Upload
independent
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Produk Domestik Bruto Indonesia Antara tahun 1965
sampai 1997 perekonomian Indonesia tumbuh dengan
persentase rata-rata per tahunnya tujuh persen. Dengan
pencapaian ini Indonesia tidak lagi berada di tingkatan
“negara-negara berpendapatan rendah” melainkan masuk ke
tingkatan “negara-negara berpendapatan menengah”.
Meskipun demikian, Krisis Keuangan Asia yang terjadi di
akhir tahun 1990an telah memberikan efek negatif bagi
perekenomian nasional, akibatnya produk domestik bruto
(PDB) Indonesia turun 13.6 persen di tahun 1998 dan
naik sedikit di tahun 1999 sebanyak 0.3 persen. Antara
tahun 2000 sampai 2004 perekenomian mulai memulih
dengan rata-rata pertumbuhan PDB sebanyak 4.6 persen
per tahun. Setelah itu PDB Indonesia meningkat dengan
nilai rata- rata per tahun sekitar enam persen, kecuali
tahun 2009 dan 2013, ketika gejolak krisis keuangan
global dan ketidakpastian terjadi. Meski masih cukup
mengagumkan, PDB Indonesia turun ke nilai 4.6 persen
dan 5.8 persen pada kedua tahun tersebut. Perkiraan
perkembangan perekonomian Indonesia di masa depan masih
cukup positif tetapi telah direvisi oleh organisasi-
organisasi internasional dan pemerintah Indonesia
karena ketidakpastian global yang berkepanjangan.
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (disingkat MP3EI) yang baru-baru ini
dikeluarkan, mencakup tahun 2011 sampai 2025, menunjuk
enam sektor sebagai koridor utama perekonomian dengan
tujuan menempatkan Indonesia dalam sepuluh besar
perekonomian global pada tahun 2025. Rencana ini
mengimplikasikan investasi besar pada sektor
infrastruktur - sektor yang selama ini menghambat
pertumbuhan ekonomi Indonesia - dan tujuan akhirnya
adalah PDB akan naik per tahunnya sebanyak delapan
sampai sembilan persen. Namun, target tersebut
sepertinya terlalu ambisius jika ingin dicapai dalam
waktu dekat (2014-2017). Institusi-Institusi otoritas
internasional (Bank Dunia, IMF dan Bank Pembangunan
Asia) memproyeksikan pertumbuhan PDB tahunan Indonesia
dalam kisaran 5.3 sampai 6.0 persen untuk periode 2014
sampai 2017.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendapatan Nasional dan Regional
Pendapatan nasional memiliki beberapa istilah yang
dianggap sama padahal tidaklah demikian. Beberapa
istilah tersebut antara lain GDP, GNP, dan NI. Ketiga
istilah itu memang menunjukan pendapatan nasional
sebuah negara.Namun, instrument atau alat ukur yang
digunakan setiap Negara berbeda sehingga setiap istilah
mempunyai arti yang berbeda.
Selain ketiga istilah di atas, istilah lain
yang ada dalam pendapatan nasional adalah (Produk
Domestik Regional Bruto) PDRB, Net National Product
(NNP), Personal Income (PI), dan Disposible Income
(DI).
1. Gross Domestic Product (GDP) atau Pendapatan
Domestik Bruto (PDB)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product)
merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.Dalam
perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang
asing yang beroperasi di wilayah negara yang
bersangkutan.Barang-barang yang dihasilkan termasuk
barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya,
karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap
bersifat bruto/kotor.
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB lebih menggambarkan keadaan ekonomi yang
sesungguhnya dari setiap regional atau daerah. Oleh
karena itu, PDRB menjadi salah satu alat ukur yang
relevan untuk mengetahui pencapaian sasaran pembangunan
yag telah ditetapkan. Jadi, PDRB merupakan alat untuk
menganalisis dan mengevaluasi hasil-hasil pembangunan.
PDRB disajikan dalam dua bentuk, yaitu Atas Dasar
Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan.
Harga pasar = Harga factor + Pajak tak langsung –
Subsidi
Perhitungan PDRB mampu menunjukan hasil-hasil
pembangunan regional. Kegunaan PDRB lainnya ialah untuk
mengetahui :
a. Tingkat pertumbuhan ekonomi regional
b. Tingkat kemakmuran daerah
c. Tingkat inflasi dan deflasi pada tahun tertentu
d. Gambaran struktur perekonomian daerah
e. Potensi suatu daerah terhadap regional
3) . Gross National Product (GNP) atau Produk
Nasional Bruto (PNB)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional)
selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di
luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara
tersebut.
Perbedaan GDP dan GNP dapat di ilustrasikan pada
gambar berikut
Ket : X = penanaman modal dalam negeri
Y = penanaman modal asing
Z = penanaman modal dalam negeri di luar
negeri
GDP = X + Y dan GNP
=X + Z
4. Net National Product (NNP) atau Produk Nasional
Bersih
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP
dikurangi depresiasi
atau penyusutan barang modal (sering pula disebut
replacement) NNP = GNP - D. Replacement penggantian
barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang
dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran
sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
5. Net National Income (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)
adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas
jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik
faktor produksi. NI diperoleh dengan rumus NI = w + i +
r + p. Namun jika kita memiliki data NNI dapat
diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
NNI = NNP – pajak tidak langsung
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak
yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti
pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
6. Personal Income (PI) atau Pendapatan Perseorangan
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga
menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang
bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini,
melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional
tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan
sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga
utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan
jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi
dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap
badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi
(sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan
untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan
perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang
dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap
perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali
setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
Secara matematis PI dapat dirumuskan sebagai berikut :
PI =(NNI + Transfer Payment + Pembayaran bunga
oleh pemerintah/konsumen + Deviden) – (keuntungan
perusahaan + Sumbangan kesejahteraan sosial)
7. Disposable Income (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable
Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan
guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya
menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposable income ini diperoleh dari personal income
(PI) dikurangi dengan pajak langsung DI = PI – Pajak
Perorangan atau Tabungan (S) = DI - Konsumsi. Pajak
langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak
dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak
pendapatan.
