137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 Remaja Dan Gaya Rambut (Perilaku Remaja Dalam Memilih Model Rambut Sebagai Dampak Dari Pengidolaan Seorang Tokoh) Skripsi Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Jurusan Sosiologi Oleh: Abdul Qodir Jaelani D3207005 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Remaja Dan Gaya Rambut FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Embed Size (px)

Citation preview

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

Remaja Dan Gaya Rambut

(Perilaku Remaja Dalam Memilih Model Rambut Sebagai Dampak Dari Pengidolaan Seorang Tokoh)

Skripsi

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Jurusan Sosiologi

Oleh:

Abdul Qodir Jaelani

D3207005

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

MOTTO

Mulailah dari hal yang kecil.

Mulailah dari diri sendiri.

Mulailah dari sekarang.

Kalau bukan kita siapa lagi

(penulis)

Kalau ada niat yang tulus, mau bekerja keras, pasti segala sesuatu itu akan mudah kau dapat

(penulis)

Bisa

Aku bisa

Aku pati bisa

(penulis)

Remaja ibarat sebuah ranting muda, akan lurus jika kau luruskan

Sementara kayu tua tak mungkin lagi kau bengkokkan

(penulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada :

1) Bapak dan Ibu yang selalu menjaga dan menyayangi aku

sampai saat ini.

2) Adik dan kakak serta keluarga besar ku yang selalu

mensupport untuk menyelesaikan skripsi ini.

3) Sahabat-sahabat aku yang selalu mengisi hidup ku di kala

senang dan sedih.

4) Almamater UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadiaran Allah SWT, karena dengan nikmat dan karunianya

penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Sosiologi Universitas Sebelas Maret

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan tersusun tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak tidak mungkin skripsi ini terselasaikan, untuk itu dalam kesempagtan

ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs Pawito Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Ibu Dra. Hj. Trisni Utami M, Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Bapak Drs Thomas Aquinas Gutama selaku dosen pembimbing skripsi yang penuh

dengan perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk

dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. L. V. Ratna S, S. Si selaku ketua Jurusan Sosiologi Non Reguler Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

5. Bapak Muh Rosyid Ridho S.Sos, selaku pembimbing Akademik.

6. Mbak Nana, Beyrul Anam, ifan mauladi, Ana Esti Erwanti, Anggahini yang selalu

memberi masukan dan saran.

7. Teman-taman angkatan 2007 Sosiologi FISIP UNS, yang telah memberikan masukan dan

saran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik material dan spiritual yang berguna

bagi penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna, oleh karena itu apabila ada

kesalahan, di harapkan adanya kritik dan saran guna menjadikan laporan ini lebih baik. Penulis

berharap laporan ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca. Terima kasih.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSEJUTUAN ................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR BAGAN ................................................................................................. xii

ABSTAK ............................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9

E. Tinjuan Pustaka ................................................................................... 10

1. Landasan Teori .............................................................................. 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Konsep Yang Digunakan .............................................................. 24

3. Kerangka Berfikir .......................................................................... 27

F. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian …………………………………………... 28

2. Jenis Penelitian …………………………………………….. .. 29

3. Populasi Dan sampel ………………………………………… 29

4. Teknik Pengumpulan Data ………………………………… .. 30

5. Sumber Data ………………………………………………… 31

6. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….. 31

7. Validitas Data ………………………………………………. 32

8. Teknik Analisis Data ………………………………………… 33

BAB II DESKRIPSI LOKASI

A. Gambaran Umum

1. Kota Surakarta……………………………………………. 36

2. Sejarah Kota Surakarta …………………………………… 38

3. Visi Dan Misi Kota Surakarta …………………………… 39

B. Kecamatan Banjarsari ……………………………………………. 39

C. Profil Kelurahan Sumber

1. Kondisi Geografis …………………………………………. 40

2. Kondisi Demosgrafis ……………………………………… 41

3. Sarana Dan Prasarana …………………………………….. 48

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ……………………………………………….. 52

1. Karakteristik Responde ........................................................... 52

2. Faktor-faktor Penyebab Remaja Dalam Memilih

Model Rambut Sesuai Tokok Idola .......................................... 56

3. Tujuan Remaja Melakukan Dan Memilih Model Rambut

Sesuai tokoh idola……………………………………… ........... 68

4. Pola remaja melakukan dan memilih model rambut

Sesuai tokoh idola………………………………………... ........ 73

5. Perilaku konsumtif remaja dalam melakukan dan memilih

Model rambut sesuai tokoh idola………………………… ........ 82

A. Pembahasan …………………………………………………… 83

1. Kekuatan Sosial Budaya .......................................................... 96

a) Faktor Budaya ……………………………………... 97

b) Faktor Status Sosial Ekonomi ………………………. 99

2. Pop Culture .............................................................................. 101

a) Faktor Kelompok Pergaulan ………………………… 105

b) Faktor Kelurga ………………………………………. 106

c) Faktor Iklan Dan Media Massa ……………………… 107

d) Faktor Kepribadian ………………………………….. 108

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………. 115

B. Implikasi ……………………………………………………………. 116

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1. Implikasi Teoritis ……………………………………….. 116

2. Implikasi Metodologi …………………………………… 119

3. Implikasi Empiris ……………………………………….. 121

C. Saran ………………………………………………………………… 121

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Karakteristik Responden .................................................. 55

Tabel 2 orang yang mendorongi remaja dalam melakukan

dan memilih model rambut ................................................ 58

Tabel 3 Trend rambut dalam majalah dan gambar

membuat remaja tertarik untuk mengikutinya .................. 62

Tabel 4 Model rambut artis dan tokok memotivasi remaja

dalam melakukan dan memilih model rambur ................... 65

Tabel 5 Faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan

dan memilih model rambut sesuai tokoh idolanya ............. 67

Tabel 6 Tujuan remaja melakukan dan memilih model rambut

Sesuai tokoh idola ............................................................ 71

Tabel 7 berapa kali memotong rambut dan model apa yang

dipilih .............................................................................. 75

Tabel 8 Sejauh mana remaja mengapresiasikan tokoh idolanya

ke dalam dirinya ............................................................... 78

Tabel 9 pola remaja dalam melakukan dan memilih model

Rambut sesuai tokoh idolanya ........................................ 80

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Skema Kerangka Berfikir ............................................. 28

2 Model Analisis Interaktif ……………………………… . 34

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

ABSTRAK

Abdul Qodir Jaelani. D3207005. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011. Perilaku Remaja Dalam Memilih Reference Group (Perilaku Remaja Dalam Memilih Model Rambut Sebagai Dampak Dari Pengidolaan Seorang Tokoh)

Melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh idola merupakan tren di kalangan remaja di Kota Surakarta khususnya Di kelurahan Sumber. Selain itu melakukan dan memilih model rambur sesuai tokoh idola sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan rambut yang bagus, keren dan gaul di kalangan remaja. Penelitian ini berusaha untuk meneliti perilaku konsumtif remaja dalam melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh idola, dan memahami secara mendalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan mereka berperilaku konsumtif dalam melakukan dan memilih model rambut.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dalam penelitian yang menjadi populasi dan sampelnya adalah remaja yang melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya di Kota Surakarta khususnya Di Kelurahan Sumber. Sedang yang menjadi respondenya adalah remaja yang melakukan dan memilih model rambut seseuai dengan tokoh idolanya. Pengambilan sampel dilakukan teknik purposive sampling (sampling bertujuan). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokomentasi dan wawancara secara mendalam (indepth interview). Untuk validitas data digunakan teknik data triangulation dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama. Analisa data yang digunakan adalah analisis interaktif yang meliputi pengumpulan data, deruksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keempatnya hampir dilakukan bersamaan dan terus menerus dengan memanfaatkan waktu yang tersisa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya merupakan trend di kalangan remaja di Kota Surakarta khususnya di Kelurahan Sumber. Melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idola di Kota Surakarta khusunya di Kelurahan Sumber terkait dengan perilaku konsumtif remaja. Berbagai faktor yang mendorong remaja melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya adalah: adanya dorongan dari orang-orang terdekat mereka dan kebanyakan mengikuti model dan trend zaman sekarang, Trend rambut dalam majalah dan gambar-gambar serta model rambut artis dan tokoh dalam media massa tidak berperan basar pada remaja untuk melakukan dan memilih model rambut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

ABSTRACT

Abdul Qodir Jaelani. D3207005. Thesis. Social and Political Sciences faculty Of Surakarta Sebelas Maret University. 2011. Adolescent And Hair Style (Adolescent behavior in styling hair as impact of idolizing a figure)

Choosing hair style according to graven image figure is a trend that grows in our adolescent now, especially in sub district of Sumber Surakarta Indonesia. The aim of it is to style hair better than before. This research aims to know the consumptive behavior of adolescent in styling hair according to their idols and understand deeply about factors which cause them to behave consumptively in the style.

This research is a qualitative kind of work. Especially, the writer took Sumber Surakarta to be example as population in styling hair according to the idols. And so, the respondent had been chosen from some adolescents who style hair according to whom they idolize. Here, the writer used the purposive sampling in technique of writing. The data had been arranged by doing observation, documentation and interviewing. For data validity, triangulation was advanced as a technique. The analysis covers data collecting, direction, representation and conclusion. These things had been done collectively and continually.

This research shows enough that styling hair according to what idols style is really trend fact which grows in our adolescent in Surakarta. This idolizing had been rooted in them concerning this matter of hair. There were some factors which caused them to do that, for example, to imitate some popular style as manga style, or to increase the aplomb while meeting anyone—perhaps, boy or girl friends, partners etc—, or else just because some regulations of school.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejalan dengan perjalanan hidupnya, manusia melalui berbagai jenjang

kehidupan, yang dimulai sejak kelahiran sehingga kematian. Dimulai dengan masa balita,

kanak-kanak, remaja, dewasa, lalu setengah baya, dan menjadi tua. Masa remaja adalah

masa yang dianggap paling penting yang di lalui setiap manusia dalam kehidupannya.

Mulai usia belasan tahun, dan biasanya sampai usia dua puluh empat tahu, berdasarkan

perbedaan para pendidik, masa remaja kadang panjang, kadang juga pendek tergantung

lingkungan dan budaya dimana anak remaja itu hidup.

Secara etimologis, para pahar bahasa berpendapat bahwa masa remaja dimulai

dari sebelum baligh dan beakhir pada usia baligh. Para pendidik berpendapat bahwa anak

remaja memberikan definisi yang berbeda-beda, tapi pada umumnya memiliki kesamaan

dalam beberapa hal. Antara lain:

1. Masa perkembangan menuju kematangan jasmani, seksualitas, pikiran, dan

emosional.

2. Masa terjadinya berbagai berubahan pada anak, baik itu jasmani, seksualitas,

pikiran, kedewasaan, maupun sosial. Semua itu merupakan proses perpindahan

seseorang dari masa kanak-kanak dan remaja kemasa dewasa dan kematangan.

Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan masa perkembangan. pada usia

remaja, seseorang dapat dikatakan sedang berada dalam masa peralihan, yaitu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

perkembangan dari anak menjadi manusia dewasa. Sebagai seseorang yang sedang

menjalani tahap kedewasaannya, remaja mengalami perkembangan dan pertumbuhan

baik fisik maupun mental, seperti perubahan pola pikir yang memungkinkan menjadi

dewasa

Di dalam kehidupan manusia, termasuk juga remaja, terdapat 3 faktor lingkungan

vital yang sangat berpengaruh besar. Ketiga faktor lingkungan tersebut adalah lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan merupakan faktor

yang mempunyai pengaruh besar karena manusia dan lingkungannya saling berhubungan

dan mempunyai keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat di pisahkan. Kontinuitas dan

dinamika eksistensinya senantiasa menghendaki tempat berpijak yang kongkrit sebagai

dunia tempat keterlibatanya. Lingkup interaksi remaja, yang semula pada masa kanak-

kanaknya hanya terbatas pada relasi dengan orang tua dan anggota keluarganya,

meningkat menuju suatu relasi yang lebih dengan tetangga dan teman-teman sekolahnya.

Remaja pada hakekatnya hidup dan tinggal di dalam sebuah masyarakat. Remaja

merupakan bagian dari sebuah komunitas, yang keberadaanya tidak bisa di lepaskan dari

masyarakat sekitarnya. Karena itu, arti keanggotaan bukan sesuatu yang di tambahkan

dari luar, tetapi arti yang menujuk pada sesuatu yang menyentuh kehakikiannya dari

manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia

mempunyai sifat terbuka dan sangat dipengruhi oleh keadaaan lingkungannya.

Pada masa remaja, persahabatan akan lebih didasari oleh rasa solidaritas.

Solidaritas yang di pupuk khususnya dengan teman akrab, tidak menutup kemungkinan

bagi remaja untuk bergaul dengan teman-teman lain di luar komunitasnya. Remaja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

membutuhkan pergaulan sebaya, yaitu sahabat dan teman-teman yang sesuai dengan

manifestasi perkembangan kepribadiannya. Kategori remaja adalah mereka berada dalam

range usia antara 13 tahun sampai dengan 21 tahun, yang mana dalam kelompok usia

seseorang biasanya duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) sampai dengan

semester 5 di perguruan tinggi.

Salah satu perkembangan yang dialami remaja adalah perkembangan dalam

mengapresiasi suatu bentuk karya seni, suatu perkembangan yang ditentukan oleh hasil-

hasil dialog pengalaman dengan dunianya. Apabila remaja memiliki potensi dan bakat

dalam bidang seni, remaja akan mengalami peningkatan kerena intensitas dialog dalam

pengalaman tersebut. Meskipun terdapat remaja yang kurang atau bahkan tidak memiliki

bakat dalam bidang seni, perkembangan selanjutnya yang akan terjadi adalah bahwa tidak

menutup kemungkinan bagi remaja untuk berkarya hanya sebatas menikmati sebuah

karya seni. Salah satu karya seni yang terdapat dalam masyarakat modern saat ini adalah

model rambut.

Remaja lebih banyak mengutamakan dirinya sendiri, dia memandang keluarga,

masyarakat, bahkan dunia di sekelilingnya seakan-akan dialah sendiri di dunia ini. Dia

menganggap bahwa dia mempunyai kemampuan berpikir dan jiwa yang belum di ketahui

orang-orang di sekitarnya, yang menyebabkan mereka tidak mau menghargai dirinya

sendiri. Oleh karena itu, dalam setiap kesempatan dia akan mencoba menyakinkan dan

menunjukkan kemampuan dirinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Remaja pada umumnya akan berpenampilan sebagus dan serapi mungkin, hal ini

di lakukan untuk menyakinkan dirinya dan untuk mencari perhatian oaring lain,

khususnya lawan jenis, pehatian mereka berpusat pada tiga unsure pokok berikut:

1. Perhatian pada pakian; dari segi keserasian warna maupun jenis yang dapat menarik

perhatian orang, dan untuk hal tentunya membutuhkan uang yang banyak.

2. Perhatian pada rambut; anak remaja sangat memperhatikan kerapian dan model

rambutnya, memotong sesuai dengan model terkini, dan mengubah-ubah berbagai

potongan. sebab, mereka menganggap rambut adalah symbol ketampanan dan semua

itu dapat menarik perhatian orang.

3. Memakai wewangian; tidak diragukan lagi, bau wangian mempunyai pengaruh besar

untuk menarik perhatian dan simpati orang. Oleh karena itu, anak remaja sangat

menjaga untuk senantiasa tercium mewangi.

Kebiasaan dan gaya hidup masyarakat modern, sebagaimana terdapat di Negara

maju, telah menular ke kota-kota di Negara berkembang. Berkat kemajuan teknologi,

orang tidak perlu lagi bekerja seminggu penuh, kemajuan teknologi telah memudahkan

kehidupan manusia. Tersedianya akhir pekan dan banyak waktu luang memberikan

kesempatan bagi individu untuk sejenak melepas penat dengan rekreasi, olah raga atau

menikmati hiburan lainya. Bersaman dengan itu pula, kemungkinan komsumsi yang di

lakukan oleh masyarakat akan terus menerus untuk tiap-tiap kehidupan. Seperti remaja

yang akan menghabiskan waktu akhir pekannya bersama dengan keluarga atau teman-

temannya untuk pergi kesalon atau potong rambut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Di dalam kehidupan masyarakat kota, kegiatan konsumsi akan lebih diperhatikan

dari pada produksi. Salah satu pembagian kebutuhan manusia adalah berdasarkan sifat

penting atau tidaknya kadar kebutuhan yang harus di penuhi tersebut. Kebutuhan ini

meliputi, kebutuhan primer (pokok), kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier

(pelengkap). Ketika kebutuhan primer (pokok) dan kebutuhan sekunder telah terpenuhi,

maka secara otomatis manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersiernya

(pelengkap). Hal tersebut sudah menjadi rumusan alam bahwa manusia akan lebih dahulu

memenuhi kebutuhan primer (pokok), baru selanjutnya akan berusaha untuk memenuhi

kebutuhan lainya.

Pada awalnya orang malakukan kegiatan ekonomi semata-mata hanya untuk

memenuhi kebutuhan dasarnya saja seperti sandang, pangan dan papan. Kebutuhan

merupakan dasar perilaku konsumen. Abraham Maslow membagi kebutuhan manusia

sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologis: kebutuhan tingkat terndah atau kebutuhan yang paling

mendasar. Misalnya; kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernafas,

seksual.

b. Kebutuhan rasa aman: kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya,

pertentangan dan lingkungan hidup.

c. Kebutuhan untuk merasa memiliki: kebutuhan untuk diterima oleh kelompok,

berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untu mencintai serta di cintai.

d. Kebutuhan akan harga diri: kebutuhan untuk di hormati dan dihargai oleh orang lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri: kebutuhan untuk menggunakan

kemampuan, skill (ketrampilan) dan potensi, kebutuhan untuk berpendapat dengan

mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian dan kritikan terhadap sesuatu (Drs. A.

A. Anwar Prabu Mangkunegara, 1988:6-7).

Kebutuhan tersier merupakan kebutuhan pelengkap yang berarti bahwa kebutuhan

ini dapat di penuhi atau pun tidak. Halm ini disebabkan karena kebutuhan tersier lebih

bersifat hiburan dan rekreasi. Untuk dapat bertahan hidup dalam dunia modern, manusia

tidak dapat lagi mengandalkan tradisi atau dirinya sendiri, manusia harus mengikuti

perilaku sesamanya, terutama mereka yang sebaya dengannya. Segala reaksi serta pilihan

selalu di cocokkan terlebih dahulu dengan yang umum di pakai oleh sesamanya.

Setiap kelompok manusia dengan usia tertentu, akan membentuk tradisinya

masing-masing. Hal ini terjadi karena mereka selalu hanyut oleh perubahan usia dengan

tuntutan adaptasi yang depat pula. Maka dari itu tradisi yang di bentuk ini tidak akan

bertahan dan berkembang dalam waktu yang lama. Manusia mau tidak mau di tentukan

oleh sesamanya, sehingga sifat kurang ambisius terhadap diri sendiri sering kali menjadi

fenomena yang selalu muncul. Manusia saling berusaha untuk mencocokkan selera dan

pilihannya, seperti kaum remaja belasan tahun yang memiliki trendnya sendiri.

Pilihan tred yang sedang marak digemari oleh kaum remaja saat ini adalah model

rambut yang di ambil dari tokok idolanya langsung diapresiasikan pada dirinya sendiri.

Di dalam perjalanannya, model model rambut yang pernah hadir di Indonesia mempunyai

komunitas penggemarnya tersendiri. Di Indonesia, sengaja atau tidak di sengaja, secara

kasar seolah terbentuk kelompok-kelompok yang fanatik pada jenis model rambut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

tertentu. Dekade tahun 70-an hingga 80-an didominasi oleh model rambut kribo,

kemudian memasuki dekade 90-an hingga sekarang mulai diramaikan oleh kehadiran

model rambut impor dari Jepang. model rambut cowok jepang atau Japanese Style atau J-

Style.

Pemilihan model rambut pada suatu tokoh yang diidolakan dan ditiru lebih pada

penggambaran norma atau nilai yang dianut dalam lingkungan keluarga dan sekitarnya.

Adapun manfaat yang dapat dipetik para remaja dari idolanya yaitu, (1) sebagai media

penanaman nilai, adanya pengidolaan remaja pada tokoh tertentu dapat memasukkan

berbagai nilai-nilai kehidupan, (2) panutan, (3) menumbuhkan imajinasi. Di mana bila

remaja mampu mengolah rasa suka mereka pada model rambut tertentu menjadi suatu

permainan yang imajinatif dan menyenangkan, makaimajinasi mereka pun bisa

berkembang dengan baik (Kurniasih, 2004).

Hal ini seperti yang tertulis dalam sebuah artikel ilmiah di jurnal intenasional:

journal of youth and adolescence, vol, 25, no 5, 1996 yang berjudul: Adolescent

Idolization Of Pop Singers: Couses, Expressions, And Relionce. “The study examines the

phenomenon of adolescents idolization of pop singers, male and female adolescent from

there age groups (ages 10-11, 13-14, and 16-17) were compared with regard to the

intensity of idolization, its behavioral manifestations, couses for selecting the idol, and

reliance for knowledge on the idol. The results of self reports indicated that the

phenomenon of idolization, expressed especially in worshipping and modeling, is

strongest is the youngest age group and decreases in intensity with age. Also, is was

found the girls idolize singers more than boys. The youngest age group, especially girls,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

rely on singers with regard to knowledge concerning personal matters. These findings

were explained within the frameworks of gender differences, adolescence characteristics,

and youth culture development.

Masa remaja merupakan masa identifikasi yaitu masa dimana remaja sedang

mencari identitas diri yang sebenarnya. Remaja merupakan fase pembelajaran dan masih

labil, perilaku yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan sekitar.

Banyak cara yang dilakukan remaja dalam mencari indentitas dirinya, salah satunya

dengan meniru orang lain atau idolanya. Remaja biasanya suka meniru perilaku sang

idolanya melalui media massa, TV, komik atau beberapa bentuk simbolis lainnya untuk

ditiru. Seperti halnya remaja meniru model rambut, mereka lebih banyak belajar dari

tokoh atau idola yang mereka sukai dan menjalankan apa saja yang mereka pelajari dari

tokoh dan idola tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Model rambut dapat pula

diklasifikasikan berdasarkan syarat-syarat keberadaan atau ketidak beradaan model, dan

dilihat secara langsung jika stimulus model rambut mengarahkan organisma (yaitu

individu) untuk melakukan assosiasi terhadap rangkaian pengalaman sensory bagi

pengamat, isyarat-isyarat verbal kemungkinan dipersiapkan oleh model atau diciptakan

oleh pengamat.

