Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index
666 10.26418/j-psh.v13i2.57491
MODAL SOSIAL PELAKU USAHA IKAN BAKAR KAPIEK NDAK BATULANG
DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR
1Suci Tri Handayani, 2T. Romi Marnelly, 3Resdati 1,2,3,Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pilitik, Universitas Riau, Indonesia
e-mail korespondensi: [email protected]
Abstrak : Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Jambu Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar dengan
tujuan untuk mengetahui: 1) Unsur modal sosial dan 2) Strategi dalam usaha ikan bakar Kapiek Ndak
Batulang di Desa Pulau Jambu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif
dengan mengambil 5 orang sebagai informan utama dan 1 orang sebagai informan kunci (Key Informan).
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling melalui teknik pengumpulan data menggunakan
teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan yaitu teori modal sosial. Hasil
penelitian di lapangan dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 unsur modal sosial dalam usaha ikan bakar
Kapiek Ndak Batulang di Desa Pulau Jambu yaitu jaringan, kepercayaan, dan norma sosial. Di antara 3
unsur tersebut memiliki tingkat modal sosial masing-masing yaitu kategori kuat, sedang, lemah. Diantara
3 unsur modal sosial yang paling kuat adalah unsur modal sosial kepercayaan. Modal sosial ini sangat
berpengaruh terhadap sesama penjual, pemasok ikan Kapiek, pelanggan/pembeli, dan karyawan. Apabila
modal sosial kuat maka keuntungan yang didapat akan besar. Hasil penelitian mengenai strategi dalam
usaha ikan bakar Kapiek Ndak Batulang ada 4 strategi yaitu strategi investasi biologis, strategi suksesif,
strategi edukatif, dan strategi investasi ekonomi. Diantara 4 strategi tersebut yang paling dominan dipakai
oleh pelaku usaha adalah strategi edukatif. Dengan selalu ingin belajar sehingga pelaku usaha dapat
menjalankan usahanya dengan baik dan bertahan hingga sekarang.
Kata kunci: Modal Sosial, Strategi, Kapiek Ndak Batulang.
Abstract : This research was conducted in Pulau Jambu Village, Kuok Subdistrict, Kampar Regency with
the aim of knowing: 1) Elements of social capital and 2) Strategy in the Kapiek Ndak Batulang grilled
fish business in Pulau Jambu Village. This research uses descriptive qualitative research method by
taking 5 people as main informants and 1 people as key informants (Key Informants). This study uses
purposive sampling technique through data collection techniques using observation, interviews, and
documentation. The theory used is the theory of social capital. The results of research in the field can be
concluded that there are 3 elements of social capital in the Kapiek Ndak Batulang grilled fish business in
Pulau Jambu Village, namely network, trust, and social norms. Among these 3 elements each has a level
of social capital, namely the strong, medium, and weak categories. Among the 3 most powerful elements
of social capital is the element of trust social capital. This social capital is very very influential on fellow
sellers, suppliers of Kapiek fish, customers/buyers, and employees. If social capital is strong, the benefits
will be large. The results of the research regarding the strategy in the Kapiek Ndak Batulang grilled fish
business there are 4 strategies, namely biological investment strategies, successive strategies,
educational strategies, and economic investment strategies. Among the 4 strategies, the most dominant
one used by business actors is the educational strategy. By always wanting to learn so that business
actors can run their business well and survive until now.
Keywords: Social Capital, Strategy, Kapiek Ndak Batulang.
.
SUBMIT: 24 Agustus 2022 REVIEW: 6 September 2022 ACCEPTED: 11 September 2022
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index
667 10.26418/j-psh.v13i2.57491
PENDAHULUAN
Sekarang suatu kelompok yang terdapat
di masyarakat tidak cukup hanya
mengandalkan bantuan dari luar untuk
memenuhi kebutuhan ekonominya, tetapi
mereka bisa memikirkan dan memilih
langkah-langkah terbaik guna menggali
potensi dan sumber daya yang ada. Aktifitas
ekonomi tidak cukup memuaskan bila hanya
bicara seputar faktor ekonomi. Begitu pula
dengan modal, orang hanya beranggapan
bahwa modal itu bersumber dari materi saja
padahal ada yang lebih dari itu (Azhari, 2018).
Modal tidak berasal dari sisi ekonomi
melainkan juga dari sisi sosialnya yang
dianamakan modal sosial. Naik turunnya suatu
organisasi bisa dipengaruhi oleh modal sosial
dimiliki oleh suatu organisasi tersebut. Oleh
sebab itu modal sosial berkaitan dengan
organisasi, masyarakat sipil, atau identitas
yang kokoh.
Pandangan James Coleman yaitu
seorang ahli Amerika serikat dibidang
sosiologi yang perhatiannya cukup signifikan
terhadap bahasan mengenai modal sosial
mengatakan bahwa modal sosial tidak hanya
bisa dikuasai oleh kelompok elite atau kuat
(sebagaimana dipercaya oleh pengikut
sosiologi konflik) tetapi juga bisa dipakai dan
didayagunakan oleh kelompok yang lemah
miskin. Coleman juga mendefenisikan modal
sosial adalah representasi sumberdaya yang
terdapat didalamnya sebuah relasi yang timbal
balik kemudian memperoleh keuntungan, serta
jejaring sosial yang dalam suatu lembaga
kepercayaaan (Usman, 2018)
Zaman sekarang kita sedang dihadapkan
dengan segala sesuatu informasi yang sangat
mudah didapatkan, mencarinya dengan
sekejap saja. Dalam halnya pada dunia kuliner
banyak diantara kita tidak mengetahui
makanan yang sedang menjadi perbincangan
dan juga makanan khas dari daerah yang kita
tempati. Provinsi Riau menyapa dunia tidak
hanya dari sisi wisata saja. Namun menyapa
dengan kuliner khas bumi melayu Riau.
Terdapat di Kabupaten Kampar. Kabupaten
Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang
tertua di Provinsi Riau dikukuhkan bersamaan
dengan berdirinya Provinsi Riau. Kabupaten
ini adalah penyumbang mulai dari potensi
wisata ataupu dari kulinernya. “Masyarakat
Kampar biasa dikenal dengan orang ocu,
namun sebagian orang mengatakan suku
Kampar pecahan dari suku minangkabau, akan
tetapi tidak lah benar karena minangkabau
dengan ocu secara adat maupun suku terpisah.
