13
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4Agustus 2016 1 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPAU TIPE WEBBED DENGAN MENENERAPKAN ANALISIS WACANAPADA TEMA ENERGI DAN MAKANAN UNTUK SMP/MTs KELAS VIII Aris Novianto 1) , Erniwati 2) , Luh Sukariasih 2) 1) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FKIP UHO Kendari 2) Dosen Jurusan Pendidikan Fisika FKIP UHO Kendari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar IPA terpadu tipe webbedjenis handout yang layak digunakan dalam pembelajaran IPA terpadu. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian dan pengembangan/Research and Development (R&D) dengan mengacu pada model pengembangan 4D yaitu (define, design, develop, dan disseminate). Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data dari hasil penilaian oleh validator ahli (materi, penyajian, kegrafisan, kata dan penggunaan bahasa), dan hasil penilaian oleh guru dan peserta didik saat uji coba terbatas (12 orang siswa kelas VIII di SMPN 10 Kendari) menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif yang diungkapkan dalam distribusi skor skala lima terhadap kategori skala penilaian yang telah ditentukan. Hasil uji kelayakan materi memperoleh penilaian validator materi dengan kategori “sangat baik” dan “baik”, dari data yang dihasilkan pada uji kelayakan penyajian diperoleh kategori “baik” dan “sangat baik”,dari data yang dihasilkan pada uji kelayakan kegrafisan diperoleh kategori “sangat baik” dan “baik”, sertadari data yang dihasilkan pada uji kelayakan penggunaan kata dan bahasa diperoleh kategori “sangat baik” dan “baik”, sehingga dengan berdasarkan kualifikasi yang diperoleh maka bahan ajar IPA terpadu tipe webbed dengan menerapkan analisis wacana pada tema energi dan makanan untuk SMP/MTs kelas VIII layak digunakan sebagai bahan ajar. Pada uji coba terbatas, data yang dihasilkan pada respon guru IPA SMPN 10 Kendari terhadap produk bahan ajar yaitu “sangat baik”, dan dari data yang dihasilkan saat uji coba terbatas oleh 12 siswa kelas VIII SMPN 10 Kendari yaitu lebih banyak siswa yang skornya menunjukkan kategori “sangat baik”, sehingga berdasarkan kualifikasi yang diperoleh bahan ajar IPA terpadu tipe webbed dengan menerapkan analisis wacana pada tema energi dan makanan untuk SMP/MTs kelas VIII layak digunakan sebagai bahan ajar. Kata Kunci: Research & Development, Bahan Ajar IPA Terpadu, Tipe Webbed, Analisis Wacana, Energi dan Makanan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPAU TIPE

Embed Size (px)

Citation preview

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4Agustus 2016

1

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPAU TIPE WEBBED DENGAN

MENENERAPKAN ANALISIS WACANAPADA TEMA ENERGI DAN MAKANAN

UNTUK SMP/MTs KELAS VIII

Aris Novianto1)

, Erniwati2)

, Luh Sukariasih2)

1)

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FKIP UHO Kendari 2)

Dosen Jurusan Pendidikan Fisika FKIP UHO Kendari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar IPA terpadu tipe webbedjenis handout

yang layak digunakan dalam pembelajaran IPA terpadu. Jenis penelitian ini adalah jenis

penelitian dan pengembangan/Research and Development (R&D) dengan mengacu pada model

pengembangan 4D yaitu (define, design, develop, dan disseminate). Teknik analisis data yang

digunakan untuk mengolah data dari hasil penilaian oleh validator ahli (materi, penyajian,

kegrafisan, kata dan penggunaan bahasa), dan hasil penilaian oleh guru dan peserta didik saat uji

coba terbatas (12 orang siswa kelas VIII di SMPN 10 Kendari) menggunakan teknik analisis data

deskriptif kuantitatif yang diungkapkan dalam distribusi skor skala lima terhadap kategori skala

penilaian yang telah ditentukan. Hasil uji kelayakan materi memperoleh penilaian validator

materi dengan kategori “sangat baik” dan “baik”, dari data yang dihasilkan pada uji kelayakan

penyajian diperoleh kategori “baik” dan “sangat baik”,dari data yang dihasilkan pada uji

kelayakan kegrafisan diperoleh kategori “sangat baik” dan “baik”, sertadari data yang dihasilkan

pada uji kelayakan penggunaan kata dan bahasa diperoleh kategori “sangat baik” dan “baik”,

sehingga dengan berdasarkan kualifikasi yang diperoleh maka bahan ajar IPA terpadu tipe

webbed dengan menerapkan analisis wacana pada tema energi dan makanan untuk SMP/MTs

kelas VIII layak digunakan sebagai bahan ajar. Pada uji coba terbatas, data yang dihasilkan pada

respon guru IPA SMPN 10 Kendari terhadap produk bahan ajar yaitu “sangat baik”, dan dari data

yang dihasilkan saat uji coba terbatas oleh 12 siswa kelas VIII SMPN 10 Kendari yaitu lebih

banyak siswa yang skornya menunjukkan kategori “sangat baik”, sehingga berdasarkan

kualifikasi yang diperoleh bahan ajar IPA terpadu tipe webbed dengan menerapkan analisis

wacana pada tema energi dan makanan untuk SMP/MTs kelas VIII layak digunakan sebagai

bahan ajar.

