30
Simposium Internasional 2013 Page | 1 PEMBERDAYAAN MADRASAH MELALUI INDUSTRI KECIL DAN MENNEGAH UNTUK KEBERLANJUTAN INSTITUSI DALAM PERUBAHAN GLOBAL (Studi di Pondok Pesantren Moderen Islam Darul Ma’rifat di Jawa Timur) Penulis : Prima Aswirna [email protected] Reza Fahmi [email protected] Abstract The aim of the research were : (1) Describe about small and medium industry at Darul Ma’rifat Modern Islamic Boarding School. (2) Describe about life-skill and the enterprenourships capability of the students at Darul Ma’rifat Modern Islamic Boarding School. (3) Describe about an effect of life-skills and the enterprenourships capability towards self-fulfilment attitude of students at Darul Ma’rifat Modern Islamic Boarding School. There were four theoritical background of the research : (1) Empowering Madrasa. (2) Small and Medium Industry. (3) Life0skills and the Enterprenourship Capability. (4) self-fulfilment Attitude. The Darul Ma’rifat Modern Islamic Boarding School known as Gontor 3 at Kediri, East Java. All of the students who categorized as a sixth grade at the Darul Ma’rifat Modern Islamic Boarding School as a population (542 pupils). The size of sample analyzed using Slovin formula : n = N / 1 + N. e 2 . ( n = sample size, 1 = constanta variable, N = population, e = standard error / 0,05). Only 226 pupils as a sample. The sample choosen by random. Collecting data with observation, psychological scale and interview. The data analyzed using regression which supported with Statistical Package of Social Science programme. Result : (1) There were thirty unit small and medium industry at Darul Ma’rifat Modern Islamic Boarding School. (2) The life-skills and the enterprenourships capability of the students taughtt by practical activity like; working in bread industry and mini market etc. (3) The mean scored of kife0skills and the enterprenourships of the students were 82% categorized high. (4) The mean scored of the self-fulfilment students were 74 % categorized high. (5) there was an effect of life0skills and the enterprenourships capability towards self-fulfilment attitude of students at Darul Ma’rifat Modern Islamic Boarding School. Conclusion : Small and medium industry as a self- fulfilment is very important for sustaining institution (madrasa) in global challenges Keywords : small and medium industry, Life-skills, entreprenuerships capability and self-fulfilment. PENDAHULUAN Kata madrasah yang mengenai Arab Madrasa (jamak: madaris) biasanya mempunyai dua maksud/arti: ( 1) dalam pemakaian

MADRASAH DALAM PERUBAHAN GLOBAL

Embed Size (px)

Citation preview

Simposium Internasional 2013 Page | 1

PEMBERDAYAAN MADRASAH MELALUI INDUSTRI KECIL DAN MENNEGAH UNTUK KEBERLANJUTAN INSTITUSI

DALAM PERUBAHAN GLOBAL(Studi di Pondok Pesantren Moderen Islam Darul Ma’rifat di Jawa

Timur)

Penulis :Prima Aswirna

[email protected] Fahmi

[email protected]

Abstract The aim of the research were : (1) Describe about small and medium

industry at Darul Ma’rifat Modern Islamic Boarding School. (2) Describeabout life-skill and the enterprenourships capability of the students atDarul Ma’rifat Modern Islamic Boarding School. (3) Describe about an effectof life-skills and the enterprenourships capability towards self-fulfilmentattitude of students at Darul Ma’rifat Modern Islamic Boarding School.There were four theoritical background of the research : (1) EmpoweringMadrasa. (2) Small and Medium Industry. (3) Life0skills and theEnterprenourship Capability. (4) self-fulfilment Attitude. The DarulMa’rifat Modern Islamic Boarding School known as Gontor 3 at Kediri, EastJava. All of the students who categorized as a sixth grade at the DarulMa’rifat Modern Islamic Boarding School as a population (542 pupils). Thesize of sample analyzed using Slovin formula : n = N / 1 + N. e2. ( n = samplesize, 1 = constanta variable, N = population, e = standard error / 0,05).Only 226 pupils as a sample. The sample choosen by random. Collecting datawith observation, psychological scale and interview. The data analyzed using regressionwhich supported with Statistical Package of Social Science programme. Result : (1)There were thirty unit small and medium industry at Darul Ma’rifat ModernIslamic Boarding School. (2) The life-skills and the enterprenourshipscapability of the students taughtt by practical activity like; working inbread industry and mini market etc. (3) The mean scored of kife0skills andthe enterprenourships of the students were 82% categorized high. (4) Themean scored of the self-fulfilment students were 74 % categorized high. (5)there was an effect of life0skills and the enterprenourships capabilitytowards self-fulfilment attitude of students at Darul Ma’rifat ModernIslamic Boarding School. Conclusion : Small and medium industry as a self-fulfilment is very important for sustaining institution (madrasa) in globalchallenges

Keywords : small and medium industry, Life-skills, entreprenuerships capability and self-fulfilment.

PENDAHULUAN

Kata madrasah yang mengenai Arab Madrasa (jamak: madaris)biasanya mempunyai dua maksud/arti: ( 1) dalam pemakaian

Simposium Internasional 2013 Page | 2

harafiah lebih bahasa sehari-hari dan umum nya , berarti "sekolah"; ( 2) dalam maksud/arti sekunder nya , suatu madrasaadalah suatu institusi bidang pendidikan yang menawarkaninstruksi di dalam Pokok Islam yang mencakup, tetapi tidakmembatasi pada, Quran, perkataan (hadith) tentang MuhammadNabi, Jurisprudensi (Fiqh), dan hukum. Yang menurut sejarah,madrasas telah dibedakan seperti institusi temtang studi lebihtinggi dan hidup berlawanan dengan sekolah yang lebih bersifatelementer yang berhubungan dengan Quran1. Baru-baru ini,“madrasa" telah digunakan oleh banyak peninjau barat untukmenandakan manapun sekolah- utama, sekunder, atau lanjut itumempromosikan suatu Kurikulum berbasis Islam. Di negara-negaramuslim, mencakup Mesir Dan Lebanon, Madrasa mengacu padamanapun institusi bidang pendidikan (state-sponsored, pribadi,secular atau religius).

Di Pakistan Dan Banglades, Madrasa biasanya mengacu padasekolah Islam yang religius. Ini bisa merupakan suatu penandasemantik penting, sebab suatu analisa madrasa perubahan" bisamempunyai implikasi berbeda di dalam berbagai budaya, politis,dan konteks mengenai ilmu pengetahuan. Kecuali jika dicatatini menutupi dengan kertas, istilah madrasa mengacu padasekolah Islam yang religius di " Madrasa" di EncyclopediaIslam, ed baru (Leiden: E.J. Brill, 1965-); "Madrasah," diEncyclopedia Dunia Islam Modern ( New York: Sepatu tumit rendahUniv. Tekan, 1995). Berabad-abad dulu, madrasah berkaitandengan Nizamiyah, telah dibangun Baghdad sepanjang abad yangke sebelas A.D. Menawarkan makanan, penginapan, dan suatupendidikan cuma-cuma, madrasah tersebar dengan cepat keseluruh Dunia Islam, dan walaupun kurikulum mereka memvariasidari satu ke lain tempat, selaluuya saja bersifat religiussebab sekolah ini akhirnya dimaksudkan untuk menyiapkansarjana religius (ulama) untuk pekerjaan mereka. Di dalammenekankan tradisi klasik pada aspek linguistik mengenaiBahasa Arab, Para guru memberi kuliah dan parasantrimempelajari melalui penghafalan. Sepanjang abad kesembilan belas dan awal abad ke duapuluh, di jaman kolonialbarat, yang sekular institusi sekolah yang sekular datanguntuk menggantikan sekolah religius dalam sepanjang seluruh

1 Lihat " Madrasa" di dalam Encyclopedia Islam, ed baru ( Leiden:E.J. Brill, 1965-); " Madrasah,"

di dalam Encyclopedia Dunia Islam Modern (New York: Sepatu tumitrendah Univ. Tekan, 1995).

Simposium Internasional 2013 Page | 3

Dunia Islam. Bagaimanapun, madrasas adalah mengalamirevitalisasi pada dekade 1970an dengan peningkatan minat akanPolitik Orang Islam ortodoks dan studi religius di negara-negara seperti Iran Dan Pakistan. Pada dekade 1980an, madrasahdi Afghanistan Dan Pakistan menurut dugaan orang didorong olehsuatu peningkatan dukungan keuangan dari Amerika Serikat2,

Sungguh demikian mereka berkaitan erat dengan taliban(“pelajar” dalam Bahasa Arab). Mereka umumnya dalah kaumMujahiddin yang pada mulanya belajar di madrasah yangmengamalkan pehaman Wahabi di negara Arab dan Teluk Parsi3.Madrasah, di kebanyakan negara-Negara Islam hari ini (termasukIndonesia), ada sebagai bagian dari suatu infrastruktur bidangpendidikan lebih luas. Pribadi sektor bidang pendidikanmenyediakan apa yang dianggap sebagai suatu mutu Western-Stylependidikan untuk para santriyang dapat mengusahakan biaya-biaya uang kuliah tinggi. Bagaimanapun, di tahun terakhir dandi negara-negara yang lebih dilemahkan, naik biaya-biaya dankekurangan institusi bidang pendidikan publik sudah mendukungorang tua untuk mengirimkan anak-anak mereka ke madrasah4.