Adat ocu memiliki kekhasan tersendiri dengan
adanya budata yang menarik. Seperti adanya
rumah-rumah adat lontiok, kesenian, hingga
tradisi balimau kasai dan lomba pacu sampan
yang diadakan setahun sekali dalam
menyambut bulan suci ramadhan(Yesicha,
2019). Begitu juga dengan makanan khasnya
kuliner ikan bakar Kapiek Ndak Batulang
menjadi bagian ciri khas kuliner yang ada di
Kabupaten Kampar tepatnya di Desa Pulau
Jambu Kecamatan Kuok.
Desa Pulau Jambu merupakan sebuah
desa yang terletak pada kecamatan kuok,
Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Pada Desa
Pulau Jambu, terdiri empat dusun, yaitu Dusun
Kampung Panjang, Dusun Kampung Baru,
Dusun Sei Betung, Dan Dusun Pulau Jambu.
Dari Wan Nishfa Dewi,DKK (2019)
mengatakan bahwa “pada Desa Pulau Jambu
terdapat 3102 jumlah jiwa penduduk dan
jumlah KK sebanyak 399. Dengan mata
pencaharian bermayoritas sebagai petani,
kelapa sawit dan petani karet” . Di Desa Pulau
Jambu terdapat satu rumah makan, sang
pencetus ikan bakar Kapiek Ndak Batulang .
Rumah makan ini berdiri pada tahun 2013.
Namun seiring berjalannya waktu usaha
tersebut mendapatkan persaingan sehingga
menjadi sebuah masalah ataupun tantangan
bagi pencetus pertama ikan bakar kapiek ndak
batulang. Jika melewati jalan lintas
pekanbaru-bangkinang di sepanjang jalan akan
ada rumah makan yang menyediakan menu
ikan bakar kapiek ndak batulang. Adapun data
yang di dapatkan untuk rumah makan sejenis
pada satu kecamatan kuok ada 6 rumah makan
yang menyediakan menu ikan bakar kapiek
ndak batulang, diantaranya:
Tabel 1. Nama Usaha Sejenis Ikan Bakar
Kapiek Ndak Batulang di Kecamatan Kuok No Nama Usaha Nama
Pemilik
Nama Desa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ikan Bakar
Kapiek Pulau
Jambu
Kedai Nasi
Opuong
RM Alo Anjly
RM Pondok
Atok Daun
Hamidi
Opuong
Alo
Marti
Zulkifli
Masri
Pulau
Jambu
Empat Balai
Empat Balai
Pulau
Belimbing
Pulau
Belimbing
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index
668 10.26418/j-psh.v13i2.57491
RM Badulang
RM Kapiek
Ndak Batulang
Topian Ladang Ocu Masri
Pulau
Belimbing
Jumlah 6 3
Sumber: Hasil Penelitian, 2021
Kapiek, dalam bahasa lainnya
(Barbonymus schwanenfeldii) merupakan ikan
air tawar yang juga sering disebut sebagai
saudara ikan mas. Ikan Kapiek banyak tersebar
luas di kawasan Asia Tenggara daratan dan
juga Indonesia bagian barat. Ikan Kapiek ini
terdapat beberapa nama lokal di berbagai
daerah. Di antaranya nama tersebut ialah
tengadak, tengadak merah, kepiat, kapiat,
kapiyek (di daerah Jambi). Ikan bakar Kapiek
Ndak Batulang berasal dari kata Kapiek adalah
nama ikan yang terdapat di air tawar dalam
istilah latinnya Barbonymus schwanenfeldii
dan orang kampar menyebutnya dengan kata
Kapiek. Biasanya ikan ini didapatkan langsung
dari sungai Kampar. Pemancing atau penjala
sangat mudah mendapatkan ikan Kapiek. “
salah satu yang menjadi sektor unggulan dari
Kabupaten Kampar merupakan sektor
perikanan, kegiatan dalam penangkapan
biasanya dilakukan oleh para nelayan di laut
dan sungai. Dengan menggunakan beberapa
alat dalam menangkap ikan yang diantaranya
ada jala. Jala dikenal sebagai jaring
menangkap ikan yang terbentuk dari
lingkaran-lingkaran kecil yang di tepinya
terdapat pemberat seperti batu, yang cara
pemakaiannya dengan cara melempar oleh
nelayan ke sungai. Ukuran jala terdapat
banyak macam ukuran, ada yang memilikki
variasi 4 meter pada diameternya. Jala
dilempar ke sungai dan akan menyebar ke
permukaan dan tenggelam. Ikan yang
terperangkap akan tertangkap pada saat jala
tersebut ditarik ke permukaan sungai ataupun
keluar air sesuai dengan sasaran yang
diinginkan” (Ilham, 2018).
Dahulunya, ikan Kapiek sangat banyak
di pasar terutama di pasar-pasar masyarakat
Kampar. Namun hanya sedikit yang berani
membeli serta memasak ikan Kapiek
disebabkan ikan tersebut terdapat banyak
tulang kecil-kecil atau duri. Sehingga
membuat ikan Kapiek jarang laku dipasaran.
“ndak batulang” artinya tidak bertulang. Jadi,
istilah ikan bakar Kapiek Ndak Batulang ini
memiliki arti ikan bakar Kapiek tidak
bertulang. Terkait penjelasan tersebut, pada
saat ini ikan Kapiek di sulap tidak ada
tulangnya oleh penjual yang menciptakan ikan
Kapiek tidak bertulang oleh Bapak Hamidi
yang biasa di sapa dengan Midi seorang
pelopor pertama yang menyulap ikan Kapiek
tidak ada tulang kecil-kecilnya tempatnya
berada di Desa Pulau Jambu. Dari penjelasan
yang peniliti dapatkan dari narasumber atau
Bapak Hamidi langsung. Beliau mengatakan
bahwa pada awalnya ia tidak langsung
berjualan ikan bakar Kapiek Ndak Batulang .
Banyak jalan yang sudah beliau lalui. Jatuh
bangun sudah dirasakan, dari berjualan sate
yang mulanya lumayan laris dan lama
kelamaan pendapatan menurun. Sehingga pada
akhirnya ia mengganti jualannya dengan
berjualan lontong, masih terbuat dari bahan
dasar beras. Akan tetapi tetap sama saja,
penghasilan tidak bertambah.
