40
Edy Roy Antonius S, ST

Pekerjaan Konstruksi Sipil Transmisi SUTT 150 kV

Embed Size (px)

Citation preview

Edy Roy Antonius S, ST

Komponen utama saluran transmisi :

1. Pondasi beserta tower transmisi

2. Isolator

3. Kawat penghantar/konduktor

4. Kawat tanah/ground wire

Pondasi yang digunakan pada tower transmisi (lihat buku kontrak)

Pondasi Kelas 1, - Untuk tanah yang sangat bagus, tidak

berbatu dan tidak mengandung air tanah. - Merupakan pondasi beton bertulang Pad

Chimney - Kedalaman pondasi ini rata-rata 3 meteran. Pondasi Kelas 2 - Untuk tanah yang bagus, tidak berbatu dan

tidak ada air tanah. - Merupakan pondasi PC dengan kedalaman

rerata 3 meteran.

Pondasi Kelas 3 - Untuk kondisi tanah normal, tidak mengandung

air tanah. - Merupakan pondasi PC dengan kedalam rerata

3 meter. - Penggunaan pondasi kelas 1, 2 dan 3 di lokasi

pekerjaan tergantung pada hasil soil investigation untuk mendapatkan nilai Qc tanah.

Pondasi Kelas 4 - Digunakan pada kondisi tanah berbatu masif

(rock). - Konstruksi pondasi dengan menggunakan

angkur. - Sejauh ini belum pernah digunakan di UIP V.

Pondasi Kelas 5 - Untuk tanah yang jelek dengan muka air tanah

dangkal. - Merupakan bentuk pondasi PC dengan pad yang

diperbesar untuk mendapatkan luasan permukaan yang luas.

- Disebut juga dengan pondasi rakit/raft. Pondasi Kelas 6 - Untuk kondisi tanah yang berlumpur sangat jelek. - Merupakan pondasi dalam dan menggunakan

pile/pancang hingga lapisan tanah keras. Pondasi Kelas 7 - Merupakan jenis pondasi PC yang sama dengan

kelas 1, 2 dan 3. - Untuk tanah normal equal kelas 3, namun air tanah

dangkal, dimana muka air tanah berada di atas pondasi.

1. Settting tapak pondasi - Pekerjaan pematokan As tower, dibuat permanen dari campuran

beton dan tertanam di tanah, untuk mengantisipasi patok digeser atau tergeser.

- Perlu dicek sudut arah tower dan lokasi tapak sesuai dengan lahan yang dibebaskan

2. Pekerjaan galian tanah - Dilakukan setelah posisi dan metode galian disetujui oleh

pengawas - Galian tanah ini diperlukan utk type pondasi PC. - Metode galian disesuaikan dengan keadaan/jenis tanah. 3. Pasir Urug dan Lantai kerja (Lean Concrete) - Lapisan pasir urug (5-10) cm sesuai gambar approval dan

kemudia diberi spesi beton sebagai LC 5 cm. - Ketebalan pasir urug bisa ditambah sesuai dengan kondisi

lapangan dan arahah dari pengawas

4. Setting Stub dan Cleats -Stub tower disetting sesuai gambar tower approval back to back tower -Pada bagian bawah stub diberi umpak beton (30x30x20) cm sebagai dudukan agar stabil -Setting stub dilakukan lebih dahulu sebelum besi tulangan dirangkai -Stub tower dikunci dalam posisi stabil agar tidak bergerak saat pengecoran -Jumlah cleats minimal 2 set sesuai gambar

5. Pembesian dan bekisting - Besi tulangan telah lulus uji tarik di lab dan me- menuhi persyaratan kuat tarik besi (melampirkan hasil tes) - Dimensi, jarak dan jumlah tulangan sesuai dengan gambar approval - Tulangan bersih dan bebas karat - Beton decking/tahu beton minimal 4 buah dalam 1 m2

- Pada saat merangkai besi tulangan, stub to wer jangan sampai bergeser - Pengawas memastikan dimensi bekisting terpasang kokoh dan

sesuai ukuran - Pastikan grounding tower telah terpasang -Jika terdapat perbedaan antara gambar pondasi dan bar

bending schedule, maka yang dipakai adalah GAMBAR PONDASI.

6. Persiapan pengecoran (K-225) Jenis pengecoran yang dilaksanakan : a. Pengecoran dengan ready mix -Cek ulang back to back tower -Cek keadaan bekisting dan perancah, terutama pada perancah chimney yg harus benar-benar kokoh. -Alat angkut beton dr ready mix ke lokasi cor -Volume pengecoran dan jumlah manpower/tenaga kerja -Surat jalan ready mix, dari beching plant ke lokasi site max 2 jam. Lebih dari 2 jam, beton harus direject. -Untuk pengecoran skala besar (>20 m3 ), pastikan conti nuitas beton dari batching plant agar pengecoran tidak terputus. -Sample kubus beton diambil di site, minimal 10 per 5m3 utk diuji pada umur 7, 14 dan 28 hari (@3 sample) -Tes uji slump beton pondasi (5-12,5)cm setiap molen

b. Pengecoran Site Mix -Hasil job mix design beton dari lab sipil (Perbandingan agregat

