11
(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA Volume 13 Number 2 Oktober 2022 Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index 666 10.26418/j-psh.v13i2.57491 MODAL SOSIAL PELAKU USAHA IKAN BAKAR KAPIEK NDAK BATULANG DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR 1 Suci Tri Handayani, 2 T. Romi Marnelly, 3 Resdati 1,2,3, Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pilitik, Universitas Riau, Indonesia e-mail korespondensi: [email protected] Abstrak : Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Jambu Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar dengan tujuan untuk mengetahui: 1) Unsur modal sosial dan 2) Strategi dalam usaha ikan bakar Kapiek Ndak Batulang di Desa Pulau Jambu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan mengambil 5 orang sebagai informan utama dan 1 orang sebagai informan kunci (Key Informan). Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling melalui teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan yaitu teori modal sosial. Hasil penelitian di lapangan dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 unsur modal sosial dalam usaha ikan bakar Kapiek Ndak Batulang di Desa Pulau Jambu yaitu jaringan, kepercayaan, dan norma sosial. Di antara 3 unsur tersebut memiliki tingkat modal sosial masing-masing yaitu kategori kuat, sedang, lemah. Diantara 3 unsur modal sosial yang paling kuat adalah unsur modal sosial kepercayaan. Modal sosial ini sangat berpengaruh terhadap sesama penjual, pemasok ikan Kapiek, pelanggan/pembeli, dan karyawan. Apabila modal sosial kuat maka keuntungan yang didapat akan besar. Hasil penelitian mengenai strategi dalam usaha ikan bakar Kapiek Ndak Batulang ada 4 strategi yaitu strategi investasi biologis, strategi suksesif, strategi edukatif, dan strategi investasi ekonomi. Diantara 4 strategi tersebut yang paling dominan dipakai oleh pelaku usaha adalah strategi edukatif. Dengan selalu ingin belajar sehingga pelaku usaha dapat menjalankan usahanya dengan baik dan bertahan hingga sekarang. Kata kunci: Modal Sosial, Strategi, Kapiek Ndak Batulang. Abstract : This research was conducted in Pulau Jambu Village, Kuok Subdistrict, Kampar Regency with the aim of knowing: 1) Elements of social capital and 2) Strategy in the Kapiek Ndak Batulang grilled fish business in Pulau Jambu Village. This research uses descriptive qualitative research method by taking 5 people as main informants and 1 people as key informants (Key Informants). This study uses purposive sampling technique through data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The theory used is the theory of social capital. The results of research in the field can be concluded that there are 3 elements of social capital in the Kapiek Ndak Batulang grilled fish business in Pulau Jambu Village, namely network, trust, and social norms. Among these 3 elements each has a level of social capital, namely the strong, medium, and weak categories. Among the 3 most powerful elements of social capital is the element of trust social capital. This social capital is very very influential on fellow sellers, suppliers of Kapiek fish, customers/buyers, and employees. If social capital is strong, the benefits will be large. The results of the research regarding the strategy in the Kapiek Ndak Batulang grilled fish business there are 4 strategies, namely biological investment strategies, successive strategies, educational strategies, and economic investment strategies. Among the 4 strategies, the most dominant one used by business actors is the educational strategy. By always wanting to learn so that business actors can run their business well and survive until now. Keywords: Social Capital, Strategy, Kapiek Ndak Batulang. . SUBMIT: 24 Agustus 2022 REVIEW: 6 September 2022 ACCEPTED: 11 September 2022

modal sosial pelaku usaha ikan bakar kapiek ndak batulang

Embed Size (px)

Citation preview

(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA

Volume 13 Number 2 Oktober 2022

Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

666 10.26418/j-psh.v13i2.57491

MODAL SOSIAL PELAKU USAHA IKAN BAKAR KAPIEK NDAK BATULANG

DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

1Suci Tri Handayani, 2T. Romi Marnelly, 3Resdati 1,2,3,Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pilitik, Universitas Riau, Indonesia

e-mail korespondensi: [email protected]

Abstrak : Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Jambu Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar dengan

tujuan untuk mengetahui: 1) Unsur modal sosial dan 2) Strategi dalam usaha ikan bakar Kapiek Ndak

Batulang di Desa Pulau Jambu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif

dengan mengambil 5 orang sebagai informan utama dan 1 orang sebagai informan kunci (Key Informan).

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling melalui teknik pengumpulan data menggunakan

teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan yaitu teori modal sosial. Hasil

penelitian di lapangan dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 unsur modal sosial dalam usaha ikan bakar

Kapiek Ndak Batulang di Desa Pulau Jambu yaitu jaringan, kepercayaan, dan norma sosial. Di antara 3

unsur tersebut memiliki tingkat modal sosial masing-masing yaitu kategori kuat, sedang, lemah. Diantara

3 unsur modal sosial yang paling kuat adalah unsur modal sosial kepercayaan. Modal sosial ini sangat

berpengaruh terhadap sesama penjual, pemasok ikan Kapiek, pelanggan/pembeli, dan karyawan. Apabila

modal sosial kuat maka keuntungan yang didapat akan besar. Hasil penelitian mengenai strategi dalam

usaha ikan bakar Kapiek Ndak Batulang ada 4 strategi yaitu strategi investasi biologis, strategi suksesif,

strategi edukatif, dan strategi investasi ekonomi. Diantara 4 strategi tersebut yang paling dominan dipakai

oleh pelaku usaha adalah strategi edukatif. Dengan selalu ingin belajar sehingga pelaku usaha dapat

menjalankan usahanya dengan baik dan bertahan hingga sekarang.

Kata kunci: Modal Sosial, Strategi, Kapiek Ndak Batulang.

Abstract : This research was conducted in Pulau Jambu Village, Kuok Subdistrict, Kampar Regency with

the aim of knowing: 1) Elements of social capital and 2) Strategy in the Kapiek Ndak Batulang grilled

fish business in Pulau Jambu Village. This research uses descriptive qualitative research method by

taking 5 people as main informants and 1 people as key informants (Key Informants). This study uses

purposive sampling technique through data collection techniques using observation, interviews, and

documentation. The theory used is the theory of social capital. The results of research in the field can be

concluded that there are 3 elements of social capital in the Kapiek Ndak Batulang grilled fish business in

Pulau Jambu Village, namely network, trust, and social norms. Among these 3 elements each has a level

of social capital, namely the strong, medium, and weak categories. Among the 3 most powerful elements

of social capital is the element of trust social capital. This social capital is very very influential on fellow

sellers, suppliers of Kapiek fish, customers/buyers, and employees. If social capital is strong, the benefits

will be large. The results of the research regarding the strategy in the Kapiek Ndak Batulang grilled fish

business there are 4 strategies, namely biological investment strategies, successive strategies,

educational strategies, and economic investment strategies. Among the 4 strategies, the most dominant

one used by business actors is the educational strategy. By always wanting to learn so that business

actors can run their business well and survive until now.

