehatan Jawa
Tengah (2017;h.37)
Menyatakan penyebab
kematian ibu paling besar di
sebabkan karena hipertensi
dalam kehamilan sebesar 32,97
%, perdarahan sebesar 30,37%,
lain-lain sebanyak 19,09%,
gangguan system peredaran
darah sebesar 12,36%, infeksi
4,34% dan gangguan
metabolisme 0,87%
Upaya percepatan
penurunan AKI maka pada
tahun 2012 Kementerian
Kesehatan meluncurkan
program Expanding Maternal
and Neonatal Survival
(EMAS) yang diharapkan
dapat menurunkan angka
kematian ibu dan neonatal
sebesar 25%. Program ini
dilaksanakan di provinsi dan
kabupaten dengan jumlah
kematian ibu dan neonatal
yang besar, yaitu Sumatera
Utara, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
Sulawesi Selatan. Dasar
pemilihan provinsi tersebut
disebabkan 52,6% dari jumlah
total kejadian kematian ibu di
Indonesia berasal dari enam
provinsi tersebut. (Kemenkes
RI,2017;h.106)
Di Kabupaten
Temanggung mengupayakan
untuk menurunkan angka
kematian ibu dan angka
kematian neonatal melalui
kegiatan: peningkatan cakupan
dan kualitas pelayanan
antenatal, pelayanan persalinan
di fasilitas kesehatan,
pelayanan pencegahan
komplikasi kebidanan,
pelayanan KB berkualitas,
pelayanan kesehatan
reproduksi terpadu responsive
gender dan penguatan
manajemen program kesehatan
ibu. (Profil Kesehatan
Temanggung,2017;h.14)
Cakupan pelayanan
kesehatan ibu hamil K1 dan
K4 semakin baik. Untuk
cakupan K4 di tahun 2017
mengalami peningkatan
dibandingkan dengan cakupan
K4 tahun 2016, hal ini
disebabkan karena upaya
tenaga kesehatan (bidan)
menggiatkan kunjungan ibu
hamil pada trimester 4
khususnya. (Profil Kesehatan
Temanggung,2017;h.14)
Selain itu upaya
kesehatan dalam rangka
mendorong agar setiap
pertolingan persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan terlatih
yaitu dokter spesialis
kebidanan dan kandungan
(Sp.OG), dokter umum, dan
bidan. Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan (Cakupan Pn) di
Kabupaten Temanggung
mengalami peningkatan dari
tahun 2013 hingga tahun 2017,
hanya pada tahun 2015
mengalami penurunan (94%)
dan pada tahun 2016-2017
semua persalinan sudah
ditolong oleh tenaga kesehatan
(100%). Profil Kesehatan
Temanggung,2017;h.16-17)
Cakupan pelayanan
nifas di Provinsi Jawa Tengah
sebesar 96,29 persen,
mengalami sedikit peningkatan
bila dibandingkan cakupan
tahun 2016 yaitu 95,54 persen.
Dari tahun 2013 cenderung
meningkat meskipun
peningkatanya tidak terlalu
signifikan. (Profil Kesehatan
Jawa Tengah,2017;h.44)
Pemberian asuhan
kebidanan dilakukan dengan
memperhatikan hak wanita
untuk mendapatkan asuhan
secara komprehensif, yang
diberikan secara bermartabat
dan dengan rasa hormat.
Asuhan secara komprehensif
atau menyeluruh adalah asuhan
yang diberikan dengan
memperhatikan keunikan klien
sebagai makhluk
biopsikososial spiritual.
(Kemenkes RI, 2016;h,5 dan
Kepmenkes RI Nomor
938/Menkes/SK/VIII/2007)
Berdasarkan kasus AKI
dan AKN yang telah
dipaparkan diatas, maka
penulis sebagai mahasiswa
kebidanan akan melakukan
asuhan kebidanan secara
komperhensif mengaplikasikan
ilmu teori dan praktik yang
sudah didapatkan. Diharapkan
hal tersebut dapat
meningkatkan kualitas calon
tenaga kesehatan (bidan) dan
AKI di Indonesia dapat di
turunkan. Asuhan kebidanan
komperhensif akan dilakukan
pada ibu hamil trimester III
minimal usia kehamilan 36
minggu hingga proses
persalinan, nifas, dan sampai
ibu menjadi akseptor Keluarga
Berencana (KB) serta bayi
baru lahir (BBL)
METODE
Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini
menggunakan metode
rancangan penelitian deskriptif
yang berjenis kasus karena
penelitian ini tergolong
penelitian non-eksperimen.
Survey deskriptif dilakukan
untuk menggambarkan atau
memotret masalah kesehatan
serta terkait dengan kesehatan
sekelompok penduduk atau
orang yang tinggal dalam
komunitas
tertentu.(Notoatmodjo,2012;h.
35-36)
Penulis menggunakan cara
wawancara untuk mendapatkan
data subjektif dan pengamatan
untuk mendapatkan data Objektif
dari mulai hamil fisiologis
trimester III dengan usia kehamilan
36-40 minggu sebagai subjek
tunggalnya yang kemudian akan
diikuti perkembangannya sampai
bersalin, nifas, merencanakan
keluarga berencana serta bayi baru
lahir (BBL).Pada kasus ini asuhan
diberikan kepada ibu hamil
fisiologis trimester III dengan usia
kehamilan 36-40 minggu,
dilanjutkan pada asuhan persalinan,
nifas, bayi baru lahir dan KB pasca
persalinan di Wilayah kerja
Puskesmas Traji Kabupaten
Temanggung.
Subyek penelitian
Pada kasus ini subjek
penelitiannya satu klien yang
adalah seorang ibu hamil trimester
III dengan usia kehamilan minimal
36 minggu dan tidak mengalami
komplikasi dan penyulit dalam
kehamilannya.
