Upload
truongngoc
View
244
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 10
MELAPORKAN DAN MENGEVALUASI PENELITIAN
Penelitian mencapai titik puncaknya dengan ditulisnya laporan penelitian yang bentuknya bisa beragam. Bab ini akan difokuskn pada bagaimana menulis dan mengarang sebuah laporan penelitian dan bagaimana mengevaluasi kualitas laporan tersebut. Ia memberi penekanan pada pentingnya pembaca, menyusunyna untuk kepentingan pembaca, menuliskannya dengan cara ilmiah dan tidak diskriminatif, menggunakan kriteria yang umum diterima dalam rangka menilai kualitas laporan tersebut.
Pada akhir bab ini, anda diharapkan akan mampu:
Mendefenisikan tujuan penulisan laporan penelitian Mengidentifikasi faktor-faktor penting dalam penulisannya demi kepentingan
pembaca; Membedakan diantara berbagai tipe laporan dan proposal penelitian: disertasi atau
tesis, artikel jurnal, makalah untuk konferensi/seminar, dan laporan berorientasi kebjakan dan sekolah
Mendeskripsikan struktur fisik dri laporan penelitian kuantitatif dan kuaitatif Mengidentifikasi bahasa yang secara khusus digunakan dalam laporan penelitian Menggunakan strategi penulisan ilmiah untuk membantu para pembaca memahami
penelitian anda Membuat daftar kriteria untuk menilai laporan penelitian
Maria menyajikan laporan akhir penelitiannya kepada panitia ujian dan penasehat akademisnya di program pasca sarjana. Ia menulis dua laporan yang berbeda untuk masing-masing audience ini. Untuk panita ujian, ia memberi penekanan pada hasil, tidak begitu mementingkan metoda, dan menggars bawahi implikasi praktis. Untuk penasehat akademisnya, Maria memberi penekanan pada penelitiannya dan memberi perhatian ekstra pada pengumpulan dan anlisis data dalam rangka melahirkan jawaban yang logis terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Menulis dengan fokus terhadap audience merupakan pusat pendekatan yang dilakukan Maria, sebagaimana halnya penekanan yang dia berikan bagi pengembangan sensitivitas terhadan para siswa dan para guru dalam penelitiannya. Pada akhirnya, dua-duanya panitai ujian dan penasehat akademisnya, akan menilai laporan penelitiannya. Ia perlu membicarakan dengan kedua beliau tersebut kriteria yang digunakan untuk menilai kualitas penelitiannya.
APA YANG DISEBUT LAPORAN PENELITIAN?
Langkah-langkah dalam proses penelitian berakhir dengan disusunya laporan tertulis dari penelitian anda. Laporan penelitian adalah laporan tentang pelaksanaan investigasi
190
dan eksplorasi suatu masalah, mengidentifikasi pertanyaan yang akan dijawab; tercakup data-data yang dikumpulkan dan dianalisis serta diberi interpretasi oleh si peneliti. Ia disusun untuk beberapa audience yang berbeda, dan bervariasi dalam hal panjang dan formatnya, dan berbeda untuk penelitian kuantitatif dan penelitian kulaitatif.
Siapa audience yang akan menerima laporan?
Agar kelompok-kelompok dan individu-individu bisa memahami dan secara potensial
akan mengambil manfaat dari temuan-temuan penelitian, anda harus menulis laporan
penelitian anda sedemikian rupa sehingga dapat diterima oleh audience yang menjadi
sasaran anda. Dengan demikian, aturan pokoknya adalah tulislah demi audience anda!
Tak perlu dipertanyaan lagi, untuk audience yang bebeda diperlukan standar yang
berbeda pula, sebagaimana diperlihatkan oleh Tabel 10.1.
Aturan dan prosedur di fakultas dan universitas menetapkan kriteria yang
digunakan para dosen pembimbing dan panitia penguji. Para anggota penilai dan editor
jurnal menggunakan kriteria yang dicantumkan sekali setahun di dalam jurnal mereka
dan sering dicantumkan juga di halaman web jurnal yang bersangkutan. Kriteria-kriteria
ini menetapkan, setidak-tidaknya secara umum, standar yang mereka gunakan dalam
menilai laporan penelitian yang diserahkan untuk dipublikasikan, tipe-tipe penelitian
yang mereka ingin publikasikan, dan petunjuk bagi pengarang apabila mereka
mengirimkan manuskrip. Pembuat kebijakan dan praktisi pendidikan di sekolah dan
seting-seting pendidikan lainnya mengevaluasi sesuatu laporan penelitian dalam hal
kejelasan, kesederhanaan, dan kemanfaatan untuk praktek. Para penilai makalah untuk
konferensi sering menggunakan petunjuk khusus dalam menilai proposal yang
diserahkan untuk dipresentasikan. Singkatnya, para peneliti perlu mempertimbangkan
audience dari penelitian mereka dan menggunakan standar umum yang tersedia dalam
literatur standar--standar khusus bagi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Maria perlu mempertimbangkan bagaimana ia akan menulis laporan
penelitiannya untuk panitia ujian dan penasehat akademiknya. Mari lihat catatan Maria
seperti diperlihatkan pada Diagram 10.1. Ia memasukkan ke dalam pertimbangannya
minat dari masing-masing anggota tim penguji sehingga ia terpaksa memasukkan
implikasi-implikasi praktis. Untuk penasehat akademiknya, ia mengetahui bahwa dosen
penasehat akademikinya memiliki standar yang tinggi, telah membimbing banyak sekali
tesis sebelumnya, dan barangkali telah memiliki format tertentu dalam pikirannya untuk
191
laporan akhir tesisnya. Ia juga menciptakan daftar yang harus dia kerjakan untuk sekadar
mengingat dirinya sendiri untuk mencari informasi yang dia perlukan sebelum dia
melangkah ke fase selanjutnya.
Seandainya anda adalah Maria dan perlu menulis sebuah laporan sebagai
persyaratan untuk mendapatkan gelar kesarjanaan anda, bagaimana anda menuliskan
ini semua? Bagaimana anda menulis sebuah laporan untuk panitia penguji? Buat daftar
dua atau tiga strategi penulisan yang akan anda gunakan! Kemudian kembali ke
bahagian berikutnya dan baca tentang tipe-tipe laporan penelitian dan strukturnya
secara menyeluruh.
Apa tipe-tipe laporan penelitian?
Mahasiswa diwajibkan mempersiapkan disertasi atau tesisnya sebagai prasyarat
bagi program doktor atau masternya. Setelah menyelesaikan disertasi atau tesisnya, ia
perlu memampatkannya menjadi artikel jurnal untuk kemudian diterbitkan pada sebuah
jurnal pendidikan. Atau ia boleh mempresentasikan dalam versi yang singkat dari
disertasi atau tesis itu pada konferensi tingkat daerah, nasional, regional atau pada
individu-individu di seting sekolahnya. Setelah mendapatkan komentar dari audiencenya
ini dan merevisinya atas dasar komentar-komentar itu tadi, ia menyerahkan
penelitiannya kepada jurnal untuk dipublikasikan atau menyerahkan ke sekolahnya atau
ke Dinas Pendidikan di daerahnya untuk diarsifkan.
Disertasi dan Tesis
Disertasi dan tesis adalah laoran penelitian doktor dan master yang dipersipkan untuk
diserahkan kepada dosen dan panitia penguji. Panjangnya disertasi atau tesis bervariasi,
tergantung pada tradisi fakultas atau program pasca sarjana yang bersangkutan. Para
dosen pembimbing dan panitia penguji boleh jadi berbeda pendekatan, yang bisa
berpengaruh terhadap bentuk yang diambil. Disertasi doktor panjangnya bervariasi
mulai dari yang terpendek 100 halaman sampai lebih dari 400 halaman. Disertasi ini,
yang yang dipersiapkan oleh mahasiswa program pasca sarjana, biasanya lebih panjang
dari tesis master. Tesis master panjangnya mulai dari 50 halaman sampai 100 halaman.
Pada umumnya, penelitian kualitatif relatif lebih panjang dari penelitian kuantitatif.
Para peneliti kualitatif sering kutipannya banyak dan menyajikan berbagai ragam
perspektif terkait dengan tema yang diteliti.
192
Proses penyiapan sebuah disertasi atau tesis mencakup perencanaan penelitian
(misalnya penulisan proposal) dan menyajikannya kepada dosen pembimbing dan
panitia penguji (lihat lampiran D tentang strategi mempertahankan proposal
penelitian). Setelah mendapat persetujuan untuk melaksanakan penelitian, si
mahasiswa mengakhiri perkuliahannnya dan mempertahankan disertasi atau tesis di
muka panitia pengunji.
Proposal Disertasi atau Tesis
Proposal disertasi atau tesis adalah sebuah rencana untuk melaksanakan penelitian,
yang diawali dan disusun sebelum penelitian dimulai. Di sini kita tidak berbicara tentang
proposal untuk penelitian yang dibiayai pihak ketiga karena para pengarang lain telah
membicarakannya secara gamblang (lihat Locke, Spirduso, & Silverman, 1999), dan hal
ini berada diluar ruang lingkup buku ini. Walaupun demikian, sebelum membicarakan
proposal penelitian, ada baiknya dibedakan antara proposal penelitian dan laporan
penelitian.
