Upload
stihlabuhanbatu
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MENIKMATI
PELAYANAN PUBLIK YANG BAIK(SEBUAH CITA-CITA)
OLEH:
EDY CHANDRA,S.E. / MAHASISWA / 15.031.03.064
SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM LABUHAN BATU
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pelayanan public adalah sebuah kepentingan atau kegunaan bernegara, tentu bukanlah tujuan utama
dari bernegara, Tetapi merupakan hal yang sehari-hari dapat kita rasakan dan alami dari fungsi dari
bernegara. Dan melalui pelayanan public yang diserahkan oleh negara, kita dapat menilai apakah sudah
serius dan benarkah Negara dalam menjalankan pemerintahan.
Pelayanan publik meliputi pelayanan pengaturan dan pelayanan lain dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyrakat dalam bidang sarana umum, transportasi, pendidikan kesehatan dan lainnya.
Pelayanan publik dinegara kita ini masih jauh panggang dari api. Tentunya dapat kita lihat dan
bandingkan dengan Negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
Singapura adalah Negara terdekat dengan Indonesia, dimana selatan, timur (timur laut, tenggara), barat
(barat laut, barat daya) adalah berbatasan dengan Indonesia, hanya bagian utaranya yang berbatasan
dengan Malayia. Singapura saat ini adalah Negara dengan pelayanan umum terbaik di dunia dan telah
diakui oleh dunia, bahkan dianggap sebagai termodern. Pastinya pelayanan umum ini akan sebanding
dengan pelayanan publik di Negara tersebut. Jadi banyak yang berangapan tidaklah elok
membandingkan pelayanan publik di Negara kita dengan Negara ini, dan luas wilayah selalu menjadi
dasar penolakan untuk perbandingan tersebut. Tapi bagaimana dengan Malaysia negara tetangga
dengan kita yang serumpun dan mayoritas beragama sama dengan kita. Pencapaian negara ini juga
sangat baik dalam 30 tahun terakhir, yang sebelumnya pada tahun ’80 an awal banyak belajar dan
menjadikan Indonesia sebagai contoh. Namun ada beberapa bantahan yang dirasa cukup, sehingga
menolak Malaysia tidak cocok dibandingkan dengan Indonesia, karena kepadatan jumlah penduduk
yangn sangat mencolok yakni 329,750/km2 dimana Indonesia 1,919,440/km2 (2005). Faktor
pemerintahan sebelumnya (penjajah) juga selalu dijadikan alasan, dimana Malaysia oleh kerajaan
inggrish, dan Indonesia oleh kerajaan Belanda. Kini, coba kita bandingkan dengan Thailand yang masih
satu kawasan asia tenggara. Dimana tahun ‘90an diangap dan dapat kita lihat adalah negara yang
pelayanan umum tidak jauh berbeda dengan kita. Namun saat ini dimana saya mengunjugungi negara
ini dan mengalami beberapa hari disana dapat menyimpulkan jauh diatas kita.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Menikmati fasilitas umum melalui pelayanan publik yang baik oleh negara.
2. Menilai sejauh mana kerja negara, terutama dalam hal pelayanan publik.
3. Mencari permasalahan dan berusaha memberikan solusi berupa pandangan dari penulis.
1.3 SISTEMATIKA TULISAN
1. Menyadarkan umum khususnya pembaca tentang kondisi pelayanan publik saat ini.
2. Mencari dan mengurai sebab-sebab buruknya pelayanan publik
3. Menjelaskan keuntungan dan pentingnya pelayanan publik bagi masyarakat dan pelayan
publik (pemerintah) itu sendiri.
4. Solusi untuk tercapainya pelayanan publik yang baik.
BAB II PEMBAHASAN
I. PELAYANAN PUBLIK SAAT INI
PENDAHULUAN
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di Pusat, di daerah dan di lingkungan
badan usaha milik negara (BUMN) dan badan usaha milik daerah (BUMD), dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan. 1)
Melalui definisi diatas untuk melihat dan menilai pelayanan publik saat ini kita dapat
melihat dari sisi subyektif dan objektif. Subjektifnya barang tentu adalah pelayan publik dan
objektifnya adalah tempat publik, produk untuk kepentingan publik.
A. TEMPAT PUBLIK
Dimulainya pembahasan dari segi objektif karena dari segi ini sangat mudah bagi
seseorang untuk memberi penilaian atau pemahaman kondisi saat ini karena dapat dilihat dan
dirasakan langsung.