Keywords: Social Capital, Strategy, Kapiek Ndak Batulang.

.

SUBMIT: 24 Agustus 2022 REVIEW: 6 September 2022 ACCEPTED: 11 September 2022

(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA

Volume 13 Number 2 Oktober 2022

Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

667 10.26418/j-psh.v13i2.57491

PENDAHULUAN

Sekarang suatu kelompok yang terdapat

di masyarakat tidak cukup hanya

mengandalkan bantuan dari luar untuk

memenuhi kebutuhan ekonominya, tetapi

mereka bisa memikirkan dan memilih

langkah-langkah terbaik guna menggali

potensi dan sumber daya yang ada. Aktifitas

ekonomi tidak cukup memuaskan bila hanya

bicara seputar faktor ekonomi. Begitu pula

dengan modal, orang hanya beranggapan

bahwa modal itu bersumber dari materi saja

padahal ada yang lebih dari itu (Azhari, 2018).

Modal tidak berasal dari sisi ekonomi

melainkan juga dari sisi sosialnya yang

dianamakan modal sosial. Naik turunnya suatu

organisasi bisa dipengaruhi oleh modal sosial

dimiliki oleh suatu organisasi tersebut. Oleh

sebab itu modal sosial berkaitan dengan

organisasi, masyarakat sipil, atau identitas

yang kokoh.

Pandangan James Coleman yaitu

seorang ahli Amerika serikat dibidang

sosiologi yang perhatiannya cukup signifikan

terhadap bahasan mengenai modal sosial

mengatakan bahwa modal sosial tidak hanya

bisa dikuasai oleh kelompok elite atau kuat

(sebagaimana dipercaya oleh pengikut

sosiologi konflik) tetapi juga bisa dipakai dan

didayagunakan oleh kelompok yang lemah

miskin. Coleman juga mendefenisikan modal

sosial adalah representasi sumberdaya yang

terdapat didalamnya sebuah relasi yang timbal

balik kemudian memperoleh keuntungan, serta

jejaring sosial yang dalam suatu lembaga

kepercayaaan (Usman, 2018)

Zaman sekarang kita sedang dihadapkan

dengan segala sesuatu informasi yang sangat

mudah didapatkan, mencarinya dengan

sekejap saja. Dalam halnya pada dunia kuliner

banyak diantara kita tidak mengetahui

makanan yang sedang menjadi perbincangan

dan juga makanan khas dari daerah yang kita

tempati. Provinsi Riau menyapa dunia tidak

hanya dari sisi wisata saja. Namun menyapa

dengan kuliner khas bumi melayu Riau.

Terdapat di Kabupaten Kampar. Kabupaten

Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang

tertua di Provinsi Riau dikukuhkan bersamaan

dengan berdirinya Provinsi Riau. Kabupaten

ini adalah penyumbang mulai dari potensi

wisata ataupu dari kulinernya. “Masyarakat

Kampar biasa dikenal dengan orang ocu,

namun sebagian orang mengatakan suku

Kampar pecahan dari suku minangkabau, akan

tetapi tidak lah benar karena minangkabau

dengan ocu secara adat maupun suku terpisah.

Adat ocu memiliki kekhasan tersendiri dengan

adanya budata yang menarik. Seperti adanya

rumah-rumah adat lontiok, kesenian, hingga

tradisi balimau kasai dan lomba pacu sampan

yang diadakan setahun sekali dalam

menyambut bulan suci ramadhan(Yesicha,

2019). Begitu juga dengan makanan khasnya

kuliner ikan bakar Kapiek Ndak Batulang

menjadi bagian ciri khas kuliner yang ada di

Kabupaten Kampar tepatnya di Desa Pulau

Jambu Kecamatan Kuok.

Desa Pulau Jambu merupakan sebuah

desa yang terletak pada kecamatan kuok,

Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Pada Desa

Pulau Jambu, terdiri empat dusun, yaitu Dusun

Kampung Panjang, Dusun Kampung Baru,

Dusun Sei Betung, Dan Dusun Pulau Jambu.

Dari Wan Nishfa Dewi,DKK (2019)

mengatakan bahwa “pada Desa Pulau Jambu

terdapat 3102 jumlah jiwa penduduk dan

jumlah KK sebanyak 399. Dengan mata

pencaharian bermayoritas sebagai petani,

kelapa sawit dan petani karet” . Di Desa Pulau

Jambu terdapat satu rumah makan, sang

pencetus ikan bakar Kapiek Ndak Batulang .

Rumah makan ini berdiri pada tahun 2013.

Namun seiring berjalannya waktu usaha

tersebut mendapatkan persaingan sehingga

menjadi sebuah masalah ataupun tantangan

bagi pencetus pertama ikan bakar kapiek ndak

batulang. Jika melewati jalan lintas

pekanbaru-bangkinang di sepanjang jalan akan

ada rumah makan yang menyediakan menu

ikan bakar kapiek ndak batulang. Adapun data

yang di dapatkan untuk rumah makan sejenis

pada satu kecamatan kuok ada 6 rumah makan

yang menyediakan menu ikan bakar kapiek

ndak batulang, diantaranya:

