29
SEMINAR NASIONAL 2019 “Peran dan Strategi Sektor Pertanian Memasuki Era Industri 4.0“ Yogyakarta, 09 Maret 2019 PROSIDING BUKU AGRIBISNIS PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA KOMDA YOGYAKARTA

PROSIDING - UMY Repository

Embed Size (px)

Citation preview

SEMINARNASIONAL 2019

“Peran dan Strategi Sektor PertanianMemasuki Era Industri 4.0“

Yogyakarta, 09 Maret 2019

PROSIDINGBUKU

AGRIBISNIS

PERHIMPUNAN EKONOMIPERTANIAN INDONESIA

KOMDA YOGYAKARTA

SEMINAR NASIONAL

“Peran dan Strategi Sektor Pertanian Memasuki Era Industri 4.0”

Yogyakarta, 9 Maret 2019

PROSIDING

Editor:

Indardi

Widodo

Susanawati

Nur Rahmawati

Kerjasama antara:

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

dengan

Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI)

Komisariat Daerah Yogyakarta

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

“Peran dan Strategi Sektor Pertanian Memasuki Era Industri 4.0”

Yogyakarta, 9 Maret 2019

TIM PENYUSUN

Pengarah:

» Ir. Eni Istiyanti, MP

» Dr. Aris Slamet Widodo, SP. MSc

Editor:

» Ketua : Dr. Ir. Indardi, MSi

» Anggota : Dr. Ir. Widodo, MP

: Dr. Ir. Nur Rahmawati, MP

: Dr. Susanawati, SP. MP

Desain dan Tata Letak:

» Sigit Hariyanto, SP

Diterbitkan oleh:

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Jl. Brawijaya Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183

Telp : +62274 397656, Ext: 201

Faks : +62274 387646

E-mail : [email protected], [email protected]

Website : www.agribisnis.umy.ac.id

ISBN : 978-623-7054-10-8

Seminar Nasional 2019

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan kenikmatan

yang telah kita terima, sehingga PROSIDING Seminar Nasional dengan tema Peran dan

Strategi Sektor Pertanian Memasuki Era Industri 4.0 dapat diterbitkan.

PROSIDING disusun berdasarkan hasil SEMINAR NASIONAL kerjasama antara

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UMY dan Perhimpunan Ekonomi Pertanian

(PERHEPI) Komda DIY. Peserta terdiri dari berbagai perguruan tinggi dan instansi lain

didalam dan diluar Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 20 April 2018 di

Yogyakarta. Penyelenggaraan seminar ini dimaksudkan untuk mendapatkan strategi dalam

pemanfaatan teknologi pertanian serta sumberdaya finansial dalam usaha mencapai

swasembada pangan. Dalam upaya mencapai sasaran strategis tersebut diperlukan berbagai

kajian secara menyeluruh terkait teknologi budidaya terutama perbenihan, pembiayaan

serta strategi peningkatan pendapatan petani terutama menghadapi perkembangan industri

4.0.

Seminar ini melibatkan 1 keynote speaker, 3 pleanry speaker dan 49 makalah

pendamping sebagai presentasi paralel. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada

keynote speech Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MSi. (Ketua Dewan Penasehat PERHEPI Ketua

PERHEPI Komda DIY), Dr. Ir. Siswoyo, MP. (Badan Penyuluhan dan Pengembangan

SDM Pertanian, Kementan RI) dan Dr. Triyono, SP. MP. (Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta). Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada Program Studi Agribisnis

UMY dan seluruh panitia atas terselenggaranya seminar dan terbitnya PROSIDING ini.

Semoga Prosiding ini memberikan manfaat kepada Pemerintah Indonesia.

Yogyakarta, 9 Maret 2019

Ketua Panitia Seminar Nasional

Dr. Ir. Sriyadi, MP.

Seminar Nasional 2019

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

v

SUSUNAN PANITIA

Penanggung Jawab : 1. Dekan (Ir. Indira Prabasari, MP. PhD)

: 2. Kaprodi Agribisnis (Ir. Eni Istiyanti, MP)

Steering committe : 1. Prof. Dr. Ir. Masyhuri

2. Dr. Widodo, MP.

3. Dr. Ir. Indardi, M.Si.

4. Dr. Aris Slamet Widodo, SP., MSc.

Ketua Pelaksana : Dr. Ir. Sriyadi, MP.

Sekretaris : Zuhud Rozaki, PhD.

Bendahara : Ir. Lestari Rahayu, MP.

Sie. Makalah:

1. Dr. Ir. Nur Rahmawati, MP.

2. Dr. Triyono, SP, MP.

3. Dr. Susanawati, SP, MP.

4. Ir. Siti Yusi Rusimah, MS.

5. Wiwi Susanti, SP.

Sie. Acara dan Publikasi:

1. Muhammad Fauzan, SP, M.Sc.

2. Sutrisno, SP, MP.

3. Heri Akhmadi, SP., MA.

Sie. Konsumsi:

1. Ir. Pujastuti S. Dyah, MM.

2. Dr. Ir. Triwara Buddhi S, MP.

3. Francy Risvansuna F, SP, MP.

4. Retno Yudawati, SP.

5. Gita Indriani Syafitri, S.IP.

Sie. Humas dan Dokumentasi

1. Ir. Diah Rina Kamardiani, MP.

2. Retno Wulandari, SP, M.Sc.

3. Sutadi

4. Marbudi, SP.

Sie. Perlengkapan, Ruang dll

1. Oki Wijaya, SP. MP.

2. Idul Fitri

3. Febri Dwi Saputra, SH.

4. Sigit Hariyanto, SP.

Seminar Nasional 2019

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

vi

Keynote speech : Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MSi. (Ketua Dewan Penasehat

PERHEPI Pusat)

Pemakalah Utama : 1. Prof. Dr. Ir. Masyhuri (Ketua PERHEPI Komda Yogyakarta)

2. Dr. Ir. Siswoyo, MP. (Badan Penyuluhan dan

Pengembangan SDM Pertanian, Kementan RI

3. Dr. Triyono, SP, MP. (Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta)

:

Reviewer Prodi Agribisnis UMY :

1. Dr. Ir. Indardi, M.Si

2. Dr. Susanawati, SP, MP

3. Dr. Ir. Nur Rahmawati, MP

4. Dr. Ir. Widodo, MP

5. Dr. Aris Slamet Widodo, SP, M.Sc

6. Dr. Ir. Triwara Buddhi Satyarini, MP

7. Dr. Ir. Sriyadi, MP

8. Ir. Eni Istiyanti, MP

Reviewer Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada :

1. Prof. Dr. Ir. Masyhuri.

Seminar Nasional 2019

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

vii

LEMBAR KERJASAMA

Seminar Nasional 2019

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

viii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv

SUSUNAN PANITIA .............................................................................................. v

LEMBAR KERJASAMA ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

SUB TOPIK AGRIBISNIS ...................................................................................... 14

1. PERAN DAN KONTRIBUSI IBU RUMAH TANGGA SEBAGAI PETANI CABAI

DALAM UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN KELUARGA .......................... 15

Aylee Christine Alamsyah Sheyoputri, Faidah Azuz ............................. 15

2. ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU PATI ONGGOK DENGAN METODE

ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI UD. JAYA............................... 27

Devita Dian Puspitasari, Agus Santosa, Siti Hamidah ........................... 27

3. POLA KETERSEDIAAN BERAS DI PROVINSI BENGKULU ........................... 43

Edi Efrita, Edy Marwan, Jon Yawahar ..................................................... 43

