34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode. Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya. Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan kondisi, dan untuk selamanya. Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa metode yang dimungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan yaitu : Metode Ceramah, Metode Diskusi, Metode 1

metode pembelajaran siswa

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik

metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor

utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.

Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru

turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu

banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana

yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru

dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan

gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.

Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak

terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk

mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses

belajar mengajar.

Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar mengajar

merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan menyimpulkan

bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode belajar mengajar

yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan kondisi, dan untuk

selamanya. Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa metode yang dimungkinkan dapat

digunakan dalam pembelajaran pendidikan yaitu : Metode Ceramah, Metode Diskusi, Metode

1

Kelompok, Metode Curah Pendapat (Brainstorming) Diskusi Kelompok , Metode Bermain Peran

(Role Play), Metode Simulasi, Metode Sandiwara, Metode Demontrasi, Metode Praktek

Lapangan, Metode Permainan (Games), Metode Tanya Jawab, Metode Pemecahan Masalah

Metode Inkuiria, Metode Wisata, Metode Eksperimen, Metode Latihan Keterampilan.  

1.2.     Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1.      Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?

2.      Apa alasan menentukan metode?

3.      Apa saja macam-macam metode mengajar, meliputi:

1.       Metode ceramah

2.      Metode diskusi

3.      Metode Curah Pendapat (Brainstorming)

4. Diskusi Kelompok

5. Metode Bermain Peran (Role Play)

6. Metode Simulasi

7. Metode sandiwara

8. Metode Demontrasi

9. Metode Praktek Lapangan

10. Metode Permainan (Games)

11. Metode Tanya jawab

12. Metode Pemecahan Masalah

13. Metode Inkuiria.

2

14. Metode Wisata

15. Metode Eksperimen

16. Metode Latihan keterampilan  

1.3.    Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui maksud metode pembelajaran;

2.      Untuk mengetahui alasan metode apa yang di ambil dalam belajar mengajar;

3.      Untuk mengetahui macam-macam metode mengajar, meliputi : Metode Ceramah,

Metode Diskusi, Metode Kelompok, Metode Curah Pendapat (Brainstorming) Diskusi

Kelompok , Metode Bermain Peran (Role Play), Metode Simulasi, Metode Sandiwara,

Metode Demontrasi, Metode Praktek Lapangan, Metode Permainan (Games), Metode

Tanya Jawab, Metode Pemecahan Masalah Metode Inkuiria.,Metode Wisata, Metode

Eksperimen,, Metode Latihan Keterampilan.  

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Pembelajaran

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang

ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk

dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti

sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode - metode mengajar sangat di

perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergatung pada

tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Metode belajar yang mampu

membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan

kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode diskusi merupakan suatu cara mengajar yang

bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem. Dimana

para anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau

pendapat yang disepakati bersama. Dalam metode diskusi guru dapat membimbing dan mendidik

siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, setiap orang yang berbicara atau

mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat

diperanggungjawabkan. Jadi bukan omong kosong, juga bukan untuk menghasut atau mengacau

suasana. Menghormati pendapat orang lain, menerima pendapat yang benar dan menolak

pendapat yang salah adalah ciri dari metode yang dapat dighunakan untuk mendidik siswa

berjiwa demokrasi dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa aktif

4

dapat tercapai, maka diskusi dapat menggunakan variasi model - model pembelajaran menarik

dan memotivasi siswa. Dari sekan banyak model pembelajaran yang ada, model pembelajaran

jigsaw cocok untuk digunakan dalam metode diskusi. Model pembelajaran jigsaw membantu

murid untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan sekaligus siswa mampu menjadi nara sumber

bagi satu sama yang lain.

2.2 Alasan Menentukan Metode

Metode pembelajaran adalah bagian utuh (terpadu, integral) dari proses pendidikan

pengajaran. Metode ialah cara guru mejelaaskan suatu pokok bahasan (tema, pokok masalah)

sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran tujuan pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran dan kerjasama guru dan siswa dalam menvapai sasaran dan tujuan pembelajaran

ialah mellaui cara ataau metode, yang pada hakekatnya ialah jalan mencapai sasaran dan tujuan

pembelajaran. Jadi, alasan atau nalar guru memlilih/menetapkan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran adalah:

1. Metode ini sesuai dengan pokok bahasan, dalam rangka lebih menjadi mencapai sasaran

dan tujuan pembelajaran.