Kata Kunci: Research & Development, Bahan Ajar IPA Terpadu, Tipe Webbed, Analisis

Wacana, Energi dan Makanan

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016

2

PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan alam (IPA) Terpadu

merupakan ilmu pengetahuan alam yang

disajikan sebagai satu kesatuan yang tidak

terpisahkan, artinya siswa tidak belajar ilmu

fisika, biologi, dan kimia secara terpisah

sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri,

melainkan semua diramu dalam kesatuan.

Mata pelajaran ini lebih tepat dinamakan ilmu

pengetahuan alam, tidak perlu diberi

tambahan “terpadu” di belakangnya, karena

dari dahulu itulah hakikat ilmu pengetahuan

alam yang sesungguhnya, artinya ilmu

pengeahuan alam lahir bukan dari penyatuan

fisika, biologi, dan kimia, tetapi lahir sebagai

ilmu pengetahuan alam (Depdikbud, 1996).

Pada ilmu pengetahuan alam dikenal

adanya pendekatan pembelajaran terpadu.

Terdapat 10 ragam pendekatan pembelajaran,

namun terdapat beberapa pendekatan yang

potensial untuk diterapkan dalam

pembelajaran IPA yang disarankan oleh

Vogarty, (1991), diantaranya yaitu connected,

webbed, shared, dan integrated.

Pembelajaran terpadu dalam IPA dapat

dikemas dengan tema atau topik tentang suatu

wacana yang dibahas dari berbagai sudut

pandang atau disiplin keilmuan yang mudah

dipahami dan dikenal peserta didik. Dalam

pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau

tema dibahas dari berbagai aspek bidang

kajian dalam bidang kajian IPA. Dengan

demikian melalui pembelajaran terpadu ini

beberapa konsep yang relevan untuk

dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang

kali dalam bidang kajian yang berbeda,

sehingga penggunaan waktu untuk

pembahasannya lebih efisien dan pencapaian

tujuan pembelajaran juga diharapkan akan

lebih efektif. Pendekatan seperti ini disebut

dengan pendekatan pembelajaran webbed.

Berhasilnya proses belajar mengajar

dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu bahan

ajar. Bahan ajar IPA terpadu yang beredar

masih kurang efektif, salah satunya yaitu

buku.Buku yang sesuai dengan kurikulum

yang diberlakukan oleh pemerintah yaitu

buku IPA terpadu yang telah beredar di

sekolah belum dikemas ke dalam topik/tema

tertentu meskipun sudah berlabel IPA

terpadu. Penyajian materi pada bahan ajar

masih terpisah-pisah berdasarkan bidang-

bidang kajiannya meskipun sudah disatukan

dalam sebuah buku.

Berdasarkan observasi di beberapa

sekolah menengah pertama di daerah

Kendari, buku IPA terpadu yang telah beredar

di sekolah masih bervariasi ditinjau dari jenis

maupun kualitasnya. Guru IPA di SMPN 10

Kendari menyatakan masih kesulitan dalam

menentukan buku yang dipakai. Hal tersebut

dikarenakan banyak buku yang berlabel IPA

terpadu belum sesuai dengan konsep IPA

terpadu. Oleh karena itu, jika mutu buku yang

ada tidak memenuhi standar mutu, terutama

dalam kaitannya dengan konsep dan aplikasi

konsep, maka yang terjadi adalah buku

tersebut akan menjadi bahan ajar yang salah.

Hal tersebut sangat membahayakan dunia

pendidikan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya,

yaitu penelitian pengembangan bahan ajar

yang dilakukan oleh Azmi Izati yakni

menghasilkan pengembangan bahan ajar IPA

terpadu melalui lesson study pada materi

bahan kimia untuk makanan. Azmi Izati

melakukan pengembangan bahan ajar IPA

terpadu dengan menerapkan pendekatan

pembelajaran terpadu jaring laba-laba

(webbed). Pendekatan ini memadukan

beberapa topik mata pelajaran. Pembelajaran

diikat dengan tema sehingga dikenal dengan

pembelajaran tematis, karena menggunakan

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016

3

suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam

berbagai disiplin mata pelajaran (Indrawati,

2010).

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya, peneliti tertarik untuk

melakukan untuk mengembangkan bahan

ajar IPA terpadu dengan cara yang berbeda.

