12
APRIL 2022 MENGENAL VARIABLE PERANCU DALAM PENELITIAN DAN CARA MENGONTROLNYA Ade Triyadi Syumarti, dr., SpM(K), MSc. OFTALMOLOGI KOMUNITAS PERPUS RS CICENDO

SodaPDF-watermarked-Mengenal-variabel-perancu-dalam

Embed Size (px)

Citation preview

A P R I L 2 0 2 2

MENGENAL VARIABLE PERANCU DALAM PENELITIAN DAN CARA MENGONTROLNYA

Ade TriyadiSyumarti, dr., SpM(K), MSc.

O F T A L M O L O G I K O M U N I T A S

PERPUS RS CICENDO

Definisi variabel dalam penelitian 01

Dimensi variabel 02

Variabel perancu 03

Mengontrol variabel perancu 04

Restriksi 05

Matching 06

Randomisasi 07

Analisis stratifikasi 08

Analisis multivariat 09

Daftar pustaka 10

DAFTAR ISI

PERPUS RS CICENDO

01

P E N D A H U L U A N

DEFINISI VARIABEL DALAM PENELITIAN

Variabel merupakan karakteristik

suatu subyek dalam penelitian, bukan

merupakan subyek maupun benda

subyek tersebut. Misalnya, badan,

darah, kelamin bukan merupakan

variabel; yang merupakan variabel

adalah berat badan, tinggi badan,

golongan darah, dan jenis kelamin.

Penggunaan variabel harus sesuai dengan

konteks penelitian. Misalnya, di sekolah

dasar pada umumnya, jenis kelamin

adalah variabel, karena hal tersebut dapat

berbeda dari satu subyek dengan subyek

lainnya; namun apabila konteks penelitian

dilakukan di lingkungan asrama perawat

putri, maka jenis kelamin bukanlah

variabel, karena tidak berbeda dengan

subyek lainnya.

SKALA PENGUKURAN VARIABEL

NominalJenis kelamin, nama kota

OrdinalAngka huruf mutu (A, B, C, D)

IntervalSuhu (derajat celsius) -> tidak memiliki nilai nol (0) mutlak

RasioTinggi badan (cm), berat badan (kg)

PendahuluanVariabel dalam penelitian merupakan unsur yang penting untuk dipahami. Salah satu

variabel penelitian yang harus dikontrol dalam analisis adalah variabel perancu.

Apabila variabel perancu tidak dikontrol dengan efektif, dapat menyebabkan potensi

kesalahan dalam simpulan hasil penelitian. Sari kepustakaan ini membahas mengenai

pemahaman variabel perancu dalam penelitian dan cara mengontrolnya.

PERPUS RS CICENDO

02

DIMENSI VARIABEL Hubungan antar variabel

Variabel bebas

Variabel tergantung

Variabel perancuA

C

B

Variabel bebas merupakan suatu

variabel yang apabila ia berubah maka

akan mengakibatkan perubahan pada

variabel lain. Variabel bebas sering

disebut dengan nama lain seperti

variabel independen, predictor, risiko,

determinan atau kausa.

Variabel tergantung merupakan

variabel yang berubah akibat

perubahan dari variabel bebas.

Sinonim variabel tergantung adalah

variabel dependen, efek, hasil,

outcome, response atau event.

Variabel perancu adalah jenis variabel

yang memiliki hubungan dengan

variabel bebas dan variabel

tergantung, tetapi bukan merupakan

variabel antara.

Keberadaan variabel perancu sangat

mempengaruhi validitas penelitian

Variabel C pada bagan merupakan

variabel antara, meskipun memiliki

hubungan dengan variabel bebas dan

variabel tergantung.

Variabel A bukan merupakan perancu

karena hanya memiliki hubungan

dengan variabel bebas saja.

Variabel B bukan merupakan perancu

karena hanya memiliki hubungan

dengan variabel tergantung saja.PERPUS RS CIC

ENDO

03

VARIABELPERANCUKerangka konsep

Konsep prognostik

E

B

Konsep variabel perancu sesuai

dengan kerangka konsep penelitian

yang dilakukan. sebagai contoh

terdapat dua kerangka konsep yaitu

etiologik dan prognostik. Dua

penelitian melakukan investigasi

mengenai faktor risiko terjadinya Age-

related Macular Degeneration (AMD).

Faktor risiko yang diteliti adalah usia,

jenis kelamin, riwayat dislipidemia,

dan riwayat merokok.

