Upload
khangminh22
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
Remaja Dan Gaya Rambut
(Perilaku Remaja Dalam Memilih Model Rambut Sebagai Dampak Dari Pengidolaan Seorang Tokoh)
Skripsi
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Jurusan Sosiologi
Oleh:
Abdul Qodir Jaelani
D3207005
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
MOTTO
Mulailah dari hal yang kecil.
Mulailah dari diri sendiri.
Mulailah dari sekarang.
Kalau bukan kita siapa lagi
(penulis)
Kalau ada niat yang tulus, mau bekerja keras, pasti segala sesuatu itu akan mudah kau dapat
(penulis)
Bisa
Aku bisa
Aku pati bisa
(penulis)
Remaja ibarat sebuah ranting muda, akan lurus jika kau luruskan
Sementara kayu tua tak mungkin lagi kau bengkokkan
(penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada :
1) Bapak dan Ibu yang selalu menjaga dan menyayangi aku
sampai saat ini.
2) Adik dan kakak serta keluarga besar ku yang selalu
mensupport untuk menyelesaikan skripsi ini.
3) Sahabat-sahabat aku yang selalu mengisi hidup ku di kala
senang dan sedih.
4) Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadiaran Allah SWT, karena dengan nikmat dan karunianya
penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Sosiologi Universitas Sebelas Maret
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan tersusun tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak tidak mungkin skripsi ini terselasaikan, untuk itu dalam kesempagtan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs Pawito Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Ibu Dra. Hj. Trisni Utami M, Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Bapak Drs Thomas Aquinas Gutama selaku dosen pembimbing skripsi yang penuh
dengan perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk
dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra. L. V. Ratna S, S. Si selaku ketua Jurusan Sosiologi Non Reguler Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
5. Bapak Muh Rosyid Ridho S.Sos, selaku pembimbing Akademik.
6. Mbak Nana, Beyrul Anam, ifan mauladi, Ana Esti Erwanti, Anggahini yang selalu
memberi masukan dan saran.
7. Teman-taman angkatan 2007 Sosiologi FISIP UNS, yang telah memberikan masukan dan
saran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik material dan spiritual yang berguna
bagi penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna, oleh karena itu apabila ada
kesalahan, di harapkan adanya kritik dan saran guna menjadikan laporan ini lebih baik. Penulis
berharap laporan ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca. Terima kasih.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSEJUTUAN ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR BAGAN ................................................................................................. xii
ABSTAK ............................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
E. Tinjuan Pustaka ................................................................................... 10
1. Landasan Teori .............................................................................. 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Konsep Yang Digunakan .............................................................. 24
3. Kerangka Berfikir .......................................................................... 27
F. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian …………………………………………... 28
2. Jenis Penelitian …………………………………………….. .. 29
3. Populasi Dan sampel ………………………………………… 29
4. Teknik Pengumpulan Data ………………………………… .. 30
5. Sumber Data ………………………………………………… 31
6. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….. 31
7. Validitas Data ………………………………………………. 32
8. Teknik Analisis Data ………………………………………… 33
BAB II DESKRIPSI LOKASI
A. Gambaran Umum
1. Kota Surakarta……………………………………………. 36
2. Sejarah Kota Surakarta …………………………………… 38
3. Visi Dan Misi Kota Surakarta …………………………… 39
B. Kecamatan Banjarsari ……………………………………………. 39
C. Profil Kelurahan Sumber
1. Kondisi Geografis …………………………………………. 40
2. Kondisi Demosgrafis ……………………………………… 41
3. Sarana Dan Prasarana …………………………………….. 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……………………………………………….. 52
1. Karakteristik Responde ........................................................... 52
2. Faktor-faktor Penyebab Remaja Dalam Memilih
Model Rambut Sesuai Tokok Idola .......................................... 56
3. Tujuan Remaja Melakukan Dan Memilih Model Rambut
Sesuai tokoh idola……………………………………… ........... 68
4. Pola remaja melakukan dan memilih model rambut
Sesuai tokoh idola………………………………………... ........ 73
5. Perilaku konsumtif remaja dalam melakukan dan memilih
Model rambut sesuai tokoh idola………………………… ........ 82
A. Pembahasan …………………………………………………… 83
1. Kekuatan Sosial Budaya .......................................................... 96
a) Faktor Budaya ……………………………………... 97
b) Faktor Status Sosial Ekonomi ………………………. 99
2. Pop Culture .............................................................................. 101
a) Faktor Kelompok Pergaulan ………………………… 105
b) Faktor Kelurga ………………………………………. 106
c) Faktor Iklan Dan Media Massa ……………………… 107
d) Faktor Kepribadian ………………………………….. 108
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………. 115
B. Implikasi ……………………………………………………………. 116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1. Implikasi Teoritis ……………………………………….. 116
2. Implikasi Metodologi …………………………………… 119
3. Implikasi Empiris ……………………………………….. 121
C. Saran ………………………………………………………………… 121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Karakteristik Responden .................................................. 55
Tabel 2 orang yang mendorongi remaja dalam melakukan
dan memilih model rambut ................................................ 58
Tabel 3 Trend rambut dalam majalah dan gambar
membuat remaja tertarik untuk mengikutinya .................. 62
Tabel 4 Model rambut artis dan tokok memotivasi remaja
dalam melakukan dan memilih model rambur ................... 65
Tabel 5 Faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan
dan memilih model rambut sesuai tokoh idolanya ............. 67
Tabel 6 Tujuan remaja melakukan dan memilih model rambut
Sesuai tokoh idola ............................................................ 71
Tabel 7 berapa kali memotong rambut dan model apa yang
dipilih .............................................................................. 75
Tabel 8 Sejauh mana remaja mengapresiasikan tokoh idolanya
ke dalam dirinya ............................................................... 78
Tabel 9 pola remaja dalam melakukan dan memilih model
Rambut sesuai tokoh idolanya ........................................ 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Skema Kerangka Berfikir ............................................. 28
2 Model Analisis Interaktif ……………………………… . 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
ABSTRAK
Abdul Qodir Jaelani. D3207005. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011. Perilaku Remaja Dalam Memilih Reference Group (Perilaku Remaja Dalam Memilih Model Rambut Sebagai Dampak Dari Pengidolaan Seorang Tokoh)
Melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh idola merupakan tren di kalangan remaja di Kota Surakarta khususnya Di kelurahan Sumber. Selain itu melakukan dan memilih model rambur sesuai tokoh idola sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan rambut yang bagus, keren dan gaul di kalangan remaja. Penelitian ini berusaha untuk meneliti perilaku konsumtif remaja dalam melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh idola, dan memahami secara mendalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan mereka berperilaku konsumtif dalam melakukan dan memilih model rambut.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dalam penelitian yang menjadi populasi dan sampelnya adalah remaja yang melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya di Kota Surakarta khususnya Di Kelurahan Sumber. Sedang yang menjadi respondenya adalah remaja yang melakukan dan memilih model rambut seseuai dengan tokoh idolanya. Pengambilan sampel dilakukan teknik purposive sampling (sampling bertujuan). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokomentasi dan wawancara secara mendalam (indepth interview). Untuk validitas data digunakan teknik data triangulation dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama. Analisa data yang digunakan adalah analisis interaktif yang meliputi pengumpulan data, deruksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keempatnya hampir dilakukan bersamaan dan terus menerus dengan memanfaatkan waktu yang tersisa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya merupakan trend di kalangan remaja di Kota Surakarta khususnya di Kelurahan Sumber. Melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idola di Kota Surakarta khusunya di Kelurahan Sumber terkait dengan perilaku konsumtif remaja. Berbagai faktor yang mendorong remaja melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya adalah: adanya dorongan dari orang-orang terdekat mereka dan kebanyakan mengikuti model dan trend zaman sekarang, Trend rambut dalam majalah dan gambar-gambar serta model rambut artis dan tokoh dalam media massa tidak berperan basar pada remaja untuk melakukan dan memilih model rambut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
ABSTRACT
Abdul Qodir Jaelani. D3207005. Thesis. Social and Political Sciences faculty Of Surakarta Sebelas Maret University. 2011. Adolescent And Hair Style (Adolescent behavior in styling hair as impact of idolizing a figure)
Choosing hair style according to graven image figure is a trend that grows in our adolescent now, especially in sub district of Sumber Surakarta Indonesia. The aim of it is to style hair better than before. This research aims to know the consumptive behavior of adolescent in styling hair according to their idols and understand deeply about factors which cause them to behave consumptively in the style.
This research is a qualitative kind of work. Especially, the writer took Sumber Surakarta to be example as population in styling hair according to the idols. And so, the respondent had been chosen from some adolescents who style hair according to whom they idolize. Here, the writer used the purposive sampling in technique of writing. The data had been arranged by doing observation, documentation and interviewing. For data validity, triangulation was advanced as a technique. The analysis covers data collecting, direction, representation and conclusion. These things had been done collectively and continually.
This research shows enough that styling hair according to what idols style is really trend fact which grows in our adolescent in Surakarta. This idolizing had been rooted in them concerning this matter of hair. There were some factors which caused them to do that, for example, to imitate some popular style as manga style, or to increase the aplomb while meeting anyone—perhaps, boy or girl friends, partners etc—, or else just because some regulations of school.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan perjalanan hidupnya, manusia melalui berbagai jenjang
kehidupan, yang dimulai sejak kelahiran sehingga kematian. Dimulai dengan masa balita,
kanak-kanak, remaja, dewasa, lalu setengah baya, dan menjadi tua. Masa remaja adalah
masa yang dianggap paling penting yang di lalui setiap manusia dalam kehidupannya.
Mulai usia belasan tahun, dan biasanya sampai usia dua puluh empat tahu, berdasarkan
perbedaan para pendidik, masa remaja kadang panjang, kadang juga pendek tergantung
lingkungan dan budaya dimana anak remaja itu hidup.
Secara etimologis, para pahar bahasa berpendapat bahwa masa remaja dimulai
dari sebelum baligh dan beakhir pada usia baligh. Para pendidik berpendapat bahwa anak
remaja memberikan definisi yang berbeda-beda, tapi pada umumnya memiliki kesamaan
dalam beberapa hal. Antara lain:
1. Masa perkembangan menuju kematangan jasmani, seksualitas, pikiran, dan
emosional.
2. Masa terjadinya berbagai berubahan pada anak, baik itu jasmani, seksualitas,
pikiran, kedewasaan, maupun sosial. Semua itu merupakan proses perpindahan
seseorang dari masa kanak-kanak dan remaja kemasa dewasa dan kematangan.
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan masa perkembangan. pada usia
remaja, seseorang dapat dikatakan sedang berada dalam masa peralihan, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
perkembangan dari anak menjadi manusia dewasa. Sebagai seseorang yang sedang
menjalani tahap kedewasaannya, remaja mengalami perkembangan dan pertumbuhan
baik fisik maupun mental, seperti perubahan pola pikir yang memungkinkan menjadi
dewasa
Di dalam kehidupan manusia, termasuk juga remaja, terdapat 3 faktor lingkungan
vital yang sangat berpengaruh besar. Ketiga faktor lingkungan tersebut adalah lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan merupakan faktor
yang mempunyai pengaruh besar karena manusia dan lingkungannya saling berhubungan
dan mempunyai keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat di pisahkan. Kontinuitas dan
dinamika eksistensinya senantiasa menghendaki tempat berpijak yang kongkrit sebagai
dunia tempat keterlibatanya. Lingkup interaksi remaja, yang semula pada masa kanak-
kanaknya hanya terbatas pada relasi dengan orang tua dan anggota keluarganya,
meningkat menuju suatu relasi yang lebih dengan tetangga dan teman-teman sekolahnya.
Remaja pada hakekatnya hidup dan tinggal di dalam sebuah masyarakat. Remaja
merupakan bagian dari sebuah komunitas, yang keberadaanya tidak bisa di lepaskan dari
masyarakat sekitarnya. Karena itu, arti keanggotaan bukan sesuatu yang di tambahkan
dari luar, tetapi arti yang menujuk pada sesuatu yang menyentuh kehakikiannya dari
manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia
mempunyai sifat terbuka dan sangat dipengruhi oleh keadaaan lingkungannya.
Pada masa remaja, persahabatan akan lebih didasari oleh rasa solidaritas.
Solidaritas yang di pupuk khususnya dengan teman akrab, tidak menutup kemungkinan
bagi remaja untuk bergaul dengan teman-teman lain di luar komunitasnya. Remaja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
membutuhkan pergaulan sebaya, yaitu sahabat dan teman-teman yang sesuai dengan
manifestasi perkembangan kepribadiannya. Kategori remaja adalah mereka berada dalam
range usia antara 13 tahun sampai dengan 21 tahun, yang mana dalam kelompok usia
seseorang biasanya duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) sampai dengan
semester 5 di perguruan tinggi.
Salah satu perkembangan yang dialami remaja adalah perkembangan dalam
mengapresiasi suatu bentuk karya seni, suatu perkembangan yang ditentukan oleh hasil-
hasil dialog pengalaman dengan dunianya. Apabila remaja memiliki potensi dan bakat
dalam bidang seni, remaja akan mengalami peningkatan kerena intensitas dialog dalam
pengalaman tersebut. Meskipun terdapat remaja yang kurang atau bahkan tidak memiliki
bakat dalam bidang seni, perkembangan selanjutnya yang akan terjadi adalah bahwa tidak
menutup kemungkinan bagi remaja untuk berkarya hanya sebatas menikmati sebuah
karya seni. Salah satu karya seni yang terdapat dalam masyarakat modern saat ini adalah
model rambut.
Remaja lebih banyak mengutamakan dirinya sendiri, dia memandang keluarga,
masyarakat, bahkan dunia di sekelilingnya seakan-akan dialah sendiri di dunia ini. Dia
menganggap bahwa dia mempunyai kemampuan berpikir dan jiwa yang belum di ketahui
orang-orang di sekitarnya, yang menyebabkan mereka tidak mau menghargai dirinya
sendiri. Oleh karena itu, dalam setiap kesempatan dia akan mencoba menyakinkan dan
menunjukkan kemampuan dirinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Remaja pada umumnya akan berpenampilan sebagus dan serapi mungkin, hal ini
di lakukan untuk menyakinkan dirinya dan untuk mencari perhatian oaring lain,
khususnya lawan jenis, pehatian mereka berpusat pada tiga unsure pokok berikut:
1. Perhatian pada pakian; dari segi keserasian warna maupun jenis yang dapat menarik
perhatian orang, dan untuk hal tentunya membutuhkan uang yang banyak.
2. Perhatian pada rambut; anak remaja sangat memperhatikan kerapian dan model
rambutnya, memotong sesuai dengan model terkini, dan mengubah-ubah berbagai
potongan. sebab, mereka menganggap rambut adalah symbol ketampanan dan semua
itu dapat menarik perhatian orang.
3. Memakai wewangian; tidak diragukan lagi, bau wangian mempunyai pengaruh besar
untuk menarik perhatian dan simpati orang. Oleh karena itu, anak remaja sangat
menjaga untuk senantiasa tercium mewangi.
Kebiasaan dan gaya hidup masyarakat modern, sebagaimana terdapat di Negara
maju, telah menular ke kota-kota di Negara berkembang. Berkat kemajuan teknologi,
orang tidak perlu lagi bekerja seminggu penuh, kemajuan teknologi telah memudahkan
kehidupan manusia. Tersedianya akhir pekan dan banyak waktu luang memberikan
kesempatan bagi individu untuk sejenak melepas penat dengan rekreasi, olah raga atau
menikmati hiburan lainya. Bersaman dengan itu pula, kemungkinan komsumsi yang di
lakukan oleh masyarakat akan terus menerus untuk tiap-tiap kehidupan. Seperti remaja
yang akan menghabiskan waktu akhir pekannya bersama dengan keluarga atau teman-
temannya untuk pergi kesalon atau potong rambut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Di dalam kehidupan masyarakat kota, kegiatan konsumsi akan lebih diperhatikan
dari pada produksi. Salah satu pembagian kebutuhan manusia adalah berdasarkan sifat
penting atau tidaknya kadar kebutuhan yang harus di penuhi tersebut. Kebutuhan ini
meliputi, kebutuhan primer (pokok), kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier
(pelengkap). Ketika kebutuhan primer (pokok) dan kebutuhan sekunder telah terpenuhi,
maka secara otomatis manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersiernya
(pelengkap). Hal tersebut sudah menjadi rumusan alam bahwa manusia akan lebih dahulu
memenuhi kebutuhan primer (pokok), baru selanjutnya akan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan lainya.
Pada awalnya orang malakukan kegiatan ekonomi semata-mata hanya untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya saja seperti sandang, pangan dan papan. Kebutuhan
merupakan dasar perilaku konsumen. Abraham Maslow membagi kebutuhan manusia
sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisiologis: kebutuhan tingkat terndah atau kebutuhan yang paling
mendasar. Misalnya; kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernafas,
seksual.
b. Kebutuhan rasa aman: kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya,
pertentangan dan lingkungan hidup.
c. Kebutuhan untuk merasa memiliki: kebutuhan untuk diterima oleh kelompok,
berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untu mencintai serta di cintai.
d. Kebutuhan akan harga diri: kebutuhan untuk di hormati dan dihargai oleh orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri: kebutuhan untuk menggunakan
kemampuan, skill (ketrampilan) dan potensi, kebutuhan untuk berpendapat dengan
mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian dan kritikan terhadap sesuatu (Drs. A.
A. Anwar Prabu Mangkunegara, 1988:6-7).
Kebutuhan tersier merupakan kebutuhan pelengkap yang berarti bahwa kebutuhan
ini dapat di penuhi atau pun tidak. Halm ini disebabkan karena kebutuhan tersier lebih
bersifat hiburan dan rekreasi. Untuk dapat bertahan hidup dalam dunia modern, manusia
tidak dapat lagi mengandalkan tradisi atau dirinya sendiri, manusia harus mengikuti
perilaku sesamanya, terutama mereka yang sebaya dengannya. Segala reaksi serta pilihan
selalu di cocokkan terlebih dahulu dengan yang umum di pakai oleh sesamanya.
Setiap kelompok manusia dengan usia tertentu, akan membentuk tradisinya
masing-masing. Hal ini terjadi karena mereka selalu hanyut oleh perubahan usia dengan
tuntutan adaptasi yang depat pula. Maka dari itu tradisi yang di bentuk ini tidak akan
bertahan dan berkembang dalam waktu yang lama. Manusia mau tidak mau di tentukan
oleh sesamanya, sehingga sifat kurang ambisius terhadap diri sendiri sering kali menjadi
fenomena yang selalu muncul. Manusia saling berusaha untuk mencocokkan selera dan
pilihannya, seperti kaum remaja belasan tahun yang memiliki trendnya sendiri.
Pilihan tred yang sedang marak digemari oleh kaum remaja saat ini adalah model
rambut yang di ambil dari tokok idolanya langsung diapresiasikan pada dirinya sendiri.
Di dalam perjalanannya, model model rambut yang pernah hadir di Indonesia mempunyai
komunitas penggemarnya tersendiri. Di Indonesia, sengaja atau tidak di sengaja, secara
kasar seolah terbentuk kelompok-kelompok yang fanatik pada jenis model rambut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tertentu. Dekade tahun 70-an hingga 80-an didominasi oleh model rambut kribo,
kemudian memasuki dekade 90-an hingga sekarang mulai diramaikan oleh kehadiran
model rambut impor dari Jepang. model rambut cowok jepang atau Japanese Style atau J-
Style.
Pemilihan model rambut pada suatu tokoh yang diidolakan dan ditiru lebih pada
penggambaran norma atau nilai yang dianut dalam lingkungan keluarga dan sekitarnya.
Adapun manfaat yang dapat dipetik para remaja dari idolanya yaitu, (1) sebagai media
penanaman nilai, adanya pengidolaan remaja pada tokoh tertentu dapat memasukkan
berbagai nilai-nilai kehidupan, (2) panutan, (3) menumbuhkan imajinasi. Di mana bila
remaja mampu mengolah rasa suka mereka pada model rambut tertentu menjadi suatu
permainan yang imajinatif dan menyenangkan, makaimajinasi mereka pun bisa
berkembang dengan baik (Kurniasih, 2004).
Hal ini seperti yang tertulis dalam sebuah artikel ilmiah di jurnal intenasional:
journal of youth and adolescence, vol, 25, no 5, 1996 yang berjudul: Adolescent
Idolization Of Pop Singers: Couses, Expressions, And Relionce. “The study examines the
phenomenon of adolescents idolization of pop singers, male and female adolescent from
there age groups (ages 10-11, 13-14, and 16-17) were compared with regard to the
intensity of idolization, its behavioral manifestations, couses for selecting the idol, and
reliance for knowledge on the idol. The results of self reports indicated that the
phenomenon of idolization, expressed especially in worshipping and modeling, is
strongest is the youngest age group and decreases in intensity with age. Also, is was
found the girls idolize singers more than boys. The youngest age group, especially girls,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
rely on singers with regard to knowledge concerning personal matters. These findings
were explained within the frameworks of gender differences, adolescence characteristics,
and youth culture development.
Masa remaja merupakan masa identifikasi yaitu masa dimana remaja sedang
mencari identitas diri yang sebenarnya. Remaja merupakan fase pembelajaran dan masih
labil, perilaku yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan sekitar.
Banyak cara yang dilakukan remaja dalam mencari indentitas dirinya, salah satunya
dengan meniru orang lain atau idolanya. Remaja biasanya suka meniru perilaku sang
idolanya melalui media massa, TV, komik atau beberapa bentuk simbolis lainnya untuk
ditiru. Seperti halnya remaja meniru model rambut, mereka lebih banyak belajar dari
tokoh atau idola yang mereka sukai dan menjalankan apa saja yang mereka pelajari dari
tokoh dan idola tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Model rambut dapat pula
diklasifikasikan berdasarkan syarat-syarat keberadaan atau ketidak beradaan model, dan
dilihat secara langsung jika stimulus model rambut mengarahkan organisma (yaitu
individu) untuk melakukan assosiasi terhadap rangkaian pengalaman sensory bagi
pengamat, isyarat-isyarat verbal kemungkinan dipersiapkan oleh model atau diciptakan
oleh pengamat.
