335
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X IPA SMA NEGERI 3 SELAYAR SKRIPSI Oleh ELMA TRIYANI 105391102217 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2022

pengaruh model pembelajaran berbasis masalah

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X IPA

SMA NEGERI 3 SELAYAR

SKRIPSI

Oleh

ELMA TRIYANI

105391102217

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

2022

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X IPA

SMA NEGERI 3 SELAYAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

ELMA TRIYANI

105391102217

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

2022

ii

iii

iv

v

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. Al-

Mujadilah 58: 11)

Tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk dicapai, yang ada hanya niat

yang terlalu rendah untuk melangkah (Bong Chandra)

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah

menjadi manusia yang berguna (Albert Einstein)

PERSEMBAHAN

Karya ini, saya persembahkan untuk orang tuaku Ayahanda Mustan dan

Ibunda Andi Lawang yang tak pernah lelah untuk senantiasa berpikir,

berdoa, dan berusaha untuk masa depanku dengan penuh kasih sayang dan

keikhlasan serta senantiasa menjadi motivator dan alasan

vii

ABSTRAK

Elma Triyani. 2021. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Nurlina dan Pembimbing II Ana Dhiqfaini Sultan.

Tercapainya keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh beberapa komponen penting, salah satunya adalah penerapan model pembelajaran. Penerapan model pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil observasi awal diketahui bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar masih tergolong rendah. Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam pembelajaran fisika perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dianggap tepat adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen sesungguhnya dengan menggunakan desain Posttest-Only Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar tahun ajaran 2021/2022 yang terdiri dari 4 kelas dengan sampel dipilih secara random sampling (acak kelas) sehingga diperoleh kelas X IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 1 sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 30 orang.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 2 yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah berada pada kategori tinggi, yaitu dengan nilai rata-rata 74 sedangkan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 1 yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah berada pada kategori sedang, yaitu dengan nilai rata-rata 50,4. Dari hasil uji hipotesis terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan taraf signifikan 𝛼 = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika peserta didik yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Bagi pendidik, diharapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah menjadi salah satu alternatif yang diterapkan pada mata pelajaran fisika khususnya materi gerak melingkar. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian yang serupa diharapkan dalam pemilihan masalah yang diajukan sebaiknya masalah yang realistis dan menantang, agar peserta didik termotivasi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Kata kunci : Hasil belajar fisika, kooperatif tipe STAD, pembelajaran berbasis

masalah

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tiada kata indah selain ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya milik

Allah SWT, sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salam dan shalawat kepada

Nabi Muhammad Saw yang telah menjadi pelopor peradaban manusia, pembawa

cahaya kehidupan dan teladan akhlak pencinta ilmu yang menjadi figur panutan dan

inspirasi penulis.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri 3

Selayar” diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa kepada kedua orang tua Ayahanda Mustan dan Ibunda Andi

Lawang, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas doa yang selalu

melangit di waktu mustajab, kasih sayang yang tak pernah berkurang dan segala

pengorbanan untuk keberhasilan anaknya. Semoga apa yang telah mereka berikan

kepada penulis menjadikan kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di

akhirat. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua kakakku tercinta,

Toni Suwandito dan Elmi Dwiyana serta keluarga besar yang menjadi support system

bagi penulis.

ix

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D selaku Dekan FKIP Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd selaku Ketua Prodi dan Bapak Ma’ruf, S.Pd., M.Pd

selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ana Dhiqfaini

Sultan, S.Si., M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan

waktunya dalam membimbing, memberikan arahan, dan semangat kepada

penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Ibu Riskawati, S.Pd., M.Pd selaku validator I dan Ibu Yusri Handayani, S.Pd.,

M.Pd selaku validator II yang telah memberikan saran dan masukan untuk

instrumen penelitian penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak

berjasa.

7. Bapak Drs. Daeng Ngilau, M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Selayar

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

x

8. Ibu Ekawati, S.Pd selaku guru mata pelajaran fisika SMA Negeri 3 Selayar yang

telah membimbing dan membantu penulis selama pelaksanaan penelitian di

sekolah.

9. Bapak dan Ibu guru serta staf tata usaha SMA Negeri 3 Selayar yang telah

membantu penulis selama proses penelitian.

10. Adik-adik kelas X IPA 1 dan X IPA 2 SMA Negeri 3 Selayar atas kesediannya

menjadi subjek penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2017 Prodi Pendidikan Fisika yang telah

membersamai penulis menjalani masa-masa perkuliahan dan memberi kesan

tersendiri bagi penulis.

Akhirnya, dengan kerendahan hati penulis menyadari kekurangan dan

keterbatasan yang ada pada skripsi ini. Oleh karena itu, penulis senantiasa,

mengharapkan saran dan kritik yang membangun bagi penulis sehingga dapat

berkarya yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Harapan dan doa penulis

semoga skripsi ini dapat diterima, memberikan manfaat dan menambah khasanah

ilmu khususnya di bidang pendidikan Fisika serta dapat digunakan untuk penelitian

selanjutnya. Aamiin Ya Rabbal Alamin

Billahi Fii Sabilil Haq. Fastabiqul Khaerat

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, Januari 2022

Elma Triyani

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 9

A. Kajian Pustaka .................................................................................... 9

1. Model Pembelajaran pada Kurikulum Nasional ............................ 9

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ......................................... 13

xii

3. Hasil Belajar .................................................................................. 23

4. Penelitian yang Relevan ................................................................. 29

B. Kerangka Pikir .................................................................................... 31

C. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 34

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 35

A. Rancangan Penelitian ......................................................................... 35

1. Jenis Penelitian .............................................................................. 35

2. Desain Penelitian ........................................................................... 35

3. Lokasi Penelitian ............................................................................ 36

B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 36

1. Populasi .......................................................................................... 36

2. Sampel ........................................................................................... 36

C. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 37

D. Prosedur Penelitian ............................................................................. 38

E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 44

G. Teknik Analisi Data ............................................................................ 44

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................... 50

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 50

B. Pembahasan ........................................................................................ 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 64

A. Kesimpulan ......................................................................................... 64

B. Saran ................................................................................................... 64

xiii

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 70

RIWAYAT HIDUP

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Hasil Belajar Fisika Kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar ...........................3

2.1 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah ...................................................20

3.1 Jumlah Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar Tahun Ajaran 2021/2022 ............................................................................................................ .36

3.2 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ............................................................. .41

3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar Fisika Pada Setiap Indikator... .42

3.4 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item ....................................................................... .44

3.5 Kriteria Skor Hasil Belajar .................................................................................. .46

4.1 Pengolahan Data Statistik Nilai Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................................... .51

4.2 Distrubusi Interval Nilai Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................................... .52

4.3 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Tiap-tiap Indikator Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................. .54

4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ .56

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir ......................................................................................... .33

4.1 Diagram Kategorisasi Hasil Belajar Fisika dan Frekuensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................................................... .53

4.2 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Tiap-tiap Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................................... .55

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................ 71

A.2. Bahan Ajar ................................................................................................... 99

A.3. Lembar Kerja Peserta Didik ...................................................................... 120

B.2. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Fisika Peserta Didik ...................... 137

B.1. Soal Tes Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Sebelum Valid ..................... 175

B.3. Soal Tes Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Setelah Valid ....................... 192

C.1. Hasil Analisis Validitas Perangkat Pembelajaran ..................................... 206

C.2. Uji Validitas Item ...................................................................................... 211

C.3. Uji Reliabilitas Item ................................................................................... 223

D.1. Analisis Deskriptif ..................................................................................... 232

D.2. Analisis Inferensial .................................................................................... 247

E.1. Tabel Nilai-nilai R Product Moment ......................................................... 261

E.2. Tabel Z Distribusi Normal ......................................................................... 262

E.3. Tabel Chi Square ....................................................................................... 263

E.4. Tabel Uji T ................................................................................................. 264

F.1. Daftar Hadir Peserta Didik ........................................................................ 266

F.2. Dokumentasi .............................................................................................. 270

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan di Indonesia saat ini semakin berkembang, berbagai macam

pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan

yang sudah ada. Terdapat berbagai upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan

kualitas pendidikan di Indonesia seperti mengembangkan kurikulum pendidikan,

membuat inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran serta pemenuhan sarana

prasarana pendidikan. Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam meningkatkan

kualitas pendidikan yang ada adalah tercapainya keberhasilan dalam proses

pembelajaran di sekolah.

Menurut Rusman (2017: 88–89) tercapainya keberhasilan dalam proses

pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh beberapa komponen penting, salah satunya

adalah penerapan model pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Guru sebagai

fasilitator harus mampu merancang keterlibatan peserta didik dalam proses

pembelajaran serta mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan dan

memaksimalkan potensi yang ada dalam diri peserta didik melalui proses belajar

mengajar di sekolah. Kegiatan belajar mengajar tersebut meliputi setiap mata

pelajaran, salah satunya yaitu fisika.

Fisika pada hakikatnya adalah kumpulan pengetahuan (produk), cara berpikir

(sikap), dan penyelidikan (proses). Fisika sebagai kumpulan pengetahuan dapat

berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model. Fisika sebagai sikap yaitu

2

pemikiran orang dalam bertindak dan bersikap, sehingga pada akhirnya dapat

melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah. Fisika sebagai proses yaitu pemahaman

mengenai bagaimana informasi ilmiah dalam fisika diperoleh, diuji, dan divalidasi

(Gunada dan Hikmawati, 2013). Oleh sebab itu, pembelajaran fisika yang terjadi

harus mampu mengubah paradigma dari teacher centered menjadi student centered

sehingga akan tercipta pembelajaran yang aktif (Pratiwi dan Sutrio, 2018).

Pembelajaran aktif adalah suatu bentuk pembelajaran yang lebih banyak

melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan

pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga

mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman

dan kompetensinya (Rusman, 2011: 324). Pembelajaran yang aktif akan dapat

meningkatkan keterampilan peserta didik diantaranya keterampilan berpikir,

keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan berkomunikasi. Selain itu,

pembelajaran aktif juga akan meningkatkan ingatan peserta didik pada konsep yang

dipelajarinya sehingga akan berpengaruh pada hasil belajar.

Dalam dunia pendidikan, hasil belajar merupakan faktor yang sangat penting,

karena hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan alat untuk mengukur

sejauh mana peserta didik menguasai materi yang diajarkan oleh guru (Syah, 2010:

129). Secara umum, hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua

faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor

yang berasal dari dalam diri peserta didik tersebut yakni keadaan atau kondisi jasmani

dan rohani peserta didik sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang datang dari

luar diri peserta didik yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik. Sementara

3

itu, faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik secara khusus yaitu

penggunaan strategi atau model pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Dalam

hal ini penerapan model pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam

menentukan tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan pada tanggal 2 Juni

2021 di SMA Negeri 3 Selayar dengan melakukan wawancara kepada guru mata

pelajaran fisika kelas X IPA diketahui bahwa hasil belajar fisika peserta didik masih

tergolong rendah. Data hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA dapat dilihat

pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Data Hasil Belajar Fisika Kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar

Kelas KKM

Frekuensi Tuntas dan Tidak

Tuntas Ujian Semester Jumlah

Peserta Didik Tuntas Tidak Tuntas

X IPA 1 79 13 17 30

X IPA 2 79 11 19 30

X IPA 3 79 13 15 28

X IPA 4 79 16 14 30

Sumber: Hasil observasi awal (2021)

Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar fisika

peserta didik tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang

mendapat nilai tidak tuntas dalam pembelajaran fisika. Kurang maksimalnya

pencapaian hasil belajar disebabkan karena peserta didik dalam proses pembelajaran

masih kurang aktif terlibat langsung dalam proses pemecahan masalah dalam

pembelajaran fisika sehingga proses pembelajaran kurang bermakna yang berdampak

4

pada hasil belajar. Proses pembelajaran fisika yang terjadi cenderung didominasi guru

yang menyebabkan peserta didik menjadi pasif dalam proses belajar mengajar.

Peserta didik masih banyak menerima materi pembelajaran dari guru dan tidak

dilibatkan dalam proses bagaimana materi itu diperoleh melalui fenomena-fenomena

di sekitarnya. Pembelajaran didalam kelas banyak dilakukan dengan metode ceramah

dan jarang sekali menggunakan metode eksperimen karena kurangnya fasilitas

laboratorium di sekolah.

Selain itu, kurangnya keingintahuan peserta didik tentang fisika, karena materi

fisika yang dipenuhi dengan rumus-rumus membuat peserta didik merasa bosan dan

tidak tertarik dengan pelajaran fisika. Proses pembelajaran seperti ini membuat

pemahaman yang diperoleh peserta didik kurang optimal sehingga berdampak pada

nilai hasil belajar peserta didik yang tidak mencapai nilai rata-rata KKM yang telah

ditentukan di SMA Negeri 3 Selayar pada mata pelajaran fisika yaitu 79.

Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam pembelajaran fisika perlu diterapkan

suatu model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik di

kelas, sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik dan tidak memandang fisika sebagai

pembelajaran yang sulit dan membosankan. Selain itu, juga dapat menciptakan situasi

dan kondisi kelas yang menyenangkan dan dapat mengaktifkan peserta didik dalam

pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

Salah satu model pembelajaran yang dianggap tepat untuk dapat meningkatkan

hasil belajar fisika peserta didik adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah.

5

Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Anggistia, 2018)

yang mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada model

pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar fisika siswa SMA dari ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

diperoleh hasil belajar ranah kognitif pada kelas eksperimen memperoleh nilai rata-

rata yaitu sebesar 77 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu sebesar 67,

pada ranah afektif kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 79 lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu sebesar 74, dan pada ranah

psikomotor kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 79 lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 71.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model pembelajaran

yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan

autentik, yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari

permasalahan yang nyata (Trianto, 2010: 90). Model pembelajaran ini juga banyak

melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik

diberikan kebebasan untuk lebih berpikir kreatif dan aktif berpartisipasi dalam

mengembangkan penalarannya mengenai materi yang diajarkan serta mampu

menggunakan penalarannya tersebut dalam menyelesaikan permasalahan-

permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Diantara materi-materi

fisika yang dapat dijadikan suatu bahan permasalahan dalam penelitian ini yaitu pada

materi gerak melingkar, dimana pada materi gerak melingkar ini didalamnya

membahas tentang fenomena-fenomena yang ada di kehidupan sehari-hari.

6

Pemilihan model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam penelitian ini karena

model pembelajaran ini pada dasarnya lebih mendorong peserta didik untuk aktif

dalam memperoleh pengetahuan. Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh

peserta didik, diharapkan dapat menimbulkan rasa senang dan antusias peserta didik

dalam belajar. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep

fisika yang dapat mendorong peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar.

Berbagai problematika yang telah dipaparkan diatas membuat penulis tertarik

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis

Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri

3 Selayar”.

B. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana gambaran hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri

3 Selayar yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah?

2. Bagaimana gambaran hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri

3 Selayar yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA

Negeri 3 Selayar yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah dan yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah?

7

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan gambaran hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA

Negeri 3 Selayar yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah.

2. Mendeskripsikan gambaran hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA

Negeri 3 Selayar yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah

3. Menganalisis perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA

Negeri 3 Selayar yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah dan yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, baik yang

terlibat langsung dalam penelitian ataupun tidak. Adapun manfaat yang diharapkan

dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peserta didik, melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam

pembelajaran fisika diharapkan dapat memberikan tantangan kepada peserta

didik untuk menemukan pengetahuan baru. Selain itu, Pembelajaran Berbasis

Masalah dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

2. Bagi guru, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu

model pembelajaran yang inovatif dalam meningkatkan hasil belajar fisika.

8

3. Bagi sekolah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih

dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh model

Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar fisika peserta didik agar

nantinya dapat diterapkan pada saat menjadi guru atau pendidik.

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran pada Kurikulum Nasional

Pada kurikulum 2013 terdapat tiga model pembelajaran yang menjadi andalan

yang bisa mendukung aktivitas belajar mengajar. Ini didasari pada (Permendikbud

No. 103 Tahun 2004) yang memiliki visi agar peserta didik bisa berkembang dan

mempunyai karakter saintifik, rasa ingin tahu, dan perilaku sosial. Salah satu hal

pokok dalam penerapan kurikulum 2013 adalah bagaimana guru mampu menerapkan

pendekatan saintifik yang berpusat pada peserta didik serta menekankan pada

pembelajaran peserta didik aktif (Putri dan Jumadi, 2017). Pendekatan saintifik

adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara

aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati

(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai

teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,

hukum atau prinsip yang ditemukan (Sufairof, 2017). Tiga model yang menjadi

andalan pada kurikulum 2013 adalah Model Pembelajaran Berbasis Projek, Model

Pembelajaran Berbasis Masalah, Model Pembelajaran Penemuan.

a. Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning)

Sani (2013: 226–227) menjelaskan bahwa model pembelajaran berbasis proyek

merupakan model pembelajaran yang dilakukan untuk memperdalam pengetahuan

10

dan keterampilan peserta didik dengan cara membuat karya atau proyek terkait

dengan materi ajar dan kompetensi. Trianto (2014: 42) mengemukakan bahwa model

pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan pembelajaran

inovatif yang berpusat pada peserta didik (student centered) dan menetapkan guru

sebagai motivator dan fasilitator, dimana peserta didik diberi peluang bekerja secara

otonom mengkontruksi belajarnya. Menurut Hutapea dan Simanjuntak (2017) project

based learning memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja, dan

secara umum peserta didik melakukan kegiatan: mengorganisasi kegiatan belajar

kelompok, melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah dan

mensintesis informasi. Tidak hanya belajar secara kolaboratif, project based learning

juga bersifat inovatif, unik, dan berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan

dengan kehidupan peserta didik atau kebutuhan masyarakat atau industri lokal.

Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan

model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media

(Daryanto, 2014: 42). Proyek yang dibuat berkaitan dengan kebutuhan masyarakat,

seperti pompa air sederhana, pupuk organik, barang kerajinan dari limbah plastik atau

limbah kertas/karton, dan lain-lain. Proyek yang dibuat bisa sederhana atau

prototipenya saja. Model pembelajaran berbasis proyek ini mencakup kegiatan

menyelesaikan masalah, pengambilan keputusan, investigasi, dan keterampilan

membuat karya. Peserta didik belajar berkelompok dan setiap kelompok bisa

membuat proyek yang berlainan. Guru hanya sebagai fasilitator dalam membantu

merencanakan, menganalisis proyek, namun tidak sampai memberikan arahan dalam

menyelesaikan proyek.

11

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah pembelajaran yang

berfokus pada aktivitas peserta didik untuk dapat memahami suatu konsep dan

prinsip dengan melakukan penelitian yang mendalam tentang suatu masalah dan

mencari solusi yang relevan dan peserta didik belajar secara mandiri serta hasil dari

pembelajaran ini adalah produk.

b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Menurut Jauhari dkk (2017) model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah

suatu pola pembelajaran yang menekankan pada pemecahan suatu masalah nyata

yang dihadapi oleh peserta didik secara berkelompok untuk memperoleh suatu

konsep yang hendak dipelajari secara ilmiah. Pada awal kegiatan pembelajaran

peserta didik diperkenalkan atau diberikan suatu masalah yang sering dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Karena masalah yang semakin dekat dengan dunia nyata, akan

semakin baik pengaruhnya pada peningkatan kecakapan peserta didik.

Menurut Lidinillah (2013) model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu

model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks

bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan

pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial

dari materi pelajaran. Arends (1997) menyatakan bahwa langkah-langkah

Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu mengorientasikan peserta didik pada masalah,

mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan individu

atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah.

12

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model

Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran yang dimulai

dengan menghadapkan peserta didik pada masalah nyata sebagai konteks untuk para

peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta

memperoleh pengetahuan.

c. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Sanjaya (2006: 128) menyatakan bahwa model pembelajaran discovery

learning adalah pembelajaran yang mana bahan pelajarannya dicari serta ditemukan

sendiri oleh peserta didik lewat berbagai aktivitas, sehingga dalam pembelajaran ini

tugas guru lebih kepada fasilitator dan pembimbing bagi peserta didik. Hosnan (2014:

282) mengemukakan bahwa model pembelajaran discovery learning adalah suatu

model untuk mengembangkan cara peserta didik belajar aktif dengan menemukan

sendiri, menyelidiki sendiri, sehingga hasil yang diperoleh lebih bermakna, tahan

lama dan tidak mudah dilupakan peserta didik. Slameto (2015: 24) menyatakan dalam

model discovery learning, tidak semua yang dipelajari harus dipresentasikan dalam

bentuk keseluruhan dan final, beberapa bagian harus dicari, diidentifikasi sendiri oleh

peserta didik. Sintaks dalam model pembelajaran discovery learning yaitu pemberian

rangsangan, pernyataan/identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data,

pembuktian, dan menarik kesimpulan/generalisasi.

Pembelajaran discovery menekankan peserta didik untuk mencari dan

menemukan materi pelajaran sendiri melalui berbagai aktivitas. Pembelajaran

discovery melatih peserta didik untuk mendapatkan jawaban-jawabannya sendiri

berdasarkan temuannya atau menemukan lagi sesuatu yang sudah ditemukan. Melalui

13

pembelajaran model discovery dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan ide dan gagasan dalam usahanya untuk memecahkan masalah

(Hilmi dkk, 2017).

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

melibatkan seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, dan logis sehingga peserta didik dapat menemukan sendiri

pengetahuan, sikap, keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi pembelajaran, metode

pembelajaran, atau prinsip pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai

makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, atau prosedur. Istilah model

pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau

metode tertentu yaitu rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya,

tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar

model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang

diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai (Lefudin, 2017: 172).

Menurut Darmadi (2017: 42) model pembelajaran adalah kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi

perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses

belajar mengajar. Darmadi (2017: 42) juga mengutip kalimat Trianto (2010: 53)

14

dalam bukunya yang mengungkapkan bahwa fungsi model pembelajaran adalah

sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan

pembelajaran. Untuk memilih model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi

yang akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam

pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Disamping itu pula,

setiap model pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat

dilakukan peserta didik dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan

sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini, diantaranya

pembukaan dan penutupan pembelajaran yang berbeda antara satu dengan yang lain.

Oleh karena itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai keterampilan

mengajar, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beraneka ragam dan

lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini.

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan suatu proses pembelajaran di kelas sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran adalah masih lemahnya

peserta didik dalam menggunakan kemampuan berpikir untuk menyelesaikan

masalah dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan konsep yang telah dimiliki.

Seringkali peserta didik dituntut mengetahui segala hal yang termuat dalam

kurikulum sehingga memiliki banyak informasi dan pengetahuan, namun sayangnya

mereka mengalami kesulitan untuk menghubungkan dengan masalah yang mereka

hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan diatas disinyalir terjadi karena

15

masih banyak guru yang belum mampu menerapkan model pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik peserta didik. Banyak kritik ditujukan kepada cara guru

mengajar yang lebih menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka

(Marianingsih dan Hidayati, 2018: 20–21).

Menurut Rianita dan Juliani (2017) salah satu upaya untuk mengatasi

permasalahan peserta didik terhadap pelajaran fisika adalah dengan memberikan

model Pembelajaran Berbasis Masalah. Pembelajaran Berbasis Masalah dirancang

untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan

menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya. Pembelajaran Berbasis

Masalah menuntut peserta didik melakukan pemecahan-pemecahan masalah yang

disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian

menganalisis dan mencari solusi dari permasalahan yang ada.

Marianingsih dan Hidayati (2018: 21) mengutip kalimat Suyatno (2009) dalam

bukunya yang menyatakan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan proses

pembelajaran yang menggunakan masalah dalam kehidupan nyata peserta didik

sebagai titik awal dalam proses pembelajaran. Dalam PBM peserta didik dirangsang

untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah

mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan

pengalaman baru. Menurut Siahaan dan Situmorang (2019) model Pembelajaran

Berbasis Masalah adalah pendekatan konstruktivis yang menekankan pembelajaran

melalui pemecahan masalah. Berbeda dengan diberi konten untuk dikuasai tetapi

peserta didik disajikan dengan masalah untuk diperiksa, direnungkan, dan

dipecahkan. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah mendukung peserta

16

didik dalam proses pemecahan masalah. Guru bukan lagi sebagai pemilik

pengetahuan tapi fasilitator atau pelatih metakognitif dalam belajar.

Menurut Sanjaya (2006: 214) Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dapat

diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses

penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Sedangkan Trianto (2009: 63)

menjelaskan bahwa model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) adalah model

pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal

akuisisi dan integrasi pengetahuan baru. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang pada proses penyelesaian masalah

yang dihadapi secara ilmiah agar peserta didik mendapat pengetahuan penting.

Dengan demikian diharapkan peserta didik mahir dalam memecahkan masalah,

memiliki model belajar sendiri dan memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model

Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran yang dimulai

dengan menghadapkan peserta didik pada masalah nyata sebagai konteks untuk para

peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta

memperoleh pengetahuan. Pembelajaran Berbasis Masalah membantu peserta didik

dalam mengembangkan keterampilan untuk belajar secara mandiri, keterampilan

penyelidikan dan keterampilan mengatasi masalah. Pembelajaran ini membantu

peserta didik untuk memperoleh informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan

menyusun pengetahuan mereka sendiri. Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan

salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif

kepada peserta didik.

17

b. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Nurdyansyah dan Fahyuni (2016: 84–85) Pembelajaran Berbasis

Masalah memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah

Artinya, pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di

sekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara

pribadi bermakna untuk peserta didik. Pertanyaan dan masalah yang diajukan

haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Autentik, yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata peserta

didik daripada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.

b) Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas dan tidak menimbulkan masalah

baru.

c) Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami dan

dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

d) Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, artinya masalah tersebut mencakup

seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan

sumber yang tersedia dan didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

e) Bermanfaat, yaitu masalah yang telah disusun dan dirumuskan haruslah

bermanfaat, yaitu dapat meningkatkan kemampuan berpikir memecahkan

masalah peserta didik, serta membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

18

Artinya, meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata

pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah yang dipilih benar-

benar nyata agar dalam pemecahannya peserta didik meninjau masalah itu dari

banyak mata pelajaran.

3) Penyelidikan autentik

Artinya, pengajaran berbasis masalah mengharuskan peserta didik melakukan

penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.

Mereka menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan

membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan

eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan.

4) Menghasilkan produk/karya

Pengajaran berbasis masalah menuntut peserta didik menghasilkan produk

tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau

mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.

5) Kolaborasi

Pembelajaran Berbasis Masalah dicirikan oleh peserta didik yang bekerja satu

sama dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam bentuk

kelompok kecil.

Menurut Octavia (2020: 22) ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah adalah

sebagai berikut:

1) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) merupakan rangkaian aktivitas

pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan peserta didik

hanya sekadar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran,

19

akan tetapi melalui strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) peserta didik

aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya

menyimpulkannya.

2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) menempatkan masalah sebagai kata kunci

dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses

pembelajaran.

3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara

ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir

deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris,

sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu,

sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan

fakta yang jelas.

c. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Arends (1997) menyatakan bahwa langkah-langkah Pembelajaran Berbasis

Masalah adalah:

1) Mengorientasikan peserta didik pada masalah

2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

3) Membimbing penyelidikan individu atau kelompok

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Aplikasi tahapan-tahapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat dilihat

dalam tabel 2.1 berikut:

20

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahap Aktivitas Guru Aktivitas Peserta

didik

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Mengorientasi peserta

didik pada masalah

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan

logistik yang dibutuhkan,

mengajukan fenomena

atau demonstrasi atau

cerita untuk memunculkan

masalah, memotivasi

peserta didik untuk terlibat

dalam pemecahan masalah

yang dipilih.

Peserta didik

menyimak dengan

baik

b. Mengorganisasikan

peserta didik untuk

belajar

Guru membantu untuk

mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut

Peserta didik

membuat definisi dan

mengorganisasikan

tugas belajar

2. Kegiatan Inti

a. Membimbing

penyelidikan individu

Guru mendorong peserta

didik untuk

Peserta didik

mengumpulkan

21

atau kelompok mengumpulkan informasi

yang sesuai, melaksanakan

eksperimen, untuk

mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah

informasi yang sesuai

dengan pembahasan

materi dan melakukan

eksperimen

b. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu peserta

didik dalam merencanakan

dan menyiapkan karya

yang sesuai seperti

laporan, video, dan model,

serta membantu mereka

untuk membagi tugas

dengan temannya

Peserta didik

merencanakan karya

baik berupa produk,

laporan, maupun hasil

rekaman.

Peserta didik

mempresentasikan

produk yang

ditemukan baik secara

individual maupun

kelompok

3. Kegiatan Penutup

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu peserta

didik untuk melakukan

refleksi terhadap

penyelidikan mereka dan

proses-proses yang mereka

Peserta didik

melakukan refleksi

terhadap penyelidikan

22

gunakan.

Guru melakukan evaluasi

Sumber: Arends, 1997

d. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Shoimin (2014: 132), kelebihan dari model Pembelajaran Berbasis

Masalah (Problem Based Learning) yaitu :

1) Peserta didik didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam

situasi nyata.

2) Peserta didik memilki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui

aktivitas belajar.

3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada

hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik. Hal ini mengurangi beban

peserta didik dengan menghafal atau menyimpan informasi.

4) Terjadi aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja kelompok.

5) Peserta didik terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari

perpustakaan, internet, wawancara dan observasi.

6) Peserta didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.

7) Peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam

kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.

8) Kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat diatasi melalui kerja

kelompok dalam bentuk peer teaching.

e. Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

23

Menurut Shoimin (2014: 132), kekurangan model Pembelajaran Berbasis

Masalah (Problem Based Learning) yaitu :

1) PBM tidak dapat ditetapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru

berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran

yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.

2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman peserta didik yang tinggi

akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Tingkat kemampuan dapat dilihat melalui hasil belajar. Hasil belajar peserta

didik akan mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran. Hal ini

tidak terlepas dari kemauan dan kesempatan peserta didik untuk mempelajari materi

pelajaran yang diberikan kepadanya. Peserta didik harus aktif dan tekun belajar

apabila ingin mendapat hasil yang baik dan memuaskan. Peserta didik dapat

memanfaatkan waktu yang tersedia untuk memahami dan mempelajari pelajaran yang

diberikan oleh guru. Oleh karena guru juga memegang peranan penting dalam proses

pembelajaran, dengan merancang dan melaksanakan pembelajaran yang baik agar

hasil yang didapat peserta didik juga memuaskan (Syahputra, 2020: 24).

Menurut Juarsih dkk (2017) hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki

peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan

oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan yang

dicapai. Keberhasilan peserta didik dalam mempelajari fisika dapat diketahui dengan

mengukur hasil belajar yang diperoleh melalui tes, yang dinyatakan dalam bentuk

24

angka atau nilai tertentu. Hasil belajar akan digunakan oleh guru untuk dijadikan

ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah

melaksanakan pembelajaran (Muthmainnah dkk, 2017). Sementara itu menurut

Gunada dkk (2017) hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang diperoleh

setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Perubahan kemampuan yang dialami

mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Mafudiansyah (2020)

ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia sebagai hasil belajar dalam

bidang pendidikan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah hasil yang dicapai atau diperoleh peserta didik dalam proses kegiatan belajar

mengajar yang berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang

lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,

sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya.

b. Indikator Hasil Belajar

Menurut Wahyuningsih (2020: 68) indikator hasil belajar merupakan hasil yang

diperoleh peserta didik selama belajar di sekolah yang merupakan perpaduan dari tiga

ranah yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Ranah kognitif, diperoleh dari

hasil belajar peserta didik yang ditandai dengan hasil nilai ulangan harian maupun

semester/ulangan kenaikan kelas. Adapun aspek psikomotor merupakan penilaian

terhadap hasil belajar peserta didik yang dituangkan dalam bentuk penyelesaian

tugas-tugas yang diberikan guru di sekolah, untuk dikerjakan dan dikembangkan di

25

rumah, sehingga pada hari yang telah ditentukan peserta didik mampu

mengumpulkan hasil tugas tersebut untuk dinilai di sekolah. Ranah afektif,

merupakan penilaian hasil belajar yang menyangkut perilaku peserta didik setiap

mengikuti proses pembelajaran di kelas, sehingga aktivitas belajar peserta didik dapat

dinilai setiap saat. Seperti halnya keaktifan bertanya, menjawab, mengutarakan

pendapat, menyimpulkan dan sebagainya.

Adapun penjelasan dari masing-masing indikator tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan

kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari

penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak

menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk

menyelesaikan masalah. Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam

domain kognitif meliputi beberapa tingkat atau jenjang. Bloom membagi dan

menyusun secara hirarkis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah

dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.

Makin tinggi tingkat maka makin kompleks dan penguasaan suatu tingkat

mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya. Adapun tingkatan dalam hasil

belajar kognitif adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4),

sintesis (C5), dan evaluasi (C6) (Purwanto, 2013: 50). Dalam proses belajar kognitif

perubahan yang terjadi pada peserta didik terletak pada kemampuan berpikir.

2) Hasil Belajar Afektif

26

Hasil belajar afektif adalah internalisasi sikap yang menunjuk ke arah

pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik menjadi sadar tentang nilai yang

diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam

membentuk nilai dan menentukan tingkah laku (Arifin, 2011: 22). Krathwohl

membagi hasil belajar afektif menjadi lima tingkat yaitu penerimaan, partisipasi,

penilaian, organisasi, dan internalisasi. Hasil belajar afektif disusun secara hirarkis

mulai dari tingkat yang paling rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi dan

kompleks (Purwanto, 2013: 51–52). Dalam proses belajar afektif perubahan yang

terjadi pada peserta didik terletak pada kemampuan merasakan.

