18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis pohon apa yang tumbuh pada suatu tempat tergantung pada tingkat kesesuaian jenis tersebut terhadap faktor tapak atau tempat tumbuh. Dimana faktor lingkungan sebagai syarat dari suatu kondisi ekosistem bagi kehidupan berperan sangat penting dalam keberhasilan tumbuh suatu jenis tumbuhan atau pohon sehingga lazim dikatakan bahwa perkembangan suatu jenis tumbuhan atau pohon sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tumbuhnya. Pearcy (1966) menganalisa dan menerangkan bahwa hidup dan tumbuhnya satu jenis atau lebih pohon dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor lingkungan akan memepengaruhi fungsi fisiologis suatu jenis tumbuhan dan respon tersebut akan nampak pada penampilan pertumbuhannya. Suseno (1974) mengemukakan bahwa keanekaragaman antara pohon pada jenis yang sama dalam satu kawasan hutan juga dapat sampai ke perbedaan sifat. Keragaman ini dapat terjadi karena perbedaan genotipe, lingkungan dan interaksi antara genotipe dan lingkungannya. Tugas Kelompok Silvika 1

TUGAS KLEOMPOK

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jenis pohon apa yang tumbuh pada suatu tempat

tergantung pada tingkat kesesuaian jenis tersebut

terhadap faktor tapak atau tempat tumbuh. Dimana

faktor lingkungan sebagai syarat dari suatu kondisi

ekosistem bagi kehidupan berperan sangat penting

dalam keberhasilan tumbuh suatu jenis tumbuhan atau

pohon sehingga lazim dikatakan bahwa perkembangan

suatu jenis tumbuhan atau pohon sangat dipengaruhi

oleh lingkungan tempat tumbuhnya. Pearcy (1966)

menganalisa dan menerangkan bahwa hidup dan

tumbuhnya satu jenis atau lebih pohon dipengaruhi

oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor lingkungan

akan memepengaruhi fungsi fisiologis suatu jenis

tumbuhan dan respon tersebut akan nampak pada

penampilan pertumbuhannya.

Suseno (1974) mengemukakan bahwa keanekaragaman

antara pohon pada jenis yang sama dalam satu kawasan

hutan juga dapat sampai ke perbedaan sifat.

Keragaman ini dapat terjadi karena perbedaan

genotipe, lingkungan dan interaksi antara genotipe

dan lingkungannya.

Tugas Kelompok Silvika 1

Tindakan silvikultur didasarkan pada lingkungan

setempat karena lingkungan ini terintegrasi satu

dengan lainnya dalam memengaruhi pertumbuhan pohon

dan ditentukan oleh faktor pembatas yang ada.

Adapun komponen lingkungan tempat tumbuh yang

menjadi pertimbangan utama dalam pengolahan hutan,

khususnya untuk merencanakan tindakan silvikultur

yang sesuai terdiri atas empat komponen utama, yaitu

iklim, tanah, fisiografis, dan biotis.

Dalam makalah ini akan membahas tentang komponen

biotis yang didalamnya terdapat hubungan saling

mempengaruhi antara satu individu spesies dengan

spesies lain atau antar sesamanya dalam masyarakat

tumbuh-tumbuhan melalui beberapa cara yaitu

persaiangan, allelopathy, parasitisme, dan simbiosis

yang akan dibahasa lebih jelas dalam pembahasan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka

terdapat beberapa rumusan masalah:

1. Apa yang menjadi peran faktor biotis dalam

pertumbuhan pohon?

2. Bagaimana cara hubungan saling mempengaruhi dalam

pertumbuhan pohon?

1.3 Tujuan Penulisan

Tugas Kelompok Silvika 2

Ada tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran faktor biotis dalam

pertumbuhan pohon

2. Untuk mengetahui cara hubungan saling mempengaruhi

dalam pertumbuhan pohon

BAB II

PEMBAHASAN

Tugas Kelompok Silvika 3

2.1 Peran Faktor Biotis Dalam Pertumbuhan Pohon

Pertumbuhan pohon adalah pertambahan dimensi

tinggi, diameter, dan volume pohon sejalan dengan

perubahan waktu. Hal ini pengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya Komponen biotik yang merupakan

komponen hidup. Komponen biotik terdiri dari

berbagai tumbuhan atau pohon, hewan, dan

mikroorganisme. Dari semua itu sangat berperan dalam

pertumbuhan pohon itu sendiri. Adapaun peran masing-

masing, diantaranya:

1.Tumbuhan ( pohon ) memiliki peranan yang sangat

penting bagi kelangsungan kehidupan manusia dan

hewan dengan menghasilkan oksigen, dan juga pohon

dapat menjadi pelindung bagi tanaman yang butuh

perlidungan dalam proses pertumbuhannya.