Tabel 1. Nama Usaha Sejenis Ikan Bakar

Kapiek Ndak Batulang di Kecamatan Kuok No Nama Usaha Nama

Pemilik

Nama Desa

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Ikan Bakar

Kapiek Pulau

Jambu

Kedai Nasi

Opuong

RM Alo Anjly

RM Pondok

Atok Daun

Hamidi

Opuong

Alo

Marti

Zulkifli

Masri

Pulau

Jambu

Empat Balai

Empat Balai

Pulau

Belimbing

Pulau

Belimbing

(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA

Volume 13 Number 2 Oktober 2022

Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

668 10.26418/j-psh.v13i2.57491

RM Badulang

RM Kapiek

Ndak Batulang

Topian Ladang Ocu Masri

Pulau

Belimbing

Jumlah 6 3

Sumber: Hasil Penelitian, 2021

Kapiek, dalam bahasa lainnya

(Barbonymus schwanenfeldii) merupakan ikan

air tawar yang juga sering disebut sebagai

saudara ikan mas. Ikan Kapiek banyak tersebar

luas di kawasan Asia Tenggara daratan dan

juga Indonesia bagian barat. Ikan Kapiek ini

terdapat beberapa nama lokal di berbagai

daerah. Di antaranya nama tersebut ialah

tengadak, tengadak merah, kepiat, kapiat,

kapiyek (di daerah Jambi). Ikan bakar Kapiek

Ndak Batulang berasal dari kata Kapiek adalah

nama ikan yang terdapat di air tawar dalam

istilah latinnya Barbonymus schwanenfeldii

dan orang kampar menyebutnya dengan kata

Kapiek. Biasanya ikan ini didapatkan langsung

dari sungai Kampar. Pemancing atau penjala

sangat mudah mendapatkan ikan Kapiek. “

salah satu yang menjadi sektor unggulan dari

Kabupaten Kampar merupakan sektor

perikanan, kegiatan dalam penangkapan

biasanya dilakukan oleh para nelayan di laut

dan sungai. Dengan menggunakan beberapa

alat dalam menangkap ikan yang diantaranya

ada jala. Jala dikenal sebagai jaring

menangkap ikan yang terbentuk dari

lingkaran-lingkaran kecil yang di tepinya

terdapat pemberat seperti batu, yang cara

pemakaiannya dengan cara melempar oleh

nelayan ke sungai. Ukuran jala terdapat

banyak macam ukuran, ada yang memilikki

variasi 4 meter pada diameternya. Jala

dilempar ke sungai dan akan menyebar ke

permukaan dan tenggelam. Ikan yang

terperangkap akan tertangkap pada saat jala

tersebut ditarik ke permukaan sungai ataupun

keluar air sesuai dengan sasaran yang

diinginkan” (Ilham, 2018).

Dahulunya, ikan Kapiek sangat banyak

di pasar terutama di pasar-pasar masyarakat

Kampar. Namun hanya sedikit yang berani

membeli serta memasak ikan Kapiek

disebabkan ikan tersebut terdapat banyak

tulang kecil-kecil atau duri. Sehingga

membuat ikan Kapiek jarang laku dipasaran.

“ndak batulang” artinya tidak bertulang. Jadi,

istilah ikan bakar Kapiek Ndak Batulang ini

memiliki arti ikan bakar Kapiek tidak

bertulang. Terkait penjelasan tersebut, pada

saat ini ikan Kapiek di sulap tidak ada

tulangnya oleh penjual yang menciptakan ikan

Kapiek tidak bertulang oleh Bapak Hamidi

yang biasa di sapa dengan Midi seorang

pelopor pertama yang menyulap ikan Kapiek

tidak ada tulang kecil-kecilnya tempatnya

berada di Desa Pulau Jambu. Dari penjelasan

yang peniliti dapatkan dari narasumber atau

Bapak Hamidi langsung. Beliau mengatakan

bahwa pada awalnya ia tidak langsung

berjualan ikan bakar Kapiek Ndak Batulang .

Banyak jalan yang sudah beliau lalui. Jatuh

bangun sudah dirasakan, dari berjualan sate

yang mulanya lumayan laris dan lama

kelamaan pendapatan menurun. Sehingga pada

akhirnya ia mengganti jualannya dengan

berjualan lontong, masih terbuat dari bahan

dasar beras. Akan tetapi tetap sama saja,

penghasilan tidak bertambah.

Melanjutkan dari penjelasan dari Bapak

Hamidi, kenapa ia bisa memiliki ide untuk

menyulap ikan yang banyak tulang kecil-kecil

menjadi tidak ada tulangnya sama sekali. Awal

mulanya sewaktu berjualan lontong tetap sama

ceritanya ketika ia berjualan sate. kemudian

memutuskan untuk mengganti jualannya

dengan berjualan nasi bungkus. Menunya

sama seperti menu biasa yang kita jumpai di

rumah makan lainnya. Dengan tarif Rp.10.000

per bungkusnya. Singkat cerita, ketika ia

berbelanja ke pasar kemudian melihat ikan

Kapiek ini banyak sekali di pasar. Bahkan

dijual murah oleh penjual. Sehingga dari sini

muncullah ide serta keinginan dari Bapak

Hamidi untuk membeli ikan Kapiek.

Sampai dirumah ia mencoba memasak

ikan Kapiek dengan membakarnya

menggunakan beberapa teknik ketika hendak

dibakar. Percobaan pertama ia langsung

mencicipinya sewaktu dimakan tulang kecil-

kecil nya masih terasa sehingga belum aman

dimakan. Bapak Hamidi tidak langsung

menyerah ia mengulang teknik mengolah

dengan menyayat setipis mungkin lebih dalam

ikan kapiek tersebut. Ikan dibakar dengan

bumbu khasnya disertai santan kelapa. Setelah

terlihat matang beliau mulai mencicipi lagi

dan ternyata tekniknya berhasil kemudian ikan

ini tidak ada lagi tulangnya. “ ikan kapiek

ndak batulang dibuat ikan yang tidak ada

(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA

Volume 13 Number 2 Oktober 2022

Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

669 10.26418/j-psh.v13i2.57491

lagiduri kecilnya dengan balutan bumbu yang

lezat serta khas yang rasanya sangat

mengunggah selera. Ikan ini tak hanya

menarik dari segi proses serta bakarnya namun

ikan ini dihidangkan bersamaan dengan gulai

cangkuk, sambal balacan, sambal lado hijau

ataupun merah serta lalapan yang sangat

banyak macam ragamnya. Gulai cangkuk

adalah berasal dari perpaduan dari kulit sapi

serta dicampur dengan rebung. Tempatnya jika

dari kota Pekanbaru bisa ditempuh sekitar 1,5

jam perjalanan menuju lokasi. Proses dari

pembuatan ikan kapiek agak sedikit rumit,

dengan beberapa teknik barulah duri ikan

hilang dari badan ikan” ujar kepala Dinas

Pariwisata Provinsi Riau (M, 2016). Dari situ

trik jitu dari seorang Bapak yang bernama

Hamidi. Untuk mengenalkan masakan

terbarunya ia memberikan ke orang untuk

mencicipi ikan bakarnya . Banyak dari mereka

tidak percaya bahkan meremehkan akan tetapi

ketika mereka mencoba memakan ikan bakar

Kapiek Ndak Batulang mereka terheran.

Mulailah dari sini orang yang diberikan gratis

itu mulai menceritakan ke orang-orang bahwa

ikan Kapiek disulap oleh orang yang bernama

Hamidi di Rumah makan yang terdapat di

Desa Pulau Jambu. Setelah itu masyarakat

ramai yang datang. Begitu setiap hari hanya

dipromosikan dari mulut ke mulut. Sampai

saat ini rumah makan Kapiek Ndak Batulang

tetap eksis dikalangan masyarakat. Tidak

hanya masyarakat setempat, orang diluar

Kabupaten Kampar, pekanbaru, luar kota dan

provinsi lain. Bahkan gubernur, seperti

informasi yang penulis dapatkan dari tulisan

Abie Moechtar , Pekanbaru .com “Rumah

makan yang menjadi tempat favorit untuk

wisatawan ini bisa menghabiskan 40 sampai

65 kg ikan Kapiek dalam per harinya. Karena

kelarisan serta dikenal, membawa rumah

makan ini dikunjungi oleh Gubernur Riau

yaitu Bapak H. Syamsuar untuk menikmati

ikan kapiek bersama dengan pejabat lainnya.

