Upload
independent
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik
metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor
utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru
turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu
banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana
yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru
dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan
gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.
Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak
terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk
mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses
belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar mengajar
merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan menyimpulkan
bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode belajar mengajar
yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan kondisi, dan untuk
selamanya. Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa metode yang dimungkinkan dapat
digunakan dalam pembelajaran pendidikan yaitu : Metode Ceramah, Metode Diskusi, Metode
1
Kelompok, Metode Curah Pendapat (Brainstorming) Diskusi Kelompok , Metode Bermain Peran
(Role Play), Metode Simulasi, Metode Sandiwara, Metode Demontrasi, Metode Praktek
Lapangan, Metode Permainan (Games), Metode Tanya Jawab, Metode Pemecahan Masalah
Metode Inkuiria, Metode Wisata, Metode Eksperimen, Metode Latihan Keterampilan.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?
2. Apa alasan menentukan metode?
3. Apa saja macam-macam metode mengajar, meliputi:
1. Metode ceramah
2. Metode diskusi
3. Metode Curah Pendapat (Brainstorming)
4. Diskusi Kelompok
5. Metode Bermain Peran (Role Play)
6. Metode Simulasi
7. Metode sandiwara
8. Metode Demontrasi
9. Metode Praktek Lapangan
10. Metode Permainan (Games)
11. Metode Tanya jawab
12. Metode Pemecahan Masalah
13. Metode Inkuiria.
2
14. Metode Wisata
15. Metode Eksperimen
16. Metode Latihan keterampilan
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui maksud metode pembelajaran;
2. Untuk mengetahui alasan metode apa yang di ambil dalam belajar mengajar;
3. Untuk mengetahui macam-macam metode mengajar, meliputi : Metode Ceramah,
Metode Diskusi, Metode Kelompok, Metode Curah Pendapat (Brainstorming) Diskusi
Kelompok , Metode Bermain Peran (Role Play), Metode Simulasi, Metode Sandiwara,
Metode Demontrasi, Metode Praktek Lapangan, Metode Permainan (Games), Metode
Tanya Jawab, Metode Pemecahan Masalah Metode Inkuiria.,Metode Wisata, Metode
Eksperimen,, Metode Latihan Keterampilan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang
ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk
dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode - metode mengajar sangat di
perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergatung pada
tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Metode belajar yang mampu
membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode diskusi merupakan suatu cara mengajar yang
bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem. Dimana
para anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau
pendapat yang disepakati bersama. Dalam metode diskusi guru dapat membimbing dan mendidik
siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, setiap orang yang berbicara atau
mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat
diperanggungjawabkan. Jadi bukan omong kosong, juga bukan untuk menghasut atau mengacau
suasana. Menghormati pendapat orang lain, menerima pendapat yang benar dan menolak
pendapat yang salah adalah ciri dari metode yang dapat dighunakan untuk mendidik siswa
berjiwa demokrasi dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa aktif
4
dapat tercapai, maka diskusi dapat menggunakan variasi model - model pembelajaran menarik
dan memotivasi siswa. Dari sekan banyak model pembelajaran yang ada, model pembelajaran
jigsaw cocok untuk digunakan dalam metode diskusi. Model pembelajaran jigsaw membantu
murid untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan sekaligus siswa mampu menjadi nara sumber
bagi satu sama yang lain.
2.2 Alasan Menentukan Metode
Metode pembelajaran adalah bagian utuh (terpadu, integral) dari proses pendidikan
pengajaran. Metode ialah cara guru mejelaaskan suatu pokok bahasan (tema, pokok masalah)
sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran tujuan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran dan kerjasama guru dan siswa dalam menvapai sasaran dan tujuan pembelajaran
ialah mellaui cara ataau metode, yang pada hakekatnya ialah jalan mencapai sasaran dan tujuan
pembelajaran. Jadi, alasan atau nalar guru memlilih/menetapkan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran adalah:
1. Metode ini sesuai dengan pokok bahasan, dalam rangka lebih menjadi mencapai sasaran
dan tujuan pembelajaran.