Para pendukung suatu status sistem bidang pendidikansudah berargumentasi bahwa peningkatan sekolah adalahpembangunan orang-orang baru yang bisa menawarkan suatualternatif sehat bagi madrasah berbasis agama. Orang lainberpandangan bahwa perubahan harus dilembagakan terutamasemata di dalam Islam madrasah dalam rangka memastikan suatukurikulum lengkap pada institusi populer ini. Di U.S. agensiuntuk Internasional milik untuk pengembangan (USAID) 2003mencatatan strategi yang memperkuat pendidikan di dalam duniaIslam, Kedua-dua sudut pandang ini didukung oleh masyarakatdunia Islam internasional.5

Walaupun beberapa madrasah mengajar pendidikan sekular,umumnya madrasah menawarkan suatu kurikulum berbasis agama,memusatkan pada Al Quran dan teks Islam6. Perhatian lain yang2 Mary Ann Weaver, “Children of the Jihad,” New Yorker, June 12, 19953 The term mujahedin refers to Islamic guerrillas, literally “one who

fights in the cause of Islam.”4 Supplemental costs associated with school uniforms, supplies, and

textbooks make student participation in Pakistan’s state-runeducation system unaffordable in some areas.

5 Strengthening Education in the Muslim World, USAID Issue Paper No.2, June 2003

6 Husain Haqqani, “Islam’s Medieval Outposts,” Foreign Policyno. 133, Nov./Dec. 2002,; Anna Kuchment et al., “School

Simposium Internasional 2013 Page | 4

moderat adalah para santridiajar menolak " mesum" dan "mengenai berfikir secara materialis dan kultur Barat7.Kurikulum yang statis dan memberi tanggal teknik bersifatpendidikan, seperti penghafalan dihafal tanpa pikir, yangdigunakan banyak penganut pengendalian nafsu, sekolah bolehmenghasilkan individu yang trampil maupun menyiapkan pekerjayang modern. Pembela madrasa sistem memandang pendekatan yangbersifat tradisional sebagai cara untuk memelihara suatuWarisan Islam sesungguhnya. Sebab kebanyakan lulusan madrasahmempunyai akses untuk suatu jenis pendidikan, mereka biasanyadipekerjakan sektor yang bersifat keagamaan. Sarjana Islammemiliki otoritas di berbagai negara-negara Islam untukmempertimbangkan proposal yang memperkenalkan ilmu pengetahuanditingkatkan dan matematika ke dalam kurikulum madrasah,selagi memelihara karakter pendidikan madrasah yang berbasisreligius.

Sejauh Pendidikan Islam di Indonesia adalah terkaitpesantren modern yang dihormati ketika mereka menerapkan gayapesantren baru. Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, telahdidirikan 20 September 1926 oleh tiga saudara laki-laki- KH.Ahmad Sahal, KH. Zainuddin Fannani, dan KH. Imam Zarkasyi.Madrasa ini adalah juga disebut pondok modern (madrasahmodern), dalam beberapa hal bahwa itu tidak hanya mengadopsisistim madrasah tetapi juga mengajar mengenai Bahasa Arab danBahasa Inggris kepada para santriyang secara intensif dan padakenyataannya dalam percakapan sehari-hari di antara parasantridi dalam pesantren, semua santri berkewajiban berbicaraBahasa Arab atau Bahasa Inggris- mereka tidaklah diijinkanuntuk berbicara Indonesia. Sebagai tambahan, tidak sama denganmayoritas dari madrasah yang lain, Pondok Pesantren ModerenIslam (Darul Ma'Rifat lebih dikenal dengan istilah Gontor 3)menganut pembaharuan dalam kurikulumnya. Sasaran PesantrenGontor, seperti benteng atau tombak yang kokoh dan jugamenghasilkan kader pemimpin bagi perjuangan Islam8, dengankombinasi keunggulan kedua-duanya pesantren dengan sistem

by the Book,”Newsweek, March 11, 2002.7 Husain Haqqani, “Islam’s Medieval Outposts,” Foreign Policy no.

133, Nov./Dec. 2002,; Anna Kuchment et al., “School by theBook,”Newsweek, March 11, 2002.

8 Reza Fahmi and Prima Aswirna. THE CHARACTER BUILDING IN ISLAMIC BOARDINGSCHOOL AND PEACEFUL THINKING OF STUDENTS AT DARUSSALAM ISLAMIC BOARDINGSCHOOL (GONTOR) IN PONOROGO, EAST JAVA. Proceeding at the International Symposiumheld by Dept. of Religious Affairs : Bogor 2012.

Simposium Internasional 2013 Page | 5

pendidikan modern dan tradisional. Sebagai tambahan, pesantrenjuga menghimbau santri tentang arti seni. Seperti; musik,olahraga dan aktivitas ekstra kurikuler lain yang jugamendapatkan perhatian dari para pemimpin pesantren. Pesantrenadalah juga diharapkan untuk menyediakan pendidikan yang mampumenjawab tantangan dunia Islam di antara pola hidup dan kultursosial bagi masyarakat Indonesia yang mulai masuk duniamodern.

Adalah penting untuk menyebutkan bahwa Pesantren Gontortelah didirikan pada periode pengembangan Islam yang rumit diIndonesia. Ikuti politik yang etis yang diterapkan olehAdministrasi Kolonial Belanda, menggabungkan dengan penetapandari jaringan internasional dengan pusat Islam di Cairo,Mesir, Pendidikan Islam di Indonesia melewati perubahan pokok.Ini telah ditandai oleh penetapan Islam baru dalam institusibidang pendidikan, yang mengadopsi sistem pendidikan modern,sebagai ganti sistem pendidikan pesantren tradisional.Institusi Pendidikan Islam Yang modern- terkenal sepertimadrasa- kemudian menjadi suatu bagian yang penting dalampergerakan perubahan Islam sepanjang awal dekade abad 20.Sebagai tambahan yang memperkenalkan metoda interview dan sistembaru- berkisar antara mengadopsi menilai model dengan divisikelas, memanfaatkan buku pelajaran sebagai perlengkapanbelajar, bagi mengakomodasi kurikulum- madrasah yang berfungsijuga sebagai media untuk mengembangkan pembaharuan dalamgagasan Islam yang menjadi basis untuk menyiapkan generasiIslam baru yang menjadi terbiasa dengan roh pandangan moderen,dimana Indonesia memulai masuk dunia modern. Maka, kader umatIslam yang diproduksi oleh Madrasah Gontor adalah mereka yangsering dikenali seperti " Umat Islam Intelektual".

Pesantren Gontor sebagai madrasah modern, seperti telahdisebut, pada dasarnya diarahkan pada mencoba sendiriberlawanan dengan madrasa tradisional, yang mana sampai taraftertentu mangalami kemacetan pikiran, dan ketidak efektifseperti halnya sistem pendidikan managerial yang tidakefisien. Imam Zarkasyi, salah satu bapak pendiri MadrasahGontor, berpendapat bahwa suatu pesantren modern perlumenerapkan kebebasan untuk pikiran, manajemen efisien danefektif, dan memperkenalkan santri ke arah pembaharuan. Halini paralel kepada umat Islam lain penganut pembaharuan, iajuga mengundang umat Islam untuk tidak terlalu fanatik ke arahsuatu madhhab tertentu, karena ini akan mendorong kearah

Simposium Internasional 2013 Page | 6

ketidakhadiran kebebasan untuk pemikiran. Tentu saja, mengenaipraktek upacara agama, Pesantren Gontor tidaklah fanatikkepada suatu madhhab tertentu.

Permasalahan yang utama daririset ini: (1) Menjelaskanpengaruh kemahiran hidup dan kemampuan entreprenourships dan sikapaktualisasi diri para santripada Pondok Pesantren ModerenDarul Ma'rifat?. Tujuan riset: ( 1) Menguraikan industri kecildan menengah pada PondokPesantren Moderen Darul Ma'rifat. (2)Menguraikan tentang hubungan antara kemahiran hidup dankemampuan entreprenourships para santripada Pondol PesantrenModeren Darul Ma'rifat. (3) Mnguraikan pengaruh kemahiran hidupdan entreprenourships terhadap sikap aktualisasi diri parasantripada Pondok Pesantren Modern Darul Ma'rifat.

LATAR BELAKANG TEORI

(1) Pemberdayaan Madrasah

Pengembangan Islam di Indonesia adalah tidak dapatdipisahkan dari Sistem Pendidikan Islamnya, yang terutamaberkaitan dengan pesantren dan madrasah. Kedua-dua institusisudah memainkan peran sangat penting dalam menentukanreligiusitas dari masyarakat Indonesia, yang tidak hanyaberfungsi sebagai pusat studi Islam, tetapi juga tidak bisadipisahkan pembentukan sistem religius dan kultur sosial UmatIslam Indonesia9. Madrasah - dengan nama berbeda sepertipondok, dayah dan meunasah- suatu Islam tradisional institusibidang pendidikan. Suatu alim, atau kyai, adalah pemilikseperti halnya guru pesantren yang besar. Kebanyakan darisantri (para siswa), kedua-duanya pria atau wanita tinggal di

9 Madrasa (Arabic: م�درس���ة�, madrasah pl دارس madaris) Madrasah adalah Kata .,م����yang mengenai Bahasa Arab (tentang Asal Semitic; Viz Midrash Ibrani) untukmenjelaskan jenis institusi bidang pendidikan, apakah sekular ataureligius (tentang segala agama). dengan berbagai cara menyalin hurufseperti; madrasah, madarasaa, medresa, madrassa, madraza, madarsa, medrese, dan lainlain Di dalam Bahasa Inggris kata secara normal secara rinci berartimanapun jenis perguruan tinggi atau sekolah religius untuk studi AgamaIslam, meskipun demikian ini tidak mungkin satu-satunya tempat belajar.Hari ini, 20,000 madrassas mendidik lebih dari 1.5 juta para santrisabantahun. Antar negara-negara barat setelah peristiwa -9/11, madrasas adalahsering dirasa sebagai tempat revitalisme radikal dengan suatu arti tambahanhal negatif anti-Americanism dan pendirian yang radikal. www.dailytimes.com.Diakses pada Juli, 10th 2012is

Simposium Internasional 2013 Page | 7

asrama. Lebih dari itu, Pengetahuan Islam tradisional, sepertitafsir, hadith, fiqh, dan taawuf, adalah kursus yang utamadalam pesantren.