Konsep etiologik

A

CD

ABCD

E

Peneliti pertama (konsep etiologik)

fokus pada faktor risiko usia terhadap

kejadian AMD, sedangkan faktor risiko

lain memiliki kedudukan yang

berbeda, dengan posisi sebagai

variabel covariate (variabel yang

berpotensi sebagai perancu atau

interaksi).

Peneliti kedua (konsep prognostik)

tidak menetapkan adanya suatu

variabel utama, sehingga kedudukan

semua variabel sama.

PERPUS RS CICENDO

04

MENGONTROL VARIABEL PERANCU

65%

85%

RestriksiMatchingRandomisasi

Tahap desain penelitian

Analisis stratifikasiAnalisis multivariat

Tahap Analisis

PERPUS RS CICENDO

Metode restriksi dilakukan dalam

penelitian pada tahap desain

penelitian dengan cara membuat

kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.

Keuntungan dari metode ini dapat

mengontrol variabel perancu sebelum

dilakukan analisis. Namun kelemahan

pada metode ini terdapat dalam

generalisasi penelitian.

Pada umumnya, variabel yang

dikontrol dengan cara restriksi adalah

variabel dengan prevalensi kecil

sehingga tidak mempengaruhi

generalisasi penelitian.

05

M E N G O N T R O L V A R I A B E L P E R A N C U

RESTRIKSIMengontrol perancu dalam tahap desain

Sebagai contoh, pada suatu penelitian

observasional tentang hubungan

antara kebiasaan minum kopi dengan

kejadian penyakit jantung koroner.

Kebiasaan merokok dapat dikatakan

sebagai perancu, maka peneliti dapat

menentukan dalam desain penelitian

adalah perokok dijadikan sebagai

kriteria ekslusi dalam penelitian

tersebut (baik pada kelompok

peminum kopi maupun kelompok

kontrol).

Minum kopiPenyakit jantung

koroner

Merokok

PERPUS RS CICENDO

Matching adalah proses untuk

menyamakan variabel perancu pada

kedua kelompok. Kondisi tertentu

apabila tidak memungkinkan untuk

melakukan ekslusi pada variabel

perancu, maka proses matching dapat

dilakukan dengan menyeragamkan

variabel perancu pada kelompok

kasus maupun kontrol.

06

M E N G O N T R O L V A R I A B E L P E R A N C U

MATCHINGMengontrol perancu dalam tahap desain

Contoh pada penelitian kasus kontrol,

Penelitian pasien Age-related Macular

Degeneration (AMD) yang memiliki

kebiasaan merokok dan tidak

merokok. Telah diketahui bahwa usia

sangat berpengaruh terhadap

kejadian AMD. Usia berpotensi

menjadi variabel perancu karena

dapat mempengaruhi fokus utama

penelitian mengenai paparan rokok

terhadap AMD. Sedangkan terdapat

asumsi lain bahwa semakin tua usia

pasien maka semakin sedikit

intensitas merokok pada pasien,

sehingga dilakukan proses matching

pada usia pasien dengan rentang yang

tidak terlalu besar.

AMD

USIA

Riwayat merokok

Matching

PERPUS RS CICENDO

Randomisasi

Metode randomisasi lebih sering

digunakan pada uji klinis. Dengan

randomisasi, faktor yang

mempengaruhi prognosis pengobatan

diharapkan terdistribusi secara

seimbang antar kelompoknya. Syarat

randomisasi harus dilakukan dengan

prosedur yang benar dan dengan total

subyek cukup besar. Variabel perancu

yang terbagi rata tersebut meliputi

variabel yang saat penelitian sudah

diketahui maupun belum diketahui

memiliki hubungan sebagai perancu.

07

M E N G O N T R O L V A R I A B E L P E R A N C U

RANDOMISASIMengontrol perancu dalam tahap desain

Contoh pada suatu uji klinis untuk

menilai manfaat obat tradisional

tertentu untuk menurunkan tekanan

darah, dilakukan randomisasi,

sebagian subyek diberikan obat

tradisional, sebagian lain diberikan

plasebo. Bila kebiasaan memakan

mentimun di kemudian hari ternyata

memiliki hubungan dengan

penurunan tekanan darah, maka hal

tersebut tidak mempengaruhi hasil

penelitian dikarenakan telah terbagi

secara seimbang dengan randomisasi

pada kedua kelompok.