2. Metode ini menjadi kegatan siswa dalam belajar dan meningkatkan motivasi atau
semangat belajar
3. Metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan sehingga
pemahaman siswa makin jelas.
4. Metode dipilih guru dengan azas di atas berdasarkan pertimbangan praktis, rasional
dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar
5
5. Metode yang berdaya guna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat digunakan
secara kombinasi (sintesis terpadu) dan dilengkapi dengan media tertentu, bahkan multi-
media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan pembelajaran.
2.3 Jenis-jenis Metode Pembelajaran
2.3.1 Metode Ceramah
Pengertian Metode ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah dengan kombinasi
metode yang bervariasi. Mengapa disebut demikian, sebab ceramah dilakukan dengan ditujukan
sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif (curah pendapat, disko, pleno, penugasan,
studi kasus, dll). Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung
interaktif, yaitu melibatkan peserta melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan
pendapat dan pengalaman peserta. Media pendukung yang digunakan, seperti bahan serahan
(handouts), transparansi yang ditayangkan dengan OHP, bahan presentasi yang ditayangkan
dengan LCD, tulisan-tulisan di kartu metaplan dan/kertas plano, dll.
1. Asalan Penggunaan
a. Agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung
b. Penyajian materi pelajaran sistematis (tidak berbelit -belit)
c. Untuk merangsang siswa aktif belajar
d. Untuk memberikan feed back
e. Untuk memberikan motivasi belajar
2. Tujuan
a. Menyampaikan informasi atau materi pelajaran
b. Membengkitkan hasrat, minat dan motivasi siswa untuk belajar
6
c. Memperjelas mata pelajaran
3. Manfaat
Metode ceramah digunakan dalam hal:
a. Jumlah siswa cukup besar
b. Sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari
c. Waktu yang tersedia terbatas, sedang materi yang disampaikan cukup banyak
Tujuan dan manfaat penggunaan metode ceramah bervariasi adalah untuk
mengurangi kelemahan sebagai berikut:
1. Siswa pasif, kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, sehingga
mengurangi daya kreativitas dan aktivitas siswa
2. Mudah menimbulkan salah tafsir, salah paham tentang istilah tertentu tanpa mengetahui
artinya.
3. Melemahkan perhatian dan membosankan siswa apabila ceramah diberikan dalam
waktu yang cukup lama
4. Guru tidak segera memperoleh umpan balik tentang penguasaan materi yang
disampaikan
7
4. Metode ceramah sesuai digunakan bila:
a. Tujuan dasar pengajaran adalah menyampaikan informasi baru,
b. Isi pelajaran langka, misalnya penemuan baru,
c. Isi pelajaran harus diorganisasikan dan disajikan dalam sebuah cara khusus untuk
kelompok tertentu,
d. Membangkitkan minat terhadap mata pelajaran,
e. Isi pelajaran tidak diperlukan untuk diingat dalam waktu yang lama,
f. Untuk mengantar penggunaan metode mengajar yang lain dan pengarahan penyelesaian
tugas-tugas belajar.
5. Metode ceramah tidak sesuai digunakan bila:
a. Tujuan pengajaran bukan tujuan perolehan informasi,
b. Isi pelajaran perlu diingat dalam jangka waktu yang lama,
c. Isi pelajaran kompleks, rinci, atau abstrak,
6. Segi kebaikan metode ceramah:
a. Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan bahan sebanyak-banyaknya.
b. Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan pengelompokkan murid-
murid seperti pada metode yang lain.
c. Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup
besar.
d. Apabila penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan semangat, kreasi yang
konstruktif, yang merangsang murid-murid untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan.
7. Segi kekurangan (negatif):
8
a. Guru sukar untuk mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan yang diberikan.
b. Kadang-kadang guru sangat mengejar disampaikannya bahan yang sebanyak-
banyaknya, sehingga hanya menjadi bersifat pemompaan.
c. Pendengar cenderung menjadi pasif dan ada kemungkinan malahan kurang tepat dalam
mengambil kesimpulan, sebab guru menyampaikan bahan-bahan tersebut dengan lisan.
d. Apabila penceramah tidak memperhatikan segi-segi psychologies dan didaktis dari anak
didik, ceramah dapat bersifat melantur-lantur dan membosankan. Sebaliknya guru dapat
terlalu berlebih-lebihan berusaha membangkitkan minat siswa.
