Upload
untan
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Lokasi Daerah Perencanaan
Lokasi kegiatan perencanaan drainase dan penyaluran
air buangan adalah Desa Cosmic.
1.2 Latar Belakang Kegiatan Perencanaan
Desa Cosmic belum memiliki sistem pembuangan air
hujan dan air buangan. Sebelum dibangun sistem
pembungan air perlu dibuat rancangan teknik yang sesuai
dengan kondisi Desa Cosmic.
1.3 Kondisi Lokasi Kegiatan Perencanaan
Desa Cosmic merupakan daerah landai dengan
ketinggian 38 – 52 m dari permukaan laut. Curah hujan
di Desa ini berkisar antara 100 - 200 mm/tahun. Tanah
di Desa Cosmic merupakan tanah lempung berpasir dengan
kedalaman air tanah 10 – 20 m serta laju infiltrasi
sedang. Luas Desa Cosmic adalah 9,579 ha. Infrastruktur
yang sudah ada di Desa Cosmic adalah jalan yang telah
perkerasan, jaringan listrik, jaringan telepon dan pipa
distribusi air bersih. Di Desa Cosmic air buangan
domestik yang berasal dari toilet/wc umumnya dialirkan
ke dalam septic tank. Sedangkan air buangan dari kegiatan
MCK (mandi, cuci, kakus) dan aktivitas dapur langsung
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
dialirkan ke lahan disekitar bangunan tanpa dilakukan
pengolahan terlebih dahulu.
Jumlah penduduk Desa Cosmic sampai dengan tahun
2012 adalah jiwa dengan tingkat pertumbuhan 1 % per
tahun. Saluran drainase alam yang ada di Desa Cosmic
adalah sungai Supernova. Berikut ini adalah petasi
situasi yang menggambarkan kondisi Desa Cosmic.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Gambar 1.1 Peta Situasi Desa Cosmic
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Perencanaan
Perencanaan yang dibuat meliputi Desain teknik
untuk saluran drainase dan lahan resapan serta Desain
teknik untuk penyaluran air buangan. Desain teknik yang
dimaksud selain terdiri dari nota perhitungan (design
note) dan gambar perencanaan juga memuat spesifikasi
teknis. Perencanaan sistem penyaluran air buangan dan
pengolahan air buangan hanya untuk air buangan yang
berasal dari rumah penduduk, sekolah, kantor, rumah
ibadah dan pasar/ruko. Sedangkan air buangan yang
berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan tidak
termasuk dalam perencanaan ini karena memerlukan
perencanaan dan sistem pengolahan yang berbeda.
1.5 Sistematika Laporan Perencanaan
Laporan perencanaan drainase dan penyaluran air
buangan untuk Desa Cosmic akan disusun dengan urutan
sebagai berikut:
a. BAB I PENDAHULUAN
berisi keterangan mengenai kenapa dan
dimana perancangan dibuat, uraian singkat
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
tentang kondisi lokasi kegiatan
perancangan, cakupan pekerjaan perancangan
dan tata urut isi laporan perancangan.
b. BAB II ANALISIS HIDROLOGI DAN SALURAN
AIR BUANGAN
berisi tentang analisa curah hujan
rencana, intensitas dan debit puncak
limpasan hujan serta analisis debit air
buangan.
c. BAB IIIRANCANGAN SISTEM PENYALURAN SALURAN
AIR BUANGAN
berisi tentang uraian perencanaan sistem
penyaluran air buangan yang akan dibuat
serta analisis dimensi saluran air
buangan.
d. BAB IV DESAIN SALURAN DRAINASE
berisi tentang uraian rancangan saluran
drainase limpasan dan juga analisis
dimensi saluran drainase.
e.BAB V PENUTUP
berisi kesimpulan dan saran perencanaan
yang telah dibuat.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
BAB II
ANALISIS HIDROLOGI DAN SALURAN AIR BUANGAN
2.1 Analisis Hidrologi
Analisa hidrologi bertujuan untuk memperoleh debit
puncak limpasan hujan (Qp) yang akan dialirkan dalam
saluran drainase. Untuk daerah pengaliran kecil dan
waktu konsentrasi aliran yang pendek, Qp dapat dihitung
dengan menggunakan rumus rasional (Wanielista, 1990).
Qp = 0,278 × C × i × A ……………………………………….. (2.1)
Dimana :
Qp = debit puncak limpasan hujan (m3/detik)
C = nilai koefisien C untuk sub daerah pengaliran
i = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas daerah pengaliran (km2)
Untuk dapat menggunakan rumus rasional perlu
ditentukan terlebih dahulu koefisien limpasan permukaan
(C). Koefisien ini ditentukan sesuai dengan jenis
penggunaan lahan dan periode ulang yang diinginkan,
intensitas hujan (untuk curah hujan rencana dengan
periode ulang yang diinginkan) dan luas daerah
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
pengaliran. Rencana periode ulang hujan untuk saluran
drainase berdasarkan struktur hidraulik dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
2.1.1 Periode Ulang Hujan (Tr)
Periode ulang adalah waktu perkiraan di mana hujan
dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau
dilampaui. Besarnya debit rencana untuk fasilitas
drainase tergantung pada interval kejadian atau periode
ulang yang dipakai. Jika debit yang dipilih adalah
debit dengan periode ulang yang panjang, berarti debit
rencana besar, maka kemungkinan terjadinya debit banjir
yang melampaui debit rencana dan resiko kerusakan
menjadi menurun, namun biaya konstruksi untuk menampung
debit yang besar menjadi meningkat begitu pula
sebaliknya (Wanielista, 1990).