S:P:K:A untuk beton K-225) -Volume material : pasir cor, split dan semen serta air sesuai dengan

volume cor, tidak ada toleransi utk kekurangan material. -Komposisi campuran saat pengecoran harus sesuai dengan hasil job

mix design -Pencampuran beton HARUS dilakukan dengan concrete mixer/molen

beton, TIDAK dengan manual -Lama pengadukan material beton dalam concret mixer minimal 1,5 menit agar material tercampur sempurna -Pengecoran dalam cuaca hujan TIDAK diijinkan -tes uji slump beton dilakukan setiap volime 3 m3 , direcord dalam

loporan

-Hal-hal lain yang standart equal dengan ready mix

-Lakukan pengecekan ukuran back to back

secara manual, TANPA menggunakan alat Theodolite atau Total Station

-Manual dengan menggunakan meteran tanah dan unting-unting atau lot

-Lakukan perhitungan dengan rumus phytagoras

-Sesuaikan hasil pengukuran dengan gambar approval back to back

SALAH

SALAH SALAH

SALAH SALAH OK

Hal-hal penting yang harus diperhatikan :

-Tetap berpedoman pada form check list pengecoran dan monitoring back to back stub tower

- Dalam melakukan pengecoran masing-masing kaki tower diusahakan selesai sampai tuntas tanpa terputus-putus.

- Bekisting harus terpasang dgn baik dan kuat

- Pemasagan turap/skur bekisting harus kuat

- Kelengkapan manpower dan tools kerja :

pompa air, vibrator, sekop, corong cor,

cetakan kubus beton, kerucut abrams

-Usai pengecoran dan beton telah settle, laku

kan perawatan/curing.

7. Urugan kembali galian pondasi

-Tanah bekas galian pondasi dapat diurug kembali

dalam waktu min 7 hari setelah pengecoran.

-Pengurugan dilakukan bertahap/per layer dan

dilakukan pemadatan dengan alat pemadat

-Tanah urug adalah tanah bekas galian pondasi,

kecuali tanah tersebut tidak layak sebagai tanah urug, harus mendatangkan tanah urug dari luar

-Pondasi diurug sampai batas 30 cm dari top cor

chimney.

-Jika secara teknis dibutuhkan slope deflection, pengawas PLN dapat memberi perintah tertulis ke

kontraktor pelaksana

8. Erection Tower

Normalnya, erection tower dilakukan setelah

28 hari pengecoran untuk mencapai kuat

tekan maksimal beton, namun dalam keada

an tertentu dapat digunakan zat additif utk

mempercepat perkerasan beton dan erecti

on dapat dilakukan dalam waktu 7 hari sete

lah pengecoran.

Pad

Chimney

Stub tower

Cleats

Counter Weight

Chimney

Pad

Bor pile

Stub tower

1. Dalam supervisi/pengawasan pekerjaan pondasi

transmisi, data yg harus selalu dipegang dan dikuasai oleh pengawas : tower schedule, foundation schedule, gambar pondasi approval NEN, gambar back to back stub approval NEN.

2. Pengecekan data hasil sondir boring dan compare dengan gambar pondasi approval status NEN (No Exection Note)

3. Kelas pondasi yg digunakan dgn melihat kondisi tanah secara visual dan disesuaikan dengan data pada Foundation Schedule.

4. Pengecekan lokasi As tower dan Centre Line tower depan dan belakang untuk dapat menentukan setting galian tapak pondasi sesuai design sudut alpha/2.

5. Galian pondasi bisa dimulai jika telah mendapat persetujuan dari pengawas PLN

a.Manual,

-dilaksanakan oleh tenaga manusia dengan bantuan peralatan seperti cangkul, sekop, dll.

-untuk lokasi yg tidak dapat dialalui alat berat

b.Mekanik,

-dengan menggunakan eskavator. Jika lokasi galian memungkinkan utk dimasuki alat berat,sebaiknya galian pondasi menggunakan backhoe/eskavator.

Hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Dimensi galian, mencakup panjang, lebar dan terutama kedalaman galian

2. Karakteristik tanah, pada beberapa jenis tanah yang bersifat lepas, bentuk galian tanah harus dibuat landai utk mencegah kelongsoran, jika diperlukan dapat dibuat perkerasan beton lunak pada tanah tersebut.

3. Muka air tanah, air yang terdapat pada lubang galian harus terus dipompa keluar karena akan berpengaruh pada kekuatan struktur beton.

Amandemen waktu pelaksanaan

Terkait dengan akan berakhirnya waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak, namun pekerjaan belum bisa diselesaikan tepat waktu yang disebabkan faktor :

-lahan yang belum bebas

-terjadi perubahan design atas petunjuk direksi pekerjaan

Amandemen Volume Pekerjaan

Dapat berupa amandemen kerja tambah atau amandemen kerja kurang maupun amandemen kerja tambah dan kurang.

Disebabkan faktor :

- Terjadinya perubahan design sesuai petunjuk direksi pekerjaan karena kebutuhan teknis lapangan

Amandemen volume yang umum terjadi dalam pekerjaan pondasi tower adalah perubahan kelas pondasi sesuai dengan hasil soil investigation akhir dan telah disetujui oleh PLN (telah dicap stempel approval design MREN UIP V)

Dapat pula terjadi perubahan kelas atas perintah pengawas lapangan dengan pertimbangan kebutuhan teknis lapangan

Setiap gambar acuan kerja di site telah dicap stempel NEN seperti di atas.

Harga satuan pondasi dalam kontrak transmisi adalah Ls (Lum sump)

Perhitungan analisa volume pondasi hanya dilakukan jika analisa volume kelas pondasi yang dilaksanakan tidak termuat di dalam kontrak.

Jika analisa volume termuat di dalam kontrak, TIDAK diperlukan perhitungan ulang volume, dipakai harga kontrak

Pengawas/supervisor lapangan dituntut untuk menguasai metode perhitungan volume pondasi jika terjadi amandemen kontrak