\
2.3.1.1 Langkah-Langkah/Tahap Metode Ceramah
1. Tahap Pengembangan Ceramah
Tahap pengembangan ceramah atau tahap pembahasan utama merupakan kegiatan inti
dalam pelaksanaan pemakaian metode ceramah. Pada tahap ini penceramah atau guru
menyajikan isi pelajaran yang telah diorganisasikan sebelumnya. Faktor-faktor yang hendaknya
menjadi perhatian guru pada tahap pengembangan ceramah, ialah:
a. Keterangan secara singkat dan jelas. Menerangkan suatu masalah dengan kata-kata yang
sederhana, kalimat pendek, tanpa banyak anak kalimat, akan mempermudah siswa
memahaminya.
b. Pergunakan papan tulis. Sebagai upaya visualisasi, pokok-pokok masalah yang
diterangkan perlu ditulis di papan tulis dengan jelas dan tertib. Cara ini juga
mempermudah dan mendorong siswa untuk mencatat.
9
c. Keterangan-ulang dengan menggunakan istilah atau kata-kata lain yang lebih jelas. Cara
ini akan membantu siswa yang belum dapat atau lambat menangkap isi ceramah. Bagi
siswa yang telah dapat menangkap isi ceramah, keterangan-ulang akan menambah
kejelasan tentang apa yang telah (sedikit) mereka pahami.
d. Perinci dan perluas pelajaran. Ini bisa dilakukan dengan jalan memperinci isi pelajaran
lebih lanjut, memberikan ilustrasi, memberikan keterangan tambahan, menghubungkan
dengan masalah lain, memberi beberapa contoh singkat, kongkrit dan yang telah dikenal
oleh siswa.
e. Carilah balikan (feedhack) sebanyak-banyaknya selama berceramah. Guru perlu sekali
memperoleh balikan dari siswa tentang ceramah yang dilaksanakannya. Balikan non-
verbal diperoleh guru dengan memperhatikan tingkat perhatian siswa terhadap ceramah,
catatan-catatan yang dibuat siswa, atau sikap duduk siswa selama ceramah berlangsung.
Balikan verbal diperoleh oleh guru melalui kesempatan yang diberikan kepada siswa
bertanya tentang isi ceramah, atau guru yang bertanya kepada siswa tentang isi
ceramahnya.
f. Mengatur alokasi waktu ceramah. Guru hendaknya menyadari bahwa ceramah yang
terlalu lama akan membosankan siswa. Untuk mengurangi kejenuhan, guru dapat
mengatur alokasi ceramah yang diselingi kegiatan lain setelah maksimal 15 menit.
2. Tahap Akhir Ceramah
Tahap akhir ceramah atau tahap kesimpulan ceramah merupakan kegiatan terakhir dari
guru dalam pemakaian metode ceramah. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pada tahapan ini
diantaranya:
10
a. Pembuatan rangkuman dari garis-garis besar isi pelajaran yang diceramahkan, kegiatan
ini dilakukan oleh guru bersama-sama siswa;
b. Penjelasan hubungan isi pelajaran yang diceramahkan dengan isi pelajaran berikutnya;
c. Penjelasan tentang kegiatan pada pertemuan yang berikutnya.
Berdasarkan uraian tentang ceramah, tampak bahwa metode ceramah bukanlah metode
yang paling mudah untuk dilaksanakan oleh guru. Setiap guru boleh mengaku mampu
melaksanakan ceramah, tetapi tidak mampu memakai metode ceramah yang penuh makna.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan ceramah, Tjipti
Utomo dan Ruijiter menyarankan agar guru bersedia:
a. Menyadari apa yang hendak dicapai dengan ceramah yang diberikan dalam
pengajarannya,
b. Menganalisis hal-hal yang dilakukannya sebagai guru pada waktu memberikan
ceramah, dan
c. Berlatih, karena tak ada suatu perubahan pun yang berhasil dengan “sekali jadi”. (Tjipto
Utomo dan Ruijter, 1985: 196-197).