3) Hasil Belajar Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik adalah kemampuan peserta didik yang berkaitan

dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya (Arifin, 2011: 23). Beberapa ahli

mengklasifikasikan dan menyusun hirarkis hasil belajar psikomotorik dalam urutan

mulai dari tingkat yang palin rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi dan

kompleks. Hasil belajar tingkat yang lebih tinggi hanya dapat dicapai apabila peserta

didik telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah. Menurut Harrow hasil belajar

psikomotorik dapat diklasifikasikan menjadi enem yaitu gerakan refleks, gerakan

fundamental dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisis, gerakan keterampilan,

dan komunikasi tanpa kata (Purwanto, 2013: 52–53). Dalam proses belajar

psikomotorik perubahan yang terjadi pada peserta didik terletak pada kemampuan

keterampilan.

Dari hasil penilaian tersebut, kemudian diolah dan dijadikan ukuran

kemampuan belajar peserta didik dalam satu semester yang berbentuk nilai hasil

27

belajar, kemudian ditulis dalam bentuk buku laporan belajar siswa (Wahyuningsih,

2020: 68–69). Diantara ketiga ranah tersebut, penulis hanya meneliti hasil belajar

pada ranah kognitif yang berkenaan dengan perilaku yang menekankan aspek

intelektual dengan indikator mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan

menganalisis (C4).

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor.

Faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal dari dalam

peserta didik yang belajar atau biasa disebut dengan faktor internal dan ada pula yang

berasal dari luar peserta didik yang belajar atau biasa disebut dengan faktor eksternal

(Syahputra, 2020: 26).

Menurut Djamarah (2008: 157) faktor internal meliputi dua aspek yaitu:

1) Aspek Fisiologis

Aspek fisiologis ini merupakan kondisi umum jasmani dapat dikatakan melatar

belakangi aktivitas belajar. Secara umum kondisi fisiologi, seperti kesehatan yang

prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan

sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Peserta didik

yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah

peserta didik yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada

umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat mengantuk dan akhirnya tidak

mudah dalam menerima pelajaran.

2) Aspek Psikologis

28

Kejiwaan seseorang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Aspek kejiwaan

ini terdiri dari:

a) Inteligensi peserta didik merupakan kemampuan psikofisik untuk mereaksi

rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

Tingkat keberhasilan peserta didik ditentukan oleh tingkat kecerdasan atau

inteligensi (IQ).

b) Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif. Sikap seseorang dalam

melakukan suatu kegiatan sangat berpengaruh sekali terhadap kegiatan yang

dilakukan. Bagaimana seseorang dapat menyikapi semua kegiatan yang

dilakukannya tergantung dari motivasi melakukan kegiatan tersebut. Sikap

seorang peserta didik dalam belajar khususnya dalam pembelajaran fisika harus

selalu menyikapi dengan pemahaman yang positif, karena jika kita menyikapinya

dengan sikap yang negatif maka akankah tujuan pembelajaran fisika dapat

tercapai.

c) Bakat adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan

pada masa yang akan datang. Dengan memiliki bakat terhadap suatu kegiatan

tertentu akan mudah untuk lebih mengembangkan bakat tersebut.

d) Minat adalah kecenderungan dan kegairahan atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu.

e) Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang melakukan

sesuatu. Motivasi ini dapat mendorong seseorang lebih maju dalam suatu

kegiatan. Penemuan-penemuan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada

umumnya akan meningkat jika motivasi belajar bertambah.

29

Selain faktor internal, hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Menurut Slameto (2010: 60) faktor eksternal dikelompokknya menjadi tiga faktor

yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

1) Faktor Keluarga

Peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara

orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan

ekonomi keluarga.

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik,

disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,

metode belajar dan rumah.

3) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar

peserta didik. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan peserta didik dalam

masyarakat. Pengaruh tersebut dapat berasal dari kegiatan peserta didik dalam

masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan pendapat diatas faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada

dua yaitu faktor internal yang merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dari dalam diri peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal yang merupakan faktor

yang mempengaruhi dari luar diri peserta didik.

4. Penelitian yang Relevan

30

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa hasil penelitian yang

relavan, diantaranya:

a. Penelitian Desti Anggistia dkk (2018) dengan judul penelitian “Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA”.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil belajar ranah

kognitif pada kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 77 lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu sebesar 67, pada ranah afektif

kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 79 lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu sebesar 74, dan pada ranah psikomotor

kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 79 lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 71. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran berbasis masalah

terhadap hasil belajar fisika siswa SMA dari ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor.

b. Penelitian Nuning Apriani dkk (2016) dengan judul penelitian “Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X

SMAN 2 Praya Tahun Pelajaran 2015/2016”. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan diperoleh thitung sebesar 3,42 dan ttabel sebesar 1,99 sehingga thitung >

ttabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran

berbasis masalah terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN 2 Praya

tahun pelajaran 2015/2016.

c. Penelitian Nurhikmah dkk (2018) dengan judul penelitian “Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulation Based Laboratory (SBL)

31

Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Montong

Gading”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh thitung sebesar

6,52 dan ttabel sebesar 2,00 sehingga thitung > ttabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran berbasis masalah berbantuan Simulation Based Laboratory (SBL)

berpengaruh terhadap hasil belajar fisika peserta didik.

B. Kerangka Pikir

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam meningkatkan kualitas pendidikan

yang ada adalah tercapainya keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah.

Tercapainya keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh

beberapa komponen penting, salah satunya adalah penerapan model pembelajaran

dan guru sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator harus mampu merancang

keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran dan memilih model

pembelajaran yang tepat untuk digunakan.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 2 Juni 2021 di

SMA Negeri 3 Selayar diketahui bahwa hasil belajar fisika peserta didik masih

tergolong rendah. Kurang maksimalnya pencapaian hasil belajar disebabkan karena

peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang aktif terlibat langsung dalam

proses pemecahan masalah dalam pembelajaran fisika sehingga proses pembelajaran

kurang bermakna yang berdampak pada hasil belajar. Proses pembelajaran fisika

yang terjadi cenderung didominasi guru yang menyebabkan peserta didik menjadi

pasif dalam proses belajar mengajar. Peserta didik masih banyak menerima materi

32

pembelajaran dari guru dan tidak dilibatkan dalam proses bagaimana materi itu

diperoleh melalui fenomen-fenomena di sekitarnya.

Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam pembelajaran fisika perlu diterapkan

suatu model pembelajaran yang memberikan peluang bagi peserta didik untuk lebih

aktif dalam pembelajarannya terutama dalam pemecahan masalah. Selain itu, juga

dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang menyenangkan dan dapat

mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran agar proses pembelajaran dapat

berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Salah satu model pembelajaran yang dianggap tepat untuk dapat meningkatkan

hasil belajar fisika peserta didik adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah. Model

Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan model pembelajaran yang menggunakan

masalah dalam kehidupan nyata peserta didik sebagai titik awal dalam proses

pembelajaran. Pemilihan model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam penelitian ini

karena model pembelajaran ini pada dasarnya lebih mendorong peserta didik untuk

aktif dalam memperoleh pengetahuan. Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan

oleh peserta didik, diharapkan dapat menimbulkan rasa senang dan antusias peserta

didik dalam belajar. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman

konsep fisika yang dapat mendorong peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar.

Oleh karena itu, penulis membuat desain kerangka pikir dalam penelitian ini

seperti pada Gambar 2.1 berikut.

33

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

Proses Pembelajaran

Fisika

1. Menyampaikan tujuan

pembelajaran dan

memotivasi peserta didik

2. Menyampaikan

informasi/materi pelajaran

3. Mengorganisasikan peserta

didik dalam kelompok

belajar

4. Membimbing tiap kelompok

bekerja dan belajar

5. Evaluasi

6. Memberikan penghargaan

Model pembelajaran

kooperatif tipe STAD

(Konvensional)

Model Pembelajaran

Berbasis Masalah

1. Mengorientasikan peserta

didik pada masalah

2. Mengorganisasikan peserta

didik untuk belajar

3. Membimbing penyelidikan

individual atau kelompok

4. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

5. Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Hasil belajar fisika yang berbeda

34

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang diajukan dalam penelitian, sampai

terbukti melalui data yang terkumpul. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

“Terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri

3 Selayar antara kelas yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah dengan kelas yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah”.

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah True Experimental

(Eksperimen Sesungguhnya).

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest-Only Control Design. Dalam

desain ini terdapat dua kelas yang masing-masing dipilih secara random (R).

Kelompok pertama diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok

kedua yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Berikut ini skema

desain penelitian Posttest-Only Control Design.

𝐑 X 𝐎𝟏

R - 𝐎𝟐

(Sugiyono, 2017: 502)

Keterangan:

R = Pengundian sampel

X = Perlakuan dalam kelas eksperimen menggunakan model Pembelajaran

Berbasis Masalah

- = Perlakuan dalam kelas kontrol menggunakan model pembelajaran

konvensional

36

O1 = Nilai Posttest hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar menggunakan

model Pembelajaran Berbasis Masalah

O2 = Nilai Posttest hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar menggunakan

model pembelajaran konvensional

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMA Negeri 3 Selayar Desa Harapan,

Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 3

Selayar tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 4 kelas.

Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar Tahun Ajaran 2021/2022

No. Kelas Jumlah Peserta Didik

1. X IPA 1 30

2. X IPA 2 30

3. X IPA 3 28

4. X IPA 4 30

Jumlah 118

Sumber: Data Hasil Pengolahan (2021)

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik simple

random sampling yaitu dengan cara pengundian. Pengundian dilakukan satu kali,

37

yaitu mengundi 4 kelas untuk menemukan yang menjadi kelas eksperimen dan kelas

kontrol sehingga terpilih kelas X IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 1

sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 30 orang.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Independent (Bebas)

a) Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang

digunakan peneliti di kelas eksperimen dengan mengorientasikan peserta

didik pada masalah, mengorganisasi peserta didik untuk belajar,

membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan

dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

b) Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang

digunakan peneliti di kelas kontrol yaitu model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan langkah-langkahnya yaitu menyampaikan tujuan

pembelajaran dan memotivasi peserta didik, menyampaikan informasi/materi

pelajaran, mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok belajar,

membimbing tiap kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, dan memberikan

penghargaan.

2. Variabel Dependent (Terikat)

Hasil belajar fisika adalah skor total yang dicapai oleh peserta didik melalui

hasil tes belajar fisika dalam ranah kognitif dengan indikator mengingat (C1),

memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4).

38

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan,

tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:

a) Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran fisika SMA Negeri

3 Selayar untuk meminta izin melaksanakan penelitian

b) Menyusun rancangan pembelajaran yang terdiri dari:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi gerak melingkar yang

dibuat sebanyak 4 pertemuan dengan kompetensi dasar (KD) yang

digunakan adalah

KD 3.6 : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju

konstan (tetap) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

KD 4.6 : Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak

melingkar, makna fisis, dan pemanfaatannya.

2) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dibuat sebanyak 4 pertemuan

3) Bahan ajar

c) Membuat instrumen penelitian dalam bentuk tes pilihan ganda sebanyak 40 butir

soal

d) Melakukan uji coba instrumen di kelas yang bukan sampel penelitian dan setelah

dilakukan uji coba diperoleh 30 butir soal yang valid dan 10 butir soal yang drop

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

39

a) Mengajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada kelas

eksperimen

b) Mengajar tanpa menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada kelas

kontrol.

c) Memberikan posttest setelah dilakukan pemberian model Pembelajaran Berbasis

Masalah pada kelas eksperimen

d) Memberikan posttest setelah dilakukan pemberian pembelajaran tanpa

menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada kelas kontrol.

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:

a) Mengolah data hasil penelitian

b) Menganalisis data hasil penelitian

c) Membahas data hasil penelitian

d) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data

e) Membuat laporan hasil penelitian dalam bentuk skripsi

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes

hasil belajar fisika dalam bentuk soal pilihan ganda (multiple choice) yang mencakup

indikator yang akan diukur dalam penelitian hasil belajar fisika peserta didik yaitu

mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Instrumen

tes hasil belajar fisika disusun sebanyak 40 soal. Soal-soal tersebut diberikan kepada

peserta didik pada pertemuan terakhir.

40

Semua soal-soal yang telah disusun terlebih dahulu diuji cobakan untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas sebelum digunakan sebagai tes hasil belajar

fisika. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal hasil belajar fisika valid

dan dapat dipercaya.

Adapun langkah-langkah pengujian instrumen penelitian yaitu:

1. Uji Validitas Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), bahan ajar, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan tes hasil belajar fisika

(posttest) yang telah disusun kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing

dan selanjutnya dilakukan validasi instrumen oleh tim validator. Dari hasil validitas

oleh tim validator tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan uji Gregory dengan

tujuan untuk mengetahui jika instrumen tersebut layak untuk digunakan dalam

penelitian. Uji Gregory dapat diuraikan sebagai berikut:

Validator I

Skor (1-2)

Kurang Relevan

Skor (3-4)

Sangat Relevan

Validator II

Skor (1-2)

Kurang Relevan A B

Skor (3-4)

Sangat Relevan C D

𝑅 =𝐷

𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷

(Chonstatika, 2012: 62)

41

Dengan :

R = Validitas isi

A = Sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara validator

pertama dan kedua

B dan C = Sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara validator

pertama dan kedua

D = Sel yang menunjukkan ketidaksetujuan antara kedua validator

Jika R ≥ 0,75, maka perangkat pembelajaran layak untuk digunakan.

Tabel 3.2 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran No. Perangkat Pembelajaran R Keterangan

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 Layak Digunakan

2. Bahan ajar 1 Layak Digunakan

3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1 Layak Digunakan

4. Tes Hasil Belajar Peserta Didik 1 Layak Digunakan

Sumber: Data hasil pengolahan (2021)

Berdasarkan Tabel 3.2 diatas menggunakan uji Gregory dengan syarat R ≥ 0,75,

maka semua perangkat layak digunakan dalam penelitian.

2. Uji Validitas Item

Untuk mengetahui validitas tes hasil belajar fisika yang telah diuji cobakan

digunakan rumus product moment yaitu sebagai berikut:

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)

√[𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2][(𝑛∑𝑌2 − (∑𝑌)2]

(Riduwan, 2009: 110)

42

Keterangan :

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = Koefisien korelasi

∑𝑋 = Jumlah skor item

∑𝑌 = Jumlah skor total (seluruh item)

𝑛 = Jumlah responden

Distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05

Kriteria validitas jika “ 𝑟ℎ𝑖𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 “.

Berdasarkan persamaan korelasi product moment diatas, untuk menentukan

valid atau tidak validnya suatu soal dianalisis dengan membandingkan antara nilai

rhitung dengan nilai rtabel sesuai dengan penjelasan pada kriteria validitas diatas, dimana

untuk nilai rtabel dengan jumlah responden sebanyak 30 sesuai dengan r tabel product

moment dengan taraf signifikan 5% maka butir tes hasil belajar fisika peserta didik

dikatakan valid apabila memenuhi validitas soalnya > 0,361 begitupun sebaliknya

apabila lebih kecil dari 0,361 maka soal dinyatakan tidak valid. Dari hasil uji

lapangan yang telah dilakukan diperoleh sebanyak 30 butir soal yang valid dan 10

butir soal yang dinyatakan tidak valid dari jumlah total soal sebanyak 40 butir,

terdapat pada lampiran C.2.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar Fisika Pada Setiap Indikator

Indikator Hasil

Belajar

Nomor Soal

yang Valid Jumlah

Nomor

Soal yang

Drop

Jumlah

Mengingat (C1) 1, 2, 3, 4,16, 5 13 1

Memahami (C2) 5, 7, 14, 17, 6 6, 15, 18 3

43

30, 31

Menerapkan (C3)

8, 9, 10, 11,

19, 20, 23, 34,

35, 37, 38, 39,

40

13 12, 32, 33,

36 4

Menganalisis (C4)

24, 25, 26, 27,

28, 29 6 21, 22 2

Jumlah 30 10

Sumber: Data hasil pengolahan (2021)

3. Uji Reliabilitas Item

Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dipercaya sebagai alat pengumpulan data maka harus ditentukan reliabilitasnya.

Untuk menghitung reliabilitas tes hasil belajar fisika peserta didik digunakan rumus

uji alpha yaitu:

𝑟11 = (𝑘

𝑘 − 1) (1 −

∑𝑆𝑖

𝑆𝑡)

(Riduwan, 2009: 125)

Keterangan:

𝑟11 = Nilai reliabilitas

∑𝑆𝑖 = Jumlah varian skor tiap-tiap item

𝑆𝑡 = Varian total

𝑘 = Jumlah item

Adapun kriteria tingkat reliabilitas item dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:

44

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item

Rentang Nilai Kategori

>0,800 – 1,000 Tinggi

>0,600 – 0,800 Cukup Tinggi

>0,400 – 0,600 Sedang

>0,200 – 0,400 Rendah

>0,00 – 0,200 Sangar Rendah

(Kasmadi dan Nia, 2013: 77)

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh bahwa nilai reliabilitas item tes hasil belajar

fisika adalah 0,977. Dapat dilihat pada Tabel 3.4 nilai tersebut berada direntang nilai

0,800 – 1,000 yang masuk dalam kategori tinggi. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat

pada lampiran C.3.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan tes hasil belajar fisika dalam bentuk soal pilihan ganda. Tes hasil

belajar fisika dilakukan diakhir pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis deskriptif dan teknik analisis inferensial.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif akan menjawab rumusan masalah pertama dan kedua pada

penelitian ini. Analisis deskriptif ini dimaksudkan untuk menyajikan tes hasil belajar

fisika. Adapun hasil tes tersebut ditampilkan dalam bentuk:

45

a) Menghitung Rata-rata (Mean)

Nilai rata-rata peserta didik ditentukan dengan rumus berikut:

�� =∑𝑓𝑖𝑥𝑖

∑𝑓𝑖

(Sudjana dan Ibrahim, 2014)

Keterangan:

�� = Nilai rata-rata

𝑥𝑖 = Tanda kelas

∑𝑓𝑖 = Jumlah frekuensi

b) Standar deviasi

Menentukan standar deviasi menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑆 =√∑𝑓𝑖𝑥𝑖

2 −(∑𝑓𝑖𝑥𝑖)²

𝑛𝑛 − 1

(Sudjana dan Ibrahim, 2014)

c) Perolehan Nilai

Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor dikonversi

dalam bentuk nilai menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑁 =𝑆𝑆

𝑆𝐼× 100

(Sudjana dan Ibrahim, 2014)

Keterangan:

𝑁 = Nilai peserta didik

𝑆𝑆 = Skor hasil belajar peserta didik

46

𝑆𝐼 = Skor ideal

d) Kategori Hasil Belajar Fisika

Pengategorian untuk ranah kognitif menggunakan lima kategori yaitu seperti

pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Kategori skor hasil belajar Interval Kategori

81 – 100 Sangat Tinggi

61 – 80 Tinggi

41 – 60 Sedang

21 – 40 Rendah

0 – 20 Sangat Rendah

(Sumber: Arikunto, 2010: 245)

2. Analisis Inferensial

Analisis inferensial akan menjawab rumusan masalah ketiga pada penelitian ini.

Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum dilakukan

pengujian, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan

dengan rumus Chi- kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut :

𝑋2 = ∑𝑖=1𝑘

(𝑓0 − 𝑓ℎ)2

𝑓ℎ

(Arikunto, 2015: 333)

Keterangan :

47

𝑋2 = Nilai chi-kuadrat hitung

𝑓0 = Frekuensi yang diperoleh dari data penelitian

𝑓ℎ = Frekuensi harapan

Kriteria pengujian adalah jika 𝑋²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan derajat kebebasan 𝑑𝑘 =

(𝑘 − 1) pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varian kedua

sampel homogen (sama), artinya apakah sampel yang digunakan dapat mewakili

seluruh populasi yang ada. Pengujian homogenitas varians menggunakan uji F

dengan rumus sebagai berikut.

F =Variansi terbesar

Variansi terkecil

(Sugiyono, 2011: 199)

Adapun kriteria pengujian, jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka varian kedua kelompok

homogen dan jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka varian kedua kelompok tidak homogen.

c) Uji hipotesis

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan hasil belajar fisika

peserta didik yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah,

maka dilakukan pengujian uji-t dua pihak. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai

berikut.

𝐻𝑜 = 𝜇1 = 𝜇2

48

𝐻𝑎 = 𝜇1 ≠ 𝜇2

Keterangan:

𝐻𝑜 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA

Negeri 3 Selayar antara kelas yang diajar menggunakan model Pembelajaran

Berbasis Masalah dengan kelas yang tidak diajar menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah.

𝐻𝑎 = Terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA

Negeri 3 Selayar antara kelas yang diajar menggunakan model Pembelajaran

Berbasis Masalah dengan kelas yang tidak diajar menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah.

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus sebagai berikut:

𝑡 =��1 − ��2

𝑆𝑔𝑎𝑏√1𝑛1

+1

𝑛2

(Sugiyono, 2018: 18)

Dengan:

��1 = Rata-rata kelas eksperimen

��2 = Rata-rata kelas kontrol

𝑆𝑔𝑎𝑏 = Varian gabungan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

𝑛1 = Jumlah peserta didik kelas eksperimen

𝑛2 = Jumlah peserta didik kelas kontrol

49

Adapun varian gabungan diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

𝑆𝑔𝑎𝑏 = √(𝑛1 − 1)𝑠1² + (𝑛2 − 1)𝑠2²

𝑛1 + 𝑛2 − 2

(Sugiyono, 2018: 181)

Dengan:

𝑆𝑔𝑎𝑏 = Varian gabungan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

𝑛1 = Jumlah peserta didik kelas eksperimen

𝑛2 = Jumlah peserta didik kelas kontrol

𝑠1² = Varian pada kelompok eksperimen

𝑠2² = Varian pada kelompok kontrol

Dengan kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan

Ha diterima jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 > 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan

derajat kebebasan (dk) = 𝑛1 + 𝑛2 − 2.

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini menyajikan proses pengolahan data yang menggunakan analisis

deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif akan menjawab rumusan

masalah pertama dan kedua pada penelitian ini. Analisis deskriptif ini dimaksudkan

untuk menyajikan hasil belajar fisika peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Sedangkan analisis inferensial akan menjawab rumusan masalah ketiga pada

penelitian ini. Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Sebelum dilakukan pengujian, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak sedangkan uji homogenitas dilakukan

untuk mengetahui apakah varian kedua sampel homogen (sama), artinya apakah

sampel yang digunakan dapat mewakili seluruh populasi yang ada. Setelah uji

prasyarat terpenuhi maka dilakukan uji hipotesis.

1. Hasil Analisis Deskriptif

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, maka diperoleh

gambaran hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 2 SMA Negeri 3 Selayar yang

diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai kelas eksperimen

dan gambaran hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Selayar

yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai kelas

51

kontrol pada materi Gerak Melingkar. Hasil data statistik skor hasil belajar fisika

peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Pengolahan Data Statistik Nilai Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Kelas

Eksperimen Kontrol

Jumlah sampel 30 30

Nilai ideal 100 100

Nilai tertinggi 93 80

Nilai terendah 40 33

Nilai rata-rata 74 50,4

Standar deviasi 12,8 12,6

Varians 163,9 158,6

Sumber: Data hasil pengolahan (2021)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hasil analisis deskriptif data posttest

pada kelas eksperimen (X IPA 2) dengan jumlah peserta didik 30 orang memperoleh

nilai rata-rata yaitu 74 dengan standar deviasi 12,8 dan varians 163,9. Kemudian nilai

tertinggi yang diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen yaitu 93 dan nilai

terendah 40. Dari nilai rata-rata peserta didik pada kelas eksperimen yang diajar

menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah masuk dalam kategori tinggi.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif data posttest pada kelas kontrol (X IPA 1)

dengan jumlah peserta didik 30 orang memperoleh nilai rata-rata yaitu 50,4 dengan

52

standar deviasi 12,6 dan varians 158,6. Kemudian nilai tertinggi yang diperoleh

peserta didik pada kelas kontrol yaitu 80 dan nilai terendah 33. Dari nilai rata-rata

peserta didik pada kelas kontrol yang diajar menggunakan model pembelajaran

konvensional masuk dalam kategori sedang.

Jika distribusi interval nilai hasil belajar fisika peserta didik dikategorisasikan

dalam skala lima yaitu sangat rendah dengan rentang nilai 0 - 20, kategori rendah

dengan rentang nilai 21 - 40, kategori sedang dengan rentang nilai 41 - 60, kategori

tinggi dengan rentang nilai 61 – 80, dan kategori sangat tinggi dengan rentang 81 -

100, maka akan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Distribusi Interval Nilai Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Interval

Nilai

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Kategori Frekuensi

(𝒇)

Persentase

(%)

Frekuensi

(𝒇)

Persentase

(%)

0 – 20 0 0 0 0 Sangat

Rendah

21 – 40 1 3,33 9 30 Rendah

41 – 60 6 20 17 56,67 Sedang

61 – 80 14 46,67 4 13,33 Tinggi

81 – 100 9 30 0 0 Sangat

Tinggi

Jumlah 30 100 30 100

Sumber: Data hasil pengolahan (2021)

Diagram kategorisasi hasil belajar fisika dan frekuensi kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut.

53

Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi Hasil Belajar Fisika dan Frekuensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan Gambar 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen,

tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai pada rentang 0 – 20 dengan

kategorisasi sangat rendah, 1 peserta didik yang memperoleh nilai pada rentang 21 –

40 dengan kategorisasi rendah, 6 peserta didik yang memperoleh nilai pada rentang

41 – 60 dengan kategorisasi sedang, 14 peserta didik yang memperoleh nilai pada

rentang 61 – 80 dengan kategorisasi tinggi dan 9 peserta didik yang memperoleh nilai

pada rentang 81 – 100 dengan kategorisasi sangat tinggi. Sedangkan pada kelas

kontrol, tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai pada rentang 0 – 20 dengan

kategorisasi sangat rendah, 9 peserta didik yang memperoleh nilai pada rentang 21 –

40 dengan kategorisasi rendah, 17 peserta didik yang memperoleh nilai pada rentang

41 – 60 dengan kategorisasi sedang, 4 peserta didik yang memperoleh nilai pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

SangatRendah

Rendah Sedang Tinggi SangatTinggi

01

6

14

9

0

9

17

4

0

Fre

kuen

si

Kategorisasi Hasil Belajar Fisika

Kategorisasi Hasil Belajar Fisika dan Frekuensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

54

rentang 61 – 80 dengan kategorisasi tinggi dan tidak ada peserta didik yang

memperoleh nilai pada rentang 81 – 100 dengan kategorisasi sangat tinggi.

Nilai rata-rata hasil belajar fisika peserta didik tiap-tiap indikator pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Tiap-tiap Indikator Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Indikator Hasil

Belajar

Kelas

Eksperimen Kategori

Kelas

Kontrol Kategori

1. Mengingat (C1) 91 Sangat

Tinggi 74 Tinggi

2. Memahami (C2) 71 Tinggi 56 Sedang

3. Menerapkan (C3) 69 Tinggi 44 Sedang

4. Menganalisis (C4) 75 Tinggi 41 Sedang

Nilai Rata-rata 76 Tinggi 54 Sedang

Sumber: Data Hasil Pengolahan (2021)

Diagram nilai rata-rata hasil belajar fisika peserta didik tiap-tiap indikator pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut.

55

Gambar 4.2 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Tiap-tiap Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan Gambar 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen,

nilai rata-rata hasil belajar fisika peserta didik pada indikator mengingat (C1)

memperoleh nilai rata-rata sebesar 91 dengan kategori sangat tinggi, indikator

memahami (C2) memperoleh nilai rata-rata sebesar 71 dengan kategori tinggi,

indikator menerapkan (C3) memperoleh nilai rata-rata sebesar 69 dengan kategori

tinggi, dan indikator menganalisis (C4) memperoleh nilai rata-rata sebesar 75 dengan

kategori tinggi. Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata hasil belajar fisika

peserta didik pada indikator mengingat (C1) memperoleh nilai rata-rata sebesar 74

dengan kategori tinggi, indikator memahami (C2) memperoleh nilai rata-rata sebesar

56 dengan kategori sedang, indikator menerapkan (C3) memperoleh nilai rata-rata

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Mengingat(C1)

Memahami(C2)

Menerapkan(C3)

Menganalisis(C4)

91

71 697574

56

44 41

Nila

i Rat

a-ra

ta

Indikator

Nilai Rata-rata Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Tiap-tiap Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

56

sebesar 44 dengan kategori sedang, dan indikator menganalisis (C4) memperoleh nilai

rata-rata sebesar 41 dengan kategori sedang.

2. Hasil Analisis Inferensial

Analisis inferensial digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga dan

menjawab hipotesis penelitian.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan

menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = 5. Berdasarkan hasil perhitungan data posttest, hasil yang diperoleh

dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Uji Normalitas

Kriteria 𝑿²𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑿²𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍

Eksperimen 9,999 11,070 Normal

Kontrol 8,037 11,070 Normal

Sumber: Data Hasil Pengolahan (2021)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hasil pengujian normalitas pada

kelas eksperimen diperoleh Chi-Kuadrat hitung sebesar 9,999 dan Chi-Kuadrat tabel

sebesar 11,070 karena 𝑋²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti hasil belajar fisika peserta didik

pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh

Chi-Kuadrat hitung sebesar 8,037 dan Chi-Kuadrat tabel sebesar 11,070 karena

57

𝑋²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti hasil belajar fisika peserta didik pada kelas kontrol

berdistribusi normal. Adapun perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran D.2.

b. Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil pengujian normalitas, ternyata data yang diperoleh dari

populasi berdistribusi normal. Maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varian

populasi. Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua

sampel homogen (sama), artinya apakah sampel yang digunakan dapat mewakili

seluruh populasi yang ada. Adapun kriteria pengujian, jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka

varian kedua kelompok homogen dan jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka varian kedua

kelompok tidak homogen. Berdasarkan hasil perhitungan pengujian homogenitas

varian diperoleh nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,03 dan nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,67, karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <

𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka dapat dinyatakan bahwa varian kedua kelompok data tersebut adalah

homogen. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran D.2.

c. Uji Hipotesis

Setelah hasil pengujian data kedua sampel untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol membuktikan bahwa sampel tersebut berdistribusi normal dan mempunyai

varian yang homogen, maka selanjutnya data tersebut dapat digunakan untuk

pengujian hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab hipotesis yang telah

dirumuskan. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji t dua pihak.

Uji t dua pihak adalah jenis pengujian statistika untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan model

58

Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang tidak diajar menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah. Adapun kriteria pengujian yaitu Ho diterima jika

−𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan Ha diterima jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 > 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf

signifikan 𝛼 = 0,05 dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘) = 𝑛1 + 𝑛2 − 2.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,175 sedangkan nilai

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dan 𝑑𝑘 = 𝑛1 + 𝑛2 − 2 = 30 + 30 − 2 = 58

adalah sebesar 2,002. Hasil yang diperoleh menunjukkan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang

artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 3Selayar antara kelas yang

diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan kelas yang tidak

diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Adapun perhitungan

pengujian lebih rinci dapat dilihat pada lampiran D.2.

B. Pembahasan

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar”.

Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tersebut, diambillah dua kelas

sebagai sampel dan kelas yang diberi perlakuan menggunakan model Pembelajaran

Berbasis Masalah adalah kelas eksperimen yakni kelas X IPA 2 dan kelas yang

menggunakan pembelajaran tanpa model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah

kelas kontrol yakni kelas X IPA 1.

59

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 dengan

materi gerak melingkar. Diawali dengan melakukan observasi, membuat perangkat

pembelajaran, dan instrumen penelitian. Perangkat pembelajaran dan instrumen

penelitian yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh ahli dengan menggunakan uji

Gregory. Setelah itu, instrumen tes hasil belajar fisika dalam bentuk soal pilihan

ganda sebanyak 40 soal diuji cobakan di kelas yang bukan sampel penelitian untuk

mengetahui validitas item dan reliabilitas item tes hasil belajar. Persamaan yang

digunakan untuk menguji validitas item adalah dengan menggunakan persamaan

product moment sedangkan untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan rumus Uji Alpha. Setelah melakukan analisis diperoleh 30 soal yang

valid dan 10 soal yang tidak valid dengan tingkat reliabilitas yang tinggi yaitu 0,977.

Selanjutnya, memberikan perlakuan menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tanpa menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah. Setelah memberikan perlakuan maka dilakukan

posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian melakukan analisis data

menggunakan analisis deskriptif dan inferensial.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan

inferensial, maka hasil yang diperoleh pada analisis deskriptif menunjukkan untuk

kelas eksperimen, nilai rata-rata hasil belajar fisika peserta didik yang diperoleh yaitu

74 dengan standar deviasi 12,8 sedangkan untuk kelas kontrol, nilai rata-rata hasil

belajar fisika peserta didik yang diperoleh yaitu 50,4 dengan standar deviasi 12,6.

60

Berdasarkan nilai yang diperoleh peserta didik dapat dilakukan pengkategorian

nilai ideal menggunakan skala lima, sehingga diketahui pada kelas eksperimen tidak

ada peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategorisasi sangat rendah, 1 peserta

didik yang memperoleh nilai dengan kategorisasi rendah, 6 peserta didik yang

memperoleh nilai dengan kategorisasi sedang, 14 peserta didik yang memperoleh

nilai dengan kategorisasi tinggi dan 9 peserta didik yang memperoleh nilai dengan

kategorisasi sangat tinggi. Sedangkan pada kelas kontrol, tidak ada peserta didik yang

memperoleh nilai dengan kategorisasi sangat rendah, 9 peserta didik yang

memperoleh nilai dengan kategorisasi rendah, 17 peserta didik yang memperoleh

nilai dengan kategorisasi sedang, 4 peserta didik yang memperoleh nilai dengan

kategorisasi tinggi dan tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai dengan

kategorisasi sangat tinggi. Kategorisasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

menunjukkan adanya perbedaan yaitu pada kelas eksperimen lebih banyak peserta

didik yang memperoleh nilai dengan kategorisasi tinggi dan sangat tinggi sedangkan

pada kelas kontrol lebih banyak peserta didik yang memperoleh nilai dengan

kategorisasi sedang. Sehingga dapat dikemukakan bahwa ada kecenderungan

perolehan nilai dengan kategorisasi tinggi dikarenakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah yang digunakan pada kelas eksperimen.