Model rambut selalu berubah-ubah menurut tren gaya rambut yang berkembang

tahun ini. Namun untuk para Pria yang suka mengubah model rambut,. Model Rambut

cowok untuk tahun ini mengarah pada model rambut cowok jepang atau Japanese Style

atau J-Style. Potongan yang tidak beraturan atau tegak ( spike ) juga menjadi pilihan

banyak pria tahun ini. Potongan rambut jadul ala changcutters atau kribo tak terurus juga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

bisa menjadi alternatif pilihan Sesuai potongan model rambut anda dengan karakter,

kepribadian dan tempat anda sehari-hari beraktifitas karena hal tersebut akan lebih

terlihat alami dan apa adanya.Model Rambut cowok memang tidak serumit rambut

wanita, namun kecerdasan dalam memilih model rambut juga tetap menjadi satu hal yang

harus anda lakukan dengan baik. Untuk yang ingin terlihat rapi, maka pilihlah model

sesuai yang di inginkan

B. Rumusan Masalah

1. Faktor-faktor apa saja yang menpengaruhi pemilihan model rambut pada remaja ?

2. Bagaimana pola remaja meniru model rambut ?

C. Tajuan Penelitian

1. Ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilihan model rambut pada

remaja

2. Ingin mengetahui motivasi remaja dalam pemilihan model rambut

3. Mengkaji mengenai alasan pemilihan model rambut pada remaja

4. Mengkaji pola perubahan model rambut pada remaja

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menginginkan agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat

pada umumnya, khusunya pada remaja dalam pemilihan model rambut

b. Ingin mengetahui model rambut yang paling tren pada remaja

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi remaja dalam

mengikuti tren atau model rambut, baik dari segi positif maupun negatif.

b. Bagi Pengusaha Salon dan Potong Rambut

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi pengusaha salon dan potong rambut

mengetahui perkembangan trend an model rambut pada remaja

1. Tinjauan Pustaka

1. Landasan Teori

1. Pendekatan Sosiologis

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis.

Dalam masyarakat terdapat hubungan dan cara timbal balik antara aneka macam gejala-

gejala sosial. Sebagai mahluk bermasyarakat, manusia selalu berkeinginan untuk

berinteraksi dengan sesamanya. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan

sosial, oleh karena itu tanpa interaksi sosial tak mungkin ada kehidupan sosial. Pergaulan

hidup akan terjadi apabila orang-orang dan kelompok-kelompok manusia bekerjasama,

saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama. Maka dapat

dikatakan bahwa interaksi sosial adalah dasar dari proses sosial.

Sosiologi menurut Piritim Sorikin adalah hubungan dan pengaruh timbal balik

antara aneka macam gajala-gajala sosial, misalnya hukum dengan ekonomi, masyarakat

dengan politik, dan sebagainya(Soekanto, 1997:20).

Paradigma pokok bahasan sosiologi menurut (Ritzer, 2003:21) meliputi hal hal

berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

a) Fakta sosial

Fakta sosial adalah cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang berada di luar

individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.

Contoh, di sekolah seorang murid di wajibkan datang tepat waktu, menggunakan

seragam, dan bersikap sopan kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan

kedalam sebuah aturan dan memiliki sangsi tertentu jika dilanggar, dari contoh tersebut

bisa di lihat adanya cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang ada di luar individu

(sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).

Ritzer juga mengemukakan empat teori dalam paradigma fakta sosial yaitu: teori

fungsionalisme structural, teori konfik, teori system dan teori sosiologi makro (Ritzer,

2003:21). Menurut Ritzer dalam hal ini akan dibahas mengenai teori dominan atau yang

bersisebut mula-mula yaitu:

b) Definisi Sosial

Paradigma kedua adalah definisi sosial, yang di kembangkan oleh Max Weber

untuk menganalisa tindakan sosial (social action). Bagi Max Weber, pokok persoalan

sosiologi adalah bagaimana memahami tindakan sosial antar hubungan sosial, dimana

“tindakan yang penuh arti” itu ditafsirkan untuk sampai penjelasan kausal. Untuk

mempelajari tindakan sosial, Weber menganjurkan metode analitiknya melalui penafsiran

dan pemahaman (interpretative understanding) atau menurut terninologinya di sebut

dengan vestehen. Paradigma ini di masuki oleh tiga teori, yaitu Teori Aksi ( dari Weber

sendiri), Teori Fenomenologis yang di kembangkan oleh Alfred Schut, dan Teori

Interaksionalisme simbolis yang tokok populernya adalah G. H. Mead

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

c) Perilaku Sosial

Perilaku sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan

perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan

tindakan social, tetapi menanam bunga untuk di ikut sertakan dalam sebuah lomba

sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan perilaku sosial.

Paradigama perilaku sosial di kembangkan oleh B. F. Skiner dengan meminjam

pendekatan behaviorisme dari ilmu psikologi, ia sangat kecewa dengan dua paradigama

sebelumnya karna di nilai tidak ilmiah, dan dianggap bernuansa mistis, menurutnya,

obyek studi yang konkret-raelistik itu adalah perilaku manusia yang Nampak serta

kemungkinan perulanganya (behavioral of man and contingencies of reinforcement).

Skiner juga berusaha menghilangkann konsep volunterisme parson dari dalam ilmu

sosial, khususnya sosiologi. Yang tergabung dalam paradigma ini adalah Teori

Behavioral Sosiology dan Teori Exchange.

Khayalan sosiologi diperlukan untuk dapat memahami apa yang ada di

masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan

khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi,

dan hubungan antar keduanya.

Alat untuk melakukan khayalan sosiologi adalah troubles dan issues. Troubles

adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai

pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkuan kehidupan pribadi individu.

Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka

pengangguran itu adalah trouble. Masalah individual ini pemecahanya bisa lewat

peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan

issue, yang pemecahannya menuntut kajian yang lebih luas lagi.

Jadi seorang sosiologi harus bisa menyingkap berbagai kabir dan mengungkap

tiap helai tabir menjadi realitas yang tidak terduga. Syaratnya, sosiologi tersebut harus

mengikuti aturan-aturan ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan

pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.

Hal senada diungkapkan oleh Demartoto bahwa sosiologi terbagi menjadi tiga

yaitu paradigma fakta sosial, paradigma devinisi sosial dan paradigma perilaku sosial

(Demartoto, 2007:5)

Menurut Demartoto paradigm fakta sosial adalah dua karya Durkhein (1987) dan

Suicide (1987).subjek paradigma fakta sosial adalah fakta sosial yang terdiri dari dua

tipe, yaitu struktur sosial dan pranata sosial (Demantoto, 2007: 6). Paradigma kedua atau

paradigma definisi sosial menempatkan Weber sebagai examplar, terutama analisa Weber

tentang sosial action. Fakta sosial membentuk full-meaning action manusia (Demartoto,

2007: 6)

Paradigma ketiga atau paradigma perilaku sosial menurut Demartoto bahwa

perilaku sosial menempatkan Skinner sebagai examplar. Konsep-konsep penting dari

Skinner adalah behavior of man dan contingencies of reinforcement. Dua hal ini di sebut

sebagai obyek study sosiologi yang konkrit realities. Dengan demikian Skinner menolak

dua paradigma yang telah di sebut di muka dan juga konsep autonomous mana dari

person.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Paradigma yang dipakai dalam penelitian ini adalah paradigma definisi sosial.

Dalam paradigma definisi sosial, di jelaskan dua konsep dasar yaitu: konsep tindakan

sosial dan konsep tentang penafsiran dan pemahaman.

Berkaitan dengan penelitian ini, perilaku konsumtif memilihan model rambut oleh

kalangan remaja di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta adalah

bagian dari suatu tindakan sosial. Di satu sisi individu dipengaruhi oleh situasi dan

kondisi tertentu, dan di sisi lain perilaku konsumtif memilih model rambut yang

dilakukan oleh kalangan remaja mampu menyebabkan individu lain untuk ikut

melakukan perilaku konsumtif memilih model rambut berdasarkan tokoh idolanya. Hal

ini merupakan bagian dari paradigma definisi sosial.

2. Teori Aksi

Teori ini sepenuhnya mengikuti karya Weber, teori aksi dewasa ini tidak banyak

mengalami perkembangan melebihi apa yang sudah di capai tokoh utamanya Weber,

malahan teori ini sebenarnya telah semacam jalan buntu.

Beberapa asumsi teori dikemukakan olah Hikle dengan menunjukkan karya Mac

Iver, Znaniecki dan Parson sebagai berikut:

1) Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subjek dan dari

situasi eskternal dalam posisi sebagi objek.

2) Sebagai subjek manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu, jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan.

3) Dalam tindakan manusia menggunakan cara, tehnik, prosedur, metode, serta

perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

4) Kelangsungan tindakan manusia hanya di batasi oleh kondisi yang tidak dapat

diubah dengan sendirinya.

5) Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang

dan telah dilakukannya.

6) Ukuran-ukuran aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral diharapkan timbul pada

saat pengambilan keputusan.

7) Study mengenai antar hubungan sosial memerlukan perbaikan tehnik penemuan

yang bersifat subjektif seperti metode Verstehen, imajinasi, Symparheic

reconstruction atau seakan-akan mengalami sendiri (vicarious experience).

(Ritzer, 1992:53-54)

Selain itu parsons juga menyusun unit dasar tindakan sosial dengan karakteristik

sebagai berikut:

1) Ada individu selaku aktor.

2) Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan tertentu.

3) Aktor punya alternatif cara, alat serta teknik untuk mencapai tujuanya.

4) Aktor berhadapan langsung dengan sejumlah kondisi situasional yang dapat

membatasi tindakan dalam mencapai tujuan. Kendala tersebut berupa situasi dan

kondisi, sebagian ada yang tidak bisa di kendalikan oleh individu.

5) Aktor berada di bawah kendala dari nilai, norma dan berbagai ide abstrak yang

mempengaruhi dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan dalam mencapai

tujuan. (Ritzer, 1992:56-57).

Inti dari pemikiran parsons adalah (1). tindakan diarahkan kepaa tujuan; (2).

tindakan terjadi dalam suatu situasi, di mana elemennya sudah pasti dan elemen lain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

digunakan sebagai alat menuju tujuan; (3). Tindakan itu diatur sehubungan dengan

penentuan alat dan tujuan.

Tinjuan sosiologi yang penting adalah bentuk hidup masyarakatnya, struktur dan

fungsi dari kelompok yang terkecil sehingga kelompok yang besar (Myers dalam Prof.

Dr. Bimo Walgito, 1994: 11). Tujuan psikologi yang penting adalah bahwa perilaku itu

sebagai manifestasi hidup kejiwaan, yang di dorong oleh motif tertentu, hingga manusia

itu berperilaku atau berbuat.

Perilaku manusia sebagai suatu respon terhadap stimulus yang di terimanya,

menjadi tinjuan dari berbagai macam ilmu antara lain antropologi, sosiologi, psikologi,

ekonomi dan sebagainya yaitu oleh ilmu yang terkenal sebagai ilmu-ilmu social

(konentjoroningrat dalam Prof. Dr. bimo Walgito, 1994:11)

Disamping itu second dan Backham mengemukakan bahwa perilaku individu

dalam interaksi sosial dapat dianalisis dengan tiga macam system, yaitu the person

system, the social system and the cultural system. Perilaku manusia dalam kaitannya

dengan lingkungan merupakan tinjuan dari anthropologi. Anthropologi, khususnya

anthropologi budaya meninjau perilaku manusia itu tidak dapat lepas dari segi

kebudayaan yang melatar belakanginya. Ini berarti bahwa dalam meninjau manusia dan

kacamata anthropologi unsur kebudayaan tidak dapat ditinggalkan. “antkropologistse

concerned with culcural system”, demikian yang diungkapkan oleh Second dan Backman

(Prof. Dr. Bimo Walgito, 1994:12).

Sosiologi juga meninjau perilaku manusia dalam kaitannya dengan hidup

bermasyarakat. Tinjaunnya lebih pada bagaimana hubungan individu dengan

kelompoknya, tinjaunnya kepada system sosialnya. “sociologists as sociologists are

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

interested primarily in analysis in terms of the social system” Second dan Backman. Ini

berarti seorang sosiolog dalam meninjau perilaku manusia lebih dikaitkan dengan faktor

kebiasaan, tradisi, dan system nialai yang ada dalam kehidupan bermasyarakat (Prof Dr.

Bimo Walgito, 1994:12-13)

Tinjauan personality system adalah menijau perilaku manusia dari segi psikologi,

khususnya psikologi kepribadian, yaitu menijau manusia dari sudut pandang bahwa

manusia itu mepunyai kemampuan-kemampuan, sifat-sifat, perasan-perasan tertentu, jadi

pendekatannya adalah segi potensi-potensi psikologi yang ada dalam diri manusia itu.

Faktor-faktor inilah yang menyebabakan manusia berperilaku. Seperti yang di

kemukakan oleh Second dan Backman, “psychologists as psychologists are concerned

primarily with analysis in term of individual behavior:..considers properties of individual

such as attitudes, needs, traits and feelings, as well as prosses like learning or perception”

(Prof. Dr. Bimo Walgito, 1994:13).

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa masing-masing ilmu itu meninjau

perilaku manusia dari sudut tinjauannya sendiri-sendiri, sehingga dengan demikian

tinjuan masing-masing tersebut sudah barang tertentu belum tuntas. Oleh karena itu untuk

meninjau perilaku manusia secara tuntas diperlukan ada kerjasama antara beberapa ilmu,

satu dengan yang lain saling mengisi. Dari apa yang dikemukakan oleh Second dan

Backman akan jelas bahwa menurutnya dalam meninjau perilaku manusia secara baik,

secara tuntas perlu meninjau perilaku itu tidak terlepas dari faktor yang ada dalam diri

individu itu sendiri, demikian juga tidak dapat lepas dari keadaan lingkungannya, yaitu

menyangkut segi kebudayaan serta struktur masyarakatnya (Prof. Dr. Bimo Walgito,

1994:13).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Bandura mengatakan perilaku, lingkungan, dan individu itu sendiri saling

berinteraksi satu dengan yang lain. Ini berarti bahwa perilaku individu dapat

mempengaruhi individu itu sendiri, di samping itu perilaku juga berpengaruh pada

lingkungan, demikian pula lingkungan dapat mempengaruhi individu. Kalau orang bicara

bahwa orang perlu belajar dari pengalaman, ini menyangkut hubungan perilaku dengan

diri individu yang bersangkutan. Apa yang di perbuat oleh seseorang akan dapat

mempengaruhi orang itu sendiri ( Prof. Dr. Bimo Walgito, 1994:17).

Sesuai dengan pemikiran persons bahwa tindakan manusia diarahkan pada tujuan,

demikian pula dengan perilaku remaja, untuk memilih model rambut di potong rambut

atau salon. Remaja melakukan kegiatan memilih model rambut di potong rambut atau

salon karena berharap mendapatkan model yang sesuai dengan dirinya sendiri juga agar

tidak ketinggalan model atau trend yang terbaru dan mengambil, meniru model rambut

tokoh yang menjadi idolanya.

3. Perilaku Konsumsi memilih model rambut di potong rambut oleh remaja

Dalam perkembangan jaman yang serba maju ini, masyarakat kita dibombardir

dengan berbagai macam barang dan jasa hasil dari produksi industri. Apalagi ditambah

dengan perkembangan teknologi komunikasi yang memungkinkan masyarakat menerima

informasi dengan begitu luas dan mudah. Fenomena ini kadang kala membuat jarak yang

memisahkan dua daerah ataupun Negara terasa dekat. Lihat saja sekarang seseorang tidak

lagi mengalami kesulitan dalam hal komunikasi untuk mencari teman dari lain Negara

karena adanya teknologi internet. Atau pengetahuan masyarakat tentang produk dari luar

negeri lewat iklan-iklan yang ditayangkan di media massa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Dengan terpaan dunia industry kepada masyarakat, baik itu lewat media massa

ataupun pertokoaan, maka tidak asing lagi bila masyarakat kita sekarang ini mempunyai

berbagai macam kebutuhan hidup, seperti apa yang di tulis oleh sebuag media massa,

bahwa pembangunan bukan saja membuka kegiatan baru, tetapi juga memungkinkan

terjadinya barang dan kebiasaan konsumtif yang lebih banyak jumlah dan ragamnya serta

membuka kesempatan untuk menikmati (Prisma, No 10 Nvember 19768).

Perkembangan akan kebutuhan manusia yang semakin banyak tersebut pada

akhirnya akan melahirkan masyarakat yang cenderung bersifat konsumtif. Konsumtif

sendiri mempunyai arti, penggunaan barang atau jasa bukan lagi pada fungsi utama dari

barang kebutuhan, tetapi lebih kepada keinginan dan kesenangan semata untuk

mengekspresikan status yang dimiliki oleh masyarakat. Dari perngertian ini konsumtif

bisa diartikan bahwa pembelian atau pemakaian barang atau jasa karena seseorang

senang bukan karena mereka butuh akan barang tersebut.

4. Status sosial ekonomi orang tua

Sebuah masyarakat terdiri dari berbagai macam unsur yang terkandung di dalam

setiap individu. Dan setiap unsur itu nantinya mampu membentuk karakteristik yang

berbeda-beda dari setiap anggota masyarakat. Karakteristik yang ada baik bersifat

vertical maupun horizontal yang akhirnya menggolong-golongkan setiap individu yang

ada di dalam masyarakat ke dalam berbagai kelompok yang ada. Sebuah penggolongan

masyarakat yang bersifat vertical yang ada di dalam masyarakat biasanya disebut dengan

lapisan sosial. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan

perbedaan posisi seseorang ataupun kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda

secara vertikal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Lapisan sosial atau biasa di sebut dengan stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai

suatu tatanan vertical, vertikal bagi bagi lapisan sosial berdasarkan tinggi rendahnya

suatu kedudukan ( Hendropuspito, 1989:109). Kedudukan yang dimaksud di dalam

sosiologi bukanlah kedudukan secara geografis, tetapi lebih kepada peran sosial yang

harus dibawakan individu dalam masyarakat.

Lapisan sosial ataupun stratifikasi menurut Horton dan Hunt, dapat dibagi

kedalam tiga kelas yaitu kelas atas, kelas sedang/menengah, dan kelas rendah. Dimana

kelas sosial ini diartikan sebagai suatu strata orang yang kedudukan sama dalam

kontinum (rangkian kesatuan) status sosial ( Horton dan Hunt, 1999:5). Sedangkan

sebagai dasar penentuan tinggi rendahnya kelas sosial dalam lapisan masyarakat pada

umunya adalah: kekeyaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan.

Menurut Drs. A. A. Anwar Prabu mangkunegaran kelas sosial adalah kelompok

yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam

masyarakat. Kelas sosial berbeda dangan ststus sosial dalam hubungan dengan perilaku

konsumen dapat dikarakteristikkan antara lain:

a. Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan membeli barang-barang yang

mahal, membeli pada took yang berkualitas dan lengkap (toko serba ada,

supermarket), konservatif dalam konsumsinya, barang-barang yang dibeli cenderung

untuk dapat menberi warisan bagi keluarganya.

b. Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang untuk menampakkan

kekayaannya, memberi barang dengan jumlah yang banyak dan kualitasnya cukup

memadai. Mereka berkeinginan membeli barang yang mahal dengan system kredit,

misalnya membeli kendaraan, rumah mewah, perabot rumah tangga.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

c. Kelas sosial golongan rendah cenderung membeli barang dengan mementingkan

kuantitas dari pada kualitasnya, pada umumnya mereka membeli barang untuk

kebutuhan sehari-hari, memanfaatkan perjualan barang-barang yang diobral atau

penjualan dengan harga promosi (Drs. A. A. Anwar Prabu Mangkunegaran, 1988:46)

Sedangkan menurut Horton dan Hunt, untuk kepentingan penelitian ilmiah

status sosial dapat dibedakan tinggi rendahnya berdasarkan tiga indikator yaitu:

a. Pendidikan

Yang dimaksud disini adalah pendidikan bersifat formal, yaitu suatu pendidikan yang

didapatkan melalui suatu lembaga yang diatur, sistematis, bertingkat, dan mengikuti

syarat yang jelas dan ketat (vembrianto, 1984:98). Dan pendidikan yang di dapatkan

merupakan salah satu faktor yang menentukan kedudukan, rasa bangga diri, rasa

ketentraman hidup yang turut menentukan prasangka.

b. Pekerjaan

Adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk mencari nafkah atau mata

pencaharian (Poerwadarminto, 1984:452)

c. Pendapatan

Merupakan uang yang diperoleh atau didapat secara berkala sebagai suatu hasil dari

pemilikan, perdagangan, dan pekerjaan.

Dengan penggolongan berdasarkan berbagai hal diatas maka masyarakat akan

terdiri dari beberapa kelas ataupun status. Astrid S Susanto, mengartikan status sebagai

sebuah konsep perbandingan peranan dalam masyarakat, status merupakan pencerminan

dari hak dan kewajiban dalam tindakan manusia (Astrid S. Susanto, 1985:216).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang system lapisan

masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan

merupakan unsur-unsur baku dalam system lapisan, dan mempunyai arti yang penting

bagi sisitem sosial. System sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik

antar individu dalam masyarakat dan antara individu dengan masyarakatnya, dan tingkah

laku individu-individu tersebut (Soekanto, 1990:239)

Keluarga sebagai inti dari system sosial atau masyarakat yang di dalamnya terjadi

hubungan timbal balik antar individu sesuai dengan perannya masing-masing. Baik

sebagai ayah, ibu maupun anak.

Stsutus sosial dapat juga diartikan sebagai tempat, posisi seseorang dalam suatu

kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok lain dalam kelompok atau tempat suatu

kelompok sehubungan dengan kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar. Bisa

juga diartikan sebagai suatu tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya

sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, serta

kewajibannya (Soekanto, 1987:216)

Penggolongan masyarakat ataupun individu yang ada tersebut bisa terjadi dari dua

sisi yaitu: (1) penggolongan dari dalam diri (subyektif), penilaian orang berdasarkan

pikiran, perasaan atau apa saja yang berhubungan dengan individu. (2) penggolongan dari

luar tanpa disadari, diinginkan oleh orang yang bersangkutan. Dalam penggolongan yang

kedua ini seseorang harus menerima begitu saja apa adanya.

Penggolongan individu ataupun kelompok ke dalam kelas-kelas sosial kadang

kala memang bersifat memaksa dan tiap individu yang ada hanya bisa menerima saja.

Status yang di kenakan oleh seseorang kadang kala menuntut orang tersebut berperilaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

sesuai dengan ststus yang di sandang. Dengan demikian seseorang terus dituntut untuk

melakukan suatu proses identifikasi atas kelas social yang di tempati. Identifikasi tersebut

mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perilaku seseorang (Horton dan Hunt,

1999:12)

Kesamaan status yang di sandang oleh tiap-tiap individu pada akhirnya akan

membentuksuatu kelompok dari status. Dan kelompok dari status tersebut berdasarkan

kepada ikatan subjektif antar anggota yang terikat menjadi satu karena kesamaan gaya

hidup (life style), kesamaan nilai, kesamaan kebiasaan, dan kadang kala oleh perkawinan

dalam suatu kelompok, dan juga oleh perasaan akan jarak social dari kelompok status

yang lainya (Doyle P. Johnson, 1994:224)

5. Kelompok Pergaulan

Di dalam klasifikasi kelompok-kelompok social, perbedaan yang luas dan

fundamental adalah perbedaan antara kelompok-kelompok kecil dimana hubungan antara

anggota-anggotanya rapat sekali di satu pihak, dengan kelompok-kelompok yang lebih

besar din pihak lain. Sejalan dengan perbedaan tersebut, Charles H Cooley

mengemukakan perbedaan antara kelompok primer dengan kelompok sekunder (Soerjono

Seokanto, 1990:136).

Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang di tandai

dengan ciri-ciri mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama yang erat, yang

bersifat pribadi. Misalnya: keluarga, kelompok-kelompok sepermainan, rukun tetangga,

dan lain-lain (Soerjono Soekanto, 1990:136). Sedangkan kelompok sekunder adalah

kelompok-kelompok besar yang terdiri banyak orang. Yang hubungannya tidak perlu

berdasarkan kenal mengenal secara pribadi, dan sifatnya juga begitu langgeng. Misalnya:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

suatu bangsa merupakan kelompok sekunder, akan tetapi memiliki pula beberapa ciri

kelompok primer yaitu faktor tujuan yang sama dan derajat kelanggengan tertentu (

Soerjono Soekanto, 1990:142)

Kalangan remaja disini termasuk kedalam kelompok primer, dimana remaja

terdiri atas kelompok-kelompok kecil, yaitu kelompok-kelompok temen sepermainan bisa

disebut juga dengan kelompok pergaulan. Remaja sangat mudah sekali terpengaruh oleh

teman pergaulannya, termasuk trend yang sedang marak pada saat itu. Ini bisa di lihat

dari perilaku konsumtif remaja. Ketika seorang konsumen (remaja) melakukan pembelian

suatu merek produk, mungkin didasari oleh banyak pertimbangan. Mungkin saja remaja

membeli suatu merek produk karena meniru teman satu kelasnya, atau juga mungkin

karena tetangganya telah membeli terlebih dahulu. Jadi interaksi social yang di lakukan

oleh remaja akan turut mempengaruhi pada pilihan-pilihan merek produk yang di beli

(Sutisna, 2002:6)

2. konsep-konsep yang digunakan

Beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah konsep

tentang:

1. konsumen

unit pengkonsumsi dan peminta yang utama dalam teori ekonomi. Dalam teori

ekonomi, unit yang mengkonsumsi dapat berupa pembelian suatu barang atau jasa

yang dilakukan oleh individu, rumah tangga, ataupun pemerintah

2. konsumsi

kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakai barang atau jasa. Konsumsi

menurut kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti pemakai barang-barang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

hasil industri, bahan makanan, dll kegiatan konsumsi mempergunakan barang

atau jasa yng didasari oleh pertimbangan kalkulatif mengenai nilai reward yang

akan diperoleh. Dengan demikian perilaku orang dalam kegiatan konsumsi

cenderung memilih cara maupun komoditi yang menurut pertimbangannya adalah

memiliki nilai lebih tertentu yang sesuai dengan biaya yang telah mereka

keluarkan. Artinya orang cenderung tidak mau rugi, dan cenderung ingin untung.

3. konsumtif

penggunaan barang dan jasa bukan lagi pada fungsi utama dari barang kebutuhan,

tetapi lebih kepada keinginan dan kesenangan semata untuk mengekspresikan

status yang dimiliki oleh masyarakat.

4. Perilaku Konsumtif

Tingkah laku yang menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang

yang sebanarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan

yang maksimal yang banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, bukan karena

mereka butuh akan barang tersebut. Hal ini disesuaikan dengan penghasilan dan

pengeluaran individu.

5. Gaya Hidup (life style)

Proyek refleksif dan penggunaan fasilitas konsumen yang kreatif, dalam budaya

konsumen kontemporer, istilah ini mengkonotasikan individualitas, ekspresi diri,

serta kesadaran diri yang stilistik. Tubuh, busana, gaya bicara, hiburan saat waktu

luang, pilihan makanan dan minuman, rumah, kendaraan dan sebagainya

dipandang sebagai indicator dari individualitas selera serta gaya dari

pemilik/konsumen.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

6. Kalangan remaja

Remaja merupakan bagian dari masyarakat kategori remaja adalah mereka yang

berada dalam range usia 13 tahun sampai dengan 21 tahun, yang mana dalam

kelompok usia ini seseorang biasanya duduk di bangku sekolah menengah

pertama (SMP) smapai dengan semester 5 di perguruam tinggi.

7. Model rambut

Model rambut selalu berubah-ubah menurut tren gaya rambut yang berkembang

tahun ini. Namun untuk para Pria yang suka mengubah model rambut,. Model

Rambut cowok untuk tahun ini mengarah pada model rambut cowok jepang atau

Japanese Style atau J-Style. Potongan yang tidak beraturan atau tegak ( spike )

juga menjadi pilihan banyak pria tahun ini

Dalam penelitian ini kegiatan memilih model rambut sesuai dengan tokoh yang di

idolakan dikategorikan sebagai suatu perilaku konsumtif yang terjadi di masyarakat,

khususnya kalangan remaja. Dimana perilaku memilih model rambut sesuai dengan

tokoh idolanya mereka melakukan demi mendapatkan kesenangan semata guna

merealisasikan perilakunya di dalam masyarakat.

Perilaku remaja memilih model rambut ini merupakan yang diarahkan pada

tujuan, dimana perilaku remaja ini dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya. Yang

mana remaja perkotaan menganggap memilih model rambut dipotong rambut merupakan

bagian dari gaya hidup anak remaja perkotaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

E. Kerangka Pemikiran

Perilaku konsumtif para remaja di Kelurahan Sumber untuk memilih model

rambut di porong rambut atau salon tidak terlepas dari beberapa faktor penyebab sebagai

pendorongnya, dan yang mencerminkan gaya hidup masyarakat modern. Sesuai dengan

perkembangan jaman, masyarakat di tunutut untuk selalu mengikuti trend terbaru. Mulai

dari memilih model rambut sesuai tokoh yang diidolakan di potong rambut atau salon,

sampai dengan model dan gaya rambut yang terbaru yang muncul saat ini di kalangan

remaja sebagai sebuah trend yang harus diikuti. Seperti salah satu faktor yang timbul

karena ststus social ekonomi keluraga pun turut mempengaruhi perilaku remaja untuk

memilih model rambut dipotong rambut atau salon.

Sesuai dengan status dan tingkat sosial ekonomi keluarga yang mampu atau

menengah ke atas, tentu memudahkan mereka untuk selalu dapat mengkonsumsi atau

memotong rambut sesuai model yang di inginkan di potong rambut atau salon. Para

remaja yang mendapatkan uang saku secara berlebihan juga merupakan suatu faktor

pendorongnya, dengan gaya hidupnya yang juga memiliki kelompok

pergaulan/pertemanan yang bergaul sekali di dalam diri remaja yang menuntut bagi

mereka untuk selalu tampil lebih di bandingkan yang lain, hal ini juga menjadi tuntutan

mereka untuk selalu memotong rambutnya sesuai model terbaru, karena mereka itu

berarti “prestise” bagi mereka.

Kalangan remaja merupakan lapisan masyarakat yang menjadi cerminan

penerimaan modernitas/perkembangan teknologi, dan kondisi-kondisi tersebut diatas

yang mungkin para remaja untuk melakuakn perilaku konsumtif yang berupa memilih

dan memotong rambutnya sesuai dengan trend dan model yang terbaru dan marak yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

juga merupakan suatu perilaku yang dinilai sebagai tindakan sosial. Dalam penelitian ini

akan mengkaji faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku memilih model rambut

sesuai dengan tokoh yang diidolakan ketika potang rambut di salon oleh kalangan remaja

yang diperoleh dari data-data dan informasi di lapangan. Untuk lebih jelas dapat dilihat

dalam bagan kerangka pemikaran berikut ini:

F. Metodologi penelitian

1) Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah daerah dimana data dikumpulkan. Dalam Penelitian ini,

peneliti mengambil daerah di Kelurahan Sumber Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

Pengambilan daerah penelitian ini didasarkan atas pertimbangan.

a. Lokasi penelitian yang letaknya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari,

Kotamadya Surakarta, jawa tengah ini berkembang dengan pesat kehidupan

Faktor Budaya

Faktor Stutus Sosial

Faktor Pergaulan

Faktor Keluarga

Faktor Iklan dan Media Massa

Faktor Kepribadian

Perilaku Konsumtif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

masyarakatnya dan mengarah pada kehidupan modern yang disebabkan oleh segala

sarana dan prasana yang tersedia di dalam kota.

b. Lokasi tersebut banyak terdapat remaja yang berdomisili di wilayah Kelurahan

Sumber dan dari berbagai lingkungan sekolah yang berbeda-beda pula sehingga

mendapat data yang lebih variatif.

2) Jenis penelitian

Penelitian ini berupaya untuk memberikan gambaran mengenai perilaku

konsumtif memilih model rambut sesuai tokoh yang di idolakan mengenai remaja yang

melakukan pemilihan model rambut. Oleh karena itu, penelitian ini berjenis deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian

kualitatif adalah “penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari oarng-orang dan perilaku yang diamati” (Moleong, 2002:3)

Penelitian ini lebih difokuskan pada penelitian lapangan (field research)yang

dimaksud untuk mengetahui permasalahan dan untuk mendapatkan informasi-informasi

serta data yang ada di lokasi penelitian. Namun demikian, penelitian ini tidak

mengesampingkan penelaahan kepustakaan (libery study), terutama sekali pada saat awal

penyusunan landasan teori dan kerangka dasar pemikiran.

3) Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah kumpulan unsure-unsur survai yang memiliki spesifikasi tertentu.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah remaja pelaku memilih model

rambut di Kelurahan Sumber Kecamatan banjarsari Kota Madya Surakarta.

b. Sampel

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sasaran penelitian. Sampel

harus dipandang perkiran dari keseluruhan itu sendiri, tentang siapa dan berapa jumlah

sampel sangat tergantung dari informasi yang diperlukan (Slamet Y. 1991:5)

Dalam penelitian ini sampel yang diambiltidak mutlak jumlahnya, artinya sampel

yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan data selama di lapangan. Dalam penelitian

Kualitatif, sampel bulan mewakili populasi, akan tetapi sampel berfungsi untuk

menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber dan bangunannya. Dengan

demikian, tujuanya bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan

nantinya di kembangkan ke dalam generalisasi. Tujuannya adalah merinci kekhususan

yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik. Maksud dari ke dua sampling adalah

untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar rancangan dan teori yang muncul

(Lincoln dan Guba, Dalam Meleoning, 1995:165)

4) Teknik pengambilan sampel

Teknik sampling yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive

sampling (sampling bertujuan) purposive sampling adalah dimana peneliti cenderung

memilih responden yang di anggap tahu dan dapat di percaya untuk menjadi nara sumber

data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam.namun demikian

responden yang di pilih dapat menunjukkan responden lainnya yang lebih tahu, maka

pemilihan responden dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan

peneliti dalan pemperoleh data (Sutopo, 1992:22).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

5) Sumber Data

1. Orang

a. Remaja yang tinggal di Kelurahan Sumber sebagai responden yang melakukan

potong rambut dan memilih model rambut sesuai keinginannya disalon atau potong

rambut.

b. Pemilik salon atau potong rambut

Pemilik salon atau potong rambut yang melayani remaja dalam memotong rambut

sesuai keinginannya.

c. Orang tua

Bagaimana pendapat para orang tua remaja tentang model rambut anaknya yang

sekarang lagi trend di kalangan remaja

2. Gambar-gambar

Gambar-gambar model rambut yang lagi trend sekarang di kalangan remaja.

6) Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan sumber data tersebut, maka teknik pengumpulan datanya sebagai

berikut:

a. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data yang di lakukan melalui pengamatan secara

langsung terhadap obyek penelitian. Dalam hal ini observasi di lakukan secara formal

maupun informal untuk mengamati secara kualitatif berbagai kegiatan dan peristiwa yang

terjadi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang bersumber dari arsip atau dokumen

yang ada serta media massa yang pernah di terbitkan.

c. Indepth Interview

Indepth Interview atau wawancara secara mendalam merupakan salah satu teknik

pengumpulan data atau informasi dengan bertanya langsung kepada responden. Menurut

Lexy J. Moleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

di lakukan kedua pihak, yaitu wawancara (intervieweer) yang mengajukan pertanyan dan

yang di wawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Proses

wawancara dalam penelitian ini di lakukan dengan membuat garis besar pokok-pokok

yang akan ditanyakan dalam proses wawancara tersebut (Moloeng, 2002:135).

8) Validitas Data

Dimaksud sebagai pembuktian data yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa

yang benar-benar terjadi di lapangan untuk menguji validitas data. Adapun teknik

triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data triangulasi dimana peneliti

menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama. Dengan

demikian data yang satu akan dikontrol dengan data yang sama dengan sumber yang

berbeda. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain dari luar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak di gunakan ialah pemeriksaan

melalui sumber lainnya. Denzin (1978) membedakan 4 macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sunber, metode, penyidik dan teori

(moleong, 1990:178)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Triangulasi dengan sunber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

metode kualitatif (Potton, 1987:331 dalam moleong). Hal tersebut dapat dicapai dengan

jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum denag apa yang dikatakan

secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan

apa yang dikatakanya sepanjang waktu.

d. Membangdingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan

pandangan orang

e. Membanding hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. (moleong,

1990:178)

9) Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui

langkah-langkah apa yang akan di ambil untuk memecahkan persoalan yang ada. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah model analisis interaktif (

model saling terjalin)

Dalam model analisis interaktif, tiga konponen yakni reduksi data, sajian data dan

penarikan kesimpulan dilakukan berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data

sebagai proses siklus. (Sutopo, 2002:96). Secara sistematis dapat di gambarkan sebagai

berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAGAN 2

MODEL ANALISIS INTERAKTIF

Sumber : Mattew B. Milles dan A.M. Hubbernan yang dikutip oleh H.B Sutopo

(2002:96)

Keterangan:

a. Pengumpulan Data

Mengumpulkan data dilokasi penelitian dengan cara melakukan wawancara, observasi

dan study dokumentasi.

b. Reduksi Data

Merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan dan

pengabstrakan dari informasi data kasar yang muncul di lapangan, reduksi data

berlangsung terus menerus selama berlangsungnya penelitian.

Pengumpulan Data

Sajian Data Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan /Verifikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

c. Sajian Data

Merupakan sekumpulan informasi yang tersusun untuk memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan. Dengan melihat penyajian data, maka kita akan dapat mengerti

dan memahami tentang apa yang sedang terjadi serta memungkinkan untuk mengerjakan

sesuatau pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut.

d. Verifikasi atau penarikan kesimpulan

Dari sajian data yang telah disusun, selanjutnya peneliti dapat menarik suatu

kesimpulan akhir. Ketiga alur kegiatan tersebut yaitu reduksi data, sajian data dan

penarikan kesimpulan aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data

yang menggunakan proses siklus. Peneliti bergerak di antara ketiga konponen tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. Gambaran Umum

1. Kota Surakarta

Kota Surakarta atau yang di kenal dengan “Kota Solo” secara umum merupakan

daratan rendah dan barada di antara pertemuan sungai Pepe, sungai Anyar, sungai Jenes,

yang semuanya bermuara di Bengawan Solo, yang mempunyai ketinggian kurang lebih

92 meter di atas permukaan air laut dan terletak antara 110’45’15”-110’45’35” Bujur

Timur, 70’36’00”-70’56’00” Lintang Selatan. Kota Surakarta terletak di Propinsi Daerah

I Jawa Tengah bagian Selatan dan merupakan daerah perhubungan antara Propinsi Jawa

Tengah-Jawa Timur dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan keadaan mobilitas

masyarakat yang tinggi.

Berbicara tentang letak daerah Surakarta, sebenarnya kota ini sangat strategis, hal

ini di karnakan Surakarta sendiri merupakan jalur utama transportasi ke beberapa kota

besar di pulau jawa. Kota-kota tersebut antara lain adalah Semarang, Yogyakarta, dan

Surabaya yang strategis, maka perkembangan kota ini memacu kegiatan ekonomi di

berbagai sudut kota di sekitar wilayahnya antara lain Boyolali, Klaten, Sukoharjo,

Karanganyar dan Wonogiri.

Kota Madya Surakarta di batasi oleh:

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten

Boyolali

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

karanganyar.

c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.

d) Sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan kabupaten

Karanganyar.

Dengan 51 Kelurahan yang bergabung dalam 5 Kecamatan yaitu: Kecamatan

Banjarsari 33% dari luas wilayah secara keseluruhan, Kecamatan Jebres 29%, Kecamatan

Laweyan 20%, Kecamatan Pasar Kliwon 11%, dan Kecamatan Serengan 7%. Kelima

Kecamatan dan 51 Kelurahan tersebut adalah:

a. Kecamatan Laweyan: Pajang, Laweyan, Bumi, Panularan, Penumping,

Sriwedari, purwosari, Sondakan, Kerten, Jajar dan Karang Asem.

b. Kecamatan Serengan : Danukusuman, Serengan, Tipes, Kratonan, Jayengan dan

Kemlayan.

c. Kecamatan Pasar Kliwon: Joyontakan, Semanggi, Pasar Kliwon, Gajahan,

Buluwarti, Kampung Baru, Kedung Lumbu, Sangkarah dan Kauman.

d. Kacamatan Jebres: Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Sudiroprajan, gandekan,

Kampung Sewu, Pucang Sawit, Jagalan, Purwodininggratan, Tegalharjo, Jebres,

dan Mojosongo.

e. Kecamatan Banjarsari: Kadipiro, Nusukan, Gilingan, Stabelan, Kestelan,

Keprabon, Timuran, Ketelan, Punggawan, Mangkubumen, Manahan, Sumber

dan Bunyuanyar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Sejarah Kota Surakarta

Sejarah kelahiran Kota Solo (Surakarta) di mulai pada masa pemerintah

Pakubuwono II di kraton kartosuro. Pada masa itu terjadi pemberontakan Mas Garendi

(Sunan Kuning) di bantu kerabat-kerabat kraton yang tidak setuju dengan sikap

Pakubuwono II yang melakukan kerja sama dengan belanda. Salah satu pendukung

pemberontakan ini adalah pangeran Sambernyowo (RM Said). Pakubowono II yang

terdesak kemudian menguasai di Jawa Timur (pacitan dan Ponorogo). Akhirnya dengan

bantuan Belanda pemberontakan berhasil di padamkan. Setelah tahu Kraton Kartasuro

telah hancur. Pakubuwono II mencari wilayah baru untuk pendirian Kraton.

Akhirnya pada tahun 1745, dengan berbagai pertimbangan fisik dan supranatural

terpilihlah Desa Sala (sebutan desa di tepian Bengawan Solo). Sejak saat itulah Desa Sala

berubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Selanjutnya melalui perjanjian Kalicacing

Salatiga tahun 1757, Kerajaan Kasunanan Surakarta terbagi menjadi dua, yaitu Kerajaan

Kasunan sendiri dan berdiri Kerajaan Mangkunegaran

Hari jadi Kota Surakarta adalah 16 juni. Ini di karenakan secara de fakto tanggal

16 juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang berhak mengatur dan

mengurus rumah tangganya sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan kasunanan

dan Mangunegaran. Secara Yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan penetapan

pemerintah tahun 1946 Nomor 16/SD, yang diumumkan pada tanggal 15 juni. Dengan

pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, tanggal 16 juni 1946 di tetapkan sebagai

hari jadi Kota Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3. Visi dan Misi Kota Surakarta

a. Visi Kota Surakarta

“Terjuwudnya Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada Potensi

Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Pariwisata, dan Olah Raga”

b. Misi Kota Surakarta

1) Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam

semua bidang pembangunan, serta perekatan kehidupan bermasyarakat dengan

komitmen citra kota yang berlandasan pada nilai-nilai “Sala Kota Budaya”

2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam

penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni guna

mewujudkan inovasi dan integrasi masyarakat madani yang berlandasan

ketuhanan yang Maha Esa.

3) Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagai pemacu tumbuh dan

berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi. Serta mendaya

gunakan potensi pariwisata dan teknologi terapan yang ramah lingkungan.

4) Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanan hak asasi manusia dan

demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat utamanya bagi para

penyelenggara pemerintah.

B. Kecamatan Banjarsari

Kecamatan Banjarsari sebagaian wilayahnya terletak dalam pusat Kota Surakarta

salah satu Kelurahan yang berada di bawah naungan Kecamatan Banjarsari adalah

Kelurahan Sumber dimana Kelurahan Sumber tersebut sangat banyak sekali remaja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

yang berada di daerah tersebut. Dan Kelurahan Sumber tersebut merupakan tempat di

lakukan penelitian ini.

C. Profil Kelurahan Sumber

1) Kondisi Geografis

a) Letak Daerah Kelurahan Sumber

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber yaitu salah satu Kelurahan dibawah

naungan Kecamatan Banjarsari. Kantor Kelurahan memiliki jarak pusat pemerintahan

terhadap Kecamatan Banjarsari 1 Km kearah utara, sedangkan terhadap Kota Madya

Tinggat II Surakarta adalah 5 Km kearah timur dan jarak terhadap Ibukota Propinsi Jawa

Tengah lebih kurang 102 km kearah barat. Sedangkan jarak terhadap Ibukota Negara

Jakarta adalah 581 km kearah barat.

Letak kantor Kelurahan Sumber terhadap tempat-tempat layanan jasa seperti salon

atau potong rambut sangatlah dekat semuanya ada dan di sekitar Kelurahan Sumber.

Dimana salon dan potong rambut tersebut sebagai tempat remaja memotong rambutnya

sesuai model dan trend masa kini yang lagi banyak dan gandrungi para remaja.

b) Batas daerah Kelurahan Sumber

Secara administratif Kelurahan Sumber berbatasan dengan:

1. Di bagian Utara di batasi oleh Kelurahan Banyuanyar

2. Di bagian Selatan di batasi oleh Kelurahan Kreten

3. Di bagian Barat di batasi oleh Kelurahan Baturan dan Colomadu

4. Di bagian Timur di batasi oleh Kelurahan Nusukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2) Kondisi Demografis

a) Jumlah Penduduk

Di ketahui bahwa penduduk Kelurahan Sumber terdiri dari 4.832 Kepala Keluarga

(KK), dengan jumlah penduduk 17.577 jiwa.

Dengan perincian :

Jumlah penduduk laki-laki : 8.685

Jumlah penduduk perempuan : 8.892

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa antara jumlah penduduk perempuan

dengan jumlah penduduk laki-laki memiliki selisih, yaitu 207 jiwa.

