25
STATISTIKA SebagaiTugasPraUas Mata KuliahStatistik II UJI KLASIK HUBUNGAN UPAH TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DosenPengampu : RifaiAfin, S.E, MSc Disusun Oleh : A. DYAH TRI ASTUTI (1440231100082) B. AMIN NUR RIZKI (1440231100072) C. MUHAMMAD ADAM (1440231100081) D. AGUS HANTERA (1440231100049) E. THOORIQUL ANNAM (1440231100046) PROGRAM STUDY EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

aminnurrizki.files.wordpress.com  · Web view2016-04-22 · Analisis Hasil Regresi. Data di atas variable independent (usia) mempunyai hubungan negatif dengan variable dependent

  • Upload
    dangnhu

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

STATISTIKA

SebagaiTugasPraUas Mata KuliahStatistik II

UJI KLASIK HUBUNGAN UPAH TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA

TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

DosenPengampu :

RifaiAfin, S.E, MSc

Disusun Oleh :

A. DYAH TRI ASTUTI (1440231100082)

B. AMIN NUR RIZKI (1440231100072)

C. MUHAMMAD ADAM (1440231100081)

D. AGUS HANTERA (1440231100049)

E. THOORIQUL ANNAM (1440231100046)

PROGRAM STUDY EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Pati merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa

Tengah. Salah satu sektor industri di Kabupaten Pati yang dapat menyerap

tenaga kerja adalah industri kecap. Dimana terdapat industri kecap yang

tersebar di 9 kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Pati.

Kecamatan Juwana, Pati dan Tayu merupakan 3 kecamatan dengan jumlah

perusahaan industri kecap terbanyak, yaitu masing-masing 6 perusahaan

industri kecap. Dilihat dari jumlah tenaga kerjanya Kecamatan Pati, Tayu dan

Juwono memiliki jumlah tenaga kerja paling banyak. Jumlah tenaga kerja

pada industri kecap di Kecamatan Pati sebanyak 143 orang, sedangkan

Kecamatan Tayu sebanyak 56 orang serta Kecamatan Juwana sebanyak 24

orangtenagakerja.

Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pati tahun

2009 diketahui bahwa Kecamatan Pati memiliki distribusi persentase paling

besar, yaitu sebesar 54%,Kecamatan Tayu 21%danKecamatan Juwana

sebesar 9% dari total tenaga kerja pada industri kecap di Kabupaten Pati.

Berdasarkan data tahun 2009 Kecamatan Pati merupakan kecamatan yang

paling banyak terdapat industri kecap dengan 6 industri. Dengan banyaknya

jumlah industri di kecamatan tersebut juga berpengaruh terhadap banyaknya

jumlah tenaga kerja yang digunakan serta banyaknya kapasitas produksi yang

akan dihasilkan.

Dari 6 industri kecap yang tersebar di Kecamatan Pati tahun 2009

pada akhir tahun 2010 diketahui bahwa jumlah industri kecap di Kecamatan

Pati menjadi 2 industri. Berdasarkan penelitian awal yang telah dilakukan

diketahui bahwa faktor pemasaran merupakan faktor utama penyebab tidak

mampu berkembangnya industri kecap tersebut yang akhirnya menyebabkan

industri tersebut gulung tikar dan hanya tersisa 2 industri kecap, yaitu industri

kecap Ikan Lele dan Tiga Keong.

Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pati tahun

2009 menunjukan bahwa jumlah tenaga tertentu yang seharusnya dapat

menghasilkan produktivitas lebih ternyata tidak demikian. Misalnya dapat

dilihat pada Pabrik Lele dan Kepiting jumlah tenaga kerja 40 orang dapat

menghasilkan kapasitas produksi/tahun (liter) adalah sebesar 36.000

liter/tahun akan tetapi pada Pabrik Ikan Lumba dengan jumlah tenaga kerja 5

orang mengapa dapat menghasilkan produktivitas lebih banyak dibandingkan

dengan pabrik Lele dan Kepiting.

Hal ini menunjukkan bahwa ada permasalahan yang mempengaruhi

produktivitas tenaga kerja. Dengan permasalahan tersebut dan melihat faktor

upah, tingkat pendidikan dan usia yang mempengaruhi produktivitas tenaga

kerja pada industri kecap, kami tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Upah, Tingkat Pendidikan, dan Usia Terhadap Produktivitas

Tenaga Kerja Pada Industri Kecap di Kecamatan Pati Kabupaten Pati”.