4. ANALISIS FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMENGARUHI

PENDAPATAN USAHATANI BAWANG PUTIH DI KECAMATAN

TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA

TENGAH ................................................................................................... 52

Nanie Gunawan, Endang Siti Rahayu, Setyowati ................................ 52

5. KELAYAKAN USAHATANI KEDELAI DI DESA KRANGGAN KECAMATAN

GALUR KABUPATEN KULON PROGO ....................................................... 64

Nur Rahmawati, Ria Edi Susanto, Pujastuti S. Diah ................................ 64

6. CURAHAN TENAGA KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

PETERNAK SAPI POTONG DI KOTA BENGKULU ....................................... 76

Rita Feni, Fithri Mufriantie, M. Rizalul Ahsan ............................................ 76

7. DAYA SAING DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI JAWA BREBES

SUMBER DAYA GENETIK TERNAK (SDGT) LOKAL KABUPATEN BREBES ... 87

Suci Nur Utami ............................................................................................ 87

8. EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI KENTANG

DI KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA ................ 99

Swastanita Sri Setyanovina, Masyhuri, Fatkhiyah Rohmah, Arini Wahyu

Utami ........................................................................................................... 99

9. MODEL PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI

KOPI MELALUI PERENCANAAN DARI BAWAH (BOTTOM UP PLANNING)

............................................................................................................... 111

Teguh Kismantoroadji, Aini Ambarwati ................................................ 111

Seminar Nasional 2019

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

ix

10. ANALISIS NILAI TAMBAH DAN KELAYAKAN AGROINDUSTRI EMPING

JAGUNG (Study kasus di Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan

Jawa Tengah) ....................................................................................... 121

Tri Endar Suswatingsih, Arum Ambarsari .................................................. 121

11. PERTANIAN DI ERA DIGITAL BAGI GENERASI MILENIAL ....................... 129

Triyono ....................................................................................................... 129

12. POTENSI PENGEMBANGAN UDANG VANNAMEI DI PANTAI TRISIK

KABUPATEN KULONPROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ......... 143

Eni Istiyanti, Aan Rizal Saputra, Widodo ............................................... 143

13. MINAT PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PANEN HUJAN DI KECAMATAN

GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYA JAWA TENGAH ........... 152

Zuhud Rozaki ............................................................................................ 152

14. ANALISIS RISIKO USAHATANI CABAI MERAH DENGAN POLA TANAM

TUMPANGSARI DI DAERAH ERUPSI MERAPI KABUPATEN SLEMAN ...... 161

Lestari Rahayu, Nesya Arfianti, Sriyadi .................................................. 161

SUB TOPIK AGROINDUSTRI ............................................................................. 173

15. PENGARUH LAMA WAKTU FERMENTASI SANTAN KELAPA TERHADAP

KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL ......................................................... 174

Afis Zega, Yoga Aji Handoko ................................................................. 174

16. PRODUKTIVITAS BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI PADA MUSIM

TANAM BERBEDA ................................................................................... 189

Arif Anshori ................................................................................................ 189

17. DINAMIKA HARA FOSFAT (P) TERHADAP PENGAPLIKASIAN TANAMAN

KACANG BABI (Vicia faba L.) DAN MIKORIZA PADA BUDIDAYA

TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA

DENGAN BERBAGAI MACAM DOSIS N ................................................ 196

Crist Zelonia, Dina Rotua Valentina Banjarnahor ................................ 196

18. PENGEMBANGAN KOMPONEN TEKNOLOGI SEBAGAI UPAYA

PENINGKATAN DAYA SAING SARI BUAH APEL (STUDI KASUS DI KSU

BROSEM, KOTA BATU) ........................................................................... 210

Dhita Morita Ikasari, Endah Rahayu Lestari, Miftah Zaini Tuakia ....... 210

19. SUPLAI HARA NITROGEN (N) DARI TANAMAN KACANG BABI DAN

APLIKASI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

KENTANG (Solanum tuberosum L.) DENGAN SISTEM TUMPANG SARI

............................................................................................................... 222

Elisabeth Larasati Kusuma Rani dan Dina Rotua Valentina

Banjarnahor .............................................................................................. 222

20. ANALISIS KECACATAN DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECACATAN

PROSES PRODUKSI MEBEL DI CV. MAJU KEMBALI ................................ 236

Inka Mutiara, Juarini, Ni Made Suyastiri Yani Permai .......................... 236

Seminar Nasional 2019

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

x

21. POTENSI BIJI KELOR SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN TEMPE:REVIEW

............................................................................................................... 249

Muhammad Fajri ..................................................................................... 249

22. PROSES PEMUTIHAN (BLEACHING) SABUT KELAPA GADING (COCOS

NUCIFERA EBURNEAN) (KAJIAN KONSENTRASI KAPORIT DAN LAMA

PEMUTIHAN) .......................................................................................... 261

Ngesti Ningrum Agri S.............................................................................. 261

23. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS TEH

BIT (Beta vulgaris L.) .............................................................................. 269

Noviesta Ari Morrista, Bistok H. Simanjuntak, Yoga Aji Handoko ...... 269

24. PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERIPIK NANGKA DI UD

SABAR JAYA, KABUPATEN MALANG .................................................... 278

Retno Astuti, Wafiatus Soleha , Endah Rahayu Lestari ...................... 278

25. PENGARUH PENAMBAHAN JAHE DAN KAYU MANIS TERHADAP KUALITAS

DAN ORGANOLEPTIK SARI BUAH UMBI BIT ........................................... 294

Retno Panitis, Bistok H. Simanjuntak, Yoga Aji Handoko .................... 294

26. BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum Tuberosum L.) SECARA

TUMPANG SARI DENGAN TANAMAN KACANG BABI (Vicia Faba L.)

SEBAGAI PENYEDIA UNSUR HARA NITROGEN (N) ............................... 303

Siti Nur Halimah, Dina Rotua Valentina Banjarnahor ......................... 303

27. PENGARUH KOMPOSISI DAUN KRISAN DAN GULA DALAM PEMBUATAN

TEH SIAP MINUM TERHADAP KESUKAAN PANELIS DAN ANALISIS NILAI

TAMBAHNYA ......................................................................................... 316

Yeyen Prestyaning Wanita1), Budiarto2), dan Siti Hamidah2) ............. 316

28. MINAT MASYARAKAT UNTUK MEMBELI SAYUR DAN BUAH DI PASAR

GAMPING KABUPATEN SLEMAN ........................................................... 329

Widodo, Susanawati, Ady Moeslim Muryanto .................................... 329

SUB TOPIK KEWIRAUSAHAAN ......................................................................... 337

29. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGGEMUKAN SAPI

POTONG DI DESA POLOSIRI KECAMATAN BAWEN KABUPATEN

SEMARANG (Feasibility Analysis of Beef Cattle Fattening in Polosiri

Village of Bawen District, Semarang Regency) ................................. 338

Aprilia Andani Putri, Titik Ekowati, Wiludjeng Roessali ........................ 338

30. DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI

KECAMATAN NANGGULAN, KABUPATEN KULON PROGO ................. 353

Aris Slamet Widodo ................................................................................. 353

31. KINERJA USAHA BUDIDAYA WALET SARANG-PUTIH (CALLOCALIA

FUCIPHAGA) DI KECAMATAN HAURGEULIS, KABUPATEN INDRAMAYU

............................................................................................................... 365

Dodo Wahyudi1), Suwarto2), Heru Irianto2) ........................................... 365

Seminar Nasional 2019

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

xi

32. PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN TANAMAN SAYURAN

SEBAGAI UPAYA PENCIPTAAN PELUANG BISNIS SKALA RUMAH TANGGA

............................................................................................................... 381

Dyah Panuntun Utami ............................................................................ 381

33. ANALISIS USAHA BUDIDAYA IKAN MAS DI LAHAN SAWAH ................ 391

Elni Mutmainnah, Novitri Kurniati, Isna Ayu Febrianti .......................... 391