2.Adapun peranan hewan dalam pertumbuhan pohon

diantaranya sebagai sumber makanan seperti hewan

yang sudah mati, dan sebagai pengurai bahan

organik seperti yang dilakukan oleh hewan Rayap.

3.Selain itu, mikroorganisme juga berperan dalam

proses pertumbuhan pohon melalui proses pembusukan

bangkai hewan atau penguraian daun tumbuhan itu

sendiri untuk dapat menjadi bahan persedian

makanan bagi pertumbuhan pohon.

Tugas Kelompok Silvika 4

2.2 Cara Hubungan saling Mempengaruhi Dalam

Pertumbuhan Pohon

Ada beberapa cara yang dilakukan oleh tumbuhan

( pohon ) dalam bertahan diri atau berhubungan

dengan tumbuhan (pohon ) lain, yaitu:

1. Persaingan ( kompetisi )

Kompetisi berasal dari kata competere yang

berarti mencari atau mengejar sesuatu yang secara

bersamaan dibutuhkan oleh lebih dari satu pencari.

Persaingan (kompetisi) pada tanaman menerangkan

kejadian yang menjurus pada hambatan pertumbuhan

tanaman yang timbul dari asosiasi lebih dari satu

tanaman dan tumbuhan lain. Persaingan terjadi bila

kedua individu mempunyai kebutuhan sarana

pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak

menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang

cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau

menghambat pertumbuhan individu-individu yang

terlibat.

Persaingan dapat terjadi diantara sesama

jenis atau antar spesies yang sama (intraspesific

competition), dan dapat pula terjadi diantara

jenis-jenis yang berbeda (interspesific

competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya

terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang

Tugas Kelompok Silvika 5

lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi

antar jenis yang berbeda.

Sarana pertumbuhan yang sering menjadi

pembatas dan menyebabkan terjadinya persaingan

diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida,

dan ruang. Persaingan terhadap air dan nutrisi

umumnya lebih berat karena terjadi pada waktu yang

lebih awal. Faktor utama yang mempengaruh

persaingan antar jenis tanaman yang sama

diantaranya kerapatan. Pengaruh persaingan dapat

terlihat pada laju pertumbuhan (misalnya tinggi

tanaman dan diameter batang), warna daun atau

kandungan klorofil, serta komponen dan daya hasil.

Adapun upaya memaksimalkan hasil tanaman

budidaya telah banyak dilakaukan. Upaya-upaya

tersebut dapat berupa penggunaan bibit unggul,

mengatur jarak tanam, pemangkasan, dan

penjarangan.

2. Allelopathy

Alelopati berasal dari

bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama lain"

dan pathos yang berarti "menderita".  Alelopati

didefinisikan sebagai suatu fenomena alam dimana

suatu organisme memproduksi dan mengeluarkan suatu

senyawa biomolekul (disebut alelokimia) ke

lingkungan dan senyawa tersebut memengaruhi

Tugas Kelompok Silvika 6

perkembangan dan pertumbuhan organisme lain di

sekitarnya. Sebagian alelopati terjadi pada

tumbuhan dan dapat mengakibatkan tumbuhan di

sekitar penghasil alelopati tidak dapat tumbuh

atau mati.

 Hal ini dilakukan untuk memenangkan

kompetisi nutrisi dengan tanaman lain yang berbeda

jenis/spesies. Oleh karen itu, alelopati dapat

diaplikasikan sebagai pembasmi gulma sehingga

mengurangi

penggunaan herbisida sintetik yang berbahaya bagi

lingkungan. 

Contoh tanaman alelopati adalah :

Pinus merkussi

Guguran-guguran daunnya dapat menghambat

pertumbuhan jenis-jenis lain, hanya jenis

tertentu yang dapat bertahan, misalnya :

kerinyuh (Eupatorium odoratum).

Alang-alang

Tugas Kelompok Silvika 7

kalau suatu daerah diinvasi alang-alang.