Letak perbedaannya yaitu, pada penelitian

sebelumnya penentuan tema ditentukan

setelah melakukan analisis kurikulum/

kompetensi dasar (KD) dengan menerapkan

pendekatan pembelajaran IPA terpadu yaitu

webbed atau tematis, sedangkan pada

penelitian kali ini penentuan tema yang akan

digunakan bukan hanya mengacu pada

analisis kurikulum melainkan setelah

melakukan penggabungan struktur makro dan

global pada proses analisis wacana. Analisis

wacana yakni membahas bagaimana pemakai

bahasa mencerna apa yang ditulis oleh para

penulis dalam buku-buku teks, memahami

apa yang disampaikan penyapa secara lisan

dalam percakapan, dan dengan

mengemukakan pula konteks yang menyertai

teks (Mulyana, 2005). Dalam analisis wacana

terdapat langkah terlebih dahulu yaitu

melakukan penghalusan teks.Pembentukan

teks dasar atau penghalusan teks dilakukan

untuk memapankan dan menajamkan makna

konsep dengan tidak melebihi atau

mengurangi makna teks.Penghalusan teks

dilakukan melalui penghapusan dan atau

penyisipan kata.Penghapusan dilakukan

terhadap kata yang berlebihan dan dapat

memberikan makna yang

membingungkan.Sedangkan penyisipan kata

dilakukan untuk lebih meningkatan ketepatan

materi (Khamalt, 2012).Setelah itu, dilakukan

pembentukan struktur global dan struktur

makro yang pada akhirnya dilakukan

penggabungan struktur global dan struktur

makro tiap materi pokok. Setelah melakukan

penggabungan struktur global dan makro

maka akan ditentukan tema yang menjadi

dasar atas konsep-konsep yang telah

dipadukan.

Berdasarkan latar belakang di atas,

penulis akan melakukan penelitian

pengembangan bahan ajar IPA terpadu

dengan mengambil contoh keterkaitan materi

yang sama pada penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Azmi Izati, namun pada

penelitian kali ini penulis menerapkan

analisis wacana terhadap materi-materi buku

yang diteliti sehingga menghasilkan bahan

ajar yang baru berupa handout. Penelitian

yang akan dilakukan adalah dengan judul

“Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu

Tipe Webbed dengan Menerapkan Analisis

Wacana pada Tema Energi dan Makanan

Untuk SMP/MTS Kelas VIII”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian

dan pengembangan (research and

development), yaitu penelitian pengembangan

bahan ajar IPA terpadu tipe webbed dengan

menerapkananalisis wacana.

Objek penelitian ini adalah buku IPA

SMP/ MTs untuk kelas VIII edisi 4 penulis

Rinie Pratiwi P., penerbit Departemen Pusat

Perbukuan dan buku lain yaitu buku IPA

SMP/MTs untuk kelas VIII penulis Aloysius,

Suyitno dkk dan IPA SMP/MTs untuk kelas

VIII penulis Prasodjo, Budi, dkk penerbit

Yudisthira.

Desain penelitian dan pengembangan

ini mengacu pada tahapan pengembangan

Four-D Model disarankan oleh Sivasailam

Thiagarajan, dkk, (1974). Model ini terdiri

dari 4 tahap pengembangan yaitu define,

design, develop, dan disseminate atau

diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016

4

pendefinisian, perancangan, pengembangan,

dan penyebaran.

Pada model pengembangan ini,

dilakukan analisis wacana pada tahap design

sebagai desain awal pengembangan.

Penelitian ini juga hanya sampai tahap

develop atau tahap pengembangan, dan pada

tahap pengembangan hanya sampai pada

tahap validasi ahli (expert appraisal) yang

diikuti dengan revisi, dikarenakan penelitian

ini fokus pada penyusunan perangkat

pembelajaran dan alasan lain adalah

keterbatasan waktu dan biaya sehingga tidak

dilakukan uji coba dan penyebaran untuk

perangkat ini.

Dari beberapa instrumen pengumpulan

data, proses pengembangan bahan ajar ini

menggunakan teknik kuesioner dengan

instrumen berupa angket.Angket merupakan

sejumlah pertanyaan yang tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan pribadinya atau

hal-hal yang diketahuinya.Angket yang

digunakan terdiri dari dua bagian yaitu bagian

I berupa angket penilaian para ahli dan bagian

II berupa lembar uji coba (respon siswa dan

guru IPA). Hasil penilaian tersebut kemudian

dianalisis dengan menggunakan teknik

analisis data yang ditentukan. Instrumen

pengumpulan data dan angket yang

digunakan pada penelitian ini diambil hasil

modifikasi BSNP.

Pada angket penilaian para ahli terdiri

dari 4 aspek, yakni mencakup kriteria materi

kriteria penyajian, kriteria kegrafisan , kriteria

penggunaan kata dan bahasa, sedangkan pada

lembar uji coba terdiri dari 2 aspek, yakni

tanggapan guru IPA terpadu terhadap bahan

ajar yang dikembangkan dan tanggapan

peserta didik terhadap bahan ajar IPA

terpadu.

Uji coba terbatas dilakukan untuk

memperoleh masukan langsung berupa

respon guru dan respon siswa.Dalam uji coba

ini dilaksanakan disalah satu sekolah dan

dipilih beberapa siswa yang bertindak sebagai

responden.

Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis deskriptif

kuantitatif. Kuantisasi data dilakukan dengan

menjumlah skor setiap aspek dan keseluruhan

yang akan diuraikan dalam analisis kualitatif.

