38
Sejarah dan Esensi Aqidah AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH Oleh : Bpk. KH. Azizi Hasbulloh* مس ب له ال ن م ح ل ا م ي ح ر ل ا مد ح ل ا له ل ي الد ا ن عل ج ن م ن كي سم% ت م ل ا% روة لعا ا ب ى% ق1 ث و ل ا, ا اب ج ن و ن مار ر% ت غ; الإ% ه دعاي ب ن يورر مع ل ا ى% مق ح ل ا, % لإة ص ل وا لإم س ل وا ى عل ا دب ن س مد ح م ر طهN الإ ى% ق% ت ل ا ى عل و اله ه جاي ص وا ن ي الد م ه ى ف جار ن اع ن% ت; الإ ى% ف ر ع. ماN ا عد ث. Perlu diketahui bahwa ASWAJA ( Ahli Sunnah Wal Jama’ah ) adalah susunan dari tiga kalimat : 1. ل ه اyang berarti golongan 2. % ة ن س ل اyang secara etimologi mempunyai beberapa arti sebagai berikut : ه وج ل ا او رة ح: bagian wajah sebelah atas ه% ريN ئ دا او% ورة لص ا او% ه ه ب ج ل ا ان نj ي ن ج ل وا: kening % رة ست ل ا: perjalanan % عه تn ب لط ا: karakter ر م% ت% ة ن ت مد ل ا ب: kurma di madinah % ة ن س ل ا: dari Allah yang mempuyai arti hukum, perintah dan larangan Nya

Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

Sejarah dan Esensi Aqidah

AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

Oleh : Bpk. KH. Azizi Hasbulloh*

الرحيم الحمن الله بســــــــم

, الحمقى المغرورين بدعاية اإلغترار من ونجانا, الوثقى باالعروة المتمسكين من جعلنا الذي لله الحمد. عرقى اإلتباع بحار فى هم الذين واصحابه اله وعلى التقى األطهر محمد سيدنا على والسالم والصالة

بعد أما .

Perlu diketahui bahwa ASWAJA ( Ahli Sunnah Wal Jama’ah ) adalah susunan dari tiga kalimat :

1. yang berarti golongan اهل

2. : yang secara etimologi mempunyai beberapa arti sebagai berikut السنة

حره او الوجه : bagian wajah sebelah atas

والجبينان الجبهة او الصورة او دائرته : kening

perjalanan : السيرة

karakter : الطبيعة

بالمدينة تمر : kurma di madinah

dari Allah yang mempuyai arti hukum, perintah dan larangan Nya : السنة

Syaikh al-Zubadi dalam kitab “Ittihafu Saadati al Muttaqin” menyatakan : الطريقة والسنة .sunnah adalah jalan yang ditempuh ”"المسلوكة

: dalam terminologi syara’ mempunyi beberapa arti antara lain السنة

a. Suri tauladan Nabi Muhammad SAW.

b. Perbuatan yang dijanjikan memperoleh pahala jika dilakukan dan tidak ada ancaman siksa bila ditinggalkan

3. secara etimologi mempunyai banyak arti, diantaranya adalah kumpulan dari tiga الجماعةperkara atau lebih. Kumpulan manusia disebut " الناس جماعة ", kumpulan burung disebut " جماعة.dan lain-lain "الطير

: Dalam terminologi syara’ mempuyai arti الجماعة

a. Persambungan sholatnya seseorang dengan solatnya orang lain dengan mekanisme tertentu

Page 2: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

b. Kebersatuan umat islam dalam satu imam yang di lantik oleh ahlu halli wal aqdi dengan syarat-syarat yang sesuai syari’at, sebagaimana dalam hadits :

مسلم رواه. جاهلية ميتة فميتته فمات شبرا الجماعة فارق من .

Dilihat dari makna-makna “As-Sunnah Wal Jama’ah” yang beragam, kita harus tahu bahwa pengartian dari suatu kalimat atau lafadz adalah melihat siapa yang mengutarakan, apabila yang mengutarakan ahli bahasa maka diartikan dengan arti bahasa, bila yang mengutarakan ahli syari’at maka diartikan dengan arti syari’at, bila yang mengutarakan berasal dari selain dari ahli bahasa dan syari’at maka harus disesuaikan dengan istilah orang yang mengutarakannya .

Maka yang perlu dipahami adalah istilah ASWAJA (Ahli Sunnah Wal Jama’ah) bukan makna dari bahasa dan syara’ namun dari istilah yang dibuat oleh golongan tertentu, yaitu empat golongan :

1. Muhaddisin ( ahli ilmu hadits)

2. Shufiyyah ( ahli tasawuf)

3. Asya’iroh ( pengikut Abu Hasan Al-Asy’ary)

4. Maturidiyah ( pengikut Abu Manshur)

Kenapa……….?

Karena berkeyakinan bahwa mereka sudah tepat dalam mengikuti suri teladan Rasulullah SAW dan jalan yang ditempuh oleh sahabatnya sehingga menjadi isim alam ( sebuah nama).

Dan nama istilah ini sampai sekarang masih berlaku untuk orang-orang yang mengikuti golongan tersebut, dan tidak boleh dijadikan istilah bagi selain empat golongan tadi, sebagaimana nama “Abdulloh” tidak dapat diartikan semua manusia walaupun mereka juga hamba Allah .

Adapun Al-Asy’ari yakni Ali bin Ismail bin Abi Bisyri Ishaq bin Salim dan Abdilah bin Musa bin Bilal bin Abi Bardah bin Abi Musa Al Asy’ari (Abdillah bin Qais, sahabat nabi) lahir tahun 260 H. dan al-Maturidi yakni Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al-Hanafi bukanlah pencentus pertama dalam bidang ilmu kalam, namun beliau berdualah yang mengokohkan imam madzhab empat (Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyyah, Hambaliyah). Abu Hasan Al-Asy’ary adalah pengikut madzhab Syafi’i sedangkan Abu Manshur al-Maturidi adalah pengikut madzhab Abu Hanifah

Syaikh ‘Izzuddin bin Abdissalam menjelaskan bahwa aqidah yang digagas oleh Abu Hasan Al Asy’ari telah disepakati dan menjadi konsensus ulama’ Syafi’iyyah, Malikiyyah, Hanafiyyah dan Fudlola’u (pembesar) Hambaliyah. Juga disepakati oleh guru besar madzhab Malikiyyah, Abu Umar bin al-Hajib di zaman beliau, demikian juga guru besar madzhab Hanafiyyah, Syaikh Jamaluddin bin al-Hushaiy.

Pengakuan Syaikh ‘Izzudin tersebut juga diakui Syaikh Taqiyuddin Al-Subuki, sebagaimana yang telah dijelaskan Syaikh al-Zubadi sebagai berikut :

Page 3: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

األشعاري الحسن ابى بلسان الحنيفة واكثرو والشافعية المالكية من السنة اهل .

Syaikh Tajuddin Al-Subuki berkata : Sepengetahuan saya semua ulama’ pengikut Malik adalah Asya’iroh, tidak ada yang keluar, ulama’ Syafi’iyyah mayoritas Asya’iroh kecuali golongan yang beranggapan bahwa Allah adalah jisim ( benda ) atau Mu’tazilah. Hanafiyyah mayoritas Asya'iroh kecuali golongan Mu’tazilah dan ulama’ Hanabilah yang mulia identik dengan Asya'iroh kecuali golongan yang berkeyakinan bahwa Allah adalah jisim. Golongan yang menganggap Allah sebagai jisim lebih banyak dari pada golongan pengikut madzhab lain.

Adapun Muhadditsin ( ahli Hadits ) dan Shufiyah ( ahli Tasawuf ) karena sudah sepakat dengan aqidah Al-Asy'ary dan Al-Maturidy maka mereka juga tergolong dari ahli Sunnah wal Jama’ah.

Dengan demikian, orang-orang yang mengingkari golongan Shufiyah dan orang-orang yang tidak sepakat dengan madzhab empat bukanlah termasuk Ahli Sunnah Wal Jama'ah, dengan memakai istilah yang dipakai oleh golongan tertentu tersebut.

Pengklaiman aswaja pada golongan tersebut tidak lepas dari sejarah munculnya istilah aswaja itu sendiri, di bawah ini sekilas ringkasan sejarah munculnya aswaja.

RINGKASAN SEJARAH MUNCULNYA ISTILAH ASWAJA

Secara makna, eksistensi ajaran termasuk ajaran islam, senantiasa bersentuhan dengan sejarah yang dilaluinya. Dalam perspektif kesejarahan (historis) permulaan antara ajaran agama dengan realitas sosial kultural dan perjalanannya menjumpai dua kemungkinan.

1. Ajaran dakwah agama mampu memberikan pengaruh lingkungan sosial cultural dalam arti mampu merubah pandangan hidup, sikap dan prilaku masyarakat.

2. Ajaran agama atau setidaknya persepsi dan hayatan ajaran tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, dan perubahan waktu serta tempat dalam arti pemahaman penghayatan serta penafsiran terhadap ajaran agama dapat berubah karena lingkungan dan perkembangan waktu.

Dalam konteks islam hal tersebut dapat diamati melalui beberapa model pendekatan. Secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Pendekatan doktrinal (sisi ajaran). Pada zaman Rasulullah ajaran islam masih merupakan ajaran yang sederhana dipahami, diamalkan dan dihayati para sahabat menurut tingkat keilmuan, ketaatan dan kesederhanaan masing-masing. Tidak banyak menimbulkan pertanyaan, satu sama lain tidak ada perbedaan keilmuan islam seperti ilmu kalam, ilmu fiqih atau tasawuf dan lain-lain.