2.3.2 Metode Diskusi
Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/ pengalaman
diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok - pokok pikiran (gagasan, kesimpulan).
Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling beradu argumentasi untuk
meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil
diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan
11
berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok,
permainan, dan lain-lain.
1. Alasan penggunaan
Di dalam kehidupan , baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, diskusi
banyak digunakan sebagai salah satu untuk memecahkan masalah dan telah menjadi bagian dari
kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu metode ini dipandang penting dikembangkan
oleh guru di sekolah.
2. Tujuan
Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu.
3. Manfaat penggunaan metode diskusi untuk:
a. Menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokratis
b. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir kritis, analitis dan logis
c. Memupuk rasa kerjasama, sika p toleransi dan rasa social
d. Membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan
benar.
12
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan kegiatan belajar mengajar.
a. Metode diskusi data merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide.
b. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
c. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang
memiliki keterampilan berbicara
b. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi
kabur.
c. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
d. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga
dapat mengganggu iklim pembelajaran.
2.3.3 Metode Curah Pendapat (Brainstorming)
Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun
gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan
13
diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau
tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat pendapat orang lain
tidak untuk ditanggapi.
Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat,
informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan
peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran
bersama.
2.3.4 Metode Diskusi Kelompok
Sama seperti diskusi, diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara
tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan
untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun suasana saling menghargai
perbedaan pendapat dan juga meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak
14
berbicara dalam diskusi yang lebih luas. Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan
kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari suatu rumusan terbaik mengenai suatu
persoalan.Setelah diskusi kelompok, proses dilanjutkan dengan diskusi pleno. Pleno adalah
istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau diskusi umum yang merupakan lanjutan dari
diskusi kelompok yang dimulai denganpemaparan hasil diskusi kelompok.
1. Alasan penggunaan
Di dalam kehidupan , baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, diskusi
banyak digunakan sebagai salah satu untuk memecahkan masalah dan telah menjadi bagian dari
kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu metode ini dipandang penting dikembangkan
oleh guru di sekolah.
2. Tujuan
Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu.
3. Manfaat penggunaan metode diskusi untuk:
a. Menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokratis
b. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir kritis, analitis dan logis
c. Memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasa social.
d. Membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan
benar.
15
2.3.4.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Kelompok
1. Segi Kelebihan
a. Ditinjau dari segi pendidikan, kegiatan kelompok murid-murid akan meningkatkan
kualitas kepribadian, seperti: kerjasama, toleransi, kritis, disiplin dan sebagainya.
b. Ditinjau dari segi ilmu jiwa akan timbul persaingan yang positif, karena anak-anak lebih
giat bekerja dalam kelompok masing-masing.
c. Ditinjau dari segi didaktik, bahwa anak-anak yang pandai dalam kelompoknya dapat
membantu teman-temannya yang kurang pandai, terutama dalam rangka memenangkan
“Kompetisi” antara kelompok.
2. Segi Negatif.
a. Metode kelompok memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila
dibandingkan dengan metode yang lain; misalnya metode ceramah.
b. Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk.
c. Bagi anak-anak yang malas ada kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompok itu dan
kemungkinan besar akan mempengaruhi kelompok itu, sehingga usaha kelompok itu
akan gagal.
3. Jenis-Jenis Pengelompokkan
16
Dalam penerapan metode kelompok, guru dituntut untuk memiliki keterampilan
melakukan pengelompokkan terhadap para siswanya. Ada berbagai jenis cara pengelompokkan
yang dapat dilaksanakan oleh guru, cara-cara tersebut adalah:
a. Pengelompokkan didasarkan atas ketersediaan fasilitas
Suatu pengelompokan yang dilakukan karena fasilitas belajar yang tersedia tidak
sebanding dengan jumlah yang membutuhkan. Untuk kepentingan praktis, kelompok
dibagi berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia.
b. Pengelompokan atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar
Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan perkembangan setiap
siswa, dianggap perlu untuk lebih banyak memberikan kesempatan mengembangkan
minat masing-masing.
c. Pengelompokan didasarkan atas perbedaan individual dalam kemampuan belajar.
Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan lancarnya kegiatan
dibutuhkan :
Penjajagan terhadap tugas atau topik yang diberikan oleh guru,
Pemahaman terhadap tugas atau topik kelompok, dan
Penunaian atau penyelesaian tugas.
Sedangkan guru pada tahapan ini melakukan pengamatan, memberikan saran bila
diperlukan, dan melaksanakan penilaian kelompok yang sedang bekerja.
4. Pelaporan hasil Kerja Kelompok
17
Sedangkan semua kelompok menyelesaikan tugasnya, maka mereka berkewajiban untuk
melaporkan hasil kerja mereka. Laporan hasil kerja kelompok, dapat dilakukan secara lisan atau
secara tertulis.
5. Penilaian pemakaian metode Kerja Kelompok
Berdasarkan hasil Kelompok serta pelaksanaan penyelesaian hasil kelompok serta
pelaksanaan penyelesaian tugas (proses kelompok), guru melakukan penilaian keberhasilan
pemakaian metode Kelompok.
Prosedur pemakaian metode Kelompok, sekali lagi dapat ditegaskan bahwa variabel-
variabel penentu keberhasilan metode Kelompok dan peran guru dalam pelaksanaan Kelompok
merupakan hal penting yang perlu disadari oleh guru. Persiapan dan kesiapan guru dalam
memakai metode Kerja Kelompok, akan menentukan keberhasilannya.
2.3.5 Metode Bermain Peran (Role Play)
Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ‘menghadirkan’ peran. Peran
yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap peran
tersebut Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan masing- masing peran tersebut, dan
kemudian memberikan saran/ alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut.
Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan
pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.
18
2.3.6 Metode Simulasi
Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan
ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan
suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk
melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek
penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi penerbangan terlebih
dahulu (belum benar -benar terbang). Situasi yang dihadapi dalam simulasi ini harus dibuat
seperti benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan).Contoh lainnya,
dalam sebuah pelatihan fasilitasi, seorang peserta melakukan simulasi suatu metode belajar
seakan-akan tengah melakukannya bersama kelompok dampingannya. Pendamping lainnya
berperan sebagai kelompok dampingan yang benar-benar akan ditemui dalam keseharian peserta
19
(ibu tani, bapak tani, pengurus kelompok, dsb.). Dalam contoh yang kedua, metode ini memang
mirip dengan bermain peran. Tetapi dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai
dirinya sendiri saat melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar akan dilakukannya.
2.3.7 Metode sandiwara
Metode sandiwara seperti memindahkan ‘sepenggal cerita’ yang menyerupai kisah
nyata atau situasi sehari-hari ke dalam pertunjukkan. Penggunaan metode ini ditujukan untuk
mengembangkan diskusi dan analisa peristiwa (kasus). Tujuannya adalah sebagai media untuk
memperlihatkan berbagai permasalahan pada suatu tema (topik) sebagai bahan refleksi dan
analisis solusi penyelesaian masalah. Dengan begitu, rana penyadaran dan peningkatan
kemampuan analisis dikombinasikan secara seimbang.
2.3.8 Metode Demontrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara
menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi
20
merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi
menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan
demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.Biasanya,
setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan
memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.
Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada
rana keterampilan.
1. Kelebihannya
a. Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru
dapat di amati
b. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di Demonstrasikan, jadi proses
anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada
masalah lain.
c. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar
d. Dapat menambah pengalaman anak didik
e. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan
21
f. Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan kongkrit
g. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut
serta berperan secara langsung.
h. Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan
i. Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik
2. Kekurangannya
a. Memerlukan waktu yang cukup banyak
b. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien
c. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya
f. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
g. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.
h. Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini
i. Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik hasilnya.
2.3.9 Metode Praktek Lapangan
Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan
peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini
dilakukan di ‘lapangan’, yang bisa berarti di tempat kerja, maupun di masyarakat. Keunggulan
dari metode ini adalah pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta,
sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan kemampuannya. Sifat
metode praktek adalah pengembangan keterampilan.
22
2.3.10 Metode Permainan (Games)
Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-
breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti
pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta.
Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat,
dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan (fun) serta serius tapi santai(sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan
suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang
(segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam
suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat.Sebaiknya permainan
digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau
sekedar permainan. Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang
dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang
mendalam (prinsip, nilai, atau pelajara-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah
rana sikap-nilai.
23
2.3.11 Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam
bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya baik secara lisan atau
tertulis. Melalui Tanya jawab akan memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut
1. Alasan penggunaan
a. Untuk meninjau pelaajaran yang lain
b. Agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemujuan yang telah dicapai sehingga
dapat melanjutkan pelajaran tersebut
c. Untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan pemikiran siswa
2. Tujuan
a. Mengetauhui pengusaan bahan pelajaran melalui ingatan dan pengungkapan perasaan
serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari , didengar atau dibaca
b. Mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam
24
c. memecahkan masalah
d. Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajaran yang dipandang serta
mampu menyimpulkan dan mengikutsertakan pelajaran sehingga mencapai perumusan
yang baik dan tepat.
e. Memperkuat lagi ikatan antara suatu pertanyaan dengan jawabannya sehingga dapat
membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran tersebut
f. Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar
dan tepat.
3. Manfaat
a. Membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa serta mampu menghubungkan
pelajaran lama dengan yang baru.
b. Memperkuat ingatan antara jawabandan pertanyaan.
c. Dapat mengembangkan cara-cara berpikir logis dan sistematis.
d. Dapat mengurangi proses lupa.
e. Jawaban yang salah segera dapat dikoreksi.
f. Merangsang siswa berpikir dan memusatkan perhatian pada pokok permasalahan
g. Membangkitakan hasrat melakukan penyelidikan
h. Membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu dipelajari
i. Mengekspresikan perasaan dan ide-ide
j. Menghargai pertanyaan orang lain
k. Menghidupakan suasana kelas dan gembira
l. Siswa iktu berpartisipasi dalam proses pembelajaran
25
m. Umpan balik bagi guru mengenai pengetahuan siswa
2.3.12 Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah adalah suatu metode atau cara penyjian pelajaran dengan
cara siswa dihadapakan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara
individual atau secara kelompok. Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah
secara rasional, logis, benar dan tepat. Tekananya pada proses pemecahan masalah dengan
penentuan alternative yang berguna saja.
1. Alasan pemilihan
a. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dengan dunia kerja
b. Proses pembelajaran melalui pemecahan masalah dapat membiasakan siswa
menghadapi dan memcahkan masalah secara terampil. Hal ini merupakan kemampuan
yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia
c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan
menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan proses runtut
dengan menyoroti permasalahan dan berbagai segi dalam rangka mencapai
pemecahannya.
2. Tujuan
a. Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah secara rasional
b. Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secra individual maupun secara bersama
keadaan atau masalah tersebut. Dan hal inilah yang membedakan antara metode.
26
c. Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri
3. Manfaat
1. Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah serta
mengmbil keputusan secara objektif dan rasional
2. Mengembangkan kemampuan berpikir, logis dan analitis
3. Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati - hati dalam
mengemukakan pendapat
4. Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi siswa.
2.3.13 Metode Inkuiria.
PengertianInkuiri adalah suatu kegiatan dan pelaahan sesuatu dengan cara mencari
kesimpulan. Keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau penalaran secara teratur, runtut dan
bisa diterima oleh akal.Metode inkuiri ini merupakan kegiatan pembelajaran dimana siswa
dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau
kesimpulannya. Jawaban atau kesimpulan tersebut belum tentu merupakan pemecahan atas
masalah atau keadaan yang dihadapi. Dapat juga jawaban tersebut hanya sampai pada tingkat
menemukan hal-hal yang menyebabkan timbulnya inkuiri dengan metode pemecahan masalah
yang lebih menitik beratkan pada pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
1. Alasan pemilihan
Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk mengamati, mengalami
dan memahami suatu konsep, pengertian yang terdapat dalam lingkungan kehidupan keluarga,
27
sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu keingintahuan siswa untuk mendapatkannya. Guru
dapat menggunakan metode inkuiri dalam proses pembelajaran.
