41
BAB I PENDAHULUAN Produk Domestik Bruto Indonesia Antara tahun 1965 sampai 1997 perekonomian Indonesia tumbuh dengan persentase rata-rata per tahunnya tujuh persen. Dengan pencapaian ini Indonesia tidak lagi berada di tingkatan “negara-negara berpendapatan rendah” melainkan masuk ke tingkatan “negara-negara berpendapatan menengah”. Meskipun demikian, Krisis Keuangan Asia yang terjadi di akhir tahun 1990an telah memberikan efek negatif bagi perekenomian nasional, akibatnya produk domestik bruto (PDB) Indonesia turun 13.6 persen di tahun 1998 dan naik sedikit di tahun 1999 sebanyak 0.3 persen. Antara tahun 2000 sampai 2004 perekenomian mulai memulih dengan rata-rata pertumbuhan PDB sebanyak 4.6 persen per tahun. Setelah itu PDB Indonesia meningkat dengan nilai rata- rata per tahun sekitar enam persen, kecuali tahun 2009 dan 2013, ketika gejolak krisis keuangan global dan ketidakpastian terjadi. Meski masih cukup mengagumkan, PDB Indonesia turun ke nilai 4.6 persen dan 5.8 persen pada kedua tahun tersebut. Perkiraan perkembangan perekonomian Indonesia di masa depan masih cukup positif tetapi telah direvisi oleh organisasi- organisasi internasional dan pemerintah Indonesia karena ketidakpastian global yang berkepanjangan. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

TABEL TABEL YUNI

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

Produk Domestik Bruto Indonesia Antara tahun 1965

sampai 1997 perekonomian Indonesia tumbuh dengan

persentase rata-rata per tahunnya tujuh persen. Dengan

pencapaian ini Indonesia tidak lagi berada di tingkatan

“negara-negara berpendapatan rendah” melainkan masuk ke

tingkatan “negara-negara berpendapatan menengah”.

Meskipun demikian, Krisis Keuangan Asia yang terjadi di

akhir tahun 1990an telah memberikan efek negatif bagi

perekenomian nasional, akibatnya produk domestik bruto

(PDB) Indonesia turun 13.6 persen di tahun 1998 dan

naik sedikit di tahun 1999 sebanyak 0.3 persen. Antara

tahun 2000 sampai 2004 perekenomian mulai memulih

dengan rata-rata pertumbuhan PDB sebanyak 4.6 persen

per tahun. Setelah itu PDB Indonesia meningkat dengan

nilai rata- rata per tahun sekitar enam persen, kecuali

tahun 2009 dan 2013, ketika gejolak krisis keuangan

global dan ketidakpastian terjadi. Meski masih cukup

mengagumkan, PDB Indonesia turun ke nilai 4.6 persen

dan 5.8 persen pada kedua tahun tersebut. Perkiraan

perkembangan perekonomian Indonesia di masa depan masih

cukup positif tetapi telah direvisi oleh organisasi-

organisasi internasional dan pemerintah Indonesia

karena ketidakpastian global yang berkepanjangan.

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia (disingkat MP3EI) yang baru-baru ini

dikeluarkan, mencakup tahun 2011 sampai 2025, menunjuk

enam sektor sebagai koridor utama perekonomian dengan

tujuan menempatkan Indonesia dalam sepuluh besar

perekonomian global pada tahun 2025. Rencana ini

mengimplikasikan investasi besar pada sektor

infrastruktur - sektor yang selama ini menghambat

pertumbuhan ekonomi Indonesia - dan tujuan akhirnya

adalah PDB akan naik per tahunnya sebanyak delapan

sampai sembilan persen. Namun, target tersebut

sepertinya terlalu ambisius jika ingin dicapai dalam

waktu dekat (2014-2017). Institusi-Institusi otoritas

internasional (Bank Dunia, IMF dan Bank Pembangunan

Asia) memproyeksikan pertumbuhan PDB tahunan Indonesia

dalam kisaran 5.3 sampai 6.0 persen untuk periode 2014

sampai 2017.

BAB II

PEMBAHASAN

Pendapatan Nasional dan Regional

Pendapatan nasional memiliki beberapa istilah yang

dianggap sama padahal tidaklah demikian. Beberapa

istilah tersebut antara lain GDP, GNP, dan NI. Ketiga

istilah itu memang menunjukan pendapatan nasional

sebuah negara.Namun, instrument atau alat ukur yang

digunakan setiap Negara berbeda sehingga setiap istilah

mempunyai arti yang berbeda.

            Selain ketiga istilah di atas, istilah lain

yang  ada dalam pendapatan nasional adalah (Produk

Domestik Regional Bruto) PDRB, Net National Product

(NNP), Personal Income (PI), dan Disposible Income

(DI).

1.      Gross Domestic Product (GDP) atau Pendapatan

Domestik Bruto (PDB)

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product)

merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang

dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas

wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.Dalam

perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi

barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang

asing yang beroperasi di wilayah negara yang

bersangkutan.Barang-barang yang dihasilkan termasuk

barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya,

karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap

bersifat bruto/kotor.

2.      Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB lebih menggambarkan keadaan ekonomi yang

sesungguhnya dari setiap regional atau daerah. Oleh

karena itu, PDRB menjadi salah satu alat ukur yang

relevan untuk mengetahui pencapaian sasaran pembangunan

yag telah ditetapkan. Jadi, PDRB merupakan alat untuk

menganalisis dan mengevaluasi hasil-hasil pembangunan.

PDRB disajikan dalam dua bentuk, yaitu Atas Dasar

Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan.