Pendapatan Regional adalah produk domestik regional
neto atas dasar biaya faktor dikurangi
dengan pendapatan yang mengalir ke luar dan ditambah
dengan pendapatan yang mengalir ke dalam, maka hasilnya
akan menjadi Produk Regional Neto yang merupakan jumlah
pendapatan yang benar-benar diterima oleh seluruh yang
tinggal di daerah yang dimaksud. Produk Regional Neto
inilah yang merupakan Pendapatan Regional.
PENDAPATAN NASIONAL
TABEL 10.1
Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar HargaBerlaku Menurut Lapangan Usaha (triliun rupiah), 2011-
2012Lapangan Usaha 2011 *) 2012 **)
Industrial OriginTrw
III/QIII
TrwIV/Q IV
Trw I/QI
TrwII/QII
Pertanian, Peternakan, Kehutanan&Perikanan/ Agricultural, Livestock,Forestry and Fisheries
299,0 241,8 301,4 303,0
Pertambangan dan PenggalianMining and Quarrying
224,9 239,9 253,5 248,6
Industri PengolahanManufacturing Industries
463,3 470,6 466,9 482,6
Listrik, Gas dan Air BersihElectricity, Gas and Water Supply
14,3 14,6 14,6 15,5
Bangunan/Construction 194,7 204,3 199,1 211,0Perdagangan, Hotel dan RestoranTrade, Hotel and Restaurant
264,8 268,2 266,5 283,2
Pengangkutan dan KomunikasiTransportation and Communication
125,6 129,3 130,2 132,8
Keuangan, Real Estat & Jasa Peru-sahaanFinance, Real Estate and BusinessServices
136,0 139,0 143,5 146,8
Jasa-jasa/Services 208,5 213,9 202,0 226,6Produk Domestik BrutoGross Domestic Product
1 931,1 1 921,6 1 977,7 2050,1
PDB Tanpa Migas 1 765,1 1 765,5 1 811,3 1
GDP without Oil & Gas 887,8
Sumber: Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, BPSBerita Resmi Statistik, BPSCatatan: *)Angka sementara**)Angka sangat sementara
Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha (triliun rupiah), 2011-
2012 terdiri dari triwulan III/QIII, Triwulan IV/Q4,
triwulan I/QI, triwulan II/QII.
a. Lapangan Usaha Industrial Origin pada triwulann
III/QIII secara keseluruhan adalah sebesar 5627,3
sedangkan pada triwulan IV/Q4 secara kseluruhan
sebesar 5764,7 dalam hal ini berarti lapangan
usaha industrial origin mengalami peningkatan
sebesar 137,4 yang terjadi pada tahun 2011 dan
jika ditambahkan maka pada tahun 2011 lapangan
usaha industri origin secara keseluruhan sebesar
11392 triliun rupiah
b. Lapangan Usaha Industrial Origin pada triwulann
I/QI secara keseluruhan adalah sebesar 5766,7
sedangkan pada triwulan II/QII secara kseluruhan
sebesar 5934 dalam hal ini berarti lapangan usaha
industrial origin mengalami peningkatan sebesar
167,3 yang terjadi pada tahun 2012 dan jika
ditambahkan maka pada tahun 2012 lapangan usaha
industri origin secara keseluruhan sebanyak
11700,7 triliun rupiah.
Jika dibandingkan antara tahun 2011 dan 2012 maka
lapangan usaha industri origin mangalami peningkatan
pula yaitu sebesar 308,7 triliun rupiah.
TABEL 10.2
Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar HargaKonstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (triliun rupiah),
2011-2012
Lapangan UsahaIndustrial Origin
2011 *) 2012 **)TrwIII/QIII
TrwIV/QIV
TrwI/Q I
TrwII/QII
Pertanian, Peternakan, Kehutanan&Perikanan/ Agricultural, Livestock,Forestry and Fisheries
85,4 67,9 82,4 84,4
Pertambangan dan PenggalianMining and Quarrying
47,9 47,9 48,2 47,9
Industri PengolahanManufacturing Industries
161,6 163,9 160,7 165,1
Listrik, Gas dan Air BersihElectricity, Gas and Water Supply
4,8 4,9 4,8 5,0
Bangunan/Construction 40,7 42,2 40,5 211,0Perdagangan, Hotel dan RestoranTrade, Hotel and Restaurant
112,0 114,1 111,8 283,2
Pengangkutan dan KomunikasiTransportation and Communication
61,3 63,0 63,8 132,8
Keuangan, Real Estat & Jasa Peru-sahaanFinance, Real Estate and BusinessServices
59,6 60,2 61,5 62,6
Jasa-jasa/Services 59,1 59,9 59,1 60,7Produk Domestik BrutoGross Domestic Product
632,4 624,0 632,8 650,6
PDB Tanpa MigasGDP without Oil & Gas 596,2 589,1 597,8 616,2
Sumber: Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, BPSBerita Resmi Statistik, BPSCatatan : *)Angka sementara
**)Angka sangat sementara
Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (triliun rupiah),
2011-2012 terdiri dari triwulan III/QIII, Triwulan
IV/Q4, triwuilan I/QI, triwulan II/QII.