Tempat publik adalah tempat umum yang dapat digunakan masyarakat, namun tetap
menperhatikan norma, kaidah, hukum yang berlaku, larangan yang di tetapkan baik tertulis atau
tidak, dan menperhatikan hak orang lain. Banyaknya syarat dan kepentingan banyak orang
berlaku disini maka tempat publik dikelola oleh negara melalui pemerintahan atau department
dibawahnya.2)
1. Jalan Raya
Berada di jalan raya langsung dapat kita rasakan pelayanan publik yang buruk. Mulai
dari jalan yang tidak terurus, jalan berlubang, jalan berlubang yang dibiarkan tanpa
tanda, rambu-rambu(marka jalan) yang tidak ada;hilang;tidak pada tempatnya, serta
pelanggar lalu lintas yang tidak ditindak.
Kecelakaan lalulintas kadang terjadi akibat dari buruknya kondisi jalan, tetapi oknum
polisi (pelayan publik) masih dapat menpersulit korban kecelakaan lalu lintas.
2. Trotoar tempat pejalan kaki
Menjadi tempat berjualan pedagang kaki lima, yang pada saat ini bahkan sudah
memakan bahu jalan dan semakin menjorok ke tengah jalan tanpa di tindak, tiang
listrik dan telp yang berada di tengah2 trotoar bahkan kabel bergelantungan
dibiarkan, Pot bunga yang tidak pada tempatnya, memasang keramik yang tidak
sesuai untuk outdoor, dll
Hal mendasar ini saja tidak diperhatikan, bagaimana dengan mengharapkan tanda
atau kode yang digunakan untuk orang buta. Yang biasa sering kita dapat di trotoar
di negara lain.
3. Pasar
Yang seharusnya adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual, menjadi tempat
yang direbutkan antar sesama penjual hingga tidak menyisakan tempat untuk
pembeli, dan semua kondisi ini dibiarkan oleh dinas terkait yang juga merupakan
pelayan publik itu sendiri. Belum lagi pedagang yang memenuhi jalan raya di depan
pasar, parit yang dibiarkan membusuk.
Dan yang paling miris seperti yang terjadi di pasar glugur (jl. Glugur , Rantau prapat-
labuhan batu) kios di jual oleh oknum-oknum dinas terkait kepada preman yang
tidak menpunyai hak memiliki atau memakai kios tersebut.
4. Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
Sebelum berbicara mengenai peralatan yang tersedia, seharusnya rumah sakit
tempat dimana dijumpai dokter, malahan dokter jaga saja tidak berada di tempat.
Dokter terutama dokter spesialis tidak berada di tempat menjadi hal lumrah
terutama di akhir pekan. Kekurangan peralatan menjadi alasan menolak pasien.
Memperbaiki pagar rumah sakit kadang menjadi terlihat lebih penting daripada
menperbaiki fasilitas kesehatan yang ada.
Biasanya rumah sakit swasta lebih baik pelayanan dan peralatan yang dimiliki
daripada rumah sakit milik pemerintah. Namun kadang izin mendirikan rumah sakit
dipersulit bukan karena tidak memenuhi prasyarat izin tetapi karena permintaan
sejumlah nilai dari oknum dinas terkait ataupun kepala pemerintahan setempat.
Bahkan di kota rantau prapat, santer terdengar mengenai pengusaha besar yang
ingin mengdirikan rumah sakit dipersulit karena faktor agama. Sungguh sangat miris.
5. Taman Anak
Taman Anak memanglah tidak dibutuhkan ketika pada tahun 80an, berhubung
banyak tempat tidak terpakai bisa dimanfaatkan langsung. Tetapi pada tahun
belakangan hal demikian tidak memungkinkan lagi, berhubung kejahatan yang
mengkorbankan anak sering sekali terjadi (Hal seperti ini juga menunjukkan
pelayanan ublik yang buruk). Maka dari itu taman anak adalah hal yang sangat
diperlukan, ahkan beberapa daerah berusaha membuat kehadiran tempat ini wajib
di tiap kecamatan. 3)
Namun masih jauh harapan itu, bahkan beberapa kabupaten saja banyak yang
belum menyediakan. Kabupaten labuhan batu, kabupaten kita sendiri Taman Anak
yang tersedia sangatlah tidak layak, pemkab seolah-olah hanya berusaha
menghadirkan tempat ini tanpa menperhatikan tujuan dari tempat itu sendiri.
Seperti : pagar yang terlalu rendah, kantor ormas (identik dengan premanisme) di
dalam taman tersebut, tidak disediakan tong sampah, sampah yang berserakan,dll
Selain dari segi objektif, tentu pelayanan publik dari segi subjektif juga sangat
berpengaruh untuk sebuah penilaian baik buruknya pelayanan publik itu. Segi
subjektif dari pelayanan publik adalah pelayan publik itu sendiri, person dari pelayan
publik. Dimaksud person disini bukanlah perseorangan tetapi lebih condong kepada
personil atau petugas.