Kecendrungan alang-alang untuk berkuasa sangat

besar, sehingga daerah tersebut kemungkinan

ditumbuhi oleh alang-alang seluruhnya. Di

padang alang-alang Pleihari, Kalimantan Selatan

yang dapat tumbuh hanya jenis laban (Vitex

pubescens). Jenis Vitex ini selain tahan

bersaing dengan alang-alang juga tahan terhadap

api.

Pohon pisang (Musa spp.)

rumpun pisang akan melebar ke tepi karena

pangkal pisang yang membusuk mengeluarkan zat

yang meracun bagi jenisnya sendiri.

Sumber Senyawa Alelopati

Tugas Kelompok Silvika 8

Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi

alelopati dapat ditemukan di semua jaringan

tumbuhan termasuk daun, batang, akar, rizoma,

umbi, bunga, buah, dan biji. Senyawa-senyawa

alelopati dapat dilepaskan dari jaringan-jaringan

tumbuhan dalam berbagai cara termasuk melalui :

a) Penguapan

Senyawa alelopati ada yang dilepaskan

melalui penguapan. Beberapa genus tumbuhan yang

melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan

adalahArtemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa

kimianya termasuk ke dalam golongan terpenoid.

Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan di

sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk embun, dan

dapat pula masuk ke dalam tanah yang akan

diserap akar.

b) Eksudat akar

Banyak terdapat senyawa kimia yang dapat

dilepaskan oleh akar tumbuhan (eksudat akar),

yang kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat,

sinamat, dan fenolat.

c) Pencucian

Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari

bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas

permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan

embun. Hasil cucian daun

Tugas Kelompok Silvika 9

tumbuhan Crysanthemum sangat beracun, sehingga

tidak ada jenis tumbuhan lain yang dapat hidup

di bawah naungan tumbuhan ini.

d) Pembusukan organ tumbuhan

Setelah tumbuhan atau bagian-bagian

organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang mudah

larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada

bagian-bagian organ yang mati akan kehilangan

permeabilitas membrannya  dan dengan mudah

senyawa-senyawa kimia yang ada didalamnya

dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat meracuni

tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang

ditanam pada musim berikutnya.

Adapun metode agar tidak terjadi persaingan

allelopathy adalah melalui pengaturan jarak tanam,

pengelompokan tanaman, dan pemilihan jenis.

3. Simbiosis

Simbiosis berasal dari bahasa Yunani sym yang

berarti dengan dan biosis yang berarti kehidupan.

Simbiosis merupakan interaksi antara

dua organisme yang hidup berdampingan dalam hal

ini tumbuhan yang saling ketergantungan (pohon ).

Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut

simbion.

Adapun bentuk-bentuk simbiosis antar tumbuhan

( pohon ) beserta contohnya, yaitu:

Tugas Kelompok Silvika 10

a. Simbiosis Parasitisme adalah di mana pihak yang satu mendapat

keuntungan dan merugikan pihak lainnya, Contoh:

Tanaman benalu dengan inangnya

Benalu termasuk tumbuhann biji danberdaun hijau. Akar benalu itu tidak sempurnasehingga tidak mampu menyerap air dan haralangsung dari tanah. Untuki memenuhikebutuhan akan air dan hara, benalu menumpangpada ranting tumbuhan jenis lain. Laluakarnya yang berupa alat isap akan menembusmasuk ke dalam jaringan pengangkut tumbuhanyang ditumpanginya. Kemudian benalu akanmenyerap air dan hara yang terlarut didalamnya. Sehingga tumbuhan inang mengalamikerugian karena air dan hara yang akandigunakan untuk hidupnya diserap oleh benalu.Akibatnya dari kegiatan benalu tersebut,biasanya ujung ranting tanaman yangditumpanginya mengecil, kurus, dan akhirnyamati. Sehingga menghambat proses pertumbuhanpohon tersebut.

Tali putri dengan inangnya

Tugas Kelompok Silvika 11

Tali Putri yang langsung mengambil sari-

sari makanan yg sudah di kelolah atau di

fotosintesi sang inang. Jaid Tali Putri hidup

dengan seratus persen parasit dengan

mengambil sari makanan yg sudah jadi. Maka

tumbuhan yang di tempeli Tali Putri  akan

lebih cepat mati.

