Upload
bogoragriculturaluniversity
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PARAMETER KUALITAS AIR: pH Penelusuran dan Peranan dalam Akuakultur (Sourced from: http://reefkeeping.com/issues/2005-02/rhf/index.php)
APAKAH pH ITU?
pH (singkatan dari “puissance de hydrogen“, “power of hydrogen”, dan ada
juga yang menyebutnya “potential of hydrogen), yaitu kepekatan ion-ion H yang
terlepas dalam suatu perairan dan mempunyai pengaruh besar terhadap
kehidupan organisme perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai salah satu
parameter untuk menyatakan baik buruknya sesuatu perairan. pH disebut juga
sebagai derajat keasaman.
Besarnya pH dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H.
Sebagai contoh, jika ada pernyataan pH 5, maka berarti konsentrasi H dalam air
tersebut adalah 0,00001 bagian dari total larutan. Dikarenakan penulisan 0,00001
terlalu panjang, maka angka tersebut dilogaritmakan menjadi -5. Di sisi lain, tanda
“-“ (negatif/minus) di belakang angka tersebut terkesan kurang praktis, maka
orang mengalikannya lagi dengan tanda “-“ (negatif/minus) sehingga diperoleh
angka positif 5. Oleh karena itu, pH diartikan sebagai – (minus) logaritma dari
konsentrasi ion H (kologaritma aktivitas H+), yang dinyatakan dengan:
pH = -log [H+]
Perlu diperhatikan bahwa selisih satu satuan angka pH berarti perbedaan
konsentrasinya adalah 10 kali lipat. Dengan demikian, apabila selisih selisih
angkanya adalah 2, maka perbedaan konsentrasinya adalah 10 x 10 = 100 kali
lipat. Sebagai contoh, pH 4 menunjukkan konsentrasi H sebanyak 0,0001 atau
1/10.000 (sepersepuluh ribu), sedangkan pH 6 = 0,000001 atau 1/1.000.000
(sepersejuta). Dengan demikian, jika pH diturunkan dari 6 ke 4, artinya terjadi
peningkatan kepekatan ion H+ sebanyak 100 kali lipat. Jika pH diibaratkan gula,
maka dengan menurunkan pH dari 6 ke 4, sama artinya bahwa larutan tersebut
100 kali lebih manis dari larutan sebelumnya.
pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena pH dapat
mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan dalam air. Selain itu,
ikan, udang, serta organisme akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu
sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka akan dapat diketahui apakah air
tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka. Besaran pH
berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis). Nilai pH
kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai di atas 7
menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin). Sedangkan pH = 7 disebut sebagai
netral.
Selain itu, pH juga mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Senyawa
ammonium yang dapat terinonisasi banyak ditemukan pada perairan yang
memiliki pH rendah. Amonium tidak bersifat toksik (innocuous). Namun, pada
suasana alkalis (pH tinggi) lebih banyak ditemukan ammonia yang tak terionisasi
(unionized) dan bersifat toksik. Amonia yang tak terionisasi lebih mudah terserap
ke dalam tubuh organisme akuatik dibandingkan dengan ammonium.
Sebagian besar organisme akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan
menyukai nilai pH sekitar 7,0 - 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses bio-
kimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah.
Proses lain yang terjadi pada organisme laut dan secara substansi
dipengaruhi oleh perubahan pH adalah kalsifikasi. Kalsifikasi diketahui meluruh
pada pH rendah. Kisaran pH 7,8-8,5 merupakan rentang pH yang ideal dalam
akuakultur, dengan beberapa pertimbangan, yaitu:
1. Alkalinitas setidaknya memiliki nilai 2,5 meq/L (mili-equivalen/L atau mg/L
kalsium karbonat (CaCO3)).
2. Konsentrasi kalsium dalam air sekitar 400-450 ppm.
Tabel 1. Pengaruh pH terhadap komunitas biologi perairan (Effendi, 2003)
Nilai pH Pengaruh Umum 6,0 – 6,5 1. Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun.
2. Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas tidak mengalami perubahan
5,5 – 6,0 1. Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos semakin tampak/jelas.
2. Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas masih belum mengalami perubahan yang berarti.
3. Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral (tepi kolam/tambak).
5,0 – 5,5 1. Penurunan keanekaragaman dan dan komposisi jenis plankton, perifiton, dan bentos semakin besar.
2. Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos.