Melanjutkan dari penjelasan dari Bapak
Hamidi, kenapa ia bisa memiliki ide untuk
menyulap ikan yang banyak tulang kecil-kecil
menjadi tidak ada tulangnya sama sekali. Awal
mulanya sewaktu berjualan lontong tetap sama
ceritanya ketika ia berjualan sate. kemudian
memutuskan untuk mengganti jualannya
dengan berjualan nasi bungkus. Menunya
sama seperti menu biasa yang kita jumpai di
rumah makan lainnya. Dengan tarif Rp.10.000
per bungkusnya. Singkat cerita, ketika ia
berbelanja ke pasar kemudian melihat ikan
Kapiek ini banyak sekali di pasar. Bahkan
dijual murah oleh penjual. Sehingga dari sini
muncullah ide serta keinginan dari Bapak
Hamidi untuk membeli ikan Kapiek.
Sampai dirumah ia mencoba memasak
ikan Kapiek dengan membakarnya
menggunakan beberapa teknik ketika hendak
dibakar. Percobaan pertama ia langsung
mencicipinya sewaktu dimakan tulang kecil-
kecil nya masih terasa sehingga belum aman
dimakan. Bapak Hamidi tidak langsung
menyerah ia mengulang teknik mengolah
dengan menyayat setipis mungkin lebih dalam
ikan kapiek tersebut. Ikan dibakar dengan
bumbu khasnya disertai santan kelapa. Setelah
terlihat matang beliau mulai mencicipi lagi
dan ternyata tekniknya berhasil kemudian ikan
ini tidak ada lagi tulangnya. “ ikan kapiek
ndak batulang dibuat ikan yang tidak ada
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index
669 10.26418/j-psh.v13i2.57491
lagiduri kecilnya dengan balutan bumbu yang
lezat serta khas yang rasanya sangat
mengunggah selera. Ikan ini tak hanya
menarik dari segi proses serta bakarnya namun
ikan ini dihidangkan bersamaan dengan gulai
cangkuk, sambal balacan, sambal lado hijau
ataupun merah serta lalapan yang sangat
banyak macam ragamnya. Gulai cangkuk
adalah berasal dari perpaduan dari kulit sapi
serta dicampur dengan rebung. Tempatnya jika
dari kota Pekanbaru bisa ditempuh sekitar 1,5
jam perjalanan menuju lokasi. Proses dari
pembuatan ikan kapiek agak sedikit rumit,
dengan beberapa teknik barulah duri ikan
hilang dari badan ikan” ujar kepala Dinas
Pariwisata Provinsi Riau (M, 2016). Dari situ
trik jitu dari seorang Bapak yang bernama
Hamidi. Untuk mengenalkan masakan
terbarunya ia memberikan ke orang untuk
mencicipi ikan bakarnya . Banyak dari mereka
tidak percaya bahkan meremehkan akan tetapi
ketika mereka mencoba memakan ikan bakar
Kapiek Ndak Batulang mereka terheran.
Mulailah dari sini orang yang diberikan gratis
itu mulai menceritakan ke orang-orang bahwa
ikan Kapiek disulap oleh orang yang bernama
Hamidi di Rumah makan yang terdapat di
Desa Pulau Jambu. Setelah itu masyarakat
ramai yang datang. Begitu setiap hari hanya
dipromosikan dari mulut ke mulut. Sampai
saat ini rumah makan Kapiek Ndak Batulang
tetap eksis dikalangan masyarakat. Tidak
hanya masyarakat setempat, orang diluar
Kabupaten Kampar, pekanbaru, luar kota dan
provinsi lain. Bahkan gubernur, seperti
informasi yang penulis dapatkan dari tulisan
Abie Moechtar , Pekanbaru .com “Rumah
makan yang menjadi tempat favorit untuk
wisatawan ini bisa menghabiskan 40 sampai
65 kg ikan Kapiek dalam per harinya. Karena
kelarisan serta dikenal, membawa rumah
makan ini dikunjungi oleh Gubernur Riau
yaitu Bapak H. Syamsuar untuk menikmati
ikan kapiek bersama dengan pejabat lainnya.
Pada hari Jumat (3/9/2021)”
https://fixpekanbaru.com. Walikota pekanbaru
dan istrinya beserta staffnya juga sudah pernah
makan disini, begitu dari paparan Bapak
Hamidi selaku pemilik usaha ikan bakar
Kapiek Ndak Batulang . Rumah makan ini
setiap hari diserbu pengunjung.
Usaha ikan bakar Kapiek Ndak
Batulang menjadi salah satu perwakilan dari
Kabupaten Kampar yang diundang oleh Dinas
Pariwisata untuk menghadiri pelatihan berupa
teknis tenaga profesional teruntuk usaha jasa
makan dan minum ke kota Bandung yang
semua biayanya baik biaya akomodasi,
transportasi serta konsumsi ditanggung oleh
Dinas Pariwisata pada tanggal 24-27 Juli 2018
silam dan mendapatkan sebuah penghargaan
berupa sertifikat , begitu paparan langsung dari
pemilik usaha ikan bakar Kapiek Bapak
Hamidi.
Kuliner tradisional ikan bakar Kapiek
Ndak Batulang yang terdapat pada Desa Pulau
Jambu Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar
telah dikenal oleh masyarakat. Akan tetapi
perluasan usaha ini belum maksimal. Seperti
banyaknya rumah makan yang meniru
makanan yang diciptakan pada usaha ikan
bakar Kapiek di Desa Pulau Jambu. Sehingga
bagi pengunjung yang belum pernah datang di
Desa Pulau Jambu menjadi salah tempat untuk
memilih tempat makan. Namun penulis
mendapat sebuah informasi dari pemilik
langsung bagaimana ia menarik konsumen
sehingga menjadi berlangganan dan menjadi
tempat favorit yang telah mengetahui tempat
ini. Caranya pemilik memberikan gratis
kepada orang yang mengajak rombongan, satu
orang yang mengajak teman lainnya akan
diberikan dengan gratis ikan bakar kapiek. Ini
menjadikan penulis bisa menghubungkan dari
pengertian modal sosial dari seorang ahli
sosiolog yaitu Alenjandro Portes dalam buku
sosiologi ekonomi yaitu mengenai individu-
individu yang mampu mengatur sumber-
sumber langkah atau hal unik berdasarkan
membentuk sebuah jaringan atau struktur
sosial yang lebih luas cakupannya. Sumber
langkah itu dimaknai bisa dengan sesuatu yang
memiliki sifat nyata dilihat dar segi ekonomi
bisa berupa potongan harga, memperoleh
hutang tanpa bunga atau informasi mengenai
sebuah kondisi dalam bisnis (Damsar.D.I,
2009). Defenisi tersebut berkaitan erat dengan
apa yang dijalankan pemilik.
