25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan psikologis, ada banyak pendekatan-pendekatan yang berguna untuk keselarasan problem solfing yang akan diberikan seorang konserlor atau psikolog dalam membantu kliennya. Salah satunya adalah pendekatan psikoanalisa. Berbagai masalah yang dimiliki manusia khusunya secara psikis, tentu saja meliki penyelesaian yang berbeda-beda. Untuk menyelesaikannya pun memerlukan ketepatan dalam mengambil tekhnik yang digunakan seorang konselor atau psikolog. Namun puluhan bahkan ratusan tekhnik tidak mungkin digunakan semua secara sekaligus. Maka sangat diperlukannya penentuan tekhnik yang akan dipakai. Tekhnik itu merupakan salah-satu cara konselor atau psikolog dalam melakukan proses pendekatan terhadap pihak klien berdasarkan sikap, masalah yang dihadapi, dan berbagai hal lainnya yang harus dipahami para konselor atau psikolog secara teori untuk kemudian dipraktekan di lapangan. Perkembangan pemikiran tentang kajian empirik di kalangan para ahli tentang kepribadian manusia itu telah 1

Teori Konseling (Psikoanalisa) : Regina Zahara

  • Upload
    uinsby

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan

psikologis, ada banyak pendekatan-pendekatan yang berguna

untuk keselarasan problem solfing yang akan diberikan

seorang konserlor atau psikolog dalam membantu kliennya.

Salah satunya adalah pendekatan psikoanalisa.

Berbagai masalah yang dimiliki manusia khusunya

secara psikis, tentu saja meliki penyelesaian yang

berbeda-beda. Untuk menyelesaikannya pun memerlukan

ketepatan dalam mengambil tekhnik yang digunakan seorang

konselor atau psikolog. Namun puluhan bahkan ratusan

tekhnik tidak mungkin digunakan semua secara sekaligus.

Maka sangat diperlukannya penentuan tekhnik yang akan

dipakai. Tekhnik itu merupakan salah-satu cara konselor

atau psikolog dalam melakukan proses pendekatan terhadap

pihak klien berdasarkan sikap, masalah yang dihadapi, dan

berbagai hal lainnya yang harus dipahami para konselor

atau psikolog secara teori untuk kemudian dipraktekan di

lapangan.

Perkembangan pemikiran tentang kajian empirik di

kalangan para ahli tentang kepribadian manusia itu telah

1

melahirkan berbagai teori yang beragam. Dan itu semua

berdasarkan perspektif pemikiran dan pengalaman pribadi

para ahli yang membangun teori tersebut. Banyak sekali

uji coba ilmiyah para ahli yang menjadi dasar kajian di

berbagai intuisi pendidikan. Salah satunya yaitu teori

tentang psikoanalisis sendiri. Hingga dewasa ini,

penemuan pakar ahli psikologi puluhan tahun yang lalu

masih terus dikembangkan oleh pakar ilmiyah modern dan

masih juga diterapkan sesuai dengan keguaannya. Maka dari

itu, memang kajian tentang tekhnik atau pendekatan

psikologi ini memang perlu untuk dipelajari lebih dalam.

Di dalam makalah ini, mengambil beberapa rumusan

masalah terkait dengan teori-teori psikoanalisa yang

ingin kami kupas secara teoritis agar mempermudah dalam

proses pengambilan suatu tindakan efektif ketika

mempraktikannya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat diambil beberapa

rumusan masalah, yaitu:

1. Apakah pengertian dari teknik psikoanalisa beserta

deskripsinya?

2. Bagaimana sejarah lahirnya psikoanalisa beserta

perkembangannya?

2

3. Bagaimana penerapan dan contoh kasus teori

psikoanalisa pada dewasa ini?

1.3 Tujuan

1. Agar mengetahui dan memahami tentang pengertian dari

psikoanalisa.

2. Agar mengetahui bagaimana sejarah lahirnya

psikoanalisa, tokoh, serta perkembangannya.

