Upload
rifky-raymond
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a
1/11
KELAYAKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DI
KECAMATAN PULAU SEMBILAN KABUPATEN SINJAI
FEASIBILITY OF SOLAR-POWER ELECTRIC GENERATOR IN PULAU
SEMBILAN SUBDISTRICT SINJAI REGENCY
Andi Muhammad Dahri Pagogori, M. Ramli Rahim, Baharuddin Hamzah
Program Studi Magister Teknik Perencanaan Prasarana Universitas Hasanuddin,Makassar
Alamat Korespondensi:
Andi Muhammad Dahri Pagogori
Jalan Bungaejaya No. 33, Makassar
Makassar 90154HP 08124265077
e-mail :[email protected]
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]7/26/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a
2/11
ABSTRAK
Besarnya modal awal pembangunan Pembngkit Listrik Tenaga Surya diperlukan konsep dan kebijakanpengelolaan PLTS agar dapat memberikan manfaat kepada orang-orang kebanyakan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis kinerja produksi dan distribusi PLTS, dan menganalisis kelayakan dan
keberlanjutan pembangunan PLTS di Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Penelitian inimerupakan penelitian kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara kepada
masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan mengakses data dari SKPD terkait. Data diolah Datapenelitian diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel. Darihasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja produksi dan distribusi PLTS memenuhi ketersediaan tenaga
listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar. persepsi masyarakat mengenaipemahaman PLTS, peranan PLTS, pemeliharaan PLTS, dan Pengelolaan PLTS yang rendah sehinggasemakin rendah persepsi masyarakat tentang PLTS, maka akan semakin rendah pula partisipasi terhadappembangunan PLTS. Nilai NPV,IRR,Net B/C, danPayback Periode menunjukkanbahwapembangunan
PLTS telah layak. Keberlanjutan PLTS dapat dilaksanakan dengan upaya memperkecil biaya tetap danbiaya variabel, dan upaya dalam meningkatkan pendapatan dengan memberikan pelatihan dan panduantentang mengelola dan memelihara PLTS, dan menaikkan iuran perbulan.
Kata kunci: pembangkit listrik, analisis kelayakan, PLTS
ABSTRACT
The budget of Solar-power Electric Generator development is high must to have a concept and policy ofSPEG management so that it can be beneficial for the community. This study aims to analyze theproduction and distribution performanceof SPEG, and analyze the feasibility and sustainability ofSPEG development in Pulau Sembilan Subdistrict Sinjai Regency. The research is quantitative. Data
were collected through observation, interviews with community member by using questionnaires andaccessing data from the related SKPD (Government Working Units). The data were processed andanalysed descriptively by using the Microsoft Excel program. The results reveal that in term of the
production and distribution performance of SPEG can supply enough electricity with good quality, and
role of SPEG, the maintenance of SPEG, and management of SPEG. The lower community perception,the lower their participation in the development of SPEG will be. The value of NPV, IRR, Net B/C, and
Payback Period show that the SPEG development is feasible. The SPEG sustainability can be achievedby decreasing permanent cost and variable cost. The efforts to increase the income can be conducted byproviding training and guidance about how to manage and maintain the SPEG, and by increasing
monthly subcription.
Keywords: power generation, feasibility analysis, SPEG
7/26/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a
3/11
PENDAHULUAN
Cahaya matahari merupakan energi yang dapat diperbaharui dan tidak akan
habis. Oleh karena melimpahnya ketersediaan cahaya inilah, pembangkit listrik tenaga
surya dapat menjadi pembangkit listrik alternatif yang dapat menggantikan energi-
energi lainnya yang tidak dapat diperbaharui. Energi matahari yang diterima langsung di
luar atmosfir bumi adalah kontinyu dengan laju daya sebesar 1.350 watt/m2. Energi ini
dikenal dengan insolation (incident solar radiation) bersifat stabil sehingga dapat
dikenal dinyatakan sebagai konstanta surya (solar constant)(Hariansyah, 2003).
