Upload
unhas
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telur merupakan salah satu bahan makanan yang berasal dari ternak
unggas. Telur memiliki zat-zat gizi yang tinggi, zat-zat tersebut dibutuhkan oleh
tubuh manusia dan memiliki daya cerna, zat-zat tersebut adalah protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Telur merupakan produk yang mudah rusak, sifatnya mudah
pecah dan kualitasnya cepat berubah baik dalam proses transportasi maupun
selama penyimpanan. Penggunaan wadah telur yang baik selama proses dapat
meminimalisir kerusakan. Wadah telur (egg tray) dapat berbahan plastik maupun
kertas.
Telur memiliki struktur yang khusus, karena di dalamnya terkandung zat
gizi yang sebetulnya disediakan bagi perkembangan sel telur yang telah di buahi
menjadi anak ayam.Bagian esensial dari telur adalah albumen ( putih telur ) yang
mengandung banyak air dan berfungsi sebagai peredam getaran. Secara bersama –
sama albumen dan yolk ( kuning telur ) merupakan cadangan makanan yang siap
digunakan oleh embrio. Telur di lapisi oleh kerabang (cangkang) yang berfugsi
sebagai pelindung dari gangguan fisik, tetapi juga mampu berfungsi untuk proses
pertukaran gas (respirasi).
Telur terdiri dari beberapa penyusun yang merupakan komponen utama.
Komponen – komponen tersebut (dari luar ke dalam) adalah kerabang, albumen
dan yolk. Komponen albumen dan yolk dapat mengalami perubahan dalam proses
penyimpanan yang lama. Untuk mempertahankan kualitas komponen telur, di
lakukan beberapa cara pengawetan.
Kualitas telur berhubungan dengan daya terima (acceptability) telur
terhadap konsumen, komponen – komponen dari telur akan mengalami perubahan
bila terjadi penurunan kualitas telur akan mengalami perubahan bila terjadi
penurunan kualitas selama brlangsungnya penyimpanan. Penilaian kualitas telur
dapat di lakukan secara eksterior dan penyimpanan. Penilaian kualitas telur dapat
di lakukan secara eksterior dan interior.
Tujuan Dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktikum telur yaitu untuk mengetahui bagaimana
cara menentukan kualitas dengan pengujian secara eksterior dan interior serta
mengetahui alat – alat apa saja yang di gunakan dalam praktikum ini.
Adapun kegunaan dari praktikum telur adalah agar praktikan mengetahui
bagaimana cara menentukan kualitas dengan pengujian secara eksterior dan
interior serta mengetahui alat – alat apa saja yang di gunakan dalam praktikum ini.
TINJAUAN PUSTAKA
Tijauan Umum Telur
Telur adalah hasil sekresi organ reproduksi ternak unggas yang berfungsi
untuk meneruskan kehidupan/perkembangbiakan. Oleh karenanya telur
merupakan mata rantai yang esensial dalam siklus reproduksi kehidupan
hewan.Telur bangsa burung mempunyai ukuran yang lebih besar karena telur
burung mengandung makanan untuk perkembangan embrio yang tidak berada di
dalam tubuh induknya.Embrio telur lebih bergantung pada zat-zat makanan telur
sampai beberapa saat setelah menetas (Nuwantoro, 2003).
Hewan unggas betina domestik dapat bertelur secara terus-menerus tanpa
kawin ataupun tanpa adanya rangsangan dari unggas jantan.Fenomena ini telah
dimanfaatkan manusia secara menguntungkan dalam memproduksi telur infertil
untuk konsumsi manusia.Harga telur yang relatifmurah membuat masyarakat
semakin banyak dalam mengkonsumsi telur (Nuwantoro, 2003).
Anatomi susunan telur (dari dalam ke luar) adalah kuning telur (29%),
putih telur (61,5%), kerabang telurn(9,5%). Proporsidan komposisi telur
tergantung dari beberapa faktor antara lain umur ayam,pakan, temperatur, genetik
dan cara pemeliharaan. Protein telurmempunyai mutu tinggi karena memiliki
susunan asam amino esensial yanglengkap sehingga dijadikan patokan untuk
menentukan mutu protein dari bahanpangan yang lainnya.Selain itu telur juga
merupakan bahan pangan yang lengkapgizinya dan bersifat serbaguna karena
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan (Siregar, 2012).