Perlunya modal sosial untuk usaha ikan
bakar Kapiek ditinjau dari empat unsur pokok
yang ada pada modal sosial. Unsur tersebut
dipaparkan oleh (Hasbullah J, 2006) Unsur-
unsur pokoknya itu antara lain : Partisipasi
pada jaringan, Resiprocity (resiprositas atau
tukar menukar kebaikan), Trust (Kepercayaan
atau keyakinan), Norma sosial, nilai-nilai,
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index
670 10.26418/j-psh.v13i2.57491
serta berupa tindakan Proaktif. Namun yang
dimaksud sebagai sumber modal sosial
merupakan sumber yang berasal dari
hubungan-hubungan atau relasi sosial yang
memiliki koneksi dengan orang lain,
maksudnya harus adanya hubungan antar satu
sama lain. Objek relasi yang menjadi tempat
berasal dari individu menjalin sebuah
hubungan sosial, membentuk kelompok atau
grup serta sampai kepada membentuk
masyarakat luas (Resdati, 2022).
Berdasarkan fenomena tersebut, penulis
termotivasi untuk meneliti mengenai modal
sosial tersebut baik dari segi tempat, pemasok
ikannya serta para karyawan atau pegawai
pada usaha ikan bakar Kapiek Ndak Batulang
dan pelanggan, bagaimana unsur modal sosial
dalam usaha ikan bakar Kapiek yaitu mulai
dari jaringan (social network), norma sosial
(social norm)dan kepercayaan (trust)
bagaimana strategi yang digunakan dalam
menjalankan usahanya. Peneliti, merangkai
dengan judul “Modal Sosial Pelaku Usaha
Ikan Bakar Kapiek Ndak Batulang di Desa
Pulau Jambu Kecamatan Kuok Kabupaten
Kampar”.
METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif, gunanya untuk penulis
bisa mendeskripsikan mengenai modal sosial
pelaku usaha ikan bakar kapiek ndak batulang
yang berada di Desa Pulau Jambu Kecamatan
Kuok Kabupaten Kampar. Penelitian kualitatif
adalah sebuah metode untuk mengeskplorasi
serta mengetahui makna, baik dari sejumlah
individu atau sekelompok orang yang
dianggap berasal dari masalah sosial ataupun
kemanusiaan (Creswell, 2014). Adapun
menurut (Moleong, 2019) dalam buku
metodologi penelitian kualitatif merupakan
langkah-langkah penelitian maupun prosedur
yang diharapkan memperoleh hasil berupa
data deskriftif yang dibuat kata-katanya dari
tulisan maupun dari lisan orang-orang atau
perilaku yang diamati. Pendekatan ini
berdasarkan pada latar individu secara utuh
(holistik). Lokasi penelitian digunakan untuk
menjelaskan fenomena sosial yang ada di
masyarakat. Maka sebab itu, penelitian ini
dilakukan di Desa Pulau Jambu, Kecamatan
Kuok Kabupaten Kampar. Adapun teknik
yang dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling yang informannya
ditetapkan berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini
yang menjadi orang atau subjek penelitian
yaitu pemilik usaha (informan kunci),
pemasok ikan kapiek, karyawan yang sudah
bekerja minimal 2 tahun masa kerja dan
pelanggan ikan bakar kapiek ndak batulang.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu, wawancara secara
mendalam, observasi dan dokumentasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Modal sosial dikenalkan pertama
kalinya oleh Pierre Bordieu pada awal tahun
1980-an, yang mengartikan: modal sosial
merupakan jumlah sumber daya, baik berupa
actual ataupun maya, yang ada pada diri
individu atau kelompok yang terdapat jaringan
yang bertahan lama baik berupa sebuah
hubungan yang timbal dan pengakuannya
terlembaga. (Field, 2003). Bordieu
menekankan bahwa modal sosial jika ingin
bertahan nilainya, maka individu harus
mengupayakannya. Untuk memahami
pemikiran Bordieu mengenai modal sosial,
yang perlu diingat pokok perhatiannya dari
dulu hingga sekarang adalah pemahaman atas
hieraraki sosial. Dari defenisi diatas, bahwa
didalam konsep modal sosial merajuk pada
relasi –relasi sosial, institusi, norma sosial dan
saling percaya antara orang atau kelompok
lain serata memiliki efektifitas positif dalam
peningkatan kehidupan pada komunitas.
Bordieu tidak hanya membuat analisis
mengenai modal sosial, akan tetapi juga
tentang modal ekonomi dan modal kultural
(cultural capital). Menurut Bourdieu modal
ekonomi adalah akar berkembangnya modal
sosial dan modal kultural (Usman, 2018).
Bourdieu memiliki konsep yang disebut
habitus yang di defenisikan sebagai
pencerahan yang ditawarkan oleh
subjektivisme (kesadaran, subjek, dan lain
sebagainya) serta reaksi terhadap filsafat
tindakan ganjil ala strukturalisme yang
mereduksi agen menjadi sekedar pengemban
(trager menurut Althusser) atau ekspresi
bawah sadar (bagi Levi Strauss) struktur.
Bourdieu pertama kali memperkenalkan
konsep kensep habitus yang dipinjamnya dari
filsafat skolastik tapi ia juga gunakan, dengan
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index
671 10.26418/j-psh.v13i2.57491
makna yang berbeda meski bukan terpisah
secara keseluruhan dari makna aslinya. Secara
formal Bourdieu mengartikan habitus sebagai:
“sistem yang dapat berpindah serta bertahan
jangka panjang, yang beramsumsi pensrtuktu
struktur serta prinsipnta meahirkan “sistem
disposisi yang bertahan lama dan bisa
dialihpindahkan (transposable), sruktur yang
distrukturkan yang diasumsikan berfungsi
sebagai penstruktrur struktur-struktur, yaitu
prinsip-prinsip yang melahirkan tujuan
tertentu dan dapat melakukan pencapaian yang
cepat. Karena sifatnya ‘struktur’ dan ‘berkala’
secara objektif, tapi bukan produk kepatuhan
terhadap aturan ataupun norma, prinsip ini
disatupadukan dengan cara kolektif tanpa
harus menjadi produk tindakan
pengorganisasian seorang pelaku” (Bourdieu,
1993).