Saluran drainase yang akan dibangun selain
berfungsi untuk menyalurkan air hujan yang berlebih
juga untuk melindungi lahan, bangunan dan badan jalan
dari kerusakan akibat genangan air. Tr untuk berbagai
jenis drainase adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Periode Ulang Hujan (Tr) Untuk Perencanaan
Drainase
Struktur hidraulik Tr (tahun)
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Sistem drainase minor
Sistem drainase mayor
Gorong-gorong minor
Gorong-gorong mayor
Kolam detensi/retensi kecil
on-site
Kolam detensi/retensi besar
on-site
Dataran banjir di sungai
kecil
Dataran banjir di sungai
besar
2 – 25
10 – 50
10 – 50
25 – 100
2, 10, 25, 100
100 – PMF
10 – 100
>100
Sumber : William S. Springer, Strom Drain Design in Land Development Handbook, The
Drewberry Companies, McGraww-Hill, 2002
Berdasarkan Tabel 2.1, perencanaan drainase pada
Desa Cosmic akan menggunakan sistem drainase minor
karena itu periode ulang yang akan digunakan adalah 10
tahun.
2.1.2 Curah Hujan Rencana (RT)
Data curah hujan yang digunakan untuk perhitungan
debit puncak limpasan hujan (Qp) adalah data curah
hujan harian maksimum dari stasiun hujan terdekat pada
tahun 2003-2012 dengan panjang tahun pengamatan adalah
10 tahun.
Tabel 2.2 Curah Hujan Maksimum (R)No. Tahun Curah Hujan Max
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
(mm)1 2003 1842 2004 1203 2005 1274 2006 1345 2007 1296 2008 1097 2009 1338 2010 1299 2011 10010 2012 118
Sumber : Hasil analisis, 2014
Selanjutnya akan dihitung besarnya RT yaitu curah
hujan rencana dengan Tr 10 tahun. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan metode analisis distribusi ekstrim
Gumbel tipe I. Persamaan yang digunakan adalah sebagai
berikut (Gumbel, 1958 dalam Bedient dan Huber, 1992).
Hasil perhitungan menghasilkan RT = 157,50 mm
Rumus lengkap untuk mendapatkan nilai RT dapat dilihat
di bawah ini :
RT=R+K×SR
…............................................
................... (2.2) R=∑i−1
nRi÷n
…………………………………………... (2.3)
SR=√∑i−1
n
(Ri−R)2
n−1 ………………………………………. (2.4)
K=−0,7797(0,5772+TR
TR−1 ) ...………………………. (2.5) BDimana :
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
R = curah hujan harian maksimum (mm)
R = rata–rata curah hujan harian maksimum (mm)
SR = simpangan baku
n = jumlah data
TR = periode ulang (tahun)
Berikut merupakan hasil perhitungan curah hujan
rencana dengan Metode Gumbel Tipe I.
Tabel 2.3 Curah Hujan Rencana (RT)
No. Tahun
Curah HujanMax X-Xi (X-Xi)²(mm)
1 2003 184 55,7 31022 2004 120 -8,3 693 2005 127 -1,3 24 2006 134 5,7 325 2007 129 0,7 06 2008 109 -19,3 3727 2009 133 4,7 228 2010 129 0,7 09 2011 100 -28,3 80110 2012 118 -10,3 106Jumlah CH 1283 4508Rata - Rata CH (Xi) 128.3 451Simpangan Baku (SR) 22.38K 1.30Curah Hujan Rencana (RT) 157.50
Sumber : Hasil analisis, 2014
Dari hasil perhitungan dengan jumlah data (n) 10
didapatkan nilai RT = 157.50 dengan rata-rata x = 128,3
mm dan standar deviasinya yaitu 22,381.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
2.1.3 Intensitas Hujan ( i )
Apabila data curah hujan yang tersedia adalah curah
hujan harian maksimum dan daerah pengalirannya kecil
maka i dapat dihitung dengan menggunakan rumus Mononobe
(Mori et.al, 2006). Rumus Mononobe adalah sebagai
berikut :
I=R2424 (24tc )
23 ….………………………………………... (2.6)
Dimana :
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam
tc = lamanya hujan (jam)
Rumus Mononobe memerlukan data lamanya hujan (t).
Untuk rumus rasional, t yang menyebabkan Q sama dengan
waktu konsentrasi aliran (tc) (Wanielista, 1990). Waktu
konsentrasi aliran (tc) pada suatu daerah pengaliran
dapat dihitung dengan menggunakan rumus Kirpich. Rumus
Kirpich yang digunakan untuk menghitung tc adalah
sebagai berikut (Springer, 2002):
tc=0,0078×L0,77×S−0,385 ……………………………... (2.7)
Dimana :
tc = waktu konsentrasi (menit)
L = panjang aliran atau saluran (ft)
S = kemiringan rata-rata daerah pengaliran atau
saluran
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Menentukan tc perlu memperkirakan arah aliran di
dalam setiap blok pengaliran dan ruas saluran drainase.
Setiap saluran berhubungan dengan blok pengaliran
tertentu. Arah aliran dan hubungan tersebut dapat
dilihat pada gambar terlampir.
Kemiringan saluran drainase didapat dari elevasi
saluran tertinggi dikurang dengan elevasi saluran
terendah, kemudian dibagi panjang saluran drainase.
Kemiringan saluran (S) pada perencanaan ini adalah
0.00438. Berikut ini adalah tc pada setiap blok
pengaliran dan ruas saluran drainase.