Timbulnya ilmu tersebut kemudian dipicu dan didorong oleh adanya kebutuhan yang langsung dirasakan oleh umat islam seperti ilmu tafsir, ilmu hadits dan fiqih atau ada tantangan yang perlu

Page 4: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

dihadapi dengan pendapat baru yang semula belum ada seperti ilmu kalam dan ilmu tasawuf. Kebutuhan maupun pendapat itu berbeda-beda sesuai dengan perbedaan waktu, tempat dan kepentingan serta pengalaman masing-masing, meskipun dasarnya itu al-Qur’an dan al-Hadits.

b. Pendekatan historis ( proses kesejarahan ) ajaran agama, meskipun di yakini telah sempurna dengan jaminan ayat :

دينا االسالم لكم ورضيت نعمتي عليكم واتممت دينكم اكملت اليوم

“Pada hari ini aku sempurnakan agama untukmu sekalian dan aku sempurnakan nikmatku bagimu dan aku rela untukmu islam sebagai agamamu”.

Tapi dalam mengaktualisasikan ajaran agama dan pesan-pesan ayat Al-Qur’an dan Al-Sunnah bergumul dengan perjalanan waktu. Para sahabat nabi ( orang-orang islam ) pada masa hidupnya Rasul masih dalam keadaan solid, rukun dan saling mencintai. Ukhuwah islamiyah mereka melebihi ukhuwah nasabiyahnya, tak ada perbedaan di antara mereka dalam masalah aqidah.

Pengamalan ajaran islam dengan beragamnya perbedaan mengakibatkan perpecahan menjadi berkelompok, sebagaimana yang dipuji Allah dengan ayatnya :

والتفرقوا جميعا الله بحبل واعتصموا

“Berpeganglah dengan tali Allah dengan keseluruhan dan janganlah engkau semua bercerai berai”.

البينات ماجاءهم بعد من واختلفوا تفرقوا كالذين تكونا وال

“Janganlah engkau seperti orang yang saling berbeda-beda pendapat setelah datang kepadanya sebuah kebenaran yang jelas”.

الناس على شهداء لتكونوا وسطا امة جعلناكم وكذلك

“Demikian pula aku jadikan engkau semua umat yang adil supaya engkau semua menjadi saksi bagi manusia”.

بينهم رحماء الكفار على اشداء معه والذين الله رسول محمد تعالى وقال

“Muhammad Rasulullah dan orang-orang yang bersamanya benar-benar bertindak tegas terhadap orang-orang kafir serta penuh kasih sayang tehadap sesama muslim”

Dalam ayat yang tersebut dijelaskan bahwa mereka saling kasih sayang dan tidak saling bercerai berai. Kalau mereka bercerai berai maka penyebutan بينهم رحماء tidak benar dan niscaya mustahil. Wallahu a’lam .

Namun setelah rasul dipanggil Allah sebagai pertanda telah paripurna dalam tugasnya yang berujung pimpinan umat islam dijabat Abu Bakar melalui bai’at para muslimin pada tanggal 13

Page 5: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

Robi’ul Awal 11 H. dalam kepemimpinan Abu Bakar umat islam masih rukun bersatu walau masih ada perbedaan namun yang dapat diselesaikan dengan mudah. Dan muncul golongan yang murtad. Setelah kurang lebih 2 tahun Abu Bakar memimpin orang islam dan ketika beliau mulai jatuh sakit beliau musyawarah dengan para tokoh sahabat untuk mengangkat Umar bin Khottob sebagai kholifah sepeninggalnya, sehingga beliau memanggil sahabat Utsman untuk menuliskan wasiat beliau.

اخر عند وسلم عليه الله صلى محمد النبي خليفة بكر ابو به عهد ما هذا. الرحيم الرحمن الله بسمالخطاب بن عمر عليكم إنىإستعملت الفاجر فيها ويوقن الكافر فيها يؤمن التى الحال فى الدنيا با عهده

والخير الغيب با لى علم فال ويدل جاز وإن فيه واي به علمي فذلك وعدل صبر فإنه خيرا الكم ولممنقلبون اي ظلموا الذين وسيعلم إكتسب ما إمرئ لكل اردت .

Kemudian Utsman diperintahkan untuk mengangkat Umar. Dan sepeninggal Abu Bakar pada tahun 13 Hijriyah. Setelah memimpin selama 2 tahun lebih 10 hari dalam usia 63 tahun wasiat dibacakan Utsman di hadapan umat islam dengan mendapat tanggapan positif.

Kemudian resmilah Umar bin Khottob jadi kholifah kedua dengan berjalan lancar dan tidak ada persengketaan di antara umat islam kecuali sebagian kecil yang tidak perlu diperhitungkan karena tanpa dasar yang shohih. Ketika Umar sudah mendekati ajalnya beliau ditanya kaum muslimin tentang kholifah setelahnya, kemudian beliau menyerahkan permasalahan kholifah terhadap Ali bin Abi Tholib, Utsman, Jubair, Sa’ad, Tholhah dan Abdurrohman bin Auf. Setelah Umar meninggal dalam keadaan sholat shubuh dengan enam tusukan Abu Lu’lu Al-Majusi, setelah menaklukkan beberapa negara seperti Syam, Mesir, Baitul Maqdis dan lain-lain pada usia 63 tahun setelah memimpin selama 10 tahun 6 bulan 4 hari enam orang yang ditugaskan Umar telah mencapai sepakat untuk menggantikan Utsman bin Affan sebagai kholifah ketiga.

Setelah Utsman dibai’at menjadi kholifah ia berkhutbah sebagai berikut

فى وتكاثر بينكم وتفاجر وزينة ولهو لعب عنها الله اخبر كما الدنيا إن لله إتق الناس ايها لله الحمدعذاب الخرة وفى حطاما يكون ثم مصفرا فتراه يهيج ثم نباته الكفار اعجب غيث كمثل واالوالد االموال

بالله عصم من فيها العباد فخير الغرور إالمتاع الدنيا الحياة وما. ورضوان الله من ومغفرة شديدوبكتابه بالله واستعصم .

Sayyidina Utsman yang masih keturunan Abdul Manaf (kakek rasul) memang mempunyai sifat arif dan niat baik namun ada sebagian manusia mencurigai para pejabat pembantu Utsman telah curang dan melakukan kedholiman sehingga mereka menuntut agar Utsman meresuffle para pejabat tersebut. Namun Utsman tidak mengindahkan permintaan mereka. Di situlah awal fitnah mengguncang kerukunan umat islam sehingga pada waktu itu umat islam terpecah menjadi tiga bagian :

a. Mereka yang tidak setuju dengan kepemimpinan Utsman

b. Mereka yang mendukung dan membela Utsman yaitu golongan mayoritas muslimin

c. Mereka yang tidak membantu dan tidak mendukung Utsman

Page 6: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

Perpecahan tersebut berakibat orang-orang Mesir dan Ahli Kuffah sengaja menyalakan api fitnah yang dipimpin Abdulloh bin Assaba’ Al-Yahudy dengan memberi ultimatum kepada Utsman agar meresuffle pejabat yang menurut mereka tidak jujur, kalau tidak Utsman sendiri yang harus turun dari kholifah. Namun Sayyidina Utsman bersikap tegas dengan pendiriannya dan tidak mengindahkan permintaan mereka sehingga beliau dikepung selama 3 hari sampai salah satu dari mereka dapat melompat dinding rumah kediaman Utsman hingga akhirnya membunuh beliau ketika dalam membaca Al-Qur’an dan mushaf ada di tangannya. راجعون إليه وإنا لله إنا

AWAL PERPECAHAN

Dengan terbunuhnya sahabat Utsman umat terpecah menjadi tiga :

1. Golongan yang sangat marah atas terbunuhnya Utsman. Mereka mayoritas keluarga Utsman yang dipelopori Muawiyah bin Abu Sofyan (gubernur Syam), Tholhah, Jubair, Umi Al-Mukminin Aisyah, Amr bin Ash dan lainnya mereka menuntut untuk menuntaskan pembunuhan sampai diadakan qishos terhadap pembunuhnya sebelum dibentuk kholifah baru.

2. Mereka yang berpendapat bahwa yang terbaik bagi kaum muslim adalah mengangkat kholifah terlebih dahulu yang nantinya dapat mengambil keputusan dalam kasus pembunuhan dan menghimpun persatuan muslim sehingga menjadi perkumpulan yang mempunyai kekuatan. Tokoh dari mereka adalah Sayidina Ali bin Abi Tholib dan mayoritas para sahabat.

3. Golongan yang beranggapan bahwa tindakan pembunuhan Utsman sudah tepat dalam ijtihadnya, maka tidak wajib diqisos.

BAI’AT ALI R.A.

Walaupun belum ada kesepakatan dari semua orang islam, terpaksa para muslim yang mendukung atas dibentuknya pimpinan terlebih dahulu membai’at Ali R.A untuk menjadi kholifah yang ke 4 setelah rasul walau tidak diikuti shohabat yang tidak sependapat. Dan ironisnya pihak yang tidak mendukung, menghimpun kekuatan untuk mendesak diusutnya pembunuh Utsman sampai pada hukum qisosh baru kemudian membentuk pimpinan. Sehingga peperangan diantara dua kubu takdapat dielakkan lagi yang didahului peperangan terhadap Ali. Setelah Aisyah mendengar terbunuhnya Utsman dan memberi spirit terhadap ahli Makkah untuk menuntut darah Utsman dengan diikuti sahabat senior yaitu Tholha dan Jubair, mereka menuju tanah Mesir dan mengadakan persiapan perang dengan Ali. Sebenarnya sebelum terjadi peperangan, diadakan perundingan yang hampir mencapai kesepakatan damai, namun para pembunuh Utsman ketakutan jika ketahuan, maka mereka berusaha merusak perdamaian sehingga peperangan tidak dapat dihindari dan kemenangan berpihak pada Ali yang berakibat terbunuhnya Tholha dan Jubair. Perang ini disebut dengan perang Jamal, karena Aisyah mengendarai unta yang bahasa arabnya jamal. Kemudian Ali memerintahkan agar Aisyah dikembalikan ke Madinah bersama saudara lahirnya yang bernama Muhammad dengan dimulyakan, hal ini terjadi pada tahun 36 H.

