Upload
duongnhi
View
225
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI
TERHADAP PERGERAKAN NILA!: TUKAR RUPIAH TERHADAP
DOLLAR AMERIKA SETELAH DITERAPKANNYA SISTEM NILAI
TUKAR MENGAMBANG BEBAS DI INDONESIA
• • • mlillllllllr.
Ulll ..._ ________ _
OLEH:
AKHYAR ISTIKHORY
10308102!>252
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI
TERHADAP PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPT 4.H TERHA..DAP
DOLLAR AMERIKA SETELAH DITERAPKANNY A SISTEM NILAI
TUKAR MENGAMBANG BEBAS DI INDONESIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Jimu Sosial Untuk Memenuhi Syarat
syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Di bawah Bimbingan
Pembimbing !
Prof. Dr. Ahmad Rod'o .. i, MM NIP. 150 317 955
Pembimbing II
~ Indoyama Nasarudin, SE,.MAB NIP. 150 317 593
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIFHIB1A YATULLAH
•I JAKARTA
2008
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL EKONOMI TERHADAP
PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA
SETELAH DITERAPKANNY A SISTEM NILA! TUKAR MENGAMBANG
BEBAS DH INDONESIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat
syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
OLEH:
AKHY AR ISTIKHORY !03081029252
Di bawah Bimbingan
Pembimbing II
Pror. nr. A11ma ~aoo1:£tM NIP.150317955
.,,~ Indoyama Nasarndin SE .MAB NIP. 150 317 593
Penguji Ahli
~~~-Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 131 474 891
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIFHIDA YA TULLAH
•( JAKARTA
2008
Hari ini Kamis Tanggal 07 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Delapan telah
'Jilakukan Ujian Komprehensifatas nama Akhyar lstikhory NIM: i03081029252
dengan judul Skripsi "Al'vALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL
EKONOMI TERHADAP PERGERAKAN NILA/ TUKAR RUPIAH
TERHADAP DOLLAR AMER/KA SETELAH DITERAPKANNYA SISTEM
NILAI TUKAR MENGAMBANG BEBAS DI INDONESIA". Memperhatikan
penampilan n.ahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gel11r Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islnm
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta.08 September 2008
Tim Penguji Komprehensif
P~ttMM Titi Dewi Warninda, SE.,MSi Sekertaris Ke tu a
Prof. Dr. Ahdnl Hamid, M~ Penguji Ahli
Pribadi
Nama
Jenis Kelamin
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
: AKHY AR ISTIKHORY
: Laki-laki
Tempat tanggal Lahir: Jakarta, 15 Juni 1983
Kebangsaan : Indonesia
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : JI. Malaka Rt 0 I 0/06 Ke!. Roro1an Kee. Cilincing Jakarta
Utara 14140
No. Telepon : 0856 9268 6564
E-mail : [email protected]
Pendidikan
Formal
1991-1997
1997-2000
2000-2003
2003-2008
: MI Imadunnajah .Jakarta
: MTs Negeri 15 Jakarta
: SMUN 73 Jakarta
: U1N Syarif Hidayatullah Ciputat
ABSTRACT
The research is aimed analyze the influence rupiah exchange rate against US Dollar. Variable used is this research are rupiah exchange rate, inflation, interest rate, money supply, balance of payment (BOP), gross domestic product (GDP) and import both in Indonesian and United State. Data USf!d in this research are quarterly time series data. Namely in period some 1998. 1 to 2007.4.the analysis tools in this research are Error Correction Model (ECM).
The result of this research concluded that variables qf the rupiah exchange rate against US dollar such as are iriflation, interest rate, money supply, balance of payment (BOP), gross domestic product (GDP) and import value has been stationer. ECM analysis result in the valid model on the rupiah exchange rate against US dollar. it is showed by the significant ECT at a= 0.05, the regression coefficient value is 0.984072 . the determination coefficient showed that about 95% of the nipiah exchange rate against US dollar could be explained by the variable of the model.
Key Word : Error Correction Model (ECM), exchange rate, inflation, interest rate, Ml, GDP, BOP and import.
ABS'fRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (kurs), Inflasi, Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar (Ml), Balance Of Payment (BOP), Gross Domestic Product (GDP) dan lmpor antara Indonesia dengan Amerika. Data yang digunakan adalah data kuartal time series semenjak 1998. l - 2007.4. alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Koreksi Kesalahan.
Hasil dari penelitian ini telah menunjukkan bahwa variabel-variabel dari faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat seperti Inflasi, Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar (Ml), Balance of Payment (BOP), Gross Domestic Product (GDP) dan lmpor adalah Stasioner. Hasil analisis Model Koreksi Kesalahan ini merupakan model yang valid terhadap Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (kurs). Hal ini ditunjukkan dari nilai ECT yang signifikan pada a = 0.05, koefisien regresi dengan nilai 0.984072, koefisien determinasi menuajukkan bahwa sekilar 95% dari Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (kurs)dapat dijelaskan oleh variabelvariabel dalam model.
Kata Kunci : Error Corection Model (ECM), Kurs, Inflasi, Ml, GDP, BOP dan impor
KATA PENGANTAR
~)i~)i-illir....;
Alhamdulillah. Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang memberikan nikmat sehat dan iman-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah memberikan tauladan kepada seluruh umat manusia kepada
jalan kebenaran.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan karena keterbatasan penulis baik baik dalam pengetahuan
maupun dalam teknik penulisannya, oleh karena itu dengan rendah hati dan
lapang dada penulis mengharapkan saran dan kritiknya yang bersifat membangun
dari semua pihak. Penyelesaian ini skripsi ini tidak terlepas dari kontribusi
beberapa pihak, karenanya penulis penulis dengan sepenuh hati mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak secara
langsung yang membantu, mendorong serta memberikan inspirasi sehingga skripsi
ini bias selesai sesuai dengan target. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih
kepada:
I. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Ayahanda (Alm) dan lbunda
tercinta yang senantiasa memberikan doa, bimbingan, kesabaran,
keikhlasannya dan bantuan baik secara moril maupunm materil. Semoga Allah
SWT selalu memberikan perlindungan dan rahmatNya pada Ayahanda (Alm)
dan Ibunda tercinta.
2. Bapak Prof. DR. Ahmad Rodoni, MM. selaku dosen pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu dan fikirannya dalam membimbing skripsi ini, dari proses
review samapi selesai skripsi ini beliau banyak membantu meskipun ditengah
kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk mendengarkan dan
memberikan solusi kepada penulis.
3. Bapak Indoyama Nasarudin, SE. MAB. selaku dosen pembimbing II, yang
telah meluangkan waktu dan fikirannya dalam membimbing skripsi ini,
hingga skripsi ini selesai.
4. Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA. Selaku dekan Fakulatas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarifuidayatullah Jakarta.
5. Bapak Prof. DR. Abdul Hamid, MS. Selaku penguji ahli terimakasih atas
nasehat dan curahan ilmunya.
6. Seluruh dosen, karyawan dan petugas perpustakaan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial atas semua curahan ilmu, bantuan, perhatian dan pelayanannya,
semoga bennanfaat bagi kami.
7. Pegawai perpustakaan Bank Indonesia (BI) Jakm1a, yang telah banyak
membantu penulis dalam untuk mendapatkan data .. da!a yang diperlukan oleh
penulis.
8. Terima kasih kepada kakek, nenek, ncank, ncink dan adik-adik aku atas segala
bantuannya baik moril maupun materil.
9. Terima kasih kepada teman-teman manajemen angkatan 2003, yang ada di
kelas manajemen A, B, C dan D. Khususny_a bagi teman-teman kelas
manajemen C angkatan 2003, tumbuh dan berkembang di kelas manajemen C.
Terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
10. Terima kasih khususnya kepada temanku Dida Yunta Hendrasman
(pembimbing ke-3) dan Samsul Anwar AH, terima kasih atas segala
bimbingan, sharing dan bantuannya selama ini sehingga skripsi ini dapat
selesai.
Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena
keterbatasan ruang dan waktu. Akhirnya penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan hanya iringan do'a yang dapat penulis berikan untuk setiap
kebaiakn yang telah kalian berikan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Amiiin
Jakarta, 08 September 2008
Penulis
3. Pendekatan Moneter .......................................................... 23
a Versi Harga Luiwes ...................................................... 23
b Versi Harga Kaku ......................................................... 24
4. Pendekatan Kesimbangan Portofolio ....................................... 25
D. Penelitian sebelumnya ............................................................ 26
E. Kerangka Pemikiran .............................................................. 29
F. Hipotesis Penelitian .............................................................. .30
BAB III METODE PENELITIAN ................................................... 34
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... .34
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................... .34
C. Metode Analisis .................................................................. .35
I. Uj i Akar Unit ................................................................. .36
2. Uji Derajat Integrasi.. ...................................................... .37
3. Uji Kointegrasi. ............................................................... 37
4. Uji Signifikasi. ................................................................ .38
a. Uji t ........................................................................ .38
b. Uji F ....................................................................... .40
c. UjiR2 ...................................................................... .41
D. Operasional Variabel ............................................................. .41
BAB IV BASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. .4S
A. Gambaran Sejarah Singkat Perkembangan Nilai Tukar (kurs) Dari Kurs
Tetap (Fi-v:ed Exchange Rate) Sampai Kurs Mengambang Bebas (Free
Floating Exchange Rate) di Indonesia ......................................... .45
B. Hasil dan Pembahasan ............................................................ .52
1. Uji Akar Unit. ................................................................ .52
2. Uji Derajat Integrasi. ......................................................... 54
3. Uji Kointegrasi.. ............................................................. .55
4. Estimasi Error Correction Model (ECM) ................................. 57
a. Estimasi Jangka Pendek ................................................. 57
b. Estimasi Jangka Panjang ................................................. 63
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .......................................... 69
A. Kesimpulan ......................................................................... 69
B. Implikasi. ........................................................................... 70
Daftar Pustaka .................................................................................................. 71
Lampiran ..................................................................................... 74
Daftar Tabel
1. Tabel 4.1 Uji Akar Unit
2. Tabet 4.2 Uji Kointegrasi Pada Tingkat Level
3. Tabel 4.3 Uji Kointegrasi Pada Tingkat Pembedaan Satu
4. Tabel 4.4 Uji Kointegrasi Pada Tingkat Pembedaan Dua
5. Tabel 4.5 Hasil Analisis Model ECM Jangka Pendek
6. Tabet 4.6 Estimasi Jangka Pendek
7. Tabel 4.7 Hasil Analisis Model ECM Janl;lka Panjanl;l
8. Tabel 4.8 Estimasi Jangka Panjang
Daftar Gambar
1. Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Kurs Rupiah Terhadap Dollar
2. Gambar 2.1 Perubahan Kurs ValutaAsing
3. Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Daftar Lampiran
1. Lampiran I Uji Akar Unit
2. Lampiran 2 Uji Kointegrasi
3. Lampiran 3 Estimasi ECM Jangka Panjang
4. Lampiran 4 Estimasi ECM Jangka Pendek
5. Lampiran 5 Data
6. Lampiran 6 Hasil Data yang Diolah
A. Latar Belakang
BABI
PENDAHULUAN
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika
setelah diterapkannya kebijakan sistem nilai tukar mengambang bebas di
Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1997 telah membawa dampak dalam
perkembangan perekonomian nasional baik dalam sektor moneter maupun
sektor riil. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menjadi
sangat besar pada awal penerapan sistem tersebut. Hal ini membuat
meningkatnya derajat ketidak pastian pada aktivitas bisnis dan ekonomi di
Indonesia. Banyak faktor, baik yang bersifat non ekonomi maupun ekonomi,
yang dituduh menjadi penyebab dari be~g:ejolaknya nilai tukar tersebut.
Perkembangan ekonomi intemasional yang semakin pesat, hubungan
ekonomi antar negara akan semakin terkait dan akan mengakibatkan arus
perdagangan barang atau uang mauapun modal antar negara. Terjadinya
perubahan indikator makro di negara lain, secara tidak langsung akan
berdampak pada indikator suatu negara.
Berbicara tentang valuta asing tidak terlepas dari pasar valuta asing,
yang didefinisikan sebagai suatu bentuk pasar keuangan dimana mata uang
asing dipertukarkan satu sama lain. Menurut Eitmann ada tiga fungsi utama
pasar valuta asing, yaitu : (Rasmo Sairnun : 1998)
l. Transfer Purchasing Power, fungsi perpindahan daya beli dalam transaksi
valuta asing intemasional.
2. Provision Of Credit, fungsi penyediaan kredit untuk transaksi dagang
intemasional.
3. Minimizing Foreign Exchange Risk, minimasi resiko fluktuasi valuta asing
antara lain dalam bentuk hedging.
Peristiwa dibidang ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997
di kawasan Asia adalah krisis ekonomi yang temtama sekali menghantam
nilai tukar mata uang negara-negara di Asia dan mempengarnhi pasar valuta
asing. Akibatnya nilai tukar mata uang di Asia mengalami depresiasi yang
sangat tajam terhadap dollar AS. Dampak krisis nialai. tukar dirasakan sangat
buruk bagi perekonomian Indonesia, pada akhir tahun 1997 nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS turun sebesar 85,46%. Akibatnya sektor-sektor ekonomi
menjadi lumpuh, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator makro ekonomi.
Karalderistik negara Indonesia sebagai small and open economic,
menganut sistem devisa bebas dan ditambah dengan penerapan sistem nilai
tukar mengambang (free floating exchange rate system) menyebabkan
pergerakan nilai tukar rupiah di pasar uang menjadii rentan oleh pengaruh
faktor ekonomi dan non ekonomi. Untuk mengurangi gejolak nilai tukar yang
berlebihan, maka pelaksanaan intervensi oleh Bank Indonesia dalam pasar
uang menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Kestabilan
nilai tukar akan memberikan kepastian bagi pelaku-pelaku ekonomi dalam
melakukan usahanya yang pada akibatnya berdampak pada stabilitas secara
makro.
Di Indonesia , ada tiga sistem yang digunakan dalam kebijakan nilai
tukar rupiah sejak tahun 1971 hingga sekarang. Antara tahun 1971 hingga
1978 dianut sistem tukar tetap ( fzxed exchange rare) dimana nilai rupiah
secara langsung dikaitkan dengan dollar Amerika Serikat ( USD). Sejak 15
November 1978 sistem nilai tukar diubah menjadi mengambang terkendali
(managed floating exchange rate) dimana nilai rupiah tidak lagi semata-mata
dikaitkan dengan USD, namun terhadap sekeranjang valuta partner dagang
utama. Maksud dari sistem nilai tukar tersebut adalah bahwa meskipun
diarahkan ke sistem nilai tukar mengambang namun tetap menitikberatkan
unsur pengendalian. Kemudian terjadi perubahan mendasar dalam kebijakan
mengambang terkendali terjadi pada tanggal 14 Agustus 1997, dimana jika
sebelumnya Bank Indonesia menggunakan band sebagai guidance atas
pergerakan nilai tukar maka sejak saat itu tidak ada Iagi band sebagai acuan
nilai tukar. Namun demikian cukup sulit menjawab apakah nilai tukar rupiah
sepenuhnya dilepas ke pasar ( free floating) atau masih akan dilakukan
intervensi oleh Bank Indonesia. Dengan mengamati segala dampak dari sistem
free floating serta dikaitkan dengan kondisi atau struktur perekonomian
Indonesia selama ini nampaknya purely free floating sulit untuk dilakukan.
Kemungkinannya adalah Bank Indonesia akan tetap mempertahankan
managed floating dengan melakukan intervensi secara berkala, selektif, dan
pada timing yang tepat.
Dengan melemahnya nilai tukar mata uang Indonesia menandakan
lemahnya kondisi untuk melakukan transaksi luar negeri baik itu untuk
ekspor-impor maupun hutang luar negeri. Terdepresiasinya mata uang
Indonesia menyebabkan perekonomian Indonesia meqjadi goyah dan dilanda
krisis ekonomi dan krisis kepercayaan terhadap mata uang domestik.
Upaya pengendalian nilai tukar rupiah tidak selalu diartikan pada
penekanan "range" fluktuasi dalam interval yang sangat sempit, tetapi
stabilitas nilai tukar rupiah lebih diartikan menjaga nilai tukar rupiah yang
bergerak teratur (uncertainly manner). Oleh karena itu, apabila nilai tukar
rupiah berfluktuasi sangat tajam karena faktor "uncertainly". Maka diperlukan
" guidance" dan otoritas moneter dengan melakukan intervensi.
Ketergantungan Indonesia terhadap bantuan dan investasi dari luar
negeri menyebabkan rentannya perekonomian didalam negeri terhadap
perubahn perekonomian internasional. Apalagi saat ini terjadi kecenderungan
. nilai rupiah melemah yang menyebabkan kecenderungan pelarian modal ke
luar negeri. Pelarian modal ini akan kembali berdarnpak terhadap beberapa
variabel makro yaitu tingkat suku bunga, tingkat harga maupun nilai tukar dan
inflasi akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian Indonesia.