Skor tersebut dikategorikan ke dalam lima

kriteria, dengan rumusan seperti yang

digunakan oleh Azwar (2007). Bahan ajar

dikatakan layak apabila skor minimum hasil

penilaian menunjukan kategori “cukup”.

Tabel 1. Kriteria Penilaian

No. Rentang Penilaian Kriteria

1. Mi + 1,5 Sbi < X Sangat Baik

2. Mi + 0,5 Sbi < X ≤ Mi +

1,5 Sbi Baik

3. Mi - 0,5 Sbi < X ≤ Mi + 0,5

Sbi

Cuku

p

4. Mi - 1,5 Sbi < X ≤ Mi - 0,5

Sbi

Kuran

g

5. X ≤ Mi - 1,5 Sbi Sangat

Kurang

Keterangan:

X = Skor responden

Mi = Mean ideal

= (skor tertinggi ideal + skor terendah

ideal)

Sbi = Simpangan baku ideal

= (skor tertinggi ideal + skor terendah

ideal)

Langkah selanjutnya adalah

menghitung skor maksimum ideal, skor

minimum ideal, skor ideal dan simpangan

baku ideal dari setiap aspek. Skor

maksimum ideal pada setiap aspek dicapai

apabila validator memilih semua kriteria

dengan skor tertinggi. Sedangkan skor

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016

5

minimum ideal dicapai apabila validator

memilih semua kriteria dengan skor

terendah. Jumlah skor untuk setiap aspek

tersebut, kemudian disubsitusikan ke dalam

tingkat kecenderungan yang digunakan

sebagai kriteria dalam penilaian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tahap I: Define (Pendefinisian)

Tujuannnya adalah menetapkan dan

menentukan syarat-syarat pembelajaran yang

meliputi tujuan pembelajaran dan pembatasan

materi pembelajaran.Langkah-langkahnya

sebagai berikut.

1. Analisis ujung-depan (awal-akhir)

Pada tahap pertama yaitu dilakukan

analisis awal yang dimulai dengan

mengidentifikasi masalah berupa tinjauan

kurikulum terhadap pembelajaran IPA

Terpadu.Berdasarkan observasi pada sekolah-

sekolah SMP di daerah Kendari, kurikulum

yang berlaku pada sekolah-sekolah SMP di

daerah Kendari masih ada yang menggunakan

kurikulum KTSP.Banyaknya sekolah yang

masih menggunakan kurikulum KTSP

disebabkan oleh belum siapnya para guru dan

siswa dalam menjalankan kurikulum 2013,

serta kurangnya kesediaan bahan ajar yang

relevan.Setelah mengidentifikasi

permasalahan pembelajaran IPA SMP/MTs

pada kurikulum tertentu, ternyata standar

kompetensi kurikulum KTSP masih terpisah-

pisah antar bidang.

Khususnya pada kurikulum KTSP,

bahan ajar yang digunakan guru dalam

mengajarkan IPA terpadu kebanyakan

menggunakan buku cetak terbitan BSE,

erlangga, maupun LKS.Bahan ajar IPA yang

digunakan guru masih memiliki penyajian

materi yang terpisah-pisah.Oleh karena itu,

peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan

ajar IPA terpadu dengan kajian materi yang

memiliki keterpaduan, baik pada materi

fisika, kimia maupun biologi khususnya pada

kurikulum KTSP.Standar kompetensi yang

diambil adalah standar kompetensi kelas VIII

SMP/MTs kurikulum KTSP dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Standar Kompetensi yang akan

Dipadukan

Bidang

Kajian Standar Kompetensi

Fisika

5. Memahami peranan usaha,

gaya, dan energi dalam

kehidupan sehari-hari

Biologi 1. Memahami berbagai sistem

dalam kehidupan manusia

Kimia

4. Memahami kegunaan

bahan kimia dalam

kehidupan

2. Analisis siswa

Pada tahap ini, peneliti menganalisis

karakteristik siswa. Karakteristik siswa pada

usia SMP yaitu cenderung mengalami

perkembangan kognitif. Menurut Arajoo T.V

(1996) menyatakan bahwa aspek kognitif

meliputi fungsi intelektual seperti

pemahaman, pengetahuan dan keterampilan

berpikir.Selain itu, ada peningkatan fungsi

intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa

dan perkembangan konseptual.

Gambaran karakteristik siswa, antara

lain tingkat kemampuan atau perkembangan

intelektualnya dan keterampilan-keterampilan

individu atau sosial yang sudah dimiliki

dikembangkan untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang ditetapkan. Hasil telaah

tersebut digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk mengembangkan bahan

ajar.

3. Analisis konsep

Analisis konsep bertujuan untuk

mengidentifikasikan bagian-bagian utama

pada materi pokok yang akan dikembangkan.

Pada analisis konsep, peneliti menentukan

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016

6

kompetensi dasar yang akan digunakan dalam

mengembangkan bahan ajar. Kompetensi

dasar yang dipilih dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Kompetensi Dasar Materi yang

Dipadukan

Bidang

Kajian Kompetensi Dasar

Fisika

5.3 Menjelaskan hubungan

bentuk energi dan

perubahannya, prinsip usaha

dan energi serta penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Biologi

1.4Mendeskripsikan sistem

pencernaan pada manusia dan

hubungannya dengan

kesehatan.