Salah satu perbedaan yang esensial antara keduanya adalah bahwa anda
menyusun proposal sebelum melakukan penelitian. Dalam proposal, si peneliti
menuliskan apa yang akan terjadi; pada akhir penelitian, si peneliti menuliskan apa yang
sudah terjadi. Ini berarti bahwa proposal dituliskan dengan menggunakan bentuk kata
kerja akan (dalam bahasa Inggeris will) untuk memperlihatkan kegiatan. Dalam ahir
penelitian, kata kerja yang menunjukkan bahwa kegiatan itu sudah selesai dilakukan
(dalam bahasa Inggeris kata was). Walaupun demikian, apabila proposal
mencantumkan studi awal (pilot study), anda perlu mendeskripsikannya sebagai
sesuatu yang sudah terjadi.
Pembedaan yang lain antara proposal dan laporan penelitian adalah dalam hal
laporan hasil dan penelitian lanjutan. Dalam proposal, anda tentu tidak menyinggung-
nyinggung hasil dan tidak pula menyebut-nyebut penelitian lanjutan. Dengan dmikian,
proposal berhenti pada pembicaraan tentang metoda dan prosedur penelitian.
Walaupun demikian, dalam laporan penelitian, anda memasukkan hasil penelitian dan
penelitian lanjutan karena anda telah mengumpulkan dan menganalisis data.
Untuk menyusun sebuah disertasi atau tesis, pertama-tama anda harus
menyusun proposal, yang merupakan deskripsi dari perencanaan secara formal untuk
mengkaji sebuah masalah penelitian. Prosesnya dimulai dari topik yang akan diteliti
193
sehingga para pembacanya memahami secara penuh kegiatan tersebut. Langkah
berikutnya adalah mengorganisasikan dan memformat rencana tersebut dengan
disesuaikan apakah penelitian tersebut penelitian kualitatif atau penelitian kuantitatif.
Perencanaan awal ini berakhir setelah anda menyajikannya di depan tim penguji.
Mengajukan usulan (proposal) penelitian merupakan langkah pertama dan
utama dalam pelaksanaan penelitian pada program pasca sarjana. Ketrampilan yang
diperlukan dalam menulis sebuah proposal sama dengan ketrampilan yang diperlukan
untuk menulis proposal dengan sumber dana pribadi atau pihak ketiga dan sama pula
untuk menulis rencana penelitian berskala kecil di lingungan seting sekolah atau seting-
seting pendidikan yang lainnya. Apakah pendidik melakukan penelitiannya sendiri atau
mengevaluasi rencana penelitian orang lain, pengetahuan tentang proposal dan unsur-
unsur yang membentuknya penting adanya.
Tujuan dari sebuah proposal adalah untuk membantu si peneliti mereka-reka
semua aspek penelitian dan untuk mengantisipasi kalau-kalau ada masalah. Sebuah
proposal juga merupakan dokumen tertulis yang dapat dibaca oleh dosen pembimbing
dan panitia penguji, memberikan kritikan demi membuat penelitian menjadi lebih baik.
Rencana penelitian atau proposal menjadi dokumen agar penelitiannya bisa “dijual” –
narasi tertulis yang harus bisa meyakinkan dosen pembimbing akan kebutuhan,
penting, dan nilai dari penelitian yang diusulkan itu.
Proposal yang didefenisikan dengan baik:
Memfasilitasi proses untuk mendapatkan izin meneliti pada situs atau seting
pendidikan tertentu
Memberikan informasi kepada penjaga (gatekeeper) dan mereka-mereka yang
memiliki kewenangan memberi izin sehingga mereka membuat keputusan
tentang dampak dari penelitian itu bagi situs tersebut
Memberikan kriteria dalam rangka menilai kualitas proyek penelitian. Mereka-
mereka yang menilai dan mengkaji sebuah proyek penelitian menggunakan
kriteria ini. Memahami unsur-unsur yang tepat dari sebuah proposal yang baik
memungkinkan para penilai mengkaji proyek tersebut atas dasar unsur-unsur
itu, dan menentukan, sekali proyek itu selesai, apakah proyek itu mencapai
tujuannya.
Disertasi dan Tesis Kualitatif dan Kuantitatif
194
Diagram 10.2 memberikan ilustrasi tentang format proposal penelitian kuantitatif
dan kualitatif, baik untuk disertasi mau pun untuk tesis. Topik-topik yang dicakup pada
kedua format itu terkait dengan gagasan-gagasan pokok yang ingin diketahui oleh dosen
pembimbing atau panitia penguji. Dalam format proposal penelitian kuantitatif, hampir
semua rencana terkandung dalam tiga bahagian utama: “Pendahuluan”, “Tinjauan pustaka”,
dan “Metoda”. Dalam format proposal penelitian kualitatif, terlihat adanya struktur yang
kurang baku. Dengan asumsi bahwa masalah penelitiannya akan muncul atau berkembang
setelah penelitian berjalan, tambahan lagi penelitian tersebut akan didasarkan pada
pandangan para partisipan, maka para peneliti kualitatif mendukung format proposal yang
fleksibel dan terbuka. Bagaimanapun para peneliti kualitatif harus mengungkapkan
informasi yang cukup untuk meyakinkan para pembacanya bahwa penelitian tersebut
memang memiliki manfaat.
Menyadari akan perlunya fleksibilitas, para pengarang buku teks metodologi
penelitian terkini mengusulkan beberapa format proposal penelitian kualitatif (misalnya
Creswell, 2003; Marshall & Rossman, 1999) dalam rangka memberikan petunjuk kepada
para mahasiswa. Walaupun demikian, rekomendasi mereka cukup fleksibel untuk
memungkinkan masalah penelitian muncul dan bergulir atas dasar apa-apa yang diketahui
oleh si peneliti dari para partisipan di lapangan. Sebagaimana terlihat dalam Diagram 10.2,
format yang menyeluruh dari proposal penelitian kualitatif terdiri dari hanya dua bahagian
utama: pendahuluan dan prosedur. Akan terlihat bahwa tinjuan pustaka, dalam proposal
penelitian kualitatif, tidak merupakan bahagian yang berdiri sendiri. Tinjauan pustaka
tersebut digabungkan dengan pembicaraan tentang hasil yang diharapkan dari penelitian
dan diletakkan pada bahagian akhir, serta bersifat pilihan. Sebagaimana diutarakan pada
Bab 2, tinjauan pustaka dalam penelitian kualitatif memperlihatkan perlunya masalah itu
diteliti, dan tidak memberikan arahan terhadap pertanyaan penelitian, sebagaimana
layaknya pada proposal penelitian kuantitatif. Dalam mempertahankan format seperti ini
dihadapan anggota panitia penguji yang tidak terbiasa dengan penelitian kualitatif, anda
gunakan rasional seperti ini sebagai argumentasi kenapa tinjuan pustaka tidak merupakan
bahagian yang berdiri sendiri. Walaupun demikian, apabila dosen pembimbing atau penguji
minta anda untuk mencantumkan tinjauan pustaka itu sebagai salah satu bahagian yang
beridri sendiri dalam proposal anda, agaknya akan bijaksanalah kalau anda memenuhi
permintaan tersebut. Walaupun begitu, pada akhir tinjauan pustaka itu, anda nyatakan
195
bahwa tinjauan pustaka itu barulah bersifat tentattif dan akan dikembangkan lagi dan
disempurnakan lagi setelah anda mendapatkan pandangan dari para partisipan. Posisi ini
akan sejalan dengan penelitian kualitatif yang baik.
Kembali lagi pada Diagram 10.2, proposal penelitian kualitatif mencakup bahagian
“Prosedur”, yang di dalamnya akan diutarakan karakteristik rancagan utama dari penelitian
kualitatif serta informasi berkenaan dengan pengambilan sampel dan analisis data. Bahagian
terakhir berkaitan dengan kajian awal tentang topik, apabila anda memang telah
melakukannya. Kajian awal ini boleh jadi mencakup wawancara dengan beberapa orang
individu atau observasi lapangan yang anda lakukan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Keuntungan utama dari pendekatan seperti ini adalah untuk mengetes apakah anda dapat
mengumpulkan dan menganalisis data dari para partisipan dan kemudian melihat apakah
rancangan menyeluruh dari penelitian anda itu bisa dilakukan di lapangan sebelum
mendapatkan izin dari dosen pmbimbing atau tim penguji.
Artikel jurnal
Anda berkemungkinan mempersiapkan artikel jurnal untuk para pembaca
penerbitan ilmiah dan untuk para editor atau individu-individu yang mereview (menilai)
sebuah laporan penelitian. Artikel jurnal adalah laporan penelitian yang sudah dipoles dan
dipersingkat yang dikirimkan kepada editor dari sesuatu jurnal. Editor biasanya minta tolong
pada dua atau tiga orang reviewer (penilai) untuk membaca laporan penelitian tersebut dan
kemudian memberikan komentar mereka. Si editor selanjutnya membuat keputusan atas
dasar komentar para reviewer itu tadi, salah satu diantara tiga kategori: diterima, direvisi
dan dikirimkan kembali, atau ditolak. Biasanya, apabila para reviewer menerima sesuatu
manuskrip dengan syarat atas dasar antisipasi bahwa si penulis akan bisa merevisinya.
