33
Mutiullah dan Moch Nur lchwan a a s Filsalot, Kemisldnan I I L lI .J ,*4 Fffi

EPrintseprints.walisongo.ac.id/9405/1/3_Musahadi_Kemiskinan_di... · 2019. 3. 16. · Created Date: 3/16/2019 7:59:19 AM

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Mutiullah dan Moch Nur lchwan

    a a sFilsalot,

    Kemisldnan

    II

    L

    lI.J

    ,*4

    Fffi

  • Iditor:Mutiullah dan Moch Nur lchwan

    AUama,Filsalat,

    & l(emislrinan

  • AgamaFilsalat

    & Kemislrinan

  • lv

    Perpustakaan Nasional:

    Mutiullah dan Moch Nur Ichwan (ed.)Agaua" Filasatat dan IGEiskinarL Editor: Mutiullah da! Moch NurIchwa& - cet. 1. - Yoryakarta: Prograrq Studi Agama dan FilsafatPascasarjatra UIN Sutran Kalijaga Yogydkarta, 2015xii + 252 hlm, 15 cm x 24 cmISBN:97E -6027-2084-3-8

    I. Antologi

    I.Judul

    2. AgaEa, Filasafat dan lGEiskinaoII. Mutiullah daD Moch Nur lchwao (ed.)

    @ Hak cipta Dilindurgi oleh uudaog-undang

    Memfotocopy atau memperbanyak dengan cara apapun sebagian atauseluruhnya isi buku ini tanpa seiizir penerbit adalah tindakan tidakbemoral daD melawatr hukum

    Agama, Filasafat da.ll IGmiskinao

    Editor: Mutiullah dan Moch Nur Ichwal

    Penulis:Moch Nur Ichwan - Mutiullah - Alim RoswantoroMartiDo Sardi - BeBEy BaskaE - Muharnmrd Arif

    Musahadi - Ishak Hadyanto - Mahathir Muhaumad IqbalBenny Afi,r'adzi - Muhammad Barir - Mu'ammar Zayn Qadary

    Cetakan I: Maret 2015

    Diterbitkan oleh:

    Progam Studi fuama dan FilsafatPascasarjana UIN Sunaa Kalijaga Yogyakarta

    Jt. Marsda Adisucipto Yo$rakarta 55281Telp. 0274 519709, Faks. 0274 55797a

    Website http://pps.uin-suka-ac.idE-Mail: [email protected]

    Katalog dalam Terbitar (KDT)

  • v

    IGTA PENGANTAR

    Program Studi Agama dan Filsafat pascasarjara t IN SunaDKalijaga Yograkarta kali ini mengangkat tema agama, fllsafatdan kemiskinan, atau tepatnya tanggung jawab agama danfiIsafat dalam pengentasan kemiskinan. Buku ini menyrguhkanp€mbahasan yang kompleks, mulai dari aspek normatif agama,filsafat sampai rekomendasi praksis untuk p€ngentasankemiskinan di Indonesia. Buku ini menghadirkan kajian agamadan filsafat yang 'garang" terhadap fenomena kemiskinan.Bahasan dalam buku ini adalah anti-tesis terhadap kajian agamayang lemah menghadapi kemiskinan dan filsafat yang terlaluabstrak mendekati kemiskinan. Kajian-kajian dalam buku iniberdimensi liberatif dan progresif dalam berhadapan dengan faktakem.iskinan, dan mencoba menjawabnya dari perspektif agamadan filsafat.

    Buku ini dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertamamenjelaskan tenta[g hubungan antara Agama dan Kemiskinan.Bagian ini dimulai dari tulisan Musahadi yang menjelaskantenteng fakta kemiskinao yang tetap menjadi masalah yangbelum terselesaikan. Munculnya wilayah rawan pangan, beragamperistiwa kelaparan di berbagai daerah, semakin membeludaknyapara pencari kerja, hingga keluhan-keluhan merosotnya daya belimasyarakat dalam menghadapi kenaikan harga barang kebutuhantampaknya menjadi teman dalam kehidupan sehari-hari. Artikelini merelease ulang Iaporan Pembangunan Manusia atan Human

  • vr

    Derelopmert R€por, (HDR) pada tahun 2013 yang menempattanlndonesia berada dalam posisi 108 dari 187 negara dengan nilai0,684. HDI sendiri mengukur tentang tiga hd pokokyaitu harapanhidup, akses terhadap ilmu pengetahuan dan standar kehidupanyang layak. Dibandingkan dengan negara-negara tetaDgga diASEAN, Indonesia masih kalah dari Singapura (18), Malaysia (el)dan Thailand (103). Artilel ini memberi rekomendasi kepadapemangku kebijakarl neg:rra ag:rr mampu memetakal secarrtepat dan mengambil kebijakan yang tepat pula mengenai akarkemiskinan yang menjadikan buruloya indeks pembangunanmanusia.

    Martino Sardi meniscayakan tanggung jawab agama-agarna, khususnya para pemimpin agama-agama, yang ada dilndonesia untuk ikut serta secara aktif dalam memerangi danmengentaskan kemiskinan. Agama-agama yang ada di Indonesiamema[g sudah ikut serta dalam pembangunan di negara ini,n:rmun peran:ur yang nyata dalam perjuangan memerangikemiskinan ini menurutnJra masih belum seberapa. Faktanya,agama-agama hanya sibuk mempersoalkan bidang ibadah, ajaran,doltuin atau teologi yang jauh dari realitas kemiskinan sosial,politis dan ekononis ini. Sikap yang demikian ini sungguh sangatdisayangkan, seharusnya, agama-agama mengeluarkan seluruhGnaga dan energi untuk memerangi kemiskinan di Indonesiasecara sistematis dan profesional, sehingga ra$at Indonesia akansemakin sejahtera dan kemiskinan semakin dikikis habis.

    Ishak Hariyanto menyoroti secara kritis fakta kemiskinantidak dapat diselesaikan secara terstrukrur oleh agarna danfilsafat, akan tetapi keduanya hanya mampu memberikan horizonpengetahuan serta solusi pemikiran untuk merninimalisasiproblematika kemiskinan tersebut. Artilel ini menegaskanbahwa sesungguhnya agama hanyanya sebatas bayang-bayangdalam meqrelesaikan problematika kemiskinan, karena hanyamemberikan sebatas ketenangarl sesaat dan hanya sebagai mengisikekosongan hidup, dan bahkan cenderung agama dijadikan sebagaisikap apologetik, yakni sebagai tempat menghibur suara hatiyang dilanda kemiskinan. Agama hanya sebatas ritual yang hanya

  • vll

    m:rmpu memberikan suntikan rasa nyaman (menghilangkan rasasakit sementara) kepada pam pemeluknya.

