392
i MAKNA HIDUP PADA PEMAIN WAYANG WONG SRIWEDARI (STUDI KUALITATIF FENOMENOLOGIS) Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi SKRIPSI Disusun Oleh: Gilang Rastu Gati M2A009041 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014

makna hidup pemain wayang wong sriwedari

Embed Size (px)

Citation preview

i

MAKNA HIDUP PADA PEMAIN WAYANG WONG SRIWEDARI

(STUDI KUALITATIF FENOMENOLOGIS)

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Guna Memperoleh Derajat

Sarjana S-1 Psikologi

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Gilang Rastu Gati

M2A009041

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

ii

HALAMAN PENGESAHAN

MAKNA HIDUP PADA PEMAIN WAYANG WONG SRIWEDARI

(STUDI KUALITATIF FENOMENOLOGI)

Dipersiapkan dan Disusun Oleh :

Gilang Rastu Gati

Telah dipertahankan di depan dewan penguji

Pada tanggal 5 Maret 2014

Susunan Dewan Penguji

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

1. Drs. Zaenal Abidin, M. Si. 1 Dra. Endang Sri Indrawati, M. Si.

2 Yohanis F. La Kahija, S. Psi, M. Sc.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar sarjana

Tanggal ……………….

Prasetyo Budi Widodo, S.Psi, M.Si

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin

Dengan menyebut namamu ya Alloh aku bersyukur atas nikmat dan karunia yang

telah diberikan kepadaku atas selesainya karya sederhana ini.

Kupersembahkan karya ini kepadaMu ya Alloh

Semua rasa syukur dipanjatkan kepadamu, tanpamu aku bukan apa-apa dan bukan

siapa-siapa

karenaMu aku memiliki keluarga, saudara, sahabat, dosen, pembimbing dan para

pemain wayang wong yang baik hati.

Hidup lengkap dan sempurna karena mereka bersamaku.

Terimakasih atas semuanya.

iv

HALAMAN MOTTO

“Dengan melibatkan diri pada kegiatan yang bermakna, seseorang akan

menikmati kebahagiaan sebagai hasil sampingan”

(William S. Sahakian)

“Manusia tidak sekedar hidup, tetapi dia selalu memutuskan bentuk hidup yang

akan dijalaninya, menjadi apa dia pada detik berikutnya”

(Frankl)

“Orang yang hebat atau memaknai hidup itu mensyukuri proses hidup selama

hidupnya”

(J)

“wong tekun bakal tekan”

(M)

“Siapa yang tidak mensyukuri manusia maka dia tidak mensyukuri Allah”

(HR. Abu Daud dan At-Turmuzi).

“Doa adalah ungkapan manusia untuk Tuhan demi mencapai kebahagiaan”

(Penulis)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prasetyo Budi Widodo, S. Psi, M. Si. selaku Dekan Fakultas

Psikologi UNDIP.

2. Bapak Drs. Zaenal Abidin, M. Si. selaku Dosen Pembimbing Utama.

Terima kasih atas waktu, kesabaran, saran, nasihat, semangat, pelajaran

hidup dan ilmu agama yang Ibu berikan selama membimbing peneliti.

3. Ibu Harlina Nurtjahjanti, S. Psi, M. Si. selaku dosen wali. Terima kasih atas

kesabaran, waktu, ilmu dan pengalaman hidup yang Ibu berikan.

4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UNDIP. Terima kasih atas segala

kesabaran, ilmu yang bermanfaat dan pengalaman hidup yang berharga bagi

peneliti.

5. Seluruh staff akademik, staff perpustakaan, staff keamanan, staff kebersihan

maupun seluruh karyawan Fakultas Psikologi UNDIP. Terima kasih atas

seluruh bantuannya.

6. Keempat subjek penelitian M, G, J, dan H. Terima kasih atas waktu dan

kesedian yang telah diberikan pada peneliti.

vi

7. Arman, Zaenudin, Dwi Nur, Fajar, Aziz dan Cikal selaku triangulan subjek.

Terima kasih atas waktu dan kesedian yang telah diberikan peneliti.

8. Ayah (Darmuji) dan Ibu (Asmiyati) selaku orangtua peneliti. Terima kasih

atas doa, upaya, dukungan, kasih sayang dan kepercayaan yang ayah dan

ibu berikan.

9. Kakak terhebat Ian Fajri, tanpa dukunganmu saya tidak akan bisa seperti ini.

10. Kakek dan Nenek tercinta. Terimakasih untuk doa yang telah kalian

Panjatkan pada Alloh untuk kesuksesanku.

11. Adinda Pradita Sita Devi Normasari. Terimakasih atas dukungan, doa serta

kasih sayang yang diberikan.

12. Segenap keluarga besar wayang wong sriwedari. Terimakasih atas kebaikan

dan keramahannya.

13. Segenap keluarga besar organisasi pecinta alam psikologi hijau.

Terimakasih atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan.

14. Segenap keluarga besar angkatan 2009 reguler 1. Terimakasih telah

menerima dan memberi dukungan sebagai keluarga.

15. Keluarga besar kos ibu Juariah yang berisikan anak-anak kota Gombong.

Terimakasih atas motivasi yang diberikan oleh kalian, teruntuk ibu dan

bapak kos terima kasih telah memperhatikan saya seperti anak anda sendiri.

16. Keluarga besar Full Colour Comunity Gombong. Terimakasih atas

dukungan saudara-saudara pecinta modifikasi motor.

vii

17. Dan semua orang, semua pihak, yang terlibat dalam pembuatan skripsi

peneliti dan menjadi bagian dalam kehidupan peneliti yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari skripsi yang telah disusun masih jauh dari sempurna.

Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar mampu

memberikan yang terbaik di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.

Semarang, Februari 2014

Gilang Rastu Gati

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................ i

Halaman Pengesahan ................................................................................... ii

Halaman Persembahan ................................................................................ iii

Halaman Motto ........................................................................................... iv

Kata Pengantar ............................................................................................ v

Daftar Isi ...................................................................................................... viii

Daftar Lampiran ......................................................................................... xii

Daftar Tabel .................................................................................................. xiii

Daftar Gambar ............................................................................................. xiv

Abstrak .......................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A.Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

1.Minat dan ketertarikan ............................................................................ 1

2.Permasalahan .......................................................................................... 9

3.Pertanyaan penelitian ............................................................................. 9

B.Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10

C.Manfaat Penelitian ...................................................................................... 10

1.Manfaat teoretis ...................................................................................... 11

2.Manfaat praktis ....................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 12

A.Makna Hidup .............................................................................................. 12

1.Definisi Makna Hidup ............................................................................ 12

ix

2.Sumber-sumber Makna Hidup ............................................................... 14

a. Nilai Kreatif ...................................................................................... 14

b. Nilai Penghayatan ............................................................................. 15

c. Nilai Bersikap ................................................................................... 15

3. Karakteristik Makna Hidup ................................................................... 16

a. Makna Hidup Sifatnya Unik, Pribadi, dan Temporer ....................... 16

b. Kongkret dan Spesifik ..................................................................... 16

c. Memberi Pedoman dan Arah ............................................................ 17

4. Situasi-situasi Manusia Menemukan Makna Hidup ............................. 17

5. Landasan Logoterapi ............................................................................. 17

B. Taman Sriwedari ...................................................................................... 20

Sejarah Taman Sriwedari .......................................................................... 20

C. Wayang Wong .......................................................................................... 21

1. Definisi Wayang .................................................................................... 21

2. Jenis-jenis Wayang ............................................................................... 23

3. Definisi Wayang Wong ......................................................................... 25

4. Sejarah Wayang Wong Sriwedari .......................................................... 25

5. Definisi Pemain Wayang Wong ............................................................ 28

D. Dinamika Alur Pemikiran Peneliti ............................................................ 29

E.Gambaran Psikologi Alur Pemikiran Peneliti ........................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 32

A.Perspektif Fenomenologis .......................................................................... 32

B.Fokus Penelitian ........................................................................................ 34

x

C.Subjek Penelitian ........................................................................................ 35

D.Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 36

E.Analisis Data ............................................................................................... 37

F.Verifikasi Data ............................................................................................ 40

1.Kredibilitas (Validitas Internal) .............................................................. 40

2.Trasferabilitas ......................................................................................... 40

3.Dependabilitas (reabilitas) ..................................................................... 41

4.Konfirmabilitas (objektivitas) ................................................................ 42

BAB IV ANALISIS DATA .......................................................................... 43

A.Deskripsi Kancah ....................................................................................... 43

B. Deskripsi Pengalaman Peneliti di Lapangan ............................................. 46

C. Horisonalisasi ............................................................................................ 58

D.Unit-unit Makna ......................................................................................... 58

E.Pemetaan Konsep........................................................................................ 93

F. Esensi atau Makna Terdalam ................................................................... 96

G. Verifikasi Data .......................................................................................... 97

BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 100

A.Temuan Peneliti.......................................................................................... 100

1.Dinamika psikologis subjek #1 .............................................................. 100

2.Dinamika psikologis subjek #2 .............................................................. 106

3.Dinamika psikologis subjek #3 .............................................................. 111

4.Dinamika psikologis subjek #4 .............................................................. 118

5.Dinamika psikologis keseluruhan subjek ............................................... 125

xi

B.Interpretasi Teoretis .................................................................................... 134

BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 149

A.Kesimpulan ................................................................................................ 149

B. Saran .......................................................................................................... 151

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 153

LAMPIRAN .................................................................................................. 156

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Panduan Wawancara ................................................................. 156

Lampiran II : Transkrip Wawancara ............................................................. 159

Lampiran III : Horizonalisasi ......................................................................... 251

Lampiran IV : Informed Concent dan Surat Pernyataan ................................ 348

Lampiran V : Foto Subjek .............................................................................. 360

Lampiran VI : Surat Permohonan Penggalian Data ....................................... 366

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Identitas Subjek #1 ......................................................................... 47

Tabel 4.2 Identitas Subjek #2 ......................................................................... 50

Tabel 4.3 Identitas Subjek #3 ......................................................................... 52

Tabel 4.4 Identitas Subjek #4 ......................................................................... 55

Tabel 4.5 Identitas Keseluruhan Subjek ........................................................ 57

Tabel 4.6 Tabel Unit-unit Makna dan Makna Psikologis .............................. 59

xiv

DAFTAR GAMBAR

Bagan 2.1 Bagan alur pemikiran peneliti ....................................................... 31

Bagan 4.7 Pemetaan Konsep .......................................................................... 94

Bagan 5.1 Dinamika psikologis subjek #1 ..................................................... 105

Bagan 5.2 Dinamika psikologis subjek #2 ..................................................... 110

Bagan 5.3 Dinamika psikologis subjek #3 ..................................................... 117

Bagan 5.4 Dinamika psikologis subjek #4 ..................................................... 124

Bagan 5.5 Dinamika psikologis keseluruhan subjek ..................................... 133

xv

Makna Hidup Pada Pemain Wayang Wong Sriwedari

(Studi Kualitatif Fenomenologis)

Oleh

Gilang Rastu Gati

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Abstrak

Makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting, berharga, dan

didambakan serta memberikan nilai khusus bagi diri seseorang. Makna hidup juga

layak dijadikan tujuan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan

gambaran mengenai makna hidup dari para pemain wayang wong yang berada di

Sriwedari di kota Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan

pendekatan fenomenologis. Jumlah subjek dalam penelitian berjumlah empat

orang ditentukan secara purposif.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah latar belakang keempat subjek

dalam pemilihan pekerjaan sebagai pemain wayang wong karena memiliki bakat

dan memiliki leluhur yang berkecimpung di kesenian wayang wong. Alasan

subjek bertahan dalam bekerja dikarenakan mereka mencintai pekerjaannya, tidak

memiliki keahlian lain, dan keinginan untuk berkarya. Mereka juga memiliki

tujuan yang sama dalam bekerja yaitu mencukupi kebutuhan keluarganya.

Keempat subjek penelitian bersyukur atas apa yang telah mereka dapatkan serta

mengaggap hidupnya sejahtera.

Perubahan fisik memberikan pengaruh kepada subjek dalam bekerja, selain itu

peran yang didapatkan dalam setiap pertunjukannyapun mengalami perubahan

menjadi tokoh buto dan emban.

Pencapaian makna hidup yang didapatkan subjek adalah kebahagiaan, bekerja

sepenuh hati, mencintai keluarga, anak-anak sukses, menghasilkan karya seni,

menghidupi anak istri, dan pada ketiga subjek laki-laki terdapat kesamaan yaitu

menjalankan perannya sebagai ayah. Upaya mereka dalam mencapai makna hidup

dilakukan melalui nilai berkarya, nilai penghayatan dan nilai bersikap.

Kata kunci : Pemain Wayang Wong, Makna Hidup.

1

PENDAHULUAN

BAB I

A. Latar Belakang Masalah

1. Minat dan Ketertarikan

Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kebudayaan pada

setiap daerahnya, salah satu budaya yang melegenda di Indonesia adalah kesenian

wayang. Kesenian wayang merupakan gambaran dari kehidupan masyarakat Jawa

sepanjang zaman. Wayang juga menjadi identitas diri orang Jawa dan merupakan

ciri khas bangsa Indonesia karena termasuk sebagai salah satu seni tradisi

Indonesia. Wayang juga diakui oleh UNESCO pada tahun 2004 sebagai karya

budayawan yang mengagumkan dalam cerita narasi dan merupakan warisan

peradaban yang diakui dunia.

Istilah wayang memiliki banyak arti, wayang terkadang diartikan sebagai

tiruan orang, benda bernyawa, dan benda lainnya yang terbuat dari pahatan kulit

binatang, kayu, kertas, dan benda-benda lainnya. Tiruan itu dapat dimanfaatkan

untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan drama tradisional yang diperankan

oleh dhalang. Wayang memiliki banyak jenis yaitu wayang beber, wayang

gedhog, wayang golek, wayang keling, wayang klitik, wayang kulit, wayang

mbeling, wayang kancil, wayang sadat, dan wayang wong (Widyawati, 2006, h.

336).

Wayang wong merupakan salah satu jenis kesenian wayang tradisional asli

dari tanah Jawa. Wayang wong merupakan teater tradisional perpaduan antara

2

drama yang berkembang di Barat dengan pertunjukan wayang purwo yang

berkembang di Jawa. Kesenian wayang wong memberikan gambaran mengenai

kisah ramayana dan mahabarata. Keberadaan kesenian ini di Indonesia sempat

mencapai kejayaanya pada tahun 1950-1960. Pasca tahun itu kesenian ini

mengalami kemunduran, walaupun demikian hingga kini masih ada beberapa

seniman yang mengembangkan dan mempertahankan kesenian tersebut.

Masalah yang di hadapi pada kesenian ini adalah adanya benturan budaya

antara budaya asli dengan budaya-budaya baru yang lebih diminati oleh para

generasi muda di Indonesia, selain itu juga semakin minimnya intensitas

pertunjukan wayang wong juga menjadi kendala. Supendi (2007, h. 57)

menjelaskan dalam penelitiannya bahwa wayang wong pernah mengalami masa

keemasan, dengan antusiasme penonton dan adanya tokoh idola panggung namun

hal tersebut bergeser seiring dengan konteks dan ritme jaman.

Hasil penelitian tentang Wayang Wong oleh Hersapandi (dalam Markhamah,

Subiyantoro, Slamet & Kristiyani. 2006, h. 2), menyatakan bahwa sejak tahun

1970-an Wayang Wong Sriwedari Surakarta mengalami kemunduran.

Kemunduran ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal

antara lain pertunjukannya bersifat statis, keterlambatan alih generasi, tingkat

pendidikan seniman yang rendah sekitar 87 % berpendidikan di sekolah dasar, dan

sistem produksi yang tidak profesional. Sarana dan prasarana yang masih

sederhana sehingga tertinggal dari perkembangan jaman juga menjadi faktor

penyebab kemunduran internal.

3

Faktor ekternal yang memberikan dampak bagi perjalanan pertunjukan

wayang wong adalah banyaknya media hiburan lain, heterogenitas masyarakat

Surakarta, dan perkembangan wajah kota yang cenderung urban. Kesenian

wayang orang merupakan kesenian yang terkenal pada jamannya namun karena

kurang promosi kesenian wayang orang semakin menurun pengunjungnya oleh

karena itu untuk mendapatkan simpati dan perhatian dari masyarakat diperlukan

adanya perancangan media promosi yang baru (Tjien Lim Liman, Bedjo Riyanto,

dan Elisabeth Cristine, 2013, h. 2).

Ranawibaksa (dalam Hersapandi, 1999, h. 118-119) menjelaskan bahwa

rendahnya minat seseorang untuk menjadi pemain wayang wong itu disebabkan

oleh tiga hal, pertama, karena status menjadi pemain wayang wong Sriwedari

tidak jelas terkait masa depan. Kedua, menjadi pemain wayang wong Sriwedari

tidak dapat menjamin kesejahteraan hidupnya dikarenakan rendahnya sistem

pembayaran honorarium. Ketiga, menjadi pemain wayang wong memiliki

konotasi negatif dan dipandang rendah karena bekerja malam hari. Ketiga hal

tersebut yang menjadikan alasan bagi sebagian orang untuk mengurungkan

minatnya menjalani profesi pemain wayang wong.

Kemunduran pertunjukan wayang wong yang berasal dari faktor internal dan

eksternal itu menyebabkan tingkat kesejahteraan para pemain dipertanyakan,

apakah para pemain sanggup menjalani hidup hanya dengan bekerja menjadi

seorang pemain wayang wong dan apa alasan pemain wayang tersebut masih mau

bertahan bekerja sebagai seorang pemain wayang wong, padahal di dunia ini

masih banyak pekerjaan lain yang lebih memiliki nilai ekonomis lebih tinggi

4

daripada hanya menjadi pemain wayang wong. Menjadi menarik dan memberikan

banyak pertanyaan bagi peneliti untuk menemukan jawaban dari para pemain

wayang wong, bagaimanakah perjalanan hidup dari pemain wayang wong

sehingga dapat menemukan makna hidupnya, serta upaya yang dilakukan untuk

mencapai makna hidup dari pekerjaan unik dan langka dalam kehidupan saat ini.

Makna adalah sesuatu yang dirasa penting, benar, berharga, dan didambakan

serta memberikan nilai khusus yang layak dijadikan tujuan hidup bagi seseorang

(Bastaman, 2007, h. 38).

Makna hidup dapat ditemukan dalam kehidupan yang dimiliki oleh setiap

manusia. Makna hidup dapat ditemukan di dalam keadaan-keadaan yang

menyenangkan ataupun keadaan yang tidak menyenangkan selama dapat

mengambil hikmah dari keadaan tersebut. Kehidupan manusia memiliki tiga

bidang potensial didalamnya mengandung nilai-nilai yang memungkinkan

seseorang menemukan makna hidupnya. Ketiga nilai-nilai tersebut adalah nilai-

nilai kreatif, nilai-nilai penghayatan, dan nilai-nilai bersikap.

Frankl (Dalam Bastaman, 2007, h. 46-50) menyimpulkan bahwa makna hidup

bisa ditemukan melalui tiga cara, yaitu:

a. Nilai Kreatif

Nilai kreatif dapat diraih melalui berbagai kegiatan. Kegiatan berkarya,

bekerja, serta melaksanakan tugas dan kewajiban dengan penuh tanggung Jawab

merupakan perwujudan dari nilai-nilai kreatif. Menekuni suatu pekerjaan atau

tugas dan menjalankannya dengan tanggung Jawab adalah contoh dari kegiatan

berkarya. Melalui berkarya dan kerja seseorang dapat menemukan makna

5

hidupnya. Kegiatan yang dimaksud tidaklah semata-mata kegiatan mencari uang,

namun pekerjaan yang membuat seorang dapat merealisasikan potensi-potensinya

sebagai sesuatu yang dinilainya berharga bagi dirinya sendiri atau orang lain

maupun kepada tuhan.

b. Nilai Penghayatan

Nilai penghayatan menurut Frankl adalah suatu keyakinan dan penghayatan

akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, keindahan, keimanan, keagamaan, dan cinta

kasih. Menghayati dan meyakini suatu nilai merupakan perwujudan dari

seseorang yang menganggap hidupnya berarti. Penghayatan tidak hanya

berhubungan dengan nilai keagamaan yang dimiliki seseorang untuk menemukan

arti hidupnya, melainkan juga dengan menekuni suatu cabang seni, melalui

cabang seni yang ditekuni seseorang menemukan arti hidupnya.

c. Nilai Bersikap

Nilai terakhir adalah nilai bersikap. Nilai ini sering dianggap paling tinggi

karena di dalam manusia menerima kehilangan terhadap kreativitas maupun

kehilangan kesempatan untuk menerima cinta kasih, manusia tetap bisa mencapai

makna hidupnya melalui penyikapan terhadap apa yang terjadi. Bahkan di dalam

suatu musibah yang tak terelakkan, seorang masih bisa menjadikannya suatu

momen yang sangat bermakna dengan cara menyikapinya secara tepat.

Nilai bersikap adalah menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan

keberanian atas segala bentuk penderitaan yang datang setelah segala upaya dan

ikhtiar dilakukan secara maksimal. Penderitaan memberikan makna dan guna

pada diri seseorang apabila ia mampu mengubah sikap terhadap penderitaan itu

6

menjadi lebih baik lagi. Pengambilan sikap yang tepat untuk menghadapi

penderitaan dan kemalangan dapat memberikan hikmah dan arti hidup bagi

manusia.

Menurut Frankl (Bastaman, 2007, h. 80), penemuan dan pemenuhan makna

hidup akan membuat kehidupan menjadi lebih bermakna, yang pada akhirnya

akan menimbulkan penghayatan kebahagiaan, namun pada individu yang tidak

berhasil menemukan makna hidupnya dapat merasa kehampaan batin

(meaningless).

Persoalan makna hidup muncul dalam setiap pemikiran manusia dan

merupakan pertanyaan yang selalu ditemukan di setiap kebudayaan dengan

bentuk dan cara berbeda. Baumeister dan Vohs (dalam Jaenudin, 2012, h. 197)

menjelaskan bahwa makna itu penting dalam hidup, karena hidup ditandai dengan

perubahan yang terus menerus, dan makna hidup dapat menjadi alat yang

memberikan kesan kestabilan dalam hidup.

Menurut Frankl (2004, h. 172-173), setiap orang memiliki pekerjaan dan

misi untuk menyelesaikan tugas khusus. Penyelesaian tugas tersebut tidak dapat

digantikan dan hidupnya tidak bisa diulang. Kesimpulannya adalah setiap manusia

memiliki tugas yang unik dan kesempatan yang unik untuk menyelesaikan

tugasnya. Situasi hidup seseorang selalu memunculkan tantangan dan membawa

permasalahan yang harus diatasi, maka pertanyaan tentang makna hidup bisa

dibalik. Artinya manusialah yang akan ditanyai oleh hidup dan jawabannya adalah

bertanggung jawab terhadap hidupnya.

7

Manusia yang memiliki makna hidup akan bertanggung jawab mengarahkan

hidupnya, memiliki sikap optimis, tetap eksis, dan mampu mengenali potensi serta

kekurangan yang dimiliki. Para pemain wayang wong yang memiliki makna hidup

akan mampu menyelesaikan permasalahan hidupnya secara bertanggung jawab

dengan tetap eksis dan optimis, serta mempunyai kesempatan untuk mewujudkan

keinginan melalui kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang memberikan kepuasan

hidup dan bebas berbuat kreativitas sesuai dengan minat dan kemampuan

individualnya.

Bastaman (2007, h. 41-46) menyatakan bahwa makna hidup (the meaning of

life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will to meaning) merupakan motivasi

utama manusia untuk meraih taraf kehidupan bermakna (the meaningfull life).

Manusia siap untuk menderita, dengan syarat, individu tersebut yakin bahwa

penderitaannya memiliki makna (Frankl, 2004, h. 179). Pemain wayang wong

merupakan subjek yang ingin diketahui mengenai kebermakanaan hidupnya di

dalam profesi pekerjaan serta motivasinya untuk mendapatkan makna hidup

walaupun harus melewati penderitaan.

Pemain wayang wong merupakan pekerjaan yang erat hubungannya dengan

kesenian, kesenian merupakan wujud penghayatan dari kreatifitas, cinta, dan

keindahan. Makna hidup dapat ditemukan dalam pekerjaan yang dilakukan, serta

keyakinan terhadap harapan dan kebenaran, selain itu penghayatan atas

keindahan, iman dan cinta kasih (Bastaman 2007, h. 38). Menurut Bastaman

(2007, h. 48), menghayati dan meyakini suatu nilai dapat menjadikan seseorang

brarti dalam hidupnya. Cinta kasih dapat menjadikan pula seseorang menghayati

8

perasaan berarti dalam hidup. Dengan mencintai dan dicintai manusia akan

merasakan hidupnya penuh dengan pengalaman hidup yang membahagiakan.

Pemain wayang wong sebagai pelaku kesenian mencurahkan cinta dan sebagian

besar usianya untuk menjalani pekerjaan yang diyakini memberikan makna hidup

pada dirinya walaupun pertunjukan wayang wong kini mengalami kemunduran .

Bastaman (2007, h. 50) menjelaskan bahwa harapan dapat menjadikan hidup

bermakna. Harapan adalah keyakinan akan terjadinya hal-hal baik atau perubahan

menguntungkan di kemudian hari. Harapan memberikan tujuan baru untuk

menumbuhkan semangat dan optimisme. Orang yang memiliki harapan akan

menunjukkan sikap positif terhadap masa depan, penuh percaya diri dan merasa

optimis untuk meraih hidup yang lebih baik. Harapan yang dimiliki pemain

wayang wong inilah yang perlu peneliti ketahui, bagaimanakah para pemain

wayang wong bertahan dan selalu bersikap positif terhadap masa depan, serta

percaya diri dan optimis untuk menjalani pekerjaannya.

Peneliti ingin mengetahui proses berjalannya hidup seorang pemain wayang

wong dan bagaimana mereka memaknai hidup mereka dalam kondisi kesenian

wayang wong yang semakin terpuruk oleh moderenisasi dan ketertinggalan.

Semakin terpuruknya kesenian yang dimiliki oleh bangsa indonesia maka juga

menunjukkan citra bangsa yang kurang dapat menghargai karya-karya bangsanya

sendiri. Menghargai budaya yang ada tidaklah mudah, namun dengan memahami

kesenian wayang wong dan makna di dalamnya merupakan salah satu wujud cinta

terhadap budaya yang ada di Indonesia.

9

Penelitian kualitatif dengan metode studi fenomenologis digunakan dalam

penelitian ini supaya dapat diperoleh gambaran mendalam mengenai dinamika

yang terjadi pada pemain wayang wong. Penelitian kualitatif dilakukan dalam

penelitian ini karena setiap peristiwa pasti memiliki arti atau makna yang tidak

dapat diungkap dengan menggunakan angka atau kuantitatif. Pendekatan

fenomenologis adalah pendekatan yang sesuai untuk menganalisis pemaknaan

atas pengalaman subyektif, seperti pada pemaknaan dari hidup pemain wayang

wong Sriwedari.

2. Permasalahan Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian ini, peneliti berusaha memberikan

jawaban mengenai makna hidup yang dimiliki oleh para pemain wayang wong

Sriwedari. Pekerjaan sebagai pemain wayang wong merupakan pekerjaan yang

unik dan memberikan makna bagi setiap orang yang ada di dalamnya. Makna

hidup merupakan sesuatu yang berharga, memiliki nilai khusus, dan pada setiap

individu berbeda.

3. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan-pertanyaan yang ingin ketahui dan berkaitan erat dengan

permasalahan penelitian antara lain :

Bagaimana para subjek penelitian menemukan sebuah pekerjaan sebagai pemain

wayang wong yang merupakan pekerjaan yang langka pada masa sekarang?

a. Apa yang membuat para subjek penelitian bertahan menjalani pekerjaan

sebagai pemain wayang wong?

b. Apakah para pemain wayang wong menemukan makna dari hidupnya?

10

c. Usaha apa saja yang dilakukan untuk mencapai makna hidup pada pemain

wayang wong?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian fenomenologis ini adalah mendeskripsikan dan memahami

makna hidup pada pemain wayang wong Sriwedari. Penelitian ini mendefinisikan

secara umum makna hidup sebagai pengalaman hidup yang dianggap penting dan

berharga, serta memberikan nilai khusus bagi seseorang. Nilai-nilai khusus

diperoleh melalui proses hidup baik itu dalam kondisi yang menyenangkan

maupun kondisi yang tidak menyenangkan. Nilai-nilai tersebut adalah nilai

kreatif, nilai penghayatan, nilai bersikap. Aktualisasi dari nilai-nilai tersebut dapat

diperoleh melalui pekerjaan sebagai pemain wayang wong. Selain itu penelitian

ini juga mengangkat kebudayaan asli dari negara Indonesia dan memberikan

pengetahuan mengenai kebudayaan kesenian wayang wong.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

informasi tentang kesenian tradisional wayang wong dan penelitian ini

diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai makna hidup yang

didapatkan oleh para pemain wayang wong, dampak yang diberikan dari

pemaknaan para pemain wayang wong, dampak bagi para pemain wayang wong

yang lain dan dampak bagi kesenian wayang wong.

11

2. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan sebagai tambahan pengetahuan

dalam khazanah dunia psikologi, terutama psikologi sosial tentang makna hidup

serta pengetahuan mengenai kebudayaan bangsa Indonesia tentang kesenian

wayang wong.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Makna Hidup

1. Definisi Makna Hidup

Manusia menjalani kehidupan di dunia ini dengan cara yang berbeda-beda,

dari cara tersebut manusia mendapatkan pengalaman-pengalaman dari kehidupan

yang dilaluinya. Pertemuan manusia dengan pengalaman-pengalaman hidup itu

akan memberikan makna bagi diri individu. Bastaman (2007, h. 38) menyebutkan

bahwa makna tersebut mengacu pada sesuatu yang dirasakan penting, benar,

berharga, dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan

layak dijadikan tujuan hidup.

Kata makna hidup atau kebermaknaan hidup sering terdengar dalam

kehidupan sehari-hari ataupun dalam kajian ilmu psikologi sosial. Makna hidup

merupakan sesuatu yang dianggap penting dan berharga, serta memberikan nilai

khusus bagi seseorang. Frankl (2004, h. 160), menurutnya makna hidup ini

merupakan sesuatu yang unik dan khusus, artinya dia hanya bisa dipenuhi oleh

orang yang bersangkutan.

Makna hidup bisa berbeda antara manusia yang satu dengan yang lain dan

berbeda setiap hari ataupun bahkan setiap jam. Makna hidup secara khusus dari

hidup seseorang jauh lebih penting dibandingkan dengan makna hidup secara

umum (Frankl, 2004, h. 172).

13

Pengertian mengenai makna hidup menunjukan bahwa di dalamnya

terkandung juga tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi

dengan perubahan terus-menerus yang ada pada kehidupan manusia. Baumeister

dan Vohs (dalam Jaenudin, 2012, h. 197) menjelaskan bahwa makna itu penting

dalam hidup, karena hidup berisikan tentang perubahan yang terus menerus, dan

makna hidup dapat menjadi alat yang memberikan kesan kestabilan dalam hidup.

Makna hidup ini benar-benar terdapat dalam kehidupan itu sendiri, walaupun

dalam kenyataannya tidak mudah ditemukan, karena sering tersirat dan

tersembunyi di dalam pikiran dan pengalaman hidup manusia . Ketika makna

hidup ini berhasil ditemukan dan dipenuhi, kehidupan akan dirasakan bermakna

dan berharga, yang pada giliranya akan menimbulkan perasaan bahagia. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa kebahagiaan adalah ganjaran atau akibat dari

keberhasilan seseorang memenuhi makna hidup.

Menurut pandangan Frankl (2004, h. 175) makna hidup sebenarnya harus

ditemukan di dalam dunia dan bukan di batin atau jiwa seseorang. Makna hidup

harus dilihat sebagai suatu yang sangat objektif karena berkaitan dengan

hubungan individu dengan pengalamannya dalam dunia ini, meskipun makna

hidup itu sendiri sebenarnya suatu yang objektif, artinya benar-benar ada dan

dialami dalam kehidupan.

Berdasarkan uraian dia atas maka dapat disimpulkan bahwa makna hidup

adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai

khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan hidup.

14

2. Sumber-sumber Makna Hidup

Frankl (dalam Bastaman, 2007, h. 46-50) menyimpulkan bahwa makna hidup

bisa ditemukan melalui tiga cara, yaitu:

a. Nilai Kreatif

Nilai kreatif dapat diraih melalui berbagai kegiatan. Kegiatan berkarya,

bekerja, serta melaksanakan tugas dan kewajiban dengan penuh tanggung jawab

merupakan perwujudan dari nilai-nilai kreatif. Menekuni suatu pekerjaan atau

tugas dan menjalankannya dengan tanggung jawab adalah contoh dari kegiatan

berkarya. Melalui berkarya dan kerja seseorang dapat menemukan makna

hidupnya. Kegiatan yang dimaksud tidaklah semata-mata kegiatan mencari uang,

namun pekerjaan yang membuat seorang dapat merealisasikan potensi-potensinya

sebagai sesuatu yang dinilainya berharga bagi dirinya sendiri atau orang lain

maupun kepada tuhan.

Pekerjaan menurut Frankl (dalam Bastaman 2007, h. 47) merupakan sarana

yang memberikan kesempatan untuk menemukan dan mengembangkan makna

hidup. Makna hidup tidak terletak pada pekerjaan, tetapi lebih bergantung pada

individu yang bersangkutan.

Pekerjaan merupakan wujud dari nilai-nilai kreatif manusia. Melalui karya

dan kerja manusia dapat menemukan arti hidup dan menghayati kehidupan secara

bermakna. Makna dari kegiatan berkarya lebih terletak pada sikap, cara dan hasil

kerjanya, yakni kecintaan dan dedikasi terhadap pekerjaan serta kesungguhan

dalam mengerjakannya. Kegiatan yang dilakukan dengan cara tersebut akan

menghasilkan karya yang berkualitas (Bastaman, 2007, h. 167).

15

b. Nilai Penghayatan

Nilai penghayatan menurut Frankl adalah suatu keyakinan dan penghayatan

akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, keindahan, keimanan, keagamaan, dan cinta

kasih. Menghayati dan meyakini suatu nilai merupakan perwujudan dari

seseorang yang menganggap hidupnya berarti. Penghayatan tidak hanya

berhubungan dengan nilai keagamaan yang dimiliki seseorang untuk menemukan

arti hidupnya, melainkan juga dengan menekuni suatu cabang seni, melalui

cabang seni yang ditekuni seseorang menemukan arti hidupnya.

Cinta kasih senantiasa menunjukkan kesediaan untuk berbuat kebajikan

sebanyak-banyaknya kepada orang-orang yang dikasihi serta ingin menampilkan

diri sebaik mungkin di hadapannya. Dengan mencitai dan merasa dicintai

seseorang akan merasa hidupnya penuh dengan pengalaman hidup yang

membahagiakan.

c. Nilai Bersikap

Nilai terakhir adalah nilai bersikap. Nilai ini sering dianggap paling tinggi

karena di dalam manusia menerima kehilangan terhadap kreativitas maupun

kehilangan kesempatan untuk menerima cinta kasih, manusia tetap bisa mencapai

makna hidupnya melalui penyikapan terhadap apa yang terjadi. Bahkan di dalam

suatu musibah yang tak terelakkan, seorang masih bisa menjadikannya suatu

momen yang sangat bermakna dengan cara menyikapinya secara tepat.

Nilai bersikap adalah menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan

keberanian atas segala bentuk penderitaan yang datang setelah segala upaya dan

16

ikhtiar dilakukan secara maksimal. Penderitaan memberikan makna dan guna

pada diri seseorang apabila ia mampu mengubah sikap terhadap penderitaan itu

menjadi lebih baik lagi. Pengambilan sikap yang tepat untuk menghadapi

penderitaan dan kemalangan dapat memberikan hikmah dan arti hidup bagi

manusia. Kehidupan manusia tidak lepas dari kemalangan dan kepedihan, namun

manusia dapat menemukan arti atau makna pada hidupnya melalui sikap yang

diambil terhadap kemalangan dan penderitaan (Frankl dalam Jaenudin, 2012, h.

112).

3. Karakteristik Makna Hidup

Karakteristik makna hidup menurut Bastaman (2007, h. 51-53) antara lain :

a. Makna hidup sifatnya unik, pribadi dan temporer

Sifat unik dari makna hidup memiliki arti bahwa apa yang dianggap berarti

bagi seseorang belum tentu berarti pula bagi orang lain. Mengingat keunikan dan

kekhususannya itu, makna hidup tidak dapat diberikan kepada siapapun ,

melainkan harus dicari, dijajagi, dan ditemukan sendiri. Sifat temporer dari makna

hidup memiliki arti bahwa makna hidup yang dimiliki seseorang dapat berubah

dari waktu ke waktu.

b. Kongkret dan spesifik

Makna hidup dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan sehari-hari,

serta tidak usah selalu dikaitkan dengan hal-hal yang serba abstrak filosofis dan

idealis, atau kreativitas dan prestasi akademis yang serba menakjubkan.

17

c. Memberi pedoman dan arah

Makna hidup yang ditemukan oleh seseorang akan memberikan pedoman dan

arah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukannya sehingga makna hidup

seakan-akan menantang (challenging) dan mengundang (inviting) seseorang untuk

memenuhinya.

4. Situasi-situasi manusia dalam menemukan makna hidup

Logoterapi mengelompokkan situasi-situasi yang membuat manusia

menemukan makna hidupnya menurut Frankl (dalam Jaenudin, 2012, h. 72-73) ,

yaitu :

a. Ketika seseorang menemukan dirinya (self discovery).

b. Makna muncul ketika manusia menentukan pilihan.

c. Ketika seseorang merasa unik, istimewa, dan tak tergantikan.

d. Ketika seseorang dihadapkan pada sikap bertanggung jawab.

e. Ketika seseorang mengalami situasi transendensi (pengalaman spiritual

yang memberikan makna pada kehidupan).

5. Landasan Logoterapi

Menurut Frankl (2004, h. 158-159) logoterapi berasal dari kata logos berasal

dari bahasa Yunani yang berarti makna. Logoterapi memiliki asas-asas yang

berhubungan dengan eksistensi manusia dan makna hidup seseorang (Bastaman,

2007, h. 37-39). Asas-asas tersebut adalah:

1. Hidup itu memiliki arti atau makna dalam setiap situasi, bahkan dalam

penderitaan dan kepedihan sekalipun.

18

2. Setiap manusia memiliki kebebasan yang hampir tidak terbatas untuk

menemukan makna hidupnya.

3. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengambil sikap terhadap

penderitaan maupun peristiwa yang tak terelakkan menimpa diri atau

lingkungannya.

Menurut Frankl (dalam Bastaman, 2007, h. 41-46) logoterapi memiliki

wawasan mengenai manusia yang berlandaskan tiga pilar filosofis yang satu

dengan lainya erat hubunganya dan saling menunjang yaitu:

a. Kebebasan berkehendak ( Freedom of Will )

Dalam pandangan Logoterapi manusia adalah mahluk yang istimewa karena

mempunyai kebebasan. Manusia juga merupakan mahluk yang memiliki

kekurangan dalam aspek ragawi, aspek kejiwaan, aspek sosial budaya, dan aspek

kerohanian. Kebebasan disini bukanlah kebebasan yang mutlak, tetapi kebebasan

yang bertanggungjawab. Kebebasan manusia bukanlah kebebasan dari (freedom

from) kondisi-kondisi biologis, psikologis dan sosiokultural tetapi lebih kepada

kebebasan untuk mengambil sikap ( freedom to take a stand ) atas kondisi-kondisi

tersebut. Kemampuan-kemampuan inilah yang kemudian membuat manusia

disebut sebagai “ the self deteming being” yang berarti manusia mempunyai

kebebasan dan kemampuan untuk mengubah kondisi hidupnya untuk menjadi

yang lebih berkualitas. Kebebasan selalu disertai dengan tanggung jawab

(responsibility) agar tidak ada kesewenang-wenangan didalamnya.

19

b. Kehendak Hidup Bermakna ( The Will to Meaning )

Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan menginginkan dirinya menjadi

mahluk yang berguna bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya. Menurut

Frankl, motivasi hidup manusia yang utama adalah mencari makna. Manusia juga

pasti memiliki cita-cita yang ingin dicapai dan tujuan hidup yang penting serta

diperjuangkan dengan penuh semangat, sebuah tujuan akan memberikan arahan

untuk segala kegiatannya. Keinginan-keinginan manusia itu menggambarkan

bahwa hasrat yang paling mendasar dalam kehidupan manusia adalah untuk hidup

bermakna.

Motivasi hidup bermakna merupakan motivasi utama pada manusia, hasrat

inilah yang mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan seperti

bekerja dan berkarya agar hidupnya dirasa lebih berarti dan berharga.

c. Makna Hidup ( The Meaning Of Life )

Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap penting, benar dan didambakan

serta memberikan nilai khusus bagi seseorang (Bastaman, 2007, h. 38). Untuk

tujuan praktis makna hidup dianggap identik dengan tujuan hidup. Makna hidup

bisa berbeda antara manusia satu dengan yang lainya dan berbeda setiap hari,

bahkan setiap jam. Karena itu, yang penting bukan makna hidup secara umum,

melainkan makna khusus dari hidup seseorang pada suatu saat tertentu. Setiap

manusia memiliki pekerjaan dan misi untuk menyelesaikan tugas khusus. Dalam

kaitan dengan tugas tersebut dia tidak bisa digantikan dan hidupnya tidak bisa

diulang. Karena itu, manusia memiliki tugas yang unik dan kesempatan unik

untuk menyelesaikan tugasnya (Frankl, 2004, h. 172-173).

20

B. Taman Sriwedari

Sejarah Taman Sriwedari

Tempat pertunjukan wayang wong di kota Surakarta berada di taman

Sriwedari. Taman Sriwedari atau kebon raja, sebuah tempat rekreasi milik keraton

Surakarta. Taman Sriwedari dibangun pada tahun 1831 tahun jawa atau 1901

tahun masehi oleh Sri Susuhunan Paku Buwono. Taman Sriwedari merupakan

tempat rekreasi yang dilengkapi dengan fasilitas hiburan dan rumah makan.

Taman Sriwedari juga memiliki bangunan museum yang diberi nama museum

Radya Pustaka , didalamnya berisi berbagai macam koleksi peninggalan sejarah.

Letak geografis taman Sriwedari dibatasi oleh jalan-jalan, yaitu jalan Slamet

Riyadi di sebelah utara, Sebelah timur jalan Museum, sebelah selatan jalan

Teposan, dan sebelah barat yaitu jalan Bhayangkara (Hersapandi, 1999, h. 10).

Berdirinya taman Sriwedari dilatarbelakangi oleh pengertian betapa

pentingnya suatu perubahan untuk mengikuti perkembangan zaman. Kedudukan

sebuah taman dipandang penting baik sebagai sarana hiburan bagi keluarga

keraton dan rakyatnya maupun sebagai sarana kepentingan ekonomis, karena itu

setiap pengunjung yang datang diwajibkan untuk membayar.

Keberadaan taman Sriwedari merupakan era baru sebagai tempat keramaian.

Keramaian yang ada sebelumnya diadakan di alun-alun seperti peringatan

mauludan hingga saat ini. Pemilikan taman Sriwedari bagi keraton sebagai tempat

untuk mencari keuntungan, sehingga mempunyai kaitan tertentu dalam sistem

21

ekonomi keraton. Keuntungan itu diperoleh dari hasil penjualan tiket tanda masuk

taman dan pajak pertunjukan hiburan (Hersapandi, 1999, h. 79).

Nama Sriwedari mengingatkan nama sebuah taman yang indah dari wukir

untara yang berhasil diputar di bawa ke Maespati oleh Sumantri dengan bantuan

Sukrasana. Struktur bangunan taman Sriwedari dalaha segi empat dengan ukuran

panjang 400 meter dan lebar 270 meter, dikelilingi oleh pagar kawat berduri.

Pintu utama menghadap ke utara dengan gerbang berbentuk seperti mahkota

prabu Baladewa. Pohon cemara, trambesi, palem dan kenari berada di dalam area

taman yang dilengkapi dengan jalan-jalan ke berbagai arah. Tepat di tengah

bangunan dibuat pendapa yang penuh dengan ukiran-ukiran. Taman Sriwedari

juga memiliki flora dan fauna yang menambah keindahan taman. Menambah

hiburan di dalam taman di selenggarakan pertunjukan film dan pertunjukan

wayang wong (Hersapandi, 1999, h. 82).

C. Wayang Wong

1. Definisi Wayang

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak budaya, salah satu

budaya yang melegenda adalah kesenian wayang. Wayang memiliki arti luas,

secara harfiah wayang adalah sebuah bayangan, sedangkan dilihat dari bentuknya

wayang merupakan sebuah boneka bertangkai terbuat dari kayu, dipahat pipih

diberi warna dengan karakter-karakter yang digambarkan (Widyawati, 2006, h.

600). Wayang adalah sistem-sistem etika dan metafisika lainnya, berkehendak

untuk menjelaskan alam semesta. Wayang Jawa merupakan suatu usaha untuk

menyelidiki secara poetis posisi eksistensil orang Jawa, hubungannya terhadap

22

alam kodrati dan alam adi kodrati, terhadap orang lain dan dirinya sendiri

(Anderson, 1965, h. 4). Wayang menggambarkan aneka ragam hidup manusia

seperti yang dirasakan oleh orang Jawa, meskipun demikian keanekaragaman ini

diatur oleh dikotomi-dikotomi yang nyata (Anderson, 1965, h. 5).

Menurut Paul Stange (dalam Widyawati, 2006, h. 469) tokoh wayang

diidentifikasikan dengan aspek kepribadian manusia, namun pemahamannya

secara luas bisa beragam. Apapun asosiasi pemaknaan tetap masih terbuka bagi

pemaknaan lain dari kekayaan drama tersebut.

Wayang menurut Guritno (1988, h. 11) dapat berarti pertunjukan panggung

atau teater aktor aktris dimana sutradaranya ikut bermain. Wayang sebagai hasil

prestasi puncak masa lalu para leluhur yang bertempat di pulau Jawa dengan

demikian dapat dianggap sebagai warisan budaya Indonesia. Moeldjono (dalam

Jatman, 1997, h. 25) menjelaskan bahwa wayang adalah sumber inspirasi

kehidupan bagi masyarakat Jawa, baik priyayi maupun petani, wong gedhe

maupun wong cilik, wayang juga menggambarkan manusia dalam mencari makna

hidupnya seperti dalam lakon Dewa Ruci.

Wayang memiliki banyak arti, wayang terkadang diartikan sebagai tiruan

orang, benda bernyawa, dan benda lainnya yang terbuat dari pahatan kulit

binatang, kayu, kertas, dan benda-benda lainnya. Tiruan itu dapat dimanfaatkan

untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan drama tradisional yang diperankan

oleh dhalang. Wayang memiliki banyak jenis yaitu wayang beber, wayang,

wayang gedhog, wayang golek, wayang keling, wayang klitik,, wayang kulit,

23

wayang mbeling, wayang kancil, wayang sadat, dan wayang wong (Widyawati,

2006, h. 336).

2. Jenis-Jenis Wayang

Wayang adalah budaya yang melegenda berasal dari Indonesia, wayang

menurut Encyclopedie Van Nederlands Indie Dactie van D.G. Stebbe (dalam

Martosedono, 1993, h. 32-37) membagi wayang menjadi tujuh jenis yaitu :

a. Wayang Purwa

Wayang yang disebut juga wayang kulit. Wayang purwa dalah bayang yang

bergerak-gerak dan kadang-kadang menakutkan, terbuat dari kulit dan diukir.

Kelir pertunjukan wayang kulit berwarna putih dan tepiannya berwarna merah.

b. Wayang Gedhog

Wayang yang timbul setelah pemerintahan raja Majapahit. Kata gedhog

berarti dinding yang terbuat dari bambu atau tidak tetap. Wayang gedhog juga

terbuat dari kulit dan bayangannya ditampilkan pada kelir putih.

c. Wayang Klithik

Wayang yang berasal dari kata thik dan cil yang berarti kurus. Menurut Mr L.

Serrurier (dalam Martosedono, 1993, h. 33) raja Brawijaya V pada tahun 1315

telah menemukan wayang klithik. Wayang ini mengambil cerita dari jaman

Pajajaran dan Majapahit tenang pahlawan, antara lain siyung wanara. Pelaku yang

muncul di panggung pada wayang ini adalah boneka-boneka yang terbuat dari

kayu pipih (Guritno, 1988, h. 12)

24

d. Wayang topeng

Wayang yang dipertunjukkan dengan orang-orang yang bertopeng.

Pertunjukan wayang topeng menggunakan gamelan slendro. Wayang topeng

merupakan bagian dari upacara keagamaan , terbukti pada pesta-pesta kerajaan

dipertunjukkan wayang topeng.

e. Wayang Golek

Wayang yang terbuat dari kayu, bulat dan tebal. Bagian bawah wayang

dilapisi dengan pakaian dan bagian badannya biasannya telanjang. Wayang ini

dipertunjuakan pada siang hari dan tanpa kelir putih. Wayang golek bercerita

tentang Umar Maya, Amir Hamzah, dan Damar Wulan.

f. Wayang Wong

Wayang yang pertunjukannya menggunakan orang-orang sebagai pemainnya

dan tidak memakai topeng. Pertunjukan wayang wong dilakukan pada malam hari

dan berbicaranya dalam bentuk prosa bukan tembang.

g. Wayang Beber

Wayang yang menggunakan gambar-gambar. Beber memiliki arti yaitu

dibentangkan. Gambar dibuat dari kulit kayu yang diambil di daerah Ponorogo

pada masa prabu Mahesa raja Pajajaran. Wayang beber berkembang pada jaman

Majapahit dan diadakannya pada waktu terang bulan.

3. Definisi Wayang Wong

Wayang wong menurut Hersapandi (1999) adalah sebuah genre yang

digolongkan ke dalam bentuk drama tari tradisional. Menurut Sedyawati (dalam

Hersapandi, 1999, h. 1) yang dimaksud dalam genre adalah jenis penyajian yang

25

memiliki karakteristik struktur, sehingga secara audiovisual dapat dibedakan

dengan bentuk penyajian yang lain, misalnya genre serimpi dengan wayang wong.

Kedudukan wayang wong merupakan personifikasi dari wayang kulit purwa ,

sehingga secara artistik konsep-konsep estetis senantiasa dikembalikan pada

norma-norma atau kaidah-kaidah wayang kulit purwa, baik menyangkut struktur

pathet gendhing maupun ikonografi bentuk wayangnya (Hersapandi, 1999, h. 1).

Wayang wong adalah suatu drama tari yang berdialog prosa dengan cerita

mengambil epos salah satunya dari Ramayana dan Mahabharata. Transformasi

wayang kulit ke dalam wayang wong merupakan wujud dari ekspresi artistik,

langkah kreatif dan inovasi dalam kesenian, dan tentu melahirkan tata nilai baru

perkembangan seni tari Jawa, yang dalam perkembangannya menjadi pedoman

dasar tari klasik.

Wayang wong adalah wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai

pakaian persis seperti hiasan-hiasan yang dipakai pada wayang kulit

(Martosedono, 1985, h. 81).

4. Sejarah Wayang Wong Sriwedari

Wayang wong mangkunegaran adalah sumber berkembangnya genre kesenian

dan seni pertunjukan wayang wong di Surakarta. Lahirnya wayang wong gaya

Surakarta di kadipaten mangkunegaran dan wayang wong gaya Yogyakarta di

keraton kesultanan Yogyakarta merupakan renaissance wayang wong yang telah

berkembang pada zaman majapahit. Clifford Geertz (dalam Hersapandi, 1999, h.

3) mengemukakan bahwa wayang wong muncul pada sekitar pertengahan abad

ke-18 sebagai bagian dari kebangkitan seni klasik Jawa setelah kerajaan

26

Majapahit mendapat pukulan dari masuknya agama Islam. Menurut K.R.T

Kusumakesawa (dalam Hersapandi, 199. H. 3) wayang wong dicipta oleh Sri

Mangkunegara 1 (1757-1795) dan memiliki maksud untuk memberikan dorongan

semangat hidup bagi perjuangan dalam pemerintahan kolonial belanda.

Tradisi pertunjukan wayang wong di lingkungan istana Mangkunegaran tetap

dilakukan oleh penguasa berikutnya sebagai salah satu atribut kebesaran raja.

Kesenian wayang wong mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1881-1896 di

bawah pemerintahan Sri Mangkunegaran V. Masa pemerintahan Sri

Mangkunegaran V merupakan periode puncak perkembangan wayang wong yang

ditandai adanya kreasi tata busana yang diilhami dari tata busana wayang kulit

purwa dan gambar Bima di relief candi Sukuh (Lelyveld dalam Hersapandi, 1999,

h. 3).

Sampai tahun 1895 perkembangan wayang wong hampir tidak pernah dikenal

di luar tembok istana, tetapi pada tahun itu juga di luar istana didirikan

rombongan wayang wong komersial pertama oleh seorang pengusaha cina yaitu

Gan Kam (Pigeaud, dalam Hersapandi, 1999, h. 6).

Kesenian wayang wong mangkunegaran mengalami kemunduran

perkembangan pada masa pemerintahan Sri Mangkunegara VI (1896-1916),

berkaitan dengan langkah-langkah ekonomi berkaitan dengan kebijakan ekonomi

berkaitan dengan kekuasaannya. Kebijakan tersebut mengakibatkan ditiadakannya

jenis-jenis kegiatan dan pemutusan hubungan kerja para abdi dalem (Hersapandi,

1999, h. 7).

27

Hikmah dari pemutusan hubungan kerja abdi dalem adalah muncul grup-grup

wayang wong komersial yang dikelola oleh pengusaha Cina yang menangkap

peluang bisnis hiburan sejalan dengan pekembangan kota-kota besar yang ada di

Jawa dan arus urbanisasi (Hersapandi, 1999, h. 7). Pertunjukan wayang wong

yang ada pada saat itu menggunakan bentuk tata teknik pentas model panggung

prosenium. Bentuk tata panggung porsenium adalah panggung yang dapat

dipasang dan dibongkar berasal dari Eropa. Rombongan wayang wong ini disebut

wayang wong mbaragan. Menurut Koentjaraningrat (dalam Hersapandi, 1999, h.

8) menjelaskan bahwa pertunjukan wayang wong mbarangan ini hanya dapat

dijumpai di tempat rekreasi umum atau pasar malam di kota Jawa tengah dan

Jawa timur. Keraton Surakarta mulai terjun dalam dunia bisnis kesenian sekitar

tahun 1910 dengan mengijinkannya taman Sriwedari untuk tempat pertunjukan

wayang wong (Hersapandi, 1999, h. 9).

Kesenian wayang wong diselenggarakan secara bergantian oleh beberapa

grup wayang wong mbarangan , namun pada tahun 1889-1916 wazir R.A.A

Sastradiningrat IV sebagai kepala Kasunanan Surakarta atas perintah Sri Susuhan

Paku Buwono X mendirikan sebuah grup wayang wong panggung komersial yang

diberi nama sesuai tempat pertunjukannya yaitu wayang wong Sriwedari

(Hersapandi, 1999, h. 11).

Tradisi pertunjukan wayang wong Sriwedari ini telah mengalami perjalanan

sejarah yang cukup panjang sekitar 80 tahun lebih. Perubahan pengelolaan

kesenian ini merupakan dampak dari perubahan politik yang ditandai dengan

lahirnya Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tahun 17 tahun 1945.

28

Pengelolaan kesenian wayang wong berada di bawah dinas pariwisata kodya

Surakarta (Hersapandi, 1999, h. 12).

Pengelolaan di bawah dinas pariwisata meliputi dukungan dana biaya

produksi, gaji seluruh pemain dan staf wayang wong, dan biaya pemeliharaan

fasilitas gedung. Pembinaan pemain wayang wong dibantu oleh dinas pendidikan

dan kebudayaan kota surakarta serta bekerja sama dengan sekolah menengah

karawitan Surakarta (Hersapandi, 1999, h. 117-118).

Peningkatan pengelolaan pada masa dinas pariwisata adalah dengan dengan

meningkatkan kesejahteraan para pemain, pemerintah daerah mengangkat

sebagian para pemain sebagai pegawai negeri, namun sayangnya sistem

pengangkatan pegawai negeri berdasarkan pada status pendidikan formal bukan

berdasarkan pada keahlian (Hersapandi, 1999, h. 122-123).

5. Definisi Pemain Wayang Wong

Pertunjukan kesenian wayang wong berkaitan erat dengan pemain wayang

wong didalamnya, pemain wayang wong merupakan subsistem abdi dalem penari

yang menjadi satu dalam sebuah kelompok dan memiliki kewajiban

mempersiapkan pertunjukan dengan mengadakan latihan olah tari dan vokal

(Hersapandi, 1999, h. 67). Masing-masing penari dipilih sesuai dengan postur

tubuh dan wajahnya untuk memerankan tokoh yang akan dibawakan.

Soebadya (dalam Hersapandi, 1999, h. 120) memilah para seniman wayang

wong Sriwedari menjadi tiga golongan, yaitu :

29

1. Pemain Purna, yaitu kriteria yang diberikan kepada mereka yang telah

menunjukan kredibilitasnya sebagai empu wayang wong dalam bidang tari

maupun karawitan.

2. Pemain Madya, yaitu kriteria yang diberikan kepada para pemain yang

kemampuan seninya belum mencapai tingakat lanjut atau empu, sehingga

belum pantas memberikan pelajaran ataupun duduk sebagai pelatih.

3. Pemain Muda, yaitu kriteria yang diberikan kepada pemain yang masih

berada pada taraf awal belajar menjadi pemain wayang wong, sehingga masih

harus dibimbing untuk menjadi pemain wayang wong yang berkualitas.

D. Dinamika Alur Pemikiran Peneliti

Pemain wayang wong Sriwedari merupakan salah satu kelompok wayang

wong yang ada di kota Surakarta. Wayang wong merupakan salah satu kesenian

yang sudah langka pada masa sekarang, sehingga pekerjaan sebagai pemain

wayang wong merupakan pekerjaan yang unik dan langka. Pekerjaan ini tidak

dapat dimiliki oleh orang-orang yang tidak memiliki keahlian dalam kesenian,

khususnya wayang wong.

Pekerjaan sebagai pemain wayang wong dapat mengantarkan seseorang untuk

memperoleh makna. Pekerjaan merupakan salah satu cara seseorang dalam

mencapai makna hidupnya, yaitu melalui nilai kreatif. Nilai kreatif dilakukan oleh

setiap manusia dalam menjalani pekerjaan yang mereka miliki. Hal yang

terkandung dalam nilai berkarya adalah kegiatan berkarya serta melaksanakan

tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya.

30

Tujuan dari para pemain wayang wong bekerja adalah yang utama untuk

mencukupi kebutuhan keluarga. Sebagai manusia yang memiliki keluarga adalah

tanggung jawabnya untuk berusaha terus mencukupi kebutuhan keluarganya.

Apabila kebutuhan keluarga tercukupi maka seorang pemain wayang wong akan

bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah dia berikan kepadanya.

Setelah bersyukur kepada tuhan maka seorang pemain wayang wong akan

mencapai makna hidup. Makna hidup berbeda pada setiap individunya. Apabila

makna hidup terpenuhi maka akan menuju pada apa yang dinamakan kebahagiaan

dan hidup bermakna. Ketika makna hidup ini berhasil ditemukan dan dipenuhi,

kehidupan akan dirasakan bermakna dan berharga, yang pada giliranya akan

menimbulkan perasaan bahagia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

kebahagiaan adalah ganjaran atau akibat dari keberhasilan seseorang memenuhi

makna hidup.

31

E. Gambaran Psikologi Alur Pemikiran Peneliti

Tabel 2.1 Bagan alur pemikiran peneliti

Pekerjaan pemain

wayang wong

Makna (nilai kreatif)

Mencukupi kebutuhan

keluarga

Bersyukur

Makna hidup

Bahagia Hidup bermakna

Terpenuhi

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Perspektif Fenomenologis

Makna hidup adalah pengalaman dan proses hidup yang berharga dan

memberikan nilai khusus pada diri individunya. Pengalaman dan proses hidup

berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Pengalaman dan proses

hidup seseorang berisikan kondisi yang menyenangkan maupun yang tidak

menyenangkan bagi dirinya. Pendekatan kualitatif fenomenologis menjadi cara

yang tepat untuk dapat menggambarkan makna hidup yang dimiliki oleh

seseorang.

Penelitian mengenai Makna hidup akan selalu berkaitan dengan apa yang

dinamakan pemahaman dan penghayatan. Peneliti berusaha untuk dapat

menemukan jawaban mengenai pemahaman dan penghayatan dari pengalaman-

pengalaman serta proses hidup yang telah dijalani para pemain wayang wong

sehingga dapat dijadikan menjadi pengalaman yang berharga serta memberikan

nilai khusus bagi dirinya. Husserl menjelaskan bahwa manusia memiliki

pemahaman dan penghayatan terhadap setiap fenomena yang dilaluinya dan

pemahaman dan penghayatan tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkah

lakunya (dalam Herdiansyah, 2010, h. 66).

Menurut Polkinghorne (dalam Herdiansyah, 2010, h. 67) fenomenologi

merupakan suatu studi untuk memberikan gambaran tentang arti dari pengalaman-

pengalaman beberapa individu mengenai suatu konsep tertentu. Penelitian makna

33

hidup pada pemain wayang wong Sriwedari berusaha untuk memberikan

gambaran mengenai arti dari pengalaman-pengalaman hidup yang dialami oleh

para pemain wayang wong Sriwedari serta gambaran kehidupan mereka yang

dikaitkan dengan pekerjaannya sebagai pelaku kesenian wayang wong.

Fenomenologi berusaha untuk mengungkap dan mempelajari serta

memahami suatu fenomena beserta konteksnya yang khas dan unik yang dialami

oleh individu hingga tataran “keyakinan” individu yang bersangkutan

(Herdiansyah, 2010, h. 66). Penelitian fenomenologi bertujuan untuk mengungkap

secara mendalam mengenai arti secara psikologis dari suatu pengalaman individu

terhadap suatu fenomena melalui penelitian mendalam dalam konteks kehidupan

sehari-hari dari subjek yang diteliti.