B. PELAYAN PUBLIK
Pelayan publik adalah pejabat dan pegawai pemerintah ataupun orang dan badan usaha
yang diberi pekerjaan oleh pemerintahan baik pusat / provinsi / kabupaten dan kota
maupun sebuah departemen pemerintahan.
Sebelum memasuki dari sisi petugas public tersebut, mari kita melihat tempat dimana
para petugas public itu berkantor atau berdinas. Kesan mewah selalu tercermin dalam
setiap kantor pemerintahan baik kantor pemda, kepolisian dan lainnya. Dalam sepuluhan
tahun belakangan ini memang banyak kemajuan dalam memperbaiki fasilitas kantor dan
gedung kantor itu sendiri oleh pemerintahan yang menyediakan anggaran cukup besar.
Bahkan setiap hari dapat kita jumpain sedang direnovasinya gedung –gedung tersebut.
Yang menjadi pertanyaan kita adalah segala fasilitas kantor dan gedung kantor yang
dibuat baru ataupun dengan renovasi tersebut mempunyai tujuan sebagai apa. Bukankah
tujuan utamanya adalah memperbaiki fasilitas pelayanan public itu sendiri, selain memicu
konsentrasi dan peningkatan pelayanan oleh pelayan public. Namun kesan yang sering
masyrakat dapatkan adalah untuk kenikmatan dan kemewahan para pejabat (pelayan
public) saja.
Bahkan banyaknya kantor pemerintahan dibuat selayaknya singgasana, dimana depan
kantor dan pintu utama hanya boleh dilalui oleh pejabat – pejabat penting. Contoh di depan
mata kita adalah sebuah kantor Polres (Polisi resort). Penulis sendiri pernah bertanya
mengenai hal tersebut. Dan diadakan sedikit suvei pribadi, hasil yang di dapat adalah semua
kantor kepolisian di tiap daerah yang di survei untuk Polres dan keatasnya berlaku hal
demikian.
Bukankah kantor polisi adalah tempat pelayanan public. Dimana kantor polisi di Negara
lain (dapat kita lihat di telivisi, baik berupa film maupun pemberitaan) semua masyarakat
melalui pintu utama.
Masyrakat ditempatkan dalam hirarki paling bawah yang perlu di layani. Dari hal diatas
pelayan public yang tidak merasa adalah bagian maupun dari struktur pelayan. Hanya
melihat dari struktur pejabat dan bawahan yang melayaninya maupun atasan yang perlu
dilayaninya apakah bisa meningkatkan pelayanan public di Negara kita. Tentu Jauh
panggang dari api.
Pastinya hal demikian dapat kita lihat diseluruh badan maupun dinas-dinas. Kepolisian
dijadikan contoh dalam tulisan ini berhubung badan ini yang paling sering berhubungan
dengan masyrakat dari semua tingkat dan golongan.
C. PERIZINAN
Perizinan adalah sebuah syarat yang dibutuhkan untuk memulai sebuah kegiatan. Dan
melalui perizinan yang terdaftar ini pejabat (pelayan) pemerintah dapat lebih mudah
mengontrol kegiatan yang dijalankan oleh masyarakat. Bahkan tanpa adanya perizinan (yang
membuat tidak terkontrolnya oleh pejabat) membuat pelaku baik perorangan ataupun
badan usaha perlu diberikan sanksi.
Namun kenyataan, perizinan malah dipersulit oleh oknum (bahkan oknum bisa
dihilangkan, karena keburukan yang terstruktur) pejabat itu membuat masyarakat menjadi
enggan membuat surat izin tersebut. Dipersulit dalam arti : lamanya waktu proses, biaya
yang tinggi dan tidak jelas, diabaikan permohonan izin, dll..
Perizinan menjadi lahan basah bagi pejabat untuk memeras rakyat, dan ketika perizinan
telah di dapat malahan control dari pemerintah sangat kurang sekali.
II. PENYEBAB BURUKNYA PELAYANAN PUBLIK
Ketika melihat dan mencari pelayanan public yang buruk lebih mudah kita melihat
secara objek terlebih dahulu kemudian melihat ke subjek (pelaku). Namun ketika melihat dan
mencari penyebab tentu akan lebih mudah pertama kita membahas mengenai subjek terlebih
dahulu. Karena, Subjek tentunya penyebab masalahnya pada dewasa ini.
A. Terabaikan Pendidikan dan teori di dalam HAN
Didalam buku Hukum Administrasi Negara selalu tersedia sebuah bab mengenai asas
umum pemerintahan yang layak(AAUPL) ataupun Azas umum pemerintahan yang baik (AAUPB).