Page 7: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

PERANG SIFFIN

Ketika baju Utsman yang berlumuran darah dikirimkan ke tanah Syam, maka orang-orang Syam marah sehingga Mu’awiyah menolak ikut mendaulat Ali dan menuntut diadakan qisosh atas pembunuh Utsman. Dan setelah Ali mengetahui hal tersebut, maka Ali mempersiapkan tentara untuk menyerbu Mu’awiyah, sebaliknya Mu’awiyah menyiapkan tentara untuk menghadapi tentara Ali sehingga peperangan tak dapat dihindari. Dimulai pada awal Shofar tahun 37 H. tepat pada tanggal 8 tahun 37 H. terjadilah peperangan selama tiga hari sampai tentara Mu’awiyah lumpuh. Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak orangnya untuk mengangkat sosok yang dapat mengambil kebijakan dengan kembali pada hukum Allah (al-tahkim). Namun sebelum menyepakati tahkim tersebut, Ali berpendapat bahwa permasalahan tahkim hanya siasat mereka untuk menghentikan peperangan walau pada akhirnya menerima karena mengikuti pendapat mayoritas pendukungnya. Akhirnya tentara Mu’awiyah mempercayakan tahkim pada’Amr bin ‘Ash dan tentara Ali memilih Abu Musa Al Asy’ari, sehingga kedua sahabat tersebut berkumpul di tanah Syam dan pada bulan Romadlon tahun 37 H. Setelah ada perundingan, mereka sepakat untuk memecat Ali dan Mu’awiyah. Namun ironisnya, setelah Abu Musa mengumumkan terpecatnya Ali, ‘Amr bin ‘Ash malah menetapkan kepemimpinan Mu’awiyah. Sehingga tentara Mu’awiyah kembali ke tanah Syam dan membaiat pada Mu’awiyah, sedangkan tentara Ali menjadi dua kubu: Pertama para sahabat yang menolak tahkim sehingga mereka mencabut dukungannya terhadap Ali dan mereka berkumpul pada tanah Nahrawan dengan jumlah 12 ribu. Mereka membuat kerusakan di sana dengan membunuh anak kecil dan seorang wanita yang kemudian golongan ini disebut dengan kaum Khawarij, karena keluar dari kepemimpinan Ali dan Mu’awiyah. Kemudian Ali memberi nasehat pada mereka namun tidak diterima. Sehingga terjadi peperangan antara Ali dan Khawarij yang berakibat kaum Khawarij banyak yang terbunuh dan yang sebagian melarikan diri, yang kemudian menjadi bibit Khawarij. Kemudian mereka menugaskan tiga orang pembunuh, yaitu :

1. Abdurrohman bin Muljim, bertugas membunuh Ali yang kemudian berhasil ketika Ali keluar melakukan sholat shubuh

2. Birku bin Abdulloh bin Attaimi, bertugas membunuh Mu’awiyah . Dalam melaksanakan tugasnya Birku bin Abdulloh menunggu keluarnya Mu’awiyah untuk melaksanakan sholat shubuh tapi tidak berhasil, hanya menyasar pada pantatnya, malah ia yang terbunuh.

3. Umar Bin Bakar, bertugas membunuh ‘Amr bin ‘ash dan salah sasaran kepada Khorijah ketika menjadi imam sholat shubuh menggantikan ‘Amr Bin ‘Ash, yang akhirnya ia di qisosh

SYI’AH

Selain Khawarij yang menentang Ali ada golongan yang sangat mencintai Ali dengan berlebihan, sampai menekotkan dengan sifat yang tidak terjadi pada Ali. Golongan ini disebut dengan kaum Syi'ah. Mereka beri’tiqod bahwa kepemimpinan Ali itu dengan dalil nash Al-qur’an dan wasiat baik eksplisit atau implisit, dan beri’tiqod bahwa lmamah bukanlah sekedar ketetapan yang menjadi sarana terwujudmya kemaslahatan tapi merupakan rukun iman.

Page 8: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

PEMBAGIAN SYI'AH DAN KHAWARIJ

Dua golongan ini pecah menjadi beberapa kelompok. Adapun Khawarij pecah menjadi 8 golongan bahkan dua puluh :

الحكمين امر حري حين عنه الله رضي علي المؤمنين امير علي خرجوا الذين وهم المحكمة .1 عليا اليعنوا وهو باإلمامة الراسي وهب بن الله عبد وبايعوا الكوفة من قرية وهي برحراء واجمعون

صفين واصحاب الجمل اصحاب فى وطعنوا عثمان فى وطعنوا

اإلزاوقة .2

العاذرية النجدات .3

البهشية .4

العجاردة .5

الثعالية .6

اإلباضية .7

الصفرية .8

1. Al-Muhakkimah (المحكمة), adalah golongan yang keluar golongan pemerintahan sahabat Ali dan Muyawiyah ketika terjadi perundingan dengan tahkim mereka berkumpul di tanah Hauro, yaitu salah satu desa di kufah, mereka memba’iat Abdulloh bin Wahbi Al-Rosi untuk dijadikan pemimpin tahun 37 H. mereka mengkafirkan Ali, Utsman, Ashabul jamal (Aisyah) dengan ashabu assihir atau muaniah dan orang-orang yang setuju dengan tahkim dan mengkafirkan orang-orang yang punya dosa dan maksiat

2. Az-Azaroqoh (اإلزاوقة) yaitu pengikut Abi Rosid Nafi’ bin Azroq wafat tahun 60 H. mereka tergolong khawarij yang banyak pengikutnya dan mempunyai kekuatan . kebid’ahan mereka sebagai berikut :

a. Mengkafirkan Ali, utsman, thalhah, Zubair, Aisyah, Abdulloh bin Abbas dan orang-orang islam yang tidak seakidah dengannya

b. Orang-orang yang sealiran dengannya yang mampu hijrah tapi tidak hijrah (الفعدة) maka jadi musyrik

c. Memperbolehkan membunuh kepada wanita, anak-anak kecil yang tidak sealiran dengan mereka. Karena dianggap orang-orang musyrik yang masuk neraka selamanya

d. Jika ada orang mengaku golongan mereka maka diuji dengan diperintahkan membunuh tawanan mereka yang tidak sealiran. Kalau berani maka dipercaya kalau tidak berani maka dianggap munafik.

e. Menggugurkan hukum rajam pada penzina muhson dan anak-anak orang musyrik akan masuk neraka bersama orang tuanya toqiyyah (sesuatu yang tidak tampak dalam hati) baik perkataan atau perbuatan tidak diperbolehkan

Page 9: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

f. Mengganggap bisa terjadi Allah mengangkat seorang nabi yang setelah jadi nabi menjadi kafir

g. Orang-orang pelaku dosa besar termasuk kufur yang keluar dari islam

h. Nafi’ dan pengikutnya menganggap daerahnya orang yang tidak sealiran mereka termasuk darul kufri, orang yang menuduh zina terhadap laki-laki tidak ada had tapi had hanya terhadap penuduh zina terhadap muhsonat

i. Pencuri harus dipotong tangannya baik perkara kecil atau besar/tanpa ada nishab

Kemudian setelah Azaroqoh membuat bid’ah di atas membaiat pada Nafi’ bin Azroq yang diberi gelar amirul mukminin. Kemudian bergabung dengan khawarij amman yamamah sehingga menjadi besar lebih dari dua puluh ribu .

3. An-Najdat (النجدات) Al-adhariyah (العاذرية)

Golongan pengikut Najdat bin Amir al-Hanafi yang terbunuh tahun 69 H. penyebab diangkatnya najdah bin amir sebagai pemimpin adalah :

ketika Nafi’ bin Azaroq lebaran dari orang-orang yang tidak ikut hijrah dengannya dan dihukumi dengan musyrik wanita dan anak kecil mereka dihalalkan dibunuh maka golongan mereka memisah dari golongan Nafi’ dan balik mengkafirkan pada orang-orang yang mengkafirkan orang yang tidak ikut hijrah dan mereka membaiat Najdat sebagai pemimpin mereka dan mereka mengkafirkan pada orang yang mengakui imamahnya Nafi’ bin Azroq.

Perbuatan bid’ah annajdat adalah sebagai berikut :

a. Agama hanya dua macam, yaitu : mengetahui Allah ( الله معرفة ) dan pada rasul ( معرفة mengharamkan darahnya orang islam, mengharamkan menghasab hartanya orang-orang.(الرسلislam. Mengakui segala yang datang dari Allah dengan global,hal ini wajib diketahui semua orang islam dan selain di atas manusia diampuni jika tidak mengetahu sampai ada dalil yang yang menegaskan halal tau haramnya, barng siapa yang menghalalkan sesuatu yang diharamkan dengan cara ijtihadnya maka diampuni dan barang siapa yang menghawatirkan terjadinya adzab pada mujtahid yang keliru sebelum menemukan dalil maka tergolong kafir. Perkataan ini dilontarkan najdat ketika memberi alasannya interpretasi pada kaumnya. Yang asalnya najdat mengutus anaknya yang bernama Al-Mudroj bersama pasukannya untuk menyerang Al-Qutahaif dan berhasil menjarah para wanita yang kemudian dinikahi mereka sebelum dikeluarkan seperlima dari seperlima rampasan tersebut. Mereka mengatakan jika wanita tersebut termasuk dalam bagian saya maka itu yang aku maksud dan jika nilai dari wanita tersebut melebihi bagianku maka saya akan tambeli dari harta saya, ketika mereka kembali pada najdat maka mereka bertanya pada Najdat tentang apa yang sudah perbuatannya tentang setubuh dengan wanita-wanita dan makan harta rampasan sebelum dikeluarkannya seperlima dari empat perlima. Maka Najdat menjawab semuanya bukan hakmu, kemudian mereka menjawab kami tidak tahu kalau itu tidak halal bagi saya maka najdat mengampuni kepada mereka dengan mengatakan jawaban di atas.

