Upload
uinsby
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan
psikologis, ada banyak pendekatan-pendekatan yang berguna
untuk keselarasan problem solfing yang akan diberikan
seorang konserlor atau psikolog dalam membantu kliennya.
Salah satunya adalah pendekatan psikoanalisa.
Berbagai masalah yang dimiliki manusia khusunya
secara psikis, tentu saja meliki penyelesaian yang
berbeda-beda. Untuk menyelesaikannya pun memerlukan
ketepatan dalam mengambil tekhnik yang digunakan seorang
konselor atau psikolog. Namun puluhan bahkan ratusan
tekhnik tidak mungkin digunakan semua secara sekaligus.
Maka sangat diperlukannya penentuan tekhnik yang akan
dipakai. Tekhnik itu merupakan salah-satu cara konselor
atau psikolog dalam melakukan proses pendekatan terhadap
pihak klien berdasarkan sikap, masalah yang dihadapi, dan
berbagai hal lainnya yang harus dipahami para konselor
atau psikolog secara teori untuk kemudian dipraktekan di
lapangan.
Perkembangan pemikiran tentang kajian empirik di
kalangan para ahli tentang kepribadian manusia itu telah
1
melahirkan berbagai teori yang beragam. Dan itu semua
berdasarkan perspektif pemikiran dan pengalaman pribadi
para ahli yang membangun teori tersebut. Banyak sekali
uji coba ilmiyah para ahli yang menjadi dasar kajian di
berbagai intuisi pendidikan. Salah satunya yaitu teori
tentang psikoanalisis sendiri. Hingga dewasa ini,
penemuan pakar ahli psikologi puluhan tahun yang lalu
masih terus dikembangkan oleh pakar ilmiyah modern dan
masih juga diterapkan sesuai dengan keguaannya. Maka dari
itu, memang kajian tentang tekhnik atau pendekatan
psikologi ini memang perlu untuk dipelajari lebih dalam.
Di dalam makalah ini, mengambil beberapa rumusan
masalah terkait dengan teori-teori psikoanalisa yang
ingin kami kupas secara teoritis agar mempermudah dalam
proses pengambilan suatu tindakan efektif ketika
mempraktikannya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat diambil beberapa
rumusan masalah, yaitu:
1. Apakah pengertian dari teknik psikoanalisa beserta
deskripsinya?
2. Bagaimana sejarah lahirnya psikoanalisa beserta
perkembangannya?
2
3. Bagaimana penerapan dan contoh kasus teori
psikoanalisa pada dewasa ini?
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui dan memahami tentang pengertian dari
psikoanalisa.
2. Agar mengetahui bagaimana sejarah lahirnya
psikoanalisa, tokoh, serta perkembangannya.
3. Agar mengetahui penerapan dan contoh kasus teori
psikoanalisa.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Psikologi Analisa
Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan
kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan model
psikoterapi. Hasil dari ilmu psikoanalisa mencangkup yang
pertama adalah kehidupan mental individu menjadi bisa
dipahami, kemudian pemahaman terhadap sifat manusia bisa
diterapkan pada peredaran penderitaan manusia. Kedua,
adalah tingkah lakunya ditentukan oleh faktor-faktor
tidak sadar. Ketiga, yaitu perkembangan diri masa kanak-
kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian di
masa dewasa. Keempat, yaitu teori psikoanalisis
menyediakan kerangka kerja dalam yang berharga untuk
memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam
mengatasi suatu kecemasan dengan mengandaikan adanya
mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan
kecemasan. Dan yang kelima, pendekatan psikoanalisa telah
memberikan cara-cara mencari keterangan dari
ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi,
resistensi-resistensi, dan transverensi-transverensi.1
1 Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: Refika Aditama, 1997), hal. 13
4
Psikoanalisa menurut sejarahnya memiliki tiga makna
yang berbeda. Pertama, merupakan suatu sistem psikologi
Sigmund Freud yang secara khusus menekankan peran alam
bawah sadar serta kekuatan-kekuatan dinamis dalam
pengaturan fungsi psikis. Kedua, merupakan bentuk terapi
terutama sekali yang menggunakan asosiasi bebas serta
berpijak pada analisa transferensi dan resistensi, sering
kali di pergunakan untuk membedakan antara pendekatan
Freudian dari pendekatan Neo-Freudian dalam bidang
psikoanalisa yang sesuai.2
Psikoloanalisa dibedakan menjadi tiga arti yang
terdapat pada artikel Freud. Pertama, istilah
psikoanalisa dipakai untuk menunjukkan suatu metode
penelitian terhadap proses-proses psikis (seperti
misalnya mimpi) yang sebelumnya hampir tidak terjangkau
oleh penelitian ilmiah. Kedua, istilah ini menunjukkan
juga suatu teknik untuk mengobati gangguan-gangguan
psikis yang dialami pasien-pasien neurotis. Teknik
pengobatan ini bertumpu pada metode penelitian tadi.