Model rambut selalu berubah-ubah menurut tren gaya rambut yang berkembang
tahun ini. Namun untuk para Pria yang suka mengubah model rambut,. Model Rambut
cowok untuk tahun ini mengarah pada model rambut cowok jepang atau Japanese Style
atau J-Style. Potongan yang tidak beraturan atau tegak ( spike ) juga menjadi pilihan
banyak pria tahun ini. Potongan rambut jadul ala changcutters atau kribo tak terurus juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
bisa menjadi alternatif pilihan Sesuai potongan model rambut anda dengan karakter,
kepribadian dan tempat anda sehari-hari beraktifitas karena hal tersebut akan lebih
terlihat alami dan apa adanya.Model Rambut cowok memang tidak serumit rambut
wanita, namun kecerdasan dalam memilih model rambut juga tetap menjadi satu hal yang
harus anda lakukan dengan baik. Untuk yang ingin terlihat rapi, maka pilihlah model
sesuai yang di inginkan
B. Rumusan Masalah
1. Faktor-faktor apa saja yang menpengaruhi pemilihan model rambut pada remaja ?
2. Bagaimana pola remaja meniru model rambut ?
C. Tajuan Penelitian
1. Ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilihan model rambut pada
remaja
2. Ingin mengetahui motivasi remaja dalam pemilihan model rambut
3. Mengkaji mengenai alasan pemilihan model rambut pada remaja
4. Mengkaji pola perubahan model rambut pada remaja
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menginginkan agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat
pada umumnya, khusunya pada remaja dalam pemilihan model rambut
b. Ingin mengetahui model rambut yang paling tren pada remaja
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi remaja dalam
mengikuti tren atau model rambut, baik dari segi positif maupun negatif.
b. Bagi Pengusaha Salon dan Potong Rambut
Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi pengusaha salon dan potong rambut
mengetahui perkembangan trend an model rambut pada remaja
1. Tinjauan Pustaka
1. Landasan Teori
1. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis.
Dalam masyarakat terdapat hubungan dan cara timbal balik antara aneka macam gejala-
gejala sosial. Sebagai mahluk bermasyarakat, manusia selalu berkeinginan untuk
berinteraksi dengan sesamanya. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan
sosial, oleh karena itu tanpa interaksi sosial tak mungkin ada kehidupan sosial. Pergaulan
hidup akan terjadi apabila orang-orang dan kelompok-kelompok manusia bekerjasama,
saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama. Maka dapat
dikatakan bahwa interaksi sosial adalah dasar dari proses sosial.
Sosiologi menurut Piritim Sorikin adalah hubungan dan pengaruh timbal balik
antara aneka macam gajala-gajala sosial, misalnya hukum dengan ekonomi, masyarakat
dengan politik, dan sebagainya(Soekanto, 1997:20).
Paradigma pokok bahasan sosiologi menurut (Ritzer, 2003:21) meliputi hal hal
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
a) Fakta sosial
Fakta sosial adalah cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang berada di luar
individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.
Contoh, di sekolah seorang murid di wajibkan datang tepat waktu, menggunakan
seragam, dan bersikap sopan kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan
kedalam sebuah aturan dan memiliki sangsi tertentu jika dilanggar, dari contoh tersebut
bisa di lihat adanya cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang ada di luar individu
(sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
Ritzer juga mengemukakan empat teori dalam paradigma fakta sosial yaitu: teori
fungsionalisme structural, teori konfik, teori system dan teori sosiologi makro (Ritzer,
2003:21). Menurut Ritzer dalam hal ini akan dibahas mengenai teori dominan atau yang
bersisebut mula-mula yaitu:
b) Definisi Sosial
Paradigma kedua adalah definisi sosial, yang di kembangkan oleh Max Weber
untuk menganalisa tindakan sosial (social action). Bagi Max Weber, pokok persoalan
sosiologi adalah bagaimana memahami tindakan sosial antar hubungan sosial, dimana
“tindakan yang penuh arti” itu ditafsirkan untuk sampai penjelasan kausal. Untuk
mempelajari tindakan sosial, Weber menganjurkan metode analitiknya melalui penafsiran
dan pemahaman (interpretative understanding) atau menurut terninologinya di sebut
dengan vestehen. Paradigma ini di masuki oleh tiga teori, yaitu Teori Aksi ( dari Weber
sendiri), Teori Fenomenologis yang di kembangkan oleh Alfred Schut, dan Teori
Interaksionalisme simbolis yang tokok populernya adalah G. H. Mead
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
c) Perilaku Sosial
Perilaku sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan
perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan
tindakan social, tetapi menanam bunga untuk di ikut sertakan dalam sebuah lomba
sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan perilaku sosial.
Paradigama perilaku sosial di kembangkan oleh B. F. Skiner dengan meminjam
pendekatan behaviorisme dari ilmu psikologi, ia sangat kecewa dengan dua paradigama
sebelumnya karna di nilai tidak ilmiah, dan dianggap bernuansa mistis, menurutnya,
obyek studi yang konkret-raelistik itu adalah perilaku manusia yang Nampak serta
kemungkinan perulanganya (behavioral of man and contingencies of reinforcement).
Skiner juga berusaha menghilangkann konsep volunterisme parson dari dalam ilmu
sosial, khususnya sosiologi. Yang tergabung dalam paradigma ini adalah Teori
Behavioral Sosiology dan Teori Exchange.
Khayalan sosiologi diperlukan untuk dapat memahami apa yang ada di
masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan
khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi,
dan hubungan antar keduanya.
Alat untuk melakukan khayalan sosiologi adalah troubles dan issues. Troubles
adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai
pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkuan kehidupan pribadi individu.
Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka
pengangguran itu adalah trouble. Masalah individual ini pemecahanya bisa lewat
peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan
issue, yang pemecahannya menuntut kajian yang lebih luas lagi.
Jadi seorang sosiologi harus bisa menyingkap berbagai kabir dan mengungkap
tiap helai tabir menjadi realitas yang tidak terduga. Syaratnya, sosiologi tersebut harus
mengikuti aturan-aturan ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan
pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.
Hal senada diungkapkan oleh Demartoto bahwa sosiologi terbagi menjadi tiga
yaitu paradigma fakta sosial, paradigma devinisi sosial dan paradigma perilaku sosial
(Demartoto, 2007:5)
Menurut Demartoto paradigm fakta sosial adalah dua karya Durkhein (1987) dan
Suicide (1987).subjek paradigma fakta sosial adalah fakta sosial yang terdiri dari dua
tipe, yaitu struktur sosial dan pranata sosial (Demantoto, 2007: 6). Paradigma kedua atau
paradigma definisi sosial menempatkan Weber sebagai examplar, terutama analisa Weber
tentang sosial action. Fakta sosial membentuk full-meaning action manusia (Demartoto,
2007: 6)
Paradigma ketiga atau paradigma perilaku sosial menurut Demartoto bahwa
perilaku sosial menempatkan Skinner sebagai examplar. Konsep-konsep penting dari
Skinner adalah behavior of man dan contingencies of reinforcement. Dua hal ini di sebut
sebagai obyek study sosiologi yang konkrit realities. Dengan demikian Skinner menolak
dua paradigma yang telah di sebut di muka dan juga konsep autonomous mana dari
person.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Paradigma yang dipakai dalam penelitian ini adalah paradigma definisi sosial.
Dalam paradigma definisi sosial, di jelaskan dua konsep dasar yaitu: konsep tindakan
sosial dan konsep tentang penafsiran dan pemahaman.
Berkaitan dengan penelitian ini, perilaku konsumtif memilihan model rambut oleh
kalangan remaja di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta adalah
bagian dari suatu tindakan sosial. Di satu sisi individu dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi tertentu, dan di sisi lain perilaku konsumtif memilih model rambut yang
dilakukan oleh kalangan remaja mampu menyebabkan individu lain untuk ikut
melakukan perilaku konsumtif memilih model rambut berdasarkan tokoh idolanya. Hal
ini merupakan bagian dari paradigma definisi sosial.
2. Teori Aksi
Teori ini sepenuhnya mengikuti karya Weber, teori aksi dewasa ini tidak banyak
mengalami perkembangan melebihi apa yang sudah di capai tokoh utamanya Weber,
malahan teori ini sebenarnya telah semacam jalan buntu.
Beberapa asumsi teori dikemukakan olah Hikle dengan menunjukkan karya Mac
Iver, Znaniecki dan Parson sebagai berikut:
1) Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subjek dan dari
situasi eskternal dalam posisi sebagi objek.
2) Sebagai subjek manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu, jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan.
3) Dalam tindakan manusia menggunakan cara, tehnik, prosedur, metode, serta
perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
4) Kelangsungan tindakan manusia hanya di batasi oleh kondisi yang tidak dapat
diubah dengan sendirinya.
5) Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang
dan telah dilakukannya.
6) Ukuran-ukuran aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral diharapkan timbul pada
saat pengambilan keputusan.
7) Study mengenai antar hubungan sosial memerlukan perbaikan tehnik penemuan
yang bersifat subjektif seperti metode Verstehen, imajinasi, Symparheic
reconstruction atau seakan-akan mengalami sendiri (vicarious experience).
(Ritzer, 1992:53-54)
Selain itu parsons juga menyusun unit dasar tindakan sosial dengan karakteristik
sebagai berikut:
1) Ada individu selaku aktor.
2) Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan tertentu.
3) Aktor punya alternatif cara, alat serta teknik untuk mencapai tujuanya.
4) Aktor berhadapan langsung dengan sejumlah kondisi situasional yang dapat
membatasi tindakan dalam mencapai tujuan. Kendala tersebut berupa situasi dan
kondisi, sebagian ada yang tidak bisa di kendalikan oleh individu.
5) Aktor berada di bawah kendala dari nilai, norma dan berbagai ide abstrak yang
mempengaruhi dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan dalam mencapai
tujuan. (Ritzer, 1992:56-57).
Inti dari pemikiran parsons adalah (1). tindakan diarahkan kepaa tujuan; (2).
tindakan terjadi dalam suatu situasi, di mana elemennya sudah pasti dan elemen lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
digunakan sebagai alat menuju tujuan; (3). Tindakan itu diatur sehubungan dengan
penentuan alat dan tujuan.
Tinjuan sosiologi yang penting adalah bentuk hidup masyarakatnya, struktur dan
fungsi dari kelompok yang terkecil sehingga kelompok yang besar (Myers dalam Prof.
Dr. Bimo Walgito, 1994: 11). Tujuan psikologi yang penting adalah bahwa perilaku itu
sebagai manifestasi hidup kejiwaan, yang di dorong oleh motif tertentu, hingga manusia
itu berperilaku atau berbuat.
Perilaku manusia sebagai suatu respon terhadap stimulus yang di terimanya,
menjadi tinjuan dari berbagai macam ilmu antara lain antropologi, sosiologi, psikologi,
ekonomi dan sebagainya yaitu oleh ilmu yang terkenal sebagai ilmu-ilmu social
(konentjoroningrat dalam Prof. Dr. bimo Walgito, 1994:11)
Disamping itu second dan Backham mengemukakan bahwa perilaku individu
dalam interaksi sosial dapat dianalisis dengan tiga macam system, yaitu the person
system, the social system and the cultural system. Perilaku manusia dalam kaitannya
dengan lingkungan merupakan tinjuan dari anthropologi. Anthropologi, khususnya
anthropologi budaya meninjau perilaku manusia itu tidak dapat lepas dari segi
kebudayaan yang melatar belakanginya. Ini berarti bahwa dalam meninjau manusia dan
kacamata anthropologi unsur kebudayaan tidak dapat ditinggalkan. “antkropologistse
concerned with culcural system”, demikian yang diungkapkan oleh Second dan Backman
(Prof. Dr. Bimo Walgito, 1994:12).
Sosiologi juga meninjau perilaku manusia dalam kaitannya dengan hidup
bermasyarakat. Tinjaunnya lebih pada bagaimana hubungan individu dengan
kelompoknya, tinjaunnya kepada system sosialnya. “sociologists as sociologists are
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
interested primarily in analysis in terms of the social system” Second dan Backman. Ini
berarti seorang sosiolog dalam meninjau perilaku manusia lebih dikaitkan dengan faktor
kebiasaan, tradisi, dan system nialai yang ada dalam kehidupan bermasyarakat (Prof Dr.
Bimo Walgito, 1994:12-13)
Tinjauan personality system adalah menijau perilaku manusia dari segi psikologi,
khususnya psikologi kepribadian, yaitu menijau manusia dari sudut pandang bahwa
manusia itu mepunyai kemampuan-kemampuan, sifat-sifat, perasan-perasan tertentu, jadi
pendekatannya adalah segi potensi-potensi psikologi yang ada dalam diri manusia itu.
Faktor-faktor inilah yang menyebabakan manusia berperilaku. Seperti yang di
kemukakan oleh Second dan Backman, “psychologists as psychologists are concerned
primarily with analysis in term of individual behavior:..considers properties of individual
such as attitudes, needs, traits and feelings, as well as prosses like learning or perception”
(Prof. Dr. Bimo Walgito, 1994:13).
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa masing-masing ilmu itu meninjau
perilaku manusia dari sudut tinjauannya sendiri-sendiri, sehingga dengan demikian
tinjuan masing-masing tersebut sudah barang tertentu belum tuntas. Oleh karena itu untuk
meninjau perilaku manusia secara tuntas diperlukan ada kerjasama antara beberapa ilmu,
satu dengan yang lain saling mengisi. Dari apa yang dikemukakan oleh Second dan
Backman akan jelas bahwa menurutnya dalam meninjau perilaku manusia secara baik,
secara tuntas perlu meninjau perilaku itu tidak terlepas dari faktor yang ada dalam diri
individu itu sendiri, demikian juga tidak dapat lepas dari keadaan lingkungannya, yaitu
menyangkut segi kebudayaan serta struktur masyarakatnya (Prof. Dr. Bimo Walgito,
1994:13).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Bandura mengatakan perilaku, lingkungan, dan individu itu sendiri saling
berinteraksi satu dengan yang lain. Ini berarti bahwa perilaku individu dapat
mempengaruhi individu itu sendiri, di samping itu perilaku juga berpengaruh pada
lingkungan, demikian pula lingkungan dapat mempengaruhi individu. Kalau orang bicara
bahwa orang perlu belajar dari pengalaman, ini menyangkut hubungan perilaku dengan
diri individu yang bersangkutan. Apa yang di perbuat oleh seseorang akan dapat
mempengaruhi orang itu sendiri ( Prof. Dr. Bimo Walgito, 1994:17).
Sesuai dengan pemikiran persons bahwa tindakan manusia diarahkan pada tujuan,
demikian pula dengan perilaku remaja, untuk memilih model rambut di potong rambut
atau salon. Remaja melakukan kegiatan memilih model rambut di potong rambut atau
salon karena berharap mendapatkan model yang sesuai dengan dirinya sendiri juga agar
tidak ketinggalan model atau trend yang terbaru dan mengambil, meniru model rambut
tokoh yang menjadi idolanya.
3. Perilaku Konsumsi memilih model rambut di potong rambut oleh remaja
Dalam perkembangan jaman yang serba maju ini, masyarakat kita dibombardir
dengan berbagai macam barang dan jasa hasil dari produksi industri. Apalagi ditambah
dengan perkembangan teknologi komunikasi yang memungkinkan masyarakat menerima
informasi dengan begitu luas dan mudah. Fenomena ini kadang kala membuat jarak yang
memisahkan dua daerah ataupun Negara terasa dekat. Lihat saja sekarang seseorang tidak
lagi mengalami kesulitan dalam hal komunikasi untuk mencari teman dari lain Negara
karena adanya teknologi internet. Atau pengetahuan masyarakat tentang produk dari luar
negeri lewat iklan-iklan yang ditayangkan di media massa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Dengan terpaan dunia industry kepada masyarakat, baik itu lewat media massa
ataupun pertokoaan, maka tidak asing lagi bila masyarakat kita sekarang ini mempunyai
berbagai macam kebutuhan hidup, seperti apa yang di tulis oleh sebuag media massa,
bahwa pembangunan bukan saja membuka kegiatan baru, tetapi juga memungkinkan
terjadinya barang dan kebiasaan konsumtif yang lebih banyak jumlah dan ragamnya serta
membuka kesempatan untuk menikmati (Prisma, No 10 Nvember 19768).
Perkembangan akan kebutuhan manusia yang semakin banyak tersebut pada
akhirnya akan melahirkan masyarakat yang cenderung bersifat konsumtif. Konsumtif
sendiri mempunyai arti, penggunaan barang atau jasa bukan lagi pada fungsi utama dari
barang kebutuhan, tetapi lebih kepada keinginan dan kesenangan semata untuk
mengekspresikan status yang dimiliki oleh masyarakat. Dari perngertian ini konsumtif
bisa diartikan bahwa pembelian atau pemakaian barang atau jasa karena seseorang
senang bukan karena mereka butuh akan barang tersebut.
4. Status sosial ekonomi orang tua
Sebuah masyarakat terdiri dari berbagai macam unsur yang terkandung di dalam
setiap individu. Dan setiap unsur itu nantinya mampu membentuk karakteristik yang
berbeda-beda dari setiap anggota masyarakat. Karakteristik yang ada baik bersifat
vertical maupun horizontal yang akhirnya menggolong-golongkan setiap individu yang
ada di dalam masyarakat ke dalam berbagai kelompok yang ada. Sebuah penggolongan
masyarakat yang bersifat vertical yang ada di dalam masyarakat biasanya disebut dengan
lapisan sosial. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan
perbedaan posisi seseorang ataupun kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda
secara vertikal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Lapisan sosial atau biasa di sebut dengan stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai
suatu tatanan vertical, vertikal bagi bagi lapisan sosial berdasarkan tinggi rendahnya
suatu kedudukan ( Hendropuspito, 1989:109). Kedudukan yang dimaksud di dalam
sosiologi bukanlah kedudukan secara geografis, tetapi lebih kepada peran sosial yang
harus dibawakan individu dalam masyarakat.
Lapisan sosial ataupun stratifikasi menurut Horton dan Hunt, dapat dibagi
kedalam tiga kelas yaitu kelas atas, kelas sedang/menengah, dan kelas rendah. Dimana
kelas sosial ini diartikan sebagai suatu strata orang yang kedudukan sama dalam
kontinum (rangkian kesatuan) status sosial ( Horton dan Hunt, 1999:5). Sedangkan
sebagai dasar penentuan tinggi rendahnya kelas sosial dalam lapisan masyarakat pada
umunya adalah: kekeyaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan.
Menurut Drs. A. A. Anwar Prabu mangkunegaran kelas sosial adalah kelompok
yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam
masyarakat. Kelas sosial berbeda dangan ststus sosial dalam hubungan dengan perilaku
konsumen dapat dikarakteristikkan antara lain:
a. Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan membeli barang-barang yang
mahal, membeli pada took yang berkualitas dan lengkap (toko serba ada,
supermarket), konservatif dalam konsumsinya, barang-barang yang dibeli cenderung
untuk dapat menberi warisan bagi keluarganya.
b. Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang untuk menampakkan
kekayaannya, memberi barang dengan jumlah yang banyak dan kualitasnya cukup
memadai. Mereka berkeinginan membeli barang yang mahal dengan system kredit,
misalnya membeli kendaraan, rumah mewah, perabot rumah tangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
c. Kelas sosial golongan rendah cenderung membeli barang dengan mementingkan
kuantitas dari pada kualitasnya, pada umumnya mereka membeli barang untuk
kebutuhan sehari-hari, memanfaatkan perjualan barang-barang yang diobral atau
penjualan dengan harga promosi (Drs. A. A. Anwar Prabu Mangkunegaran, 1988:46)
Sedangkan menurut Horton dan Hunt, untuk kepentingan penelitian ilmiah
status sosial dapat dibedakan tinggi rendahnya berdasarkan tiga indikator yaitu:
a. Pendidikan
Yang dimaksud disini adalah pendidikan bersifat formal, yaitu suatu pendidikan yang
didapatkan melalui suatu lembaga yang diatur, sistematis, bertingkat, dan mengikuti
syarat yang jelas dan ketat (vembrianto, 1984:98). Dan pendidikan yang di dapatkan
merupakan salah satu faktor yang menentukan kedudukan, rasa bangga diri, rasa
ketentraman hidup yang turut menentukan prasangka.
b. Pekerjaan
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk mencari nafkah atau mata
pencaharian (Poerwadarminto, 1984:452)
c. Pendapatan
Merupakan uang yang diperoleh atau didapat secara berkala sebagai suatu hasil dari
pemilikan, perdagangan, dan pekerjaan.
Dengan penggolongan berdasarkan berbagai hal diatas maka masyarakat akan
terdiri dari beberapa kelas ataupun status. Astrid S Susanto, mengartikan status sebagai
sebuah konsep perbandingan peranan dalam masyarakat, status merupakan pencerminan
dari hak dan kewajiban dalam tindakan manusia (Astrid S. Susanto, 1985:216).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang system lapisan
masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan
merupakan unsur-unsur baku dalam system lapisan, dan mempunyai arti yang penting
bagi sisitem sosial. System sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik
antar individu dalam masyarakat dan antara individu dengan masyarakatnya, dan tingkah
laku individu-individu tersebut (Soekanto, 1990:239)
Keluarga sebagai inti dari system sosial atau masyarakat yang di dalamnya terjadi
hubungan timbal balik antar individu sesuai dengan perannya masing-masing. Baik
sebagai ayah, ibu maupun anak.
Stsutus sosial dapat juga diartikan sebagai tempat, posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok lain dalam kelompok atau tempat suatu
kelompok sehubungan dengan kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar. Bisa
juga diartikan sebagai suatu tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya
sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, serta
kewajibannya (Soekanto, 1987:216)
Penggolongan masyarakat ataupun individu yang ada tersebut bisa terjadi dari dua
sisi yaitu: (1) penggolongan dari dalam diri (subyektif), penilaian orang berdasarkan
pikiran, perasaan atau apa saja yang berhubungan dengan individu. (2) penggolongan dari
luar tanpa disadari, diinginkan oleh orang yang bersangkutan. Dalam penggolongan yang
kedua ini seseorang harus menerima begitu saja apa adanya.
Penggolongan individu ataupun kelompok ke dalam kelas-kelas sosial kadang
kala memang bersifat memaksa dan tiap individu yang ada hanya bisa menerima saja.
Status yang di kenakan oleh seseorang kadang kala menuntut orang tersebut berperilaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
sesuai dengan ststus yang di sandang. Dengan demikian seseorang terus dituntut untuk
melakukan suatu proses identifikasi atas kelas social yang di tempati. Identifikasi tersebut
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perilaku seseorang (Horton dan Hunt,
1999:12)
Kesamaan status yang di sandang oleh tiap-tiap individu pada akhirnya akan
membentuksuatu kelompok dari status. Dan kelompok dari status tersebut berdasarkan
kepada ikatan subjektif antar anggota yang terikat menjadi satu karena kesamaan gaya
hidup (life style), kesamaan nilai, kesamaan kebiasaan, dan kadang kala oleh perkawinan
dalam suatu kelompok, dan juga oleh perasaan akan jarak social dari kelompok status
yang lainya (Doyle P. Johnson, 1994:224)
5. Kelompok Pergaulan
Di dalam klasifikasi kelompok-kelompok social, perbedaan yang luas dan
fundamental adalah perbedaan antara kelompok-kelompok kecil dimana hubungan antara
anggota-anggotanya rapat sekali di satu pihak, dengan kelompok-kelompok yang lebih
besar din pihak lain. Sejalan dengan perbedaan tersebut, Charles H Cooley
mengemukakan perbedaan antara kelompok primer dengan kelompok sekunder (Soerjono
Seokanto, 1990:136).
Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang di tandai
dengan ciri-ciri mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama yang erat, yang
bersifat pribadi. Misalnya: keluarga, kelompok-kelompok sepermainan, rukun tetangga,
dan lain-lain (Soerjono Soekanto, 1990:136). Sedangkan kelompok sekunder adalah
kelompok-kelompok besar yang terdiri banyak orang. Yang hubungannya tidak perlu
berdasarkan kenal mengenal secara pribadi, dan sifatnya juga begitu langgeng. Misalnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
suatu bangsa merupakan kelompok sekunder, akan tetapi memiliki pula beberapa ciri
kelompok primer yaitu faktor tujuan yang sama dan derajat kelanggengan tertentu (
Soerjono Soekanto, 1990:142)
Kalangan remaja disini termasuk kedalam kelompok primer, dimana remaja
terdiri atas kelompok-kelompok kecil, yaitu kelompok-kelompok temen sepermainan bisa
disebut juga dengan kelompok pergaulan. Remaja sangat mudah sekali terpengaruh oleh
teman pergaulannya, termasuk trend yang sedang marak pada saat itu. Ini bisa di lihat
dari perilaku konsumtif remaja. Ketika seorang konsumen (remaja) melakukan pembelian
suatu merek produk, mungkin didasari oleh banyak pertimbangan. Mungkin saja remaja
membeli suatu merek produk karena meniru teman satu kelasnya, atau juga mungkin
karena tetangganya telah membeli terlebih dahulu. Jadi interaksi social yang di lakukan
oleh remaja akan turut mempengaruhi pada pilihan-pilihan merek produk yang di beli
(Sutisna, 2002:6)
2. konsep-konsep yang digunakan
Beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah konsep
tentang:
1. konsumen
unit pengkonsumsi dan peminta yang utama dalam teori ekonomi. Dalam teori
ekonomi, unit yang mengkonsumsi dapat berupa pembelian suatu barang atau jasa
yang dilakukan oleh individu, rumah tangga, ataupun pemerintah
2. konsumsi
kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakai barang atau jasa. Konsumsi
menurut kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti pemakai barang-barang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
hasil industri, bahan makanan, dll kegiatan konsumsi mempergunakan barang
atau jasa yng didasari oleh pertimbangan kalkulatif mengenai nilai reward yang
akan diperoleh. Dengan demikian perilaku orang dalam kegiatan konsumsi
cenderung memilih cara maupun komoditi yang menurut pertimbangannya adalah
memiliki nilai lebih tertentu yang sesuai dengan biaya yang telah mereka
keluarkan. Artinya orang cenderung tidak mau rugi, dan cenderung ingin untung.
3. konsumtif
penggunaan barang dan jasa bukan lagi pada fungsi utama dari barang kebutuhan,
tetapi lebih kepada keinginan dan kesenangan semata untuk mengekspresikan
status yang dimiliki oleh masyarakat.
4. Perilaku Konsumtif
Tingkah laku yang menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang
yang sebanarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan
yang maksimal yang banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, bukan karena
mereka butuh akan barang tersebut. Hal ini disesuaikan dengan penghasilan dan
pengeluaran individu.
5. Gaya Hidup (life style)
Proyek refleksif dan penggunaan fasilitas konsumen yang kreatif, dalam budaya
konsumen kontemporer, istilah ini mengkonotasikan individualitas, ekspresi diri,
serta kesadaran diri yang stilistik. Tubuh, busana, gaya bicara, hiburan saat waktu
luang, pilihan makanan dan minuman, rumah, kendaraan dan sebagainya
dipandang sebagai indicator dari individualitas selera serta gaya dari
pemilik/konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
6. Kalangan remaja
Remaja merupakan bagian dari masyarakat kategori remaja adalah mereka yang
berada dalam range usia 13 tahun sampai dengan 21 tahun, yang mana dalam
kelompok usia ini seseorang biasanya duduk di bangku sekolah menengah
pertama (SMP) smapai dengan semester 5 di perguruam tinggi.
7. Model rambut
Model rambut selalu berubah-ubah menurut tren gaya rambut yang berkembang
tahun ini. Namun untuk para Pria yang suka mengubah model rambut,. Model
Rambut cowok untuk tahun ini mengarah pada model rambut cowok jepang atau
Japanese Style atau J-Style. Potongan yang tidak beraturan atau tegak ( spike )
juga menjadi pilihan banyak pria tahun ini
Dalam penelitian ini kegiatan memilih model rambut sesuai dengan tokoh yang di
idolakan dikategorikan sebagai suatu perilaku konsumtif yang terjadi di masyarakat,
khususnya kalangan remaja. Dimana perilaku memilih model rambut sesuai dengan
tokoh idolanya mereka melakukan demi mendapatkan kesenangan semata guna
merealisasikan perilakunya di dalam masyarakat.
Perilaku remaja memilih model rambut ini merupakan yang diarahkan pada
tujuan, dimana perilaku remaja ini dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya. Yang
mana remaja perkotaan menganggap memilih model rambut dipotong rambut merupakan
bagian dari gaya hidup anak remaja perkotaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
E. Kerangka Pemikiran
Perilaku konsumtif para remaja di Kelurahan Sumber untuk memilih model
rambut di porong rambut atau salon tidak terlepas dari beberapa faktor penyebab sebagai
pendorongnya, dan yang mencerminkan gaya hidup masyarakat modern. Sesuai dengan
perkembangan jaman, masyarakat di tunutut untuk selalu mengikuti trend terbaru. Mulai
dari memilih model rambut sesuai tokoh yang diidolakan di potong rambut atau salon,
sampai dengan model dan gaya rambut yang terbaru yang muncul saat ini di kalangan
remaja sebagai sebuah trend yang harus diikuti. Seperti salah satu faktor yang timbul
karena ststus social ekonomi keluraga pun turut mempengaruhi perilaku remaja untuk
memilih model rambut dipotong rambut atau salon.
Sesuai dengan status dan tingkat sosial ekonomi keluarga yang mampu atau
menengah ke atas, tentu memudahkan mereka untuk selalu dapat mengkonsumsi atau
memotong rambut sesuai model yang di inginkan di potong rambut atau salon. Para
remaja yang mendapatkan uang saku secara berlebihan juga merupakan suatu faktor
pendorongnya, dengan gaya hidupnya yang juga memiliki kelompok
pergaulan/pertemanan yang bergaul sekali di dalam diri remaja yang menuntut bagi
mereka untuk selalu tampil lebih di bandingkan yang lain, hal ini juga menjadi tuntutan
mereka untuk selalu memotong rambutnya sesuai model terbaru, karena mereka itu
berarti “prestise” bagi mereka.
Kalangan remaja merupakan lapisan masyarakat yang menjadi cerminan
penerimaan modernitas/perkembangan teknologi, dan kondisi-kondisi tersebut diatas
yang mungkin para remaja untuk melakuakn perilaku konsumtif yang berupa memilih
dan memotong rambutnya sesuai dengan trend dan model yang terbaru dan marak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
juga merupakan suatu perilaku yang dinilai sebagai tindakan sosial. Dalam penelitian ini
akan mengkaji faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku memilih model rambut
sesuai dengan tokoh yang diidolakan ketika potang rambut di salon oleh kalangan remaja
yang diperoleh dari data-data dan informasi di lapangan. Untuk lebih jelas dapat dilihat
dalam bagan kerangka pemikaran berikut ini:
F. Metodologi penelitian
1) Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah daerah dimana data dikumpulkan. Dalam Penelitian ini,
peneliti mengambil daerah di Kelurahan Sumber Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.
Pengambilan daerah penelitian ini didasarkan atas pertimbangan.
a. Lokasi penelitian yang letaknya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari,
Kotamadya Surakarta, jawa tengah ini berkembang dengan pesat kehidupan
Faktor Budaya
Faktor Stutus Sosial
Faktor Pergaulan
Faktor Keluarga
Faktor Iklan dan Media Massa
Faktor Kepribadian
Perilaku Konsumtif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
masyarakatnya dan mengarah pada kehidupan modern yang disebabkan oleh segala
sarana dan prasana yang tersedia di dalam kota.
b. Lokasi tersebut banyak terdapat remaja yang berdomisili di wilayah Kelurahan
Sumber dan dari berbagai lingkungan sekolah yang berbeda-beda pula sehingga
mendapat data yang lebih variatif.
2) Jenis penelitian
Penelitian ini berupaya untuk memberikan gambaran mengenai perilaku
konsumtif memilih model rambut sesuai tokoh yang di idolakan mengenai remaja yang
melakukan pemilihan model rambut. Oleh karena itu, penelitian ini berjenis deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian
kualitatif adalah “penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari oarng-orang dan perilaku yang diamati” (Moleong, 2002:3)
Penelitian ini lebih difokuskan pada penelitian lapangan (field research)yang
dimaksud untuk mengetahui permasalahan dan untuk mendapatkan informasi-informasi
serta data yang ada di lokasi penelitian. Namun demikian, penelitian ini tidak
mengesampingkan penelaahan kepustakaan (libery study), terutama sekali pada saat awal
penyusunan landasan teori dan kerangka dasar pemikiran.
3) Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah kumpulan unsure-unsur survai yang memiliki spesifikasi tertentu.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah remaja pelaku memilih model
rambut di Kelurahan Sumber Kecamatan banjarsari Kota Madya Surakarta.
b. Sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sasaran penelitian. Sampel
harus dipandang perkiran dari keseluruhan itu sendiri, tentang siapa dan berapa jumlah
sampel sangat tergantung dari informasi yang diperlukan (Slamet Y. 1991:5)
Dalam penelitian ini sampel yang diambiltidak mutlak jumlahnya, artinya sampel
yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan data selama di lapangan. Dalam penelitian
Kualitatif, sampel bulan mewakili populasi, akan tetapi sampel berfungsi untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber dan bangunannya. Dengan
demikian, tujuanya bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan
nantinya di kembangkan ke dalam generalisasi. Tujuannya adalah merinci kekhususan
yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik. Maksud dari ke dua sampling adalah
untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar rancangan dan teori yang muncul
(Lincoln dan Guba, Dalam Meleoning, 1995:165)
4) Teknik pengambilan sampel
Teknik sampling yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive
sampling (sampling bertujuan) purposive sampling adalah dimana peneliti cenderung
memilih responden yang di anggap tahu dan dapat di percaya untuk menjadi nara sumber
data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam.namun demikian
responden yang di pilih dapat menunjukkan responden lainnya yang lebih tahu, maka
pemilihan responden dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan
peneliti dalan pemperoleh data (Sutopo, 1992:22).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
5) Sumber Data
1. Orang
a. Remaja yang tinggal di Kelurahan Sumber sebagai responden yang melakukan
potong rambut dan memilih model rambut sesuai keinginannya disalon atau potong
rambut.
b. Pemilik salon atau potong rambut
Pemilik salon atau potong rambut yang melayani remaja dalam memotong rambut
sesuai keinginannya.
c. Orang tua
Bagaimana pendapat para orang tua remaja tentang model rambut anaknya yang
sekarang lagi trend di kalangan remaja
2. Gambar-gambar
Gambar-gambar model rambut yang lagi trend sekarang di kalangan remaja.
6) Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan sumber data tersebut, maka teknik pengumpulan datanya sebagai
berikut:
a. Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data yang di lakukan melalui pengamatan secara
langsung terhadap obyek penelitian. Dalam hal ini observasi di lakukan secara formal
maupun informal untuk mengamati secara kualitatif berbagai kegiatan dan peristiwa yang
terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang bersumber dari arsip atau dokumen
yang ada serta media massa yang pernah di terbitkan.
c. Indepth Interview
Indepth Interview atau wawancara secara mendalam merupakan salah satu teknik
pengumpulan data atau informasi dengan bertanya langsung kepada responden. Menurut
Lexy J. Moleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
di lakukan kedua pihak, yaitu wawancara (intervieweer) yang mengajukan pertanyan dan
yang di wawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Proses
wawancara dalam penelitian ini di lakukan dengan membuat garis besar pokok-pokok
yang akan ditanyakan dalam proses wawancara tersebut (Moloeng, 2002:135).
8) Validitas Data
Dimaksud sebagai pembuktian data yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa
yang benar-benar terjadi di lapangan untuk menguji validitas data. Adapun teknik
triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data triangulasi dimana peneliti
menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama. Dengan
demikian data yang satu akan dikontrol dengan data yang sama dengan sumber yang
berbeda. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain dari luar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak di gunakan ialah pemeriksaan
melalui sumber lainnya. Denzin (1978) membedakan 4 macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sunber, metode, penyidik dan teori
(moleong, 1990:178)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Triangulasi dengan sunber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
metode kualitatif (Potton, 1987:331 dalam moleong). Hal tersebut dapat dicapai dengan
jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum denag apa yang dikatakan
secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan
apa yang dikatakanya sepanjang waktu.
d. Membangdingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan orang
e. Membanding hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. (moleong,
1990:178)
9) Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui
langkah-langkah apa yang akan di ambil untuk memecahkan persoalan yang ada. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah model analisis interaktif (
model saling terjalin)
Dalam model analisis interaktif, tiga konponen yakni reduksi data, sajian data dan
penarikan kesimpulan dilakukan berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data
sebagai proses siklus. (Sutopo, 2002:96). Secara sistematis dapat di gambarkan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAGAN 2
MODEL ANALISIS INTERAKTIF
Sumber : Mattew B. Milles dan A.M. Hubbernan yang dikutip oleh H.B Sutopo
(2002:96)
Keterangan:
a. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data dilokasi penelitian dengan cara melakukan wawancara, observasi
dan study dokumentasi.
b. Reduksi Data
Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan dan
pengabstrakan dari informasi data kasar yang muncul di lapangan, reduksi data
berlangsung terus menerus selama berlangsungnya penelitian.
Pengumpulan Data
Sajian Data Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan /Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
c. Sajian Data
Merupakan sekumpulan informasi yang tersusun untuk memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan. Dengan melihat penyajian data, maka kita akan dapat mengerti
dan memahami tentang apa yang sedang terjadi serta memungkinkan untuk mengerjakan
sesuatau pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut.
d. Verifikasi atau penarikan kesimpulan
Dari sajian data yang telah disusun, selanjutnya peneliti dapat menarik suatu
kesimpulan akhir. Ketiga alur kegiatan tersebut yaitu reduksi data, sajian data dan
penarikan kesimpulan aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data
yang menggunakan proses siklus. Peneliti bergerak di antara ketiga konponen tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
A. Gambaran Umum
1. Kota Surakarta
Kota Surakarta atau yang di kenal dengan “Kota Solo” secara umum merupakan
daratan rendah dan barada di antara pertemuan sungai Pepe, sungai Anyar, sungai Jenes,
yang semuanya bermuara di Bengawan Solo, yang mempunyai ketinggian kurang lebih
92 meter di atas permukaan air laut dan terletak antara 110’45’15”-110’45’35” Bujur
Timur, 70’36’00”-70’56’00” Lintang Selatan. Kota Surakarta terletak di Propinsi Daerah
I Jawa Tengah bagian Selatan dan merupakan daerah perhubungan antara Propinsi Jawa
Tengah-Jawa Timur dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan keadaan mobilitas
masyarakat yang tinggi.
Berbicara tentang letak daerah Surakarta, sebenarnya kota ini sangat strategis, hal
ini di karnakan Surakarta sendiri merupakan jalur utama transportasi ke beberapa kota
besar di pulau jawa. Kota-kota tersebut antara lain adalah Semarang, Yogyakarta, dan
Surabaya yang strategis, maka perkembangan kota ini memacu kegiatan ekonomi di
berbagai sudut kota di sekitar wilayahnya antara lain Boyolali, Klaten, Sukoharjo,
Karanganyar dan Wonogiri.
Kota Madya Surakarta di batasi oleh:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten
karanganyar.
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.
d) Sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan kabupaten
Karanganyar.
Dengan 51 Kelurahan yang bergabung dalam 5 Kecamatan yaitu: Kecamatan
Banjarsari 33% dari luas wilayah secara keseluruhan, Kecamatan Jebres 29%, Kecamatan
Laweyan 20%, Kecamatan Pasar Kliwon 11%, dan Kecamatan Serengan 7%. Kelima
Kecamatan dan 51 Kelurahan tersebut adalah:
a. Kecamatan Laweyan: Pajang, Laweyan, Bumi, Panularan, Penumping,
Sriwedari, purwosari, Sondakan, Kerten, Jajar dan Karang Asem.
b. Kecamatan Serengan : Danukusuman, Serengan, Tipes, Kratonan, Jayengan dan
Kemlayan.
c. Kecamatan Pasar Kliwon: Joyontakan, Semanggi, Pasar Kliwon, Gajahan,
Buluwarti, Kampung Baru, Kedung Lumbu, Sangkarah dan Kauman.
d. Kacamatan Jebres: Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Sudiroprajan, gandekan,
Kampung Sewu, Pucang Sawit, Jagalan, Purwodininggratan, Tegalharjo, Jebres,
dan Mojosongo.
e. Kecamatan Banjarsari: Kadipiro, Nusukan, Gilingan, Stabelan, Kestelan,
Keprabon, Timuran, Ketelan, Punggawan, Mangkubumen, Manahan, Sumber
dan Bunyuanyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
2. Sejarah Kota Surakarta
Sejarah kelahiran Kota Solo (Surakarta) di mulai pada masa pemerintah
Pakubuwono II di kraton kartosuro. Pada masa itu terjadi pemberontakan Mas Garendi
(Sunan Kuning) di bantu kerabat-kerabat kraton yang tidak setuju dengan sikap
Pakubuwono II yang melakukan kerja sama dengan belanda. Salah satu pendukung
pemberontakan ini adalah pangeran Sambernyowo (RM Said). Pakubowono II yang
terdesak kemudian menguasai di Jawa Timur (pacitan dan Ponorogo). Akhirnya dengan
bantuan Belanda pemberontakan berhasil di padamkan. Setelah tahu Kraton Kartasuro
telah hancur. Pakubuwono II mencari wilayah baru untuk pendirian Kraton.
Akhirnya pada tahun 1745, dengan berbagai pertimbangan fisik dan supranatural
terpilihlah Desa Sala (sebutan desa di tepian Bengawan Solo). Sejak saat itulah Desa Sala
berubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Selanjutnya melalui perjanjian Kalicacing
Salatiga tahun 1757, Kerajaan Kasunanan Surakarta terbagi menjadi dua, yaitu Kerajaan
Kasunan sendiri dan berdiri Kerajaan Mangkunegaran
Hari jadi Kota Surakarta adalah 16 juni. Ini di karenakan secara de fakto tanggal
16 juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang berhak mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan kasunanan
dan Mangunegaran. Secara Yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan penetapan
pemerintah tahun 1946 Nomor 16/SD, yang diumumkan pada tanggal 15 juni. Dengan
pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, tanggal 16 juni 1946 di tetapkan sebagai
hari jadi Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
3. Visi dan Misi Kota Surakarta
a. Visi Kota Surakarta
“Terjuwudnya Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada Potensi
Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Pariwisata, dan Olah Raga”
b. Misi Kota Surakarta
1) Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam
semua bidang pembangunan, serta perekatan kehidupan bermasyarakat dengan
komitmen citra kota yang berlandasan pada nilai-nilai “Sala Kota Budaya”
2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam
penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni guna
mewujudkan inovasi dan integrasi masyarakat madani yang berlandasan
ketuhanan yang Maha Esa.
3) Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagai pemacu tumbuh dan
berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi. Serta mendaya
gunakan potensi pariwisata dan teknologi terapan yang ramah lingkungan.
4) Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanan hak asasi manusia dan
demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat utamanya bagi para
penyelenggara pemerintah.
B. Kecamatan Banjarsari
Kecamatan Banjarsari sebagaian wilayahnya terletak dalam pusat Kota Surakarta
salah satu Kelurahan yang berada di bawah naungan Kecamatan Banjarsari adalah
Kelurahan Sumber dimana Kelurahan Sumber tersebut sangat banyak sekali remaja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
yang berada di daerah tersebut. Dan Kelurahan Sumber tersebut merupakan tempat di
lakukan penelitian ini.
C. Profil Kelurahan Sumber
1) Kondisi Geografis
a) Letak Daerah Kelurahan Sumber
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber yaitu salah satu Kelurahan dibawah
naungan Kecamatan Banjarsari. Kantor Kelurahan memiliki jarak pusat pemerintahan
terhadap Kecamatan Banjarsari 1 Km kearah utara, sedangkan terhadap Kota Madya
Tinggat II Surakarta adalah 5 Km kearah timur dan jarak terhadap Ibukota Propinsi Jawa
Tengah lebih kurang 102 km kearah barat. Sedangkan jarak terhadap Ibukota Negara
Jakarta adalah 581 km kearah barat.
Letak kantor Kelurahan Sumber terhadap tempat-tempat layanan jasa seperti salon
atau potong rambut sangatlah dekat semuanya ada dan di sekitar Kelurahan Sumber.
Dimana salon dan potong rambut tersebut sebagai tempat remaja memotong rambutnya
sesuai model dan trend masa kini yang lagi banyak dan gandrungi para remaja.
b) Batas daerah Kelurahan Sumber
Secara administratif Kelurahan Sumber berbatasan dengan:
1. Di bagian Utara di batasi oleh Kelurahan Banyuanyar
2. Di bagian Selatan di batasi oleh Kelurahan Kreten
3. Di bagian Barat di batasi oleh Kelurahan Baturan dan Colomadu
4. Di bagian Timur di batasi oleh Kelurahan Nusukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2) Kondisi Demografis
a) Jumlah Penduduk
Di ketahui bahwa penduduk Kelurahan Sumber terdiri dari 4.832 Kepala Keluarga
(KK), dengan jumlah penduduk 17.577 jiwa.
Dengan perincian :
Jumlah penduduk laki-laki : 8.685
Jumlah penduduk perempuan : 8.892
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa antara jumlah penduduk perempuan
dengan jumlah penduduk laki-laki memiliki selisih, yaitu 207 jiwa.