2. Metode ini menjadi kegatan siswa dalam belajar dan meningkatkan motivasi atau

semangat belajar

3. Metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan sehingga

pemahaman siswa makin jelas.

4. Metode dipilih guru dengan azas di atas berdasarkan pertimbangan praktis, rasional

dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar

5

5. Metode yang berdaya guna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat digunakan

secara kombinasi (sintesis terpadu) dan dilengkapi dengan media tertentu, bahkan multi-

media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan pembelajaran.

2.3 Jenis-jenis Metode Pembelajaran

2.3.1 Metode Ceramah

Pengertian Metode ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah dengan kombinasi

metode yang bervariasi. Mengapa disebut demikian, sebab ceramah dilakukan dengan ditujukan

sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif (curah pendapat, disko, pleno, penugasan,

studi kasus, dll). Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung

interaktif, yaitu melibatkan peserta melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan

pendapat dan pengalaman peserta. Media pendukung yang digunakan, seperti bahan serahan

(handouts), transparansi yang ditayangkan dengan OHP, bahan presentasi yang ditayangkan

dengan LCD, tulisan-tulisan di kartu metaplan dan/kertas plano, dll.

1. Asalan Penggunaan

a. Agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung

b. Penyajian materi pelajaran sistematis (tidak berbelit -belit)

c. Untuk merangsang siswa aktif belajar

d. Untuk memberikan feed back

e. Untuk memberikan motivasi belajar

2. Tujuan

a. Menyampaikan informasi atau materi pelajaran

b. Membengkitkan hasrat, minat dan motivasi siswa untuk belajar

6

c. Memperjelas mata pelajaran

3. Manfaat

Metode ceramah digunakan dalam hal:

a. Jumlah siswa cukup besar

b. Sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari

c. Waktu yang tersedia terbatas, sedang materi yang disampaikan cukup banyak

Tujuan dan manfaat penggunaan metode ceramah bervariasi adalah untuk

mengurangi kelemahan sebagai berikut:

1. Siswa pasif, kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, sehingga

mengurangi daya kreativitas dan aktivitas siswa

2. Mudah menimbulkan salah tafsir, salah paham tentang istilah tertentu tanpa mengetahui

artinya.

3. Melemahkan perhatian dan membosankan siswa apabila ceramah diberikan dalam

waktu yang cukup lama

4. Guru tidak segera memperoleh umpan balik tentang penguasaan materi yang

disampaikan

7

4. Metode ceramah sesuai digunakan bila:

a. Tujuan dasar pengajaran adalah menyampaikan informasi baru,

b. Isi pelajaran langka, misalnya penemuan baru,

c. Isi pelajaran harus diorganisasikan dan disajikan dalam sebuah cara khusus untuk

kelompok tertentu,

d. Membangkitkan minat terhadap mata pelajaran,

e. Isi pelajaran tidak diperlukan untuk diingat dalam waktu yang lama,

f. Untuk mengantar penggunaan metode mengajar yang lain dan pengarahan penyelesaian

tugas-tugas belajar.  

5. Metode ceramah tidak sesuai digunakan bila:

a. Tujuan pengajaran bukan tujuan perolehan informasi,

b. Isi pelajaran perlu diingat dalam jangka waktu yang lama,

c. Isi pelajaran kompleks, rinci, atau abstrak,

6. Segi kebaikan metode ceramah:

a.       Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan bahan sebanyak-banyaknya.

b.      Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan pengelompokkan murid-

murid seperti pada metode yang lain.

c.       Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup

besar.

d.      Apabila penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan semangat, kreasi yang

konstruktif, yang merangsang murid-murid untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan.

7. Segi kekurangan (negatif):

8

a.       Guru sukar untuk mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan yang diberikan.

b.      Kadang-kadang guru sangat mengejar disampaikannya bahan yang sebanyak-

banyaknya, sehingga hanya menjadi bersifat pemompaan.

c.       Pendengar cenderung menjadi pasif dan ada kemungkinan malahan kurang tepat dalam

mengambil kesimpulan, sebab guru menyampaikan bahan-bahan tersebut dengan lisan.

d.      Apabila penceramah tidak memperhatikan segi-segi psychologies dan didaktis dari anak

didik, ceramah dapat bersifat melantur-lantur dan membosankan. Sebaliknya guru dapat

terlalu berlebih-lebihan berusaha membangkitkan minat siswa.