Beberapa karakteristik lain yang juga perlu dipertimbangkan bagi
negara yang akan menganut salah satu sistem dalam kelompok nilai tukar
tetap yaitu adanya penegakan hukum dan fundamental ekonomi yang kuat.
Kedua syarat ini terutama diperlukan bagi yang akan menerapkan sistem
dewan mata uang (currency board). Negara yang tidak memenuhi
karakteristik tersebut tentunya lebih cocok menganut :;istem nilai tukar bebas
mengambang atau sistem intermediate. Beberapa negara besar seperti
Amerika Serikat dan sebelas negara yang tergabung dalam Uni Eropa
mendapatkan manfaat yang lebih besar jika menerapkan sistem nilai tukar
bebas mengambang. Dengan menganut sistem ini, mereka memiliki
independensi kebijakan moneter. Perumusan kebijakan monetemya lebih
memperhatikan kepentingan ekonomi dalam negeri daripada kondisi ekonomi
negara-negara yang mengacu pada fluktuasi dolar atau menggunakan dolar
sebagai mata uang resmi ( dolarisasi). Untuk meni:egah dampak gejolak
keuangan intemasional akibat perubahan kebijakan suatu negara besar
terhadap mata uangnya di masa mendatang, maka perlu didorong adanya
persaingan dolar AS, Euro, dan Yen di pasar uang intemasional. Hal ini
dimungkinkan apabila ketiganya menganut sistem bebas mengambang.
Pembicaraan mengenai penentuan kurs valuta asing sekarang rm
semakin banyak diperdebatkan. Jika dilihat dari sudut pandang pendekatan
moneter, para ekonom pada umumnya melihat kurs valuta asing dipengaruhi
oleh variabel fundamental ekonomi , antara lain jumla.h uang beredar, tingkat
output riil dan tingkat suku bunga ( Mac Donald dan Taylor, 1992,4).
Sementara itu Tucker et,al (1991) menambahkan variabel inflasi dalam model
tersebut. Selain itu ada pula ekonom yang mempertimbangkan asa pasar
(market sentiment) sebagai faktor yang menentukan tinggi rendahnya kurs
valuta asing. Pendekatan moneter merupakan pengembangan konsep paritas
daya beli dan teori kuantitas uang. Pendekatan ini menekankan bahwa
ketidakseimbangan /curs valuta asing terjadi karena ketidakseimbangan di
sektor moneter yaitu terjadinya perbedaan antara permintaan uang dengan
penawaran uang ( jumlah uang beredar) (Mussa: 1976)
Gambar I.I Grafik Perkembangan Kurs Rupiah Terhadap Dollar AS
125001
10000
0 +n .. n-.TI ... T.M ... TMT.rrr •• .n .. TnT.~;TT;TT~TnTITTTTTTT~'rrT1 Ii ii " I I .. " ..
Jan.01 Mar.02 May.03 Jul.04 Sep.05
Sumber : Bank Indonesia
Nov.Of.
Pencatatan transaksi valuta asing dapat menyaingkut tiga tahap, yaitu
sebagai i.>erikut :
I. Penjabaran untuk mencatat transaksi pada tanggal transaksi. Pada tanggal
transaksi perlu mengukur dan mencatat dalam suatu mata uang tertentu
jumlah barang atau jasa yang dibeli atau dijual atau jumlah pinjaman yang
diterima atau diberikan dan jumlah utang atau piutang perusahaan.
2. Penyesuaian atau koreksi berikutnya atas bagian transaksi yang belum
diselesaikan (seperti jumlah utang atau piutang pernsahaan) jika ada.
Tujuannya adalah untuk mencenninkan kurs yang berlaku pada tanggal
neraca dan perubahan kurs antara tanggal transaksi sampai dengan tanggal
penyelesaian. Ini disebabkan oleh jumlah nilai dalam mata uang sendiri
Periode penelitian ini dari tahun 1998- 2007. Penulis memilih periode
tersebut dikarenakan penulis ingin mengetahui perkembangan nilai tukar
rupiah setelah diterapkannya nilai tukar mengambang bebas dan rentan waktu
I 0 tahun cukup untuk mengbasilkan suatu penelitian yang baik. Dan pada
periode tersebut juga terjadi 4 kali peralihan pemerintahan yaitu, dari
pemerintahan Presiden BJ Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur),
Presiden Megawati Soekamo Putri dan Presiden Susitlo Bambang Yudoyono
sehingga diharapkan terjadi perubahan. Perubahan makro ekonomi yang
mempengaruhi valuta asing.
B. Perumusan Masalah
Berrdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah faktor perbedaan inflasi, perbedaan suku bunga riil, perbedaan
jumlah uang beredar, perbedaan Gross Domestic Product (GDP),
perbedaan Balance Of Payment (BOP) dan P•~rbedaan Impor antara
Indonesia dengan Amerika, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pergerakan atau perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika?
2. Variabel makro ekonomi manakah yang paling berpengaruh terbadap nilai
tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat periode 1998 triwulan 1 -
2007 triwulan 4?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian yang penulis teliti adalah :
1. Untuk menganalisis faktor perbedaan inflasi, perbedaan suku bunga riil,
perbedaan jumlah uang beredar, perbedaan Gross Domestic Product
(GDP), perbedaan Balance qf Payment (BOP) dan perbedaan Impor
antara Indonesia dengan Amerika, mempunyai pe:ngaruh yang signifikan
terhadap pergerakan atau perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika.
2. Untuk menganalisis variabel makro ekonomi yang paling berpengaruh
terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat periode 2003
triwulan I - 2007 triwulan 4?.
Dan adapun manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran pihak-pihak yang berke!Jentingan, antara
lain :
I. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta menerapkan
teori yang telah diperoleh selama perkuliahan dibidang manajemen
keuangan pada umumnya dan penilaian perusahaan melalui kinerja
finansial pada khususnya.
2. Bagi investor
Hasil ini dapat dipergunakan sebagai tamhahan informasi melalui
kineija finansial sehingga dapat membantu investor dalam membuat
keputusan investasi.
3. Bagi akademisi
Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan untuk mendalami penelitian ini serta sebagai tambahan khasanah
literatur dibidang manajemen keuangan khususnya trntang aliran modal.
4. Bagi perusahaan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bisa dijadikan sebagai
alat prediksi nilai tukar, serta instrumen-instrumen derivatif dapat
digunakan untuk mengurangi tingkat resiko perusahaan yang transksinya
menggunakan mata uang asing
A. Pasar Valuta Asiug
BAJBII
TINJAUAN PUSTAKA
Pasar valuta asing merupakan suatu bentuk ;pasar keuangan dimana
valuta asing dipertukarkan satu sama dengan yang lainnya, yang di kenal
dengan transaksi valuta asing (foreign exchange transaction). Dalan1 pasar
modal tersebut terdapat 3 jenis transaksi valuta asing, yaitu : (Mudrajat
Kuntjoro : 1996).
I. Spot Transaction, transaksi dalam valuta asing yang penyerahailllya
dilakukan dengan segera dengan jangka waktu maksimal 2 hari setelah
tanggal transaksi. Pada transaksi jenis ini, nilai kurs ditentukan pada saat
terjadinya kontrak.
2. Forward Transaction, Transaksi valuta asing dimana penyerahannya
dilakukan pada tanggal tertentu yang telah disetujui, dengan nilai kurs
ditentukan pada saat kontrak.
3. Future Transaction, taransaksi valuta asing yang mirip dengan forward
transaction, tetapi dalam masa maturity terjadi penyesuaian nilai kurs
yang disesuaikan dengan kurs pasar.
Pasar valuta asing tidak hanya menyangkut kurs/harga valuta asing
saja, tetapi juga pihak-pihak yang melakukan transaksi. Pihak-pihak ini antara
lain : eksportir-importir, bank, pedagang perantara dan bank sentral dalam hal
11
ini adalah Bank Indonesia. Untuk lebih jelasnya bagaimana mereka saling
berhubungan sehingga membentuk pasar valuta asing. (Nopirin : 1991)
Pemahaman mengenai tinggi rendahnya nilai tukar akan
mempengaruhi tindakan yang akan diambil oleh pelakn-pelaku ekonomi
dalam pasar valuta asing. Apakah akan membeli, menjual atau menahan
sementara waktu untuk mendapat keuntungan dari fluktuasi nilai tukar. Dalam
berbagai literatur dijelaskan banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi nilai
tukar. Menurut McDonald dan Taylor (1992), faktor-faktor yang
mempengaruhi fluktuasi nilai tukar adalah variabel-variabel ekonomi yang
mempengaruhi fundamental ekonomi suatu negara. Variabel tersebut meliputi
: jumlah uang beredar, suku bunga dan tingkat output riil. Sedangkan Jeff
Madura (2000) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi yang
mempengaruhi fluktuasi nilai tukar ada 3 macam, yaitu :
I. Faktor Fundamental, berkaitan dengan indikator ekonomi.
2. Faktor Teknis, berkaitan dengan kondisi permintaan dan penawaran valuta
asing.
3. Faktor Sentimen Pasar, berkaitan dengan rumor yang bersifat insidentil
yang dapat mempengaruhi fluktuasi nilai tukar valuta asing dalam jangka
pendek.
Tiga pokok prinsip dalam bursa valas :
I. Pengertian kurs jual dan kurs beli selalu dilihat dari kepentingan atau
keuntungan pihak bank atau money changer atau pedagang.
2. Kurs jual selalu lebih tinggi dari pada !curs beli atau sebaliknya kurs beli
selalu lebih rendah dari kurs dari kurs jual.
3. Kurs jual atau beli suatu mata uang (valas) adalah sama dengan kurs jual
atau beli mata uang (val as) lawannya. Dengan kata lain kurs jual atau beli
USD adalah sama dengan kurs beli ataujual rupiah.
Pasar valuta asing mempunyai beberapa fimgsi pokok dalam
membantu kelancaran lalu lintas pembayaran intemasional :
I. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu
negara ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat
dilakukan dengan sistem clearing seperti halnya yang dilakukan oleh
bank-bank serta para pedagang.
2. Memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak
jual beli dengan kredit.
3. memungkinkan dilakukannya hedging. Seorang pedagang melakukan
hedging apabila pada saat yang sama melakukan transaksi jual beli valuta
asing di pasar valuta asing yang berbeda, untuk menghilangkan atau
mengurangi resiko kerugian akibat perubahan kurs.
B. Kurs
Kurs adalah perbandingan jumlah dua mata uang yang dipertukarkan
(diperjualbelikan). Menurut Sadono Sukirno (2000) kurs atau nilai mata uang
asing adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri
yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing.
1. Sistem Nilai Tukar
Pemilihan sistem nilai tukar pada dasarnya didasarkan pada
beberapa pertimbangan, diantaranya : tingkat keterbukaan perekonomian
suatu negara terhadap perekonomian dunia : tingkat kemandirian
kebijakan ekonomi suatu negara dan aktifitas perekonomian suatu negara.
Pada dasarnya sistem penentu nilai tukar dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu: (Camarazza dan Aziz: 1997).
1. Standar Emas (Gold Standard)
Gold Standard dimulai pada tahun 1880 dan berakbir pada
awal perang dunia pertama. Gold Standard terbagi menjadi dua
sistem:
a. Gold Spice Standard
Standar ini menentukan nilai mata uang suatu negara
dikaitkan dengan nilai jumlah emas tertentu. Uang kertas pada saat
itu belum terlalu dikenal sehingga rnata uang pada saat itu
berbentuk koin logam, dll.
b. Gold Bullion Standard
Standar ini digunakan saat uang kertas mulai banyak
digunakan dan beredar dimasyarakat sehingga pada standar nilai
mata uang tersebur dikaitkan dengan sejumlah emas tertentu. Bank
sentral menjamin konvertibilitas mata uang (mata uang kertas)
dengan emas. Sehingga secara teoritis setiap unit uang yang
dikeluarkan pemerintah di backup sejumlah emas tertentu emas.
1 A
2. Sistem Kurs Tetap (Fi-red Exchange Rate)
Dalam sistem ini, nilai tukar suatu valuta terhadap valuta yang
lain ditentukan atau dipatok oleh Bank Sentral. Nilai tukar suatu
valuta di pasar valuta asing sama dengan nilai tukar yang ditentukan
oleh Bank Sentral. Sehingga untuk menjaga agar nilainya tetap, maka
Bank Sentral melakukan intervensi (membeli/menjual valuta) di pasar
valuta asing. Hal yang perlu diperhatikan adalah kecukupan cadangan
devisa yang dimiliki.
3. Sistem Nilai Tukar Mengambang (Floating Exchange Rate System)
Dalam prakteknya terdapat dua jenis Floating Exchange Rate
System yaitu :
a. Sistem Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange
Rate)
Nilai tukar valuta dalam sistem ini ditentukan oleh pasar
valuta dan band intervention yang dite:ttapkan Bank Sentral.
Artinya, nilai tukar ditentukan oleh pasar (supply dan demand
valuta) tetapi pergerakannya dibatasi oleh rentang intervensi yang
ditetapkan oleh Bank Sentral. Sehingga Bank Sentral harus
menjaga supaya nilai tukar berada pada rentang intervensi, apabila
nilai tukar melebihi rentang intervensi yang ditentukan, maka
Bank Sentral akan melakukan intervensi dengan menambah supply
valuta sehingga nilainya dapat bergerak kembali dalam rentang
intervensi. Sebaliknya bila nilai tukar berada di bawah rentang
intervensi, maka Bank Sentral akan menambah demand valuta.
b. Sistem Kurs Bebas (Free Exchange Rnte)
Istilah lain yang digunakan adalah floating exchange rate,
yaitu nilai tukar valuta asing ditentukan oleh pasar berdasarkan
kekuatan tarik menarik antara supply dan demand valuta asing.
Pada sistem ini Bank Sentral tidak melakukan campur tangan
dalam mempengaruhi nilai tukar. Ada dua penge1tian dalam
floating exchange rate, yaitu : pertama, clean floating : nilai tukar
sepenuhnya dibiarkan bebas tanpa campur tangan Bank Sentral.
Kedua, dirty float : pemerintah ikut se1ta (relatif kecil) dalam
pasar valuta asing, misalnya dengan mengurangi distorsi.
Harga mata uang dollar (Rupiah)
2500 2000
D s
D
-Jumlah rnata uang asing Qo Ql (Dollar Amerika Serikat)
Gambar 2.1 Perubahan kurs valuta asing.
(Sadono Sukirno: 2001)
2. Faktor-Faktor Yang Mempengarnbi Knrs Valnta Asing
Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs dimasing-masin tempat
antara lain : (Hamdy Hady : 2006)
a. Perbedaan supplydan demand foreign currency
Valuta asing sebagai benda ekonomi mempunyai permintaan
dan penawaran pada bursa valuta asing. Sumber penawaran tersebut
terdiri dari:
I. Ekspor barang dan jasa yang menghasilkan valuta asing.
2. Impor modal dan transfer valuta asing lainnya dari luar negeri ke
dalam negeri.
Adapun sumber-sumber permintaan valuta asing terdiri dari :
I. lmpor barang dan jasa yang menggunakan valuta asing.
2. Ekspor modal dan transfer valuta asing lai1nnya dari dalam negeri
ke luar negeri
b. Balance of payment (neraca pembayaran)
Neraca pembayaran (Sadono Sukimn : 2001) adalah suatu
neraca pembukuan yang menunjukkan nilai bebbagai jenis transaksi
keuangan yang dilakukan di antara satu negara dengan negara-negara
lain dalam satu tahun tertentu. Sedangkan menurut Hamdy Hady
(2006) neraca pembayaran adalah suatu catatan yang disusun secara
sistematis tentang semua transaksi ekonomi internasional yang
meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk suatu
negara dan penduduk luar negeri untuk suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun.
Pencatatan neraca yang menyebabkan meningkatnya
permintaan terhadap mata uang suatu nega.ra seperti eksport dan
penjualan aset dicatat dengan tanda positif. Pencatatan yang
menyebabkan meningkatnya penawaran mata uang suatu nega.ra
dicatat dengan tanda negatif. Oleh karena itu, kita dapat menganggap
neraca pembayaran sebagai catatan penawaran dan permintaan mata
uang negara.
c. Tingkat inflasi
Tingkat inflasi adalah persentasi kec,~patan kenaikan harga
harga dalam satu tahun tertentu. (Sadono Suki mo : 200 I).