Harga pasar = Harga factor + Pajak tak langsung –

Subsidi

Perhitungan PDRB mampu menunjukan hasil-hasil

pembangunan regional. Kegunaan PDRB lainnya ialah untuk

mengetahui :

a.       Tingkat pertumbuhan ekonomi regional

b.      Tingkat kemakmuran daerah

c.       Tingkat inflasi dan deflasi pada tahun tertentu

d.      Gambaran struktur perekonomian daerah

e.       Potensi suatu daerah terhadap regional

3) .      Gross National Product (GNP) atau Produk

Nasional Bruto (PNB)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product)

atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa

yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional)

selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan

jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di

luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi

perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara

tersebut.

Perbedaan GDP dan GNP dapat di ilustrasikan pada

gambar berikut

Ket : X = penanaman modal dalam negeri

         Y = penanaman modal asing

         Z = penanaman modal dalam negeri di luar

negeri

GDP = X + Y             dan                  GNP

=X + Z

4.      Net National Product (NNP) atau Produk Nasional

Bersih

Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP

dikurangi depresiasi

atau penyusutan barang modal (sering pula disebut

replacement) NNP = GNP - D. Replacement penggantian

barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang

dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran

sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat

menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

5.      Net National Income (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)

adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas

jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik

faktor produksi. NI diperoleh dengan rumus NI = w + i +

r + p. Namun jika kita memiliki data NNI dapat

diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.

NNI = NNP – pajak tidak langsung

Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak

yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti

pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

6.      Personal Income (PI) atau Pendapatan Perseorangan

Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah

jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam

masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa

melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga

menghitung pembayaran transfer (transfer payment).

Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang

bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini,

melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional

tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan

sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga

utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan

jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi

dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap

badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi

(sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan

untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan

perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang

dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap

perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali

setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

Secara matematis PI dapat dirumuskan sebagai berikut :

PI =(NNI + Transfer Payment + Pembayaran bunga

oleh pemerintah/konsumen + Deviden) – (keuntungan

perusahaan + Sumbangan kesejahteraan sosial)

7.      Disposable Income (DI)

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable

Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan

guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya

menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.

Disposable income ini diperoleh dari personal income

(PI) dikurangi dengan pajak langsung DI = PI – Pajak

Perorangan atau Tabungan (S) = DI - Konsumsi. Pajak

langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak

dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus

langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak

pendapatan.

Pendapatan Regional adalah produk domestik regional

neto atas dasar biaya faktor dikurangi

dengan pendapatan yang mengalir ke luar dan ditambah

dengan pendapatan yang mengalir ke dalam, maka hasilnya

akan menjadi Produk Regional Neto yang merupakan jumlah

pendapatan yang benar-benar diterima oleh seluruh yang

tinggal di daerah yang dimaksud. Produk Regional Neto

inilah yang merupakan Pendapatan Regional.

PENDAPATAN NASIONAL

TABEL 10.1

Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar HargaBerlaku Menurut Lapangan Usaha (triliun rupiah), 2011-

2012Lapangan Usaha 2011 *) 2012 **)

Industrial OriginTrw

III/QIII

TrwIV/Q IV

Trw I/QI

TrwII/QII

Pertanian, Peternakan, Kehutanan&Perikanan/ Agricultural, Livestock,Forestry and Fisheries

299,0 241,8 301,4 303,0

Pertambangan dan PenggalianMining and Quarrying

224,9 239,9 253,5 248,6

Industri PengolahanManufacturing Industries

463,3 470,6 466,9 482,6

Listrik, Gas dan Air BersihElectricity, Gas and Water Supply

14,3 14,6 14,6 15,5

Bangunan/Construction 194,7 204,3 199,1 211,0Perdagangan, Hotel dan RestoranTrade, Hotel and Restaurant

264,8 268,2 266,5 283,2

Pengangkutan dan KomunikasiTransportation and Communication

125,6 129,3 130,2 132,8

Keuangan, Real Estat & Jasa Peru-sahaanFinance, Real Estate and BusinessServices

136,0 139,0 143,5 146,8

Jasa-jasa/Services 208,5 213,9 202,0 226,6Produk Domestik BrutoGross Domestic Product

1 931,1 1 921,6 1 977,7 2050,1

PDB Tanpa Migas 1 765,1 1 765,5 1 811,3 1

GDP without Oil & Gas 887,8

Sumber: Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, BPSBerita Resmi Statistik, BPSCatatan: *)Angka sementara**)Angka sangat sementara

Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Lapangan Usaha (triliun rupiah), 2011-

2012 terdiri dari triwulan III/QIII, Triwulan IV/Q4,

triwulan I/QI, triwulan II/QII.

a. Lapangan Usaha Industrial Origin pada triwulann

III/QIII secara keseluruhan adalah sebesar 5627,3

sedangkan pada triwulan IV/Q4 secara kseluruhan

sebesar 5764,7 dalam hal ini berarti lapangan

usaha industrial origin mengalami peningkatan

sebesar 137,4 yang terjadi pada tahun 2011 dan

jika ditambahkan maka pada tahun 2011 lapangan

usaha industri origin secara keseluruhan sebesar

11392 triliun rupiah

b. Lapangan Usaha Industrial Origin pada triwulann

I/QI secara keseluruhan adalah sebesar 5766,7

sedangkan pada triwulan II/QII secara kseluruhan

sebesar 5934 dalam hal ini berarti lapangan usaha

industrial origin mengalami peningkatan sebesar

167,3 yang terjadi pada tahun 2012 dan jika

ditambahkan maka pada tahun 2012 lapangan usaha

industri origin secara keseluruhan sebanyak

11700,7 triliun rupiah.

Jika dibandingkan antara tahun 2011 dan 2012 maka

lapangan usaha industri origin mangalami peningkatan

pula yaitu sebesar 308,7 triliun rupiah.