Telur merupakan salah satu bahan pangan yang bergizi. Kandungan gizi
telur terdiri dari protein (12,8-13,4 %), karbohidrat (0,3-1,0 %), lemak (10,5-11,8
%), vitamin dan mineral. Telur ayam mempunyai tiga bagian utama, yaitu kulit
telur (8–11 %), putih telur atau albumen (56– 61 %) dan kuning telur atau yolk
(27–32%).Bagian-bagian telur ayam yang lain adalah selaput cangkang, membran
telur (vitelline), keping germinal, kalaza, dan ruang udara.Baik atau tidak dari
sebuah telur ditentukan oleh kualitas telur, yaitu kualitas internal (keadaan
albumen, keadaan yolk dan keadaan air shell) dan kualitas eksternal (ukuran telur,
warna telur, keutuhan cangkang dan kebersihan cangkang) (Triawati, 2013).
Struktur telur secara terperinci dapat dibagi menjadi (Nurwantoro,2003):
1. Kerabang telur dengan permukaan agak berbintik-bintik. Kerabang telur
merupakan penbungkus telur yang paling tebal, bersifat keras dan kaku. Pada
kerabang terdapat pori-pori yang berfungsi untuk pertukaran gas. Pada
permukaan luar kerabang terddapat lapisan kutikulia, yang merupakan
pembungkus telur paling luar.
2. Selaput kerabang luar dan dalam. Selaput kerabang dalam lebih tipis dari
selaput kerabang luar dan keduanya mempunyai ketebalan 0,01-0,02 mm.
pada ujung telur yang tumpul, kedua selaput terpisah dan membentuk rongga.
3. Albumen (putih telur) terdiri dari 4 lapisan tipis dan encer atau lapisan
chalaziferous (lapisan 4), lapisan ini berhubungan langsung dengan selaput
vitelina: lapisan luar yang tipis dan encer (lapisan 3) yang mengelilingi lapisan
kental (lapis 2). Paling luar adalah lapisan tipis dan encer (lapisan 1).
4. Struktur keruh berserat yang terdapat pada kedua ujung kuning telur yang
disebut khalasa dan berfungsi menetapkan posisi kuning telur
5. Kuning telur yang terdiri dari latebra, diskus terminalis, cincin/lingkaran
konsentris dengan warna gelap dan terang dab dikelilingi oleh selaput vitelina.
Besar telur ditentukan oleh banyak faktor termasuk genetik, umur dan
beberapa zat makanan dalam ransum.Faktor yang sangat penting yang
mempengaruhi besar telur adalah protein dan asam amino dalam ransum yang
cukup, dan asam linoleat.Selainitu, telur konsumsi yang baik yaitu telur yang
mempunyai ketebalan kerabang kuat sehinggadapat terhindar dari resiko pecah
selama perjalanan.Ketebalan kerabang sangat menentukan kualitas telur karena
dapat melindungi kualitas bagian dalam. Karakteristik spesifik putih telur adalah
kandungan protein (lisosom) yang berperan terhadap kualitas putih telur(Prasetya,
2015).
Telur ayam khususnya ayam ras, biasanya dikonsumsi sehari-hari dan
digunakan untuk pengolahan pangan misalnya pembuatan adonan kue, es cream
dan mayones. Sebutir telur memiliki kandungan protein yang berkualitas tinggi,
lemak, vitamin, mineral dan kalori rendah dan telur juga memiliki fungsi sebagai
preparasi makanan yaitu sebagai bahan pengembang (leaven), mengemulsi,
mempertebal dan mengikat produk makanan dan menambah warna (Siregar,
2012).