Tabel 2.4 Waktu Konsentrasi Aliran (tc)
Nama Luas DPSal (ha) Panjang RS(m)
WaktuKonsentrasi(jam)
RuasSaluran
DPSal(ha) Luas Leq
ivL Le
qivtc
teq
iv
S1-S2 A;C1;C2 3,19;0,37;0,3
73,93 894;188;78
1090
0,57
0,57
S2-S3 A 3,19 3,
19 894894
0,49
0,49
S3-S4 A 3,19 3,
19 894894
0,49
0,49
S4-S5 A 3,19 3,
19 894894
0,49
0,49
S6- A;C2;C3 3,19;0,37;0,3 3, 894;78;188 1 0, 0,
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
S7 7 93090
57 57
S7-S9 A;C3;C6 3,19;0,37;0,3
83,94
894;188;100
1112
0,58
0,58
S8-S9 C3;C5;C6 0,37;0,38;0,3
81,13
188;152;100
370
0,25
0,25
S9-S11 C6;C10 0,38;0,375 0,
76 100;100200
0,16
0,16
S10-S11
C7;C9;C10 0,38;0,375;0,375
1,13
152;150;100
402
0,27
0,27
S11-S12
C5;C6;C9;C10;C11
0,38;0,38;0,375;0,375;0,37
5
1,89
152;100;150;100;150
652
0,39
0,39
S12-S5
A;C1;C2;C3;C5;
3,19;0,37;0,37;0,37;0,38; 6,
57
894;188;78;188;152; 2
012
0,92
0,92C6;C7;C9;
C10;C11
0,38;0,38;0,375;0,375;0,37
5
100;152;150;100;150
S13-S5
B;C4;C8;C12
1,90;0,37;0,38;0,375
3,02
266;78;100;100
544
0,34
0,34
Sumber : Hasil analisis, 2014
Setelah memperoleh tc, selanjutnya akan ditentukan
intensitas hujan ( i ). Berikut merupakan intensitas
hujan setiap ruas saluran.
Tabel 2.5 Intensitas Hujan ( i )
Nama Panjang RS (m) Waktu Inten
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Konsentrasi(jam)
sitas(mm/jam)
RuasSaluran
DPSal (ha) L Leqiv
tc teqiv
Ieqiv
S1-S2 A;C1;C2 894;188;78 1090
0,57
0,57 79,07
S2-S3 A 894 894 0,49
0,49 87,54
S3-S4 A 894 894 0,49
0,49 87,54
S4-S5 A 894 894 0,49
0,49 87,54
S6-S7 A;C2;C3 894;78;188 1090
0,57
0,57 79,07
S7-S9 A;C3;C6 894;188;100 1112
0,58
0,58 78,26
S8-S9 C3;C5;C6 188;152;100 370 0,25
0,25
137,68
S9-S11 C6;C10 100;100 200 0,
160,16
188,80
S10-S11 C7;C9;C10 152;150;100 402 0,
270,27
131,94
S11-S12
C5;C6;C9;C10;C11
152;100;150;100;150 652 0,
390,39
102,93
S12-S5
A;C1;C2;C3;C5;
894;188;78;188;152; 201
20,92
0,92 57,72C6;C7;C9;C1
0;C11100;152;150;
100;150S13-S5 B;C4;C8;C12 266;78;100;1
00 544 0,34
0,34
112,96
Sumber : Hasil analisis, 2014
2.1.4 Koefisien Limpasan Permukaan (C)
Koefisien limpasan permukaan berhubungan dengan
jenis penggunaan lahan. Penentuan nilai C harus
memperhatikan kemungkinan perubahan penggunaan lahan.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Sebagai rujukan digunakan daftar nilai C dari berbagai
literatur. Daftar nilai C dari beberapa literatur dapat
dilihat pada di bawah ini.
Tabel 2. 6 Nilai Koefisien Limpasan Permukaan (C)
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Lahan yang terdapat pada daerah-daerah layanan ini
dimanfaatkan untuk pemukiman, pertokoan, fasilitas umum
lainnya dan semak. Luas lahan pada seluruh wilayah Desa
Cosmic yaitu sebesar 9,579 ha atau . Nilai koefisien
limpasan permukaan lahan pada setiap wilayah dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.7 Koefisien Pengaliran Setiap Blok
Nama A Penggunaan CBlok (km²) LahanA 0,0319 pemukiman 0,40B 0,019 pemukiman 0,40C1 0,0037 pemukiman 0,25
C2 0,0037pemukiman
0,46padangrumput
C3 0,0037 pemukiman 0,75perdagangan
C4 0,0037pemukiman
0,46padangrumput
C5 0,0038 pemukiman 0,75perdagangan
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
C6 0,0038pemukiman
0,46padangrumput
C7 0,0038pemukiman
0,46padangrumput
C8 0,0038
pemukiman
0,96padangrumput
perdagangan
C9 0,00375 pemukiman 0,25
C10 0,00375 pemukiman 0,25
C11 0,00375 pemukiman 0,25
C12 0,00375
pemukiman0,46padang
rumput Sumber : Hasil analisis, 2014
2.1.5 Debit Puncak Limpasan Hujan (Qp)
Metode yang akan digunakan dalam menghitung debit
puncak limpasan hujan pada perencanaan ini adalah
metode rasional. Metode ini digunakan karena daerah
pengaliran yang kecil yaitu < 320 ha dan waktu
konsentrasi aliran yang pendek. Untuk menghitung debit
limpasan hujan ini menggunakan rumus pada persamaan
2.1.
