Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X IPA
SMA NEGERI 3 SELAYAR
SKRIPSI
Oleh
ELMA TRIYANI
105391102217
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2022
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X IPA
SMA NEGERI 3 SELAYAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ELMA TRIYANI
105391102217
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2022
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. Al-
Mujadilah 58: 11)
Tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk dicapai, yang ada hanya niat
yang terlalu rendah untuk melangkah (Bong Chandra)
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah
menjadi manusia yang berguna (Albert Einstein)
PERSEMBAHAN
Karya ini, saya persembahkan untuk orang tuaku Ayahanda Mustan dan
Ibunda Andi Lawang yang tak pernah lelah untuk senantiasa berpikir,
berdoa, dan berusaha untuk masa depanku dengan penuh kasih sayang dan
keikhlasan serta senantiasa menjadi motivator dan alasan
vii
ABSTRAK
Elma Triyani. 2021. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Nurlina dan Pembimbing II Ana Dhiqfaini Sultan.
Tercapainya keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh beberapa komponen penting, salah satunya adalah penerapan model pembelajaran. Penerapan model pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil observasi awal diketahui bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar masih tergolong rendah. Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam pembelajaran fisika perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dianggap tepat adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen sesungguhnya dengan menggunakan desain Posttest-Only Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar tahun ajaran 2021/2022 yang terdiri dari 4 kelas dengan sampel dipilih secara random sampling (acak kelas) sehingga diperoleh kelas X IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 1 sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 30 orang.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 2 yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah berada pada kategori tinggi, yaitu dengan nilai rata-rata 74 sedangkan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 1 yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah berada pada kategori sedang, yaitu dengan nilai rata-rata 50,4. Dari hasil uji hipotesis terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan taraf signifikan 𝛼 = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar fisika peserta didik yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Bagi pendidik, diharapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah menjadi salah satu alternatif yang diterapkan pada mata pelajaran fisika khususnya materi gerak melingkar. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian yang serupa diharapkan dalam pemilihan masalah yang diajukan sebaiknya masalah yang realistis dan menantang, agar peserta didik termotivasi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Kata kunci : Hasil belajar fisika, kooperatif tipe STAD, pembelajaran berbasis
masalah
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tiada kata indah selain ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya milik
Allah SWT, sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salam dan shalawat kepada
Nabi Muhammad Saw yang telah menjadi pelopor peradaban manusia, pembawa
cahaya kehidupan dan teladan akhlak pencinta ilmu yang menjadi figur panutan dan
inspirasi penulis.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri 3
Selayar” diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa kepada kedua orang tua Ayahanda Mustan dan Ibunda Andi
Lawang, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas doa yang selalu
melangit di waktu mustajab, kasih sayang yang tak pernah berkurang dan segala
pengorbanan untuk keberhasilan anaknya. Semoga apa yang telah mereka berikan
kepada penulis menjadikan kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di
akhirat. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua kakakku tercinta,
Toni Suwandito dan Elmi Dwiyana serta keluarga besar yang menjadi support system
bagi penulis.
ix
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D selaku Dekan FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd selaku Ketua Prodi dan Bapak Ma’ruf, S.Pd., M.Pd
selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ana Dhiqfaini
Sultan, S.Si., M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan
waktunya dalam membimbing, memberikan arahan, dan semangat kepada
penulis dalam menyusun skripsi ini.
5. Ibu Riskawati, S.Pd., M.Pd selaku validator I dan Ibu Yusri Handayani, S.Pd.,
M.Pd selaku validator II yang telah memberikan saran dan masukan untuk
instrumen penelitian penulis.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak
berjasa.
7. Bapak Drs. Daeng Ngilau, M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Selayar
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
x
8. Ibu Ekawati, S.Pd selaku guru mata pelajaran fisika SMA Negeri 3 Selayar yang
telah membimbing dan membantu penulis selama pelaksanaan penelitian di
sekolah.
9. Bapak dan Ibu guru serta staf tata usaha SMA Negeri 3 Selayar yang telah
membantu penulis selama proses penelitian.
10. Adik-adik kelas X IPA 1 dan X IPA 2 SMA Negeri 3 Selayar atas kesediannya
menjadi subjek penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2017 Prodi Pendidikan Fisika yang telah
membersamai penulis menjalani masa-masa perkuliahan dan memberi kesan
tersendiri bagi penulis.
Akhirnya, dengan kerendahan hati penulis menyadari kekurangan dan
keterbatasan yang ada pada skripsi ini. Oleh karena itu, penulis senantiasa,
mengharapkan saran dan kritik yang membangun bagi penulis sehingga dapat
berkarya yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Harapan dan doa penulis
semoga skripsi ini dapat diterima, memberikan manfaat dan menambah khasanah
ilmu khususnya di bidang pendidikan Fisika serta dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya. Aamiin Ya Rabbal Alamin
Billahi Fii Sabilil Haq. Fastabiqul Khaerat
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, Januari 2022
Elma Triyani
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 9
A. Kajian Pustaka .................................................................................... 9
1. Model Pembelajaran pada Kurikulum Nasional ............................ 9
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ......................................... 13
xii
3. Hasil Belajar .................................................................................. 23
4. Penelitian yang Relevan ................................................................. 29
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 31
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 35
A. Rancangan Penelitian ......................................................................... 35
1. Jenis Penelitian .............................................................................. 35
2. Desain Penelitian ........................................................................... 35
3. Lokasi Penelitian ............................................................................ 36
B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 36
1. Populasi .......................................................................................... 36
2. Sampel ........................................................................................... 36
C. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 37
D. Prosedur Penelitian ............................................................................. 38
E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 44
G. Teknik Analisi Data ............................................................................ 44
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................... 50
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 50
B. Pembahasan ........................................................................................ 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 64
A. Kesimpulan ......................................................................................... 64
B. Saran ................................................................................................... 64
xiii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 70
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Hasil Belajar Fisika Kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar ...........................3
2.1 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah ...................................................20
3.1 Jumlah Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar Tahun Ajaran 2021/2022 ............................................................................................................ .36
3.2 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ............................................................. .41
3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar Fisika Pada Setiap Indikator... .42
3.4 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item ....................................................................... .44
3.5 Kriteria Skor Hasil Belajar .................................................................................. .46
4.1 Pengolahan Data Statistik Nilai Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................................... .51
4.2 Distrubusi Interval Nilai Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................................... .52
4.3 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Tiap-tiap Indikator Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................. .54
4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ .56
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir ......................................................................................... .33
4.1 Diagram Kategorisasi Hasil Belajar Fisika dan Frekuensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................................................... .53
4.2 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Tiap-tiap Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................................... .55
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................ 71
A.2. Bahan Ajar ................................................................................................... 99
A.3. Lembar Kerja Peserta Didik ...................................................................... 120
B.2. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Fisika Peserta Didik ...................... 137
B.1. Soal Tes Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Sebelum Valid ..................... 175
B.3. Soal Tes Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Setelah Valid ....................... 192
C.1. Hasil Analisis Validitas Perangkat Pembelajaran ..................................... 206
C.2. Uji Validitas Item ...................................................................................... 211
C.3. Uji Reliabilitas Item ................................................................................... 223
D.1. Analisis Deskriptif ..................................................................................... 232
D.2. Analisis Inferensial .................................................................................... 247
E.1. Tabel Nilai-nilai R Product Moment ......................................................... 261
E.2. Tabel Z Distribusi Normal ......................................................................... 262
E.3. Tabel Chi Square ....................................................................................... 263
E.4. Tabel Uji T ................................................................................................. 264
F.1. Daftar Hadir Peserta Didik ........................................................................ 266
F.2. Dokumentasi .............................................................................................. 270
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan di Indonesia saat ini semakin berkembang, berbagai macam
pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan
yang sudah ada. Terdapat berbagai upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia seperti mengembangkan kurikulum pendidikan,
membuat inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran serta pemenuhan sarana
prasarana pendidikan. Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam meningkatkan
kualitas pendidikan yang ada adalah tercapainya keberhasilan dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Menurut Rusman (2017: 88–89) tercapainya keberhasilan dalam proses
pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh beberapa komponen penting, salah satunya
adalah penerapan model pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Guru sebagai
fasilitator harus mampu merancang keterlibatan peserta didik dalam proses
pembelajaran serta mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan dan
memaksimalkan potensi yang ada dalam diri peserta didik melalui proses belajar
mengajar di sekolah. Kegiatan belajar mengajar tersebut meliputi setiap mata
pelajaran, salah satunya yaitu fisika.
Fisika pada hakikatnya adalah kumpulan pengetahuan (produk), cara berpikir
(sikap), dan penyelidikan (proses). Fisika sebagai kumpulan pengetahuan dapat
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model. Fisika sebagai sikap yaitu
2
pemikiran orang dalam bertindak dan bersikap, sehingga pada akhirnya dapat
melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah. Fisika sebagai proses yaitu pemahaman
mengenai bagaimana informasi ilmiah dalam fisika diperoleh, diuji, dan divalidasi
(Gunada dan Hikmawati, 2013). Oleh sebab itu, pembelajaran fisika yang terjadi
harus mampu mengubah paradigma dari teacher centered menjadi student centered
sehingga akan tercipta pembelajaran yang aktif (Pratiwi dan Sutrio, 2018).
Pembelajaran aktif adalah suatu bentuk pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan
pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga
mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman
dan kompetensinya (Rusman, 2011: 324). Pembelajaran yang aktif akan dapat
meningkatkan keterampilan peserta didik diantaranya keterampilan berpikir,
keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan berkomunikasi. Selain itu,
pembelajaran aktif juga akan meningkatkan ingatan peserta didik pada konsep yang
dipelajarinya sehingga akan berpengaruh pada hasil belajar.
Dalam dunia pendidikan, hasil belajar merupakan faktor yang sangat penting,
karena hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan alat untuk mengukur
sejauh mana peserta didik menguasai materi yang diajarkan oleh guru (Syah, 2010:
129). Secara umum, hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua
faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor
yang berasal dari dalam diri peserta didik tersebut yakni keadaan atau kondisi jasmani
dan rohani peserta didik sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang datang dari
luar diri peserta didik yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik. Sementara
3
itu, faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik secara khusus yaitu
penggunaan strategi atau model pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Dalam
hal ini penerapan model pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam
menentukan tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan pada tanggal 2 Juni
2021 di SMA Negeri 3 Selayar dengan melakukan wawancara kepada guru mata
pelajaran fisika kelas X IPA diketahui bahwa hasil belajar fisika peserta didik masih
tergolong rendah. Data hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA dapat dilihat
pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Data Hasil Belajar Fisika Kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar
Kelas KKM
Frekuensi Tuntas dan Tidak
Tuntas Ujian Semester Jumlah
Peserta Didik Tuntas Tidak Tuntas
X IPA 1 79 13 17 30
X IPA 2 79 11 19 30
X IPA 3 79 13 15 28
X IPA 4 79 16 14 30
Sumber: Hasil observasi awal (2021)
Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar fisika
peserta didik tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang
mendapat nilai tidak tuntas dalam pembelajaran fisika. Kurang maksimalnya
pencapaian hasil belajar disebabkan karena peserta didik dalam proses pembelajaran
masih kurang aktif terlibat langsung dalam proses pemecahan masalah dalam
pembelajaran fisika sehingga proses pembelajaran kurang bermakna yang berdampak
4
pada hasil belajar. Proses pembelajaran fisika yang terjadi cenderung didominasi guru
yang menyebabkan peserta didik menjadi pasif dalam proses belajar mengajar.
Peserta didik masih banyak menerima materi pembelajaran dari guru dan tidak
dilibatkan dalam proses bagaimana materi itu diperoleh melalui fenomena-fenomena
di sekitarnya. Pembelajaran didalam kelas banyak dilakukan dengan metode ceramah
dan jarang sekali menggunakan metode eksperimen karena kurangnya fasilitas
laboratorium di sekolah.
Selain itu, kurangnya keingintahuan peserta didik tentang fisika, karena materi
fisika yang dipenuhi dengan rumus-rumus membuat peserta didik merasa bosan dan
tidak tertarik dengan pelajaran fisika. Proses pembelajaran seperti ini membuat
pemahaman yang diperoleh peserta didik kurang optimal sehingga berdampak pada
nilai hasil belajar peserta didik yang tidak mencapai nilai rata-rata KKM yang telah
ditentukan di SMA Negeri 3 Selayar pada mata pelajaran fisika yaitu 79.
Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam pembelajaran fisika perlu diterapkan
suatu model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik di
kelas, sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dan tidak memandang fisika sebagai
pembelajaran yang sulit dan membosankan. Selain itu, juga dapat menciptakan situasi
dan kondisi kelas yang menyenangkan dan dapat mengaktifkan peserta didik dalam
pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Salah satu model pembelajaran yang dianggap tepat untuk dapat meningkatkan
hasil belajar fisika peserta didik adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah.
5
Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Anggistia, 2018)
yang mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada model
pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar fisika siswa SMA dari ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh hasil belajar ranah kognitif pada kelas eksperimen memperoleh nilai rata-
rata yaitu sebesar 77 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu sebesar 67,
pada ranah afektif kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 79 lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu sebesar 74, dan pada ranah
psikomotor kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 79 lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 71.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model pembelajaran
yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
autentik, yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari
permasalahan yang nyata (Trianto, 2010: 90). Model pembelajaran ini juga banyak
melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik
diberikan kebebasan untuk lebih berpikir kreatif dan aktif berpartisipasi dalam
mengembangkan penalarannya mengenai materi yang diajarkan serta mampu
menggunakan penalarannya tersebut dalam menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Diantara materi-materi
fisika yang dapat dijadikan suatu bahan permasalahan dalam penelitian ini yaitu pada
materi gerak melingkar, dimana pada materi gerak melingkar ini didalamnya
membahas tentang fenomena-fenomena yang ada di kehidupan sehari-hari.
6
Pemilihan model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam penelitian ini karena
model pembelajaran ini pada dasarnya lebih mendorong peserta didik untuk aktif
dalam memperoleh pengetahuan. Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh
peserta didik, diharapkan dapat menimbulkan rasa senang dan antusias peserta didik
dalam belajar. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep
fisika yang dapat mendorong peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar.
Berbagai problematika yang telah dipaparkan diatas membuat penulis tertarik
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri
3 Selayar”.
B. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana gambaran hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri
3 Selayar yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah?
2. Bagaimana gambaran hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri
3 Selayar yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA
Negeri 3 Selayar yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah dan yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah?
7
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan gambaran hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA
Negeri 3 Selayar yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah.
2. Mendeskripsikan gambaran hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA
Negeri 3 Selayar yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah
3. Menganalisis perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA
Negeri 3 Selayar yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah dan yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, baik yang
terlibat langsung dalam penelitian ataupun tidak. Adapun manfaat yang diharapkan
dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik, melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam
pembelajaran fisika diharapkan dapat memberikan tantangan kepada peserta
didik untuk menemukan pengetahuan baru. Selain itu, Pembelajaran Berbasis
Masalah dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
2. Bagi guru, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu
model pembelajaran yang inovatif dalam meningkatkan hasil belajar fisika.
8
3. Bagi sekolah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh model
Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar fisika peserta didik agar
nantinya dapat diterapkan pada saat menjadi guru atau pendidik.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran pada Kurikulum Nasional
Pada kurikulum 2013 terdapat tiga model pembelajaran yang menjadi andalan
yang bisa mendukung aktivitas belajar mengajar. Ini didasari pada (Permendikbud
No. 103 Tahun 2004) yang memiliki visi agar peserta didik bisa berkembang dan
mempunyai karakter saintifik, rasa ingin tahu, dan perilaku sosial. Salah satu hal
pokok dalam penerapan kurikulum 2013 adalah bagaimana guru mampu menerapkan
pendekatan saintifik yang berpusat pada peserta didik serta menekankan pada
pembelajaran peserta didik aktif (Putri dan Jumadi, 2017). Pendekatan saintifik
adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan (Sufairof, 2017). Tiga model yang menjadi
andalan pada kurikulum 2013 adalah Model Pembelajaran Berbasis Projek, Model
Pembelajaran Berbasis Masalah, Model Pembelajaran Penemuan.
a. Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning)
Sani (2013: 226–227) menjelaskan bahwa model pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang dilakukan untuk memperdalam pengetahuan
10
dan keterampilan peserta didik dengan cara membuat karya atau proyek terkait
dengan materi ajar dan kompetensi. Trianto (2014: 42) mengemukakan bahwa model
pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan pembelajaran
inovatif yang berpusat pada peserta didik (student centered) dan menetapkan guru
sebagai motivator dan fasilitator, dimana peserta didik diberi peluang bekerja secara
otonom mengkontruksi belajarnya. Menurut Hutapea dan Simanjuntak (2017) project
based learning memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja, dan
secara umum peserta didik melakukan kegiatan: mengorganisasi kegiatan belajar
kelompok, melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah dan
mensintesis informasi. Tidak hanya belajar secara kolaboratif, project based learning
juga bersifat inovatif, unik, dan berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan
dengan kehidupan peserta didik atau kebutuhan masyarakat atau industri lokal.
Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan
model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media
(Daryanto, 2014: 42). Proyek yang dibuat berkaitan dengan kebutuhan masyarakat,
seperti pompa air sederhana, pupuk organik, barang kerajinan dari limbah plastik atau
limbah kertas/karton, dan lain-lain. Proyek yang dibuat bisa sederhana atau
prototipenya saja. Model pembelajaran berbasis proyek ini mencakup kegiatan
menyelesaikan masalah, pengambilan keputusan, investigasi, dan keterampilan
membuat karya. Peserta didik belajar berkelompok dan setiap kelompok bisa
membuat proyek yang berlainan. Guru hanya sebagai fasilitator dalam membantu
merencanakan, menganalisis proyek, namun tidak sampai memberikan arahan dalam
menyelesaikan proyek.
11
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah pembelajaran yang
berfokus pada aktivitas peserta didik untuk dapat memahami suatu konsep dan
prinsip dengan melakukan penelitian yang mendalam tentang suatu masalah dan
mencari solusi yang relevan dan peserta didik belajar secara mandiri serta hasil dari
pembelajaran ini adalah produk.
b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Menurut Jauhari dkk (2017) model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
suatu pola pembelajaran yang menekankan pada pemecahan suatu masalah nyata
yang dihadapi oleh peserta didik secara berkelompok untuk memperoleh suatu
konsep yang hendak dipelajari secara ilmiah. Pada awal kegiatan pembelajaran
peserta didik diperkenalkan atau diberikan suatu masalah yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Karena masalah yang semakin dekat dengan dunia nyata, akan
semakin baik pengaruhnya pada peningkatan kecakapan peserta didik.
Menurut Lidinillah (2013) model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu
model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks
bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial
dari materi pelajaran. Arends (1997) menyatakan bahwa langkah-langkah
Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu mengorientasikan peserta didik pada masalah,
mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan individu
atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
12
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran yang dimulai
dengan menghadapkan peserta didik pada masalah nyata sebagai konteks untuk para
peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta
memperoleh pengetahuan.
c. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Sanjaya (2006: 128) menyatakan bahwa model pembelajaran discovery
learning adalah pembelajaran yang mana bahan pelajarannya dicari serta ditemukan
sendiri oleh peserta didik lewat berbagai aktivitas, sehingga dalam pembelajaran ini
tugas guru lebih kepada fasilitator dan pembimbing bagi peserta didik. Hosnan (2014:
282) mengemukakan bahwa model pembelajaran discovery learning adalah suatu
model untuk mengembangkan cara peserta didik belajar aktif dengan menemukan
sendiri, menyelidiki sendiri, sehingga hasil yang diperoleh lebih bermakna, tahan
lama dan tidak mudah dilupakan peserta didik. Slameto (2015: 24) menyatakan dalam
model discovery learning, tidak semua yang dipelajari harus dipresentasikan dalam
bentuk keseluruhan dan final, beberapa bagian harus dicari, diidentifikasi sendiri oleh
peserta didik. Sintaks dalam model pembelajaran discovery learning yaitu pemberian
rangsangan, pernyataan/identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data,
pembuktian, dan menarik kesimpulan/generalisasi.
Pembelajaran discovery menekankan peserta didik untuk mencari dan
menemukan materi pelajaran sendiri melalui berbagai aktivitas. Pembelajaran
discovery melatih peserta didik untuk mendapatkan jawaban-jawabannya sendiri
berdasarkan temuannya atau menemukan lagi sesuatu yang sudah ditemukan. Melalui
13
pembelajaran model discovery dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan ide dan gagasan dalam usahanya untuk memecahkan masalah
(Hilmi dkk, 2017).
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
melibatkan seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, dan logis sehingga peserta didik dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap, keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, atau prinsip pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai
makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, atau prosedur. Istilah model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau
metode tertentu yaitu rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya,
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar
model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai (Lefudin, 2017: 172).
Menurut Darmadi (2017: 42) model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses
belajar mengajar. Darmadi (2017: 42) juga mengutip kalimat Trianto (2010: 53)
14
dalam bukunya yang mengungkapkan bahwa fungsi model pembelajaran adalah
sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Untuk memilih model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi
yang akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam
pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Disamping itu pula,
setiap model pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat
dilakukan peserta didik dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan
sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini, diantaranya
pembukaan dan penutupan pembelajaran yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Oleh karena itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai keterampilan
mengajar, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beraneka ragam dan
lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini.
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan suatu proses pembelajaran di kelas sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran adalah masih lemahnya
peserta didik dalam menggunakan kemampuan berpikir untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan konsep yang telah dimiliki.
Seringkali peserta didik dituntut mengetahui segala hal yang termuat dalam
kurikulum sehingga memiliki banyak informasi dan pengetahuan, namun sayangnya
mereka mengalami kesulitan untuk menghubungkan dengan masalah yang mereka
hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan diatas disinyalir terjadi karena
15
masih banyak guru yang belum mampu menerapkan model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Banyak kritik ditujukan kepada cara guru
mengajar yang lebih menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka
(Marianingsih dan Hidayati, 2018: 20–21).
Menurut Rianita dan Juliani (2017) salah satu upaya untuk mengatasi
permasalahan peserta didik terhadap pelajaran fisika adalah dengan memberikan
model Pembelajaran Berbasis Masalah. Pembelajaran Berbasis Masalah dirancang
untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan
menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya. Pembelajaran Berbasis
Masalah menuntut peserta didik melakukan pemecahan-pemecahan masalah yang
disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian
menganalisis dan mencari solusi dari permasalahan yang ada.
Marianingsih dan Hidayati (2018: 21) mengutip kalimat Suyatno (2009) dalam
bukunya yang menyatakan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan proses
pembelajaran yang menggunakan masalah dalam kehidupan nyata peserta didik
sebagai titik awal dalam proses pembelajaran. Dalam PBM peserta didik dirangsang
untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah
mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan
pengalaman baru. Menurut Siahaan dan Situmorang (2019) model Pembelajaran
Berbasis Masalah adalah pendekatan konstruktivis yang menekankan pembelajaran
melalui pemecahan masalah. Berbeda dengan diberi konten untuk dikuasai tetapi
peserta didik disajikan dengan masalah untuk diperiksa, direnungkan, dan
dipecahkan. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah mendukung peserta
16
didik dalam proses pemecahan masalah. Guru bukan lagi sebagai pemilik
pengetahuan tapi fasilitator atau pelatih metakognitif dalam belajar.
Menurut Sanjaya (2006: 214) Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dapat
diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Sedangkan Trianto (2009: 63)
menjelaskan bahwa model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) adalah model
pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal
akuisisi dan integrasi pengetahuan baru. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang pada proses penyelesaian masalah
yang dihadapi secara ilmiah agar peserta didik mendapat pengetahuan penting.
Dengan demikian diharapkan peserta didik mahir dalam memecahkan masalah,
memiliki model belajar sendiri dan memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran yang dimulai
dengan menghadapkan peserta didik pada masalah nyata sebagai konteks untuk para
peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta
memperoleh pengetahuan. Pembelajaran Berbasis Masalah membantu peserta didik
dalam mengembangkan keterampilan untuk belajar secara mandiri, keterampilan
penyelidikan dan keterampilan mengatasi masalah. Pembelajaran ini membantu
peserta didik untuk memperoleh informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan
menyusun pengetahuan mereka sendiri. Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan
salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif
kepada peserta didik.
17
b. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Nurdyansyah dan Fahyuni (2016: 84–85) Pembelajaran Berbasis
Masalah memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah
Artinya, pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di
sekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara
pribadi bermakna untuk peserta didik. Pertanyaan dan masalah yang diajukan
haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Autentik, yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata peserta
didik daripada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
b) Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas dan tidak menimbulkan masalah
baru.
c) Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami dan
dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
d) Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, artinya masalah tersebut mencakup
seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan
sumber yang tersedia dan didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
e) Bermanfaat, yaitu masalah yang telah disusun dan dirumuskan haruslah
bermanfaat, yaitu dapat meningkatkan kemampuan berpikir memecahkan
masalah peserta didik, serta membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
18
Artinya, meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata
pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah yang dipilih benar-
benar nyata agar dalam pemecahannya peserta didik meninjau masalah itu dari
banyak mata pelajaran.
3) Penyelidikan autentik
Artinya, pengajaran berbasis masalah mengharuskan peserta didik melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
Mereka menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan
membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan
eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan.
4) Menghasilkan produk/karya
Pengajaran berbasis masalah menuntut peserta didik menghasilkan produk
tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau
mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.
5) Kolaborasi
Pembelajaran Berbasis Masalah dicirikan oleh peserta didik yang bekerja satu
sama dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam bentuk
kelompok kecil.
Menurut Octavia (2020: 22) ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
sebagai berikut:
1) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan peserta didik
hanya sekadar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran,
19
akan tetapi melalui strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) peserta didik
aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya
menyimpulkannya.
2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) menempatkan masalah sebagai kata kunci
dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses
pembelajaran.
3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara
ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir
deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris,
sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu,
sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan
fakta yang jelas.
c. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Arends (1997) menyatakan bahwa langkah-langkah Pembelajaran Berbasis
Masalah adalah:
1) Mengorientasikan peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individu atau kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Aplikasi tahapan-tahapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat dilihat
dalam tabel 2.1 berikut:
20
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap Aktivitas Guru Aktivitas Peserta
didik
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Mengorientasi peserta
didik pada masalah
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan
logistik yang dibutuhkan,
mengajukan fenomena
atau demonstrasi atau
cerita untuk memunculkan
masalah, memotivasi
peserta didik untuk terlibat
dalam pemecahan masalah
yang dipilih.
Peserta didik
menyimak dengan
baik
b. Mengorganisasikan
peserta didik untuk
belajar
Guru membantu untuk
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut
Peserta didik
membuat definisi dan
mengorganisasikan
tugas belajar
2. Kegiatan Inti
a. Membimbing
penyelidikan individu
Guru mendorong peserta
didik untuk
Peserta didik
mengumpulkan
21
atau kelompok mengumpulkan informasi
yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah
informasi yang sesuai
dengan pembahasan
materi dan melakukan
eksperimen
b. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu peserta
didik dalam merencanakan
dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti
laporan, video, dan model,
serta membantu mereka
untuk membagi tugas
dengan temannya
Peserta didik
merencanakan karya
baik berupa produk,
laporan, maupun hasil
rekaman.
Peserta didik
mempresentasikan
produk yang
ditemukan baik secara
individual maupun
kelompok
3. Kegiatan Penutup
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu peserta
didik untuk melakukan
refleksi terhadap
penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka
Peserta didik
melakukan refleksi
terhadap penyelidikan
22
gunakan.
Guru melakukan evaluasi
Sumber: Arends, 1997
d. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Shoimin (2014: 132), kelebihan dari model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) yaitu :
1) Peserta didik didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam
situasi nyata.
2) Peserta didik memilki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui
aktivitas belajar.
3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik. Hal ini mengurangi beban
peserta didik dengan menghafal atau menyimpan informasi.
4) Terjadi aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja kelompok.
5) Peserta didik terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari
perpustakaan, internet, wawancara dan observasi.
6) Peserta didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.
7) Peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam
kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
8) Kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching.
e. Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
23
Menurut Shoimin (2014: 132), kekurangan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) yaitu :
1) PBM tidak dapat ditetapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru
berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran
yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.
2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman peserta didik yang tinggi
akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Tingkat kemampuan dapat dilihat melalui hasil belajar. Hasil belajar peserta
didik akan mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran. Hal ini
tidak terlepas dari kemauan dan kesempatan peserta didik untuk mempelajari materi
pelajaran yang diberikan kepadanya. Peserta didik harus aktif dan tekun belajar
apabila ingin mendapat hasil yang baik dan memuaskan. Peserta didik dapat
memanfaatkan waktu yang tersedia untuk memahami dan mempelajari pelajaran yang
diberikan oleh guru. Oleh karena guru juga memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran, dengan merancang dan melaksanakan pembelajaran yang baik agar
hasil yang didapat peserta didik juga memuaskan (Syahputra, 2020: 24).
Menurut Juarsih dkk (2017) hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki
peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan
oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan yang
dicapai. Keberhasilan peserta didik dalam mempelajari fisika dapat diketahui dengan
mengukur hasil belajar yang diperoleh melalui tes, yang dinyatakan dalam bentuk
24
angka atau nilai tertentu. Hasil belajar akan digunakan oleh guru untuk dijadikan
ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah
melaksanakan pembelajaran (Muthmainnah dkk, 2017). Sementara itu menurut
Gunada dkk (2017) hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang diperoleh
setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Perubahan kemampuan yang dialami
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Mafudiansyah (2020)
ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia sebagai hasil belajar dalam
bidang pendidikan.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah hasil yang dicapai atau diperoleh peserta didik dalam proses kegiatan belajar
mengajar yang berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya.
b. Indikator Hasil Belajar
Menurut Wahyuningsih (2020: 68) indikator hasil belajar merupakan hasil yang
diperoleh peserta didik selama belajar di sekolah yang merupakan perpaduan dari tiga
ranah yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Ranah kognitif, diperoleh dari
hasil belajar peserta didik yang ditandai dengan hasil nilai ulangan harian maupun
semester/ulangan kenaikan kelas. Adapun aspek psikomotor merupakan penilaian
terhadap hasil belajar peserta didik yang dituangkan dalam bentuk penyelesaian
tugas-tugas yang diberikan guru di sekolah, untuk dikerjakan dan dikembangkan di
25
rumah, sehingga pada hari yang telah ditentukan peserta didik mampu
mengumpulkan hasil tugas tersebut untuk dinilai di sekolah. Ranah afektif,
merupakan penilaian hasil belajar yang menyangkut perilaku peserta didik setiap
mengikuti proses pembelajaran di kelas, sehingga aktivitas belajar peserta didik dapat
dinilai setiap saat. Seperti halnya keaktifan bertanya, menjawab, mengutarakan
pendapat, menyimpulkan dan sebagainya.
Adapun penjelasan dari masing-masing indikator tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan
kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari
penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak
menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk
menyelesaikan masalah. Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam
domain kognitif meliputi beberapa tingkat atau jenjang. Bloom membagi dan
menyusun secara hirarkis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah
dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.
Makin tinggi tingkat maka makin kompleks dan penguasaan suatu tingkat
mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya. Adapun tingkatan dalam hasil
belajar kognitif adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4),
sintesis (C5), dan evaluasi (C6) (Purwanto, 2013: 50). Dalam proses belajar kognitif
perubahan yang terjadi pada peserta didik terletak pada kemampuan berpikir.
2) Hasil Belajar Afektif
26
Hasil belajar afektif adalah internalisasi sikap yang menunjuk ke arah
pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik menjadi sadar tentang nilai yang
diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam
membentuk nilai dan menentukan tingkah laku (Arifin, 2011: 22). Krathwohl
membagi hasil belajar afektif menjadi lima tingkat yaitu penerimaan, partisipasi,
penilaian, organisasi, dan internalisasi. Hasil belajar afektif disusun secara hirarkis
mulai dari tingkat yang paling rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi dan
kompleks (Purwanto, 2013: 51–52). Dalam proses belajar afektif perubahan yang
terjadi pada peserta didik terletak pada kemampuan merasakan.
3) Hasil Belajar Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik adalah kemampuan peserta didik yang berkaitan
dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya (Arifin, 2011: 23). Beberapa ahli
mengklasifikasikan dan menyusun hirarkis hasil belajar psikomotorik dalam urutan
mulai dari tingkat yang palin rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi dan
kompleks. Hasil belajar tingkat yang lebih tinggi hanya dapat dicapai apabila peserta
didik telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah. Menurut Harrow hasil belajar
psikomotorik dapat diklasifikasikan menjadi enem yaitu gerakan refleks, gerakan
fundamental dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisis, gerakan keterampilan,
dan komunikasi tanpa kata (Purwanto, 2013: 52–53). Dalam proses belajar
psikomotorik perubahan yang terjadi pada peserta didik terletak pada kemampuan
keterampilan.
Dari hasil penilaian tersebut, kemudian diolah dan dijadikan ukuran
kemampuan belajar peserta didik dalam satu semester yang berbentuk nilai hasil
27
belajar, kemudian ditulis dalam bentuk buku laporan belajar siswa (Wahyuningsih,
2020: 68–69). Diantara ketiga ranah tersebut, penulis hanya meneliti hasil belajar
pada ranah kognitif yang berkenaan dengan perilaku yang menekankan aspek
intelektual dengan indikator mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan
menganalisis (C4).