Kimia

4.3 Mendeskripsikan bahan

kimia alami dan buatan

dalam kemasan yang terdapat

dalam bahan makanan.

Dalam penentuan kompetensi dasar

dilakukan dengan analisis keterkaitan konsep

pada kompetensi dasar. Kegiatan pada tahap

ini adalah melakukan telaah terhadap materi

usaha dan energi sebagai materi pokok fisika

yang dipilih, dengan materi yang akan

dipadukan yaitu pada sistem pencernaan pada

manusia sebagai materi pokok biologi dan

pada bahan kimia pada makanan sebagai

materi pokok kimia, yang dianggap ketiga

materi tersebut memiliki keterkaitan satu

sama lain. Untuk mengaitkan ketiga materi

tersebut diperlukan sebuah tema

penghubung.Tema yang dipilih peneliti

sebagai dasar menghubungkan materi yaitu

energi dan makanan.Pemilihan tema energi

dan makanan disebabkan karena tema

tersebut dianggap dapat menhubungkan

materi usaha dan energi, sistem pencernaan

makanan dan zat aditif makanan, dan peneliti

menganggap bahwa tema tesebut sangat dekat

dalam peristiwa kehidupan sehari-hari peserta

didik.Keterkaitan konsep dapat dilihat pada

Gambar 1 berikut.

4. Analisis tugas

Analisis tugas dilakukan untuk merinci

isi materi ajar dalam bentuk garis besar yang

mencakup.

a. Analisis struktur isi

Analisis stuktur isi bertujuan untuk

merinci tugas dari bagian isi materi bahan

ajar yang dikembangkan.Hasil dari analisis

struktur isi berupa latihan dan evaluasi.

b. Analisis prosedural

Analisis prosedural memuat tugas yang

bersangkut dengan kegiatan prosedur.Hasil

dari analisis prosedural berupa lab mini.

c. Analisis proses informasi

Handout harus banyak mengambil

informasi tambahan dalam merinci tugas.

Hasil dari analisis proses informasi berupa

kegiatan penyelidikan dan evaluasi.

5. Tujuan Pembelajaran

Penyusunan tujuan pembelajaran atau

indikator pencapaian hasil belajar didasarkan

pada kompetensi dasar dan indikator yang

tercantum dalam Kurikulum KTSP. Berikut

merupakan proses penyusunan tujuan

pembelajaran berdasarkan turunan dari

indikator kompetensi dasar materi.

Tujuan PembelajaranSiswa mampu:

a. Menjelaskan pengertian energi

Usaha dan

energi

Zat aditif

makanan

Sistem

pencernaan

makanan

Energi dan

makanan

Gambar 1. Keterkaitan Konsep yang Diikat dengan Tema

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016

7

b. Menunjukkan bentuk-bentuk energi dan

contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mendeskripsikan jenis makanan berdasar

kandungan kalori dan zat lain yang ada di

dalamnya, serta zat aditif yang dapat

berdampak bagi kesehatan.

d. Menjelaskan proses pencernaan makanan

pada manusia sehingga menghasilkan

energi.

e. Menyebutkan contoh kelainan dan

penyakit pada sistem pencernaan yang

biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-

hari

f. Menjelaskan kaitan antara energi dan

usaha.

g. Membedakan konsep energi kinetik dan

energi potensial pada suatu benda yang

bergerak.

h. Mengaplikasikan konsep energi dan

perubahannya dalam kehidupan sehari-

hari.

i. Mengenalkan hukum kekekalan energi

melalui contoh dalam kehidupan sehari-

hari.

B. Tahap 2: Design (Perancangan)

Pada tahap ini dihasilkan rancangan

bahan ajar.Tahap perancangan bertujuan

untuk merancang bahan ajar yang

dikembangkan. Tahap ini merupakan tahap

penting dalam penelitian karena pada tahap

ini akan dikembangkan bahan ajar. Kegiatan

yang dilakukan pada tahap ini adalah

pemilihan format bahan ajar, dan

perancangan awal bahan ajar.Langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut.

1. Pemilihan format

Pemilihan format bahan ajar

dimaksudkan untuk mendesain atau

merancang isi pembelajaran yang akan

dikembangkan. Format bahan ajar yang

dipilih dalam penelitian ini adalah bahan ajar

jenis handout telah diadaptasi dari format

BSNP.

a. Pendahuluan

1) Cover/identitas

2) Kompetensi dasar dan tujuan

pembelajaran

3) Daftar isi

b. Isi

c. Pelengkap

1) Contoh

2) Latihan

3) Daftar pustaka/rujukan

2. Rancangan awal

Berikut adalah uraian mengenai

rancangan awal produk bahan ajar yang telah

dikembangkan.