Ketiga, istilah yang sama dipakai pula dalam arti lebih
luas lagi untuk menunjukkan seluruh pengetahuan
psikologis yang diperoleh melalui metode dan teknik
tersebut. Dalam arti terakhir ini kata “psikoanalisa”
2 Raymond Corsini, Psikoterapi Dewasa Ini, (Surabaya: Ikon Teralitera, 2003), hal.1
5
mengacu pada suatu ilmu pengetahuan yang di mata Freud
betul-betul baru.3
Dua hal yang mendasari teori psikoanalisa Freud
adalah asumsi determinisme psikis dan asumsi motivasi tak
sadar. Asumsi determinisme psikis (psychic determinism)
meyakini bahwa segala sesuatu yang dilakukan, dipikirkan,
atau dirasakan individu mempunyai arti dan maksud, dan
itu semuanya secara alami sudah ditentukan. Adapun asumsi
motivasi tidak sadar (unconscious motivation) meyakini bahwa
sebagian besar tingkah laku individu (seperti perbuatan,
berpikir, dan merasa) ditentukan oleh motif tak sadar.
Freud membagi struktur kepribadian menjadi tiga, dan tiga
struktur itu menjadi konsep utama yang ada pada teori
psikoanalisa. Perlaku seseorang merupakan hasil interaksi
antara ketiga komponen tersebut. 4Konsep-konsep utama
yang terdapat di psikoanalisa itu adalah struktur
kepribadian yang terdiri dari id, ego, dan superego.5
3 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa Lima Ceramah, (Jakarta: PT.Gramedia,1984), hal.134 Syamsu Yusuf, dkk, Teori Kepribadian, (Jakarta: Upi dan Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 355 Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: Refika Aditama, 1997), hal.15
6
Struktur KepribadianManusia
ID Ego Superego
Id (Das Es) adalah komponen kepribadian yang berisi
impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya
adalah prinsip kesenangan pleasure principle.
Ego (Das Ich) adalah bagian kepribadian yang
bertugas sebagai pelaksana, sistem kerjanya pada
dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan
dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorangan
id agar tidak melanggar nilai-nilai superego.
Superego (Das Ueber Ich) adalah bagian moral dari
kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari
sensor baik-buruk, salah-benar, boleh tidak boleh,
sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.6
2.2 Sejarah Lahirnya Psikoanalisa beserta Perkembangannya
Pada tanggal 6 Mei 1856 Sigmund Freud lahir di
Freibreg, kota kecil didaerah Moravia. Ia berasal dari
suatu keluarga Yahudi. Ketika ia berumur emapat tahun,
keluarganya pindah ke Wina. Ia bekerja pada laboratorium
Profesor Breuer, ahli ternama dalama bidang fisiologi
(1876-1882). Beberapa tahun lamanya ia mnegadakan riset
mengenai kokaine, sejenis obat bius (1884-1887). Pada
tahun 1886 ia menikah dengan Martha Bernays dan karena6 Nina W. Syam, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 56
7
alasan ekonomis ia mengurangi riset ilmiah dan membuka
praktek sebgai dokter saraf. Namun, ia meneruskan
penelitian dibidang neurologi. Setelah itu ia berkunjung
di Berlin dan menulis beberapa karangan penting tentang
cacat otak pada anak-anak. Lama-kelamaan perhatiannya
bergeser dari neurologi ke psikopatologi. Terpengaruh
oleh Breuer sekitar tahun 1888 ia memulai memanfaatkan
hipnosa dan sugesti dalam praktek ilmiahnya. Intinya
pada tahun (1356 -1939) Freud mengembangkan gagasannya
tentang teori psikoanalisa dari praktiknya dengan pasien
yang mengalami gangguan mental. Dan Freud telah
menghabiskan waktu hidupnya di Wina tersebut dan kemudian
pindah ke London menjelang akhir karirnya.7
Gambar. 2.2.1 Sigmund Freud
Penemuan yang mengakibatkan nama Frued menjadi
masyhur adalah psikoanalisa. Istilah ini diciptakan Frued
sendiri dan muncul pertama kalinya pada tahun 1896.7 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa Lima Ceramah, (Jakarta: PT.Gramedia,1984), hal. 6
8
Menurut Frued psikonalisa merupakan suatu pandangan baru
tentang manusia, diamana ketidaksadaraan memainkan
peranan sentral.8 Pandangan Ini mempunyai relevensi
parktis, kerena dapat digunakan dalam mengobati pasien-
pasien yang mengalami gangguan-gangguan psikis. Tetapi
perlu dicatat pengunaan klinis psikoanalisa tidak
merupakan perkembangan yang lebih lanjut dikemudian hari.