Tingkat inflasi merupakan rekaman statistik terhadap
perubahan keseluruhan harga yang terjadi dalam kurun waktu tertentu
dan di tempat tertentu. Laju inflasi disebabkan oleh adanya apresiasi
dollar Amerika Serikat terhadap rupiah, pertumbuhan jumlah uang
beredar, permintaan agregat dan selisih antara suku bunga riil dengan
suku bunga deposito perbulan (Maulidah dan I1rwan Gunawan : 2004)
Akibat dari inflasi pertama, akibat buruk kepada
perekonomian. Akibat yang ditimbuikan seperti inflasi
menggalakkan penanaman model spekulan, tingkat bunga meningkat
dan akan mengurangi investasi, inflasi menimbulkan ketidakpastian
mengenai keadaan ekonomi di masa depan dan menimbulkan masalah
neraca pembayaran. Kedua, akibat buruk ke atas individu dan
masyarakat. Akibat yang ditimbulkan : memperburuk distribusi
pendapatan, pendapatan riil merosot dan nilai tabungan merosot.
d. Tingkat suku bunga
Tingkat bunga adalah harga yang menghubungkan masa kini
dan masa depan, serta variabel yang sangat penting di antara variabel
variabel makroekonomi. (Mankiw : 2005)
Suku bunga digunakan pemerintah untuk mengendalikan tingkat
harga. Ketika harga tinggi, di mana jumlah uang yang beredar di
masyarakat banyak, konsumsi masyarakat yang tinggi diantisipasi
pemerintah dengan menetapkan tingkat suku bunga yang tinggi,
dengan harapan uang yang beredar di masyarakat berkurang karena
masyarakat akan menginvestasikan uangnya pada bank-bank yang
menggunakan suku bunga tersebut. (Wikipedia : 2006)
e. Tingkat nendapatan
Pendapatan Nasional adalah jumlah dali faktor-faktor produksi
yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu
tahun tertentu. Dalam sistem pendapatan nasional ini disebut
pendapatan nasional netto (PNN) yang apabila ditambahkan dengan
depresiasi maka akan menjadi pendapatan nasional bruto.
Salah satu faktor yang mempengaruhi valuta asing adalah
pertumbuhan tingkat pendapatan di suatu negara. Jika kenaikan
pendapatan masyarakat di Indonesia tinggi sedangkan kenaikan
jumlah barang yang relatif kecil, tentu import akan meningkat.
Peningkatan import berakibat peningkatan permintaan valuta asing
yang pada gilirannya akan mempengaruhi kurs valuta asing.
f. Jumlah uang beredar
Jika pemerintah menambah uang ber-edar akan menurunkan
tingkat bunga dan merangsang investasi untnk keluar negeri sehingga
terjadi aliran modal keluar, akhimya kurs valuta asing naik. Dengan
menaiknya penawaran uang atau jumlah uang beredar akan menaikkan
harga barang yang diukur dengan (term of money) sekaligus akan
menaikkan harga valuta asing yang diukur dengan uang
domestik.(Herlambang, dkk : 2001)
g. Impor
Impor merupakan jumlah masukan hasil perdagangan dari luar
negeri ke luar negeri dalam waktu tertentu. Apabila impor suatu
negara lebih banyak daripada ekspor, maka negara tersebut mengalami
defisit transaksi berjalan yang alternatif nya harus ditutup dengan jalan
pinjaman luar negeri jika pendapatan ekspomya telah habis dipakai.
Alternatif lain adalah menggunakan kekayaan luar negelinya untuk
menutupi defisit transaksi berjalannya atau dengan cara mengeluarkan
cadangan devisa negara yang mengalami defisit. Dengan demikian
berkurangnya cadangan internasional suatu negara yang mengalami
defisit transaksi be1jalan akan menagkibatkan mata uang negara
tersebut mengalami depresiasi.
')fl
h. Kebijakan pemerintah
Faktor pengawasan pemerintah yang biasanya di jalankan
dalam berbagai bentuk kebijakan moneter, fiskal dan perdagangan luar
negeri atau tujuan tertentu mempunyai pengaruh terhadap /curs valuta
asing. Misalnya pengawasan lalu lintas devisa, peningkatan trade
barrier, pengetatan uang beredar, peningkatan bunga dan sebagainya.
Kebijakan pemerintah tersebut pada umumnya akan berpengaruh
terhadap penawaran dan penawaran valuta asing yang pada gilirannya
akan berpengaruh pula terhadap kurs valuta asing.
i. Ekspektasi dan spekulasi
Pada dasamya, ekspestasi dan spekulasi yang timbul di
masyarakat akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta
asing yang akhimya akan mempengaruhi kurs valuta asing.
C. Teori Pendekatan Nilai Tukar
Menurut mudrajat (1996), metode pendekatan nilai tukar dibagi
menjadi 4 pendekatan yaitu :
1. Pendekatan Ncraca Pembayaran (Balance Payment Approach)
Metode ini menekankan pada konsep atiran (jlow concept),
sehingga nilai tukar valuta asing ditentukan oleh aliran permintaan dan
penawaran valuta. Pada metode ini nilai tukar d.isebabkan oleh faktor
faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran dan diformulasikan sebagai
berikut:
,., 1
BOPt = C (Pt I S1 Pt*, Y, I Y,*, Zt) + K ( JR,-Rt*) •••••••••.•• (2.1)
Persamaan di atas menunjukkan, bahwa k1~seimbangan nilai tukar
ditentukan oleh jumlah total neraca pembayaran, yaitu : penjumlahan
rekening transaksi berjalan dengan rekening modal.
Equilibrium nilai tukar mengambang penuh, sehingga
keseimbangan neraca pembayaran dijaga oleh penyesuaian nilai tukar
secara terns menerus. Persamaan nilai tukar dapat diformulasikan :
S1=11 ( p-p* )1+ a ( y-y*)t-A ( r- r* ), ••••••••••••••••••••••• (2,2)
2. Pendekatan Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity Approach)
Konsep dasar metode paritas daya beli merupakan teori untuk
menghitung nilai tukar valuta asing yang dinyatakan dengan rasio tingkat
harga suatu negara dengan negara lain.
Teori paritas daya beli mempunyai 2 pengertian, yaitu absolut dan
relatif. Secara absolut, teori ini menyatakan bahwa keseimbangan nilai
valuta asing merupakan harga relatif dalam negeri terhadap harga relatif
luar negeri. Formulanya dapat dituliskan sebagai bcrikut :
St= Pt I Pt* .•••.•.•..••••••••••.••...•••••••.•..•••••••..•.•.••••••....• (2.3)
Dimana : S1 = nilai tukar valuta asing
P, = tingkat harga dalam negeri
Pt* = tingkat harga Juar negeri
Sedangkan pengertian secara relatif, nilai valuta asing dinyatakan
dalam prosentase perubahan tingkat harga domestik terhadap prosentase
perubahan tingkat harga luar negeri, formulanya di1uliskan sebagi berikut :
% A St=% A P1/ % A P,* ............................................ (2.4)
Dimana : % LiS1
%L1Pt
%APt*
= nilai tukar valuta asing
= tingkat harga dalam negeri
= tingkat harga luar negeri
3. Pendekatan Moneter (Monetary Approach)
Pendekatan moneter terhadap valuta asing dapat digolongkan
menjadi 2 model, yaitu : versi harga luwes (j/exible price monetary model)
dan versi harga kaku (sticky price monetary model}.
a. Versi Harga Luwes
Terdapat 3 faktor utama yang menjadi dasar dari versi ini,
yaitu Teori Kuantitas, Keluwesan Harga dan Konsep Paritas Daya
Beli. Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah kondisi
keseimbangan pasar, yaitu permintaan UMtg (md) sama dengan
penawaran uang (m'). Permintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan
riil (Y), tingkilt narga (p) dan tingkat bUrtga (t), sedangkart peni\Waran
uang adalah given. Equilibrium pasar dapat dituliskan :
ms1 =Pt+ a Yt - A rt ....................................................... (2.5)
m'1* = p,* +a y,* -A rt* ................................................. (2.6)
Sedangkan Paritas Daya Beli dalam jangka pendek dapat
dituliskan :
81 = P1-P1* ................................................................. (2.7)
Penawaran uang dalarn negeri akan rnenentukan tingkat harga
dalarn negeri, sehingga nilai tukar valuta asing ditentukan oleh
penawaran uang dalam negeri. Subtitusikan persamaan (I) dan (2)
kepersamaan (3), sehingga diperoleh persamaan dasar model moneter
harga luwes sebagai berikut :
81 = ( m'-m'* )1-a y1 + a* y1+ A, r1 -A,* r1* ...•.••................. (2.8)
Dari persamaan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa nialai
tukar ditentukan oleh jumlah uang beredar, pendapatan riil dan tingkat
bunga.
b. Versi Barga Kaku
Dalam pendekatan moneter, terdapat perubahan 2 asumsi
dengan memasukkan ketegaran harga (Keynesian). Pertama,
penawaran uang setiap negara adalah endlogen. Hal ini berarti
penawaran uang dipengaruhi secara positif oleh tngkat bunga pasar,
sehingga kondisi keseimbangan pasar menjadi :
m'1 +or,= P1 + ay1 -l.r ........•........••.......•.............•......... (2.9)
m',* + or1* = P1* + ay1* -l.r1* ......................................... (2.10)
Dimana:
m', dan m', *
Ii r, dan Ii r, *
= komponen eksogen dari penawaran uang
= menunjukkan bahwa peuawaran uang
sensitif terhadap tingkat bunga
Pt , a y, , Pt * , a * y, * = menuajukkan komponen permintaan uang
kedua, Kondisi Paritas Daya Beli hanya berlaku dalam jangka
panjang (pada harga luwes asumsinya jangka pendek), dan dapat
diformulasikan sebagai berikut :
St' =P1-P1 * .............................................................. (2.11)
Sedangkan perubahan nilai tukar valuta asing yang diharapkan
diasumsikan mengikuti bentuk :
L'. s• t+I = 0 (St' - St)+ ( n•, + 'lt .. * ) ............ •••••••••••••••••••••••(2.12)
Dari persamaan tersebut dapat dinyatakan, bahwa jika nilai
tukar valuta asing pada saat transaksi dilakukan (spot exchange rate)
berada di bawah tingkat keseimbangan jangka panjang, maka nilai
valuta domestik akan mengalami penurunan. Sebaliknya, apabila nilai
tukar berada di atas keseimbangan, maka nila.i valuta domestik akan
naik. Sedangkan perbedaan inflasi yang diharapkan akan
menyebabkan penurunan nilai tukar valuta asing yang diharapkan.
Jadi dengan model pendekatan moneter versi harga kaku dapat
dihitung pengharapan nilai tukar valuta (expected spot exchange rate)
dengan menggabungkan informasi dan equilibrium pasar dengan
pengaruh tingkat inflasi yang diharapkan (expected inflation).
Model dasar pendekatan moneter V•ersii harga kaku mengenai
nilai tukar dapat dituliskan sebagai berikut :
St = ( m - m * )1 - a ( y - y* ), + ( o + A.- 1 I 0 )( r - r* )1 +
( 1/0) ( n•, + n•,* ) ......................................................... (2.13)
4. Pendekatan Keseimbangan Portofolio (Portofolio Balance Approaclt)
Pada metode ini, faktor yang menentukan nilai tukar adalah
permintaan dan penawaran asset finansial, misalnya : obligasi, asumsi
yang digunakan, bahwa investor atau pelaku pasar valuta akan memilih
portofolio optimal diantara berbagai asset baik domestik atau pun asing.
Pemilihan tersebut dimaksudkan untuk menghindari atau mengurangi
resiko kerugian dari transaksi valuta atau untuk mendapatkan keuntungan
yang optimal. Pendekatan ini memberi tekanan pada pranan asset dan
memandang bahwa asset mempunyai sifat subtitusi yang tidak sempurna.
Dalam bentuk yang sederhana, pendlekatan keseimbangan
portofolio menentukan model nilai tukar yang dipengaruhi oleh faktor :
asset finansial dan tingakat bunga internasional. Faktor asset finansial (W)
dabagi dalam 3 bentuk asset, yaitu : penawaran uang domestik (M),
obligasi domestik (B) dan obligasi luar negeri (fB). Sehingga persamaan
nilai valuta asing adalah :
St1 = g ( M,, Bt, ffit, r*1 ) ••••.•••••••••••••••••••.•••••••••••.••.••••• (2.14)
Diasumsikan bahwa r*t merupakan tingkat bunga internasional yang
ditentukan oleh pasar asset internasinal, sehingga
r*1 = ( M, *, B, *, ffi *1 ) •••••••••••••••••••••••• "' .•••••••••••••••••••.• (2.15)
Subtitusikan persamaan (4) dengan (5) sehingga dihasilkan:
St,= g ( M,' Mt*, B,, B, * 'm, 'm, * ) ......................... (2.16)
Persamaan di atas menunjukkan hubungan antara nilai tukar valuta asing
dan penawaran asset melalui perubahan stok asset.
D. Penelitian Sebelnmnya
Frankel (1976) melakukan uji empiris mengenai hubungan antara
jumlah uang beredar, tingkat harga, expected exchange rate dan nilai tukar.
Studi dilakukan terhadap negara Jerman tentang mata uang Deutch Mark dan
Dollar AS dalam periode 1920 - 1923 pada saat terj adi hiperinflasi. Model
yng digunakan adalah :
St=( m- m* )t-( 4' Y1-4'*Yt*) A. i1 s•t········ .. ·····················(2.17)
Hasil studi menunjukkan bahwa kebijakan moneter memainkan
peranan yang sangat penting dalam penentuan nilai tukar valuta asing.
Artinya, variabel-variabel moneter (jumlah uang beredar dan tingkat harga)
mempengaruhi pergerakan nilai tukar.
Studi tersebut kemudian dikembangkan oleh McDonald dan Taylor
(I 992) dengan memasukkan Teori Harapan Nasional (rational expectation
theory) yang dikembangkan oleh Lucas dan Sargent Asumsi yang digunakan,
bahwa pelaku-pelaku mendasari diri pada seluruh informasi yang tersedia
(diartikan variabel moneter yang mempengaruhi nilai tukar) dalam mengambil
keputusannya. Model yang digunakan :
Si=( 1 + A.)-1 ( m-m* )1 -((1 + A.)-1 -tiyt)-((1 + A.r1 qi*y*t)
+ (1+1) -1
1 i1 s•,+1······························· .. ·····················(2.18)
Dengan menggunakn forward looking, diht\silkan suatu keslmpulan :
nilai spot exchange rate dipengaruhi oleh jumlah uang beredar dan tingkat
pendapatan riil. Selain itu, nilai tersebut juga dipe:ngaruhi oleh variabel
variabel harapan (expected spot rate, expected return exchange rate) yang
terjadi pada periode berikutnya.
Putman dan Wodbury (Richard Baille dan Patrick McMahon : 1989)
melakukan studi empiris terhadap mata uang Pound-Sterling dan US Dollar
dalam periode 1972- 1974. model yang digunakan:
St=( m -m* )1- ljJ ( y1-y*1 ) +A ( r-r* )1 ......................... (2.19)
Dari hasil estimasi dengan menggunakan level signifikan 5%,
disimpulkan bahwa semua variabel yaitu jumlah uang beredar, pendapatan riil
dan tingakt bunga secara signifikan mempengaruhi nilai tukar Pound_ Sterling
terhadap US Dollar.
David H Pape! (Rchard Baille dan Patrick McMahon : 1989)
melakukan penelitian mengenai variabel harga dan nilai tukar valuta asing
dengan menggunakan model Dornbusch Sticky Price. Dalam studi empirisnya
model diderivikasikan kedalam structural model, yaitu :
S1=ao+ a1 ( m-m* ),+ a2(Y1-Y*1)+a3 ( r·-r* )1 +
a4 ( n\ + n•t) + a; TB+ a~ TB* + µ .•...•.•.•......•.•••••..••.••.... (2.20)
Penelitian dilakukan pada 4 negara, yaitu : Jerman, Jepang, Amerika
Serikat dan Inggris dengan menggunakan periode data tahun 1973 : 1 - 1984 :
4. metode analisa menggunakan Vector Autoregresive Model dan Moving
Average Model dengan non tinier parameter constrain. Hasil analisanya
menuajukkan, bahwa variabel-variabel dalam model Dombush secara
signifikan mempengaruhi nilai valuta asing.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agus Budi Santoso (2003)
pernah melakukan penelitian terhadap analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai tukar terhadap dollar AS menyatakan dengan
menggunakan Error Corection Model (ECM) dapat dijelaskan analisa jangka
pendek menunjukkan hanya variabel jumlah uang beredar yang signifikan
terhadap kurs. Sedangkan untuk analisa jangka panjang hanya variabel jumlah
uang beredar dan pendapatan nasional yang signifikan terhadap kurs.
Sri Isnowati (2002) pemah melakukan p1;nelitian terhadap analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar terhadap dollar AS : pendekatan
moneter menyatakan dengan menggunakan Error Corection Model (ECM)
dapat dijelaskan analisa jangka pendek menunjukkan hanya variabel jumlah
uang beredar yang signifikan terhadap kurs. Sedangkan untuk analisa jangka
panjang hanya variabel pendapatan riil yang signifikan terhadap kurs.
E. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini penu!is mengkaji pengaruh variabel bebas
(independent variable) Inflasi, Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar (JUB),
Gross Domestic Bruto (GDP), Balance Of Payment (BOP) clan Impor.
Terhadap variabel terikat (dependen variable) nilai kurs rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat. Dan adapaun model yang digunakan adalah Error Corection
Model (ECM).