a. Lapangan Usaha Industrial Origin pada triwulann
III/QIII secara keseluruhan adalah sebesar 1861
sedangkan pada triwulan IV/Q4 secara kseluruhan
sebesar 1867,1 dalam hal ini berarti lapangan
usaha industrial origin mengalami peningkatan
sebesar 6,1 yang terjadi pada tahun 2011 dan jika
ditambahkan maka pada tahun 2011 lapangan usaha
industri origin secara keseluruhan sebesar 3728,1
triliun rupiah
b. Lapangan Usaha Industrial Origin pada triwulann
I/QI secara keseluruhan adalah sebesar 1863,4
sedangkan pada triwulan II/QII secara kseluruhan
sebesar 2319,5 dalam hal ini berarti lapangan
usaha industrial origin mengalami peningkatan
sebesar 456,1 yang terjadi pada tahun 2012 dan
jika ditambahkan maka pada tahun 2012 lapangan
usaha industri origin secara keseluruhan sebanyak
4182,9 triliun rupiah.
Jika dibandingkan antara tahun 2011 dan 2012 maka
lapangan usaha industri origin mangalami peningkatan
pula yaitu sebesar 454,5 triliun rupiah.
TABEL 10.3Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Pengeluaran (triliun rupiah), 2011-2012
PengeluaranType of Expenditure
2011 *) 2012 **)Trw IIIQ III
Trw IVQ IV
Trw IQ I
Trw IIQ II
Pengeluaran Konsumsi Rumah TanggaPrivate Consumption Expenditure
1 042,2 1 063,1 1 072,1 1097,1
Pengeluaran Konsumsi PemerintahGeneral Government Consumption Expenditure
176,0 223,8 137,4 184,0
Pembentukan Modal Tetap Domestik BrutoGross Domestic Fixed
612,2 649,3 629,4 673,2
Capital FormationA. Perubahan Stok/Change in Inventories
25,5 -19,8 50,5 72,3
B. Diskrepansi Statistik 1)/ StatisticalDiscrepancy 1)
48,7 0,4 86,2 70,4
Ekspor Barang-Barang dan Jasa-JasaExport of Goods and Services
506,7 511,7 489,5 498,5
Dikurangi: Impor Barang-Barang dan Jasa-JasaLess: Import of Goodsand Services
480,2 507,0 487,4 545,4
PDB/GDP 1 931,1 1 921,5 1 977,7 2050,1
Sumber: Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, BPSBerita Resmi Statistik, BPSCatatan: *)Angka sementara
**)Angka sangat sementara1)Sisa
Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Pengeluaran (triliun rupiah), 2011-2012
terdiri dari triwulan III/QIII, Triwulan IV/Q4,
triwuilan I/QI, triwulan II/QII.
a. Untuk pengeluaran type of expenditure terbesar
adalah Pengeluaran PDB/GDP, pengeluaran ini selalu
mengalami peningkatan baik pada tahun 2011 maupun
2012( setiap triwulan meningkat ).
b. Pengluaran Type of Expenditure pada triwulann
III/QIII secara keseluruhan adalah sebesar 4822,6
sedangkan pada triwulan IV/QIV secara kseluruhan
sebesar 4825 dalam hal ini berarti pengeluaran
type of expenditure mengalami peningkatan sebesar
2,4 yang terjadi pada tahun 2011 dan jika
ditambahkan maka pada tahun 2011 Pengluaran Type
of Expenditure secara keseluruhan sebesar 9647
triliun rupiah
c. Pengluaran Type of Expenditure pada triwulann
I/QI secara keseluruhan adalah sebesar 4825
sedangkan pada triwulan II/QII secara kseluruhan
sebesar 4930,2 dalam hal ini berarti Pengluaran
Type of Expenditure mengalami peningkatan sebesar
105,2 yang terjadi pada tahun 2012 dan jika
ditambahkan maka pada tahun 2012 Pengluaran Type
of Expenditure keseluruhan sebanyak 9755,2
triliun rupiah.
Jika dibandingkan antara tahun 2011 dan 2012 maka
Pengluaran Type of Expenditure mangalami peningkatan
pula yaitu sebesar 108,2 triliun rupiah.
TABEL 10.4Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar HargaKonstan 2000 Menurut Pengeluaran (triliun rupiah),
2011-2012
PengeluaranType of Expenditure
2011 *) 2012 **)Trw IIIQ III
Trw IVQ IV
Trw IQ I
Trw IIQ II
Pengeluaran Konsumsi Rumah TanggaPrivate Consumption Expenditure
346,7 349,5 351,1 355,9
Pengeluaran Konsumsi PemerintahGeneral Government Consumption Expenditure
50,6 70,0 38,4 48,9
Pembentukan Modal Tetap Domestik BrutoGross Domestic Fixed Capital Formation
153,6 162,1 154,4 164,1
A. Perubahan Stok/Change in Inventories
9,7 -7,7 19,1 26,5
B. Diskrepansi -5,0 -22,0 4,2 7,6
Statistik 1)/ StatisticalDiscrepancy 1)Ekspor Barang-Barang dan Jasa-JasaExport of Goods and Services
314,8 325,3 302,0 305,9
Dikurangi: Impor Barang-Barang dan Jasa-JasaLess: Import of Goodsand Services
238,0 252,4 236,4 258,3
PDB/GDP 632,4 624,0 632,8 650,6Sumber: Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, BPS Berita Resmi Statistik, BPSCatatan: *)Angka sementara
**)Angka sangat sementara1)Sisa
Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Pengeluaran (triliun rupiah), 2011-2012 terdiri dari triwulan III/QIII, Triwulan IV/Q4, triwuilan I/QI, triwulan II/QII.