(sumber : monografi Kelurahan Sumber,2010)
b) Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Menurut komposisi kelompok umur, penduduk Kelurahan Sumber dapat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu penduduk menurut kelompok umur
pendidikan dan penduduk menurut kelompok tenaga kerja. Adapun keseluruhan
penduduk menurut kelompok umur tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Kelompok Umur
No Kelompok Umur Jumlah
1. 0-4 tahun 756
2. 5-9 tahun 1.309
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3. 10-14 tahun 1.350
4. 15-19 tahun 1.344
5. 20-24 tahun 1.331
6. 25-29 tahun 1.388
7. 30-39 tahun 3.741
8. 40-49 tahun 2.779
9. 50-59 tahun 1.895
9. 60 tahun plus 1.684
Jumlah 17.577
Sumber : Data Monografi Kelurahan Sumber, 2010
Dari komposisi penduduk menurut kelompok umur pendidikan, di terapkan
bahwa penduduk usia 6 tahun sampai dengan 19 tahun merupakan wajib belajar. Yaitu
dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kurang lebih terdapat 4003 Penduduk Kelurahan Sumber yang wajib belajar. Hal ini
dapat di lihat pada table 2.2 berikut ini:
Tabel 2.2
Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Kelompok Umur Pendidikan
No Kelompok Umur Jumlah
1. 4-9 tahun 1.309
2. 10-14 tahun 1.350
3. 15-19 tahun 1.344
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Jumlah 4003
Sumber: Data Monografi Kelurahan,2010
Sedangkan dari komposisi penduduk menurut kelompok umur tenaga kerja ini,
apabila di terapkan bahwa penduduj usia 20 tahun sampai dengan 59 tahun sebagai usia
produktif, maka terdapat 11.134 Penduduk Kelurahan Sumber yang produktif. Jumlah
tersebut lebih dari separuh dari keseluruhan penduduk Kelurahan Sumber. Untuk lebih
jelasnya tentang komposisi penduduk menurut kelompok umur tenaga kerja, dapat di
lihat pada tabel 2.3 berikut ini:
Tabel 2.3
Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Kelompok Umur Tenaga Kerja
No Kelompok Umur Jumlah
1. 20-24 tahun 1.331
2. 25-29 tahun 1.388
3. 30-39 tahun 3.741
4. 40-49 tahun 2.779
6. 50-59 tahun 1.895
Jumlah 11.134
Sumber: Data Monografi Kelurahan, 2010
Dari tabel 2.3 di ketahui bahwa presentase kelompok umur tenaga kerja terbesar di
tempati oleh kelompok umur 30-39 tahun (3.741) dan yang terendah adalah kelompok
umur 20-24 tahun (1.331)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
c) Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan indikator kualitas penduduk suatu daerah, kemungkinan
juga akan mempengaruhi tindakan seseorang dalam bermasyarakat. Komposisi penduduk
menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Sumber dapat di lihat pada tabel 2.4 di bawah
ini:
Tabel 2.4
Komposisi Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Tingkat Pendidikan
No Kelompok Umur Jumlah
1. Tidak/belum sekolah 1.907
2. Belum tamat SD 772
3. Tidak tamat SD 881
4. Tamat SD 2.600
5. Tamat SLTP/ sederajat 2.546
6. Tamat SMA/ sederajat 5.230
7. Tamat Diploma III 825
8. Tamat Diploma IV/ Strata I 1.863
9. Tamat Strata II 190
10. Tamat Strata III 6
Jumlah 16.821
Sumber: Data Monografi Kelurahan, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Dari tabel 2.4 tidak termasuk di dalamnya range 0-5 tahun. Dan dari tabel 2.4 dapat
di ketahui sebagian besar penduduk Kelurahan Sumber sudah terbebas dari buta huruf.
Dari keseluruhan penduduk Kelurahan Sumber hanya 1.907 yang tidak atau belum
mengenyam pendidikan. Data itu pun belum pasti benar karena kemungkinan ada
beberapa orang anak yang mengikuti pendidikan pre-scholl seperti play group atau taman
bermain (taman kanak-kanak).
Hal ini dapat berarti bahwa kesadaran masyarakat akan pendidikan sudah cukup
baik. Masyarakat Kelurahan Sumber telah menyadari bahwa pendidikan dapat
mempengaruhi tingkat kesejahteraan hidup mereka. Jadi yang perlu untuk di lakukan
selanjutnya adalah tetap memupuk kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
bagi anak-anak mereka.
d) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Tabel 2.5
Komposisi Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Mata Pencaharian
No Kelompok Umur Jumlah
1. Belum/tidak bekerja 820
2. Buruh 881
3. Guru/Dosen 243
4. Karyawan 3.711
5. Mengurus rumah tangga 2.024
6. Pelajar/Mahasiswa 1.753
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
7. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 467
8. TNI 32
9. POLRI 42
10. Pensiunan/Purnawirawan 461
11. Swasta 1.127
12. Lain-lain 2.044
Jumlah 13.605
Sumber: Data Monografi Kelurahan, 2010
Dari tabel 2.5 tidak termasuk range usia 0-9 tahun. Dan dari tabel 2.5 dapat di lihat
bahwa sebagian besar penduduk Kelurahan Sumber bekerja sebagai Karyawan yaitu:
3.711 Sedangkan yang belum atau tidak bekerja juga tidak terlalu banyak, sekitar 820
Dari komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian ini dapat di jadikan penentu
rata-rata perekonomian penduduk Kelurahan Sumber. Yang kemudian akan
mempengaruhi mereka sebagai orang tua terhadap pemberian uang saku kepada anak,
khususnya anak-anak mereka yang masih remaja.
e) Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin
Tabel 2.6
Komposisi Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Umur Dan Jenis
Kelamin
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0-4 tahun 396 360 756
2. 5-9 tahun 664 645 1.309
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
3. 10-14 tahun 724 626 1.350
4. 15-19 tahun 663 681 1.344
5. 20-24 tahun 667 664 1.331
6. 25-29 tahun 662 726 1.388
7. 30-39 tahun 1.872 1.869 3.741
8. 40-49 tahun 1.327 1.452 2.779
9. 50-59 tahun 953 942 1.895
10. 60 tahun plus 757 927 1.684
Jumlah 8685 8892 17.577
Sumber: Data Monogafi Kelurahan Sumber 2010
Bisa dilihat dari tabel 2.6 bahwa selisih antara komposisi jumlah penduduk di
Kelurahan Sumber yang berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 8685 jiwa dengan
penduduk di Kelurahan Sumber yang berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 8892
jiwa bisa di katakan tidak terpaut jauh/seimbang.
f) Komposisi Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Usia Remaja
Pada tabel 2.7 akan di bedakan lagi jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di
usia remaja. Usia remaja dapat di katagorikan kedalam tingkatan usia 10 tahun sampai 24
tahun, yang mana dalam kelompok usia ini seseorang di Indonesia maih duduk bangku
sekolah menengah pertama (SMP) sampai dengan semester 5 di perguruan tinggi. Supaya
lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 2.7 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 2.7
Komposisi Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Umur Remaja
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 10-14 tahun 724 626 1.350
2. 15-19 tahun 663 681 1.344
3. 20-24 tahun 667 664 1.331
Jumlah 2.054 1.971 4.025
Sumber: Data Monogafi Kelurahan Sumber, 2010
3) Sarana Dan Prasarana
a. Sarana Pendidikan
Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia
Indonesia, maka di berbagai daerah di dirikan lembaga pendidikan, baik itu pendidikan
formal maupun pendidikan non formal.
Pendidikan formal adalah yang di selenggarakan oleh sekolah negeri maupun
swasta secara teratur, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.
Sedangkan yang di maksud pendidikan non formal adalah pendidikan yang di
selenggarakan oleh badan-badan pemerintah maupun swasta secara teratur dalam waktu
yang relative singkat, yang lebih menekankan kepada kecakapan dan ketrampilan
tertentu. Tetapi tidak mengukuti peraturan-peraturan ketat seperti pada pendidikan
formal. Pendidikan non formal sifatnya lebih fleksibel dan mungkin lebih efektif untuk
mengembangkan anak pada bidang kecakapan tertentu dalam waktu yang tidak lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Untuk Kelurahan Sumber, berdasarkan data Monografi yang di peroleh terdapat
sarana pendidikan sebagai berikut:
Tabel 2.8
Sarana Pendidikan
No Sarana Pendidikan Formal Jumlah Guru Murid
1. Kelompok bermain/play group 6 2 73
2. Taman kanak-kanak/TK 6 11 268
3. Sekolah Dasar/SD 7 107 1.280
4. Sekolah anjutan Tingkat Pertama/SLTP 4 104 1.306
5. Sekolah Menengah Atas/SMA 5 158 1.976
Sumber : Data Monografi Kelurahan Sumber,2010
b. Sarana Transportasi
Terjadinya interaksi dengan daerah sekitar tidak terlepas dari sarana transportasi. Di
Kelurahan Sumber ada beberapa macam sarana transportasi yang di miliki oleh
penduduk, antara lain tampak pada tabel 2.9 berikut:
Tabel 2.9
Sarana Transportasi
No Jenis Alat Transportasi Jumlah
1. Sepeda 3.266
2. Sepeda Motor 2.648
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
3. Mobil Dinas 6
4. Mobil Pribadi 266
5. Oplet-Colt 8
6. Bus 6
7. Truk 8
8. Andong/Dokar 3
9. Gerobak Dorong/Hewan 8
10. Becak 266
11. Mobil Taksi 16
Sumber : Data Monografi Kelurahan Sumber, 2010
Selain dari pada sarana transportasi tersebut, yang paling memegang peranan
penting demi kelancaran perhubungan adalah adanya jalan dan jembatan. Adanya jalan
yang terfalitasi dengan baik akan memudahkan penduduk Kelurahan Sumber melakukan
interaksi social. Begitu juga halnya dengan jembatan. Di Kelurahan sumber terdapat 9
buah jembatan yang di manfaatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Remaja yang merupakan bagian dari masyarakat yang responsive karena
mempunyai jiwa yang cenderung masih labil dan dinamis, adalah kelompok yang relatif
lebih mudah dipengaruhi budaya populer dan gaya hidup komsumtif. Keinginan yang
kuat mencoba hal-hal yang baru dan sifatnya cepat bosan,membuat remaja menjadi
sasaran empuk dan segmen pasar yang potensial bagi produk-produk yang menjual kesan
dan citra gaul.
Sebagian remaja yang sedaang memasuki proses transisi cenderung memiliki
tingkat pergaulan yang lebih tinggi dari pada sebelumnya, sehingga mendorong mereka
untuk menkonsumsibarang-barang secara berlebihan yang dianggap mampu
menunjukkan identitasnya sebagai remaja dalam sebuah komunitas tertentu, dan dalam
pemenuhannya, mereka dengan status sebagai pelajar tentunya tidak perlu mersa
khawatir akan kekurangan atau bahkan kehabisan uang karena sesuatunya masih
sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua.
Seperti kita ketahui bahwa konsumsi kemudian semakin berkembang tidak hanya
sebatas menghabiskan sesuatu barang tetapi dapat di jadikan symbol bagi identitas
seseorang dalam kelompok masyarakat tertentu. Hal ini di sebabkan kerena telah
terpenuhnya kebutuhan dasar (basic need) sehingga mereka mulai berpikir kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan akan self esteem (harga diri) yakni dengan berkecimpung dalam
komunitas dan prestige.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Secara sederhana , budaya populer lebih sering di sebut dengan budaya pop.
Budaya pop adalah apapun yang terjadi di sekeliling kita setiap harinya dan dapat di
terima dengan mudah oleh sekitar. Apakah itu film, musik, makanan, pakian, gaya hidup,
semuanya termasuk dalam bagian dari budaya populer, populer adalah di terima oloeh
banyak orang, di sukai dan setuju oleh masyarakat. Ada satu titik awal yang mengatakan
bahwa budaya pop itu memang yang mengenangkan, banyak yang disukai orang (Storey
2003: 10). Sehingga dapat dikatakan juga budaya pop adalah budaya massa karena di
komsumsi banyak orang.
Secara disadari atau tidak memilih model rambut sesuai dengan tokoh idola
merupakan salah satu gaya hidup populer di kalangan remaja yang tidak lepas dari
pengaruh dan trend mode yang berkembang, bahkan saat ini telah menjadi bagian dari
budaya dan gaya hidup anak muda.meraka kemudian membawanya dan mengadopsikan
ke dalam linhkungan pergaulan sehari-hari. Hal ini dapat di lihat dari pergaulan para
remaja di Surakarta khususnya di kelurahan Sumber yang cenderung merasa perlu untuk
mengikuti trend yang sedang berkembang. Dengan berbagai alasan diungkapkan kenapa
mereka selalu up to date terhadap trend yang sedang berkembang. Misalnya sekedar agar
tidak ketinggalan zaman (gaul) dan iseng-iseng mengisi kekosongan waktu.
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden perlu untuk di ketahui agar peneliti mudah untuk
mengaklasifikasikan responden yang ada. Dalam penelitian ini peneliti mengambil
responden dari remaja yang memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Kota Surakarta khususnya di kelurahan Sumber dengan usia berkisar 13 tahun sampai
dengan 21 tahun. Masing masing responden rata rata adalah pelajar dan mahasiswa,
sedangkan tujuan dari peneliti dengan mengambil responden dari berbagai usia
tersebut adalah untuk mengetahui perbedaan pendapat-pendapat mengenai masalah
yang sedang diteliti dari berbagai lapisan saja. Karena dalam penelitian ini masalah
yang hendak diteliti adalah konsumtif dan gaya hidup remaja dalam memilih model
rambut sesuai tokoh yang di idolakannya, maka peneliti mengambil data penelitian
memalui kegiatan wawancara.
Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini adalah:
a) Martin
Merupakan responden pertama yang peneliti temui, remaja yang satu ini selain
masih duduk di bangku kuliah D3 Politehnik Indo Nusa juga sebagai Programer
radio Jimbaran FM, remaja ini berusia 21 tahun, bertempat tinggal di Sumber
trangkilan Jl. Pejajaran Timur 4 No 11 Rt 02 Rw XI Banjarsari, untuk menjaga
penampilannya, dia selalu memotong rambutnya sesuai dengan tokoh idolanya agar
tidak ketinggalan trend yang sedang berkembang di kalangan remaja
b) Fery Sanjaya
Merupakan responden kedua yang peneliti temui, remaja ini sangat memperhatikan
penampilan terutama model rambutnya untuk menarik perhatian orang banyak
terutama perempuan, ia masih duduk di bangku sekolah menengah kejurusan kelas
1 mesin di SMK Bhineka Karya, ia memotong rambutnya 2 kali dalam sebulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
c) Eko Hartono
Remaja yang satu ini di bilang masih sangat muda tapi dia sangat memperhatikan
penampilan agar model atau trend rambutnya selalu mengikuti gaya hidup remaja
yang lagi diganrunginya. Dia masih berusia 16 tahun yang masih dududk di bangku
menengah kejurusan 2 Surakarta kelas 2 yang bertempat di Jl. Pejajaran Timur No
4 Rt 02 Rw XI Sumber.
d) Akbar Yasin Sigitson
Penampilan adalah hal yang utama bagi pelajar Sekolah menengah atas negri 6
kelas 3 jurusan IPS. Akbar berdomisili di Sumber tapen Rt 04 Rw 03 Sumber
Banjarsari. Ia memilih model atau trend rambut atas masukan dari teman-teman
sekolahnya.
e) Septian Pradana
Remaja yang satu ini sangatlah memperhatikan model dan trend rambutnya untuk
bergaya di kehidupan sehari-harinya, remaja ini masih duduk di bangku sekolah
menengah kejuruan Bhineka Karya kelas 2 jurusan mesin.
f) Ruben Gutama
Ruben Gutama adalah pelajar Sekolah menengah pertama (SMP 1) Kristen
Surakarta bertempat tinggal di Sumber Perumahan Guru JL. Kutai Tengah 3 no 10
Rt 06 Rw 08 Sumber Banjarsari. Ya memotong rambut agar lebih percaya diri dan
ingin tampil beda dari orang lain khususnya anak remaja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
g) Rachmad Dewanto
Pelajar Sekolah Menengah Atas Batik 2 Surakarta yang bertempat tinggal di
sumber Rt 02 Rw 05 Banjarsari Surakarta. Remaja ini ingin sekali berpenampilan
seperti arits yang ada di televise terutama model rambutnya.
Tabel 1 Karakteristik Responden
No Nama Usia Pendidikan pekerjaan Memilih model
1. Martin 21 mahasiswa Diploma Aktif
2. Fery Sanjaya 17 Pelajar SMK Bhineka Karya SKA
Aktif
3. Eko Hartono 16 Pelajar SMK 2 SKA Aktif
4. Akbar yasin Sigitson 17 Pelajar SMAN 6 SKA Aktif
5. Septian Pradana 17 Pelajar SMK Bhineka Karya SKA
Aktif
6. Ruben Gutama 13 Pelajar SMP Kristen 1 SKA
Aktif
7. Rachmad Dewanto 16 Pelajar SMA Batik 2 SKA
Aktif
Sumber : Data primer, diolah april 2011
Dari matriks karakteristik responden di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa
tingkat pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap remaja dalam memilih
model dan trend rambut saat potong rambut sesuai tokoh idolanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
2. Faktor-faktor penyebab remaja dalam memilih model rambut sesuai tokoh idola
a) Orang yang mendorong untuk melakukan dan memilih model rambut
Hasil dari wawancara mengenai siapa saja yang mendorong dan mendukung
responden untuk melakukan dan memilih model rambut, adalah sebagi berikut:
Menurut Martin 21 tahun mahasiswa Indo Teknih Surakarta mengatakan sebagai
berikut:
“Saya sendiri yang memilih model rambut ini, namun ada satu tokoh yang memicu
saya untuk memotong rambut seperti ini. Tokoh itu adalah salah satu porsonil
band indonisia yang tinggal di pulau bali dia sebagai dramernya yang bernamakan
diri dengan band Supermen is dead, tapi saya lupa namanya. Model rambutnya
yang saya tiru karna potongan dan model rambutnya cocok dan pas untuk gaya
hidup saya.”.
(hasil wawancara tanggal 09 Maret 2011)
Sementara Fery Sanjaya 17 tahun, seorang pelajar, mengatakan bahwa
“Saya sendiri yang memilih model rambut ini, tetapi saya meniru salah satu tokoh
idola saya yang mana tokoh itu seorang vokalis kelas atas di kanca dan balantika
music indonisia yang banyak di senangi para remaja khususnya remaja
perempuan yaitu vokalis D’masiv (Rian)”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Menurut eko Hartono 16 tahun, pelajar sekolah menengah kejuruan 2 surakarta
mengatakan bahwa alasan melakukan dan milih model rambut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
“Saya sendiri yang memilih model rambut ini, akan tetapi saya berkiblat kepada
salah satu personil band wali yang mana dia perperan sebagai melodinya yaitu
apoy”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Akbar Yasin Sigitson 17 tahun seorang pelajar, mengatakan bahwa:
“Ya Saya sendiri yang memilih model rambut ini atas dasar masukan dari teman-
teman salain itu juga atas dasar tokoh idola saya selama ini tokoh itu merupakan
pemain film internasional yaitu Thomkrus”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Hal ini sesuai dengan pernyataan Septian Pradana 17 tahun, jurusan mesin ini
mengatakan:
“Ya saya sendiri yang memilih model rambut ini atas dasar tokoh idola saya
yang mana tokoh itu merupakan salah satu pemain dan kapten tiem nasional yang
menjadi dambaan para penggemar sepak bola yaitu adalah Bambang
Pamungkas”
(hasil wawancara tanggal 19 April 2011)
Sementara itu Ruben Gutama 13 tahun pelajar, mengatakan bahwa:
“Ya saya sendiri yang memilih model rambut seperti ini akan tetapi saya
mengambil dari tokoh idola saya yang mana tokoh ini adalah salah satu penyanyi
popasal Kanada luar negeri yang sangat populer di kalangan remaja Indonesia
yaitu Justin Bieber”
(hasil (wawancara tanggal 20 April 2011)
Sementara itu Rachamad Dewanto 16 tahun pelajar, mengatakan bahwa:
“Ya saya sendiri yang memilih model rambut ini dan mengikuti trend dan model
rambut zaman sekarang, selain mengikuti trend dan model rambut saya meniru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
tokoh idola saya yang merupakan salah satu personil band Indonesia J’Rock
yaitu Iman.”
(hasil wawancara tanggal 24 April 2011)
Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden yang memilih model rambut
ketika potong rambutnya dapat peneliti simpulkan bahwa orang-orang yang mendorong
dan mendukung responden untuk melakukan dan memilih model rambut adalah diri
sendiri, teman-teman dan banyak yang mengikuti model dan trend zaman sekarang. Dan
para responden banyak yang mengikuti model rambut para idolanya perilaku ini
menunjukkan perilaku remaja dalam melakukan dan memilih model rambut.
Adapun matriks tentang orang yang mendorong remaja untuk melakukan dan
memilih model rambutnya, membuat remaja tertarik untuk mengikutinya, yaitu:
Tabel 2 Orang yang mendorong remaja untuk melakukan dan memilih model rambut
No Nama Usia
Orang yang mendorong remaja untuk melakukan dan
memilih model rambut
1. Martin 21 Diri sendiri berdasarkan tokoh idola.
2. Fery
Sanjaya
17 Diri sendiri berdasarkan tokoh idola serta masukan teman-
teman.
3. Eko
Hartono
16 Diri sendiri dan berkiblat kepada tokoh idola.
4. Akbar yasin
Sigitson
17 Diri sendiri dan menirukan gaya tokoh idola serta dorongan
dari orang tua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Sumber : Data primer, diolah April 2011
b) Trend dalam majalah dan gambar-gambar membuat remaja tertarik untuk
mengikutinya.
Hasil wawancara mengenai apakah trend rambut dalam majalah dan gambar-
gambar merupakan faktor yang mendorong remaja untuk memilih model rambut, adalah
sebagai berikut:
Menurut Martin 21 tahun mahasiswa Indo Teknih Surakarta mengatakan sebagai
berikut:
“Tidak, saya tidak tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan gambar-
gambar karna inilah style atau gaya hidup saya”.
(hasil wawancara tanggal 09 Maret 2011)
Sementara Fery Sanjaya 17 tahun, seorang pelajar, mengatakan bahwa
“Ya, saya tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan gambar-
gambar dan mengikutinya sebagaimana para remaja-remaja banyak
mengikutinya biar dapat pacar”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
5. Septian
Pradana
17 Diri sendiri serta dorongan pacar
6. Ruben
Gutama
13 Tuntutan peraturan sekolah.
7. Rachmad
Dewanto
16 Masukan teman-teman sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Menurut eko Hartono 16 tahun, pelajar sekolah menengah kejuruan 2 surakarta
mengatakan bahwa alasan melakukan dan milih model rambut adalah:
“Tidak, saya tidak tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan
gambar-gambar karna saya tidak suka majalah dan gambar”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Akbar Yasin Sigitson 17 tahun seorang pelajar, mengatakan bahwa:
“Tidak, dapat memungkiri saya sebagai pelajar harus mengikuti trend dan model
rambut masa kini”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Hal ini sesuai dengan pernyataan Septian Pradana 17 tahun, jurusan mesin ini
mengatakan:
“Tidak, saya tidak tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan
gambar-gambar karna tidak ada yang bagus untuk rambut saya”
(hasil wawancara tanggal 19 April 2011)
Sementara itu Ruben Gutama 13 tahun pelajar, mengatakan bahwa:
“Kebanyakan saya tidak mengikuti trend rambut dalam majalah dan gambar-
gambar lebih suka ikut model rambut teman-teman saja”
(hasil (wawancara tanggal 20 April 2011)
Sementara itu Rachamad Dewanto 16 tahun pelajar, mengatakan bahwa:
“Ya saya tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan gambar-
gambar seperti model arajobo yang ada dan populer di Jepang”
(hasil wawancara tanggal 24 April 2011)
Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden yang memilih model rambut
ketika potong rambutnya dapat peneliti simpulkan bahwa trend rambut dalam majalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
dan gambar-gambar tidak berperan besar dalam mengubah perilaku remaja dalam
melakukan dan memilih model rambut.
