14
A. PENDAHULUAN Komunikasi pada dasaranya adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikastor kepada komunikan. Onong Uchajana effendi mendefinisikan komunikasi sebagai, suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung),ataupun tidak langsung ( dengan menggunakan media). Dari pemahaman tersebut. Dalam ilmu komunikasi juga dikenal beberapa macam tipe komunikasi. Joseph A. DeVito seorang professor komunikasi di City University of New York dalam bukunya Communicology membagi komunikasi atas empat macam yaitu : komunikasi intra pribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi publik dan komunikasi massa. Dari berbagai jenis komunikasi, dari berbagai definisi, jenis komunikasi yang di jelaskan di atas, muncul lah beberapa teori – teori komunikasi yang mengelompokan, atau juga mempersepsikan komunikasi berdasarkan pandangan – pandangan tertentu, dan dari penggambaran teori tersebut di buatlah sebuah model komunikasi, yang bertujuan untuk mempermudah dalam menjelaskan tentang teori komunikasi. B. PENGERTIAN MODEL Menurut Professor deddy mulyana, dalam bukunya ilmu komunikasi (2007:131), mengungkapkan, bahwa untuk lebih memahami fenomena komunikasi, kita perlu menggunakan model – model komunikasi. Model merupakan representasi dari suatu fenomena, baik yang nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur – unsur terpenting fenomena tersebut. Model bukan merupakan fenomena, tetapi hanya membantu mempermudah untuk memahami suatu fenomena dalam komunikasi. Menurut Moreno dan Mortesen, Model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang di butuhkan untuk terjadi nya komunikasi. Sedangakan menurut B. Aubrey Fisher, Model adalah analogi yang mengabstarksikan , dan memilih bagian dari keseluruhan unsur sifat, atau komponen yang penting dari fenomena yang di jadikan model. Adapun fungsi dari model komunikasi menurut De Vito yaitu : 1. Model memiliki fungsi mengorganisasikan, model dapat mngurutkan, dan menghubungkan satu sistem dengan sistem, dengsan sistem yang lainnya., serta dapat memberikan gembaran yang menyeluruh. 1

model komunikasi

Embed Size (px)

Citation preview

A. PENDAHULUAN

Komunikasi pada dasaranya adalah suatu proses penyampaian pesan dari

komunikastor kepada komunikan. Onong Uchajana effendi mendefinisikan komunikasi

sebagai, suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk

memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung),ataupun

tidak langsung ( dengan menggunakan media). Dari pemahaman tersebut. Dalam ilmu

komunikasi juga dikenal beberapa macam tipe komunikasi. Joseph A. DeVito seorang

professor komunikasi di City University of New York dalam bukunya Communicology

membagi komunikasi atas empat macam yaitu : komunikasi intra pribadi, komunikasi antar

pribadi, komunikasi publik dan komunikasi massa. Dari berbagai jenis komunikasi, dari

berbagai definisi, jenis komunikasi yang di jelaskan di atas, muncul lah beberapa teori – teori

komunikasi yang mengelompokan, atau juga mempersepsikan komunikasi berdasarkan

pandangan – pandangan tertentu, dan dari penggambaran teori tersebut di buatlah sebuah

model komunikasi, yang bertujuan untuk mempermudah dalam menjelaskan tentang teori

komunikasi.

B. PENGERTIAN MODEL

Menurut Professor deddy mulyana, dalam bukunya ilmu komunikasi (2007:131),

mengungkapkan, bahwa untuk lebih memahami fenomena komunikasi, kita perlu

menggunakan model – model komunikasi. Model merupakan representasi dari suatu

fenomena, baik yang nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur – unsur terpenting

fenomena tersebut. Model bukan merupakan fenomena, tetapi hanya membantu

mempermudah untuk memahami suatu fenomena dalam komunikasi. Menurut Moreno dan

Mortesen, Model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang di butuhkan

untuk terjadi nya komunikasi. Sedangakan menurut B. Aubrey Fisher, Model adalah analogi

yang mengabstarksikan , dan memilih bagian dari keseluruhan unsur sifat, atau komponen

yang penting dari fenomena yang di jadikan model.

Adapun fungsi dari model komunikasi menurut De Vito yaitu :

1. Model memiliki fungsi mengorganisasikan, model dapat mngurutkan, dan

menghubungkan satu sistem dengan sistem, dengsan sistem yang lainnya., serta dapat

memberikan gembaran yang menyeluruh.