2. Tujuan
a. Mengembangkan sikap, keterampilan, kemapuan siswa dalam memecahkan masalah
atau memutuskan sesuatu secara tepat
b. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih tanggap, cermat dan nalar
(kritis, analitis dan logis).
3. Manfaat
a. Membina dan mengmbangkan sikap ingin tahu lebih jauh
b. Mengungkapkan aspek pengetahuan (kognitif maupun sikap (efektif).
2.3.14 Metode Wisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh
pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik
yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
1. Kelebihan
a. Siswa dapat mengamati dan mempelajari objek secara langsung, misal jikalau
berkunjung ke hutan lindung mereka bisa melihat sendiri dan merasakan sendiri seperti
apa hutan lindung itu untuk mata pelajaran IPA, berkunjung ke museum mereka dapat
melihat secara langsung benda-benda peninggalan sejarah untuk mata pelajaran sejarah
atau IPS.
28
b. Siswa dapat menjawab dan memecahkan masalah-masalah dengan cara melihat,
mencoba serta membuktikan secara langsung suatu obyek yang dipelajari.
c. Siswa dapat pula memperoleh informasi langsung dari pengelola hutan lindung atau
museum terkait dengan bidang mereka masing-masing tempat siswa berkarya wisata
sehingga siswa lebih peka dalam memahami objek yang mereka amati dan pelajari.
2. Kekurangan
a. Dalam karya wisata perlu persiapan yang memerlukan perizinan serta banyak pihak
yang ikut ambil bagian di dalamnya.
b. Perlu dana yang cukup agar terlaksananya karya wisata.
c. Perlu pengawasan dan bimbingan dari pihak Guru.
2.3.15 Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik
perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses di mana siswa melakukan suatu
percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya sertamenuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
1. Kelebihan
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya dan dapat membuktikankonsep-
konsep yang telah diterima atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya
sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
b. Anak didik dapat mengembangkan sikap ilmiah untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi ) tentang ilmu dan teknologi.
29
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan
baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkandapat bermanfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia.
d. Siswa terampil melakukan percobaan sendiri.
2. Kekurangan
a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan ekperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harusmenanti untuk
melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
d. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah
diperoleh dan kadangkala mahal.
e. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
f. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karenamungkin ada
faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuanatau pengendalian.
g. Diperlukan alat evaluasi khusus.
h. Waktu yang diperlukan terbatas
2.3.16 Metode Latihan keterampilan
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke
tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara
menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dansebagainya. Contoh latihan
30
keterampilan membuat tas dari mute atau pernak-pernik.
1. Kelebihan
a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf,membuat
dan menggunakan alat-alat.
b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan, pembagian, tanda-tanda atau simbol, dan sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
2. Kekurangan
a. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
b. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan halyang
monoton dan mudah membosankan.
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode Pembelajaran adalah cara guru mejelaaskan suatu pokok bahasan (tema, pokok
masalah) sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran tujuan pembelajaran.
Jenis Metode Pembelajaran:
1. Metode ceramah
2. Metode diskusi
3. Metode curah pendapat
4. Metode diskusi kelompok
5. Metode bermain peran (role play)
6. Metode Simulasi
7. Metode sandiwara
8. Metode demontrasi
9. Metode praktek lapangan
32
10. Metode permainan
11. Metode Tanya jawab
12. Medode pemecahan masalah
13. Metode inkuiri
14. Metode Wisata
15. Metode Eksperimen
16. Metode Latihan Keterampilan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum teaching, 2005
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Quantum
Teaching, 2005
http:// metodecampuranelecticmethods .blogspot.com/2011/01/metode-campuran-electic-
methods.html
[1] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum teaching,
2005, h. 52-53
[2] Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Quantum Teaching, 2005, h. 121
33
[3] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum Teaching,
2005, h. 56
Mulyana,rahmat Mengartikulasikan Pendidikan nilai Pada Periode Klasik dan Pertengahan
Bandung: Alfabeta, 2004
http://www.slideshare.net/alimrizqiana1/konsep-pendidikan-nilai /13-Oktober-2015/00.00 wib
34