Frued tidak memulai dengan menyusun suatu ajaran. Teori
psikonalisa lahir dari praktek dan tidak sebaliknya.
Psikoanalisa ditemukan dalam usaha menyembuhka pasien-
pasien histeris. Baru kemudian frued menarik kesimpulan-
kesimpulan teoritis dari penemuanya dibidang parktis.
Frued sendiri beberapa kali menjelaskan arti istiah
psikoanalisa, tetapi cara menjelaskannya tidak selalu
sama.
Salah satu cara yang terkenal adalah cara yang ada
pada tahun 1923. Cara ini terdapat di dalam suatu artikel
yang ditulis sendiri oleh Frued dalam sebuah kamus ilmiah
Jerman. Disitu ia membedakan tiga arti psikonalisa.
Pertama “psikonalisa “ dipakai untuk menunjukkan suatu
metode penelitian terhadap proses-proses psikis (seperti
misalnya mimpi) yang sebelumnya tidak terjangkau oleh
penelitian ilmiah. Kedua, istilah ini menunjukkan juga
8 Sigmund Freud, Memperkenalkan Psikoanalisa Lima Ceramah, (Jakarta: PT.Gramedia,1984), hal. 12
9
suatu teknik juga untuk mengobati gangguan-gangguan
psikis yang dialami pasien-pasien Neurotis. Teknik ini
bertumpu pada metode penelitian tadi. Ketiga, istilah
yang sama dipakai pula dalam arti yang lebih luas lagi
untuk menunjukkan seluruh pengetahuan psikologis yang
diperoleh melalui teknik metode dan teknik tersebut
diatas. Dalam ari terakhir ini kata “psikoanalisa”mengacu
pada suatu ilmu pengetahuan yang dimata Frued betul-betul
ilmu baru.
Sebenarnya tidak hanya Sigmund Frued yang
memperkenalkan perkembangan psikoalalisa ini secara
khusus dapat disebutkan dalam beberapa faktor, antara
lain:
1. Adanya penemuan ilmiah oleh Carles Darwin dan
perkembangan Biologi yaitu teori evolusi. Teori
ini sangat perkembang pada abad 19 yang memberi
pijakan rasional bagi semua pemikir ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan manusia. Oleh
karena itu Frued lebih banyak dipengaruhi oleh
tokoh Carles Darwin. Banyak sekali gagasan
psikoanalisa yang dipengaruhi oleh pemikiran para
evolusioner.
2. Pada abad 19 terdapat gagasan mengenai
neurologi sebagai cabang ilmu media. Para tokohnya
10
berasal dari bangsa Prancis, yang bernama Jean
Charcot yang dipuja-puja oleh Sigmund Freud
sebagai gurunya yang tebesar. Dan pada tahun 1800-
an sistem syaraf atau nervous system sudah bisa
dipahami secara baik dan terbuka.
3. Pada abad 19 juga psikiatri dinamis baru saja
berkembang dengan beberapa karakteristik oleh
Hendry Ellenberger (1970) yaitu tentang
hipnotisme, penyakit magnetis, psikisme yang sadar
dan idak sadar, patogenesis atau penyakit syaraf
dan psikoterapi.
Berikut merupakan ringkasang psikoanalisa Sigmun
Freud yang kemudian dikembangkan oleh muritnya, Jung.
Akan tetapi gagasan Freud dan Jung mempunyai gagasan yang
berbeda tentang psikoanalisa.