Sebagai tambahan, proses pelajaran diselenggarakanmelalui metoda tradisional, tanpa mengadopsi penilaian dansistem sertifikasi. Tidak sama dengan pesantren, madrasah didalam konteks Indonesia adalah suatu institusi bidangpendidikan modern. Kemunculan madrasah pada akhir abad 19anadalah suatu kritik ke arah pesantren denan sistem pendidikanbaru. Sebagai kritik, madrasah mencoba untuk menawarkan suatujangkauan disain kurikulum yang lebih luas, mencakup kursuspendidikan Islam dan Sekular di samping mengadopsi penilaiandan sistem sertifikasi.

Pengembangan Pendidikan Islam yang terbaru di Indonesiatelah menunjukkan bahwa madrasah yang modern memperluasdirinya sendiri kedalam pesantren. Sejak dari permulaan,penganut pembaharuan Islam sudah menujukan kritik mereka kearah pesantren. Mahmud Yunus, sebagai contoh, suatu figurPerubahan Pendidikan Islam yang terkemuka permulaan abad 21mengkritik pesantren yang betul-betul dengan menyatakan bahwa"sistem pendidikan pesantren tradisional akan hanya bisamenghasilkan satu ulama tunggal ke luar dari seratus santri.yang sisanya 99 santri melulu penyokong untuk membeli minyakuntuk siapkan makanan." Terlepas dari kritik yang ditujukanoleh umat Islam penganut pembaharuan, pesantren menyadarimereka sudah benar-benar mulai untuk merealisasi sistempendidikan mengubah menjadi pesantren. Pada akhir abad 19an,masyarakat pesantren mulai untuk mengembangkan sistempendidikan modern dengan mengadopsi madrasah.

Lebih dari itu, juga mengadopsi metodologi belajarmoderen. Sementara itu, teks Islam klasik dalam berbagaibidang pengetahuan seperti ' ilm tafsir, ' ilm hadith, fiqh, usul al-fiqh,dll., juga dipelajari di madrasah. Madrasah Tebuireng,Jombang, suatu madrasa tua yang didirikan 1899-sekarang untukmenyebut suatu contoh- adalah di antara yang lebih awalmadrasah yang mengadopsi sistem pendidikan madrasah.Kemudiannyanya , Tebuireng juga mengorganisir sekolah umum.secara tidak mengejutkan Seperti itu, di Tebuireng yang kitadapat temukan MTS dan MA bersama-sama dengan SMP dan SMA.

Kurikulum madrasah mempunyai komponen: pendidikanreligius tradisional, disebut ngaji; peningkatan ketrampilankejuruan; pengembangan karakter. Di Gontor sedikitnya 31 unit

Simposium Internasional 2013 Page | 8

bisnis diatur oleh madrasah seperti, mini-market, toko buku,toko bahan bangunan, toko roti, pabrik air minum, unitpetemakan, Bagaimanapun, bidang pendidikan Gontor danaktivitas bisnis diatur hanya oleh sekolah para santri.Prinsip self-reliance (kemandirian) adalah seperti halnya yangdikembangkan di Universitas Al-Azhar di Mesir.

(2) Industri Kecil dan Menengah

Indystri kecil dan menengah seringkali diidentikan denganUKM (Usaha Kecil dan Menengah) adalah sebuah istilah yangmengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersihpaling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunantempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. MenurutKeputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Industrikecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecildengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatanusaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah daripersaingan usaha yang tidak sehat.”10 Kriteria usaha kecilmenurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: (1)Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (DuaRatus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempatusaha. (2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah) (3) Milik Warga NegaraIndonesia. (4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anakperusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki,dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsungdengan Usaha Menengah atau Usaha Besar. (5) Berbentuk usahaorang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, ataubadan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Di Indonesia, UKM adalah tulang punggung ekonomiIndonesia. Jumlah UKM hingga 2011 mencapai sekitar 52 juta[1]. UKM di Indonesia sangat penting bagi ekonomi karenamenyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapiakses ke lembaga keuangan sangat terbatas baru 25% atau 13juta pelaku UKM yang mendapat akses ke lembaga keuangan11.Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi danUKM, di masing-masing Provinsi atau Kabupaten/Kota. MenteriKoperasi dan UKM Syarifuddin Hasan mengatakan Pemerintah akanmenarik pajak bagi sektor UKM beromzet Rp300 juta hingga Rp4

10 http://id.wikipedia.org/wiki/ Diakses 12 Juli 2013. 11 www.finance.detik.com/ Diakses 10 Juli 2012.

Simposium Internasional 2013 Page | 9

miliar per tahun. Hal tersebut akan dilaksanakan karenapemerintah mengakui membutuhkan uang untuk proyekinfrastruktur.

(3) Kemahiran Hidup atau Keterampilan Hidup

Keterampilan Hidup yang sering juga disebut kecakapanhidup adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapatberperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan, yangmemungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dantantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif. Daridefinisi sederhana tersebut, keterampilan yang dapatdigolongkan ke dalam keterampilan hidup sangat beragamtergantung pada situasi dan kondisi maupun budaya masyarakatsetempat12 (DEPDIKNAS, 2002).

Menurut WHO13, Life Skills adalah kemampuan perilakupositif dan adaptif yang mendukung seseorang untuk secaraefektif mengatasi tuntutan dan tantangan, selama hidupnya.Keterampilan Hidup yang dimaksud menurut WHO, terdiri dari :(1) Keterampilan memecahkan masalah. (2) Keterampilanberpikir kritis. (3) Keterampilan mengambil keputusan. (4)Keterampilan berpikir kreatif. (5) Keterampilan komunikasiinterpersonal. (6) Keterampilan bernegosiasi. (7)Keterampilan mengembangkan kesadaran diri. (8) Keterampilanberempati. (9) Keterampilan mengatasi stress dan emosi

Kemudian dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No.20/2003 pasal 26 ayat 3 disebutkan bahwa Life Skills Education(LSE) digolongkan sebagai pendidikan non formal, yangmemberikan keterampilan personal, sosial, intelektual danvokasional untuk mampu hidup dan bekerja secara mandiri.

Pengembangan kecakapan hidup didasarkan atas pokok-pokokpikiran bahwa hasil proses pembelajaran selain berupapenguasaan siswa terhadap kompetensi, kemampuan dasar, danmateri pembelajaran tertentu, juga berupa kecakapan lain yangsecara implisit diperoleh melalui pengalaman belajar. Hasilsamping yang positif atau bermanfaat ini disebut juganurturant effects. Sebagai contoh, dalam mempelajari topik“demokrasi”, selain menguasai konsep dan proses demokrasi,pada diri siswa juga dihasilkan sikap komitmen terhadap nilai-

12 http://sobatblogku.blogspot.com/ Diakses 12 Juli 2012.13 http://sobatblogku.blogspot.com/ Diakses 12 Juli 2012.

Simposium Internasional 2013 Page | 10

nilai demokrasi dan menjadi warganegara yang aktifberpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Sehubungan dengan itu, dalam mengembangkan pembelajaranperlu dipilih alternatif pengamalan belajar yang semaksimalmungkin membantu siswa memiliki kecakapan hidup yang relevandengan kebutuhan siswa untuk mempertahankan, dan mengembangkanhidup yang diperoleh melalui pengalaman belajar diharapkansiswa baik sebagai individu, maupun sebagai warga masyarakatdapat memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakanpengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari.

Jenis-jenis kecakapan hidup yang perlu dikembangkanmelalui pengembangan belajar antara lain meliputi : (1)Kecakapan diri (personal skill), yang termasuk didalamnya ;Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan YME, Mandiri, Motivasiberprestasi, KomitmenPercaya diri, (2) Kecakapan berpikir rasional (thinkingskill), yakni meliputi : Berpikir kritis dan logis, Berpikirsistematis, Cakap menyusun rencana secara sistematis, Cakapmemecahkan masalah secara sistematis. (3) Kecakapan sosial(Social skill), meliputi : Kecakapan berkomunikasilisan/tertulis, Kecakapan bekerjasama, kolaborasi, lobi,Kecakapan berpartisipasi, Kecakapan mengelola konflik,Kecakapan mempengaruhi orang, (4) Kecakapan akademik (Academic skill), antara lain:Kecakapan merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasilpenelitian ilmiah, Kecakapan membuat karya tulis ilmiah,Kecakapan mentransfer dan mengaplikasikan hasil-hasilpenelitian untuk memecah-kan masalah, baik berupa prosesmaupun produk. (5) Kecakapan vokasional (Vocational Skill),diantaranya; Kecakapan menemukan algoritme, model, proseduruntuk mengerjakan suatu tugas, Kecakapan melaksanakanprosedur, Kecakapan mencipta produk dengan menggunakan konsep,prinsip, bahan dan alat yang telah dipelajari.

Oleh karenanya perlu dikembangkan pembelajaran berbasisluas (broad-based instruction). Pembelajaran ditekankan padapemberian keterampilan bagaimana cara belajar (learning how toleam) dan kecakapan hidup yang bersifat umum (general lifeskill). Pembelajar terpadu (integrated teaching). Beberapamata pelajaran atau topik disajikan secara terpadu (lintasmata pelajaran atau lintas topik) agar diperoleh manfaat ganda(sinergi). Dengan pembelajaran terpadu siswa dapatmengembangkan strategi kognitif yaitu strategi pemecahan

Simposium Internasional 2013 Page | 11

masalah baru dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dansikap yang telah dikuasai dari mempelajari berbagai bidangstudi.