    Bagian kedua menjelaskan tentang pandangan filsafattentang Kemiskinan. Bagian ini diawali oleh tulisan Mutiullahtenteng kemiskinan dari perspektif teori keadilan John Rawls.Artikel ini menjabarkan tentang lima problem sosial+konomipaling mengerikan yatrg rnenjadi sumber ketidaksetaraar dimasyarakat dan mengancam masa depan generasi masa depan,yakni ketersediaan air bersih, sanitasi, listrik, kondisi kesehatanbalita dan angka putus sekolah. Artikel ini, mengajukan tiga solusipraktis untuk mengatiuii kemiskinan, yakni p€rbaikan fasititaskesehatan dan pendidikan, pembukaan lapangan kerja untukrakyat tniskin, dan pembanguna[ sistem jaring pengaman sosial.

    Bagaimana Richard Rorty memandang kemiskinan menj adiperhatian Alim Rosivatrtoro. Tulisan ini mencoba mendiskripsikanbahwa kemiskina[ tidak cukup diatasi dengan pikiran-pikiranobjektif dari politik sebagai strateginya. Kemiskinan tidak cukuppula diatasi dengan penawaran teori-teori ideal ekonomi-politis,seperti sosialisme, kapitalisme, sosialisme-religius, kapitalismereligius, utilitarianisme, komunitarianisme, dan persamaan-fberal. Berpijak kepada pemikiran Richard Rorty, kemiskinandilihat sebagai kenyataan yang kebetulan ada di tengah-tengahkita, yang membangkitkan rasa keprihatinan jiwa kita. Kita tidakperlu cararara objektif dan sistematik untuk mengatasinya, kitahanya perlu solider dengan c:ua.cara kita masing-masing secaraunik, apakah itu secara individual maupun kolektif.

    Benny Baskara berupaya mencari jawaban tentangkemiskinan dari pemikiran-pemikiran Karl Marx, Max Weber,dan Hassan Hanafi. Walau terdapat 'kelangkaan' filsafatdalam membahas kemiskinan, masih ada sejurDlah tokoh yangnenyinggung masalah kemiskinan dalam pemikirannya, dia[taranya ketiga filosof di atas. Di samping rrenyinggu[g masalahkemiskinan, pemikiran ketiga tokoh tersebut juga menghubungkanantara masalah kemiskinan dengan agama. Hassan Hanafimembahas Islam dan kemiskinan dalam pemikirannya, MaxWeber nembahas KristeL khususnya Protestan, dan kemiskinan,

  • vlll

    sedangkan Karl Marx justru menjelaskan hubungan altagonisaDtara agama dan kemiskinan.

    Dalam artikelnya tentang kritisisme Immanuel Kant,teologi Islam dan kemiskinan, Muhammad Arif menjelaskanbahwa problem kemiskinan itu tidak cukup hanya mengandalkanpendekatan ekonomis dan politis. Da1am menyikapi persoalankemiskinan, sisi religiositas masyarakat merupakan bagian yangtidakboleh diabaikan. Dimensi keagamaan merniliki peran pentingdalam laku keseharian manusia Indonesia, tapi teologi Islamyang diajarkan di lndonesia pada rrtnrrmnya adalah teologi dalambentuk ilmu tauhid yang biasatrya cenderung jauh dari persoalankemiskinan. Bahasan yang termaktub di dalamnya biasanya tidaklepas dari persoalao tentang ketuhanan dan perkembangen tradisidan aliran ilmu kalam pada masa Islam klasik. Artikel ini berusahamenawarkan teologi Islam yang dapat Denjadi alat pengentasankemiskinan.

    Bagian ketiga menjelaskan telrtarlg Islam, Spiritualitasdan Kemiskinan. Mengawali bagian ini, Mahathir MuhammadIqbal mengajukan pemikiran tentang 'keberi5laman yang ProPoor-, berpihak kepada masyarakat miskin. Problem kemiskinanyang dialami sebagian umat manusia, menurutnya, tidak laindisebabkan karena problem distribusi, di mana sebagian orangmengambil atau mendapatkan terlalu banyak, sebagian manusiayatrg laitr tidak kebagian apa yatrg menjadi haknya. Inilah yangdisebut ketidakadilan. Dia menjelaskan pesan suci alQuranyang menjadikan kepedulian kepada orangorang lemah sebagaiparaDeter otentik keberagamaan. Dia 66nghia$3g para ulamalndonesia untuk mengeluarkan fatwa jihad melawan korupsi-manipulasi dan mafia birohasi yang menjadi sumber utamakemiskinan di lndonesia.

    Benny Afiivadzi mencoba meuelisik problem kemiskinanid dari pesan profetik dalam sejumlah hadits Nabi Muhammad.Benny berusaha menyajikan pembacaan berbeda yang barangkalibelum terbaca sebagai landasan berpikir mengenai kemiskinandalam perpektif hadis. Artikel ini berupaya menemukiur pesiurprofetik dalam hadis Nabi karena bayak hadis mengaj arkan kepada

  • D(

    orang Islam agar mengutamakan aksi uDtuk penanggulangankemiskinan di atas segalanya. Pengentasan kemiskinan harusoyamenjadi prioritas utama studi Islam di era kontemporer. UmatIslam pada era sekarang seyoryanya tidak terjebak lagi denganperdebatan seputar hukum yang menguras keringat, tanpamemperhatikan kondisi kemiskinan di sekitarnya. Atau dengankata lain, peradaban Islam yang sebelumnya disibukkan dengankajian hukun, kini saatnya mulai berbenah dengan kajian lain,yaitu memulai langkah-langkah yang bisa meningkatkan tarafhidup golongan fakir dan miskin yang selama ini selalu hidupdengan ketertindasan.

    Muhammad Barir dan Mu'ammar Zayn Qada$ sama*amamengangkat tema asketisme, walau dengan pemahaman yangagak berbeda. Barir menjelaskan bahwa Islam memitiki ajarantentang kesadaran asketik yang unik sebagaimana yang tercermindari sosok Muhammad SAW. Barir berusaha menonjolkan duasisi Islam, yalcri sisi Islam sebagai agama yang mengajarkannilai sufistik kesederhanaan dan juga Islam sebagai agama yangvisioner dalam membangun etos kerja kepada maryarakatnya. Diaingin membangunkan kesadaran umat Islam yang sebelumnyahanya menilai Islam dari sisi yang pertama dan melewati sisikedua. Artikel ini ingin menampilkan kedua sisi Islam secarabersamaan yang diharapkan menjadi penyeirnbang kemanusiaanyang revolusioner.