(sumber : monografi Kelurahan Sumber,2010)

b) Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Menurut komposisi kelompok umur, penduduk Kelurahan Sumber dapat

dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu penduduk menurut kelompok umur

pendidikan dan penduduk menurut kelompok tenaga kerja. Adapun keseluruhan

penduduk menurut kelompok umur tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Kelompok Umur

No Kelompok Umur Jumlah

1. 0-4 tahun 756

2. 5-9 tahun 1.309

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

3. 10-14 tahun 1.350

4. 15-19 tahun 1.344

5. 20-24 tahun 1.331

6. 25-29 tahun 1.388

7. 30-39 tahun 3.741

8. 40-49 tahun 2.779

9. 50-59 tahun 1.895

9. 60 tahun plus 1.684

Jumlah 17.577

Sumber : Data Monografi Kelurahan Sumber, 2010

Dari komposisi penduduk menurut kelompok umur pendidikan, di terapkan

bahwa penduduk usia 6 tahun sampai dengan 19 tahun merupakan wajib belajar. Yaitu

dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kurang lebih terdapat 4003 Penduduk Kelurahan Sumber yang wajib belajar. Hal ini

dapat di lihat pada table 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2

Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Kelompok Umur Pendidikan

No Kelompok Umur Jumlah

1. 4-9 tahun 1.309

2. 10-14 tahun 1.350

3. 15-19 tahun 1.344

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Jumlah 4003

Sumber: Data Monografi Kelurahan,2010

Sedangkan dari komposisi penduduk menurut kelompok umur tenaga kerja ini,

apabila di terapkan bahwa penduduj usia 20 tahun sampai dengan 59 tahun sebagai usia

produktif, maka terdapat 11.134 Penduduk Kelurahan Sumber yang produktif. Jumlah

tersebut lebih dari separuh dari keseluruhan penduduk Kelurahan Sumber. Untuk lebih

jelasnya tentang komposisi penduduk menurut kelompok umur tenaga kerja, dapat di

lihat pada tabel 2.3 berikut ini:

Tabel 2.3

Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Kelompok Umur Tenaga Kerja

No Kelompok Umur Jumlah

1. 20-24 tahun 1.331

2. 25-29 tahun 1.388

3. 30-39 tahun 3.741

4. 40-49 tahun 2.779

6. 50-59 tahun 1.895

Jumlah 11.134

Sumber: Data Monografi Kelurahan, 2010

Dari tabel 2.3 di ketahui bahwa presentase kelompok umur tenaga kerja terbesar di

tempati oleh kelompok umur 30-39 tahun (3.741) dan yang terendah adalah kelompok

umur 20-24 tahun (1.331)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

c) Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan indikator kualitas penduduk suatu daerah, kemungkinan

juga akan mempengaruhi tindakan seseorang dalam bermasyarakat. Komposisi penduduk

menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Sumber dapat di lihat pada tabel 2.4 di bawah

ini:

Tabel 2.4

Komposisi Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Tingkat Pendidikan

No Kelompok Umur Jumlah

1. Tidak/belum sekolah 1.907

2. Belum tamat SD 772

3. Tidak tamat SD 881

4. Tamat SD 2.600

5. Tamat SLTP/ sederajat 2.546

6. Tamat SMA/ sederajat 5.230

7. Tamat Diploma III 825

8. Tamat Diploma IV/ Strata I 1.863

9. Tamat Strata II 190

10. Tamat Strata III 6

Jumlah 16.821

Sumber: Data Monografi Kelurahan, 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Dari tabel 2.4 tidak termasuk di dalamnya range 0-5 tahun. Dan dari tabel 2.4 dapat

di ketahui sebagian besar penduduk Kelurahan Sumber sudah terbebas dari buta huruf.

Dari keseluruhan penduduk Kelurahan Sumber hanya 1.907 yang tidak atau belum

mengenyam pendidikan. Data itu pun belum pasti benar karena kemungkinan ada

beberapa orang anak yang mengikuti pendidikan pre-scholl seperti play group atau taman

bermain (taman kanak-kanak).

Hal ini dapat berarti bahwa kesadaran masyarakat akan pendidikan sudah cukup

baik. Masyarakat Kelurahan Sumber telah menyadari bahwa pendidikan dapat

mempengaruhi tingkat kesejahteraan hidup mereka. Jadi yang perlu untuk di lakukan

selanjutnya adalah tetap memupuk kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan

bagi anak-anak mereka.

d) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Tabel 2.5

Komposisi Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Mata Pencaharian

No Kelompok Umur Jumlah

1. Belum/tidak bekerja 820

2. Buruh 881

3. Guru/Dosen 243

4. Karyawan 3.711

5. Mengurus rumah tangga 2.024

6. Pelajar/Mahasiswa 1.753

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

7. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 467

8. TNI 32

9. POLRI 42

10. Pensiunan/Purnawirawan 461

11. Swasta 1.127

12. Lain-lain 2.044

Jumlah 13.605

Sumber: Data Monografi Kelurahan, 2010

Dari tabel 2.5 tidak termasuk range usia 0-9 tahun. Dan dari tabel 2.5 dapat di lihat

bahwa sebagian besar penduduk Kelurahan Sumber bekerja sebagai Karyawan yaitu:

3.711 Sedangkan yang belum atau tidak bekerja juga tidak terlalu banyak, sekitar 820

Dari komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian ini dapat di jadikan penentu

rata-rata perekonomian penduduk Kelurahan Sumber. Yang kemudian akan

mempengaruhi mereka sebagai orang tua terhadap pemberian uang saku kepada anak,

khususnya anak-anak mereka yang masih remaja.

e) Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin

Tabel 2.6

Komposisi Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Umur Dan Jenis

Kelamin

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 0-4 tahun 396 360 756

2. 5-9 tahun 664 645 1.309

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

3. 10-14 tahun 724 626 1.350

4. 15-19 tahun 663 681 1.344

5. 20-24 tahun 667 664 1.331

6. 25-29 tahun 662 726 1.388

7. 30-39 tahun 1.872 1.869 3.741

8. 40-49 tahun 1.327 1.452 2.779

9. 50-59 tahun 953 942 1.895

10. 60 tahun plus 757 927 1.684

Jumlah 8685 8892 17.577

Sumber: Data Monogafi Kelurahan Sumber 2010

Bisa dilihat dari tabel 2.6 bahwa selisih antara komposisi jumlah penduduk di

Kelurahan Sumber yang berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 8685 jiwa dengan

penduduk di Kelurahan Sumber yang berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 8892

jiwa bisa di katakan tidak terpaut jauh/seimbang.

f) Komposisi Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Usia Remaja

Pada tabel 2.7 akan di bedakan lagi jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di

usia remaja. Usia remaja dapat di katagorikan kedalam tingkatan usia 10 tahun sampai 24

tahun, yang mana dalam kelompok usia ini seseorang di Indonesia maih duduk bangku

sekolah menengah pertama (SMP) sampai dengan semester 5 di perguruan tinggi. Supaya

lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 2.7 berikut ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 2.7

Komposisi Penduduk Kelurahan Sumber Menurut Umur Remaja

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 10-14 tahun 724 626 1.350

2. 15-19 tahun 663 681 1.344

3. 20-24 tahun 667 664 1.331

Jumlah 2.054 1.971 4.025

Sumber: Data Monogafi Kelurahan Sumber, 2010

3) Sarana Dan Prasarana

a. Sarana Pendidikan

Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia

Indonesia, maka di berbagai daerah di dirikan lembaga pendidikan, baik itu pendidikan

formal maupun pendidikan non formal.

Pendidikan formal adalah yang di selenggarakan oleh sekolah negeri maupun

swasta secara teratur, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.

Sedangkan yang di maksud pendidikan non formal adalah pendidikan yang di

selenggarakan oleh badan-badan pemerintah maupun swasta secara teratur dalam waktu

yang relative singkat, yang lebih menekankan kepada kecakapan dan ketrampilan

tertentu. Tetapi tidak mengukuti peraturan-peraturan ketat seperti pada pendidikan

formal. Pendidikan non formal sifatnya lebih fleksibel dan mungkin lebih efektif untuk

mengembangkan anak pada bidang kecakapan tertentu dalam waktu yang tidak lama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Untuk Kelurahan Sumber, berdasarkan data Monografi yang di peroleh terdapat

sarana pendidikan sebagai berikut:

Tabel 2.8

Sarana Pendidikan

No Sarana Pendidikan Formal Jumlah Guru Murid

1. Kelompok bermain/play group 6 2 73

2. Taman kanak-kanak/TK 6 11 268

3. Sekolah Dasar/SD 7 107 1.280

4. Sekolah anjutan Tingkat Pertama/SLTP 4 104 1.306

5. Sekolah Menengah Atas/SMA 5 158 1.976

Sumber : Data Monografi Kelurahan Sumber,2010

b. Sarana Transportasi

Terjadinya interaksi dengan daerah sekitar tidak terlepas dari sarana transportasi. Di

Kelurahan Sumber ada beberapa macam sarana transportasi yang di miliki oleh

penduduk, antara lain tampak pada tabel 2.9 berikut:

Tabel 2.9

Sarana Transportasi

No Jenis Alat Transportasi Jumlah

1. Sepeda 3.266

2. Sepeda Motor 2.648

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

3. Mobil Dinas 6

4. Mobil Pribadi 266

5. Oplet-Colt 8

6. Bus 6

7. Truk 8

8. Andong/Dokar 3

9. Gerobak Dorong/Hewan 8

10. Becak 266

11. Mobil Taksi 16

Sumber : Data Monografi Kelurahan Sumber, 2010

Selain dari pada sarana transportasi tersebut, yang paling memegang peranan

penting demi kelancaran perhubungan adalah adanya jalan dan jembatan. Adanya jalan

yang terfalitasi dengan baik akan memudahkan penduduk Kelurahan Sumber melakukan

interaksi social. Begitu juga halnya dengan jembatan. Di Kelurahan sumber terdapat 9

buah jembatan yang di manfaatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Remaja yang merupakan bagian dari masyarakat yang responsive karena

mempunyai jiwa yang cenderung masih labil dan dinamis, adalah kelompok yang relatif

lebih mudah dipengaruhi budaya populer dan gaya hidup komsumtif. Keinginan yang

kuat mencoba hal-hal yang baru dan sifatnya cepat bosan,membuat remaja menjadi

sasaran empuk dan segmen pasar yang potensial bagi produk-produk yang menjual kesan

dan citra gaul.

Sebagian remaja yang sedaang memasuki proses transisi cenderung memiliki

tingkat pergaulan yang lebih tinggi dari pada sebelumnya, sehingga mendorong mereka

untuk menkonsumsibarang-barang secara berlebihan yang dianggap mampu

menunjukkan identitasnya sebagai remaja dalam sebuah komunitas tertentu, dan dalam

pemenuhannya, mereka dengan status sebagai pelajar tentunya tidak perlu mersa

khawatir akan kekurangan atau bahkan kehabisan uang karena sesuatunya masih

sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua.

Seperti kita ketahui bahwa konsumsi kemudian semakin berkembang tidak hanya

sebatas menghabiskan sesuatu barang tetapi dapat di jadikan symbol bagi identitas

seseorang dalam kelompok masyarakat tertentu. Hal ini di sebabkan kerena telah

terpenuhnya kebutuhan dasar (basic need) sehingga mereka mulai berpikir kegiatan untuk

memenuhi kebutuhan akan self esteem (harga diri) yakni dengan berkecimpung dalam

komunitas dan prestige.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Secara sederhana , budaya populer lebih sering di sebut dengan budaya pop.

Budaya pop adalah apapun yang terjadi di sekeliling kita setiap harinya dan dapat di

terima dengan mudah oleh sekitar. Apakah itu film, musik, makanan, pakian, gaya hidup,

semuanya termasuk dalam bagian dari budaya populer, populer adalah di terima oloeh

banyak orang, di sukai dan setuju oleh masyarakat. Ada satu titik awal yang mengatakan

bahwa budaya pop itu memang yang mengenangkan, banyak yang disukai orang (Storey

2003: 10). Sehingga dapat dikatakan juga budaya pop adalah budaya massa karena di

komsumsi banyak orang.

Secara disadari atau tidak memilih model rambut sesuai dengan tokoh idola

merupakan salah satu gaya hidup populer di kalangan remaja yang tidak lepas dari

pengaruh dan trend mode yang berkembang, bahkan saat ini telah menjadi bagian dari

budaya dan gaya hidup anak muda.meraka kemudian membawanya dan mengadopsikan

ke dalam linhkungan pergaulan sehari-hari. Hal ini dapat di lihat dari pergaulan para

remaja di Surakarta khususnya di kelurahan Sumber yang cenderung merasa perlu untuk

mengikuti trend yang sedang berkembang. Dengan berbagai alasan diungkapkan kenapa

mereka selalu up to date terhadap trend yang sedang berkembang. Misalnya sekedar agar

tidak ketinggalan zaman (gaul) dan iseng-iseng mengisi kekosongan waktu.

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden perlu untuk di ketahui agar peneliti mudah untuk

mengaklasifikasikan responden yang ada. Dalam penelitian ini peneliti mengambil

responden dari remaja yang memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Kota Surakarta khususnya di kelurahan Sumber dengan usia berkisar 13 tahun sampai

dengan 21 tahun. Masing masing responden rata rata adalah pelajar dan mahasiswa,

sedangkan tujuan dari peneliti dengan mengambil responden dari berbagai usia

tersebut adalah untuk mengetahui perbedaan pendapat-pendapat mengenai masalah

yang sedang diteliti dari berbagai lapisan saja. Karena dalam penelitian ini masalah

yang hendak diteliti adalah konsumtif dan gaya hidup remaja dalam memilih model

rambut sesuai tokoh yang di idolakannya, maka peneliti mengambil data penelitian

memalui kegiatan wawancara.

Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini adalah:

a) Martin

Merupakan responden pertama yang peneliti temui, remaja yang satu ini selain

masih duduk di bangku kuliah D3 Politehnik Indo Nusa juga sebagai Programer

radio Jimbaran FM, remaja ini berusia 21 tahun, bertempat tinggal di Sumber

trangkilan Jl. Pejajaran Timur 4 No 11 Rt 02 Rw XI Banjarsari, untuk menjaga

penampilannya, dia selalu memotong rambutnya sesuai dengan tokoh idolanya agar

tidak ketinggalan trend yang sedang berkembang di kalangan remaja

b) Fery Sanjaya

Merupakan responden kedua yang peneliti temui, remaja ini sangat memperhatikan

penampilan terutama model rambutnya untuk menarik perhatian orang banyak

terutama perempuan, ia masih duduk di bangku sekolah menengah kejurusan kelas

1 mesin di SMK Bhineka Karya, ia memotong rambutnya 2 kali dalam sebulan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

c) Eko Hartono

Remaja yang satu ini di bilang masih sangat muda tapi dia sangat memperhatikan

penampilan agar model atau trend rambutnya selalu mengikuti gaya hidup remaja

yang lagi diganrunginya. Dia masih berusia 16 tahun yang masih dududk di bangku

menengah kejurusan 2 Surakarta kelas 2 yang bertempat di Jl. Pejajaran Timur No

4 Rt 02 Rw XI Sumber.

d) Akbar Yasin Sigitson

Penampilan adalah hal yang utama bagi pelajar Sekolah menengah atas negri 6

kelas 3 jurusan IPS. Akbar berdomisili di Sumber tapen Rt 04 Rw 03 Sumber

Banjarsari. Ia memilih model atau trend rambut atas masukan dari teman-teman

sekolahnya.

e) Septian Pradana

Remaja yang satu ini sangatlah memperhatikan model dan trend rambutnya untuk

bergaya di kehidupan sehari-harinya, remaja ini masih duduk di bangku sekolah

menengah kejuruan Bhineka Karya kelas 2 jurusan mesin.

f) Ruben Gutama

Ruben Gutama adalah pelajar Sekolah menengah pertama (SMP 1) Kristen

Surakarta bertempat tinggal di Sumber Perumahan Guru JL. Kutai Tengah 3 no 10

Rt 06 Rw 08 Sumber Banjarsari. Ya memotong rambut agar lebih percaya diri dan

ingin tampil beda dari orang lain khususnya anak remaja.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

g) Rachmad Dewanto

Pelajar Sekolah Menengah Atas Batik 2 Surakarta yang bertempat tinggal di

sumber Rt 02 Rw 05 Banjarsari Surakarta. Remaja ini ingin sekali berpenampilan

seperti arits yang ada di televise terutama model rambutnya.

Tabel 1 Karakteristik Responden

No Nama Usia Pendidikan pekerjaan Memilih model

1. Martin 21 mahasiswa Diploma Aktif

2. Fery Sanjaya 17 Pelajar SMK Bhineka Karya SKA

Aktif

3. Eko Hartono 16 Pelajar SMK 2 SKA Aktif

4. Akbar yasin Sigitson 17 Pelajar SMAN 6 SKA Aktif

5. Septian Pradana 17 Pelajar SMK Bhineka Karya SKA

Aktif

6. Ruben Gutama 13 Pelajar SMP Kristen 1 SKA

Aktif

7. Rachmad Dewanto 16 Pelajar SMA Batik 2 SKA

Aktif

Sumber : Data primer, diolah april 2011

Dari matriks karakteristik responden di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa

tingkat pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap remaja dalam memilih

model dan trend rambut saat potong rambut sesuai tokoh idolanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2. Faktor-faktor penyebab remaja dalam memilih model rambut sesuai tokoh idola

a) Orang yang mendorong untuk melakukan dan memilih model rambut

Hasil dari wawancara mengenai siapa saja yang mendorong dan mendukung

responden untuk melakukan dan memilih model rambut, adalah sebagi berikut:

Menurut Martin 21 tahun mahasiswa Indo Teknih Surakarta mengatakan sebagai

berikut:

“Saya sendiri yang memilih model rambut ini, namun ada satu tokoh yang memicu

saya untuk memotong rambut seperti ini. Tokoh itu adalah salah satu porsonil

band indonisia yang tinggal di pulau bali dia sebagai dramernya yang bernamakan

diri dengan band Supermen is dead, tapi saya lupa namanya. Model rambutnya

yang saya tiru karna potongan dan model rambutnya cocok dan pas untuk gaya

hidup saya.”.

(hasil wawancara tanggal 09 Maret 2011)

Sementara Fery Sanjaya 17 tahun, seorang pelajar, mengatakan bahwa

“Saya sendiri yang memilih model rambut ini, tetapi saya meniru salah satu tokoh

idola saya yang mana tokoh itu seorang vokalis kelas atas di kanca dan balantika

music indonisia yang banyak di senangi para remaja khususnya remaja

perempuan yaitu vokalis D’masiv (Rian)”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Menurut eko Hartono 16 tahun, pelajar sekolah menengah kejuruan 2 surakarta

mengatakan bahwa alasan melakukan dan milih model rambut adalah:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

“Saya sendiri yang memilih model rambut ini, akan tetapi saya berkiblat kepada

salah satu personil band wali yang mana dia perperan sebagai melodinya yaitu

apoy”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Akbar Yasin Sigitson 17 tahun seorang pelajar, mengatakan bahwa:

“Ya Saya sendiri yang memilih model rambut ini atas dasar masukan dari teman-

teman salain itu juga atas dasar tokoh idola saya selama ini tokoh itu merupakan

pemain film internasional yaitu Thomkrus”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Hal ini sesuai dengan pernyataan Septian Pradana 17 tahun, jurusan mesin ini

mengatakan:

“Ya saya sendiri yang memilih model rambut ini atas dasar tokoh idola saya

yang mana tokoh itu merupakan salah satu pemain dan kapten tiem nasional yang

menjadi dambaan para penggemar sepak bola yaitu adalah Bambang

Pamungkas”

(hasil wawancara tanggal 19 April 2011)

Sementara itu Ruben Gutama 13 tahun pelajar, mengatakan bahwa:

“Ya saya sendiri yang memilih model rambut seperti ini akan tetapi saya

mengambil dari tokoh idola saya yang mana tokoh ini adalah salah satu penyanyi

popasal Kanada luar negeri yang sangat populer di kalangan remaja Indonesia

yaitu Justin Bieber”

(hasil (wawancara tanggal 20 April 2011)

Sementara itu Rachamad Dewanto 16 tahun pelajar, mengatakan bahwa:

“Ya saya sendiri yang memilih model rambut ini dan mengikuti trend dan model

rambut zaman sekarang, selain mengikuti trend dan model rambut saya meniru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

tokoh idola saya yang merupakan salah satu personil band Indonesia J’Rock

yaitu Iman.”

(hasil wawancara tanggal 24 April 2011)

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden yang memilih model rambut

ketika potong rambutnya dapat peneliti simpulkan bahwa orang-orang yang mendorong

dan mendukung responden untuk melakukan dan memilih model rambut adalah diri

sendiri, teman-teman dan banyak yang mengikuti model dan trend zaman sekarang. Dan

para responden banyak yang mengikuti model rambut para idolanya perilaku ini

menunjukkan perilaku remaja dalam melakukan dan memilih model rambut.

Adapun matriks tentang orang yang mendorong remaja untuk melakukan dan

memilih model rambutnya, membuat remaja tertarik untuk mengikutinya, yaitu:

Tabel 2 Orang yang mendorong remaja untuk melakukan dan memilih model rambut

No Nama Usia

Orang yang mendorong remaja untuk melakukan dan

memilih model rambut

1. Martin 21 Diri sendiri berdasarkan tokoh idola.

2. Fery

Sanjaya

17 Diri sendiri berdasarkan tokoh idola serta masukan teman-

teman.

3. Eko

Hartono

16 Diri sendiri dan berkiblat kepada tokoh idola.

4. Akbar yasin

Sigitson

17 Diri sendiri dan menirukan gaya tokoh idola serta dorongan

dari orang tua

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Sumber : Data primer, diolah April 2011

b) Trend dalam majalah dan gambar-gambar membuat remaja tertarik untuk

mengikutinya.

Hasil wawancara mengenai apakah trend rambut dalam majalah dan gambar-

gambar merupakan faktor yang mendorong remaja untuk memilih model rambut, adalah

sebagai berikut:

Menurut Martin 21 tahun mahasiswa Indo Teknih Surakarta mengatakan sebagai

berikut:

“Tidak, saya tidak tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan gambar-

gambar karna inilah style atau gaya hidup saya”.