Adapun hasil nilai rata-rata per indikator pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol, menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen nilai rata-rata hasil belajar fisika

peserta didik pada indikator mengingat (C1) memperoleh nilai rata-rata sebesar 91,

indikator memahami (C2) memperoleh nilai rata-rata sebesar 71, indikator

61

menerapkan (C3) memperoleh nilai rata-rata sebesar 69, dan indikator menganalisis

(C4) memperoleh nilai rata-rata sebesar 75. Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-

rata hasil belajar fisika peserta didik pada indikator mengingat (C1) memperoleh nilai

rata-rata sebesar 74, indikator memahami (C2) memperoleh nilai rata-rata sebesar 56,

indikator menerapkan (C3) memperoleh nilai rata-rata sebesar 44, dan indikator

menganalisis (C4) memperoleh nilai rata-rata sebesar 41 dengan kategori sedang.

Hasil analisis selanjutnya adalah analisis inferensial. Teknik analisis inferensial

digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian. Uji hipotesis dilakukan setelah uji

prasyarat terpenuhi, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Pertama, untuk uji

normalitas menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang

terdistribusi normal. Analisis kedua yaitu uji homogenitas yang menunjukkan bahwa

kelas tersebut berasal dari kelas yang homogen. Analisis ketiga yaitu uji hipotesis

yang menggunakan uji t dua pihak dan diperoleh hasil yang menunjukkan adanya

perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang tidak diajar menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan model Pembelajaran Berbasis Masalah

berpengaruh terhadap hasil belajar, model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat

mengaktifkan peserta didik melalui kegiatan pemecahan masalah dan peserta didik

juga lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan

konsep tersebut. Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah, peserta didik bekerjasama

dalam kelompok dan melakukan diskusi dengan anggota kelompoknya sehingga

62

terjadi pertukaran pikiran yang dapat membangun penyelesaian masalah. Hal ini

tentunya memberikan pengaruh terhadap hasil belajar fisika yang dapat dibuktikan

dengan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas kontrol.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Desti Anggistia,

2018) mengenai “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil

Belajar Fisika SMA”, dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil belajar

ranah kognitif, ranah afektif, dan psikomotor pada kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol, simpulan dari penelitiannya adalah terdapat

pengaruh yang signifikan pada model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil

belajar fisika siswa SMA dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh (Nuning Apriani, 2016) mengenai

“Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika

Siswa Kelas X SMAN 2 Praya Tahun Pelajaran 2015/2016, dari analisis skor rata-

rata hasil belajar fisika terdapat perbedaan signifikan peserta didik yang mendapat

model pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran konvensional,

simpulan dari penelitiannya adalah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis

masalah terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN 2 Praya tahun pelajaran

2015/2016.

63

Penelitian serupa juga dilakukan oleh (Nurhikmah, 2018) yang mengemukakan

bahwa pembelajaran berbasis masalah berbantuan Simulation Based Laboratory

(SBL) berpengaruh terhadap hasil belajar fisika peserta didik.

Pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah

membuat peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran, saling berdiskusi

dengan teman, berusaha memahami penyelesaian dari masalah yang diajukan dan

adanya praktek yang langsung melibatkan peserta didik, sehingga pengetahuan

peserta didik berkembang dan mengetahui tentang kejadian yang mereka jumpai

dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan konsep fisika.

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

bahwa :

1. Hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 2 SMA Negeri 3 Selayar yang

diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah berada pada kategori

tinggi dengan nilai rata-rata 74.

2. Hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Selayar yang

diajar menggunakan model pembelajaran konvensional berada pada kategori

sedang dengan nilai rata-rata 50,4.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan

model Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang tidak diajar menggunakan

model Pembelajaran Berbasis Masalah.

B. Saran

Sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka saran-

saran yang dapat peneliti rekomendasikan baik untuk guru dan peneliti selanjutnya,

yaitu:

65

1. Bagi pendidik, diharapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah menjadi salah

satu alternatif yang diterapkan pada mata pelajaran fisika khususnya materi gerak

melingkar.

2. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian yang serupa

diharapkan dalam pemilihan masalah yang diajukan sebaiknya masalah yang

realistis dan menantang, agar peserta didik termotivasi dalam menyelesaikan

masalah tersebut.

66

DAFTAR PUSTAKA

Anggistia, D., Suyanto, E., & Nyeneng, I. D. P. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(1), 106-115.

Apriani, N. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMAN 2 Praya Tahun Pelajaran 2015/2016 (Doctoral dissertation, Universitas Mataram).

Arends. (1997). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitas. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2015). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Chonstatika, A. L. (2012). Penerapan Pembelajaran Model Make A Match dan Diskusi Kelompok untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi, Rasa Ingin Tahu, dan Prestasi Belajar pada Materi Hidrokarbon Siswa Kelas X-6 di SMA Negeri 2 Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret.

Darmadi. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Grup Penerbitan CV Budi Utama.

Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gunada, I. W. dan Hikmawati. (2013). Kajian Fisika SMA. Mataram: FKIP Press.

Gunada, I. W., Sahidu, H., & Sutrio, S. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Sikap Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 1(1), 38-46.

Hilmi, N., Harjono, A., & Soeprianto, H. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery dengan Pendekatan Saintifik dan Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 3(2), 1-7.

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.

67

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hutapea, J., & Simanjuntak, M. P. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) terhadap Hasil Belajar Siswa SMA. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika), 5(1), 48-55.

Jauhari, T., Hikmawati, H., & Wahyudi, W. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Phet terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMAN 1 Gunungsari Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2(1), 7-12.

Juarsih, L., Pasaribu, A., & Siahaan, S. M. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbl) terhadap Hasil Belajar Fisika pada Materi Usaha (Kerja) dan Energi Bagi SMAN 1 Plakat Tinggi. Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 31(1), 55-66.

Kasmadi & Nia, S.S. (2013). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Lefudin. (2017). Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Lidinillah, D. A. M. (2013). Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Jurnal Pendidikan Inovatif, 5(1), 17.

Mafudiansyah, M. (2020). Analisis Hasil Belajar Fisika di SMA Negeri 3 Makassar. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika, 16(1), 8-19.

Marianingsih, N & Hidayati, M. (2018). Teori dan Praktek Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi Pembelajaran di Kelas-kelas Inspiratif. Surakarta: CV Oase Group.

Muthmainnah, M., & Rokhmat, J. (2017). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Fisika Berbasis Eksperimen Virtual terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MAN 2 Mataram Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 3(1), 40-47.

Nurdyansyah dan Fahyuni. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Nurhikmah, N., Gunawan, G., & Ayub, S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulation Based Laboratory (Sbl) terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 Montong Gading. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 4(1), 16-22.

Octavia, S. A. (2020). Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: Grup Penerbitan CV Budi Utama.

68

Pratiwi, S. A., Rokhmat, J., & Sutrio, S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Gerung. Jurnal Ilmiah Profesi pendidikan, 3(1), 107-113.

Purwanto. (2013). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Putri, R. F., & Jumadi, J. (2017). Kemampuan Guru Fisika dalam Menerapkan Model-model Pembelajaran pada Kurikulum 2013 serta Kendala-kendala yang Dihadapi. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3(2), 201-211.

Rianita, R., & Juliani, R. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Mind Map untuk Hasil Belajar Fisika Siswa di SMA Negeri 3 Binjai. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika), 5(4), 51-56.

Riduwan. (2009). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Rusman. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sani, R. A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Rembang: Az-ruzz Media.

Siahaan, C. M., & Situmorang, R. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Macromedia Flash terhadap Hasil Belajar Siswa.Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika), 7(3), 8-14.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sudjana, N., & Ibrahim. (2014). Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Kedelapan). Sinar Baru Algensindo.

Sufairoh, S. (2017). Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran K-13. Jurnal Pendidikan Profesional, 5(3), 116–125.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

69

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Syahputra, E. (2020). Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar. Sukabumi: Haura Publishing.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto, I. B. A.-T. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik) Integratif. Jakarta: Kencana.

Wahyuningsih, E. S. (2020). Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.

70

LAMPIRAN A

A.1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A.2. BAHAN AJAR

A.3. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

71

A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X IPA/Ganjil

Materi Pokok : Gerak Melingkar

Alokasi Waktu : 8 × 45 Menit (4 × Pertemuan)

Pertemuan : 1

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

72

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai

dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

KD 3.6 : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan

(tetap) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

KD 4.6 : Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak

melingkar, makna fisis, dan pemanfaatannya.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6.1 : Menjelaskan pengertian gerak melingkar beraturan.

3.6.2 : Mengidentifikasi besaran-besaran frekuensi, periode, posisi sudut,

kecepatan linear, kecepatan sudut pada gerak melingkar beraturan.

3.6.3 : Menerapkan persamaan gerak melingkar beraturan untuk

memecahkan permasalahan.

4.6.1 : Melakukan percobaan tentang gerak melingkar beraturan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian gerak melingkar beraturan.

2. Peserta didik dapat mengidentifikasi besaran-besaran frekuensi, periode,

posisi sudut, kecepatan linear, kecepatan sudut pada gerak melingkar

beraturan.

3. Peserta didik dapat menerapkan persamaan gerak melingkar beraturan untuk

memecahkan permasalahan.

4. Peserta didik dapat melakukan percobaan tentang gerak melingkar beraturan.

E. Materi Pembelajaran

(Terlampir)

F. Pendekatan/Metode/Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Demonstrasi, kaji pustaka, eksperimen, diskusi kelompok, dan

tanya jawab

Model : Pembelajaran Berbasis Masalah

G. Media Pembelajaran

73

LKPD, buku cetak, spidol, papan tulis, dan laptop

H. Sumber Belajar

Hari Subagya. 2017. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas X Kelompok

Peminatan MIPA. Jakarta: Bailmu

I. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan

Tahap

Pembelajaran

Model PBM

Kegiatan Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta

Didik

Kegiatan

Pendahul

uan

Guru membuka

pelajaran dengan

mengucapkan salam

Peserta didik

menjawab salam

10

menit

Guru meminta peserta

didik untuk berdoa

terlebih dahulu

Peserta didik bersama-

sama membaca doa

Guru menanyakan

kesiapan peserta didik

dan mengecek

kehadiran peserta didik

Peserta didik

menjawab absen

Guru melakukan

apersepsi dengan

menanyakan “Pada

saat berlibur ke taman

hiburan, pernahkah

kalian melihat atau

menaiki wahana

bianglala? Bagaimana

bentuk lintasan

geraknya?

Peserta didik

menyimak apersepsi

dan menjawab

pertanyaan guru

Guru mengarahkan Peserta didik

74

jawaban peserta didik

dan memotivasi peserta

didik untuk belajar serta

menyampaikan tujuan

pembelajaran

mendengarkan tujuan

pembelajaran yang

disampaikan oleh guru

Kegiatan

inti

Tahap 1

Orientasi

peserta didik

pada

masalah

Guru menyajikan

masalah kepada peserta

didik tentang “Gerak

Melingkar Beraturan”

Peserta didik

menyimak dan

memperhatikan

penjelasan guru

70

menit

Tahap 2

Mengorgani

sasikan

peserta didik

untuk

belajar

Guru menstimulus

peserta didik untuk

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

mengenai masalah yang

disajikan

Peserta didik

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

mengenai masalah

yang disajikan

Guru mengkoordinir

peserta didik untuk

membentuk kelompok

yang terdiri dari 4-5

orang

Peserta didik

membentuk kelompok

dan duduk bersama

teman kelompoknya

Guru membagikan

LKPD 01 dan

mendorong peserta

didik untuk

mengumpulkan

informasi secara

berkelompok

Secara berkelompok,

peserta didik mencari

informasi dengan

membaca buku paket

Tahap 3 Guru membimbing Secara berkelompok

75

Membimbin

g

penyelidikan

individual

dan

kelompok

peserta didik untuk

melakukan percobaan

yang ada dalam LKPD

01 secara berkelompok

peserta didik

melakukan percobaan

yang ada dalam LKPD

01

Membimbing peserta

didik mengolah hasil

percobaan yang ada

dalam LKPD 01 secara

berkelompok

Secara berkelompok

peserta didik

mengolah hasil

percobaan

Membimbing kegiatan

diskusi peserta didik -

Tahap 4

Mengemban

gkan dan

menyajikan

hasil karya

Guru mengarahkan

peserta didik berdiskusi

untuk menyelesaikan

permasalahan yang

terdapat dalam LKPD

01

Secara berkelompok

peserta didik

mendiskusikan

permasalahan-

permasalahan yang

terdapat dalam LKPD

01

Guru meminta satu

perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya

Peserta didik

mempresentasikan

hasil kerja

kelompoknya

Tahap 5

Menganalisi

s dan

mengevaluas

i

Guru mengumpulkan

semua hasil laporan

tertulis diskusi tiap

kelompok

Peserta didik

mengumpulkan hasil

laporan tertulis

mereka

Guru memberikan

konfirmasi dari hasil

analisis peserta didik

Peserta didik

mendengarkannya

76

Kegiatan

Penutup

Kesimpulan Guru membimbing

peserta didik untuk

menyimpulkan pokok-

pokok penting

pembelajaran hari ini

Peserta didik

menyimpulkan materi

pembelajaran

10

menit

Guru memberikan

penguatan terhadap

kesimpulan yang

diberikan oleh peserta

didik

Peserta didik

menyimak penguatan

kesimpulan yang

disampaikan oleh guru

Guru memberi

penghargaan kepada

kelompok yang bekerja

dengan baik

-

Guru

menginformasikan

materi pembelajaran

pada pertemuan

selanjutnya

-

Guru menutup

pembelajaran dengan

mengucapkan salam

Peserta didik

menjawab salam

77

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/Ganjil

Materi Pokok : Gerak Melingkar

Alokasi Waktu : 8 × 45 Menit (4 × Pertemuan)

Pertemuan : 2

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai

dengan kaidah keilmuan.

78

B. Kompetensi Dasar

KD 3.6 : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan

(tetap) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

KD 4.6 : Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak

melingkar, makna fisis, dan pemanfaatannya.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6.4 : Menjelaskan konsep percepatan sentripetal dan gaya sentripetal.

3.6.5 : Menerapkan persamaan percepatan sentripetal dan gaya sentripetal

untuk menyelesaikan permasalahan sederhana dalam kehidupan

sehari-hari.

4.6.2 : Melakukan percobaan tentang percepatan sentripetal pada gerak

melingkar beraturan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menjelaskan konsep percepatan sentripetal dan gaya

sentripetal.

2. Peserta didik dapat menerapkan persamaan percepatan sentripetal dan gaya

sentripetal untuk menyelesaikan permasalahan sederhana dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Peserta didik dapat melakukan percobaan tentang percepatan sentripetal

pada gerak melingkar beraturan.

E. Materi Pembelajaran

(Terlampir)

F. Pendekatan/Metode/Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Demonstrasi, kaji pustaka, eksperimen, diskusi kelompok, dan

tanya jawab

Model : Pembelajaran Berbasis Masalah

G. Media Pembelajaran

LKPD, buku cetak, spidol, papan tulis, dan laptop

H. Sumber Belajar

79

Hari Subagya. 2017. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas X Kelompok

Peminatan MIPA. Jakarta: Bailmu

I. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan

Tahap

Pembelajaran

Model PBM

Kegiatan Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta

Didik

Kegiatan

Pendahul

uan

Guru membuka

pelajaran dengan

mengucapkan salam

Peserta didik

menjawab salam

10

menit

Guru meminta peserta

didik untuk berdoa

terlebih dahulu

Peserta didik bersama-

sama membaca doa

Guru menanyakan

kesiapan peserta didik

dan mengecek

kehadiran peserta didik

Peserta didik

menjawab absen

Guru melakukan

apersepsi dengan

menanyakan

“Pernahkah kalian

melewati tikungan jalan

saat naik kendaraan?

Apa yang kalian

rasakan saat mobil

berbelok?”

Peserta didik

menyimak apersepsi

dan menjawab

pertanyaan guru

Guru mengarahkan

jawaban peserta didik

dan memotivasi peserta

didik untuk belajar serta

Peserta didik

mendengarkan tujuan

pembelajaran yang

disampaikan oleh guru

80

menyampaikan tujuan

pembelajaran

Kegiatan

inti

Tahap 1

Orientasi

peserta didik

pada

masalah

Guru menyajikan

masalah kepada peserta

didik tentang

“Percepatan Sentripetal

dan Gaya Sentripetal”

Peserta didik

menyimak dan

memperhatikan

penjelasan

70

menit

Tahap 2

Mengorgani

sasikan

peserta didik

untuk

belajar

Guru menstimulus

peserta didik untuk

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

mengenai masalah yang

disajikan

Peserta didik

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

mengenai masalah

yang disajikan

Guru mengkoordinir

peserta didik untuk

membentuk kelompok

yang terdiri dari 4-5

orang

Peserta didik

membentuk kelompok

dan duduk bersama

teman kelompoknya

Guru membagikan

LKPD 02 dan

mendorong peserta

didik untuk

mengumpulkan

informasi secara

berkelompok

Secara berkelompok,

peserta didik mencari

informasi dengan

membaca buku paket

Tahap 3

Membimbin

g

penyelidikan

Guru membimbing

peserta didik untuk

melakukan percobaan

yang ada dalam LKPD

Secara berkelompok

peserta didik

melakukan percobaan

yang ada dalam LKPD

81

individual

dan

kelompok

02 secara berkelompok 02

Membimbing peserta

didik mengolah hasil

percobaan yang ada

dalam LKPD 02 secara

berkelompok

Secara berkelompok

peserta didik

mengolah hasil

percobaan

Membimbing kegiatan

diskusi peserta didik -

Tahap 4

Mengemban

gkan dan

menyajikan

hasil karya

Guru mengarahkan

peserta didik berdiskusi

untuk menyelesaikan

permasalahan yang

terdapat dalam LKPD

02

Secara berkelompok

peserta didik

mendiskusikan

permasalahan-

permasalahan yang

terdapat dalam LKPD

02

Guru meminta satu

perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya

Peserta didik

mempresentasikan

hasil kerja

kelompoknya

Tahap 5

Menganalisi

s dan

mengevaluas

i

Guru mengumpulkan

semua hasil laporan

tertulis diskusi tiap

kelompok

Peserta didik

mengumpulkan hasil

laporan tertulis

mereka

Guru memberikan

konfirmasi dari hasil

analisis peserta didik

Peserta didik

mendengarkannya

Kegiatan

Penutup

Kesimpulan Guru membimbing

peserta didik untuk

menyimpulkan pokok-

Peserta didik

menyimpulkan materi

pembelajaran

10

menit

82

pokok penting

pembelajaran hari ini

Guru memberikan

penguatan terhadap

kesimpulan yang

diberikan oleh peserta

didik

Peserta didik

menyimak penguatan

kesimpulan yang

disampaikan oleh guru

Guru memberi

penghargaan kepada

kelompok yang bekerja

dengan baik

-

Guru

menginformasikan

materi pembelajaran

pada pertemuan

selanjutnya

-

Guru menutup

pembelajaran dengan

mengucapkan salam

Peserta didik

menjawab salam

83

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/Ganjil

Materi Pokok : Gerak Melingkar

Alokasi Waktu : 8 × 45 Menit (4 × Pertemuan)

Pertemuan : 3

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai

dengan kaidah keilmuan.

84

B. Kompetensi Dasar

KD 3.6 : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan

(tetap) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

KD 4.6 : Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak

melingkar, makna fisis, dan pemanfaatannya.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6.6 : Menganalisis arah gerak roda dalam hubungan roda-roda baik yang

seporos, dihubungkan dengan rantai, maupun bersinggungan.

3.6.7 : Menjelaskan karakteristik hubungan roda-roda sepusat,

bersinggungan, dan roda-roda yang dihubungkan dengan

rantai/sabuk.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menganalisis arah gerak roda dalam hubungan roda-roda

baik yang seporos, dihubungkan dengan rantai, maupun bersinggungan.

2. Peserta didik dapat menjelaskan karakteristik hubungan roda-roda sepusat,

bersinggungan, dan roda-roda yang dihubungkan dengan rantai/sabuk.

E. Materi Pembelajaran

(Terlampir)

F. Pendekatan/Metode/Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Demonstrasi, kaji pustaka, diskusi kelompok, dan tanya jawab

Model : Pembelajaran Berbasis Masalah

G. Media Pembelajaran

LKPD, buku cetak, spidol, papan tulis, dan laptop

H. Sumber Belajar

Hari Subagya. 2017. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas X Kelompok

Peminatan MIPA. Jakarta: Bailmu

I. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Tahap Kegiatan Alokasi

85

Pembelajaran

Model PBM Kegiatan Guru

Kegiatan Peserta

Didik

Waktu

Kegiatan

Pendahul

uan

Guru membuka

pelajaran dengan

mengucapkan salam

Peserta didik

menjawab salam

10

menit

Guru meminta peserta

didik untuk berdoa

terlebih dahulu

Peserta didik bersama-

sama membaca doa

Guru menanyakan

kesiapan peserta didik

dan mengecek

kehadiran peserta didik

Peserta didik

menjawab absen

Guru melakukan

apersepsi dengan

menanyakan “Mengapa

roda akan ikut bergerak

jika bersinggungan

dengan roda yang

bergerak? Apa

hubungan kedua

lingkaran tersebut?

Peserta didik

menyimak apersepsi

dan menjawab

pertanyaan guru

Guru mengarahkan

jawaban peserta didik

dan memotivasi peserta

didik untuk belajar serta

menyampaikan tujuan

pembelajaran

Peserta didik

mendengarkan tujuan

pembelajaran yang

disampaikan oleh guru

Kegiatan

Inti

Tahap 1

Orientasi

Guru menyajikan

masalah kepada peserta

Peserta didik

menyimak dan

70

menit

86

peserta didik

pada

masalah

didik tentang

“Karakteristik

Hubungan Roda-roda

dalam Gerak

Melingkar”

memperhatikan

penjelasan

Tahap 2

Mengorgani

sasikan

peserta didik

untuk

belajar

Guru menstimulus

peserta didik untuk

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

mengenai masalah yang

disajikan

Peserta didik

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

mengenai masalah

yang disajikan

Guru mengkoordinir

peserta didik untuk

membentuk kelompok

yang terdiri dari 4-5

orang

Peserta didik

membentuk kelompok

dan duduk bersama

teman kelompoknya

Guru membagikan

LKPD 03 dan

mendorong peserta

didik untuk

mengumpulkan

informasi secara

berkelompok

Secara berkelompok

peserta didik mencari

informasi dengan

membaca buku paket

Tahap 3

Membimbin

g

penyelidikan

individual

dan

Guru membimbing

kegiatan diskusi peserta

didik

.

87

kelompok

Tahap 4

Mengemban

gkan dan

menyajikan

hasil karya

Guru mengarahkan

peserta didik berdiskusi

untuk menyelesaikan

permasalahan yang

terdapat dalam LKPD

03

Secara berkelompok

peserta didik

mendiskusikan

permasalahan-

permasalahan yang

terdapat dalam LKPD

03

Guru meminta satu

perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya

Peserta didik

mempresentasikan

hasil kerja

kelompoknya

Tahap 5

Menganalisi

s dan

mengevaluas

i

Guru mengumpulkan

semua hasil laporan

tertulis diskusi tiap

kelompok

Peserta didik

mengumpulkan hasil

laporan tertulis

mereka

Guru memberikan

konfirmasi dari hasil

analisis peserta didik

Peserta didik

mendengarkannya

Kegiatan

Penutup

Kesimpulan Guru membimbing

peserta didik untuk

menyimpulkan pokok-

pokok penting

pembelajaran hari ini

Peserta didik

menyimpulkan materi

pembelajaran

10

menit

Guru memberikan

penguatan terhadap

kesimpulan yang

diberikan oleh peserta

didik

Peserta didik

menyimak penguatan

kesimpulan yang

disampaikan oleh guru

88

Guru memberi

penghargaan kepada

kelompok yang bekerja

dengan baik

-

Guru

menginformasikan

materi pembelajaran

pada pertemuan

selanjutnya

-

Guru menutup

pembelajaran dengan

mengucapkan salam

Peserta didik

menjawab salam

89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/Ganjil

Materi Pokok : Gerak Melingkar

Alokasi Waktu : 8 × 45 Menit (4 × Pertemuan)

Pertemuan : 4

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai

dengan kaidah keilmuan.

90

B. Kompetensi Dasar

KD 3.6 : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan

(tetap) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

KD 4.6 : Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak

melingkar, makna fisis, dan pemanfaatannya.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6.8 : Menghitung kecepatan sudut pada hubungan roda-roda.

3.6.9 : Menghitung kecepatan linear pada hubungan roda-roda.

3.6.10 : Menerapkan persamaan hubungan antar roda-roda untuk

menyelesaikan persamaan sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

4.6.3 : Melakukan percobaan tentang hubungan roda-roda dalam gerak

melingkar.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menghitung kecepatan sudut pada hubungan roda-roda.

2. Peserta didik dapat menghitung kecepatan linear pada hubungan roda-roda.

3. Peserta didik dapat menerapkan persamaan hubungan antar roda-roda untuk

menyelesaikan persamaan sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

4. Peserta didik dapat melakukan percobaan tentang hubungan roda-roda dalam

gerak melingkar.

E. Materi Pembelajaran

(Terlampir)

F. Pendekatan/Metode/Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Demonstrasi, kaji pustaka, eksperimen, diskusi kelompok, dan

tanya jawab

Model : Pembelajaran Berbasis Masalah

G. Media Pembelajaran

LKPD, buku cetak, spidol, papan tulis, dan laptop

H. Sumber Belajar

91

Hari Subagya. 2017. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas X Kelompok

Peminatan MIPA. Jakarta: Bailmu

I. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan

Tahap

Pembelajaran

Model PBM

Kegiatan Alokasi

Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta

Didik

Kegiatan

Pendahul

uan

Guru membuka

pelajaran dengan

mengucapkan salam

Peserta didik

menjawab salam

10

menit

Guru meminta peserta

didik untuk berdoa

terlebih dahulu

Peserta didik bersama-

sama membaca doa

Guru menanyakan

kesiapan peserta didik

dan mengecek

kehadiran peserta didik

Peserta didik

menjawab absen

Guru melakukan

apersepsi dengan

menanyakan “Pada

sepeda terdapat gir gigi

besar di depan dan gir

gigi kecil di belakang.

Seandainya roda

giginya dibalik, yang

besar di belakang dan

yang kecil di depan,

apa yang terjadi?

Mengapa demikian?

Peserta didik

menyimak apersepsi

dan menjawab

pertanyaan guru

Guru mengarahkan Peserta didik

92

jawaban peserta didik

dan memotivasi peserta

didik untuk belajar serta

menyampaikan tujuan

pembelajaran

mendengarkan tujuan

pembelajaran yang

disampaikan oleh guru

Kegiatan

inti

Tahap 1

Orientasi

peserta didik

pada

masalah

Guru menyajikan

masalah kepada peserta

didik tentang

“Penerapan Konsep

Hubungan Roda-roda”

Peserta didik

menyimak dan

memperhatikan

penjelasan

70

menit

Tahap 2

Mengorgani

sasikan

peserta didik

untuk

belajar

Guru menstimulus

peserta didik untuk

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

mengenai masalah yang

disajikan

Peserta didik

mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

mengenai masalah

yang disajikan

Guru mengkoordinir

peserta didik untuk

membentuk kelompok

yang terdiri dari 4-5

orang

Peserta didik

membentuk kelompok

dan duduk bersama

teman kelompoknya

Guru membagikan

LKPD 04 dan

mendorong peserta

didik untuk

mengumpulkan

informasi secara

berkelompok

Secara berkelompok,

peserta didik mencari

informasi dengan

membaca buku paket

Tahap 3 Guru membimbing Secara berkelompok

93

Membimbin

g

penyelidikan

individual

dan

kelompok

peserta didik untuk

melakukan percobaan

yang ada dalam LKPD

04 secara berkelompok

peserta didik

melakukan percobaan

yang ada dalam LKPD

04

Membimbing peserta

didik mengolah hasil

percobaan yang ada

dalam LKPD 04 secara

berkelompok

Secara berkelompok

peserta didik

mengolah hasil

percobaan

Membimbing kegiatan

diskusi peserta didik -

Tahap 4

Mengemban

gkan dan

menyajikan

hasil karya

Guru mengarahkan

peserta didik berdiskusi

untuk menyelesaikan

permasalahan yang

terdapat dalam LKPD

04

Secara berkelompok

peserta didik

mendiskusikan

permasalahan-

permasalahan yang

terdapat dalam LKPD

04

Guru meminta satu

perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya

Peserta didik

mempresentasikan

hasil kerja

kelompoknya

Tahap 5

Menganalisi

s dan

mengevaluas

i

Guru mengumpulkan

semua hasil laporan

tertulis diskusi tiap

kelompok

Peserta didik

mengumpulkan hasil

laporan tertulis

mereka

Guru memberikan

konfirmasi dari hasil

analisis peserta didik

Peserta didik

mendengarkannya

94

Kegiatan

Penutup

Kesimpulan Guru membimbing

peserta didik untuk

menyimpulkan pokok-

pokok penting

pembelajaran hari ini

Peserta didik

menyimpulkan materi

pembelajaran

10

menit

Guru memberikan

penguatan terhadap

kesimpulan yang

diberikan oleh peserta

didik

Peserta didik

menyimak penguatan

kesimpulan yang

disampaikan oleh guru

Guru memberi

penghargaan kepada

kelompok yang bekerja

dengan baik

-

Guru

menginformasikan

materi pembelajaran

pada pertemuan

selanjutnya

-

Guru menutup

pembelajaran dengan

mengucapkan salam

Peserta didik

menjawab salam

95

Penilaian

1. Aspek : Afektif (Sikap)

Teknik Penilaian : Observasi

Bentuk Instrumen : Lembar observasi sikap

Berilah tanda ceklist (√) jika peserta didik melaksanakan sikap yang dinilai.

Nama

Peserta

Didik

Sikap yang dinilai

NA Disiplin Jujur Bekerjasama Rasa ingin tahu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Rubrik Penilaian Sikap

Aspek Aspek yang Dinilai

Disiplin Mengumpulkan tugas tepat waktu

Jujur Menuliskan data hasil praktikum

yang dilaporkan sesuai dengan apa

yang didapat dari praktikum

Bekerjasama Bekerjasama dengan baik dalam

kelompok saat praktikum

Rasa ingin tahu Menunjukkan rasa ingin tahu yang

besar, antusias, aktif dalam kegiatan

Nilai Akhir (NA) = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉

𝟏𝟔× 𝟏𝟎𝟎

96

kelompok tanpa disuruh

2. Aspek : Kognitif (Pengetahuan)

Teknik Penilaian : Tes tertulis

Bentuk Instrumen : Pilihan ganda

No. Keterangan Skor

1-30 Benar 1

Salah 0

3. Aspek : Psikomotorik (Keterampilan)

Teknik Penilaian : Observasi

Bentuk Instrumen : Lembar observasi keterampilan

Berilah tanda ceklist (√) pada kolom (1/2/3/4) dengan mengacu pada rubrik

penilaian psikomotorik.

N

o

Nama

Peserta

Didik

A1 A2 A3 A4

NA 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

3.

Nilai = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉

𝟎× 𝟏𝟎𝟎

Nilai Akhir (NA) = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉

𝟏𝟔× 𝟏𝟎𝟎

97

Rubrik penilaian psikomotorik

Aspek penilaian Skor Kriteria Pencapaian

A1: Merangkai

alat percobaan

1 Tidak bisa merangkai alat percobaan sama sekali

2 Merangkai alat percobaan tidak sesuai prosedur

yang ada pada LKPD

3

Merangkai alat percobaan dengan prosedur yang

ada pada LKPD tetapi hanya sebagian saja

rangkaian yang benar

4 Merangkai alat percobaan sesuai dengan prosedur

yang ada pada LKPD serta rangkaian benar semua

A2:

Melakukan

pengukuran

1 Tidak bisa menunjukkan kriteria sama sekali

2

Menunjukkan 1 dari 3 kriteria (melihat skala

penunjuk secara tegak lurus, menulis hasil

pengukuran, dan menulis satuan)

3

Menunjukkan 2 dari 3 kriteria (melihat skala

penunjuk tegak lurus, menulis hasil pengukuran,

dan menulis satuan)

4

Menunjukkan 3 dari 3 kriteria (melihat skala

penunjuk tegak lurus, menulis hasil pengukuran,

dan menulis satuan)

A3:

Menganalisis data

1

Tidak dapat menganalisis data percobaan dengan

benar, kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan

hasil analisis data, dan tidak membuat laporan

sederhana hasil percobaan

2

Menganalisis data percobaan dengan benar,

kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan hasil

analisis data, dan tidak membuat laporan sederhana

hasil percobaan

98

3

Menganalisis data percobaan dengan benar,

kesimpulan yang dibuat sesuai dengan hasil analisis

data, dan tidak membuat laporan sederhana hasil

percobaan

4

Menganalisis data percobaan dengan benar,

kesimpulan yang dibuat sesuai dengan hasil analisis

data, dan membuat laporan sederhana hasil

percobaan

A4:

Mempresentasikan

hasil percobaan

1

Mempresentasikan hasil percobaan dengan gaya

bahasa yang tidak bagus, penampilan tidak

menarik, dan tidak mampu menjawab pertanyaan

dari kelompok lain

2

Mempresentasikan hasil percobaan dengan gaya

bahasa yang bagus, penampilan kurang menarik,

dan tidak mampu menjawab pertanyaan dari

kelompok lain

3

Mempresentasikan hasil percobaan dengan gaya

bahasa yang bagus, penampilan menarik, tetapi

tidak mampu menjawab pertanyaan dari kelompok

lain

4

Mempresentasikan hasil percobaan dengan gaya

bahasa yang bagus, penampilan menarik, dan

mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain

99

A.2. Bahan Ajar

GERAK MELINGKAR

Kompetensi Dasar

3.6 : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan (tetap) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

4.6 : Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak melingkar, makna fisis, dan pemanfaatannya.