A. Sigmund Freud Periode
Gagasan Sigmund Freud bisa dibagi menjadi empat
periode. Periode pertama yaitu periode eksplorasi
neurosis pada tahun (1886-1895). Kedua yaitu periode
analisa diri (1895-1899). Ketiga yaitu periode elaborasi
sistem psikoanalisa serta psikologi id (1900-1914).
Keempat atau yang terakhir yaitu periode psikologi ego
dari 1914 hingga akhir hayat Sigmund Freud pada tahun
1939.
11
Dalam periode pertama yaitu eksplorasi neurosis.
Tidak beda dengan ilmuan lainnya, Sigmund Freud
menggunakan cara hypnosis yang dinamakan kartasis. Dalam
kartasis, pasien dihipnotis dan dikembalikan ke suatu
memori tarumatis, dan kemudian pasien dibiarkan
melepaskan afeksi-afeksi yang tertekan pada saat
terjadinya trauma.
Periode kedua yaitu munculnya struktur kepribadian
dari Sigmund Freud yaitu struktur id, ego, dan superego.
Id merupakan kepribadian yang terdiri dari naluri, yang
merupakan sumber energy psikis seseorang. Dalam pandangan
Freud sebelumnya, ia sepenuhnya tak sadari bahwa id tidak
mempunyai hubungan dengan realitas. Ketika anak mengalami
tuntutan dan hambatan dari realitas, suatu struktur
kepribadian baru muncul, yaitu ego. Ego adalah cabang
eksekutif dari kepribadian karena ego membuat keputusan
rasional. Superego adalah struktur kepribadian dari Freud
yang merupakan cabang moral dari kepribadian, superego
akan menimbang apakah sesuatu itu benar atau salah.
Pada periode 1939 yaitu akhir hayat Sigmund Freud.
Setelah Sigmund tutup usia, psikoanalisa cepat dan
meluas. Ringkasnya pada tahun 1948 Melanie Klein, Anna
Freud 1965 dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang
bermunculan setelah wafat Sigmund.
12
B. Jung, Carl Gustav
Jung adalah ahli pkisatri dari Swiss. Ia adalah
orang kedua setelah Freud dalam aliran psikoanalisa. Jung
sangat terpengaruh oleh hasil penyelidikan Freud. Jung
membuat buku yang berjudul Psychologie der Dementia Praecox
(1907) yaitu tentang suatu penyelidikan terhadap pengaruh
emosi dalam gangguan schizophrenia. Namun ada perbedaan
antara Freud dan Jung dalam teori psikoanalisanya. Pada
tahun sebelum 1913, Jung menjadi presiden di perkumpulan
psikoanalisa internasional. Ketika pada tahun sebelumnya
yaitu tahun 1912, Jung menerbitkan sebuah buku yaitu
wandlugen end Symb le der dan Jung mengeluarkan dalil 2
sistem di dalam alam bawah sadar manusia, yaitu alam tak
sadar yang sering terjadi dalam kehidupan manusia dan
juga alam tidak sadar kolektif yang mengandung bentuk
asli dan kecenderungan yang diperoleh manusia atas dasar
keturunan. Menurut Jung, psikoanalisa itu lebih bersifat
mistik dan mengandung lebih banyak keagamaan daripada
menurut Freud.9 Psikoanalisis Jung disebut dengan
psikoanalisa baru, sedangkan Freud disebut psikoanalisa
klasik. Intinya Jung tidak sependapat dengan pendapat
Freud yang menyatakan bahwa factor utama dan dominan
dalam ketidaksadaran adalah unsur seksual. Sedangkan Jung
9 Pringdodigdo, Ensiklopedia Umum, (Yogyakarta: Kanisius IKAPI, 1973), hal. 509
13
lebih meyakini bahwa unsure genetika atau raslah yang
merupakan sumber dari ketidaksadaran.10
2.3 Penerapan Psikoanalisa
Penerapan yang dilakukan adalah pada saat orang yang
tengah tidak sadarkan diri. Saat pasien tidak sadar,
pasien banyak yang menutup-nutupi ingatan yang
menyedihkan. Karena masalah inilah Frued melakukan
pekerjaannya yaitu, memeriksa ketidaksadaran serta
menguak alasan resistensi pasien tersebut. Cara yang
biasanya dilakukan adalah melalui mimpi, hipnotis, dan
melamun.11
Untuk contoh penerapannya, penulis akan memberikan
contoh mengenai kegiatan orang sedang melamun (perubahan
kepribadian yang disertai kekaburan). Cara Frued
melakukannya adalah dengan menghubungkan beberapa kata
yang mempunyai hubungan dengan apa yag dipikirkannya,
saat mengetahui kata-kata itu ia menghipnotisir pasien
lalu mengulang kata-kata tersebut. Supaya berfungsi
sebagai titik tolak. Setelah itu pasien merelakan bekerja
sama dengan dokternya. Dengan demikian dihadapan dokter
dihadirkan kembali ciptaan-ciptaan psikis yang melintasi
pemikirannya dalam melamun lewat kata-kata yang10 Nina W. Syam, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 5711 Drs. Alex Sobur, M.Si. Psikologi Umum, (Bnadung: Pustaka Setia, 2003), hal. 115
14
diucapkannya tadi. Cara ini sering diberi nama “Talking
Care” atau “Chimneg-Sweeping”.12
Cuplikan dari suatu sesi psikoanalisa- sebuah
ilustrasi transverensi
Passien : (Seorang pria eksekutif bisnis berusia
50 tahun) : saya benar- benar merasa
tidak ingin bicara hari ini.