    Sedangkan Mu'ammar Zayn Qada$ menjelaskan konsepzuhd aktif, yang disebutnya asketisme progresif, yang harusdikembangkan dalam masyarakaf untuk menyadarkan bahwa'mencari dunia' bukanlah sesuatu yang berlawanan denganlslam. Zuhd bukanlah sikap pasif seseorang yang pasrah dengan'bagian dunia" yang memang tidak ia usahakan. Zuhd bukanlah'asketisme" semata, karena pelaku asketisme dengan sengajameninggalkan dunia. Sedangkan pelaku zuhd tetap mencarikehidupan dunia namun tidak terobsesi terhadapnya. Zuhdmenurutnya adalah mentalitas hati untuk merasa cukup denganapa yang dimiliki. Dengan demikian, pelaku zuhd bersikap aktifdan senantiasa berpikiran positif terhadap dunia, tidak malahpasrah dan bersikap apatis terhadapnya.

  • x

    Yoryakarta, November 2014

    Mutiullah & Moch Nur Ichwan

    Bagian ini, danjuga buku ini, ditutup oleh artikel Moch NurIchwan yang menj elaskan bagaimana Islam mempunyai perspektifliberatif yang bertujuan untuk memberantas kemiskinan danmemberdayakan orang{rang miskin, dan bagaimana persepktifIiberatif itu terinstitusionalisasi dalam aktivisme humanitarian.Dia berupaya merunut munculnya *Teologi Pemiskinan' dankemudian menunjuld

  • DAFTAR ISI

    Kata Pengantar..Daftar Isi......,......

    BAGIAN I: AGAMA DAN KEMISKINAN

    KEMISICNAN DI NEGERJ MAIG{UR: AIGR, IGBIJAIGN, DAN

    AGAMA, KEMISKINAN DAN PERDAMAI,AN

    Oleh: Martino Sardi

    Oleh: Mutiullah

    RJCHARD RORTY DAN KEMISKINANPOUTIK DAIAM ISLAM

    23

    xl

    57

    37

    BAGTAN II: FILSATAT DAN KEMISKINANAGENDA BI'MI HANCUS KEMISKINAN DAI.AM BINGKAI TEORIKEADTT-ANJOHN RAwlS

    Oleh: Alim Rosrrantoro.

    TANIANGANOleh: Musahadi

    . AGAMA SEBAGAI BAYANGBAYANG SOLUSI KEMISKNANOleh: Ishek Hariyanto

  • xu

    KRITISISME KANT, TEOLOGI ISLAM DAN KEMISKINAN

    Oleh: Muhammad Arif 707

    APA KATA FIISAIAT TENTANG KEMISKINAM MENDAKI

    PTJNCAK PEMIKTRAN (ARI MARX, MAX WEBE& DAN HASSANHANAFI

    Oleh: Benny Baskara

    BAGIAN III: ISLAM, SPIRITUALITAS DANKEMISKINAN

    . MEMBANGTJNKEBER]SLAMANPROPOOROleh: Mahathir Muhrmnad Iqbal 151

    . KEMISKINAN DAN PESAN PROFETtrC I,JPAYA MENGGALI PESANTERSIRAT DAI.AM TIADIS NABI

    Oleh: Benny Afiradzi 767

    725

    189

    . KESADARAN ASKEIIS DAN PENGENTASAN KEMISIONANOIeh: Muhamnad Barir ................

    . PARADIGMA ASKETISME PROGRESIF DAN MEDAN PERANGKEIItrSKINANOleh: Mu'emmar Zayn Qadaff

    . ISLAM, KEMISKINAN DAN AKTTVISME SOSIAL KRITISOIeh: Moch Nur lchwan 223

    BIODATAPENUUS 245

    207

  • BAGIAN I:AGAIVIADANKEMISKINAN

  • Musahadi

    KEMISKINAN DI NEGERIMAKMUR:AKAR KrnrlnrnN, DAN TANTANGAN

    Pada tahun 1958 Gunnar Myrdal menulis karya ambisiusyaag berjudul ,{ian Dnmo: An hquiry into thc fuvqty

    of Nctioas. Myrdal (189&1987) adalah peuerima Nobel Ekonomi1974 bersama dengan Friedrich Hayek (18991992). Asian DronamenSrediakan analisa dan kesimpulan mengenai pembangunanekonomi dan politik kemiskinan di Asia Selatan dalam 3 voh:.mebuku dengan total 2284 hdaman.t Menurut I\{yrdal, kemiskinan diAsia bukan semata-mata disebabkan oleh problem ekonomi, tetapijuga diakibatkan oleh latar bekalang demografi, sosial dan politikNegara-negara sep€rti Pakistan, India, Burma, Thailand dan tentuIndonesia terus mengalami modernisasi tetapi keetrggaran parapsmimpinnya untuk keluar dari persoalan yang sesungguhnya

    rBuku GuDtrar Myrdal fang sebanfak tiga volume ini diringtas deogansangat baik oleh Seth. S. Ning, (creat Britain: Allen lane The Penguin Press,1977), Htm. 3.

  • mereke sadari, seperti kemiskina[, membuat negara-neSarir initerus mengalrmi tragedi yang berkePanjangan.

    Hingga hari iui, kemiskinan tetap menjadi problem seriusbagi berbagai pemerintahan di dunia ketiga, termasuk Indonesia.

    Hampir satu dekade lalu, pada 20O5, kejadiau busung laPar terjadi

    di Nusa Tenggara Barat. Kejadian ini menguudang laprihatinanbanyak pihak dan pemerintah menetapkann5ra sebagai kejadian

    luar biasa (KIB).'1 Di Yahukimo, Papua, juga terjadi bencara yang

    sama. Ironi ini terjadi di tengah asumsi besar yang terus menerusdibanguu bahwa Indooesia adalah negara kaya raya deDgan sumber

    alam yang melimpah.

    Berbagai kritik terus dilancarkan selama beberapa periodepemerinrahan di Indonesia uDtuk mengentaskan kemiskinan.Tetapi pergatrtian kepala negara, dari Sukaroo hingga SBY, persoalan

    kemiskinan tetap Denjedi masalah yang belum terselesaikan.Munculnya wilayah rawan pangatr, berag:am peristiwa kelaparan

    di berbagai daerah, semakio membeludaknya para pencari kerja,

    hingga keluhan-keluhan merosotnya daya beli masyarakat dalam

    menghadapi kenaikan harga barang kebutuhan tampaknyamenjadi teman dalam kehidupan sehari-hari.

    Dalam laporan terbaru Badan Pusat statistik hinggaMaret 2014, ada sebanyak 28.280.000 jiwa yang masuk dalamkategori penduduk miskin di Indonesia. Jumlah itu 11'25 Persendari seluruh jumlah penduduk seluruh Indonesia baik yang adadi perkotaan maupun pedesaan.3 Prosentase jurnlah ini tercatatmengalami perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya (per Maret)'

    yaitu 12,49% (2011), 11,96% (2012), dan 17'37% (2073l,' meskipuntidak secara signifkan.' Dalam hd ini, pemerintah Indonesiaperlu bekerja lebih giat untuk menyelesaikan persodan' karenakemiskinan memiliki implikasi yang beruntun (multiple fieal,

    llbEpas, 28 Mei 2m5'!http:llbps.go.id/tab-sub/view.phP?kat=1&tabel=1&daftar=1&id-

    subyek=23&Dotab=Z akses 13 Oktober 2014.