Anatomi susunan telur (dari dalam ke luar) adalah kuning telur (29%),
putih telur (61,5%), kerabang telur (9,5%). Proporsi dan komposisi telur
tergantung dari beberapa faktor antara lain umur ayam,pakan, temperatur, genetik
dan cara pemeliharaan. Protein telurmempunyai mutu tinggi karena memiliki
susunan asam amino esensial yanglengkap sehingga dijadikan patokan untuk
menentukan mutu protein dari bahanpangan yang lainnya. Selain itu telur juga
merupakan bahan pangan yang lengkapgizinya dan bersifat serbaguna karena
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan (Siregar, 2012)
Telur-telur ayam ras petelur yang beredar dipasaran sekarang ini berasal
dari peternakan yang dipelihara secara intensif, dan sebahagian besar kuning
telurnya berwarna pucat, hal ini disebabkan karena kurangnya atau defisiensinya
pigmen xantofil dan karotenoid di dalam ransum pakan yang diberikan.Pigmen
xantofil dan karotenoid merupakan prekursor pro vitamin A dan diketahui dapat
memberi warna kuning pada kuning telur yang dihasilkan (Djunu, 2012).
Warna kerabang telur ayam ras dibedakan menjadi dua warna utama putih
dan coklat. Perbedaan warna ini di pengaruhi oleh genetic dari masing – masing
ayam. Warna coklat pada kerabang di pengaruhi oleh porpirin yang tersusun dari
protoporpirin, koproporpirin, uroporpirin, dan beberapa jenis porpirin yang belum
teridentifikasi. Warna kerabang selain dipengaruhi oleh pigmen juga di pengaruhi
oleh konsentrasi pigmen warna telur dan juga struktur dari kerabang telur (Jazil,
2013)
Menurut Djunu (2012) Ayam ras petelur ada dua tipe, yaitu:
1. Tipe ayam ras petelur ringan.
Tipe ayam ras petelur ini disebut juga tipe ayam petelur putih, ayam ras
petelur ringan inimempunyai badan yang ramping/ kurus mungil/ kecil dan mata
bersinar, bulunya berwarna putihbersih, berjengger merah. Ayam ini mampu
bertelur lebih dari 260 telur pertahun.
2. Tipe ayam ras petelur medium
Bobot ayam cukup berat, tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak
terlihat gemuk,tetapi cukup banyak menghasilkan daging yang banyak, ayam ini
disebut juga tipe dwiguna,warnanya coklat. Di pasaran orang mengatakan telur
coklat lebih disukai dari pada telur putih,kalau dilihat warna kulitnya memang
lebih menarik yang coklat dari pada putih, tetapi dari segirasa dan gizinya relative
sama. Ayam ras petelur dapat menghasilkan telur antara 250 sampai 280 butir
pertahun, bahkanuntuk jenis leghorn dapat mencapai 284 sampai 300 butir
pertahun. Ayampetelur mulai berproduksi pada saat umur 5 bulan dan akan terus
menghasilkan telur sampaimencapai 10 – 12 tahun. Pada umumnya produksi telur
yang terbanyak pada tahun-tahunpertama ayam bertelur. Produksi pada tahun-
tahun berikutnya cenderung akan terus menurun.
Menurut Nurani (2010) Ciri-ciri telur yang baik adalah sebagai berikut.
1. Kondisi cangkang tidak retak, bersih dari kotoran yang menempel serta
kontaminasi mikroba
2. Telur yang baik akan terlihat jernih
3. Ciri lain telur yang baik adalah, tidak terapung ketika di rendam di dalam air.
Jika telur dipecah dan ditaruh dipiringdatar (Nurani, 2010):
1. Kuning telurnya tinggi / tidak datar
2. Putih telur tinggi dan banyak
3. Bentuknya membulat
4. Putih dan kuningnya mudah dipisah
5. Telur segar terasa berat
Pengujian Kualitas Telur
Kualitas telur adalah istilah umum yang mengacu pada beberapa standar
yangmenentukan baik kualitas internal maupun eksternal.Kualitas eksternal
difokuskan pada kebersihan kulit, tekstur, bentuk, warna kulit dan keutuhan telur.
Kualitas internal mengacu pada putih telur (albumen) : Kebersihan dan viskositas,
ukuran sel udara, bentuk kuning telur dan kekuatan kuning telur. Penurunan
kualitas interior dapat diketahui dengan meneropong rongga udara (air cell) dan
dapat juga dengan memecah telur untuk diperiksa kondisi kuning telur, putih
telur, warna kuning telur, posisi kuning telur, haugh unit (HU) dan ada tidaknya
noda bintik darah (Prasetya, 2012).