Adapun matriks tentang trend rambut dalam majalah dan gambar-gambar
membuat remaja tertarik untuk mengikutinya, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Tabel 3
Trend Rambut Dalam Majalah Dan Gambar-Gambar membuat remaja tertarik untuk mengikutinya
No Nama Usia Trend rambut
1. Martin 21 tidak tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan
gambar-gambar.
2. Fery Sanjaya 17 Tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan
gambar-gambar dan mengikutinya
3. Eko Hartono 16 Tidak tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan
gambar-gambar karna saya tidak suka majalah dan gambar
4. Akbar yasin
Sigitson
17 Tidak, dapat memungkiri saya sebagai pelajar harus
mengikuti trend dan model rambut masa kini
5. Septian Pradana 17 Tidak tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan
gambar-gambar karna tidak ada yang bagus untuk rambut
saya
6. Ruben Gutama 13 Tidak mengikuti trend rambut dalam majalah dan gambar-
gambar lebih suka ikut model rambut teman-teman saja
7. Rachmad Dewanto 16 Tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan
gambar-gambar seperti model arajobo yang ada dan populer
di Jepang
Sumber : Data primer, diolah April 2011
c) Model rambut tokoh atau artis dalam media televise menjadi motivasi untuk
melakukan potong rambut
Hasil wawancara mengenai model rambut tokoh atau artis dalam media televisi
merupakan faktor pendorong untuk melakukan potong rambut, adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Menurut Martin 21 tahun mahasiswa Indo Teknih Surakarta mengatakan sebagai
berikut:
“Model rambut tokoh atau artis dalam televise Tidak memotivasi saya untuk
melakukan potong rambut karna setiap orang mempunyai gaya hidup masing-
masing, ya inilah gaya hidup saya (is my style).”.
(hasil wawancara tanggal 09 Maret 2011)
Sementara Fery Sanjaya 17 tahun, seorang pelajar sekolah menengah kejuruan
Bhineka Karya Surakarta, dia mengatakan bahwa alasan melakukan dan memilih model
rambut yaitu:
“Model rambut tokoh atau artis dalam televise sangat memotivasi saya untuk
melakukan potong rambut gara-gara lihat model rambut vokalis band D’masiv
(Rian)”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Menurut eko Hartono 16 tahun, pelajar sekolah menengah kejuruan 2 surakarta
mengatakan bahwa alasan melakukan dan milih model rambut adalah:
“Model rambut tokoh atau artis dalam televise Tidak memotivasi saya untuk
melakukan potong rambut karna lebih suka potong rambut dengan kemauan
sendiri.”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Akbar Yasin Sigitson 17 tahun seorang pelajar Sekolah Menengah Atas Negri 6
mengatakan bahwa:
“Ya saya ikuti kalau artis dan tokoh itu adalah tokoh yang saya idolakan”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Hal ini sesuai dengan pernyataan Septian Pradana 17 tahun pelajar Sekolah
Menengah kejuran Bhineka Karya Surakarta jurusan mesin ini mengatakan:
“Model rambut tokoh atau artis dalam televise Tidak memotivasi saya untuk
potong rambut karna ini model rambut saya sendiri”
(hasil wawancara tanggal 19 April 2011)
Sementara itu Ruben Gutama 13 tahun pelajar Sekolah Menengah Pertama
Kristen 1 Surakarta yang mengatakan bahwa:
“Tidak mengikuti model rambut artis dalam Televisi karna sudah ada dan
banyak yang menirunya saya pengen tampil beda dari orang lain”
(hasil (wawancara tanggal 20 April 2011)
Sementara itu Rachamad Dewanto 16 tahun pelajar Sekolah Menengah Atas Batik
2 Surakarta ini mengatakan bahwa:
“Ya sangat memotivasi saya untuk potong rambut seperti pemain band J’Rock
Iman”
(hasil wawancara tanggal 24 April 2011)
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden remaja yang melakukan dan
memilih model rambut ketika potong rambutnya dapat peneliti simpulkan bahwa model
rambut artis dan tokoh dalam media televisi tidak berpengaruh besar atau memotivasi
pada remaja untuk melakukan dan memilih model rambut.
Adapun matriks tentang model rambut artis dan tokoh dalam media televise
menjadi motivasi remaja dalam melakukan dan memilihmodel rambut, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Tabel 4
Model rambut artis dan tokoh memotivasi remaja dalam melakukan dan memilih model rambut
Sumber : Data primer, diolah April 2011
No Nama Usia Model rambut tokoh atau artis memotivasi untuk
potong rambut
1. Martin 21 Model rambut tokoh atau artis dalam televisi Tidak
memotivasi.
2. Fery
Sanjaya
17 Model rambut tokoh atau artis dalam televise sangat
memotivasi.
3. Eko
Hartono
16 Model rambut tokoh atau artis dalam televise Tidak
memotivasi
4. Akbar
yasin
Sigitson
17 mengikuti kalau artis dan tokoh itu adalah tokoh idola
5. Septian
Pradana
17 Tidak memotivasi.
6. Ruben
Gutama
13 Tidak mengikuti model rambut artis dalam Televisi
7. Rachmad
Dewanto
16 . Sangat memotivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Agar lebih jelas dari uraian di atas mengenai berbagai faktor-faktor yang
mendorong remaja melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya,
dapat peneliti sajikan matriks sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 5
Faktor-Faktor Yang Mendorong Remaja Melakukan dan Memilih Model Rambut Sesuai Dengan Tokoh Idolanya
No Nama Orang yang mendorong remaja untuk melakukan dan memilih
model rambut
Trend Rambut Dalam Majalah Model Rambut Artis
1. Martin Diri sendiri berdasarkan tokoh idola. tidak tertarik dengan model rambut
yang ada di majalah dan gambar-
gambar.
Model rambut tokoh atau artis dalam
televisi Tidak memotivasi.
2. Fery
Sanjaya
Diri sendiri berdasarkan tokoh idola
serta masukan teman-teman.
Tertarik dengan model rambut yang
ada di majalah dan gambar-gambar
dan mengikutinya.
Model rambut tokoh atau artis dalam
televise sangat memotivasi.
3. Eko
Hartono
Diri sendiri dan berkiblat kepada
tokoh idola.
Tidak tertarik dengan model rambut
yang ada di majalah dan gambar-
gambar.
Model rambut tokoh atau artis dalam
televise Tidak memotivasi
4. Akbar Diri sendiri dan menirukan gaya tokoh Untuk mengikuti trend dan model mengikuti kalau artis dan tokoh itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
yasin
Sigitson
idola serta dorongan dari orang tua. rambut masa kini adalah tokoh idola
5. Septian
Pradana
Diri sendiri serta dorongan pacar. tidak tertarik dengan model rambut
yang ada di majalah dan gambar-
gambar.
Tidak memotivasi.
6. Ruben
Gutama
Tuntutan peraturan sekolah.
Tidak mengikuti trend rambut dalam
majalah dan gambar-gambar
Tidak mengikuti model rambut artis
dalam Televisi.
7. Rachmad
Dewanto
Masukan teman-teman sekolah Tertarik dengan model rambut yang
ada di majalah dan gambar-gambar
Sangat memotivasi.
Sumber : Data primer, diolah April 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
3. Tujuan remaja melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh
idolanya
Berkaitan dengan tujuan yang mendorong remaja melakukan dan memilih model
rambut menurut responden yang bernama Martin 21 tahun mahasiswa Indo Teknih
Surakarta mengatakan sebagai berikut:
“Yang memotivasi dan mendorong saya untuk melakukan potong rambut agar
saya lebih berpenampilan PD (percaya diri) dan lebih kelihatan maco”.
(hasil wawancara tanggal 09 Maret 2011)
Sementara Fery Sanjaya 17 tahun, seorang pelajar sekolah menengah kejuruan
Bhineka Karya Surakarta, dia mengatakan bahwa alasan melakukan dan memilih model
rambut yaitu:
“ingin mengikuti model-model dan trend-trend di televise dan mencari model dan
trend yang baru”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Menurut eko Hartono 16 tahun, pelajar sekolah menengah kejuruan 2 surakarta
mengatakan bahwa alasan melakukan dan milih model rambut adalah:
“biar menjadi rapi dan enak di pandang oleh orang banyak karna sebelumnya
tidak rapi dan mengikuti trend di kalangan remaja”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Akbar Yasin Sigitson 17 tahun seorang pelajar Sekolah Menengah Atas Negri 6
mengatakan bahwa:
“Karna tuntutan peraturan sekolah, saya sebagai pelajar harus mengikuti dan
patuh kepada peraturan yang ada di sekolah”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Hal ini sesuai dengan pernyataan Septian Pradana 17 tahun pelajar Sekolah
Menengah kejuran Bhineka Karya Surakarta jurusan mesin ini mengatakan:
“Karna model rambutnya bagus untuk diikuti serta pas dan cocok buat saya dan
untuk bergaya”
(hasil wawancara tanggal 19 April 2011)
Sementara itu Ruben Gutama 13 tahun pelajar Sekolah Menengah Pertama
Kristen 1 Surakarta yang mengatakan bahwa:
“Biar saya lebih percaya diri dan tampil beda dari orang lain”
(hasil (wawancara tanggal 20 April 2011)
Sementara itu Rachamad Dewanto 16 tahun pelajar Sekolah Menengah Atas Batik
2 Surakarta ini mengatakan bahwa:
“Saya ingin berpenampilan diri layaknya seperti artis yang ada di telivisi yang
menjadi sorotan orang banyak”
(hasil wawancara tanggal 24 April 2011)
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden remaja yang melakukan dan
memilih model rambut ketika potong rambut dapat peneliti simpulkan bahwa tujuan
remaja melakukan dan memilih model rambut adalah untuk mengikuti trend dan model
rambut masa kini, agar lebih percaya diri ketika bersosialisasi dan bergaul dengan teman-
temannya, juga untuk mematuhi peraturan sekolah
Adapun matriks tentang tujuan remaja dalam melakukan dan memilih model
rambut sesuai dengan tokoh idolanya, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel 5
Faktor-Faktor Yang Mendorong Remaja Melakukan dan Memilih Model Rambut Sesuai Dengan Tokoh Idolanya
No Nama Orang yang mendorong remaja untuk melakukan dan memilih
model rambut
Trend Rambut Dalam Majalah Model Rambut Artis
1. Martin Diri sendiri berdasarkan tokoh idola. tidak tertarik dengan model rambut
yang ada di majalah dan gambar-
gambar.
Model rambut tokoh atau artis dalam
televisi Tidak memotivasi.
2. Fery
Sanjaya
Diri sendiri berdasarkan tokoh idola
serta masukan teman-teman.
Tertarik dengan model rambut yang
ada di majalah dan gambar-gambar
dan mengikutinya.
Model rambut tokoh atau artis dalam
televise sangat memotivasi.
3. Eko
Hartono
Diri sendiri dan berkiblat kepada
tokoh idola.
Tidak tertarik dengan model rambut
yang ada di majalah dan gambar-
gambar.
Model rambut tokoh atau artis dalam
televise Tidak memotivasi
4. Akbar Diri sendiri dan menirukan gaya tokoh Untuk mengikuti trend dan model mengikuti kalau artis dan tokoh itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
yasin
Sigitson
idola serta dorongan dari orang tua. rambut masa kini adalah tokoh idola
5. Septian
Pradana
Diri sendiri serta dorongan pacar. tidak tertarik dengan model rambut
yang ada di majalah dan gambar-
gambar.
Tidak memotivasi.
6. Ruben
Gutama
Tuntutan peraturan sekolah.
Tidak mengikuti trend rambut dalam
majalah dan gambar-gambar
Tidak mengikuti model rambut artis
dalam Televisi.
7. Rachmad
Dewanto
Masukan teman-teman sekolah Tertarik dengan model rambut yang
ada di majalah dan gambar-gambar
Sangat memotivasi.
Sumber : Data primer, diolah April 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
4. Pola remaja melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh
idolanya
a) Berapa kali memotong rambut dan model apa yang di pilih oleh remaja
Hasil dari wawancara menunjukkan bahwa berapa kali memotong rambut dan
model apa yang di pilih oleh remaja dalam melakukan potong rambut, hal ini di peroleh
dari data hasil wawancara sebagi berikut:
Menurut Martin 21 tahun mahasiswa Indo Teknih Surakarta mengatakan sebagai
berikut:
“Saya memotong rambut 3 bulan sekali akan tetapi itu tergantung mood
saya, rata-rata 3 bulan sekali, dan Model yang saya pilih sejak dari kelas 1
SMA sampai kuliah dan kerja ini dalah model rambut Muhak”.
(hasil wawancara tanggal 09 Maret 2011)
Sementara Fery Sanjaya 17 tahun, seorang pelajar, mengatakan bahwa
“Saya memotong rambut 2 kali dalam sebulan. Model yang saya pilih
adalah model emo”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Menurut eko Hartono 16 tahun, pelajar sekolah menengah kejuruan 2 surakarta
mengatakan bahwa alasan melakukan dan milih model rambut adalah:
“Saya memotong rambut 1 atau 2 kali dalam sebulan, dan Model yang
saya pilih adalah model biasa yang di atas di cacak sedikit”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Akbar Yasin Sigitson 17 tahun seorang pelajar, mengatakan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
“Saya potong rambut tidak pasti, karna ada 2 faktor: yang pertama
tergantung panjang rambutnya, yang kedua faktor ekonomi atau uang, dan
Model yang saya pilih adalah yang di samping di muhak dan di atas di
cacak”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Hal ini sesuai dengan pernyataan Septian Pradana 17 tahun, jurusan mesin ini
mengatakan:
“Saya memotong rambut 3 kali dalam sebulan dan Model yang saya pilih
adalah muhak”
(hasil wawancara tanggal 19 April 2011)
Sementara itu Ruben Gutama 13 tahun pelajar, mengatakan bahwa:
“Saya memotong rambut 1 kali dalam sebulan dan Model rambut saya
hanya di cacak atau di sasak”
(hasil (wawancara tanggal 20 April 2011)
Sementara itu Rachamad Dewanto 16 tahun pelajar, mengatakan bahwa:
“Saya memotong rambut 3 kali dalam sebulan dan Model yang saya pilih
adalah sasak/cacak, arajobo, emo’.”
(hasil wawancara tanggal 24 April 2011)
Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden yang memilih model rambut
ketika potong rambutnya dapat peneliti simpulkan bahwa berapa kali memotong rambut
dan model apa yang dipilih oleh responden dalam melakukan dan memilih model rambut
adalah kebanyakan responden memotong rambutnya 2 sampe 3 kali dalam sebulan, ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
menunjukkan perilaku konsumtif dalam melakukan dan memilih model rambut, dan
model yang meraka pilih adalah Muhak, Emo, Harajoko, dan di sasak atau di cacak.
Adapun matriks tentang berapa kali memotong rambut dan model apa yang di
pilih oleh remaja dalam melakukan dan memilih model rambut ketika potong rambut,
yaitu:
Tabel 7 Berapa kali memotong rambut dan model apa yang di pilih oleh
remaja
Sumber : Data primer, diolah April 2011
No Nama Usia Budaya Berapa kali dan model rambut
1. Martin 21 3 bulan sekali, dan model rambut Muhak.
2. Fery
Sanjaya
17 2 kali dalam sebulan dan Model yang saya pilih adalah model
Emo”
3. Akbar
yasin
Sigitson
17 2 faktor: yang pertama tergantung panjang rambutnya, yang
kedua faktor ekonomi atau uang dan Modelnya adalah yang di
samping di Muhak dan di atas di cacak
4. Eko
Hartono
16 1 atau 2 kali dalam sebulan dan Model yang pilih adalah model
biasa yang di atas di cacak sedikit
5. Septian
Pradana
17 3 kali dalam sebulan dan
Model yang pilih adalah Muhak
6. Ruben
Gutama
13 1 kali dalam sebulan dan Model rambut hanya di cacak atau di
sasak
7. Rachmad
Dewanto
16 3 kali dalam sebulan dan Model yang pilih adalah sasak/cacak,
Harajoko, Emo’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
b) Sejauh mana remaja mengapresiasikan tokoh idolanya ke dalam dirinya
Hasil dari wawancara menunjukkan bahwa sejauh mana remaja mengapresiasikan
tokoh idolanya ke dalam dirinya, hal ini di peroleh dari data hasil wawancara sebagi
berikut:
Menurut Martin 21 tahun mahasiswa Indo Teknih Surakarta mengatakan sebagai
berikut:
“Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh yang saya
idolakan hanya atau Cuman sebatas mengaguminya saja dan yang saya
terapkan dalam diri ini hanya model rambutnya tetapi kepribadiannya,
karakteristik orangnya dan tingkah lakunya saya tidak mengikutinya karna
entar di bilang orang menfoto kopinya.”.
(hasil wawancara tanggal 09 Maret 2011)
Sementara Fery Sanjaya 17 tahun, seorang pelajar, mengatakan bahwa
“Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh yang saya
idolakan hanya mengikuti model rambutnya dan semangat ngebandnya”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Menurut eko Hartono 16 tahun, pelajar sekolah menengah kejuruan 2 surakarta
mengatakan bahwa alasan melakukan dan milih model rambut adalah:
“Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh yang saya
idolakan hanya model rambutnya”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Akbar Yasin Sigitson 17 tahun seorang pelajar, mengatakan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
“Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh yang saya
idolakan hanya meniru model rambut dan menonton film-film”
(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)
Hal ini sesuai dengan pernyataan Septian Pradana 17 tahun, jurusan mesin ini
mengatakan:
“Ya saya mengapresiasikan tokoh yang saya idolakan hanya model
rambutnya dan melihat dia di setiap bermain dilapangan hijau dan meniru
gaya dia dalam bermain bola”
(hasil wawancara tanggal 19 April 2011)
Sementara itu Ruben Gutama 13 tahun pelajar, mengatakan bahwa:
“Ya Saya mengikuti tokoh idola hanya model rambutnya saja yang saya
terapkan dalam kehidupan sehari hari”
(hasil (wawancara tanggal 20 April 2011)
Sementara itu Rachamad Dewanto 16 tahun pelajar, mengatakan bahwa:
“Kalau sejauh mana saya mengikuti tokoh idola kerdalam diri saya, sejak
kecil mulai dari SD saya menitu model dan gaya rambutnya juga cara dia
perpenampilan”.
(hasil wawancara tanggal 24 April 2011)
Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden yang memilih model rambut
ketika potong rambutnya dapat peneliti simpulkan bahwa sejauh mana responden
mengapresiasikan tokoh idola ke dalam dirinya adalah sebatas meniru dan mengikuti
model rambutnya saja ini menunjukkan perilaku konsumtif dalam melakukan dan
memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Adapun matriks tentang sejauh mana remaja mengapresiasikan tokoh idola ke
dalam dirinya sendiri, yaitu:
Tabel 8 Sejauh mana remaja mengapresiasikan tokoh idolanya ke dalam dirinya
No Nama Usia Sejauh mana remaja mengapresiasikan tokoh idolanya
ke dalam dirinya
1. Martin 21 Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh
yang saya idolakan hanya atau Cuman sebatas
mengaguminya saja dan yang saya terapkan dalam diri ini
hanya model rambutnya tetapi kepribadiannya,
karakteristik orangnya dan tingkah lakunya saya tidak
mengikutinya karna entar di bilang orang menfoto kopinya.
2. Fery Sanjaya 17 Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh
yang saya idolakan hanya mengikuti model rambutnya dan
semangat ngebandnya
3. Akbar yasin
Sigitson
17 Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh
yang saya idolakan hanya meniru model rambut dan
menonton film-film
4. Eko Hartono 16 Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh
yang saya idolakan hanya model rambutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Sumber : Data primer, diolah April 2011
Agar lebih jelas dari uraian di atas mengenai pola remaja dalam melakukan dan
memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya, dapat peneliti sajikan matriks
sebagai berikut:
5. Septian
Pradana
17 Ya saya mengapresiasikan tokoh yang saya idolakan hanya
model rambutnya dan melihat dia di setiap bermain
dilapangan hijau dan meniru gaya dia dalam bermain bola
6. Ruben
Gutama
13 Ya Saya mengikuti tokoh idola hanya model rambutnya
saja yang saya terapkan dalam kehidupan sehari hari
7. Rachmad
Dewanto
16 Kalau sejauh mana saya mengikuti tokoh idola kerdalam
diri saya, sejak kecil mulai dari SD saya menitu model dan
gaya rambutnya juga cara dia perpenampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Tabel 9
Pola Remaja Melakukan Dan Memilih Model Rambut Sesuai Dengan Tokoh Idolanya
No Nama Berapa kali Model rambut Sejauh mana remaja
mengapresiasikan tokoh idolanya ke dalam dirinya
1. Martin 3 kali dalam sebulan Model rambut Muhak Sebatas mengaguminya saja dan
menerapkan dalam diri saya hanya
model rambutnya tetapi
kepribadiannya, karakteristik
orangnya dan tingkah lakunya saya
tidak mengikutinya karna entar di
bilang orang menfoto kopinya.
2. Fery
Sanjaya
2 kali dalam sebulan Model rambut Emo’ Hanya mengikuti model rambutnya
dan semangat ngebandnya
3. Eko
Hartono
1 atau 2 kali dalam sebulan Model rambut Biasa yang diatas
dicacak sedikit
Hanya meniru model rambut dan
menonton film-film
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
4. Akbar
yasin
Sigitson
1 atau 2 kali dalam sebulan Model rambut Muhak dan yang diatas
dicacak
Hanya model rambutnya
5. Septian
Pradana
3 kali dalam sebulan Model rambut Muhak Hanya model rambutnya dan melihat dia di setiap bermain dilapangan hijau dan meniru gaya dia dalam bermain bola
6. Ruben
Gutama
1 atau 2 kali dalam sebulan Model rambut Muhak cacak Di pengaruhi media massa untuk
mengikuti tokoh idola.
7. Rachmad
Dewanto
3 kali dalam sebulan Model rambut Harajoko dan Emo’ Menjadi inspirasi untuk mengikuti
tokoh idola.