Pada hari Jumat (3/9/2021)”

https://fixpekanbaru.com. Walikota pekanbaru

dan istrinya beserta staffnya juga sudah pernah

makan disini, begitu dari paparan Bapak

Hamidi selaku pemilik usaha ikan bakar

Kapiek Ndak Batulang . Rumah makan ini

setiap hari diserbu pengunjung.

Usaha ikan bakar Kapiek Ndak

Batulang menjadi salah satu perwakilan dari

Kabupaten Kampar yang diundang oleh Dinas

Pariwisata untuk menghadiri pelatihan berupa

teknis tenaga profesional teruntuk usaha jasa

makan dan minum ke kota Bandung yang

semua biayanya baik biaya akomodasi,

transportasi serta konsumsi ditanggung oleh

Dinas Pariwisata pada tanggal 24-27 Juli 2018

silam dan mendapatkan sebuah penghargaan

berupa sertifikat , begitu paparan langsung dari

pemilik usaha ikan bakar Kapiek Bapak

Hamidi.

Kuliner tradisional ikan bakar Kapiek

Ndak Batulang yang terdapat pada Desa Pulau

Jambu Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar

telah dikenal oleh masyarakat. Akan tetapi

perluasan usaha ini belum maksimal. Seperti

banyaknya rumah makan yang meniru

makanan yang diciptakan pada usaha ikan

bakar Kapiek di Desa Pulau Jambu. Sehingga

bagi pengunjung yang belum pernah datang di

Desa Pulau Jambu menjadi salah tempat untuk

memilih tempat makan. Namun penulis

mendapat sebuah informasi dari pemilik

langsung bagaimana ia menarik konsumen

sehingga menjadi berlangganan dan menjadi

tempat favorit yang telah mengetahui tempat

ini. Caranya pemilik memberikan gratis

kepada orang yang mengajak rombongan, satu

orang yang mengajak teman lainnya akan

diberikan dengan gratis ikan bakar kapiek. Ini

menjadikan penulis bisa menghubungkan dari

pengertian modal sosial dari seorang ahli

sosiolog yaitu Alenjandro Portes dalam buku

sosiologi ekonomi yaitu mengenai individu-

individu yang mampu mengatur sumber-

sumber langkah atau hal unik berdasarkan

membentuk sebuah jaringan atau struktur

sosial yang lebih luas cakupannya. Sumber

langkah itu dimaknai bisa dengan sesuatu yang

memiliki sifat nyata dilihat dar segi ekonomi

bisa berupa potongan harga, memperoleh

hutang tanpa bunga atau informasi mengenai

sebuah kondisi dalam bisnis (Damsar.D.I,

2009). Defenisi tersebut berkaitan erat dengan

apa yang dijalankan pemilik.

Perlunya modal sosial untuk usaha ikan

bakar Kapiek ditinjau dari empat unsur pokok

yang ada pada modal sosial. Unsur tersebut

dipaparkan oleh (Hasbullah J, 2006) Unsur-

unsur pokoknya itu antara lain : Partisipasi

pada jaringan, Resiprocity (resiprositas atau

tukar menukar kebaikan), Trust (Kepercayaan

atau keyakinan), Norma sosial, nilai-nilai,

(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA

Volume 13 Number 2 Oktober 2022

Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

670 10.26418/j-psh.v13i2.57491

serta berupa tindakan Proaktif. Namun yang

dimaksud sebagai sumber modal sosial

merupakan sumber yang berasal dari

hubungan-hubungan atau relasi sosial yang

memiliki koneksi dengan orang lain,

maksudnya harus adanya hubungan antar satu

sama lain. Objek relasi yang menjadi tempat

berasal dari individu menjalin sebuah

hubungan sosial, membentuk kelompok atau

grup serta sampai kepada membentuk

masyarakat luas (Resdati, 2022).

Berdasarkan fenomena tersebut, penulis

termotivasi untuk meneliti mengenai modal

sosial tersebut baik dari segi tempat, pemasok

ikannya serta para karyawan atau pegawai

pada usaha ikan bakar Kapiek Ndak Batulang

dan pelanggan, bagaimana unsur modal sosial

dalam usaha ikan bakar Kapiek yaitu mulai

dari jaringan (social network), norma sosial

(social norm)dan kepercayaan (trust)

bagaimana strategi yang digunakan dalam

menjalankan usahanya. Peneliti, merangkai

dengan judul “Modal Sosial Pelaku Usaha

Ikan Bakar Kapiek Ndak Batulang di Desa

Pulau Jambu Kecamatan Kuok Kabupaten

Kampar”.

METODE PENELITIAN

Metode dalam penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan

pendekatan deskriptif, gunanya untuk penulis

bisa mendeskripsikan mengenai modal sosial

pelaku usaha ikan bakar kapiek ndak batulang

yang berada di Desa Pulau Jambu Kecamatan

Kuok Kabupaten Kampar. Penelitian kualitatif

adalah sebuah metode untuk mengeskplorasi

serta mengetahui makna, baik dari sejumlah

individu atau sekelompok orang yang

dianggap berasal dari masalah sosial ataupun

kemanusiaan (Creswell, 2014). Adapun

menurut (Moleong, 2019) dalam buku

metodologi penelitian kualitatif merupakan

langkah-langkah penelitian maupun prosedur

yang diharapkan memperoleh hasil berupa

data deskriftif yang dibuat kata-katanya dari

tulisan maupun dari lisan orang-orang atau

perilaku yang diamati. Pendekatan ini

berdasarkan pada latar individu secara utuh

(holistik). Lokasi penelitian digunakan untuk

menjelaskan fenomena sosial yang ada di

masyarakat. Maka sebab itu, penelitian ini

dilakukan di Desa Pulau Jambu, Kecamatan

Kuok Kabupaten Kampar. Adapun teknik

yang dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling yang informannya

ditetapkan berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini

yang menjadi orang atau subjek penelitian

yaitu pemilik usaha (informan kunci),

pemasok ikan kapiek, karyawan yang sudah

bekerja minimal 2 tahun masa kerja dan

pelanggan ikan bakar kapiek ndak batulang.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini yaitu, wawancara secara

mendalam, observasi dan dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Modal sosial dikenalkan pertama

kalinya oleh Pierre Bordieu pada awal tahun

1980-an, yang mengartikan: modal sosial

merupakan jumlah sumber daya, baik berupa

actual ataupun maya, yang ada pada diri

individu atau kelompok yang terdapat jaringan

yang bertahan lama baik berupa sebuah

hubungan yang timbal dan pengakuannya

terlembaga. (Field, 2003). Bordieu

menekankan bahwa modal sosial jika ingin

bertahan nilainya, maka individu harus

mengupayakannya. Untuk memahami

pemikiran Bordieu mengenai modal sosial,

yang perlu diingat pokok perhatiannya dari

dulu hingga sekarang adalah pemahaman atas

hieraraki sosial. Dari defenisi diatas, bahwa

didalam konsep modal sosial merajuk pada

relasi –relasi sosial, institusi, norma sosial dan

saling percaya antara orang atau kelompok

lain serata memiliki efektifitas positif dalam

peningkatan kehidupan pada komunitas.