\

2.3.1.1 Langkah-Langkah/Tahap Metode Ceramah

1.      Tahap Pengembangan Ceramah

Tahap pengembangan ceramah atau tahap pembahasan utama merupakan kegiatan inti

dalam pelaksanaan pemakaian metode ceramah. Pada tahap ini penceramah atau guru

menyajikan isi pelajaran yang telah diorganisasikan sebelumnya. Faktor-faktor yang hendaknya

menjadi perhatian guru pada tahap pengembangan ceramah, ialah:

a. Keterangan secara singkat dan jelas. Menerangkan suatu masalah dengan kata-kata yang

sederhana, kalimat pendek, tanpa banyak anak kalimat, akan mempermudah siswa

memahaminya.

b. Pergunakan papan tulis. Sebagai upaya visualisasi, pokok-pokok masalah yang

diterangkan perlu ditulis di papan tulis dengan jelas dan tertib. Cara ini juga

mempermudah dan mendorong siswa untuk mencatat.

9

c. Keterangan-ulang dengan menggunakan istilah atau kata-kata lain yang lebih jelas. Cara

ini akan membantu siswa yang belum dapat atau lambat menangkap isi ceramah. Bagi

siswa yang telah dapat menangkap isi ceramah, keterangan-ulang akan menambah

kejelasan tentang apa yang telah (sedikit) mereka pahami.

d. Perinci dan perluas pelajaran. Ini bisa dilakukan dengan jalan memperinci isi pelajaran

lebih lanjut, memberikan ilustrasi, memberikan keterangan tambahan, menghubungkan

dengan masalah lain, memberi beberapa contoh singkat, kongkrit dan yang telah dikenal

oleh siswa.

e. Carilah balikan (feedhack) sebanyak-banyaknya selama berceramah. Guru perlu sekali

memperoleh balikan dari siswa tentang ceramah yang dilaksanakannya. Balikan non-

verbal diperoleh guru dengan memperhatikan tingkat perhatian siswa terhadap ceramah,

catatan-catatan yang dibuat siswa, atau sikap duduk siswa selama ceramah berlangsung.

Balikan verbal diperoleh oleh guru melalui kesempatan yang diberikan kepada siswa

bertanya tentang isi ceramah, atau guru yang bertanya kepada siswa tentang isi

ceramahnya.

f. Mengatur alokasi waktu ceramah. Guru hendaknya menyadari bahwa ceramah yang

terlalu lama akan membosankan siswa. Untuk mengurangi kejenuhan, guru dapat

mengatur alokasi ceramah yang diselingi kegiatan lain setelah maksimal 15 menit.

2.      Tahap Akhir Ceramah

Tahap akhir ceramah atau tahap kesimpulan ceramah merupakan kegiatan terakhir dari

guru dalam pemakaian metode ceramah. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pada tahapan ini

diantaranya:

10

a.      Pembuatan rangkuman dari garis-garis besar isi pelajaran yang diceramahkan, kegiatan

ini dilakukan oleh guru bersama-sama siswa;

b.      Penjelasan hubungan isi pelajaran yang diceramahkan dengan isi pelajaran berikutnya;

c.      Penjelasan tentang kegiatan pada pertemuan yang berikutnya.

Berdasarkan uraian tentang ceramah, tampak bahwa metode ceramah bukanlah metode

yang paling mudah untuk dilaksanakan oleh guru. Setiap guru boleh mengaku mampu

melaksanakan ceramah, tetapi tidak mampu memakai metode ceramah yang penuh makna.

Untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan ceramah, Tjipti

Utomo dan Ruijiter menyarankan agar guru bersedia:

a. Menyadari apa yang hendak dicapai dengan ceramah yang diberikan dalam

pengajarannya,

b. Menganalisis hal-hal yang dilakukannya sebagai guru pada waktu memberikan

ceramah, dan

c. Berlatih, karena tak ada suatu perubahan pun yang berhasil dengan “sekali jadi”. (Tjipto

Utomo dan Ruijter, 1985: 196-197).