Pengalaman belajar yang perlu dituliskan dalam silabusadalah alternatif kegiatan atau pengalaman belajar yang unikatau spesifik sesuai dengan rumusan uraian materipembelajarannya sehingga diharapkan dapat menunjang penguasaankemampuan dasar yang telah ditentukan. Jangan dilupakan pulabahwa sedapat mungkin pengalaman belajar yang diberikan bukansemata-mata mengembangkan kemampuan dan keterampilan akademik(academic skill) tetapi kehidupan siswa sebagai anggotamasyarakat.

(4) Kemampuan Berwirausaha

Sekilas mengingat kembali definisi wirausaha atauwiraswasta, dapat diartikan sebagai seorang yang menerapkankemampuannya untuk mengatur,menguasai alat2 produksi danmenghasilkan hasil yang berlebihan selanjutnyadijual/ditukarkan dan memperoleh pendapatan dari usahanyatersebut14. Berbeda lagi dengan yang diungkapkan Schumpeterterkait definisi wirausaha yakni seseorang yang menggerakkanperekonomian masyarakat untuk maju kedepan,dimana mereka yangberani mengambil resiko,mengkordinasi untuk mengelolapenanaman modal/sarana produksi,mereka yang mengenalkan fungsifaktor produksi baru,mereka yang memiliki respon yang kreatifdan inovatif.

Menurut Imam S. Sukardi15 pengertian wiraswastaan menunjukkepada kepribadian tertentu, yakni pribadi, yang mampu berdiridi atas kekuatan sendiri. Manusia yang mampu berdiri di ataskekuatan sendiri berarti mampu mengambil keputusan untuk dirisendiri, mampu menetapkan tujuan yang ingin dicapai atas dasarpertimbangannya sendiri. Sehingga seorang wiraswastaan iniadalah seorang yang merdeka lahir dan batin. Dengan demikianpengertian wiraswasta mirip dengan pengertian entrepreneurshipnamun berbeda dari segi falsafahnya entrepreneurship merupakankonsep yang timbul di dunia barat yang berfalsafah hidupindividualisme, sedangkan kewiraswastaan didasarkan padafalsafah hidup bangsa Indonesia sosialistis, yaitu menekankan

14 http://psychocomilku.wordpress.com/ Diakses12 Juli 2013. 15 http://psychocomilku.wordpress.com/ Diakses12 Juli 2013.

Simposium Internasional 2013 Page | 12

pada keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara individuyang bersangkutan dengan masyarakat.

Sungguhpun demikian masih banyak lagi definisikewirausahaan, karena setiap orang memiliki cara pandang yangberbeda, hanya pada dasarnya sama saja. Tuntutan hidup yangsemakin merajalela seiring terjadinya perubahan sosial, makaseseorang dituntut pula untuk bertahan hidup. Manusia yangdiciptakan untuk saling bergantung sama lain tidak selamanyaharus bergantung pada oranglain, namun juga harus bisa berdirisendiri dan membantu perekonomian bangsa dan negara.

Kenyataan menunjukkan kepada kita bahwa peranan sektorswasta mempunyai andil yang tidak kecil dalam perekonomianmasyarakat, baik ini di negara maju maupun di negaraberkembang. Djoko Suryo berpendapat bahwa besar kecilnyasumbangan sektor swasta dalam pembangunan perekonomianmasyarakat antara negara satu dengan yang lain sering berbeda-beda, sesuai dengan derajat atau kualitas kewiraswastaan yangdimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan16.

Oleh karena itu, muncul perusahaan-perusahaan atau punlembaga usaha dan organisasi atau program yang menaungi danmemfasilitasi hal-hal seputar Entrepreneurship(Kewirausahaan). Menurut Jusuf Kalla saat mengisi agendakewirausahaan mengatakan bahwa keberadaan sebuah tenaga kerjadi perguruan tinggi bernilai penting. Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi 17mengemukakan, bursa khusus di perguruan tinggi(PT) adalah salah satu solusi permasalahan ketenagakerjaan diIndonesia, khususnya berkaitan dengan penempatan tenaga kerja.Oleh karena itu, peranan perguruan tinggi sangat diharapkanmampu menjembatani kesenjangan antara dunia kerja dan duniapendidikan. Potensi berwirausaha sangat besar terutama padakaum muda misalnya mahasiswa. Mahasiswa mempunyai peranpenting dalam proses regenerasi kehidupan kebangsaan, jadisalah satunya adalah menjadi wirausaha. Siapapun bisa menjadipengusaha walaupun bukan sarjana18.

Tidak hanya Jusuf Kalla saja yang mengungkapkan itu, RomiSatria Wahono, seorang pengusaha muda, dalam mengisi seminarentrepreneurship tahun 2010 di UIN MALIKI Malang mengatakanbahwa beranjak pada era globalisasi yang sebenarnya telahmuncul sejak era tahun 1990-an yang merupakan versi ketiga

16 http://psychocomilku.wordpress.com/ Diakses12 Juli 2013.17 http://psychocomilku.wordpress.com/ Diakses12 Juli 2013.18 www.uin-malang.ac.id Diakses 13 Juli 2012.

Simposium Internasional 2013 Page | 13

yang mana ada slogan “Individu bisa membuat perubahan”. Katakuncinya adalah perubahan. Menurut Ranupandojo Heidirachman19

dalam bukunya berjudul “Wiraswasta Indonesia Sebuah Renungan”mengungkapkan bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia masihsangat terbatas baru mencapai 0,01 persen dari jumlah pendudukyang berjiwa wiraswasta.

Menurut Suparman Sumahamijaya dalam artikel yang dimuatdi Prisma tahun 1978, mengatakan bahwa untuk pembangunan suatunegara pada dasarnya dibutuhkan 2 % dari jumlah penduduk yangberjiwa wiraswasta, kecilnya jumlah wiraswasta ini antara laindisebabkan karena etos kerja yang kurang menghargai kerjakeras, kondisi lingkungan ekonomi baik masa penjajahan maupunsudah kemerdekaan dengan segala konsekuensinya dalammasyarakat. Di samping itu ada hal yang lebih penting yaitusikap mental wiraswasta.

Seorang wiraswasta itu ternyata harus memiliki karakterpsikologik (sifat kepribadian) yang cukup menonjol dan secarakualitatif lebih dari kebanyakan manusia pada umumnya. Namundalam hal ini diakui pula bahwa sifat kepribadian ini bukanlahsatu-satunya faktor yang menentukan keberhasilannya. Faktorlain yang menunjang keberhasilan kewirausahaan diantaranyaadalah sistem ekonomi yang kondusif untuk perkembangankewirausahaan di masyarakat, kemampuan untuk menyesuaikan diridengan adat istiadat, serta nilai-nilai budaya di mana iatinggal20.

Mattulada21 berpendapat bahwa, sikap mental kewirausahaanyang cukup dianggap mewakili kondisi masyarakat Indonesiayakni: (1) Tanggapan terhadap waktu. Sikap mental yangmendukung kewirausahaan adalah sebanyak mungkin aktifitashidupnya itu berorientasi ke masa depan. Nampaknyaberorientasi ke masa depan begitu juga berkembang dalammentalitas orang Indonesia. (2) Tanggapan terhadap hakikathidup. Dalam menghadapi hidup orang harus menilai tinggiunsur-unsur yang menggembirakan dan unsur yang mendorong upayake arah kebahagiaan dalam kehidupan sikap mental semacam ininampaknya masih kurang dalam kebudayaan bangsa Indonesia.Orang masih sering memberikan tanggapan pasif terhadapkehidupan terutama mengenai konsep rejeki yang dapat datangtanpa usaha yang keras. (3) Tanggapan terhadap hubungan dengan

19 www.uin-malang.ac.id Diakses 14 Juli 201320 http://psychocomilku.wordpress.com/ Diakses12 Juli 201321 http://psychocomilku.wordpress.com/ Diakses12 Juli 2013

Simposium Internasional 2013 Page | 14

sesama manusia. Sikap mental yang dipandang mendorongterjadinya kemajuan dalam masyarakat adalah sikap mental yangberorientasi kepada sesamanya yakni menilai tinggi unsurkerjasama dengan oranglain tanpa meremehkan kualitas individudan tanpa menghindari tanggungjawab sendiri. Di Indonesiamasalah kerjasama ini yang masih harus diupayakan sebabkadangkala mengandung aspek negatif yang mengarah ke kualitasindividu (kerjasama ke arah yang negatif). (4) Tanggapanterhadap kerja. Sebagian besar masyarakat Indonesia masihmenunjukkan sikap mental hanya mementingkan kerja untukkedudukan dan prestise saja. Sikap yang demikian ini jelastidak mendukung untuk kemajuan suatu bangsa, karena adakecenderungan meremehkan kualitas sehingga kurang tabah danulet. (5) Tanggapan terhadap alam. Sikap mental yang mendorongkeinginan orang ntuk menguasai alam beserta isinya dipandangsebagai sikap mental yang dapat mengembangkan kemajuan dalammasyarakat

Selanjutnya ada empat faktor pengembangan dan kompetensiwirausaha yaitu kemampuan menangkap peluang usaha, kemampuanmenggali, menghimpun, menyediakan dan mengelola sumberdaya ,kemampuan mengorganisasi, kemampuan menyusun rencana danprogram. Faktor-faktor yang saling berkaitan untukmengembangkan kewirausahaan adalah ada kemauan, memilikikemampuan, terdapat peluang dan ketersediaan sumberdaya.