1

2. Model membentu menjelaskan sesuatu dengan menyajikan informasi secara

sederhana, artinya tanpa model, in formasi tersebut dapat menjadi sangan rumit.

3. Dengan model, di mungkinkan perkiraan hasil, atau jalan nya suatu kejadian.

C. JENIS- JENIS MODEL

1. Model komunikasi satu tahap ( One Step Flow Communication )

Model ini merupakan pengembangan dari teori komunikasi jarum hipodemik : pesan

di sampaikan melalui media massa, langsung di beriakn ke khalayak tanpa melaui

perantara, dan hasil dari komunikasi tersebut beragam (efek nya terhadap komunikan

beragam).

2. Model Komunikasi 2 Tahap (Two Step Flow Communication)uModel ini di kemukakan oleh Paul Lazardfeld dan Elihu Katz, di sebut 2 tahap

karena tahap pertama sebagai proses komunikasi massa, yang berikutnya merupakan

prose komunikasai antar pribadi.

Dalam gambar ini di jelaskan bahwa Media massa

menjadi media utama dalam menyampaikan pesan

kepada komunikan, dan komunikan menjadi seorang

opinion leader, dan bertugas untuk mlakukan sosialisasi

terhadap pesan yang mereka peroleh dari media massa.

Contohnya seperti : produsen makanan mempopulerkan

dagangan nya melalui media massa yang langsung menuju ke konsumen, namun jika

di rasa kurang efektif, dan masyarakat hanya tahu (aware) dengan produk tersebut,

maka untuk meningkatkan efektifitas dari produk tersebut, di utuslah beberapa

opinion leader yang langsung ke lapangan untuk melakukan sosialisasi terhadap

produk tersebut

Ada beberapa kelemahan dari ,model ini, diantaranya :

2

MEDIA MASSA Komunikan

PESAN

kOMUNIKAN

kOMUNIKAN

kOMUNIKAN

kOMUNIKAN

Komunikan/ opinion Leader

a. Model terbut menyatakan bahwa individu yang aktif dalam mencari informasi

adalah opinion leader, sedangkan anggota lain bersifat pasif.

b. Oandangan ini membatasi proses analisis nya, karena komunikasi dapat

berlangsung lebih dari 2 tahap.

c. Model ini menunjukan bahwa seorang opinion leader sangan tergantung pada

informasi yang di dapat melalui media massa

d. Penelitian tahun 1940 menghasilkan model komunikasi 2 tahap, mengabaikan

perilaku khalayak berdasarkan “ waktu ” pengenalan ide baru. Penelitian tentang

difusi dan inovasi menunjukan bahwa mereka yang telah mengenal terlebih

dahulu ide baru ternyata lebih banyak memanfaatkan media massa, dibandingkan

mereka yang tahu setelah nya.

e. Berbagai saluran komunikasi berperan dalam berbagai tahap penerimaan inovasi,

dan pengambilan keputusan. Model ini tidak menunjukan perbedaan peranan dari

berbagai saluran komunikasi dalam hubungan nya dengan tahapan inovasi. Seperti

tahap penyadaran (awareness), pembujujkan (persuasion), keputusan (decision),

pemantapan (confirmation)

3. Model Komunikasi Banyak Tahap (Multi Step Flow Communication)

Dalam model komunikasi ini lajunya

komunikasi dari komunikator kepada

komunikan terdapat sejumlah saluran yang

berganti – ganti. Maksudnya adalah, beberapa

komunikan menerima pesan langsung dari

komunikator, lalu pesan tersebut berpindah

dan menyebar ke komunikan selanjutnya melalui beberapa tahap.

4. Uses and Gratification ModelAtau di sebut juga sebagai model kegunaan, dan kepuasan, merupakan pengembangan

dari model jarum hipodermik, model ini tidak tertari pada apa yang di lakukan media

terhadap diri seseorang, tetapi model ini teratarik pada apa yang di lakukan orang

terhadap media. Khalayak dalam model ini di anggap aktif dalam menggunakan

3

Sumber Media massa Komunikan Komunikan Komunikan

media sesuai dengan kebutuhan nya. Studi ini memusatkan pada perhatian untuk

mendapatkan kepuasan atas kebutuhan seseorang.