a. Untuk pengeluaran type of expenditure terbesar
adalah Pengeluaran PDB/GDP, pengeluaran ini selalu
mengalami peningkatan baik pada tahun 2011 maupun
2012( setiap triwulan meningkat ).
b. Pengluaran Type of Expenditure pada triwulann
III/QIII secara keseluruhan adalah sebesar 1740,8
sedangkan pada triwulan IV/QIV secara kseluruhan
sebesar 1753,6 dalam hal ini berarti pengeluaran
type of expenditure mengalami peningkatan sebesar
12,8 yang terjadi pada tahun 2011 dan jika
ditambahkan maka pada tahun 2011 Pengluaran Type
of Expenditure secara keseluruhan sebesar 3494,4
triliun rupiah
c. Pengluaran Type of Expenditure pada triwulann
I/QI secara keseluruhan adalah sebesar 1738,4
sedangkan pada triwulan II/QII secara kseluruhan
sebesar 1817,8 dalam hal ini berarti Pengluaran
Type of Expenditure mengalami peningkatan sebesar
79,4 yang terjadi pada tahun 2012 dan jika
ditambahkan maka pada tahun 2012 Pengluaran Type
of Expenditure keseluruhan sebanyak 3556,2
triliun rupiah.
Jika dibandingkan antara tahun 2011 dan 2012 maka
Pengluaran Type of Expenditure mangalami peningkatan
pula yaitu sebesar 61,8 triliun rupiah.
TABEL 10.5Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2010-2012Lapangan Usaha/Industrial
Origin 2010 *) 2011**)
2012***)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, PerikananAgricultural, Livestock, Forestry and Fisheries
985448,8
1 093466,0
604371,4
Pertambangan dan PenggalianMining and Quarrying
718136,8
886243,3
502078,0
Industri Pengolahan/Manufacturing Industries
1 595779,4
1 803486,3
949541,5
Listrik, Gas dan Air 49 119,0 55 30 079,1
BersihElectricity, Gas and Water Supply
700,6
Konstruksi/Construction 660890,5
756537,3
410106,5
Perdagangan, Hotel dan RestoranTrade, Hotel and Restaurant
882487,2
1 022106,7
549752,5
Pengangkutan dan KomunikasiTransportation and Communication
423165,3
491240,9
262954,1
Keuangan, Real Estat & Jasa PerusahaanFinance, Real Estate & Business Services
466563,8
534975,0
290262,2
Jasa-jasa/Services 654680,0
783330,0
428608,2
Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product
6 436270,8
7 427086,1
4 027753,9
Sumber : Pendapatan Nasional Indonesia, BPSCatatan : *)Angka sementara
**)Angka sangat sementara***)Angka sangat sangat sementara sampai Triw. II
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2010-2012
a. Pada tahun 2010 Lapangan Usaha/Industrial Origin
sebesar 5.847.913,8 triliun rupiah.
b. Pada tahun 2011 Lapangan Usaha/Industrial Origin
sebesar 14.854.172,2 triliun rupiah.
c. Pada tahun 2012 Lapangan Usaha/Industrial Origin
sebesar 8.055.507,4 triliun rupiah.
Terlihat sangat jelas bahwa pada tahun 2012 jumlah
lapangan usaha meningkat dari tahun sebelumnya,
kemudian pada tahun 2013 menurun lagi yaitu
penurunannya sebesar 6.798.664,8 triliun rupiah.
TABEL 10.6
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2010-2012
Lapangan Usaha/IndustrialOrigin 2010 *) 2011
**)2012***)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, PerikananAgricultural, Livestock,
304736,7
313727,8
166 796,1
Forestry and FisheriesPertambangan dan PenggalianMining and Quarrying
186634,9
189179,2 96 114,1
Industri Pengolahan/Manufacturing Industries
597134,9
634246,9
325817,9
Listrik, Gas dan Air BersihElectricity, Gas and Water Supply
18 050,2 18920,5 9 768,1
Konstruksi/Construction 150022,4
160090,4 82 769,7
Perdagangan, Hotel dan RestoranTrade, Hotel and Restaurant
400474,9
437250,7
229392,5
Pengangkutan dan KomunikasiTransportation and Communication
217977,4
241285,2
128858,6
Keuangan, Real Estat & Jasa PerusahaanFinance, Real Estate & Business Services
221024,2
236076,7
124129,0
Jasa-jasa/Services 217782,4
232464,6
119791,3
Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product
2 313838,0
2 463242,0
1 283437,3
Sumber : Pendapatan Nasional Indonesia, BPSCatatan : *)Angka sementara
**)Angka sangat sementara***)Angka sangat sangat sementara sampai Triw. II
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2010-2012
a. Pada tahun 2010 Lapangan Usaha/Industrial Origin
sebesar 2.313.838 triliun rupiah.
b. Pada tahun 2011 Lapangan Usaha/Industrial Origin
sebesar 4.690.407,3 triliun rupiah.
c. Pada tahun 2012 Lapangan Usaha/Industrial Origin
sebesar 2.566.874,6 triliun rupiah.