Pemilihan metode yang tepat dibutuhkan seorang peneliti untuk dapat

mengungkap permasalahan yang ada dalam penelitian agar hasil yang didapatkan

memiliki nilai ilmiah yang sanggup untuk dipertanggungjawabkan. Fenomenologi

berusaha menemukan makna-makna psikologis yang terkandung dalam fenomena

melalui penyelidikan dan analisis contoh-contoh hidup (Smith, 2009, h. 53).

Penelitian fenomenologi ini berusaha mengungkap dan mempelajari serta

memahami makna hidup pada pemain wayang wong Sriwedari. Pengalaman yang

dimiliki oleh para pemain wayang wong merupakan sesuatu yang unik dan

memiliki arti psikologis dalam perjalanannya menemukan makna hidup.

Penelitian mengenai makna hidup ini didesain dengan penelitian kualitatif,

yaitu suatu proses penelitian ilmiah bertujuan untuk memahami masalah-masalah

manusia dalam konteks sosial dan budaya yang melingkupinya seperti pada para

34

pemain wayang wong yang hidup di dalam lingkup budaya (Creswell, dalam

Herdiansyah, 2010, h. 8). Esensi dari penelitian kualitatif adalah memahami

sesuatu, yang dapat berarti banyak hal, misalnya memahami apa yang dirasakan

oleh orang lain, memahami sudut pandang pola pikir orang lain, memahami

fenomena berdasarkan sudut pandang sekelompok orang tertentu dalam setting

alamiah (Herdiansyah, 2010, h. 5).

Penelitian makna hidup pada pemain wayang wong Sriwedari ini berusaha

untuk dapat menguak tabir dan makna yang diyakini oleh para pelaku kesenian

wayang wong, sehingga makna tersebut dapat digambarkan secara jelas dan rinci.

Penelitian kualitatif dengan segala kekhasannya mampu menguak tabir dan

menangkap sesuatu yang dimaknai individu, sehingga makna tersebut dapat

dipahami dengan lebih mudah dan sederhana (Banister, dalam Herdiansyah, 2010,

h. 9).

B. Fokus Penelitian

Semua manusia memiliki cara pandangnya terhadap hidup yang mereka

miliki, hal itu di pengaruhi oleh pekerjaan yang dimiliki manusia tersebut. Dalam

penelitian ini pekerjaan yang dimaksud adalah pemain wayang wong. Jaman yang

modern ini sudah jarang terdengar keberadaan pekerjaan satu ini, dulu pernah

berjaya pada tahun 1970an, salah satu pentas seni yang menjadi ciri budaya

bangsa. Tempat dan frekuensi pertunjukan nyaris tidak lagi di tengah masyarakat,

kecuali wayang wong Sriwedari yang hampir setiap hari melakukan pertunjukan.

Lingkup permasalahan yang diteliti adalah fenomena makna hidup pada

pemain wayang wong Sriwedari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

35

mengetahui jawaban atas permasalahan yang dialami oleh para pemain wayang

wong mengenai latar belakang mereka memilih pekerjaan ini, hal yang membuat

mereka bertahan dalam bekerja sebagai pemain wayang wong, bagaimana para

pemain wayang wong mengambil makna dari pekerjaan yang dipilihnya, selain itu

memberikan gambaran mengenai usaha apa saja yang dilakukan untuk mencapai

makna hidup pada para pemain wayang wong. Penelitian ini menjadi menarik

dikarenakan pekerjaan sebagai pemain wayang wong yang unik dan langka pada

jaman sekarang, selain itu permasalahan yang dihadapi kesenian wayang wong

akan memberikan makna bagi para pemain wayang wong. Cara-cara mereka

memaknai hidup itu yang akan memberikan pengetahuan bagi peneliti dalam

melewati apa yang menjadi kendala dari pekerjaannya.

C. Subjek Penelitian

Penelitian makna hidup pada pemain wayang wong menjadikan para pemain

tersebut sebagai subjek untuk memperoleh gambaran psikologis mengenai makna

hidup yang dimiliki. Pemilihan subjek penelitian dilakukan secara puposive, yaitu

sesuai dengan kriteria atau karakteristik dan tujuan yang ditentukan dari

penelitian mengenai makna hidup pada pemain wayang wong, kriteria subjek

penelitian sebagai berikut:

1. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak empat orang.

2. Semua subjek penelitian merupakan pemain wayang wong yang telah

menjalani pekerjaannya selama minimal 20 tahun masa pengabdian.

Subjek penelitian tergolong sebagai pemain purna, yaitu kriteria yang

diberikan kepada mereka yang telah menunjukan kredibilitasnya sebagai

36

empu wayang wong dalam bidang tari maupun karawitan. Masa 20 tahun

pengabdian menunjukkan bahwa pemain wayang wong telah

menunjukkan kredibilitasnya sebagai empu wayang wong dalam bidang

tari.

3. Bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani informed

consent.

Subjek penelitian ditemukan melalui peninjauan yang dilakukan oleh peneliti

pada lingkungan tempat kerja para pemain wayang wong, hal itu dilakukan setelah

peneliti mendapatkan ijin dari dinas kebudayaan dan pariwisata kota Surakarta.

Mengambil informasi dari orang-orang disekitar gedung Sriwedari (pedagang dan

tukang parkir) dilakukan untuk dapat memberikan gambaran bagi peneliti

mengenai kondisi pemain wayang wong dan kesenian wayang wong. Informasi

yang lebih akurat berusaha ditemukan oleh peneliti dari koordinator dan para

pemain wayang wong yang berada di gedung Sriwedari.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian mengenai makna

hidup pada pemain wayang wong adalah wawancara. Wawancara merupakan

percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu

(Poerwandari, 2005, h. 146). Dalam penelitian ini wawancara merupakan proses

yang penting dan merupakan pedoman utama dalam pengumpulan data dari

partisipan. Peneliti berusaha untuk menggali informasi dari subjek penelitian

dengan mengajukan pertanyaan dan peneliti melakukan probing atau teknik untuk

37

memancing subjek berbicara ketika jawaban subjek kurang jelas. Peneliti juga

berusaha untuk menjadi penerima informasi, bukan peneliti yang banyak bicara.

Wawancara dalam penelitian ini dapat mengungkap keadaan subjek secara nyata

dan kondisi yang sebenarnya dari pemain wayang wong. Wawancara penelitian

dilakukan secara individual antara subjek dan peneliti.

2. Materi audio

Pencatatan data selama wawancara penting sekali karena data dasar yang

akan dianalisis didasarkan atas kutipan hasil wawancara (Moleong, 2002, h. 151).

Salah satu cara pencatatan data ialah dilakukan melalui tape recorder. Penelitian

ini menggunakan alat bantu recorder dari handphone peneliti untuk merekam

keseluruhan hasil wawancara. Perekaman dilakukan dengan persetujuan dari

subjek penelitian. Hasil wawancara berupa rekaman, kemudian ditransfer ke

dalam bentuk tulisan yang merupakan hasil salinan dari rekaman tersebut. Alat

recording membantu peneliti untuk merekam informasi yang disampaikan oleh

subjek saat wawancara sampai hal-hal yang detail, selain itu peneliti mudah dalam

mentransliterasi hasil rekaman karena dapat di ulang-ulang (Koentjaraningrat

dalam Bungin, 2001, h. 65).

E. Analisis Data

Mengumpulkan data merupakan suatu langkah besar dan panjang dalam suatu

reasearch (Hadi, 1997, h. 33). Peneliti melakukan tahapan setelah mengumpulkan

data yang diperlukan yaitu melakukan analisis data. Langkah-langkah analisis

data yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut (Kahija, 2006, h. 44-45).

38

1. Membuat dan mengatur data yang sudah dikumpulkan

Data yang telah terkumpul melalui metode wawancara dan materi audio akan

diolah oleh peneliti sehingga menjadi sebuah transkrip wawancara. Transkrip

wawancara menjadi sumber yang penting untuk peneliti menemukan makna dari

ungkapan verbatim subjek penelitian.

2. Membaca dengan teliti data yang sudah diatur

Pengumpulan data yang sudah diperoleh lewat wawancara dan materi

tambahan dari audio serta bukti berupa foto, kemudian peneliti menuliskannya

secara teratur, dibaca kembali dengan teliti, mencari ungkapan-ungkapan yang

menggambarkan hal yang berhubungan dengan diri subyek.

3. Peneliti mendeskripsikan pengalamannya di lapangan

Bagian awal dari analisis data, peneliti perlu untuk menjelaskan

pengalamannya di lapangan. Selama melakukan penelitian dalam pencarian data,

peneliti mengalami pengalaman-pengalaman yang berarti untuk dirinya.

Mengenai hal-hal apa saja yang dihadapi dan dialami peneliti selama melakukan

penelitian di lapangan di tuliskan. Misalnya tentang kondisi cuaca sewaktu

melangsungkan pencarian data, situasi saat wawancara dilakukan, atau kendala

yang dialami peneliti selama melakukan pencarian data atau hal lainnya.

4. Horisonalisasi

Transkrip wawancara diperiksa oleh peneliti untuk dapat menentukan

ungkapan-ungkapan dari subjek penelitian yang relevan dan tidak relevan bagi

penelitian ini. Data yang dianggap penting lalu dipisahkan dari data yang

39

dianggap kurang penting atau tidak mendukung penelitian untuk masuk ke dalam

pengolahan pada tahap selanjutnya. Data yang dianggap kurang penting dapat

disisihkan.

5. Unit-unit makna

Peneliti berusaha untuk menemukan unit-unti makna dengan melakukan

pemilihan ungkapan yang relevan serta merevisi hasil dari coding. Peneliti

diharapkan menemukan unit-unit makna yang diperoleh dari ungkapan subjek.

6. Deskripsi tekstural

Ketika unit makna telah ditemukan maka peneliti akan melakukan deskripsi.

Deskripsi yang pertama adalah deskripsi tekstural, yaitu deskripsi yang berasal

dari ungkapan orisinil subjek penelitian dan diambil dari horisonalisasi.

7. Deskripsi struktural

Peneliti melakukan deskripsi selanjutnya yaitu deskrisi struktural. Peneliti

memberikan interpretasinya terhadap apa yang telah diungkapkan subjek.

Pandangan peneliti mengenai ungkapan subjek bersifat memperjelas sesuai

dengan pemikiran peneliti.

8. Makna dan esensi

Analisis peneliti pada deskripsi struktural yang telah ditafsirkan lalu

dikumpulkan, dibaca kembali kemudian diambil makna penting yang diperoleh

dari hasil analisis tersebut. Inti atau esensi dari pengalaman subjek menjadi hal

yang berusah ditemukan peneliti.

40

F. Verifikasi Data

1. Kredibilitas

Standar kredibilitas adalah taraf kepercayaan dan penting untuk peneliti dapat

meyakinkan dirinya sendiri, dosen, dan pembaca bahwa peneliti telah melakukan

penelitian dengan benar. Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya

mencapai tujuan untuk mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting,

proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang konpleks (Poerwandari, 2005, h.

207). Cara untuk dapat menunjang kredibilitas ini yang akan dilakukan peneliti

adalah :

a. Keterlibatan peneliti di lapangan dan pengamatan berkesinambungan

Bagian ini peneliti perlu melakukan kegiatan untuk dapan menunjang

kredibilitas, yang pertama adalah peneliti melakukan survey dan terlibat

langsung di lapangan untuk membangun rapport dengan subjek penelitian,

yang kedua peneliti mempelajari lingkungan sosial dan budaya di

lingkungan subjek penelitian, dan peneliti meyakinkan diri bahwa

penelitian dapat terus dilanjutkan.

b. Triangulasi

Peneliti berusaha untuk menemukan sudut pandang lain untuk dapat

mengecek kebenaran dari penelitian yang dilakukan. Sudut pandang

tersebut dapat diperoleh melalui buku-buku dan dosen pembimbing.

c. Peer debriefing

Pengecekan melalui rekan sejawat diperlukan peneliti untuk dapat

menerima masukan atau saran yang diberikan oleh rekan-rekan sesama

41

jurusan psikologi. Rekan sejawat diharapkan untuk dapat memeriksa

persepsi, serta analisis yang telah dibuat oleh peneliti.

2. Transferabilitas

Menurut Sugiyono (2009, h. 468), transferability ini merupakan validitas

eksternal dalam penelitian kualitatif. Peneliti memerlukan standar transfer agar

dapat membantu menerapkan temuan dari penelitian ke situasi lain yang mirip

atau dengan kata lain generalisabilitas yaitu kemampuan hasil penelitian untuk

digeneralisasikan pada subjek lain yang mirip.

Hal yang akan dilakukan peneliti untuk menunjang transferabilitas yaitu

melalui deskripsi tebal yang bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lain untuk

dapat mentransfer temuan ke subjek yang mirip, dan juga peneliti memiliki

karakteristik subjek yang jelas agar peneliti lain mudah untuk melakukan transfer

pada subjek yang mirip.

3. Dependabilitas

Dependabilitas adalah daya konsistensi yang digunakan peneliti untuk

meyakinkan pembaca dan peneliti lain bahwa penelitian yang telah dilakukan itu

konsisten.

Kegiatan yang akan dilakukan peneliti untuk menunjang dependabilitas yaitu

melalui :

a. Koherensi, yaitu peneliti memilih metode yang paling tepat untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Keterbukaan, sejauh mana peneliti membuka diri dengan memanfaatkan

metode-metode yang berbeda untuk mencapai tujuan penelitian.

42

c. Diskursus atau audit eksternal, peneliti mendiskusikan hasil temuan dan

analisisnya dengan dosen pembimbing.

4. Konfirmabilitas

Konfirmabilitas adalah bagaimana hasil penelitian dapat disetujui oleh orang

lain atau dosen pembimbing. Peneliti akan melakukan beberapa cara untuk

menjaga konfirmabilitas penelitian dengan :

1. menyimpan data-data mentah hasil wawancara, dimaksudkan sebagai

bukti ketika ada pemeriksaan lanjutan.

2. Melakukan proses analisis yang benar.

3. Melakukan pembahasan yang benar, agar peneliti bisa menunjukan

bagaimana hasil analisis dihadapkan dengan teori-teori atau penelitian

lain apakah bisa menguatkan atau melemahkan temuan lain.

Beberapa peneliti kualitatif juga menganggap konfirmabilitas dalam

pengertian transparansi, yakni kesediaan peneliti untuk mengungkapkan secara

terbuka proses dan elemen penelitiannya sehingga memungkinkan pihak lain

melakukan penelitian (Poerwandari, 2005, h. 215).

43

BAB IV

ANALISIS DATA

Analisis data dalam penelitian kebermaknaan hidup pada pemain wayang wong

Sriwedari tersusun berdasarkan serangkaian kegiatan penelitian dan pengambilan

data secara langsung di lapangan. Peneliti melakukan pengambilan data di tempat

para pemain wayang wong melakukan pertunjukan atau di gedung Sriwedari.

Urutan kegiatan peneliti dalam melakukan analisis data yang pertama adalah

dengan melakukan wawancara terhadap subjek penelitian, lalu membuat transkrip

wawancara, setelah itu memindahkan hasil wawancara yang berbentuk rekaman

ke dalam bentuk tulisan dan juga membuat catatan lapangan.

Peneliti membaca berulang-ulang transkrip tersebut untuk dapat menarik

kesimpulan. Peneliti juga memberi penjelasan mengenai pengalaman peneliti

selama di lapangan. Setelah itu peneliti melakukan horisonalisasi dari transkrip

wawancara dan menyisihkan berbagai pernyataan subjek yang tidak penting,

berulang, dan tumpang tindih. Peneliti selanjutnya memberikan makna psikologis

terhadap data yang telah direduksi tersebut. Makna-makna yang telah tersusun

kemudian dikelompokkan ke dalam unit-unit makna disertai penyataan-

pernyataan orisinil dari subjek dan mengemukakan interpretasi pribadi peneliti

mengenai ucapan orisinil dari subjek tersebut. Peneliti kemudian melakukan

analisis data yaitu menyatukan semua interpretasinya dan mencari inti dari hasil

interpretasi yang ditemukan.

44

A. Deskripsi Kancah

Deskripsi kancah pada penelitian ini didukung wawancara di tempat peneliti

akan melakukan penelitian. Tempat penelitian ditetapkan di gedung pertunjukan

wayang wong Sriwedari kota Surakarta. Peneliti pada hari selasa tanggal 12

November 2013 mengunjungi gedung Sriwedari yang terletak di jalan Slamet

Riyadi, komplek taman Sriwedari no 262 kota Surakarta. Tujuan peneliti untuk

melihat-lihat kondisi gedung, lalu melihat berjalannya pertunjukan, serta

melakukan perbincangan dengan orang-orang yang berada di lokasi tersebut.

Kunjungan kedua peneliti pada tanggal 13 November 2013 bertujuan untuk

bertemu dengan pengelola atau koordinator dari para pelaku kesenian wayang

wong di gedung pertunjukan Sriwedari. Peneliti datang ke gedung Sriwedari jam

19.00 dan menuju ke bagian belakang gedung untuk bertemu dengan koordinator

para pemain wayang wong. Peneliti selanjutnya bertemu dengan koordinator yang

berinisial AP. Peneliti melakukan wawancara dengan bapak AP untuk

mendapatkan informasi mengenai wayang wong Sriwedari. Bapak AP menjadi

koordinator sejak tahun 2012, jadi sudah 2 tahun bapak AP menjabat sebagai

koordinator.

Gedung pertunjukan wayang wong Sriwedari adalah tempat untuk pertunjukan

wayang wong yang berada di solo, sebenarnya di solo ada dua grup wayang wong

yaitu grup wayang wong Sriwedari dan grup wayang wong di RRI. Perbedaannya

adalah grup wayang wong RRI itu satu bulan sekali pentasnya sedangkan di grup

wayang wong Sriwedari pentasnya dari senin sampe sabtu malam, liburnya hanya

malam senin. Fungsi dari gedung pertunjukan Sriwedari adalah untuk

45

mementaskan salah satu jenis kesenian Jawa yaitu wayang wong yang telah

menjadi masterpiece kesenian Jawa. Wayang orang menurut bapak AP adalah

berbentuk teater tetapi dia mewakili banyak bentuk kesenian seperti tari seni

musik (karawitan) seni tata rias, dan seni busana. Tempat yang didirikan oleh

kasinuwun Pakubuwono ke 10 ini memiliki 75 pegawai, terdiri dari 35 orang

pegawai negeri dan 40 orang lagi pegawai honorer dan pegawai magang.

Kesejahteraan dari para pegawai yang bekerja di gedung Sriwedari ini

sebenarnya sudah mencukupi namun untuk pegawai yang honorer dan magang

dipandang masih kurang mencukupi. Kondisi dari gedung Sriwedari memerlukan

banyak perbaikan, seperti pada atap yang bocor, sistem tata cahaya yang perlu

diperbaharui, soundsistem yang lebih baik, dan busana-busana yang sudah lusuh.

Penonton pertunjukan wayang wong tiap malamnya selalu ada namun tempat

duduk akan terisi penuh ketika malam sabtu dan malam minggu, untuk hari-hari

biasa penonton wayang wong merupakan warga sekitaran kota Solo dan pada

akhir pekan penonton yang datang bertambah dari luar kota Solo serta orang-

orang mancanegara yang sedang berkunjung ke Indonesia, atau lebih tepatnya ke

kota Surakarta. Syarat untuk menonton pertunjukan wayang wong diharuskan

untuk membeli tiket masuk seharga Rp. 3000.

Kesenian wayang wong yang ada di Sriwedari ini berada di bawah pemerintah

kota dinas pariwisata dan kebudayaan kota Surakarta. Pegawai yang berada di

gedung Sriwedari ini mendapatkan gaji dari pemerintah. Tiket masuk untuk

menonton pertunjukan wayang wong tidak masuk ke pengelola Sriwedari namun

langsung masuk ke badan pengelolaan aset daerah.

46

Peneliti juga meminta ijin kepada bapak AP selaku koordinator para pelaku

kesenian wayang wong yang ada di Sriwedari untuk melakukan penelitian dan

pengambilan data untuk memenuhi tugas akhir dari peneliti. Permintaan ijin

secara langsung ini dilakukan setelah mengurus surat perijinan ke dinas pariwisata

dan kebudayaan kota Surakarta.

B. Deskripsi Pengalaman Peneliti di Lapangan

1. Proses penemuan subjek

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan surat ijin yang dikeluarkan oleh

Fakultas Psikologi Universita Diponegoro Nomor 1988/UN7.3.11.1/PP/2013 1

November 2013 dengan pesetujuan dari Pembantu Dekan I.

Peneliti mendatangi koordinator sebagai key informant di gedung pertunjukan

Sriwedari jalan Slamet Riyadi no 262 komplek taman Sriwedari kota Surakarta.

Key informant bersedia untuk memberikan waktu melakukan penelitan setiap hari

dan pada sore hari sebelum pemain wayang wong melakukan pertunjukan. Key

informant memberikan saran untuk subjek penelitian yang sesuai dalam penelitian

dan menjelaskan beberapa nama pemain wayang wong.

1. Pertemuan dengan subjek 1

Hari/tanggal : Sabtu 16 November 2013

Pukul : 19.00-selesai

Tempat : Tempat rias pemain gedung pertunjukan kesenian

wayang wong Sriwedari

Nama inisial : M

Jabatan : Pemain wayang wong

47

Kondisi tempat : Tempat rias pada gedung pertunjukan kesenian

wayang wong Sriwedari cukup luas dengan dua

puluh lima meja rias beserta kursi didalamnya, satu

kamar mandi dan empat buah kipas angin di

dalamnya. Setiap pemain wayang wong memiliki

meja riasnya masing-masin. Tempat rias di gedung

tersebut ada dua tempat satu untuk pemain laki-laki

dan satunya untuk pemain perempuan. Kondisi akan

ramai ketika semua pemain telah datang dan merias

diri lalu melakukan pertunjukan.

Tabel 4.1 Identitas Subjek #1

Identitas Subjek #1

Nama inisial M

Usia saat ini 61

Lama Berprofesi 34 tahun

Pendidikan SR

Peran Buto cakil

Subjek adalah seorang pemain wayang wong Sriwedari yang berasal dari kota

Pacitan Jawa timur. Kedua orang tua subjek bekerja sebagai petani di kota

Pacitan. Subjek adalah seorang ayah dengan empat orang anak, tiga orang anak

laki-laki dan anak keempat adalah anak perempuan. Ketiga anak laki-laki sudah

bekerja dan merantau di kota besar, anak pertama bekerja di bagian kontraktor,

48

anak kedua dan ketiga bekerja di perusahaan pembangunan apartemen, sedangkan

anak terakhir adalah seorang perempuan yang masih sekolah di SMKN 2 kota

Surakarta. Subjek memiliki seorang istri yang bekerja sebagai pengrajin tempe di

rumahnya. Subjek bekerja sebagai pemain wayang wong Sriwedari sejak tahun

1976 sampai sekarang, namun ketika pada tahun 1989 subjek mendapat tawaran

untuk bekerja menjadi pak kebon di SMA 2 kota Surakarta sampai tahun 2002.

Subjek setiap hari berangkat untuk bekerja sebagai pemain wayang wong

menggunakan sepeda dari rumahnya yang beralamat di RT 4 RW 4 kelurahan

Grogol kecamatan Manang kabupaten Sukoharjo.

Pertemuan dengan subjek sebelumnya atas saran dari bapak AP selaku

koordinator di kelompok wayang wong tersebut. Perkenalan dilakukan di luar

ruangan rias pemain, di tempat itu terdapat kursi untuk duduk pemain sebelum

melakukan rias, subjek M sedang bercengkrama dengan teman-teman pelaku

kesenian wayang wong yang lain.

Peneliti menjelaskan maksud kedatangannya kepada subjek agar pertemuan

dirasa lebih nyaman. Penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan peneliti

di tempat tersebut. Peneliti meminta subjek untuk melakukan wawancara dan

direkam dengan menggunakan voice recorder yang ada di handphone peneliti.

Peneliti memberikan surat informed consent kepada subjek, dan subjek

bersedia untuk menandatangani surat tersebut. Subjek bersedia untuk melakukan

wawancara pada waktu itu juga sebelum melakukan pertunjukan dan wawancara

berlangsung di ruang rias pemain wayang wong.

49

Hasil pengamatan peneliti selama wawancara berlangsung subjek terlihat

terbuka dan mudah untuk diajak ngobrol. Subjek selaku pemain yang tertua di

kelompok pemain wayang wong sriwdari ini sudah beberapa kali di mintai

wawancara jadi subjek tidak terlihat canggung ketika peneliti memberikan

pertanyaannya. Pembawaan subjek yang ramah dan sederhana membuat proses

wawancara lancar dan santai. Subjek juga mempersilahkan untuk menemuinya

kembali di gedung pertunjukan kesenian wayang wong Sriwedari ketika data

belum cukup.

Pertemuan kedua dengan subjek untuk melakukan wawancara tanpa adanya

perjanjian sebelumnya. Peneliti dan subjek sudah terlihat akrab dibandingkan

dengan pertemuan yang sebelumnya. Subjek ditemui di ruang rias gedeung

pertunjukan wayang wong Sriwedari dan lansung menyetujui untuk dilakukannya

wawancara kembali. Proses wawancara berjalan lancar dan penuh nasihat bagi

peneliti dari subjek sampai dirasa wawancara cukup dan mengakhiri sesi tersebut.

2. Pertemuan dengan subjek 2

Hari/tanggal : Senin 18 November 2013

Pukul : 19.00-selesai

Tempat : Tempat rias pemain gedung pertunjukan kesenian

wayang wong Sriwedari

Nama inisial : G

Jabatan : Pemain wayang wong

Kondisi tempat : Tempat rias pada gedung pertunjukan kesenian

wayang wong Sriwedari cukup luas dengan dua

50

puluh lima meja rias beserta kursi didalamnya, satu

kamar mandi dan empat buah kipas angin di

dalamnya. Setiap pemain wayang wong memiliki

meja riasnya masing-masing. Tempat rias di gedung

tersebut ada dua tempat satu untuk pemain laki-laki

dan satunya untuk pemain perempuan. Kondisi akan

ramai ketika semua pemain telah datang dan merias

diri lalu melakukan pertunjukan.

Tabel 4.2 Identitas Subjek #2

Identitas Subjek #2

Nama inisial G

Usia saat ini 61

Lama Berprofesi 23 tahun

Pendidikan -

Peran Buto cakil

Subjek adalah seorang pemain wayang wong Sriwedari yang berasal dari kota

Surabaya. Darah keluarga subjek adalah darah seni dari orang tua dan kedua

saudaranya semua bergelut di kesenian. Subjek merupakan angkatan pertama

kelompok srimulat yang terkenal. Subjek memiliki istri dan dua orang anak.

Subjek sejak kecil sudah menggeluti bidang seni, baik itu seni tari, seni pahat, seni

patung dan seni lukis, beberapa karya subjek juga di pamerkan di gedung

pertunjukan kesenian wayang wong Sriwedari.

51

Pertemuan dengan subjek G ini atas saran dari bapak AP dan atas pengamatan

dari peneliti di lapangan. Subjek G ketika ditemui peneliti sedang duduk santai di

ruang tunggu pemain. Subjek ini menurut pengamatan peneliti datang untuk

bekerja selalu tepat waktu dan diantar oleh anak pertamanya.

Peneliti menjelaskan maksud kedatangannya kepada subjek agar pertemuan

dirasa lebih nyaman. Penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan peneliti

di tempat tersebut. Peneliti meminta subjek untuk melakukan wawancara dan

direkam dengan menggunakan voice recorder yang ada di handphone peneliti.

Peneliti memberikan surat informed consent kepada subjek, dan subjek

bersedia untuk menandatangani surat tersebut. Subjek bersedia untuk melakukan

wawancara pada waktu itu juga sebelum melakukan pertunjukan dan wawancara

berlangsung di ruang rias pemain wayang wong.

Subjek G merupakan orang yang ramah dan baik walaupun kepada orang yang

belum dia kenal. Ketika akan dimintai wawancara subjek ini langsung

mempersilahkan peneliti untuk melakukan wawancara. Wawancara dengan subjek

ini berlangsung dengan santai nyaman dan terbuka, subjek tidak terlihat canggung

sama sekali.

3. Pertemuan dengan subjek 3

Hari/tanggal : Senin 2 Desember 2013

Pukul : 19.00-selesai

Tempat : Tempat rias pemain gedung pertunjukan kesenian

wayang wong Sriwedari

Nama inisial : J

52

Jabatan : Pemain wayang wong

Kondisi tempat : Tempat rias pada gedung pertunjukan kesenian

wayang wong Sriwedari cukup luas dengan dua

puluh lima meja rias beserta kursi didalamnya, satu

kamar mandi dan empat buah kipas angin di

dalamnya. Setiap pemain wayang wong memiliki

meja riasnya masing-masin. Tempat rias di gedung

tersebut ada dua tempat satu untuk pemain laki-laki

dan satunya untuk pemain perempuan. Kondisi akan

ramai ketika semua pemain telah datang dan merias

diri lalu melakukan pertunjukan.

Tabel 4.3 Identitas Subjek #3

Identitas Subjek #3

Nama inisial J

Usia saat ini 43

Lama Berprofesi 24 tahun

Pendidikan SMKI

Peran Buto cakil

Subjek ini adalah seorang pemain wayang wong yang sudah berkecimpung di

profesinya tersebut sejak tahun 89 sampai saat ini, atau dapat dikatakan sudah 24

tahun di dalamnya. Subjek merupakan seorang ayah dengan empat orang anak dan

satu orang istri. Subjek bekerja sebagai wayang wong untuk menghidupi

53

keluarganya terkadang untuk mendapatkan uang tambahan subjek melakukan

pentas wayang wong di luar dengan kelompok wayang wongnya. Bakat yang

dimilikinya diturunkan oleh kakeknya yang merupakan abdi dalem keraton

Surakarta, sejak umur lima tahun subjek sudah bisa menari diajari oleh kakeknya.

Subjek merupakan anak terakhir dari tujuh bersaudara, dan kebanyakan dari

saudaranya juga berkecimpung di bidang kesenian.

Pertemuan dengan subjek sebelumnya atas saran dari bapak AP selaku

koordinator di kelompok wayang wong tersebut. Perkenalan dilakukan di luar

ruangan rias pemain, di tempat itu terdapat kursi untuk duduk pemain sebelum

melakukan rias, subjek J sedang bersiap untuk merias diri di meja riasnya.

Peneliti menjelaskan maksud kedatangannya kepada subjek agar pertemuan

dirasa lebih nyaman. Penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan peneliti

di tempat tersebut. Peneliti meminta subjek untuk melakukan wawancara dan

direkam dengan menggunakan voice recorder yang ada di handphone peneliti.

Hasil pengamatan peneliti subjek merupakan seseorang yang terbuka dan

mudah untuk diajak berdiskusi, hal ini didukung oleh pernyataan dari teman

seprofesi subjek yang menjelaskan bahwa subjek J ini terbuka dan “kepenakan”

kalo sama anak muda. Ketika diamati dari raut wajah subjek J ini terlihat orang

yang keras dan kaku apalagi dengan perannya yang sering menjadi buta, suaranya

pun terdengar keras ketika melakukan pertunjukan, namun hal itu berbeda dengan

kenyataanya ketika di ajak untuk wawancara. Wawancara berlangsung dengan

lancar tanpa ada rasa canggung dari subjek dan peneliti. Subjek juga bersedia

untuk ditemui kembali ketika dibutuhkan wawancara oleh peneliti.

54

Pertemuan kedua dilakukan peneliti pada tanggal 6 Desember 2013 di gedung

pertunjukan kesenian wayang wong. Subjek saat itu sedang ngobrol bersama

teman-temannya, peneliti langsung menghampiri dan meminta untuk dilakukan

wawancara kedua dan subjek langsung mempersilahkan. Wawancara kedua

berlangsung dengan lebih terbuka dan kondisi yang nyaman, sampai terjadi proses

diskusi antara peneliti dengan subjek J.

Peneliti memberikan surat informed consent kepada subjek, dan subjek

bersedia untuk menandatangani surat tersebut. Subjek bersedia untuk melakukan

wawancara pada waktu itu juga sebelum melakukan pertunjukan dan wawancara

berlangsung di ruang rias pemain wayang wong.

4. Pertemuan dengan subjek 4

Hari/tanggal : Rabu 3 Desember 2013

Pukul : 19.00

Tempat : Tempat rias pemain gedung pertunjukan kesenian

wayang wong Sriwedari

Nama inisial : H

Jabatan : Pemain wayang wong

Kondisi tempat : Tempat rias perempuan pada gedung pertunjukan

kesenian wayang wong Sriwedari cukup luas dengan

dua puluh lima meja rias beserta kursi didalamnya,

satu kamar mandi dan empat buah kipas angin di

dalamnya. Setiap pemain wayang wong memiliki

meja riasnya masing-masing. Tempat rias di gedung

55

tersebut ada dua tempat satu untuk pemain laki-laki

dan satunya untuk pemain perempuan. Kondisi akan

ramai ketika semua pemain telah datang dan merias

diri lalu melakukan pertunjukan.

Tabel 4.4 Identitas Subjek #4

Identitas Subjek #4

Nama inisial H

Usia saat ini 42

Lama Berprofesi 22 tahun

Pendidikan SMKI

Peran Emban

Subjek merupakan seorang wanita yang berprofesi sebagai pemain wayang

wong sejak tahun 1990. Bakat berkeseniannya muncul dari kakek dan neneknya

serta kedua orang tuanya, mereka semua bergelut di bidang seni. Subjek H ini

memiliki suami dan tiga orang anak, dan menurutnya anak kedua dan ketiganya

juga akan berkecimpung di dunia kesenian, selain diarahkan oleh subjek juga

anak-anaknya ini mulai menyukai kesenian wayang wong. Suami subjek bekerja

di dinas pariwisata kota Surakarta.

Pertemuan dengan subjek sebelumnya atas saran dari seorang key informant

yang juga berprofesi sebagai wayang wong di Sriwedari. Key informant ini

membantu peneliti untuk bertemu dengan subjek dan melakukan wawancara

dengannya.

56

Peneliti bertemu dengan subjek sebelum subjek merias diri untuk melakukan

pertunjukan. Ketika akan dilakukan wawancara listrik di daerah Sriwedari padam

sehingga wawancara sempat tertunda. Beberapa menit sebelum listrik menyala

subjek menyatakan dirinya siap untuk diwawancara, dan wawancara pun

dilakukan di ruang rias wanita dengan cahaya terang dari lilin.

Peneliti menjelaskan maksud kedatangannya kepada subjek agar pertemuan dirasa

lebih nyaman. Penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan peneliti di

tempat tersebut. Peneliti meminta subjek untuk melakukan wawancara dan

direkam dengan menggunakan voice recorder yang ada di handphone peneliti.

Peneliti juga meminta subjek untuk menandatangani informed consent sebagai

tanda persetujuan untuk menjadi penelitian.

Hasil pengamatan peneliti subjek merupakan orang yang terbuka dan mudah

untuk di ajak ngobrol atau berdiskusi. Subjek yang memiliki wajah yang ramah,

penuh senyum dan tawa ini menunjukkan tidak ada perasaan canggung ketika

melakukan wawancara bersama peneliti. Subjek menjelaskan secara panjang lebar

mengenai pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Proses wawancara berjalan

dengan lancar dan santai serta subjek merasa nyaman dengan kondisi yang ada.

Wawancara kedua dilakukan peneliti pada tanggal 6 Januari 2014, saat itu

subjek sudah akan merias diri karena sebentar lagi akan melakukan pertunjukan.

Peneliti membuat janji untuk melakukan wawancara setelah subjek selesai

bekerja. Peneliti melakukan wawancara dengan subjek untuk dapat memperoleh

informasi lebih mendalam. Wawancara berjalan dengan lancar, dan ketika peneliti

merasa cukup wawancarapun disudahi serta berterimakasih kepada subjek.

57

Berikut adalah tabel mengenai identitas keempat subjek :

Tabel 4.5 Identitas Keseluruhan Subjek

Identitas Subjek #1 Subjek #2 Subjek #3 Subjek #4

Nama inisial M G J H

Usia saat ini 61 61 43 42

Lama

Berprofesi

34 tahun 23 tahun 24 tahun 22 tahun

Pendidikan SR - SMKI SMKI

Peran Buto cakil Buto cakil Buto cakil Emban

5. Kendala yang dihadapi

Pertunjukan wayang wong Sriwedari dilakukan setiap hari kecuali malam senin

pada pukul 20.00-22.00 WIB, sehingga pertemuan antara peneliti dan subjek

dilakukan pada malam hari. Wawancara dilakukan pada waktu pemain melakukan

persiapan sehingga wawancara dilakukan secara bersamaan dengan pemain

merias diri dan mengenakan busana atau kostum untuk pertunjukan. Cuaca juga

menjadi kendala bagi peneliti, dikarenakan hujan yang terus mengguyur kota

Surakarta dan sekitarnya mengakibatkan subjek penelitian sakit dan tidak dapat

melakukan proses wawancara. Kendala juga didapatkan dari pekerjaan subjek di

luar seperti menjadi pemain wayang wong untuk acara-acara panggilan sehingga

subjek tidak dapat hadir untuk melakukan pertunjukan dan melakukan

wawancara.

58

C. Horisonalisasi

Transkrip hasil wawancara yang telah diubah dalam bentuk tulisan diperiksa

kembali oleh peneliti untuk mengidentifikasi ucapan-ucapan subjek yang relevan

dan tidak relevan bagi penelitian ini. Peneliti melakukannya dengan cara bolding

perkataan subjek yang sekiranya mengandung makna tertentu dan memberikan

coding untuk memudahkan pengertiannya. Selanjutnya peneliti memberikan

makna psikologis yang terkandung berdasarkan ucapan dan coding yang telah

ditulis.

D. Unit-unit Makna

Unit-unit makna terbentuk dari hasil horisonalisasi yang memunculkan makna-

makna psikologis. Makna psikologis yang saling berhubungan dikelompokkan

dalam satu unit makna agar mudah dipahami. Berikut adalah tabel unit makna dan

makna psikologis dari keempat subjek.

Episode Unit Makna Makna

Psikologis

Subjek

Perjalanan

pertemuan

dengan

pekerjaan

Latar Belakang Internal Gagal

menggapai cita-

cita

3

Kebingungan

dalam penemuan

pekerjaan

1

Bakat 1, 2,3,4

Latar Belakang Eksternal Warisan leluhur 2,3,4

Riwayat

pendidikan

3,4

Keluarga yang

berantakan

3

Perjalanan di

dalam

pekerjaan

Tujuan bekerja Mencukupi

kebutuhan

keluarga

1, 2,3,4

59

Melestarikan

budaya

1,3

Keinginan

berkarya seni

4

Menghibur

masyarakat

1,4

Komitmen bekerja Menggeluti 2

pekerjaan

1,2,3,4

Profesionalitas 1,2,34

Perubahan fisik Berubahnya

bentuk tubuh

1,2,3,4

Menurunnya

kondisi

kesehatan

1,2

Perubahan kognitif Menurunnya

fungsi kognitif

2

Bertahan dalam bekerja Mencintai

pekerjaan yang

dimiliki

1,2,3,4

Tidak memiliki

keahlian lain

2,3,4

Cita-cita 3,4

Dukungan sosial Dukungan

emosional

1,2,3,4

Dukungan

informasional

3,4

Dukungan

instrumental

1,2,3,4

Perjalanan

menuju makna

hidup

Penemuan makna Melalui bekerja 1,4

Melalui keluarga 1,2

Melalui perintah

tuhan

3

Upaya

pemenuhan

makna

Nilai kreatif Bekerja

maksimal

1,2,3,4

Semangat

bekerja

3,4

Meningkatkan

kualitas

3,4

60

Tekun bekerja 1

Belajar 2,4

Nilai

penghayatan

Bersyukur 1,2,3,4

Sejahtera 1,2,3,4

Ideologi hidup 1,3,4

Religious feeling 1,3

Religious

practicing

1,3

Religious

knowledge

1,3,4

Kesabaran 2

Nilai bersikap Menjaga

hubungan

dengan rekan

kerja

1,4

Menjadi pribadi

yang baik

1,3

Perubahan sikap 1,

Mawas diri 1,3

Tidak menyesali

pekerjaannya

1

Penyesuaian diri 1,3

Makna hidup Pencapaian

makna hidup

Bahagia 3,4

Bekerja sepenuh hati 1,2

Anak-anak sukses 1,2

Mencintai keluarga 1,2,4

Karya seni 4

Menghidupi anak istri 1

Berperan sebagai ayah 1,2,3

Harapan hidup Harapan Anak lebih baik dari orangtua 1

Anak menjadi pribadi yang baik 1

Teman-teman bekerja lebih rajin 1

Anak mengikuti orangtua terjun di

bidang seni

4

Teman kerja dan keluarga sehat 3

Pensiun 2

Tabel 4.6 Tabel Unit-unit Makna dan Makna Psikologis

Deskripsi tekstural dan struktural dijelaskan peneliti sesuai dengan unit makna

dan makna psikologis yang sudah tersusun berikut ini :

61

1. Latar Belakang

Latar belakang adalah masa kehidupan subjek sebelum menemukan

pekerjaan sebagai pemain wayang wong. Latar belakang berisi mengenai

faktor-faktor yang mendukung subjek untuk bekerja baik secara internal

maupun eksternal sebagai pemain wayang wong. Setiap subjek memiliki

perbedaan dan kemiripan mengenai faktor-faktor tersebut.

a. Kegagalan mengapai cita-cita

J : Ini opsi yang kedua, opsi yang kedua wayang, tapi yang

pertama bukan wayang opsi yang pertama tentara

Subjek J sejak kecil memiliki dua pilihan cita-cita, yang pertama adalah

menjadi tentara dan yang kedua adalah menjadi pemain wayang wong.

Pilihan yang pertama gagal di capai oleh subjek J dan akhirnya dia

menjalankan pilihan yang kedua untuk menggeluti bidang seni dan menjadi

pemain wayang wong.

b. Kebingungan dalam menemukan pekerjaan

M : Yo mung wayang wong kuwi tok ning yo sangkan paran

lah istilahe sangkan paran mbuh entah rejeki darimana tau-

tau dapat rejeki

Pada subjek #1 dalam menemukan profesi dia mengalami kebingungan

bagaimana caranya dia bisa menemukan pekerjaan sebagai pemain wayang

wong dikarenakan orangtua yang bekerja sebagai petani. Subjek meyakini

bahwa rejeki yang didapatnya entah darimana tanpa diketahui asal-usulnya

dan yang penting mendapatkan rejeki.

c. Bakat

62

Keempat subjek memiliki bakat di bidang seni wayang wong, sehingga

mereka memilih untuk bekerja sebagai pemain wayang wong.

M : Bakat, tidak orang tua saya tani dari pacitan, tani semua

jadi bapak ya ga tau kenapa jadi pemain wayang wong

G : Ya mulai kecil sejak kecil saya di kesenian jadi sejak kecil

ibu saya di swara wati dan saya dekat sama ibu saya dan

orang tua jadi seniman saya jadi seniman

J : Sejak kecil aku udah bergelut di seni 5 tahun udah bisa

nari, kuda kuda, cantrik, pejuang, ringan-ringan

H : Bakat seni, ya jelas memiliki, misalnya saya di suruh

untuk bekerja di lain tempat bukan seni, saya pernah

mencoba jualan kelontong ya ga bisa kok, ga jadi itu,

karena apa? Ya itu bakat saya cuma di bidang seni

Keempat subjek menjelaskan bahwa mereka memiliki bakat untuk

menjadi pemain wayang wong sejak mereka masih kecil. Subjek #1 merasa

bahwa dirinya memiliki bakat di bidang seni walaupun kedua orangtuanya

tidak berjalan di bidang seni namun bekerja sebagai petani di Pacitan.

Subjek #2 merasa memiliki bakat sejak kecil dikarenakan subjek dekat

dengan ibunya yang merupakan pesinden di swarawati sehingga subjek ikut

menjalani bidang seni. Subjek #3 menjelaskan bahwa dirinya sudah

memulai bakatnya sejak kelas lima SD dengan menari yang ringan-ringan.

Subjek #4 menjelaskan bahwa dirinya memiliki bakat di bidang seni dan

menurutnya untuk bekerja selain di bakatnya tidak bisa.

d. Riwayat pendidikan

Keempat subjek memiliki riwayat pendidikan yang berbeda. Subjek #1

dan subjek #2 tidak memiliki ijazah sekolah, subjek #3 dan subjek #4

sekolah dengan pendidikan akhir SMK.

63

M : Tidak pegawai negeri, ga punya ijazah, di sini ya prihatin ,

yang nemu bejo ya anak-anakku, anak-anakku nemu bejo

kabeh , sukses semua

J : Ya Karena udah komitmen, kalo tentara ga masuk dari

sma kelas satu sudah mikir gitu tapi inginnya jadi wayang

kan SMKI kelas satu, kalo harapan kuliah kan ga ada,

ndaftar TNI ga jadi wayang, kalo penari kerjanya dimana,

kalo seniman belum tentu jadi kalo seniman butuh modal

besar, kalo orang ga punya kan harus menyesuaikan diri

H : Di SMKI kalo dulu sampe 4 tahun sekarang sampe 3 tahun

e. Warisan leluhur

G : Orang tua dulu juga wayang orang udah meninggal, ibu

juga pesinden swara wati tapi udah meninggal, ya darah

dari orang tua

J : Iya mbah canggah itu penari keraton trus mbah buyut itu

abdi dalem keraton ada anunya, darah-darah seninya

H : Kalo bapak itu dulu di karawitan kalo ibu dulunya wayang

kemudian karena dibutuhkan di tata busana kemudian ibu

diambil kesana

Subjek #2, #3 dan #4 memiliki darah kesenian yang diturunkan oleh

leluhurnya, baik itu dari orang tua subjek ataupun dari kakek dan buyutnya

yang berkecimpung di dunia seni juga. Menurut mereka darah seni yang

mereka dapat berasal dari leluhur mereka.

f. Keluarga yang berantakan

J : Dari keluarga saya kan berantakan jadi ga mau urus,

terserah kamu jadi apa yang penting setelah SMA go

Pada subjek ke #3 menjelaskan bahwa dia memiliki latar belakang

keluarga yang berantakan dan itu merupakan salah satu faktor yang

mendukung dirinya untuk menjadi pemain wayang wong.

2. Tujuan bekerja

Tujuan bekerja ini menjelaskan apa sebenarnya alasan dan tujuan utama dari

keempat subjek dalam bekerja sebagai pemain wayang wong.

64

a. Mencukupi kebutuhan keluarga

Keempat subjek memiliki tujuan yang hampir sama yaitu utamanya

untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka.

M : wong aku nyambet gawé kuwi ngo nguripi anak bojo

mbuh sepiro-pirone kuwi yo cukup

G : Ya penting sekali, istri menjalani untuk menyediakan

makanan untuk anak-anak dan lakinya, lakinya harus

bekerja yang baik

J : Puas, puasnya ya hobi dari kecil bisa menjadi suatu

pekerjaan buat menghidupi anak istri,

H : Memang yang utama untuk keluarga tapi kalo karya saya

ini saya sebut karya saya untuk masyarakat umum bisa

dinikmati kalo dari segi gaji itu untuk keluarga.

Bekerja menurut keempat subjek adalah untuk mencukupi kebutuhan

keluarga (anak, istri atau suami) yang mereka miliki. Sebagai kepala

keluarga subjek #1, #2, dan #3 memiliki tanggung Jawab untuk menghidupi

anak istri mereka, sedangkan pada subjek #4 gaji yang dia terima untuk

mencukupi kebutuhan membantu suaminya.

b. Melestarikan kebudayaan

Subjek #1 dan subjek #3 memiliki tujuan lain yaitu melestarikan

kebudayaan Jawa khususnya kesenian wayang wong.

M : Nguri-uri kabudayaan jowo ben ora punah

J : bisa melestarikan budaya, paling tidak pelestari budaya secara

nasional itu, secara pribadi buat keluarga, berguna bagi nusa dan

bangsa meskipun kecil sekecil debu dalam wadah yang besar

Subjek #1 memberikan penjelasan bahwa dirinya akan nguri-uri

(menghidupkan) kebudayaan Jawa agar tidak punah. Subjek #3 memiliki

tujuan dalam bekerja secara nasional adalah sebagai pelestari budaya.

65

c. Keinginan berkarya seni

Subjek #4 memiliki tujuan yang berbeda dengan subjek-subjek yang lain

yaitu berkarya di kesenian wayang wong.

H : kalo karya saya ini saya sebut karya saya untuk

masyarakat umum bisa dinikmati kalo dari segi gaji itu

untuk keluarga saya tapi dari segi karya saya

persembahkan untuk semua yang ada di sini apalagi untuk

yang menyukai wayang

Subjek #4 memiliki pandangan bahwa apa yang dilakukannya itu adalah

sebuah karya yang dia punya, karya tersebut menurutnya itu

dipersembahkan kepada penikmat kesenian wayang wong.

d. Menghibur masyarakat

Subjek #1 dan subjek #4 bekerja sebagai pemain wayang wong salah

satu tujuannya adalah untuk menghibur masyarakat

M : Menghibur masyarakat

H : tapi dari segi karya saya persembahkan untuk semua yang

ada di sini apalagi untuk yang menyukai wayang

Kedua subjek ini menjelaskan bahwa salah satu tujuan mereka bekerja

sebagai pemain wayang wong itu adalah untuk menghibur semua orang

yang menyukai kebudayaan Jawa, secara khususnya adalah kesenian

wayang wong.

3. Komitmen bekerja

Komitmen bekerja pada subjek mempengaruhi dirinya menjalani pekerjaan

sebagai pemain wayang wong. Komitmen bekerja didalamnya terdapat

menggeluti 2 pekerjaan dan profesionalitas.

66

a. Menggeluti 2 pekerjaan

Keempat subjek memiliki perkerjaan di luar dia menjadi pemain wayang

wong Sriwedari , pada subjek #1 dan subjek #3 tetap bekerja menjadi

pemain wayang wong namun di luar kelompok Sriwedari, lalu subjek #2

dan subjek #4 memiliki pekerjaan lain selain menjadi pemain wong. Subjek

#1 juga memiliki pekerjaan selain menjadi pemain wayang wong.

M : Ya penting mas pekerjaan itu yo honor , keno ngo nempur

mas ,yo kolo mongso ono sambilan njobo dijak konco

neng endi , kolo mongso

... Dulu SMA 2, pak bon di SMA 2 tapi sekarang udah

berhenti di sma sejak tahun 89 leren tahun 2011

G : Ada, kalo usaha sampingan saya nglukis membuat ukir

patung membuat relief

J : Cuma wayang murni seniman wayang murni aku, berarti

kalo kerja di luar ya bermain wayang, misalnya ada punya

hajat acara apa ya dies natalis gitu ya wayang orang

H : ... ini sebagian banyak yang mengajar di sekolah-sekolah

seperti mba nunu, seperti saya juga mengajar

Keempat subjek memiliki pekerjaan di luar menjadi pemain wayang

wong Sriwedari, dari keempat subjek ada perbedaan berdasarkan keahlian

yang masing-masing mereka miliki. Subjek #1 memiliki pekerjaan lain

sebagai tukang kebun di SMA 2 kota Surakarta namun sudah berhenti sejak

tahun 2011, namun subjek #1 ini juga memiliki pekerjaan di luar sebagai

pemain wayang wong dan pekerjaan itu didapat melalui ajakan teman-teman

kerjanya.

Subjek #2 memiliki keahlian di bidang seni baik di bidang seni peran

(sebagai pemain wayang wong) dan memiliki keahlian seni pahat serta seni

lukis. Jadi ketika subjek di rumah dia melakukan aktifitas lain dengan

membuat patung atau lukisan.

67

Subjek #3 menjelaskan bahwa keahliannya hanya di seni peran jadi yang

dapat dilakukannya diluar adalah menjadi pemain wayang wong untuk

mengisi hiburan di hajat atau dies natalis.

Subjek #4 memiliki pekerjaan lain menjadi seorang guru atau mengajar

di sebuah sekolah, hal itu dilakukannya ketika siang hari, sedangkan malam

hari subjek #4 tetap menjadi pemain wayang wong di Sriwedari.

b. Profesionalitas

Keempat subjek memberikan penjelasan mengenai profesionalitas dalam

bekerja, setiap subjek memiliki perbedaan namun tetap menunjukan

profesionalitasnya

M : ... iki lak pekerjaan og pekerjaan jangan jadi, wes miturut

rumah tangga kui wes di luar kerja,

G : Ya sama saja kalo dulu untuk kemajuannya di beritahu

kalo main yang baik kalo sekarang main yang baik jangan

sampe urusan di rumah di bawa ke pentas kalo padu ndak

boleh, jadi kalo pentas ya pentas

J : ... menjadi pemain wayang yang profesional aturan tuhan,

aturan pemerintah udah itu, semaksimal mungkin menjadi

pemain wayang yang profesional sesuai dengan perintah

tuhan dan perintah negara,

H : Kalo saya suka itu suka terus ya mas, walaupun ga ada

penonton cuma terbatas misalkan pakaiannya adanya

segitu kita kan harus suka karena itu jadi profesi saya ya

mau tidak-mau kita harus suka, dukannya kita itu kan

setiap hari kerjanya malam, kalo musim hujan mas, aduh

sedih mas tiap malam kita itu harus lepas baju berangkat

kehujanan pulangnya kehujanan aduuh masih mandi lagi

kalo gitu kan pake lulur kan, tapi gapapa kan itu

pekerjaan kita,

Profesional menurut subjek #1 dan subjek #2 adalah dengan tidak

membawa urusan rumah tangga ke pekerjaan mereka dan juga tidak

membawa urusan pekerjaan dibawa ke rumah. Subjek #3 berpandangan

68

bahwa profesional itu bekerja sesuai dengan aturan tuhan dan pemerintah

serta dikerjakan dengan maksimal. Subjek #4 berpandangan bahwa semua

pekerjaan dilakukannya dengan rasa suka namun apabila ada duka atau

resiko yang didapat dari pekerjaan yang dimiliki diterima karena itu adalah

pekerjaan yang dimilikinya.

4. Perubahan fisik

Perubahan fisik dialami oleh subjek #1,#2, dan #3 karena ketiga subjek

tersebut memberikan penjelasan mengenai perubahan yang terjadi pada dirinya

dan berpengaruh terhadap penampilannya saat melakukan pertunjukan kesenian

wayang wong.

a. Perubahan bentuk tubuh

M : Semua suka masih enom masih bagus tapi sekarang wes

tua ngene iki yo aku ojo didapuk bagusan udah ga bagus

sekarang udah ga layak, nek di dapuk bagusan ki wes ora

layak seperti bahan-bahan itu ga layak dimakan, ning lak

buto cangkeman ngene lak patut (memperagakan memakai

bibir buto)

G : Ya perjuangan saya kalo masih muda saya pengen yang

baik, sekarang saya ingin berhenti sebabnya sudah tua,

kemauan ada tapi rogo itu ga mau, rogo itu mintanya

pengen leren gitu

J : Dulu masih muda sering, satu tua, dua banyak yang lebih

cakep, tiga badannya sudah tidak tertata

H : Jelas, jelas beda, dulu waktu masih muda itu badan saya

kan ga seperti ini, dulu masih ramping, dulu kan masih

jadi tokoh-tokoh yang muda, karna usia sudah tua jadi ya

untuk peran dicarikan jadi tokoh tua, kan ga mungkin jadi

anak-anak

Subjek #1 merasa dirinya itu sudah berbeda dengan ketika dia masih

muda, sekarang subjek #1 merasa dirinya sudah tidak pantas lagi untuk

69

berperan pemain yang bagusan oleh karena itu subjek merasa pantas

menjadi peran seorang buta dengan memakai aksesoris bibir buta.

Subjek #2 merasa dirinya sudah tidak mampu lagi bermain baik seperti

ketika subjek masih muda. Subjek memandang dirinya memiliki kemauan

untuk bermain baik tapi badannya sudah tidak mampu lagi mendukung

keinginannya itu.

Subjek #3 dan #4 merasa bahwa tubuh mereka sudah tidak seperti dahulu

karena dipengaruhi oleh usia, sehingga tidak cocok untuk menjadi tokoh-

tokoh muda dan alusan. Badan subjek sekarang lebih cocok untuk

memerankan tokoh buta dan peran-peran tua.

b. Menurunnya kondisi kesehatan

M : Wes ra nduwe kepenginan opo-opo wes tuo kok mas, wes

nglokro mas, wong tuo ki meh kerjo opo,

G : Ya beda sekali saya sekarang umur 61, dulu masih muda

saya tenaganya baik sekali, saya udah tua ya tenaganya

kurang

Kondisi kesehatan dari subjek #1 dan #2 juga sudah menurun

dikarenakan usia yang sudah mereka capai, sehingga mengakibatkan tenaga

yang mereka miliki sudah tidak cukup lagi untuk tampil seperti dulu.

5. Perubahan fungsi kognitif

Perubahan fungsi kognitif terjadi dikarenakan usia dari subjek yang sudah

tergolong dalam masa lanjut usia.

a. Menurunnya fungsi kognitif

G : ... saya pikirannya pun kurang apa-apa ngarang apa saja

bisa, kalo dulu saya apa-apa bisa nglukis mahat matung,

tapi sekarang udah kurang sekali

70

Menurunnya fungsi kognitif terjadi pada subjek penelitian dikarenakan

usianya sudah tergolong usia lanjut. Subjek #3 menjelaskan bahwa dirinya

mengalami penurunan dalam berfikir untuk mendapatkan ide membuat

kesenian pahat dan lukisan.

6. Bertahan dalam pekerjaan

Menjadi pemain wayang wong itu merupakan pekerjaan yang sudah langka dan

jarang apalagi di kota-kota besar dan di jaman yang sekarang ini, oleh karena itu

peneliti ingin mengetahui alasan mereka bertahan dalam bekerja sebagai pemain

wayang wong.

a. Mencintai pekerjaan yang dimiliki

Dari keempat subjek rasa cinta terhadap profesi itu menjadi hal yang

paling utama dalam menjalani pekerjaan yang mereka miliki. Rasa cinta dan

senang ketika ada dalam pekerjaan yang dimiliki itu akan membuat

seseorang terus berjuang didalamnya.

M : Hati nurani itu seneng ning ak nek kon ninggalke kene

kuwi ra biso kecuali nek wes leren, nganti tuo yo bakal

tetep neng kene ning ati kui seneng, koncone akeh ngo

hiburan , koncone akeh atine iso seneng

G : Ya cinta, saya cintai saya kerja

J : Dari Nganu mas, aku kan dulu dari teater juga jadi yang

namanya seni pertunjukan itu seneng, ya karakternya apa

itu dari segi geraknya, itu udah olah raga ga jadi wayang

malah sedih jadi semuanya senang karena udah diresapi

H : Ya sangat mencintai karena itu yang saya harapkan, saya

pengin jadi wayang orang

Keempat subjek memberikan penjelasan mengenai perasaan cinta

mereka terhadap pekerjaan yang telah mereka miliki. Rasa cinta itu tumbuh

ketika seseorang merasa dirinya itu senang menjalani pekerjaan sebagai

71

pemain wayang wong dan hal itulah yang membuat mereka bertahan dalam

pekerjaan tersebut.

b. Tidak memiliki keahlian lain

Setiap orang memiliki keahliannya di bidangnya masing-masing,

begitupun pemain wayang wong yang merasa bahwa keahliannya hanya

bermain peran sebagai pemain wayang wong.

G : Miturut kemahiran saya disitu yang lain saya ga bisa, saya

lahirnya kan di bidang kesenian

J : Lha bisanya ini og mas, mau nyaleg juga ga bisa bisanya

cuman pemain wayang

H : Bakat seni, ya jelas memiliki, misalnya saya di suruh untuk

bekerja di lain tempat bukan seni, saya pernah mencoba

jualan kelontong ya ga bisa kok, ga jadi itu, karena apa?

ya itu bakat saya cuma di bidang seni

Subjek #2 menjelaskan bahwa dirinya hanya memiliki keahlian di bidang

seni jadi ketika dia bekerja di bidang yang lain merasa dirinya tidak mampu

untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Subjek #3 memberikan penjelasan bahwa dirinya hanya memiliki

keahlian sebagai pemain wayang wong, sehingga tidak dapat melakukan

pekerjaan lain selain bekerja sebagai pemain wayang wong.

Subjek #4 menjelaskan bahwa dirinya hanya memiliki bakat di bidang

seni dan tidak dapat melakukan pekerjaan lain selain di bidang tersebut.

Subjek #4 pernah mencoba untuk berjualan kelontong di rumahnya namun

dirinya merasa tidak mampu.

c. Cita-cita

Setiap individu memiliki cita-cita yang ingin diraih, dan cita-cita ini

mulai ditetapkan ketika masih berusia muda atau usia sekolah.

72

J : Ini opsi yang kedua , opsi yang kedua wayang, tapi yang

pertama bukan wayang opsi yang pertama tentara

H : Iya saya itu memang sangat mengagumi wayang orang,

jadi mau saya juga kepengene ngangkat wayang

Subjek #3 menjelaskan mengenai cita-citanya sewaktu dia masih berusia

muda ada dua yaitu pilihan pertama menjadi seorang tentara dan yang kedua

menjadi pemain wayang wong. Pilihan pertama gagal diraih dan subjek #3

merasa dirinya harus realistis dan dia memilih untuk menjalani cita-citanya

walaupun pilihan kedua yaitu menjadi pemain wayang wong.

Subjek #4 menjelaskan bahwa dirinya itu sudah memiliki cita-cita untuk

menjadi pemain wayang wong sejak kecil, dikarenakan latar belakang

keluarganya dari bidang seni sehingga subjek #4 memiliki perasaan kagum

pada kesenian wayang wong.

7. Dukungan sosial

Dukungan sosial merupakan dukungan yang diberikan oleh orang lain untuk

seseorang, jadi dukungan sosial menjadi salah satu hal yang diperlukan subjek

dalam menjalankan tugasnya sebagai pemain wayang wong.

a. Dukungan informasional

Dukungan informasional merupakan dukungan yang diberikan oleh

orang lain dengan wujud berupa informasi atau pengetahuan. Pada subjek

#3 dukungan informasional diberikan oleh istrinya untuk suami, sedangkan

pada subjek #4 dukungan informasional diberikan oleh rekan-rekan

kerjanya dalam menjalani pekerjaan sebagai pemain wayang wong.