Besar Qp untuk setiap blok pengaliran dan ruas
saluran yang akan digunakan dalam perencanaan saluran
drainase serta bangunan pelengkapnya ditampilkan pada
tabel berikut:
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Tabel 2.8 Debit Puncak Limpasan Hujan (Qp) Pada Setiap Blok Pengaliran
Nama Luas DPSal (ha) Panjang RS (m)
WaktuKonsentr
asi(jam)
KoefisienPengaliran
Intensitas(mm/jam)
Qp(m3/det)Ruas
Saluran
DPSal (ha) Luas Leqiv L Leq
iv teqiv C Ceqiv Ieqiv
S1-S2 A;C1;C2 3,19;0,37;0,37 3,9
3 894;188;78 1090 0,57 0,40;0,2
5;0,25 0,39 79,07 0,34
S2-S3 A 3,19 3,1
9 894 894 0,49 0,4 0,40 87,54 0,31
S3-S4 A 3,19 3,1
9 894 894 0,49 0,4 0,40 87,54 0,31
S4-S5 A 3,19 3,1
9 894 894 0,49 0,4 0,40 87,54 0,31
S6-S7 A;C2;C3 3,19;0,37;0,37 3,9
3 894;78;188 1090 0,57 0,40;0,4
6;0,75 0,44 79,07 0,38
S7-S9 A;C3;C6 3,19;0,37;0,38 3,9
4 894;188;100 1112 0,58 0,40;0,7
5;0,46 0,40 78,26 0,34
S8-S9 C3;C5;C6 0,37;0,38;0,8 1,1
3 188;152;100 370 0,25 0,75;0,75;0,46 0,65 137,68 0,28
S9-S11 C6;C10 0,38;0,375 0,7
6 100;100 200 0,16 0,46;0,5 0,36 188,80 0,14
S10- C7;C9;C10 0,38;0,375;0,375 1,1 152;150;100 402 0,27 0,46;0,2 0,32 131,94 0,13
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
S11 3 5;0,25
S11-S12
C5;C6;C9;C10;C11
0,38;0,38;0,375;0,375;0,375
1,89
152;100;150;100;150 652 0,39
0,75;0,46;0,25;0,25;0,25
0,39 102,93 0,21
S12-S5
A;C1;C2;C3;C5;
3,19;0,37;0,37;0,37;0,38; 6,5
7
894;188;78;188;152; 201
2 0,92
0,40;0,25;0,46;0,75;0,75 0,42 57,72 0,44
C6;C7;C9;C10;C11
0,38;0,38;0,375;0,375;0,375
100;152;150;100;150
0,46;0,46;0,25;0,25;0,25
S13-S5 B;C4;C8;C12 1,90;0,37;0,38;0
,3753,02
266;78;100;100 544 0,34
0,40;0,46;0,96;0
,461,35 112,96 1,28
Sumber : Hasil analisis, 2014
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
2.2 Produksi Air Buangan
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang di
buang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun
tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup
(Haryoto Kusnoputranto,1985).
Air limbah atau air buangan berasal dari berbagai
sumber, secara garis besar dikelompokan menjadi air
limbah domestik dan non domestik. Kondisi dan debit air
limbah tiap wilayah tentu berbeda tergantung dari
kepadatan penduduk dan tingkat aktivitas tiap penduduk
tersebut.
Pada perancanaan air buangan ini hanya untuk
menentukan debit air buangan yang dihasilkan oleh
kegiatan domestik dan non domestik saja, sedangkan
untuk unit pengolahan air buangan akan dijelaskan lebih
rinci pada laporan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air
Buangan. Nilai debit buangan (Qw) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
Qw=3,8×10−3(50+P
200 ) .........................
................. (2.8)
Dimana :
Qw = rata-rata aliran limbah perhari (m3/hari)
P = populasi (jiwa)
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
2.2.1 Proyeksi Penduduk
Sebelum menghitung debit air buangan (Qw), perlu
dilakukan perhitungan proyeksi penduduk sesuai dengan
tahun rencana serta menghitung debit estimasi dari
limbah domestik dan non domestik di Desa Cosmic
terlebih dahulu. Dalam perencanaan ini pertambahan
jumlah penduduk diproyeksikan berdasarkan blok – blok
yang telah dibagi sebelumnya. Perhitungan proyeksi
penduduk untuk Desa ini menggunakan Metode Geometri
dengan ratio pertambahan penduduk per tahun adalah 5%.
Berikut adalah persamaan untuk metode geometri :
Pn = Po ( 1+ r ) dn
.............................................
......................... (2.9)
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = rata-rata presentase tambahan penduduk tiap
tahun
dn = kurun waktu proyeksi
Berikut merupakan hasil proyeksi penduduk Desa
Cosmic dengan tahun proyeksi adalah 20 tahun.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Tabel 2.9 Proyeksi Penduduk Blok A
BLOK TahunPendudukEkisting(jiwa)
A
2013 1762014 1852015 1942016 2042017 2142018 2252019 2362020 2482021 2602022 2732023 2872024 3012025 3162026 3322027 3482028 3662029 3842030 4032031 4242032 445
Sumber : Hasil analisis, 2014
Tabel 2.10 Proyeksi Penduduk Blok B
BLOK TahunPendudukEkisting(jiwa)
B 2013 922014 97
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
2015 1012016 1072017 1122018 1172019 1232020 1292021 1362022 1432023 1502024 1572025 1652026 1732027 1822028 1912029 2012030 2112031 2212032 232
Sumber : Hasil analisis, 2014
Tabel 2.11 Proyeksi Penduduk Blok C
BLOK TahunPendudukEkisting(jiwa)
C 2013 1682014 1762015 1852016 1942017 2042018 2142019 2252020 2362021 2482022 2612023 2742024 2872025 3022026 317
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
2027 3332028 3492029 3672030 3852031 4042032 425
Sumber : Hasil analisis, 2014
2.2.2 Perhitungan Limbah Domestik
Air buangan (air limbah) domestik adalah air bekas
pemakaian yang berasal dari aktivitas daerah pemukiman
yang kontaminannya didominasi oleh bahan organik.
Analisis produksi air buangan bertujuan untuk
memperoleh debit air buangan (Qw) yang akan dialirkan
dalam saluran air buangan. Qw dapat dihitung dengan
mengalikan jumlah penduduk dengan standar debit limbah
domestik yang dihasilkan berdasarkan Peraturan Gubernur
Provinsi Jakarta No. 122 tahun 2005.
Tabel 2.12 Standar Air Buangan Jakarta
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Sumber: Peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 Tahun 2005
Pada perhitungan debit air limbah domestik dan non
domestik ini menggunakan tahun perencanaan selama 20
tahun kedepan. Dalam 20 tahun tersebut, dibagi kembali
menjadi 5 tahun sehingga didapat perhitungan pada
masing-masing tahun 2013, 2017, 2022, 2027 dan 2032.