Sumber : Data primer, diolah April 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
67
5. Perilaku Konsumtif remaja dalam melakukan dan memilih model rambut
sesuai tokoh idolanya saat potong rambut
Dalam perkembangan jaman yang serba maju ini, masyarakat kita dibombardir
dengan berbagai macam barang dan jasa hasil dari produksi industri. Apalagi ditambah
dengan perkembangan teknologi komunikasi yang memungkinkan masyarakat menerima
informasi dengan begitu luas dan mudah. Fenomena ini kadang kala membuat jarak yang
memisahkan dua daerah ataupun Negara terasa dekat. Lihat saja sekarang seseorang tidak
lagi mengalami kesulitan dalam hal komunikasi untuk mencari teman dari lain Negara
karena adanya teknologi internet. Atau pengetahuan masyarakat tentang produk dari luar
negeri lewat iklan-iklan yang ditayangkan di media massa.
Dengan terpaan dunia industry kepada masyarakat, baik itu lewat media massa
ataupun pertokoan, maka tidak asing lagi bila masyarakat kita sekarang ini mempunyai
berbagai macam kebutuhan hidup, seperti apa yang di tulis oleh sebuag media massa,
bahwa pembangunan bukan saja membuka kegiatan baru, tetapi juga memungkinkan
terjadinya barang dan kebiasaan konsumtif yang lebih banyak jumlah dan ragamnya serta
membuka kesempatan untuk menikmati (Prisma, No 10 Nvember 19768).
Perkembangan akan kebutuhan manusia yang semakin banyak tersebut pada
akhirnya akan melahirkan masyarakat yang cenderung bersifat konsumtif. Konsumtif
sendiri mempunyai arti, penggunaan barang atau jasa bukan lagi pada fungsi utama dari
barang kebutuhan, tetapi lebih kepada keinginan dan kesenangan semata untuk
mengekspresikan status yang dimiliki oleh masyarakat. Dari perngertian ini konsumtif
bisa diartikan bahwa pembelian atau pemakaian barang atau jasa karena seseorang senang
bukan karena mereka butuh akan barang tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
68
B. Pembahasan
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat
dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status
sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai seseorang dalam
bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Terutama
bagaimana dia ingin dipersepsikan orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan
dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain. Berkaitan dengan status
sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol
status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsi.
Gaya hidup, trend dan mengkonsumsi sesuatu merupakan bentuk aktualisasi diri
sekaligus dianggap sebagai simbol status tertentu. Hal ini menyebabkan, ketika seseorang
melakukan konsumsi, harga tidak lagi dipersoalkan. Hal ini dapat dilihat dari informan
yang sampai beberapa kali melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh idolanya.
Mereka menganggap itu adalah gaya hidup mereka, gaya hidup yang mampu membuat
mereka merasa puas, nyaman dan mereka lebih bersemangat untuk menjalani kembali
rutinitas kegiatan mereka.
Gaya hidup yang dihasilkan melalui proses melakukan dan memilih model rambut
sesuai tokoh idolanya menjadi sebuah identifikasi baru bagi kaum remaja, seperti
keinginan untuk meniru perilaku ataupun juga menjalin penampilan. Ketika mengaspirasi
sebuah model rambut tertentu, remaja cenderung akan mengimitasikan segala sesuatu
yang mereka anggap keren dan gaul. Kegiatan ini berbentuk sebuah hasrat potensial yang
mampu membentuk karakter serta identitas baru bagi kaum remaja, dengan gaya hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
69
konsumerisme yang terbilang tinggi dan dengan frekuensi resapan muatan model rambut
yang tinggi pula, remaja menjadi obyek sasaran industri multibilyner ini.
Pubertas merupakan satu tahapan untuk menuju gerbang kedewasaan. Untuk
menjalani kehidupan ini, mereka memerlukan jati diri. Terkadang ada remaja yang
kesulitan dalam mencari jati diri mereka, namun tak jarang ada remaja yang mampu
mengenal diri mereka masing-masing. Dalam tahapan mengenal jati diri tersebut, tak ayal
mereka memerlukan model yang mereka anggap mampu menggambarkan jati diri
mereka.
Model ini disebut dengan idola. Banyak remaja yang mengimitasi idola mereka.
Para remaja ingin dianggap sama seperti idola mereka yang kebanyakan notabenenya
merupakan orang-orang hebat ataupun yang mereka anggap memiliki kelebihan sehingga
menimbulkan kecenderungan untuk mengidolakannya. Tak jarang para remaja mengikuti
bahkan berusaha menyamai para idola mereka. Bagi yang fanatik, mereka akan
melakukan apa saja demi sang idola. Mereka rela merubah image mereka hanya agar
mereka bisa mirip dengan sang idola. Tak jarang kita menemui penggemar yang meniru
gaya rambut, gaya berpakaian, bahkan gaya berjalan dan gaya berbicara idola mereka.
Bahkan ada juga penggemar yang rela merogoh sakunya untuk membeli benda-benda
yang dimiliki oleh idola mereka. Banyak remaja yang terpengaruh oleh hadirnya para
idola. Ironisnya, bukannya menemukan jati diri, mereka malah terjebak dalam jati diri
orang lain. Namun ada juga remaja yang termotivasi oleh idola mereka. Hal ini juga
tergantung pada individu remaja tersebut. Bagaimana cara mereka untuk mengatasi rasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
70
kagum yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan efek positif dalam kehidupan
mereka.
Remaja pada umumnya memiliki kegemaran-kegemaran baru yang dianggap
trendy pada lingkungan sekitarnya. Apapun yang update maka itulah yang patut di
contoh. Hal yang paling mudah dilihat adalah cara berpakaian dan jenis busana yang
sedang trend.
Sebut saja tokoh-tokoh idola remaja masa kini, maka seringkali gaya berpakaian
dan pilihan busana pun tidak jauh dari yang sedang in.Sebut saja gaya busana Harajuku
style yang dipopulerkan oleh Agnes Monica melalui busana-busana aksi panggungnya.
Gaya busana macam ini sebetulnya adalah gaya busana dari Jepang yang tidak memiliki
aturan.
Tidak perlu harus pusing dengan mix and match. Walaupun orang-orang dengan
selera konvensional sering menganggap bahwa gaya busana ini terlihat ‘nyeleneh’ namun
ini mewakili gaya remaja yang suka menabrak aturan dan Agnes Monica berhasil
membawa ini menjadi trend remaja saat ini. Belum lagi gaya rambut yang juga digunting
berantakan dan diwarna sana sini terutama dengan warna mencolok.
Coba saja kita tengok gaya anak muda saat ini, terutama yang bermukim di kota-
kota besar yang lebih mudah mengakses perkembangan informasi melalui media masa
elektronik. Bila saja sekolah tidak melarang penggunaan cat rambut pada anak usia
sekolah, maka tak pelak lagi gaya rambut macam ini akan banyak dipakai dalam
keseharian oleh para anak muda saat ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
71
Begitu pula ketika Melly Goeslow meluncurkan Bukan Bintang Biasa yang juga
mempopulerkan salah satu personilnya yang bernama Ayu Sita. Gaya rambut gadis yang
satu ini banyak digandrungi para remaja putri bahkan rekan-rekan sesama artisnya seperti
Thalita Latief dan Intan Ayu. Begitu pula saat Dian sastro memotong pendek rambutnya
dengan model bob. Saat itu mulailah para artis meniru gaya rambut seperti ini dengan
model bob yang tidak simetris. Bahkan yang terbaru, pentolan grup duo Ratu pun
menggunakan potongan rambut serupa dan artis cantik Bunga Citra Lestari pun tidak mau
ketinggalan.
Tidak hanya gaya busana dan model rambut yang menjadi kegemaran para
remaja. Kecenderungan untuk mencari-cari jati diri membuat mereka banyak melihat
sekitarnya. Manakala ada yang mencolok dan menarik di mata mereka, maka dicobalah
gaya tersebut. Pemakaian aksesoris pun juga menarik untuk disimak.
Manakala pada zaman mode untuk menggunakan jam tangan dengan bentuk besar
mencolok, maka para remaja baik putra maupun putri pada berbondong-bondong
menggunakan jam tangan model seperti itu. Dan pemakaian merk tertentu yang sedang
‘in’ pun menunjukan level mereka dimata lingkungan sosialnya. Cukup dengan
penampilan, lalu apa saja yang digemari para remaja untuk dilakukan? Umumnya para
remaja di kota-kota besar lebih konsumtif dibandingkan dengan para remaja di daerah
kecil atau pun di pedesaan. Sedikitnya pilihan tempat rekreasi yang bernuansa alam dan
natural, para remaja di perkotaan cenderung banyak menghabiskan waktunya di mall-
mall besar. Bilamana uang saku mencukupi, maka bisa dikata kalau hampir setiap hari
mereka pergi dan jalan-jalan di pusat perbelanjaan. Bisa saja membeli pakaian model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
72
terbaru, membeli asesoris terbaru atau hanya mainan-mainan kecil yang lucu. Apa saja
dibeli di mall. Tidak cukup hanya itu, mall juga lebih menarik digunakan sebagai tempat
makan bersama teman-teman sebaya dibandingkan makan bersama di rumah dengan
keluarga.
Mungkin para remaja zaman sekarang lebih familiar dengan rasa makanan di mall
daripada masakan di dapur sendiri. Porsi menghabiskan waktu di mall bisa dibilang
cukup besar dibandingkan waktu mereka untuk kegiatan ekstra kurikuler sekolah atau les
tambahan untuk mata pelajaran sekolah. Makanan yang digemari para remaja secara
otomatis lebih cenderung pada makanan jenis fast food yang banyak beredar di mall-mall
seperti MacDonald, Kentucky, Pizza, donuts dan lain sebagainya. Bagaimanapun juga
keasyikan hang out di luar rumah lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu di
rumah bersama keluarga.
Hal ini banyak mempengaruhi pilihan mereka akan gaya hidup dan selera.
Makanan dan minuman adalah contoh yang sangat significant mengenai hal yang satu ini.
Menemani kegemaran mengkonsumsi makanan junk food, maka minuman soda pun
menjadi kegemaran remaja saat ini. Bila mengkonsumsi buah, mereka pasti cenderung
memilih mengkonsumsinya dalam bentuk jus, es buah atau yang sejenisnya daripada
memakan buah segar seperti yang dianjurkan oleh ahli gizi. Cepat dan instant mungkin
itulah moto mereka.
Hiburan yang digemari saat ini juga mengacu banyak pada perkembangan
tehnologi dan sangat jarang kita lihat remaja saat ini suka membaca buku atau pun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
73
menulis. Para remaja, bila berada di rumah, pasti kalau tidak menonton tv, dvd akan main
playstation dengan game-game baru yang seru. Bila melakoni kegemaran yang satu ini,
bisa berjam-jam mereka habiskan di depan TV tanpa ingat melalukan hal-hal lainnya,
apalagi yang namanya belajar. Selain itu, mereka juga menyukai permainan game online
di komputer dan menelusuri dunia maya melalui akses internet. Dengan yang satu ini,
mereka mulai suka chatting dan menjalin komunikasi dengan teman-teman baru mereka
melalui jaringan ‘friendster’. Kata mereka ‘cupu’ banget deh kalo ga kenal istilah
‘friendster’.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa gaya hidup anak remaja kini sangat berbeda
dengan gaya hidup anak remaja dulu. Kalau dulu, anak remajanya tidak mengenal yang
namanya narkoba, komputer, HP (Hand Phond), fashion, atau berbagai macam model
pakaian. Kini justru sebaliknya. Anak remaja, atau istilah lainnya ABG (Anak Baru
Gede) justru bergelut dengan hal-hal tersebut. Dan menjadi gaya hidup mereka tiap
harinya. Maka apa yang pernah dikatakan oleh filsuf Baudrillard beberapa abad lalu
memang ada kebenaranya. Menurutnya, gaya hidup manusia jaman kini dibentuk oleh
pabrik-pabrik imajinasi seperti fashion, komputer, HP, dll. Bukan oleh nilai-nilai moral
yang beberapa dekade lalu mendapat tempat istimewa dalam kehidupan manusia. Karena
itu, apa yang telah diwanti-wanti oleh beliau memang tepat, dan benar. Yang mana hal
tersebut dapat kita temukan dalam gaya hidup remaja masa kini.
Terjadinya perubahan gaya hidup (life style) anak remaja masa kini tak terlepas
dari perubahan budaya, pola pikir yang dianut oleh masyarakat bersangkutan. Kini anak
remaja lebih senang dengan hal-hal yang serba instan, pragmatis, dan cenderung kebarat-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
74
baratan. Hal itu dapat kita lihat dalam bentuk rambut, pakaian, maupun sepatu, dll. Itu
dimungkinkan karena alam modern menyediakan berbagai macam alternatif dalam
kehidupan. Manusia tinggal memilih mana yang suka, dan tidak suka, cocok dan tidak
cocok. Akibatnya sangat fatal. Budaya asli yang dulu menjadi tonggak budaya
masyarakat menjadi terkubur oleh budaya baru yaitu budaya modern yang tidak lain
adalah budaya barat. Contoh yang paling praktis adalah kebaya. Pada jaman dulu Kebaya
menjadi salah satu pakaian istimewa, favorit di masyarakat kita. Setiap ada upacara besar
pun kebaya tidak pernah luput dari mata. Namun seiring dengan berkembangnya jaman
yang makin maju, terbuka kebaya lama kelamaan dtinggalkan oleh masyarakat. Dan
beralih ke bentuk pakaian-pakaian yang lebih simple, praktis, dan memberi warna
tersendiri bagi setiap orang yang menggunakannya. Selain dalam hal pakaian, gaya hidup
anak remaja masa kini memang lebih maju, terbuka dibandingkan dengan jaman dulu.
Pola pikir, cara bertindak, dan cara berbicara pun sangat dipengaruhi oleh gaya hidup
modern yang tidak lain adalah generalisasi budaya barat itu sendiri. Itu semua adalah sisi
positif dari lahirnya budaya maju. Dan sisi-sisi positif gaya hidup modern tersebut tidak
terbantahkan lagi. Akan tetapi kita juga jangan lupa bahwa di mana ada sisi positif, maka
sisi negatifnya juga pasti ada. Begitu juga dalam hal gaya hidup modern. Gaya hidup
modern selain memberi nilai-nilai positif, juga mengakibatkan sisi negatif yang tidak
kalah bahayanya.
Urusan gaya hidup bukan pula hanya untuk orang berduit. Bukankah orang yang
miskin sekalipun masih bisa mencomot dan memakai model gaya hidup tertentu.
meskipun hanya bersandiwara, meniru-niru atau pura-pura. Seperti halnya orang berduit
juga bisa berlagak sok miskin. Bukan karena penganut ideologi hemat atau asketisme tapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
75
karena pilihan gaya. Dalam masyarakat mutakhir seringkali soal citra rasa dan gaya hidup
sudah tidak jelas lagi batas-batasnya. Gaya hidup bukan monopoli suatu kelas, tapi sudah
lintas kelas. Mana yang kelas atas/menengah/bawah sudah bercampur baur dan terkadang
di pakai bergonta ganti gaya hidup juga merupakan proyek reflektif dan pengguna
fasilitas konsumen secara sangat kreatif. Dalam pengertian bahwa gaya hidup perlu
keterbukaan yang tidak terbatas terhadap makna-makna gaya hidup dalam konteks
apapun (Chaney, 1996: 11-13)
Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern, atau yang biasa di sebut
modernitas. Siapapun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan
tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya
hidup adalah pola-pola tindakan yang menbedakan antara satu orang dengan orang lain.
Gaya hidup merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari dunia modern dan berfungsi
dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak dapat di pahami oleh meraka yang
tidak hidup dalam masyarakat modern (Chaney, 1996: 40-41)
Gaya hidup sebenarnya merupakan sutau rangkuman dan keseluruhan dari cara,
tata, kebiasan, pilihan, serta obyek-obyek yang mendukungnya, yang mana pelaksananya
berdasarkan oleh sistem atau kepercayaan sistem tertentu, oleh karena gaya hidup
merupakan keseluruhan dari obyek-obyek perilaku sosial yang berkaitan dengan obyek
tersebut, maka dapat di katakan bahwa gaya hidup itu akan menghasilkan konbinasi
obyek-obyek dan sebaliknya obyek-obyek dapat membentuk gaya hidup. Ini termasuk
cara berpakian, gaya makan, jenis bacaan, yang merupakan penumpuhan dari cara
kelompok masyarakat mengenai keadaan sosial ekonomi mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
76
Berkembangnya industri penerbitan khusus anak-anak dan remaja yang telah
menjadi ladang persemain gaya hidup. Majalah-malajah baik pria maupun wanita, yang
di peruntukkan khusus bagi para ABG (anak baru gede) yang mungkin telah gelisah
mencari identitas dan citra diri. Bacaan remaja ini banyak menawarkan gaya hidup
dengan budaya selera di seputar perkembangan trend busana, trend model rambut, prolem
gaul, shooping, yang jelas perlahan tapi pasti akan ikut membentuk budaya kawula muda
(youth culture) yang berorientasi gaya hidup fun.
Gaya hidup modern didukung pula dengan banyaknya media yang mengulas
mengenai trend dan model rambut terbaru yang sedang berkembang di kalangan ramaja
lebih-lebih trend dan model itu di pakai oleh para idola remaja tersebut dalam program
acara televisi dan di muat oleh majalah-majalah ternama sebagai cover depan agar
mendapat perhatian bagi remaja agar dapat membeli dan meniru serta mengikutinya.
Media-media massa tersebut merupakan salah satu pendukung perilaku remaja dalam
melakukan dan memilih model rambut di salon atau potong rambut langgananya.
Dalam penelitian ini, bahwa tindakan remaja dalam mengkonsumsi trend dan
model rambut sesuai tokoh idolanya dilakukan untuk memburu suatu tujuan tertentu,
tujuan yang dicapai ini adalah ingin berpenampilan lebih percaya diri dan mengikuti
trend dan model rambut masa kini merupakan beberapa hal yang berpengaruh terhadap
tingkat komsumsi melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh bidolanya.
Masyarakat konsumen Indonesia mutakhir tampaknya tumbuh beriringan dengan
sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme konsumsi yang ditandai dengan
menjamurnya pusat perbelanjaan bergaya semacam shoaping, mall, industry mode atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
77
fashion, kegandrungan terhadap merek asing, makanan serba instan (fast Food), telepon
seluler (HP) dan tentu saja serbuan gaya hidup lewat indusri iklan dan televisi yang sudah
sampai keruang kita yang paling pribadi.
Pada kebanyakan masyarakat, pemenuhan kebutuhan dilaksanakan berdasarkan
urutan kepentingannya. Dengan demikian terdapat kemungkinan jika kebutuhan pokok
telah terpenuhi maka akan cenderung memenuhi kebutuhan pelengkap lainnya. Bahkan
tidak jarang kebutuhan pelengkap tersebut disetarakan dengan kebutuhan pokok. Remaja
pun demikian, selain mungkin terpengaruh oleh lingkungan pergaulannya dan tuntutan
gaya hidup sehari-hari, karena kebutuan pokok remaja telah terpenuhi oleh orang tua
mereka, maka remaja dengan mudahnya melakukan perilaku konsumtif.
Salah satu bentuk gaya hidup yang dilakukan oleh sebagian kalangan remaja di
Kota Surakarta khususnya di Keluran Sumber adalah melekukan dan memilih model
rambut sesuai dengan tokoh idolanya. Selayaknya status social, gaya hidup dengan
melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya merupakan
penghargaan masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika seseorang telah
mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak ditempatkan pada lapisan tertentu dalam
masyarakatnya. Semua orang diharapkan mempunyai kesempatan yang sama untuk
meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi untuk meraihnya.
Penelitian ini mengunakan pendekatan sosiologis, dalam masyarakat terdapat
hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial. Sebagian
makhuk bermasyarakat. Manusia selalu berkeinginan untuk berinteraksi dengan
sesamanya. Interaksi sosial adalah kunci dari kehidupan sosial, oleh kerna itu tanpa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
78
interaksi sosial tak mungkin ada kehidupan sosial. Pergaulan hidup akan terjadi apabila
orang-orang dan kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara dan
seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama. Maka dapat di katakana bahwa
interaksi sosial adalah dasar dari proses sosial.
Paradigma pokok bahasan sosiologi menurut George Ritzer, meliputi hal-hal
sebagai berikut: fakta sosial, Definisi sosial dan perilaku sosial (Ritzer, 2003:21)
Beberapa faktor yang menjadi penyebab remaja melakukan dan memilih model
rambut sesuai dengan tokoh idolanya pada saat potong rambut yaitu adanya motivasi
untuk lebih percaya diri ketika bersosialisasi dan bergaul dengan teman-temannya, untuk
mengikuti trend dan model rambut masa kini, dan untuk mematuhi peraturan sekolah.
Adanya dorongan dari orang-orang tertentu terutama untuk mengukuti tokoh idola
terhadap remaja yang mau potong rambut, dan majalah-majalah serta gambar-gambar
model rambut tidak berpengaruh besar kepada remaja karena meraka lebih suka dengan
model sendiri.
Bagi Skinner, respon muncul karena adanya penguatan. Ketika dia mengeluarkan
respon tertentu pada kondisi tertentu, maka ketika ada penguataan atas hal tersebut, dia
akan cenderung mengulangi respon tersebut hingga akhirnya dia berespon pada situasi
yang lebih luas. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus
respon akan semakin kuat di beri penguatan. Skinner membagin penguatan ini menjadi
dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan tersebut akan berlangsung
stabil dan menghasilkan perilaku yang menetap. Asumsi dasar teori perilaku sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
79
adalah: behavior is lawful (perilaku memiliki hukum tertentu) behavior can be predicted
(perilaku diramalkan) dan behavior can be controlled (perilaku dapat dikontrol).
Paradigma perilaku sosial dikembangkan oleh B.F Skinner dengan meminjam
pendekatan behaviorisme dari ilmu psikilogi. Ia sangat kecewa dengan dua pradigma
sebelumnya karana dinilai tidak ilmiah, dan dianggap bernuansa mistis. Menurutnya,
obyek study yang konketrealistis itu adalah perilaku manusia yang Nampak serta
kemungkinan perulangannya (behavioral of man and contingencies of reinforcement).
Skinner juga berusaha menghilangkan konsep colunterisme parson dari dalam ilmu
sosial, khususnya sosiologi, yang tergabung dalam paradigma ini adalah teori behavioral
sociology dan teori exchange.
Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah troubles dan issues. Troubles
adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai
pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkuan kehidupan pribadi individu.
Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka
pengangguran itu adalah trouble, masalah individu ini pemecahannya bisa lewat
penimgkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk
yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan
issue, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
Penelitian ini menggunakan teori aksi yang termasuk di dalamnya paradigma
definisi sosial yang di pelopori oleh Max Weber teori ini menekankan kepada tindakan
social, pemahaman dan penafsiran. Tindakan sosial adalah tindakan yang di lakukan oleh
individu yang diarahkan kepada orang lain. Selain itu, tindakan sosial bisa berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
80
tindakan yang bersifat membatin karena pengaruh positif dari situasi tertentu atau bisa
juga berupa pengulangan dari tindakan yang sengaja.
Teori aksi di kembangkan oleh Parsons memandang aksi sebagai tanggapan
mekanis terhadap stimulus dan yang lebih penting adalah norma dan nilai sosial yang
menuntun dan menilai perilaku individu itu sendiri. Menurut teori ini individu di pandang
sebagai aktor yang memburu tujuan tertentu. Selain itu aktor yang memiliki alternatif
cara, teknik dan alat dalam mencapai tujuan yang ingin diraih. Dalam mencapai tujuan
seringkali individu mendapatkan mengaruh positif ataupun kendala dari situasi dan
kondisi yang membatasi pencapian tujuan.
Dalam penelitian ini perilaku melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh
idola oleh kalangan remaja di Kelurahan Sumber di pandang sebagai tujuan yang ingin di
capai oleh individu khususnya remaja di Kelurahan Sumber. Hal ini bertujuan sebagai
pemenuhan kebutuhan akan hiburan dan meningkatkan gengsi atau presige mereka dan
sebagai pemenuhan terhadap tuntutan trend gaya hidup. Asumsi yang mengatakan bahwa
tindakan individu yang dilakukan bukanlah tanpa tujuan sangat berkaitan apa yang
dilakukan oleh kalangan remaja khususnya di Kelurahan Sumber. Selain itu kendala
situasi dan kondisi yang mendukung ataupun membatasi individu dalam mencapai tujuan
tertentu juga diungkapkan dalam penelitian ini. Maka dengan kondisi seperti ini dapat
dikatakan bahwa perilaku konsumtif memilih model rambut sesuai dengan tokoh
idolanya yang dilakukan oleh kalangan remaja di Kelurahan Sumber memang di
pengaruhi oleh adanya beberapa faktor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
81
Dalam bukunya perilaku konsumen, Drs. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara
berpendapat bahwa ada 2 kekuatan dari factor yang mempengaruhi perilaku konsumen,
yaitu kekuatan sosial budaya dan kekuatan psikologis. Kekuatan sosial budaya terdiri dari
faktor budaya, status sosial ekonomi, kelompok pergaulan, keluarga, iklan dan media
massa. Sedangkan kekuatan psikologi terdiri faktor kepribadian, yang terdiri dari dari
faktor internal dan faktor eksternal individu.
Maka dari itu perilaku konsumtif melakukan dan memilih model rambut sesuai
dengan tokoh idolanya oleh kalangan remaja dapat pula dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti yang telah dikatagorikan oleh Drs. A. A. Anwar Prabu Mangkunegara dalam
bukunya yang berjudul perilaku konsumen. Dalam bab ini akan peneliti jabarkan hasil
penelitian dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku melakukan dan memilih
model rambut sesuai dengan tokoh idolanya oleh kalangan remaja di Kelurahan Sumber.
1) Kekuatan Sosial Budaya
Beralihnya budaya produksi ke budaya konsumsi menunjukkan terjadinya
perubahan dalam system ekonomi kapitalisme. Kebutuhan konsumen mulai bertambah
luas ketika muncul suatu leisure time atau waktu luang sebagai akibat dari etika kerja
yang dijalankan dalam system ekonomin kapitalisme. Konsumsi dianggap sebagai
pemecahan dari masalah-masalah yang muncul. Kebutuhan masyarakat untuk
mengkonsumsi menjadi sama penting atau bahkan lebih penting dari pada kebutuhan
untuk memproduksi. Meningkatkan kemakmuran dan semakin banyaknya kebutuhan
yang harus dipenuhi, membuat produsen (pembuat model rambut) berlomba-lomba untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
82
memamfaat kondisi ini. Mengkonsumsi, membeli dan memiliki barang dan jasa menjadi
tujuan utama untuk mencapai nilai-nilai dan tingkat sosial tertinggi di dalam masyarakat.
Adanya arus globalisasi turut mendukung meningkatkan konsumsi dalam
masyarakat. Membanjirkan produk-produk entah yang berupa barang maupun jasa dari
berbagai tempat telah menciptakan suatu budaya baru dan tidak banyak telah berubah
tatanan nilai lokal yang selama ini di pakai masyarakat setempat. Budaya lokal lambat
laun akan tergantikan dengan budaya internasional yang dianggap lebih maju dan
modern. Diantaranya adalah dengan telah berubahnya pola produksi ke pola konsumsi.
Produsen selaku penyedia barang atau jasa mulai melihat adanya perubahan gaya dan
pola konsumsi masyarakat saat ini.
Media selaku agent of change turut berperan dalam pendistribusikan nialai dan
norma baru sebagai produksi budaya yang dianut masyarakat, arus komunikasi dan
informasi yang terjadi di dalam masyarakat modern, sedikit banyak dipengaruhi oleh
media. Budaya populer sebagai konten doninan media telah membawa masyarakat ke
dalam suatu taraf konsumerisme baru, sebab cirri khas posmodernisme. Dunia ini akan
semakin banyak dijejali dengan model dan trend rambut di media dan citraan budaya
populer, seperti : TV, video, konputer, game, tape, iklan. Taman hiburan yang merupakan
bagian sekaligus kemasan trend kea rah budaya populer modern.
a. Faktor Budaya
Second dan Backman mengemukakan bahwa perilaku individu dalam interaksi
sosial dapat dianalisis dengan tiga macam sistem, yaitu the personal system, the social
system, and the cultural system. Perilaku manusia dalam kaitanya dengan lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
83
merupakan tujuan dari anthropologi. Anthropologi budaya meninjau perilaku manusia itu
tidak dapat lepas dari segi kebudayaan yang melatar belakangi. Ini berarti bahwa dalam
meninjau manusia dan kata mata anthropologi unsur kebudayaan tidak dapat di
tinggalkan.”anthropologistre concerned with cultural system” demikian yang
diungkapkan oleh Second dan Backman (prof. Drs. Bimo walgito, 1994:12)
Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari satu generasi ke
generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupannya
sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan merupakan suatu hal yang kompleks yang
meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan dan norma-norma
yang berlaku pada masyarakat.(Drs. A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, 1988:43)
Budaya yang berkembang di dalam sebuah lingkungan sosial sangat menentukan
sikap, tindakan serta perilaku seorang remaja ketika di hadapakan pada pilihan untuk
mengkonsumsi barang atau jasa. Perilaku remaja dalam mengkonsumsi model rambut
sesuai dengan tokoh idolanya adalah salah satu contoh nyata hasil dari proses akulturasi
budaya modern dalam sebuah lingkungan social tertentu.
Perkembangan akulturasi budaya di Indonesia dipengaruhi oleh kebudayaan barat
khususnya korea dan jepang yang mereka bawa ke Indonesia, salah satunya yaitu dalam
bentuk salon atau potong rambut. Model dan trend rambut tempo dulu adalah trend dan
model rambut kribo dan mandarin paling populer dikalangan remaja, pada saat ini model
dan trend rambut model dahulu di bilang oleh para remaja khususnya remaja di
Kelurahan Sumber sudah ketinggalan zaman dan juga di bilang potongan rambut orang
tua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
84
b. Faktor Status Sosial Ekonomi
Sosiologi meninjau perilaku manusia dalam kaitannya dengan hidup
bermasyarakat. Tinjauannya lebih dari mana hubungan individu dengan kelompoknya,
tinjuannya kepada system sosialnya. “sociologists as sociologists are intetsted primarily
in analysis in terms of the social system” Second dan Backham. Ini berarti bahwa sistem
kehidupan sosial merupakan fokus dari tinjuan sosiologi. Di samping itu seorang sosiolog
menekankan terutama pada kebiasaan (costoms), tradisi dan system nilai yang ada dalam
kehidupan kelompok, ini berarti seorang sosiolog dalam meninjau perilaku manusia lebih
dikaitkan dengan faktor kebiasaan, tradisi, dan system nilai yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat (prof. Dr. Bimo Walgito, 1994:12-13)
Lapisan sosial atau biasa disebut dengan stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai
suatu tatanan vertical bagi lapisan sosial berdasarkan tinggi rendahnya suatu kedudukan
(Hendro pispito, 1989:109) kedudukan yang dimaksud di dalam sosiologi adalah peran
sosial yang harus dibawakan individu dalam masyarakat.
Lapisan sosial ataupun stratifikasi sosial menurut Horton dan Hunt, dapat di bagi
ke dalam kelas yaitu kelas atas, kelas sedang/menengah dan kelas bawah, di mana kelas
sosial ini diartikan sebagai suatu strata orang yang berkedudukan sama dalam kontinum
(rangkian dalam kesatuan) status sosial (Horton dan Hunt,1999: 5). Sedangkan sebagai
dasar tinggi rendahnya kelas sosial dalam lapisan masyarakat pada umumnya adalah:
kekeyaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
85
Asrtid S Susanto, mengartikan status sebagai sebuah konsep perbandingan
peranan dalam masyarakat, status merupakan pencerminan dari hak kewajiban dalam
tindakan manusia(1985: 216)
Penggolongan individu ataupun kelompok ke dalam kelas-kelas sosial kadang
kala memang bersifat memaksa dan tiap individu yang ada hanya bisa menerima saja.
Status yang di kenakan oleh seseorang kadang kala menuntut orang tersebut berperilaku
sesuai dengan status yang ia sandang, dengan demikian seseorang terus dituntut untuk
melakukan suatu proses indivikasi atas kelas sosial yang di tepati. Indivikasi tersebut
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perilaku seseorang (Horton dan Hunt,
1999:12)
Kelas sosial adalah kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai
kedudukan seimbang dalam masyarakat. Kelas sosial berbeda dengan status (Drs. A. A.
Anwar Prabu mangkunegara, 1988: 44)). Dlam hubungan dengan perilaku konsumsi
dapat dikarakteristikan antara lain:
I. Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan membeli barang-barang mahal,
membeli pada took yang berkualitas dan lengkap (took serbaada, supermarket),
konservatif dalam konsumsinya, barang-barang yang dibeli cenderung untuk dapat
warisan bagi keluarga.
II. Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang untuk menampakkan
kekayaannya, membeli barang jumlah yang banyak dan berkualitasnya cukup
memandai. Mereka berkeinginan membeli barang yang mahal dengan kredit,
misalnya: membeli kendaraan, rumah mewah, prabotan rumah tangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
86
III. Kelas sosial golongan bawah cenderung membeli barang dengan mementingkan
kuantitas dari pada kualitasnya. Pada umumnya mereka membeli barang untuk
kebutuhan sehari-hari, memanfaatkan penjualan barang-barang yang diobral atau
penjualan harga promosi (Drs. A. A. Anwar Prabu Mangkenegara, 1988: 46)
Keseluruhan informan termasuk ke dalam kelas sosial golongan menengah,
walaupun perilaku konsumtif itu tidak timbul dikerenakan kelebihan materi, perilaku itu
timbul akibat adanya kebutuhan pokok remaja tersebut telah dipenuhi oleh orang tua
mereka dan remaja hanya mengalokasikan atau meminta uang lebih untuk potong rambut
dengan model dan trend masa kini dan sesuai dengan tokoh idolanya.
2) Pop Culture
Secara sederhana, budaya populer-lebih sering disebut dengan budaya pop- adalah
apapun yang terjadi di sekeliling kita setiap harinya. Apakah itu pakaian, film, musik,
makanan dan model rambut, semuanya termasuk dalam bagian dari kebudayaan populer.
Definisi dari popular/populer adalah diterima oleh banyak orang, disukai atau disetujui
oleh masyarakat banyak. Sedangkan definisi budaya adalah satu pola yang merupakan
kesatuan dari pengetahuan, kepercayaan serta kebiasaan yang tergantung kepada
kemampuan manusia untuk belajar dan menyebarkannya ke generasi selanjutnya. Selain
itu, budaya juga dapat diartikan sebagai kebiasaan dari kepercayaan, tatanan sosial dan
kebiasaan dari kelompok ras, kepercayaan atau kelompok sosial. Jadi, dapat didefiniskan
kebudayaan pop adalah satu kebiasaan yang diterima oleh kelompok-kelompok sosial
yang terus berganti/berkembang di setiap generasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
87
Semakin pesatnya tren kapitalisme dan konglomerasi elite tertentu maka
pertumbuhan kwantitatif tempat-tempat hiburan dan pusat-pusat perbelanjaan semakin
berkembang bak jamur dimusim hujan. Fenomena tersebut secara langsung ataupun tidak
langsung mempengaruhi budaya dan pola hidup kaum muda remaja sekarang. Pergeseran
budaya mulai menjangkiti kaum muda remaja tanpa kompromi dan eksodus besar-
besaran tentang paradigma berpikir kaum muda remaja, dari budaya timur menuju
budaya barat. Anda dapat melihat kaum muda remaja hedonis bersliweran dengan
berbagai mode rambut dengan busana thank top atau junkies, dan alat-alat digital lainnya.
Iklim masyarakat sekarang jauh berbeda dengan masyarakat tempo dulu. Namun, bila
gejala ini kita telaah lebih lanjut bahwa kaum muda remaja telah jatuh kedalam euforia
budaya pop. Selanjutnya kaum muda remaja yang seharusnya menjadi homo significans
malahan jatuh kedalam pendangkalan nilai hidup
Pop culture alias budaya populer memang selalu menarik untuk dikaji. Bagaimana
tidak, jika ditelaah dengan pengamatan yang mendalam, keberadaan budaya populer bisa
jadi merupakan refleksi dari keberadaan peradaban manusia itu sendiri, pada waktu itu.
Dalam artian, jika ingin melihat fenomena yang sedang terjadi cukup amati melalui
budaya yang tengah berkembang. Namun di lain pihak, keberadaan budaya populer
sering dianggap sebagai sebuah kewajaran. Maksudnya, apapun fenomena yang tengah
berlaku dalam masyarakat cenderung dianggap hanya sebagai dampak dari
perkembangan masa. Maka dari itu, nilai lebih dari sebuah budaya populer sering
terabaikan. Jika diamati lebih dalam, segala bentuk perkembangan dapat saja
dikategorikan sebagai budaya populer. Perkembangan model rambut, misalnya,
merupakan salah satu contoh yang paling dekat. Yang menarik dari kasus ini adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
88
bahwa ternyata model rambut yang lagi trend dikalangan remaja dinilai sebagai hal yang
dianggap dekat dengan remaja, dan disisi lain, remaja merupakan suatu bahasan yang
selalu mengundang ransangan untuk selalu ditelaah.
Perkembangan model rambut terutama pada model-model akhir-akhir ini, jika
diamati lebih detil, memberikan satu benang merah yang bisa dicatat dan dianalisa. Pada
model rambut saat ini ditemukan sebuah kelugasan. Semua hal yang ingin disampaikan
model tersebut dirancang sedemikian rupa agar mudah di pahami hanya dengan sekali
dilihat. Dan fenomenanya, justru pada saat ini, model rambut yang kebanyakan
mengambil dari model rambut Asia terutama Korea dan Jepang seperti itulah yang
diterima oleh kalangan remaja.
Model yang bagus sedikit Neko-neko dan digemari remaja bisa jadi merupakan
refleksi dari remaja itu sendiri. Maksudnya, model yang bagus sedikit Neko-neko
merupakan perlambang dari sesuatu yang instan, tak perlu cernaan dan dapat di “makan”
semaunya. Fenomena ini tampaknya memperjelas kecenderungan remaja saat ini yang
lebih memilih gaya hidup konsumtif. Remaja tanpa berpikir panjang akan berlaku
sekehendaknya sehingga jika dibawakan ke ekonomi mereka adalah makanan empuk
para produsen.
Tak hanya mengacu dari model rambut, kehidupan konsumtif remaja dengan
sangat jelas dapat dilihat dalam kehidupan nyata. Mereka cenderung mengkonsumsi
sesuatu yang bersifat instan. Jangankan untuk membelanjakan sesuatu, bahkan untuk
mendapatkan sesuatu dari sebut saja orang tua, mereka lebih memilih instan. Ini harus
ada, itu harus punya, bagaimanpun caranya. Makanya tidak salah, jika para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
89
pembuat/pencipta model rambut membaca fenomena ini dan menyajikannya dalam
bentuk model rambut yang juga instan, mudah dicerna, mudah diterima dan, yang
penting, sangat me-remaja.
Generasi yang lahir di era Globalisasi saat ini menjadi remaja, pemuda, siswa
sekolah menengah, dan mahasiswa hidup dalam era McWorld. Mereka hidup dalam hujan
deras kebudayaan pop, terutama yang hidup di kota-kota besar. Generasi itu hidup dalam
multikulturalisme dan pluralisme nilai. Gaya hidup mereka adalah gaya hidup global,
hingga kerap kali kehilangan identitas ketika harus merumuskan ke-Indonesia-an. Mereka
dibesarkan dalam tingkat kemapanan yang cukup tinggi dan akses yang begitu luas
terhadap berbagai bidang. soal budaya pop, para remajalah yang paling rentan termakan
isu instant culture, yang juga biasa disebut budaya pop.
Budaya pop adalah budaya yang ringan, menyenangkan, trendi, dan cepat
berganti. remaja paling doyan kalau sudah njiplak gaya hidup hasil imbas budaya pop.
Pokoknya, para remaja cepat sekali menirunya.
Kritikus Lorraine Gamman dan Margaret Marshment, keduanya penyunting buku
"The Female Gaze: Women as Viewers of Popular Culture (1998)", bersepakat bahwa
budaya populer adalah sebuah medan pergulatan ketika mengemukakan bahwa tidaklah
cukup bagi kita untuk semata-mata menilai budaya populer sebagai alat kapitalisme dan
patriarki yang menciptakan kesadaran palsu di kalangan banyak orang. Bagi mereka,
budaya populer juga tempat dipertarungkannya makna dan digugatnya ideologi dominan.
Celakanya, dalam pertarungan tersebut, siapa pun bisa terlibat dalam lingkarannya.
Termasuk tentunya remaja. Perang ideologi tidak bisa dihindarkan lagi, alias itu pasti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
90
terjadi benturan. Lucunya, seringkali kita, kalangan remaja, sudah merasa down duluan
dari pada harus bertarung melawan budaya tersebut. ini untuk tidak mengatakan kalau
remaja biasanya pura-pura tidak tahu apa-apa, dan lebih memilih ‘terbawa’ arus budaya
yang lebih kuat. Parahnya lagi, seperti diakui banyak pengamat, bahwa budaya populer
yang sekarang lagi ngetren bergerak amat cepat. Saking cepatnya, sampai tanpa sadar kita
dipaksa patuh dengan logic of capital, logika proses produksi, yakni hal-hal yang dangkal
dan cepat ditangkap yang cepat laku. Inilah yang sering dijuluki sebagai instans culture.
Bisa kita lihat gimana sregepnya para remaja saat gandrung dengan tren yang
muncul saat ini. Cepat sekali untuk mengikutinya. sudah tidak pernah pakai kalkulasi
untung-rugi lagi. Apalagi mikir baik tidaknya, Pokoknya, kalau itu dianggap baru dan
trendi, harus segera mengikutunya. urusan dalam gaya hidup. Soalnya, memang mudah
ditiru sih. Misalnya David Beckham, suaminya Victoria Adams, cepat jadi idola. Model
rambutnya dicontek atau ditiru. Pas idolanya kepalanya plontos, banyak para remaja,
langsung teriak histeris. Begitu ganti model lagi, cepat-cepat pengagumnya meniru total
a. Faktor Kelompok Pergaulan
Kelompok pergaulan termasuk ke dalam kelompok anutan, yaitu suatu kelompok
orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen. Selain
kelompok pergaulan, yang termasuk dalam kelompok anutan lainya hanya kumpulan
keluarga, maupun organisasi tertentu. Pengaruh kelompok anutan terhadap perilaku
konsumen antara lain menentukan produk dan merek yang mereka gunakan yang
sesuai dengan aspirasi kelompoknya (Drs. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara,1988:
46).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
91
Ketika seorang konsumen melakukan membelian suatu merek produk, mungkin
didasari oleh banyak pertimbangan. Mungkin saja seseorang membeli suatu merek
produk kerena meniru teman satu kelasnya atau juga mungkin karena tetangganya
telah membeli dahulu. Jadi interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang akan turut
mempengaruhi pada pilihan-pilihan merek produk yang dibeli (Sutrisna, 2002: 6)
Perilaku konsumtif memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya yang
dilakukan oleh remaja terkadang tidak timbul karena keinginannya sendiri, melainkan
timbul akibat ikut-ikutan oleh temannya, tetangganya atau bahkan keluarganya sendiri.
Dia merasa perlu untuk mengikuti perilaku orang lain itu di sebabkan oleh rasa
penasaran remaja kepada hal baru, kepada trend yang selalu berkembang. Remaja
tidak ingin ketinggalan jaman dari orang lain maupunorang terdekatnya.
Ini juga terjadi pada beberapa informan yang juga terpengaruh oleh temannya
yang telah terlebih dahulu melakukan dan memilih model yang lagi trend di kalangan
remaja sesuai dengan tokoh idolanya karena terdorong oleh rasa penasaran yang
timbul akibat temanya memberikan informasi tentang model dan trend yang terbaru
maka informan tergerak untuk mengikutinya.
b. Faktor Keluarga
Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang
perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan
membeli dan menggunakan barang maupun jasa (Drs. A. A. Anwar Prabu
Mangkunegara, 1988: 47)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
92
Dalam kehidupan seorang manusia, termasuk didalamnya remaja, faktor
lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam perkembangan remaja, ini
merupakan sesuatu yang vital dan berpengaruh besar, sebab manusia dan dunia saling
berelasi dan mempunyai keterkaitan yang sangat erat dan tidak terpisahkan.
Dalam perilaku konsumtif melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan
tokoh idolanya oleh kalangan remaja, keluarga pun berperan dalam mempengaruhi dan
menentukan penggunaan jasa memilih model rembut sesuai dengan tokoh idolanya di
salon atau potong rambut oleh remaja. Karena dari beberapa informan perilaku memilih
dan melakukan potong rambut ini akibat dukungan dari keluarganya.
c. Faktor Iklan Dan Media Massa
Menurut Sutisna, SE. ME, dalam bukunya perilaku konsumen dan komunikasi
pemasaran, stimuli pemasaran atau juga disebut strategi pemasaran. Strategi pemasaran
yang banyak dibahas adalah satu-satunya variabel yang dikendalikan oleh pemasar.
Dalam hal ini pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-
stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia memilih produk
yang ditawarkan.