Bourdieu memiliki sebuah konsep yang
dinamakan habitus yang maksudnya dalam
buku George Ritzer dikatan bahwa “ struktur
mental yang urusannya dengan media sosial.
Dari hal tersebut seseorang dapat
menginternalisasikan baik dalam hal
merasakan, mengapresiasi mengerti dan juga
mengevaluasi dunia sosial. Dari skema itulah
dihasilkan praktik mereka dan mampu
merasakan juga mengevaluasi (Ritzer, 2012).
Menurut Ronald Burt, modal sosial
merupakan sebuah kemampuan dari
masyarakat melakukan asosiasi dalam
kehidupan, hal tersebut menjadi kekuatan yang
begitu penting baik dalam kehidupan ekonomi
ataupun dengan kehidupan sosial. Dalam hal
ini Burt juga menjelaskan bahwa posisi
seorang aktor dalam jaringan menentukan
akses maupun relasi seseorang dalam
membentuk modal sosial (Dwiningrum, 2014).
Modal sosial dibahas dengan kritis pada buku
“Social Capital Theory” yang ditulis oleh
Julia Hauberer (Dwiningrum, 2014) Julia
Hauberer (2011), meletakkankan dasar
pemikiran yang kuat bahwa modal sosial tidak
hanya dipaham secara parsial dan statis
disebabkan dinamika dari konsep modal sosial
terus berkembang seiring dengan perubahan
yang terjadi dalam masyarakat diberbagai
aspek seperti sosial, ekonomi, budaya dan
politik. Kajian modern tentang modal sosial
telah mengilhami tokoh besar yaitu, Pierre
Bordieu, James C. Coleman, Robert D.
Putnam, Francis Fukuyuma, Ronald Burt,
Nan- Lin.
Inti dari konsep modal sosial dilihat
pada penekanan, kebersamaan dalam
mencapai kualitas kehidupan dengan selalu
memperbaiki serta melakukan perubahan serta
penyesuaian secaraterus menerus. Yang
menjadi acuan unsur yang disebut ruh dalam
modal sosial adalah sikap partisipatif, sikap
saling memberi dan menerima, sikap saling
mempercayai yang diperkuat dengan norma
yang berlaku. Unsur lain yang menjadi
peranan penting adalah kemauan masyarakat
atau kelompok tersebut secara terus menerus
proaktif baik dalam menjaga nilai,
membentuk sebuah jaringan kerjasama
ataupun menciptakan ide-ide kratif. Kemauan
semacam inilah yang bisa disebut sebagai
keberdayaan fungsi kelompok, guna
mempertahankan usaha. Sehingga dari
keberdayaan inilah akan muncul ketahanan
usaha dengan cara mempertahankan nilai yang
ada dalam membentuk kerjasama ataupun
menciptakan kreasi dan ide baru dalam
kegiatan ekonomi.
Aktivitas pelaku usaha ikan bakar kapiek
ndak batulang
Usaha ikan bakar Kapiek Ndak
Batulang terdapat di Desa Pulau Jambu
merupakan usaha pertama yang menjadikan
ikan Kapiek menjadi santapan lezat yang enak
serta mudah untuk di makan. Dikatakan tidak
bertulang karena ikan Kapiek merupakan ikan
yang sangat banyak duri kecilnya sehingga
sulit untuk dikonsumsi. Namun ditangan
pemilik inilah ikan yang sulit untuk dimakan
sekarang telah berubah menjadi kuliner yang
sangat banyak peminatnya.
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index
672 10.26418/j-psh.v13i2.57491
Gambar 1. Ikan kapiek
(Barbonymusschwanenfeldii)
Sumber: Data Olahan Peneliti 2022
Gambar 1 adalah gambar ikan kapiek,
terlihat ada tiga macam ukuran yaitu ukuran
ikan kecil, sedang dan besar. Kemudian
kembali pada perjalanan Pelaku usaha dalam
hal merintis usahanya tidak dari bantuan orang
tua maupun warisan. Namun usaha berdiri
berdasarkan ide sendiri yang pada mulanya
berjualan sate kemudian diganti dengan
lontong sampai pada akhirnya berjualan nasi
yang sama menunya seperti di rumah rumah
makan pada umumnya dan sampai
mendapatkan ide untuk mengolah ikan kapiek
yang terkenal banyak duri dengan cara
mengiris tipis-tipis dengan arah sejajar
sehingga cara tersebut ampuh dalam
menghilangkan durinya disebabkan duri
tersebut hancur karena pisau yang tajam dalam
mengiris dengan rapat.
Gambar 2. Proses Menghilang Duri Ikan
dengan Pisau Khusus
Sumber: Data Olahan Peneliti 2022
Gambar 2 merupakan proses dalam
menghilangkan duri ikan dengan
menggunakan pisau khusus dan tajam oleh
pemilik/pelaku usaha. Dengan cara menyayat
tipis badan ikan dengan arah sejajar dan
sampai ke tulang besar yang didalam. Cara
tersebut ampuh untuk menghilankan duri ikan
kapiek, tulisan ini berasal dari penurutan
pelaku usaha. Adapun untuk aktivitas pada
usaha ikan bakar Kapiek Ndak Batulang lebih
kurang sama dengan aktivitas dirumah makan
lainnya, namun pada rumah makan ini menu
utamanya ialah ikan bakar Kapiek tidak
menutup kemungkinan juga menu yang lain
ada akan tetapi hanya sekedar pelengkap saja.
Usaha ini mulai dibuka jam 07.00 WIB semua
karyawan sudah harus ditempat. Mulai
mengerjakan tugas masing-masing, baik itu
bersih-bersih, memasak dan berbelanja ke
pasar. Sekitar jam 11.00 WIB usaha ini sudah
menerima pembeli, diperkirakan semua
masakan pada jam 11.00 WIB sudah tersedia
sehingga sangat bertepatan dengan waktu
makan siang. Pembeli banyak dari kalangan
orang biasa, pegawai maupun pejabat dan
usaha ini pernah di datangi juga oleh Gubernur
Riau yaitu Bapak Drs. H. Syamsuar, M. Si.
