Upload
dangbao
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Bersumber dari praktek yang dilakukan di laboratorium teknik sipil Politeknik Negeri
Malang.
3.4 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
3.4.1 Dasar Teori
Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan
volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah kemampuan agregat untuk
menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh permukaan kering ( SSD =
Saturated Surface Dry )
3.4.2 Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat mengetahui dan memahami sifat-
sifat fisik, mekanik,danteknologi agregat serta pengaruhnya terhadap beton dan bahan
perkerasan jalan dengan benar.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat :
a. Menentukan berat jenis dan penyerapan agregat halus.
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat
kasar.
c. Menggunakan peralatan dengan terampil.
3.4.3 Alat Yang Digunakan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh.
b. Oven ( pengering ) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 ± 5)°C.
c. Talam atau cawan. Terbuat dari porselin atau logam tahan karat.
d. Piknometer / gelas ukur, dengan kapasitas 500 ml.
e. Kerucut terpancung (Cone) ubtuk menentukan berat JPK / SSD, dengan diameter atas
(40 ± 3) mm, diameter bawah (90 ± 3) mm dan tinggi (75 ± 3) mm terbuat dari bahan
logam dengan tebal minimum 0,8 mm.
f. Penumbuk yang mempunyai penampang rata, berat (340 ± 15) gram, diameter
permukaan penumbuk (25 ± 3) mm
g. Saringan no.4 (4,75 mm)
h. Termometer
i. Hotplate
j. Desikator
k. Alat pembagi contoh (riffle sample)
l. Air suling
3.4.4 Bahan-bahan Pengujian
a. Benda uji adalah agregat yang lewat saringan no.4 yang diperoleh dari alat pembagi
contoh atau sistem perempat bagian (quartering) dan dibuat dalam keadaan jenuh
permukaan kering (SSD)
b. Berat benda uji sebanyak ± 1000 gram
3.4.5 Langkah Pengujian
1. Penentuan agregat halus dalam kondisi jenuh permukaan kering atau SSD :
a. Memasukkan benda uji kedalam kerucut terpancung dalam 3 lapis, dimana
pada masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 8 kali, ditambah 1 kali
penumbukan untuk bagian atasnya (total penumbukan sebanyak 25 kali)
b. Cetakan kerucut terpancung diangkat secara perlahan-lahan.
c. Memeriksa bentuk agregat hasil pencetakan setelah kerucut terpancung
diangkat, keadaan jenuh permukaan kering/SSD tercapai bila benda uji runtuh
akan tetapi masih dalam keadaan tercetak.
2. Penentuan berat jenis dan penyerapan agregat halus
a. Menimbang agregat dalam keadaan SSD sebanyak 500 gram dan masukkan
kedalam piknometer/gelas ukur.
b. Memasukkan air suling sampai mencapai 90% isi piknometer, dan putar
sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya. Proses
untuk menghilangkan gelembung udara dalam piknometer dapat dipercepat
dengan menggunakan pompa hampa udara atau dengan cara merebus
piknometer.
c. Menambahkan air suling sampai mencapai tanda batas.
d. Menimbang piknometer yang berisi air dan benda uji (B1).