34. EVALUASI (SOP-GAP) USAHATANI BUNGA KRISAN DI KECAMATAN

SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO DAN KECAMATAN PAKEM

KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA .................... 401

Erra Rukmana Argiani, Sriyadi, Aris Slamet Widodo ........................... 401

35. ANALISIS USAHA PENANGKAPAN KEPITING BAKAU DI DESA PASAR

NGALAM KECAMATAN AIR PERIUKAN KABUPATEN SELUMA .............. 413

Fithri Mufriantie, Rita Feni, Sukardi ......................................................... 413

36. OPTIMALISASI POTENSI LOKAL DALAM RANGKA PENGENTASAN

KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI KALAK,

DONOROJO, PACITAN ......................................................................... 419

Novita Budirahayu, Imambang Eka Sulistya ........................................ 419

37. DETERMINAN DARI FIRM VALUE PADA PERUSAHAAN NON-FINANSIAL

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ..................................... 431

Talita Grace dan Nanik Linawati .......................................................... 431

38. PENGARUH KARAKTER WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA INDUSTRI

RUMAH TANGGA EMPING MELINJO .................................................... 446

Triwara Buddhi Satyarini.......................................................................... 446

39. CURAHAN WAKTU KERJA BURUH PETIK BAWANG MERAH DI KABUPATEN

BREBES ................................................................................................... 456

Andjani Lailandra, Muhammad Fauzan, Francy Risvansuna Fivintari

................................................................................................................... 456

SUB TOPIK PEMASARAN ................................................................................. 467

40. ANALISIS FAKTOR STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA INDUSTRI

PENGOLAHAN UBI KAYU DI KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN

PATI ........................................................................................................ 468

Dewi Asih, Siswanto Imam Santoso, Mukson ....................................... 468

41. MENGUATKAN BRAND KOPI PETANI DI ERA DIGITAL MEMASUKI

REVOLUSI INDUSTRI 4.0 .......................................................................... 480

Bimmar Kurnia Fillardhi, Tri Sujatmiko, Hanifah Ihsaniyati ................... 480

42. ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK KAKAO DI GRIYA

COKELAT NGLANGGERAN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA ................ 493

Linda Eka Farhana, Nanik Dara Senjawati, Heni Handri Utami ........ 493

43. ANALISIS PENERAPAN BAURAN PEMASARAN ANEKA PROBIOTIK ...... 504

Ratu Dwina Inditia, Juarini, Heni Handri Utami .................................... 504

Seminar Nasional 2019

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

xii

44. PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN FEED SUPPLEMENT UNGGAS

DENGAN ANALISIS SWOT ...................................................................... 516

Rizky Luthfian Ramadhan Silalahi, Oky Kurnia Puspitaningtyas, Panji

Deoranto .................................................................................................. 516

45. PENERAPAN PRINSIP KEMITRAAN DILIHAT DARI POLA HUBUNGAN

KERJASAMA PEMASARAN PRODUK ANTARA UD PANTIBOGA DENGAN

RAHMA JAYA HERBAL DI KABUPATEN KARANGANYAR ...................... 530

Rochmat Musthofa, Daru Retnowati .................................................... 530

d. .............................. Penerapan prinsip Responsibility (Tanggung Jawab

................................................................................................................... 538

46. PENGGUNAAN INTERNET DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI MINAPADI DI

KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN ..................................... 541

Sri Kuning Retno Dewandini ................................................................... 541

47. PENGARUH KEPUTUSAN USAHATANI PADI ORGANIK TERHADAP

TINGKAT PENERAPAN SOP-GAP USAHATANI PADI ORGANIK ............ 552

Sriyadi ........................................................................................................ 552

48. PEMASARAN IKAN NILA DI KECAMATAN NGEMPLAK, KABUPATEN

SLEMAN ................................................................................................. 568

Suprayogie, Diah Rina Kamardiani, Sriyadi ......................................... 568

49. POLA KEMITRAAN AGROINDUSTRI GULA SEMUT ORGANIK DI DESA

HARGOROJO KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO ....... 587

Uswatun Hasanah, Isna Windani ........................................................... 587

50. MINAT MASYARAKAT UNTUK MEMBELI DAGING AYAM RAS DI PASAR

GAMPING KABUPATEN SLEMAN ........................................................... 596

Susanawati, Widodo, Eva Riana Putri ................................................... 596

SUB TOPIK PEMBERDAYAAN DAN KOMUNIKASI ........................................... 607

51. PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK MELALUI PROGRAM BUDIDAYA

SAPI POTONG DI KABUPATEN KLATEN ................................................. 608

Agung Nugroho ....................................................................................... 608

52. MODAL SOSIAL MASYARAKAT DIFABEL UNTUK MENUMBUHKAN

KEWIRAUSAHAAN SOSIAL ..................................................................... 624

Didik Widiyantono ................................................................................... 624

53. POLA KEMITRAAN CV. SERELIA PRIMA NUTRICIA DENGAN KWT MELATI

DAN PENGEPUL ..................................................................................... 637

Feyzars Ma’ruf, Teguh Kismantoroadji, Siti Hamidah .......................... 637

54. BENTUK-BENTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DALAM

PENGEMBANGAN TAMAN EDEN DESA BAUMATA BARAT NUSA TENGARA

TIMUR ..................................................................................................... 646

Hidayah Usman ....................................................................................... 646

Seminar Nasional 2019

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

xiii

55. PENGARUH PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP

DAN TINDAKAN ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN SLEMAN-DIY .. 660

Ismiasih dan Dyah Ully Parwati .............................................................. 660

56. PERAN KARANG TARUNA DALAM PEMBERDAYAAN PEMUDA DESA

WISATA EDUKASI KAMPUNG DOLANAN .............................................. 671

Maria Gorety Landu Wohangara1), Mahendra Wijaya2), Retno

Setyowati3) ................................................................................................ 671

57. KEPEMIMPINAN KONTAK TANI DAN KEEFEKTIFAN KELOMPOK TANI

DALAM PENGEMBANGAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (Di Wilayah

Kerja Penyuluhan Pertanian Sidomulyo Barat, Kota Pekanbaru, Provinsi

Riau) ....................................................................................................... 679

Marliati ...................................................................................................... 679

58. PARTISIPASI PETERNAK PADA PROGRAM UPAYA KHUSUS SAPI INDUKAN

WAJIB BUNTING (UPSUS SIWAB) ........................................................... 691

Novie Nurwidiyanto ................................................................................. 691

59. PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI OLEH LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

AGRIBISNIS MELALUI PROGRAM USAHA PRODUKTIF ........................... 702

Reo Sambodo .......................................................................................... 702

60. CURAHAN WAKTU KERJA, STRUKTUR PENDAPATAN DAN

KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA KELOMPOK WANITA TANI PESERTA

PROGRAM HATINYA PKK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL ................... 716

Sutrisno, Siti Yusi Rusimah dan Lailia Wardani ...................................... 716

61. MODEL PEMBERDAYAAN PETANI DAN KELEMBAGAAN UPJA DALAM

MENDUKUNG SISTEM PRODUKSI PADI DI JAWA TENGAH.................... 725

Teguh Prasetyo dan Cahyati Setiani¹ ................................................... 725

62. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DALAM PROGRAM KEMITRAAN KEHUTANAN

............................................................................................................... 739

Trisno Budi Hutomo, Eko Murdiyanto, Siti Hamidah ............................ 739

63. DINAMIKA KELOMPOK TANI BARENG MUKTI DALAM USAHATANI

PISANG DI DUSUN PONGGOK, SIDOMULYO BAMBANGLIPURO, BANTUL

............................................................................................................... 747