TABEL 10.2

Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar HargaKonstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (triliun rupiah),

2011-2012

Lapangan UsahaIndustrial Origin

2011 *) 2012 **)TrwIII/QIII

TrwIV/QIV

TrwI/Q I

TrwII/QII

Pertanian, Peternakan, Kehutanan&Perikanan/ Agricultural, Livestock,Forestry and Fisheries

85,4 67,9 82,4 84,4

Pertambangan dan PenggalianMining and Quarrying

47,9 47,9 48,2 47,9

Industri PengolahanManufacturing Industries

161,6 163,9 160,7 165,1

Listrik, Gas dan Air BersihElectricity, Gas and Water Supply

4,8 4,9 4,8 5,0

Bangunan/Construction 40,7 42,2 40,5 211,0Perdagangan, Hotel dan RestoranTrade, Hotel and Restaurant

112,0 114,1 111,8 283,2

Pengangkutan dan KomunikasiTransportation and Communication

61,3 63,0 63,8 132,8

Keuangan, Real Estat & Jasa Peru-sahaanFinance, Real Estate and BusinessServices

59,6 60,2 61,5 62,6

Jasa-jasa/Services 59,1 59,9 59,1 60,7Produk Domestik BrutoGross Domestic Product

632,4 624,0 632,8 650,6

PDB Tanpa MigasGDP without Oil & Gas 596,2 589,1 597,8 616,2

Sumber: Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, BPSBerita Resmi Statistik, BPSCatatan : *)Angka sementara

**)Angka sangat sementara

Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (triliun rupiah),

2011-2012 terdiri dari triwulan III/QIII, Triwulan

IV/Q4, triwuilan I/QI, triwulan II/QII.

a. Lapangan Usaha Industrial Origin pada triwulann

III/QIII secara keseluruhan adalah sebesar 1861

sedangkan pada triwulan IV/Q4 secara kseluruhan

sebesar 1867,1 dalam hal ini berarti lapangan

usaha industrial origin mengalami peningkatan

sebesar 6,1 yang terjadi pada tahun 2011 dan jika

ditambahkan maka pada tahun 2011 lapangan usaha

industri origin secara keseluruhan sebesar 3728,1

triliun rupiah

b. Lapangan Usaha Industrial Origin pada triwulann

I/QI secara keseluruhan adalah sebesar 1863,4

sedangkan pada triwulan II/QII secara kseluruhan

sebesar 2319,5 dalam hal ini berarti lapangan

usaha industrial origin mengalami peningkatan

sebesar 456,1 yang terjadi pada tahun 2012 dan

jika ditambahkan maka pada tahun 2012 lapangan

usaha industri origin secara keseluruhan sebanyak

4182,9 triliun rupiah.

Jika dibandingkan antara tahun 2011 dan 2012 maka

lapangan usaha industri origin mangalami peningkatan

pula yaitu sebesar 454,5 triliun rupiah.

TABEL 10.3Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Pengeluaran (triliun rupiah), 2011-2012

PengeluaranType of Expenditure

2011 *) 2012 **)Trw IIIQ III

Trw IVQ IV

Trw IQ I

Trw IIQ II

Pengeluaran Konsumsi Rumah TanggaPrivate Consumption Expenditure

1 042,2 1 063,1 1 072,1 1097,1

Pengeluaran Konsumsi PemerintahGeneral Government Consumption Expenditure

176,0 223,8 137,4 184,0

Pembentukan Modal Tetap Domestik BrutoGross Domestic Fixed

612,2 649,3 629,4 673,2

Capital FormationA. Perubahan Stok/Change in Inventories

25,5 -19,8 50,5 72,3

B. Diskrepansi Statistik 1)/ StatisticalDiscrepancy 1)

48,7 0,4 86,2 70,4

Ekspor Barang-Barang dan Jasa-JasaExport of Goods and Services

506,7 511,7 489,5 498,5

Dikurangi: Impor Barang-Barang dan Jasa-JasaLess: Import of Goodsand Services

480,2 507,0 487,4 545,4

PDB/GDP 1 931,1 1 921,5 1 977,7 2050,1

Sumber: Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, BPSBerita Resmi Statistik, BPSCatatan: *)Angka sementara

**)Angka sangat sementara1)Sisa

Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Pengeluaran (triliun rupiah), 2011-2012

terdiri dari triwulan III/QIII, Triwulan IV/Q4,

triwuilan I/QI, triwulan II/QII.

a. Untuk pengeluaran type of expenditure terbesar

adalah Pengeluaran PDB/GDP, pengeluaran ini selalu

mengalami peningkatan baik pada tahun 2011 maupun

2012( setiap triwulan meningkat ).

b. Pengluaran Type of Expenditure pada triwulann

III/QIII secara keseluruhan adalah sebesar 4822,6

sedangkan pada triwulan IV/QIV secara kseluruhan

sebesar 4825 dalam hal ini berarti pengeluaran

type of expenditure mengalami peningkatan sebesar

2,4 yang terjadi pada tahun 2011 dan jika

ditambahkan maka pada tahun 2011 Pengluaran Type

of Expenditure secara keseluruhan sebesar 9647

triliun rupiah

c. Pengluaran Type of Expenditure pada triwulann

I/QI secara keseluruhan adalah sebesar 4825

sedangkan pada triwulan II/QII secara kseluruhan

sebesar 4930,2 dalam hal ini berarti Pengluaran

Type of Expenditure mengalami peningkatan sebesar

105,2 yang terjadi pada tahun 2012 dan jika

ditambahkan maka pada tahun 2012 Pengluaran Type

of Expenditure keseluruhan sebanyak 9755,2

triliun rupiah.

Jika dibandingkan antara tahun 2011 dan 2012 maka

Pengluaran Type of Expenditure mangalami peningkatan

pula yaitu sebesar 108,2 triliun rupiah.