Kualitas telur secara eksterior dapat dilihat pada bobot telur, bobot
merupakan faktor penting dalam penentuan kualitas, karena bobot telur
merupakan kriteria pertama dalam pemasaran telur. Bobot telur dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor pakan, genetik, tingkat dewasa kelamin dan umur
induk. Konsumen telur, baik penggunaannya untuk telur konsumsi maupun telur
tetas, selalu beranggapan bahwa telur dengan bobot yang tinggi adalah telur
dengan kualitas yang lebih baik.Ketebalan kerabang juga menentukan kualitas
telur secara eksterior.Semakin tebal kerabang, maka kualitas telur semakin
baik.Kekuatan kerabang telur dapat diketahui dengan melihat tebal kerabang,
berat jenis telur dan persentase telur yang retak. Tebal kerabang telur yang normal
untuk telur ayam ras berkisar antara 0,35 dan 0,40 mm (Sihombing, 2015).
Pada penilaian indeks telur, telur yang dihasilkan dengan bentuk normal
sangat penting dalam pemasaran karena apabila bentuk telur terlalu bulat atau
runcing maka akan mengalami kesulitan dalam pengepakan serta kemungkinan
retak atau pecah akan besar. Dinyatakan pula bahwa indeks bentuk telur
dipengaruhi oleh kesehatan ternak dan umur bertelur (Prasetya, 2015).Bentuk
telur yang baik mempunyai indeks telur sebesar 74mm (Azizah, 2015).
Kondisi kerabang dibagi atas 4 kelas yaitu: kelas AA mempunyai kondisi
kerabang bersih< 1/32 bagian yang kotor, keutuhan tidak pecah dan bentuknya
normal. Pada kelas A kondisi kerabang bersih 1/32-1/16 bagian yang kotor,
keutuhan tidak pecah dan bentuknya normal. Pada kelas B kebersihan 1/16-1/4
bagian yang kotor, keutuhan tidak pecah dan bentuknya kadang tidak normal.
Pada kelas C kebersihan > ¼ bagian yang kotor, keutuhan todak pecah dan bentuk
kadang tidak normal (Abustam., dkk, 2015).
Mutu telur dapat dikelompokkan terutama berdasarkan ukurannya melalui
penimbang (berat) dan faktor mutu lainnya. Berdasarkan pada ukuran atau berat,
telur dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Extra large ≥ 60 g
Large 55-60 g
Medium 45-54g
Small 35-44 g
Setiap Negara memiliki patokan grading berdasarkan ukuran yang
berbeda-beda.Grading sendiri tidak bersifat wajib, tetapi lebih bersifat sukarela
dari produsennya (Soegjiapranata, 2012).
Salah satu klsifikasi grading telur yang dikenal adalah yang dikeluarkan
oleh united states department of agriculture (USDA), yang mengelompokkan telur
dalam grade AA, A da B berdasarkan kualitas interior dan eksteriornya, adapun
grading telur berdasarkan acuan USDA adalah senagai berikut(Soegjiapranata,
2012):
Grade AA
Pada Grade AA ketika dipecah, telur terlihat berdiri tegak, kuning telur
terlihat padat. Pada area yang ditutupi putih telur kecil ,proporsi telur kental
lebih besar dibanding yang encer, dan cangkang bersih dan tidak retak.
Grade A
Yang termasuk dalam grade A ialah ketika dipecahkan dipermukaan, telur
kelas A akan mencakup area relative kecil, kuning bulat dan tegak, putih telur
kental lebih kental banyak dari pada yang encer, serta berdiri cukup baik
disekeliling kuning telur, serta cangkang bersih dan tidak retak.
Grade B
Yang termasuk dalam grade B ketika dipecahkan dipermukaan, telur kelas B
akan lebih menyebar, kuning telur terlihat rata dan proporsi putih telur encer
lebih banyak dibangding yang kental, bentuk cangkang tidak normal dan tidak
ada retakan.
Kualitas Telur Secara Interior
Penilaian haugt unit, putih telur yang diukur adalah putih telur kental.
