27
Jasa Layanan Informasi dan Perpustakaan Makalah : Perencanaan Perpustakaan Nama : Risma Intani Pertiwi NPM : 210210130098 Kelas : DIIP-B Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan Program Sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran 2014

Makalah perencanaan jasa perpustakaan

  • Upload
    unpad

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Jasa Layanan Informasi dan Perpustakaan

Makalah : Perencanaan Perpustakaan

Nama : Risma Intani Pertiwi

NPM : 210210130098

Kelas : DIIP-B

Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan

Program Sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Padjadjaran

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan bukan sekedar gudang buku. Persepsi itu kini

telah berubah, masyarakat telah memahami akan kebutuhan

informasinya dan mencari semua kebutuhan informasinya di

perpustakaan. Ragamnya kebutuhan informasi masyarakat berkembang

membuat layanan yang ada di perpustakaan juga beragam termasuk

salah satunya adalah perpustakaan umum desa yang mana memiliki

pengguna yang beragam.

Salah satu bagian yang cukup vital di perpustakaan adalah

bagian layanan sirkulasi karena layanan sirkulasi merupakan ujung

tombak jasa perpustakaan yang berhubungan langsung antara petugas

dengan pemustaka. Aktivitas bagian layanan menyangkut masalah

citra perpustakaan. Baik tidaknya sebuah perpustakaan berkaitan

erat dengan bagaimana layanan perpustakaan diberikan kepada

pemustaka. Bagian layanan sirkulasi merupakan tolok ukur

keberhasilan sebuah perpustakaan.

Adanya perbedaan kebutuhan pencari dan pengguna informasi di

lingkungan masyarakat, terjadi karena diantaranya terdapat juga

perbedaan tingkat pendidikan,mata pencaharian masyarakat pengguna

informasi maupun kondisi masyarakat yang bersifat

heterogen.Sebuah perpustakaan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan

informasi meskipun terjadi perbedaan kebutuhan informasi

sekalipun. Sehingga layanan sirkulasi perpustakaan yang akan

digunakanpun harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi

masyarakat pengguna informasi tersebut.Perpustakaan akan dinilai

baik secara keseluruhan oleh pemustaka jika mampu memberikan

layanan yang terbaik dan dinilai buruk secara keseluruhan jika

layanan yang diberikan buruk.

Layanan perpustakaan umum tingkat kabupaten harus mendukung

perkembangan kualitas pendidikan di daerah tersebut, dan menjadi

sarana rekreasi. Melalui layanan-layanan yang ada, perpustakaan

membantu masyarakat untuk mengeksplore ilmu pengetahuan secara

luas hingga bisa disebut perpustakaan adalah jendela dunia.Untuk

mengiringi kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang,

perpustakaan harus terus mengembangkan layanannya, dan terus

mengupgrade kualitas layanannya

B. Permasalahan Perancangan Konsep Layanan Sirkulasi

Permasalahan yang termuat dalam paparan latar belakang

masalah di atas adalah “Bagaimana merancang konsep layanan

sirkulasi pada perpustakaan umum disebuah kabupaten dengankondisi

masyarakat : tingkat pendidikan masyarakatnya rata- rata

berpendidikan SLTP,kondisi masyarakatnya yang bersifat

heterogen,dan mata percaharian masyarakatnya pegawai

pemerintahan,swasta,buruh,pedagang,dan sebagiankecil petani”

Tujuan Perancangan Konsep Layanan Sirkulasi

Mengacu kepada permasalahan penelitian tersebut, tujuan yang

hendak dicapai melaui perancangan konsep sirkulasidi tersebut

adalah untuk mengetahui konsep layanan sirkulasi apa yang tepat

dan cocok diberikan kepada masyarakat yang memiliki kebutuhan

informasi yang berbeda

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menghimpun

koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan

masyarakat umum. Menurut Hermawan dan Zen (2006 : 30),

“Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh

lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status

sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya.Sedangkan

Sjahrial-Pamuntjak (2000 ; 3) menyatakan bahwa Perpustakaan umum

ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan

serta rekamanlain untuk kepentingan masyarakat umum.