Analis : (Tetap diam selama beberapa menit,
kemudian) Mungkin anda ingin menyampaikan
mengapa anda merasa tidak ingin bicara.
Pasien : anda mulai lagi, menurut saya, memaksa
saya melakukan sesuatu yang tidak ingin
saya lakukakan. (diam sesaat). Apakah saya
harus selalu bicara di sini, pada saat
saya tidak ingin? (Nada suaranya naik dan
marah). Bisakah anda pergi dari belakang
saya? Anda tidak perduli sengan perasaan
saya, bukan?
Analis : Mengapa anda merasa saya tidak peduli?
12 Sigmund Frued, Memperkenalkan Psikologi Lima Ceramah, (Jakarta: Gramedia,1984), hal.7
15
Pasien : Karena anda selalu memaksa saya untuk
melakukan sesuatu yang saya rasa tidak
bisa.
Culplikan di atas harus dipahami dalam konteksnya.
Passion tersebut telah menjalani terapi selama sekitar
satu tahun, dengan keluhan depresi dan kecemasan.
Walaupun sangat sukses di mata keluarga dan rekan-
rekannya, dia merasa lemah dan tidak kompeten. Melalui
banyak sesi asosiasi dan analisis mimpi, analisis mulai
menduga bahwa perasaan gagal yang dirasakan pasien
berakar dari pengalaman-pengalaman di masa kecilnya
bersama ayah yang sangat keras dan suka mengkritik, yang
jauh lebih sukses dari si klien, yang tampaknya tidak
pernah puas dengan apapun yang diupayakan anaknya.
Pembicaraan yang dikutip di sini pada akhirnya
diinterpretasikan oleh analis sebagai ekspresi kemarahan
pasien terhadap tekanan sang ayah terhadapnya. Nada suara
pasien (marah), seperti halnya reaksinya yang berlebihan
terhadap saran lembut dari analis untuk menceritakan
mengapa ia tidak ingin bicara, mengindikasikan bahwa
pasien tidak ingin berbicara, mengindikasikan bahwa
pasien sebenarnya bukan marah kepada penganalisis, tetapi
kepada ayahnya. Terapis menilai ekspresi perasaan semacam
itu, yaitu pasien mengalihkan perasaan terhadap ayahnya
kepada analis. Sebagai hal penting dan menggunakannya
16
dalam essay essay selanjutnya untuk membantu pasien
mengevaluasi ulang ketakutan-ketakutan di masa kecilnya
untuk mengecewakan ayahnya dan mengekspresikan kemarahan
kepadanya.13
Depresi adalah gangguan mood yang dapat diselesaikan
oleh beberapa prespektif. Salah-satunya psikoanalisa yang
menitikberatkan pada konflik bawah alam sadar yang
berhubungan dengan duka dan kehilangan. Seperti yang
dipaparkan oleh Freud bahwa potensi depresi berada pada
masa anak-anak karena fase itu dapat menentukan
kepribadian seseorang secara permanen atau juga
sementara.14
Pendekatan Psikoanalisa yang lebih mengarah kepada
alam bawah sadar seorang individu. Bagian individu
dikontrol oleh bagian yang tidak sadar. Dengan
menggunakan unsur id, ego dan super ego. Psikoanalisis
memberikan kekuatan penggerak dari alam bawah sadar yang
disebut libido.15
Maka sampai saat ini, penerapan psikoanalisa masih
terus berkembang. Salah-satu model pengaplikasian teori
13 Gerald C Davison, Psikologi Abnormal edisi 9, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal.4414 Nina W. Syam, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 5415 Muhammad Ali, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Jakarta: FIP UPI dan Imperial Bhakti utama, 2007), hal.126
17
alam bawah sadar ini adalah psikoterapi. Sebuah yayasan
terapi mengaplikasikan teori psikoanalisa dengan melatih
para pakarnya untuk mempraktekan psikoterapi.16 Sudah
berkembang pesat hingga 2014 kini. Seperti halnya
hypnotherapy yaitu memberi motivasi atau sebuah
pengarahan melalui alam bawah sadar. Atau dengan cara
mengembalikan fikiran buruk di masa lampau dan memberikan
mindset untuk membuangnya jauh-jauh. Itu sudah sering
dilihat dewasa ini, khususnya di Negara Indonesia
sendiri.