Terlihat sangat jelas bahwa pada tahun 2012 jumlah
lapangan usaha meningkat dari tahun sebelumnya,
kemudian pada tahun 2013 menurun lagi yaitu
penurunannya sebesar 2.123.532,7 triliun rupiah
TABEL 10.7Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Jenis Pengeluaran (miliar rupiah), 2010-2012Jenis Pengeluaran/Type
of Expenditure 2010 * 2011 ** 2012 ***
PDB Menurut Pengeluaran/GDP By Expenditure
6 436270,83
7 427086,08
4 027753,90
Pengeluaran Konsumsi Rumah TanggaPrivate Consumption Expenditure
3 643425,03
4 053363,58
2 169154,00
Pengeluaran Konsumsi PemerintahGeneral Government Consumption Expenditure
581921,34
667440,13
321381,20
Pembentukan Modal Tetap Domestik BrutoGross Domestic Fixed Capital Formation
2 064994,12
2 378268,89
1 302604,40
Perubahan Inventori/Change in Inventories
31 580,72 55594,62
122763,10
Diskrepansi Statistik1)/Statistical Discrepancy
6 296,12 167536,36
156667,10
1)Ekspor Barang-Barang dan JasaExport of Goods and Services
1 584673,80
1 955357,20
987971,20
Dikurangi: Impor Barang-barang dan Jasa-jasaLess: Import of Goods and Services
1 476620,30
1 850474,70
1 032787,10
Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri atasFaktor ProduksiNet Factor Income fromThe Rest of World
- 180968,89
- 211689,27
- 115807,80
Produk Nasional Bruto/Gross National Product
6 255301,94
7 215396,81
3 911946,10
Dikurangi: Pajak TidakLangsung NetoLess: Net Indirect Taxes
225193,56
179725,32
109515,60
Dikurangi: PenyusutanLess: Comsumption of Fixed Capital
321813,54
371354,30
201387,70
Pendapatan Nasional/National Income
5 708294,85
6 664317,19
3 601042,80
Sumber: Pendapatan Nasional Indonesia, BPSCatatan: *)Angka sementara
**)Angka sangat sementara***)Angka sangat sangat sementara sampai Triwulan
II1)Sisa
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Jenis Pengeluaran (miliar rupiah), 2010-2012
a. Pada tahun 2010 Jenis Pengeluaran/Type of
Expenditure secara keseluruhan sebesar
28.155.417,3 triliun rupiah.
b. Pada tahun 2011 Jenis Pengeluaran/Type of
Expenditure secara keseluruhan sebesar
32.774.225,9 triliun rupiah.
c. Pada tahun 2012 Lapangan Jenis Pengeluaran/Type of
Expenditure secara keseluruhan 17.829.166,4
triliun rupiah.
Terlihat sangat jelas bahwa pada tahun 2012 jumlah
lapangan usaha meningkat dari tahun sebelumnya,
kemudian pada tahun 2013 menurun lagi yaitu
penurunannya sebesar 14945059,5 triliun rupiah
TABEL 10.8Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000Menurut Jenis Pengeluaran (miliar rupiah), 2010-2012
Jenis Pengeluaran/Typeof Expenditure 2010 * 2011 ** 2012 ***
PDB Menurut Pengeluaran/GDP By Expenditure
2 313837,96
2 463241,96
1 283437,30
Pengeluaran Konsumsi Rumah TanggaPrivate Consumption Expenditure
1 308272,73
1 369881,04
707087,30
Pengeluaran Konsumsi PemerintahGeneral Government Consumption Expenditure
196397,60
202611,46 87 285,20
Pembentukan Modal Tetap Domestik BrutoGross Domestic Fixed Capital Formation
553347,70
602146,71
318473,20
Perubahan Inventori/Change in Inventories
11 041,14 21858,67 45 586,20
Diskrepansi Statistik1)/Statistical Discrepancy1)
1 628,39 - 11475,92 11 828,10
Ekspor Barang-Barang dan JasaExport of Goods and Services
1 074568,70
1 220428,30
607863,70
Dikurangi: Impor 831 942 494
Barang-barang dan Jasa-jasaLess: Import of Goods and Services
418,30 208,30 686,40
Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri atasFaktor ProduksiNet Factor Income fromThe Rest of World
- 92992,00
- 96452,97
- 49582,40
Produk Nasional Bruto/Gross National Product
2 220845,96
2 366788,99
1 233854,90
Dikurangi: Pajak TidakLangsung NetoLess: Net Indirect Taxes
81 165,80 42871,37 35 023,20
Dikurangi: PenyusutanLess: Comsumption of Fixed Capital
115691,90
123162,10 64 171,90
Pendapatan Nasional/National Income
2 023988,26
2 200755,53
1 134659,90
Sumber: Pendapatan Nasional Indonesia, BPSCatatan: *)Angka sementara
**)Angka sangat sementara***)Angka sangat sangat sementara sampai Triwulan
II1)Sisa
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Jenis Pengeluaran (miliar rupiah), 2010-2012
a. Pada tahun 2010 Jenis Pengeluaran/Type of
Expenditure secara keseluruhan sebesar
10.639.212.4 triliun rupiah.
b. Pada tahun 2011 Jenis Pengeluaran/Type of
Expenditure secara keseluruhan sebesar
11.447.955,5 triliun rupiah.
c. Pada tahun 2012 Lapangan Jenis Pengeluaran/Type of
Expenditure secara keseluruhan 5.974.374,9 triliun
rupiah.