Indardi, Aghil Arthama Hidayat, Siti Yusi Rusimah .............................. 747

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemasaran| 607

SUB TOPIK PEMBERDAYAAN DAN KOMUNIKASI

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 702

PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI OLEH LEMBAGA KEUANGAN

MIKRO AGRIBISNIS MELALUI PROGRAM USAHA PRODUKTIF

(Studi Kasus Gabungan Kelompok Tani Ngudi Rukun

Kelurahan Sorosutan Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta)

Reo Sambodo

Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

[email protected]

ABSTRAK

Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada sumber

permodalan, pasar dan teknologi serta organisasi tani yang masih lemah. Lembaga

Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Ngudi Rukun melakukan pemberdayaan kepada

petani melalui fasilitasi permodalan dalam program Usaha Produktif. Penelitian ini

bertujuan mengkaji proses pemberdayaan kelompok tani oleh LKM-A Gabungan

Kelompok Tani Ngudi Rukun dalam Program Usaha Produktif. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kualitatif didukung data kuantitatif dengan melakukan

studi kasus. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada fasilitator, penerima manfaat dan

stakeholder serta didukung dengan observasi dan dokumentasi. Data sekunder diperoleh

dari dokumen Gapoktan, dokumen LKM-A dan dokumen Poktan. Analisis data dilakukan

dengan tiga tahap yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan

penarikan kesimpulan (conclusion drawing). Hasil temuan studi ini adalah LKM-A

Gapoktan telah menjalankan proses pemberdayan melalui program Usaha Produktif

dengan 3 tahapan proses yaitu penyadaran, pengkapasitasan dan pendayaan. Dalam

tahapan pengkapasitasan khususnya pengkapasitasan usaha belum berjalan dengan baik

ditandai dengan kurang tepatnya pemanfaatan dana modal usaha. Dana yang diterima

dalam bentuk simpan pinjam belum sepenuhnya dipergunakan untuk pengembangan usaha

agribisnis namun juga digunakan untuk kepentingan lain diluar pengembangan usaha.

Dengan belum berjalannya proses pengkapasitasan usaha menjadikan kelompok tani belum

berdaya sepenuhnya karena justru menimbukan ketergantungan kelompok tani terhadap

dana pinjaman bergulir dalam program Usaha Produktif dan disisi lain dana tersebut tidak

menjadikan usaha semakin berkembang.

Kata kunci : Pemberdayaan, Kelompok Tani, Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis,

Program Usaha Produktif

PENDAHULUAN

Kemiskinan merupakan salah satu masalah pokok nasional sehingga

penanggulangan kemiskinan tetap menjadi program prioritas untuk tercapainya

kesejahteraan sosial bagi masyarakat. Pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian

dan perdesaan secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pengurangan

penduduk miskin.

Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada

sumber permodalan, pasar dan teknologi serta organisasi tani yang masih lemah. Oleh

karena itu program penanggulangan kemiskinan merupakan bagian dari pelaksanaan

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 703

Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan kesepakatan global untuk mencapai tujuan

millenium. Kementerian Pertanian mulai tahun 2008-2014 telah melaksanakan program

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di bawah koordinasi Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) dan berada dalam

kelompok program pemberdayaan masyarakat.

Gapoktan Ngudi Rukun merupakan salah satu Gapoktan di Kota Yogyakarta yang

dipercaya untuk menerima program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan. Output

dari program PUAP di Gapoktan Ngudi Rukun telah terbentuk Lembaga Keuangan Mikro

Agribisnis (LKM-A) Ngudi Rukun. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis termasuk salah

satu unit usaha dalam struktur organisasi Gapoktan Ngudi Rukun yang menangani

permodalan ditingkat petani anggota Gapoktan Ngudi Rukun. Salah satu aktifitasnya

adalah kegiatan pemberdayaan kelompok tani yang dilakukan oleh LKM-A melalui

program Usaha Produktif. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis memfasilitasi petani

anggota Gapoktan untuk dapat memanfaatkan dana PUAP yang telah diterima Gapoktan

Ngudi Rukun dan digunakan oleh petani sebagai penguatan modal usaha agribisnis yang

dijalankan. Petani yang memanfaatkan dana bergulir akan didampingi oleh LKM-A

sehingga usaha agribisnis yang dijalankan diharapkan akan dapat berkembang serta tidak

terjadi kendala dalam angsuran pinjaman. Dana digulirkan dalam bentuk pinjaman yang

wajib dikembalikan oleh petani dengan batasan waktu tertentu dengan maksud dan tujuan

agar petani anggota terpacu untuk mengembangkan usahanya serta ada bentuk tanggung

jawab petani terhadap keberlangsungan program tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah peneltian yaitu

bagaimana proses pemberdayaan kelompok tani oleh Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis

Gabungan Kelompok Tani Ngudi Rukun dalam program Usaha Produktif. Adapun tujuan

dari penelitian ini adalah mengkaji proses pemberdayaan kelompok tani oleh Lembaga

Keuangan Mikro Agribisnis Gabungan Kelompok Tani Ngudi Rukun dalam program

Usaha Produktif.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif didukung data

kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Analisis data dilakukan dengan tiga tahap yaitu reduksi data (data reduction),

penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing). Peneliti

menggali informasi langsung atau pengumpulan data dengan beberapa metode diantaranya

observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurmen penelitian,

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 704

dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian,

serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa LKM-A Ngudi Rukun telah menjalankan proses

pemberdayan melalui program Usaha Produktif dengan 3 tahapan proses yaitu penyadaran,

pengkapasitasan dan pendayaan. Dalam prosesnya ada yang sudah berjalan dengan baik

namun ada tahapan yang masih belum optimal berjalan. Berikut ini adalah hal yang terjadi

dalam tahapan proses pemberdayaan yang berlangsung:

Penyadaran

Dalam tahapan proses penyadaran, LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun telah

memberikan pengetahuan yang bersifat kognitif, belief dan healing. Berikut ini hal-hal

yang telah berjalan dalam proses penyadaran dalam tahapan pemberdayaan oleh LKM-A

Gapoktan Ngudi Rukun dalam program Usaha Produktif:

LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun dibantu oleh PPL dan pengurus Gapoktan Ngudi

Rukun telah memberikan pengetahuan bersifat kognitif yaitu penjelasan detail mengenai

pemberdayaan kelompok tani melalui program Usaha Produktif kepada ketua, pengurus

dan anggota kelompok tani. Penjelasan dilakukan secara rutin dan berulang ulang dalam

setiap pertemuan dengan melalui obrolan ringan. Dalam prosesnya, penjelasan yang

dilakukan telah berjalan dengan lancar dan ketua kelompok tani serta pengurusnya

menghargai semangat dari LKM-A dalam memaparkan program ini. Lokasi penjelasan

dilakukan di rumah Bapak Mangku sebagai sekretariat Gapoktan Ngudi Rukun pada saat

dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) diterima oleh Gapoktan pada

pencairan tahap pertama dan mulai dikelola oleh LKM-A.