TABEL 10.4Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar HargaKonstan 2000 Menurut Pengeluaran (triliun rupiah),

2011-2012

PengeluaranType of Expenditure

2011 *) 2012 **)Trw IIIQ III

Trw IVQ IV

Trw IQ I

Trw IIQ II

Pengeluaran Konsumsi Rumah TanggaPrivate Consumption Expenditure

346,7 349,5 351,1 355,9

Pengeluaran Konsumsi PemerintahGeneral Government Consumption Expenditure

50,6 70,0 38,4 48,9

Pembentukan Modal Tetap Domestik BrutoGross Domestic Fixed Capital Formation

153,6 162,1 154,4 164,1

A. Perubahan Stok/Change in Inventories

9,7 -7,7 19,1 26,5

B. Diskrepansi -5,0 -22,0 4,2 7,6

Statistik 1)/ StatisticalDiscrepancy 1)Ekspor Barang-Barang dan Jasa-JasaExport of Goods and Services

314,8 325,3 302,0 305,9

Dikurangi: Impor Barang-Barang dan Jasa-JasaLess: Import of Goodsand Services

238,0 252,4 236,4 258,3

PDB/GDP 632,4 624,0 632,8 650,6Sumber: Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, BPS Berita Resmi Statistik, BPSCatatan: *)Angka sementara

**)Angka sangat sementara1)Sisa

Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Pengeluaran (triliun rupiah), 2011-2012 terdiri dari triwulan III/QIII, Triwulan IV/Q4, triwuilan I/QI, triwulan II/QII.

a. Untuk pengeluaran type of expenditure terbesar

adalah Pengeluaran PDB/GDP, pengeluaran ini selalu

mengalami peningkatan baik pada tahun 2011 maupun

2012( setiap triwulan meningkat ).

b. Pengluaran Type of Expenditure pada triwulann

III/QIII secara keseluruhan adalah sebesar 1740,8

sedangkan pada triwulan IV/QIV secara kseluruhan

sebesar 1753,6 dalam hal ini berarti pengeluaran

type of expenditure mengalami peningkatan sebesar

12,8 yang terjadi pada tahun 2011 dan jika

ditambahkan maka pada tahun 2011 Pengluaran Type

of Expenditure secara keseluruhan sebesar 3494,4

triliun rupiah

c. Pengluaran Type of Expenditure pada triwulann

I/QI secara keseluruhan adalah sebesar 1738,4

sedangkan pada triwulan II/QII secara kseluruhan

sebesar 1817,8 dalam hal ini berarti Pengluaran

Type of Expenditure mengalami peningkatan sebesar

79,4 yang terjadi pada tahun 2012 dan jika

ditambahkan maka pada tahun 2012 Pengluaran Type

of Expenditure keseluruhan sebanyak 3556,2

triliun rupiah.

Jika dibandingkan antara tahun 2011 dan 2012 maka

Pengluaran Type of Expenditure mangalami peningkatan

pula yaitu sebesar 61,8 triliun rupiah.

TABEL 10.5Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2010-2012Lapangan Usaha/Industrial

Origin 2010 *) 2011**)

2012***)

Pertanian, Peternakan, Kehutanan, PerikananAgricultural, Livestock, Forestry and Fisheries

985448,8

1 093466,0

604371,4

Pertambangan dan PenggalianMining and Quarrying

718136,8

886243,3

502078,0

Industri Pengolahan/Manufacturing Industries

1 595779,4

1 803486,3

949541,5

Listrik, Gas dan Air 49 119,0 55 30 079,1

BersihElectricity, Gas and Water Supply

700,6

Konstruksi/Construction 660890,5

756537,3

410106,5

Perdagangan, Hotel dan RestoranTrade, Hotel and Restaurant

882487,2

1 022106,7

549752,5

Pengangkutan dan KomunikasiTransportation and Communication

423165,3

491240,9

262954,1

Keuangan, Real Estat & Jasa PerusahaanFinance, Real Estate & Business Services

466563,8

534975,0

290262,2

Jasa-jasa/Services 654680,0

783330,0

428608,2

Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product

6 436270,8

7 427086,1

4 027753,9

Sumber : Pendapatan Nasional Indonesia, BPSCatatan : *)Angka sementara

**)Angka sangat sementara***)Angka sangat sangat sementara sampai Triw. II

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2010-2012

a. Pada tahun 2010 Lapangan Usaha/Industrial Origin

sebesar 5.847.913,8 triliun rupiah.

b. Pada tahun 2011 Lapangan Usaha/Industrial Origin

sebesar 14.854.172,2 triliun rupiah.

c. Pada tahun 2012 Lapangan Usaha/Industrial Origin

sebesar 8.055.507,4 triliun rupiah.

Terlihat sangat jelas bahwa pada tahun 2012 jumlah

lapangan usaha meningkat dari tahun sebelumnya,

kemudian pada tahun 2013 menurun lagi yaitu

penurunannya sebesar 6.798.664,8 triliun rupiah.

TABEL 10.6

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2010-2012

Lapangan Usaha/IndustrialOrigin 2010 *) 2011

**)2012***)

Pertanian, Peternakan, Kehutanan, PerikananAgricultural, Livestock,

304736,7

313727,8

166 796,1

Forestry and FisheriesPertambangan dan PenggalianMining and Quarrying

186634,9

189179,2 96 114,1

Industri Pengolahan/Manufacturing Industries

597134,9

634246,9

325817,9

Listrik, Gas dan Air BersihElectricity, Gas and Water Supply

18 050,2 18920,5 9 768,1

Konstruksi/Construction 150022,4

160090,4 82 769,7

Perdagangan, Hotel dan RestoranTrade, Hotel and Restaurant

400474,9

437250,7

229392,5

Pengangkutan dan KomunikasiTransportation and Communication

217977,4

241285,2

128858,6

Keuangan, Real Estat & Jasa PerusahaanFinance, Real Estate & Business Services

221024,2

236076,7

124129,0

Jasa-jasa/Services 217782,4

232464,6

119791,3

Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product

2 313838,0

2 463242,0

1 283437,3

Sumber : Pendapatan Nasional Indonesia, BPSCatatan : *)Angka sementara

**)Angka sangat sementara***)Angka sangat sangat sementara sampai Triw. II

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2010-2012

a. Pada tahun 2010 Lapangan Usaha/Industrial Origin

sebesar 2.313.838 triliun rupiah.

b. Pada tahun 2011 Lapangan Usaha/Industrial Origin

sebesar 4.690.407,3 triliun rupiah.

c. Pada tahun 2012 Lapangan Usaha/Industrial Origin

sebesar 2.566.874,6 triliun rupiah.