Apabila sebuah artikel sudah diterima, si editor akan menerbitkannya pada penerbitan
(nomer) berikutnya.
Sebuah artikel jurnal jauh lebih singkat dari sebuah tesis atau disertasi karena
adanya pembatasan halaman dari editor atau penerbit dari jurnal tersebut. Meskipun
demikian, artikel penelitian kualitatif jauh lebih panjang dari artikel penelitian kuantitatif,
karena banyaknya kutipan dan panjangnya diskusi berkenaan dengan deskripsi dan tema.
Format dari artikel jurnal penelitian kuantatif dan kualitatif bervariasi dari satu jurnal ke
jurnal lainnya.
196
Makalah dan proposal untuk konferensi
Salah satu norma yang dianut dalam penelitian adalah bahwa para individu
mempublikasikan laporan penelitian mereka sehingga informasinya dapat diakses oleh
komunitas pendidikan. Salah satu caranya adalah menyajikan makalah pada konferensi
asosiasi profesional.
Makalah untuk konferensi adalah laporan yang disajikan di depan suatu audience
pada tingkat daerah, regional, nasional atau bahkan internasional yang biasanya disponsori
oleh asosiasi profesional (misalnya AERA, American Association of Teacher Educators).
Menyusun dan menyajikan sebuah makalah konferensi dari hasil suatu penelitian
membantu mempublikasikan penelitian tersebut, memberikan peluang bagi sebuah
penelitin untuk diberikan resume oleh khaalayak pembaca, atau membantu menyebar
luaskan karya si peneliti di lingkungan komunitas peneliti bidang pendidikan, dan
mengembangkan pengetahuan diantara para peneliti yang mengkaji topik yang sama.
Audience yang berpartisipasi pada konferensi ini antara lain adalah para peneliti, praktisi,
atau pembuat kebijakan. Para peneliti menyiapkan makalah konferensi untuk para audience
yang menghadiri konferensi dan para individu yang akan mereview dan menerima makalah
tersebut untuk disajikan. Biasanya, panjang makalah konferensi itu hampir sama dengan
artikel jurnal -- kira-kira 25 halaman termasuk tabel, diagrams dan lampiran.
Proposal konferensi adalah proposal singkat untuk dapat menyajikan laporan
penelitian di sebuah konferensi. Biasanya proposal ini panjangnya kira-kira tiga halaman,
dan para reviewer, mnggunakannya untuk menetapkan apakah mereka menerima hasil
penelitian yang diajukan itu untuk dapatatau tidak disajikan di konferensi. Sebuah proposal
konferensi harus mengacu pada petunjuk yang diberikan oleh asosiasi profesional.
Selama atau sesudah penelitian berakhir, proses penyajian makalah konferensi
sudah dimulai. Si peneliti mengirimkan proposalnya ke penyelenggara konferensi, yang telah
mengedarkan “permintaan untuk proposal” beberapa bulan sebelum konferensi
dilaksanakan. Permintaan ini mengundang para peneliti untuk mengirimkan proposal
penelitian mereka untuk dapat disajikan pada konferensi tersebut. Untuk ini, para peneliti
membuat proposal singkat tentang penelitian mereka dan mengirimkannya untuk direview
(dinilai). Apabila proposal mereka diterima, si peneliti wajib mengikuti konferensi itu dan
menyajikan makalah sesuai dengan proposal yang sudah disetujui. Untk itu, si peneliti
197
menyiapkan makalahnya, menyajikannya di konferensi, dan membagi-bagikannya kepada
peserta konferensi. Di konferensi tersebut, penyelenggara konferensi sering
mengelompokkan makalah-makalah yang ada pada tiga atau empat kelompok setiap sesinya
dan masing-masing penyaji diberikan waktu sekitar 15 sampai 20 menit untuk menyajikan
hasil penelitiannya. Panitia pengelenggara juga mungkin melakukan konferensi itu dalam
bentuk simposium, yakni suatu format dalam penyajian makalah penelitian. Format ini
terdiri dari beberapa makalah penelitian dari orang-orang yang berbeda yang berbicara
tentang tema yang sama.
Sampel Petunjuk Penyusunan Proposal
Untuk memberikan ilustrasi tentang pembuatan proposal untuk makalah konferensi,
akan kita coba mengkaji “ call for Proposal” (permintaan proposal) dari AERA yang setiap
tahun tercantum dalam jurnal “Educational Research”. Format dari makalah yang akan
disajikan di konferensi AERA pada tahun-tahun terakhir mengalami perubahan menjadi
bentuk penyajian yang lebih inovatif, seperti interactive paper sessions (sesi-sesi penyajian
makalah secara interaktif), performances (diselingin oleh pertunjukan), and town meetings
(pertemuan-perteman yang disponsori oleh pejabat atau wali kota). Bentuk yang paling
umum dalam penyajian hasil penelitian tunggal, disebut sesi makalah, mengharuskan si
peneliti mengirimkan makalahnya atas dasar batas waktu tertentu. Si peneliti perlu
membuat keringkasan penelitiannya yang antara lain mencakup:
Tujuan penelitian
Perspektif atau kerangka teoritis
Metoda, teknik, atau modes of inquiry (metoda penelitian)
Sumber-sumber data atau bukti
Hasil dan/atau konklusi/sudut pandang
Pentingnya penelitian dari sisi kependidikan dan sisi keilmiahannya (AERA,
1999, halaman 33)
Anda kirimkan keringkasan ini kepada koordinator program AERA sesuai dengan
divisi dari topik yang relevan. Untuk menentukan kepada divisi mana harus dikirimkan
bahan tersebut anda perlu menghubungi kantor pusat AERA (www.aera.net). Dua atau tiga
orang reviewer yang tidak mengenal identitas anda akan membaca dan menilai proposal
198
anda. Proses penilaian (review) bisa memakan waktu dua atau tiga bulan; saat itulah anda
akan diberitahu oleh program koordinator apakah proposl anda diterima atau ditolak.
Laporan untuk pembuat kebijakan atau praktisi
Tipe terakhir dari laporan penelitian adalah laporan yang ditujukan pada praktisi
yakni orang-orang yang memikul tanggung jawab dalam bidang pendidikan. Idividu-indvidu
ini boleh jadi pembuat kebijakan di tingkat daerah dan nasinal atau para pejabat
persekolahan, seperti pengawas, kepala sekolah, kepala bahagian kurikulum, dan para guru.
Laporan penelitian yang disajikan kepada individu-individu ini bisa mengikuti petunjuk
berikut Lihat Muffo, 1986):
Waktu merupakan hal paling penting:Topik penelitian perlu tepat waktu dan
memberikan saran-saran yang bersifat praktis. Identifikasi, dalam penelitian
anda itu, saran-saran yang ditemui dalam bahagian “Implikasi” dan bagi hal ini
dengan para praktisi.
Laporkan hasil-hasil yang sepsifik dari penelitian anda. Anda mungkin perlu
membuat keringkasan dari hasil penelitian anda dengan menggarsbawahi
temuan-temuan kunci. Anda barangkali tidak perlu menggunakan istilah-istilah
statistik dalam bahasanya penelitian kuantitatif atau dalam berbagai ragam
perpspektif dari penelitian kualitatif. Fokuskan pada hasil tes-tes statisitiknya
untuk penelitian kuantitatif atau pada perspektif kualitatif yang paling sering
muncul dalam data base penelitian anda untuk penelitian kualitatif.
Sajikan hasil-hasilnya secara jelas dan bersahaja. Ini bermakna bahwa laporan
anda harus singkat, garis bawahi temuan-temuan penting, dan masukkan
abstrak yang memberikan gambaran umum dari hasil penelitian. Grafik atau
tabel yang dramatis bisa secara bersama memperlihatkan hasil secara
keseluruhan.
Masukkan keringkasan eksekutif yang panjangnya satu halaman pada awal
laporan penelitian. Keringkasan ini bukan perbincangan tentang penelitian atau
metoda penelitian akan tetapi lebih pada temuan-temuan kunci dan
implikasinya bagi praktek. Anda mungkin perlu menggarisbawahi masalah yang
diteliti, pertanyaan yang diajukan, pengumpulan data, dan hasil-hasil pokok
serta implikasinya bagi praktek.
199
Dapatkan pengesahan dari individu-individu kunci untuk menyajikan penelitian
anda.Anda harus mendapatkan izin dari para pemimpin (yang rekait) untuk
menyajikan dan menyebar luaskan penelitian anda. “Berbagilah” dengan
mereka keringkasan eksekutif ini sebelum penyajian dan penyebarluasan
laporan tersebut.