Semakin tebal putih telur, kualitasnya semakin baik, telur yang berkualitas baik
mempunyai Haugh Unit 75-100 mm, sedangkan telur yang dikategorikan sudah
rusak apabila Haugh Unit nya berada di bawah 50 mm. Nilai Haugh Unit ialah
nilai yang menunjukan sifat keenceran putih telur dan dapat menentukan tingkatan
kualitas dari telur itu. Dari penjelasannya sudah dapat diketahui bahwa kekentalan
putih telur sangat berpengaruh terhadap tingkat kualitas suatu telur (Prasetya,
2015).Telur segar memiliki nilai HU rata-rata 86,63 ± 96,7 yang berarti telur
masih dalam kualitas AA, telur yang telah disimpan selama 1 minggu memiliki
nilai HU 41,59 ± 19,69 yang berarti termasuk dalam kualitas B dan telur dengan
lama penyimpanan 2 minggu hanya telur dengan warna kerabang coklat tua yang
masih dapat dihitung nilai Haugh Unitnya, sedangkan telur dengan warna
kerabang coklat dan coklat muda nilai Haugh Unitnya sudah tidak bisa dihitung
dikarenakan putih telur kental sudah menjadi encer. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa semakin lama penyimpanan nilai HU akan semakin menurun, hal ini
terjadi akibat adanya penguapan air dan gas seperti CO2 yang menyebabkan putih
telur kental semakin encer (Jazil, 2013).
Nilai indeks kuning telur, Indeks kuning telur yang baik berkisar antara
0,40-0,42, apabila telur terlalu lama disimpan, maka indeks yolk menurun menjadi
0,25 atau kurang (Prasetya, 2015).Kualitas yolk berdasarkan warna, posisi dan
kebersihan yolk dapat dibagi menjadi 3 yaitu kelas AA warna yolnya kuning
jernih, posisinya terpusat dan kebersihannya bebas noda. Pada kelas A warnanya
kuning jernih, posisi terpusat, dan kebersihannya ada sedikit noda. Pada kelas B
warna yolk kurang jernih, posisi tidak terpusat dan banyak noda (Abustam dkk.,
2015).
Kualitas albumen berdasarkan kebersihan dan kekentalan dapat dibagi
menjadi 3 kelas yaitu kelas AA kebersihan albumen bebas noda dan
kekentalannya kental.Kelas A kebersihannya bebas noda dan sedikit encer. Kelas
B kebersihannya sedikit noda dan kekentalannya encer tapi belum tercampur
dengan yolk (Abustam dkk., 2015). Kisaran Albumen indeks yang
direkomendasikan adalah 0.05-0.12 (Prasetya, 2015).
Lama penyimpanan telur berpengaruh nyata terhadap kedalaman
rongga udara. Telur segar memiliki ratarata kedalaman rongga udara sebesar 2,19
± 0,90 mm yang berarti telur tersebut menurut tergolong dalam telur dengan mutu
I.Setelah 1 minggu penyimpanan kedalaman rongga udara menjadi 5,69 ± 1,06m
m(mutu II) dan bertambah besar pada 2minggu penyimpanan menjadi 8,52 ±1,43
mm (mutu III). Rongga udara pada telur terbentuk sesaat setelah peneluran akibat
adanya perbedaan suhu ruang yang lebih rendah dari suhu tubuh induk,
kemudian isi telur menjadi lebih dingin dan mengkerut sehingga
memisahkan membran kerabang bagian dalam dan luar, terpisahnya
membran ini biasanya terjadi pada bagian tumpul telur. Semakin
lama penyimpanan telur maka akan semakin besar kedalaman rongga
udaranya (Jazil,2013).
Rongga udara telur berguna sebagai tempat pemberi udara sewaktu embrio
bernafas.Makin lama kantong udara, umur telur relatif makin lama.Membesarnya
rongga udara disebabkan oleh menguatnya air di dalam isi telur. Bertambah
besarnya rongga udara dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : tekstur
kerabang, temperatur serta kelembaban lingkungan. Semakin lama penyimpanan
telur maka akan semakin besar kedalaman rongga udaranya. Hal ini disebabkan
oleh penyusutan berat telur yang diakibatkan penguapan air dan pelepasan gas
yang terjadi selama penyimpanan. Seiring bertambahnya umur, telur akan
kehilangan cairan dan isinya semakin menyusut sehingga memperbesar rongga
udara (Prasetya, 2015).