2.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Pada dasarnya penyelenggaraan perpustakaan umum memiliki beberapa

tujuan yang ingin dicapai. Menurut Yusuf (1996 :18), tujuan

Perpustakaan Umum antara lain

1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan

pustaka yang tersedia di Perpustakaan Umum

2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan

informasi yang tersedia di Perpus takaan Umum ;

3. Mendidik masyarakat agar dapat menggunakan informasi yang

tersedia di Perpustakaan Umum

4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri ;

5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan

imajinasi masyarakat

6. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, tanggung

jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional

2.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai universitas

rakyat, maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan

lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan

berbagai informasi,pengetahuan,teknologi,dan budaya sebagai

sumber belajar dalam memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan

bagi semua lapisan masyarakat. Oleh kaerna itu perpustakaan umum

dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa sangat strategis

posisinya karena fungsinya melayani semua lapisan masyarakat

untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan tanpa

persyaratan dan tanpa membayar.Perpustakaan umum merupakan

lembaga yang sangat demokratis,karena menyediakan sumber belajar

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa membedakan

suku,agama dan ras yang dianut,jenis kelamin,tingkat nasional,dan

umur.Perpustakaan umum menyediakan bahan bacaan dan sumber

lainnya bagi semua tingkatan umur yaitu kanak-

kanak,remaja,dewasa,dan usia lanjut laki laki maupun perempuan.

Apabila perpustakaan umum dapat dikelola dengan baik dan

keberadaanya dapat dijangkau oleh masyarakat maka perpustakaan

umum dapat berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang sangat

menunjang konsep pendidikan seumur hidup,dan mengakselerasi usaha

mencerdaskan kehidupan bangsa menuju masyarakat informasi.

Menurut Yusuf (1996 : 21) fungsi perpustakaan umum dapat

dijabarkan sebagai berikut :

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai jenis bahan

bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat

dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara

mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang

belajar seumur hidup dan gemar membaca

2. Fungsi Informatif

Perpustakaan Umum sama dengan berbagai jenis

perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi,

bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta

data-data penting lainnya yang perlukan pembaca.

3. Fungsi Kultural

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai bahanpustaka

sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk

tercetak/terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan

dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap

waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi

perpustakaan.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan Umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan

ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-

buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan

dewasa.

2.5 Visi dan Misi Perpustakaan Umum

Visi dan misi sebuah perpustakaan umum menurut buku

pedoman perspustakaan yang diterbitkan oleh perpustakaan

nasional adalah :

2.5.1 Visi Perpustakaan umum adalah terciptanya masyarakat

informasi atau masyarakat yang

cerdas

2.5.2 Misi Perpustakaan Umum adalah :

1. Menciptakan dan memantapkan kebiasaan membaca anak-

anak sejak usia dini.

2. Mendukung baik pendidikan perorangan baik secara

mandiri maupun pendidikan formal pada semua jenjang.

3. Memberi kesempatan bagi perkembangan kreativitas

pribadi

4. Menstimulasi imajinasi dan kreativitas anak-anak dan

orang muda.

5. Meningkatkan kesadaran terhadap warisan

budaya,apresiasi kepada seni dan kesenian dan hasil-

hasil penemuan ilmiah

6. Menyediakan akses-akses pada ekspresi-ekspresi

kultural dan semua seni pantas

7. Mendorong dialog antarnegar oleh keanekaragaman-

ragaman budaya

8. Mengusahakan agar setiap penduduk dapat akses

terhadap informasi yang tersedia untuk masyarakat

9. Memberi layanan informasi yang sesuai kepada

perusahaan –perusahaan,perkumpulan-perkumpulan,dan

kelompok sekitar yang memerlukan

10. Memberi kemudahan pada pengembangan

informasi,peningkatan keterampilan dan penggunaan

komputer dan perangkat keras lainya teknologi

informasi

11. Mendukung dan berpartisipasi pada kegiatan dan

program-program pemberantasan buta huruf “Literacy”

untuk semua kelompok usia dan apabila perlu untuk

memprakarsai kegiatan ini.

BAB III

ANALISIS PERMASALAHAN

Konsep Layanan Sirkulasi dengan Masyarakat yang Heterogen dan

Tingkat Pendidikan Rata-Rata SLTPA

Salah satu bagian yang cukup vital di perpustakaan adalah

bagian layanan sirkulasi karena layanan sirkulasi merupakan ujung

tombak jasa perpustakaan yang berhubungan langsung antara petugas

dengan pemustaka. Aktivitas bagian layanan menyangkut masalah

citra perpustakaan. Baik tidaknya sebuah perpustakaan berkaitan

erat dengan bagaimana layanan perpustakaan diberikan kepada

pemustaka. Bagian layanan sirkulasi merupakan tolok ukur

keberhasilan sebuah perpustakaan.