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor.
Faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal dari dalam
peserta didik yang belajar atau biasa disebut dengan faktor internal dan ada pula yang
berasal dari luar peserta didik yang belajar atau biasa disebut dengan faktor eksternal
(Syahputra, 2020: 26).
Menurut Djamarah (2008: 157) faktor internal meliputi dua aspek yaitu:
1) Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis ini merupakan kondisi umum jasmani dapat dikatakan melatar
belakangi aktivitas belajar. Secara umum kondisi fisiologi, seperti kesehatan yang
prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan
sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Peserta didik
yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah
peserta didik yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada
umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat mengantuk dan akhirnya tidak
mudah dalam menerima pelajaran.
2) Aspek Psikologis
28
Kejiwaan seseorang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Aspek kejiwaan
ini terdiri dari:
a) Inteligensi peserta didik merupakan kemampuan psikofisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
Tingkat keberhasilan peserta didik ditentukan oleh tingkat kecerdasan atau
inteligensi (IQ).
b) Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif. Sikap seseorang dalam
melakukan suatu kegiatan sangat berpengaruh sekali terhadap kegiatan yang
dilakukan. Bagaimana seseorang dapat menyikapi semua kegiatan yang
dilakukannya tergantung dari motivasi melakukan kegiatan tersebut. Sikap
seorang peserta didik dalam belajar khususnya dalam pembelajaran fisika harus
selalu menyikapi dengan pemahaman yang positif, karena jika kita menyikapinya
dengan sikap yang negatif maka akankah tujuan pembelajaran fisika dapat
tercapai.
c) Bakat adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang. Dengan memiliki bakat terhadap suatu kegiatan
tertentu akan mudah untuk lebih mengembangkan bakat tersebut.
d) Minat adalah kecenderungan dan kegairahan atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu.
e) Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang melakukan
sesuatu. Motivasi ini dapat mendorong seseorang lebih maju dalam suatu
kegiatan. Penemuan-penemuan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada
umumnya akan meningkat jika motivasi belajar bertambah.
29
Selain faktor internal, hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Menurut Slameto (2010: 60) faktor eksternal dikelompokknya menjadi tiga faktor
yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
1) Faktor Keluarga
Peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara
orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,
metode belajar dan rumah.
3) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar
peserta didik. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan peserta didik dalam
masyarakat. Pengaruh tersebut dapat berasal dari kegiatan peserta didik dalam
masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan pendapat diatas faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada
dua yaitu faktor internal yang merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dari dalam diri peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal yang merupakan faktor
yang mempengaruhi dari luar diri peserta didik.
4. Penelitian yang Relevan
30
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa hasil penelitian yang
relavan, diantaranya:
a. Penelitian Desti Anggistia dkk (2018) dengan judul penelitian “Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA”.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil belajar ranah
kognitif pada kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 77 lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu sebesar 67, pada ranah afektif
kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 79 lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu sebesar 74, dan pada ranah psikomotor
kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 79 lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 71. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran berbasis masalah
terhadap hasil belajar fisika siswa SMA dari ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
b. Penelitian Nuning Apriani dkk (2016) dengan judul penelitian “Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X
SMAN 2 Praya Tahun Pelajaran 2015/2016”. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan diperoleh thitung sebesar 3,42 dan ttabel sebesar 1,99 sehingga thitung >
ttabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
berbasis masalah terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN 2 Praya
tahun pelajaran 2015/2016.
c. Penelitian Nurhikmah dkk (2018) dengan judul penelitian “Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulation Based Laboratory (SBL)
31
Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Montong
Gading”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh thitung sebesar
6,52 dan ttabel sebesar 2,00 sehingga thitung > ttabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran berbasis masalah berbantuan Simulation Based Laboratory (SBL)
berpengaruh terhadap hasil belajar fisika peserta didik.
B. Kerangka Pikir
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam meningkatkan kualitas pendidikan
yang ada adalah tercapainya keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Tercapainya keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh
beberapa komponen penting, salah satunya adalah penerapan model pembelajaran
dan guru sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator harus mampu merancang
keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran dan memilih model
pembelajaran yang tepat untuk digunakan.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 2 Juni 2021 di
SMA Negeri 3 Selayar diketahui bahwa hasil belajar fisika peserta didik masih
tergolong rendah. Kurang maksimalnya pencapaian hasil belajar disebabkan karena
peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang aktif terlibat langsung dalam
proses pemecahan masalah dalam pembelajaran fisika sehingga proses pembelajaran
kurang bermakna yang berdampak pada hasil belajar. Proses pembelajaran fisika
yang terjadi cenderung didominasi guru yang menyebabkan peserta didik menjadi
pasif dalam proses belajar mengajar. Peserta didik masih banyak menerima materi
32
pembelajaran dari guru dan tidak dilibatkan dalam proses bagaimana materi itu
diperoleh melalui fenomen-fenomena di sekitarnya.
Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam pembelajaran fisika perlu diterapkan
suatu model pembelajaran yang memberikan peluang bagi peserta didik untuk lebih
aktif dalam pembelajarannya terutama dalam pemecahan masalah. Selain itu, juga
dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang menyenangkan dan dapat
mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran agar proses pembelajaran dapat
berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Salah satu model pembelajaran yang dianggap tepat untuk dapat meningkatkan
hasil belajar fisika peserta didik adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah. Model
Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan model pembelajaran yang menggunakan
masalah dalam kehidupan nyata peserta didik sebagai titik awal dalam proses
pembelajaran. Pemilihan model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam penelitian ini
karena model pembelajaran ini pada dasarnya lebih mendorong peserta didik untuk
aktif dalam memperoleh pengetahuan. Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan
oleh peserta didik, diharapkan dapat menimbulkan rasa senang dan antusias peserta
didik dalam belajar. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
konsep fisika yang dapat mendorong peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar.
Oleh karena itu, penulis membuat desain kerangka pikir dalam penelitian ini
seperti pada Gambar 2.1 berikut.
33
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
Proses Pembelajaran
Fisika
1. Menyampaikan tujuan
pembelajaran dan
memotivasi peserta didik
2. Menyampaikan
informasi/materi pelajaran
3. Mengorganisasikan peserta
didik dalam kelompok
belajar
4. Membimbing tiap kelompok
bekerja dan belajar
5. Evaluasi
6. Memberikan penghargaan
Model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
(Konvensional)
Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
1. Mengorientasikan peserta
didik pada masalah
2. Mengorganisasikan peserta
didik untuk belajar
3. Membimbing penyelidikan
individual atau kelompok
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Hasil belajar fisika yang berbeda
34
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang diajukan dalam penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
“Terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri
3 Selayar antara kelas yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah dengan kelas yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah”.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah True Experimental
(Eksperimen Sesungguhnya).
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest-Only Control Design. Dalam
desain ini terdapat dua kelas yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok
kedua yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Berikut ini skema
desain penelitian Posttest-Only Control Design.
𝐑 X 𝐎𝟏
R - 𝐎𝟐
(Sugiyono, 2017: 502)
Keterangan:
R = Pengundian sampel
X = Perlakuan dalam kelas eksperimen menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah
- = Perlakuan dalam kelas kontrol menggunakan model pembelajaran
konvensional
36
O1 = Nilai Posttest hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar menggunakan
model Pembelajaran Berbasis Masalah
O2 = Nilai Posttest hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar menggunakan
model pembelajaran konvensional
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di SMA Negeri 3 Selayar Desa Harapan,
Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 3
Selayar tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 4 kelas.
Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar Tahun Ajaran 2021/2022
No. Kelas Jumlah Peserta Didik
1. X IPA 1 30
2. X IPA 2 30
3. X IPA 3 28
4. X IPA 4 30
Jumlah 118
Sumber: Data Hasil Pengolahan (2021)
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik simple
random sampling yaitu dengan cara pengundian. Pengundian dilakukan satu kali,
37
yaitu mengundi 4 kelas untuk menemukan yang menjadi kelas eksperimen dan kelas
kontrol sehingga terpilih kelas X IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 1
sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 30 orang.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Independent (Bebas)
a) Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang
digunakan peneliti di kelas eksperimen dengan mengorientasikan peserta
didik pada masalah, mengorganisasi peserta didik untuk belajar,
membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan
dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
b) Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang
digunakan peneliti di kelas kontrol yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan langkah-langkahnya yaitu menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi peserta didik, menyampaikan informasi/materi
pelajaran, mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok belajar,
membimbing tiap kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, dan memberikan
penghargaan.
2. Variabel Dependent (Terikat)
Hasil belajar fisika adalah skor total yang dicapai oleh peserta didik melalui
hasil tes belajar fisika dalam ranah kognitif dengan indikator mengingat (C1),
memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4).
38
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:
a) Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran fisika SMA Negeri
3 Selayar untuk meminta izin melaksanakan penelitian
b) Menyusun rancangan pembelajaran yang terdiri dari:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi gerak melingkar yang
dibuat sebanyak 4 pertemuan dengan kompetensi dasar (KD) yang
digunakan adalah
KD 3.6 : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju
konstan (tetap) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
KD 4.6 : Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak
melingkar, makna fisis, dan pemanfaatannya.
2) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dibuat sebanyak 4 pertemuan
3) Bahan ajar
c) Membuat instrumen penelitian dalam bentuk tes pilihan ganda sebanyak 40 butir
soal
d) Melakukan uji coba instrumen di kelas yang bukan sampel penelitian dan setelah
dilakukan uji coba diperoleh 30 butir soal yang valid dan 10 butir soal yang drop
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
39
a) Mengajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada kelas
eksperimen
b) Mengajar tanpa menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada kelas
kontrol.
c) Memberikan posttest setelah dilakukan pemberian model Pembelajaran Berbasis
Masalah pada kelas eksperimen
d) Memberikan posttest setelah dilakukan pemberian pembelajaran tanpa
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada kelas kontrol.
3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu:
a) Mengolah data hasil penelitian
b) Menganalisis data hasil penelitian
c) Membahas data hasil penelitian
d) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data
e) Membuat laporan hasil penelitian dalam bentuk skripsi
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes
hasil belajar fisika dalam bentuk soal pilihan ganda (multiple choice) yang mencakup
indikator yang akan diukur dalam penelitian hasil belajar fisika peserta didik yaitu
mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Instrumen
tes hasil belajar fisika disusun sebanyak 40 soal. Soal-soal tersebut diberikan kepada
peserta didik pada pertemuan terakhir.
40
Semua soal-soal yang telah disusun terlebih dahulu diuji cobakan untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas sebelum digunakan sebagai tes hasil belajar
fisika. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal hasil belajar fisika valid
dan dapat dipercaya.
Adapun langkah-langkah pengujian instrumen penelitian yaitu:
1. Uji Validitas Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), bahan ajar, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan tes hasil belajar fisika
(posttest) yang telah disusun kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing
dan selanjutnya dilakukan validasi instrumen oleh tim validator. Dari hasil validitas
oleh tim validator tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan uji Gregory dengan
tujuan untuk mengetahui jika instrumen tersebut layak untuk digunakan dalam
penelitian. Uji Gregory dapat diuraikan sebagai berikut:
Validator I
Skor (1-2)
Kurang Relevan
Skor (3-4)
Sangat Relevan
Validator II
Skor (1-2)
Kurang Relevan A B
Skor (3-4)
Sangat Relevan C D
𝑅 =𝐷
𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷
(Chonstatika, 2012: 62)
41
Dengan :
R = Validitas isi
A = Sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara validator
pertama dan kedua
B dan C = Sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara validator
pertama dan kedua
D = Sel yang menunjukkan ketidaksetujuan antara kedua validator
Jika R ≥ 0,75, maka perangkat pembelajaran layak untuk digunakan.
Tabel 3.2 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran No. Perangkat Pembelajaran R Keterangan
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 Layak Digunakan
2. Bahan ajar 1 Layak Digunakan
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1 Layak Digunakan
4. Tes Hasil Belajar Peserta Didik 1 Layak Digunakan
Sumber: Data hasil pengolahan (2021)
Berdasarkan Tabel 3.2 diatas menggunakan uji Gregory dengan syarat R ≥ 0,75,
maka semua perangkat layak digunakan dalam penelitian.
2. Uji Validitas Item
Untuk mengetahui validitas tes hasil belajar fisika yang telah diuji cobakan
digunakan rumus product moment yaitu sebagai berikut:
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
√[𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2][(𝑛∑𝑌2 − (∑𝑌)2]
(Riduwan, 2009: 110)
42
Keterangan :
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = Koefisien korelasi
∑𝑋 = Jumlah skor item
∑𝑌 = Jumlah skor total (seluruh item)
𝑛 = Jumlah responden
Distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05
Kriteria validitas jika “ 𝑟ℎ𝑖𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 “.
Berdasarkan persamaan korelasi product moment diatas, untuk menentukan
valid atau tidak validnya suatu soal dianalisis dengan membandingkan antara nilai
rhitung dengan nilai rtabel sesuai dengan penjelasan pada kriteria validitas diatas, dimana
untuk nilai rtabel dengan jumlah responden sebanyak 30 sesuai dengan r tabel product
moment dengan taraf signifikan 5% maka butir tes hasil belajar fisika peserta didik
dikatakan valid apabila memenuhi validitas soalnya > 0,361 begitupun sebaliknya
apabila lebih kecil dari 0,361 maka soal dinyatakan tidak valid. Dari hasil uji
lapangan yang telah dilakukan diperoleh sebanyak 30 butir soal yang valid dan 10
butir soal yang dinyatakan tidak valid dari jumlah total soal sebanyak 40 butir,
terdapat pada lampiran C.2.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar Fisika Pada Setiap Indikator
Indikator Hasil
Belajar
Nomor Soal
yang Valid Jumlah
Nomor
Soal yang
Drop
Jumlah
Mengingat (C1) 1, 2, 3, 4,16, 5 13 1
Memahami (C2) 5, 7, 14, 17, 6 6, 15, 18 3
43
30, 31
Menerapkan (C3)
8, 9, 10, 11,
19, 20, 23, 34,
35, 37, 38, 39,
40
13 12, 32, 33,
36 4
Menganalisis (C4)
24, 25, 26, 27,
28, 29 6 21, 22 2
Jumlah 30 10
Sumber: Data hasil pengolahan (2021)
3. Uji Reliabilitas Item
Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dipercaya sebagai alat pengumpulan data maka harus ditentukan reliabilitasnya.
Untuk menghitung reliabilitas tes hasil belajar fisika peserta didik digunakan rumus
uji alpha yaitu:
𝑟11 = (𝑘
𝑘 − 1) (1 −
∑𝑆𝑖
𝑆𝑡)
(Riduwan, 2009: 125)
Keterangan:
𝑟11 = Nilai reliabilitas
∑𝑆𝑖 = Jumlah varian skor tiap-tiap item
𝑆𝑡 = Varian total
𝑘 = Jumlah item
Adapun kriteria tingkat reliabilitas item dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
44
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item
Rentang Nilai Kategori
>0,800 – 1,000 Tinggi
>0,600 – 0,800 Cukup Tinggi
>0,400 – 0,600 Sedang
>0,200 – 0,400 Rendah
>0,00 – 0,200 Sangar Rendah
(Kasmadi dan Nia, 2013: 77)
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh bahwa nilai reliabilitas item tes hasil belajar
fisika adalah 0,977. Dapat dilihat pada Tabel 3.4 nilai tersebut berada direntang nilai
0,800 – 1,000 yang masuk dalam kategori tinggi. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat
pada lampiran C.3.
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan tes hasil belajar fisika dalam bentuk soal pilihan ganda. Tes hasil
belajar fisika dilakukan diakhir pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis deskriptif dan teknik analisis inferensial.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif akan menjawab rumusan masalah pertama dan kedua pada
penelitian ini. Analisis deskriptif ini dimaksudkan untuk menyajikan tes hasil belajar
fisika. Adapun hasil tes tersebut ditampilkan dalam bentuk:
45
a) Menghitung Rata-rata (Mean)
Nilai rata-rata peserta didik ditentukan dengan rumus berikut:
�� =∑𝑓𝑖𝑥𝑖
∑𝑓𝑖
(Sudjana dan Ibrahim, 2014)
Keterangan:
�� = Nilai rata-rata
𝑥𝑖 = Tanda kelas
∑𝑓𝑖 = Jumlah frekuensi
b) Standar deviasi
Menentukan standar deviasi menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑆 =√∑𝑓𝑖𝑥𝑖
2 −(∑𝑓𝑖𝑥𝑖)²
𝑛𝑛 − 1
(Sudjana dan Ibrahim, 2014)
c) Perolehan Nilai
Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor dikonversi
dalam bentuk nilai menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑁 =𝑆𝑆
𝑆𝐼× 100
(Sudjana dan Ibrahim, 2014)
Keterangan:
𝑁 = Nilai peserta didik
𝑆𝑆 = Skor hasil belajar peserta didik
46
𝑆𝐼 = Skor ideal
d) Kategori Hasil Belajar Fisika
Pengategorian untuk ranah kognitif menggunakan lima kategori yaitu seperti
pada tabel berikut.
Tabel 3.5 Kategori skor hasil belajar Interval Kategori
81 – 100 Sangat Tinggi
61 – 80 Tinggi
41 – 60 Sedang
21 – 40 Rendah
0 – 20 Sangat Rendah
(Sumber: Arikunto, 2010: 245)
2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial akan menjawab rumusan masalah ketiga pada penelitian ini.
Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum dilakukan
pengujian, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan
dengan rumus Chi- kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut :
𝑋2 = ∑𝑖=1𝑘
(𝑓0 − 𝑓ℎ)2
𝑓ℎ
(Arikunto, 2015: 333)
Keterangan :
47
𝑋2 = Nilai chi-kuadrat hitung
𝑓0 = Frekuensi yang diperoleh dari data penelitian
𝑓ℎ = Frekuensi harapan
Kriteria pengujian adalah jika 𝑋²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan derajat kebebasan 𝑑𝑘 =
(𝑘 − 1) pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varian kedua
sampel homogen (sama), artinya apakah sampel yang digunakan dapat mewakili
seluruh populasi yang ada. Pengujian homogenitas varians menggunakan uji F
dengan rumus sebagai berikut.
F =Variansi terbesar
Variansi terkecil
(Sugiyono, 2011: 199)
Adapun kriteria pengujian, jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka varian kedua kelompok
homogen dan jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka varian kedua kelompok tidak homogen.
c) Uji hipotesis
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan hasil belajar fisika
peserta didik yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah,
maka dilakukan pengujian uji-t dua pihak. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut.
𝐻𝑜 = 𝜇1 = 𝜇2
48
𝐻𝑎 = 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan:
𝐻𝑜 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA
Negeri 3 Selayar antara kelas yang diajar menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah dengan kelas yang tidak diajar menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah.
𝐻𝑎 = Terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA
Negeri 3 Selayar antara kelas yang diajar menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah dengan kelas yang tidak diajar menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah.
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus sebagai berikut:
𝑡 =��1 − ��2
𝑆𝑔𝑎𝑏√1𝑛1
+1
𝑛2
(Sugiyono, 2018: 18)
Dengan:
��1 = Rata-rata kelas eksperimen
��2 = Rata-rata kelas kontrol
𝑆𝑔𝑎𝑏 = Varian gabungan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
𝑛1 = Jumlah peserta didik kelas eksperimen
𝑛2 = Jumlah peserta didik kelas kontrol
49
Adapun varian gabungan diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
𝑆𝑔𝑎𝑏 = √(𝑛1 − 1)𝑠1² + (𝑛2 − 1)𝑠2²
𝑛1 + 𝑛2 − 2
(Sugiyono, 2018: 181)
Dengan:
𝑆𝑔𝑎𝑏 = Varian gabungan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
𝑛1 = Jumlah peserta didik kelas eksperimen
𝑛2 = Jumlah peserta didik kelas kontrol
𝑠1² = Varian pada kelompok eksperimen
𝑠2² = Varian pada kelompok kontrol
Dengan kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan
Ha diterima jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 > 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan
derajat kebebasan (dk) = 𝑛1 + 𝑛2 − 2.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Bab ini menyajikan proses pengolahan data yang menggunakan analisis
deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif akan menjawab rumusan
masalah pertama dan kedua pada penelitian ini. Analisis deskriptif ini dimaksudkan
untuk menyajikan hasil belajar fisika peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Sedangkan analisis inferensial akan menjawab rumusan masalah ketiga pada
penelitian ini. Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
Sebelum dilakukan pengujian, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak sedangkan uji homogenitas dilakukan
untuk mengetahui apakah varian kedua sampel homogen (sama), artinya apakah
sampel yang digunakan dapat mewakili seluruh populasi yang ada. Setelah uji
prasyarat terpenuhi maka dilakukan uji hipotesis.
1. Hasil Analisis Deskriptif
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, maka diperoleh
gambaran hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 2 SMA Negeri 3 Selayar yang
diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai kelas eksperimen
dan gambaran hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Selayar
yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai kelas
51
kontrol pada materi Gerak Melingkar. Hasil data statistik skor hasil belajar fisika
peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Pengolahan Data Statistik Nilai Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik Kelas
Eksperimen Kontrol
Jumlah sampel 30 30
Nilai ideal 100 100
Nilai tertinggi 93 80
Nilai terendah 40 33
Nilai rata-rata 74 50,4
Standar deviasi 12,8 12,6
Varians 163,9 158,6
Sumber: Data hasil pengolahan (2021)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hasil analisis deskriptif data posttest
pada kelas eksperimen (X IPA 2) dengan jumlah peserta didik 30 orang memperoleh
nilai rata-rata yaitu 74 dengan standar deviasi 12,8 dan varians 163,9. Kemudian nilai
tertinggi yang diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen yaitu 93 dan nilai
terendah 40. Dari nilai rata-rata peserta didik pada kelas eksperimen yang diajar
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah masuk dalam kategori tinggi.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif data posttest pada kelas kontrol (X IPA 1)
dengan jumlah peserta didik 30 orang memperoleh nilai rata-rata yaitu 50,4 dengan
52
standar deviasi 12,6 dan varians 158,6. Kemudian nilai tertinggi yang diperoleh
peserta didik pada kelas kontrol yaitu 80 dan nilai terendah 33. Dari nilai rata-rata
peserta didik pada kelas kontrol yang diajar menggunakan model pembelajaran
konvensional masuk dalam kategori sedang.
Jika distribusi interval nilai hasil belajar fisika peserta didik dikategorisasikan
dalam skala lima yaitu sangat rendah dengan rentang nilai 0 - 20, kategori rendah
dengan rentang nilai 21 - 40, kategori sedang dengan rentang nilai 41 - 60, kategori
tinggi dengan rentang nilai 61 – 80, dan kategori sangat tinggi dengan rentang 81 -
100, maka akan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Interval Nilai Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Interval
Nilai
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Kategori Frekuensi
(𝒇)
Persentase
(%)
Frekuensi
(𝒇)
Persentase
(%)
0 – 20 0 0 0 0 Sangat
Rendah
21 – 40 1 3,33 9 30 Rendah
41 – 60 6 20 17 56,67 Sedang
61 – 80 14 46,67 4 13,33 Tinggi
81 – 100 9 30 0 0 Sangat
Tinggi
Jumlah 30 100 30 100
Sumber: Data hasil pengolahan (2021)
Diagram kategorisasi hasil belajar fisika dan frekuensi kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut.
53
Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi Hasil Belajar Fisika dan Frekuensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan Gambar 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen,
tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai pada rentang 0 – 20 dengan
kategorisasi sangat rendah, 1 peserta didik yang memperoleh nilai pada rentang 21 –
40 dengan kategorisasi rendah, 6 peserta didik yang memperoleh nilai pada rentang
41 – 60 dengan kategorisasi sedang, 14 peserta didik yang memperoleh nilai pada
rentang 61 – 80 dengan kategorisasi tinggi dan 9 peserta didik yang memperoleh nilai
pada rentang 81 – 100 dengan kategorisasi sangat tinggi. Sedangkan pada kelas
kontrol, tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai pada rentang 0 – 20 dengan
kategorisasi sangat rendah, 9 peserta didik yang memperoleh nilai pada rentang 21 –
40 dengan kategorisasi rendah, 17 peserta didik yang memperoleh nilai pada rentang
41 – 60 dengan kategorisasi sedang, 4 peserta didik yang memperoleh nilai pada
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
SangatRendah
Rendah Sedang Tinggi SangatTinggi
01
6
14
9
0
9
17
4
0
Fre
kuen
si
Kategorisasi Hasil Belajar Fisika
Kategorisasi Hasil Belajar Fisika dan Frekuensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
54
rentang 61 – 80 dengan kategorisasi tinggi dan tidak ada peserta didik yang
memperoleh nilai pada rentang 81 – 100 dengan kategorisasi sangat tinggi.
Nilai rata-rata hasil belajar fisika peserta didik tiap-tiap indikator pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Tiap-tiap Indikator Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No. Indikator Hasil
Belajar
Kelas
Eksperimen Kategori
Kelas
Kontrol Kategori
1. Mengingat (C1) 91 Sangat
Tinggi 74 Tinggi
2. Memahami (C2) 71 Tinggi 56 Sedang
3. Menerapkan (C3) 69 Tinggi 44 Sedang
4. Menganalisis (C4) 75 Tinggi 41 Sedang
Nilai Rata-rata 76 Tinggi 54 Sedang
Sumber: Data Hasil Pengolahan (2021)
Diagram nilai rata-rata hasil belajar fisika peserta didik tiap-tiap indikator pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut.
55
Gambar 4.2 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Tiap-tiap Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan Gambar 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen,
nilai rata-rata hasil belajar fisika peserta didik pada indikator mengingat (C1)
memperoleh nilai rata-rata sebesar 91 dengan kategori sangat tinggi, indikator
memahami (C2) memperoleh nilai rata-rata sebesar 71 dengan kategori tinggi,
indikator menerapkan (C3) memperoleh nilai rata-rata sebesar 69 dengan kategori
tinggi, dan indikator menganalisis (C4) memperoleh nilai rata-rata sebesar 75 dengan
kategori tinggi. Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata hasil belajar fisika
peserta didik pada indikator mengingat (C1) memperoleh nilai rata-rata sebesar 74
dengan kategori tinggi, indikator memahami (C2) memperoleh nilai rata-rata sebesar
56 dengan kategori sedang, indikator menerapkan (C3) memperoleh nilai rata-rata
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Mengingat(C1)
Memahami(C2)
Menerapkan(C3)
Menganalisis(C4)
91
71 697574
56
44 41
Nila
i Rat
a-ra
ta
Indikator
Nilai Rata-rata Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Tiap-tiap Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
56
sebesar 44 dengan kategori sedang, dan indikator menganalisis (C4) memperoleh nilai
rata-rata sebesar 41 dengan kategori sedang.
2. Hasil Analisis Inferensial
Analisis inferensial digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga dan
menjawab hipotesis penelitian.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan
menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = 5. Berdasarkan hasil perhitungan data posttest, hasil yang diperoleh
dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Uji Normalitas
Kriteria 𝑿²𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑿²𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
Eksperimen 9,999 11,070 Normal
Kontrol 8,037 11,070 Normal
Sumber: Data Hasil Pengolahan (2021)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hasil pengujian normalitas pada
kelas eksperimen diperoleh Chi-Kuadrat hitung sebesar 9,999 dan Chi-Kuadrat tabel
sebesar 11,070 karena 𝑋²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti hasil belajar fisika peserta didik
pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh
Chi-Kuadrat hitung sebesar 8,037 dan Chi-Kuadrat tabel sebesar 11,070 karena
57
𝑋²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti hasil belajar fisika peserta didik pada kelas kontrol
berdistribusi normal. Adapun perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran D.2.
b. Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil pengujian normalitas, ternyata data yang diperoleh dari
populasi berdistribusi normal. Maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varian
populasi. Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua
sampel homogen (sama), artinya apakah sampel yang digunakan dapat mewakili
seluruh populasi yang ada. Adapun kriteria pengujian, jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka
varian kedua kelompok homogen dan jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka varian kedua
kelompok tidak homogen. Berdasarkan hasil perhitungan pengujian homogenitas
varian diperoleh nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,03 dan nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,67, karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka dapat dinyatakan bahwa varian kedua kelompok data tersebut adalah
homogen. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran D.2.
c. Uji Hipotesis
Setelah hasil pengujian data kedua sampel untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol membuktikan bahwa sampel tersebut berdistribusi normal dan mempunyai
varian yang homogen, maka selanjutnya data tersebut dapat digunakan untuk
pengujian hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab hipotesis yang telah
dirumuskan. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji t dua pihak.
Uji t dua pihak adalah jenis pengujian statistika untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan model
58
Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang tidak diajar menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Adapun kriteria pengujian yaitu Ho diterima jika
−𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan Ha diterima jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 > 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf
signifikan 𝛼 = 0,05 dengan derajat kebebasan (𝑑𝑘) = 𝑛1 + 𝑛2 − 2.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,175 sedangkan nilai
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dan 𝑑𝑘 = 𝑛1 + 𝑛2 − 2 = 30 + 30 − 2 = 58
adalah sebesar 2,002. Hasil yang diperoleh menunjukkan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang
artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 3Selayar antara kelas yang
diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan kelas yang tidak
diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Adapun perhitungan
pengujian lebih rinci dapat dilihat pada lampiran D.2.
B. Pembahasan
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X IPA SMA Negeri 3 Selayar”.
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tersebut, diambillah dua kelas
sebagai sampel dan kelas yang diberi perlakuan menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah adalah kelas eksperimen yakni kelas X IPA 2 dan kelas yang
menggunakan pembelajaran tanpa model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
kelas kontrol yakni kelas X IPA 1.
59
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 dengan
materi gerak melingkar. Diawali dengan melakukan observasi, membuat perangkat
pembelajaran, dan instrumen penelitian. Perangkat pembelajaran dan instrumen
penelitian yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh ahli dengan menggunakan uji
Gregory. Setelah itu, instrumen tes hasil belajar fisika dalam bentuk soal pilihan
ganda sebanyak 40 soal diuji cobakan di kelas yang bukan sampel penelitian untuk
mengetahui validitas item dan reliabilitas item tes hasil belajar. Persamaan yang
digunakan untuk menguji validitas item adalah dengan menggunakan persamaan
product moment sedangkan untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan rumus Uji Alpha. Setelah melakukan analisis diperoleh 30 soal yang
valid dan 10 soal yang tidak valid dengan tingkat reliabilitas yang tinggi yaitu 0,977.
Selanjutnya, memberikan perlakuan menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tanpa menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah. Setelah memberikan perlakuan maka dilakukan
posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian melakukan analisis data
menggunakan analisis deskriptif dan inferensial.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan
inferensial, maka hasil yang diperoleh pada analisis deskriptif menunjukkan untuk
kelas eksperimen, nilai rata-rata hasil belajar fisika peserta didik yang diperoleh yaitu
74 dengan standar deviasi 12,8 sedangkan untuk kelas kontrol, nilai rata-rata hasil
belajar fisika peserta didik yang diperoleh yaitu 50,4 dengan standar deviasi 12,6.
60
Berdasarkan nilai yang diperoleh peserta didik dapat dilakukan pengkategorian
nilai ideal menggunakan skala lima, sehingga diketahui pada kelas eksperimen tidak
ada peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategorisasi sangat rendah, 1 peserta
didik yang memperoleh nilai dengan kategorisasi rendah, 6 peserta didik yang
memperoleh nilai dengan kategorisasi sedang, 14 peserta didik yang memperoleh
nilai dengan kategorisasi tinggi dan 9 peserta didik yang memperoleh nilai dengan
kategorisasi sangat tinggi. Sedangkan pada kelas kontrol, tidak ada peserta didik yang
memperoleh nilai dengan kategorisasi sangat rendah, 9 peserta didik yang
memperoleh nilai dengan kategorisasi rendah, 17 peserta didik yang memperoleh
nilai dengan kategorisasi sedang, 4 peserta didik yang memperoleh nilai dengan
kategorisasi tinggi dan tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai dengan
kategorisasi sangat tinggi. Kategorisasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan adanya perbedaan yaitu pada kelas eksperimen lebih banyak peserta
didik yang memperoleh nilai dengan kategorisasi tinggi dan sangat tinggi sedangkan
pada kelas kontrol lebih banyak peserta didik yang memperoleh nilai dengan
kategorisasi sedang. Sehingga dapat dikemukakan bahwa ada kecenderungan
perolehan nilai dengan kategorisasi tinggi dikarenakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah yang digunakan pada kelas eksperimen.
Adapun hasil nilai rata-rata per indikator pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen nilai rata-rata hasil belajar fisika
peserta didik pada indikator mengingat (C1) memperoleh nilai rata-rata sebesar 91,
indikator memahami (C2) memperoleh nilai rata-rata sebesar 71, indikator
61
menerapkan (C3) memperoleh nilai rata-rata sebesar 69, dan indikator menganalisis
(C4) memperoleh nilai rata-rata sebesar 75. Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-
rata hasil belajar fisika peserta didik pada indikator mengingat (C1) memperoleh nilai
rata-rata sebesar 74, indikator memahami (C2) memperoleh nilai rata-rata sebesar 56,
indikator menerapkan (C3) memperoleh nilai rata-rata sebesar 44, dan indikator
menganalisis (C4) memperoleh nilai rata-rata sebesar 41 dengan kategori sedang.