Mari kita lihat situasi Maria. Ia perlu menyajikan penelitiannya kepada komite
sekolah. Sesuai dengan saran-saran di atas, tuliskan langkah-langkah yang harus diikuti oleh
Maria:
Dengan catatan bahwa ia telah memiliki izin untuk meyajikan peneltiannya
Ikut sertakan keringkasan eksekutif
Laporkan hasil-hasil spesifik secara jelas dan bersahaja
Bawa hasil-hasil tersebut kepada komite pada saat yang tepat
Bagaimana Memformat Laporan Penelitian
Sebuah penelitian dengan struktur yang jelas mudah difahami dan mudah dibaca,
walaupun materinya mungkin rumit. Pengarang yang secara nasional dikenal luas tentang
masalah tulis menulis Natalie Goldberg (2000), menekankan pentingnya pemahaman
berkenaan dengan struktur fisik dari sebuah penulisan. Struktur fisik dari sebuah laporan
penelitian adalah cara menyusun topik-topik yang membentuk sebuah kerangka bagi
sebuah laporan penelitian. Coba bayangkan sebuah artikel jurnal yang telah anda baca
terakhir ini. Apakah sukar untuk memahaminya? Apakah anda bisa membacanya secara
cepat, atau perlu kerja keras untuk memahaminya?
Perhatikanlah truktur fisik dari laporan-laporan penelitian
Kemampuan mengidentifikasi struktur yang mendasari penulisan sebuah laporan
penelitian akan membantu anda menulis laporan penelitian begitupun memahaminya. Ini
tidak selamanya gampang, akan tetapi empat tekhnik berikut bisa membantu:
1. Pendekatan yang paling mudah adalah melihat tingkat-tingkat pelapisan judul
yang berbeda yang diugunakan dalam sebuah laporan penelitian. Judul-judul ini
semacam “penunjuk jalan” yang digunakan seorang pengarang untuk
mengkomunikasikan hal-hal penting dalam penelitiannya. Walaupun beberapa
judul lebih merupakan petunjuk bagi materi ketimbang judul-judul lainnya, akan
200
tetapi dengan memperhatikannya secara saksama, kita akan terbantu dalam
mengidentifikasi struktur dari sebuah penelitian.
2. Cari enam langkah dalam proses penelitian yang sudah dibicarakan terdahulu.
Semua laporan, apakah kuantitatif ataupun kualitatif, harus mengandung
masalah penelitian, tinjauan pustaka, tujuan dan pertanyaan penelitian atau
hipotesis , pengumpulan, analisis dan interpretasi data serta format laporan.
3. Cari pertanyaan penelitian (atau hipotesis) dan jawaban yang dikembangkan
peneliti untuk pertanyaan penelitian (atau hipotesis) tersebut. Untuk setiap
pertanyaan yang diajukan, si peneliti harus memperlihatkan jawabannya. Mulai
dari bahagian pendahuluan dan kemudian perhatkan bahagian akhir laporan
(misalnya “Hasil” atau “Pembahasan” untuk melihat bagaimana si peneliti
menjawab pertanyaan dimaksud.
4. Akhirnya, kenalilah struktur dari laporan-laporan yang berbeda—terutama sekali
pendekatan-pendekatan yang terkait dengan penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif.
Rancanglah struktur laporan penelitian kuantitatif yang tepat
Struktur dari laporan penelitian kuantitatif diperlihatkan pada Diagram 10.3. Topik-
topik dalam tayangan (diagram) ini seharusnya tidak asing lagi karena masing-masingnya
merefleksikan apa-apa yang sudah dibicarakan pada bahagian terdahulu.
Batang tubuh dari laoran tersebut terdiri dari lima bahagian utama. Kelimanya
sama dengan lima bahagian yang pada umumnya ditemui pada laporan-laporan penelitian
kuantitatif yang sudah dipublikasikan. Mengetahui struktur ini akan membantu anda
membaca laporan penelitian dan memahami di mana sesuatu informasi dapat diperoleh.
Untuk artikel-artikel jurnal, bahagian-bahagian permulaan dan bahagian-bahagian akhir
terbatas karena adanya pembatasan halaman.
Rancanglah struktur penelitian kualitatif yang tepat
Untuk disertasi, tesis dan artikel jurnal dengan paradigma kualitatif, strukturnya
cukup bervariasi. Struktur baku yang terdiri dari lima bahagian seperti diperlihatkan oleh
Diagram 10.3 boleh jadi tidak tepat untuk sesuatu penelitian kualitatif. Untk sebuah laporan
kualitatif seperti disertasi atau tesis, para pengarang boleh jadi mencantumkan enam
201
sampai delapan bab. Contoh, Miller (1992) melakukan penelitian studi kasus berparadigma
kualitatif etnografis tentang pengalaman-pengalaman tahun pertama seorang presiden.
Beliau membagi laporannya atas sebelas bab:
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Jalan menuju ke istana president
Bab 3. Kejutan-kejutan dan tantangan-tantangan awal
Bab 4 Membangun hubungan-hubungan
Bab 5 Peran-peranan yang dimainkan presiden
Bab 6 Mengembangkan visi dan kepemimpinan
Bab 7 Menginisiasi perubahan
Bab 8 Konstituent eksternal
Bab 9 Perjuangan dan kesulitan yang menghadang
Bab 10 Peranan yang dimainkan isteri
Bab 11 Keringkasan, kesimpulan, dan implikasi
Struktur yang terdiri dari sesebelas bab ini memberikan penekanan pada tema-
tema yang muncul selama penelitian. Dalam struktur tersebut tidak tercantum tinjauan
kepustakaan sebagai bab yang berdiri sendiri ataupun merupakan prosedur khusus dalam
penelitian.
Anda bisa melihat adanya struktur yang fleksibel dalam disertasi Miller begitupun di
dalam artikel jurnal dan makalah konferensi. Sebagaimana diketahui, di dalam penelitian
kualitatif terdapat perspektif yang beragam dari partisipan, begitu juga adanya variasi
dalam hal bagaimana para peniliti melaporkan hasil penelitian mereka. Beberap bentuk dari
laporan penelitian kualitatif memberikan penekanan pada deskripsi, sementara bentuk-
bentuk lainnya memfokuskan pada tema-tema atau interpretasi pribadi tentang temuan-
temuan dari sisi si peneliti. Format yang fleksibel ini tentu saja menyebabkan susahnya
membaca laporan penelitian kualitatif bagi mereka yang masih baru terhadap pendekatan
ini. Walaupun struktur laporan akan terus muncul, akan tetapi pengetahuan tentang
beberapa variasi utama akan membantu anda mulai melihat fokus dari si penulis ketika
mereka melaporkan hasil penelitian mereka.
Pertimbangkan bentuk-bentuk alternatif berikut dalam penulisan laporan
penelitian kualitatif:
202
Pendekatan ilmiah sama dengan penelitian kuantitatf di mana semua atau
kebanyakan dari lima bahagian: “Pendahuluan”, “Tinjauan kepustakaan”,
“Metoda”, “Hasil”, “Pembahasan” musti ada.
Pendekatan bercerita bisa mengambil beberapa bentuk. Penulis menggunakan
kelengkapan-kelengkapan sastra (seperti metafora, analogi, alur cerita, klimaks)
dan persuasif, penulisan kreatif dalam menyajikan penelitiannya.
Pendekatan tematik mencakup pembicaraann ekstensif tentang tema-tema
utama yang muncul dari analisis data base kualitatif. Sering pendekatan ini
menggunakan kutipan yang banyak dan kaya detil guna mendukung tema-tema
yang ada.
Pendekatan deskriptif memadukan deskripsi yang detil tentang orang dan
tempat dalam bernarasi. Laporan penelitian tipe ini bisa jadi bercerita tentang
“hari yang istimewa dalam kehidupan” seseorang individu.
Pendekatan teoritis adalah pendekatan di mana si penulis mulai dengan teori
(misalnya studi kasus yang beorientasi teori), atau diakhiri dengan teori
(misalnya teori grounded atau alas), atau modifikasi teori yang sudah ada atas
dasar pandangan para partisipan.
Eksperimental atau pendekatan performatif boleh jadi mencakup laporan
penelitian kualitatif berbentuk puisi, cerita fiksi, drama, atau kisah-kisah yang
sangat pribadi, yang disebut auto-etnografi (lihat Denzin, 1997, atau Richardson,
2000). Contoh, dari pada mengacu pada laporan penelitian yang sudah baku,
peneliti kualitatif mengembangkan sebuah sandiwara yang mengungkapkan
materi yang rumit, bersitus banyak, dan bernuansa emosional ketimbang
mengacu pada cara penulisan yang sudah baku (Richardson, 2000, halaman
934).
Walaupun laporan penelitian kualitatif menyimpang dari pendekatan teoritis ilmiah
yang tradisional, menjadi pendekatan yang lebih bersifat eksperimental, ada baiknya kita
melihat kedua pendekatan struktural yang masing-masing disebut pendekatan ilmiah dan
pendekatan bercerita. Diagram 10.4 dan Diagram 10.5 menyajikan kedua pendekatan ini.
Seperti yang anda lihat, kedua format itu berbeda dalam hal topik-topik utama yang
dicantumkan dan dalam hal judul yang digunakan untuk mengacu pada topik, Keduanya
berbeda dari struktur laporan penelitian kuantitatif.