Kebutuhan energi listrik semakin meningkat seiring dengan perkembangan kota
dan pertambahan jumlah penduduknya. Suplai tenaga listrik dari PLTD PT. PLN
(Persero) sangat terbatas sehingga menyebabkan seringnya terjadi pemadaman bergilir
dan terkadang pemadaman total (Bawan, 2012).
Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
bahwa ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penyediaan dan
pemanfaatan tenaga listrik serta usaha penunjang tenaga listrik. Tenaga listrik adalah
suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan, dan didistribusikan
untuk segala macam keperluan, tetapi tidak meliputi listrik yang dipakai untuk
komunikasi, elektronika, atau isyarat. Usaha penyediaan tenaga listrik adalah pengadaan
tenaga listrik meliputi pembangkitan, transmisi, distribusi, dan penjualan tenaga listrik
kepada konsumen. Pembangkitan tenaga listrik adalah kegiatan memproduksi tenaga
listrik.
Seperti hasil-hasil penelitian sebelumnya oleh Ahammed dan Azeem (2009),
melakukan penelitian tentangAn Economic Analysis of Solar PV Micro-Utility in Rural
Areas of Bangladesh. Hasil analisis menunjukkan bahwa proyekPV Micro-Utilitytelah
layak secara ekonomi. Konnery (2011), pada studinya yang berjudul strategipemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia sampai tahun 2025.
Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk meningkatkan rasio elektrifikasi hingga
tahun 2025 sebesar 98,1%, penggunaan PLTS bagi pelanggan rumah tangga dapat
disubsidi dengan cara pemberian subsidi sekitar 5,5 Trilyun. Hamdani (2011), pada
studinya yang berjudul proyeksi kebutuhan daya listrik di propinsi sulawesi tengah
tahun 2007-2020. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan konsumsi
energi listrik sektor industri mengalami peningkatan, sedangkan laju pertumbuhan
7/26/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a
4/11
pelanggan pada tahun yang sama untuk sektor industri mengalami penurunan.
Isdawimah dkk (2010), pada studinya yang berjudul analisis kinerja pembangkit listrik
energi terbarukan pada model jaringan listrik mikro arus searah. Hasil pengujian pada
kondisi tanpa beban, PLTS dan PLTB mengisi baterai, sedangkan pada kondisi
berbeban, arus yang dihasilkan kedua pembangkit mengalir ke beban, dengan
pembagian pasokan daya ke beban tergantung muatan baterai masing-masing.
Pembangkit dengan baterai bermuatan besar memasok daya lebih besar dibanding
pembangkit dengan baterai bermuatan lebih kecil.
Mengingat ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60 % dan hampir
seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang jauh dari pusat
pembangkit listrik, maka PLTS yang dapat dibangun hampir di semua lokasi merupakan
alternatif sangat tepat untuk dikembangkan. Dalam kurun waktu tahun 2005-2025,
pemerintah telah merencanakan menyediakan 1 juta Solar Home Systemberkapasitas 50
Wp untuk masyarakat berpendapatan rendah serta 346,5 MWp PLTS hibrid untuk
daerah terpencil. Hingga tahun 2025 pemerintah merencanakan akan ada sekitar 0,87
GW kapasitas PLTS terpasang (Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan
Sumber Daya Mineral, 2014).
Kabupaten Sinjai telah membangun PLTS di 6 (enam) Pulau dan sebuah
pembangkit listrik tenaga diesel dari PT. PLN (Persero) di Kecamatan Pulau Sembilan.
Sebelum adanya PLTS, masyarakat di Pulau Kanalo I dan Pulau Liangliang Kecamatan
Pulau Sembilan masih menggunakan generator dengan kapasitas 20.000 Watt/h,
sedangkan kebutuhan listrik sumber penerangan ini pada tiap pulau sebesar 41.120
Watt/h sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Pulau Kanalo I
dan Pulau Liangliang di Kecamatan Pulau Sembilan (Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Kabupaten Sinjai, 2013).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja produksi dan
distribusi PLTS di Pulau Sembilan, dan menganalisis kelayakan dan keberlanjutan
pembangunan PLTS di Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Studi kelayakan
merupakan bahan pertimbangan dalam memutuskan untuk menerima atau menolak
suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah
kemungkinan gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat
(benefit) baik dalam arti finansial maupun sosial (Ibrahim, 2003).