Hasil analisis selanjutnya adalah analisis inferensial. Teknik analisis inferensial
digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian. Uji hipotesis dilakukan setelah uji
prasyarat terpenuhi, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Pertama, untuk uji
normalitas menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut berasal dari populasi yang
terdistribusi normal. Analisis kedua yaitu uji homogenitas yang menunjukkan bahwa
kelas tersebut berasal dari kelas yang homogen. Analisis ketiga yaitu uji hipotesis
yang menggunakan uji t dua pihak dan diperoleh hasil yang menunjukkan adanya
perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang tidak diajar menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan model Pembelajaran Berbasis Masalah
berpengaruh terhadap hasil belajar, model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat
mengaktifkan peserta didik melalui kegiatan pemecahan masalah dan peserta didik
juga lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan
konsep tersebut. Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah, peserta didik bekerjasama
dalam kelompok dan melakukan diskusi dengan anggota kelompoknya sehingga
62
terjadi pertukaran pikiran yang dapat membangun penyelesaian masalah. Hal ini
tentunya memberikan pengaruh terhadap hasil belajar fisika yang dapat dibuktikan
dengan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas kontrol.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Desti Anggistia,
2018) mengenai “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil
Belajar Fisika SMA”, dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil belajar
ranah kognitif, ranah afektif, dan psikomotor pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol, simpulan dari penelitiannya adalah terdapat
pengaruh yang signifikan pada model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil
belajar fisika siswa SMA dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh (Nuning Apriani, 2016) mengenai
“Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa Kelas X SMAN 2 Praya Tahun Pelajaran 2015/2016, dari analisis skor rata-
rata hasil belajar fisika terdapat perbedaan signifikan peserta didik yang mendapat
model pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran konvensional,
simpulan dari penelitiannya adalah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN 2 Praya tahun pelajaran
2015/2016.
63
Penelitian serupa juga dilakukan oleh (Nurhikmah, 2018) yang mengemukakan
bahwa pembelajaran berbasis masalah berbantuan Simulation Based Laboratory
(SBL) berpengaruh terhadap hasil belajar fisika peserta didik.
Pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah
membuat peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran, saling berdiskusi
dengan teman, berusaha memahami penyelesaian dari masalah yang diajukan dan
adanya praktek yang langsung melibatkan peserta didik, sehingga pengetahuan
peserta didik berkembang dan mengetahui tentang kejadian yang mereka jumpai
dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan konsep fisika.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1. Hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 2 SMA Negeri 3 Selayar yang
diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah berada pada kategori
tinggi dengan nilai rata-rata 74.
2. Hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Selayar yang
diajar menggunakan model pembelajaran konvensional berada pada kategori
sedang dengan nilai rata-rata 50,4.
3. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan
model Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang tidak diajar menggunakan
model Pembelajaran Berbasis Masalah.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka saran-
saran yang dapat peneliti rekomendasikan baik untuk guru dan peneliti selanjutnya,
yaitu:
65
1. Bagi pendidik, diharapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah menjadi salah
satu alternatif yang diterapkan pada mata pelajaran fisika khususnya materi gerak
melingkar.
2. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian yang serupa
diharapkan dalam pemilihan masalah yang diajukan sebaiknya masalah yang
realistis dan menantang, agar peserta didik termotivasi dalam menyelesaikan
masalah tersebut.
66
DAFTAR PUSTAKA
Anggistia, D., Suyanto, E., & Nyeneng, I. D. P. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(1), 106-115.
Apriani, N. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMAN 2 Praya Tahun Pelajaran 2015/2016 (Doctoral dissertation, Universitas Mataram).
Arends. (1997). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitas. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2015). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chonstatika, A. L. (2012). Penerapan Pembelajaran Model Make A Match dan Diskusi Kelompok untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi, Rasa Ingin Tahu, dan Prestasi Belajar pada Materi Hidrokarbon Siswa Kelas X-6 di SMA Negeri 2 Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret.
Darmadi. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Grup Penerbitan CV Budi Utama.
Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunada, I. W. dan Hikmawati. (2013). Kajian Fisika SMA. Mataram: FKIP Press.
Gunada, I. W., Sahidu, H., & Sutrio, S. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Sikap Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 1(1), 38-46.
Hilmi, N., Harjono, A., & Soeprianto, H. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery dengan Pendekatan Saintifik dan Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 3(2), 1-7.
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
67
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hutapea, J., & Simanjuntak, M. P. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) terhadap Hasil Belajar Siswa SMA. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika), 5(1), 48-55.
Jauhari, T., Hikmawati, H., & Wahyudi, W. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Phet terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMAN 1 Gunungsari Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2(1), 7-12.
Juarsih, L., Pasaribu, A., & Siahaan, S. M. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbl) terhadap Hasil Belajar Fisika pada Materi Usaha (Kerja) dan Energi Bagi SMAN 1 Plakat Tinggi. Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 31(1), 55-66.
Kasmadi & Nia, S.S. (2013). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Lefudin. (2017). Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran, dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Lidinillah, D. A. M. (2013). Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Jurnal Pendidikan Inovatif, 5(1), 17.
Mafudiansyah, M. (2020). Analisis Hasil Belajar Fisika di SMA Negeri 3 Makassar. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika, 16(1), 8-19.
Marianingsih, N & Hidayati, M. (2018). Teori dan Praktek Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi Pembelajaran di Kelas-kelas Inspiratif. Surakarta: CV Oase Group.
Muthmainnah, M., & Rokhmat, J. (2017). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Fisika Berbasis Eksperimen Virtual terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MAN 2 Mataram Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 3(1), 40-47.
Nurdyansyah dan Fahyuni. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
Nurhikmah, N., Gunawan, G., & Ayub, S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulation Based Laboratory (Sbl) terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 Montong Gading. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 4(1), 16-22.
Octavia, S. A. (2020). Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: Grup Penerbitan CV Budi Utama.
68
Pratiwi, S. A., Rokhmat, J., & Sutrio, S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Gerung. Jurnal Ilmiah Profesi pendidikan, 3(1), 107-113.
Purwanto. (2013). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Putri, R. F., & Jumadi, J. (2017). Kemampuan Guru Fisika dalam Menerapkan Model-model Pembelajaran pada Kurikulum 2013 serta Kendala-kendala yang Dihadapi. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3(2), 201-211.
Rianita, R., & Juliani, R. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Mind Map untuk Hasil Belajar Fisika Siswa di SMA Negeri 3 Binjai. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika), 5(4), 51-56.
Riduwan. (2009). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Rusman. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sani, R. A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Rembang: Az-ruzz Media.
Siahaan, C. M., & Situmorang, R. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Macromedia Flash terhadap Hasil Belajar Siswa.Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika), 7(3), 8-14.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sudjana, N., & Ibrahim. (2014). Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Kedelapan). Sinar Baru Algensindo.
Sufairoh, S. (2017). Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran K-13. Jurnal Pendidikan Profesional, 5(3), 116–125.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
69
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Syahputra, E. (2020). Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar. Sukabumi: Haura Publishing.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto, I. B. A.-T. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik) Integratif. Jakarta: Kencana.
Wahyuningsih, E. S. (2020). Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.
70
LAMPIRAN A
A.1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A.2. BAHAN AJAR
A.3. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
71
A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X IPA/Ganjil
Materi Pokok : Gerak Melingkar
Alokasi Waktu : 8 × 45 Menit (4 × Pertemuan)
Pertemuan : 1
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
72
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
KD 3.6 : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan
(tetap) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
KD 4.6 : Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak
melingkar, makna fisis, dan pemanfaatannya.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6.1 : Menjelaskan pengertian gerak melingkar beraturan.
3.6.2 : Mengidentifikasi besaran-besaran frekuensi, periode, posisi sudut,
kecepatan linear, kecepatan sudut pada gerak melingkar beraturan.
3.6.3 : Menerapkan persamaan gerak melingkar beraturan untuk
memecahkan permasalahan.
4.6.1 : Melakukan percobaan tentang gerak melingkar beraturan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian gerak melingkar beraturan.
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi besaran-besaran frekuensi, periode,
posisi sudut, kecepatan linear, kecepatan sudut pada gerak melingkar
beraturan.
3. Peserta didik dapat menerapkan persamaan gerak melingkar beraturan untuk
memecahkan permasalahan.
4. Peserta didik dapat melakukan percobaan tentang gerak melingkar beraturan.
E. Materi Pembelajaran
(Terlampir)
F. Pendekatan/Metode/Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Demonstrasi, kaji pustaka, eksperimen, diskusi kelompok, dan
tanya jawab
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah
G. Media Pembelajaran
73
LKPD, buku cetak, spidol, papan tulis, dan laptop
H. Sumber Belajar
Hari Subagya. 2017. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan MIPA. Jakarta: Bailmu
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Tahap
Pembelajaran
Model PBM
Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
Kegiatan
Pendahul
uan
Guru membuka
pelajaran dengan
mengucapkan salam
Peserta didik
menjawab salam
10
menit
Guru meminta peserta
didik untuk berdoa
terlebih dahulu
Peserta didik bersama-
sama membaca doa
Guru menanyakan
kesiapan peserta didik
dan mengecek
kehadiran peserta didik
Peserta didik
menjawab absen
Guru melakukan
apersepsi dengan
menanyakan “Pada
saat berlibur ke taman
hiburan, pernahkah
kalian melihat atau
menaiki wahana
bianglala? Bagaimana
bentuk lintasan
geraknya?
Peserta didik
menyimak apersepsi
dan menjawab
pertanyaan guru
Guru mengarahkan Peserta didik
74
jawaban peserta didik
dan memotivasi peserta
didik untuk belajar serta
menyampaikan tujuan
pembelajaran
mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
Kegiatan
inti
Tahap 1
Orientasi
peserta didik
pada
masalah
Guru menyajikan
masalah kepada peserta
didik tentang “Gerak
Melingkar Beraturan”
Peserta didik
menyimak dan
memperhatikan
penjelasan guru
70
menit
Tahap 2
Mengorgani
sasikan
peserta didik
untuk
belajar
Guru menstimulus
peserta didik untuk
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
mengenai masalah yang
disajikan
Peserta didik
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
mengenai masalah
yang disajikan
Guru mengkoordinir
peserta didik untuk
membentuk kelompok
yang terdiri dari 4-5
orang
Peserta didik
membentuk kelompok
dan duduk bersama
teman kelompoknya
Guru membagikan
LKPD 01 dan
mendorong peserta
didik untuk
mengumpulkan
informasi secara
berkelompok
Secara berkelompok,
peserta didik mencari
informasi dengan
membaca buku paket
Tahap 3 Guru membimbing Secara berkelompok
75
Membimbin
g
penyelidikan
individual
dan
kelompok
peserta didik untuk
melakukan percobaan
yang ada dalam LKPD
01 secara berkelompok
peserta didik
melakukan percobaan
yang ada dalam LKPD
01
Membimbing peserta
didik mengolah hasil
percobaan yang ada
dalam LKPD 01 secara
berkelompok
Secara berkelompok
peserta didik
mengolah hasil
percobaan
Membimbing kegiatan
diskusi peserta didik -
Tahap 4
Mengemban
gkan dan
menyajikan
hasil karya
Guru mengarahkan
peserta didik berdiskusi
untuk menyelesaikan
permasalahan yang
terdapat dalam LKPD
01
Secara berkelompok
peserta didik
mendiskusikan
permasalahan-
permasalahan yang
terdapat dalam LKPD
01
Guru meminta satu
perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya
Peserta didik
mempresentasikan
hasil kerja
kelompoknya
Tahap 5
Menganalisi
s dan
mengevaluas
i
Guru mengumpulkan
semua hasil laporan
tertulis diskusi tiap
kelompok
Peserta didik
mengumpulkan hasil
laporan tertulis
mereka
Guru memberikan
konfirmasi dari hasil
analisis peserta didik
Peserta didik
mendengarkannya
76
Kegiatan
Penutup
Kesimpulan Guru membimbing
peserta didik untuk
menyimpulkan pokok-
pokok penting
pembelajaran hari ini
Peserta didik
menyimpulkan materi
pembelajaran
10
menit
Guru memberikan
penguatan terhadap
kesimpulan yang
diberikan oleh peserta
didik
Peserta didik
menyimak penguatan
kesimpulan yang
disampaikan oleh guru
Guru memberi
penghargaan kepada
kelompok yang bekerja
dengan baik
-
Guru
menginformasikan
materi pembelajaran
pada pertemuan
selanjutnya
-
Guru menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam
Peserta didik
menjawab salam
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : Gerak Melingkar
Alokasi Waktu : 8 × 45 Menit (4 × Pertemuan)
Pertemuan : 2
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
dengan kaidah keilmuan.
78
B. Kompetensi Dasar
KD 3.6 : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan
(tetap) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
KD 4.6 : Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak
melingkar, makna fisis, dan pemanfaatannya.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6.4 : Menjelaskan konsep percepatan sentripetal dan gaya sentripetal.
3.6.5 : Menerapkan persamaan percepatan sentripetal dan gaya sentripetal
untuk menyelesaikan permasalahan sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
4.6.2 : Melakukan percobaan tentang percepatan sentripetal pada gerak
melingkar beraturan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan konsep percepatan sentripetal dan gaya
sentripetal.
2. Peserta didik dapat menerapkan persamaan percepatan sentripetal dan gaya
sentripetal untuk menyelesaikan permasalahan sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Peserta didik dapat melakukan percobaan tentang percepatan sentripetal
pada gerak melingkar beraturan.
E. Materi Pembelajaran
(Terlampir)
F. Pendekatan/Metode/Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Demonstrasi, kaji pustaka, eksperimen, diskusi kelompok, dan
tanya jawab
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah
G. Media Pembelajaran
LKPD, buku cetak, spidol, papan tulis, dan laptop
H. Sumber Belajar
79
Hari Subagya. 2017. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan MIPA. Jakarta: Bailmu
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Tahap
Pembelajaran
Model PBM
Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
Kegiatan
Pendahul
uan
Guru membuka
pelajaran dengan
mengucapkan salam
Peserta didik
menjawab salam
10
menit
Guru meminta peserta
didik untuk berdoa
terlebih dahulu
Peserta didik bersama-
sama membaca doa
Guru menanyakan
kesiapan peserta didik
dan mengecek
kehadiran peserta didik
Peserta didik
menjawab absen
Guru melakukan
apersepsi dengan
menanyakan
“Pernahkah kalian
melewati tikungan jalan
saat naik kendaraan?
Apa yang kalian
rasakan saat mobil
berbelok?”
Peserta didik
menyimak apersepsi
dan menjawab
pertanyaan guru
Guru mengarahkan
jawaban peserta didik
dan memotivasi peserta
didik untuk belajar serta
Peserta didik
mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
80
menyampaikan tujuan
pembelajaran
Kegiatan
inti
Tahap 1
Orientasi
peserta didik
pada
masalah
Guru menyajikan
masalah kepada peserta
didik tentang
“Percepatan Sentripetal
dan Gaya Sentripetal”
Peserta didik
menyimak dan
memperhatikan
penjelasan
70
menit
Tahap 2
Mengorgani
sasikan
peserta didik
untuk
belajar
Guru menstimulus
peserta didik untuk
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
mengenai masalah yang
disajikan
Peserta didik
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
mengenai masalah
yang disajikan
Guru mengkoordinir
peserta didik untuk
membentuk kelompok
yang terdiri dari 4-5
orang
Peserta didik
membentuk kelompok
dan duduk bersama
teman kelompoknya
Guru membagikan
LKPD 02 dan
mendorong peserta
didik untuk
mengumpulkan
informasi secara
berkelompok
Secara berkelompok,
peserta didik mencari
informasi dengan
membaca buku paket
Tahap 3
Membimbin
g
penyelidikan
Guru membimbing
peserta didik untuk
melakukan percobaan
yang ada dalam LKPD
Secara berkelompok
peserta didik
melakukan percobaan
yang ada dalam LKPD
81
individual
dan
kelompok
02 secara berkelompok 02
Membimbing peserta
didik mengolah hasil
percobaan yang ada
dalam LKPD 02 secara
berkelompok
Secara berkelompok
peserta didik
mengolah hasil
percobaan
Membimbing kegiatan
diskusi peserta didik -
Tahap 4
Mengemban
gkan dan
menyajikan
hasil karya
Guru mengarahkan
peserta didik berdiskusi
untuk menyelesaikan
permasalahan yang
terdapat dalam LKPD
02
Secara berkelompok
peserta didik
mendiskusikan
permasalahan-
permasalahan yang
terdapat dalam LKPD
02
Guru meminta satu
perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya
Peserta didik
mempresentasikan
hasil kerja
kelompoknya
Tahap 5
Menganalisi
s dan
mengevaluas
i
Guru mengumpulkan
semua hasil laporan
tertulis diskusi tiap
kelompok
Peserta didik
mengumpulkan hasil
laporan tertulis
mereka
Guru memberikan
konfirmasi dari hasil
analisis peserta didik
Peserta didik
mendengarkannya
Kegiatan
Penutup
Kesimpulan Guru membimbing
peserta didik untuk
menyimpulkan pokok-
Peserta didik
menyimpulkan materi
pembelajaran
10
menit
82
pokok penting
pembelajaran hari ini
Guru memberikan
penguatan terhadap
kesimpulan yang
diberikan oleh peserta
didik
Peserta didik
menyimak penguatan
kesimpulan yang
disampaikan oleh guru
Guru memberi
penghargaan kepada
kelompok yang bekerja
dengan baik
-
Guru
menginformasikan
materi pembelajaran
pada pertemuan
selanjutnya
-
Guru menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam
Peserta didik
menjawab salam
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : Gerak Melingkar
Alokasi Waktu : 8 × 45 Menit (4 × Pertemuan)
Pertemuan : 3
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
dengan kaidah keilmuan.
84
B. Kompetensi Dasar
KD 3.6 : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan
(tetap) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
KD 4.6 : Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak
melingkar, makna fisis, dan pemanfaatannya.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6.6 : Menganalisis arah gerak roda dalam hubungan roda-roda baik yang
seporos, dihubungkan dengan rantai, maupun bersinggungan.
3.6.7 : Menjelaskan karakteristik hubungan roda-roda sepusat,
bersinggungan, dan roda-roda yang dihubungkan dengan
rantai/sabuk.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menganalisis arah gerak roda dalam hubungan roda-roda
baik yang seporos, dihubungkan dengan rantai, maupun bersinggungan.
2. Peserta didik dapat menjelaskan karakteristik hubungan roda-roda sepusat,
bersinggungan, dan roda-roda yang dihubungkan dengan rantai/sabuk.
E. Materi Pembelajaran
(Terlampir)
F. Pendekatan/Metode/Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Demonstrasi, kaji pustaka, diskusi kelompok, dan tanya jawab
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah
G. Media Pembelajaran
LKPD, buku cetak, spidol, papan tulis, dan laptop
H. Sumber Belajar
Hari Subagya. 2017. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan MIPA. Jakarta: Bailmu
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Tahap Kegiatan Alokasi
85
Pembelajaran
Model PBM Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta
Didik
Waktu
Kegiatan
Pendahul
uan
Guru membuka
pelajaran dengan
mengucapkan salam
Peserta didik
menjawab salam
10
menit
Guru meminta peserta
didik untuk berdoa
terlebih dahulu
Peserta didik bersama-
sama membaca doa
Guru menanyakan
kesiapan peserta didik
dan mengecek
kehadiran peserta didik
Peserta didik
menjawab absen
Guru melakukan
apersepsi dengan
menanyakan “Mengapa
roda akan ikut bergerak
jika bersinggungan
dengan roda yang
bergerak? Apa
hubungan kedua
lingkaran tersebut?
Peserta didik
menyimak apersepsi
dan menjawab
pertanyaan guru
Guru mengarahkan
jawaban peserta didik
dan memotivasi peserta
didik untuk belajar serta
menyampaikan tujuan
pembelajaran
Peserta didik
mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
Kegiatan
Inti
Tahap 1
Orientasi
Guru menyajikan
masalah kepada peserta
Peserta didik
menyimak dan
70
menit
86
peserta didik
pada
masalah
didik tentang
“Karakteristik
Hubungan Roda-roda
dalam Gerak
Melingkar”
memperhatikan
penjelasan
Tahap 2
Mengorgani
sasikan
peserta didik
untuk
belajar
Guru menstimulus
peserta didik untuk
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
mengenai masalah yang
disajikan
Peserta didik
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
mengenai masalah
yang disajikan
Guru mengkoordinir
peserta didik untuk
membentuk kelompok
yang terdiri dari 4-5
orang
Peserta didik
membentuk kelompok
dan duduk bersama
teman kelompoknya
Guru membagikan
LKPD 03 dan
mendorong peserta
didik untuk
mengumpulkan
informasi secara
berkelompok
Secara berkelompok
peserta didik mencari
informasi dengan
membaca buku paket
Tahap 3
Membimbin
g
penyelidikan
individual
dan
Guru membimbing
kegiatan diskusi peserta
didik
.
87
kelompok
Tahap 4
Mengemban
gkan dan
menyajikan
hasil karya
Guru mengarahkan
peserta didik berdiskusi
untuk menyelesaikan
permasalahan yang
terdapat dalam LKPD
03
Secara berkelompok
peserta didik
mendiskusikan
permasalahan-
permasalahan yang
terdapat dalam LKPD
03
Guru meminta satu
perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya
Peserta didik
mempresentasikan
hasil kerja
kelompoknya
Tahap 5
Menganalisi
s dan
mengevaluas
i
Guru mengumpulkan
semua hasil laporan
tertulis diskusi tiap
kelompok
Peserta didik
mengumpulkan hasil
laporan tertulis
mereka
Guru memberikan
konfirmasi dari hasil
analisis peserta didik
Peserta didik
mendengarkannya
Kegiatan
Penutup
Kesimpulan Guru membimbing
peserta didik untuk
menyimpulkan pokok-
pokok penting
pembelajaran hari ini
Peserta didik
menyimpulkan materi
pembelajaran
10
menit
Guru memberikan
penguatan terhadap
kesimpulan yang
diberikan oleh peserta
didik
Peserta didik
menyimak penguatan
kesimpulan yang
disampaikan oleh guru
88
Guru memberi
penghargaan kepada
kelompok yang bekerja
dengan baik
-
Guru
menginformasikan
materi pembelajaran
pada pertemuan
selanjutnya
-
Guru menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam
Peserta didik
menjawab salam
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : Gerak Melingkar
Alokasi Waktu : 8 × 45 Menit (4 × Pertemuan)
Pertemuan : 4
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
dengan kaidah keilmuan.
90
B. Kompetensi Dasar
KD 3.6 : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan
(tetap) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
KD 4.6 : Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak
melingkar, makna fisis, dan pemanfaatannya.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6.8 : Menghitung kecepatan sudut pada hubungan roda-roda.
3.6.9 : Menghitung kecepatan linear pada hubungan roda-roda.
3.6.10 : Menerapkan persamaan hubungan antar roda-roda untuk
menyelesaikan persamaan sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
4.6.3 : Melakukan percobaan tentang hubungan roda-roda dalam gerak
melingkar.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menghitung kecepatan sudut pada hubungan roda-roda.
2. Peserta didik dapat menghitung kecepatan linear pada hubungan roda-roda.
3. Peserta didik dapat menerapkan persamaan hubungan antar roda-roda untuk
menyelesaikan persamaan sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
4. Peserta didik dapat melakukan percobaan tentang hubungan roda-roda dalam
gerak melingkar.
E. Materi Pembelajaran
(Terlampir)
F. Pendekatan/Metode/Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Demonstrasi, kaji pustaka, eksperimen, diskusi kelompok, dan
tanya jawab
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah
G. Media Pembelajaran
LKPD, buku cetak, spidol, papan tulis, dan laptop
H. Sumber Belajar
91
Hari Subagya. 2017. Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan MIPA. Jakarta: Bailmu
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Tahap
Pembelajaran
Model PBM
Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
Kegiatan
Pendahul
uan
Guru membuka
pelajaran dengan
mengucapkan salam
Peserta didik
menjawab salam
10
menit
Guru meminta peserta
didik untuk berdoa
terlebih dahulu
Peserta didik bersama-
sama membaca doa
Guru menanyakan
kesiapan peserta didik
dan mengecek
kehadiran peserta didik
Peserta didik
menjawab absen
Guru melakukan
apersepsi dengan
menanyakan “Pada
sepeda terdapat gir gigi
besar di depan dan gir
gigi kecil di belakang.
Seandainya roda
giginya dibalik, yang
besar di belakang dan
yang kecil di depan,
apa yang terjadi?
Mengapa demikian?
Peserta didik
menyimak apersepsi
dan menjawab
pertanyaan guru
Guru mengarahkan Peserta didik
92
jawaban peserta didik
dan memotivasi peserta
didik untuk belajar serta
menyampaikan tujuan
pembelajaran
mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
Kegiatan
inti
Tahap 1
Orientasi
peserta didik
pada
masalah
Guru menyajikan
masalah kepada peserta
didik tentang
“Penerapan Konsep
Hubungan Roda-roda”
Peserta didik
menyimak dan
memperhatikan
penjelasan
70
menit
Tahap 2
Mengorgani
sasikan
peserta didik
untuk
belajar
Guru menstimulus
peserta didik untuk
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
mengenai masalah yang
disajikan
Peserta didik
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
mengenai masalah
yang disajikan
Guru mengkoordinir
peserta didik untuk
membentuk kelompok
yang terdiri dari 4-5
orang
Peserta didik
membentuk kelompok
dan duduk bersama
teman kelompoknya
Guru membagikan
LKPD 04 dan
mendorong peserta
didik untuk
mengumpulkan
informasi secara
berkelompok
Secara berkelompok,
peserta didik mencari
informasi dengan
membaca buku paket
Tahap 3 Guru membimbing Secara berkelompok
93
Membimbin
g
penyelidikan
individual
dan
kelompok
peserta didik untuk
melakukan percobaan
yang ada dalam LKPD
04 secara berkelompok
peserta didik
melakukan percobaan
yang ada dalam LKPD
04
Membimbing peserta
didik mengolah hasil
percobaan yang ada
dalam LKPD 04 secara
berkelompok
Secara berkelompok
peserta didik
mengolah hasil
percobaan
Membimbing kegiatan
diskusi peserta didik -
Tahap 4
Mengemban
gkan dan
menyajikan
hasil karya
Guru mengarahkan
peserta didik berdiskusi
untuk menyelesaikan
permasalahan yang
terdapat dalam LKPD
04
Secara berkelompok
peserta didik
mendiskusikan
permasalahan-
permasalahan yang
terdapat dalam LKPD
04
Guru meminta satu
perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya
Peserta didik
mempresentasikan
hasil kerja
kelompoknya
Tahap 5
Menganalisi
s dan
mengevaluas
i
Guru mengumpulkan
semua hasil laporan
tertulis diskusi tiap
kelompok
Peserta didik
mengumpulkan hasil
laporan tertulis
mereka
Guru memberikan
konfirmasi dari hasil
analisis peserta didik
Peserta didik
mendengarkannya
94
Kegiatan
Penutup
Kesimpulan Guru membimbing
peserta didik untuk
menyimpulkan pokok-
pokok penting
pembelajaran hari ini
Peserta didik
menyimpulkan materi
pembelajaran
10
menit
Guru memberikan
penguatan terhadap
kesimpulan yang
diberikan oleh peserta
didik
Peserta didik
menyimak penguatan
kesimpulan yang
disampaikan oleh guru
Guru memberi
penghargaan kepada
kelompok yang bekerja
dengan baik
-
Guru
menginformasikan
materi pembelajaran
pada pertemuan
selanjutnya
-
Guru menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam
Peserta didik
menjawab salam
95
Penilaian
1. Aspek : Afektif (Sikap)
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Lembar observasi sikap
Berilah tanda ceklist (√) jika peserta didik melaksanakan sikap yang dinilai.
Nama
Peserta
Didik
Sikap yang dinilai
NA Disiplin Jujur Bekerjasama Rasa ingin tahu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Rubrik Penilaian Sikap
Aspek Aspek yang Dinilai
Disiplin Mengumpulkan tugas tepat waktu
Jujur Menuliskan data hasil praktikum
yang dilaporkan sesuai dengan apa
yang didapat dari praktikum
Bekerjasama Bekerjasama dengan baik dalam
kelompok saat praktikum
Rasa ingin tahu Menunjukkan rasa ingin tahu yang
besar, antusias, aktif dalam kegiatan
Nilai Akhir (NA) = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝟏𝟔× 𝟏𝟎𝟎
96
kelompok tanpa disuruh
2. Aspek : Kognitif (Pengetahuan)
Teknik Penilaian : Tes tertulis
Bentuk Instrumen : Pilihan ganda
No. Keterangan Skor
1-30 Benar 1
Salah 0
3. Aspek : Psikomotorik (Keterampilan)
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Lembar observasi keterampilan
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom (1/2/3/4) dengan mengacu pada rubrik
penilaian psikomotorik.
N
o
Nama
Peserta
Didik
A1 A2 A3 A4
NA 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
Nilai = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝟎× 𝟏𝟎𝟎
Nilai Akhir (NA) = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝟏𝟔× 𝟏𝟎𝟎
97
Rubrik penilaian psikomotorik
Aspek penilaian Skor Kriteria Pencapaian
A1: Merangkai
alat percobaan
1 Tidak bisa merangkai alat percobaan sama sekali
2 Merangkai alat percobaan tidak sesuai prosedur
yang ada pada LKPD
3
Merangkai alat percobaan dengan prosedur yang
ada pada LKPD tetapi hanya sebagian saja
rangkaian yang benar
4 Merangkai alat percobaan sesuai dengan prosedur
yang ada pada LKPD serta rangkaian benar semua
A2:
Melakukan
pengukuran
1 Tidak bisa menunjukkan kriteria sama sekali
2
Menunjukkan 1 dari 3 kriteria (melihat skala
penunjuk secara tegak lurus, menulis hasil
pengukuran, dan menulis satuan)
3
Menunjukkan 2 dari 3 kriteria (melihat skala
penunjuk tegak lurus, menulis hasil pengukuran,
dan menulis satuan)
4
Menunjukkan 3 dari 3 kriteria (melihat skala
penunjuk tegak lurus, menulis hasil pengukuran,
dan menulis satuan)
A3:
Menganalisis data
1
Tidak dapat menganalisis data percobaan dengan
benar, kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan
hasil analisis data, dan tidak membuat laporan
sederhana hasil percobaan
2
Menganalisis data percobaan dengan benar,
kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan hasil
analisis data, dan tidak membuat laporan sederhana
hasil percobaan
98
3
Menganalisis data percobaan dengan benar,
kesimpulan yang dibuat sesuai dengan hasil analisis
data, dan tidak membuat laporan sederhana hasil
percobaan
4
Menganalisis data percobaan dengan benar,
kesimpulan yang dibuat sesuai dengan hasil analisis
data, dan membuat laporan sederhana hasil
percobaan
A4:
Mempresentasikan
hasil percobaan
1
Mempresentasikan hasil percobaan dengan gaya
bahasa yang tidak bagus, penampilan tidak
menarik, dan tidak mampu menjawab pertanyaan
dari kelompok lain
2
Mempresentasikan hasil percobaan dengan gaya
bahasa yang bagus, penampilan kurang menarik,
dan tidak mampu menjawab pertanyaan dari
kelompok lain
3
Mempresentasikan hasil percobaan dengan gaya
bahasa yang bagus, penampilan menarik, tetapi
tidak mampu menjawab pertanyaan dari kelompok
lain
4
Mempresentasikan hasil percobaan dengan gaya
bahasa yang bagus, penampilan menarik, dan
mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain
99
A.2. Bahan Ajar
GERAK MELINGKAR
Kompetensi Dasar
3.6 : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan (tetap) dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
4.6 : Melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya tentang gerak melingkar, makna fisis, dan pemanfaatannya.
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6.1 : Menjelaskan pengertian gerak melingkar beraturan. 3.6.2 : Mengidentifikasi besaran-besaran frekuensi, periode, posisi sudut,
kecepatan linear, kecepatan sudut pada gerak melingkar beraturan. 3.6.3 : Menerapkan persamaan gerak melingkar beraturan untuk memecahkan
permasalahan. 3.6.4 : Menjelaskan konsep percepatan sentripetal dan gaya sentripetal. 3.6.5 : Menerapkan persamaan percepatan sentripetal dan gaya sentripetal untuk
menyelesaikan permasalahan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 3.6.6 : Menganalisis arah gerak roda dalam hubungan roda-roda baik yang
seporos, dihubungkan dengan rantai, maupun bersinggungan. 3.6.7 : Menjelaskan karakteristik hubungan roda-roda sepusat, bersinggungan, dan
roda-roda yang dihubungkan dengan rantai/sabuk. 3.6.8 : Menghitung kecepatan sudut pada hubungan roda-roda. 3.6.9 : Menghitung kecepatan linear pada hubungan roda-roda. 3.6.10 : Menerapkan persamaan hubungan antar roda-roda untuk menyelesaikan
persamaan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 4.6.1 : Melakukan percobaan tentang gerak melingkar beraturan. 4.6.2 : Melakukan percobaan tentang percepatan sentripetal pada gerak melingkar
beraturan. 4.6.3 : Melakukan percobaan tentang hubungan roda-roda dalam gerak melingkar.