Subyek yang memenuhi kriteria

Kelompok perlakuan

Kelompok kontrol

PERPUS RS CICENDO

Syarat dari analisis stratifikasi adalah variabel perancunya berjumlah satu

dan suatu variabel kategorik. Teknik yang lazim dilakukan adalah Mantel-

Haenszel, baik untuk studi potong lintang, kasus kontrol, kohort maupun

uji klinis.

Contoh berikut pada penelitian pasien AMD. Simulasi perhitungan

dengan contoh variabel bebas adalah kebiasaan minum alkohol

terhadap kejadian AMD, dengan kebiasaan merokok dinyatakan sebagai

perancu dalam penelitian.

08

M E N G O N T R O L V A R I A B E L P E R A N C U

ANALISISSTRATIFIKASIMenyingkirkan perancu dalam tahap Analisis

Analisis Mantel-Haenszel untuk memperoleh nilai OR kebiasaan minum

alkohol terhadap kasus AMD yang bebas dari variabel perancu (kebiasaan

merokok) memberikan hasil OR = 1,14

Diadaptasi dari: Dahlan MSPERPUS RS CICENDO

Analisis multivariat merupakan

pengolahan data statistika dengan

variabel bebas lebih dari satu.

Terdapat dua jenis pengolahan data

multivariat yaitu regresi logistik bila

skala variabel berupa data kategorik,

sedangkan untuk data numerik lebih

umum digunakan regresi linear.

Dengan kedua teknik tersebut dapat

diketahui asosiasi antar-variabel

dengan menyingkirkan variabel lain,

termasuk variabel perancu.

09

M E N G O N T R O L V A R I A B E L P E R A N C U

ANALISISMULTIVARIATMenyingkirkan perancu dalam tahap Analisis

Kelebihan analisis multivariat ini

dapat melihat peran masing-masing

variabel bebas, termasuk variabel

perancu, terhadap kejadian efek.

Analisis multivariat merupakan teknik

yang kuat untuk menyingkirkan

berbagai variabel perancu sekaligus.

Tahapan analisis multivariat:

Melakukan analisis bivariat1.

2. menyeleksi variabel yang akan

masuk ke dalam regresi logistik

3. melakukan analisis terhadap

variabel interaksi secara hierarchial

backward elimination procedure

sampai didapatkan model baku emas

4. Melakukan analisis terhadap

variabel konfounder dengan prinsip

valid dan presisi

5. Mendapatkan model akhir dan

estimasi hubungan variabel utama

dengan variabel tergantung

Contoh studi dalam penelitian faktor risiko diabetik retinopati pada pasien dengan

diabetes mellitus. Variabel kejadian diabetik retinopati sebagai variabel tergantung.

Variabel kadar HbA1c, Tekanan darah, hiperlipidemia dan indeks massa tubuh

sebagai variabel bebas, beberapa variabel bebas tersebut dilakukan analisis sekaligus

dengan metode analisis multivariat, sehingga didapatkan hasil berupa pengaruh dari

masing-masing variabel bebas terhadap variabel tergantung.

SimpulanVariabel perancu dapat dikontrol dengan cara restriksi, matching, randomisasi,

analisis stratifikasi, dan analisis multivariat. Mengontrol variabel perancu sangat

penting dalam penelitian untuk mengurangi maupun menghilangkan potensi

kesalahan dalam simpulan hasil penelitian.

PERPUS RS CICENDO

10

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan MS. Membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan. Seri

evidence based medicine. Jakarta: Sagung Seto; 2012. hlm 170-6.

Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-5.

Jakarta: Sagung Seto; 2014. hlm 310-8.

Merrill RM, Fundamentals of epidemiology and biostatistics: Combining the basics.

Utah: Jones & Bartlett Learning; 2013. hlm 209-15.

Johnson GJ, Minassian DC, Weale RA, West SK. The epidemiology of eye disease. Third

edition. London: Imperial College Press; 2012. hlm 101-5.

Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Seri evidence based medicine.

Jakarta: Sagung Seto; 2012. hlm 179 - 93.

Lu Y, Jiqian F, Tian L, Jin H. Advanced medical statistic. 2nd Edition. Singapore: World

Scientific Publishing Co. Pte. Ltd; 2015. hlm 510-1.

Kamangar F. Confounding variables in epidemiologic studies: Basics and beyond.

Article in Archives of Iranian medicine. 2012. 15(8).

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

PERPUS RS CICENDO