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu Dan Tempat
Praktikum dasar tekhnologi hasil ternak mengenai telur dilaksanakan pada
hari Rabu tanggal 21 Oktober 2015 pukul 15.00 Wita sampai selesai. Bertempat di
Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Alat Dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah jangka sorong,
micrometer, cawan petri, sendok, dan timbangan analitik.
Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah telur dan
tissue.
Prosedur kerja
Uji kualitas telur secara eksterior, dengan cara pertama mengukur berat
telur dengan cara meletakkan telur diatas timbangan analitik, meletakkan jangka
sorong pada bagian telur dengan diameter paling luas saat mengukur lebar telur,
dan meletakkan jangka sorong pada kedua ujung telur saat mengukur panjang
telur. Pada uji interior, dengan cara memecahkan sedikit permukaan telur
khususnya pada bagian ujung telur yang diameternya lebih lebar lalu memasukkan
jangka sorong ke dalam telur pada saat mengukur kedalaman rongga udara, saat
ingin megukur tinggi, lebar serta berat kita memecakan telur secara hati-hati
kemudian meletakkan jangka sorong pada bagian kuning telur yang akan diukur,
saat mengukur berat yolk kita memisahkan putih telur dengan kuning telur lalu
mengukur kuning telur pada timbanganalitik. Saat akan mengukur tinggi albumen
kita meletakkan jangka sorong pada bagian putih telur lalu mengukur tingginya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berat Telur (Indeks Telur)
Berdasarkan hasil praktikum mengenai berat telur dapat dilihat pada tabel
6.
Tabel 6. bentuk telur (indeks telur) Jenis Telur Panjang Telur Lebar Telur Indeks telur
Telur Ayam Ras 56,6 mm 44,6 mm 78,79 mmSumber: Data Hasil Praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak, 2015.
Bedasarkan Tabel 6 mengenai berat telur didapatkan hasil
bahwa panjang telur yaitu 56,6 mm dan lebar telur 44,6 mm denga indeks
telur 78,79 mm. Telur ini memiliki indeks telur yang baik dan jumlahnya besar.
Hal ini sesuai dengan pendapat Azizah (2015) yang menyatakan bahwa bentuk
telur yang baik mempunyai indeks telur minimal sebesar 74 mm.
Berat telur
Berdasarkan hasil prakrikum mengenai berat telur, maka dapat dilihat pada
tabel 7.
Tabel 7 berat telur
Jenis telur berat telur
Telur ayam ras 62 grSumber: Data Hasil Praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak, 2015.
Berdasarkan hasil pada tabel 7 maka didapatkan hasil bahwa berat telur
ayam ras yang diukur adalah 62 gram. Ukuran telur ayam ras ini termasuk dalam
ukuran extra large. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurwantoro (2003) yang
menyatakan bahwa ukuran berat telur yang masuk kategeri extra large adalah
ukuran 60 - 65 gr.
Keadaan kerabang (kebersihan dan keutuhan)
Berdasarkan hasil praktikum mengenai keadaan kerabang (kebersihan dan
keutuhan) dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8 Keadaan kerabang (kebersihan dan keutuhan)
Jenis telur kebersihan keutuhan
Telur ayam ras AA AASumber: Data Hasil Praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak, 2015.
Berdasarkan tabel 8 mengenai keadaan kerabang didapatkan hasil bahwa
telur ayam ras tersebut memiliki kualitas kebersihan AA dan keutuhannya juga
AA.Telur ini memiliki kualitas yang baik. Hal ini sesuai dengan pandapat
Abustam dkk (2015) yang menyatakan bahwa kualitas telur pada kelas AA yaitu
mempunyai kondisi kerabang bersih < 1/32 bagian yang kotor, keutuhan tidak
pecah dan bentuknya normal.
Kondisi Albumen (HU, AI, Kebersihan, Kekentalan)
Berdasarkan hasil praktikum mengenai Kondisi Albumen (HU, AI,
Kebersihan, Kekentalan) dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 9 Kondisi Albumen (HU, AI, Kebersihan, Kekentalan)Jenis Telur HU AI Kebersihan Kekentalan
Telur ayam ras 93,67 0,002 AA AASumber: Data Hasil Praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak, 2015.