3. Proses nitrifikasi terhambat. 4,5- 5,0 1. Penurunan keanekaragaman dan dan komposisi jenis plankton,
perifiton, dan bentos semakin besar. 2. Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan
bentos. 3. Algae hijau berfilamen semakin banyak. 4. Proses nitrifikasi terhambat.
BAGAIMANA CO2 MEMPENGARUHI pH? Nilai pH sangat terkait dengan jumlah karbondioksida (CO2) yang terlarut
dalam air. Hal ini juga berkaitan dengan nilai alkalinitas. Bahkan jika sepenuhnya
air diaerasi, nilai pH ditentukan oleh alkalinitas karbonat. Semakin tinggi
alkalinitas maka pH juga akan semakin tinggi.
Gambar 1 menunjukkan hubungan antara kesetimbangan air laut dengan
kompisisi udara normal (350 ppm CO2) dan udara yang memiliki konsentrasi CO2
sebesar 1000 ppm. Terlihat jelas bahwa pH menurun ketika konsentrasi CO2
dinaikkan. Kondisi inilah yang menjadi salah satu penyebab munculnya masalah
dalam akuakultur.
Gambar 1. Hubungan antara alkalinitas dan pH air laut yang mengandung kadar CO2 normal dan tinggi. Titik hijau menunjukkan air laut alami dalam kondisi udara normal, dan kurva elevated
CO2 menunjukkan nilai pH yang akan diperoleh jika alkalinitas dinaikkan atau diturunkan.
CO2 yang larut dalam air akan membentuk asam karbonat.
CO2 + H2O H2CO3
Jumlah H2CO3 dalam air (ketika teraerasi sempurna) tidak tergantung pada
pH, akan tetapi tergantung pada jumlah CO2 (dan beberapa faktor lain seperti
suhu dan salinitas). Air laut mengandung campuran asam karbonat, bikarbonat,
dan karbonat yang selalu berada dalam kesetimbangan satu sama lain:
H2CO3 H+ + HCO3- 2H+ + CO3
2-
H2CO3 yang terbentuk akan terdisosiasi menjadi H+, HCO3-, dan CO3
2-. Ion-
ion H+ yang dihasilkan akan menurunkan nilai pH. Kadar CO2 yang tinggi pada air
laut akan dapat menurunkan pH menjadi 4-6. Sebagai contoh, jika air laut
memiliki alkalinitas 3 meq/L (8,4 dKH atau 150 ppm CaCo3) dan pH = 7,93, maka
dapat dikatakan konsentrasi CO2 tinggi. Beberapa cara untuk meningkatkan nilai
pH, meliputi:
1. CO2 direduksi dengan aerasi. Selain itu, pereduksian CO2 ini juga dibantu oleh
mikroalga/fitoplankton dalam proses fotosintesis, meskipun jumlah
pereduksian tersebut tidak sebanyak ketika air diaerasi.
Gambar 2. Garis merah menunjukkan nilai pH dengan alkalinitas 3 meq/L (8,4 dKH). pH jauh lebih tinggi pada kondisi kadar CO2 normal dibandingkan dengan kadar CO2 tinggi.
2. Meningkatkan alkalinitas dapat menggunakan air kapur. Penggunaan air kapur
(Ca(OH)2/limewater) mampu menaikan pH hingga 8,4 pada kondisi alkalinitas 4
meq/l (11,2 dKH atau 200 ppm CaCO3).
Air kapur (limewater) akan bereaksi dengan CO2 dan akan membentuk kalsium
karbonat (CaCO3), rumus reaksi:
Ca(OH)2 + CO2 → CaCO3 + H2O
Selanjutnya, jika terdapat kelebihan CO2 maka akan terbentuk kalsium bikarbonat
(Ca(HCO3)2), rumus reaksi:
CaCO3 + H2O + CO2 → Ca(HCO3)2
Gambar 3. Pengaruh air kapur (limewater) terhadap kenaikan pH melalui pereduksian CO2 dan meningkatkan alkalinitas.
APAKAH SUHU BERPENGARUH DALAM PROSES PENGUKURAN pH?
Ada dua proses bagaimana suhu berpengaruh dalam pengukuran pH.
Pertama, suhu mempengaruhi proses kimia pada larutan yang akan diukur.
Sebagai contoh, asam akan menjadi lebih kuat atau lebih lemah ketika suhu
berubah. Oleh karena itu, suhu mampu mempengaruhi konsentrasi asam atau
basa dalam larutan yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai pH.