203
Dalam struktur kualitatif ilmiah si peneliti mencantumkan pendahuluan, prosedur,
temuan, dan pembahasan. Walaupun demikian, laporan kualitatif ilmiah berbeda dari
format laporan penelitian kuantitatif yang sudah baku. Dalam pendekatan kualitatif ilmiah,
anda menyebutkan prosedur bukan metoda, dan temuan bukan hasil. Tambahan lagi,
Diagram 10.4 memperlihatkan bahwa formatnya juga mencantumkan rasional dari
penelitian kualitatif, suatu deskripsi tentang situs dan individu-individu, dan analisis tema.
Anda temui pendekatan struktural ini dalam rancangan kualitatif seperti studi kasus dan
penelitian gounded theory (teori alas).
Diagram 10.5 memperlihatkan format yang kurang kentara nuansa kualitatifnya,
struktur bercerita. Struktur bercerita yang berparadigma kualitatif adalah pendekatan
dalam penulisan laporan penelitian kualitatif yang fleksibel. Makna dari penelitian
dipaparkan melalui deskripsi, refleksi si penulis tentang makna yang terkandung dalam data,
pemahaman yang lebih luas tentang fenomena, dan pendirian si penulis tentang topik.
Diagram 10.5 mulai dengan sebuah deskripsi atau sketsa tentang individu dan
mengantarkan prosedur kepada parohan pertama penelitian. Ia berakhir dengan makna dari
fenomena, dan menyajikannya dalam kerangka pemahaman yang lebih luas,
membandingkannya dengan penelitian-pnelitian lain yang sudah dipubikasikan, dan
pengalaman-pengalaman penulis sendiri. Anda temui format ini dalam rancangan penelitian
kualitatif seperti penelitian-penelitian etnografis dan naratif.
Beberapa catatan penting tentang struktur laporan penelitian
Setelah membicarakan struktur dari berbagai format laporan penlitian, saya ingin
kembali pada pembicaraan tentang struktur laporan penelitian apapun bentuk
penelitiannya. Saya kira sebuah laporan penelitian ibarat jalan kereta api dua lajur. Satu
lajur mewakili materi atau substansi penelitian. Dalam setiap penelitian, si penulis laporan
mengacu pada topik dan hasil-hasil penelitian membentangkan topik ini. Lajur kedua, lajur
penelitian. Lajur ini terdiri dari langkah-langkah dalam proses penelitian dan prosedur-
prosedur spesifik dalam setiap langkah. Sadar akan adanya kedua lajur ini, lajur penelitian
dan lajur substansi penelitian memungkinkan saya memahami proses penelitian yang
tercermin dari laporan-laporan penelitian yang sudah dipublikasikan, mampu menentukan
temuan-temuan apa yang harus saya identifikasi, dan mampu mengevaluasi apakah
penelitian itu cukup mantap.
204
Ketika saya mengkaji struktur dari laporan penelitian:
Saya menggunakan analogi dari jalan kereta api dua jalur menuju ke arah yang
sama guna membantu saya memvisualisasikan struktur dari laporan penelitian.
Saya amati laporan penelitian secara cermat dan saya perhatkan judul-judulnya
secara saksama untuk melihat strukturnya. Judul-judul tersebut ibarat rambu-
rambu lalu lintas guna membantu saya memahami sebuah laporan penelitian.
Menyadari bahwa para peneliti melaporkan semua penelitian tentang
pendidikan dengan mengikuti enam langkah, saya cari satu per satu: masalah
penelitian, pertanyaan penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan
interpretasi.
Ketika membaca sebuah laporan penelitian, saya memberikan penekanan pada
dua hal: hasil atau temuan-temuan penelitian dan prosedur penelitian sehingga
saya secara kritis bisa mengevaluasi penelitian tersebut.
Tidak semua laporan penelitian merupakan contoh yang sempurna. Para editor
jurnal membuat pilihan-pilihan tentang apa yang akan dipublikasikan. Kadang-kadang
mereka mempublikasikan sebuah artikel karena masalah penelitiannya dari sisi waktu tepat,
atau isu itu belum pernah diteliti dengan menggunakan prosedur yang mantap. Dalam
kasus-kasus lain, metodanya mantap, dan menyebabkan editornya menerimanya untuk
dipublikasikan. Bagi saya bukan masalah besar apabila penulisnya hanya menyinggung
minimal satu dari enam langkah. Sebagai seorang peneliti yang karirnya masih bertumbuh,
anda perlu memahami kedua lajur yang dikemukan terdahulu: lajur penelitian dan lajur
substansi untuk bisa memahami secara utuh struktur dari laporan penelitian.
Bagaimana Menulis Laporan Penelitian supaya Sensitif dan Ilmiah?
Disamping memahami struktur dari laporan penelitian, para peneliti harus
mempraktekkan cara-cara penulisan yang baik ketika menyusun sebuah laporan penelitian.
Yang harus dilakukan adalah:
Sensitif terhadap individu-individu dan jangan mendiskriminasikan mereka
dalam tulisan anda;
Gunakan istilah-istilah penelitian yang tepat;
Gunakan cara pandang yang sesuai dengan pendekatan kuantitatif atau
kualitatif;
205
Seimbangkan antara aspek penelitian dan aspek isi atau substansi;
Bangun interkoneksi antar masing-masing bahagian penelitian;
Gunakan fasilitas komputer;
Rumuskan judul dan abstrak yang padat
Gunakan bahasa yang tidak diskriminatif
Sebuah laporan penelitian perlu sensitif terhadap dan menghargai orang dan
tempat. Laporan penelitian yang diserahkan kepada panitia penguji disertasi atau tesis, ke
pada jurnal atau konferensi akan ditolak apabila anda tidak sensitif terhadap individu-
individu atau kelompok-kelompok budaya.
APA (The American Psychological Association) menghimpun informasi dan
menyusun petunjuk tentang penggunaan bahasa (dalam hal ini bahasa Inggeris) yang
nondiskriminatif untuk laporan penelitian (APA, 2001). Petunjuk tersebut menyatakan
bahwa dengan penggunaan bahasa yang nondiskriminatif bermakna menghindari sikap-
sikap yang merendahkan, termasuk asumsi-asumsi yang bias dan ungkapan-ungkapan yang
bernuansa bias dalam hal jender, orientasi seksual, ras atau etnik, cacat, atau umur. Salah
satu saran yang bermmanfaat, yang dikembangkan oleh Maggio (1991), adalah mengetes
laporan penelitian tertulis anda dari sisi penggunaan bahasa yang nondiskriminatif dengan
jalan:
Mengganti kelompok anda menjadi kelompok orang yang sedang dibicarakan
Membayangkan seolah-olah anda anggota dari kelompok tersebut
Merevisi bahasa anda seandainya anda merasa eksklusif (terasingkan) atau
terlukai
Pendekatan lain adalah menyempatkan diri mempelajari contoh-contoh dari
penggunaan konstruksi-konsruksi bahasa yang nondiskriminatif. Rasakan apakah konstruksi-
konstruksi tersebut bernuansa inklusif dan sensitif, Anda bisa juga menguji tiga butir
petunjuk dalam rangka meredusir bias dalam penggunaan bahasa seperti disarankan oleh
APA Style Manual (APA, 2001):
1. Deskripsikan individu-individu pada tingkat kehhususan yang tepat. Ini artinya
bahwa anda perlu menggunakan istilah-istilah khusus untuk orang-orang yang
benar-benar akurat, jelas, bebas dari bias. Contoh:
Hendaklah spesifik (khusus)
206
Jelek : man atau woman Lebih baik : men atau women
Jelek : lewat 62 tahun Lebih baik : berumur antara 63 – 70 tahun
2. Hendaklah sensitif memberikan label pada individu-individu atau kemlompok-
kelompok. Ini artinya memanggil orang dengan nama yang disenanginya dan
hargai kesenangan orang untuk mengubah nama setiap saat. Para penulis jangan
sekali-kali menggunakan kelompok mereka sendiri sebagai ukuran untuk
menilai orang-orang lain. Contoh:
Gunakan bentuk-bentuk ajektiva
Jelek : the gays Lebih baik : gay men
Gunakan kata “orang-orang” kemudian diikuti oleh ungkapan deskriptif
Jelek : schizophrenics Lebh baik : orang-orang yang didiagnosa sebagai penderita schizophrenics
Gunakan standar budaya paralel ketimbang memberikan label
Jelek : husband dan wife Lebih baik : man dan woman
3. Akui dan hargai partisipasi orang-orang di dalam penelitian. Anda perlu secara
khusus mengidentifikasi para partisipan atas dasar bahasa yang mereka
gunakan. Contoh:
Gunakan istilah yang bersifat impersonal
Jelek : subjek Lebih baik : partisipanJelek : informan Lebh baik : partisipan
Gunakan kata sifat yang non-stereotipe dan tidak bias
Jelek : dokter perempuan Lebih baik : dokterJelek : perempuan yang Lebih baik : partisipan yang tidak tidak agresif agresif
Gunakan identitas budaya secara khusus
Jelek : Orang-orang Indian Lebih baik : Cherokee Amerika
Gunakan kata “orang-orang” baru kecacatan mereka
Jelek : mentally ill person Lebih baik : person with mental illness
Gunakan istilah-istilah ilmiah dalam penelitian anda
Seperti disarankan oleh petunjuk penggunaan bahasa yang nondiskriminatif,
beberapa istilah tertentu lebih disenangi ketimbang istilah-istilah lainnya untuk mengacu
pada partsipan di dalam penelitian. Demikian juga, dalam bidang penelitian, beberapa istilah
207
tertentu perlu digunakan untuk memperlihatkan pemahaman anda tentang penelitian.