Ramaja amat sangat mudah terpengaruh oleh rayuan penjual, mudah terbujuk
iklan, terutama pada kerapian kertas bungkus (apabila jika dihiasi dengan warna-warna
yang menarik), tidak berpikir hemat, kurang realistis, mudah terbujuk (impulsive) dan
romantic ( Drs. A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, 1985: 62)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
93
Gaya hidup sebenarnya mencerminkan kesadaran kelas kelompok masyarakat
tertentu termasuk remaja dan dengan demikian remaja merupakan suatu bentuk ideology
kelas. Dengan kata lain, gaya hidup sebenarnya merupakan suatu pengungkapan makna
sosial dan budaya. Setiap pengguaan waktu, ruang dan obyek didalamnya terdapat aspek
pertanda, simbol dan semiotic yang mengungkapkan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari gaya hidup. Dalam era globalisasi, gaya visual yang sangat mempunyai peranan
besar dalam membentuk gaya hidup adalah iklan.
Di dunia model rambut cara menarik para peminatnya salah satunya dengan cara
membuat kumpulan trend dan model rambut terkini yang berkiblat kepada korea dan
jepang sehingga menjadi kumpulan-kumpulan model rambut yang dikeluarkan oleh
salon-salon ternama yaitu top colle’stion. Kenyataan bahwa media massa membawa
peranan penting sebagai media informasi yang di rasakan oleh remaja. Kalangan remaja
dapat mengaktualisasikan kegemaran mereka dalam milih model rambut sesuai dengan
tokoh idolanya di salon dan potong rambut langganannya.dengan bantuan media massa
dalam mendapatkan berbagai ulusan, informasi dan rangkuman yang mampu menarik
perhatian kalangan remaja, sehingga remaja terpengaruh dan akhirnya melakukan
perilaku konsumtif memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya.
d. Faktor Kepribadian
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada pada
diri individu yang sangat menentukan perilakunya. Kepribadian konsumen dapat
dibedakan menjadi dua faktor yaitu: faktor internal dirinya (motif, IQ, emosi, cara,
berfikir, presepsi) dan faktor eksternal dirinya seperti: lingkungan fisik, keluarga,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
94
masyarakat, sekolah, lingkungan alam (Drs. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 1988:
49).
1. Faktor Internal Individu
Yang dimaksud faktor internal disini adalah konsumen individual, yang artinya
konsumen membelin suatu produk dipengaruhi oleh suatu hal-hal yang ada pada diri
konsumen. Kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis,
gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhu individu itu
terhadap berbagai alternatif yang tersedia (sutisna, 2002: 5)
Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat dasar yang
membedakan karakteristik masing-masing individu. Karakteristik inilah yang pada
akhirnya nanti akan menentukan pola konsumsi dan membentuk perilaku konsumtif
individu. Pola konsumsi remaja terhadap memilih model rambut sesuai dengan tokoh
idolanya berawal dari kejenuhan mereka terhadap model rambut lama yang dipakai dalam
kesehariannya, yang berujung pada usaha untuk mencari model dan tren masa kini yang
banyak digandrungi kalangan remaja lebih-lebih model rambut itu sudah di pakai oleh
tokoh idolanya. Motivasi positif yang muncul adalah ketika mereka mencoba mencari
model dan trend rambut yang terbaru yang akhirnya mendorong informan untuk
melakuakn dan memilih model rambut. Hal ini terjadi karena dengan memilih model
rambut sesuai dengan tokoh idola akan memperoleh kepuasan tersendiri, selain itu juga
ingin berpenampilan yang beda dari pada orang lain khususnya teman-teman dekat
mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
95
2. Faktor Eskternal Individu
Dalam faktor eskternal terdapat faktor lingkungan fisik yaitu lingkungan
kealaman, seperti keadaan tanah dan keadaan musim, dengan keadaan lingkungan
kealaman yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap
perkembangan individu (Prof. Dr. Bimo Walgito, 1994: 26).
Kota Surakarta dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
masyarakat seperti pusat pembelanjaan dan hiburan, yang menimbulkan karakteristik
konsumsif sendiri dikalangan remajanya. Di Kota Surakarta terdapat banyak salon dan
potong rambut yang masih melayani remaja dalam memotong rambutnya sesuai dengan
tokoh idola.
Peneliti melihat Kota Surakarta sesuai dengan karakteristik yang dikatakan oleh
Shevky dan Bell, ke dalam karakteristik Kota yang mempunyai persebaran ruang sosial
konsentis. Persebaran ini menunjukkan distribusi keruangan tentang jenjang sosial ke
dalam masyarakat. Bagi mereka yang mempunyai gaya hidup yang menonjolkan materi
dengan maksud mencapai prestise social, tentu akan lebih senang bertempat tinggal
dikolasi yang tidak begitu jauh dengan berbagai pusat kegiatan, misalnya seperti pusat
pembenjaan dan pusat hiburan. Salon dan potong rambut sebagai salah satu pusat
memilih model dan trend rambut masa kini bagi kalangan remaja Surakarta khusunya
remaja di Kelurahan Sumber.
Selain lingkungan fisik perilaku konsumtif remaja juga dipengaruhi oleh lingkungan
sosialnya, seperti lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah maupun kelompok
pergaulannya. Sebagai makhuk sosial, manusia mempunyai hubungan dengan sekitanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
96
yang mendorong manusia untuk mengabdi kepada masyarakat, maka dari itu dalam
tindakan-tindakanya, manusia juga sering menjurus kepada kepentingan-kepentingan
masyarakat.
Kehidupan sosial seorang anak dan keinginan mempunyai teman berada pada
puncaknya ketika anak-anak memasuki usia remaja. Pada masa ini, minat anak-anak
semakin kuat dan bervariasi (Ina wibowo dalam bukunya Singgih D. Gunarsa, 1989: 96).
Remaja memiliki teman sepermainan tidak hanya dalam ruang lingkup sekolah saja,
melainkan di masyarakat luas pun memiliki teman bergaul. Remaja akan menyeleksi atau
memilih teman mana yang sesuai dengan karakteristik yang diinginkan oleh remaja itu
sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku konsumtif remaja dalam
mengkonsumsi model rambut sesuai tokoh idolanya disalon atau potong rambut
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan yang ingin di capai adalah untuk
mengikuti trend dan model rambut masa kini, agar lebih percaya diri ketika bersosialisasi
dan bergaul dengan teman-teman, untuk mematuhi peraturan sekolah, adanya dorongan
dan keingian untuk mengikuti dan meniru tokoh idolanya kedalam dirinya sendiri.
Situasi, kondisi dan informasi mengenai melakukan dan memilih model rambut sesuai
tokoh idolanya di salon atau potong rambut, merupakan beberapa hal lain yang
berpengaruh terhadap perilaku konsumsi melakukan dan memilih model rambut sesuai
tokoh idolanya. Adanya faktor-faktor tersebut diatas merupakan pendorong
memungkinkan terjadinya perilaku konsumtif melakukan dan memilih model rambut
sesuai tokoh idolanya disalon atau potong rambut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
97
Terkait upaya melakukan dan memilih model dan trend rambut masa kini oleh
kalangan remaja di Kelurahan Sumber untuk memperoleh rambut yang bagus, keren dan
gaul khususnya bagi kalangan remaja yang selalu up date tentang model dan trend rambut
masa kini lebih-lebih model rambut yang dipakai oleh tokoh idolanya, hal ini sesuai
dangan beberapa asumsi fundamental teori aksi di kemukakan oleh Hinkle dengan
menunjuk karya Mac Iver, Znaniecki dan Parsons sebagai berikut: tindakan manusia
muncul dari kesadaranya sendiri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalam
posisinya sebagai obyek, sebagai subyek manusia bertindak atau berperilaku untuk
mencapai ujuan-tujuan tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan; dalam
tindakan manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat yang
diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut; kelangsungan tindakan manusia
hanya di batasi oleh kondisi yang tidak dapat di ubah dengan sendirinya; manusia
memiliki, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang, dan telah di
lakukanny; ukuran-ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral di harapkan timbul
pada saat pengambilan keputusan, study mengenai antar hubungan sosial memerlukan
pemakian tehnik penemuan yang bersifat subyektif seperti metode verstehen, imajinasi,
sympatheic reconstruction atau seakan akan mengalami sendiri (vicarious experience).
Model atau trend rambut terbaru yang sedang populer di kalangan remaja sangat
berpengaruh terhadap kondisi psikologis remaja dengan berupaya untuk melekukan dan
memilih model rambut sesuai tokoh idolanya. hal ini tentunya mencerminkan adanya
sikap emosional para responden dalam melakuakn aktivitas konsumsi. Sehingga apa
yang di katakana oleh Gilles Deleuze dan Felix Gouttari sebagi mesin hasrat (desire
machine) yakni keingin untuk terus menurus melakukan aktivitas konsumsi kerena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
98
adanya perasaan kekurangan (lack) yang menurut mereka tidak di sebabkan oleh
kekurangan alamiah terhadap obyek melainkan oleh perasaan yang kita produksi dan
reduksi sendiri, dalam penelitian ini terbukti.
Salon atau potong rambut sebagai salah satu pusat make over remaja di Kota
Surakarta khususnya di Kelurahan Sumber. Salon atau potong ranbut menjadi alternatif
pilihan kebutuhan akan mengikuti model atau trend rambut masa kini dikalangan remaja
terutama untuk mengikuti dan meniru model atau trend rambut yang di pakai tokoh yang
diidolakanya. Salon juga mampu meningkatkan gengsi atau prestige mereka, karena ada
beberapa remaja yang menganggap melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh
idolanya, merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi remaja. Ini dapat di lihat dari
pergaulan remaja di Kelurahan Sumber yang cenderung merasa malu untuk selalu tetap
up to date terhadap model atau trend rambut yang sedang berkembang atau populer
terutama di kalangan remaja.
Penemuan data di lapangan menunjukkan hal yang serupa dengan apa yang telah
Gilles Deleuze dan Felix Guattari di atas dalam konteks para informen di penelitian ini,
faktor kebutuhan bukan faktor utama yang mendasari seseorang untuk berkonsumsi, hal
ini merupakan bukti konkrit yang di jumpai di lapangan. Adanya model atau trend rambut
baru yang sedang populer di kalangan remaja lebih-lebih model atau trend rambut itu
sudah di pakai oleh tokoh idolanya, secara psikologis mempengaruhi keinginan para
informen untuk mengkonsumsi dengan cara melakukan dan memilih model rambut sesuai
tokoh idolanya yang sedang populer di kalangan remaja, namun yang kemudian lebih
menjadi pertimbangan bagi mereka untuk merealisasikan keinginannya untuk melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
99
dan memilih model rambut sesuai tokoh idolanya karena adanya faktor-faktor pengaruh
lingkungan pergaulan, trend dan gaya hidup.
Harapan yang ingin di capai oleh remaja yang melakukan dan memilih model
rambut sesuai tokoh idolanya selain memperoleh rambut yang bagus, keren dan gaul, dan
sikap yang percaya diri juga merupakan adanya berbagai sanjungan dan pujian utamanya
di dapat dari orang-orang di sekitar misalnya: orang tua, teman-teman akrab, maupun
para guru di sekolah.
Hal ini seperti yang terdapat dalam teori perilaku social dinkembangkan oleh Burrhus
Frederic Skinner, skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan
tingkah laku, pada tahun 1938. Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul the behavior
of organism. Teori perilaku sosial biasa juga di sebut teori belajar dalam ilmu psikologi.
konsep dasar dari teori ini adalah penguatan atau ganjaran (reward). Teori ini lebih
menitik beratkan pada tingkah laku actor dalam lingkungan.
Bagi Skinner, respon muncul karena adanya penguatan, ketika dia mengeluarkan
respon tertentu pada kondisi tertentu, maka ketika ada penguatan atas hal itu, dia akan
cenderung mengulangi respon tersebut hingga akhirnya dia berespon pada situasi yang
lebih luas. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon
akan semakin kuat bila di beri penguatan, Skinner membagi penguatan ini menjadi dua
yaitu penguatan positif dan penguatan negative. Penguatan tersebut akan berlangsung
stabil dari menghasilkan perilaku yang menetap. Asumsi dasar teori perilaku social
adalah: behavior is lawful (perilaku memiliki hokum tertentu), behavior can be predicted
(perilaku dapat diramalkan, dan behavior can be controlled (perilaku dapat di control)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
100
BAB IV
PENUTUP
Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai perilaku konsumtif remaja dalam
melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh idolanya di Kota Surakarta
khususnya di Kelurahan Sumber dapat peneliti tarik beberapa kesimpulan, yaitu:
A. KESIMPULAN
1. Faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan dan memilih model rambut
sesuai dengan tokoh idolanya adalah: adanya dorongan dari orang-orang terdekat
mereka dan kebanyakan mengikuti model dan trend zaman sekarang, Trend
rambut dalam majalah dan gambar-gambar serta model rambut artis dan tokoh
dalam media massa tidak berperan basar pada remaja untuk melakukan dan
memilih model rambut.
2. Tujuan remaja melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh
idolanya adalah: untuk mengikuti model dan trend rambut masa kini di kalangan
remaja yang sedang populer, agar lebih percaya diri ketika bersosialisasi dan
bergaul dengan teman-teman, untuk mematuhi peraturan sekolah.
3. Pola remaja dalam melakukan dan memilih model rambut masa kini yang lagi
populer di kalangan remaja banyak berkiblat pada model-model rambut Asia
khususnya Korea dan Jepang seperti: Speak, Harajoko, Emo’ dan Muhak dan lain
sebagainya.
4. Faktor-faktor yang menyebabkan remaja berperilaku konsumtif dalam melakukan
dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya adalah: di pengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
101
oleh lingkungan pergaulan terutama teman, dan untuk mengikuti trend dan gaya
hidup yang lagi populer di kalangan remaja.
5. Kebanyakan remaja di Kota Surakarta khususnya di Kelurahan Sumber
melakukan dan memilih model rambut di salon atau potong rambut ingin
mengapresiasikan tokoh idolanya kedalam dirinya sendiri terutama model
rambutnya.
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini mengunakan pendekatan sosiologis, dalam masyarakat terdapat
hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial. Sebagian
makhuk bermasyarakat. Manusia selalu berkeinginan untuk berinteraksi dengan
sesamanya. Interaksi sosial adalah kunci dari kehidupan sosial, oleh kerna itu tanpa
interaksi sosial tak mungkin ada kehidupan sosial. Pergaulan hidup akan terjadi apabila
orang-orang dan kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara dan
seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama. Maka dapat di katakana bahwa
interaksi sosial adalah dasar dari proses sosial.
Paradigma pokok bahasan sosiologi menurut George Ritzer, meliputi hal-hal
sebagai berikut: fakta sosial, Definisi sosial dan perilaku sosial (Ritzer, 2003:21)
Beberapa faktor yang menjadi penyebab remaja melakukan dan memilih model
rambut sesuai dengan tokoh idolanya pada saat potong rambut yaitu adanya motivasi
untuk lebih percaya diri ketika bersosialisasi dan bergaul dengan teman-temannya, untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
102
mengikuti trend dan model rambut masa kini, dan untuk mematuhi peraturan sekolah.
Adanya dorongan dari orang-orang tertentu terutama untuk mengukuti tokoh idola
terhadap remaja yang mau potong rambut, dan majalah-majalah serta gambar-gambar
model rambut tidak berpengaruh besar kepada remaja karena meraka lebih suka dengan
model sendiri.
Bagi Skinner, respon muncul karena adanya penguatan. Ketika dia mengeluarkan
respon tertentu pada kondisi tertentu, maka ketika ada penguataan atas hal tersebut, dia
akan cenderung mengulangi respon tersebut hingga akhirnya dia berespon pada situasi
yang lebih luas. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus
respon akan semakin kuat di beri penguatan. Skinner membagin penguatan ini menjadi
dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan tersebut akan berlangsung
stabil dan menghasilkan perilaku yang menetap. Asumsi dasar teori perilaku sosial
adalah: behavior is lawful (perilaku memiliki hukum tertentu) behavior can be predicted
(perilaku diramalkan) dan behavior can be controlled (perilaku dapat dikontrol).
Paradigma perilaku sosial dikembangkan oleh B.F Skinner dengan meminjam
pendekatan behaviorisme dari ilmu psikilogi. Ia sangat kecewa dengan dua pradigma
sebelumnya karana dinilai tidak ilmiah, dan dianggap bernuansa mistis. Menurutnya,
obyek study yang konketrealistis itu adalah perilaku manusia yang Nampak serta
kemungkinan perulangannya (behavioral of man and contingencies of reinforcement).
Skinner juga berusaha menghilangkan konsep colunterisme parson dari dalam ilmu
sosial, khususnya sosiologi, yang tergabung dalam paradigma ini adalah teori behavioral
sociology dan teori exchange.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
103
Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah troubles dan issues. Troubles
adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai
pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkuan kehidupan pribadi individu.
Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka
pengangguran itu adalah trouble, masalah individu ini pemecahannya bisa lewat
penimgkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk
yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan
issue, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
Penelitian ini menggunakan teori aksi yang termasuk di dalamnya paradigma
definisi sosial yang di pelopori oleh Max Weber teori ini menekankan kepada tindakan
social, pemahaman dan penafsiran. Tindakan sosial adalah tindakan yang di lakukan oleh
individu yang diarahkan kepada orang lain. Selain itu, tindakan sosial bisa berupa
tindakan yang bersifat membatin karena pengaruh positif dari situasi tertentu atau bisa
juga berupa pengulangan dari tindakan yang sengaja.
Teori aksi di kembangkan oleh Parsons memandang aksi sebagai tanggapan
mekanis terhadap stimulus dan yang lebih penting adalah norma dan nilai sosial yang
menuntun dan menilai perilaku individu itu sendiri. Menurut teori ini individu di pandang
sebagai aktor yang memburu tujuan tertentu. Selain itu aktor yang memiliki alternatif
cara, teknik dan alat dalam mencapai tujuan yang ingin diraih. Dalam mencapai tujuan
seringkali individu mendapatkan mengaruh positif ataupun kendala dari situasi dan
kondisi yang membatasi pencapian tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
104
Dalam penelitian ini perilaku melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh
idola oleh kalangan remaja di Kelurahan Sumber di pandang sebagai tujuan yang ingin di
capai oleh individu khususnya remaja di Kelurahan Sumber. Hal ini bertujuan sebagai
pemenuhan kebutuhan akan hiburan dan meningkatkan gengsi atau presige mereka dan
sebagai pemenuhan terhadap tuntutan trend gaya hidup. Asumsi yang mengatakan bahwa
tindakan individu yang dilakukan bukanlah tanpa tujuan sangat berkaitan apa yang
dilakukan oleh kalangan remaja khususnya di Kelurahan Sumber. Selain itu kendala
situasi dan kondisi yang mendukung ataupun membatasi individu dalam mencapai tujuan
tertentu juga diungkapkan dalam penelitian ini. Maka dengan kondisi seperti ini dapat
dikatakan bahwa perilaku konsumtif memilih model rambut sesuai dengan tokoh
idolanya yang dilakukan oleh kalangan remaja di Kelurahan Sumber memang di
pengaruhi oleh adanya beberapa faktor.
2. Implikasi Metodologi
Jenis penelitian ini dalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian ini lebih difokuskan pada penelitian lapangan (field research) yang dimaksud
untuk mengetahui permasalahan dan untuk mendapatkan informasi-informasi serta data
yang ada dilokasi penelitian. Namun demikian, penelitian tidak mengesampingkan
penelaahan kepustakaan (library Study), terutama sekali pada saat awal penyusunan
landasan teori dan kerangka dasar pemikiran. Data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi data primer dan data sekunder.
Observasi, Dokumentasi, Indepth Interview secara mendalam merupakan salah
satu teknik pengumpulan data atau informasi dengan bertanya langsung kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
105
responden. Proses wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat kerangka
garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara tersebut.
Mengenai validitas data dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara
trianggulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data untuk keperluan pengecakan atau sebagai pembanding terhadap data
yang diperoleh. Hal ini bertujuan untuk mengecek (cross check) kebenaran data tersebut
dengan cara membandingkannya dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain.
Dengan kata lain akan dikontrol oleh data yang sama namun dengan sumber yang
berbeda.
Sedang dengan menguji kevalidan/keabsahan data yang terkumpul peneliti
menggunakan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu, yang terdiri 4 macam triangulasi yaitu: data triangulation,
investigator triangulation, methodological triangulation, dan theoretical triangulation.
Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
triangulation dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan
data yang sama. Dengan demikian data yang satu akan dikontrol dengan data yang sama
dengan sumber yang berbeda.
Data yang diperoleh dilapangan selanjutnya dianalisisa untuk mengetahui
langkah-langkah apa yang akan diambil untuk memecahkan persoalan yang ada. Teknik
analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif ( model
saling terjalin). Dalam model analisis interaktif, tiga komponen yakni reduksi data, sajian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
106
data dan penarikan kesimpulan dilakukan berbentuk interaksi dengan proses
pengumpulan data sebagai siklus. (Milles & Huberman, 1992: 20)
3. Implikasi Empiris
Secara empiris dilapangan bahwa hasil penelitian mengenai perilaku konsumtif
remaja dalam melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh idolanya di Kota
Surakarta khususnya Di Kelurahan Sumber, dapat ditarik Kesimpulan Bahwa: secara
garis besar remaja melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh idolanya tidak
terpisahkan oleh perilaku konsumtif remaja akan gaya hidup. Beberapa Faktor yang
menyebabkan remaja berperilaku konsumtif dalam melakukan dan memilih model
rambut sesuai dengan tokoh idolanya adalah: untuk mengikuti model dan trend rambut
masa kini di kalangan remaja yang sedang populer, agar lebih percaya diri ketika
bersosialisasi dan bergaul dengan teman-teman, untuk mematuhi peraturan.
C. SARAN
Adapun saran-saran yang peneliti sampaikan berkaitan dengan hasil penelitian dan
pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Remaja
Para remaja ketika mau potong rambut hendaklah memilih model rambut yang
tidak terlalu Neko-Neko walaupun ingin mengikuti model dan trend rambut yang
lagi populer di kalangan remaja, karena masih harus bersosialisasi dengan
masyarakat umum, yang harus menjunjung tinggi niali-nilai dan norma yang ada .
2. Salon /Potong Rambut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
107
Pengelola salon/potong rambut hendaklah melayani para remaja ketika potong
rambut dengan baik walaupun mereka banyak maunya, karena mareka masih
mencari identitas diri, lebih-lebih tentang model rambut yang dipakai setiap hari.
3. Orang Tua
Bagin orang tua hendaklah mengawasi dan memberi masukan tentang model
rambut bagi anak-anak remaja khususnya yang mau potong rambut, akan tetapi
jangan sampai mengkekang mereka dalam memilih model rambut ketika potong
rambut selagi model rambut itu wajar-wajar saja bagi masyarakat umum.