Terlihat sangat jelas bahwa pada tahun 2012 jumlah

lapangan usaha meningkat dari tahun sebelumnya,

kemudian pada tahun 2013 menurun lagi yaitu

penurunannya sebesar 2.123.532,7 triliun rupiah

TABEL 10.7Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Jenis Pengeluaran (miliar rupiah), 2010-2012Jenis Pengeluaran/Type

of Expenditure 2010 * 2011 ** 2012 ***

PDB Menurut Pengeluaran/GDP By Expenditure

6 436270,83

7 427086,08

4 027753,90

Pengeluaran Konsumsi Rumah TanggaPrivate Consumption Expenditure

3 643425,03

4 053363,58

2 169154,00

Pengeluaran Konsumsi PemerintahGeneral Government Consumption Expenditure

581921,34

667440,13

321381,20

Pembentukan Modal Tetap Domestik BrutoGross Domestic Fixed Capital Formation

2 064994,12

2 378268,89

1 302604,40

Perubahan Inventori/Change in Inventories

31 580,72 55594,62

122763,10

Diskrepansi Statistik1)/Statistical Discrepancy

6 296,12 167536,36

156667,10

1)Ekspor Barang-Barang dan JasaExport of Goods and Services

1 584673,80

1 955357,20

987971,20

Dikurangi: Impor Barang-barang dan Jasa-jasaLess: Import of Goods and Services

1 476620,30

1 850474,70

1 032787,10

Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri atasFaktor ProduksiNet Factor Income fromThe Rest of World

- 180968,89

- 211689,27

- 115807,80

Produk Nasional Bruto/Gross National Product

6 255301,94

7 215396,81

3 911946,10

Dikurangi: Pajak TidakLangsung NetoLess: Net Indirect Taxes

225193,56

179725,32

109515,60

Dikurangi: PenyusutanLess: Comsumption of Fixed Capital

321813,54

371354,30

201387,70

Pendapatan Nasional/National Income

5 708294,85

6 664317,19

3 601042,80

Sumber: Pendapatan Nasional Indonesia, BPSCatatan: *)Angka sementara

**)Angka sangat sementara***)Angka sangat sangat sementara sampai Triwulan

II1)Sisa

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Jenis Pengeluaran (miliar rupiah), 2010-2012

a. Pada tahun 2010 Jenis Pengeluaran/Type of

Expenditure secara keseluruhan sebesar

28.155.417,3 triliun rupiah.

b. Pada tahun 2011 Jenis Pengeluaran/Type of

Expenditure secara keseluruhan sebesar

32.774.225,9 triliun rupiah.

c. Pada tahun 2012 Lapangan Jenis Pengeluaran/Type of

Expenditure secara keseluruhan 17.829.166,4

triliun rupiah.

Terlihat sangat jelas bahwa pada tahun 2012 jumlah

lapangan usaha meningkat dari tahun sebelumnya,

kemudian pada tahun 2013 menurun lagi yaitu

penurunannya sebesar 14945059,5 triliun rupiah

TABEL 10.8Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000Menurut Jenis Pengeluaran (miliar rupiah), 2010-2012

Jenis Pengeluaran/Typeof Expenditure 2010 * 2011 ** 2012 ***

PDB Menurut Pengeluaran/GDP By Expenditure

2 313837,96

2 463241,96

1 283437,30

Pengeluaran Konsumsi Rumah TanggaPrivate Consumption Expenditure

1 308272,73

1 369881,04

707087,30

Pengeluaran Konsumsi PemerintahGeneral Government Consumption Expenditure

196397,60

202611,46 87 285,20

Pembentukan Modal Tetap Domestik BrutoGross Domestic Fixed Capital Formation

553347,70

602146,71

318473,20

Perubahan Inventori/Change in Inventories

11 041,14 21858,67 45 586,20

Diskrepansi Statistik1)/Statistical Discrepancy1)

1 628,39 - 11475,92 11 828,10

Ekspor Barang-Barang dan JasaExport of Goods and Services

1 074568,70

1 220428,30

607863,70

Dikurangi: Impor 831 942 494

Barang-barang dan Jasa-jasaLess: Import of Goods and Services

418,30 208,30 686,40

Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri atasFaktor ProduksiNet Factor Income fromThe Rest of World

- 92992,00

- 96452,97

- 49582,40

Produk Nasional Bruto/Gross National Product

2 220845,96

2 366788,99

1 233854,90

Dikurangi: Pajak TidakLangsung NetoLess: Net Indirect Taxes

81 165,80 42871,37 35 023,20

Dikurangi: PenyusutanLess: Comsumption of Fixed Capital

115691,90

123162,10 64 171,90

Pendapatan Nasional/National Income

2 023988,26

2 200755,53

1 134659,90

Sumber: Pendapatan Nasional Indonesia, BPSCatatan: *)Angka sementara

**)Angka sangat sementara***)Angka sangat sangat sementara sampai Triwulan

II1)Sisa

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Jenis Pengeluaran (miliar rupiah), 2010-2012

a. Pada tahun 2010 Jenis Pengeluaran/Type of

Expenditure secara keseluruhan sebesar

10.639.212.4 triliun rupiah.

b. Pada tahun 2011 Jenis Pengeluaran/Type of

Expenditure secara keseluruhan sebesar

11.447.955,5 triliun rupiah.

c. Pada tahun 2012 Lapangan Jenis Pengeluaran/Type of

Expenditure secara keseluruhan 5.974.374,9 triliun

rupiah.