1.1 Rumusan Masalah

1 Seberapa besarnya pengaruh faktor upah terhadap produktivitas tenaga

kerjadi industri kecap di kecamatan pati kabupaten Pati, Jawa Tengah?

2 Seberapa besarnya pengaruh faktor umur terhadap produktivitas tenaga

kerja di industri kecap di kecamatan pati kabupaten Pati,Jawa Tengah?

3 Seberapa besarnya pengaruh faktor tingkat pendidikan terhadap

produktivitas tenaga kerja di industri kecap di kecamatan pati kabupaten

Pati, Jawa Tengah?

1.3 Tujuan

1 Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor upah terhadap produktivitas

tenaga kerja di industri kecap di kecamatan Pati kabupaten Pati Jawa

Tengah.

2 Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor umur terhadap produktivitas

tenaga kerja di industri kecap di kecamatan Pati kabupaten Pati Jawa

Tengah.

3 Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor tingkat pendidikan terhadap

produktivitas tenaga kerja di industri di kecamatan Pati kabupaten Pati

Jawa Tengah.

1.4 Manfaat.

Hasil dari karya tulis ini dapat memberikan informasi kepada industri

mengenai produksinya agardapat dijadikan bahan evaluasi kerja

industrinyasertadapatmenambah pengetahuan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi.

.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. pengaruhupahterhadapproduktivitastenagakerja

Teori upah efisiensi yang dikembangkan oleh Cafferty (1990) meramalkan

bahwa apabila pekerja dengan mendapatkan upah yang tinggi maka dia dapat

memenuhi kebutuhan fisik minimum hidupnya, sehingga dengan demikian

apabila kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi maka pekerja akan berangkat

ketempat pekerjaannya dengan tenang, dan bagi pekerja sendiri dia akan

memberikan konsentrasi yang penuh dan akan mencurahkan pemikiran dan

tenaganya secara maksimal selama dia berada di tempat pekerjaannya.

2.2. pengaruhTingkat pendidikan terhadapproduktivitastenagakerja

Pendidikan yang minim mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam

memanfaatkan sumber sumber alam yang tersedia. Hal ini berakibatkan pada

setiap usaha usaha penduduk yang hanya mampu menghasilkan pendapatan yang

rendah. Rendahnya mutu SDM (pengetahuan dan keterampilan karyawan

pemanen dan pemupuk) karena kurangnya pendidikan dan pelatihan yang mereka

peroleh. Lemahnya pendidikan karyawan pemanen dan pemupuk dapat

mengakibatkan kemiskinan (Van den ban dan Hakwiks,1999).

2.6 pengaruhUsiaterhadapproduktivitastenagakerja

Robbins (2003)

menyatakanbahwakinerjaakanmerosotdenganbertambahnyausia.

Pekerjatuadianggapkurangluwesdanmenolakteknologibaru,

namunbegitupekerjatuapunyapengalaman, etoskerja yang

kuatdankomitmenterhadapmutu. Umurberbandingterbalikterhadapkemangkiran, di

mana pekerja yang tualebihkecilkemungkinanuntukberhentibekerja.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Identifikasi Variabel3.1.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut independent variable. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah upah, tingkat pendidikan, dan usia.3.1.1.1 Upah

Upah disini merupakan hasil atau timbal balik dari pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja yang diterima setiap minggu yang terdiri dari upah pokok dan upah lembur.upahmemilikisatuanhitungdalambentuk rupiah.

3.1.1.2 Tingkat PendidikanTingkat pendidikan menunjukkan tingkatan pendidikan yang pernah ditempuh oleh para pekerja untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan mereka. Pendidikanmemilikisatuandalambentukangka (pertahun) yang menggambarkan lama pendidikanpertenagakerja.

3.1.1.3 UsiaUsia merupakan rentang waktu kehidupan seseorang dari lahir sampai sekarang dimana dalam hal ini usia memberikan pengaruh terhadap produktivitas yang dihasilkan oleh para tenaga kerja.Usiamemilikibentuksatuanangka (pertahun) yang mengambarkanberapaumurtenagakerja

3.1.2 Variabel TerikatVariabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah produktifitas tenaga kerja pada industri kecap di Kecamatan Pati Kabupaten Pati, dengan indikatornya adalah output yang dihasilkan persatuan waktu.