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6.1 : Menjelaskan pengertian gerak melingkar beraturan. 3.6.2 : Mengidentifikasi besaran-besaran frekuensi, periode, posisi sudut,

kecepatan linear, kecepatan sudut pada gerak melingkar beraturan. 3.6.3 : Menerapkan persamaan gerak melingkar beraturan untuk memecahkan

permasalahan. 3.6.4 : Menjelaskan konsep percepatan sentripetal dan gaya sentripetal. 3.6.5 : Menerapkan persamaan percepatan sentripetal dan gaya sentripetal untuk

menyelesaikan permasalahan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 3.6.6 : Menganalisis arah gerak roda dalam hubungan roda-roda baik yang

seporos, dihubungkan dengan rantai, maupun bersinggungan. 3.6.7 : Menjelaskan karakteristik hubungan roda-roda sepusat, bersinggungan, dan

roda-roda yang dihubungkan dengan rantai/sabuk. 3.6.8 : Menghitung kecepatan sudut pada hubungan roda-roda. 3.6.9 : Menghitung kecepatan linear pada hubungan roda-roda. 3.6.10 : Menerapkan persamaan hubungan antar roda-roda untuk menyelesaikan

persamaan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 4.6.1 : Melakukan percobaan tentang gerak melingkar beraturan. 4.6.2 : Melakukan percobaan tentang percepatan sentripetal pada gerak melingkar

beraturan. 4.6.3 : Melakukan percobaan tentang hubungan roda-roda dalam gerak melingkar.

100

Pada saat berlibur ke taman hiburan, pernahkah Anda melihat atau menaiki

wahana bianglala? Bagaimanakah bentuk lintasan geraknya? Apakah yang Anda

rasakan saat bianglala tersebut bergerak? Peristiwa tersebut merupakan salah satu

contoh gerak melingkar. Tahukah Anda apakah yang dimaksud dengan gerak

melingkar? Untuk lebih jelasnya, ikutilah pembelajaran pada bab ini.

Amati Gambar 1.1! Apakah lintasan gerak jarum jam, kipas angin, dan arena

mainan swing ride berbentuk lingkaran? Gerak suatu benda yang lintasannya

berbentuk lingkaran disebut gerak melingkar.

(a) (b) (c)

Gambar 1.1 (a) Jam dinding, (b) kipas angin, dan (c) swing ride

Coba Anda bandingkan putaran jarum jam dengan putaran baling-baling kipas

angin yang mulai dihidupkan. Keduanya berputar, tetapi terdapat perbedaan. Jarum

jam akan berputar dengan laju putaran yang tetap, sedangkan laju putaran kipas angin

mengalami perubahan, dari diam menjadi cepat, kemudian konstan.

Gerak putaran jarum jam yang memiliki laju putaran tetap disebut gerak melingkar

beraturan, dan gerak baling-baling kipas angin yang mengalami perubahan

kecepatan secara teratur disebut gerak melingkar berubah beraturan. Khusus pada

bab ini hanya membahas gerak melingkar beraturan.

A. Definsi Gerak Melingkar

101

Anda telah mengetahui besaran-besaran pada gerak lurus. Apakah besaran-

besaran pada gerak lurus sama dengan besaran-besaran pada gerak melingkar?

Mengapa demikian? Besaran pada gerak melingkar berbeda dengan besaran pada

gerak lurus. Apa sajakah besaran pada gerak melingkar?

Gambar 1.2 Gerak melingkar beraturan

Misalkan, sebuah benda melakukan gerak melingkar dengan laju tetap

sepanjang busur lingkaran yang berjari-jari 𝑅 (Gambar 1.2). Vektor kecepatan pada

setiap kedudukan merupakan garis singgung pada busur lingkaran lintasannya.

Pada kedudukan 𝑃, kecepatannya adalah 𝑣𝑃, dengan arah singgung di 𝑃. Pada

kedudukan 𝑄, kecepatannya adalah 𝑣𝑄 dengan arah garis singgung di 𝑄. Demikian

juga pada kedudukan 𝑆 maupun 𝑇, vektor-vektor kecepatannya merupakan garis

singgung pada busur lingkaran lintasannya. Meskipun vektor kecepatannya berubah-

ubah, namun lajunya tetap. Gerak melingkar dengan laju tetap disebut gerak

melingkar beraturan. Adapun besaran-besaran pada gerak melingkar beraturan

adalah sebagai berikut:

B. Besaran-besaran pada Gerak Melingkar Beraturan

102

Waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda yang bergerak melingkar untuk

melakukan satu kali putaran penuh disebut periode, yang dilambangkan huruf 𝑇

dengan satuan sekon. Secara matematis, periode dinyatakan sebagai berikut:

𝑇 =𝑡

𝑛 (1.1)

Keterangan:

𝑇 = Periode (𝑠)

𝑡 = Waktu (𝑠)

𝑛 = Jumlah putaran

Banyaknya jumlah putaran yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak

melingkar dalam selang waktu satu sekon disebut frekuensi, yang dilambangkan

huruf 𝑓 dengan satuan hertz. Secara matematis, frekuensi dinyatakan sebagai berikut:

𝑓 =𝑛

𝑡 (1.2)

Keterangan:

𝑓 = Frekuensi (Hz)

𝑛 = Jumlah putaran

𝑡 = Waktu (𝑠)

Hubungan antara periode dengan frekuensi dapat dirumuskan:

𝑓 =1

𝑇 atau 𝑇 =

1

𝑓 (1.3)

Keterangan:

𝑓 = Frekuensi (Hz)

1. Periode dan Frekuensi

103

𝑇 = Periode (𝑠)

Dalam GMB, akan terbentuk sudut oleh vektor jari-jari yang menghubungkan

dua posisi benda yang berbeda pada lintasan melingkar tersebut. Satuan sudut adalah

derajat atau radian.

Drum mesin cuci berputar 1.200 putaran dalam 1 menit. Tentukan periode dan frekuensi drum mesin cuci tersebut?

Diketahui:

𝑛 = 1.200 putaran

𝑡 = 1 menit = 60 s

Ditanyakan: 𝑇 dan 𝑓 … ?

Penyelesaian:

Periode drum mesin cuci tersebut yaitu:

𝑇 =𝑡

𝑛=

60

1.200= 0,05 𝑠

Jadi, periode drum mesin cuci tersebut adalah 0,05 𝑠.

Frekuensi drum mesin cuci tersebut yaitu:

𝑓 =𝑛

𝑡=

1.200

60= 20 𝐻𝑧

Jadi, frekuensi drum mesin cuci tersebut adalah 20 𝐻𝑧.

Contoh Soal

2. Posisi Sudut

104

Gambar 1.3 Penggambaran sudut satu radian pada gerak melingkar

Untuk satu putaran penuh diperoleh:

Posisi sudut dari suatu benda yang bergerak melingkar senantiasa berubah

terhadap selang waktu tertentu. Secara matematis dinyatakan:

𝜃 = 𝜃(𝑡)

Dimana

𝜃(𝑡) = Merupakan fungsi waktu

Sebuah benda yang melakukan gerak melingkar dapat dinyatakan dalam

koordinat polar. Pada koordinat polar, posisis benda dinyatakan dalam 𝑟 dan 𝜃.

Perhatikan gambar berikut!

Gambar 1.4 Koordinat polar untuk menentukan x dan y

1 putaran = 360° = 2π rad

1 rad = 180

𝜋 derajat = 57,3°

105

Dari gambar tersebut dapat ditentukan hubungan antara (𝑟, 𝜃) dengan (x, y) sebagai

berikut:

Besar 𝑟 dinyatakan:

𝑟 = √𝑥2 + 𝑦𝑏2

Posisi sudutnyanya dapat dinyatakan

𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 (𝑦

𝑥)

Satuan dari posisi sudut (𝜃) dapat dinyatakan dalam radian, derajat, atau

putaran. Sudut satu radian merupakan sudut yang dibentuk suatu juring yang panjang

busurnya sama dengan jari-jari lingkaran tersebut. Cermatilah gambar 1.5 berikut!

Gambar 1.5 Skema untuk menentukan hubungan sudut, posisi dan jarak

tempuh

Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh hubungan satuan sudut dalam derajat

dan dalam radian sebagai berikut:

𝑥 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 𝜃

𝑦 = 𝑟 𝑠𝑖𝑛 𝜃

106

Pada gambar 1.5, jika benda A ke B menempuh lintasan busur sejauh 𝑠,

sementara posisi sudut yang terbentuk adalah 𝜃, maka diperoleh hubungan:

𝜃 =𝑠

𝑅 (1.4)

Keterangan:

𝜃 = Posisi sudut (rad)

𝑠 = Lintasan benda melingkar (𝑚)

𝑅 = Jari-jari lingkaran (𝑚)

2𝜋 𝑟𝑎𝑑 = 360°

1 𝑟𝑎𝑑 =360°

2𝜋= 57,296°

Sebuah roda yang berjari-jari 0,3 m menempuh jarak 60 m. Berapakah perpindahan sudut roda tersebut?

Diketahui:

𝑠 = 60 m

𝑅 = 0,3 m

Ditanyakan: 𝜃 … ?

Penyelesaian:

𝜃 =𝑠

𝑅=

60

0,3= 200 𝑟𝑎𝑑

Contoh Soal

107

Benda yang bergerak melingkar akan memiliki dua kecepatan, yaitu kecepatan

sudut dan kecepatan linear. Pada benda yang bergerak melingkar karena lintasannya

berupa lingkaran maka jarak tempuh benda adalah busur lingkaran. Jika dalam selang

waktu 𝑡 benda menempuh busur lingkaran 𝑠 dengan kelajuan yang tetap maka laju

benda 𝑣 disebut laju linear, dirumuskan:

𝑣 =𝑠

𝑡 (1.5)

Karena keliling lingkaran yang berjari-jari 𝑅 adalah 2𝜋𝑅 maka laju linear benda:

𝑣 =2𝜋𝑅

𝑇 atau 𝑣 = 2𝜋𝑅𝑓 (1.6)

Keterangan:

𝑣 = Laju linear (m/s)

𝑓 = Frekuensi (𝐻𝑧)

𝑅 = Jari-jari lingkaran (𝑚)

Sedangkan kecepatan sudut adalah sudut yang ditempuh oleh sebuah titik yang

bergerak di tepi lingkaran dalam satuan waktu tertentu. Besarnya kecepatan sudut

pada gerak melingkar beraturan adalah tetap (konstan), namun arah kecepatan

sudutnya berbeda-beda. Arah dari kecepatan sudut pada gerak melingkar beraturan

searah dengan arah dari kecepatan linearnya. Perhatikan gambar 1.6!

3. Kecepatan Sudut dan Kecepatan Linear

108

Gambar 1.6 Lintasan benda pada gerak melingkar beraturan

Misalkan pada saat mulai bergerak (𝑡 = 0), kedudukan bentuk pada sumbu 𝑥 positif,

dengan jari-jari arah 𝑀𝑃. Setelah 𝑡 detik, benda membentuk sudut 𝜃 (dibaca: theta).

Selama benda bergerak melingkar, jari-jari arah mempunyai kecepatan sudut sebesar

𝜔 (dibaca: omega), sebab tiap satu satuan waktu menempuh sudut tertentu, maka:

𝜃 = 𝜔𝑡 (1.7)

Keterangan:

𝜃 = Lintasan sudut

𝜔 = Kecepatan sudut (radian/sekon = rad/s)

𝑡 = Lamanya berputar (𝑠)

Dalam satu periode (𝑡 = 𝑇), jari-jari arah mempunyai sudut 2𝜋 radian,

sehingga 2𝜋 = 𝜔𝑇 maka

𝜔 =2𝜋

𝑇 Atau 𝜔 = 2𝜋𝑓 (1.8)

Hubungan antara laju linear (𝑣) dan kecepatan sudut (𝜔) diperoleh dengan

mensubstitusikan Persamaan 1.8 ke Persamaan 1.6 sehingga diperoleh:

𝑣 = 𝜔𝑅 (1.9)

109

Perhatikan Gambar 1.7! Sebuah benda bermassa 𝑚, bergerak melingkar

beraturan dengan jari-jari lintasan 𝑅 dan laju linear 𝑣.

1. Sebuah kipas angin berputar dengan frekuensi 16 Hz. Berapakah besar

kecepatan sudutnya?

Diketahui:

𝑓 = 16 Hz

Ditanyakan: 𝜔 … ?

Penyelesaian:

𝜔 = 2𝜋𝑓

𝜔 = 2𝜋. 16

𝜔 = 32𝜋 rad/s

Jadi, besar kecepatan sudut kipas angina tersebut adalah 32𝜋 rad/s.

2. Sebuah roda berputar dengan frekuensi 4 Hz. Jika jari-jari putaran 25

cm, maka berapakah kecepatan linear sebuah titik ditepi roda tersebut?

Diketahui:

𝑓 = 4 Hz

𝑅 = 25 cm = 0,25 m

Ditanyakan: 𝑣 … ?

Penyelesaian:

𝑣 = 2𝜋𝑅𝑓

𝑣 = 2𝜋 × 0,25 × 4

𝑣 = 2𝜋 m/s

Jadi, kecepatan linear roda tersebut adalah 2𝜋 m/s

.

4. Percepatan Sentripetal

Contoh Soal

110

Gambar 1.7 Benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari

lintasan 𝑹 dan laju linear 𝒗.

Saat 𝑡 = 0, kedudukan benda di O pada sumbu 𝑥 positif. Selang waktu 𝑡 detik,

benda di 𝑃 dan setelah selang waktu ∆𝑡 melewati 𝑃, benda di 𝑄. Vektor kecepatan

linear di 𝑃 dan 𝑄 tidak sama, sebab arah gerak di 𝑃 dan 𝑄 berbeda, sedangkan laju

linearnya tetap.

Jika kecepatan benda di 𝑃 = 𝑣 dan kecepatan di 𝑄 = 𝑣′, perubahan kecepatan

dari 𝑃 ke 𝑄 adalah ∆𝑣 = 𝑣′ − 𝑣, sedangkan laju linear di 𝑃 dan 𝑄 sama, dapat

dinyatakan |𝑣| = |𝑣′|.

Selisih vektor ∆𝑣 dilukiskan dengan cara memadukan vektor 𝑣′ dengan vektor

negatif −𝑣 yang merupakan sisi segitiga sama kaki 𝑃𝑆𝑇 dengan kaki-kaki 𝑃𝑇 dan 𝑆𝑇

yang sama (Gambar 1.7b).

Jika ditinjau dari ∆𝑃𝑇𝑆, diperoleh: ∆𝑣

2= 𝑣 𝑠𝑖𝑛

𝜃

2. Bila 𝜃 = 0 maka 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 𝜃

sehingga ∆𝑣

2= 𝑣

𝜃

2 →

∆𝑣

𝑣= 𝜃. Dengan 𝜃 = sudut dalam/radian/panjang busur. Karena

∆𝑃𝑇𝑆 = ∆𝑃𝑀𝑄 maka ∆𝑣

𝑣=

𝑣 𝑑𝑡

𝑟; (𝑣 𝑑𝑡 merupakan jarak yang ditempuh karena laju

konstan).

∆𝑣

∆𝑡=

𝑣2

𝑅

111

Untuk selang waktu ∆𝑡 mendekati nol (ditulis ∆𝑡 → 0) maka titik 𝑄 hamper

berimpit dengan 𝑃. Dalam hal ini ∆𝑣 → 0. Akan tetapi, harga ∆𝑣

∆𝑡 tidak sama dengan

nol, melainkan mempunyai harga tertentu yang disebut limit (harga batas) dari ∆𝑣

∆𝑡

untuk ∆𝑡 → 0. Hasilnya disebut percepatan sesaat (𝑎), secara matematis dituliskan:

lim∆𝑡→0

∆𝑣

∆𝑡=

𝑣2

𝑅 →

𝑑𝑣

𝑑𝑡=

𝑣2

𝑅

𝑎 =𝑣2

𝑅 (1.10)

Agar 𝑎 berimpit dengan jari-jari lingkaran di titik 𝑃, yaitu menuju ke pusat

lingkaran. Selanjutnya, 𝑎 disebut percepatan sentripetal, diberi lambang 𝑎𝑠, sehingga

Persamaan 1.10 menjadi:

𝑎𝑠 =𝑣2

𝑅 (1.11)

Keterangan:

𝑎𝑠 = Percepatan sentripetal (m/s2)

𝑅 = Jari-jari (𝑚)

𝑣 = Kecepatan linear (m/s)

Jadi,

Persamaan percepatan sentripetal juga dapat ditulis:

𝑎𝑠 =4𝜋2

𝑇2𝑅 atau 𝑎𝑠 = 4𝜋2𝑓2𝑅 (1.12)

Percepatan sentripetal adalah percepatan yang berarah ke pusat lingkaran.

112

Pernahkah Anda melewati tikungan jalan saat naik kendaraan? Apakah yang

Anda rasakan saat mobil berbelok? Tentunya, tubuh Anda terasa ada gaya yang

mendorong ke arah luar mobil. Namun, kendaraan yang Anda tumpangi mampu

melintasi tikungan jalan itu dengan aman tanpa keluar dari badan jalan atau tidak

selip. Gaya apakah yang menyebabkan hal demikian? Mengapa demikian?

Sebuah titik melakukan gerak melingkar beraturan. Ternyata tiap

menit melakukan 600 putaran. Jika jari-jari lintasannya 20 cm, maka

berapakah percepatan sentripetalnya?

Diketahui:

𝜔 = 600 rpm

𝑅 = 20 cm = 0,2 m

Ditanyakan: 𝑎𝑠 … ?

Penyelesaian:

Kecepatan sudut titik tersebut adalah:

𝜔 = 600 rpm

= 600 putaran/menit

= 6001 × 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛

𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 600(2𝜋 𝑟𝑎𝑑)

(60 𝑠)= 20𝜋 rad/s

Percepatan sentripetalnya adalah:

𝑎𝑠 = 𝜔²𝑅

𝑎𝑠 = (20𝜋)²(0,2)

𝑎𝑠 = 80𝜋² m/s²

Contoh Soal

5. Gaya Sentripetal

113

Gambar 1.8 (a) Alat gaya sentripetal sederhana, (b) gaya sentripetal dengan

arah ke pusat lingkaran

Perhatikan Gambar 1.8 (a). Saat benda A berputar, benda melakukan gerak

melingkar. Gerak benda ditahan oleh benang. Hal itu berarti benang memberikan

gaya pada benda. Gaya itu berasal dari gaya berat beban B yang digantungkan pada

ujung benang yang lain. Arah gaya sama dengan arah benang, yaitu ke pusat

lingkaran, disebut gaya sentripetal.

Menurut Hukum II Newton, sebuah benda yang mengalami percepatan harus

memiliki resultan gaya (gaya total) yang bekerja padanya (∑𝐹 = 𝑚𝑎). Benda yang

bergerak membentuk lingkaran, seperti sebuah benda di ujung seutas tali (Gambar

1.8a), harus mempunyai gaya yang diberikan padanya untuk mempertahankan

geraknya dalam lingkaran itu. Dengan demikian, diperlukan resultan gaya untuk

memberikan percepatan sentripetal. Besar gaya yang dibutuhkan dapat dihitung

dengan menggunakan Hukum II Newton untuk komponen radialnya adalah:

∑𝐹𝑠 = 𝑚𝑎𝑠 (1.13)

Keterangan:

𝑎𝑠 = Percepatan sentripetal

∑𝐹𝑠 = Resultan gaya dalam arah radial

114

Karena 𝑎𝑠 =𝑣2

𝑅 maka diperoleh:

𝐹𝑠 = 𝑚𝑣2

𝑅 (1.14)

Keterangan:

𝐹𝑠 = Resultan gaya (𝑁)

Dalam kehidupan sehari-hari, gaya sentripetal dapat diterapkan pada saat

sebuah kendaraan melewati jalan berbelok atau tikungan jalan. Saat kendaraan itu

melintasi jalan berbelok (tikungan jalan), penumpang di dalamnya merasa ada gaya

yang mendorong kea rah luar mobil. Oleh karena itu, pada jalan berbelok dibuat kasar

dan badan jalan dibuat miring. Dengan permukaan kasar maka terjadi gesekan antara

ban dengan jalan yang dapat menghasilkan gaya sentripetal secara memadai, sehingga

mobil mampu melintasi jalan berbelok dengan aman tanpa keluar dari badan jalan

atau tidak selip.

Apakah Anda pernah memperhatikan roda-roda pada kipas angin? Coba

perhatikan di bagian baling-baling kipas angina. Pada baling-baling kipas angin,

terdapat sistem hubungan roda-roda sepusat karena arah putarannya searah. Selain

pada kipas angin, hubungan roda-roda dapat juga kita temukan pada gigi sepeda, ban

kendaraan bermotor, dan roda gigi pada mesin jam. Roda merupakan instrumen

pengubah gerak melingkar ke gerak lurus atau sebaliknya. Faktanya mobil bisa

bergerak lurus karena ada gerak melingkar yang bekerja pada roda. Roda-roda

tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi mereka berhubungan seperti roda gigi kayuh

sepeda dengan gigi yang menyatukan roda belakang sepeda, ban kendaraan dengan

peleknya, dan juga gigi-gigi roda yang membantu jam kuno untuk bergerak. Dari sini

dapat kita ketahui bahwa hubungan roda-roda adalah hubungan antara satu roda

dengan roda yang lain.

Contoh Soal

C. Hubungan Roda-roda pada Gerak Melingkar

115

Dalam gerak melingkar, roda-roda tersebut dapat saling dihubungkan satu sama

lain. Pada dasarnya, terdapat tiga jenis hubungan roda-roda yaitu hubungan roda

seporos (sepusat), roda bersinggungan, dan roda yang dihubungkan dengan sabuk

atau rantai.

Salah satu contoh roda-roda yang sepusat dalam kehidupan sehari-hari adalah

roda belakang sepeda dengan gir belakang.

Gambar 1.9 Roda belakang sepeda dengan gir belakang

Gambar diatas adalah contoh ilustrasi hubungan roda-roda seporos atau sepusat.

Berdasarkan gambar tersebut dapat diinterpretasikan seperti di bawah ini.

Gambar 1.10 Hubungan roda-roda seporos (sepusat)

1. Hubungan Roda-roda Seporos (Sepusat)

116

Pada hubungan roda sepusat, arah putar roda pertama dan kedua sama. Selain

itu, kecepatan sudut kedua roda juga sama (𝜔1 = 𝜔2). Sehingga secara matematis

dirumuskan sebagai berikut.

𝜔1 = 𝜔2

𝑣1

𝑅1=

𝑣2

𝑅2 (1.15)

Ciri-ciri hubungan roda-roda seporos (sepusat) yaitu:

Kecepatan sudut kedua roda sama

Arah putar kedua roda sama

Kelajuan linear kedua roda tidak sama

Roda-roda yang bersinggungan dapat ditemui pada mesin jam. Mesin jam

menggunakan roda-roda bergigi yang bersinggungan satu sama lain.

Gambar 1.11 Mesin jam

Berdasarkan gambar tersebut dapat diinterpretasikan seperti di bawah ini.

Gambar 1.12 Hubungan roda-roda Bersinggungan

2. Hubungan Roda-roda Bersinggungan

117

Jika dua roda bersinggungan maka berlaku:

𝑣1 = 𝑣2 (1.16)

𝜔1𝑅1 = 𝜔2𝑅2

Ciri-ciri hubungan roda-roda bersinggungan yaitu:

Arah putar kedua roda berlawanan

Kelajuan linear kedua roda sama

Kecepatan sudut kedua roda tidak sama

Perhatikanlah gir depan dan gir belakang pada sepeda. Gir depan dengan gir

belakang sepeda dihubungkan dengan sebuah rantai merupakan salah satu contoh

hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan rantai pada kehidupan sehari-hari.

Gambar 1.13 Gir pada sepeda

Berdasarkan gambar tersebut dapat diinterpretasikan seperti di bawah ini.

Gambar 1.14 Hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan

rantai/sabuk

3. Hubungan Roda-roda yang Dihubungkan Dengan Sabuk/Rantai

118

Berdasarkan gambar diatas, dapat kita lihat bahwa arah kecepatan linear selalu

menyinggung lingkaran. Rantai yang digunakan untuk menghubungkan gir belakang

dan gir depan, dipasang pada sebelah luar setiap gir. Pada saat bergerak, kecepatan

rantai menyinggung bagian luar gir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa arah dan

besar kecepatan linear pada dua buah roda yang dihubungkan dengan rantai adalah

sama. Sehingga pada roda-roda yang dihubungkan dengan rantai berlaku persamaan

sebagai berikut:

𝑣1 = 𝑣2 (1.17)

𝜔1𝑅1 = 𝜔2𝑅2

Ciri-ciri hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan rantai/sabuk yaitu:

Arah putar kedua roda sama

Kelajuan linear kedua roda sama

Kecepatan sudut kedua roda tidak sama

Tiga roda 𝐴, 𝐵, dan 𝐶 dirangkai seperti pada gambar berikut.

Rangkaian roda A, B, dan C.

Masing-masing berjari-jari 6 cm, 4 cm, dan 8 cm. Roda 𝐴 dan 𝐵

dihubungkan dengan rantai dan roda 𝐶 seporos dengan 𝐵. Jika roda 𝐴

berputar 2 putaran tiap detik, tentukan kecepatan linear pada roda 𝐶!

Contoh Soal

119

Diketahui: 𝑅𝐴 = 6 cm

𝑅𝐵 = 4 cm

𝑅𝐶 = 8 cm

𝑓𝐴 = 2 Hz

Ditanyakan: 𝑣𝑐 … ?

Penyelesaian:

Roda A

𝑣𝐴 = 2𝜋𝑅𝐴𝑓𝐴

= 2𝜋 × 6 × 2

= 24𝜋 cm/s

Roda B

𝑣𝐵 = 𝑣𝐴

𝜔𝐵 × 𝑅𝐵 = 𝑣𝐴

𝜔𝐵 =𝑣𝐴

𝑅𝐵=

24𝜋

4= 6𝜋 rad/s

Roda C

𝜔𝐶 = 𝜔𝐵 = 6𝜋 rad/s

𝑣𝐶 = 𝜔𝐶𝑅𝐶 = 6𝜋 × 8 = 48𝜋 cm/s

120

A.3. Lembar Kerja Peserta Didik

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Hari/Tanggal :

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD) 01

GERAK MELINGKAR BERATURAN

Coba amatilah ban sepeda pada saat berputar yang berbeda

jari-jarinya. Ban sepeda yang berputar akan mengalami

gerak melingkar yang dipengaruhi oleh waktu pada setiap

putarannya. MASALAH

AYO PIKIRKAN

Jika kita membandingkan putaran dua roda yang berbeda

jari-jarinya, maka kita akan mendapatkan bahwa panjang

lintasan dalam satu putaran antara dua roda tersebut akan

berbeda, mengapa demikian? Apakah berbeda jika kita

menghitung satu kali putaran ban dan banyaknya putaran

ban selama 1 menit? Untuk memahaminya, mari kita

lakukan percobaan berikut.

121

1. Mengidentifikasi besaran-besaran pada gerak melingkar beraturan (GMB).

2. Menjelaskan hubungan antara frekuensi, periode, dan kecepatan sudut.

3. Menjelaskan hubungan antara frekuensi, periode, jari-jari dan kecepatan

linear.

1. Alat pemutar dari mainan anak-anak

2. 3 buah karton berbentuk lingkaran dengan ukuran jari-jari berbeda

3. Mistar

4. Stopwatch

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.

2. Ukurlah diameter karton, kemudian tentukan jari-jarinya.

3. Lubangi titik pusat karton tersebut.

4. Pasanglah karton tersebut pada tiang pemutar.

5. Tarik benang pemutar tiang sejauh 3 cm ke belakang.

6. Lepaskan benang tersebut dan hitunglah jumlah putaran karton tersebut

sampai berhenti kemudian catat waktu yang dibutuhkan karton untuk

berputar dengan menggunakan stopwatch.

7. Lakukan percobaan sebanyak 3 kali, kemudian hitung nilai rata-ratanya.

8. Ulangi langkah 1-7 untuk karton dengan jari-jari berbeda.

Percobaan I

𝑹 = ⋯

Tujuan Percobaan

Alat dan Bahan

Langkah Kerja

Tabel Hasil Pengamatan

122

Perc

Waktu

tempuh

(𝒕)

Jumlah

putaran

(𝒏)

Frekuensi

(𝒇 =𝒏

𝒕)

Periode

(𝑻 =𝟏

𝒇)

Kecepatan

sudut

(𝝎 =𝟐𝝅

𝑻)

Kecepatan

linear

(𝒗 =𝟐𝝅𝑹

𝑻)

I

𝑡1 = 𝑛1 = 𝑓1 = 𝑇1 = 𝜔1 = 𝑣1 =

𝑡2 = 𝑛2 = 𝑓2 = 𝑇2 = 𝜔2 = 𝑣2 =

𝑡3 = 𝑛3 = 𝑓3 = 𝑇3 = 𝜔3 = 𝑣3 =

Rata-

rata 𝑡 = �� = 𝑓 = �� = �� = �� =

Percobaan II

𝑹 = ⋯

Perc

Waktu

tempuh

(𝒕)

Jumlah

putaran

(𝒏)

Frekuensi

(𝒇 =𝒏

𝒕)

Periode

(𝑻 =𝟏

𝒇)

Kecepatan

sudut

(𝝎 =𝟐𝝅

𝑻)

Kecepatan

linear

(𝒗 =𝟐𝝅𝑹

𝑻)

II

𝑡1 = 𝑛1 = 𝑓1 = 𝑇1 = 𝜔1 = 𝑣1 =

𝑡2 = 𝑛2 = 𝑓2 = 𝑇2 = 𝜔2 = 𝑣2 =

𝑡3 = 𝑛3 = 𝑓3 = 𝑇3 = 𝜔3 = 𝑣3 =

Rata-

rata 𝑡 = �� = 𝑓 = �� = �� = �� =

Percobaan III

𝑹 = ⋯

Perc

Waktu

tempuh

(𝒕)

Jumlah

putaran

(𝒏)

Frekuensi

(𝒇 =𝒏

𝒕)

Periode

(𝑻 =𝟏

𝒇)

Kecepatan

sudut

(𝝎 =𝟐𝝅

𝑻)

Kecepatan

linear

(𝒗 =𝟐𝝅𝑹

𝑻)

III 𝑡1 = 𝑛1 = 𝑓1 = 𝑇1 = 𝜔1 = 𝑣1 =

𝑡2 = 𝑛2 = 𝑓2 = 𝑇2 = 𝜔2 = 𝑣2 =

123

𝑡3 = 𝑛3 = 𝑓3 = 𝑇3 = 𝜔3 = 𝑣3 =

Rata-

rata 𝑡 = �� = 𝑓 = �� = �� = �� =

Dari data hasil percobaan:

1. Hitunglah frekuensinya!

2. Hitunglah periodenya!

3. Hitunglah kecepatan sudutnya!

4. Hitunglah kecepatan linearnya!

5. Berdasarkan hasil percobaan jelaskan bagaimana hubungan antara frekuensi,

periode, dan kecepatan sudut!

6. Berdasarkan hasil percobaan, jelaskan bagaimana hubungan antara

frekuensi, periode, jari-jari, dan kecepatan linearnya!

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

Analisis Data

Kesimpulan

124

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Hari/Tanggal :

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD) 02

PERCEPATAN SENTRIPETAL PADA GMB

MASALAH

Sebuah benda dapat bergerak melingkar karena adanya gaya yang bekerja pada benda yang membentuk sudut tertentu pada arah gerak benda. Pada gerak melingkar beraturan, percepatannya tegak lurus terhadap kecepatan di setiap saat, karena arah kecepatan berubah, maka arah percepatan juga berubah.

Pada gambar di samping tampak gerakan motor yang berada pada tikungan tajam. Dari gambar tampak bahwa percepatan mengarah ke suatu tempat yang sama, yaitu pusat lingkaran. Dengan demikian, kita simpulkan bahwa arah percepatan dalam gerak melingkar beraturan adalah pusat lingkaran. Disebut apakah percepatan yang selalu mengarah ke pusat lingkaran ini dan berapakah besar perceparan sentripetal ini? Untuk memahaminya, mari kita lakukan percobaan berikut!

AYO PIKIRKAN

125

1. Membuktikan adanya percepatan sentripental pada benda yang melakukan

gerak melingkar

2. Mengetahui percepatan sentripental arahnya selalu menuju ke pusat

lingkaran

1. Ember kecil

2. Tali secukupnya

3. Air secukupnya

1. Ikatlah tali pada ember

2. Isilah air pada ember dengan air secukupnya

3. Putarlah ember melalui tali yang digunakan secara vertikal

1. Apakah yang menyebabkan air pada ember tidak jatuh pada saat diputar

secara vertikal?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

2. Apakah terdapat percepatan sentripental pada saat air pada ember diputar

secara vertikal?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

Tujuan Percobaan

Alat dan Bahan

Langkah Kerja

Diskusi

126

3. Apakah percepatan sentripental arahnya selalu menuju kepusat lingkaran?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

Kesimpulan

127

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Hari/Tanggal :

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD) 03

KARAKTERISTIK HUBUNGAN RODA-RODA

Gerak melingkar umumnya dapat kita analogikan sebagai gerak

roda pada sepeda, sistem gir pada mesin, atau katrol. Dalam gerak

melingkar, roda-roda tersebut dapat saling dihubungkan satu sama

lain. Pada dasarnya terdapat tiga jenis hubungan roda-roda, yaitu

hubungan roda seporos (sepusat), roda bersinggungan, dan roda

yang dihubungkan dengan rantai/sabuk. Bagaimanakah

karakteristik hubungan roda-roda sepusat? Bagaimanakah

karakteristik hubungan roda-roda yang bersinggungan?