J : ... kalo dia mendukung ya biasa mas, membantu ide-ide

dia juga punya, tapi tidak total, karena udah repot dengan

73

kerjaan rumah tangga, kerjaan rumah tanga itu berat lho

mas

H : Kalo di sini itu sama, Di sini tujuannya bekerja sama-sama

bekerja berkarya kita saling presentasi enaknya gini ya

kita bekerja untuk mewujudkan pertunjukan ini jadi baik

kita bersatu saling tukar pikiran eh harusnya gini aja gini

aja, trus sama yang lainnya nanti tolong tapi bagusnya gini

lha kita saling mengisi

Dukungan informasional yang diperoleh dari subjek #3 berasal dari istri

subjek, menurutnya istri subjek memberikan dukungan berupa ide-ide untuk

pekerjaan yang dimiliki subjek. Subjek juga menjelaskan bahwa istrinya

tidak dapat total dalam memberikan dukungan dikarenakan istri sebagai

rumah tangga memiliki kesibukan di rumah.

Subjek #4 mendapatkan dukungan informasional dari rekan-rekan kerja

atau rekan satu profesinya, menurutnya ada tukar pikiran dan saling

memberikan presentasi mengenai pertunjukan yang baik.

b. Dukungan emosional

Dukungan emosional merupakan dukungan diberikan oleh orang lain

dengan wujud berupa emosional lebih dekat ke perasaan. Peneliti

menemukan adanya dukungan emosional yang diberikan kepada subjek oleh

keluarganya dalam menjalani pekerjaan sebagai pemain wayang wong.

M : Ya ga gimana mana, yo mung ndonga yo mugo mugo

bojoku selamet dunia tekan akhirat oleh rejeki ki rejeki

sing halal dunia sampe akhirat ojo tumindhak sing ora

bener

G : Ya mendukung, mendukung sekali sebabnya saya mulai

gatuk sama istri saya itu juga saya bilang saya itu orang

seniman istilah kasarnya itu badut, ya badut

J : Memberikan apresiasi atensi, applause dia ngritik ga bisa

kok

H : Kalo pandangan dari keluarga ga masalah karena itu sudah

profesinya seperti ini, sebelum saya menikah suami saya

74

itu udah tahu saya itu kerjanya seperti ini kebetulan juga

suami saya dari kecil suka wayang jadi ya ga ada masalah

Keluarga dari keempat subjek memberikan dukungan secara emosional

untuk pekerjaan yang mereka miliki. Wujud dukungan yang diberikan oleh

keluarga mereka yaitu doa, apresiasi, atensi, applause dan pada subjek #4

suaminya menyukai kesenian wayang juga sesuai dengan pekerjaan istrinya.

c. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental adalah dukungan yang diberikan oleh orang-

orang terkait dengan kesejahteraan dan lain lain, dalam penelitian ini

peneliti mengungkap adanya dukungan yang diberikan pemerintah kepada

para pemain wayang wong.

M : Jane wes apik mas koyo aku digatekke mas, ning gandeng

terpancang ak ra nduwe ijazah dadi ra digatekke mas

G : Saya puas, puas sekali masih mau membayar orang

seniman udah tua tiap bulan segitu, satu juta delapan ribu

J : Kita kan digaji negara, satu dari segi pribadi kita digaji

negara, terus apa fasilitas semuanya itu dari negara kita

rugi negara juga tidak mempermasalahkan karena

pemerintah sadar ini adalah heritage pelestarian budaya

ikon kota solo

H : Sama saja mas kita minta ini dana untuk renovasi gedung

dana untuk pakaian itu kita mengajukan mungkin 2 tahun

baru keluar lendet

Keempat subjek penelitian merasa bahwa dirinya mendapatkan

dukungan dari pemerintah dalam menjalankan profesinya, wujud dukungan

tersebut yaitu perhatian terhadap pemain wayang dengan memberikan gaji

pada pemain honorer, pemberian fasilitas dan dana untuk menjalankan

pekerjaan yang mereka miliki. Subjek #4 merasa perhatian tersebut masih

kurang dikarenakan prosesnya yang cenderung lambat.

75

8. Penemuan makna

a. Dari pekerjaan

M : Makna hidup kuwi uwong urip ki kudu bekerja, sak

nyambet nyambete gawe kuwi ngo hidup nek koyo

sampeyan durung nduwe anak bojo umpamane wes lulus

nyambet gawé to ora ngantungke hidup marang wong tuo

H : Makna hidup dari saya ini hidup untuk bekerja bekerja

untuk hidup iya kan lha kalo saya bekerja memperoleh

suatu hasil

Penemuan makna hidup pada subjek #1 dan #4 menurut penjelasan dari

mereka makna hidup itu ditemukan melalui bekerja. Subjek #1 makna hidup

itu harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, sedangkan pada

subjek #2 makna hidupnya adalah dirinya itu hidup untuk bekerja dan

bekerja untuk menghidupi dirinya.

b. Dari keluarga

M : Abot kabeh mas, Iyo nho bojo ki ngo tetimbangan, ki lak

pekerjaan mas wayang wong ki ngo nguripi anak bojo, ngo

tuku beras anak ki ngo nyangoni cah sekolah, dadi wong

tuo kuwi abot mas, direwangi branangan mbengi ngo

mikirke anak bojo

G : Makna hidup itu, Satu kalo udah punya istri dia bisa

menjamin istrinya kalo udah punya anak dia bisa mendidik

anaknya bisa menyekolahkan anaknya sampai tingkat

tertinggi

Subjek #1 selain memperoleh makna hidup dari pekerjaan juga

menjelaskan bahwa dirinya itu bekerja untuk mencukupi kebutuhan

keluarganya aga keluarganya merasa tercukupi karena itu merupakan

tanggung Jawabnya sebagai kepala keluarga. Subjek #2 menjelaskan

mengenai makna hidupnya itu didapat dari tanggung jawabnya sebagai

76

kepala keluarga untuk menjamin istri dan anak-anaknya dan anak-anaknya

bisa di sekolahkan setinggi-tingginya.

c. Dari perintah tuhan

J : menurut aku menjalankan amanah tuhan karena saya

dilahirkan di dunia ini dan pada saat yang saya lakukan ini

itu menjalankan perintah tuhan yaitu apa membentuk citra

allah, membentuk citra Allah berusaha yang baik dan

benar, membentuk citra Allah yang baik dan benar saya

memelihara anak istri sesuai dengan perintah tuhan

meskipun saya belum bisa 100%,

Pandangan subjek #3 mengenai makna hidupnya didapatkan dengan

menjalankan amanah yang sudah diberikan tuhan kepadanya dan

membentuk citra allah. Citra allah menurut subjek adalah berusaha untuk

menjadi seseorang yang baik dan benar serta memelihara anak istri sesuai

dengan perintahNya.

8. Upaya pemenuhan makna

a. Nilai Kreatif

1) Bekerja maksimal

M : Yowes bioso wae to, biasa wae pokoke semaksimal

mungkin sak ketunggahku awakku rogoku

G : Jadi maknanya saban hari pentas dan menjadi

kesabaran, sebab saban hari itu besok hari ceritanya

lain besok hari ceritanya lain, jadi pengalaman itu

saya sudah tua saya pegang teguh saya

berkecimpung di kesenian jangan sampe saya

nglokro atau saya jelèh jadi masih saya jalani

J : Ya kita semaksimal mungkin menjalani profesi itu,

semampu mungkin , karena kalo kita semaksimal

terus kan ga bisa. kadang badan kita sedikit ada

crowded, batuk kan ga bisa keras-keras, masalah kita

sehat ya semaksimal tanan, nek ra sehat yo

sakmampune sikile semuatan ya sakmampune, kalo

ga bisa apa-apa ya istirahat dulu ijin biar sembuh

dulu sesuai dengan tupoksi pemain wayang

77

H : Perjuanginnya itu ya kita gini mas perjuangannya

kalo dari pribadi sendiri-sendiri caranya dengan dia

mempertaruhkan karya-karyanya dia berlomba

sebagus mungkin itu dia berkarya di atas panggung

Salah satu upaya untuk pemenuhan makna adalah melalui nilai kreatif.

Bekerja maksimal masuk dalam nilai kreatif karena dalam pekerjaan setiap

manusia beursaha untuk maksimal sesuai dengan kemampuannya untuk

mencapai nilai kreatif tersebut.

Subjek #1 berusaha untuk bekerja secara maksimal mungkin sesuai

dengan kemampuan jiwa raganya untuk menjadi pemain wayang wong.

Subjek #2 menjelaskan bahwa dia akan terus menjalani pekerjaannya

sebagai pemain wayang wong dengan tidak melemah dan bosan (jelèh).

Subjek #3 menjelaskan bahwa dirinya akan berusaha semaksimal mungkin

walaupun terkadang badan sakit selama masih mampu ya tetap berusaha

namun ketika badan tidak mampu melakukan istirahat dulu sampai

badannya sehat lagi. Subjek #3 bekerja maksimal menurutnya adalah

dengan memperjuangkan karya-karyanya dengan sebaik mungkin di atas

panggung.

2) Semangat bekerja

J : Ga pengaruh tu mas, tapi ada orang luar mengatakan

wah penontonnya banyak mainnya semangat

semangat, ga itu saya pribadi ga ada masalah

H : Ya jelas lah mas, jelas sekali, ternyata banyak yang

suka dengan kesenian ini, banyak yang simpati

banyak yang antusias, ternyata banyak ya yang

seneng kesenian ini dulu pernah jadi seperti itu trus

sekitar tahun 2000 berapa sudah mulai meningkat

lagi sampai sekarang ini penontonnya udah lumayan

78

Subjek #3 mersa bahwa semangatnya tidak dipengaruhi oleh banyak

tidaknya penonton yang hadir pada malam itu, namun setiap kali subjek

melakukan pertunjukan akan semangat. Subjek #4 merasa dirinya akan lebih

semangat dalam menjalani pekerjaannya ketika banyak penonton yang

simpati dan antusias dengan kesenian wayang wong.

3) Meningkatkan dan menjaga kualitas

G : Ya senang sekali penontonnya juga banyak dan

mainnya juga disiplin dan menjaga kualitas seniman

J : Ya wujudnya perang kita pendekkan , ada semunya

ga artistik banget, ada seninya karena kita menyadari

ada film jacki chan taichi master, sinetron, kalo dulu

pelan-pelan banyak gerak tari, banyak artistiknya itu

kalo di suguhin penonton sekarang kan ngelu juga,

perang apa ndesik, kayaknya peran kok kencanan

sini des des sini abc terus abs sana kan kencanan dia

kalo abc sini def polanya itu lho mas

H : ... lha ketemunya saya harus maju-maju terus pada

waktu-waktu ini apa si yang misalkan yang ngetren-

ngetrennya apa itu sesuai dengan profesi saya, saya

jadi emban saya harus cari , o ini ngetrennya goyang

caesar, harus berusaha otomatis orang suka dengan

perkembangan lagi nanti ada lagi selalu berkembang

harus selalu maju sesuai dengan pekerjaan saya

sesuai dengan kehidupan, selain pekerjaan saya

berkembang kehidupan saya juga harus berkembang.

Subjek #2 menjelaskan bahwa dirinya bermain dengan disiplin dan

menjaga kualitasnya sebagai seniman. Subjek #3 meningkatkan kualitas

dengan melakukan perubahan yang mengikuti perkembangan jaman, wujud

perubahannya pada bagian perang yang dulunya merupakan tari yang penuh

dengan pelan-pelan artistik dirubah dengan lebih cepat. Subjek #4

memberikan inovasi untuk meningkatkan kualitas yaitu mengikuti

perkembangan yang sedang ngetren saat ini, contohnya goyang caesar.

79

4) Tekun bekerja

M : Yo bedanya jaman saiki ki coro-corone petanduran

wes subur lah, kalo dulu saya masuk di sini itu satu

minggu itu blonjoku ndisik sewu seket itu jaman

dulu , yo wes kui tok, ganti tahun ganti tahun terus

sebulan sepuluh ribu sampe satu juta, yo kuwi

saking tekune bapak,

Subjek #1 menjelaskan tekunnya dirinya dalam bekerja melalui

perjalanannya mulai dengan upah satu minggu seribu lima puluh rupiah

sampai berjalan bertahun-tahun sampai upahnya satu juta rupiah sekarang

ini.

5) Belajar

G : Seni itu nganu, apapun saja kalo senang harus

dipelajari sungguh-sungguh kalo ga senang ya

tinggalin aja, seni senang ya seninya itu dibangun

yang baik, sampe penonton itu tau o itu seni yang

baik, jadi ga ada katakan gitu ga di pelajari

H : Dulu sebelum saya punya suami saya memang

belajar nyanyi campur sari, memang jiwa saya itu

kalo bisa itu seluruh kesenian saya bisa kok

Subjek #2 menjelaskan bahwa siapapun yang senang dengan kesenian

harus dipelajari dengan sungguh-sungguh dan membangun seni yang baik

sampai para penonton tahu kalau itu adalah seni yang baik. Subjek #4

menjelaskan bahwa dirinya belajar untuk menyanyi campur sari karena

jiwanya menginginkan untuk dapat menguasai seluruh kesenian.

d. Nilai Penghayatan

1) Bersyukur

M : berarti ak iso nyekolahke anak tekan stm, wah tak

sukuri marang alloh, marwoto iso nyekolahke tekan

stm

80

G : Ya bisa ,sejahtera sedikit banyak disukuri lah,

memang hasilnya sedikit ya terima sedikit hasilnya

banyak ya terima banyak

J : ... bersyukur puji tuhan, meskipun nganu jangan

tanya punya anu punya anu ya, yang jelas yang

dibawah saya masih banyak sekarang posisi

ngontrak aneh kan

H : Sangat bersyukur mas dulu itu kehidupan saya jauh

lebih kurang daripada sekarang kalo sekarang ini

udah lebih enak, sekarang ini udah punya rumah,

kalo dulu saya tidak punya rumah sekarang udah

punya rumah, kita harus bersyukur to

Keempat subjek menjelaskan bahwa mereka bersyukur kepada sang

pencipta atas apa yang telah Dia berikan kepada mereka. Subjek #1

menjelaskan rasa syukurnya terhadap tuhan karena dia bisa menyekolahkan

anak-anaknya sampai STM. Subjek #2 menjelaskan bahwa dia bersyukur

berapapun upah yang diterimanya sedikit atau banyak tetap bersyukur.

Subjek #3 tetap mearasa bersyukur kepada tuhan walaupun dirinya masih

ngontrak. Subjek #3 merasa bersyukur karena kehidupannya sudah lebih

baik karena dulu subjek belum memiliki tempat tinggal dan sekarang sudah

memiliki tempat tinggal.

2) Sejahtera

M : Ya sejahtera,ya tercukup mbuh entah darimana ya

cukup lah, saya di sini dapet gaji honorer satu juta

delapan ribu satu bulan,

G : Ya sejahtera saya sukuri

J : Kalo aku tergantung orangnya mas, kalo pribadi

ukuran sejahtera itu gimana ya kalo udah cukup

udah, saya mobilnya malah ganti ganti bisa naik bis

bisa naik kuda, sejahtera menurutku itu anu sangat

relatif, kalo tanya pribadiku sejahtera,

H : Begini mas ini kepercayaan ya, kepercayaan ini

sudah di anut oleh pemain wayang sejak dulu sejak

dulu-dulu kala, kalo di sini sebagai pemain wayang

wong pokoknya krunya sini itu walaupun gajinya

81

sedikit nyatanya bisa menghidupi keluarganya, dulu

itu malah belum ada yang pegawai negri anaknya

bisa seperti pak rusman sendiri itu anaknya juga bisa

sampe mbak rusini itu sekarang jadi dosen isi, lha

sampe seperti itu, anak-anaknya jadi sarjana semua,

bapak-bapak yang dulu itu ibu-ibu yang dulu itu

hidupnya tidak terlalu mewah ya cuma cukup, ya

sejahtera itu relatif

Keempat subjek menjelaskan bahwa mereka sejahtera memiliki

pekerjaan sebagai pemain wayang wong dan merasa mereka telah cukup.

Subjek #1 menjelaskan bahwa dirinya sejahtera dan mendapatkan gaji satu

juta delapan ribu. Subjek #2 menjelaskan dirinya sejahtera dan berapapun

yang didapatnya tetap dia sukuri. Subjek #3 menjelaskan bahwa sejahtera

itu ukuranya sesuai dengan pribadi masing masing, menurutnya kalau sudah

merasa cukup ya sudah bukan karena memiliki semua harta benda. Subjek

#4 merasa dirinya sejahtera dengan gaji yang tidak terlalu besar walaupun

cuma cukup dan hidup tidak mewah.

3) Ideologi hidup

Subjek #1 dan #3 memiliki keyakinan dalam hidupnya.

Memiliki prinsip untuk menjalani kehidupannya kedepan.

M : A tahu ning pokok e ngene ak nduwé semboyan mas

aku nduwé anak ojo nganti turun bapak,

J : ... mengapa kita menghubungkan tuhan karena kita

manusia kan dihidupi tuhan kan melalui jalannya

pemerintah, lho kan tuhan kan nganu menghidupi

saya untuk menjadi pemain wayang untuk aturan

siapa? Aturan pemerintah kan, kalo aturan tuhan tok

ga bisa

H : Kita itu manusia, orang itu ga ada cukupnya di kasih

dikit kita ya cukup di kasih banyak ya masih kurang

itu biasa itu, itu contoh yang sering kita lihat, orang

susah dia seperti itu aja dia ya cukup kok, karena apa

kita melihat penghasilan yang kita dapatkan cuma

82

seperti ini, tapi kalo kita lebih maju lagi itu akan

berkembang lagi pikirannya, ternyata kita bisa ya

cari ini pada akhirnya orang yang tidak merasa puas

seperti yang korupsi seperti itu memang tidak akan

merasa cukup tinggal kita saja yang mengatur

gimana kita mengolah keuangan

Subjek #1 meyakini bahwa anak-anaknya tidak ada yang boleh

seperti bapaknya, harus lebih tinggi dan lebih sukses lagi. Subjek

#1 berusaha menyekolahkan semua anak-anaknya sampai STM

agar mereka bisa lebih sukses daripada dirinya. subjek #1 merasa

cukup dirinya saja yang seperti ini susah dan penuh prihatin dalam

menjalani hidup demi anak dan istrinya.

Subjek #3 meyakini bahwa dirinya dihidupi oleh tuhan melalui

jalannya sebagai pemain wayang orang yang dipimpin oleh

pemerintah. Aturan yang dipakai dalam hidupnya berasal dari

aturan tuhan dan aturan pemerintah, jika hanya salah satunya saja

tidak akan bisa.

Subjek #4 meyakini bahwa untuk merasa cukup itu dibutuhkan

pengaturan keuangan yang bai, karena manusia tidak akan pernah

cukup. Apabila tidak mengatur keuangan maka akan seperti orang

yang korupsi.

4) Religious feeling

M : ...pokoke pengen luwih kuwi kudu luwe nyuwun

insyaalloh ben cita-citamu tercapai, ndak percaya?

J : Maknanya menjalankan ibadah amanah yang

diberikan kepada kita beribadah untuk menjalani

hidup sesuai dengan qitoh manusia itu secara

realistis memiliki kekurangan sendiri tetapi manusia

diberi wewenang untuk hidup dan menghidupi,

83

Subjek #1 menjelaskan bahwa untuk menjadi orang yang sukses

itu harus melalui lapar atau prihatin, tapi juga harus meminta

kepada Alloh sebagai tuhan kita agar cita-cita yang dimiliki

tercapai. Subjek #3 merasa bahwa dirinya menjalankan amanah

yang diberikan oleh Tuhan untuk menjalani hidup sesuai dengan

kitoh manusia.

5) Religious practicing

M : Yo saya sudah tua mas, ya meminta mas mohon

sama alloh men anakku di beri berkah , ojo nganti

tumindhak sing olo nek wes turah rejeki iso ngawé

amal, wong urip ki opo si mas wong urip iso ngawé

amal gawé kabecikan ojo neko neko, wong urip

mung pisan mas

J : prihatin kita doakan, yang kita bisa apa to prihatin

berdoa memberikan dukungan motivasi gitu tok,

kadang-kadang sampe gitu kan karo bojone malah

ora ceto, malah jadi infotaiment yaudah biar saja sak

perlunya saja, sakmadiyo itu seadanya

Subjek #1 mempraktekkan sisi religiusnya dengan memohon

kepada alloh agar anak-anaknya diberikan berkah olehNya dan

memiliki kelakuan yang baik serta ketika sudah memiliki rejeki

lebih bisa melakukan amal. Subjek #3 mempraktekkan sisi

religiusnya dengan mendoakan dan memberikan motivasi kepada

orang lain yang membutuhkan.

6) Religious knowledge

M : miturut agamane déwé-déwé sing kristen yo aku ra

mudeng sing islam ya sholat malam, pokoké kowé

kudu tekun men cita-citane kecapai,

J : ... dilihat dari sisi realistis manusia itu ga sempurna,

penuh dengan dosa kan, ora iso apik banget yo ra iso

84

elek banget yo ra iso, nek iso akeh apik e, kon apik

terus ra iso

H : Lho sangat penting mas, karena kalo dari wayang itu

sebenarnya di situ banyak sekali yang ada yang

terkandung di dalamnya itu sendiri itu untuk

misalkan sarana ibadah itu bisa , semua agama

semua kepercayaan seperti misalkan untuk agama

islam itu sendiri kalo pandowo itu ada kalimosodo,

kalo orang Jawa mengartikannya kalimat syahadat

kalimat syahadat nah begitu, terus itu semua

kepercayaan itu pokoknya ada di situ tinggal kita

sendiri yang menyimpulkan yang mengartikan

karena semuanya ada di situ

Subjek #1 meyakini bahwa untuk mencapai sebuah cita-cita

seseorang itu harus menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya,

untuk agama Islam menurut subjek harus melakukan sholat malam

agar cita-citanya terkabul.

Subjek #3 meyakini bahwa manusia adalah sosok yang penuh

dengan dosa, dan diharapkan menjadi seseorang yang baik, namun

dilihat dalam sisi realistisnya manusia memiliki keterbatasan

kemampuan yang menyebabkan untuk menjadi sosok yang baik

sekali juga tidak bisa dan jelek sekali juga tidak bisa.

Subjek #4 meyakini bahwa di dalam kesenian wayang itu

terkandung ajaran-ajaran agama. Tokoh wayang pandawa itu

didalamnya ada yang dinamakan kalimosodo, kalau orang Jawa

bilang adalah kalimat syahadat. Jadi di dalam kesenian wayang

wong terkandung ajaran mengenai kebaikan agama.

7) Kesabaran

G : Jadi maknanya saban hari pentas dan menjadi

kesabaran, sebab saban hari itu besok hari ceritanya

85

lain besok hari ceritanya lain, jadi pengalaman itu

saya sudah tua saya pegang teguh saya

berkecimpung di kesenian jangan sampe saya

nglokro atau saya jelèh jadi masih saya jalani

Subjek #2 menjelaskan bahwa pekerjaannya memberikan

kesabaran karena setiap hari pentas dan ceritanya berbeda-beda.

e. Nilai Bersikap

1) Menjalin hubungan dengan rekan kerja

M : Teman kerja kui konco, ayo nyambet gawé

bebarengan ayo sing bersatu, ngo sakduluran, konco

kui kru sak klub niaga dalang karawitan kui sak klub

H : Bagus itu harus kadang kita memang kita kumpul

bareng bareng ada salah paham itu kan biasa tapi ga

berlangsung lama kenapa? tidak mungkin kan kita di

dalam panggung kita kan sok ketemua harus

ngomong harus pegangan tangan

Subjek #1 menjelaskan hubungannya dengan rekan kerja baik

dan dirinya menganggap rekan-rekan kerjanya adalah satu klub dan

berharap untuk bersatu bersama-sama dalam bekerja. Subjek #4

menjalin hubungan dengan rekan kerja dengan melakukan

pertemuan bersama rekan-rekannya walaupun terkadang ada salah

paham yang terjadi antar rekan kerja namun tetap berusaha untuk

menjalin hubungan yang baik.

2) Menjadi pribadi yang baik

M : Menghargai kui pribadi og mas, eneng konco

wayang sing menghargai eneng sing ora menghargai

yo to aku pegawai gajiku akeh, ning nek koyo aku

bodo yo ben, ning nek aku neng kene seneng aku

pinter karo konco plirak plirik koyo tai, ak tetulung,

aku neng kene prihatin aku neng kene onone seneng,

86

J : Ga ada dikontrakan saya ga ada, semuanya paham,

wayahé ada orang jagong ya jagong ada ngelayat ya

ngelayat yang penting ga mencampuri prestis dia

Subjek #1 menjelaskan bahwa dirinya berusaha untuk menjadi

pribadi yang baik dengan memberikan pertolongan kepada rekan-

rekan kerjanya dan tidak melakukan hal-hal yang dapat menyakiti

hati orang lain.

Subjek #3 menjadi pribadi yang baik yaitu dengan mengikuti

aturan-aturan yang ada di masyarakat seperti menghadiri acara-

acara pernikahan, serta melayat ketika ada orang meninggal, dan

juga tidak mencampuri urusan orang lain

3) Perubahan sikap

M : Enggak, pokok e saya udah tua ki gawé netral wae

wong tuo ki meh ngopo ,Saiki ak di gawé netral wae

lah, sing penting aku nyambet gawé lah netral wae

lah

Subjek #1 merubah sikap dirinya sekarang dengan berlaku

netral karena dirinya sudah tua, yang penting untuk subjek adalah

bekerja.

4) Mawas diri

M : Iya dulu saya jadi orang tua saya ndak mau mas ,

saya itu malu mas, dadi kabeh wong butuh duit mas,

ning wong ki mawas diri, introspeksi mawas diri, lha

ak umpamane tatanegara umpomo kowé dadi dokter

terus dijaluk neng hukum kon ngrewangi hukum opo

iso? Mulo ki mawas diri introspeksi diri, pokok e

aku keno masalah pemerintah ben hukumku di

ringan-ringanke, hukum opo iso? Lak ra iso to lha

gampangane koyo ngono kuwi

J : Udah, kalo ga peduli berhenti semua nho yang bayar

listrik siapa? Kalo minta yang muluk-muluk aduh

87

bukan porsi saya untuk menjawab, saya ini kan pion

mas, coro-coroné saya kan cuma pion rajanya itu ya

walikota

Subjek #1 menjelaskan bahwa dirinya sudah tua dan sudah

saatnya untuk mawas diri dan instrospeksi diri. Menurut subjek

semua orang itu butuh uang tetapi dalam mencari uang tersebut

seseorang itu harus tahu kemampuannya apa, jadi harus sesuai

dengan kemampuannya.

Subjek #3 menjelaskan bahwa dirinya tahu posisinya dimana,

hanya pegawai biasa, jadi tidak memiliki kemampuan untuk

memberikan jawaban atas pertanyaan yang seharusnya di Jawab

oleh atasannya atau pemerintah.

5) Tidak menyesali pekerjaannya

M : Gur neng kene tok, mulo aku ra nduwe rasa

menyesal, wes sak karepe ak neng kene nyambet

gawe dadi ra nduwe perasaan menyesal Mulo nek

sampeyan ki nduwe cita-cita keturutan ki ojo

menyesal

Subjek #1 menjelaskan walaupun pekerjaanya hanya seperti

ini namun dirinya tidak memiliki rasa menyesal, mau kaya apapun

yang penting subjek bekerja di sini.

6) Penyesuaian diri

M : Ya biasalah dapet temen baru lagi, sini yang tetua itu

aku mas, tertua masuk tertua umurnya

J : O ya kalo sesuai dengan badannya ya enak yang

sekarang kan ada gandar ya perform mengikuti

badan saya, mengikuti wajah wajah saya kan wajah

kasar wajah ngilani pas dengan buto

88

Subjek #1 menjelaskan mengenai penyesuaian dirinya saat ini

adalah walaupun dia adalah yang tertua di kelompok pemain

wayang wong Sriwedari dan sudah banyak ditinggalkan oleh

teman-teman lamanya namun dia tidak merasa apapun dan subjek

mendapat teman-teman baru.

Subjek #3 menjelaskan bahwa dirinya sudah tidak muda lagi

sehingga sekarang peran yang dilakukannya lebih menyesuaikan

pada wajahnya. Menurut subjek wajahnya kasar dan lebih pas

menjadi buto.

9. Pencapaian makna hidup

Pencapaian makna hidup adalah hasil yang diraih dalam usaha memaknai

hidup. Keempat subjek berhasil mencapai makna hidupnya namun belum semua

dapat tercapai karena masih diperlukan berbagai usaha lebih keras lagi dan

keyakinan yang kuat.

a. Bahagia

J : Ya bahagia mas cuma banyak problem, ga punya problem

berarti dia mati, meskipun dia hidup sebetulnya mati,

mesti ada problem, cuma ada yang mikire ngrantes apa ga,

ya aku yo ngrantes kalo udah di rumah dinikmati dijalani

H : Kalo bahagia tentu mas, kenapa bahagia itu? karena dari

kecil cita-cita saya jadi wayang orang bangga to mas

bahagia to

Subjek #3 merasa bahwa hidupnya bahagia dengan apa yang telah dia

miliki saat ini, namun masih memiliki masalah dihidupnya yang perlu untuk

diselesaikan. Subjek #4 merasa dirinya bahagia karena cita-cita yang dari

kecil dimilikinya menjadi kenyataan.

89

b. Bekerja sepenuh hati

M : Wes biasa wae mas ora bangga ora opo wes pokok e aku

dadi pemain yo koyo ngene iki, ibarate wong nyambet

gawe dadi wes ora ono bangga-banggaan , pokok e aku

rene sifate nyambut gawe

Subjek #1 menjelaskan bahwa dirinya tidak merasa bangga terhadap

pekerjaan yang dimilikinya namun dia tetap akan bekerja dan bekerja

sepenuh hatinya.

c. Anak-anak sukses

M : ning nek koyo ngono kui, bar tuku sawah m man trus tuku

avanza, nek sakdurunge tuku colt ngo angkat-angkat,

umahe semarang purwodadi, jakarta ra ngo tuku umah

ming ngo transit neng depok

G : Anak-anak itu saya sekolahkan sampe lulus sekarang

bengkel semua, yang kecil di Jakarta yang besar di Solo

Subjek #1 menjelaskan mengenai pencapaian yang diraih oleh anaknya,

hal itulah yang membuat subjek mecapai makna hidpnya karena usaha dan

jerih payah yang dilakukannya sebagai pemain wayang wong dapat

mengantarkan anak-anaknya sukses.

Subjek #2 menjelaskan mengenai perjuangannya menyekolahkan anak-

anaknya hingga lulus dan bekerja sehingga subjek merasa perjuangan yang

dilakukannya tidak sia-sia.

c. Mencintai keluarga

M : Saya belum pernah, marahin anak belum pernah, ngeplak

belum pernah sayang sekali

G : Makna hidup itu, Satu kalo udah punya istri dia bisa

menjamin istrinya kalo udah punya anak dia bisa mendidik

anaknya bisa menyekolahkan anaknya sampai tingkat

tertinggi

H : Saya lebih maju lebih sukses kemudian baik itu sukses di

dalam saya berkarya saya juga sukses dengan membentuk

90

keluarga sejahtera bahagia keluarga saya itu utuh sejahtera

damai keluarga saya itu bisa jadi contoh bagi keluarga-

keluarga yang lain

Subjek #1 mencintai keluarganya dengan tidak pernah memarahi apalagi

melakukan kekerasan fisik kepada anak, karena rasa sayang yang dia miliki

untuk keluarganya.

Subjek #2 mencintai keluarganya dengan menjamin istrinya dan

menyekolahkan anak-anaknya sampai tingkat yang tertinggi.

Subjek #4 mencintai keluarganya dengan berusaha untuk terus mencapai

apa yang dinamakan keluarga yang sejahtera, utuh dan damai serta menjadi

contoh bagi keluarga-keluarga lain.

e. Menghasilkan karya seni

H : Perjuanginnya itu ya kita gini mas perjuangannya kalo dari

pribadi sendiri-sendiri caranya dengan dia

mempertaruhkan karya-karyanya dia berlomba sebagus

mungkin itu dia berkarya di atas panggung

Subjek #4 mencapai makna di dalam hidupnya dengan memiliki serta

menghasilkan karya seni berupa pertunjukan yang dilakukan dengan sebaik

mungkin sehingga menhibur semua penikmat kesenian wayang wong.

f. Kebutuhan keluarga tercukupi

M : ya Alloh aku dadi pak bon iso ngo nambah, sing ngo

blonjo SMA ngo nyangoni blonjo kene ngo tuku beras,

Subjek #1 mencapai makna hidupnya ketika sudah mampu untuk

mencukupi kebutuhan keluarganya dengan bekerja sebagai pemain wayang

wong dan pak bon. Anak-anaknya diantarkan menuju kesuksesan juga

melalui hasil dari bekerja sebagai pemain wayang wong.

91

d. Peran sebagai ayah

M : ... dadi wong tuo kuwi abot mas, direwangi branangan

mbengi ngo mikirke anak bojo, saiki wes enténg mas,

anak wes cukup kabeh, direwangi pak e ora mangan sing

penting anak e mangan

G : Makna hidup itu, satu kalo udah punya istri dia bisa

menjamin istrinya kalo udah punya anak dia bisa mendidik

anaknya bisa menyekolahkan anaknya sampai tingkat

tertinggi

J : ... kita sebagai kepala keluarga menghidupi anak istri,

memberikan support, memberikan arahan didikan

bimbingan dengan batasan saya, secara duniawi saya tidak

membentuk, yang penting membentuk citra Allah itu, citra

Allah itu kebaikan, kejujuran, dalam ajaran saya

Ketiga subjek memiliki tanggung jawab sebagai kepala keluarga dan

perannya sebagai ayah. Subjek #1 menjelaskan bahwa dirinya rela bekerja

malam-malam untuk anak istrinya serta subjek rela untuk tidak makan yang

penting anak-anaknya makan.

Subjek #2 menjelaskan perannya sebagai kepala keluarga dengan

menjamin istrinya dan memiliki tanggung jawab untuk menyekolahkan anak

sampai tingkat tertinggi.

Subjek #3 menjelaskan perannya sebagai ayah adalah memberikan

didikan, arahan dan bimbingan sesuai dengan kemampuannya, walaupun

secara duniawi subjek masih merasa kurang.

10. Harapan hidup

Harapan hidup adalah keinginan subjek untuk masa mendatang, setiap subjek

memiliki keinginan yang berbeda-beda.

a. Anak lebih baik dari orang tua

M : Tak sekolahke stm kabeh, nyambet to gawé

saknduwure bapak, ojo dadi pegawai , Aja nganti

92

koyo bapak, nah keturutan kabeh mas, saiki bapak ki

arep mati wes tuek ora iso tuku avanza mas

Subjek #1 memiliki harapan untuk anak-anaknya supaya mereka lebih

baik dari dirinya. anak-anak sukses merupakan tujuannya mengapa dirinya

bekerja sebagai pemain wayang wong Sriwedari.

b. Anak menjadi pribadi yang baik

M : Yo saya sudah tua mas, ya meminta mas mohon sama

alloh men anakku di beri berkah, ojo nganti tumindhak

sing olo nek wes turah rejeki iso ngawe amal, wong urip

ki opo si mas wong urip iso ngawe amal gawe kabecikan

ojo neko neko, wong urip mung pisan mas

Subjek #1 memiliki harapan untuk anak-anaknya agar menjadi pribadi

yang baik dengan tidak berkelakuan buruk, selalu di berikan berkah dan

mampu beramal soleh.

c. Teman-teman kerja lebih rajin

M : Mugo-mugo koncoku ki do sregep aja nganti punah

Subjek #1 memiliki harapan agar teman-teman kerjanya untuk rajin

dalam bekerja karena ketika teman-temannya rajin maka kesenian wayang

wong tidak akan punah.

d. Anak mengikuti orang tua terjun di bidang seni

H : Iya diarahkan, karena setiap harinya juga kesini, dia kan

mulai suka, belajar sedikit sedikit walaupun terbatas

menerimanya tapi dia tahu, kalo pandawa itu seperti ini

kurawa itu seperti ini walaupun terbatas menerimanya ada

beberapa lakon yang cukup hafal, kadang dia mengkritik

walaupun cuma kesaya lho ma itu kan harusnya gini ya

tapi kenapa gitu, memang harusnya gini kalo di sini

istilahnya kobong gitu tapi lain tapi bisa ditutupi dengan

yang lainnya

93

Subjek #4 berusaha untuk mengarahkan anak ke dua dan ketiga untuk

mengikuti jejaknya di dunia kesenian wayang wong, langkah yang sudah

dilakukan adalah dengan mengajak anak-anaknya untuk datang ketika

subjek melakukan pertunjukan maka lama-kelamaan anak-anak akan

menyukai kesenian tersebut.

e. Teman kerja dan keluarga sehat

J : Harapanku ? Ya mudah mudahan tuhan memberikan

kesehatan buat konco-konco, keluarga sehat walafiat

Subjek #3 berharap diberikan kesehatan untuk teman-teman kerjanya

serta keluarganya.

f. Pensiun

G : Sekarang sebentar lagi berhenti, karena udah tua, saya ga

papa kalo mau berhenti karena udah tua, mau apa lagi. ...

Saya ga, udah ikhlas udah lama sekali mulai dari kecil

saya di wayang

Subjek #2 berharap dirinya pensiun dikarenakan usia yang sudah tua.

Subjekpun sudah ikhlas menerima dirinya meninggalkan pekerjaannya

sebagai pemain wayang wong Sriwedari.

E. Pemetaan Konsep

Pemetaan konsep dibuat untuk menjelaskan keterkaitan antar unit makna yang

telah terbentuk yang kemudian dilengkapi dengan penjelasan deskriptif. Berikut

adalah gambar peta konsep kebermaknaan hidup pada pemain wayang wong

Sriwedari.

94

EPISODE

PERJALANAN PERTEMUAN DENGAN

PEKERJAAN

EPISODE

PERJALANAN DI DALAM PEKERJAAN

EPISODE

PERJALANAN MENEMUKAN MAKNA

HIDUP

EPISODE

MAKNA HIDUP

EPISODE

HARAPAN HIDUP

Bagan 4.7 Pemetaan Konsep

Latar belakang

Internal dan Eksternal

Pekerjaan

- Tujuan bekerja

- Komitmen bekerja

- Perubahan fisik

- Perubahan kognitif

- Bertahan dalam pekerjaan

- Dukungan sosial

Harapan

Penemuan makna

- Bekerja

- Keluarga

- Tuhan

Upaya pemenuhan makna

- Nilai kreatif

- Nilai penghayatan

- Nilai bersikap

Pencapaian makna

hidup

95

Subjek penelitian memiliki latar belakang yang berbeda. Masing-masing

subjek memiliki pengalaman hidupnya sendiri yang beragam. Pengalaman

hidupnya dapat memberikan pengaruh terhadap pemikiran dan tindakan yang

akan dilakukan oleh subjek termasuk dalam menemukan sebuah pekerjaan.

Termasuk dalam menemukan pekerjaan sebagai pemain wayang wong. Latar

belakang serta pengalaman setiap subjek berpengaruh dalam pemilihan dan

penemuannya menjadi seorang pemain wayang wong. Oleh karena itu kehidupan

manusia sebelumnya adalah yang membentuk kehidupannya saat ini.

Perjalanan subjek di dalam pekerjaannya sebagai pemain wayang wong

berkaitan erat dengan tujuannya bekerja. Selain itu komitmen dalam bekerja

menjadi hal yang perlu untuk dijalankan oleh subjek. Kriteria subjek dari peneliti

yang salah satunya adalah memiliki masa bkerja 20 tahun menyebabkan subjek

penelitian berusia 40 tahun keatas sehingga masalah perubahan fisik dan kognitif

mempengaruhi subjek dalam bekerja. Dukungan sosial diperlukan oleh subjek

dalam bekerja baik melalui keluarga, rekan-rekan kerja maupun dari pemerintah.

Alasan-alasan yang membuat para subjek bertahan menjalani pekerjaan ini adalah

mencintai pekerjaannya, tidak memiliki keahlian lain dan pekerjaan ini

merupakan cita-citanya.

Pekerjaan sebagai pemain wayang wong memberikan makna pada diri setiap

subjek. Makna hidup subjek ditemukan melalui bekerja, keluarga dan Tuhan yang

maha esa. Pemenuhan makna hidup yang dimiliki adalah dengan mengambil nilai-

nilai seperti nilai kreatif, penghayatan dan bersikap.

96

Makna hidup yang dicapai oleh subjek penelitian melalui proses yang cukup

panjang dari latar belakang, pekerjaan, menemukan makna, hingga upaya yang

dilakukan untuk memenuhi makna hidup. Makna hidup yang didapatkan subjek

adalah kebahagiaan, bekerja sepenuh hati, mencintai keluarga, mencukupi

kebutuhan keluarga, anak-anak yang sukses, dan menjalankan perannya sebagai

ayah.

Harapan merupakan sesuatu yang pasti dimiliki setiap manusia tak terkecuali

para pemain wayang wong. Subjek penelitian memiliki harapan yang ingin

mereka capai untuk kehidupan mereka di masa mendatang. Harapan hidup adalah

proses terakhir dikarenakan itu merupakan kumpulan dari apa yang sebenarnya

subjek inginkan di kehidupan subjek kedepan.

F. Esensi atau Makna Terdalam

Pekerjaan sebagai pemain wayang wong Sriwedari merupakan pekerjaan yang

unik dan memberikan makna hidup bagi para pekerjanya. Pekerjaan pemain

wayang wong menjadi tangga bagi para pemainnya menuju makna hidup yang

mereka miliki. Dalam menapaki tangga tersebut para pemain wayang wong harus

memiliki tujuan bekerja yang akan dicapai serta menjalankan segala kewajibannya

dalam bekerja.

Menjadi pemain wayang wong tidak semua orang dapat melakukannya

dikarenakan pekerjaan ini berhubungan erat dengan kehidupan latar belakang

pemain, seperti berasal dari keluarga dan leluhur yang memiliki darah seni, lalu

memiliki bakat. Jadi pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang

yang tiba-tiba memiliki keinginan untuk menjadi pemain wayang lalu dirinya

97

menjadi pemain wayang wong, di sinilah keunikan dari pekerjaan ini. Hal yang

membuat para subjek bertahan dalam menjalani pekerjaannya adalah karena

mereka mencintai pekerjaannya, tidak memiliki keahlian lain dan pekerjaan ini

merupakan cita-citanya.

Perubahan fisik dialami oleh para subjek penelitian dikarenakan umur mereka

diatas 40 tahun. Perubahan fisik mempengaruhi kondisi kesehatan dari subjek

penelitian untuk bekerja. Perubahan peran dari yang dulunya tokoh utama atau

tokoh idola berubah menjadi tokoh-tokoh tua dan peran yang kurang terlihat

seperti tokoh buto dan emban juga disebabkan oleh perubahan fisik terutama

perubahan bentuk tubuh.

Penemuan makna hidup subjek berasal dari bekerja, keluarga dan Tuhan yang

maha esa. Subjek penelitian yang merupakan pemain wayang wong menemukan

makna hidupnya yaitu kebahagiaan, bekerja sepenuh hati, memiliki anak-anak

yang sukses, menjalankan perannya sebagai ayah, menghasilkan karya seni,

menghidupi keluarga dan mencitai keluarganya. Subjek juga masih terus memiliki

harapan yang ingin di capai di kemudian hari.

G. Verifikasi data

Usaha dilakukan peneliti untuk mencapai keabsahan data yang dimiliki serta

memperkuat hasil yang didapat dari penelitian Makna hidup pada pemain wayang

wong Sriwedari di kelompok wayang wong Sriwedari kota Surakarta dengan

menggunakan metode kualitatif fenomenologi. Kriteria untuk keabsahan data

yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :

98

1. Kredibilitas

Peneliti melakukan beberapa cara untuk mengetahui keabsahan data

penelitiannya agar penelitian dapat di percaya oleh pembaca. Cara-cara yang

dilakukan dalam penelitian makna hidup pada pemain wayang wong

Sriwedari sebagai berikut:

a. Partisipasi peneliti di lapangan

Peneliti telah berpartisipasi langsung di lapangan dalam mengambil data

yang dibutuhkan. Partisipasi di lapangan tersebut dilakukan sejak survei awal

hingga akhir penelitian.

b. Pengecekan sejawat

Peneliti meminta bantuan kepada rekan sejawat di jurusan psikologi untuk

berperan serta dalam memberikan saran-saran, pembelaan, atau memberikan

pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap peneliti. Pemilihan partner ini

dilakukan berdasarkan kesesuaian konteks penelitian, yaitu selain berkaitan

dengan proses analisis data kualitatif yang dilakukan, juga berkaitan dengan

kesesuaian topik penelitian.

2. Transferabilitas

Peneliti melakukan pengumpulan data dan analisis data sesuai dengan

metode yang telah ditentukan. Peneliti menjelaskan karakteristik subjek yang

diteliti dengan jelas agar peneliti lain mudah untuk dapat mentransfer temuan

dari penelitian mengenai makna hidup pada pemain wayang wong Sriwedari.

Peneliti tidak dapat menjamin nilai transfer dalam penelitian ini berlaku

secara konstan disebabkan oleh sifat manusia yang unik dan berbeda satu

99

sama lain serta selalu berkembang sehingga masih perlu penyesuaian menurut

keadaan dari setiap individunya.

3. Dependabilitas

Peneliti melakukan audit eksternal yaitu pemerikasan yang dilakukan oleh

dosen pembimbing yang membantu peneliti dalam memeriksa konsistensi

dari penelitian yang telah dilakukan. Peneliti mendapatkan saran dan

penjelasan dari dosen pembimbing untuk meningkatkan konsistensi dari hasil

penelitian mengenai makna hidup pada pemain wayang wong Sriwedari.

4. Konfirmabilitas

Peneliti menunjang konfirmabilitas pada penelitiannya dengan

menunjukkan transparansi dari hasil penelitian melalui data mentah hasil

wawancara, proses analisis data hingga pembahasan yang benar. Usaha yang

dilakukan oleh peneliti untuk mencapai konfirmabilitas tersebut dengan

melakukan konsultasi mengenai penelitian dengan dosen pembimbing.

100

BAB V

PEMBAHASAN

A. Temuan Peneliti

1. Dinamika Psikologis Subjek #1 (M)

Subjek M merupakan seorang pemain wayang wong yang berasal dari kota

Pacitan Jawa timur. Orang tua subjek bekerja sebagai petani di kota asal subjek M.

Subjek M memperoleh bakat untuk menjadi pemain wayang wong datang dengan

sendirinya dan subjek M juga bingung mengapa dia memiliki bakat tersebut,

padahal orang tuanya bekerja macul di sawah sehari-harinya.

Subjek M menjadi pemain wayang wong sejak tahun 1976, hingga saat ini

subjek M merupakan pemain yang masuk tertua dan pemain yang masih aktif

tertua di kelompok kesenian wayang wong Sriwedari. Subjek M merasa bahwa

dirinya tekun dalam bekerja dikarenakan dirinya sudah sangat lama mengabdi

pada pekerjaan sebagai pemain wayang wong dari gaji sewu seket rupiah hingga

sekarang satu juta delapan ribu rupiah.

Status subjek M dalam bekerja sebagai pemain wayang wong adalah tenaga

honorer. Subjek M tidak dapat menjadi pegawai dikarenakan subjek M tidak

memiliki ijazah atau tidak sekolah. Tenaga honorer menjadikan subjek tidak dapat

pensiun seperti orang yang berstatus sebagai pegawai yaitu 56 tahun, jadi subjek

M ketika dirasa masih mampu untuk bekerja makan akan tetap bekerja sebagai

pemain wayang wong.

101

Usia subjek sekarang ini sudah mencapai 61 tahun, sehingga terkadang subjek

M mengalami penurunan kesehatan dan penurunan di bagian fisiknya. Subjek M

sewaktu masih muda dapat memerankan tokoh apa saja baik itu tokoh alusan

ataupun tokoh buto cakil, namun karena usianya sekarang subjek hanya sering di

beri tanggung jawab memerankan tokoh buto cakil. Tokoh buto cakil menurut

subjek adalah tokoh yang sesuai dengan kondisinya sekarang yang sudah berusia

lanjut dan menurutnya di usia ini subjek sudah tidak layak dikarenakan tokoh buto

cakil tidak membutuhkan badan yang bagus dan wajah yang tampan seperti tokoh-

tokoh alusan. Tokoh buto cakil itu dalam memerankannya menggunakan bibir

berisi gigi-gigi yang besar dan menyeramkan buatan manusia, sehingga wajah dari

subjek M tidak dapat terlihat.

Subjek M memiliki keluarga yang masih lengkap dengan satu istri dan empat

orang anak. Anak pertama sampai anak ketiga adalah anak laki-laki dan anak

keempatnya adalah anak perempuan. Subjek M menjelaskan bahwa dirinya

bekerja adalah untuk menghidupi anak istrinya, selain itu subjek M juga memiliki

semboyan bahwa anak-anaknya tidak boleh turun bapak bahkan cucunya pun tidak

boleh seperti kakeknya. Semboyan subjek tersebut memberikannya motivasi untuk

bekerja lebih maksimal dan lebih prihatin dalam hidup. Perwujudan dari

semboyan subjek M adalah dengan menyekolahkan anak-anaknya STM semua

agar anak-anaknya bisa bekerja lebih baik semua. Subjek M juga mencintai dan

menyayangi anak-anaknya dengan dia tidak pernah sama sekali melakukan

kekerasan fisik kepada anak-anaknya.

102

Dukungan secara emosional diberikan oleh istri dari subjek M melalui doanya

untuk suami agar dia memperoleh rejeki yang halal dan dijaga agar selalu

bertingkah laku yang baik. Subjek M juga melakukan perubahan pada sikapnya

dengar berlaku sebagai pihak yang netral dan hanya memiliki tujuan untuk

bekerja. Usaha subjek M untuk menjadi pribadi yang baik adalah dengan tidak

melakukan perbuatan buruk yang dapat menyakiti rekan-rekan kerjanya dan

memberikan pertologan kepada sesama rekan kerja.

Subjek M pernah memiliki pekerjaan lain yaitu sebagai tukang kebun di SMA 2

kota Surakarta pada tahun 1989 sampai tahun 2011. Pertemuan subjek dengan

pekerjaan sebagai tukang kebun adalah ketika dia menjadi kuli bangunan di

sekolah tersebut dan tiba-tiba setelah pekerjaannya selesai dirinya dihampiri oleh

kepala sekolah dan disuruh untuk mendaftar sebagai tukang kebun di SMA

tersebut. Kemudian atas rekomendasi dari kepala sekolah subjek M diterima

sebagai tukang kebun. Subjek M menjelaskan dirinya ketika menjadi tukan kebun

terkadan ada guru-guru yang menyakiti hatinya namun subjek tidak

memperdulikannya, yang dia takuti hanya kepala sekolah. Subjek M juga memiliki

pekerjaan lain lagi yaitu sebagai pemain wayang wong panggilan, jadi subjek M

tidak bermain di gedung Sriwedari melainkan subjek tampil dalam pertunjukan

seperti acara pernikahan dan acara-acara resmi diluar gedung Sriwedari. Subjek

mendapatkan pekerjaan tersebut atas ajakan teman-teman kerjanya.

Hal yang membuat subjek M bertahan dalam bekerja sebagai pemain wayang

wong adalah dikarenakan perasan cinta subjek terhadap pekerjaan yang

103

dimilikinya. Perasaan cinta itu membuat subjek merasa senang dan memiliki

teman yang banyak sehingga menghibur hatinya.

Subjek M setiap harinya berangkat bekerja menggunakan sepeda dari

rumahnya. Anak subjek pernah memberikan penawaran kepada subjek untuk

menggunakan sepeda motor sebelum berangkat bekerja namun ditolak subjek

dikarenakan subjek takut untuk mengendarai sepeda motor. Subjek M juga selalu

hadir di gedung pertunjukan lebih awal dibandingkan dengan pemain wayang

wong yang lain. Menjalani pekerjaan sebagai pemain wayang wong diperlukan

profesionalitas dalam bekerja, salah satu wujud profesionalitas dari subjek adalah

dengaan tidak mencampur adukkan urusan rumah tangga dengan urusan pekerjaan

ataupun sebaliknya. Bekerja dengan maksimal juga dilakukan oleh subjek M,

menurutnya dalam bekerja tidak boleh memiliki rasa malas dan melakukannya

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Kesejahteraan didapatkan subjek M dengan pekerjaannya sebagai pemain

wayang wong. Subjek M merasa bahwa rejeki yang di dapatnya entah dari mana

namun yang penting cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, menurutnya

semua itu sudah di atur oleh Alloh SWT. Subjek M menjelaskan bahwa dirinya

tidak memiliki rasa menyesal terhadap pekerjaan yang dia miliki, untuknya yang

penting adalah bekerja secara maksimal tanpa ada rasa menyesal.

Pekerjaan sebagai pemain wayang wong merupakan pekerjaan yang menurut

subjek dapat menghidupkan kebudayaan Jawa karena di jaman yang sudah

berkembang pesat seperti ini kebudayaan sudah mulai ditinggalkan oleh orang-

104

orang. Subjek M memiliki harapan untuk rekan-rekan kerjanya agar dalam bekerja

harus rajin agar kesenian wayang wong tidak punah.

Rekan-rekan kerja subjek M sudah banyak yang meninggal dan pensiun

dikarenakan usia mereka yang juga sudah mencapai usia lanjut, namun subjek M

melakukan penyesuaian diri dengan memiliki teman-teman baru walaupun mereka

masih muda-muda.

Pandangan subjek M terhadap perhatian pemerintah sudah baik menurutnya

dikarenakan banyak dari pemain wayang wong diangkat menjadi pegawai negeri.

Subjek M menjelaskan sebenarnya dirinya juga sudah diperhatikan namun karena

dirinya tidak memiliki ijazah jadi dirasa kurang perhatian yang diberikan

pemerintah kepadanya.

Rasa bersyukur dipanjatkan subjek M kepada sang pencipta Alloh SWT

dikarenakan dia dapat menyekolahkan anaknya sampai selese STM semua padahal

dirinya adalah orang yang tidak punya ijazah. Subjek M juga memiliki peran

sebagai seorang ayah bahwa dirinya rela bekerja malam dan hidup prihatin dengan

tidak makan yang penting anak-anaknya bisa makan.

Makna hidup menurut subjek M adalah manusia hidup itu harus bekerja sesuai

dengan kemampuanya. Ketika sudah memiliki pekerjaan harus dilakukan dengan

semaksimal mungkin dan menjadi yang terbaik. Pekerjaan yang dimiliki subjek M

tujuannya adalah untuk menghidupi anak istri. Pencapaian dalam hidup subjek M

yaitu anak-anaknya sukses melebihi dirinya, mencintai keluarga, dan menjalankan

perannya sebagai ayah.

105

Bagan 5.1 Bagan Dinamika Subjek #1

Latar Belakang Internal

- Bakat

- Kebingungan Dalam

Penemuan Pekerjaan

Komitmen Bekerja

- Menggeluti 2 Pekerjaan

- Profesionalitas Bekerja

Perubahan Fisik

- Perubahan Bentuk Tubuh

- Penurunan Kondisi Kesehatan

Bertahan Dalam Bekerja

- Mencintai Pekerjaan Yang

Dimiliki

Dukungan Sosial

- Dukungan Emosional

- Dukungan Instrumental

- Dukungan Informasional

Tujuan Bekerja

- Mencukupi

Kebutuhan

Keluarga

- Melestarikan

Budaya

- Menghibur

Masyarakat

Pemenuhan Makna

- Melalui Bekerja

- Melalui Keluarga

Nilai Kreatif

- Bekerja Maksimal

- Tekun Bekerja

Nilai Bersikap

- Menjaga

Hubungan

Dengan Rekan

Kerja

- Menjadi Pribadi

Yang Baik

- Perubahan Sikap

- Mawas Diri

- Tidak Menyesali

Pekerjaannya

- Penyesuaian Diri

Nilai Penghayatan

- Bersyukur

- Sejahtera

- Ideologi Hidup

- Religius

Practicing

- Religious

Knowledge

- Religious Feeling

Pencapaian Makna Hidup

- Bekerja Sepenuh

Hati

- Anak-Anak

Sukses

- Mencintai

Keluarga

- Menghidupi Anak

Istri

- Menjalankan

Peran Sebagai

Ayah

Harapan

- Anak Menjadi Lebih

Baik Dari Orangtua

- Anak Menjadi

Pribadi Yang Baik

- Teman-Teman

Bekerja Lebih Rajin

Keterangan :

Episode Perjalanan Pertemuan Pekerjaan

Episode Perjalanan Dalam Pekerjaan

Episode Perjalanan Menemukan Makna Hidup

Episode Makna Hidup

Episode Harapan Hidup

106

2. Dinamika Psikologis Subjek #2 (G)

Subjek G adalah seorang pemain wayang wong yang berasal dari kota

Surabaya. Orang tua dari subjek M memiliki pekerjaan di bidang kesenian yaitu

bapak sebagai pemain wayang wong dan ibu adalah pesinden di kelompok wayang

wong swarawati. Bakat yang dimiliki subjek berasal dari darah yang diturunkan

oleh orang tuanya, sewaktu kecil subjek dekat dengan ibunya yang seorang

pesinden dan akhirnya subjek ikut terjun di bidang kesenian.

Awal perjalanan subjek G dalam berkecimpung di dunia seni adalah melalui

kelompok seni srimulat. Kelompok seni srimulat adalah salah satu kelompok yang

terkenal pada masa itu dan subjek G menjadi anggotanya pada waktu itu.

Perjalanan subjek G dalam melakukan pertunjukan hampir di semua tempat

kelompok kesenian di pulau Jawa, seperti kelompok wayang wong bharata di

Jakarta, kelompok wayang wong ngesti pandowo di Semarang, dan kelompok

wayang wong sri pandowo di Surabaya. Ketika srimulat bubar subjek G ditawari

oleh walikota kota Surakarta untuk bekerja sebagai pemain wayang wong di

Sriwedari, setelah itu subjek G menjadi pemain wayang wong Sriwedari.

Subjek G masuk sebagai pemain wayang wong Sriwedari sejak tahun 1991.

Status subjek G adalah sebagai tenaga honorer atau tenaga kontrak. Subjek G

menjelaskan bahwa terdapat kesalahan umur ketika ada pengangkatan pengawai,

sehingga dirinya masih sebagai tenaga honorer sampai saat ini. hal inilah yang

107

membuat subjek G masih bekerja sebagai pemain wayang wong, apabila subjek G

menjadi pegawai tentu pada usia 56 tahun sudah pensiun.

Subjek G adalah orang yang memiliki banyak keahlian, dalam bidang peran dia

dapat menjadi pemain ketoprak, wayang wong, dan jagir. Menurut subjek G

perbedaan antara wayang wong dan ketoprak adalah joget, jadi jika di wayang

wong itu terdapat joget dan tembang Jawa sedangkan pada ketoprak tidak

memakai joget.

Subjek G memiliki keluarga yang lengkap yaitu satu istri dan dua orang anak.

Anak pertama berusia 34 tahun dan anak kedua berusia 24 tahun. Anak subjek

bekerja di bengkel semua, satu di solo dan anak kedua di Jakarta. Istri memberikan

dukungan terhadap pekerjaan subjek sebagai pemain wayang wong, dan menurut

subjek sebelum menikah dia menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang pemain

wayang wong atau badut.

Subjek G memiliki pekerjaan lain yaitu sebagai pelukis, pemahat, pembuat

relief dan patung. Subjek G memiliki keahlian yang lengkap di bidang seni dan

pekerjaan sampingan tersebut biasanya dilakukan di rumahnya. Lukisan-lukisan

subjek banyak di pajang di gedung pertunjukan wayang wong Sriwedari sebagai

hiasan yang memperindah tempat tersebut. Subjek G menjelaskan bahwa ketika

dirinya membuat patung upah yang dihasilkan dapat mencapai 5 hingga 10 juta

rupiah.

Setiap harinya subjek G berangkat untuk bekerja sebagai pemain wayang wong

diantarkan oleh anak pertamanya. Subjek G selalu hadir lebih awal dibandingkan

108

dengan pemain yang lain. Usia subjek G yang sudah mencapai 60 tahun

membuatnya mengalami penurunan dan perubahan kondisi tubuh serta

kognitifnya. Hal itulah yang menyebabkan terkadang subjek G tidak hadir untuk

bekerja dikarenakan sakit.

Subjek G biasanya berperan sebagai semar dan naradha atau buto cakil. Dahulu

ketika masih muda subjek G mampu untuk memerankan tokoh-tokoh alusan.

Sekarang subjek G merasa bahwa dirinya sudah tidak mampu apalagi dengan

tubuh dan wajah yang sudah berbeda, karena untuk menjadi tokoh-tokoh alusan

diperlukan tubuh dan wajah yang baik. Peran yang dilakukan subjek pun terkadang

hanya satu atau dua segmen dalam setiap pertunjukannya.

Profesionalitas dalam bekerja dilakukan subjek dengan tidak membawa urusan

dari rumah ke tempat bekerja. Selain itu walaupun subjek memiliki keahlian lain

di bidang seni subjek selalu berusaha untuk bekerja semaksimal mungkin. Subjek

G dalam berkecimpung di dunia kesenian memegang teguh bahwa dirinya tidak

akan nglokro ataupun jeleh. Menjaga kualitas sebagai seniman juga dilakukan

subjek agar menjadikan pertunjukan penonton tetap disukai penonton.

Subjek G merasa bahwa dirinya sejahtera dengan memiliki pekerjaan sebagai

pemain wayang wong. Upah yang diterimanya dapat untuk mencukupi kebutuhan

keluarganya. Sedikit ataupun banyak upah yang subjek terima akan tetap

disyukuri. Sebagai kepala keluarga subjek G memiliki tanggung jawab untuk

bekerja dengan baik dan istri menyediakan makanan untuk anak-anak dan

109

suaminya. Menurut subjek pekerjaan yang dimilikinya memberikan makna yaitu

kesabaran karena setiap hari caritanya ganti.

Hal yang membuat subjek bertahan dalam pekerjaannya sebagai pemain

wayang wong adalah dikarenakan dia tidak memiliki keahlian lain selain bidang

seni, jadi menurutnya bekerja itu ya sesuai dengan keahliannya. Selain itu juga

subjek memiliki perasaan cinta terhadap pekerjaan yang dia miliki karena

darahnya adalah darah seni.