Pada tabel 10 didapatkan hasil bahwa HU (Haugt Unit)
pada telur ayam ras tersebut 93,67. Nilai HU sangat tinggi ini
menandakan bahwa telur tersebut memiliki kualitas yang baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Prasetya (2015) yang menyatakan bahwa
kualitas telur yang baik jika Haugh Unit 75-100 mm. Nilai AI (Albumen Indeks)
yang didapat adalah 0,002. Nilai ini tidak normal karena terlalu
rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Prasetya (2015). Menyatakan
bahwa yang kisaran Albumen indeks yang direkomendasikan adalah 0.05-0.12.
Sedangkan kondisi albumen pada tingkat kebersihannhya yang didapatkan yaitu
berada pada kelasAA karena kondisinya bersih. Hal ini sesuai dengan pendapat
Abustam dkk (2015) yang menyatakan bahwa kelas AA albumennya bebas noda.
Sedangkan kekentalannya berada pada kelas AA dimana kekentalan telur tersebut
kental.. Hal ini sesuai dengan pendapat Abustam dkk (2015) yang menyatakan
bahwa apabila kondisi albumen kental berarti albumennya berada pada kelas AA.
Kondisi Yolk (warna, posisi, kebersihan, YI)
Berdasarkan hasil praktikum mengenai Kondisi Yolk (warna, posisi,
kebersihan, YI) dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10 Kondisi Yolk (warna, posisi, kebersihan, YI)
Jenis telur warna posisi kebersihan
YI
Telur ayam ras A A A 0,40Sumber: Data Hasil Praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak, 2015.
Pada tabel 10 didapatkan hasil bahwa warna telur ayam
ras tersebut berada pada kelas A. warna pada kelas A yaitu
kuning jernih. Hal ini sesuai dengan pendapat Abustam dkk
(2015) yang menyatakan bahwa Pada kelas A warna yolknya kuning
jernih. Pada posisi yolknya berda pada kelas A. pada kelas A posisi yolk terpusat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Soegjiapranata (2012) yang menyatakan bahwa
yolk pada grade A kuning telurnya bulat dan. tegak dan terpusat. Pada kondisi
kebersihan yolk, yolk berada pada kelas AA.Pada kelas AA kebersihan yolk bebas
noda.Hal ini sesuai dengan pendapat Abustam (2015) yang menyatakan bahwa
yolk yang bebas noda itu barada pada kelas AA. Sedangakan nilai YI yang
didapatkan adalah 0,40. Nilai indeks yolk ini termasuk dalam kategori baik karena
standar nilai yolk yang baik adalah 0,40-0,42. Hal ini sesuasi dengan pendapat
Prasetya (2015) yang menyatakan Indeks kuning telur yang baik berkisar antara
0,40-0,42, apabila telur terlalu lama disimpan, maka indeks yolk menurun menjadi
0,25 atau kurang.
Rongga Udara (Kedalaman rongga udara)
Berdasarkan hasil pratikum mengenai Rongga Udara (Kedalaman
rongga udara) dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 10. Kedalaman rongga udara Jenis telur Kedalaman rongga udaraTelur ayam ras 1,09 mm
Sumber: Data Hasil Praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak, 2015.
Berdasarkan tabel 11 mengenai kedalaman rongga udara
didapatkan hasil bahwa kedalaman rongga udaranya yaitu 1,09
mm. Nilai ini berada pada mutu ke II. Hal ini sesuai dengan
pendapa (Jazil, 2013) yang menyatakan bahwa
Setelah 1 minggu penyimpanan kedalaman rongga udara menjadi 5,69 ± 1,06 mm
yang masuk pada(mutu II).
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum mengenai telur maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Bentuk telur yang baik yaitu mempunyai berat yang tinggi
serat kulit kerabang yang tebal. Pada nilai indeks telur, nilai
yang baik adalah 74mm.
2. Berat telur, pada praktikum didapatkan bahwa telur ayam ras
yang ditimbang masuk dalam ukuran large karena neratnya
62 gr, dimana ukuran extra large memiliki kisaran 60 – 65 gr.
3. Kedaan kerabangpada telur ayam ras yang diuji
kebersihannya masuk kelas AA dan keutuhannya juga AA. Telur ini
masuk dalam kelas yang memiliki kualitas baik.