(hasil wawancara tanggal 09 Maret 2011)

Sementara Fery Sanjaya 17 tahun, seorang pelajar, mengatakan bahwa

“Ya, saya tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan gambar-

gambar dan mengikutinya sebagaimana para remaja-remaja banyak

mengikutinya biar dapat pacar”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

5. Septian

Pradana

17 Diri sendiri serta dorongan pacar

6. Ruben

Gutama

13 Tuntutan peraturan sekolah.

7. Rachmad

Dewanto

16 Masukan teman-teman sekolah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Menurut eko Hartono 16 tahun, pelajar sekolah menengah kejuruan 2 surakarta

mengatakan bahwa alasan melakukan dan milih model rambut adalah:

“Tidak, saya tidak tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan

gambar-gambar karna saya tidak suka majalah dan gambar”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Akbar Yasin Sigitson 17 tahun seorang pelajar, mengatakan bahwa:

“Tidak, dapat memungkiri saya sebagai pelajar harus mengikuti trend dan model

rambut masa kini”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Hal ini sesuai dengan pernyataan Septian Pradana 17 tahun, jurusan mesin ini

mengatakan:

“Tidak, saya tidak tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan

gambar-gambar karna tidak ada yang bagus untuk rambut saya”

(hasil wawancara tanggal 19 April 2011)

Sementara itu Ruben Gutama 13 tahun pelajar, mengatakan bahwa:

“Kebanyakan saya tidak mengikuti trend rambut dalam majalah dan gambar-

gambar lebih suka ikut model rambut teman-teman saja”

(hasil (wawancara tanggal 20 April 2011)

Sementara itu Rachamad Dewanto 16 tahun pelajar, mengatakan bahwa:

“Ya saya tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan gambar-

gambar seperti model arajobo yang ada dan populer di Jepang”

(hasil wawancara tanggal 24 April 2011)

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden yang memilih model rambut

ketika potong rambutnya dapat peneliti simpulkan bahwa trend rambut dalam majalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

dan gambar-gambar tidak berperan besar dalam mengubah perilaku remaja dalam

melakukan dan memilih model rambut.

Adapun matriks tentang trend rambut dalam majalah dan gambar-gambar

membuat remaja tertarik untuk mengikutinya, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 3

Trend Rambut Dalam Majalah Dan Gambar-Gambar membuat remaja tertarik untuk mengikutinya

No Nama Usia Trend rambut

1. Martin 21 tidak tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan

gambar-gambar.

2. Fery Sanjaya 17 Tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan

gambar-gambar dan mengikutinya

3. Eko Hartono 16 Tidak tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan

gambar-gambar karna saya tidak suka majalah dan gambar

4. Akbar yasin

Sigitson

17 Tidak, dapat memungkiri saya sebagai pelajar harus

mengikuti trend dan model rambut masa kini

5. Septian Pradana 17 Tidak tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan

gambar-gambar karna tidak ada yang bagus untuk rambut

saya

6. Ruben Gutama 13 Tidak mengikuti trend rambut dalam majalah dan gambar-

gambar lebih suka ikut model rambut teman-teman saja

7. Rachmad Dewanto 16 Tertarik dengan model rambut yang ada di majalah dan

gambar-gambar seperti model arajobo yang ada dan populer

di Jepang

Sumber : Data primer, diolah April 2011

c) Model rambut tokoh atau artis dalam media televise menjadi motivasi untuk

melakukan potong rambut

Hasil wawancara mengenai model rambut tokoh atau artis dalam media televisi

merupakan faktor pendorong untuk melakukan potong rambut, adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Menurut Martin 21 tahun mahasiswa Indo Teknih Surakarta mengatakan sebagai

berikut:

“Model rambut tokoh atau artis dalam televise Tidak memotivasi saya untuk

melakukan potong rambut karna setiap orang mempunyai gaya hidup masing-

masing, ya inilah gaya hidup saya (is my style).”.

(hasil wawancara tanggal 09 Maret 2011)

Sementara Fery Sanjaya 17 tahun, seorang pelajar sekolah menengah kejuruan

Bhineka Karya Surakarta, dia mengatakan bahwa alasan melakukan dan memilih model

rambut yaitu:

“Model rambut tokoh atau artis dalam televise sangat memotivasi saya untuk

melakukan potong rambut gara-gara lihat model rambut vokalis band D’masiv

(Rian)”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Menurut eko Hartono 16 tahun, pelajar sekolah menengah kejuruan 2 surakarta

mengatakan bahwa alasan melakukan dan milih model rambut adalah:

“Model rambut tokoh atau artis dalam televise Tidak memotivasi saya untuk

melakukan potong rambut karna lebih suka potong rambut dengan kemauan

sendiri.”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Akbar Yasin Sigitson 17 tahun seorang pelajar Sekolah Menengah Atas Negri 6

mengatakan bahwa:

“Ya saya ikuti kalau artis dan tokoh itu adalah tokoh yang saya idolakan”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Hal ini sesuai dengan pernyataan Septian Pradana 17 tahun pelajar Sekolah

Menengah kejuran Bhineka Karya Surakarta jurusan mesin ini mengatakan:

“Model rambut tokoh atau artis dalam televise Tidak memotivasi saya untuk

potong rambut karna ini model rambut saya sendiri”

(hasil wawancara tanggal 19 April 2011)

Sementara itu Ruben Gutama 13 tahun pelajar Sekolah Menengah Pertama

Kristen 1 Surakarta yang mengatakan bahwa:

“Tidak mengikuti model rambut artis dalam Televisi karna sudah ada dan

banyak yang menirunya saya pengen tampil beda dari orang lain”

(hasil (wawancara tanggal 20 April 2011)

Sementara itu Rachamad Dewanto 16 tahun pelajar Sekolah Menengah Atas Batik

2 Surakarta ini mengatakan bahwa:

“Ya sangat memotivasi saya untuk potong rambut seperti pemain band J’Rock

Iman”

(hasil wawancara tanggal 24 April 2011)

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden remaja yang melakukan dan

memilih model rambut ketika potong rambutnya dapat peneliti simpulkan bahwa model

rambut artis dan tokoh dalam media televisi tidak berpengaruh besar atau memotivasi

pada remaja untuk melakukan dan memilih model rambut.

Adapun matriks tentang model rambut artis dan tokoh dalam media televise

menjadi motivasi remaja dalam melakukan dan memilihmodel rambut, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Tabel 4

Model rambut artis dan tokoh memotivasi remaja dalam melakukan dan memilih model rambut

Sumber : Data primer, diolah April 2011

No Nama Usia Model rambut tokoh atau artis memotivasi untuk

potong rambut

1. Martin 21 Model rambut tokoh atau artis dalam televisi Tidak

memotivasi.

2. Fery

Sanjaya

17 Model rambut tokoh atau artis dalam televise sangat

memotivasi.

3. Eko

Hartono

16 Model rambut tokoh atau artis dalam televise Tidak

memotivasi

4. Akbar

yasin

Sigitson

17 mengikuti kalau artis dan tokoh itu adalah tokoh idola

5. Septian

Pradana

17 Tidak memotivasi.

6. Ruben

Gutama

13 Tidak mengikuti model rambut artis dalam Televisi

7. Rachmad

Dewanto

16 . Sangat memotivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Agar lebih jelas dari uraian di atas mengenai berbagai faktor-faktor yang

mendorong remaja melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya,

dapat peneliti sajikan matriks sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 5

Faktor-Faktor Yang Mendorong Remaja Melakukan dan Memilih Model Rambut Sesuai Dengan Tokoh Idolanya

No Nama Orang yang mendorong remaja untuk melakukan dan memilih

model rambut

Trend Rambut Dalam Majalah Model Rambut Artis

1. Martin Diri sendiri berdasarkan tokoh idola. tidak tertarik dengan model rambut

yang ada di majalah dan gambar-

gambar.

Model rambut tokoh atau artis dalam

televisi Tidak memotivasi.

2. Fery

Sanjaya

Diri sendiri berdasarkan tokoh idola

serta masukan teman-teman.

Tertarik dengan model rambut yang

ada di majalah dan gambar-gambar

dan mengikutinya.

Model rambut tokoh atau artis dalam

televise sangat memotivasi.

3. Eko

Hartono

Diri sendiri dan berkiblat kepada

tokoh idola.

Tidak tertarik dengan model rambut

yang ada di majalah dan gambar-

gambar.

Model rambut tokoh atau artis dalam

televise Tidak memotivasi

4. Akbar Diri sendiri dan menirukan gaya tokoh Untuk mengikuti trend dan model mengikuti kalau artis dan tokoh itu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

yasin

Sigitson

idola serta dorongan dari orang tua. rambut masa kini adalah tokoh idola

5. Septian

Pradana

Diri sendiri serta dorongan pacar. tidak tertarik dengan model rambut

yang ada di majalah dan gambar-

gambar.

Tidak memotivasi.

6. Ruben

Gutama

Tuntutan peraturan sekolah.

Tidak mengikuti trend rambut dalam

majalah dan gambar-gambar

Tidak mengikuti model rambut artis

dalam Televisi.

7. Rachmad

Dewanto

Masukan teman-teman sekolah Tertarik dengan model rambut yang

ada di majalah dan gambar-gambar

Sangat memotivasi.

Sumber : Data primer, diolah April 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

3. Tujuan remaja melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh

idolanya

Berkaitan dengan tujuan yang mendorong remaja melakukan dan memilih model

rambut menurut responden yang bernama Martin 21 tahun mahasiswa Indo Teknih

Surakarta mengatakan sebagai berikut:

“Yang memotivasi dan mendorong saya untuk melakukan potong rambut agar

saya lebih berpenampilan PD (percaya diri) dan lebih kelihatan maco”.

(hasil wawancara tanggal 09 Maret 2011)

Sementara Fery Sanjaya 17 tahun, seorang pelajar sekolah menengah kejuruan

Bhineka Karya Surakarta, dia mengatakan bahwa alasan melakukan dan memilih model

rambut yaitu:

“ingin mengikuti model-model dan trend-trend di televise dan mencari model dan

trend yang baru”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Menurut eko Hartono 16 tahun, pelajar sekolah menengah kejuruan 2 surakarta

mengatakan bahwa alasan melakukan dan milih model rambut adalah:

“biar menjadi rapi dan enak di pandang oleh orang banyak karna sebelumnya

tidak rapi dan mengikuti trend di kalangan remaja”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Akbar Yasin Sigitson 17 tahun seorang pelajar Sekolah Menengah Atas Negri 6

mengatakan bahwa:

“Karna tuntutan peraturan sekolah, saya sebagai pelajar harus mengikuti dan

patuh kepada peraturan yang ada di sekolah”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Hal ini sesuai dengan pernyataan Septian Pradana 17 tahun pelajar Sekolah

Menengah kejuran Bhineka Karya Surakarta jurusan mesin ini mengatakan:

“Karna model rambutnya bagus untuk diikuti serta pas dan cocok buat saya dan

untuk bergaya”

(hasil wawancara tanggal 19 April 2011)

Sementara itu Ruben Gutama 13 tahun pelajar Sekolah Menengah Pertama

Kristen 1 Surakarta yang mengatakan bahwa:

“Biar saya lebih percaya diri dan tampil beda dari orang lain”

(hasil (wawancara tanggal 20 April 2011)

Sementara itu Rachamad Dewanto 16 tahun pelajar Sekolah Menengah Atas Batik

2 Surakarta ini mengatakan bahwa:

“Saya ingin berpenampilan diri layaknya seperti artis yang ada di telivisi yang

menjadi sorotan orang banyak”

(hasil wawancara tanggal 24 April 2011)

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden remaja yang melakukan dan

memilih model rambut ketika potong rambut dapat peneliti simpulkan bahwa tujuan

remaja melakukan dan memilih model rambut adalah untuk mengikuti trend dan model

rambut masa kini, agar lebih percaya diri ketika bersosialisasi dan bergaul dengan teman-

temannya, juga untuk mematuhi peraturan sekolah

Adapun matriks tentang tujuan remaja dalam melakukan dan memilih model

rambut sesuai dengan tokoh idolanya, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 5

Faktor-Faktor Yang Mendorong Remaja Melakukan dan Memilih Model Rambut Sesuai Dengan Tokoh Idolanya

No Nama Orang yang mendorong remaja untuk melakukan dan memilih

model rambut

Trend Rambut Dalam Majalah Model Rambut Artis

1. Martin Diri sendiri berdasarkan tokoh idola. tidak tertarik dengan model rambut

yang ada di majalah dan gambar-

gambar.

Model rambut tokoh atau artis dalam

televisi Tidak memotivasi.

2. Fery

Sanjaya

Diri sendiri berdasarkan tokoh idola

serta masukan teman-teman.

Tertarik dengan model rambut yang

ada di majalah dan gambar-gambar

dan mengikutinya.

Model rambut tokoh atau artis dalam

televise sangat memotivasi.

3. Eko

Hartono

Diri sendiri dan berkiblat kepada

tokoh idola.

Tidak tertarik dengan model rambut

yang ada di majalah dan gambar-

gambar.

Model rambut tokoh atau artis dalam

televise Tidak memotivasi

4. Akbar Diri sendiri dan menirukan gaya tokoh Untuk mengikuti trend dan model mengikuti kalau artis dan tokoh itu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

yasin

Sigitson

idola serta dorongan dari orang tua. rambut masa kini adalah tokoh idola

5. Septian

Pradana

Diri sendiri serta dorongan pacar. tidak tertarik dengan model rambut

yang ada di majalah dan gambar-

gambar.

Tidak memotivasi.

6. Ruben

Gutama

Tuntutan peraturan sekolah.

Tidak mengikuti trend rambut dalam

majalah dan gambar-gambar

Tidak mengikuti model rambut artis

dalam Televisi.

7. Rachmad

Dewanto

Masukan teman-teman sekolah Tertarik dengan model rambut yang

ada di majalah dan gambar-gambar

Sangat memotivasi.

Sumber : Data primer, diolah April 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

4. Pola remaja melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh

idolanya

a) Berapa kali memotong rambut dan model apa yang di pilih oleh remaja

Hasil dari wawancara menunjukkan bahwa berapa kali memotong rambut dan

model apa yang di pilih oleh remaja dalam melakukan potong rambut, hal ini di peroleh

dari data hasil wawancara sebagi berikut:

Menurut Martin 21 tahun mahasiswa Indo Teknih Surakarta mengatakan sebagai

berikut:

“Saya memotong rambut 3 bulan sekali akan tetapi itu tergantung mood

saya, rata-rata 3 bulan sekali, dan Model yang saya pilih sejak dari kelas 1

SMA sampai kuliah dan kerja ini dalah model rambut Muhak”.

(hasil wawancara tanggal 09 Maret 2011)

Sementara Fery Sanjaya 17 tahun, seorang pelajar, mengatakan bahwa

“Saya memotong rambut 2 kali dalam sebulan. Model yang saya pilih

adalah model emo”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Menurut eko Hartono 16 tahun, pelajar sekolah menengah kejuruan 2 surakarta

mengatakan bahwa alasan melakukan dan milih model rambut adalah:

“Saya memotong rambut 1 atau 2 kali dalam sebulan, dan Model yang

saya pilih adalah model biasa yang di atas di cacak sedikit”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Akbar Yasin Sigitson 17 tahun seorang pelajar, mengatakan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

“Saya potong rambut tidak pasti, karna ada 2 faktor: yang pertama

tergantung panjang rambutnya, yang kedua faktor ekonomi atau uang, dan

Model yang saya pilih adalah yang di samping di muhak dan di atas di

cacak”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Hal ini sesuai dengan pernyataan Septian Pradana 17 tahun, jurusan mesin ini

mengatakan:

“Saya memotong rambut 3 kali dalam sebulan dan Model yang saya pilih

adalah muhak”

(hasil wawancara tanggal 19 April 2011)

Sementara itu Ruben Gutama 13 tahun pelajar, mengatakan bahwa:

“Saya memotong rambut 1 kali dalam sebulan dan Model rambut saya

hanya di cacak atau di sasak”

(hasil (wawancara tanggal 20 April 2011)

Sementara itu Rachamad Dewanto 16 tahun pelajar, mengatakan bahwa:

“Saya memotong rambut 3 kali dalam sebulan dan Model yang saya pilih

adalah sasak/cacak, arajobo, emo’.”

(hasil wawancara tanggal 24 April 2011)

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden yang memilih model rambut

ketika potong rambutnya dapat peneliti simpulkan bahwa berapa kali memotong rambut

dan model apa yang dipilih oleh responden dalam melakukan dan memilih model rambut

adalah kebanyakan responden memotong rambutnya 2 sampe 3 kali dalam sebulan, ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

menunjukkan perilaku konsumtif dalam melakukan dan memilih model rambut, dan

model yang meraka pilih adalah Muhak, Emo, Harajoko, dan di sasak atau di cacak.

Adapun matriks tentang berapa kali memotong rambut dan model apa yang di

pilih oleh remaja dalam melakukan dan memilih model rambut ketika potong rambut,

yaitu:

Tabel 7 Berapa kali memotong rambut dan model apa yang di pilih oleh

remaja

Sumber : Data primer, diolah April 2011

No Nama Usia Budaya Berapa kali dan model rambut

1. Martin 21 3 bulan sekali, dan model rambut Muhak.

2. Fery

Sanjaya

17 2 kali dalam sebulan dan Model yang saya pilih adalah model

Emo”

3. Akbar

yasin

Sigitson

17 2 faktor: yang pertama tergantung panjang rambutnya, yang

kedua faktor ekonomi atau uang dan Modelnya adalah yang di

samping di Muhak dan di atas di cacak

4. Eko

Hartono

16 1 atau 2 kali dalam sebulan dan Model yang pilih adalah model

biasa yang di atas di cacak sedikit

5. Septian

Pradana

17 3 kali dalam sebulan dan

Model yang pilih adalah Muhak

6. Ruben

Gutama

13 1 kali dalam sebulan dan Model rambut hanya di cacak atau di

sasak

7. Rachmad

Dewanto

16 3 kali dalam sebulan dan Model yang pilih adalah sasak/cacak,

Harajoko, Emo’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

b) Sejauh mana remaja mengapresiasikan tokoh idolanya ke dalam dirinya

Hasil dari wawancara menunjukkan bahwa sejauh mana remaja mengapresiasikan

tokoh idolanya ke dalam dirinya, hal ini di peroleh dari data hasil wawancara sebagi

berikut:

Menurut Martin 21 tahun mahasiswa Indo Teknih Surakarta mengatakan sebagai

berikut:

“Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh yang saya

idolakan hanya atau Cuman sebatas mengaguminya saja dan yang saya

terapkan dalam diri ini hanya model rambutnya tetapi kepribadiannya,

karakteristik orangnya dan tingkah lakunya saya tidak mengikutinya karna

entar di bilang orang menfoto kopinya.”.

(hasil wawancara tanggal 09 Maret 2011)

Sementara Fery Sanjaya 17 tahun, seorang pelajar, mengatakan bahwa

“Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh yang saya

idolakan hanya mengikuti model rambutnya dan semangat ngebandnya”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Menurut eko Hartono 16 tahun, pelajar sekolah menengah kejuruan 2 surakarta

mengatakan bahwa alasan melakukan dan milih model rambut adalah:

“Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh yang saya

idolakan hanya model rambutnya”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Akbar Yasin Sigitson 17 tahun seorang pelajar, mengatakan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

“Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh yang saya

idolakan hanya meniru model rambut dan menonton film-film”

(hasil wawancara tanggal 16 April 2011)

Hal ini sesuai dengan pernyataan Septian Pradana 17 tahun, jurusan mesin ini

mengatakan:

“Ya saya mengapresiasikan tokoh yang saya idolakan hanya model

rambutnya dan melihat dia di setiap bermain dilapangan hijau dan meniru

gaya dia dalam bermain bola”

(hasil wawancara tanggal 19 April 2011)

Sementara itu Ruben Gutama 13 tahun pelajar, mengatakan bahwa:

“Ya Saya mengikuti tokoh idola hanya model rambutnya saja yang saya

terapkan dalam kehidupan sehari hari”

(hasil (wawancara tanggal 20 April 2011)

Sementara itu Rachamad Dewanto 16 tahun pelajar, mengatakan bahwa:

“Kalau sejauh mana saya mengikuti tokoh idola kerdalam diri saya, sejak

kecil mulai dari SD saya menitu model dan gaya rambutnya juga cara dia

perpenampilan”.

(hasil wawancara tanggal 24 April 2011)

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden yang memilih model rambut

ketika potong rambutnya dapat peneliti simpulkan bahwa sejauh mana responden

mengapresiasikan tokoh idola ke dalam dirinya adalah sebatas meniru dan mengikuti

model rambutnya saja ini menunjukkan perilaku konsumtif dalam melakukan dan

memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Adapun matriks tentang sejauh mana remaja mengapresiasikan tokoh idola ke

dalam dirinya sendiri, yaitu:

Tabel 8 Sejauh mana remaja mengapresiasikan tokoh idolanya ke dalam dirinya

No Nama Usia Sejauh mana remaja mengapresiasikan tokoh idolanya

ke dalam dirinya

1. Martin 21 Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh

yang saya idolakan hanya atau Cuman sebatas

mengaguminya saja dan yang saya terapkan dalam diri ini

hanya model rambutnya tetapi kepribadiannya,

karakteristik orangnya dan tingkah lakunya saya tidak

mengikutinya karna entar di bilang orang menfoto kopinya.

2. Fery Sanjaya 17 Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh

yang saya idolakan hanya mengikuti model rambutnya dan

semangat ngebandnya

3. Akbar yasin

Sigitson

17 Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh

yang saya idolakan hanya meniru model rambut dan

menonton film-film

4. Eko Hartono 16 Saya mengapresiasikan atau sejauh mana mengikuti tokoh

yang saya idolakan hanya model rambutnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Sumber : Data primer, diolah April 2011

Agar lebih jelas dari uraian di atas mengenai pola remaja dalam melakukan dan

memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya, dapat peneliti sajikan matriks

sebagai berikut:

5. Septian

Pradana

17 Ya saya mengapresiasikan tokoh yang saya idolakan hanya

model rambutnya dan melihat dia di setiap bermain

dilapangan hijau dan meniru gaya dia dalam bermain bola

6. Ruben

Gutama

13 Ya Saya mengikuti tokoh idola hanya model rambutnya

saja yang saya terapkan dalam kehidupan sehari hari

7. Rachmad

Dewanto

16 Kalau sejauh mana saya mengikuti tokoh idola kerdalam

diri saya, sejak kecil mulai dari SD saya menitu model dan

gaya rambutnya juga cara dia perpenampilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Tabel 9

Pola Remaja Melakukan Dan Memilih Model Rambut Sesuai Dengan Tokoh Idolanya

No Nama Berapa kali Model rambut Sejauh mana remaja

mengapresiasikan tokoh idolanya ke dalam dirinya

1. Martin 3 kali dalam sebulan Model rambut Muhak Sebatas mengaguminya saja dan

menerapkan dalam diri saya hanya

model rambutnya tetapi

kepribadiannya, karakteristik

orangnya dan tingkah lakunya saya

tidak mengikutinya karna entar di

bilang orang menfoto kopinya.

2. Fery

Sanjaya

2 kali dalam sebulan Model rambut Emo’ Hanya mengikuti model rambutnya

dan semangat ngebandnya

3. Eko

Hartono

1 atau 2 kali dalam sebulan Model rambut Biasa yang diatas

dicacak sedikit

Hanya meniru model rambut dan

menonton film-film

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

4. Akbar

yasin

Sigitson

1 atau 2 kali dalam sebulan Model rambut Muhak dan yang diatas

dicacak

Hanya model rambutnya

5. Septian

Pradana

3 kali dalam sebulan Model rambut Muhak Hanya model rambutnya dan melihat dia di setiap bermain dilapangan hijau dan meniru gaya dia dalam bermain bola

6. Ruben

Gutama

1 atau 2 kali dalam sebulan Model rambut Muhak cacak Di pengaruhi media massa untuk

mengikuti tokoh idola.