3.2 Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang kami gunakan yaitu dengan metode dokumentasi dimana kami mencari variabel-variabel dari buku, studi kepustakaan, data sekunder dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian , surat kabar dan sebagainya.

3.3 Teknik Analisis3.3.1 Analisis Regresi Berganda

Model regresi berganda adalah sebuah model regresi yang menggunakan lebih dari dua variabel. Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat pendidikan, upah, dan usia berpengaruh terhadap

tingkat produktivitas tenaga kerja pada industri kecap di Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Model ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat persamaannya adalah sebagai berikut:

Y=β+β 1x 1+ β 2 x2+β 3 x 3+μDimana:Y = produktivitas tenaga kerjaβ=¿konstantaβ 1,β 2 , β 3 = koefisien regresiX1 = upahX2 = tingkat pendidikanX3 = usiaμ =

Uji Statistik t

Langkah –langkah Uji t adalah sebagai berikut :

a) Menentukan Hipotesis

H0 : β1 = 0 : suatu varibel independen tidak berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen.

Ha : β1 ≠ 0 : suatu varibel independen berpengaruh secara parsial terhadap

variabel dependen.

b) Menghitung nilai thitung

t= 𝛽1se

(𝛽1)

c) Mencari nilai kritis dari ttabel dengan mengetahui nilai df (degree of freedom)

yaitu (n-k).

d) Menentukan taraf nyata yaitu α = 0,05

e) Keputusan menolak atau menerima H0 adalah sebagai berikut :

Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3.3.2 Asumsi 2

Padaasumsiinibertujuanmelihatapakahdalampengumpulan data

primer

bisaditerimakebenaranyaatautidakadanyakeraguandarirespondendalamme

mberikaninformasidantidakberubah-ubahinformasisetiap kali

dilakukanobservasijikaterdapat data tersebutmaka data

harusdihilangkantidakbisadigunakanuntuksebuahpenelitian.

3.3.3 Uji zero mean of error disturbance

Untuk mengetahui bahwasanya nilai dari μ(miu) adalah = 0.

3.3.4 Heteroskedastisitas

Adalah keadaan dimana faktor/variabel gangguan mempunyai variabel

yang tidak konstan. Pengujian gejala heteroskedasitas dapat dilakukan

dengan whitetest, yaitumeregresi residual kuadrat dengan variabel bebas dan

perkalian variabel bebas. Pedoman dalam model whitetest adalah jika Chi-

square hitung lebih besar dari nilai x2 kritis dengan derajat kepercayaan

tertentu (α ) maka ada heterokedastisitas dan sebaliknya (Widarjono, 2007)

3.3.5 Autokorelasi

Ujiinidigunakanuntukmelihatapakahadahubunganantaraobservasiterhada

pobservasisebelumnya,jikaadamakaterjadiautokorelasi.

3.3.6 Zero covariance

Untuk menguji bahwa tidak adanya hubungan di antara u dengan

variabel bebas. Tes ini di lakukan denganmeregresikan u dengan semua

variabel bebas, dan jika hasil nilai probability 1, maka bisa di katakan

bahwa tidak terjadi hubungan antara u dengan variabel bebas.

3.3.7 Asumsi 7

Untukmengetahuiapakahjumlahobservasilebihbesarataulebihkecildari

parameter jikalebihkecilmaka data tidakbisa di

gunakanuntukpengujianregresidansebaliknya.

3.3.8 Asumsi 8

Untukmengetahuiapakahsemuanilaidarisemua variable

bervariasidanjikaterjadikesamaanmaka data tidakbisa di

gunakanuntukregresi.

3.3.9 Asumsi 9

mengetahuiapakah model regresinyasudahbenarsesuaiteoridan variable

pentingdalam model tersebutsudahdimasukandalampenelitian.

3.3.10 Multikoliniearitas

Untuk mengetahui ada tidaknya multikoliniearitas yaitu dengan

menggunakan korelasi antar variabel dimana apabila kurang dari 0,85

maka tidak terdapat multikolinearitas dan sebaliknya apabila hubungan

variabel diatas 0,85 maka terdapat multikolinearitas (widarjono, 2007)

BAB IV

ANALISIS DATA

1. Analisis Hasil Regresi

Data di atas variable independent (usia) mempunyai hubungan negatif dengan variable dependent ( produktivitas tenaga kerja ) karena probabilitasnya lebih dari 0.001,0.05/0.01 maka hubunganya tidak linier dan perlu diuji dengan menguadratkanya.