7/26/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a
5/11
BAHAN DAN METODE
Lokasi peneli tian
Penelitian ini dilakukan di Pulau Kanalo 1 dan Pulau Liangliang, Kecamatan
Pulau Sembilan, Kabupaten Sinjai. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
karena di Pulau Sembilan terdapat kegiatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) dan kedua pulau ini belum ada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk di Pulau Kanalo 1 dan Pulau
Liangliang Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Sinjai. Responden adalah kepala
keluarga yang tinggal di Pulau Kanalo 1 dan Pulau Liangliang. Populasi berjumlah 240
kepala keluarga penghuni rumah/tempat tinggal yang akan menggunakan listrik PLTS.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampelpurposive
sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang mempertimbangkan kriteria-
kriteria tertentu oleh peneliti yang sesuai dengan tujuan penelitian, dan dalam kasus ini
sampel tertuju pada pihak terkait atas dasar validitas data yang berguna dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan informasi dan data yang
diperoleh maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 responden (kepala
keluarga) yang akan menggunakan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS).
Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan observasi
yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung pada
pembangkit listrik tenaga surya di Kecamatan Pulau Sembilan terkait kinerja produksi
dan distribusi PLTS. Interview atau wawancara yaitu pengumpulan data primer dengan
melakukan tanya jawab langsung terhadap masyarakat Pulau Sembilan untuk
7/26/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a
6/11
memperoleh informasi secara sistematis sesuai topik penelitian dengan menggunakan
kuisioner. Kuisioner dalam penelitian ini disusun secara terstruktur dengan beberapa
pilihan jawaban yang akan dipilih dan secara langsung dipertanyakan kepada sejumlah
responden guna memperoleh data yang dibutuhkan dan berkaitan dengan kegiatan
penelitian. Studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-
dokumen dari berbagai laporan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan
diteliti.
Analisis data
Penelitian ini menganalisis kinerja produksi, distribusi, dan kelayakan
pembangkit listrik tenaga surya di Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai dengan
menggunakan pendekatan deskriptif yaitu suatu jenis pendekatan untuk mengkaji
keadaan obyek atau persoalan-persoalan yang ada dan tidak dimaksudkan untuk
mengambil atau menarik kesimpulan yang berlaku umum, dan pendekatan kualitatif
yaitu jenis pendekatan yang secara intensif untuk menggali dan mengkaji data
sebagaimana adanya melalui informan terpilih di lokasi tersebut.
Data yang diperoleh dalam penelitian yang telah dilakukan, dianalisis secara
kualitatif dan kuantitatif agar data menjadi lebih mudah diinterpretasikan dan dipahami.
Hal ini akan membuat informasi yang akan disampaikan menjadi lebih mudah.
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program software
Microsoft Excel. Data yang diolah kemudian dianalisis secara deskriptif dan disajikan
dalam bentuk tabel, gambar, dan grafik.
HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan penambahan modul surya
sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 03 Tahun
2014 untuk meningkatkan kinerja produksi.
Distribusi PLTS telah memenuhi ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang
cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar.
Persepsi masyarakat mengenai pemahaman PLTS, peranan PLTS, pemeliharaan
PLTS, dan Pengelolaan PLTS yang rendah sehingga semakin rendah persepsi
7/26/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a
7/11
masyarakat tentang PLTS, maka akan semakin rendah pula partisipasi terhadap
pembangunan PLTS (Gambar 1).
Tabel 1 memperlihatkan hasil perhitungan NPV, IRR, Net B/C, dan Payback
Periode menunjukkan bahwa pembangunan PLTS di Kecamatan Pulau Sembilan
Kabupaten Sinjai telah layak.
Kurva investasi PLTS pada gambar berikut menggambarkan akumulasi biaya
yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh dari investasi PLTS selama periode
investasi (Gambar 2).