Page 10: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

b. Membiarkan pada pengikutnya yang melampaui batas dengan mengatakan barangkali Allah akan menyiksa selain neraka jahannam kemudian dimasukkan surga. Mereka mengi’tiqodkan bahwa neraka jahannam hanya untuk orang-orang yang tidak sealiran mereka.

c. Barang siapa melakukan dosa kecil dan terus menerus maka tergolong musyrik. Barang siapa yang melakukan dosa besar termasuk berzina, mencuri, minum khomer asal tidak terus menerus maka termasuk orang islam jika dari golongannya. Menurut riwayat imam ka’bi mereka mengkafirkan pelaku dosa besar tapi menurut Abu Hasan mereka tidak kafir dari islam melainkan kufur nikmat.

4. Al-Baihasyiyah (البهشية), yaitu pengikut Abi Baihasyi Bin Amir. Bid’ahnya mereka yang umum adalah ilmu amal dan mengakui adalah iman. Sebagian dari mereka yang berpendapat bahwa tidak ada hal yang diharamkan selain yang di sebutkan pada firman Allah:

طاعم على محرما إلي اوحي فيما الاجد قل

Dalam al farqu wal firok hal 75 disebutkan bahwa mabuk jika disertai meninggalkan kewajiban seperti sholat maka termasuk kufur. Dalam halaman 74 disebutkan bahwa orang yang melakukan dosa kami tidak mengatakan kufur sampai dilaporkan pada penguasa dan.dihad sebelum dilaporkan kepada penguasa kami tidak menyebutkan mukmin dan tidak menyebutkan kafir.

5. Al-Ajaridah (العجاردة), yaitu pengikut Abdul Karimbin Aj Rad. Kebid’ahan mereka adalah sama dengan kebid’ahan Najdat dan mereka mengangap kufur pada pelaku dosa besar. Diriwayatkan darinya bahwa mereka mengingkari adanya surat Yusuf dari Alquran. Dalam Al Farqu Baina Al firoq halaman 63, Aj-jaridah pecah menjadi 10 golongan yang kesemuanya kumpul dalam satu I’tiqod bahwa anak kecil ketika sudah baligh harus diajak masuk islam atau dia mensifati islam dan wajib tidak memberi keputusan tentang anak kecil sebelum baligh. Mereka dalam hal ini sama dengan Az-zaroqoh hanya saja mereka tidak menganggap bahwa hartanya orang – orang yang tidak sealiran dengannya menjadi harta fai’ sebelum pemiliknya dibunuh, berbeda dengan Az-Zaroqoh, ia menghalalkan harta orang-orang yang tidak sealiran dengannya.

6. Tsa’alibah (الثعالبة), yaitu pengikut Tsa’labah bin amir, asal mulanya mereka satu kekuasan dengan Abdul Karim bin Ajrad. namun telah pecah setelah ada perselisihan dalam menanggapi aqidah anak kecil. Abdul karim berpendapat wajib cuci tangan dari anak kecil sampai dia balihg dn diajak masuk islam. Dan anak-anak orang kafir yang masih kecil akan masuk neraka bersama orang tuanya. Sedangkan Tsa’labah mengatakan kami menjadi wali/kekasih mereka baik kecil atau besar sampai mereka ingkar pada kebenaran dan ridlo dengan penyelewengan. Sehingga aj jaridah cuci tangan dari aqidah Tsa’labah. Dalam kitab al farqu bainal firaq halaman 68 disebutkan Tsa’labah bin Miskan yang mengaku jadi imam setelah Abdul Karim bin Ajrad dan Abdul Karim bin Ajrad jadi imam sebelum berbeda dengan Tsa’labah dalam masalah anak kecil. Kemudian As-Tsa’labah sendiri terpecah menjadi 6 golongan yaitu :

a. Golongan yang tidak mengakui akan adanya imam setelah Tsa’labah

Page 11: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

b. Ma’badiyyah, yaitu golongan yang menganggap ada imam setelah Tsa’labah ma’bad kebid’ahan mereka yang berbeda dengan mayoritas Tsa’labah tentang pengambilan zakat dari abid ( orang yang menjadi budak ) dan memberi zakat kepadanya

c. Ahnasiyah (اخنسية) pengikut Ahnas pada permulaannya sama dengan Tsa’labah dalam hal anak kecil kemudian mereka memauqufkan. Cuci tangan dengan orang-orang yang ada di daerah persembunyian kecuali jika sudah diketahui keimanan mereka. Dan berpendapat tentang keharamannya membunuh dalam keadaaan sembunyi.

d. Saibaniyyah, yaitu pengikut Syaiban bin Salmah, kebid’ahan mereka adalah menyerupakan Allah dengan mahluknya.

e. Rosidiyyah, yaitu pengikut Rosyid, kebid’ahan mereka yang berbeda dengan Tsa’labah lainnya yaitu mewajibkan zakat hanya lima persen terhadap tanaman yang disiram dengan sumber atau sungai yang mengalir, sdangkan yang sepuluh pewrsen hanya yang disiram dengan air hujan.

f. al-Mukromiyyah, yaitu pengikut Abi Mukrom, kebid’ahan mereka adalah mengkafirkan orang yang tinggal sholat bukan karena tidak sholatnya melainkan karena bodoh terhadap Allah mereka menganggap bahwa setiap pelaku dosa disebabkan karena bodoh dengan Allah sedangkan bodoh dengan Allah kufur.

7. Ibadiyyah ( إبادية ) yaitu pengikut Abdullah bin Ibad yang muncul pada pemerintahan Marwan di akhir khalifah Bani Umaiyyah, kebid’ahan mereka adalah anggapan mereka terhadap orang-orang yang tidak sealiran dengan mereka dari orang-orang yang mengerjakan sholat termasuk kafir tidak musyrik dan darah oarang yang tidak sealiran dengan mereka tapi dari ahli islam termasuk daerah tauhid. Dalam al Farqu bainal Firoq halaman 70 ditegaskan bahwa Ibadiyyah terpecah menjadi 4 golongan yang keseluruhannya sepakat dalam I’tiqod sebagai berikut :

a. Orang-orang yang tidak sealiran dengan mereka termasuk bebas dari syirik dan iman artinya tidak mukmin dan tidak syirik tapi orang kafir.

b. Diterima penyaksiannya

c. Diharamkan darahnya dalam waktu sembunyi dihalalkan dalam keadaan terang-terangan.

d. Halal pernikahan dan warisan mereka

e. Halal sebagian hartanya termasuk kuda, pedang, dan tidak halal sebagian yang lain seperti emas dan perak

Golongan ibadiyyah terpecah menjadi 4 golongan, yaitu :

1. Al-Hafsiyyah

2. Al-Harisiyyah

Page 12: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

3. Al-Yazidiyyah

4. Al-Ashabu Al-Tha’at la Yurodu Allohu Biha

a. Al-Hafsiyyah, yaitu golongan yang mengatakan imam terhadap Hafs bin Abi Miqdan, kebid’ahan mereka adalah menduga antara syirik dan iman ma’rifat pada Allah. Maka orang yang ma’rifat pada Allah tapi kafir dengan lainnya termasuk rasul, surga neraka atau melakukam perkara yang diharamkan termasuk membunuh, melakukan zina maka kafir. Barangsiapa tidak tahu terhadap Allah dan mengingkarinya maka termasuk musyrik. Mereka yang menganggap yang dimaksud di dalam ayat :

الخصام الد وهو قلبه فى على الله ويشهد الدنيا الحياة فى قوله يعجبك من الناس ومن

Artinya: “ Dan diantara manusia ada yang perkataannya di kehidupan dunia mengherankan kepadamu tetapi Allah tahu didalam hatinya orang yang sangat memusuhi”

Adalah sayyidina Ali dan yang dimaksud di dalam ayat :

الله مرضاة إبتغاء نفسه يشتري من الناس ومن

Artinya: “ Diantara para manusia ada seseorang yang mempertarukan dirinya demi mendapat ridlo Allah”.

Adalah abdurrahman bin al-muljim (pembuhuh ali ra)

b. Al-Harisiyyah, yaitu pengikut Haris bin Yazid Al-Ibadi, kebid’ahan mereka adalah masalah qodar sama dengan golongan mu’tazilah dan istitha’ah sebelum melakukan. golongan ini telah dikafirkan golongan ibadiyyah lain karena ibadiyyah lain dalam hal qodar sama dengan ahli sunnah yakni Allah telah menjadikan semua pekerjaan dan istitha’ah bersama pekerjaan.

c. Attha’at la yurodu Allah biha, golongan ibadiyyah yang beri’tiqod orang yang tidak kenal Allah bisa taat hanya dengan satu taat yaitu mikir-mikir mencari dalil untuk ma’rifat pada Allah selain an-nadhor (mikir) dalil bahwa beberapa tha’at bisa terjadi dari orang yang tidak menghendaki Allah atau orang yang tidak tahu kepada Allah sedangkan ahli al-sunnah wal jama’ah berpendapat bahwa untuk ma’rifat tidak bisa jadi taat kecuali niat taqorrub (mendekatkan diri pada Allah).

8. Al-Shufriyyah Al-Ziyadiyyah, mereka pengikut Ziyad bin Asfar, kebid’ahan mereka adalah anggapan pada pelaku dosa besar jika dosa besar ada hadnya maka pelaku hanya disebut dengan nama yang keluar dari dosa tersebut, contoh pelaku zina hanya disebut zaniyyah/orang zina tidak disebut dengan musyrik atau kafir. Jika dosa besar tersebut tidak ada hadnya seperti meninggalkan sholat atau keluar dari barisan perang maka mereka disebut dengan kafir. Dalam alfarqu bainal firoq

Page 13: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

hal 61 disebutkan secara global golongan shufriyyah sama dengan azzaroqoh yakni pelaku dosa besar musyrikun. Yang membedakan dari azzaroqoh adalah shufriyyah tidak menghalalkan darah anak kecil dan wanita dari orang-orang yang tidak sealiran. Golongan shufriyyah terpecah menjadi 3 golongan :

a. menganggap pelaku dosa besar termasuk musyrik seperti azzaroqoh.

b. Mengganggap pelaku dosa besar yang tidak ada hadnya maka kufur jika ada hadnya maka keluar dari iman tapi tidak masuk dalam kafir.

c. Menganggap pelaku dosa besar jadi kafir jika dihad oleh penguasa seperti Baisamiyyah.