7. Rachmad

Dewanto

3 kali dalam sebulan Model rambut Harajoko dan Emo’ Menjadi inspirasi untuk mengikuti

tokoh idola.

Sumber : Data primer, diolah April 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

67

5. Perilaku Konsumtif remaja dalam melakukan dan memilih model rambut

sesuai tokoh idolanya saat potong rambut

Dalam perkembangan jaman yang serba maju ini, masyarakat kita dibombardir

dengan berbagai macam barang dan jasa hasil dari produksi industri. Apalagi ditambah

dengan perkembangan teknologi komunikasi yang memungkinkan masyarakat menerima

informasi dengan begitu luas dan mudah. Fenomena ini kadang kala membuat jarak yang

memisahkan dua daerah ataupun Negara terasa dekat. Lihat saja sekarang seseorang tidak

lagi mengalami kesulitan dalam hal komunikasi untuk mencari teman dari lain Negara

karena adanya teknologi internet. Atau pengetahuan masyarakat tentang produk dari luar

negeri lewat iklan-iklan yang ditayangkan di media massa.

Dengan terpaan dunia industry kepada masyarakat, baik itu lewat media massa

ataupun pertokoan, maka tidak asing lagi bila masyarakat kita sekarang ini mempunyai

berbagai macam kebutuhan hidup, seperti apa yang di tulis oleh sebuag media massa,

bahwa pembangunan bukan saja membuka kegiatan baru, tetapi juga memungkinkan

terjadinya barang dan kebiasaan konsumtif yang lebih banyak jumlah dan ragamnya serta

membuka kesempatan untuk menikmati (Prisma, No 10 Nvember 19768).

Perkembangan akan kebutuhan manusia yang semakin banyak tersebut pada

akhirnya akan melahirkan masyarakat yang cenderung bersifat konsumtif. Konsumtif

sendiri mempunyai arti, penggunaan barang atau jasa bukan lagi pada fungsi utama dari

barang kebutuhan, tetapi lebih kepada keinginan dan kesenangan semata untuk

mengekspresikan status yang dimiliki oleh masyarakat. Dari perngertian ini konsumtif

bisa diartikan bahwa pembelian atau pemakaian barang atau jasa karena seseorang senang

bukan karena mereka butuh akan barang tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

68

B. Pembahasan

Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat

dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status

sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai seseorang dalam

bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Terutama

bagaimana dia ingin dipersepsikan orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan

dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain. Berkaitan dengan status

sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol

status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsi.

Gaya hidup, trend dan mengkonsumsi sesuatu merupakan bentuk aktualisasi diri

sekaligus dianggap sebagai simbol status tertentu. Hal ini menyebabkan, ketika seseorang

melakukan konsumsi, harga tidak lagi dipersoalkan. Hal ini dapat dilihat dari informan

yang sampai beberapa kali melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh idolanya.

Mereka menganggap itu adalah gaya hidup mereka, gaya hidup yang mampu membuat

mereka merasa puas, nyaman dan mereka lebih bersemangat untuk menjalani kembali

rutinitas kegiatan mereka.

Gaya hidup yang dihasilkan melalui proses melakukan dan memilih model rambut

sesuai tokoh idolanya menjadi sebuah identifikasi baru bagi kaum remaja, seperti

keinginan untuk meniru perilaku ataupun juga menjalin penampilan. Ketika mengaspirasi

sebuah model rambut tertentu, remaja cenderung akan mengimitasikan segala sesuatu

yang mereka anggap keren dan gaul. Kegiatan ini berbentuk sebuah hasrat potensial yang

mampu membentuk karakter serta identitas baru bagi kaum remaja, dengan gaya hidup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

69

konsumerisme yang terbilang tinggi dan dengan frekuensi resapan muatan model rambut

yang tinggi pula, remaja menjadi obyek sasaran industri multibilyner ini.

Pubertas merupakan satu tahapan untuk menuju gerbang kedewasaan. Untuk

menjalani kehidupan ini, mereka memerlukan jati diri. Terkadang ada remaja yang

kesulitan dalam mencari jati diri mereka, namun tak jarang ada remaja yang mampu

mengenal diri mereka masing-masing. Dalam tahapan mengenal jati diri tersebut, tak ayal

mereka memerlukan model yang mereka anggap mampu menggambarkan jati diri

mereka.

Model ini disebut dengan idola. Banyak remaja yang mengimitasi idola mereka.

Para remaja ingin dianggap sama seperti idola mereka yang kebanyakan notabenenya

merupakan orang-orang hebat ataupun yang mereka anggap memiliki kelebihan sehingga

menimbulkan kecenderungan untuk mengidolakannya. Tak jarang para remaja mengikuti

bahkan berusaha menyamai para idola mereka. Bagi yang fanatik, mereka akan

melakukan apa saja demi sang idola. Mereka rela merubah image mereka hanya agar

mereka bisa mirip dengan sang idola. Tak jarang kita menemui penggemar yang meniru

gaya rambut, gaya berpakaian, bahkan gaya berjalan dan gaya berbicara idola mereka.

Bahkan ada juga penggemar yang rela merogoh sakunya untuk membeli benda-benda

yang dimiliki oleh idola mereka. Banyak remaja yang terpengaruh oleh hadirnya para

idola. Ironisnya, bukannya menemukan jati diri, mereka malah terjebak dalam jati diri

orang lain. Namun ada juga remaja yang termotivasi oleh idola mereka. Hal ini juga

tergantung pada individu remaja tersebut. Bagaimana cara mereka untuk mengatasi rasa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

70

kagum yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan efek positif dalam kehidupan

mereka.

Remaja pada umumnya memiliki kegemaran-kegemaran baru yang dianggap

trendy pada lingkungan sekitarnya. Apapun yang update maka itulah yang patut di

contoh. Hal yang paling mudah dilihat adalah cara berpakaian dan jenis busana yang

sedang trend.

Sebut saja tokoh-tokoh idola remaja masa kini, maka seringkali gaya berpakaian

dan pilihan busana pun tidak jauh dari yang sedang in.Sebut saja gaya busana Harajuku

style yang dipopulerkan oleh Agnes Monica melalui busana-busana aksi panggungnya.

Gaya busana macam ini sebetulnya adalah gaya busana dari Jepang yang tidak memiliki

aturan.

Tidak perlu harus pusing dengan mix and match. Walaupun orang-orang dengan

selera konvensional sering menganggap bahwa gaya busana ini terlihat ‘nyeleneh’ namun

ini mewakili gaya remaja yang suka menabrak aturan dan Agnes Monica berhasil

membawa ini menjadi trend remaja saat ini. Belum lagi gaya rambut yang juga digunting

berantakan dan diwarna sana sini terutama dengan warna mencolok.

Coba saja kita tengok gaya anak muda saat ini, terutama yang bermukim di kota-

kota besar yang lebih mudah mengakses perkembangan informasi melalui media masa

elektronik. Bila saja sekolah tidak melarang penggunaan cat rambut pada anak usia

sekolah, maka tak pelak lagi gaya rambut macam ini akan banyak dipakai dalam

keseharian oleh para anak muda saat ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

71

Begitu pula ketika Melly Goeslow meluncurkan Bukan Bintang Biasa yang juga

mempopulerkan salah satu personilnya yang bernama Ayu Sita. Gaya rambut gadis yang

satu ini banyak digandrungi para remaja putri bahkan rekan-rekan sesama artisnya seperti

Thalita Latief dan Intan Ayu. Begitu pula saat Dian sastro memotong pendek rambutnya

dengan model bob. Saat itu mulailah para artis meniru gaya rambut seperti ini dengan

model bob yang tidak simetris. Bahkan yang terbaru, pentolan grup duo Ratu pun

menggunakan potongan rambut serupa dan artis cantik Bunga Citra Lestari pun tidak mau

ketinggalan.

Tidak hanya gaya busana dan model rambut yang menjadi kegemaran para

remaja. Kecenderungan untuk mencari-cari jati diri membuat mereka banyak melihat

sekitarnya. Manakala ada yang mencolok dan menarik di mata mereka, maka dicobalah

gaya tersebut. Pemakaian aksesoris pun juga menarik untuk disimak.

Manakala pada zaman mode untuk menggunakan jam tangan dengan bentuk besar

mencolok, maka para remaja baik putra maupun putri pada berbondong-bondong

menggunakan jam tangan model seperti itu. Dan pemakaian merk tertentu yang sedang

‘in’ pun menunjukan level mereka dimata lingkungan sosialnya. Cukup dengan

penampilan, lalu apa saja yang digemari para remaja untuk dilakukan? Umumnya para

remaja di kota-kota besar lebih konsumtif dibandingkan dengan para remaja di daerah

kecil atau pun di pedesaan. Sedikitnya pilihan tempat rekreasi yang bernuansa alam dan

natural, para remaja di perkotaan cenderung banyak menghabiskan waktunya di mall-

mall besar. Bilamana uang saku mencukupi, maka bisa dikata kalau hampir setiap hari

mereka pergi dan jalan-jalan di pusat perbelanjaan. Bisa saja membeli pakaian model

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

72

terbaru, membeli asesoris terbaru atau hanya mainan-mainan kecil yang lucu. Apa saja

dibeli di mall. Tidak cukup hanya itu, mall juga lebih menarik digunakan sebagai tempat

makan bersama teman-teman sebaya dibandingkan makan bersama di rumah dengan

keluarga.

Mungkin para remaja zaman sekarang lebih familiar dengan rasa makanan di mall

daripada masakan di dapur sendiri. Porsi menghabiskan waktu di mall bisa dibilang

cukup besar dibandingkan waktu mereka untuk kegiatan ekstra kurikuler sekolah atau les

tambahan untuk mata pelajaran sekolah. Makanan yang digemari para remaja secara

otomatis lebih cenderung pada makanan jenis fast food yang banyak beredar di mall-mall

seperti MacDonald, Kentucky, Pizza, donuts dan lain sebagainya. Bagaimanapun juga

keasyikan hang out di luar rumah lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu di

rumah bersama keluarga.

Hal ini banyak mempengaruhi pilihan mereka akan gaya hidup dan selera.

Makanan dan minuman adalah contoh yang sangat significant mengenai hal yang satu ini.

Menemani kegemaran mengkonsumsi makanan junk food, maka minuman soda pun

menjadi kegemaran remaja saat ini. Bila mengkonsumsi buah, mereka pasti cenderung

memilih mengkonsumsinya dalam bentuk jus, es buah atau yang sejenisnya daripada

memakan buah segar seperti yang dianjurkan oleh ahli gizi. Cepat dan instant mungkin

itulah moto mereka.

Hiburan yang digemari saat ini juga mengacu banyak pada perkembangan

tehnologi dan sangat jarang kita lihat remaja saat ini suka membaca buku atau pun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

73

menulis. Para remaja, bila berada di rumah, pasti kalau tidak menonton tv, dvd akan main

playstation dengan game-game baru yang seru. Bila melakoni kegemaran yang satu ini,

bisa berjam-jam mereka habiskan di depan TV tanpa ingat melalukan hal-hal lainnya,

apalagi yang namanya belajar. Selain itu, mereka juga menyukai permainan game online

di komputer dan menelusuri dunia maya melalui akses internet. Dengan yang satu ini,

mereka mulai suka chatting dan menjalin komunikasi dengan teman-teman baru mereka

melalui jaringan ‘friendster’. Kata mereka ‘cupu’ banget deh kalo ga kenal istilah

‘friendster’.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa gaya hidup anak remaja kini sangat berbeda

dengan gaya hidup anak remaja dulu. Kalau dulu, anak remajanya tidak mengenal yang

namanya narkoba, komputer, HP (Hand Phond), fashion, atau berbagai macam model

pakaian. Kini justru sebaliknya. Anak remaja, atau istilah lainnya ABG (Anak Baru

Gede) justru bergelut dengan hal-hal tersebut. Dan menjadi gaya hidup mereka tiap

harinya. Maka apa yang pernah dikatakan oleh filsuf Baudrillard beberapa abad lalu

memang ada kebenaranya. Menurutnya, gaya hidup manusia jaman kini dibentuk oleh

pabrik-pabrik imajinasi seperti fashion, komputer, HP, dll. Bukan oleh nilai-nilai moral

yang beberapa dekade lalu mendapat tempat istimewa dalam kehidupan manusia. Karena

itu, apa yang telah diwanti-wanti oleh beliau memang tepat, dan benar. Yang mana hal

tersebut dapat kita temukan dalam gaya hidup remaja masa kini.

Terjadinya perubahan gaya hidup (life style) anak remaja masa kini tak terlepas

dari perubahan budaya, pola pikir yang dianut oleh masyarakat bersangkutan. Kini anak

remaja lebih senang dengan hal-hal yang serba instan, pragmatis, dan cenderung kebarat-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

74

baratan. Hal itu dapat kita lihat dalam bentuk rambut, pakaian, maupun sepatu, dll. Itu

dimungkinkan karena alam modern menyediakan berbagai macam alternatif dalam

kehidupan. Manusia tinggal memilih mana yang suka, dan tidak suka, cocok dan tidak

cocok. Akibatnya sangat fatal. Budaya asli yang dulu menjadi tonggak budaya

masyarakat menjadi terkubur oleh budaya baru yaitu budaya modern yang tidak lain

adalah budaya barat. Contoh yang paling praktis adalah kebaya. Pada jaman dulu Kebaya

menjadi salah satu pakaian istimewa, favorit di masyarakat kita. Setiap ada upacara besar

pun kebaya tidak pernah luput dari mata. Namun seiring dengan berkembangnya jaman

yang makin maju, terbuka kebaya lama kelamaan dtinggalkan oleh masyarakat. Dan

beralih ke bentuk pakaian-pakaian yang lebih simple, praktis, dan memberi warna

tersendiri bagi setiap orang yang menggunakannya. Selain dalam hal pakaian, gaya hidup

anak remaja masa kini memang lebih maju, terbuka dibandingkan dengan jaman dulu.

Pola pikir, cara bertindak, dan cara berbicara pun sangat dipengaruhi oleh gaya hidup

modern yang tidak lain adalah generalisasi budaya barat itu sendiri. Itu semua adalah sisi

positif dari lahirnya budaya maju. Dan sisi-sisi positif gaya hidup modern tersebut tidak

terbantahkan lagi. Akan tetapi kita juga jangan lupa bahwa di mana ada sisi positif, maka

sisi negatifnya juga pasti ada. Begitu juga dalam hal gaya hidup modern. Gaya hidup

modern selain memberi nilai-nilai positif, juga mengakibatkan sisi negatif yang tidak

kalah bahayanya.

Urusan gaya hidup bukan pula hanya untuk orang berduit. Bukankah orang yang

miskin sekalipun masih bisa mencomot dan memakai model gaya hidup tertentu.

meskipun hanya bersandiwara, meniru-niru atau pura-pura. Seperti halnya orang berduit

juga bisa berlagak sok miskin. Bukan karena penganut ideologi hemat atau asketisme tapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

75

karena pilihan gaya. Dalam masyarakat mutakhir seringkali soal citra rasa dan gaya hidup

sudah tidak jelas lagi batas-batasnya. Gaya hidup bukan monopoli suatu kelas, tapi sudah

lintas kelas. Mana yang kelas atas/menengah/bawah sudah bercampur baur dan terkadang

di pakai bergonta ganti gaya hidup juga merupakan proyek reflektif dan pengguna

fasilitas konsumen secara sangat kreatif. Dalam pengertian bahwa gaya hidup perlu

keterbukaan yang tidak terbatas terhadap makna-makna gaya hidup dalam konteks

apapun (Chaney, 1996: 11-13)

Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern, atau yang biasa di sebut

modernitas. Siapapun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan

tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya

hidup adalah pola-pola tindakan yang menbedakan antara satu orang dengan orang lain.

Gaya hidup merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari dunia modern dan berfungsi

dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak dapat di pahami oleh meraka yang

tidak hidup dalam masyarakat modern (Chaney, 1996: 40-41)

Gaya hidup sebenarnya merupakan sutau rangkuman dan keseluruhan dari cara,

tata, kebiasan, pilihan, serta obyek-obyek yang mendukungnya, yang mana pelaksananya

berdasarkan oleh sistem atau kepercayaan sistem tertentu, oleh karena gaya hidup

merupakan keseluruhan dari obyek-obyek perilaku sosial yang berkaitan dengan obyek

tersebut, maka dapat di katakan bahwa gaya hidup itu akan menghasilkan konbinasi

obyek-obyek dan sebaliknya obyek-obyek dapat membentuk gaya hidup. Ini termasuk

cara berpakian, gaya makan, jenis bacaan, yang merupakan penumpuhan dari cara

kelompok masyarakat mengenai keadaan sosial ekonomi mereka.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

76

Berkembangnya industri penerbitan khusus anak-anak dan remaja yang telah

menjadi ladang persemain gaya hidup. Majalah-malajah baik pria maupun wanita, yang

di peruntukkan khusus bagi para ABG (anak baru gede) yang mungkin telah gelisah

mencari identitas dan citra diri. Bacaan remaja ini banyak menawarkan gaya hidup

dengan budaya selera di seputar perkembangan trend busana, trend model rambut, prolem

gaul, shooping, yang jelas perlahan tapi pasti akan ikut membentuk budaya kawula muda

(youth culture) yang berorientasi gaya hidup fun.

Gaya hidup modern didukung pula dengan banyaknya media yang mengulas

mengenai trend dan model rambut terbaru yang sedang berkembang di kalangan ramaja

lebih-lebih trend dan model itu di pakai oleh para idola remaja tersebut dalam program

acara televisi dan di muat oleh majalah-majalah ternama sebagai cover depan agar

mendapat perhatian bagi remaja agar dapat membeli dan meniru serta mengikutinya.

Media-media massa tersebut merupakan salah satu pendukung perilaku remaja dalam

melakukan dan memilih model rambut di salon atau potong rambut langgananya.

Dalam penelitian ini, bahwa tindakan remaja dalam mengkonsumsi trend dan

model rambut sesuai tokoh idolanya dilakukan untuk memburu suatu tujuan tertentu,

tujuan yang dicapai ini adalah ingin berpenampilan lebih percaya diri dan mengikuti

trend dan model rambut masa kini merupakan beberapa hal yang berpengaruh terhadap

tingkat komsumsi melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh bidolanya.

Masyarakat konsumen Indonesia mutakhir tampaknya tumbuh beriringan dengan

sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme konsumsi yang ditandai dengan

menjamurnya pusat perbelanjaan bergaya semacam shoaping, mall, industry mode atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

77

fashion, kegandrungan terhadap merek asing, makanan serba instan (fast Food), telepon

seluler (HP) dan tentu saja serbuan gaya hidup lewat indusri iklan dan televisi yang sudah

sampai keruang kita yang paling pribadi.

Pada kebanyakan masyarakat, pemenuhan kebutuhan dilaksanakan berdasarkan

urutan kepentingannya. Dengan demikian terdapat kemungkinan jika kebutuhan pokok

telah terpenuhi maka akan cenderung memenuhi kebutuhan pelengkap lainnya. Bahkan

tidak jarang kebutuhan pelengkap tersebut disetarakan dengan kebutuhan pokok. Remaja

pun demikian, selain mungkin terpengaruh oleh lingkungan pergaulannya dan tuntutan

gaya hidup sehari-hari, karena kebutuan pokok remaja telah terpenuhi oleh orang tua

mereka, maka remaja dengan mudahnya melakukan perilaku konsumtif.

Salah satu bentuk gaya hidup yang dilakukan oleh sebagian kalangan remaja di

Kota Surakarta khususnya di Keluran Sumber adalah melekukan dan memilih model

rambut sesuai dengan tokoh idolanya. Selayaknya status social, gaya hidup dengan

melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya merupakan

penghargaan masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika seseorang telah

mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak ditempatkan pada lapisan tertentu dalam

masyarakatnya. Semua orang diharapkan mempunyai kesempatan yang sama untuk

meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi untuk meraihnya.

Penelitian ini mengunakan pendekatan sosiologis, dalam masyarakat terdapat

hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial. Sebagian

makhuk bermasyarakat. Manusia selalu berkeinginan untuk berinteraksi dengan

sesamanya. Interaksi sosial adalah kunci dari kehidupan sosial, oleh kerna itu tanpa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

78

interaksi sosial tak mungkin ada kehidupan sosial. Pergaulan hidup akan terjadi apabila

orang-orang dan kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara dan

seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama. Maka dapat di katakana bahwa

interaksi sosial adalah dasar dari proses sosial.

Paradigma pokok bahasan sosiologi menurut George Ritzer, meliputi hal-hal

sebagai berikut: fakta sosial, Definisi sosial dan perilaku sosial (Ritzer, 2003:21)

Beberapa faktor yang menjadi penyebab remaja melakukan dan memilih model

rambut sesuai dengan tokoh idolanya pada saat potong rambut yaitu adanya motivasi

untuk lebih percaya diri ketika bersosialisasi dan bergaul dengan teman-temannya, untuk

mengikuti trend dan model rambut masa kini, dan untuk mematuhi peraturan sekolah.

Adanya dorongan dari orang-orang tertentu terutama untuk mengukuti tokoh idola

terhadap remaja yang mau potong rambut, dan majalah-majalah serta gambar-gambar

model rambut tidak berpengaruh besar kepada remaja karena meraka lebih suka dengan

model sendiri.

Bagi Skinner, respon muncul karena adanya penguatan. Ketika dia mengeluarkan

respon tertentu pada kondisi tertentu, maka ketika ada penguataan atas hal tersebut, dia

akan cenderung mengulangi respon tersebut hingga akhirnya dia berespon pada situasi

yang lebih luas. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus

respon akan semakin kuat di beri penguatan. Skinner membagin penguatan ini menjadi

dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan tersebut akan berlangsung

stabil dan menghasilkan perilaku yang menetap. Asumsi dasar teori perilaku sosial

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

79

adalah: behavior is lawful (perilaku memiliki hukum tertentu) behavior can be predicted

(perilaku diramalkan) dan behavior can be controlled (perilaku dapat dikontrol).

Paradigma perilaku sosial dikembangkan oleh B.F Skinner dengan meminjam

pendekatan behaviorisme dari ilmu psikilogi. Ia sangat kecewa dengan dua pradigma

sebelumnya karana dinilai tidak ilmiah, dan dianggap bernuansa mistis. Menurutnya,

obyek study yang konketrealistis itu adalah perilaku manusia yang Nampak serta

kemungkinan perulangannya (behavioral of man and contingencies of reinforcement).

Skinner juga berusaha menghilangkan konsep colunterisme parson dari dalam ilmu

sosial, khususnya sosiologi, yang tergabung dalam paradigma ini adalah teori behavioral

sociology dan teori exchange.

Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah troubles dan issues. Troubles

adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai

pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkuan kehidupan pribadi individu.

Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka

pengangguran itu adalah trouble, masalah individu ini pemecahannya bisa lewat

penimgkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk

yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan

issue, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.