Orang-orang lain akan menilai penelitian anda atas dasar penggunaan secara tepat istilah-
istilah baku dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Contoh, menyebutkan sampel
“random” (acak) ketimbang sampel ‘purposeful” (bertujuan) dalam penelitian kualitatif
menandakan kurangnya pemahaman terhadap perbedaan mendasar antara kedua
pendekatan penelitian. Apabila anda membaca sebuah laporan penelitian, anda akan
menilai tingkat pemahaman si penulis tentang penelitian melalui pilihan kata-kata yang dia
gunakan. Daftar istilah yang ditemui pada akhir buku teks ini dan istilah-istilah kunci (kata-
kata yang dicetak tebal) pada setiap bab merupakan kata-kata yang bermanfaat untuk
digunakn dalam laporan penelitian anda.
Berikut adalah gagasan-gagasan tambahan yang boleh jadi bermanfaat dalam
membangun perbendaharaan kata-kata dan penggunaan kata-kata dalam penelitian:
Ketika anda menulis laporan penelitian anda, lihat kamus istilah yang
diungkapkan dalam Bab 4 seperti kamus istilah kuantitatif oleh Vogt (1999) dan
kamus istilah kualitatif oleh Schandt (2001).
Ketika menulis laporan penelitian, encode tulisan anda dengan bahasa
penelitian. Dalam hal ini, encoding adalah penggunaan dengan sengaja istilah-
istilah khusus oleh penulis untuk mengungkapkan ide-idenya. Praktek seperti ini
akan meningkatkan akseptabilitas penelitian anda di mata panitia penguji
program pasca sarjana, penerbit, dan para peserta konferensi. Contoh, pada Bab
5 berkenaan dengan perumusan “purpose statement”(tujuan penelitian), istilah-
istilah “compare” (membandingkan), dan “relate” (menghubungkan) adalah
kata-kata yang baik digunakan dalam penelitian kuantitatif, dan istilah-istilah
“explore” (menelusuri) dan “discover” (menemukan) adalah kata-kata yang
bagus untuk digunakan dalam penelitian kualitatif.
Penggunaan sudut pandang yang tepat
Kehadiran si peneliti dalam sebuah penelitian berbeda antara penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, si peneliti berada di latar belakang
menarasikan penelitiannya – omniscent third person. Contoh, si peneliti melaporkan hasil-
hasil penelitiannya dan menjelaskan penelitian tersebut. Kata ganti orang pertama saya
tidak digunakan, sebaliknya si penulis menggunakan impersonal point of view (sudut
208
pandang impersonal). Bentuk penulisan juga mencakup penggunaan past tense (khusus
dalam bahasa Igggris) untuk memperlihatkan adanya jarak antara si penulis dan laporannya
dan penggunaan kalimat pasif di sana sini. Contoh, dalam laporan penelitian kuantitatif,
anda mungkin menemukan kalimat pasif:
Kalimat pasif: Hasil-hasil penelitian ini dilaporkan pada tingkat signifikansi p = .01.
Kalimat aktif: Peneliti melaporkan hasil-hasil penelitian ini pada tingkat signifikansi p= .01
Disamping itu, peneliti kuantitatif jarang menyebutkan nama pertama dari individu-
individu di dalam penelitian dan juga memberi penekanan pada objektivitas hasilnya.
Walaupun demikian, dalam penelitian kualitatif, si peneliti hadir dan berada di
foreground (terutama dalam laporan penelitian gaya naratif). Ini terlihat dari penggunaan
kata ganti orang pertama saya (atau kata ganti kolektif kami) dan dalam pengalaman-
pengalaman pribadi si penulis yang dituangkan secara langsung ke dalam laporan (seperti
kesulitan yang dialami dalam pengumpulan data, refleksi terhadap tema-tema yang
bersumber dari data. Si penulis boleh jadi menjelma dalan jari jemarinya ketika ia menulis
yang siap memberikan interpretasi makna pribadinya terhadap tema atau pernyataan-
pernyataan pribadi tentang pengalaman-pengalaman, seperti “epilog” dalam studi kasus
“gunman incident” (Asmussen & Creswell, 1995). Si peneliti kualitatif juga berupaya
menyajikan kisah yang persuasif dan sering menulis dengan cara-cara yang hidup
menggunakan metafora, analogi, kontradiksi, dan ironi. Penelitian boleh jadi berakhir
dengan pertanyan-pertanyaan yang masih tetap tak terjawab, seperti halnya dengan
banyak novel dan cerita pendek. Selanjutnya, para peniliti kualitatif menyebutkan nama
pertama dari partisipan (biasanya menggunakan alias guna melindungi identitas individu-
individu), dan saking rincinya, terutama dalam deskripsi, sehingga antara penulis dan
pembaca dekat sekali.
Seimbangkan antara penelitian dan substansi
Beberapa peneliti merasa bahwa laporan mereka harus memperlihatkan
pengetahuan mereka tentang penelitian lebih ketimbang tentang substansi penelitiannya.
Sedangkan peneliti lainnya merasa sebaliknya. Apapun penekanannya, penulisan ilmiah
mencakup keseimbangan antara memperlihatkan pengetahuan tentang penelitian dan
pengetahuan tentang substansi penelitian (ingat dua lajur jalan kereta api seperti
209
diungkapkan terdahulu), Ketika para peneliti terlampau berlebihan memberi penekanan
pada metoda, mereka merasa perlu meyakinkan dosen pembimbing, panitia penguji pada
program pasca sarjana, atau para editor jurnal tentang pengetahuan mereka tentang
metoda penelitian. Walaupun demikian, tidak terlampau memperhatikan metoda bisa pula
mengindikasikan kurangnya ketrampilan dan pengetahuan si peneliti tentang metoda
penelitian. Sebuah laporan penelitian yang baik memperlihatkan keseimbangan antara
pembicaraan tentang penelitian dan materi atau substansi penenlitian. Keseimbangan ini
secara kasar proporsinya adalah 50 – 50. Contoh, bandingkan dua buah model berikut
berkenaan dengan metoda yang mendiskusikan sebuah survai tentang ketua jurusan.
Model yang jelek yang terlampau memberikan penekanan pada metoda: Dalam proyek ini, survai dengan sampel acak akan digunakan sehingga masing-masing ketua jurusan memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Tambahan lagi, penggunaan prosedur berstratifikasi penting diikuti untuk menjaga agar masing-masing individu di dalam sampel terpilih secara proporsional seperti populasi dari mana mereka berasal.....
Model yang lebih baik yang memperlihatkan adanya keseimbangan: Dalam proyek ini, 400 orang ketua jurusan bidang akademik disampel secara random sehingga hasilnya bisa digeneralisasikan kepada populasi yang terdiri dari ketua jurusan bidang akademik pada Lembaga Penelitian di perguruan tinggi (N=2.000 ketua jursan). Tambahan lagi, ke empat ratus ketua jurusan tersebut mewakili ketua jurusan wanita dan pria secara proporsional di mana mereka terwakili di dalam populasi (300 orang pria dan 100 orang wanita)
Model yang bagus mencakup komentar si peneliti yang tidak hanya
memperlihatkan pemahaman tentang metoda penelitian survai yang memadai akan tetapi
juga menginformasikan kepada para pembaca tentang materi atau substansi penelitian,
yakni penelitian tentang ketua jurusan.
Bangun interkoneksi antar bahagian untuk menjaga konsistensi
Strategi penulisan yang lain yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian
adalah membangun saling keterkaitan antara masing-masing bahagian sehingga anda bisa
memperlihatkan konsistensi pembicaraan kepada para pembaca. Salah satu cara
membangun ini adalah dengan menggunakan konsep-konsep kunci sebagai alat
pengikatnya. Linking devices (alat pengikat) adalah kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang
mengikat semua bahagian dalam satu kesatuan dalam sebuah laporan penelitian.
210
Penelitian kuantitatif menyatakan variabel dan menggunakan namanya secara
tepat setiap kali anda menyebutnya. Cara ini bisa membantu mengaitkan bahagian-
bahagian. Bayangkan berapa kali si peneliti mengacu pada variabel tersebut dalam
penelitiannya. Judul menspesifikkan variabel dalam penelitian; variabel-variabel tersebut
juga dicantumkan di dalam rumusan tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian. Para
peneliti secara operasional mendefenisikan variabel-variabel tersebut dalam bahagian
metoda penelitian. Ketika si peneliti menggunakan istilah yang sama secara tepat setiap kali
dia menyebut variabel-variabel penelitian, ketika itu ia sudah membangun kaitan antara
masing-masing bahagian dari sebuah laporan penelitian.
Alat pengikat lain dalam penelitian kuantitatif adalah penggunaan pertanyaan-
pertanyaan penelitian atau hipotesis yang sama kapanpun pertanyaan dan hipotesis itu
muncul di dalam laporan penelitian. Perubahan sedikit saja dalam penggunaan kata-kata
akan menghilangkan gairah pembaca untuk membacanya atau memperlihatkan adanya
perbedaan makna dalam penelitian anda. Ketika anda mengemukakan pertanyaan-
pertanyan dan hipotesis penelitian anda pada awal laporan (sebagaimana layaknya),
gunakan kata-kata yang persis sama ketika anda kembali merujuknya pada pembicaraan
tentang hasil penelitian.