Dari tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:Y = -1417,764 + 7,611493(upah) + 54,35817(tingkat pendidikan) -1,015362(usia).

2. Asumsi 2

Data yang kami pakai dalam penelitian ini menggunakan data sekunder jadi tidak memerlukan pengujian asumsi 2 karena asumsi ini hanya digunakan untuk data primer.

3. Uji Zero mean of error disturbance

Dari tabel zero mean di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata µ = 0 atau

jika mendekati 0 maka bisa di asumsikan sebagai 0.

4. Heteroskedasticity

Pada tabel diatas probability dari obs*R-squared yaitu 0,0013 maka terkena

hetero. Kemudian dilakukan pengobatan dengan metode HAC.

BerdasarkantabeldiatasHasil metode HAC menunjukkan variabel upah

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja dengan

nilai signifikan yaitu sebesar 0,0000. Dan variabel tingkat pendidikan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja yaitu sebesar

0,0003. Variabel usia berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja

yaitu sebesar 0,7607.

Berdasarkan test tersebut variabel upah dan tingkat pendidikan memiliki

hubungan positif dengan produktivitas tenaga kerja maka dinyatakan “benar”, dan

nilai probabilitas keduanya kurang dari 0,1 sehingga “diterima” . Sedangkan

variabel usia memiliki hubungan negatif dengan produktivitas tenaga kerja akan

tetapi mempunyai nilai prob.yang tidak signifikan ataukurangdari 0.01/0.05/0.1

jadi “ditolak” akan tetapi bias dinyatakan benar karena berdasarkan teori usia

mempunyai hubungan negative dengan produktivitas tenaga kerja.

5. Uji Autokorelasi

Pada data yang kami gunakan menggunakan data cross section sehingga tidak

diperlukan adanya uji autokorelasi.

6. Uji Zero Covariance

Dari tabel diatas diketahui bahwa semua probabilitas bernilai 1 pada semua

variabel, maka dapat dipastikan bahwa tidak ada hubungan antara µ dengan

variabel bebas.

7. Asumsi 7

Dari tabel tersebut diketahui bahwa jumlah observasi sebesar 70 sedangkan

parameter berjumlah 3, yang artinya jumlah observasi lebih besar dari

parameter.

8. Asumsi 8

Diketahui dari data tersebut bahwa semua data dari variable bervariasi atau

tidak ada data dari variable yang sama dengan variable lain.

9. Asumsi 9

Dalam penelitianini kami mengambil variable dependent yaitu tingkat

produktivitas tenaga kerja dan variable independentnya yaitu upah, tingkat

pendidikan dan usia sudah sesuai berdasarkan teori yang menjelaskan

faktor-faktor penting yang mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga

kerja.

10. Uji Multikolinearitas

Suatu data dikatakan terindikasi terkena multikol apabila R-squared tinggi dan

probabilitinya tidak signifikan maka diperlukan uji korelasi. Dari hasil di atas

probabilitasnya yang signifikan ada dua variable yaitu upah dan tingkat

pendidikan maka dapat diartikan tidak terjadi multikoliniearitas pada data

tersebut sehingga tidak perlu di tes dengan matriks korelasi

BAB V

KESIMPULAN

1. Upah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas

tenaga kerja. Yang artinya jika tingkat upah mengalami kenaikan maka

produktivitas tenaga kerja juga akan mengalami kenaikan pula. Hal ini telah

sesuai dengan teori hubungan upah dengan produktivitas tenaga kerja yaitu

ketika upah naik maka produktivitas tenaga kerja juga akan naik.

2. Tingkat pendidikan memiliki pengaruh positif dan signifikan, dengan

demikian jika tingkat pendidikan semakin tinggi maka produktivitas tenaga

kerja juga akan meningkat, dan hal ini sesuai dengan teori hubungan tingkat

pendidikan dengan produktivitas tenaga kerja yaitu apabila tingkat

pendidikan semakin tinggi, maka memungkinkan produktivitas yang

dihasilkan meningkat.

3. Usia mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu. 1999. Organisasi Dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktifitas.

Sarwoko. 2005. Dasar-dasar Ekonometrika. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sinungan,

Muchdarsyah. 2008. Produktifitas apa dan bagaimana. Jakarta: PT. Bumi Asksara.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.

Alfabeta. Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi : teori Pengantar. Edisi Ketiga.

Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.