Penelitian ini menggunakan teori aksi yang termasuk di dalamnya paradigma

definisi sosial yang di pelopori oleh Max Weber teori ini menekankan kepada tindakan

social, pemahaman dan penafsiran. Tindakan sosial adalah tindakan yang di lakukan oleh

individu yang diarahkan kepada orang lain. Selain itu, tindakan sosial bisa berupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

80

tindakan yang bersifat membatin karena pengaruh positif dari situasi tertentu atau bisa

juga berupa pengulangan dari tindakan yang sengaja.

Teori aksi di kembangkan oleh Parsons memandang aksi sebagai tanggapan

mekanis terhadap stimulus dan yang lebih penting adalah norma dan nilai sosial yang

menuntun dan menilai perilaku individu itu sendiri. Menurut teori ini individu di pandang

sebagai aktor yang memburu tujuan tertentu. Selain itu aktor yang memiliki alternatif

cara, teknik dan alat dalam mencapai tujuan yang ingin diraih. Dalam mencapai tujuan

seringkali individu mendapatkan mengaruh positif ataupun kendala dari situasi dan

kondisi yang membatasi pencapian tujuan.

Dalam penelitian ini perilaku melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh

idola oleh kalangan remaja di Kelurahan Sumber di pandang sebagai tujuan yang ingin di

capai oleh individu khususnya remaja di Kelurahan Sumber. Hal ini bertujuan sebagai

pemenuhan kebutuhan akan hiburan dan meningkatkan gengsi atau presige mereka dan

sebagai pemenuhan terhadap tuntutan trend gaya hidup. Asumsi yang mengatakan bahwa

tindakan individu yang dilakukan bukanlah tanpa tujuan sangat berkaitan apa yang

dilakukan oleh kalangan remaja khususnya di Kelurahan Sumber. Selain itu kendala

situasi dan kondisi yang mendukung ataupun membatasi individu dalam mencapai tujuan

tertentu juga diungkapkan dalam penelitian ini. Maka dengan kondisi seperti ini dapat

dikatakan bahwa perilaku konsumtif memilih model rambut sesuai dengan tokoh

idolanya yang dilakukan oleh kalangan remaja di Kelurahan Sumber memang di

pengaruhi oleh adanya beberapa faktor.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

81

Dalam bukunya perilaku konsumen, Drs. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara

berpendapat bahwa ada 2 kekuatan dari factor yang mempengaruhi perilaku konsumen,

yaitu kekuatan sosial budaya dan kekuatan psikologis. Kekuatan sosial budaya terdiri dari

faktor budaya, status sosial ekonomi, kelompok pergaulan, keluarga, iklan dan media

massa. Sedangkan kekuatan psikologi terdiri faktor kepribadian, yang terdiri dari dari

faktor internal dan faktor eksternal individu.

Maka dari itu perilaku konsumtif melakukan dan memilih model rambut sesuai

dengan tokoh idolanya oleh kalangan remaja dapat pula dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti yang telah dikatagorikan oleh Drs. A. A. Anwar Prabu Mangkunegara dalam

bukunya yang berjudul perilaku konsumen. Dalam bab ini akan peneliti jabarkan hasil

penelitian dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku melakukan dan memilih

model rambut sesuai dengan tokoh idolanya oleh kalangan remaja di Kelurahan Sumber.

1) Kekuatan Sosial Budaya

Beralihnya budaya produksi ke budaya konsumsi menunjukkan terjadinya

perubahan dalam system ekonomi kapitalisme. Kebutuhan konsumen mulai bertambah

luas ketika muncul suatu leisure time atau waktu luang sebagai akibat dari etika kerja

yang dijalankan dalam system ekonomin kapitalisme. Konsumsi dianggap sebagai

pemecahan dari masalah-masalah yang muncul. Kebutuhan masyarakat untuk

mengkonsumsi menjadi sama penting atau bahkan lebih penting dari pada kebutuhan

untuk memproduksi. Meningkatkan kemakmuran dan semakin banyaknya kebutuhan

yang harus dipenuhi, membuat produsen (pembuat model rambut) berlomba-lomba untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

82

memamfaat kondisi ini. Mengkonsumsi, membeli dan memiliki barang dan jasa menjadi

tujuan utama untuk mencapai nilai-nilai dan tingkat sosial tertinggi di dalam masyarakat.

Adanya arus globalisasi turut mendukung meningkatkan konsumsi dalam

masyarakat. Membanjirkan produk-produk entah yang berupa barang maupun jasa dari

berbagai tempat telah menciptakan suatu budaya baru dan tidak banyak telah berubah

tatanan nilai lokal yang selama ini di pakai masyarakat setempat. Budaya lokal lambat

laun akan tergantikan dengan budaya internasional yang dianggap lebih maju dan

modern. Diantaranya adalah dengan telah berubahnya pola produksi ke pola konsumsi.

Produsen selaku penyedia barang atau jasa mulai melihat adanya perubahan gaya dan

pola konsumsi masyarakat saat ini.

Media selaku agent of change turut berperan dalam pendistribusikan nialai dan

norma baru sebagai produksi budaya yang dianut masyarakat, arus komunikasi dan

informasi yang terjadi di dalam masyarakat modern, sedikit banyak dipengaruhi oleh

media. Budaya populer sebagai konten doninan media telah membawa masyarakat ke

dalam suatu taraf konsumerisme baru, sebab cirri khas posmodernisme. Dunia ini akan

semakin banyak dijejali dengan model dan trend rambut di media dan citraan budaya

populer, seperti : TV, video, konputer, game, tape, iklan. Taman hiburan yang merupakan

bagian sekaligus kemasan trend kea rah budaya populer modern.

a. Faktor Budaya

Second dan Backman mengemukakan bahwa perilaku individu dalam interaksi

sosial dapat dianalisis dengan tiga macam sistem, yaitu the personal system, the social

system, and the cultural system. Perilaku manusia dalam kaitanya dengan lingkungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

83

merupakan tujuan dari anthropologi. Anthropologi budaya meninjau perilaku manusia itu

tidak dapat lepas dari segi kebudayaan yang melatar belakangi. Ini berarti bahwa dalam

meninjau manusia dan kata mata anthropologi unsur kebudayaan tidak dapat di

tinggalkan.”anthropologistre concerned with cultural system” demikian yang

diungkapkan oleh Second dan Backman (prof. Drs. Bimo walgito, 1994:12)

Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari satu generasi ke

generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupannya

sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan merupakan suatu hal yang kompleks yang

meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan dan norma-norma

yang berlaku pada masyarakat.(Drs. A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, 1988:43)

Budaya yang berkembang di dalam sebuah lingkungan sosial sangat menentukan

sikap, tindakan serta perilaku seorang remaja ketika di hadapakan pada pilihan untuk

mengkonsumsi barang atau jasa. Perilaku remaja dalam mengkonsumsi model rambut

sesuai dengan tokoh idolanya adalah salah satu contoh nyata hasil dari proses akulturasi

budaya modern dalam sebuah lingkungan social tertentu.

Perkembangan akulturasi budaya di Indonesia dipengaruhi oleh kebudayaan barat

khususnya korea dan jepang yang mereka bawa ke Indonesia, salah satunya yaitu dalam

bentuk salon atau potong rambut. Model dan trend rambut tempo dulu adalah trend dan

model rambut kribo dan mandarin paling populer dikalangan remaja, pada saat ini model

dan trend rambut model dahulu di bilang oleh para remaja khususnya remaja di

Kelurahan Sumber sudah ketinggalan zaman dan juga di bilang potongan rambut orang

tua.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

84

b. Faktor Status Sosial Ekonomi

Sosiologi meninjau perilaku manusia dalam kaitannya dengan hidup

bermasyarakat. Tinjauannya lebih dari mana hubungan individu dengan kelompoknya,

tinjuannya kepada system sosialnya. “sociologists as sociologists are intetsted primarily

in analysis in terms of the social system” Second dan Backham. Ini berarti bahwa sistem

kehidupan sosial merupakan fokus dari tinjuan sosiologi. Di samping itu seorang sosiolog

menekankan terutama pada kebiasaan (costoms), tradisi dan system nilai yang ada dalam

kehidupan kelompok, ini berarti seorang sosiolog dalam meninjau perilaku manusia lebih

dikaitkan dengan faktor kebiasaan, tradisi, dan system nilai yang ada dalam kehidupan

bermasyarakat (prof. Dr. Bimo Walgito, 1994:12-13)

Lapisan sosial atau biasa disebut dengan stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai

suatu tatanan vertical bagi lapisan sosial berdasarkan tinggi rendahnya suatu kedudukan

(Hendro pispito, 1989:109) kedudukan yang dimaksud di dalam sosiologi adalah peran

sosial yang harus dibawakan individu dalam masyarakat.

Lapisan sosial ataupun stratifikasi sosial menurut Horton dan Hunt, dapat di bagi

ke dalam kelas yaitu kelas atas, kelas sedang/menengah dan kelas bawah, di mana kelas

sosial ini diartikan sebagai suatu strata orang yang berkedudukan sama dalam kontinum

(rangkian dalam kesatuan) status sosial (Horton dan Hunt,1999: 5). Sedangkan sebagai

dasar tinggi rendahnya kelas sosial dalam lapisan masyarakat pada umumnya adalah:

kekeyaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

85

Asrtid S Susanto, mengartikan status sebagai sebuah konsep perbandingan

peranan dalam masyarakat, status merupakan pencerminan dari hak kewajiban dalam

tindakan manusia(1985: 216)

Penggolongan individu ataupun kelompok ke dalam kelas-kelas sosial kadang

kala memang bersifat memaksa dan tiap individu yang ada hanya bisa menerima saja.

Status yang di kenakan oleh seseorang kadang kala menuntut orang tersebut berperilaku

sesuai dengan status yang ia sandang, dengan demikian seseorang terus dituntut untuk

melakukan suatu proses indivikasi atas kelas sosial yang di tepati. Indivikasi tersebut

mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perilaku seseorang (Horton dan Hunt,

1999:12)

Kelas sosial adalah kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai

kedudukan seimbang dalam masyarakat. Kelas sosial berbeda dengan status (Drs. A. A.

Anwar Prabu mangkunegara, 1988: 44)). Dlam hubungan dengan perilaku konsumsi

dapat dikarakteristikan antara lain:

I. Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan membeli barang-barang mahal,

membeli pada took yang berkualitas dan lengkap (took serbaada, supermarket),

konservatif dalam konsumsinya, barang-barang yang dibeli cenderung untuk dapat

warisan bagi keluarga.

II. Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang untuk menampakkan

kekayaannya, membeli barang jumlah yang banyak dan berkualitasnya cukup

memandai. Mereka berkeinginan membeli barang yang mahal dengan kredit,

misalnya: membeli kendaraan, rumah mewah, prabotan rumah tangga.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

86

III. Kelas sosial golongan bawah cenderung membeli barang dengan mementingkan

kuantitas dari pada kualitasnya. Pada umumnya mereka membeli barang untuk

kebutuhan sehari-hari, memanfaatkan penjualan barang-barang yang diobral atau

penjualan harga promosi (Drs. A. A. Anwar Prabu Mangkenegara, 1988: 46)

Keseluruhan informan termasuk ke dalam kelas sosial golongan menengah,

walaupun perilaku konsumtif itu tidak timbul dikerenakan kelebihan materi, perilaku itu

timbul akibat adanya kebutuhan pokok remaja tersebut telah dipenuhi oleh orang tua

mereka dan remaja hanya mengalokasikan atau meminta uang lebih untuk potong rambut

dengan model dan trend masa kini dan sesuai dengan tokoh idolanya.

2) Pop Culture

Secara sederhana, budaya populer-lebih sering disebut dengan budaya pop- adalah

apapun yang terjadi di sekeliling kita setiap harinya. Apakah itu pakaian, film, musik,

makanan dan model rambut, semuanya termasuk dalam bagian dari kebudayaan populer.

Definisi dari popular/populer adalah diterima oleh banyak orang, disukai atau disetujui

oleh masyarakat banyak. Sedangkan definisi budaya adalah satu pola yang merupakan

kesatuan dari pengetahuan, kepercayaan serta kebiasaan yang tergantung kepada

kemampuan manusia untuk belajar dan menyebarkannya ke generasi selanjutnya. Selain

itu, budaya juga dapat diartikan sebagai kebiasaan dari kepercayaan, tatanan sosial dan

kebiasaan dari kelompok ras, kepercayaan atau kelompok sosial. Jadi, dapat didefiniskan

kebudayaan pop adalah satu kebiasaan yang diterima oleh kelompok-kelompok sosial

yang terus berganti/berkembang di setiap generasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

87

Semakin pesatnya tren kapitalisme dan konglomerasi elite tertentu maka

pertumbuhan kwantitatif tempat-tempat hiburan dan pusat-pusat perbelanjaan semakin

berkembang bak jamur dimusim hujan. Fenomena tersebut secara langsung ataupun tidak

langsung mempengaruhi budaya dan pola hidup kaum muda remaja sekarang. Pergeseran

budaya mulai menjangkiti kaum muda remaja tanpa kompromi dan eksodus besar-

besaran tentang paradigma berpikir kaum muda remaja, dari budaya timur menuju

budaya barat. Anda dapat melihat kaum muda remaja hedonis bersliweran dengan

berbagai mode rambut dengan busana thank top atau junkies, dan alat-alat digital lainnya.

Iklim masyarakat sekarang jauh berbeda dengan masyarakat tempo dulu. Namun, bila

gejala ini kita telaah lebih lanjut bahwa kaum muda remaja telah jatuh kedalam euforia

budaya pop. Selanjutnya kaum muda remaja yang seharusnya menjadi homo significans

malahan jatuh kedalam pendangkalan nilai hidup

Pop culture alias budaya populer memang selalu menarik untuk dikaji. Bagaimana

tidak, jika ditelaah dengan pengamatan yang mendalam, keberadaan budaya populer bisa

jadi merupakan refleksi dari keberadaan peradaban manusia itu sendiri, pada waktu itu.

Dalam artian, jika ingin melihat fenomena yang sedang terjadi cukup amati melalui

budaya yang tengah berkembang. Namun di lain pihak, keberadaan budaya populer

sering dianggap sebagai sebuah kewajaran. Maksudnya, apapun fenomena yang tengah

berlaku dalam masyarakat cenderung dianggap hanya sebagai dampak dari

perkembangan masa. Maka dari itu, nilai lebih dari sebuah budaya populer sering

terabaikan. Jika diamati lebih dalam, segala bentuk perkembangan dapat saja

dikategorikan sebagai budaya populer. Perkembangan model rambut, misalnya,

merupakan salah satu contoh yang paling dekat. Yang menarik dari kasus ini adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

88

bahwa ternyata model rambut yang lagi trend dikalangan remaja dinilai sebagai hal yang

dianggap dekat dengan remaja, dan disisi lain, remaja merupakan suatu bahasan yang

selalu mengundang ransangan untuk selalu ditelaah.

Perkembangan model rambut terutama pada model-model akhir-akhir ini, jika

diamati lebih detil, memberikan satu benang merah yang bisa dicatat dan dianalisa. Pada

model rambut saat ini ditemukan sebuah kelugasan. Semua hal yang ingin disampaikan

model tersebut dirancang sedemikian rupa agar mudah di pahami hanya dengan sekali

dilihat. Dan fenomenanya, justru pada saat ini, model rambut yang kebanyakan

mengambil dari model rambut Asia terutama Korea dan Jepang seperti itulah yang

diterima oleh kalangan remaja.

Model yang bagus sedikit Neko-neko dan digemari remaja bisa jadi merupakan

refleksi dari remaja itu sendiri. Maksudnya, model yang bagus sedikit Neko-neko

merupakan perlambang dari sesuatu yang instan, tak perlu cernaan dan dapat di “makan”

semaunya. Fenomena ini tampaknya memperjelas kecenderungan remaja saat ini yang

lebih memilih gaya hidup konsumtif. Remaja tanpa berpikir panjang akan berlaku

sekehendaknya sehingga jika dibawakan ke ekonomi mereka adalah makanan empuk

para produsen.

Tak hanya mengacu dari model rambut, kehidupan konsumtif remaja dengan

sangat jelas dapat dilihat dalam kehidupan nyata. Mereka cenderung mengkonsumsi

sesuatu yang bersifat instan. Jangankan untuk membelanjakan sesuatu, bahkan untuk

mendapatkan sesuatu dari sebut saja orang tua, mereka lebih memilih instan. Ini harus

ada, itu harus punya, bagaimanpun caranya. Makanya tidak salah, jika para

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

89

pembuat/pencipta model rambut membaca fenomena ini dan menyajikannya dalam

bentuk model rambut yang juga instan, mudah dicerna, mudah diterima dan, yang

penting, sangat me-remaja.

Generasi yang lahir di era Globalisasi saat ini menjadi remaja, pemuda, siswa

sekolah menengah, dan mahasiswa hidup dalam era McWorld. Mereka hidup dalam hujan

deras kebudayaan pop, terutama yang hidup di kota-kota besar. Generasi itu hidup dalam

multikulturalisme dan pluralisme nilai. Gaya hidup mereka adalah gaya hidup global,

hingga kerap kali kehilangan identitas ketika harus merumuskan ke-Indonesia-an. Mereka

dibesarkan dalam tingkat kemapanan yang cukup tinggi dan akses yang begitu luas

terhadap berbagai bidang. soal budaya pop, para remajalah yang paling rentan termakan

isu instant culture, yang juga biasa disebut budaya pop.

Budaya pop adalah budaya yang ringan, menyenangkan, trendi, dan cepat

berganti. remaja paling doyan kalau sudah njiplak gaya hidup hasil imbas budaya pop.

Pokoknya, para remaja cepat sekali menirunya.

Kritikus Lorraine Gamman dan Margaret Marshment, keduanya penyunting buku

"The Female Gaze: Women as Viewers of Popular Culture (1998)", bersepakat bahwa

budaya populer adalah sebuah medan pergulatan ketika mengemukakan bahwa tidaklah

cukup bagi kita untuk semata-mata menilai budaya populer sebagai alat kapitalisme dan

patriarki yang menciptakan kesadaran palsu di kalangan banyak orang. Bagi mereka,

budaya populer juga tempat dipertarungkannya makna dan digugatnya ideologi dominan.

Celakanya, dalam pertarungan tersebut, siapa pun bisa terlibat dalam lingkarannya.

Termasuk tentunya remaja. Perang ideologi tidak bisa dihindarkan lagi, alias itu pasti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

90

terjadi benturan. Lucunya, seringkali kita, kalangan remaja, sudah merasa down duluan

dari pada harus bertarung melawan budaya tersebut. ini untuk tidak mengatakan kalau

remaja biasanya pura-pura tidak tahu apa-apa, dan lebih memilih ‘terbawa’ arus budaya

yang lebih kuat. Parahnya lagi, seperti diakui banyak pengamat, bahwa budaya populer

yang sekarang lagi ngetren bergerak amat cepat. Saking cepatnya, sampai tanpa sadar kita

dipaksa patuh dengan logic of capital, logika proses produksi, yakni hal-hal yang dangkal

dan cepat ditangkap yang cepat laku. Inilah yang sering dijuluki sebagai instans culture.

Bisa kita lihat gimana sregepnya para remaja saat gandrung dengan tren yang

muncul saat ini. Cepat sekali untuk mengikutinya. sudah tidak pernah pakai kalkulasi

untung-rugi lagi. Apalagi mikir baik tidaknya, Pokoknya, kalau itu dianggap baru dan

trendi, harus segera mengikutunya. urusan dalam gaya hidup. Soalnya, memang mudah

ditiru sih. Misalnya David Beckham, suaminya Victoria Adams, cepat jadi idola. Model

rambutnya dicontek atau ditiru. Pas idolanya kepalanya plontos, banyak para remaja,

langsung teriak histeris. Begitu ganti model lagi, cepat-cepat pengagumnya meniru total

a. Faktor Kelompok Pergaulan

Kelompok pergaulan termasuk ke dalam kelompok anutan, yaitu suatu kelompok

orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen. Selain

kelompok pergaulan, yang termasuk dalam kelompok anutan lainya hanya kumpulan

keluarga, maupun organisasi tertentu. Pengaruh kelompok anutan terhadap perilaku

konsumen antara lain menentukan produk dan merek yang mereka gunakan yang

sesuai dengan aspirasi kelompoknya (Drs. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara,1988:

46).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

91

Ketika seorang konsumen melakukan membelian suatu merek produk, mungkin

didasari oleh banyak pertimbangan. Mungkin saja seseorang membeli suatu merek

produk kerena meniru teman satu kelasnya atau juga mungkin karena tetangganya

telah membeli dahulu. Jadi interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang akan turut

mempengaruhi pada pilihan-pilihan merek produk yang dibeli (Sutrisna, 2002: 6)

Perilaku konsumtif memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya yang

dilakukan oleh remaja terkadang tidak timbul karena keinginannya sendiri, melainkan

timbul akibat ikut-ikutan oleh temannya, tetangganya atau bahkan keluarganya sendiri.

Dia merasa perlu untuk mengikuti perilaku orang lain itu di sebabkan oleh rasa

penasaran remaja kepada hal baru, kepada trend yang selalu berkembang. Remaja

tidak ingin ketinggalan jaman dari orang lain maupunorang terdekatnya.

Ini juga terjadi pada beberapa informan yang juga terpengaruh oleh temannya

yang telah terlebih dahulu melakukan dan memilih model yang lagi trend di kalangan

remaja sesuai dengan tokoh idolanya karena terdorong oleh rasa penasaran yang

timbul akibat temanya memberikan informasi tentang model dan trend yang terbaru

maka informan tergerak untuk mengikutinya.

b. Faktor Keluarga

Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang

perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan

membeli dan menggunakan barang maupun jasa (Drs. A. A. Anwar Prabu

Mangkunegara, 1988: 47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

92

Dalam kehidupan seorang manusia, termasuk didalamnya remaja, faktor

lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam perkembangan remaja, ini

merupakan sesuatu yang vital dan berpengaruh besar, sebab manusia dan dunia saling

berelasi dan mempunyai keterkaitan yang sangat erat dan tidak terpisahkan.

Dalam perilaku konsumtif melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan

tokoh idolanya oleh kalangan remaja, keluarga pun berperan dalam mempengaruhi dan

menentukan penggunaan jasa memilih model rembut sesuai dengan tokoh idolanya di

salon atau potong rambut oleh remaja. Karena dari beberapa informan perilaku memilih

dan melakukan potong rambut ini akibat dukungan dari keluarganya.

c. Faktor Iklan Dan Media Massa

Menurut Sutisna, SE. ME, dalam bukunya perilaku konsumen dan komunikasi

pemasaran, stimuli pemasaran atau juga disebut strategi pemasaran. Strategi pemasaran

yang banyak dibahas adalah satu-satunya variabel yang dikendalikan oleh pemasar.

Dalam hal ini pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-

stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia memilih produk

yang ditawarkan.