Tetapi debit air limbah domestik dan non domestik yang
digunakan adalah pada tahun 2032 karena dalam
perhitungan dimensi saluran air buangan, total limbah
yang digunakan adalah pada tahun 2032.
Pada debit air buangan domestik, diasumsikan bahwa
air buangan tiap penduduk sebesar 120 L/orang/hari,
sehingga diketahui debit air buangan domestik di Desa
Cosmic setelah 20 tahun sebagai berikut:
Tabel 2.13 Debit Air Buangan Sektor Domestik
Tahun
Penduduk EksistingTiap Blok (jiwa)
Debit AirBuangan
Debit AirBuangan(L/hari)
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
A B CL/orang/hari A B C
2013 176 92 168 120 21.1
2011.040
20.160
2017 214 112 204 120 25.6
7113.419
24.505
2022 273 143 261 120 32.7
6417.127
31.275
2027 348 182 333 120 41.8
1621.858
39.915
2032 445 232 425 120 53.3
6927.898
50.943
Total 174.741
91.342
166.798
Rata-rata 144.294Sumber : Hasil analisis, 2014
2.2.3 Perhitungan Limbah Non Domestik
Air buangan non domestik adalah air buangan yang
dihasilkan dari kegiatan-kegiatan di luar kegiatan
rumah tangga, seperti dari perkantoran, perdagangan
atau pendidikan. Berikut penjabaran lebih lanjut
mengenai fasilitas-fasilitas di Desa Cosmic yang
berkontribusi dalam menghasilkan air buangan non
domestik :
a. Fasilitas Pendidikan
Desa Cosmic memiliki fasiltas pendidikan berupa
satu bangunan SD dan satu bangunan SMP. Menurut
peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 Tahun 2005,
debit buangan untuk Sekolah Dasar adalah 32
L/siswa/hari sementara untuk Sekolah Menengah Pertama
40 L/siswa/hari. Jumlah siswa/i SD dan SMP di Desa
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Cosmic ini bertambah 30 orang tiap lima tahun.
Direncanakan pada tahun 2027 akan dibangun satu gedung
SMA dengan jumlah siswa bertambah 30 orang dalam 5
tahun, dimana debit buangan untuk Sekolah Menengah Atas
yaitu 64 L/siswa/hari.
b. Fasilitas Perkantoran
Fasilitas perkantoran di Desa Cosmic pada tahun
2013 berjumlah 4 unit dan diasumsikan jumlah akan
bertambah 1 unit setiap 5 tahun dengan pegawai tiap
unit bertambah 5 orang. Dari peraturan Gubernur
Provinsi Jakarta No. 122 Tahun 2005, debit buangan
untuk fasilitas perkantoran 40 L/pegawai/hari.
c. Fasilitas Perdagangan
Desa Cosmic juga memiliki fasilitas perdagangan
berupa ruko yang bertambah 1 unit tiap lima tahun.
Jumlah pegawai ruko juga ikut bertambah pula sebanyak 6
orang tiap unitnya. Dari peraturan Gubernur Provinsi
Jakarta No. 122 Tahun 2005, debit buangan untuk
fasilitas perdagangan 80 L/penghuni/hari.
d. Fasiltas Peribadatan
Fasilitas peribadatan yang ada di Desa Cosmic
berupa satu unit bangunan masjid dan satu unit bangunan
gereja, karena penduduk di Desa Cosmic beragama Islam
dan Kristen. Dalam kurun waktu 5 tahun diasumsikan
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
jumlah masjid yang ada akan bertambah satu unit,
sedangkan gereja akan bertambah satu unit dalam kurun
waktu 10 tahun. Dari peraturan Gubernur Provinsi
Jakarta No. 122 Tahun 2005, debit buangan untuk masjid
sebesar 5 L/orang/hari sementara debit buangan untuk
gereja sebesar 4,5 L/orang/hari.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Berikut merupakan analisis debit air buangan non domestik pada tiap blok :
Tabel 2.14 Debit Air Buangan Sektor Non Domestik Tiap Blok
Blok Sektor
Debit AirBuangan
Jumlah Debit Air Buangan2013 2017 2022 2027 2032 L/hari
L/orang/hari unit
orang
Unit
Orang
unit
orang
unit
orang
unit
Orang 2013 2017 2022 2027 2032
A
Perkantoran 40 1 5 2 10 3 15 4 20 5 30 200 400 600 800 1.20
0Sekolah (SD) 32 1 120 1 150 1 180 2 210 2 240 3.84
04.800
5.760
6.720
7.680
Peribadatan 5 1 - 1 - 1 - 1 - 2 - 5 5 5 5 10
Perdagangan 80 - - 1 6 1 6 2 8 2 8 - 480 480 640 640
Total4.045
5.685
6.845
8.165
9.530
Sumber : Hasil analisis, 2014
Blok Sektor Debit AirBuangan
Jumlah Debit Air Buangan2013 2017 2022 2027 2032 L/hari
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
L/orang/hari unit
orang
Unit
Orang
unit
orang
unit
orang
unit
orang
2013
2017
2022
2027 2032
B
Perkantoran 40 1 5 2 10 3 15 4 20 5 30 200 400 600 800 1.20
0Sekolah (SD) 32 - - - - - - 1 120 2 150 - - - 3.8
404.800
Peribadatan 5 - - - - - - - - 1 - - - - - 5
Perdagangan 80 - - 1 5 1 5 2 6 2 6 - 400 400 480 480
Total 200 800 1.000
5.120
6.485
Sumber : Hasil analisis, 2014
Blok Sektor
Debit AirBuangan
Jumlah Debit Air Buangan2013 2017 2022 2027 2032 L/hari
L/orang/hari unit
orang
unit
orang
unit
orang
unit
orang
unit
orang 2013 2017 2022 2027 2032
C Perkantoran 40 3 15 4 20 5 25 6 30 7 35 200 800 1.00
01.200
1.400
Sekolah (SMA) 64 1 145 1 145 1 175 1 175 2 205 9.28
09.280