3. Agar mengetahui penerapan dan contoh kasus teori

psikoanalisa.

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Psikologi Analisa

Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan

kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan model

psikoterapi. Hasil dari ilmu psikoanalisa mencangkup yang

pertama adalah kehidupan mental individu menjadi bisa

dipahami, kemudian pemahaman terhadap sifat manusia bisa

diterapkan pada peredaran penderitaan manusia. Kedua,

adalah tingkah lakunya ditentukan oleh faktor-faktor

tidak sadar. Ketiga, yaitu perkembangan diri masa kanak-

kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian di

masa dewasa. Keempat, yaitu teori psikoanalisis

menyediakan kerangka kerja dalam yang berharga untuk

memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam

mengatasi suatu kecemasan dengan mengandaikan adanya

mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan

kecemasan. Dan yang kelima, pendekatan psikoanalisa telah

memberikan cara-cara mencari keterangan dari

ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi,

resistensi-resistensi, dan transverensi-transverensi.1

1 Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: Refika Aditama, 1997), hal. 13

4

Psikoanalisa menurut sejarahnya memiliki tiga makna

yang berbeda. Pertama, merupakan suatu sistem psikologi

Sigmund Freud yang secara khusus menekankan peran alam

bawah sadar serta kekuatan-kekuatan dinamis dalam

pengaturan fungsi psikis. Kedua, merupakan bentuk terapi

terutama sekali yang menggunakan asosiasi bebas serta

berpijak pada analisa transferensi dan resistensi, sering

kali di pergunakan untuk membedakan antara pendekatan

Freudian dari pendekatan Neo-Freudian dalam bidang

psikoanalisa yang sesuai.2

Psikoloanalisa dibedakan menjadi tiga arti yang

terdapat pada artikel Freud. Pertama, istilah

psikoanalisa dipakai untuk menunjukkan suatu metode

penelitian terhadap proses-proses psikis (seperti

misalnya mimpi) yang sebelumnya hampir tidak terjangkau

oleh penelitian ilmiah. Kedua, istilah ini menunjukkan

juga suatu teknik untuk mengobati gangguan-gangguan

psikis yang dialami pasien-pasien neurotis. Teknik

pengobatan ini bertumpu pada metode penelitian tadi.

Ketiga, istilah yang sama dipakai pula dalam arti lebih

luas lagi untuk menunjukkan seluruh pengetahuan

psikologis yang diperoleh melalui metode dan teknik

tersebut. Dalam arti terakhir ini kata “psikoanalisa”

2 Raymond Corsini, Psikoterapi Dewasa Ini, (Surabaya: Ikon Teralitera, 2003), hal.1

5

mengacu pada suatu ilmu pengetahuan yang di mata Freud

betul-betul baru.3

Dua hal yang mendasari teori psikoanalisa Freud

adalah asumsi determinisme psikis dan asumsi motivasi tak

sadar. Asumsi determinisme psikis (psychic determinism)

meyakini bahwa segala sesuatu yang dilakukan, dipikirkan,

atau dirasakan individu mempunyai arti dan maksud, dan

itu semuanya secara alami sudah ditentukan. Adapun asumsi

motivasi tidak sadar (unconscious motivation) meyakini bahwa

sebagian besar tingkah laku individu (seperti perbuatan,

berpikir, dan merasa) ditentukan oleh motif tak sadar.

Freud membagi struktur kepribadian menjadi tiga, dan tiga

struktur itu menjadi konsep utama yang ada pada teori

psikoanalisa. Perlaku seseorang merupakan hasil interaksi

antara ketiga komponen tersebut. 4Konsep-konsep utama

yang terdapat di psikoanalisa itu adalah struktur

kepribadian yang terdiri dari id, ego, dan superego.5

3 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa Lima Ceramah, (Jakarta: PT.Gramedia,1984), hal.134 Syamsu Yusuf, dkk, Teori Kepribadian, (Jakarta: Upi dan Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 355 Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: Refika Aditama, 1997), hal.15

6

Struktur KepribadianManusia

ID Ego Superego

Id (Das Es) adalah komponen kepribadian yang berisi

impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya

adalah prinsip kesenangan pleasure principle.