Faktor kemauan atau sikap mental merupakan fondasi utamakewirausahaan, menuntut kesediaan diri untuk membina dirisendiri bermentalitas wirausaha yang merupakan kunci pemicudan pemacu tekad semangat kemandirian. Sosok kemandirian dalamberwirausaha akan memunculkan daya inovasi dan kreativitasyang dapat menghantar keberhasilan cita-cita hidup mandiridalam kegiatan bisnis (usaha mandiri). Kemauan, keinginan ataumotivasi mandiri adalah dorongan kemauan yang kuat, keinginanatau cita-cita sesorang untuk dapat hidup mandiri atauberwirausaha. Perubahan sikap mental mandiri dapat menjadikanperilaku yang dilihat dari cara pandang kewirausahaan yaitukeberanian dalam mengambil resiko, mendayagunakan waktu, danmemberlakukan kepemimpinan atas orang lain sama untuk dirinyasendiri.

Faktor kemampuan atau potensi mandiri adalah kemampuanintrinsik (bakat atau talenta) yang dimiliki seseorang dalammenangkap peluang atau kesempatan bisnis. Melalui pendidikandan pelatihan dan ketekunan menggeluti bisnis yang dijalankan

Simposium Internasional 2013 Page | 15

sang usahawan dapat menguasai medan dan lapangan usahanya.Faktor peluang atau kesempatan yaitu waktu untuk berkarya ,berkreasi dan berinovasi dengan kekayaan alam yang ada dilingkungan sekitar yang dengan kreasi diolah menjadi barangdan jasa yang memiliki nilai bisnis.. Sedang faktor sumberdayayang ada, yang dibutuhkan untuk mewujudkan kewirausahaan.

Faktor kemauan dan kemampuan sebagai sumber internal yangdimiliki dan melekat pada diri individu, dapat dipandangsebagai faktor utama dalam mengembangkan jiwa kewirausahaanseseorang. Sedangkan faktor peluang dan sumberdaya menjadisumber eksternal , yang juga dapat menjadi sumber internalyang tergali dari daya kemampuan inovasi dan kreasi diriindividu.

Pengembangan kompetensi diri dibidang kewirausahaanadalah kemampuan wirausaha dalam pengetahuan, ketrampilan, dankeahlian serta sikap wirausaha. Untuk mengembangkan kemampuanwirausaha dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan : mengenalipeluang, menghimpun sumberdaya, memproduksi barang dan jasa,memasarkan dan menjual barang/ jasa, membina dan memutuskanhubungan, menjaga kesenambungan kegiatan usaha, danmelembagakan serta mengembangkan kegiatan usaha.

Kemampuan yang harus dikuasai wirausaha untukmengembangkan kemampuan bisnis yaitu : (1) Kemampuan menangkappeluang dan menentukan arah serta tujuan bisnis. Kejelianseseorang dalam melihat, memperhatikan dan memandang suatu halberpeluang dalam usaha. Misalnya kotoran ternak sapi yangdisingkirkan dan dibuang karena baunya, namun dapat diolahmenjadi pupuk kandang yang lebih menguntungkan bagi tanaman,dapat merupakan peluang usaha bagi petani peternak. (2)Kemampuan menggali, menghimpun dan mengelola sumberdaya yangdibutuhkan sebagai prasarana dan sarana jalannya usaha, baikitu sumberdaya manusia, pasar, dana. Dalam mengelolasumberdaya manusia, meliputi masalah tenaga kerja yang terikatdalam usahatani maupun hubungan antar manusia di luarusahatani. Harus dijaga hubungan kepentingan dan kelangsunganbaik dengan para pemasok atau penyalur bahan baku sebagaimitra usaha maupun dengan para pelanggan atau konsumen yangakan membeli produk barang dan jasa usaha. Demikian juga dalammengelola pasar, wirausaha akan menempatkan dirinya sebagaipelayan konsumen dengan melayani konsumen/ pembeli dengansebaik-baiknya dengan sikap yang menarik .Hidup matinya usahatergantung pada segmentasi pasar (konsumen/ pembeli) . Untuk

Simposium Internasional 2013 Page | 16

mengelola sumberdaya dana, wirausaha harus menggunakanmanajemen keuangan dan sistem akuntansi.

(3) kemampuan mengorganisasi terutama sumberdaya manusiaatau tenaga kerja, wirausaha membagi dan mengkelompokkanbidang kerja. Agar orang-orang yang terlibat dapat digerakkandalam satu kesatuan menuju tujuan yang hendak dicapai sertamenetapkan dan menyusun jalinan kerja diantara banyak orangmaupun bidang kerja. Kemampuan mengorganisasikan sumberdayaterutama sumberdaya manusia dalam fungsi -fungsi manajemenusahatani. (4) Kemampuan menyusun rencana dan program ,seorang wirausaha menyusun rencana / langkah- langkah kerjaapa yang harus dikerjakan untuk mencapai suatu tujuan dalamrentang waktu yang ditentukan. Seluruh langkah kerja dihimpundalam program kerja. Perencanaan usaha disusun agar usaha yangdijalankan memiliki pola pikir yang sistimatis dan luasmengenai masa depan usaha, baik dalam menghadapi perubahanyang timbul maupun antisipasi dan pengambilan keputusan dalammeningkatkan kemampuan usahanya22.

Oleh karena itu, guna menunjang hal tersebut diperlukamaksimalisasi potensi diri. Potensi diri adalah kemampuan dankekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mentalyang dimiliki seseorang dan empunyai kemungkinan untukdikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yangbaik, sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-ciriproses fisik,prilaku dan psikologis yang dimiliki. Kekhasanpotensi diri yang dimiliki oleh seseorang berpengaruh besarpada pembentukan pemahaman diri dan konsep diri. Ini jugaterkait erat dengan prestasi yang hendak diraih didalamhidupnya kelak. Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki dalamkonstek potensi diri adalah jika terolah dengan baik akanmemperkembangkan baik secara fisik maaupun mental. Jadi,korelasi kewirausahaan dan potensi berwirausaha dalam dirimahasiswa sangat erat. Karena, kedua hal itu sangat bergantungsama lain. Dan, menjadi wirausaha tidak perlu menunggu duluterlebih dahulu, pada dasarnya semua bisa dimulai sejak dini,karena mahasiswa adalah tonggak peradaban.

(5) Aktualisasi Diri

Karakteristik aktualisasi diri memiliki ciri-ciri khas.Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri dengan optimal22 http://.deptan.go.id/ / - Diakses 10 Juli 2013.

Simposium Internasional 2013 Page | 17

akan memiliki kepribadian yang berbeda dengan manusia padaumumnya. Menurut Maslow pada tahun 197023 (Kozier dan Erb,1998), ada beberapa karakteristik yang menunjukkan sseorangmencapai aktualisasi diri. Karakteristik aktualisasi diriantara lain sebagai berikut: (1) Mampu melihat realitas secaralebih efisien, karakteristik atau kapasitas ini akan membuatseseorang untuk mampu mengenali kebohongan, kecurangan, dankepalsuan yang dilakukan orang lain, serta mampu menganalisissecara kritis, logis, dan mendalam terhadap segala fenomenaalam dan kehidupan. Karakter tersebut tidak menimbulkan sikapyang emosional, melainkan lebih objektif. Dia akanmendengarkan apa yang seharusnya didengarkan, bukan mendengarapa yang diinginkan, dan ditakuti oleh orang lain. Ketajamanpengamatan terhadap realitas kehidupan akan menghasilkan polapikir yang cemerlang menerawang jauh ke depan tanpadipengaruhi oleh kepentingan atau keuntungan sesaat. (2)Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya,Orang yang telah mengaktualisasikan dirinya akan melihat oranglain seperti melihat dirinya sendiri yang penuh dengankekurangan dan kelebihan. Sifat ini akan menghasilkan sikaptoleransi yang tinggi terhadap orang lain serta kesabaran yangtinggi dalam menerima diri sendiri dan orang lain. Dia akanmembuka diri terhadap kritikan, saran, ataupun nasehat dariorang lain terhadap dirinya. (3) Spontanitas, kesederhaan dankewajaran, orang yang mengaktualisasikan diri dengan benarditandai dengan segala tindakan, perilaku, dan gagasannyadilakukan secara spontan, wajar, dan tidak dibuat-buat. Dengandemikian, apa yang ia lakukan tidak pura-pura. Sifat ini akanmelahirkan sikap lapang dada terhadap apa yang menjadikebiasaan masyarakatnya asak tidak bertentangan denganprinsipnya yang paling utama, meskipun dalam hati iamenertawakannya. Namun apabila lingkungan/kebiasaan dimasyarakat sudah bertentangan dengan prinsip yang ia yakini,maka ia tidak segan-segan untuk mengemukakannya denganasertif. Kebiasaanmasyarakat tersebut antara lain sepertiadat-istiadat yang amoral, kebohongan, dan kehidupan sosialyang tidak manusiawi.

(4) Terpusat pada persoalan, orang yangmengaktualisasikan diri seluruh pikiran, perilaku, dangagasannya bukan didasarkan untuk kebaikan dirinya saja, namundidasarkan atas apa kebaikan dan kepentingan yang dibutuhkan23 http://www.psychologymania.com Diakses 20 Juli 2012.