Adapun pengetahuan yang disampaikan adalah bahwa dana pemerintah yaitu dana

PUAP yang telah diterima Gapoktan untuk dikelola oleh LKM-A melalui program Usaha

Produktif bukanlah dana sekali habis yang dibagikan ke anggota namun diputarkan melalui

simpan pinjam untuk pengembangan usaha agribisnis. Penjelasan tersebut penting untuk

dilakukan karena pada umumnya masyarakat berpikir jika ada dana hibah maka dapat

langsung habis dibagi. Oleh karenanya perlu dilakukan penjelasan kepada anggota

Gapoktan Ngudi Rukun bahwa dana tersebut untuk dikelola dan diputarkan melalui simpan

pinjam unuk pengembangan usaha agribisnis yang dijalankan anggota. Berdasarkan

penjelasan yang dilakukan, baik ketua maupun pengurus masing-masing kelompok tani

telah memahami Program Usaha Produktif yang dijalankan. Pemberdayaan kelompok tani

melalui Program Usaha Produktif dipahami sebagai program yang dijalankan oleh LKM-

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 705

A Ngudi Rukun dalam bentuk simpan pinjam dana usaha yang berasal dari dana PUAP

yang telah diterima Gapoktan Ngudi Rukun dan dikelola LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun

yang bertujuan sebagai fasilitasi modal usaha untuk pengembangan usaha agribisnis

anggota Gapoktan Ngudi Rukun

LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun secara terus menerus baik di kesempatan formal

maupun informal telah meyakinkan ketua dan pengurus dari masing-masing kelompok tani

sebagai penerima manfaat. LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun menjelaskan bahwa program

ini sangat bermanfaat bagi pengembangan usaha agribisnis anggotanya. Hal tersebut untuk

memunculkan rasa percaya dari kelompok tani atas program Usaha Produktif yang

dijalankan oleh LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun. Meskipun pada dasarnya anggota

Gapoktan sudah mempercayai program yang dijalankan oleh LKM-A dan tanpa diyakinkan

oleh LKM-A, ketua dan pengurus kelompok tani telah percaya dengan kegiatan yang

dilakukan.

Selama Program berjalan tidak ada kekhawatiran dari ketua maupun pengurus

kelompok tani terhadap Program Usaha Produktif yang dijalankan oleh LKM-A. Ketua dan

pengurus kelompok tani sebagai penerima manfaat percaya terhadap apa yang disampaikan

LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun sebagai fasilitator karena dalam kesehariannya mereka

sudah dekat dengan pengurus LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun dan secara ketokohan

maupun kinerja pengurus LKM-A gapoktan Ngudi Rukun menjadikan mereka percaya

terhadap apa yang disampaikan oleh para pengurus LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun.

Sehingga dapat dikatakan tidak ada ketakutan terhadap kegagalan pemberdayaan kelompok

tani melalui Program Usaha Produktif. Menurut kelompok tani sebagai penerima manfaat,

program Usaha Produktif sudah dikelola dengan baik dan secara professional oleh LKM-

A.

LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun dapat dikatakan telah memenuhi kualifikasi

fasilitator sehingga masyarakat dapat merasakan kinerja nyata dari LKM-A Gapoktan

Ngudi Rukun. Hal ini dapat menumbuhkan rasa percaya terhadap fasilitator sehingga apa

yang dikatakan oleh fasilitator akan begitu saja diterima oleh penerima manfaat. Kualifikasi

yang harus dipenuhi oleh seorang fasilitator seperti yang diungkapkan oleh Berlo (1960)

dalam Mardikanto dan Soebiato (2013) adalah mengenai kemampuan berkomunikasi,

sikap fasilitator, kemampuan pengetahuan fasilitator dan karakteristik sosial-budaya

fasilitator sebagai berikut: (1) Kemampuan berkomunikasi seorang fasilitator yang tidak

hanya terbatas pada kemampuan memilih inovasi, memilih dan menggunakan media

komunikasi, memilih dan menerapkan metoda pemberdayaan masyarakat yang efektif dan

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 706

efisien dan menyiapkan serta menggunakan alat bantu/alat peraga yang efektif dan murah

namun lebih penting adalah kemampuan dan ketrampilan fasilitator untuk berempati dan

berinteraksi dengan masyarakat penerima manfaatnya. Dalam program Usaha Produktif ini

yang LKM-A sebagai fasilitator anggotanya merupakan warga asli Kelurahan Sorosutan

yang juga memiliki usaha dalam bidang agribisnis sehingga LKM-A Gapoktan Ngudi

Rukun memiliki rasa empati dan interaksi yang kuat dengan kelompok tani sebagai

penerima manfaatnya. (2) Sikap fasilitator yang menghayati dan bangga terhadap

professinya serta merasakan bahwa kehadirannya untuk melaksanakan tugas

pemberdayaan masyarakat itu memang sangat dibutuhkan masyarakat penerima

manfaatnya. Sikap fasilitator yang meyakini bahwa inovasi yang diampaikan itu telah teruji

kemanfaatanya, memiliki peluang keberhasilan untuk diterapkan pada kondisi alam

wilayah kerjanya, memberikan keuntungan dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial

budaya serta meyakini bahwa inovasi yang diberikan merupakan kebutuhan nyata bagi

penerima manfaatnya. Sikap fasilitator yang menyukai dan mencintai masyarakat penerima

manfaatnya. Anggota LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun yang merupakan warga Kelurahan

Sorosutan akan sangat mempengaruhi sikap dalam kinerjanya sebagai fasilitator. LKM-A

benar-benar dapat mengeti dan merasakan apa yang dirasakan oleh penerima manfaat

sehingga apa yang dilakukan oleh LKM-A adalah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh

penerima manfaat. (3) Kemampuan pengetahuan fasilitator menyangkut isi, fungsi,

manfaat dan nilai nilai yang terkandung dalam inovasi yang disampaikan baik secara

konseptual maupun secara praktis. Latar belakang dan keadaan penerima manfaatnya baik

yang menyangkut perilaku, nilai-nilai sosial budaya, kedaan alam, meupun kebutuhan-

kebutuhan nyata yang diperlukan masyarakat penerima manfaatnya. Dalam program Usaha

Produktif yang dijalankan, LKM-A sudah dirasa memiliki pengetahuan yang baik terhadap

program. Pendampingan dari PPL dan PMT juga turut memudahkan LKM-A untuk

menjalankan program.

LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun dapat dikatakan memenuhi dan telah menjalankan

kunci keberhasilan sebagai fasilitator sesuai dengan yang dikemukakan Rogers (1983)

dalam Mardikanto dan Soebiato (2013) yaitu: (1) Kemauan dan kemampuan fasilitator

untuk menjalin hubungan secara langsung maupun tak langsung dengan masyarakat

penerima manfaatnya. Tentang hal ini seringkali seorang fasilitator justru harus lebih

banyak melakukan kontak tak langsung melalui tokoh-tokoh masyarakat yang sangat

berperan dalam menciptakan opini-publik yang dapat memperlancar atau sebaliknya

menghambat tercapainya tujuan pemberdayaan masyarakat. (2) Kemampuan fasilitator

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 707

untuk menjadi perantara antara sumber-seumber inovasi dengan pemerintah/lembaga

pemberdayaan masyarakatdan masyarakat sasaran. (3) Kemauan dan kemampuan untuk

menjadi perantara, yaitu seberapa jauh fasilitator mampu meyakinkan lembaga

pemberdayaan masyarakat bahwa inovasi yang ditawarkan memiliki arti strategis bagi

kepentingan masyarakat maupun bagi pemerintah. Serta seberapa jauh fasilitator mempu

menerjemahkan inovasi menjadi kebutuhan yang dapat dirasakan oleh masyarakat

sasarannya. Selain hal tersebut juga seberapa jauh fasilitator mampu bekerja dengan

menggunakan pola berpikir pemerintahdan pola berpikir masyarakat dan tidak terkukung

untuk bekerja menurut pola pikirnya sendiri. (4) Kemauan dan kemampuan fasilitator

untuk menyesuaikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan kebutuhan-kebutuhan yang

dapat dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat penerima manfaatnya.