Ego (Das Ich) adalah bagian kepribadian yang

bertugas sebagai pelaksana, sistem kerjanya pada

dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan

dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorangan

id agar tidak melanggar nilai-nilai superego.

Superego (Das Ueber Ich) adalah bagian moral dari

kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari

sensor baik-buruk, salah-benar, boleh tidak boleh,

sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.6

2.2 Sejarah Lahirnya Psikoanalisa beserta Perkembangannya

Pada tanggal 6 Mei 1856 Sigmund Freud lahir di

Freibreg, kota kecil didaerah Moravia. Ia berasal dari

suatu keluarga Yahudi. Ketika ia berumur emapat tahun,

keluarganya pindah ke Wina. Ia bekerja pada laboratorium

Profesor Breuer, ahli ternama dalama bidang fisiologi

(1876-1882). Beberapa tahun lamanya ia mnegadakan riset

mengenai kokaine, sejenis obat bius (1884-1887). Pada

tahun 1886 ia menikah dengan Martha Bernays dan karena6 Nina W. Syam, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 56

7

alasan ekonomis ia mengurangi riset ilmiah dan membuka

praktek sebgai dokter saraf. Namun, ia meneruskan

penelitian dibidang neurologi. Setelah itu ia berkunjung

di Berlin dan menulis beberapa karangan penting tentang

cacat otak pada anak-anak. Lama-kelamaan perhatiannya

bergeser dari neurologi ke psikopatologi. Terpengaruh

oleh Breuer sekitar tahun 1888 ia memulai memanfaatkan

hipnosa dan sugesti dalam praktek ilmiahnya. Intinya

pada tahun (1356 -1939) Freud mengembangkan gagasannya

tentang teori psikoanalisa dari praktiknya dengan pasien

yang mengalami gangguan mental. Dan Freud telah

menghabiskan waktu hidupnya di Wina tersebut dan kemudian

pindah ke London menjelang akhir karirnya.7

Gambar. 2.2.1 Sigmund Freud

Penemuan yang mengakibatkan nama Frued menjadi

masyhur adalah psikoanalisa. Istilah ini diciptakan Frued

sendiri dan muncul pertama kalinya pada tahun 1896.7 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa Lima Ceramah, (Jakarta: PT.Gramedia,1984), hal. 6

8

Menurut Frued psikonalisa merupakan suatu pandangan baru

tentang manusia, diamana ketidaksadaraan memainkan

peranan sentral.8 Pandangan Ini mempunyai relevensi

parktis, kerena dapat digunakan dalam mengobati pasien-

pasien yang mengalami gangguan-gangguan psikis. Tetapi

perlu dicatat pengunaan klinis psikoanalisa tidak

merupakan perkembangan yang lebih lanjut dikemudian hari.

Frued tidak memulai dengan menyusun suatu ajaran. Teori

psikonalisa lahir dari praktek dan tidak sebaliknya.

Psikoanalisa ditemukan dalam usaha menyembuhka pasien-

pasien histeris. Baru kemudian frued menarik kesimpulan-

kesimpulan teoritis dari penemuanya dibidang parktis.

Frued sendiri beberapa kali menjelaskan arti istiah

psikoanalisa, tetapi cara menjelaskannya tidak selalu

sama.

Salah satu cara yang terkenal adalah cara yang ada

pada tahun 1923. Cara ini terdapat di dalam suatu artikel

yang ditulis sendiri oleh Frued dalam sebuah kamus ilmiah

Jerman. Disitu ia membedakan tiga arti psikonalisa.