4. Kondisi albumen pada telur yang diuji memiliki nilai haugt unit
93,67. Nilai haugt unit ini sangat tinggi menandalan bahwa
telur tersebut memiliki kualitas yang baik. Nilai AI (Albumen
Indeks) yang didapat adalah 0,002. Nilai ini tidak normal karena
terlalu rendah. Karena nilai AI yang normal adalah 0.05-0.12.
Sedangkan kondisi albumen pada tingkat kebersihannya yang didapatkan yaitu
berada pada kelas AA karena kondisinya bersih, bebas noda. Sedangkan
kekentalannya berada pada kelas A dimana kekentalannya sedikit encer
dimana kondisi albumen sedikit encer berarti albumennya berada pada kelas
A.
5. Kondisi yolk warna telur ayam ras yang diuji berada pada
kelas A dimana pada kelas A yaitu kuning jernih. Pada posisi
yolknya berda pada kelas A dimana pada kelas A posisi yolk terpusat. Pada
kondisi kebersihan yolk, yolk berada pada kelas AA. Pada kelas AA
kebersihan yolk bebas noda. Nilai indeks yolk yang didapat adalah 0,40. Nilai
yolk indeks ini adalah termasuk kategori baik. Karena standar nilai yolk yang
baik adalah 0,40-0,42.
6. Rongga udara pada telur yang diuji kedalaman rongga
udaranya yaitu 1,09 cm, dimana nilai ini berada pada mutu ke
II.
Saran
Sebaiknya pada saat ingin menyimpan telur pertamatama
dibersihkan dan segera disimpan dalam freezer. Saat
menyimpan posisi yang baik itu dengan cara menempatkan ujung telur
yang lebih kecil di bagian bawah, sihingga seluruh bagian kuning telur tenggelam
di dalam albumen, yang mengandung senyawa antibakteri untuk melindungi yolk.
Daftar Pustaka
Abustam, E. ratmawati Malaka. Hikma M. Ali. Muh. Irfan Said. 2015. Penuntun praktikum dasar teknologi hasil ternak. Fakultas peternakan universtas hasanuddin Makassar.
Azizah. H. 2015. Pengaruh perbedaan temperature humidity index (thi)terhadap kualitas eksterior dan tebal kerabang telur ayam ras.Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.
Djunu, Sri Suryaningsih. 2012. Kualitas telur ayam ras petelur yang diberi penambahan tepung daun pada ransum. Jurusan Peternakan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Jazil, N. 2013.Penurunan kualitas telur ayam ras dengan intensitas warna coklat kerabang berbeda selam penyimpanan.Fakultas Peternakan dan pertania universitas diponegoro. Semarang. Vol. 2 No. 1 Hal. 43 - 47
Nurani, Atat Siti. 2010. Masakan dari telur. Pendidikan Kesejahteraan Keluargafakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Jakarta.
Nurwantoro. 2003. Buku ajar dasar teknologi hasil ternak. Fakultas Peternakan Unversitas Diponegoro. Semarang.
Prasetya,Francisco Hamonangan. 2015. Karakteristik eksterior dan interior telur itik bali(kasus di kelompok ternak itik maniksari di dusun Lepang, Desa Takmung Kec.Banjarangkan, Kab.Klungkung, Provinsi Bali). Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.
Sihombing, Repilina. 2015. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Internal Telur Ayam Ras Pada Fasekedua. Fakultas peternakan unversitas lampung.Bandar lampung.
Siregar, R. F. 2012. Perubahan Sifat Fungsional Telur Ayam Ras Pasca Pasteurisasi. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Semarang. Vol. 1 No. 1 Hal. 1 - 2
Soegijapranata. 2012. Handout Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Program Studi Teknilogi Pangan. Unika.Semarang.
Triawati, Novia Wahyuana. 2013. Evaluasi Sifat Putih Telur Ayam Pasteurisasi Ditinjau Dari Daya Buih, Stabilitas Buih, Daya Koagulasi Dan Daya Kembang Sponge Cake. Fakultas Peternakan Unversitas Brawijaya. Malang.
Lampiran
5. Hasil Perhitungan
Yolk Indeks = H
Wd = 17,443,2 = 0,40