    'http:/lbps.go.id/tab-sub/view.php?kat=1&tabel=1 &daftar= 1&id-sub,,ek=23&notab=Z al6es 13 Obber 2014.

    4 rusaUai

  • IGnfskina! di NegEri Melmur: Atar, trebij.k1r, daD T$tergan 5

    selain berdampak pada kelaparan, kemiskinan juga berdampakpada derajat kesehatan, kesejahteraan, kualitas pendidikan danujungnya pada kualitas SDM serta daya saing bangsa.

    Iaporan Pembangunan Manusia etau Humon Dalelo;nrfiitReport (}IDR) pada tahun 2013 menempatkan Indonesia beradadalam posisi 108 dari 187 negara dengan nilai 0,684. HDI sendirimengukur tentang tiga hd pokok yaitu harapan hidup, aksesterhadap ilmu pengetahuan dan standar kehidupan yang layak.Dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN, Indonesiamasih kalah dari Singapura (18), Malaysia (6a) dan lhailand (103).Kualitas ini mengisyaratkan agar negarir mampu memetakan secaratepat mengenai akar kemiskinan, yang menjadikan buruloyaindeks pembangunan manusia, untuk menganbil keb!'akan yangtepat pula.

    A IGmiskinan; llda5affi PefinisiSebagai sebuah rcalitas, kemiskinan adalah sesuatu

    yang kompleks. Ada kemiskinan yang bersifat aksidentd aauperoftrng:rn, seperti karcna sikap mental atau cacat fisik. Adajuga berupa kemiskinan struLtural karena eksploitasi ddam polahubungan yang tidak adil dan menindas dari suatu kelompok atauseseor:urg pada kelompok lain yang kadang muocul pada bentukkemiskinan massal dalam skala massif.5 IGmiskinan, oleh RudolfS. Sinaga dan Benyamin White dibagi dalam dua kategori. Pertama,kemiskinao alamiah lnfinal pavertyl, yakni yang timbul sebagaiakibat sumbersumber daya yang langka dan atau karena tingkatperkembangan teknologi yang sangat rendah. Kedua, icemiskinanbuatan (artifciol p6)erryl, yaitu kemiskinan yang disebabkankelembagaan-kelembagaan yang ada membuat a[ggota ataukelompok masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi danfasilitas-fasilitas secara merata.6

    tAhmad sanusi, Agana di Tengah KcmisLiru[: Rdekri atos Pg,ndalr.ganlslofl don Kristen dalafl Pe6pcktir Kg'jLsa',t4 ontar lh,,;t Bsr!;Fa,|.4. oal(arta: Logos19991, hlms

    5Rudolf S. Siaaga dao BeDlramir White, 'B€berapa Aspek Kelembagaandi Pedesaatr Jawa dalam Hubungalnjra dengatr Kemiskinan Struktural' dalam

  • 6 M,rsatradi

    Merumuskan suatu defnisi tentang kemiskinan,tampaknya bukanlah suatu hal yang mudah, karena selainkemiskinan merupakan suatu masalah yang sargat kompleks, j uga

    karena masing-mashg pembuat definisi sangat dipengaruhi olehlatar belakang kerangka pemikiran dan fokus perhadannya dalanmelihat masalah kemiskinan.T Dalam Ensiklopedia llmu Ekonomi,kemiskinan didefinisikan sebagai "kondisi kekurangan moteri yorgbiosatyo ilipdwmi xbagoikekurangan penowkon luolr.g yatg b**aitmbryan standor kemiskiton" .E

    Dalam formulasi yang agak panjang, Bank Duniameudefinisikan kerriskinan sebaga.i seorang yang: "hidup taapakzbebosa bqmilaku don kcbebosar. nanilih yong saln,gat mendosarunfifu fupothiilttplebihbaik Merekabol*otkekwargan papa+ sandotgpennidikaa fun kesehottn. Kemiskinafi dan lakuraagon segalaryamaryfiabagi nneka untuk fiEraih kchidupan yangberhargo don berarti.Merekt jugt nwsti mnghadapi a'/'carfin yang s4tngat mudoh tefifrang*abah petyokif dislokasi ekorcmi dor baloyo bencarto olam- Mrekojugo snht naryhadopi perlakuar yang tidak adil dan pettagai insttt tsinegaru ilat narlarakat serta tidok Moyo una;* ikut nempengoruhi}r7utltrrlflln grrfiing, yatg ntempunyai dampak larl;gslung dalam lahidupan

    ttqeko-.e

    Suatu defnisi yang mencoba membuat ukuran batasminirna! sr2ndar tingkat kehidupan diajukao oleh ParsudiSuparlan. Menurutnya, kemiskinan dapat didefioisikan sebagaisuatu stardar tingkat hidup yang rendah; yaitu suatu tingkatkekuangan materi pada sejumlah atau segolongan orangdibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku

    Atfia& etrl- (Ed-), Icndrklnar Srul,uml, gakarta: Yalrasa! ILru-ilmu sosial, 19EO),hlE. 142-143.

    ?Ahmad Sarusi, ASpmo diTengah KembLlru'l.., blB. u.rAEer Al.Roubaie, 'Dimensi Global lGmiskinan di Duda Mullim:

    Sebuah FenilaiaD (uantitatif dalaE Islomio, Vol tr No. 3, Desember 2005, hlm.81.

    eAmer A!.Roubaie, 'Dimensi Global trGmiskiuatr di Duaia Muslin:Scbuah Feoilaian Krantitatif , hlE31.

  • IGEiskiran di Negeri Matmur: Akar,lcbijakaD, da! Tatrtatrgan 7

    dalam masyarakat yang bersangkutan.ro Sejalan dengan Parsudi,Nabil Subhi Ath-Thawil mendefinisikan kemiskinan sebagai'tiadanya kemamgruan ul/.atk me7,j,peroleh kebuarhofl*ebuathan pokok.