Catatan :

Delapan golongan khawarij tersebut di atas hanya golongan yang terbesar dan semua sepakat untuk cuci tangan dari Utsman dan Ali dan harus didahulukan dari pada tha’at segala taat sampai menikah tidak sah selama masih membenarkan Utsman dan Ali.Mereka mengkafirkan pelaku dosa besar dan mengharuskan keluar dari imam jika tidak mengamalkan sunnah. Wallahu a’lam.

Adapun kaum Syi'ah pecah menjadi 5 golongan :

الكيسانية .1 الزيدية. 2 األمامية. 3 الغالية. 4 األسماعلية. 5

1. Kaisaniyyah, Yaitu golongan pengikut kaisan seorang yang dimerdekakan amirul mukminin Ali ra, dikatakan dia murid sayyid Muhammad bin Hanafiyyah yakni Abu Al-Qosim bin Ali bin Abi Thalib dengan istri Khaulah binti ja’far bin Qois bin Salmah dan keturunan Bani Hanafiyyah. Mereka mengi’tiqodkan dengan I;tiqod yang berlebihan terhadap Kaisan sehingga mengi’tiqodkan tentang sifat-sifat yang sebenarnya tidak dimilikinya termasuk mengi’tiqodkankan bahwa kaisan telah meliput segala ilmu dan telah mendapatkan ilmu-ilmu sirri termasuk ilmu ta’wil, ilmu batin, ilmu afaq (cakrawala) dan ilmu kejiwaan.golongan ini terpecah menjadi kelompok-kelompok yang pada intinya mereka berakidah bahwa yang pokok dalam agama hanya taat pada seseorang yang dianggap pemimpin sampai berani menginterpretasikan tentang rukun islam termasuk sholat, puasa, zakat, haji dengan penafsiran imam sebagian dari mereka berani meninggalkan tuntutan syari’at setelah mencapai thoat pada pemimpin dengan sempurna. Sebagia mereka ada yang lemah/pesimis dengan adanya kiamat. Sebagian mereka ada yang bermadzhab tanasub (hubungan ruh dengan badan setelah pisah dari badan yang lain dengan tanpa rentan waktu di antara dua badan yang berhubungan) dan hulul (Menyatunya dua zat seperti menyatukan air mawar pada maman tanpa pisah) sebagian ada yang mengi’tiqodkan tentang tidak terjadi kematian pada seseorang. Dan tidak bisa mati kecuali akan kembali lagi.

Page 14: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

2. Zaidiyyah, yaitu golongan pengikut Zaid bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Mereka beranggapan bahwa imam hanya pada keturunan Fatimah Ra. Tidak boleh terjadi pada selain keturunan Fatimah, mengingat Zaid salah satu murid dari Wasil bin Atqo’ al haqoh pimpinan Mu’tazilah maka pengikutnya semua jadi Mu’tazilah

3. Imamiyyah, yaitu golongan yang menganggap bahwa pemimpin yang sah hanya Ali bin Abi Thalib dengan penjelasan yang shorih dan ditentukan dari Nabi tanpa hanya menyebutkan sifatnya saja mereka mengatakan tidak ada hal yang lebih penting dalam urusan agama dibandingkan dengan menentukan imam sampai dia harus mati, karena imam diutus untuk menghilangkan perselisihan dan membentuk kesepakatan. Maka tidak boleh membiarkan umat manusia berbeda pendapat sehingga masing-masing mempunyai pendapat sendiri dan menempuh jalan masing-masing. Akan tetapi wajib menentukan satu orang untuk jadi imam dan memberi penjelasan pada umatnya. Dalam hal ini Nabi Muhammad telah menentukan pada Ali bin Abi Thalib RA.

4. Ghaliyyah, yaitu golongan yang menganggap imam dengan anggapan yang berlebihan sampai melebihi sifat kemahlukan dan menghukumi dengan sifat tuhan tidak jarang mereka menyamakan imam-imamnya dengan tuhan. Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari madzhab hulul dan tanasub madzhab Yahudi dan Nasrani karena Yahudi menyerupakan mahluk dengan khaliknya. Interpretasi keserupaan tersebut telah terkikis di hati syiah alqhaliah sampai menghukumi sebagian imam-imamnya dengan hukum tuhan. Namun sebagian ada yang kembali pada sunni dan ada yang ke Mu’tazilah, setelah dirasa rasional kebid’ahan alqhaliah terletak pada empat hal :

a. Menyerupakan Khaliq dengan mahluk atau sebaliknya.

b. Menganggap Allah ada permulaannya

c. Orang setelah mati dapat muncul kembali

d. Tanasuh dan hulul ( roh manusia setelah mati pindah pada raga orang lain )

5. Isma’iliyyah, yaitu golongan yang menetapkan imam kepada Ismail bin Ja’far Shodiq. Mereka mengatakan dipermukaan bumi tidak perrnah kosong dari imam yang hidup dan berdiri,baik terbuka atau tertutup. Mereka beranggapan seperti ini karna mereka mengklaim imam yang di nanti kedatangannya Ismail bin Ja’far Shodiq yang meninggal pada Ja’far masih hidup. WAllahu a’lam. Diantara madhab mereka adalah barang siapa mati belum tahu imamnya maka mati dalam keadaan mati jahiliyyah.

Kesimpulan yang dapat mengakomodir aqidah syiah ialah :

a. Wajibnya menentukan imam dengan jelas.

Page 15: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

b. Wajib nya bersifatan maksum bagi ambiya’ dan para imam dengan ucapan,pekerjaan dan keyaqinan kecuali dalam keadaan menyamar dalam aqidahnya adayang condong dengan ahli sunnah wal jamaah dan ada yang condong dengan mu’tazilah, sebagian ada yang menyerupakan kholik dengan mahluk.

Dalam kitab Al-Farqu Bainal Firaq halaman 16, dijelaskan bahwa golongan Rofidlah bid’ahnya telah tampak pada waktu pemerintahan ali RA. Sebagian mereka telah pernah mengatakan kepada ali RA”Anda adalah tuhan!“ kemudian di bakarlah golongan dari mereka. Golongan ini bukan termasuk islam karena meng-tuhankan pada Ali.

Kemudian Rofidloh ini setelah wafatnya Ali terpecah menjadi empat golongan :

a. Zaidiyyah

b. Imamiyyah

c. Kaisaniyyah

d. Ghulah

Kemudian masing-golongan tersebut terpecah menjadi golongan lagi dan masing-masing firqoh tersebut saling mengkafirkan yang lain dan semua firqoh al ghullah telah keluar dari golongan islam.sedangkan firqoh zaidiyyah dan imamiyyah masih termasuk golongan islam.

Adapun Zaidiyyah sempalan dari rofidlah yang terbesar ada tiga golongan :

a. Jarudiyyah

b. Sulaimaniyyah yang kadang disebut dengan jaririyyah

c. Al-butriyyah

Tiga kelompok ini sepakat atas imamahnya Zaid bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Tholib.

Kaisaniyyah menjadi bermacam-macam firqoh, tapi kesimpulannya ada dua macam :

a. Golongan yang menganggap bahwa Muhammad bin Hanafiyyah tetap hidup dan tidak akan mati. Sekarang masih di tunggu (dianggap Imam Mahdi )

b. Golongan yang mengakui kematiannya beliau kemudian imamahnya pindah pada orang lain.

Adapun imamiyyah yang bersebrangan dengan Zaidiyyah , Kaisaniyyah terpecah menjadi 15 golongan:

1. Muhammadiyah

Page 16: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

2. Al-Baqiriyyah

3. Al-Nawusiyyah

4. Samaithiyyah

5. Al-Amariyah

6. Al-Ismailiyyah

7. Al-Mubaroqiyyah

8. Musawiyyah

9. Al-Qoth’iyyah

10. Isna Asariyyah

11. Hisyamiyyah

12. Al-Zaroriyyah

13. Yunusiyyah

14. Saytoniyyah

15. Kamaliyyah

Dua puluh golongan ini dari kaum Rofidlah, tiga golongan berasal dari Zaidiyyah, dua golongan dari kaisaniyyah dan 15 golongan dari Imamiyyah. Adapun al Ghullah yang mentuhankan para imamnya dan menghalalkan hal-hal yang diharamkan syari’at, menggugurkan wajibnya fardlu syari’at seperti al Bayaniyyah, al Mughiroh,al Janahiyyah, Almansyuriyyah,al Hitobiyyah dan al Hululiyyah dan orang-orang yang seaqidah denganya sudah bukan golongam islam lagi walau masih di golongkan dengan kelompok ummat Muhammad.

Kemudian dari kelompok tersebut menjadi kelompok –kelompok yang lebih banyak lagi karena telah mengajak manusia untuk mengikut pada madzhab mereka sehingga pada zaman tabi’in yang tidak masuk pada madzhab mereka hanya sedikit. Dan kemudian mucul kelompok yang menamakan dirinya Ahli Adl dan Ahli Tauhid yaitu golongan Mu’tazilah. Disebut dengan Mu'tazilah karena mereka keluar (I’tizal) dari majelis aqidahnya Hasan Basri. Golongan mereka juga disebut golongan Qodariyyah dan Alliyyah.

Adapun I'tiqod mereka yang populer diantaranya sebagai berikut :

Allah qodim maka alam juga qodim

Menafikan / meniadakan sifat Ma’ani-Nya Allah yaitu qudroh, irodah,ilmu, hayat,sama’,bashor,kalam. Mereka ber i'tiqod Allah mengetahui dengan dzatNya, berkuasa dengan dzatNya, hidup dengan dzatNya, tidak dengan sifat ilmu, qudrot dan hayat yang merupakan sifat ma’ani yang menetap pada dzat Allah.

Page 17: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

Mereka sepakat bahwa seorang hamba berkuasa dan menjadikan (خالق) terhadap pekerjaanya mulai dari hal yang baik sampai yang buruk.

Bagi orang yang melakukan dosa besar sampai mati belum taubat, maka akan langsung ke neraka.