Pertama “psikonalisa “ dipakai untuk menunjukkan suatu

metode penelitian terhadap proses-proses psikis (seperti

misalnya mimpi) yang sebelumnya tidak terjangkau oleh

penelitian ilmiah. Kedua, istilah ini menunjukkan juga

8 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa Lima Ceramah, (Jakarta: PT.Gramedia,1984), hal. 12

9

suatu teknik juga untuk mengobati gangguan-gangguan

psikis yang dialami pasien-pasien Neurotis. Teknik ini

bertumpu pada metode penelitian tadi. Ketiga, istilah

yang sama dipakai pula dalam arti yang lebih luas lagi

untuk menunjukkan seluruh pengetahuan psikologis yang

diperoleh melalui teknik metode dan teknik tersebut

diatas. Dalam ari terakhir ini kata “psikoanalisa”mengacu

pada suatu ilmu pengetahuan yang dimata Frued betul-betul

ilmu baru.

Sebenarnya tidak hanya Sigmund Frued yang

memperkenalkan perkembangan psikoalalisa ini secara

khusus dapat disebutkan dalam beberapa faktor, antara

lain:

1. Adanya penemuan ilmiah oleh Carles Darwin dan

perkembangan Biologi yaitu teori evolusi. Teori

ini sangat perkembang pada abad 19 yang memberi

pijakan rasional bagi semua pemikir ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan manusia. Oleh

karena itu Frued lebih banyak dipengaruhi oleh

tokoh Carles Darwin. Banyak sekali gagasan

psikoanalisa yang dipengaruhi oleh pemikiran para

evolusioner.

2. Pada abad 19 terdapat gagasan mengenai

neurologi sebagai cabang ilmu media. Para tokohnya

10

berasal dari bangsa Prancis, yang bernama Jean

Charcot yang dipuja-puja oleh Sigmund Freud

sebagai gurunya yang tebesar. Dan pada tahun 1800-

an sistem syaraf atau nervous system sudah bisa

dipahami secara baik dan terbuka.

3. Pada abad 19 juga psikiatri dinamis baru saja

berkembang dengan beberapa karakteristik oleh

Hendry Ellenberger (1970) yaitu tentang

hipnotisme, penyakit magnetis, psikisme yang sadar

dan idak sadar, patogenesis atau penyakit syaraf

dan psikoterapi.

Berikut merupakan ringkasang psikoanalisa Sigmun

Freud yang kemudian dikembangkan oleh muritnya, Jung.

Akan tetapi gagasan Freud dan Jung mempunyai gagasan yang

berbeda tentang psikoanalisa.

A. Sigmund Freud Periode

Gagasan Sigmund Freud bisa dibagi menjadi empat

periode. Periode pertama yaitu periode eksplorasi

neurosis pada tahun (1886-1895). Kedua yaitu periode

analisa diri (1895-1899). Ketiga yaitu periode elaborasi

sistem psikoanalisa serta psikologi id (1900-1914).

Keempat atau yang terakhir yaitu periode psikologi ego

dari 1914 hingga akhir hayat Sigmund Freud pada tahun

1939.

11

Dalam periode pertama yaitu eksplorasi neurosis.

Tidak beda dengan ilmuan lainnya, Sigmund Freud

menggunakan cara hypnosis yang dinamakan kartasis. Dalam

kartasis, pasien dihipnotis dan dikembalikan ke suatu

memori tarumatis, dan kemudian pasien dibiarkan

melepaskan afeksi-afeksi yang tertekan pada saat

terjadinya trauma.

Periode kedua yaitu munculnya struktur kepribadian

dari Sigmund Freud yaitu struktur id, ego, dan superego.

Id merupakan kepribadian yang terdiri dari naluri, yang

merupakan sumber energy psikis seseorang. Dalam pandangan

Freud sebelumnya, ia sepenuhnya tak sadari bahwa id tidak

mempunyai hubungan dengan realitas. Ketika anak mengalami

tuntutan dan hambatan dari realitas, suatu struktur

kepribadian baru muncul, yaitu ego. Ego adalah cabang

eksekutif dari kepribadian karena ego membuat keputusan

rasional. Superego adalah struktur kepribadian dari Freud

yang merupakan cabang moral dari kepribadian, superego

akan menimbang apakah sesuatu itu benar atau salah.