Dalam penelituan ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh variabel
inflasi, suku bunga, jumlah uang beredar (JUB), gross domestic bruto (GDP)
Balance Of Payment (BOP) dan Impor terhadap nilai kurs rupiah terhadp
dollar Amerika Serikat. Dan model yang digunakan adalah Error Corection
Model (ECM). Karena model ini mampu meliputi banyak variabel dalam
menganalisis fenomena ekonomi jangka panjang dan juga dapat memecahkan
suatu persoalan variabel time series yang tidak stasiom::r dalam ekonometri.
Data variabel dependen maupun independent y:ang di input merupakan
data time series. Time series adalah serangkaian data numerik dimana setiap
itemnya berhubungan dengan suatu saat tertentu dalam waktu.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dikemukakan diawal,
maka hipotesis yang ingin dibuktikan pada penelitian ini adalah :
Ho : 13 = 0, Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara melemahnya nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin tingginya
tingkat inflasi di Indonesia dibandingkan clengan tingkat inflasi di
USA.
Ho : 13 f' 0, Terdapat hubungan yang signifikan antara melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin tingginya tingkat
inflasi di Indonesia dibandingkan dengan tingkat inflasi di USA.
Ho : 13 = 0, Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara menguatnya nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin tingginya
tingkat suku bunga riil di Indonesia dibandingkan dengan tingkat
suku bunga riil di USA.
Ho : 13 f' 0, Terdapat hubungan yang signifikan antara menguatnya nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin tingginya tingkat
suku bunga riil di Indonesia dibandingkan dengan tingkat suku
bunga riil di USA.
Ho : p = 0, Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara melemahnya nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin besamya
tingkat perubahan jumlah uang beredar di Indonesia dibandingkan
dengan tingkat perubahan jumlah uang bercdar di USA.
Ho : p i 0, Terdapat hubungan yang signifikan antara melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin besamya tingkat
perubahan jumlah uang beredar di Indonesia dibandingkan dengan
tingkat perubahan jumlah uang beredar di USA
Ho : p = 0, Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara mengnatnya nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin tingginya
tingkat perubahan pendapatan nasional di Indonesia dibandingbn
dengan tingkat perubahan pendapatan nasional di USA
Ho : .P i 0, Terdapat hubungan yang signifikan antara menguatnya nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika dengan sernakin tingginya tingkat
perubahan pendapatan nasional di Indonesia dibandingkan dengan
tingkat perubahan pendapatan nasional di USA.
Ho : p = 0, Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara melemahnya nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin besamya
tingkat perubahan Balance Of Payment (BOP) di Indonesia
dibandingkan dengan tingkat perubahan Balance Of Payment
(BOP) di USA.
Ho : p f. 0, Terdapat hubungan yang signifikan antara melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin besamya tingkat
perubahan Balance Of Payment (BOP) di Indonesia dibandingkan
dengan tingkat perubahan Balance Of Payment (BOP) di USA
Ho : p = 0, Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara melemahnya nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin besarnya
tingkat perubahan Impor di Indonesia dibandingkan dengan
tingkat perubahan Impor di USA.
Ho : p f. 0, Terdapat hubungan yang signifikan antara melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika dengan semakin besamya tingkat
perubahan Impor di Indonesia dibandingkan dengan· tingkat
perubahan Impor di USA
Analisis pengaruh faktor fundamental ekonomi terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika setelah diterapkannya. nilai tukar mengambang
Variabel Bebas : 1. Inflasi 2. Tingkat Suku Bunga 3. Jumlah Uang Beredar 4. GDP 5. BOP 6. Impor
bebas di Indonesia
I ~·
-·
I Uji Akar Unit
I Uji Kointegrasi
I Error Corection Model
I Uji Signifikasi Model
I Interpretasi
Gambar2.2 Kerangka Pem ikiran
l Variabel Terikat:
Kurs
J
J
J
J
J
BAB ill
METODE PENELITIAN
A. Ruaug Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini membahas masalah variabel bebas
(independent variable) adalah Inflasi, Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar
(JUB), Gross Domestic Product (GDP), Balance Of Payment (BOP) dan
Impor. Sedangkan variabel terikat (dependen variable) adalah nilai tukar spot
dollar AS terhadap rupiah. periode penelitiannya tahun 1998 triwulan I -
2007 triwulan 4.
B. Mctode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah data time series
dengan menggunakan data triwulanan time series dengan periode 1998
triwulan I - 2007 triwulan 4. Data time series merupakan data satu variabel
yang diobservasi dalam rentangan waktu. Artinya, data time series merupakan
sejarah karakteristik tertentu suatu variabel.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari berbagai laporan mingguan Bank Indonesia dan terbitan
statistik dari International Financial Statistic, Dengan periode tahun 1998
triwulan l - 2007 triwulan 4. selain dari pada itu metode pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan studi kepustakaan (library research) dan
juga dari internet.
C. Metode Analisis
Model dasar yang digunakan dalarn penelitian ini adalah model dari
Dornbusch dan Frankel (Cheung, et al, 2002)
st= llo + ll1 (m - m*)-1l2 (y-y*) + jl3 (i - i*) + jl4 (I - I*) ••.••••. (3.1)
danjika di sederhanakan dalam persamaan dapat ditulis sebagai berikut:
st= llo + 1l1m' 1 - ll?Y' t + l!Ji' 1 + jl4I' •······· .: ..... ....................... (3.2)
berdasarkan model di atas, Dornbusch dan Frankel menyatakan bahwa kurs
suatu mata uang (s) dipengaruhi oleh selisih jwnlah uang beredar antara
negara domestik dengan negara asing (m'), selisih GDP (y'), selisih tingkat
bunga (i') dan selisih inflasi (I')
Setelah diketahui model yang digunakan untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi fluktuasi nilai tukar, kemudian ditentukan alat analisa
data. Metode yang digunakan untuk analisa adalah ECM (Error Corection
Model). Model koreksi kesalahan mampu meliput banyak variabel dalarn
menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek dan jangka panjang serta
mengkaji konsistensi tidaknya model empirik dengan t•~ori ekonomika.
Selain itu, model ini mampu mencari pemecahan terhadap persoalan
variabel runtun waktu yang tidak stasioner dan regresi lancung dalam
ekonometrika (insukendro : 1999). Komponen yang yang dimiliki ECM dalan1
meliputi banyak variabel dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka
pendek dan jangka panjang.
Adapun model ECM yang digunakan adalall sebagai berikut:
DS t =go+ g1 DX 1 + gz DX 2+ gi DX :1 + g.i BX 4 + gs BX s + g6
BX 6 + g7 BECT ........................................................ (3.3)
Dimana:
DS, = Variabel Dependen
DX 1.2,3 = Variabel Independen
BX 1.2.3 = Kelambanan V ariabel lndependen
BECT =Error Corection Tenn
Pengujian-pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Uji Akar Unit
Uji akar unit merupakan bagian dari uji stasioneritas karena pada
prinsipnya uji tersebut dimaksudkan untuk meng·~mati apakah koefisien
tertentu dari model autogresif yang ditaksir memiliki nilai satu atau tidak.
Namun demikian model autogresif tidak memiliki distribusi yang kaku,
maka untuk menguji hipotesanya digunakan metode pengujian yang
dikembangkan oleh Dickey dan Fuller (1979) dengan penaksiran sebagai
berikut (Gujarati : 1995).
);> Dickey Fuller (DF) test
LI. Y, = oY,.1 + u, ............................................................. (3.4)
AYt = P1 + OYtRI + Ut··········"·················~··················~····--··(3.5)
LI. Y, = !}1 + il21 + oY t·l + u ................................................... (3.6)
Dimana pi, p2 dan o adalah parameter estimasi dan ut adalah white
noise error.
)> Augmented Dickey- Fuller (ADF) Test
Pengujian ADF melakukan koreksi terhadap tertjadinya serial korelasi
pada lag yang lebih tinggi, misalnya autogresif pada order p atau AR
(p ). Dengan mengasumsikan bahwa y mengikuti proses AR(p }, maka :
AY,= fh + lht + 0Y1-1 + lli l;AY1-1 + u, ................................... (3.7)
Pengujian dilakukan dengan hipotesis o = 0, j ika j31 = 1 berarti o = 0
dan dalam sistem terdapat akar unit.
2. Uji Derajat Integrasi
Pada dasarnya uji derajat integrasi merupakan perluasan dari akar
unit. Uji derajat integrasi dilakukan dengan menaksir model autogresif
seperti tes Dickey Fuller dan Augmented Dickey Fuller diatas.
Dalam melakukan pengujian derajat integrasi, nilai DF atau ADF
yang dihasilkan disebanding dengan nilai kritisnya, berarti Ho yang
menyatakan bahwa variabel diamati tidak terintegrasi pada derajat ke-n
dapat ditolak. Dengan kata lain variabel yang diamati stasioner pada
derajat ke-n.
3. Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi merupakan kelanjutan dari uji akar unit dan derajat
integrasi. Tujuan dilakukannya uji kointegrasi adalah untuk mengkaji
stasioneritas residual sangat penting jika ingin mengembangkan suatu
model dinamis.
Dalam berbagai kasus yang diamati, pendekatan yang paling sering
digunakan adalah uji CDRW (cointegrating Regression Durbin-Watson),
DF dan ADF (Gujarati : 1995). Untuk menghitung statistik CDRW, DF
dan ADF ditaksir dengan regresi kointegrasi berikut dengan metode OLS
dengan Jangkah-Jangkah sebagai berikut :
)> CDRW test X
Yt= ao+ a1 Xu+ a2X2t + ..... +a. x.,+ Ut .............................. (3.8)
Dimana : Y1 = variabel dependen observasi t
Xn = variabel independent observasi t ke-n
)> DF test
Mengestimasi nilai residual dari hasil regresi untuk mendapatkan nilai
DF uji kointegrasi, yang ditujukan oleh nilai t hitung koefisien ut-1
ilu1 = a1 + U1.1 +e, .......................................................... (3.9)
)> ADF test
Mengestimasi nilai residu dari hasil regresi untuk mendapatkan nilai
ADF uji kointegrasi, yang ditujukan oleh nilai 1: hitung koefisien n1.1
ilut = a1 Ut-1 Ia;+ 1 ilu1.1 + &, ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• (3.10)
Hasil perbandinagan diatas jika CDRW, DF dan ADF statistik/hitung
pada derajat kepercayaan tertentu lebih besar dari nilai kritisnya
berarti variabel-variabel yang ada dalam persamaan tersebut saling
berkointegrasi.
4. Uji Signifikasi
)> Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependen secara parsial. Jika t hitung lebih besar dari t
1abel atau signifikasi t >a : 5% (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel
independent terhadap variabel dependen. Langkah-langkah yang
digunakan untuk menguji hipotesis tersebut dengan uji t adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan H0 dan Ha
H0 : bk = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen)
Ha : bk op 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen)
b. Menentukan level of significance
Level of significance yang digunakan sebesar 1% dan 5% atau (a)
= 0,05
c. Menentukan nilai t (t hinmg)
Menentukan t-hitung (t-test) sebagai berikut :
T hitung = f!.1.:::::i/J.;). sb,
dimana:
p, = 0 dengan rum us thitung = l!.1 sb,
bi = koefisien variabel i
Pi = parameter ke i yang dihipotesiskan
sb; = kesalahan standar variabel ke i
d. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan H0
• Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak
Jika t hinmg < t tabel malca H0 diterima
• Jika profitabilitas signifikan < 0,0 I dan 0,05 maka H0 ditolak
Jika profitabilitas signifikan > 0,01 clan 0,05 maka H0 diterima
» Uji F (Simultau)
Uji F digunakan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi
tersebut. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau tingkat signifikannya
lebih kecil dari 5% (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
berarti terdapat pengaruh signifikan secara simultan variabel
independent terhadap variabel dependen. Langkah·langkah yang
digunakan untuk menguji hipotesis tersebut dengan uji F adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan H0 dan Ha
H0 : bi, bi, bJ, . .,bk = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel independen dengan
variabel dependen)
Ha : bi, bz, bJ, .. ,bk f. 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel
dependen)
b. Menentukan level of significance
Level of significance yang digunakan sebesar 5% atau (a)= 0,05
c. Menentukan nilai F (Fhitung)
Menentukan Fhitung adalah sebagai berikut :
F= R212 (l-k)/(11 K1)
Dimana:
R2 = koefisien detenninasi
N = jumlah pengamata
k = jumlah variabel
d. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan H0
• Jika F hitung > F iabel maka H0 ditolak
Jika Fhinmg < Fiabel maka H0 diterima
• Jika profitabilitas signifikan < 0,0 I maim Ho ditolak
Jika profitabilitas signifikan > 0,01 maim H0 diterima
;.. UJI R2 (koefisien Determinasi)
Koefisien deterrninasi yang dinotasikan dengan R2 merupakan
salah satu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat
menginfotmasikai\ baik atau tidalmya inodel regresi yang teresthnasi.
Nilai koefisien determinasi (R.2) ini mencerrninkan seberapa
besar variasi dari variabel terikat Y dapat diter•ngkan oleh variabel
bebas X. besat nilai koefisien detetminasi sarr1a dengan no! (R2 "" O),
artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali.
Sementara jika koefisien determinasi sama dengan satn (R2 =
I), artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X.
dengan demikian baik atau buruknya snatu persamaan ditentukan oleh
R2-nya yang mempunyai antara not dan satn.
A 1
D. Operasional Variabel
I. Kurs
Kurs atau nilai mata uang asing (exchange rate) merupakan harga suatu
mata uang terhadap mata uang yang lain. Data. lairs yang dipakai adalah
data persentase pertumbuhan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Adapun data kurs yang digunakan adalah nilai temgah antara mata uang
rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Nilai Tukar RP/$= Kurs Tengah Rp/$ 1 - Kurs Tengah Rp/$ H
Kurs Tengah Rp/$ 1-1
2. Inflasi
lnflasi adalah kenaikan harga barang··barang kebutuhan umum
yang terjadi secara terns menerus. Inflasi meerupalkan perubahan dari titik
yang diukur dalam satuan persen. Parameter dari inflasi disini adalah
lndeks Barga Konsumen (IHK) dibeberapa kota di Indonesia maupun di
Amerika Sarikat. Variabel ini mengukur selisih tingkat persentase
pertumbuhan inflasi di.Indonesia dengan inflasi di Amerika Serikat.
IHK= IHK,-H-JK,.1 IHK,.1
3. Suku Bunga
Tingkat suku bunga adalah angka rata-rata persentase pertumbuhan
suku bunga yang ditetaokan oleh bank sentral. Suku bunga Indonesia yang
digunakan adalah suku bunga nominal dalam satuan persen. Data suku
bunga Indonesia menggunakan suku bunga bank Indonesia (SB!).
Sedangkan suku bunga Amerika Serikat adalah Treasury Bill Rate. Data
A'>
suku bunga yang digunakan diukur dalam sa.tuan persen. Variabel ini
mengukur selisih suku bunga Indonesia dengan suku bunga Amerika
Serikat.
Suku Bunga = Suku Bunga t - Suku Bunga H
Suku Bunga t-1
4. Jumlah Uang Beredar (Ml)
Jumlah uang beredar adalah uang dalam arti sempit yang terdiri
dari uang kartal dan uang giral yang dipegang oleh masyarakat. Data
jumlah uang beredar yang digunakan diuknr herdasarkan persentase
pertumbuhannya. Variabel ini mencari selisih jumlah uang yang beredar
Indonesia denganjumlah uang yang beredar Am.erika Serikat.
Jumlah Uang Beredar (Ml)= Ml ,-Ml t-1
Ml t-1
5. Gross Domestic Product (GDP)
Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai barang-barang dan
jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam suatu
negara dalarn jangka waktu tertentu. GDP yang dirinci menurut lapangan
usaha atas dasar harga tetap. Variabel ini mengukur selisih tingkat
persentase pertumbuhan PDB Indonesia dengan PDB Amerika Serikat.
GDP= GDP t - GDP t-1
GDP,_1
6. Balance Of Payment (BOP)
Neraca pembayaran atau balance of payment mencatat transaksi
ekonomi yang dilakukan antara penduduk Indonesia dengan bukan
penduduk da.lam suatu periode tertentu. Penyusunan neraca pembayaran
didasarkan pada balance of payment manual yang diterbitkan oleh IMF
(International Monetary Fund). Pos-pos transksinya adalah transaksi
berjalan, transaksi modal dan transaksi Finansial.
BOP = BOP t - BOP t-1 BOP,.1
7. lmpor.
lmpor merupakan jumlah masukan hasil perdagangan dari luar
negeri ke luar negeri dalam waktu tertentu. Apabila impor suatu negara
lebih banyak daripada ekspor, maka negara t1~rsebut mengalami defisit
transaksi berjalan yang altematif nya harus ditutup dengan jalan pinjaman
luar negeri jika pendapatan ekspomya telah habis dipakai. Alternatif lain
adalah menggunakan kekayaan luar negerinya untuk menutupi defisit
transaksi berjalannya atau dengan cara mengeluarkan cadangan devisa
negara yang mengalami defisit.