Terlihat sangat jelas bahwa pada tahun 2012 jumlah

lapangan usaha meningkat dari tahun sebelumnya,

kemudian pada tahun 2013 menurun lagi yaitu

penurunannya sebesar 5.473.580,6 triliun rupiah

TABEL 10.9Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan

Usaha (persen),Triwulan II/2012***)

LapanganUsahaIndustrial Origin

TriwII/2012Terhada

pTriwI/2012Qtr

II/2012OverQtr

I/2012

TriwII/2012Terhada

pTriw

II/2011Qtr

II/2012OverQtr

II/2011

SumberPertumbuh

anTriw

II/2012(y-on-y)Source ofGrowth

Q II/2012(y-on-y)

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan PerikananAgriculture,Livestock,Forestry&Fishery

2,4 3,7 0,5

Pertambangan dan PenggalianMining and Quarrying

-0,6 3,1 0,2

IndustriPengolahan/Manufacturing Industry 2,7 5,4 1,4

Listrik, Gas dan AirBersihElectricity,Gas and Water Supply

4,6 5,9 0,0

Konstruksi/Construction 4,4 7,3 0,5Perdagangan, Hotel dan RestoranTrade, Hotel and Restaurant

5,2 8,9 1,6

Pengangkutan dan KomunikasiTransport and Communication

1,9 10,1 1,0

Keuangan, Real Estat & 1,7 7,0 1,0

Jasa PerusahaanFinance, Real Estate & Business ServicesJasa-jasa/Services 2,7 5,7 0,5PDB/GDP 2,8 6,4 6,4PDB TANPA MIGAS/GDP WITHOUT OIL & GAS 3,1 6,9 -

Sumber: Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, BPSBerita Resmi Statistik, BPSCatatan: ***)Angka sangat sangat sementara

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan

Usaha(persen),Triwulan II/2012***) terdiri dari Triw

II/2012Terhadap Triw I/2012 Qtr II/2012 Over Qtr

I/2012, Triw II/2012 TerhadapTriw II/2011 Qtr II/2012

Over Qtr II/2011, SumberPertumbuhan Triw II/2012 (y-on-

y) Source of Growth Q II/2012 (y-on-y).

a. Industrial Origin pada Triw II/2012Terhadap Triw

I/2012 Qtr II/2012 Over Qtr I/2012 adalah sebesar

30,9 %.

b. Industrial Origin pada Triw II/2012 TerhadapTriw

II/2011 Qtr II/2012 Over Qtr II/2011 adalah

sebesar 70%.

c. Industrial Origin pada SumberPertumbuhan Triw

II/2012 (y-on-y) Source of Growth Q II/2012 (y-on-

y)adalah sebesar13,1%.

TABEL 10.10

Laju Pertumbuhan Komponen-komponen Produk DomestikBruto Menurut Pengeluaran (persen), Triwulan II/2012

***)

Jenis PengeluaranType of Expenditure

TriwII/2012TerhadapTriwI/2012Qtr

II/2012OverQtr

I/2012

TriwII/2012TerhadapTriw

II/2011Qtr

II/2012OverQtr

II/2011

SumberPertumbuha

nTriw

II/2012(y-on-y)Source ofGrowth

Q II/2012(y-on-y)

Pengeluaran KonsumsiRumah TanggaPrivate Consumption Expenditure

1,4 5,0 2,8

Pengeluaran KonsumsiPemerintahGovernment Consumption Expenditure

27,27,0 0,5

Pembentukan Modal TetapBruto(PMTB)/Gross Domestic FixedCapital Formation

6,312,3 2,9

Ekspor Barang dan JasaExport of Goods and Services

1,3 1,9 0,9

Dikurangi: Impor Barang dan JasaMinus: Import of Goods and Services

9,2 10,9 4,1

PDB/GDP 2,8 6,4 6,4Sumber: Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, BPSBerita Resmi Statistik, BPSCatatan: ***)Angka sangat sangat sementara

Laju Pertumbuhan Komponen-komponen Produk Domestik

Bruto Menurut Pengeluaran (persen), Triwulan II/2012

***) terdiri dari Triw II/2012Terhadap Triw I/2012 Qtr

II/2012 Over Qtr I/2012, Triw II/2012 TerhadapTriw

II/2011 Qtr II/2012 Over Qtr II/2011, SumberPertumbuhan

Triw II/2012 (y-on-y) Source of Growth Q II/2012 (y-on-

y).

a. Industrial Origin pada Triw II/2012Terhadap Triw

I/2012 Qtr II/2012 Over Qtr I/2012 adalah sebesar

48,2%.

b. Industrial Origin pada Triw II/2012 TerhadapTriw

II/2011 Qtr II/2012 Over Qtr II/2011 adalah

sebesar 43,5 %.

c. Industrial Origin pada SumberPertumbuhan Triw

II/2012 (y-on-y) Source of Growth Q II/2012 (y-on-

y)adalah sebesar 17,6%.