Pada periode 1939 yaitu akhir hayat Sigmund Freud.

Setelah Sigmund tutup usia, psikoanalisa cepat dan

meluas. Ringkasnya pada tahun 1948 Melanie Klein, Anna

Freud 1965 dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang

bermunculan setelah wafat Sigmund.

12

B. Jung, Carl Gustav

Jung adalah ahli pkisatri dari Swiss. Ia adalah

orang kedua setelah Freud dalam aliran psikoanalisa. Jung

sangat terpengaruh oleh hasil penyelidikan Freud. Jung

membuat buku yang berjudul Psychologie der Dementia Praecox

(1907) yaitu tentang suatu penyelidikan terhadap pengaruh

emosi dalam gangguan schizophrenia. Namun ada perbedaan

antara Freud dan Jung dalam teori psikoanalisanya. Pada

tahun sebelum 1913, Jung menjadi presiden di perkumpulan

psikoanalisa internasional. Ketika pada tahun sebelumnya

yaitu tahun 1912, Jung menerbitkan sebuah buku yaitu

wandlugen end Symb le der dan Jung mengeluarkan dalil 2

sistem di dalam alam bawah sadar manusia, yaitu alam tak

sadar yang sering terjadi dalam kehidupan manusia dan

juga alam tidak sadar kolektif yang mengandung bentuk

asli dan kecenderungan yang diperoleh manusia atas dasar

keturunan. Menurut Jung, psikoanalisa itu lebih bersifat

mistik dan mengandung lebih banyak keagamaan daripada

menurut Freud.9 Psikoanalisis Jung disebut dengan

psikoanalisa baru, sedangkan Freud disebut psikoanalisa

klasik. Intinya Jung tidak sependapat dengan pendapat

Freud yang menyatakan bahwa factor utama dan dominan

dalam ketidaksadaran adalah unsur seksual. Sedangkan Jung

9 Pringdodigdo, Ensiklopedia Umum, (Yogyakarta: Kanisius IKAPI, 1973), hal. 509

13

lebih meyakini bahwa unsure genetika atau raslah yang

merupakan sumber dari ketidaksadaran.10

2.3 Penerapan Psikoanalisa

Penerapan yang dilakukan adalah pada saat orang yang

tengah tidak sadarkan diri. Saat pasien tidak sadar,

pasien banyak yang menutup-nutupi ingatan yang

menyedihkan. Karena masalah inilah Frued melakukan

pekerjaannya yaitu, memeriksa ketidaksadaran serta

menguak alasan resistensi pasien tersebut. Cara yang

biasanya dilakukan adalah melalui mimpi, hipnotis, dan

melamun.11

Untuk contoh penerapannya, penulis akan memberikan

contoh mengenai kegiatan orang sedang melamun (perubahan

kepribadian yang disertai kekaburan). Cara Frued

melakukannya adalah dengan menghubungkan beberapa kata

yang mempunyai hubungan dengan apa yag dipikirkannya,

saat mengetahui kata-kata itu ia menghipnotisir pasien

lalu mengulang kata-kata tersebut. Supaya berfungsi

sebagai titik tolak. Setelah itu pasien merelakan bekerja

sama dengan dokternya. Dengan demikian dihadapan dokter

dihadirkan kembali ciptaan-ciptaan psikis yang melintasi

pemikirannya dalam melamun lewat kata-kata yang10 Nina W. Syam, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 5711 Drs. Alex Sobur, M.Si. Psikologi Umum, (Bnadung: Pustaka Setia, 2003), hal. 115

14

diucapkannya tadi. Cara ini sering diberi nama “Talking

Care” atau “Chimneg-Sweeping”.12

Cuplikan dari suatu sesi psikoanalisa- sebuah

ilustrasi transverensi

Passien : (Seorang pria eksekutif bisnis berusia

50 tahun) : saya benar- benar merasa

tidak ingin bicara hari ini.

Analis : (Tetap diam selama beberapa menit,

kemudian) Mungkin anda ingin menyampaikan

mengapa anda merasa tidak ingin bicara.