Ma’rifat mensyukuri nikmat diwajibkan, meskipun belum mendengar dakwah rasul.

Menilai baik dan tidaknya segala sesuatu hanya dengan akal

Allah wajib memberi pahala terhadap orang yang berbuat baik

Allah wajib memperlakukan yang terbaik terhadap mahluknya, dan lain-lain.

Dari golongan Mu'tazilah tersebut akhirnya pecah menjadi 12 golongan

المعمرية. 6 البشرية. 5 والحدثية الحابطية. 4 النظامية. 3 الهذيلية. 2. الواصيلية .1

الحيانية. 12 والكسبية الخياطية. 11 الجاحظية. 10 الهشامية. 9 الثمامية. 8 المردارية .7والبحشمية

Di sisi lain ada golongan yang bertolak belakang dengan Mu'tazilah, yaitu golongan Jabariyyah yang disebut kaum Murjiah. Mereka ber i'tiqod bahwa perbuatan manusia dari yang baik sampai yang buruk hanya keterpaksaan dari Allah sehingga setiap orang yang iman tidak ada problem bagi mereka atas perbuatan dosa besar sebagaimana adanya kufur tidak berpengaruh adanya taat.

Adapun Murjiah ada 3 golongan :

a. Golongan yang mengatakan Irja’ hanya dalam masalah iman, yakni tidak ada ikhtiar dalam iman tapi dalam masalah qodar sama dengan Qodariyyah yaitu seperti Syamri Al-Murji dan Muhammad bin Syabib Al-Basri.

b. Keterpaksaan dalam iman dan sama dengan jahmiyah dalam amal dan usaha

c. Murni Murjiah, yaitu ada 5 golongan :

1.Yunusiyyah 2. Qhasaniyyah 3. Tsubaniyyah 4. Taumaniyyah

5. Marsiyyah

Golongan islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yaitu golongan yang mengkompromikan antara dalil aqli dan naqli. Hal ini ada 2 golongan :

1. Ahli dalam menalarkan masalah dan tafsir

2. Ahli dalam bidang hadits

Page 18: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

Dari dua golongan ini baik dari para fuqoha’nya, Ahli bacaan Al-Qura’an, ahli Hadits, ahli Kalam (logika) dan ahli Mustholah Hadits serta ahli Sufi (Tasawwuf). Keseluruhan sepakat dalam tauhid kepada Allah pada sifat-sifatnya, keadilan dan kebijaksanaan (Hikmahnya Allah) dalam asma Allahdan sifat-sifat Allah. Dalam kenabiannya urusan imamah. Hukum-hukum yang berhubungan dengan akhirat juga ushuluddin.

Sedangkan perbedaan di antara mereka hanya dalam bidang halal dan haram dalam masalah Furu’iyyah. Kendati berbeda tidak ada salah satu dari mereka yang menganggap sesat atau fasik pada yang lain, mereka adalah golongan yang selamat yang keseluruhan meerka dapat dikompromikan dalam pengakuan tauhidnya Allah, qidamnya Allah di dalam sifat-sifat Allah Al-Azaliah, memperbolehkan terjadinya melihat Allah dengan tanpa menyerupakan dan mengesakan, serta pengakuannya terhadap kitab-kitab Allah, para utusan Allah, memeperkuat syari’at Allah, memperbolehkan apa yang diperbolehkan Al-Qur’an dan menerima hadits-hadits shahih dari nabi Muhammad, meyakinkan adanya qiamat dan manusia akan dikumpulkan di padang Mahsar, dibagikannya buku catatan amal, pertanyaan dua malaikat dalam kubur, mengakui adanya khaudl (telaga) dan timbangan amal. Barang siapa beri’tiqod dengan hal tersebut di ats dan imannya tidak bercampur bid’ahnya kaum khawarij, Rofidlah, Qodariyyah dan orang-orang yang menuruti hawa nafsu maka termasuk golongan yang selamat. Jika diakhiri dengan aqidah dan termasuk dalam golongan tersebut adalah jumhurul ummah dan mayoritas ulama’ dari golongan pengikut imam Malik, imam Syafi’i, abu Hanifah auzai sufyan tsauri dan ahlul dhahir. WAllahu a’lam.

MUNCULNYA ASWAJA

Dari pecahan peranan muslim yang beragam aqidah, muncul golongan yang mengatasnamakan dirinya Ahli Sunnah Wal Jama’ah dengan komitmen pada ajaran nabi dan jalan yang ditempuh para sahabat beliau dalam bidang Aqidah dan pengamalan ibadah badaniyah dan ahlak yang sebangsa hati. Adapun golongan mereka sebagai berikut :

a. Mereka yang disibukkan dengan menjelaskan argumentasi dengan pembuktian dalil rasional atau permasalahan i'tiqod yang disebut dengan mutakallimin atau Ahli Kalam.

b. Mereka yang disibukkan dengan ilmu ibadah badaniyah, muamalah, munakahah dan fatwa dalam ketetapan hukum yang disebut dengan fuqoha’ dan ahli Fiqh.

c. Mereka yang disibukkan dengan mengumpulkan hadits nabi dan memisahkannya antara yang shohih dan lainnya, disebut dengan ahli hadits.

d. Mereka yang disibukkan dengan memperbanyak pengamalan ilmu dhohir dari hal yang wajib sampai sunnah dengan membersihkan hati dari akhlak yang tercela, menghiasinya dengan akhlak yang terpuji disebut syufiyyah dan ahli tasawuf.

Page 19: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

Seorang sejarawan Ibnu Khaldun dalam muqoddimahnya menjelaskan bahwa fiqh yang dirumuskan dari dalil syara’ secara detail telah terjadi perbedaan pendapat di antara para imam mujtahid karena faktor penemuan mereka yang berbeda. Sehingga pandangan mereka menjadi luas sekali. Dan pada waktu itu manusia dapat mengikuti siapa saja yang ia mau. Namun ketika sampai zaman Imam Madzhab 4 yaitu, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal, mereka sangat meyakini kebenarannya sehingga mencapai husnudhon pada imam-imam tersebut. Maka kaum muslimin yang berkeyakinan aswaja meringkas kepada imam tersebut dan mengikuti fatwanya sampai menjadi dari rumusan aswaja. Dan yang perlu diketahui imam-imam tersebut bukanlah seorang tokoh yang membidangi dalam ilmu fiqh saja tapi juga menjadi tokoh dalam bidang ilmu Kalam, Tasawuf dan Hadits yang kala itu ilmu fiqhinya sangat dibutuhkan disebabkan terjadinya bid’ah dan penyelewengan dalam aqidah masih belum populer yang mencapai tahapan membahayakan. Namun setelah meninggalnya beliau baru muncul tentang bid’ah dan penyelewengan dalam bidang aqidah sehingga para imam-imam yang mengikuti jalannya imam mujtahid 4 merasa terpanggil untuk mengkalter atas penyebaran virus aqidah tersebut sampai pada dua imam yaitu Abi Hasan Al Asy’ari dan Abu Manshur Al-Maturidi, beliau berdua sangat ketat membentengi aqidah imam madzhab 4 karena berkeyakinan atas kebenaran mereka pada jalur sunnaturrasul dan para sahabatnya.

Imam Asy’ari telah mengikat dirinya pada madzhab Syafi’i sedang Abu Manshur Al-Maturidi mengikat dirinya pada Imam Abu Hanifah. Mengingat kaum muslim telah menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap kedua imam tersebut sampai-sampai aqidah beliau disebut sebagai Aswaja sebagai nama yang membedakan antara aqidah mereka dengan aqidah Mu’tazilah dan ahli bid’ah lainnya.

Mengingat Ahli Hadits dan ahli Tasawwuf tidak berbeda dengan Asya'iroh dan Al-Maturidiyyah artinya akidah mereka sepakat dengan Asya'iroh dan Al-Maturidiyyah maka mereka masuk dalam sub (bagian) Ahli Sunnah Wal Jama’ah. WAllahu a’lam.

Al Imam Al Alim Al Allamah Al Said Muhammad bin Muhammad Al-Husaini yang dikenal dengan Al Syaih Murtadlo Al Zubaidi dalam kitab beliau Al ittihafu sadatil muttaqin syarah kitab Al Ihya’ Ulumuddin karangan imam Al Ghazali dalam fasal kedua dari muqoddimahnya syarah aqoid mengatakan sebagai berikut :

والماترودية االشاعرة بهم فالمراد والجماعة السنة اهل اطلق إذا .

“Jika diucapkan mutlak Ahli Al Sunnah Wal Jama'ah yang dikehendaki beliau adalah golongan al Asya'iroh dan Al-Maturidiyyah”.

Al Syaikh ahmad bin musa al khayali dalam hasiyahnya syarah al aqoid karangan al imam najmuddin umar bin Muhammad annasafi, beliau mengatakan sbb:

ينصرف لم والجماعة السنة اهل. اللفظ هذا اطلق إذا بحيث اي والجماعة السنة اهل هم االشاعرة.إليهم

Page 20: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

“golongan pengikut imam abu hasan al Asy’ari semuanya adalah Ahli Al Sunnah Wal Jama'ah artinya ketika dikatakan Ahli Al Sunnah Wal Jama'ah tidak dapat diartikan pada selain golongan tersebut”. Beliau menambahkan kata-kata saya ini yakni Ahli Al Sunnah Wal Jama'ah adalah al Asya’iroh telah mashur di daerah Hurasan yaitu suatu tempat di daerah Afganistan, mashur pula di Irak, Syam serta kebanyakan dari penjuru islam, tapi yang mashur di daerah waraan nahri (Nahri Jaihun) yaitu daerah khawarizm di Afganistan kata-kata Ahli Sunnah dengan golongan pengikut Abu Manshur Al-Maturidi. Demikian pula imam Alkustalani mengatakan bahwa ahli sunnah yang mashur di daerah kharasaan, Syam dan Irak dan penjuru islam adalah pengikut Abu Musa Al Asy’ari.