C. Tahap 3: Develop (Pengembangan)

Pada tahap ini dihasilkan bentuk akhir

bahan ajar setelah melalui revisi berdasarkan

masukkan dari para ahli dan data hasil uji

coba.Langkah-langkah yang dilakukan pada

tahap ini adalah sebagai berikut.

1. Validasi ahli/praktisi (expert appraisal)

Pada tahap ini meminta pertimbangan

secara teoritis ahli dan praktisi.Validator

terdiri atas ahli bidang materi dan ahli bahasa.

a. Validator Materi

Setelah produk dihasilkan, maka

langkah berikutnya yang dilakukan adalah

melakukan validasi kepada validator materi

terhadap bahan ajar yang

dihasilkan.Tanggapan atau validasi tersebut

berupa angket yang telah dibuat sebelumnya

kemudian diberikan kepada validator materi.

Validator materi pertama adalah Bapak Dr.

Fahyuddin, S.Pd., M.Si. beliau adalah dosen

Universitas Halu Oleo pada jurusan

Pendidikan Kimia, validator materi kedua

adalah Ibu Dra. Sitti Kasmiati, M.Si beliau

adalah dosen Universitas Halu Oleo pada

jurusan Pendidikan Fisika, dan valiodator

materi ketiga adalah beliau adalah dosen

Universitas Halu Oleo pada jurusan

Pendidikan Biologi.Dari masing-masing

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016

8

validator tersebut sekaligus memberikan

penilaian segi penyajian dan kegrafisan.

1) Penyajian Analisis Data

Data penilaian validator materi terhadap

produk bahan ajar IPA terpadu tipe webbed

untuk SMP/MTs kelas VIII dengan

menerapkan analisis wacana pada tema energi

dan makanan dijabarkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Penilaian Validator Materi

Kelompok

Skor Kategori Frekuensi

65 < X

55 < X 65

45 < X 55

35 < X 45

X 35

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat

Kurang

2

1

-

-

-

Dari data yang dihasilkan pada

penilaian ahli materi terhadap produk bahan

ajar yaitu dari 3 validator, 2 diantaranya yang

skornya menyatakan kategori sangat baik, dan

1 validator yang skornya menyatakan

kategori baik sehingga dapat disimpulkan

bahwa pada aspek materi produk bahan ajar

IPA terpadu tipe webbed untuk SMP/MTs

untuk kelas VIII dengan menerapkan analisis

wacana pada tema energi dan makanan

digunakan sebagai bahan ajar.

2) Komentar dan Saran

Materi biologi dan kimia harus lebih terpadu

pada konsep-konsep/prinsip fisika, sehingga

siswa belajar fisika sekaligus belajar biologi

dan kimia.

b. Validator Penyajian

1) Penyajian Analisis Data

Data penilaian validator penyajian

terhadap produk bahan ajar IPA terpadu tipe

webbed untuk SMP/MTs kelas VIII dengan

menerapkan analisis wacana pada tema energi

dan makanan dijabarkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Data Penilaian Validator Penyajian

Kelompok Skor Kategori Frekuensi

29,25< X

24,75 < X 29,25

20,25 < X 24,75

15,75 < X 20,25

X 15,75

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat

Kurang

1

2

-

-

-

Dari data yang dihasilkan pada

penilaian ahli penyajian terhadap produk

bahan ajar yaitu dari 3 validator, 2

diantaranya yang skornya menyatakan

kategori baik, dan 1 validator yang skornya

menyatakan kategori sangat baik, sehingga

dapat disimpulkan pada aspek penyajian

produk bahan ajar IPA terpadu tipe webbed

untuk SMP/MTs kelas VIII dengan

menerapkan analisis wacana pada tema energi

dan makaan layak digunakan sebagai bahan

ajar.

2) Komentar dan Saran

Dalam penyajian bahan ajar harus

ditambahkan lagi contoh-contoh soal dan

latihan.

c. Validator Kegrafisan

Data penilaian validator kegrafisan

terhadap produk bahan ajar IPA terpadu tipe

webbed untuk SMP/MTs kelas VIII dengan

menerapkan analisis wacana pada tema energi

dan makanan dijabarkan pada Tabel 6.

1) Penyajian Analisis Data

Tabel 6. Data Penilaian Validator Kegrafisan

Kelompok

Skor Kategori Frekuensi

65< X Sangat Baik

Baik

2

1

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016

9

55 < X 65

45 < X 55

35 < X 45

X 35

Cukup

Kurang

Sangat

Kurang

-

-

-

Dari data yang dihasilkan pada

penilaian ahli kegrafisan terhadap produk

bahan ajar yaitu dari 3 validator, 2

diantaranya yang skornya menyatakan

kategori sangat baik, dan 1 validator yang

skornya menyatakan kategori baik, sehingga

dapat disimpulkan bahwa pada aspek

kegrafisan produk bahan ajar IPA terpadu tipe

webbed untuk SMP/MTs kelas VIII dengan

menerapkan analisis wacana pada tema energi

dan makanan layak digunakan sebagai bahan

ajar.