Pengaruh kedua terjadi pada elektroda pH meter. Elektroda pH memiliki
respon yang sangat kuat terhadap perubahan suhu. Pada 100°C, elektroda
mengubah potensial output sebesar 74 mV/unit pH, sedangkan pada 0°C
potensial tersebut berubah sebesar 54 mV/unit pH. Perubahan potensial ini juga
akan mempengaruhi pengukuran pH.
MENGAPA pH DAPAT BERUBAH PADA PAGI DAN MALAM HARI? Perubahan pH harian disebabkan adanya proses biologis yaitu fotosintesis
dan respirasi. Fotosintesis terjadi ketika organisme (umumnya berklorofil) mampu
mengubah CO2 dan air (H2O) menjadi karbohidrat (C6H12O6) dan oksigen (O2)
dengan bantuan cahaya. Sehingga pada proses ini terjadi konsumsi CO2 pada
siang hari. Hal ini menyebabkan CO2 menurun dan pH meningkat.
Menurut reaksi:
6CO2 + 6H2O + Cahaya C6H12O6 + 6O2
Selain itu, organisme juga melakukan proses respirasi yaitu dengan
mengubah karbohidrat menjadi energi untuk menjalankan proses lainnya.
Respirasi merupakan kebalikan dari proses fotosintesis. Proses ini terjadi
sepanjang waktu dan cenderung mengurangi pH karena CO2 yang dihasilkan.
Menurut reaksi:
6C6H12O6 (karbohidrat) + 6O2 6CO2 + 6H2O + Energi
Kedua proses tersebut akan dapat meningkatkan nilai pH pada siang hari
dan menurun pada malam hari. Perubahan pH ideal berkisar antara 0,1 – 0,5
satuan. Selain aerasi, jumlah buffer kimia dalam air memiliki dampak fluktuatif
terhadap pH.
FAKTOR APA YANG PERLU KITA KETAHUI KETIKA pH RENDAH (ASAM)?
Untuk mengatasi pH rendah kita harus terlebih dahulu mengetahui faktor
yang menyebabkannya. Beberapa faktor berikut membutuhkan upaya analisis
yang tepat.
1. Apakah reaktor/treatment kalsium karbonat (CaCO3) atau karbondioksida
(CO2) sedang digunakan?
2. Apakah air memiliki nilai alkalinitas yang rendah?
3. Apakah air mengandung banyak CO2 dikarenakan sistem aerasi tidak berjalan
dengan baik?
Note: kita juga tidak boleh beranggapan bahwa sistem aerasi telah berjalan
dengan baik ketika terjadi turbulensi atau pengadukan yang sangat kuat pada
air. Sebab, menyeimbangkan kadar CO2 jauh lebih sulit dibandingkan dengan
sekedar menambahkan oksigen. Tidak akan ada perubahan nilai pH antara
siang dan malam jika konsentrasi CO2 benar-benar seimbang.
4. Apakah terdapat penimbunan asam dari hasil siklus nitrogen dan degradasi
bahan organik?
BAGAIMANA MENGATASI pH TINGGI?
Ada beberapa treatment dalam mengontrol pH tinggi pada kolam budidaya,
yaitu:
1. Pengunaan Kapur Pertanian
Kolam dengan alkalinitas di bawah 50 mg/l atau pH tanah dasar di bawah 7
sebaiknya di-treatment dengan kapur pertanian. Treatment ini akan
memperbaiki total alkalinitas dan meningkatkan kapasitas buffer air.
2. Penggunaan Bahan Organik
Bahan organik dapat diaplikasikan ke kolam untuk menstimulasi komunitas
heterotrofik dan melepaskan karbondioksida sehingga pH lebih rendah.
Namun, juga harus diperhatikan agar tak terjadi deplesi atau penurunan
oksigen terlarut.
3. Penggunaan Gypsum dan Calsium Chlorida
Calsium sulfat, sering disebut gypsum, bisa diaplikasikan untuk meningkatkan
konsentrasi ion calsium, membantu pengendapan calsium, dan menurunkan
pH di kolam. Dosis ditunjukkan sebagai berikut:
Dosis gypsum (mg/l)= [Total alkalinitas (mg/l CaCO3) – Ca hardness (CaCO3)]x 2
Calsium chlorida bisa digunakan sebagai pengganti gypsum. Baik calsium sulfat
maupun calsium chlorida sangat tak mudah larut dalam air laut.