Ada 2 teori yang kita ketahui : 1) Komisi Demonchy 2) AUPB UU RI No.28 tahun 1999. 3)
Menurut World Bank dan UNDP
Azas yang duraikan Komisi Demonchy tersebut adalah :
i. Azas kepastian hokum
ii. Azas keseimbangan
iii. Azas kesamaan
iv. Azas Bertindak cermat
v. Azas motivasi
vi. Azas jangan mencampur adukkan kewenangan
vii. Azas Fair Play
viii. Azas keadilan dan kewajaran
ix. Azas menanggapi penghargaan yang wajar
x. Azas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal
xi. Azas perlindungan hokum
xii. Azas kebijaksanaan
xiii. Azas penyelengaraan kepentingan umum
Komisi ini dibentuk oleh pemerintah belanda (setelah agresi militer ke 2) pada tahun
1950 yang diketuai Mr. Demonchy. Namun banyak ahli berpendapat agaknya pemerintah
belanda pada waktu itu separuh hati untuk menerapkan dan meningkatkan penerapan hukum
bagi rakyat dari tindakan administrasi Negara untuk menghasilkan pelayanan public yang baik.
Terbukti dibubarkan panitia tersebut, ditambah pula munculnya keberatan dan kekhawatiran di
kalangan pejabat dan pegawai pemerintahan di belanda karena dikhawatirkan azas ini
digunakan sebagai ukuran dan menguji dalam menilai kebijakan pemerintah.
Usulan ini kembali diusulkan oleh fraksi ABRI di DPR pada RUU NO.4 tahun 1986, namun
di tolak oleh perwakilan pemerintah dengan alasan yang dikemukakan oleh Ismail Saleh, selaku
menteri kehakiman, sebagai berikut :
“Menurut hemat kami, dalam praktik ketatanegaraan kita maupun dalam Hukum Tata Usaha
Negara yang berlaku di Indonesia, kita belum mempunyai criteria tentang “algemene beginselen
van behoorlijk bestuur” tersebut yang berasal dari dari negeri belanda. Pada waktu ini kita belum
mempunyai tradisi administrasi yang kuat mengakar seperti halnya dinegara – Negara Kontinental
tersebut. Tradisi demikian bisa dikembangkan melalui yurispudensi yang kemudian akan
menimbulkan norma norma. Secara umum prinsip dari Hukum Tata Usaha Negara kita selalu
dikaitkan dengan aparatur pemerintahan yang bersih dan berwibawa yang konkretisasi normanya
maupun pengertiannya masih sangat luas sekali dan perlu dijabarkan melalui kasus yang konkret”
Terjadi dua kali penolakan azas azas yang disusun oleh komisi demonchy, tersebut.
Yakni oleh pemerintah belanda yang notabene adalah kita anggap penjajah, dan dari
pemerintah Indonesia sendiri yang berusaha mengelabui rakyat Indonesia dengan ketidak
bertanggungjawaban dan ketidak berdayaan mereka.
Apakah tiada tradisi dan waktu yang dibutuhkan cukup menjadi alasan kita memulai
sesuatu yang dapat kita jadikan draft pegangan untuk kesiapan di masa mendatang?
Seiring dengan waktu dan perubahan politik kemudian muncul azas azas baru yang
kemudian di undangkan dalam UU RI no.29 tahun 1999 tentang AUPB – Azas Umum
Pemerintahan yang Baik.
AUPB UU RI no. 29 tahun 1999 terdiri atas :
i. Azas kepastian Hukum
ii. Azas tertib penyelengaraan Negara
iii. Azas kepentingan umum
iv. Azas keterbukaan
v. Azas proporsionalitasw
vi. Azas profesionalitas
vii. Azas akuntabilitas..
Namun semua azas – azas diatas barang tentu belum dikenal oleh para pelayanpublic
apalagi dijadikan sebagai sebuah pegangan dalam melayani kepentingan public.
Sedangkan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) melalui badan program pengembangan
UNDP (United Nation Development Program) merincikan suatu pemerintahang yang baik adalah
:
i. Participation
ii. Rule of Law
iii. Transparancy
iv. Responsiveness
v. Concensus Orientation
vi. Equity
vii. Effectivenses and Efeciency
viii. Acountability
ix. Strategy Vision
B. Pandangan Pelayan Publik dalam memangku jabatan
Jabatan yang merupakan sebuah posisi dalam sebuah struktur kelembagaan untuk memimpin
dan dipimpin yang berupa tanggung jawab, kewajiban, dan Hak. Kini dijadikan sebagai sebuah hierarki
kekuasaan untuk dilayani bawahannya dan melayani secara personil ataupun pribadi atasannya.
Jabatan Publik ataupun Pegawai Negeri Sipil merupakan sebuah pekerjaan yang sering dicari,
diincar dan diharapkan oleh masyarakat menjadikan pemilik jabatan menjadi orang yang merasa
superior dari masyarakat umumnya yang seharusnya dilayani.
Bahkan saat ini, bawahan menjadi tempat mencari pendapatan tambahan yang wajib diberikan
kepada atasan apabila di tempatkan di bagian yang dikenal dengan lahan basah.