Pengakuan dari pelaku usaha
mengatakan bahwasanya usahanya dikatakan
berkembang, di lihat dari pembeli serta pernah
menjadi perwakilan untuk mengikuti pelatihan
teknis tenaga profesional dalam usaha jasa
dan minum di Hotel Royal Asnof Pekanbaru
pada 22-23 Juli 2018 dan field trip ke
Bandung pada 24-27 Juli 2018 yang biaya
akomodasi, transportasi dan konsumsi di
tanggung oleh pihak Dinas Pariwisata
Provinsi Riau serta mendapatkan sertifikat.
Perwakilan dari banyaknya usaha yang
sejenis, Bapak Hamidi yang dipilih karena
dari ide beliau Ikan Kapiek di sulap tidak ada
lagi duri-duri kecilnya.
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index
673 10.26418/j-psh.v13i2.57491
Gambar 3. Sertifikat yang diperoleh Pelaku
Usaha pada Pelatihan Teknis Tenaga
Profesional Dari Kepala Dinas Pariwisata
Provinsi Riau
Sumber: Data Olahan Peneliti 2022
Gambar 3 merupakan penghargaan
berupa sertifikat yang diperoleh pelaku usaha
dalam mengikuti pelatihan yang menjadi
dipilih oleh pihak Dinas Pariwisata
Kebudayaan Kabupaten Kampar dan acaranya
diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata
Provinsi Riau. Untuk lebih jelasnya
bagaimana kaitan unsur-unsur yang terdapat
dalam modal sosial diantaranya jaringan,
norma sosial, dan kepercayaan dan kaitannya
dengan usaha ikan bakar kapiek ndak
batulang di Desa Pulau Jambu.
Jaringan Sosial (Social Network)
Jaringan yang dipaparkan oleh Robert
M.Z. Lawang dalam buku sosiologi ekonomi
merupakan jaringan terjemahan dari network
yang terdiri dari dua suku kata yaitu net
(jaring) dan work (kerja). Jadi, jaringan atau
network ialah ikatan simpul antara seseorang
ataupun dengan kelompok dikaitkan media
atau sebuah hubungan yang disebut hubungan
sosial. Hubungan sosial tersebut terdiri
dengan keyakinan. Kemudian kepercayaan
atau keyakinan tersebut diikat oleh norma
sehingga hal tersebut menjadi penjaga, serta
memelihara hubungan yang dijalin atau yang
diikat. (Damsar.D.I, 2009).
1. Jaringan Antara Pelaku Usaha Dengan
Sesama Penjual
Pelaku usaha merupakan usaha yang
pertama menciptakan ikan bakar Kapiek,
kemudian setelah itu bermunculan usaha yang
dengan usaha sejenis, namun tempat
berjualannya jauh sehingga tidak ada tercipta
jaringan sesama penjual untuk jaringan
langsung. Namun lewat online tercipta
jaringan seperti di media sosial pelaku usaha
seperti usaha sejenis mengikuti usaha ikan
bakar Kapiek Ndak Batulang di Desa Pulau
Jambu. Jaringan sesama penjual ikan bakar
Kapiek Ndak Batulang tidak terlalu terikat
karena dijauhkan olek jarak dan lebih bersifat
kompetisi untuk hubungan sosialnya.
2. Jaringan Pelaku Usaha Dengan
Pemasok Ikan Kapiek
Jaringan ini terbentuk karena adanya
rasa saling tolong menolong antara pemasok
dengan pemilik. Pemasok sudah yakin bahwa
ikannya selalu laku terjual karena ada pelaku
usaha yang membeli. Serta pemasok juga
membantu para agen atau nelayan yang
mencari ikan dan bisa menampung ikan yang
didapatkannya. Jaringan pelaku usaha dengan
pemasok bahan baku memiliki ikatan yang
kuat, disebabkan pemasok bahan baku ikan
Kapiek yang menyediakan ikan untuk
membuat usaha ikan bakar Kapiek Ndak
Batulang. Jika pemasok bahan baku ikan
Kapiek tidak ada maka harga jual ikan bisa
jauh lebih mahal bahkan ikan sangat sulit
didapatkan karena ikan Kapiek adalah ikan
yang tidak bisa dibudidayakan.
3. Jaringan Antara Pelaku Usaha Dengan
Pembeli/Pelanggan
Jaringan dengan pelanggan terbentuk
dari pelanggan yang sudah membeli dari satu
kali dan meminta kontak pemilik, ketika
pembeli menghubungi maka disebut dengan
pelanggan. jaringan tersebut berupa informasi
yang di dapatkan oleh pelanggan ataupun
pembeli dari mulut ke mulut dan medial sosial.
Jaringan pelaku usaha dengan pelanggan tidak
terlalu terikat, namun namanya berjualan
selalu ada pembeli maupun menjadi
pelanggan. Defenisi Pembeli ialah seseorang
yang datang membeli sesuatu dari yang dijual,
biasanya ada yang hanya sekali membeli atau
lebih. sedangkan pelanggan ialah seseorang
yang membeli sebuah produk dan dilakukan
secara berulang dari produk yang dijual.
4. Jaringan Antara Pelaku Usaha Dengan
Karyawan
Jaringan dengan karyawan terbentuk
dari kerjasama dan komunikasi. komunikasi
merupakan suatu hal yang paling berguna
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index
674 10.26418/j-psh.v13i2.57491
dalam membentuk jaringan dengan karyawan.
Jaringan pelaku usaha dengan karyawan selalu
mengajak para karyawan untuk selalu bekerja
sama, serta melancarkan komunikasi antar
karyawan sehingga memperoleh kinerja yang
sesuai.
5. Jaringan Antara Pelaku Usaha Dengan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Kampar dan Dinas
Pariwisata Provinsi Riau
Menjadi salah satu perwakilan rumah
makan jenis usaha ikan Kapiek di Kabupaten
Kampar untuk mengkuti pelatihan teknis
tenaga professional dalam usaha jasa makan
dan minum di Hotel Royal Asnof Pekanbaru
dan field trip (karyawisata) ke Bandung.