    Keb1Jfilhafl+rb1,,':.than itu diatggap polo\ korau ia menyeiliakan bataskecttkupan flinimufi unnl}' hidup manusia yang laik dengan tingkatar.kemuliaalr yang dilinpahkan Allah atas diinya.-1l

    Beranjak dari titik tekan yang sama, Frans Magnis Susenoberkesimpulan bahwa kemiskinan menunjuk pada makna 'orangyatg tidak menguasai mrana*arana fsik seatkupnya unark ,/ne'I.enuhikebttuhan*ebrttthan dasarnya, unt tk fienf,awi ti,;gftat minimumkehi&ryan yatg masih dapat diniloi flontrsiowi".r2 Neils Mulder jugamembuat definisi tentrng kemiskinan, yalcri 'yaag tidak sampaipaila suottt tingkot kehidupan yong miaitmol seprti ditunjukkar olehgorb kemiskinon yong mmgungl

  • 8 uusanadi

    Ddam ilmu-ilmu sosial, untuk menentukan bataskemiskinan dipergunakan tolok ukur yang berbeda-beda. Masing-535ing bertolak dari fokus perhafaD dan sudut permasalahanyang menjadi objek kajianoya. Ada yang nengukur denganh.om W

  • fcEiskiD.r di Negeri Maturur : Akar, Icbij.t-rn, dan TaDbnga! 9

    B. Akar-Akar lGmiskinanBa[yak teori dikemukakan mengenai akar penyebab

    kemiskinan. Salah satunya adalah teori yang mengaitkankemiskinan dengan kondisi alam. Menurut teori ini, suatukomunitas atau bangsa terjatuh pada kemiskinan karenakeadaan alamnya yang kurang subur, seperti tanahnya berbatu-batu, kering, tidak cukup luas, tidak mengandung mineral ataukekayaan alam lainnya sehingga tidak mempunyai potensi untukdikembangkan. Akan tetapi, dengan melihat pada kasus Jepang,Bdanda, Singapura dan Taiwan segera saja kita bisa menolakteori ini, mengingat negara-negara tersebut ditakdirkan Tuhantidak memiliki kondisi alam yang subur dan potensial tetapi bisamenjadi negara makmurrT. Sementara Indonesia yang mernilikikekayaan alam berlimpah tak mampu beranjak dari kemiskinan.

    Teori lain meyakini bahwa kemiskinan berhubungandengan'sikap mental atau budaya". Seseorang atau masyarakatjatuh miskin karena tidak memiliki sikap mental yang positifuntuk membangun; seperti tidak memiliki sikap wiraswasta,apatis, pasrah, tidak percaya diri dan sebagainya.t! Terkaitdengan mentalitas dan budaya ini, agama juga disebutsebutsebagai memiliki andil dalam kemiskinan. Agama beserta sistembudaya yang diusung terkadang mengarahkan pengikutnya padasikap fatalis dan menerima kemiskinan sebagai suatu takdirdan mendapat tempat terhormat untrrk mendekatkan diri padaTuhan bagi kesempurnaan diri. Ekspresi dokEin agama yangfatalistik seperti ini teltu dapat dibaca memiliki kaitan dengankemiskinan. IGyakinan itu menjadikan sebagian pemeluk agamamenerima kemiskinan dengan segala resiko dan tanpa usahauntuk memperbaikfuiya.

    Altran, et.al. (Ed-), I(c,rlirtimr Struttursl gakarta, YalrasaD llmu-ilmu Sosial, 19E0),hlm. 2.

    lohn lGnneth Galbraith, Hsk*'at KcmisLinan Masr4 (Jakarta: SinarHarapan, 1983), hlm. 12.

    rrAhEad Sallusi, Aglr/,,o, diTengoh Ker lskitl4,n.-.,h.?*24.

    bukti bahwa ukuran baku mengenai kemiskinan sulit untukditentukan dan mencapai definisi yang final.

  • 10 fr"sauai

    Secara lebih spesifk datr berwatak psikologis, David C.McClellend melontarkan gagasan bahwa penyebab suatu baogsatidak maju dan miskin adalah karena 1i{3lq 66miliki :'virus n Adt'(need Jor Ailiedf,nntl yaitu kebutuhan untuk meraih hasil atauprestasi. McClellend mengidentifkasi z Arh ini sebagai semacamvirus mental yang apabila terjadi pada diri seseorang, cendenrngakan menyebabkaa orang itu bertingteh laku secara giat.D Teorilain yang berperspektif sosiologis mengajukan masalah ledakanpenduduk sebagai salah satu vdriabel yang bertaDggung jawab

    bagi merebahya kemiskinan. Tokoh pen.'"9 yang mengusutrgpendapat ini adalah Malthus yang sejak tahun u98 telah sanPaipada kesimpulan bahwa kesentosaan uranusia senantiasadiganggu oleh kenyataan pertambahan manusia yang lebihc€pat dari pada pertambahan bahan makanan. Manusia padakenyaaannya berkembang biak menurut'der€t ukur" sementarabahan makanan berkembang meDurut' deret hitung". Teori inisekaligus mengajukan konsep mengenai penanggulangan 635ala[kemiskinan, yakni melalui penururan angka kelahiran denganpemakaian alat kontrasepsi yang di tndonesia dikenal denganprogram ' IGluarga Berencana".a

    Teori ini dibantrh oleh Susan George ddam How the OfilarHolf Dies; Ttu Real Rcosots for vnrld Hmger. Susan mengatakan bahwa

    keEiskinan atau lebih tepatnya kelaparao tidak ada hubungannyadengan kelebihan penduduk Susan berpllak pada fakta empirisbahwa kelaparan terjadi di Bolivia dengan kepadatan penduduklima ontrg perkilometer perseF, di lndia dengan kePadat n 172orang, tetapi tidak terjadi di Negeri Belanda dengau kepadatan325 orang perkilometer persegi.a Selain yang telah disebutkan,Easih terdapat sederet sebab lain yang dianggap memiliki sahambagi timbuhya kemiskinan, yakni: pendidikan, kekurangan

    EDavid C. Mcdellend, 'Dototrgatr Hati Menuju Modemisasi', dalamMyroE Weirer (Ed.), Modcrnccsi, D,,na',.,,'}.a Pr,t,utttblttoq(Jakarta: Gajah MadaUniErsity Pr€ss, 19E0), hlm. 2.

    rAh.Ead Salusi, Agmo diTcngohKcmtskt totL.., h- 2t26-rlihat Jalaludditr Rahmat, 'l(utrci Surga yatrg Terbuang' dalam Nabil

    Subhi Atb.Thztril, KemlsLinan dat K*rfukangan dl lkgomtrgTs Mlr'lim, Trj.Muhammad Bagir, (Banduog: MizzD, 1965), hlm. 12.

  • Kerdskinar di Negpri Mel(mul: Akar, f\ebii:t "n aan tantalgal 11

    gizi, dan pola asuh dalam keluarga. Pendapat yang lebihprogresif menyatakan bahwa dalam banyak kasus, kemiskinansesungguhnya lebih dikarenakan kesalahan dalam sistem ekonomiyang dikembangkan suatu negara dalam proses pembangunanatau modernisasi beserta sistem politik dan ideologinya,

    Secara lebih eksplisit, kemiskinan seringkali merupakanhasil dari salah urus (mis*manogernnrt) atas berbagai sumberdayayang dimiliki oleh sebuah negara. Kemiskinan muncul karenaadanya struktur sosial yang eksploitatif dan relasi in-justice padainstitusiinstitusi ekonomi, politik, agama, budaya, keluarga dansebagainya. Itulah sebabnya, kemiskinan yang timbul dalam suatumasyarakat, demikian tegas Dawam Rahardjo, jangan dibacasemata-mata sebagai akibat dari falconfaktor yang terdapat padadirinya sendiri, seperti rendahnya pendidikan dan kurangnyakalori, akan tetapi harus dibaca sebagai akibat dari eksploitasi."