Adanya perbedaan kebutuhan pencari dan pengguna informasi di

lingkungan masyarakat, terjadi karena diantaranya terdapat juga

perbedaan tingkat pendidikan,mata pencaharian masyarakat pengguna

informasi maupun kondisi masyarakat yang bersifat

heterogen.Sebuah perpustakaan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan

informasi meskipun terjadi perbedaan kebutuhan informasi

sekalipun. Sehingga layanan sirkulasi perpustakaan yang akan

digunakanpun harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi

masyarakat pengguna informasi tersebut.Perpustakaan akan dinilai

baik secara keseluruhan oleh pemustaka jika mampu memberikan

layanan yang terbaik dan dinilai buruk secara keseluruhan jika

layanan yang diberikan buruk.

Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris “circulation”yang

mempunyai arti perputaran, peredaran. Sedangkan dalam ilmu

perpustakaan, kata sirkulasi sering dikenal dengan pemanfaatan

bahan pustaka.

Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruaan Tinggi

(2004 : 6): Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan melayangkan

koleksi perpustakaan kepada para pemakai atau pengguna

perpustakaan dengan berbagai macam kegiatan seperti:

1. Membuat peraturan mengenai pemakaian/peminjaman koleksi,

misalnya yang mengatur :

a. Siapa saja yang boleh ,memakai fasilitas perpustakaan

b. Syarat-syaratnya apa saja

c. Hak-haknya apa saja

d. Lamanya jangka waktu peminjaman

e. Banyaknya koleksi bahan pustaka yang boleh dipinjam

keluar oleh setiap orang/anggota perpustakaan.

f. Sanksi-sanksi bila terlambat mengembalikan pinjaman bahan

pustaka ataupun bila terjadi pelanggaran terhadap

peraturan perpustakaan.

2. Membuat pengumuman tentang pendaftaran anggota perpustakaan

langsung tertulis diperpustakaan.

3. Melakukan penagihan kepada para anggota perpustakaan yang

belum mengembalikan pinjamannya, padahal sudah habis batas

waktu peminjamanya dengan cara ditagih langsung ataupun

lewat surat tagihan.

4. Mencatat dengan tertib dan teratur semua pemasukan uang

pendaftaran anggota perpustakaan maupun uang denda

keterlambatan pengembalian koleksi pustaka, untuk kemudian

menyetorkannya kepada yang berwenang ataupun pimpinan

perpustakan.

5. Melayani permintaan “Surat Bebas Pinjaman Pustaka(SBPP)”

kepada para anggota perpuastakan yang memerlukan untuk

keperluan studi.

2.1. Pengertian Sirkulasi

Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris “Circulation” yang

berarti perputaran, peredaran, seperti pada “ sirkulasi udara”

sirkulasi uang dan sebagainya. Dalam ilmu perpustakaan, sirkulasi

sering dikenal dengan peminjaman namun demikian pengertian

pelayanan sirkulasi sebenarnya adalah mencakup semua bentuk

kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan

koleksi perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk

kepentingan pengguna jasa perpustakaan (Lasa Hs., 1993 : 1)

Salah satu kegiatan utama atau jasa utama perpustakaan

adalah peminjaman buku dan materi lainya. Kegiatan peminjaman ini

sering dikenal dengan nama sirkulasi artinya peminjaman. Bagian

ini, terutama meja sirkulasi, seringkali di anggap ujung tombak

jasa perpustakaan karena bagian inilah yang pertama kali

berhubungan dengan pengguna atau pemakai serta paling sering di

gunakan pemakai, karenanya unjuk kerja staf sirkulasi dapat

berpengaruh terhadap citra perpustakaan ( Sulistiyo-Basuki 1991 :

257)

2.2. Tujuan dan Hal – Hal Pelayanan Sirkulasi

Pelayanan sirkulasi merupakan ujung tombak pelayanan, Lasa Hs.