Dengan kemampuan dan keunggulan yang dimiliki LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun

tersebut menjadikan LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun dapat dekat dengan masyarakat

penerima manfaat. Dengan kedekatan personal antara fasilitator dan penerima manfaat

menjadikan penerima manfaat percaya begitu saja apa yang dilakukan oleh fasilitator serta

program yang dijalankan oleh fasilitator. Sehingga tanpa diyakinkan sekalipun penerima

manfaat akan langsung mengikuti program yang dijalankan.

LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun selalu mengajak anggota untuk bergabung dalam

Program Usaha Produktif dengan cara mengajak secara langsung melalui sosialisasi saat

pertemuan bersama seperti RAT dan kemudian masing-masing ketua kelompok yang

mengajak anggotanya bergabung. LKM-A Ngudi Rukun telah memberikan penjelasan

mengenai manfaat dari program Usaha Produktif dan bahwa proram ini sangat membantu

bagi petani untuk mengembangkan usaha agribisnisnya. Dijelaskan juga tata cara

peminjaman dana serta sanksi jika melanggar aturan.

Kelompok tani baik ketua maupun pengurusnya percaya terhadap Program Usaha

Produktif karena dari awal sudah dijelaskan mengenai program ini. Bahwa program ini

sifatnya sangat membantu dan berguna bagi pelaku usaha agribisnis sehingga kelompok

tani mudah untuk diajak berpartisipasi dalam program Usaha Produktif yang dijalankan

oleh LKM-A Gapoktan ngudi Rukun.

Pengkapasitasan

Dalam tahapan pengkapasitasan, LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun telah menjalankan

berbagai pengkapasitasan seperti pengkapasitasan manusia, pengkapasitasan usaha,

pengkapasitasan kelambagaan dan pengkapasitasan lingkungan.Namun belum semua

proses pengapasitasan berlangsung secara optimal. Berikut ini proses pengkapasitasan

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 708

yang telah dilakukan oleh LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun dalam kaitannya dengan

program Usaha Produktif:

Kegiatan pengkapasitasan manusia yang dilakukan Lembaga Keuangan Mikro

Agribisnis (LKM-A) Gapoktan Ngudi Rukun dalam pemberdayaan kelompok tani melalui

program Usaha Produktif adalah pertemuan rutin setiap tanggal 15 di rumah Bapak

Mangku selaku sekretariat Gapoktan untuk pembicaraan mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan program yang dijalankan, mendampingi anggota mengikuti kegiatan pameran dan

rapat akhir tahun RAT. Dalam pertemuan rutin setiap tanggal 15 tersebut, kelompok tani

sebagai penerima manfaat dilatih dan diberikan kemampuan oleh LKM-A untuk

menjalankan program Usaha Produktif pada tingkatan kelompok tani. Baik ketua maupun

pengurus kelompok tani diajarkan mengenai teknis pelaksanaan pinjaman bergulir

terutama dalam masalah administrasi. Diajarkan juga bagaimana caramenguji kelayakan

RUA yang diajukan anggota.

Kegiatan pengkapasaitasan manusia perlu dilakukan dalam program Usaha

Produktif agar ketua dan pengurus kelompok tani juga terlibat dalam program serta

mengikuti kegiatan yang dilakukan. Adapun respon kelompok tani baik ketua, pengurus

maupun anggotanya setelah adanya pemberdayaan kelompok tani melalui program Usaha

Produktif adalah senang dengan adanya program tersebut.

Secara keseluruhan tidak ada arahan khusus dari LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun

sebagai fasilitator dalam pengkapasitasan kelembagaan karena masing-masing kelompok

tani sudah memiliki struktur kepengurusannya sendiri. Sehingga LKM-A menjalankan

program Usaha produktif dengan struktur organisasi kelompok tani yang sudah ada.

Kelembagaan dalam masing-masing kelompok tani sudah terbentuk jauh sebelum program

Usaha Produktif berjalan sehingga dapat dikatakan kelembagaan ditingkat kelompok tani

sudah berjalan dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

Struktur kelembagaan yang ada di dalam Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis

Gapoktan Ngudi Rukun tergolong lebih muda dibentuk daripada kelembagaan yang ada di

kelompok tani. Pelaksanaan pembentukan struktur organisasi LKM-A Gapoktan Ngudi

Rukun dilakukan pada saat sebelum dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

tahap pertama yang telah diterima oleh Gapoktan Ngudi Rukun.

Adapun struktur organisasinya adalah Manager, Administrasi/ keuangan, Kasir,

Marketing dan pemasaran.Struktur tersebut dibentuk oleh Gapoktan dengan arahan PPL

yang berlokasi dirumah Bapak Mangku selaku sekretariat Gapoktan Ngudi Rukun. Struktur

organisasi dalam LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun dibutuhkan agar program atau kegiatan

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 709

bisa berjalan dan untuk keperluan pembagian tugas. Tata cara pemilihan pengurus

Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Gapoktan Ngudi Rukun pada mulanya

adalah hasil koordinasi antara Gapoktan Ngudi Rukun dan PPL. Namun untuk saat ini

belum ada rencana pergantian pengurus LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun.

Secara keseluruhan pengurus Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A)

Gapoktan Ngudi Rukun telah menunjukan kinerja dan telah menjalankan tugasnya dengan

baik serta orang-orangnya sudah sesuai dengan bidangnya. Lembaga Keuangan Mikro

Agribisnis (LKM-A) Gapoktan Ngudi Rukun dalam program Usaha Produktif memiliki

ADRT, ADRT disusun oleh sekretaris LKM-A.

Sebelum adanya program Usaha Produktif anggota Gapoktan Ngudi Rukun telah

menjalankan usahanya dengan baik dan tidak merasa ada masalah dengan permodalan.

Usaha telah berjalan jauh sebelum adanya program Usaha Produktif yang dijalankan oleh

LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun. Dengan adanya program Usaha Produktif yang

dijalankan oleh LKM-A Ngudi Rukun usaha anggota tetap berjalan seperti biasa seperti

sebelum adanya program Usaha Produktif.

Pengkapasitasan usaha belum dijalankan oleh fasilitator sehingga dana yang

diterima belum sepenuhnya dipergunakan untuk pengembangan usaha agribisnis akan

tetapi juga digunakan untuk kepentingan lain. Hal ini menyebabkan kelompok tani belum

berdaya sepenuhnya karena justru menimbulkan ketergantungan kelompok tani terhadap

dana pinjaman bergulir dalam program Usaha Produktif.

Program Usaha Produktif yang bertujuan untuk mengembangkan usaha agribisnis

anggota Gapoktan Ngudi Rukun dari sisi fasilitasi modal usaha tidak memberikan dampak

signifikan terhadap usaha yang dijalankan oleh anggota. Dana pinjaman yang seharusnya

dimanfaatkan untuk modal usaha belum dapat dipastikan pemanfaatannya di tingkat

anggota.

LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun sebagai fasilitator tidak melihat secara khusus

mengenai pemanfaatan dana yang dipinjam oleh anggota Gapoktan Ngudi Rukun. Ketua

dan pengurus kelompok tani tidak diberi arahan secara khusus untuk mengawal

pemanfaatan dana pinjaman guna fasilitasi modal usaha agribisnis di tingkat anggota.

Tidak ada evaluasi mengenai pemanfaatan dana yang dipinjam apakah sesuai dengan

pemanfaatannya atau dimanfaatkan untuk kepentingan lain diluar pengembangan usaha.

Selama menjalankan program Usaha Produktif LKM-A gapoktan Ngudi Rukun lebih

fokus pada dana yang dipinjamkan kepada anggota melalui kelompok tani dapat

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 710

dikembalikan sesuai tenggat waktu yang diberikan, jika hal tersebut sudah terlaksana maka

program dianggap berjalan dengan lancar dan tidak ada masalah.