Impor = Import - Import-I Impor,_1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Sejarah Singkat Perkembangan Nilai Tnkar (kurs) Dari Kurs
Tetap (Fixed Exchange Rate} Sampai Kurs Men1:ambang Bebas (Free
Floating Exchange Rate) di Indonesia
Di Indonesia, terdapat tiga sistem yang digimakan dalam kebijakan
nilai tukar rupiah sejak tahun 1971 hingga sekarang. Sistem kurs tetap (Fixed
rate system) dimulai pada tahun 1971 sampai dengan tahun 1978, sistem nilai
tukar mengambang terkendali (managed floating rate system) sejak tahun
1978 dan sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate
system) sejak 14 agustus 1997.
Sistem kurs tetap (fixed exchange rate} merupakan sistem moneter
dimana nilai tukar dibuat konstan atau dibolehkan berfluktuasi hanya dalam
batas-batas yang sempit. Jika nilai tukar bergerak te1rlalu tajam, pemerintah
dapat melakukan intervensi untuk mempertahankannya dalam batas-batas
yang dimaksud. (Madura : 2000)
Sesuai dengan UU No. 32/1964 nilai tukar rupiah terhadap dollar
AS ditetapkan dengan kurs resmi sebesar Rp. 250 per satu dollar AS. Untuk
nilai tukar dengan mata uang lainnya ditetapkan atas dasar nilai tukar rupiah
dengan dollar AS di pasar domestik maupun intemasional. Dalam periode
diberlakukannya sistem fv;ed exchange rate, Pemerintah Indonesia sangat
ketat dalam mengontrol davisa. Meskipun usaha mengontrol devisa telah
dilakukan dengan ketat, kenyataan menunjukkan Pemerintah Indonesia telah
melakukan devaluasi sebanyak tiga kali yaitu yang pertama kali dilakukan
pada tanggal 17 April 1970 dimana nilai tukar rupiiah ditetapkan kembali
meajadi Rp. 378 per dollar AS. Devaluasi yang kedua dilaksanakan pada
tanggal 23 Agustus 1971 menjadi Rp. 415 per dollar AS dan yang ketiga pada
tanggal 15 November 1978 dengan nilai tukar sebesar Rp. 625 per satu dollar
AS.(www.unisosdem.org)
Indonesia pada awalnya menggunakan sistem kurs tetap (fixed
exchange rate), yyang kemudian direvisi sedikit de:mi sedikit akibat dari
serangan dari para spekulan atau mereka yang ingin memburu dollar untuk
menyelamatkan asetuya pada saat krisis mata uang yang melanda
perekonomian bangsa. Akhirnya, Indonesia pun menerapkan sistem Kurs
Mengambang Terkendali untuk dapat menstabilkan kembali perekonomian.
Dan sejak 15 November 1978 sistem nilai tukar diubah menjadi
mengambang terkendali (managed floating exchange rote system) dimana
nilai rupiah tidak lagi semata-mata dikaitkan dengan USD, namun sekeranjang
valuta partner dagang utama. Sistem kurs me:ngambang terkendali,
merupakan penentuan kurs valas di bursa valas terjadi dengan campur tangan
pemerintah yang mempengaruhi pennintaan dan penawaran valas melalui
berbagai kebijakannya dibidang moneter, fiskal dan p1~rdagangan luar negeri.
Sistem ini banyak dipergunakan oleh berbagai negara di dunia pada saat ini,
tennasuk Indonesia.
mempertahankan manageg floating dengan melakukan intervensi secara
berkala, selektif dan pada timing yang tepat.
Sejak saat itu kurs valuta asing dibiarkan berfluktuasi sesuai
dengan fluktuasi variabel-variabel yang mempengaruhinya. Konsep penentuan
kurs diawali dengan konsep Purchasing Power Parity (PPP), kemudian
berkembang konsep dengan pendekatan neraca pembayaran (balance of
payment theory). Perkembangan konsep penentuan kurs valuta asing
selanjutnya adalah pendekatan moneter (monetary approach) . Pendekatan
moneter menekankan bahwa kurs valuta asing sebagai harga relatif dari dua
jenis mata uang, ditentukan oleh keseimbangan pem1intaan dan penawaran
uang. Pendekatan moneter mempunyai dua anggapan pokok , yaitu berlakunya
teori paritas daya beli dan adanya teori permintaan uang yang stabil dari
sejumlah variabel ekonomi agregate. Hal tersebnt berarti model pendekatan
moneter terhadap !curs valuta asingd apat ditentukan dengan mengembangkan
model permintaan uang dan model paritas daya beli.
Dengan diberlakukannya sistem yang terakhir ini, nilai tukar rupiah
sepenuhnya ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang berlaku adalah benar
benar pencerminan keseinlbangan antara kekuatan penawaran dan permintaan.
Pada periode ini nilai tukar rupiah mengalami tekanan dengan semakin
melemahnya nilai rupiah yang diakibatkan oleh adanya currency turmoil yang
melanda Thailand dan menyebar ke kawasan ASEAN tennasuk Indonesia.
Sejak Agustus 1997 rupiah terus melemah sampai pada puncaknya mencapai
Rp. 16.000 per satu dollar AS pada tanggal 15 Juni 1998. Ini merupakan
peristiwa langka dan Iuar biasa sepanjang sejarah nilai tukar rupiah. Meskipun
pada bulan-bulan berikutnya rupiah menguat kembali tetapi sampai saat ini
rupiah tetap mempunyai kecenderungan melemah.(www.unisosdem.org)
Indonesia dalam melaksanakan sistem nilai tukar tetap dan
managed floating exchange rate memang telah berhasiil meningkatkan Produk
Domestik Bruto (PDB) dan menekan inflasi secara signifikan antara tahun
1973-1997. Hal itu sempat menobatkan Indonesia sebagai salah satu macan
perekonomian pada pertengahan era 1980-an. Namun, dalam perjalanannya,
sistem nilai tukar tersebut tiga kali dikoreksi oleh kebijakan devaluasi, yaitu
pada tahun 1978, 1983, dan 1986. Kebijakan devaluasi itu dimaksudkan untuk
mengatasi kelemahan pada sistem nilai tukar yang lebih rigid (adjustable
pegged), yaitu mata uang rupiah yang mengalami apresiasi secara riil terhadap
dollar AS, yang mengakibatkan berkurangnya daya saing Indonesia dalam
perdagangan internasional.
Meskipun situasi riil sampai saat ini di mana nilai tukar rupiah
masih terus bergejolak dan cenderung melemah, pertanyaannya apakah ha!
tersebut disebabkan adanya kesalahan dalam memilih sistem atau karena
faktor lain. Secara sistem Pemerintah Indonesia telah melaksanakan baik
sistem fzxed exchange rate maupun sistem floating exchange rate berikut
variannya. Sistem mana yang lebih efektif dilaksanakan oleh Pemerintah
Indonesia, tentu sangat tergantung kepada beberapa faktor antara lain tingkat
keterbukaan ekonomi suatu negara, tingkat kemandirian dalam melaksanakan
Afi
ekPlJ.Pmi, dim
negara.(www.unisosdem.org)
Perk!)mbaugau riilai mka.r mpiah .s!)lama t;:ihuri 1997/98 diwam.a.i
dengan gejolak yang sngat tajam dan disertai oleh kuatnya tekanan-tekanan
d<'Prnsilltif menyµsul terjlldIDYll ]qJsis .uHai mkar di ThaHmJd, SebJlgilln b!).sar
dari gejolak tersebut berkaitan dengan merosotnya kepercayaan investor luar
nege.ri sepe.rti t!)r>:!)rmin dllri tiriggiJJYa tekllnll.lJ.-telrnmm ll.fll.S mPdal kl) Jµ.ar,
baik dalam rangka pembayaran hutang Iuar negeri yang jatuh tempo maupun
k<'gi<Jtani-kegiJltM ,spekulatif. $1,)bJlgian Iairi terkait d~:rigan mem!JurukflYJ'l
kondisi fundamental ekonomi di luar negeri, temtama dengan munculnya
krisis kepercayalln masyarakat terh11dap P!lrb11nkan dan membumbungnYll
inflasi.
Hingga awal juli 1997, perkemb@gan nilai tu.kar rµpiah terahadap
dollar Amerika Serikat masih relatif stabil dan cenderung menguat.
P!)rgerakan riilai tu.ka.r rupiah terus !Jerada disekitar !Jittas hi.iw.ab kisJl.ran kur,s
intervensi Bank Indonesia dengan tingkat depresiasi sekitar 1,3% pada periode
AprilcJurii 1997 .. perkem!J.arigM .m.i didPrPng o.leh derasnya a.rus dllna masuk
sejalan dengan besamgnya selisih suku bunga dalam dan luar negeri.
Dengari s<'makin !Je.Sllmya te.k<1ri.an terhadap rupiah dlln untflk
mengamankan cadangan devisa, sejak, 14 agustus 1997 pemerintah
memum,sk@ u.n.m.k m<'ngribab ,sistem nJJai tukar mengam!Jang p!)pas
terkendali dengan kisaran intervensi menjadi sistem nilai tukar mengambang
beb!'ls .. Sejak .sMt itµ pergerakari rupiah sem.aki.n bergejolak. Pergerakan 1)ilai
tl1kar n1piab terhadap dollar AmeJika Serilmt yang sejak perteng®an lmJan
juli hanya berkisar antara Rp 2.500 - Rp 2.600 per US dollar bergejolak
menjadi sekitar Rp z. 700 - Rp .3.000 per US dollar. Se.laln itu pr!:)mi swap
yang semula hanya 9.0% naik tajam menjadi 30.1% .
. kondisi perl"konomian .i.ndone.sia pada triwulan )11-2005 diw!Jmai
oleh tekanan pada nilai tukar rupiah dan tingginya harga minyak intemasional
yang P!:rkelanjutan, diiringi peningkatan !lkspekt~si inflasi masyarakat.
Demikian pula menurut laporan Bank Indonesia, perekonomian indonesia
d.alam triwulan Ul-2005 menunjukkan kinerja Yang tidak sebaik perkiraan
semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah
seme.ntara tc;,kamm !c;,rhadap smbmms makro c;,konomi mc;,ningkat. Tingginya
harga minyak dunia dan ekspansi ckonomi dom(:stik yang bertumpu pada
impor teJah menimbullmn te.kana.n yang be.sar t!lJhadap ko.ndisi neraca
pembayaran dan pengeluaran subsidi Bahan Bakar Minyak pemerintah. Dari
s.is.i moneter, lmnd.isi terseb!lt telab menyebabJmn tekanan terhadap peJemahi1n
nilai tukar rupiah yang meningkat, sementara inflasi masih relatif tinggi salah
s.atunya karena dampak meningkatnya ekspektasl inflasL Bank Indonesia
memandang bahwa meningkatnya ekspektasi inflasi dan depresiasi nilai tukar
rupiah tersebµt dapat mi;iningkatkall re.siko ket.idaks1ab.iJan makro c;,ko.nomi
yang dapat mengganggu keberlangsungan pertumbuhan ekonomi dalam
j11ngka pi1njang.
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu
waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya pada saat
terjadi gejolak kurs yang berlebihan.
B. Hasil dan Pembahasan
1. UJi Akar Unit (Unit Root Test)
Uji 11@r un.it <iapm dip;1nda11g sebagai uji stasionaritas. Ba.I .in.i
dikarenakan pada prinsipnya uji akar unit dimaksudkan untuk mengamati
apakah J<:oe:fisen tertentu da.ri model otoregresif y~1ng ditaksir mempµnyai
nilai satu ataµ tidak. Dengan demikian pertanyaan berapa kali suatu data
runtun waktu harus didefenmsiasi agar diperokh data stasioner akan
terjawab. (Insukindro : 1992)
Pengµjian akar unit untuk semua variabel Yang digunakan dalarn
analisis mntun waktu perlu dilakukan untuk mememuhi kesahihan analisis
Jirr9r Coret:tion .Mod?/ (ECM). Jnj berarti bahwa .:!atii yang dipergunaka,n
hams bersifat stasioner, atau dengan kata lain perilaku data yang stasioner
memiliki varicms y;mg tidak ter.la.lu besar dan memp!Jnyai kecenderungan
untuk mendekati nilai rata-rata. (Suhendra Indra : 2003)
UJi .akar unit merupakan salah .satu b!l.ntuk <lari a.nalisis perilakJl
data yang dipakai untuk mengetahui stasioneritas data, sehingga dapat
diketahui ada tidaknYa hubungaJJ ja11gka panjang .aJJtara va.riabel dependeJJ
dengan variabel independen.
Pengujian stasioneritas data yang dilakukan terhadap .selwuh
variabel dalam model penelitian yang penulis ajukan, didasarkan pada
;Jµgmente4 Dic&y Fuller ff'.~t, yang perbitur1gannya me11gg1makan
bantuan program eviews 5 .0. basil dari pengujian dengan menggunakan
program computer ev.if:ws dapat dilih!lt pad<J keterangan di !:><Jw<Jh ini.
Tabel 4.1
ADF (T:ab1~l) Variabel ADF (Hitung) MacKinnon Keterangan
Critical Valine 1%-3.615588
KURS -8.765137 5%-2.941145 Stasioner 10% -2.609066 1%-3.615588
INFLASI ~J J .42573 5% ~2.941145 Stasioner I 0% -2.609066
I% -3.615588 SUKU_BUNGA -12.92532 5% -2,941145 Stasioner
I 0% -2.609066 1%-3.615588
Ml -8.176272 5%-2.941145 Stasioner 1 ()% -2.609066 1%-3.615588
GDP -6.213463 5% -2.941145 Stasioner 10% -2.609066 1%-3.615588
BOP -6.256494 5%-2.941145 Stasioner I 0% -2.609066
1%-3.615588 IMPORT -6.469680 5%-2.941145 Stasioner
I 0% -2.609066 Smnber : data diolah
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa pengujian akar unit
Augmented Dic&Y Fl!ller (ADJ') test, semua variabel penentu lrnrs seperti
inflasi, suku bunga, Ml, GDP, BOP dan import yang diuji sudah stasioner
ata!! memiliki akar µnit. Hal ini dlkarenakan nilai ADF bimng Jebih be.s.ar
dari MacKinnon Critical value (ADF table). Penentuan tingkat signifikasi
dengan memb1'ndlngkan nilai parameter APF hit11ng dengan .Mackin1Jon
Critical Value (ADF tabel). Apabila nilai parameter ADF hitung lebih
be.sar dari nilai MacKinnon CrWc.al J!afµe (APF tabe)), maka Ho ditolak.
Berarti variabel yang diamati stasioner. Uji ADF di atas menunjukkan
babwa vari.abel k11rs, int1asi, s!Jl>.u bunga, Ml, GDP, BOP dan import telah
stasioner (lampiran l)
2. Uji Derajat Integrasi
Uji derajat integrasi merupakan kelanjutan dari uji akar unit apabila
salah sat!! variable belum ada yang stasioner sel1Jrohnya pada derajat O
(no!). Pengujian ini dilakukan dengan menuronkan variable sebanyak satu
kali.
Uji derajat integrasi dilakukan apabila jika salah satu variabel yang
bel11m stasioner, ini unt!lk mengetahµi pada derajat keb!!rapa v<tri;ibel y;ing
diamati stasioner. Dan karena hasil uji akar unit dengan Augmented Dickey
F1Jli!!r (ADF) te1>t di atas menunjukkan bahw~ semua variabel y;ing
diestimasi telah stasioner semua, karena telah stasioner semua maka maka
t.idak per!µ Jagi dilakukM pengujian µji derajat integr;isi.
3. tfji Kointegrasi (Coi11tegration Test)
Uji kointegrasi merupakan kelanjutan dari uji akar unit dan derajat
Jntegrasi. Tujuan dilakukanuya uji kointegrasi adalah untuk menglq1jJ
stasioneritas residual regresi yang dihasilkan stasioner atau tidak.
Stasioneritas .residual sangat penting Jika ingin mengembangkan suatu
model dinamis.