C. Penerimaan PNS
PNS adalah Pegawai Negeri sipil yang selama ini menjadi bentuk pekerjaan yang diincar oleh
masyarakat Indonesia dari sejak zaman orde baru dan sampai sekarang. Pada zaman orde baru pns
mendapatkan gaji yang hanya berkecukupan bahkan cenderung kekurangan. Namun sudah menjadi
banyak incaran masyarakat, berhubung adanya kepastian tunjangan di hari tua, kesehatan dan lain-lain.
Saat ini penghasilan seorang PNS sudah sangat mencukupi, ditambah dengan banyak tunjangan
sertifikasi dan lainnya semakin membuat bentuk pekerjaan ini menjadi incaran oleh masyarakat luas.
Dan seharusnya hal ini patut kita syukuri untuk menghasilkan pegawai yang berkompeten dan dapat
berkonsentrasi serta mendistribusikan keahliannya untuk masyarakat luas karena adanya tunjangan
tersebut.
Namun system penerimaan pns yang berbayar dan banyak yang menggunakan jalur
rekomendasi kekuasaan politik (menitip melalui anggota legislative) menjadikan hal yang patut kita
syukuri menjadi “jauh panggang dari api”.
D. Sistem Kenaikan Jabatan dalam lingkungan Pejabat Negara
Kenaikan jabatan adalah sesuatu yang diharapkan oleh seluruh pegawai pemerintahan bahkan
juga di bidang swasta. Jabatan yang tinggi dalam sebuah structural memungkinkan seseorang bisa
menperoleh pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik, bekontribusi semakin besar, dan pastinya
gaji yang lebih baik juga.
Sistem kenaikan jabatan yang sehat pada umumnya berdasarkan kemampuan dan keseriusan
seorang pegawai ditambah pengalaman yang pastinya berbanding lurus dengan lama bekerja. Dengan
system kenaikan jabatan seperti ini membuat jabatan setingkat diatas mereka menjadi lebih mudah
dalam menjalankan visi misi deparatemen maupun lembaganya. Dan memunculkan persaingan sehat
antar pegawai sehingga segala bentuk pekerjaan yang dihasilkan akan sangat maksimal.
Kenaikan jabatan yang tidak fair yang sering terjadi selama ini membuat pegawai negeri enggan
bekerja dan berkarya lebih baik. Yang kita ketahui banyak jabatan di emban dengan mempunyai tugas
mengumpulkan dana siluman untuk jabatan diatasnya, jabatan diemban dengan membayarkan
sejumlah dana kepada jabatan diatasnya, jabatan di emban yang dapat di order ataupun pesan melalui
pejabat politik yang sedang merebutkan kekuasaan di daerah.
Setelah melihat beberapa penyebab buruknya pelayanan public dari segi subjeknya, marilah kita
melihat pelayanan public dari segi objek.
A. Penguasaan dan Pertanggung proyek jawaban yang buruk
Seiring waktu dan untuk memenuhi administrasi yang baik, sudah selayaknya pendelegasian
pekerjaan diberikan kebawah. Untuk menghasilkan sesuatu yang lebih cepat, efektif dan efisien. Apalagi
otonomi daerah mengharuskan demikian. Hal demikain seharusnya kita syukuri karena membuat
project pemerintah banyak dikerjakan oleh pemerintah daerah yang lebih tahu kebutuhan masyarakat.
Pelaksanaan proyek pemerintah biasanya dilakukan oleh kepala dinas selaku penguasa dan
penangung jawab proyek.
Proyek diperoleh dengan cara yang tidak benar misalnya tidak sesuai prosedur, ataupun yang
dibuat seolah olah sesuai prosedur namun tidak, sudah lumrah kita dengar. Bahkan semua proyek yang
didapat dengan cara yang sesuai ataupun tidak dengan prosedur, wajib menyetorkan sebesar dana yang
ditentukan dalam persentase nilai proyek. Disetorkan kepada Penguasa Proyek (Kepala Dinas), Kepala
Daerah, BPK dan Lembaga pengawas seperti Bina Marga.
Hal yang kita singgung ini sudah menjadi rahasia umum, dan terjadi hampir di seluruh wilayah
Republik Indonesia. Bahkan penulis pernah mendengar setoran seperti itu tidaklah salah, karena sesuai
UU. Karena lumrahnya hal seperti itu bahkan dianggap oleh sebagian besar masyarakat adalah sesuai
dengan Undang Undang Negara kita.
Ketika proyek dikerjakan dengan cara demikian, pastinya segala proyek tersebut dijalankan tidak
sesuai dengan seharusnya. Dan Pelayanan public yang merupakan hasil proyek tersebut pasti tidak
dapat kita harapkan dengan baik.