    Sedemikian banyaknya pandangan mengenai penyebabkemiskinan dan bagaimana cara meDgatuiinya. Semuabergantung pada ideologi yang digunakaD. Jdaluddin RahmatBmengidentifi kasi tigakelompokideologi terkaitdengarkemiskinan.Pert4mo, konsewotisme yang memandang kemiskinan bermula darikarakteristik khas orangorang miskin itu sendiri, yakni malas,boros, fatalis. Tegasnya, kemiskinan bermula dari budaya miskio(alJJ]4r of p@ertyl. Kedta, lifumlisme yang menolak pandanganmengenai budaya kemiskinan. Liberalisme memandang bahwamanusia adalah makhluk yang baik tetapi sangat dipengaruhi olehlingkungan. Budaya kemiskinan hanyalah adalah semacam reolisticond si,alztional adaptction pada lingkungan yang penuh diskriminasidan sempit. Orang menjadi rriskin karena memiliki posisi yangtidak menguntunglaL K*iga, radikalisme yang lebih menekankanpada peranan strulcur sosial, ekonomi, dan politik. Radikalismememandang bahwa manusia pada dasarnya merupakan makhluk

    aDawam Rahardjo, Esrl{sri Ekorcrni !olt& [:rt

  • 12 Musaharli

    sosialyatrg kooperatif, produktif den heatif. Orang menjadi miskinkarena memang dilestarikan untuk miskin. Kemiskinan dalampandaDgan ini memiliki fungsi yang menunjang kepentingankelompok (srnin31, l,luling eliks maupun kelas kapitalis. Orangmenjadi miskin karena dieksploitasi. Negara-negara terbelakangmeDjadi miskin karena Demang secara berencana dan sistematisdimiskinkan.

    B€ragamnya patrdanga[ dan teori mengenai akar penyebablcmiskinan sebagaimana telah diielaskan sesungguhnya telahmemperka5ra pendekatrn dan cara paDdang terhadap realitaskerniskinaD. Tentu harus diakui bahwa hktor yang menyebabkankemiskinan bukanlah tunggal. Penyebab kemiskinan, meminjemistilah Henry Sitorus!, tentulah beragam ltfilJ,thorsol Jator) yeagsatu sama lain saliDg berkait Pola kaitinnya disebut oleh GunnarMyrdal sebagai ' vi4tous cirrle', yakni suatu lingkarar yang takberujung patrgkal. Sutt dibedakan antara fal(or peuyebab danakibat dari kemiskinan. Semua berada dalam proses sirkuler dankumulatif dimana suatu faktor uegatif memainkan dua peranansekeligus, yakni menjadi penlrcbab dan sekaligus akibat darifaktorfaktor negatif le i n nya.n

    Dewasa hi telah terjadi perubahan persepsi mengenaigejala keselinghubung:rn iurtara berbagai persoalan yang tadhyadilihat secara terpisah: anara kemiskinan dan kepincangan sosialdeogan sisten kekerasan ( iolarel, dominasi dan eksploiasi;antara polusi dan pencemaran lingkuogan hidup dengan sistemekoDomiyang ekspansionis; antara pola hubungan ketergantunganpusat pinggiratr (cntreaeripheryl dengan sistem teknologi yangmengandrrngkode ekonomi dan nilai kognitif, antara sistem politikyaDg reprcsif di Dunia lGtiga dengan order ekonomi iDterDasionalyang dikuasai oleh MNC. Semua gejala tenebut berkait satu sama

    xHeDry Sitorus,'Mendusuri Kausa IGtertinggalan MasJrarakat Patrtai:KemiskiDaa lfehyan Tradisionaf Sibolga Propinsi SuEabra UbIa dalamM. Arif Nasution, .tol. (Ed.), IsEirs Kdo|r,a,t; d, Kmiskin,,', l,f,,tga Epiol t.!\Eoslakafla: Pustata Pelaja4 2(ns), hlh. 1.

    lGunnar ItFal. Btr]1,,gto+s,',gjtr Kayo fon Mlskha 0al(erta: Gramedia,1980), hlm. 3t37.

  • C. Paradoks lGbijalan IGmiskinanKondisi kemiskinan di Indonesia dan negeri-negeri muslim

    lainnya, bukan tidak disadari. Analisis kuantitatifyang dilakukanoleh Prof. AmerAl-Roubaie atas kemiski"an di Dunia Muslim dalamhal ini pa6u1 disimak lcmiskinan di Dunia Muslim, demikianRubaie, secara intenal disebabkan faktor-faktor sosid buda5ra,lingkungan, konflik lohl, faktor agama, ras politik dan ekononi.Sedangkan faldor ekstertralnya, kemiskinan adalah produk dariketergantuDga[ yang tinggi pada perdagangan, intenensi negaraluar, sanksi ekonomi, kekurangan modal, hutang luar negeri,kuangnya kerjasama a[tat umat Islem, dan ketidakstabilanpenghasilan ekspor. ic@rb€lakangan di negara-negara Muslimjrrga disebabkan sleh rcndahnxys produktivitas, salah uruslmlflnana;gement[ korupsi dan perencana:rn yirng tidak efektif-a

    -Ahmad Sanusi, dgarno i T?,tgoh Kcmlsktnan..- h. 28.'Lihat kEmbali Jalatuddin Rahmat, 'Kurci Surga yang Teduatrg'

    dalam Nahif Subhi AtbTtawil &ntstirun i,oll/r Kct lit,ak,!|.gs'|' ili l{rjg,fl4trcgwoMrrrll4 b- 12.

    r^mer AlRoubaie, 'DimeDsi Global lGmiskitran di DuDia Muslim:Sebuah Penilaiau Kuentitatif, h. 85.

    X.oisIiE r di NGgEi Mrhu : ]it r, X.Dijrr-. dan TentalCrE 13

    lain dalam suatu hubungatr strultural. Masalah ketertelrkrng:rndi suatu daerah yang paling t€rpencil pulr telah atau segera akanmempunyai kaitan dengan sistem kapitalisme internasional yaogmelakukan ekspansi dan prgastrasi.x

    Sejauh yang telah dipaparkan, meta ftilg 6isa ,.mahemiapabila Susan C,eorge berkesimpulan bahwa penyEbab urrmakemiskinan adalah ketimpangan sosial dan ekonomi; karenaadanya sekelompok kecil orangorang elit yang hidup mewah di ataspeDderitaan banyak orang. Baik elit dalam negeri maupun padaperanaa neganr-Degara maju yatrg meuciptakan kercrgantunganDegara{egara berkembang .lrn mengeruk leuntungan lewatkolaborasi dengan elit lokal.,7 lhndangan terakhir ini tentu menjadisangat pentiDg untuk kia pertimbangkan dalam melakukanpembacaan terhadap akar kemiskina[ di Indonesia.