Tabel 4.:2
Uji Kointegrasi Pada tingkat U~vel
ADF(Tabel) Pengujiau ADF (Hitung) MacKiuiton Keterangan
Critical Value 1%-3.646342
ADF -1.887125 5% -2.954021 Belum Stasioner 10% ·2.615817
Sumber : Data D1olah
Berdasarkan hasil uji kointcgrasi di atas belum stasiomir pada
tingkat level pada derajat kepercayaan yang sama, maka data tersebut
dUanjutkan dengan di difference (bedfl) tingkat pertama. HiJsilnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4 .. 3
Uji Kointegrasi
Pada Tingkat Pembe\!aan Satu (First Difference)
ADF(Tabel) Pengujian ADF (Hitung) MaeKinnon Keterangan
Critical Value 1%-3.64634:2
ADF -3.329280 5%-2.954021 Belum Stasioner 10%-2.615817
Sumber : Data Diolah
Pada basil uji kointegrasi di atas data te:rsebut diketabui belum
stasioner pada tingkat pembedaan satu (First Difference) pada derajat
kepercayaan yang sama, m<1ka dam tersebut dilanjutkan dengan di
difference (beda) tingkat kedua. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel4.4
Uji Kointegrasi
Pada Tingkat Pembedaan Dua (Second Difference)
ADF(Tabcl) Pengujian ADF (Hitung) MacKiiliio111 Keterangao
Critical Value 1%-3.646342
ADF -7.776365 5% -2.954021 Stasioner 10% -2.615817
Sumber : Data Diolah
Pada uji kointegrasi pada tingkat pernbedaan dua (Second
Diflerence) pada tabel 4.4 di atas menunjukkan nilai AbF hitung lebih
besar dari dari nila.i .. Mac.Kinnon CriJicaJ Valµe (ADF tabel) pl!.da derajat
kepercayaan derajat kepercayaan yang sama, berarti Ho ditolak. Hal ini
dapat dapat djsimpulkan variabel-variab<!l yang diamati dalam pe11eJitian
ini berkointegrasi pada derajat yang sama. Dari hasil tersebut di atas
di.ketahui bahwa residual persamaan kointegrasinya stasioner. Hal ini juga
dapat berarti, terjadi keseimbangan jangka panjang antar selurnh variabel,
atau dengan kata lain dalam jangka panjang perbedaan inflasi, suku bunga,
MI, GDP, BOP dan importmemiliki keterkaitan atau berkontegrasi dengan
nilai tukar Rl!piah terhadap Dollar, Dan bl!k<m regresi pafal! yang
dibasilkan.
4. Estiamsi Error Corection Mod(!/ (ECM)
Model koreksi kesalaboo merupakan salah satu alternatif untuk
menguji kem1mgkinan bl"rkointegrasinya model yang diamati. Apabila
error con·ection tenn (ECT) pada basil regresi signifikan berarti model
koreksi kesalahan adalah model yang sahib (valid) dan variabel y;mg
diamati berkointegrasi atau residual basil regresi adalab stasioner.
a. Estimasi Jangka Pendek
Untuk mendapatkan ilustrasi mengenai pengarub dinamika
jangka pendek da.ri masing-masing variabel fundamental terbadap
perilaku nilai tukar rupiah, maka dilakukan pengujian dengan
mimggunakan pendekatan error corr<:ction .model (ECM). (Kl!Jniati
dan Hardiyanto : 1999)
Dalam membentuk persamaan En·o.r CPrection Model
(ECM), residual (error tenn) yang diperoleb pada persamaan
kointegrasi jangka panjang akan digunaka11 ~:ebagai koefislen errw
cointegration bersama dengan determinan jangka pendek dari
persamaan nilai tukar. (Aisjab : ?005)
Hasil estimasi error correction model (ECM) menunjukkan
bahwa model Yang digunakan berbasil menjelaskan faktor-fal4or yang
mempengarubi nilai tukar. Indikasi dari ketepatan penggunaan Error
con·eclion model (ECM) tersebut dapat dmlJat dari sJgnifikannya
koefisiensi error correction term dan nilai ECT tersebut memenuhi
kriteria yaitu O < ECT < L
Tabel 4.5
Hasil AnaUsis Model ECM Jangka Pe.ndek
Variable Coefficient Std. Error I-Statistic Prob.
c -0.000657 0.006176 -0.106295 0.9161 D(INFLASI) -0.247665 0.065751 -3.766740 0.0007 D(SUKU_BUNGA) 0.340278 0.09881'7 3.448413 0.0017 D(M1) -0.323291 0.150046 -2.154621 0.0393 D(GDP) 8.87E-06 0.0016:l8 0.005417 0.9957 D(BOP) 0.000256 0.001622 0.157789 0.8757 D(IMPORT) 0.074526 0.037759 1.973739 0.0577 ECT 0.984072 0.208997 4.708543 0.0001
R-squared 0.949513 Mean dependent var -0.005544 Adjusted R-squared 0.937733 S.D.dependentvar 0.149449 S.E. of regression 0.037292 Akaike info c:riterion -3.555386 Sum squared resid 0.041722 Schwarz critierion -3.210631 Lug likelihood 75.55233 F-statistic: 80.60215 Durbin-Watson stat 1.909206 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Data Yang Diolah
Setelah dilakukan pengujian dengan error correction model
(ECM) pada label 4.5, ditemukan bahwa dal&m jangka pendek banya
variabel inflasi, suku bunga dan impor yang signifikan secara statistik
dalam mempengaruhi nHai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
Serikat. Berarti dalam jangka pendek variabel inflasi, suku bunga dan
impor berpengaruh terhadap lJiJai tukar rupiah pi;:r dollar AS dengan
koefisien masing-masing adalah -0.247665, 0.340278 dan 0.074526.
Tabel 4.6
Estimasi Jangka Pendek
Kurs = -0.000657 -0.247665 (inflasi) + 0.340278 (suku_bunga) (-0.106295) (-3,766740) (3.448413)
- 0.323291 (Ml)+ 8.87E-06 (GDP)+ 0.000256 (BOP) (-2.154621) 0.005417 (0.157789
+ 0.074526 (Import)+ 0.984072 (ECT) 1.973739 4. 708543
R2 = 0.949513 DW Stat= 1.909206 F Stat= 80.60215 Sumber : Data Diolah
Hasil studi empirik pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa
estimasi dengan menggunakan model Error Con·ection Model (ECM)
dapat digunakan. Hal ini dapat dilihat dengan nilai ECT memmjllkkan
nilai yang signifikan, yaitu sebesar 4.708543. ha! ini menunjukkan
bahwa spesifikasi model y:mg digumik:m sudab benar. Koefisien e.rror
term 0.984072 (0 < ECT < 1) menunjukkan b~hwa kecepatan
penyesuaian nilai tlJkar menuju ke kondisi keseimbangan 98% per
kllartal.
Sedangkan untuk jumlah ll<lng beredar (Ml) tidak
'signifikan walauplln probabilitinya 0.0393 signifikan pada statistik u
= 5%. Dikarenakan mempimyai tand<i koefisien negatif yang
seharusnya tanda koefisiennya positif. Hal ini berarti bahwa jika terjadi
kenaikan jumlah uang beredar iintara Indonesia dan Amerika Serikat
justru akan mengakibatkan depresiasi pada dollar Amerika Serikat dan
npresiasi pada nilai rupiah. Hal ini tidak sesuaii dengan hipotesis y;mg
diajukim dalam penelitian ini.
Ketidak:sesuaian hipotesis dalam jangk:a pendek: terk:ait
dengan k:ebijakan pengetatan likuiditas yang dilakukan oleh Bank
Indonesia. Adanya pengetatan Jik:uiditas in.i t~,Jah menyebabkan bagi
dunia usaha untuk berkembang dan memacu tingkat ekspor karena
keterb11tasan lik:uiditas untuk: mel11k:uk:an pro<luk:si dan membeH bahan
baku bagi industri mereka. Belum lagi tingginya suku bunga
perbankan, tel.ah menyuJitk:an b11gi merek:a dalam ha! k:ebutuhan
pembiayaan. Dengan a<lanya pelonggaran likuiditas, yang tercermin
oleh peninglrntan jumlab uang beredar (Ml) dimasyarakat diharapk:an
dapat mendorong kegiatan ekspor sehingga dapat meningkatkan
pasok:an devisa yang dapat memperkuat nilai tukar rupiah.
Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel
independent ter.hadap variabel <lependen seca;ra parsi11J. Jika t Mimg
lebih besar dari t tnbel atau signifikasi t >u : 5% (0,05) maka Ho ditolak
dan Ha diterima yang berarti terdapat pengiU11b signifilmn secara
parsial variabel independent terhadap variabel dc:penden.
J. Inflasi
Dari basil regresi diketahui bahwa besarnya nilai t hitung sebesar -
3.766740, sedangkan nilai t 1abe1 dengan u = O.OJ adalah (0.05: 38)
= -1.684, karena nilai t iutung 2'. t tal>el• maka Ho ditolak berarti
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model terseb11t
variabel-variabel independen secara simultan mempunyai penagruh
yang signif!kan terhadap nilai tukar rupiah per Dollar Amerika Seikat
Nilai R2 menunjukkan proporsi total variabel dependen
yang dapat dijelaskan variabel independen. Hasil estimasi jangka
pendek dengan OLS (Ordinmy Least Square) pada tabel 4.6 di atas
babwa R2 dari model tersebut adalah 0.949513 yang menyatakan
bahwa 95% variabel dalam jangka pendek dijelaskan oleh inflasi, suku
btinga, jumlah uang beredar, Gross Doineslfr: Brnlo (GDP), Balance Of
Payment (BOP) dan irnpor. Sedangkan sisanya 5% dijelaskan o.leh
variabel-variabel lain di luar model.
Jnterpretasi dari basil estimasi jangka pendek metode Error
Corection Model (ECM), adalah sebagai berilrnt :
1. Variabel InfJasi mempunyai koefisien yang negatif dan signitikan
secara statistik pada u = I%. Hal ini berarti sesuai dengan dengan
hipotesis y;mg diajukan dan teori yang dignnakan dalam penelitian
ini. Besarnya koefisien selisih inflasi terhadap kurs (Rp/$) adalab
sebesar -0.248. ha! tersebnt menunjnkkan bahwa ketika terjadi
penunman selisih inflasi Indonesia terhadap Amerika Serikat 1
poin (Cateris Paribus), akan menyebabkan Depresiasi Kurs (Rp/$)
ssebesar 0.248 rupiah. Dimana dengan meningkatnya inflasi, maka
harga-harga rneningkat dan rnenyebabkan nilai tukar rupiah
semakin terdepresiasi.
2.. Vanabel Suku Bunga mempunyai koefisien yang positif dan
signifikan secara statistik pada a = I%. Hal ini berarti sesuai
dengan dengan hipotesis yang diajukan dan teori yang digunakan
dalam penelitian ini. Besamya koefisien selisih suku bunga
terhadap kurs (Rp/$) adalah sebesar 0.340. hal tersebut
menunjukkan bahwa ketika terjadi pernurunan selisih suku bunga
Indonesia terhadap Amerika Serikat l poin (Cateris Paribus), akan
menyebabkan Apresiasi Kurs (Rp/$) ssebesar 0.340 rupiah.
Dimana dengan meningkatnya .suku lbunga, maka harga-harga
meningkat dan menyebabkan nilai tukar rupiah semakin
terapresiasi.
3. Variabel Impor mempunyai koefisien yang positif dan signifikan
secara statistik pada a = l 0%. Hal ini berarti sesuai dengan dengan
hipotesis yang diajukan dan teori yang digunakan dalam penelitian
ini. Besamya koefisien selisih impor terha,dap .kurs (Rp/$) adalah
sebesar 0.074. hal tersebut menunjukkan bahwa ketika terjadi
penunman selisih impw Indonesia terhadap Amerika Serikat I
poin (Cateris Paribus), akan menyebabkan Apresiasi Kurs (Rp/$)
ssebesar 0.074 rupiah. Dimana dengan meningkatnya impor, maka
harga-harga meningkat dan menyebabkan nilai tukar rupiah
semakin terapresiasi.
Sedangkan untuk variabel Jumlah Uang Beredar (Ml),
Gross Domestir: Bruto (GDP) dan Balance Of Payment (BOP) antara
Indonesia dan Amerika Serikat, d.alam jimgka pendek hasilnya
menunjukkan tidak mendukung hipotesis yang telah diajukan dalam
penelitian ini. lni berarti Jumlah Uang Beredar (Ml), (Jross Domestic
Product (GDP) dan Balance Of Payment (BOP) tidak mampu
menerangkan peri!aku k!lrs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat
dalam jangka pendek.
Untuk analisis jangka panjang, perlu mengetahui terlebih
dah1du koefisien regn~si dan deviasi jangka panjangnya, yang dapi!t
dihitung dengan menaksir besaran koefisien regresi dan matriks
varian-kovarian parameter yang bersimgkut<m. Dengan diketahui nilai
kedua ha! tersebut dapat digunakan untuk mengamati hubungan jangka
panjang anrar vektor variabel ekonomi.
Tabel 4.7
Basil Analisis Model ECM Janglrn Panjang
Variable Coefficient Std. Error !-Statistic Prob.
c 0.034126 0.007460 4.574614 0.0001 INFLASI -0.244753 0.088620 -2.761816 0.0094 SUKU_BUNGA 0.359604 0.097333 3.694566 0.0008 M1 -0.274714 0.168033 -1.634877 0.1119 GDP 0.001517 0.002403 0.631444 0.5322 BOP 0.001612 0.002381 0.677234 0.503 1 IMPORT 0.033614 0.053422 0.629220 0.5337
R-squared 0.865087 Mean dependent var 0.005152 Adjusted R-squared 0;839791 $;[);dependent var 0.094318 S.E. of regression 0.037752 Akaike info criterion -3.554426 Sum squared resid 0.045606 Schwarz criterion -3.255838
bog likelihood 76.31130 F-statistiG 34.19632 Durbin-Watson stat 2.016220 Prob(F-statistic) 0.000000
Setelah dilakukan pengujian dengan error correction model
(ECM) pada tabel 4.7 diatas, ditemukan bahwa dalam jangka panjang
hanya variabel inflasi dan suku bunga yang signifikan secara statistik
dalam mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
Serikat. Berarti dalam jangka pendek variabel intlasi dan suku bunga
berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah per dollar AS dengan koefisien
masing-masing adalah -0.244753 dan 0.359604.
Tabel 4.8
Estimasi Jangka Panjang
Kurs = 0.034126-0.244753 (Intlasi) + 0.359604 (Suku_Bunga) (4.574614) (-2.761816) (3.694566)
- 0.274714 (Ml)+ 0.001517 (GDP)+ 0.001612 (BOP) (-1.634877) (0.631444) (0.677234)
+ 0.033614 (Import) (0.629220)
R2 = 0.865087 DW Stat= 2.016220
Sumber : Data Diolah
F Stat= 34.19832
Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependen secara parsial. Jika t hitung
lebih besar dari t tabel atau signifikasi t >u : 5% (0,05) maka Ho ditolak
dan Ha diterima yang bera1ti terdapat pengaruh signifikan secara
parsial variabel independent terhadap variabel dependen.
L Inflasi
Dari basil regresi diketahui bahwa besamya nilai t hitting sebesar -
2.761816, sedangkan nilai t tabel dengan <~ = 0.01 adalah (0.05 ; 38)
= -2.021, karena nilai t hitimg :::: t .,ix,i, maka Ho ditolak berarti
variabel inflasi berpengaruh signifikan terhadap kurs rupiah
terhadap dollar Amerika Serikat pada a= 0.01.
2. Suku Bunga
Dari basil regresi diketahui bahwa besamya nilai t htwng sebesar
3.694566, sedangkan nilai t 1abe1 dengan a= 0.01 adalah (0.05 : 38)
= 2.021, karena nilai t hitung:::: t tabeJ, maka Ho ditolak berarti variabel
inflasi berpengaruh signifikan terhadap kurs rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat pada a= 0.01.
Uji F digunakan untuk melihat kemaknaan dari hasil model
regresi tersebut. Jika F hittmg lebih besar dari F tabel atau tingkat
signifikannya lcbih kecil dari 5% (0,05) maka Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti terdapat pengaruh signifikan secara simultan
variabel independent terhadap variabel depend<:n.
Dengan menggunakan a = 5% dan pada derajat kebebasan
39 (0.05 ; 39) di peroleh niali F 1abe1 sebesar 2.45 sementara nilai F hitung
untuk model jangka panjang pada tabel 4.6 di atas adalah 34.19832.
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model tersebut
variabel-variabel independen secara simultan mempunyai penagruh
yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah per Dollar Amerika Seikat.
Nilai R2 menunjukkan proporsi total variabel dependen
yang dapat dijelaskan variabel independen. Hasil estimasi jangka
panjang dengafi OLS (Ordinary Least Square) pada tabel 4.8 di atas
bahwa R2 dari model tersebut adalah 0.865087 yang menyatakan
bahwa 87% variabel dalam jangka panjang dijelaskan oleh inflasi,
slikii btifiga, jtimlah liang betedar, Gross Do111esUc Bruto (GDP),
Balance Of Payment (BOP) dan impor. Sedangkan sisanya 13%
dijelaskan oleh variabel-variabel Jain di luar model.
Interpretasi dari basil estimasi jangka panjang metode Error
Corection Model (ECM), adalah sebagai berikut :
l. Variabel Inflasi mempunyai koefisien yang negatif dan signifikan
secara statistik pada a = l %. Hal ini berarti sesuai dengan dengan
hipotesis yang diajukan dan teori yang digunakan dalam penelitian
ini. Besamya koefisien selisih inflasi terhadap kurs (Rp/$) adalah
sebesar -0.245. hal tersebut menunjukkan bahwa ketika terjadi
penurunan selisih inflasi Indonesia terhadap Amerika Serikat l
poin (Cateris Paribus), akan menyebabkan Depresiasi Kurs (Rp/$)
ssebesar 0.245 rupiah. Dimana dengan meningkatnya inflasi, maka
harga-harga meningkat dan menyebabkan nilai tukar rupiah
semakin terdepresiasi.