Terlihat sangat jelas bahwa pada tahun 2012 jumlah
lapangan usaha meningkat dari tahun sebelumnya,
kemudian pada tahun 2013 menurun lagi yaitu
penurunannya sebesar 5.473.580,6 triliun rupiah
TABEL 10.9Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan
Usaha (persen),Triwulan II/2012***)
LapanganUsahaIndustrial Origin
TriwII/2012Terhada
pTriwI/2012Qtr
II/2012OverQtr
I/2012
TriwII/2012Terhada
pTriw
II/2011Qtr
II/2012OverQtr
II/2011
SumberPertumbuh
anTriw
II/2012(y-on-y)Source ofGrowth
Q II/2012(y-on-y)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan PerikananAgriculture,Livestock,Forestry&Fishery
2,4 3,7 0,5
Pertambangan dan PenggalianMining and Quarrying
-0,6 3,1 0,2
IndustriPengolahan/Manufacturing Industry 2,7 5,4 1,4
Listrik, Gas dan AirBersihElectricity,Gas and Water Supply
4,6 5,9 0,0
Konstruksi/Construction 4,4 7,3 0,5Perdagangan, Hotel dan RestoranTrade, Hotel and Restaurant
5,2 8,9 1,6
Pengangkutan dan KomunikasiTransport and Communication
1,9 10,1 1,0
Keuangan, Real Estat & 1,7 7,0 1,0
Jasa PerusahaanFinance, Real Estate & Business ServicesJasa-jasa/Services 2,7 5,7 0,5PDB/GDP 2,8 6,4 6,4PDB TANPA MIGAS/GDP WITHOUT OIL & GAS 3,1 6,9 -
Sumber: Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, BPSBerita Resmi Statistik, BPSCatatan: ***)Angka sangat sangat sementara
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan
Usaha(persen),Triwulan II/2012***) terdiri dari Triw
II/2012Terhadap Triw I/2012 Qtr II/2012 Over Qtr
I/2012, Triw II/2012 TerhadapTriw II/2011 Qtr II/2012
Over Qtr II/2011, SumberPertumbuhan Triw II/2012 (y-on-
y) Source of Growth Q II/2012 (y-on-y).
a. Industrial Origin pada Triw II/2012Terhadap Triw
I/2012 Qtr II/2012 Over Qtr I/2012 adalah sebesar
30,9 %.
b. Industrial Origin pada Triw II/2012 TerhadapTriw
II/2011 Qtr II/2012 Over Qtr II/2011 adalah
sebesar 70%.
c. Industrial Origin pada SumberPertumbuhan Triw
II/2012 (y-on-y) Source of Growth Q II/2012 (y-on-
y)adalah sebesar13,1%.
TABEL 10.10
Laju Pertumbuhan Komponen-komponen Produk DomestikBruto Menurut Pengeluaran (persen), Triwulan II/2012
***)
Jenis PengeluaranType of Expenditure
TriwII/2012TerhadapTriwI/2012Qtr
II/2012OverQtr
I/2012
TriwII/2012TerhadapTriw
II/2011Qtr
II/2012OverQtr
II/2011
SumberPertumbuha
nTriw
II/2012(y-on-y)Source ofGrowth
Q II/2012(y-on-y)
Pengeluaran KonsumsiRumah TanggaPrivate Consumption Expenditure
1,4 5,0 2,8
Pengeluaran KonsumsiPemerintahGovernment Consumption Expenditure
27,27,0 0,5
Pembentukan Modal TetapBruto(PMTB)/Gross Domestic FixedCapital Formation
6,312,3 2,9
Ekspor Barang dan JasaExport of Goods and Services
1,3 1,9 0,9
Dikurangi: Impor Barang dan JasaMinus: Import of Goods and Services
9,2 10,9 4,1
PDB/GDP 2,8 6,4 6,4Sumber: Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, BPSBerita Resmi Statistik, BPSCatatan: ***)Angka sangat sangat sementara
Laju Pertumbuhan Komponen-komponen Produk Domestik
Bruto Menurut Pengeluaran (persen), Triwulan II/2012
***) terdiri dari Triw II/2012Terhadap Triw I/2012 Qtr
II/2012 Over Qtr I/2012, Triw II/2012 TerhadapTriw
II/2011 Qtr II/2012 Over Qtr II/2011, SumberPertumbuhan
Triw II/2012 (y-on-y) Source of Growth Q II/2012 (y-on-
y).
a. Industrial Origin pada Triw II/2012Terhadap Triw
I/2012 Qtr II/2012 Over Qtr I/2012 adalah sebesar
48,2%.
b. Industrial Origin pada Triw II/2012 TerhadapTriw
II/2011 Qtr II/2012 Over Qtr II/2011 adalah
sebesar 43,5 %.
c. Industrial Origin pada SumberPertumbuhan Triw
II/2012 (y-on-y) Source of Growth Q II/2012 (y-on-
y)adalah sebesar 17,6%.