Pandangan subjek terhadap perhatian pemerintah sudah baik, buktinya

pemerintah masih mau membayar tenaganya yang sudah di usia lanjut untuk

bekerja sebagai pemain wayang wong dan banyak dari pemain wayang wong

diangkat sebagai pegawai negeri.

Makna hidup menurut subjek adalah sebagai manusia yang sudah memiliki istri

itu harus mampu menjamin istrinya, dan apabila sudah memiliki anak harus

mampu mendidik anaknya dan menyekolahkan anaknya sampai tingkat yang

tertinggi. Pencapaian yang diraih oleh subjek adalah keberhasilan subjek dalam

menyekolahkan anak-anaknya, mencintai keluarga, dan menjalankan perannya

sebagai ayah.

Harapan subjek untuk kedepannya adalah pensiun. Subjek merasa dirinya

masih mampu untuk bekerja tetapi rogonya sudah tidak mampu lagi. Subjek G

sudah ikhlas untuk meninggalkan pekerjaannya karena dia tua dan sudah lama

berkecimpung di dunia kesenian.

110

Bagan 5.2 Bagan Dinamika Subjek #2

Latar Belakang Internal

- Bakat

Latar Belakang Eksternal

- Warisan Leluhur

Komitmen Bekerja

- Menggeluti 2 Pekerjaan

- Profesionalitas Bekerja

Perubahan Fisik

- Perubahan Bentuk Tubuh

- Penurunan Kondisi Kesehatan

Perubahan Kognitif

- Menurunnya Fungsi Kognitif

Bertahan Dalam Bekerja

- Mencintai Pekerjaan Yang

Dimiliki

- Tidak Memiliki Keahlian Lain

Dukungan Sosial

- Dukungan Emosional

- Dukungan Instrumental

Tujuan Bekerja

- Mencukupi

Kebutuhan

Keluarga

Pemenuhan Makna

- Melalui Keluarga

Nilai Kreatif

- Bekerja Maksimal

- Belajar

Nilai Penghayatan

- Bersyukur

- Sejahtera

- Kesabaran

Pencapaian Makna Hidup

- Bekerja Sepenuh

Hati

- Anak-Anak

Sukses

- Mencintai

Keluarga

- Menjalankan

Peran Sebagai

Ayah

Harapan

- Pensiun

Keterangan :

Episode Perjalanan Pertemuan Pekerjaan

Episode Perjalanan Dalam Pekerjaan

Episode Perjalanan Menemukan Makna Hidup

Episode Makna Hidup

Episode Harapan Hidup

111

3. Dinamika Psikologis Subjek #3 (J)

Subjek J adalah seorang pemain wayang wong yang berasal dari kota Surakarta.

Subjek J merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara. Ayah subjek bekerja

sebagai kepala sekolah dan ibunya meninggal ketika melahirkan subjek. Subjek

menjelaskan bahwa keluarganya berantakan dikarenakan ayahnya yang kurang

dapat mempedulikan anak-anaknya yang banyak serta cara mendidik anak-

anaknya yang terkadang menggunakan kekerasan. Bakat subjek diturunkan oleh

leluhurnya atau dari kakek dan buyutnya yang seorang abdi dalem keraton

Surakarta.

Bakat yang dimiliki subjek G sudah ada sejak kecil, pada waktu SD kelas 5

subjek sudah mampu untuk menari yang tergolong ringan, seperti kuda-kuda,

cantrik, dan pejuang. Saudara subjek J juga banyak yang bergelut di bidang

kesenian salah satunya kakak perempuannya adalah seorang pesinden.

Subjek J mulai bekerja sebagai pemain wayang wong sejak tahun 1989 dan

diangkat menjadi pegawai negeri pada tahun 2000. Selama 11 tahun subjek

menjadi tenaga wiyata bakti, seperti tenaga magang agar bisa diangkat menjadi

pegawai. Pekerjaan pemain wayang wong merupakan cita-cita kedua dari subjek J

dan cita-cita pertamanya adalah menjadi Tentara nasional Indonesia. Cita-cita

pertama subjek tidak tercapai dan akhirnya subjek masuk ke SMKI karawitan kota

Surakarta, dan di situlah subjek fokus berusaha menjadi seorang pemain wayang

wong. Alasan lain subjek karena kondisi ekonomi yang tidak mendukung untuk

112

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi akhirnya dia memilih jalan realistis

dengan lulus SMK langsung bekerja.

Subjek J memiliki pekerjaan lain di luar gedung Sriwedari yaitu tetap menjadi

pemain wayang wong namun sesuai dengan pesanan acara, seperti ulang tahun,

pernikahan, atau dies natalis. Pekerjaan sampingan subjek J ini memberikan hasil

tambahan untuk menghidupi keluarganya. Menurut subjek J dirinya adalah orang

yang bodoh dan tidak memiliki keahlian lain selain pemain wayang wong, jadi

walaupun bekerja di luar ya tetap menjadi pemain wayang wong.

Subjek J memiliki keluarga yang lengkap, yaitu satu istri dan empat orang anak.

.pertemuan subjek dengan istrinya juga masih ada hubungannya dengan wayang

wong, karena subjek bertemu dengan istrinya di gedung Sriwedari dan anak dari

seorang pemain wayang wong yang berperan sebagai werkudara. Menurut subjek

J dirinya tidak mengarahkan anak-anaknya untuk ikut terjun juga ke bidang seni

dan membiarkan mereka memilih jalan hidupnya masing-masing.

Dukungan secara emosional dan informasional diberikan oleh istri subjek J.

Wujud dukungan tersebut adalah terkadang istri menonton pertunjukan dan

memberikan atensinya serta applouse kepada subjek J. Dukungan informasional

diberikan kepada subjek dengan menyumbangkan ide-ide kepada suaminya.

Dukungan yang diberikan istri menurut subjek tidak total dikarenakan sebagai

rumah tangga dia sudah sangat sibuk, pekerjaan ibu rumah tangga itu bukan hal

yang mudah.

113

Pekerjaan sebagai pemain wayang wong dijalani oleh subjek J dengan

semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Menurutnya

sebagai manusia untuk bekerja maksimal secara terus menerus itu tidak akan bisa

karena manusia memiliki keterbatasan, terkadang badan ada masalah seperti sakit,

atau sedang terkena flu jadi subjek J tidak dapat menampilkan yang terbaik untuk

penonton, namun hanya menampilkan yang semampunya saja.

Usia subjek J sudah mencapai 43 tahun dan dirinya sudah mulai merasakan

adanya penurunan dan perubahan dari segi fisik seperti perubahan bentuk tubuh.

Dahulu subjek J memiliki badan yang bagus sehingga dia dapat memerankan

tokoh apapun namun sekarang lebih sering memerankan tokoh buto cakil.

Menurutnya tubuh dan wajahnya sudah tidak cocok menjadi tokoh alusan

dikarenakan wajahnya ngilani, sehingga lebih cocok untuk memerankan tokoh

buto cakil.

Ideologi hidup dari subjek J adalah manusia hidup untuk menjadi manusia yang

hebat itu bukan diukur dari gelar, jabatan, harta benda, istri yang banyak atau dia

adalah orang top, melainkan orang hebat dan sukses itu adalah orang yang

berkualitas selama proses hidupnya sesuai dengan perintah tuhan dan pemerintah.

Subjek J lebih melihat dari proses bukan dari hasil yang dicapai.

Tujuan hidup dari subjek J adalah menjalankan amanah yang sudah diberikan

oleh tuhan kepadanya dan menjalankan kehidupan baik dalam berumah tangga,

bertetangga, bekerja, dan bergereja. Menurut subjek manusia secara realistis itu

114

tidak sempuna penuh dengan dosa jadi untuk menjadi orang yang baik itu juga

tidak dapat baik sekali dan menjadi orang yang jelek juga tidak jelek sekali.

Menjadi pribadi yang baik dilakukan subjek dengan mengikuti aturan manusia

hidup seperti ketika ada pernikahan ya datang untuk menghormatinya dan ketika

ada orang meninggal juga datang untuk melayat. Subjek J juga tidak akan ikut

campur dengan urusan orang lain. perubahan sikap dilakukan oleh subjek J dengan

lebih diam dan mendengarkan, ketika dulu subjek suka bercerita tentang hal-hal

yang ada di dunia ini sekarang lebih banyak diam, karena takut membicarakan hal-

hal yang negatif dari orang lain.

Berperan sebagai kepala keluarga atau ayah dari anak-anak menurut subjek

adalah dengan menghidupi anak dan istrinya. Memberikan support, dukungan,

arahan, didikan, dan bimbingan juga dilakukan oleh subjek sesuai dengan

batasannya sebagai manusia. Menurutnya secara duniawi subjek masih belum

dapat memberikan yang terbaik untuk anak istrinya namun secara rohani dia

sudah mampu untuk memenuhinya. Citra Allah itu mengajarkan mengenai

kebaikan dan kejujuran menurut ajaran subjek.

Menjadi seorang pemain wayang wong dituntut untuk profesional dalam

bekerja, menurut subjek pemain yang profesional adalah pemain yang sesuai

dengan aturn tuhan dan aturan pemerintah. Alasan subjek J bertahan menjalani

profesi sebagai pemain wayang wong adalah karena tidak memiliki keahlian lain

selain bermain peran dan merupakan salah satu cita-citanya walaupun cita-cita

yang kedua.

115

Perubahan pada kesenian wayang wong diberikan oleh subjek J walaupun

menurutnya harus berjalan pelan pelan. Subjek J berpendapat bahwa kesenian

wayang wong itu harus mengalir dan berkembang, namun tidak diwajibkan karena

seni itu bukan sesuatu yang wajib. Wujud inovasi yang diberikan subjek untuk

meningkatkan kualitasnya adalah dengan memberikan perubahan sesi perang,

seperti mengurangi gerakan menari yang artistik karena akan membuat penonton

kurang tertarik, dan merubahnya dengan lebih tegas lagi seperti yang ada pada

film jackie chan.

Pandangan subjek J terhadap perhatian yang diberikan pemerintah sudah baik,

dibuktikan dengan fasilitas yang diberikan dan semua hal yang digunakan untuk

jalannya pertunjukan, selain itu juga pemerintah membayar gaji dari para pemain

wayang wong. Menurut subjek J pemerintah sadar bahwa kesenian wayang wong

merupakan heritage dan melakukan pelestarian budaya ikon kota Surakarta.

Subjek J memanjatkan rasa syukurnya kepada tuhan yang maha Esa atas apa

yang telah diberikanNya. Subjek J bersyukur karena diberikan anak yang sehat

tidak mudah sakit, mampu untuk mencukupi kebutuhan anak-anak dan istrinya,

serta memiliki kendaraan walaupun rumah masih ngontrak dibandingkan dengan

orang lain yang memiliki kondisi masih berada di bawahnya. Menurutnya

sekarang dirinya hanya mampu untuk mensyukuri hal-hal yang terkecil.

Subjek J sebetulnya sudah merasa bahagia dengan hidupnya saat ini, namun

karena dia memiliki kepedulian sosial yang tinggi jadi merasa sedih melihat

kondisi bangsa ini. Pandangannya terhadap bangsa ini memunculkan berbagai

116

macam pertanyaan pada dirinya namun tidak sanggup untuk dia jawab. Subjek J

merasa takut ketika keburukan yang ada pada bangsa ini berdampak pada anak,

cucunya kelak.

Makna hidup menurut subjek J adalah menjalankan amanah tuhan dan

menjalankan citra Allah. Menurut subjek J citra Allah adalah berusaha untuk

menjadi seseorang yang baik dan benar, wujud dari membentuk citra Allah adalah

dengan memelihara anak dan istri sesuai dengan perintah tuhan. Subjek J merasa

dirinya belum bisa 100% dalam menjalankannya.

Pencapaian subjek J adalah bahagia dengan hidup yang dimilikinya saat ini,

menjalankan perannya sebagai kepala keluarga dan ayah dari anak-anaknya.

Subjek J memiliki harapan untuk kedepannya adalah agar keluarga dan rekan-

rekan kerjanya selalu diberikan kesehatan.

117

Bagan 5.3 Bagan Dinamika Subjek #3

Latar Belakang Internal

- Bakat

- Gagal Menggapai Cita-Cita

Latar Belakang Eksternal

- Riwayat Pendidikan

- Warisan Leluhur

- Keluarga Berantakan

Komitmen Bekerja

- Menggeluti 2 Pekerjaan

- Profesionalitas Bekerja

Perubahan Fisik

- Perubahan Bentuk Tubuh

Bertahan Dalam Bekerja

- Mencintai Pekerjaan Yang

Dimiliki

- Tidak Memiliki Keahlian Lain

- Cita-Cita

Dukungan Sosial

- Dukungan Emosional

- Dukungan Instrumental

- Dukungan Informasional

Tujuan Bekerja

- Mencukupi

Kebutuhan

Keluarga

- Melestarikan

Budaya

Pemenuhan Makna

- Melalui Perintah

Tuhan

Nilai Kreatif

- Bekerja Maksimal

- Semangat Bekerja

- Meningkatkan

Kualitas

Nilai Bersikap

- Menjadi Pribadi

Yang Baik

- Mawas Diri

- Penyesuaian Diri

Nilai Penghayatan

- Bersyukur

- Sejahtera

- Ideologi Hidup

- Religius

Practicing

- Religious

Knowledge

- Religious Feeling

Pencapaian Makna Hidup

- Bahagia

- Menjalankan

Peran Sebagai

Ayah

Harapan

- Teman Dan Keluarga

Sehat

Keterangan :

Episode Perjalanan Pertemuan Pekerjaan

Episode Perjalanan Dalam Pekerjaan

Episode Perjalanan Menemukan Makna Hidup

Episode Makna Hidup

Episode Harapan Hidup

118

4. Dinamika Psikologis Subjek #4 (H)

Subjek H adalah pemain wayang wong wanita yang berasal dari kota Surakarta.

Semenjak kecil subjek H sudah sering datang ke gedung wayang wong Sriwedari

ikut orangtuanya, karena orang tua dan leluhurnya adalah berkecimpung di

kesenian wayang wong. Bapak adalah pemain karawitan dan kakeknya adalah

pemain wayang wong Sriwedari, sedangkan ibunya juga adalah pemain wayang

namun pindah karena di butuhkan di tata busana. Menurutnya gedung Sriwedari

itu sudah seperti rumahnya sendiri, sehingga apapun yang ada di dalamnya baik

yang terlihat maupun yang tidak terlihat adalah miliknya.

Bakat subjek menurutnya diturunkan oleh orang tua dan leluhurnya, serta

menurutnya jiwanya adalah ke kesenian wayang wong. Semenjak kecil pun subjek

sudah bercita-cita untuk menjadi pemain wayang wong. Subjek H sangat

mengagumi kesenian wayang wong dan dia ingin untuk mengangkat kesenian ini.

untuk mendukung bakatnya di bidang seni subjek H memilih untuk sekolah di

SMKI dan di beri dukungan oleh kedua orangtuanya. Kedua orang tua subjek

memberikan dukungan juga secara informasional dengan memberikan kritik ketika

subjek tampil di atas panggung.

Subjek H memiliki keluarga yang lengkap yaitu satu suami dengan tiga orang

anak. Suami subjek bekerja di dinas pariwisata kota Surakarta yang mengurusi

masalah kebersihan yang berhubungannya dengan gedung joglo. Anak subjek

yang pertama lebih memilih untuk berkecimpung di dunia olahraga seperti sepak

119

bola, sedangkan anak kedua dan anak terakhir coba diarahkan subjek untuk

menyukai kesenian dan berharap kedepannya menjadi pemain wayang wong.

Usaha yang dilakukan subjek adalah dengan mengajak anak-anaknya datang

ketika dia akan bekerja, sehingga sedikit demi sedikit anak-anaknya mulai

menyukai kesenian wayang wong. Anak-anak subjek sudah mulai aktif bertanya

kepadanya mengenai jalannya pertunjukan atau segala hal yang ada di dalamnya.

Subjek H mulai menjadi pemain wayang wong sejak tahun 1990 dan mulai

diangkat menjadi pegawai negeri pada tahun 2000. Sekitar sepuluh tahun subjek H

melakukan wiyata bakti atau sebagai tenaga magang di gedung Sriwedari. Subjek

H sering memerankan tokoh emban di pertunjukan yang dilakukannya.

Perubahan fisik memberikan pengaruh besar terhadap perjalanan subjek H

dalam menjalani pekerjaannya. Menurutnya dulu memiliki tubuh yang bagus dan

ramping sehingga dapat memerankan tokoh-tokoh muda, sedangkan sekarang

selain perubahan bentuk tubuh juga usia yang sudah menginjak 42 tahun membuat

subjek H memerankan peran-peran sebagai orang tua.

Subjek H memiliki pekerjaan lain di luar menjadi pemain wayang wong, yaitu

mengajar di sebuah sekolah yaitu di SD Sriwedari yang juga merupakan sekolah

anaknya. Subjek H mengajar di bidang kesenian namun dirinya juga membantu

para guru untuk mengajar seni suara daerah, karena sangat sulit menemukan guru

yang menguasainya. Pekerjaan sampingan tersebut dilakukan subjek pada siang

hari karena ketika malam hari subjek H bekerja sebagai pemain wayang wong.

120

Usaha yang dilakukan oleh subjek adalah agar memiliki tambahan penghasilan

untuk membantu suami mencukupi kebutuhan keluarga.

Tujuan utama subjek bekerja sebagai pemain wayang wong adalah untuk

mencukupi kebutuhan keluarga, namun subjek juga memiliki tujuan lain yaitu

berkarya seni. Karya seni tersebut ditujukan kepada semua penonton yang

menyukai kesenian wayang wong.

Dukungan untuk pekerjaan yang dilakoni subjek diperoleh dari suaminya,

suaminya juga menyukai kesenian wayang sejak kecil. Dukungan secara

informasional juga didapatkan subjek melalui tekan-rekan kerjanya, yaitu dengan

saling mempresentasikan karya dan tukar pikiran untuk menghasilkan karya yang

lebih baik.

Menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja juga dilakukan oleh subjek H.

Para pemain wayang wong sering berkumpul namun terkadang terjadi salah paham

yang mengakibatkan rusaknya hubungan antara rekan kerja. Hal tersebut segera

untuk diatasi dan diselesaikan sehingga tidak menganggu jalannya pertunjukan

selanjutnya.

Pandangan subjek terhadap perhatian pemerintah sudah baik walaupun

menurutnya masih kurang. Menurut subjek pemerintah itu terlalu banyak menuntut

kepada para pemain wayang wong namun fasilitas yang diberikan masih tergolong

kurang memadai. Contoh yang diberikan subjek adalah ketika meminta anggaran

untuk merenovasi bagian gedung membutuhkan proses yang lama sampai dua

tahun baru dana tersebut cair.

121

Menjalankan perannya sebagai emban subjek memerlukan inovasi dan

kreativitas agar karyanya menjadi semakin baik. Wujud inovasi dan kreatifitas

yang dilakukan oleh subjek adalah dengan mencari hal-hal yang sedang ngetren

saat ini, contohnya goyang caesar. Subjek H belajar agar dapat bergoyang ala

caesar untuk mendukung perannya sebagai emban.

Subjek H berpendapat bahwa wayang adalah gambaran dari diri manusia di

kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah peran emban yang sering dilakukannya,

di dalam peran emban itu memiliki makna yang dalam, salah satunya adalah

sebagai abdi itu harus menghibur majikannya yang sedang sedih, hal ini

menunjukan sifat kerelaan hati, atau pada tokoh pandawa itu ada yang dinamakan

kalimosodo. Kalimosodo menurut orang Jawa adalah kalimat syahadat sesuai

dengan ajaran Islam. Menurutnya dalam wayang juga terkandung ajaran-ajaran

yang ada pada semua agama.

Alasan subjek bertahan dalam menjalani pekerjaan sebagai pemain wayang

wong adalah subjek memiliki perasaan cinta yang mendalam terhadap pekerjaan

sebagai pemain wayang wong, sampai subjek menjelaskan apabila dirinya

dimutasi atau dipindahkan dari pemain wayang ke tempat lain maka dia akan gigih

dan rela menjadi tenaga honorer di kelompok pemain wayang Sriwedari. Bagi

subjek kesenian wayang wong sudah mendarah daging. Alasan lain yang membuat

subjek bertahan adalah pekerjaan ini adalah bahwa dirinya tidak memiliki keahlian

selain menjadi pemain wayang wong dan cita-cita subjek sejak dirinya masih

anak-anak, karena cita-citanya tersampaikan maka harus bekerja dengan baik.

122

Subjek H bekerja dengan maksimal dan berjuang untuk kesenian wayang wong.

Wujud perjuangan yang dilakukan subjek adalah dengan berlomba-lomba

menghasilkan dan mempertaruhkan karya yang terbaik di atas panggung. Karya

yang baik akan menghasilkan pertunjukan yang baik, sehingga penonton akan

menyukai dan semakin banyak orang yang datang untuk menonton. Ramai

tidaknya penonton sangat mempengaruhi semangat subjek dalam bekerja, apabila

penonton banyak subjek merasa senang karena masih ada orang-orang yang

mencintai kesenian ini.

Menjadi pemain wayang wong yang profesional menurut subjek adalah

menerima bagaimanapun keadaan yang ada pada pekerjaannya, walaupun

penonton tidak ada, ataupun pakaian terbatas. Selain itu juga menerima segala

resiko yang diterima dari pekerjaan yang dimiliki. Subjek H juga selalu belajar

untuk mengembangkan bakat seni yang dimilikinya seperti belajar untuk

bernyanyi campur sari. Menurutnya semua kesenian ingin untuk dia kuasai.

Kesejahteraan didapatkan subjek dari pekerjaan yang dia miliki. Subjek H

percaya bahwa pekerjaan ini dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. Subjek

menjelaskan bahwa banyak dari pemain-pemain wayang yang dahulu itu walaupun

gajinya sedikit tetapi dapat mencukupi kebutuhan keluarganya, bahkan dulu

banyak pemain yang belum pegawai negeri tetapi nyatanya anak-anak mereka

dapat kuliah dan ada yang menjadi dosen. Hidup subjek H menurutnya sudah

cukup, walaupun hidup dengan sederhana dan tidak bermewah-mewah.

123

Subjek H memanjatkan syukurnya kepada tuhan atas apa yang telah

diberikanNya. Salah satu wujud rasa syukurnya adalah kehidupannya lebih baik

sekarang daripada yang dulu dan sekarang sudah mampu untuk memiliki rumah

sendiri. Subjek H menjelaskan bahwa manusia itu tidak akan pernah merasa cukup

dengan apa yang dimiliki dan hasil yang diterima, namun setiap manusia harus

dapat mengolah dengan baik keuangannya aga cukup untuk memenuhi kebutuhan

hidup.

Makna hidup menurut subjek H adalah hidup untuk bekerja, bekerja untuk

hidup. Jadi menurutnya orang hidup itu harus bekerja dan melalui pekerjaan dapat

menghidupi dirinya dan keluarganya dari upah yang diterimanya. Pencapaian

makna hidup dari subjek H adalah kebahagiaan yang dimilikinya saat ini dan

menghasilkan karya seni berupa kesenian wayang wong. Subjek H juga memiliki

harapan untuk hidupnya di masa depan yaitu anak-anaknya mengikuti dirinya

terjun dalam dunia kesenian wayang wong.

124

Bagan 5.4 Bagan Dinamika Subjek #4

Latar Belakang Internal

- Bakat

-

Latar Belakang Eksternal

- Riwayat Pendidikan

- Warisan Leluhur

Komitmen Bekerja

- Menggeluti 2 Pekerjaan

- Profesionalitas Bekerja

Perubahan Fisik

- Perubahan Bentuk Tubuh

Bertahan Dalam Bekerja

- Mencintai Pekerjaan Yang

Dimiliki

- Tidak memilki Keahlian lain

- Cita-Cita

Dukungan Sosial

- Dukungan Emosional

- Dukungan Instrumental

- Dukungan Informasional

Tujuan Bekerja

- Mencukupi

Kebutuhan

Keluarga

- Menghibur

Masyarakat

- Keinginan

Berkarya Seni

Pemenuhan Makna

- Melalui Bekerja

Nilai Kreatif

- Bekerja Maksimal

- Semangat Bekerja

- Meningkatkan

Kualitas

- Belajar

Nilai Bersikap

- Menjaga

Hubungan

Dengan Rekan

Kerja

Nilai Penghayatan

- Bersyukur

- Sejahtera

- Ideologi Hidup

- Religious

Knowledge

Pencapaian Makna Hidup

- Bahagia

- Mencintai

Keluarga

- Berkarya Seni

Harapan

- Anak Mengikuti

Orang Tua Terjun Di

Bidang Seni

Keterangan :

Episode Perjalanan Pertemuan Pekerjaan

Episode Perjalanan Dalam Pekerjaan

Episode Perjalanan Menemukan Makna Hidup

Episode Makna Hidup

Episode Harapan Hidup

125

5. Dinamika psikologis keseluruhan subjek

Keempat subjek berasal dari kota yang berbeda-beda, subjek M berasal dari

kota Pacitan, subjek G berasal dari kota Surabaya, subjek J dan H berasal dari kota

Surakarta. Keempat subjek ini terkumpul menjadi satu kelompok kesenian wayang

wong Sriwedari yang berada di kota Surakarta. Perjalanan keempat subjek pun

berbeda-beda dalam menemukan pekerjaan yang sekarang mereka miliki.

Perbedaan tersebut tidak terlepas dari latar belakang mereka yang berbeda satu

sama lain.

Subjek M mengutarakan bahwa dirinya memiliki bakat di bidang seni walaupun

orang tua subjek bekerja sebagai petani di kota asalnya, namun hal tersebut

membuat subjek M mengalami kebingungan mengenai pekerjaannya sekarang.

Menurutnya dirinya tidak tahu mengapa bisa menjadi pemain wayang wong,

padahal orang tuanya bekerja sebagai petani. Subjek M merasa bahwa rejeki yang

diterimanya saat ini dari Tuhan dan Dialah yang mengatur.

Berbeda dengan subjek M, ketiga subjek lainnya memiliki darah seni yang

diwariskan dari leluhur mereka, baik itu dari orang tua maupun dari kakeknya.

Subjek G, J, dan H di dukung juga oleh bakat yang dimilikinya sejak masih anak-

anak. Subjek J juga memiliki alasan lain mengenai pertemuannya dengan

pekerjannya sekarang yaitu karena gagal dalam menggapai cita-cita pertamanya

menjadi tentara republik Indonesia sehingga dirinya memilih opsi kedua menjadi

pemain wayang wong.

126

Keempat subjek memiliki tujuan dalam bekerja yang sama yaitu mereka bekerja

adalah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Tujuan lain yang berbedapun

dimiliki oleh subjek M, J dan H. Subjek M dan J menjalani pekerjaannya adalah

untuk melestarikan budaya yang di miliki negara ini. Subjek H memiliki tujuan

lain lagi yaitu menjadikan pekerjaanya untuk menghasilkan karya seni dan

menghibur para penikmat seni terutama kesenian wayang wong.

Semua subjek memiliki pekerjaan lain di luar sebagai pemain wayang wong

Sriwedari. Hal tersebut dilakukan guna memberikan tambahan untuk mencukupi

kebutuhan keluarga. Pekerjaan lain yang dimiliki subjek M adalah sebagai pemain

wayang wong di luar kelompok Sriwedari dan juga sebagai tukang kebun di SMA

2 Surakarta namun sudah pensiun sejak tahun 2011. Subjek G memiliki pekerjaan

lain yaitu melukis, memahat, membuat patung karena memiliki keahlian lain selain

bermain peran. Subjek J bekerja sampingan sebagai pemain wayang wong di luar

Sriwedari karena menurutnya kebisaannya hanya bermain peran. Subjek H

memiliki pekerjaan lain yaitu mengajar di SD Sriwedari. Pekerjaan sampingan

dilakukan ketika siang hari atau mengisi waktu luang di rumah.

Seluruh subjek penelitian memiliki profesionalitas dalam menjalani

pekerjaannya sebagai pemain wayang wong. Menurut subjek M dan subjek G

bekerja profesional adalah dengan tidak mencampur adukkan urusan rumah tangga

dengan urusan pekerjaan, jadi bisa membedakan posisinya berada dimana. Bagi

subjek J profesional dalam bekerja adalah menjalani pekerjaan sesuai dengan

aturan tuhan dan aturan pemerintah. Sedangkan subjek H menjalani pekerjaan

127

secara profesional adalah menerima kondisi yang ada dan menerima segala resiko

yang ada dalam pekerjaannya.

Perubahan fisik terjadi pada keempat subjek. Perubahan fisik tersebut

memberikan pengaruh pada kinerja subjek dalam menjalani pekerjaannya.

Perubahan bentuk tubuh merupakan masalah yang sering dialami oleh para subjek.

Perubahan kognitif dialami oleh subjek G yang menyebabkan menurunnya

kemampuan untuk berkreatifitas mengerjakan kerjainan-kerajinan kesenian

buatannya.

Pekerjaan sebagai pemain wayang wong bukanlah hal yang mudah, selain

pekerjaan yang sudah langka di masa ini juga penghasilan yang diperoleh mungkin

masih kurang dibandingkan pekerjaan yang lain. hal ini yang menyebabkan

peneliti ingin mengetahui alasan mereka bertahan dalam pekerjaan tersebut.

Keempat subjek bertahan dalam pekerjaan ini dikarenakan perasaan cinta terhadap

pekerjaannya. Bagi subjek G dan J alasan lain mereka bertahan adalah karena

tidak memiliki keahlian lain. selain itu juga pekerjaan pemain wayang wong

adalah cita-cita dari subjek J dan H.

Dukungan secara instrumental diberikan oleh pemerintah kepada para pemain

wayang wong termasuk bagi subjek penelitian. Pemerintah memberikan dukungan

dalam bentuk sarana dan prasarana serta pendanaan berupa gaji. Dukungan

emosional diterima oleh keempat subjek yang berasal dari keluarga maupun rekan

kerja subjek. Dukungan informasional diterima oleh subjek J dan H yang berasal

dari keluarga dan rekan kerjanya.

128

Makna bagi subjek penelitian ditemukan melalui hal yang berbeda beda. Subjek

M memperoleh makna melalui caranya bekerja dan melalui keluarga. Subjek G

menemukan makna melalui keluarganya, sedangkan subjek H mendapatkan makna

melalui bekerja sebagai pemain wayang wong. Subjek J mendapatkan makna

melalui Tuhan yang maha esa.

Upaya pemenuhan makna yang dilakukan oleh subjek pun berbeda beda. Upaya

pemenuhan makna berasal dari tiga nilai yaitu nilai kreatif, nilai penghayatan, dan

nilai bersikap. Subjek M menjelaskan dirinya akan bekerja dengan maksimal

seluruh jiwa raganya, bekerja dengan tekun serta mawas diri. Subjek G dalam

menjalani pekerjaannya dengan maksimal walaupun dirinya sudah lanjut usia,

meningkatkan kualitas dan selalu belajar karena dirinya menyenangi seni. Subjek J

dan H menjalani pekerjaannya dengan maksimal, meningkatkan kualitasnya

sebagai pemain wayang wong, dan semangat.

Rasa bersyukur dilakukan oleh manusia atas apa yang diberikan oleh tuhan

kepadanya. Keempat subjek pun memiliki rasa bersyukur walaupun setiap

orangnya berbeda. Bagi subjek M rasa bersyukur ia panjatkan kepada Alloh karena

dapat mengantarkan anak-anaknya selesai sekolah STM dan bekerja lebih baik

daripada dirinya. Rasa bersyukur juga dipanjatkan subjek G atas hasil yang

diterimanya baik hasilnya sedikit ataupun banyak. Bagi subjek J bersyukur

dipanjatkannya kepada tuhan karena memiliki anakyang sehat, mencukupi

kebutuhan keluarganya walaupun dirinya masih belum memiliki rumah. Subjek H

129

bersyukur dikarenakan kehidupannya berubah menjadi lebih baik dibandingkan

dahulu, sekarang subjek H sudah memiliki rumah sendiri.

Subjek M dan subjek H menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja.

Subjek M menganggap bahwa teman kerja itu adalah kru atau klub yang bekerja

sama, bersatu, dan bersaudara dalam bekerja, sedangkan pada subjek H walaupun

terkadang terjadi masalah dengan rekan kerja namun masalah tersebut harus segera

diselesaikan karena sebagai wayang wong pasti akan selalu melakukan interaksi

bersama di atas panggung.

Menjadi pribadi yang baik merupakan hal yang dialami oleh subjek M dan

subjek J dalam menjalani hidupnya. Subjek M dalam menjalani pekerjaan menjaga

tingkah lakunya agar tidak menyakiti rekan kerjanya. Subjek J dalam bersosial

bertetangga di lingkungannya berusaha mengikuti aturan yang ada, seperti

waktunya pernikahan orang datang dan waktunya ada orang meninggal datang

untuk melayat. Subjek J berusaha untuk tidak ikut campur urusan orang lain.

Subjek M merubah sikapnya menjadi seseorang yang netral dalam bekerja, hal

ini dikarenakan usianya yang sudah tua serta dia hanya ingin lebih fokus terhadap

pekerjaannya. Netral di sini adalah subjek M mengikuti saja apa yang terjadi di

lingkungan kerjanya dan tidak menentang kebijakan yang ada di pekerjaannya.

Subjek M melakukan introspeksi terhadap dirinya dalam mencari uang.

Introspeksi atau mawas diri yang dilakukan oleh subjek M adalah dengan

melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Subjek M bekerja hanya

ketika dirinya sesuai dengan keahliannya dan tidak mengambil pekerjaan yang

130

bukan merupakan keahliannya walaupun dirinya membutuhkan uang. Subjek J

juga menyadari bahwa dirinya hanyalah seorang pegawai biasa jadi tidak memiliki

tanggung jawab serta kewenangan yang dimiliki oleh atasannya.

Subjek M tidak menyesali ketika dirinya bekerja sebagai pemain wayang wong,

dirinya hanya berusaha untuk terus bekerja secara maksimal untuk dapat

mencukupi kebutuhan keluarganya. Subjek M juga menerima apapun mengenai

pekerjaan yang dimilikinya yang penting dirinya bisa bekerja.

Subjek M dan subjek J melakukan penyesuaian diri dalam pekerjaannya, namun

penyesuaiannya berbeda pada keduanya. Subjek M menyadari karena usianya

sudah tua dan dia adalah orang yang paling tua di kelompok wayang wong

Sriwedari sehingga sudah banyak ditinggalkan oleh rekan-rekan kerjanya seperti

meninggal dan pensiun. Subjek M menyesuaikan dirinya dengan menerima rekan-

rekan baru walaupun umur mereka jauh sekali dengan umurnya. Subjek J

menyesuaikan dirinya dikarenakan memiliki badan dan wajah yang lebih cocok

menjadi seorang buto cakil dibandingkan dengan menjadi tokoh alusan.

Subjek M, J dan H memiliki pandangan yang berbeda dalam hidupnya. Bagi

subjek M anak-anak itu harus dapat melebihi orang tua, atau dapat dikatakan lebih

sukses darinya. Subjek J berpandangan bahwa manusia itu dihidupi oleh tuhan

namun melalui jalannya pemerintah, jadi tidak hanya tuhan namun pemerintah

juga memiliki andil yang besar bagi kehidupan manusia. Subjek H memiliki

pandangan bahwa manusia itu tidak akan pernah puas, namun manusia itu harus

bisa untuk mengolah keuangannya agar dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.

131

Setiap subjek telah mencapai makna hidupnya dan pencapaian tersebut berbeda

satu sama lain. Subjek M pencapaian makna hidupnya adalah memiliki anak-anak

yang sudah sukses dalam kehidupannya. Semboyan yang dimiliki oleh subjek

adalah anak-anak tidak boleh seperti dirinya dan semuanya harus lebih daripada

bapaknya. Selain itu pencapaian yang diraih oleh subjek M adalah bekerja dengan

sepenuh hati, jadi bekerja bukan untuk bangga-banggaan melainkan tujuannya

murni untuk bekerja. Sebagai seorang ayah juga subjek M telah menjalankan

tanggung jawabnya dengan kerelaannya bekerja demi anak istri, serta mencukupi

kebutuhan hidup mereka. Semua itu dilakukan oleh subjek M karena dirinya

mencintai keluarganya.

Subjek J memiliki pencapaian dalam makna hidupnya dengan memiliki anak-

anak yang sukses dan telah bekerja. Subjek J juga mencintai keluarganya dengan

menjamin istrinya serta mendidik dan menyekolahkan anaknya sampai tingkat

tertinggi. Peran subjek menjadi ayah juga sudah dilakukannya dengan baik dengan

menghidupi anak istri serta menyekolahkan anak-anaknya.

Subjek J memiliki pencapaian dalam makna hidupnya dengan kebahagiaan.

Kebahagiaan menurut subjek J dalam kehidupannya saat ini adalah memiliki istri

dan anak-anak yang sehat dan berusaha menjalankan citra Allah. Subjek J juga

telah menjalankan perannya sebagai ayah dengan menghidupi anak istri,

membimbing dan mendidik anak sesuai dengan kemampuannya.

Subjek H mencapai makna hidupnya dengan kebahagiaan yang dimilikinya.

Kebahagiaan menurutnya adalah memiliki cita-cita yang tersampaikan sebagai

132

pemain wayang wong. Subjek H juga mencintai keluarganya dengan berusaha

untuk lebih sukses lagi membentuk keluarga yang damai dan tetap utuh.

Menghasilkan karya seni juga merupakan salah satu pencapaian makna dalam

hidupnya, subjek H bekerja dengan maksimal untuk menghasilkan sebuah karya

seni yang dipertunjukkan kepada penikmat seni khususnya wayang wong.

Harapan hidup dimiliki oleh setiap subjek dan berbeda pada setiap subjeknya.

Harapan merupakan keinginan yang ingin dicapai oleh seseorang di masa yang

akan datang. Subjek M memiliki harapan bahwa anak harus menjadi lebih baik

daripada bapaknya, anak-anaknya menjadi pribadi yang baik, dan juga

mengharapkan untuk rekan-rekan kerjanya tetap semangat dalam bekerja agar

kesenian wayang wong terus lestari. Subjek G memiliki harapan bahwa dirinya

ingin pensiun dari pekerjaannya sebagai pemain wayang wong. Subjek G merasa

bahwa kondisi fisiknya sudah tidak kuat lagi untuk bekerja karena sudah usia

lanjut. Subjek J memiliki harapan yaitu rekan-rekan kerja dan keluarganya diberi

kesehatan oleh Tuhan yang maha esa. Subjek H berharap anak-anaknya mengikuti

jejaknya sebagai pemain wayang wong, hal ini sudah diimbangi oleh usahanya

untuk mengarahkan minat anak-anaknya menuju kesenian itu.

133

Bagan 5.5 Bagan Dinamika Keseluruhan Subjek

Latar Belakang Internal

- Bakat

- Kebingungan Dalam

Penemuan Pekerjaan

- Gagal Menggapai Cita-Cita

Latar Belakang Eksternal

- Riwayat Pendidikan

- Warisan Leluhur

- Keluarga Berantakan

Komitmen Bekerja

- Menggeluti 2 Pekerjaan

- Profesionalitas Bekerja

Perubahan Fisik

- Perubahan Bentuk Tubuh

- Penurunan Kondisi Kesehatan

Perubahan Kognitif

- Menurunnya Fungsi Kognitif

Bertahan Dalam Bekerja

- Mencintai Pekerjaan Yang

Dimiliki

- Tidak Memiliki Keahlian Lain

- Cita-Cita

Dukungan Sosial

- Dukungan Emosional

- Dukungan Instrumental

- Dukungan Informasional

Tujuan Bekerja

- Mencukupi

Kebutuhan

Keluarga

- Melestarikan

Budaya

- Menghibur

Masyarakat

- Keinginan

Berkarya Seni

Pemenuhan Makna

- Melalui Bekerja

- Melalui Keluarga

- Melalui Perintah

Tuhan

Nilai Kreatif

- Bekerja Maksimal

- Semangat Bekerja

- Meningkatkan

Kualitas

- Belajar

- Tekun Bekerja

Nilai Bersikap

- Menjaga

Hubungan

Dengan Rekan

Kerja

- Menjadi Pribadi

Yang Baik

- Perubahan Sikap

- Mawas Diri

- Tidak Menyesali

Pekerjaannya

- Penyesuaian Diri

Nilai Penghayatan

- Bersyukur

- Sejahtera

- Ideologi Hidup

- Religius

Practicing

- Religious

Knowledge

- Religious Feeling

- Kesabaran

Pencapaian Makna Hidup

- Bahagia

- Bekerja Sepenuh

Hati

- Anak-Anak

Sukses

- Mencintai

Keluarga

- Berkarya Seni

- Menghidupi Anak

Istri

- Menjalankan

Peran Sebagai

Ayah

Harapan

- Anak Menjadi Lebih

Baik Dari Orangtua

- Anak Menjadi

Pribadi Yang Baik

- Teman-Teman

Bekerja Lebih Rajin

- Anak Mengikuti

Orang Tua Terjun Di

Bidang Seni

- Teman Dan Keluarga

Sehat

- Pensiun

Keterangan :

Episode Perjalanan Pertemuan Pekerjaan

Episode Perjalanan Dalam Pekerjaan

Episode Perjalanan Menemukan Makna Hidup

Episode Makna Hidup

Episode Harapan Hidup

134

B. Interpretasi Teoritis Temuan

Perjalanan hidup manusia dimulai dari lahir ke dunia ini sampai pada akhirnya

meninggalkan dunia ini. Proses hidup terjadi di dalamnya dan hal tersebut

mempengaruhi manusia dalam menjalankan hidupnya kedepan. Pepatah lama

mengatakan bahwa pengalaman merupakan guru yang terbaik itu adalah hal yang

benar. Semua yang ada pada diri manusia saat ini itu dipengaruhi oleh latar

belakang hidupnya di masa yang dulu. Pekerjaan yang dimiliki oleh manusia juga

dipengaruhi oleh masa lalu dari manusia tersebut.

Menurut Frankl (2004, h. 172-173), setiap orang memiliki pekerjaan dan misi

untuk menyelesaikan tugas khusus. Penyelesaian tugas itu tidak dapat dirubah

atau digantikan dan hidupnya tidak bisa diulang. Kesimpulannya adalah setiap

manusia memiliki tugas yang unik dan kesempatan yang unik untuk

menyelesaikan tugasnya. Keempat subjek memperoleh tugas khusus dan misi yang

harus diselesaikan yaitu menjalani pekerjaan sebagai pemain wayang wong

Sriwedari. Tugas khusus itu tidak akan dapat digantikan oleh siapapun dan para

subjek berusaha untuk dapat menyelesaikan tugas khusus tersebut.

Kesenian wayang wong merupakan sebuah masterpiece yang lahir di bumi

tercinta kita Negara Indonesia. Kesenian wayang wong juga telah dinobatkan oleh

UNESCO sebagai karya budayawan yang mengagumkan dalam cerita narasi.

Keempat subjek memiliki tugas yang berat dalam menjalankannya karena

merupakan pekerjaan yang unik dan langka. Menurut Hersapandi (1999, h. 1)

wayang wong merupakan personifikasi dari wayang kulit purwa, jadi secara

135

artistik konsep-konsep estetis dikembalikan pada norma-norma atau kaidah-kaidah

wayang kulit purwa, baik menyangkut struktur pathet gendhing maupun

ikonografi bentuk wayangnya. Pekerjaan sebagai pemain wayang wong

merupakan salah satu cara bagi para subjek untuk memperoleh arti yaitu dengan

mengungkapkan nilai-nilai daya cipta, nilai-nilai ini dapat diungkapkan dengan

baik melalui pekerjaan atau tugas seseorang (Baihaqi, 2008, h. 175). Para subjek

ini melakukan pekerjaannya dengan cara yang tidak dilakukan oleh orang lain

serta memberikan sumbangan kepada masyarakat dengan menghibur pada setiap

penampilannya.

Para subjek memberikan seluruh usahanya untuk pekerjaan yang dimilikinya,

cara-cara tersebut dilakukan dengan meningkatkan kualitas, semangat bekerja,

bekerja dengan maksimal dan selalu belajar. Segi penting dari sebuah pekerjaan itu

bukan pekerjaan (kekuatan dari luar), melainkan apa yang kita masukkan dalam

pekerjaan berkenaan dengan kepribadian sebagai manusia yang unik (Baihaqi,

2008, h. 175). Frankl (dalam Baihaqi, 2008, h. 176) menjelaskan bahwa dirinya

percaya terhadap kebanyakan pekerjaan memberikan ungkapan nilai-nilai daya

cipta (kecuali pekerjaan-pekerjaan yang teratur misalnya pekerjaan ban berjalan).

Para subjek memiliki latar belakang hidup yang berbeda-beda namun juga

memiliki kesamaan yang mempengaruhinya dalam menemukan pekerjaan sebagai

pemain wayang wong. Semua subjek menjelaskan bahwa diri mereka memiliki

bakat sehingga sejak kecil sudah dapat menari dan mempengaruhi mereka untuk

menjadi pemain wayang wong. Keberbakatan (giftedness) merupakan perpaduan

136

dari kemampuan umum atau intelegensi, kreatifitas (baik berpikir kreatif maupun

sikap kreatif), dan pengikatan diri terhadap tugas menurut Utami (dalam

Munandar, 2004, h. 11). Semua subjek melakukan perpaduan kemampuan umum

yang mereka miliki dengan kreatifitas di dalamnya ada inovasi atau

pengembangan yang terjadi pada kesenian wayang wong, serta pengikatan diri

terhadap tugasnya sebagai pemain wayang wong.

Hackman, Lawler & Oldman (dalam Schein, 1991, h. 105) telah

mengembangkan serangkaian faktor dari pekerjaan bertujuan agar hasil yang

diinginkan pekerja tercapai, apabila memenuhi tiga jenis kedudukan psikologis,

salah satunya adalah pekerjaan itu harus dialami sebagai sesuatu yang berarti,

bermanfaat, atau penting. Setiap subjek memiliki tujuannya masing-masing dalam

menjalani pekerjaannya dan mereka menganggap pekerjaannya sebagai sesuatu

yang bermanfaat yaitu mencukupi kebutuhan keluarga, berarti bagi dirinya yaitu

keinginan untuk berkarya seni, serta penting karena melestarikan budaya dan

mengibur masyarakat pecinta kesenian wayang wong.

Subjek M dan subjek G berusia 61 tahun dan sudah tergolong sebagai orang

lanjut usia. Orang lanjut usia adalah sebutan untuk mereka yang telah memasuki

usia 60 tahun keatas (Indriana dalam gerontologi, 2008, h. 3). Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Subjek penelitian

terdiri dari dua orang yang memasuki masa usia lanjut, dan dua orang yang

memasuki usia madya dini. Seseorang memasuki masa usia lanjut, terjadi berbagai

137

perubahan baik bersifat fisik, mental dan sosial (Indriana, 2008, h. 4). Perubahan

fisik terjadi pada semua subjek walaupun subjek J dan H baru memasuki masa

madya dini, hal tersebut diketahui melalui penjelasan mereka dalam wawancara

yang dilakukan peneliti. Usia madya merupakan periode yang panjang dalam

rentang kehidupan manusia, dan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu usia madya dini

40-50 tahun, serta usia madya lanjut 50-60 tahun (Hurlock, 2003, h. 320).

Perubahan fisik dan psikologis yang pertama kali mulai pada usia 40-an awal

menjadi lebih kelihatan pada usia madya lanjut (Hurlock, 2003, h. 320).

Perubahan bersifat fisik antara lain adalah penurunan kekuatan fisik, stamina

dan penampilan (Indriana, 2008, h. 4). Perubahan fisik yang dialami oleh subjek M

dan G berkisar di penurunan kekuatan fisik, stamina dan penampilan, namun pada

subjek J dan H perubahan fisik yang dialami adalah perubahan penampilan.

Perubahan penampilan dialami oleh semua subjek, sehingga terjadi perubahan

pada peran mereka dalam pertunjukan wayang wong, dari menjadi tokoh-tokoh

yang bagus dan gagah berubah menjadi tokoh-tokoh buta dan tokoh tua. Usia

madya merupakan masa transisi, yaitu transisi dari masa kanak-kanak ke masa

remaja dan kemudian dewasa, seperti pada masa usia madya merupakan masa

dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa

dewasanya, berganti dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru (Hurlock,

1997, h. 321).

Transisi berarti penyesuaian diri terhadap minat, nilai, dan pola prilaku yang

baru, seperti pada usia madya, cepat ataupun lambat, semua orang harus

138

melakukan penyesuaian diri terhadap berbagai perubahan jasmani dan harus

menyadari bahwa pola perilaku pada usia mudanya semestinya diperbaiki secara

radikal (Hurlock, 2003, h. 321). Subjek M dan J melakukan penyesuaian diri

dalam hidup mereka. Subjek M membuka dirinya untuk menerima teman-teman

baru dikarenakan teman-temannya yang lama sudah pensiun dan meninggal dunia.

Subjek J melakukan penyesuaian pada dirinya melalui perubahan pada peran yang

dimilikinya, subjek J menyesuaikan bentuk tubuhnya sesuai dengan penokohan

yang cocok dengan dirinya.

Keempat subjek terdiri dari tiga laki-laki dan satu perempuan dan mereka

semua menjalankan perannya sebagai ayah dan pada subjek perempuan

menjalankan perannya sebagai istri. Pandangan secara umum, peranan ayah dan

ibu sudah diatur sedemikian rupa sehingga ibu lebih banyak berurusan dengan

rumah tangga, sedangkan pada ayah lebih banyak melakukan kegiatan di luar

rumah (Gunarsa, 1999, h. 19). Subjek M, G dan J menjalankan perannya sebagai

ayah dengan menjalankan pekerjaannya di luar rumah sebagai pemain wayang

wong, sedangkan sebagai istri subjek H tidak hanya berurusan dengan rumah

tangga, namun juga membantu suaminya untuk meningkatkan kondisi ekonomi

keluarga dengan bekerja.

Keempat subjek memiliki keinginan untuk bertahan dalam pekerjaan sebagai

pemain wayang wong. Karakteristik pekerja yang tinggi komitmen kepada

organisasi menurut Mowday, Porter, & Steers (dalam Sjabadhyni, 2001, h. 302 )

antara lain memiliki keyakinan yang kuat terhadap organisasi serta menerima

139

tujuan organisasi, nilai organisasi, memiliki keinginan untuk bekerja, dan memiliki

keinginan kuat untuk bertahan dalam organisasi. Semua subjek sepakat bahwa

mereka mencintai pekerjaannya sebagai pemain wayang wong Sriwedari. Alasan

bertahan dari subjek M adalah karena mencintai pekerjaannya, jadi kalau

meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya pensiun dirinya tidak bisa. Subjek G

bertahan dalam pekerjaan dikarenakan selain mencintai pekerjaan juga karena

tidak memiliki keahlian lain selain di bidang seni, kemampuannya hanya di bidang

seni seperti membuat lukisan, patung, dan relief.

Subjek J bertahan menjadi pemain wayang wong dikarenakan tidak memiliki

keahlian lain dan merupakan cita-citanya sejak kecil walaupun pilihan kedua. Bagi

subjek H bertahan menjadi pemain wayang wong dikarenakan tidak memiliki

keahlian lain dan merupakan cita-cita yang tersampaikan menjadi pemain wayang

wong.

Peran dukungan sosial dalam diri setiap manusia itu sangat berarti. Dukungan

sosial adalah mengenai rasa nyaman, perhatian, penghargaan, tersedianya bantuan

untuk seseorang dari orang lain atau kelompok lain (Uchino dalam Sarafino, 2011,

h. 81). Dukungan sosial didapatkan dari orang-orang tercinta, keluarga, teman,

ataupun kelompok organisasi (Sarafino, 2011, h. 81). Pemain wayang wong

memperoleh dukungan sosial dari orang-orang di sekitarnya dan juga pemerintah

untuk membantunya dalam menemukan makna dalam pekerjaan sebagai wayang

wong.

140

Subjek menerima dukungan informasional, yaitu mencakup memberi nasihat,

petunjuk-petunjuk, saran-saran atau umpan balik (dalam Smet, 1994, h. 137).

Subjek J mendapatkan dukungan berupa ide-ide atau saran-saran dari istrinya di

rumah. Dukungan yang diberikan istri menurutnya tidak total dikarenakan

kesibukan sang istri menjalankan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Subjek

H mendapatkan dukungan dari anak-anak dan rekan-rekan kerjanya. Anak-anak

memberikan kritik serta saran terhadap penampilan subjek ketika mereka

menonton pertunjukan ibunya di panggung. Rekan-rekan kerja subjek H juga

memberinya dukungan melalui penilaian di setiap penampilan subjek, selain itu

juga terjadi pertukaran pikiran mengenai penampilan agar lebih baik di waktu

selanjutnya, antara subjek dengan rekannya berusaha untuk berkarya yang lebih

baik lagi. Seseorang yang memiliki dukungan sosial percaya bahwa mereka

dicintai, bernilai dan menjadi bagian pada jaringan sosialnya (Sarafino, 2011, h.

81).

Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian

terhadap orang yang bersangkutan (Smet, 1994, h. 136). Keempat subjek

memperoleh ungkapan empati, kepedulian dan perhatian dari keluarga mereka.

Keluarga mereka memberikan dukungan bagi subjek dalam perjalanannya

memiliki pekerjaan sebagai pemain wayang wong.

Menurut Smet (1994, h. 137) dukungan instrumental yaitu mencakup bantuan

langsung, seperti kalau orang-orang memberi pinjaman uang kepada orang itu atau

menolong dengan pekerjaan pada waktu stres. Subjek penelitian menerima

141

dukungan instrumental yang diperoleh dari pemerintah, wujud dukungannya

adalah dengan pemberian upah atau gaji kepada para pemain wayang wong baik

yang sudah berstatus pegawai negeri sipil maupun pegawai honorer, selain itu

pemerintah juga membantu dalam hal pendanaan pertunjukan serta pemenuhan

fasilitas pendukung pertunjukan.

Menurut Defares & De Soomer (dalam Smet, 1994, h. 137) jenis dukungan

yang diterima dan diperlukan orang tergantung pada keadaan-keadaan yang penuh

stress. Keadaan penuh stress dialami oleh subjek penelitian melalui pekerjaan yang

mereka miliki, namun dengan dukungan dari keluarga, rekan-rekan kerja, dan

pemerintah subjek penelitian lebih termotivasi untuk bekerja setiap harinya.

Segenap usaha subjek menghasilkan makna hidup bagi mereka. Dalam batas-

batas tertentu manusia memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi untuk

memilih, menentukan, dan memenuhi makna dan tujuan hidupnya (Bastaman,

2007, h. 40). Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan

berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan

tujuan dalam kehidupan (Bastaman, 2007, 45). Hal yang berharga dan dijadikan

tujuan hidup bagi keempat subjek adalah kebahagiaan, bekerja sepenuh hati,

mencukupi kebutuhan keluarga, anak-anak sukses, menghasilkan karya seni dan

menjalankan perannya sebagai ayah.

Seseorang yang memiliki pekerjaan menurut subjek penelitian merupakan

orang yang mampu untuk menghidupi diri sendiri maupun menghidupi

keluarganya. Akan tetapi makna dari pekerjaan yang dimaksud adalah sikap

142

positif, rasa cinta, dan keterlibatan seseorang dalam pekerjaan tersebut (Bastaman,

2007, h. 48). Hal yang membuat keempat subjek bertahan dalam pekerjaannya

adalah mencintai pekerjaan. Keempat subjek sepakat bahwa mereka mencintai

pekerjaan sebagai pemain wayang wong, dan hal tersebut merupakan makna yang

diperoleh dari pekerjaan tersebut. Keempat subjek berusaha memberikan sikap

positif terhadap pekerjaan, mencintai pekerjaan dan yang pasti adalah keterlibatan

secara penuh dalam pekerjaan sebagai pemain wayang wong.

Kebahagiaan merupakan istilah yang menunjukkan kenikmatan atau kepuasan

yang menyenangkan dalam kesejahteraan, keamanan, dan pemenuhan keinginan

(Indriana, 2008, h. 87). Kebahagiaan diperoleh subjek J dan H dalam hidupnya

yang diketahui peneliti melalui penjelasannya dalam wawancara. Kedua subjek ini

merasa hidupnya itu bahagia dan memiliki pekerjaan sebagai wayang wong salah

satu yang membuat hidup mereka bahagia, subjek H merasa bahagia karena cita-

citanya tersampaikan menjadi pemain wayang wong.

Kenikmatan lain yang menyebabkan kebahagiaan adalah kesejahteraan hidup,

keempat subjek merasa bahwa diri mereka sejahtera walaupun bekerja sebagai

pemain wayang wong. Subjek H memiliki kepercayaan yang sudah turun temurun

dianut oleh para seniman wayang wong, bahwa menjadi pemain wayang wong itu

sejahtera. Kebahagiaan bukan semata-mata suatu perasaan atau keadaan yang

menyenangkan, tetapi juga suatu keadaan yang meningkatkan kualitas hidup,

kesehatan fisik, dan pemenuhan potensi-potensi seseorang. Kebahagiaan juga

merupakan prestasi dan bukti keberhasilan seseorang (Indriana, 2008, h. 87). Hal

143

tersebut sesuai dengan makna hidup, yang dapat ditemukan dalam keadaan yang

menyenangkan ataupun tidak menyenangkan, selain itu juga kebahagiaan

merupakan ganjaran yang didapatkan melalui keberhasilan dalam meraih hidup

yang bermakna (Bastaman, 2007, h. 45). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini

menjelaskan bahwa semua subjek telah mencapai kebahagiannya masing-masing

dikarenakan setiap subjek memiliki prestasi dalam kehidupannya dan itu

merupakan bukti keberhasilannya.

Makna hidup yang ditemukan harus segera dipenuhi dan untuk dapat mencapai

atau memenuhi makna hidupnya maka subjek melakukan berbagai upaya. Ada tiga

bidang kegiatan yang secara potensial mengandung nilai-nilai yang

memungkinkan seseorang memenuhi makna hidupnya. Nilai kreatif merupakan

salah satu sumber nilai yang memungkinkan seseorang menemukan maka hidup.

Nilai kreatif merupakan kegitan berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan

tugas dan kewajiban sebaik-baiknya dengan bertanggung jawab (Bastaman, 2007,

h. 46). Semua subjek mengembangkan nilai kreatif dalam menjalakan

pekerjaannya, yaitu dengan bekerja semaksimal mungkin, semangat dalam

menjalani pekerjaannya, meningkatkan kualitas melalui kreatifitas yang dimiliki

dan selalu belajar. Ketekunan dalam menjalani pekerjaan juga diperlukan dalam

upaya mengembangkan nilai kreatif tersebut.

Nilai penghayatan adalah keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai

kebenaran, kebajikan, keindahan, keimanan, keagamaan, dan cinta kasih

(Bastaman, 2007, h. 48). Menghayati perjalanan hidup yang dimiliki subjek dan

144

pekerjaannya sebagai pemain wayang wong dilakukan dengan bersyukur atas

apapun yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa tanpa merasa kurang apa yang telah

diterima. Rasa syukur dilakukan dengan tetap berdoa kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

Religious Practice atau dimensi praktik agama menunjukkan tingkat kepatuhan

seorang dalam mengerjakan kegiatan atau ritual yang dianjurkan agamanya (Glock

dalam Indriana, 2008, h. 38). Subjek M memanjatkan doa kepada Alloh agar anak-

anaknya diberikan berkah dan bertindak sesuai dengan aturan dan nilai-nilai yang

ada, serta ketika sudah di beri rejeki lebih maka mau mengamalkan rejekinya

tersebut. Subjek J juga memanjatkan doa kepada Tuhan untuk orang-orang yang

berada di sekitarnya agar diberikan semangat hidup dan kebaikan. Subjek J

berkeyakinan bahwa sebagai manusia dirinya harus dapat menjalankan apa yang

dinamakan citra Allah.

Keempat subjek mensyukuri apa yang telah mereka miliki dalam hidup ini,

yaitu pekerjaan, keluarga, dan kesehatan. Al Qur’an menjelaskan mengenai

bersyukur salah satunya adalah “Hai orang-orang yang beriman! Makanlah di

antara rezeki yang baik yang kami berikan kepadamu. Dan bersyukurlah kepada

Allah jika memang hanya dia saja yang kamu sembah” (Al-Baqarah: 172,

Departemen Agama Republik Indonesia). Menurut ayat tersebut sebagai manusia

yang memiliki iman dan kepercayaan akan Tuhan (Allah) maka akan mencari

rezeki yang halal yang telah diberikanNya kepada manusia. Mencari rezeki yang

halal itu dari bekerja dan memperoleh upah berapapun tetap bersyukur baik

145

banyak ataupun sedikit yang subjek G terima. Subjek M bersyukur telah mampu

untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga mencapai kesuksesan melebihi

dirinya.

Berbeda pada subjek J, dirinya bersyukur atas apa yang dia punyai, dia jalani,

dia rasakan dan pikirkan namun tetap berusaha sesuai dengan kemampuan yang

dia punya. Subjek H bersyukur karena di kehidupannya yang sekarang jauh lebih

baik dibandingkan dengan kehidupan terdahulunya. Menurut Jaenudin (2012, h.

175) seorang sufi menempuh hidupnya dalam tawakal dan rasa syukur yang

dalam, atau memandang cobaan, ujian dan musibah sebagai sesuatu yang indah

dan baik, bahkan merupakan rahmat Allah atas Hamba-Nya. Subjek penelitian

memandang apa yang telah mereka dapatkan walaupun itu merupakan cobaan dan

ujian namun tetap merupakan rahmat yang diberikan dari Tuhan.

Pengetahuan beragama dimiliki oleh subjek untuk menuntun subjek dalam

menjalani kehidupannya baik di dalam pekerjaannya ataupun di dalam diri pribadi

mereka masing-masing. Glock (dalam Indriana, 2008, h. 38) menjelaskan bahwa

religious knowledge atau dimensi pengetahuan agama mengacu kepada tingkat

pengetahuan dan pemahaman seseorang mengenai ajaran-ajaran agamanya,

terutama ajaran agama yang termuat dalam kitab sucinya. Subjek M memiliki

pandangan beragama yang memiliki pengaruh pada tercapai atau tidaknya cita-cita

seseorang, menurutnya untuk mencapai cita-cita sebagai seorang muslim harus

melakukan sholat malam.