(1993 : 1) menyatakan bahwa jenis pelayanan yang dekat dan dengan

pengunjung ini merupakan bagian penting dalam suatu perpustakaan,

yang bertujuan:

1. Supaya mereka mampu memanfaatkan.

2. Mudah diketahui siapa yang meminjam koleksi tertentu, dimana

alamatnya, kapan koleksi kembali.

3. Terjadinya pengembalian pinjaman dalam waktu yang lelas.

4. Diperoleh data kegiatan perpustakaan, terutama yang

berkaitan dengan pemanfaatan koleksi.

5. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui.

2.1 Kegiatan Pelayanan Sirkulasi

Semua kegiatan yang dilakukan pelayanan sirkulasi saling

berkaitan, maka hendaklah

layanan sirkulasi disusun dan terkoordinasi sesuai dengan jenis

tugas pada setiap bagian.Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 98) Proses

pelayanan sirkulasi meliputi kegiatan sebagai berikut:

1.Keanggotaan

2.Peminjaman

3.Pengembalian

4.Perpanjangan

5.Penagihan

6.Sanksi

7.Memberikan keterangan bebas/bersih pinjaman

2.1.1 Keanggotaan

Keanggotaan perpustakaan sangat perlu untuk mempermudahkan

pengguna dalam meminjam koleksi perputsakaan. Untuk pengurusan

keanggotaan setiap perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. Pada

perpustakaan tertentu ada punggutan uang pendaftaran dan ada pula

yang

tidak, menyerahkan fotodiri serta foto kopi tanda pengenal, semua

ini diperlukan untuk mengenal jati diri anggota.Keanggotaan

merupakan tanda bukti bahwa pengguna perpustakaan sudah

mendaftarkan dirinya sebagai anggota perpustakaan. Keanggotaan

ini menunjukkan bahwa pemegangnya mempunyai hak untuk fasilitas

perpustakaan, membaca dan meminjam bahan pustaka yang ada

diperpustakaan.Karena pelayanan sirkulasi ini harus memperhatikan

kondisi masyarakat yang heterogen dengan tingkat masyarakatnya

yang rata-rata berpendidikan SLTP,maka kenaggotaan pustakawan

juga dapat diambil dari masyarakat diluar pustakawan yang diberi

pendidikan dan latihan sebagai bekal proses menjadi pustakawan.

Menurut Sutarno, N.S (2003 : 98-99):Kegunaan dari pada

pendaftaran anggota adalah:

1. Mengetahui jati diri peminjam, memperlihatkan tanggung jawab

untuk mengamankan milik perpustakaan dan melindungi hak

pembaca yang lain, yang memungkinkan ingin mempergunakan

dengan baik.

2. Mengukur daya guna perpustakaan bagi mereka yang

dilayaninya.

3. Mengukur kedudukan sosialnya dengan jalan mengetahui jumlah

buku yang dipinjam oleh para pembaca.

4. Mengetahui golongan peminjaman untuk mengetahui pula

kebutuhan mereka, selera yang sesuai dapat dipergunakan

sebagai data perbandingan dengan perpustakaan lain, kemudian

meningkatkan.Untuk pendaftaran anggota diperlukan

formulirpendaftaran untuk diisi oleh calon anggota yang

berisi keterangan tentang data pribadi anggota.

2.3.2 Peminjaman

Peminjaman bahan pustaka merupakan kegiatan yang

dilaksanakan pada bagian layanan sirkulasi. Layanan ini hanya

terbuka bagi pengguna perpustakan yang terdaftar sebagai anggota

Perpustakaan.Biasanya tingkat pendidikan mencerminkan tingkat

ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat.Dalam kasus ini

kondisi masyarakat yang rata-rata berpendidikan SLTP,meskipun

layanan ini terbuka untuk pengguna perpustakaan yang sudah

terdaftar sebagai anggota,pendaftaran untuk menjadi anggotapun

harun disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakan sekitar yaitu

dibawah angka Rp 5000 dan prosesnya pun menggunakan sistem daftar

langsung menjadi anggota,tanpa menunggu waktu yang lama dari

proses pendaftaran ke proses anggota.Agar perpustakaan umum ini

bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat termasuk pegawai

pemerintahan,swatsta,buruh,pedagang,maupun petani .Karena tidak

semua pengunjung perpustakaan membaca diperpustakaan, terutama

untuk bahan pustaka yang berjenis fiksi, karena keterbatasan

waktu yang dimiliki pengguna, maka dari itu bahan pustaka

tersebut umumnya dibawa pulang.