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan kondisi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
yang mengacu pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 03
Tahun 2014 spesifikasi teknis PLTS Terpusat dan/atau PLTS Tersebar. Pembangkit
listrik tenaga surya (PLTS) terpusat yang akan dibangun mempunyai kapasitas 15 kWp
dengan asumsi beban puncak 41.120 watt/h/hari, dan cadangan tanpa matahari selama 3
(tiga) hari masing-masing PLTS didistribusikan pada 120 obyek pemanfaat yang
terletak di Pulau Kanalo I dan 120 obyek pemanfaat di Pulau Liangliang.
Pemahaman masyarakat tentang manfaat PLTS sebanyak 53% yang memilih
kurang bermanfaat karena mereka merasakan kebutuhan listrik masih belum optimal
jika disuplai oleh PLTS dan anggapan mereka lebih bermanfaat menggunakan listrik
dari PLN seperti listrik ternaga diesel yang disuplai PLN pada Pulau Kambuno. Dari
hasil penelitian persepsi masyarakat, pemahaman masyarakat akan manfaat PLTS yang
cukup rendah (47%) sehingga semakin rendah persepsi masyarakat tentang PLTS, maka
akan semakin rendah pula partisipasi terhadap pembangunan PLTS.
Besarnya NPV menggambarkan nilai kini dari manfaat bersih yang diperoleh
dari bisnis selama umur bisnis tersebut. Pembangunan PLTS di Pulau Sembilan
dikatakan layak untuk dijalankan apabila memiliki NPV besar dari 0. Hasil perhitungan
Net Present Valuepada PLTS yaitu lebih besar dari 0. Hasil perhitungan NPV tersebut
menunjukan bahwa pembangunan PLTS akan mendapatkan manfaat kini bersih dari
7/26/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a
8/11
usaha yang dijalankan selama umur proyek sebesar Rp. 704.540.742,-. Pembangunan
PLTS dikatakan layak untuk dijalankan.
Nilai IRR mengindikasikan besarnya kemampuan usaha untuk memberikan
pengembalian atas modal yang dikeluarkan. IRR merupakan discount rate yang dapat
membuat nilai NPV sama dengan nol. Dengan kata lain, ketika IRR sama dengan nilai
discount rate yang digunakan dalam analisis finansial maka usaha tersebut tidak
menghasilkan keuntungan bersih karena NPV yang dihasilkan bernilai nol. PLTS
dikatakan layak untuk dijalankan ketika IRR yang dihasilkan lebih besar dari discount
rate yang ditentukan dalam analisis. Berdasarkan perhitungan pada cash flow
didapatkan, nilai IRR pada PLTS sebesar 5,97 persen. Hal itu menunjukan bahwa usaha
mampu memberikan pengembalian atas modal yang dikeluarkan sebesar 5,97 persen.
Berdasarkan IRR, dapat dikatakan bahwa PLTS layak untuk dijalankan karena IRR
yang dihasilkan lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan yaitu sebesar 5 persen.
Nilai Net B/C menunjukan seberapa besar manfaat yang akan didapatkan atas
biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan proyek. PLTS dikatakan layak untuk dijalankan
apabila nilai Net B/C besar dari 1. Nilai Net B/C pada pembangunan PLTS yaitu 1,14
yang artinya setiap Rp 1 yang dikeluarkan sebagai biaya akan menghasilkan manfaat
bersih sebesar Rp 1,14. Berdasarkan kriteria Net B/C pembangunan PLTS layak untuk
dijalankan.
Payback Period (PBP) menunjukan seberapa lama modal investasi yang telah
dikeluarkan dapat kembali. Perusahaan dikatakan layak untuk dijalankan apabila nilai
PBP lebih kecil dari umur proyek. Nilai PBP pada PLTS yaitu 15 tahun yang artinya
adalah modal investasi yang telah ditanamkan perusahaan akan kembali setelah 15
tahun sejak usaha dijalankan. PLTS dikatakan layak untuk dilaksanakan karena PBP
terjadi pada tahun ke- 15 yang masih berada dalam umur proyek.