146

Berbeda dengan subjek M, Subjek J memandang manusia dari sisi yang realistis

yaitu makhluk yang penuh dengan dosa, hal ini dikarenakan manusia tidak dapat

menjadi seorang yang sempurna. Subjek H berpandangan bahwa pekerjaan yang

dimilikinya ini merupakan pengamalan dari ajaran-ajaran agama. Menurut subjek

H kesenian wayang wong itu mengangkat ajaran-ajaran yang ada pada setiap

agama melalui cerita yang diangkat dalam pertunjukan. Contoh yang disebutkan

oleh subjek H adalah dalam tokoh pandawa dikenal kata kalimosodo atau menurut

ajaran islam itu adalah kalimat syahadat.

Selain melaksanakan perintah Tuhan sesuai dengan keyakinan yang

dipahaminya subjek juga merasakan pengalaman keagamaan yang membuat

subjek merasa nyaman. Religious feelings atau dimensi pengalaman berkaitan

dengan seberapa jauh tingkat seseorang dalam merasakan dan mengalami

perasaan-perasaan serta pengalaman-pengalaman religius (Glock dalam Indriana,

2008, h. 37). Seperti yang dirasakan oleh subjek M yang merasa bahwa untuk

dapat mencapai cita-cita itu harus memohon kepada Alloh SWT, selain itu juga

harus prihatin serta mampu menahan lapar demi mencapai kesuksesan. Subjek J

juga merasakan bahwa dirinya mendapatkan amanah untuk menjalankan ibadah

kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan khitoh manusia.

Bastaman (2007, h. 50) menambahkan satu nilai lagi untuk ketiga nilai yang

telah dikemukakan oleh Frankl yaitu harapan (hope). Harapan merupakan

keyakinan akan terjadinya hal-hal yang baik atau perubahan menguntungkan

dikemudian hari (Bastaman, 2007, h. 50). Keempat subjek memiliki harapannya

147

masing-masing untuk kehidupan mereka di masa depan. Subjek M berharap bahwa

anak-anaknya memiliki masa depan yang cerah dan lebih sukses darinya, selain itu

anaknya menjadi pribadi yang baik dengan tidak melakukan hal yang buruk.

Subjek M juga memiliki harapan untuk rekan-rekan kerjanya agar mereka

semangat serta menjaga kelestarian kesenian wayang wong. Subjek G memiliki

harapan untuk mendapatkan pensiun, karena dia merasa bahwa raganya sudah

tidak mampu lagi untuk bekerja. Subjek G termasuk orang yang tergolong ke

dalam pensiun sukarela, pensiun ini merupakan jenis pensiun dimana orang

membuat keputusannya sendiri untuk melakukan pensiun atas dasar penurunan

kesehatan ataupun alasan lain (Indriana, 2008, h. 52). Subjek J berharap diberikan

kesehatan pada dirinya, keluarganya serta rekan-rekannya oleh Tuhan. Harapan

yang berbeda lagi dimiliki oleh subjek H, yaitu ingin anak-anaknya meneruskan

jejaknya terjun di kesenian wayang wong. Usaha subjek H sudah dilakukan dengan

mengarahkan anak-anaknya agar mencintai wayang wong.

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah ditemukannya jawaban-

jawaban atas pertanyaan penelitian. Latar belakang para subjek dalam menemukan

pekerjaan sebagai pemain wayang wong memiliki kesamaan yaitu adanya bakat

yang mereka miliki. Melalui berkarya dan kerja seseorang dapat menemukan

makna hidupnya. Kegiatan yang dimaksud tidaklah semata-mata kegiatan mencari

uang, namun pekerjaan yang membuat seorang dapat merealisasikan potensi-

potensinya sebagai sesuatu yang dinilainya berharga bagi dirinya sendiri atau

orang lain maupun kepada tuhan menurut Frankl (dalam Bastaman, 2007, h. 46-

148

50). Dari bakat atau potensi-potensi yang dimiliki subjek merealisasikannya

dengan bekerja sebagai pemain wayang wong.

Para subjek sepakat bahwa mereka bertahan karena mencintai pekerjaannya

sebagai pemain wayang wong dan hal itu adalah perwujudan dari nilai

penghayatan. Menghayati dan meyakini suatu nilai merupakan perwujudan dari

seseorang yang menganggap hidupnya berarti. Penghayatan tidak hanya

berhubungan dengan nilai keagamaan yang dimiliki seseorang untuk menemukan

arti hidupnya, melainkan juga dengan menekuni suatu cabang seni, melalui cabang

seni yang ditekuni seseorang menemukan arti hidupnya menurut Frankl (dalam

Bastaman, 2007, h. 46-50).

Para pemain wayang wong menemukan makna dari hidupnya dan berbeda pada

masing-masing orangnya. Makna hidup bisa berbeda antara manusia yang satu

dengan yang lain dan berbeda setiap hari ataupun bahkan setiap jam. Makna hidup

secara khusus dari hidup seseorang jauh lebih penting dibandingkan dengan makna

hidup secara umum (Frankl, 2004, h. 172).

Usaha atau upaya yang dilakukan oleh para pemain wayang wong untuk

memenuhi makna hidupnya adalah melalui Upaya pemenuhan makna hidupnya

dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu nilai kreatif, nilai penghayatan, serta nilai

bersikap menurut Frankl (dalam Bastaman, 2007, h. 46-50).

149

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perjalanan pemain wayang wong dalam menemukan pekerjaan mereka

dipengaruhi oleh latar belakang hidup yang mereka miliki. Latar belakang ini terdapat

dua jenis, yaitu latar belakang internal dan latar belakang eksternal. Semua subjek

memiliki kesamaan latar belakang karena adanya bakat yang telah mereka miliki,

sedangkan di latar belakang yang lain masing-masing subjek memiliki perbedaan.

Subjek M menemukan pekerjaan pemain wayang wong walaupun dirinya mengalami

kebingungan mengapa bekerja sebagai pemain wayang wong, hal ini dikarenakan

keluarga atau orang tua dari subjek M bekerja sebagai petani. Subjek G menemukan

pekerjaan sebagai pemain wayang wong juga karena memiliki leluhur atau orang tua

yang bekerja di kesenian juga.

Berbeda pada subjek M dan G, subjek J menemukan pekerjaan sebagai pemain

wayang wong dipengaruhi oleh leluhur keluarganya di bidang seni dan juga gagal

untuk mengapai cita-citanya menjadi seorang TNI, selain itu keluarga yang

berantakan mendorong subjek J setelah lulus SMA langsung bekerja. Subjek H

leluhur dan orang tua yang bekerja di bidang kesenian wayang wong

mempengaruhinya dalam menemukan pekerjaan sebagai pemain wayang wong.

150

Riwayat pendidikan di SMKI pada subjek J dan H juga memberikan dorongan agar

mereka bekerja sebagai pemain wayang wong.

Para pemain wayang wong bertahan dalam menjalani pekerjaan yang mereka

miliki disebabkan oleh beberapa alasan. Semua subjek sepakat bahwa mereka

mencintai pekerjaan yang mereka miliki. Tidak memiliki keahlian lain juga

merupakan alasan bertahan bagi subjek G dan J. Subjek H bertahan dalam pekerjaan

sebagai pemain wayang wong karena menjadi pemain wayang wong merupakan cita-

citanya sejak kecil, begitu juga subjek J yang menjadikan pekerjaan sebagai pemain

wayang wong menjadi cita-citanya walaupun menjadi pilihan kedua setelah menjadi

seorang tentara.

Makna hidup bagi subjek M dan G adalah bekerja dengan baik untuk menghidupi

keluarga serta membantu anak-anak mereka mencapai kesuksesan. Bahagia menjadi

sebuah makna yang didapat oleh subjek J dan H, selain itu juga bagi subjek M, G,

dan J menjalankan peran yang baik sebagai ayah bagi anak dan istrinya merupakan

makna hidupnya. Subjek H menemukan makna hidupnya dari bekerja karena dapat

menghasilkan karya seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

Makna hidup dari subjek penelitian didapatkan dengan melakukan berbagai

macam upaya. Upaya pemenuhan makna hidup dilakukan oleh subjek melalui sumber

nilai makna hidup yaitu nilai kreatif, nilai penghayatan, serta nilai bersikap. Nilai

kreatif yang ditemukan oleh peneliti seperti bekerja maksimal, semangat bekerja,

meningkatkan kualitas pekerjaan, tekun bekerja, dan belajar. Nilai penghayatan yang

diperoleh adalah rasa bersyukur, rasa sejahtera, ideologi hidup, religious practicing,

151

religious knowledge, religuous feeling, dan kesabaran. Nilai bersikap yang

didapatkan oleh subjek penelitian adalah menjalin hubungan dengan rekan kerja,

menjadi pribadi yang baik, perubahan sikap, mawas diri, perasaan tidak menyesal,

dan penyesuaian diri. Semua nilai tersebut mengantarkan subjek menuju makna hidup

yang dimilikinya saat ini, baik dalam kondisi menyenangkan maupun dalam kondisi

yang tidak menyenangkan.

Setiap subjek berusaha untuk mencapai makna dalam hidupnya yang didapatkan

melalui pekerjaannya sebagai pemain wayang wong. Makna yang diperoleh setiap

subjek unik dan berbeda namun kebahagiaan merupakan tujuan akhir dari setiap

subjek ketika semuanya sudah terpenuhi.

B. Saran

1. Bagi subjek

a. Cara untuk melestarikan kesenian wayang wong dapat dilakukan subjek

dengan mengarahkan anak atau cucu mereka untuk menjadi pemain wayang

wong sesuai dengan hasil dari penenelitian ini.

b. Memberikan inovasi dalam setiap penampilannya sebagai pemain wayang

wong agar pertunjukan kesenian wayang wong dapat terus eksis dan disukai

penonton.

152

2. Bagi lembaga atau instansi terkait

Wawancara dengan subjek menghasilkan bahwa dukungan lembaga atau

instansi terkait perlu ditingkatkan melalui perbaikan fasilitas yang ada, serta

meningkatkan promosi mengenai kesenian wayang wong.

3. Bagi peneliti lain

a. Peneliti lain dapat mengembangkan secara luas penelitian pada pemain wayang

wong dengan dengan menggunakan metode kuantitatif dikarenakan terdapat

sampel yang mencukupi untuk dapat melihat permasalahan psikologis yang

dialami secara umum.

b. Diharapkan peneliti lain dapat memperdalam penelitian pada kesenian wayang

wong dengan meneliti para dhalang ataupun kru pengiring musik sebagai

pelaku pendukung kesenian wayang wong selain pemain wayangnya.

153

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an. Surat Al Baqarah: 172. Departemen Agama Republik Indonesia.

Anderson, B. R.O.G. (1965). Mitologi dan toleransi orang jawa. New York: Cornell

University.

Baihaqi, M.I.F. (2008). Psikologi pertumbuhan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Bastaman, H. D. (2007). Logoterapi-psikologi untuk menemukan makna hidup dan

meraih hidup bermakna. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Bungin, B. (2001). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Frankl, V. E. (2004). Mencari makna hidup, man’s search for meaning

(diterjemahkan oleh Lala Hermawati Dharma). Bandung: Nuansa.

Gunarsa, S, D. & Gunarsa, Y, S. (1999). Psikologi untuk keluarga. Jakarta: PT BPK

Gunung Mulia.

Guritno, P. (1988). Wayang, kebudayaan indonesia dan pancasila. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia (UI-Press).

Hadi, S. (1997). Bimbingan menulis skripsi thesis. Yogyakarta: Andi Offset.

Herdiansyah, H. (2010). Metode penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta:

Salemba Humanika.

Hersapandi. (1999). Wayang wong sriwedari. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia.

Hurlock, E. (2003). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan. Jakarta: Erlangga

Indriana, Y. (2008). Gerontologi memahami kehidupan usia lanjut. Semarang:

Universitas Diponegoro

Jaenudin, U. (2012). Psikologi transpersonal. Bandung: CV Pustaka Setia.

Jatman, D. (1997). Psikologi jawa. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

154

Kahija, H.F.L. (2006). Pengenalan dan penyusunan proposal/ skripsi penelitian

fenomenologis (Versi Bahasa Informal). Seri Metodologi Penelitian

Kualitatif Psikologi UNDIP.

Liman, T.L, Riyanto, B.,& Christine, E. (2013). Perancangan media promosi

kesenian wayang orang di THR surabaya. Jurnal penelitian desain visual. 1

(1) 1-11.

Markhamah, Subiyantoro, Slamet & Kristiyani. (2006). Sejarah dan kondisi wayang

wong sriwedari di surakarta. Jurnal Penelitian Humaniora. 42-63.

Martosedono, A. (1993). Sejarah wayang asal usul dan cirinya. Semarang: Dhara

Prize Semarang.

Martosedono, A. (1985). Wayang asal usul dan jenisnya. Semarang: Dhara Prize

Semarang.

Moleong, L. J. (2002). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Munandar, U. (2004). Pengembangan kreatifitas anak berbakat. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Poerwandari, E.K. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia.

Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan

Psikologi UI.

Sarafino, E. P. (2011). Health psychology : biopsychosocial interaction seventh

edition. US America: Jhon Wiley & Sons INC.

Schein, H. E. (1991). Psikologi organisasi (terjemahan). Jakarta: Percetakan Midas

Surya Grafindo.

Sjabadhyni, B. Graito, I. B.K & Wutun, P. W. (2001). Pengembangan kualitas SDM

dalam perspektif PIO. Depok: Psikologi Industri dan Organisasi UI.

Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT Grasindo.

Smith, J.A. (2009). Psikologi kualitatif panduan praktis metode riset. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta

155

Supendi, E. (2007). Wayang orang sebagai pertunjukan teater tradisional dalam

tinjauan semiotika (sebuah kajian awal). Jurnal Ilmu dan Seni ISI Surakarta.

5 (7) 1-19.

Widyawati, W.R. (2006). Ensiklopedi wayang. Yogyakarta: Pura Pustaka

Yogyakarta.

156

Panduan Wawancara

Profesi yang unik dan langka sebagai pemain wayang wong

Sejak kapan anda menjalani profesi pemain wayang wong?

Pemain wayang wong itu apa ?

Apakah yang dilakukan pemain wayang wong di dalam

profesinya?

Dimana anda menjalani profesi tersebut?

Mengapa anda memilih menjadi pemain wayang wong?

Bagaimana perjalanan anda sampai bertemu dengan profesi

sebagai pemain wayang wong?

Siapakah yang mendukung anda menjadi pemain wayang

wong?

Apakah keinginan anda sebelum menjalani profesi ini?

Bertahan dalam profesi sebagai pemain wayang wong yang

langka dan unik

Apa yang paling anda cintai dari profesi pemain wayang

wong?

Apa yang paling anda tidak sukai dari profesi pemain

wayang wong?

Apakah anda merasa menderita memiliki profesi ini?

157

Apakah sejahtera ketika menjalani profesi pemain wayang

wong?

Apakah anda memiliki pekerjaan lain di luar profesi ini?

Bagaimana harapan anda untuk profesi pemain wayang

wong kedepannya?

Mengapa anda mau bertahan menjalani profesi pemain

wayang wong?

Penemuan makna dalam profesi sebagai pemain wayang wong

Apakah pengaruh profesi ini bagi kehidupan anda?

Apa arti dan makna profesi pemain wong bagi anda?

Bagaimana anda memaknai profesi pemain wayang wong?

Perjuangan apa yang telah anda berikan pada profesi

pemain wayang wong?

Apakah anda mencintai profesi ini?

Apakah anda puas dengan profesi yang anda miliki?

Siapakah orang yang menurut anda paling memberikan

sumbangsih pada profesi ini?

Usaha yang dilakukan untuk mencapai makna hidup pada

pemain wayang wong

158

Bisa anda ceritakan perjalan hidup anda dari sebelum

menemukan pekerjaan sebagai pemain wayang wong sampai

saat ini?

Apakah pekerjaan sebagai pemain wayang wong

mempengaruhi makna hidup yang anda miliki?

Apakah yang diperlukan untuk mencapai makna hidup yang

anda miliki?

159

Wawancara pada koordinator wayang wong sriwedari

Nama Subjek : AP

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : S2

Tanggal : 13-11-2013

Waktu : Pukul 19.30-20.30 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

P Selamat malam bapak

S Iya selamat malam

P Sebetulnya dalam penelitian ini saya itu membutuhkan informasi dari

bapak, selanjutnya saya akan memberikan pertanyaan kepada bapak,

sebenernya saya nerves pak

S Santai aja ,

P Di skripsi saya itu mengangkat kebermaknaan hidup pada pemain

wayang wong pak, jadi d bab 4 awalnya saya harus menjelaskan tentang

apa si tempat ini? pertanyaan pertama, bapak d sini sebagai koordinator

sudah berapa lama pak?

S Saya di sini terhitung dari januari 2012 kemarin ya terhitung 2 tahun

P Sebenernya tempat ini tempat apa to pak?

S Jadi ini adalah gedung wayang orang sriwedari adalah tempat untuk

pertunjukan wayang orang yang ada di solo, di solo itu kan ada dua

160

tempat kan ya di sini sama di gedung RRI surakarta, cuman kalo di RRI

itu hanya satu bulan sekali pentasnya kalo di sini kita tiap malam pentas

liburnya hanya hari minggu saja mulai hari senin sampai hari sabtu

P Pemainnya beda pak?

S Pemainnya sama

P Selanjutnya fungsi dari tempat ini itu apa pak?

S Tentu saja untuk mempertunjukkan untuk mementaskan salah satu jenis

kesenian yang namanya wayang orang, wayang orang ini adalah salah

satu masterpiece kesenian Jawa, adalah berbentuk teater tetapi dia

mewakili banyak bentuk kesenian jadi ada teater, tari, seni musik dalam

hal ini karawitan, kemudian ada seni tata rias, seni busana, kemudian di

dalam wayang orang itu juga selain fungsi itu juga ada unsur-unsur yang

lain sebagai apa namanya tuntunan unsur filosofi dan sebagainya di

dalam wayang ini.

P Tempat ini itu berdirinya sejak kapan pak?

S Sriwedari sendiri berdirinya tahun 1910 atas prakarsanya waktu itu

kasinuwun Pakubuwono ke 10

P Di dalam sini itu ada berapa pegawai, berapa pegawai negri?

S Kalo pegawai negri ada 35 orang tetapi jumlah keseluruhan semua yang

bekerja di sini itu 75 orang, jadi yang 35 orang pegawai negri, ada yang

pegawai honorer, ada yang masih magang juga jadi belum dapet gaji jg

161

P Untuk jadi pegawai honorer itu butuh waktu lama pak?

S Ya biasanya kalo yang di angkat negri butuh waktu lama temen saya itu

dia ada di sini dari tahun 1993 dan diangkatnya tahun 2003 dan tidak

hanya satu orang saja orang banyak juga

P Terus menurut bapak itu, keadaan di sini itu sudah memenuhi apa belum

pak? Kesejahteraanya?

S Ya secara umum ya kalo yang untuk pegawai negri sudah mencukupi tapi

kalo magang kan emang belum dapat gaji yang lain-lain ya sudah cukup

lah

P Untuk fasilitas di sini sudah mencukupi pak?

S Fasilitas ya bagus mencukupi cuman memang untuk saat ini itu masih

banyak yang harus diperbaiki, mulai dari gedung, gedungnya banyak

yang jobrol di samping samping itu jobrol semua, di atas penonton itu

juga bocor kalo hujan deras banjir juga, sound sistem untuk tata cahaya

tata lampu juga sangat minim, dari segi kostum yang udah lusuh, secara

umum ya jalan lancar tapi emang tidak bisa maksimal karena banyak

infrastruktur yang udah rusak belum dibenahi ya seperti itu

P Tapi waktu saya nonton panggungnya ya bagus?

S Kalo panggung secara umum ya bagus tinggalan dari jaman dulu tapi ya

perlu perbaikan juga ya yang perlu perbaikan kalo panggung si cukup

lumayan cuman ya perlu penataan lagi untuk sound sistem lighting dan

162

sebagainya, penataan untuk peredam suara, kita untuk ini masih banyak

yang perlu, kemaren untuk kepala dinas kami pak widi juga sudah

mengajukan ke pihak pemerintah kota untuk mengatasi hal ini

P Saya kan sudah baca dari buku sriwedarinya,nah katanya dapat dana dari

pemerintah pusat atau dari yayasannya pak Suharto? Masih?

S Itu sudah ga ada sekarang, sudah lama ga ada, saya masuk ke sini tahun

2000 saja sudah tidak ada

P Selanjutnya kan bapak menjabat di sini kan mungkin di sini memberikan

perubahan perubahan, perubahan apa yang akan bapak lakukan di sini?

S Yang jelas secara manajemen artinya untuk pengaturan pentas keseharian

dan segala bentuk event kaya gitu untuk saat ini coba kita tata untuk lebih

teratur, trus dari segi pendanaan lebih tertata juga transparan untuk kita

kelola seperti itu, saya sendiri juga selalu mendorong, bagi saya terutama

untuk temen-temen ini supaya meningkatkan diri, di samping itu saya

juga saya mengajak adik-adik kawula muda ini banyak sekali yang

berkecimpung di dunia kesenian untuk lebih berkecimpung di wayang

sekarang ini banyak anak-anak muda ya

P Itu latihannya di sini atau?

S Iya di sini

P Susah tidak si pak jadi koordinator di sini?

S Ya lumayan, ya agak susah tapi sebenarnya karena memang sudah cinta

163

sama wayang wong, jadi ya apapun kita coba sharing dengan temen-

temen jadi lebih enteng tapi memang ya kompleks permasalahannya di

panggung itu

P Kalo buat keluarga bapak kan ini kan kerjanya malem trus bagaimana

tanggapan keluarga bapak, kemaren saya ke kantor itu mas kalo ke sana

itu malem, kalo siang ga ada apa-apa?

S Sebenarnya kalo keluarga ya sudah maklum ya dari awal kan sudah di

posisikan sebagai pelaku seni di panggung memang harus bekerja malem

rata-rata keluarga kami itu sudah merupakan hal yang sudah biasa saja ga

ada sesuatu yang berarti

P Selanjutnya buat harapan bapak kedepannya di sini?

S Kalo untuk di sini sendiri saya ya sangat mendambakan bahwa wayang

panggung ini terutama di sriwedari ya dimanapun bisa menjadi sesuatu

yang tidak hanya sebagai hiburan ketika seseorang menonton wayang itu

tidak sekedar mendapatkan suatu hikmah mendapatkan suatu pencerahan

jadi wayang tidak sekedar seni tetapi juga sebagai pencerah jiwa, itu

menjadi tantangan yang sulit juga saya juga selalu mendambakan negara

kita yang besar ini bisa lebih makmur dan pengatur negara ini bisa lebih

sadar kalau kita memiliki keragaman budaya kita itu memiliki budaya

wayang orang

P Bapak sebelum di sini dimana?

164

S Saya lulus kuliah jeda 1 tahun langsung ke wayang orang , sebelum ini ya

lulus kuliah

P Kebanyakan yang muda-muda di sini itu menurut bapak bagaimana? Apa

udah cukup atau perlu di tingkatkan? atau yang tua masih belum ngajari?

S Kebanyakan mereka proaktif ya ,justru yang muda itu semangatnya bagus

ada beberapa anak yang potensial skillnya jg bagus mereka semangat mau

belajar, sebetulnya yang muda-muda itu bagus harapan saya bisa

memancing yang lain supaya

P Sebetulnya saya di kampus itu agak aneh sebelumnya saya saya ke Solo

itu tertariknya walaupun ketutup dari depan hiburan hiburan anak muda,

kalo penonton yang disini itu kebanyakan siapa pak?

S Kebanyakan umum ya, Kalo harian seperti ini biasa yang nonton itu

masyarakat solo dan sekitarnya, misalnya kalo weekend atau pas libur-

libur banyak temen-temen dari luar kota , dari Jakarta, Surabaya, Malang,

dari Malang dari utara juga dari Pati kalo pas waktu libur seperti itu

P Ada tidak si pak kaya festival atau acara yang paling besar atau acara

rutin?

S Sayangnya sekarang ini belum ada, dulu itu ada WOPA wayang orang

panggung amatir, waktu saya kuliah masih ada. Sekarang sangat minim

event budaya itu kota Solo itu baru aja bikin event di 2013 ini bulan mei

kemaren namanya wayang orang pelataran ya itu juga jadi agenda tiap

165

tahun, nanti tanggal 20 mei 2014 jg ada, tetapi itu ya secara event

mengangkat wayang kurang maksimal karena harus ada semacam

kompetisi juga, kan harus ada banyak peserta kan jadi tau potensi

kelompok-kelompok wayang juga , kalo 2012 kemaren teman saya mas

ali di RRI Solo itu biki namanya wayang orang seribu bintang,itu juga

selama tiga hari kaya festival gitu , banyak mengundang kelompok

wayang, ada yang dari Jawa timur, harapan kita ya seperti itu ada event

tahunan , saya baru mau mengusulkan ke pemkot Solo mudah-mudahan

bisa

P Terus kalo anggaran dari pemerintah itu cukup tidak pak?

S Kalo secara apanamanya, secara target minimal untuk jalan ya cukup, ya

seperti ini untuk harian kan cukup, cuman untuk yang maksimal ya itu

tadi butuh dana yang banyak banget, dari peremajaan kostum dan apapun

yang udah rusak itu

P Kan bisa dibilang kalo pendapatannya itu perharinya dari tiket penonton

ndak begitu memenuhi

S O itu begini, Kalo untuk tiket itu sebenarnya kita kan kalo secara

oprasional sudah di biayai dari pemkot Solo kalo tiket itu ya semacam

apa ya, kalo orang Jawa bilang buat patut-patut, jadi itu merupakan

sayarat kalo menonton itu harus bayar, itu jadi kalo penghasilan dari tiket

masuk ke dinas pendapatan daerah, dan itu tidak mempengaruhi secara

166

langsung pendapatan kita jadi meskipun ga ada penonton pun ya tetep

jalan.

P Kalo di semarang kan ada wayang orang di TBRS tapi rasanya kok bagus

di sini, kalo di sana kurang, dari tempatnya aja bagus di sini, jadi

pemerintah sana malah?

S Di semarang kan di ngesti pandowo ya, ya saya dulu juga sering ikut

pentas disana, ya memang berbeda panggung dan kelasnya juga kecil dari

penontonnya mestinya lebih sedikit, dan seperti mas bilang tadi

kelihatannya perhatian dari pemerintah provinsi itu ya minim, saya juga

sering bilang sama temen-temen untuk wayang wong panggung ini lebih

beruntung karena untuk pemerintahnya benar-benar lebih peduli, tapi

untuk semarang ini juga saya ikut prihatin dan menyayangkan juga

kenapa panggung wayang wong yang ada di kota atau pemerintah

provinsi tapi kelihatan seperti di anak tirikan apapun itu kan wujud

kebudayaan kita yang perlu dilestarikan, kenapa sampai seperti itu

P Dulu bapak pernah sebagai pemain juga?

S Iya sampai sekarangpun jadi pemain juga, koordinator itu hanya kaya

semacam kalo di sekolah itu seperti ketua kelas, jadi kalo sekolah ya ikut

juga

P Terus kalo main tokohnya itu berubah-ubah atau tetep si pak?

S Berubah-ubah, memang kalo di sini itu berubah-ubah, memang ada pasti

167

dalam sebuah kelompok panggung itu ada yang namanya bintang

panggung atau idola, Jadi ada yang punya spesifikasi tertentu, misalnya

kalo saya didapuk tokoh alusan seperti itu, seperti temen saya ada yang

sering memerankan tokoh raksasa, ada yang jadi gatot kaca, ada yang

bagus jadi cakil, selalu ada spesifikasi tertentu, tapi karena kita

pentasnya setiap hari jadi meskipun satu bagus di tokoh A tapi dia tiap

hari akan berperan lain-lain karakter.

P Terus kan kalo di buku kalo saya baca kan ada tiga jenis pemain,

sekarang masih? terus kalo sekarang itu masih ada ga pak yang levelnya

empu?

S Sekarang meskipun batasannya tipis tapi tentu saja secara alamiah terjadi

seperti itu, Itu tergantung dari kemampuan personal, misalnya si A ini dia

main wayangnya sangat bagus ya secara otomatis di kelas nomer 1, di

bawah itu ya bagus tapi ya masih biasa ya masuk ke kelas B, kalo yang

seringnya masih sebagai prajurit, atau raksasa yang sedikit omongan, dan

dia sendiri secara pribadi tidak mampu menguasai dialog bahasa jawa

atau kemampuan yang lainnya juga pas-pasan ya masuk di kelas C , ya

selalu ada seperti itu, meskipun secara formal tidak disebutkan tapi secara

alamiah ya seperti

P Terus dari dulu sampai sekarang itu ada tidak si perubahan cerita?

Mengikuti pakem-pakemnya dulu?

168

S Perkembangan itu pasti ada, cuman tentu saja tidak bisa keluar dari

koridor, a koridor pakem

169

Wawancara Pertama

Nama Subjek : M

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : -

Tanggal : 16-11-2013

Waktu : Pukul 19.00-20.30 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

P Jadi gini pak, kan buat tugas saya bapak sebagai nara sumbernya pertama

boleh minta nama lengkap bapak?

S Nama marwoto

P Usia bapak berapa?

S Sewidak ji, enam satu

P Lalu rumah bapak di mana?

S Desa mbabad RT 4 RW 4 kelurahan Manang, kecamatan Grogol

kabupaten Sukoharjo

P Sudah lama pak disini?

S Dari tahun 76 sampai sekarang

P Bapak udah termasuk pegawai negri pak?

S Tidak pegawai negri, ga punya ijazah, di sini ya prihatin , yang nemu bejo

ya anak-anakku, anak-anakku nemu bejo kabeh , sukses semua

P Anaknya berapa pak?

170

S Anak 4 satu kontraktor, apartemen apartemen, sekolah

P Istri masih pak?

S Masih, terakhir estri anak empat to terakhir estri masih sekolah smk kelas

dua

P Trus kan bapak di sini udah lama, Bapak di sini tu ngapain aja si di sini?

Kesibukannya bapak disini itu apa?

S Yo mung wayang wong kuwi tok ning yo sangkan paran lah istilahe

sangkan paran mbuh entah rejeki darimana tau-tau dapat rejeki

P Ada pekerjaan lain pak?

S Dulu SMA 2, pak bon di SMA 2 tapi sekarang udah berhenti di sma

sejak tahun 89 leren tahun 2011

P Semenjak jadi pak bon itu udah di sini juga pak?

S Di sini 76 jadi pak bon sma 2 89

P Berarti sekarang kan Cuma ini tok, Terus kalo di keluarga memandang

pekerjaan bapak gimana?

S Ga punya pekerjaan apa-apa, yo Cuma wayang wong tok, Ya ga ada

perasaan apa-apa soale keluargaku bojoku suamiku itu sibuk jualan tempe

jadi sibuk ndak ngurus pokok e ak sesasi belanjaku yo iki

P Menurut bapak pemain wayang wong itu apa pak?

S Raksasa buto gede keistimewaane raksasa

P Sekarang masih?

171

S Masih

P Terus mengapa bapak itu berarti bapak kan jadi pemain wayang orang itu

memang pilihan dulu atau gimana?

S Ya saya ga tau tau tau jadi pemain wayang wong, seneng

P Tapi dulunya ad background seninya? Dari kecil emang udah tertarik?

S Iya

P Itu bakat? Diturunkan dari orang tua?

S Bakat , tidak orang tua saya tani dari pacitan , tani semua jadi bapak ya ga

tau kenapa jadi pemain wayang wong, awakdewe yo heran kok iso dadi

pemain wayang, bapak saya itu pekerjaannya itu macul petani

P Menurut bapak apa yang paling dicintai dari profesi ini?

S Menurut bapak si yang penting ndang uwes ndang rampung mung buto

raksasa ndang bar, dulu apa-apa itu bisa sekarang itu udah tua, malu kalo

dandan bagus isin

P Terus menurut bapak yang paling tidak disukai itu apa dari pekerjaan

bapak disini?

S Semua suka masih enom masih bagus tapi sekarang wes tua ngene iki yo

aku ojo didapuk bagusan udah ga bagus sekarang udah ga layak, nek di

dapuk bagusan ki wes ora layak seperti bahan-bahan itu ga layak

dimakan, ning lak buto cangkeman ngene lak patut (memperagakan

memakai bibir buto)

172

P Jadi kalo saya nonton tiap malem yang jadi buta itu bapak?

S iya

P Trus ada ga si pengaruhnya bapak main buto gagah kuat raksasa sama

kehidupan bapak yang asli?

S Pokok nyambet gawe ki ojo nduwe roso piye wegah pokok e aku dadi iki

yo semaksimal mungkin sak bisa-bisa aku buto yo buto, iya suka

P Kan dikehidupan sehari-hari kan kalo buta kan galak mungkin atau buas

terus bapak dikehidupan sehari-hari sama anak?

S Saya belum pernah, marahin anak belum pernah , ngeplak belum pernah

sayang sekali iki lak pekerjaan og pekerjaan jangan jadi , wes miturut

rumah tangga kui wes di luar kerja,

P Terus sebenernya pekerjaan ini memberikan makna ga to sama bapak?

Bapak sebagai buto dan bapak sebagai pemain wayang wong itu

memberikan makna ga?

S Ya makna , jadi pancen nyambet gaweku ngene jadi kasar yo gelem kan

buto ki kasar jadi disana harian kon nyambet gawé kasar yo gelem

P Sebenernya sejahtera ga si bapak di sini?

S Ya sejahtera,ya tercukup mbuh entah darimana ya cukup lah, saya di sini

dapet gaji honorer satu juta delapan ribu satu bulan, kok bisa cukup ya ga

tau alloh yang ngatur yo to?

P Kalo bedanya kan bapak dari tahun 76 , sama sekarang itu bedanya apa

173

pak?

S Yo bedanya jaman saiki ki coro-corone petanduran wes subur lah, Kalo

dulu saya masuk di sini itu satu minggu itu blonjoku ndisik sewu seket itu

jaman dulu , yo wes kui tok, ganti tahun ganti tahun terus sebulan sepuluh

ribu sampe satu juta, yo kuwi saking tekune bapak, sampeyan kudu tekun

wong tekun bakal tekan lho, koe nek pengen luwih sesuk bakal dadi wong

luwih, seperti anakku koe neng pengen dadi wong luwih kudu wani luwe,

koe nek pengen wong luwih tenan kudu wani luwe, miturut agamane

dewe-dewe sing kristen yo aku ra mudeng sing islam ya sholat malam,

pokoke kowé kudu tekun men cita-citane kecapai, pokoke pengen luwih

kuwi kudu luwe nyuwun insyaalloh ben cita-citamu tercapai, ndak

percaya sing nyuwun karo aku koyo kowé kuwi yo wes akeh cah jakarta

neng kene kabeh, cah uns do neng ngonanku

P Ya karena bapak kan di sini emang senior dan pasti banyak

pengalamannya, terus suka dukanya jadi pemain wayang wong itu apa

pak?

S Ya jane yo ra ono dukane , suka terus, dukane kuwi yo nek udan wancine

ademe ngene ngontel ning ora tak anggep duka, wong aku nyambet gawé

kuwi ngo nguripi anak bojo mbuh sepiro-pirone kuwi yo cukup

P Jadi wayang wong itu apa yang bikin bapak paling tertarik, Hal yang

bikin tertarik dari pekerjaan ini itu apa? Mungkin dari perannya?

174

S Kalo dari teman-temannya dulu saya yo ga buto tok iso opo-opo, jadi ak

ra nduwe roso, tenaga masih muda masih kuat wajah masih bagus, saiki

wes tuo harus nduwe mawas diri harus introspeksi dadi aku ra nduwe

roso opo-opo di dapuk liyo

P Pernah ga pak berperan lain?

S Ya pernah

P Apa memang cocoknya jadi buto? Atau bapak yang pengen jadi buta?

S Yaiya

P kenapa si pak enggak si pak kalo gajinya sewu sampe sejuta kalo

dibandingin profesi yang lain kan jauh?

S Jauh jauh lah, dulu sewu seket kuwi entuk opo si mas, mulo wong wes

seneng, mulo pokokke nek kowé wes seneng tekun tekan, sampeyan

umpomo kowé nang pabrik yo umpomo ak ki sarjana s2 gampangane,

aku pengen meningkat ki kudu prihatin, nek aku tekun yo seneng mas

uwong garep luwih yo kudu luwe

P Apa si yang bikin bapak bertahan mau jadi wayang wong itu apa?

S Hati nurani itu seneng ning ak nek kon ninggalke kene kuwi ra biso

kecuali nek wes leren, nganti tou yo bakal tetep neng kene ning ati kui

seneng, koncone akeh ngo hiburan , koncone akeh atine iso seneng

P Terus menurut bapak anak yang muda di sini itu seperti apa?

S Wah jauh nakal, aturane iku angel nakal sawangane ketoro kok, wah

175

jaman bapak itu ga berani, Carane cah sekolah kuwi nyontek tapi ra

ketoro , sinau sinau ora nyontek

P Terus apakah ada perbedaan pak wayang orang yang dulu sama yang

sekarang?

S Jauh jauh sekali baik dulu

P Bagus dulu pak?

S Yo bagus dulu, jauh sekali, sekarang ora ngatekke gawéan ngono lho

P Terus dari makna, kan dari pertunjukan kan pasti ada mana? sekarang itu

ngasihin makna ga si pak? Apa lebih ngasihin makna yang dulu?

S Makna yang dulu mas, ning cah saiki tak akoni opo wayang cukup dadi

duda, Dulu itu hebat wayang itu ada perangnya yo ontoweconone , wah

hebat tenan

Berarti kan ada pakemnya?

Ya betul, ya adaada ,Saiki ki di sempal-sempal, semarang , jogja solo di

campur-campur dadi siji sutrdaranya kan gitu, nek ndisik kan fokus

wayang sriwedari yo sriwedari ndak mau di campur, dulu

P Kalo yang dulu itu seperti apa pak?

S Kalo orangnya yang dulu itu bagus ininya ( menunjuk dada), dadi teko itu

ak dadi opo dadi iki omongane iki, dadi wes siap di dapuk opo wae siap,

sakdurunge di dapuk kuwi sini nyelengi sek ( nunjuk kepala) gampangane

maaf sampeyan iseh sekolah pak iki matematika, pak iku bahasa

176

indonesia, bu iki pnp, bu iki fisika, pak bahasa inggris, sini nyelengi tok

to mestine (nunjuk kepala) aku mbiyen dadi pakbon yo ngerti waduh ak

kok guru iki bahasa inggris sakdurunge diwulang guru iki kene di iseni

disek to ya (nunjuk kepala), itu dulu

P Terus dari penontonnya pak, dari penontonnya itu gambarannya sekarang

sama yang dulu gimana pak?

S Jauh mas dulu kuwi durung ono tivi, saiki tivi kebak, cd kebak

timbangane lungo seko ngomah mending nyetel teklek tivi berwarna

jaman cilik e aku kuwi mas meh ngrungokke radio kudu neng kelurahan,

neng ngumah jaman cilike aku kuwi saking angele mbahku ben ra dolan

di dolke kebo ngo tuku radio siji jenenge cawang, saiki wes mulyo mas

metu mas wes padang

P Terus dari penontonnya ramaian mana pak?

S Dulu mas wah dulu rame tu hebat sekali, ya saya aturkan ndisik durung

eneng tivi durung eneng cd durung eneng bioskop

P Ga ada bioskop main di sanggar wayang wong ini ya pak?

S Nahh, Iya mas saiki wes kebak tinimbang ak dolan yo mending nyetel cd

kan wes genah meh golek sing model opo

P Terus bapak punya keinginan yang ingin diterapkan disini apa enggak?

Harusnya seperti ini harusnya seperti ini tu ada ga?

S Enggak, pokok e saya udah tua ki gawé netral wae wong tuo ki meh

177

ngopo ,Saiki ak di gawé netral wae lah, sing penting aku nyambet gawé

lah netral wae lah

P Menurut bapak itu makna dari pekerjaan apa pak?

S Pekerjaan yang mana?

P Pekerjaan sebagai wayang wong?

S Yowes bioso wae to , biasa wae Pokoke semaksimal mungkin sak

ketunggahku awakku rogoku

P Anak anak kan tahu bapak punya pekerjaan sebagai wayang wong?

S A tahu ning pokok e ngene ak nduwé semboyan mas aku nduwé anak ojo

nganti turun bapak,

P Kok bisa?

S Tak sekolahke stm kabeh, nyambet to gawé saknduwure bapak, ojo dadi

pegawai k, Aja nganti koyo bapak, nah keturutan kabeh mas, saiki bapak

ki arep mati wes tuek ora iso tuku avanza mas, mbarepku ki nduwé motor

4 kontraktor mas neng jakarta tendere neng bali karo papua, mbarep lho

mas, ning yo mau wong tuo anak ben luwih wong tuo kudu luwe, ojo

nganti koyo bapak wes tak aturke to ojo nganti koyo bapak, saknduwure

bapak

P Bukannya jadi pemain wayang wong itu bapak seneng, ga pengen

anaknya nurun?

S Yo dadi koyo ngene tok mas, sing pegawai ki koyo ngene tok mas, ning

178

nek koyo ngono kui, bar tuku sawah m man trus tuku avanza, nek

sakdurunge tuku colt ngo angkat-angkat, umahe semarang purwodadi,

jakarta ra ngo tuku umah ming ngo transit neng depok mulo nek pengen

dadi wong luwih kowé kudu wani luwe, prihatin kudu wani luwe, kuwi

tenan mas nek kowé pengen dadi luwih kuwi dadi luwe, aku ra nduwé

semboyan anakku dadi pegawai negeri ra nduwé semboyan, betul saiki

jajal stm blanjane piro iso tuku avanza blanjane piro, oo mulo motore

papat maido keno dibuktikke, asih nduwé kendaraan cilik montor vario

karo motor lanang vi ixion, mulo ak ditukokke anakku moh milih ngepit,

soale ak ki wedi mas , betul numpak e pit menyang mulih mas mulo ak

wedi, nek meh dadi wong luwih kudu wani luwe yo to, kudu wani luwe

P Terus apa merasa nga si ya mungkin kan bapak memandang pegawai

negeri itu seperti itu, bapak itu berarti ngerasa ngak bapak juga pengen

lebih ,tetep disini?

S Di sini ak ki wes tuo mas, waktu muda Ndilalah ak neng kene karo neng

sma loro , bapak ki rumongso wong bodo ndak punya ijazah, ning bapak

nduwé cita anakku kudu sekolah saknduwure bapak, saiki bapak ijazah

ra nduwé anak e stm apa ra allhamdulillah syukure gusti alloh, lho iyo to?

lho elok lho bapak e sd ora anakke stm ak seneng banget no, lha kejobo

anakku kuwi s1 anakku mung halah ku ki ra dadi opo-opo pecah ndase,

sangu prihatin mas bapak sd ora nduwé anak stm kabeh dadi kabeh

179

P Berarti Berkah wayang wong sriwedari pak?

S Iya berkat sriwedari wah berkah sekali lha melek setiap malam, dahulu

jam satu selese rampung, saiki jam sepuluh, jam satu malam minggu

ngene iso jam setengah dua mas

P Kalo boleh saya tanya buat bapak itu cinta itu apa pak artinya?

S Cinta kuwi seneng, wong seneng kuwi larang regane, misale sampeyan

pilihane opo

P Kulo ngeh pengen dados s2

S Lha kuwi to,

P Terus kalo buat bapak Penderitaan itu apa?

S Penderitaan ki wong wes tuo ning ora nduwé opo-opo menderita,

menderita ki banyak, ak nduwé montor nduwé opo opo kok menderita,

kok iso pak? Penderitaan itu tersiksa hati, aku di tinggal yank ku ki

menderita to, umpamane sampeyan ki s2 terus sampeyan kerjo terus

dipedot karo yankmu opo ora menderita? Menderita ki ada dua mas

menderita hatikan

P Terus kalo pengalaman yang paling berkesan?

S Berkesan ki sing seneng to mas?

P Ngeh pengalaman yang disini?

S Gur neng kene tok, mulo aku ra nduwé rasa menyesal, wes sak karepe ak

neng kene nyambet gawé dadi ra nduwé perasaan menyesal Mulo nek

180

sampeyan ki nduwé cita-cita keturutan ki ojo menyesal umpamane

sampeyan dadi pegawai neng ngendi yo ojo menyesal, yaalloh paringono

sabar nek agamamu islam nek agamane liyane aku ora ngerti

P Islam pak, terus menurut bapak pekerjaan itu apa pak?

S Pekerjaan kui gawéan saknyambet nyambet gawé pokoke aku nyambet

gawé kui bekerja

P Terus kalo menurut bapak pekerjaan wayang wong itu apa pak?

S Ya penting mas pekerjaan itu yo honor , keno ngo nempur mas ,yo kolo

mongso ono sambilan njobo dijak konco neng endi , kolo mongso

P Dulu ada pekerjaan yang bisa di panggil panggil pak?

S Iya dulu saya jadi orang tua saya ndak mau mas , saya itu malu mas,Dadi

kabeh wong butuh duit mas, ning wong ki mawas diri, introspeksi mawas

diri, lha ak umpamane tatanegara umpomo kowé dadi dokter terus dijaluk

neng hukum kon ngrewangi hukum opo iso? Mulo ki mawas diri

introspeksi diri, pokok e aku keno masalah pemerintah ben hukumku di

ringan-ringanke, hukum opo iso? Lak ra iso to lha gampangane koyo

ngono kuwi

P Terus mungkin kan bapak punya istri, istri melihat pekerjaan bapak itu

gimana pak?

S Ya ga gimana mana , yo mung ndonga yo mugo mugo bojoku selamet

dunia tekan akhirat oleh rejeki ki rejeki sing halal dunia sampe akhirat ojo

181

tumindhak sing ora bener

P Terus buat kedepannya harapan bapak apa?

S Yo saya sudah tua mas, ya meminta mas mohon sama alloh men anakku

di beri berkah , ojo nganti tumindhak sing olo nek wes turah rejeki iso

ngawé amal, wong urip ki opo si mas wong urip iso ngawé amal gawé

kabecikan ojo neko neko, wong urip mung pisan mas

P Terus kan bapak memandang yang muda, harapannya gimana pak?

S Nek cah enom enom ki yo harapane apik aku sesuk dadi pegawai ngono

wae soale nduwé ijazah

P Kalo buat bapak harapannya, sini jadi rame lagi, mungkin kan harapan

kedepannya mungkin sriwedari gedungnya lebih baik, terus mainnya baik

terus menurut bapak apa?

S Ya bisa entah tahun berapaya bisa pemerintah

P Seni itu apa menurut bapak?

S Seni itu piye (berfikir) itungane seni itu yo seneng, Okeh senenge mas,

kehidupan keindahan

P Seni wayang wong itu indah?

S Indah semua seni itu indah , pokok e seni indah, sejengkal rambut kuwi

indah, seni kui indah mahabarata seko salon indah, bagus, dandan ya

(bapak m menyiapkan alat rias)

P Terus dulu kalo temen-temen bapak kan mungkin bapak paling tua di

182

sini?

S Wah temenku itu banyak tapi pada pensiun kabeh , sing mati banyak, iki

gari sing anyar-anyar kabeh,sing meninggal banyak, banyak yang pensiun

banyak yang meninggal

P Bapak ngerasa sepi ga?

S Ya biasalah dapet temen baru lagi, sini yang terua itu aku mas, tertua

masuk tertua umurnya

P Tertua masuknya?

S Lha wong taun 76 sampeyan durung opo-opo iseh we nang pucuk pelem

kayak e, pucuk pelem we durung

P Peleme we durung uwoh pak dereng tukul, Menurut bapak pengelolaan di

sini dari pemerintah itu gimana pak?

S Jane wes apik mas koyo aku digatekke mas, Ning gandeng terpancang ak

ran nduwé ijazah dadi ra digatekke mas

P Kalo buat kesenian ini, perhatian pemerintah baik ga si pak?

S Baik, nyatanya ya diangkat pegawai kabeh, dihargai semua, sarjana muda

ya diangkat pegawai ndek mben, mas agus yo s2

P Pak agus s2 pak?

S Iya

P Terus kalo di sini itu dandan dandan sendiri pak?

S Iya, ntar liat aja ndakpapa,

183

P Berarti harus punya keahlian dandan ya pak?

S Iya masuk sini ya harus bisa dandan mas

P Terus di sini kan ada pemain karawitannya juga, terus beda ga si?

S Ya sama mas podo wae, coro-corone saklingkup ngono lho mas dadi sak

profesi saklingkup mas

P Bapak ga dandan nanti telat lho masuknya

S Iya , banyak di sini s1 , mas itu s1

P Kemaren kesini nyariin bapak ga ada?

S Masuk angin mas, masuk angin

P

S Saiki mbarang wes tuo ki Nyenyuwun, nyenyuwun awak e dewe biso

nyuwun sak anak putu nek anak putu ora oleh turun mbahe koyo aku, nek

anak ojo koyo bapak

P Lho kan mbahnya kan pemain wayang wong legendaris lho pak masa

cucunya ga boleh jadi pemain wayang wong?

S Ga boleh to, dadi corone mbahe kuwi wes mudeng, koyo aku wes

mudeng lelungguhan kesenian kawit cilik tekan tuek nganti arep mlebu

kubur to ki wes mudeng, Yo koyo ngono kuwi pemain

P Nek cucunya punya bakat ga boleh?

S Yo pokokke ora sah, cari yang lain sana

P Berarti bapak memandang profesi ini kurang berarti?

184

S Yo ndak kurang to pokok e ben ak corone wong Jowo ben iso ngo mbahe

dewe pak e dewe, koe tak sangoni kudu ngeluwihi seko bapak, dadi

nduwé pepunjulan ojo koyo bapak, saiki mau jadi pegawai paling

belonjoku dua juta punjul sitik, saiki anakku mas opo ora medeni mas,

tenan mas, motore kendarane sawahe tuku dewe tanpo duwite wong tuo,

bapak ki nyangoni mung tekan stm tok mas, wes bapakmu kuate

nyangoni tekan stm, ing penting jujur, bapak nyangoni kuate tekan stm

nyambet gawé sukur nek ra nyambet gawé ya sakkarepmu, sing penting

jujur , berarti tak peres tenan mas, ak disik cilik yo ora diragati wong tuo

mas, anak rondo ra nduwé, tenan mulane lak ra sekolah ,wong tuo ki ra

nduwé mas, brarti ak iso nyekolahke anak tekan stm, wah tak sukuri

marang alloh, marwoto iso nyekolahke tekan stm

P Buat bapak makna hidup itu apa?

S Makna hidup kuwi Uwong urip ki kudu bekerja, sak nyambet nyambete

gawé kuwi ngo hidup nek koyo sampeyan durung nduwé anak bojo

umpamane wes lulus nyambet gawé to ora ngantungke hidup marang

wong tuo aku tak nyambet gawé sak sak e, aku tak nyambet gawé pabrik

kono pabrik kono, ora mungkin mas sampeyan dadi tukang batu ra

mungkin, po tak dadi seles, tunggu toko, ora ngantungke wong tuo, ning

nek koyo aku ngantungke karo wong tuo jaman semono yo ora iso

mangan, anak rondo, dadi laden tukang batu, dadi anakku tak pekso

185

bapak iso nyekolahke kowé mung tekan stm, nek ibu sakarepmu bapak

ndisik yo ora idang ideng iso nyambet gawé neng endi-endi, caramu piye

sakarepe wes koe neng jakarta tak sangoni, sing penting jujur temen nek

temen tekan tekun tekan.

P Anak itu menurut bapak itu apa?

S Anak itu piye ya, anak itu buah hati, hati nurani

P Kenapa pak?

S Seneng, ning ora nduwé anak kui susah mas , golek golek tuku ngopeni

anak e uwong, soale njagani sesuk nek tuo, aku sesuk nek tuo ra ono sing

ngopeni, buah hati kuwi ngunduh wes tikluk tikluk ngremet ak yo sesuk

tuo diopeni anak

P Oo gitu

S Aku ki bakal diopeni anak

P Istri itu apa pak?

S Istri kuwi bojo, bojo itu tetimbangane wong urip dadi urip kui ora gotang,

dadi umpomo aku arep tuku pit “bu aku tak tuku pit yo” “ra nduwé duit ki

pak e, aku tak nabung yo pak”, tetimbangan hidup bebarengan, ning ora

nduwé bojo, uwong ki kudu nduwé uwuh nduwé wiji

P Terus kalo istri sama wayang wong terus bapak milih mana?

S Abot kabeh mas ,Iyo nho bojo ki ngo tetimbangan , ki lak pekerjaan mas

wayang wong ki ngo nguripi anak bojo, ngo tuku beras anak ki ngo

186

nyangoni cah sekolah, dadi wong tuo kuwi abot mas, direwangi

branangan mbengi ngo mikirke anak bojo, saiki wes enteng mas, anak

wes cukup kabeh , direwangi pak e ora mangan sing penting anak e

mangan

P Semua yang di sini itu dicurahkan buat anak istri ya pak?

S Iyo nho , nek ra ngo ojo urip wae, nek ora ngo anak bojo ora usah urip

wae

P Teman kerja itu apa pak?

S Teman kerja kui konco , ayo nyambet gawé bebarengan ayo sing bersatu,

ngo skduluran, konco kui kru sak klub niaga dalang karawitan kui sak

klub

P Bapak bisa jadi niaga?

S Enggak

P Terus waktu dulu di sekolah kan dulu bapak jadi pak bon?

S Lha kui riwayate ngene mas, aku kui dadi tukang batu, trus mbareng wes

rampung mbuh piye mbuh sregep aku ra mudeng, aku kui di ndek kepala

kon dadi pak bon , aku ki ra nduwé ijazah, wong aku kepala sekolah e

kok pokok e kowé mlebu dadi karyawanku, di kei memo teru aku ditulis

ke neng guru terus mlebu bleng langsung gaji 18 ribu tahun 89

P Terus kalo di suruh milih jadi pak kebon opo dadi wayang wong?

S Sama sama mas, podo nyambet gawé, podo wae mas

187

P Masa ga ada yang lebih berat pak?

S Berat pak bon mas di kongkon sono sini, nek wayang wong tenguk-

tenguk nongkrong sakdurunge dapukan mas, sampeyan sekolah ngerti to

nek pak bon kan ngerti polahe, sono sini

P Pagi pagi berangkatnya?

S Nah, Kadang kadang Di loroni guru ning nek aku di loroni guru tak

cuekke, nek kepala sekolah aku wedi, nek guru tak cuekke

P Berarti sama pentingnya pak,? Kalo misalnya bapak dulu misalnya tidak

jadi pak bon Cuma jadi wayang wong gapapa?

S Ndakpapa langsung masuk terus soale wah ya alloh aku dadi pak bon iso

ngo nambah, sing ngo blonjo sma ngo nyangoni blonjo kene ngo tuku

beras, dadi wong tuo ki angel, mulo ojo pisan-pisan nglarani wong tuo

P Ngeh pasti katah

S Yo mesti ra sitik

P Hehe

S Iyo koe iso kuliah Kui berkahe ya alloh bapakku iso ngragati aku

P Bapak udah ngerasa cukup? Apa masih ada keinginan?

S Wes ra nduwé kepenginan opo-opo wes tuo kok mas, wes nglokro mas,

wong tuo ki meh kerjo opo, Hoo coro-corone anu rejekine ganti neng

anak , yo pol-pol e nek nang umah iso okeh tamu reka rekane

penyembuhan alternatif

188

P Lho?

S Betul bisa dibuktikan sekarang kamu sakit apa? Oo iya, Jangan panggil

pak m kalo ga bisa

P Lho

S Jangan panggil pak m kalo ga bisa

P Pengobatan alternatif pak?

S Iya

P Keluhannya apa pak?

S Ya sakit apa, terus cah jakarta banyak, cah uns, do takon koyo sampeyan

nganti mbengi, disuting tivi antv, trans, one

P Wah baru tau?

S Iku ghoib melalui laku mas, nglakoni dapet ghoib dari alloh, betul mas

aku ora ngapusi

P Bapak ndapetin itu ada caranya?

S Iya ilham, ghoin

P Harus tapa mungkin?

S Iyo topo

P Hoo

S Koe kene sek bapak tak njupuk dapukan sek

189

Wawancara kedua

Nama Subjek : M

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : -

Tanggal : 19-11-2013

Waktu : Pukul 19.00-20.30 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

P Melanjutkan pertanyaan yang kemaren, niki pertanyaan buat mah e,

menurut mbah gimana perasaan jadi wayang wong?

S Seneng

P Senengipun?

S Nguri-uri kabudayaan Jowo ben ora punah

P Nguri-uri niku nopo mbah?

S Nguri-uri ki ngurip ngurip

P Dari wayang wong niku memberikan makna mboten si buat mbah?

S Menghibur masyarakat

P Dadi nge menghibur mbah e

S Menghibur masyarakat juga

P Kangge mbah e menghargai profesi niki niku mesti kepripun?

S Menghargai kui pribadi og mas, eneng konco wayang sing menghargai

190

eneng sing ora menghargai yo to aku pegawai gajiku akeh, ning nek koyo

aku bodo yo ben, ning nek aku neng kene seneng aku pinter karo konco

plirak plirik koyo tai, ak tetulung, aku neng kene prihatin aku neng kene

onone seneng, aku menghargai okeh sing menghargai aku okeh sing ora

menghargai akukaro saku wes tuo bodo mlarat, ning nek neng umah

lurah karo aku mundhu-mundhu rumongso tetulung paling terendah

P Kok bisa?

S Iya nho aku ra pegawai

P Tapi kan wes senior mbah?

S Anakku sugih mas, mbok aku sampe modar ra iso tuku avanza

P Kangge nguri-uri kabudayan niku kepripun mbah?

S Mugo-mugo koncoku ki do sregep aja nganti punah

P Terus kan tema kulo makna hidup mbah, menurut mbah cara wong ngo

mencapai ke makna hidup?

S Kui harus bekerja, bekerja semaksimal mungkin miturut kemampuane

dewe dewe, contone koyo mbah yo wes koyo ngene iki

P Ngene iki kepripun mbah?

S Apa adanya sing biso dilakoni yo dilakoni

P Menurut mbah sampun mencapai makna hidup?

S Koyo aku makna hidup yo wes koyongene, wong makna hidup kuwi

hidup sederhana sing penting aku iso ngliwet ngono wae ngo aku ya sing

191

penting

P Ada ga si mbah hubungannya antara profesi sama makna hidup?

S Yo enek nho, Aku ki profesiku wayang wong sriwedari ngo nguripi anak

bojo putu, wong isoku yo mung ngono kui, wes tua nglunjak kaya anakku

ya ra mungkin

P Biar jadi seniman yang baik itu kepripun mbah?

S Harus belajar setiti belajar harus belajar setiti dimatke tenan, ora belajar

ora iso apik nho

P Mesti seneng mboten?

S Lha mengko nek wes pinter sakmaksimal mungkin miturut kemampuane

dewe-dewe dadi guru guruo teladan

P Buto niku kepripun si mbah?

S Buto kuwi begal, buto kuwi sak elek-elekke uwong njarah raya, pribadine

buto kui

P Dari dulu jadi buto mbah? Atau ada yang lain?

S Ndisik dursosono rupoku elek aku wes emoh

P Kok milihe dadi buto mbah?

S Heem kan rupoku elek mas

P Makna ingkang saged diambil niku nopo mbah?

S Buto kuwi cara kasarane kuwi wong ngrampok nek iso yo di jaluk ra yo

tak pateni

192

P Hikmah yang di ambil untuk orang itu apa mbah?

S Ra ana himahe ngo mbah yo oleh duit wayang kui gegambaran koe ojo

nyonto buto,

P Ojo nyonto buto?

S Sing apik contonen

P Nge mencapai sebuah makna hidup itu apa saja yang harus dimiliki

mbah?

S Tergantung manusiawine pribadine, saiki umpomo dadi guru-guru yang

baik ben munggah pangkate , dadi arsitek ya arsitek yang baik, Umpomo

dadi dosen ya jadi dosen teladan ben diajeni neng kancane

P Berarti jadi yang terbaik?

S Heem, Ojo menga mengo aku dadi ter, dadi dosen sing apik dosen sing

ora di enyek karo mahasiswane

P Cara menghargai sebuah seni niku kepripun?

S Kuwi yo tergantung pribadine ngargai sing seni jowo lha nek seni

gedumbrengan kan wong luar negri bangsane band lak kebudayaane

wong luar to? nganti wong luar ki rena ngangsu karo wong jowo

P Yang diajarkan dari seni jawa niku nopo mbah?

S Ya kuwi bangsane karawitan wayang kulit kuwi lak seni jowo nek

dangdut kan seni barat ndelok we wegah

P Kan mbah sampun senior, sampun dangu teng mriki, Pengalaman yang

193

dapat diambil?

S Bisa pertama-pertamane yo gur mbuto dursosono patih

P Mbah niku bangga mboten dados pemain wayang wong?

S Wes biasa wae mas ora bangga ora opo wes pokok e aku dadi pemain yo

koyo ngene iki, ibarate wong nyambet gawé dadi wes ora ono bangga-

banggaan , pokok e aku rene sifate nyambut gawé, kebanggan neh kui

pribadi aku kui bangga aku pak e numpak pit menyang mulih wayang

wong sriwedari ning anakku lha, wayang wong ki ra bangga mung seneng

menghibur hati

P Sampun mbah maturnuwun mbah

S Yo kui kehidupane wong urip perjalanane wong urip mas

194

Wawancara Pertama

Nama Subjek : G

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : SR

Tanggal : 18-11-2013

Waktu : Pukul 19.00 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

P Sebelumnya saya mau mewawancarai bapak, buat tugas penelitian saya di

sini, subjek yang saya wawancarai yang udah termasuk berpengalaman,

kemaren sudah wawancara mbah marwoto sekarang tinggal bapak, jadi

maaf pak diulang lagi nama bapak siapa?

S Mbah gunadi

P di sini sejak?

S Di sini sejak 91 sampe sekarang

P Kalo peran jadi apa pak?

S Semar, naradha, gareng, petruk, bagong, dan raksasa

P Sebelum bapak di sini ada pekerjaan lain ga?

S Sebelum saya di sini tadinya saya ikut srimulat dari Surabaya, main

pertama di wangkung dan kedua di balai kambang, srimulat di ganti

cokrodio namanya sampai balik lagi jadi srimulat, sampai sekarang udah

bubar

195

P Udah bubar pak?