4. Penggunaan Alum dan Asam Sulfat
Banyak teknisi tambak memakai aluminum sulfat (alum), yang membentuk
asam sulfat di air, atau asam sulfat untuk menurunkan pH. Harus diperhatikan
juga bahwa jangan terlalu asam dan mengakibatkan pH rendah yang
membahayakan.
5. Penggunaan Dyes dan Ganti Air
Dyes atau koloid tanah liat juga digunakan di kolam kecil untuk meningkatkan
turbiditas, menurunkan intensitas cahaya yang masuk untuk fotosintesa, dan
menurunkan pH. Namun demikian, ganti air yang sering merupakan metode
yang praktis untuk menurunkan pH.
BAGAIMANA MENGUKUR pH?
pH meter adalah alat untuk mengukur pH (asam atau basa) yang umum
digunakan dalam analisis kimia kuantitatif. Alat ini umumnya terdiri dari probe pH
(elektroda gelas) yang terhubung ke bagian pendeteksi pH sehingga pH yang
diukur dapat ditampilkan. Prinsip kerja dari alat ini yaitu semakin banyak elektron
yang terdapat pada sampel maka akan semakin asam begitu pun sebaliknya,
karena batang pada pH meter berisi larutan elektrolit lemah.
Probe pH mengukur pH seperti aktifitas ion-ion hidrogen yang mengelilingi
bohlam kaca berdinding tipis pada ujungnya. Probe ini menghasilkan tegangan
rendah (sekitar 0.06 volt per unit pH) yang diukur dan ditampilkan sebagai
pembacaan nilai pH.
Gambar 4. pH meter
Untuk pengukuran yang sangat akurat, pH meter harus dikalibrasi setiap
sebelum dan sesudah pemakaian. Untuk penggunaan normal kalibrasi harus
dilakukan setiap hari. Kalibrasi harus dilakukan setidaknya dengan dua macam
cairan standard buffer yang sesuai dengan rentang nilai pH yang akan diukur
(umumnya digunakan buffer pH 4 dan pH 10).
pH meter memiliki beberapa bagian pengontrol. Pengontrol pertama
(kalibrasi) untuk mengatur pembacaan pengukuran agar sama dengan nilai
standard buffer pertama. Pengontrol kedua (slope) yang digunakan menyetel
pembacaan meter sama dengan nilai buffer kedua, dan pengontrol ketiga untuk
mengatur suhu.
BAGAIMANA MENGKALIBRASI pH METER?
Aspek yang paling penting dalam penggunaan pH meter adalah metode
kalibrasi yang benar. Beberapa aturan umum yang bermanfaat dalam
pengkalibrasian, yaitu:
1. Setiap metode analisis (termasuk pengukuran pH), kalibrasi terbaik
dilakukan dengan menggunakan standar yang memiliki rentang nilai yang
ingin diharapkan. Umumnya, kalibrasi pH meter menggunakan dua larutan
yang sudah diketahui nilai pH-nya. Namun, menggunakan lebih dari dua
larutan dalam mengkalibrasi elektroda pH akan menjadi lebih akurat.
Sebagai contoh, pengukuran pH pada reaktor CaCO3 (pH rendah/asam)
akan lebih baik digunakan buffer kalibrasi yang memiliki pH 4 dan 7,
dibandingkangkan dengan menggunakan pH 7 dan 10.
2. Memastikan larutan standar kalibrasi yang dipakai adalah larutan standar
yang baru atau setidaknya memadai untuk proses kalibrasi.
3. Pembilasan elektroda dengan air tawar murni sebelum memasukannya ke
dalam larutan standar dan mengoperasikannya beberapa saat pada masing-
masing larutan standar (sekitar 30 detik atau lebih) sampai benar-benar
stabil.
4. Pengadukan larutan dapat membantu menyeimbangkan pengukuran pH,
akan tetapi juga mendorong CO2 terdifusi dalam cairan.
5. Pengaturan suhu (sesuai dengan petunjuk) pada larutan standar. Contoh
buffer standar fosfat memiliki pH 7 pada suhu 25 °C, tetapi bernilai 7,04
pada 15°C (perbedaan kecil). Buffer karbonat dengan pH 10,01 pada 25 °C
dan pH 10,12 pada 15 °C (perbedaan besar).