Asumsi dasar dari model uses and gratification menurut Katz, Blumler & Gurevitch,

yaitu:

a. Khalayak di anggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari

penggunaan media massa di asumsikan memiliki tujuan.

b. Dalam prose komunikasi massa , inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan

dengan pemilihan media terletak pada khalayak.

c. Media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk memuaskan

kebutuhan nya. Kebutuhan yang di penuhi media lebih luas.

d. Tujuan pemilih media massa di simpulkan dari data yang diberikan anggota

khalayak. Artinya, orang di anggap cukup mengerti untuk melaporkan

kepentingan dan motif pada situasi tertantu.

e. Penilaian tentang arti kultural dari media masssa harus di tangguhkan sebelum di

teliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Model ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis, dan sosial yang

menimbulkan harapan tertentu dari media massa dan menimbulkan pemenuhan

kebutuhan. Penelitian menggunakan model ini biasanya memusatkan pada kegunaan

isi media untuk memperoleh gratifikasiatau pemenuhan kebutuhan.

mc. Quail mengemukakan ada 2 hal utama yang mendorong munculnya pendekatan

penggunaan model ini, yaitu adanya oposisi terhadap pandangan deterministis,

tentang efek media, dan yang kedua ada keingina untuk lepas dari debat yang

berkepanjangan tentang selera media massa.

4

faktor sosial (1) kebutuhan yang melahirkan (2)

harapan - harapan media atau sumber lain yang mengarah pada (3-4)

Baerbagai pola penghadapan media (5)

menghasilkan gratifikasi kebutuhan (6)

konsekuensi lain yang tidak di inginkan (7)

5. Agenda Setting Model

Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini

adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan

mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap

penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan

memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses

belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.

Agenda setting menjelaskan begitu besarnya pengaruh media--berkaitan dengan

kemampuannya dalam memberitahukan kepada audiens mengenai isu - isu apa

sajakah yang penting. sedikit kilas balik ke tahun 1922, kolumnis walter lippman

mengatakan bahwa media memiliki kemampuan untuk menciptakan pencitraan -

pencitraan ke hadapan publik. McCombs and Shaw melakukan analisis dan

investigasi terhadap jalannya kampanye pemilihan presiden pada tahun 1968, 1972,

dan 1976. pada penelitiannya yang pertama (1968), mereka menemukan dua hal

penting, yakni kesadaran dan informasi. dalam menganalisa fungsi agenda setting

media ini mereka berkesimpulan bahwa media massa memiliki pengaruh yang cukup

signifikan terhadap apa yang pemilih bicarakan mengenai kampanye politik tersebut,

dan memberikan pengaruh besar terhadap isu - isu apa yang penting untuk

dibicarakan.

agenda setting merupakan penciptaan kesadaran publik dan pemilihan isu - isu mana

yang dianggap penting melalui sebuah tayangan berita. dua asumsi mendasar dari

teori ini adalah, (1). pers dan media tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya,

melainkan mereka membentuk dan mengkonstruk realitas tersebut. (2). media

5

menyediakan beberapa isu dan memberikan penekanan lebih kepada isu tersebut yang

selanjutnya memberikan kesempatan kepada publik untuk menentukan isu mana yang

lebih penting dibandingkan dengan isu lainnya. sedikit banyaknya media memberikan

pengaruh kepada publik mengenai isu mana yang lebih penting dibandingkan dengan

isu lainnya. salah satu aspek yang paling penting dari konsep agenda setting ini adalah

masalah waktu pembingkaian fenomena - fenomena tersebut.dalam artian bahwa tiap

- tiap media memiliki potensi - potensi agenda setting yang berbeda - beda satu sama

lainnya. pendekatan ini dapat membantu kita untuk menganalisa kecenderungan -

kecenderungan suatu media misalnya dalam hal komunikasi politik mereka.

6. Wilbur Schramm Model

Inti dari model scharm adalahpengorganisasian media, dimana di laksanakan fungsi –

fungsi seperti yang terdapat pada terdahulu yaitu encoding , interpreting,dan

decoding. Misalkan pada sebuah surat kabar, Setiap hari surat kabar menerima

sejumlah besar berita dan informasi. Redaksi membaca dan menilai mana yang akan

di muat. Di dalam proses ini di lakukan berita di modifikasi untuk di tulis ulang atau

di tolak oleh mereka yang memiliki kepentingan dan tanggung jawab terhadap media

ini. Jika telah melakukan tahap ini selanjutnya berita dan informasi di cetak menjadi

sebuah surat kabar yang kemudian di sebarluaskan ke masyarakat. Pesan yang di

sampaikan oleh media massa tersebut akan mengalir dari satu orang ke lai nya hingga

meluas.