11.200
11.200
13.120
Peribadatan
4.5 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - - - - - 4,5
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Perdagangan 80 2 12 3 18 4 24 5 30 6 36 960 1.44
01.920
2.400
2.880
Total 10.440
11.520
14.120
14.800
17.405
Sumber : Hasil analisis, 2014
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Debit buangan dari keseluruhan sektor, baik sektor
domestik maupun non domestik dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Tabel 2.15 Estimasi Limbah Domestik dan Non Domestik
Tiap Blok
Blok SektorDebit Buangan (L/hari) Total
2013 2017 2022 2027 2032 L/hari
m3/detik
A
Domestik 21.120
25.671
32.764
41.816
53.369
174.741 0,00202
Non Domestik
Pendidikan 3.840 4.800 5.760 6.720 7.680 28.80
0 0,00033
Perkantoran 200 400 600 800 1.200 3.200 3,7E-05
Perdagangan - 480 480 640 640 2.240 2,6E-05
Peribadatan 5 5 5 5 10 30 3,5E-07
Total 0,00242Sumber : Hasil analisis, 2014
Blok SektorDebit Buangan (L/hari) Total
2013 2017 2022 2027 2032 L/hari
m3/detik
B Domestik 11.040
13.419
17.127
21.858
27.898
91.342 0,00106
Non Domestik
Pendidikan - - - 3.840 4.800 8.640 0,0001Perkantoran 200 400 600 800 1.200 3.200 3,7E-05Perdagangan
- 400 400 480 480 1.760 2E-05
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Peribadatan - - - - 5 5 5,8E-08
Total 0,00121Sumber : Hasil analisis, 2014
Blok SektorDebit Buangan (L/hari) Total
2013 2017 2022 2027 2032 L/hari
m3/detik
C
Domestik 20.160
24.505
31.275 39.915 5.094
3166.798 0,00193
Non Domestik
Pendidikan
9.280 9.280 11.20
0 11.200 13.120
54.080 0,00063
Perkantoran 200 800 1.000 1.200 1.400 4.600 5,3E-05
Perdagangan 960 1.440 1.920 2.400 2.880 9.600 0,00011
Peribadatan - - - - 4,5 4,5 5,2E-08
Total 0,00272Sumber : Hasil analisis, 2014
2.2.4 Faktor Puncak Debit Limbah Domestik & Non
Domestik
Untuk menentukan dimensi saluran air buangan maka
perlu diperhitungkan debit puncak air buangan. Hal ini
berguna untuk menentukan ukuran atau dimensi fasilitas
pengolahan serta saluran pembuangan agar dapat
digunakan dan mengantisipasi keadaan dimana debit air
limbah berada dalam keadaan maksimal. Dalam menghitung
debit puncak maka perlu diketahui faktor puncak, dimana
nilai faktor puncak yang didapat adalah 2,5. Berikut
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
merupakan tabel perhitungan dari debit puncak air
buangan :
Tabel 2.16 Debit Puncak Air Limbah
BlokSumber Jumlah Debit Air
LimbahDebit AirLimbah
FP
DebitPuncak
AirBuangan (unit) (L/hari) m3/detik m3/detik
A
perumahan 111 53.369 6,18E-04 1,54E-03
0,00182
perkantoran 5 1.200 1,39E-05 3,47E-
05
Sekolah 2 7.680 8,89E-05 2,22E-04
peribadatan 2 10 1,16E-07 2,89E-
07perdagangan 2 640 7,41E-06 1,85E-
05
B
perumahan 58 27.898 3,23E-04 8,07E-04
0,00099
perkantoran 5 1.200 1,39E-05 3,47E-
05
Sekolah 2 4.800 5,56E-05 1,39E-04
peribadatan 1 5 5,79E-08 1,45E-
07perdagangan 2 480 5,56E-05 1,39E-
05
C perumahan 106 50.943 5,90E-04 1,47E-03 0,00198perkantor
an 7 1.400 1,62E-05 4,05E-05
Sekolah 2 13.120 1,52E-04 3,80E-04
peribadatan 1 4,5 5,21E-08 1,30E-
07perdagangan 6 2880 3,33E-05 8,33E-
05
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Sumber : Hasil analisis, 2014
BAB III
RANCANGAN SISTEM PENYALURAN AIR BUANGAN
3.1 Pendahuluan
Air buangan terbagi menjadi dua sektor yakni air
buangan domestik dan air buangan non-domestik. Air
buangan domestik merupakan air bekas pakai yang berasal
dari aktivitas daerah pemukiman yang kontaminannya
didominasi oleh bahan organik, sementara air buangan
non-domestik merupakan air sisa dari aktivitas
perdagangan, perkantoran atau dari rumah ibadah.
Air buangan dapat diolah secar biologis. Adapun
cara penanganannya dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni (Haryoto Kusnoputranto, 1985) :
a. Sistem terpusat (off site) yaitu air buangan dari
seluruh pelayanan dikumpulkan dalam saluran
pengumpul (riol) kemjudian dialirkan menuju bangunan
pengolahan air limbah.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
b. Sistem setempat (on site) yaitut air buangan diolah
dengan membuat tanki septic dan bidang resapan.
Air buangan juga dapat ditangani dengan sistem
gabungan misalnya black water dengan sistem on site
sementara grey water dengan cara terpusat.
3.2 Desain Saluran Air Buangan
Sistem saluran air buangan yang direncanakan untuk
melayani Desa Cosmic di desain sesuai dengan total
volume air buangan baik air buangan domestik maupun air
buangan non domestik. Dalam menganalisis kecepatan
aliran buangan di dalam pipa ini digunakan persamaan
Manning berikut:
V=1n×R
23×S
12 ..................................