S Sekali kali bisa di kumpulkan lagi buat pentas padahal seniman-seniman

jaman dulu udah banyak yang meninggal

P Bapak srimulat sejak awal?

S Iya dari Surabaya

P Bapak ke solo sejak kapan?

S Tahun 79 sampai sekarang

P Bisanya masuk sini?

S Saya srimulat bubar saya diberi pengertian sama bapak walikota suruh

saya masuk sini

P Berarti bapak pernah dimana?

S Ya banyak sekali, Jakarta pernah wayang bharata, Semarang ngesti

pandowo, Surabaya sri pandowo , ya lain-lainnya banyak sekali, saya

ketoprak bisa wayang orang bisa jangir bisa dari Banyuwangi

P Keluarga bapak masih?

S Masih komplit

P anak?

S Anak dua istri satu sampe sekarang, anak saya umurnya 34 yang mbarep

yang ragil tiga puluh kurang 28

P Brarti sekarang umur bapak berapa?

S Sudah 61

196

P Sama seperti mbah marwoto? Terus apa ini profesi pilihan bapak?

S Saya mulai dari kecil hidup saya di kesenian jadi mulai kecil hidup di

kesenian dan saya bekerja sebagai seniman mulai dari kecil dulu sampe

sekarang

P Orang tua mungkin ada bakat?

S Orang tua dulu juga wayang orang udah meninggal, ibu juga pesinden

swara wati tapi udah meninggal, ya darah dari orang tua

P Menurut bapak pemain wayang wong itu apa?

S Pemain wayang wong itu wayang orang

P Itu tugasnya ngapain pak?

S Untuk ontowentah joget-joget dan ontowecono, dan bicaranya itu kawi

Semua kawi kalo di masyarakat gitu kan biasanya merata tapi kalo

wayang orang dan ketoprak itu kawi

P Bedanya wayang orang dan ketoprak?

S Kalo ketoprak itu ga pake joget tapi kalo wayang orang itu semua joget,

pake joget dan nembang Jawa

P Apa saja si pak yang dilakuin pemain wayang wong di sini?

S Satu ketrampilan dua ontowecono tiga joget kalo itu udah baik ya

dilakukan selama-lamanya, miturut cerita lain-lainnya saben hari

ceritanya ganti

P Mengapa bapak menjadi pemain wayang?

197

S Ya mulai kecil sejak kecil saya di kesenianjadi sejak kecil ibu saya di

swara wati dan saya dekat sama ibu saya dan orang tua jadi seniman saya

jadi seniman

P Sodara ada ga pak?

S Sodara banyak, pesinden dan wayang orang dan ketoprak

P Terus keluarga mendukung ga pak sama profesi itu?

S Ya mendukung, mendukung sekali sebabnya saya mulai gatuk sama istri

saya itu juga saya bilang saya itu orang seniman istilah kasarnya itu

badut, ya badut

P Terus anak-anak gimana pak?

S Anak-anak itu saya sekolahkan sampe lulus sekarang bengkel semua,

yang kecil di Jakarta yang besar di solo, ga ada, saya ukir bisa relief bisa

pahat bisa membuat patung bisa lukis ini lukisan saya (menunjukkan

lukisan) semua geber-geber itu saya

P Wah penuh dengan bakat seni ya pak?

S Iya

P Ada ga si pak keinginan bapak sebelum jadi ini mungkin jadi pegawai?

S Sebetulnya soal jadi pegawai itu dari bejo ya, Orang pegawai itu dari bejo

saya pengangkatan dulu umur saya itu keliwat setengah tahun

P Kok bisa pak?

S Bisa saya udah tua

198

P Hah?

S Umur saya itu sebetulnya kelahiran 56 tapi saya tuakan jadi 51

P Uh banyak ya pak, terus di sini bapak itu honorer?

S Honorer, iya tenaga kontak

P Apa si pak yang paling bapak cintai dari profesi yang bapak punya?

S Ya semua itu mulai dulu kecil jadi seniman ya nglukis, patung, menari

kalo saya masih kuat ya saya lanjutkan kalo udah tidak kuat ya saya

mengundurkan diri

P Ada ga si pak yang bapak ga sukai dari profesi yang bapak punyai?

S Ga ada semua senang

P Menurut bapak sejahtera ga si pak jadi wayang wong?

S Ya sejahtera saya sukuri

P Itu bisa nyukupin?

S Ya bisa ,sejahtera sedikit banyak disukuri lah, memang hasilnya sedikit

ya terima sedikit hasilnya banyak ya terima banyak

P Ada ga si pak bedanya dulu sama sekarang?

S Ya beda sekali saya sekarang umur 61, dulu masih muda saya tenaganya

baik sekali, sya udah tua ya tenaganya kurang, saya pikirannya pun

kurang apa-apa ngarang apa saja bisa, kalo dulu saya apa-apa bisa nglukis

mahat matung, tapi sekarang udah kurang sekali

P Kalo dari segi wayang wongnya ada perubahan ga? Dari wayang wong

199

yang dulu?

S Kalo yang dulu itu semua wayang-wayang dulu itu tidak ada yang

sekolah kalo wayang sekarang paling sedikit aja sarjana muda, gajinya

juga banyak, kalo gaji saya sedikit kalo sarjana itu gajinya besar

P Kalo dari segi cerita pak?

S Ya macem macem ada yang gajinya besar masih kurang ada yang gajinya

lumayan banyak masih kurang padahal kalo saya dulu gaji saya sembilan

ratus delapan ribu, sekarang jadi satu juta delapan ribu

P Terus dari cerita wayang wongnya kan dipangkas jadi?

S Dulu jam delapan sampe jam dua belas kalo sekarang turis-turis itu kalo

melihat waktunya masih banyak sekali itu jelèh trus mintanya itu yang

sederhana singkat padat dan ceritanya tau,

P Jadi di pangkas ya pak?

S Iya dipangkas jadi dua jam

P Kalo dari pakemnya?

S Kalo pakemnya ya banyak sekali, tinggal sutradaranya ceritanya mau

panjang atau pendek, kalo panjang jam dua belas, sekarang jam sepuluh

Ya tergantung sutradara miturut ceritanya

P Ada bedanya ga si pak?

S Saya kira dulu tu memikirkan untuk dapet honor banyak jadi main sebaik

mungkin dia jalani, tapi kalo orang-orang sekarang pokoknya dia sarjana

200

muda dan pegawai

P Jadi kualitasnya meningkat atau menurun pak?

S Ya mudah-mudahan meningkat, kalo putri ya cantik kalo putra ya bagus

kalo dulu kan orangnya tua-tua

P Kalo yang tua sama yang muda ada jarak atau bersama-sama?

S Ada yang tanya saya jadi orang tua bagaimana saya jadi begini-begini,

ada yang menghargai orang tua pernah muda jadi ga berani dia semaunya

jadi tau sama tau menghargai sama orangtua

P Suka dukanya gimana pak?

S Suka dukanya kalo dari selingan wayang dan ketoprak itu miturut

penonton, penonton banyak gajinya banyak tapi kalo penonton ga ada ya

ga main, kadang-kadang main 2 hari libur 2 minggu ya itu keluh

kesahnnya jadi pemain yang dulu, kalo di sini ada penonton sama ga ada

penonton gajinya penuh karena dinas pariwisata karena negara yang

bayar

P Terus Pengalaman unik disini itu apa pak?

S Misalnya ceritanya kalo cerita horor didapuk horor harus baik, ada yang

belum bisa ada yang udah bisa, itu milih-milih orang yang harus

menjiwai atau menghayati, sebab jadi horor itu ga bisa sembarangan

sebab kalo orangnya kosong nanti kemasukan, bisa seperti itu seperti

jaelangkung itu

201

P Bapak di sini jadi pemain wayang wong, bapak ada usaha sampingan

bapak ada?

S Ada, kalo usaha sampingan saya nglukis membuat ukir patung membuat

relief

P Kalo dari hasilnya?

S Ya ada perbedaan kalo dapat penghasilan dari patung itu sampe 5 juta 10

juta, kalo ga ada ya di sini satu juta delapan ribu

P Kenapa si pak mau bertahan jadi pemain wayang wong?

S Miturut kemahiran saya disitu yang lain saya ga bisa, saya lahirnya kan di

bidang kesenian

P Bapak kan jadi semar, itu berpengaruh ga ke kehidupan bapak?

S Sudah pekerjaannya begitu ya saya dapukannya apa, saya menjalani apa

P Ada ga si pak makna yang bapak dapet dari profesi ini?

S Jadi maknanya saban hari pentas dan menjadi kesabaran, sebab saban hari

itu besok hari ceritanya lain besok hari ceritanya lain, jadi pengalaman itu

saya sudah tua saya pegang teguh saya berkecimpung di kesenian jangan

sampe saya nglokro atau saya jelèh jadi masih saya jalani

P Ga pernah bosen ya pak?

S Ga pernah

P Bapak cinta dengan pekerjaan ini?

S Ya cinta, saya cintai saya kerja

202

P Walaupun sedikit?

S Sedikit dan banyak saya sukuri soalnya hidup saya di kesenian

P Perjuangan apa si pak yang pernah bapak berikan?

S Ya perjuangan saya kalo masih muda saya pengen yang baik, sekarang

saya ingin berhenti sebabnya sudah tua, kemauan ada tapi rogo itu ga

mau, rogo itu mintanya pengen leren gitu

P Rumah bapak jauh ga dari sini?

S Deket

P Bapak dari sana kesini sama siapa?

S Naik motor dianter anak saya

P Oh dianter anak,

S Rumah saya di perumahan seniman kadipiro yang ada patungnya anoman

itu buatan saya, patung besar

P Patung pak?

S Saya dirumah ya nglukis sama buat patung

P Menurut bapak seni itu apa?

S Seni itu nganu, apapun saja kalo senang harus dipelajari sungguh-

sungguh kalo ga senang ya tinggalin aja, seni senang ya seninya itu

dibangun yang baik, sampe penonton itu tau o itu seni yang baik, jadi ga

ada katakan gitu ga di pelajari

P Kalo menurut bapak cinta itu apa?

203

S Cinta itu katresnan yang mendalam di hati nurani itu namanya cinta kalo

pacaran tok itu bukan cinta

P Bapak ngerasa puas ga si pak sama profesi yang bapak punya?

S Saya puas, puas sekali masih mau membayar orang seniman udah tua tiap

bulan segitu, satu juta delapan ribu

P Dulu berapa pak?

S Dulu empat puluh delapan ribu dulu uang masih aji sekali masih baik

kalo sekarang satu juta dua juta sepuluh puluh juta ya ga ada apa-apanya

P Terus kalo perhatian pemerintah sekarang menurut bapak gimana?

S Ya baik untuk memajukan seni entah di bawa ke jakarta entah dibawa

kemana itu kembali lagi untuk promosi, untuk promosi kalo wayang

sriwedari ada di solo

P Ada ga si pak perbedaannya?

S Ya sama saja kalo dulu untuk kemajuannya di beritahu kalo main yang

baik kalo sekarang main yang baik jangan sampe urusan di rumah di

bawa ke pentas kalo padu ndak boleh, jadi kalo pentas ya pentas

P Dari segi gedungnya, mungkin dari bapak udah cukup seperti ini?

S Ya cukup kalo tunil gedungnya ya cukup

P Kan bapak pernah di bharata?

S Kalo barata tu ga punya pilar pilarnya semua hitam, dan layarnya tu

semuanya hitam kalo di sini kan ada lukisan-lukisannya, bedanya itu

204

P Menurut bapak kalo grup wayang yang di luar kota lain itu sini?

S Sama saja disana juga ada pelajaran joget dan ontowecono disini juga ada

P Terus gimana si pak dengan penonton sekarang?

S Kalo penonton yang dulu dan sekarang sama saja dulu juga baik sekarang

juga baik, kadang ada merosotnya kadang ada baiknya miturut situasi

kalo hujan deras ya nda ada yang nonton atau malem minggu terang ya

rame

P Misalnya kalo bapak main penontonnya banyak itu rasanya gimana?

S Ya senang sekali penontonnya juga banyak dan mainnya juga disiplin dan

menjaga kualitas seniman

P Menurut bapak disiplin dari yang muda sama yang tua beda ga pak?

S Ya beda sekali mas, kalo yang muda itu cekat ceket trenginas maksude

jalannya trengginas dan masih kuat kalo udah tua ya lembek, orang tua

P Saya ngamati yang berangkatnya lebih awal itu mbah sama mbah

marwoto berangkatnya gasik terus bapak sama mbah marwoto?

S Sekarang sebentar lagi berhenti, karena udah tua, saya ga papa kalo mau

berhenti karena udah tua mau apa lagi

P Sedih ga si pak?

S Kalo marwoto cita-citanya pengen jadi bakul es kalo saya ya nglukis atau

gimana

P Ketika bapak udah ga di wayang wong merasa kehilangan ga si pak?

205

S Saya ga, udah ikhlas udah lama sekali mulai dari kecil saya di wayang

P Sedih ga si pak kalo anaknya ga ada yang nurun?

S Ya emg bakatnya begitu dari tuhan ya mau gimana lagi, sini ngajarin ya

ga jadi

P Menurut bapak makna hidup itu apa pak?

S Makna hidup itu, satu kalo udah punya istri dia bisa menjamin istrinya

kalo udah punya anak dia bisa mendidik anaknya bisa menyekolahkan

anaknya sampai tingkat tertinggi

P Berarti mana hidup bapak buat keluarga?

S Iya

P Kalo bapak milih keluarga sama wayang wong bapak tu cinta mana?

S Ya sama saja ga ada pilihan-pilihannya, semua sama

P Berarti Keluarga buat bapak seberapa penting?

S Ya penting sekali, istri menjalani untuk menyediakan makanan untuk

anak-anak dan lakinya, lakinya harus bekerja yang baik

P Apakah istri bapak pernah mengeluh? bapak mengeluh ga si?

S Tidak, istri saya tidak mengeluh sama sekali, senang sekali

P Kalo sekarang kan banyak yang mengeluh?

S Tidak sama sekali keluh kesah tapi kalo saya sabar og, kalo saya cukup

P Kalo dengan pemain srimulat masih berhubungan atau ga?

S Udah tidak berhubungan, udah jauh ya sebab saya di wayang orang

206

P Bisa di critain ga si pak waktu di srimulat itu gimana?

S Waktu di srimulat itu saya masih muda ya jadi apa ya, itu jadi pengawal

gitu jadi kalo main jadi batur, ceritanya saya orang tidak punya

P Penderitaan menurut bapak itu apa?

S Orang yang penuh hati kasihan sama temannya jadi seperti pandita, kalo

bicara tidak di owahi, kalo ijo ya ijo kalo a ya a

P Harapan bapak untuk kedepannya apa pak?

S Ya saya nglukis itu kalo laku ya buat hidup kalo ga ada ya apa

P Kalo buat wayang orang ?

S Saya udah mundur

P Kalo buat yang bawah-bawah?

S Ya semakin naik semakin meningkat

P Bapak udah mau dandan ? nanti foto dulu ya pak, makasih pak

S Ya makasih sama-sama

207

Wawancara Pertama

Nama Subjek : J

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : SMKI

Tanggal : 02-12-2013

Waktu : Pukul 19.00-20.30 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

P Selamat malem pak, maaf sebelumnya menganggu waktu bapak sebentar,

buat kelengkapan data saya bapak jadi narasumbernya

S Iyaa

P Boleh tahu nama bapak?

S Jamrud

P Nama asli pak? Sejak lahir pak?

S Iya sejak lahir

P Sudah lama pak disini?

S Sejak 1989

P Kok kelihatannya masih muda ya?

S Apa iya? banyak tekanan, Tekanan hidupnya menjalani dua dunia kan

dunia semu dengan dunia nyata, dunia nyata juga semu, tapi ini dunia

seni semu penuh keindahan seperti kehidupan yang membuat hiburan ya

208

ini

P Sebelumnya emg bapak apaya tujuannya kesini?

S Ini opsi yang kedua , opsi yang kedua wayang,tapi yang pertama bukan

wayang opsi yang pertama tentara

P Tentara pak?

S Sejak kecil aku udah bergelut di seni 5 tahun udah bisa nari, kuda kuda,

cantrik, pejuang, ringan-ringan

P Ada bakat turunan dari keluarga pak?

S Iya mbah canggah itu penari keraton trus mbah buyut itu abdi dalem

keraton ada anunya, darah-darah seninya

P Bapak berapa bersodara?

S Tujuh aku ragil

P Yang lainnya ada yang ke bidang seni ga pak?

S Banyak musik terus mbak itu penari juga, tapi dia itu ga eksis, penari kalo

mba itu ga nganu ga bisa improve ga laku jadi penari

P Selanjutnya bapak udah berkeluarga, istri berapa?

S Istri satu

P Anak berapa?

S Anak 4 jangan tanya selingkuhan lho?

P Enggak pak, terus bapak ngarahin anaknya ga kesini?

S Ga ada , anak itu kan yang momong sendiri-sendiri

209

P Kan biasanya kalo orang tua kan pengen ada yang nurun anaknya?

S Enggak terserah, nanti mati sendiri kok, kalo matinya ajak-ajak, anak

harus begini begini

P Bapak udah pegawai negeri?

S Udah to tahun 2000, baru saja kerja sebelas tahun baru diangkat sama

kementrian kebudayaan pusat

P Bapak bareng sama pak agus?

S Iya tapi aku wiyata bakti dulu disini, anu dulu kerja bakti dulu

P Kenapa si pak bapak milihnya jadi pemain wayang wong?

S Ya Karena udah komitmen, kalo tentara ga masuk dari sma kelas satu

sudah mikir gitu tapi inginnya jadi wayang kan SMKI kelas satu, kalo

harapan kuliah kan ga ada, ndaftar TNI ga jadi wayang, kalo penari

kerjanya dimana, kalo seniman belum tentu jadi kalo seniman butuh

modal besar, kalo orang ga punya kan harus menyesuaikan diri

P Menurut bapak Pemain wayang wong itu apa pak?

S Ya menjadi pemain wayang orang

P Wayang wong itu apa pak?

S Wayang wong adalah pertunjukan seni tradisional yang berkembang

menurut jamannya ya itu, pertunjukan seni peran tradisi yang

dikembangkan sesuai dengan eranya dan sesuai dengan generasinya,

P Berarti berubah-ubah dong pak?

210

S Ga berubah dong, berkembang, misalnya kelir dulu sampe jam dua aku

menangi sampe jam tiga pagi sekarang jam sepuluh, sepuluh seperempat

mulai jam setengah sembilan, itu kan berkembang padet, kalo dulu kan

bertele tele karena ga ada hiburan lain, kalo bertele tele penontonnya pada

tidur padahal kesini kan mau fress

P Isinya ada yang beda pak?

S Isinya ya sama cuma dipadetkan, sama pemadatan-pemadatan cerita

P Berarti efektif sekarang pak?

S Efektif sekarang sekali, jaman dulu pemain wayang bisa ngantuk mas,

jadi di atas panggung bisa tidur, jadi kalo ga ada perlunya kaya prajurit

bisa terkantuk, yang ngomong kan rajanya sama patihnya sama istrinya,

laamaaa,bagaimana kabarnya, baik-baik, saya mengucapkan sembah pada

paduka, iya akan menjadikan anda itu satu satu sekarang kan ga

P Selanjutnya, dari keluarga itu mendukung ga si pak dengan profesi ini?

S Dari keluarga saya kan berantakan jadi ga mau urus, terserah kamu jadi

apa yang penting setelah SMA go

P Kalo dari istri anak mendukung ga pak?

S Istri anak ya manut saya to dapetnya jodoh juga di sini anaknya wayang

juga, anaknya werkudoro, keluarga berantakan ya ini contohnya (tertawa)

P Seneng ga si pak jadi pemain wayang?

S Ya seneng mas, kalo ga seneng minta pindah, biasanya yang minta

211

pindah dari sini ya, tapi kalo seneng ya dia enjoy aja

P Kalo dari peran bapak biasanya bapak jadi apa?

S Wah saya jadi apa-apa to situ tau saya pernah jadi buto mas, petruk

pernah

P Berarti bapak pernah jadi alusan?

S Dulu masih muda sering, Satu tua, dua banyak yang lebih cakep, tiga

badannya sudah tidak tertata

P Enakan mana pak waktu bapak jadi yang alusan atau yang skarang?

S O ya kalo sesuai dengan badannya ya enak yang sekarang kan ada gandar

ya perform mengikuti badan saya, mengikuti wajah wajah saya kan wajah

kasar wajah ngilani pas dengan buto

P Ada pengaruhnya ga pak dengan kehidupan yang nyata?

S Saya kalo di rumah malah cuci ping mas mbantu istri

P Dari karakter bapak yang asli sama yang wayang?

S Jauh mas

P Kalo karakter bapak yang asli?

S Karakter saya yang asli ya apa adanya, natural, ada kelemahannya,

kadang saya lupa ingatannya, udah anu ya butuhnya banyak ya, kadang

kontrol kadang ga kontrol gitu

P Usia bapak sekarang berapa?

S 43 44 jalan udah tua ya?

212

P Ya masih muda pak tuaan bapak saya, terus yang paling bapak cintai dari

profesi ini apanya?

S Ya semuanya, semuanya

P Dari?

S Dari Nganu mas, aku kan dulu dari teater juga jadi yang namanya seni

pertunjukan itu seneng, ya karakternya apa itu dari segi geraknya, itu

udah olah raga ga jadi wayang malah sedih jadi semuanya senang karena

udah diresapi

P Ada ga si pak dukanya?

S Dukanya kalo sakit, dua kalo ga punya uang, dukanya ya sakit itu, sakit

sama ujan penontonnya pasti ga ada, kalo ada orang ngiup, kalo pas hujan

nanti liat to, asal hujannya jam 6 ya itu penonton aneh berarti itu

penonton fanatik

P Kalo dari dulu sama sekarang penontonnya gimana pak? Perbedaannya

apa?

S Ya banyak sekarang mas,

P Kok bisa pak?

S saya masuk sepisepinya wayang, kalo dulu saya masuk pas tahun 60 80

70 itu oke karena rame-ramenya wayang, karena saya udah liat waktu

saya keci, udah ada tivi suasta lho mas, ga menyalahkan tapi kan realnya

gitu, setelah rcti ada itu ada kan kena magnet, belum pernah liat tivi yang

213

siarannya sampe jam segitu sehari semalam dulu kan hanya tvri mas,

P Ada pengaruhnnya ga ada penontonnya ?

S Ga pengaruh tu mas, tapi ada orang luar mengatakan wah penontonnya

banyak mainnya semangat semangat, Ga itu saya pribadi ga ada masalah

kecuali kalo penontonnya itu nambahin vee malah lain kita malah ada

tanggungan kita malah jadi risih jadi mencoba hati-hati lebih hati-hati

P Ada tanggungan buat main yang baik?

S Ga cuma malah kita malah jadi risih lebih hati hati

P Trus sejahtera gasi pak?

S Sejahtera?

P Heem

S Kalo aku tergantung orangnya mas, kalo pribadi ukuran sejahtera itu

gimana ya kalo udah cukup udah, saya mobilnya malah ganti ganti bisa

naik bis bisa naik kuda, sejahtera menurutku itu anu sangat relatif, kalo

tanya pribadiku sejahtera, bersyukur puji tuhan, meskipun nganu jangan

tanya punya anu punya anu ya, yang jelas yang dibawah saya masih

banyak sekarang posisi ngontrak aneh kan

P Bapak punya pekerjaan lain ga di luar?

S Ga ada mas, ga bisa mas alias ga tekun ga bisa anu ga lincah ngono lho

aku kecuali jadi pemain karakter pemain peran itu ga bisa cari duit selain

itu karena ga punya skill, jadi guru jadi pengrajin ada yang jadi juragan

214

saya terus terang mungkin jadi yang bodoh mandul keahlian, selain

wayang ga punya apa-apa

P Berarti Cuma wayang?

S Cuma wayang murni seniman wayang murni aku, berarti kalo kerja di

luar ya bermain wayang, misalnya ada punya hajat acara apa ya dies

natalis gitu ya wayang orang

P Kenapa si pak bertahan jadi wayang orang?

S Lha bisanya ini og mas, mau nyaleg juga ga bisa bisanya cuman pemain

wayang

P Memang udah ditakdirin jadi pemain wayang pak?

S Mungkin tuhan udah takdir begitu

P Makna dari profesi pemain wayang wong itu apa pak?

S Maknanya menjalankan ibadah amanah yang diberikan kepada kita

beribadah untuk menjalani hidup sesuai dengan kitoh manusia itu secara

realistis memiliki kekurangan sendiri tetapi manusia diberi wewenang

untuk hidup dan menghidupi, ya itu dengan jalan menjadi pemain wayang

orang, pemain wayang orang itu orang yang melakukan sejarah hidup, ini

kan termasuk alam ghoib alam di luar kehidupan manusia, mas heri kan

dalangnya termasuk dalang ghoib (tertawa) jadi kalo jadi pemain wayang

itu hati-hati karena menjalankan alam di luar manusia, ini kan

menjalankan orang lain kita (menunjukkan dirinya dengan riasan buto),

215

aku bukan menjadi aku kan kan yang punya ini ga trimo kok ga iso

medeni kan

P Terus bapak tu apa si yang dilakukan buat perjuangin profesi ini? buat

perjuangin profesi ini apa si yang bapak lakukan?

S Menjadi pemain wayang yang berusaha cuma bisanya berusaha , menjadi

pemain wayang yang profesional aturan tuhan, aturan pemerintah udah

itu, semaksimal mungkin menjadi pemain wayang yang profesional

sesuai dengan perintah tuhan dan perintah negara, mengapa kita

menghubungkan tuhan karena kita manusia kan dihidupi tuhan kan

melalui jalannya pemerintah, lho kan tuhan kan nganu menghidupi saya

untuk menjadi pemain wayang untuk aturan siapa? Aturan pemerintah

kan, kalo aturan tuhan tok ga bisa

P Aturan pemerintah?

S Hablumminnalloh hablmminannas

P Terus gimana si pak perhatian dari pemerintah?

S O ya perhatian mas, menurut saya perhatian sekali

P Wujud dari perhatian pemerintah itu apa si pak?

S Kita kan digaji negara, satu dari segi pribadi kita digaji negara, terus apa

fasilitas semuanya itu dari negara kita rugi negara juga tidak

mempermasalahkan karena pemerintah sadar ini adalah heritage

pelestarian budaya ikon kota Solo

216

P Berarti menurut bapak pemerintah udah peduli?

S Udah, kalo ga peduli berhenti semua nho yang bayar listrik siapa? Kalo

minta yang muluk-muluk aduh bukan porsi saya untuk menjawab, saya

ini kan pion mas, coro-corone saya kan cuma pion rajanya itu ya walikota

P Perangnya depan sendiri ya pak?

S Iya wakil raja ya wakil walikota, kepala dinas itu adalah mantri, nah

kasubdin kuda, kasinya beteng

P Kalo disini seperti ini kalo saya membandingkan dengan semarang

berbeda ya jauh sekali?

S Bagus mana?

P Bagus sini

S Bagus sini? Alhamdulillah puji tuhan, Bagusnya apa?

P Dari fasilitas pertama terus masyarakat sini emang masih peduli

S Kalo senin ya mbuh, hari sibuk

P Seni menurut bapak tu apa?

S Seni itu adaah budidaya manusia yang penuh keindahan, hasil karya

manusia yang diwujudkan untuk keindahan, hidup tanpa seni itu tawar

P Cinta menurut bapak itu apa

S Cinta indah namun tetap abadi adalagi cerita indah namun tiada akhir

P Penderitaan apa pak?

S Penderitaan adalah hasil dari manusia yang ditanamkan dengan bodoh

217

dengan keserakahan, dengan sesuatu yang tidak bermanfaat akhirnya

melahirkan penderitaan, tetapi penderitaan juga bisa merupakan ujian

banyak mas kalo di psikologi tidak satu jawab, penderitaan menurut

robert einstein, penderitaan menurut insinyur siapa, penderitaan adalah

suatu aktivitas hidup yang dijalani dengan kerja keras dan sambat,

sambat itu mengeluh, tapi sambat boleh (tertawa)

P Selanjutnya menurut bapak bagaimana menghargai profesi ini?

S Ya kita semaksimal mungkin menjalani profesi itu, semampu mungkin ,

karena kalo kita semaksimal terus kan ga bisa. kadang badan kita sedikit

ada crowded, batuk kan ga bisa keras-keras, masalah kita sehat ya

semaksimal tanan, nek ra sehat yo sakmampune sikile semuatan ya

sakmampune, kalo ga bisa apa-apa ya istirahat dulu ijin biar sembuh dulu

sesuai dengan tupoksi pemain wayang

P Cara melestarikan profesi yang bapak punya ini menurut bapak gimana?

S Kita ya harus komitmen, Saya harus sadar, kalo ga kerja disini saya kerja

dimana? Kalo saya punya uang banyak mungkin saya beralih jadi

direktur, tapi ga tau juga ya saya tautau pinter komputer berubah jadi

profesor komputer

P Makna hidup itu apa pak?

S Makna hidup ya dijalani, menurut sampeyan itu apa?

P Ya sesuatu yang menurut saya berharga

218

S Apanya yang berharga? Kan ga ada yang abadi

P Ya karena makna hidup hanya saya yang mengilhami pak

S Kalo kita pas punya bersukur dijalani dengan tidak penuh sambat dan

mengeluh, sambat manusiawi tapi jangan berlebuha kalo kita ga sambat

ya malaikat

P Hebat itu

S Kalo malaikat ga ada nafsu, saya kan ga sempurna sok yo sambat, sok yo

sedih, ning yo ga keblabasen mugo mugo

P Cara mencapai makna hidupnya itu gimana pak menurut bapak?

S Mensyukuri apa yang kita jalani, apa yang kita punyai, apa yang kita

pikirkan dan apa yang kita rasakan berpikir ya tetep berpikir cuma sesuai

dengan kemampuan kita, melihat hidup yang namanya orang hidup,

menjadi orang hidup yang hebat itu bukan diukur dari jabatan, gelar,

harta benda atau istri yang banyak atau dia orang top, orang yang hebat

menjalani hidup dengan sukses itu orang yang berkualitas selama proses

hidupnya sesuai dengan perintah, lha perintah siapa? Kalo menjadi

pegawai ya perintah pemerintah, kalo menjadi supir angkot ya menjadi

supir yang baik, dinilai dari kualitas selama proses hidupnya

P Kualitas selama proses hidup?

S Orang yang hebat atau memaknai hidup itu mensyukuri proses hidup

selama hidupnya itu ada di kuliah psikologi

219

P Saya juga kuliahnya psikologi pak?

S Psikologi apa? BK, konseling, atau filsafat?

P Psikologi sosial pak

S Oo cocok kui Ak malah kuliah subuh

P Kan saya kuliah sama bapak, udah dicapai pak?

S Belum mas, wong belum mati mas

P Ukurannya mati pak?

S Kan proses hidup kita tidak bisa nilai sendiri, yang dinilai kan hasilnya, a

saya bagus saya apik, apikmu ki sepiro hebat hasil korupsi piye? Saya

dijadikan presiden ga mau kalo saya harus korupsi ya ga mau harus di

lingkaran korupsi ga mau, saya menghargai proses bukan menghargai

hasil, dulu ayah saya kan kepala sekolah, tapi miskin harta, jadi gini

kepala paling miskin itu ayahku, “pak kok kepala sekolah ga pernah kaya

to pak?” “Terus bapak membuka laci sekolahannya”, dulu waktu masih di

karanganyar, kepala smp kerjo” iki opo le? Duit, iki opo? le duit”, “iki iso

ngo tuku mobil iki duite negara”, waa narsis, wow hebat, ayahku mau

mati juga enak?

P Enaknya?

S Kaya mempersiapkan tapi saya liat dari prosesnya kaya dia udah siap,

udah tau, mati diem tautau mati berdoa dulu jarang orang mati berdoa

tiga tahun psikologi mana?

220

P Undip pak

S Oo undip universitas diponorogo itu kalo dagelan dagelan dulu, saya ui

mas?

P Apa pak ui?

S Universitas insya allooh saya juga unsri mas

P Apa pak

S Universitas sriwedari

P Ketrima pak?

S Ketrima tapi kuliahnya terlalu lama sebelas tahun, pamanku dosen undip

teknik elektro?

P Dosen apa pak?

S Dosen elektro, namanya mas santoso, dia cumlaude

P Cumlaude?

S Ya Cuma besan tapi besok ketemu

P Terus paling biasa bapak memerankan tokoh apa pak?

S Buto mas seringnya

P Buto itu ngapain aja pak?

S Nyokot, ya buas, tidak mengenal perasaan, ya perasaannya perasaan buto

P Memberikan makna ga si pak?

S Nah saya lihat ceritanya dulu, buto itu belum tentu jelek, orang jelek

belum tentu isinya jelek contohnya kumbokarno, pernah dengar?

221

P Pernah pak, terus cara mengharga seni itu gimana pak?

S Menghargai seni sebagai apanya ?

P Kalo jadi penonton menghargai seni itu harus gimana?

S Menjadi penonton yang baik, jadi penonton itu penak, jangan bunyikan

hape di dalam gedung, bayarlah tiket sesuai dengan jumlah penonton

kecuali anak istri lho ya, kalo itu lain

P Bahagia ga si pak?

S Bahagia dong

P Bahagianya?

S Ya mensyukuri tadi ga sakit to, meskipun ada masalah ga terbebani ya

saya biasa-biasa,

P Di kehidupan ini bapak bahagia?

S Ya bahagia mas cuma banyak problem, ga punya problem berarti dia

mati, meskipun dia hidup sebetulnya mati, mesti ada problem, cuma ada

yang mikire ngrantes apa ga, ya aku yo ngrantes kalo udah di rumah

dinikmati dijalani

P Tujuan hidup bapak apa pak?

S Menyelesaikan amanah tuhan dan menjalani kehidupan baik didalam

kehidupan keluarga, bertetangga, bekerja, bergereja, secara maksimal

sesuai dengan kemampuan tapi maaf karena manusia dilihat dari sisi

realistis manusia itu ga sempurna, penuh dengan dosa kan, ora iso apik

222

banget yo ra iso elek banget yo ra iso, nek iso akeh apik e, kon apik terus

ra iso

P Harapannya bapak buat kedepan?

S Harapanku ? Ya mudah mudahan tuhan memberikan kesehatan buat

konco-konco, keluarga sehat walafiat

P Bapak keluar keberapa pak?

S Keluar pertama mas

P Ya di udahin dulu aja pak mbok bapaknya keganggu, Kalo sama temen-

temen di sini gimana pak?

S Dulu kan sentralistis mas sekarang demokratis, jadi sesuatu itu tidak

tegang kalo sentral kan tegang, dulu wayang kan tegang, sama

koordinator pentas takut dulu jadi harus dihargai betul

P Kalo hubungan dimasyarakat gimana pak?

S O ya memaklumi tapi ga semuanya paham, ada yang “oo ra tau teko” ada,

maaf saya ga bisa hadir karena saya manusia malam kerjanya

P Kendalanya ada ga si pak?

S Ga ada dikontrakan saya ga ada, semuanya paham, wayahe ada orang

jagong ya jagong ada ngelayat ya ngelayat yang penting ga mencampuri

prestis dia

P Anak menurut bapak apa?

S Titipan mas, istri yo titipan mas, yang ga titipan satu nyawa mas

223

Wawancara kedua

Nama Subjek : J

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : SMKI

Tanggal : 06-12-2013

Waktu : Pukul 19.00-20.30 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

P Selamat malam pak ini wawancara kedua dengan bapak setelah saya

transkrip, pertanyaan pertama puas ga si pak jadi pemain wayang wong

itu?

S Puas , Puasnya ya hobi dari kecil bisa menjadi suatu pekerjaan buat

menghidupi anak istri bisa melestarikan budaya, paling tidak pelestari

budaya secara nasional itu, secara pribadi buat keluarga, berguna bagi

224

nusa dan bangsa meskipun kecil sekecil debu dalam wadah yang besar

P Menurut bapak Bedanya pekerjaan dari hobi dan pekerjaan bukan dari

hobi?

S Wah jauh, setengah hati kalo ga dari hobi, ya kan kelihatan, hobi tapi

hobi itupun dibagi, hobinya itu hobi tulen ataupun hobi tidak tulen kalo

tulen itu kalo belajar dari kecil akan selalu melekat dari SD, SMP, SMA,

kalo hobi setengah, tidak tulen, tidak tulus, tidak total sejak SD cuma

ikut-ikutan temen mari-mari bubar, namanya hobi ikut-ikutan kalo anak

band ngeband setelah itu selese, tapi yang total tetep mencari, mencari

peluang mencari peluang

P Pernah terpikirkan ga pak kalo berhenti dari pemain wayang wong?

S Belum mas, lha mau jadi apa? Kalo bisa jadi presiden, tapi ga berani,

resikonya besar

P Bahagia ga si pak di kehidupan ini? bisa gambarin perasaanya?

S Bahagia sebenarnya, gandeng karena saya nasionalis, nasionalis saya

ndilalah tinggi jadi sedih lihat berita-berita di tivi, masalah-masalah

bangsa saya dibesarkan sama orang yang peduli dengan kelangsungan,

kan seniman ada yang diberi reaksi sosial tinggi ada manusia yang tidak

di beri reaksi sosial tinggi ada yang masa bodoh apalagi orang lain

apalagi yang urusan negara, jadi saya ndilalah ga bahagianya melihat

kelangsungan kehidupan secara apa ya luas atau kehidupan ekonomi

225

sosial politik budaya

P Kalo khususnya di keluarga kecil bapak?

S Bahagia, hepi, cuma mau tidak mau apa yang diperbuat bangsa ini, apa

yang terjadi bangsa ini, kan akhirnya kita turunkan pada anak cucu, kalo

keadaan gini terus kan anak cucu kita bagaimana mau berkompetisi mesti

njenengan ngerti ga ada hubungannya ya tapi kan dampaknya bagi rakyat

kecil karena saya memiliki kepekaan sosial yang tinggi njenengan

njenengan mungkin belum pernah liat orang yang mau makan aja

bingung, mungkin lihat di tivi-tivi itu secara langsung saya sering lihat

orang yang ga bisa bayar listrik sampai dia putus asa mau bunuh diri juga

ga pernah tau kan, saya pernah menjumpai langsung, sebenarnya ga ada

hubungannya dengan kehidupan secara nasional ga ada hubungannya

dengan kehidupan tapi nyatanya dalam uud 45 anak-anak terlantar dan

fakir miskin dilindungi oleh negara, pasal 34, saya ga bahagianya ketika

saya melihat kehidupan, aku sendiri ga sampe mikir ga sampe tahu betul

gimana caranya Cuma kok kehidupan ini kok begitu, saya masih

bersyukur walaupun masih kontrak tapi kan masih bisa makan , paling

tidak punya kendaraan makan juga ga bingung, yang saya lihat kan yang

dibawahnya mas, sebenernya banyak orang bilang bahasa akademisnya

apa

P Sosialis mungkin?

226

S Ada orang yang bilang sok, aku dalam kehidupan dari kecil tertempa

dengan keadaan ekonomi yang minim dan sekarangpun masih aku jumpai

itu meskipun sekarang sudah tinggal landa, lepas landas, rumah masih

bingung tapi kan masih bisa ngontrak, masih bisa milih, apa yang salah

ini yang marai ga bahagia itu karena ga menemukan apa yang salah apa

orangnya itu

P Coba bapak wawancara orangnya itu bisar tahu apa, Pasti ada sesuatu

dibalik itu?

S Misalnya supir angkot sekarang kan supir angkot udah ga seperti dulu

lagi, mau supir apa jadi supir bis juga ga mungkin jadi supir taksi juga

resikonya gede main setoran, belum dari seorang penjaja makanan kojek ,

misalnya tukang kojek dapetnya 60 ribu sampe siang dapetnya 30 ribu, 30

ribu untuk kulak, iya itu kalo anaknya ga minta sangu, iya itu kalo ga

bocor apakah emang nasibnya dia karena orangya bodoh apa bagaimana,

misalnya di riario gimana coba? dia mau ke rumah rusun bilangnya jauh

padahal dia nempati rumah bukan tanahnya tapi kalo dia di diemin mati,

kalo mati yang salah siapa coba?

P Di usir langsung ga bisa?

S Dipenjara terima kasih

P Solusi tetep sebenernya di kasih keterampilan,

S Di luar jalur, sing marai ga bahagia itu mas keadaan bangsa saat ini masih

227

banyak pengangguran kemaren di tivi ada 2500

P Kalo buruh minta upah 3,7 menurut bapak gimana?

S Kalo kehidupannya di Malaysia atau di Singapura mungkin, tapi kalo di

indonesia saya kira ga bisa, saya juga bingung, saya membuktikan hidup

di jakarta dengan 3,7 ga bisa mas, apa ga usah kawin, saya sama anak-

anak juga bingung piye nek gajimu blanjamu sejuta biso ngo urip dewe?,

Kalo saya gandeng saya ga tau seluk beluknya cuma tau dari tivi nek ora

di undakke buruhe ora mangan dilematis to, nek di undakke pengusahane

yo bingung sing ngaji sopo,tapi saya dengar entah bener entah tidak biaya

produksi di indonesia biayanya murah, ekspor makannya dari indonesia

karena biaya di indonesia tenaga kerjanya murah

P Tapi punglinya banyak pak

S Itu kan variasinya

P Menurut bapak prinsip-prinsip yang bapak ilhami itu apa?

S Hidup dengan apa adanya, ga kamuflase sebetulnya ga banyak trik ga

dimasuki politik-politik dalam pekerjaan, kehidupan, dalam berumah

tangga, kehidupan sosial bertetangga, saya senengnya apa adanya

sakmadya enek e rejekino ngono ya diterima, hidupnya jadi wayang ya

diterima, jujur sebetulnya tapi itu Cuma sekedar cita-cita idealis saja,

makanya lebih baik diam seakan-akan kita harus diam, saya sama famili

gitu kumpul-kumpul sedulur banyak diamnya mas, saya bingung mau

228

ngomong apa mas, terkadang kita ngomong ga ada gunanya mas, artinya

gini lho kita ngomong yang penting, diam adalah emas, kadang di hik itu

nyritakke sana nyritakke sini tapi ga ada gunanya kita ngomong akhirnya

sebagai pendengar yang baik, sedulur ketemu sedulur, sedulur ngrasani

sedulur kita ga banyak ngrembug sana kita punya ngasih gitu lho

maksudku, ya prihatin kita doakan, yang kita bisa apa to prihatin berdoa

memberikan dukungan motivasi gitu tok, kadang-kadang sampe gitu kan

karo bojone malah ora ceto, malah jadi infotaiment yaudah biar saja sak

perlunya saja, sakmadiyo itu seadanya, apa yang kita hadapi kita jalani ga

punya yaudah kalo kepepet harus ga punya harus ada bilangnya utang-

utang asal ga nyolong, kalo ngemis dikasih, ga dikasih yo utang, kan kalo

dikasih ga ada ya rejekine

P Pernah ga si pak bapak memberikan inovasi atau kreasi yang berbeda di

kesenian ini? memberikan kreasi atau inovasi di kesenian ini pernah ga

bapak?

S Ya sudah sejak masuk, kita bekembang pelan-pelan mas ga bisa langsung

drastis dari beberapa prinsip, beberapa ide, dari beberapa latar

pendidikan, latar sosial juga mempengaruhi, visi misi juga beda, kita ga

gradak gruduk mengenai hidup kita jangan terlalu over

P Terus wujudnya apa pak?

S Ya wujudnya perang kita pendekkan , ada semunya ga artistik banget, ada

229

seninya karena kita menyadari ada film jacki chan taichi master, sinetron,

kalo dulu pelan-pelan banyak gerak tari, banyak artistiknya itu kalo di

suguhin penonton sekarang kan ngelu juga, perang apa ndesik, kayaknya

peran kok kencanan sini des des sini abc terus abs sana kan kencanan dia

kalo abc sini def polanya itu lho mas

P Kalo di situ bapak, karena hasil pengamatan saya bapak bikin kreasi

tarian yang berbeda?

S Heem, Cepet speed

P Bapak juga

S Dramatis kalo dulu dramatisnya bisa saya katakan masih smooth alus,

kalo dulu tatapan mata ga berlebihan, sekarang rahwana ya kaya gitu

petruk ya kaya gitu kalo dulu buto ya kaya gitu, kalo dulu ga buto ya

masih pake estetika ada seninya slow

P Berkembang itu harus apa penting disini?

S Berkembang itu penting kalo harus itu ga, kalo harus itu wajib padahal

seni itu ga ada yang diharuskan ga ada yang diwajibkan, sifatnya

mengalir tapi penting kalo ga penting kaya dulu lagi ya kembali lagi atau

dikembangkan lagi pelan-pelan, kita berkembang tapi partner kita tidak

berkembang ya ga bisa, bertele tele sini maunya yang inovatif, wayang

kan harus dikembangkan kan yang simpel gitu makanya saya bilang

pelan-pelan harus menyesuaikan dengan lawan dan keadaan terkadang

230

kita berhadapan dengan pak A, misalkan kita berkembang sendiri

namanya, kalo dia mau berkembang ya ayo konsultasi ya ayo

P Terus apa yang bapak sukuri dari hidup ini? mungkin kemaren saya udah

tanya tapi?

S Hidup sehat bisa dikasih sehat sampai umur 43, hidup sehat dikasih anak

sehat nah udah cukup apabila ada yang lebih dari itu berarti sukurnya

lebih lagi, anak sehat istri sehat wancine mbayar uang cicilan bisa, bisa

makan sukur udah itu, untuk saat ini saya cuma bisa mensyukuri hal-hal

yang terkecil ga muluk-muluk, rumah belom sampe, ga sampe mobil ga

ah, waktunya kita membayar cicilan bisa waktunya kita membayar anak

uang semesteran anak bisa pokoknya bisa dulu anak sehat udah, apalagi

bisa ngrokok apalagi gratis

P Istri kan jadi salah satu wujud dukungan bapak, bisa ceritain ga

bagaimana dia mendukung?

S Dia ga begitu peduli artinya saya sebagai sosok yang bertanggung jawab

kalo dia mendukung ya biasa mas, membantu ide-ide dia juga punya, tapi

tidak total, karena udah repot dengan kerjaan rumah tangga, kerjaan

rumah tanga itu berat lho mas, ibu itu melahirkan itu udah pahlawan

buktinya ibu saya melahirkan saya juga mati, makanya sampeyan anak

itu dilahirkan ibu itu kualat nanti

P Pernah ga keluarga memberikan kritik-kritik apa buat permainan bapak

231

disini??

S Gapernah mas

P Kalo nonton?

S Memberikan apresiasi atensi, applause dia ngritik ga bisa kok

P Misalnya saya memberikan pertanyaan ke bapak kehidupan hampa

bagaimana? Hampa itu meaningless gitu tanpa makna? Pernah ga bapak

hidup yang tanpa makna itu?

S Ndak itu

P Berarti bermakna?

S Kalo bermakna full enggak itu, makna hidup menurut saya maknanya

adalah menurut aku menjalankan amanah tuhan karena saya dilahirkan di

dunia ini dan pada saat yang saya lakukan ini itu menjalankan perintah

tuhan yaitu apa membentuk citra alah membentuk citra allah berusaha

yang baik dan benar, membentuk citra Allah yang baik dan benar saya

memelihara anak istri sesuai dengan perintah tuhan meskipun saya belum

bisa 100%, kita sebagai kepala keluarga menghidupi anak istri,

memberikan support, memberikan arahan didikan bimbingan dengan

batasan saya, secara duniawi saya tidak membentuk , yang penting

membentuk citra Allah itu, citra allah itu kebaikan, kejujuran, dalam

ajaran saya kita bisa menjadi garan dan perang, kita bisa menjadi sesuai

dengan apa yang kita jalani apa yang kita jalani apa yang kita hadapi

232

sekarang makanya saya dengan batasan fisik itu

P Kalo dibikin alur menurut bapak tu urutannya harus gimana?

S Orang hidup itu lahir, saya menjalani hidup itu ada tiga fase, fase pertama

lahir sampai denga masa muda akir balik, masa muda sampe dengan

tumbuh mempunyai keluarga, yang saya alami ini fase ketiga mempunyai

keluarga, anak istri dan harus bertanggung jawab dengan keluarga kalo

tujuh belas tahun keatas sampe dia berani berkeluarga itu fase dua, tujuh

belas tahun kebawah itu masih tangung jawab orang tua, anda ini fase

dua, setelah itu saya menjalani fase keempat orang tua, tinggal landas

menjadi orang tua, katakanlah eyang, embah, fase kelima dua kali satu,

karena hidup ada lima tingkatan, bagaimana saya kecil, masa anak sampe

tujuhbelas tahun juga broken sekarang saya jadi orang tua, ini tadi fase

pertama dan kedua jadi background, bener ga kira-kira?

P Kalo di psikologi kan ada tugas perkembangan, kalo menurut bapak ya

betul, ketika 20-30 tahun ya membina anak mendidik

S Kalo saya mempersiapkan menuju rumah masa depan, yang dinamakan

tipe 2 1 tadi, tapi harapan kita alam surga, makanya saya bilang makna

hidup itu dijalani membentuk citra allah, allah itu iya dan baik, tidak

semua orang suka dengan citra allah

P Lho harusnya semua seneng?

S Citra iblis, lha tadi saya bilang kan lihat media itu mas, apa kita di citra

233

Allah? bener ga mas saya?

P Ya bener pak, kalo dari kehidupan bapak yang 17 tahun kebawah apa

yang bapak sukuri pasti ada?

S Ya alhamdulillah saya sehat, ndilalah masa kecil saya tidak berhenti

dalam keterpurukan, remaja juga prosesnya kaya gitu, untung saya masih

hidup, dulu kalo saya ga kuat saya bunuh diri lho mas, saya mau bunuh

diri juga bingung iya kalo mati kalo ga mati gimana, yang kita sukuri

bahwa kita diberi hidup sampe 43 tahun banyak yang namanya cobaan

godaan rintangan hambatan meskipun belum sampe yang dinamakan

menurut hitungan dunia kita belum dikatakan sukses, tapi menurut saya

juga belum dikatakan sukses, karena suksesnya menurut duniawi , kalo

rohani saya bangga, duniawi saya belum bangga saya cuma bisa

bersyukur, tapi saya secara rohani bersyukur sekali, kasih saya sehat anak

sehat tidak cacat, bisa makan, bisa bayar utang, proses duniawi dengan

rohani itu lain tapi kan paling tidak kita harus mencapai, tapi saya ingat

perintah tuhan orang yang berkualitas hebat sukses itu dinilai dari kualitas

hidupnya jangan menilai sukses dari hasil akhir tapi dari proses, gitu

mas? usaha saya sebagai manusia, belum sukses masih jauh tapi saya

bersyukur karena di bawah saya yang berjuang lebih gigih daripada saya

lebih banyak, saya bersyukur punya istri baik, anak baik sehat, anak saya

kesed, cuma dia kan sehat ga pernah engkrik-engkrien ga pernah masuk

234

rumah sakit

P Orang yang beruntung pak,

S Ya kalo sakit cuma diberikan obat warung, jadi setelah bersyukur itu kita

mengalami tiga fase tadi, kita udah sampe proses orang tua, udah di kasih

anak, proses bersyukur itu siapapun orang yang tanya, lha koe sehat,

kabarmu piye mas jambrut , rejekine luminthi, ga aaaah, bar kui

nyolongan,

P Lengkap deritane?

S Sing iso korupsi wae iso sambat, korupsine isone sitik mlebu penjara, kae

sing okeh yo ra mlebu, malah dadi sirik

P Ya sudah pak kalo dari pertanyaan saya si udah cukup, maturnuwun pak,

S Gimana mas jawabannya mantep ga?

P Mantep pak

235

Wawancara Pertama

Nama Subjek : H

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : SMKI

Tanggal : 03-12-2013

Waktu : Pukul 19.00-20.30 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

P Selamat malam bu

S Iya selamat malam

P Maaf saya menganggu waktu ibu sebentar, jadi skripsi saya ambil di sini,

judulnya makna hidup pada pemain wayang wong sriwedari, Jadi ibu jadi

subjek saya, boleh tau nama lengkap ibu?

S Nama lengkap cukup harsini

236

P Di sini sejak kapan bu?

S Dari tahun 90

P Kok bisa di sini? Sebenernya gimana?

S Dari keluarga dari kakek ibu bapak kemudian saya, saya juga gini jiwa

saya kesini

P Jiwa kesini bu?

S Iya saya itu memang sangat mengagumi wayang orang, jadi mau saya

juga Kepengene ngangkat wayang

P Orang tua wayang orang juga?

S Kalo bapak itu dulu di karawitan kalo ibu dulunya wayang kemudian

karena dibutuhkan di tata busana kemudian ibu diambil kesana

P Selanjutnya Ibu punya suami anak?

S Suami saya juga kerjanya di dinas pariwisata tapi di ini di joglo yang

ngurusin di situ maksudnya yang ngurusin di situ yang ngurusin dari

kebersihan pokoknya macem-macem yang berhubungannya dengan

joglo, terus anak saya tiga yang pertama kelas satu smp, kedua kelas

enam sd, yang ketiga kelas tiga sd, yang turun saya yang ikut saya seni itu

dua yang kecil-kecil itu anak yang kedua sama yang ketiga yang pertama

itu ke olah raga sepakbola

P Yang kedua ibu mengarahkan?

S Iya diarahkan, karena setiap harinya juga kesini, dia kan mulai suka,

237

Belajar sedikit sedikit walaupun terbatas menerimanya tapi dia tahu, kalo

pandawa itu seperti ini kurawa itu seperti ini walaupun terbatas

menerimanya ada beberapa lakon yang cukup hafal, kadang dia

mengkritik walaupun Cuma kesaya lho ma itu kan harusnya gini ya tapi

kenapa gitu, memang harusnya gini kalo di sini istilahnya kobong gitu

tapi lain tapi bisa ditutupi dengan yang lainnya

P Menurut ibu wayang wong itu apa bu?

S Kalo dari kata wayang itu adalah bayangan jadi kalo saya menyimpulkan

Wayang itu sebagai fase kehidupan manusia karena di dalamnya ada

kehidupan manusia sehari-hari kalo wayang orang kan bayangan orang

kan yang melakukan jadi pertunjukan yang dilakukan oleh orang

mengenai falsafah-falsafah hidup mengenai falsafah hidup seseorang

setiap hari

P Menurut ibu pemain wayang wong itu apa bu?

S Kalo pemain wayang wong itu adalah yang melakukan jadi dia itu seperti

apa ya (berpikir), casting ya, casting dia itu castingnya wayang sebagai

castingernya sebagai pelakunya

P Menurut ibu kesenian ini penting ga?

S Lho Sangat penting mas, karena kalo dari wayang itu sebenarnya di situ

banyak sekali yang ada yang terkandung di dalamnya itu sendiri itu untuk

misalkan sarana ibadah itu bisa , semua agama semua kepercayaan seperti

238

misalkan untuk agama islam itu sendiri kalo pandowo itu ada kalimosodo,

kalo orang Jawa mengartikannya kalimat syahadat kalimat syahadat nah

begitu, terus itu semua kepercayaan itu pokoknya ada di situ tinggal kita

sendiri yang menyimpulkan yang mengartikan karena semuanya ada di

situ

P Ibu udah pegawai negeri?

S Alhamdulillah sudah, sejak tahun 2000

P Bareng dengan pak jambrut ?

S Pak dewoso pak jamrud

P Sebenernya sejahtera ga si bu jadi pemain wayang wong?

S Begini mas ini kepercayaan ya, kepercayaan ini sudah di anut oleh

pemain wayang sejak dulu sejak dulu-dulu kala, kalo di sini sebagai

pemain wayang wong pokoknya krunya sini itu walaupun gajinya sedikit

nyatanya bisa menghidupi keluarganya, dulu itu malah belum ada yang

pegawai negri anaknya bisa seperti pak rusman sendiri itu anaknya juga

bisa sampe mbak rusini itu sekarang jadi dosen isi, lha sampe seperti itu,

anak-anaknya jadi sarjana semua, bapak-bapak yang dulu itu ibu-ibu yang

dulu itu hidupnya tidak terlalu mewah ya cuma cukup, ya sejahtera itu

relatif

P Kalo ibu?

S Menurut saya ya sangat sejahtera, pokoknya kalo saya masuk sini di

239

gedung ini semua itu milik saya dari yang kelihatan maupun yang ga

kelihatan semuanya

P Terus Kan kemarin saya wawancara sama yang bapak, nah dari bapak-

bapak itu ya mereka bapak-bapak bilangnya cukup, Kalo dari bapak kalo

buat ibu tujuan di sini?

S Memang yang utama untuk keluarga tapi kalo karya saya ini saya sebut

karya saya untuk masyarakat umum bisa dinikmati kalo dari segi gaji itu

untuk keluarga saya tapi dari segi karya saya persembahkan untuk semua

yang ada di sini apalagi untuk yang menyukai wayang

P Kalo di sini ibu perannya jadi apa?

S Berganti ganti mas kalo di sini

P Ibu paling sering jadi apa?

S Paling sering jadi emban

P Kalo dari peran itu maknanya apa si bu, jadi emban maknanya apa?

S O gitu, ya ada, kalo jadi emban itu kan seorang abdi, Abdi itu yang

meladeni itu majikannya kan itu sebagai apa ya namanya persembahan

baktinya apa bawahan kepada atasan

P Jadi maknanya itu?

S Iya itu sebenarnya banyak ada lagi itu dari segi hati kemudian kalo

misalkan ada majikan merasa sakit sedih itu kewajiban untuk menghibur

kewajiban sang abdi untuk menghibur majikannya di dalam itu

240

terkandung sifat kerelaan hati untuk orang lain kan itu kalo di setiap

agama kan diterapkan juga to sikap kerelaan hatinya untuk orang lain

balasannya berupa gaji tapi ada to sikap seperti itu

P Menurut ibu Ada perbedaan ga si bu pemain wayang wong yang dulu

sama yang sekarang?

S Itu pasti ada kalo buat wayang orang yang saat ini kan sudah lebih

berkembang lagi kalo terus untuk pementasan yang dulu itu memang

wayang orang lebih panjang kalo yang sekarang ini itu diringkas

dipadatkan tetapi untuk jenis mutu itu relatif berarti untuk orang menilai

kalo masyarakat yang sekarang bagusan yang sekarang, kalo yang dulu

pasti gini apik wayang wong yang dulu karena dia belum tau apa to

karepe apa si maunya sekarang

P Kalo menurut ibu?

S Kalo menurut saya semuanya bagus karena orang-orang yang dulu itu

nuwunsewu kalo dari segi tarian memang tidak berpendidikan karena ga

berpendidikan formal sekarang kan sarjana semua, terus dari segi pakaian

pun kurang wah kalo sekarang kan sudah ditunjang dari segi pakaian segi

garap-garapnya itu kan udah yang lain sama yang dulu memang orang

dulu itu pinter cara mengolahnya memang saya akui sangat pinter kalo

orang dulu itu mengolah bahasanya mengolah sangitnya, memang

wayang dulu saya akui begitu pinter tapi untuk saat ini sangit belum

241

begitu mumpuni tapi ada satu dua tiga yang bisa tapi tidak keseluruhan

P Selanjutnya menurut ibu itu kan kalo dari segi penonton yang dulu sama

yang sekarang gimana bu?

S Gini klo dari segi penonton itu dari saya kecil waktu saya kecil itu

memang penonton wayang itu wah, Sampe pernah itu wayang itu dua

sesion karena waktu dulu dari segi hiburan itu sangat terbatas kalo dulu

tidak begitu banyak saingan-saingan hiburan kan banyak adanya di solo

itu adanya cuma wayang orang sriwedari ditunjang di sekitar halaman

sriwedari itu waktu dulu bagus sekali tidak seperti ini suasananya lain,

betul-betul tenang banyak yang jualan di depan itu macem-macem yang

jualan kalo di segaran bener-bener bagus dulu itu kan karena jaman ya

seperti itulah, terus waktu sekitar tahun 87 mungkin dari 87 sampai tahun

95 itu wayang mulai surut, kadang sering sekali ga ada penonton apalagi

kalo hujan gitu udah sama sekali ga ada yang nonton, jadi kita sendiri ga

ada semangat untuk kerjanya itu ya Cuma ya daripada di rumah idep-idep

latihan gitu

P Jadi berpengaruh dengan semagatnya ibu?

S Ya jelas lah mas, jelas sekali, ternyata banyak yang suka dengan kesenian

ini, banyak yang simpati banyak yang antusias, Ternyata banyak ya yang

seneng keseinan ini dulu pernah jadi seperti itu trus sekitar tahun 2000

berapa sudah mulai meningkat lagi sampai sekarang ini penontonnya

242

udah lumayan

P Pemerintah sama kesenian ini gimana?

S Kalo menurut saya pemerintah banyak menuntut dari kita kudune wayang

seperti ini kudune seperti ini, tapi kadang saja kalo orang Jawa

mengatakan itu kita jer basuki itu mowo beo kalo menginginkan sesuatu

yang bagus tetapi sarana dan prasaranya tidak didukung, harus ada danya

kan harus bagaimana wayangnya tapi ya untung saja dari pengurus di

olah sendiri kita bisa maju bisa bagus didukung oleh pihak kepala dinas

sendiri ga tau bagaimana caranya pokoknya wayang tetep jalan

P Ada perbedaannya kepedulian pemerintah yang dulu sama yang

sekarang?

S Sama saja mas kita minta ini dana untuk renovasi gedung dana untuk

pakaian itu kita mengajukan mungkin 2 tahun baru keluar lendet

P Terus kalo dari profesi kan ibu kerjanya malem terus pandangan dari

keluarga gimana si bu?

S Kalo pandangan dari keluarga ga masalah karena itu sudah profesinya

seperti ini, sebelum saya menikah suami saya itu udah tahu saya itu

kerjanya seperti ini kebetulan juga suami saya dari kecil suka wayang jadi

ya ga ada masalah, dulu dari memang dari lingkungan di masyarakat

tetangga saya pada nanya kerjanya mlam hari itu kerjanya apa si mbak,

kalo pagi pake seragam, terus saya jelaskan memang saya itu jadi wayang

243

wong sriwedari jadi wayang orang sriwedari itu di bawah pemerintah

surakarta di bawah naungannya dinas pariwisata jadi saya salah satu

pegawai negri disana jadi walaupun saya pegawai negri tapi kerja saya

jadi pemain wayang kalo wayang itu ga ada yang siang hari adanya

mainnya malam hari, kalo pagi? kalo senin kita upacara di balai kota

karena status kita sebagai pegawai negeri, kalo selasa diwajibkan apel di

kantor dinas pariwisata karena kita pegawai negeri

P Keluarga mendukung ga bu?