2) Komentar dan saran

Sebagian gambar yang terdapat pada

bahan ajar diperbesar lagi.

d. Validator Penggunaan Kata dan Bahasa

Setelah produk dihasilkan, maka

langkah berikutnya yang dilakukan adalah

melakukan validasi kepada validator bahasa

terhadap bahan ajar yang

dihasilkan.Tanggapan atau validasi tersebut

berupa angket yang telah dibuat sebelumnya

yang kemudian diberikan kepada validator

bahasa.Validator penggunaan kata dan bahasa

pertama adalah Ibu Dra. Sri Suryana Dinus,

M.Hum. beliau adalah dosen Universitas

Halu Oleo pada jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, dan validator

penggunaan kata dan bahasa kedua adalah

Bapak Dr. Fahyuddin, S.Pd., M.Si.beliau

adalah dosen Universitas Halu Oleo pada

jurusan Pendidikan Kimia.

1) Penyajian Analisis Data

Hasil angket penilaian ahli bahasa

terhadap produk bahan ajar IPA terpadu tipe

webbed untuk SMP/MTs kelas VIII dengan

menerapkan analisis wacana pada tema energi

dan makanan dijabarkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Data Penilaian Ahli Bahasa

Kelompok

Skor Kategori

Frekuen

si

42,5< X

35,75 < X

42,5

29,25 < X

35,75

22,75 < X

29,25

X 22,75

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat

Kurang

1

1

-

-

-

Dari data yang dihasilkan pada

penilaian ahli penggunaan kata dan bahasa

terhadap produk bahan ajar yaitu skor semua

validator menyatakan kategori sangat baik

dan baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa

pada aspek pengunaan kata dan bahasa

produk bahan ajar IPA terpadu tipe webbed

untuk SMP/MTs kelas VIII dengan

menerapkan analisis wacana pada tema energi

dan makanan layak digunakan sebagai bahan

ajar.

2) Komentar dan Saran

Perhatikan penggunaan kata tugas

antar kalimat

2. Uji Coba Terbatas

Setelah melewati proses review pada

ahli materi, penyajian, kegrafisan dan bahasa,

maka langkah berikutnya yang dilakukan

adalah melakukan uji coba terbatas terhadap

produk bahan ajar yang sudah direvisi

sebelumnya. Uji coba ini diberikan kepada

guru IPA kelas VIII SMPN 10 kendari yaitu

Bapak Tasram S.Pd. dan Ibu Faizah,

S.Pd.,serta 12 orang responden siswa kelas

SMPN 10 Kendari dengan tujuan untuk

melihat kepraktisan bahan ajar yang

dikembangkan dapat memudahkan guru

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016

10

membawakan materi ajar dan memudahkan

siswa dalam belajar mata pelajaran IPA.

a. Respon Guru

Tabel 8. Data Penilaian Respon Guru

Kelompok

Skor Kategori Frekuensi

65< X

55 < X 65

45 < X 55

35 < X 45

X 35

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

2

-

-

-

-

Dari data yang dihasilkan pada respon

guru IPA terhadap produk bahan ajar yaitu

skor semua validator menyatakan kategori

sangat baik, sehingga dapat disimpulkan

bahwa produk bahan ajar IPA terpadu tipe

webbed untuk SMP/MTs kelas VIII dengan

menerapkan analisis wacana pada tema energi

dan makanan layak digunakan sebagai bahan

ajar.

b. Respon Siswa

Berikut pembahasan kualitatif

terhadap 25 item soal yang diberikan

kepada 12 responden sebagai tanggapan

terhadap bahan ajar IPA terpadu tipe

webbed untuk SMP/MTs kelas VIII dengan

menerapkan analisis wacana pada tema energi

dan makananyang telah dikembangkan.

Tabel 9. Data Penilaian Respon Siswa

Kelompok

Skor

Kategori Frekuensi

81,25 < X

68,75 < X

81,25

56,25 < X

68,75

43,75 < X

56,25

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat

Kurang

7

4

1

-

-

X 43,75

Dari data yang dihasilkan saat uji coba

terbatas oleh 12 siswa kelas VIII SMPN 10

Kendari yaitu lebih banyak siswa yang

skornya menunjukkan kategori sangat baik,

sehingga pada aspek respon siswa bahan ajar

IPA terpadu tipe webbed untuk SMP/MTs

kelas VIII dengan menerapkan analisis

wacana pada tema energi dan makanan layak

digunakan sebagai bahan ajar.

KESIMPULAN

Bahan ajar IPA terpadu tipe webbed

SMP/MTs kelas VIII dengan menerapkan

analisis wacana pada tema energi dan

makananyang dikembangkan telah melewati

beberapa tahapan pengembangan dengan

mengacu pada model pengembangan 4D

yaitu (define, design, develop, dan

disseminate). Teknik analisis data yang

digunakan untuk mengolah data dari hasil

penilaian oleh validator ahli (materi,

penyajian, kegrafisan, kata dan penggunaan

bahasa), serta hasil penilaian oleh guru dan

peserta didik saat uji coba terbatas (12 orang

siswa kelas VIII di SMPN 10 Kendari) adalah

menggunakan teknik analisis data deskriptif

kuantitatif yang diungkapkan dalam distribusi

skor skala lima terhadap kategori skala

penilaian yang telah ditentukan. Bahan Ajar

dianggap layak apabila penilaian memiliki

skor minimum pada kategori “cukup”.