............................ (3.1)
Dimana :
V = kecepatan aliran didalam pipa (m/s)
n = nilai koefisien manning
R = jari-jari hidrolis
S = kemiringan dasar saluran
Berikut merupakan tabel nilai koefisien kekasaran
Manning (n)
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Tabel 3.1 Koefisien Hazen-William Untuk Variasi Pipa
Nilai
nJenis Pipa
140
130
120
110
100
95
60-80
Pipa sangat halus
Pipa halus, semen, besi
tuang baru
Pipa baja dilas baru
Pipa baja dikeling baru
Pipa besi tuang tua
Pia besi dikeling tua
Pipa besi tua Sumber : Data sekunder
Sebelum menganalisis kecepatan aliran buangan dalam
pipa, perlu diketahui terlebih dahulu kemiringan
saluran serta jari-jari hidraulik pipa. Menghitung
kemiringan dasar saluran dapat menggunakan persamaan
berikut :
S=(elevasiawal−elevasiakhir)
p ………………………………..
(3.2)
Dimana :
S = kemiringan dasar saluran
p = panjang pipa (m)
Mencari nilai R digunakan persamaan sebagai berikut
:
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
R = AP
.............................................
..........................................
(3.3)
Dimana :
R = jari-jari hidrolis
A = luas penampang (m2)
P = keliling basah saluran (m)
3.3 Desain Saluran Air Buangan
Desain penyaluran air buangan dalam perencanaan
ini menggunakan sistem terpisah dan tertutup dengan
menggunakan gaya gravitasi. Sistem terpisah dipilih
dengan alasan supaya lebih mudah dalam perawatan untuk
mengefisienkan sistem pengolahan dan untuk membuat
dimensi saluran menjadi lebih ekonomis. Sistem tertutup
dipilih dengan pertimbanagn estetika lingkungan yaitu
agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap serta tidak
menjadi tempat berkembangbiak penyakit. Sistem ini
digunakan karena pada daerah yang akan dilayani
mempunyai kemiringan yang cukup sebagai syarat utama
agar air dapat mengalir secara gravitasi.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Di bawah ini merupakan hasil analisis kecepatan
aliran dalam pipa, dimana setelah dihitung nilai Froude
diketahui bahwa jenis aliran dalam pipa untuk semua
saluran adalah sub kritis.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Tabel 3.2 Kemiringan Saluran, Diameter Pipa & Kecepatan Aliran Dalam Pipa
Blok SaluranDebitPuncak Elevasi Panjang
Pipa S n ynD A P
RV
Fr Ketm3/detik Awal Akhir m m
Inchi m² m m/s
A
S1 0,00182 44,50 43,52 256 0,004
0,12
0,58
0,07 3 0,002
0 0,11 0,018 0,40 0,17 Sub
kritis
S2 0,00182 43,10 41,58 14 0,109
0,12
0,31
0,04 1 0,000
5 0,06 0,009 1,57 0,90 Sub
kritis
S3 0,00182 42,96 41,88 194 0,006
0,12
0,54
0,07 3 0,001
7 0,10 0,016 0,46 0,20 Sub
kritis
S4 0,00182 40,85 40,19 140 0,005
0,12
0,56
0,07 3 0,001
8 0,11 0,017 0,43 0,18 Sub
kritis
S5 0,00182 39,27 37,98 88 0,015
0,12
0,45
0,05 2 0,001
1 0,08 0,013 0,69 0,33 Sub
kritis
B S13 0,00099 44,77 40,61 200 0,021
0,12
0,38
0,04 2 0,000
6 0,06 0,010 0,69 0,36 Sub
kritisC S6 0,00198 42,88 42,49 68 0,00
60,12
0,55
0,07 3 0,001
8 0,11 0,017 0,48 0,21 Sub
kritis
S7 0,00198 42,43 42,06 32 0,012
0,12
0,48
0,06 2 0,001
3 0,09 0,015 0,64 0,29 Sub
kritisS8 0,00198 42,56 41,60 140 0,00
70,12
0,53
0,06
3 0,0017
0,10 0,016
0,52 0,23 Subkritis
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
S9 0,00198 42,90 42,68 100 0,002
0,12
0,66
0,08 3 0,002
6 0,13 0,020 0,32 0,13 Sub
kritis
S10 0,00198 42,00 41,52 140 0,003
0,12
0,61
0,07 3 0,002
2 0,12 0,019 0,39 0,16 Sub
kritis
S11 0,00198 41,97 41,41 96 0,006
0,12
0,55
0,07 3 0,001
8 0,11 0,017 0,48 0,21 Sub
kritis
S12 0,00198 40,73 39,87 134 0,006
0,12
0,54
0,07 3 0,001
7 0,10 0,016 0,50 0,22 Sub
kritisSumber : Hasil analisis, 2014
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
BAB IV
DESAIN SALURAN DRAINASE
4.1 Saluran Drainase
Drainase atau disebut juga saluran pembuangan
memiliki fungsi sebagai saluran untuk mengalirkan air
buangan atau air kotor dan juga limbah yang berasal
dari rumah. Dalam bidang ketekniksipilan, secara umum
drainase diartikan sebagai suatu tindakan untuk
mengurangi kelebihan air baik dari air hujan, rembesan,
maupun irigasi. Drainase yaitu mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air
dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan
sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas.Saluran drainase
diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu saluran
drainase tertutup dan saluran drainase terbuka
(Suripin, 2004).
4.2 Kriteria Perencanaan
Perencanaan saluran drainase di Desa Cosmic
direncanakan menggunakan sistem drainase minor dengan
masa perencanaan 10 tahun. Saluran drainase ini
melayani seluruh wilayah Desa Cosmic yang terbagi
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
menjadi beberapa blok. Hal ini dilakukan karena aliran
air yang masuk ke tiap saluran antar blok memiliki
debit yang berbeda. Adanya debit aliran yang berbeda
pada tiap blok menyebabkan dimensi di setiap saluran
menjadi berbeda pula.