Bagaimanakah karakteristik hubungan roda-roda yang

dihubungkan dengan rantai/sabuk?

MASALAH

128

Mengetahui karakteristik hubungan roda-roda sepusat, bersinggungan, dan

roda-roda yang dihubungkan dengan rantai/sabuk.

A. Hubungan roda-roda sepusat

1. Bagaimanakah kecepatan sudut pada hubungan roda-roda sepusat?

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

2. Bagaimanakah kecepatan linear pada hubungan roda-roda sepusat?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

3. Bagaimanakah arah putar roda pada hubungan roda-roda sepusat?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

4. Apa saja contoh penerapan hubungan roda-roda sepusat dalam kehidupan

sehari-hari?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

5. Terdapat tiga buah roda A, B, C yang mempunyai jari-jari berturut-turut 25

cm, 15 cm, dan 40 cm. Roda A dan B dihubungkan dengan sabuk,

sedangkan roda B dan C seporos, roda C memerlukan waktu 2 menit untuk

menempuh 120 putaran. Maka tentukan:

Diskusi

Tujuan

129

a. Sketsa hubungan roda A, B, dan C

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

b. Besar kecepatan sudut roda A dan B

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

B. Hubungan roda-roda bersinggungan

1. Bagaimanakah kecepatan sudut pada hubungan roda-roda bersinggungan?

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

2. Bagaimanakah kecepatan linear pada hubungan roda-roda bersinggungan?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

3. Bagaimanakah arah putar roda pada hubungan roda-roda bersinggungan?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

4. Apa saja contoh penerapan hubungan roda-roda bersinggungan dalam

kehidupan sehari-hari?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

5. Terdapat tiga buah roda A, B, C yang mempunyai jari-jari berturut-turut 25

cm, 40 cm, dan 15 cm. Roda A dan C dihubungkan dengan sabuk,

130

sedangkan roda B dan C seporos, roda B memerlukan waktu 2 menit untuk

menempuh 120 putaran. Maka tentukan:

a. Sketsa hubungan roda A, B, dan C

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

b. Besar kecepatan sudut roda A dan C

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

C. Hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan rantai/sabuk

1. Bagaimanakah kecepatan sudut pada hubungan roda-roda yang dihubungkan

dengan rantai/sabuk?

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

2. Bagaimanah kecepatan linear pada hubungan roda-roda yang dihubungkan

dengan rantai/sabuk?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

3. Bagaimanakah arah putar pada hubungan roda-roda yang dihubungkan

dengan rantai/sabuk?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

4. Apa saja contoh penerapan hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan

rantai/sabuk dalam kehidupan sehari-hari?

131

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

5. Terdapat tiga buah roda A, B, C yang mempunyai jari-jari berturut-turut 40

cm, 25 cm, dan 15 cm. Roda B dan C dihubungkan dengan sabuk, sedangkan

roda A dan C seporos, roda A memerlukan waktu 2 menit untuk menempuh

120 putaran. Maka tentukan:

a. Sketsa hubungan roda A, B, dan C

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

b. Besar kecepatan sudut roda B dan C

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

132

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Hari/Tanggal :

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD) 04

HUBUNGAN RODA-RODA DALAM GERAK MELINGKAR

Gerak melingkar umumnya dapat kita analogikan sebagai gerak

roda pada motor, roda sepeda, perputaran jarum jam, atau sistem

gir pada mesin. Dalam gerak melingkar, roda-roda tersebut dapat

saling dihubungkan satu sama lain. Pada dasarnya terdapat tiga

jenis hubungan roda-roda, yaitu hubungan roda seporos (sepusat),

roda bersinggungan, dan roda yang dihubungkan dengan sabuk atau

rantai.

MASALAH

AYO PIKIRKAN

Roda merupakan instrumen pengubah gerak melingkar ke

gerak lurus atau sebaliknya. Faktanya mobil bisa bergerak

lurus karena ada gerak melingkar yang bekerja pada roda.

Roda-roda tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi mungkin saja

mereka berhubungan seperti roda gigi kayuh sepeda dengan

gigi yang menyatukan roda belakang sepeda, ban kenderaan

dengan peleknya, dan juga gigi-gigi roda yang membantu

jam kuno untuk bergerak. Untuk mengetahui hubungan

roda-roda tersebut, mari kita lakukan percobaan berikut!

133

1. Menghitung kecepatan linear dan kecepatan sudut.

2. Membandingkan kecepatan sudut untuk roda yang dihubungkan dengan

sabuk dan roda yang sepusat.

1. Roda mainan (kaset CD)

2. Roda-roda dari Styrofoam

3. Stopwatch

4. Penggaris

5. Pita/karet

6. Cellotipe

Percobaan I

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.

2. Beri tanda garis start dan finish di meja dengan menggunakan cellotipe

sepanjang 50 cm.

3. Ukur jari-jari roda mainan tersebut.

4. Gelindingkan roda mainan tersebut dari garis start sampai finish dan hitung

jumlah putaran roda dengan menghitung titik warna pada roda (sebagai

tanda) dan mengukur waktu dari start sampai finish. (CATATAN: Pastikan

roda menggelinding secara GMB).

5. Catat datanya ke dalam Tabel 1.

Tabel 1

No. 𝒕 (𝒔) 𝑹 (𝒎) 𝒏 𝑻 =

𝒕

𝒏

(𝒔)

𝒗 =𝟎, 𝟓

𝒕

(𝒎/𝒔)

𝝎 =𝟐𝝅

𝒕

(rad/s) 𝝎𝑹

Tujuan Percobaan

Alat dan Bahan

Langkah Kerja

134

Keterangan:

𝑡 = Waktu yang diperlukan dari start sampai finish (sekon)

𝑣 = Kecepatan linear (m)

𝑇 = Periode putaran roda (sekon)

𝑅 = Jari-jari roda miniatur sepeda (m)

𝑛 = Jumlah putaran

𝜔 = Kecepatan sudut roda (rad/s)

Percobaan II

1. Ukur jari-jari roda depan (𝑅𝐴), roda belakang kecil (𝑅𝐵), dan roda belakang

besar (𝑅𝐶).

2. Susun alat seperti pada gambar di bawah ini.

3. Jalankan roda-roda dan amati serta catat waktu yang diperlukan untuk

menempuh satu putaran untuk roda depan (𝑇𝐴), roda belakang kecil (𝑇𝐵), dan

roda belakang besar (𝑇𝐶).

4. Tuliskan data-data tersebut ke dalam Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2

Waktu yang diperlukan untuk

menempuh satu putaran (𝑻)

Kecepatan sudut

𝝎 =𝟐𝝅

𝑻

𝑇𝐴 (Sekon) 𝑇𝐵 (Sekon) 𝑇𝐶 (Sekon) 𝜔𝐴 (rad/s) 𝜔𝐵 (rad/s) 𝜔𝐶 (rad/s)

135

Tabel 3

Ruji-ruji Kecepatan linear

𝒗 = 𝝎𝑹

𝑅𝐴 (meter) 𝑅𝐵 (meter) 𝑅𝐶 (meter) 𝑣 (m/s) 𝑣𝐵 (m/s) 𝑣𝐶 (m/s)

1. Buatlah kesimpulan dari percobaan I dengan melihat nilai 𝑣 dan 𝜔𝑅 pada

Tabel 1!

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

2. Buatlah kesimpulan dari percobaan II dengan melihat hubungan antara

kecepatan linear (𝑣) dan kecepatan sudut (𝜔) untuk roda gigi depan, roda

gigi belakang, dan roda belakang pada Tabel 2 dan Tabel 3.

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

Diskusi

Kesimpulan

136

LAMPIRAN B

B.1. KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR

FISIKA PESERTA DIDIK

B.2. SOAL TES HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA

DIDIK SEBELUM VALID

B.3. SOAL TES HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA

DIDIK SETELAH VALID

A.2. BAHAN AJAR

A.3. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

137

B.1. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Fisika Peserta Didik

KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X IPA/Ganjil

Materi Pokok : Gerak Melingkar

Kompetensi Dasar : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan (tetap) dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari

Indikator Pencapaian

Kompetensi Soal Kunci Jawaban dan Penyelesaian

Ranah

Kognitif

Menjelaskan pengertian

gerak melingkar beraturan

1. Gerak yang lintasannya berbentuk

lingkaran dengan laju konstan dan arah

kecepatan tegak lurus terhadap arah

percepatan disebut…..

A. Gerak parabola

B. Gerak lurus

Gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran

dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak

lurus terhadap arah percepatan disebut gerak

melingkar beraturan.

Jawaban: D

C1

138

C. Gerak melingkar

D. Gerak melingkar beraturan

E. Gerak melingkar berubah beraturan

Mengidentifikasi besaran-

besaran frekuensi, periode,

posisi sudut, kecepatan

linear, kecepatan sudut

pada gerak melingkar

beraturan.

2. Waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda

yang bergerak melingkar untuk

melakukan satu kali putaran penuh

disebut…..

A. Frekuensi

B. Periode

C. Kecepatan sudut

D. Posisi sudut

E. Kecepatan linear

Waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda yang

bergerak melingkar untuk melakukan satu kali

putaran penuh disebut periode.

Jawaban: B

C1

3. Banyaknya jumlah putaran yang

ditempuh oleh suatu benda yang

bergerak melingkar dalam selang waktu

satu sekon disebut…..

A. Frekuensi

B. Periode

C. Kecepatan sudut

Banyaknya jumlah putaran yang ditempuh oleh

suatu benda yang bergerak melingkar dalam

selang waktu satu sekon disebut frekuensi

Jawaban: A C1

139

D. Posisi sudut

E. Kecepatan linear

4. Sebuah benda melakukan 120 kali

putaran selama 1 menit. Besar frekuensi

dan periode putaran benda tersebut

berturut-turut adalah …..

A. 2 Hz dan 0,5 sekon

B. 4 Hz dan 0,6 sekon

C. 6 Hz dan 0,7 sekon

D. 8 Hz dan 0,8 sekon

E. 10 Hz dan 0,9 sekon

Diketahui:

𝑛 = 120

𝑡 = 1 menit = 60 sekon

Ditanyakan: 𝑓 dan 𝑇…?

Penyelesaian:

Frekuensi benda tersebut yaitu:

𝑓 =𝑛

𝑡=

120

60= 2 𝐻𝑧

Periode putaran benda tersebut yaitu:

𝑇 =𝑡

𝑛=

60

120= 0,5 𝑠

Jawaban: A

C1

5. Sebuah benda bergerak melingkar

beraturan dengan jari-jari 6 meter. Jika

dalam 2 menit benda melakukan 16 kali

putaran, kecepatan linear benda tersebut

adalah…..

A. 1,0 π m/s

Diketahui:

𝑅 = 6 𝑚

𝜔 = 8 putaran/menit

= 8 ×2𝜋

60=

4

15𝜋 rad/s

Ditanyakan: 𝑣 … ?

Penyelesaian:

C2

140

B. 1,2 π m/s

C. 1,4 π m/s

D. 1,6 π m/s

E. 1,8 π m/s

𝑣 = 𝜔𝑅

𝑣 = (4

15𝜋) (6)

𝑣 = 1,6 𝜋 m/s

Jawaban: D

6. Sebuah benda bergerak melingkar

dengan jari-jari lingkaran yang

dibentuknya 60 cm dan menempuh

lintasan dengan panjang busur 8 cm.

Posisi sudut benda tersebut dalam satuan

radian dan derajat berturut-turut

adalah….

A. 0,13 rad dan 7,45°

B. 0,14 rad dan 7,46°

C. 0,15 rad dan 7,47°

D. 0,16 rad dan 7,48°

E. 0,17 rad dan 7,49°

Diketahui:

𝑠 = 8 cm= 0,08 m

𝑅 = 60 cm= 0,6 m

Ditanyakan: 𝜃 … ?

Penyelesaian:

Dalam radian

𝜃 =𝑠

𝑅

𝜃 =0,08

0,6

𝜃 = 0,13 rad/s

Dalam derajat

𝜃 = (0,13)(57,3°)

𝜃 = 7,45°

Jawaban: A

C2

141

7. Sebuah benda melakukan gerak

melingkar dengan frekuensi 140

𝜋 Hz.

Besar kecepatan sudutnya adalah…..

A. 200 rad/s

B. 220 rad/s

C. 240 rad/s

D. 260 rad/s

E. 280 rad/s

Diketahui:

𝑓 =140

𝜋 Hz

Ditanyakan: 𝜔 … ?

Penyelesaian:

𝜔 = 2𝜋𝑓

𝜔 = 2𝜋140

𝜋

𝜔 = 280 rad/s

Jawaban: E

C2

Menerapkan persamaan

gerak melingkar beraturan

untuk memecahkan

permasalahan

8. Sebuah alat pengering mesin cuci

berputar dengan besar kecepatan sudut

tetap 900 rpm. Nilai kecepatan tersebut

tercapai ketika alat berputar 60 kali.

Waktu yang diperlukan mesin pengering

untuk mencapai kecepatan tersebut

adalah…..

A. 5 s

B. 4 s

C. 3 s

Diketahui:

𝜔 = 900 rpm

𝜔 =900 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛

1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡=

900 × 2𝜋 𝑟𝑎𝑑

60

𝜔 = 30𝜋 𝑟𝑎𝑑/𝑠

𝜃 = 60 putaran = 60 × 2𝜋 rad = 120𝜋 rad

Ditanyakan: 𝑡 … ?

Penyelesaian:

𝜃 = 𝜔𝑡

𝑡 =𝜃

𝜔

C3

142

D. 2 s

E. 1 s 𝑡 =

120𝜋

30𝜋

𝑡 = 4 s

Jawaban: B

9. Perbandingan kecepatan sudut antara

jarum penunjuk jam, menit, dan sekon

pada suatu arloji adalah…..

A. 1 : 16 : 12

B. 1 : 12 : 18

C. 1 : 12 : 36

D. 1 : 12 : 360

E. 1 : 12 : 720

Diketahui:

1 jam = 3600 s

1 menit = 60 s

Ditanyakan: perbandingan kecepatan sudut antara

jarum penunjuk jam, menit, dan sekon…?

Penyelesaian:

Kecepatan sudut dirumuskan sebagai berikut:

𝜔 =2𝜋

𝑇

Untuk menghitung perbandingan kecepatan sudut,

cari terlebih dahulu periodenya

Periode jarum jam

𝑇1 = 12 × 60 × 60

= 43.200 𝑠

Periode jarum menit

𝑇2 = 60 × 60

= 3.600 𝑠

C3

143

Periode jarum detik

𝑇3 = 60 𝑠

Maka perbandingan kecepatan sudutnya adalah:

𝜔1 ∶ 𝜔2 ∶ 𝜔3 =2𝜋

𝑇1∶

2𝜋

𝑇2∶

2𝜋

𝑇3

𝜔1 ∶ 𝜔2 ∶ 𝜔3 =1

43.200∶

1

3.600∶

1

60

Semua ruas dikali 43.2000, sehingga

𝜔1 ∶ 𝜔2 ∶ 𝜔3 =43.200

43.200∶

43.200

3.600∶

43.200

60

𝜔1 ∶ 𝜔2 ∶ 𝜔3 = 1 ∶ 12 ∶ 720

Jawaban: E

10. Sebuah benda bergerak melingkar

dengan kecepatan sudut konstan 0,5 π

rad/s. Dalam waktu 1 menit benda

tersebut telah berputar sebanyak….

A. 15 kali

B. 30 kali

C. 45 kali

D. 61 kali

Diketahui:

𝜔 = 0,5 π rad/s

𝑡 = 1 menit = 60 sekon

Ditanyakan: 𝑛 … ?

Penyelesaian:

Terlebih dahulu menghitung 𝑓:

𝜔 = 2𝜋𝑓

𝑓 =𝜔

2𝜋

C3

144

E. 75 kali 𝑓 =

0,5𝜋

2𝜋

𝑓 = 0,25 Hz

Menghitung banyaknya putaran (𝑛)

𝑓 =𝑛

𝑡

𝑛 = 𝑓. 𝑡

𝑛 = 0,25 . 60

𝑛 = 15 kali

Jawaban: A

11. Sebuah benda bergerak melingkar

dengan jari-jari 50 cm. Jika benda

melakukan 120 rpm, maka waktu

putaran dan kecepatan benda tersebut

berturut-turut adalah…..

A. 0,5 s dan 2π m/s

B. 0,5 s dan 0,2π m/s

C. 0,5 s dan π m/s

D. 2 s dan 5π m/s

E. 2 s dan 10π m/s

Diketahui:

𝑅 = 50 cm = 0,5 m

𝜔 = 120 rpm

𝜔 =120 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛

1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡=

120 × 2𝜋 𝑟𝑎𝑑

60= 4𝜋 𝑟𝑎𝑑/𝑠

Ditanyakan: 𝑡 dan 𝑣 … ?

Penyelesaian:

𝜔 =2𝜋

𝑇

𝑇 =2𝜋

𝜔

C3

145

𝑇 =2𝜋

4𝜋= 0,5 s

𝑣 = 𝜔𝑅

𝑣 = 4𝜋 × 0,5 = 2𝜋 m/s

Jawaban: A

12. Baling-baling kipas angin berjari-jari 20

𝜋

cm mampu berputar 4 kali dalam satu

sekon. Kecepatan linear ujung baling-

baling adalah…..

A. 2,0 m/s

B. 1,8 m/s

C. 1,6 m/s

D. 1,4 m/s

E. 1,2 m/s

Diketahui:

𝑅 =20

𝜋 𝑐𝑚 =

0,2

𝜋 𝑚

𝑛 = 4

𝑡 = 1 𝑠

Ditanyakan: 𝑣 … ?

Penyelesaian:

Mencari frekuensi

𝑓 =𝑛

𝑡=

4

1= 4 𝐻𝑧

Menentukan kecepatan linearnya

𝑣 = 𝜔𝑅

𝑣 = 2𝜋𝑓𝑅

𝑣 = 2𝜋 × 4 ×0,2

𝜋

𝑣 = 1,6 m/s

C3

146

Jawaban: C

Menjelaskan konsep

percepatan sentripetal dan

gaya sentripetal

13. Percepatan pada gerak melingkar yang

arahnya selalu menuju pusat lingkaran

yang berfungsi untuk mengubah arah

kecepatan benda yang bergerak

disebut…..

A. Percepatan tangensial

B. Percepatan sudut

C. Percepatan sentripetal

D. Percepatan dipercepat

E. Percepatan diperlambat

Percepatan pada gerak melingkar yang arahnya

selalu menuju pusat lingkaran yang berfungsi

untuk mengubah arah kecepatan benda yang

bergerak disebut percepatan sentripetal.

Jawaban: C C1

14. Pernyataan berikut berhubungan

dengan percepatan sentripetal pada

gerak melingkar.

1) Percepatan sentripetal di setiap titik

pada lintasannya selalu menuju pusat

lingkaran

2) Percepatan sentripetal mengubah arah

kecepatan linear sehingga lintasan

Pembahasan soal

1) Percepatan sentripetal di setiap titik pada

lintasannya selalu menuju pusat lingkaran

Pernyataan ini benar, karena gaya sentripetal

mengarah ke pusat lingkaran, maka

percepatan sentripetal juga mengarah ke pusat

lingkaran

2) Percepatan sentripetal mengubah arah

C2

147

berupa lingkaran

3) Besar percepatan sentripetal pada

setiap lintasan tergantung kecepatan

anguler dan jari-jari lintasan

4) Arah vektor percepatan sentripetal

searah dengan vektor kecepatan

linearnya

Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh

angka…..

A. 1, 2, dan 4

B. 2, 3, dan 4

C. 1, 3, dan 4

D. 1, 2, dan 3

E. 2 dan 3

kecepatan linear sehingga lintasan berupa

lingkaran

Pernyataan ini benar. Gerak lurus yang

berinteraksi dengan percepatan sentripetal

membuat adanya gerak melingkar

3) Besar percepatan sentripetal pada setiap

lintasan tergantung kecepatan anguler dan

jari-jari lintasan

Pernyataan ini benar. Percepatan sentripetal

memiliki rumus:

𝑎𝑠 = 𝜔2𝑅

𝑎𝑠 = Percepatan sentripetal

𝜔 = Kecepatan sudut

𝑅 = Jari-jari gerakan melingkar

Sehingga dapat disimpulkan, percepatan

sentripetal besarnya berbanding lurus dengan

kuadrat dari besar kecepatan sudut dan juga

berbanding lurus dengan jari-jari gerak

melingkar.

148

4) Arah vektor percepatan sentripetal searah

dengan vektor kecepatan linearnya

Pernyataan ini salah. Arah vektor percepatan

sentripetal adalah menuju ke pusat lingkaran,

sementara arah vektor percepatan sentripetal

bergerak lurus atau membentuk sudut 90°.

Jadi, pernyataan yang tepat adalah 1,2, dan 3

saja.

Jawaban: D

15. Sebuah benda bergerak dengan

kelajuan konstan 𝑣 melalui lintasan

yang berbentuk lingkaran berjari-jari 𝑅

dengan percepatan sentripetal (𝑎𝑠).

Agar percepatan sentripetal menjadi

dua kali dari semula maka…..

A. 𝑣 dijadikan 4 kali dan 𝑅 dijadikan 2

kali semula

B. 𝑣 dijadikan 2 kali dan 𝑅 dijadikan 4

kali semula

Diketahui:

𝑎𝑠2 = 2. 𝑎𝑠1

Jika 𝑅1 dan 𝑅2 dibuat tetap (𝑅1 = 𝑅2):

𝑎𝑠2 = 2. 𝑎𝑠1

𝑣2

𝑅= 2 ×

𝑣1

𝑅

𝑣2 = 2 × 𝑣

Supaya percepatan sentripetal menjadi dua kali

semula, maka kecepatannya harus dijadikan 2 kali

semula dan jari-jari (𝑅) tetap

Jawaban: E

C2

149

C. 𝑣 dijadikan 2 kali dan 𝑅 dijadikan 2

kali semula

D. 𝑣 tetap dan 𝑅 dijadikan 2 kali

semula

E. 𝑣 dijadikan 2 kali semula dan 𝑅

tetap

16. Gaya yang bekerja pada benda yang

bergerak melingkar dengan arah selalu

menuju pusat lingkaran disebut…..

A. Gaya sentrifugal

B. Gaya sentripetal

C. Gaya gravitasi

D. Gaya normal

E. Gaya gesek

Gaya yang bekerja pada benda yang bergerak

melingkar dengan arah selalu menuju pusat

lingkaran disebut gaya sentripetal

Jawaban: B C1

17. Sebuah benda bergerak melingkar

beraturan dengan jari-jari 𝑅. Jika energi

kinetik benda tetap dan jari-jari

lintasannya menjadi 2𝑅, maka gaya

sentripetalnya menjadi…..

Diketahui:

𝑅𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑅

𝑅𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 2𝑅

Ditanyakan: Gaya sentripetal akhir?

Penyelesaian:

C2

150

A. 1

4 kali semula

B. 1

2 kali semula

C. Tetap

D. 2 kali semula

E. 4 kali semula

Jika energi kinetik (massa dan kecepatan) tetap,

maka:

𝐹𝑠𝑎𝑤𝑎𝑙

𝐹𝑠𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

=𝑅𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

𝑅𝑎𝑤𝑎𝑙

𝐹𝑠𝑎𝑤𝑎𝑙

𝐹𝑠𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

=2𝑅

𝑅

𝐹𝑠𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟=

1

2𝐹𝑠𝑎𝑤𝑎𝑙

Jadi, gaya sentripetal berubah menjadi ½ kali

semula.

Jawaban: B

18. Pernyataan berikut berhubungan

dengan gaya sentripetal.

1) Arah gaya sentripetal selalu menuju

pusat lingkaran

2) Arah gaya sentripetal selalu

menjauhi pusat lingkaran

3) Gaya sentripetal berfungsi untuk

mengubah arah gerak benda tanpa

mengubah besar kecepatan linearnya

Pembahasan soal:

1) Arah gaya sentripetal selalu menuju pusat

lingkaran

Pernyataan benar karena gaya sentripetal

adalah gaya yang bekerja pada benda yang

bergerak melingkar dengan arah selalu menuju

pusat lingkaran.

2) Arah gaya sentripetal selalu menjauhi pusat

lingkaran

C2

151

4) Gaya yang menimbulkan adanya

percepatan sentripetal pada benda

yang bergerak melingkar adalah

gaya sentripetal.

Pernyataan yang benar ditunjukkan

oleh angka…..

A. 1, 2, dan 3

B. 1, 2, dan 4

C. 2, 3, dan 4

D. 1, 3, dan 4

E. 1 dan 3

Pernyataan salah karena gaya yang selalu

menjauhi pusat lingkaran disebut gaya

sentrifugal.

3) Gaya sentripetal berfungsi untuk mengubah

arah gerak benda tanpa mengubah besar

kecepatan linearnya

Pernyataan benar karena gaya sentripetal

mengubah arah gerak benda yaitu ke pusat

lingkaran tanpa mengubah besar kecepatan

linearnya.

4) Gaya yang menimbulkan adanya

percepatan sentripetal pada benda yang

bergerak melingkar adalah gaya sentripetal

Pernyataan benar karena menurut Hukum II

Newton, sebuah benda yang mengalami

percepatan harus memiliki resultan gaya yang

bekerja padanya. Dengan kata lain, yang

menimbulkan adanya sebuah percepatan pada

gerak suatu benda adalah gaya. Gaya yang

152

menimbulkan adanya percepatan sentripetal

pada benda yang bergerak melingkar adalah

gaya sentripetal.

Jadi, pernyataan yang tepat adalah 1, 3, dan 4.

Jawaban: D

Menerapkan persamaan

percepatan sentripetal dan

gaya sentripetal untuk

menyelesaikan

permasalahan sederhana

dalam kehidupan sehari-

hari.

19. Suatu partikel melakukan gerak

melingkar beraturan. Ternyata, tiap

menit partikel tersebut berputar

sebanyak 300 putaran dan jari-jari

lintasannya 40 cm. Percepatan

sentripetal partikel tersebut adalah…..

A. 4π m/s²

B. 40π m/s²

C. 4π² m/s²

D. 40π² m/s²

E. 400π² m/s²

Diketahui:

𝜔 = 300 putaran/menit

= 300 ×2𝜋

60 𝑟𝑎𝑑/𝑠

= 10𝜋 𝑟𝑎𝑑/𝑠

𝑅 = 40 cm = 0,4 m

Ditanyakan: 𝑎𝑠 … ?

Penyelesaian:

𝑎𝑠 = 𝜔2𝑅

= (10𝜋)²(0,4)

= 100𝜋2(0,4)

= 40𝜋² m/s²

Jawaban: D

C3

20. Sebuah partikel bergerak pada lintasan

yang berbentuk lingkaran berjari-jari 3

Diketahui:

𝑅 = 3 m C3

153

m dan frekuensi 0,5 Hz. Percepatan

sentripetalnya adalah…..

A. 3π m/s2

B. 3π² m/s2

C. 4π m/s2

D. 4π² m/s2

E. 5π m/s2

𝑓 = 0,5 Hz

Ditanyakan: 𝑎𝑠 … ?

Penyelesaian:

𝑎𝑠 = 𝜔2𝑅

= (2𝜋𝑓)2𝑅

= (2𝜋. 0,5)23

= 3𝜋² m/s2

Jawaban: B

21. Jarak bulan terhadap bumi diperkirakan

385 × 106 m. Apabila orbit bulan

dianggap lingkaran, maka percepatan

sentripetal bulan sekitar….. (periode

bulan sekitar = 271

3 hari)

A. 2,3 × 10-3 m/s2

B. 2,4 × 10-3 m/s2

C. 2,5 × 10-3 m/s2

D. 2,6 × 10-3 m/s2

E. 2,7 × 10-3 m/s2

Diketahui:

Periode bulan sekitar

𝑇 = 271

3 hari= 27

1

3× 24 jam=

82

3× 24 × 3600

𝑇 = 2,36 × 106 sekon

𝑅 = 385 × 106 m

Ditanyakan: 𝑎𝑠 … ?

Penyelesaian:

Mencari kecepatan sudut terlebih dahulu

𝜔 =2𝜋

𝑇

𝜔 =2 × 3,14

2,36 × 106=

6,28

2,36× 10−6

C4

154

𝜔 = 2,66 × 10−6 rad/s

Percepatan sentripetal dirumuskan

𝑎𝑠 = 𝜔²𝑅

𝑎𝑠 = (2,66 × 10−6)² × 385 × 106

𝑎𝑠 = 7,07 × 10−12 × 385 × 106

𝑎𝑠 = 2721,95 × 10−6

𝑎𝑠 = 2,7 × 10−3 m/s²

Jawaban: E

22. Sebuah piringan memiliki sebuah tanda

titik yang berada 6 cm dari pusat

piringan dan piringan tersebut diputar

dengan kecepatan sudut 15 rpm.

Percepatan sentripetal sebuah tanda

titik dalam piringan yang berputar

tersebut adalah…..

A. 0, 144 m/s2

B. 0, 145 m/s2

C. 0, 146 m/s2

D. 0, 147 m/s2

Diketahui:

𝑅 = 6 cm = 0,06 m

𝜔 = 15 rpm

𝑓 =15

60 rad/s= 0,25 rad/s

Ditanyakan: 𝑎𝑠 … ?

Penyelesaian:

𝑎𝑠 =𝑣2

𝑅=

(𝜔. 𝑅)2

𝑅=

(2𝜋𝑇

𝑅)2

𝑅

=(

4𝜋²𝑇²

𝑅²)

𝑅=

4𝜋²

𝑇²𝑅

C4

155

E. 0, 148 m/s2 Dengan 𝑇 =1

𝑓=

1

0,25= 4 𝑠 sehingga

𝑎𝑠 =4𝜋²

𝑇²𝑅

𝑎𝑠 =4(3,14)²

(4)²0,06

𝑎𝑠 = 0,147 m/s

Jawaban: D

23. Seorang pengendara sepeda motor

mengelilingi suatu bundaran yang jari-

jarinya 20 m dengan kelajuan 72

km/jam. Jika massa totalnya 200 kg

maka gaya sentripetalnya adalah…..

A. 2.000 N

B. 2.500 N

C. 3.000 N

D. 3.500 N

E. 4.000 N

Diketahui:

𝑅 = 20 m

𝑣 = 72 km/jam

=72.000 𝑚

3.600 𝑠

= 20 m/s

𝑚 = 200 kg

Ditanyakan: 𝐹𝑠 … ?

Penyelesaian:

𝐹𝑠 = 𝑚𝑣2

𝑅

= 200(20)2

20

C3

156

= 200400

20

= 4000 𝑁

Jawaban: E

24. Perhatikan gambar berikut!

Sebuah mobil bermassa 1.000 kg

melintasi suatu jembatan yang

melengkung. Jari-jari kelengkungan

jembatan 20 m dengan pusat berada di

bawah jembatan. Besar gaya yang

diberikan mobil pada jembatan saat

mobil berada di puncak jembatan jika

kelajuannya 36 km/jam adalah…..

A. 5.000 N

Diketahui:

𝑚 = 1.000 kg

𝑅 = 20 m

𝑣 = 36 km/jam= 10 m/s

Ditanyakan: Gaya saat dipuncak jembatan…?

Penyelesaian:

Soal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan

Hukum II Newton yaitu:

∑𝐹 = 𝑚𝑎

Karena benda bergerak di lintasan melingkar,

maka benda akan mengalami gaya sentripetal.

Gaya-gaya yang bekerja sebagai gaya sentripetal

adalah gaya berat dan gaya normal, sehingga:

∑𝐹𝑠 = 𝑚𝑣2

𝑅

𝑤 − 𝑁 = 𝑚𝑣2

𝑅

C4

157

B. 6.000 N

C. 7.000 N

D. 8.000 N

E. 9.000 N

𝑚𝑔 − 𝑁 = 𝑚𝑣2

𝑅

𝑁 = 𝑚𝑔 − (𝑚𝑣2

𝑅)

𝑁 = 1.000 × 10 − (1.000(10)2

20)

𝑁 = 10.000 − 5.000

𝑁 = 5.000 N

Jawaban: A

Menganalisis arah gerak

roda dalam hubungan

roda-roda baik yang

seporos, dihubungkan

dengan rantai, maupun

bersinggungan

25. Dua buah roda A dan B yang berada

pada satu poros memiliki jari-jari 2 cm

dan 8 cm, seperti yang terlihat pada

gambar di bawah ini.

Jika kecepatan linear roda A adalah 6

m/s, maka kecepatan sudut roda A,

Diketahui:

𝑅𝐴 = 2 cm = 0,02 m

𝑅𝐵 = 8 cm = 0,08 m

𝑣𝐴 = 6 m/s

Ditanyakan: 𝜔𝐴𝑣𝐵𝜔𝐵 … ?

Penyelesaian:

Kecepatan sudut roda A

𝜔𝐴 =𝑣𝐴

𝑅𝐴

=6

0,02= 300 𝑟𝑎𝑑/𝑠

C4

158

kecepatan sudut roda B, dan kecepatan

linear roda B berturut-turut adalah…..

A. 300 rad/s, 300 rad/s, dan 24 m/s

B. 300 rad/s, 300 rad/s, dan 20 m/s

C. 300 rad/s, 200 rad/s, dan 15 m.s

D. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 10 m/s

E. 200 rad/s, 100 rad/s, dan 5 m/s

Kecepatan sudut roda B

Roda A dan B adalah roda-roda sepusat,

sehingga berlaku persamaan:

𝜔𝐵 = 𝜔𝐴

𝜔𝐵 = 300 𝑟𝑎𝑑/𝑠

Kecepatan linear roda B dapat dihitung dengan

persamaan:

𝑣𝐵 = 𝜔𝐵 × 𝑅 (rumus hubungan besaran sudut

dengan linear)

𝑣𝐵 = 300 × 0,08

= 24 m/s

Jawaban: A

26. Tiga roda A, B, dan C saling

berhubungan seperti pada gambar

berikut!

Diketahui:

𝑅𝐴 = 20 cm= 0,2 m

𝑅𝐵 = 8 cm= 0,08 m

𝑅𝐶 = 4 cm= 0,04 m

𝜔𝐵 = 10 rad/s

Ditanyakan: 𝜔𝐶 … ?