Jaringan dengan Dinas Pariwisata terbentuk
dari terkenalnya usaha dijalankan sehingga
menghantarkan pelaku usaha menjadi salah
satu perwakilan untuk mengikuti pelatihan dan
karyawisata. Memperoleh undangan dari pihak
Dinas Pariwisata Provinsi Riau namun yang
memilih untuk dijadikan utusan adalah pihak
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar.
Norma Sosial (Social Norm)
Norma merupakan alat pengatur dalam
sebuah masyarakat dalam bertingkah laku
untuk para anggota masyarakat dan diberikan
sanksi yang nyata apabila terdapat melanggar
norma. Norma sosial juga suatu peraturan
sebagai pedoman pada masyarakat maupun
kelompok sosial dalam bertingkah laku yang
apabila aturan atau norma tersebut dilanggar
maka individu atau kelompok tersebut
memperoleh sanksi atas kesalan atau hal yang
dilanggarnya. Norma tersebut, memiliki
kekuataan mengikat yang tidak sama. Adapun
norma tersebut berdasarkan pengikatnya dari
norma yang kuat, norma sedang dan norma
lemah daya ikatnya. Norma yang terkuat
adalah para anggota masyarakat yang tidak
berani melanggar peraturan yang sudah dibuat.
Norma tersebut berupa cara (Usage),
kebiasaan (Folkways), tata kelakuan (Mores),
dan adat istiadat (Custom) (Soekanto, 2013).
1. Norma Pelaku Usaha Dengan Pemasok
Aturan dengan pemasok bahan baku
adalah aturan saat pembelian ikan perkilonya
harus dicampur ukuran kecil dan besarnya
ikan. Aturan dengan pemasok bahan baku ikan
Kapiek dibeli perkilonya harus dicampur
ukurannya. Aturan tersebut sudah dipatuhi
kedua belah pihak sehingga pelaku usaha lah
yang mengolah ikan sehingga ikan yan
berukuran kecil lebih murah harganya.
2. Norma Pelaku usaha dengan Karyawan
Aturan dengan karyawan meliputi
peraturan masuk kerja, istirahat, pulang serta
cara melayani pembeli. Adapun bagi yang
melanggar pelaku usaha akan menegur serta
menasehatinya.
3. Norma Pelaku Usaha Dalam
Menetapkan Harga
Aturan dengan pembeli tidak ada,
namun aturan dalam menetapkan harga hanya
dilakukan oleh pemilik kepada pembeli.
Biasanya di mulai dengan harga Rp. 25.000,
Rp. 35.000, Rp35.000 hingga sampai Rp.
150.000 per ekornya. Untuk pengurangan
harga biasanya lebih dulu pemilik yang
mengurangi harga sebelum diminta kurangi
oleh pembeli.
Kepercayaan (Trust)
Menurut Giddens kepercayaan ialah
suatu hal yang memiliki hubungan dengan
sebuah keyakinan di atas hal yang serba
mungkin baik berhubungan dengan individu
atau dengan kelompok lainnya. (Damsar.D.I,
2009).
Jadi kepercayaan menurut Giddens
dalam buku sosiologi ekonomi (Damsar,
2002:186) ialah keyakinan akan rehabilitas
seseorang atau sisten, terkait dengan berbagai
hasil atau peristiwa, dimana keyakinan
tersebut mengeksperesikan suatu iman (faith)
terhadap suatu integritas atau cinta kasih orang
lain, atau terhadap ketepatan prinsip abstrak
(pengetahuan teknis). Untuk mengetahui
kepercayaan besar ataupun kecil semuanya
berdasarkan kepada prilaku jujur, teratur dan
kerjasama berdasarkan norma-norma yang
dianut bersama. Bahwa kepercayaan
merupakan penerapan terhadap pemahaman
ini, jika meliputi itu semua maka bisa
dikatakan bahwa kepercayaan yang ada besar
dan sebaliknya kepercayaan itu kecil jika tidak
ada prilaku jujur, teratur dan kerjasama
didalamnya.
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index
675 10.26418/j-psh.v13i2.57491
1. Pentingnya Kepercayaan Pembeli
Terhadap Ikan Bakar Kapiek yang
dijual
Hal yang terpenting dijaga oleh pemilik
untuk kepercayaan pelanggan atau pembelinya
ialah mengenai konsistensi atas rasa menu
yang dibuatnya. Pembayaran dilakukan setelah
makan, percaya bahwa semua pembeli yang
datang akan membayar, Selalu percaya kepada
pelanggan yang memesan lebih dulu bahwa
mereka akan datang menikmati yang
dipesannya dan ikan bakar selalu dihidangkan
secara hangat untuk pembeli maupun
pelanggan yang memesan. Kepercayaan
terhadap pelanggan atau pembeli memiliki
hubungan yang kuat, karena pelangganlah
yang membuat usaha ikan bakar Kapiek Ndak
Batulang habis terjual setiap harinya.
2. Kepercayaan Antara Pelaku Usaha
dengan Pemasok
Mengedepankan kepercayaan, pemilik
mempercayakan kepada pemasok untuk
menimbang seluruh ikan yang akan di antar
ketempatnya tanpa menimbang kembali begitu
pula dengan pemasok selalu mengusahakan
memberikan ikan terbaik kepada pelaku usaha
ikan bakar Kapiek Ndak Batulang.
Kepercayaan dengan pemasok bahan baku
ikan Kapiek pengaruhnya kuat karena pelaku
usaha selalu mendapatkan bahan baku jamu
yang sesuai dengan permintaan.
3. Kepercayaan Antara Pelaku Usaha
Dengan Karyawan
Pemilik dalam membangun kepercayaan
dengan karyawan selalu bersangka baik bahwa
para karyawannya akan memberikan kinerja
yang baik untuk rumah makannya.
4. Kepercayaan Antara Pelaku Usaha
Dengan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Kampar dan
Dinas Pariwisata Provinsi Riau
Adanya kepercayaan dengan pihak
Dinas Pariwisata sehingga pelaku usaha
menjadi salah satu perwakilan dan
mempercayai undangan tersebut diberikan
kepada Bapak Hamidi yang merupakan
pencipta pertama ikan bakar Kapiek Ndak
Batulang.