Metode Pengumpulan Data dan
Analisa Data
1. Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer dikumpulkan
dengan cara :
1) Anamnesa : merupakan
wawancara oleh bidan
dengan ibu hamil untuk
menggali atau
mengetahui keadaan
kehamilan, riwayat
penyakit dan apa yang
dirasakan ibu juga
informasi yang
berkenaan dengan
penapat, aspirasi,
harapan, persepsi,
keinginan, keyakinan
dari ibu hamil melalui
pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan
bidan.(Kusmiyati,2011;
h.1)
2) Pemeriksaan Fisik
:Pemeriksaan fisik
adalah pemeriksaan
yang dilakukan pada
bagian tubuh dari
kepala sampai kaki
untuk mengetahui
keadaan kesehatan ibu
dan janin, serta
perubahan yang terjadi
pada suatu pemeriksaan
ke pemeriksaan
berikutya.
(Kusmiyati,2011;h.76)
b. Data sekunder :
Dokumentasi atau Catatan
Medik. Data sekunder
diperoleh dari sumber
kedua. Dan digunakan
untuk mendukung data
primer. Studi kasus ini,
sumber data diperoleh dari
buku-buku, laporan-laporan
dan jurnal-jurnal kesehatan
maksimal 10 tahun terakhir
serta buku KIA responden
dan data dari hasil
pemeriksaan penunjang.
2. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data di
bagi menjadi dua yaitu teknik
nonstatistik dan teknik statistik.
Pada kasus ini peneliti
menggunakan teknik
pengolahan data nonstatistik
yaitu pengolahan data
menggunakan analisis kualitatif
yang dapat dilakukan melalui
cara dan induktif yakni
pengambilan kesimpulan
umum berdasarkan hasil-hasil
observasi khusus dilakukan
kepada klien yakni ibu hamil
trimester III dan pada
pengolahan data ini tidak
diperlukan perubahan data
kualitatif kedalam data
kuantitatif
(Notoatmodjo,2012;h.171-172).
Data kuantitatif penelitian
ini dari hasil
wawancara/pengkajian
terhadap ibu hamil didapatkan
data subjektif, kemudian data
subjektif yang telah diperoleh
ditindaklanjuti melakukan
pemeriksaan fisik maupun
penunjang pada ibu sehingga
didapatkan data objektif. Dari
data subjektif dan objektif
tersebut kemudian dilakukan
inerpretasi data atau diagnosa.
Dari diagnosa dilakukan
penatalaksanaan sebagai solusi
dari masalah beserta evaluasi
hasil penatalaksanaan tersebut
untuk mengetahui
perkembangannya.
3. Analis Data
Analis data dilakukan oleh
peneliti dengan menyaring
beberapa informasi yang
didapatkan baik dari data
subjektif maupun objektif,
sehingga peneliti dapat
menentukan data yang memang
benar dibutuhkan oleh peneliti
ataupun yang tidak dibutuhkan
oleh peneliti.
Masalah Etika
1. informed consent
merupakan bentuk
persetujuan antara peneliti
dengan ressponden.
informed consent akan
diberikan terlebih dahulu
sebelum melakukan
penelitian dengan
menjelaskan pelaksanaan
yang akan dilakukan dari
studi kasus yang
selanjutnya, responden akan
memutuskan sendiri untuk
bersedia ataupun menolak
untuk menjadi responden.
2. Anonymity (tanpa nama)
Tidak mencantumkan nama
responden pada lembar alat
ukur, hanya menuliskan
kode pada lembar
pengumpulan data atau
hasil penelitian
3. Confidentiality
(kerahasiaan)
Memberikan
jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi
maupun masalah lainnya
(Hidayat, 2014;h.95).Dalam
kasus penelitian ini, semua
data dari identitas, hingga
pemeriksaan fisik klien
semuanya dijamin
kerahasiaannya oleh
peneliti.
HASIL PENELITIAN
ASUHAN KEHAMILAN
Pengkajian asuhan kehamilan
dilaksanakan pada tanggal 01
februari 2019 di Puskesmas Traji
didapat identitas ibu yaitu Ny.A
usia 32 tahun. Diketahui bahwa
kehamilan Ny.A merupakan
kehamilan sehat. Hal ini dibuktikan
dari usia Ny.A yaitu 32 tahun,
Menurut Widatiningsih dan Dewi
2017 Umur dalam kategori
reproduksi sehat yaitu antara 20
tahun hingga kurang dari 35 tahun.
jadi dalam kasus ibu termasuk usia
reproduksi sehat. Hal ini dapat
meminimalkan faktor resiko
terjadinya komplikasi selama
kehamilan dan persalinan ibu.
Faktor resiko terjadinya
komplikasi yang rendah juga
didukung oleh hasil pengkajian
yang menyatakan bahawa pada
masa kehamilan Ny.Atidak
mempunyai riwayatpenyakit
menular, menurun, ataupun
menaun. Dalam riwayat keluarga
juga tidak ada riwayat penyakit
menular, menurun,dan tidak ada
riwayat kembar di garis keturunan
ibu. Riwayat kesehatanperlu dikaji
sebagai pengawasan terhadap
wanita yang mempunyai riwayat
kesehatan buruk dengan
komplikasi kehamilan
sebelumnya,Marmi (2011) karena
hal ini akan dapat memperberat
kehamilan bila ada penyakit yang
telah diderita ibu sebelum hamil.
Kehamilan Ny.A sehat
didukung dengan pemeriksaan
kehamilan rutin yang dilakukan
sebanyak 8x pemeriksaan
kehamilan yaitu pada TM I
melakukan pemeriksaan 2x ,ibu
hanya mengira telat menstruasi
,periksa 3x TM II dan 3x TM III.