100
Pada saat berlibur ke taman hiburan, pernahkah Anda melihat atau menaiki
wahana bianglala? Bagaimanakah bentuk lintasan geraknya? Apakah yang Anda
rasakan saat bianglala tersebut bergerak? Peristiwa tersebut merupakan salah satu
contoh gerak melingkar. Tahukah Anda apakah yang dimaksud dengan gerak
melingkar? Untuk lebih jelasnya, ikutilah pembelajaran pada bab ini.
Amati Gambar 1.1! Apakah lintasan gerak jarum jam, kipas angin, dan arena
mainan swing ride berbentuk lingkaran? Gerak suatu benda yang lintasannya
berbentuk lingkaran disebut gerak melingkar.
(a) (b) (c)
Gambar 1.1 (a) Jam dinding, (b) kipas angin, dan (c) swing ride
Coba Anda bandingkan putaran jarum jam dengan putaran baling-baling kipas
angin yang mulai dihidupkan. Keduanya berputar, tetapi terdapat perbedaan. Jarum
jam akan berputar dengan laju putaran yang tetap, sedangkan laju putaran kipas angin
mengalami perubahan, dari diam menjadi cepat, kemudian konstan.
Gerak putaran jarum jam yang memiliki laju putaran tetap disebut gerak melingkar
beraturan, dan gerak baling-baling kipas angin yang mengalami perubahan
kecepatan secara teratur disebut gerak melingkar berubah beraturan. Khusus pada
bab ini hanya membahas gerak melingkar beraturan.
A. Definsi Gerak Melingkar
101
Anda telah mengetahui besaran-besaran pada gerak lurus. Apakah besaran-
besaran pada gerak lurus sama dengan besaran-besaran pada gerak melingkar?
Mengapa demikian? Besaran pada gerak melingkar berbeda dengan besaran pada
gerak lurus. Apa sajakah besaran pada gerak melingkar?
Gambar 1.2 Gerak melingkar beraturan
Misalkan, sebuah benda melakukan gerak melingkar dengan laju tetap
sepanjang busur lingkaran yang berjari-jari 𝑅 (Gambar 1.2). Vektor kecepatan pada
setiap kedudukan merupakan garis singgung pada busur lingkaran lintasannya.
Pada kedudukan 𝑃, kecepatannya adalah 𝑣𝑃, dengan arah singgung di 𝑃. Pada
kedudukan 𝑄, kecepatannya adalah 𝑣𝑄 dengan arah garis singgung di 𝑄. Demikian
juga pada kedudukan 𝑆 maupun 𝑇, vektor-vektor kecepatannya merupakan garis
singgung pada busur lingkaran lintasannya. Meskipun vektor kecepatannya berubah-
ubah, namun lajunya tetap. Gerak melingkar dengan laju tetap disebut gerak
melingkar beraturan. Adapun besaran-besaran pada gerak melingkar beraturan
adalah sebagai berikut:
B. Besaran-besaran pada Gerak Melingkar Beraturan
102
Waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda yang bergerak melingkar untuk
melakukan satu kali putaran penuh disebut periode, yang dilambangkan huruf 𝑇
dengan satuan sekon. Secara matematis, periode dinyatakan sebagai berikut:
𝑇 =𝑡
𝑛 (1.1)
Keterangan:
𝑇 = Periode (𝑠)
𝑡 = Waktu (𝑠)
𝑛 = Jumlah putaran
Banyaknya jumlah putaran yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak
melingkar dalam selang waktu satu sekon disebut frekuensi, yang dilambangkan
huruf 𝑓 dengan satuan hertz. Secara matematis, frekuensi dinyatakan sebagai berikut:
𝑓 =𝑛
𝑡 (1.2)
Keterangan:
𝑓 = Frekuensi (Hz)
𝑛 = Jumlah putaran
𝑡 = Waktu (𝑠)
Hubungan antara periode dengan frekuensi dapat dirumuskan:
𝑓 =1
𝑇 atau 𝑇 =
1
𝑓 (1.3)
Keterangan:
𝑓 = Frekuensi (Hz)
1. Periode dan Frekuensi
103
𝑇 = Periode (𝑠)
Dalam GMB, akan terbentuk sudut oleh vektor jari-jari yang menghubungkan
dua posisi benda yang berbeda pada lintasan melingkar tersebut. Satuan sudut adalah
derajat atau radian.
Drum mesin cuci berputar 1.200 putaran dalam 1 menit. Tentukan periode dan frekuensi drum mesin cuci tersebut?
Diketahui:
𝑛 = 1.200 putaran
𝑡 = 1 menit = 60 s
Ditanyakan: 𝑇 dan 𝑓 … ?
Penyelesaian:
Periode drum mesin cuci tersebut yaitu:
𝑇 =𝑡
𝑛=
60
1.200= 0,05 𝑠
Jadi, periode drum mesin cuci tersebut adalah 0,05 𝑠.
Frekuensi drum mesin cuci tersebut yaitu:
𝑓 =𝑛
𝑡=
1.200
60= 20 𝐻𝑧
Jadi, frekuensi drum mesin cuci tersebut adalah 20 𝐻𝑧.
Contoh Soal
2. Posisi Sudut
104
Gambar 1.3 Penggambaran sudut satu radian pada gerak melingkar
Untuk satu putaran penuh diperoleh:
Posisi sudut dari suatu benda yang bergerak melingkar senantiasa berubah
terhadap selang waktu tertentu. Secara matematis dinyatakan:
𝜃 = 𝜃(𝑡)
Dimana
𝜃(𝑡) = Merupakan fungsi waktu
Sebuah benda yang melakukan gerak melingkar dapat dinyatakan dalam
koordinat polar. Pada koordinat polar, posisis benda dinyatakan dalam 𝑟 dan 𝜃.
Perhatikan gambar berikut!
Gambar 1.4 Koordinat polar untuk menentukan x dan y
1 putaran = 360° = 2π rad
1 rad = 180
𝜋 derajat = 57,3°
105
Dari gambar tersebut dapat ditentukan hubungan antara (𝑟, 𝜃) dengan (x, y) sebagai
berikut:
Besar 𝑟 dinyatakan:
𝑟 = √𝑥2 + 𝑦𝑏2
Posisi sudutnyanya dapat dinyatakan
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 (𝑦
𝑥)
Satuan dari posisi sudut (𝜃) dapat dinyatakan dalam radian, derajat, atau
putaran. Sudut satu radian merupakan sudut yang dibentuk suatu juring yang panjang
busurnya sama dengan jari-jari lingkaran tersebut. Cermatilah gambar 1.5 berikut!
Gambar 1.5 Skema untuk menentukan hubungan sudut, posisi dan jarak
tempuh
Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh hubungan satuan sudut dalam derajat
dan dalam radian sebagai berikut:
𝑥 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠 𝜃
𝑦 = 𝑟 𝑠𝑖𝑛 𝜃
106
Pada gambar 1.5, jika benda A ke B menempuh lintasan busur sejauh 𝑠,
sementara posisi sudut yang terbentuk adalah 𝜃, maka diperoleh hubungan:
𝜃 =𝑠
𝑅 (1.4)
Keterangan:
𝜃 = Posisi sudut (rad)
𝑠 = Lintasan benda melingkar (𝑚)
𝑅 = Jari-jari lingkaran (𝑚)
2𝜋 𝑟𝑎𝑑 = 360°
1 𝑟𝑎𝑑 =360°
2𝜋= 57,296°
Sebuah roda yang berjari-jari 0,3 m menempuh jarak 60 m. Berapakah perpindahan sudut roda tersebut?
Diketahui:
𝑠 = 60 m
𝑅 = 0,3 m
Ditanyakan: 𝜃 … ?
Penyelesaian:
𝜃 =𝑠
𝑅=
60
0,3= 200 𝑟𝑎𝑑
Contoh Soal
107
Benda yang bergerak melingkar akan memiliki dua kecepatan, yaitu kecepatan
sudut dan kecepatan linear. Pada benda yang bergerak melingkar karena lintasannya
berupa lingkaran maka jarak tempuh benda adalah busur lingkaran. Jika dalam selang
waktu 𝑡 benda menempuh busur lingkaran 𝑠 dengan kelajuan yang tetap maka laju
benda 𝑣 disebut laju linear, dirumuskan:
𝑣 =𝑠
𝑡 (1.5)
Karena keliling lingkaran yang berjari-jari 𝑅 adalah 2𝜋𝑅 maka laju linear benda:
𝑣 =2𝜋𝑅
𝑇 atau 𝑣 = 2𝜋𝑅𝑓 (1.6)
Keterangan:
𝑣 = Laju linear (m/s)
𝑓 = Frekuensi (𝐻𝑧)
𝑅 = Jari-jari lingkaran (𝑚)
Sedangkan kecepatan sudut adalah sudut yang ditempuh oleh sebuah titik yang
bergerak di tepi lingkaran dalam satuan waktu tertentu. Besarnya kecepatan sudut
pada gerak melingkar beraturan adalah tetap (konstan), namun arah kecepatan
sudutnya berbeda-beda. Arah dari kecepatan sudut pada gerak melingkar beraturan
searah dengan arah dari kecepatan linearnya. Perhatikan gambar 1.6!
3. Kecepatan Sudut dan Kecepatan Linear
108
Gambar 1.6 Lintasan benda pada gerak melingkar beraturan
Misalkan pada saat mulai bergerak (𝑡 = 0), kedudukan bentuk pada sumbu 𝑥 positif,
dengan jari-jari arah 𝑀𝑃. Setelah 𝑡 detik, benda membentuk sudut 𝜃 (dibaca: theta).
Selama benda bergerak melingkar, jari-jari arah mempunyai kecepatan sudut sebesar
𝜔 (dibaca: omega), sebab tiap satu satuan waktu menempuh sudut tertentu, maka:
𝜃 = 𝜔𝑡 (1.7)
Keterangan:
𝜃 = Lintasan sudut
𝜔 = Kecepatan sudut (radian/sekon = rad/s)
𝑡 = Lamanya berputar (𝑠)
Dalam satu periode (𝑡 = 𝑇), jari-jari arah mempunyai sudut 2𝜋 radian,
sehingga 2𝜋 = 𝜔𝑇 maka
𝜔 =2𝜋
𝑇 Atau 𝜔 = 2𝜋𝑓 (1.8)
Hubungan antara laju linear (𝑣) dan kecepatan sudut (𝜔) diperoleh dengan
mensubstitusikan Persamaan 1.8 ke Persamaan 1.6 sehingga diperoleh:
𝑣 = 𝜔𝑅 (1.9)
109
Perhatikan Gambar 1.7! Sebuah benda bermassa 𝑚, bergerak melingkar
beraturan dengan jari-jari lintasan 𝑅 dan laju linear 𝑣.
1. Sebuah kipas angin berputar dengan frekuensi 16 Hz. Berapakah besar
kecepatan sudutnya?
Diketahui:
𝑓 = 16 Hz
Ditanyakan: 𝜔 … ?
Penyelesaian:
𝜔 = 2𝜋𝑓
𝜔 = 2𝜋. 16
𝜔 = 32𝜋 rad/s
Jadi, besar kecepatan sudut kipas angina tersebut adalah 32𝜋 rad/s.
2. Sebuah roda berputar dengan frekuensi 4 Hz. Jika jari-jari putaran 25
cm, maka berapakah kecepatan linear sebuah titik ditepi roda tersebut?
Diketahui:
𝑓 = 4 Hz
𝑅 = 25 cm = 0,25 m
Ditanyakan: 𝑣 … ?
Penyelesaian:
𝑣 = 2𝜋𝑅𝑓
𝑣 = 2𝜋 × 0,25 × 4
𝑣 = 2𝜋 m/s
Jadi, kecepatan linear roda tersebut adalah 2𝜋 m/s
.
4. Percepatan Sentripetal
Contoh Soal
110
Gambar 1.7 Benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari
lintasan 𝑹 dan laju linear 𝒗.
Saat 𝑡 = 0, kedudukan benda di O pada sumbu 𝑥 positif. Selang waktu 𝑡 detik,
benda di 𝑃 dan setelah selang waktu ∆𝑡 melewati 𝑃, benda di 𝑄. Vektor kecepatan
linear di 𝑃 dan 𝑄 tidak sama, sebab arah gerak di 𝑃 dan 𝑄 berbeda, sedangkan laju
linearnya tetap.
Jika kecepatan benda di 𝑃 = 𝑣 dan kecepatan di 𝑄 = 𝑣′, perubahan kecepatan
dari 𝑃 ke 𝑄 adalah ∆𝑣 = 𝑣′ − 𝑣, sedangkan laju linear di 𝑃 dan 𝑄 sama, dapat
dinyatakan |𝑣| = |𝑣′|.
Selisih vektor ∆𝑣 dilukiskan dengan cara memadukan vektor 𝑣′ dengan vektor
negatif −𝑣 yang merupakan sisi segitiga sama kaki 𝑃𝑆𝑇 dengan kaki-kaki 𝑃𝑇 dan 𝑆𝑇
yang sama (Gambar 1.7b).
Jika ditinjau dari ∆𝑃𝑇𝑆, diperoleh: ∆𝑣
2= 𝑣 𝑠𝑖𝑛
𝜃
2. Bila 𝜃 = 0 maka 𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 𝜃
sehingga ∆𝑣
2= 𝑣
𝜃
2 →
∆𝑣
𝑣= 𝜃. Dengan 𝜃 = sudut dalam/radian/panjang busur. Karena
∆𝑃𝑇𝑆 = ∆𝑃𝑀𝑄 maka ∆𝑣
𝑣=
𝑣 𝑑𝑡
𝑟; (𝑣 𝑑𝑡 merupakan jarak yang ditempuh karena laju
konstan).
∆𝑣
∆𝑡=
𝑣2
𝑅
111
Untuk selang waktu ∆𝑡 mendekati nol (ditulis ∆𝑡 → 0) maka titik 𝑄 hamper
berimpit dengan 𝑃. Dalam hal ini ∆𝑣 → 0. Akan tetapi, harga ∆𝑣
∆𝑡 tidak sama dengan
nol, melainkan mempunyai harga tertentu yang disebut limit (harga batas) dari ∆𝑣
∆𝑡
untuk ∆𝑡 → 0. Hasilnya disebut percepatan sesaat (𝑎), secara matematis dituliskan:
lim∆𝑡→0
∆𝑣
∆𝑡=
𝑣2
𝑅 →
𝑑𝑣
𝑑𝑡=
𝑣2
𝑅
𝑎 =𝑣2
𝑅 (1.10)
Agar 𝑎 berimpit dengan jari-jari lingkaran di titik 𝑃, yaitu menuju ke pusat
lingkaran. Selanjutnya, 𝑎 disebut percepatan sentripetal, diberi lambang 𝑎𝑠, sehingga
Persamaan 1.10 menjadi:
𝑎𝑠 =𝑣2
𝑅 (1.11)
Keterangan:
𝑎𝑠 = Percepatan sentripetal (m/s2)
𝑅 = Jari-jari (𝑚)
𝑣 = Kecepatan linear (m/s)
Jadi,
Persamaan percepatan sentripetal juga dapat ditulis:
𝑎𝑠 =4𝜋2
𝑇2𝑅 atau 𝑎𝑠 = 4𝜋2𝑓2𝑅 (1.12)
Percepatan sentripetal adalah percepatan yang berarah ke pusat lingkaran.
112
Pernahkah Anda melewati tikungan jalan saat naik kendaraan? Apakah yang
Anda rasakan saat mobil berbelok? Tentunya, tubuh Anda terasa ada gaya yang
mendorong ke arah luar mobil. Namun, kendaraan yang Anda tumpangi mampu
melintasi tikungan jalan itu dengan aman tanpa keluar dari badan jalan atau tidak
selip. Gaya apakah yang menyebabkan hal demikian? Mengapa demikian?
Sebuah titik melakukan gerak melingkar beraturan. Ternyata tiap
menit melakukan 600 putaran. Jika jari-jari lintasannya 20 cm, maka
berapakah percepatan sentripetalnya?
Diketahui:
𝜔 = 600 rpm
𝑅 = 20 cm = 0,2 m
Ditanyakan: 𝑎𝑠 … ?
Penyelesaian:
Kecepatan sudut titik tersebut adalah:
𝜔 = 600 rpm
= 600 putaran/menit
= 6001 × 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 600(2𝜋 𝑟𝑎𝑑)
(60 𝑠)= 20𝜋 rad/s
Percepatan sentripetalnya adalah:
𝑎𝑠 = 𝜔²𝑅
𝑎𝑠 = (20𝜋)²(0,2)
𝑎𝑠 = 80𝜋² m/s²
Contoh Soal
5. Gaya Sentripetal
113
Gambar 1.8 (a) Alat gaya sentripetal sederhana, (b) gaya sentripetal dengan
arah ke pusat lingkaran
Perhatikan Gambar 1.8 (a). Saat benda A berputar, benda melakukan gerak
melingkar. Gerak benda ditahan oleh benang. Hal itu berarti benang memberikan
gaya pada benda. Gaya itu berasal dari gaya berat beban B yang digantungkan pada
ujung benang yang lain. Arah gaya sama dengan arah benang, yaitu ke pusat
lingkaran, disebut gaya sentripetal.
Menurut Hukum II Newton, sebuah benda yang mengalami percepatan harus
memiliki resultan gaya (gaya total) yang bekerja padanya (∑𝐹 = 𝑚𝑎). Benda yang
bergerak membentuk lingkaran, seperti sebuah benda di ujung seutas tali (Gambar
1.8a), harus mempunyai gaya yang diberikan padanya untuk mempertahankan
geraknya dalam lingkaran itu. Dengan demikian, diperlukan resultan gaya untuk
memberikan percepatan sentripetal. Besar gaya yang dibutuhkan dapat dihitung
dengan menggunakan Hukum II Newton untuk komponen radialnya adalah:
∑𝐹𝑠 = 𝑚𝑎𝑠 (1.13)
Keterangan:
𝑎𝑠 = Percepatan sentripetal
∑𝐹𝑠 = Resultan gaya dalam arah radial
114
Karena 𝑎𝑠 =𝑣2
𝑅 maka diperoleh:
𝐹𝑠 = 𝑚𝑣2
𝑅 (1.14)
Keterangan:
𝐹𝑠 = Resultan gaya (𝑁)
Dalam kehidupan sehari-hari, gaya sentripetal dapat diterapkan pada saat
sebuah kendaraan melewati jalan berbelok atau tikungan jalan. Saat kendaraan itu
melintasi jalan berbelok (tikungan jalan), penumpang di dalamnya merasa ada gaya
yang mendorong kea rah luar mobil. Oleh karena itu, pada jalan berbelok dibuat kasar
dan badan jalan dibuat miring. Dengan permukaan kasar maka terjadi gesekan antara
ban dengan jalan yang dapat menghasilkan gaya sentripetal secara memadai, sehingga
mobil mampu melintasi jalan berbelok dengan aman tanpa keluar dari badan jalan
atau tidak selip.
Apakah Anda pernah memperhatikan roda-roda pada kipas angin? Coba
perhatikan di bagian baling-baling kipas angina. Pada baling-baling kipas angin,
terdapat sistem hubungan roda-roda sepusat karena arah putarannya searah. Selain
pada kipas angin, hubungan roda-roda dapat juga kita temukan pada gigi sepeda, ban
kendaraan bermotor, dan roda gigi pada mesin jam. Roda merupakan instrumen
pengubah gerak melingkar ke gerak lurus atau sebaliknya. Faktanya mobil bisa
bergerak lurus karena ada gerak melingkar yang bekerja pada roda. Roda-roda
tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi mereka berhubungan seperti roda gigi kayuh
sepeda dengan gigi yang menyatukan roda belakang sepeda, ban kendaraan dengan
peleknya, dan juga gigi-gigi roda yang membantu jam kuno untuk bergerak. Dari sini
dapat kita ketahui bahwa hubungan roda-roda adalah hubungan antara satu roda
dengan roda yang lain.
Contoh Soal
C. Hubungan Roda-roda pada Gerak Melingkar
115
Dalam gerak melingkar, roda-roda tersebut dapat saling dihubungkan satu sama
lain. Pada dasarnya, terdapat tiga jenis hubungan roda-roda yaitu hubungan roda
seporos (sepusat), roda bersinggungan, dan roda yang dihubungkan dengan sabuk
atau rantai.
Salah satu contoh roda-roda yang sepusat dalam kehidupan sehari-hari adalah
roda belakang sepeda dengan gir belakang.
Gambar 1.9 Roda belakang sepeda dengan gir belakang
Gambar diatas adalah contoh ilustrasi hubungan roda-roda seporos atau sepusat.
Berdasarkan gambar tersebut dapat diinterpretasikan seperti di bawah ini.
Gambar 1.10 Hubungan roda-roda seporos (sepusat)
1. Hubungan Roda-roda Seporos (Sepusat)
116
Pada hubungan roda sepusat, arah putar roda pertama dan kedua sama. Selain
itu, kecepatan sudut kedua roda juga sama (𝜔1 = 𝜔2). Sehingga secara matematis
dirumuskan sebagai berikut.
𝜔1 = 𝜔2
𝑣1
𝑅1=
𝑣2
𝑅2 (1.15)
Ciri-ciri hubungan roda-roda seporos (sepusat) yaitu:
Kecepatan sudut kedua roda sama
Arah putar kedua roda sama
Kelajuan linear kedua roda tidak sama
Roda-roda yang bersinggungan dapat ditemui pada mesin jam. Mesin jam
menggunakan roda-roda bergigi yang bersinggungan satu sama lain.
Gambar 1.11 Mesin jam
Berdasarkan gambar tersebut dapat diinterpretasikan seperti di bawah ini.
Gambar 1.12 Hubungan roda-roda Bersinggungan
2. Hubungan Roda-roda Bersinggungan
117
Jika dua roda bersinggungan maka berlaku:
𝑣1 = 𝑣2 (1.16)
𝜔1𝑅1 = 𝜔2𝑅2
Ciri-ciri hubungan roda-roda bersinggungan yaitu:
Arah putar kedua roda berlawanan
Kelajuan linear kedua roda sama
Kecepatan sudut kedua roda tidak sama
Perhatikanlah gir depan dan gir belakang pada sepeda. Gir depan dengan gir
belakang sepeda dihubungkan dengan sebuah rantai merupakan salah satu contoh
hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan rantai pada kehidupan sehari-hari.
Gambar 1.13 Gir pada sepeda
Berdasarkan gambar tersebut dapat diinterpretasikan seperti di bawah ini.
Gambar 1.14 Hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan
rantai/sabuk
3. Hubungan Roda-roda yang Dihubungkan Dengan Sabuk/Rantai
118
Berdasarkan gambar diatas, dapat kita lihat bahwa arah kecepatan linear selalu
menyinggung lingkaran. Rantai yang digunakan untuk menghubungkan gir belakang
dan gir depan, dipasang pada sebelah luar setiap gir. Pada saat bergerak, kecepatan
rantai menyinggung bagian luar gir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa arah dan
besar kecepatan linear pada dua buah roda yang dihubungkan dengan rantai adalah
sama. Sehingga pada roda-roda yang dihubungkan dengan rantai berlaku persamaan
sebagai berikut:
𝑣1 = 𝑣2 (1.17)
𝜔1𝑅1 = 𝜔2𝑅2
Ciri-ciri hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan rantai/sabuk yaitu:
Arah putar kedua roda sama
Kelajuan linear kedua roda sama
Kecepatan sudut kedua roda tidak sama
Tiga roda 𝐴, 𝐵, dan 𝐶 dirangkai seperti pada gambar berikut.
Rangkaian roda A, B, dan C.
Masing-masing berjari-jari 6 cm, 4 cm, dan 8 cm. Roda 𝐴 dan 𝐵
dihubungkan dengan rantai dan roda 𝐶 seporos dengan 𝐵. Jika roda 𝐴
berputar 2 putaran tiap detik, tentukan kecepatan linear pada roda 𝐶!
Contoh Soal
119
Diketahui: 𝑅𝐴 = 6 cm
𝑅𝐵 = 4 cm
𝑅𝐶 = 8 cm
𝑓𝐴 = 2 Hz
Ditanyakan: 𝑣𝑐 … ?
Penyelesaian:
Roda A
𝑣𝐴 = 2𝜋𝑅𝐴𝑓𝐴
= 2𝜋 × 6 × 2
= 24𝜋 cm/s
Roda B
𝑣𝐵 = 𝑣𝐴
𝜔𝐵 × 𝑅𝐵 = 𝑣𝐴
𝜔𝐵 =𝑣𝐴
𝑅𝐵=
24𝜋
4= 6𝜋 rad/s
Roda C
𝜔𝐶 = 𝜔𝐵 = 6𝜋 rad/s
𝑣𝐶 = 𝜔𝐶𝑅𝐶 = 6𝜋 × 8 = 48𝜋 cm/s
120
A.3. Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD) 01
GERAK MELINGKAR BERATURAN
Coba amatilah ban sepeda pada saat berputar yang berbeda
jari-jarinya. Ban sepeda yang berputar akan mengalami
gerak melingkar yang dipengaruhi oleh waktu pada setiap
putarannya. MASALAH
AYO PIKIRKAN
Jika kita membandingkan putaran dua roda yang berbeda
jari-jarinya, maka kita akan mendapatkan bahwa panjang
lintasan dalam satu putaran antara dua roda tersebut akan
berbeda, mengapa demikian? Apakah berbeda jika kita
menghitung satu kali putaran ban dan banyaknya putaran
ban selama 1 menit? Untuk memahaminya, mari kita
lakukan percobaan berikut.
121
1. Mengidentifikasi besaran-besaran pada gerak melingkar beraturan (GMB).
2. Menjelaskan hubungan antara frekuensi, periode, dan kecepatan sudut.
3. Menjelaskan hubungan antara frekuensi, periode, jari-jari dan kecepatan
linear.
1. Alat pemutar dari mainan anak-anak
2. 3 buah karton berbentuk lingkaran dengan ukuran jari-jari berbeda
3. Mistar
4. Stopwatch
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Ukurlah diameter karton, kemudian tentukan jari-jarinya.
3. Lubangi titik pusat karton tersebut.
4. Pasanglah karton tersebut pada tiang pemutar.
5. Tarik benang pemutar tiang sejauh 3 cm ke belakang.
6. Lepaskan benang tersebut dan hitunglah jumlah putaran karton tersebut
sampai berhenti kemudian catat waktu yang dibutuhkan karton untuk
berputar dengan menggunakan stopwatch.
7. Lakukan percobaan sebanyak 3 kali, kemudian hitung nilai rata-ratanya.
8. Ulangi langkah 1-7 untuk karton dengan jari-jari berbeda.
Percobaan I
𝑹 = ⋯
Tujuan Percobaan
Alat dan Bahan
Langkah Kerja
Tabel Hasil Pengamatan
122
Perc
Waktu
tempuh
(𝒕)
Jumlah
putaran
(𝒏)
Frekuensi
(𝒇 =𝒏
𝒕)
Periode
(𝑻 =𝟏
𝒇)
Kecepatan
sudut
(𝝎 =𝟐𝝅
𝑻)
Kecepatan
linear
(𝒗 =𝟐𝝅𝑹
𝑻)
I
𝑡1 = 𝑛1 = 𝑓1 = 𝑇1 = 𝜔1 = 𝑣1 =
𝑡2 = 𝑛2 = 𝑓2 = 𝑇2 = 𝜔2 = 𝑣2 =
𝑡3 = 𝑛3 = 𝑓3 = 𝑇3 = 𝜔3 = 𝑣3 =
Rata-
rata 𝑡 = �� = 𝑓 = �� = �� = �� =
Percobaan II
𝑹 = ⋯
Perc
Waktu
tempuh
(𝒕)
Jumlah
putaran
(𝒏)
Frekuensi
(𝒇 =𝒏
𝒕)
Periode
(𝑻 =𝟏
𝒇)
Kecepatan
sudut
(𝝎 =𝟐𝝅
𝑻)
Kecepatan
linear
(𝒗 =𝟐𝝅𝑹
𝑻)
II
𝑡1 = 𝑛1 = 𝑓1 = 𝑇1 = 𝜔1 = 𝑣1 =
𝑡2 = 𝑛2 = 𝑓2 = 𝑇2 = 𝜔2 = 𝑣2 =
𝑡3 = 𝑛3 = 𝑓3 = 𝑇3 = 𝜔3 = 𝑣3 =
Rata-
rata 𝑡 = �� = 𝑓 = �� = �� = �� =
Percobaan III
𝑹 = ⋯
Perc
Waktu
tempuh
(𝒕)
Jumlah
putaran
(𝒏)
Frekuensi
(𝒇 =𝒏
𝒕)
Periode
(𝑻 =𝟏
𝒇)
Kecepatan
sudut
(𝝎 =𝟐𝝅
𝑻)
Kecepatan
linear
(𝒗 =𝟐𝝅𝑹
𝑻)
III 𝑡1 = 𝑛1 = 𝑓1 = 𝑇1 = 𝜔1 = 𝑣1 =
𝑡2 = 𝑛2 = 𝑓2 = 𝑇2 = 𝜔2 = 𝑣2 =
123
𝑡3 = 𝑛3 = 𝑓3 = 𝑇3 = 𝜔3 = 𝑣3 =
Rata-
rata 𝑡 = �� = 𝑓 = �� = �� = �� =
Dari data hasil percobaan:
1. Hitunglah frekuensinya!
2. Hitunglah periodenya!
3. Hitunglah kecepatan sudutnya!
4. Hitunglah kecepatan linearnya!
5. Berdasarkan hasil percobaan jelaskan bagaimana hubungan antara frekuensi,
periode, dan kecepatan sudut!
6. Berdasarkan hasil percobaan, jelaskan bagaimana hubungan antara
frekuensi, periode, jari-jari, dan kecepatan linearnya!
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Analisis Data
Kesimpulan
124
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD) 02
PERCEPATAN SENTRIPETAL PADA GMB
MASALAH
Sebuah benda dapat bergerak melingkar karena adanya gaya yang bekerja pada benda yang membentuk sudut tertentu pada arah gerak benda. Pada gerak melingkar beraturan, percepatannya tegak lurus terhadap kecepatan di setiap saat, karena arah kecepatan berubah, maka arah percepatan juga berubah.
Pada gambar di samping tampak gerakan motor yang berada pada tikungan tajam. Dari gambar tampak bahwa percepatan mengarah ke suatu tempat yang sama, yaitu pusat lingkaran. Dengan demikian, kita simpulkan bahwa arah percepatan dalam gerak melingkar beraturan adalah pusat lingkaran. Disebut apakah percepatan yang selalu mengarah ke pusat lingkaran ini dan berapakah besar perceparan sentripetal ini? Untuk memahaminya, mari kita lakukan percobaan berikut!
AYO PIKIRKAN
125
1. Membuktikan adanya percepatan sentripental pada benda yang melakukan
gerak melingkar
2. Mengetahui percepatan sentripental arahnya selalu menuju ke pusat
lingkaran
1. Ember kecil
2. Tali secukupnya
3. Air secukupnya
1. Ikatlah tali pada ember
2. Isilah air pada ember dengan air secukupnya
3. Putarlah ember melalui tali yang digunakan secara vertikal
1. Apakah yang menyebabkan air pada ember tidak jatuh pada saat diputar
secara vertikal?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Apakah terdapat percepatan sentripental pada saat air pada ember diputar
secara vertikal?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Tujuan Percobaan
Alat dan Bahan
Langkah Kerja
Diskusi
126
3. Apakah percepatan sentripental arahnya selalu menuju kepusat lingkaran?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Kesimpulan
127
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD) 03
KARAKTERISTIK HUBUNGAN RODA-RODA
Gerak melingkar umumnya dapat kita analogikan sebagai gerak
roda pada sepeda, sistem gir pada mesin, atau katrol. Dalam gerak
melingkar, roda-roda tersebut dapat saling dihubungkan satu sama
lain. Pada dasarnya terdapat tiga jenis hubungan roda-roda, yaitu
hubungan roda seporos (sepusat), roda bersinggungan, dan roda
yang dihubungkan dengan rantai/sabuk. Bagaimanakah
karakteristik hubungan roda-roda sepusat? Bagaimanakah
karakteristik hubungan roda-roda yang bersinggungan?
Bagaimanakah karakteristik hubungan roda-roda yang
dihubungkan dengan rantai/sabuk?
MASALAH
128
Mengetahui karakteristik hubungan roda-roda sepusat, bersinggungan, dan
roda-roda yang dihubungkan dengan rantai/sabuk.
A. Hubungan roda-roda sepusat
1. Bagaimanakah kecepatan sudut pada hubungan roda-roda sepusat?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
2. Bagaimanakah kecepatan linear pada hubungan roda-roda sepusat?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Bagaimanakah arah putar roda pada hubungan roda-roda sepusat?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
4. Apa saja contoh penerapan hubungan roda-roda sepusat dalam kehidupan
sehari-hari?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
5. Terdapat tiga buah roda A, B, C yang mempunyai jari-jari berturut-turut 25
cm, 15 cm, dan 40 cm. Roda A dan B dihubungkan dengan sabuk,
sedangkan roda B dan C seporos, roda C memerlukan waktu 2 menit untuk
menempuh 120 putaran. Maka tentukan:
Diskusi
Tujuan
129
a. Sketsa hubungan roda A, B, dan C
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
b. Besar kecepatan sudut roda A dan B
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
B. Hubungan roda-roda bersinggungan
1. Bagaimanakah kecepatan sudut pada hubungan roda-roda bersinggungan?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
2. Bagaimanakah kecepatan linear pada hubungan roda-roda bersinggungan?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Bagaimanakah arah putar roda pada hubungan roda-roda bersinggungan?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
4. Apa saja contoh penerapan hubungan roda-roda bersinggungan dalam
kehidupan sehari-hari?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
5. Terdapat tiga buah roda A, B, C yang mempunyai jari-jari berturut-turut 25
cm, 40 cm, dan 15 cm. Roda A dan C dihubungkan dengan sabuk,
130
sedangkan roda B dan C seporos, roda B memerlukan waktu 2 menit untuk
menempuh 120 putaran. Maka tentukan:
a. Sketsa hubungan roda A, B, dan C
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
b. Besar kecepatan sudut roda A dan C
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
C. Hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan rantai/sabuk
1. Bagaimanakah kecepatan sudut pada hubungan roda-roda yang dihubungkan
dengan rantai/sabuk?
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
2. Bagaimanah kecepatan linear pada hubungan roda-roda yang dihubungkan
dengan rantai/sabuk?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Bagaimanakah arah putar pada hubungan roda-roda yang dihubungkan
dengan rantai/sabuk?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
4. Apa saja contoh penerapan hubungan roda-roda yang dihubungkan dengan
rantai/sabuk dalam kehidupan sehari-hari?
131
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
5. Terdapat tiga buah roda A, B, C yang mempunyai jari-jari berturut-turut 40
cm, 25 cm, dan 15 cm. Roda B dan C dihubungkan dengan sabuk, sedangkan
roda A dan C seporos, roda A memerlukan waktu 2 menit untuk menempuh
120 putaran. Maka tentukan:
a. Sketsa hubungan roda A, B, dan C
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
b. Besar kecepatan sudut roda B dan C
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
132
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD) 04
HUBUNGAN RODA-RODA DALAM GERAK MELINGKAR
Gerak melingkar umumnya dapat kita analogikan sebagai gerak
roda pada motor, roda sepeda, perputaran jarum jam, atau sistem
gir pada mesin. Dalam gerak melingkar, roda-roda tersebut dapat
saling dihubungkan satu sama lain. Pada dasarnya terdapat tiga
jenis hubungan roda-roda, yaitu hubungan roda seporos (sepusat),
roda bersinggungan, dan roda yang dihubungkan dengan sabuk atau
rantai.
MASALAH
AYO PIKIRKAN
Roda merupakan instrumen pengubah gerak melingkar ke
gerak lurus atau sebaliknya. Faktanya mobil bisa bergerak
lurus karena ada gerak melingkar yang bekerja pada roda.
Roda-roda tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi mungkin saja
mereka berhubungan seperti roda gigi kayuh sepeda dengan
gigi yang menyatukan roda belakang sepeda, ban kenderaan
dengan peleknya, dan juga gigi-gigi roda yang membantu
jam kuno untuk bergerak. Untuk mengetahui hubungan
roda-roda tersebut, mari kita lakukan percobaan berikut!
133
1. Menghitung kecepatan linear dan kecepatan sudut.
2. Membandingkan kecepatan sudut untuk roda yang dihubungkan dengan
sabuk dan roda yang sepusat.
1. Roda mainan (kaset CD)
2. Roda-roda dari Styrofoam
3. Stopwatch
4. Penggaris
5. Pita/karet
6. Cellotipe
Percobaan I
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Beri tanda garis start dan finish di meja dengan menggunakan cellotipe
sepanjang 50 cm.
3. Ukur jari-jari roda mainan tersebut.
4. Gelindingkan roda mainan tersebut dari garis start sampai finish dan hitung
jumlah putaran roda dengan menghitung titik warna pada roda (sebagai
tanda) dan mengukur waktu dari start sampai finish. (CATATAN: Pastikan
roda menggelinding secara GMB).
5. Catat datanya ke dalam Tabel 1.
Tabel 1
No. 𝒕 (𝒔) 𝑹 (𝒎) 𝒏 𝑻 =
𝒕
𝒏
(𝒔)
𝒗 =𝟎, 𝟓
𝒕
(𝒎/𝒔)
𝝎 =𝟐𝝅
𝒕
(rad/s) 𝝎𝑹
Tujuan Percobaan
Alat dan Bahan
Langkah Kerja
134
Keterangan:
𝑡 = Waktu yang diperlukan dari start sampai finish (sekon)
𝑣 = Kecepatan linear (m)
𝑇 = Periode putaran roda (sekon)
𝑅 = Jari-jari roda miniatur sepeda (m)
𝑛 = Jumlah putaran
𝜔 = Kecepatan sudut roda (rad/s)
Percobaan II
1. Ukur jari-jari roda depan (𝑅𝐴), roda belakang kecil (𝑅𝐵), dan roda belakang
besar (𝑅𝐶).
2. Susun alat seperti pada gambar di bawah ini.
3. Jalankan roda-roda dan amati serta catat waktu yang diperlukan untuk
menempuh satu putaran untuk roda depan (𝑇𝐴), roda belakang kecil (𝑇𝐵), dan
roda belakang besar (𝑇𝐶).
4. Tuliskan data-data tersebut ke dalam Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2
Waktu yang diperlukan untuk
menempuh satu putaran (𝑻)
Kecepatan sudut
𝝎 =𝟐𝝅
𝑻
𝑇𝐴 (Sekon) 𝑇𝐵 (Sekon) 𝑇𝐶 (Sekon) 𝜔𝐴 (rad/s) 𝜔𝐵 (rad/s) 𝜔𝐶 (rad/s)
135
Tabel 3
Ruji-ruji Kecepatan linear
𝒗 = 𝝎𝑹
𝑅𝐴 (meter) 𝑅𝐵 (meter) 𝑅𝐶 (meter) 𝑣 (m/s) 𝑣𝐵 (m/s) 𝑣𝐶 (m/s)
1. Buatlah kesimpulan dari percobaan I dengan melihat nilai 𝑣 dan 𝜔𝑅 pada
Tabel 1!
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
2. Buatlah kesimpulan dari percobaan II dengan melihat hubungan antara
kecepatan linear (𝑣) dan kecepatan sudut (𝜔) untuk roda gigi depan, roda
gigi belakang, dan roda belakang pada Tabel 2 dan Tabel 3.
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Diskusi
Kesimpulan
136
LAMPIRAN B
B.1. KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
FISIKA PESERTA DIDIK
B.2. SOAL TES HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA
DIDIK SEBELUM VALID
B.3. SOAL TES HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA
DIDIK SETELAH VALID
A.2. BAHAN AJAR
A.3. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
137
B.1. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X IPA/Ganjil
Materi Pokok : Gerak Melingkar
Kompetensi Dasar : Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan (tetap) dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
Indikator Pencapaian
Kompetensi Soal Kunci Jawaban dan Penyelesaian
Ranah
Kognitif
Menjelaskan pengertian
gerak melingkar beraturan
1. Gerak yang lintasannya berbentuk
lingkaran dengan laju konstan dan arah
kecepatan tegak lurus terhadap arah
percepatan disebut…..
A. Gerak parabola
B. Gerak lurus
Gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran
dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak
lurus terhadap arah percepatan disebut gerak
melingkar beraturan.
Jawaban: D
C1
138
C. Gerak melingkar
D. Gerak melingkar beraturan
E. Gerak melingkar berubah beraturan
Mengidentifikasi besaran-
besaran frekuensi, periode,
posisi sudut, kecepatan
linear, kecepatan sudut
pada gerak melingkar
beraturan.
2. Waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda
yang bergerak melingkar untuk
melakukan satu kali putaran penuh
disebut…..
A. Frekuensi
B. Periode
C. Kecepatan sudut
D. Posisi sudut
E. Kecepatan linear
Waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda yang
bergerak melingkar untuk melakukan satu kali
putaran penuh disebut periode.
Jawaban: B
C1
3. Banyaknya jumlah putaran yang
ditempuh oleh suatu benda yang
bergerak melingkar dalam selang waktu
satu sekon disebut…..
A. Frekuensi
B. Periode
C. Kecepatan sudut
Banyaknya jumlah putaran yang ditempuh oleh
suatu benda yang bergerak melingkar dalam
selang waktu satu sekon disebut frekuensi
Jawaban: A C1
139
D. Posisi sudut
E. Kecepatan linear
4. Sebuah benda melakukan 120 kali
putaran selama 1 menit. Besar frekuensi
dan periode putaran benda tersebut
berturut-turut adalah …..
A. 2 Hz dan 0,5 sekon
B. 4 Hz dan 0,6 sekon
C. 6 Hz dan 0,7 sekon
D. 8 Hz dan 0,8 sekon
E. 10 Hz dan 0,9 sekon
Diketahui:
𝑛 = 120
𝑡 = 1 menit = 60 sekon
Ditanyakan: 𝑓 dan 𝑇…?
Penyelesaian:
Frekuensi benda tersebut yaitu:
𝑓 =𝑛
𝑡=
120
60= 2 𝐻𝑧
Periode putaran benda tersebut yaitu:
𝑇 =𝑡
𝑛=
60
120= 0,5 𝑠
Jawaban: A
C1
5. Sebuah benda bergerak melingkar
beraturan dengan jari-jari 6 meter. Jika
dalam 2 menit benda melakukan 16 kali
putaran, kecepatan linear benda tersebut
adalah…..
A. 1,0 π m/s
Diketahui:
𝑅 = 6 𝑚
𝜔 = 8 putaran/menit
= 8 ×2𝜋
60=
4
15𝜋 rad/s
Ditanyakan: 𝑣 … ?
Penyelesaian:
C2
140
B. 1,2 π m/s
C. 1,4 π m/s
D. 1,6 π m/s
E. 1,8 π m/s
𝑣 = 𝜔𝑅
𝑣 = (4
15𝜋) (6)
𝑣 = 1,6 𝜋 m/s
Jawaban: D
6. Sebuah benda bergerak melingkar
dengan jari-jari lingkaran yang
dibentuknya 60 cm dan menempuh
lintasan dengan panjang busur 8 cm.
Posisi sudut benda tersebut dalam satuan
radian dan derajat berturut-turut
adalah….
A. 0,13 rad dan 7,45°
B. 0,14 rad dan 7,46°
C. 0,15 rad dan 7,47°
D. 0,16 rad dan 7,48°
E. 0,17 rad dan 7,49°
Diketahui:
𝑠 = 8 cm= 0,08 m
𝑅 = 60 cm= 0,6 m
Ditanyakan: 𝜃 … ?
Penyelesaian:
Dalam radian
𝜃 =𝑠
𝑅
𝜃 =0,08
0,6
𝜃 = 0,13 rad/s
Dalam derajat
𝜃 = (0,13)(57,3°)
𝜃 = 7,45°
Jawaban: A
C2
141
7. Sebuah benda melakukan gerak
melingkar dengan frekuensi 140
𝜋 Hz.
Besar kecepatan sudutnya adalah…..
A. 200 rad/s
B. 220 rad/s
C. 240 rad/s
D. 260 rad/s
E. 280 rad/s
Diketahui:
𝑓 =140
𝜋 Hz
Ditanyakan: 𝜔 … ?
Penyelesaian:
𝜔 = 2𝜋𝑓
𝜔 = 2𝜋140
𝜋
𝜔 = 280 rad/s
Jawaban: E
C2
Menerapkan persamaan
gerak melingkar beraturan
untuk memecahkan
permasalahan
8. Sebuah alat pengering mesin cuci
berputar dengan besar kecepatan sudut
tetap 900 rpm. Nilai kecepatan tersebut
tercapai ketika alat berputar 60 kali.
Waktu yang diperlukan mesin pengering
untuk mencapai kecepatan tersebut
adalah…..
A. 5 s
B. 4 s
C. 3 s
Diketahui:
𝜔 = 900 rpm
𝜔 =900 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡=
900 × 2𝜋 𝑟𝑎𝑑
60
𝜔 = 30𝜋 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝜃 = 60 putaran = 60 × 2𝜋 rad = 120𝜋 rad
Ditanyakan: 𝑡 … ?
Penyelesaian:
𝜃 = 𝜔𝑡
𝑡 =𝜃
𝜔
C3
142
D. 2 s
E. 1 s 𝑡 =
120𝜋
30𝜋
𝑡 = 4 s
Jawaban: B
9. Perbandingan kecepatan sudut antara
jarum penunjuk jam, menit, dan sekon
pada suatu arloji adalah…..
A. 1 : 16 : 12
B. 1 : 12 : 18
C. 1 : 12 : 36
D. 1 : 12 : 360
E. 1 : 12 : 720
Diketahui:
1 jam = 3600 s
1 menit = 60 s
Ditanyakan: perbandingan kecepatan sudut antara
jarum penunjuk jam, menit, dan sekon…?
Penyelesaian:
Kecepatan sudut dirumuskan sebagai berikut:
𝜔 =2𝜋
𝑇
Untuk menghitung perbandingan kecepatan sudut,
cari terlebih dahulu periodenya
Periode jarum jam
𝑇1 = 12 × 60 × 60
= 43.200 𝑠
Periode jarum menit
𝑇2 = 60 × 60
= 3.600 𝑠
C3
143
Periode jarum detik
𝑇3 = 60 𝑠
Maka perbandingan kecepatan sudutnya adalah:
𝜔1 ∶ 𝜔2 ∶ 𝜔3 =2𝜋
𝑇1∶
2𝜋
𝑇2∶
2𝜋
𝑇3
𝜔1 ∶ 𝜔2 ∶ 𝜔3 =1
43.200∶
1
3.600∶
1
60
Semua ruas dikali 43.2000, sehingga
𝜔1 ∶ 𝜔2 ∶ 𝜔3 =43.200
43.200∶
43.200
3.600∶
43.200
60
𝜔1 ∶ 𝜔2 ∶ 𝜔3 = 1 ∶ 12 ∶ 720
Jawaban: E
10. Sebuah benda bergerak melingkar
dengan kecepatan sudut konstan 0,5 π
rad/s. Dalam waktu 1 menit benda
tersebut telah berputar sebanyak….
A. 15 kali
B. 30 kali
C. 45 kali
D. 61 kali
Diketahui:
𝜔 = 0,5 π rad/s
𝑡 = 1 menit = 60 sekon
Ditanyakan: 𝑛 … ?
Penyelesaian:
Terlebih dahulu menghitung 𝑓:
𝜔 = 2𝜋𝑓
𝑓 =𝜔
2𝜋
C3
144
E. 75 kali 𝑓 =
0,5𝜋
2𝜋
𝑓 = 0,25 Hz
Menghitung banyaknya putaran (𝑛)
𝑓 =𝑛
𝑡
𝑛 = 𝑓. 𝑡
𝑛 = 0,25 . 60
𝑛 = 15 kali
Jawaban: A
11. Sebuah benda bergerak melingkar
dengan jari-jari 50 cm. Jika benda
melakukan 120 rpm, maka waktu
putaran dan kecepatan benda tersebut
berturut-turut adalah…..
A. 0,5 s dan 2π m/s
B. 0,5 s dan 0,2π m/s
C. 0,5 s dan π m/s
D. 2 s dan 5π m/s
E. 2 s dan 10π m/s
Diketahui:
𝑅 = 50 cm = 0,5 m
𝜔 = 120 rpm
𝜔 =120 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡=
120 × 2𝜋 𝑟𝑎𝑑
60= 4𝜋 𝑟𝑎𝑑/𝑠
Ditanyakan: 𝑡 dan 𝑣 … ?
Penyelesaian:
𝜔 =2𝜋
𝑇
𝑇 =2𝜋
𝜔
C3
145
𝑇 =2𝜋
4𝜋= 0,5 s
𝑣 = 𝜔𝑅
𝑣 = 4𝜋 × 0,5 = 2𝜋 m/s
Jawaban: A
12. Baling-baling kipas angin berjari-jari 20
𝜋
cm mampu berputar 4 kali dalam satu
sekon. Kecepatan linear ujung baling-
baling adalah…..
A. 2,0 m/s
B. 1,8 m/s
C. 1,6 m/s
D. 1,4 m/s
E. 1,2 m/s
Diketahui:
𝑅 =20
𝜋 𝑐𝑚 =
0,2
𝜋 𝑚
𝑛 = 4
𝑡 = 1 𝑠
Ditanyakan: 𝑣 … ?
Penyelesaian:
Mencari frekuensi
𝑓 =𝑛
𝑡=
4
1= 4 𝐻𝑧
Menentukan kecepatan linearnya
𝑣 = 𝜔𝑅
𝑣 = 2𝜋𝑓𝑅
𝑣 = 2𝜋 × 4 ×0,2
𝜋
𝑣 = 1,6 m/s
C3
146
Jawaban: C
Menjelaskan konsep
percepatan sentripetal dan
gaya sentripetal
13. Percepatan pada gerak melingkar yang
arahnya selalu menuju pusat lingkaran
yang berfungsi untuk mengubah arah
kecepatan benda yang bergerak
disebut…..
A. Percepatan tangensial
B. Percepatan sudut
C. Percepatan sentripetal
D. Percepatan dipercepat
E. Percepatan diperlambat
Percepatan pada gerak melingkar yang arahnya
selalu menuju pusat lingkaran yang berfungsi
untuk mengubah arah kecepatan benda yang
bergerak disebut percepatan sentripetal.
Jawaban: C C1
14. Pernyataan berikut berhubungan
dengan percepatan sentripetal pada
gerak melingkar.
1) Percepatan sentripetal di setiap titik
pada lintasannya selalu menuju pusat
lingkaran
2) Percepatan sentripetal mengubah arah
kecepatan linear sehingga lintasan
Pembahasan soal
1) Percepatan sentripetal di setiap titik pada
lintasannya selalu menuju pusat lingkaran
Pernyataan ini benar, karena gaya sentripetal
mengarah ke pusat lingkaran, maka
percepatan sentripetal juga mengarah ke pusat
lingkaran
2) Percepatan sentripetal mengubah arah
C2
147
berupa lingkaran
3) Besar percepatan sentripetal pada
setiap lintasan tergantung kecepatan
anguler dan jari-jari lintasan
4) Arah vektor percepatan sentripetal
searah dengan vektor kecepatan
linearnya
Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh
angka…..
A. 1, 2, dan 4
B. 2, 3, dan 4
C. 1, 3, dan 4
D. 1, 2, dan 3
E. 2 dan 3
kecepatan linear sehingga lintasan berupa
lingkaran
Pernyataan ini benar. Gerak lurus yang
berinteraksi dengan percepatan sentripetal
membuat adanya gerak melingkar
3) Besar percepatan sentripetal pada setiap
lintasan tergantung kecepatan anguler dan
jari-jari lintasan
Pernyataan ini benar. Percepatan sentripetal
memiliki rumus:
𝑎𝑠 = 𝜔2𝑅
𝑎𝑠 = Percepatan sentripetal
𝜔 = Kecepatan sudut
𝑅 = Jari-jari gerakan melingkar
Sehingga dapat disimpulkan, percepatan
sentripetal besarnya berbanding lurus dengan
kuadrat dari besar kecepatan sudut dan juga
berbanding lurus dengan jari-jari gerak
melingkar.
148
4) Arah vektor percepatan sentripetal searah
dengan vektor kecepatan linearnya
Pernyataan ini salah. Arah vektor percepatan
sentripetal adalah menuju ke pusat lingkaran,
sementara arah vektor percepatan sentripetal
bergerak lurus atau membentuk sudut 90°.
Jadi, pernyataan yang tepat adalah 1,2, dan 3
saja.
Jawaban: D
15. Sebuah benda bergerak dengan
kelajuan konstan 𝑣 melalui lintasan
yang berbentuk lingkaran berjari-jari 𝑅
dengan percepatan sentripetal (𝑎𝑠).
Agar percepatan sentripetal menjadi
dua kali dari semula maka…..
A. 𝑣 dijadikan 4 kali dan 𝑅 dijadikan 2
kali semula
B. 𝑣 dijadikan 2 kali dan 𝑅 dijadikan 4
kali semula
Diketahui:
𝑎𝑠2 = 2. 𝑎𝑠1
Jika 𝑅1 dan 𝑅2 dibuat tetap (𝑅1 = 𝑅2):
𝑎𝑠2 = 2. 𝑎𝑠1
𝑣2
𝑅= 2 ×
𝑣1
𝑅
𝑣2 = 2 × 𝑣
Supaya percepatan sentripetal menjadi dua kali
semula, maka kecepatannya harus dijadikan 2 kali
semula dan jari-jari (𝑅) tetap
Jawaban: E
C2
149
C. 𝑣 dijadikan 2 kali dan 𝑅 dijadikan 2
kali semula
D. 𝑣 tetap dan 𝑅 dijadikan 2 kali
semula
E. 𝑣 dijadikan 2 kali semula dan 𝑅
tetap
16. Gaya yang bekerja pada benda yang
bergerak melingkar dengan arah selalu
menuju pusat lingkaran disebut…..
A. Gaya sentrifugal
B. Gaya sentripetal
C. Gaya gravitasi
D. Gaya normal
E. Gaya gesek
Gaya yang bekerja pada benda yang bergerak
melingkar dengan arah selalu menuju pusat
lingkaran disebut gaya sentripetal
Jawaban: B C1
17. Sebuah benda bergerak melingkar
beraturan dengan jari-jari 𝑅. Jika energi
kinetik benda tetap dan jari-jari
lintasannya menjadi 2𝑅, maka gaya
sentripetalnya menjadi…..
Diketahui:
𝑅𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑅
𝑅𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 2𝑅
Ditanyakan: Gaya sentripetal akhir?
Penyelesaian:
C2
150
A. 1
4 kali semula
B. 1
2 kali semula
C. Tetap
D. 2 kali semula
E. 4 kali semula
Jika energi kinetik (massa dan kecepatan) tetap,
maka:
𝐹𝑠𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐹𝑠𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
=𝑅𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑅𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐹𝑠𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐹𝑠𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
=2𝑅
𝑅
𝐹𝑠𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟=
1
2𝐹𝑠𝑎𝑤𝑎𝑙
Jadi, gaya sentripetal berubah menjadi ½ kali
semula.
Jawaban: B
18. Pernyataan berikut berhubungan
dengan gaya sentripetal.
1) Arah gaya sentripetal selalu menuju
pusat lingkaran
2) Arah gaya sentripetal selalu
menjauhi pusat lingkaran
3) Gaya sentripetal berfungsi untuk
mengubah arah gerak benda tanpa
mengubah besar kecepatan linearnya
Pembahasan soal:
1) Arah gaya sentripetal selalu menuju pusat
lingkaran
Pernyataan benar karena gaya sentripetal
adalah gaya yang bekerja pada benda yang
bergerak melingkar dengan arah selalu menuju
pusat lingkaran.
2) Arah gaya sentripetal selalu menjauhi pusat
lingkaran
C2
151
4) Gaya yang menimbulkan adanya
percepatan sentripetal pada benda
yang bergerak melingkar adalah
gaya sentripetal.
Pernyataan yang benar ditunjukkan
oleh angka…..
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 2, 3, dan 4
D. 1, 3, dan 4
E. 1 dan 3
Pernyataan salah karena gaya yang selalu
menjauhi pusat lingkaran disebut gaya
sentrifugal.
3) Gaya sentripetal berfungsi untuk mengubah
arah gerak benda tanpa mengubah besar
kecepatan linearnya
Pernyataan benar karena gaya sentripetal
mengubah arah gerak benda yaitu ke pusat
lingkaran tanpa mengubah besar kecepatan
linearnya.
4) Gaya yang menimbulkan adanya
percepatan sentripetal pada benda yang
bergerak melingkar adalah gaya sentripetal
Pernyataan benar karena menurut Hukum II
Newton, sebuah benda yang mengalami
percepatan harus memiliki resultan gaya yang
bekerja padanya. Dengan kata lain, yang
menimbulkan adanya sebuah percepatan pada
gerak suatu benda adalah gaya. Gaya yang
152
menimbulkan adanya percepatan sentripetal
pada benda yang bergerak melingkar adalah
gaya sentripetal.
Jadi, pernyataan yang tepat adalah 1, 3, dan 4.
Jawaban: D
Menerapkan persamaan
percepatan sentripetal dan
gaya sentripetal untuk
menyelesaikan
permasalahan sederhana
dalam kehidupan sehari-
hari.
19. Suatu partikel melakukan gerak
melingkar beraturan. Ternyata, tiap
menit partikel tersebut berputar
sebanyak 300 putaran dan jari-jari
lintasannya 40 cm. Percepatan
sentripetal partikel tersebut adalah…..
A. 4π m/s²
B. 40π m/s²
C. 4π² m/s²
D. 40π² m/s²
E. 400π² m/s²
Diketahui:
𝜔 = 300 putaran/menit
= 300 ×2𝜋
60 𝑟𝑎𝑑/𝑠
= 10𝜋 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝑅 = 40 cm = 0,4 m
Ditanyakan: 𝑎𝑠 … ?
Penyelesaian:
𝑎𝑠 = 𝜔2𝑅
= (10𝜋)²(0,4)
= 100𝜋2(0,4)
= 40𝜋² m/s²
Jawaban: D
C3
20. Sebuah partikel bergerak pada lintasan
yang berbentuk lingkaran berjari-jari 3
Diketahui:
𝑅 = 3 m C3
153
m dan frekuensi 0,5 Hz. Percepatan
sentripetalnya adalah…..
A. 3π m/s2
B. 3π² m/s2
C. 4π m/s2
D. 4π² m/s2
E. 5π m/s2
𝑓 = 0,5 Hz
Ditanyakan: 𝑎𝑠 … ?
Penyelesaian:
𝑎𝑠 = 𝜔2𝑅
= (2𝜋𝑓)2𝑅
= (2𝜋. 0,5)23
= 3𝜋² m/s2
Jawaban: B
21. Jarak bulan terhadap bumi diperkirakan
385 × 106 m. Apabila orbit bulan
dianggap lingkaran, maka percepatan
sentripetal bulan sekitar….. (periode
bulan sekitar = 271
3 hari)
A. 2,3 × 10-3 m/s2
B. 2,4 × 10-3 m/s2
C. 2,5 × 10-3 m/s2
D. 2,6 × 10-3 m/s2
E. 2,7 × 10-3 m/s2
Diketahui:
Periode bulan sekitar
𝑇 = 271
3 hari= 27
1
3× 24 jam=
82
3× 24 × 3600
𝑇 = 2,36 × 106 sekon
𝑅 = 385 × 106 m
Ditanyakan: 𝑎𝑠 … ?
Penyelesaian:
Mencari kecepatan sudut terlebih dahulu
𝜔 =2𝜋
𝑇
𝜔 =2 × 3,14
2,36 × 106=
6,28
2,36× 10−6
C4
154
𝜔 = 2,66 × 10−6 rad/s
Percepatan sentripetal dirumuskan
𝑎𝑠 = 𝜔²𝑅
𝑎𝑠 = (2,66 × 10−6)² × 385 × 106
𝑎𝑠 = 7,07 × 10−12 × 385 × 106
𝑎𝑠 = 2721,95 × 10−6
𝑎𝑠 = 2,7 × 10−3 m/s²
Jawaban: E
22. Sebuah piringan memiliki sebuah tanda
titik yang berada 6 cm dari pusat
piringan dan piringan tersebut diputar
dengan kecepatan sudut 15 rpm.
Percepatan sentripetal sebuah tanda
titik dalam piringan yang berputar
tersebut adalah…..
A. 0, 144 m/s2
B. 0, 145 m/s2
C. 0, 146 m/s2
D. 0, 147 m/s2
Diketahui:
𝑅 = 6 cm = 0,06 m
𝜔 = 15 rpm
𝑓 =15
60 rad/s= 0,25 rad/s
Ditanyakan: 𝑎𝑠 … ?
Penyelesaian:
𝑎𝑠 =𝑣2
𝑅=
(𝜔. 𝑅)2
𝑅=
(2𝜋𝑇
𝑅)2
𝑅
=(
4𝜋²𝑇²
𝑅²)
𝑅=
4𝜋²
𝑇²𝑅
C4
155
E. 0, 148 m/s2 Dengan 𝑇 =1
𝑓=
1
0,25= 4 𝑠 sehingga
𝑎𝑠 =4𝜋²
𝑇²𝑅
𝑎𝑠 =4(3,14)²
(4)²0,06
𝑎𝑠 = 0,147 m/s
Jawaban: D
23. Seorang pengendara sepeda motor
mengelilingi suatu bundaran yang jari-
jarinya 20 m dengan kelajuan 72
km/jam. Jika massa totalnya 200 kg
maka gaya sentripetalnya adalah…..
A. 2.000 N
B. 2.500 N
C. 3.000 N
D. 3.500 N
E. 4.000 N
Diketahui:
𝑅 = 20 m
𝑣 = 72 km/jam
=72.000 𝑚
3.600 𝑠
= 20 m/s
𝑚 = 200 kg
Ditanyakan: 𝐹𝑠 … ?
Penyelesaian:
𝐹𝑠 = 𝑚𝑣2
𝑅
= 200(20)2
20
C3
156
= 200400
20
= 4000 𝑁
Jawaban: E
24. Perhatikan gambar berikut!
Sebuah mobil bermassa 1.000 kg
melintasi suatu jembatan yang
melengkung. Jari-jari kelengkungan
jembatan 20 m dengan pusat berada di
bawah jembatan. Besar gaya yang
diberikan mobil pada jembatan saat
mobil berada di puncak jembatan jika
kelajuannya 36 km/jam adalah…..
A. 5.000 N
Diketahui:
𝑚 = 1.000 kg
𝑅 = 20 m
𝑣 = 36 km/jam= 10 m/s
Ditanyakan: Gaya saat dipuncak jembatan…?
Penyelesaian:
Soal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan
Hukum II Newton yaitu:
∑𝐹 = 𝑚𝑎
Karena benda bergerak di lintasan melingkar,
maka benda akan mengalami gaya sentripetal.
Gaya-gaya yang bekerja sebagai gaya sentripetal
adalah gaya berat dan gaya normal, sehingga:
∑𝐹𝑠 = 𝑚𝑣2
𝑅
𝑤 − 𝑁 = 𝑚𝑣2
𝑅
C4
157
B. 6.000 N
C. 7.000 N
D. 8.000 N
E. 9.000 N
𝑚𝑔 − 𝑁 = 𝑚𝑣2
𝑅
𝑁 = 𝑚𝑔 − (𝑚𝑣2
𝑅)
𝑁 = 1.000 × 10 − (1.000(10)2
20)
𝑁 = 10.000 − 5.000
𝑁 = 5.000 N
Jawaban: A
Menganalisis arah gerak
roda dalam hubungan
roda-roda baik yang
seporos, dihubungkan
dengan rantai, maupun
bersinggungan
25. Dua buah roda A dan B yang berada
pada satu poros memiliki jari-jari 2 cm
dan 8 cm, seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini.
Jika kecepatan linear roda A adalah 6
m/s, maka kecepatan sudut roda A,
Diketahui:
𝑅𝐴 = 2 cm = 0,02 m
𝑅𝐵 = 8 cm = 0,08 m
𝑣𝐴 = 6 m/s
Ditanyakan: 𝜔𝐴𝑣𝐵𝜔𝐵 … ?
Penyelesaian:
Kecepatan sudut roda A
𝜔𝐴 =𝑣𝐴
𝑅𝐴
=6
0,02= 300 𝑟𝑎𝑑/𝑠
C4
158
kecepatan sudut roda B, dan kecepatan
linear roda B berturut-turut adalah…..
A. 300 rad/s, 300 rad/s, dan 24 m/s
B. 300 rad/s, 300 rad/s, dan 20 m/s
C. 300 rad/s, 200 rad/s, dan 15 m.s
D. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 10 m/s
E. 200 rad/s, 100 rad/s, dan 5 m/s
Kecepatan sudut roda B
Roda A dan B adalah roda-roda sepusat,
sehingga berlaku persamaan:
𝜔𝐵 = 𝜔𝐴
𝜔𝐵 = 300 𝑟𝑎𝑑/𝑠
Kecepatan linear roda B dapat dihitung dengan
persamaan:
𝑣𝐵 = 𝜔𝐵 × 𝑅 (rumus hubungan besaran sudut
dengan linear)
𝑣𝐵 = 300 × 0,08
= 24 m/s
Jawaban: A
26. Tiga roda A, B, dan C saling
berhubungan seperti pada gambar
berikut!
Diketahui:
𝑅𝐴 = 20 cm= 0,2 m
𝑅𝐵 = 8 cm= 0,08 m
𝑅𝐶 = 4 cm= 0,04 m
𝜔𝐵 = 10 rad/s
Ditanyakan: 𝜔𝐶 … ?
Penyelesaian:
C4
159
Jika jari-jari roda A, B, dan C masing-
masing 20 cm, 8 cm, dan 4 cm, dan
roda B berputar dengan kecepatan sudut
10 rad/s, maka roda C berputar dengan
kecepatan sudut sebesar…..
A. 80 rad/s
B. 70 rad/s
C. 60 rad/s
D. 50 rad/s
E. 40 rad/s
Roda A dan B sepusat, maka kecepatan sudutnya
sama.
𝜔𝐴 = 𝜔𝐵
Sedangkan roda A dan roda C dihubungkan
dengan sabuk, maka kecepatan linearnya yang
sama.