TABEL 10.11

Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan Ekonomi, dan ProdukDomestik Bruto per Kapita, 1990-2011

TahunYear

PDB (MilliarRp)/GDP{billion Rp)

Pertumbuhan

Ekonomi(%)

EconomicGrowth

PDBPerkapita(

Rp)Per Capita

GDP(Rp)

HargaBerlakuCurrentPrice

HargaKonstanConstantPrice

1990 195597,22

115217,28 7,24 1 097

812,00

1991 227450,18

123225,18 6,95 1 253

970,00

1992 259884,52

131184,84 6,46 1 408

656,00

1993 329775,80

329775,80 6,50 1 757

970,00

1994 382219,90

354640,90 7,54 2 004

550,00

1995 454514,20

383792,60 8,22 2 345

818,70

1996 532567,50

413797,70 7,82 2 732

421,10

1997 627695,90

433245,60 4,70 3 173

239,80

1998 955753,90

376375,10 -13,13 4 760

842,90

1999 1 099731,80

379353,20 0,79 5 421

910,90

2000 1 389769,90

1 389769,90 4,92 6 751

601,46

2001 1 646322,00

1 440405,70 3,64 7 880

871,80

2002 1 821833,40

1 505216,40 4,50 8 593

432,17

2003 2 013674,60

1 577171,30 4,78 9 359

311,56

2004 2 295826,20

1 656516,80 5,03 10 610

060,91

2005 2 774281,10

1 750815,20 5,69 12 559

786,95

2006 3 339216,80

1 847126,70 5,50 14 895

314,90

2007 3 950893,20

1 964327,30 6,35 17 364

960,60

20084

948.688,40

2 082456,10 6,01 21 430

951,08

2009*) 5 603871,20

2 177741,70 4,58 23 911

823,49

2010**) 6 436270,79

2 313837,96 6,20 27 084

008,20

2011***) 7 427086,10

2 463241,96 6,46 30 812

926,10Sumber: Pendapatan Nasional Indonesia, BPSCatatan: *)Angka sementara

**)Angka sangat sementara***)Angka sangat sangat sementara

Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan Ekonomi, dan Produk

Domestik Bruto per Kapita, 1990-2011 terdiri dari PDB

(Milliar Rp)/GDP{billion Rp),

Pertumbuhan Ekonomi (%)Economic Growth, PDB

Perkapita(Rp) Per Capita GDP(Rp), secara keseluruhan

yang terbesar adalah pada tahun 2011.

TABEL 10.12Produk Domestik Regional Bruto dan Peranan PDRB

Provinsi Terhadap 33 Provinsi Atas Dasar Harga Berlaku,2011 **)

Provinsi

Produk DomestikRegional Bruto (triliun Rp)

Peranan PDRB/GRDPShare

(persen/percent)

MigasOil andGas

TanpaMigas

MigasOil andGas

TanpaMigas

Aceh 85,5 71,7 1,4 1,3Sumatera Utara 314,2 311,8 5,2 5,7Sumatera Barat 98,9 98,9 1,6 1,8Riau 413,4 253,4 6,9 4,6Kepulauan Riau 80,2 75,0 1,3 1,4Jambi 63,3 52,6 1,1 1,0Sumatera Selatan 181,8 134,6 3,0 2,4Kepulauan BangkaBelitung 30,3 29,6 0,5 0,5

Bengkulu 21,2 21,2 0,4 0,4Lampung 128,4 126,9 2,1 2,3DKI Jakarta 982,5 977,4 16,3 17,7Jawa Barat 861,0 824,1 14,3 15,0Banten 192,2 192,2 3,2 3,5Jawa Tengah 498,6 440,8 8,3 8,0DI Yogyakarta 51,8 51,8 0,9 0,9Jawa Timur 884,1 880,1 14,7 16,0

Bali 73,5 73,5 1,2 1,3Nusa Tenggara Barat 66,8 66,8 1,1 1,2

Nusa Tenggara Timur 49,1 49,1 0,8 0,9

Kalimantan Barat 68,2 67,5 1,1 1,2Kalimantan Tengah 390,6 241,4 6,5 4,4Kalimantan Selatan 41,5 41,5 0,7 0,7Kalimantan Timur 9,2 9,2 0,2 0,2Sulawesi Utara 44,3 43,4 0,7 0,8Gorontalo 137,4 137,1 2,3 2,5Sulawesi Tengah 12,9 12,9 0,2 0,2Sulawesi Selatan 32,0 32,0 0,5 0,6Sulawesi Barat 48,7 48,7 0,8 0,9Sulawesi Tenggara 31,2 31,2 0,5 0,6Maluku 9,6 9,6 0,2 0,2Maluku Utara 6,1 6,1 0,1 0,1Papua 76,4 76,4 1,3 1,4Papua Barat 36,2 16,6 0,6 0,3Total PDRB/Total GRDP 6 021,0 5 504,9 100,0 100,0

Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-provinsi di Indonesia menurut Lapangan Usaha,BPSCatatan: **)Angka sangat sementara

Produk Domestik Regional Bruto dan Peranan PDRB

Provinsi Terhadap 33Provinsi Atas Dasar Harga Berlaku,

2011 **) terdiri dari Produk Domestik Regional

Bruto(triliun Rp) dan Peranan PDRB/GRDP

Share(persen/percent) yang terkecil dalam hal ini

adalah provinsi maluku dan yang paling besar adalah

provinsi DKI Jakarta.