Ramaja amat sangat mudah terpengaruh oleh rayuan penjual, mudah terbujuk

iklan, terutama pada kerapian kertas bungkus (apabila jika dihiasi dengan warna-warna

yang menarik), tidak berpikir hemat, kurang realistis, mudah terbujuk (impulsive) dan

romantic ( Drs. A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, 1985: 62)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

93

Gaya hidup sebenarnya mencerminkan kesadaran kelas kelompok masyarakat

tertentu termasuk remaja dan dengan demikian remaja merupakan suatu bentuk ideology

kelas. Dengan kata lain, gaya hidup sebenarnya merupakan suatu pengungkapan makna

sosial dan budaya. Setiap pengguaan waktu, ruang dan obyek didalamnya terdapat aspek

pertanda, simbol dan semiotic yang mengungkapkan bagian yang tidak dapat dipisahkan

dari gaya hidup. Dalam era globalisasi, gaya visual yang sangat mempunyai peranan

besar dalam membentuk gaya hidup adalah iklan.

Di dunia model rambut cara menarik para peminatnya salah satunya dengan cara

membuat kumpulan trend dan model rambut terkini yang berkiblat kepada korea dan

jepang sehingga menjadi kumpulan-kumpulan model rambut yang dikeluarkan oleh

salon-salon ternama yaitu top colle’stion. Kenyataan bahwa media massa membawa

peranan penting sebagai media informasi yang di rasakan oleh remaja. Kalangan remaja

dapat mengaktualisasikan kegemaran mereka dalam milih model rambut sesuai dengan

tokoh idolanya di salon dan potong rambut langganannya.dengan bantuan media massa

dalam mendapatkan berbagai ulusan, informasi dan rangkuman yang mampu menarik

perhatian kalangan remaja, sehingga remaja terpengaruh dan akhirnya melakukan

perilaku konsumtif memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya.

d. Faktor Kepribadian

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada pada

diri individu yang sangat menentukan perilakunya. Kepribadian konsumen dapat

dibedakan menjadi dua faktor yaitu: faktor internal dirinya (motif, IQ, emosi, cara,

berfikir, presepsi) dan faktor eksternal dirinya seperti: lingkungan fisik, keluarga,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

94

masyarakat, sekolah, lingkungan alam (Drs. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 1988:

49).

1. Faktor Internal Individu

Yang dimaksud faktor internal disini adalah konsumen individual, yang artinya

konsumen membelin suatu produk dipengaruhi oleh suatu hal-hal yang ada pada diri

konsumen. Kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis,

gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhu individu itu

terhadap berbagai alternatif yang tersedia (sutisna, 2002: 5)

Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat dasar yang

membedakan karakteristik masing-masing individu. Karakteristik inilah yang pada

akhirnya nanti akan menentukan pola konsumsi dan membentuk perilaku konsumtif

individu. Pola konsumsi remaja terhadap memilih model rambut sesuai dengan tokoh

idolanya berawal dari kejenuhan mereka terhadap model rambut lama yang dipakai dalam

kesehariannya, yang berujung pada usaha untuk mencari model dan tren masa kini yang

banyak digandrungi kalangan remaja lebih-lebih model rambut itu sudah di pakai oleh

tokoh idolanya. Motivasi positif yang muncul adalah ketika mereka mencoba mencari

model dan trend rambut yang terbaru yang akhirnya mendorong informan untuk

melakuakn dan memilih model rambut. Hal ini terjadi karena dengan memilih model

rambut sesuai dengan tokoh idola akan memperoleh kepuasan tersendiri, selain itu juga

ingin berpenampilan yang beda dari pada orang lain khususnya teman-teman dekat

mereka.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

95

2. Faktor Eskternal Individu

Dalam faktor eskternal terdapat faktor lingkungan fisik yaitu lingkungan

kealaman, seperti keadaan tanah dan keadaan musim, dengan keadaan lingkungan

kealaman yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap

perkembangan individu (Prof. Dr. Bimo Walgito, 1994: 26).

Kota Surakarta dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang kegiatan

masyarakat seperti pusat pembelanjaan dan hiburan, yang menimbulkan karakteristik

konsumsif sendiri dikalangan remajanya. Di Kota Surakarta terdapat banyak salon dan

potong rambut yang masih melayani remaja dalam memotong rambutnya sesuai dengan

tokoh idola.

Peneliti melihat Kota Surakarta sesuai dengan karakteristik yang dikatakan oleh

Shevky dan Bell, ke dalam karakteristik Kota yang mempunyai persebaran ruang sosial

konsentis. Persebaran ini menunjukkan distribusi keruangan tentang jenjang sosial ke

dalam masyarakat. Bagi mereka yang mempunyai gaya hidup yang menonjolkan materi

dengan maksud mencapai prestise social, tentu akan lebih senang bertempat tinggal

dikolasi yang tidak begitu jauh dengan berbagai pusat kegiatan, misalnya seperti pusat

pembenjaan dan pusat hiburan. Salon dan potong rambut sebagai salah satu pusat

memilih model dan trend rambut masa kini bagi kalangan remaja Surakarta khusunya

remaja di Kelurahan Sumber.

Selain lingkungan fisik perilaku konsumtif remaja juga dipengaruhi oleh lingkungan

sosialnya, seperti lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah maupun kelompok

pergaulannya. Sebagai makhuk sosial, manusia mempunyai hubungan dengan sekitanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

96

yang mendorong manusia untuk mengabdi kepada masyarakat, maka dari itu dalam

tindakan-tindakanya, manusia juga sering menjurus kepada kepentingan-kepentingan

masyarakat.

Kehidupan sosial seorang anak dan keinginan mempunyai teman berada pada

puncaknya ketika anak-anak memasuki usia remaja. Pada masa ini, minat anak-anak

semakin kuat dan bervariasi (Ina wibowo dalam bukunya Singgih D. Gunarsa, 1989: 96).

Remaja memiliki teman sepermainan tidak hanya dalam ruang lingkup sekolah saja,

melainkan di masyarakat luas pun memiliki teman bergaul. Remaja akan menyeleksi atau

memilih teman mana yang sesuai dengan karakteristik yang diinginkan oleh remaja itu

sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku konsumtif remaja dalam

mengkonsumsi model rambut sesuai tokoh idolanya disalon atau potong rambut

dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan yang ingin di capai adalah untuk

mengikuti trend dan model rambut masa kini, agar lebih percaya diri ketika bersosialisasi

dan bergaul dengan teman-teman, untuk mematuhi peraturan sekolah, adanya dorongan

dan keingian untuk mengikuti dan meniru tokoh idolanya kedalam dirinya sendiri.

Situasi, kondisi dan informasi mengenai melakukan dan memilih model rambut sesuai

tokoh idolanya di salon atau potong rambut, merupakan beberapa hal lain yang

berpengaruh terhadap perilaku konsumsi melakukan dan memilih model rambut sesuai

tokoh idolanya. Adanya faktor-faktor tersebut diatas merupakan pendorong

memungkinkan terjadinya perilaku konsumtif melakukan dan memilih model rambut

sesuai tokoh idolanya disalon atau potong rambut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

97

Terkait upaya melakukan dan memilih model dan trend rambut masa kini oleh

kalangan remaja di Kelurahan Sumber untuk memperoleh rambut yang bagus, keren dan

gaul khususnya bagi kalangan remaja yang selalu up date tentang model dan trend rambut

masa kini lebih-lebih model rambut yang dipakai oleh tokoh idolanya, hal ini sesuai

dangan beberapa asumsi fundamental teori aksi di kemukakan oleh Hinkle dengan

menunjuk karya Mac Iver, Znaniecki dan Parsons sebagai berikut: tindakan manusia

muncul dari kesadaranya sendiri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalam

posisinya sebagai obyek, sebagai subyek manusia bertindak atau berperilaku untuk

mencapai ujuan-tujuan tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan; dalam

tindakan manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta perangkat yang

diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut; kelangsungan tindakan manusia

hanya di batasi oleh kondisi yang tidak dapat di ubah dengan sendirinya; manusia

memiliki, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang, dan telah di

lakukanny; ukuran-ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral di harapkan timbul

pada saat pengambilan keputusan, study mengenai antar hubungan sosial memerlukan

pemakian tehnik penemuan yang bersifat subyektif seperti metode verstehen, imajinasi,

sympatheic reconstruction atau seakan akan mengalami sendiri (vicarious experience).

Model atau trend rambut terbaru yang sedang populer di kalangan remaja sangat

berpengaruh terhadap kondisi psikologis remaja dengan berupaya untuk melekukan dan

memilih model rambut sesuai tokoh idolanya. hal ini tentunya mencerminkan adanya

sikap emosional para responden dalam melakuakn aktivitas konsumsi. Sehingga apa

yang di katakana oleh Gilles Deleuze dan Felix Gouttari sebagi mesin hasrat (desire

machine) yakni keingin untuk terus menurus melakukan aktivitas konsumsi kerena

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

98

adanya perasaan kekurangan (lack) yang menurut mereka tidak di sebabkan oleh

kekurangan alamiah terhadap obyek melainkan oleh perasaan yang kita produksi dan

reduksi sendiri, dalam penelitian ini terbukti.

Salon atau potong rambut sebagai salah satu pusat make over remaja di Kota

Surakarta khususnya di Kelurahan Sumber. Salon atau potong ranbut menjadi alternatif

pilihan kebutuhan akan mengikuti model atau trend rambut masa kini dikalangan remaja

terutama untuk mengikuti dan meniru model atau trend rambut yang di pakai tokoh yang

diidolakanya. Salon juga mampu meningkatkan gengsi atau prestige mereka, karena ada

beberapa remaja yang menganggap melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh

idolanya, merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi remaja. Ini dapat di lihat dari

pergaulan remaja di Kelurahan Sumber yang cenderung merasa malu untuk selalu tetap

up to date terhadap model atau trend rambut yang sedang berkembang atau populer

terutama di kalangan remaja.

Penemuan data di lapangan menunjukkan hal yang serupa dengan apa yang telah

Gilles Deleuze dan Felix Guattari di atas dalam konteks para informen di penelitian ini,

faktor kebutuhan bukan faktor utama yang mendasari seseorang untuk berkonsumsi, hal

ini merupakan bukti konkrit yang di jumpai di lapangan. Adanya model atau trend rambut

baru yang sedang populer di kalangan remaja lebih-lebih model atau trend rambut itu

sudah di pakai oleh tokoh idolanya, secara psikologis mempengaruhi keinginan para

informen untuk mengkonsumsi dengan cara melakukan dan memilih model rambut sesuai

tokoh idolanya yang sedang populer di kalangan remaja, namun yang kemudian lebih

menjadi pertimbangan bagi mereka untuk merealisasikan keinginannya untuk melakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

99

dan memilih model rambut sesuai tokoh idolanya karena adanya faktor-faktor pengaruh

lingkungan pergaulan, trend dan gaya hidup.

Harapan yang ingin di capai oleh remaja yang melakukan dan memilih model

rambut sesuai tokoh idolanya selain memperoleh rambut yang bagus, keren dan gaul, dan

sikap yang percaya diri juga merupakan adanya berbagai sanjungan dan pujian utamanya

di dapat dari orang-orang di sekitar misalnya: orang tua, teman-teman akrab, maupun

para guru di sekolah.

Hal ini seperti yang terdapat dalam teori perilaku social dinkembangkan oleh Burrhus

Frederic Skinner, skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan

tingkah laku, pada tahun 1938. Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul the behavior

of organism. Teori perilaku sosial biasa juga di sebut teori belajar dalam ilmu psikologi.

konsep dasar dari teori ini adalah penguatan atau ganjaran (reward). Teori ini lebih

menitik beratkan pada tingkah laku actor dalam lingkungan.

Bagi Skinner, respon muncul karena adanya penguatan, ketika dia mengeluarkan

respon tertentu pada kondisi tertentu, maka ketika ada penguatan atas hal itu, dia akan

cenderung mengulangi respon tersebut hingga akhirnya dia berespon pada situasi yang

lebih luas. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon

akan semakin kuat bila di beri penguatan, Skinner membagi penguatan ini menjadi dua

yaitu penguatan positif dan penguatan negative. Penguatan tersebut akan berlangsung

stabil dari menghasilkan perilaku yang menetap. Asumsi dasar teori perilaku social

adalah: behavior is lawful (perilaku memiliki hokum tertentu), behavior can be predicted

(perilaku dapat diramalkan, dan behavior can be controlled (perilaku dapat di control)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

100

BAB IV

PENUTUP

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai perilaku konsumtif remaja dalam

melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh idolanya di Kota Surakarta

khususnya di Kelurahan Sumber dapat peneliti tarik beberapa kesimpulan, yaitu:

A. KESIMPULAN

1. Faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan dan memilih model rambut

sesuai dengan tokoh idolanya adalah: adanya dorongan dari orang-orang terdekat

mereka dan kebanyakan mengikuti model dan trend zaman sekarang, Trend

rambut dalam majalah dan gambar-gambar serta model rambut artis dan tokoh

dalam media massa tidak berperan basar pada remaja untuk melakukan dan

memilih model rambut.

2. Tujuan remaja melakukan dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh

idolanya adalah: untuk mengikuti model dan trend rambut masa kini di kalangan

remaja yang sedang populer, agar lebih percaya diri ketika bersosialisasi dan

bergaul dengan teman-teman, untuk mematuhi peraturan sekolah.

3. Pola remaja dalam melakukan dan memilih model rambut masa kini yang lagi

populer di kalangan remaja banyak berkiblat pada model-model rambut Asia

khususnya Korea dan Jepang seperti: Speak, Harajoko, Emo’ dan Muhak dan lain

sebagainya.

4. Faktor-faktor yang menyebabkan remaja berperilaku konsumtif dalam melakukan

dan memilih model rambut sesuai dengan tokoh idolanya adalah: di pengaruhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

101

oleh lingkungan pergaulan terutama teman, dan untuk mengikuti trend dan gaya

hidup yang lagi populer di kalangan remaja.

5. Kebanyakan remaja di Kota Surakarta khususnya di Kelurahan Sumber

melakukan dan memilih model rambut di salon atau potong rambut ingin

mengapresiasikan tokoh idolanya kedalam dirinya sendiri terutama model

rambutnya.

B. IMPLIKASI

1. Implikasi Teoritis

Penelitian ini mengunakan pendekatan sosiologis, dalam masyarakat terdapat

hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial. Sebagian

makhuk bermasyarakat. Manusia selalu berkeinginan untuk berinteraksi dengan

sesamanya. Interaksi sosial adalah kunci dari kehidupan sosial, oleh kerna itu tanpa

interaksi sosial tak mungkin ada kehidupan sosial. Pergaulan hidup akan terjadi apabila

orang-orang dan kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara dan

seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama. Maka dapat di katakana bahwa

interaksi sosial adalah dasar dari proses sosial.

Paradigma pokok bahasan sosiologi menurut George Ritzer, meliputi hal-hal

sebagai berikut: fakta sosial, Definisi sosial dan perilaku sosial (Ritzer, 2003:21)

Beberapa faktor yang menjadi penyebab remaja melakukan dan memilih model

rambut sesuai dengan tokoh idolanya pada saat potong rambut yaitu adanya motivasi

untuk lebih percaya diri ketika bersosialisasi dan bergaul dengan teman-temannya, untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

102

mengikuti trend dan model rambut masa kini, dan untuk mematuhi peraturan sekolah.

Adanya dorongan dari orang-orang tertentu terutama untuk mengukuti tokoh idola

terhadap remaja yang mau potong rambut, dan majalah-majalah serta gambar-gambar

model rambut tidak berpengaruh besar kepada remaja karena meraka lebih suka dengan

model sendiri.

Bagi Skinner, respon muncul karena adanya penguatan. Ketika dia mengeluarkan

respon tertentu pada kondisi tertentu, maka ketika ada penguataan atas hal tersebut, dia

akan cenderung mengulangi respon tersebut hingga akhirnya dia berespon pada situasi

yang lebih luas. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus

respon akan semakin kuat di beri penguatan. Skinner membagin penguatan ini menjadi

dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan tersebut akan berlangsung

stabil dan menghasilkan perilaku yang menetap. Asumsi dasar teori perilaku sosial

adalah: behavior is lawful (perilaku memiliki hukum tertentu) behavior can be predicted

(perilaku diramalkan) dan behavior can be controlled (perilaku dapat dikontrol).

Paradigma perilaku sosial dikembangkan oleh B.F Skinner dengan meminjam

pendekatan behaviorisme dari ilmu psikilogi. Ia sangat kecewa dengan dua pradigma

sebelumnya karana dinilai tidak ilmiah, dan dianggap bernuansa mistis. Menurutnya,

obyek study yang konketrealistis itu adalah perilaku manusia yang Nampak serta

kemungkinan perulangannya (behavioral of man and contingencies of reinforcement).

Skinner juga berusaha menghilangkan konsep colunterisme parson dari dalam ilmu

sosial, khususnya sosiologi, yang tergabung dalam paradigma ini adalah teori behavioral

sociology dan teori exchange.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

103

Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah troubles dan issues. Troubles

adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai

pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkuan kehidupan pribadi individu.

Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka

pengangguran itu adalah trouble, masalah individu ini pemecahannya bisa lewat

penimgkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk

yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan

issue, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.

Penelitian ini menggunakan teori aksi yang termasuk di dalamnya paradigma

definisi sosial yang di pelopori oleh Max Weber teori ini menekankan kepada tindakan

social, pemahaman dan penafsiran. Tindakan sosial adalah tindakan yang di lakukan oleh

individu yang diarahkan kepada orang lain. Selain itu, tindakan sosial bisa berupa

tindakan yang bersifat membatin karena pengaruh positif dari situasi tertentu atau bisa

juga berupa pengulangan dari tindakan yang sengaja.

Teori aksi di kembangkan oleh Parsons memandang aksi sebagai tanggapan

mekanis terhadap stimulus dan yang lebih penting adalah norma dan nilai sosial yang

menuntun dan menilai perilaku individu itu sendiri. Menurut teori ini individu di pandang

sebagai aktor yang memburu tujuan tertentu. Selain itu aktor yang memiliki alternatif

cara, teknik dan alat dalam mencapai tujuan yang ingin diraih. Dalam mencapai tujuan

seringkali individu mendapatkan mengaruh positif ataupun kendala dari situasi dan

kondisi yang membatasi pencapian tujuan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

104

Dalam penelitian ini perilaku melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh

idola oleh kalangan remaja di Kelurahan Sumber di pandang sebagai tujuan yang ingin di

capai oleh individu khususnya remaja di Kelurahan Sumber. Hal ini bertujuan sebagai

pemenuhan kebutuhan akan hiburan dan meningkatkan gengsi atau presige mereka dan

sebagai pemenuhan terhadap tuntutan trend gaya hidup. Asumsi yang mengatakan bahwa

tindakan individu yang dilakukan bukanlah tanpa tujuan sangat berkaitan apa yang

dilakukan oleh kalangan remaja khususnya di Kelurahan Sumber. Selain itu kendala

situasi dan kondisi yang mendukung ataupun membatasi individu dalam mencapai tujuan

tertentu juga diungkapkan dalam penelitian ini. Maka dengan kondisi seperti ini dapat

dikatakan bahwa perilaku konsumtif memilih model rambut sesuai dengan tokoh

idolanya yang dilakukan oleh kalangan remaja di Kelurahan Sumber memang di

pengaruhi oleh adanya beberapa faktor.

2. Implikasi Metodologi

Jenis penelitian ini dalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian ini lebih difokuskan pada penelitian lapangan (field research) yang dimaksud

untuk mengetahui permasalahan dan untuk mendapatkan informasi-informasi serta data

yang ada dilokasi penelitian. Namun demikian, penelitian tidak mengesampingkan

penelaahan kepustakaan (library Study), terutama sekali pada saat awal penyusunan

landasan teori dan kerangka dasar pemikiran. Data yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi data primer dan data sekunder.

Observasi, Dokumentasi, Indepth Interview secara mendalam merupakan salah

satu teknik pengumpulan data atau informasi dengan bertanya langsung kepada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

105

responden. Proses wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat kerangka

garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara tersebut.

Mengenai validitas data dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara

trianggulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data untuk keperluan pengecakan atau sebagai pembanding terhadap data

yang diperoleh. Hal ini bertujuan untuk mengecek (cross check) kebenaran data tersebut

dengan cara membandingkannya dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain.

Dengan kata lain akan dikontrol oleh data yang sama namun dengan sumber yang

berbeda.

Sedang dengan menguji kevalidan/keabsahan data yang terkumpul peneliti

menggunakan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu, yang terdiri 4 macam triangulasi yaitu: data triangulation,

investigator triangulation, methodological triangulation, dan theoretical triangulation.

Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

triangulation dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan

data yang sama. Dengan demikian data yang satu akan dikontrol dengan data yang sama

dengan sumber yang berbeda.

Data yang diperoleh dilapangan selanjutnya dianalisisa untuk mengetahui

langkah-langkah apa yang akan diambil untuk memecahkan persoalan yang ada. Teknik

analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif ( model

saling terjalin). Dalam model analisis interaktif, tiga komponen yakni reduksi data, sajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

106

data dan penarikan kesimpulan dilakukan berbentuk interaksi dengan proses

pengumpulan data sebagai siklus. (Milles & Huberman, 1992: 20)

3. Implikasi Empiris

Secara empiris dilapangan bahwa hasil penelitian mengenai perilaku konsumtif

remaja dalam melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh idolanya di Kota

Surakarta khususnya Di Kelurahan Sumber, dapat ditarik Kesimpulan Bahwa: secara

garis besar remaja melakukan dan memilih model rambut sesuai tokoh idolanya tidak

terpisahkan oleh perilaku konsumtif remaja akan gaya hidup. Beberapa Faktor yang

menyebabkan remaja berperilaku konsumtif dalam melakukan dan memilih model

rambut sesuai dengan tokoh idolanya adalah: untuk mengikuti model dan trend rambut

masa kini di kalangan remaja yang sedang populer, agar lebih percaya diri ketika

bersosialisasi dan bergaul dengan teman-teman, untuk mematuhi peraturan.

C. SARAN

Adapun saran-saran yang peneliti sampaikan berkaitan dengan hasil penelitian dan

pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Remaja

Para remaja ketika mau potong rambut hendaklah memilih model rambut yang

tidak terlalu Neko-Neko walaupun ingin mengikuti model dan trend rambut yang

lagi populer di kalangan remaja, karena masih harus bersosialisasi dengan

masyarakat umum, yang harus menjunjung tinggi niali-nilai dan norma yang ada .

2. Salon /Potong Rambut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

107

Pengelola salon/potong rambut hendaklah melayani para remaja ketika potong

rambut dengan baik walaupun mereka banyak maunya, karena mareka masih

mencari identitas diri, lebih-lebih tentang model rambut yang dipakai setiap hari.

3. Orang Tua

Bagin orang tua hendaklah mengawasi dan memberi masukan tentang model

rambut bagi anak-anak remaja khususnya yang mau potong rambut, akan tetapi

jangan sampai mengkekang mereka dalam memilih model rambut ketika potong

rambut selagi model rambut itu wajar-wajar saja bagi masyarakat umum.