Penyelesaian:

C4

159

Jika jari-jari roda A, B, dan C masing-

masing 20 cm, 8 cm, dan 4 cm, dan

roda B berputar dengan kecepatan sudut

10 rad/s, maka roda C berputar dengan

kecepatan sudut sebesar…..

A. 80 rad/s

B. 70 rad/s

C. 60 rad/s

D. 50 rad/s

E. 40 rad/s

Roda A dan B sepusat, maka kecepatan sudutnya

sama.

𝜔𝐴 = 𝜔𝐵

Sedangkan roda A dan roda C dihubungkan

dengan sabuk, maka kecepatan linearnya yang

sama.

𝑣𝐴 = 𝑣𝐶

𝜔𝐴 × 𝑅𝐴 = 𝜔𝐶 × 𝑅𝐶

(10)(0,2) = 𝜔𝐶 × 0,04

2 = 𝜔𝐶 × 0,04

𝜔𝐶 =2

0,04

𝜔𝐶 = 50 rad/s

Jawaban: D

27. Jika pada suatu sistem yang berjalan

dengan menggunakan dua buah roda

yang saling bersinggungan, roda

penggerak jari-jarinya lebih kecil

Jika pada suatu sistem yang berjalan dengan

menggunakan dua buah roda yang saling

bersinggungan, roda penggerak jari-jarinya lebih

kecil daripada roda yang digerakkan akan

C4

160

daripada roda yang digerakkan akan

mengakibatkan…..

A. Sistem tersebut cepat rusak

B. Sistem tersebut mudah panas

C. Sistem tersebut akan bergerak

dengan cepat

D. Sistem tersebut akan lebih ringan

saat menaiki tanjakan

E. Sistem tersebut akan membutuhkan

biaya yang mahal

mengakibatkan sistem tersebut akan lebih ringan

saat menaiki tanjakan.

Jawaban: D

28. Bila dua buah roda masing-masing

berjari-jari 𝑅1 dan 𝑅2 diputar dengan

dihubungkan pita (ban) di titik

singgungnya, maka kecepatan sudut

(𝜔), periode (𝑇), frekuensi (𝑓), dan

kecepatan linear (𝑣) mempunyai

hubungan dengan jari-jari 𝑅 sebagai

berikut:

(1) 𝜔1

𝜔2=

𝑅1

𝑅2

(1) Karena titik singgung dihubungkan dengan

pita, maka keceptan linear 𝑣 di kedua buah

roda yang mempunyai jari-jari 𝑅1 dan 𝑅2 sama

(𝑣1 = 𝑣2), sehingga perbandingan kecepatan

sudut 𝜔1 dan 𝜔2 dapat diperoleh dari

hubungan antara kecepatan linear dan

kecepatan sudut, 𝑣 = 𝑅𝜔, yaitu:

𝑣1

𝑣2=

𝑅1𝜔1

𝑅2𝜔2→

𝑅2

𝑅1=

𝜔1

𝜔2→

𝜔1

𝜔2=

𝑅2

𝑅1

Pernyataan (1) benar

C4

161

(2) 𝑇1

𝑇2=

𝑅1

𝑅2

(3) 𝑓1

𝑓2=

𝑅2

𝑅1

(4) 𝑣1

𝑣2=

𝑅1

𝑅2

Pernyataan manakah yang salah?

A. (1) dan (2)

B. (2)

C. (3)

D. (4)

E. (1) dan (4)

(2) Kecepatan sudut 𝜔 sama dengan 2𝜋

𝑇, maka

perbandingan periode 𝑇1 dan 𝑇2, adalah:

𝜔1

𝜔2=

𝑅2

𝑅1→

2𝜋𝑇1

2𝜋𝑇2

=𝑅2

𝑅1→

𝑇1

𝑇2=

𝑅1

𝑅2

Pernyataan (2) benar

(3) Kecepatan sudut 𝜔 sama dengan 2𝜋𝑓, maka

perbandingan frekuensi 𝑓1 dan 𝑓2, adalah:

𝜔1

𝜔2=

𝑅2

𝑅1→

2𝜋𝑓1

2𝜋𝑓2=

𝑅2

𝑅1→

𝑓1

𝑓2=

𝑅2

𝑅1

Pernyataan (3) benar

(4) Kecepatan linear 𝑣 di kedua buah roda yang

mempunyai jari-jari 𝑅1 dan 𝑅2 sama, 𝑣1 = 𝑣2

Pernyataan (4) salah

Jawaban: D

29. Dua buah roda berputar dihubungkan

seperti gambar berikut!

Diketahui:

𝑣1 = 20 m/s

𝑅1 = 20 cm = 0,2 m

𝑅2 = 10 cm = 0,1 m

C4

162

Jika kecepatan roda pertama adalah 20

m/s, jari-jari roda pertama dan kedua

masing-masing 20 cm dan 10 cm maka

kecepatan roda kedua sebesar…..

A. 10 m/s

B. 20 m/s

C. 30 m/s

D. 40 m/s

E. 50 m/s

Ditanyakan: 𝑣2 … ?

Penyelesaian:

𝜔1 = 𝜔2

𝑣1

𝑅1=

𝑣2

𝑅2

20

0,2=

𝑣2

0,1

100 =𝑣2

0,1

𝑣2 = 10 m/s

Jawaban: A

Menjelaskan karakteristik

hubungan roda-roda

sepusat, bersinggungan,

dan roda-roda yang

dihubungkan dengan

rantai/sabuk.

30. Pernyataan berikut berhubungan

dengan karakteristik hubungan roda-

roda sepusat

1) Arah putar kedua roda sama

2) Kecepatan sudut kedua roda sama

3) Kelajuan linear kedua roda sama

Karakteristik hubungan roda-roda sepusat yaitu:

Arah putar kedua roda sama

Kecepatan sudut kedua sama

𝜔1 = 𝜔2

Kelajuan linear kedua roda tidak sama

𝑣1

𝑅1=

𝑣2

𝑅2

C2

163

4) Kelajuan linear kedua roda tidak

sama

Pernyataan yang benar ditunjukkan

oleh angka…..

A. 1, 3, dan 4

B. 2, 3, dan 4

C. 1 dan 3

D. 1 dan 4

E. 1, 2, dan 4

Jadi, jawaban yang tepat adalah 1, 2, dan 4 saja

Jawaban: E

31. Dua roda A dan B dihubungkan dengan

pita seperti pada gambar di bawah ini.

Apabila jari-jari A dua kali jari-jari B,

maka yang terjadi adalah…..

A. 𝑣𝐴 = 2𝑣𝐵

B. 𝑣𝐴 =1

2𝑣𝐵

Roda yang dihubungkan dengan sabuk atau rantai,

kecepatan linearnya sama, akan tetapi kecepatan

sudutnya berbeda.

Jawaban: C

C2

164

C. 𝑣𝐴 = 𝑣𝐵

D. 𝜔𝐴 = 𝜔𝐵

E. 𝜔𝐴 = 2𝜔𝐵

Menghitung kecepatan

sudut pada hubungan roda-

roda

32. Dua buah roda P dan Q pada bagian

luarnya dihubungkan dengan sabuk,

seperti pada gambar.

Kecepatan sudut roda P = 15 rad/s dan

jari-jari roda P = 1

3 jari-jari roda Q.

Kecepatan sudut roda Q adalah…..

A. 25 rad/s

B. 20 rad/s

C. 15 rad/s

D. 10 rad/s

E. 5 rad/s

Diketahui:

𝜔𝑃 = 15 rad/s

𝑅𝑃 =1

3 𝑅𝑄

Ditanyakan: 𝜔𝑄 … ?

Penyelesaian:

𝜔𝑃 × 𝑅𝑃 = 𝜔𝑄 × 𝑅𝑄

15 ×1

3 𝑅𝑄 = 𝜔𝑄 × 𝑅𝑄

15 ×1

3= 𝜔𝑄

𝜔𝑄 = 5 rad/s

Jawaban: E

C3

33. Perhatikan gambar berikut! Diketahui:

𝑅1 = 20 cm= 0,2 m C3

165

Kecepatan sudut roda kedua adalah…..

A. 160 rad/s

B. 180 rad/s

C. 200 rad/s

D. 220 rad/s

E. 240 rad/s

𝜔1 = 120 rad/s

𝑅2 = 10 cm= 0,1 m

Ditanyakan: 𝜔2 … ?

Penyelesaian:

𝑣1 = 𝑣2

𝜔1𝑅1 = 𝜔2𝑅2

120 × 0,2 = 𝜔2 × 0,1

24 = 𝜔2 × 0,1

𝜔2 =24

0,1

𝜔2 = 240 rad/s

Jawaban: E

34. Tiga buah roda berputar dihubungkan

seperti gambar berikut.

Jari-jari roda pertama, kedua, dan

ketiga masing-masing 20 cm, 10 cm,

Diketahui:

𝑅1 = 20 cm= 0,2 m

𝑅2 = 10 cm= 0,1 m

𝑅3 = 5 cm= 0,05 m

𝜔1 = 100 rad/s

Ditanyakan: 𝜔3 … ?

Penyelesaian:

C3

166

dan 5 cm. Jika kecepatan sudut roda

pertama adalah 100 rad/s, maka

kecepatan sudut roda ketiga adalah…..

A. 100 rad/s

B. 200 rad/s

C. 300 rad/s

D. 400 rad/s

E. 500 rad/s

Roda 1 dan 2 sepusat, maka kecepatan sudutnya

sama.

𝜔1 = 𝜔2 = 100 rad/s

Sedangkan roda 1 dan roda 3 dihubungkan dengan

sabuk, maka kecepatan linearnya yang sama.

𝑣1 = 𝑣3

𝜔1𝑅1 = 𝜔3𝑅3

100 × 0,2 = 𝜔3 × 0,05

20 = 0,05 𝜔3

𝜔3 =20

0,05

𝜔3 = 400 rad/s

Jawaban: D

Menghitung kecepatan

linear pada hubungan

roda-roda.

35. Gambar di bawah memperlihatkan

hubungan roda A, B, dan C.

Jari-jari roda A sama dengan jari-jari

roda B sebesar R. Sedangkan jari-jari

Diketahui:

𝑅𝐴 = 𝑅

𝑅𝐵 = 𝑅

𝑅𝐶 =1

2𝑅

𝑣𝐴 = 10 m/s

Ditanyakan: 𝑣𝐵 … ?

C3

167

roda C = 1

2 R. Bila roda A diputar

dengan laju konstan 10 m/s maka

kecepatan linear di roda B adalah…..

A. 5 m/s

B. 10 m/s

C. 15 m/s

D. 20 m/s

E. 25 m/s

Penyelesaian:

Pada hubungan roda-roda dengan tali kecepatan

linearnya sama dan hubungan roda-roda sepusat

kecepatan sudutnya sama.

Untuk roda A dan C, berlaku:

𝑣𝐴 = 𝑣𝐶

10 = 𝜔𝐶 × 𝑅𝐶

10 = 𝜔𝐶 ×1

2𝑅

𝜔𝐶 =20

𝑅

Untuk roda C dan B, berlaku:

𝜔𝐶 = 𝜔𝐵

20

𝑅=

𝑣𝐵

𝑅

𝑣𝐵 = 20 m/s

Jawaban: D

36. Perhatikan gambar di bawah ini! Diketahui:

𝑅𝐴 = 6 cm = 0,06 m

𝑅𝐵 = 2 cm = 0,02 m

C3

168

Jari-jari roda A, B, dan C masing-

masing 6 cm, 2 cm, dan 10 cm. Jika

roda A berputar dengan kecepatan

sudut 12 rad/s, maka kecepatan linear

roda C adalah…..

A. 3,0 m/s

B. 3,2 m/s

C. 3,4 m/s

D. 3,6 m/s

E. 3,8 m/s

𝑅𝐶 = 10 cm = 0,1 m

𝜔𝐴 = 12 rad/s

Ditanyakan: 𝑣𝐶 … ?

Penyelesaian:

Hubungan roda A dan B:

𝑣𝐴 = 𝑣𝐵

𝜔𝐴𝑅𝐴 = 𝜔𝐵𝑅𝐵

12 × 0,06 = 𝜔𝐵 × 0,02

0,72 = 0,02 𝜔𝐵

𝜔𝐵 =0,72

0,02

𝜔𝐵 = 36 rad/s

Hubungan roda B dan C

𝜔𝐵 = 𝜔𝐶

36 =𝑣𝐶

𝑅𝐶

36 =𝑣𝐶

0,1

𝑣𝐶 = 3,6 m/s

Jawaban: D

169

37. Dua roda dihubungkan seperti gambar

di bawah ini!

Jari-jari roda 1 adalah 0,5 m dan jari-

jari roda 2 adalah 1 m. Jika roda 1

berputar dengan kecepatan linear 10

m/s maka kecepatan linear roda 2

adalah…..

A. 50 m/s

B. 40 m/s

C. 30 m/s

D. 20 m/s

E. 10 m/s

Diketahui:

𝑅1 = 0,5 m

𝑅2 = 1 m

𝑣1 = 10 m/s

Ditanyakan: 𝑣2 … ?

Penyelesaian:

𝑣1

𝑅1=

𝑣2

𝑅2

10

0,5=

𝑣2

1

10

0,5=

𝑣2

1

20 =𝑣2

1

𝑣2 = 20 m/s

Jawaban: D

C3

Menerapkan persamaan

hubungan antar roda-roda

38. Sebuah mesin penggiling padi

menggunakan dua buah roda yang

Diketahui:

𝑅𝐴 = 2𝑅𝐵 C3

170

untuk menyelesaikan

persamaan sederhana

dalam kehidupan sehari-

hari.

dihubungkan dengan sabuk seperti pada

gambar di bawah ini.

Jika jari-jari roda A dua kali jari-jari

roda B, maka perbandingan kecepatan

sudut roda A dan roda B adalah…..

A. 1 : 2

B. 1 : 3

C. 2 : 3

D. 2 : 4

E. 3 : 4

Ditanyakan: 𝜔𝐴: 𝜔𝐵 … ?

Penyelesaian:

𝑣𝐴 = 𝑣𝐵

𝜔𝐴𝑅𝐴 = 𝜔𝐵𝑅𝐵

𝜔𝐴2𝑅𝐵 = 𝜔𝐵𝑅𝐵

𝜔𝐴

𝜔𝐵=

𝑅𝐵

2𝑅𝐵

𝜔𝐴: 𝜔𝐵 = 1: 2

Jawaban: A

39. Sebuah sepeda memiliki gir depan

dengan jari-jari 15 cm dan diputar

dengan kecepatan sudut 100 rad/s. Agar

gir belakang bergerak dengan

kecepatan sudut 200 rad/s, maka

panjang jari-jari gir belakang sepeda

Diketahui:

𝑅1 = 15 cm= 0,15 m

𝜔1 = 100 rad/s

𝜔2 = 200 rad/s

Ditanyakan: 𝑅2…?

Penyelesaian:

C3

171

tersebut sebesar…..

A. 0,071 m

B. 0,072 m

C. 0,073 m

D. 0,074 m

E. 0,075 m

Untuk mencari panjang jari-jari gir belakang

sepeda kita dapat menggunakan persamaan:

𝜔2𝑅2 = 𝜔1𝑅1

200 × 𝑅2 = 100 × 0,15

200𝑅2 = 15

𝑅2 =15

200

𝑅2 = 0,075 m

Jawaban: E

40. Dua buah roda A dan B dihubungkan

seporos antara satu dengan yang lain

seperti pada gambar di bawah ini.

Jika jari-jari roda A adalah 3 cm dan

jari-jari roda B adalah 12 cm serta

kecepatan roda A adalah 6 m/s, maka

Diketahui:

𝑅𝐴 = 3 cm = 0,03 m

𝑅𝐵 = 12 cm = 0,12 m

𝑣𝐴 = 6 m/s

Ditanyakan: 𝜔𝐴, 𝜔𝐵, dan 𝑣𝐵 … ?

Penyelesaian:

Kecepatan sudut roda A

𝜔𝐴 =𝑣𝐴

𝑅𝐴

𝜔𝐴 =6

0,03

C3

172

kecepatan sudut roda A, kecepatan

sudut roda B, dan kecepatan linear roda

B berturut-turut adalah…..

A. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 24 m/s

B. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 26 m/s

C. 100 rad/s, 100 rad/s, dan 28 m/s

D. 100 rad/s, 100 rad/s, dan 30 m/s

E. 100 rad/s, 50 rad/s, dan 32 m/s

𝜔𝐴 = 200 rad/s

Kecepatan sudut roda B

Jika dua buah roda dihubungkan seporos maka

kecepatan sudut kedua roda adalah sama. Maka

kecepatan sudut roda B adalah:

𝜔𝐴 = 𝜔𝐵 = 200 rad/s

Kecepatn linear roda B

𝜔𝐵 =𝑣𝐵

𝑅𝐵

200 =𝑣𝐵

0,12

𝑣𝐵 = 24 m/s

Jawaban: A

173

B.2. Soal Tes Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Sebelum Valid

TES HASIL BELAJAR FISIKA

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X IPA/Ganjil

Materi Pokok : Gerak Melingkar

PETUNJUK

a. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal

b. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia

c. Tulis nama dan kelas pada kolom yang tersedia

d. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu

e. Berilah tanda silang (X) pada huruf jawaban yang dianggap paling benar pada

lembar jawaban yang telah disediakan

f. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan anda ingin menggantinya,

coretlah dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban yang salah, kemudian

berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.

Contoh :

Pilihan pertama

A B C D E

Dibetulkan menjadi

A B C D E

1. Gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan laju konstan dan arah

kecepatan tegak lurus terhadap arah percepatan disebut…..

A. Gerak parabola

174

B. Gerak lurus

C. Gerak melingkar

D. Gerak melingkar beraturan

E. Gerak melingkar berubah beraturan

2. Waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda yang bergerak melingkar untuk

melakukan satu kali putaran penuh disebut…..

A. Frekuensi

B. Periode

C. Kecepatan sudut

D. Posisi sudut

E. Kecepatan linear

3. Banyaknya jumlah putaran yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak

melingkar dalam selang waktu satu sekon disebut…..

A. Frekuensi

B. Periode

C. Kecepatan sudut

D. Posisi sudut

E. Kecepatan linear

4. Sebuah benda melakukan 120 kali putaran selama 1 menit. Besar frekuensi dan

periode putaran benda tersebut berturut-turut adalah …..

A. 2 Hz dan 0,5 sekon

B. 4 Hz dan 0,6 sekon

C. 6 Hz dan 0,7 sekon

D. 8 Hz dan 0,8 sekon

E. 10 Hz dan 0,9 sekon

5. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari 6 meter. Jika dalam

2 menit benda melakukan 16 kali putaran, kecepatan linear benda tersebut

adalah…..

A. 1,0 π m/s

B. 1,2 π m/s

175

C. 1,4 π m/s

D. 1,6 π m/s

E. 1,8 π m/s

6. Sebuah benda bergerak melingkar dengan jari-jari lingkaran yang dibentuknya 60

cm dan menempuh lintasan dengan panjang busur 8 cm. Posisi sudut benda

tersebut dalam satuan radian dan derajat berturut-turut adalah….

A. 0,13 rad dan 7,45°

B. 0,14 rad dan 7,46°

C. 0,15 rad dan 7,47°

D. 0,16 rad dan 7,48°

E. 0,17 rad dan 7,49°

7. Sebuah benda melakukan gerak melingkar dengan frekuensi 140

𝜋 Hz. Besar

kecepatan sudutnya adalah…..

A. 200 rad/s

B. 220 rad/s

C. 240 rad/s

D. 260 rad/s

E. 280 rad/s

8. Sebuah alat pengering mesin cuci berputar dengan besar kecepatan sudut tetap

900 rpm. Nilai kecepatan tersebut tercapai ketika alat berputar 60 kali. Waktu

yang diperlukan mesin pengering untuk mencapai kecepatan tersebut adalah…..

A. 5 s

B. 4 s

C. 3 s

D. 2 s

E. 1 s

9. Perbandingan kecepatan sudut antara jarum penunjuk jam, menit, dan sekon pada

suatu arloji adalah…..

A. 1 : 16 : 12

B. 1 : 12 : 18

176

C. 1 : 12 : 36

D. 1 : 12 : 360

E. 1 : 12 : 720

10. Sebuah benda bergerak melingkar dengan kecepatan sudut konstan 0,5 π rad/s.

Dalam waktu 1 menit benda tersebut telah berputar sebanyak….

A. 15 kali

B. 30 kali

C. 45 kali

D. 61 kali

E. 75 kali

11. Sebuah benda bergerak melingkar dengan jari-jari 50 cm. Jika benda melakukan

120 rpm, maka waktu putaran dan kecepatan benda tersebut berturut-turut

adalah…..

A. 0,5 s dan 2π m/s

B. 0,5 s dan 0,2π m/s

C. 0,5 s dan π m/s

D. 2 s dan 5π m/s

E. 2 s dan 10π m/s

12. Baling-baling kipas angin berjari-jari 20

𝜋 cm mampu berputar 4 kali dalam satu

sekon. Kecepatan linear ujung baling-baling adalah…..

A. 2,0 m/s

B. 1,8 m/s

C. 1,6 m/s

D. 1,4 m/s

E. 1,2 m/s

13. Percepatan pada gerak melingkar yang arahnya selalu menuju pusat lingkaran

yang berfungsi untuk mengubah arah kecepatan benda yang bergerak disebut…..

A. Percepatan tangensial

B. Percepatan sudut

C. Percepatan sentripetal

177

D. Percepatan dipercepat

E. Percepatan diperlambat

14. Pernyataan berikut berhubungan dengan percepatan sentripetal pada gerak

melingkar.

1) Percepatan sentripetal di setiap titik pada lintasannya selalu menuju pusat

lingkaran

2) Percepatan sentripetal mengubah arah kecepatan linear sehingga lintasan

berupa lingkaran

3) Besar percepatan sentripetal pada setiap lintasan tergantung kecepatan

anguler dan jari-jari lintasan

4) Arah vektor percepatan sentripetal searah dengan vektor kecepatan linearnya

Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh angka…..

A. 1, 2, dan 4

B. 2, 3, dan 4

C. 1, 3, dan 4

D. 1, 2, dan 3

E. 2 dan 3

15. Sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan 𝑣 melalui lintasan yang

berbentuk lingkaran berjari-jari 𝑅 dengan percepatan sentripetal (𝑎𝑠). Agar

percepatan sentripetal menjadi dua kali dari semula maka…..

A. 𝑣 dijadikan 4 kali dan 𝑅 dijadikan 2 kali semula

B. 𝑣 dijadikan 2 kali dan 𝑅 dijadikan 4 kali semula

C. 𝑣 dijadikan 2 kali dan 𝑅 dijadikan 2 kali semula

D. 𝑣 tetap dan 𝑅 dijadikan 2 kali semula

E. 𝑣 dijadikan 2 kali semula dan 𝑅 tetap

16. Gaya yang bekerja pada benda yang bergerak melingkar dengan arah selalu

menuju pusat lingkaran disebut…..

A. Gaya sentrifugal

B. Gaya sentripetal

C. Gaya gravitasi

178

D. Gaya normal

E. Gaya gesek

17. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari 𝑅. Jika energi

kinetik benda tetap dan jari-jari lintasannya menjadi 2𝑅, maka gaya

sentripetalnya menjadi…..

A. 1

4 kali semula

B. 1

2 kali semula

C. Tetap

D. 2 kali semula

E. 4 kali semula

18. Pernyataan berikut berhubungan dengan gaya sentripetal.

1) Arah gaya sentripetal selalu menuju pusat lingkaran

2) Arah gaya sentripetal selalu menjauhi pusat lingkaran

3) Gaya sentripetal berfungsi untuk mengubah arah gerak benda tanpa

mengubah besar kecepatan linearnya

4) Gaya yang menimbulkan adanya percepatan sentripetal pada benda yang

bergerak melingkar adalah gaya sentripetal.

Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh angka…..

A. 1, 2, dan 3

B. 1, 2, dan 4

C. 2, 3, dan 4

D. 1, 3, dan 4

E. 1 dan 3

19. Suatu partikel melakukan gerak melingkar beraturan. Ternyata, tiap menit

partikel tersebut berputar sebanyak 300 putaran dan jari-jari lintasannya 40 cm.

Percepatan sentripetal partikel tersebut adalah…..

A. 4π m/s²

B. 40π m/s²

C. 4π² m/s²

179

D. 40π² m/s²

E. 400π² m/s²

20. Sebuah partikel bergerak pada lintasan yang berbentuk lingkaran berjari-jari 3 m

dan frekuensi 0,5 Hz. Percepatan sentripetalnya adalah…..

A. 3π m/s2

B. 3π² m/s2

C. 4π m/s2

D. 4π² m/s2

E. 5π m/s2

21. Jarak bulan terhadap bumi diperkirakan 385 × 106 m. Apabila orbit bulan

dianggap lingkaran, maka percepatan sentripetal bulan sekitar….. (periode bulan

sekitar = 271

3 hari)

A. 2,3 × 10-3 m/s2

B. 2,4 × 10-3 m/s2

C. 2,5 × 10-3 m/s2

D. 2,6 × 10-3 m/s2

E. 2,7 × 10-3 m/s2

22. Sebuah piringan memiliki sebuah tanda titik yang berada 6 cm dari pusat

piringan dan piringan tersebut diputar dengan kecepatan sudut 15 rpm.

Percepatan sentripetal sebuah tanda titik dalam piringan yang berputar tersebut

adalah…..

A. 0, 144 m/s2

B. 0, 145 m/s2

C. 0, 146 m/s2

D. 0, 147 m/s2

E. 0, 148 m/s2

23. Seorang pengendara sepeda motor mengelilingi suatu bundaran yang jari-jarinya

20 m dengan kelajuan 72 km/jam. Jika massa totalnya 200 kg maka gaya

sentripetalnya adalah…..

180

A. 2.000 N

B. 2.500 N

C. 3.000 N

D. 3.500 N

E. 4.000 N

24. Perhatikan gambar berikut!

Sebuah mobil bermassa 1.000 kg melintasi suatu jembatan yang melengkung.

Jari-jari kelengkungan jembatan 20 m dengan pusat berada di bawah jembatan.

Besar gaya yang diberikan mobil pada jembatan saat mobil berada di puncak

jembatan jika kelajuannya 36 km/jam adalah…..

A. 5.000 N

B. 6.000 N

C. 7.000 N

D. 8.000 N

E. 9.000 N

25. Dua buah roda A dan B yang berada pada satu poros memiliki jari-jari 2 cm dan

8 cm, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

181

Jika kecepatan linear roda A adalah 6 m/s, maka kecepatan sudut roda A,

kecepatan sudut roda B, dan kecepatan linear roda B berturut-turut adalah…..

A. 300 rad/s, 300 rad/s, dan 24 m/s

B. 300 rad/s, 300 rad/s, dan 20 m/s

C. 300 rad/s, 200 rad/s, dan 15 m.s

D. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 10 m/s

E. 200 rad/s, 100 rad/s, dan 5 m/s

26. Tiga roda A, B, dan C saling berhubungan seperti pada gambar berikut!

Jika jari-jari roda A, B, dan C masing-masing 20 cm, 8 cm, dan 4 cm, dan roda B

berputar dengan kecepatan sudut 10 rad/s, maka roda C berputar dengan

kecepatan sudut sebesar…..

A. 80 rad/s

B. 70 rad/s

C. 60 rad/s

D. 50 rad/s

E. 40 rad/s

27. Jika pada suatu sistem yang berjalan dengan menggunakan dua buah roda yang

saling bersinggungan, roda penggerak jari-jarinya lebih kecil daripada roda yang

digerakkan akan mengakibatkan…..

A. Sistem tersebut cepat rusak

B. Sistem tersebut mudah panas

C. Sistem tersebut akan bergerak dengan cepat

D. Sistem tersebut akan lebih ringan saat menaiki tanjakan

182

E. Sistem tersebut akan membutuhkan biaya yang mahal

28. Bila dua buah roda masing-masing berjari-jari 𝑅1 dan 𝑅2 diputar dengan

dihubungkan pita (ban) di titik singgungnya, maka kecepatan sudut (𝜔), periode

(𝑇), frekuensi (𝑓), dan kecepatan linear (𝑣) mempunyai hubungan dengan jari-

jari 𝑅 sebagai berikut:

1) 𝜔1

𝜔2=

𝑅1

𝑅2

2) 𝑇1

𝑇2=

𝑅1

𝑅2

3) 𝑓1

𝑓2=

𝑅2

𝑅1

4) 𝑣1

𝑣2=

𝑅1

𝑅2

Pernyataan manakah yang salah?

A. (1) dan (2)

B. (2)

C. (3)

D. (4)

E. (1) dan (4)

29. Dua buah roda berputar dihubungkan seperti gambar berikut!

Jika kecepatan roda pertama adalah 20 m/s, jari-jari roda pertama dan kedua

masing-masing 20 cm dan 10 cm maka kecepatan roda kedua sebesar…..

A. 10 m/s

B. 20 m/s

C. 30 m/s

D. 40 m/s

183

E. 50 m/s

30. Pernyataan berikut berhubungan dengan karakteristik hubungan roda-roda

sepusat

1) Arah putar kedua roda sama

2) Kecepatan sudut kedua roda sama

3) Kelajuan linear kedua roda sama

4) Kelajuan linear kedua roda tidak sama

Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh angka…..

A. 1, 3, dan 4

B. 2, 3, dan 4

C. 1 dan 3

D. 1 dan 4

E. 1, 2, dan 4

31. Dua roda A dan B dihubungkan dengan pita seperti pada gambar di bawah ini.

Apabila jari-jari A dua kali jari-jari B, maka yang terjadi adalah…..

A. 𝑣𝐴 = 2𝑣𝐵

B. 𝑣𝐴 =1

2𝑣𝐵

C. 𝑣𝐴 = 𝑣𝐵

D. 𝜔𝐴 = 𝜔𝐵

E. 𝜔𝐴 = 2𝜔𝐵

32. Dua buah roda P dan Q pada bagian luarnya dihubungkan dengan sabuk, seperti

pada gambar.

184

Kecepatan sudut roda P = 15 rad/s dan jari-jari roda P = 1

3 jari-jari roda Q.

Kecepatan sudut roda Q adalah…..

A. 25 rad/s

B. 20 rad/s

C. 15 rad/s

D. 10 rad/s

E. 5 rad/s

33. Perhatikan gambar berikut!

Kecepatan sudut roda kedua adalah…..

A. 160 rad/s

B. 180 rad/s

C. 200 rad/s

D. 220 rad/s

E. 240 rad/s

34. Tiga buah roda berputar dihubungkan seperti gambar berikut.

185

Jari-jari roda pertama, kedua, dan ketiga masing-masing 20 cm, 10 cm, dan 5 cm.

Jika kecepatan sudut roda pertama adalah 100 rad/s, maka kecepatan sudut roda

ketiga adalah…..

A. 100 rad/s

B. 200 rad/s

C. 300 rad/s

D. 400 rad/s

E. 500 rad/s

35. Gambar di bawah memperlihatkan hubungan roda A, B, dan C.

Jari-jari roda A sama dengan jari-jari roda B sebesar R. Sedangkan jari-jari roda

C = 1

2 R. Bila roda A diputar dengan laju konstan 10 m/s maka kecepatan linear

di roda B adalah…..

A. 5 m/s

B. 10 m/s

C. 15 m/s

D. 20 m/s

E. 25 m/s

36. Perhatikan gambar di bawah ini!

186

Jari-jari roda A, B, dan C masing-masing 6 cm, 2 cm, dan 10 cm. Jika roda A

berputar dengan kecepatan sudut 12 rad/s, maka kecepatan linear roda C

adalah…..

A. 3,0 m/s

B. 3,2 m/s

C. 3,4 m/s

D. 3,6 m/s

E. 3,8 m/s

37. Dua roda dihubungkan seperti gambar di bawah ini!

Jari-jari roda 1 adalah 0,5 m dan jari-jari roda 2 adalah 1 m. Jika roda 1 berputar

dengan kecepatan linear 10 m/s maka kecepatan linear roda 2 adalah…..

A. 50 m/s

B. 40 m/s

C. 30 m/s

D. 20 m/s

E. 10 m/s

187

38. Sebuah mesin penggiling padi menggunakan dua buah roda yang dihubungkan

dengan sabuk seperti pada gambar di bawah ini.

Jika jari-jari roda A dua kali jari-jari roda B, maka perbandingan kecepatan sudut

roda A dan roda B adalah…..

A. 1 : 2

B. 1 : 3

C. 2 : 3

D. 2 : 4

E. 3 : 4

39. Sebuah sepeda memiliki gir depan dengan jari-jari 15 cm dan diputar dengan

kecepatan sudut 100 rad/s. Agar gir belakang bergerak dengan kecepatan sudut

200 rad/s, maka panjang jari-jari gir belakang sepeda tersebut sebesar…..

A. 0,071 m

B. 0,072 m

C. 0,073 m

D. 0,074 m

E. 0,075 m

40. Dua buah roda A dan B dihubungkan seporos antara satu dengan yang lain

seperti pada gambar di bawah ini.

188

Jika jari-jari roda A adalah 3 cm dan jari-jari roda B adalah 12 cm serta

kecepatan roda A adalah 6 m/s, maka kecepatan sudut roda A, kecepatan sudut

roda B, dan kecepatan linear roda B berturut-turut adalah…..

A. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 24 m/s

B. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 26 m/s

C. 100 rad/s, 100 rad/s, dan 28 m/s

D. 100 rad/s, 100 rad/s, dan 30 m/s

E. 100 rad/s, 50 rad/s, dan 32 m/s

189

LEMBAR JAWABAN

TES HASIL BELAJAR FISIKA

Nama :

Nis :

Kelas :

No Pilihan Jawaban No Pilihan Jawaban

1. A B C D E 21. A B C D E

2. A B C D E 22. A B C D E

3. A B C D E 23. A B C D E

4. A B C D E 24. A B C D E

5. A B C D E 25. A B C D E

6. A B C D E 26. A B C D E

7. A B C D E 27. A B C D E

8. A B C D E 28. A B C D E

9. A B C D E 29. A B C D E

10. A B C D E 30. A B C D E

11. A B C D E 31. A B C D E

12. A B C D E 32. A B C D E

13. A B C D E 33. A B C D E

14. A B C D E 34. A B C D E

15. A B C D E 35. A B C D E

15. A B C D E 36. A B C D E

17. A B C D E 37. A B C D E

18. A B C D E 38. A B C D E

19. A B C D E 39. A B C D E

20 A B C D E 40. A B C D E

190

B.3. Soal Tes Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Setelah Valid

TES HASIL BELAJAR FISIKA

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X IPA/Ganjil

Materi Pokok : Gerak Melingkar

PETUNJUK

a. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal

b. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia

c. Tulis nama, nis, dan kelas pada kolom yang tersedia

d. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu

e. Berilah tanda silang (X) pada huruf jawaban yang dianggap paling benar pada

lembar jawaban yang telah disediakan

f. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan anda ingin menggantinya,

coretlah dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban yang salah, kemudian

berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.

Contoh :

Pilihan pertama

A B C D E

Dibetulkan menjadi

A B C D E

1. Gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan laju konstan dan arah

kecepatan tegak lurus terhadap arah percepatan disebut…..

A. Gerak parabola

191

B. Gerak lurus

C. Gerak melingkar

D. Gerak melingkar beraturan

E. Gerak melingkar berubah beraturan

2. Waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda yang bergerak melingkar untuk

melakukan satu kali putaran penuh disebut…..

A. Frekuensi

B. Periode

C. Kecepatan sudut

D. Posisi sudut

E. Kecepatan linear

3. Banyaknya jumlah putaran yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak

melingkar dalam selang waktu satu sekon disebut…..

A. Frekuensi

B. Periode

C. Kecepatan sudut

D. Posisi sudut

E. Kecepatan linear

4. Sebuah benda melakukan 120 kali putaran selama 1 menit. Besar frekuensi dan

periode putaran benda tersebut berturut-turut adalah …..

A. 2 Hz dan 0,5 sekon

B. 4 Hz dan 0,6 sekon

C. 6 Hz dan 0,7 sekon

D. 8 Hz dan 0,8 sekon

E. 10 Hz dan 0,9 sekon

5. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari 6 meter. Jika dalam

2 menit benda melakukan 16 kali putaran, kecepatan linear benda tersebut

adalah…..

A. 1,0 π m/s

B. 1,2 π m/s

192

C. 1,4 π m/s

D. 1,6 π m/s

E. 1,8 π m/s

6. Sebuah benda melakukan gerak melingkar dengan frekuensi 140

𝜋 Hz. Besar

kecepatan sudutnya adalah…..

A. 200 rad/s

B. 220 rad/s

C. 240 rad/s

D. 260 rad/s

E. 280 rad/s

7. Sebuah alat pengering mesin cuci berputar dengan besar kecepatan sudut tetap

900 rpm. Nilai kecepatan tersebut tercapai ketika alat berputar 60 kali. Waktu

yang diperlukan mesin pengering untuk mencapai kecepatan tersebut adalah…..

A. 5 s

B. 4 s

C. 3 s

D. 2 s

E. 1 s

8. Perbandingan kecepatan sudut antara jarum penunjuk jam, menit, dan sekon pada

suatu arloji adalah…..

A. 1 : 16 : 12

B. 1 : 12 : 18

C. 1 : 12 : 36

D. 1 : 12 : 360

E. 1 : 12 : 720

9. Sebuah benda bergerak melingkar dengan kecepatan sudut konstan 0,5 π rad/s.

Dalam waktu 1 menit benda tersebut telah berputar sebanyak….

A. 15 kali

B. 30 kali

C. 45 kali

193

D. 61 kali

E. 75 kali

10. Sebuah benda bergerak melingkar dengan jari-jari 50 cm. Jika benda melakukan

120 rpm, maka waktu putaran dan kecepatan benda tersebut berturut-turut

adalah…..

A. 0,5 s dan 2π m/s

B. 0,5 s dan 0,2π m/s

C. 0,5 s dan π m/s

D. 2 s dan 5π m/s

E. 2 s dan 10π m/s

11. Pernyataan berikut berhubungan dengan percepatan sentripetal pada gerak

melingkar.

1) Percepatan sentripetal di setiap titik pada lintasannya selalu menuju pusat

lingkaran

2) Percepatan sentripetal mengubah arah kecepatan linear sehingga lintasan

berupa lingkaran

3) Besar percepatan sentripetal pada setiap lintasan tergantung kecepatan

anguler dan jari-jari lintasan

4) Arah vektor percepatan sentripetal searah dengan vektor kecepatan linearnya

Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh angka…..

A. 1, 2, dan 4

B. 2, 3, dan 4

C. 1, 3, dan 4

D. 1, 2, dan 3

E. 2 dan 3

12. Gaya yang bekerja pada benda yang bergerak melingkar dengan arah selalu

menuju pusat lingkaran disebut…..

A. Gaya sentrifugal

B. Gaya sentripetal

C. Gaya gravitasi

194

D. Gaya normal

E. Gaya gesek

13. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari 𝑅. Jika energi

kinetik benda tetap dan jari-jari lintasannya menjadi 2𝑅, maka gaya

sentripetalnya menjadi…..

A. 1

4 kali semula

B. 1

2 kali semula

C. Tetap

D. 2 kali semula

E. 4 kali semula

14. Suatu partikel melakukan gerak melingkar beraturan. Ternyata, tiap menit

partikel tersebut berputar sebanyak 300 putaran dan jari-jari lintasannya 40 cm.

Percepatan sentripetal partikel tersebut adalah…..

A. 4π m/s²

B. 40π m/s²

C. 4π² m/s²

D. 40π² m/s²

E. 400π² m/s²

15. Sebuah partikel bergerak pada lintasan yang berbentuk lingkaran berjari-jari 3 m

dan frekuensi 0,5 Hz. Percepatan sentripetalnya adalah…..

A. 3π m/s2

B. 3π² m/s2

C. 4π m/s2

D. 4π² m/s2

E. 5π m/s2

16. Seorang pengendara sepeda motor mengelilingi suatu bundaran yang jari-jarinya

20 m dengan kelajuan 72 km/jam. Jika massa totalnya 200 kg maka gaya

sentripetalnya adalah…..

A. 2.000 N

195

B. 2.500 N

C. 3.000 N

D. 3.500 N

E. 4.000 N

17. Perhatikan gambar berikut!

Sebuah mobil bermassa 1.000 kg melintasi suatu jembatan yang melengkung.

Jari-jari kelengkungan jembatan 20 m dengan pusat berada di bawah jembatan.

Besar gaya yang diberikan mobil pada jembatan saat mobil berada di puncak

jembatan jika kelajuannya 36 km/jam adalah…..

A. 5.000 N

B. 6.000 N

C. 7.000 N

D. 8.000 N

E. 9.000 N

18. Dua buah roda A dan B yang berada pada satu poros memiliki jari-jari 2 cm dan

8 cm, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

196

Jika kecepatan linear roda A adalah 6 m/s, maka kecepatan sudut roda A,

kecepatan sudut roda B, dan kecepatan linear roda B berturut-turut adalah…..

A. 300 rad/s, 300 rad/s, dan 24 m/s

B. 300 rad/s, 300 rad/s, dan 20 m/s

C. 300 rad/s, 200 rad/s, dan 15 m.s

D. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 10 m/s

E. 200 rad/s, 100 rad/s, dan 5 m/s

19. Tiga roda A, B, dan C saling berhubungan seperti pada gambar berikut!

Jika jari-jari roda A, B, dan C masing-masing 20 cm, 8 cm, dan 4 cm, dan roda B

berputar dengan kecepatan sudut 10 rad/s, maka roda C berputar dengan

kecepatan sudut sebesar…..

A. 80 rad/s

B. 70 rad/s

C. 60 rad/s

D. 50 rad/s

E. 40 rad/s

20. Jika pada suatu sistem yang berjalan dengan menggunakan dua buah roda yang

saling bersinggungan, roda penggerak jari-jarinya lebih kecil daripada roda yang

digerakkan akan mengakibatkan…..

A. Sistem tersebut cepat rusak

B. Sistem tersebut mudah panas

C. Sistem tersebut akan bergerak dengan cepat

D. Sistem tersebut akan lebih ringan saat menaiki tanjakan

197

E. Sistem tersebut akan membutuhkan biaya yang mahal

21. Bila dua buah roda masing-masing berjari-jari 𝑅1 dan 𝑅2 diputar dengan

dihubungkan pita (ban) di titik singgungnya, maka kecepatan sudut (𝜔), periode

(𝑇), frekuensi (𝑓), dan kecepatan linear (𝑣) mempunyai hubungan dengan jari-

jari 𝑅 sebagai berikut:

1) 𝜔1

𝜔2=

𝑅1

𝑅2

2) 𝑇1

𝑇2=

𝑅1

𝑅2

3) 𝑓1

𝑓2=

𝑅2

𝑅1

4) 𝑣1

𝑣2=

𝑅1

𝑅2

Pernyataan manakah yang salah?

A. (1) dan (2)

B. (2)

C. (3)

D. (4)

E. (1) dan (4)

22. Dua buah roda berputar dihubungkan seperti gambar berikut!

Jika kecepatan roda pertama adalah 20 m/s, jari-jari roda pertama dan kedua

masing-masing 20 cm dan 10 cm maka kecepatan roda kedua sebesar…..

A. 10 m/s

B. 20 m/s

C. 30 m/s

D. 40 m/s

198

E. 50 m/s

23. Pernyataan berikut berhubungan dengan karakteristik hubungan roda-roda

sepusat

1) Arah putar kedua roda sama

2) Kecepatan sudut kedua roda sama

3) Kelajuan linear kedua roda sama

4) Kelajuan linear kedua roda tidak sama

Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh angka…..

A. 1, 3, dan 4

B. 2, 3, dan 4

C. 1 dan 3

D. 1 dan 4

E. 1, 2, dan 4

24. Dua roda A dan B dihubungkan dengan pita seperti pada gambar di bawah ini.

Apabila jari-jari A dua kali jari-jari B, maka yang terjadi adalah…..

A. 𝑣𝐴 = 2𝑣𝐵

B. 𝑣𝐴 =1

2𝑣𝐵

C. 𝑣𝐴 = 𝑣𝐵

D. 𝜔𝐴 = 𝜔𝐵

E. 𝜔𝐴 = 2𝜔𝐵

25. Tiga buah roda berputar dihubungkan seperti gambar berikut.

199

Jari-jari roda pertama, kedua, dan ketiga masing-masing 20 cm, 10 cm, dan 5 cm.

Jika kecepatan sudut roda pertama adalah 100 rad/s, maka kecepatan sudut roda

ketiga adalah…..

A. 100 rad/s

B. 200 rad/s

C. 300 rad/s

D. 400 rad/s

E. 500 rad/s

26. Gambar di bawah memperlihatkan hubungan roda A, B, dan C.

Jari-jari roda A sama dengan jari-jari roda B sebesar R. Sedangkan jari-jari roda

C = 1

2 R. Bila roda A diputar dengan laju konstan 10 m/s maka kecepatan linear

di roda B adalah…..

A. 5 m/s

B. 10 m/s

C. 15 m/s

D. 20 m/s

E. 25 m/s

27. Dua roda dihubungkan seperti gambar di bawah ini!

200

Jari-jari roda 1 adalah 0,5 m dan jari-jari roda 2 adalah 1 m. Jika roda 1 berputar

dengan kecepatan linear 10 m/s maka kecepatan linear roda 2 adalah…..

A. 50 m/s

B. 40 m/s

C. 30 m/s

D. 20 m/s

E. 10 m/s

28. Sebuah mesin penggiling padi menggunakan dua buah roda yang dihubungkan

dengan sabuk seperti pada gambar di bawah ini.

Jika jari-jari roda A dua kali jari-jari roda B, maka perbandingan kecepatan sudut

roda A dan roda B adalah…..

A. 1 : 2

B. 1 : 3

C. 2 : 3

D. 2 : 4

E. 3 : 4

29. Sebuah sepeda memiliki gir depan dengan jari-jari 15 cm dan diputar dengan

kecepatan sudut 100 rad/s. Agar gir belakang bergerak dengan kecepatan sudut

200 rad/s, maka panjang jari-jari gir belakang sepeda tersebut sebesar…..

201

A. 0,071 m

B. 0,072 m

C. 0,073 m

D. 0,074 m

E. 0,075 m

30. Dua buah roda A dan B dihubungkan seporos antara satu dengan yang lain

seperti pada gambar di bawah ini.

Jika jari-jari roda A adalah 3 cm dan jari-jari roda B adalah 12 cm serta

kecepatan roda A adalah 6 m/s, maka kecepatan sudut roda A, kecepatan sudut

roda B, dan kecepatan linear roda B berturut-turut adalah…..

A. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 24 m/s

B. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 26 m/s

C. 100 rad/s, 100 rad/s, dan 28 m/s

D. 100 rad/s, 100 rad/s, dan 30 m/s

E. 100 rad/s, 50 rad/s, dan 32 m/s

202

LEMBAR JAWABAN

TES HASIL BELAJAR FISIKA

Nama :

Nis :

Kelas :

No Pilihan Jawaban No Pilihan Jawaban

1. A B C D E 16. A B C D E

2. A B C D E 17. A B C D E

3. A B C D E 18. A B C D E

4. A B C D E 19. A B C D E

5. A B C D E 20. A B C D E

6. A B C D E 21. A B C D E

7. A B C D E 22. A B C D E

8. A B C D E 23. A B C D E

9. A B C D E 24. A B C D E

10. A B C D E 25. A B C D E

11. A B C D E 26. A B C D E

12. A B C D E 27. A B C D E

13. A B C D E 28. A B C D E

14. A B C D E 29. A B C D E

15. A B C D E 30. A B C D E

203

LAMPIRAN C

C.1. HASIL ANALISIS VALIDITAS PERANGKAT

PEMBELAJARAN

C.2. UJI VALIDITAS ITEM

C.3. UJI RELIABILITAS ITEM

204

C.1. Hasil Analisis Validitas Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar, dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

divalidasi oleh dua orang validator yang kemudian dianalisis dengan

menggunakan uji Gregory.

1. Hasil Analisis Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tabel 1. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

No. Aspek Aspek yang Dinilai Validator

Ket. 1 2

1. Format

1. Mencantumkan identitas (sekolah,

kelas, semester, mata pelajaran, dan

alokasi waktu)

4 4 D

2. Mencantumkan Kompetensi Dasar

(KD) dan Indikator 4 4 D

3. Mencantumkan materi, kegiatan,

media dan penilaian pembelajaran 4 4 D

4. Pengaturan ruang/tata letak

penomoran 3 4 D

5. Jenis dan ukuran huruf yang sesuai 4 4 D

2. Bahasa

1. Kebenaran tata bahasa 4 3 D

2. Kesederhanaan struktur kalimat 3 3 D

3. Kejelasan petunjuk atau arahan 4 3 D

4. Bersifat komunikatif 3 3 D

3. Isi

1. Indikator mencakup pencapaian KD

pembelajaran 3 3 D

2. Materi pembelajaran sesuai dengan

indikator yang ingin dicapai 4 4 D

205

3. Langkah kegiatan pembelajaran

memperlihatkan pencapaian indikator

pembelajaran

3 4 D

4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

diskenariokan dalam langkah kegiatan

pembelajaran

4 4 D

5. Langkah kegiatan pembelajaran

memperlihatkan pengembangan sikap

sebagai dampak pengiring

3 4 D

6. Kesesuaian instrumen penilaian yang

digunakan dengan indikator

pencapaian KD yang ingin diukur

3 4 D

7. Kesesuaian alokasi waktu yang

digunakan 3 4 D

𝑅 =𝐷

𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷

𝑅 =16

0 + 0 + 0 + 16

𝑅 =16

16

𝑅 = 1

2. Hasil Analisis Validasi Bahan Ajar

Tabel 2. Hasil Validasi Bahan Ajar

No. Aspek Aspek yang Dinilai Validator

Ket. 1 2

1. Format 1. Sistem penomoran jelas 4 3 4

𝑅 ≥ 0,75 → Layak Digunakan

206

2. Pembagian materi jelas 3 3 4

3. Pengaturan ruang (tata letak) 3 3 4

4. Teks dan ilustrasi seimbang 3 3 4

5. Jenis dan ukuran huruf sesuai 4 3 4

6. Memiliki daya tarik 3 3 4

2. Isi

1. Kebenaran konsep/materi 4 3 4

2. Sesuai dengan kurikulum 2013 4 3 4

3. Dukungan ilustrasi untuk memperjelas

konsep 3 3 4

4. Memberi rangsangan secara visual 3 4 4

5. Mudah dipahami 3 4 4

6. Kontekstual, artinya ilustrasi/gambar

yang dimuat berdasarkan konteks

daerah/tempat/lingkungan peserta

didik dan sering dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari mereka

3 4 4

3.

Bahasa

dan

Tulisan

1. Menggunakan Bahasa Indonesia yang

baik dan benar 4 4 4

2. Menggunakan tulisan dan tanda baca

sesuai dengan EYD 4 4 4

3. Menggunakan istilah-istilah secara

tepat dan mudah dipahami 3 4 4

4. Menggunakan bahasa yang

komunikatif dan struktur kalimat yang

sederhana, sesuai dengan taraf

berpikir dan kemampuan membaca,

dan usia peserta didik

3 4 4

5. Menggunakan arahan dan petunjuk

yang jelas, sehingga tidak 4 4 4

207

menimbulkan penafsiran ganda

4. Manfaa

t

1. Dapat mengubah kebiasaan

pembelajaran yang tidak terarah

menjadi terarah dengan jelas

3 4 4

2. Dapat digunakan sebagai pegangan

bagi guru dan peserta didik dalam

pembelajaran

4 4 4

𝑅 =19

𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷

𝑅 =19

0 + 0 + 0 + 19

𝑅 =19

19

𝑅 = 1

3. Hasil Analisis Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Tabel 3. Hasil Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

No. Aspek Aspek yang Dinilai Validator

Ket. 1 2

1. Format

1. Mencantumkan identitas (mata pelajaran,

kelas/semester, hari/tanggal, kelompok,

dan anggota)

4 4 D

2. Sistem penomoran jelas 4 4 D

3. Jenis dan ukuran huruf sesuai 4 4 D

4. Kesesuaian tata letak gambar, grafik, 3 4 D

𝑅 ≥ 0,75 → Layak Digunakan

208

maupun tabel

2. Isi

1. Kesesuaian dengan RPP 3 4 D

2. Perintah dan pertanyaan dalam LKPD

mudah dipahami 3 4 D

3. Aktivitas peserta didik dirumuskan

dengan jelas dan operasional 4 4 D

4. Mencerminkan adanya aktivitas kegiatan

ilmiah 4 4 D

3. Bahasa

1. Bahasa dan istilah yang digunakan dalam

LKPD mudah dipahami 3 4 D

2. Bahasa yang digunakan benar sesuai

EYD dan menggunakan arahan/petunjuk

yang jelas sehingga tidak menimbulkan

penafsiran ganda

4 4 D

𝑅 =10

𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷

𝑅 =10

0 + 0 + 0 + 10

𝑅 =10

10

𝑅 = 1

𝑅 ≥ 0,75 → Layak Digunakan

209

C.2. Uji Validitas Item

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Item Tes Hasil Belajar Fisika

Responden Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9 Soal 10

PD 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

PD 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

PD 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

PD 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

PD 6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

PD 7 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1

PD 8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 10 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0

PD 11 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

PD 12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

PD 13 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

PD 14 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

PD 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

210

PD 17 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

PD 18 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1

PD 19 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

PD 20 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0

PD 21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 23 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1

PD 24 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1

PD 25 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

PD 26 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

PD 27 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1

PD 28 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1

PD 29 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

PD 30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

Total 25 17 19 19 22 17 16 22 23 23

R Hitung 0,549 0,810 0,835 0,835 0,913 -0,131 0,672 0,787 0,777 0,839

R Tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361

Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid

211

Responden Soal 11 Soal 12 Soal 13 Soal 14 Soal 15 Soal 16 Soal 17 Soal 18 Soal 19 Soal 20

PD 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1

PD 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

PD 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 4 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1

PD 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

PD 7 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1

PD 8 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0

PD 9 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1

PD 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 11 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0

PD 12 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1

PD 13 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0

PD 14 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

PD 15 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1

PD 16 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1

PD 17 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

PD 18 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1

212

PD 19 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1

PD 20 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

PD 21 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1

PD 22 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0

PD 23 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0

PD 24 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0

PD 25 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

PD 26 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1

PD 27 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

PD 28 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1

PD 29 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1

PD 30 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

Total 21 18 14 16 13 18 16 13 20 20

R Hitung 0,952 0,063 -0,106 0,468 0,111 0,445 0,705 -0,134 0,938 0,883

R Tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361

Kriteria Valid Drop Drop Valid Drop Valid Valid Drop Valid Valid

213

Responden Soal 21 Soal 22 Soal 23 Soal 24 Soal 25 Soal 26 Soal 27 Soal 28 Soal 29 Soal 30

PD 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 8 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0

PD 9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 10 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

PD 11 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0

PD 12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 13 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 14 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0

PD 17 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 18 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1

214

PD 19 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1

PD 20 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0

PD 22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 23 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 24 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 25 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 26 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 27 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0

PD 28 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0

PD 29 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

PD 30 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Total 20 15 19 21 22 21 21 20 21 18

R Hitung -0,114 -0,033 0,835 0,952 0,705 0,952 0,823 0,890 0,952 0,713

R Tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361

Kriteria Drop Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

215

Responden Soal 31 Soal 32 Soal 33 Soal 34 Soal 35 Soal 36 Soal 37 Soal 38 Soal 39 Soal 40 Total

PD 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 31

PD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37

PD 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38

PD 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 32

PD 5 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 33

PD 6 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 33

PD 7 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 28

PD 8 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 13

PD 9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 33

PD 10 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 10

PD 11 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 13

PD 12 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 28

PD 13 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 11

PD 14 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 7

PD 15 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 35

PD 16 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 29

PD 17 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 8

PD 18 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30

216

PD 19 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 32

PD 20 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 11

PD 21 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 30

PD 22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 32

PD 23 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 11

PD 24 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 16

PD 25 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 35

PD 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33

PD 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 31

PD 28 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 24

PD 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35

PD 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37

Total 20 23 22 19 22 21 16 22 21 20

R Hitung 0,388 -0,108 -0,275 0,474 0,869 -0,173 0,396 0,913 0,651 0,890

R Tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361

Kriteria Valid Drop Drop Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid

217

Perhitungan Validitas Item

Untuk validitas no 1 dari 40 soal yang telah diteskan kepada 30 peserta didik

Tabel 5 Perhitungan Uji Validitas Soal No 1

Responden X Y XY X2 Y2

PD 1 1 31 31 1 961

PD 2 1 37 37 1 1.369

PD 3 1 38 38 1 1.444

PD 4 1 32 32 1 1.024

PD 5 1 33 33 1 1.089

PD 6 1 33 33 1 1.089

PD 7 0 28 0 0 784

PD 8 1 13 13 1 169

PD 9 1 33 33 1 1.089

PD 10 1 10 10 1 100

PD 11 0 13 0 0 169

PD 12 1 28 28 1 784

PD 13 0 11 0 0 121

PD 14 0 7 0 0 49

PD 15 1 35 35 1 1.225

PD 16 1 29 29 1 841

PD 17 0 8 0 0 64

PD 18 1 30 30 1 900

PD 19 1 32 32 1 1.024

PD 20 1 11 11 1 121

PD 21 1 30 30 1 900

PD 22 1 32 32 1 1.024

PD 23 1 11 11 1 121

PD 24 1 16 16 1 256

218

PD 25 1 35 35 1 1.225

PD 26 1 33 33 1 1.089

PD 27 1 31 31 1 961

PD 28 1 24 24 1 576

PD 29 1 35 35 1 1.225

PD 30 1 37 37 1 1.369

Jumlah 25 776 709 25 23.162

Persamaan yang digunakan untuk menguji validitas adalah dengan menggunakan

persamaan product moment sebagai berikut.

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)

√[𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2][(𝑛∑𝑌2 − (∑𝑌)2]

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =30 . 709 − (25)(776)

√[30(25) − (25)2][(30(23.162) − (776)2]

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =21.270 − 19.400

√[750 − 625][694.860 − 602.176]

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =1.870

√11.585.500

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =1.870

3.403,75

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,549

Karena nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang diperoleh sebesar 0,549 dalam perhitungan ternyata

lebih besar dibandingkan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa butir soal

nomor 1 dinyatakan valid.

Untuk validitas no 12 dari 40 soal yang telah diteskan kepada 30 peserta didik

219

Tabel 6 Perhitungan Uji Validitas Soal No 12

Responden X Y XY X2 Y2

PD 1 0 31 0 0 961

PD 2 1 37 37 1 1.369

PD 3 1 38 38 1 1.444

PD 4 0 32 0 0 1.024

PD 5 1 33 33 1 1.089

PD 6 1 33 33 1 1.089

PD 7 0 28 0 0 784

PD 8 1 13 13 1 169

PD 9 0 33 0 0 1.089

PD 10 0 10 0 0 100

PD 11 1 13 13 1 169

PD 12 0 28 0 0 784

PD 13 1 11 11 1 121

PD 14 0 7 0 0 49

PD 15 1 35 35 1 1.225

PD 16 0 29 0 0 841

PD 17 1 8 8 1 64

PD 18 0 30 0 0 900

PD 19 1 32 32 1 1.024

PD 20 0 11 0 0 121

PD 21 0 30 0 0 900

PD 22 0 32 0 0 1.024

PD 23 1 11 11 1 121

PD 24 1 16 16 1 256

PD 25 1 35 35 1 1.225

PD 26 1 33 33 1 1.089

PD 27 1 31 31 1 961

220

PD 28 1 24 24 1 576

PD 29 1 35 35 1 1.225

PD 30 1 37 37 1 1.369

Jumlah 18 776 475 18 23.162

Persamaan yang digunakan untuk menguji validitas adalah dengan menggunakan

persamaan product moment sebagai berikut.

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)

√[𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2][(𝑛∑𝑌2 − (∑𝑌)2]

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =30 . 475 − (18)(776)

√[30(18) − (18)2][(30(23.162) − (776)2]

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =14.250 − 13.968

√[540 − 324][694.860 − 602.176]

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =282

√20.019.744

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =282

4.474,34

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,063

Karena nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang diperoleh sebesar 0,063 dalam perhitungan ternyata

lebih kecil dibandingkan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa butir soal

nomor 12 dinyatakan drop.

221

C.3. UJI RELIABILITAS ITEM

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Item Tes Hasil Belajar Fisika

Responden Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9 Soal 10

PD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 7 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

PD 8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

222

PD 17 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

PD 18 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

PD 19 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

PD 20 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0

PD 21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 23 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0

PD 24 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0

PD 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

PD 27 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

PD 28 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

PD 29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

PD 30 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

∑X 25 17 19 19 22 16 22 23 23 21

∑X² 625 289 361 361 484 256 484 529 529 441

N 30

Varian 0,144 0,254 0,240 0,240 0,202 0,257 0,202 0,185 0,185 0,217

∑Varian 6,720

223

Varian

Total 120,345

N Soal 30

r11 0,977

Responden Soal 11 Soal 12 Soal 13 Soal 14 Soal 15 Soal 16 Soal 17 Soal 18 Soal 19 Soal 20

PD 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 8 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0

PD 9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 10 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

PD 11 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

PD 12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

224

PD 13 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 14 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 16 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 18 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

PD 19 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1

PD 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 22 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1

PD 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 24 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

PD 27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0

PD 28 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1

PD 29 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

PD 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

∑X 16 18 16 20 20 19 21 22 21 21

225

∑X² 256 324 256 400 400 361 441 484 441 441

N 30

Varian 0,257 0,248 0,257 0,230 0,230 0,240 0,217 0,202 0,217 0,217

∑Varian 6,720

Varian

Total 120,345

n Soal 30

r11 0,977

Responden Soal 21 Soal 22 Soal 23 Soal 24 Soal 25 Soal 26 Soal 27 Soal 28 Soal 29 Soal 30

PD 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1

PD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

PD 5 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1

PD 6 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1

PD 7 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1

PD 8 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0

226

PD 9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

PD 10 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0

PD 11 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0

PD 12 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1

PD 13 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

PD 14 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

PD 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 16 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1

PD 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

PD 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 20 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0

PD 21 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1

PD 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PD 24 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

PD 25 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

PD 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 27 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0

227

PD 28 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1

PD 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

PD 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

∑X 20 21 18 20 19 22 16 22 21 20

∑X² 400 441 324 400 361 484 256 484 441 400

N 30

Varian 0,230 0,217 0,248 0,230 0,240 0,202 0,257 0,202 0,217 0,230

∑Varian 6,720

Varian

Total 120,345

n Soal 30

r11 0,977

228

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Uji Alpha

𝑟11 = (𝑘

𝑘 − 1) (1 −

∑𝑆𝑖

𝑆𝑡)

𝑟11 = (30

30 − 1) (1 −

6,720

120,345)

𝑟11 = (30

29) (1 − 0,0558394615)

𝑟11 = (1,0344827586)(0,9441605385)

𝑟11 = 0,9767177984

𝑟11 = 0,977

229

LAMPIRAN D

D.1. ANALISIS DESKRIPTIF

D.2. ANALISIS INFERENSIAL

230

D.1. Analisis Deskriptif

1. Analisis Deskriptif Kelas Eksperimen

Tabel 1 Data Nilai Hasil Belajar Fisika Per Indikator Pada Kelas Eksperimen

No. Nama Responden

Indikator

C1 C2

1 2 3 4 12 5 6 11 13 23 24

1. Agustina 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

2. Andi Arif Afsanjani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

3. Andi Aril 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0

4. Andira 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1

5. Anggun Putri

Mentari 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1

6. Arman 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

7. Astika 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1

8. Egy Handika 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1

9, Helvianti 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0

10. Marina 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1

11. Muhammad Fajri 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1

12. Nadya Cicilya

Kahar 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1

13. Nisa Kristina 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

14. Novita Rahmayani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

15. Nur Isma 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

16. Muhammad Ikhsan 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1

17. Nur Jannah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

18. Nurul Nabila 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0

19. Paramita P. 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0

231

20. Putri Syafira 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

21. Ricky 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

22. Rienaldi Purianto 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0

23. Risdyanti 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1

24. Riswandi 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1

25. Salsabila 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1

26. Satria Nur 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1

27. Sofiah Mutmainnah 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

28. Syakila Ayu Lestari 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0

29. Virgina Alviani 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

30. Wahyu Andika 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0

Skor Total 27 28 29 26 26 22 24 18 17 25 21

Skor rata-rata 0,91 0,71

Nilai Rata-rata 91 71

No Nama Responden

Indikator

C3

7 8 9 10 14 15 16 25 26 27 28 29 30

1. Agustina 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

2. Andi Arif Afsanjani 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1

3. Andi Aril 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

4. Andira 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0

5. Anggun Putri Mentari 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

6. Arman 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1

7. Astika 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1

8. Egy Handika 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0

9, Helvianti 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0

10. Marina 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

232

11. Muhammad Fajri 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1

12. Nadya Cicilya Kahar 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

13. Nisa Kristina 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1

14. Novita Rahmayani 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1

15. Nur Isma 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0

16. Muhammad Ikhsan 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0

17. Nur Jannah 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0

18. Nurul Nabila 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1

19. Paramita P. 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1

20. Putri Syafira 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0

21. Ricky 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1

22. Rienaldi Purianto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

23. Risdyanti 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0

24. Riswandi 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0

25. Salsabila 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1

26. Satria Nur 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1

27. Sofiah Mutmainnah 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

28. Syakila Ayu Lestari 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1

29. Virgina Alviani 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

30. Wahyu Andika 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1

Skor Total 21 18 23 20 22 16 20 20 24 22 22 23 20

Skor Rata-rata 0,69

Nilai rata-rata 69

No. Nama Responden

Indikator

C4

17 18 19 20 21 22

1. Agustina 1 1 1 1 1 1

233

2. Andi Arif Afsanjani 1 1 1 0 1 1

3. Andi Aril 1 1 0 1 0 1

4. Andira 1 0 1 0 1 0

5. Anggun Putri Mentari 1 1 1 1 1 1

6. Arman 0 1 1 0 1 1

7. Astika 1 1 1 1 1 1

8. Egy Handika 1 0 1 0 1 0

9, Helvianti 0 1 1 1 1 1

10. Marina 1 1 0 1 1 1

11. Muhammad Fajri 1 1 1 1 0 1

12. Nadya Cicilya Kahar 1 1 1 1 1 1

13. Nisa Kristina 1 1 1 1 1 1

14. Novita Rahmayani 1 0 0 1 0 1

15. Nur Isma 1 1 1 1 1 1

16. Muhammad Ikhsan 1 1 1 0 1 1

17. Nur Jannah 0 1 1 1 0 1

18. Nurul Nabila 1 1 1 0 1 1

19. Paramita P. 0 1 1 1 1 1

20. Putri Syafira 1 1 1 1 1 0

21. Ricky 1 0 1 1 1 0

22. Rienaldi Purianto 1 1 1 1 1 0

23. Risdyanti 1 0 0 0 1 0

24. Riswandi 1 1 1 0 0 0

25. Salsabila 0 1 1 0 1 1

26. Satria Nur 1 1 0 0 1 1

27. Sofiah Mutmainnah 0 1 1 1 1 1

28. Syakila Ayu Lestari 1 0 1 1 1 0

29. Virgina Alviani 0 1 1 1 1 1

30. Wahyu Andika 0 1 0 1 0 0

234

Skor Total 22 24 24 20 24 21

Skor rata-rata 0,75

Nilai Rata-rata 75

Tabel 2 Skor, Nilai, dan Kategori Posttest Peserta Didik Kelas X IPA 2 SMA

Negeri 3 Selayar (Kelas Eksperimen)