Syaikh Abu Hasan Al Asy’ari pada awalnya beliau mengambil ilmu kalam dari abu ali Al Jaba’i tokoh Mu'tazilah. Kemudian beliau pertama kali seorang tokoh yang menentang pada akidahnya Abu Ali Al Jaba’i (tokoh Mu'tazilah) tersebut. Setelah Abu Hasan mengetahui kebenaran ajaran Ahli Al Sunnah Wal Jama'ah beliau dengan terang-terangan berdiri di hadapan orang banyak di atas mimbar masjid Basrah pada hari Jum’at mengatakan dengan lantang kata-kata sebagai berikut :

“Barang siapa yang telah mengenal padaku, mereka telah mengetahui pada akidahku dan bagi yang belum mengenal diriku perlu anda ketahui bahwa saya adalah seseorang yang dulu pernah mengatakan Al Qur’an adalah mahluk, Allah tidak dapat dilihat dengan penglihatan di akhirat nanti dan semua hamba telah menjadikan pekerjaannya. Dan ketauhilah saya telah bertaubat dari akidah Mu'tazilah tersebut dan bertekad untuk menolak akidah golongan Mu'tazilah”. Kemudian beliau menyusun kitab-kitabnya untuk menolak akidah Mu'tazilah dan menyusun buku (kitab) yang berisi tentang akidah Ahli Al Sunnah Wal Jama'ah.

Diceritakan bahwa akhir perdebatan (mujadalah) Abu Hasan al Asyari dengan Abu Ali Al Jaba’i Al Mu'tazili dalam rangka menolak dan membatalkan pendapat Mu'tazilah yaitu :

Abu Hasan bertanya pada Abu Ali : “Bagaimana pendapatmu tentang tiga saudara yang telah meninggal dunia, yang satu adalah orang yang taat, yang kedua adalah orang yang meninggal dalam keadaan durhaka dan yang ketiga orang yang meninggal dalam keadaan masih kecil ?”.

Abu Ali menjawab : “yang taat diberi pahala masuk surga, yang durhaka disiksa masuk neraka dan yang kecil ada di tengah-tengah antara neraka dan surga (manzilatul baina al manzilataini) tidak diberi pahala dan tidak disiksa”.

Abu Hasan menjawab : “Jika yang kecil mengatakan : “Wahai tuhanku kenapa engkau mengambil nyawaku ketika aku masih kecil, jika engkau biarkan aku hidup, aku akan taat hingga masuk surga”, lalu bagaimana jawaban Allah ?”.

Abu Ali menjawab : “Allah akan menjawab : “Aku tahu jika kau hidup sampai dewasa maka kau akan durhaka hingga masuk neraka, maka yang terbaik adalah kau mati ketika masih kecil”.

Abu Hasan bertanya lagi : “Jika yang mati dalam keadaan durhaka mengatakan : “Wahai tuhanku, jika engkau tahu aku akan durhaka kenapa engkau tidak mengambil nyawaku ketika aku masih kecil !, sehingga engkau tidak memasukkan aku ke dalam neraka ?”, lalu apa yang akan dikatakan Allah!”. Dan pada akhirnya Abu Ali al jaba’i bingung.

Page 21: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

Kemudian Abu hasan meninggalkan madzhab Abu Ali. Beliau dan para pengikutnya menyibukkan diri untuk membatalkan akidah yang dianut oleh golongan Mu'tazilah.

AQIDAH AL-ASYARI DAN AL-MATURIDZI

Kedua tokoh ahli sunnah, imam Abu Hasan Al Asyari yakni Ali bin Ismail bin Ali Bisrin Ishaq bin Ismail bin Abdullah Ibnu Musa Bin Bilal Bin Abi Bardah Bin Abi Musa Al Asyari, nama abi musa adalah abdullah bin qais salah seorang sahabat nabi Muhammad. Beliau dilahirkan pada tahun 260 dan imam abu manshur Al-Maturidi yakni muhammad bin muhammad bin mahmud al hanafi Al-Maturidi yaitu daerah di Samarqandi. Kedua tokoh tersebut telah sepakat dalam masalah sifat-sifat wajib dan mustahil bagi Allah, para rasul dan malaikatnya, sepakat dalam sifat jaiz bagi Allah dan rasulnya walaupun beliau berdua berbeda dalam cara penalaran dan dasar-dasar yang dapat mendatangkan pada kesepakatan tersebut.

Beliau berdua berbeda dalam tiga hal akidah yang tidak sampai membahayakan, yaitu :

1. Dalam masalah itstisna’, yakni imannya seseorang yang dikecualikan dengan kata “ شاء إن.” الله

2. Dalam masalah sifat Takwin (mewujudkan)

3. Imannya seseorang yang hanya mengikuti pada orang lain yang dipercayainya tanpa mengetahui dalilnya ( المقلد إيمان )

Adapun masalah itstisna’ yakni imannya seseorang yang mengatakan : “Saya iman insya Allah”. Menurut Asyairoh diperbolehkan dan menurut Al-Maturidiyyah tidak diperbolehkan.

Sebagaimana berikut kutipan dari imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin : “Bagaimana pandangan ulama tentang ungkapan ulama salaf “Saya mukmin insya Allah”, padahal pengecualian termasuk sebuah keraguan sedangkan ragu dalam iman adalah kufur. Sedangkan para ulama salaf mencegah jawab dengan mantap dengan iman tapi mereka sama mengecualikan dengan kata-kata “

الله شاء إن ”.

Juga ungkapan Sufyan Tsauri : “Barang siapa yang mengatakan saya mukmin di hadirat Allah maka dia pembohong dan barang siapa mengatakan “saya mukmin dengan haq” maka ungkapan bid’ah”. Bagaimana dikatakan bohong padahal dia telah mengetahui apa yang ada pada hatinya sendiri dan barang siapa iman di hatinya maka iman pula di hadirat Allah. Sebagaimana ia tahu kalau dirinya mendengar atau melihat maka di hadirat Allah ia tahu dan melihat, dan jika ditanya “Apakah engkau hayawan ?” maka tidak baik ia menjawab “saya hayawan insya Allah”. Hasan Basri ditanya : “Apakah engkau iman?”, jawab beliau : “Insya Allah”, kemudian ia ditanya : “Kenapa engkau jawab insya Allah?”, Hasan menjawab : “Saya takut mengatakan “IYA” sementara Allah mengatakan “Bohong engkau Hasan”.

Page 22: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

Ibrahim bin Adham ditanya : “Apa anda mukmin?”, beliau menjawab : “Saya tidak ragu dalam iman tetapi pertanyaan mu ini bid’ah”. Al Qomah di tanya : “Apa anda mukmin?”, beliau menjawab : “Saya harapkan insya Allah”. Sufyan Tsauri mengatakan : “Kami orang yang mukmin kepada Allah, malaikatnya, beberapa kitabnya dan para utusannya namun kami tidak mengerti yang dihadirat Allah”. Imam Ghazali ditanya : “Apa makna dari semua pengecualian di atas”, beliau menjawab : “Pengecualian semua di atas sah-sah saja karena pengecualian ada empat tujuan, dua tujuan istisna’ disandarkan pada keraguan bukan pada asal keimanan tapi keraguan tentang diakhiri hidupnya dengan iman atau tidak, naudzubillah min dzalik. Atau ragu imannya sempurna apa tidak. Dan dua tujuan yang lain tidak kembali pada keraguan”.

Dua istisna’ (pengecualian) yang kembali pada keraguan bukan pada asal keiman adalah sebagai berikut :

1. Istisna’ karena ragu pada kesempurnaan iman, artinya seperti “saya mukmin dengan haqqul iman insya Allah”. Karena Allah berfirman :

حقا المؤمنون هم أولئك .

“ Mereka adalah orang-orang mukmin dengan haq”. Setelah menyebutkan firmannya yang berbunyi :

)يتوكلون ربهم وعلى إيمانا زادتهم أيته عليهم وإذاتليت قلوبهم وجلت الله إذاذكر الذين المؤمنون إنما ربهم عند درجات لهم حقا المؤمنون هم ألئك( 3)ينفقون رزقناهم ومما الصالة يقيمون الذين( 2

كريم ورزق ومغفرة .

Dengan demikian ulama membagi iman ada dua macam. Ragu dalam kesempurnaan iman bukan pada asal iman tidak kafir karena ada dua pandangan, yaitu :

a. Kemunafikan dapat menghilangkan sempurnanya iman padahal kemunafikan adalah hal yang samar.

b. Sempurnanya iman dengan beberapa amal taat tingkat sempurnanya tidak dapat diketahui.

Adapun amal. Allah telah berfirman :

ألئك لله سبيل فى وأنفسهم بأموالهم وجاهدوا يرتابوا لم ثم ورسوله بالله أمنوا الذين المؤمنون إنما

الصادقون هم

Berarti memang dalam hal Shiddiq dan tidaknya. Demikian pula firman Alloh SWT yang berbunyi :

Page 23: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

القربى ذوي حبه على المال وأتى والنبيين والكتاب والمالئكة االخر واليوم بالله أمن من البر ولكن بعهدهم والموفون الزكاة وأتى الصلوة وإقام الرقاب وفى والسائلين السبيل وإبن والمسكين واليتمى

المتقون هم وألئك صدقوا الذين ألئك البأس وحين والضراء البأساء فى والصابرين عاهدوا إذا .

Dalam ayat ini Allah menetapkan iman yang sungguhan dengan 20 syarat. Ragu-ragu dalam terpenuhinya syarat-syarat tersebut tidak menjadikan kafir.

2. Ragu dalam abadinya iman sampai mati. Setiap orang tidak tahu apakah selamat imannya atau tidak? Jika diakhiri dengan kafir maka amal-amal yang telah lewat sebab dianggap dan tidaknya amal masih ditangguhkan pada akhirnya amal. Sebagaimana orang puasa ketika di tengah hari ditanya : “Apa puasamu sah?” kemudian ia menjawab : “Pasti sah” dan ternyata di tengah hari ia berbuka, maka jelas ungkapan dia tergolong bohong.