Dilatar belakangi hal tersebut maka perpustakaan selalu

menyediakan jasa peminjaman bagi pengguna. Metode peminjaman yang

dipilih diharapkan dapat diterapkan secara efektif

diperpustakaan. Keefektifan ini dapat terlihat dari kecepatan

layanan dan keekonomisan.

Sesuai dengan Buku Pedoman Pengolahan Koleksi Perpustakaan

Perguruan Tinggi (1999:34), “Layanan peminjaman merupakan

kegiatan pencatatan pustaka yang dipinjamkan oleh

pengguna.”Sesuai yang tercantum dalam Buku Pedoman Umum

Pengolahan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (2000:36):

Langkah-langkah peminjaman pustaka sebagai berikut:

1. Peminjam menunjukkan kartu anggota yang masih berlaku.

2. Petugas mencatat.

a. Nomor atau nama anggota yang bersangkutan.

b. Tanggal kembali pada kartu buku.

c. Tanggal kembali pada lembaran tanggal kembali (date due

slip) untuk mengingatkan peminjam waktu penggembalian

buku.

d. Nomor panggil buku(call number)dan tanggal kembali buku

pada kartu induk peminjaman anggota bersangkutan, bila

menggunakan sistem kartu besar.

3. Peminjam menanda tangani kartu buku.

4. Buku diserahkan kepada peminjam.

5. Petugas menyusun kartu buku pada kotak kartu buku

berdasarkan tanggal kembali.

6. Petugas menyusun kartu induk peminjaman berdasarkan nomor

urut kartu anggota atau abjad nama peminjam pada sistem buku

besar.

Semua langkah kerja peminjaman bertujuan untuk :

a. Menggunakan koleksi dan menghindari hilangnya bahan pustaka.

b. Mengetahui siapa peminjam buku serta berapa jumlah buku yang

dipinjamnya.

c. Mengetahui batas waktu pengembalian buku-buku yang sedang

beredar.Senada dengan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan

Tinggi (2004 : 74):

Prosedur meminjamkan bahan Pustaka adalah sebagai berikut:

1. Pengguna menunjukan tanda pengenal sebagai anggota

perpustakaan.

2. Petugas memeriksa tanda pengenal pengguna.

3. Pada perpustakaan yang menganut sistem tetutup, langkah

ketiga berlangsung sebagai berikut:

a. Pengguna menyerahkan formulir permintaan peminjaman yang

telah diisi.

b. Petugas mencari bahan sesuai dengan data yang tertulis

dalam formulir.

Pada perpustakaan yang menganut sistem terbuka,

langkah ketiga berlangsung sebagai

berikut:

a. Pengguna menyerahkan bahan perpustakaan yang telah

dipilihnya

b. Petugas mencatat nomor anggota dan tanggal kemabli pada

kartu buku yang tersimpan pada katalog buku.

c. Petugas mencatat nomor anggota dan tanggal bahan

perpustakaan itu harus dikembalikan pada lembar tanggal

kembali.

d. Petugas mencatat kode bahan perpustakaan dan tanggal

kembali.

4. Pengguna membubuhkan tanda tangan pada kartu bahan

perpustakaan.

5. Petugas menyerahkan bahan perpustakaan tersebut pada

pengguna.

6. Petugas menyusun kartu pada kotak sebagai berikut:

a. Menurut tanggal kembali bahan perpustakaan, kemudian

b. Setiap kumpulan kartu dengan tanggal kembali yang sama,

disusun menurut urutan kode bahan perpustakaan.

7. Petugas menyusun kartu peminjaman dalam kotak kartu pinjaman

menurut nama pengguna, kemudian menurut urutan nomor tanda

pengenal.Semua langkah peminjaman bertujuan untuk:

1. Mengamankan koleksi dan menghindari hilangnya bahan

pustaka

2. Mengetahui siapa peminjam buku serta berapa jumlah buku

yang dipinjamnya

3. Mengetahui batas waktu pengembalian buku-buku yang sedang

beredar

2.3.3 Pengembalian

Tidak semua pengunjung perpustakaan senang membaca

diperpustakaan sehingga harus meminjam buku yang mereka butuhkan.