Merujuk pada pernyataan
Widatiningsih, Dewi (2017) bahwa
setiap wanita hamil memerlukan
minimal 4 kali kunjungan selama
periode antenatal, yaitu satu kali
kunjungan selama trimester
pertama (sebelum 12 minggu), satu
kali kunjungan selama trimester
kedua (antara minggu 12-27) dan
dua kali kunjungan selama
trimester ketiga (antara minggu ke-
28 hingga melahirkan), maka
kunjungan yang dilakukan Ny.A
sudah melebihi batas minimal
pemeriksaan kehamilan. Hal
tersebut menunjukkan kepatuhan
ibu periksa ANC sesuai anjuran
bidan dan juga karena adanya
beberapa keluhan yang
menyebabkan ibu lebih sering
melakukan pemeriksaan kehamilan.
Ny.A melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin
dan mendapatkan tablet Fe untuk
meminimalkan resiko ibu
mengalami anemia. Namun harus
dipastikan dengan pemeriksaan Hb.
Pemeriksaan Hb dilakukan selama
kehamilan pada saat Trimester II
pada ANC ke 3 dengan hasil 12,2
gr% Menurut Sulistyawati (2009)
menjelaskan bahawa Anemia
disebabkan karena kekuranagn
kadar zat besi. Selama hamil,
kebutuhan akan zat besi meningkat
sebesar 300 % dan peningkatan ini
tidak dapat terpenuhi hanya melalui
makanan-makanan ibu. Sejak awal
kehamilan, setiap hari dalam 90
hari ibu hamil harus mengkonsumsi
tablet tambah darah dengan
kandungan 60 mg besi elemental.
Sedangkan ditambah dengan
penelitian dari Rizki, Lipoeto, Ali
tahun 2017. Menyatakan bahwa
ada hubungan antara suplemen
tablet Fe dan kadar haemoglobin
pada ibu hamil trimester III. Dan
menurut penelitian dari Wahyuni
Tri dan Hanna dalam jurnal
kesehatan 2017, menyatakan ada
hubungan antara kadar Hb dengan
berat badan janin .Hasil pemeriksaa
fisik dari Ny.A pada mata
konjungtiva dan bibir merah muda,
dan juga Ny.A rutin mengonsumsi
tablet Fe dan makan 3 x sehari
dengan selalu ada menu sayuran
hijaunya. Maka kadar Hb Ny.A
dapat stabil dan meningkat.
Berhubungan dengan pola
nutrisi Ny.A yang baik, maka
kebutuhan gizi ibu dapat terpenuhi
dan semakin mendukung kehamilan
Ny.A sehat. Hal ini dinilai dari
ukuran LILA Ny.A yaitu 24 cm.
Maka Ny.A tergolong tidak KEK.
Normalnya LILA ≥ 23,5 cm, jika
kurang dari itu maka merupakan
indikator kuat untuk status gizi ibu
yang kurang/buruk sehingga
beresiko melahirkan bayi BBLR
(Romauli,2011; h.173)
Selain menilai LILA sebagai
indikator status gizi, dapat dinilai
juga dari peningkatan berat badan.
Berat badan ibu sebelum hamil 48
kg. Menurut Sulistyawati (2009; h.
69), penambahan BB pada trimester
1 dianjurkan 4 kg, trimester 2 dan 3
peningkatan BB rata-rata 0,5 kg per
minggu. Dalam kasus Ny.A trimester
1 mengalami kenaikan berat badan
sebayak 3 kg, dan pada trimester 2
dan 3 dalam 1 bulan mengalami
kenaikan berat badan sekitar 2-3kg,
total kenaikan berat badan Ny.A dari
sebelum hamil sudah optimal
dibuktikan dari peningkatan berat
badan sebanyak 10 kg sudah sesuai
teori Sofian (2012; h. 32)
Meskipun peningkatan berat
badan Ny.A sudah sesuai, penting
juga memastikan bayi mengalami
perkembangan yang sesuai. Hasil
pengukuran tinggi fundus uteri
(TFU) dan perhitungan taksiran berat
janin (TBJ) pada Ny.A yaitu TFU 2
jari bawah PX sehingga sesuai teori
Sofian (2012; h. 42) mengatakan
bahwa umur kehamilan 9-10 bulan,
TFU teraba 2 jari PX atau setinggi
PX. Terkaji TFU 29 cm dengan TBJ
2790 gram. Menurut Marmi dan
Rahardjo (2015; h.8), berat badan
BBL normal adalah 2500-4000
gram. Maka berat janin ditaksir
normal.
Kondisi janin sehat juga dinilai
dari pemeriksaan DJJ yang normal
yaitu 144x/ menit, punctum
Maximum tunggal, di bagian kiri
bawah pusat, teratur. Selaras dengan
teori Marmi (2011; h. 189) dan
Romauli (2011; h.176,180) bahwa
janin sehat bunyi jantungnya teratur
dengan frekuensi 120-160x/menit,
punctum maksimum terdengar di
bawah pusat ibu.
Berdasarkan data-data tersebut,
maka kehamilan Ny.A fisiologis,
meskipun demikian, selama hamil
Ny.A sering mengalami keluhan.
Saat pengkajian, Selain itu juga tidak
ditemukan faktor yang bisa
menyebabkan komplikasi selama
masa hamil, bersalin,nifas dari pola
kebiasaan sehari-hari, Ny.A tidak
merokok dan tidak terpapar asap
rokok. Hal ini dapat meminimalkan
adanya faktor resiko ibu serta
janinnya, sebab menurut teori
Sulistyawati (2009; h. 101) ibu yang
merokok (aktif maupun pasif) dapat
menyebabkan bayi kurang
mendapatkan oksigen dan juga
mendapat transfer racun yang
dihisap dari rokok melalui placenta
sehinnga beresiko keguguran,
kelahiran prematur, BBLR, da juga
kematian janin.
Dengan demikian dapat
disimpulkan hasil pengkajian
kehamilan Ny.A secara subyektif
maupun objektif, tidak ada hal-hal
yang menjadi faktor resiko karena
tidak ada hal-hal yang menjadi faktor
resiko karena tidak ditemukan
keabnormalan.