2.3.2 Metode Diskusi

Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/ pengalaman

diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok - pokok pikiran (gagasan, kesimpulan).

Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling beradu argumentasi untuk

meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil

diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan

11

berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok,

permainan, dan lain-lain.

1. Alasan penggunaan

Di dalam kehidupan , baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, diskusi

banyak digunakan sebagai salah satu untuk memecahkan masalah dan telah menjadi bagian dari

kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu metode ini dipandang penting dikembangkan

oleh guru di sekolah.

2. Tujuan

Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan

pembelajaran dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu.

3. Manfaat penggunaan metode diskusi untuk:

a. Menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokratis

b. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir kritis, analitis dan logis

c. Memupuk rasa kerjasama, sika p toleransi dan rasa social

d. Membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan

benar.

12

Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan kegiatan belajar mengajar.

a. Metode diskusi data merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam

memberikan gagasan dan ide-ide.

b. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap

permasalahan.

c. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.

Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:

a. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang

memiliki keterampilan berbicara

b. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi

kabur.

c. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang

direncanakan.

d. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak

terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga

dapat mengganggu iklim pembelajaran.

2.3.3 Metode Curah Pendapat (Brainstorming)

Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun

gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan

13

diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau

tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat pendapat orang lain

tidak untuk ditanggapi.

Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat,

informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan

peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran

bersama.

2.3.4 Metode Diskusi Kelompok

Sama seperti diskusi, diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara

tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan

untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun suasana saling menghargai

perbedaan pendapat dan juga meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak

14

berbicara dalam diskusi yang lebih luas. Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan

kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari suatu rumusan terbaik mengenai suatu

persoalan.Setelah diskusi kelompok, proses dilanjutkan dengan diskusi pleno. Pleno adalah

istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau diskusi umum yang merupakan lanjutan dari

diskusi kelompok yang dimulai denganpemaparan hasil diskusi kelompok.

1. Alasan penggunaan

Di dalam kehidupan , baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, diskusi

banyak digunakan sebagai salah satu untuk memecahkan masalah dan telah menjadi bagian dari

kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu metode ini dipandang penting dikembangkan

oleh guru di sekolah.

2. Tujuan

Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan

pembelajaran dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu.

3. Manfaat penggunaan metode diskusi untuk:

a. Menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokratis

b. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir kritis, analitis dan logis

c. Memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasa social.

d. Membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan

benar.

15

2.3.4.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Kelompok

1.    Segi Kelebihan

a.       Ditinjau dari segi pendidikan, kegiatan kelompok murid-murid akan meningkatkan

kualitas kepribadian, seperti: kerjasama, toleransi, kritis, disiplin dan sebagainya.

b.      Ditinjau dari segi ilmu jiwa akan timbul persaingan yang positif, karena anak-anak lebih

giat bekerja dalam kelompok masing-masing.

c.       Ditinjau dari segi didaktik, bahwa anak-anak yang pandai dalam kelompoknya dapat

membantu teman-temannya yang kurang pandai, terutama dalam rangka memenangkan

“Kompetisi” antara kelompok.

2.     Segi Negatif.

a.       Metode kelompok memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila

dibandingkan dengan metode yang lain; misalnya metode ceramah.

b.      Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk.

c.       Bagi anak-anak yang malas ada kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompok itu dan

kemungkinan besar akan mempengaruhi kelompok itu, sehingga usaha kelompok itu

akan gagal.

3.     Jenis-Jenis Pengelompokkan

16

Dalam penerapan metode kelompok, guru dituntut untuk memiliki keterampilan

melakukan pengelompokkan terhadap para siswanya. Ada berbagai jenis cara pengelompokkan

yang dapat dilaksanakan oleh guru, cara-cara tersebut adalah:

a. Pengelompokkan didasarkan atas ketersediaan fasilitas

Suatu pengelompokan yang dilakukan karena fasilitas belajar yang tersedia tidak

sebanding dengan jumlah yang membutuhkan. Untuk kepentingan praktis, kelompok

dibagi berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia.

b. Pengelompokan atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar

Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan perkembangan setiap

siswa, dianggap perlu untuk lebih banyak memberikan kesempatan mengembangkan

minat masing-masing.

c. Pengelompokan didasarkan atas perbedaan individual dalam kemampuan belajar.

Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan lancarnya kegiatan

dibutuhkan :

Penjajagan terhadap tugas atau topik yang diberikan oleh guru,

Pemahaman terhadap tugas atau topik kelompok, dan

Penunaian atau penyelesaian tugas.

Sedangkan guru pada tahapan ini melakukan pengamatan, memberikan saran bila

diperlukan, dan melaksanakan penilaian kelompok yang sedang bekerja.

4. Pelaporan hasil Kerja Kelompok

17

Sedangkan semua kelompok menyelesaikan tugasnya, maka mereka berkewajiban untuk

melaporkan hasil kerja mereka. Laporan hasil kerja kelompok, dapat dilakukan secara lisan atau

secara tertulis.

5. Penilaian pemakaian metode Kerja Kelompok

Berdasarkan hasil Kelompok serta pelaksanaan penyelesaian hasil kelompok serta

pelaksanaan penyelesaian tugas (proses kelompok), guru melakukan penilaian keberhasilan

pemakaian metode Kelompok.

Prosedur pemakaian metode Kelompok, sekali lagi dapat ditegaskan bahwa variabel-

variabel penentu keberhasilan metode Kelompok dan peran guru dalam pelaksanaan Kelompok

merupakan hal penting yang perlu disadari oleh guru. Persiapan dan kesiapan guru dalam

memakai metode Kerja Kelompok, akan menentukan keberhasilannya.

2.3.5 Metode Bermain Peran (Role Play)

Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ‘menghadirkan’ peran. Peran

yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang

kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap peran

tersebut Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan masing- masing peran tersebut, dan

kemudian memberikan saran/ alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut.

Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan

pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.

18

2.3.6 Metode Simulasi

Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan

ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan

suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk

melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek

penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi penerbangan terlebih

dahulu (belum benar -benar terbang). Situasi yang dihadapi dalam simulasi ini harus dibuat

seperti benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan).Contoh lainnya,

dalam sebuah pelatihan fasilitasi, seorang peserta melakukan simulasi suatu metode belajar

seakan-akan tengah melakukannya bersama kelompok dampingannya. Pendamping lainnya

berperan sebagai kelompok dampingan yang benar-benar akan ditemui dalam keseharian peserta

19

(ibu tani, bapak tani, pengurus kelompok, dsb.). Dalam contoh yang kedua, metode ini memang

mirip dengan bermain peran. Tetapi dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai

dirinya sendiri saat melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar akan dilakukannya.

2.3.7 Metode sandiwara

Metode sandiwara seperti memindahkan ‘sepenggal cerita’ yang menyerupai kisah

nyata atau situasi sehari-hari ke dalam pertunjukkan. Penggunaan metode ini ditujukan untuk

mengembangkan diskusi dan analisa peristiwa (kasus). Tujuannya adalah sebagai media untuk

memperlihatkan berbagai permasalahan pada suatu tema (topik) sebagai bahan refleksi dan

analisis solusi penyelesaian masalah. Dengan begitu, rana penyadaran dan peningkatan

kemampuan analisis dikombinasikan secara seimbang.

2.3.8 Metode Demontrasi

Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara

menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi

20

merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi

menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan

demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.Biasanya,

setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan

memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.

Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada

rana keterampilan.

1.        Kelebihannya

a.    Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru

dapat di amati

b. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di Demonstrasikan, jadi proses

anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada

masalah lain.

c. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar

d. Dapat menambah pengalaman anak didik

e. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan

21

f. Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan kongkrit

g. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut

serta berperan secara langsung.

h. Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan

i. Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik

2. Kekurangannya

a. Memerlukan waktu yang cukup banyak

b. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien

c. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya

f. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit

g. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.

h. Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini

i. Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik hasilnya.

2.3.9 Metode Praktek Lapangan

Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan

peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini

dilakukan di ‘lapangan’, yang bisa berarti di tempat kerja, maupun di masyarakat. Keunggulan

dari metode ini adalah pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta,

sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan kemampuannya. Sifat

metode praktek adalah pengembangan keterampilan.

22

2.3.10 Metode Permainan (Games)

Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-

breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti

pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta.

Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat,

dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan (fun) serta serius tapi santai(sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan

suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang

(segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam

suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat.Sebaiknya permainan

digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau

sekedar permainan. Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang

dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang

mendalam (prinsip, nilai, atau pelajara-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah

rana sikap-nilai.

23

2.3.11 Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam

bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya baik secara lisan atau

tertulis. Melalui Tanya jawab akan memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut

1. Alasan penggunaan

a. Untuk meninjau pelaajaran yang lain

b. Agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemujuan yang telah dicapai sehingga

dapat melanjutkan pelajaran tersebut

c. Untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan pemikiran siswa

2. Tujuan

a. Mengetauhui pengusaan bahan pelajaran melalui ingatan dan pengungkapan perasaan

serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari , didengar atau dibaca

b. Mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam

24

c. memecahkan masalah

d. Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajaran yang dipandang serta

mampu menyimpulkan dan mengikutsertakan pelajaran sehingga mencapai perumusan

yang baik dan tepat.

e. Memperkuat lagi ikatan antara suatu pertanyaan dengan jawabannya sehingga dapat

membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran tersebut

f. Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar

dan tepat.

3. Manfaat

a. Membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa serta mampu menghubungkan

pelajaran lama dengan yang baru.

b. Memperkuat ingatan antara jawabandan pertanyaan.

c. Dapat mengembangkan cara-cara berpikir logis dan sistematis.

d. Dapat mengurangi proses lupa.

e. Jawaban yang salah segera dapat dikoreksi.

f. Merangsang siswa berpikir dan memusatkan perhatian pada pokok permasalahan

g. Membangkitakan hasrat melakukan penyelidikan

h. Membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu dipelajari

i. Mengekspresikan perasaan dan ide-ide

j. Menghargai pertanyaan orang lain

k. Menghidupakan suasana kelas dan gembira

l. Siswa iktu berpartisipasi dalam proses pembelajaran

25

m. Umpan balik bagi guru mengenai pengetahuan siswa

2.3.12 Metode Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah adalah suatu metode atau cara penyjian pelajaran dengan

cara siswa dihadapakan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara

individual atau secara kelompok. Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah

secara rasional, logis, benar dan tepat. Tekananya pada proses pemecahan masalah dengan

penentuan alternative yang berguna saja.

1. Alasan pemilihan

a. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan

kehidupan, khususnya dengan dunia kerja

b. Proses pembelajaran melalui pemecahan masalah dapat membiasakan siswa

menghadapi dan memcahkan masalah secara terampil. Hal ini merupakan kemampuan

yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia

c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan

menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan proses runtut

dengan menyoroti permasalahan dan berbagai segi dalam rangka mencapai

pemecahannya.

2. Tujuan

a. Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah secara rasional

b. Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secra individual maupun secara bersama

keadaan atau masalah tersebut. Dan hal inilah yang membedakan antara metode.

26

c. Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri

3. Manfaat

1. Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah serta

mengmbil keputusan secara objektif dan rasional

2. Mengembangkan kemampuan berpikir, logis dan analitis

3. Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati - hati dalam

mengemukakan pendapat

4. Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi siswa.

2.3.13 Metode Inkuiria.

PengertianInkuiri adalah suatu kegiatan dan pelaahan sesuatu dengan cara mencari

kesimpulan. Keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau penalaran secara teratur, runtut dan

bisa diterima oleh akal.Metode inkuiri ini merupakan kegiatan pembelajaran dimana siswa

dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau

kesimpulannya. Jawaban atau kesimpulan tersebut belum tentu merupakan pemecahan atas

masalah atau keadaan yang dihadapi. Dapat juga jawaban tersebut hanya sampai pada tingkat

menemukan hal-hal yang menyebabkan timbulnya inkuiri dengan metode pemecahan masalah

yang lebih menitik beratkan pada pemecahan masalah yang dihadapi siswa.

1. Alasan pemilihan

Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk mengamati, mengalami

dan memahami suatu konsep, pengertian yang terdapat dalam lingkungan kehidupan keluarga,

27

sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu keingintahuan siswa untuk mendapatkannya. Guru

dapat menggunakan metode inkuiri dalam proses pembelajaran.

2. Tujuan

a. Mengembangkan sikap, keterampilan, kemapuan siswa dalam memecahkan masalah

atau memutuskan sesuatu secara tepat

b. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih tanggap, cermat dan nalar

(kritis, analitis dan logis).