S Iya sangat mendukung, ini sebagian banyak yang mengajar di sekolah-

sekolah seperti mba nunu, seperti saya juga mengajar

P Selain di sini ibu punya pekerjaan lain mengajar?

S Ya sesuai dengan profesinya

P Selanjutnya profesi ini itu ibu perjuangin profesi ini itu gimana menurut

ibu kan profesi ini udah langka menurut saya, ibu perjuanginnya gimana?

S Perjuanginnya itu ya kita gini mas perjuangannya kalo dari pribadi

sendiri-sendiri caranya dengan dia mempertaruhkan karya-karyanya dia

berlomba sebagus mungkin itu dia berkaryadi atas panggung supaya apa?

Supaya kesenian ini bagus, pertunjukan ini bagus kalo pertunjukan ini

bagus otomatis kan yang melihat wah pertunjukan ini kok bagus. Kalo

pertunjukan ini bagus kan orang jadi suka, dulu ada program untuk anak-

anak sekolah, setiap hari sabtu saya pernah usul bapak kepala dinas yang

244

dulu untuk anak-anak, kerjasama dengan dikpora, dengan adanya itu

anak-anak jadi suka kemudian dia ingin lihat lagi dan mengajak

keluarganya, ayo pak nonton bagus e gitu

P Kenapa ibu bertahan? Kan mungkin ibu memiliki pekerjaan lain di luar

S Kan saya sudah bilang kan jiwa saya di sini dari kecil kan, dari kecil

sudah gimana ya ini udah kaya rumah sendiri jadi seperti lahir saya di

sini dari keluarga seni juga sehingga setiap hari saya melihat wayang

seperti udah mendarah daging

P Seperti mendarah daging?

S Kan bapak e nang kene ibu e nang kene, Setiap hari kita melihat itu kalo

jiwanya jiwa seni otomatis itu mesti seperti itu, ibu saya seperti itu

kenapa saya tidak saya harus lebih bagus dari ibu saya, dari kakek saya

lebih bagus dari kakek saya

P Perasaan ibu jadi pemain wayang wong itu gimana?

S Bangga mas apalagi ada dari segi penontonnya itu wah tadi pertunjukan

itu bagus lho

P Makna hidup itu menurut ibu apa?

S Makna hidup dari saya ini hidup untuk bekerja bekerja untuk hidup iya

kan lha kalo saya bekerja memperoleh suatu hasil

P Berpengaruh ga ke kehidupan ibu?

S Sangat berpengaruh banget mas sangat-sangat berpengaruh

245

P Pengaruhnya gimana?

S Kalo setiap hari kita melakukan hal seperti ini kita melihat kita menjalani

dalam berperan wayang kita bisa mengambil kesimpulan o orang hidup

harus seperti ini ternyata, kalo saya melakukan tindakan seperti yang

diperankan oleh si A tadi mesti hasilnya seperti itu tapi kalo mengambil

yang seperti ini hasilnya akan bagus jadi sangat berpengaruh

P Selanjutnya menurut ibu cinta itu apa bu?

S Cinta itu yang timbul dari hati dan itu tidak di buat-buat sesuatu yang

tulus yang keluar dari relung hatinya seseorang

P Seni itu menurut ibu apa?

S Sesuatu yang indah yang sedap dipandang mata yang bisa dirasakan

P Terus kalo penderitaan itu apa?

S Sesuatu yang membuat orang itu tidak berkenan dan mengakibatkan

orang itu tidak enak, itu sudah suatu penderitaan, penderitaan itu tinggal

kita lihat, penderitaan ringan atau yang berat, kalo yang ringan itu

penderitaan batin misalnya peran tidak suka dengan peran ini di nekadi

dipaksa kan ya menjadi penderitaan, kalo yang lebih berat mas juga tahu

kan, sesuatu yang saya ga mau menjalankan hal itu tapi saya harus

menjalankan saya dibebani apalagi penderitaan yang membuat sakit hati

itu sangat berat

P Pekerjaan itu apa menurut ibu?

246

S Pekerjaan itu suatu hasil yang kita dapatkan yang mendapatkan upah jadi

kita mempunyai sesuatu kegiatan yang bisa menghasilkan upah atau uang

itu dinamakan pekerjaan

P Buat mencapai makna hidup ibu yang tadi apa saja yang perlu dilakuin?

S Untuk mecapai makna hidup seperti itu kita perlu berusaha kita perlu

belajar dari kehidupan sehari-hari kalo kita tidak belajar kita tidak

berusaha kita tidak akan bisa mencapai makna hidup

P Dari makna hidup ibu itu memberikan apa si?, jadi kalo di penelitian saya

pengaruh pekerjaan dengan makna hidup, menurut ibu hubungan antara

makna hidup dengan pekerjaan itu gimana?

S Kalo saya ada kaitanya kan makna hidup saya yang saya untarakan

makna hidup saya kan bekerja untuk hidup, hidup untuk bekerja karena

sebagai wayang orang ini adalah pekerjaan saya itu kan ada saling

keterkaitan

P Ibu ga dandan?

S Oo nanti

P Selanjutnya menurut ibu buat melestarikan kesenian ini gimana?

S Untuk melestarikan wayang ini wayang wong ya kita perlu mencari bibit-

bibit baru lagi terus kita berusaha untuk berkarya dengan baik terus

ditunjang dengan promosi kalo kita tidak promosi kan orang tidak tahu

masih adakah wayang orang sriwedari kalo kita sering promosi sering

247

show kan orang di luar tahu, o ternyata wayang orang sriwedari masih

hidup bahkan sedunia ada yang kenal nusantara-nusantara kan cukup

dikenal kalo mereka itu sudah tau oo ternyata wayang orang sriwedari ini

masih ada masih berjalan kan orang kembali lagi kemudian mereka

menikmati lagi kan juga pasti akan ngomong yang lainnya ngajakin

lainnya, kita memang harus berlatih dan berlatih memang itu dari kita

sendiri tujuannya seperti itu

P Bahagia ga si bu?

S Kalo bahagia tentu mas, kenapa bahagia itu? karena dari kecil cita-cita

saya jadi wayang orang bangga to mas bahagia to

P Kalo menurut ibu Anak itu apa bu?

S Anak itu buah cinta kasih yang diberikan oleh tuhan kepada pasangan

suami istri kalo orang tidak punya anak itu kita akan berusaha

semaksimal mungkin gimana kita mendapatkan seorang anak walaupun

itu tidak dengan melahirkan sendiri tetapi itu kan titipan dari tuhan

P Penting menurut ibu anak?

S Jelas penting untuk kelanjutan hidupnya kan, sebagai penerus keluarga

P Terus gimana si bu antara yang muda sama yang muda?

S Pada dasarnaya yang muda sama yang tua Kalo untuk profesi itu sama

tapi kalo untuk apa misalkan untuk adat itu kalo yang muda pasti

menghormati yang lebih tua tapi kalo untuk profesi itu memang sama

248

P Kalo sekarang? Di sini? Menurut ibu gimana hubungannya yang muda

sama yang tua

S Kalo di sini itu sama, Di sini tujuannya bekerja sama-sama bekerja

berkarya kita saling presentasi enaknya gini ya kita bekerja untuk

mewujudkan pertunjukan ini jadi baik kita bersatu saling tukar pikiran eh

harusnya gini aja gini aja, trus sama yang lainnya nanti tolong tapi

bagusnya gini lha kita saling mengisi

P Berarti hubungan antara teman kerja disini itu bagus bu?

S Bagus itu harus kadang kita memang kita kumpul bareng bareng ada

salah paham itu kan biasa tapi ga berlangsung lama kenapa? tidak

mungkin kan kita di dalam panggung kita kan sok ketemu harus

ngomong harus pegangan tangan

P Kalo dari pandangan masyarakat ke profesi ibu gimana? Menurut ibu?

S Pandangannya bagus kadang gini kalo dari masyarakat kita kapan mba

kita mainnya gabungan sekali-kali kita diajak dong biar kita lihat mba

jadi wayang itu gimana?

P Suka dukannya jadi wayang wong itu gimana?

S Kalo saya suka itu suka terus ya mas, walaupun ga ada penonton cuma

terbatas misalkan pakaiannya adanya segitu kita kan harus suka karena itu

jadi profesi saya ya mau tidak-mau kita harus suka, dukannya kita itu kan

setiap hari kerjanya malam, kalo musim hujan mas, aduh sedih mas tiap

249

malam kita itu harus lepas baju berangkat kehujanan pulangnya

kehujanan aduuh masih mandi lagi kalo gitu kan pake lulur kan, tapi

gapapa kan itu pekerjaan kita, ada juga orang banyak itu yang mencela

kita ya mungkin ada ya biasa saingan kesenian itu kan kesenian ini

dengan yang lain lagi kan merasa dia lebih itu wajar aja kalo ada orang

yang mencela kita silahkan aja, dulu pernah dimasukan di surat kabar

wayang orang sriwedari itu hidup segan mati ga mau. lho kok bisa

ngomong kaya gitu maksudnya apa? ga ada penontonnya, mainnya tidak

setiap hari lagi, koordinator kita kok seperti itu ya, dari pihak koordinator

di balas di surat kabar kalo emg faktanya seperti itu kapan dibuktikan dari

tahun sekian sampai sekian emang seperti itu iya, tapi untuk waktu

sekarang ini silahkan di coba berapa penontonnya kadang kalo hari senin

aga sedikait karena habis liburan kan, habis liburan kan udah biasa dari

dulu memang seperti itu tapi kalo malem-malem selanjutnya sudah biasa

P Ibu mencintai profesi ini ga?

S Ya sangat mencintai karena itu yang saya harapkan, saya pengin jadi

wayang orang

P Ada ga si bu perbedaan, kan ibu perempuan, antara makna yang ibu ambil

di sini dengan bapak-bapak yang ada di sini?

S Kalo menurut saya makna hidup kan jawabannya tadi seperti yang saya

unturakan itu mungkin dari orang lain ada yang sama ada yang beda itu

250

kan keluarnya dari lubuk hati kita kan jadi tujuan hidupnya apa, artinya

apa, orang itu kadang memiliki tujuan, saya penginnya ke mall itu kesana

mungkin dia mengambil jalannya harus kesana, eh saya kebtulan saya

deket ya saya langsung kesitu aja. Tapi kan ada orang lain yang maunya

kesana maunya kesana, ada juga yang ah biar deket ah aku milih jalan

pintas aja, seperti itu kan gitu to

P Nah terpikirkan ga si bu buat meninggalkan profesi ini?

S Sama sekali ga pernah misalkan itu terjadi saya dimutasi dari sini

otomatis kalo dimutasi kerja saya kan siang saya tetep nekat mau magang

disini, sampe temen-temen saya juga wah hebat kamu, yaiyalah wong itu

sudah mendarah daging kok

P Kalo dari anak ibunya malem ga ada di rumah?

S Kan udah tau profesi saya seperti apa, semuanya kan udah tahu setiap

hari ikut, tadi anak saya yang kecil, kadang ikut main juga sering

P Buat harapan ibu kedepannya apa bu?

S Maksudnya harapan untuk ini apa untuk?

P Buat ibu pribadi?

S Kalo harapan saya itu lebih berkembang lagi ya hidup saya ya apalagi

karena saya itu sangat mencintai pekerjaan ini saya penginnya pekerjaan

ini bisa menghidupi saya saya sampe nanti, lha ketemunya saya harus

maju-maju terus pada waktu-waktu ini apa si yang misalkan yang

251

ngetren-ngetrennya apa itu sesuai dengan profesi saya, saya jadi emban

saya harus cari , o ini ngetrennya goyang caesar, harus berusaha otomatis

orang suka dengan perkembangan lagi nanti ada lagi selalu berkembang

harus selalu maju sesuai dengan pekerjaan saya sesuai dengan kehidupan,

selain pekerjaan saya berkembang kehidupan saya juga harus

berkembang

P Kalo harapan di keluarga?

S Saya lebih maju lebih sukses kemudian baik itu sukses di dalam saya

berkarya saya juga sukses dengan membentuk keluarga sejahtera bahagia

keluarga saya itu utuh sejahtera damai keluarga saya itu bisa jadi contoh

bagi keluarga-keluarga yang lain

P Menurut ibu seperti ini itu udah cukup belum si bu?

S Kita itu manusia, orang itu ga ada cukupnya di kasih dikit kita ya cukup

di kasih banyak ya masih kurang itu biasa itu, itu contoh yang sering kita

lihat, orang susah dia seperti itu aja dia ya cukup kok, karena apa kita

melihat penghasilan yang kita dapatkan cuma seperti ini, tapi kalo kita

lebih maju lagi itu akan berkembang lagi pikirannya, ternyata kita bisa ya

cari ini pada akhirnya orang yang tidak merasa puas seperti yang korupsi

seperti itu memang tidak akan merasa cukup tinggal kita saja yang

mengatur gimana kita mengolah keuangan

P Terus ibu bersyukur ga si sama yang ibu dapatkan?

252

S Sangat bersyukur mas dulu itu kehidupan saya jauh lebih kurang daripada

sekarang kalo sekarang ini udah lebih enak, sekarang ini udah punya

rumah, kalo dulu saya tidak punya rumah sekarang udah punya rumah,

kita harus bersyukur to

P Ibu udah mencapai makna hidup itu tadi belom?

S Kalo untuk saya belom, belomnya gini ini dalam pekerjaan cukup itu

relatif kalo dalam pekerjaan itu kalo saya belum bisa menyenangkan

orang itu saya belum puas tapi kalo saya bisa buat orang itu suka dengan

karya-karya saya itu baru saya puas itupun kita lihat kalo orang itu suka

dengan pekerjaan saya karena saya jadi ini yang saya inginkan walaupun

saya jadi apa saja yang orang perankan saya puas itu sudah biasa koe dadi

opo wae pas kalo semua orang belum bilang begitu sya baru puas saya

harus berkreasi lagi berkreatifitas lagi

P Kalo di kehidupan ini ibu udah menemukan makna?

S Belum belum banget karena gini mas kalo saya itu sudah bener-bener

fokus ke keluarga, fokus beribadah, fokus dalam bekerja itu sadah

mencapai makna hidup untuk saat ini saya belum karena masih macem

lha itu tadi masih belum fokus itu manusiawi kalo fokus kesini

keluarganya keter kalo fokus ke keluarga pekerjaannya yang terbengkalai

Wawancara Kedua

Nama Subjek : H

253

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : SMKI

Tanggal : 06-01-2014

Waktu : Pukul 19.00-20.30 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

P Maaf bu mengganggu waktu ibu lagi, karena buat melengkapi data buat

skripsi, jadi ada beberapa pertanyaan yang akan saya tanyakan ke ibu,

saya mulai ya bu yang pertama boleh ga bu saya pengen tahu riwayat

pendidikan ibu?

S Di SMKI kalo dulu sampe 4 tahun sekarang sampe 3 tahun

P SMKI itu sampe 4 tahun bu sekolahnya?

S Iya dulu itu waktu angkatan saya itu dari SMPS, sampai SMKI, SMPS

mungkin SMKK 4 tahun

P Ibu itu sekolah karena dari orang tua?

S Pertama saya sendiri menginginkan sekolah di yang ada wadahnya di

wadah seni itu, dan saya di dukung oleh kedua orang tua saya, memang

dari segi untuk pelajaran yang akademis kan kurang jadi cari yang

noakademis

P Selanjutnya ibu mulai bisa nari itu dari umur berapa bu?

S dari kelas 2 SD

P Itu di ajarin siapa bu?

254

S Dulu saya itu di sanggar tari kalo dulu itu di belakang sini namanya YKI

yayasan kesenian Indonesia, kebetulan dulu rumah saya di belakang ini di

kebonan ini, kemudian setelah saya SMP naik di kelas 3 pindah ke

ngambiran

P Jadi ibu di sanggar itu sejak umur berapa?

S Umur 8 tahun

P Delapan tahun sudah di sanggar?

S Iya

P Terus apa si bu wujud, keluarga kan ngasih dukungan mereka apa bu?

nonton atau gimana?

S Wujud dukungan itu berupa petuah, kemudian kalo ibu itu mengajari, ibu

bapak kan pemain karawitan senior, harusnya seperti ini, kalo saya tampil

di panggung itu bapak lebih jelas kan karena posisinya kan di bawah di

karawitan jadi lebih jelas, jelas melihat itu, tadi haruse gini, nek kae

ngene, nah dari itulah sedikit demi sedikit ilmu itu secara tidak langsung

itu bertambah-bertambah karena apa? Karena orang lain memberi

masukan dan kita menggunakan

P Berarti secara tidak langsung orang tua ibu mengajari?

S Iya betul secara tidak langsung itu mengajari yang ringan-ringan aja,

misalnya kamu jadi ini, misalnya kalo kamu dandan harusnya jadi apa

seperti ini, harus pake seperti ini, kalo jadi ini kamu harus gini, kalo

255

tembang tembang kan ibu adalah pesinden jadi saya belajar dari ibu

P Kalo suami sering nonton ga?

S Kalo suami dulu itu kalo waktu kecil kan tinggalnya di dalam sriwedari

P Deket bu?

S Iya tetangga, Suami saya itu waktu kecil sering nonton kesini kalo libur

dia minta kesini, terus kebetulan jodoh ya ketemu, dulu waktu belom jadi

istrinya sering nonton di sini, sekarang setelah jadi suami saya jarang

kesini, karena apa? Menunggu anak-anak di rumah, karena kerja saya

malem jadi anak-anak saya yang nunggu suami di rumah, kadang-kadang

aja njemput kesini terus pulang, mampirlah dari main terus nengok

sebentar terus pulang

P Ibu pernah dapet kritik dari anak-anak ga kan anak-anak sering kesini?

S Dari anak-anak? Sering, karena dirasa anak itu mungkin dia tidak nyaman

dengan penampilan saya, mamah ngopo ngono, yo ra ngono yo rapopo

karena yang sering mengikuti anak saya itu sering lihat di sini trus dia

juga bisa menari

P Anak dulu juga di sanggar?

S Dulu pernah di sanggar, ikut sanggar seni meta budaya, di sana cuma

dapet tarian berapa keluar

P Ga belajar sama ibunya aja?

S Gini mas, saya ngajarin dia itu kalo saya anak saya mau pentas baru saya

256

mengajari, kalo ga gitu di rumah anak saya sering menirukan, caranya

berdandan, sering belajar kalo gatotkaca itu seperti itu, werkudara itu

seperti itu alhamdulillah bisa menemukan

P Ibu kan pernah bilang mengajar? Ibu mengajar dimana?

S Ibu mengajar di sekolahan anak saya, karena saya di sekolahan anak saya

itu dibutuhkan tidak karena saya bisa kesenian tapi karena saya itu

istilahnya kalo orang Jawa bilang itu entengan, entengan itu dalam arti

karena saya pernah ada gini misalnya ada kerepotan apa di sekolah itu

selalu ikut, selalu ikut campur ikut ngrewangi gitu

P Berarti di bidangnya di kesenian sekolah?

S Iya, sebetulnya saya Dulu saya diminta untuk mengajar nari tapi bidang

itu kan banyak yang bisa, Kalo nari itu kalo bisa nyari yang belum punya

pekerjaan, kalo seni suara daerah itu jarang sekali yang bisa, dan itukan

membutuhkan keahlian yang khusus untuk seni suara daerah karena

mengolah vokal, karena mencarinya sulit untuk gurunya ya sudah saya

bersedia, sebenarnya ga seberapa si gajinya, tapi di sana saya bisa

mengawasi anak-anak saya, trus di sana saya juga bisa berkarya

P Setiap hari bu?

S Nggak, Di sana itu dari senin, rabu, kamis, dan sabtu, ini dari sekolah gini

misalnya di sekolah membutuhkan, bu anu anak-anak di ajarin geguritan,

o ya bisa bu, bu anu tolong anak-anak di ajarkan lagu-lagu wajib,

257

kebetulan kan sekarang anak-anak tidak bisa sekarang kan tidak ada

pelajaran kesenian nasional kan tidak ada, kadang saya selipkan tentang

wayang, saya selipi tentang geguritan, tentang kesenian nasional itu saya

sisipkan, masalahnya kalo tes semesteran itu pasti ada, kan kasian anak-

anak ga dapet itu, jadi biasanya yang keluar di tes saya kasih tau anak-

anak, misalkan pendowo itu ada berapa, siapa saja, anaknya siapa, itu

pasti, punakawan itu ada berapa, anak-anak harus tau itu, kuncinya itu

P Sekolahan dimana bu?

S Di SD sriwedari namanya itu di deket gor bineka

P Trus usia ibu berapa?

S Saya 42

P Di usia 42 ada ga si bu bedanya ibu ketika menjadi wayang wong waktu

ketika ibu masih muda?

S Jelas, jelas beda, Dulu waktu masih muda itu badan saya kan ga seperti

ini, dulu masih ramping, dulu kan masih jadi tokoh-tokoh yang muda,

karna usia sudah tua jadi ya untuk peran dicarikan jadi tokoh tua, kan ga

mungkin jadi anak-anak

P Jadi berpengaruh bu?

S O ya jelas, itu jelas

P Selanjutnya menurut ibu, ibu itu memiliki memiliki bakat seni?

S Bakat seni, ya jelas memiliki, misalnya saya di suruh untuk bekerja di

258

lain tempat bukan seni, saya pernah mencoba jualan kelontong ya ga bisa

kok, ga jadi itu, karena apa? Ya itu bakat saya cuma di bidang seni

P Berarti bakat didukung sama leluhur sama orang tua?

S Dulu sebelum saya punya suami saya memang belajar nyanyi campur

sari, memang jiwa saya itu kalo bisa itu seluruh kesenian saya bisa kok

P Ibu berapa bersodara berapa?

S Saya anak tunggal, dulu sebenarnya saya punya adik tapi di umur berapa

meninggal, umur 3,5 tahun itu meninggal karena sakit

P Di keluarga ibu, dari sodara-sodara ibu ada yang di seni juga?

S Kalo di sodara ibu jadi kalo ibu sebut pakde kakaknya ibu, itu seni jadi

pakde itu kerjanya sebagai marinir, tapi nyambi, bukan karena dia itu

bekerja tetapi karena dia itu suka jadi seniman ludruk jawa timur

P Trus ibu punya harapan ga si bu anaknya menurun seperti ibu?

S O ya jelas, sekarangpun sudah terlihat, kemaren saja seminggu dua kali

main disini jadi gatot kaca kecil disini,

P Trus tanggapan dari suami ibu untuk anak-anak?

S Ya gapapa, memang bakatnya anak seperti itu ya udah di dukung aja,

anak saya waktu porseni jg dapet juara walaupun di tingkat kecamatan

P Selanjutnya harapan ibu apa? Harapan yang pengen ibu capai aja?

S Yang pasti keluarga yang utuh dan rukun, keluarga yang selalu saling

menyayangi bukan hanya untuk keluarga kecil saya, tapi kalo bisa juga

259

untuk keluarga yang sodara saya, teman-teman rukun kalo untuk

keinginan itu kesuksesan itu pasti, tapi sukses itu dalam berbagai macam,

ingin keluarga yang utuh, sukses dalam bekerja, anak saya sukses dalam

belajar

P Yaudah bu, kalo dari pertanyaan saya sudah cukup buat wawancara kali

ini, terimakasih bu

S Ngeh sama-sama

260

Horisonalisasi Pertama

Nama Subjek : H

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : SMKI

Tanggal : 03-12-2013

Waktu : Pukul 19.00-20.30 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

BRACKETING CODING MAKNA

PSIKOLOGIS

Dari tahun 90 Tahun subjek mulai

menggeluti profesi

sebagai pemain

wayang wong

Subjek mulai

menjalani profesi

Dari keluarga dari kakek ibu

bapak kemudian saya, saya

juga gini jiwa saya kesini

Subjek menjelaskan

bahwa keluarganya

sudah bergelut di

seni dan jiwanya di

seni

Warisan leluhur

Iya saya itu memang sangat

mengagumi wayang orang,

Subjek sangat

mengagumi wayang

Cita-cita subjek

261

jadi mau saya juga kepengene

ngangkat wayang

dan bercita-cita

menjadi pemain

wayang

Kalo bapak itu dulu di

karawitan kalo ibu dulunya

wayang kemudian karena

dibutuhkan di tata busana

kemudian ibu diambil kesana

Keluarga subjek

adalah keluarga

yang berlatar

belakang seni

Warisan leluhur

Suami saya juga di dinas

pariwisata tapi di ini di joglo

yang ngurusin di situ

maksudnya yang ngurusin di

situ yang ngurusin dari

kebersihan pokoknya macem-

macem yang berubungannya

dengan joglo, terus anak saya

tiga yang pertama kelas satu

smp, kedua kelas enam sd,

yang ketiga kelas tiga sd, yang

turun saya yang ikut saya seni

itu dua yang kecil-kecil itu

Pekerjaan suami

subjek bekerja

menjadi pegawai di

dinas pariwisata

Subjek menjelaskan

mengenai anak-

anaknya dan dua

dari tiga anaknya

juga mulai suka

dengan kesenian

Anak mengikuti

jejak orang tua

262

anak yang kedua sama yang

ketiga yang pertama itu ke olah

raga sepakbola

Iya diarahkan, karena setiap

harinya juga kesini, dia kan

mulai suka, Belajar sedikit

sedikit walaupun terbatas

menerimanya tapi dia tahu,

kalo pandawa itu seperti ini

kurawa itu seperti ini walaupun

terbatas menerimanya ada

beberapa lakon yang cukup

hafal, kadang dia mengkritik

walaupun Cuma kesaya lho ma

itu kan harusnya gini ya tapi

kenapa gitu, memang harusnya

gini kalo di sini istilahnya

kobong gitu tapi lain tapi bisa

ditutupi dengan yang lainnya

Subjek

mengarahkan anak-

anaknya untuk

menjadi pemain

wayang wong

Harapan subjek

Kalo dari kata wayang itu

adalah bayangan jadi kalo

Penjelasan subjek

mengenai wayang

Pengetahuan subjek

263

saya menyimpulkan wayang

itu sebagai fase kehidupan

manusia karena di dalamnya

ada kehidupan manusia

sehari-hari, kalo wayang orang

kan bayangan orang kan yang

melakukan jadi pertunjukan

yang dilakukan oleh orang

mengenai falsafah-falsafah

hidup mengenai falsafah

hidup seseorang setiap hari

wong yaitu fase

kehidupan manusia

yang didalamnya

terdapat kehidupan

sehari-hari

Lho Sangat penting mas,

karena kalo dari wayang itu

sebenarnya di situ banyak

sekali yang ada yang

terkandung di dalamnya itu

sendiri itu untuk misalkan

sarana ibadah itu bisa , semua

agama semua kepercayaan

seperti misalkan untuk agama

islam itu sendiri kalo pandowo

Subjek merasa

kesenian wayang

wong sangat

penting

Memaknai

pekerjaan sebagai

religius knowledge

264

itu ada kalimosodo, kalo

orang jawa mengartikannya

kalimat syahadat kalimat

syahadat nah begitu, terus itu

semua kepercayaan itu

pokoknya ada di situ tinggal

kita sendiri yang

menyimpulkan yang

mengartikan karena

semuanya ada di situ

Begini mas ini kepercayaan

ya, kepercayaan ini sudah di

anut oleh pemain wayang

sejak dulu sejak dulu-dulu

kala, kalo di sini sebagai

pemain wayang wong

pokoknya krunya sini itu

walaupun gajinya sedikit

nyatanya bisa menghidupi

keluarganya, dulu itu malah

belum ada yang pegawai negri

Subjek percaya

bahwa menjadi

pemain wayang

wong itu sejahtera

dengan

membuktikan

orang-orang

terdahulunya

memiliki anak-anak

yang sukses

Sejahtera

265

anaknya bisa seperti pak

rusman sendiri itu anaknya

juga bisa sampe mbak rusini

itu sekarang jadi dosen isi, lha

sampe seperti itu, anak-

anaknya jadi sarjana semua,

bapak-bapak yang dulu itu

ibu-ibu yang dulu itu

hidupnya tidak terlalu mewah

ya cuma cukup, ya sejahtera

itu relatif

Kehidupan menjadi

wayang wong itu

sederhana

Hidup sederhana

Menurut saya ya sangat

sejahtera,

... pokoknya kalo saya masuk

sini di gedung ini semua itu

milik saya dari yang kelihatan

maupun yang ga kelihatan

semuanya

Subjek merasa

sejahtera menjadi

pemain wayang

wong

subjek merasa

memiliki semua

yang ada di gedung

pertunjukan

wayang wong

Sriwedari

Sejahtera

Mencintai

pekerjaan

266

Memang yang utama untuk

keluarga tapi kalo karya saya

ini saya sebut karya saya

untuk masyarakat umum bisa

dinikmati kalo dari segi gaji itu

untuk keluarga saya tapi dari

segi karya saya

persembahkan untuk semua

yang ada di sini apalagi untuk

yang menyukai wayang

Tujuan utama

subjek menjadi

pemain wayang

wong adalah untuk

menhidupi keluarga

dan menghasilkan

karya untuk

dipersembahkan

kepada semua

penyuka kesenian

wayang

Tujuan subjek

bekerja

O gitu, ya ada, kalo jadi emban

itu kan seorang abdi, abdi itu

yang meladeni itu majikannya

kan itu sebagai apa ya

namanya persembahan

baktinya apa bawahan

kepada atasan

Emban menurut

subjek adalah abdi

yang meladeni

majikan

Pemaknaan

terhadap peran

Iya itu sebenarnya banyak ada

lagi itu dari segi hati kemudian

kalo misalkan ada majikan

Subjek menjelaskan

makna dari peran

emban adalah

Pemaknaan

terhadap peran

267

merasa sakit sedih itu

kewajiban untuk menghibur

kewajiban sang abdi untuk

menghibur majikannya di

dalam itu terkandung sifat

kerelaan hati untuk orang

lain kan itu kalo di setiap

agama kan diterapkan juga to

sikap kerelaan hatinya untuk

orang lain balasannya berupa

gaji tapi ada to sikap seperti itu

menghibur majikan

dalam keadaan

sedih dan memliki

sifat kerelaan hati

Itu pasti ada kalo buat

wayang orang yang saat ini

kan sudah lebih berkembang

lagi kalo terus untuk

pementasan yang dulu itu

memang wayang orang lebih

panjang kalo yang sekarang

ini itu diringkas dipadatkan

tetapi untuk jenis mutu itu

relatif berarti untuk orang

Ada perubahan

terhadap kesenian

wayang wong

menurut subjek

Perubahan pada

kesenian wayang

wong

268

menilai kalo masyarakat yang

sekarang bagusan yang

sekarang, kalo yang dulu pasti

gini apik wayang wong yang

dulu karena dia belum tau apa

to karepe apa si maunya

sekarang

Kalo menurut saya semuanya

bagus karena orang-orang

yang dulu itu nuwunsewu kalo

dari segi tarian memang tidak

berpendidikan karena ga

berpendidikan formal

sekarang kan sarjana semua,

terus dari segi pakaian pun

kurang wah kalo sekarang

kan sudah ditunjang dari segi

pakaian segi garap-garapnya

itu kan udah yang lain sama

yang dulu memang orang

dulu itu pinter cara

Subjek merasa

semuanya bagus

dari wayang wong

yang dulu sama

wayang wong yang

sekarang

Pengetahuan subjek

269

mengolahnya memang saya

akui sangat pinter kalo orang

dulu itu mengolah bahasanya

mengolah sangitnya, memang

wayang dulu saya akui begitu

pinter tapi untuk saat ini sangit

belum begitu mumpuni tapi ada

satu dua tiga yang bisa tapi

tidak keseluruhan

... terus waktu sekitar tahun 87

mungkin dari 87 sampai tahun

95 itu wayang mulai surut,

kadang sering sekali ga ada

penonton apalagi kalo hujan

gitu udah sama sekali ga ada

yang nonton, jadi kita sendiri

ga ada semangat untuk

kerjanya itu ya cuma ya

daripada di rumah idep-idep

latihan gitu

Subjek merasa

penonton

mempengaruhi

semangatnya dalam

bekerja

Semangat subjek

Ya jelas lah mas, jelas sekali, Subjek semangat Semangat dalam

270

ternyata banyak yang suka

dengan kesenian ini, banyak

yang simpati banyak yang

antusias, ternyata banyak ya

yang seneng keseinan ini dulu

pernah jadi seperti itu trus

sekitar tahun 2000 berapa sudah

mulai meningkat lagi sampai

sekarang ini penontonnya udah

lumayan

karena ternyata

banyak yang

menyukai kesenian

wayang wong

bekerja

Kalo menurut saya

pemerintah banyak menuntut

dari kita kudune wayang

seperti ini kudune seperti ini,

tapi kadang saja kalo orang

jawa mengatakan itu kita jer

basuki itu mowo beo kalo

menginginkan sesuatu yang

bagus tetapi sarana dan

prasarananya tidak

didukung, harus ada danya kan

Pandangan subjek

mengenai perhatian

pemerintah masih

kurang, menurutnya

pemerintah terlalu

banyak menuntut

Penilaian subjek

terhadap

pemerintah

271

harus bagaimana wayangnya

tapi ya untung saja dari

pengurus di olah sendiri kita

bisa maju bisa bagus didukung

oleh pihak kepala dinas sendiri

ga tau bagaimana caranya

pokoknya wayang tetep jalan

Sama saja mas kita minta ini

dana untuk renovasi gedung

dana untuk pakaian itu kita

mengajukan mungkin 2 tahun

baru keluar lendet

Subjek merasa tidak

ada perbedaan

perhatian

pemerintah yang

dulu dan sekarang

Dukungan

instrumental

Kalo pandangan dari

keluarga ga masalah karena

itu sudah profesinya seperti

ini, sebelum saya menikah

suami saya itu udah tahu saya

itu kerjanya seperti ini

kebetulan juga suami saya

dari kecil suka wayang jadi ya

ga ada masalah, dulu dari

Keluarga subjek

mendukung

profesinya seperti

suaminya dan anak-

anaknya

Dukungan

emosional

272

memang dari lingkungan di

masyarakat tetangga saya

pada nanya kerjanya malam

hari itu kerjanya apa si mbak,

kalo pagi pake seragam, terus

saya jelaskan memang saya itu

jadi wayang wong Sriwedari

jadi wayang orang Sriwedari

itu di bawah pemerintah

surakarta di bawah

naungannya dinas pariwisata

jadi saya salah satu pegawai

negri disana jadi walaupun

saya pegawai negri tapi kerja

saya jadi pemain wayang kalo

wayang itu ga ada yang siang

hari adanya mainnya malam

hari, kalo pagi? kalo senin

kita upacara di balai kota

karena status kita sebagai

pegawai negeri, kalo selasa

Masyarakat

lingkungan subjek

merasa aneh dengan

pekerjaan yang

dimiliki subjek

Subjek memberikan

penjelasan

mengenai profesi

yang dimilikinya

273

diwajibkan apel di kantor

dinas pariwisata karena kita

pegawai negeri

Iya sangat mendukung,

... ini sebagian banyak yang

mengajar di sekolah-sekolah

seperti mba nunu, seperti saya

juga mengajar

Keluarga subjek

sangat mendukung

terhadap profesinya

Subjek memiliki

pekerjaan lain di

luar menjadi

pemain wayang

wong yitu mengajar

di sekolahan

Dukungan

emosional

Menggeluti 2

profesi

Perjuanginnya itu ya kita gini

mas perjuangannya kalo dari

pribadi sendiri-sendiri

caranya dengan dia

mempertaruhkan karya-

karyanya dia berlomba

sebagus mungkin itu dia

berkarya di atas panggung

supaya apa? Supaya kesenian

Subjek

memperjuangkan

pekerjaannya

dengan membuat

karya yang sebagus

mungkin

Tujuan dari

Membuat karya

semaksimal

mungkin

Menghibur

274

ini bagus, pertunjukan ini

bagus kalo pertunjukan ini

bagus otomatis kan yang

melihat wah pertunjukan ini

kok bagus. Kalo pertunjukan

ini bagus kan orang jadi suka,

dulu ada program untuk

anak-anak sekolah, setiap

hari sabtu saya pernah usul

bapak kepala dinas yang dulu

untuk anak-anak, kerjasama

dengan dikpora, dengan

adanya itu anak-anak jadi

suka kemudian dia ingin lihat

lagi dan mengajak keluarganya,

ayo pak nonton bagus e gitu

berkarya adalah

agar kesenian

wayang wong

dinilai oleh

masyarakat bagus

Subjek pernah

memberikan

inovasi pada

kesenian ini dengan

memberikan

program untuk

anak-anak

masyarakat

Inovasi dan

meningkatkan

kualitas

Kan saya sudah bilang kan

jiwa saya di sini dari kecil

kan, dari kecil sudah gimana

ya ini udah kaya rumah

sendiri jadi seperti lahir saya

Subjek merasa

jiwanya sudah

berada di wayang

wong dan sudah

mendarah daging

Pengalaman masa

kecil dan mencintai

pekerjaan

275

di sini dari keluarga seni juga

sehingga setiap hari saya

melihat wayang seperti udah

mendarah daging

Kan bapak e nang kene ibu e

nang kene, Setiap hari kita

melihat itu kalo jiwanya jiwa

seni otomatis itu mesti seperti

itu, ibu saya seperti itu kenapa

saya tidak saya harus lebih

bagus dari ibu saya, dari kakek

saya lebih bagus dari kakek

saya

Menurut subjek

keluarganya juga

berjiwa di kesenian

sehingga subjek

juga berjiwa

kesenian

Warisan leluhur

Bangga mas apalagi ada dari

segi penontonnya itu wah tadi

pertunjukan itu bagus lho

Subjek merasa

bangga menjadi

pemain wayang

wong

Perasaan bangga

Makna hidup dari saya ini

hidup untuk bekerja bekerja

untuk hidup iya kan lha kalo

saya bekerja memperoleh

Makna hidup

menurut subjek

adalah hidup untuk

bekerja, bekerja

Makna hidup

subjek

276

suatu hasil untuk hidup

Kalo setiap hari kita

melakukan hal seperti ini kita

melihat kita menjalani dalam

berperan wayang kita bisa

mengambil kesimpulan o

orang hidup harus seperti ini

ternyata, kalo saya

melakukan tindakan seperti

yang diperankan oleh si A

tadi mesti hasilnya seperti itu

tapi kalo mengambil yang

seperti ini hasilnya akan

bagus jadi sangat

berpengaruh

Menurut subjek ada

pengaruh dari

wayang wong ke

kehidupan subjek

Pengaruh pekerjaan

ke hidup subjek

Pekerjaan itu suatu hasil yang

kita dapatkan yang

mendapatkan upah jadi kita

mempunyai sesuatu kegiatan

yang bisa menghasilkan upah

atau uang itu dinamakan

Pandangan subjek

mengenai pekerjaan

Tujuan bekerja

277

pekerjaan

Untuk mecapai makna hidup

seperti itu kita perlu berusaha

kita perlu belajar dari

kehidupan sehari-hari kalo

kita tidak belajar kita tidak

berusaha kita tidak akan bisa

mencapai makna hidup

Mencapai Makna

hidup menurut

subjek adalah

berusaha untuk

belajar dari

kehidupan sehari-

sehari

Makna hidup

subjek melalui

belajar dan

berusaha

Kalo saya ada kaitanya kan

makna hidup saya yang saya

untarakan makna hidup saya

kan bekerja untuk hidup,

hidup untuk bekerja karena

sebagai wayang orang ini

adalah pekerjaan saya itu kan

ada saling keterkaitan

Kaitan antra

pekerjaan dengan

makna hidup adalah

wayang orang

adalah pekerjaan

untuk menghidupi

keluarganya

Makna hidup

subjek

Untuk melestarikan wayang

ini wayang wong ya kita perlu

mencari bibit-bibit baru lagi

terus kita berusaha untuk

berkarya dengan baik terus

Subjek

berpandangan

bahwa untuk

melestarikan

kesenian ini adalah

Berkarya dengan

baik

278

ditunjang dengan promosi

kalo kita tidak promosi kan

orang tidak tahu masih

adakah wayang orang

Sriwedari kalo kita sering

promosi sering show kan

orang di luar tahu, o ternyata

wayang orang Sriwedari

masih hidup bahkan sedunia

ada yang kenal nusantara-

nusantara kan cukup dikenal

kalo mereka itu sudah tau oo

ternyata wayang orang

Sriwedari ini masih ada

masih berjalan kan orang

kembali lagi kemudian

mereka menikmati lagi kan

juga pasti akan ngomong yang

lainnya ngajakin lainnya, kita

memang harus berlatih dan

berlatih memang itu dari kita

dengan mencari

bibit baru, berkarya

dengan baik dan

meningkatkan

promosi

Subjek merasa

perlu berlatih untuk

meningkatkan

harapan subjek

279

sendiri tujuannya seperti itu kemampuannya

Kalo bahagia tentu mas,

kenapa bahagia itu? karena

dari kecil cita-cita saya jadi

wayang orang bangga to mas

bahagia to

Subjek merasa

bahagia dan bangga

Bahagia

Kalo di sini itu sama, Di sini

tujuannya bekerja sama-sama

bekerja berkarya kita saling

presentasi enaknya gini ya

kita bekerja untuk

mewujudkan pertunjukan ini

jadi baik kita bersatu saling

tukar pikiran eh harusnya gini

aja gini aja, trus sama yang

lainnya nanti tolong tapi

bagusnya gini lha kita saling

mengisi

Subjek bersama

rekan-rekan pemain

bersama

mewujudkan

pertunjukan

menjadi baik

Dukungan

informasional

Bagus itu harus kadang kita

memang kita kumpul bareng

bareng ada salah paham itu

Hubungan dengan

rekan kerja bagus

walaupun terkadang

Menjaga hubungan

dengan rekan kerja

280

kan biasa tapi ga berlangsung

lama kenapa? tidak mungkin

kan kita di dalam panggung

kita kan sok ketemua harus

ngomong harus pegangan

tangan

terjadi salah paham

Kalo saya suka itu suka terus

ya mas, walaupun ga ada

penonton cuma terbatas

misalkan pakaiannya adanya

segitu kita kan harus suka

karena itu jadi profesi saya ya

mau tidak-mau kita harus

suka, dukannya kita itu kan

setiap hari kerjanya malam,

kalo musim hujan mas, aduh

sedih mas tiap malam kita itu

harus lepas baju berangkat

kehujanan pulangnya

kehujanan aduuh masih

mandi lagi kalo gitu kan pake

Subjek merasa suka

terus tidak ada

dukannya, salah

satu kendala yang

dihadapi pemain

wayang wong

adalah cuaca dan

kesehatan

Profesional dalam

bekerja

281

lulur kan, tapi gapapa kan

itu pekerjaan kita,

Ya sangat mencintai karena

itu yang saya harapkan, saya

pengin jadi wayang orang

Subjek mencintai

profesinya

Mencintai

pekerjaan

Kalo menurut saya makna

hidup kan jawabannya tadi

seperti yang saya untarakan

itu mungkin dari orang lain

ada yang sama ada yang beda

itu kan keluarnya dari lubuk

hati kita kan jadi tujuan

hidupnya apa, artinya apa,

orang itu kadang memiliki

tujuan, saya penginnya ke mall

itu kesana mungkin dia

mengambil jalannya harus

kesana, eh saya kebtulan saya

deket ya saya langsung kesitu

aja. Tapi kan ada orang lain

yang maunya kesana maunya

Makna hidup

menurut subjek

berbeda pada setiap

manusia

Makna hidup

282

kesana, ada juga yang ah biar

deket ah aku milih jalan pintas

aja, seperti itu kan gitu to

Sama sekali ga pernah

misalkan itu terjadi saya

dimutasi dari sini otomatis

kalo dimutasi kerja saya kan

siang saya tetep nekat mau

magang disini, sampe temen-

temen saya juga wah hebat

kamu, yaiyalah wong itu

sudah mendarah daging kok

Subjek memiliki

keinginan untuk

terus bertahan

dalam profesi

wayang wong

Bertahan menjalani

profesi

Kalo harapan saya itu lebih

berkembang lagi ya hidup saya

ya apalagi karena saya itu

sangat mencintai pekerjaan

ini saya penginnya pekerjaan

ini bisa menghidupi saya saya

sampe nanti, lha ketemunya

saya harus maju-maju terus

pada waktu-waktu ini apa si

Subjek ingin

bekembang lagi

dalam berprofesi

sebagai pemain

wayang wong

Subjek mencintai

pekerjaan ini

Subjek memberikan

Harapan subjek

Cinta terhadap

pekerjaan

Meningkatkan

283

yang misalkan yang ngetren-

ngetrennya apa itu sesuai

dengan profesi saya, saya jadi

emban saya harus cari , o ini

ngetrennya goyang caesar,

harus berusaha otomatis orang

suka dengan perkembangan lagi

nanti ada lagi selalu

berkembang harus selalu maju

sesuai dengan pekerjaan saya

sesuai dengan kehidupan, selain

pekerjaan saya berkembang

kehidupan saya juga harus

berkembang

kreasi dan inovasi

dalam berperan

kualitas dengan

kreasinya

Saya lebih maju lebih sukses

kemudian baik itu sukses di

dalam saya berkarya saya

juga sukses dengan

membentuk keluarga

sejahtera bahagia keluarga

saya itu utuh sejahtera damai

Subjek ingin

keluarganya

sejahtera dan lebih

sukses

Harapan subjek

untuk keluarga

284

keluarga saya itu bisa jadi

contoh bagi keluarga-keluarga

yang lain

Kita itu manusia, orang itu ga

ada cukupnya di kasih dikit

kita ya cukup di kasih banyak

ya masih kurang itu biasa itu,

itu contoh yang sering kita

lihat, orang susah dia seperti

itu aja dia ya cukup kok,

karena apa kita melihat

penghasilan yang kita

dapatkan cuma seperti ini,

tapi kalo kita lebih maju lagi

itu akan berkembang lagi

pikirannya, ternyata kita bisa

ya cari ini pada akhirnya

orang yang tidak merasa puas

seperti yang korupsi seperti

itu memang tidak akan

merasa cukup tinggal kita

Subjek menjelaskan

ideologi hidupnya

bahwa manusia itu

harus mampu

mengatur keuangan

agar dapat

mencukupi

kebutuhan

Ideologi hidup

285

saja yang mengatur gimana

kita mengolah keuangan

Sangat bersyukur mas dulu

itu kehidupan saya jauh lebih

kurang daripada sekarang

kalo sekarang ini udah lebih

enak, sekarang ini udah

punya rumah, kalo dulu saya

tidak punya rumah sekarang

udah punya rumah, kita

harus bersyukur to

Subjek merasa

bersyukur hidupnya

lebih baik daripada

dulu

Bersyukur dan

pencapaian subjek

Kalo untuk saya belom,

belomnya gini ini dalam

pekerjaan cukup itu relatif

kalo dalam pekerjaan itu kalo

saya belum bisa

menyenangkan orang itu saya

belum puas tapi kalo saya

bisa buat orang itu suka

dengan karya-karya saya itu

baru saya puas itupun kita

Subjek merasa

belum mencapai

makna hidupnya

karena merasa

bahwa dirinya

belum bisa

membuat orang lain

puas atas karyanya

Makna hidup

subjek

286

lihat kalo orang itu suka dengan

pekerjaan saya karena saya jadi

ini yang saya inginkan

walaupun saya jadi apa saja

yang orang perankan saya puas

itu sudah biasa koe dadi opo

wae pas kalo semua orang

belum bilang begitu saya baru

puas saya harus berkreasi lagi

berkreatifitas lagi

Subjek merasa

harus berkreasi lagi

untuk

meningkatkan

kualitasnya

Meningkatkan

kualitas

Belum belum banget karena

gini mas kalo saya itu sudah

bener-bener fokus ke

keluarga, fokus beribadah,

fokus dalam bekerja itu sadah

mencapai makna hidup untuk

saat ini saya belum karena

masih macem macem, lha itu

tadi masih belum fokus itu

manusiawi kalo fokus kesini

keluarganya keter kalo fokus ke

Subjek memandang

dirinya belom

mencapai makna

hidupnya karena

belum mampu

fokus terhadap

keluarga, bekerja

dan beribadah

Makna hidup

subjek

287

keluarga pekerjaannya yang

terbengkalai

Horisonalisasi Kedua

Nama Subjek : H

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : SMKI

Tanggal : 06-01-2014

Waktu : Pukul 19.00-20.30 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

BRACKETING CODING MAKNA

PSIKOLOGIS

Di SMKI kalo dulu sampe 4 Subjek menjelaskan Riwayat pendidikan

288

tahun sekarang sampe 3

tahun

bahwa dirinya

sekolah di SMKI

Iya dulu itu waktu angkatan

saya itu dari SMPS, sampai

SMKI, SMPS mungkin

SMKK 4 tahun

Subjek menjelaskan

mengenai riwayat

pendidikannya

Riwayat pendidikan

Pertama saya sendiri

menginginkan sekolah di

yang ada wadahnya di

wadah seni itu, dan saya di

dukung oleh kedua orang tua

saya, memang dari segi

untuk pelajaran yang

akademis kan kurang jadi

cari yang noakademis

Subjek menjelaskan

alasannya masuk ke

sekolah SMKI

Riwayat pendidikan

dari kelas 2 SD Subjek menjelaskan

sudah bisa menari

sejak kelas 2 SD

Bakat

Dulu saya itu di sanggar tari

kalo dulu itu di belakang sini

namanya YKI yayasan

Subjek memberikan

penjelasan

mengenai

Bakat

289

kesenian Indonesia,

kebetulan dulu rumah saya

di belakang ini di kebonan

ini, kemudian setelah saya

SMP naik di kelas 3 pindah

ke ngambiran

pengembangan

bakatnya dengan

ikut sangar tari YKI

Wujud dukungan itu berupa

petuah, kemudian kalo ibu

itu mengajari, ibu bapak kan

pemain karawitan senior,

harusnya seperti ini, kalo

saya tampil di panggung itu

bapak lebih jelas kan karena

posisinya kan di bawah di

karawitan jadi lebih jelas,

jelas melihat itu, tadi haruse

gini, nek kae ngene, nah dari

itulah sedikit demi sedikit

ilmu itu secara tidak

langsung itu bertambah-

bertambah karena apa?

Dukungan

informasional

diberikan oleh

orangtua subjek

mengenai pekerjaan

subjek sebagai

pemain wayang

wong

Dukungan

informasional

290

Karena orang lain memberi

masukan dan kita

menggunakan

Iya betul secara tidak

langsung itu mengajari yang

ringan-ringan aja, misalnya

kamu jadi ini, misalnya kalo

kamu dandan harusnya jadi

apa seperti ini, harus pake

seperti ini, kalo jadi ini kamu

harus gini, kalo tembang

tembang kan ibu adalah

pesinden jadi saya belajar

dari ibu

Dukungan

informasional

diberikan oleh orang

tua subjek baik dari

bapak dan juga

ibunya

Dukungan

informasional

Iya tetangga, Suami saya itu

waktu kecil sering nonton

kesini kalo libur dia minta

kesini, terus kebetulan Jodoh

ya ketemu, dulu waktu belom

jadi istrinya sering nonton di

sini, sekarang setelah jadi

Suami memberikan

dukungan secara

emosional dengan

menonton

penampilan subjek

di panggung, namun

karena harus

Dukungan

emosional

291

suami saya jarang kesini,

karena apa? Menunggu

anak-anak di rumah, karena

kerja saya malem jadi anak-

anak saya yang nunggu

suami di rumah, kadang-

kadang aja njemput kesini

terus pulang, mampirlah

dari main terus nengok

sebentar terus pulang

menunggu anak-

anak hal itu jarang

dilakukan

Dari anak-anak? Sering,

karena dirasa anak itu

mungkin dia tidak nyaman

dengan penampilan saya,

mamah ngopo ngono, yo ra

ngono yo rapopo karena

yang sering mengikuti anak

saya itu sering lihat di sini

trus dia juga bisa menari

Subjek mendapat

dukungan

infomasional dari

anak-anaknya

melalui kritik yang

diberikan untuknya

Dukungan

informasional

Ibu mengajar di sekolahan

anak saya, karena saya di

Subjek menggeluti 2

pekerjaan dengan

Menggeluti 2

pekerjaan

292

sekolahan anak saya itu

dibutuhkan tidak karena

saya bisa kesenian tapi

karena saya itu istilahnya

kalo orang jawa bilang itu

entengan, entengan itu dalam

arti karena saya pernah ada

gini misalnya ada kerepotan

apa di sekolah itu selalu ikut,

selalu ikut campur ikut

ngrewangi gitu

mengajar di sekolah

anaknya

Iya, sebetulnya saya Dulu

saya diminta untuk

mengajar nari tapi bidang

itu kan banyak yang bisa,

Kalo nari itu kalo bisa nyari

yang belum punya

pekerjaan, kalo seni suara

daerah itu jarang sekali yang

bisa, dan itukan

membutuhkan keahlian yang

Subjek menjelaskan

mengenai

pekerjaannya

mengajar di

sekolahan anaknya

Menggeluti 2

pekerjaan

293

khusus untuk seni suara

daerah karena mengolah

vokal, karena mencarinya

sulit untuk gurunya ya sudah

saya bersedia, sebenarnya ga

seberapa si gajinya, tapi di

sana saya bisa mengawasi

anak-anak saya, trus di sana

saya juga bisa berkarya

Nggak, Di sana itu dari senin,

rabu, kamis, dan sabtu, ini

dari sekolah gini misalnya di

sekolah membutuhkan, bu

anu anak-anak di ajarin

geguritan, o ya bisa bu, bu

anu tolong anak-anak di

ajarkan lagu-lagu wajib,

kebetulan kan sekarang

anak-anak tidak bisa

sekarang kan tidak ada

pelajaran kesenian nasional

Subjek menjelaskan

mengenai

pekerjaannya

mengajar di sekolah

anaknya

Mengeluti 2

pekerjaan

294

kan tidak ada, kadang saya

selipkan tentang wayang,

saya selipi tentang geguritan,

tentang kesenian nasional itu

saya sisipkan, masalahnya

kalo tes semesteran itu pasti

ada, kan kasian anak-anak

ga dapet itu, jadi biasanya

yang keluar di tes saya kasih

tau anak-anak, misalkan

pendowo itu ada berapa,

siapa saja, anaknya siapa, itu

pasti, punakawan itu ada

berapa, anak-anak harus tau

itu, kuncinya itu

Di SD Sriwedari namanya itu

di deket gor bineka

Subjek mengajar di

SD Sriwedari

Tempat kerja

sampingan subjek

Jelas, jelas beda, Dulu waktu

masih muda itu badan saya

kan ga seperti ini, dulu

masih ramping, dulu kan

Subjek menjelaskan

mengenai perubahan

bentuk tubuhnya

Perubahan bentuk

tubuh

295

masih jadi tokoh-tokoh yang

muda, karna usia sudah tua

jadi ya untuk peran

dicarikan jadi tokoh tua, kan

ga mungkin jadi anak-anak

Bakat seni, ya jelas memiliki,

misalnya saya di suruh

untuk bekerja di lain tempat

bukan seni, saya pernah

mencoba jualan kelontong ya

ga bisa kok, ga jadi itu,

karena apa? ya itu bakat

saya cuma di bidang seni

Menurut subjek

dirinya memiliki

bakat di bidang seni

Bakat dan tidak

memiliki keahlian

lain selain di bidang

kesenian

Dulu sebelum saya punya

suami saya memang belajar

nyanyi campur sari, memang

jiwa saya itu kalo bisa itu

seluruh kesenian saya bisa

kok

Subjek belajar

nyanyi campur sari

untuk

mengembangkan

bakatnya di bidang

seni

Belajar

O ya jelas, sekarangpun

sudah terlihat, kemaren saja

Subjek memberikan

penjelasan

Bakat anak

296

seminggu dua kali main

disini jadi gatot kaca kecil

disini,

mengenai bakat

anaknya

Yang pasti keluarga yang

utuh dan rukun, keluarga

yang selalu saling

menyayangi bukan hanya

untuk keluarga kecil saya,

tapi kalo bisa juga untuk

keluarga yang sodara saya,

teman-teman rukun kalo

untuk keinginan itu

kesuksesan itu pasti, tapi

sukses itu dalam berbagai

macam, ingin keluarga yang

utuh, sukses dalam bekerja,

anak saya sukses dalam

belajar

Harapan hidup

subjek adalah

memiliki keluarga

yang utuh dan

menjalin kerukunan

kepada keluarga

serta teman-

temannya

Harapan hidup

297

Horisonalisasi Pertama

Nama Subjek : M

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : -

Tanggal : 16-11-2013

Waktu : Pukul 19.00-20.30 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

BRACKETING CODING MAKNA

PSIKOLOGIS

Dari tahun 76 sampai

sekarang

Subjek menjadi

pemain wayang wong

dari mulai tahun 1976

sampai sekarang

Memulai pekerjaan

sebagai pemain

wayang wong

Tidak pegawai negeri, ga

punya ijazah,

... di sini ya prihatin , yang

nemu bejo ya anak-anakku,

anak-anakku nemu bejo

Subjek tidak memiliki

ijazah pendidikan

Subjek hidup prihatin

agar anak-anak sukses

semua

Subjek tidak sekolah

Harapan orang tua

298

kabeh , sukses semua

Anak 4 satu kontraktor,

apartemen apartemen,

sekolah

Subjek menjelaskan

anak-anaknya

Kesuksesan anak

Yo mung wayang wong kuwi

tok ning yo sangkan paran lah

istilahe sangkan paran mbuh

entah rejeki darimana tau-

tau dapat rejeki

Subjek tidak

mengetahui kenapa

menjadi pemain

wayang wong

Kebingungan subjek

dalam menemukan

pekerjaannya

Dulu SMA 2, pak bon di

SMA 2 tapi sekarang udah

berhenti di sma sejak tahun

89 leren tahun 2011

Subjek memiliki

pekerjaan lain selain

menjadi pemain

wayang wong yaitu

menjadi tukang kebun

di SMA 2 dari tahun

79 sampai tahun 2011

Menggeluti dua

pekerjaan

Bakat , tidak orang tua saya

tani dari pacitan , tani semua

jadi bapak ya ga tau kenapa

jadi pemain wayang wong,

awakdewe yo heran kok iso

Subjek memiliki bakat

menjadi pemain

wayang wong, namun

bukan dari orang tua

karena orang tua

Subjek memiliki bakat

menjadi pemain

wayang wong,

Kebingungan subjek

terhadap pekerjaannya

299

dadi pemain wayang, bapak

saya itu pekerjaannya itu macul

petani

bekerja sebagai petani

Menurut bapak si yang

penting ndang uwes ndang

rampung mung buto raksasa

ndang bar, dulu apa-apa itu

bisa sekarang itu udah tua,

malu kalo dandan bagus isin

Subjek berpandangan

bahwa perubahan fisik

membuatnya menurun

Perubahan fisik

Semua suka masih enom

masih bagus tapi sekarang

wes tua ngene iki yo aku ojo

didapuk bagusan udah ga

bagus sekarang udah ga

layak, nek di dapuk bagusan

ki wes ora layak seperti

bahan-bahan itu ga layak

dimakan, ning lak buto

cangkeman ngene lak patut

(memperagakan memakai bibir

buto)

Subjek merasa dirinya

sudah tidak cocok

menjadi pemain

bagusan karena sudah

tua, menurutnya lebih

cocok dia memerankan

tokoh butu karena

memakai topeng

Perubahan fisik subjek

300

Pokok nyambet gawé ki ojo

nduwé roso piye wegah

pokok e aku dadi iki yo

semaksimal mungkin sak

bisa-bisa aku buto yo buto,

iya suka

Subjek memiliki

pandangan bahwa

ketika bekerja itu tidak

boleh merasa malas,

tetapi harus

semaksimal mungkin

walaupun dapat peran

apapun

Menjalani pekerjaan

dengan maksimal

Saya belum pernah, marahin

anak belum pernah , ngeplak

belum pernah sayang sekali

... iki lak pekerjaan og

pekerjaan jangan jadi , wes

miturut rumah tangga kui

wes di luar kerja,

Subjek menyayangi

anak-anaknya

Subjek merasa dirinya

mampu membedakan

kodisinya di rumah

tangga dan di

pekerjaan

Mencintai keluarga

Profesionalitas dalam

menjalani pekerjaan

Ya sejahtera, ya tercukup

mbuh entah darimana ya

cukup lah, saya di sini dapet

gaji honorer satu juta

Subjek merasa

sejahtera dengan gaji

satu juta delapan ribu

Sejahtera dalam

berprofesi sebagai

pemain wayang wong

301

delapan ribu satu bulan,

kok bisa cukup ya ga tau

Alloh yang ngatur yo to?

Subjek merasa cukup

dan berpandangan

bahwa rejeki sudah di

atur sama Alloh

Religious feeling

Yo bedanya jaman saiki ki

coro-corone petanduran wes

subur lah, Kalo dulu saya

masuk di sini itu satu minggu

itu blonjoku ndisik sewu

seket itu jaman dulu , yo wes

kui tok, ganti tahun ganti

tahun terus sebulan sepuluh

ribu sampe satu juta, yo kuwi

saking tekune bapak,

sampeyan kudu tekun wong

tekun bakal tekan lho, koe

nek pengen luwih sesuk

bakal dadi wong luwih,

seperti anakku koe neng

pengen dadi wong luwih kudu

Subjek dulu memiliki

gaji seribu lima puluh

setiap minggunya

Subjek menjelaskan

ketekunannya hingga

bisa mencapai saat ini

Subjek memberikan

nasehat dan pandangan

hidupnya kepada

peneliti mengenai cara

menjadi orang sukses

Ketekunan subjek

Ideologi hidup

302

wani luwe, koe nek pengen

wong luwih tenan kudu wani

luwe, miturut agamane dewe-

dewe sing kristen yo aku ra

mudeng sing islam ya sholat

malam, pokoke kowé kudu

tekun men cita-citane kecapai,

...pokoke pengen luwih kuwi

kudu luwe nyuwun

insyaalloh ben cita-citamu

tercapai, ndak percaya?