Bordieu tidak hanya membuat analisis

mengenai modal sosial, akan tetapi juga

tentang modal ekonomi dan modal kultural

(cultural capital). Menurut Bourdieu modal

ekonomi adalah akar berkembangnya modal

sosial dan modal kultural (Usman, 2018).

Bourdieu memiliki konsep yang disebut

habitus yang di defenisikan sebagai

pencerahan yang ditawarkan oleh

subjektivisme (kesadaran, subjek, dan lain

sebagainya) serta reaksi terhadap filsafat

tindakan ganjil ala strukturalisme yang

mereduksi agen menjadi sekedar pengemban

(trager menurut Althusser) atau ekspresi

bawah sadar (bagi Levi Strauss) struktur.

Bourdieu pertama kali memperkenalkan

konsep kensep habitus yang dipinjamnya dari

filsafat skolastik tapi ia juga gunakan, dengan

(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA

Volume 13 Number 2 Oktober 2022

Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

671 10.26418/j-psh.v13i2.57491

makna yang berbeda meski bukan terpisah

secara keseluruhan dari makna aslinya. Secara

formal Bourdieu mengartikan habitus sebagai:

“sistem yang dapat berpindah serta bertahan

jangka panjang, yang beramsumsi pensrtuktu

struktur serta prinsipnta meahirkan “sistem

disposisi yang bertahan lama dan bisa

dialihpindahkan (transposable), sruktur yang

distrukturkan yang diasumsikan berfungsi

sebagai penstruktrur struktur-struktur, yaitu

prinsip-prinsip yang melahirkan tujuan

tertentu dan dapat melakukan pencapaian yang

cepat. Karena sifatnya ‘struktur’ dan ‘berkala’

secara objektif, tapi bukan produk kepatuhan

terhadap aturan ataupun norma, prinsip ini

disatupadukan dengan cara kolektif tanpa

harus menjadi produk tindakan

pengorganisasian seorang pelaku” (Bourdieu,

1993).

Bourdieu memiliki sebuah konsep yang

dinamakan habitus yang maksudnya dalam

buku George Ritzer dikatan bahwa “ struktur

mental yang urusannya dengan media sosial.

Dari hal tersebut seseorang dapat

menginternalisasikan baik dalam hal

merasakan, mengapresiasi mengerti dan juga

mengevaluasi dunia sosial. Dari skema itulah

dihasilkan praktik mereka dan mampu

merasakan juga mengevaluasi (Ritzer, 2012).

Menurut Ronald Burt, modal sosial

merupakan sebuah kemampuan dari

masyarakat melakukan asosiasi dalam

kehidupan, hal tersebut menjadi kekuatan yang

begitu penting baik dalam kehidupan ekonomi

ataupun dengan kehidupan sosial. Dalam hal

ini Burt juga menjelaskan bahwa posisi

seorang aktor dalam jaringan menentukan

akses maupun relasi seseorang dalam

membentuk modal sosial (Dwiningrum, 2014).

Modal sosial dibahas dengan kritis pada buku

“Social Capital Theory” yang ditulis oleh

Julia Hauberer (Dwiningrum, 2014) Julia

Hauberer (2011), meletakkankan dasar

pemikiran yang kuat bahwa modal sosial tidak

hanya dipaham secara parsial dan statis

disebabkan dinamika dari konsep modal sosial

terus berkembang seiring dengan perubahan

yang terjadi dalam masyarakat diberbagai

aspek seperti sosial, ekonomi, budaya dan

politik. Kajian modern tentang modal sosial

telah mengilhami tokoh besar yaitu, Pierre

Bordieu, James C. Coleman, Robert D.

Putnam, Francis Fukuyuma, Ronald Burt,

Nan- Lin.

Inti dari konsep modal sosial dilihat

pada penekanan, kebersamaan dalam

mencapai kualitas kehidupan dengan selalu

memperbaiki serta melakukan perubahan serta

penyesuaian secaraterus menerus. Yang

menjadi acuan unsur yang disebut ruh dalam

modal sosial adalah sikap partisipatif, sikap

saling memberi dan menerima, sikap saling

mempercayai yang diperkuat dengan norma

yang berlaku. Unsur lain yang menjadi

peranan penting adalah kemauan masyarakat

atau kelompok tersebut secara terus menerus

proaktif baik dalam menjaga nilai,

membentuk sebuah jaringan kerjasama

ataupun menciptakan ide-ide kratif. Kemauan

semacam inilah yang bisa disebut sebagai

keberdayaan fungsi kelompok, guna

mempertahankan usaha. Sehingga dari

keberdayaan inilah akan muncul ketahanan

usaha dengan cara mempertahankan nilai yang

ada dalam membentuk kerjasama ataupun

menciptakan kreasi dan ide baru dalam

kegiatan ekonomi.

Aktivitas pelaku usaha ikan bakar kapiek

ndak batulang

Usaha ikan bakar Kapiek Ndak

Batulang terdapat di Desa Pulau Jambu

merupakan usaha pertama yang menjadikan

ikan Kapiek menjadi santapan lezat yang enak

serta mudah untuk di makan. Dikatakan tidak

bertulang karena ikan Kapiek merupakan ikan

yang sangat banyak duri kecilnya sehingga

sulit untuk dikonsumsi. Namun ditangan

pemilik inilah ikan yang sulit untuk dimakan

sekarang telah berubah menjadi kuliner yang

sangat banyak peminatnya.

(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA

Volume 13 Number 2 Oktober 2022

Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

672 10.26418/j-psh.v13i2.57491

Gambar 1. Ikan kapiek

(Barbonymusschwanenfeldii)

Sumber: Data Olahan Peneliti 2022

Gambar 1 adalah gambar ikan kapiek,

terlihat ada tiga macam ukuran yaitu ukuran

ikan kecil, sedang dan besar. Kemudian

kembali pada perjalanan Pelaku usaha dalam

hal merintis usahanya tidak dari bantuan orang

tua maupun warisan. Namun usaha berdiri

berdasarkan ide sendiri yang pada mulanya

berjualan sate kemudian diganti dengan

lontong sampai pada akhirnya berjualan nasi

yang sama menunya seperti di rumah rumah

makan pada umumnya dan sampai

mendapatkan ide untuk mengolah ikan kapiek

yang terkenal banyak duri dengan cara

mengiris tipis-tipis dengan arah sejajar

sehingga cara tersebut ampuh dalam

menghilangkan durinya disebabkan duri

tersebut hancur karena pisau yang tajam dalam

mengiris dengan rapat.