Rafflesia arnoldi dan Tumbuhan Inang

Tumbuhan ini tidak mempunyai akar,

batang, dan daun, tetapi mempunyai tabung-

tabung yang dapat menembus jaringan pada

tumbuhan inangnya. Dengan perantaraan tabung-

tabung itu, Rafflesia sp. menyerap zat-zat

makanan yang dibutuhkan dari tumbuhan

inangnya. Rafflesia sp. merupakan tumbuhan

Tugas Kelompok Silvika 12

langka yang memiliki bunga terbesar,

berdiameter 1-1,5 meter.

b. Simbiosis Mutualisme 

adalah hubungan sesama mahkluk hidup yang

saling menguntungkan kedua pihak. Contohnya:

Pohon rotan dan semut

Di daratan, terdapat simbiosis

mutualisme yang berkaitan dengan saling

melindungi, dalam hutan terdapat pohon Rotan

yang berduri dimana di pohon itu terdapat

semut yang tinggal disana, bila ada gangguan

maka semut akan melindungi pohon Rotan

tersebut dengan menyerang si pengganggu

tersebut, agar rotan tetap tumbuh dengan

baik.

Pohon akasia dan semut

Tugas Kelompok Silvika 13

Interaksi yang sama terdapat pada pohon

Akasia di dataran Afrika, daun dari Akarsia

tersebut merupakan makanan dari jerapah yang 

tinggal disitu, tetapi pasukan semut itu

tidak tinggal diam, semut akan menyerang

jerapah agar jerapah pergi, itu berhasil,

karena telah melindungi Akasia tersebut maka

sebagai imbalannya Akasia memberikan

kelenjar madu untuk semut, kerja semut disitu

tidak itu saja, selain mengusir hewan yang

memengganggu, semut juga membasmi tumbuhan

yang baru hidup disekitar Akasia.

c. Simbiosis Komensalisme 

adalah di mana pihak yang satu mendapat

keuntungan tapi pihak lainnya tidak dirugikan

dan tidak diuntungkan. Contoh:

Tumbuhan pakis tumbuhan inangnya

Tugas Kelompok Silvika 14

Tanaman Pakis mendapatkan keuntungan

berupa rumah tinggal, sedangkan inangnya

tidak mendapatkan keuntungan apapun dan tidak

dirugikan.

Anggrek dengan Inangnya

Tanaman Anggrek mendapatkan keuntungan

berupa rumah tinggal, sedangkan inangnya

tidak mendapatkan keuntungan apapun dan tidak

dirugikan.

Sirih dengan pohon inangnya

Tugas Kelompok Silvika 15

Pohon sirih sama dengan pohon anggrek

dan pakis pohon sirih ahnya menumpang tempat

tinggal di pohon / Inangnya . sementara pohon

yang di tumpangi tidak berpengaruh apa-apa.

d. Simbiosis Amensalisme yaitu saat satu pihak dirugikan dan pihak

lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan,sehingga terjadi penghambatan terhadappertumbuhan tanaman ( pohon ) yang dirugikan.Contoh: yaitu pada tumbuhan yang tergolongallelopathy.

BAB III

Tugas Kelompok Silvika 16

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa

Pertumbuhan pohon adalah pertambahan dimensi tinggi,

diameter, dan volume pohon sejalan dengan perubahan

waktu yang dipengaruhi oleh faktor biotis berupa

tumbuhan ( pohon ) itu sendiri, hewan, dan

mikroorganisme yang menjadi saling berhubungan dalam

mempengaruhi pertumbuhan pohon yang ada.

Adapun cara-cara tumbuhan ( pohon )

mempertahankan hidupnya dan tetap bertumbuh, melalui

berbagai bentuk seperti kompetisi, allelopathy, dan

bersimbiosis yang dapat berupa simbiosis mutualisme,

parasitisme, komensalisme, dan amensalisme.

3.2 Saran

Dengan selesainya makalah ini, disarankan agar

kita sebagai mahasiswa kehutanan terus berperan

aktif menjaga dan melestarikan pertumbuhan pohon

sebagai penyokong kelestarian hutan yang merupakan

sumber kehidupan bagi kita semua.

Tugas Kelompok Silvika 17

DAFTAR PUSTAKA

_______. 2015. Materi Faktor Biotis dan Prertumbuhan Pohon dalam

www. Blogspot.com. diakses tanggal 21 Februari 2015

pada pukul 18:30 WITA.

Argiyanti, Anna. 2013. Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan

Latihan II Persaingan Intraspesifik Tanaman Dan Interspesifik

Tanaman. Green House Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Paembonan, Samuel A. 2012. Hutan Tanaman dan Serapan

Karbon. Makassar: Masagena Press.

Tugas Kelompok Silvika 18