Simposium Internasional 2013 Page | 18

oleh umat manusia. Dengan demikian, segala pikiran, perilaku,dan gagasannya terpusat pada persoalan yang dihadapi oleh umatmanusia, bukan persoalan yang bersifat egois. (5) Membutuhkankesendirian, pada umumnya orang yang sudah mencapaiaktualisasi diri cenderung memisahkan diri. Sikap inididasarkan atas persepsinya mengenai sesuatu yang ia anggapbenar, tetapi tidak bersifat egois. Ia tidak bergantung padapada pikiran orang lain. Sifat yang demikian, membuatnyatenang dan logis dalam menghadapi masalah. Ia senantiasamenjaga martabat dan harga dirinya, meskipun ia berada dilingkungan yang kurang terhormat. Sifat memisahkan diri initerwujud dalam otonomi pengambilan keputusan. Keputusan yangdiambilnya tidak dipengaruhi oleh orang lain. Dia akanbertanggung jawab terhadap segala keputusan/kebijakan yangdiambil. (6) Otonomi (kemandirian terhadap kebudayaan danlingkungan), orang yang sudah mencapai aktualisasi diri, tidakmenggantungkan diri pada lingkungannya. Ia dapat melakukan apasaja dan dimana saja tanpa dipengaruhi oleh lingkungan(situasi dan kondisi) yang mengelilinginya. Kemandirian inimenunjukkan ketahanannya terhadap segala persoalan yangmengguncang, tanpa putus asa apalagi sampai bunuh diri.Kebutuhan terhadap orang lain tidak bersifat ketergantungan,sehingga pertumbuhan dan perkembangan dirinya lebih optimal.

(7) Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan, inimerupakan manifestasi dari rasa syukur atas segala potensiyang dimiliki pada orang yang mampu mengakualisasikan dirinya.Ia akan diselimuti perasaan senang, kagum, dan tidak bosanterhadap segala apa yang dia miliki. Walaupun hal ia milikitersebut merupakan hal yang biasa saja. Implikasinya adalah iamampu mengapresiasikan segala apa yang dimilikinya. Kegagalanseseorang dalam mengapresiasikan segala yang dimilikinya dapatmenyebabkan ia menjadi manusia yang serakah dan berperilakumelanggar hak asasi orang lain. (7) Kesadaran sosial, orangyang mampu mengaktualisasikan diri, jiwanya diliputi olehperasaan empati, iba, kasih sayang, dan ingin membantu oranglain. Perasaan tersebut ada walaupun orang lain berperilakujahat terhadap dirinya. Dorongan ini akan memunculkankesadaran sosial di mana ia memiliki rasa untuk bermasyarakatdan menolong orang lain. (8) Hubungan interpersonal, orangyang mampu mengaktualisasikan diri mempunyai kecenderunganuntuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Ia dapatmenjalin hubungan yang akrab dengan penuh rasa cinta dan kasih

Simposium Internasional 2013 Page | 19

sayang. Hubungan interpersonal ini tidak didasari olehtendensi pribadi ynag sesaat, namun dilandasi oleh perasaancinta, kasih sayang, dan kesabaran meskipun orang tersebutmungkin tidak cocok dengan perilaku masyarakat disekelilingnya.

(9) Demokratis, orang yang mampu mengaktualisasikan dirimemiliki sifat demokratis. Sifat ini dimanifestasikan dengaperilaku yang tidak membedakan orang lain berdasarkanpenggolongan, etis, agama, suku, ras, status sosial ekonomi,partai dan lain-lain. Sifat demokratis ini lahir karena padaorang yang mengaktualisasikan diri tidak mempunyai perasaanrisih bergaul dengan orang lain. Juga karena sikapnya yangrendah hati, sehingga ia senantiasa menghormati orang laintanpa terkecuali.

(10) Rasa humor yang bermakna dan etis, rasa humor orangyang mengaktualisasikan diri berbeda dengan humor kebanyakanorang. Ia tidak akan tertawa terhadap humor yang menghina,merendahkan bahkan menjelekkan orang lain. Humor orang yangmengaktualisasikan diri bukan saja menimbulkan tertawa, tetapisarat dengan makna dan nilai pendidikan. Humornya benar-benarmenggambarkan hakikat manusiawi yang menghormati danmenjunjumg tinggi nilai-nilai kemanusiaan. (11) Kreativitas,sikap kreatif merupakan karakteristik lain yang dimiliki olehorang yang mengaktualisasikan diri. Kreativitas ini diwujudkandalam kemampuannya melakukan inovasi-inovasi yang spontan,asli, tidak dibatasi oleh lingkungan maupun orang lain.

(12) Independensi, ia mampu mempertahankan pendirian dankeputusan-keputusan yang ia ambil. Tidak goyah atauterpengaruh oleh berbagai guncangan ataupun kepentingan. (13)Pengalaman puncak (peak experiance), orang yang mampumengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan yang menyatudengan alam. Ia merasa tidak ada batas atau sekat antaradirinya dengan alam semesta. Artinya, orang yang mampumengaktualisasikan diri terbebas dari sekat-sekat berupa suku,bahasa, agama, ketakutan, keraguan, dan sekat-sekat lainnya.Oleh karena itu, ia akan memiliki sifat yang jujur, ikhlas,bersahaja, tulus hati , dan terbuka.Karakter-karakter ini merupakan cerminan orang yang beradapada pencapaian kehidupan yang prima (peak experience).Konsekuensinya ia akan merasakan bersyukur pada Tuhan, orangtua, orang lain, alam, dan segala sesuatu yang menyebabkankeberuntungan tersebut.

Simposium Internasional 2013 Page | 20

METODE

Riset ini berdasar pada metoda deskriptif kuantitatif.Populasi dari riset ini adalah 542 para murid / santri.Tetapi, hanya 226 para santri adalah menjadi responden. Paramurid yang dilibatkan dalam riset ini telah terpilih denganmetoda randomized (pengambilan sampel secara acak sederhana).Lokasi riset di Pondok Pesantren Moderen Islam Darul Ma'rifat,Jawa Timur. Observasi, skala psikologis dan kuesioner telahdigunakan untuk mengumpulkan data. Paket statistik yangdigunakan untuk mengolah data adalah (SPSS). Kemunduranregresi sederhana telah digunakan untuk temukan pengaruhkemahiran hidup dan kemampuan berwirausaha terhadap sikapaktualisasi diri para santri di Pondok Pesantren Moderen IslamDarul Ma'rifat, Jawa Timur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Ada dua macam temuan riset dalam riset ini: (1) Analisa

responden secara deskriptif dan penyebaran min (rata-rata)serta kekerapan pada masing-masing variabel. (2) Analisakuantitatif dan uji coba hipotesis.

Tabel 1.1 : Tabel Analisa Deskriptif Responden

Kategori Frekuensi

Persentase

Usia1 18 -19 tahun 79 34,962 20 -21 tahun 147 65,04Jumlah 226 100Latar Belakang Ekonomi

1 Latar Belakang Ekonomi Tinggi(pendapatan keluarga > Rp10.000.000 / bulan)

27 11,95

2 Latar belakang Ekonomi Menengah(pendapatan keluarga Rp 5000.000– Rp 10.000.000 / bulan)

168 74,34

3 Latar belakang Ekonomi Rendah(pendapatan keluarga < Rp

31 13,71

Simposium Internasional 2013 Page | 21

5000.000 / bulan)Jumlah 226 100.00Pekerjaan Orang Tua

1 Pegawai Pemerintah 87 38,502 Guru / Dosen 62 27,433 Wiraswasta / 56 24,784 Pelayanan Publik 21 9,29Jumlah 226 100.00Latar Belakang Ormas keluarga

1 Nahdlatul Ulama 106 46,902 Muhammadiyah 92 40,713 Persis 28 12,39Jumlah 226 100

Sumbers: Hasil penelitian 2012

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas diperoleh informasi bahwaumumnya responden berusia antara 20 – 21 tahun. Penelitian inimenemukan bahwa sebagian besar responden berasal dari keluargadengan latar belakang ekonomi kelas menengah. Disaming itusebagian besar orang responden bekerja sebagai pegawaipemerintah atau PNS.. Kemudian pada aspek latar belakang Ormaskeluarga maka, diperoleh gambaran bahwa sebagian besar berasaldari Nahdlatul Ulama.

Tabel 2.1 Penyebaran Rata-Rata dan Kekerapan Dari kemahiranhidup (Kemahiran Hidup) dan kemampuan Kewirausahaan

Kategori Frekuensi

Persentase

Tinggi 185 82,00Rendah 41 18,00Jumlah 226 100.00

Sumber: Hasil Penelitian, 2012.

Berdasarkan Tabel 2.1 diatas, sebagian besar penyebaranmin (rata0rata) berada pada tingkat tinggi. Ini bermakna bahwakemahiran hidup (kemahiran hidup) dan kemampuanentrepreneurships yang diimplememntasikan pada PondokPesantren Moderen Islam Darul Ma’rifat (Gontor 3) telahterinternalisasi dalam prilaku para santri. Khususnya tentangPanca Jiwa: Keikhlasan, Kesederhanaan, , Kemandirian, , Ukuwah Islamiah danKebebasan..

Simposium Internasional 2013 Page | 22

Table 3.1 Penyebaran Min dan Frekuensi Pada AspekAktualisasi Diri

Kategori Frekuensi

Persentase

Tinggi 167 74,00Rendah 59 26,00Jumlah 226 100.00

Sumber: Hasil Penelitian, 2012.

Berdasarkan Table 3.1 diatas, umumnya penyebaran min(rata0rata) berada pada kategori tinggi. Hal ini bermaknabahwa umumnya santri di Pondok Pesantren Moderen Islam DarulMa’rifat (Gontor 3) memiliki aktualisasi diri; mereka berminatuntuk terlibat dengan berbagai bisnis yang dijalankan padapondok pesantren tersebut. Seperti; bidang pertanian,perkebunan, kehutanan, perdagamgan dan jasa.