TABEL 10.11
Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan Ekonomi, dan ProdukDomestik Bruto per Kapita, 1990-2011
TahunYear
PDB (MilliarRp)/GDP{billion Rp)
Pertumbuhan
Ekonomi(%)
EconomicGrowth
PDBPerkapita(
Rp)Per Capita
GDP(Rp)
HargaBerlakuCurrentPrice
HargaKonstanConstantPrice
1990 195597,22
115217,28 7,24 1 097
812,00
1991 227450,18
123225,18 6,95 1 253
970,00
1992 259884,52
131184,84 6,46 1 408
656,00
1993 329775,80
329775,80 6,50 1 757
970,00
1994 382219,90
354640,90 7,54 2 004
550,00
1995 454514,20
383792,60 8,22 2 345
818,70
1996 532567,50
413797,70 7,82 2 732
421,10
1997 627695,90
433245,60 4,70 3 173
239,80
1998 955753,90
376375,10 -13,13 4 760
842,90
1999 1 099731,80
379353,20 0,79 5 421
910,90
2000 1 389769,90
1 389769,90 4,92 6 751
601,46
2001 1 646322,00
1 440405,70 3,64 7 880
871,80
2002 1 821833,40
1 505216,40 4,50 8 593
432,17
2003 2 013674,60
1 577171,30 4,78 9 359
311,56
2004 2 295826,20
1 656516,80 5,03 10 610
060,91
2005 2 774281,10
1 750815,20 5,69 12 559
786,95
2006 3 339216,80
1 847126,70 5,50 14 895
314,90
2007 3 950893,20
1 964327,30 6,35 17 364
960,60
20084
948.688,40
2 082456,10 6,01 21 430
951,08
2009*) 5 603871,20
2 177741,70 4,58 23 911
823,49
2010**) 6 436270,79
2 313837,96 6,20 27 084
008,20
2011***) 7 427086,10
2 463241,96 6,46 30 812
926,10Sumber: Pendapatan Nasional Indonesia, BPSCatatan: *)Angka sementara
**)Angka sangat sementara***)Angka sangat sangat sementara
Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan Ekonomi, dan Produk
Domestik Bruto per Kapita, 1990-2011 terdiri dari PDB
(Milliar Rp)/GDP{billion Rp),
Pertumbuhan Ekonomi (%)Economic Growth, PDB
Perkapita(Rp) Per Capita GDP(Rp), secara keseluruhan
yang terbesar adalah pada tahun 2011.
TABEL 10.12Produk Domestik Regional Bruto dan Peranan PDRB
Provinsi Terhadap 33 Provinsi Atas Dasar Harga Berlaku,2011 **)
Provinsi
Produk DomestikRegional Bruto (triliun Rp)
Peranan PDRB/GRDPShare
(persen/percent)
MigasOil andGas
TanpaMigas
MigasOil andGas
TanpaMigas
Aceh 85,5 71,7 1,4 1,3Sumatera Utara 314,2 311,8 5,2 5,7Sumatera Barat 98,9 98,9 1,6 1,8Riau 413,4 253,4 6,9 4,6Kepulauan Riau 80,2 75,0 1,3 1,4Jambi 63,3 52,6 1,1 1,0Sumatera Selatan 181,8 134,6 3,0 2,4Kepulauan BangkaBelitung 30,3 29,6 0,5 0,5
Bengkulu 21,2 21,2 0,4 0,4Lampung 128,4 126,9 2,1 2,3DKI Jakarta 982,5 977,4 16,3 17,7Jawa Barat 861,0 824,1 14,3 15,0Banten 192,2 192,2 3,2 3,5Jawa Tengah 498,6 440,8 8,3 8,0DI Yogyakarta 51,8 51,8 0,9 0,9Jawa Timur 884,1 880,1 14,7 16,0
Bali 73,5 73,5 1,2 1,3Nusa Tenggara Barat 66,8 66,8 1,1 1,2
Nusa Tenggara Timur 49,1 49,1 0,8 0,9
Kalimantan Barat 68,2 67,5 1,1 1,2Kalimantan Tengah 390,6 241,4 6,5 4,4Kalimantan Selatan 41,5 41,5 0,7 0,7Kalimantan Timur 9,2 9,2 0,2 0,2Sulawesi Utara 44,3 43,4 0,7 0,8Gorontalo 137,4 137,1 2,3 2,5Sulawesi Tengah 12,9 12,9 0,2 0,2Sulawesi Selatan 32,0 32,0 0,5 0,6Sulawesi Barat 48,7 48,7 0,8 0,9Sulawesi Tenggara 31,2 31,2 0,5 0,6Maluku 9,6 9,6 0,2 0,2Maluku Utara 6,1 6,1 0,1 0,1Papua 76,4 76,4 1,3 1,4Papua Barat 36,2 16,6 0,6 0,3Total PDRB/Total GRDP 6 021,0 5 504,9 100,0 100,0
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-provinsi di Indonesia menurut Lapangan Usaha,BPSCatatan: **)Angka sangat sementara
Produk Domestik Regional Bruto dan Peranan PDRB
Provinsi Terhadap 33Provinsi Atas Dasar Harga Berlaku,
2011 **) terdiri dari Produk Domestik Regional
Bruto(triliun Rp) dan Peranan PDRB/GRDP
Share(persen/percent) yang terkecil dalam hal ini
adalah provinsi maluku dan yang paling besar adalah
provinsi DKI Jakarta.