Di dalam penelitian kualitatif, nyatakan rumusan fenomena sentral yang persis
sama setiap kali anda mengemukakannya. Anda mungkin mengemukakan fenomena
sentral itu di dalam judul, di dalam bahagian rumusan masalah penelitian, di dalam
rumusan tujuan penelitian, di dalam pertanyaan penelitian, dan di dalam temuan-temuan
penelitian. Contoh, fenomena “respon kampus” muncul secara konsisten sebagai sebuah
ungkapan beberapa kali di dalam keseluruhan laporan studi kasus “gunman incidence”
(Asmussen & Creswell, 1995)., pada judul penelitian, pada tujuan penelitian, dan pada
kesimpulan.
Di dalam laporan proyek-proyek penelitian kuantitatif dan kualitatif, masalah
penelitian berulang-kali disebut-sebut. Ini akan mengikat keseluruhan proposal atau laporan
penelitian menjadi satu kesatuan. Masalah penelitian ini disajikan pada bahagian
pendahuluan dari proposal dan diberi penekanan akan pentingnya masalah penelitian
tersebut pada saat membicarakan pertanyaan-pertanyaan dan hipotesis penelitian. Ia
kemudian dibicarakan lagi pada saat membicarakan pengumpulan dan analisis data dalam
rangka mengkaji hasil-hasil penelitian. Terakhir, pembicaraan tentang itu boleh jadi muncul
211
lagi pada bahagian akhir dari laporan penelitian ketika berbicara tentang perlunya penelitian
lanjutan.
Penggunaan fasilitas komputer
Kelengkapan untuk penulisan terdiri dari kamus on-line, program-program
tatabahasa, dan fasilitas-fasilitas lain yang terpadu dengan program-program pengolah kata
(Ross-Larson, 2003). The Merriam Webster Collegiate Dictionay bisa diakses on-line pada
www.m-w.com. Dua buah perangkat penulisan bisa pula diemukan pada
www.clearwriter.com. Ini merupakan sistem pelatihan penggunaan perangkat on-line, dan
sumber-sumber yang dapat digunakan untuk meningkatkan penulisan bisnis dan
profesional. Program yang terdapat pada situs www.clearedits.com akan mencarikan solusi
atas masalah-masalah penulisan yang anda hadapi. Situs tersebut juga memiliki plug-in
untuk Microsoft Word, ClearEdits, yang bisa menemukan draft penulisan yang telah anda
buat apabila anda menemui masalah dan menawarkan beratus-ratus pembetulan yang
bermanfaat.
Anda juga bisa menggunakan spell checker (pengecek ejaan) dan grammar-
checking tool (alat pengecek tatabahasa), dua-duanya mungkin hanya untuk bahasa
Inggeris, juga dapat ditemui pada banyak program pengolah kata. Pada program word yang
ada di komputer anda, cari TOOLS>OPTIONS>SPELLING&GRAMMAR>SETTING dan hidupkan
opsi grammar style. Akhirnya, anda bisa juga menggunakan outline view untuk mngecek
struktur manuskrip anda.
Tulis judul dan abstrak yang padat
Dua buah unsur dari manuskrip ilmiah perlu mendapat perhatian yang khusus
karena keduanya merupakan hal yang penting: judul dan abstrak. Informasi yang dapat
diperoleh dari petunjuk manuskrip yang dikeluarkan APA (2001) mengemukakan komponen
judul yang baik dan abstrak bagi penulisan makalah ilmiah. Tujuan dari sebuah judul adalah
menyarikan gagasan pokok dari makalah dalam bentuk yang padat dan jelas. Judul
sebaiknya terdiri dari 10 – 12 kata dan harus dihindari pemakaian kata-kata yang boros
seperti “kajian tentang” atau “penelitian tentang”. Ia sebaiknya bisa berdiri sendiri, jelas dan
self-explanatory (bisa menjelaskan sendiri). Ini bermakna bahwa semua kata-kata haruslah
jelas bagi pembaca tanpa memerlukan defenisi. Judul yang dirumuskan secara padat akan
212
memungkinkan seorang peneliti memanfatkannya menjadi “header” (kepala) yang dapat
diletakkan pada setiap halaman manuskrip, dan “kepala” ini akan menjadi kata kunci untuk
keperluan layanan indeks (seperti ERIC) dalam rangka memasukkannya ke katalog artikel.
Disamping komponen-komponen disebutkan dalam petunjuk APA (2001), anda
berkemungkinan juga mempertimbangkan unsur-unsur apa yang harus dimasukkan dalam
judul yang baik, tidak hanya dari perspektif kuantitatif tapi juga dari perspektif kualitatif.
Sebuah judul penelitian kuantitatif yang baik seharusnya berisikan:
Variabel-variabel pokok, dependen dan independen, dalam penelitian, biasanya
diurut dari variabel independen terus ke variabel dependen;
Partisipan dari penelitian;
Situs atau lokasi penelitan;
Untuk penelitian kualitatif, unsur-unsurnya adalah:
Fenomena sentral yang diteliti;
Partisipan dari penelitian;
Situs dan lokasi penelitian;
Abstrak adalah bahagian kunci yang lain dari sebuah manuskrip ilmiah yang perlu
dicermati betul. Bab 4 mengenengahkan gagasan tentang penulisan abstrak dari
penelitian. Ketika menulis sebuah abstrak pada awal dari sebuah manuskrip,
tujuannya adalah untuk secara singkat membuat ringkasan dari unsur-unsur pokok
dari penelitian. Abstrak merupakan hal penting dalam penelitian karena ia adalah
kontak pertama yang diperoleh pembaca tentang penelitian, yang sudah terindeks
dalam data base, dan informasi yang sering di-retrieved (dipanggil) dan dibaca
untuk mendapatkan pemahaman tentang artikel jurnal. Selanjutnya, para pembaca
sering memutuskan apakah akan mengkaji sebuah artikel atas dasar informasi yang
diperolehnya dari abstrak (APA, 2001). Dengan demikian, menuliskan sebuah
abstrak yang padat dan akurat bagi sebuah laporan penelitian sangat penting.
Abstrak ini tidak hanya memuat informasi tetapi juga berada di batang tubuh dari
makalah tersebut, berdiri sendiri sehingga pembaca tidak perlu pusing lagi dengan
kesingkatan-kesingkatan atau istilah-istilah, bebas dari kutipan (gunakan
paraphrase), dan memiliki kalimat utama yang kuat (APA, 2001). Sebuah abstrak
yang bagus biasanya panjangnya lebih kurang 120 buah kata (untuk disertasi atau
213
tesis mungkin lebih banyak dari itu), dan ia perlu mencakupi unsur-unsur kunci. Di
dalam sebuah abstrak untuk penelitian kualitatif akan tercermin:
Masalah penelitian
Pertanyaan pokok penelitian
Prosedur pengumpuan data
Temuan-temuan dan signifikansinya hasil-hasilnya
Di dalam sebuah abstrak untuk penelitian kuantitatif akan tercermin:
Masalah penelitian
Pertanyaan dan hipotesis penelitian
Prosedur pengumpulan data
Hasil-hasil, dansignifikansinya
Bagaimana anda Mengevaluasi Kualitas Penelitian anda?
Selama melaksanakan penelitian dan setelah menyelesaikan penelitian, anda perlu
wanti-wanti terhadap kualitas penelitian anda. Perbaikan praktek, kualitas dari perdebatan
kebijakan, dan pengembangan pengetahuan, seperti diungkapkan pada Bab 1, semuanya
bertujuan untuk mengasilkan penelitian yang berkualitas tinggi. Dengan demikian, upaya
untuk mengevaluasi sebuah penelitian dengan mengajukan pertanyaan “Kriteria apa yang
harus saya gunakan?” menjadi penting.
Gunakan standar yang tepat
Karena pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian berbeda, maka
kriteria evaluasi yang digunakan untuk masing-masingnya akan berbeda pula. Walaupun
demikian, kedua pendekatan dalam kedua pendekatan tersebut tercermin adanya proses
penelitian yang lebih luas (enam langkah proses penelitian), dan beberapa unsur umum
yang harus termasuk ke dalam kriteria evaluasi. Demikian juga, audience penelitian, seperti
dibicarakan pada bahagian terdahulu, akan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Apakah penelitian telah memenuhi standar untuk bisa dipublikasikan?
Apakah penelitian tersebut akan bermanfaat bagi sekolah?
Apakah penelitian tersebut memacu diskusi tentang kebijakan di daerah kita?
Apakah penelitian menambah pengetahuan ilmiah kita tentang topik atau
masalah penelitian?
214
Apakah penelitian tersebut membantu menangani masalah-masalah pendidikan
yang mendesak?
Ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting, dan jawabannya akan membentuk
bagaimana kita mengevaluasi sebuah laporan penelitian. Karena audience dari penelitian ini
bervariasi, kita tidak bisa memiliki standar tunggal. Selanjutnya, standar untuk penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif pun juga harus berbeda karena kedua pendekatan itu
pada prinsipnya berbeda.