Pasien : anda mulai lagi, menurut saya, memaksa

saya melakukan sesuatu yang tidak ingin

saya lakukakan. (diam sesaat). Apakah saya

harus selalu bicara di sini, pada saat

saya tidak ingin? (Nada suaranya naik dan

marah). Bisakah anda pergi dari belakang

saya? Anda tidak perduli sengan perasaan

saya, bukan?

Analis : Mengapa anda merasa saya tidak peduli?

12 Sigmund Frued, Memperkenalkan Psikologi Lima Ceramah, (Jakarta: Gramedia,1984), hal.7

15

Pasien : Karena anda selalu memaksa saya untuk

melakukan sesuatu yang saya rasa tidak

bisa.

Culplikan di atas harus dipahami dalam konteksnya.

Passion tersebut telah menjalani terapi selama sekitar

satu tahun, dengan keluhan depresi dan kecemasan.

Walaupun sangat sukses di mata keluarga dan rekan-

rekannya, dia merasa lemah dan tidak kompeten. Melalui

banyak sesi asosiasi dan analisis mimpi, analisis mulai

menduga bahwa perasaan gagal yang dirasakan pasien

berakar dari pengalaman-pengalaman di masa kecilnya

bersama ayah yang sangat keras dan suka mengkritik, yang

jauh lebih sukses dari si klien, yang tampaknya tidak

pernah puas dengan apapun yang diupayakan anaknya.

Pembicaraan yang dikutip di sini pada akhirnya

diinterpretasikan oleh analis sebagai ekspresi kemarahan

pasien terhadap tekanan sang ayah terhadapnya. Nada suara

pasien (marah), seperti halnya reaksinya yang berlebihan

terhadap saran lembut dari analis untuk menceritakan

mengapa ia tidak ingin bicara, mengindikasikan bahwa

pasien tidak ingin berbicara, mengindikasikan bahwa

pasien sebenarnya bukan marah kepada penganalisis, tetapi

kepada ayahnya. Terapis menilai ekspresi perasaan semacam

itu, yaitu pasien mengalihkan perasaan terhadap ayahnya

kepada analis. Sebagai hal penting dan menggunakannya

16

dalam essay essay selanjutnya untuk membantu pasien

mengevaluasi ulang ketakutan-ketakutan di masa kecilnya

untuk mengecewakan ayahnya dan mengekspresikan kemarahan

kepadanya.13

Depresi adalah gangguan mood yang dapat diselesaikan

oleh beberapa prespektif. Salah-satunya psikoanalisa yang

menitikberatkan pada konflik bawah alam sadar yang

berhubungan dengan duka dan kehilangan. Seperti yang

dipaparkan oleh Freud bahwa potensi depresi berada pada

masa anak-anak karena fase itu dapat menentukan

kepribadian seseorang secara permanen atau juga

sementara.14

Pendekatan Psikoanalisa yang lebih mengarah kepada

alam bawah sadar seorang individu. Bagian individu

dikontrol oleh bagian yang tidak sadar. Dengan

menggunakan unsur id, ego dan super ego. Psikoanalisis

memberikan kekuatan penggerak dari alam bawah sadar yang

disebut libido.15

Maka sampai saat ini, penerapan psikoanalisa masih

terus berkembang. Salah-satu model pengaplikasian teori

13 Gerald C Davison, Psikologi Abnormal edisi 9, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal.4414 Nina W. Syam, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 5415 Muhammad Ali, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Jakarta: FIP UPI dan Imperial Bhakti utama, 2007), hal.126

17

alam bawah sadar ini adalah psikoterapi. Sebuah yayasan

terapi mengaplikasikan teori psikoanalisa dengan melatih

para pakarnya untuk mempraktekan psikoterapi.16 Sudah

berkembang pesat hingga 2014 kini. Seperti halnya

hypnotherapy yaitu memberi motivasi atau sebuah

pengarahan melalui alam bawah sadar. Atau dengan cara

mengembalikan fikiran buruk di masa lampau dan memberikan

mindset untuk membuangnya jauh-jauh. Itu sudah sering

dilihat dewasa ini, khususnya di Negara Indonesia

sendiri.