Buku yang dipinjam pengguna harus dikembalikan keperpustakaan.

Pengembalian bahan pustaka tersebut harus tepat pada waktunya,

agar pengguna yang lain dapat mempergunakan bahan pustaka

tersebut. Hal ini berhubungan erat dengan

jumlah bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Sebuah

perpustakaan yang memiliki koleksi yang terbatas, pada umumnya

pengembalian bahan pustaka yang tepat waktu merupakan hal yang

sangat penting, termaksuk penentuan waktu peminjaman bahan

pustaka yang sangat singkat.

Dengan demikian perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan

pengguna, karena memiliki koleksi yang sangat terbatas. Ada dua

cara pengembalian bahan pustaka yang biasa dilakukan

diperpustakaan, yaitu pengguna membawa langsung bahan pustaka

yang hendak dikembalikan dengan memasukan dari luar kedalam kotak

pengembalian. Jika pengguna membawa langsung bahan pustaka yang

hendak dikembalikan kemeja sirkulasi.Sesuai dengan peminjaman,

perpustakaan juga membutuhkan beberapa sarana untuk pengembalian

bahan pustaka. Sarana ini berguna untuk memperlancar kegiatan

pengembalian bahan pustaka diperpustakaan.

Sarana pengembalian bahan pustaka yang biasa digunakan

terdiri dari:

1. Kartu buku

2. Stempe l “tanda kembali” untuk memberikan tanda bukti

bagi pengguna bahwa bahan pustaka yang dipinjamnya telah

dikembalikan.

Pada waktu bahan pustaka dikembalikan oleh peminjam, petugas

harus memeriksa apakah kondisi dari bahan pustaka dalam keadaan

baik atau tidak dan apakah waktu pengembalian bahan pustaka

terlambat atau tidak.Pelayanan pengembalian pada perpustakaan

kecil, bagian ini sering dijadikan satu dengan bagian peminjaman.

Tetapi untuk perpustakaan besar bagian ini dapat berdiri

sendiri.Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi

(2004 : 81): Langkah kerja yang dilakukan oleh perpustakaan dalam

prosedur pengembalian bahan perpustakaan adalah:

1. Memeriksa keutuhan buku dan tanggal kembali pada lembar

tanggal kembali setelah pengguna menyerahkan bahan

perpustakaan yang akan dikembalikan.

2. Mengambil kartu buku berdasarkan tanggal kembali.

3. Mengambil kartu pinjaman dari kotak kartu pinjaman

berdasarkan nomor anggota yang tertera pada kartu buku.

4. Membubuhkan stempel tanda “kembali” pada kartu buku, lembar

tanggal kembali, dan kartu pinjaman.

5. Mengembalikan kartu buku pada kantong buku.

6. Mengembalikan kartu pinjam kedalam kotak kartu buku.

7. Mengelompokkan buku menurut kode bukunya untuk dikembalikan

ke dalam rak.

8. Memilih buku:

a. Yang rusak tetapi masih dapat diperbaiki diletakkan pada

suatu tempat untuk dikirim ke unit perawatan.

b. Yang rusak tidak dapat diperbaiki diletakkan pada tempat

lain untuk disiangi.

2.3.4. Perpanjangan

Perpanjangan waktu peminjaman tergantung kepada kebijakan

perpustakaan, ada perpustakaan yang memberikan perpanjangan

sebanyak dua kali saja dan juga hanya memberikan satu kali saja.

Sjahrial Pamuntjak dalam Buku Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan

(2004 : 24):

Prosedur perpanjangan masa pinjam adalah sebagai berikut:

1. Pengguna membawa buku yang dipinjam ke meja layanan.

2. Petugas memeriksa formulir penempahan.

3. Jika tidak ada menempah, petugas membubuhkan tanggal yang

baru pada kartu pinjam dan kartu buku.

4. .Jika ada yang menempah, petugas tidak memberikan ijin

perpanjanganPerpustakaan juga membutuhkan sarana untuk

kegiatan perpanjangan masa pinjam bahan pustaka. Beberapa

sarana yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan perpanjangan

masa pinjam bahan pustaka adalah sebagai berikut:

a. Kartu pinjam

b. Kartu buku

c. Stempe l tanggal

2.3.5 Penagihan

Penagihan Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi

(2004 : 83): Prosedur penagihan berlangsung sebagai berikut:

1. Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan

tanggal kembali bahan perpustakaan;pekerjaan ini harus

dilakukan setiap hari.