Standar untuk pendekatan kuantitatif
Dalam sebuah kajian oleh Hall, Ward, dan Comer (1988), para pengarang memiliki
sebuah panel penilai melakukan penilaian terhadap 128 buah artikel penelitian kuantitatif.
Kelemahan khusus dari artikel-artikel ini, dalam urutan skala kepentingannya, adalah:
Kurangnya validitas dan reiabilitas dalam prosedur pengumpulan data
Kelemahan dalam rancangan penelitian
Keterbatasan-keterbatasan penelitian tidak diungkapkan
Rancangan penelitian tidak cocok untuk masalah penelitian
Sampling yang tidak tepat
Hasil-hasil analisis tidak secara jelas dilaporkan
Metoda-metoda yang digunakan untuk menganalisis data tidak tepat
Penulisan tidak jelas
Asumsi-asumsi tidak diungkapkan secara jelas
Metoda pengumpulan data tidak digambarkan secara jelas
Seperti yang anda lihat, evaluator pendekatan kuantitatif perhatiannya banyak
tertuju pada aspek-aspek yang terkait dengan pengumpulan data, analisis, dan pelaporan –
tahapan rancangan penelitian.
Perspektif lain berkenaan dengan evaluasi peneitian kuantitatif digagas oleh
Tuckman (1999). Seperti diperlihatkan pada Tabel 10.2, standarnya mengikuti proses
penelitian dengan penekanan pada kualitas hipotesis dan variabel, pengontrolan terhadap
variabel-variabel extraneous, dan pentingnya pembahasan dan implikasinya terhadap
penelitian dan praktek.
Standar untuk pendekatan kualitatif
215
Kembali pada penelitian kualitatif, kriteria bagi sebuah laporan penelitian yang baik
bervariasi tergantung pada penekanan yang anda berikan sebagai peneliti. Pada Bab 2, telah
dibicarakan gagasan-gagasan utama yang tertuang dalam tiga tema penelitian pendidikan:
filsafat, prosedur, dan partisipasi/advokasi. Apabila kita perhatikan perspektif yang
berkembang saat ini tentang penilaian penelitian kualitatif, ide-ide dalam masing-masing
tema berkombinasi membentuk krieria evaluasi kita. Contoh, sebagai orang yang tertarik
pada ide-ide filosofis di sebalik penelitian kualitatif, anda mungkin mengambil dari sisi
perspektif apa yang membangun pengetahuan (yakni rancangan yang terus bergulir), dan
realitas (pengalaman-pengalaman subjektif). Sebagai seorang peneliti yang tertarik pada
prosedur, anda mungkin memberi penekanan pada pentingnya pengumpulan data yang
tepat dan cermat (seperti bentuk data ganda) dan data analisis (seperti analisis berlapis
ganda). Sebagai penulis yang partisipatori/advokatif, anda mungkin perlu memberi
penekanan pada pentingnya berkolaborasi (seperti si peneliti berkolaborasi dengan
partisipan dalam kedudukan yang setara) dan penulisan yang persuasif (seperti apakah
memang menurut si partisipan benar adanya?).
Mari kita lihat ketiga perangkat kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi
penelitian kualitatif yang dikembangkan oleh ketiga pengarang ini dalam selang waktu enam
tahun. Seperti terlihat dalam Tabel 10.3, standar tersebut menunjukkan adanya tumpang
tindih dan juga perbedaan. Semua mereka berbicara tentang pentingnya partisipan dalam
penelitian, sebagaimana juga halnya standar yang ditetapakan oleh komunitas peneliti.
Penulisan yang persuasif dan pemberian penghargaan kepada partisipan juga merupakan
hal terpenting dalam ketiga standar tersebut. Dilihat dari sisi penulisan yang didasarkan
pada kesadaran diri sendiri dan sensitivitas terhadap hubungan timbal balik dan dampak
penelitian terhadap para pembaca (secara emosional dan intelektual) ketiga standar itu
berbeda. Secara bersama-sama, ketiga pengarang ini menawarkan standar filosofis,
prosedural, dan reflektif bagi anda untuk dapat digunakan sebagai kriteria dalam
mengevaluasi penelitian kualitatif.
Evaluasi Pendekatan Proses
Pembicaraan kita tentang evalusi belum akan lengkap tanpa mengaitkan evaluasi
dengan langkah-langkah yang terdapat dalam proses penelitian sebagaimana diungkapkan
oleh buku ini. Langkah-langkah dalam proses ini disajikan guna menggambarkan penelitian
216
kuantitatif dan penelitian kualitatif yang tepat dan cermat. Karena evaluasi akan berbeda
tergantung apakah penelitian itu kauntitatif atau kualitatif. Diagram 10.6 dan 10.7
memperlihatkan kriteria secara khusus terkait dengan tujuh langkah penelitian yang
dibicarakan pada Bab 1. Kesemuanya ini akan memungkinkan anda menilai kualitas
penelitian anda sendiri atau mengevaluasi kualitas laporan penelitian.
Mengkaji Kembali Pnelitian tentang Keterlibatan Orang Tua dan Studi Kasus “Gunman
Incident”
Mari kita perhatikan kali terakhir penelitian “Keterlibatan Orang Tua” (Deslanders &
Bertrand, 2005) dan studi kasus “Gunmen Incdent” (Asmussen & Creswell, 1995). Kedua
penelitian ini merupakan laporan penelitian aktual yang ditemuan di dalam artikel jurnal, Ini
artinya bahwa sebagai kajian penelitian, keduanya menangani masalah atau isu,
mengajukan pertanyaan berkenaan denganmasalah atau isu tersebut, dan menggambarkan
pengumpulan data dalam rangka menjawab pertanyaan. Selanjutnya, agaknya sudah jelas
bagi anda, dari keduanya tergambar langkah-langkah yang diikuti dalam proses penelitian
seperti yang diperkenalkan pada bahagian terdahulu. Langkah-langkah tersebut mencakup
masalah penelitian, penggunaan bahan kepustakaan, pengumpulan dan analisis data,
interpretasi terhadap makna data, dan format penulisan laporan. Proses ini membentuk
sebuah struktur (atau organisasi) untuk masing-masing penelitian tersebut. Memperhatikan
judulnya, anda mungkin bisa melihat strukturnya. Struktur ini memberikan petunjuk langkah
demi langkah bagi penulisan sebuah artikel dan membantu anda untuk membaca,
memahami, dan secara potensial menggunakan temuan-temuannya.
Disamping memiliki struktur dasar, dalam “gunman incident”, para peneliti
berbicara tentang bagaimana mereka menghargai hak-hak orang bersenjata (guman) dan
para siswa yang mengikuti konseling dengan jalan tidak berbicara baik dengan orang yang
bersenjata itu ataupun dengan para siswa yang mengkuiti konseling (lihat paragraf 11).
Kedua artikel ini adalah tulisan ilmiah. Para penulis memiliki sudut pandang yang sesuai
dengan pendekatan kuantitatif (impersonal, dengan catatan penulisnya berada di latar
belakang saja) dan pendekatan kualitatif (personal). Dalam penelitian “Keterlibatan Orang
Tua”, para peneliti melaporkan haasil-hasil penelitian mereka dengan cara—cara yang
objektif dan si penulis tetap berada di latar belakang. Walaupun demikian, mereka
menggunakan kata ganti orang pertama jamak (kami) (lihat paragraf 24) ketika mereka
217
berbicara tentang pengumpulan data hasil-hasil penting penelitian mereka (lihat paragaraf
32). Setelah selesai membaca artikel inipun kita tidak mengetahui apakah para penulis
memiliki anak di kelas 1, 2 atau tiga di SMP atau memiliki pengalaman masa lalu sebagai
orang tua dari remaja di rumah atau membantu pekerjaan rumah mereka. Kita tidak juga
mengetahui bagaimana mereka merasakan keterlibatan sebagai orang tua pada tataran
pribadi. Singkatnya, penelitian ini dilaporkan dengan cara-cara kuantitatif, dan objektif
dengan jalan plaporkan dari penulis. Pendekatan yang berbeda diterapkan oleh penelitian
kualitatatif. Dalam laporan penelitian “gunman incident”, para peneliti mengacu pada diri
mereka sendiri sekali sekali, dan mereka memasukkan “epilogue” dalam rangka
menyampaikan pengalaman-pengalaman mereka dengan kekerasan di kampus-kampus
perguruan tinggi (paragraf 38). Ditemukan juga di dalam penelitian “gunman incident”
strategi-strategi sastra seperti deskripsi rinci dari peristiwa-peristiwa (paragraf 10 – 11).
Akhirnya, strategi yang digunakan oleh peneliti adalah untuk menyeimbangkan pembicaraan
tentang prosedur dengan pembicaraan tentang materi (substansi) apa yang telah dipelajari.
Akhir sekali, para pembaca seperti panitia penguji, dosen pembimbing, dan para pendidik
lainnya akan membaca laporan penelitian ini, membentuk kesan terhadap laporan
penelitian tersebut, dan memanfaatkan temuan-temuan penelitian tesebut.
218