3. Manfaat

a. Membina dan mengmbangkan sikap ingin tahu lebih jauh

b. Mengungkapkan aspek pengetahuan (kognitif maupun sikap (efektif).

2.3.14 Metode Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh

pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik

yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

1.        Kelebihan

a. Siswa dapat mengamati dan mempelajari objek secara langsung, misal jikalau

berkunjung ke hutan lindung mereka bisa melihat sendiri dan merasakan sendiri seperti

apa hutan lindung itu untuk mata pelajaran IPA, berkunjung ke museum mereka dapat

melihat secara langsung benda-benda peninggalan sejarah untuk mata pelajaran sejarah

atau IPS.

28

b. Siswa dapat menjawab dan memecahkan masalah-masalah dengan cara melihat,

mencoba serta membuktikan secara langsung suatu obyek yang dipelajari.

c. Siswa dapat pula memperoleh informasi langsung dari pengelola hutan lindung atau

museum terkait dengan bidang mereka masing-masing tempat siswa berkarya wisata

sehingga siswa lebih peka dalam memahami objek yang mereka amati dan pelajari.

2. Kekurangan

a.    Dalam karya wisata perlu persiapan yang memerlukan perizinan serta banyak pihak

yang ikut ambil bagian di dalamnya.

b.    Perlu dana yang cukup agar terlaksananya karya wisata.

c.      Perlu pengawasan dan bimbingan dari pihak Guru.

 

2.3.15 Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik 

perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses di mana siswa melakukan suatu

percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya sertamenuliskan hasil percobaannya,

kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

1.        Kelebihan

a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya dan dapat membuktikankonsep-

konsep yang telah diterima atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya

sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.

b.    Anak didik dapat mengembangkan sikap ilmiah untuk mengadakan studi eksplorasi

(menjelajahi ) tentang ilmu dan teknologi.

29

c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan

baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkandapat bermanfaat bagi

kesejahteraan hidup manusia.

d. Siswa terampil melakukan percobaan sendiri.

2. Kekurangan

a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik  berkesempatan

mengadakan ekperimen.

b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harusmenanti untuk

melanjutkan pelajaran.

c. Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.

d. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah

diperoleh dan kadangkala mahal.

e. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

f. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karenamungkin ada

faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuanatau pengendalian.

g. Diperlukan alat evaluasi khusus.

h. Waktu yang diperlukan terbatas

2.3.16 Metode Latihan keterampilan  

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke

tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara

menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dansebagainya. Contoh latihan

30

keterampilan membuat tas dari mute atau pernak-pernik.

1.        Kelebihan

a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf,membuat

dan menggunakan alat-alat.

b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan,

pengurangan, pembagian, tanda-tanda atau simbol, dan sebagainya.

c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

2.        Kekurangan

a.    Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

b.    Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan halyang

monoton dan mudah membosankan.

31

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode Pembelajaran adalah cara guru mejelaaskan suatu pokok bahasan (tema, pokok

masalah) sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran tujuan pembelajaran.

Jenis Metode Pembelajaran:

1. Metode ceramah

2. Metode diskusi

3. Metode curah pendapat

4. Metode diskusi kelompok

5. Metode bermain peran (role play)

6. Metode Simulasi

7. Metode sandiwara

8. Metode demontrasi

9. Metode praktek lapangan

32

10. Metode permainan

11. Metode Tanya jawab

12. Medode pemecahan masalah

13. Metode inkuiri

14. Metode Wisata

15. Metode Eksperimen

16. Metode Latihan Keterampilan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum teaching, 2005

Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Quantum

Teaching, 2005

http:// metodecampuranelecticmethods .blogspot.com/2011/01/metode-campuran-electic-

methods.html

[1] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum teaching,

2005, h. 52-53

[2] Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,

Quantum Teaching, 2005, h. 121

33

[3] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum Teaching,

2005, h. 56

Mulyana,rahmat  Mengartikulasikan Pendidikan nilai  Pada Periode Klasik dan Pertengahan

Bandung: Alfabeta, 2004

 http://www.slideshare.net/alimrizqiana1/konsep-pendidikan-nilai /13-Oktober-2015/00.00 wib

34