No. Nama Responden Skor Nilai Keterangan

1. Agustina 28 93 Sangat Tinggi

2. Andi Arif Afsanjani 25 83 Sangat Tinggi

3. Andi Aril 23 77 Tinggi

4. Andira 17 57 Sedang

5. Anggun Putri Mentari 25 83 Sangat Tinggi

6. Arman 24 80 Tinggi

7. Astika 24 80 Tinggi

8. Egy Handika 18 60 Sedang

9, Helvianti 23 77 Tinggi

10. Marina 26 87 Sangat Tinggi

11. Muhammad Fajri 23 77 Tinggi

12. Nadya Cicilya Kahar 25 83 Sangat Tinggi

13. Nisa Kristina 27 90 Sangat Tinggi

14. Novita Rahmayani 28 93 Sangat Tinggi

15. Nur Isma 25 83 Sangat Tinggi

16. Muhammad Ikhsan 21 70 Tinggi

17. Nur Jannah 24 80 Tinggi

18. Nurul Nabila 22 73 Tinggi

19. Paramita P. 24 80 Tinggi

20. Putri Syafira 21 70 Tinggi

21. Ricky 24 80 Tinggi

22. Rienaldi Purianto 27 90 Sangat Tinggi

235

23. Risdyanti 12 40 Rendah

24. Riswandi 13 43 Sedang

25. Salsabila 18 60 Sedang

26. Satria Nur 18 60 Sedang

27. Sofiah Mutmainnah 24 80 Tinggi

28. Syakila Ayu Lestari 22 73 Tinggi

29. Virgina Alviani 22 73 Tinggi

30. Wahyu Andika 17 57 Sedang

a. Nilai tertinggi = 93

b. Nilai terendah = 40

c. Jumlah sampel (n) = 30

d. Jumlah kelas interval (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,477)

= 1 + 4,8741

= 5,8741 ≈ 6

e. Rentang skor (r) = skor tertinggi – skor terendah

= 93 – 40

= 53

f. Panjang kelas (p) = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

=53

6

= 8,83 ≈ 9 (dibulatkan)

236

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Peserta Didik Kelas Eksperimen

Interval Nilai Tepi Kelas

𝒇𝒊 𝒙𝒊 𝒙𝒊² 𝒇𝒊𝒙𝒊 𝒇𝒊. 𝒙𝒊² Bawah Atas

40 - 48 39,5 48,5 2 44 1.936 88 3.872

49 - 57 48,5 57,5 2 53 2.809 106 5.618

58 – 66 57,5 66,5 3 62 3.844 186 11.532

67 – 75 66,5 75,5 5 71 5.041 355 25.205

76 - 84 75,5 84,5 13 80 6.400 1.040 83.200

85 - 93 84,5 93,5 5 89 7.921 445 39.605

Jumlah 30 2.220 169.032

a. Nilai Rata-rata

�� =∑𝑓𝑖𝑥𝑖

∑𝑓𝑖

�� =2.220

30

�� = 74

b. Standar Deviasi

𝑆 =√∑𝑓𝑖𝑥𝑖

2 −(∑𝑓𝑖𝑥𝑖)²

𝑛𝑛 − 1

𝑆 =√169.032 −

(2.220)²30

30 − 1

𝑆 = √169.032 − 164.280

29

237

𝑆 = √4.752

29

𝑆 = √163,86206897

𝑆 = 12,80086204

𝑆 = 12,8

c. Varians

𝑆2 =𝑛∑𝑓𝑖𝑥𝑖

2 − (∑𝑓𝑖𝑥𝑖)²

𝑛(𝑛 − 1)

𝑆2 =30(169.032) − (2.220)²

30(30 − 1)

𝑆2 =5.070.960 − 4.928.400

870

𝑆2 =142.560

870

𝑆2 = 163,86206897

𝑆2 = 163,9

2. Analisis Deskriptif Kelas Kontrol

Tabel 4 Data Nilai Hasil Belajar Fisika Per Indikator Pada Kelas Kontrol

No. Nama Responden

Indikator

C1 C2

1 2 3 4 12 5 6 11 13 23 24

1. Achmad Fathir 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0

2. Ahmad Firdaus Nur 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0

3. Almira Maarys 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0

4. Amelia Limbong 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

238

5. Andi Ikram 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0

6. Andi Israyanti 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1

7. Andi Nur Cahyogi 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0

8. Andi Rezki Aulia

Utami 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0

9, Astrina 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0

10. Dira Olifia Asri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

11. Ibrahim 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0

12. Istaina 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0

13. Maulida Sahra 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1

14. Nabila Sahra 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0

15. Nur Jannah 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1

16. Kristian 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0

17. Muhammad Ashar 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1

18. Muhammad

Zulfajrin 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1

19. Nur Qaida P. 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1

20. Nur Sahra 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1

21. Ocha Lutfia

Karunia 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1

22. Pirawahyuni 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0

23. Puja Saputra 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0

24. Rahmawati 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0

25. Regina Mutmainnah 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1

26. Reski Agnia Bestari 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0

27. Rini Virliani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

28. Salsadila 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1

29. Sopyan 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1

30. Zulfina Sari 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1

239

Skor Total 18 25 25 26 17 22 17 19 14 13 15

Skor rata-rata 0,74 0,56

Nilai Rata-rata 74 56

No Nama Responden

Indikator

C3

7 8 9 10 14 15 16 25 26 27 28 29 30

1. Achmad Fathir 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1

2. Ahmad Firdaus Nur 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0

3. Almira Maarys 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0

4. Amelia Limbong 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1

5. Andi Ikram 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0

6. Andi Israyanti 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0

7. Andi Nur Cahyogi 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1

8. Andi Rezki Aulia

Utami 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

9, Astrina 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0

10. Dira Olifia Asri 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1

11. Ibrahim 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1

12. Istaina 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0

13. Maulida Sahra 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0

14. Nabila Sahra 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0

15. Nur Jannah 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1

16. Kristian 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1

17. Muhammad Ashar 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1

18. Muhammad Zulfajrin 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1

19. Nur Qaida P. 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

20. Nur Sahra 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0

240

21. Ocha Lutfia Karunia 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0

22. Pirawahyuni 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

23. Puja Saputra 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0

24. Rahmawati 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0

25. Regina Mutmainnah 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0

26. Reski Agnia Bestari 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1

27. Rini Virliani 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0

28. Salsadila 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1

29. Sopyan 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0

30. Zulfina Sari 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0

Skor Total 12 18 19 10 4 7 11 17 20 9 15 16 13

Skor Rata-rata 0,44

Nilai rata-rata 44

No. Nama Responden

Indikator

C4

17 18 19 20 21 22

1. Achmad Fathir 0 1 0 1 1 0

2. Ahmad Firdaus Nur 0 0 1 0 1 0

3. Almira Maarys 0 0 0 1 1 0

4. Amelia Limbong 1 1 0 1 1 0

5. Andi Ikram 0 0 0 0 1 0

6. Andi Israyanti 0 0 0 0 1 0

7. Andi Nur Cahyogi 0 0 1 1 1 0

8. Andi Rezki Aulia Utami 0 0 0 0 1 0

9, Astrina 0 0 0 0 1 0

10. Dira Olifia Asri 0 0 1 1 1 0

11. Ibrahim 1 1 0 1 1 0

241

12. Istaina 0 0 0 0 1 0

13. Maulida Sahra 1 0 0 1 0 0

14. Nabila Sahra 0 0 0 1 1 0

15. Nur Jannah 1 0 1 1 0 0

16. Kristian 1 1 0 0 1 1

17. Muhammad Ashar 0 0 1 1 0 1

18. Muhammad Zulfajrin 0 0 0 1 0 0

19. Nur Qaida P. 1 0 0 1 1 1

20. Nur Sahra 1 0 0 1 0 1

21. Ocha Lutfia Karunia 0 1 0 0 1 0

22. Pirawahyuni 0 0 1 1 0 0

23. Puja Saputra 1 0 0 0 0 1

24. Rahmawati 1 1 0 0 1 0

25. Regina Mutmainnah 1 1 0 0 0 0

26. Reski Agnia Bestari 1 1 1 1 0 0

27. Rini Virliani 0 1 1 0 0 1

28. Salsadila 0 0 1 1 1 0

29. Sopyan 1 0 0 0 1 0

30. Zulfina Sari 0 1 1 0 0 0

Skor Total 12 10 10 16 19 6

Skor rata-rata 0,41

Nilai Rata-rata 41

Tabel 5 Skor, Nilai, dan Kategori Posttest Peserta Didik Kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Selayar (Kelas Kontrol)

No. Nama Responden Skor Nilai Keterangan

1. Achmad Fathir 18 60 Sedang

2. Ahmad Firdaus Nur 15 50 Sedang

242

3. Almira Maarys 13 43 Sedang

4. Amelia Limbong 24 80 Tinggi

5. Andi Ikram 12 40 Rendah

6. Andi Israyanti 13 43 Sedang

7. Andi Nur Cahyogi 15 50 Sedang

8. Andi Rezki Aulia Utami 14 47 Sedang

9, Astrina 11 37 Rendah

10. Dira Olifia Asri 22 73 Tinggi

11. Ibrahim 21 70 Tinggi

12. Istaina 14 47 Sedang

13. Maulida Sahra 12 40 Rendah

14. Nabila Sahra 13 43 Sedang

15. Nur Jannah 17 57 Sedang

16. Kristian 18 60 Sedang

17. Muhammad Ashar 17 57 Sedang

18. Muhammad Zulfajrin 16 53 Sedang

19. Nur Qaida P. 15 50 Sedang

20. Nur Sahra 14 47 Sedang

21. Ocha Lutfia Karunia 12 40 Rendah

22. Pirawahyuni 12 40 Rendah

23. Puja Saputra 10 33 Rendah

24. Rahmawati 11 37 Rendah

25. Regina Mutmainnah 12 40 Rendah

26. Reski Agnia Bestari 18 60 Sedang

27. Rini Virliani 21 70 Tinggi

28. Salsadila 18 60 Tinggi

29. Sopyan 12 40 Rendah

30. Zulfina Sari 15 50 Sedang

243

a. Nilai tertinggi = 80

b. Nilai terendah = 33

c. Jumlah sampel (n) = 30

d. Jumlah kelas interval (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,477)

= 1 + 4,8741

= 5,8741 ≈ 6

e. Rentang skor (r) = skor tertinggi – skor terendah

= 80 – 33

= 47

f. Panjang kelas (p) = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

=47

6

= 7,83 ≈ 8 (dibulatkan)

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Peserta Didik Kelas Kontrol

Interval

Nilai

Tepi Kelas 𝒇𝒊 𝒙𝒊 𝒙𝒊² 𝒇𝒊𝒙𝒊 𝒇𝒊. 𝒙𝒊²

Bawah Atas

33 - 40 32,5 40,5 9 36,5 1.332,25 328,5 11.990,25

41 - 48 40,5 48,5 6 44,5 1.980,25 267 11.881,5

49 - 56 48,5 56,5 5 52,5 2.756,25 262,5 13.781,25

57 - 64 56,5 64,5 6 60,5 3.660,25 363 21.961,5

65 - 72 64,5 72,5 2 68,5 4.692,25 137 9.384,5

244

73 - 80 72,5 80,5 2 76,5 5.852,25 153 11.704,5

Jumlah 30 1.511 80.703,5

a. Nilai Rata-rata

�� =∑𝑓𝑖𝑥𝑖

∑𝑓𝑖

�� =1.511

30

�� = 50,4

b. Standar Deviasi

𝑆 =√∑𝑓𝑖𝑥𝑖

2 −(∑𝑓𝑖𝑥𝑖)²

𝑛𝑛 − 1

𝑆 =√80.703,5 −

(1.511)²30

30 − 1

𝑆 = √80.703,5 − 76.104,03

29

𝑆 = √4.599,47

29

𝑆 = √158,60241379

𝑆 = 12,593745026

𝑆 = 12,6

c. Varians

245

𝑆2 =𝑛∑𝑓𝑖𝑥𝑖

2 − (∑𝑓𝑖𝑥𝑖)²

𝑛(𝑛 − 1)

𝑆2 =30(80.703,5) − (1.511)²

30(30 − 1)

𝑆2 =2.421.105 − 2.283.121

870

𝑆2 =137.984

870

𝑆2 = 158,60229885

𝑆2 = 158,6

D.2. Analisis Inferensial

1. Uji Normalitas

a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Tabel 7 Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Interval

Nilai

Batas Kelas Z Z Tabel L 𝒇𝒆

(𝒇𝟎 − 𝒇𝒉)²

𝒇𝒉

Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Luas/Pro

porsi

Frek

Ekspektas

i

40 - 48 39,5 48,5 -2,70 -1,99 0,0035 0,0233 0,0198 0,594 3,328

49 - 57 48,5 57,5 -1,99 -1,29 0,0233 0,0985 0,0752 2,256 0,029

58 – 66 57,5 66,5 -1,29 -0,59 0,0985 0,2776 0,1791 5,373 1,048

67 – 75 66,5 75,5 -0,59 0,12 0,2776 0,5478 0,2702 8,106 1,190

76 - 84 75,5 84,5 0,12 0,82 0,5478 0,7939 0,2461 7,383 4,273

85 - 93 84,5 93,5 0,82 1,52 0,7939 0,9357 0,1418 4,254 0,131

Jumlah 9,999

246

Keterangan berdasarkan tabel diatas yaitu:

1) Kolom 1 : (40 + 9) – 1 = 49 – 1 = 48, dst. Sehingga ditulis

40 – 48

49 – 57

58 – 66

67 – 75

76 – 84

85 – 93

2) Kolom 2 : Batas Kelas Bawah (BKB) = 40 – 0,5 = 39,5 (BKB 1)

BKB 2 = BKB 1 + Panjang Kelas = 39,5 + 9 = 48,5

BKB 3 = BKB 2 + Panjang Kelas = 48,5 + 9 = 57,5

BKB 4 = BKB 3 + Panjang Kelas = 57,5 + 9 = 66,5

BKB 5 = BKB 4 + Panjang Kelas = 66,5 + 9 = 75,5

BKB 6 = BKB 5 + Panjang Kelas = 75,5 + 9 = 84,5

Batas Kelas Atas (BKA) = 48 + 0,5 = 48,5 (BKA 1)

BKA 2 = BKA 1 + Panjang Kelas = 48,5 + 9 = 57,5

BKA 3 = BKA 2 + Panjang Kelas = 57,5 + 9 = 66,5

BKA 4 = BKA 3 + Panjang Kelas = 66,5 + 9 = 77,5

BKA 5 = BKA 4 + Panjang Kelas = 77,5 + 9 = 84,5

BKA 6 = BKA 5 + Panjang Kelas = 84,5 + 9 = 93,5

3) Kolom 3 : 𝑍 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ− ��

𝑆𝑑

𝑍 𝐵𝐾𝐵 1 =39,5−74

12,8=

−34,5

12,8= −2,70

𝑍 𝐵𝐾𝐵 2 =48,5−74

12,8=

−25,5

12,8= −1,99

247

𝑍 𝐵𝐾𝐵 3 =57,5−74

12,8=

−16,5

12,8= −1,29

𝑍 𝐵𝐾𝐵 4 =66,5−74

12,8=

−7,5

12,8= −0,59

𝑍 𝐵𝐾𝐵 5 =75,5−74

12,8=

1,5

12,8= 0,12

𝑍 𝐵𝐾𝐵 6 =84,5−74

12,8=

10,5

12,8= 0,82

𝑍 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠 = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠− ��

𝑆𝑑

𝑍 𝐵𝐾𝐴 1 =48,5−74

12,8=

−25,5

12,8= −1,99

𝑍 𝐵𝐾𝐴 2 =57,5−74

12,8=

−16,5

12,8= −1,29

𝑍 𝐵𝐾𝐴 3 =66,5−74

12,8=

−7,5

12,8= −0,59

𝑍 𝐵𝐾𝐴 4 =75,5−74

12,8=

1,5

12,8= 0,12

𝑍 𝐵𝐾𝐴 5 =84,5−74

12,8=

10,5

12,8= 0,82

𝑍 𝐵𝐾𝐴 6 =93,5−74

12,8=

19,5

12,8= 1,52

4) Kolom 4 : Z Tabel (menggunakan daftar tabel Z)

Z Z Tabel

Bawah Atas Bawah Atas

-2,70 -1,99 0,0035 0,0233

-1,99 -1,29 0,0233 0,0985

-1,29 -0,59 0,0985 0,2776

-0,59 0,12 0,2776 0,5478

0,12 0,82 0,5478 0,7939

0,82 1,52 0,7939 0,9357

248

5) Kolom 5 : Luas Z Tabel

Luas Z Tabel 1 = 0,0233 – 0,0035 = 0,0198

Luas Z Tabel 2 = 0,0985 – 0,0233 = 0,0752

Luas Z Tabel 3 = 0,2776 – 0,0985 = 0,1791

Luas Z Tabel 4 = 0,5478 – 0,2776 = 0,2702

Luas Z Tabel 5 = 0,7939 – 0,5478 = 0,2461

Luas Z Tabel 6 = 0,9357 – 0,7939 = 0,1418

6) Kolom 6 : Frekuensi harapan 𝑓𝑒 = 𝑛 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

𝑓𝑒 1 = 30 × 0,0198 = 0,594

𝑓𝑒 2 = 30 × 0,0752 = 2,256

𝑓𝑒 3 = 30 × 0,1791 = 5,373

𝑓𝑒 4 = 30 × 0,2702 = 8,106

𝑓𝑒 5 = 30 × 0,2461 = 7,383

𝑓𝑒 6 = 30 × 0,1418 = 4,254

7) Kolom 7 : Nilai 𝑋2 =(𝑓0−𝑓ℎ)²

𝑓ℎ

Nilai 𝑋²1 =(2−0,594)²

0,594= 3,328

Nilai 𝑋²2 =(2−2,256)²

2,256= 0,029

Nilai 𝑋²3 =(3−5,373)²

5,373= 1,048

Nilai 𝑋²4 =(5−8,106)²

8,106= 1,190

Nilai 𝑋²5 =(13−7,383)²

7,383= 4,273

249

Nilai 𝑋²6 =(5−4,254)²

4,254= 0,131

Derajat Kebebasan (dk) = k – 1

= 6 – 1

= 5

Taraf signifikan (α) = 0,05

X2tabel = 11,070

Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh untuk X2hitung = 9,999

sedangkan untuk α = 0,05 dan dk = k – 1 = 6 – 1 = 5, maka diperoleh X2tabel =

11,070. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa X2hitung = 9,999 < X2

tabel =

11,070 yang berarti bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 2 SMA

Negeri 3 Selayar (Eksperimen) terdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelas Kontrol

Tabel 8 Uji Normalitas Kelas Kontrol

Interval

Nilai

Batas Kelas Z Z Tabel L 𝒇𝒆

(𝒇𝟎 − 𝒇𝒉)²

𝒇𝒉

Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Luas/Pro

porsi

Frek

Ekspektas

i

33 - 40 32,5 40,5 -1,42 -0,79 0,0778 0,2148 0,137 4,11 5,818

41 - 48 40,5 48,5 -0,79 -0,15 0,2148 0,4404 0,2256 6,768 0,087

49 - 56 48,5 56,5 -0,15 0,48 0,4404 0,6844 0,244 7,32 0,735

57 - 64 56,5 64,5 0,48 1,12 0,6844 0,8686 0,1842 5,526 0,041

65 - 72 64,5 72,5 1,12 1,75 0,8686 0,9599 0,0913 2,739 0,199

73 - 80 72,5 80,5 1,75 2,39 0,9599 0,9916 0,0317 0,951 1,157

Jumlah 8,037

250

Keterangan berdasarkan tabel diatas yaitu:

1) Kolom 1 : (33 + 8) – 1 = 41 – 1 = 40, dst. Sehingga ditulis

33 – 40

41 – 48

49 – 56

57 – 64

65 – 72

73 – 80

2) Kolom 2 : Batas Kelas Bawah (BKB) = 33 – 0,5 = 32,5 (BKB 1)

BKB 2 = BKB 1 + Panjang Kelas = 32,5 + 8 = 40,5

BKB 3 = BKB 2 + Panjang Kelas = 40,5 + 8 = 48,5

BKB 4 = BKB 3 + Panjang Kelas = 48,5 + 8 = 56,5

BKB 5 = BKB 4 + Panjang Kelas = 56,5 + 8 = 64,5

BKB 6 = BKB 5 + Panjang Kelas = 64,5 + 8 = 72,5

Batas Kelas Atas (BKA) = 40 + 0,5 = 40,5 (BKA 1)

BKA 2 = BKA 1 + Panjang Kelas = 40,5 + 8 = 48,5

BKA 3 = BKA 2 + Panjang Kelas = 48,5 + 8 = 56,5

BKA 4 = BKA 3 + Panjang Kelas = 56,5 + 8 = 64,5

BKA 5 = BKA 4 + Panjang Kelas = 64,5 + 8 = 72,5

BKA 6 = BKA 5 + Panjang Kelas = 72,5 + 8 = 80,5

3) Kolom 3 : 𝑍 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ− ��

𝑆𝑑

𝑍 𝐵𝐾𝐵 1 =32,5−50,4

12,6=

−17,9

12,6= −1,42

𝑍 𝐵𝐾𝐵 2 =40,5−50,4

12,6=

−9,9

12,6= −0,79

251

𝑍 𝐵𝐾𝐵 3 =48,5−50,4

12,6=

−1,9

12,6= −0,15

𝑍 𝐵𝐾𝐵 4 =56,5−50,4

12,6=

6,1

12,6= 0,48

𝑍 𝐵𝐾𝐵 5 =64,5−50,4

12,6=

14,1

12,6= 1,12

𝑍 𝐵𝐾𝐵 6 =72,5−50,4

12,6=

22,1

12,6= 1,75

𝑍 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠 = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠− ��

𝑆𝑑

𝑍 𝐵𝐾𝐴 1 =40,5−50,4

12,6=

−9,9

12,6= −0,79

𝑍 𝐵𝐾𝐴 2 =48,5−50,4

12,6=

−1,9

12,6= −0,15

𝑍 𝐵𝐾𝐴 3 =56,5−50,4

12,6=

6,1

12,6= 0,48

𝑍 𝐵𝐾𝐴 4 =64,5−50,4

12,6=

14,1

12,6= 1,12

𝑍 𝐵𝐾𝐴 5 =72,5−50,4

12,6=

22,1

12,6= 1,75

𝑍 𝐵𝐾𝐴 6 =80,5−50,4

12,6=

30,1

12,6= 2,39

4) Kolom 4 : Z Tabel (menggunakan daftar tabel Z)

Z Z Tabel

Bawah Atas Bawah Atas

-1,42 -0,79 0,0778 0,2148

-0,79 -0,15 0,2148 0,4404

-0,15 0,48 0,4404 0,6844

0,48 1,12 0,6844 0,8686

1,12 1,75 0,8686 0,9599

1,75 2,39 0,9599 0,9916

5) Kolom 5 : Luas Z Tabel

252

Luas Z Tabel 1 = 0,2148 – 0,0778 = 0,137

Luas Z Tabel 2 = 0,4404 – 0,2148 = 0,2256

Luas Z Tabel 3 = 0,6844 – 0,4404 = 0,244

Luas Z Tabel 4 = 0,8686 – 0,6844 = 0,1842

Luas Z Tabel 5 = 0,9599 – 0,8686 = 0,0913

Luas Z Tabel 6 = 0,9916 – 0,9599 = 0,0317

6) Kolom 6 : Frekuensi harapan 𝑓𝑒 = 𝑛 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

𝑓𝑒 1 = 30 × 0,137 = 4,11

𝑓𝑒 2 = 30 × 0,2256 = 6,768

𝑓𝑒 3 = 30 × 0,244 = 7,32

𝑓𝑒 4 = 30 × 0,1842 = 5,526

𝑓𝑒 5 = 30 × 0,0913 = 2,739

𝑓𝑒 6 = 30 × 0,0317 = 0,951

7) Kolom 7 : Nilai 𝑋2 =(𝑓0−𝑓ℎ)²

𝑓ℎ

Nilai 𝑋²1 =(9−4,11)²

4,11= 5,818

Nilai 𝑋²2 =(6−6,768)²

6,768= 0,087

Nilai 𝑋²3 =(5−7,32)²

7,32= 0,735

Nilai 𝑋²4 =(6−5,526)²

5,526= 0,041

Nilai 𝑋²5 =(2−2,739)²

2,739= 0,199

Nilai 𝑋²6 =(2−0,951)²

0,951= 1,157

253

Derajat Kebebasan (dk) = k – 1

= 6 – 1

= 5

Taraf signifikan (α) = 0,05

X2tabel = 11,070

Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh untuk X2hitung = 8,037

sedangkan untuk α = 0,05 dan dk = k – 1 = 6 – 1 = 5, maka diperoleh X2tabel =

11,070. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa X2hitung = 8,037 < X2

tabel =

11,070 yang berarti bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 1 SMA

Negeri 3 Selayar (Kontrol) terdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Rumus uji homogenitas dengan menggunakan uji F yaitu:

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti tidak homogen

Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti homogen

No. Kelas Jumlah Sampel Varians (𝒔𝟐)

1. Eksperimen 30 163,9

2. Kontrol 30 158,6

Berdasarkan data pada tabel diatas, diperoleh:

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

254

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =163,9

158,6

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,03

Adapun nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 diperoleh:

𝑑𝑘𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑛 − 1 = 30 − 1 = 29

𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡 = 𝑛 − 1 = 30 − 1 = 29

𝐹(𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙) = 𝐹(𝛼)(𝑑𝑘1/𝑑𝑘2) = 𝑛1+𝑛2 − 2

= 30 + 30 − 2 = 58

𝐹(𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙) = 𝐹(𝛼)(𝑑𝑘1/𝑑𝑘2) = 1,67

Hasil perhitungan pengujian homogenitas diperoleh nilai

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,03 dan nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,67, karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dapat

dinyatakan bahwa varian kedua kelompok data skor hasil belajar fisika pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut adalah homogen.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X

IPA SMA Negeri 3 Selayar antara kelas yang diajar menggunakan

model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan kelas yang tidak

diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah

Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA

SMA Negeri 3 Selayar antara kelas yang diajar menggunakan

model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan kelas yang tidak

diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah

255

Adapun hasil yang diperoleh dari analisis deskriptif mengenai hasil belajar fisika

peserta didik disajikan pada tabel berikut:

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

𝑛1 = 30 𝑛2 = 30

��1 = 74 ��2 = 50,4

𝑆1 = 12,8 𝑆2 = 12,6

Sehingga variansi gabungan:

𝑆2 =(𝑛1 − 1)𝑆1² + (𝑛2 − 1)𝑆2²

𝑛1 + 𝑛2 − 2

𝑆2 =(30 − 1)12,8² + (30 − 1)12,6²

30 + 30 − 2

𝑆2 =(29)163,84 + (29)158,76

58

𝑆2 =4.751,36 + 4.604,04

58

𝑆2 =9.355,4

58

𝑆2 = 161,3

𝑆 = √161,3

𝑆 = 12,7

Sehingga

256

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑋1 − 𝑋2

𝑆√1𝑛1

+1

𝑛2

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =74 − 50,4

12,7√ 130 +

130

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =23,6

12,7(0,259)

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =23,6

3,2893

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,175

Dengan 𝛼 = 0,05 didapat 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑡(1 − 𝛼)(𝑑𝑘 = 𝑛1 + 𝑛2 − 2)

Karena yang digunakan uji dua pihak sehingga 𝛼 yang digunakan adalah 0,05/2 =

0,025 dan 𝑑𝑘 = 30 + 30 − 2 = 58

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = (1 − 𝛼)(𝑑𝑘)

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = (1 − 0,025)(58)

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = (0,975)(58)

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(0,975)(58) = 2,002

Sehingga, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,175 > 2,002

257

Hasil yang diperoleh ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri

3 Selayar antara kelas yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah dengan kelas yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah.

258

LAMPIRAN E

E.1. TABEL NILAI-NILAI R PRODUCT MOMENT

E.2. TABEL Z DISTRIBUSI NORMAL

E.3. TABEL CHI SQUARE

E.4. TABEL UJI T

259

E.1. Tabel Nilai-nilai R Product Moment

260

E.1. Tabel Z Distribusi Normal

261

E.3. Tabel Chi Square

262

E.4. TABEL UJI T

263

LAMPIRAN F

F.1. DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK

F.2. DOKUMENTASI

F.3. PERSURATAN

264

F.1. Daftar Hadir Peserta Didik

DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS X IPA 2

(KELAS EKSPERIMEN)

No. NISN Nama Peserta Didik L/P Pertemuan

1 2 3 4 5

1. 0051764862 Agustina P √ √ √ √ √

2. 0054246031 Andi Arif Afsanjani L √ √ √ √ √

3. 0053495320 Andi Aril L √ 𝑠 √ √ √

4. 0052671261 Andira P √ √ √ √ √

5. 0061557084 Anggun Putri Mentari P √ √ √ √ √

6. 0053410230 Arman L √ √ √ √ √

7. 3067410824 Astika P √ √ √ √ √

8. 0069735942 Egy Handika L √ √ √ √ √

9. 0054587390 Helvianti P √ √ √ √ √

10 3061102733 Marina P √ √ 𝑠 √ √

11. 0064593318 Muhammad Fajri L √ √ √ √ √

12. 0061723268 Nadya Chicilya Kahar P √ √ √ √ √

13. 0052691045 Nisa Kristina P √ √ √ √ √

14. 0058172719 Novita Rahmayani P √ √ √ √ √

15. 0065670982 Nur Isma P √ √ √ √ √

16. 0043426131 Muhammad Ikhsan L √ √ √ √ √

17. 0066873634 Nur Jannah P √ √ √ √ √

18.. 0065497139 Nurul Nabila P √ √ √ 𝑠 √

19. 0061093742 Paramita P. P √ √ √ √ √

20. 0069673863 Putri Syafira P √ √ √ √ √

21. 0036808478 Ricky L √ √ √ √ √

265

22. 0067905383 Rienaldi Purianto L √ √ √ √ √

23. 0055620167 Risdyanti P √ √ √ √ √

24. 0064493325 Riswandi L 𝑎 √ √ √ √

25. 0058023624 Salsabila P √ √ √ √ √

26. 0063616083 Satria Nur L √ √ √ √ √

27. 3073654484 Sofiah Mutmainnah P √ √ √ √ √

28. 0069435387 Syakila Ayu Lestari P √ √ √ √ √

29. 0061654389 Virgina Alviani P √ √ √ √ √

30. 0058941192 Wahyu Andika L 𝑎 √ √ √ √

266

DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS X IPA 1

(KELAS KONTROL)

No. NISN Nama Peserta Didik L/P Pertemuan

1 2 3 4 5

1. 0065452479 Achmad Fathir L √ √ √ √ √

2. 0069503946 Ahmad Firdaus Nur L √ √ √ √ √

3. 0063495314 Almira Maarys P √ √ √ √ √

4. 0062698451 Amelia Limbong P √ √ √ √ √

5. 0064206775 Andi Ikram L √ √ 𝑠 √ √

6. 0051935513 Andi Israyanti P √ √ √ √ √

7. 0052695645 Andi Nur Cahyogi P √ √ √ √ √

8. 0062479089 Andi Rezki Aulia Utami P √ √ √ √ √

9. 0063073736 Astrina P √ 𝑖 √ √ √

10 0069948975 Dira Olifia Asri P √ √ √ √ √

11. 0035644724 Ibrahim L √ √ √ √ √

12. 0031753014 Istaina P √ √ √ √ √

13. 0062529796 Maulida Sahra P √ √ √ √ √

14. 0053495321 Nabila Sahra P √ 𝑠 √ √ √

15. 0061503745 Nur Jannah P √ √ √ √ √

16. 0063506197 Kristian L √ √ √ √ √

17. 0052462474 Muhammad Ashar L √ √ √ √ √

18.. 0065657333 Muhammad Zulfajrin L √ √ √ √ √

19. 0067107506 Nur Qaida P. P √ √ √ √ √

20. 0039380202 Nur Sahra P 𝑎 𝑎 √ √ √

21. 0055088705 Ocha Lutfia Karunia P √ √ √ √ √

22. 0058097575 Pirawahyuni P √ √ √ √ √

23. 0053991307 Puja Saputra L √ √ √ √ √

267

24. 0056759402 Rahmawati P √ √ √ √ √

25. 0062050703 Regina Mutmainnah P √ √ √ √ √

26. 0051184971 Reski Agnia Bestari P √ √ √ √ √

27. 0069476483 Rini Virliani P √ √ √ √ √

28. 0061360310 Salsadila P √ √ √ √ √

29. 0046813247 Sopyan L √ 𝑠 √ √ √

30. 0069762152 Zulfina Sari P √ √ √ √ √

268

F.2. Dokumentasi

Gambar 1 Proses Pembelajaran di Kelas X IPA 2 (Kelas Eksperimen)

269

Vac

Gambar 2 Proses Pembelajaran di Kelas X IPA 1 (Kelas Kontrol)

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

318

RIWAYAT HIDUP

Elma Triyani dilahirkan di Pariangan Desa Harapan,

Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar pada

tanggal 06 Januari 1999, anak ketiga dari tiga bersaudara, buah

hati dari pasangan Mustan dan Andi Lawang. Penulis memulai

jenjang pendidikan formal taman kanak-kanak di TK Pertiwi

pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan

sekolah dasar di SDN Pariangan (sekarang UPT SDN 67 Kepulauan Selayar) pada

tahun 2005 dan lulus pada tahun 2011. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan

sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Bontosikuyu (sekarang SMP Negeri 3

Selayar) pada tahun 2011 dan lulus pada tahun 2014. Untuk pendidikan tingkat

menengah atas penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Bontosikuyu

(sekarang SMA Negeri 3 Selayar) pada tahun 2014 dan lulus pada tahun 2017.

Selanjutnya, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di perguruan

tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Program

Strata 1 (S1).