ASUHAN PERSALINAN
Ny. D datang tanggal 2 maret
2019 pukul 07.00 WIB ke
Puskesmas Traji pada usia
kehamilan 40+1 minggu dengan
adanya tanda-tanda persalinan.
Persalinan ibu dinilai sesuai masa
aterm untuk persalinan yaitu 40+1
dengan adanya tanda-tanda
persalinan yaitu 40+1 minggu.
Menurut Prawirohardjo (2014;
h.668,686) usia kehamilan aterm
untuk persalinan adalah 37-42
minggu. Ny.A merasa kenceng-
kenceng pada perutnya sejak pukul
22.00 WIB (tangal 1-3-2019)
mengatakan merasakan kontraksi
secara sering dan teratur dengan
frekuensi 3x dalam 10 menit, nyeri
dari pinggang menjalar ke perut
depan bagian bawah dan belum ada
lendir darah, belum keluar cairan
ketuban. Hal ini sesuai teori
sulistyawati dan nugraheni
(2013;h.10) Persalinan dapat
ditandai dengan kontraksi yang
adekuat. Kontraksi dianggap adekuat
bila terjadi secara teratur minimal 2
kali dalam 10 menit dan setiap
kontraksi sedikitnya 40 detik.
Kontraksi rahim menimbulkan rasa
sakit pada pinggang, daerah
perut,dan dapat menjalar ke arah
paha (Sulistyawati dan Nugraheni,
2013;h.27). Pada pukul 09.45 WIB,
pemeriksaan dilakukan kembali oleh
bidan atas indikasi menilai kemajuan
persalinan,didapatkan hasil:
pembukaan sudah lengkap, teraba
penunjuk ubun-ubun kecil kanan
depan yang mengartikan bahwa
presentasi janin yaitu presentasi
belakang kepala. Untuk penurunan
kepala sudah melewati spina
ischiadica, tidak ada molase dan
tidak ada bagian lain yang
teraba.Dari hasil pemeriksaan
tersebut berarti Ny.A telah
memasuki kala II persalinan dan
persalinan Ny.A boleh ditolong oleh
bidan karena presentasi belakang
kepala serta tidak ada penyulit. Hasil
asuhan kala II dimulai dari
pembukaan lengkap yaitu pukul
09.45 WIB sampai dengan lahirnya
bayi pukul 10.00 WIB yaitu
berlangsung selama 15 menit sesuai
dengan teori Sulistyawati dan
Nugraheny (2013;h.7) bahwa batas
lama kala II pada multigravida yaitu
1 jam. Keadaan bayi sehat karena
pada saat dilakukan penilaian
selintas bayi menangis kuat,
bergerak aktif, dan kulit kemerahan.
Pada penatalaksanaan Ny.A
diberikan asuhan persalinan kala II
normal menurut teori Kemenkes RI
(2013;h.39-43). Namun dalam kasus
terdapat kesenjangan pada
pemakaian APD yaitu tidak
menggunakan kacamata dan penutup
kepala agar dalam menolong
persalinan lebih nyaman.
Selanjutnya tidak terdapat penyulit
dalam proses persalinan kala II.
Selebihnya semua penatalaksanaan
dalam kasus sudah sesuai teori
asuhan persalinan kala II.
Dalam kasus kala III ini
berlangsung normal sesuai dengan
teori (Sulistyawati Nugraheny
(2013;h.163) Setelah diketahui tidak
ada janin kedua, oksitosin 10 IU
diberikan secara IM pada di
sepertiga paha atas bagian distal
lateral ibu pada 1 menit pertama
setelah bayi lahir yaitu pukul 10.01
WIB. Kemudian Memotong dan
mengikat tali pusat, Melakukan
IMD.
Pada kasus data subyektif kala
IV persalinan yaitu Ny.A merasa
lega dan bahagia karena ari-arinya
telah lahir namun ibu mengeluh
perutnya mulas, sudah sesuai dengan
teori Sulistyawati (2013;h.239). Hal
ini didukung dengan hasil
pemeriksaan yaitu plasenta lahir
lengkap; kandung kemih kosong;
TFU 2 jari di bawah pusat; kontraksi
uterus baik teraba keras, globuler;
terdapat laserasi derajat 2 dan telah
dilakukan penjahitan. Pada teori data
obyektif pada kala IV menurut teori
Sulistyawati (2013; h.182-239) dan
(Marmi, 2012; h.268) yaitu plasenta
telah lahir spontan lengkap;
kontraksi uterus baik, teraba keras
dan globuler.Menurut JNPK-KR
(2014;h.106) TFU setinggi atau
beberapa jari di bawah
pusat.Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ny.A dalam kondisi
fisiologis.
Berkaitan dengan kondisi ibu
fisiologis dilakukan pelaksanaan
IMD hanya ±30 menit, karena bayi
Ny.A sudah diangkat untuk
dilakukan pengukuran antropometri.
Hal ini berarti tidak sesuai dengan
teori yang memberikan cukup waktu
untuk melakukan IMD selama
minimal 1 jam. Dalam waktu hanya
±30 menit, bayi belum dapat
menemukan putting ibu sehingga
IMD dapat dikatakan tidak
berhasil.Dalam kasus, hal ini
dikarenakan IMD dapat memakan
banyak waktu sehingga
memperlambat proses pelayanan
lainnya dan bidan kurang sabar
untuk menunggu.Sehingga masih
perlunya penanaman prinsip dan
kesabaran bagi penolong mengingat
banyak manfaat bagi ibu dan bayi
yang dapat diperoleh dari
pelaksanaan program IMD. Pada
kasus, setelah bayi Ny.A diukur
antropometri, bayi diberikan pada
ibu untuk disusui, bayi dapat
menyusu dengan baik dan ASI
keluar lancar.