e. Mengeluarkan benda uji dan keringkan benda uji dengan talam/cawan didalam
oven dengan suhu (110 ± 5) °C, sampai beratnya tetap, kemudian dinginkan
dan timbang beratnya (B2)
f. Piknometer diisi kembali dengan air suling sampai pada tanda batas, kemudian
timbang beranya (B3)
3.4.6 Data Hasil Pengujian
Tabel 14. Data hasil pengujian berat jenis agregat halus
PemeriksaanAgregat Halus
Rata-rataI II III
Berat piknometer (gram) 218,2 128,8 179,2
Berat piknometer + benda uji (gram) 624,6 488,6 550,8
Berat benda uji SSD/JPK Bj (gram) 406,4 359,8 371,6
Berat piknometer + air B3 (gram) 714,2 624,5 675,7
Berat piknometer + air + benda uji B1 (gram) 958,0 839,5 895,0
Berat cawan (gram) 453,6 670,8 341,5
Berat cawan + benda uji (gram) 799,8 994,1 692,3
Berat benda uji kering oven B2 (gram) 346,2 323,3 350,8
Bj Bulk (ov) 2,13 2,23 2,30 2,22
Bj JPK/SSD 2,49 2,48 2,44 2,47
Bj App 3,3 2,98 2,67 2,98
Penyerapan (%) 17,4 11,3 5,92 11,54
3.4.7 Analisa dan Perhitungan
1. Berat Jenis Kering ( bulk dry spesific grafity )
Bj bulk I = = 2,13
Bj bulk II = = 2,23
Bj bulk III = = 2,30
Bj bulk rata-rata = = 2,22
2. Berat Jenis Jenuh Permukaan Kering / SSD
Bj jpk I = = 2,49
48
Bj jpk II = = 2,48
Bj jpk III = = 2,44
Bj jpk rata-rata = = 2,47
3. Berat Jenis Semu ( Apparent Spesific Grafity )
Bj app I = = 3,3
Bj app II = = 2,98
Bj app III = = 2,67
Bj app rata-rata = = 2,98
4. Penyerapan / Absorpsi
Bj abs I = x 100 %= 17,4 %
Bj abs II = x 100 %= 11,3 %
Bj abs III = x 100 %= 5,92 %
Bj abs rata-rata = = 11,54 %
Dimana : B1 = berat piknometer berisi benda uji dan air ( gram )
B2 = berat benda uji kering oven ( gram )
B3 = berat piknometer berisi air suling ( gram )
Bj = berat benda uji dalam keadaan JPK / SSD ( gram )
3.4.8 Kesimpulan
Dari hasil pengujian kami dihasilkan berat jenis kering agregat halus 2,22 , berat jenis
saat JPK/SSD 2,47 , berat jenis semu 2,98 , dan penyerapannya 11,54 %. Dari hasil tersebut
masih dikatakan masuk dalam nilai standar berat jenis dan penyerapan agregat halus.
Berat agregat halus pada kondisi JPK/SSD mengalami penyusutan setelah agregat halus
dikeringkan dalam oven. Hal ini disebabkan adanya penurunan kadar air secara sempurna
sehingga tidak ada penyerapan air yang mana sangat berpengaruh pada massa agregat halus,
dimana massa agregat halus mengalami penurunan akibat dari penyusutan kadar air yang
terkandung dalam agregat halus.
Dengan demikian berat jenis agregat halus pada saat kering oven lebih kecil dari berat
jenis benda uji pada saat JPK/ SSD. Lain halnya dengan perubahan berat agregat halus saat
diuji dalam piknometer dengan penambahan air, hal ini justru menjadikan berat agregat halus
bertambah karena adanya penyerapan air oleh agregat halus sehingga kadar air meningkat.
Dari hal tersebut menyebabkan berat jenis agregat halus pada saat keadaan tersebut lebih
besar dari berat jenis agregat halus pada saat keadaan JPK/ SSD.
3.4.9 Gambar Peralatan
Gambar 46. PENUMBUKDigunakan untuk memadatkan pasir dalam
kerucut terpancung untuk menguji apakah pasir sudah dalam keadaan SSD atau belum.
Gambar 47. RIFFLE SAMPLEAlat untuk memisahkan material menjadi 2
bagian yang sama besar
Gambar 48. PIKNOMETERDigunakan sebagai wadah benda uji yang akan
diuji berat jenisnya.
Gambar 49. OVENDigunakan untuk mengeringkan benda uji yang
akan diuji berat jenisnya.
Gambar 50. KERUCUT TERPANCUNGDigunakan sebagai cetakan untuk mengetahui
apakah pasir sudah dalam keadaan SSD atau belum.
Gambar 51. CAWANSebagai wadah benda uji ketika ditimbang dan
dioven.
Gambar 52. TIMBANGAN DIGITALDigunakan untuk menentukan berat benda uji
yang akan diuji berat jenisnya.