Adapun telah lebur sama dengan tidak amal yang tidak kembali pada keraguan ada dua yaitu :

1. Kuatir merasa dirinya bersih dari sifat yang tidak terpuji. Sedangkan membersihkan diri (merasa dirinya baik) itu dilarang, sebagaimana firman Allah SWT :

يفترون كيف أنظر وقال اتقى بمن اعلم هو.انفسهم تزكون الذين إلى تر الم وقال. انفسكم تزكوا والنفسه على المرء تناء فقال القبيح الصدق ما : الحكيم قيل و.الكذب الله على .

Al Hakim ketika ditanya : “Apa jujur yang jelek?” ia menjawab : “manja pada dirinya”, sedangkan iman merupakan lebih tinggi-tingginya sifat terpuji.

2. Berlaku sopan dengan menyebutkan Allah atas segala tingkahnya pada kehendak Allah. Sedangkan Allah mengajarkan adab terhadap nabi-Nya dengan berfirman :

الله يشاء ان إال غدا ذلك فاعل إنى لشيء لن والتقو

Kemudian pelajaran Allah tersebut tidak hanya berlaku pada hal-hal yang masih diragukan atas terjadinya, tapi juga pada hal-hal yang sudah pasti terjadinya. Sebagaimana firman Allah :

ومقصرين رؤوسكم محلقين امنين الله شاء إن الحرام المسجد لتدخلن .

Dalam ayat ini jelas Allah sudah mengetahui bahwa orang-orang mukmin akan masuk dalam Masjidil Haram dengan aman karena dikehendaki. Tetapi maksud ayat ini hanya memberi pelajaran kepada

Page 24: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

hamba-Nya. Dengan demikian Rasulullah telah melakukan tata krama dengan kata-kata “ الله شاء إن ” baik dalam hal-hal yang masih ragu atau hal yang pasti, sampai ketika beliau masuk ke dalam beberapa pemakaman beliau mengatakan :

الحقون الله شاء إن وإنا مؤمنين دارقوم عليكم السالم .

Padahal menyusul kematian pasti terjadi, tidak diragukan lagi. Sehingga kalimat “ الله شاء إن ” telah menjadi berlaku digunakan sebagai ungkapan untuk menampakkan harapan atau hal yang dicintai.

Catatan :

Dilihat dari keterangan di atas bahwa pada dasarnya antara kedua imam (Asyari dan Maturidi) tidaklah berbeda.

Yang kedua dari tiga perbedaan akidah dua imam tersebut adalah Takwin ( تكوين ) apakah termasuk sifat Mukawwin apa bukan?.

Menurut Maturidi, Takwin (mewujudkan) seperti memberi rizqi, menjadikan hidup mati, memberi rizqi sejalan qudrah, semua kembali pada sifat azali yaitu sifat Takwin ( تكوين ) dan Takwin bukanlah Mukawwin (yang menjadikan).

Menurut Asyari Takwin ( تكوين ) tidak berbeda dengan Qudrah dengan memandang hubungannya Qudrah dengan hubungan yang khusus. Mewujudkan adalah sifat Qudrah dengan memandang hubungannya kepada mahluk. Memberi rizqi adalah sifat Qudrah dengan memandang hubungan dengan mendatangkan rizqi. أعلم والله

Yang ketiga, tentang imannya orang yang taqlid (ikut-ikutan tanpa mengetahui dalilnya) :

Menurut Maturidi, imannya Muqallid (orang yang ikut-ikutan) sah dan orang-orang awam disebut dengan Arif (orang yang ma’rifat pada Allah) dan masuk surga.

Menurut Asyari dan orang-orang yang sependapat mengatakan wajib ma’rifat dan tidak cukup dengan taqlid. Sedangkan Asyairoh berbeda pendapat tentang imannya orang taqlid, yaitu :

a. Mukmin tapi berdosa dengan tidak mau ma’rifat yang dihasilkan melalui pemikiran terhadap dalil.

b. Mukmin tidak berdosa kecuali jika mampu berpikir pada dalil.

c. Tidak dianggap mukmin sama sekali. أعلم والله

Page 25: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

Dari beberapa tingkatan tauhid dapat diketahui bahwa iman kepada Allah ada lima fase :

a. Iman dengan taqlid المقلد ايمان

b. Iman dengan dalil بالدليل اإليمان

c. Iman dengan iyaan بالعيان اإليمان

d. Iman bil haq بالحق اإليمان

e. Iman al-haqiqoh الحقيقة اإليمان

Iman dengan taqlid yaitu mantap dengan ungkapan orang lain. Hal ini sah dan tidaknya masih diperselisihkan oleh para ulama’ Asya’iroh dan Al-Maturidiyah. Menurut imam Al Asy’ari tidak cukup dengan taqlid sebagaimana Ibnu Arabi dan Sanusi. Namun menurut Maturidi cukup bagi orang awam. Pendapat yang ketiga sah tapi durhaka, karena tidak mau tafakkur dengan dalil bagi yang mampu.

Iman dengan dalil yaitu mengetahui tentang aqoid lima puluh dengan dalil dan falsafah. Kedua-duanya bagi subyeknya masih terhalang mengetahui Allah dengan langsung ( محجوب).

Iman “iyaan” adalah muroqobah dengan hati kepada Allah, dalam arti dalam keadaan apa saja Allah tidak akan hilang dari pengawasan hatinya. Hal ini disebut dengan maqom muroqobah dan dsebut juga dengan ‘ainul yaqin.

Iman bil yaqin yaitu bila seseorang telah terhalang dari semua sifat hawadis.

Iman haqiqoh adalah fana’ billah ( mabuk cinta kepada Allah ). Bagi orang yang tenggelam yang dilihatnya hanya dasar laut saja.

Dari ketiga-tiganya, yang terakhir merupakan ilmu ladunni yang diberikan Allah pada hambanya. Imam al-Ghozali dalam kitab Ihya’nya menyebutkan bahwa iman didapatkan karena dalil filsafat, bagaikan benang yang ngelewer yang dapat diterpa angin kesana kemari, sesuai dengan kekuatan dalil yang didapatkan.

Dari keterengan di atas dapat diketahui bahwa ketika belajar mengaji dari ilmu fiqh, tasawuf, tauhid hanya dapat membuahkan ilmu alyaqin, dan jika dalam hati kita ada kesadaran untuk melakukannya maka kita masuk ainul yaqin. Orang-orang yang mempunyai ilmu belum tentu dapat mengamalkan kecuali mendapatkan hidayah dari Allah dengan ilmu laduni sehingga dapat sadar untuk melakukan. Dan orang yang yang melakukan belum tentu dapat merasakan nikmatnya ibadah yang dilakukan kecuali mendapat ilmu laduni dari Allah yang disebut dengan sirri sehingga mencapai haqul yaqin, mengenai hal ini Rasulullah bersabda yang artinya :

“Ilmu amali menjadi jalan menuju beramal mengamalkan ilmu merupakan jalan ilmu laduni, ilmu laduni merupakan jalan menuju ma’rifat, ma’rifat merupakan jalan terbuka haqiqohnya segala sesuatu, terbukanya haqiqohnya sesuatu merupakan jalan fana’, fana’ dari segala sesuatu akan menjadi jalan menuju Allah, inilah yang dinamakan atau yang dimaksud dengan ilmu laduni”.

Page 26: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

Untuk mengetahui haqiqot sesuatu yang hal mitos /mistik, tidak akan mampu kecuali dengan mengamalkan syari’at Allah dengan ikhlas, khusyu’ dan tabarru’ (merasa amal yang terjadi bukan dari usahanya semata melainkan dari Allah) dari perbuatan dan menjauhi larangan–Nya, termasuk makan makanan yang subhat. Dengan ini sufyan Al-Tsaury mengatakan :

من بابا سبعون لى فيفتح. األية أقراء الحالل أكل وأنا كنت فإنى الحرام أكل وإياكم الحالل بأكل عليكم من واحد باب لى يفتح فال وارددها. األية أقراء صرت يتورع لم من طعام من أكلت فلما العلم

إهـ.العلم

Tauhid artinya mengesakan pada Allah dalam segala yang ada, baik perbuatan, sifat, dzat. Dengan demikian tauhid terbagi menjadi tiga :

a. Tauhid Fi’li, yaitu fana’ dari pekerjaan dengan perasaan.

b. Tauhid sifati, yaitu fana’ dari sifat dengan perasaan dan i'tiqod.

c. Tauhid Dzati, yaitu fana’ dari sifat dengan i'tiqod.

Hal ini sesuai dengan firman Allah : تعملون وما خلقكم والله .

Ba’du Al-Arifin mengungkapkan :

فقد العدم عين شهدهم ومن جاز فقد لهم الحياة شهدهم ومن فاز فقد لهم فعل ال الخلق شهد منالمعين فتح إهـ. وصل .

Fana’ Al-Fi’li disebut dengan ilmu al-yaqin.

Fana’ Al-Wasfi disebut dengan ainul yaqin.

Fana’ Al-Dzati disebut dengan haqul yaqin.

“Ilmu AlYaqin dan Ainul Yaqin dalam tahapan maqom farq (bagian). ‘anul Yaqin dalam tahapan maqom jami”

maqom farq artinya pekerjaan masih merupakan usaha hamba jika maqom jami’ apa yang ada dan terjadi hanya keluar dari Allah.menetapkan ibadah dari mahluk merupakan maqom farq, menetapkan ibadah dari alah merupakan maqom jami’.

Page 27: Web viewKumpulan manusia disebut ... Kemudian ‘Amr bin ‘ash sebagai komandan Mu’awiyah mengajak ... Kadang menyamakan tuhan dengan mahluk hal demikian timbul dari

KESIMPULAN

Kandungan Aswaja ada empat :

1. Fiqh (Ahli Fiqih)

2. Aqidah (Ahli Tauhid)

3. ahlak ( Ahli Tasawuf)

4. Muhadditsin ( Ahli Hadits)

Dan dari masing-masing empat hal di atas ada pembahasannya sendiri-sendiri.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

وبركاتة الله ورحمة عليكم والسالم