ASUHAN NIFAS
Hasil pengkajian 6 jam post
partum tanggal 2 Maret 2019 pukul
16.00 WIB , ibu dinilai normal dan
sehat. Hal ini dinilai dari keluhan-
keluhan ibu dan dari beberapa
pemeriksaan Ny.A mengeluh
mengatakan yang sesuai dengan
teori (Ambarwati,2010;h.132) yaitu
ibu merasa mulas pada perut
bagian bawah dan merasakan nyeri
pada jalan lahir karena adanya
jahitan pada perineum, menurut
penelitian Triwik Sri
Mulyati(2017) pada ibu postpartum
primipara mayoritas mengalami
nyeri berat sedangkan pada ibu
postpartum multipara mayoritas
mengalami nyeri ringan.
Penatalaksanaan pada nifas 6
jam sudah sesuai dengan teori yaitu
Melakukan pemantauan pertama
postpartum (vital sign, perdarahan).
Waspada perdarahan postpartum
karena atonia uteri dengan
melakukan observasi melekat pada
kontraksi uterus selama 4 jam
pertama post partum dengan
melakukan palpasi uterus dan
pengukuran vital sign (Sulistyawati,
2015;h.134). Konseling perawatan
perineum dengan menjaga
kebersihan daerah kelamin
(Saifuddin,2010;N-25), serta
menganjurkan ibu untuk istirahat
yang berkualitas untuk memulihkan
kembali keadaan fisiknya. Jika
kurang istirahat akan mengurangi
produksi ASI dan memperbanyak
perdarahan yang dapat menyebabkan
depresi dan ketidak mampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri
(Sulistyawati,2015;h.130).
Hasil pengkajian kunjungan
nifas ke-2 pada hari ke 6 postpartum
tanggal 8 maret 2019 Ny.A
mengatakan tidak ada keluhan, bekas
jahitannya sudah tidak sakit. Ibu dan
keluarga juga masih mengikuti adat
istiadat yang ada di lingkungannya
yaitu menggunakan “pupuk” di
kepala bayi.Hal tersebut dipercaya
dapat melindungi kepala bayi. Ibu
juga menggunakan stagen karena
dipercaya dapat membantu
kembalinya organ-organ reproduksi
setelah bersalin. Ibu
diberipendidikan kesehatan bahwa
hal tersebut sebenarnya tidak ada di
teori.Cara untuk mengembalikan
organ reproduksi cukup dengan
istirahat teratur dan makan makanan
yang bergizi. Namun, karena budaya
tersebut masih kental, ibu disarankan
untuk sering mengganti jamu-
jamuan “pupuk” pada kepala bayi
agar tidak sampai busuk dan jangan
menggunakan stagen terlalu kencang
karena akan mengganggu proses
involusi uterus.
Pada nifas 2 minggu Ny.A
mengatakan sudah tidak ada keluhan
apapun, sudah bisa beraktivitas
seperti biasanya sendiri dan sudah
dapat merawat bayinya sendiri.
Sehingga sesuai denga teori bahwa
Ny.A sudah dalam fase letting go,
fase dimana ibu mulai menerima
tanggung jawab akan peran barunya
(Ambarwati dan Wulandari ,2010;
h.89).
Pada pola makan Ny.A masih
sama namun pola minum lebih
banyak yaitu 8-9 gelas teh dan air
putih/hari. Pada pola eliminasi BAB
Ny.A 1x/hari, teratur, tidak ada
keluhan.BAK 6-7x/hari tidak ada
keluhan.Pola aktivitas Ny.A tidak
bergantung pada orang lain. Pola
menyusui Ny.A juga masih teratur
menyusui bayinya tiap 2 jam sekali.
Dapat disimpulkan bahwa ibu sudah
merasa nyaman dan tidak ada
gangguan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari pada masa nifasnya.
Pada nifas 2 minggu Ny.A
mengatakan sudah tidak ada keluhan
apapun, sudah bisa beraktivitas
seperti biasanya sendiri dan sudah
dapat merawat bayinya sendiri.
Sehingga sesuai denga teori bahwa
Ny.A sudah dalam fase letting go,
fase dimana ibu mulai menerima
tanggung jawab akan peran barunya
(Ambarwati dan Wulandari ,2010;
h.89).
Pada pola makan Ny.A masih
sama namun pola minum lebih
banyak yaitu 8-9 gelas teh dan air
putih/hari. Pada pola eliminasi BAB
Ny.A 1x/hari, teratur, tidak ada
keluhan.BAK 6-7x/hari tidak ada
keluhan.Pola aktivitas Ny.A tidak
bergantung pada orang lain. Pola
menyusui Ny.A juga masih teratur
menyusui bayinya tiap 2 jam sekali.
Dapat disimpulkan bahwa ibu sudah
merasa nyaman dan tidak ada
gangguan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari pada masa nifasnya.
Penatalaksanaan pada kasus
telah sesuai dengan teori yaitu
memberikan pendidikan kesehatan
tentang alat kontrasepsi yang aman
untuk ibu menyusui dan Ny.A
berencana untuk menggunakan KB
Suntik sebagai alat kontrasepsi pasca
persalinan.
Dapat disimpulkan dari
kunjungan nifas 6 jam, 6 hari, 14
hari, kondisi Ny.A dalam keadaan
normal dan fisiologis.
ASUHAN BBL
Dalam kasus ini Ny.A tidak
memiliki keluhan pada
bayinya.Pola pemenuhan
kebutuhan bayi telah terpenuhi
sesuai dengan teori.Pola nutrisi,
bayi sudah menyusu 3x secara
lancar sesuai kehendaknya. Dalam
kasus bayi sudah BAK 1x dan
BAB 1x konsistensi kental warna
hitam kehijauan, sudah sesuai
dengan teori Muslihatun
(2010;h.44) yaitu bayi baru lahir
harus sudah BAK dalam 24 jam
setelah lahir. Pada kasus, bayi
belum dimandikan karena 6 jam
setelah bayi lahir menunjukkan
pukul 16.00 WIB, udara masih
terasa dingin, karena hujan deras,
sehingga memandikan bayi ditunda
terlebih dahulu.