Gambar 2. Proses Menghilang Duri Ikan

dengan Pisau Khusus

Sumber: Data Olahan Peneliti 2022

Gambar 2 merupakan proses dalam

menghilangkan duri ikan dengan

menggunakan pisau khusus dan tajam oleh

pemilik/pelaku usaha. Dengan cara menyayat

tipis badan ikan dengan arah sejajar dan

sampai ke tulang besar yang didalam. Cara

tersebut ampuh untuk menghilankan duri ikan

kapiek, tulisan ini berasal dari penurutan

pelaku usaha. Adapun untuk aktivitas pada

usaha ikan bakar Kapiek Ndak Batulang lebih

kurang sama dengan aktivitas dirumah makan

lainnya, namun pada rumah makan ini menu

utamanya ialah ikan bakar Kapiek tidak

menutup kemungkinan juga menu yang lain

ada akan tetapi hanya sekedar pelengkap saja.

Usaha ini mulai dibuka jam 07.00 WIB semua

karyawan sudah harus ditempat. Mulai

mengerjakan tugas masing-masing, baik itu

bersih-bersih, memasak dan berbelanja ke

pasar. Sekitar jam 11.00 WIB usaha ini sudah

menerima pembeli, diperkirakan semua

masakan pada jam 11.00 WIB sudah tersedia

sehingga sangat bertepatan dengan waktu

makan siang. Pembeli banyak dari kalangan

orang biasa, pegawai maupun pejabat dan

usaha ini pernah di datangi juga oleh Gubernur

Riau yaitu Bapak Drs. H. Syamsuar, M. Si.

Pengakuan dari pelaku usaha

mengatakan bahwasanya usahanya dikatakan

berkembang, di lihat dari pembeli serta pernah

menjadi perwakilan untuk mengikuti pelatihan

teknis tenaga profesional dalam usaha jasa

dan minum di Hotel Royal Asnof Pekanbaru

pada 22-23 Juli 2018 dan field trip ke

Bandung pada 24-27 Juli 2018 yang biaya

akomodasi, transportasi dan konsumsi di

tanggung oleh pihak Dinas Pariwisata

Provinsi Riau serta mendapatkan sertifikat.

Perwakilan dari banyaknya usaha yang

sejenis, Bapak Hamidi yang dipilih karena

dari ide beliau Ikan Kapiek di sulap tidak ada

lagi duri-duri kecilnya.

(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA

Volume 13 Number 2 Oktober 2022

Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

673 10.26418/j-psh.v13i2.57491

Gambar 3. Sertifikat yang diperoleh Pelaku

Usaha pada Pelatihan Teknis Tenaga

Profesional Dari Kepala Dinas Pariwisata

Provinsi Riau

Sumber: Data Olahan Peneliti 2022

Gambar 3 merupakan penghargaan

berupa sertifikat yang diperoleh pelaku usaha

dalam mengikuti pelatihan yang menjadi

dipilih oleh pihak Dinas Pariwisata

Kebudayaan Kabupaten Kampar dan acaranya

diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata

Provinsi Riau. Untuk lebih jelasnya

bagaimana kaitan unsur-unsur yang terdapat

dalam modal sosial diantaranya jaringan,

norma sosial, dan kepercayaan dan kaitannya

dengan usaha ikan bakar kapiek ndak

batulang di Desa Pulau Jambu.

Jaringan Sosial (Social Network)

Jaringan yang dipaparkan oleh Robert

M.Z. Lawang dalam buku sosiologi ekonomi

merupakan jaringan terjemahan dari network

yang terdiri dari dua suku kata yaitu net

(jaring) dan work (kerja). Jadi, jaringan atau

network ialah ikatan simpul antara seseorang

ataupun dengan kelompok dikaitkan media

atau sebuah hubungan yang disebut hubungan

sosial. Hubungan sosial tersebut terdiri

dengan keyakinan. Kemudian kepercayaan

atau keyakinan tersebut diikat oleh norma

sehingga hal tersebut menjadi penjaga, serta

memelihara hubungan yang dijalin atau yang

diikat. (Damsar.D.I, 2009).

1. Jaringan Antara Pelaku Usaha Dengan

Sesama Penjual

Pelaku usaha merupakan usaha yang

pertama menciptakan ikan bakar Kapiek,

kemudian setelah itu bermunculan usaha yang

dengan usaha sejenis, namun tempat

berjualannya jauh sehingga tidak ada tercipta

jaringan sesama penjual untuk jaringan

langsung. Namun lewat online tercipta

jaringan seperti di media sosial pelaku usaha

seperti usaha sejenis mengikuti usaha ikan

bakar Kapiek Ndak Batulang di Desa Pulau

Jambu. Jaringan sesama penjual ikan bakar

Kapiek Ndak Batulang tidak terlalu terikat

karena dijauhkan olek jarak dan lebih bersifat

kompetisi untuk hubungan sosialnya.

2. Jaringan Pelaku Usaha Dengan

Pemasok Ikan Kapiek

Jaringan ini terbentuk karena adanya

rasa saling tolong menolong antara pemasok

dengan pemilik. Pemasok sudah yakin bahwa

ikannya selalu laku terjual karena ada pelaku

usaha yang membeli. Serta pemasok juga

membantu para agen atau nelayan yang

mencari ikan dan bisa menampung ikan yang

didapatkannya. Jaringan pelaku usaha dengan

pemasok bahan baku memiliki ikatan yang

kuat, disebabkan pemasok bahan baku ikan

Kapiek yang menyediakan ikan untuk

membuat usaha ikan bakar Kapiek Ndak

Batulang. Jika pemasok bahan baku ikan

Kapiek tidak ada maka harga jual ikan bisa

jauh lebih mahal bahkan ikan sangat sulit

didapatkan karena ikan Kapiek adalah ikan

yang tidak bisa dibudidayakan.

3. Jaringan Antara Pelaku Usaha Dengan

Pembeli/Pelanggan

Jaringan dengan pelanggan terbentuk

dari pelanggan yang sudah membeli dari satu

kali dan meminta kontak pemilik, ketika

pembeli menghubungi maka disebut dengan

pelanggan. jaringan tersebut berupa informasi

yang di dapatkan oleh pelanggan ataupun

pembeli dari mulut ke mulut dan medial sosial.

Jaringan pelaku usaha dengan pelanggan tidak

terlalu terikat, namun namanya berjualan

selalu ada pembeli maupun menjadi

pelanggan. Defenisi Pembeli ialah seseorang

yang datang membeli sesuatu dari yang dijual,

biasanya ada yang hanya sekali membeli atau

lebih. sedangkan pelanggan ialah seseorang

yang membeli sebuah produk dan dilakukan

secara berulang dari produk yang dijual.