2. Variabel Suku Bunga mempunyai koefisien yang positif dan
signifikan secara statistik pada a = I%. Hal ini berarti sesuai
dengan dengan hipotesis yang diajukan dan teori yang digunakan
dalam penelitian ini. Besamya koefisien selisih suku bunga
terhadap laws (Rp/$) adalah sebesar 0.360. ha! tersebut
menunjukkan bahwa ketika terjadi penurunan selisih suku bunga
Indonesia terhadap Amerika Serikat 1 poin (Cateris Paribus), akan
menyebabkan Apresiasi Kurs (Rp/$) ssebesar 0.360 rupiah.
Dimana dengan meningkatnya suku founga, maka harga-harga
meningkat dan menyebabkan nilai ti~kar rupiah semakin
terapresiasi.
Sedangkan untuk variabel Jurnlah Uang Beredar (Ml),
Gross Domestic Bruto (GDP), Balance Of Payment (BOP) dan lmpor
antara Indonesia dan Amerika Serikat, dalam jangka panjang hasilnya
menunjukkan tidak mendukung hipotesis yang telah diajukan dalam
penelitian ini. Ini berarti Jumlah Uang Beredar (Ml), Gross Domestic
Product (GDP), Balance Of Payment (BOP) clan impor tidak mampu
menerangkan perilaku kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat
dalam jangka panjang.
A. Kesimpulan
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh variabel
selisih Jnflasi, Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar (Ml), Gross Domestic
Bruto (GDP), Balance Of Payment (BOP) dan impor antara Indonesia dan
Amerika Serikat terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Model yang dipakai dalam
penelitian ini adalah Error Correction Model (ECM). Dari hasi analisis yang
telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
I. Dalam jangka pendek didapat variabel Inflasi, Suku bunga dan Jmpor yang
berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat.
2. Sedangkan dalam jangka panjang didapat variabel Inflasi dan Suku Bunga
yang berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat.
3. Hasil analisis uji tjangka pendek diketahui bahwa variabel selisih Inflasi,
Suku Bunga dan Impor antara Indonesia dan Amerika berpengaruh secara
parsial terhadap terhadap nilai kurs rupiah per dollar Amerika Serikat pada
derajat signifikasi 5%.
4. Hasil analisis uji t jangka panjang diketahui bahwa variabel Inflasi dan
Suku Bunga antara Indonesia dan Amerika berpengaruh secara parsial
terhadap terhadap nilai kurs rupiah per dollar Amerika Serikat pada derajat
signifikasi 5%.
5. koefisien detenninasi (R2) dalam jangka pendek sebesar 0.949513 ha!
tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel penelitian sudah tepat,
karena nilai R2 1nasing-inasil1g yang cukup besal'.
6. koefisien determinasi (R2) dalam jangka panjang sebesar 0.865087 hal
tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel penelitian sudah tepat,
karena nilai R2 masing-masing yang cukup besa1'.
B. Implikasi
I. Hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi bagi para pelaku bisnis baik
investor maupun pihak perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi
di pasar valuta asing.
2. Mengatur jumlah uang berdar melalui kebijakan moneter karena setiap
kenaikannya akan berdampak pada apresiasi dan depresiasi nilai tukar.
3. Menggunakan instrumen suku bunga dan inflasi sebagai alat untuk
mengantisipasi nilai tukar.
4. meningkatkan pertumbuhan ekspor, investasi da.n konsumsi.
5. Mengembangkan penelitian ini dengan menambah variabel yang lain serta
menggunakan model analisis yang beragam sehingga bisa melakukan
perbandingan model analisis.
DAFrARPUSTAKA
Abuaf, Niso dan Philippe Jorion (1990), "Purchasing Power Parity in the Long Run", Journal of Finance, page 157-174.
Aci (2007), "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Dengan Pendekatan Error Correction Modef', Skripsi Tidak Diterbitkan, UIN Syarifhidayatullah, Jakarta.
Adler, Michael dan Bernard Dumas (1983), "International Portfolio Choice and Corporate Finance: A Synthesis'', Journal of Finance, page 925-984.
Aisjah, Siti dan A. Setiawan (2005), "Model Prediksi Kurs Rupiah Per Dollar As Untuk Meminimalkan Transaction Exposure Dengan Pendekatan Model Kreksi Kesalahan", Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 3 No.3.
Baille, Richard Dan Patrick Mc Mahon (1989), Foreign E~change Market: Thory And Empirical Envidence, Cambrige University Press
Boediono (1993), "Ekonomi Internasional, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi edisi ke empat", BPFE, Yogyakarta.
Camarazza, Francesco Dan J Aziz (1997), "Fixed Or Flexible? Getting The Exchange Rate Right In The 1990's", World Economic Outlook, Ch. 4
Frankel J. A. Dan Johnson Hary G (1977), "The Monetary Approach To The Balance Of Payment : A Non Technical Guide'', Journal Of International Economics.
Hady, Hamdy, Prof. DR. (2006), "Manajemen Keuangan Intemasional", Yayasan Administrasi Indonesia, Jakarta.
Hamid, Abdul, Prof. DR (2007), "Pedoman Penulisan Skripsi", Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SyarifHidayatullah, Jakarta.
Herlambang, sugiarto dan Brastoro Said (2001), "Teori dan Analisis Kebijakan", Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Indrawati, Sri Mulyani (2002), "Penguatan Rupiah, Pertanda Apa?", Kompas Cyber Media, http://www.kompas.com.
Isnowati, Sri (2002), "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengruhi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika: Pendekatan Moneter 1987.2- 1999.l
'7'
Insukindro (1992), "Dynamic Sfesijication Of Demand For Money, A Survey Recent Developmenf', Jumal Economic Indonesia.
Kuncoro, Mudrajat (1996), "Manajemen Keuangan International", BPFE, Yogyakarta
Kumiati, Yati dan A. V. Hardiyanto (1999), "Perubahan Sistem Nilai Tukar'', Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 2, No. 2, Bank Indonesia, Jakarta.
Krugman, Paul R dan Maurice Obstefeld (2005), "Ekonomi Intemasional (Teori dan Kebijakan)", PT Indeks, Jakarta.
Mc Donald, Ronald Dan Mark P Taylor (1987), "Exchange Rate Economic : A Survey", IMF Staff Papers, Vol. 39 No.I
Madura, Jeff (2000), "International Financial Management'', USA: SouthWestern College Publishing.
Maulidah dan Irwan Gunawan (2004), " Faktor-Faktor Tingkat Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Saham Berdasarkan Arbitrage Pricing Theory (Study Pada Industri Perbankan Yang Menetapkan Dual Banking System Yang Terdaftar Di Bursa Efek .Jakarta)", Jumal Ilmiah Bidang Manajemen dan Akuntansi Volume 1 No. ll.
Nopirin (1991), "Ekonomi International Edisi 2", BPFE, Yogyakarta
Rama, Ali (2007), "Determinas: Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika", Skripsi Tidak Diterbitkan, UIN Syarifhidayatullah, Jakarta.
Saimun, Rasmo (1988), "Evaluasi Program Intervensi !Di Pasar Valuta Asing Dalam Rangka Stabilisasi Nilai Tukar'', Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, Vol. I No.3
Salvatore, Dominick (1999), "International Economics", Sixth Edition, NewYork John Wiley & Sons, Inc.
Santoso, Agus Budi (2003), "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS'', Jumal Ekonomi Dan Bisnis, Vol I 0 No.2
Suhendra,lndra (2003), "Pengaruh Faktor Fundamental, Faktor Resiko Dan Ekspektasi Nilai Tukar Terhadap Nilai Tukar Rupiah (Terhadap Dollar) Pasca Penerapan Kurs Mengambang Bebas Pada Tanggal 14 Agustus 1997", Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan.
Sukimo, Sadono (2001), "Pengantar Teori Makroekonomi Edisi Kedua", PT Raja Graftndo Persada, Jakarta
Widarjono, Agus (2007), "Ekonometrika Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis", Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, Yogykarta.
www.bi.go.org
www.unisosdem.org
www.wikipedia.com
Lampiran 1 UJI AKAR UNIT
Null Hypothesis: KURS has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9}
!-Statistic Prob.*
_A_u_gm_en_t_ed_D_ic_ke_y~--Fu_l_le_r _te_st_s_ta_t_is_ti_c ______ -8_.765137 0.0000
Test critical values: 1% level
5% level 10% level
-3.615588 . -2.!!41145
-2.El09066
*MacKinnon { 1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Valiable: D{KIJRS) Method: Least Squares Date: 08/13/08 Time: 07:03
sample {adjusted): 2 39 Included observations: 38 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Stati:stic
KURS(-1) -1.290210 0.147198 -a:76e.~31
c 0.001076 0.013904 0.077:378
R-squared 0.680929 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.672066 S.D. dependent var S.E. of regression 0.085583 Al<aike info criterion Sum squared resid 0.263678 Schwarz criterion Log likelihood 40.52200 F-statistic Durbin-Watson stat 2.193130 Prob(F-statistic)
Prob.
0,0000
0.9388
-0.005544 0.149449 -2.027474 -1.941285 76.82763 0.000000
7Ll
Null Hypothesis: INFLASI has a unit root
Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
I-Statistic Prob.*
'-A'"'u"'g"'m'"'e"'n"'ted=D"'-i"'c""ke"'y'--'-F u"'l"'le""r_,_te"'s'"'t-"sta=ti"'st"'ic'-------1'-'-1' .42'5 73 0. 0000 Test crttical values: 1% level
5%1evel 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey,Fuller Test Equation
l;lepencient Vari;;l:ile: QONF~ASI) Method: Least Squares Date: 08/13/08 Time: 07:03
Si!mple (;idjusted): 2 39 Included observations: 38 after adjustments
Van able Coefficient Std. Error
INFLASl(-1) -1.237095 0:108273 c 0.054953 0.017123
-3.615:588 -2.941145 -2.609066
t-Stati!;tic
-11.42573 3.209<!47
R-squared 0.783845 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.777841 S.D.dependentvar S.E. of regression 0.098330 Akaike info cntenon Sum squared resid 0.348075 Schwarz criterion Log likelihood 35.24589 F-statistic Durbin-Watson stat 1.742979 Prob(F-statislic)
Prob.
0.0000 0.0028
-0.016173 0.208619 -1.749784 -1.663595
130.5472 0.000000
Null Hypothesis: SUKU_BUNGA has a unit root Exogenous; Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
I-Statistic Prob.'
Augmented Dickey-Fuller test statistic -12.92532 0.0000 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~-·
Test critical values: 1% level -3.1515588 5% level -2.941145 10% level -2,609066
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey~Fuller Test Equation Qemmg•mt V<1ri11ble; Q(S\JKU_BUNGA) Method: Least Squares Date: 08/13/08 Time: 07:03 s .. mple (11gjust1>(1); 2 39 Included observations: 38 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Slati:stic
SUKU_BUNGA(-1) -1.145457 0.088621 -12.92532 c -0.046732 0.015779 -2.961618
R-squared 0.822716 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.817791 S.D.dependentvar S.E. of regression 0.096580 Akaike info criterion Sum squared resid 0.335799 Schwarz criterion Log likelihood 35.92807 F-statistic Durbin-Watson stat 2.428418 Prob(F-statistic)
Prob.
0.0000 O.OOM
-0.022479 0.226258 -1.785688 -1.699499 167.0639 0.000000
=
Null Hypothesis: M1 has a unit root i;:x'lgen~ms: Gon§lant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
I-Statistic Prob.•
.:.A.:.:u,.g"'m.:.:e::.n"'te::.:d::..D~· "'ic.:.:ke""y,_-.:..F:::.ul::.:le::.r...:.te:::s::.:t-=st=a::.ti,,,st"'ic::.. ____ __;-B:::...:.1. 76:_!7_2 __ 0~.o_o_o_o __ Test critical values: 1% level
5%1evel 10% level
-3.615!i88 -2.941"145 -2c609066
'MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
QeJ?!'mlent V<iria1:11e: k>(M1) Method: Least Squares Date: 08/13/08 Time: 07:04 S~mple (<idjMste'1): <! 311 Included observations: 38 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-StatiHtiC
M1(-1) -1.283515 0:156980 -8:176272 c 0.047836 0.016830 2.842275
R-squared 0.649981 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.640258 S.D.dependentvar S.E. of regression 0.097831 Akaike info criterion Sum squared resid 0.344550 Schwarz criterion Log likelihood 35.43925 F-statistic Durbin-Watson stat 1.978500 Prob(F-statistic)
Prob.
0.0000 0.0073
0.002030 0.163110 -1.75%61 -1.673772 66.85143 0.000000
Null Hypothesis: GDP has a unit root
EXoQeneus: Genetant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
I-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.213463 0.0000 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Test critical values: 1% level -3.615588 5% level -2.941145 10% level -2.fi09066
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey,Fuller Test Equation Qerienc:!!'nt V<1ri<1ble: D(GDP) Method: Least Squares Date: 08/13/08 Time: 07:04 sample (ac;ljysted): 2 39 Included observations: 38 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-StaliHtic
GDP(-1) -1.034958 0.166567 -6213463 c -0.246632 3.099679 -0.079567
R-squared 0.517472 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.504069 S.D.dependentvar S.E. of regression 19.10636 Akaike info criterion Sum squared resid 13141.90 Schwarz criterion Log likelihood -164.9932 F-statistic Durbin-Watson stat 2.005776 Prob(F-statistic)
Prob.
0.0000 0.9370
-0.018145 27.13109 8.789115 8.875304 38.60712 0.000000
"70
Null Hypothesis: BOP has a unit root
Exogeneus; Genstant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
t-Statis;tic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6,256494 0.0000
Test critical values: 1% level 5%1evel 10% level
-3.615588 -2.941145 -2,609066
*MacKinnon ( 1996) one-sided p-values.
Augmented Dicke)FFuller Test Equation
i;J!?Rendent Vari<1ble: l;J(!ilQP) Method: Least Squares Date: 08/13/08 Time: 07:05
Sample (<!diu!!ted): 2 ~9 Included observations: 38 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-S!atistic
BOP(-1) -1.040529 0.166312 -6.:256494
c 1.454362 3.141925 0.462089
R-squared 0.520918 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.507610 S.D.dependentvar S.E. of regression 19.32605 Akaike info criterion
Sum squared resid 13445.86 Schwarz criterion Log likelihood -165.4276 F-statistic Durbin-Watson stat 2.010898 Prob(F-stalistic)
Prob.
0.0000 0.6462
0.159330 27.54156 8.811981 8.898169 39.14372 0.000000
Null Hypothesis: IMPORT has a unit root Exe!lenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
!-Statistic Prob.*
_A~u~g~m~e~n~te~d~D~i~c~ke~y~-F~u~l~le~r~te~s"'t""st"'a"'ti°'"st"'ic'--------6=.469680 0.0000 Test critical values: 1% level
5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey~Fuller Test Equation
t;ieP.@<Jent Vari11flle: t;i(I MPQRD Method: Least Squares Date: 08/13/08 Time: 07:05
$ii!mPI'! (mljui>ted): 2 39 Included observations: 38 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error
IMPORT(-1) -1.074914 0.166146 c 0.012280 0.019706
-3.615588 -2.!)41145 -2.609066
t-Stati,stic
-6.469680 0.623'172
R-squared 0.537612 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.524768 S.D.dependentvar S.E. of regression 0.120926 Akaike info criterion Sum squared resid 0.526428 Schwarz criterion Log likelihood 27.38566 F-statistic Durbin-Watson stat 1.999267 Prob(F-statistic)
Prob.
0.0000 0.5371
0.000175 0.175414 -1.336088 -1.249899 41.85676 0.000000
on
Lampiran 2 UJI KOINTEGRASI
Null Hypothesis: RESID01 has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 5 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
t-Slaliillic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.887125 0.3340 Test critical values: 1% level
5% level 10% level
•MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
J::lependent Variable: 9(RESl901) Method: Least Squares Date: 08/13/08 Time: 07:12 Sample (adju.,ted): 7 39 Included observations: 33 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error
RESID01(-1) -0.714808 0.378781 D(RESID01(-1)) -0.362039 0.363013 D(RESID01 (-2)) -0.196562 0.326527 D(RESID01(-3)) -0.209379 0.285086 D(RESID01 (-4)) 0.080387 0.251439 D(RESID01 (-5)) 0.201977 0.179515 c -0.002676 0.006121
-3.646342 -2.954021 -2.615817
t-Stali:stic =
-1.o:i1125 -0.997'318 -0.601978 -0.'734441 o.319:ro8 1.125'128 -0.437'241
R-squared 0.609741 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.519681 S.D. dependent var S.E. of regression 0.033922 Akaike info criterion Sum squared resid 0.029918 Schwarz criterion Log likelihood 68.77089 F-statistic Durbin-Watson stat 1.849692 Prob(F-statislic)
Prob.