6

7. MODEL MALETZKE

Maletzke membuat modelnya berdasarkan elemen-elemen tradisional yaitu

komunikator, pesan media dan komunikan, adapun elemen lain yaitu Tekanan atau

kendala dari media dan citra media tersebut pada diri komunikasi.

Ada perbedaan jenis adaptasi oleh komunikan terhadap media yang berbeda-beda pula.

Setiap media ada kelebihan dan kekurangan dan sifat-sifat mediapun harus dianggap

mempunyai pengaruh terhadap cara komunikan menggunakannya, dan sejauh mana isi

media tersebut.

Dalam konteks Mlatzke menyatakan hal-hal yang relevan untuk dibicarakan yaitu :

a.Jenis persepsi yang dituntut dari pihak komunikan cntoh pemirsa,pembaca dll.

b. Sejauh mana komunikan terikat dengan media secara ruang dan waktu

c.Perbedaan waktu antara peristiwa dengan penerima pesan.

Citra media yang ada pada komunikan menimbulakn harapan-harapan tentang isi media

tersebut.dan karenanya harus dianggap memiliki pengaruh terhadap cara komunikan

memilih isi media tersebut.

Beberapa faktor atau variabel lain dalam model ini yang dianggap sebagai kausatif dan

independen yaitu :

a.Citra diri media

7

Merupakan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri, peranan, sikap, menciptakan

sebuah disposisi dalam menerima pesan misalnya telah memperlihatkan bahwa kita

menolak informasi yang tdk sama dengan nilai-nilai yang kita anut.

b. Struktur kepribadian komunikasi

Ahli psikologi sering menggap bahwa ada orang-orang dengan kategori tertentu yang

mudah dpengaruhi orang lain.

c.Konteks sosial komunikasi

Faktor ini bisa berupa masyarakat dsekitarnya, komunitas dimana kita tinggal, atau juga

orang-orang yang berhubungan dengannya.

d. Komunikan sebagai anggota Publik

Sebagai anggota public yang tdk terorganisasi seorang komunikan tidak menghadapi

tuntutan yang besar untuk menanggapi atau melakukan tindakan-tindakan tertentu

seperti melakukan tatap muka.

8. MODEL MELVIN DE FLEUR

Dalam model ini sumber (source) dianggap sebuah fase dari komunikasi massa

yang dibawa oleh penyampai pesan. Channel adalah media yang mengantarkan

informasi, sedangkan Receiver sebagai penerima dan recoder informasi.Destination

berfungsi untuk menginterprestasi pesan menjadi sebuah makna dan feedback adalah

respon dari destination kepada source.

8

9. Model Mc Nelly

Model ini menyajikan berbagai komunikator tengah (intermediaty) yang berada

diantara kejadian dan pembaca. Proses yang digambarkan model ini adalah seorang

reporter (koresponden) kantor berita asing melihat sebuah peristiwa dan menuliskannya

sebagai berita. Yang pertama dikirim adalah biro daerah, dari sana dikirimkan dalam

bentuk yang lebih pendek ke biro pusat kantor berita tersebut, berita tersebut mungkin

digabungkan dengan berita-berita yang lain yang ada kaitannya dan kemudian dikirim

ke biro nasional atau ke redaksi surat kabar, radio siaran, atau telivisi. Kemudian terjadi

lagi seleksi, apakah berita itu akan dibaca atau dilewatkan saja.

10. MODEL HAROLD D. LASSWELL

Model komunikasi ini berupa ungkapan verbal yang dikenal dengan paradigm

lasswell yaitu :

Who (siapa sumbernya)

Say what (apa yang disampaikan)

In which channel (melalui media apa)

To whom (siapa sasarannya)

With what effect (apa pengaruhnya)

Lasswell mengemukakan model ini kaitannya dengan strategi komunikasi masa.

Dalam menentukan komponen-komponen perlu mendapat perhatian yang sangat cermat

dan tepat karena target khalayak sasarannya banyak.