Pendekatan psikoanalisa pun sangat berguna bagi

seorang konselor untuk melakukan pendekatan terhadap

klien yang mempunyai masalah besar yang terpendam. Dengan

cara membuat klien menjadi tenang, maka hal itu akan

menjadikan klien lebih merasa nyaman dan puas untuk

mengikuti pengarahan yang dipaparkan konselor atau

psikolog.

2.3 Psikoanalisa dari Perspektif Islam serta

Penerapannya

Di dalam Psikologi Islam terdapat beberapa kritikan

terhadap psikoanalisis tentang pendapat Freud tentang

teorinya. Teori Freud yang menyatakan bahwa manusia hidup

didorang oleh keinginan seksualnya. Dan eksistensi16 Muhammad Izzudin, Panduan lengkap Psikologi Islam, (Jakarta: Gema Insani,2006), hal. 652

18

manusia ditentukan pada pertahanan hasrat seksualnya. Dan

teori ini mendapat tentangan keras karena tidak bisa

menjelaskan tentang aktualisasi diri atau juga kebutuhan

untuk beragama. Teori ini tidak mampu menjelaskan tentang

dorongan yang dimiliki Muslim untuk mendapat ridla Allah

SWT.

Telaah lagi tentang pernyataan bahwa bayi terlahir

ia hanya memiliki libido. Kemudia tumbuhlah superego lalu

kemudian berfungsilah ego. Id adalah dorongan-dorongan

yang ingin selalu dipuaskan. Ketika lahir ia hanya

mempunyai nafsu/id/libido. Maka dapat dikatakan bahwa

setiap manusia tidak mempunyai kebaikan yang alami karena

nafsu/libido/id nya yang murni di bawa sejak lahir. Dan

pendapat Freud juga menyatakan bahwa agama bukanlah suatu

dorongan yang alami atau asasi, melainkan dorongan yang

tercipta karena tuntutan lingkungan. Hal ini berbeda

dengan QS. Ar-rum ayat 30 :

Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada

agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah

menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada

19

perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;

tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”

Yang dimaksud fitrah pada ayat tersebut adalah

fitrah manusia yang mempunyai naluri beragama. Jika ada

seseorang yang tidak beragama maka hal itu dikatakan

tidak wajar. Justru mereka tidak beragama tauhid lantaran

pengaruh lingkungan.17 Jadi, yang terpapar dalam

penafsiran QS. Ar-rum ayat 30 diatas dengan pendapat

Freud saling bertolak belakang.

Islam tidak pernah memisahkan antara ilmu dan agama.

Di dalam al-Qur’an juga terdapat ayat yang berisikan

tentang aspek terapi bagi penyembuhan gangguan jiwa yaitu

QS. Yunus 57 yang arti dari ayatnya adalah, “Hai manusia,

sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu

dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam

dada dan petunjuk serta rahmat yang beriman”. Salah satu

contoh terapi pada ayat ini adalah shalat. Ada 4 aspek

terapeutik yang terdapat dalam shalat: aspek olahraga,

aspek meditasi, aspek auto-sugesti, dan aspek

kebersamaan. 18 Contoh yang nyata juga diterapkan oleh

salah-satu dosen UIN Sunan Ampel Surabaya yaitu Prof. Dr.

17 M. Nasib Arrifai, Kemudahan dari Allah : Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir volume 1, (Jakarta : Gema Insani, 1999 ). hal. 44818 Djamaludin Ancok dkk, Psikologi Islam (Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi), (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1994), hal. 98

20

M. Ali Aziz dengan meditasinya yaitu terapi shalat

bahagia.