B. Alokasi kepentingan Proyek yang Buruk
Ketika proyek dikerjakan dengan cara yang disebutkan diatas, pastinya alokasi kebutuhan untuk
sebuah proyek tidak didasarkan lagi kepada kepentingan ataupun kebutuhan. Tetapi lebih berdasar
kepada proyek yang menguntungkan. Seperti memperbaiki pagar rumah sakit yang lebih penting
daripada menperbaiki fasilitas yang ada.
C. Pengawasan proyek yang Buruk
Lembaga – lembaga yang ditunjuk sebagai pengawas proyek juga mendapatkan jatah komisi
tersebut, sehingga pengawasan hanyalah menjadi membuat laporan yang baik dan menguntungkan
antar kita.
Legislatif yang seharusnya menjadi wakil rakyat untuk check and balance pegawai pemerintahan
(dalam arti sempit) ikut andil memilih diam karena selalu terlibat atau mendapatkan bagian yang
dinamakan jatah proyek tersebut. Mereka hanya akan bersuara apabila proyek yang mereka dapatkan
dirasa kurang. Menggunakan hak-hak yang dimilikinya dari mandat rakyat untuk kepentingan
pribadinya.
Pengawasan proyek yang buruk ini pastinya akan menghasilkan proyek yang tidak sesuai dengan
kebutuhan untuk mencapai pelayanan public yang baik.
D. Lembaga Sosial Masyarakat menjadi Corong Penguasa
Melalui bantuan social yang disediakan oleh pejabat dan tersedianya anggaran yang demikian,
dan sebagian LSM menperoleh bantuan. Hal demikian menjadikan lembaga bukan menjadi pemantau
pemerintah tetapi menjadi corong pemerintah untuk menperdaya masyarakat banyak.
E. Menyalahkan Budaya Bangsa
Penulis sangat tidak setuju dengan pendapat umum yang biasanya menbawa nama budaya
masyarakat, sehingga menjadikan pelayan public itu yang buruk. Karena hal demikian adalah
menyalahkan budaya. Budaya bangsa Indonesia adalah budaya yang baik, dengan sejarah yang panjang
dan perkembangan yang baik. Sejak Zaman Sriwijaya (menjadi tempat panutan buddhisme di seluruh
dunia) sampai saat ini Indonesia menjadi contoh Negara mayoritas Muslim yang baik dan berhasil untuk
dipelajari oleh dunia.
Andaikan budaya dianggap buruk, Budaya adalah cerminan perilaku yang ada pada saat lalu
menpengeruhi perilaku kita saat ini. Dan perilaku adalah sesuatu yang bisa di rubah dengan kemauan
pribadi dan paksaan dari pejabat yang berwenang. Dan paksaan itu akan dituruti apabila pejabat
tersebut menunjukkan perilaku yang baik. Niscaya, Budaya yang baik akan kita hasilkan, bukan hanya
untuk masa mendatang tetapi dari hari ini juga.
Menyalahkan budaya bangsa juga sama halnya dengan menyalahkan seluruh Rakyat Indonesia.
Jangan sampai di kotomi oleh pengertian demikian. Kekuasan telah diberikan oleh rakyat kepada para
pemangku jabatan, bahkan kekuasaan untuk mengerakkan,mengatur serta memerintah kita untuk hal
yang lebih baik telah juga kita serahkan.
III. PELAYANAN PUBLIK YANG BAIK
Pelayanan publik yang baik bukanlah mimpi, tetapi adalah sebuah cita-cita. Karena hal ini bisa
kita dapatkan dan peroleh. Dan juga telah dicapai oleh banyak Negara.
A. Resiko Negara Gagal
Negara gagal adalah Negara yang tidak dapat memberikan pelayanan baik kepada
masyarakatnya. Chaos sebuah kerusuhan yang tidak diketahui siapa penyulutnya pasti akan terjadi. Bisa
saja dari lawan politik, ataupun aktivis, maupun juga rakyat sudah mulai merasa bosan nunggu.
Indonesia kita harapkan jauh dari hal demikian, dan juga rakyat kita yang masih banyak bermata
pencaharian dari sektor produksi. Baik produksi pabrik maupun pertanian membuat rakyat kita lebih
mandiri dan tidak terlalu banyak berharap campur tangan pemerintah.
Namun bukan berarti hal demikian dijadikan kesempatan oleh penguasa. Karena factor produksi
yang besar menjadikan deflasi, sehingga para produktor tidak dapat memenuhi biaya produksinya.
Dengan perkembangan penduduk kita yang pesat pastinya lama kelamaan sektor jasa juga harus
dijadikan acuan juga.