TABEL 10.13Produk Domestik Regional Bruto dan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2011 **)

Provinsi Produk DomestikRegional Bruto (triliun Rp)

Peranan PDRB/GRDPShare

(persen/percent)Migas Tanpa Migas Tanpa

Oil andGas Migas Oil and

Gas Migas

Aceh 34,8 30,8 5,0 5,9Sumatera Utara 126,5 125,7 6,6 6,6Sumatera Barat 41,3 41,3 6,2 6,2Riau 102,6 52,4 5,0 7,6Kepulauan Riau 43,8 42,1 6,7 6,9Jambi 19,0 16,8 8,5 6,9Sumatera Selatan 68,0 54,4 6,5 8,0Kepulauan BangkaBelitung 11,6 11,4 6,4 6,5

Bengkulu 8,9 8,9 6,4 6,4Lampung 40,8 40,4 6,4 6,4DKI Jakarta 422,2 421,1 6,7 6,7Jawa Barat 343,1 334,5 6,5 6,8Banten 94,2 94,2 6,4 6,4Jawa Tengah 198,2 187,1 6,0 6,2DI Yogyakarta 22,1 22,1 5,2 5,2Jawa Timur 367,0 365,2 7,2 7,2Bali 30,8 30,8 6,5 6,5Nusa Tenggara Barat 32,1 32,1 5,9 5,9

Nusa Tenggara Timur 20,1 20,1 6,7 6,7

Kalimantan Barat 32,6 32,1 6,1 6,3Kalimantan Tengah 115,2 74,9 3,9 11,7Kalimantan Selatan 19,7 19,7 7,4 7,4Kalimantan Timur 3,1 3,1 7,7 7,7Sulawesi Utara 19,2 18,9 9,2 9,2Gorontalo 55,1 55,0 7,7 7,7Sulawesi Tengah 5,2 5,2 10,4 10,4Sulawesi Selatan 12,7 12,7 8,7 8,7Sulawesi Barat 19,4 19,4 -3,2 -3,2Sulawesi Tenggara 13,2 13,2 5,6 5,6Maluku 4,5 4,5 6,0 6,0Maluku Utara 3,2 3,2 6,4 6,4Papua 21,1 21,1 -5,7 -5,7Papua Barat 11,9 6,5 27,2 10,5Total PDRB/Total 2 363,3 2 220,9 6,3 6,7

GRDPSumber: Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-provinsi di Indonesia menurut Lapangan Usaha,BPSCatatan: **)Angka sangat sementaraProduk Domestik Regional Bruto dan Laju Pertumbuhan

PDRB Provinsi Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2011 **)

terdiri dari Produk Domestik Regional Bruto dan Peranan

PDRB/GRDP Share (persen/percent) terkecil adalah

provinsi maluku utara.

TABEL 10.14Kabupaten/Kota dengan Produk Domestik Regional Brutoper Kapita Tertinggi dan Terendah di Tiap Provinsi

(juta rupiah), 2011 **)

Provinsi Kabupaten/Kota Tertinggi

Kabupaten/Kota

Terendah

Aceh Kota Lhokseumawe 61,55 Kota

Subulussalam 5,83

Sumatera Utara Kab. Batu Bara 50,07 Kab. Nias

Barat 7,87

Sumatera Barat Kota Padang 32,65 Kab. Solok

Selatan 11,12

Riau Kab. Bengkalis 206,86 Kab. Rokan Hulu 30,54

Kepulauan Riau

Kab. KepulauanAnambas 70,55 Kab. Lingga 12,53

JambiKab. Tanjung JabungTimur

49,39 Kab. Tebo 10,14

Sumatera Selatan

Kab. Musi Banyuasin 53,90 Kab. OKU

Timur 10,02

Kepulauan BangkaBelitung

Kab. Bangka Barat 39,52 Kab. Bangka 18,91

Bengkulu Kab. Rejang Lebong 16,49 Kab. Seluma 4,99

Lampung Kota Bandar Lampung 25,03 Kab. Lampung

Barat 7,98

DKI Jakarta Jakarta Pusat 283,99 Jakarta Timur 61,21

Jawa Barat Kota Cirebon 39,78 Kab. Tasikmalaya 8,17

Banten Kota Cilegon 89,58 Kab. Lebak 7,53 Jawa Tengah Kab. Cilacap 62,32 Kab. Grobogan 5,45DI Yogyakarta Kota Yogyakarta 33,07 Kab. Kulon

Progo 9,86

Jawa Timur Kota Kediri 241,92 Kab. Pacitan 6,88

Bali Kab. Badung 32,13 Kab. Karangasem 12,49

Nusa Tenggara Barat

Kab. Sumbawa Barat 111,85 Kab. Lombok

Tengah 6,21

Nusa Tenggara Timur

Kota Kupang 15,59 Kab. Sumba Barat Daya 3,68

Kalimantan Barat Kota Pontianak 24,90 Kab. Melawi 6,13

Kalimantan Tengah Kab. Sukamara 25,84 Kab. Pulang

Pisau 12,00

Kalimantan Selatan Kab. Kota Baru 36,98 Kab. Hulu

Sungai Utara 8,39

Kalimantan Timur Kota Bontang 414,94 Kab. Bulungan 23,20

Sulawesi Utara Kota Manado 32,39

Kab. Bolaang MongondowSelatan

9,48

Gorontalo Kab. Pohuwato 10,84Kab. Gorontalo Utara

6,03

Sulawesi Tengah Kab. Morowali 21,85 Kab. Tojo Una

Una 9,80

Sulawesi Selatan Kab. Luwu Timur 39,36 Kab.

Jeneponto 7,73

Sulawesi Barat

Kab. Mamuju Utara 14,96 Kab. Mamasa 9,55

Sulawesi Tenggara Kab. Kolaka 22,59 Kab. Buton 8,63

Maluku Kota Ambon 12,28 Kab. Seram Bagian Timur 3,19

Maluku Utara Kab. Halmahera 11,40 Kab. 3,76

Tengah Halmahera Barat

Papua Kab. Mimika 224,86 Kab. Nduga 2,55

Papua Barat Kab. Teluk Bintun 277,93 Kab. Maybrat 6,21

Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota

di Indonesia, BPS

Catatd an: **)Angka sangat sementara

Kabupaten/Kota dengan Produk Domestik Regional Bruto

per KapitaTertinggi dan Terendah di Tiap Provinsi (juta

rupiah), 2011 **) terdiri dari :

Yaitu terbesar adalah kota Bontang,Kalimantan Timur

yaitu dengan 414,94.

Yaitu terkecil adalah kab. Seram Bagian Timur yaitu

3,19