Saluran drainase dirancang untuk memperoleh aliran
sub kritis (aliran tenang). Aliran kritis dihindari
karena tidak stabil sementara aliran superkritis
dihindari karena berpotensi menyebabkan kerusakan.
Kecepatan aliran dirancang tidak melebihi kecepatan
izin. Kecepatan izin berfungsi untuk mencegah
pengendapan dan tumbuhnya tumbuhan penganggu maka
kecepatan aliran air di dalam saluran disarankan ≥ 0,6
m/detik. Untuk saluran drainase kota dengan dinding
dari batu atau beton kecepatan aliran di dalam saluran
pada saat mengalirkan debit puncak disarankan antara
0,9 – 3 m/detik (Wesli, 2008).
Penampang saluran yang digunakan dalam perencanaan
ini berbentuk persegi dengan dinding beton kasar.
Penampang saluran dengan bentuk persegi ini dipilih
karena lebih mudah dalam tahap analisis. Berikut ini
merupakan rumus yang digunakan untuk mencari dimensi
saluran berbentuk persegi :
A=by.............................………….(4.2)
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
P=b+2y...........................………….(4.3)
R=AP..............................………….
(4.4)
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Tabel 4.1 Dimensi Saluran Drainase
Saluran
Qd Son
Y b A P RC
Fboardy
saluran
A vKet
mᵌ/det m/m M m m² m m m m m² m/
detik
S1-S2 0.34 0.005 0.014 0.332 0.663 0.503 1.327 0.379 0.17 0.237 0.569 0.378 0.896 Subkritis
S2-S3 0.31 0.004 0.014 0.329 0.658 0.491 1.315 0.374 0.17 0.236 0.565 0.372 0.835 Subkritis
S3-S4 0.31 0.003 0.014 0.356 0.712 0.608 1.425 0.427 0.17 0.246 0.602 0.429 0.724 Subkritis
S4-S5 0.31 0.005 0.014 0.324 0.648 0.473 1.297 0.365 0.17 0.235 0.559 0.362 0.857 Subkritis
S6-S7 0.38 0.003 0.014 0.385 0.770 0.749 1.540 0.486 0.17 0.256 0.641 0.494 0.767 Subkritis
S7-S9 0.34 0.003 0.014 0.372 0.744 0.684 1.489 0.459 0.17 0.252 0.624 0.464 0.731 Subkritis
S8-S9 0.28 0.004 0.014 0.324 0.648 0.472 1.296 0.364 0.17 0.235 0.559 0.362 0.780 Subkritis
S9-S11 0.14 0.008 0.014 0.218 0.436 0.165 0.873 0.189 0.17 0.193 0.411 0.179 0.786 Subkritis
S10- 0.13 0.004 0.014 0.243 0.486 0.219 0.972 0.226 0.17 0.203 0.446 0.217 0.613 Sub
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
S11 kritisS11-S12 0.21 0.004 0.014 0.286 0.572 0.338 1.143 0.296 0.17 0.220 0.506 0.289 0.733 Sub
kritis
S12-S5 0.44 0.002 0.014 0.432 0.864 1.017 1.728 0.588 0.17 0.271 0.703 0.607 0.722 Subkritis
S13-S5 1.28 0.007 0.014 0.520 1.040 1.666 2.079 0.801 0.17 0.297 0.817 0.850 1.512 Subkritis
Sumber : Hasil alasisis, 2014
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
4.3 Rancangan Saluran Drainase Limpasan
Perencanaan saluran drainase air limpasan dan air
buangan dilakukan di Desa Cosmic dengan waktu
perencanaan untuk 20 tahun mendatang. Saluran drainase
dibuat berdasarkan peta wilayah yaitu :
a. Gambar kondisi wilayah Desa Cosmic
b. Gambar jalur aliran pada saluran drainase air
limpasan
c. Gambar jalur aliran gabungan pada saluran drainase
air limpasan dan air buangan
Adapun gambar tersebut dapat dilihat pada
lampiran.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam perencanaan salurandrainase air limpasan hujan yaitu:
a. Perencanaan dilakukan berdasarkan data curah hujan
dengan periode ulang 10 tahun dengan intensitas
terendah adalah 57,72 mm/jam dan tertinggi yaitu
188,80 mm/jam serta didapatkan debit limpasan (Qp)
untuk Desa Cosmic yaitu 4,48 m3/detik.
b. Saluran drainase Desa Cosmic pada saluran 1 dengan
penampang segi empat memiliki lebar (b) = 0,663 m,
kedalaman (y) = 0,332 m dan kecepatan aliran air
limpasan (v) yaitu 0,896 m/detik.
Sedangkan pada saluran air buangan perencanaan
menggunakan data debit buangan domestik dan non
domestik berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk.
Contoh debit rencana didapat dari perhitungan pada blok
A yaitu 0,00182 m3/detik.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
5.2 Saran
Pada perencanaan saluran drainase dan air buangan
di Desa Cosmic ini, hasil yang didapatkan dari
perhitungan belum optimal dikarenakan masih banyak
kekurangan pada analisa desain saluran drainase
limpasan dan air buangan terutama dari segi pemahaman
kondisi wilayah dan kurangnya referensi. Sehingga pada
perencanaan ini masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjosuprapto,Kusnoputranto.1985.Desain Drainase PerkotaanVol. 1, ITB, Bandung.
Martin P. Wanielista, 1990, Hydrology and Water QuantityControl, Wiley and Sons, New York.
Mori et al,2006. Mekanika Fluida Edisi Keempat Jilid 2(Terj.).Erlangga, Jakarta.
Peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No.122 Tahun 2005 .
Wesli, 2008. Drainase Perkotaan. Graha Ilmu. Yogyakarta