Pada pemeriksaan abdomen
dilakukan pemeriksaan tali pusat
untuk memastikan tidak adanya
tanda-tanda infeksi, dan tidak ada
perdarahan tali pusat. Pada kasus
tali pusat By.Ny.A terlihat
berwarna putih keabu-abuan,
kering dan tidak berbau, sehingga
normal. Sesuai Teori (JNPK-
KR,2014;h.130)
Pada pemeriksaan reflex
fisiologis, bayi memiliki semua
reflex fisiologis sesuai dengan
teori. Marmi dan Raharjo
(2015;h.70-71). Ibu dan keluarga
diberi pendidikan kesehatan
mengenai perawatan tali pusat.Pada
kasus, perawatan tali pusat yaitu
tanpa diolesi apapun dan dibungkus
dengan kassa steril. Sedangkan
menurut teori dalam
(Saifuddin,2010;h.N-36) tali pusat
dipertahankan dalam keadaan
terbuka agar terkena udara dan
tutupi dengan kain bersih secara
longgar, melipat popok di bawah
sisa tali pusat, dan hanya
dibersihkan dengan air bersih.Jadi,
terdapat sedikit perbedaan
perawatan tali pusat antara teori
dan kasus.Pentatalaksanaan lain
sudah sesuai dengan teori yaitu
pemberian ASI sejak dini,
perawatan bayi dan memandikan
bayi .
Data subjektif bayi baru lahir 6
hari pada pola nutrisinya menurut
teori Marmi dan Raharjo
(2015;h.73) bayi menyusu setiap 2-
3 jam. Menurut Marmi dan
Rahardjo (2015; h.80) bayi baru
lahir BAK 7-10
kali/hari.Sedangkan pada pola tidur
bayi baru lahir sampai usia 3 bulan
rata–rata tidur selama 16 jam sehari
(Marmi dan
Rahardjo,2015;h.81).Pada kasus,
By.Ny.A minum ASI saja setiap 2
jam sekali, By.Ny.A buang air
besar 4-5x/hari berwarna kuning,
lembek, buang air kecil 8-10x/hari,
pola istirahat By.Ny.A dengan
waktu tidur 14-16 jam/hari. Pola
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
sudah sesuai dengan teori, sehingga
tidak ada permasalahan.
Dalam kasus, berat badan bayi
pada hari ke-6 meningkat menjadi
3.500 gram, sehingga dapat
dikatakan keadaan bayi normal.
Pemeriksaan tanda vital pada
By.Ny.A dalam batas normal. Pada
pemeriksaan abdomen dilakukan
pemeriksaan tali pusat untuk
memastikan tidak adanya tanda-
tanda infeksi
(KemenkesRI,2010;h.10). Tali
pusat By.Ny.A sudah puput pada
hari ke-5, pusar kering tidak ada
tanda-tanda infeksi.
Penatalaksanaan bayi baru
lahir 6 hari pada kasus sesuai
dengan teori yaitu memberikan
konseling pada Ny.A tentang
pemberian ASI, menjaga
kebersihan kulit bayi, perawatan
bayi baru lahir di rumah serta tanda
bahaya bayi baru lahir. Ny.A
terlihat antusias saat diberikan
pendidikan kesehatan dan dapat
merespon dengan baik.
Data subyektif bayi baru lahir
2 minggu dikaji pola pemenuhan
kebutuhan sehari-hari yang
hasilnya masih sama dengan
kunjungan sebelumnya dan masih
terpenuhi dengan baik. Bayi masih
diberi ASI eksklusif. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan denyut nadi130x/menit,
pernafasan 45x/menit dan suhu
36,8°C. Keadaan vital sign
By.Ny.A normal karenasesuai
dengan teori yang ada. Pada
pemeriksaan antopometri
didapatkan hasil BB 4000
gram.Berat badan bayi naik 500
gram dari minggu sebelumnya.
Hasil pemeriksaan status present
juga sama dengan usia 6 hari,
masih dalam kriteria normal.
Pada penatalaksanaannya telah
diberikan asuhan sesuai dengan
kebutuhan bayi dan teori, yaitu
memastikan bayi menyusu dengan
baik, memotivasi ibu untuk tetap
mempertahankan ASI Eksklusif,
mengevaluasi kembali perawatan
pada bayi dan menganjurkan ibu
untuk mengimunisasikan BCG
pada bayinya saat bayi sudah
berusia 1 bulan di Puskesmas Traji
tanggal 5 April 2019. Hasil yang
didapat yaitu Ny.A merespon
dengan baik dan dan akan
mengimunisasikan bayinya.
Dapat disimpulkan dalam
pengkajian 6 jam, 6 hari, maupun
14 hari, kondisi bayi Ny.A dalam
kondisi normal dan fisiologis.
Tidak ada faktor resiko maupun
tanda bahaya yang dialami bayi.
KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan
manajemen kebidanan dengan
menggunakan
pendekatan komprehensif dan
pendokumentasian secara SOAP
pada Ny.A dari kehamilan,
bersalin, nifas, bayi baru lahir,
dan konseling KB yang dimulai
dari tanggal 01 Februari 2019 –
17 Maret 2019. Maka dapat
disimpulkan :
1. Asuhan kehamilan pada Ny.A
dengan usia kehamilan 40
minggu dimulai dari pengkajian,
pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan obstetri, pada
tanggal 01 Februari 2019. Dari
hasil pengkajian dan
pemeriksaan pada masa
kehamilan 37 minggu,
Ny.Asering mengalami sering
kencing. Dan Ny.A tidak
mengetahui bahwa keluhan yang
dirasakannya merupakan hal
yang terjadi akibat pertumbuhan
janinnya yang menjadikan
ketidaknyamanan kehamilan
Trimester III ini. Selain itu, ibu
juga belum mengetahui tanda
dan persiapan persalinan.Oleh
karena itu, bidan memberikan
asuhan sesuai kebutuhan ibu
yaitu memberikan pendidikan
kesehatan cara mengatasi
ketidaknyamanan kehamilan
yang dirasakan ibu dan tanda-
tanda serta persiapan persalinan.