Ketika sudah semakin banyak yang berkecimpung dalam sektor jasa, Chaos sangat mungkin bisa
terjadi karena sektor jasa dikuasai orang berpendidikan tinggi dan mengetahui tugas dan tanggung
jawab dari pemerintah dalam sektor pelayanan public.
B. Negara Berhasil
Banyak sarjana mendefiniskan dan menciri cirikan Negara berhasil. Diantaranya adalah :
Pertumbuhan yang naik dan stabil
Kesempatan kerja yang luas, penanguran yang kecil
Rakyat ekonomi tingkat menengah yang tinggi
Semakin kecilnya rakyat miskin tahun ke tahun
Konsumsi masyarakat yang besar
Sektor produksi dan jasa yang berimbang
Namun yang dirasakan oleh penduduk masyarakat itu sendiri dan paling penting adalah
pelayanan publiknya.
C. PELAYANAN PUBLIK YANG BAIK
Dibab awal telah banyak dibicarakan bentuk pelayanan public yang buruk, walaupun cuman
sebagian kecil, tetapi hal ini sudah bisa digunakan untuk memberikan pengertian adanya pelayanan
public yang buruk di negeri kita.
Dibagian ini tidak akan dijelaskan lagi pelayanan public yang baik itu seperti apa. Karena melalui
bab awal tadi kita sudah seharusnya tahu dengan melawan keadaan yang terjadi itu maka yang
didapatkan adalah pelayanan public yang baik. Dibagian ini akan di jelaskan mengenai manfaat dari
pelayanan public yang baik.
MANFAAT BAGI MASYRAKAT
Kemudahan, kesempatan, kebahagiaan dan kepuasaan adalah bentuk manfaat yang di capai
olehy masyarakat dengan pelayanan public yang baik.
Kemudahannya adalah berupa dengan adanya pelayanan yang baik lebih mudah seperti
mobilisasi (perpindahan) manusia, mudah berinteraksi antar masyarakat, mudah mendapatkan
kesehatan yang layak, pendidik dan anak didik juga lebih mudah bersekolah dengan fasilitas sekolah
yang baik, pulang perti sekolah dengan kendaraan umum yang baik ataupun mengunakan trotoar yang
aman.
Pelaku usaha baik perseorangan dan badan usaha lebih berkesempatan menperoleh izin usaha
dan memberikan kesempatan pejabat untuk mengontrol pelaku usaha itu sendiri. Seperti izin restoran
yang lengkap dari dinas kesehatan, dinas perdagangan, dinas lingkungan hidup. Yang memberikan
kesempatan kepada dinas kesehatan untuk melakukan pengawasan tentang kesehatan, kebersihan dan
lain-lain pada restoran tersebut sehingga yang dikonumsi masyrakat adalah yang sehat dan higienis.
Dinas perdangan melaporkan kepada dispenda untuk melakukan kutipan pajak restoran digunakan
untuk pembangunan daerah. Dinas lingkungan hidup menperhatikan limbah dari restoran dan sisa
makanan supaya tidak menggangu jalan air, ataupun sampah ketika hujan dan lain-lain. Dan banyak juga
hal – hal lainnya yang pastinya memberikan kesempatan kepada pejabat untuk mengontrol sebuah
kegiatan supaya baik untuk masyrakat luas.
Dengan dicapainya semua contoh diatas kebahagiaan atau kepuasan tentu akan dicapai
masyrakat luas, sehingga masyrakat juga tidak banyak menghabiskan waktunya untuk berbicara buruk
mengenai pemerintahan.
MANFAAT BAGI PEJABAT / PELAYAN PUBLIK
Menjadi pejabat public adalah hal yang istimewa dan dipandang baik dimata masyarakat, selain
menberikan pelayanan yang baik, mungkin bisa juga sebagai sebuah panutan hidup contoh masyarakat
yang melayani untuk kepentingan banyak orang. Karena pejabat pasti adalah masyarakat itu sendiri
yang akan secara langsung menikmati pelayanan public yang baik, baik melalui department tempat dia
bekerja dan melayani, maupun departemen lainnya yang melayani kepentingan public.
IV. SOLUSI TERCAPAI PELAYANAN PUBLIK YANG BAIK
Paticcasamupada (sangsekerta:keadaan yang saling berkegantungan), segala sesuatu yang terjadi di
dunia ini dimulai dari suatu sebab yang saling berkegantungan / mempengaruhi membuat suatu hal itu
terjadi. Dan sebuah kejadian juga merupakan sebuah sebab untuk terjadinya hal yang lain, dan
seterusnya.
Segala hal yang telah terjadi saat ini, yang telah diuraikan di PELAYANAN PUBLIK SAAT INI dan kita
anggap buruk disebabkan oleh banyak hal. Namun antara satu hal denga hal lainnya itu adanya satu
keterikatan yang mengakibatkan hal buruk lainnya dan lainnya lagi. Seperti bola salju yang digulingkan
ke bawah suatu bukit, semakin bawah maka semakin besar bola salju tersebut.