Table 4.1-4.2 Analisa Korelasi

KemahiranHidup

Aktualisasi

DiriKemahiran

hidupPearson

Correlation 1 .847(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 226 226Aktualisasi-

DiriPearson

Correlation.847(

**) 1

Sig. (2-tailed) .000

N 226 226 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

KemampuanBerwirausah

a

Aktualisasi

DiriKemampuan Berwirausaha

PearsonCorrelation 1 .763(*

*)Sig. (2-

tailed) .000

N 226 226

Simposium Internasional 2013 Page | 23

AktualisasiDiri

PearsonCorrelation

.763(**) 1

Sig. (2-tailed) .000

N 226 226 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

BerdasarkanTabel 4.1-4.2 diatas, kita memperolehinformasi bahwa r score = 0.847. sedangkan r tebel = 1,64 dan p =0.000 < 0.05. Ini bermakna Ho ditolak and H1 diterima. Sehingga,artinya ada hubungan antara kemahiran hidup dengan aktualisasidiri. Disamping itu kita juga memperoleh informasi bahwa r score

= 0.763. Kemudian r table = 1,64 dan p = 0.000 < 0.05. Inibermakna Ho ditolak dan H1 diterima. Maka, ini menunjukkanadanya hubungan antara kemampuan berwirausaha dengan aktualisasidiri.

Tabel 5.1 Pengaruh Kemahiran hidup dan Kemampuan BerwirausahaTerhadap Aktualisasi Diri

Model Summary

0.823a 0.677 2,786 ,020 2,116 2 209 ,123Model1

R R SquareStd. Error ofthe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change Statistics

Predictors: (Constant), entrepre, lifea.

Dan Berdasarkan Tabel 5.1 diatas, kita memperolehgambaran bahwa R score = 0.823 dan R square = 0.677. Ini bermakanapengaruh kemahiran hidup and kemampuan berwirausaha terhadapaktualisasi diri pada para santri di Pondok Pesantren ModerenIslam Darul Ma’rifat Modern sebanyak 67,7%. Kemudian 32,3 %lagi disebabkan oleh faktor lain seperti; motivasi minat anddukubfab sosial dan lain-lain.

Table 6.1 Unit Usaha di Pondok Pesantren Moderen Islam Gontor

N Unit Ekonomi Didirikan1 Penggilingan Beras 19702 Penerbitan Darussalam 19833 KUK Grosir 19854 KUK Bahan Bangunan 1988

Simposium Internasional 2013 Page | 24

5 La Tansa Toko Buku 19896 UKK Mini Market 19907 Bakso La Tansa 19908 KUK Fotocopy 19909 Gambia Telekomunikasi 19911 La Tansa Farmasi 19911 Pembuatan Es 19961 Penyedian Kevutuhan Harian 19971 Transportasi 19981 Kantin Al-Azhar 19991 Penginapan Darussalam 19991 Sudan Telekomunikasi 19991 Pusat Komputer Darussalam 19991 Fotocopy Asia 20001 Distributor Makanan -La Tansa 20022 Pemotongan Ayam 20022 Pusat Distribusi Peralatan La

Tansa 2003

Pabrik roti La Tansa 20032 La Tansa Air Mineral 20042 Toko Peralatan Olah raga 20052 Konveksi 20062 Al-Azhar Teekomunikasi 20062 Mi Ayam 20062 Teh La Tansa 2009

La Tansa BMT 2010Siman BMT 2010

3 Es Krim 2012 Sources : The research reports, 2012

Berdasarkan Tabel 6.1 diatas, kita memperoleh gambaranbahwa Pondok Pesantren Moderen Islam Gontor telah mengelolaberagam industri kecil dan menengah untuk mendukung eksistensilembaga pendidikan ini dan mempertahankan nilai-nilai yangmereka miliki (Panca Jiwa) terutama aspek kemandirian.Sebagai misalan; inovasi es krim La Tansa yang didirikansemenjak 2012 telah mendapat respons yang baik dari parasantri dan mengalami peningkatan pembeli dari waktu ke waktu,Toko buku La Tansa dan toko peralatan olah raga telah memilikihubungan dengan masyarakat sekitar. Walaubagaimanapun,aktivitas ini merupakan langkah nyata unit ekonomi yangdijalankan oleh Gontor. Koperasi yang dikembangkan oleh Gontordijalankan berdasarkan izin dari Kementerian Koperasi danUsaha Menengah No: 837/BH/II/1996 date on July 199624. 24 Wardun (Warta Dunia / World Reports. Vol. 66 Sya’ban 1433 / 2012 M).

Simposium Internasional 2013 Page | 25

Pembahasan

Riset ini menemukan bahwa: (1) Sebagian besar penyebaranmin (rata-rata) tergolong dalam kategori yang tinggi. Iniberarti bahwa kemahiran hidup dan kemampuan entrepeneurships yangdimiliki para santri di Pondok Pesantren Moderen Islam DarulMa'rifat (Gontor 3) telah terinternalisasi dalam diri danprilaku para santri mereka. Yang merupakan pengejawantahandari Panca Jiwa yang diajarkan di Pondok Pesanteren tersebut ;Keikhlasan, Kesederhanaan, Berdikari, Persaudaraan Islam, danKebebasan. (2) Kebanyakan dari penyebaran skor rata-rata (min)aktualisasi diri para santri di Pondok Moderen Islam DarulMa'rifat tergolong tinggi; artinya mereka ingin melibatkandiri dengan segala hal bussines yang dijalankan pada PondolPesantren Moderen Islam tersebut. Seperti, dalam bidangpertanian, perkebunan, ilmu kehutanan, perdagangan dan jasa.(3) R skor = 0.847. Kemudian tabeel = 1,64 dan p= 0.000< 0.05. Iniberarti Ho telah ditolak dan H1 diterima.. Maka, hal inimenunjukkan adanya korelasi antara kemahiran hidup danaktualisasi diri. Kita juga mendapat informasi yang r skor =0.763. Kemudian r tabel tabel = 1,64 dan p= 0.000< 0.05. Iniberarti Ho telah ditolak dan H1 diterima. Maka, ini bermaknabahwa ada korelasi antara kemampuan entrepeneurships denganaktualisasi diri.

Riset ini mendukung riset lain oleh Emnis Anwar yangmenemukan: (1) Kemandirian sebagai jiwa dan roh bagi PondokPesantren Moderen Islam Gontor. (2) Aktualisasi kelembagaanmeliputi; (a) aspek bidang pendidikan, (b) aspek keuangan, (c)aspek politis, (3) aktualisasi para santri, meliputi; (a)intelektual, (b) bahavioral, (4) Kemandirian diterpakn denganmenjaga keseimbangan pengetahuan antara kognitif, afekstif danpsikomotorik, sikap mental, mental-spiritual, sosial, morildan kemahiran hidup. (5) Kemandirian dalam bidang pendidikandiimplementasikan dalam praktek mengajar, bimbingan daninstruksi. Kemandirian telah diterapkan tidak hanya di dalamruang kelas (proses pendidikan dan pengajaran) tetapi jugasebagai kurikulum tersembunyi (ekstra dan ko-kuriculum) dangaya hidup di asrama pesantren tersebut. Faktor pendukungpenenerapan kemandirian diri dalam bidang pendidikan di Gontorlebih disebabkan penetapan sistem pendidikan dengan sekolahyang terintegrasi dan madrasah, melibatkan pemangku

Simposium Internasional 2013 Page | 26

kepentingan (steakholders), kepastian hukum dan berbagai halpenting yang utama di Gontor adalah menetapkan adanya waqfummah. Kewiraswastaan memiliki peran penting di dalamperubahan struktur ekonomi dan) meningkatkan aktualisasidiri25.

Menurut suatu penelitian tentang Monitor KewiraswastaanGlobal tahun 2011 Brazil mempunyai 27 juta orang dalam usiaproduktif antara 18 dan 64 tahun, yang memiliki bisnis. Iniberarti lebih dari satu dalam empat orang dewasa brazil adalahusahawan. Apabila dibandingkan dengan 54 negara-negara lain,Brazil digolongkan pada peringkat tiga-tertinggi. Fakta menarik lainyang ditemukan oleh Ipea, suatu agen pemerintah, adalah bahwa37 juta pekerjaan di Brazil telah dihubungkan ke bisnis denganberbagi jenis usaha.26 Berdasarkan riset di atas kitamengetahui bahwa umur itu bukanlah penghalang kepada orang-orang untuk menjadi entreprenuerships. Sedemikian sehingga, semuapara santripada Pondok Pesantren Moderen Islam Darul Ma'rifatjuga bisa dan berpotensi untuk wiraswastaan yang potensial.

KESIMPULAN

Kemahiran hidup dan kemampuan entreprenuurship (kemampuankewiraswastaan) telah diterapkan sepanjang para santribelajar(teaching-learning process) pada Pondok Moderen Islam DarulMa'rifat. Kemahiran hidup dan kemampuan kewiraswastaan yangtelah diajarkan oleh guru dan Kiyai melalui belajar sambilbekerja dengan bermacam-macam buissiness (industri kecil danmenengah) yang dijalankan di Gontor. Sehingga para santribisamengembangkan pengetahuan mereka tentang potensi dan kemampuanmereka. Maka, mereka mengenal apa yang mereka akan lakukanuntuk masa depan. Kemudian, mereka mempunyai suatu minat untukmembangun perusahaan mereka sendiri, seperti Dede Sulemansebagai alumni Gontor yang mempunyai suatu bussines di rumahmakan Jepang " Bento Ku”.27 Semua macam pengalaman life-skill dankemampuan kewiraswastaan membangun perasaan yakin pada diripara santri di Pomdok Moderen Islam Darul Ma’rifat.