Pada saat memberikan asuhan,
tidak ditemukan adanya penyulit
karena Ny.A cukup kooperatif
sehingga memudahkan bidan
dalam memberian asuhan.
Kehamilan Ny.A fisiologis dan
tidak ada penyulit.
2. Asuhan persalinan yang
diberikanpada Ny.A dengan usia
kehamilan 40 minggu 1 hari
menggunakan Asuhan
Persalinan Normal, yaitupada
tanggal 02 Maret 2019. Pada
kala I, kala II, kala III dan kala
IV persalinanberjalandengan
normal tanpaadapenyulit dan
komplikasi yang menyertai,
serta dilakukan IMD selama 1
jam. Namun dalam
pelaksanaannya terdapat
kesenjangan antara teori dan
lahan yaitu pada APD, penolong
tidak menggunakan kacamata,
penutup kepala, dan sepatu,
dikarenakan keterbatasan alat di
puskesmas serta bidan merasa
bahwa hanya dengan
menggungakan handscoon
sesuai standar, masker, dan
celemek saja sudah mampu
melindungi diri saat menolong
persalinan. Namun hal tersebut
bukanlah suatu masalah yang
dapat mempersulit dalam
memberikan asuhan. Persalinan
Ny.A merupakan persalinan
fisiologis tanpa adanya masalah
maupun penyulit dalam
persalinan.
3. Asuhan nifas pada Ny.A dari
tanggal 02 maret 2019 – 16
Maret 2019 yaitu dari 6 jam
postpartum sampai 2 minggu
post partum. Asuhan nifas pada
Ny.A usia 32 tahun P3A0 dengan
keluhan perut ibu terasa mulas
dan ASI belum lancar keluar di
hari-hari pertama postpartum
dimana hal itu bukan merupakan
penyulit pada masa nifas karena
itu merupakan hal yang normal
sebagai akibat proses involusi
uteri dan memang ASI
kolostrum yang keluar di awal
masa nifas frekuensinya belum
banyak. Pada masa nifas Ny.A
diberikan pendidikan kesehatan
mengenai masalah yang
dialaminya yaitu perut mulas
pada masa nifas, juga diberikan
pengetahuan mengenai
perawatan sehari-hari masa
nifas. Ny.A kooperatif saat
diberikan asuhan, sehingga
memudahkan bidan dalam
memberikan asuhan. Kontrol
nifas dilakukan selama tiga kali
baik di puskesmas maupun
kunjungan rumah dengan hasil
tidak ada masalah maupun
hambatan selama masa nifas.
Pemberian konseling KB
dilakukan pada minggu kedua
masa nifas, dan ibu telah
memilih dan berencana
menggunakan KB suntik
progestin sebagai alat
kontrasepsinya. Ny.A dalam
masa nifas fisiologis, tanpa
adanya penyulit yang
menyertainya.
4. Asuhanbayibarulahirkepada bay
i Ny.A dengan jeniskelaminlaki-
laki, lahir dengan berat badan
3100 gram dan panjang badan
49 cm.
Tidakditemukanadanyacacat
bawaan sertatandabahaya pada
bayi baru lahir. Bayi Ny.A telah
diberikan salep mata tetrasiklin
1%, Vit Neo K 1 Mg/0,5cc.
Pada asuhan BBL 6 jam,
terdapat kesenjangan antara
kasus dengan teori, yaitu dalam
pemberian imunisasi HB 0 yang
seharusnya diberikan 1 jam
setelah pemberian vitamin K1 (2
jam setelah bayi lahir), dalam
kasus HB 0 diberikan 6 jam
setelah bayi lahir, dikarenakan
sudah menjadi kebiasaan di
Puskesmas Traji bahwa
pemberian imunisasi dijadikan
satu waktu dengan pengecapan
kaki bayi serta pemeriksaan ibu
dan bayi untuk memastikan
kondisi ibu dan bayi baik
sebagai syarat diperbolehkan
pulang. Namun hal tersebut
tidak menjadi suatu masalah
serius. Selanjutnya dari hasil
pemeriksaan dan pemantauan
bayi baru lahir sampai dengan
usia 2 minggu tidak ditemukan
komplikasi atau tanda bahaya.
SARAN
1. Sebaiknya bidan dalam
memberikan pertolongan
persalinana memeatuhi
prosedur kepatuhan
penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) secara lengkap
yaitu pelindung kepala,
kacamata, masker, sarung
tangan, dan sepatu.
2. Diharapkan bidan dapat
mengikuti prosedur yang
berlaku khususnya dari segi
ketepatan waktu dalam
memebrikan imunisasi HB0.
DAFTAR PUSTAKA
Arfiana Dan Lusianan Arum. Neonates
Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Trans Medika;
2016.H. 10, 39, 70
Anggraini, Y. Asuhan Kebidanan Masa
Nifas. Yogyakarta : Pustaka
Rihama; 2010. h. 123.
Arikunto, S. Prosedur Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta; 2013. h. 188.
Ambarwati ER, Diah W.
AsuhanKebidananNifas. Yogyakarta:
PustakaPelajar;
2010.h. 88, 89,119, 132, 136.
Anggraini, Y.Asuhankebidanan masa
nifas. Yogyakarta:PustakaRihanna; 2010.
h. 123.
Astuti, Kalsum.2018. Jurnal Hubungan
Pola Makan Dan Umur Kehamilan
Trimester III Dengan Anemia Pada
Ibu Hamil
Baety A. Kehamilan & Persalinan
Panduan Praktik Pemeriksaan.