Pendekatan psikoanalisa pun sangat berguna bagi
seorang konselor untuk melakukan pendekatan terhadap
klien yang mempunyai masalah besar yang terpendam. Dengan
cara membuat klien menjadi tenang, maka hal itu akan
menjadikan klien lebih merasa nyaman dan puas untuk
mengikuti pengarahan yang dipaparkan konselor atau
psikolog.
2.3 Psikoanalisa dari Perspektif Islam serta
Penerapannya
Di dalam Psikologi Islam terdapat beberapa kritikan
terhadap psikoanalisis tentang pendapat Freud tentang
teorinya. Teori Freud yang menyatakan bahwa manusia hidup
didorang oleh keinginan seksualnya. Dan eksistensi16 Muhammad Izzudin, Panduan lengkap Psikologi Islam, (Jakarta: Gema Insani,2006), hal. 652
18
manusia ditentukan pada pertahanan hasrat seksualnya. Dan
teori ini mendapat tentangan keras karena tidak bisa
menjelaskan tentang aktualisasi diri atau juga kebutuhan
untuk beragama. Teori ini tidak mampu menjelaskan tentang
dorongan yang dimiliki Muslim untuk mendapat ridla Allah
SWT.
Telaah lagi tentang pernyataan bahwa bayi terlahir
ia hanya memiliki libido. Kemudia tumbuhlah superego lalu
kemudian berfungsilah ego. Id adalah dorongan-dorongan
yang ingin selalu dipuaskan. Ketika lahir ia hanya
mempunyai nafsu/id/libido. Maka dapat dikatakan bahwa
setiap manusia tidak mempunyai kebaikan yang alami karena
nafsu/libido/id nya yang murni di bawa sejak lahir. Dan
pendapat Freud juga menyatakan bahwa agama bukanlah suatu
dorongan yang alami atau asasi, melainkan dorongan yang
tercipta karena tuntutan lingkungan. Hal ini berbeda
dengan QS. Ar-rum ayat 30 :
Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
19
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
Yang dimaksud fitrah pada ayat tersebut adalah
fitrah manusia yang mempunyai naluri beragama. Jika ada
seseorang yang tidak beragama maka hal itu dikatakan
tidak wajar. Justru mereka tidak beragama tauhid lantaran
pengaruh lingkungan.17 Jadi, yang terpapar dalam
penafsiran QS. Ar-rum ayat 30 diatas dengan pendapat
Freud saling bertolak belakang.
Islam tidak pernah memisahkan antara ilmu dan agama.
Di dalam al-Qur’an juga terdapat ayat yang berisikan
tentang aspek terapi bagi penyembuhan gangguan jiwa yaitu
QS. Yunus 57 yang arti dari ayatnya adalah, “Hai manusia,
sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam
dada dan petunjuk serta rahmat yang beriman”. Salah satu
contoh terapi pada ayat ini adalah shalat. Ada 4 aspek
terapeutik yang terdapat dalam shalat: aspek olahraga,
aspek meditasi, aspek auto-sugesti, dan aspek
kebersamaan. 18 Contoh yang nyata juga diterapkan oleh
salah-satu dosen UIN Sunan Ampel Surabaya yaitu Prof. Dr.