Pengkapasitasan Usaha tidak dilakukan secara khusus dalam program Usaha

Produktif meskipun pada surat perjanjian kredit pasal 2 ayat 1 yang menyatakan bahwa

dana kredit akan digunakan untuk kegiatan usaha guna meningkatkan pendapatan dan mutu

kehidupan keluarga dalam bidang agribisnis dan diharapkan kredit tersebut akan

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi pertumbuhan ekonomi serta perkembangan

seluruh anggota kelompok tani peminjam. Menurut Mardikanto dan Soebiato (2013)

pengkapasitasan usaha yang seharusnya dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat

mencakup banyak hal yaitu: (1) Peningkatan kemampuan teknis yaitu untuk meningkatkan

produktivitas, perbaikan mutu dan nilai tambah produk. (2) Perbaikan manajemen untuk

meningkatkan efesiensi usaha dan pengembangan jejaring kemitraan. (3)Pengembangan

jiwa kewirausahaan terkait dengan optimasi peluang bisnis yang berbasis dan didukung

oleh keunggulan lokal. (4) Peningkatan aksesibilitas terhadap modal, pasar dan informasi.

(5)Advokasi kebijakan yang berpihak kepada pengembangan ekonomi rakyat.

Dalam pelaksanaan program Usaha Produktif dapat dikatakan tidak ada kendala jika

dilihat dari perputaran dana yang dikelola LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun. Simpan pinjam

berjalan dengan lancar dan peran ketua serta pengurus kelompok tani dapat berjalan dengan

baik. Kendala yang muncul adalah ketika ada anggota yang terhambat dalam pembayaran

bulanan karena dana yang seharusnya untuk usaha digunakan untuk keperluan lain. Namun

hal tersebut dapat diatasi oleh ketua dan pengurus kelompok tani karena simpan pinjam

dilakukan dengan sistem tanggung renteng, sehingga laporan administrasi yang sampai di

LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun tidak terlihat adanya masalah dalam angsuran dana

pinjaman.

Penyimpangan pemanfaatan dana modal usaha oleh masyarakat seperti yang terjadi

pada anggota Gapoktan Ngudi Rukun dalam memanfaatkan dana pinjaman program Usaha

Produktif juga terjadi didaerah lain. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Andrianto

(2003), yang mengkaji pemanfaatan dana pinjaman program Pengembangan Kecamatan

dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga memperoleh hasil yang hampir sama

kondisinya yaitu dana pinjaman sebagai modal usaha ekonomi kepada masyarakat

ternyata belum dimanfaatkan dengan maksimal sebagai modal pengembangan usaha

sehingga upaya peningkatan pendapatan masyarakat tidak berjalan dengan baik.

Akibat dari tidak tepatnya pemanfaatan dana pinjaman sebagai fasilitasi modal usaha

adalah terjadinya hambatan pembayaran angsuran oleh anggota, ketika saatnya membayar

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 711

angsuran uang yang seharusnya dibayarkan tidak tersedia karena dana usaha digunakan

untuk keperluan lain dan usahanya tidak dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan

atau bahkan tidak berjalan. Hal tersebut juga terjadi dalam penelitian yang dilakukan oleh

Octavia (2011), yang mengkaji dampak PNPM-MP terhadap pengembangan usaha

kelompok masyarakat dengan melakukan studi kasus pada peserta KSM (Kelompok

Swadaya Masyarakat) pengguna dana bergulir di Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan

Kuranji, Kota Padang dengan hasil penelitian bahwa PNPM Mandiri Perkotaan, khususnya

program simpan pinjam dana bergulir di Kelurahan Sungai Sapih masih belum optimal.

Pandangan peserta KSM pemanfaat pinjaman dapat dikatakan sangat membantu dalam

pengembangan usaha jika memang dana tersebut dimanfaatkan sesuai dengan rencana dan

tujuan awal dari ketentuan program. Namun, masih ditemukan adanya penyimpangan

pemanfaatan dana yang mengakibatkan tidak mampu memberikan manfaat dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat.

Pemanfaatan dana pinjaman modal usaha yang tidak sesuai peruntukannya yaitu

dana pinjaman tidak digunakan sebagai modal usaha mengakibatkan usaha anggota

Gapoktan Ngudi Rukun tidak mengalami perkembangan signifikan sehingga usaha hanya

berlangsung tetap seperti biasanya sebelum program Usaha Produktif berjalan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indriyatni (2013), mengenai analisis

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha mikro dan kecil menunjukan

hasil bahwa modal usaha berpengaruh terhadap keberhasilan usaha mikro dan kecil. Hal

tersebut didukung dengan teori yang disampaikan oleh Andreas (2011), yang menyatakan

bahwa kelemahan usaha kecil yang dijalankan oleh masyarakat adalah kekurangan dana

untuk memenuhi beban mereka dalam beberapa bulan kedepan, ditambah lagi belum

adanya pemisah keuangan usaha dengan keuangan rumah tangga pelaku usaha. Dengan

bercampurnya dana modal usaha dan keperluan sehari hari mengakibatkan usaha tidak

dapat berkembang dengan baik atau bahkan usaha tidak dapat berjalan.

Pengkapasitasan Lingkungan. Pengkapasaitasn lingkungan yang terjadi melalui

program Usaha Produktif merupakan dampak yang secara tidak langsung terjadi namun

dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat di Kelurahan Sorosutan. Dampak

pemberdayaan kelompok tani melalui program Usaha Produktif terhadap hubungan antar

anggota adalah menjadikan hubungan anggota menjadi semakin dekat dan semakin baik

anatara satu dengan lainnya. Anggota semakin banyak bertemu dan saling tukar pendapat

untuk pengembangan usaha yang mereka jalankan

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 712

Pemberdayaan kelompok tani melalui program Usaha Profuktif dapat

mempengaruhi hubungan antar anggota karena dengan adanya program tersebut

menjadikan semakin banyak pertemuan antar anggota di Gapoktan Ngudi Rukun. Dengan

banyaknya pertemuan yang dilakukan dalam berbagai kegiatan dari program yang

dijalankan LKM-A Ngudi rukun akan menjadikan anggota semakin dekat karena

banyaknya interaksi yang terjadi.

Intensitas komunikasi merupakan proses yang terjalin berdasarkan jumlah atau

kuantitas yang digunakan dalam berkomunikasi Intensitas berkomunikasi juga

berpengaruh terhadap tingkat keterbukaan setiap individu dalam berkomunikasi. Intensitas

komunikasi dalam kelompok dapat dilihat secara kualitas maupun kuantitas. Kuantitas

dilihat dari frekuensi dan durasi dalam bertemu dan berinteraksi dalam kelompok

sedangkan kualitas dilihat dari keteraturan dalam berkomunikasi, kelaluasaan pesan dan

kedalaman pesan (Rahmat, 2007).

Dengan meningkatnya intensitas komunikasi yang terjadi sehingga meningkatkan

interaksi yang terjadi antar aggota menyebabkan hubungan antar anggota semakin erat.

Anggota Gapoktan Ngudi Rukun berlatar belakang masyarakat jawa yang masih kental

dengan berbagai adat istiadatnya. Dalam kaitannya dengan interaksi, sesuai yang

diungkapkan oleh Suseno (1996) masyarakat Jawa mengatur interaksi-interaksinya melalui

dua prinsip yaitu prinsip kerukunan dan prinsip hormat. Dua prinsip tersebut menekankan

bahwa segala bentuk interaksi konflik-konflik terbuka harus dicegah. Sehingga dengan

latar belakang adat istiadat Jawa yang kental, interaksi yang semakin intesns dengan adanya

program Usaha Produktif menjadikan hubungan antar anggota semakin erat namun

konflik-konflik yang mungkin terjadi dapat terhindarkan.