Yogyakarta: Graha Ilmu; 2012. h.
5, 7, 28, 29, 31, 32, 33, 37, 42
Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung.
Profil Kesehatan Kabupaten
Temanggung Tahun 2017.
Temanggung: Dinas Kesehatan;
2017. h.14, 17 .
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun
2017.h.12,22,36,37,44
Fridely VP.2017. Jurnal ilmiah bidan
Pentingnya Melakukan
Pengukuran Suhu Pada Bayi Baru
Lahir Untuk Mengurangi Angka
Kejadian Hipotermi
Handayani E danPujiastuti W.
AsuhanHolistikMasaNifasdanMen
yusui.Yogyakarta: Trans Medika;
2016. h. 9 ; 19 ; 26 ; 27 ; 65 ; 66 ;
67 ; 72 ; 98
JNPK-KR.
Pelatihanklinikasuhanpersalinan
normal. Jakarta: Depkes RI;
2014.h. 72,119, 130,139,140 143;
Kementerian Kesehatan RI. Profil
kesehatan Indonesia. Jakarta :
Kemenkes RI;
2017.h. 106,127
Kementerian Kesehatan RI. Profil
kesehatan Indonesia 201. Jakarta :
Kemenkes
RI;2016.h. 5.
Kementerian Kesehatan RI. Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu Di
Fasilitas Dasar Dan Rujukan.
Jakarta : Kemenkes RI; 2013.h.
37,39,43,46
Kusuma,H, Nurarif,A Handbook For
Health Student.Yogyakarta:2015.h. 173,
176
Mahayu,PPerawatan Bayi Dan
Balita.Yogyakarta.2016. h 63
Marmi. Asuhan Kebidanan Pada Masa
Antenatal. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar; 2011. h. 31, 108, 121, 136,
155, 157, 162
Marmi. Asuhan Kebidanan Pada Masa
Nifas “Puerperium Care”.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2015.
h. 32, 59, 60, 86, 90, 90, 101, 104,
145, 146, 160, 167, 180, 181, 182,
183
Marmi. Intranatal Care Asuhan
Kebidanan Pada Persalinan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2012.
h. 32 122, 123, 126, 127, 130, 131,
145, 169, 170, 260.
Marmi, Rahardjo, K. Asuhan Neonatus,
Bayi, Balita Dan Anak
Prasekolah.Yogyakarta : Pustaka
Pelajar; 2015. h. 8, 34, 49, 55, 56,
57, 58, 59, 66, 67, 70, 71, 73, 76, 77,
80, 81, 82, 83, 87, 101, 172, 184,
185.
Muslihatun, W. Asuhan Neonatus, Bayi,
Dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya; 2010. h. 32, 33, 34, 43,
44
Nugroho,T, Nurrezki, Desi W dan Willis.
BukuAjarAsuhanKebidanan 3
nifas. Yogyakarta; NuhaMedika.
2104. h. 198 ;
Romauli,Suryati. AsuhanKebidanan1
KonsepDasarAsuhanKehamilan.Yo
gyakarta :NuhaMedika : 2011. h.
90, 110, 111, 133, 135, 138, 140,
163, 1173, 175, 176, 188
Radharisnawati Kadek Ni dkk 2017.
Jurnal Keperawatan hubungan
pemenuhan kebutuhan gizi ibu
dengan kelancaran air susu ibu
(ASI) pada ibu menyusui
Rukiyah, A, Yulianti, L, Maemunah,
Susilowati, L. Asuhan Kebidanan I
Kehamilan. Jakarta: Trans Info
Media; 2009. h.7, 33, 58, 117, 119,
120, 121, 122, 145, 146, 149, 151,
152, 164.
Rukiyah, dkk. Asuhan Kebidanan II
Persalinan. Jakarta : Penerbit Buku
Kesehatan; 2009. h. 7, 33,83, 92,
96, 97,122, 128, 129.
Rizki, Lipoeto, Ali.2017. Jurnal
Kesehatan Hubungan Suplemen
Tablet Fe Dengan Kadar
Haemoglobin Pada Ibu Hamil
Trimester III di Puskesmas Air
Dingin Kota Padang.
Saifuddindkk.BukuPanduanPraktisPelaya
nanKesehatan Maternal
danNeonatal.Jakarta : PT
BinaPustakaSarwonoPrawirohardjo
: 2010. h. N3 ; N-24 ; N-25 ; N-26 ;
N-27 ; N-29 ;
Sulistyawati, A. Asuhan Kebidanan Pada
Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika; 2011. h. 169, 170, 171,
173, 175, 177, 178, 196.
Sulistyawati, A. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta : CV Andi Offset; 2009
h. 111, 119, 121, 136.
Sulistyawati, A, Nugraheny E. Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika; 2013. h.
174, 174, 220,221
Supliyani Elis,2017. Jurnal kebidanan
Hubungan Antara Masase
Punggung Pada Ibu Bersalin
Terhadap Intensitas Nyeri Kala I
Persalinan.
Tulas, Kundre, Bataha.2017. Jurnal
Hubungan Antara Perawatan Luka
Perenium Dengan Perilaku
Personal Hygiene Ibu Post Partum.
Widatiningsih, S, Dewi, C. Praktik
Terbaik Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Trans medika; 2017.
h.78,83,84, 85, 148, 162, 163, 165,
166, 172, 173, 114, 174, 176, 116,
179, 181, 184, 185, 1896, 187
Wahyuni Tri dan Hanna.2017. jurnal ilmu
kesehatan kesehatan tentang
Hubungan Antara Kadar
Haemoglobin Ibu Hamil Trimester
III Dengan Berat Badan Janin .
Wahyunungsih Sri C dkk . 2016. Jurnal
hubunagn paparan asap rokok
dalam rumah dan usia ibu bersalin
dengan berat bayi lahir.