Adapun konsep dari strategi adalah
bagian dari pilihan yang dibuat secara rasional.
Yaitu fikiran yang sudah menghitung tindak
dari pelaksanaan yang sudah jauh menghitung
berkenaan untung serta rugi yang diperoleh.
Pada tulisan (Iwansyah et al., 2017)
menjelaskan konsep Pierre boerdieu tentang
pengelompokan strategi yang bisa
dihubungkan dengan strategi yang dijalankan
oleh pelaku usaha ikan bakar kapiek ndak
batulang, diantaranya sebagai berikut.
Strategi Investasi Biologis
Strategi investasi biologis berkaitan erat
dengan pelestarian atau penjagaan keturunan
untuk pewarisan modal bagi generasi penerus
dengan tujuan mempersiapkan generasi
berikutnya yang lebih baik. investasi biologis
yang ia berikan kepada anaknya adalah
anaknya tersebut sering membantu dirumah
makan seperti membantu dalam halnya
mengolesi bumbu ikan yang hendak dibakar,
beliau mengajarkan kepada anaknya. Serta
resep juga akan di ajarkan kepada anaknya
tersebut. Dari situ terlihat bahwa strategi
investasi biologis dibutuhkan oleh pelaku
usaha sebagai pertahanan untuk usahanya tetap
eksis hingga suatu hari nanti.
Strategi Investasi Ekonomi
Upaya dalam bentuk menjaga,
meningkatkan dan mempertahankan berbagai
bentuk jenis modal. Hal tersebut dalam bentuk
akumulasi modal ekonomi serta membangun
relasi sosial baik berjangka pendek ataupun
panjang. Agar langgeng dalam pelaksanaanya,
relasi-relasi sosial itu bisa terjadi lewat
kewajiban yang bertahan lama seperti adanya
pertukaran uang, melakukan perkawinan
ataupun pekerjaan dan waktu. Hamidi
menjelaskan terkait dirinya dalam
mengakumulasi modal. Bahwa dari sewaktu
merintis usaha pada awalnya ia meminjam
uang di Bank untuk modal awalnya, kemudian
berlanjut untuk modal perhari beliau berjualan
tersebut di dapat dari hasil penjualan sehingga
itulah yang diputar-putar untuk modal.
Kemudian dari hasil penjualan juga ia harus
memperoleh untuk upah karyawan, mencukupi
kebutuhan keluarga. Jika semua kebutuhan di
atas tercukupi barulah sisa dari hasil
penjualannya beliau tabung ke aset.
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA
Volume 13 Number 2 Oktober 2022
Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index
676 10.26418/j-psh.v13i2.57491
SIMPULAN
Modal sosial yang ada pada pelaku
usaha ikan bakar Kapiek Ndak Batulang
berperan penting untuk mempertahankan
usaha bagi pelaku usaha. Karena modal sosial
seperti jaringan, norma dan kepercayaan dapat
mempererat hubungan antara pelaku usaha
dengan pemasok ikan Kapiek, pelanggan atau
pembeli, karyawan serta dengan pihak Dinas
Parisiwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Kampar dan Dinas Parwisata Provinsi Riau.
Modal sosial menjadikan pelaku usaha saling
bekerjasama karena adanya rasa saling tolong
menolong, kekeluargaan dan saling menjaga
kepercayaan sehingga membuat usaha yang
dijalankan bertahan sampai sekarang ini.
Strategi yang digunakan oleh pelaku
usaha meliputi strategi investasi biologis,
strategi suksesif, strategi edukatif, dan strategi
investasi ekonomi. Semua strategi tersebut
sudah dijalankan oleh pelaku usaha.
DAFTAR RUJUKAN
Azhari, F. (2018). Peran modal sosial dalam
pengembangan jaringan usaha kecil
menengah. Jurnal Administrasi Bisnis,
59(1), 1–77.
Bourdieu, P. (1993). Arena Produksi Kultural
Sebuah Kajian Sosiologi Budaya.
Columbia. Kreasi Wacana.
Creswell, J. (2014). Research Design
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Pustaka Belajar.
Damsar.D.I. (2009). Pengantar sosiologi
ekonomi. Prenadamedia Group.
Dwiningrum, S. I. (2014). Modal Sosial
dalam Pengembangan Pendidikan
(Perspektif Teori dan Praktik). UNY
Press.
Field, J. (2003). Modal Sosial. Kreasi
Wacana.
Hasbullah J. (2006). Social Capital (menuju
keunggulan budaya manusia
indonesia). MR-United Press.
Ilham, B. (2018). Studi Penggunaan Daun
Aren (Arenga pinnata) sebagai Alat
Bantu Penggiring Ikan pada Alat
Tangkap Jala di Desa Kuok Kabupaten
Kampar. 4.
Iwansyah, I., Sunito, S., & Syaf, S. (2017).
Modal Jaro Dalam Arena Politik
Lokal: Studi Kasus Di Desa Cileuksa
Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor.
Jurnal Sosiologi Reflektif, 11(1), 81.
https://doi.org/10.14421/jsr.v11i1.1272
Ketangguhan Modal Sosial Kelompok Nenas
Berduri Akibat Pandemi Covid-, P.,
Desa Rimbo Panjang Kecamatan
Tambang Kabupaten Kampar Resdati,
D., Hidir, A., & Romi Marnelly, T.
(2022). Penguatan Ketangguhan Modal
Sosial Kelompok Nenas Berduri Akibat
Pandemi Covid-19 Di Desa Rimbo
Panjang Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar. TRIDARMA:
Pengabdian Kepada Masyarakat
(PkM), 5(1), 80–88.
https://doi.org/10.35335/ABDIMAS.V5
I1.1991
M, E. (2016).
https://www.goriau.com/berita/baca/ria
u-menyapa-dunia-dengan-ikan-Kapiek-
tak-batulang. GoRiau.Com.
Moleong. (2019). Metodologi Penelitian
Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.
Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi Dari
Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan
Terakhir Postmodern. Pustaka Belajar.
Soekanto, S. D. B. (2013). Sosiologi Suatu
Pengantar. Rajawali Pers.
Usman, S. (2018). Modal Sosial. Pustaka
Belajar.
Yesicha, C. (2019). Pemanfaatan Teknologi
Komunikasi Sektor Pariwisata
Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar,
Riau. J-Depace, 113.