Oleh karena itu, kuantitas dan kualitas penyerapan sinar matahari di wilayah
PLTS harus dijaga. PLTS dan masyarakat harus sama-sama berkontribusi dalam upaya
menjaga kinerja dan distribusi PLTS. Upaya yang dapat dilakukan masyarakat seperti
7/26/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a
9/11
tidak melepas hewan ternak ke dalam wilayah PLTS, tidak melakukan pencurian listrik
dan hemat energi. Upaya yang dilakukan oleh PLTS yakni Pemerintah Kabupaten Sinjai
dalam menertibkan tinggi bangunan di wilayah PLTS. Upaya-upaya tersebut diharapkan
dapat menjaga keberlanjutan PLTS di Kecamatan Pulau Sembilan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa kinerja produksi dan
distribusi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) memenuhi ketersediaan tenaga
listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar. Persepsi
masyarakat mengenai pemahaman PLTS, peranan PLTS, pemeliharaan PLTS, dan
Pengelolaan PLTS yang rendah sehingga semakin rendah persepsi masyarakat tentang
PLTS, maka akan semakin rendah pula partisipasi terhadap pembangunan PLTS. Nilai
NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Periode menunjukkanbahwapembangunan PLTS
telah layak. Disarankan mengukur durasi atau lamanya penyinaran matahari di Pulau
Sembilan. PLTS di Pulau Sembilan dapat dilaksanakan dengan upaya memperkecil
biaya tetap dan biaya variabel, dan upaya dalam meningkatkan pendapatan dengan
memberikan pelatihan dan panduan tentang mengelola dan memelihara PLTS, dan
menaikkan iuran per bulan. Perlu adanya pengawasan dan pendampingan dari UnitPelaksana Teknis Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Sinjai agar PLTS
dapat berkelanjutan.
7/26/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a
10/11
DAFTAR PUSTAKA
Ahammed F., dan Azeem A. (2009).An Economic Analysis of Solar PV Micro-Utility inRural Areas of Bangladesh. Proceedings of the 1st International Conference in
the Developments of Renewable Energy, United International University,
Dhaka. Bangladesh.
Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. (2014).
Matahari untuk PLTS di Indonesia. Diakses 28 Maret 2014 . Available from:
http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&i
d=541:matahari-untuk-plts-di-indonesia&catid=129:plts-plts&Itemid=172
Bawan Elias K. (2012). Analisa Potensi Energi Terbarukan di Kabupaten Kaimana
Propinsi Papua Barat. Diakses 4 Juni 2014. Available from:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=10716&val750
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Sinjai. (2013).Inventarisasi Energi
dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Sinjai 2013. Sinjai
Hariansyah M. (2012). Analisis Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya padaRumah Tangga Kapasitas 500W, 220V.Diakses 28 Maret 2014. Available from:
http://basuhpower.blogspot.com/2012/06/pembangkit-listrik-tenaga-surya.html
Ibrahim Y. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. PT Asdi Mahasatya, Jakarta.Isdawimah. (2010). Analisis Kinerja Pembangkit Listrik Energi Terbarukan pada
Model Jaringan Listrik Mikro Arus Searah. Jurnal Ilmiah Politeknologi Vol. 9,Nomor 2, Mei 2010, Jakarta.
Hamdani Tadjuddin. (2011). Proyeksi Kebutuhan Daya Listrik di Propinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2007-2020.Diakses 4 Juni 2014. Available from:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=11262&val761
Konnery Trinaldy. (2011). Strategi pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya
(PLTS) di Indonesia sampai tahun 2025. Diakses 28 Maret 2014. Availablefrom:
lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20298381-T30250%20-
%20Strategi%20pencapaian.pdf
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentangKetenagalistrikan.
7/26/2019 --andimuhamm-15396-1-jurnal--a
11/11
47%
53%
sangat bermanfaat
kurang bermanfaat
LAMPIRAN
Gambar 1. Grafik pemahaman masyarakat tentang manfaat PLTS
Tabel 1. Hasil Analisis Kelayakan InvestasiNo Kriteria Kelayakan Hasil Penilaian
1 NPV Rp. 975.281.674
2 IRR 6,33 %
3 Net B/C 1,20
4 Payback Periode 5,6 Tahun
Gambar 1. Kurva Investasi PLTS Pulau Sembilan