Dari data yang dihasilkan pada

penilaian ahli materi terhadap produk bahan

ajar yaitu dari 3 validator, 2 diantaranya yang

skornya menyatakan kategori sangat baik, dan

1 validator yang skornya menyatakan

kategori baik, dari data yang dihasilkan pada

penilaian ahli penyajian terhadap produk

bahan ajar yaitu dari 3 validator, 2

diantaranya yang skornya menyatakan

kategori baik, dan 1 validator yang skornya

menyatakan kategori sangat baik,dari data

yang dihasilkan pada penilaian ahli

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016

11

kegrafisan terhadap produk bahan ajar yaitu

dari 3 validator, 2 diantaranya yang skornya

menyatakan kategori sangat baik, dan 1

validator yang skornya menyatakan kategori

baik, sertadari data yang dihasilkan pada

penilaian ahli penggunaan kata dan bahasa

terhadap produk bahan ajar yaitu skor

validator menyatakan kategori sangat baik

dan baik, sehingga dengan berdasarkan

kualifikasi yang diperoleh maka bahan ajar

IPA terpadu tipe webbed SMP/MTs kelas

VIII dengan menerapkan analisis wacana

pada tema energi dan makanan layak

digunakan sebagai bahan ajar. Pada uji coba

terbatas, data yang dihasilkan pada respon

guru IPA SMPN 10 Kendari terhadap produk

bahan ajar yaitu skor semua validator

menyatakan kategori sangat baik, dan dari

data yang dihasilkan saat uji coba terbatas

oleh 12 siswa kelas VIII SMPN 10 Kendari

yaitu lebih banyak siswa yang skornya

menunjukkan kategori sangat baik, sehingga

dengan berdasarkan kualifikasi yang

diperoleh maka pada tahap ujicoba ini tidak

memerlukan revisi atau bahan ajar IPA

terpadu tipe webbed SMP/MTs kelas VIII

dengan menerapkan analisis wacana pada

tema energi dan makanan layak digunakan

sebagai bahan ajar.

DAFTAR PUSTAKA

Akker, V. D. J. 1999. Principles and Methods

of Development Research. Design

Approaches and Tools in Education

and Training (pp. 1-14). Dortrech:

Kluwer Academic Publishers.

Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

BSNP, 2006.Panduan Penyusunan

Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan

Jenjang Pendidikan Dasar dan

Menengah.Jakarta : Badan Sandar

Nasional Pendidikan.

Fogarty, R. 1991. How to Integrate the

Curricula. New York: The Mindful

School.

Gay, L.R. 1991. Educational Evaluation and

Measurement: Com-petencies for

Analysis and Application, second

edition. New York: Macmillan

Publishing Compan.

Indrawati. 2010. Model Pembelajaran IPA

Terpadu untuk SMP. Bandung:

PPPPTK IPA.

Mufidah, I. 2010. Pengembangan Bahan Ajar

Ipa Terpadu Berbasis Sains-

Lingkungan-Teknologi-Masyarakat

(Salingtemas) Untuk Smp Kelas VII

Semester I. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Mulyana. 2005. Kajian Wacana:Teori,

Metode, dan Aplikasi prinsip-Prinsip

Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara

Wacana.

_________. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Ruseffendi. 1998. Statistika Dasar untuk

Penelitian Pendidikan. Bandung:

IKIP.

Salirawati, D. 2008. Metode Pembelajaran

Inovatif sebagai Magnet Belajar.

Makalah Lokakarya Metode

Pembelajaran Inovatif dan Sistem

Penilaiannya. Yogyakarta: FMIPA

UNY.

Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan Dan

Desain System Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Siregar, dkk.1994. Buku Panduan Analisis

dan Penulisan Buku Teks MIPA untuk

Pengembangan Keterampilan

Mahasiswa.Tim Penelitian dan

Pengembangan. Bandung: IKIP

Bandung Press.

Siregar, N. 1998.Penelitian Kelas: Teori,

Metodologi, dan Analisis. Bandung:

IKIP Bandung Press.

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016

12

________. 2003. Dasar Wacana

Argumentatif dari Hiperteks Ilmiah

untuk Meningkatakan

Pemanfaatannya Oleh Komunitas

Akademik (dalam Laporan). Bandung:

PPS UPI.

Sukariasih, L. 2005. Pengembangan

Hiperteks Akademik Berdasarkan

Wacana Argumentatif pada Topik

Pendahuluan Fisika Kuantum.

Bandung: PPS UPI.

Tarigan, H. G. 1987. Pengajaran Wacana.

Bandung: Penerbit Angkasa.

Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M.

I. 1974.Instructional Development

for Training Teachers of Expectional

Children.Minneapolis, Minnesota:

Leadership Training Institute/Special

Education, University of Minnesota.

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Volume 1 No. 4November 2016

13