Dampak positif suatu program terhadap kondisi sosial di masyarakat penerima

manfaat selain terjadi pada anggota Gapoktan Ngudi Rukun melalui program produktif

juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Mustangin dkk (2018) dengan judul

penelitian Hasil Pemberdayaan Masyarakat Oleh Koperasi Sebagai Upaya Mewujudkan

Kesejahteraan Masyarakat Petani Daerah Cepogo dengan hasil penelitian menunjukan

kegiatan silahturahim yang bertujuan mempererat hubungan sosial masyarakat boyolali.

Sehingga secara langsung Koperasi Tekun memberikan dampak sosial yang positif untuk

bisa mempererat keharmonisan masyarakat antar dusun bahkan antar desa.

Pendayaan

Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Gapoktan Ngudi Rukun adalah

pihak yang memberikan kekuasaan sebagai bagian dari tahapan pendayaan dalam

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 713

pemberdayaan kelompok tani melalui program Usaha Produktif. Sedangkan pihak yang

menerima kekuasaan yang diberikan oleh LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun adalah ketua

dan pengurus masing-masing kelompok tani sebagai penerima manfat dalam program

Usaha Produktif.

Pemberian kekuasaan telah dilakukan dari awal program berjalan. Ketua dan

pengurus masing-masing kelompok awalnya dibantu oleh pengurus LKM-A Gapoktan

Ngudi Rukun dalam mengatur pinjaman anggota kelompok, ketika sudah lancar baru

dilepaskan.

Adapun alasan pemberian kekuasaan karena dalam program Usaha Produktif ini

LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun hanya berperan menjadi fasilitator saja. Pengelolaan

ditingkat kelompok tani diurus oleh kelompok tani itu sendiri. Agar kelompok tani tidak

bergantung pada LKM-A. Adapun bentuk kekuasaan yang diberikan adalah Ketua Poktan

dan pengurus diberi kewenangan untuk mengatur simpan pinjam di kelompok tani masing-

masing. Anggota Poktan mengajukan RUA kepada ketua atau pengurus poktan kemudian

jika RUA dinyatakan lolos dan layak dicairkan dananya maka akan disatukan menjadi RUK

untuk diajukan ke LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun. Wewenang yang diberikan adalah

ketua kelompok atau pengurusnya berhak menentukan apakah pengajuan pinjaman

anggotanya akan diloloskan atau tidak. Sedangkan target yang diberikan adalah dana yang

dipinjamkan kepada anggota kelompoknya dapat kembali sesuai waktu yang disepakati

sehingga dana dapat terus digulirkan dan anggota dapat terus bertambah.

Proses pemberian daya kelompok tani oleh LKM-A berjalan dengan lancar. Ketua

kelompok tani sudah mampu mengurus administrasi pengelolaan dana. Ketua kelompok

tani sudah mampu untuk melihat apakah anggota layak dilolosakan pengajuan dananya dan

ketua kelompok tani yang bertanggung jawab terhadap kelancaran angsuran anggota.

Namun meskipun ketua dan pengurus telah berdaya dalam mengatur simpan pinjam

di tingkat kelompoknya masih ada ketergantungan anggota gapoktan terhadap adanya

program Usaha Produktif. Harapan pengembangan usaha agribisnis anggota Gapoktan

Ngudi Rukun melalui fasilitasi modal usaha dalam program Usaha Produktif tidak dapat

tercapai sepenuhnya sehingga anggota Gapoktan Ngudi Rukun justru mengalami

ketergantungan terhadap dana pinjaman bergulir yang dijalankan oleh LKM-A Gapoktan

Ngudi Rukun melalui kelompok tani. Anggota Gapoktan Ngudi Rukun menganggap bahwa

dana pinjaman bergulir yang dijalankan dalam program Usaha Produktif adalah dana

pinjaman dengan bunga sangat kecil yang dapat dimanfaatkan ketika anggota Gapoktan

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 714

Mengalami masalah keuangan tanpa kesadaran yang kuat untuk memanfaatkan dana

tersebut bagi pengembangan usaha agribisnisnya.

Ketergantungan tersebut muncul karena pemberdayaan yang dilakukan belum

berhasil menyentuh peningkatan ekonomi melalui pengkapasitasan usaha yang dalam hal

ini usaha agribinsis anggota Gapoktan Ngudi Rukun belum berkembang dengan adanya

program Usaha Produktif. Sesuai yang disampaikan oleh Mardikanto dan Soebiato (2013)

bahwa pemberdayaan masyarakat dengan sendirinya berpusat pada bidang ekonomi,

karena sasaran utamanya adalah memandirikan masyarakat dimana peran ekonomi teramat

penting.

Pada hakikatnya menurut Kartasasmita (1997), pemberdayaan masyarakat bukan

membuat masyarakat menjadi semakin tergantung pada berbagai program pemberian

(charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati, harus dihasilkan atas usaha

sendiri yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain. Dengan demikian, tujuan

akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan

untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara sinambung.

KESIMPULAN

LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun telah menjalankan proses pemberdayaan melalui

program Usaha Produktif dengan 3 tahapan proses yaitu penyadaran, pengkapasitasan dan

pendayaan. Namun proses pengkapasitasan usaha belum optimal dijalankan sehingga

masih terjadi penyimpangan pemanfaatan dana pinjaman modal usaha untuk kepentingan

lain sehingga usaha anggota Gapoktan Ngudi Rukun tidak mengalami perkembangan

secara signifikan dengan adanya program Usaha Produktif. Secara umum kelompok tani

sudah berdaya dalam mengelola simpan pinjam anggota, namun belum berdaya dalam

usaha sehingga anggota kelompok tani masih mengalami ketergantungan terhadap dana

simpan pinjam dalam program Usaha Produktif yang dijalankan oleh LKM-A Gapoktan

Ngudi Rukun.

REFERENSI

Andreas. 2011. Manajemen Keuangan UKM, Graha Ilmu, Yogyakarta

Andrianto, Wahyudi 2003, Pemanfaatan Dana Pinjaman Program Pengembangan

Kecamatan Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Keluarga, Tesis, Program

Pasca sarjana UI, Jakarta.

Indriyatni, Lies. 2013. Analisis Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan

Usaha Mikro Dan Kecil. Jurnal STIE Semarang. Volume 5 No.1. 2013. Hal (54-70)

Seminar Nasional 2019 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 9 Maret 2019

Sub Topik Pemberdayaan & Komunikasi| 715

Kartasasmita, Ginandjar. 1997. Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan Yang

Berakar Pada Masyarakat. Disampaikan pada Sarasehan DPD GOLKAR Tk. I Jawa

Timur Surabaya, 14 Maret 1997

Mardikanto, Totok dan Poeworko Soebiato. 2013. Pemberdayaan Masyarakat : Dalam

Perspektif Kebijakan Publik. Alfabeta, Bandung.

Mustangin, Nufa P. Islami, Desi Kusniawati, Baruna Setyaningrum dan Eni Prasetyawati.

2018. Hasil Pemberdayaan Masyarakat Oleh Koperasi Sebagai Upaya Mewujudkan

Kesejahteraan Masyarakat Petani Daerah Cepogo. Jurnal Social Work, Volume 8.

No 1. 2018. Hal (46-54)

Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Oktavia, Lola. 2011. Dampak PNPM-MP Terhadap Pengembangan Usaha Kelompok

Masyarakat (Studi Kasus: Peserta KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)

Pengguna dana bergulir di Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, K ota

Padang), Skripsi, Universitas Andalas Padang, Tidak Dipublikasikan.

Suseno M. Franz. 1996. Etika Jawa- Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup

Jawa. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

AGRIBISNIS

PERHIMPUNAN EKONOMIPERTANIAN INDONESIA

KOMDA YOGYAKARTA