  • 14 uusahadi

    Di antara sebab kemiskinan di negara-negara Muslimdijelaskan oleh laporan kemiskinan Oxfam (Ihe Oxfam PovertyR@ort) sebagai berikut :

    "batyak pemerintuhan di negarunegora k*iga yaag neml/.uryg;ibuday akquosan dengon caranya setdiri. Mdeko mcmprtahanl

  • f\6Disl(ina! di Negeri MakEur : Alar, KebijakaD, rfan TanArgau 15

    lembaga ini dibeDtuk sebagai'ilEdoh l

  • 16 musauai

    orang kaya di Indonesia mencapai 525 orang. Berdasarkan prediksiKonsultan properti Knight Frank, dalam sepuluh tahun yang akandatang jumlah itu akan meningkat sebesar 144% menjadi 1.527orang. Sedangkan orang super kaya di lndonesia juga diprediksiakan terus meningkat dari jumlah yang ada saat ini.$

    IGnaikan orang{rang kaya Indonesia ternyata tidaksebanding dengan kenaikan kemakmuran bagi orangorangmiskin. Data tahun 2013 dari Bank Indonesia menyatakan bahwameskipun angka kemiskinan membaik dan orang miskin uaikderajat, tetapi kelas menengah lebih cepat dalam menambahakumulasi kekayaan mereka. Hal ini meuyebabkan pertumbuhanyang sesuogguhnya tidak seimbang. Angka tfurgkat kesenjanganekononi (Rasio Gini) pada tahur 2013 berada dalam kisaran 0,41persen. Semakir tinggr angka tersebut maka kesenjangan antaramasyarakat kaya dan masyarakat miskin akan semakin lebar.IGsenjangan itu memiliki dampak buruk bagi perkembanganmaqpra.kat Indonesia di masa yang aken dat ng.x Hal lain yangjuga perlu mendapatka[ perhatian oleh pemerinteh adalahkeseljangan antara pertumbuhan ekonomi di Jawa dan luarJawa. Iaporan Ekonomi Indonesia Triwulan tr-2014 mencatatkanpertumbuhan 5,12 persen, pulau Jawa masih mendominasi dalampembangunan ekonomi dengan kontribusi terhadap PDB (ProdukDomestik Bruto) sebesar sebesar 58,70 persen, kemudian diikutioleh Pulau Sumatera sebesar 23,74 persen, Pulau Kalimanr.n 8,31persen, Pulau Sulawesi 4,84 persen, dan sisanya 4,41 persen dipulau-pulau la inttya.rs

    Hambatan lain addah korupsi yang mengakar di Indonesia.Hiogga tahun 2013 Transparency International mencatat Indonesiamasih berada dalam peringkat 114 dari 177 rl'egera dengan skoryug sama dengan tahun 2012, yalioi 32. Meskipun naik empat

    '3http:i/fi naEce.detik.com/readi2o14/031201205854/253227 3 l1076ljumlah{rang-kqradi-iDdonesia.akan-melonjat-144.dalam-lGtahutr, ab€s 14Oktober 2014.

    rhttprlbisniskeuangan.kompas.co,Jl I t eadi 20741 02 l't E I 7929 283 I

    KetimpaDgan.Ekono8i.di.tndonesia.MakiLL{enganga, akses 14 Oktober 2014.ssBaca Berita Resmi Statistik BedaD Pusat Statistik No. 63/o8I[L )(vII, 5

    Agustus m14.

  • fGEiskira.D di Neged Mal@ur : Alqr, XebE,lFrl dar Tarr.ngln 17

    peri[gkat tetapi skor y:rng sama menunjukkan korupsi masihmenggurita di negeri ini. Bahkan per 31 Agustus 2014 angkapelaku korupsi yang ditangai oleh KPK sudah berada dalam angka35. Tabulasi data pelaku korupsi dapat dilihat berikut inii6

    SumDer: kplcgo.id

    Angka ini tentu bukanlah angka sesungguhnya karenakorupsi addah sebuah fenomena gunung es. Jika permukaanyarg tampak telah menghasilkan kerugian yang besar terhadaPnegara, maka dapat disimpulkan bahwa korupsi yang terdaPatdalam sEuktur birokrasi negara akan memangkas setiap potensiyang seharusnya dapat digunakan untuk memangkas kemiskinan.Ada banyak contoh buruk bagaimana praktek suap telahmenenggelamkan aturatr yang adil dan berpihak rakyat. Suapmewabah pada semua proyek-proyek raksasa. Menjadi pejabatya[g punya wewenang mengeluarkan ijin, pendapatannya samadengan menjadi jutawan. Salah urts (misfinanogerraent) negara dankebdakan yang tidak berpihak pada rakyat banyak ini melahirkanimplikasi yang sangat mencenga[gkan.

    8N

    tooN

    \oINt.ooN N N

    NoN

    (toN oal aIabatar

    .,Anggota DPR danDPRD

    0 0 0 7 27 5 15 8

    1 4 8Kepala Lembaga/IGmenterian

    0 1 1 0 1 1 2 0

    1 0 0 0 4Duta Besar 0 0 0 2 10 3 2 7 1 0 0 0 0 0 0 7Komisioner7 0 2 0 ) 2 1 0 0 1 11Gubernur

    4 3 7 ,10walikota/Bupatidan Wakil

    0 3 7 5 5 4 4

    72 15 8 7 1 115Eselonl/[/trI 2 9 15 10 140 0 0 1 1 't 3 2 10Hakim 0

    1 4 5 3 12 11 8 10 16 24 9 103Swasta5 45Iainnya 0 6 1 z 4 4 9 8

    aoIN tNE 73

    19

    0 0

    1

    0

    0 0

    IuilIahIcs€luruhan 4 a 29 n 55 45 65 39 s 59 3S 1?'9

    rhttpr/acch.kpk.go.id/statistik-penarganan-tindak-pidana-korupsi-

    berdasarkaD-tiDgkat:jabataD, akses 14 Ottober 2014.

  • 18 uusauai

    D. FenutupSebuahTemu Nasional PenanggulanganKemiskhan pemah

    diadakar hanpir satu dekade lalu, tepatnya tanggal 12-13 Oktober2005 di Hotel MilleniumJakarta. Meskipun seminar itu sudah lamasekali, tetapi rekomendasi yang dihasilkan masih sangat relevandengan kondisi hari ini. Temu Nasional itu diadakan dalam ratrgkapeluncuran dan sosialisasi Strategi Nasiond PenanggulanganKemiskinan (SNPK), Deklarasi Gerakan Nasional PenanggulanganKemiskinao dan Krisis BBM melalui penanaman jarak pagar danperingatan Hari Internasional Pengurangan Resiko Bencana.