4. Jaringan Antara Pelaku Usaha Dengan

Karyawan

Jaringan dengan karyawan terbentuk

dari kerjasama dan komunikasi. komunikasi

merupakan suatu hal yang paling berguna

(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA

Volume 13 Number 2 Oktober 2022

Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

674 10.26418/j-psh.v13i2.57491

dalam membentuk jaringan dengan karyawan.

Jaringan pelaku usaha dengan karyawan selalu

mengajak para karyawan untuk selalu bekerja

sama, serta melancarkan komunikasi antar

karyawan sehingga memperoleh kinerja yang

sesuai.

5. Jaringan Antara Pelaku Usaha Dengan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Kampar dan Dinas

Pariwisata Provinsi Riau

Menjadi salah satu perwakilan rumah

makan jenis usaha ikan Kapiek di Kabupaten

Kampar untuk mengkuti pelatihan teknis

tenaga professional dalam usaha jasa makan

dan minum di Hotel Royal Asnof Pekanbaru

dan field trip (karyawisata) ke Bandung.

Jaringan dengan Dinas Pariwisata terbentuk

dari terkenalnya usaha dijalankan sehingga

menghantarkan pelaku usaha menjadi salah

satu perwakilan untuk mengikuti pelatihan dan

karyawisata. Memperoleh undangan dari pihak

Dinas Pariwisata Provinsi Riau namun yang

memilih untuk dijadikan utusan adalah pihak

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar.

Norma Sosial (Social Norm)

Norma merupakan alat pengatur dalam

sebuah masyarakat dalam bertingkah laku

untuk para anggota masyarakat dan diberikan

sanksi yang nyata apabila terdapat melanggar

norma. Norma sosial juga suatu peraturan

sebagai pedoman pada masyarakat maupun

kelompok sosial dalam bertingkah laku yang

apabila aturan atau norma tersebut dilanggar

maka individu atau kelompok tersebut

memperoleh sanksi atas kesalan atau hal yang

dilanggarnya. Norma tersebut, memiliki

kekuataan mengikat yang tidak sama. Adapun

norma tersebut berdasarkan pengikatnya dari

norma yang kuat, norma sedang dan norma

lemah daya ikatnya. Norma yang terkuat

adalah para anggota masyarakat yang tidak

berani melanggar peraturan yang sudah dibuat.

Norma tersebut berupa cara (Usage),

kebiasaan (Folkways), tata kelakuan (Mores),

dan adat istiadat (Custom) (Soekanto, 2013).

1. Norma Pelaku Usaha Dengan Pemasok

Aturan dengan pemasok bahan baku

adalah aturan saat pembelian ikan perkilonya

harus dicampur ukuran kecil dan besarnya

ikan. Aturan dengan pemasok bahan baku ikan

Kapiek dibeli perkilonya harus dicampur

ukurannya. Aturan tersebut sudah dipatuhi

kedua belah pihak sehingga pelaku usaha lah

yang mengolah ikan sehingga ikan yan

berukuran kecil lebih murah harganya.

2. Norma Pelaku usaha dengan Karyawan

Aturan dengan karyawan meliputi

peraturan masuk kerja, istirahat, pulang serta

cara melayani pembeli. Adapun bagi yang

melanggar pelaku usaha akan menegur serta

menasehatinya.

3. Norma Pelaku Usaha Dalam

Menetapkan Harga

Aturan dengan pembeli tidak ada,

namun aturan dalam menetapkan harga hanya

dilakukan oleh pemilik kepada pembeli.

Biasanya di mulai dengan harga Rp. 25.000,

Rp. 35.000, Rp35.000 hingga sampai Rp.

150.000 per ekornya. Untuk pengurangan

harga biasanya lebih dulu pemilik yang

mengurangi harga sebelum diminta kurangi

oleh pembeli.

Kepercayaan (Trust)

Menurut Giddens kepercayaan ialah

suatu hal yang memiliki hubungan dengan

sebuah keyakinan di atas hal yang serba

mungkin baik berhubungan dengan individu

atau dengan kelompok lainnya. (Damsar.D.I,

2009).

Jadi kepercayaan menurut Giddens

dalam buku sosiologi ekonomi (Damsar,

2002:186) ialah keyakinan akan rehabilitas

seseorang atau sisten, terkait dengan berbagai

hasil atau peristiwa, dimana keyakinan

tersebut mengeksperesikan suatu iman (faith)

terhadap suatu integritas atau cinta kasih orang

lain, atau terhadap ketepatan prinsip abstrak

(pengetahuan teknis). Untuk mengetahui

kepercayaan besar ataupun kecil semuanya

berdasarkan kepada prilaku jujur, teratur dan

kerjasama berdasarkan norma-norma yang

dianut bersama. Bahwa kepercayaan

merupakan penerapan terhadap pemahaman

ini, jika meliputi itu semua maka bisa

dikatakan bahwa kepercayaan yang ada besar

dan sebaliknya kepercayaan itu kecil jika tidak

ada prilaku jujur, teratur dan kerjasama

didalamnya.

(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA

Volume 13 Number 2 Oktober 2022

Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

675 10.26418/j-psh.v13i2.57491

1. Pentingnya Kepercayaan Pembeli

Terhadap Ikan Bakar Kapiek yang

dijual

Hal yang terpenting dijaga oleh pemilik

untuk kepercayaan pelanggan atau pembelinya

ialah mengenai konsistensi atas rasa menu

yang dibuatnya. Pembayaran dilakukan setelah

makan, percaya bahwa semua pembeli yang

datang akan membayar, Selalu percaya kepada

pelanggan yang memesan lebih dulu bahwa

mereka akan datang menikmati yang

dipesannya dan ikan bakar selalu dihidangkan

secara hangat untuk pembeli maupun

pelanggan yang memesan. Kepercayaan

terhadap pelanggan atau pembeli memiliki

hubungan yang kuat, karena pelangganlah

yang membuat usaha ikan bakar Kapiek Ndak

Batulang habis terjual setiap harinya.

2. Kepercayaan Antara Pelaku Usaha

dengan Pemasok

Mengedepankan kepercayaan, pemilik

mempercayakan kepada pemasok untuk

menimbang seluruh ikan yang akan di antar

ketempatnya tanpa menimbang kembali begitu

pula dengan pemasok selalu mengusahakan

memberikan ikan terbaik kepada pelaku usaha

ikan bakar Kapiek Ndak Batulang.

Kepercayaan dengan pemasok bahan baku

ikan Kapiek pengaruhnya kuat karena pelaku

usaha selalu mendapatkan bahan baku jamu

yang sesuai dengan permintaan.

3. Kepercayaan Antara Pelaku Usaha

Dengan Karyawan

Pemilik dalam membangun kepercayaan

dengan karyawan selalu bersangka baik bahwa

para karyawannya akan memberikan kinerja

yang baik untuk rumah makannya.