... sing nyuwun (wawancara)

karo aku koyo kowé kuwi yo

wes akeh cah Jakarta neng

kene kabeh, cah UNS do

neng ngonanku

Subjek menjelaskan

cara agar cita-cita

tercapai yaitu dengan

sholat malam bagi

yang islam

Untuk mencapai cita-

cita harus meminta

kepada alloh menurut

subjek

Subjek pernah

diwawancara oleh

selain peneliti

Religious knowledge

Religious feeling

Ya jane yo ra ono dukane ,

suka terus, dukane kuwi yo

nek udan wancine ademe

ngene ngontel ning ora tak

anggep duka,

Subjek menjelaskan

bahwa dia

menganggap tidak ada

duka dalam

pekerjaannya adanya

Perasaan senang dalam

bekerja menjadi

pemain wayang wong

303

... wong aku nyambet gawé

kuwi ngo nguripi anak bojo

mbuh sepiro-pirone kuwi yo

cukup

hanya perasaan senang

terus

Subjek bekerja untuk

menghidupi anak istri,

seberapapun yang dia

dapat cukup untuk

memenuhi kebutuhan

keluarga

Tujuan bekerja subjek

Kalo dari teman-temannya

dulu saya yo ga buto tok iso

opo-opo, jadi ak ra nduwé

roso, tenaga masih muda

masih kuat wajah masih

bagus, saiki wes tuo harus

nduwé mawas diri harus

introspeksi dadi aku ra

nduwé roso opo-opo di

dapuk liyo

Pandangan subjek

mengenai perubahan

fisiknya

Perubahan fisik

Jauh jauh lah, dulu sewu

seket kuwi entuk opo si mas,

mulo wong wes seneng, mulo

Pandangan subjek

mengenai gaji yang

diterimanya

Ideologi hidup

304

pokokke nek kowé wes

seneng tekun tekan,

... sampeyan umpomo kowé

nang pabrik yo umpomo ak

ki sarjana s2 gampangane,

aku pengen meningkat ki

kudu prihatin, nek aku tekun

yo seneng mas uwong garep

luwih yo kudu luwe

Subjek memberikan

perumpamaan kepada

peneliti

Hati nurani itu seneng ning

ak nek kon ninggalke kene

kuwi ra biso kecuali nek wes

leren, nganti tuo yo bakal

tetep neng kene ning ati kui

seneng, koncone akeh ngo

hiburan , koncone akeh atine

iso seneng

Subjek bekerja sebagai

wayang wong itu

merasa bahwa hati

nuraninya itu senang

dan tidak bisa

meninggalkan

pekerjaan ini

Mencintai pekerjaan

yang dimiliki dan

tidak bisa

meninggalkannya

Jauh jauh sekali baik dulu Subjek menganggap

kesenian wayang wong

baik yang dulu

Penilaian terhadap

kesenian wayang

wong

Ya betul, ya ada ada, Saiki ki Subjek menganggap Pemikiran dan

305

di sempal sempal, Semarang ,

Jogja Solo di campur-

campur dadi siji sutrdaranya

kan gitu, nek ndisik kan

fokus wayang Sriwedari yo

Sriwedari ndak mau di

campur, dulu

wayang yang sekarang

sudah di campur-

campur dengan

wayang dari daerah

lain jadi sudah tidak

murni wayang

Sriwedari

pendapat subjek

mengenai wayang

wong yang sekarang

Kalo orangnya yang dulu itu

bagus ininya ( menunjuk

dada), dadi teko itu ak dadi

opo dadi iki omongane iki,

dadi wes siap di dapuk opo

wae siap, sakdurunge di dapuk

kuwi sini nyelengi sek ( nunjuk

kepala) gampangane maaf

sampeyan iseh sekolah pak iki

matematika, pak iku bahasa

indonesia, bu iki pnp, bu iki

fisika, pak bahasa inggris, sini

nyelengi tok to mestine

(nunjuk kepala) aku mbiyen

Subjek menganggap

pemain wayang yang

dulu hatinya baik

Penilaian terhadap

orang lain

306

dadi pakbon yo ngerti waduh

ak kok guru iki bahasa inggris

sakdurunge diwulang guru iki

kene di iseni disek to ya

(nunjuk kepala), itu dulu

Jauh mas dulu kuwi durung

ono tivi, saiki tivi kebak, cd

kebak timbangane lungo

seko ngomah mending nyetel

teklek tivi berwarna jaman

cilik e aku kuwi mas meh

ngrungokke radio kudu neng

kelurahan, neng ngumah

jaman cilike aku kuwi saking

angele mbahku ben ra dolan

di dolke kebo ngo tuku radio

siji jenenge cawang, saiki wes

mulyo mas metu mas wes

padang

Subjek menjelaskan

mengenai perubahan

yang terjadi pada

penonton wayang

dikarenakan adanya

televisi dan teknologi

Pemikiran subjek

Enggak, pokok e saya udah

tua ki gawé netral wae wong

Subjek berkeinginan

berada di profesi netral

Perubahan sikap

307

tuo ki meh ngopo ,Saiki ak di

gawé netral wae lah, sing

penting aku nyambet gawé

lah netral wae lah

dan hanya untuk

bekerja saja

Yowes bioso wae to , biasa

wae Pokoke semaksimal

mungkin sak ketunggahku

awakku rogoku

Subjek bekerja

semaksimal mungkin

seluruh jiwa dan raga

Bekerja maksimal

A tahu ning pokok e ngene ak

nduwé semboyan mas aku

nduwé anak ojo nganti turun

bapak,

Subjek memiliki

semboyan bahwa

anaknya jangan

sampai seperti dia

Ideologi hidup

Tak sekolahke stm kabeh,

nyambet to gawé

saknduwure bapak, ojo dadi

pegawai, Aja nganti koyo

bapak, nah keturutan kabeh

mas, saiki bapak ki arep mati

wes tuek ora iso tuku avanza

mas, mbarepku ki nduwé

motor 4 kontraktor mas neng

Usaha subjek untuk

anak-anaknya dan

harapannya untuk

masa depan anak-

anaknya

Pencapaian subjek dan

harapan subjek

308

jakarta tendere neng bali karo

papua, mbarep lho mas, ning

yo mau wong tuo anak ben

luwih wong tuo kudu luwe, ojo

nganti koyo bapak wes tak

aturke to ojo nganti koyo

bapak, saknduwure bapak

Yo dadi koyo ngene tok mas,

sing pegawai ki koyo ngene

tok mas,

ning nek koyo ngono kui, bar

tuku sawah m man trus tuku

avanza, nek sakdurunge tuku

colt ngo angkat-angkat,

umahe semarang purwodadi,

jakarta ra ngo tuku umah

ming ngo transit neng depok

mulo nek pengen dadi wong

luwih kowé kudu wani luwe,

prihatin kudu wani luwe,

kuwi tenan mas nek kowé

Subjek memandang

pekerjaan sebagai

pegawai

Subjek menjelaskan

pencapaian yang diraih

oleh anaknya

Penilaian subjek

Pencapaian yang di

raih anaknya

309

pengen dadi luwih kuwi dadi

luwe, aku ra nduwé

semboyan anakku dadi

pegawai negeri ra nduwé

semboyan, betul saiki jajal

stm blanjane piro iso tuku

avanza blanjane piro, oo

mulo motore papat maido

keno dibuktikke, asih nduwé

kendaraan cilik montor vario

karo motor lanang vi ixion,

mulo ak ditukokke anakku moh

milih ngepit, soale ak ki wedi

mas , betul numpak e pit

menyang mulih mas mulo ak

wedi, nek meh dadi wong

luwih kudu wani luwe yo to,

kudu wani luwe

Di sini ak ki wes tuo mas,

waktu muda Ndilalah ak neng

kene karo neng sma loro ,

Subjek menjelaskan

mengenai

kehidupannya dan

Harapan dan

pencapaian subjek

310

bapak ki rumongso wong

bodo ndak punya ijazah,

ning bapak nduwé cita

anakku kudu sekolah

saknduwure bapak, saiki

bapak ijazah ra nduwé anak

e stm apa ra allhamdulillah

syukure gusti alloh, lho iyo

to? lho elok lho bapak e sd ora

anakke stm ak seneng banget

no, lha kejobo anakku kuwi

s1 anakku mung halah ku ki ra

dadi opo-opo pecah ndase,

sangu prihatin mas bapak sd

ora nduwé anak stm kabeh dadi

kabeh

cita-cita yang

dimilikinya

Iya berkat Sriwedari wah

berkah sekali lha melek

setiap malam, dahulu jam satu

selese rampung, saiki jam

sepuluh, jam satu malam

Subjek mendapatkan

berkah dari menjadi

pemain wayang wong

Bersyukur bekerja

sebagai pemain

wayang wong

311

minggu ngene iso jam setengah

dua mas

Gur neng kene tok, mulo aku

ra nduwé rasa menyesal, wes

sak karepe ak neng kene

nyambet gawé dadi ra nduwé

perasaan menyesal, mulo nek

sampeyan ki nduwé cita-cita

keturutan ki ojo menyesal

... umpamane sampeyan dadi

pegawai neng ngendi yo ojo

menyesal, yaalloh paringono

sabar nek agamamu islam

nek agamane liyane aku ora

ngerti

Subjek tidak menyesal

bekerja sebagai

pemain wayang wong

Pesan subjek kepada

peneliti

Tidak ada penyesalan

Religious knowledge

Ya penting mas pekerjaan itu

yo honor , keno ngo nempur

mas ,yo kolo mongso ono

sambilan njobo dijak konco

neng endi , kolo mongso

Pandangan subjek

mengenai pekerjaan

Subjek memiliki

pekerjaan lain di luar

Sriwedari

Iya dulu saya jadi orang tua Pandangan hidup Mawas diri

312

saya ndak mau mas , saya itu

malu mas, dadi kabeh wong

butuh duit mas, ning wong ki

mawas diri, introspeksi

mawas diri, lha ak

umpamane tatanegara

umpomo kowé dadi dokter

terus dijaluk neng hukum kon

ngrewangi hukum opo iso?

Mulo ki mawas diri introspeksi

diri, pokok e aku keno masalah

pemerintah ben hukumku di

ringan-ringanke, hukum opo

iso? Lak ra iso to lha

gampangane koyo ngono kuwi

subjek

Ya ga gimana mana , yo mung

ndonga yo mugo mugo

bojoku selamet dunia tekan

akhirat oleh rejeki ki rejeki

sing halal dunia sampe

akhirat ojo tumindhak sing

Doa istri subjek untuk

hidup subjek

Dukungan emosional

313

ora bener

Yo saya sudah tua mas, ya

meminta mas mohon sama

Alloh men anakku di beri

berkah, ojo nganti

tumindhak sing olo nek wes

turah rejeki iso ngawé amal,

wong urip ki opo si mas wong

urip iso ngawé amal gawé

kabecikan ojo neko neko, wong

urip mung pisan mas

Permohonan subjek

kepada tuhan untuk

anaknya

Religious practice dan

harapan

Wah temenku itu banyak

tapi pada pensiun kabeh ,

sing mati banyak, iki gari

sing anyar-anyar kabeh, sing

meninggal banyak, banyak

yang pensiun banyak yang

meninggal

Subjek merasa

temennya banyak

namun sudah pensiun

dan meninggal

Ditinggalkan oleh

teman

Ya biasalah dapet temen

baru lagi, sini yang tetua itu

aku mas, tertua masuk tertua

Subjek mendapatkan

teman baru

Penyesuaian diri

314

umurnya

Jane wes apik mas koyo aku

digatekke mas, Ning gandeng

terpancang ak ran nduwé

ijazah dadi ra digatekke mas

Subjek memandang

pemerintah sudah

mempedulikannya

Dukungan

instrumental

Baik, nyatanya ya diangkat

pegawai kabeh, dihargai

semua, sarjana muda ya

diangkat pegawai ndek

mben, mas agus yo s2

Subjek memandang

perhatian pemerintah

pada kesenian wayang

wong sudah baik

Dukungan

instrumental

Saiki mbarang wes tuo ki

nyenyuwun, nyenyuwun

awak e dewe biso nyuwun

sak anak putu nek anak putu

ora oleh turun mbahe koyo

aku, nek anak ojo koyo

bapak

Subjek meminta

kepada tuhan untuk

anak-cucunya agar

tidak seperti subjek

Harapan subjek

Ga boleh to, dadi corone

mbahe kuwi wes mudeng,

koyo aku wes mudeng

lelungguhan kesenian kawit

Subjek menjelaskan

bahwa dirinya sudah

memahami kesenian

sejak kecil sampai

Pengalaman subjek

315

cilik tekan tuek nganti arep

mlebu kubur to ki wes

mudeng, Yo koyo ngono kuwi

pemain

sekarang

Yo ndak kurang to pokok e

ben ak corone wong Jowo

ben iso ngo mbahe dewe pak

e dewe, koe tak sangoni kudu

ngeluwihi seko bapak, dadi

nduwé pepunjulan ojo koyo

bapak, saiki mau jadi pegawai

paling belonjoku dua juta

punjul sitik, saiki anakku mas

opo ora medeni mas, tenan

mas, motore kendarane sawahe

tuku dewe tanpo duwite wong

tuo, bapak ki nyangoni mung

tekan stm tok mas, wes

bapakmu kuate nyangoni tekan

stm, ing penting jujur, bapak

nyangoni kuate tekan stm

Subjek memandang

bahwa dirinya saja

yang merasakan dan

anak cucunya harus

lebih berhasil dari

dirinya

Harapan subjek

316

nyambet gawé sukur nek ra

nyambet gawé ya sakkarepmu,

sing penting jujur , berarti tak

peres tenan mas, ak disik cilik

yo ora diragati wong tuo mas,

anak rondo ra nduwé, tenan

mulane lak ra sekolah, wong

tuo ki ra nduwé mas, berarti

ak iso nyekolahke anak tekan

stm, wah tak sukuri marang

Alloh, marwoto iso

nyekolahke tekan stm

Subjek bersyukur

kepada tuhan atas apa

yang telah

diberikanNya

Bersyukur kepada

Tuhan

Makna hidup kuwi uwong

urip ki kudu bekerja, sak

nyambet nyambete gawé

kuwi ngo hidup nek koyo

sampeyan durung nduwé anak

bojo umpamane wes lulus

nyambet gawé to ora

ngantungke hidup marang

wong tuo aku tak nyambet

Subjek berpandangan

bawha makna hidup

itu harus bekerja untuk

memenuhi kebutuhan

hidup

Makna hidup subjek

317

gawé sak sak e, aku tak

nyambet gawé pabrik kono

pabrik kono, ora mungkin mas

sampeyan dadi tukang batu ra

mungkin, po tak dadi seles,

tunggu toko, ora ngantungke

wong tuo, ning nek koyo aku

ngantungke karo wong tuo

jaman semono yo ora iso

mangan, anak rondo, dadi

laden tukang batu, dadi anakku

tak pekso bapak iso

nyekolahke kowé mung tekan

stm, nek ibu sakarepmu bapak

ndisik yo ora idang ideng iso

nyambet gawé neng endi-

endi, caramu piye sakarepe

wes koe neng jakarta tak

sangoni, sing penting jujur

temen nek temen tekan tekun

tekan.

Pesan yang diberikan

subjek kepada anaknya

Ideologi hidup

318

Abot kabeh mas, Iyo nho

bojo ki ngo tetimbangan, ki

lak pekerjaan mas wayang

wong ki ngo nguripi anak

bojo, ngo tuku beras anak ki

ngo nyangoni cah sekolah,

... dadi wong tuo kuwi abot

mas, direwangi branangan

mbengi ngo mikirke anak

bojo, saiki wes enteng mas,

anak wes cukup kabeh ,

direwangi pak e ora mangan

sing penting anak e mangan

Subjek beranggapan

bahwa keduanya itu

berat antara pekerjaan

sama istri, karena istri

untuk penyeimbangan

dan wayang wong

untuk bekerja

menghidupi anak istri

dan keluarganya, serta

mencukupi kebutuhan

hidupnya

Subjek merasa dirinya

dan keluarganya sudah

cukup, untuk

mencapainya subjek

sebagai kepala

keluarga berkorban

untuk tidak makan

yang penting anaknya

makan

Makna hidup subjek

Rasa syukur subjek

dan peran sebagai

ayah

Iyo nho , nek ra ngo ojo urip Subjek bekerja Bekerja dan keluarga

319

wae, nek ora ngo anak bojo

ora usah urip wae

semuanya untuk

menghidupi keluarga

Teman kerja kui konco , ayo

nyambet gawé bebarengan

ayo sing bersatu, ngo

sakduluran, konco kui kru

sak klub niaga dalang

karawitan kui sak klub

Pandangan subjek

terhadap teman-teman

bekerjanya di kesenian

wayang wong

Menjaga hubungan

dengan rekan kerja

Lha kui riwayate ngene mas,

aku kui dadi tukang batu,

trus mbareng wes rampung

mbuh piye mbuh sregep aku

ra mudeng, aku kui di ndek

kepala kon dadi pak bon ,

aku ki ra nduwé ijazah, wong

aku kepala sekolah e kok

pokok e kowé mlebu dadi

karyawanku, di kei memo

terus aku ditulis ke neng

guru terus mlebu bleng

langsung gaji 18 ribu tahun

Subjek menjelaskan

mengenai

perjalanannya

memiliki pekerjaan

sebagai pak bon SMA

2

Perjalanan subjek

menemukan pekerjaan

sebagai pak kebon

320

89

Ndak pap,a langsung masuk

terus soale wah ya Alloh aku

dadi pak bon iso ngo

nambah, sing ngo blonjo

SMA ngo nyangoni blonjo

kene ngo tuku beras,

dadi wong tuo ki angel, mulo

ojo pisan-pisan nglarani

wong tuo

Subjek bersyukur

terhadap pekerjaan

yang dimilikinya bisa

untuk mencukupi

kebutuhan

Subjek memberikan

nasihat pada peneliti

Bersyukur kepada

tuhan dan mencukupi

kebutuhan keluarga

Wes ra nduwé kepenginan

opo-opo wes tuo kok mas,

wes nglokro mas, wong tuo ki

meh kerjo opo,

... Hoo coro-corone anu

rejekine ganti neng anak ,

... yo pol-pol e nek nang

umah iso okeh tamu reka

rekane penyembuhan

alternatif

Pandangan subjek

terhadap kondisi

fisiknya yang sudah

mulai renta

Menurut subjek

rejekinya berpindah ke

anak-anaknya

Subjek memiliki

keahlian lain yaitu

dapat menyembuhkan

orang sakit

Perubahan fisik

321

Ya sakit apa, terus cah

Jakarta banyak, cah UNS, do

takon koyo sampeyan nganti

mbengi, disuting tivi antv,

trans, one

Subjek menjelaskan

bahwa dirinya pernah

di wawancara oleh

mahasiswa dan pernah

diwawancara oleh

stasiun televisi

Iku ghoib melalui laku mas,

nglakoni dapet ghoib dari

Alloh, betul mas aku ora

ngapusi

Subjek menjelaskan

asal keahlian yang

didapatnya

Religiuos practice

Horisonalisasi kedua

Nama Subjek : M

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : -

Tanggal : 19-11-2013

Waktu : Pukul 19.00-20.30 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

322

Transkrip Komentar eksploratif Tema yang muncul

Seneng Perasaan subjek

menjadi pemain

wayang wong

Perasaan subjek

Nguri-uri kabudayaan Jowo

ben ora punah

Subjek menjelaskan

alasan mengapa dia

senang

Tujuan subjek

Menghibur masyarakat Subjek menjelaskan

makna yang diambil

dari wayang wong

Tujuan bekerja

Menghargai kui pribadi og

mas, eneng konco wayang

sing menghargai eneng sing

ora menghargai yo to aku

pegawai gajiku akeh, ning

nek koyo aku bodo yo ben,

ning nek aku neng kene

seneng aku pinter karo konco

plirak plirik koyo tai, ak

tetulung, aku neng kene

prihatin aku neng kene

Menghargai profesi

menurut subjek

Menjadi pribadi yang

baik

323

onone seneng,

sing menghargai aku okeh

sing ora menghargai aku

karo saku wes tuo bodo

mlarat, ning nek neng umah

lurah karo aku mundhu

mundhu rumongso tetulung

paling terendah

Mugo-mugo koncoku ki do

sregep aja nganti punah

Subjek menjelaskan

mengenai cara untuk

melestarikan budaya

Harapan subjek

Kui harus bekerja, bekerja

semaksimal mungkin miturut

kemampuane dewe dewe,

contone koyo mbah yo wes

koyo ngene iki

Pandangan subjek

mengenai makna hidup

yaitu dengan bekerja

semaksimal mungkin

sesuai dengan keahlian

yang dimilikinya

Makna hidup subjek

Koyo aku makna hidup yo

wes koyongene, wong makna

hidup kuwi hidup sederhana

sing penting aku iso ngliwet

Pandangan subjek

mengenai makna hidup

yaitu dengan hidup

sederhana yang

Makna hidup subjek

324

ngono wae ngo aku ya sing

penting

penting bisa

mencukupi kebutuhan

keluarga

Yo enek nho, aku ki

profesiku wayang wong

Sriwedari ngo nguripi anak

bojo putu, wong isoku yo

mung ngono kui, wes tua

nglunjak kaya anakku ya ra

mungkin

Penjelasan subjek

terhadap hubungan

profesi dengan makna

hidup yaitu menjadi

pemain wayang wong

itu adalah pekerjaan

untuk menghidupi

anak istri dan keluarga

karena keahlian subjek

menjadi pemain

wayang wong

Makna hidup subjek

Harus belajar setiti belajar

harus belajar setiti dimatke

tenan, ora belajar ora iso

apik nho

Subjek berpandangan

untuk menjadi seniman

yang baik harus belajar

dan memperhatikan

secara betul

Belajar dengan baik

Lha mengko nek wes pinter

sakmaksimal mungkin

Subjek menjelaskan

bahwa ketika sudah

Bekerja maksimal

325

miturut kemampuane dewe-

dewe dadi guru guruo

teladan

pinta bekerjanya harus

semaksimal mungkin

Ndisik dursosono rupoku

elek aku wes emoh

Subjek merasa dirinya

sudah jelek karena

umurnya sudah tua

Perubahan fisik

Heem kan rupoku elek mas Perasaan subjek

terhadap perubahan

fisik karena wajahnya

jelek

Perubahan fisik

Tergantung manusiawine

pribadine, saiki umpomo

dadi guru-guru yang baik

ben munggah pangkate , dadi

arsitek ya arsitek yang baik,

umpomo dadi dosen ya jadi

dosen teladan ben diajeni

neng kancane

Subjek menjelaskan

untuk mencapai makna

hidup harus melakukan

yang terbaik

Makna hidup subjek

Heem, Ojo menga mengo aku

dadi ter, dadi dosen sing apik

dosen sing ora di enyek karo

Menurut subjek untuk

mencapai makna hidup

manusia harus menjadi

Makna hidup subjek

326

mahasiswane yang terbaik

Wes biasa wae mas ora

bangga ora opo wes pokok e

aku dadi pemain yo koyo

ngene iki, ibarate wong

nyambet gawé dadi wes ora

ono bangga-banggaan ,

pokok e aku rene sifate

nyambut gawé, kebanggan

neh kui pribadi aku kui bangga

aku pak e numpak pit menyang

mulih wayang wong Sriwedari

ning anakku lha, wayang wong

ki ra bangga mung seneng

menghibur hati

Subjek tidak merasa

bangga dan dia

berpandangan bahwa

dirinya itu hanya untuk

bekerja jadi tidak ada

bangga-banggaan

Subjek menjelaskan

bahwa wayang wong

itu menghibur hati

Tidak bangga dan

bekerja sepenuh hati

Menghibur hati

Horisonalisasi Pertama

Nama Subjek : G

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : SR

Tanggal : 18-11-2013

327

Waktu : Pukul 19.00 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

BRACKETING CODING MAKNA

PSIKOLOGIS

Sebelum saya di sini tadinya

saya ikut srimulat dari

surabaya, main pertama di

wangkung dan kedua di balai

kambang, srimulat di ganti

cokrodio namanya sampai

balik lagi jadi srimulat,

sampai sekarang udah bubar

Subjek menjelaskan

perjalanannya

bergelut di bidang

seni dari menjadi

anggota kesenian

srimulat

Perjalanan

pekerjaan subjek

Saya srimulat bubar saya

diberi pengertian sama bapak

walikota suruh saya masuk

sini

Perjalanan subjek

menemukan profesi

sebagai pemain

wayang wong

sriwedari

Perjalanan subjek

bertemu dengan

pekerjaan

Ya banyak sekali, Jakarta

pernah wayang bharata,

Semarang ngesti pandowo,

Surabaya sri pandowo , ya

Pengalaman subjek

dalam menjalani

pekerjaannya serta

keahlian yang dia

Pengalaman

pekerjaan

328

lain-lainnya banyak sekali,

saya ketoprak bisa wayang

orang bisa jangir bisa dari

Banyuwangi

miliki

Anak dua istri satu sampe

sekarang, anak saya umurnya

34 yang mbarep yang ragil

tiga puluh kurang 28

Subjek menjelaskan

mengenai

keluarganya

Keluarga

Saya mulai dari kecil hidup

saya di kesenian jadi mulai

kecil hidup di kesenian dan

saya bekerja sebagai seniman

mulai dari kecil dulu sampe

sekarang

Subjek menjelaskan

bahwa dirinya

sudah memiliki

keahlian di bidang

seni atau di sebut

bakat

Bakat subjek

Orang tua dulu juga wayang

orang udah meninggal, ibu

juga pesinden swara wati tapi

udah meninggal, ya darah

dari orang tua

Orang tua subjek

memiliki pekerjaan

di bidang seni,

bapak subjek

sebagai pemain

wayang wong, ibu

subjek sebagai

Warisan leluhur

329

pesinden

Untuk ontowentah joget-joget

dan ontowecono, dan

bicaranya itu kawi Semua

kawi kalo di masyarakat gitu

kan biasanya merata tapi kalo

wayang orang dan ketoprak

itu kawi

Subjek menjelaskan

mengenai

karakteristik

kesenian wayang

wong dan ketoprak

Pengetahuan subjek

Kalo ketoprak itu ga pake

joget tapi kalo wayang orang

itu semua joget, pake joget

dan nembang Jawa

Subjek menjelaskan

perbedaan antara

wayang wong dan

ketoprak

Pengetahuan subjek

Ya mulai kecil sejak kecil saya

di kesenian jadi sejak kecil ibu

saya di swara wati dan saya

dekat sama ibu saya dan

orang tua jadi seniman saya

jadi seniman

Subjek menjelaskan

bahwa dia memiliki

bakat yang

diturunkan dari

orang tua

Bakat

Ya mendukung, mendukung

sekali sebabnya saya mulai

gatuk sama istri saya itu juga

Dukungan

diperoleh subjek

dari istri untuk

Dukungan

emosional

330

saya bilang saya itu orang

seniman istilah kasarnya itu

badut, ya badut

profesinya sebagai

pemain wayang

wong

Anak-anak itu saya

sekolahkan sampe lulus

sekarang bengkel semua, yang

kecil di Jakarta yang besar di

solo, ga ada, saya ukir bisa relief

bisa pahat bisa membuat patung

bisa lukis ini lukisan saya

(menunjukkan lukisan) semua

geber-geber itu saya

Subjek menjelaskan

mengenai anak-

anaknya yang dia

sekolahkan STM

dan sudah bekerja

Pencapaian subjek

Sebetulnya soal jadi pegawai

itu dari bejo ya, orang

pegawai itu dari bejo saya

pengangkatan dulu umur saya

itu keliwat setengah tahun

Subjek

menganggap

dirinya kurang

beruntung karena

tidak bisa menjadi

pegawai

Perasaan subjek

Ya semua itu mulai dulu kecil

jadi seniman ya nglukis,

patung, menari kalo saya

Sujek memiliki

banyak kemampuan

dalam seni namun

Perubahan fisik

331

masih kuat ya saya lanjutkan

kalo udah tidak kuat ya saya

mengundurkan diri

merasa dirinya

sudah tidak kuat

Ga ada semua senang Subjek menyukai

semua yang ada di

pekerjaan ini

Mencintai

pekerjaan

Ya sejahtera saya sukuri Subjek merasa

sejahtera dan

bersyukur

Sejahtera dan

bersyukur

Ya bisa ,sejahtera sedikit

banyak disukuri lah, memang

hasilnya sedikit ya terima

sedikit hasilnya banyak ya

terima banyak

Subjek merasa

cukup dan beryukur

terhadap hasil yang

dia peroleh

Bersyukur

Ya beda sekali saya sekarang

umur 61, dulu masih muda

saya tenaganya baik sekali,

sya udah tua ya tenaganya

kurang, saya pikirannya pun

kurang apa-apa ngarang apa

saja bisa, kalo dulu saya apa-

Subjek menjelaskan

mengenai

perbedaan usia dari

dia muda hingga

sekarang waktu dia

sudah tua

Perubahan fisik

332

apa bisa nglukis mahat

matung, tapi sekarang udah

kurang sekali

Kalo yang dulu itu semua

wayang-wayang dulu itu tidak

ada yang sekolah kalo wayang

sekarang paling sedikit aja

sarjana muda, gajinya juga

banyak, kalo gaji saya sedikit

kalo sarjana itu gajinya besar

Subjek menjelaskan

perbedaan dan

kondisi pemain

wayang wong yang

dulu dan sekarang

Ya macem macem ada yang

gajinya besar masih kurang

ada yang gajinya lumayan

banyak masih kurang padahal

kalo saya dulu gaji saya

sembilan ratus delapan ribu,

sekarang jadi satu juta delapan

ribu

Subjek menjelaskan

mengenai rasa

bersukur terhadap

apa yang dia terima

Bersyukur

Ya mudah-mudahan

meningkat, kalo putri ya

cantik kalo putra ya bagus

Kualitas wayang

wong meningkat

menurut subjek

Harapan subjek

333

kalo dulu kan orangnya tua-

tua

Ada yang tanya saya jadi

orang tua bagaimana saya

jadi begini-begini, ada yang

menghargai orang tua pernah

muda jadi ga berani dia

semaunya jadi tau sama tau

menghargai sama orangtua

Pandangan subjek

mengenai pemain

muda terhadapnya

Dukungan

emosional

Suka dukanya kalo dari

selingan wayang dan ketoprak

itu miturut penonton,

penonton banyak gajinya

banyak tapi kalo penonton ga

ada ya ga main, kadang-

kadang main 2 hari libur 2

minggu ya itu keluh

kesahnnya jadi pemain yang

dulu, kalo di sini ada

penonton sama ga ada

penonton gajinya penuh

Pandangan subjek

mengenai duka

menjadi pemain

wayang wong dulu

dan perbedaannya

dengan pemain

wayang wong

sriwedari

Suka dukanya

menjadi pemain

wayang dan

ketoprak

334

karena dinas pariwisata

karena negara yang bayar

Misalnya ceritanya kalo cerita

horor didapuk horor harus

baik, ada yang belum bisa ada

yang udah bisa, itu milih-

milih orang yang harus

menjiwai atau menghayati,

sebab jadi horor itu ga bisa

sembarangan sebab kalo

orangnya kosong nanti

kemasukan, bisa seperti itu

seperti jaelangkung itu

Subjek

menceritakan

mengenai

pengalaman

uniknya

Pengalaman subjek

Ada, kalo usaha sampingan

saya nglukis membuat ukir

patung membuat relief

Usaha sampingan

subjek masih di

bidang seni yaitu

melukis , mengukir

patung dan

membuat relief

Bakat dan

menggeluti 2

profesi

Miturut kemahiran saya

disitu yang lain saya ga bisa,

Alasan bertahan

subjek adalah

Tidak memiliki

keahlian lain

335

saya lahirnya kan di bidang

kesenian

karena seni ini

adalah kemahiran

yang dimilikinya

Jadi maknanya saban hari

pentas dan menjadi

kesabaran, sebab saban hari

itu besok hari ceritanya lain

besok hari ceritanya lain, jadi

pengalaman itu saya sudah

tua saya pegang teguh saya

berkecimpung di kesenian

jangan sampe saya nglokro

atau saya jeleh jadi masih saya

jalani

Makna dari profesi

yang subjek dapat

adalah kesabaran

Subjek memiliki

prinsip untuk tidak

bosan dan

menyerah

Kesabaran

Bekerja maksimal

Ya cinta, saya cintai saya

kerja

Subjek mencintai

pekerjaannya

Mencintai

pekerjaan

Sedikit dan banyak saya

sukuri soalnya hidup saya di

kesenian

Mensyukuri hidup

di kesenian

Bersyukur

Ya perjuangan saya Kalo

masih muda saya pengen yang

Subjek sudah ingin

berhenti dari

Perubahan fisik

336

baik, sekarang saya ingin

berhenti sebabnya sudah tua,

kemauan ada tapi rogo itu ga

mau, rogo itu mintanya

pengen leren gitu

pekerjaannya

karena kondisi

tubuhnya yang

dirasa sudah tidak

mampu

Saya dirumah ya nglukis sama

buat patung

Kesibukan subjek

dirumah adalah

melukis dan

mematung

Menggeluti 2

profesi

Seni itu nganu, apapun saja

kalo senang harus dipelajari

sungguh-sungguh kalo ga

senang ya tinggalin aja, seni

senang ya seninya itu

dibangun yang baik, sampe

penonton itu tau o itu seni

yang baik, jadi ga ada katakan

gitu ga di pelajari

Pandangan subjek

mengenai seni

belajar

Saya puas, puas sekali masih

mau membayar orang

seniman udah tua tiap bulan

Subjek puas

terhadap apa yang

dia dapatkan dari

Dukungan

instrumental

337

segitu, satu juta delapan ribu profesinya

Ya sama saja kalo dulu untuk

kemajuannya di beritahu kalo

main yang baik kalo sekarang

main yang baik jangan sampe

urusan di rumah di bawa ke

pentas kalo padu ndak boleh,

jadi kalo pentas ya pentas

Subjek

berpandangan

dalam bekerja harus

profesional dan

main yang baik

Profesional dalam

bekerja

Ya senang sekali penontonnya

juga banyak dan mainnya

juga disiplin dan menjaga

kualitas seniman

Subjek merasa

senang ketika

penontonnya

banyak dan

menjaga

kualitasnya sebagai

pemain

Menjaga kualitas

Ya beda sekali mas, kalo yang

muda itu cekat ceket trenginas

maksude jalannya trengginas

dan masih kuat kalo udah tua

ya lembek, orang tua

Perbedaan antara

pemain muda dan

tua menurut subjek

Perubahan fisik

Sekarang sebentar lagi Subjek Pensiun dari profesi

338

berhenti, karena udah tua,

saya ga papa kalo mau

berhenti karena udah tua,

mau apa lagi

berkeinginan

berhenti dari

profesinya

Saya ga, udah ikhlas udah

lama sekali mulai dari kecil

saya di wayang

Subjek sudah ikhlas

meninggalkan

profesinya

Ikhlas

Makna hidup itu, Satu kalo

udah punya istri dia bisa

menjamin istrinya kalo udah

punya anak dia bisa mendidik

anaknya bisa menyekolahkan

anaknya sampai tingkat

tertinggi

Makna hidup

menurut subek

adalah bertangung

jawab terhadap

keluarganya

Makna hidup

Ya penting sekali, istri

menjalani untuk menyediakan

makanan untuk anak-anak

dan lakinya, lakinya harus

bekerja yang baik

Pandangan subjek

mengenai

kewajiban istri

Peran istri dan

tujuan hidup subjek

Ya saya nglukis itu kalo laku

ya buat hidup kalo ga ada ya

Subjek memiliki

harapan untuk

Harapan subjek

339

apa melukis demi

mencukupi

kebutuhan

keluarganya

Ya semakin naik semakin

meningkat

Subjek berharap

pemain muda terus

meningkat

Harapan subjek

Horisonalisasi Pertama

Nama Subjek : J

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : SMKI

Tanggal : 02-12-2013

Waktu : Pukul 19.00-20.30 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

BRACKETING CODING MAKNA PSIKOLOGIS

Sejak 1989 Subjek mulai

menjadi pemain

wayang wong

Memulai pekerjaan

wayang wong

340

sejak tahun 1989

Ini opsi yang kedua , opsi yang

kedua wayang, tapi yang

pertama bukan wayang opsi

yang pertama tentara

Subjek

menjelaskan

mengenai cita-

citanya dulu

Gagal mengapai cita-cita

Sejak kecil aku udah bergelut

di seni 5 tahun udah bisa nari,

kuda kuda, cantrik, pejuang,

ringan-ringan

Subjek memiliki

bakat menari sejak

kelas lima SD

Bakat dan pengalaman

masa kecil

Iya mbah canggah itu penari

keraton trus mbah buyut itu

abdi dalem keraton ada

anunya, darah-darah seninya

Menurut subjek

darah seninya

diturunkan oleh

mbah canggah dan

mbah buyutnya

Warisan leluhur

Ya Karena udah komitmen, kalo

tentara ga masuk dari sma kelas

satu sudah mikir gitu tapi

inginnya jadi wayang kan

SMKI kelas satu, kalo harapan

kuliah kan ga ada, ndaftar

TNI ga jadi wayang, kalo penari

Subjek

berkeinginan

menjadi wayang

semenjak SMKI

kelas satu

Riwayat pendidikan

341

kerjanya dimana, kalo seniman

belum tentu jadi kalo seniman

butuh modal besar, kalo orang ga

punya kan harus menyesuaikan

diri

Dari keluarga saya kan

berantakan jadi ga mau urus,

terserah kamu jadi apa yang

penting setelah SMA go

Subjek

menjelaskan

kondisi

keluarganya dulu

berantakan

Keluarga berantakan

Ya seneng mas, kalo ga seneng

minta pindah, biasanya yang

minta pindah dari sini ya, tapi

kalo seneng ya dia enjoy aja

Subjek merasa

senang dengan

pekerjaan yang

dimilikinya

Mencintai pekerjaan

Dulu masih muda sering, Satu

tua, dua banyak yang lebih

cakep, tiga badannya sudah

tidak tertata

Subjek merasa

dirinya sudah tidak

pantas menjalani

peran alusan

Perubahan fisik

O ya kalo sesuai dengan

badannya ya enak yang

sekarang kan ada gandar ya

Subjek merasa jika

dirinya lebih

sesuai

Penyesuaian diri

342

perform mengikuti badan saya,

mengikuti wajah wajah saya

kan wajah kasar wajah ngilani

pas dengan buto

menjalankan peran

yang sekarang

menjadi buto

karena merasa

wajahnya kasar

dan ngilani

Dari nganu mas, aku kan dulu

dari teater juga jadi yang

namanya seni pertunjukan itu

seneng, ya karakternya apa itu

dari segi geraknya, itu udah

olah raga ga jadi wayang malah

sedih jadi semuanya senang

karena udah diresapi

Subjek

menjelaskan

alasan dia

mencintai

pekerjaannya

Mencintai pekerjaan

Dukanya kalo sakit, dua kalo ga

punya uang, dukanya ya sakit

itu, sakit sama ujan

penontonnya pasti ga ada, kalo

ada orang ngiup, kalo pas hujan

nanti liat to, asal hujannya jam 6

ya itu penonton aneh berarti itu

Subjek merasa

duka kalo dirinya

sakit dan hujan

Sedih

343

penonton fanatik

Ga pengaruh tu mas, tapi ada

orang luar mengatakan wah

penontonnya banyak mainnya

semangat semangat, ga itu

saya pribadi ga ada masalah

kecuali kalo penontonnya itu

nambahin vee malah lain kita

malah ada tanggungan kita

malah jadi risih jadi mencoba

hati-hati lebih hati-hati

Subjek merasa

penonton tidak

mempengaruhi

semangatnya

Subjek ketika ada

orang nambahin

gaji dirinya merasa

terbebani dan

harus berhati-hati

Semangat

Profesionalitas

Kalo aku tergantung orangnya

mas, kalo pribadi ukuran

sejahtera itu gimana ya kalo

udah cukup udah, saya

mobilnya malah ganti ganti bisa

naik bis bisa naik kuda, sejahtera

menurutku itu anu sangat relatif,

kalo tanya pribadiku

sejahtera,

... bersyukur puji tuhan,

Subjek merasa

sejahtera memiliki

pekerjaan sebagai

pemain wayang

wong

Subjek bersyukur

Sejahtera

Bersyukur

344

meskipun nganu jangan tanya

punya anu punya anu ya, yang

jelas yang dibawah saya masih

banyak sekarang posisi

ngontrak aneh kan

meskipun hidup

sederhana dan

rumah masih

ngontrak

Ga ada mas, ga bisa mas alias

ga tekun ga bisa anu ga lincah

ngono lho aku kecuali jadi

pemain karakter pemain

peran itu ga bisa cari duit

selain itu karena ga punya skill,

jadi guru jadi pengrajin ada yang

jadi juragan saya terus terang

mungkin jadi yang bodoh

mandul keahlian, selain wayang

ga punya apa-apa

Subjek

menjelaskan

bahwa dirinya

tidak dapat bekerja

selain menjadi

pemain karakter

Tidak memiliki keahlian

lain

Cuma wayang murni seniman

wayang murni aku, berarti

kalo kerja di luar ya bermain

wayang, misalnya ada punya

hajat acara apa ya dies natalis

Subjek memiliki

pekerjaan diluar

walaupun tetap

menjadi pemain

wayang wong

Menggeluti 2 pekerjaan

345

gitu ya wayang orang

Lha bisanya ini og mas, mau

nyaleg juga ga bisa bisanya

cuman pemain wayang

Subjek merasa

keahlian yang dia

punya hanya

menjadi pemain

wayang wong

Tidak memiliki keahlian

lain

Maknanya menjalankan

ibadah amanah yang

diberikan kepada kita

beribadah untuk menjalani

hidup sesuai dengan kitoh

manusia itu secara realistis

memiliki kekurangan sendiri

tetapi manusia diberi

wewenang untuk hidup dan

menghidupi, ya itu dengan jalan

menjadi pemain wayang orang,

pemain wayang orang itu orang

yang melakukan sejarah hidup,

ini kan termasuk alam ghoib

alam di luar kehidupan manusia,

Menurut subjek

makna dari

pekerjaan yang dia

miliki adalah

menjalankan

ibadah untuk

menjalani hidup

sebagai kitoh

manusia

Religiuous feeling

346

mas heri kan dalangnya

termasuk dalang ghoib (tertawa)

jadi kalo jadi pemain wayang itu

hati-hati karena menjalankan

alam di luar manusia, ini kan

menjalankan orang lain kita

(menunjukkan dirinya dengan

riasan buto), aku bukan menjadi

aku kan kan yang punya ini ga

trimo kok ga iso medeni kan

Menjadi pemain wayang yang

berusaha cuma bisanya

berusaha ,

... menjadi pemain wayang

yang profesional aturan tuhan,

aturan pemerintah udah itu,

... semaksimal mungkin

menjadi pemain wayang yang

Subjek

berkeinginan

menjadi pemain

wayang yang

berusaha

Subjek berusaha

menjadi pemain

wayang yang

profesional

Subjek berusaha

semaksimal

Bekerja maksimal

Profesionalitas

Bekerja semaksimal

mungkin dan

347

profesional sesuai dengan

perintah tuhan dan perintah

negara,

... mengapa kita

menghubungkan tuhan karena

kita manusia kan dihidupi

tuhan kan melalui jalannya

pemerintah, lho kan tuhan kan

nganu menghidupi saya untuk

menjadi pemain wayang untuk

aturan siapa? Aturan

pemerintah kan, kalo aturan

tuhan tok ga bisa

mungkin menjadi

pemain wayang

wong yang

profesional

Subjek memiliki

pandangan hidup

bahwa manusia itu

harus mengikuti

aturan tuhan dan

aturan pemerintah

profesionalitas

Ideologi hidup

Kita kan digaji negara, satu

dari segi pribadi kita digaji

negara, terus apa fasilitas

semuanya itu dari negara kita

rugi negara juga tidak

mempermasalahkan karena

pemerintah sadar ini adalah

Menurut subjek

perhatian

pemerintah sudah

baik untuk

kesenian wayang

wong

Dukungan instrumental

348

heritage pelestarian budaya

ikon kota solo

Udah, kalo ga peduli berhenti

semua nho yang bayar listrik

siapa? Kalo minta yang muluk-

muluk aduh bukan porsi saya

untuk menjawab, saya ini kan

pion mas, coro-corone saya kan

cuma pion rajanya itu ya

walikota

Subjek

menjelaskan

bahwa dirinya

hanya seorang

pion jadi tdak

dapat berbuat

banyak

Mawas diri

Ya kita semaksimal mungkin

menjalani profesi itu,

semampu mungkin , karena

kalo kita semaksimal terus kan

ga bisa. kadang badan kita

sedikit ada crowded, batuk kan

ga bisa keras-keras, masalah

kita sehat ya semaksimal

tanan, nek ra sehat yo

sakmampune sikile semuatan

Subjek berusaha

semaksimal

mungkin

menjalankan

pekerjaannya

sesuai dengan

batasan

kemampuannya

Bekerja semaksimal

mungkin

349

ya sakmampune, kalo ga bisa

apa-apa ya istirahat dulu ijin biar

sembuh dulu sesuai dengan

tupoksi pemain wayang

Kita ya harus komitmen, saya

harus sadar, kalo ga kerja

disini saya kerja dimana? Kalo

saya punya uang banyak

mungkin saya beralih jadi

direktur, tapi ga tau juga ya

saya tautau pinter komputer

berubah jadi profesor komputer

Subjek

menjelaskan

mengenai

komitmen dalam

bekerja

Komitmen bekerja

Mensyukuri apa yang kita

jalani, apa yang kita punyai,

apa yang kita pikirkan dan

apa yang kita rasakan berpikir

ya tetep berpikir cuma sesuai

dengan kemampuan kita,

melihat hidup yang namanya

orang hidup, menjadi orang

hidup yang hebat itu bukan

Menurut subjek

cara mencapai

makna hidup itu

melalui bersyukur

terhadap apa yang

telah kita punyai

Pandangan subjek

mengenai orang

yang hebat adalah

Bersyukur

Ideologi hidup

350

diukur dari jabatan, gelar,

harta benda atau istri yang

banyak atau dia orang top,

orang yang hebat menjalani

hidup dengan sukses itu orang

yang berkualitas selama proses

hidupnya sesuai dengan

perintah, lha perintah siapa?

Kalo menjadi pegawai ya

perintah pemerintah, kalo

menjadi supir angkot ya menjadi

supir yang baik, dinilai dari

kualitas selama proses hidupnya

orang yang

berkualitas selama

proses hidupnya

Orang yang hebat atau

memaknai hidup itu

mensyukuri proses hidup

selama hidupnya itu ada di

kuliah psikologi

Menurut subjek

orang yang

memaknai

hidupnya adalah

orang yang

mensyukuri proses

hidup

Makna hidup

Ya bahagia mas cuma banyak Subjek merasa Bahagia

351

problem, ga punya problem

berarti dia mati, meskipun dia

hidup sebetulnya mati, mesti ada

problem, cuma ada yang mikire

ngrantes apa ga, ya aku yo

ngrantes kalo udah di rumah

dinikmati dijalani

dirinya bahagia

dalam hidup ini

walaupun

memiliki masalah

di hidupnya

Menyelesaikan amanah tuhan

dan menjalani kehidupan baik

didalam kehidupan keluarga,

bertetangga, bekerja,

bergereja, secara maksimal

sesuai dengan kemampuan tapi

maaf karena

... dilihat dari sisi realistis

manusia itu ga sempurna,

penuh dengan dosa kan, ora

iso apik banget yo ra iso elek

Menurut subjek

tujuan hidupnya

adalah

menyelesaikan

amanah tuhan dan

menjalani

kehidupan baik di

dalam kehidupan

keluarga, bekerja,

bergereja

Subjek merasa

dirinya tidak

sempurna dan

penuh dengan dosa

Tujuan hidup

Religious knowledge

352

banget yo ra iso, nek iso akeh

apik e, kon apik terus ra iso

Harapanku ? Ya mudah

mudahan tuhan memberikan

kesehatan buat konco-konco,

keluarga sehat walafiat

Subjek berharap

agar tuhan

memberikan

kesehatan kepada

teman-temannya

dan keuarganya

Harapan subjek

Ga ada dikontrakan saya ga ada,

semuanya paham, wayahe ada

orang jagong ya jagong ada

ngelayat ya ngelayat yang

penting ga mencampuri prestis

dia

Subjek mencoba

menjadi pribadi

yang baik

Menjadi pribadi yang

baik

353

Horisonalisasi kedua

Nama Subjek : J

Pekerjaan : Pemain wayang wong

Pendidikan : SMKI

Tanggal : 06-12-2013

Waktu : Pukul 19.00-20.30 WIB

Tempat : Gedung Sriwedari

BRACKETING CODING MAKNA

PSIKOLOGIS

Puas , puasnya ya hobi dari

kecil bisa menjadi suatu

pekerjaan buat menghidupi

anak istri,

Menurut subjek

dirinya sangat puas

dikarenakan

hobinya bisa

menjadi suatu

pekerjaan untuk

menghidupi

keluarganya

Tujuan bekerja

354

... bisa melestarikan budaya,

paling tidak pelestari budaya

secara nasional itu, secara

pribadi buat keluarga, berguna

bagi nusa dan bangsa meskipun

kecil sekecil debu dalam wadah

yang besar

Subjek juga

menganggap dirinya

sebagai pelestari

budaya

Belum mas, lha mau jadi

apa? kalo bisa jadi presiden,

tapi ga berani, resikonya

besar

Menurut subjek

dirinya belum

terpikirkan untuk

berhenti karena

merasa bahwa

keahliannya cuma

menjadi wayang

wong

Tidak memiliki

keahlian lain

Bahagia sebenarnya, gandeng

karena saya nasionalis,

nasionalis saya ndilalah

tinggi jadi sedih lihat berita-

berita di tivi, masalah-

masalah bangsa saya

Subjek merasa

dirinya memiliki

jiwa nasionalis yang

tinggi

Kepedulian sosial

355

dibesarkan sama orang yang

peduli dengan kelangsungan,

kan seniman ada yang diberi

reaksi sosial tinggi ada manusia

yang tidak di beri reaksi sosial

tinggi ada yang masa bodoh

apalagi orang lain apalagi yang

urusan negara, jadi saya

ndilalah ga bahagianya melihat

kelangsungan kehidupan secara

apa ya luas atau kehidupan

ekonomi sosial politik budaya

Bahagia, hepi, Cuma mau

tidak mau apa yang

diperbuat bangsa ini, apa

yang terjadi bangsa ini, kan

akhirnya kita turunkan pada

anak cucu, kalo keadaan gini

terus kan anak cucu kita

bagaimana mau berkompetisi

mesti njenengan ngerti ga ada

Subjek merasa

dirinya bahagia

walaupun bangsa ini

bermasalah yang

dapat berdampak

buruk bagi anak

cucunya

Bahagia

356

hubungannya ya tapi kan

dampaknya bagi rakyat kecil

karena saya memiliki kepekaan

sosial yang tinggi njenengan

njenengan mungkin belum

pernah liat orang yang mau

makan aja bingung, mungkin

lihat di tivi-tivi itu secara

langsung saya sering lihat

orang yang ga bisa bayar listrik

sampai dia putus asa mau

bunuh diri juga ga pernah tau

kan, saya pernah menjumpai

langsung, sebenarnya ga ada

hubungannya dengan

kehidupan secara nasional ga

ada hubungannya dengan

kehidupan tapi nyatanya dalam

uud 45 anak-anak terlantar dan

fakir miskin dilindungi oleh

negara, pasal 34, saya ga

357

bahagianya ketika saya melihat

kehidupan, aku sendiri ga

sampe mikir ga sampe tahu

betul gimana caranya Cuma

kok kehidupan ini kok begitu,

saya masih bersyukur

walaupun masih kontrak tapi

kan masih bisa makan ,

paling tidak punya

kendaraan makan juga ga

bingung, yang saya lihat kan

yang dibawahnya mas,

sebenernya banyak orang

bilang bahasa akademisnya apa

Subjek bersyukur

terhadap hidupnya

dan apa yang telah

dia punyai

Bersyukur

Hidup dengan apa adanya, ga

kamuflase sebetulnya ga

banyak trik ga dimasuki

politik-politik dalam

pekerjaan, kehidupan, dalam

berumah tangga, kehidupan

sosial bertetangga, saya

Prinsip subjek

adalah hidup apa

adanya tanpa ada

tipuan

Ideologi hidup

358

senengnya apa adanya

sakmadya enek e rejekino

ngono ya diterima, hidupnya

jadi wayang ya diterima, jujur

sebetulnya tapi itu Cuma

sekedar cita-cita idealis saja,

makanya lebih baik diam

seakan-akan kita harus diam,

saya sama famili gitu

kumpul-kumpul sedulur

banyak diamnya mas, saya

bingung mau ngomong apa

mas, terkadang kita ngomong

ga ada gunanya mas, artinya

gini lho kita ngomong yang

penting, diam adalah emas,

kadang di hik itu nyritakke

sana-nyritakke sini tapi ga

ada gunanya kita ngomong

akhirnya sebagai pendengar

yang baik, sedulur ketemu

Subjek merubah

sikapnya yang dulu

suka kumpul dan

banyak bercerita

sekarang memilih

untuk diam dan

menjadi pendengar

yang baik

Perubahan sikap

359

sedulur, sedulur ngrasani

sedulur kita ga banyak

ngrembug sana kita punya

ngasih gitu lho maksudku, ya

prihatin kita doakan, yang

kita bisa apa to prihatin

berdoa memberikan

dukungan motivasi gitu tok,

kadang-kadang sampe gitu kan

karo bojone malah ora ceto,

malah jadi infotaiment yaudah

biar saja sak perlunya saja,

sakmadiyo itu seadanya, apa

yang kita hadapi kita jalani

ga punya yaudah kalo

kepepet harus ga punya

harus ada bilangnya utang-

utang asal ga nyolong, kalo

ngemis dikasih, ga dikasih yo

utang, kan kalo dikasih ga

ada ya rejekine

Subjek ketika

merasa prihatin

terhadap seseorang

akan mendoakannya

dan memberi

dukungan motivasi

Subjek berusaha

mencukupi

kebutuhan

keluarganya

walaupun harus

hutang

Religious practice

Peran ayah

360

Ya sudah sejak masuk, kita

bekembang pelan-pelan mas

ga bisa langsung drastis dari

beberapa prinsip, beberapa

ide, dari beberapa latar

pendidikan, latar sosial juga

mempengaruhi, visi misi juga

beda, kita ga gradak gruduk

mengenai hidup kita jangan

terlalu over

Subjek sudah

memberikan inovasi

dan kreasinya untuk

mengembangakan

kesenian wayang

wong walaupun

menurutnya pelan-

pelan

Meningkatkan

kualitas

Ya wujudnya perang kita

pendekkan , ada semunya ga

artistik banget, ada seninya

karena kita menyadari ada

film jacki chan taichi master,

sinetron, kalo dulu pelan-

pelan banyak gerak tari,

banyak artistiknya itu kalo di

suguhin penonton sekarang

kan ngelu juga, perang apa

ndesik, kayaknya peran kok

Wujud inovasi yang

dilakukan oleh

subjek dan rekan

kerjannya untuk

kesenian wayang

wong

Meningkatkan

kualitas

361

kencanan sini des des sini abc

terus abs sana kan kencanan dia

kalo abc sini def polanya itu

lho mas

Dramatis kalo dulu

dramatisnya bisa saya

katakan masih smooth alus,

kalo dulu tatapan mata ga

berlebihan, sekarang

rahwana ya kaya gitu petruk

ya kaya gitu kalo dulu buto

ya kaya gitu, kalo dulu ga

buto ya masih pake estetika

ada seninya slow

Wujud inovasi yang

diberikan subjek

untuk perannya

sebagai rahwana

yaitu dengan

menambahkan efek

dramatis dan

tatapan mata yang

lebih tajam

Meningkatkan

kualitas

Berkembang itu penting kalo

harus itu ga, kalo harus itu

wajib padahal seni itu ga ada

yang diharuskan ga ada yang

diwajibkan, sifatnya

mengalir tapi penting kalo ga

penting kaya dulu lagi ya

Pandangan subjek

terhadap kesenian

wayang wong

Meningkatkan

kualitas

362

kembali lagi atau

dikembangkan lagi pelan-

pelan, kita berkembang tapi

partner kita tidak berkembang

ya ga bisa, bertele tele sini

maunya yang inovatif, wayang

kan harus dikembangkan

kan yang simpel gitu

makanya saya bilang pelan-

pelan harus menyesuaikan

dengan lawan dan keadaan

terkadang kita berhadapan

dengan pak A, misalkan kita

berkembang sendiri namanya,

kalo dia mau berkembang ya

ayo konsultasi ya ayo

Hidup sehat bisa dikasih

sehat sampai umur 43, hidup

sehat dikasih anak sehat nah

udah cukup apabila ada yang

lebih dari itu berarti

Subjek bersyukur

terhadap apa yang

dia miliki sekarang

dang tidak yang

terlalu tinggi

Bersyukur

363

sukurnya lebih lagi, anak

sehat istri sehat wancine

mbayar uang cicilan bisa,

bisa makan sukur udah itu,

untuk saat ini saya Cuma

bisa mensyukuri hal-hal yang

terkecil ga muluk-muluk,

rumah belom sampe, ga sampe

mobil ga ah, waktunya kita

membayar cicilan bisa

waktunya kita membayar

anak uang semesteran anak

bisa pokoknya bisa dulu anak

sehat udah, apalagi bisa

ngrokok apalagi gratis

harapannya

Dia ga begitu peduli artinya

saya sebagai sosok yang

bertanggung jawab

... kalo dia mendukung ya

Subjek merasa

dirinya sebagai

sosok yang

bertanggung jawab

Istri subjek

Peran sebagai ayah

Dukungan

364

biasa mas, membantu ide-ide

dia juga punya, tapi tidak

total, karena udah repot dengan

kerjaan rumah tangga, kerjaan

rumah tanga itu berat lho mas,

ibu itu melahirkan itu udah

pahlawan buktinya ibu saya

melahirkan saya juga mati,

makanya sampeyan anak itu

dilahirkan ibu itu kualat nanti

mendukung dengan

memberikan ide-ide

informasional

Memberikan apresiasi atensi,

applause dia ngritik ga bisa

kok

Wujud dukungan

keluarga subjek

ketika menonton

subjek bekerja

Dukungan

emosional

... menurut aku menjalankan

amanah tuhan karena saya

dilahirkan di dunia ini dan

pada saat yang saya lakukan

ini itu menjalankan perintah

tuhan yaitu apa membentuk

citra Allah

Makna hidup

menurut subjek

adalah menjalankan

amanah dan

perintah tuhan

dengan membentuk

citra allah

Makna hidup

365

... membentuk citra Allah

berusaha yang baik dan

benar, membentuk citra

Allah yang baik dan benar

saya memelihara anak istri

sesuai dengan perintah tuhan

meskipun saya belum bisa

100%,

... kita sebagai kepala

keluarga menghidupi anak

istri, memberikan support,

memberikan arahan didikan

bimbingan dengan batasan

saya, secara duniawi saya

tidak membentuk , yang

penting membentuk citra

Allah itu, citra Allah itu

kebaikan, kejujuran, dalam

ajaran saya kita bisa menjadi

garan dan perang, kita bisa

Menurut subjek

berusaha untuk

membentuk citra

allah sesuai dengan

kemampuannya

Subjek menjelaskan

mengenai perannya

sebagai kepala

keluarga

Makna hidup

Peran ayah

366

menjadi sesuai dengan apa

yang kita jalani apa yang kita

jalani apa yang kita hadapi

sekarang makanya saya dengan

batasan fisik itu

Kalo saya mempersiapkan

menuju rumah masa depan,

yang dinamakan tipe 2 1 tadi,

tapi harapan kita alam surga,

makanya saya bilang makna

hidup itu dijalani

membentuk citra Allah, citra

allah itu iya dan baik, tidak

semua orang suka dengan citra

allah

Subjek menjelaskan

mengenai makna

hidup menurutnya

Makna hidup

Ya alhamdulillah saya sehat,

ndilalah masa kecil saya

tidak berhenti dalam

keterpurukan, remaja juga

prosesnya kaya gitu, untung

saya masih hidup, dulu kalo

Subjek menjelaskan

mengenai kondisi

masa kecil dan

remajanya yang

hidup dalam

keterpurukan

Bersyukur

367

saya ga kuat saya bunuh diri

lho mas, saya mau bunuh diri

juga bingung iya kalo mati kalo

ga mati gimana, yang kita

sukuri bahwa kita diberi

hidup sampe 43 tahun

banyak yang namanya

cobaan godaan rintangan

hambatan meskipun belum

sampe yang dinamakan

menurut hitungan dunia kita

belum dikatakan sukses, tapi

menurut saya juga belum

dikatakan sukses, karena

suksesnya menurut duniawi ,

kalo rohani saya bangga,

duniawi saya belum bangga

saya Cuma bisa bersyukur,

tapi saya secara rohani

bersyukur sekali, kasih saya

sehat anak sehat tidak cacat,

Subjek bangga

terhadap kondisi

rohaninya karena

dia bisa mensyukuri

nikmat yang sudah

diberikan

368

bisa makan, bisa bayar

utang, proses duniawi dengan

rohani itu lain tapi kan

paling tidak kita harus

mencapai,

... tapi saya ingat perintah

tuhan orang yang berkualitas

hebat sukses itu dinilai dari

kualitas hidupnya jangan

menilai sukses dari hasil

akhir tapi dari proses, gitu

mas? usaha saya sebagai

manusia, belum sukses masih

jauh tapi saya bersyukur

karena di bawah saya yang

berjuang lebih gigih daripada

saya lebih banyak, saya

bersyukur punya istri baik,

anak baik sehat, anak saya

kesed, Cuma dia kan sehat ga

pernah engkrik-engkrien ga

Ukuran sukses

menurut subjek

adalah dari

prosesnya

369

pernah masuk rumah sakit

Ya kalo sakit Cuma diberikan

obat warung, Jadi setelah

bersyukur itu kita mengalami

tiga fase tadi, kita udah

sampe proses orang tua, udah

di kasih anak, proses

bersyukur itu siapapun orang

yang tanya, lha koe sehat,

kabarmu piye mas jambrut ,

rejekine luminthi, ga aaaah,

bar kui nyolongan,

Subjek menjelaskan

mengenai proses

bersyukur yang ada

pada dirinya

Bersyukur

370

SUBJEK # M

371

SUBJEK #G

372

SUBJEK # J

SUBJEK #H

373

PERTUNJUKAN WAYANG WONG SRIWEDARI

374

375

AREA GEDUNG SRIWEDARI

376

156