TABEL 10.13Produk Domestik Regional Bruto dan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2011 **)
Provinsi Produk DomestikRegional Bruto (triliun Rp)
Peranan PDRB/GRDPShare
(persen/percent)Migas Tanpa Migas Tanpa
Oil andGas Migas Oil and
Gas Migas
Aceh 34,8 30,8 5,0 5,9Sumatera Utara 126,5 125,7 6,6 6,6Sumatera Barat 41,3 41,3 6,2 6,2Riau 102,6 52,4 5,0 7,6Kepulauan Riau 43,8 42,1 6,7 6,9Jambi 19,0 16,8 8,5 6,9Sumatera Selatan 68,0 54,4 6,5 8,0Kepulauan BangkaBelitung 11,6 11,4 6,4 6,5
Bengkulu 8,9 8,9 6,4 6,4Lampung 40,8 40,4 6,4 6,4DKI Jakarta 422,2 421,1 6,7 6,7Jawa Barat 343,1 334,5 6,5 6,8Banten 94,2 94,2 6,4 6,4Jawa Tengah 198,2 187,1 6,0 6,2DI Yogyakarta 22,1 22,1 5,2 5,2Jawa Timur 367,0 365,2 7,2 7,2Bali 30,8 30,8 6,5 6,5Nusa Tenggara Barat 32,1 32,1 5,9 5,9
Nusa Tenggara Timur 20,1 20,1 6,7 6,7
Kalimantan Barat 32,6 32,1 6,1 6,3Kalimantan Tengah 115,2 74,9 3,9 11,7Kalimantan Selatan 19,7 19,7 7,4 7,4Kalimantan Timur 3,1 3,1 7,7 7,7Sulawesi Utara 19,2 18,9 9,2 9,2Gorontalo 55,1 55,0 7,7 7,7Sulawesi Tengah 5,2 5,2 10,4 10,4Sulawesi Selatan 12,7 12,7 8,7 8,7Sulawesi Barat 19,4 19,4 -3,2 -3,2Sulawesi Tenggara 13,2 13,2 5,6 5,6Maluku 4,5 4,5 6,0 6,0Maluku Utara 3,2 3,2 6,4 6,4Papua 21,1 21,1 -5,7 -5,7Papua Barat 11,9 6,5 27,2 10,5Total PDRB/Total 2 363,3 2 220,9 6,3 6,7
GRDPSumber: Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-provinsi di Indonesia menurut Lapangan Usaha,BPSCatatan: **)Angka sangat sementaraProduk Domestik Regional Bruto dan Laju Pertumbuhan
PDRB Provinsi Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2011 **)
terdiri dari Produk Domestik Regional Bruto dan Peranan
PDRB/GRDP Share (persen/percent) terkecil adalah
provinsi maluku utara.
TABEL 10.14Kabupaten/Kota dengan Produk Domestik Regional Brutoper Kapita Tertinggi dan Terendah di Tiap Provinsi
(juta rupiah), 2011 **)
Provinsi Kabupaten/Kota Tertinggi
Kabupaten/Kota
Terendah
Aceh Kota Lhokseumawe 61,55 Kota
Subulussalam 5,83
Sumatera Utara Kab. Batu Bara 50,07 Kab. Nias
Barat 7,87
Sumatera Barat Kota Padang 32,65 Kab. Solok
Selatan 11,12
Riau Kab. Bengkalis 206,86 Kab. Rokan Hulu 30,54
Kepulauan Riau
Kab. KepulauanAnambas 70,55 Kab. Lingga 12,53
JambiKab. Tanjung JabungTimur
49,39 Kab. Tebo 10,14
Sumatera Selatan
Kab. Musi Banyuasin 53,90 Kab. OKU
Timur 10,02
Kepulauan BangkaBelitung
Kab. Bangka Barat 39,52 Kab. Bangka 18,91
Bengkulu Kab. Rejang Lebong 16,49 Kab. Seluma 4,99
Lampung Kota Bandar Lampung 25,03 Kab. Lampung
Barat 7,98
DKI Jakarta Jakarta Pusat 283,99 Jakarta Timur 61,21
Jawa Barat Kota Cirebon 39,78 Kab. Tasikmalaya 8,17
Banten Kota Cilegon 89,58 Kab. Lebak 7,53 Jawa Tengah Kab. Cilacap 62,32 Kab. Grobogan 5,45DI Yogyakarta Kota Yogyakarta 33,07 Kab. Kulon
Progo 9,86
Jawa Timur Kota Kediri 241,92 Kab. Pacitan 6,88
Bali Kab. Badung 32,13 Kab. Karangasem 12,49
Nusa Tenggara Barat
Kab. Sumbawa Barat 111,85 Kab. Lombok
Tengah 6,21
Nusa Tenggara Timur
Kota Kupang 15,59 Kab. Sumba Barat Daya 3,68
Kalimantan Barat Kota Pontianak 24,90 Kab. Melawi 6,13
Kalimantan Tengah Kab. Sukamara 25,84 Kab. Pulang
Pisau 12,00
Kalimantan Selatan Kab. Kota Baru 36,98 Kab. Hulu
Sungai Utara 8,39
Kalimantan Timur Kota Bontang 414,94 Kab. Bulungan 23,20
Sulawesi Utara Kota Manado 32,39
Kab. Bolaang MongondowSelatan
9,48
Gorontalo Kab. Pohuwato 10,84Kab. Gorontalo Utara
6,03
Sulawesi Tengah Kab. Morowali 21,85 Kab. Tojo Una
Una 9,80
Sulawesi Selatan Kab. Luwu Timur 39,36 Kab.
Jeneponto 7,73
Sulawesi Barat
Kab. Mamuju Utara 14,96 Kab. Mamasa 9,55
Sulawesi Tenggara Kab. Kolaka 22,59 Kab. Buton 8,63
Maluku Kota Ambon 12,28 Kab. Seram Bagian Timur 3,19
Maluku Utara Kab. Halmahera 11,40 Kab. 3,76
Tengah Halmahera Barat
Papua Kab. Mimika 224,86 Kab. Nduga 2,55
Papua Barat Kab. Teluk Bintun 277,93 Kab. Maybrat 6,21
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota
di Indonesia, BPS
Catatd an: **)Angka sangat sementara
Kabupaten/Kota dengan Produk Domestik Regional Bruto
per KapitaTertinggi dan Terendah di Tiap Provinsi (juta
rupiah), 2011 **) terdiri dari :
Yaitu terbesar adalah kota Bontang,Kalimantan Timur
yaitu dengan 414,94.
Yaitu terkecil adalah kab. Seram Bagian Timur yaitu
3,19