4. Kepercayaan Antara Pelaku Usaha

Dengan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Kampar dan

Dinas Pariwisata Provinsi Riau

Adanya kepercayaan dengan pihak

Dinas Pariwisata sehingga pelaku usaha

menjadi salah satu perwakilan dan

mempercayai undangan tersebut diberikan

kepada Bapak Hamidi yang merupakan

pencipta pertama ikan bakar Kapiek Ndak

Batulang.

Adapun konsep dari strategi adalah

bagian dari pilihan yang dibuat secara rasional.

Yaitu fikiran yang sudah menghitung tindak

dari pelaksanaan yang sudah jauh menghitung

berkenaan untung serta rugi yang diperoleh.

Pada tulisan (Iwansyah et al., 2017)

menjelaskan konsep Pierre boerdieu tentang

pengelompokan strategi yang bisa

dihubungkan dengan strategi yang dijalankan

oleh pelaku usaha ikan bakar kapiek ndak

batulang, diantaranya sebagai berikut.

Strategi Investasi Biologis

Strategi investasi biologis berkaitan erat

dengan pelestarian atau penjagaan keturunan

untuk pewarisan modal bagi generasi penerus

dengan tujuan mempersiapkan generasi

berikutnya yang lebih baik. investasi biologis

yang ia berikan kepada anaknya adalah

anaknya tersebut sering membantu dirumah

makan seperti membantu dalam halnya

mengolesi bumbu ikan yang hendak dibakar,

beliau mengajarkan kepada anaknya. Serta

resep juga akan di ajarkan kepada anaknya

tersebut. Dari situ terlihat bahwa strategi

investasi biologis dibutuhkan oleh pelaku

usaha sebagai pertahanan untuk usahanya tetap

eksis hingga suatu hari nanti.

Strategi Investasi Ekonomi

Upaya dalam bentuk menjaga,

meningkatkan dan mempertahankan berbagai

bentuk jenis modal. Hal tersebut dalam bentuk

akumulasi modal ekonomi serta membangun

relasi sosial baik berjangka pendek ataupun

panjang. Agar langgeng dalam pelaksanaanya,

relasi-relasi sosial itu bisa terjadi lewat

kewajiban yang bertahan lama seperti adanya

pertukaran uang, melakukan perkawinan

ataupun pekerjaan dan waktu. Hamidi

menjelaskan terkait dirinya dalam

mengakumulasi modal. Bahwa dari sewaktu

merintis usaha pada awalnya ia meminjam

uang di Bank untuk modal awalnya, kemudian

berlanjut untuk modal perhari beliau berjualan

tersebut di dapat dari hasil penjualan sehingga

itulah yang diputar-putar untuk modal.

Kemudian dari hasil penjualan juga ia harus

memperoleh untuk upah karyawan, mencukupi

kebutuhan keluarga. Jika semua kebutuhan di

atas tercukupi barulah sisa dari hasil

penjualannya beliau tabung ke aset.

(J-PSH) JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN HUMANIORA

Volume 13 Number 2 Oktober 2022

Page 666-676/ E-ISSN: 2715-1247 dan P-ISSN: 2087-84xx

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/index

676 10.26418/j-psh.v13i2.57491

SIMPULAN

Modal sosial yang ada pada pelaku

usaha ikan bakar Kapiek Ndak Batulang

berperan penting untuk mempertahankan

usaha bagi pelaku usaha. Karena modal sosial

seperti jaringan, norma dan kepercayaan dapat

mempererat hubungan antara pelaku usaha

dengan pemasok ikan Kapiek, pelanggan atau

pembeli, karyawan serta dengan pihak Dinas

Parisiwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Kampar dan Dinas Parwisata Provinsi Riau.

Modal sosial menjadikan pelaku usaha saling

bekerjasama karena adanya rasa saling tolong

menolong, kekeluargaan dan saling menjaga

kepercayaan sehingga membuat usaha yang

dijalankan bertahan sampai sekarang ini.

Strategi yang digunakan oleh pelaku

usaha meliputi strategi investasi biologis,

strategi suksesif, strategi edukatif, dan strategi

investasi ekonomi. Semua strategi tersebut

sudah dijalankan oleh pelaku usaha.

DAFTAR RUJUKAN

Azhari, F. (2018). Peran modal sosial dalam

pengembangan jaringan usaha kecil

menengah. Jurnal Administrasi Bisnis,

59(1), 1–77.

Bourdieu, P. (1993). Arena Produksi Kultural

Sebuah Kajian Sosiologi Budaya.

Columbia. Kreasi Wacana.

Creswell, J. (2014). Research Design

Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Pustaka Belajar.

Damsar.D.I. (2009). Pengantar sosiologi

ekonomi. Prenadamedia Group.

Dwiningrum, S. I. (2014). Modal Sosial

dalam Pengembangan Pendidikan

(Perspektif Teori dan Praktik). UNY

Press.

Field, J. (2003). Modal Sosial. Kreasi

Wacana.

Hasbullah J. (2006). Social Capital (menuju

keunggulan budaya manusia

indonesia). MR-United Press.

Ilham, B. (2018). Studi Penggunaan Daun

Aren (Arenga pinnata) sebagai Alat

Bantu Penggiring Ikan pada Alat

Tangkap Jala di Desa Kuok Kabupaten

Kampar. 4.

Iwansyah, I., Sunito, S., & Syaf, S. (2017).

Modal Jaro Dalam Arena Politik

Lokal: Studi Kasus Di Desa Cileuksa

Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor.

Jurnal Sosiologi Reflektif, 11(1), 81.

https://doi.org/10.14421/jsr.v11i1.1272

Ketangguhan Modal Sosial Kelompok Nenas

Berduri Akibat Pandemi Covid-, P.,

Desa Rimbo Panjang Kecamatan

Tambang Kabupaten Kampar Resdati,

D., Hidir, A., & Romi Marnelly, T.

(2022). Penguatan Ketangguhan Modal

Sosial Kelompok Nenas Berduri Akibat

Pandemi Covid-19 Di Desa Rimbo

Panjang Kecamatan Tambang

Kabupaten Kampar. TRIDARMA:

Pengabdian Kepada Masyarakat

(PkM), 5(1), 80–88.

https://doi.org/10.35335/ABDIMAS.V5

I1.1991

M, E. (2016).

https://www.goriau.com/berita/baca/ria

u-menyapa-dunia-dengan-ikan-Kapiek-

tak-batulang. GoRiau.Com.

Moleong. (2019). Metodologi Penelitian

Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi Dari

Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan

Terakhir Postmodern. Pustaka Belajar.

Soekanto, S. D. B. (2013). Sosiologi Suatu

Pengantar. Rajawali Pers.

Usman, S. (2018). Modal Sosial. Pustaka

Belajar.

Yesicha, C. (2019). Pemanfaatan Teknologi

Komunikasi Sektor Pariwisata

Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar,

Riau. J-Depace, 113.