Ketika membicarakan solusi untuk melawan keadaan itu, yakni mencapai Pelayanan Publik yang
baik, maka perlu kita menpunyai suatu dasar dan permulaan dimulainya suatu perubahan. Dimana dasar
itu adalah sesuatu yang harus dianut oleh pejabat / pelayan public.
Dasar suatu yang harus dianut itu adalah sebuah azas – azas yang dapat diterapkan dan dirankum
dengan baik. Dan azas itu telah kita miliki dan telah menjadi sebuah undang undang yaitu UU No.28
tahun 1999 Azas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB).
Dalam penjelasan dari pasal 3 undang undang tersebut adalah :
a. Azas kepastian Hukum adalah azas dalam Negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundan-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggara pemerintah.
b. Azas Tertib Penyelenggara Negara adalah azas yang menjadi landasan keteraturan,
keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara Negara.
c. Azas Kepentingan Umum adalah azas yang mendahulun kesejahteraan umum, dengan cara
yang aspioratif, akomodatif dan selektif.
d. Azas Keterbukaan adalah azas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
menperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggara
Negara dengan tetap menperhatikan perlindungan hak asasi pribadi, golongan dan rahasia
Negara.
e. Azas proposionalitas adalah azas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban penyelenggara Negara.
f. Azas profesionalitas adalah azas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik
dan ketentuan peraturan perundan-undangan yang berlaku.
g. Azas akuntablitas adalah azas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyrakat
atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Dengan diterapakan dan dijalankan dengan baik azas ini maka segala hal mengenai pelayanan
public yang baik akan kita capai baik dari segi objektif maupun subjeknya. Walaupun azas ini dijalankan
oleh sang subjek tetapi objek adalah hal yang dihasilkan dari subjek tersebut.
Ketika penerapan azas ini berjalan dengan baik, maka pelayanan public yang baik akan tercapai
dengan sendirinya secara keseluruhan. Hal ini bisa terjadi karena segala sesuatu adanya hubungan dan
keterikatan sehingga hal baik yang dihasilkan ini akan menjadi awal dan penyebab hal baik lainnya.
BAB III KESIMPULAN DAN SOLUSI
AZAS dan kondisi saat ini
Dipandang dari kacamata kondisi saat ini, memang sungguh mustahil azas tersebut bisa
tercapai. Tetapi kita harus optimis karena adanya beberapa department yang sudah mulai mengarah
kesana, yakni : Departemen Keuangan dan Pelayanan Pajak.
Untuk mencapai hal ini harusnya kita mulai dari :
1. Sadar akan buruknya kondisi saat ini.
2. Mencari penyebab terjadinya kondisi saat ini.
3. Kondisi yang seharusnya
4. Cara mencapai kondisi yang seharusnya.
PENERAPAN AZAS AUPB
Dan ketika sudah mengetahui caranya, Penguasa yakni pemerintah berusaha menerapkan cara
tersebut agar diketahui, dimengerti, dianut dan dijalankan oleh pejabat / pelayan public.
Diketahui dan dimengeti dengan memberikan penyuluhan yang serius, berkesinambungan oleh
pakar Administrasi Negara didampingi oleh motivator terlatih untuk dapat dianut dan dijalankan.
AUDITOR PENERAPAN AZAS
Menteri PAN dan RB (Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) dapat
membentuk tim khusus yang dapat menberikan sanksi bukan hanya penilaian dan laporan kepada
instansi terkait yang tidak menjalankan azas ini secara baik.
Masyarakat mendirikan Lembaga Sosial Masyarakat untuk memantau penerapan azas ini, dan
lembaga ini mendapat dukungan dari masyarakat sendiri.
Wartawan cetak dan elektronik terus memantau dan meliput cara kerja aparatur Negara dalam
menyelenggarakan pelayanan public.
Dengan disusunnya makalah ini penulis mengharapkan semoga Pelayanan Publik yang baik
dapat di capai. Diberikan judul “MENIKMATI……………….” Bukan SOLUSI, karena penulis sadar bahwa
solusi ada di tangan subyek atau pelayan public tersebut. Maka dengan itu saya hanya berharap apabila
hal itu dicapai dapat saya nikmati, dan harapan itu saya masukkan dalam judul makalah dengan kata
“(SEBUAH CITA CITA)”.
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Terima Kasih pada semua pihak yang membantu. Terutama sumber-sumber yang telah
membantu saya dalam melengkapi materi makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada saya demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca
yang budiman pada umumnya.
MENIKMATI
PELAYANAN PUBLIK YANG BAIK(SEBUAH CITA-CITA)
TUGAS UJIAN
UTS / MID SEMESTER
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA