Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4Agustus 2016
1
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPAU TIPE WEBBED DENGAN
MENENERAPKAN ANALISIS WACANAPADA TEMA ENERGI DAN MAKANAN
UNTUK SMP/MTs KELAS VIII
Aris Novianto1)
, Erniwati2)
, Luh Sukariasih2)
1)
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FKIP UHO Kendari 2)
Dosen Jurusan Pendidikan Fisika FKIP UHO Kendari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar IPA terpadu tipe webbedjenis handout
yang layak digunakan dalam pembelajaran IPA terpadu. Jenis penelitian ini adalah jenis
penelitian dan pengembangan/Research and Development (R&D) dengan mengacu pada model
pengembangan 4D yaitu (define, design, develop, dan disseminate). Teknik analisis data yang
digunakan untuk mengolah data dari hasil penilaian oleh validator ahli (materi, penyajian,
kegrafisan, kata dan penggunaan bahasa), dan hasil penilaian oleh guru dan peserta didik saat uji
coba terbatas (12 orang siswa kelas VIII di SMPN 10 Kendari) menggunakan teknik analisis data
deskriptif kuantitatif yang diungkapkan dalam distribusi skor skala lima terhadap kategori skala
penilaian yang telah ditentukan. Hasil uji kelayakan materi memperoleh penilaian validator
materi dengan kategori “sangat baik” dan “baik”, dari data yang dihasilkan pada uji kelayakan
penyajian diperoleh kategori “baik” dan “sangat baik”,dari data yang dihasilkan pada uji
kelayakan kegrafisan diperoleh kategori “sangat baik” dan “baik”, sertadari data yang dihasilkan
pada uji kelayakan penggunaan kata dan bahasa diperoleh kategori “sangat baik” dan “baik”,
sehingga dengan berdasarkan kualifikasi yang diperoleh maka bahan ajar IPA terpadu tipe
webbed dengan menerapkan analisis wacana pada tema energi dan makanan untuk SMP/MTs
kelas VIII layak digunakan sebagai bahan ajar. Pada uji coba terbatas, data yang dihasilkan pada
respon guru IPA SMPN 10 Kendari terhadap produk bahan ajar yaitu “sangat baik”, dan dari data
yang dihasilkan saat uji coba terbatas oleh 12 siswa kelas VIII SMPN 10 Kendari yaitu lebih
banyak siswa yang skornya menunjukkan kategori “sangat baik”, sehingga berdasarkan
kualifikasi yang diperoleh bahan ajar IPA terpadu tipe webbed dengan menerapkan analisis
wacana pada tema energi dan makanan untuk SMP/MTs kelas VIII layak digunakan sebagai
bahan ajar.
Kata Kunci: Research & Development, Bahan Ajar IPA Terpadu, Tipe Webbed, Analisis
Wacana, Energi dan Makanan
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016
2
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan alam (IPA) Terpadu
merupakan ilmu pengetahuan alam yang
disajikan sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan, artinya siswa tidak belajar ilmu
fisika, biologi, dan kimia secara terpisah
sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri,
melainkan semua diramu dalam kesatuan.
Mata pelajaran ini lebih tepat dinamakan ilmu
pengetahuan alam, tidak perlu diberi
tambahan “terpadu” di belakangnya, karena
dari dahulu itulah hakikat ilmu pengetahuan
alam yang sesungguhnya, artinya ilmu
pengeahuan alam lahir bukan dari penyatuan
fisika, biologi, dan kimia, tetapi lahir sebagai
ilmu pengetahuan alam (Depdikbud, 1996).
Pada ilmu pengetahuan alam dikenal
adanya pendekatan pembelajaran terpadu.
Terdapat 10 ragam pendekatan pembelajaran,
namun terdapat beberapa pendekatan yang
potensial untuk diterapkan dalam
pembelajaran IPA yang disarankan oleh
Vogarty, (1991), diantaranya yaitu connected,
webbed, shared, dan integrated.
Pembelajaran terpadu dalam IPA dapat
dikemas dengan tema atau topik tentang suatu
wacana yang dibahas dari berbagai sudut
pandang atau disiplin keilmuan yang mudah
dipahami dan dikenal peserta didik. Dalam
pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau
tema dibahas dari berbagai aspek bidang
kajian dalam bidang kajian IPA. Dengan
demikian melalui pembelajaran terpadu ini
beberapa konsep yang relevan untuk
dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang
kali dalam bidang kajian yang berbeda,
sehingga penggunaan waktu untuk
pembahasannya lebih efisien dan pencapaian
tujuan pembelajaran juga diharapkan akan
lebih efektif. Pendekatan seperti ini disebut
dengan pendekatan pembelajaran webbed.
Berhasilnya proses belajar mengajar
dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu bahan
ajar. Bahan ajar IPA terpadu yang beredar
masih kurang efektif, salah satunya yaitu
buku.Buku yang sesuai dengan kurikulum
yang diberlakukan oleh pemerintah yaitu
buku IPA terpadu yang telah beredar di
sekolah belum dikemas ke dalam topik/tema
tertentu meskipun sudah berlabel IPA
terpadu. Penyajian materi pada bahan ajar
masih terpisah-pisah berdasarkan bidang-
bidang kajiannya meskipun sudah disatukan
dalam sebuah buku.
Berdasarkan observasi di beberapa
sekolah menengah pertama di daerah
Kendari, buku IPA terpadu yang telah beredar
di sekolah masih bervariasi ditinjau dari jenis
maupun kualitasnya. Guru IPA di SMPN 10
Kendari menyatakan masih kesulitan dalam
menentukan buku yang dipakai. Hal tersebut
dikarenakan banyak buku yang berlabel IPA
terpadu belum sesuai dengan konsep IPA
terpadu. Oleh karena itu, jika mutu buku yang
ada tidak memenuhi standar mutu, terutama
dalam kaitannya dengan konsep dan aplikasi
konsep, maka yang terjadi adalah buku
tersebut akan menjadi bahan ajar yang salah.
Hal tersebut sangat membahayakan dunia
pendidikan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya,
yaitu penelitian pengembangan bahan ajar
yang dilakukan oleh Azmi Izati yakni
menghasilkan pengembangan bahan ajar IPA
terpadu melalui lesson study pada materi
bahan kimia untuk makanan. Azmi Izati
melakukan pengembangan bahan ajar IPA
terpadu dengan menerapkan pendekatan
pembelajaran terpadu jaring laba-laba
(webbed). Pendekatan ini memadukan
beberapa topik mata pelajaran. Pembelajaran
diikat dengan tema sehingga dikenal dengan
pembelajaran tematis, karena menggunakan
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016
3
suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam
berbagai disiplin mata pelajaran (Indrawati,
2010).
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, peneliti tertarik untuk
melakukan untuk mengembangkan bahan
ajar IPA terpadu dengan cara yang berbeda.
Letak perbedaannya yaitu, pada penelitian
sebelumnya penentuan tema ditentukan
setelah melakukan analisis kurikulum/
kompetensi dasar (KD) dengan menerapkan
pendekatan pembelajaran IPA terpadu yaitu
webbed atau tematis, sedangkan pada
penelitian kali ini penentuan tema yang akan
digunakan bukan hanya mengacu pada
analisis kurikulum melainkan setelah
melakukan penggabungan struktur makro dan
global pada proses analisis wacana. Analisis
wacana yakni membahas bagaimana pemakai
bahasa mencerna apa yang ditulis oleh para
penulis dalam buku-buku teks, memahami
apa yang disampaikan penyapa secara lisan
dalam percakapan, dan dengan
mengemukakan pula konteks yang menyertai
teks (Mulyana, 2005). Dalam analisis wacana
terdapat langkah terlebih dahulu yaitu
melakukan penghalusan teks.Pembentukan
teks dasar atau penghalusan teks dilakukan
untuk memapankan dan menajamkan makna
konsep dengan tidak melebihi atau
mengurangi makna teks.Penghalusan teks
dilakukan melalui penghapusan dan atau
penyisipan kata.Penghapusan dilakukan
terhadap kata yang berlebihan dan dapat
memberikan makna yang
membingungkan.Sedangkan penyisipan kata
dilakukan untuk lebih meningkatan ketepatan
materi (Khamalt, 2012).Setelah itu, dilakukan
pembentukan struktur global dan struktur
makro yang pada akhirnya dilakukan
penggabungan struktur global dan struktur
makro tiap materi pokok. Setelah melakukan
penggabungan struktur global dan makro
maka akan ditentukan tema yang menjadi
dasar atas konsep-konsep yang telah
dipadukan.
Berdasarkan latar belakang di atas,
penulis akan melakukan penelitian
pengembangan bahan ajar IPA terpadu
dengan mengambil contoh keterkaitan materi
yang sama pada penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Azmi Izati, namun pada
penelitian kali ini penulis menerapkan
analisis wacana terhadap materi-materi buku
yang diteliti sehingga menghasilkan bahan
ajar yang baru berupa handout. Penelitian
yang akan dilakukan adalah dengan judul
“Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu
Tipe Webbed dengan Menerapkan Analisis
Wacana pada Tema Energi dan Makanan
Untuk SMP/MTS Kelas VIII”.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
dan pengembangan (research and
development), yaitu penelitian pengembangan
bahan ajar IPA terpadu tipe webbed dengan
menerapkananalisis wacana.
Objek penelitian ini adalah buku IPA
SMP/ MTs untuk kelas VIII edisi 4 penulis
Rinie Pratiwi P., penerbit Departemen Pusat
Perbukuan dan buku lain yaitu buku IPA
SMP/MTs untuk kelas VIII penulis Aloysius,
Suyitno dkk dan IPA SMP/MTs untuk kelas
VIII penulis Prasodjo, Budi, dkk penerbit
Yudisthira.
Desain penelitian dan pengembangan
ini mengacu pada tahapan pengembangan
Four-D Model disarankan oleh Sivasailam
Thiagarajan, dkk, (1974). Model ini terdiri
dari 4 tahap pengembangan yaitu define,
design, develop, dan disseminate atau
diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016
4
pendefinisian, perancangan, pengembangan,
dan penyebaran.
Pada model pengembangan ini,
dilakukan analisis wacana pada tahap design
sebagai desain awal pengembangan.
Penelitian ini juga hanya sampai tahap
develop atau tahap pengembangan, dan pada
tahap pengembangan hanya sampai pada
tahap validasi ahli (expert appraisal) yang
diikuti dengan revisi, dikarenakan penelitian
ini fokus pada penyusunan perangkat
pembelajaran dan alasan lain adalah
keterbatasan waktu dan biaya sehingga tidak
dilakukan uji coba dan penyebaran untuk
perangkat ini.
Dari beberapa instrumen pengumpulan
data, proses pengembangan bahan ajar ini
menggunakan teknik kuesioner dengan
instrumen berupa angket.Angket merupakan
sejumlah pertanyaan yang tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan pribadinya atau
hal-hal yang diketahuinya.Angket yang
digunakan terdiri dari dua bagian yaitu bagian
I berupa angket penilaian para ahli dan bagian
II berupa lembar uji coba (respon siswa dan
guru IPA). Hasil penilaian tersebut kemudian
dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis data yang ditentukan. Instrumen
pengumpulan data dan angket yang
digunakan pada penelitian ini diambil hasil
modifikasi BSNP.
Pada angket penilaian para ahli terdiri
dari 4 aspek, yakni mencakup kriteria materi
kriteria penyajian, kriteria kegrafisan , kriteria
penggunaan kata dan bahasa, sedangkan pada
lembar uji coba terdiri dari 2 aspek, yakni
tanggapan guru IPA terpadu terhadap bahan
ajar yang dikembangkan dan tanggapan
peserta didik terhadap bahan ajar IPA
terpadu.
Uji coba terbatas dilakukan untuk
memperoleh masukan langsung berupa
respon guru dan respon siswa.Dalam uji coba
ini dilaksanakan disalah satu sekolah dan
dipilih beberapa siswa yang bertindak sebagai
responden.
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif
kuantitatif. Kuantisasi data dilakukan dengan
menjumlah skor setiap aspek dan keseluruhan
yang akan diuraikan dalam analisis kualitatif.
Skor tersebut dikategorikan ke dalam lima
kriteria, dengan rumusan seperti yang
digunakan oleh Azwar (2007). Bahan ajar
dikatakan layak apabila skor minimum hasil
penilaian menunjukan kategori “cukup”.
Tabel 1. Kriteria Penilaian
No. Rentang Penilaian Kriteria
1. Mi + 1,5 Sbi < X Sangat Baik
2. Mi + 0,5 Sbi < X ≤ Mi +
1,5 Sbi Baik
3. Mi - 0,5 Sbi < X ≤ Mi + 0,5
Sbi
Cuku
p
4. Mi - 1,5 Sbi < X ≤ Mi - 0,5
Sbi
Kuran
g
5. X ≤ Mi - 1,5 Sbi Sangat
Kurang
Keterangan:
X = Skor responden
Mi = Mean ideal
= (skor tertinggi ideal + skor terendah
ideal)
Sbi = Simpangan baku ideal
= (skor tertinggi ideal + skor terendah
ideal)
Langkah selanjutnya adalah
menghitung skor maksimum ideal, skor
minimum ideal, skor ideal dan simpangan
baku ideal dari setiap aspek. Skor
maksimum ideal pada setiap aspek dicapai
apabila validator memilih semua kriteria
dengan skor tertinggi. Sedangkan skor
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016
5
minimum ideal dicapai apabila validator
memilih semua kriteria dengan skor
terendah. Jumlah skor untuk setiap aspek
tersebut, kemudian disubsitusikan ke dalam
tingkat kecenderungan yang digunakan
sebagai kriteria dalam penilaian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tahap I: Define (Pendefinisian)
Tujuannnya adalah menetapkan dan
menentukan syarat-syarat pembelajaran yang
meliputi tujuan pembelajaran dan pembatasan
materi pembelajaran.Langkah-langkahnya
sebagai berikut.
1. Analisis ujung-depan (awal-akhir)
Pada tahap pertama yaitu dilakukan
analisis awal yang dimulai dengan
mengidentifikasi masalah berupa tinjauan
kurikulum terhadap pembelajaran IPA
Terpadu.Berdasarkan observasi pada sekolah-
sekolah SMP di daerah Kendari, kurikulum
yang berlaku pada sekolah-sekolah SMP di
daerah Kendari masih ada yang menggunakan
kurikulum KTSP.Banyaknya sekolah yang
masih menggunakan kurikulum KTSP
disebabkan oleh belum siapnya para guru dan
siswa dalam menjalankan kurikulum 2013,
serta kurangnya kesediaan bahan ajar yang
relevan.Setelah mengidentifikasi
permasalahan pembelajaran IPA SMP/MTs
pada kurikulum tertentu, ternyata standar
kompetensi kurikulum KTSP masih terpisah-
pisah antar bidang.
Khususnya pada kurikulum KTSP,
bahan ajar yang digunakan guru dalam
mengajarkan IPA terpadu kebanyakan
menggunakan buku cetak terbitan BSE,
erlangga, maupun LKS.Bahan ajar IPA yang
digunakan guru masih memiliki penyajian
materi yang terpisah-pisah.Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan
ajar IPA terpadu dengan kajian materi yang
memiliki keterpaduan, baik pada materi
fisika, kimia maupun biologi khususnya pada
kurikulum KTSP.Standar kompetensi yang
diambil adalah standar kompetensi kelas VIII
SMP/MTs kurikulum KTSP dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Standar Kompetensi yang akan
Dipadukan
Bidang
Kajian Standar Kompetensi
Fisika
5. Memahami peranan usaha,
gaya, dan energi dalam
kehidupan sehari-hari
Biologi 1. Memahami berbagai sistem
dalam kehidupan manusia
Kimia
4. Memahami kegunaan
bahan kimia dalam
kehidupan
2. Analisis siswa
Pada tahap ini, peneliti menganalisis
karakteristik siswa. Karakteristik siswa pada
usia SMP yaitu cenderung mengalami
perkembangan kognitif. Menurut Arajoo T.V
(1996) menyatakan bahwa aspek kognitif
meliputi fungsi intelektual seperti
pemahaman, pengetahuan dan keterampilan
berpikir.Selain itu, ada peningkatan fungsi
intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa
dan perkembangan konseptual.
Gambaran karakteristik siswa, antara
lain tingkat kemampuan atau perkembangan
intelektualnya dan keterampilan-keterampilan
individu atau sosial yang sudah dimiliki
dikembangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan. Hasil telaah
tersebut digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengembangkan bahan
ajar.
3. Analisis konsep
Analisis konsep bertujuan untuk
mengidentifikasikan bagian-bagian utama
pada materi pokok yang akan dikembangkan.
Pada analisis konsep, peneliti menentukan
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016
6
kompetensi dasar yang akan digunakan dalam
mengembangkan bahan ajar. Kompetensi
dasar yang dipilih dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Kompetensi Dasar Materi yang
Dipadukan
Bidang
Kajian Kompetensi Dasar
Fisika
5.3 Menjelaskan hubungan
bentuk energi dan
perubahannya, prinsip usaha
dan energi serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Biologi
1.4Mendeskripsikan sistem
pencernaan pada manusia dan
hubungannya dengan
kesehatan.
Kimia
4.3 Mendeskripsikan bahan
kimia alami dan buatan
dalam kemasan yang terdapat
dalam bahan makanan.
Dalam penentuan kompetensi dasar
dilakukan dengan analisis keterkaitan konsep
pada kompetensi dasar. Kegiatan pada tahap
ini adalah melakukan telaah terhadap materi
usaha dan energi sebagai materi pokok fisika
yang dipilih, dengan materi yang akan
dipadukan yaitu pada sistem pencernaan pada
manusia sebagai materi pokok biologi dan
pada bahan kimia pada makanan sebagai
materi pokok kimia, yang dianggap ketiga
materi tersebut memiliki keterkaitan satu
sama lain. Untuk mengaitkan ketiga materi
tersebut diperlukan sebuah tema
penghubung.Tema yang dipilih peneliti
sebagai dasar menghubungkan materi yaitu
energi dan makanan.Pemilihan tema energi
dan makanan disebabkan karena tema
tersebut dianggap dapat menhubungkan
materi usaha dan energi, sistem pencernaan
makanan dan zat aditif makanan, dan peneliti
menganggap bahwa tema tesebut sangat dekat
dalam peristiwa kehidupan sehari-hari peserta
didik.Keterkaitan konsep dapat dilihat pada
Gambar 1 berikut.
4. Analisis tugas
Analisis tugas dilakukan untuk merinci
isi materi ajar dalam bentuk garis besar yang
mencakup.
a. Analisis struktur isi
Analisis stuktur isi bertujuan untuk
merinci tugas dari bagian isi materi bahan
ajar yang dikembangkan.Hasil dari analisis
struktur isi berupa latihan dan evaluasi.
b. Analisis prosedural
Analisis prosedural memuat tugas yang
bersangkut dengan kegiatan prosedur.Hasil
dari analisis prosedural berupa lab mini.
c. Analisis proses informasi
Handout harus banyak mengambil
informasi tambahan dalam merinci tugas.
Hasil dari analisis proses informasi berupa
kegiatan penyelidikan dan evaluasi.
5. Tujuan Pembelajaran
Penyusunan tujuan pembelajaran atau
indikator pencapaian hasil belajar didasarkan
pada kompetensi dasar dan indikator yang
tercantum dalam Kurikulum KTSP. Berikut
merupakan proses penyusunan tujuan
pembelajaran berdasarkan turunan dari
indikator kompetensi dasar materi.
Tujuan PembelajaranSiswa mampu:
a. Menjelaskan pengertian energi
Usaha dan
energi
Zat aditif
makanan
Sistem
pencernaan
makanan
Energi dan
makanan
Gambar 1. Keterkaitan Konsep yang Diikat dengan Tema
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016
7
b. Menunjukkan bentuk-bentuk energi dan
contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mendeskripsikan jenis makanan berdasar
kandungan kalori dan zat lain yang ada di
dalamnya, serta zat aditif yang dapat
berdampak bagi kesehatan.
d. Menjelaskan proses pencernaan makanan
pada manusia sehingga menghasilkan
energi.
e. Menyebutkan contoh kelainan dan
penyakit pada sistem pencernaan yang
biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari
f. Menjelaskan kaitan antara energi dan
usaha.
g. Membedakan konsep energi kinetik dan
energi potensial pada suatu benda yang
bergerak.
h. Mengaplikasikan konsep energi dan
perubahannya dalam kehidupan sehari-
hari.
i. Mengenalkan hukum kekekalan energi
melalui contoh dalam kehidupan sehari-
hari.
B. Tahap 2: Design (Perancangan)
Pada tahap ini dihasilkan rancangan
bahan ajar.Tahap perancangan bertujuan
untuk merancang bahan ajar yang
dikembangkan. Tahap ini merupakan tahap
penting dalam penelitian karena pada tahap
ini akan dikembangkan bahan ajar. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah
pemilihan format bahan ajar, dan
perancangan awal bahan ajar.Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Pemilihan format
Pemilihan format bahan ajar
dimaksudkan untuk mendesain atau
merancang isi pembelajaran yang akan
dikembangkan. Format bahan ajar yang
dipilih dalam penelitian ini adalah bahan ajar
jenis handout telah diadaptasi dari format
BSNP.
a. Pendahuluan
1) Cover/identitas
2) Kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
3) Daftar isi
b. Isi
c. Pelengkap
1) Contoh
2) Latihan
3) Daftar pustaka/rujukan
2. Rancangan awal
Berikut adalah uraian mengenai
rancangan awal produk bahan ajar yang telah
dikembangkan.
C. Tahap 3: Develop (Pengembangan)
Pada tahap ini dihasilkan bentuk akhir
bahan ajar setelah melalui revisi berdasarkan
masukkan dari para ahli dan data hasil uji
coba.Langkah-langkah yang dilakukan pada
tahap ini adalah sebagai berikut.
1. Validasi ahli/praktisi (expert appraisal)
Pada tahap ini meminta pertimbangan
secara teoritis ahli dan praktisi.Validator
terdiri atas ahli bidang materi dan ahli bahasa.
a. Validator Materi
Setelah produk dihasilkan, maka
langkah berikutnya yang dilakukan adalah
melakukan validasi kepada validator materi
terhadap bahan ajar yang
dihasilkan.Tanggapan atau validasi tersebut
berupa angket yang telah dibuat sebelumnya
kemudian diberikan kepada validator materi.
Validator materi pertama adalah Bapak Dr.
Fahyuddin, S.Pd., M.Si. beliau adalah dosen
Universitas Halu Oleo pada jurusan
Pendidikan Kimia, validator materi kedua
adalah Ibu Dra. Sitti Kasmiati, M.Si beliau
adalah dosen Universitas Halu Oleo pada
jurusan Pendidikan Fisika, dan valiodator
materi ketiga adalah beliau adalah dosen
Universitas Halu Oleo pada jurusan
Pendidikan Biologi.Dari masing-masing
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016
8
validator tersebut sekaligus memberikan
penilaian segi penyajian dan kegrafisan.
1) Penyajian Analisis Data
Data penilaian validator materi terhadap
produk bahan ajar IPA terpadu tipe webbed
untuk SMP/MTs kelas VIII dengan
menerapkan analisis wacana pada tema energi
dan makanan dijabarkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Data Penilaian Validator Materi
Kelompok
Skor Kategori Frekuensi
65 < X
55 < X 65
45 < X 55
35 < X 45
X 35
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
2
1
-
-
-
Dari data yang dihasilkan pada
penilaian ahli materi terhadap produk bahan
ajar yaitu dari 3 validator, 2 diantaranya yang
skornya menyatakan kategori sangat baik, dan
1 validator yang skornya menyatakan
kategori baik sehingga dapat disimpulkan
bahwa pada aspek materi produk bahan ajar
IPA terpadu tipe webbed untuk SMP/MTs
untuk kelas VIII dengan menerapkan analisis
wacana pada tema energi dan makanan
digunakan sebagai bahan ajar.
2) Komentar dan Saran
Materi biologi dan kimia harus lebih terpadu
pada konsep-konsep/prinsip fisika, sehingga
siswa belajar fisika sekaligus belajar biologi
dan kimia.
b. Validator Penyajian
1) Penyajian Analisis Data
Data penilaian validator penyajian
terhadap produk bahan ajar IPA terpadu tipe
webbed untuk SMP/MTs kelas VIII dengan
menerapkan analisis wacana pada tema energi
dan makanan dijabarkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Data Penilaian Validator Penyajian
Kelompok Skor Kategori Frekuensi
29,25< X
24,75 < X 29,25
20,25 < X 24,75
15,75 < X 20,25
X 15,75
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
1
2
-
-
-
Dari data yang dihasilkan pada
penilaian ahli penyajian terhadap produk
bahan ajar yaitu dari 3 validator, 2
diantaranya yang skornya menyatakan
kategori baik, dan 1 validator yang skornya
menyatakan kategori sangat baik, sehingga
dapat disimpulkan pada aspek penyajian
produk bahan ajar IPA terpadu tipe webbed
untuk SMP/MTs kelas VIII dengan
menerapkan analisis wacana pada tema energi
dan makaan layak digunakan sebagai bahan
ajar.
2) Komentar dan Saran
Dalam penyajian bahan ajar harus
ditambahkan lagi contoh-contoh soal dan
latihan.
c. Validator Kegrafisan
Data penilaian validator kegrafisan
terhadap produk bahan ajar IPA terpadu tipe
webbed untuk SMP/MTs kelas VIII dengan
menerapkan analisis wacana pada tema energi
dan makanan dijabarkan pada Tabel 6.
1) Penyajian Analisis Data
Tabel 6. Data Penilaian Validator Kegrafisan
Kelompok
Skor Kategori Frekuensi
65< X Sangat Baik
Baik
2
1
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016
9
55 < X 65
45 < X 55
35 < X 45
X 35
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
-
-
-
Dari data yang dihasilkan pada
penilaian ahli kegrafisan terhadap produk
bahan ajar yaitu dari 3 validator, 2
diantaranya yang skornya menyatakan
kategori sangat baik, dan 1 validator yang
skornya menyatakan kategori baik, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada aspek
kegrafisan produk bahan ajar IPA terpadu tipe
webbed untuk SMP/MTs kelas VIII dengan
menerapkan analisis wacana pada tema energi
dan makanan layak digunakan sebagai bahan
ajar.
2) Komentar dan saran
Sebagian gambar yang terdapat pada
bahan ajar diperbesar lagi.
d. Validator Penggunaan Kata dan Bahasa
Setelah produk dihasilkan, maka
langkah berikutnya yang dilakukan adalah
melakukan validasi kepada validator bahasa
terhadap bahan ajar yang
dihasilkan.Tanggapan atau validasi tersebut
berupa angket yang telah dibuat sebelumnya
yang kemudian diberikan kepada validator
bahasa.Validator penggunaan kata dan bahasa
pertama adalah Ibu Dra. Sri Suryana Dinus,
M.Hum. beliau adalah dosen Universitas
Halu Oleo pada jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, dan validator
penggunaan kata dan bahasa kedua adalah
Bapak Dr. Fahyuddin, S.Pd., M.Si.beliau
adalah dosen Universitas Halu Oleo pada
jurusan Pendidikan Kimia.
1) Penyajian Analisis Data
Hasil angket penilaian ahli bahasa
terhadap produk bahan ajar IPA terpadu tipe
webbed untuk SMP/MTs kelas VIII dengan
menerapkan analisis wacana pada tema energi
dan makanan dijabarkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Data Penilaian Ahli Bahasa
Kelompok
Skor Kategori
Frekuen
si
42,5< X
35,75 < X
42,5
29,25 < X
35,75
22,75 < X
29,25
X 22,75
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
1
1
-
-
-
Dari data yang dihasilkan pada
penilaian ahli penggunaan kata dan bahasa
terhadap produk bahan ajar yaitu skor semua
validator menyatakan kategori sangat baik
dan baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada aspek pengunaan kata dan bahasa
produk bahan ajar IPA terpadu tipe webbed
untuk SMP/MTs kelas VIII dengan
menerapkan analisis wacana pada tema energi
dan makanan layak digunakan sebagai bahan
ajar.
2) Komentar dan Saran
Perhatikan penggunaan kata tugas
antar kalimat
2. Uji Coba Terbatas
Setelah melewati proses review pada
ahli materi, penyajian, kegrafisan dan bahasa,
maka langkah berikutnya yang dilakukan
adalah melakukan uji coba terbatas terhadap
produk bahan ajar yang sudah direvisi
sebelumnya. Uji coba ini diberikan kepada
guru IPA kelas VIII SMPN 10 kendari yaitu
Bapak Tasram S.Pd. dan Ibu Faizah,
S.Pd.,serta 12 orang responden siswa kelas
SMPN 10 Kendari dengan tujuan untuk
melihat kepraktisan bahan ajar yang
dikembangkan dapat memudahkan guru
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016
10
membawakan materi ajar dan memudahkan
siswa dalam belajar mata pelajaran IPA.
a. Respon Guru
Tabel 8. Data Penilaian Respon Guru
Kelompok
Skor Kategori Frekuensi
65< X
55 < X 65
45 < X 55
35 < X 45
X 35
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
2
-
-
-
-
Dari data yang dihasilkan pada respon
guru IPA terhadap produk bahan ajar yaitu
skor semua validator menyatakan kategori
sangat baik, sehingga dapat disimpulkan
bahwa produk bahan ajar IPA terpadu tipe
webbed untuk SMP/MTs kelas VIII dengan
menerapkan analisis wacana pada tema energi
dan makanan layak digunakan sebagai bahan
ajar.
b. Respon Siswa
Berikut pembahasan kualitatif
terhadap 25 item soal yang diberikan
kepada 12 responden sebagai tanggapan
terhadap bahan ajar IPA terpadu tipe
webbed untuk SMP/MTs kelas VIII dengan
menerapkan analisis wacana pada tema energi
dan makananyang telah dikembangkan.
Tabel 9. Data Penilaian Respon Siswa
Kelompok
Skor
Kategori Frekuensi
81,25 < X
68,75 < X
81,25
56,25 < X
68,75
43,75 < X
56,25
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
7
4
1
-
-
X 43,75
Dari data yang dihasilkan saat uji coba
terbatas oleh 12 siswa kelas VIII SMPN 10
Kendari yaitu lebih banyak siswa yang
skornya menunjukkan kategori sangat baik,
sehingga pada aspek respon siswa bahan ajar
IPA terpadu tipe webbed untuk SMP/MTs
kelas VIII dengan menerapkan analisis
wacana pada tema energi dan makanan layak
digunakan sebagai bahan ajar.
KESIMPULAN
Bahan ajar IPA terpadu tipe webbed
SMP/MTs kelas VIII dengan menerapkan
analisis wacana pada tema energi dan
makananyang dikembangkan telah melewati
beberapa tahapan pengembangan dengan
mengacu pada model pengembangan 4D
yaitu (define, design, develop, dan
disseminate). Teknik analisis data yang
digunakan untuk mengolah data dari hasil
penilaian oleh validator ahli (materi,
penyajian, kegrafisan, kata dan penggunaan
bahasa), serta hasil penilaian oleh guru dan
peserta didik saat uji coba terbatas (12 orang
siswa kelas VIII di SMPN 10 Kendari) adalah
menggunakan teknik analisis data deskriptif
kuantitatif yang diungkapkan dalam distribusi
skor skala lima terhadap kategori skala
penilaian yang telah ditentukan. Bahan Ajar
dianggap layak apabila penilaian memiliki
skor minimum pada kategori “cukup”.
Dari data yang dihasilkan pada
penilaian ahli materi terhadap produk bahan
ajar yaitu dari 3 validator, 2 diantaranya yang
skornya menyatakan kategori sangat baik, dan
1 validator yang skornya menyatakan
kategori baik, dari data yang dihasilkan pada
penilaian ahli penyajian terhadap produk
bahan ajar yaitu dari 3 validator, 2
diantaranya yang skornya menyatakan
kategori baik, dan 1 validator yang skornya
menyatakan kategori sangat baik,dari data
yang dihasilkan pada penilaian ahli
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016
11
kegrafisan terhadap produk bahan ajar yaitu
dari 3 validator, 2 diantaranya yang skornya
menyatakan kategori sangat baik, dan 1
validator yang skornya menyatakan kategori
baik, sertadari data yang dihasilkan pada
penilaian ahli penggunaan kata dan bahasa
terhadap produk bahan ajar yaitu skor
validator menyatakan kategori sangat baik
dan baik, sehingga dengan berdasarkan
kualifikasi yang diperoleh maka bahan ajar
IPA terpadu tipe webbed SMP/MTs kelas
VIII dengan menerapkan analisis wacana
pada tema energi dan makanan layak
digunakan sebagai bahan ajar. Pada uji coba
terbatas, data yang dihasilkan pada respon
guru IPA SMPN 10 Kendari terhadap produk
bahan ajar yaitu skor semua validator
menyatakan kategori sangat baik, dan dari
data yang dihasilkan saat uji coba terbatas
oleh 12 siswa kelas VIII SMPN 10 Kendari
yaitu lebih banyak siswa yang skornya
menunjukkan kategori sangat baik, sehingga
dengan berdasarkan kualifikasi yang
diperoleh maka pada tahap ujicoba ini tidak
memerlukan revisi atau bahan ajar IPA
terpadu tipe webbed SMP/MTs kelas VIII
dengan menerapkan analisis wacana pada
tema energi dan makanan layak digunakan
sebagai bahan ajar.
DAFTAR PUSTAKA
Akker, V. D. J. 1999. Principles and Methods
of Development Research. Design
Approaches and Tools in Education
and Training (pp. 1-14). Dortrech:
Kluwer Academic Publishers.
Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
BSNP, 2006.Panduan Penyusunan
Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah.Jakarta : Badan Sandar
Nasional Pendidikan.
Fogarty, R. 1991. How to Integrate the
Curricula. New York: The Mindful
School.
Gay, L.R. 1991. Educational Evaluation and
Measurement: Com-petencies for
Analysis and Application, second
edition. New York: Macmillan
Publishing Compan.
Indrawati. 2010. Model Pembelajaran IPA
Terpadu untuk SMP. Bandung:
PPPPTK IPA.
Mufidah, I. 2010. Pengembangan Bahan Ajar
Ipa Terpadu Berbasis Sains-
Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
(Salingtemas) Untuk Smp Kelas VII
Semester I. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Mulyana. 2005. Kajian Wacana:Teori,
Metode, dan Aplikasi prinsip-Prinsip
Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
_________. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Ruseffendi. 1998. Statistika Dasar untuk
Penelitian Pendidikan. Bandung:
IKIP.
Salirawati, D. 2008. Metode Pembelajaran
Inovatif sebagai Magnet Belajar.
Makalah Lokakarya Metode
Pembelajaran Inovatif dan Sistem
Penilaiannya. Yogyakarta: FMIPA
UNY.
Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan Dan
Desain System Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Siregar, dkk.1994. Buku Panduan Analisis
dan Penulisan Buku Teks MIPA untuk
Pengembangan Keterampilan
Mahasiswa.Tim Penelitian dan
Pengembangan. Bandung: IKIP
Bandung Press.
Siregar, N. 1998.Penelitian Kelas: Teori,
Metodologi, dan Analisis. Bandung:
IKIP Bandung Press.
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016
12
________. 2003. Dasar Wacana
Argumentatif dari Hiperteks Ilmiah
untuk Meningkatakan
Pemanfaatannya Oleh Komunitas
Akademik (dalam Laporan). Bandung:
PPS UPI.
Sukariasih, L. 2005. Pengembangan
Hiperteks Akademik Berdasarkan
Wacana Argumentatif pada Topik
Pendahuluan Fisika Kuantum.
Bandung: PPS UPI.
Tarigan, H. G. 1987. Pengajaran Wacana.
Bandung: Penerbit Angkasa.
Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M.
I. 1974.Instructional Development
for Training Teachers of Expectional
Children.Minneapolis, Minnesota:
Leadership Training Institute/Special
Education, University of Minnesota.