17 M. Nasib Arrifai, Kemudahan dari Allah : Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir volume 1, (Jakarta : Gema Insani, 1999 ). hal. 44818 Djamaludin Ancok dkk, Psikologi Islam (Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi), (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1994), hal. 98
20
M. Ali Aziz dengan meditasinya yaitu terapi shalat
bahagia.
BAB II
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Psikoanalisa adalah salah satu pendekatan yang
menggunakan tekhnik alam bawah sadar dalam melakukan
proses pemecahan masalahnya. Teknik ini dapat digunakan
pada seorang depresi, pasien klinis atau penderita
gangguan jiwa. Cara yang digunakan adalah dengan melalui
mimpi, hipnotis dan seorang yang sedang melamun.
Maksudnya, seseorang yang mempunyai masalah dikembalikan
kepada kejadian masa lalu yang membuatnya terus merasa
trauma terhadap sesuatu, lalu dengan tuntunan hipnotis,
seseorang itu dibiarkan tenang dalam melamunkan masa
lalunya itu. Dengan mengingatkannya tentang beberapa
kejadian yang dapat membuatnya sangat terpuruk, biarkan
dia meluapkan kesedihannya sejenak ketika dalam keadaan
terhipnotis itu. Tak lama kemudian barulah diberi
motivasi untuk membuang masa lalunya yang suram itu, agar
dibuang sejauh mungkin dari dalam dirinya. Itulah salah-
21
satu contoh yang dapat disimpulkan dari teori-tori yang
telah dipapar di dalam bab-bab sebelumnya.
Sejarah dari teori ini sangat berhubungan dengan
pemikiran Sigmund Freud yang telah berhasil mencetuskan
teori psikoanalisa pada abad 19. Dan memang pada abad 19
itu merupakan abad kedinamisan para pakar psikoanalisis
ketika itu. Teori Psikoanalis Freud tidak lepas dari
pengaruh-pengaruh ilmuan sebelumnya seperti Charles
Darwin dan sebagainya. Setelah Freud wafat pada tahun
1939, teorinya tidak berhenti begitu saja. Teorinya
diteruskan oleh Jung yang dianggap sebagai pencetus
psikoanalis kedua setelah Freud. Tetapi memang terdapat
perbedaan antara pendapat Freud dan Jung tentang
psikoanalisa.
Freud yang menyatakan manusia tidak lebih mulia
daripada makhluk lainnya seperti hewan. Namun Jung justru
menyatakan bahwa teori psikoanalisa tidak jauh dari
kemistisan dan keagamaan. Itu adalah perbedaan pendapat
Jung dan Freud yang dapat disimpulkan dari teori-teori di
atas.
Penerapan psikoanalis sendiri terus berkembang
hingga masa kini. Banyak intuisi pendidikan, dan beberapa
ahli hypnotic yang menggunakan kemampuannya untuk membantu
seseorang yang mempunyai masalah. Salah-satu contonya
22
adalah hypnotherapy yang mungkin sudah dikenal oleh
berbagai khalayak umum. Maka ini adalah salah satu
pendekatan yang bisa dipakai pemecahan masalah dalam
mencapai kemaslahatan ummat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Freud, Sigmund. 1984. Memperkenalkan Psikoanalisa
Lima Ceramah. (Jakarta: PT. Garmedia).
Yusuf, Syamsu dkk. 2008. Teori Kepribadian.
(Jakarta: Upi dan Remaja Rosdakarya).
Corey, Gerald. 1997. Teori dan Praktek Konseling dan
Psikoterapi. (Bandung: Refika Aditama).
Pringdodigdo. 1973. Ensiklopedia Umum.
(Yogyakarta: Kanisius IKAPI).
Ali, Muhammad. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
(Jakarta: FIP UPI dan Imperial Bhakti utama).
Izzudin, Muhammad. 2006. Panduan Lengkap Psikologi
Islam. (Jakarta: Gema Insani).
Davison, Gerald. 2006. Psikologi Abnormal edisi 9.
(Jakarta: Grafindo Persada).
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. (Bandung:
Grafindo Persada).
Arrifai, M. Nasib. 1999. Kemudahan dari Allah :
Ringkasan Tafsir Ibnu Kasir volume 1. (Jakarta: Gema
Insani).
24