BAB II

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Psikoanalisa adalah salah satu pendekatan yang

menggunakan tekhnik alam bawah sadar dalam melakukan

proses pemecahan masalahnya. Teknik ini dapat digunakan

pada seorang depresi, pasien klinis atau penderita

gangguan jiwa. Cara yang digunakan adalah dengan melalui

mimpi, hipnotis dan seorang yang sedang melamun.

Maksudnya, seseorang yang mempunyai masalah dikembalikan

kepada kejadian masa lalu yang membuatnya terus merasa

trauma terhadap sesuatu, lalu dengan tuntunan hipnotis,

seseorang itu dibiarkan tenang dalam melamunkan masa

lalunya itu. Dengan mengingatkannya tentang beberapa

kejadian yang dapat membuatnya sangat terpuruk, biarkan

dia meluapkan kesedihannya sejenak ketika dalam keadaan

terhipnotis itu. Tak lama kemudian barulah diberi

motivasi untuk membuang masa lalunya yang suram itu, agar

dibuang sejauh mungkin dari dalam dirinya. Itulah salah-

21

satu contoh yang dapat disimpulkan dari teori-tori yang

telah dipapar di dalam bab-bab sebelumnya.

Sejarah dari teori ini sangat berhubungan dengan

pemikiran Sigmund Freud yang telah berhasil mencetuskan

teori psikoanalisa pada abad 19. Dan memang pada abad 19

itu merupakan abad kedinamisan para pakar psikoanalisis

ketika itu. Teori Psikoanalis Freud tidak lepas dari

pengaruh-pengaruh ilmuan sebelumnya seperti Charles

Darwin dan sebagainya. Setelah Freud wafat pada tahun

1939, teorinya tidak berhenti begitu saja. Teorinya

diteruskan oleh Jung yang dianggap sebagai pencetus

psikoanalis kedua setelah Freud. Tetapi memang terdapat

perbedaan antara pendapat Freud dan Jung tentang

psikoanalisa.

Freud yang menyatakan manusia tidak lebih mulia

daripada makhluk lainnya seperti hewan. Namun Jung justru

menyatakan bahwa teori psikoanalisa tidak jauh dari

kemistisan dan keagamaan. Itu adalah perbedaan pendapat

Jung dan Freud yang dapat disimpulkan dari teori-teori di

atas.

Penerapan psikoanalis sendiri terus berkembang

hingga masa kini. Banyak intuisi pendidikan, dan beberapa

ahli hypnotic yang menggunakan kemampuannya untuk membantu

seseorang yang mempunyai masalah. Salah-satu contonya

22

adalah hypnotherapy yang mungkin sudah dikenal oleh

berbagai khalayak umum. Maka ini adalah salah satu

pendekatan yang bisa dipakai pemecahan masalah dalam

mencapai kemaslahatan ummat.

23

DAFTAR PUSTAKA

Freud, Sigmund. 1984. Memperkenalkan Psikoanalisa

Lima Ceramah. (Jakarta: PT. Garmedia).

Yusuf, Syamsu dkk. 2008. Teori Kepribadian.

(Jakarta: Upi dan Remaja Rosdakarya).

Corey, Gerald. 1997. Teori dan Praktek Konseling dan

Psikoterapi. (Bandung: Refika Aditama).

Pringdodigdo. 1973. Ensiklopedia Umum.

(Yogyakarta: Kanisius IKAPI).

Ali, Muhammad. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.

(Jakarta: FIP UPI dan Imperial Bhakti utama).

Izzudin, Muhammad. 2006. Panduan Lengkap Psikologi

Islam. (Jakarta: Gema Insani).

Davison, Gerald. 2006. Psikologi Abnormal edisi 9.

(Jakarta: Grafindo Persada).

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. (Bandung:

Grafindo Persada).

Arrifai, M. Nasib. 1999. Kemudahan dari Allah :

Ringkasan Tafsir Ibnu Kasir volume 1. (Jakarta: Gema

Insani).

24

Ancok, Djamaludin. 1994. Psikologi Islam (Solusi Islam

atas Problem-problem Psikologi). (Yogyakarta: Pustaka

Belajar).

25