9

Contoh : degradasi moral pada generasi muda Indonesia yang sifatnya hampir

merata baik di kota maupun di pelosok desa, pemerintah mencanangkan program

sosialisasi pengaruh seks bebas. Tpok seks bebas (say what) sasarannya adalah remaja

(to whom) dan tujuannya untuk memberikan pemahaman tentang seks bebas tersebut,

sehingga remaja akan menolaknya. Langkah selanjutnya menentukan media massa (in

which channel) yang akan digunakan dan sekaligus memilih siapa komunikator yang

kredibel dan acceptable (who) yang akan menyampaikan pesan tersebut.

11. MODEL SHANNON DAN WEAVER

10

Model ini melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan

menyampaikannya melalui saluran kepada seorang penerima yang mencipta ulang

pesan tersebut.pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai

dengan saluran yang digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan

sinyal (tanda) dari transmitter ke penerima (receiver). Sumber informasi ini adalah otak,

transmitternya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-kata yang

terucap). Penerima yakni mekanisme pendengaran, melakukan operasi sebaliknya yang

dilakukan transmitter dengan merekonstruksi pesan dari sinyal. Sasaran (destination)

adalah orang yang menjadi tujuan pesan itu. Sedangkan gangguan (noise) adalah setiap

rangsangan tambahandan tidak dikehendaki yang dapat mengganggukecermatan pesan

yang disampaikan. (Mulyana, 2007:149-150).

12. MODEL BRUCE WESTLEY DAN MALCOLM MCLEAN

Model ini menekankan pada peran gatekeeper dalam proses komunikasi massa.

11

Model ini menggambarkan bagaimana individu dan organisasi dalam suatu

sistem media menentukan peran apa saja yang akan disampaikan dan pesan apa saja

yang harus dihapus atau dimodifikasi.

Gatekeeper (c) berperan sebagai agen dari audience (b). gatekeeper memilih

diantara pesan-pesan yang telah dikirim oleh sender (a). gatekeeper dapat mengubah isi

pesan yang dikirim oleh komunikator sebelum pesan tersebut sampai kepada audience.

13. MODEL HUB (HIEBERT, UNGURAIT, BOHN)

Model ini mengibaratkan komunikasi sebagai proses yang mirip dengan

peristiwa ketika sebuah batu kerikil dilemparkan ke dalam kolam. Kerikil itu akan

menimbulkan riak-riak air yang akan terus membesar sampai menyentuh tepian kolam

dan memantul kembali ke tengah pusat riak. Content komunikasi (bisa berupa idea tau

peristiwa) seperti batu kerikil yang dilemparkan ke dalam kolam permasalahan

manusia.

Contoh : kita analogikan pada topik saat ini dimana pengakuan Amin Rais yang

telah menerima sejumlah uang berjumlah ratusan juta rupiah dari department kelautan

dan perikanan untuk kampanye pemilihan presiden RI.

Pernyataan Amin Rais dengan gaya bahasa dan cara mengemukakannya yang

khs telah disebarluaskan oleh media massa setelah melalui seleksi oleh gatekeeper

menjadi sebuah berita dan diterima khalayak dengan filternya masing-masing yang

disebarkan kembali melalui media massa.

D. KESIMPULAN DAN PENUTUP

Model Komunikasi memiliki tujuan untuk mempermudah dalam proses memahami

suatu fenomena dalam komunikasi, yang di mulai dari komunikator hingga ke para

komunikan nya dalam penyamapian sebuah pesan. Dilihat dari beberapa model yang di

12

jelaskan di atas, membuktikan bahwa banyak cara untuk menjelaskan sebuah fenomena

dalam komunikasi, dan mungkin semua itu akan berkembang sesuai dengan

perkembangan zaman.

E. DAFTAR PUSTAKA

Ardianto.Elvinaro.Dr, Dra. Lukiati Komala, Dr. Siti Karlinah. “Komunikasi Massa, suatu

Pengantar”.simbiosa.Bandung : 2007

M O D E L K O M U N I K A S I(Strategi Perubahan dan Komunikasi)

13

Oleh :

Dimas Tetuko Abi

Rezka Judittya

M A G I S T E R I L M U K O M U N I K A S I

U N I V E R S I T A S M E R C U B U A N A

J a k a r t a

2 0 1 4

14