0.0704 0.3278 0.55:~4
0.4693 0.75'17 0.2708 0.6655
-0.000913 0.048946 -3.743690 -3.426249 6.770396 0.000208
Null Hypothesis: D(RESID01) has a unit root
i;ixogenous: Constant Lag Length: 4 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
t-Statii;tic Prob.*
'-A~u~gm=en"'t""ed"-· ""'D"'"ic"'k'"ey,_-'-F"'ul"'le-'-r"'"'te"'s-'-t sta=t"-'is"'ti"°c-----'-3=.:)29280 0.0215 Test critical values: 1% level -3.646342
5% level -2.954021 10% level -2.615817
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey,Fuller Test Equation
Qepend<ml V11riable: D(Rl;;SID01 ,2) Method: Least Squares Date: 08/13/08 Time: 07:13
8<1mple (11djust<l<l): 7 39 Included observations: 33 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error \-Statistic
D(RESID01(-1)) -2.998537 0.900656 -3.:329280 D(RESID01 (-1),2) 1.042113 0.783645 1.329!128 D(RESID01 (-2),2) 0.418016 0.599732 0.697004 D(RESID01 (-3),2) -0.069322 0.400735 -0:172986 D(RESID01 (-4),2) -0.138202 0.184478 -0.749154 c -0.000203 0.006256 -0.032472
R-squared 0.863771 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.838543 S.D. dependent var S.E. of regression 0.035494 Akaike info criterion Sum squared resid 0.034016 Schwarz criterion Log likelihood 66.65283 F-statistic Durbin-Watson stat 1.903676 Prob(F-statistic)
Prob.
0.0025 0.1947 0.4918 0.8640 0.4602 0.9743
-0.003002 0.088334 -3.675929 -3.403837 34.23901 0.000000
Null Hypothesis: D(RESID01,2) has a unit root
E:xogenous; Gonstant Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
!-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7."176365 0.0000 Test critical values: 1% level
5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickeycfuller Test Equation
t;Jepimdent Y.iri<ible: t;J(RESIDo1,3) Method: Least Squares Date: 08/13/08 Time: 07:13 $<1mple (adjusted): 7 3f) Included observations: 33 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error
D(RESID01 (-1),2) -5.706364 0.733809 D(RESID01(-1),3) 3.180113 0.611942 D(RESIDiJ1(-2),3) 1.733145 0.398724 D(RESID01 (-3),3) 0.543738 0.161578 c 0.002448 0.007237
-3.646342 -2.954021 -2.615817
t-Stafo;tic
-7.'176365 5.196i'55 4.346i'33 3,365'177 o.33ano
R-squared 0.947119 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.939564 S.D.dependentvar S.E. of regression 0.041395 Akaike info criterion Sum squared resid 0.047980 Schwarz criterion Log likelihood 60.97748 F-statistic Durbin-Watson stat 2.104534 Prob(F-stalislic)
Prob.
0.0000 0.0000 0.0002 0.0022 0.7377
-0.005943 0.168385 -3.392575 -3.165831 125.3715 0.000000
Lampiran 3 ESTIMASI ECM JANGKA P ANJANG
Dependent Variable: KURS Method: Least Squares Date: 07/28/08 Time: 15:03 Sample: 1 39 Included observations: 39
Variable Coefficient Sid. Error I-Statistic
c 0.034126 0.007460 4.574()14 INFLASI -0.244753 0.088620 -2:761816 SUKU_BUNGA 0.359604 0.097333 3.694fi66 M1 -0.274714 0.168033 -1.634877 GDP 0.001517 0.002403 0.631444 BOP 0.001612 0.002381 0.677234 IMPORT 0.033614 0.053422 0.629220
R•squared 0.865087 Mean dependent var
AdjYste<:I R-squarl;!d 0.839791 S,D, oependent v~r S.E. of regression 0.037752 Akaike info criterion Sum squared resid 0.045606 Schwarz criterion
l.og likelihood 76,31130 F-st<itistic Durbin-Watson stat 2.016220 Prob(F-statistic)
Prob.
0.0001 0.0094 0.0008 0.1119 0.5322 0.5031 0.5337
0.005152
0.094316 -3.554426 "3.255838 34,1(1832 0.000000
Lampiran 4 ESTIMASI ECM JANGKA PENDEK
Dependent Variable: D(KURS) Method: Least Squares Date: 07/28/08 Time: 15:04 Sample (adjusted): 2 39 Included observations: 38 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Slatistic
c -0.000657 0.006176 -0:106295 D(INFLASI) -0.247665 0.065751 -3.766740 D(SUKU_BUNGA) 0.340278 0.098677 3.448413 D(M1) -0.323291 0.150046 -2.154621 D(GDP) 8.87E-06 0.001638 0.005417 D(BOP) 0.000256 0.001622 0.157i'89 D(IMPORT) 0.074526 0.037759 1.973i'39 ECT 0.984072 0.208997 4.708(;43
R-squared 0.949513 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.937733 S.D.dependentvar S.E. of regression 0.037292 Akaike info criterion Sum squared resid 0.041722 Schwarz criterion Log likelihood 75.55233 F-statistic Durbin-Watson stat 1.909206 Prob(F-statistic)
Prob.
0.9161 0.0007 0.0017 0.0393 0.9957 0.8757 0.0577 0.0001
-0.005544 0.149449 -3.555386 -3.210631 80.60215 Ci.v:JOOOO
Lampiran 5 DATA
Periode kurs inflasi D inflasi F sbi D sbiF m1D M1F % % % <}6 Ro Dollar
199801 9150 27.52 1.46 29.67 5.08 98270.3 1075.9 199802 11132 49.61 1.6 55.33 5.01 109480 1075.2 199803 11592 76.33 1.6 66.78 4.88 102563 1070.6 199804 7625 78.39 1.55 46.04 4.31 101197 1121.2 199901 8788 55.95 1.67 37.09 4.42 105705 1097.5 199902 7697 30.91 2.11 26.06 4.46 105964 1098.1 199903 7609 6.59 2.35 13.29 4.69 118124 1086.2 199904 7142 1.65 2.62 12.65 5.05 124633 1148.2 200001 7507 -0.57 3.24 11.03 5.54 124663 1108.9 200002 8433 1.1 3.33 11.74 5.77 133832 1101.8 200003 8691 5.73 3.51 13.62 6.01 135430 1088.7 200004 9507 8.82 3.43 14.53 6.04 162186 1111.6 200101 9895 9.35 3.39 15.82 4.9 148375 1111.2 200102 11391 11.15 3.38 16.55 3.68 160142 1126.3 200103 93§5 12.76 2.7 17.57 3.27 164237 1193.6 200104 10422 12.64 1.86 17.62 1.96 177731 1208.2 200201 10055 14.54 1.25 16.76 1.73 166173 1196.3 260202 8944 12.56 1.3 15.11 1.72 1"74017 1194.2 200203 8997 10.37 1.59 13.22 1.65 181791 1185.3 200204 9050 10.27 2.2 12.93 1.35 191939 1245 200301 8896 7.74 2.87 11.4 1.15 181239 1244.5 200302 8413 7 2.13 9.53 1.05 195219 1284.1 2003Q3 •.. .8'\.76 .... .9.11. .. _____ 2,2_ 8.66 - JJ.93 ___ 2_Q?[i87 12Jl5,.8 200304 8499 5.55 1.9 8.31 0.92 223799 1332 200401 8492 4.88 1.79 7.42 0.92 219087 1337.6 200402 909(; 6.73 2.87 7.34 1.08 226147 1347.5 200403 9222 6.96 2.73 7.39 1.49 234676 1348.9 200404 9133 6.38 3.32 7.43 2 245946 1401.3 200501 9302 7.73 3.04 7.44 2.53 244003 1381.6 200502 9593 7.65 2.95 8.25 2.87 261814 1384.1 200503 10123 8.41 3.83 10 3.37 267762 1363.2 200504 9985 17.79 3.74 12.75 3.83 271166 1396.6 200601 9233 16.92 3.65 12.73 4.37 270425 1394.2 200602 9098 15.51 4.01 12.5 4.7 303803 1378.4 200603 9135 14.87 3.34 11.25 4.92 323885 1346.5 200604 9098 6.05 1.94 9.75 4.89 347013 1387.3 200701 9123 6.36 2.42 9 4.98 331736 1378.2 200702 8988 6.02 2.65 8.5 4.76 371768 1367.9 200703 9244 6.51 2.36 8.25 4.39 400075 1350.8 200704 9299 6.72 3.97 8 3.51 450055 1386
nr
--adoD ado F booD boo F imoorD imoor ]::_
Rp Dollar Dollar Dollar Dollar Dollar 211575 8586.71 -4910.62 0.44 8888 224581 222809 8657.92 1089.5 1.95 9128 234412 --264263 8789.52 -933.85 2.02 9289 238767 257106 8953.83 1318.16 2.32 7975 246593 --
_.2Zl22fi_ RQ66~58 ..JiiJJiAL ·4Jl6 ..L3DL 23]274 . --271596 9174.11 315.4 -1.15 8650 257213 277558 9313.47 -90.08 -1.95 8637 27l'i148 ·-275352 9519.49 174.84 -1.57 8647 288801 324232 9629.41 2462.82 0.55 9473 29'1385 336314 9822.81 -2.08 -2.01 10765 310741 360783 9862.07 163.53 0.35 12617 327577 --368440 9953.59 1301.36 1.41 10740 329594 ·-397956 10021.5 -358.98 -0.2 9981 307356 --424077 10128.9 326.83 1.34 10286 2982~i._
433905 10135.1 370.76 3.57 9318 290083 428341 10226.3 -353.66 0.22 7949 283524 449087 10333.3 213.57 -0.39 8069 268320 -459993 10426.6 1076.84 1.86 9395 300511 480725 10527.4 1300.43 1.41 10948 312429 - ·-473469 10591.1 2367.05 0.81 9898 318966 --498546 10705.6 948.99 -0.08 8375.3 301l8'!!L 502690 10831.8 9Z:!.ll8 0.17 7644.5 32'1446 523382 11086.1 342.36 0.6 8045.7 330260 511733 11219.5 1427.04 -2.22 8544.9 344495 ·-536605 11405.5 727.39 -0.56 12553 344525 --564422 11610.3 -2330.6 -1.13 13001 377629 595321 11779.4 -515.74 -0.43 14243 391294 599478 11948.5 -79.08 -0.7 15122 412233 ·-632331 12154 -19.48 -5.34 18513 3955~2:._
670476 12317.4 -1687.62 0.79 19140 427794 --713000 12558.8 -3246.38 -4.77 20111 443824 758475 12705.5 2842.27 -4.78 17769 46!)143 782779 12964.6 5053.75 -0.51 18025 450528 812968 13155 3066.35 0.54 20113 482425 870551 13266.9 2340.41 -1.01 20677 500373 873181 13392.3 909.06 -1.42 21518 486102 920214 13551.9 3803.5 0.07 19958 466213 ·-962838 13768.8 3110.11 -0.02 22835 500045
1033260 13970.5 566.69 0.05 24824 516019 --1041090 14084.1 1049.11 0.02 25471 534700 ·-Sumber : IFS Bulan Mei
--~dpD adp F booD bop F imporD imporF ---0.134 0.008 -1.182 3.432 0.027 o.ii.44 0.139 0.015 -1.823 0.036 0.018 0.019 --0.479 0.019 -3.146 0.149 -0.141 0.033 --
-0.085 0.013 -0.002 -2.750 -0.074 -0.1)3~_
0.143 0.012 -0.762 -0.717 0.171 0.084 --0.034 0.015 -1.289 _(l.696 -0.002 0.074 0.057 0.022 -3.068 -0.195 0.001 0.046 ·-0.120 0.012 12.401 -1.350 0.096 0.00~-
-0,077 0,020 -1,001 -4,655 0.136 O.•J66 0.041 0.004 -77.286 -1.174 0.172 0.051_
-0.066 0.009 6.275 3.029 -0.149 O.OOEi --0.038 0.007 •1.265 •1.142 •0.071 •0.067' --
-0.074 0.011 -1.791 -7.700 0.031 -0.03(1 --0.246 0.001 0.381 1.664 -0.094 -0.02!~ -0.114 0.009 -1.856 -0.938 -0.147 -0.028 0.087 0.010 -1.626 -2.773 0.015 -0.054 --0.152 0.009 4.668 -5.769 0.164 0.120 0.039 0.010 0.201 -0.242 0.165 0.040
-0.021 0.006 0.810 -0.426 -0.096 0.021 0.071 0.011 -0.592 -1.099 -0.154 -0.03!!._ 0.066 0.012 0.035 -3.125 -0.087 0.04B --0.033 0.023 -0.634 2.529 0.052 0.02?
-0.025 0.012 3.157 -4.700 0.062 0.04:~
0.049 0.017 -0.490 -0.748 0.469 0.001)
-0.018 0.018 -3.992 1.018 0.036 0.0913 0.040 0.015 -0.782 -0.619 0.096 0.0313 ·-0.017 0.014 -0.845 0.628 0.062 0.05:!_ 0.036 0.017 -0.758 6.629 0.224 -0.040 0.028 0.013 83.005 -1.148 0.034 0.01!_!.. 0.008 0.020 0.823 -7.038 0.051 0.03·7 --0.078 0.012 -1.888 0.002 -0.116 0.048 0.116 0.020 0.923 -0.893 0.014 -0.031 0.054 0.015 -0.384 -2.059 0.116 0.071 --0.066 0.009 -0.240 -2.870 0.028 0.037 0.007 0.009 -0.610 0.406 0.041 -0.029 -0.051 0.012 3.173 -1.049 -0.072 -0.0'!!_ 0.062 0.016 -0.170 -1.286 0.144 0.073 0.043 0.015 -0.823 -3.500 0.087 0.0~£.. 0.002 0.008 0.840 -0.600 0.026 0.0~2_
Sumber: Data Dmlah
Periode kurs inflasi suku bunaa m1 !ldP boo imoort
199802 0.217 0.707 0.879 -0.084 -0.143 -4.614 -0.011 199803 0.041 0.539 0.233 -0.096 0.124 -'l.859 -0.001 199804 -0.342 0.058 -0.194 0.453 0.460 -3.294 -0.174 199901 0.153 -0.364 -0.220 -0.073 -0.097 2.748 -0.036 199902 -0.124 -0.711 -0.306 0.144 0.131 -0.046 0.087 1999Q_3 -0.011 -0.901 -0.542 0.13ll 0.019 -1.985 -0.075
199904 -0.061 -0.865 -0.125 0.067 0.035 -2.873 -0.045 200001 0.051 -1.582 -0.225 -0.014 0.109 13.752 0.087 200002 0.123 -2.956 0.023 -0.036 . -0.097 3.654 0.070 200003 0.031 4.155 0.119 -0.006 0.037 -76.112 0.118 200004 0.094 0.562 0.062 0.074 -0.076 3.246 -0.155 200101 0.041 0.072 0.278 -0.121 0.031 -0.123 •0.003 200102 0.151 0.195 0.295 -0.076 -0.085 5.909 0.060 200103 -0.179 0.346 0.173 0.189 0.245 -1.283 -0.067 200104 0.114 0.302 0.403 -0.041 -0.123 -0.918 -0.124 200201 -0.035 0.478 0.069 -0.021 0.076 1.147 0.069 200202 -0.110 -0.176 -0.093 0.179 0.142 10.438 0.044 200203 0.006 -0.397 -0.084 0.046 0.029 0.442 0.126 200204 0.006 -0.393 0.160 -0.001 -0.027 1.235 -0.117 200301 -0.017 -0.551 0.030 -0.039 0.060 0.507 -0.116 200302 -0.054 0.162 -0.077 0.107 0.054 3.160 -0.135 200303 0.007 -0.160 0.023 0.054 0.010 -3.164 0.025 200304 0.003 0.045 -0.030 0.039 -0.037 7.857 0.019 200401 -0.001 -0.063 -0.107 -0.024 0.033 0.258 0.469 200402 0.071 -0.224 -0.185 -0.044 -0.036 -5.009 -0.060 200403 0.014 0.083 -0.373 0.022 0.026 -0.162 0.059 200404 -0.010 -0.299 -0.337 0.019 0.002 -1.473 0.008 200501 0.019 0.296 -0.264 -0.012 0.018 -7.387 0.265 200502 0.031 0.019 -0.026 0.039 0.015 84.153 -0.048 200503 0.055 -0.199 0.038 -0.016 -0.012 7.861 0.013 200504 -0.014 1.139 0.139 0.002 0.067 -1.890 -0.164 200601 -0.075 -0.025 -0.143 0.080 0.096 1.816 0.046 200602 -0.015 -0.182 -0.094 0.151 0.039 1.675 0.045 200603 0.004 0.126 -0.147 0.085 0.058 2.631 -0.009 200604 -0.004 -0.174 -0.127 0.045 -0.002 -1.016 0.069 200701 0.003 -0.196 -0.095 -0.040 0.039 4.222 -0.032 200702 -0.015 -0.149 -0.011 0.145 0.046 1.116 0.072 200703 0.028 0.191 0.048 0.059 0.029 2.677 0.055 200704 0.006 -0.650 0.170 0.092 -0.007 1.440 -0.010
Sumber; Data Diolah
Of\