2. Petugas membuat surat penagihan rangkap dua; lembar pertama

dikirimkan kepada peminjam, sedangkan lembar kedua disimpan

sebagai pertinggal.

3. Bila bahan pustaka dikembalikan setelah ditagih, petugas

memprosesnya berdasarkan proses pengembalian.Menurut

Sutarno, N.S (2003 : 104): Apabila sudah beberapa kali

dikirim surat peneguran tidak juga berhasil buku diperoleh

kembali, perpustakaan masih dapat menjalankan tindakan

sebagai berikut:

a. Buku diambil dari rumah peminjam dengan biaya

pengembalian dibebankan kepada peminjam. Cara ini

kebanyakan dikerjakan oleh perpustakaan umum.

b. Izin untuk meminjam ditarik dari anggota untuk waktu yang

tertentu.

c. Khusus diperpustakaan perguruan tinggi sanksi dapat

berupa tindakan akademis, misalnya: tidak diberitahu

nilai kuliah, tidak diserahkan ijazah si mahasiswa yang

belum dikembalikan semua buku(bebas dari peminjaman).

Cara terakhir ini hanya dapat dijalankan dengan seizin

Dekan atau Rektor dan dalam kerjasama Administrasi

Pendidikan.Mengadakan pendaftaran kembali setiap tahun,

adalah jalan yang efektif untuk pengawasan terhadap

kembalinya buku dari peminjam.

2.3.6 Pemberian Sanksi

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 :

83-84): Sanksi yang diberikan bergantung kepada bobot

pelanggaran, sanksi yang lazim dikenakan kepada pengguna ada tiga

macam:

1. Denda.

2. Sanksi administrasi, misalnya tidak boleh meminjam bahan

perpustakaan dalam waktu tertentu.

3. Sanksi akademik, berupa pembatalan hak dalam kegiatan

belajar-mengajar.

Karena kita menganalisis tentang konsep layanan sirkulasi

perpustakaan umum maka kita hanya menggunakan poin satu dan

dua saja.

2.3.7 Bebas Pinjaman

Bebas tagihan adalah salah satu kegiatan pada pelayanan

sirkulasi, yang memberi keterangan tanda bukti tidak lagi

mempunyai pinjaman diperpustakaan. Keterangan bebas tagihan

berfungsi untuk mencegah kemungkinan kehilangan bahan

pustaka.Menurut Buku

Pedoman Perpustakaan Perguruan (2004 : 83-84): Pemberian surat

keterangan “bebas pinjam” dilaksanakan dengan cara sebagai

berikut:

1. Pengguna yang membutuhkan keterangan “bebas pinjaman”

menyerahkan tanda pengenal.

2. Petugas mengambil kartu pinjaman berdasarkan nomor anggota

yang tertera pada tanda pengenal.

3. Petugas memeriksa ada tidaknya pinjaman yang belum

dikembalikan pada kartu pinjaman.

4. Kartu pinjaman yang menunjukkan bahwa pengguna tidak

mempunyai pinjaman distempel “bebas pinjam”.

5. Petugas mengisi tanda bukti :bebas pinjaman” dengan

identitas pengguna.

Daftar Pustaka 

Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta :

Grasindo

Hamakonda, Towa. 2008.Pengantar Klasifikasi Perpsepuluhan Deway. Jakarta :

Gunung Mulia

Lasa Hs. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book

Publisher Media Pustakawa Indonesia. Vol. 11 (2) Juni 2004. 

Perpustakaan Nasional RI. 1994. Perpustakaan Sekolah: Suatu Petunjuk

Membina, Memakai, dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah. Jakarta :

Perpusnas RI.

Perpustakaan Tinggi di Indonesia, Institut Teknologi Bandung,

Bandung, 1981

Planning and Design of Library Building, Van Nostrand Reinhold,

Oxford, 1989

Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya, Kanisius,

Yogyakarta, 1988

Taufiq A.D dan Tri S. 2000. Pedoman Pengelolaan Perpustakaan  Madrasah.

Yogyakarta: BEP-FKBA-LPPI

Yusuf, Pawit M. 2010. Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan Sekolah.

Jakarta : Kencana.