𝑣𝐴 = 𝑣𝐶
𝜔𝐴 × 𝑅𝐴 = 𝜔𝐶 × 𝑅𝐶
(10)(0,2) = 𝜔𝐶 × 0,04
2 = 𝜔𝐶 × 0,04
𝜔𝐶 =2
0,04
𝜔𝐶 = 50 rad/s
Jawaban: D
27. Jika pada suatu sistem yang berjalan
dengan menggunakan dua buah roda
yang saling bersinggungan, roda
penggerak jari-jarinya lebih kecil
Jika pada suatu sistem yang berjalan dengan
menggunakan dua buah roda yang saling
bersinggungan, roda penggerak jari-jarinya lebih
kecil daripada roda yang digerakkan akan
C4
160
daripada roda yang digerakkan akan
mengakibatkan…..
A. Sistem tersebut cepat rusak
B. Sistem tersebut mudah panas
C. Sistem tersebut akan bergerak
dengan cepat
D. Sistem tersebut akan lebih ringan
saat menaiki tanjakan
E. Sistem tersebut akan membutuhkan
biaya yang mahal
mengakibatkan sistem tersebut akan lebih ringan
saat menaiki tanjakan.
Jawaban: D
28. Bila dua buah roda masing-masing
berjari-jari 𝑅1 dan 𝑅2 diputar dengan
dihubungkan pita (ban) di titik
singgungnya, maka kecepatan sudut
(𝜔), periode (𝑇), frekuensi (𝑓), dan
kecepatan linear (𝑣) mempunyai
hubungan dengan jari-jari 𝑅 sebagai
berikut:
(1) 𝜔1
𝜔2=
𝑅1
𝑅2
(1) Karena titik singgung dihubungkan dengan
pita, maka keceptan linear 𝑣 di kedua buah
roda yang mempunyai jari-jari 𝑅1 dan 𝑅2 sama
(𝑣1 = 𝑣2), sehingga perbandingan kecepatan
sudut 𝜔1 dan 𝜔2 dapat diperoleh dari
hubungan antara kecepatan linear dan
kecepatan sudut, 𝑣 = 𝑅𝜔, yaitu:
𝑣1
𝑣2=
𝑅1𝜔1
𝑅2𝜔2→
𝑅2
𝑅1=
𝜔1
𝜔2→
𝜔1
𝜔2=
𝑅2
𝑅1
Pernyataan (1) benar
C4
161
(2) 𝑇1
𝑇2=
𝑅1
𝑅2
(3) 𝑓1
𝑓2=
𝑅2
𝑅1
(4) 𝑣1
𝑣2=
𝑅1
𝑅2
Pernyataan manakah yang salah?
A. (1) dan (2)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (1) dan (4)
(2) Kecepatan sudut 𝜔 sama dengan 2𝜋
𝑇, maka
perbandingan periode 𝑇1 dan 𝑇2, adalah:
𝜔1
𝜔2=
𝑅2
𝑅1→
2𝜋𝑇1
2𝜋𝑇2
=𝑅2
𝑅1→
𝑇1
𝑇2=
𝑅1
𝑅2
Pernyataan (2) benar
(3) Kecepatan sudut 𝜔 sama dengan 2𝜋𝑓, maka
perbandingan frekuensi 𝑓1 dan 𝑓2, adalah:
𝜔1
𝜔2=
𝑅2
𝑅1→
2𝜋𝑓1
2𝜋𝑓2=
𝑅2
𝑅1→
𝑓1
𝑓2=
𝑅2
𝑅1
Pernyataan (3) benar
(4) Kecepatan linear 𝑣 di kedua buah roda yang
mempunyai jari-jari 𝑅1 dan 𝑅2 sama, 𝑣1 = 𝑣2
Pernyataan (4) salah
Jawaban: D
29. Dua buah roda berputar dihubungkan
seperti gambar berikut!
Diketahui:
𝑣1 = 20 m/s
𝑅1 = 20 cm = 0,2 m
𝑅2 = 10 cm = 0,1 m
C4
162
Jika kecepatan roda pertama adalah 20
m/s, jari-jari roda pertama dan kedua
masing-masing 20 cm dan 10 cm maka
kecepatan roda kedua sebesar…..
A. 10 m/s
B. 20 m/s
C. 30 m/s
D. 40 m/s
E. 50 m/s
Ditanyakan: 𝑣2 … ?
Penyelesaian:
𝜔1 = 𝜔2
𝑣1
𝑅1=
𝑣2
𝑅2
20
0,2=
𝑣2
0,1
100 =𝑣2
0,1
𝑣2 = 10 m/s
Jawaban: A
Menjelaskan karakteristik
hubungan roda-roda
sepusat, bersinggungan,
dan roda-roda yang
dihubungkan dengan
rantai/sabuk.
30. Pernyataan berikut berhubungan
dengan karakteristik hubungan roda-
roda sepusat
1) Arah putar kedua roda sama
2) Kecepatan sudut kedua roda sama
3) Kelajuan linear kedua roda sama
Karakteristik hubungan roda-roda sepusat yaitu:
Arah putar kedua roda sama
Kecepatan sudut kedua sama
𝜔1 = 𝜔2
Kelajuan linear kedua roda tidak sama
𝑣1
𝑅1=
𝑣2
𝑅2
C2
163
4) Kelajuan linear kedua roda tidak
sama
Pernyataan yang benar ditunjukkan
oleh angka…..
A. 1, 3, dan 4
B. 2, 3, dan 4
C. 1 dan 3
D. 1 dan 4
E. 1, 2, dan 4
Jadi, jawaban yang tepat adalah 1, 2, dan 4 saja
Jawaban: E
31. Dua roda A dan B dihubungkan dengan
pita seperti pada gambar di bawah ini.
Apabila jari-jari A dua kali jari-jari B,
maka yang terjadi adalah…..
A. 𝑣𝐴 = 2𝑣𝐵
B. 𝑣𝐴 =1
2𝑣𝐵
Roda yang dihubungkan dengan sabuk atau rantai,
kecepatan linearnya sama, akan tetapi kecepatan
sudutnya berbeda.
Jawaban: C
C2
164
C. 𝑣𝐴 = 𝑣𝐵
D. 𝜔𝐴 = 𝜔𝐵
E. 𝜔𝐴 = 2𝜔𝐵
Menghitung kecepatan
sudut pada hubungan roda-
roda
32. Dua buah roda P dan Q pada bagian
luarnya dihubungkan dengan sabuk,
seperti pada gambar.
Kecepatan sudut roda P = 15 rad/s dan
jari-jari roda P = 1
3 jari-jari roda Q.
Kecepatan sudut roda Q adalah…..
A. 25 rad/s
B. 20 rad/s
C. 15 rad/s
D. 10 rad/s
E. 5 rad/s
Diketahui:
𝜔𝑃 = 15 rad/s
𝑅𝑃 =1
3 𝑅𝑄
Ditanyakan: 𝜔𝑄 … ?
Penyelesaian:
𝜔𝑃 × 𝑅𝑃 = 𝜔𝑄 × 𝑅𝑄
15 ×1
3 𝑅𝑄 = 𝜔𝑄 × 𝑅𝑄
15 ×1
3= 𝜔𝑄
𝜔𝑄 = 5 rad/s
Jawaban: E
C3
33. Perhatikan gambar berikut! Diketahui:
𝑅1 = 20 cm= 0,2 m C3
165
Kecepatan sudut roda kedua adalah…..
A. 160 rad/s
B. 180 rad/s
C. 200 rad/s
D. 220 rad/s
E. 240 rad/s
𝜔1 = 120 rad/s
𝑅2 = 10 cm= 0,1 m
Ditanyakan: 𝜔2 … ?
Penyelesaian:
𝑣1 = 𝑣2
𝜔1𝑅1 = 𝜔2𝑅2
120 × 0,2 = 𝜔2 × 0,1
24 = 𝜔2 × 0,1
𝜔2 =24
0,1
𝜔2 = 240 rad/s
Jawaban: E
34. Tiga buah roda berputar dihubungkan
seperti gambar berikut.
Jari-jari roda pertama, kedua, dan
ketiga masing-masing 20 cm, 10 cm,
Diketahui:
𝑅1 = 20 cm= 0,2 m
𝑅2 = 10 cm= 0,1 m
𝑅3 = 5 cm= 0,05 m
𝜔1 = 100 rad/s
Ditanyakan: 𝜔3 … ?
Penyelesaian:
C3
166
dan 5 cm. Jika kecepatan sudut roda
pertama adalah 100 rad/s, maka
kecepatan sudut roda ketiga adalah…..
A. 100 rad/s
B. 200 rad/s
C. 300 rad/s
D. 400 rad/s
E. 500 rad/s
Roda 1 dan 2 sepusat, maka kecepatan sudutnya
sama.
𝜔1 = 𝜔2 = 100 rad/s
Sedangkan roda 1 dan roda 3 dihubungkan dengan
sabuk, maka kecepatan linearnya yang sama.
𝑣1 = 𝑣3
𝜔1𝑅1 = 𝜔3𝑅3
100 × 0,2 = 𝜔3 × 0,05
20 = 0,05 𝜔3
𝜔3 =20
0,05
𝜔3 = 400 rad/s
Jawaban: D
Menghitung kecepatan
linear pada hubungan
roda-roda.
35. Gambar di bawah memperlihatkan
hubungan roda A, B, dan C.
Jari-jari roda A sama dengan jari-jari
roda B sebesar R. Sedangkan jari-jari
Diketahui:
𝑅𝐴 = 𝑅
𝑅𝐵 = 𝑅
𝑅𝐶 =1
2𝑅
𝑣𝐴 = 10 m/s
Ditanyakan: 𝑣𝐵 … ?
C3
167
roda C = 1
2 R. Bila roda A diputar
dengan laju konstan 10 m/s maka
kecepatan linear di roda B adalah…..
A. 5 m/s
B. 10 m/s
C. 15 m/s
D. 20 m/s
E. 25 m/s
Penyelesaian:
Pada hubungan roda-roda dengan tali kecepatan
linearnya sama dan hubungan roda-roda sepusat
kecepatan sudutnya sama.
Untuk roda A dan C, berlaku:
𝑣𝐴 = 𝑣𝐶
10 = 𝜔𝐶 × 𝑅𝐶
10 = 𝜔𝐶 ×1
2𝑅
𝜔𝐶 =20
𝑅
Untuk roda C dan B, berlaku:
𝜔𝐶 = 𝜔𝐵
20
𝑅=
𝑣𝐵
𝑅
𝑣𝐵 = 20 m/s
Jawaban: D
36. Perhatikan gambar di bawah ini! Diketahui:
𝑅𝐴 = 6 cm = 0,06 m
𝑅𝐵 = 2 cm = 0,02 m
C3
168
Jari-jari roda A, B, dan C masing-
masing 6 cm, 2 cm, dan 10 cm. Jika
roda A berputar dengan kecepatan
sudut 12 rad/s, maka kecepatan linear
roda C adalah…..
A. 3,0 m/s
B. 3,2 m/s
C. 3,4 m/s
D. 3,6 m/s
E. 3,8 m/s
𝑅𝐶 = 10 cm = 0,1 m
𝜔𝐴 = 12 rad/s
Ditanyakan: 𝑣𝐶 … ?
Penyelesaian:
Hubungan roda A dan B:
𝑣𝐴 = 𝑣𝐵
𝜔𝐴𝑅𝐴 = 𝜔𝐵𝑅𝐵
12 × 0,06 = 𝜔𝐵 × 0,02
0,72 = 0,02 𝜔𝐵
𝜔𝐵 =0,72
0,02
𝜔𝐵 = 36 rad/s
Hubungan roda B dan C
𝜔𝐵 = 𝜔𝐶
36 =𝑣𝐶
𝑅𝐶
36 =𝑣𝐶
0,1
𝑣𝐶 = 3,6 m/s
Jawaban: D
169
37. Dua roda dihubungkan seperti gambar
di bawah ini!
Jari-jari roda 1 adalah 0,5 m dan jari-
jari roda 2 adalah 1 m. Jika roda 1
berputar dengan kecepatan linear 10
m/s maka kecepatan linear roda 2
adalah…..
A. 50 m/s
B. 40 m/s
C. 30 m/s
D. 20 m/s
E. 10 m/s
Diketahui:
𝑅1 = 0,5 m
𝑅2 = 1 m
𝑣1 = 10 m/s
Ditanyakan: 𝑣2 … ?
Penyelesaian:
𝑣1
𝑅1=
𝑣2
𝑅2
10
0,5=
𝑣2
1
10
0,5=
𝑣2
1
20 =𝑣2
1
𝑣2 = 20 m/s
Jawaban: D
C3
Menerapkan persamaan
hubungan antar roda-roda
38. Sebuah mesin penggiling padi
menggunakan dua buah roda yang
Diketahui:
𝑅𝐴 = 2𝑅𝐵 C3
170
untuk menyelesaikan
persamaan sederhana
dalam kehidupan sehari-
hari.
dihubungkan dengan sabuk seperti pada
gambar di bawah ini.
Jika jari-jari roda A dua kali jari-jari
roda B, maka perbandingan kecepatan
sudut roda A dan roda B adalah…..
A. 1 : 2
B. 1 : 3
C. 2 : 3
D. 2 : 4
E. 3 : 4
Ditanyakan: 𝜔𝐴: 𝜔𝐵 … ?
Penyelesaian:
𝑣𝐴 = 𝑣𝐵
𝜔𝐴𝑅𝐴 = 𝜔𝐵𝑅𝐵
𝜔𝐴2𝑅𝐵 = 𝜔𝐵𝑅𝐵
𝜔𝐴
𝜔𝐵=
𝑅𝐵
2𝑅𝐵
𝜔𝐴: 𝜔𝐵 = 1: 2
Jawaban: A
39. Sebuah sepeda memiliki gir depan
dengan jari-jari 15 cm dan diputar
dengan kecepatan sudut 100 rad/s. Agar
gir belakang bergerak dengan
kecepatan sudut 200 rad/s, maka
panjang jari-jari gir belakang sepeda
Diketahui:
𝑅1 = 15 cm= 0,15 m
𝜔1 = 100 rad/s
𝜔2 = 200 rad/s
Ditanyakan: 𝑅2…?
Penyelesaian:
C3
171
tersebut sebesar…..
A. 0,071 m
B. 0,072 m
C. 0,073 m
D. 0,074 m
E. 0,075 m
Untuk mencari panjang jari-jari gir belakang
sepeda kita dapat menggunakan persamaan:
𝜔2𝑅2 = 𝜔1𝑅1
200 × 𝑅2 = 100 × 0,15
200𝑅2 = 15
𝑅2 =15
200
𝑅2 = 0,075 m
Jawaban: E
40. Dua buah roda A dan B dihubungkan
seporos antara satu dengan yang lain
seperti pada gambar di bawah ini.
Jika jari-jari roda A adalah 3 cm dan
jari-jari roda B adalah 12 cm serta
kecepatan roda A adalah 6 m/s, maka
Diketahui:
𝑅𝐴 = 3 cm = 0,03 m
𝑅𝐵 = 12 cm = 0,12 m
𝑣𝐴 = 6 m/s
Ditanyakan: 𝜔𝐴, 𝜔𝐵, dan 𝑣𝐵 … ?
Penyelesaian:
Kecepatan sudut roda A
𝜔𝐴 =𝑣𝐴
𝑅𝐴
𝜔𝐴 =6
0,03
C3
172
kecepatan sudut roda A, kecepatan
sudut roda B, dan kecepatan linear roda
B berturut-turut adalah…..
A. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 24 m/s
B. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 26 m/s
C. 100 rad/s, 100 rad/s, dan 28 m/s
D. 100 rad/s, 100 rad/s, dan 30 m/s
E. 100 rad/s, 50 rad/s, dan 32 m/s
𝜔𝐴 = 200 rad/s
Kecepatan sudut roda B
Jika dua buah roda dihubungkan seporos maka
kecepatan sudut kedua roda adalah sama. Maka
kecepatan sudut roda B adalah:
𝜔𝐴 = 𝜔𝐵 = 200 rad/s
Kecepatn linear roda B
𝜔𝐵 =𝑣𝐵
𝑅𝐵
200 =𝑣𝐵
0,12
𝑣𝐵 = 24 m/s
Jawaban: A
173
B.2. Soal Tes Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Sebelum Valid
TES HASIL BELAJAR FISIKA
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X IPA/Ganjil
Materi Pokok : Gerak Melingkar
PETUNJUK
a. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal
b. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia
c. Tulis nama dan kelas pada kolom yang tersedia
d. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu
e. Berilah tanda silang (X) pada huruf jawaban yang dianggap paling benar pada
lembar jawaban yang telah disediakan
f. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan anda ingin menggantinya,
coretlah dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban yang salah, kemudian
berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
Contoh :
Pilihan pertama
A B C D E
Dibetulkan menjadi
A B C D E
1. Gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan laju konstan dan arah
kecepatan tegak lurus terhadap arah percepatan disebut…..
A. Gerak parabola
174
B. Gerak lurus
C. Gerak melingkar
D. Gerak melingkar beraturan
E. Gerak melingkar berubah beraturan
2. Waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda yang bergerak melingkar untuk
melakukan satu kali putaran penuh disebut…..
A. Frekuensi
B. Periode
C. Kecepatan sudut
D. Posisi sudut
E. Kecepatan linear
3. Banyaknya jumlah putaran yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak
melingkar dalam selang waktu satu sekon disebut…..
A. Frekuensi
B. Periode
C. Kecepatan sudut
D. Posisi sudut
E. Kecepatan linear
4. Sebuah benda melakukan 120 kali putaran selama 1 menit. Besar frekuensi dan
periode putaran benda tersebut berturut-turut adalah …..
A. 2 Hz dan 0,5 sekon
B. 4 Hz dan 0,6 sekon
C. 6 Hz dan 0,7 sekon
D. 8 Hz dan 0,8 sekon
E. 10 Hz dan 0,9 sekon
5. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari 6 meter. Jika dalam
2 menit benda melakukan 16 kali putaran, kecepatan linear benda tersebut
adalah…..
A. 1,0 π m/s
B. 1,2 π m/s
175
C. 1,4 π m/s
D. 1,6 π m/s
E. 1,8 π m/s
6. Sebuah benda bergerak melingkar dengan jari-jari lingkaran yang dibentuknya 60
cm dan menempuh lintasan dengan panjang busur 8 cm. Posisi sudut benda
tersebut dalam satuan radian dan derajat berturut-turut adalah….
A. 0,13 rad dan 7,45°
B. 0,14 rad dan 7,46°
C. 0,15 rad dan 7,47°
D. 0,16 rad dan 7,48°
E. 0,17 rad dan 7,49°
7. Sebuah benda melakukan gerak melingkar dengan frekuensi 140
𝜋 Hz. Besar
kecepatan sudutnya adalah…..
A. 200 rad/s
B. 220 rad/s
C. 240 rad/s
D. 260 rad/s
E. 280 rad/s
8. Sebuah alat pengering mesin cuci berputar dengan besar kecepatan sudut tetap
900 rpm. Nilai kecepatan tersebut tercapai ketika alat berputar 60 kali. Waktu
yang diperlukan mesin pengering untuk mencapai kecepatan tersebut adalah…..
A. 5 s
B. 4 s
C. 3 s
D. 2 s
E. 1 s
9. Perbandingan kecepatan sudut antara jarum penunjuk jam, menit, dan sekon pada
suatu arloji adalah…..
A. 1 : 16 : 12
B. 1 : 12 : 18
176
C. 1 : 12 : 36
D. 1 : 12 : 360
E. 1 : 12 : 720
10. Sebuah benda bergerak melingkar dengan kecepatan sudut konstan 0,5 π rad/s.
Dalam waktu 1 menit benda tersebut telah berputar sebanyak….
A. 15 kali
B. 30 kali
C. 45 kali
D. 61 kali
E. 75 kali
11. Sebuah benda bergerak melingkar dengan jari-jari 50 cm. Jika benda melakukan
120 rpm, maka waktu putaran dan kecepatan benda tersebut berturut-turut
adalah…..
A. 0,5 s dan 2π m/s
B. 0,5 s dan 0,2π m/s
C. 0,5 s dan π m/s
D. 2 s dan 5π m/s
E. 2 s dan 10π m/s
12. Baling-baling kipas angin berjari-jari 20
𝜋 cm mampu berputar 4 kali dalam satu
sekon. Kecepatan linear ujung baling-baling adalah…..
A. 2,0 m/s
B. 1,8 m/s
C. 1,6 m/s
D. 1,4 m/s
E. 1,2 m/s
13. Percepatan pada gerak melingkar yang arahnya selalu menuju pusat lingkaran
yang berfungsi untuk mengubah arah kecepatan benda yang bergerak disebut…..
A. Percepatan tangensial
B. Percepatan sudut
C. Percepatan sentripetal
177
D. Percepatan dipercepat
E. Percepatan diperlambat
14. Pernyataan berikut berhubungan dengan percepatan sentripetal pada gerak
melingkar.
1) Percepatan sentripetal di setiap titik pada lintasannya selalu menuju pusat
lingkaran
2) Percepatan sentripetal mengubah arah kecepatan linear sehingga lintasan
berupa lingkaran
3) Besar percepatan sentripetal pada setiap lintasan tergantung kecepatan
anguler dan jari-jari lintasan
4) Arah vektor percepatan sentripetal searah dengan vektor kecepatan linearnya
Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh angka…..
A. 1, 2, dan 4
B. 2, 3, dan 4
C. 1, 3, dan 4
D. 1, 2, dan 3
E. 2 dan 3
15. Sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan 𝑣 melalui lintasan yang
berbentuk lingkaran berjari-jari 𝑅 dengan percepatan sentripetal (𝑎𝑠). Agar
percepatan sentripetal menjadi dua kali dari semula maka…..
A. 𝑣 dijadikan 4 kali dan 𝑅 dijadikan 2 kali semula
B. 𝑣 dijadikan 2 kali dan 𝑅 dijadikan 4 kali semula
C. 𝑣 dijadikan 2 kali dan 𝑅 dijadikan 2 kali semula
D. 𝑣 tetap dan 𝑅 dijadikan 2 kali semula
E. 𝑣 dijadikan 2 kali semula dan 𝑅 tetap
16. Gaya yang bekerja pada benda yang bergerak melingkar dengan arah selalu
menuju pusat lingkaran disebut…..
A. Gaya sentrifugal
B. Gaya sentripetal
C. Gaya gravitasi
178
D. Gaya normal
E. Gaya gesek
17. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari 𝑅. Jika energi
kinetik benda tetap dan jari-jari lintasannya menjadi 2𝑅, maka gaya
sentripetalnya menjadi…..
A. 1
4 kali semula
B. 1
2 kali semula
C. Tetap
D. 2 kali semula
E. 4 kali semula
18. Pernyataan berikut berhubungan dengan gaya sentripetal.
1) Arah gaya sentripetal selalu menuju pusat lingkaran
2) Arah gaya sentripetal selalu menjauhi pusat lingkaran
3) Gaya sentripetal berfungsi untuk mengubah arah gerak benda tanpa
mengubah besar kecepatan linearnya
4) Gaya yang menimbulkan adanya percepatan sentripetal pada benda yang
bergerak melingkar adalah gaya sentripetal.
Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh angka…..
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 2, 3, dan 4
D. 1, 3, dan 4
E. 1 dan 3
19. Suatu partikel melakukan gerak melingkar beraturan. Ternyata, tiap menit
partikel tersebut berputar sebanyak 300 putaran dan jari-jari lintasannya 40 cm.
Percepatan sentripetal partikel tersebut adalah…..
A. 4π m/s²
B. 40π m/s²
C. 4π² m/s²
179
D. 40π² m/s²
E. 400π² m/s²
20. Sebuah partikel bergerak pada lintasan yang berbentuk lingkaran berjari-jari 3 m
dan frekuensi 0,5 Hz. Percepatan sentripetalnya adalah…..
A. 3π m/s2
B. 3π² m/s2
C. 4π m/s2
D. 4π² m/s2
E. 5π m/s2
21. Jarak bulan terhadap bumi diperkirakan 385 × 106 m. Apabila orbit bulan
dianggap lingkaran, maka percepatan sentripetal bulan sekitar….. (periode bulan
sekitar = 271
3 hari)
A. 2,3 × 10-3 m/s2
B. 2,4 × 10-3 m/s2
C. 2,5 × 10-3 m/s2
D. 2,6 × 10-3 m/s2
E. 2,7 × 10-3 m/s2
22. Sebuah piringan memiliki sebuah tanda titik yang berada 6 cm dari pusat
piringan dan piringan tersebut diputar dengan kecepatan sudut 15 rpm.
Percepatan sentripetal sebuah tanda titik dalam piringan yang berputar tersebut
adalah…..
A. 0, 144 m/s2
B. 0, 145 m/s2
C. 0, 146 m/s2
D. 0, 147 m/s2
E. 0, 148 m/s2
23. Seorang pengendara sepeda motor mengelilingi suatu bundaran yang jari-jarinya
20 m dengan kelajuan 72 km/jam. Jika massa totalnya 200 kg maka gaya
sentripetalnya adalah…..
180
A. 2.000 N
B. 2.500 N
C. 3.000 N
D. 3.500 N
E. 4.000 N
24. Perhatikan gambar berikut!
Sebuah mobil bermassa 1.000 kg melintasi suatu jembatan yang melengkung.
Jari-jari kelengkungan jembatan 20 m dengan pusat berada di bawah jembatan.
Besar gaya yang diberikan mobil pada jembatan saat mobil berada di puncak
jembatan jika kelajuannya 36 km/jam adalah…..
A. 5.000 N
B. 6.000 N
C. 7.000 N
D. 8.000 N
E. 9.000 N
25. Dua buah roda A dan B yang berada pada satu poros memiliki jari-jari 2 cm dan
8 cm, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
181
Jika kecepatan linear roda A adalah 6 m/s, maka kecepatan sudut roda A,
kecepatan sudut roda B, dan kecepatan linear roda B berturut-turut adalah…..
A. 300 rad/s, 300 rad/s, dan 24 m/s
B. 300 rad/s, 300 rad/s, dan 20 m/s
C. 300 rad/s, 200 rad/s, dan 15 m.s
D. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 10 m/s
E. 200 rad/s, 100 rad/s, dan 5 m/s
26. Tiga roda A, B, dan C saling berhubungan seperti pada gambar berikut!
Jika jari-jari roda A, B, dan C masing-masing 20 cm, 8 cm, dan 4 cm, dan roda B
berputar dengan kecepatan sudut 10 rad/s, maka roda C berputar dengan
kecepatan sudut sebesar…..
A. 80 rad/s
B. 70 rad/s
C. 60 rad/s
D. 50 rad/s
E. 40 rad/s
27. Jika pada suatu sistem yang berjalan dengan menggunakan dua buah roda yang
saling bersinggungan, roda penggerak jari-jarinya lebih kecil daripada roda yang
digerakkan akan mengakibatkan…..
A. Sistem tersebut cepat rusak
B. Sistem tersebut mudah panas
C. Sistem tersebut akan bergerak dengan cepat
D. Sistem tersebut akan lebih ringan saat menaiki tanjakan
182
E. Sistem tersebut akan membutuhkan biaya yang mahal
28. Bila dua buah roda masing-masing berjari-jari 𝑅1 dan 𝑅2 diputar dengan
dihubungkan pita (ban) di titik singgungnya, maka kecepatan sudut (𝜔), periode
(𝑇), frekuensi (𝑓), dan kecepatan linear (𝑣) mempunyai hubungan dengan jari-
jari 𝑅 sebagai berikut:
1) 𝜔1
𝜔2=
𝑅1
𝑅2
2) 𝑇1
𝑇2=
𝑅1
𝑅2
3) 𝑓1
𝑓2=
𝑅2
𝑅1
4) 𝑣1
𝑣2=
𝑅1
𝑅2
Pernyataan manakah yang salah?
A. (1) dan (2)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (1) dan (4)
29. Dua buah roda berputar dihubungkan seperti gambar berikut!
Jika kecepatan roda pertama adalah 20 m/s, jari-jari roda pertama dan kedua
masing-masing 20 cm dan 10 cm maka kecepatan roda kedua sebesar…..
A. 10 m/s
B. 20 m/s
C. 30 m/s
D. 40 m/s
183
E. 50 m/s
30. Pernyataan berikut berhubungan dengan karakteristik hubungan roda-roda
sepusat
1) Arah putar kedua roda sama
2) Kecepatan sudut kedua roda sama
3) Kelajuan linear kedua roda sama
4) Kelajuan linear kedua roda tidak sama
Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh angka…..
A. 1, 3, dan 4
B. 2, 3, dan 4
C. 1 dan 3
D. 1 dan 4
E. 1, 2, dan 4
31. Dua roda A dan B dihubungkan dengan pita seperti pada gambar di bawah ini.
Apabila jari-jari A dua kali jari-jari B, maka yang terjadi adalah…..
A. 𝑣𝐴 = 2𝑣𝐵
B. 𝑣𝐴 =1
2𝑣𝐵
C. 𝑣𝐴 = 𝑣𝐵
D. 𝜔𝐴 = 𝜔𝐵
E. 𝜔𝐴 = 2𝜔𝐵
32. Dua buah roda P dan Q pada bagian luarnya dihubungkan dengan sabuk, seperti
pada gambar.
184
Kecepatan sudut roda P = 15 rad/s dan jari-jari roda P = 1
3 jari-jari roda Q.
Kecepatan sudut roda Q adalah…..
A. 25 rad/s
B. 20 rad/s
C. 15 rad/s
D. 10 rad/s
E. 5 rad/s
33. Perhatikan gambar berikut!
Kecepatan sudut roda kedua adalah…..
A. 160 rad/s
B. 180 rad/s
C. 200 rad/s
D. 220 rad/s
E. 240 rad/s
34. Tiga buah roda berputar dihubungkan seperti gambar berikut.
185
Jari-jari roda pertama, kedua, dan ketiga masing-masing 20 cm, 10 cm, dan 5 cm.
Jika kecepatan sudut roda pertama adalah 100 rad/s, maka kecepatan sudut roda
ketiga adalah…..
A. 100 rad/s
B. 200 rad/s
C. 300 rad/s
D. 400 rad/s
E. 500 rad/s
35. Gambar di bawah memperlihatkan hubungan roda A, B, dan C.
Jari-jari roda A sama dengan jari-jari roda B sebesar R. Sedangkan jari-jari roda
C = 1
2 R. Bila roda A diputar dengan laju konstan 10 m/s maka kecepatan linear
di roda B adalah…..
A. 5 m/s
B. 10 m/s
C. 15 m/s
D. 20 m/s
E. 25 m/s
36. Perhatikan gambar di bawah ini!
186
Jari-jari roda A, B, dan C masing-masing 6 cm, 2 cm, dan 10 cm. Jika roda A
berputar dengan kecepatan sudut 12 rad/s, maka kecepatan linear roda C
adalah…..
A. 3,0 m/s
B. 3,2 m/s
C. 3,4 m/s
D. 3,6 m/s
E. 3,8 m/s
37. Dua roda dihubungkan seperti gambar di bawah ini!
Jari-jari roda 1 adalah 0,5 m dan jari-jari roda 2 adalah 1 m. Jika roda 1 berputar
dengan kecepatan linear 10 m/s maka kecepatan linear roda 2 adalah…..
A. 50 m/s
B. 40 m/s
C. 30 m/s
D. 20 m/s
E. 10 m/s
187
38. Sebuah mesin penggiling padi menggunakan dua buah roda yang dihubungkan
dengan sabuk seperti pada gambar di bawah ini.
Jika jari-jari roda A dua kali jari-jari roda B, maka perbandingan kecepatan sudut
roda A dan roda B adalah…..
A. 1 : 2
B. 1 : 3
C. 2 : 3
D. 2 : 4
E. 3 : 4
39. Sebuah sepeda memiliki gir depan dengan jari-jari 15 cm dan diputar dengan
kecepatan sudut 100 rad/s. Agar gir belakang bergerak dengan kecepatan sudut
200 rad/s, maka panjang jari-jari gir belakang sepeda tersebut sebesar…..
A. 0,071 m
B. 0,072 m
C. 0,073 m
D. 0,074 m
E. 0,075 m
40. Dua buah roda A dan B dihubungkan seporos antara satu dengan yang lain
seperti pada gambar di bawah ini.
188
Jika jari-jari roda A adalah 3 cm dan jari-jari roda B adalah 12 cm serta
kecepatan roda A adalah 6 m/s, maka kecepatan sudut roda A, kecepatan sudut
roda B, dan kecepatan linear roda B berturut-turut adalah…..
A. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 24 m/s
B. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 26 m/s
C. 100 rad/s, 100 rad/s, dan 28 m/s
D. 100 rad/s, 100 rad/s, dan 30 m/s
E. 100 rad/s, 50 rad/s, dan 32 m/s
189
LEMBAR JAWABAN
TES HASIL BELAJAR FISIKA
Nama :
Nis :
Kelas :
No Pilihan Jawaban No Pilihan Jawaban
1. A B C D E 21. A B C D E
2. A B C D E 22. A B C D E
3. A B C D E 23. A B C D E
4. A B C D E 24. A B C D E
5. A B C D E 25. A B C D E
6. A B C D E 26. A B C D E
7. A B C D E 27. A B C D E
8. A B C D E 28. A B C D E
9. A B C D E 29. A B C D E
10. A B C D E 30. A B C D E
11. A B C D E 31. A B C D E
12. A B C D E 32. A B C D E
13. A B C D E 33. A B C D E
14. A B C D E 34. A B C D E
15. A B C D E 35. A B C D E
15. A B C D E 36. A B C D E
17. A B C D E 37. A B C D E
18. A B C D E 38. A B C D E
19. A B C D E 39. A B C D E
20 A B C D E 40. A B C D E
190
B.3. Soal Tes Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Setelah Valid
TES HASIL BELAJAR FISIKA
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Selayar
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X IPA/Ganjil
Materi Pokok : Gerak Melingkar
PETUNJUK
a. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal
b. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia
c. Tulis nama, nis, dan kelas pada kolom yang tersedia
d. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu
e. Berilah tanda silang (X) pada huruf jawaban yang dianggap paling benar pada
lembar jawaban yang telah disediakan
f. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan anda ingin menggantinya,
coretlah dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban yang salah, kemudian
berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
Contoh :
Pilihan pertama
A B C D E
Dibetulkan menjadi
A B C D E
1. Gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan laju konstan dan arah
kecepatan tegak lurus terhadap arah percepatan disebut…..
A. Gerak parabola
191
B. Gerak lurus
C. Gerak melingkar
D. Gerak melingkar beraturan
E. Gerak melingkar berubah beraturan
2. Waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda yang bergerak melingkar untuk
melakukan satu kali putaran penuh disebut…..
A. Frekuensi
B. Periode
C. Kecepatan sudut
D. Posisi sudut
E. Kecepatan linear
3. Banyaknya jumlah putaran yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak
melingkar dalam selang waktu satu sekon disebut…..
A. Frekuensi
B. Periode
C. Kecepatan sudut
D. Posisi sudut
E. Kecepatan linear
4. Sebuah benda melakukan 120 kali putaran selama 1 menit. Besar frekuensi dan
periode putaran benda tersebut berturut-turut adalah …..
A. 2 Hz dan 0,5 sekon
B. 4 Hz dan 0,6 sekon
C. 6 Hz dan 0,7 sekon
D. 8 Hz dan 0,8 sekon
E. 10 Hz dan 0,9 sekon
5. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari 6 meter. Jika dalam
2 menit benda melakukan 16 kali putaran, kecepatan linear benda tersebut
adalah…..
A. 1,0 π m/s
B. 1,2 π m/s
192
C. 1,4 π m/s
D. 1,6 π m/s
E. 1,8 π m/s
6. Sebuah benda melakukan gerak melingkar dengan frekuensi 140
𝜋 Hz. Besar
kecepatan sudutnya adalah…..
A. 200 rad/s
B. 220 rad/s
C. 240 rad/s
D. 260 rad/s
E. 280 rad/s
7. Sebuah alat pengering mesin cuci berputar dengan besar kecepatan sudut tetap
900 rpm. Nilai kecepatan tersebut tercapai ketika alat berputar 60 kali. Waktu
yang diperlukan mesin pengering untuk mencapai kecepatan tersebut adalah…..
A. 5 s
B. 4 s
C. 3 s
D. 2 s
E. 1 s
8. Perbandingan kecepatan sudut antara jarum penunjuk jam, menit, dan sekon pada
suatu arloji adalah…..
A. 1 : 16 : 12
B. 1 : 12 : 18
C. 1 : 12 : 36
D. 1 : 12 : 360
E. 1 : 12 : 720
9. Sebuah benda bergerak melingkar dengan kecepatan sudut konstan 0,5 π rad/s.
Dalam waktu 1 menit benda tersebut telah berputar sebanyak….
A. 15 kali
B. 30 kali
C. 45 kali
193
D. 61 kali
E. 75 kali
10. Sebuah benda bergerak melingkar dengan jari-jari 50 cm. Jika benda melakukan
120 rpm, maka waktu putaran dan kecepatan benda tersebut berturut-turut
adalah…..
A. 0,5 s dan 2π m/s
B. 0,5 s dan 0,2π m/s
C. 0,5 s dan π m/s
D. 2 s dan 5π m/s
E. 2 s dan 10π m/s
11. Pernyataan berikut berhubungan dengan percepatan sentripetal pada gerak
melingkar.
1) Percepatan sentripetal di setiap titik pada lintasannya selalu menuju pusat
lingkaran
2) Percepatan sentripetal mengubah arah kecepatan linear sehingga lintasan
berupa lingkaran
3) Besar percepatan sentripetal pada setiap lintasan tergantung kecepatan
anguler dan jari-jari lintasan
4) Arah vektor percepatan sentripetal searah dengan vektor kecepatan linearnya
Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh angka…..
A. 1, 2, dan 4
B. 2, 3, dan 4
C. 1, 3, dan 4
D. 1, 2, dan 3
E. 2 dan 3
12. Gaya yang bekerja pada benda yang bergerak melingkar dengan arah selalu
menuju pusat lingkaran disebut…..
A. Gaya sentrifugal
B. Gaya sentripetal
C. Gaya gravitasi
194
D. Gaya normal
E. Gaya gesek
13. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari 𝑅. Jika energi
kinetik benda tetap dan jari-jari lintasannya menjadi 2𝑅, maka gaya
sentripetalnya menjadi…..
A. 1
4 kali semula
B. 1
2 kali semula
C. Tetap
D. 2 kali semula
E. 4 kali semula
14. Suatu partikel melakukan gerak melingkar beraturan. Ternyata, tiap menit
partikel tersebut berputar sebanyak 300 putaran dan jari-jari lintasannya 40 cm.
Percepatan sentripetal partikel tersebut adalah…..
A. 4π m/s²
B. 40π m/s²
C. 4π² m/s²
D. 40π² m/s²
E. 400π² m/s²
15. Sebuah partikel bergerak pada lintasan yang berbentuk lingkaran berjari-jari 3 m
dan frekuensi 0,5 Hz. Percepatan sentripetalnya adalah…..
A. 3π m/s2
B. 3π² m/s2
C. 4π m/s2
D. 4π² m/s2
E. 5π m/s2
16. Seorang pengendara sepeda motor mengelilingi suatu bundaran yang jari-jarinya
20 m dengan kelajuan 72 km/jam. Jika massa totalnya 200 kg maka gaya
sentripetalnya adalah…..
A. 2.000 N
195
B. 2.500 N
C. 3.000 N
D. 3.500 N
E. 4.000 N
17. Perhatikan gambar berikut!
Sebuah mobil bermassa 1.000 kg melintasi suatu jembatan yang melengkung.
Jari-jari kelengkungan jembatan 20 m dengan pusat berada di bawah jembatan.
Besar gaya yang diberikan mobil pada jembatan saat mobil berada di puncak
jembatan jika kelajuannya 36 km/jam adalah…..
A. 5.000 N
B. 6.000 N
C. 7.000 N
D. 8.000 N
E. 9.000 N
18. Dua buah roda A dan B yang berada pada satu poros memiliki jari-jari 2 cm dan
8 cm, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
196
Jika kecepatan linear roda A adalah 6 m/s, maka kecepatan sudut roda A,
kecepatan sudut roda B, dan kecepatan linear roda B berturut-turut adalah…..
A. 300 rad/s, 300 rad/s, dan 24 m/s
B. 300 rad/s, 300 rad/s, dan 20 m/s
C. 300 rad/s, 200 rad/s, dan 15 m.s
D. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 10 m/s
E. 200 rad/s, 100 rad/s, dan 5 m/s
19. Tiga roda A, B, dan C saling berhubungan seperti pada gambar berikut!
Jika jari-jari roda A, B, dan C masing-masing 20 cm, 8 cm, dan 4 cm, dan roda B
berputar dengan kecepatan sudut 10 rad/s, maka roda C berputar dengan
kecepatan sudut sebesar…..
A. 80 rad/s
B. 70 rad/s
C. 60 rad/s
D. 50 rad/s
E. 40 rad/s
20. Jika pada suatu sistem yang berjalan dengan menggunakan dua buah roda yang
saling bersinggungan, roda penggerak jari-jarinya lebih kecil daripada roda yang
digerakkan akan mengakibatkan…..
A. Sistem tersebut cepat rusak
B. Sistem tersebut mudah panas
C. Sistem tersebut akan bergerak dengan cepat
D. Sistem tersebut akan lebih ringan saat menaiki tanjakan
197
E. Sistem tersebut akan membutuhkan biaya yang mahal
21. Bila dua buah roda masing-masing berjari-jari 𝑅1 dan 𝑅2 diputar dengan
dihubungkan pita (ban) di titik singgungnya, maka kecepatan sudut (𝜔), periode
(𝑇), frekuensi (𝑓), dan kecepatan linear (𝑣) mempunyai hubungan dengan jari-
jari 𝑅 sebagai berikut:
1) 𝜔1
𝜔2=
𝑅1
𝑅2
2) 𝑇1
𝑇2=
𝑅1
𝑅2
3) 𝑓1
𝑓2=
𝑅2
𝑅1
4) 𝑣1
𝑣2=
𝑅1
𝑅2
Pernyataan manakah yang salah?
A. (1) dan (2)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (1) dan (4)
22. Dua buah roda berputar dihubungkan seperti gambar berikut!
Jika kecepatan roda pertama adalah 20 m/s, jari-jari roda pertama dan kedua
masing-masing 20 cm dan 10 cm maka kecepatan roda kedua sebesar…..
A. 10 m/s
B. 20 m/s
C. 30 m/s
D. 40 m/s
198
E. 50 m/s
23. Pernyataan berikut berhubungan dengan karakteristik hubungan roda-roda
sepusat
1) Arah putar kedua roda sama
2) Kecepatan sudut kedua roda sama
3) Kelajuan linear kedua roda sama
4) Kelajuan linear kedua roda tidak sama
Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh angka…..
A. 1, 3, dan 4
B. 2, 3, dan 4
C. 1 dan 3
D. 1 dan 4
E. 1, 2, dan 4
24. Dua roda A dan B dihubungkan dengan pita seperti pada gambar di bawah ini.
Apabila jari-jari A dua kali jari-jari B, maka yang terjadi adalah…..
A. 𝑣𝐴 = 2𝑣𝐵
B. 𝑣𝐴 =1
2𝑣𝐵
C. 𝑣𝐴 = 𝑣𝐵
D. 𝜔𝐴 = 𝜔𝐵
E. 𝜔𝐴 = 2𝜔𝐵
25. Tiga buah roda berputar dihubungkan seperti gambar berikut.
199
Jari-jari roda pertama, kedua, dan ketiga masing-masing 20 cm, 10 cm, dan 5 cm.
Jika kecepatan sudut roda pertama adalah 100 rad/s, maka kecepatan sudut roda
ketiga adalah…..
A. 100 rad/s
B. 200 rad/s
C. 300 rad/s
D. 400 rad/s
E. 500 rad/s
26. Gambar di bawah memperlihatkan hubungan roda A, B, dan C.
Jari-jari roda A sama dengan jari-jari roda B sebesar R. Sedangkan jari-jari roda
C = 1
2 R. Bila roda A diputar dengan laju konstan 10 m/s maka kecepatan linear
di roda B adalah…..
A. 5 m/s
B. 10 m/s
C. 15 m/s
D. 20 m/s
E. 25 m/s
27. Dua roda dihubungkan seperti gambar di bawah ini!
200
Jari-jari roda 1 adalah 0,5 m dan jari-jari roda 2 adalah 1 m. Jika roda 1 berputar
dengan kecepatan linear 10 m/s maka kecepatan linear roda 2 adalah…..
A. 50 m/s
B. 40 m/s
C. 30 m/s
D. 20 m/s
E. 10 m/s
28. Sebuah mesin penggiling padi menggunakan dua buah roda yang dihubungkan
dengan sabuk seperti pada gambar di bawah ini.
Jika jari-jari roda A dua kali jari-jari roda B, maka perbandingan kecepatan sudut
roda A dan roda B adalah…..
A. 1 : 2
B. 1 : 3
C. 2 : 3
D. 2 : 4
E. 3 : 4
29. Sebuah sepeda memiliki gir depan dengan jari-jari 15 cm dan diputar dengan
kecepatan sudut 100 rad/s. Agar gir belakang bergerak dengan kecepatan sudut
200 rad/s, maka panjang jari-jari gir belakang sepeda tersebut sebesar…..
201
A. 0,071 m
B. 0,072 m
C. 0,073 m
D. 0,074 m
E. 0,075 m
30. Dua buah roda A dan B dihubungkan seporos antara satu dengan yang lain
seperti pada gambar di bawah ini.
Jika jari-jari roda A adalah 3 cm dan jari-jari roda B adalah 12 cm serta
kecepatan roda A adalah 6 m/s, maka kecepatan sudut roda A, kecepatan sudut
roda B, dan kecepatan linear roda B berturut-turut adalah…..
A. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 24 m/s
B. 200 rad/s, 200 rad/s, dan 26 m/s
C. 100 rad/s, 100 rad/s, dan 28 m/s
D. 100 rad/s, 100 rad/s, dan 30 m/s
E. 100 rad/s, 50 rad/s, dan 32 m/s
202
LEMBAR JAWABAN
TES HASIL BELAJAR FISIKA
Nama :
Nis :
Kelas :
No Pilihan Jawaban No Pilihan Jawaban
1. A B C D E 16. A B C D E
2. A B C D E 17. A B C D E
3. A B C D E 18. A B C D E
4. A B C D E 19. A B C D E
5. A B C D E 20. A B C D E
6. A B C D E 21. A B C D E
7. A B C D E 22. A B C D E
8. A B C D E 23. A B C D E
9. A B C D E 24. A B C D E
10. A B C D E 25. A B C D E
11. A B C D E 26. A B C D E
12. A B C D E 27. A B C D E
13. A B C D E 28. A B C D E
14. A B C D E 29. A B C D E
15. A B C D E 30. A B C D E
203
LAMPIRAN C
C.1. HASIL ANALISIS VALIDITAS PERANGKAT
PEMBELAJARAN
C.2. UJI VALIDITAS ITEM
C.3. UJI RELIABILITAS ITEM
204
C.1. Hasil Analisis Validitas Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar, dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
divalidasi oleh dua orang validator yang kemudian dianalisis dengan
menggunakan uji Gregory.
1. Hasil Analisis Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tabel 1. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
No. Aspek Aspek yang Dinilai Validator
Ket. 1 2
1. Format
1. Mencantumkan identitas (sekolah,
kelas, semester, mata pelajaran, dan
alokasi waktu)
4 4 D
2. Mencantumkan Kompetensi Dasar
(KD) dan Indikator 4 4 D
3. Mencantumkan materi, kegiatan,
media dan penilaian pembelajaran 4 4 D
4. Pengaturan ruang/tata letak
penomoran 3 4 D
5. Jenis dan ukuran huruf yang sesuai 4 4 D
2. Bahasa
1. Kebenaran tata bahasa 4 3 D
2. Kesederhanaan struktur kalimat 3 3 D
3. Kejelasan petunjuk atau arahan 4 3 D
4. Bersifat komunikatif 3 3 D
3. Isi
1. Indikator mencakup pencapaian KD
pembelajaran 3 3 D
2. Materi pembelajaran sesuai dengan
indikator yang ingin dicapai 4 4 D
205
3. Langkah kegiatan pembelajaran
memperlihatkan pencapaian indikator
pembelajaran
3 4 D
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
diskenariokan dalam langkah kegiatan
pembelajaran
4 4 D
5. Langkah kegiatan pembelajaran
memperlihatkan pengembangan sikap
sebagai dampak pengiring
3 4 D
6. Kesesuaian instrumen penilaian yang
digunakan dengan indikator
pencapaian KD yang ingin diukur
3 4 D
7. Kesesuaian alokasi waktu yang
digunakan 3 4 D
𝑅 =𝐷
𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷
𝑅 =16
0 + 0 + 0 + 16
𝑅 =16
16
𝑅 = 1
2. Hasil Analisis Validasi Bahan Ajar
Tabel 2. Hasil Validasi Bahan Ajar
No. Aspek Aspek yang Dinilai Validator
Ket. 1 2
1. Format 1. Sistem penomoran jelas 4 3 4
𝑅 ≥ 0,75 → Layak Digunakan
206
2. Pembagian materi jelas 3 3 4
3. Pengaturan ruang (tata letak) 3 3 4
4. Teks dan ilustrasi seimbang 3 3 4
5. Jenis dan ukuran huruf sesuai 4 3 4
6. Memiliki daya tarik 3 3 4
2. Isi
1. Kebenaran konsep/materi 4 3 4
2. Sesuai dengan kurikulum 2013 4 3 4
3. Dukungan ilustrasi untuk memperjelas
konsep 3 3 4
4. Memberi rangsangan secara visual 3 4 4
5. Mudah dipahami 3 4 4
6. Kontekstual, artinya ilustrasi/gambar
yang dimuat berdasarkan konteks
daerah/tempat/lingkungan peserta
didik dan sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari mereka
3 4 4
3.
Bahasa
dan
Tulisan
1. Menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar 4 4 4
2. Menggunakan tulisan dan tanda baca
sesuai dengan EYD 4 4 4
3. Menggunakan istilah-istilah secara
tepat dan mudah dipahami 3 4 4
4. Menggunakan bahasa yang
komunikatif dan struktur kalimat yang
sederhana, sesuai dengan taraf
berpikir dan kemampuan membaca,
dan usia peserta didik
3 4 4
5. Menggunakan arahan dan petunjuk
yang jelas, sehingga tidak 4 4 4
207
menimbulkan penafsiran ganda
4. Manfaa
t
1. Dapat mengubah kebiasaan
pembelajaran yang tidak terarah
menjadi terarah dengan jelas
3 4 4
2. Dapat digunakan sebagai pegangan
bagi guru dan peserta didik dalam
pembelajaran
4 4 4
𝑅 =19
𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷
𝑅 =19
0 + 0 + 0 + 19
𝑅 =19
19
𝑅 = 1
3. Hasil Analisis Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Tabel 3. Hasil Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
No. Aspek Aspek yang Dinilai Validator
Ket. 1 2
1. Format
1. Mencantumkan identitas (mata pelajaran,
kelas/semester, hari/tanggal, kelompok,
dan anggota)
4 4 D
2. Sistem penomoran jelas 4 4 D
3. Jenis dan ukuran huruf sesuai 4 4 D
4. Kesesuaian tata letak gambar, grafik, 3 4 D
𝑅 ≥ 0,75 → Layak Digunakan
208
maupun tabel
2. Isi
1. Kesesuaian dengan RPP 3 4 D
2. Perintah dan pertanyaan dalam LKPD
mudah dipahami 3 4 D
3. Aktivitas peserta didik dirumuskan
dengan jelas dan operasional 4 4 D
4. Mencerminkan adanya aktivitas kegiatan
ilmiah 4 4 D
3. Bahasa
1. Bahasa dan istilah yang digunakan dalam
LKPD mudah dipahami 3 4 D
2. Bahasa yang digunakan benar sesuai
EYD dan menggunakan arahan/petunjuk
yang jelas sehingga tidak menimbulkan
penafsiran ganda
4 4 D
𝑅 =10
𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷
𝑅 =10
0 + 0 + 0 + 10
𝑅 =10
10
𝑅 = 1
𝑅 ≥ 0,75 → Layak Digunakan
209
C.2. Uji Validitas Item
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Item Tes Hasil Belajar Fisika
Responden Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9 Soal 10
PD 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
PD 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
PD 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
PD 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
PD 6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
PD 7 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1
PD 8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 10 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
PD 11 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
PD 12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
PD 13 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
PD 14 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
PD 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
210
PD 17 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
PD 18 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
PD 19 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
PD 20 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
PD 21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 23 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1
PD 24 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1
PD 25 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
PD 26 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
PD 27 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
PD 28 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
PD 29 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
PD 30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
Total 25 17 19 19 22 17 16 22 23 23
R Hitung 0,549 0,810 0,835 0,835 0,913 -0,131 0,672 0,787 0,777 0,839
R Tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid
211
Responden Soal 11 Soal 12 Soal 13 Soal 14 Soal 15 Soal 16 Soal 17 Soal 18 Soal 19 Soal 20
PD 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1
PD 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
PD 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 4 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1
PD 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
PD 7 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1
PD 8 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0
PD 9 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1
PD 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 11 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0
PD 12 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
PD 13 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0
PD 14 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
PD 15 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
PD 16 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
PD 17 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
PD 18 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1
212
PD 19 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
PD 20 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
PD 21 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1
PD 22 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0
PD 23 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0
PD 24 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0
PD 25 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
PD 26 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1
PD 27 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
PD 28 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1
PD 29 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1
PD 30 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Total 21 18 14 16 13 18 16 13 20 20
R Hitung 0,952 0,063 -0,106 0,468 0,111 0,445 0,705 -0,134 0,938 0,883
R Tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Kriteria Valid Drop Drop Valid Drop Valid Valid Drop Valid Valid
213
Responden Soal 21 Soal 22 Soal 23 Soal 24 Soal 25 Soal 26 Soal 27 Soal 28 Soal 29 Soal 30
PD 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 8 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
PD 9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 10 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
PD 11 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
PD 12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 13 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 14 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
PD 17 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 18 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
214
PD 19 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
PD 20 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
PD 22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 23 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 24 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 25 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 26 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 27 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0
PD 28 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
PD 29 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
PD 30 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total 20 15 19 21 22 21 21 20 21 18
R Hitung -0,114 -0,033 0,835 0,952 0,705 0,952 0,823 0,890 0,952 0,713
R Tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Kriteria Drop Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
215
Responden Soal 31 Soal 32 Soal 33 Soal 34 Soal 35 Soal 36 Soal 37 Soal 38 Soal 39 Soal 40 Total
PD 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 31
PD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37
PD 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38
PD 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 32
PD 5 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 33
PD 6 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 33
PD 7 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 28
PD 8 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 13
PD 9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 33
PD 10 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 10
PD 11 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 13
PD 12 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 28
PD 13 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 11
PD 14 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 7
PD 15 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 35
PD 16 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 29
PD 17 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 8
PD 18 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
216
PD 19 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 32
PD 20 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 11
PD 21 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 30
PD 22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 32
PD 23 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 11
PD 24 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 16
PD 25 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 35
PD 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
PD 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 31
PD 28 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 24
PD 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
PD 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37
Total 20 23 22 19 22 21 16 22 21 20
R Hitung 0,388 -0,108 -0,275 0,474 0,869 -0,173 0,396 0,913 0,651 0,890
R Tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Kriteria Valid Drop Drop Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid
217
Perhitungan Validitas Item
Untuk validitas no 1 dari 40 soal yang telah diteskan kepada 30 peserta didik
Tabel 5 Perhitungan Uji Validitas Soal No 1
Responden X Y XY X2 Y2
PD 1 1 31 31 1 961
PD 2 1 37 37 1 1.369
PD 3 1 38 38 1 1.444
PD 4 1 32 32 1 1.024
PD 5 1 33 33 1 1.089
PD 6 1 33 33 1 1.089
PD 7 0 28 0 0 784
PD 8 1 13 13 1 169
PD 9 1 33 33 1 1.089
PD 10 1 10 10 1 100
PD 11 0 13 0 0 169
PD 12 1 28 28 1 784
PD 13 0 11 0 0 121
PD 14 0 7 0 0 49
PD 15 1 35 35 1 1.225
PD 16 1 29 29 1 841
PD 17 0 8 0 0 64
PD 18 1 30 30 1 900
PD 19 1 32 32 1 1.024
PD 20 1 11 11 1 121
PD 21 1 30 30 1 900
PD 22 1 32 32 1 1.024
PD 23 1 11 11 1 121
PD 24 1 16 16 1 256
218
PD 25 1 35 35 1 1.225
PD 26 1 33 33 1 1.089
PD 27 1 31 31 1 961
PD 28 1 24 24 1 576
PD 29 1 35 35 1 1.225
PD 30 1 37 37 1 1.369
Jumlah 25 776 709 25 23.162
Persamaan yang digunakan untuk menguji validitas adalah dengan menggunakan
persamaan product moment sebagai berikut.
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
√[𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2][(𝑛∑𝑌2 − (∑𝑌)2]
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =30 . 709 − (25)(776)
√[30(25) − (25)2][(30(23.162) − (776)2]
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =21.270 − 19.400
√[750 − 625][694.860 − 602.176]
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =1.870
√11.585.500
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =1.870
3.403,75
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,549
Karena nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang diperoleh sebesar 0,549 dalam perhitungan ternyata
lebih besar dibandingkan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa butir soal
nomor 1 dinyatakan valid.
Untuk validitas no 12 dari 40 soal yang telah diteskan kepada 30 peserta didik
219
Tabel 6 Perhitungan Uji Validitas Soal No 12
Responden X Y XY X2 Y2
PD 1 0 31 0 0 961
PD 2 1 37 37 1 1.369
PD 3 1 38 38 1 1.444
PD 4 0 32 0 0 1.024
PD 5 1 33 33 1 1.089
PD 6 1 33 33 1 1.089
PD 7 0 28 0 0 784
PD 8 1 13 13 1 169
PD 9 0 33 0 0 1.089
PD 10 0 10 0 0 100
PD 11 1 13 13 1 169
PD 12 0 28 0 0 784
PD 13 1 11 11 1 121
PD 14 0 7 0 0 49
PD 15 1 35 35 1 1.225
PD 16 0 29 0 0 841
PD 17 1 8 8 1 64
PD 18 0 30 0 0 900
PD 19 1 32 32 1 1.024
PD 20 0 11 0 0 121
PD 21 0 30 0 0 900
PD 22 0 32 0 0 1.024
PD 23 1 11 11 1 121
PD 24 1 16 16 1 256
PD 25 1 35 35 1 1.225
PD 26 1 33 33 1 1.089
PD 27 1 31 31 1 961
220
PD 28 1 24 24 1 576
PD 29 1 35 35 1 1.225
PD 30 1 37 37 1 1.369
Jumlah 18 776 475 18 23.162
Persamaan yang digunakan untuk menguji validitas adalah dengan menggunakan
persamaan product moment sebagai berikut.
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
√[𝑛∑𝑋2 − (∑𝑋)2][(𝑛∑𝑌2 − (∑𝑌)2]
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =30 . 475 − (18)(776)
√[30(18) − (18)2][(30(23.162) − (776)2]
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =14.250 − 13.968
√[540 − 324][694.860 − 602.176]
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =282
√20.019.744
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =282
4.474,34
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,063
Karena nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang diperoleh sebesar 0,063 dalam perhitungan ternyata
lebih kecil dibandingkan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa butir soal
nomor 12 dinyatakan drop.
221
C.3. UJI RELIABILITAS ITEM
Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Item Tes Hasil Belajar Fisika
Responden Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9 Soal 10
PD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 7 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
PD 8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
222
PD 17 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
PD 18 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
PD 19 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
PD 20 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
PD 21 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 23 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
PD 24 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0
PD 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
PD 27 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
PD 28 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
PD 29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
PD 30 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
∑X 25 17 19 19 22 16 22 23 23 21
∑X² 625 289 361 361 484 256 484 529 529 441
N 30
Varian 0,144 0,254 0,240 0,240 0,202 0,257 0,202 0,185 0,185 0,217
∑Varian 6,720
223
Varian
Total 120,345
N Soal 30
r11 0,977
Responden Soal 11 Soal 12 Soal 13 Soal 14 Soal 15 Soal 16 Soal 17 Soal 18 Soal 19 Soal 20
PD 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 8 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
PD 9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 10 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
PD 11 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
PD 12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
224
PD 13 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 14 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 16 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 18 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
PD 19 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1
PD 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 22 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
PD 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 24 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
PD 27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
PD 28 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
PD 29 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
PD 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
∑X 16 18 16 20 20 19 21 22 21 21
225
∑X² 256 324 256 400 400 361 441 484 441 441
N 30
Varian 0,257 0,248 0,257 0,230 0,230 0,240 0,217 0,202 0,217 0,217
∑Varian 6,720
Varian
Total 120,345
n Soal 30
r11 0,977
Responden Soal 21 Soal 22 Soal 23 Soal 24 Soal 25 Soal 26 Soal 27 Soal 28 Soal 29 Soal 30
PD 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
PD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
PD 5 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
PD 6 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
PD 7 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1
PD 8 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
226
PD 9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
PD 10 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0
PD 11 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
PD 12 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
PD 13 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
PD 14 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
PD 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 16 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
PD 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
PD 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 20 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
PD 21 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
PD 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PD 24 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
PD 25 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
PD 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 27 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
227
PD 28 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1
PD 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PD 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
∑X 20 21 18 20 19 22 16 22 21 20
∑X² 400 441 324 400 361 484 256 484 441 400
N 30
Varian 0,230 0,217 0,248 0,230 0,240 0,202 0,257 0,202 0,217 0,230
∑Varian 6,720
Varian
Total 120,345
n Soal 30
r11 0,977
228
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Uji Alpha
𝑟11 = (𝑘
𝑘 − 1) (1 −
∑𝑆𝑖
𝑆𝑡)
𝑟11 = (30
30 − 1) (1 −
6,720
120,345)
𝑟11 = (30
29) (1 − 0,0558394615)
𝑟11 = (1,0344827586)(0,9441605385)
𝑟11 = 0,9767177984
𝑟11 = 0,977
230
D.1. Analisis Deskriptif
1. Analisis Deskriptif Kelas Eksperimen
Tabel 1 Data Nilai Hasil Belajar Fisika Per Indikator Pada Kelas Eksperimen
No. Nama Responden
Indikator
C1 C2
1 2 3 4 12 5 6 11 13 23 24
1. Agustina 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
2. Andi Arif Afsanjani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
3. Andi Aril 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
4. Andira 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
5. Anggun Putri
Mentari 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
6. Arman 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
7. Astika 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
8. Egy Handika 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
9, Helvianti 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
10. Marina 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
11. Muhammad Fajri 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
12. Nadya Cicilya
Kahar 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
13. Nisa Kristina 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
14. Novita Rahmayani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15. Nur Isma 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
16. Muhammad Ikhsan 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
17. Nur Jannah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
18. Nurul Nabila 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0
19. Paramita P. 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
231
20. Putri Syafira 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
21. Ricky 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
22. Rienaldi Purianto 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
23. Risdyanti 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1
24. Riswandi 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
25. Salsabila 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
26. Satria Nur 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
27. Sofiah Mutmainnah 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
28. Syakila Ayu Lestari 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
29. Virgina Alviani 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
30. Wahyu Andika 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
Skor Total 27 28 29 26 26 22 24 18 17 25 21
Skor rata-rata 0,91 0,71
Nilai Rata-rata 91 71
No Nama Responden
Indikator
C3
7 8 9 10 14 15 16 25 26 27 28 29 30
1. Agustina 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2. Andi Arif Afsanjani 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
3. Andi Aril 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
4. Andira 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0
5. Anggun Putri Mentari 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
6. Arman 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
7. Astika 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
8. Egy Handika 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0
9, Helvianti 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
10. Marina 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
232
11. Muhammad Fajri 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1
12. Nadya Cicilya Kahar 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13. Nisa Kristina 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
14. Novita Rahmayani 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
15. Nur Isma 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
16. Muhammad Ikhsan 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
17. Nur Jannah 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
18. Nurul Nabila 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
19. Paramita P. 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
20. Putri Syafira 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0
21. Ricky 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
22. Rienaldi Purianto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23. Risdyanti 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
24. Riswandi 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
25. Salsabila 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1
26. Satria Nur 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1
27. Sofiah Mutmainnah 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
28. Syakila Ayu Lestari 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1
29. Virgina Alviani 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
30. Wahyu Andika 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1
Skor Total 21 18 23 20 22 16 20 20 24 22 22 23 20
Skor Rata-rata 0,69
Nilai rata-rata 69
No. Nama Responden
Indikator
C4
17 18 19 20 21 22
1. Agustina 1 1 1 1 1 1
233
2. Andi Arif Afsanjani 1 1 1 0 1 1
3. Andi Aril 1 1 0 1 0 1
4. Andira 1 0 1 0 1 0
5. Anggun Putri Mentari 1 1 1 1 1 1
6. Arman 0 1 1 0 1 1
7. Astika 1 1 1 1 1 1
8. Egy Handika 1 0 1 0 1 0
9, Helvianti 0 1 1 1 1 1
10. Marina 1 1 0 1 1 1
11. Muhammad Fajri 1 1 1 1 0 1
12. Nadya Cicilya Kahar 1 1 1 1 1 1
13. Nisa Kristina 1 1 1 1 1 1
14. Novita Rahmayani 1 0 0 1 0 1
15. Nur Isma 1 1 1 1 1 1
16. Muhammad Ikhsan 1 1 1 0 1 1
17. Nur Jannah 0 1 1 1 0 1
18. Nurul Nabila 1 1 1 0 1 1
19. Paramita P. 0 1 1 1 1 1
20. Putri Syafira 1 1 1 1 1 0
21. Ricky 1 0 1 1 1 0
22. Rienaldi Purianto 1 1 1 1 1 0
23. Risdyanti 1 0 0 0 1 0
24. Riswandi 1 1 1 0 0 0
25. Salsabila 0 1 1 0 1 1
26. Satria Nur 1 1 0 0 1 1
27. Sofiah Mutmainnah 0 1 1 1 1 1
28. Syakila Ayu Lestari 1 0 1 1 1 0
29. Virgina Alviani 0 1 1 1 1 1
30. Wahyu Andika 0 1 0 1 0 0
234
Skor Total 22 24 24 20 24 21
Skor rata-rata 0,75
Nilai Rata-rata 75
Tabel 2 Skor, Nilai, dan Kategori Posttest Peserta Didik Kelas X IPA 2 SMA
Negeri 3 Selayar (Kelas Eksperimen)
No. Nama Responden Skor Nilai Keterangan
1. Agustina 28 93 Sangat Tinggi
2. Andi Arif Afsanjani 25 83 Sangat Tinggi
3. Andi Aril 23 77 Tinggi
4. Andira 17 57 Sedang
5. Anggun Putri Mentari 25 83 Sangat Tinggi
6. Arman 24 80 Tinggi
7. Astika 24 80 Tinggi
8. Egy Handika 18 60 Sedang
9, Helvianti 23 77 Tinggi
10. Marina 26 87 Sangat Tinggi
11. Muhammad Fajri 23 77 Tinggi
12. Nadya Cicilya Kahar 25 83 Sangat Tinggi
13. Nisa Kristina 27 90 Sangat Tinggi
14. Novita Rahmayani 28 93 Sangat Tinggi
15. Nur Isma 25 83 Sangat Tinggi
16. Muhammad Ikhsan 21 70 Tinggi
17. Nur Jannah 24 80 Tinggi
18. Nurul Nabila 22 73 Tinggi
19. Paramita P. 24 80 Tinggi
20. Putri Syafira 21 70 Tinggi
21. Ricky 24 80 Tinggi
22. Rienaldi Purianto 27 90 Sangat Tinggi
235
23. Risdyanti 12 40 Rendah
24. Riswandi 13 43 Sedang
25. Salsabila 18 60 Sedang
26. Satria Nur 18 60 Sedang
27. Sofiah Mutmainnah 24 80 Tinggi
28. Syakila Ayu Lestari 22 73 Tinggi
29. Virgina Alviani 22 73 Tinggi
30. Wahyu Andika 17 57 Sedang
a. Nilai tertinggi = 93
b. Nilai terendah = 40
c. Jumlah sampel (n) = 30
d. Jumlah kelas interval (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,477)
= 1 + 4,8741
= 5,8741 ≈ 6
e. Rentang skor (r) = skor tertinggi – skor terendah
= 93 – 40
= 53
f. Panjang kelas (p) = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
=53
6
= 8,83 ≈ 9 (dibulatkan)
236
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Peserta Didik Kelas Eksperimen
Interval Nilai Tepi Kelas
𝒇𝒊 𝒙𝒊 𝒙𝒊² 𝒇𝒊𝒙𝒊 𝒇𝒊. 𝒙𝒊² Bawah Atas
40 - 48 39,5 48,5 2 44 1.936 88 3.872
49 - 57 48,5 57,5 2 53 2.809 106 5.618
58 – 66 57,5 66,5 3 62 3.844 186 11.532
67 – 75 66,5 75,5 5 71 5.041 355 25.205
76 - 84 75,5 84,5 13 80 6.400 1.040 83.200
85 - 93 84,5 93,5 5 89 7.921 445 39.605
Jumlah 30 2.220 169.032
a. Nilai Rata-rata
�� =∑𝑓𝑖𝑥𝑖
∑𝑓𝑖
�� =2.220
30
�� = 74
b. Standar Deviasi
𝑆 =√∑𝑓𝑖𝑥𝑖
2 −(∑𝑓𝑖𝑥𝑖)²
𝑛𝑛 − 1
𝑆 =√169.032 −
(2.220)²30
30 − 1
𝑆 = √169.032 − 164.280
29
237
𝑆 = √4.752
29
𝑆 = √163,86206897
𝑆 = 12,80086204
𝑆 = 12,8
c. Varians
𝑆2 =𝑛∑𝑓𝑖𝑥𝑖
2 − (∑𝑓𝑖𝑥𝑖)²
𝑛(𝑛 − 1)
𝑆2 =30(169.032) − (2.220)²
30(30 − 1)
𝑆2 =5.070.960 − 4.928.400
870
𝑆2 =142.560
870
𝑆2 = 163,86206897
𝑆2 = 163,9
2. Analisis Deskriptif Kelas Kontrol
Tabel 4 Data Nilai Hasil Belajar Fisika Per Indikator Pada Kelas Kontrol
No. Nama Responden
Indikator
C1 C2
1 2 3 4 12 5 6 11 13 23 24
1. Achmad Fathir 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
2. Ahmad Firdaus Nur 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
3. Almira Maarys 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
4. Amelia Limbong 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
238
5. Andi Ikram 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0
6. Andi Israyanti 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
7. Andi Nur Cahyogi 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0
8. Andi Rezki Aulia
Utami 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
9, Astrina 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
10. Dira Olifia Asri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11. Ibrahim 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0
12. Istaina 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
13. Maulida Sahra 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
14. Nabila Sahra 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
15. Nur Jannah 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1
16. Kristian 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
17. Muhammad Ashar 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
18. Muhammad
Zulfajrin 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
19. Nur Qaida P. 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1
20. Nur Sahra 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
21. Ocha Lutfia
Karunia 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1
22. Pirawahyuni 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
23. Puja Saputra 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0
24. Rahmawati 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
25. Regina Mutmainnah 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
26. Reski Agnia Bestari 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
27. Rini Virliani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28. Salsadila 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
29. Sopyan 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1
30. Zulfina Sari 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
239
Skor Total 18 25 25 26 17 22 17 19 14 13 15
Skor rata-rata 0,74 0,56
Nilai Rata-rata 74 56
No Nama Responden
Indikator
C3
7 8 9 10 14 15 16 25 26 27 28 29 30
1. Achmad Fathir 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1
2. Ahmad Firdaus Nur 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
3. Almira Maarys 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
4. Amelia Limbong 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
5. Andi Ikram 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
6. Andi Israyanti 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
7. Andi Nur Cahyogi 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
8. Andi Rezki Aulia
Utami 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
9, Astrina 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
10. Dira Olifia Asri 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1
11. Ibrahim 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
12. Istaina 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0
13. Maulida Sahra 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
14. Nabila Sahra 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
15. Nur Jannah 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1
16. Kristian 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1
17. Muhammad Ashar 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
18. Muhammad Zulfajrin 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1
19. Nur Qaida P. 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
20. Nur Sahra 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
240
21. Ocha Lutfia Karunia 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
22. Pirawahyuni 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
23. Puja Saputra 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
24. Rahmawati 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
25. Regina Mutmainnah 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
26. Reski Agnia Bestari 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
27. Rini Virliani 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0
28. Salsadila 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1
29. Sopyan 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0
30. Zulfina Sari 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
Skor Total 12 18 19 10 4 7 11 17 20 9 15 16 13
Skor Rata-rata 0,44
Nilai rata-rata 44
No. Nama Responden
Indikator
C4
17 18 19 20 21 22
1. Achmad Fathir 0 1 0 1 1 0
2. Ahmad Firdaus Nur 0 0 1 0 1 0
3. Almira Maarys 0 0 0 1 1 0
4. Amelia Limbong 1 1 0 1 1 0
5. Andi Ikram 0 0 0 0 1 0
6. Andi Israyanti 0 0 0 0 1 0
7. Andi Nur Cahyogi 0 0 1 1 1 0
8. Andi Rezki Aulia Utami 0 0 0 0 1 0
9, Astrina 0 0 0 0 1 0
10. Dira Olifia Asri 0 0 1 1 1 0
11. Ibrahim 1 1 0 1 1 0
241
12. Istaina 0 0 0 0 1 0
13. Maulida Sahra 1 0 0 1 0 0
14. Nabila Sahra 0 0 0 1 1 0
15. Nur Jannah 1 0 1 1 0 0
16. Kristian 1 1 0 0 1 1
17. Muhammad Ashar 0 0 1 1 0 1
18. Muhammad Zulfajrin 0 0 0 1 0 0
19. Nur Qaida P. 1 0 0 1 1 1
20. Nur Sahra 1 0 0 1 0 1
21. Ocha Lutfia Karunia 0 1 0 0 1 0
22. Pirawahyuni 0 0 1 1 0 0
23. Puja Saputra 1 0 0 0 0 1
24. Rahmawati 1 1 0 0 1 0
25. Regina Mutmainnah 1 1 0 0 0 0
26. Reski Agnia Bestari 1 1 1 1 0 0
27. Rini Virliani 0 1 1 0 0 1
28. Salsadila 0 0 1 1 1 0
29. Sopyan 1 0 0 0 1 0
30. Zulfina Sari 0 1 1 0 0 0
Skor Total 12 10 10 16 19 6
Skor rata-rata 0,41
Nilai Rata-rata 41
Tabel 5 Skor, Nilai, dan Kategori Posttest Peserta Didik Kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Selayar (Kelas Kontrol)
No. Nama Responden Skor Nilai Keterangan
1. Achmad Fathir 18 60 Sedang
2. Ahmad Firdaus Nur 15 50 Sedang
242
3. Almira Maarys 13 43 Sedang
4. Amelia Limbong 24 80 Tinggi
5. Andi Ikram 12 40 Rendah
6. Andi Israyanti 13 43 Sedang
7. Andi Nur Cahyogi 15 50 Sedang
8. Andi Rezki Aulia Utami 14 47 Sedang
9, Astrina 11 37 Rendah
10. Dira Olifia Asri 22 73 Tinggi
11. Ibrahim 21 70 Tinggi
12. Istaina 14 47 Sedang
13. Maulida Sahra 12 40 Rendah
14. Nabila Sahra 13 43 Sedang
15. Nur Jannah 17 57 Sedang
16. Kristian 18 60 Sedang
17. Muhammad Ashar 17 57 Sedang
18. Muhammad Zulfajrin 16 53 Sedang
19. Nur Qaida P. 15 50 Sedang
20. Nur Sahra 14 47 Sedang
21. Ocha Lutfia Karunia 12 40 Rendah
22. Pirawahyuni 12 40 Rendah
23. Puja Saputra 10 33 Rendah
24. Rahmawati 11 37 Rendah
25. Regina Mutmainnah 12 40 Rendah
26. Reski Agnia Bestari 18 60 Sedang
27. Rini Virliani 21 70 Tinggi
28. Salsadila 18 60 Tinggi
29. Sopyan 12 40 Rendah
30. Zulfina Sari 15 50 Sedang
243
a. Nilai tertinggi = 80
b. Nilai terendah = 33
c. Jumlah sampel (n) = 30
d. Jumlah kelas interval (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,477)
= 1 + 4,8741
= 5,8741 ≈ 6
e. Rentang skor (r) = skor tertinggi – skor terendah
= 80 – 33
= 47
f. Panjang kelas (p) = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
=47
6
= 7,83 ≈ 8 (dibulatkan)
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Peserta Didik Kelas Kontrol
Interval
Nilai
Tepi Kelas 𝒇𝒊 𝒙𝒊 𝒙𝒊² 𝒇𝒊𝒙𝒊 𝒇𝒊. 𝒙𝒊²
Bawah Atas
33 - 40 32,5 40,5 9 36,5 1.332,25 328,5 11.990,25
41 - 48 40,5 48,5 6 44,5 1.980,25 267 11.881,5
49 - 56 48,5 56,5 5 52,5 2.756,25 262,5 13.781,25
57 - 64 56,5 64,5 6 60,5 3.660,25 363 21.961,5
65 - 72 64,5 72,5 2 68,5 4.692,25 137 9.384,5
244
73 - 80 72,5 80,5 2 76,5 5.852,25 153 11.704,5
Jumlah 30 1.511 80.703,5
a. Nilai Rata-rata
�� =∑𝑓𝑖𝑥𝑖
∑𝑓𝑖
�� =1.511
30
�� = 50,4
b. Standar Deviasi
𝑆 =√∑𝑓𝑖𝑥𝑖
2 −(∑𝑓𝑖𝑥𝑖)²
𝑛𝑛 − 1
𝑆 =√80.703,5 −
(1.511)²30
30 − 1
𝑆 = √80.703,5 − 76.104,03
29
𝑆 = √4.599,47
29
𝑆 = √158,60241379
𝑆 = 12,593745026
𝑆 = 12,6
c. Varians
245
𝑆2 =𝑛∑𝑓𝑖𝑥𝑖
2 − (∑𝑓𝑖𝑥𝑖)²
𝑛(𝑛 − 1)
𝑆2 =30(80.703,5) − (1.511)²
30(30 − 1)
𝑆2 =2.421.105 − 2.283.121
870
𝑆2 =137.984
870
𝑆2 = 158,60229885
𝑆2 = 158,6
D.2. Analisis Inferensial
1. Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Tabel 7 Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Interval
Nilai
Batas Kelas Z Z Tabel L 𝒇𝒆
(𝒇𝟎 − 𝒇𝒉)²
𝒇𝒉
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Luas/Pro
porsi
Frek
Ekspektas
i
40 - 48 39,5 48,5 -2,70 -1,99 0,0035 0,0233 0,0198 0,594 3,328
49 - 57 48,5 57,5 -1,99 -1,29 0,0233 0,0985 0,0752 2,256 0,029
58 – 66 57,5 66,5 -1,29 -0,59 0,0985 0,2776 0,1791 5,373 1,048
67 – 75 66,5 75,5 -0,59 0,12 0,2776 0,5478 0,2702 8,106 1,190
76 - 84 75,5 84,5 0,12 0,82 0,5478 0,7939 0,2461 7,383 4,273
85 - 93 84,5 93,5 0,82 1,52 0,7939 0,9357 0,1418 4,254 0,131
Jumlah 9,999
246
Keterangan berdasarkan tabel diatas yaitu:
1) Kolom 1 : (40 + 9) – 1 = 49 – 1 = 48, dst. Sehingga ditulis
40 – 48
49 – 57
58 – 66
67 – 75
76 – 84
85 – 93
2) Kolom 2 : Batas Kelas Bawah (BKB) = 40 – 0,5 = 39,5 (BKB 1)
BKB 2 = BKB 1 + Panjang Kelas = 39,5 + 9 = 48,5
BKB 3 = BKB 2 + Panjang Kelas = 48,5 + 9 = 57,5
BKB 4 = BKB 3 + Panjang Kelas = 57,5 + 9 = 66,5
BKB 5 = BKB 4 + Panjang Kelas = 66,5 + 9 = 75,5
BKB 6 = BKB 5 + Panjang Kelas = 75,5 + 9 = 84,5
Batas Kelas Atas (BKA) = 48 + 0,5 = 48,5 (BKA 1)
BKA 2 = BKA 1 + Panjang Kelas = 48,5 + 9 = 57,5
BKA 3 = BKA 2 + Panjang Kelas = 57,5 + 9 = 66,5
BKA 4 = BKA 3 + Panjang Kelas = 66,5 + 9 = 77,5
BKA 5 = BKA 4 + Panjang Kelas = 77,5 + 9 = 84,5
BKA 6 = BKA 5 + Panjang Kelas = 84,5 + 9 = 93,5
3) Kolom 3 : 𝑍 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ− ��
𝑆𝑑
𝑍 𝐵𝐾𝐵 1 =39,5−74
12,8=
−34,5
12,8= −2,70
𝑍 𝐵𝐾𝐵 2 =48,5−74
12,8=
−25,5
12,8= −1,99
247
𝑍 𝐵𝐾𝐵 3 =57,5−74
12,8=
−16,5
12,8= −1,29
𝑍 𝐵𝐾𝐵 4 =66,5−74
12,8=
−7,5
12,8= −0,59
𝑍 𝐵𝐾𝐵 5 =75,5−74
12,8=
1,5
12,8= 0,12
𝑍 𝐵𝐾𝐵 6 =84,5−74
12,8=
10,5
12,8= 0,82
𝑍 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠 = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠− ��
𝑆𝑑
𝑍 𝐵𝐾𝐴 1 =48,5−74
12,8=
−25,5
12,8= −1,99
𝑍 𝐵𝐾𝐴 2 =57,5−74
12,8=
−16,5
12,8= −1,29
𝑍 𝐵𝐾𝐴 3 =66,5−74
12,8=
−7,5
12,8= −0,59
𝑍 𝐵𝐾𝐴 4 =75,5−74
12,8=
1,5
12,8= 0,12
𝑍 𝐵𝐾𝐴 5 =84,5−74
12,8=
10,5
12,8= 0,82
𝑍 𝐵𝐾𝐴 6 =93,5−74
12,8=
19,5
12,8= 1,52
4) Kolom 4 : Z Tabel (menggunakan daftar tabel Z)
Z Z Tabel
Bawah Atas Bawah Atas
-2,70 -1,99 0,0035 0,0233
-1,99 -1,29 0,0233 0,0985
-1,29 -0,59 0,0985 0,2776
-0,59 0,12 0,2776 0,5478
0,12 0,82 0,5478 0,7939
0,82 1,52 0,7939 0,9357
248
5) Kolom 5 : Luas Z Tabel
Luas Z Tabel 1 = 0,0233 – 0,0035 = 0,0198
Luas Z Tabel 2 = 0,0985 – 0,0233 = 0,0752
Luas Z Tabel 3 = 0,2776 – 0,0985 = 0,1791
Luas Z Tabel 4 = 0,5478 – 0,2776 = 0,2702
Luas Z Tabel 5 = 0,7939 – 0,5478 = 0,2461
Luas Z Tabel 6 = 0,9357 – 0,7939 = 0,1418
6) Kolom 6 : Frekuensi harapan 𝑓𝑒 = 𝑛 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑓𝑒 1 = 30 × 0,0198 = 0,594
𝑓𝑒 2 = 30 × 0,0752 = 2,256
𝑓𝑒 3 = 30 × 0,1791 = 5,373
𝑓𝑒 4 = 30 × 0,2702 = 8,106
𝑓𝑒 5 = 30 × 0,2461 = 7,383
𝑓𝑒 6 = 30 × 0,1418 = 4,254
7) Kolom 7 : Nilai 𝑋2 =(𝑓0−𝑓ℎ)²
𝑓ℎ
Nilai 𝑋²1 =(2−0,594)²
0,594= 3,328
Nilai 𝑋²2 =(2−2,256)²
2,256= 0,029
Nilai 𝑋²3 =(3−5,373)²
5,373= 1,048
Nilai 𝑋²4 =(5−8,106)²
8,106= 1,190
Nilai 𝑋²5 =(13−7,383)²
7,383= 4,273
249
Nilai 𝑋²6 =(5−4,254)²
4,254= 0,131
Derajat Kebebasan (dk) = k – 1
= 6 – 1
= 5
Taraf signifikan (α) = 0,05
X2tabel = 11,070
Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh untuk X2hitung = 9,999
sedangkan untuk α = 0,05 dan dk = k – 1 = 6 – 1 = 5, maka diperoleh X2tabel =
11,070. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa X2hitung = 9,999 < X2
tabel =
11,070 yang berarti bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 2 SMA
Negeri 3 Selayar (Eksperimen) terdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol
Tabel 8 Uji Normalitas Kelas Kontrol
Interval
Nilai
Batas Kelas Z Z Tabel L 𝒇𝒆
(𝒇𝟎 − 𝒇𝒉)²
𝒇𝒉
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas Luas/Pro
porsi
Frek
Ekspektas
i
33 - 40 32,5 40,5 -1,42 -0,79 0,0778 0,2148 0,137 4,11 5,818
41 - 48 40,5 48,5 -0,79 -0,15 0,2148 0,4404 0,2256 6,768 0,087
49 - 56 48,5 56,5 -0,15 0,48 0,4404 0,6844 0,244 7,32 0,735
57 - 64 56,5 64,5 0,48 1,12 0,6844 0,8686 0,1842 5,526 0,041
65 - 72 64,5 72,5 1,12 1,75 0,8686 0,9599 0,0913 2,739 0,199
73 - 80 72,5 80,5 1,75 2,39 0,9599 0,9916 0,0317 0,951 1,157
Jumlah 8,037
250
Keterangan berdasarkan tabel diatas yaitu:
1) Kolom 1 : (33 + 8) – 1 = 41 – 1 = 40, dst. Sehingga ditulis
33 – 40
41 – 48
49 – 56
57 – 64
65 – 72
73 – 80
2) Kolom 2 : Batas Kelas Bawah (BKB) = 33 – 0,5 = 32,5 (BKB 1)
BKB 2 = BKB 1 + Panjang Kelas = 32,5 + 8 = 40,5
BKB 3 = BKB 2 + Panjang Kelas = 40,5 + 8 = 48,5
BKB 4 = BKB 3 + Panjang Kelas = 48,5 + 8 = 56,5
BKB 5 = BKB 4 + Panjang Kelas = 56,5 + 8 = 64,5
BKB 6 = BKB 5 + Panjang Kelas = 64,5 + 8 = 72,5
Batas Kelas Atas (BKA) = 40 + 0,5 = 40,5 (BKA 1)
BKA 2 = BKA 1 + Panjang Kelas = 40,5 + 8 = 48,5
BKA 3 = BKA 2 + Panjang Kelas = 48,5 + 8 = 56,5
BKA 4 = BKA 3 + Panjang Kelas = 56,5 + 8 = 64,5
BKA 5 = BKA 4 + Panjang Kelas = 64,5 + 8 = 72,5
BKA 6 = BKA 5 + Panjang Kelas = 72,5 + 8 = 80,5
3) Kolom 3 : 𝑍 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ− ��
𝑆𝑑
𝑍 𝐵𝐾𝐵 1 =32,5−50,4
12,6=
−17,9
12,6= −1,42
𝑍 𝐵𝐾𝐵 2 =40,5−50,4
12,6=
−9,9
12,6= −0,79
251
𝑍 𝐵𝐾𝐵 3 =48,5−50,4
12,6=
−1,9
12,6= −0,15
𝑍 𝐵𝐾𝐵 4 =56,5−50,4
12,6=
6,1
12,6= 0,48
𝑍 𝐵𝐾𝐵 5 =64,5−50,4
12,6=
14,1
12,6= 1,12
𝑍 𝐵𝐾𝐵 6 =72,5−50,4
12,6=
22,1
12,6= 1,75
𝑍 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠 = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠− ��
𝑆𝑑
𝑍 𝐵𝐾𝐴 1 =40,5−50,4
12,6=
−9,9
12,6= −0,79
𝑍 𝐵𝐾𝐴 2 =48,5−50,4
12,6=
−1,9
12,6= −0,15
𝑍 𝐵𝐾𝐴 3 =56,5−50,4
12,6=
6,1
12,6= 0,48
𝑍 𝐵𝐾𝐴 4 =64,5−50,4
12,6=
14,1
12,6= 1,12
𝑍 𝐵𝐾𝐴 5 =72,5−50,4
12,6=
22,1
12,6= 1,75
𝑍 𝐵𝐾𝐴 6 =80,5−50,4
12,6=
30,1
12,6= 2,39
4) Kolom 4 : Z Tabel (menggunakan daftar tabel Z)
Z Z Tabel
Bawah Atas Bawah Atas
-1,42 -0,79 0,0778 0,2148
-0,79 -0,15 0,2148 0,4404
-0,15 0,48 0,4404 0,6844
0,48 1,12 0,6844 0,8686
1,12 1,75 0,8686 0,9599
1,75 2,39 0,9599 0,9916
5) Kolom 5 : Luas Z Tabel
252
Luas Z Tabel 1 = 0,2148 – 0,0778 = 0,137
Luas Z Tabel 2 = 0,4404 – 0,2148 = 0,2256
Luas Z Tabel 3 = 0,6844 – 0,4404 = 0,244
Luas Z Tabel 4 = 0,8686 – 0,6844 = 0,1842
Luas Z Tabel 5 = 0,9599 – 0,8686 = 0,0913
Luas Z Tabel 6 = 0,9916 – 0,9599 = 0,0317
6) Kolom 6 : Frekuensi harapan 𝑓𝑒 = 𝑛 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑓𝑒 1 = 30 × 0,137 = 4,11
𝑓𝑒 2 = 30 × 0,2256 = 6,768
𝑓𝑒 3 = 30 × 0,244 = 7,32
𝑓𝑒 4 = 30 × 0,1842 = 5,526
𝑓𝑒 5 = 30 × 0,0913 = 2,739
𝑓𝑒 6 = 30 × 0,0317 = 0,951
7) Kolom 7 : Nilai 𝑋2 =(𝑓0−𝑓ℎ)²
𝑓ℎ
Nilai 𝑋²1 =(9−4,11)²
4,11= 5,818
Nilai 𝑋²2 =(6−6,768)²
6,768= 0,087
Nilai 𝑋²3 =(5−7,32)²
7,32= 0,735
Nilai 𝑋²4 =(6−5,526)²
5,526= 0,041
Nilai 𝑋²5 =(2−2,739)²
2,739= 0,199
Nilai 𝑋²6 =(2−0,951)²
0,951= 1,157
253
Derajat Kebebasan (dk) = k – 1
= 6 – 1
= 5
Taraf signifikan (α) = 0,05
X2tabel = 11,070
Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh untuk X2hitung = 8,037
sedangkan untuk α = 0,05 dan dk = k – 1 = 6 – 1 = 5, maka diperoleh X2tabel =
11,070. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa X2hitung = 8,037 < X2
tabel =
11,070 yang berarti bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA 1 SMA
Negeri 3 Selayar (Kontrol) terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Rumus uji homogenitas dengan menggunakan uji F yaitu:
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti tidak homogen
Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti homogen
No. Kelas Jumlah Sampel Varians (𝒔𝟐)
1. Eksperimen 30 163,9
2. Kontrol 30 158,6
Berdasarkan data pada tabel diatas, diperoleh:
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
254
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =163,9
158,6
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,03
Adapun nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 diperoleh:
𝑑𝑘𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑛 − 1 = 30 − 1 = 29
𝑑𝑘𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡 = 𝑛 − 1 = 30 − 1 = 29
𝐹(𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙) = 𝐹(𝛼)(𝑑𝑘1/𝑑𝑘2) = 𝑛1+𝑛2 − 2
= 30 + 30 − 2 = 58
𝐹(𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙) = 𝐹(𝛼)(𝑑𝑘1/𝑑𝑘2) = 1,67
Hasil perhitungan pengujian homogenitas diperoleh nilai
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,03 dan nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,67, karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dapat
dinyatakan bahwa varian kedua kelompok data skor hasil belajar fisika pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut adalah homogen.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X
IPA SMA Negeri 3 Selayar antara kelas yang diajar menggunakan
model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan kelas yang tidak
diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah
Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA
SMA Negeri 3 Selayar antara kelas yang diajar menggunakan
model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan kelas yang tidak
diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah
255
Adapun hasil yang diperoleh dari analisis deskriptif mengenai hasil belajar fisika
peserta didik disajikan pada tabel berikut:
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
𝑛1 = 30 𝑛2 = 30
��1 = 74 ��2 = 50,4
𝑆1 = 12,8 𝑆2 = 12,6
Sehingga variansi gabungan:
𝑆2 =(𝑛1 − 1)𝑆1² + (𝑛2 − 1)𝑆2²
𝑛1 + 𝑛2 − 2
𝑆2 =(30 − 1)12,8² + (30 − 1)12,6²
30 + 30 − 2
𝑆2 =(29)163,84 + (29)158,76
58
𝑆2 =4.751,36 + 4.604,04
58
𝑆2 =9.355,4
58
𝑆2 = 161,3
𝑆 = √161,3
𝑆 = 12,7
Sehingga
256
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑋1 − 𝑋2
𝑆√1𝑛1
+1
𝑛2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =74 − 50,4
12,7√ 130 +
130
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =23,6
12,7(0,259)
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =23,6
3,2893
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,175
Dengan 𝛼 = 0,05 didapat 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑡(1 − 𝛼)(𝑑𝑘 = 𝑛1 + 𝑛2 − 2)
Karena yang digunakan uji dua pihak sehingga 𝛼 yang digunakan adalah 0,05/2 =
0,025 dan 𝑑𝑘 = 30 + 30 − 2 = 58
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = (1 − 𝛼)(𝑑𝑘)
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = (1 − 0,025)(58)
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = (0,975)(58)
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(0,975)(58) = 2,002
Sehingga, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,175 > 2,002
257
Hasil yang diperoleh ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika peserta didik kelas X IPA SMA Negeri
3 Selayar antara kelas yang diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah dengan kelas yang tidak diajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah.
258
LAMPIRAN E
E.1. TABEL NILAI-NILAI R PRODUCT MOMENT
E.2. TABEL Z DISTRIBUSI NORMAL
E.3. TABEL CHI SQUARE
E.4. TABEL UJI T
264
F.1. Daftar Hadir Peserta Didik
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS X IPA 2
(KELAS EKSPERIMEN)
No. NISN Nama Peserta Didik L/P Pertemuan
1 2 3 4 5
1. 0051764862 Agustina P √ √ √ √ √
2. 0054246031 Andi Arif Afsanjani L √ √ √ √ √
3. 0053495320 Andi Aril L √ 𝑠 √ √ √
4. 0052671261 Andira P √ √ √ √ √
5. 0061557084 Anggun Putri Mentari P √ √ √ √ √
6. 0053410230 Arman L √ √ √ √ √
7. 3067410824 Astika P √ √ √ √ √
8. 0069735942 Egy Handika L √ √ √ √ √
9. 0054587390 Helvianti P √ √ √ √ √
10 3061102733 Marina P √ √ 𝑠 √ √
11. 0064593318 Muhammad Fajri L √ √ √ √ √
12. 0061723268 Nadya Chicilya Kahar P √ √ √ √ √
13. 0052691045 Nisa Kristina P √ √ √ √ √
14. 0058172719 Novita Rahmayani P √ √ √ √ √
15. 0065670982 Nur Isma P √ √ √ √ √
16. 0043426131 Muhammad Ikhsan L √ √ √ √ √
17. 0066873634 Nur Jannah P √ √ √ √ √
18.. 0065497139 Nurul Nabila P √ √ √ 𝑠 √
19. 0061093742 Paramita P. P √ √ √ √ √
20. 0069673863 Putri Syafira P √ √ √ √ √
21. 0036808478 Ricky L √ √ √ √ √
265
22. 0067905383 Rienaldi Purianto L √ √ √ √ √
23. 0055620167 Risdyanti P √ √ √ √ √
24. 0064493325 Riswandi L 𝑎 √ √ √ √
25. 0058023624 Salsabila P √ √ √ √ √
26. 0063616083 Satria Nur L √ √ √ √ √
27. 3073654484 Sofiah Mutmainnah P √ √ √ √ √
28. 0069435387 Syakila Ayu Lestari P √ √ √ √ √
29. 0061654389 Virgina Alviani P √ √ √ √ √
30. 0058941192 Wahyu Andika L 𝑎 √ √ √ √
266
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS X IPA 1
(KELAS KONTROL)
No. NISN Nama Peserta Didik L/P Pertemuan
1 2 3 4 5
1. 0065452479 Achmad Fathir L √ √ √ √ √
2. 0069503946 Ahmad Firdaus Nur L √ √ √ √ √
3. 0063495314 Almira Maarys P √ √ √ √ √
4. 0062698451 Amelia Limbong P √ √ √ √ √
5. 0064206775 Andi Ikram L √ √ 𝑠 √ √
6. 0051935513 Andi Israyanti P √ √ √ √ √
7. 0052695645 Andi Nur Cahyogi P √ √ √ √ √
8. 0062479089 Andi Rezki Aulia Utami P √ √ √ √ √
9. 0063073736 Astrina P √ 𝑖 √ √ √
10 0069948975 Dira Olifia Asri P √ √ √ √ √
11. 0035644724 Ibrahim L √ √ √ √ √
12. 0031753014 Istaina P √ √ √ √ √
13. 0062529796 Maulida Sahra P √ √ √ √ √
14. 0053495321 Nabila Sahra P √ 𝑠 √ √ √
15. 0061503745 Nur Jannah P √ √ √ √ √
16. 0063506197 Kristian L √ √ √ √ √
17. 0052462474 Muhammad Ashar L √ √ √ √ √
18.. 0065657333 Muhammad Zulfajrin L √ √ √ √ √
19. 0067107506 Nur Qaida P. P √ √ √ √ √
20. 0039380202 Nur Sahra P 𝑎 𝑎 √ √ √
21. 0055088705 Ocha Lutfia Karunia P √ √ √ √ √
22. 0058097575 Pirawahyuni P √ √ √ √ √
23. 0053991307 Puja Saputra L √ √ √ √ √
267
24. 0056759402 Rahmawati P √ √ √ √ √
25. 0062050703 Regina Mutmainnah P √ √ √ √ √
26. 0051184971 Reski Agnia Bestari P √ √ √ √ √
27. 0069476483 Rini Virliani P √ √ √ √ √
28. 0061360310 Salsadila P √ √ √ √ √
29. 0046813247 Sopyan L √ 𝑠 √ √ √
30. 0069762152 Zulfina Sari P √ √ √ √ √
318
RIWAYAT HIDUP
Elma Triyani dilahirkan di Pariangan Desa Harapan,
Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar pada
tanggal 06 Januari 1999, anak ketiga dari tiga bersaudara, buah
hati dari pasangan Mustan dan Andi Lawang. Penulis memulai
jenjang pendidikan formal taman kanak-kanak di TK Pertiwi
pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan
sekolah dasar di SDN Pariangan (sekarang UPT SDN 67 Kepulauan Selayar) pada
tahun 2005 dan lulus pada tahun 2011. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan
sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Bontosikuyu (sekarang SMP Negeri 3
Selayar) pada tahun 2011 dan lulus pada tahun 2014. Untuk pendidikan tingkat
menengah atas penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Bontosikuyu
(sekarang SMA Negeri 3 Selayar) pada tahun 2014 dan lulus pada tahun 2017.
Selanjutnya, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di perguruan
tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Program
Strata 1 (S1).