25 Lisa Winker. Promoting Entrepreneurial Capacity.Jakarta : UNJ-WIDER. 200826 http://web.grupomaquina.com A spirit for entreprise, Finantial TimesOnline, May 8th,201227 Gontor Magazine The Path to Sucsess Entreprenuer of Japanese food. Vol 5. X /Sya’ban –Ramadhan 1433 H / 2012. Page. 82-83.

Simposium Internasional 2013 Page | 27

Industri kecil dan menengah sebagai peralatan untukbelajar para santriPondok Moderen Islam Darul Ma’rifat. Merekamengenal bagaimana cara mengatur pembuatan bisnis, perencanaanbisnis, bagaimana cara menjual produk mereka, bagaimana caramenangani pesaing mereka, bagaimana cara belajar sekitarperilaku konsumen, bagaimana cara mengiklankan produk mereka,bagaimana cara mengatur sumber daya manusia, bagaimana caramenghasilkan produk, bagaimana cara membuat saldo laporan danlain-lain Sedemikian sehingga, bermacam-macam pengetahuan yang(selama mereka sedang belajar Darul Ma'rifat Asrama SekolahIslam Modern) mereka punyai bisa meningkatkan aktualisasi dirimereka. Pada sisi lain, kecukupan diri dapat ditingkatkan olehkemahiran hidup dan kemampuan kewiraswastaan.

Di samping itu, bermacam-macam industri kecil danmenengah yang ditangani di Gontor yang secara relatif bisamenutupi kebutuhan institusi mereka, seperti; (1)Mengembangkan suatu gedung baru misalnya, ruang kelas, mesjid,asrama dan lain-lain di semua Gontor (sebagaimana kitamengetahui bahwa Gontoer mempunyai beberapa cabang, mulai dariGontor II- Gontor XIII yang ada di seluruh provinsi diIndonesia dan termasuk di Pondok Moderen Islam Darul Ma’rifatdan Institut Studi Islam Darussalam (ISID), (2) Mengembangkansumber daya manusia dengan mengirimkan guru dan dosen untukdapat melanjut studi mereka ke luar negeri, serta melibatkanguru atau dosen tersebut dalam pelbagai seminar nasional atauinternasional. (3) Membangun suatu investasi atas produkbisnis baru. (4) Melindungi nilai-nilai mereka sendiri. MotoGontor: (a) Berbudi tinggi, (b) Berbadan sehat, (c)Berpengetahuan luas dan (d) Berpikiran bebas. Serta Panca JiwaGontor: (a) Keikhlasan. (b) Kesederhanaan. (c) Berdikari. (4)Ukuwah Islamiah. (e) Kebebasan.(*).

DAFTAR PUSTAKA

Abaza, Mona, Islamic Education, Perceptions and Exchanges:Indonesian Students in Cairo, (Paris: Cahier deArchipel, 1994).

Abdullah, Taufik, Islam dan Masyarakat: Pantulan SejarahIndonesia, (Jakarta: LP3ES, 1987).

Simposium Internasional 2013 Page | 28

Azra, Azyumardi, “The Transmission of Islamic Reformism toIndonesia: Network of Middle-eastern and Malay-Indonesian “Ulama” in the Seventeenth and Eighteenth”,Ph.D dissertation, Colombia University, New York,1992.

Bidang Tarbiyah PP Persis. Pedoman Sistem Pendidikan PersatuanIslam. (Bandung: PP Persatuan Islam, 1996).

Boland, Bernard Johan. The Struggle of Islam in Indonesia1945-1947. (Leiden: E.J. Brill, 1982).

Dhofier, Zamakhsari, Tradition & Change In Indonesian IslamicEducation, (Jakarta: MORA, 1995)

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi tentangPandangan Hidup Kyai. (Jakarta: LP3ES, 1984).

Direktori Pondok Pesantren Proyek Peningkatan PondokPesantren, Direktorat Pembinaan Perguruan Agama IslamDirektorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama IslamDepartemen Agama, 2000.

Effendy, Bahtiar, Islam and the State: The Transformation ofIslamic Political Ideas and Practices in Indonesia,(Michigan: UMI Dissertation Services, 1994)

Encyclopaedia Britannica Deluxe Edition CD-ROM.EnsiklopediIslam di Indonesia, Departemen Agama, 1992/1993.

Federspiel, Howard M. Persatuan Islam: Islamic Reform inTwentieth Century Indonesia. (New York: CornellUniversity, 1970).

Feisal, Yusuf Amir. “Pesantren Gaya Baru, Sebuah Usulan.”Risalah, No. 7/Nopember 1993, h. 16-17.

Geertz, Clifford, “The Javanese Kijaji: the Changing Role ofa Cultural Broker”, CSSH, vol. 2, 1960, pp. 228-249.

Geertz, Clifford, The Religion of Java, (New York: The FreePress, 1960).

Hamid, Abu, “Sistem Pendidikan Madrasah dan Pesantren DiSulawesi Selatan”, dalam Taufik Abdullah (ed), Agama danPerubahan Sosial, Jakarta: Rajawali Press, cet. I, 1983,h. 385-389.

Hamid, Hamdani. Usaha Pembaharuan Pendidikan: PerubahanKurikulum Pesantren Persatuan Islam. (Bandung: CV.Dasita, 1993).

Hamzah, Abu Bakar, Al-Imam: Its Role in Malay Society 1906-1908, (Kuala Lumpur: Pustaka Antara, 1981).

Horikoshi, Hiroko, Kiyai dan Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M,1987).

Simposium Internasional 2013 Page | 29

Hurgronje, C. Snouck, Mekka in the Latter Part of the 19thCentury, (Leiden: E.J. Brill, 1931).

Jabir, Husain ibn Muhsin ibn Ali, Al-Thariq ila Jama’ah al-Muslimin, (Kuwait: Dar al-Dakwah, 1984).

Johns, A.H., , From Coastal Settlements to Sekolah Islam andCity: Islamization in Sumatra, the Malay Penensula andJava”, dalam, Indonesia: The Making of A Culture,(Canbera: Research School for Pacific Studies, 1980).

Karim, M. Rusli, Dinamika Islam di Indonesia: Suatu TinjauanSosial dan Politik, (Yogyakarta: Hanindita, 1985).

Kartodirdjo, Sartono, The Peasant Revolt of Banten in 1888:Its Conditions, Courses, and Sequel, (The Hague:Martinus Nijhoff, 1966).

Laporan Akhir Akreditas KMI, PPIM UIN Jakarta, 2004.Laporan Akhir Studi Pengembangan Sub-Sektor Pendidikan

Madrasah pada Proyek Peningkatan Perguruan Agama IslamTingkat Menengah ADB Loan 1519-INO, Jakarta: PT AmythasExperts and Associates, 2003.

Matheson, Virginia dan M.B. Hooker, “Jawi Literature inPatani: the Maintenance of an Islamic Tradition”,JMBRAS, vol. 16, I (1988), hal. 1-86.

Noer, Deliar, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942,(Jakarta: LP3ES, 1980)

Othman, Mohammad R., “The Middle Eastern Influence on theDevelopment of Religious and Political Thought in MalaySociety, 1880-1940”, (dissertasi Ph.D., University ofEdinburgh, 1994).

Rahman, Ahmad, Guruta H. Muhammad As’ad Al-Buqisiy (PeloporPendidikan di Sulawesi Selatan), Seminar HasilPenelitian Rutin (tidak diterbitkan), Badan LitbangAgama, Balai Penelitian Lektur Keagamaan Ujung Pandang,1996. Risalah, “Menuju Pesantren Mumpuni.” No.7/Nopember 1993, h. 14-15).

Ristiyanto, Sugeng, A Study on Management Perspective inRelation to the Existance of Islamic Institution:Pesantren Islam AI-Mukmin Ngruki Sukoharjo, (Thesis padaProgram magister Islamic Studies di UniversitasMuhammadiyah Surakarta, 2000)

Rosidi, Ajip. M. Natsir: Sebuah Biografi. (Jakarta: Giri MuktiPusaka, 1990).

Simposium Internasional 2013 Page | 30

Setiawan, Aking. “mencari Rumusan Tujuan PendidikanPesantren.” Risalah, No.3, Th.XXIII Sya’ban-Ramadhan1405 H/Mei 1985.

Statistik Madrasah Indonesia 2002-2003, Depag.Statistik Pondok Pesantren Indonesia 2002-2003, DepagSteenbrink, Karel A., Pesantren, Madrasah dan Sekolah:

Pendidikan Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3ES,1986).

Turmudi, Endang (1995), “The Charismatic Leadership of TheKyai in Contemporary East Java: Field Notes fromJombang”, dalam Masyarakat Indonesia: Majalah Ilmu-IlmuSosial Indonesia, year XXII nomor 2, Jakarta: LIPI.

Umam, Saiful dan Azyumardi Azra, Tokoh dan Pemimpin Agama:Biografi Sosial-Intelektual. Jakarta: Badan LitbangAgama, Departemen Agama, 1998.

UU No. 2 year 1989.UU No. 20, 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)UU No.4, 1950; UU No. 12 year 1954Wahid, Abdurrahman, “Pesantren sebagai Subkultur”, dalam M.

Dawam Rahardjo, (ed.), Pesantren dan Pembaharuan,(Jakarta: LP3ES, 1974).

Wijoyo, Alex Soesilo, “Shaykh Nawawi of Banten: Texts,Authority, and the Gloss Tradition”, (Ph. D.Dissertation, Colomnia University, New York, 1997).

Wildan, Dadan, Yang Da’i Yang Politikus: Hayat dan PerjuanganLima Tokoh Persis. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,1997).

Yatim, Badri, Sejarah Sosial Keagamaan tanah Suci: Hijaz(Mekah dan Madinah) 1800-1925, (Jakarta: Logos, 1999).