    Rumusan butir-butir kesepaka*en itu adalah: Pertama, perlukejujuran dari pihak penerintah, baik pusat maupun daerah untukmengakui bahwa kebij akan yang ada sdama ini kunng tepat dalammenanggulangi kemiskinan. Kedua,untuk memperkuat upayapenanggulangan kemiskinan diperlukan kepemimpinan yangmemihak ralgrat, serta komitmeD dan politiccl wrll dalam hal: 1)aDggaxan yang memihak kepada masjraraket miskin, baik laki-lakimaupun lreFemPrren, 2) Prioritas kebijakan yangjelas dan terukur,3) pelaksauaan kebijakan yang konsisten dengan pengawasan danpengendalian serta sanksi yang tegas, 4) kelembagaan yang kokoh,5) kemifaaD Ir€merin'lh daerah, swasta, perguruan tinggi, ISMdan masyarakat.

    Sebagaimana yang dih asilkan dali ruang-ruang perte,uan,seminar dan diskusi pada umumnya, rumusan ini memang bagussekaligus ideal, tetapi yang ideal selalu tidak mudah dilihat padarealitasDya kar€na terbukti tahun ini butirao rumusan itu belumm:rmpu mengentaskaD kemiskinan, tetapi memang tak ada caralain bahwa perlu ada kerja keras yang terus menerus untukmeoangani kemiskinan demi kehidupan bangsa yang sejahteradan berkeadilan.

  • DAFTARPUSTAKA

    Al-Roubaie, Amer, "Dimensi Global lGmiskinan di Dunia lv{g5lim;Sebuah Penilaiar Kuantitatif dalam Islomia, Vol II No. 3,Desember 2005.

    Ath-Thawil, Nabil Subhi, Kerniskhtr;n datl Knabelakargon di Negam-rcgam Muslim, fi. Mnharnmad Bagir, Bandnng: Mizan,198s.

    Berita Resmi Satistik Badatr Pusat Statistit No. 63/O8fIh. )(v[, 5Agustus 2014.

    Galbraith, John I(enneth. Hakikot Kniskitun Masa, Jakarta: SinarHarapan, 1983.

    Gunnar Myrdal, Asian Drafia: An lnquiry into tlu My o, N4tions,diringkas oleh Seth. S. King, Great Britain: Allen lane ThePenguin Press, 1977.

    McClellend, David C., 'Dorongan Hati Menuju Modernisasi', dalamM5non Weiner (Ed.), Modernisasi, Dinam*o, krtumbuhan,Yog/akarta: Gajah Mada University Press, 1980.

    Mulder, Neils. Kepribadiaa Javta daa Panrbangunot Nasional,YogBkarta: Gajah Mada University Prcss, 1984.

    Myrdal, Gunnar. Bongsa-bangso Kaya dan Miskia Jakarta: Gramedia,1980.

    Rahardjo, Dawan. Esseiasei Eknoni fuliti*.. Jakarta: LP3ES, 1383.

    Rahmat, Jalaluddin "Kunci Surga yang Terbuang" dalam NabilSubhi Ath-Thawil,KemLskhut iha Ketabelakongaa di Negam-rcgam Mtslim, Trj. Muhammad Bagir, Bandung: Mizan,1985.

    'Sufsme dan trGmiskinan-, dalam Sri Edi Swasono, et.al.(Ed.), Setitar Kemislcinan dan kodilor: dari Crnilekio.,warr. Kitatcntang Islam, Jakarta: UI Press, 1987.

    lkmiskiDar di Neg€ri Mahur : AI(a!, IGbij,t"n,

  • 20 Musahadi

    Kompas, 28 Mei 2005.

    http://bisds.liputanS.com/read/2109029/bank{uDia-ingatkan6&j uta-warga-ri-rentao-j atuh-miskin.

    http / ^,u^r.tnp2k.go.id/id/mengenai-tnp2lqtentanC-tnp2tq.

    httpr^^rww. p2k.go.id/id/mengenai-hp2k/tentang-tnp2ry.

    http/,vww. p2kgo.id/id/mengenai-tnp2k/tentanC-tnp2k/.http J/fi nance.detik.com/read/2 o74 I 03 | 20 l2O

    'Es 4 12s3227 3 I 7O7

    6/j umlah-orang-kaya-di-indonesia-akan-melonj ak-144-dalam-1o'tahun.

    http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/02178 17929283 IIGtimpangan.EkoDomi.di.Indonesia.Makin.Menganga.

    Sanusi, Ahnad, Agama diTeagoh Kemiskhwn:Rfleksi atas PatilongatIslom dan Kristet dalam P*spektiJ Kerjosama afltar UflotBerogmn, Jakarta: logos, 1999.

    Sinaga, Rudolf S. dan Beoyamin White, 'Beberapa AspekKelembagaan di Pedesaan Jawa dalam Hubungannyadengan Kemiskinan Strukfirral" dalam Alfian, et.al. (Ed.),Krrnisbinall StrltlcturaL Jakarta: Yayasan Ilmu-ilmu Sosial,1980.

    Sitorus, Henry.'Menelusuri Kausa IGtertinggalan MasyarakatPanai: IGmiskinan Nelayan Tradisional Sibolga PropinsiSumatera Uara- dalam M. Arif Nasution, afal. (Ed.), Isu-i Kelouton: ilai Kemiskiaan hitgga Bojak laut, Yoryakerta:Pustaka Pelajar, 2(X)5.

    Sumardjan, Selo, " IGrniskinan Strulcural dan Pembangulan'ddam Alfian, et.al. (Ed.), Ko,tjf,kirun Str14Jr,tural" Jakara:Yayasan Ilmu-ilmu Sosial, 1980.

    Suparlan, Parsudi (Ed.), Kmtjskirwr iil M,otuotn,, Jakarta: SinarHarapatr, 1984.

    Suseno, Frans Mapis."IGadilan dan Analisis Sosial: SegisegiEtis' dalam J.B. Banawiratmau, SJ. @d.) Kemiskiwa danPernbebosa4 Yoryakarta: Kanisius, 1987.

  • K.oirtiDlr di NcSEri Malmur: ALr, x.bijalan, dar Trrt rSBr 21

    http://acch.kpk.go.id/statistik-penanganan-tindak-pidana-korupsi-berdasarkan-tingkat-j abatan.

    httpr/bps.go.id/tab-sub/view.php?kat=1 &tabel=1 &daftar=1 &id-subyelF23&notab=7.

    httpr/bps.go.id/tab-sublvie\,v.php?kat=1 &tabel=1 &daft ar=1 &id-sub,yele23&notab=7, akses 13 Oktober 2014.